| hari.tanggal
Oleh:
Dalam rangka Uji
Kompetensi JF PPUPD
…………………
Outline
1 Konsepsi JF PPUPD
2 Pemerintahan Daerah
3 Manajemen Pengawasan
Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
Dasar Hukum
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
01 1945
UU No. 23/2014
ttg Pemerintahan Daerah
Kedudukan
Tugas
Tugas
77 BUTIR
RINCIAN GIAT
PERTAMA
86 BUTIR
8 UNSUR RINCIAN GIAT
GIAT MUDA
PENGAWASA
N 87 BUTIR
RINCIAN GIAT
MADYA
58 BUTIR
RINCIAN GIAT
UTAMA
• Reviu RPJMD;
• Reviu Renstra;
• Reviu Dokumen Perencanaan pembangunan dan anggaran;
• Reviu LAKIN;
Pengawasa • Reviu LPPD;
• Evaluasi SPIP;
n wajib • Monev TLHP;
dilakukan • Tindak lanjut kerja sama APIP dan APH;
• Monitoring aksi pencegahan korupsi dan pungli; j
oleh APIP • PMPRB; dan
• Pendampingan/asistensi dan konsultansi (Reviu LK, Probity,
RKBMN, Dana BOS, DAK Fisik, Dekon TP, Monitoring dan Evaluasi
penyerapan APBD, monitoring PEN, monitoring Covid-19, dan
kegiatan mandatori lain yang ditugaskan dari Kementerian Dalam
Negeri dan K/L Teknis.).
• Penilaian Pengawasan wajib ini hanya diakui satu kali untuk
setiap penugasan berdasarkan Surat Tugas meskipun obyek
pengawasan lebih dari satu.
PEMERINTAHAN
DAERAH
penyelenggaraan urusan pcmcrintahan
oleh Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah mcnurut
asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluasluasnya
dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Rcpublik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Pemerintah Daerah adalah kepala
daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah
otonom.
kekuasaan pemerintahan
yang menjadi
kewenangan Presiden
yang pelaksanaannya
dilakukan oleh
kementerian negara dan
penyelenggara
Pemerintahan Daerah
untuk melindungi,
melayani,
memberdayakan, dan
ESENSI PELAKSANAAN URUSAN
DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Presiden
PASAL 8 ayat (3) 1
Pembinaan Pengawasan BINWAS Secara Nas.
Gubernur
Mendagri K/L
dikoordinasikan
Mendagri 34
Binwas Umum Binwas Teknis
416 Bupati
Walikota
98
Provinsi
PASAL 379
7.230 Camat
GWPP. Binwas umum & Gubernur sbg Kepala
teknis (Pasal 378 ayat (1) Daerah (Pasal 379 ayat (1) ayat (2)
UU 23/2014) UU 23/2014) BINWAS 8.488 Lurah
dibantu
Kab/Kota PD Provinsi
Inspektorat
Provinsi
74.953 Kades
RUANG LINGKUP PEMBINAAN PENYELENGGARAAN
PEMDA
Pembinaan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas daerah dalam mendukung pelaksanaan urusan Pemda
BIN UMUM
1. Pembagian urusan
BIN TEKNIS
2. Kelembagaan
1. Capaian SPM URUSAN KONKUREN 3. Kepegawaian & PD
2. Ketaatan NSPK 4. Keuangan daerah
3. Dampak pelaksanaan 5. Pembangunan daerah
urusan
4. Akuntabilitas APBN
WAJIB PILIHAN 6. Pelayanan publik
7. Kerja sama daerah
8. Kebijakan daerah
9. KDH & DPRD
FASILITASI
FASILITASI KONSULTASI
KONSULTASI DIKLAT
DIKLAT LITBANG
LITBANG
LAK
LHP
TEMUAN
REN KKP
G O N E
GONE theory, bahwa faktor faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi meliputi:
Greed (keserakahan), berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara potensial ada
didalam diri setiap orang.
Opportunities (kesempatan), berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi atau masyarakat
yang sedemikian rupa,sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk melakukan kecurangan.
Needs (kebutuhan), berkaitan dengan faktor faktor yang dibutuhkan oleh individu untuk
JACK BOLOGNE menunjang hidupnya yang wajar.
Exposures (pengungkapan), berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh
pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan
INTEGRITAS DALAM BERBAGAI REGULASI
UU 28 TAHUN 1999 TTG PENYELENGGARAAN NEGARA YG UU 23 TAHUN 2014 TTG PEMDA
BERSIH DAN BEBAS DARI KKN
Psl 67 huruf e Kewajiban KDH & WKDH
Psl 5 kewajiban Penyelenggara Negara:
“tidak melakukan perbuatan KKN” “menerapkan prinsip tata kelola pemerintahan yang
“melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab dan tidak bersih dan baik”
melakukan perbuatan tercela dan tanpa pamrih” .
KONSISTEN BERTANGGUNGJAWAB
MENEPATI JANJI
BERTINDAK BAGAIKAN TENGAH DIAWASI
Penyalahgunaan
Jabatan atau Wewenang Pertentangan Kepentingan
(Abuse of Discretion) (Internal Trading)
Pilih kasih (Favoritisme)
BENTUK KORUPSI 28
Psl 2 ayat (1) UU No 31/1999 (sebagaimana telah diubah dengan
UU No 20/2001) Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
❑ Adanya pelaku baik sendiri ataupun bersama-sama, baik PNS maupun non PNS
❑ Adanya penyimpangan /perbuatan melanggar hukum atau penyalahgunaan
wewenang
❑ Adanya unsur merugikan negara
❑ Adanya unsur atau tujuan untuk menguntungkan diri sendiri/orang
lain/keluarga/korporasi
UU 31/99 tentang TPK sbgmn telah diubah dgn UU no. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU no
31/99 tentang TPK)
29
JENIS KORUPSI
UU NO. 31 TAHUN 1999 JO. UU NO. 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
KERUGIAN
KEUANGAN
NEGARA:
SUAP-MENYUAP: PENGGELAPAN
DALAM JABATAN:
PEMERASAN: PERBUATAN
CURANG:
BENTURAN
KEPENTINGAN
DALAM
GRATI
Pasal 2,
Pasal 5 (1) a &b,
Pasal 13, Pasal 5 (2),
Pasal 12 a&b, Pasal
Pasal 8, Pasal 9, Pasal
10 huruf a,b dan c
PENGADAAN:
FIKAS
Pasal 3 11, Pasal 6 (1) a & b,
Pasal 6 (2), Pasal 12
Pasal 12 huruf e, g
& f,
Pasal 7 (1)a, b, c, &
d, Pasal 7 (2), Pasal
12 (h)
Pasal 12 huruf i
I:
c&d
30
31
•
•
•
•