Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL ANALISIS

KOTA BANJARBARU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

MATA PELAJARAN :
Geografi

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

SMAN 1 BANJARBARU
XII IPS 2

2021/2022
A. Potensi Fisik Wilayah Banjarbaru
1. Kondisi Topografi, Iklim, Tanah, dan Air
Kota Banjarbaru adalah salah satu kota di Provinsi Kalimantan Selatan,
Indonesia. Kota Banjarbaru berada di wilayah utara Provinsi Kalimantan
Selatan, yang secara geografis terletak antara 114°41’22” – 114°54’25’’ Bujur
Timur dan 3°25’40″ – 3°28’37’’ Lintang Selatan dengan luas wilayah 328,83
Km², terbagi atas 5 kecamatan, dan 20 kelurahan.
Secara topografi, Kota Banjarbaru memiliki topografi bervariasi antara 0 –
500 m dari permukaan air laut (dpl), dengan bentuk bentang alam (morfologi)
yang cukup variatif (beragam).
Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru berada di ketinggian 7 – 25 m dpl.
Kondisi ketinggian ini mengindikasikan bahwa morfologi wilayah ini sangat
cocok untuk budidaya tanaman. Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru
memiliki kelerengan 0 – 2%. Kondisi ini sangat cocok untuk budidaya
pertanian maupun untuk kegiatan perkotaan. Kelerengan antara 2–8% berada
di sebagian wilayah Cempaka, Banjarbaru Utara dan Selatan. Di kelas lereng
ini, kegiatan budidaya masih dapat dilaksanakan, tetapi harus menggunakan
teknologi yang tepat sebagai bentuk antisipasi erosi tanah. Sementara
Kelerengan antara 8–15%. berada di sebagian wilayah Cempaka, kelas lereng
ini masing memungkinkan untuk budidaya perkebunan atau kehutanan dengan
jenis tanaman yang berakar dalam.
Seperti halnya daerah lain dalam wilayah Indonesia, Kota Banjarbaru
juga mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan. Keadaan ini
bekaitan erat dengan arus angin yang bertiup di Indonesia. Pada bulan Juni
sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak
mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau di Indonesia.
Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak
mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik setelah
melewati beberapa lautan, dan pada bulan-bulan tersebut biasanya terjadi
musim hujan. Apabila hujan terjadi dalam waktu yang panjang terkadang
sering terjadi banjir sedangkan musim kemarau di kota banjarbaru sering
menyebabkan kebakaran lahan, seperti gambar disamping.
Secara umum, jenis tanah di kota Banjarbaru terdiri dari tanah podsolik di
Kecamatan Cempaka dan Banjarbaru, Aluvial (Entisols dan Inceptisols),
Gambut (Histosols) dan Spodosols tersebar di Kecamatan Landasan Ulin.
Jenis tanah podsolik dicoba untuk pengembangan budidaya pertanian (padi,
palawija, sayuran, perkebunan), disertai dengan teknologi pengolahan yang
tepat. Sedangkan jenis tanah organosol digunakan untuk pengembangan
budidaya tanaman pangan (khususnya padi sawah dan holtikultura).
Secara hidrologi, Kota Banjarbaru terdiri dari air permukaan dan air
tanah.
Kondisi air permukaan di Banjarbaru ditunjang oleh adanya 2 (dua) buah DAS
(Daerah Aliran Sungai) sebagai catchment area, yaitu DAS Barito/Riam
Kanan dan DAS Taboneo. Daerah Aliran Sungai tersebut merupakan asset
kawasan yang berpotensi besar bagi aspek-aspek kehidupan masyarakat, yakni
sebagai bahan baku untuk minum, perikanan dan pariwisata.
2. Penggunaan lahan.
Pola penggunaan lahan pada suatu wilayah menggambarkan pola
kegiatan masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut. Penggunaan lahan yang
ada juga memberikan gambaran tentang pola persebaran penduduk dalam
suatu wilayah. Pola penggunaan lahan umumnya terbagi menjadi 2, yaitu
kawasan terbangun dan kawasan tidak terbangun.
- Penggunaan Lahan Terbangun di wilayah Banjarbaru
1. Permukiman
Kawasan permukiman dan perumahan di Kota Banjarbaru tersebar
secara merata di seluruh Kecamatan. Selatan Jalan Trikora di dominasi
oleh perumahan formal (developer), sedangkan perumahan di bagian
utara didominasi oleh perumahan non formal.
2. Perdagangan dan Jasa
Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kota Banjarbaru hampir sama
dengan di kota-kota lain yaitu banyak terpusat pada koridor-koridor
jalan utama, seperti sepanjang jalan Ahmad Yani dan Jalan Trikora.
Selain itu titik-titik kawasan perdagangan dan jasa juga terdapat di
kawasan strategis tertentu seperti di sekitar area kampus Universitas
lambung Mangkurat dan di sekitar Bandara Syamsuddin Noor.
3. Peribadatan
Kawasan peribadatan berupa masjid, musholla, gereja dan tempat
ibadah lain yang terdapat di Kota Banjarbaru. Sebagian besar tempat
ibadah sudah telah menjangkau pelayanan dari setiap Kecamatan dan
Kelurahan yang ada di Kota Banjarbaru
4. Perkantoran
Kawasan perkantoran yang cukup besar terdapat di dua wilayah,
kawasan perkantoran Kotamadya Banjarbaru yang terdapat di pusat
Kota Banjarbaru, dan kawasan perkantoran Provinsi Kalimantan
Selatan yang terdapat di Kecamatan Cempaka. Selain dua kawasan
perkantoran itu juga terdapat kawasan-kawasan perkantoran skala
Kecamatan dan Kelurahan yang tersebar di setiap Kecamatan dan
Kelurahan yang ada di Kota Banjarbaru.
5. Pariwisata
Kota Banjarbaru merupakan kota yang memiliki cukup banyak obyek
wisata, baik berupa obyek wisata buatan dan juga obyek wisata alam,
karena kondisi fisik wilayah yang mendukung. Di pusat kota terdapat
Taman Van Der Vijl yang menjadi favorit warga sekitar, terdapat
objek wisata danau seran, obyek wisata kebun durian, taman hutan
mentaos, kebun raya banua, bekantan Park, danau caramin, dan masih
banyak lagi.

- Penggunaan Lahan Tidak Terbangun


Lahan tidak terbangun yang ada di Kota Banjarbaru umumnya berupa
sawah tadah hujan, semak belukar, dan lahan tidur yang juga merupakan
daerah rawan genangan.
B. Potensi Non-fisik
1. Demografi dan Kondisi Sosial
Tercatat jumlah penduduk kota Banjarbaru pada tahun 2020 adalah sekitar
270.021 ribu jiwa, jumlah tersebut terdiri dari 138.677 ribu jiwa laki-laki dan
131.344 ribu jiwa perempuan. Penduduk usia produktif sekitar 69,24 persen
lebih besar dari penduduk usia produktif. Dengan adanya bonus demografi
tersebut pemerintah sudah seharusnya memberikan banyak perhatian
mengenai ketersediaan lapangan pekerjaan sehingga dapat menjadi penggerak
bagi perekonomian, tetapi pada kenyaataan yang terlihat masih ada banyak
penduduk yang belum memiliki pekerjaan. Jika ini terus dibiarkan
kemungkinan besar akan ada kesenjangan sosial antara penduduk
berkecukupan yang tinggal di komplek perumahan dan penduduk serba
kekurangan yang tinggal di perkampungan kumuh. Kesenjangan sosial dapat
menyebabkan kondisi sosial antarpenduduk menjadi kurang baik, sehingga
muncul banyak tindak kriminal dan kejahatan yang dapat membahayakan
keselamatan. Seperti yang terlihat pada tabel berikut, banyak kasus pencurian
dan pembunuhan.

2. Sistem Pemerintahan
Kota Banjarbaru dipimpin oleh Bapak H. M Aditya Mufti Ariffin sebagai
walikota dan Wartono sebagai wakilnya yang dipilih langsung oleh
masyarakat melalui pemilu. Struktur organisasi pemerintah Kota Banjarbaru
sendiri terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 5 (lima) Badan, 13
(tiga belas) Dinas, 4 (empat) Kantor, 5 (lima) Kecamatan, 20 (dua puluh)
kelurahan serta beberapa RW dan RT.

Setiap lembaga pemerintahan mempunyai tugas dan tanggung jawab yang


berbeda-beda tetapi memiliki satu tujuan yang sama untuk membangun serta
membina berbagai potensi Sumber daya alam dan sumber daya manusia di
Kota Banjarbaru.

3. Perekonomian
Perkembangan perekonomian saat dipengaruhi oleh kualitas tenaga kerja
yang tersedia. Jumlah angkatan kerja yang besar yang didukung dengan SDM
yang berkualitas dan berdaya saing tinggi akan memberikan dampak positif
perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi Kota Banjarbaru didukung
oleh beberapa faktor, yang secara konsisten mengalami pertumbuhan yang
positif selama beberapa tahun terakhir. Sektor tersebut adalah sektor pertanian,
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik dan air minum,
bangunan, perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi,
bank dan lembaga keuangan serta sektor jasa. Tiga besar sektor pendukung
perekonomian Kota Banjarbaru dalah sektor Jasa, sektor perdagangan, hotel
dan restoran serta sektor bangunan. Sektor jasa menyumbang 23,47 persen
dari seluruh pertumbuhan ekonomi Kota Banjarbaru. Sementara sektor
perdagangan, hotel, restoran menyumbang 18,70 persen dan sektor bangunan
sebesar 18,33 persen. Data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota
Banjarbaru menunjukkan bahwa masing-masing sektor mengalami
pertumbuhan yang cukup signifikan selama beberapa tahun terakhir.
Kota Banjarbaru merupakan salah satu kawasan di Provinsi Kalimantan
Selatan yang potensial berkembang. Dari sisi pembangunan manusia yang
diukur dengan dimensi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi, Kota Banjarbaru
menduduki peringkat pertama dengan angka sebesar 78,83. Angka ini bahkan
lebih tinggi dari IPM Provinsi Kalimantan Selatan secara keseluruhan yaitu
70,17. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas pembangunan manusia di
Kota Banjarbaru sudah terbilang baik.

4. Pendidikan
Kawasan pendidikan sudah cukup melayani dan menjangkau hampir
seluruh kawasan/Kecamatan di Kota Banjarbaru muali dari TK, SD, SMP,
SMA dan beberapa Universitas Baik swasta maupun negeri. Kota Banjarbaru
memiliki 361 buah unit sekolah dari pendidikan usia dini hingga pendidikan
tinggi, baik negeri maupun swasta. Pada tahun ajaran 2017/2018 tercatat
jumlah sekolah, murid, guru yang paling dominan berada di tingkat SD
sederajat. Jumlah murid SD/MI pada tahun ajaran 2017/2018 mencapai 28.477
siswa yang tersebar dalam 91 unit sekolah dengan jumlah guru sebanyak 1.591
orang. Di tingkat SMP sederajat tercatat jumlah murid sebanyak 12.919 siswa
dan jumlah murid di tingkat SMA sederajat sebanyak 12.337 siswa.
Rasio guru terhadap murid ideal adalah 1:20 yang artinya kemampuan satu
orang guru untuk mengajar murid adalah 20 orang. Setiap tahun rasio tersebut
mengalami peningkatan yang baik dan diimbangi dengan fasilitas pendidikan
yang memadai bagi para pelajar dan pengajar.

5. Kesehatan
Fasilitas kesehatan di Kota Banjarbaru sudah menjangkau hampir di semua
Kecamatan baik yang berskala kota dan berskala lokal atau lingkup desa.
Selain itu juga terdapat Rumah Sakit Angkatan Udara. Ketersediaan sarana
kesehatan yang terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat merupakan
salah satu pendorong bagi upaya percepatan peningkatan kesehatan
masyarakat. Jumlah penduduk Kota Banjarbaru semakin meningkat seiring
dengan banyaknya pendatang dan jumlah kelahiran. Hal ini harus diimbangi
dengan peningkatan jumlah fasilitas dan tenaga kesehatan. Dengan adanya
penanganan dan fasilitas kesehatan yang baik dapat meningkatkan kesehatan
penduduk kota banjarbaru.

Anda mungkin juga menyukai