Disusun Oleh :
AMANDA SEPTIAN IKA FITRIYANI
NIM : P27825119005
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN GIGI
PROGRAM STUDI TERAPIS GIGI
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
terutama Kota Sorong yaitu 65,39%, sedangkan hasil Riskesdas pada tahun 2013
masalah kesehatan gigi dan mulut menurut provinsi yaitu Papua Barat memiliki
nilai 20,6%. Hal ini menunjukan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut di
hasil riskesdas.
Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari kesehatan badan, ikut berperan
gigi dapat di lihat dari ada dan tidak nya penyakit gigi, di antaranya karies gigi.
Karies gigi merupakan penyakit gigi yang paling banyak di temukan, meliputi
semua usia dan lapisan masyarakat yang jika tidak di ketahui sejak dini dan di
biarkan berlanjut dapat menjadi lebih parah. Selain itu timbul pula komplikasi
yang serius berupa penyakit ginjal, jantung, saraf dan sebagainya (Zahara &
Andriani, 2018).
Terjadinya karies disebabkan oleh serangkaian proses dan faktor yang saling
dan waktu. Sebagai proses dan faktor yang saling mempengaruhi, keseimbangan
dari faktor utama didalam rongga mulut dipengaruhi pula oleh faktor risiko luar.
1
2
Faktor risiko luar terdiri dari usia, status sosial dan ekonomi, tingkat pendidikan,
Selain dari faktor kebiasaan dan faktor makanan, kondisi yang memperparah
terjadinya karies pada anak ini adalah karena ketidak pahaman orang tua terhadap
penyebab utama terjadinya karies tersebut, dimana karies tersebut dipicu oleh
pemberian larutan yang manis seperti air susu, soft drink menggunakan botol,
serta air susu ibu yang cara pemberian frekuensi serta intensitasnya kurang tepat.
Lamanya larutan tersebut berada di rongga mulut, seperti ketika anak tertidur
terjadinya rampan karies pada gigi anak (Zahara & Andriani, 2018).
Rampan karies seringkali terlihat pada anak-anak di bawah usia enam tahun
susu/dot (Lombo et al., 2015). Rampan karies adalah karies yang terjadi sangat
cepat dan mengenai beberapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga
anak sulit makan dan rewel. Ada beberapa penyebab yang mempengaruhi
kerusakan gigi pada anak, diantaranya penggunaan susu botol. Banyak orang tua
yang mengeluh banyak gigi anak kecoklatan, mahkota gigi yang rusak, bahkan
terkadang sudah tinggal sedikit saja mahkota yang tersisa namun banyak para ibu
yang tidak menyadari apa penyebab yang sesungguhnya terjadi pada gigi anaknya
tersebut yaitu mengalami karies botol (Rampan Karies) (Zahara & Andriani,
2018).
Data WHO tahun 2018 menggambarkan bahwa angka kejadian karies pada
karies gigi pada anak berusia satu tahun sebesar 5%, anak usia dua tahun sebesar
3
10%, anak usia tiga tahun sebesar 40%, anak usia empat tahun sebesar 55%, dan
anak usia lima tahun sebesar 75%. Dengan demikian golongan umur balita atau
usia dini merupakan golongan rawan terjadinya karies gigi (Zahara & Andriani,
2018).
Kanak-Kanak (TK) di Indonesia memiliki risiko besar terkena karies. Pada anak
usia Taman Kanak-kanak, perawatan gigi dan mulut masih bergantung kepada
perilaku orang tua, khususnya ibu sebagai figur terdekat seorang anak.
dan mulutnya secara baik dan benar yang berpengaruh terhadap risiko terjadinya
merupakan suatu produk makanan yang mengandung nilai gizi cukup tinggi,
karena sebagian besar zat gizi esensia; seperti protein, kalsium, fosfor, vitamin A,
dan vitamin B1 ada di dalam susu formula. Tambahan susu formula dalam pola
konsumsi anak sangat dianjurkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi dan nutrisi
formula ini malahan menimbulkan masalah bagi kesehatan anak, salah satunya
berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut anak. Pola konsumsi susu Formula
yang kurang tepat seperti cara penyajian yang menggunakan botol yang
Kejadian rampan karies tersebut dapat dicegah lebih awal melalui pemahaman
dan peran serta orang tua terutama ibu dalam memelihara kerusakan gigi anak.
Kebanyakan kaum ibu tidak mengetahui bahwa susu botol atau cairan yang manis
dapat melekat pada permukaan gigi bila tidak dibersihkan (Abdullah &
Munadirah, 2020).
banyak disekitarnya anak umur pra sekolah yang mengonsumsi susu formula
pada gigi sulung yang biasa disebut rampan karies, banyaknya orang tua
khususnya para Ibu yang memberikan anaknya susu formula bukan ASI dikarena
banyak faktor seperti adanya pekerjaan, serta pemberian susu formula dianggap
hal praktis dan mudah bagi para Ibu, belum adanya kebiasaan anak untuk minum
susu menggunakan gelas, dan ketidak tahuan para Ibu akan efek minum susu
menggunakan botol.
5
Ibu :
Pengetahuan
Sikap
Perilaku
Motivasi
Perilaku
Tingginya Rampan
Karies pada Murid
TKIT AL-IZZAH
Kota Sorong
Sarana Prasarana
Lingkungan
Keterangan :
1.2.1 Ibu
pengetahuan orang tua tentang pemilihan jenis makanan dan perawatan gigi yang
benar bagi anak-anaknya terutama anak usia sekolah. Pola asuh orangtua
khususnya ibu berperan penting dalam merubah kebiasaan yang buruk bagi
kesehatan anak. Sikap, perilaku dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, dan
6
ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar akan
diresapi dan menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya (Rompis et al., 2016).
mulut anak sejak usia dini hingga masa di mana mereka sudah mampu mandiri
Oleh karena keterbatasan peneliti (waktu, dana, tenaga, dan sarana) dalam
tersebut perlu dibatasi beberapa faktor saja. Yang perlu diprioritaskan dalam
menggunakan botol (dot) dengan rampan karies pada murid TKIT AL-IZZAH
Kota Sorong.
(dot) dengan terjadinya rampan karies pada murid TKIT AL-IZZAH Kota
Sorong?
botol susu (dot) terhadap kejadian rampan karies pada murid TKIT
Kota Sorong.
selanjutnya.
Menambah pengetahuan ibu dari anak tentang penyebab rampan karies, cara
perawatan gigi dan upaya pencegahan rampan karies pada anak prasekolah.