Anda di halaman 1dari 2

Nama: Siti Zainab

Nim: 180721100018

Larangan jual beli kelebihan air

﴾‫ض ِل ال َْم ِاء‬ ْ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َن َهى َع ْن َب ْي ِع ف‬


َ ‫َن النَّبِ َّي‬
ِ ٍ
َّ ‫ ﴿ أ‬،ُ‫ضي اهللُ َع ْنه‬ ِ َ‫َع ْن إي‬
َ ‫اس بْ ِن َع ْبد َر‬
ُّ ‫ص َّح َحهُ الت ِّْر ِم ِذ‬
‫ي‬ َ ‫اج ْه َو‬ َ ‫سةُ إالَّ ابْ َن َم‬َ ‫َر َواهُ الْ َخ ْم‬
Dari Iyas bin Abdin ra, bahwa Nabi SAW melarang jual beli kelebihan air.” (HR. Khamsah, "
kecuali Ibnu Majah. Dan hadits ini di shahihkan oleh Imam Turmudzi)

Hadits Lainnya

ُ ‫اج ْه) َح ِد‬ ِ ِ ِ


‫يث‬ َ ‫َح َم ُد َوابْ ُن َم‬ َ ُ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم م ْثلُه‬
ْ ‫(ر َواهُ أ‬. َ ‫َو َع ْن َجابِ ٍر َرض َي اهللُ َع ْنهُ َع ْن النَّبِ ِّي‬
ُ ‫يح ُم ْسلِ ٍم َولَ ْفظُهُ لَ ْف‬
‫ظ‬ ِ ‫ص ِح‬ ِ
َ ‫يث َجابِ ٍر ُه َو في‬ َّ ‫ي ُه َو َعلَى َش ْر ِط‬
ُ ‫الش ْي َخ ْي ِن َو َح ِد‬ ِّ ‫ش ْي ِر‬
َ ‫ال الْ ُق‬ ٍ َ‫إي‬
َ َ‫اس ق‬
‫َّسائِ ّي‬ ٍ َ‫يث إي‬ ِ ‫ح ِد‬
َ ‫اس َو َك َذا أَ ْخ َر َجهُ الن‬ َ

“Dan dari Jabir ra, dari Nabi SAW (sebagaimana hadits sebelumnya).” (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah)

Adapun tentang hadits Iyas, Imam Qusyairi mengatakan bahwa hadits tersebut sesuai
dengan syarat Bukhari dan Muslim. Sedangkan hadits Jabir ra merupakan hadits shahih Muslim,
sementara lafazhnya adalah lafazh hadits Iyas. Demikian juga diriwayatkan oleh Imam Nasa’i.

Imam Syaukani berpendapat Bahwa hadits di atas menggambarkan tentang “haramnya” menjual
kelebihan air, yaitu kelebihan air dari kebutuhan si pemiliknya. Haramnya menjual kelebihan air
ini apabila kebutuhannya sendiri telah terpenuhi.

Kelebihan air yang tidak boleh diperjualbelikan yaitu air yang berada di wilayah (tanah) umum,
maupun di tanah yang dimiliki atau dikuasai baik oleh perorangan maupun kolektif.

Ulama sepakat, tentang haramnya hukum memperjualbelikan air yang terdapat dalam
sumbernya, seperti yang berada di sungai, telaga, danau bahkan yang terdapat di dalam sumur.
Kendatipun berada di bawah penguasaan pemiliknya.
Disebut sebagai kelebihan air, maksudnya adalah bahwa pemiliknya lebih berhak terhadap air
yang terdapat dalam sumber air tersebut, namun ketika ia telah memenuhi kebutuhannya dan
dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang membutuhkannya, maka ia tidak boleh menjualnya
kepada mereka.

Air tersebut boleh dimanfaatkan oleh orang banyak tanpa kompensasi seperti dalam jual beli
(iwadh). Dan jika pemiliknya menjual air tersebut kepada orang yang mengambilnya, maka
hukumnya haram dan pelakunya berdosa.

An- Nawawi menuturkan pendapat dari para sahabat Asy-Syafi'i yaitu


"wajib membebaskan air ditanah lapang dengan syarat:
Pertama : tidak ada air lainnya
Kedua : pembebasan air itu untuk keperluan binatang ternak, bukan untuk menyirami tanaman
Ketiga : pemiliknya tidak lagi membutuhkannya"

Hal ini ditegaskan pula oleh hadist diatas yang menunjukkan larangan umum menjual air. Lain
dari itu ada juga hadist Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim secara
marfu' dengan redaksi "Kelebihan air tidak boleh ditahan sehingga mengakibatkan tertahannya
kelebihan rumput."
Juga hadist : "Manusia itu sama-sama (berhak menggunakan) tiga hal, air, rumput dan apai."
Larangan yang bersifat umum ini dikhususkan yaitu untuk air yang berada didalam tempayan
(tempat air) air yang seperti itu boleh diperjualbelikan sebagai kiasan bolehnya
memeperjualbelikan kayu bakar yang telah dipungut kayu bakar.

Anda mungkin juga menyukai