Anda di halaman 1dari 37

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas bimbingan dan tuntunan-Nya
kami dapat menyusun Narasi Renstra Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru tepat pada waktunya
dan sesuai dengan rencana.

Bagi manajemen yang berorientasi pada hasil, perencanaan strategis merupakan hal
terpenting. Oleh karena itu, Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru berupaya untuk menyelesaikan
Penyusunan Laporan Narasi Renstra Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru dengan mengacu
kepada Peraturan Undang-Undang 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dan Peraturan
Menteri ATR terkait Rencana Tata Ruang Wilayah. Serta Peraturan Presiden (Perpres) No 22
Tahun 2017 tentang RUEN, bahwa RUEN berfungsi sebagai pedoman bagi Kementerian/
Lembaga dalam menyusun Renstra. Dalam peraturan ini, penyusunan Renstra tampak lebih
sederhana, padat dan komunikatif jika dibandingkan dengan penyusunan laporan renstra tahun-
tahun sebelumnya. Rencana Strategis Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru tahun 2020-2024
disusun dengan memperhatikan kondisi dan sasaran yang akan dicapai dalam lima tahun ke
depan. Oleh karena itu, hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman menjadi faktor yang selalu diperhitungkan. Sesuai dengan potensi-potensi yang ada
didaerah.

Dengan disusunnya rencana strategis ini diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja Kantor
Pertanahan Kota Banjarbaru dalam pencapaian sasaran yang ditetapkan. Rencana Strategis ini
selanjutnya menjadi acuan bagi jajaran aparatur Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru dan pihak-
pihak yang terkait.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Narasi Renstra ini, semoga Laporan ini bermanfaat dan sesuai
dengan harapan kita semua.

Banjarbaru,

KEPALA KANTOR PERTANAHAN


KOTA BANJARBARU

MUHAMMAD IRFAN, SH. MH


NIP. 19680517 199403 1 002

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1-9

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN


LEMBAGA ................................................................................................................. 10-11

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN


KERANGKAKELEMBAGAAN ................................................................................ 12-19

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ............................ 20

BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 21

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 22

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Administratif Kota Banjarbaru ......................................................... 1

Gambar 2. Fungsi Kementerian ATR/BPN ............................................................... 2


Gambar 3. Permasalahan dan Aspek Strategis Kantor Pertanahan
Kota Banjarbaru ....................................................................................... 2
Gambar 4. Visi Misi dan Sasaran Strategis ............................................................... 11
Gambar 5. Visi Tambahan Untuk Rencana Strategis Nasional ................................. 12
Gambar 6. Agenda Pembangunan.............................................................................. 13
Gambar 7. Prioritas Pembangunan Nasional ............................................................. 13
Gambar 8. Cascading Level Kementerian ................................................................. 18

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kerangka Regulasi ........................................................................................ 15-17


Tabel 2 Permasalahan, Arah Kebijakan dan Strategi Penyelesaian........................... 15-17

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris dengan sumber daya alam yang sangat beragam dan
potensial. dengan luas wilayah daratan Indonesia 1.922.570 km2 dari total seluas 5.180.053 km2
(total daratan dan perairan) Dari total luas daratan, sekitar 124 juta hektar (64,93%) masih berupa
kawasan hutan dan seluas 67 juta hektar (35,07%) telah dibudidayakan melalui berbagai
kegiatan. Secara geo-politik Indonesia memiliki peran yang sangat strategis karena berada pada
jalur lintas antara benua Asia dan Australia, serta di antara Samudera Pasifik dan Samudera
Hindia, sehingga menempatkan Indonesia sebagai salah satu poros perdagangan global.
Kalimantan sebagai salah satu kepulauan terbesar di Indonesia yang memiliki 5 (lima)
provinsi salah satunya Kalimantan Selatan yang meliki 13 (tiga belas) Kabupaten/Kota dan Kota
Banjarbaru merupan salah satunya.
Kota Banjarbaru terletak di 3⁰ 25’40’ – 3⁰ 28’37” LS dan 114⁰ 41’22” – 114⁰ 54’25”
BT dengan luas wilayah 371,4 Km2 terbagi atas 5 Kecamatan dan 20 Kelurahan. Batas wilayah
administrasi di sebelah utara adalah Kabupaten Banjar, Sebelah Timur Kabupaten Banjar dan
sebelah Selatan Kabupaten Tanah Laut serta sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Banjar. Kota Banjarbaru memiliki jumlah penduduk sebanyak 262.719 Jiwa. Luas wilayah yang
cukup luas dan kegiatan ekonomi masyarakat yang beragamdan berkembang menjadi potensi
yang cukup baik terkait kegiatan Pertanahan. Oleh karena itu, tugas dan fungsi Kantor
Pertanahan Kota Banjarbaru ini sangat strategis, tidak hanya ikut serta berkontribusi positif
terhadap pembangunan Kota Banjarbaru secara umum tetapi juga turut serta untuk
mengevaluasi efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Pertanahan Kota
Banjarbaru.

1
Gambar 1. Peta Administratif Kota Banjarbaru

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan. Kementerian


Agraria dan Tata Ruang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agrarian/pertanahan dan tata ruang untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan Negara.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan
Tata Ruang, kementerian memiliki tugas untuk menyelenggarakan pemerintahan di bidang
agraria/pertanahan dan tata ruang untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara, dengan core function sebagai berikut:

Gambar 2. Fungsi Kementerian ATR/BPN

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan


Nasional, lembaga ini memiliki tugas untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pertanahan dengan core function sebagai berikut :

Gambar 3

2
1. Kondisi Umum
Kota Banjarbaru adalah salah satu kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Dahulu,
Kota Banjarbaru merupakan sebuah kota administratif yang merupakan pemekaran
dari Kabupaten Banjar. Kota Banjarbaru berdiri pada tanggal 20 April 1999 dan memiliki
luas wilayah 371,38 km². Banjarbaru terbagi atas 5 kecamatan dan 12 kelurahan, dengan
jumlah penduduk 472.719 jiwa (Data Pusat Statistik Tahun 2020).
Pada era tahun 1950-an, Gubernur Dr. Murjani dibantu seorang perencana D.A.W
Van der Pijl merancang Banjarbaru sebagai Ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan.
Namun pada perjalanan selanjutnya, perencanaan ini terhenti sampai pada perubahan
status Kota Banjarbaru menjadi Kota Administratif. Kota Banjarbaru berdiri berdasarkan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999. Lahirnya undang-undang tersebut menandai
berpisahnya Kota Banjarbaru dari Kabupaten Banjar yang selama ini merupakan daerah
administrasi induk. Kota Banjarbaru yang sebelumnya berstatus sebagai Kota
Administratif, sempat berpredikat sebagai kota administratif tertua di Indonesia.
Posisi geografis Kota Banjarbaru terhadap Kota Banjarmasin adalah 35 km
sebelah tenggara Kota Banjarmasin. Selain itu, Kota Banjarbaru merupakan kota
penghasil intan yang terdapat di Kecamatan Cempaka yang merupakan pusat pemukiman
atau perkampungan tertua Suku Banjar yang ada di kota ini.
Mata pencaharian penduduk pun cukup beragam sehingga geliat perekonomian
juga sangat terasa. Penggunaan lahan Kota Banjarbaru didominasi oleh lahan pemukiman
dan Kawasan usaha. Sektor-sektor industri, perkebunan dan pertanian juga berkembang
pesat diiringi dengan pembangunan permukiman yang semakin bertambah, semua aspek
tersebut mengharuskan adanya regulasi yang tepat dan aplikatif demi mendukung
pembangunan Kota Banjarbaru, salah satunya dengan penetapan Perda tentang Tata
Ruang Wilayah Kota Banjarbaru Nomor 13 tahun 2014 pada tanggal 02 Desember 2014
dan berlaku tahun 2014 – 2034. Perda Tata Ruang menjadi penting mengingat
ditetapkannnya urusan tata ruang menjadi satu kesatuan dengan Kementerian Agraria,
maka ada peluang untuk dapat memperbaiki fragmentasi pelaksanaan penataan ruang
yang terjadi selama ini.
Perkembangan terakhir yang disajikan oleh beragam media berupa respon terkait
aktivitas Kementerian Agraria dan Tata Ruang merefleksikan upaya tersebut. Beberapa

3
isu yang memang menjadi concern bersama misalnya integrasi hak atas tanah dan
pemanfaatan ruang, kebutuhan akan one map policy (peta yang terintegrasi), dan
penggabungan urusan penataan ruang di Kementerian Pekerjaan Umum ke dalam
Kementerian Agraria dan Tata Ruang yang merupakan Rencana strategis sebelumnya.
Sasaran Strategis Renstra ATR/BPN 2020-2024 berdasarkan Land Management
Paradigm (LMP) yaitu:
1. Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah yang Berkepastian
Hukum dan Produktif melalui :
- Percepatan penyediaan Peta Bidang Tanah Kadastral secara lengkap di seluruh
Indonesia sampai dengan Tahun 2025 (Aspek Penyediaan Infrastruktur Informasi
Kadastral);
- Collaborative governance dalam melakukan integrasi batas wilayah adat, batas
kawasan hutan dan batas desa/wilayah administrasi (Aspek Penyediaan
Infrastruktur Informasi Kadastral);
- Mewujudkan keadilan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah (Aspek Penguasaan dan Pemilikan Tanah (Tenureship));
- Peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat oleh kepemilikan hak atas tanah
masyarakat (Aspek Penguasaan dan Pemilikan Tanah (Tenureship));
- Peningkatan jaminan dan perlindungan hukum hak atas tanah dalam menuju
kepemilikan tanah berdasarkan sistem pendaftaran tanah stelsel positif (Aspek
Penguasaan dan Pemilikan Tanah (Tenureship));
- Penyelesaian kolaboratif lintas sektor penanganan kendala pra pendaftaran (Aspek
Penguasaan dan Pemilikan Tanah (Tenureship));
- Informasi pertanahan dan ruang berbasis bidang menjadi instrumen dalam
pembuatan kebijakan yang terkait dengan fiscal pertanahan (fiscal land policy)
(Aspek Aspek Nilai Tanah (Land Value));
- Pengintegrasian aspek penggunaan tanah ke dalam penataan ruang sehingga
mampu mengimplementasikan prinsip right, restriction dan responsilibity (3R) ke
dalam bukti kepemilikan hak atas tanah atau sertipikat (Aspek Aspek Nilai Tanah
(Land Value));
- Penggunaan tanah dan pemanfaatan ruang memastikan terwujudnya penataan
ruang yang mampu mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, termasuk
mitigasi bencana dan adaptasi iklim (Aspek Aspek Nilai Tanah (Land Value))
- Penggunaan tanah dan pemanfaatan ruang untuk optimalisasi kesejahteraan
masyarakat (Aspek Aspek Nilai Tanah (Land Value));
- Pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan Proyek Strategis Nasional dan
Provinsi dalam rangka mengurangi ketimpangan pembangunan antar daerah,
kemudahan akses antar daerah, investasi, pariwisata yang pada akhirnya
berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi (Aspek Pengembangan Pertanahan
(Land Development));
- Peningkatan manfaat ekonomi atas penggunaan dan pemanfaatan tanah, baik
tanah masyarakat maupun tanah asset Negara sehingga berkontribuasi pada

4
kesejahteraan masyarakat maupun peningkatan penerimaan negara (Aspek
Pengembangan Pertanahan (Land Development));
2. Peningkatan Kualitas dan Pemenuhan Rencana Tata Ruang serta Pewujudan Tertib
Tata Ruang, melalui :
- Meningkatkan kualitas dan ketersediaan rencana tata ruang serta mewujudkan
pemanfaatan ruang yang tertib dan terkendali (Aspek Penataan Ruang);
- Pengendalian pemanfaatan ruang termasuk alih fungsi lahan agar tercapai tertib
ruang (Aspek Penataan Ruang).
3. Terwujudnya tata kelola kelembagaan yang komprehensif dan berstandar
kepemerintahan yang baik, melalui:
- Penyempurnaan regulasi untuk mengisi kekosongan hukum, pemutakhiran
ketentuan sesuai tantangan terkini, sinkronisasi dan harmonisasi antar peraturan
perundang-undangan (Aspek Kelembagaan);
- Relevan dengan pelaksanaan prinsip LMP (Aspek Kelembagaan);
- Mewujudkan sumber daya manusia yang professional (Aspek Kelembagaan);
- Penyelenggaraan pengelolaan dan pelayanan pertanahan dan penataan ruang
berbasis elektronik, serta Percepatan dan modernisasi layanan administrasi
pertanahan (Aspek Kelembagaan);
- mempertahankan predikat opini BPK RI “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)” dan
meningkatkan nilai Reformasi Birokrasi, termasuk didalamnya nilai Penguatan
Akuntabilitas (Aspek Kelembagaan);
- Optimalisasi penyelenggaraan fungsi aparat pengawasan internal pemerintah
dalam pendampingan (consulting) dan pengawasan (auditing) (Aspek
Kelembagaan).

Untuk mewujudkan harapan- harapan semua pihak akan peran Kementerian


Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan mewujudkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024, serta untuk menjamin
agar semua kegiatan yang dilaksanakan kementerian berjalan secara sistematis, terukur,
terarah dan berorientasi pada hasil (outcome) perlu disusun rencana strategis
kementerian untuk lima tahun kedepan (2020-2024).

2. Potensi dan Permasalahan


2.1. Potensi

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Ruang sebagai potensi membutuhkan penataan ruang yang di dalamnya merupakan
suatu proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Dalam hal ini aspek perencanaan dan pemanfaatan tidak dapat

5
lepas dari proses pengendalian pemanfaatan ruang yang bertujuan untuk menjamin
tertib tata ruang dan keberlanjutan ruang.
Untuk mengembangkan potensi sektor-sektor strategis di Kota Banjarbaru
dalam perkembangan potensi daerah yang lebih luas yang akhirnya bermuara pada
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan PAD, dengan letak
geografis yang strategis Kota Banjarbaru cocok dijadikan pusat jasa perkotaan dan
khususnya Pendidikan.
Ditengah beragamnya potensi yang dimiliki tersebut sudah semestinya Kota
Banjarbaru dapat melaksanakan pembangunan dan menyejahterakan masyarakatnya
dengan baik. Meski demikian selalu terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan yang
dicapai oleh masyarakat diberbagai wilayah. Perbedaan ketersediaan sumber daya
yang dimiiki dan metode yang digunakan sebagai pendekatan pembangunan serta
faktor-faktor pendukung lainnya bisa menjadi penyebabnya. Karena itu, diperlukan
model implementasi yang tepat untuk memastikan kebijakan yang ditempuh dalam
pembangunan dapat berjalan efisien dan efektif. Implementasi yang tepat untuk
diterapkan tentulah harus sesuai dengan situasi dan kondisi aktual dan spesifik di
daerah.
Salah satu syarat untuk dapat mengimplementasikan kebijakan pembangunan
secara tepat adalah dengan tersusunnya model perencanaan yang baik. Hal ini
didahului dengan ketepatan analisis atas data dan informasi perekonomian didaerah.
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta pergeseran sektor
perekonomian ke arah industri telah menyebabkan semakin strategis dan semakin
rumitnya pengelolaan agraria, tata ruang, dan pertanahan di Kota Banjarbaru.
Berbagai permasalahan dapat timbul dalam proses pengelolaan agraria akibat
keterkaitan bidang agraria dengan berbagai aspek lainnya seperti aspek ekonomi,
sosial, budaya dan hukum.

2.2. Permasalahan

Berbagai permasalahan yang timbul dalam proses pengelolaan agraria di


wilayah Kota Banjarbaru dipengaruhi oleh beberapa isu strategis, antara lain:
 Isu Strategis Pelayanan Publik dan Tata Kelola Kepemerintahan belum
berkualitas dan berdaya saing. Penyusunan Isu Strategis ini di Kantor
Pertanahan Kota Banjarbaru didasarkan pada permasalahan berikut yaitu:
- Tata laksana belum terkelola dengan baik;
- Reformasi birokrasi kurang dilaksanakan secara maksimal karena
kurangnya pemahaman dan peran agen perubahan di suatu satuan kerja;
- Kurangnya pendampingan khususnya di daerah;
- Penerapan yang dilaksanakan belum sesuai dengan Permenpan reformasi
birokrasi;
- Penerapan monitoring dan evaluasi pada satuan kerja masih tidak
maksimal;

6
- Pelaksanaan pelayanan public kurang sesuai SOP dan peran pimpinan
sebagai agen perubahan
- Kurangnya kesadaran untuk mengikuti perkembangan teknologi (rasa
nyaman dengan pola kerja lama dan keengganan dalam belajar
perkembangan teknologi yang ada);
- Penyusunan road map reformasi birokrasi belum sepenuhnya disesuaikan
dengan Renstra Kementerian;
- Penyusunan rencana kerja dan implementasi penyusunannya belum
dilaksanakan secara menyeluruh mulai dari eselon I sampai dengan Kantor
Pertanahan;
- Pemahaman makna agen perubahan belum optimal;
- Kurangnya pemahaman agen perubahan terhadap rencana tindak yang
harus dilaksanakan;
- Kurangnya pemahaman terkait pentingnya agen perubahan dalam satuan
kerja untuk mendorong budaya pelayanan prima;
- Evaluasi agen perubahan belum dilaksanakan;
- Penyusunan ABK dan peta jabatan belum sesuai;
- Kurangnya pemahaman terhadap SOP sehingga pekerjaan rutin maupun
pekerjaan prioritas nasional tidak optimal;
- Masih kurangnya pemenuhan Helpdesk mitra kerja;
- Belum adanya cyber securitypolicy dan perangkat mengakibatkan kurang
amannya data yang dimiliki Kantor Pertanahan;
- Belum adanya penerapan inovasi berbasis teknologi dan informasi
sehingga pelayanan pertanahan kurang optimal;
- Belum adanya pengukuran indeks profesionalitas ASN secara menyeluruh
dikarenakan perlu dilakukan pengembangan system informasi kepegawaian
untuk memudahkan penilaian;
- Masih minimnya pemehaman terhadap penyusunan renstra dan
perencanaan tahunan;
- Hasil data yang dibuat oleh satker tidak optimal;
- Kurangnya koordinasi terkait evaluasi pelaksanaan suatu kegiatan sebagai
dasar penyusunan perencanaan;
- Kondisi anggaran pemerintah setiap saat dapat berubah;
- Masih kurangnya pemahaman SDM terhadap efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan pekerjaan;
- Keterbatasan anggaran dan SDM yang kompeten dalam melaksanakan
program pemerintah;
- Pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan templete perencanaan pusat;
- Alokasi Maksimum Pencairan tidak sesuai dengan realisasi kegiatan yang
ada;
- Kurangnya koordinasi pelaksanaan realisasi anggaran;

7
- Penyusunan RKBMN belum mendapat alokasi anggaran yang sesuai
dengan usulan;
- Belum ada nilai maturitas pada ATR/BPN sampai dengan level satuan
kerja;
- Belum adanya peraturan yang baku terkait “Reward and Funishment”
pelayanan publik;
- Standarisasi terkait sarana dan prasarana guna menunjang pelayanan
publik;
- Adanya alokasi anggaran sarana dan prasarana guna menunjang pelayanan
publik;
- Kurangnya pemehaman SDM terhadap pelaksanaan Zona Integritas;
 Isu Strategis Penyelenggaraan Pengelolaan Pertanahan belum sepenuhnya
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Penyusunan Isu Strategis ini di Kantor
Pertanahan Kota Banjarbaru didasarkan pada permasalahan berikut yaitu:
- Banyaknya permasalahan pertanahan yang ditimbulkan akibat tidak
terdaftarnya bidang-bidang tanah;
- Masih adanya masyarakat yang belum menyadari akan pentingnya legalitas
kepemilikan tanah;
- Banyaknya bidang-bidang tanah yang belum terdaftar pada Sistem
Komputerisasi Kegiatan Pertanahan yang merupakan bidang tanah hasil
pemekaran wilayah Kabupaten Banjar;
 Isu Strategis Rendahnya Kualitas Dan Ketersediaan Rencana Tata Ruang serta
belum optimalnya Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Penyusunan Isu Strategis
ini di Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru didasarkan pada permasalahan berikut
yaitu:
- Terbatasnya SDM dalam penyusunan RDTR di daerah;
- Adanya perbedaan Zonasi di RDTR dengan RTRW;
- Adanya permohonan yang belum sesuai dengan database RDTR yang
tersedia;

Secara khusus potensi Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru dapat dilihat dari
analisa SWOT yaitu kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang
(Opportunity) dan ancaman/hambatan (Treats).
a. Kekuatan (Strength)
- SDM Eselon III dan IV seluruhnya telah terisi sehingga dapat memperkuat
Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru dalam menjalankan tugas dan fungsinya;
- SDM pada Jabatan Fungsional Sebagian besar telah terisi dengan komposisi
yang sesuai dengan jumlah Analis dan Koordinator yang dibutuhkan; dan
- SDM PPNPN yang cukup di subbagian dan seksi yang berkontribusi dalam
pelaksanaan kegiatan.
Sumber Daya Manusia dari tingkat Eselon III sampai dengan PPNPN
sebagian besar merupakan tenaga muda, sehingga hanya memerlukan

8
peningkatan pengetahuan, kreatifitas, etos kerja dan integritasnya dengan
membentuk budaya kerja yang lebih baik dari sebelumnya dan searah dengan
kebijakan Reformasi Birokrasi.

b. Kelemahan (Weakness)
- Dukungan anggaran dan sarana/prasarana yang belum memadai, karena
BMN yang terdaftar di Aplikasi SIMAK BMN masih banyak sedangkan
kondisi rill sudah tidak dimungkinkan untuk digunakan sehingga
memerlukan pendataan ulang dan perbaikan pelaporan pada Aplikasi SIMAK
BMN;
- Terbatasnya kesempatan ASN Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru untuk
mengikuti diklat peningkatan kapasitas kemampuan ASN diberbagai bidang.

c. Peluang (Opportunity)
- Adanya “political will” pemerintah untuk mewujudkan “good governance”
yang menempatkan peran pengawasan dalam posisi strategis dalam sistem
manajemen pembangunan nasional melalui dibentuknya agen perubahan
pada Kelompok Kerja Zona Integritas;
- Kebijakan Internal untuk bisa menyelesaikan layanan pertanahan sesuai
SPOP dan menurunkan jumlah tunggakan diterima dimuka.
- Kebijakan reformasi birokrasi instansi pemerintah yang menuntut
profesionalisme dalam melaksanakan tugas dalam rangka mewujudkan
WBK/WBBM dengan meningkatkan kualitas SDM yang berintegritas
melalui Pencanangan Zona Integritas.

d. Ancaman/Hambatan (Treats)
- Resistensi terhadap upaya perubahan dalam pelaksanaan Reformasi
Birokrasi;
- Belum memadainya sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksanaan
pekerjaan.

9
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
STRATEGIS KEMENTERIAN/ LEMBAGA

Visi, Misi, dan Tujuan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN telah ditetapkan dalam
Renstra 2020-2024. Visi dan Misi Kementerian tersebut berpedoman kepada Visi dan Misi
Presiden terpilih dalam RPJMN. Visi yang terdapat di dalam Renstra K/L merupakan rumusan
umum mengenai keadaan yang ingin dicapai oleh Kementerian/Lembaga pada akhir periode
perencanaan. Dalam mewujudkan visi tersebut dirumuskan Misi Kementerian/Lembaga yang
berupa rumusan umum upaya yang dilaksanakan untuk mewujudkan Visi. Tujuan merupakan
penjabaran dari Visi yang dilengkapi dengan Sasaran Strategis sebagai ukuran kinerjanya.
Adapun visi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN yaitu Terwujudnya penataan
Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Terpercaya dan Berstandar Dunia dalam
Melayani Masyarakat untuk mendukung tercapainya: “Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Visi tersebut akan menjadi
guidance, motivasi dan target kinerja yang ingin dicapai dalam lima tahun yang akan datang
dengan mewujudkan pengelolaan ruang dan pertanahan dan yang terpercaya dan berstandar
dunia guna mendukung Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden dalam melayani masyarakat
menuju “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”.
Untuk mencapai visi tersebut, berdasarkan mandat Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dijalankan melalui 2 Misi dengan uraian sebagai berikut :

10
Misi Pertama: Menyelenggarakan Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Produktif,
Berkelanjutan, dan Berkeadilan dioperasionalisasikan dengan berorientasi terhadap
pembangunan yang berkelanjutan yang mencakup aspek-aspek : (1) aspek ekonomi : dengan
penyelenggaraan penataan ruang dan pertanahan yang produktif; (2) aspek lingkungan : yaitu
penyelenggaraan penataan ruang dan pertanahan yang berkelanjutan; dan (3) aspek social : yaitu
penyelenggaraan penataan ruang dan pertanahan yang berkeadilan.
Misi Kedua ini diemban oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
untuk mewujudkan visi kementerian sehingga disamping penyelenggaraan pelayanan pertanahan
dan penataan ruang yang dilakukan oleh kementerian adalah berstandar dunia agar mampu
bersaing dengan negara lain dalam lingkup regional maupun global, tetapi juga mendorong
terwujudnya masyarakat yang semakin sejahtera dan maju.
Tujuan disusun sebagai implementasi atau penjabaran Misi, dengan target yang spesifik
dan terukur dalam suatu sasaran. Tujuan dan Sasaran menjadi penting untuk dirumuskan dengan
memperhatikan berbagai aspek secara komprehensif. Penjabaran Tujuan ke dalam Sasaran
Strategis disusun dengan memperhatikan Paradigma Manajemen Ruang dan Pertanahan (Land
Management Paradigm). Dilandasi prinsip-prinsip tersebut, Misi Pertama yaitu:
“Menyelenggarakan Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Produktif, Berkelanjutan,
dan Berkeadilan” dilaksanakan untuk mencapai 2 Tujuan, yaitu: 1) Pengelolaan Pertanahan
untuk Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat; 2) Penataan Ruang yang Adil, Aman, Nyaman,
Produktif dan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan. Sedangkan Misi Kedua yaitu :
“Menyelenggarakan Pelayanan Pertanahan dan Penataan Ruang yang Berstandar Dunia”
dilaksanakan untuk mencapai Tujuan : 3) Pelayanan Publik dan Tata Kelola Kepemerintahan
yang Berkualitas dan Berdaya Saing (disebut Tujuan 3) Visi, Misi, dan Tujuan tersebut, dalam 5
tahun ke depan diarahkan pada Sasaran Strategis sebagaimana dituangkan dalam gambar berikut
:

Gambar 4

11
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional


Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
disusun dengan mengacu pada RPJMN Tahun 2020- 2024, untuk mendukung capaian Visi
dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020-2024. Visi Presiden dan Wakil Presiden
tahun 2020-2024 adalah :

Visi tersebut dipertajam dengan 9 (sembilan) Misi, yaitu:


Gambar 5

12
Misi RPJMN Tahun 2020-2024 berfokus pada peningkatan kualitas SDM, keberlanjutan
kelestarian lingkungan dan kemajuan kebudayaan, penegakan hukum yang berkeadilan, serta
sinergitas tata kelola pemerintahan diakselerasi dengan 7 (tujuh) agenda pembangunan berikut
:

Gambar 6

13
Penekanan pembangunan lima tahun kedepan diarahkan untuk mendukung prioritas
pembangunan nasional sebagaimana disebutkan dalam pidato pelantikan Presiden pada 20
Oktober 2019 di hadapan MPR, yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 7

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian


Arah kebijakan yang dipilih Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional pada Tahun 2020-2024 adalah dengan menerapkan paradigma manajemen
pertanahan (Land Management Paradigm/LMP) yang terdiri dari Land Tenure, Land Value,
Land Use, Land Development serta Cadastre and Land Infrastructure Information sebagai
landasan untuk mencapai tujuan. Paradigma manajemen pertanahan diformulasikan sebagai
kebijakan untuk mengelola urusan tanah dan ruang, dalam hal ini perencanaan dan penataan
ruang merepresentasikan fungsi Land Use. Pengaturan penguasaan dan kepemilikan tanah

14
merepresentasikan fungsi Land Tenure, serta penilaian dan pengembangan pertanahan
masing-masing merepresentasikan Land Value dan Land Development.
Tujuan Kementerian yang mengacu pada LMP sejalan dengan target pemerintah
dalam mewujudkan tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Strategi yang diterapkan
dalam rangka mewujudkan tujuan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional berbasis LMP adalah penguatan aspek spasial (data bidang tanah terkait kepentingan
hak, batasan dan tanggung jawab yang ditimbulkan dari penguasaan, pemilikan, pemanfaatan
tanah dan ruang), aspek institusional (mekanisme, prosedur dan proses melibatkan para pihak
terkait urusan tanah dan ruang), aspek legal (kebijakan dan peraturan yang diperlukan untuk
memastikan tercapainya tujuan Kementerian) yang berbasis data dengan cakupan yang
lengkap, memiliki reliabilitas tinggi, dan transparan.
Dalam mewujudkan institusi berstandar dunia, diperlukan strategi, komitmen serta
perspektif baru dalam menyikapi peralihan media layanan sehingga pada tahun 2022 dan 2023
layanan pertanahan dan tata ruang semakin mudah diakses dan transparan berbasis elektronik.
Dimana saat ini Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional telah
berhasil mengalihkan beberapa pelayanan menjadi layanan elektronik, seperti
mengimplementasikan Hak Tanggungan, Roya dan Pengecekan elektronik secara nasional.
Salah satu ciri menonjol dalam penerapan LMP adalah kepastian informasi terkait
bidang tanah. Dalam hal ini proses penyusunan output produk kadaster dan informasi
pertanahan perlu disusun secara efisien dan efektif, meniadakan proses redundansi yang tidak
perlu dan menutup celah yang ada. Dalam hal ini, peran teknologi informasi dan komunikasi
dalam mendukung pencapaian misi pertama dan kedua melalui digitalisasi proses dan layanan
sangat krusial untuk mendukung implementasi kebijakan pertanahan.
Berdasarkan strategi dan arah kebijakan di atas maka tema tahunan selama 5 (lima)
tahun periode rencana strategis dijelaskan sebagai berikut. Fokus perencanaan di dua tahun
pertama diawali dengan peningkatan kualitas pada tahun 2020- 2021. Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional berupaya melakukan percepatan dan peningkatan
kapasitas untuk siap memasuki transformasi digital di tahun 2021. Hal ini meliputi percepatan
pendaftaran bidang tanah di seluruh Indonesia, penyiapan kelengkapan data, infrastruktur
fisik, metode layanan serta kompetensi sumber daya manusia. Peningkatan kapasitas sumber
daya manusia menjadi hal utama mengingat sumber daya manusia merupakan penggerak
utama untuk mewujudkan visi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, dimana diperlukan nilai-nilai organisasi yang bisa mengarahkan pegawai bergerak
menuju ke tujuan yang sama, mengarahkan dan mendasari perilaku pegawai dalam
menjalankan tugas, membentuk budaya kerja organisasi, sehingga dapat melayani masyarakat
dengan kejelasan prosedur, biaya dan ketepatan waktu.

3.3 Arah Kebijakan dan Strategi K/L dan Satker


Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru berupaya melakukan peningkatan kebutuhan
untuk siap memasuki transformasi digital di tahun 2021. Dalam hal ini Kantor Pertanahan
Kota Banjarbaru melaksanakan kegiatan validasi buku tanah dan surat ukur serta digitalisasi
warkah, penyelesaian tunggakan rutin dan PTSL, peningkatan data K3 hasil kegiatan PTSL

15
2017-2019, penyiapan kelengkapan data, infrastruktur fisik, penyiapan metode pelayanan
serta kompetensi sumber daya manusia. Hal yang dirasa sangat penting yaitu peningkatan
kapasitas sumber daya manusia, mengingat sumber daya manusia merupakan penggerak
utama untuk mewujudkan visi dan misi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional, dimana diperlukan nilai-nilai organisasi yang sejalan untuk menuju ke
tujuan yang sama, membentuk perilaku pegawai dalam menjalankan tugas, serta budaya kerja
organisasi yang lebih baik sesuai Reformasi Birokrasi, sehingga dapat melayani masyarakat
dengan lebih professional dan terpercaya.
Dalam mewujudkan institusi berstandar dunia, diperlukan inovasi, strategi dan
komitmen dalam menyikapi transformasi metode layanan, sehingga pada tahun 2022 dan
2023 layanan pertanahan dan tata ruang semakin mudah diakses, transparan serta berbasis
elektronik sehingga dapat diakses masyarakat dimanapun mereka berada. Dimana saat ini
Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru telah melaksanakan beberapa pelayanan menjadi layanan
elektronik, seperti Hak Tanggungan elektronik, roya, pengecekan dan Zona Nilai Tanah.
Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru terus berbenah menuju ke arah perubahan yang
lebih baik. Dengan inovasi-inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas,
integritas dan kualitas organisasi. Meningkatkan inovasi untuk memberikan kemudahan dalam
melakukan pelayanan kepada masyarakat khususnya di lingkungan Kota Banjarbaru. Setelah
4 (empat) tahun membangun pondasi layanan pertanahan dan tata ruang yang berkualitas serta
berbasis elektronik, di tahun 2024 diharapkan dapat memberikan dampak pada kepastian hak
atas tanah yang selanjutnya mendukung tercapainya visi dan misi Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasionalpada tahun 2024 menjadi insititusi berstandar dunia.
Dalam merumuskan strategi operasional Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru,
didasarkan pada permasalahan operasional yang ditemui oleh Kantor Pertanahan selama ini.
Adapun permasalahan, arah kebijakan dan strategi penyelesaian masalah tersebut dapat
terangkum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1
Permasalahan Arah Kebijakan Strategi
Tata laksana belum SDM yang kompeten, Percepatan penyusunan peta probis dan SOP
terkelola dengan baik belum didukung dengan
(Probis dan SOP belum identifikasi menyeluruh
menyeluruh) sesuai bidang keahlian
RB kurang dilaksanakan SDM yang berkompeten Pemantauan dan evaluasi tim RB Pusat secara
secara maksimal karena dan dapat memahami berkala dan berjenjang
kurangnya pemahaman & perkembangan tekonologi
peran agen perubahan di serta adanya sarana
suatu satuan kerja prasarana yang memadai
Kurangnya pendampingan Pemahaman Agen Perlu adanya ekspose hasil evaluasi tim RB,
khususnya di daerah Perubahan dan Tim Kerjasehingga di masing-masing satuan kerja
Pembangunan ZI mengetahui kekurangan maupun kelebihan
dari satuan kerja serta dapat meningkatkan
maupun menggali kekurangan maupun
kelemahan yang dihadapi oleh tiap satuan
kerja
Penerapan yang Pemahaman SDM terhadap Tim RB Pusat dan Kantor Wilayah
dilaksanakan oleh satuan Pemenpan RB melakukan sosialisasi terhadap agen
kerja belum sesuai perubahan di setiap unit kerjanya untuk
Permenpan RB menerapkan reformasi birokrasi yang sesuai

16
dengan Permenpan RB

Penerapan monitoring dan SDM dan dukungan dari Monitoring dan evaluasi sebaiknya dilakukan
evaluasi pada satuan kerja pimpinan sebagai role secara bertahap dan hasil evaluasi diharapkan
masih tidak maksimal model perubahan di dalam dapat menjadi sarana untuk memperbaiki RB
suatu satuan kerja pada setiap satuan kerja di tahun berikutnya
Pelaksanaan pelayanan SDM yang berkompeten Melaksanakan setiap pekerjaan sesuai dengan
publik kurang sesuai dengan SOP & dibutuhkan peran pimpinan sebagai
SOP dan peran pimpinan agen perubahan sehingga nantinya dapat
sebagai agen perubahan meningkatkan kualitas pelayanan publik
Kurangnya kesadaran untuk Kompetensi SDM Sosialisasi terhadap pemahaman pentingnya
mengikuti perkembangna perkembangan teknologi
teknlologi (Rasa nyaman
dengan pola kerja lama dan
keengganan dalam belajar
perkembangan teknologi
yang ada)
Penyusunan Road Map RB Kesesuaian penyusunan Menggali pemahaman dan tahapan terkait
belum sepenuhnya road map RB dengan penyusunan Renstra kementerian sehingga
disesuaikan dengan Renstra Rencana Strategis memudahan untuk menyusun Road Map RB
kementerian
Penyusunan rencana kerja Pemahaman dan Sosialisasi dan implementasi penyusunan
dan implementasi kompetensi SDM terkait rencana kerja dalam satuan kerja berjenjang
penyusunannya belum penyusunan rencana kerja dari Pusat sampai Kantor Pertanahan
dilaksanakan secara
menyeluruh mulai dari
eselon 1 sampai dengan
Kantor Pertanahan
Pemahaman makna agen SDM yang kompeten Sosialisasi tentang tugas dan fungsi agen
perubahan belum optimal didukung pemahaman perubahan; Penunjukan agen perubahan
terhadap tugas dan
fungsinya
Kurangnya pemahaman SDM yang berkompeten Sosialisasi dan Internalisasi secara berjenjang
agen perubahan terhadap dan memahami rencana dari Pusat, Kantor Wilayah sampai dengan
rencana tindak yang harus tindak yang harus Kantor Pertanahan terhadap rencana tindak
dilaksanakan dilaksanakan agen perubahan, sehingga diharapkan dapat
menjadi dasar untuk menyusun program
maupun kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam menunjang pelayanan publik
Kurangnya pemahaman SDM yang berkompeten Pemilihan SDM yang kompeten sebagai agen
terkait pentingnya agen sebagai agen perubahan perubahan
perubahan dalam satuan
kerja untuk mendorong
budaya pelayanan prima
Evaluasi agen perubahan SDM yang kompeten untuk Penguatan monitoring dan evaluasi terhdap
belum dilaksanakan memajukan suatu satuan agen perubahan
kerja
Penyusunan ABK dan Peta SDM yang kompeten, Sosialisasi untuk para pelaksana penyusunan
Jabatan belum sesuai indentifikasi dalam ABK agar mendapatkan hasi yang akurat
penyusunan ABK
Kurangnya Pemahaman Peningkatan Sosialisasi untuk para pelaksana untuk
terhadap SOP sehingga kualitas/kompetensi SDM penyusunan ABK agar pekerjaan lebih
pekerjaan rutin maupun efektif/efisien, serta mengusulkan SDM yang
pekerjaan prioritas nasional ada kedalam pelatihan, workshop dan diklat
tidak optimal untuk peningkatan kompetensi
masih kurangnya Pemenuhan kebutuhan Sosialisasi dan Koordinasi dengan instansi
pemenuhan Helpdesk mitra Helpdesk mitra kerja terkait pengguna Helpdesk mitra kerja
kerja

17
Belum adanya Cyber Perlindungan terhadap Pemenuhan pengadaan Cyber securiti policy
securiti policy dan keamanan data dan perangkat
perangkat mengakibatkan
kurang amannya data yang
dimiliki Kantor Pertanahan
Belum adanya penerapan Pengembangan inovasi Pengkajian pengembangan inovasi berbasis
inovasi berbasis teknologi berbasis teknologi dan teknologi dan informasi
dan informasi sehingga informasi
pelayanan pertanahan
kurang optimal
Belum adanya pengukuran Pengembangan sistem Penyediaan sistem informasi kepegawaian
indeks profesionalitas ASN informasi kepegawaian untuk pengukuran indek profesionalitas ASN
secara menyeluruh
dikarenakan perlu dilakukan
pengembangan sistem
informasi kepegawaian
untuk memudahkan
penilaian
Masih minimnya SDM yang kompeten Koordinasi penyusunan renstra dan
pemahaman terhadap dalam penyusunan renstra, perencanaan tahunan ditingkatkan dengan
penyusunan renstra dan perencanaan tahunan dan melibatkan semua pihak
perencanaan tahunan analisa standar biaya
Hasil data yang dibuat oleh Pengembangan sistem Penyediaan sistem informasi data yang
satker tidak optimal informasi yang terintegrasi terintegrasi
Kurangnya koordinasi Evaluasi detail sesuai Peningkatan koordinasi dan evaluasi sebagai
terkait evaluasi pelaksanaan kebutuhan dasar detai perencanaan kedepannya
suatu kegiatan sebagai dasar
penyusunan perencanaan
Kondisi anggaran Revisi anggaran secara Melaksanakan anggaran yang telah ditetapkan
pemerintah setiap saat dapat berjenjang dan melakukan revisi untuk optimaliksasi
berubah kegiatan yang tidak berjalan
Masih kurangnya Terlaksananya pelaksanaan Memberikan reward and funishment kepada
pemahaman SDM terhadapa pekerjaan yang efektif dan individu dengan penilaian terukur
efektifitas dan efisiensi efisien
pelaksanaan pekerjaan
Keterbatasan anggaran dan Dukungan dari instansi Melakukan perjanjian Kerjasama dengan
SDM kompeten dalam terkait Pemerintah Daerah maupun Instansi Vertikal
melaksanakan program lainnya
prioritas
pelaksanaan kegiatan harus penyusunan output sesuai Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
sesuai dengan tamplete dengan kebutuhan dan pekerjaan
perencanaan pusat outcome yg ada
Alokasi MP tidak sesuai Tingkat realisasi fisik pada Koordinasi semua lini untuk memaksimalkan
dengan realisasi kegiatan satker sesuai dengan realisasi sesuai dengan alokasi MP
yang ada alokasi MP
Kurangnya koordinasi Peningkatan nilai IKPA Koordinasi antara perencana kegiatan dan
pelaksanaan realisasi Satker pelaksa anggaran dan kegiatan
anggaran
Penyusunan RKBMN Kesesuaian alokasi Koordinasi terkait penyediaan anggaran
belum mendapat alokasi anggran denga usulan terhadap usulan RKBMN
anggaran sesuai yang RKBMN
diusulkan
Belum ada nilai maturitas Penerapan dan Sosialisasi Nilai Maturitas SPIP secara
pada ATR/BPN implementasi SPIP berjenjang dari Pusat, Kantor Wilayah hingga
Kantor Pertanahan
Belum adanya peraturan Peningkatan Pelayanan Menerapkan "reward and funishment" terkait
yang baku terkait "reward Publik pelayanan publik pada satker
and funishment" pelayanan
publik
Standarisasi terkait sarpras Peningkatan Pelayanan Koordinasi terkait standarisasi pemenuhan
guna menunjang pelayanan Publik sarpras guna menunjang pelayanan publik

18
publik

Standarisasi terkait sarpras Kemampuan satker dalam Pembentukan tim penyusun regulasi dan
guna menunjang pelayanan pemenuhan standarisasi ketersediaan dana penunjang sarpras
publik sarpas
Adanya alokasi anggaran Terpenuhinya kebutuhan Pengusulan kebutuhan sarana dan prasarana
sarpras yang dinamis sarana dan prasarana guna secara berjenjang
sehingga kebutuhan sarpras menunjang pelayanan
satker tidak dapat dipenuhi publik
Kurangnya pemahaman Terlaksananya ZI secara Sosialisasi dan internalisasi pelaksanaan ZI
SDM terhadap pelaksanaan menyeluruh pada satker baik internal maupun eksternal
ZI
Banyaknya permasalahan Berkurangnya permasalan Inventarisasi bidang tanah
pertanahan yang yang ditimbulkan akibat
ditimbulkan akibat tidak konflik pertanahan Menertibkan administrasi bidang pertanahan
terdaftarnya bidang-bidang
tanah
Masih adanya masyarakat Tercapainya bidang tanah Mengikutsertakan tanah masyarakat yang
yang belum menyadari akan terdaftar belum terdaftar kedalam program-program
pentingnya legalitas strategis
kepemilikan tanah
Banyaknya bidang-bidang Terdaftrnya bidang-bidang Menginventarisir sertipikat ganda dan jika
tanah yang belum terdaftar tanah ada langsung ditindak lanjuti
pada KKP yang merupakan
bidang tanah hasil
pemekaran wilayah
Terbatasnya SDM dalam Banyak permohonan yang Mengikuti pelatihan guna mendaptkan
penyusunan RDTR di kurang sesuai di RTRW sertifikasi keahlian
daerah
Adanya perbedaaan Zonasi tersedianya peta dasar Penyeseuain antara data RDTR dengan
di RDTR dan RTRW skala 1:5000 pada satker RTRW daerah
adanya permohonan yang Pemanfaatan ruang yang Mereview RTRW daerah dan melengkapi
belum sesuai dengan maksimal sesuai dengan database RDTR
database RDTR yang RDTR dan RTRW Daerah
tersedia

3.4 Kerangka Regulasi


Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru sebagai salah satu unit organisasi yang
mempunyai tugas pemerintahan di bidang pertanahan pada tingkat kabupaten/kota yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kantor Wilayah BPN Provinsi Kalimantan
Selatan dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang merupakan pelaksana dari kebijakan yang
telah ditetap oleh unit organisasi diatasnya dalam rangka mewujudkan Visi RPJM
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2020 – 2024.

3.4 Kerangka Kelembagaan


Dalam alur (flow) Land Management Paradigm (LMP) yang merupakan dasar dalam
memetakan alur fungsi dari masing-masing struktur yang akan dibentuk, untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kinerja dan menghindari redundancy serta pengulangan (double)
kinerja. Sebagai gambaran, proses inti adalah proses yang terkait penerapan fungsi
administrasi pertanahan dan tata ruang yang meliputi Land Use, Land Tenure, Land Value dan
Land Development. Adapun proses pendukung atau proses prasyarat adalah ketersediaan
kadaster dan informasi pertanahan yang lengkap, dapat dipercaya, transparan serta dapat

19
dijangkau. Ciri informasi pertanahan ini merupakan syarat hadirnya administrasi pertanahan
yang prima. Tidak kalah penting adalah adanya proses manajemen untuk memastikan tujuan
kedua dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dapat dicapai
yaitu adanya dukungan manajemen yang andal dari aspek operasional dan dari aspek
penjaminan mutu.
Struktur organisasi untuk pengelolaan tanah untuk setiap negara berbeda-beda,
tergantung dari sejarah, budaya dan tatanan kelembagaan yang diberlakukan dalam penerapan
kebijakan pengelolaan tanah dan tata kelolanya. Namun secara umum aktivitas pengelolaan
tanah akan mencakup tiga hal yaitu: Kebijakan, Infrastruktur dan Administrasi tanah
(pertanahan). Kerangka kelembagaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional sesuai dengan mandat yang dimiliki dan menyelaraskan goals yang ingin dicapai,
maka perlu dirumuskan perekayasaan kelembagaan (Reengineering) dengan menyesuaikan
proses bisnis dan visi-misi institusi (Goal Based Organization Performance Based
Organization) yang adaptif dan transformatif terhadap isu strategis yang harus diselesaikan
dan meningkatkan daya saing institusi.

20
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja


Target kinerja Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru menjelaskan rencana hasil dan
satuan hasil yang akan dicapai dari setiap indikator kinerja, baik itu indikator Kinerja Sasaran
Strategis, Indikator Kinerja Program dan Indikator Kinerja Kegiatan yang dituangkan dalam
Matriks Kinerja dan Pendanaan Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru (Lampiran 1).

4.2 Kerangka Pendanaan


Secara keseluruhan rencana kebutuhan pendanaan kegiatan PNBP dan Belanja Kantor
Pertanahan Kota Banjarbaru untuk mencapai sasaran strategis, sasaran program dan sasaran
kegiatan bersumber pada APBN baik yang bersumber dari Rupiah Murni (RM), Pendapatan
Nasional Bukan Pajak (PNBP) ataupun dari Pinjaman Luar Negeri (PHLN). Informasi lebih
lengkap terhadap kerangka pendanaan terdapat pada lampiran 1 Matriks Kinerja dan
Pendanaan Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional.

21
BAB V
PENUTUP

Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


Tahun 2020-2024 disusun untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional selama 5 (lima)
tahun mendatang yang telah ditetapkan dalam RPJMN Tahun 2020-2024. Dalam penyusunan
Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional diawali
dengan penyusunan Rancangan Teknokratik Renstra yang dilanjutkan penyusunan Rancangan
Renstra, dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat dan para ahli serta hasil evaluasi renstra
pada periode 5 tahun sebelumnya. Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2020-2024 mengusung Visi “Terwujudnya Penataan
Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Terpercaya dan Berstandar Dunia dalam Melayani
Masyarakat untuk Mendukung Tercapainya: “Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Dalam rangka pencapaian Visi tersebut
diperlukan dukungan oleh segenap unsur dalam Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional, Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Daerah serta stakeholder yang
bergerak dalam bidang pertanahan dan penataan ruang serta partisipasi publik.
Rencana Strategis Kantah Kota Banjarbaru harus digunakan sebagai acuan kinerja dan
dalam implementasinya Rencana Strategis ini akan dievaluasi dan dimonitoring setiap tahun,
pada tengah periode dan akhir periode berlakunya Rencana Strategis. Selanjutnya Rencana
Strategis ini akan digunakan untuk penyusunan Rencana Kerja (Renja) yang didalamnya terdapat
rencana kinerja dan penganggaran setiap tahunnya.
Pada akhirnya penyusunan anggaran akan lebih efektif dan efisien setiap tahunnya jika
mampu direncanakan dengan baik sesui jadwal yang telah ditetapkan, selain itu dengan adanya
usulan dari daerah membantu pusat dalam mengatur jumlah kegiatan dan anggaran masing-
masing daerah sesuai dengan peruntukkan dan sesuai dengan porsinya. Harapan besar bagi
Kementrian ATR/BPN dengan adanya rencana yang baik dan tepat maka akan mampu
membantu meningkatkan ekonomi nasional dan juga kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan, perlindungan dan keikhlasan pada kita
semua, sehingga seluruh amanah yang diberikan pada kementerian ini dapat diwujudkan, dan
membawa kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia dan negeri yang kita banggakan ini

22
LAMPIRAN KERANGKA REGULASI
Kelembagaan
Peraturan
No Isu Pokok Materi Bahasan (Pihak
Perundangan
Terkait)
1 UU No 28/2009 Pembangunan Sistim Pasal pasal terkait Bea Kementerian
ttg Pajak Daerah Pendaftaran Tanah Perolehan Hak atas Tanah Agraria dan
dan Redistribusi Publikasi Positif dan Bangunan (BPHTB) Tata
Daerah perlu diubah agar dapat Ruang/BPN,
dibebaskan bea bagi Bappenas
pendaftaran tanah pertama Kementerian
kali Keuangan
Kemendagri
Kemen
Hukum dan
Ham
2 Perwali Nomor Lama waktu pengajuan Pasal pasal terkait Bea Bapeda
78 Tahun 2016 jo pengurangan permohonan Perolehan Hak atas Tanah
Perwali Nomor BPHTB dan Bangunan (BPHTB)
28 Tahun 2019 perlu diubah agar
tentang Bea pengajuan permohonan
Perolehan Hak pengurangan BPHT dapat
Atas Tanah Dan dipercepat
Bangunan Kota
Banjarbaru
3 PP No 11/2010 Reforma Agraria melalui Penguatan prosedur dan Kementerian
ttg Penertiban pemberian tanah dan penetapan status (kondisi) Agraria dan
dan bantuan pemberdayaan Tanah Terlantar Tata
Pemberdayaan masyarakat Penyempurnaan regulasi Ruang/BPN,
Tanah terlantar dengan menambahkan Bappenas
persyaratan agar setiap Kementerian
permohonan dilengkapi Keuangan
dengan rencana Kemen
pengelolaan tanah (busines Hukum dan
plan) yang rinci sehingga HAM
dalam penetapan tanah
terlantar lebih jelas dan
terukur
4 UU 2 tahun 2012 Status dan pembentukan Lembaga yang mempunyai Kementerian
ttg Pengadaan Lembaga penyediaan kapasitas dan otoritas untuk Agraria dan
Tanah bagi Bank Tanah membeli tanah dan menjual Tata
Pembangunan dalam batas-batas Ruang/BPN,
utk Kepentingan keuntungan tertentu yang Bappenas
Umum perlu diatur secara jelas Kementerian
Keuangan
Kemen
Hukum dan
Ham

4 Peraturan lainya Turunan dari UU 2 tahun Pengaturan kewenangan, Kementerian


yang mengatur 2012 ttg Lembaga sumber pendanaan dan Agraria dan
Lembaga Bank Penyediaan tanah (Bank prosedur pengadaan tanah Tata Ruang,
Tanah Tanah) sebagai instrumen serta pemanfaatan tanahnya Bappenas
operasionalisasi UU Kementerian
terkait Keuangan
Kemen
Hukum dan

23
Ham
Otoritas Jasa
Keuangan
Sekretariat
Negara
5 Undang–Undang Implementasi penataan
Nomor 26 Tahun ruang di lapangan;
2007 tentang
Penataan Ruang,

Peraturan Percepatan penyelesaian Peraturan Pemerintah,


Pemerintah Peraturan Presiden tentang Peraturan Presiden dan
Nomor 26 tahun Rencana Tata Ruang Peraturan Menteri berupa
2008 tentang Pulau/Kepulauan, norma, standar, prosedur
Recana Tata Kawasan Strategis dan kriteria (NSPK) di
Ruang Wilayah Nasional bidang penataan ruang
Nasional

Peraturan Percepatan RTRW


Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
Nomor 15 Tahun
2010 tentang
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Perda No. 13 Percepatan penyelesaian Percepatan penyelesaian Dinas PUPR
Tahun 2014 revisi peraturan revisi perda terkait RTRW
tentang Rencana di wilayah Kota
Tata Ruang Banjarbaru
Wilayah Kota
Banjarbaru

24
LAMPIRAN KERANGKA PENDANAAN

24
25
26
27
28
29
30
31

Anda mungkin juga menyukai