Anda di halaman 1dari 18

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU


NOMOR : 1402 TAHUN 2017

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN
RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU

Direktur Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu


pelayanan Rumah Sakit Daerah Idaman Kota
Banjarbaru, maka suatu kebijakan dalam
pelaksanaan di semua linipelayanan;
b. bahwa penetapankebijakan pelayanan Rumah
Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru
ditujukansebagaidasardalammelaksanakansemu
ajenispelayanan;
c. bahwaberdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Daerah Idaman Kota Banjarbaru.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004


tentang Pratik Kedokteran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-UndangNomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
3. Undang-UndangNomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
4. Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014
tentangPemerintah Daerah;
5. PeraturanPemerintahNomor 103 Tahun 2011
tentangPelayananDarah
6. PeraturanPemerintahNomor 74 Tahun 2012
tentangPerubahanPengelolaanKeuangandanBa
danLayanan Umum (BLU);
7. PeraturanPemerintahNomor 103 Tahun 2014
tentangPelayananKesehatanTradisional;
8. PeraturanPemerintahNomor 47 Tahun 2016
tentangFasilitasPelayananKesehatan;
9. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2001
tentang Pedoman Kelembagaan dan
Pengelolaan Rumah Sakit Daerah;
10. PeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia
Nomor 91 Tahun 2004
tentangStandarPelayananTeknisiKardiovaskule
r;
11. PeraturanMenteri Kesehatan
RepublikIndonesia Nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Ijin dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
12. PeraturanMenteri Kesehatan
RepublikIndonesia Nomor 290 Tahun 2008
Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Informed Consent);
13. PeraturanMenteri Kesehatan
RepublikIndonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang ijin
dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
14. Peraturan Menteri Kesehatan
RepublikIndonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam
Medis;
15. PeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia
Nomor 83 Tahun 2015
tentangPelayananmedik;
16. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691
Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien;
17. Peraturan Pemerintah Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 640/MENKES/SK/V/2003
tentang Teknisi Kardiovaskuler;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 867/MENKES/SK/VIII/2004
tentang Registrasi dan Terapis Wicara;
20. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 369/MENKES/SK/III/2007
tentang Standart Profesi Bidan;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 370/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Ahli Teknologi
Laboratorium Medik;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 371/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Elektromedis;
23. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 372/MENKES/SK/VI/2007
tentang Standar Profesi Teknisi Gizi;
24. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 373/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Sanitasi;
25. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 374/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Gizi;
26. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 375/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Radiografer;
27. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 376/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Fisoterapi
28. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 377/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan;
29. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008
tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien;
30. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 571/MENKES/SK/VI/2008
tentang Standar Profesi Okupasi Terapis;
31. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 573/MENKES/SK/VI/2008
tentang Standar Profesi Asisten Apoteker;
32. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 547/MENKES/SK/VI/2008
tentang Standar Profesi Terapis Wicara;
33. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 129/MENKES/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
34. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/188/2015 tentang
Standar Profesi Audiologis;
35. Surat Keputusan Menterikesehatan
RepublikIndonesia Nomor 228/Menkes/2002
tentang Pedoman Penyusunan Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang
Dilaksanakan Daerah.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH


IDAMAN KOTA BANJARBARU TENTANG KEBIJAKAN
PELAYANAN RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN KOTA
BANJARBARU;

KEDUA : Kebijakan pelayanan Rumah Sakit Daerah Idaman Kota


Banjarbaru sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.

KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan


pelayanan Rumah Sakit Daerah Idaman Kota
Banjarbaru dilaksanakan oleh Manajemen Pelayanan
Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru.

KEEMPAT : Dengan ditetapkannya Keputusan Direktur ini, maka


PeraturanDirekturNomor 13 Tahun 2013 dinyatakan
dicabut dan tidak berlakul agi dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Banjarbaru
Pada Tanggal : 24 Juli 2017
Direktur Rumah Sakit Daerah
Idaman Kota Banjarbaru

dr. Hj. Endah Labati Silapurna, M.H.Kes


NIP.19641030 199603 2 003
L
a
m
p
iran Keputusan Direktur RSD
Idaman Kota Banjarbaru
Nomor : 1402 Tahun 2017
Tanggal : 24 Juli 2017

KEBIJAKAN PELAYANAN
RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU

1. Pelayanan Instalasi :
a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat, Rawat Inap, Persalinan,
Rawat Intensif, Laboratorium, Farmasi, Rekam Medis, Unit
Transfusi Darah, Ambulans dan Mobil Jenazah
dilaksanakan dalam 24 jam.
b. Pelayanan jam besuk di Rawat Inap dan Rawat Intensif
setiap hari dengan shift :
a) Pagipukul 10.00 s.d 13.00 WITA.
b) Sore pukul 17.00 s.d 21.00 WITA.
c. Pelayanan jam besuk di Rawat Inap khusus Perinatologi
setiap hari dengan shift :
a) Pagi pukul 10.00 s.d 12.00 WITA.
b) Sore pukul 16.00 s.d 18.00 WITA.
d. Pelayanan Rawat Jalan dilaksanakan setiap hari dari pukul
08.00 s.d 13.00 WITA,kecuali hari jum’at dari pukul 08.00
s.d 11.00 WITA.
e. Pelayanan Bedah Sentral dan Radiologi dilaksanakan dalam
jam kerja, dan dilanjutkan dengan sistem on call.
f. Pelayanan Administrasi manajemen, rehabilitasi medik, gizi,
laundry dan pengelolaan limbah dilaksanakan dalam jam
kerja.
g. Pelayanan juga berorientasi pada tercapainya Millenium
Development Goals.
h. Pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu dan
keselamatan pasien.
i. Ketua Tim bertanggung jawab dalam pelayanan selama
pasien dirawat, termasuk melengkapi dokumen rencana
pelayanan pasien serta mengkoordinasikan perpindahan
tenggung jawab pelayanan pasien bila terjadi perpindahan
perawatan ke bagian lain.
j. Seluruh staf RS harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, pedoman/panduan dan standar prosedur
operasional yang berlaku, serta sesuai dengan etika profesi,
etika RS dan etiket RS yang berlaku.
k. Seluruh staf RS dalam melaksanakan pekerjaannya wajib
selalu sesuai dengan ketentuan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Rumah Sakit (K3RS), termasuk dalam penggunaan
alat perlindungan diri (APD).

2. Skrining dan Triase :


a. Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan
apakah pasien dapat dilayani oleh RS.
b. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau
pengamatan, pemeriksaan fisik psikologik, laboratorium
klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.
c. Kebutuhan darurat, mendesak atau segera diidentifikasi
dengan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan
pasien dengan kebutuhan emergensi.

3. Pendaftaran Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan :


a. Setiap pasien yang masuk rawat inap dan rawat jalan
mendaftar ke Pelayanan Administrasi Terpadu (PAT) dengan
mengisi formulir yang disediakan.
b. Petugas PAT akan membuatkan kartu status yang kemudian
akan diserahkan ke bagian layanan yang dituju pasien.
c. Selama menunggu giliran layanan pasien menunggu di
ruang tunggu.

4. Identifikasi :
a. Setiap pasien yang masuk rawat inap harus dipasangkan
gelang identitas pasien.
b. Pasien selalu diidentifikasi sebelum pemberian obat,
sebelum transfusi darah atau produk darah lainnya,
sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan laboratorium klinis, sebelum pemeriksaan
radiologi, serta sebelum dilakukan tindakan.

5. Transfer/Perpindahan di dalam Rumah Sakit :


a. Transfer dilaksanakan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
b. Pasien yang ditransfer harus dilakukan stabilisai terlebih
dahulu sebelum dipindahkan.

6. Transfer Keluar Rumah Sakit/Rujukan :


a. Stabilisasi terlebih dahulu sebelum dirujuk.
b. Rujukan ke rumah sakit ditujukan kepada individu secara
spesifik.
c. Merujuk berdasarkan atas kondisi kesehatan dan
kebutuhan akan pelayanan berkelanjutan.
d. Rujukan menunjuk siapa yang bertanggung jawab selama
proses rujukan serta perbekalan dan peralatan apa yang
dibutuhkan selama transportasi.
e. Kerjasama yang resmi atau tidak resmi dibuat dengan
rumah sakit penerima.
f. Proses rujukan didokumentasikan di dalam rekam medis
pasien.
7. Penundaan Pelayanan :
a. Memperhatikan kebutuhan klinis pasien pada waktu
menunggu atau penundaan untuk pelayanan diagnostik dan
pengobatan.
b. Memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan
pelayanan atau pengobatan
c. Memberi informasi alasan penundaan atau menunggu dan
memberikan informasi tentang alternatif yang tersedia
sesuai dengan keperluan klinik mereka.

8. Pemulangan Pasien :
a. DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien
tersebut, harus menentukan kesiapan pasien untuk
dipulangkan.
b. Ketua tim penanggung jawab asuhan beserta keluarga
pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan
yang terbaik atau sesuai kebutuhan pasien.
c. Rencana pemulangan pasien meliputi kebutuhan pelayanan
penunjang dan kelanjutanpelayanan medis.
d. Identifikasi organisasi dan individu penyedia pelayanan
kesehatan di lingkungannya yang sangat berhubungan
dengan pelayanan yang ada di rumah sakit serta populasi
pasien.
e. Resume pasien pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien
pulang.
f. Resume berisi pula instruksi untuk tindak lanjut.
g. Salinan resume pasien pulang didokumentasikan dalam
rekam medis.
h. Salinan resume pasien pulang diberikan kepada praktisi
kesehatan perujuk.

9. Transportasi :
a. Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum
dan peraturan yang berlaku berkenaan dengan
pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan.
b. Transportasi disediakan atau diataur sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien
c. Semua kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi,
baik kontrak maupun milik rumah sakit, dilengkapi dengan
peralatan yang memadai, perbekalan dan medikamentosa
sesuai dengan kebutuhan pasien yang dibawa.

10. Hak dan Kewajiban Pasien :


A. Hak Pasien
a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit.
b) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil dan jujur.
d) Memperoleh layanan medis yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
e) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang di
dapatkan.
g) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
h) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik
(SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
i) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya.
j) Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata
cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
k) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan
yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya.
l) Didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
m) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien
lainnya.
n) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam parawatan di rumah sakit.
o) Mengajukan usul, saran, perbaikan atau perlakuan
Rumah Sakit terhadap dirinya.
p) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
q) Menggugat dan menuntut rumah sakitapabila rumah
sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata maupun pidana.
r) Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

B. Kewajiban Pasien dan/atau Keluarganya


a) Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati
segala aturan dan tata tertib Rumah Sakit.
b) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi
dokter dan perawat dalam pengobatannya.
c) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur
dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada
dokter yang merawat.
d) Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk
melunasi semua biaya atas jasa pelayanan rumah
sakit/dokter.
e) Pasien dan atau penanggung jawabnya berkewajiban
memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang
telah dibuatnya.

11. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit :


A. Kewajiban Rumah Sakit
a) Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan
rumah sakit kepada masyarakat.
b) Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai standar pelayanan rumah
sakit.
c) Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien
sesuai dengan kemampuan pelayanannya
d) Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan
pada bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya.
e) Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat
tidak mampu dan miskin.
f) Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan
memberikan fasilitas pasien tidak mampu/miskin,
pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan
gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa,
atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan.
g) Membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu
pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam
melayani pasien.
h) Menyelenggarakan rekam medis.
i) Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak,
antar lain sarana ibadah, parkir,ruang tunggu, sarana
untuk orang cacat/difabel, wanita menyusui, anak-anak,
lanjut usia.
j) Melaksanakan sistem rujukan.
k) Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
standar profesi dan etika serta peraturan perundang-
undangan.
l) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur
mengenai hak dan kewajiban pasien.
m) Menghormati dan melindungi hak-hak pasien.
n) Melaksanakan etika rumah sakit.
o) Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan
penanggulangan bencana.
p) Melaksanakan program pemerintah dibidang kesehatan
baik secara regional maupun nasional.
q) Membuat daftar tenaga medis melalui praktek
kedokteran/kedokteran gigi dan tenaga kesehatan
lainnya.
r) Menyusun dan melaksanakan peraturan internal rumah
sakit (Hospital by laws).
s) Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua
petugas rumah sakit dalam melaksanakan tugas.
t) Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai
kawasan tanpa rokok.
B. Hak Rumah Sakit
a) Menentukan jenis, jumlah dan kualifikasi sumber daya
manusia sesuai dengan klasifikasi rumah sakit.
b) Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan
remunerasi, insentif dan penghargaan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
c) Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka
untuk mengembangkan pelayanan
d) Menerima bantuan dari pihak lain sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
e) Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian.
f) Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan.
g) Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di rumah
sakit.
h) Mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit publik dan
rumah sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit;
12. Penolakan Pelayanan dan Pengobatan :
a. Memberitahukan hak pasien dan keluarga untuk menolak
atau tidak melanjutkan pengobatan.
b. Memberitahukan tentang konsekuensi, tanggung jawab
berkaitan dengan keputusan tersebut dan tersedianya
alternatifpelayanan dan pengobatan.
c. Memberitahukan pasien dan keluarganya tentang
menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak
pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan
bantuan hidup dasar (Do Not Resuscitate)
i. Rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat
pasien menolak pelayanan resusitasi dan
membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan
hidup dasar.
ii. Posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan
budaya masyarakat, serta persyaratan hukum dan
peraturan.

13. Pelayanan Pasien Tahap Terminal :


a. Mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang
penuh hormat dan kasih sayang pada akhir kehidupannya.
b. Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien
mengarahkan semua aspek pelayanan pada tahap akhir
kehidupan.
c. Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada
akhir kehidupannya yaitu meliputi pengobatan terhadap
gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri, respon
terhadap aspek fisiologi, psikologis, sosial, emosional, agama
dan budaya pasien dan keluarganya serta keterlibatannya
dalam keputusan pelayanan.

14. Asesmen Pasien :


a. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi
kebutuhan pelayanannya melalui suatu proses asesmen
yang baku.
b. Asesmen awal setiap pasien meliputi evaluasi faktor fisik,
psikologi, sosial dan ekonomi, termasuk pemeriksaan fisik
dan riwayat kesehatan.
c. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-
undang dan peraturan yang berlaku dan sertifikasi dapat
melakukan asesmen.
d. Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama
sejak rawat ianap atau lebih dini/cepat sesuai kondisi
pasien atau kebijakan rumah sakit.
e. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam
pertama sejak rawat inap atau lebih cepat sesuai kondisi
pasien atau kebijakan rumah sakit.
f. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di
rawat inap, atau sebelum tindakan pada rawat jalan di
rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 menit, atau riwayat
medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah
diulangi.
g. Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan
kondisi pasien yang signifikan, sejak asesmen dicatat dalam
rekam medis pasien pada saat masuk rawat inap.
h. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana
pemulangan pasien (discharge).
i. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval
tertentu atas dasar kondisi dan pengobatan untuk
menetapkan respon terhadap pengobatan dan untuk
merencanakan pengobatan atau untuk pemulangan pasien.
j. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan
diintegrasikan.

15. Manajemen Obat :


a. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien
kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil
untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area
tersebut, bila diperkenankan kebijakan.
b. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien
diberi label yang jelas dan disimpan dengan cara yang
membatasi akses (restrict access).

16. Manajemen Nutrisi :


a. Pasien diskrining untuk status gizi.
b. Respon pasien terhadap terapi gizi dimonitor.
c. Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara menguragi
risiko kontamonasi dan pembusukan.
d. Produk nutrisi enteral disimpan sesuai rekomendasi pabrik.
e. Distribusi makanan secara tepat waktu, dan memenuhi
permintaan khusus.

17. Manajemen Nyeri :


a. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk
rasa sakit dan dilakukan asesmen apabila dan rasa
nyerinya.
b. Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif.
c. Meneyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan
protokol.
d. Komunikasi dengan dan mendidik pasien dan keluarga
tentang pengelolaan nyeri dan gejala dalam konteks pribadi,
budaya dan kepercayaan agama masing-masing..

18. Surgical Safety Checklist :


a. Digunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam
proses penandaan/pemberian tanda.
b. Menggunakan suatu Checklist untuk melakukan verifikasi
praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur ddan tepat pasien
dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat/benar, dan fungsional.
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan
mencatat/mendokumentasikan prosedur “sebelum
insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya suatu
prosedur/tindakan pembedahan.

19. Hand Hygiene :


a. Mengadaptasi pedomen hand hygiene terbaru yang baru-
baru ini diterbitkan dan sudah diterima secara umum
(contoh dari WHO Patient Safety).
b. Menerapkan program hand hygiene yang efektif.

20. Risiko Jatuh :


a. Penerapan asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan
asesmen ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan.
b. Lengkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh
bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko.
c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang
keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh maupun
dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.

21. Komunikasi efektif :


a. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
b. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan
secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah
atau hasil pemeriksaan tersebut.
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu
yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.

22. Promosi Kesehatan :


a. Semua Profesional Pemberi Asuhan (PPA) memberikan
edukasi kesehatan pada pasien dan keluarga.
b. Edukasi diberikan secara individual atau kelompok sesuai
standar PKRS.
23. Manajemen di Instalasi :
a. Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
c. Melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan
rapat rutin bulanan minimal satu bulan sekali
d. Setiap bulan wajib membuat laporan.

24. Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan


dan kaliberasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
menjamin semua sediaan farmasi tetap dalam kondisi yang
baik.

Ditetapkan di : Banjarbaru
Pada Tanggal : 24 Juli 2017
Direktur Rumah Sakit Daerah Idaman
Kota Banjarbaru

dr. Hj. Endah Labati Silapurna, M.H.Kes


NIP.19641030 199603 2 003

Anda mungkin juga menyukai