NPM : 1914370156
Kelas : Reguler C&D
Pelajaran : Metafisika II
Soal:
"Jawab"
(68) Mereka berkata: "Bakarlah Dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu
benar- benar hendak bertindak".74 (QS. Al-Anbiya' : 68
(24). Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau
bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang
demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang
beriman. (QS. Al-Ankabut : 24)
69. Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah
bagi Ibrahim", (70) Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, Maka Kami
menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. (QS. al-Anbiya': 69-70)76
Maka api dari Allah hadir untuk melindungi Ibrahim supaya dapat berjalan dalam
keadaan selamat dari tengah-tengah perapian.
● Hidup ibu dan anak laki-laki itu terancam kehausan dan kelaparan.
Siti Hajar lalu berusaha mencari air dengan berlari-lari kecil dari Bukit Safa ke Bukit
Marwah sembari memohon kepada Allah.
Setelah tujuh kali bolak-balik, terdengar suara dari Ismail. Ternyata setelah dilihat
(atas bantuan malaikat mengguncangkan sayap tepat di kaki Ismail), mengalirlah air.
Kemudian Siti Hajar mengatakan, “Zam-zam, kumpullah kumpullah!”. Ibnu Umar
meriwayatkan, seandainya Siti Hajar tidak mengatakan zam zam (kumpul) maka air
itu akan melimpah terus dan akan membanjiri Kota Mekkah.
Waktu itu Nabi Ismail baru lahir sekitar tahun 1910 SM.
Angka tersebut jika dihitung hingga hari ini, maka akan menghasilkan lebih dari 4000
tahun sebagai umur dari sumur tersebut.
Hingga sekarang sumber mata air itulah yang menjadi sumur air zam-zam.
Diketahui bahwa besaran dari pH air zam zam yang benar yaitu, 7,5 – 7,7 dengan
tanpa warna dan tidak berbau.
Namun, memiliki rasa yang berbeda.
Sumur air zam-zam yang jumlahnya melimpah ini konon, tak akan pernah habis.
Mengapa bisa?
menyebutkan bahwa Abbas Sharaqi, seorang
professor geologi dan sumber daya air di Institut Riset Afrika, menyebutkan bahwa
air zam-zam tidak akan habis.
Nabi Ibrahim as mengalami mimpi yang terjadi secara berturut-turut. Dalam mimpi
tersebut, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih
putera kesayangannya, Ismail. Ismail merupakan putera semata wayang dari Nabi
Ibrahim yang sangat disayangi serta ditunggu selama bertahun-tahun untuk
mendapatkannya.
Pada hari H, yakni tanggal 10 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim dan puteranya pergi ke tanah
lapang untuk menjalankan perintah Allah tersebut. Agar Ismail tidak merasakan sakit
ketika disembelih, Ibrahim mempersiapkan pedang yang diasah dengan sangat
tajam. Dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan, setan terus menggoda
Ibrahim dan Ismail untuk membatalkan perintah Allah tersebut. Setan menggoda
nabi Ismail dengan mengatakan bahwa nabi Ibrahim hanya membawa ia untuk
dibunuh. Namun, mengingat nabi Ismail sudah diangkat menjadi nabi, ia tidak gentar
dan berkata bahwa dirinya siap untuk melakukan perintah Allah SWT.
Iblis tidak kehabisan akal untuk menggoda keduanya. Namun, tiba-tiba nabi Ibrahim
dan Ismail mengambil beberapa kerikil di tanah dan melemparkannya ke arah iblis
dengan mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar”. Prosesi inilah yang kemudian
dikenal sebagai prosesi lempar jumrah.
Nabi Ismail sudah benar-benar siap untuk disembelih oleh ayahnya. Ia merasa siap
karena itu merupakan perintah dari Allah SWT. Bahkan Ismail meminta ayahnya
untuk menutup wajahnya agar nabi Ibrahim tidak merasa iba ataupun ragu untuk
melaksanakan perintah dari Allah SWT. Kemudian, Ismail juga meminta nabi Ibrahim
untuk menajamkan pedangnya serta memberikan beberapa wasiat jika ia telah
meninggal nantinya. Karena mendengarkan perkataan serta permintaan nabi Ismail
tersebut, nabi Ibrahim mengatakan bahwa nabi Ismail adalah kawan terbaik dalam
melaksanakan perintah dari Allah SWT.
Namun, ketika nabi Ibrahim mulai menggoreskan pedangnya, pedang tersebut selalu
terpental. Ismail kemudian berkata bahwa dirinya ingin tali pengikat yang ada di
tangan dan kakinya dilepas. Hal itu dilakukan agar malaikat dapat menyaksikan
bahwa ia taat kepada Allah SWT. Peristiwa yang terjadi selanjutny adalah peristiwa
tradisional yang menjadi sejarah hari raya Idul Adha (hari Raya Qurban) yaitu ketika
nabi Ismail ditukar dengan seekor domba oleh Allah SWT.
Allah SWT memiliki kuasa yang sangat besar. Ismail yang sudah siap untuk
disembelih atas kuasa dari Allah SWT digantilah Ismail dengan domba besar, sehat
lagi bersih.
Karena keikhlasan serta pengorbanan yang dilakukan oleh nabi Ibrahim as yang rela
melakukan perintah Allah untuk menyembelih Ismail maka Nabi Ibrahim berhasil
meraih predikat Khaliullah (Kekasih Allah). Semua pengorban yang dilakukan nabi
Ibrahim tersebut hanya demi mencapai kecintannya kepada Allah SWT.