2. Pengertian
َ
Secara bahasa niat adalah mashdar dari kata ن َوى َي ْن ِوي
ٌ
ِن َّيةyang berarti maksud, tujuan. Secara istilah niat adalah:
َ َ ْ َ
ص ُد ش ْي ٍء ُم ْقت َر ًنا ِب ِف ْع ِل ِهق
Artinya: “Menyengaja berbuat sesuatu disertai dengan
perbuatan.”
Ada juga yang mendefnisikan niat adalah kehendak untuk
menjalankan ketaatan kepada Allah dengan melakukan atau
meninggalkan sesuatu.
Niat memiliki posisi penting karena ia sebagai penentu
segala gerak tingkah dan amaliyah yang dilakukan menjadi
bernilai baik atau tidak. Semua tergantung niat atau tujuannya.
27
QS Ali Imran 145
ُْ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ آْل ْ ُ ْ ُّ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ
اب ا ِخ َر ِة نؤ ِت ِه الدن َيا نؤ ِت ِه ِمنه ا ومن ي ِرد ث و ومن ي ِرد ث واب
َّ م ْن َها ۚ َو َس َن ْجزي
الش ِاك ِر ْي َن ِ ِ
Artinya: “Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami
berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa
menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya
pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-
orang yang bersyukur”
b. Hadis
َ ُ
ات َو ِإ َّن َما ِلك ِ ّل ْام ِر ٍئ َما ن َوى ّ ال ب ْ َ َّ اْل
ِ ِ ُ ِإن َما ا ع َم
ِ الن َّي
Artinya: “Sesungguhnya segala amal itu menurut niat dan
sesungguhnya bagi setiap orang sesuai apa yang telah ia niatkan.”
(Muttafaq Alaih)
D. Fungsi Niat
a. Niat sebagai pembeda antara perbuatan yang berstatus ibadah dan
kebiasaan.
Misalnya wudlu ada kesamaannya dengan membasuh muka.
b. Niat sebagai pemilah strata dari suatu ibadah.
Misalnya fardlu, sunnah atau lainnya, bahkan amaliyah yang
bernilai boleh (ibahah), bisa bernilai menjadi ibadah jika
aktifitasnya diniati sebagai sarana penunjang ibadah.
Misalnya shalat sunnah dzuhur, ada kesamaanya dengan shalat
ashar.
28
c. Niat sebagai penunjuk maksud dari sebuah ungkapan yang
memiliki kemungkinan arti yang tidak langsung dan arti asli
(malzum) yang dikenal dengan istilah kinayah.
Misalnya suami yang menceraikan isterinya dengan menggunakan
kata - kata berbentuk kinayah atau sindiran
E. Syarat Sah Niat
a. Islam
b. Tamyiz
c. Menyakini apa yang diniati.
d. Tidak ada munafi, yakni hal-hal yang membatalkan niat.
e. Diperkirakan dapat melaksanakan apa yang diniati.
F. Waktu Niat
a. Niat bersamaan dengan permulaan ibadah, seperti: shalat, niatnya
bersamaan dengan takbiratul ihram.
b. Jika permulaan ibadah berupa dzikir, maka niat bersamaan dengan
lengkapnya dzikir, misal : shalat, permulaan shalat adalah takbir (
)هللا اكبرjadi niatnya harus bersama dengan lengkapnya bacaan
tersebut, dan tidak cukup hanya bersamaan dengan هللاatau dengan
اكبرsaja.
c. Jika ibadah berupa perbuatan ()األفع ال maka niatnya cukup
bersamaan dengan permulaan ibadah itu. Misal, wudlu, niatnya
cukup dilakukan pada permulaan wudlu.
31
K. Ikhlas dan Tasyrik Dalam Niat
Ikhlas artinya adanya keterfokusan orang yang berniat pada obyek
yang diniati, tanpa ada percampur-adukan (tasyrik) dengan yang lain,
misalnya shalat. Jika niatnya disamping melaksanakan kewajiban,
ditambah lagi dengan niat berolahraga, maka niatnya tidak sah dan
shalatnya batal.
Sedangkan tasyrik dalam niat adalah membersamakan niat dalam
satu pekerjaan dengan pekerjaan lain.
1) Niat melakukan ibadah disertai niat selain ibadah.
Contohnya : Mandi jinabat disertai dengan niat bertabarrud
(menyegarkan badan). Jika demikian, mandi janabatnya sah sebab
dengan niat mandi janabat saja, tabarrud sudah diperoleh dengan
sendirinya, sekalipun tanpa berniat melakukannya.
2) Ibadah fardlu diniati sebagai ibadah sunnah sekaligus.
- Keduanya berstatus sah, seperti orang mandi janabat sekaligus
diniati sebagai mandi jum’at
- Fardlu saja yang sah, seperti: melaksanakan haji dengan niat haji
fardlu dan haji sunnah.
- Sunnah saja yang sah, seperti: memberikan harta yang belum
mencapai ukuran nishab atau haul sebagai zakat, dengan niat
mengeluarkan zakat dan shadaqah sekaligus.
- Keduanya batal dan tidak sah, contohnya takbiratul ihramnya
makmum masbuk ketika imam dalam keadaan ruku’. Takbiratul
ihram (wajib) diniati sekaligus sebagai takbir intiqal (berpindah)
menuju ruku’ (sunnah)
3) Melakukan suatu peribadatan dengan dua niat fardlu, seperti niat
mandi janabat disertai niat berwudlu sekaligus. Hal ini keduanya
dianggap sah.
4) Suatu ibadah dengan dengan dua niat sunnah, seperti orang mandi,
niatnya mandi sunnah jum’ah dan mandi sunnah hari raya. Hal ini
keduanya dianggap sah.
L. Cabang-Cabang Kaidah
32
ُ َْ
1 ال ِع ْب َرة ِفى Yang menjadi
pegangan dalam
Saya hibahkan
barang ini untukmu
ْ
ال ُع ُق ْو ِد akad
tujuan
adalah
dan
selamanya, tapi saya
minta uang
ََْ
اص ِدِ ِللمق maknanya, bukan “1.000.000”.
َ مْل َ َ اَل lafadz dan Meskipun redaksi
وا عا ِني susunan kata adalah lafadz
َ ْ َ اْل redaksinya hibah, tapi dengan
اظ
ِ ِل لف pernyataan “uang”,
َ مْل maka akad tersebut
َوا َبا ِني bukan hibah
(pemberian), tapi
akad jual beli dengan
segala akibatnya
2 ان ُ اَأْل َ ْي َم Sumpah itu harus Sumpah seseorang di
berdasarkan kata- hadapan hakim
َ ٌ
َم ْب ِن َّية َعلى kata dan maksud dalam suatu
َ ْ َ أْل tujuannya persidangan
اظِ ا لف disampaikan dengan
َ َ َ مْل kata yang jelas dan
اص ِدِ وا ق terang yang dapat
menunjukkan makna
sumpah
ُ َ
3 ا ِّلن َّية ِفى Niat dalam
sumpah
Ada
bersumpah: “Demi
orang
ْ
ال َي ِم ْي ِن mengkhususkan
lafaz 'âm, tidak
Allah saya tidak
berbicara dengan
ص ُ ص ّ ُت َخ menjadikan 'âm seseorang”, lalu ia
ِ
ْ َ َّ lafaz yang kḣas). ditanya:”siapa yang
الل ْفظ ال َع َّام kau maksud dengan
ُ اَل seseorang itu”. Kalau
َو ت َع ِّم ُم ia menjawab: “yang
َّ ْال َخ
اص
saya maksud adalah
si Fulan”, maka
menurut hukum, ia
bisa dibenarkan,
sehingga jika ia
berbicara dengan
selain Fulan, ia tidak
dianggap melanggar
33
sumpah.
34