Anda di halaman 1dari 78

1

SKENARIO DRAMA TELEVISI


NISWARA
Fade in :
1. EXT. BALAI PEMUDA – PAGI HARI
CAST : AYAH TEGUH, BUNDA HANUM, SWA, ETTA

(CU) Pertunjukan dongeng boneka tangan Cika & Bimo


sedang berlangsung. Balai pemuda Surabaya dipadati
oleh anak-anak dengan orang tua mereka. Anak-anak
menonton pertunjukaan boneka tangan dengan seksama.

BONEKA CIKA
Haduh! Dompetku hilang, bagaimana aku
membeli apa yang disuruh Bunda.

Boneka Cika berusaha mencari di dalam tas nya. Tiba-


tiba Super Bimo datang dengan cepat dan menawarkan
bantuan kepada boneka Cika.

BONEKA BIMO
Apa kamu sedang butuh bantuan? Aku lihat
dari tadi sepertinya kamu mencari sesuatu
yang hilang.
BONEKA CIKA
Iya, aku kehilangan dompetku saat duduk
Menunggu bis. Dompetnya berwarna pink.
Bagaimana aku membeli pesanan Bunda dan
membayar bis untuk pulang?

BONEKA BIMO
Tenang, aku akan membantu mencarikan
dompetmu di area halte. Coba kamu
menyusuri jalan yang kamu lewati tadi,
siapa tahu jatuh di jalan.

Cika menyusuri jalan sambil mencari dompetnya. Super


Bimo melihat laki-laki muda di belakang halte yang
tampak mencurigakan. Laki-laki itu sedang membuka
dompet berwarna pink.
BONEKA BIMO
Hei apa yang sedang kamu lakukan? Itu
milik Cika, ada foto Cika di dalam dompet
itu, kembalikan atau aku yang memaksa.
2

LELAKI MISTERIUS
Eh Super Bimo, tadi aku menemukan ini dan
tidak ada yang mengakuinya. Bagaimana
kalau kita bagi hasil? Lumayan uangnya
Super Bimo.
BUNDA HANUM merekam SWA yang sedang menonton boneka
tangan, sesekali BUNDA HANUM merekam dongeng yang
sedang berlansung. (CU)tangan BUNDA HANUM mengakhiri
rekaman videonya.
CUT TO
2. INT. DALAM MOBIL – SIANG HARI
CAST : AYAH TEGUH, BUNDA HANUM, SWA, ETTA

(CU)Video HP yang merekam SWA sedang bernyanyi asik di


dalam mobil. Lingkaran merah berkedip di pojok kanan
atas sebagai tanda rekaman video.

SWA
(bernyanyi)
Pada hari minggu kuturut Ayah ke kota.
Naik delman istimewa ku duduk dimuka. Ku
duduk samping pak kusir yang sedang
bekerja.

BUNDA HANUM
(OS)
Swa seneng ndak lihat boneka tadi?

SWA
Swa suka sama Super Bimo,
yang bantu Cika cari dompetnya.

BUNDA HANUM sedang merekam SWA yang duduk di belakang


kursi sopir. ETTA mengoceh dipangkuan BUNDA HANUM yang
duduk di samping kursi sopir.

BUNDA HANUM
Iya, Super Bimo yang membantu orang
sedang kesusahan, harus ditiru Mbak.
Terus bersikap jujur kayak Super Bimo.
3

SWA
Gitu Bunda? Terus aku bisa kayak
Super Bimo? Aku tak jadi Super Bimo

BUNDA HANUM mengakhiri rekaman videonya. AYAH TEGUH


yang dari tadi menyetir tersenyum melihat SWA dari kaca
depan.
BUNDA HANUM
Yah, mampir ke rumah Bu Ita ya, yang pesen
journal book Bunda. Rumahnya searah kok
sama jalan pulang, dekat sama Balai
Pemuda.

AYAH TEGUH
Kok ndak dikirim ae sih Bun?
(Kok nggak dikirim saja sih Bun?)

BUNDA HANUM
Kan kemarin pesennya sore, Pengiriman udah
tutup. Sekalian kan biar Bunda laris Yah
kalo pelayanan cepet.

AYAH TEGUH
Iya, iya.

BUNDA HANUM melihat peta di HP-nya sambil memberi arah


jalan kepada AYAH TEGUH.
BUNDA HANUM
Sek sek, tak cek dulu alamatnya. Oh
paham, sebelum per tigaan lampu merah
sana nanti ada gang belok kanan Yah.
(Sebentar, aku cek dulu alamatnya. Oh paham,
sebelum per tigaan lampu merah sana nanti ada
gang belok kanan Yah.)

Mobil berjalan merayap di tengah padatnya lalu lintas


Kota Surabaya.

CUT TO
4

3. EXT. HALAMAN RUMAH – SIANG HARI


CAST : SWA, BELLA, BUNDA HANUM, ETTA, AYAH TEGUH, MBAK
FAT, BU ITA.

(LS) Suasana kampung di hari Minggu. PAK HARI tetangga


depan rumah sedang menjemur keset di teras rumahnya. BU
ITA samping rumah hendak pergi dengan suaminya. Mobil
AYAH TEGUH sampai di teras rumah, BUNDA HANUM turun
dari mobil sambil menggendong ETTA.

BUNDA HANUM
Mau kemana Bu Ita?

BU ITA
Ini mau makan di luar Bunda,
mangga Bun.
(Ini mau makan di luar Bunda, mari Bun)

BUNDA HANUM
Nggih, mangga.
(Iya, mari)

BUNDA HANUM masuk ke dalam rumah. MBAK FAT tetangga


samping PAK HARI sedang sibuk memasukkan barang ke
dalam mobil. AYAH TEGUH membukakan pintu mobil untuk
SWA. BELLA yang sedang berada di halaman rumahnya
menyapa SWA.
BELLA
Swa, Ayo main Swa

SWA
Main di rumahku ae,
ayo mbak.

SWA dan BELLA masuk ke dalam rumah. MBAK FAT mengajak


ATAH TEGUH mengobrol.
MBAK FAT
Habis dari mana Pak?

AYAH TEGUH
Ini lho Swa habis nonton
MBAK FAT boneka tangan,
di
Oh,Balai
acara Pemuda sana
hari anak itulho. Mau
ta. Aku kemana
mau ke
Mbak
Batu kok
Pakbawa barang
Teguh, banyak?
ada saudarae Ayahe
nikah. Sekalian liburan, 3 hari
disana.
5

AYAH TEGUH
Enake, adem disana Mbak.
Hati-hati di jalan Mbak.
(Enaknya, dingin disana Mbak.
Hati-hati di jalan Mbak)

MBAK FAT
Iya, iya.

AYAH TEGUH masuk ke dalam rumah.


CUT TO
4. INT. RUANG TAMU – SIANG HARI
CAST : SWA, BUNDA HANUM, ETTA, BELLA, AYAH TEGUH

BUNDA HANUM datang membawa sirup sambil menggendong


ETTA. AYAH TEGUH masuk kedalam mengambil laptopnya
kemudian kembali ke ruang tamu duduk di samping BUNDA
HANUM. Tiba-tiba HP BUNDA HANUM berdering, kemudian
BUNDA mengangkat panggilan itu.

BUNDA HANUM
Assalamualaikum. Iya? Oh iya Bu Lita
tadi kan habis dari Balai Pemuda
terus mampir, pas Bu Lita ndak ada,
jadi tak titipin ke adiknya. Iya,
makasih juga ya udah order.
Waalaikumsalam.
SWA berlari ke dalam mengambil mainan. Di sofa sudah
tertata rumah-rumahan lego yang sedang dirangkai
BELLA. Disamping rumah-rumahan berjejer rapi boneka
teddy, danbo dan rilakuma. AYAH mengetik di laptopnya
sambil minum es sirup.

BELLA
Ini rumahnya. Aku yang jadi Bunda,
Kamu jadi Ayahnya ya Swa.

SWA
Iya, sek tak ambilin mainan
gelas sama cangkir ya mbak
6

SWA berlari dari ruangan mainannya sambil membawa gelas


mainan. Kemudian mereka berlagak meminum teh dari gelas
plastik mainan.

SWA
Mbak Bella ini cangkir sama sendoknya,
kita minum teh bareng

BELLA
Iya, sini tak buatin. Terus habis ini
mainan jumprit singit ya?

SWA
Iya, tapi minum teh dulu ya.

BUNDA HANUM menyuruh AYAH TEGUH pindah ke kamar agar


tidak terganggu konsentrasinya.

BUNDA HANUM
Yah pindah ke kamar aja,
nanti keganggu anak-anak rame

AYAH TEGUH
Iya bun, rada angel fokus
iki.
(Iya bun, agak susah fokus ini)

AYAH TEGUH masuk ke dalam kamar sambil membawa


laptopnya. SWA menaruh gelas mainan dan menyuruh BELLA
untuk menghitung bermain jumprit singit.
SWA
Ayo, Mbak Bella yang berhitung.

BELLA
Ayo, tapi nanti gantian loh, kamu yang
ngitung. Tak hitung dari sekarang, satu,
SWA
dua, tiga,Iya,
empat,
belumlima,
belum.enam, tujuh
delapan, sembilan, sepuluh.
BUNDA HANUM
Mbak Swa pelan-pelan ae kalo ngomong
ya, Ayah lagi kerja. Ati-ati ndak
usah lari-lari.
7

SWA berlari mencari tempat persembunyian. SWA jongkok


bersembunyi di belakang sofa tempat BUNDA HANUM duduk.
SWA
Iya iya Bunda,
Cul.
(Iya iya Bunda, sudah.)

BELLA mengelilingi ruang tamu mencari dimana SWA


bersembunyi. SWA menutupi mulutnya berusaha menahan
tawa sambil memegang boneka teddy.

BELLA
Cul? Dimana ya Swa?
(Sudah? Dimana ya Swa?)

Tiba-tiba BELLA mendengar tawa lirih SWA, ia menemukan


SWA bersembunyi di belakang sofa, kemudian BELLA
langsung berlari ke sofa tempat ia berhitung tadi.
BELLA memukul sofa sambil berteriak nama SWA.

SWA
Hihihi..

BELLA
Swa, tékong.
Swa dadi.
(Swa ketemu, Swa Jadi)

SWA tertawa sambil berlari ke arah BELLA. Sekarang


giliran SWA untuk mencari BELLA yang bersembunyi. SWA
jongkok menghadap sofa sambil menutup matanya, kemudian
ia menghitung satu sampai sepuluh sambil memegangi
boneka teddy.
SWA
Satu, dua, tiga, empat
lima, enam, tujuh.

BELLA berlari kesana-kemari, dia bersembunyi di


belakang bufet TV. BELLA jongkok di antara guci dan
bufet TV sambil menahan tawa.
8

BELLA
(Tertawa)
Belum, sek sek.
Cul.
(Belum, sebentar. Sudah)

SWA berusaha mencari BELLA, tetapi tidak menemukan


keberadaannya. Bufet TV yang lumayan besar menutupi
BELLA dari pandangan SWA. SWA berusaha mencari BELLA ke
dapur. Melihat SWA ke belakang, BELLA berusaha berlari
ke arah sofa tadi dengan menerobos antara guci dan
bufet TV, karena tergesa-gesa ia menyenggol guci di
sebelahnya hingga pecah. Prang suara guci pecah. BELLA
diam melihat guci yang pecah, SWA langsung berlari ke
ruang tamu.
SWA
Wah wes Mbak Bella, gucinya jadi pecah.

BELLA
(ketakutan)
Tadi ndak sengaja kok,
jatuh sendiri.

AYAH TEGUH langsung keluar dari kamar dan melihat suara


pecahan itu. BUNDA HANUM mencoba mengangkat BELLA dari
pecahan guci. SWA berdiri di samping boneka-bonekanya
dan berbicara dengan boneka teddy.

BUNDA HANUM
Ndak papa, ndak papa kok.
Pindah sini Mbak Bella biar ndak
kena pecahan gucinya.

SWA
Mbak Bella mecahin guci ya
teddy. Lah lari-lari, pecah wes.

BELLA memberontak, (CU) jempol kakinya terkena serpihan


guci.
9

BELLA
(takut)
Nggak, emoh. Ah.

AYAH TEGUH
Loh, jadi kena pecahan gucinya.
Ndak papa, ndak sakit kok ya.
Bun, obatin Bun.

BUNDA HANUM berlari ke dalam untuk mengambil obat. AYAH


TEGUH menggendong BELLA dan duduk di sofa, AYAH TEGUH
mencoba mencabut pecahan guci yang menancap di jempol
kaki nya. BUNDA HANUM datang kemudian langsung
mengobati BELLA.

BUNDA HANUM
Sini,ndak sakit,
Mbak Bella kan wes gede ya, perih
dikit terus sembuh.
(Sini, nggak sakit, Mbak Bella
Kan sudah besar, perih dikit terus sembuh)

BUNDA HANUM memberi plaster di jempol kaki BELLA. AYAH


TEGUH sedang menyapu serpihan guci.

AYAH TEGUH
Mbak Swa duduk sofa aja,
biar ndak kena gucinya.

SWA duduk memperhatikan BELLA yang sedang diobati.(CU)


BELLA yang masih terlihat takut, mengernyitkan
keningnya menahan perih.
CUT TO
5. EXT. TERAS – SIANG HARI
CAST : AYAH TEGUH, SWA, BELLA, MAMA SARAH

Terdengar suara ketok pintu di kaca jendela sambil


memanggil nama BELLA.
MAMA SARAH
Assalamualaikum, Bel
Ayo pulang.
10

AYAH TEGUH mengantar BELLA sampai depan rumah.

MAMA SARAH
Ayo pulang, ke rumah mbah dulu.

BELLA langsung berlari sambil menangis memeluk MAMA


SARAH. SWA di samping AYAH TEGUH, memberitahukan kepada
MAMA BELLA kalau BELLA memecahkan guci.

MAMA SARAH
Loh kenapa nangis?

SWA
Tadi Mbak Bella mecahin guci,
terus kakinya berdarah.

AYAH TEGUH
Ndak papa kok ya Mbak Bella?
Sakitnya bentar lagi hilang.

MAMA SARAH kaget, ia membelalakkan matanya melihat


BELLA. BELLA ketakutan sambil tetap memeluk MAMA SARAH.

MAMA SARAH
(kaget)
Iya Bel? Ngawur iki. Ngapunten
nggih Pak. Bel Minta maaf ke Om Teguh!
(Iya Bel? Sembarangan ini. Maaf ya Pak.
Bel minta maaf ke Om Teguh!)

AYAH TEGUH
Mboten, SWA nggih salah. Ngajak
jumprit singitten griya. Jangan main
gitu dalem rumah lagi ya Mbak SWA.
(Nggak, Swa juga salah. Mengajak Bella main
petak umpet di dalam rumah. Jangan gitu lagi
ya Mbak.)

Mendengar AYAH TEGUH juga menyalahkannya, SWA langsung


mengelak karena merasa tidak memecahkan guci.
11

SWA
Mbak Bella kok Yah, bukan Swa.

MAMA SARAH
Sepuntene loh Pak Teguh, niki tingkahe
ancen mboten karuan. Kula pamit riyin
bade ten griyane Mbah.
(Maaf loh Pak Teguh, ini tingkahnya memang
nggak aturan. Saya pamit dulu, mau ke rumah
Mbahnya.)

AYAH TEGUH
Nggih, Mangga- mangga.
(Iya, silahkan-silahkan.)

BELLA dan MAMA nya pun pergi, AYAH TEGUH dan SWA masuk
dalam rumah. Suasana siang hari yang terik di teras
rumah SWA.
DISSOLVE TO

6. INT. RUANG TAMU – SORE HARI


CAST : SWA, BUNDA HANUM, AYAH TEGUH

(LS) Cahaya sore hari mulai masuk ke jendela ruang


tamu. SWA yang masih lesu bangun dari tidur siangnya,
ia berjalan ke ruang tamu dan duduk di sofa. SWA
mengambil remote di meja dan menyalakan TV. Ia menonton
program kesukaannya Upin-Ipin. Kemudian BUNDA HANUM
keluar dari kamar, menuju dapur.

BUNDA HANUM
Mbak SWA udah bangun, bentar
lagi mandi ya Mbak.

Swa hanya memandang BUNDA HANUM yang lewat. (OS)


Beberapa saat kemudian TERDENGAR suara tangisan ETTA
dalam kamar, BUNDA HANUM berlari ke dalam kamar.
Kemudian BUNDA HANUM keluar dengan menggendong ETTA dan
menyuruh SWA untuk mandi bersama adik ETTA.
12

BUNDA HANUM
Ayo Mbak Swa mandi yuk.

SWA
Adik dulu aja Bunda, nanti
Upin-Ipin nya habis.

BUNDA HANUM
Ndak, masih ada, mandinya ndak
lama, ayo.

BUNDA HANUM bernyanyi menggoda SWA yang tidak mau


mandi, sambil berjalan perlahan.

BUNDA HANUM
(bernyanyi)
Bebek adus kali nyucuki sabun wangi,
Yangti ngasih apel Mbak Swa ndak
diparingi.
(Bebek mandi di kali mematuk sabun yang
wangi, Yangti beri apel Mbak Swa nggak
dikasih.)

SWA
(OS)
Emoh.
(Tidak Mau)

BUNDA HANUM berhasil membujuk SWA untuk mandi. Tangan


kanan BUNDA HANUM menggandeng tangan SWA, tangan kiri
menggendong ETTA menuju kamar mandi sambil bernyanyi.
(CU) TERLIHAT TV yang masih menyala.
Dissolve to :
7. INT. RUANG TAMU – SORE HARI
CAST : BUNDA HANUM, AYAH TEGUH, SWA, ETTA

(CU) Pogram TV berita sore. BUNDA HANUM membawa pisang


goreng buatannya dan menaruhnya di meja sambil
menggendong ETTA.
BUNDA HANUM
Ini loh Yah pisang goreng. Ada pisang
tinggal dikit, tak goreng tadi.
13

AYAH TEGUH
Enak iki,
sore-sore gorengan

AYAH TEGUH mengambil pisang goreng di meja sambil


menonton TV. SWA berlari dari kamar dan duduk di
samping AYAH TEGUH. SWA sudah terlihat segar dan rapi
setelah mandi, bedak di pipinya terlihat sedikit tebal.

SWA
Yah, jangan ini.
Ganti Upin-Ipin Yah.

AYAH TEGUH langsung mengganti channel upin-ipin sambil


makan gorengan. Ketika SWA melihat TV, ia teringat guci
yang dipecahkan BELLA di samping bufet TV. BUNDA HANUM
sedang asik bercanda dengan ETTA.

SWA
Yah, yang mecahin guci kan
Mbak bella ya Yah.

AYAH TEGUH
Iya, makanya jangan main jumprit
singit gitu dalem rumah mbak.
(Iya, makanya jangan main petak umpet gitu
di dalam rumah Mbak.)

SWA
Mbak Bella loh ngajak main jumprit
singit. Kan Swa ndak ikut mecahin
Yah. Tadi Ayah bilang Swa juga salah.
(Mbak Bella loh ngajak main petak umpet. Kan Swa
Nggak ikut mecahin Yah. Tadi Ayah bilang Swa juga salah.)

AYAH TEGUH
(heran)
Oh, yang tadi ta? Biar Mbak Bella
ndak dimarahin Mamanya, kan kasihan.
Tadi kan Mbak Bella ndak sengaja.
14

Mendengar jawaban AYAH TEGUH, SWA terdiam sambil


melihat AYAH TEGUH. Kemudian ia melanjutkan menonton
TV. Beberapa saat kemudian SWA membawa boneka-bonekanya
ke ruang mainan.

8. INT. RUANG MAINAN-MALAM HARI


CAST : SWA, TEDDY, RILAKUMA, DANBO, BARBIE

(LS) TEDDY mengejar DANBO mengitari ruangan, RILAKUMA


sedang asik minum teh dengan Barbie di rak mainan.

TEDDY
(tertawa)
Sini kamu Danbo, aku tangkap kamu.

DANBO berusaha lari sekencang mungkin dengan tertawa


riang. Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu ruang
mainan. Mereka semua kaget dan diam di tempat.
RILAKUMA
Itu pasti Bunda.

TEDDY
Bukan, itu SWA
(LS)SWA masuk kemudian menutup pintu, ia duduk di depan
boneka-bonekanya.
TEDDY
Tuh kan Swa.

TEDDY, DANBO, RILAKUMA dan BARBIE menghela napas lega.


Kemudian SWA duduk dan bercerita kepada RILAKUMA.
SWA
Tadi kan Mbak Bella mecahin guci,
Ayah Teguh juga menyalahkanku, padahal kan
Mbak Bella.

RILAKUMA
Ayah sekarang jadi jahat.

SWA diam mendengar jawaban RILAKUMA. TEDDY dan DANBO


bercanda berguling-guling di lantai. SWA berulang kali
menguap. Kemudian ia berjalan keluar.
15

CUT TO
9. INT. RUANG TAMU-MALAM HARI
CAST : SWA, AYAH TEGUH

SWA datang kemudian duduk di sofa, ia mengambil susunya


di sofa dan meminumnya. TV masih menyala, Program
kartun sudah berganti program kartun lain. SWA tertidur
di sofa dengan tangan masih memegang susu botol. AYAH
TEGUH datang dan menggendongnya ke dalam kamar.

DISSOLVE TO
10. EXT. KAMPUNG – PAGI HARI
CAST : PAK HARI, MBAK TUTIK, MAMA SARAH, BU ITA

(LS) Suasana kampung pagi hari, MBAK TUTIK membuka


tokonya. PAK HARI sudah menyapu di halaman rumahnya.

MBAK TUTIK
Pak Hari rajine,
Wes nyapu teras.
(Pak Hari rajinnya, sudah nyapu teras.)

PAK HARI
(tertawa)
Iya mbak rutinitas,
Udah pensiun mau ngapain lagi

MBAK TUTIK
Nggih pak, menikmati
hari tua.
(Iya pak, meikmati hari tua.)

BU ITA sudah siap berangkat bekerja. MBAK TUTIK dan PAK


HARI hanya melihat mobil BU ITA melewati mereka.
CUT TO
11. INT. DAPUR – PAGI HARI
CAST : SWA, BUNDA HANUM, AYAH TEGUH, ETTA

AYAH TEGUH duduk di meja makan sedang membaca koran


sambil meminum kopi. BUNDA HANUM menyajikan sarapan di
16

meja makan. ETTA sudah riang mondar-mandir di


babywalker-nya.
BUNDA HANUM
Yah, buah apele kate habis. Nanti
pulang kerja beliin di supermarket
ya? Swa nggoléki engko’.
(Yah, buah apelnya sudah mau habis. Nanti pulang
Kerja beliin di supermarket ya? Swa nyari nanti.)

AYAH TEGUH
Iya, apel kiriman Ibu wes habis ta?
(Iya, apel kiriman Ibu sudah habis?)

Beberapa saat kemudian SWA yang masih lesu bejalan dan


langsung memeluk BUNDA HANUM. Kemudian ia duduk di
samping AYAH TEGUH.
BUNDA HANUM
Uwes. Ya iki tinggal tiga tok Yah.
Loh, udah bangun Mbak,tak buatin
susu bentar ya.
(Sudah. Ya ini tinggal sisa tiga saja Yah.
Loh, Sudah bangun Mbak, Bunda buatin susu
sebentar ya.)

AYAH TEGUH
Loh, mbak Swa baru bangun, sini
duduk samping Ayah.

SWA duduk di samping AYAH TEGUH, AYAH TEGUH mengusap


rambut SWA yang masih lesu. Kemudian BUNDA HANUM
memberikan susu untuk Swa, Swa meminumnya sambil
bersandar pada kursi meja makan. Matanya tertuju pada
apel di atas meja.

BUNDA HANUM
Hm, anake Bunda sek lesu,
dihabisin susunya.
(Hm, anaknya Bunda masih lesu, dihabiskan susunya.)

Beberapa saat kemudian, Swa mengambil apel di atas


meja. AYAH TEGUH menyuruhnya menghabiskan susunya.
17

AYAH TEGUH
Taruh mbak, habisin dulu susunya.
Sek pagi jangan makan buah.
(Taruh Mbak, habiskan dulu susunya. Masih pagi jangan
Makan buah.)

BUNDA HANUM
Nanti perute sakit, lèk makan buah
tapi belum sarapan. Nanti ya?
Tiba-tiba TERDENGAR suarasakit,
(Nanti perutnya BELLAkalau
memanggil dari halaman
makan buah
rumah. tapi belum sarapan. Nanti ya?)

BELLA
(OS)
Swa, aku punya game baru,
Swa.

Mendengar suara BELLA, Swa berjalan keluar.


CUT TO
12. EXT. TERAS-PAGI HARI
CAST : SWA, BELLA

SWA membuka pintu rumah, BELLA berdiri di depan


rumahnya. Rumah BELLA bersebelahan dengan rumah SWA.
BELLA sudah rapi dengan seragam sekolahnya, sambil
membawa HP.
SWA
(senyum)
Apa Mbak Bella?

BELLA
Aku punya game baru, kucing sing bisa
niru ngomong, lucu.
(Aku punya game baru, kucing yang bisa meniru
Berbicara, lucu.)

SWA penasaran dengan game yang ditunjukkan BELLA. Ia


menoleh ke belakang, kemudian keluar menghampiri Bella
sambil membawa susu nya.
CUT TO
18

13. EXT. HALAMAN RUMAH BELLA– PAGI HARI


CAST : SWA, BELLA

SWA berlari ke depan rumah BELLA. BELLA menjelaskan


game baru nya. SWA memperhatikan BELLA sambil minum
susunya.
BELLA
Bella

GAME KUCING
Bella

BELLA
(tertawa)
Lucu kan

SWA
Pinjem Mbak Bel.
(Pinjam Mbak Bel.)

BELLA
Loh,yo pakek HP-nya Bundamu
aja, ambilen di rumah.
(Loh, ya pakai HP-nya Bundamu saja,
ambil di rumah.)

SWA memandang BELLA kemudian menggelengkan kepala, ia


tidak mau mengambil HP BUNDA HANUM.

BELLA
Ambilen ta! Ayo ke rumah wes,
Pakek Hp-nya Mamaku.
(Sana ambil! Ayo ke rumahku saja,
Pakai HP-nya Mamaku.)

SWA mengikuti BELLA berjalan masuk ke dalam rumahnya.

BELLA
Ini nanti ada bola-bolanya, bagus.

SWA terus memandang game nya sambil sesekali memandang


BELLA berbicara.
19

CUT TO
14. INT. RUMAH BELLA – PAGI HARI
CAST : SWA, BELLA, MAMA BELLA, AYAH TEGUH BELLA

(CU) HP tergeletak di meja ruang tamu, BELLA langsung


mengambilnya dan meminjamkan kepada SWA yang masih
berdiri dekat pintu.

BELLA
Ini HP Mamaku, ini juga ada.
Masuk o, sini.
(Ini HP Mamaku, ini juga ada. Masuk, sini.)
SWA menerima HP yang diberikan BELLA, ia melihat game
yang BELLA ceritakan. Tiba-tiba, terdengar suara keras
dari dalam rumah.
MAMA BELLA
(OS)
Mesti, ngeterno anake sekolah ae gak
gelem. Sa’aken iku loh anake njaluk
diterno!
(Selalu seperti ini, mengantar anaknya sekolah
saja tidak mau. Kasian itu loh, anaknya minta
diantar!)

Tiba-tiba terdengar suara bantingan pintu yang keras,


membuat SWA terkejut. SWA terdiam, matanya terbelalak
memandang ke arah dalam rumah meskipun asal suara itu
tak terlihat.
AYAH BELLA
(OS)
Halah, halah rame ae, aku kesel
iki. Terno dewe, diluk tok ae!
(Halah halah, selalu ribut, aku ini lelah.
Antar sendiri, kan cuma sebentar!)

BELLA masih terus berbicara tentang game baru-nya.


Beberapa saat kemudian terdengar suara AYAH TEGUH
memanggil SWA.
BELLA
Bagus pokoke iki game,
kamu gak punya kan?
(game ini benar-benar bagus, kamu nggak punya kan?)
AYAH TEGUH
20

(OS)
Swa, Swa, ayo pulang.

SWA mendengar suara AYAH TEGUH, ia langsung keluar


rumah.
CUT TO
15. EXT. HALAMAN RUMAH BELLA – PAGI HARI
CAST : SWA, BELLA, AYAH TEGUH

SWA keluar dari rumah BELLA, ia mengangkat tangan agar


AYAH TEGUH tahu keberadaannya.

SWA
Ayah, ini ada game kucing lucu,
aku dipinjemin sama Mbak Bella.

AYAH TEGUH menghampiri SWA dan menggendong paksa hingga


SWA menangis di pundaknya.

AYAH TEGUH
(marah)
Masih belum mandi kok main, ayo pulang.

SWA
Emoh, tak main bentar dulu Yah.
(Tidak mau, main sebentar dulu Yah)

AYAH TEGUH
Ndak, mandi dulu! kasihin ke mbak
Bella HP-nya.
(Nggak, mandi dulu! Kasihkan ke Mbak
Bella HP-nya.)

SWA merengek ingin bermain dengan BELLA. AYAH TEGUH


memberikan HP kepada BELLA. BELLA hanya diam berdiri di
depan pintu rumahnya, sambil memandangi SWA menangis
digendong AYAH TEGUH.
CUT TO
16. INT. DAPUR – PAGI HARI
CAST : SWA, AYAH TEGUH, BUNDA HANUM, ETTA
21

AYAH TEGUH datang sambil menggendong SWA, (CU) ETTA


yang terdiam memandangi kakaknya yang sedang menangis
tersedu-sedu. AYAH TEGUH menaruh SWA duduk di kursi
meja makan dan memarahinya.
AYAH TEGUH
(Nada tegas)
Belum mandi iku ndak boleh main dulu.
Mbak Bella mau sekolah kok.
(Belum mandi itu nggak boleh main dulu. Mbak
Bella mau sekolah.)
SWA
Main game Yah, HP.

AYAH TEGUH
Ndak, anak kecil ndak boleh
mainan HP.
(Nggak, anak kecil nggak boleh mainan HP.)

AYAH TEGUH berdiri memarahi SWA yang duduk di depannya.


BUNDA HANUM yang sedang mencuci piring, bolak-balik
menengok ke arah SWA.
SWA
Halah halah!

Tiba-tiba AYAH TEGUH memukul lengan SWA karena


berbicara tidak sopan.
AYAH TEGUH
Heh,ndak sopan iku,
diajari sapa ngomong ngono?
(Heh, nggak sopan itu,
diajari siapa ngomong seperti itu?)

SWA semakin menangis dengan keras, BUNDA HANUM


menggendong menenangkan SWA dan memberikannya apel,
buah kesayangan SWA. SWA memegang apel yang diberikan
BUNDA HANUM sambil menahan tangis.
BUNDA HANUM
Uwes, cup, cup. Wes, ndak usah
nangis. Lah ini apel, maemen
sendiri wes.
(Sudah, cup, cup. Sudah, nggak usah
nangis. Lah ini apel, habisin sendiri.)
22

SWA makan apel sambil menahan tangis. BUNDA HANUM


menaruh SWA untuk duduk sendiri, kemudian BUNDA HANUM
melanjutkan cuci piring. SWA berlari ke ruang
mainannya. AYAH TEGUH berpamitan berangkat kerja kepada
BUNDA HANUM.
AYAH TEGUH
Bun berangkat sek.
(Bun berangkat dulu)

BUNDA HANUM
Ojok bentak-bentak lèk ngomong ke Swa,
mèk perlu dijelasin ndak pakek bentak.
(Jangan bentak-bentak kalau ngomong ke Swa,
Cuma perlu dijelaskan nggak pakai bentak.)

AYAH TEGUH
Lah wani ngomong ngono diajari sapa.
Kadang yo perlu dikerasin. Bapak biyen
nang adik yo keras. Wes-wes, aku
berangkat kerja sek, Assalamualaikum.
(Berani ngomong seperti itu diajari siapa.
Kadang ya perlu dikerasi. Bapak dulu ke adik
juga keras. Sudah-sudah, aku berangkat kerja
dulu, Assalamualaikum.)

BUNDA HANUM
Waalaikumsalam.

AYAH TEGUH mencium kening BUNDA HANUM kemudian pergi.


CUT TO

17. EXT. HALAMAN RUMAH – PAGI HARI


CAST : MAMA SARAH, AYAH TEGUH, BU ITA, PAK HARI

MAMA SARAH mengantar BELLA berangkat sekolah dengan


motornya. AYAH TEGUH berangkat bekerja mengendarai
mobilnya. PAK HARI, tetangga depan rumah sedang menyapu
halaman. AYAH TEGUH menyapanya sambil membunyikan
klakson mobil.
AYAH TEGUH
(Senyum)
Pak, mangga.
(Pak, mari.)
CUT TO
23

18. INT. RUANG MAINAN – PAGI HARI


CAST : SWA, TEDDY, DANBO, RILAKUMA, BARBIE

(LS) Suasana ruang mainan , boneka TEDDy tergeletak di


lantai, Boneka Danbo, Rilakuma dan Barbie berada di rak
mainan. SWA dengan muka sembab usai menangis, duduk di
lantai sambil makan buah apel. SWA menggoyangkan TEDDY
di depannya, kemudian boneka-boneka yang ada di ruangan
hidup. Boneka RILAKUMA dan DANBO saling menggelitik di
rak mainan. Barbie yang berada di rak baris kedua,
sedang asik menyisir rambutnya. Kemudian SWA bercerita
tentang AYAH TEGUH yang marah kepada TEDDY.

SWA
Teddy aku habis dimarahin
Ayah, gara-gara ngomong halah.

TEDDY
Lah kamu ngerti kata itu dari mana
Swa?

SWA
Tadi Ayahnya Mbak Bella
yang bilang ngono.
(Tadi Ayahnya Mbak Bella yang bilang seperti itu.)

TEDDY
Oh, mungkin Ayah sama Bunda ndak suka
kata-kata itu. Jangan ngomong wes,
nanti kamu gak dibeliin apel lagi loh.
(Oh mungkin Ayah sama Bunda nggak suka kata-
kata itu. Jangan bicara seperti itu lagi,
nanti kamu nggak dibelikan apel lagi loh.)

SWA
(takut)
Ah, Emoh, aku suka apel. Ya udah
tak bilang Yangti minta apel lagi.
(Ah, Tidak mau, aku suka apel.
Ya sudah bilang ke Yangti saja minta apel lagi.)

TEDDY mendengarkan SWA berbicara, ia tergiur melihat


apel yang SWA makan.
24

TEDDY
Nanti Yangti juga marah. Swa,
apelnya enak ya? Minta dikit dong.

SWA
Ndak Yangti baik, kan Yangti yang bawa
kamu sama boneka lain kesini. Emoh,
ini apelku.
(Nggak Yangti baik, kan Yangti yang bawa kamu
Sama boneka lain kesini. Nggak mau, ini apelku.)

TEDDY senyum genit, agar SWA mau memberinya sedikit


apel. SWA menggelengkan kepalanya dengan cepat.
CUT TO
19. INT. RUANG TAMU – SIANG HARI
CAST : SWA, BUNDA HANUM, ETTA

BUNDA HANUM senang sekali mendapat pesan dari produknya


yang mengadakann giveaway bagi 10 reseller untuk
penjualan 200 produk. ETTA yang sedang mondar mandir di
babywalkernya pun ikut tertawa melihaat BUNDA HANUM
berbicara sendiri sambil melihat pesan di HP-nya.
BUNDA HANUM
Wah, ada promo giveaway rak tv bagus dik.
Penjulan Bunda bulan ini kan laris, kurang
25 produk lagi Bunda bisa jadi 10 reseller
pertama. Hm, rak tv kita kan gayae wes
jadul. Wih bagus hadiahnya.

SWA datang dengan membawa boneka-bonekanya, ia tata


bonekanya berjejer di sofa. Ia pun sesekali melihat
BUNDA HANUM yang kegirangan.

SWA
Ngapain sih Bunda?

BUNDA HANUM
(Tertawa)
Mbak, Bunda bisa dapat rak tv ini
kalo ada 25 orang beli dagangane
Bunda. Bunda bisa kan ya mbak?
25

SWA
(Tertawa)
Bunda pasti bisa.

BUNDA HANUM
Hahaha, iya Bunda bisa. Yowes
lanjutin mainan.

BUNDA HANUM bercanda dengan ETTA hingga membuatnya


tertawa. SWA melanjutkan bermain dengan boneka-
bonekanya. Ia sangat suka menirukan gaya sebagai guru.
Swa berjalan mondar mandir di depan bonekanya yang
berjajar, kemudian (CU) menunjuk ke boneka itu seperti
seorang guru yang menyuruh muridnya.

Dissolve to:

19A. INT. RUANG TAMU – SIANG HARI


CAST : SWA, BONEKA TEDDY, BONEKA DANBO, BONEKA
RILAKUMA

(CU) TEDDY, DANBO, RILAKUMA fokus melihat SWA yang


sedang menjelaskan. SWA berpakaian seperti seorang
guru, rambutnya dikuncir rapi, memakai rok hitam dan
kemeja putih. SWA menjelaskan hewan di buku yang
ditunjuknya.

SWA
Ini namanya ular, ular itu kalo
Gigit sakit. Ini namanya apa?

BONEKA TEDDY
Ular

SWA menunjuk gambar ikan. (CU) TERLIHAT SWA serius


menjelaskan hewan ikan, sambil sedikit bergurau.
SWA
Iya, mas teddy pinter. Ini namanya
ikan, ikan itu lucu. Namanya apa?
26

BONEKA RILAKUMA
Ikan lucu

SWA
Wah mbak rila pinter.
Sekarang tugas rumahnya dikumpulkan ya.

TEDDY memberikan buku gambar tugas rumahnya. Di sisi


lain, RILAKUMA sedang berebut buku gambar dengan DANBO.

SWA
Kok ribut sih?
Tugasnya dikumpulkan.

DANBO
Itu punya saya bu.

DANBO menunjuk buku gambar yang dibawa Rilakuma.

RILAKUMA
Ndak, ini punya saya bu.
(Nggak, ini punya saya bu.)

SWA
Hayo ini punya siapa?
Buku gambar Rilakuma kemana?

DANBO
Punya saya bu.

SWA
Nanti kalau Rilakuma ngomong
dikasih kue, kayak Super Bimo.

RILAKUMA
(takut)
Ketingalan bu

RILAKUMA sangat malu mengakuinya, DANBO mngambil buku


gambar ditangan RILAKUMA.
27

SWA
Yaudah, ndak papa. Tugas kemarin
membuat gambar jerapah, jerapah itu
warna apa?
(Ya sudah, tidak apa-apa. Tugas kemarin
membuat gambar jerapah, jerapah itu warna
apa?)

SWA menunjuk gambar jerapah tanpa melihat gambar yang


ditunjuknya.
SWA
Yang rapi dulu, hewan jerapah
Itu

SWA melihat gambar yang ia tunjuk, kemudian ia kaget


karena gambarnya berubah.

SWA
Warna oranye kayak ini.

(CU) Tangan SWA masih menunjuk gambar yang ia kira


gambar jerapah, tetapi setelah ia lihat gambar itu
berganti menjadi gambar model fashion yang memakai baju
rok warna oranye motif polkadot.
Continued to:
19. INT. RUANG TAMU – SIANG HARI
CAST : BUNDA HANUM, SWA, ETTA

SWA kaget, bayangannya langsung buyar, gambar jerapah


yang ia gambar berubah menjadi gambar model baju
fashion dengan motif seperti macan tutul. Tangan SWA
masih menunjuk pada gambar majalah fashion itu.

BUNDA HANUM
Mbak Swa pakek majalah ae ya, Bunda
mau nyatet jualan baby journal booknya
Bunda, biar BUNDA menang.
(Mbak Swa pakai majalah saja ya, Bunda mau mencatat
Jualan baby journal booknya Bunda, biar Bunda menang.)

BUNDA HANUM melanjutkan mencatat pesanan baju onlinenya


dari HP. ETTA duduk di samping BUNDA HANUM sambil
28

menonton TV. (CU) SWA memandangi BUNDA dengan wajah


jutek. Ia hanya memandangi gambar majalah tersebut,
kemudian ia kembali menjelaskan kepada boneka-
bonekanya.
SWA
Bukan jerapah, ini namanya
macan tutul, kayak gini warnanya.

SWA menata bonekanya duduk rapi dan bernyanyi dengan


riang sambil menepukkan tangannya. Sesekali SWA
bernyanyi dengan suara yang berbeda, layaknya boneka-
boneka itu yang bernyanyi.

SWA
Ayo berjajar yang rapi
bentar lagi pulang, nyanyi dulu. Kalau
kau suka hati sorak hore, horee. kalau
kau suka hati sorak hore, ayo rila, horee.

BUNDA selesai mencatat, ia menutup buku catatan sambil


berbicara dengan ETTA.

BUNDA HANUM
(senang)
Wes ada lima pesenan dek. Kurang
dua puluh lagi, Bunda bisa.

Tiba-tiba ETTA yang duduk di sofa menangis, ia mengusap


mukanya berkali kali. BUNDA HANUM menggendong ETTA. SWA
duduk disamping boneka-bonekanya.

BUNDA HANUM
Eh, kok nangis. Kenapa Dek,
ngantuk? Cup, cup, bubuk siang yuk.

SWA
Bunda, beliin boneka yang dipasang
ditangan, kayak pas lihat dongeng Bunda.

BUNDA HANUM
Boneka tangan itu mbak, bilango Ayah
ya nanti? sekarang bubuk sek, ayo.
(Boneka tangan itu mbak, bilang ke Ayah ya
nanti? Sekarang tidur dulu, ayo.)
29

BUNDA HANUM mematikan televisi dan menyuruh SWA tidur


siang sambil berjalan menuju kamar.

SWA
Ah, beliin Super Bimo Bunda.

BUNDA HANUM
Iya bubuk dulu, siapa yang kemarin
mainannya ndak diberesin?
(Iya tidur dulu, siapa yang kemarin
mainannya nggak diberesi?)

SWA hanya diam, mendengar BUNDA HANUM menyindirnya.

BUNDA HANUM
Adik ta? Pintere adik,
ngaku. Wes gede, pinter.
(Adik? Pintarnya adik, ngaku.
Sudah besar, pinter.)
SWA
Aku Bunda.

BUNDA HANUM
Oh, mbak Swa ta. Pintere wes ngaku.
Mbak Swa ternyata wes gede, Wes bisa
beresin sendiri kan ya? Dibresin dulu
mainannya Mbak.
(Oh, Mbak Swa. Pintarnya udah sudah ngaku.
Mbak Swa ternyata sudah besar, sudaa bisa
beresi sendiri kan ya? Diberesi dulu
mainannya Mbak.)

SWA tergesa membereskan mainannya, ia berlari


mengembalikannya ke tempat penyimpanan mainan kemudian
berlari masuk ke dalam kamar.

Dissolveto :
20. EXT. HALAMAN RUMAH – SORE HARI
CAST : SWA, BELLA, PAK HARI, AYAH TEGUH, EXTRAS

(LS)Suasana sore hari di depan rumah, PAK HARI sedang


menyapu halamannya. BU ITA pulang dari kerja dengan
raut muka sebal sambil menelpon. SWA dan BELLA berlari
30

kesana kemari di halaman rumah. SWA sudah rapi dan


segar, bedak pipi nya sedikit tebal, ia berlari sambil
membawa teddy. BELLA dan SWA bernyanyi sambil berbaris.

SWA& BELLA
(bernyanyi)
Naik kereta api, tut, tut, tut siapa
hendak turun, ke bandung, Surabaya.
Bolehlah naik dengan percuma. Ayo
kawanku lekas naik, keretaku tak
Anak-anak tetangga SWA melihat mereka bernyanyi dari
jendela. Kemudian anak laki-laki keluar dari samping
rumah BELLA, disusul anak laki-laki lain keluar dari
rumah seberang SWA. Mereka bermain hompimpa sambil
bernyanyi ANAK-ANAK
(bernyanyi)
Bang bang tut jendela lawang, sapa
mari ngentut ditembak raja tua, tua-
tua kaji rambute karè’ siji buka
lemari isine roti, roti-roti bosok
silide mbledos. Bella jadi.

Anak-anak sedang asik bermain cublak-cublak suweng,


BELLA tengkurap dan lainnya bernyanyi sambil
menyembunyikan batu secara bergiliran.

ANAK-ANAK
(Bernyanyi)
Cublak cublak suweng
suwenge ting gelender
mambu ketudung gudel
tak empo lera lere
sapa ngguyu ndelikake
sir sir pong dele kopong
sir sir pong dele kopong

Mobil AYAH TEGUH datang, dan menyapa tetangga yang


sedang menyapu.
31

AYAH TEGUH
(Tersenyum)
Mangga pak.
(Mari Pak.)

AYAH TEGUH keluar dari mobil, melihat SWA bermain dan


bernyanyi. Ekspresi AYAH TEGUH terlihat sangat lelah,
tetapi tetap tersenyum saat melihat SWA. BELLA tidak
berhasil menebak dimana batu yang disembunyikan, BELLA
berlari berusaha menangkap teman-temannya. Akhirnya
BELLA dan SWA masuk ke dalam rumah SWA, sambil tertawa
riang. Anak-anak lainnya pun juga masuk ke rumah
masing-masing, bersembunyi agar tidak tertangkap oleh
BELLA.
CUT TO
21. INT. RUANG TAMU – SORE HARI
CAST : SWA, BELLA, AYAH TEGUH
Suasana ruang tamu sepi, di meja ada kopi di samping
berkas-berkas laporan, di sampingnya laptop AYAH TEGUH
menyala dan dibelakang laptop ada tisu. SWA dan BELLA
berlari memutari meja. BELLA berusaha menangkap SWA
yang berlari.
BELLA
Tak tangkep kamu, hayo.
(Aku tangkap kamu, hayo.)

SWA
(Tertawa)
Emoh
(Tidak mau)

Saat BELLA berlari memutari meja, tanpa sengaja ia


menyenggol kopi hingga tumpah ke berkas laporan AYAH
TEGUH.
SWA
Loh kan, tumpah. Wah wes
dimarahi Ayahku engko’.
(Loh kan, tumpah. Wah dimarahi Ayahku nanti.)

BELLA berusaha membersihkan tumpahan kopi pada berkas-


berkas itu. Tetapi kertas-kertas itu malah sobek dan
32

hancur karena basah. Tangannya berhenti, wajah BELLA


semakin takut.
BELLA
(takut)
sengaja. Kamu sih lari-lari, awas nanti
kamu lèk bilang, ndak tak pinjemin game
ku lagi loh. Nanti kalo Ayahmu bilang ke
Mama, aku dimarahin. Ojok bilang loh?
(Jangan bilang Ayahmu ya? Kan tadi nggak sengaja.
Kamu sih lari-lari, awas nanti kamu kalau bilang,
nggak aku pinjamkan game ku lagi loh. Nanti kalau
Ayahmu bilang ke Mama, aku dimarahi. Jangan
bilang loh?)
BELLA buru-buru berjalan keluar, SWA hanya diam melihat
BELLA pulang. SWA berusaha membersihkan tumpahan yang
ada di meja dengan tisu di dekat laptop. Ia mengelap
dengan pelan. AYAH TEGUH datang dari kamar, dan kaget
dengan apa yang SWA lakukan.

AYAH TEGUH
(terkejut!)
Swa! Sapa iki sing numpahno kopi? Loh,
berkas laporan dadi hancur. Haduh! Iku
catetan gak ana file e. Kerjaane Ayah sek
akeh loh.
(Swa! Siapa ini yang menumpahkan kopi? Loh berkas
laporan jadi hancur. Haduh! Itu catatan nggak ada
file nya. Kerjaan Ayah masih banyak ini.)

SWA sangat terkejut, tubuhnya melangkah mundur, ia


sangat takut karena AYAH TEGUH berbicara dengan suara
keras.(CU) Matanya merah menahan tangis, ia tetap diam
berdiri. Tiba-tiba, BUNDA HANUM menghampiri SWA dan
memeluknya berusaha untuk menenangkan SWA.

BUNDA HANUM
Apa sih Yah, kok banter men lèk
ngomong?
(Apa sih Yah, kok keras banget kalau ngomong?)

AYAH TEGUH sibuk membersihkan berkas-berksnya yang


hancur, sambil marah-marah.
33

AYAH TEGUH
Lah berkas laporanku iki loh, Swa iki.
Kerjoanku sek akèh iki, iku gak ana
file e. Pengen tak kerjakno ndek omah,
malah ngene, duh!
(Lah berkas laporanku itu loh, Swa ini.
Kerjaanku masih banyak, itu nggak ada file nya.
Mau dikerjakan di rumah malah seperti ini,
duh!)

(CU) wajah SWA masih terlihat takut melihat AYAH TEGUH


membersihkan berkas laporannya. BUNDA HANUM mengusap
rambut dan menenangkan SWA.

BUNDA HANUM
Wes, wes, ndak papa.
Nanti bisa kok itu, dibenerin dulu.
Ayo maem apel ayo.
(Sudah, sudah, nggak apa-apa. Nanti bisa kok
Dicatat lagi. Ayo maem apel ayo.)

SWA masih tegang meski dipeluk BUNDA HANUM. Matanya


berkaca-kaca menahan tangis.
BUNDA HANUM
Kewedèn iki loh Yah deloken,
Ojok nyentak kayak ngono.
(Lihat, ketakutan ini loh Yah,
jangan bentak seperti itu.)

AYAH TEGUH
(nada emosi)
Lah terus yak apa iki?
(Lah terus, bagaimana ini?)

AYAH TEGUH terlihat sibuk membersihkan kopi yang


menetes di lantai. Tiba-tiba SWA melepas pelukan BUNDA
HANUM, ia berlari ke dalam.
CUT TO
34

22. INT. RUANG MAINAN – MALAM HARI [ESTABLISH]


CAST : SWA, TEDDY,RILAKUMA, DANBO, BARBIE

(LS) SWA mengambil TEDDY di rak dan duduk di pojok


sambil menaruh teddy di hadapannya. Kemudian TEDDY dan
seisi ruang mainan itu hidup. BONEKA RILAKUMA, DANBO
dan BARBIE turun dari rak dan berkumpul ke arah SWA.
SWA terlihat takut dan menahan tangis.

SWA
(Takut)
Aku dimarahi Ayah, gara-gara ndak bilang
Mbak Bella yang numpahin kopi.

TEDDY
kenapa kamu ndak bilang
ke Ayah kalo yang numpahin kopi
Itu Bella?

SWA
(Takut)
Lah nanti Mbak Bella dimarahin
Mamanya. Kemarin Ayah kan juga gitu
pas Mbak Bella mecahin guci.

Boneka-boneka itu ikut sedih memperhatikan SWA


bercerita. BONEKA DANBO mengelus tangan SWA.

TEDDY
Ngomong aja biar Ayah
ndak marah. Hi, takut.
(Ngomong saja biar Ayah nggak marah, hi takut.)

RILAKUMA
Itu ancen Ayah sing gampang marah.
Kan kemarin Ayah juga ndak bilang
waktu Bella mecahin guci. Ayah
saiki jadi jahat. Huh!
(Itu memang Ayah gampang marah. Kan
kemarin Ayah juga nggak bilang waktu
Bella memecahkan guci. Ayah sekarang jadi
jahat. Huh!)
35

Mendengar perkataan RILAKUMA, SWA langsung menangis.


BUNDA HANUM mendengar SWA menangis datang
menghampirinya sambil membawa apel. Ketika BUNDA HANUM
datang, TEDDY, RILAKUMA, DANBO dan BARBIE kembali
menjadi boneka mainan.
BUNDA HANUM
Sudah, cup, cup.
Ndak papa, apelnya maemen.
(Sudah, cup, cup. Nggak apa-apa, ini apelnya dimakan.)

BUNDA HANUM memberikan apel kepada SWA kemudian


menggendongnya. SWA memegangi apel, kepalanya bersandar
di bahu BUNDA HANUM.
DISSOLVE TO

23. EXT. KAMPUNG – PAGI HARI


CAST : MBAK TUTIK, PAK HARI, MAMA SARAH, AYAH BELLA,
MAMA SARAH

(LS) Suasana kampung pagi hari. Pengantar koran


melempar koran langganan ke depan pintu rumah SWA. MBAK
TUTIK membuka tokonya, PAK HARI menyirami tanamannya.
Beberapa saat kemudian AYAH BELLA dan MAMA SARAH keluar
sambil berdebat.
MAMA SARAH
Aku tak tuku sayur.
Anakmu terno sekolah.
(Aku mau beli sayur. Anakmu antarkan sekolah.)

AYAH BELLA
Emoh aku sek kesel wingi moleh bengi,
Ternoen dewe.
(Nggak, aku masih lelah, kemarin pulang larut malam.
Antar sendiri.)

MAMA SARAH
Mesti moleh kerjo nggak langsung moleh,
Anake iku loh pengen diterno Bapake.
(Tiap hari pulang kerja nggak langsung pulang,
Anaknya itu ingin diantar Ayahnya.)
36

AYAH BELLA masuk rumah, sedangkan MAMA SARAH pergi


mengendarai motor. MBAK TUTIK dan PAK HARI hanya
melihatnya saja. Beberapa saat kemudian Bu ITA dan
suaminya berangkat kerja.
PAK HARI
Berangkat kerja Bu?

BU ITA
Iya Pak, mari.
CUT TO
24. INT. DAPUR – PAGI HARI
CAST : SWA, ETTA, AYAH TEGUH

SWA berjalan dengan lesu ke dapur, hanya ada ETTA


menaiki babywalker-nya di depan pintu kamar mandi.
(SFX) suara gemericik air di dalam kamar mandi. SWA
duduk di kursi meja makan dengan lesu. Tiba-tiba ETTA
menangis, SWA mengusap air matanya kemudian
menghiburnya.
SWA
Dek Etta, jangan nangis, cup,
cup, cup. Nyanyi ayo nyanyi,
cicak cicak di dinding.

Tangisan ETTA betambah keras, Ia membenturkan


babywalker ke pintu kamar mandi. Suara BUNDA HANUM
terdengar dari dalam kamar mandi.

BUNDA HANUM
Siapa? sek, sek.
(Siapa? Sebentar, sebentar.)

ETTA mengangkat kedua tangannya dan berjinjit jinjit.


Ia meminta SWA untuk menggendongnya.
SWA
(kebingungan)
Bentar dek, Bunda bentar lagi
Wes selesai mandi. Gendong?
37

SWA semakin bingung menenangkan adik ETTA, ia berusaha


mengangkat ETTA dari babywalker. Tiba-tiba AYAH TEGUH
muncul dari belakang dan membentak SWA.

AYAH TEGUH
Heh Mbak, jangan. Nanti
jatuh, bahaya iki!

Tubuh SWA tersentak karena kaget dengan suara bentakan


AYAH TEGUH. (CU) Ia hanya diam ketakutan,matanya
TERLIHAT berkaca-kaca. ETTA semakin menangis kencang
digendong oleh AYAH TEGUH. Kemudian BUNDA HANUM keluar
dari kamar mandi dan langsung menggendong ETTA.

BUNDA HANUM
Kenapa Yah?

AYAH TEGUH
Swa, katè nggendong Etta,
Untung aku ngerti.
(Swa, mau gendong Etta, untung aku ngerti.)

BUNDA HANUM mengelus kepala SWA sambil menggendong


ETTA. BUNDA HANUM menuntun SWA untuk duduk di kursi
meja makan.
BUNDA HANUM
Uwes. sini Mbak Swa
tak buatin susu. Mbak Swa kan
belum kuat ya, nggendong adik.
Biar kuat, minum susu dulu.
(Sudah, sini Mbak Swa Bunda buatin susu.
Mbak Swa kan belum kuat ya, gendong adik.
Biar kuat, minum susu dulu.)

BUNDA HANUM menggendong ETTA sambil membuatkan susu


untuk SWA. SWA masih terdiam, matanya menahan tangis ia
terus memandang BUNDA HANUM kesana kemari. Mata SWA
menghindari AYAH TEGUH yang sedang duduk di depannya.
BUNDA HANUM berbicara kepada AYAH TEGUH tanpa
mengeluarkan suaranya, hanya bentuk mulutnya yang bisa
dipahami.
38

BUNDA HANUM
Stt, stt, Yah.. minta maaf yah,
ketakutan iku loh.

AYAH TEGUH melihat SWA ketakutan melihatnya, matanya


semakin terlihat menahan tangis. AYAH TEGUH menghampiri
SWA, dan jongkok di samping tempat duduk SWA

AYAH TEGUH
Mbak, Ayah minta maaf ya,
ndak boleh kayak gitu lagi ya.

SWA hanya diam, ia masih ketakutan memandang wajah AYAH


TEGUH. SWA tidak menjawab permohonan maaf AYAH TEGUH.

AYAH TEGUH
(senyum)
Nanti pulang kerja tak bawain
SWA masih terdiam
apel yangdan mencium
banyak tangan AYAH TEGUH
ya? Sekarang
kemudian AYAH Ayah
TEGUH
kerjaberangkat kerja. BUNDA HANUM
dulu ya, salim?
memberikan susu kepada SWA dan mengelus rambutnya. SWA
mengambil apel di atas meja, kemudian ia genggam. BUNDA
HANUM membuka toples gula yang kosong.

BUNDA HANUM
Loh gula e wes habis.
CUT TO :

25. EXT. HALAMAN RUMAH – PAGI HARI


CAST : SWA

SWA berjalan dengan riang, sambil membawa (CU)


bungkusan kresek di tangannya. Suara lirih SWA
menyanyikan lagu naik delman.

SWA
Pada hari minggu kuturut Ayah ke kota
naik delman istimewa kududuk di muka.
Ku duduk samping pak kusir yang terus bekerja.
39

BELLA bersiap berangkat sekolah diantar oleh Mamanya.


BELLA menghindar melihat wajah SWA. SWA melanjutkan
bernyanyi dan masuk dalam rumah.
CUT TO
26. INT. RUANG TAMU – PAGI HARI
CAST : SWA, ETTA BUNDA HANUM

SWA memberikan bungkusan kresek kepada BUNDA HANUM.

SWA
Bun, ini gulanya bun.

BUNDA HANUM melihat isi kresek yang SWA berikan.

BUNDA HANUM
Hmm, pinter e anake Bunda, Udah
bisa disuruh. Pinter, makasi ya
mbak. udah maino.

SWA
(Senang)
pinter bun?
Iya, sama-sama Bunda.

BUNDA HANUM menaruh kresek itu di atas meja. SWA


berlari ke tempat penyimpanan mainannya. Ia membawa
boneka-bonekanya dan di ditata berjajar di sofa. BUNDA
HANUM sibuk memencet handphone nya sambil bercanda
dengan ETTA yang dipangkunya.
SWA
Ayo, duduk yang rapi,
yang rapi.

SWA menata bonekanya sambil terus mengomel sendiri.(CU)


sesekali tangan SWA membenarkan posisi duduk boneka
Teddy.
SWA
Ayo, Mbak Rila kok ndak lurus,
Ndak rapi. Sing nurut, kok nakal sih?
Ndak boleh itu, nanti dipukul lho.
40

Dissolve to:
26A. INT RUANG TAMU _ PAGI HARI
CAST : SWA, ETTA, BUNDA HANUM, BONEKA TEDDY,
BONEKA RILAKUMA,BONEKA DANBO

(FS) SWA memakai kemeja putih dan rok hitam serta


rambutnya diikat seperti seorang guru. Boneka-bonekanya
hidup dan berbicara. SWA memarahi boneka nya karena
tidak menurut, ia mengomel sambil menuding murid-
muridnya dengan penggaris.

SWA
Ayo mbak Rila, bilang maaf.

(CU) RILAKUMA menunjuk TEDDY karena tidak merasa salah.

BONEKA RILAKUMA
Tadi Teddy kok yang ndorong.

SWA
Kok ndak mau? Ndak boleh itu,
ayo minta maaf. Haduh duh!

Mereka saling tidak mengakui kesalahannya. (CU) TEDDY


pun menunjuk RILAKUMA yang harus minta maaf dahulu.

BONEKA TEDDY
Tadi aku udah pinter, udah rapi, lurus.
Rilakuma yang nyenggol, nyenggol.
SWA
Ayo ngaku, siapa yang tadi
Ndorong-ndorong?

BONEKA TEDDY
Rila bu.

BONEKA RILAKUMA
Loh, teddy Bu.
41

SWA marah, ia menuding RILA dan TEDDY dengan


menggunakan penggaris, karena tidak mau saling meminta
maaf.
SWA
(melotot)
Ayo, Ndak boleh berantem,
yang ndak ngaku ndak dibeliin permen

(CU) Tiba-tiba DANBO, RILAKUMA dan TEDDY tertawa


melihat SWA.

BONEKA RILAKUMA
Bu saya ndak mau sisiran,
Ndak punya rambut.

SWA heran melihat RILAKUMA, DANBO, dan TEDDY tertawa.


(CU) Ia kaget penggaris yang di tangannya menjadi sisir
roll rambut.
Continued to :

26. INT. RUANG TAMU – PAGI HARI


CAST : BUNDA HANUM, SWA, ETTA

(CU) SWA memegang sisir roll rambut. BUNDA HANUM sedang


sibuk menggarisi buku catatannya. ETTA sedang mondar
mandir di babywalker-nya dengan riang.

BUNDA HANUM
Bunda mau pakek penggarisnya Mbak,
mau bikin tabel buat jualannya Bunda.
Mbak Swa pakek itu aja ya buat mainan.

(CU) SWA menoleh ke arah BUNDA HANUM, sambil


mengernyitkan keningnya terlihat jengkel.

SWA
Kan aku jadi guru Bunda,
Bunda iki.

SWA melanjutkan memarahi bonekanya tanpa sebab. (CU)


SWA menuding boneka-bonekanya dengan sisir roll rambut
42

SWA
Mas Teddy ini, kok malah ketawa
Ayo minta maaf. Kok jadi ndak
ada yang ngaku?

SWA
Mas Danbo juga, diam yang rapi.
Yang rapi nanti pulang duluan.

Swa diam dan kemudian duduk diantara BUNDA HANUM dan


boneka, SWA menguap lebar. Tiba-tiba SWA berlari ke
dalam, kemudian ia datang membawa apel dengan riang. Ia
memamerkan apelnya kepada boneka-bonekanya.

SWA
(senang)
ini loh apel,
Enak, mau? Jangan, ini punya Swa.

SWA menonton tv sambil makan apel disebelah BUNDA


HANUM. BUNDA selesai mencatat, tangan kiri BUNDA HANUM
menepuk tangan ETTA yang tertidur disampingnya.

SWA
Kapan Swa dibeliin boneka
tangan Bunda?

BUNDA HANUM
Nanti ya, kalo hari minggu keluar.
Di HP Ayah ada video dongeng Super
Bimo kemarin Mbak.

(CU) TV masih dalam keadaan menyala. SWA dan ETTA sudah


tertidur pulas disamping BUNDA HANUM. BUNDA HANUM
memindahkan ETTA ke kamar, kemudian menggendong SWA
menuju kamar. (CU) TV yang dimatikan.

DISSOLVE TO :
43

27. INT. RUANG TAMU – SORE HARI


CAST : SWA, TEDDY, RILAKUMA, DANBO, BUNDA HANUM, ETTA

(MS) televisi menyala program upin-ipin. SWA sudah


duduk manis di kursi dengan lesu. Sesekali dia menoleh
ke boneka yang berada di sampingnya. (CU) Di meja masih
berantakan barang BUNDA HANUM, kacamata, buku,
penggaris dan pulpennya. SWA mencoba memakai kacamata
BUNDA HANUM dan meniru seperti bu guru di upin-ipin, ia
bermain lagi dengan bonekanya.

SWA
Ayo sekarang kita belajar
bernyanyi.

(CU) SWA terlalu memaksa memakai kacamata BUNDA HANUM


meskipun tidak pas. Tiba-tiba terdengar bunyi KLAAK..
suara gagang kacamata BUNDA HANUM yang patah saat SWA
berusaha memakainya. SWA terdiam, wajahnya terlihat
takut. TEDDY, RILAKUMA dan DANBO yang melihat SWA
mematahkan kacamata.

TEDDY, RILA, DANBO


Ah.

SWA memandang gagang kacamata yang patah, kemudian


melihat sekitar.(MS) Wajah SWA yang takut dan terdiam.
Beberapa menit kemudian ia berlari ke tempat ruang
mainan, sambil membawa kacamata. (CU) TERLIHAT TV yang
masih menyala program upin-ipin. BUNDA HANUM keluar
kamar menuju dapur sambil memanggil SWA untuk mandi.

BUNDA HANUM
Mbak Swa ayo mandi.
DISSOLVE TO :
28. INT. RUANG MAINAN SWA – SORE HARI
CAST : SWA TEDDY RILAKUMA DANBO

TEDDY RILAKUMA dan DANBO berbisik-bisik membahas


kacamata Bunda yang patah. SWA datang membawa tali
benang putih. SWA sudah rapi dan segar seusai mandi
44

sore. Ia langsung membuka kotak mainannya. (CU) SWA


menyimpan kacamata BUNDA HANUM yang patah, dalam kotak
mainan.
TEDDY
Ngomong aja sama Bunda kalo
ndak sengaja.

RILA
Jangan! Nanti Bunda sama Ayah
marah. Hi takut.

SWA
(Takut)
Nanti kalo Bunda marah
Ndak mau tak peluk lagi?

RILAKUMA
Ndak mau lah, kan nanti Bunda marah.
Makanya, kita benerin sendiri ae
nanti kalo wes bener kan Bunda
sama Ayah ndak tahu kalau patah.

SWA mencoba mengikat gagang yang patah dengan tali yang


ia bawa tetapi tidak bisa. RILA menguap melihat SWA
yang dari tadi tidak berhasil memperbaiki kacamata.
TEDDY membantu SWA menarik tali yang diikat. Sedangkan
DANBO sedang bercanda dengan BARBIE.
SWA
Kok ndak iso?
(Kok nggak bisa?)

SWA duduk di pojok ruangan menghadap dinding tepat


disamping kotak mainan. (CU) ia coba mengikat gagang
kacamata yang patah, tetapi tetap tidak bisa. Kacamata
itu tetap tidak tersambung, SWA (MS) meletakkan kembali
kacamata di dalam kotak mainan. Ia berjalan menuju
ruang tamu dengan lesu sambil membawa teddy.
CUT TO]
45

29. INT. RUANG TAMU – SORE HARI


CAST : SWA

SWA duduk di sofa dengan wajah lesu, ia menonton upin-


ipin sambil memeluk teddy. TERDENGAR suara BUNDA HANUM
sedang sibuk di dapur. SWA terdiam melihat (MS) buku
catatan BUNDA HANUM di atas meja. SWA mengambil buku
catatan BUNDA HANUM kemudian berlari ke ruang mainan.
Suara AYAH TEGUH membuka pintu.

AYAH TEGUH
Assalamualaikum.

SWA langsung berlari ke ruang tamu, ia menanyakan apel


yang dijanjikan oleh AYAH TEGUH tadi pagi. Ayah
menjawab pertanyaan SWA dengan wajah lelah dan dingin.

SWA
Ayah, mana apelnya?

AYAH TEGUH
Oh iya. Ayah kecapekan jadi
lupa, besok ae ya?

SWA duduk di kursi dengan lesu, ia kecewa dengan AYAH


TEGUH yang lupa dengan janjinya. SWA menonton program
kartun lain. Kemudian AYAH TEGUH duduk di samping SWA,
dan ikut menonton tv sambil mengelus rambut SWA. (CU)
program pada zaman dahulu yang menceritakan tentang
buaya yang bohong, akibat keserakahannya memakan jatah
temannya, buaya hitam mendapat hukuman oleh raja buaya.

Raja Buaya
Buaya putih aku lihat kelompokmu gemuk-
gemuk. Itu tanda bahwa kamu adil
membagi daging yang aku berikan.
Tetapi, mengapa kelompok Buaya hitam
Banyak yang meninggal? Mana Buaya
Hitam? Ku utus kau untuk membawa Buaya
Hitam
46

(MS TV) Buaya Putih mendatangi rumah Buaya Hitam. Buaya


Hitam yang gemuk sedang asik makan daging rusa yang
Raja Buaya berikan.
Buaya Putih
Hei Buaya Hitam, aku lihat di perjalanan
Sungai banyak temanmu mati terapung. Apa
Kau makan jatah daging teman-temanmu?

Buaya Hitam
Sudah lah jangan ikut campur. Mending kau
makan denganku sekarang.

(CU TV) Buaya Putih berusaha menyeret Buaya Hitam untuk


menghadap Raja. Tetapi Buaya Hitam mengelak, mereka
bertarung sengit. Hingga Buaya Putih berhasil menggigit
badan Buaya Hitam dan membenturkan ke batu yang besar,
karena makanan Buaya Hitam masih ada di moncongnya gigi
Buaya Hitam yang tajam itu patah. Buaya putih
menyeretnya ke hadapan Raja. Melihat adegan tersebut,
AYAH TEGUH menakut nakuti SWA agar ia tidak berbohong
seperti di film kartun yang ia tonton.

AYAH TEGUH
Loh itu kenapa mbak giginya?
Makanya ndak boleh berbohong ya.

SWA
Kenapa?

AYAH TEGUH
Swa mau gigi nya ompong,
Terus ndak bisa makan apel?
SWA
(ketakutan)
Ndak mau Yah.
Aku suka apel.

SWA terlihat takut giginya ompong, tangannya memegangi


bibirnya. BUNDA HANUM membuka bufet bawah TV kemudian
menutup lagi, seperti sedang mencari sesuatu.
47

AYAH TEGUH
Nah makanya, kalo bohong nanti
gigi Swa ompong. Terus, ndak bisa
makan apel, Hii.

SWA
Ndak mau,
ndak mau Yah.

AYAH TEGUH
(Tertawa)
Jangan bohong pokoknya.

AYAH TEGUH dan SWA terganggu dengan BUNDA HANUM yang


dari tadi mondar mandir di depan TV.

AYAH TEGUH
Ngapain sih Bun?
Ndak kelihatan TV nya.

BUNDA HANUM
Ini loh, cari buku catatan yang biasae
tak buat nyatet jualan online Yah.
Ayah lihat ndak?
AYAH TEGUH
Ndak lihat. Ndak ada
disini, Ayah dari tadi disini.

BUNDA HANUM
Masak? koyoke tadi tak taruh meja
kok Yah. Mbak Swa tahu ndak Mbak?
(masak? Sepertinya tadi ditaruh di meja kok Yah.
Mbak Swa tahu nggak Mbak?)

(MS) SWA diam ketakutan melihat BUNDA HANUM


kebingungan. Ia pun tidak menjawab pertanyaan BUNDA
HANUM.
AYAH TEGUH
Mesti Bunda lupa, di kamar paling.

BUNDA HANUM
Udah tak cari di kamar. Haduh catetan
kabeh ndek buku. Tak cari e lagi.
(Udah dicari di kamar. Haduh semua catatan
di buku itu. Coba Bunda cari lagi.)
48

BUNDA HANUM masuk ke dalam kamar. Beberapa saat


kemudian, SWA berlari ke tempat mainannya sambil
membawa teddy.

CUT TO
30. INT. RUANG MAINAN SWA – SORE HARI
CAST : SWA

SWA langsung membuka kotak mainannya. (CU) Buku catatan


dan kacamata yang patah masih tersimpan. BARBIE yang
sedang mengecat kukunya, kaget dengan kedatangan SWA.

BARBIE
Ah kukuku.
Ngagetin aja.

SWA segera menutup kotak mainan dan duduk di depan


kotak itu, matanya tajam dan awas, memandang luar
ruangan takut jika BUNDA HANUM melihatnya. TEDDY pun
juga terlihat tegang, terlihat RILA dan DANBO sedang
duduk minum teh dicangkirnya.
Dissolve to :
31. EXT. RUMAH SWA – MALAM HARI [ESTABLISH]

Suasana malam hari rumah SWA, terlihat ada penjual tahu


tèk keliling sedang menjajakan dagangannya sambil
memukul wajan.
Dissolve to :
32. INT. RUANG TAMU – PAGI HARI
CAST : BUNDA HANUM, SWA, AYAH TEGUH, ETTA

(LS) Suasana ruang tamu yang sepi dan gelap hanya lampu
kuning redup yang menyala, (SFX) TERDENGAR suara ayam
berkokok. SWA berjalan keluar dari kamar dengan lesu,
kemudian duduk di sofa ruang tamu. TERDENGAR suara
BUNDA HANUM sudah sibuk di dapur, dan suara AYAH TEGUH
yang sedang mandi di kamar mandi. SWA menyalakan TV dan
menonton kartun SpongeBob. Sesekali SWA menoleh ke arah
pintu depan kemudian kembali menonton TV. Tiba-tiba,
TERDENGAR suara orang melempar koran pada pintu dari
luar. SWA langsung bergegas (CU) membuka pintu yang
49

masih terkunci. SWA langsung berlari dengan cepat ke


tempat mainannya sambil membawa koran.

BUNDA HANUM
(OS)
Swa, udah bangun nak?

SWA berlari kembali ke ruang tamu, ia melanjutkan


menonton tv. Beberapa saat kemudian BUNDA HANUM datang.

BUNDA HANUM
Ini, diminum susu nya mbak.
Hm, anake Bunda bangun pagi rèk.
(Ini, diminum susunya Mbak.
Hm, anaknya Bunda bangun pagi.)

SWA berjalan ke arah dapur sambil minum susu. AYAH


TEGUH terlihat sudah segar kemudian membuka pintu rumah
mencari koran langganan biasanya, tetapi tidak ada.
AYAH TEGUH menutup pintu dan bertanya kepada BUNDA
HANUM.
AYAH TEGUH
Bun, koran hari ini mana?

AYAH TEGUH mencari koran di rak bawah meja.

BUNDA HANUM
(OS)
Diluar Yah, belum diambil.

AYAH TEGUH
Ndak ada bun diluar.

BUNDA HANUM
(OS)
Libur paling Yah, ndak nganter koran.
(Libur mungkin Yah, nggak antar koran.)

AYAH TEGUH kemudian berjalan menuju dapur.


CUT TO
50

33. INT. DAPUR – PAGI HARI


CAST : SWA, BUNDA HANUM, AYAH TEGUH ETTA

AYAH TEGUH duduk di depan SWA yang sedang minum susu


botolnya. AYAH TEGUH minum kopi dan mencicipi kue
pisang goreng buatan BUNDA HANUM. TERDENGAR suara
tangisan ETTA dalam kamar, BUNDA HANUM berlari ke
kamar. BUNDA HANUM datang sambil menggendong ETTA.

AYAH TEGUH
Eh, Dek Etta wes bangun, gendong
dulu sama Ayah.

AYAH TEGUH menggendong ETTA mondar mandir di sekitar


meja makan. BUNDA HANUM masih menanyakan buku catatan
dan kacamatanya, AYAH TEGUH menjawabnya sambil bergurau
dengan ETTA.
BUNDA HANUM
Yah, ndak lihat buku catetanku? sama
kacamata juga. Haduh pesenan kemarin
disitu semua.

AYAH TEGUH
Mesti lali, kabeh-kabeh lali. Koran
ini ya kemana iki. Aku berangkat
lebih pagi bun, rekap laporannya
belum selesai.
(selalu saja lupa, semuanya lupa. Koran juga
kemana ini. Aku berangkat lebih pagi Bun,
rekap laporannya belum selesai.)

BUNDA HANUM
iya Yah, ndak tau i, dari kemarin kok
nyari barang ndak ada, lupa naruhnya
dimana. Belum selesai rekap laporannya?
(Iya Yah, nggak tau dari kemarincari barang kok
nggak ada. , lupa taruhnya dimana. Belum
selesaai rekap laporannya?)

AYAH TEGUH
Belum, makanya berangkat lebih pagi.
51

Mendengar percakapan BUNDA HANUM dengan AYAH TEGUH, SWA


sangat cemas. (CU) SWA minum susu dengan wajah
ketakutan. (LS) kemudian BUNDA HANUM melanjutkan masak,
AYAH TEGUH masih mondar mandir menggendong ETTA.
CUT TO

34. INT. RUANG TAMU – PAGI HARI


CAST : SWA, BUNDA HANUM

(LS) BUNDA HANUM mondar mandir di ruang tamu, ia


mencari di bufet bawah TV. (MS) BUNDA HANUM membongkar
isi rak bawah meja. SWA yang duduk di sofa sedang
berbisik dengan boneka teddy disampingnya.

SWA
Gimana iki benerinnya?

BUNDA HANUM
Mbak,ndak lihat buku sama kacamata
Bunda ta? Bunda lak ndak iso dapet
rak tv kalo itu ilang. Bukti e
ndek situ kabeh.
(Mbak, nggak lihat buku sama kacamata
Bunda? Bunda nggak bisa dapat rak tv
kalau itu hilang. Buktinya semua disitu.)

SWA tidak menjawab pertanyaan BUNDA HANUM, ia hanya


menggelengkan kepala. Kemudian SWA berlari sambil
membawa boneka teddy ke tempat mainan.
CUT TO

35. INT. RUANG MAINAN SWA – PAGI HARI.


CAST : SWA, EDDY, RILAKUMA, DANBO, BARBIE

SWA berlari dan membuka kotak mainan, kemudian ia


mengeluarkan kacamata BUNDA HANUM yang patah. SWA duduk
menghadap dinding di samping kotak, ia memandangi
kacamata yang patah. SWA meletakkan TEDDY di depannya.
RILAKUMA, DANBO dan BARBIE mengajak SWA menikmati
secangkir teh.
DANBO
Swa, sini minum teh bareng
52

SWA hanya menggelengkan kepala kepada DANBO. Kemudian


ia menceritakan kepada bonekanya dengan suara berbisik.

SWA
Gimana Teddy, kacamata Bunda harus
dibenerin, nanti Ayah marah lagi.

BUNDA HANUM keluar dari kamar mandi, tanpa sengaja


melihat SWA sedang berbicara sendiri dengan bonekanya.
BUNDA HANUM yang berdiri di pintu kaget mendengar
obrolan SWA tentang kacamata BUNDA HANUM yang
dipatahkannya.
TEDDY
Kamu ngomong jujur aja,
Jadi kan ndak ketakutan lagi.

RILAKUMA
Udah minum teh saja dulu.
Ini.

SWA menikmati secagkir teh dengan TEDDY, RILAKUMA dan


DANBO. BUNDA HANUM yang melihat di pintu pergi ke ruang
tamu.

SWA
Cangkirnya ndak enak, sakit
ditangan.

SWA melihat gagang cangkir yang membuat tangannya tidak


nyaman, ia melihat cangkirnya dibalut selotip karena
pernah patah.
DANBO
Itu kan kamu banting dulu waktu
marah sama Etta.

SWA
Iya terus dibenerin Bunda
Soale Swa nangis.
(Iya terus diperbaiki Bunda, karena Swa menangis)
53

(CU) SWA terdiam memandangi Rilakuma, sesekali ia


memandang cangkir itu.
SWA
Pakai selotip itu bisa benerin
mainan Swa. Pakai selotip
juga bisa benerin kacamata Bunda ya Rila?

RILAKUMA
Bisa kan nempel, ayo
kita cari selotip

TEDY
Sudah ngomong jujur aja ke Bunda,
Bunda nanti juga bantu memperbaikinya.

RILAKUMA
Ngawur kamu, nanti Swa dimarahi. Udah Swa
Ikuti aja saranku biar kamu ndak kena marah.

TEDDY
Nanti kamu semakin berbohong kepada
Bunda. Kalau ketemu Bunda sama Ayah
kamu akan ketakutan kayak tadi?

RILAKUMA
Ah, sudahlah. Ayo Swa
kita cari selotip

SWA bingung melihat TEDDY dan RILAKUMA yang sedang


berdebat. SWA membawa RILAKUMA keluar, TEDDY dan DANBO
hanya terdiam melihat mereka. DANBO tidak sadar
menumpahkan tehnya, hingga DANBO mejerit.

DANBO
Aw panas
CUT TO
36. INT. KAMAR – PAGI HARI
CAST : SWA
SWA berlari ke meja rias BUNDA HANUM. SWA menggeret
kursi dan menaikinya. (CU) Ia membuka kotak kecil yang
54

ada di atas meja. SWA mengambil selotip dan


guntingdalam kotak.
SWA
Ini, bisa ini.

Kemudian SWA berlari ke ruangan mainan sambil


menggendong Rila dan membawa selotip dan gunting.

CUT TO
37. INT. RUANG MAINAN – PAGI HARI
CAST : SWA, TEDDY, RILAKUMA, DANBO

SWA datang kemudian duduk menghadap dinding. Ia


berusaha menempelkan selotip ke gagang kacamata.

SWA
Nah, ini Rila. Bunda
benerinnya pakai selotip.

(CU) SWA menempelkan selotip pada gagang kacamata


tetapi tetap tidak bisa tersambung. Ia terus mencoba
menempelkan selotip kembali.

SWA
Kok ndak bisa,
ayo bantuin.

TEDDY hanya terdiam di atas kardus yang tidak terpakai.

TEDDY
Swa, kamu ingat kan cerita Super
Bimo yang jujur. Mending Kamu bilang
saja ke Bunda. Ayah juga pernah
melarang buat berbohong.

SWA berpikir perkataan TEDDY sambil memperbaiki


kacamata Bunda Hanum. RILAKUMA datang menghampiri
TEDDY.
RILAKUMA
Dari kemarin, kamu banyak komentar
udah mending bantuin aja.
55

TEDDY
Ndak mau, kamu ngajak Swa buat
berbohong.

RILAKUMA
Itu biar Swa ndak dimarahi
Ayah sama Bunda.

RILAKUMA mendorong TEDDY hingga jatuh ke kardus mainan


yang tidak terpakai. RILAKUMA menutup kardus itu
memberi solasi agar TEDDY tidak bisa keluar. TEDDY
menggedor kardus dari dalam. SWA masih berusaha
memperbaiki kacamata BUNDA HANUM dengan serius. SWA
tidak sadar bahwa RILAKUMA memasukkan TEDDY di kardus
pojok ruangan dekat pintu. DANBO tiba-tiba lari hendak
menolong TEDDY, tetapi RILAKUMA mengancamnya.

RILAKUMA
Apa mau juga dikunci di dalam kardus?

DANBO
Ndak.

Danbo duduk di atas kardus tempat TEDDY dikunci.


RILAKUMA membantu SWA menarik selotip dan menekannya
agar terpotong dari alat pemotongnya. SWA menghela
napas panjang, ia masukkan lagi kacamata, gunting dan
selotip dalam kotak mainannya. SWA berjalan ke ruang
tamu sambil membawa Rilakuma.
CUT TO
38. INT. RUANG TAMU-PAGI HARI
CAST : BUNDA HANUM, ETTA, SWA

Wajah BUNDA terlihat kecewa, ia memangku ETTA sambil


berpikir dan bebicara sendiri.

BUNDA HANUM
Iya, lewat dongeng.
Dek Etta mau Bunda dongengin?
56

ETTA tersenyum kepada BUNDA HANUM. SWA datang kemudian


duduk di samping BUNDA HANUM sambil memeluk boneka
Rilakuma.
BUNDA HANUM
Mbak Swa, sini. Bunda mau
bercerita dongeng bagus.

SWA
Dongeng Bunda?

BUNDA HANUM
Iya, mau?

SWA menganggukkan kepalanya dengan cepat, kemudian ia


mengubah duduknya menghadap BUNDA HANUM.

BUNDA HANUM
Suatu hari ketika Cika sedang pergi ia
menitipkan telur-telur ayamnya kepada
Super Bimo. “Super Bimo tolong jaga telur
Ayamku hingga aku kembali ya.” Super Bimo
pun menjawab “siap Cika.”Ketika Super
Bimo sedang bermain bola di kandang
Ayam, tidak sengaja Super Bimo memecahkan
satu telur Ayam.
Wajah SWA yang ikut cemas mendengar dongeng BUNDA HANUM
ketika Super Bimo memecahkan telur ayam.

SWA
Loh, terus dimarahin Cika?

BUNDA HANUM
Sebentar, belum selesai. Super Bimo
bingung dan takut.Tiba-tiba Cika
sampai di kandang ayamnya, Super Bimo
pun takut dan mengaku bersalah.

(CU) SWA membelalakkan matanya, ia ikut tegang dengan


dongeng BUNDA HANUM.
57

BUNDA HANUM

“tadi tidak sengaja bolaku memecahkan


telurmu, maafkan ku Cika. Kamu boleh
tidak berteman lagi denganku. Cika pun
kaget mendengarnya, Cika masih mempunyai
5 telur lagi yang utuh. “tidak apa-apa
Super, kamu tetap temanku yang baik karna
kamu berani mengakui kesalahanmu, aku
masih punya 5 telur lagi.” Mendengar
jawaban Cika, Super Bimo pun
berterimakasih dan meminta maaf kepada
Cika. “Kamu baik hati sekali Cika, aku
akan siap menolongmu ketika membutuhkan
bantuan.”
SWA
Terus Super Bimo ndak dimarahi Bunda?

Bunda menjelaskan kepada SWA dengan pelan-pelan. Ia


memperagakan ekspresi senang jika SWA dan dek Etta
berani berkata jujur. Bunda juga mencontohkan ekspresi
sedih jika mereka berbohong.

BUNDA HANUM
ndak, soale Super Bimo wes berani
jujur. Malah Cika berbagi makanan sama
Super Bimo. Jadi, kalo berani jujur
ndak dimarahi. Swa sama Dek Etta juga
SWA mbak Etta jujur,
gitu, kalo Swa sama
BundaOjok
dadisedih Bunda.
seneng, kaloCika baik Bunda
bohong,
ya Bundakayak Super Bimo.
sedih.

BUNDA HANUM
Sekarang Bunda ndak sedih, kan
Mbak Swa sama dek Etta ndak
bohong. Iya baik, kayak ini Mbak
Super Bimo yang jadi penolong jika
dan berbuat jujur.

SWA
Oh iya Bunda, yang kemarin itu
Super Bimo juga ndak mau ya dikasih
58

uang sama pencurine.

BUNDA HANUM
Iya, Super Bimo iku selalu
berbuat baik, suka menolong
dan selalu jujur Mbak.

SWA hanya terdiam mendengar perkataan BUNDA HANUM, ia


sedang berpikir. BUNDA HANUM mengotak atik HP nya,
kemudian mengajak SWA menyirami tanaman.
BUNDA HANUM
Haduh panase Mbak hawane. Tanaman
ndek luar wes layu ndak pernah
disiram. Cuacane panas gini. Ayo
nyiram bunga yuk di halaman.
(Haduh, gerah sekali. Tanaman di luar
sudah layu nggak pernah disiram. Cuacanya
panas gini. Ayo nyiram bunga yuk di
halaman.)

BUNDA yang menggendong ETTA pergi ke halaman, SWA


menyusul di belakangnya.
CUT TO
39. EXT.HALAMAN RUMAH – PAGI HARI
CAST: SWA, BUNDA HANUM, ETTA

BUNDA sedang menyirami tanaman yang ada di halaman


dengan selang, tanaman pucuk merah nya sudah besar dan
subur berbentuk mirip seperti pohon cemara kecil yang
dijejer. SWA datang sambil membawa boneka teddy, ia
berlari lari di sekitar halaman.

BUNDA HANUM
Hati-hati mbak Swa,
nanti jatuh

SWA
Iya bunda.

SWA kembali berlari-lari kecil mengitari pot bunga


bougenvil, tiba-tiba SWA terpeleset hingga mau
59

terjatuh. BUNDA kaget dan hendak menolong SWA yang akan


jatuh.
BUNDA HANUM
Awas mbak.

Tanpa sengaja BUNDA menyenggol pot bunga yang ada di


dinding pembatas tetangga sebelah, dan pot tersebut
pecah.
BUNDA
Aduh!

SWA yang berhasil menyeimbangkan tubuhnya sehingga


tidak jadi terjatuh, ia tersentak mendengar pecahan pot
yang besar itu. BUNDA terlihat bingung dan panik.

BUNDA
Pot e Bu Ita pecah.

SWA
Kenapa Bunda, pecah?
Nanti marah orangè Bunda.
(Kenapa Bunda, pecah? Nanti orangnya
Marah Bunda.)

SWA menghampiri pecahan pot, ia berdiri di samping


BUNDA HANUM. BUNDA jongkok sambil menumpuk pecahan pot.
BUNDA
Tak bersihin dulu wes,
Haduh marah ndak ya Bu Ita?
Tak bilang wes pas Bu Ita pulang kerja.
(Bunda bersihin dulu saja, haduh marah nggak yaa Bu Ita?
Nanti saja bilang waktu Bu Ita pulang kerja.)

BUNDA masuk ke dalam menaruh ETTA dan mengambil sapu.


BUNDA HANUM merapihkan pot yang pecah dan menaruhnya
dipojok rumah Bu Ita. SWA berdiri di samping BUNDA
hingga selesai membersihkan pot. Kemudian SWA masuk ke
dalam rumah disusul dengan BUNDA HANUM.
CUT TO
60

40. INT. RUANG TAMU – SIANG HARI


CAST: SWA, BUNDA HANUM, ETTA

ETTA sedang mondar mandir di area ruang tamu dengan


babywalkernya. SWA berjalan masuk ke ruang tamu sambil
menggendong rilakuma, disusul BUNDA HANUM di
belakangnya. BUNDA HANUM duduk di samping SWA kemudian
melihat HPnya.
BUNDA HANUM
Kok mas mas pengiriman belum
dateng? Kudu ditelpon iki.
Bunda juga kudu rekap pesenan
bulan iki yang di hp menèh.
(Kok mas mas pegiriman belum datang? Harus ditelpon ini.
Bunda juga harus rekap pesanan bulan ini yang di hp lagi.)

Bunda menyalakan televisi, menonton program desain


rumah. SWA fokus menonton saat penjelasan tips membuat
pigura yang memakai lem untuk merekatkan. (CU) lem yang
tampil di televisi, (CU) eksresi SWA yang sangat
serius.
BUNDA HANUM
Bagus ya mbak? Bunda tak coba bikin
ya. Eh lupa, Bunda mau telpon mas
pengiriman.

BUNDA memencet Hpnya, menelpon jasa pengiriman.

BUNDA HANUM
Halo mas, saya udah
Pesen dari tadi, mau go send.
Oh gitu, oke aku tunggu ya mas.

Ditengah BUNDA sedang sibuk menelpon, SWA berlari ke


arah kamar sambil membawa boneka Rilakuma.
CUT TO
61

41. INT. KAMAR – SIANG HARI


CAST : SWA

SWA berlari ke meja rias BUNDA HANUM, ia menaiki kursi


dan mencari lem dalam kotak kecil yang ada di atas
meja.
SWA
Pakek lem ya Rila, tadi di
TV bisa. Sepatu Swa
juga pernah dilem Ayah.

Swa sudah mencari lem di dalam kotak tetapi tidak ada.

SWA
Kok ndak ada Rila.

Tiba-tiba suara BUNDA HANUM dari arah dapur memanggil


SWA.
BUNDA HANUM
(OS)
Mbak Swa, Mbak? Bunda
minta tolong mbak.

Mendengar suara BUNDA HANUM, SWA menutup dan menaruh


kembali kotak ke asalnya. Ia berlari menghampiri BUNDA
HANUM sambil membawa rilakuma.
CUT TO
42. INT. DAPUR – SIANG HARI
CAST : BUNDA HANUM, SWA

SWA berlari menghampiri BUNDA HANUM yang sedang sibuk


membuka lemari dapur.
SWA
Apa Bunda?

BUNDA HANUM
Tolong beliin teh mbak, di Mbak Tutik.
sek tak ambilin uang.
(Tolong belikan teh Mbak, di Mbak Tutik. Sebentar Bunda
Ambilkan uangnya.)
62

BUNDA HANUM mengambil uang di atas lemari es, kemudian


memberikannya kepada SWA.
BUNDA HANUM
Bilang, beli teh satu terus jangan
lupa kembalian. Jangan dibeliin jajan
loh ya. Jajan mbak Swa sek banyak.
SWA
Teh satu Bunda? iya.

BUNDA HANUM
hati-hati Mbak, dipegang yang
kuat biar uang e ndak jatuh.

SWA berjalan keluar dengan santai.


CUT TO
43. INT. HALAMAN RUMAH – SIANG HARI
CAST : SWA

(LS) SWA berjalan dengan santai, matanya sambil melihat


sekitar. BELLA pulang dari sekolah diantar oleh MAMA
SARAH. Melihat SWA, BELLA langsung masuk ke dalam
rumah. MAMA SARAH menyapa SWA
MAMA SARAH
Nandi Swa?
(Kemana Swa?)
SWA
Beli teh satu, sama kembalian.

MAMA SARAH
Oalah, hati-hati uange jatuh.

SWA memegang uang yang digulung sangat erat, sesekali


ia melihat uang yang dipegangnya.
CUT TO
44. EXT. TOKO – SIANG HARI
CAST : SWA, Mbak tutik

SWA memanggil MBAK TUTIK sambil berjinjit-jinjit dan


menyodorkan uangnya.
SWA
63

Mbak tutik, Mbak tutik.

Kemudian MBAK TUTIK datang dan langsung menerima uang


SWA.
MBAK TUTIK
Tumbas apa Swa?
(Beli apa Swa?)

SWA
Tumbas teh satu, sama
kembalian.
(Beli teh satu, sama kembalian)

MBAK TUTIK
Teh? Sek, sek.
(Teh? sebentar.)

Sambil menunggu MBAK TUTIK mengambilkan gula, SWA


jongkok melihat barang yang ditata di etalase. Tertata
peralatan sekolah, ada buku, pensil, bulpoin. (CU)
TERLIHAT banyak macam lem yang dijejer di dalam
etalase. Ada yang warna tutupnya merah, ada yang
kuning.
MBAK TUTIK
Nduk, iki. Kembaliane ndek
dalem kresek yo?
(Nak, ini. Kembalian di dalam kresek ya?)

SWA
Iya, makasih Mbak Tutik.

MBAK TUTIK
Hati-hati lèk nggawa, mlaku ae.
(Hati-hati kalau bawa, jalan saja.)

SWA berjalan dengan pelan, dan melihat isi dalam


kresek.
CUT TO

45. INT. RUANG TAMU – SIANG HARI


64

CAST : SWA, BUNDA HANUM, ETTA, tukang pengiriman

BUNDA HANUM memberikan barang yang perlu dikirimkan dan


menandatangani resi pengiriman.

Tukang Pengiriman
Silahkan dicek lagi
Resinya bu, sama tanda tangan
disini.

BUNDA HANUM
Bener kok mas, oke disini
ya. Makasih ya mas.

SWA datang memberikan kresek kepada BUNDA HANUM yang


sedang sibuk dengan pengirimannya.

SWA
Bun, ini.

BUNDA HANUM
(tersenyum)
Iya bentar mbak.

Tukang Pengiriman
Nanti kalo sudah terikirim
tampil di aplikasinya.

BUNDA HANUM
Oke mas.

BUNDA HANUM menutup pintu kemudian duduk di sofa. BUNDA


HANUM memeriksa barang yang dibeli SWA.

BUNDA HANUM
Pintere Mbak Swa, lihat se bener
ndak? bener, makasih ya Mbak.
(Pinternya Mbak Swa, lihat benar nggak? Bener,
Makasih ya Mbak.)
65

SWA duduk dan tersenyum, BUNDA HANUM membawa gula ke


dapur. SWA menonton TV, sesekali ia melihat uang
kembalian di atas meja. (CU) wajahnya bingung kemudian
ia pergi ke ruang mainannya sambil membawa rilakuma.
CUT TO
46. INT. RUANG MAINAN SWA – SIANG HARI
CAST : SWA, RILAKUMA, TEDDY, DANBO

SWA mengeluarkan kacamata BUNDA HANUM dan duduk


menghadap dinding. TERLIHAT ekspresi SWA bingung, ia
taruh Rilakuma di depannya kemudian boneka-boneka seisi
ruangan hidup.
RILAKUMA
Kenapa Swa?

SWA
Tadi aku lihat di toko ada lem,
tapi kalo beli harus punya uang.

DANBO
Yawes minta Bunda uang, terus
beli lem.
(Ya sudah minta Bunda uang, terus beli lem.)

RILAKUMA
Ojok! nanti Bunda tanya mau buat apa.
mendengar jawaban RILAKUMA, SWA semakin bingung.
Kemudian iamencari TEDDY yang tidak terlihat dari tadi.

SWA
Loh Teddy mana?

RILAKUMA
Udah, biarin Teddy. Kita
Benerin kacamata Bunda aja.

SWA
Teddy kemana Bo?

DANBO melirik RILAKUMA kemudian melihat kardus. SWA


melihat ekpresi DANBO dengan curiga.
66

DANBO
Ehh, ehh ndak tau.

RILAKUMA
Udah ayo benerin kacamata Bunda.

SWA
Ndak mau, aku mau cari Teddy.

DANBO
Tedyy di

RILAKUMA membungkam mulut DANBO. SWA berusaha


memisahkan DANBO dan RILAKUMA

SWA
Dimana?

RILAKUMA berlari mengambil kacamata BUNDA HANUM.

RILAKUMA
Kalo kamu ndak benerin kacamata Bunda
Tak patahin yang satunya. Biarin,
Teddy hilang. Aku sama kamu aja Swa.

SWA mengangkat RILAKUMA dan memasukkannya dalam kotak


mainan. RILAKUMA menggedor kotak mainan, tetapi SWA
menghiraukannya.
DANBO
Teddy dikunci di kardus itu

SWA berusaha membuka solasi kardus dengan gunting.


Kemudian ia mengangkat TEDDY yang lemas dan ketakutan
di dalam.
SWA
Kamu ndak papa Ted? Maafkan aku,
Aku ndak nurut kata-katamu.

TEDDY menyahuri SWA dengan suara lemas.


67

TEDDY
Aku ndak papa. Iya, lebih
baik kamu jujur aja Swa.

SWA
Iya aku mau bilang ke Bunda, Bunda
juga habis ngasih dongeng kucing yang
jujur. Terus aku pingin kayak Super Bimo
Yang jujur kayak kata Bunda.

SWA menaruh TEDDY di hadapannya, DANBO memberikan teh


hangat untuk menenangkan TEDDY. DI belakangnya RILAKUMA
masih berusaha menggedor kotak mainan berusaha keluar.
SWA bercerita tentang BUNDA yang memecahkan pot Bu Ita.

SWA
Tadi loh Bunda mecahin pot Bu Ita,
Potnya yang gede pecah.
Bunda ndak sengaja

DANBO
Hi, Bu Ita kan judes
pasti orangnya marah.

SWA
Katanya nanti Bunda mau bilang ke Bu Ita.

TEDDY
(tertawa)
Bunda ndak takut ya? Bunda
berani ya? Kamu Kalo ngomong
jujur juga hebat Kayak Bunda,
oh kayak Super Bimo.

SWA
(tertawa)
Iya kayak Super Bimo.
Nanti tak bilang Bunda wes.

TEDDY
Iya, terus kalo ketemu Bunda
68

sama Ayah lagi kamu ndak ketakutan


lagi deh.

SWA memandangi boneka-bonekanya dengan wajah cemas.


DANBO sedang mengelitik RILAKUMA, TEDDY tertawa melihat
mereka.
DISSOLVE TO
47. EXT. HALAMAN RUMAH – SORE HARI
CAST : BUNDA HANUM, SWA, BU ITA

(LS) Suasana kampung sore hari, Pak Hari menyiram


halaman terasnya. Mobil Bu Ita berhenti di garasinya,
BU ITA turun dari mobil. Tiba-tiba BUNDA HANUM keluar
dan mengatakan jujur bahwa ia telah memecahkan pot
bunga milik BU ITA.

BUNDA HANUM
Pulang kerja Bu ita?

BU ITA
Oh iya Bunda.

Beberapa menit kemudian SWA datang. Ia bersandar di


dinding dekat pintu di belakang BUNDA HANUM. BUNDA
HANUM menjelaskan sambil menunjukkan bunga yang ia
taruh dipojok, karena belum sempat mengganti pot yang
baru.
BUNDA HANUM
Ini bu, sepuntene nggih,
Niku wau kula pas nyirami kembang
mboten nyejo nyenggol pot njenengan
terus pecah. Mangke Ayahe kula kengken
tumbas pot.
(Ini bu, maaf ya, itu tadi saya waktu nyiram bunga
Nggak sengaja nyeggol potnya Bu Ita terus pecah.
Nanti Ayahnya saya suruh beli pot.)

BU ITA mendengarkan seksama apa yang dijelaskan BUNDA


HANUM.
69

BU ITA
Oh,nggih, mboten nopo nopo,
Malah sing niku ten pojok niku
sering pecah tapi mboten wonten sing
ngaku. Mboten nopo nopo Bunda.
(Oh, iya nggak apa-apa, malah yang pojok itu sering pecah
Tapi nggak ada yang ngaku. Nggak apa-apa Bunda.)

BUNDA HANUM
Nggih mangke Ayahe wangsul,
Kula kengkene mbena’aken kembange
Nggih. Pokoke kulasampun ngomong ten
njenengan dadi lego.
(Iya nanti waktu Ayahnya pulang, saya suruh memperbaiki
Bunga itu. Pokoknya saya sudah bilang ke Bu Ita kan lega.)

SWA melihat BUNDA HANUM dan BU ITA sedang berbicara,


terlihat ekspresinya bingung. Kemudian SWA masuk ke
dalam rumah.
CUT TO
48. INT. RUANG MAINAN SWA – SORE HARI
CAST : SWA

SWA tengkurap di lantai, TEDDY asik bersandar dilengan


SWA. Sedangkan DANBO duduk di atas rambut SWA. SWA
melihat kacamata BUNDA HANUM yang patah di depannya.
RILAKUMA dalam kotak mainan menangis ingin dikeluarkan.
SWA menguap beberapa kali, ia mengantuk karena tidak
tidur siang. SWA mengobrol dengan TEDDY membicarakan
tentang BU ITA.
SWA
Barusan Bunda wes bilang jujur
ke Bu Ita, tapi Bu Ita ndak marah.
Katanya Bunda lego ngomong ke Bu Ita

TEDDY
Iya? ternyata Bu Ita ndak marah ya.

SWA
Tapi aku takut. Gimana ngomongnya
ke Bunda?
70

Melihat Swa sedang berbicara, TEDDY fokus dengan kotak


mainan di belakang SWA. TEDDY kasihan dengan RILAKUMA
yang menangis di dalam kotak.

TEDDY
Swa, keluarkan Rilakuma
kasihan. Dia pasti udah menyesal.
Aku udah maafin Rila kok.

SWA
Tapi Rila kan juga masukin kamu dalam
Kardus.

TEDDY
Ndak papa, kasihan. Udah tak
maafin.

SWA
Baik ya kamu Ted.

SWA mengeluarkan RILAKUMA yang menangis tersedu-sedu.


Ia meminta maaf kepada SWA, TEDDY dan DANBO.

RILAKUMA
(takut)
Maafin aku ya? Aku
Menyesal, aku salah.

TEDDY dan DANBO mengangguk kemudian memeluk RILAKUMA


dengan erat.
SWA
Jangan diulangi lagi ya Rila,
ndak boleh itu

Tiba-tiba terdengar suara tamu di ruang tamu, BUNDA


HANUM sedang mengobrol dengan seseorang.

BUNDA HANUM
(OS)
Makasih ya, bagus.
Makasih loh mbak.
71

(SFX) Suara BUNDA HANUM menutup pintu rumah. Beberapa


menit kemudian BUNDA HANUM memanggil SWA dan
menyuruhnya mandi sore.

BUNDA HANUM
(OS)
Mbak Swa, ayo mandi nak.
Udah anget airnya.

SWA menghampiri BUNDA HANUM sambil berjalan lesu.

CUT TO
49. INT. DAPUR – SORE HARI
CAST : SWA, BUNDA HANUM, ETTA

(LS) Keranjang berisi apel di meja makan. SWA memakai


handuk keluar dari kamar mandi, ia melewati dapur dan
melihat ada apel di meja. BUNDA HANUM menggendong ETTA,
sambil berjalan cepat dengan SWA

SWA
Wah segarnya, hi dingin.

BUNDA HANUM
Ayo, cepet, cepet,
lari kecil, lari kecil.

Beberapa saat kemudian SWA datang ke dapur dengan baju


sudah rapi. TERDENGAR suara BUNDA HANUM di ruang tamu
bersama ETTA. (CU) SWA mengambil apel yang ada di atas
meja makan. SWA duduk di kursi meja makan, kemudian
memakan apel.
SWA
(senang)
Wah ada apel, apel, apel.

SWA menggigit apel, tetapi apel tersebut terlalu keras


hingga tidak bisa digigit. (CU) SWA menggigit lagi apel
berwarna hijau itu, tetapi apel itu tidak bisa digigit.
SWA mencoba gigit lagi, dan lagi tetapi masih saja
72

tidak bisa. (CU) mata SWA berkaca kaca, ia menyentuh


gigi nya yang sakit akibat menggigit apel. Kemudian SWA
berlari ke kamar sambil membawa apel.
CUT TO
50. INT. KAMAR – SORE HARI
CAST : SWA

SWA mencoba menggigit apel lagi sambil bercermin.


Tetapi apel itu masih tidak bisa digigit lagi. (CU) SWA
menahan tangis, ia mencoba berulang kali menggigit apel
dengan cepat tetapi tidak bisa. SWA terdiam, matanya
berkaca-kaca, ia terngiang kata-kata AYAH TEGUH.
Dissolve to scene 28

SWA terbayang ketika AYAH TEGUH berbicara tentang


kebohongan saat menonton film upin-ipin. SWA teringat
perkataan AYAH TEGUH, jika berbohong nanti giginya
ompong.
Continued to

(CU) SWA melihat apel hijau itu sambil menangis,


kemudian melihat gigi nya dicermin. BUNDA HANUM dari
ruang tamu mendengar suara tangisan SWA.

BUNDA HANUM
(OS)
Kenapa mbak Swa, kok nangis?
Sini.

Mendengar suara BUNDA HANUM, SWA langsung berlari ke


ruang mainannya sambil membawa apel hijau itu.

CUT TO
51. INT. RUANG MAINAN SWA – SORE HARI
CAST : SWA, BUNDA HANUM

SWA menangis duduk di pojok ruangan menghadap ke


dinding. Kemudian BUNDA HANUM menghampiri SWA dan
bertanya kenapa SWA menangis, SWA semakin menangis
dengan keras.
73

BUNDA HANUM
(Heran)
Mbak Swa opo’o kok nangis?
(Mbak Swa kenapa menangis?)

(CU) ekspresi SWA menangis menghadap dinding, BUNDA


HANUM yang menepuk punngung SWA. Kemudian BUNDA HANUM
memeluknya dan menggendong SWA ke ruang tamu.
CUT TO
52. INT. RUANG TAMU – SORE HARI
CAST : SWA, BUNDA HANUM, ETTA, AYAH TEGUH

BUNDA HANUM duduk sambil memangku SWA yang masih


menangis. BUNDA HANUM mencarikan program upin-ipin agar
SWA berhenti menangis. ETTA di babywalkernya memandang
SWA menangis.
BUNDA HANUM
Ayo, nonton upin-ipin yuk,
lucu ya, upin-ipin.

SWA masih tersedu-sedu dipangkuan BUNDA HANUM sambil


menonton upin-ipin. Kemudian AYAH TEGUH pulang dari
kerja, AYAH TEGUH duduk disamping BUNDA HANUM dan SWA.

AYAH TEGUH
Assalamualaikum.

BUNDA HANUM
Waalaikumsalam, loh Ayah wes pulang.

AYAH TEGUH
Loh mbak SWA kenapa nangis?

Mendengar pertanyaan AYAH TEGUH, SWA menangis semakin


kencang. SWA berlari ke ruang mainannya, BUNDA HANUM,
AYAH TEGUH dan ETTA terdiam melihat SWA berlari.
Beberapa saat kemudian SWA datang membawa koran dan
buku catatan BUNDA HANUM yang ia sembunyikan, ia taruh
di meja kemudian SWA berlari lagi. SWA datang lagi
memberikan kacamata BUNDA HANUM yang patah dan apel
hijau kepada BUNDA HANUM sambil menangis. BUNDA HANUM
74

dan AYAH TEGUH saling bertatapan, AYAH TEGUH memegang


buah apel hijau itu.
SWA
(menangis)
Swa ndak sengaja Bunda,
Swa bohong trus ndak bisa
makan apel.

BUNDA HANUM langsung memeluk SWA, AYAH TEGUH teringat


dengan perkataanya tentang bohong.

AYAH TEGUH
Oh, Mbak inget omongan Ayah ta?
Ndak, ndak ompong kok. Tapi kalo bohong
ndak baik, kayak mbak Swa gini jadi
takut kan rasanya.

BUNDA HANUM
Kenapa Yah?

AYAH TEGUH
Aku kan pernah bilang nanti kalo
bohong, ompong, ndak bisa makan apel.

BUNDA HANUM
(Tertawa)
Ohh, itu loh apel hiasan dari kayu
mbak. Yo emang ndak bisa dimakan. Tadi
Mbak Fat ngasih, katanya oleh-oleh
dari Batu.

Mendengar perkataan BUNDA HANUM SWA sedikit tenang,


tetapi masih tersedu-sedu. SWA memandangi apel hiasan
itu.
AYAH TEGUH
(tersenyum)
Nah, kalo ini apel beneran mbak,
tadi Ayah beli pas pulang, Ini.

(CU) SWA melihat apel itu beberapa saat. Kemudian ia


menggigitnya sambil masih tersedu-sedu.
75

AYAH TEGUH
Loh kan bisa digigit, mbak
Swa ndak ompong kan.

BUNDA HANUM
(Tertawa)
Swa, Swa.
Swa takut ya ngomongnya.

AYAH TEGUH memeluk SWA dipangkuannya, ia menjelaskan


akibat dari berbohong sambil menunjuk dada SWA.

AYAH TEGUH
Jadi mbak kalo bohong, itu ini, hatinya
kerasa ndak enak. Kayak takut terus
soalnya salah, bohong. Kan itu perbuatan
yang jelek. Kalo Mbak Swa bohong lagi,
nanti Bunda sama Ayah sedih, nangis. Swa
takut ya ngomong ke Ayah?

SWA hanya mengangguk sambil memakan apel. AYAH TEGUH


memeluk dan mencium kening SWA.

BUNDA HANUM
Tapi mbak Swa wes pinter, berani
jujur. Hebat itu. Jempol dua buat Mbak
Swa, anake sapa rek sing pinter iki.
(Tapi Mbak Swa sudah pintar, berani jujur.
Hebat itu. Jempol dua buat Mbak Swa, anaknya
siapa sih yang pintar ini.)

SWA
Yang numpahin kopi Mbak Bella,
Tapi sama Mbak Bella ndak
boleh ngomong.

AYAH TEGUH
(Kaget)
Loh mbak Swa kok ndak ngomong?

SWA
Kan kata Ayah kasihan, biar ndak
76

dimarahin Mamanya, kan Mbak


Bella ndak sengaja.

AYAH TEGUH memeluk SWA dan menciumnya sekali lagi.

AYAH TEGUH
Ayah minta maaf ya mbak, wes bentak
mbak Swa. Lain kali bilang ya mbak,
harus jujur. Ndak boleh bohong lagi,
biar Ayah sama Bunda ndak sedih lagi.
AYAH TEGUH menyodorkan jari kelingkingnya untuk
berjanji. SWA melingkarkan jari kelingkingnya ke jari
kelingking AYAH TEGUH. Kemudian AYAH TEGUH mengusap
rambut SWA. BUNDA HANUM duduk memangku ETTA di samping
AYAH TEGUH.
AYAH TEGUH
kalo Mbak bilang kan
Ayah ndak bentak Mbak Swa.

BUNDA HANUM
Ayah juga gitu, kalo ngajarin
Ke SWA jangan ngomong kayak gitu.

AYAH TEGUH
Iya, iya. Ayah yang salah.

BUNDA HANUM melihat pesan masuk yang baru saja


berdering. Tiba-tiba BUNDA HANUM tertawa hingga
mengangetkan AYAH TEGUH, SWA dan ETTA.

BUNDA HANUM
(senang)
Yah, rejeki Yah. Bunda menang giveaway
rak tv. Padahal pikir Bunda, aku kudu
ngirim bukti penjualan. Ternyata dari
pusat udah otomatis kecatet.

AYAH TEGUH
Hih iki. Tak pikir apa get-geti ae. Loh
kan, ngono ket wingi bingung ae.
Alhamdulillah, yo Mbak Swa ya, malah
bengok-bengok.
77

(Hiih ini. Ayah pikir apa, ngagetin saja.


Loh kan, dari kemarin bingung terus.
Alhamdulillah, ya Mbak Swa ya, malah teriak-
teriak.)

BUNDA HANUM
Alhamdulillah, ini hadiahe Bunda
karena Mbak Swa berani jujur, jadi
Bunda seneng.

SWA
(Seneng)
Yee Bunda menang.

BUNDA HANUM memeluk dan mencium ETTA sambil kegirangan.

SWA
Bunda terus aku
kapan dibeliin boneka tangan?

BUNDA HANUM
Oh iya, di HP Ayah ada
video dongeng kemarin Mbak.

AYAH TEGUH
Mau nonton lagi ta?

AYAH TEGUH menunjukkan video di HP nya.

AYAH TEGUH
Ini lihat Swa serius kalo
nonton dongengnya
(CU) Terlihat video SWA sedang asik menonton dongeng
boneka tangan.

FLASHBACK
53. INT. BALAI PEMUDA – PAGI HARI
CAST : AYAH TEGUH, BUNDA HANUM, SWA, ETTA

Lingkaran merah berkedip di pojok layar dan bertuliskan


rec. SWA menonton dongeng boneka tangan dengan seksama.
78

SUPER BIMO
Tidak, aku tidak bisa kamu curangi
Super Bimo terbang menaruh laki-laki itu di atas halte
dan mengambil dompet Cika. Kemudian Super Bimo terbang
dengan cepat menghampiri Cika dan memberikan dompetnya.

BONEKA CIKA
Terima kasih Super Bimo, sebagai
gantinya. Ini ada kue buatan Bundaku
Sendiri.

PENDONGENG
Keren kan Super Bimo? Nah adik-adik
juga harus seperti Super Bimo, membantu
yang kesusahan dan selalu berkata jujur.

Pertunjukan teatrikal dongeng pun selesai, SWA dan


anak-anak lainnya tertawa dan bertepuk tangan.

Video rekaman berhenti.


FADE OUT

Anda mungkin juga menyukai