Anda di halaman 1dari 7

KARYA TULIS ILMIAH

(ESSAY)
KEDUDUKAN DAN KARAKTERISTIK HUKUM PAJAK DI INDONESIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Hukum Pajak
Dosen Pengampu: Muttaqin Choiri, S.HI., M.HI.

Disusun oleh:

MERINDA CAHYA MURIA PUTRI


NIM 18.07.111.00096

SUB TEMA
(KARAKTERISTIK HUKUM PAJAK DENGAN HUKUM LAINNYA)

PRODI HUKUM BISNIS SYARIAH


FAKULTAS KEISLAMAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2020
Pajak memegang peranan penting di negera Indonesia, pajak menjadi salah satu sumber
pemasukan bagi kas negara. Sehingga pajak memiliki kegunaan dan benefit, misalnya untuk
mendukung pembangunan. Dengan adanya pembangunan, maka kesejathteraan dan
kemakmuran seluruh rakyat dapat tercapai. Namun, dibalik itu semua, sudah pahamkah kita
bahwa pajak merupakan suatu aturan yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 28
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Pajak juga merupakan
salah satu hukum yang tidak dapat berdiri sendiri, karena hukum merupakan fondasi utama
dalam pelaksanaan pajak di Indonesia. Oleh karena itu, tulisan ini akan memaparkan secara
singkat tentang kedudukan dan karakteristik hukum pajak di Indonesia.

Pengertian pajak
Pengertian hukum pajak dapat memberi petunjuk bagi penegak hukum pajak dalam
menggunakan wewenang dan kewajibannya untuk menegakkan hukum pajak. Sebaliknya
juga dapat dijadikan pedoman bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban dan
menggunakan hak dalam rangka memperoleh perlindungan hukum sebagai konsekuensi dari
penegakan hukum pajak. Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak merupakan
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Sedangkan definisi pajak yang dikemukan oleh para ahli sebagaimana diuraikan sebagai
berikut:
1. PJA Adriani, pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang
oleh yang wajib membayarkannya, menurut peraturan-peraturan yang tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk gunanya ialah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
2. Rochmat Soemitro, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan dari sektor
swasta ke sektor pemerintah) berdasarkan Undang-undang (dapat dipaksakan) dengan
tiada mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjuk untuk membiayai
pengeluaran umum dan yang digunakan sebagai alat pencegah atau pendorong untuk
mencapai tujuan yang ada diluar bidang keuangan1.

1
Suparyono, Hukum Pajak Suatu Sketsa Asas, (Semarang: Pustaka Magister, 2012), 31.
Dari beberapa uraian definisi diatas, dapat dipahami bahwa pajak memiliki kriteria atau
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pemungutan pajak berdasarkan Undang-undang dan dapat dipaksakan;
2. Pajak dibayarkan oleh rakyat kepada kas negara;
3. Tidak adanya prestasi atau imbalan dari pembayaran pajak secara langsung;
4. Hasil dari pajak digunakan untuk membiayai pengeluran-pengeluaran umum yang
berhubungan dengan kepentingan negara.
Masyarakat biasa dapat mengenali kehadiran pajak melalui ciri-ciri, sebagai berikut2:
1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang
2. Tidak ada kompensasi langsung yang diberikan pemerintah kepada pembayar pajak
3. Dipungut oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
4. Hasil pajak digunakan untuk kemaslahatan rakyat, baik sebagai budgetir maupun
regulerrel3.

Pengertian Hukum Pajak


Menurut R. Santoso Brotodihardjo menyatakan bahwa hukum pajak atau yang dikenal
dengan hukum fiskal merupakan keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi
wewenang pemerintah untuk megambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali
kepada masyarakat dengan melalui kas negara, sehingga ia adalah bagian dari hukum publik
yang mengatur hubungan hukum antar negara dan orang-orang atau badan-badan hukum
yang berkewajiban membayar pajak atau yang dikenal dengan wajib pajak.
Sedangkan menurut Rochmat Soemitro, menerangkan bahwa hukum pajak ialah
menerangkan tentang siapa yang menjadi wajib pajak atau subjek pajak, apa kewajiban
mereka terhadap pemerintah, apa saja hak-hak pemerintah, apa yang menjadi obyek-obyek
yang dikenakan pajak, apa yang menyebabkan timbul dan hapusnya hutang pajak, bagaimana
cara penagihan hutang pajak, bagaimana cara mengajukan keberatan atau banding, dan lain-
lain4.

2
Arvie Johan, Fadhilatul Hikmah dan Anugrah Anditya, Perpajakan Optimal dalam Perspektif Hukum Pajak
Berfalsafah Pancasila, (Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Magister Law Jurnal) Vol. 8 No. 3
September 2019), 321.
3
Lihat definisi pajak pada Pasal 1 ayat 1 Undang-undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang-undang No. 16 Tahun 2009.
4
Suparyono, Hukum Pajak Suatu Sketsa Asa… 49.
Kedudukan Hukum Pajak
Mengenai kedudukan hukum pajak dalam tatanan hukum di Indonesia, PJA. Adriani
menyatakan bahwa bagaimanapun juga lebih tepat memberi tempat sendiri untuk hukum
pajak disamping atau sederajat dengan Hukum Administrasi Negara (HAN). Dasar
pertimbangan pendapat yang menyatakan bahwa hukum pajak harus ditempatkan sejajar
dengan hukum administrasi negara (HAN) ialah tugas hukum pajak bersifat lain daripada
hukum administrasi negara pada umumnya; hukum pajak dapat secara langsung digunakan
sebagai sarana politik perekonomian; dan hukum pajak memiliki tata tertib dan istilah-istilah
yang khas untuk bidang pekerjaannya5.
Hubungan Hukum Antara Hukum Pajak dengan Hukum Lainnya
Hubungan hukum merupakan hubungan yang terjadi diantara dua subyek hukum atau
lebih mengenai hak dan kewajiban di satu pihak berhadapan dengan hak dan kewajiban di
pihak yang lain (R. Soeroso, 1996: 269). Hukum perdata sebagai bagian dari keseluruhan
hukum yang mengatur hubungan orang-orang pribadi, terkait dengan ketentuan Perpajakan.
Hal ini dapat dipahami karena kebanyakan hukum pajak mencari dasar kemungkinan
pemungutannya atas kejaidan-kejadian, keadaan-keaadaan dan perbuatan-perbuatan hukum
yang bergerak dalam lingkungan perdata6.
Selain memiliki hubungan erat dengan hukum Perdata (Privat) Hukum pajak juga
merupakan bagian dari ranah hukum publik yang diatur dalam serangkaian peraturan,
diantaranya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan. Selanjutnya, hukum administrasi perpajakan merupakan peraturan yang
menentukan pengelolaan pajak menurut ketentuan yang berlaku sesuai dengan fungsi dan
tujuan yuridis perpajakan, yang dimulai dari pemungutan hingga penggunaannya untuk
kepentingan negara. Hukum administrasi perpejakan berkaitan dengan peraturan penentuan
dan pemungutan pajak7.
Rochmat Soemitro merupakan salah seorang pakar hukum pajak di Indonesia,
menggambarkan kedudukan dan hubungan hukum pajak dengan hukum-hukum lainnya
sebagai berikut8:

5
Suparyono, Hukum Pajak Suatu Sketsa Asas…50.
6
Syukri Hidayatullah, Kewenangan Negara dan Kewajiban Subyek Hukum Perdata dalam Hubungannya
dengan Hukum Pajak, (Jurnal Ilmu Hukum-Pranata Hukum Vol.11 Nomor 1, Januari 2016), 5.
7
Wilda Afifah, Hukum Administrasi Negara dalam Pelaksanaan Perpajakan di Indonesia
8
Tjip Ismail, Hukum Pajak dan Acara Perpajakan-Modul 1,1.7.
HUKUM

PRIVAT PUBLIK

HUKUM TATA NEGARA


HUKUM ADMINISTRASI
HUKUM PAJAK
HUKUM PIDANA

Pembagian Hukum Pajak


Hukum pajak juga dibagi dalam hukum pajak materiil dan hukum pajak formil 9,
sebagimana diuraikan sebagai berikut:
1. Hukum pajak materiil adalah kaidah atau ketentuan dari perundang-undangan pajak
yang berkenaan dengan isi dari peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.
Hukum pajak materiil menerangkan tentang subyek, obyek dan tarif pajak. Contoh:
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
2. Hukum pajak formil adalah kaidah atau ketentuan dari perundang-undangan pajak
yang berkenaan dengan cara bagaimana hukum pajak materiil dilaksanakan. Hukum
pajak formil menerangkan tentang tentang hak dan kewajiban wajib pajak; serta hak
dan kewajiban fiscus10. Contoh: Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Karakterisitik Hukum Pajak


Karakteristik pajak ialah berfalsafah pancasila, dikatakan demikian karena pancasila
merupakan philosofiche grondslag yang memberikan pegangan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, termasuk didalamnya posisi pajak11. Sementara posisi hukum pajak yang
berfalsafah pancasila masih terbatas pada kesesuaian hukum pajak terhadap pancasila12,
belum mendeskripsikan karakteristik pajak yang diinginkan pancasila13. Karakteristik hukum
9
Suparyono, Hukum Pajak Suatu Sketsa Asas…50-51.
10
Fiscus adalah pemungut pajak
11
Esmi Warassih, Peran Politik Hukum dalam Pembangunan Nasional, (Gema Keadilan, 2018), 6.
12
D. Sumantry, Reformasi Perpajakan sebagai Perlindungan Hukum yang Seimbang antara Wajib Pajak
dengan Fiskus sebagai Pelaksanaan terhadap Undang-undang Perpajakan, (Jurnal Legislasi Indonesia, 2011),
14.
13
Azya, Hukum Pajak Indonesia¸ (Jakarta: Kencana, 2017), 48.
pajak berfalsafah pancasila penting dideskripsikan, karena pancasila sebagai jiwa serta
pedoman hidup bangsa (aspek materil) dan sumber dari segala sumber hukum negara
Indonesia (aspek formal)14, tidak semata-mata menjadi standar nasional, tetapi lebih jauh lagi
ia menjadi pedoman nasional15.
Sebagai tambahan pedoman nasional ini lahir bukan pada saat proklamasi kemerdekaan
17 Agustus 1945, tetapi saat disahkannya Pembukaan dan Batang Tubuh UUD Pada tanggal
18 Agustus 194516. Tambahan ini penitng untuk menunjukkan bahwa produk hukum pasca 18
Agustus 1945 termasuk didalamnya hukum pajak, haruslah linier terhadap pedoman negara.
Jadi, kesimpulannya adalah pajak merupakan kebijakan yang diterapkan oleh
Pemerintah melalui Undang-undang yang jelas, yakni Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Selain itu, pajak juga menjadi bagian
dari hukum yang lain, seperti hukum perdata (privat) dan juga hukum publik. Pajak memiliki
beberapa karakteristik diantaranya ialah pajak dipumungut berdasarkan ketentuan Undang-
undang, pajak dibayarkan oleh rakyat tanpa mendapatkan prestasi atau imbalan dari
pembayaran pajak secara langsung, serta hasil dari pajak digunakan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan kepentingan negara.

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU
Suparyono. 2012. Hukum Pajak Suatu Sketsa Asas. Semarang: Pustaka Magister.
14
A.W. Dewantara, Diskursus Pancasila Dewasa Ini, (Yogyakarta: Kanisius, 2017), 15.
15
A.I. Hanzani, dan Mukhidin, National Law Development as Implementation of Pancasila Law Ideals and
Social Change Demands, (Jurnal Dinamika Hukum, 2018), 137.
16
M. Azis, Landasan Formil dan Materiil Konstitusional Peraturan Perundang-undangan, (Jurnal Legislasi
Indonesia, 2018), 586-587 dan 591.
B. JURNAL
Arvie, Johan. Hikmah, Fadhilatul. dan Anditya, Anugrah. 2019. Perpajakan Optimal
dalam Perspektif Hukum Pajak Berfalsafah Pancasila, (Jurnal Magister Hukum
Udayana (Udayana Magister Law Jurnal) Vol. 8 No. 3.)
Hidayatullah, Syukri. 2016. Kewenangan Negara dan Kewajiban Subyek Hukum
Perdata
dalam Hubungannya dengan Hukum Pajak, (Jurnal Ilmu Hukum-Pranata Hukum
Vol.11 No. 1.)

Anda mungkin juga menyukai