Anda di halaman 1dari 12

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi dan pengertian Sistem Pernapasan


Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi
untuk mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida
melalui paru- paru. Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis
walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi
oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan
atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah
pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di
luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan
dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.

B. Jenis - Jenis Pernapasan


a. Pernapasan Dada
adalah  pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. 
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
 Fase inspirasi.
Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
 Fase ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk
ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga
dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga
dada yang kaya karbon dioksida keluar
b. Pernapasan Perut
adalah  pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat
dibedakan sebagai berikut:
 Fase inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
 Fase ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi
semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi
lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang
kaya karbon dioksida keluar.

C. Alat-Alat Sistem Pernapasan


Alat pernapasan adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi
masuk dan sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar pada respirasi aerob. Alat
pernapasan pada manusia terdiri atas rongga hidung, faring ( tekak), laring
(pangkal tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan), dan pulmo
(paru-paru).
a. Rongga hidung ( cavum nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).
Rongga hidung berlapis selaput lendir. Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga
terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang
berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Jadi, rongga hidung
berfungsi untuk: menyaring udara, melembapkan udara, dan
memanaskan udara diperoleh dari lingkungan sekitar. Oksigen
diperlukan untuk oksidasi (pembakaran) zat makanan, yaitu gula
(glukosa). Proses oksidasi makanan bertujuan untuk menghasilkan
energi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk aktivitas hidup,
misalnya  pertumbuhan, mempertahankan suhu tubuh, pembakaran
sel-sel tubuh, dan kontraksi otot. Selain menghasilkan
energi,pernapasan juga menghasilkan karbon dioksida, dan uap air.

b. Faring ( tekak)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti
tabung corong, terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan
tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan
makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan ( nasofaring) pada  bagian depan dan saluran pencernaan (
orofaring) pada bagian belakang.

c. Laring (pangkal tenggorokan)


Laring terletak antara faring dan trakea. Laring tersusun atas Sembilan
buah tulang rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot
untuk menutup serta membuka glotis. Glotis adalah lubang mirip
celah yang menghubungkan trakea dengan faring. Laring memiliki
katup yang disebut epiglotis. Pada saat menelan makanan, epiglotis
tertutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju
kerongkongan.
d. Tenggorokan ( trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak
sebagian di leher dan sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan
tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian
dalam rongga bersilia. Silia silia ini  berfungsi menyaring benda-
benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

e. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)


Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus
kanan dan bronkuskiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama
dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur
dan pada bagian bronkus yang lebih  besar cincin tulang
rawannyamelingkari lumen dengan sempurna. Bronkus  bercabang-
cabang lagi menjadi bronkiolus.

f. Bronkiolus
Bronkiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat
dalam rongga tenggorokan dan akan memanjang sampai ke paru-
paru. Jumlah cabang  bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan
kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan mempunyai
3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju  paru-paru sebelah kiri
hanya bercabang 2. Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan
memiliki dinding yang lebih tipis, pada ujung bronkiolus terdapat
banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan alveolus.
Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan dan kelenjar
pada mukosanya, pada bagian awal dari cabang bronkiolus hanya
memiliki sebaran sel globet dan epitel. fungsi dari  bronkiolus adalah
sebagai media yang menghubungkan oksigen yang dihirup agar
mencapai paru-paru.

g. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian
samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi
oleh diafragma yang  berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu
paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-
paru kiri (pulmosinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru
dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian
dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam  
(pleuravisceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang
bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura
parietalis). Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga
berisi cairan pleura yang  berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan
pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding
rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. Paru-
paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan
pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis
dengan daerah  permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran
gas.
D. Penyakit yang sering timbul pada Sistem Pernapasan
1) Penyakit Kanker Paru-paru
Penyakit Kanker Paru-paru tergolong dalam penyakit kanker yang
mematikan, baik bagi pria maupun wanita. Dibandingkan dengan jenis
penyakit kanker lainnya, seperti kanker prostat, kanker usus, dan kanker
payudara,  penyakit kanker paru-paru dewasa ini cenderung lebih cepat
meningkat  perkembangannya.

Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang


sangat cepat (abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh
perubahan  bentuk jaringan sell atau ekspansi dari sell itu sendiri. Jika
dibiarkan  pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain,
baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau
otak.

Penyakit kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%),


sedangkan sisanya disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel,
klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan
kanker  paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga
merokok.

Kanker paru-paru primer


Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small
cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak)
dimana memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar.
Biasanya disebut “oat cell carcinomas” (karsinoma sel gandum). Type ini
sangat erat kaitannya dengan perokok, Penanganan cukup berespon baik
melalui tindakan chemotherapy and radiation therapy.
 
Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi
seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya
Adenoma, Hamartoma kondromatous dan Sarkoma.

Kanker paru sekunder


Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran
kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker
payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem
limpa atau karena kedekatan organ.
Tanda dan Gejala Penyakit
Kanker Paru-paru Tanda dan gejala kanker paru ini hanya akan muncul saat
perkembangan abnormal sell ini semakin parah kearah stadium yang lebih
lanjut, dan ini memerlukan waktu bertahun-tahun sejak awal
perkembangannya. Bahkan ada kemungkinan tidak menampakkan adanya
tanda dan gejala khusus, melainkan hanya tampak jika dilakukan X-ray.
Namun jika beberapa tanda dan gejala dibawah ini apabila dirasakan,
sebaiknya segeralah periksa ke dokter :

 Batuk-batuk yang lama pada orang merokok


 Kesulitan bernafas (nafas pendek)
 Batuk mengeluarkan darah (meskipun jumlah sedikit)
 Sering mengalami infeksi paru (pneumonia atau bronchitis)
 Adanya nyeri dada, bahu dan bagian punggung
 Suara yang berubah dari biasanya
 Batuk lebih dari 2 minggu pada orang yang tidak merokok
 Lainnya seperti susah menelan, leher dan wajah tampak membengkak, nafsu
makan berkurang, hilangnya berat badan, cepat lelah atau lemah.

Penyebab Penyakit Kanker Paru-paru


Penyebab terbesar adalah merokok, Sedangkan lainnya adalah disebabkan
adanya kontaminasi udara sekitar oleh zat asbes, polusi udara oleh asap
kendaraan ataupun pembakaran termasuk asap rokok. Ada beberapa kasus
penyakit yang memicu terjadinya penyakit kanker paru-paru ini, yaitu
penyakit TBC dan Pneumonia. Kedua penyakit ini dapat menimbulkan
perlukaan pada  jaringan sell organ paru sehingga mensupport terjadinya
pertumbuhan sell abnormal didalam rongga tersebut. Biasanya kanker paru
yang berkembang dari kasus ini adalah jenis adenocarcinoma (adenoma).

2) Empisema Paru
Emfisema Paru-paru adalah penyakit saluran pernafasan yang berciri sesak
napas terus menerus yang menghebat pada waktu mengeluarkan tenaga dan
sering kali dengan perasaan letih dan tidak bergairah atau kalau bahasa
awamnya disebut “Paru- Paru Basah”

Emfisema Paru-paru adalah penyakit paru obstruktif kronik. Emfisema paru-


paru merupakan penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan
(obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung
secara  berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas.

Gejala Emfisema Paru-paru


 Adapun gejala dari penyakit emfisema paru-paru diantaranya adalah:
 Pada awal gejalanya serupa dengan bronkhitis Kronis
 Napas terengah-engah disertai dengan suara seperti peluit
 Dada berbentuk seperti tong, otot leher tampak menonjol, penderita sampai
membungkuk
 Bibir tampak kebiruan
 Berat badan menurun akibat nafsu makan menurun
 Batuk menahun

Penyebab Emfisema Paru-paru


 Bronkhitis Kronis yang berkaitan dengan merokok
 Mengisap asap rokok/debu
 Pengaruh usia

Komplikasi yang terjadi pada penderita Emfisema Paru-paru,


diantaranya adalah:
 Sering mengalami infeksi ulang pada saluran pernapasan
 Daya tahan tubuh kurang sempurna
 Proses peradangan yang kronis di saluran napas
 Tingkat kerusakan paru makin parah

3) Tuberkulosis atau TBC


Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam
penularannya. Seperti halnya penyakit flu biasa, dalam penyebaranya TBC
juga melalui udara. Penyakit tuberkolosis sangat mematikan apabila tidak
segera dilakukan penanganan. Di Indonesia, penanganan sejak dini sudah
dilakukan dengan memberikan paket imunisasi BCG pada balita. Namun
demikian, belum sepenuhnya Indonesia 100% terbebas dari penyakit ini.
Kebanyakan masyarakat Indonesia masih banyak yang belum mengerti dan
mengenal penyakit ini.

Mycobacterium Tuberculosis adalah bakteri penyebab dari penyakit TBC,


kuman ini berbentuk batang yang mengelompok atau disebut berkoloni.
Kuman ini paling sering menyerang organ pernafasan atau paru-paru,
walaupun masih  bisa menyerang organ tubuh yang lain. Infeksi primer
dapat terjadi pada indifidu yang belum memiliki kekebalan terhadap basil
ini. Nama lain dari TBC adalah TB yaitu adalah singkatan dari tubercles
bacillus. Jadi antara TBC dan TB adalah  penyakit yang sama.

Dengan penyebaran melalui udara, TBC dapat menyerang siapa saja. Dari
organ pernafasan, penderita dapat menularkan melalui bersin, batuk, atau
hembusan udara yang melalui hidung ataupun mulut. Kuman yang
bertebaran di udara akan terhisap oleh orang yang ada disekitar melalui
pernafasan dan masuk kedalam paru-paru, kemudian masuk ke saluran limfe
paru. Dari limfe inilah menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Selain menyerang organ paru, bakteria ini dapat menyerang organ-organ
tubuh yang lainnya seperti sendi, otot, tulang, saluran kencing, sistem syaraf
pusat, sumsum tulang, dan sistem limfa. Tidak semua organ yang terserang
menimbulkan gejala yang secara langsung dapat kita rasakan, tergantung
dari  bagian mana yang diserang. Sebagai contoh apabila yang terserang
bagian tulang  belakang maka gejala yang dirasakan adalah rasa sakit pada
bagian tulang  belakang. Dan apabila bakteria menyerang bagian organ
ginjal maka, penderita mungkin akan mengalami masalah kencing darah.
Manusia mempunyai sistem imun yang akan menjaga dari serangan  bakteria
ini, sistem imunitas akan menyerang bakteria TBC selepas 2-8 minggu dari
mulai terjangkit Tuberculosis. Sel darah putih disebut makrofak, akan
dihasilkan untuk melawan bakteria dan “ membungkusnyaâ€. J i k a
b a k t e r i ini mati, berarti kita akan terbebas sepenuhnya dari masalah TBC.
Tetapi jika tidak, maka ia akan menjadi tidak aktif dan akan berada dalam
tubuh selama  beberapa tahun. Dalam hal ini anda dikategorikan terjangkit
TBC tetapi tidak mengalami masalah dan tidak menulari orang lain.

Penularan TBC dan gejalanya


Penderita TBC biasanya mengalami batuk yang berkepanjangan sebagai
gejala utama selama beberapa minggu yang diikuti dengan demam tinggi.
Biasanya demam menyerang pada malam hari, namun ketika siang demam
akan  berkurang bahkan cenderung turun dan akan datang lagi bila mulai
menjelang malam. Orang yang terkena TBC, daya tahan tubuhnya akan
menurun secara drastis, nafsu makan berkurang, dan berat badan juga
menurun dengan sangat cepat, rasa lelah dan batuk-batuk. Ini terjadi jika
infeksi awal telah berkembang menjadi progressive tuberculosis yang
menjangkiti organ paru dan organ tubuh lainnya.
Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang
berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang
keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat
juga melalui debu, alat makanan dan minuman yang mengandung kuman
TBC. Melalui medium air, TBC juga bisa bertahan dan menyebar. Lamanya
dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari yang
berbulan-bulan sampi tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit
kronis.

Gejala umum yang sering dirasakan adalah :


 Batuk lama lebih dari 30 hari yang disertai ataupun tidak dengan dahak
bahkan bisa disertai juga dengan batuk darah.
 Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid, malaria,
atau infeksi saluran nafas akut), dan terkadang disertai dengan badan yang
berkeringat di malam hari.
 Nafsu makan menurun dan bila terjadi pada anak maka terlihat gagal tumbuh
serta penambahan berat badan tidak memadai sesuai dengan usia anak
tersebut.
 Berat badan menurun dengan drastis tanpa sebab yang jelas disamping karna
nafsu makan yang menurun, pada anak berat badan tidak naik dalam satu
bulan walaupun sudah dilakukan penanganan gizi.
 Adanya pembesaran kelenjar seperti di leher atau ketiak.

Pencegahan dan Penanganan Pengobatan TBC


TBC bisa diobati, asalkan benar-benar mempunyai keinginan dan semangat
yang besar untuk sembuh. Dorongan dari keluarga dan orang disekitar anda
sangatlah diperlukan. Pemeriksaan yang intensif dan teliti serta disiplin minum
obat yang diberikan dokter harus dilakukan penderita agar penyakit yang
dideritanya segera sembuh. Pengobatan yang dilakukan dapat bertujuan untuk
menyembuhkan, mencegah kematian, dan kekambuhan.
Adapun obat TBC yang utama adalah Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid,
Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan yang sering
digunakan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makroloid, dan Amoksilin
dikombinasikan dengan Klavulanat. Pengobatan ini dilakukan selama 12 bulan
untuk keseluruhan. Faktor utama dari pada kesembuhan adalah prilaku dan
lingkungan dimana sipenderita itu tinggal, kedisiplinan dalam minum obat dan
dan dukungan orang-orang disekitar si penderita.

Dalam proses penyembuhan, sipenderita harus minum obat sesuai dengan


petunjuk dan waktu yang telah ditentukan (6-12 bulan) berturut-turut tanpa
putus serta mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi. Selain petugas
kesehatan yang memantau dan mengawasi, keluarga juga di ajak turut serta
dalam mengawasi dan memastikan si penderita TBC meminum obat yang telah
diberikan. Jika si penderita tidak disiplin dan teratur dalam meminum obat,
dapat mengakibatkan kuman-kuman yang ada didalam tubuh akan menjadi
kebal terhadap obat tersebut. Dan apabila si penderita berhenti minum obat
sebelum waktunya maka, batuk yang sudah hilang akan timbul kembali dan
kemungkinan kuman akan kebal dan TBC akan sulit untuk disembuhkan.

Dilakukannya pengobatan selama 6-9 bulan karena, bakteri-bakteri tuberkulosis


memiliki daya tahan yang sangat kuat hingga berbulan-bulan walaupun sudah
terkena antibiotik. Kombinasi beberapa obat sangat diperlukan karena untuk
menghadapi kuman TBC yang berada dalam berbagai stadium dan  fase
pertumbuhan yang cepat. Walaupun gejala-gejala sudah hilang, namun
pengobatan tidak boleh berhenti sampai batas waktu yang telah ditentukan.

4) Penyakit Pneumonia
Infeksi paru-paru atau yang sering dikenal dengan istilah Pneumonia
merupakan infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri atau
virus. Penyakit Pneumonia ini dapat menyerang siapa saja mulai dari
bayi, anak-anak, remaja hingga orang tua dapat terkena Pneumonia. Pada
kasus penderita Pneumonia, bakteri atau virus yang menyerang dapat
menginfeksi salah satu organ paru-paru atau bahkan kedua organ paru-
paru. Ketika seseorang terkena flu, bisa saja itu merupakan penyebab
awal terinfeksi bakteri atau virus penyebab Pneumonia akibat adanya
iritasi pada paru-paru yang ditimbulkan oleh flu.

Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh Penyakit Pneumonia ini


tergantung dari kesehatan penderitanya. Apabila disebabkan oleh bakteri,
maka  penderita akan merasakan demam dengan suhu tubuh tinggi
disertai dengan menggigil. Berbeda halnya dengan penderita Pneumonia
yang disebabkan oleh infeksi virus, pada kasus ini virus akan
berkembang secara lambat dan butuh waktu lama untuk mengusir virus
tersebut dari tubuh penderita. Apabila disebabkan oleh virus, penderita
akan mengalami sakit kepala, sakit pada bagian dada, batuk dan sakit
pada otot. Dengan demikian, penderita akan kesulitan  bernapas,
bernapas dengan frekuensi cepat yang menyebabkan penderita batuk dan
mengeluarkan lendir.

Gejala Pneumonia
Ketika seseorang mengalami flu kemudian merasakan gejala-gejala
seperti yang telah diutarakan di atas, maka segeralah memeriksakan diri
ke dokter. Apabila pada waktu diperiksa doter menggunakan stetoskop
terdengar suara seperti berderak atau gelembung pada bagian paru-paru,
maka dapat diindikasikan bahwa orang tersebut terkena Gejala
Pneumonia. Selain menggunakan stetoskop, hasil rontgen pada bagian
dada juga memberikan kontribusi penting dalam mendeteksi penyakit
tersebut. Dari hasil rontgen tersebut, dokter dapat mengetahui apakah
penderita terkena Pneumonia  disebabkan oleh bakteri atau virus dengan
melihat daerah putih yang merata pada  paru-paru sebagai tanda adanya
penumpukan cairan.

5) Penyakit asma
Asma adalah satu penyakit penyempitan saluran pernafasan yang
ditandai dengan inflamasi (peradangan) di saluran napas dan spasme
(kejang) akut otot  polos bronkiolus. Penyakit ini menyebabkan produksi
mukus yang berlebihan dan menumpuk, penyumbatan aliran udara, dan
penurunan pertukaran udara di alveolus. Asma terjadi pada individu
tertentu yang merespon secara agresif  berbagai jenis iritan (penyabab
iritasi) di saluran nafas.
Penyebab Penyakit Asma
Ada beberapa faktor resiko yang penyebab penyakit ini, diantaranya
yaitu:
 Faktor Genetik/keturunan Adanya riwayat asma atau alergi dalam
keluarga, mengisyaratkan adanya kecederungan genetik/keturunan.
 Terpapar beberapa rangsangan/iritan berulang atau terus menerus,
terutama  pada masa perkembangan.

Meskipun kebanyakan penderita yang didiagnosis adalah anak-anak,


orang dewasa juga dapat terkena penyakit ini tanpa ada riwayat penyakit
sebelumnya, Mungkin penyebabnya :
Alergi yang memburuk atau Infeksi Pernafasan Atas yang berulang,
seperti yang dapat terjadi akibat pajanan debu dilingkungan kerja.

Gejala Klinis Penyakit Asma:


 Dispnea (sesak nafas) yang bermakna
 Batuk, terutama dimalam hari
 Pernafasan yang dangkal dan cepat
 Mengi (bunyi) yang dapat terjadi pada akultasi paru. Biasanya terjadi
pada saat ekspirasi, kecuali pada kondisi yang telah parah.
 Peningkatan usaha pernafasan, ditandai dengan retraksi dada, disertai
perburukan kondisi nafas cuping hidung.
 Kecemasan yang berhubungan dengan ketidak mampuan mendapat udara
yang cukup
 Udara terperangkap karena obstruksi aliran darah, terutama terlihat
selama ekspirasi. Diagnosis Penyakit Asma
 Penyakit asma didiagnosis menggunakan Spirometer yaitu alat yang
mengukur dan mengidentifikasi penurunan kapasitas dan penurunan
aliran ekspirasi (puncak maksimum).

Anda mungkin juga menyukai