Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR

SISWA SEKOLAH DASAR

Endah Istiqomah
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negri Yogyakarta
e-mail: endah1591fip2016@student.uny.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru Sekolah
Dasar (SD) dalam proses pembelajaran di dalam kelas pada siswa Sekolah Dasar. Jenis
penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Data penelitian diperoleh dari hasil
observasi study pustaka Sekolah Dasar yang berada di sekitar Kabupaten Sleman dan
Kabupaten Kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa
kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar sangat berpengaruh pada minat dan motivasi
belajar siswa. Siswa akan lebih termotivasi saat guru dapat menempatkan pembelajaran
sesuai dengan porsi serta minat siswa dalam pembelajaran. Hal ini berketerbalikan apabila
guru belum dapat memaksimalkan kompetensinya dalam mengajar, siswa akan lebih mudah
bosan saat pembelajaran berlangsung. Maka dari itu saat seorang guru dapat memaksimalkan
kompetensinya, baik kompetensi professional, kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, dan kompetensi sosial, maka ia dapat menguasai kelas dengan baik sehingga
motivasi dan semangat belajar siswa dapat terbangun.

Kata Kunci: Kompetensi Guru, Minat, Motivasi


THE EFFECT TEACHER COMPETENCE AND LEARNING PROCESS OF
ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

Abstract: This study aims to determine the influence of elementary school teachers
competence in the process of learning in the classroom in elementary school students. The
type of research used is qualitative descriptive. The research data is obtained from the
observation literature review of Elementary School located in Sleman district and district of
Yogyakarta special Region. The results showed that the competence of teachers in teaching
and learning process is very influential on student interest and motivation. Students will be
more motivated when the teacher can place the learning in accordance with the portion and
interest of students in learning. This is the opposite when the teacher has not been able to
maximize his competence in teaching, the students will be more easily bored when the
learning takes place. Therefore, when a teacher can maximize competence, both professional
competence, pedagogic competence, personality competence, and social competence, then he
can master the class well so that the motivation and spirit of student learning can be
awakened.

Keywords: Teacher Competence, Interest, Motivation

PENDAHULUAN menghadapi tantangan global ini. Terlebih


Era globalisasi adalah era dimana lagi dalam bidang pendidikan. Pendidikan
semua aspek bersaing untuk menjadi yang adalah proses memberdayakan peserta
terbaik. Mulai dari bidang teknologi didik menjadi manusia yang cerdas,
sampai bidang pendidikan. Banyak upaya manusia berilmu dan berpengetahuan,
yang dilakukan pemerintah dalam serta manusia yang terdidik. Pendidikan
menjadi salah satu titik acuan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun
menghasilkan individu yang dapat 2005 Tentang Guru dan Dosen
menghadapi tantangan global tersebut. menyatakan bahwa seorang guru wajib
Komponen-komponen pendidikan terus memiliki kualifikasi akademik,
menerus diubah sesuai dengan kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat
perkembangan jaman dengan harapan jasmani dan rohani serta memiliki
dapat menjadikan pendidikan lebih baik kemampuan untuk mewujudkan tujuan
lagi. pendidikan nasional. Kualifikasi
Irianto. (2011, p.5) menyatakan akademik diperoleh melalui pendidikan
bahwa hendaknya pendidikan mampu tinggi program sarjana atau diploma
melahirkan lapisan masyarakat terdidik empat. Sedangkan kompetensi yang harus
dan menjadi kekuatan yang merekatkan dimiliki guru meliputi kompetensi
unit-unit sosial di dalam masyarakat. professional, kompetensi pedagogik,
Upaya-upaya peningkatan kualitas dan kompetensi kepribadian, dan kompetensi
kuantitas pendidikan terus berlangsung sosial yang diperolah melalui pendidikan
hingga saat ini. Guru adalah salah satu profesi.
komponen utama dalam peningkatan Menjadikan guru yang ideal
tersebut. Pelatihan dan pengembangan adalah syarat pendidikan akan berhasil.
terhadap guru dalam meningkatkan Kompetensi-kompetensi guru terus
kompetensi-kompetensi terus dilakukan. dikembangkan mulai dari kompetensi
Selain itu segala pemberdayaan peserta professional, kompetensi pedagogik,
didik terus dilakukan, misalnya dilakukan kompetensi kepribadian, dan kompetensi
melalui proses belajar, proses latihan, sosial. Keempat kompetensi itu saling
proses memperoleh pengalaman atau terikat satu sama lain. Syarat-syarat
kegiatan lainnya. Melalui proses belajar tersebut harus dipenuhi untuk
mereka diharapkan memperoleh menunjukkan bahwa seorang guru dapat
pengalaman untuk memecahkan masalah, membentuk seorang anak untuk menjadi
pengalaman etis kerja, dan ketuntasan pribadi yang baik dari segi agama maupun
bekerja dengan hasil yang baik. Melalui sosial. Inilah yang disebut guru sebagai
proses belajar, mereka juga diharapkan teladan bagi siswa. Hal ini guru
memperoleh pengalaman mengembangkan kompetensi kepribadian
mengembangkan potensi mereka serta dan kompetensi sosial.
melakukan pekerjaan dengan baik, dan Guru harus dapat berperan di
mampu bekerja sama dalam kemandirian. depan kelas, seperti seorang artis berperan
di atas panggung. Bedanya seorang guru kurikulum sering mengalami perombakan.
harus menumpahkan seluruh kebiasaan Adanya perombakan ini diharapkan guru
hidupnya sebagai guru, yang harus bisa dapat menentukan metode yang
ditiru dan tida memiliki cela di seharusnya dilakukan sesuai dengan
lingkungan masyarakat. Apabila seorang kompetensi yang telah ia dapatkan.
guru berasal dari kalangan tokoh Pendidikan di Indonesia dewasa
masyarakat seperti tokoh politik, seorang ini secara kuantitatif dapat dikatakan telah
militer ataupun seorang mantan penjabat, mengalami peningkatan. Indikator
maka dia harus bisa memerankan lakon keberhasilan pendidikan ini dapat dilihat
guru tidak lagi sebagaimana profesi pada kemampuan baca tulis masyarakat
sebelumnya. yang mencapai 67,24%. Hal ini akibat
Sebuah laporan dari UNESCO dari program pemerataan pendidikan,
tentang Teaching and Learning, terutama melalui IMPRES SD yang
menyebutkan bahwa: “There are the dibangun pada masa Orde Baru. Namun
common complaints (reported from many dalam segi kualitatif pendidikan di
countries by student) objections to poor Indonesia masih belum berhasil
teaching, routine, boring, ill-prepared membangun karakter bangsa yang cerdas
and ill-delivered lectures, to the dan kreatif, apalagi unggul. Dalam hal ini
impersonality of large classes and the peran guru sangat dibutuhkan, dimana
lack real contact between faculty and guru dengan kompetensi pedagogik dapat
students. There are criticism about mengembangkan potensi peserta didik.
outmoded or irrelevent elements in the Menurut Dwi Siswoyo yang dirumuskan
curriculum, about the emphasis placed dalam PP RI No. 19 Tahun 2005
upon formal instruction and traditional “pedagogy or paedagogy adalah the art
examination procedures, about the failure and science of teaching and educating”,
to pay sufficient attention to the ways in yang artinya pedagogik adalah seni dan
which the student learn and to new ilmu mengajar dan mendidik.
techniques for assessing their Seorang guru sangat berpengaruh
performance, and about stress laid on terhadap hasil belajar siswa.
teaching as opposed to learning (halaman Meningkatkan motivasi siswa dalam
36)”. Masalah tersebut sering kita dengar belajar adalah kunci utama dalam
dimana pembelajaran yang terasa mengembangkan minat dan bakat siswa.
membosankan dan metode yang diberikan Tekadang guru hanya melihat dari datu
hanya seputar itu saja. Maka dari itu sudut pandang, dimana anak akan
dianggap pintar apabila dia mendapat
nilai matematika tertinggi sementara anak METODE
akan merasa berkecil hati dengan apa Jenis penulisan yang digunakan adalah
yang ia dapat. Hal ini mengakibatkan penulisan deskriptif kualitatif. Tujuan dari
motivasi siswa dalam belajar menurun. penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
Akibatnya hasil belajarnya tidak akan kompetensi guru terhadap proses belajar
meningkat. Dalam tahap ini guru harus mengajar baik itu berupa hasilnya maupun
bisa berperan aktif untuk memberikan prosesnya. Menurut penjelasan dari Hadari
dorongan secara erus menerus. (2005) metode deskriptif merupakan
Profesionalisme seorang guru prosedur pemecahan masalah dengan
merupakan suatu keharusan dalam pernggambaran keadaan subjek atau objek
mewujudkan sekolah berbasis penelitian berdasarkan fakta yang nampak
pengetahuan, yaitu pemahaman tentang sebagaimana adanya.
pembelajaran, kurikulum, dan Penelitian deskriptif kualitatif ini
perkembangan manusia termasuk gaya mengacu pada langkah-langkah penelitian
belajar (Kariman, 2002). Pada umumnya kualitatif yang dikemukakan Matthew B.
di sekolah yang mempunyai guru dengan Miles dan A. Michael Huberman yang
kompetensi professional akan diterjemkan oleh Tjetjep Rehendi R. yang
menerapkan “pembelajaran dengan berjudul Analisi Data Kualitatif (1992)
melakukan” untuk menggantikan cara sebagai berikut: (1) Membangun Kerangka
belajar di mana guru hanya berbicara dan Konseptual, (2) Merumuskan
peserta didik hanya mendengarkan. Oleh Permasalahan Penelitian, (3) Pemilihan
karena itu kompetensi professional guru Sampel dan Pembatasan Penelitian, (4)
sangat dibutuhkan untuk menguasai kelas Instrumentasi, (5) Pengumpulan Data, (6)
sekaligus materi yang membuat peserta Analisis Data, (7) Matriks dan Pengujian
didik tertarik dengan metode yang dia Kesimpulan.
berikan. Teknik pengumpulan data yang
Berdasarkan uraian diatas, maka digunakan penulis adalah metode studi
pertanyaan penelitiannya adalah (a) kepustakaan dan observasi. Pada metode
Bagaimana kesiapan guru dalam ini, penulis menggunakan sumber pustaka
mengembangkan kompetensi yang telah seperti jurnal, laporan hasil penelitian,
ia kuasai? dan (b) Bagaimana pengaruh surat kabar, buku yang relevan mengenai
serta penerapan kompetensi guru dalam kompetensi guru, juga melakukan
proses belajar mengajarnya?
observasi langsung ke sekolah yang ada harus bisa memiliki semua hal itu.
disekitar Sleman-Kota. Komunikasi dan interaksi secara efektif
Analisis data dilakukan dengan dan efisien dengan peserta didik, sesame
metode reduksi data. Reduksi data ini guru, orang tua/ wali peserta didik dan
dilakukan dengan cara menyeleksi, masyarakat sekitar harus bisa berjalan
menyederhanakan, dan mengambil intisari baik. Hal ini harus didukung dengan cara
dari data tersebut. Hal ini dimaksudkan ia dalam pengelolaan kelas yang baik.
agar lebih fokus pada bahasan yang Pemahaman terhadap karakteristik masing-
diharapkan dan membuang hal-hal yang masing peserta didik, perencanaan dan
tidak penting. pelaksanaan pembelajaran, serta sistem
evaluasi pembelajaran juga harus dikuasai.
HASIL DAN PEMBAHASAN Apabila semua hal itu telah dikuasai maka
Hasil pendidikan akan berjalan sesuai dengan
Hasil penelitian menunujukan keinginan.
bahwa kesiapan guru dalam mendalami
kompetensi sangat berpengaruh terhadap Pembahasan
hasil belajar siswa pada proses belajar Seseorang pendidik harus memiliki
mengajar yang sedang ia lakukan. criteria yang diinginkan dalm dunia
Profesionalisme seorang guru harus bisa pendidikan. Tidak semua orang bisa
dicapai sesuai target supaya pembelajaran menjadi pendidik apabila yang
bisa berjalanan sesuai dengan bersangkutan tidak bisa mneunjukan bukti
keinginannya. Penguasaan materi yang dengan kriteria yang telah ditetapkan.
mendalam serta wawasan yang luas harus Menurut Dirto Hadisusanto, Suryati
dimiliki dalam mengajar. Keterampilan- Sidharto, dan Dwi Siswoyo (1995) syarat
keterampilan yang vital bagi dirinya untuk seorang pendidik adalah: (1) mempunyai
memilih dan menggunakan strategi yang perasaan terpanggil sebagai tugas suci, (2)
tepat dalam proses pembelajaran, seorang mencintai dan mengasih-sayangi peserta
guru harus bisa menguasainya. Guru akan didik, (3) mempunyai rasa tanggung jawab
melahirkan siswa yang teladan apabila ia yang didasari penuh akan tugasnya. Ketiga
dapat memaksimalkan kompetensi persayaratan tersebut merupakan kesatuan
kepribadiannya supaya menjadi teladan yang tidak dapat dipisahkan satu sama
bagi siswanya. Kepribadian yang mantap, lain. Orang yang merasa terpanggil untuk
berakhlak mulia, kedewasaan dan kearifan, mendidik maka ia mencintai peserta
serta keteladanan dan kewibawaan, guru didiknya dan memiliki perasaan wajib
dalam melaksanakan tugasnya disertai keterampilan, dan perilaku yang harus
dengan dedikasi yang tinggi atau dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
bertanggung jawab. atau dosen dalam melaksanakan tugas
Menurut Kamus Umum Bahasa keprofesionalan.
Indonesia, kompetensi berarti Jadi kompetensi adalah
(kewenangan) kekuasaan untuk karakteristik dasar seseorang yang
menentukan atau memutuskan sesuatu hal. berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif
Menurut Charles E. Johnson dalam Usman dan atau unggul dalam suatu pekerjaan dan
(2009: 14), kompetensi merupakan situasi tertentu. Kompetensi merupakan
perilaku yang rasional untuk mencapai bagian yang mendalam dan melekat pada
tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kepribadian seseorang dan dapat
kondisi yang diharapkan. Usman (2009: memprediksi berbagai situasi dan jenis
14) menyatakan kompetensi guru pekerjaan, kemudian kompetensi benar-
merupakan kemampuan seorang guru benar mampu memprediksi siapa-siapa
dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban saja yang kinerjanya baik atau buruk,
secara bertanggung jawab dan layak. berdasarkan kriteria atau standar tertentu.
Broke dan Stone dalam Mulyasa (2009:
25) menyatakan kompetensi guru Profesionalisme seorang guru
merupakan gambaran kualitatif tentang merupakan suatu keharusan dalam
hakikat perilaku guru yang penuh arti. mewujudkan sekolah berbasis
Berdasarkan Peraturan Menteri pengetahuan, yaitu pemahaman tentang
Pendidikan Nasional Republik Indonesia pembelajaran, kurikulum, dan
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar perkembangan manusia termasuk gaya
Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi belajar (Kariman, 2002).
Guru, bahwa standar kompetensi guru ini Kompetensi professional seorang
dikembangkan secara utuh dari empat guru adalah seperangkat kemampuan yang
kompetensi utama, yaitu kompetensi harus dimiliki oleh seorang guru agar ia
pedagogik, kepribadian, sosial, dan dapat melaksanakan tugas mengajarnya
profesional. Keempat kompetensi tersebut dengan berhasil. Guru professional
terintegrasi dalam kinerja guru. dituntut memiliki kode etik, yaitu norma
Menurut Undang-Undang Republik tertentu sebgai pegangan yang diakui serta
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang diharagai oleh masyarakat. Kode etik
Guru dan Dosen, bahwa kompetensi merupakan landasan moral dan pedoman
adalah seperangkat pengetahuan, tingkah laku yang dijunjung tinggi oleh
setiap anggotanya. Guru memiliki Kompetensi pedagogik adalah
otonomi khusus, dapat mengatur diri kemampuan mengelola pembelajaran peserta

sendiri, memiliki sikap mandiri dalam didik. Kemampuan ini berupa kemampuan
melakukan rancangan pembelajaran yang
melaksanakan tugas. Guru membuat
selaras dengan mata pelajaran SD/MI
keputusan dan dapat mempertanggung
selanjutnya guru dituntut pula mampu
jawabkan keputusan tersebut.
melakukan tindakan nyata di kelas dalam
Profesionalisme bukan sekedar
memberikan informasi secara empatik, santun
menguasai teknologi dan manajemen tetapi
dan efektif. Kemampuan seorang guru
lebih merupakan sikap, pengembangan
dapat mengembangakan potensi peserta
profesionalisme lebih dari seorang teknisi,
didik, perencanaan dan pelaksanaan
bukan hanya memiliki keterampilan yang
pembelajaran, serta sistem evaluasi
tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku
pembelajaran juga harus menguasai ilmu
sesuai dengan yang dipersyaratkan.
pendidikan.
Suryadi menyatakan bahwa untuk
Kompetensi pedagogik yang harus
menjadi professional seorang guru dituntut
dikuasai seorang guru adalah sebagai
memiliki lima hal: (1) guru mempunyai
berikut: (1) Menguasai karakteristik
komitmen pada siswa dan PBM, (2) guru
peserta didik, (2) Pengembangan
menguasai secara mendalam mata
kurikulum, (3) Kegiatan pembelajaran
pelajaran yang diajarkannya, (3) guru
yang mendidik, (4) Pengembangan potensi
bertanggung jawab memantau hasil belajar
peserta didik, (5) Komunikasi dengan
melalui berbagai cara evaluasi, (4) guru
peserta didik, dan (6) Penilaian dan
mampu berpikir sistematis, dan (5) guru
evaluasi. Menindak lanjuti kompetensi
seyogianya merupakan bagian dari
pedagogic masih banyak guru yang hanya
masyarakat belajar dalam lingkungan
melihat dari aspek kognitif saja. Sehingga
profesinya.
kompetensi ini tidak dilakukan secara
Guru profesional adalah orang
maksimal.
yang terdidik dan terlatih dengan baik,
Menurut Peraturan Pemerintah No
serta memiliki pengalaman yang kaya
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
bidangnya, (Uzer Usman, 1995: 15).
Pendidikan disebutkan bahwa kompetensi
Maksud dari terdidik dan terlatih bukan
kepribadian guru yaitu: (1) mantap, (2)
hanya memperoleh pendidikan formal
stabil, (3) dewasa, (4) arif dan bijaksana,
tetapi juga harus menguasai landasan-
(5) berwibawa, (6) berakhlak mulia, (7)
landasan kependidikan.
menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat, (8) mengevaluasi kinerja kompetensi kepribadian guru melalui
sendiri, dan (9) mengembangkan diri motivasi belajar siswa maka semakin tinggi
secara berkelanjutan. Sementara itu, prestasi belajar siswa.
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kompetensi sosial adalah
Kualifikasi dan Kompetensi Guru kemampuan guru dalam berkomunikasi
menjelaskan kompetensi kepribadian dan berinteraksi secara efektif dengan
untuk guru kelas dan guru mata pelajaran, lingkungan sekolah maupun di luar
pada semua jenjang pendidikan dasar dan lingkungan sekolah (Wibowo dan Hamrin,
menengah, sebagai berikut: (1) Bertindak 2012:124). Seorang guru harus berusaha
sesuai dengan norma agama, hukum, mengembangkan komunikasi dengan
sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, peserta didik dan orang tua/ wali peserta
(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang didik sehingga terjalin komunikasi dua
jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi arah yang berkelanjutan. Dengan adanya
peserta didik dan masyarakat, (3) komunikasi dua arah, peserta didik dapat
Menampilkan diri sebagai pribadi yang dipantau secara lebih baik dan dapat
mantap, stabil, dewasa, arif, dan mengembangkan karakternya secara lebih
berwibawa, mencakup, (4) Menunjukkan efektif pula.
etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, Mengajar di depan kelas
rasa bangga menjadi guru, dan rasa merupakan perwujudan interaksi dalam
percaya diri, dan (5) Menjunjung tinggi proses komunikasi. Sedangkan kompetensi
kode etik profesi guru. sosial guru dianggap sebagai salah satu
Kompetensi kepribadian guru daya atau kemampuan guru untuk
berpengaruh positif terhadap motivasi mempersiapkan siswa menjadi anggota
belajar siswa, jadi semakin tinggi masyarakat yang baik serta kemampuan
kompetensi kepribadian guru maka semakin untuk mendidik dan membimbing
tinggi pula motivasi belajar siswa. Motivasi masyarakat dalam menghadapi masa yang
belajar siswa berpengaruh positif terhadap akan datang. Selain itu, guru dapat
prestasi belajar siswa, jadi semakin tinggi menciptakan kondisi belajar yang nyaman.
motivasi belajar siswa maka semakin tinggi Dapat disimpulkan bahwa berkaitan
pula prestasi belajar siswa. Kompetensi dengan pelaksanaan proses pembelajaran,
kepribadian guru berpengaruh positif dan guru di tuntut untuk memiliki kompetensi
signifikan terhadap prestasi belajar siswa
sosial. Dalam melakukan pendekatan
melalui motivasi belajar siswa, sehingga
dengan siswa guru harus memperhatikan
dapat disimpulkan semakin tinggi
bagaimana berkomunikasi dan berinteraksi
dengan siswa. Dengan demikian, guru Siswoyo, Dwi. 2013. Ilmu Pendidikan.
akan diteladani oleh siswa. Yogyakarta: UNY Press.
PENUTUP Ashsiddiqi, Hasbi. 2012. Kompetensi
Kompetensi adalah kewenangan
Sosial Guru dalam Pembelajaran
dan kecakapan atau kemampuan seseorang
dan Pengembangannya. Retrieved
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
from
sesuai dengan jabatan yang disandangnya.
http://download.portalgaruda.org/ar
Dalam pendidikan guru harus memiliki
ticle.php?article=318108&val=761
empat kompetensi yaitu: kompetensi
5&title=KOMPETENSI%20SOSI
professional, kompetensi pedagogik,
AL%20GURU%20DALAM%20P
kompetensi kepribadian, dan kompetensi
EMBELAJARAN%20DAN%20P
sosial. Dimana masing-masing kompetensi
ENGEMBANGANNYA.
mempunyai ikatan dalam pembentukan
Balqis, P. Usman, N. Ibrahim, S. 2015.
pembelajaran yang ideal. Maka dari itu
Kompetensi Pedagogik Guru
seorang guru dituntut untuk
dalam Meningkatkan Motivasi
memaksimalkan kompetensi-kompetens
Belajar Siswa pada SMPN 3 Ingin
tersebut.
Jaya Kabupaten Aceh Besar.
Retrieved from
DAFTAR PUSTAKA
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JA
Alma, B., Mulyadi, H., Razati, G.,
P/article/view/2497Wangid, M.,
Nuryati, L. 2008. Guru
Mustadi, A., Erviana, V., & Arifin,
Profesional: Menguasai Metode
S. (2014). KESIAPAN GURU SD
dan Terampil Mengajar. Bandung:
DALAM PELAKSANAAN
Alfabeta.
PEMBELAJARAN TEMATIK-
Hamzah. 2012. Profesi Kependidikan:
INTEGRATIF PADA
Problema, Solusi, dan Reformasi
KURIKULUM 2013 DI DIY.
Pendidikan di Indonesia. Jakarta:
Jurnal Prima Edukasia, 2(2), 175-
PT Bumi Aksara.
182.
Helmawati. 2016. Pendidik sebagai
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.
Model. Bandung: PT Remaja
v2i2.2717
Rosdakarya.
Nur, A, A. 2014. Meningkatkan
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran:
Kompetensi Pedagogik Guru Di Sd
Persepektif Guru dan Siswa. Yayasan Mutiara Gambut.
Retrieved from:
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/ jurnalmitrapendidikan.com/index.p
bahana/article/viewFile/3735/2970.
hp/e-jmp/article/view/81
Sodikin, Makruf. 2017. Evaluasi Terhadap
Sumiarsi, Ninik. 2015. Analisis Kompetensi
Upaya Kepala Sekolah untuk
Pedagogik dan Pengembangan
Meningkatkan Kompetensi Guru di
Pembelajaran Guru SD Negeri
Sekolah Dasar Negeri Maduretno
041 Taraka. Retrieved from
Kecamatan Kaliangkri Kabupaten
http://ejournal.umm.ac.id/index.ph
Magelang. Retrived from
p/jmkpp/article/view/2206
http://www.e-

Anda mungkin juga menyukai