Anda di halaman 1dari 16

PEMIMPIN ORGANISASI KESEHATAN YANG SUKSES

OLEH :

NAMA : ZULKANDI

NIM : 10012622226029

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (S2)


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2022
I. PENDAHULUAN
Organisasi Kesehatan merupakan sebuah organisasi yang sangat kompleks. Bukan
hanya seperti perusahaan produksi barang atau kebutuhan konsumen, namun sebuah
organisasi Kesehatan merupakan wadah sosial dengan asas pelayanan serta mendapatkan
profit dari pelayanan yang diberikan. Sehingga perlu upaya yang besar dalam meramu ketiga
komponen tersebut menjadi organisasi yang sukses.

Apalagi kita ketahui Bersama, organisasi Kesehatan khususnya rumah sakit. Banyak yang
mengalami kegagalan atau bangkrut pada masa pandemic covid-19. Sampai pernah kita
dengar bahwa ada sebuah rumah sakit yang diobral untuk dijual kepada pembeli. Sedangkan
untuk rumah sakit pemerintah mungkin saja bisa survive dikarenakan dana talangan atau
bantuan dari pemilik yaitu pemerintah yang selalu menjadi cadangan Ketika mungkin saja
keuangannya tidak baik-baik saja. Apalagi di era layanan tarif jaminan Kesehatan yang
menggunakan pola paket atau tarif InaCbgs. Yang semakin membuat rumah sakit menjadi
mengkhawatirkan. Dikarenakan pemasukan khususnya umum menjadi jauh berkurang.

Di sisi lain, pelayanan Kesehatan tingkat pertama baik puskesmas atau fasilitas
Kesehatan lainnya masih dari kategori layak dalam memberikan pelayanan. Mungkin
didaerah perkotaan dengan pendapatan APBD nya yang besar, pelayanan tersebut menjadi
kategori wajar bukan kategori yang mewah. Apalagi didaerah pedesaan yang mungkin kita
pernah mendengar bahwa listrik saja belum masuk kedalam fasilitas Kesehatan tersebut
apalgi tuntutan memberikan pelayanan yang terbaik.

Oleh sebab iitu, perlu upaya yang besar dalam mewujudkan organisasi Kesehatan yang
baik. Pelu support internal dan eksternal yang bisa memberikan dorongan untuk menjadikan
organisasi tersebut menjadi tumbuh dan berkembang. Disisi lain, peran Pemimpin yang ‘Ideal”
merupakan syarat yang mutlak harus dimiliki organisasi tersebut sehingga menjadi panutan
dalam menjalankan organisasi.

Diharapkan dengan diterbitkannya makalah ini, bisa mmeberikan gambaran yang luas
bagi penulis maupun pembaca sehingga menjadi acuan dalam sebuah kepemimpinan
didalam organisasi. Sehingga diharapkan organisasi tersebut menjadi sukses dan menjadi
contoh untuk organisasi lain selain organisasi Kesehatan. aamiin.
II. TINJAUAN PUSTAKA
a. Konsep dasar organisasi
a. Definisi Organisasi
Terdapat beberapa theory dan perspektif tentang organisasi, ada yang
cocok sama satu lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya
digunakan sebagi tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material,
mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya
yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
(Amir, 2019)
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi. Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang
melalui orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Chester I. Bernard
berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja
sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Stephen P. Robbins
menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Dari beberapa definisi organisasi diatas dapat disimpulkan bahwa
organisasi adalah suatu wadah atau tempat dua orang atau lebih yang memiliki
ikatan kerjasama guna mewujudkan suatu tujuan bersama. Orang-orang yang
ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus
menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan
tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam
keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-
orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur

b. Ciri-ciri Organisasi

Kalau kita memperhatikan penjelasan di atas tentang pengertian


organisasi maka dapat dikatakan bahwa setiap bentuk organisasi akan
mempunyai unsur-unsur tertentu antara lain sebagai berikut: Sebagai Wadah
Untuk Bekerja Sama Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah
atau tempat dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang
untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebah setiap orang tidak mengetahui
bagaimana cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan.

Pengertian tempat di sini dalam arti yang konkrit, tetapi dalam arti yang
abstrak, sehingga dengan demikian tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu
menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat
berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu
misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan
sebagainya.

c. Proses Kerja Sama

Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupaka


proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama
tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus
lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu
organisasi, mempunayi kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik
hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat
sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak
bersangkulan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

d. Jelas Tugas Kedudukannya

Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing


orang atau pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas,
dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat
dihindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung
tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu
dengan yang lain.

e. Memiliki Tujuan Tertentu

Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi scorang


manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan
cenderung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi
organisasi tidak baik. Menurut Berelson dan Steiner (1964) sebuah organisasi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada
adanya perumusan tertulis daripada peraturan-peraturan, ketetapan-
ketetapan, prosedur,kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.

2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya


suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada
orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta
wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial
memiliki banyak angola sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak
langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala "birokrasi".
Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi
lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.

b. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses Mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mecapai tujuan, memengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayannya (Mulyadi, 2003) Kepemimpinan sebagai
sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia
melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita. Ada beberapa faktor yang dapat
menggerakkan orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas, dan bujukan.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan
adalah bagaimana kemampuan seseorang untuk dapat membuat suatu pengaruh
yang dimiliki oleh seseorang dalam memimpin suatu kegiatan yang dapat
mencapai suatu tujuan individu, kelompok, dan tujuan organisasi ke arah yang
lebih baik terhadap karyawan atau organisasinya.
Gaya Kepemimpinan pada dasarnya dapat dilihat dari bermacam-
macam sudut pandang. Bila dilihat dari sudut perilaku pemimpin, apa yang
dikemukakan oleh Amran (1999), perilaku pemimpin membentuk suatu kontinum
dari sifat otokratik sampai demokratik. Menurut beliau, sifat ekstrim ini dipengaruhi
oleh intensitas penggunaan kekuasaan oleh pemimpin dan penggunaan
kebebasan oleh pengikut. Kombinasi dari kedua faktor inilah yang menetukan
pada tingkat mana seorang pemimpin mempratikkan perilaku kepemimpinan.
1. Konsep dan Makna kepemimpinan

Teori kepemimpinan yang baru oleh Yukl (2010: 228) menekankan pentingnya reaksi
emosional oleh para pengikut terhadap pemimpin. Adapun teori sebelumnya menekankan
aspek rasional kualitatif dari interaksi pemimpin-pengikut. Teori sebelumnya tidak mengenali
bahwa proses simbolis dan manalemen makna sebagai hal yang penting seperti manajemen
dari beberapa hal. Beberapa teori baru menurut Yuki memberikan penjelasan yang lebih baik
tentang bagaimana para pemimpin khususnya eksekutif puncak, mampu memengaruhi orang
secara tidak langsung tanpa interaksi berhadapan yang cukup sering Teori baru meliputi
kumpulan variabel yang lebih komprehensil menggambarkan ciri perlaku, proses pengaruh
dan situasi. Teori baru ini memberikan yang lebih integrali mengenai kepemimpinan yang
efektif(Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, 2018).

Penelitian tahun 1970-an menurut Yukl beberapa perilaku kepemimpinan dalam teori
baru amat serupa dengan perilaku yang diidentifikasi sebagai hal penting dalam penelitian
sebelumnya Beyer (19991, Bryman (19931. dan Yukl (1996) mengungkapkan bahwa di luar
dari tampilan positifnya, teori kepemimpinan yang Ini juga memiliki kelemahan konseptual.
Contohnya, ditemukan konsepsi ambigu, gambaran yang tidak cukup atas proses penjelasan,
fokus sempit mengenai proses, penghilangan beberapa perilaku yang relevan, tidak cukupnya
Spesifikasi variabel situasi, dan sebuah bias terhadap konsepsi heroik dari kepemimpinan.

Walaupun pengaruh pemimpin pada masing-masing pengikut adalah penting. Hal ini
tidak cukup menjelaskan bagaimana membangun tim-tim yang kuat dan luar biasa mampu
mengubah organisasi menjadi lebih baik dan kompetitif serta memberi manfaat bagi
masyarakat luas. menurut Yukl bahwa tidak ada satu pun definisi yang tepat mengenai
kepemimpinan. Karena para pakar dan praktisi mendefinisikan kepemimpinan berdasarkan
pengalamannya menjadi pemimpin dan hasil penelitiannya mengenai kepemimpinan.

Menurut Stogdill Ralp (1974) menyimpulkan bahwa terdapat banyak definisi


kepemimpinan yang banyaknya sama dengan jumlah orang yang mendefinisikan konsep ini.
Setelah Stagill (1974) melakukan observasi perkembangan definisi baru kepemimpinan
menjadi berkurang. Setelah itu kepemimpinan didefinisikan berdasarkan ciri-ciri, perilaku,
pengaruh pola interaksi, hubungan peran, dan posisi jabatan administratil Kepemimpinan
manalerial menurut Stopdill sebagai proses pengarahan memengaruhi aktivitas yang
dihubunpkan dengan tugas diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat. perilaku pribadi,
pengaruh terhadap orang lain, pelapola interaksi, hubungan kerja sama antar peran,
kedudukan dari satu jabatan administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi
pengaruh.
Stogdill berpandangan kepemimpinan adalah proses memengaruhi kegiatan
kelompok orang yang terorganisasi dalam usaha menetapkan dan mencapai tujuan
kebanyakan definisi kepemimpinan awalnya menurut Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1997:
123) berfokus pada penggunaan kekuatan dan otoritas sebagaimana pandangan
Machiavelli. Kemudian bergeser pada sifat dan gaya perilaku pemimpin. Perilaku seseorang
adalah kompleks sebab dipengaruhi oleh berbagai varibel lingkungan dan banyak faktor
individual, pengalaman dan kejadian. Heberapa variabel individual seperti kecakapan
kepribadian, persepsi dan pengalaman memengaruhi perilaku Tidak ada kesepakatan umum
mengubah perilaku, namun para ahli mengatakan mengubah faktor psikolagis individual harus
melalui diagnosis, kecakapan, kesabaran, dan pengertian.

Menurut Bass berpandangan bahwa kepemimpinan pada dasarnya adalah melakukan


apa yang pemimpin ingin lakukan. Disebutkan di dalam bukunya, Bass and Stogdill's
Handbook of Leadership (1990), bahwa kepemimpinan adalah "an interaction between two or
more members of a group that often involves a structuring or restructuring of the situation and
the perceptions and expectations of the members". Pemimpin adalah agen perubahan, yaitu
seseorang yang bertindak mempengaruhi orang lain lebih dari tindakan orang lain
mempengaruhi dirinya. Kepemimpinan terjadi ketika satu anggota kelompok mengubah
motivasi atau kompetensi orang lain dalam kelompoknya tersebut.(Bass & Stogdill, 1990)

Tingkat di mana seorang pemimpin adalah transformasional diukur terutama berkaitan


dengan pengaruh pemimpin terhadap pengikutnya. Pemimpin mengubah dan memotivasi
pengikut dengan:

1. Membuat mereka menyadari pentingnya hasilhasil tugas (task outcomes),


2. Membujuk mereka untuk melebihi kepentingan pribadi mereka demi organisasi atau
tim, dan
3. Mengaktifkan kebutuhan mereka pada tingkat yang lebih tinggi.

Bass juga membagi kepemimpinan menjadi dua, yaitu kepemimpinan transformasional


dan kepemimpinan transaksional. Berikut ini adalah karakteristik-karakteristik yang dapat
disimpulkan dari kedua kepemimpinan tersebut:

1. Kepemimpinan Transaksional
a. Imbalan kontingensi, yaitu adanya kontrak pertukaran imbalan untuk berbagai
upaya yang dilakukan bawahan, seperti menjanjikan imbalan untuk kinerja
yang baik dalam menyelesaikan tugas-tugas.
b. Manajemen dengan pengecualian secara aktif (active management by
exception), yaitu kecenderungan pemimpin untuk mengamati dan mencari
berbagai penyimpangan dari standar dan prosedur, dan untuk mengambil
tindakan koreksi untuk kelompok yang dipimpinnya.
c. Manajemen dengan pengecualian secara pasif (passive management by
exception), yaitu kecenderungan dari pemimpin untuk turun tangan atau
mengintervensi hanya ketika prosedur dan standar tidak terpenuhi.
d. Laissez-faire, yaitu perilaku para pemimpin untuk menghindari pembuatan
keputusan atau melepaskan tanggung jawab mereka.
2. Kepemimpinan Transformasional
a. Karisma atau pengaruh ideal, di mana pemimpin memberi sense of mission
dan sense of vision, menanamkan rasa bangga dan memperoleh rasa hormat
dan kepercayaan.
b. Kepemimpinan inspirasional, di mana pemimpin memberikan ide-ide yang
jelas dan harapan yang tinggi, menyimbulkan upaya sebagai fokus, dan
memiliki kemampuan untuk mengekspresikan tujuan-tujuan penting dalam
berbagai cara yang sederhana.
c. Stimulasi intelektual, di mana pemimpin mendorong kecerdasan, rasionalitas
dan penyelesaian masalah.
d. Pertimbangan individual, di mana pemimpin memberikan perhatian personal,
melatih, menasihati para pengikut, dan memperlakukan setiap pengikut secara
individual.

Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional lebih efektif dibanding


kepemimpinan transaksional dipandang dari sisi kontribusi pemimpin transformasional yang
lebih banyak dalam memotivasi para anggota kelompoknya dibandingkan dengan pemimpin
transaksional. Relatif terhadap bawahan, pemimpin transformasional memberikan lebih
banyak kepuasan dibanding pemimpin transaksional karena para bawahan tidak hanya
membutuhkan untuk dibayar setelah menyelesaikan pekerjaan, tetapi mereka juga
membutuhkan perhatian, stimulasi intelektual dan nasihat yang diperoleh dari pemimpin
mereka.

2. Fungsi Kepemimpinan

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencatat fungsinya, tetapi upaya ini
menghadapi beberapa kendala. Yang pertama, para peneliti membuat tiga daftar terpisah
untuk setiap wilayah. Perbedaan antara "Tugas" dan "Pemeliharaan Tim" selalu terancam
menjadi dikotomi. (Adair, 2008)
Peters dan Austin (1985) dalam Lako (2004), mendefinisikan kepemimpinan sebagai
"Visi, cheerleading, enthusiam, trust, pression, obsession, covesitency, the use of symbols,
paying attentions illustrated by the content of one's calendars, out-and-out drama (the
management of thereof, creting heroes at all levels, cuching effectively andering around, and
no merous other things. Hellriegel dan Sk.com, (1992), kepemimpinan yaitu kemampuan
untuk mempengaruhi, memotivasi dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
tersebut

Menurut landhak of leadership "kepemimpinan adalah suatu interaksi antara anggota


suatu kelompok Pemimpin merupakan jenis perubahan, orang yang perilakunya akan lebih
mempengaruhi orang lain dari pada perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka.
Kepemimpinan timbul ketika suatu kelompok mengubah motivasi atau kompensasi anggota
lainnya di dalam kelompok" (basss, 1982 dalam Ivancevich and Matteson dkk, 2002). George
R. Terry, mengatakan, kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang orang untuk
mencapai tujuan kelompok secara sukarela. Atau, kata Harold Koontz & Cyril O'Donnel,
"kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi rang-orang untuk ikut dalam pencapaian tujuan
bersama". Sedangkan prinses pemimpinan itu sendiri merupakan fungsi dari pemimpin,
pengikat dan variable situasional (Paul Hersey and Ken Blanchard, 1992).

Yulk (2005), merangkum definisi kepemimpinan dari beberapa penulis antara lain :

1. Kepemimpinan adalah perilaku individu yang mengarahkan aktivitas kelompok


untuk mencapai sasaran bersama.

2. Kepemimpinan adalah pengaruh tambahan yang melebihi dan berada di atas


kebutuhan mekanis dalam mengarahkan organisasi secara rutin
3. Kepemimpinan dilaksanakan ketika seseorang memobilisasi sumber daya
institusional, politis, psikologis, dan sumber-sumber lainnya untuk
membangkitkan, melibatkan dan memenuhi motivasi pengikutnya.

4. Kepemimpinan adalah proses pengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir


untuk mencapai sasaran.

5. Kepemimpinan adalah proses memberikan tujuan (arahan yang berarti ke usaha


kreatif, yang menyebabkan adanya usaha yang dikeluarkan untuk mencapai
tujuan.

6. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk bertindak di luar budaya untuk memulai


proses perubahan evolusi agar menjadi lebih adaptit.

7. Kepemimpinan adalah proses untuk membuat orang memahami manfaat bekerja


bersama orang lain, sehingga mereka paham dan mau melakukannya

8. Kepemimpinan adalah cara mengartikulasikan visi, mewujudkan nilai, dan


menciptakan lingkungan guna mencapai sesuatu.

9. Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi,


dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan
keberhasilan organisasi.

Lebih lanjut Lako (2004), menyatakan bahwa kepemimpinan mempunyai beberapa implikasi
sebagai berikut:

1. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau para
pengikut ;

2. Kepemimpinan melibatkan suatu distribusi kekuasaan (power distribution) yang tidak


sama antara para pemimpin dengan para anggota kelompoknya:

3. Kepemimpinan memiliki kemampuan untuk memakai bentuk-bentuk kekuasaan


(penter) yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku para anggota Arganisasinya
dalam berbagai cara, dan

4. Kepemimpinan harus memiliki kompetensi (wwwledge, skill, abilities experiences).


Untuk itu kepemimpinan yang efektif perlu disesuaikan dengan karakteristik organisasi
dan konstelasi yang sedang dan akan terjadi baik dari dalam organisasi itu sendiri
maupun dari lingkungan eksternal seperti perubahan sosial-politik, hukum, budaya,
ekonomi, dan globalisasi Power yang dimiliki oleh para pemimpin dapat bersumber
dari :

a. Reward power yaitu kekuasaan yang diperoleh karena penghargaan,


b. Coercite por yaitu kekuasaan yang diperoleh karena pemaksaan,

c. Legitimate priser yaitu kekuasaan yang diperoleh karena legitimasi

d. Referent power yaitu kekuasaan yang diperoleh karena adanya referensi dan

e. Expert pran yaitu kekuasaan yang diperoleh karena keahlian yang dimiliki para
pemimpin,

Terkait dengan pemahaman dan definisi tersebut di atas, perdebatan juga muncul ketika
dihadapkan pada istilah lain yaitu perbedaan pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin adalah
individu manusianya, sementara kepemimpinan adalah sifat yang melekat kepadanya
sebagai pemimpin. Jadi pemimpin adalah seseorang yang menjalankan fungsi
kepemimpinan. Adapun kepemimpinan ada di dalam setiap diri manusia, dan kepemimpinan
dalam crganisasi adalah kemampuan menggerakkan dan mengarahkan orang-orang dalam
rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
kepemimpinan mempunyai dua makna, yaitu:

1. Yang bersangkutan diterima di lingkungannya sebagai seorang pemimpin, baik formal


maupun informal, dan

2. Sebuah karakter

3. Indikator Kepemimpinan

Berdasarkan konsep teoritis dan kajian Empiris, maka hal hal yang berkaitan dengan
kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut :(Ismainar, 2018)

1. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju
dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif,
serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan
Bersama

2. Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan


membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan
keberhasilan organisasi (House, al, 1999)

3. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau para
pengikut:

Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar
yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Pemimpin adalah suatu peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran
formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin.
Adapun istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan,
dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh
orang yang bukan "pemimpin". Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil
penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain
dengan berbagai cara (Amirullah; 2015).

4. Kepemimpinan yang Efektif


Keefektifan pemimpin menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1997) secara
khusus diukur dengan pencapaian dari satu atau beberapa kombinasi tujuan-tujuan
cirganisasi. Individu dapat memandang pemimpinnya sebagai efektif atau tidak berdasarkan
kepuasan yang mereka dapatkan dari peran yang ditampilkan pemimpin dan pengalaman
kerja secara keseluruhan. Kepemimpinan yang efektif pada suatu organisasi tidak hanya
menghabiskan waktunya untuk melakukan kontrol internal secara eksplisit seperti memonitor
kegiatan organisasi dan memonitor lingkungan arganisasi Kepemimpinan efektif oleh Hill dau
McShane (2018: 404) adalah kemampuan untuk memimpin agar mendapat performa yang
tinggi dari bawahannya.(Dr. Tun Huseno, 2021)

Performa yang tinggi memang akan tergantung karakteristik kepemimpinannya.


Kepemimpinan yang efektif dapat juga diterjemahkan dengan keberlangsungan performa
yang tinggi dari organisasi, yaitu seluruh orpan orpanisasi pada posisi full untuk mencapai
tujuan orFanisasi yang tepat sasaran Aktivitas kepemimpinan bagian dari kegiatan yang
dilakukan oleh pemimpin dan manajer dalam organisasi. Kegiatannya menggerakkan
organisasi, sehingga mencapai tujuan, target dan sasaran secara elektir. Peran manajer
sebagai pemimpin dapat bermacam-macam, antara lain memberi gambaran masa depan
organisasi yang dipimpinnya menjadi lebih baik memberi perintah memberi imbalan,
melimpahkan wewenang mempercayai bawahan, dan memberikan penghargaan.

Pemimpin juga memberikan kedudukan, memberi tugas, memberi tanggung jawab,


memberi kesempatan mewakili, mengajak membujuk, meminta saran, meminta pendapat,
meminta pertimbangan memberi kesempatan berperan memenuhi keinginannya,
memberikan motivasi, membela, mendidik, membimbing membantu memberi petunjuk
memelopori, mengantarkan, mengabarkan semangat, menegakkan disiplin, memberi teladan,
mengemukakan pagasan baru yang berkontribusi pada peningkatan mutu organisasi,
memberi arah, memberi keyakinan, mendorong kemajuan, menciptakan perubahan menjadi
lebih baik, memberikan ancaman, memberi hukuman dan peran lainnya sebagai pemimpin.
Mengacu peran kepemimpinan ini, maka keefektifan, kualitas dan integritas pemimpin
menentukan keberhasilan lembaga atau organisasi yang dipimpinnya ditampakkan pada
kemampuannya mempelola organisasi secara efektif dan efisien.

"Dalam keterbatasannya, pemimpin tetap perlu menjadi 'the flawless person at the top who's
got it all figured out(Rachman, 2017).
III. PEMBAHASAN

Organisasi adalah suatu wadah atau tempat dua orang atau lebih yang memiliki ikatan
kerjasama guna mewujudkan suatu tujuan bersama. Orang-orang yang ada di dalam suatu
organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan
berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi
perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi
anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur

Kepemimpinan adalah proses Mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,


memotivasi perilaku pengikut untuk mecapai tujuan, memengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayannya (Mulyadi, 2003) Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana
atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara
sukarela/sukacita. Ada beberapa faktor yang dapat menggerakkan orang yaitu karena
ancaman, penghargaan, otoritas, dan bujukan.
Organisasi dan kepemimpinan merupakan satu tubuh yang sanagt erat kaitannya.
Mengingat organsiasi tidak akan berjalan tanpa adanya figure kepemimpinan yang “baik”.
Banyak teori yang menjelaskan tentang kepemimpinan. Tapi sampai saat ini kepemimpinan
yang baik itu masih sebtas teori yang terus menerus dilakukan uji coba.

Apalagi organisasi Kesehatan yang merupakan organisasi yang kebijakanya selalu


berubah-ubah dan mengikuti perkembangan zaman dan kondisi lingkunan Kesehatan.
kadang organisasi Kesehatan juga diminta untuk terlibat dalam hal yang sifatnya mendesak
seperti kegawatdaruratan atau bencana.

Ada 2 tipe kepemimpinan yang ideal menurut bass yaitu pemimpin transformasional dan
pemimpin transaksional. Namun kepemimpinan transformasional dianggap lebih efektif
dibanding kepemimpinan transaksional. Hal ini dikarenakan kepemimpinan transformasional
lebih efektif dibanding kepemimpinan transaksional dipandang dari sisi kontribusi pemimpin
transformasional yang lebih banyak dalam memotivasi para anggota kelompoknya
dibandingkan dengan pemimpin transaksional. Relatif terhadap bawahan, pemimpin
transformasional memberikan lebih banyak kepuasan dibanding pemimpin transaksional
karena para bawahan tidak hanya membutuhkan untuk dibayar setelah menyelesaikan
pekerjaan, tetapi mereka juga membutuhkan perhatian, stimulasi intelektual dan nasihat yang
diperoleh dari pemimpin mereka.

Dilain sisi kepemimpinan harus mempunyai fungsi Yang bersangkutan diterima di


lingkungannya sebagai seorang pemimpin, baik formal maupun informal, dan memiliki
Sebuah karakter
Dilain sisi bahwa fungsi pemimpin memiliki tujuan yaitu Individu dapat memandang
pemimpinnya sebagai efektif atau tidak berdasarkan kepuasan yang mereka dapatkan dari
peran yang ditampilkan pemimpin dan pengalaman kerja secara keseluruhan. Kepemimpinan
yang efektif pada suatu organisasi tidak hanya menghabiskan waktunya untuk melakukan
kontrol internal secara eksplisit seperti memonitor kegiatan organisasi dan memonitor
lingkungan arganisasi Kepemimpinan efektif
IV. KESIMPULAN
Organisasi dan kepemimpinan merupakan hal yang sangat erat kaitannya. Mejadi
pemimpn organisasi kesehatan yang sukses memang perlu pembelajaran dan masukan yang
cukup banyak. Banyak teori-teori tentang kepemimpinan yang masing – masing mempunyai
keunggulan dan kelemahan.

Diantaranya teori yuki, bass dll juga menyebutkan masih perlu upaya mendifinisikan
menjadi kepemimpinan yang sukses. Di antaranya kepemimpinan transformasional dan
kepemimpinan transaksional. Karena kepemimpinan transformasional lebih banyak
memberikan motivasi para anggota kelompoknya dibandingkan dengan pemimpin
transaksional. Relatif terhadap bawahan, pemimpin transformasional memberikan lebih
banyak kepuasan dibanding pemimpin transaksional karena para bawahan tidak hanya
membutuhkan untuk dibayar setelah menyelesaikan pekerjaan, tetapi mereka juga
membutuhkan perhatian, stimulasi intelektual dan nasihat yang diperoleh dari pemimpin
mereka.

Dilain sisi menjadi pemimpin sukses juga perlu pembelajaran yang berkelanjutan. Apalagi
di organisasi Kesehatan yang kebijakannya selalu berubah-ubah dan perlu selalu up to date
mengenai perkembangan ilmu didunia Kesehatan. Apalagi organisasi Kesehatan juga sering
dilibatkan dalam organiasi kemsyarakatan dan organisasi penanggulangan bencana yang
sifatnya mendesak dan perlu cepat dilaksanakan.

Oleh sebab itu, penulis berpendapat bahwa pemimpin organisasi merupakan sosok yang
sangat sulit jika dikategorikan sukses. Pemimpin yang sukses ialah pemimpin yang selalu
belajar dan berbenah diri untuk memberikan organisasi performance pada tingkat terbaiknya
tanpa memandang pemimpin itu sebagi leader yang perlu pelayanan atau services ari
bawahan.
DAFTAR PUSTAKA
Adair, J. (2008). Kepemimpinan yang Memotivasi. Gramedia Pustaka Utama.
https://books.google.co.id/books?id=%5C_ZMlLCzzffAC
Amir, M. T. (2019). Perilaku Organisasi. Prenada Media.
https://books.google.co.id/books?id=jpsCEAAAQBAJ
Bass, B. M., & Stogdill, R. M. (1990). Bass \& Stogdill’s Handbook of Leadership: Theory,
Research, and Managerial Applications. Free Press.
https://books.google.co.id/books?id=KxLizZ3aYmUC
Dr. Tun Huseno, S. E. M. S. (2021). Kinerja Pegawai: Tinjauan dari Dimensi Kepemimpinan,
Misi Organisasi, Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja. Media Nusa Creative (MNC
Publishing). https://books.google.co.id/books?id=wQdMEAAAQBAJ
Ismainar, H. (2018). Manajemen Unit Kerja: Untuk Perekam Medis dan Informatika Kesehatan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Keperawatan dan Kebidanan. Deepublish.
https://books.google.co.id/books?id=B8lcDwAAQBAJ
Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S. S. M. P. (2018). Pendekatan \& Model Kepemimpinan. Prenada
Media. https://books.google.co.id/books?id=sMNoDwAAQBAJ
Rachman, E. (2017). Sukses Jadi Pemimpin. Gramedia Pustaka Utama.
https://books.google.co.id/books?id=-MlGDwAAQBAJ

Anda mungkin juga menyukai