Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia, masalah gizi masyarakat menjadi semakin kompleks.
Hal ini dapat dilihat pada tingginya kasus gizi buruk, stunting, penyakit
infeksi, obesitas pada wanita dan anak serta makin tingginya prevalensi
penyakit terkait gizi seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus,
hipertensi, kanker dan lain-lain Kondisi tersebut menunjukkan masih
rendahnya status gizi masyarakat di Indonesia (Tim Penyusun Standar
Kompetensi Nutrisionis, 2018).
Pelayanan gizi diperlukan dalam peningkatkan status gizi
masyarakat sebagai upaya memperbaiki, peningkatan gizi masyarakat,
makanan bergizi, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien
melalui pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran,
implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka
mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit
(Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
Anak, 2014).
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang berinteraksi
langsung kepada masyarakat yang bersifat komprehensif dengan
kegiatannya terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
(Depkes RI, 1997/1998). Muninjaya (2004) menjelaskan bahwa
Puskesmas merupakan unit teknis yang bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagaian wilayah
kecamatan yang mempunyai fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan
masyarakat, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama dalam rangka pencapaian keberhasilan fungsi
puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan bidang kesehatan
(Alamsyah, 2011).

1
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya
kesehatan tingkat pertama. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya,
Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,
dan Upaya Kesehatanan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang disebut
sebagai Puskesmas dan jejaringnya. Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri
dari kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung dan di luar gedung.
Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat individual, dapat
berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan di
dalam gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang
akan dilakukan di luar gedung. Sedangkan pelayanan gizi di luar gedung
umumnya pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk
promotif dan preventif.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis memutuskan untuk
membahas mengenai pelayan gizi di puskesmas yaitu tentang
penyelenggaran dalam gedung maupun luar gedung.

B. Tujuan
• Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan
sikap dalam mengidentifikasi manajemen pelayanan gizi Puskesmas.
• Tujuan Khusus
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi ruang lingkup pelayanan
gizi Puskesmas.
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi tujuan pelayanan gizi
Puskesmas.
3. Peserta didik mampu mengidentifikasi perencanaan pelayanan
gizi Puskesmas.
4. Peserta didik mampu mengidentifikasi penggorganisasian
pelayanan gizi Puskesmas.
5. Peserta didik mampu mengidentifikasi pelaksanaan pelayanan gizi
Puskesmas.

2
6. Peserta didik mampu mengidentifikasi pengawasan pelayanan gizi
Puskesmas.
7. Peserta didik mampu mengidentifikasi evaluasi pelayanan gizi
Puskesmas.

3
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu


Kegiatan kunjungan ini dilaksanakan di Puskesmas Kota Wonorejo
Samarinda, pada hari Kamis, 25 November 2021, pukul 07.30 sampai 11.00.

B. Peserta Kunjungan
Peserta kunjungan dilaksanakan oleh mahasiswa Sarjana Terapan Gizi
dan Dietetika tingkat 3 sebanyak 7 mahasiswa, dan dibimbing oleh ibu
Kurniati Dwi Utami, S.Gz.,M.PH.
Tabel 1. Daftar peserta kunjungan Puskesmas Wonorejo Kota Samarinda
NO NIM NAMA
1. P07223119077 Muthmainnah Hasanuddin Usman
2. P07223119078 Mutiara Azzahra Asrivananda
3. P07223119079 Nadia Nomaneci
4. P07223119080 Nur Afifa Puteri Salsabila
5. P07223119081 Nur Rahmadani
6. P07223119082 Nurbaadiah
7. P07223119083 Nurgani Islami

C. Metode Kunjungan
1. Unit Kerja
a) Pelayanan Gizi Rawat Jalan
b) Penelitian dan Pengembangan
2. Teknik Pengumpuan Data
a) Teknik pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan
wawancara melalui angket atau form yang sudah tersedia. Dalam
observasi ini, mahasiswa secara langsung terlibat dalam pengamatan
di Puskesmas Wonorejo Kota Samarinda, maka dapat dikategorikan

4
pengambilan data yaitu melalui teknik participant observasi. Selain
itu mahasiswa juga mencatat hal – hal penting yang diamati. Diantara
teknik observasi, didalamnya kami menggunakan teknik wawancara
dan kunjungan lapangan. Dalam teknik kunjungan lapangan, kami
mencari data sembari langsung mendatangi tempat pelayanan gizi
rawat jalan, penelitian dan pengembangan. Selain menggunakan
teknik observasi wawancra, dimana ada beberapa informasi yang
kurang jelas dan perlu kami tanyakan langsung kepada beberapa ahli
gizi di Puskesmas tersebut yang sedang berugas.
b) Teknik analisis data
Analisis data dilalukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
c) Teknik penyajian data
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan
laporan hasil penelitan yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan
dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data yang disajikan
harus sederhana dan jelas agar mudah dibaca. Penyajian data juga
dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa
yang kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau
perbandingan dan lain-lain. Penyajian data tersebut dalam bentuk
tulisan, table, ataupun grafik.

Anda mungkin juga menyukai