BONEKA CIKA
Haduh! Dompetku hilang, bagaimana aku
membeli apa yang disuruh Bunda.
BONEKA BIMO
Apa kamu sedang butuh bantuan? Aku lihat
dari tadi sepertinya kamu mencari sesuatu
yang hilang.
BONEKA CIKA
Iya, aku kehilangan dompetku saat duduk
Menunggu bis. Dompetnya berwarna pink.
Bagaimana aku membeli pesanan Bunda dan
membayar bis untuk pulang?
BONEKA BIMO
Tenang, aku akan membantu mencarikan
dompetmu di area halte. Coba kamu
menyusuri jalan yang kamu lewati tadi,
siapa tahu jatuh di jalan.
LELAKI MISTERIUS
Eh Super Bimo, tadi aku menemukan ini dan
tidak ada yang mengakuinya. Bagaimana
kalau kita bagi hasil? Lumayan uangnya
Super Bimo.
BUNDA HANUM merekam SWA yang sedang menonton boneka
tangan, sesekali BUNDA HANUM merekam dongeng yang
sedang berlansung. (CU)tangan BUNDA HANUM mengakhiri
rekaman videonya.
CUT TO
2. INT. DALAM MOBIL – SIANG HARI
CAST : AYAH TEGUH, BUNDA HANUM, SWA, ETTA
SWA
(bernyanyi)
Pada hari minggu kuturut Ayah ke kota.
Naik delman istimewa ku duduk dimuka. Ku
duduk samping pak kusir yang sedang
bekerja.
BUNDA HANUM
(OS)
Swa seneng ndak lihat boneka tadi?
SWA
Swa suka sama Super Bimo,
yang bantu Cika cari dompetnya.
BUNDA HANUM
Iya, Super Bimo yang membantu orang
sedang kesusahan, harus ditiru Mbak.
Terus bersikap jujur kayak Super Bimo.
3
SWA
Gitu Bunda? Terus aku bisa kayak
Super Bimo? Aku tak jadi Super Bimo
AYAH TEGUH
Kok ndak dikirim ae sih Bun?
(Kok nggak dikirim saja sih Bun?)
BUNDA HANUM
Kan kemarin pesennya sore, Pengiriman udah
tutup. Sekalian kan biar Bunda laris Yah
kalo pelayanan cepet.
AYAH TEGUH
Iya, iya.
CUT TO
4
BUNDA HANUM
Mau kemana Bu Ita?
BU ITA
Ini mau makan di luar Bunda,
mangga Bun.
(Ini mau makan di luar Bunda, mari Bun)
BUNDA HANUM
Nggih, mangga.
(Iya, mari)
SWA
Main di rumahku ae,
ayo mbak.
AYAH TEGUH
Ini lho Swa habis nonton
MBAK FAT boneka tangan,
di
Oh,Balai
acara Pemuda sana
hari anak itulho. Mau
ta. Aku kemana
mau ke
Mbak
Batu kok
Pakbawa barang
Teguh, banyak?
ada saudarae Ayahe
nikah. Sekalian liburan, 3 hari
disana.
5
AYAH TEGUH
Enake, adem disana Mbak.
Hati-hati di jalan Mbak.
(Enaknya, dingin disana Mbak.
Hati-hati di jalan Mbak)
MBAK FAT
Iya, iya.
BUNDA HANUM
Assalamualaikum. Iya? Oh iya Bu Lita
tadi kan habis dari Balai Pemuda
terus mampir, pas Bu Lita ndak ada,
jadi tak titipin ke adiknya. Iya,
makasih juga ya udah order.
Waalaikumsalam.
SWA berlari ke dalam mengambil mainan. Di sofa sudah
tertata rumah-rumahan lego yang sedang dirangkai
BELLA. Disamping rumah-rumahan berjejer rapi boneka
teddy, danbo dan rilakuma. AYAH mengetik di laptopnya
sambil minum es sirup.
BELLA
Ini rumahnya. Aku yang jadi Bunda,
Kamu jadi Ayahnya ya Swa.
SWA
Iya, sek tak ambilin mainan
gelas sama cangkir ya mbak
6
SWA
Mbak Bella ini cangkir sama sendoknya,
kita minum teh bareng
BELLA
Iya, sini tak buatin. Terus habis ini
mainan jumprit singit ya?
SWA
Iya, tapi minum teh dulu ya.
BUNDA HANUM
Yah pindah ke kamar aja,
nanti keganggu anak-anak rame
AYAH TEGUH
Iya bun, rada angel fokus
iki.
(Iya bun, agak susah fokus ini)
BELLA
Ayo, tapi nanti gantian loh, kamu yang
ngitung. Tak hitung dari sekarang, satu,
SWA
dua, tiga,Iya,
empat,
belumlima,
belum.enam, tujuh
delapan, sembilan, sepuluh.
BUNDA HANUM
Mbak Swa pelan-pelan ae kalo ngomong
ya, Ayah lagi kerja. Ati-ati ndak
usah lari-lari.
7
BELLA
Cul? Dimana ya Swa?
(Sudah? Dimana ya Swa?)
SWA
Hihihi..
BELLA
Swa, tékong.
Swa dadi.
(Swa ketemu, Swa Jadi)
BELLA
(Tertawa)
Belum, sek sek.
Cul.
(Belum, sebentar. Sudah)
BELLA
(ketakutan)
Tadi ndak sengaja kok,
jatuh sendiri.
BUNDA HANUM
Ndak papa, ndak papa kok.
Pindah sini Mbak Bella biar ndak
kena pecahan gucinya.
SWA
Mbak Bella mecahin guci ya
teddy. Lah lari-lari, pecah wes.
BELLA
(takut)
Nggak, emoh. Ah.
AYAH TEGUH
Loh, jadi kena pecahan gucinya.
Ndak papa, ndak sakit kok ya.
Bun, obatin Bun.
BUNDA HANUM
Sini,ndak sakit,
Mbak Bella kan wes gede ya, perih
dikit terus sembuh.
(Sini, nggak sakit, Mbak Bella
Kan sudah besar, perih dikit terus sembuh)
AYAH TEGUH
Mbak Swa duduk sofa aja,
biar ndak kena gucinya.
MAMA SARAH
Ayo pulang, ke rumah mbah dulu.
MAMA SARAH
Loh kenapa nangis?
SWA
Tadi Mbak Bella mecahin guci,
terus kakinya berdarah.
AYAH TEGUH
Ndak papa kok ya Mbak Bella?
Sakitnya bentar lagi hilang.
MAMA SARAH
(kaget)
Iya Bel? Ngawur iki. Ngapunten
nggih Pak. Bel Minta maaf ke Om Teguh!
(Iya Bel? Sembarangan ini. Maaf ya Pak.
Bel minta maaf ke Om Teguh!)
AYAH TEGUH
Mboten, SWA nggih salah. Ngajak
jumprit singitten griya. Jangan main
gitu dalem rumah lagi ya Mbak SWA.
(Nggak, Swa juga salah. Mengajak Bella main
petak umpet di dalam rumah. Jangan gitu lagi
ya Mbak.)
SWA
Mbak Bella kok Yah, bukan Swa.
MAMA SARAH
Sepuntene loh Pak Teguh, niki tingkahe
ancen mboten karuan. Kula pamit riyin
bade ten griyane Mbah.
(Maaf loh Pak Teguh, ini tingkahnya memang
nggak aturan. Saya pamit dulu, mau ke rumah
Mbahnya.)
AYAH TEGUH
Nggih, Mangga- mangga.
(Iya, silahkan-silahkan.)
BELLA dan MAMA nya pun pergi, AYAH TEGUH dan SWA masuk
dalam rumah. Suasana siang hari yang terik di teras
rumah SWA.
DISSOLVE TO
BUNDA HANUM
Mbak SWA udah bangun, bentar
lagi mandi ya Mbak.
BUNDA HANUM
Ayo Mbak Swa mandi yuk.
SWA
Adik dulu aja Bunda, nanti
Upin-Ipin nya habis.
BUNDA HANUM
Ndak, masih ada, mandinya ndak
lama, ayo.
BUNDA HANUM
(bernyanyi)
Bebek adus kali nyucuki sabun wangi,
Yangti ngasih apel Mbak Swa ndak
diparingi.
(Bebek mandi di kali mematuk sabun yang
wangi, Yangti beri apel Mbak Swa nggak
dikasih.)
SWA
(OS)
Emoh.
(Tidak Mau)
AYAH TEGUH
Enak iki,
sore-sore gorengan
SWA
Yah, jangan ini.
Ganti Upin-Ipin Yah.
SWA
Yah, yang mecahin guci kan
Mbak bella ya Yah.
AYAH TEGUH
Iya, makanya jangan main jumprit
singit gitu dalem rumah mbak.
(Iya, makanya jangan main petak umpet gitu
di dalam rumah Mbak.)
SWA
Mbak Bella loh ngajak main jumprit
singit. Kan Swa ndak ikut mecahin
Yah. Tadi Ayah bilang Swa juga salah.
(Mbak Bella loh ngajak main petak umpet. Kan Swa
Nggak ikut mecahin Yah. Tadi Ayah bilang Swa juga salah.)
AYAH TEGUH
(heran)
Oh, yang tadi ta? Biar Mbak Bella
ndak dimarahin Mamanya, kan kasihan.
Tadi kan Mbak Bella ndak sengaja.
14
TEDDY
(tertawa)
Sini kamu Danbo, aku tangkap kamu.
TEDDY
Bukan, itu SWA
(LS)SWA masuk kemudian menutup pintu, ia duduk di depan
boneka-bonekanya.
TEDDY
Tuh kan Swa.
RILAKUMA
Ayah sekarang jadi jahat.
CUT TO
9. INT. RUANG TAMU-MALAM HARI
CAST : SWA, AYAH TEGUH
DISSOLVE TO
10. EXT. KAMPUNG – PAGI HARI
CAST : PAK HARI, MBAK TUTIK, MAMA SARAH, BU ITA
MBAK TUTIK
Pak Hari rajine,
Wes nyapu teras.
(Pak Hari rajinnya, sudah nyapu teras.)
PAK HARI
(tertawa)
Iya mbak rutinitas,
Udah pensiun mau ngapain lagi
MBAK TUTIK
Nggih pak, menikmati
hari tua.
(Iya pak, meikmati hari tua.)
AYAH TEGUH
Iya, apel kiriman Ibu wes habis ta?
(Iya, apel kiriman Ibu sudah habis?)
AYAH TEGUH
Loh, mbak Swa baru bangun, sini
duduk samping Ayah.
BUNDA HANUM
Hm, anake Bunda sek lesu,
dihabisin susunya.
(Hm, anaknya Bunda masih lesu, dihabiskan susunya.)
AYAH TEGUH
Taruh mbak, habisin dulu susunya.
Sek pagi jangan makan buah.
(Taruh Mbak, habiskan dulu susunya. Masih pagi jangan
Makan buah.)
BUNDA HANUM
Nanti perute sakit, lèk makan buah
tapi belum sarapan. Nanti ya?
Tiba-tiba TERDENGAR suarasakit,
(Nanti perutnya BELLAkalau
memanggil dari halaman
makan buah
rumah. tapi belum sarapan. Nanti ya?)
BELLA
(OS)
Swa, aku punya game baru,
Swa.
BELLA
Aku punya game baru, kucing sing bisa
niru ngomong, lucu.
(Aku punya game baru, kucing yang bisa meniru
Berbicara, lucu.)
GAME KUCING
Bella
BELLA
(tertawa)
Lucu kan
SWA
Pinjem Mbak Bel.
(Pinjam Mbak Bel.)
BELLA
Loh,yo pakek HP-nya Bundamu
aja, ambilen di rumah.
(Loh, ya pakai HP-nya Bundamu saja,
ambil di rumah.)
BELLA
Ambilen ta! Ayo ke rumah wes,
Pakek Hp-nya Mamaku.
(Sana ambil! Ayo ke rumahku saja,
Pakai HP-nya Mamaku.)
BELLA
Ini nanti ada bola-bolanya, bagus.
CUT TO
14. INT. RUMAH BELLA – PAGI HARI
CAST : SWA, BELLA, MAMA BELLA, AYAH TEGUH BELLA
BELLA
Ini HP Mamaku, ini juga ada.
Masuk o, sini.
(Ini HP Mamaku, ini juga ada. Masuk, sini.)
SWA menerima HP yang diberikan BELLA, ia melihat game
yang BELLA ceritakan. Tiba-tiba, terdengar suara keras
dari dalam rumah.
MAMA BELLA
(OS)
Mesti, ngeterno anake sekolah ae gak
gelem. Sa’aken iku loh anake njaluk
diterno!
(Selalu seperti ini, mengantar anaknya sekolah
saja tidak mau. Kasian itu loh, anaknya minta
diantar!)
(OS)
Swa, Swa, ayo pulang.
SWA
Ayah, ini ada game kucing lucu,
aku dipinjemin sama Mbak Bella.
AYAH TEGUH
(marah)
Masih belum mandi kok main, ayo pulang.
SWA
Emoh, tak main bentar dulu Yah.
(Tidak mau, main sebentar dulu Yah)
AYAH TEGUH
Ndak, mandi dulu! kasihin ke mbak
Bella HP-nya.
(Nggak, mandi dulu! Kasihkan ke Mbak
Bella HP-nya.)
AYAH TEGUH
Ndak, anak kecil ndak boleh
mainan HP.
(Nggak, anak kecil nggak boleh mainan HP.)
BUNDA HANUM
Ojok bentak-bentak lèk ngomong ke Swa,
mèk perlu dijelasin ndak pakek bentak.
(Jangan bentak-bentak kalau ngomong ke Swa,
Cuma perlu dijelaskan nggak pakai bentak.)
AYAH TEGUH
Lah wani ngomong ngono diajari sapa.
Kadang yo perlu dikerasin. Bapak biyen
nang adik yo keras. Wes-wes, aku
berangkat kerja sek, Assalamualaikum.
(Berani ngomong seperti itu diajari siapa.
Kadang ya perlu dikerasi. Bapak dulu ke adik
juga keras. Sudah-sudah, aku berangkat kerja
dulu, Assalamualaikum.)
BUNDA HANUM
Waalaikumsalam.
SWA
Teddy aku habis dimarahin
Ayah, gara-gara ngomong halah.
TEDDY
Lah kamu ngerti kata itu dari mana
Swa?
SWA
Tadi Ayahnya Mbak Bella
yang bilang ngono.
(Tadi Ayahnya Mbak Bella yang bilang seperti itu.)
TEDDY
Oh, mungkin Ayah sama Bunda ndak suka
kata-kata itu. Jangan ngomong wes,
nanti kamu gak dibeliin apel lagi loh.
(Oh mungkin Ayah sama Bunda nggak suka kata-
kata itu. Jangan bicara seperti itu lagi,
nanti kamu nggak dibelikan apel lagi loh.)
SWA
(takut)
Ah, Emoh, aku suka apel. Ya udah
tak bilang Yangti minta apel lagi.
(Ah, Tidak mau, aku suka apel.
Ya sudah bilang ke Yangti saja minta apel lagi.)
TEDDY
Nanti Yangti juga marah. Swa,
apelnya enak ya? Minta dikit dong.
SWA
Ndak Yangti baik, kan Yangti yang bawa
kamu sama boneka lain kesini. Emoh,
ini apelku.
(Nggak Yangti baik, kan Yangti yang bawa kamu
Sama boneka lain kesini. Nggak mau, ini apelku.)
SWA
Ngapain sih Bunda?
BUNDA HANUM
(Tertawa)
Mbak, Bunda bisa dapat rak tv ini
kalo ada 25 orang beli dagangane
Bunda. Bunda bisa kan ya mbak?
25
SWA
(Tertawa)
Bunda pasti bisa.
BUNDA HANUM
Hahaha, iya Bunda bisa. Yowes
lanjutin mainan.
Dissolve to:
SWA
Ini namanya ular, ular itu kalo
Gigit sakit. Ini namanya apa?
BONEKA TEDDY
Ular
BONEKA RILAKUMA
Ikan lucu
SWA
Wah mbak rila pinter.
Sekarang tugas rumahnya dikumpulkan ya.
SWA
Kok ribut sih?
Tugasnya dikumpulkan.
DANBO
Itu punya saya bu.
RILAKUMA
Ndak, ini punya saya bu.
(Nggak, ini punya saya bu.)
SWA
Hayo ini punya siapa?
Buku gambar Rilakuma kemana?
DANBO
Punya saya bu.
SWA
Nanti kalau Rilakuma ngomong
dikasih kue, kayak Super Bimo.
RILAKUMA
(takut)
Ketingalan bu
SWA
Yaudah, ndak papa. Tugas kemarin
membuat gambar jerapah, jerapah itu
warna apa?
(Ya sudah, tidak apa-apa. Tugas kemarin
membuat gambar jerapah, jerapah itu warna
apa?)
SWA
Warna oranye kayak ini.
BUNDA HANUM
Mbak Swa pakek majalah ae ya, Bunda
mau nyatet jualan baby journal booknya
Bunda, biar BUNDA menang.
(Mbak Swa pakai majalah saja ya, Bunda mau mencatat
Jualan baby journal booknya Bunda, biar Bunda menang.)
SWA
Ayo berjajar yang rapi
bentar lagi pulang, nyanyi dulu. Kalau
kau suka hati sorak hore, horee. kalau
kau suka hati sorak hore, ayo rila, horee.
BUNDA HANUM
(senang)
Wes ada lima pesenan dek. Kurang
dua puluh lagi, Bunda bisa.
BUNDA HANUM
Eh, kok nangis. Kenapa Dek,
ngantuk? Cup, cup, bubuk siang yuk.
SWA
Bunda, beliin boneka yang dipasang
ditangan, kayak pas lihat dongeng Bunda.
BUNDA HANUM
Boneka tangan itu mbak, bilango Ayah
ya nanti? sekarang bubuk sek, ayo.
(Boneka tangan itu mbak, bilang ke Ayah ya
nanti? Sekarang tidur dulu, ayo.)
29
SWA
Ah, beliin Super Bimo Bunda.
BUNDA HANUM
Iya bubuk dulu, siapa yang kemarin
mainannya ndak diberesin?
(Iya tidur dulu, siapa yang kemarin
mainannya nggak diberesi?)
BUNDA HANUM
Adik ta? Pintere adik,
ngaku. Wes gede, pinter.
(Adik? Pintarnya adik, ngaku.
Sudah besar, pinter.)
SWA
Aku Bunda.
BUNDA HANUM
Oh, mbak Swa ta. Pintere wes ngaku.
Mbak Swa ternyata wes gede, Wes bisa
beresin sendiri kan ya? Dibresin dulu
mainannya Mbak.
(Oh, Mbak Swa. Pintarnya udah sudah ngaku.
Mbak Swa ternyata sudah besar, sudaa bisa
beresi sendiri kan ya? Diberesi dulu
mainannya Mbak.)
Dissolveto :
20. EXT. HALAMAN RUMAH – SORE HARI
CAST : SWA, BELLA, PAK HARI, AYAH TEGUH, EXTRAS
SWA& BELLA
(bernyanyi)
Naik kereta api, tut, tut, tut siapa
hendak turun, ke bandung, Surabaya.
Bolehlah naik dengan percuma. Ayo
kawanku lekas naik, keretaku tak
Anak-anak tetangga SWA melihat mereka bernyanyi dari
jendela. Kemudian anak laki-laki keluar dari samping
rumah BELLA, disusul anak laki-laki lain keluar dari
rumah seberang SWA. Mereka bermain hompimpa sambil
bernyanyi ANAK-ANAK
(bernyanyi)
Bang bang tut jendela lawang, sapa
mari ngentut ditembak raja tua, tua-
tua kaji rambute karè’ siji buka
lemari isine roti, roti-roti bosok
silide mbledos. Bella jadi.
ANAK-ANAK
(Bernyanyi)
Cublak cublak suweng
suwenge ting gelender
mambu ketudung gudel
tak empo lera lere
sapa ngguyu ndelikake
sir sir pong dele kopong
sir sir pong dele kopong
AYAH TEGUH
(Tersenyum)
Mangga pak.
(Mari Pak.)
SWA
(Tertawa)
Emoh
(Tidak mau)
AYAH TEGUH
(terkejut!)
Swa! Sapa iki sing numpahno kopi? Loh,
berkas laporan dadi hancur. Haduh! Iku
catetan gak ana file e. Kerjaane Ayah sek
akeh loh.
(Swa! Siapa ini yang menumpahkan kopi? Loh berkas
laporan jadi hancur. Haduh! Itu catatan nggak ada
file nya. Kerjaan Ayah masih banyak ini.)
BUNDA HANUM
Apa sih Yah, kok banter men lèk
ngomong?
(Apa sih Yah, kok keras banget kalau ngomong?)
AYAH TEGUH
Lah berkas laporanku iki loh, Swa iki.
Kerjoanku sek akèh iki, iku gak ana
file e. Pengen tak kerjakno ndek omah,
malah ngene, duh!
(Lah berkas laporanku itu loh, Swa ini.
Kerjaanku masih banyak, itu nggak ada file nya.
Mau dikerjakan di rumah malah seperti ini,
duh!)
BUNDA HANUM
Wes, wes, ndak papa.
Nanti bisa kok itu, dibenerin dulu.
Ayo maem apel ayo.
(Sudah, sudah, nggak apa-apa. Nanti bisa kok
Dicatat lagi. Ayo maem apel ayo.)
AYAH TEGUH
(nada emosi)
Lah terus yak apa iki?
(Lah terus, bagaimana ini?)
SWA
(Takut)
Aku dimarahi Ayah, gara-gara ndak bilang
Mbak Bella yang numpahin kopi.
TEDDY
kenapa kamu ndak bilang
ke Ayah kalo yang numpahin kopi
Itu Bella?
SWA
(Takut)
Lah nanti Mbak Bella dimarahin
Mamanya. Kemarin Ayah kan juga gitu
pas Mbak Bella mecahin guci.
TEDDY
Ngomong aja biar Ayah
ndak marah. Hi, takut.
(Ngomong saja biar Ayah nggak marah, hi takut.)
RILAKUMA
Itu ancen Ayah sing gampang marah.
Kan kemarin Ayah juga ndak bilang
waktu Bella mecahin guci. Ayah
saiki jadi jahat. Huh!
(Itu memang Ayah gampang marah. Kan
kemarin Ayah juga nggak bilang waktu
Bella memecahkan guci. Ayah sekarang jadi
jahat. Huh!)
35
AYAH BELLA
Emoh aku sek kesel wingi moleh bengi,
Ternoen dewe.
(Nggak, aku masih lelah, kemarin pulang larut malam.
Antar sendiri.)
MAMA SARAH
Mesti moleh kerjo nggak langsung moleh,
Anake iku loh pengen diterno Bapake.
(Tiap hari pulang kerja nggak langsung pulang,
Anaknya itu ingin diantar Ayahnya.)
36
BU ITA
Iya Pak, mari.
CUT TO
24. INT. DAPUR – PAGI HARI
CAST : SWA, ETTA, AYAH TEGUH
BUNDA HANUM
Siapa? sek, sek.
(Siapa? Sebentar, sebentar.)
AYAH TEGUH
Heh Mbak, jangan. Nanti
jatuh, bahaya iki!
BUNDA HANUM
Kenapa Yah?
AYAH TEGUH
Swa, katè nggendong Etta,
Untung aku ngerti.
(Swa, mau gendong Etta, untung aku ngerti.)
BUNDA HANUM
Stt, stt, Yah.. minta maaf yah,
ketakutan iku loh.
AYAH TEGUH
Mbak, Ayah minta maaf ya,
ndak boleh kayak gitu lagi ya.
AYAH TEGUH
(senyum)
Nanti pulang kerja tak bawain
SWA masih terdiam
apel yangdan mencium
banyak tangan AYAH TEGUH
ya? Sekarang
kemudian AYAH Ayah
TEGUH
kerjaberangkat kerja. BUNDA HANUM
dulu ya, salim?
memberikan susu kepada SWA dan mengelus rambutnya. SWA
mengambil apel di atas meja, kemudian ia genggam. BUNDA
HANUM membuka toples gula yang kosong.
BUNDA HANUM
Loh gula e wes habis.
CUT TO :
SWA
Pada hari minggu kuturut Ayah ke kota
naik delman istimewa kududuk di muka.
Ku duduk samping pak kusir yang terus bekerja.
39
SWA
Bun, ini gulanya bun.
BUNDA HANUM
Hmm, pinter e anake Bunda, Udah
bisa disuruh. Pinter, makasi ya
mbak. udah maino.
SWA
(Senang)
pinter bun?
Iya, sama-sama Bunda.
Dissolve to:
26A. INT RUANG TAMU _ PAGI HARI
CAST : SWA, ETTA, BUNDA HANUM, BONEKA TEDDY,
BONEKA RILAKUMA,BONEKA DANBO
SWA
Ayo mbak Rila, bilang maaf.
BONEKA RILAKUMA
Tadi Teddy kok yang ndorong.
SWA
Kok ndak mau? Ndak boleh itu,
ayo minta maaf. Haduh duh!
BONEKA TEDDY
Tadi aku udah pinter, udah rapi, lurus.
Rilakuma yang nyenggol, nyenggol.
SWA
Ayo ngaku, siapa yang tadi
Ndorong-ndorong?
BONEKA TEDDY
Rila bu.
BONEKA RILAKUMA
Loh, teddy Bu.
41
BONEKA RILAKUMA
Bu saya ndak mau sisiran,
Ndak punya rambut.
BUNDA HANUM
Bunda mau pakek penggarisnya Mbak,
mau bikin tabel buat jualannya Bunda.
Mbak Swa pakek itu aja ya buat mainan.
SWA
Kan aku jadi guru Bunda,
Bunda iki.
SWA
Mas Teddy ini, kok malah ketawa
Ayo minta maaf. Kok jadi ndak
ada yang ngaku?
SWA
Mas Danbo juga, diam yang rapi.
Yang rapi nanti pulang duluan.
SWA
(senang)
ini loh apel,
Enak, mau? Jangan, ini punya Swa.
SWA
Kapan Swa dibeliin boneka
tangan Bunda?
BUNDA HANUM
Nanti ya, kalo hari minggu keluar.
Di HP Ayah ada video dongeng Super
Bimo kemarin Mbak.
DISSOLVE TO :
43
SWA
Ayo sekarang kita belajar
bernyanyi.
BUNDA HANUM
Mbak Swa ayo mandi.
DISSOLVE TO :
28. INT. RUANG MAINAN SWA – SORE HARI
CAST : SWA TEDDY RILAKUMA DANBO
RILA
Jangan! Nanti Bunda sama Ayah
marah. Hi takut.
SWA
(Takut)
Nanti kalo Bunda marah
Ndak mau tak peluk lagi?
RILAKUMA
Ndak mau lah, kan nanti Bunda marah.
Makanya, kita benerin sendiri ae
nanti kalo wes bener kan Bunda
sama Ayah ndak tahu kalau patah.
AYAH TEGUH
Assalamualaikum.
SWA
Ayah, mana apelnya?
AYAH TEGUH
Oh iya. Ayah kecapekan jadi
lupa, besok ae ya?
Raja Buaya
Buaya putih aku lihat kelompokmu gemuk-
gemuk. Itu tanda bahwa kamu adil
membagi daging yang aku berikan.
Tetapi, mengapa kelompok Buaya hitam
Banyak yang meninggal? Mana Buaya
Hitam? Ku utus kau untuk membawa Buaya
Hitam
46
Buaya Hitam
Sudah lah jangan ikut campur. Mending kau
makan denganku sekarang.
AYAH TEGUH
Loh itu kenapa mbak giginya?
Makanya ndak boleh berbohong ya.
SWA
Kenapa?
AYAH TEGUH
Swa mau gigi nya ompong,
Terus ndak bisa makan apel?
SWA
(ketakutan)
Ndak mau Yah.
Aku suka apel.
AYAH TEGUH
Nah makanya, kalo bohong nanti
gigi Swa ompong. Terus, ndak bisa
makan apel, Hii.
SWA
Ndak mau,
ndak mau Yah.
AYAH TEGUH
(Tertawa)
Jangan bohong pokoknya.
AYAH TEGUH
Ngapain sih Bun?
Ndak kelihatan TV nya.
BUNDA HANUM
Ini loh, cari buku catatan yang biasae
tak buat nyatet jualan online Yah.
Ayah lihat ndak?
AYAH TEGUH
Ndak lihat. Ndak ada
disini, Ayah dari tadi disini.
BUNDA HANUM
Masak? koyoke tadi tak taruh meja
kok Yah. Mbak Swa tahu ndak Mbak?
(masak? Sepertinya tadi ditaruh di meja kok Yah.
Mbak Swa tahu nggak Mbak?)
BUNDA HANUM
Udah tak cari di kamar. Haduh catetan
kabeh ndek buku. Tak cari e lagi.
(Udah dicari di kamar. Haduh semua catatan
di buku itu. Coba Bunda cari lagi.)
48
CUT TO
30. INT. RUANG MAINAN SWA – SORE HARI
CAST : SWA
BARBIE
Ah kukuku.
Ngagetin aja.
(LS) Suasana ruang tamu yang sepi dan gelap hanya lampu
kuning redup yang menyala, (SFX) TERDENGAR suara ayam
berkokok. SWA berjalan keluar dari kamar dengan lesu,
kemudian duduk di sofa ruang tamu. TERDENGAR suara
BUNDA HANUM sudah sibuk di dapur, dan suara AYAH TEGUH
yang sedang mandi di kamar mandi. SWA menyalakan TV dan
menonton kartun SpongeBob. Sesekali SWA menoleh ke arah
pintu depan kemudian kembali menonton TV. Tiba-tiba,
TERDENGAR suara orang melempar koran pada pintu dari
luar. SWA langsung bergegas (CU) membuka pintu yang
49
BUNDA HANUM
(OS)
Swa, udah bangun nak?
BUNDA HANUM
Ini, diminum susu nya mbak.
Hm, anake Bunda bangun pagi rèk.
(Ini, diminum susunya Mbak.
Hm, anaknya Bunda bangun pagi.)
BUNDA HANUM
(OS)
Diluar Yah, belum diambil.
AYAH TEGUH
Ndak ada bun diluar.
BUNDA HANUM
(OS)
Libur paling Yah, ndak nganter koran.
(Libur mungkin Yah, nggak antar koran.)
AYAH TEGUH
Eh, Dek Etta wes bangun, gendong
dulu sama Ayah.
AYAH TEGUH
Mesti lali, kabeh-kabeh lali. Koran
ini ya kemana iki. Aku berangkat
lebih pagi bun, rekap laporannya
belum selesai.
(selalu saja lupa, semuanya lupa. Koran juga
kemana ini. Aku berangkat lebih pagi Bun,
rekap laporannya belum selesai.)
BUNDA HANUM
iya Yah, ndak tau i, dari kemarin kok
nyari barang ndak ada, lupa naruhnya
dimana. Belum selesai rekap laporannya?
(Iya Yah, nggak tau dari kemarincari barang kok
nggak ada. , lupa taruhnya dimana. Belum
selesaai rekap laporannya?)
AYAH TEGUH
Belum, makanya berangkat lebih pagi.
51
SWA
Gimana iki benerinnya?
BUNDA HANUM
Mbak,ndak lihat buku sama kacamata
Bunda ta? Bunda lak ndak iso dapet
rak tv kalo itu ilang. Bukti e
ndek situ kabeh.
(Mbak, nggak lihat buku sama kacamata
Bunda? Bunda nggak bisa dapat rak tv
kalau itu hilang. Buktinya semua disitu.)
SWA
Gimana Teddy, kacamata Bunda harus
dibenerin, nanti Ayah marah lagi.
RILAKUMA
Udah minum teh saja dulu.
Ini.
SWA
Cangkirnya ndak enak, sakit
ditangan.
SWA
Iya terus dibenerin Bunda
Soale Swa nangis.
(Iya terus diperbaiki Bunda, karena Swa menangis)
53
RILAKUMA
Bisa kan nempel, ayo
kita cari selotip
TEDY
Sudah ngomong jujur aja ke Bunda,
Bunda nanti juga bantu memperbaikinya.
RILAKUMA
Ngawur kamu, nanti Swa dimarahi. Udah Swa
Ikuti aja saranku biar kamu ndak kena marah.
TEDDY
Nanti kamu semakin berbohong kepada
Bunda. Kalau ketemu Bunda sama Ayah
kamu akan ketakutan kayak tadi?
RILAKUMA
Ah, sudahlah. Ayo Swa
kita cari selotip
DANBO
Aw panas
CUT TO
36. INT. KAMAR – PAGI HARI
CAST : SWA
SWA berlari ke meja rias BUNDA HANUM. SWA menggeret
kursi dan menaikinya. (CU) Ia membuka kotak kecil yang
54
CUT TO
37. INT. RUANG MAINAN – PAGI HARI
CAST : SWA, TEDDY, RILAKUMA, DANBO
SWA
Nah, ini Rila. Bunda
benerinnya pakai selotip.
SWA
Kok ndak bisa,
ayo bantuin.
TEDDY
Swa, kamu ingat kan cerita Super
Bimo yang jujur. Mending Kamu bilang
saja ke Bunda. Ayah juga pernah
melarang buat berbohong.
TEDDY
Ndak mau, kamu ngajak Swa buat
berbohong.
RILAKUMA
Itu biar Swa ndak dimarahi
Ayah sama Bunda.
RILAKUMA
Apa mau juga dikunci di dalam kardus?
DANBO
Ndak.
BUNDA HANUM
Iya, lewat dongeng.
Dek Etta mau Bunda dongengin?
56
SWA
Dongeng Bunda?
BUNDA HANUM
Iya, mau?
BUNDA HANUM
Suatu hari ketika Cika sedang pergi ia
menitipkan telur-telur ayamnya kepada
Super Bimo. “Super Bimo tolong jaga telur
Ayamku hingga aku kembali ya.” Super Bimo
pun menjawab “siap Cika.”Ketika Super
Bimo sedang bermain bola di kandang
Ayam, tidak sengaja Super Bimo memecahkan
satu telur Ayam.
Wajah SWA yang ikut cemas mendengar dongeng BUNDA HANUM
ketika Super Bimo memecahkan telur ayam.
SWA
Loh, terus dimarahin Cika?
BUNDA HANUM
Sebentar, belum selesai. Super Bimo
bingung dan takut.Tiba-tiba Cika
sampai di kandang ayamnya, Super Bimo
pun takut dan mengaku bersalah.
BUNDA HANUM
BUNDA HANUM
ndak, soale Super Bimo wes berani
jujur. Malah Cika berbagi makanan sama
Super Bimo. Jadi, kalo berani jujur
ndak dimarahi. Swa sama Dek Etta juga
SWA mbak Etta jujur,
gitu, kalo Swa sama
BundaOjok
dadisedih Bunda.
seneng, kaloCika baik Bunda
bohong,
ya Bundakayak Super Bimo.
sedih.
BUNDA HANUM
Sekarang Bunda ndak sedih, kan
Mbak Swa sama dek Etta ndak
bohong. Iya baik, kayak ini Mbak
Super Bimo yang jadi penolong jika
dan berbuat jujur.
SWA
Oh iya Bunda, yang kemarin itu
Super Bimo juga ndak mau ya dikasih
58
BUNDA HANUM
Iya, Super Bimo iku selalu
berbuat baik, suka menolong
dan selalu jujur Mbak.
BUNDA HANUM
Hati-hati mbak Swa,
nanti jatuh
SWA
Iya bunda.
BUNDA
Pot e Bu Ita pecah.
SWA
Kenapa Bunda, pecah?
Nanti marah orangè Bunda.
(Kenapa Bunda, pecah? Nanti orangnya
Marah Bunda.)
BUNDA HANUM
Halo mas, saya udah
Pesen dari tadi, mau go send.
Oh gitu, oke aku tunggu ya mas.
SWA
Kok ndak ada Rila.
BUNDA HANUM
Tolong beliin teh mbak, di Mbak Tutik.
sek tak ambilin uang.
(Tolong belikan teh Mbak, di Mbak Tutik. Sebentar Bunda
Ambilkan uangnya.)
62
BUNDA HANUM
hati-hati Mbak, dipegang yang
kuat biar uang e ndak jatuh.
MAMA SARAH
Oalah, hati-hati uange jatuh.
SWA
Tumbas teh satu, sama
kembalian.
(Beli teh satu, sama kembalian)
MBAK TUTIK
Teh? Sek, sek.
(Teh? sebentar.)
SWA
Iya, makasih Mbak Tutik.
MBAK TUTIK
Hati-hati lèk nggawa, mlaku ae.
(Hati-hati kalau bawa, jalan saja.)
Tukang Pengiriman
Silahkan dicek lagi
Resinya bu, sama tanda tangan
disini.
BUNDA HANUM
Bener kok mas, oke disini
ya. Makasih ya mas.
SWA
Bun, ini.
BUNDA HANUM
(tersenyum)
Iya bentar mbak.
Tukang Pengiriman
Nanti kalo sudah terikirim
tampil di aplikasinya.
BUNDA HANUM
Oke mas.
BUNDA HANUM
Pintere Mbak Swa, lihat se bener
ndak? bener, makasih ya Mbak.
(Pinternya Mbak Swa, lihat benar nggak? Bener,
Makasih ya Mbak.)
65
SWA
Tadi aku lihat di toko ada lem,
tapi kalo beli harus punya uang.
DANBO
Yawes minta Bunda uang, terus
beli lem.
(Ya sudah minta Bunda uang, terus beli lem.)
RILAKUMA
Ojok! nanti Bunda tanya mau buat apa.
mendengar jawaban RILAKUMA, SWA semakin bingung.
Kemudian iamencari TEDDY yang tidak terlihat dari tadi.
SWA
Loh Teddy mana?
RILAKUMA
Udah, biarin Teddy. Kita
Benerin kacamata Bunda aja.
SWA
Teddy kemana Bo?
DANBO
Ehh, ehh ndak tau.
RILAKUMA
Udah ayo benerin kacamata Bunda.
SWA
Ndak mau, aku mau cari Teddy.
DANBO
Tedyy di
SWA
Dimana?
RILAKUMA
Kalo kamu ndak benerin kacamata Bunda
Tak patahin yang satunya. Biarin,
Teddy hilang. Aku sama kamu aja Swa.
TEDDY
Aku ndak papa. Iya, lebih
baik kamu jujur aja Swa.
SWA
Iya aku mau bilang ke Bunda, Bunda
juga habis ngasih dongeng kucing yang
jujur. Terus aku pingin kayak Super Bimo
Yang jujur kayak kata Bunda.
SWA
Tadi loh Bunda mecahin pot Bu Ita,
Potnya yang gede pecah.
Bunda ndak sengaja
DANBO
Hi, Bu Ita kan judes
pasti orangnya marah.
SWA
Katanya nanti Bunda mau bilang ke Bu Ita.
TEDDY
(tertawa)
Bunda ndak takut ya? Bunda
berani ya? Kamu Kalo ngomong
jujur juga hebat Kayak Bunda,
oh kayak Super Bimo.
SWA
(tertawa)
Iya kayak Super Bimo.
Nanti tak bilang Bunda wes.
TEDDY
Iya, terus kalo ketemu Bunda
68
BUNDA HANUM
Pulang kerja Bu ita?
BU ITA
Oh iya Bunda.
BU ITA
Oh,nggih, mboten nopo nopo,
Malah sing niku ten pojok niku
sering pecah tapi mboten wonten sing
ngaku. Mboten nopo nopo Bunda.
(Oh, iya nggak apa-apa, malah yang pojok itu sering pecah
Tapi nggak ada yang ngaku. Nggak apa-apa Bunda.)
BUNDA HANUM
Nggih mangke Ayahe wangsul,
Kula kengkene mbena’aken kembange
Nggih. Pokoke kulasampun ngomong ten
njenengan dadi lego.
(Iya nanti waktu Ayahnya pulang, saya suruh memperbaiki
Bunga itu. Pokoknya saya sudah bilang ke Bu Ita kan lega.)
TEDDY
Iya? ternyata Bu Ita ndak marah ya.
SWA
Tapi aku takut. Gimana ngomongnya
ke Bunda?
70
TEDDY
Swa, keluarkan Rilakuma
kasihan. Dia pasti udah menyesal.
Aku udah maafin Rila kok.
SWA
Tapi Rila kan juga masukin kamu dalam
Kardus.
TEDDY
Ndak papa, kasihan. Udah tak
maafin.
SWA
Baik ya kamu Ted.
RILAKUMA
(takut)
Maafin aku ya? Aku
Menyesal, aku salah.
BUNDA HANUM
(OS)
Makasih ya, bagus.
Makasih loh mbak.
71
BUNDA HANUM
(OS)
Mbak Swa, ayo mandi nak.
Udah anget airnya.
CUT TO
49. INT. DAPUR – SORE HARI
CAST : SWA, BUNDA HANUM, ETTA
SWA
Wah segarnya, hi dingin.
BUNDA HANUM
Ayo, cepet, cepet,
lari kecil, lari kecil.
BUNDA HANUM
(OS)
Kenapa mbak Swa, kok nangis?
Sini.
CUT TO
51. INT. RUANG MAINAN SWA – SORE HARI
CAST : SWA, BUNDA HANUM
BUNDA HANUM
(Heran)
Mbak Swa opo’o kok nangis?
(Mbak Swa kenapa menangis?)
AYAH TEGUH
Assalamualaikum.
BUNDA HANUM
Waalaikumsalam, loh Ayah wes pulang.
AYAH TEGUH
Loh mbak SWA kenapa nangis?
AYAH TEGUH
Oh, Mbak inget omongan Ayah ta?
Ndak, ndak ompong kok. Tapi kalo bohong
ndak baik, kayak mbak Swa gini jadi
takut kan rasanya.
BUNDA HANUM
Kenapa Yah?
AYAH TEGUH
Aku kan pernah bilang nanti kalo
bohong, ompong, ndak bisa makan apel.
BUNDA HANUM
(Tertawa)
Ohh, itu loh apel hiasan dari kayu
mbak. Yo emang ndak bisa dimakan. Tadi
Mbak Fat ngasih, katanya oleh-oleh
dari Batu.
AYAH TEGUH
Loh kan bisa digigit, mbak
Swa ndak ompong kan.
BUNDA HANUM
(Tertawa)
Swa, Swa.
Swa takut ya ngomongnya.
AYAH TEGUH
Jadi mbak kalo bohong, itu ini, hatinya
kerasa ndak enak. Kayak takut terus
soalnya salah, bohong. Kan itu perbuatan
yang jelek. Kalo Mbak Swa bohong lagi,
nanti Bunda sama Ayah sedih, nangis. Swa
takut ya ngomong ke Ayah?
BUNDA HANUM
Tapi mbak Swa wes pinter, berani
jujur. Hebat itu. Jempol dua buat Mbak
Swa, anake sapa rek sing pinter iki.
(Tapi Mbak Swa sudah pintar, berani jujur.
Hebat itu. Jempol dua buat Mbak Swa, anaknya
siapa sih yang pintar ini.)
SWA
Yang numpahin kopi Mbak Bella,
Tapi sama Mbak Bella ndak
boleh ngomong.
AYAH TEGUH
(Kaget)
Loh mbak Swa kok ndak ngomong?
SWA
Kan kata Ayah kasihan, biar ndak
76
AYAH TEGUH
Ayah minta maaf ya mbak, wes bentak
mbak Swa. Lain kali bilang ya mbak,
harus jujur. Ndak boleh bohong lagi,
biar Ayah sama Bunda ndak sedih lagi.
AYAH TEGUH menyodorkan jari kelingkingnya untuk
berjanji. SWA melingkarkan jari kelingkingnya ke jari
kelingking AYAH TEGUH. Kemudian AYAH TEGUH mengusap
rambut SWA. BUNDA HANUM duduk memangku ETTA di samping
AYAH TEGUH.
AYAH TEGUH
kalo Mbak bilang kan
Ayah ndak bentak Mbak Swa.
BUNDA HANUM
Ayah juga gitu, kalo ngajarin
Ke SWA jangan ngomong kayak gitu.
AYAH TEGUH
Iya, iya. Ayah yang salah.
BUNDA HANUM
(senang)
Yah, rejeki Yah. Bunda menang giveaway
rak tv. Padahal pikir Bunda, aku kudu
ngirim bukti penjualan. Ternyata dari
pusat udah otomatis kecatet.
AYAH TEGUH
Hih iki. Tak pikir apa get-geti ae. Loh
kan, ngono ket wingi bingung ae.
Alhamdulillah, yo Mbak Swa ya, malah
bengok-bengok.
77
BUNDA HANUM
Alhamdulillah, ini hadiahe Bunda
karena Mbak Swa berani jujur, jadi
Bunda seneng.
SWA
(Seneng)
Yee Bunda menang.
SWA
Bunda terus aku
kapan dibeliin boneka tangan?
BUNDA HANUM
Oh iya, di HP Ayah ada
video dongeng kemarin Mbak.
AYAH TEGUH
Mau nonton lagi ta?
AYAH TEGUH
Ini lihat Swa serius kalo
nonton dongengnya
(CU) Terlihat video SWA sedang asik menonton dongeng
boneka tangan.
FLASHBACK
53. INT. BALAI PEMUDA – PAGI HARI
CAST : AYAH TEGUH, BUNDA HANUM, SWA, ETTA
SUPER BIMO
Tidak, aku tidak bisa kamu curangi
Super Bimo terbang menaruh laki-laki itu di atas halte
dan mengambil dompet Cika. Kemudian Super Bimo terbang
dengan cepat menghampiri Cika dan memberikan dompetnya.
BONEKA CIKA
Terima kasih Super Bimo, sebagai
gantinya. Ini ada kue buatan Bundaku
Sendiri.
PENDONGENG
Keren kan Super Bimo? Nah adik-adik
juga harus seperti Super Bimo, membantu
yang kesusahan dan selalu berkata jujur.