Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Proses Belajar Mengajar Siswa Sekolah Dasar
Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Proses Belajar Mengajar Siswa Sekolah Dasar
Endah Istiqomah
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negri Yogyakarta
e-mail: endah1591fip2016@student.uny.ac.id
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru Sekolah
Dasar (SD) dalam proses pembelajaran di dalam kelas pada siswa Sekolah Dasar. Jenis
penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Data penelitian diperoleh dari hasil
observasi study pustaka Sekolah Dasar yang berada di sekitar Kabupaten Sleman dan
Kabupaten Kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa
kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar sangat berpengaruh pada minat dan motivasi
belajar siswa. Siswa akan lebih termotivasi saat guru dapat menempatkan pembelajaran
sesuai dengan porsi serta minat siswa dalam pembelajaran. Hal ini berketerbalikan apabila
guru belum dapat memaksimalkan kompetensinya dalam mengajar, siswa akan lebih mudah
bosan saat pembelajaran berlangsung. Maka dari itu saat seorang guru dapat memaksimalkan
kompetensinya, baik kompetensi professional, kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, dan kompetensi sosial, maka ia dapat menguasai kelas dengan baik sehingga
motivasi dan semangat belajar siswa dapat terbangun.
Abstract: This study aims to determine the influence of elementary school teachers
competence in the process of learning in the classroom in elementary school students. The
type of research used is qualitative descriptive. The research data is obtained from the
observation literature review of Elementary School located in Sleman district and district of
Yogyakarta special Region. The results showed that the competence of teachers in teaching
and learning process is very influential on student interest and motivation. Students will be
more motivated when the teacher can place the learning in accordance with the portion and
interest of students in learning. This is the opposite when the teacher has not been able to
maximize his competence in teaching, the students will be more easily bored when the
learning takes place. Therefore, when a teacher can maximize competence, both professional
competence, pedagogic competence, personality competence, and social competence, then he
can master the class well so that the motivation and spirit of student learning can be
awakened.
sendiri, memiliki sikap mandiri dalam didik. Kemampuan ini berupa kemampuan
melakukan rancangan pembelajaran yang
melaksanakan tugas. Guru membuat
selaras dengan mata pelajaran SD/MI
keputusan dan dapat mempertanggung
selanjutnya guru dituntut pula mampu
jawabkan keputusan tersebut.
melakukan tindakan nyata di kelas dalam
Profesionalisme bukan sekedar
memberikan informasi secara empatik, santun
menguasai teknologi dan manajemen tetapi
dan efektif. Kemampuan seorang guru
lebih merupakan sikap, pengembangan
dapat mengembangakan potensi peserta
profesionalisme lebih dari seorang teknisi,
didik, perencanaan dan pelaksanaan
bukan hanya memiliki keterampilan yang
pembelajaran, serta sistem evaluasi
tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku
pembelajaran juga harus menguasai ilmu
sesuai dengan yang dipersyaratkan.
pendidikan.
Suryadi menyatakan bahwa untuk
Kompetensi pedagogik yang harus
menjadi professional seorang guru dituntut
dikuasai seorang guru adalah sebagai
memiliki lima hal: (1) guru mempunyai
berikut: (1) Menguasai karakteristik
komitmen pada siswa dan PBM, (2) guru
peserta didik, (2) Pengembangan
menguasai secara mendalam mata
kurikulum, (3) Kegiatan pembelajaran
pelajaran yang diajarkannya, (3) guru
yang mendidik, (4) Pengembangan potensi
bertanggung jawab memantau hasil belajar
peserta didik, (5) Komunikasi dengan
melalui berbagai cara evaluasi, (4) guru
peserta didik, dan (6) Penilaian dan
mampu berpikir sistematis, dan (5) guru
evaluasi. Menindak lanjuti kompetensi
seyogianya merupakan bagian dari
pedagogic masih banyak guru yang hanya
masyarakat belajar dalam lingkungan
melihat dari aspek kognitif saja. Sehingga
profesinya.
kompetensi ini tidak dilakukan secara
Guru profesional adalah orang
maksimal.
yang terdidik dan terlatih dengan baik,
Menurut Peraturan Pemerintah No
serta memiliki pengalaman yang kaya
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
bidangnya, (Uzer Usman, 1995: 15).
Pendidikan disebutkan bahwa kompetensi
Maksud dari terdidik dan terlatih bukan
kepribadian guru yaitu: (1) mantap, (2)
hanya memperoleh pendidikan formal
stabil, (3) dewasa, (4) arif dan bijaksana,
tetapi juga harus menguasai landasan-
(5) berwibawa, (6) berakhlak mulia, (7)
landasan kependidikan.
menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat, (8) mengevaluasi kinerja kompetensi kepribadian guru melalui
sendiri, dan (9) mengembangkan diri motivasi belajar siswa maka semakin tinggi
secara berkelanjutan. Sementara itu, prestasi belajar siswa.
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kompetensi sosial adalah
Kualifikasi dan Kompetensi Guru kemampuan guru dalam berkomunikasi
menjelaskan kompetensi kepribadian dan berinteraksi secara efektif dengan
untuk guru kelas dan guru mata pelajaran, lingkungan sekolah maupun di luar
pada semua jenjang pendidikan dasar dan lingkungan sekolah (Wibowo dan Hamrin,
menengah, sebagai berikut: (1) Bertindak 2012:124). Seorang guru harus berusaha
sesuai dengan norma agama, hukum, mengembangkan komunikasi dengan
sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, peserta didik dan orang tua/ wali peserta
(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang didik sehingga terjalin komunikasi dua
jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi arah yang berkelanjutan. Dengan adanya
peserta didik dan masyarakat, (3) komunikasi dua arah, peserta didik dapat
Menampilkan diri sebagai pribadi yang dipantau secara lebih baik dan dapat
mantap, stabil, dewasa, arif, dan mengembangkan karakternya secara lebih
berwibawa, mencakup, (4) Menunjukkan efektif pula.
etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, Mengajar di depan kelas
rasa bangga menjadi guru, dan rasa merupakan perwujudan interaksi dalam
percaya diri, dan (5) Menjunjung tinggi proses komunikasi. Sedangkan kompetensi
kode etik profesi guru. sosial guru dianggap sebagai salah satu
Kompetensi kepribadian guru daya atau kemampuan guru untuk
berpengaruh positif terhadap motivasi mempersiapkan siswa menjadi anggota
belajar siswa, jadi semakin tinggi masyarakat yang baik serta kemampuan
kompetensi kepribadian guru maka semakin untuk mendidik dan membimbing
tinggi pula motivasi belajar siswa. Motivasi masyarakat dalam menghadapi masa yang
belajar siswa berpengaruh positif terhadap akan datang. Selain itu, guru dapat
prestasi belajar siswa, jadi semakin tinggi menciptakan kondisi belajar yang nyaman.
motivasi belajar siswa maka semakin tinggi Dapat disimpulkan bahwa berkaitan
pula prestasi belajar siswa. Kompetensi dengan pelaksanaan proses pembelajaran,
kepribadian guru berpengaruh positif dan guru di tuntut untuk memiliki kompetensi
signifikan terhadap prestasi belajar siswa
sosial. Dalam melakukan pendekatan
melalui motivasi belajar siswa, sehingga
dengan siswa guru harus memperhatikan
dapat disimpulkan semakin tinggi
bagaimana berkomunikasi dan berinteraksi
dengan siswa. Dengan demikian, guru Siswoyo, Dwi. 2013. Ilmu Pendidikan.
akan diteladani oleh siswa. Yogyakarta: UNY Press.
PENUTUP Ashsiddiqi, Hasbi. 2012. Kompetensi
Kompetensi adalah kewenangan
Sosial Guru dalam Pembelajaran
dan kecakapan atau kemampuan seseorang
dan Pengembangannya. Retrieved
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
from
sesuai dengan jabatan yang disandangnya.
http://download.portalgaruda.org/ar
Dalam pendidikan guru harus memiliki
ticle.php?article=318108&val=761
empat kompetensi yaitu: kompetensi
5&title=KOMPETENSI%20SOSI
professional, kompetensi pedagogik,
AL%20GURU%20DALAM%20P
kompetensi kepribadian, dan kompetensi
EMBELAJARAN%20DAN%20P
sosial. Dimana masing-masing kompetensi
ENGEMBANGANNYA.
mempunyai ikatan dalam pembentukan
Balqis, P. Usman, N. Ibrahim, S. 2015.
pembelajaran yang ideal. Maka dari itu
Kompetensi Pedagogik Guru
seorang guru dituntut untuk
dalam Meningkatkan Motivasi
memaksimalkan kompetensi-kompetens
Belajar Siswa pada SMPN 3 Ingin
tersebut.
Jaya Kabupaten Aceh Besar.
Retrieved from
DAFTAR PUSTAKA
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JA
Alma, B., Mulyadi, H., Razati, G.,
P/article/view/2497Wangid, M.,
Nuryati, L. 2008. Guru
Mustadi, A., Erviana, V., & Arifin,
Profesional: Menguasai Metode
S. (2014). KESIAPAN GURU SD
dan Terampil Mengajar. Bandung:
DALAM PELAKSANAAN
Alfabeta.
PEMBELAJARAN TEMATIK-
Hamzah. 2012. Profesi Kependidikan:
INTEGRATIF PADA
Problema, Solusi, dan Reformasi
KURIKULUM 2013 DI DIY.
Pendidikan di Indonesia. Jakarta:
Jurnal Prima Edukasia, 2(2), 175-
PT Bumi Aksara.
182.
Helmawati. 2016. Pendidik sebagai
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.
Model. Bandung: PT Remaja
v2i2.2717
Rosdakarya.
Nur, A, A. 2014. Meningkatkan
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran:
Kompetensi Pedagogik Guru Di Sd
Persepektif Guru dan Siswa. Yayasan Mutiara Gambut.
Retrieved from:
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/ jurnalmitrapendidikan.com/index.p
bahana/article/viewFile/3735/2970.
hp/e-jmp/article/view/81
Sodikin, Makruf. 2017. Evaluasi Terhadap
Sumiarsi, Ninik. 2015. Analisis Kompetensi
Upaya Kepala Sekolah untuk
Pedagogik dan Pengembangan
Meningkatkan Kompetensi Guru di
Pembelajaran Guru SD Negeri
Sekolah Dasar Negeri Maduretno
041 Taraka. Retrieved from
Kecamatan Kaliangkri Kabupaten
http://ejournal.umm.ac.id/index.ph
Magelang. Retrived from
p/jmkpp/article/view/2206
http://www.e-