Anda di halaman 1dari 8

Makalah Tentang Narkoba

Oleh Keyra Decequeen
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah tentang Narkoba
dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Makalah tentang Narkoba yang terbentuk dari hasil kerja sama kelompok di mana
tugas ini merupakan prasyarat dari aspek penilaian mata pelajaran PJOK. Dalam
penyelesaian tentang Narkoba ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi yang didapatkan penulis karena hanya
mengandalkan pengamatan dilingkungan sekitar sebagai bahan penyusun makalah.
Pada akhirnya makalah tentang Narkoba ini dapat diselesaikan meskipun masih
terdapat banyak kekurangan.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah tentang Narkoba ini masih banyak
memiliki kekurangan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun,
penulis harapkan untuk kemajuan masa-masa mendatang. Harapan penulis semoga
makalah tentang Narkoba ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.

Indonesia, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
a. KATA PENGANTAR
b. DAFTAR ISI
c. BAB I PENDAHULUAN
d.A. Latar Belakang
e.B. Rumusan Masalah
f. C. Tujuan
g.D. Manfaat
h. BAB II PEMBAHASAN
i. A. Sejarah Narkoba
j. B. Pengertian Narkoba
k. C. Jenis-Jenis Narkoba
l. 1. Narkotika
m. 2. Psikotropika
n.3. Zat adiktif lainnya
o.D. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba
p.1. Faktor Individu
q.2. Faktor Lingkungan
r. a. Lingkungan Keluarga
s. b. Lingkungan Sekolah
t. c. Lingkungan Teman Sebaya
u.E. Dampak Narkoba
v. F. Efek Samping Pemakaian Narkoba
w. G. Bahaya Narkoba bagi Remaja
x. H. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
y. BAB III PENUTUP
z. A. Kesimpulan
aa. B. Saran
bb. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia remaja sangat rentan oleh pergaulan bebas. Karena terlalu bebasnya, sering
kali kegiatan mereka sehari-hari tidak terkontrol oleh pihak sekolah. Jika hal tersebut
berlanjut bukan tidak mungkin bahwa akan banyak hal negatif yang akan menimpa
mereka. Salah satunya adalah terjerumusnya dalam dunia penyalahgunaan obat-obatan
atau narkoba. Di kota-kota besar di Indonesia, penyebarannya pada kalangan remaja
sudah tidak terkendali lagi. Bandar-bandar narkoba bahkan sudah berani masuk ke
lingkungan sekolah.
Jelas saja hal tersebut membuat banyak orang tua merasa resah dan khawatir atas
perkembangan serta pertumbuhan anaknya di luar sana. Mungkin saja di rumah
mereka terlihat biasa-biasa saja atau berkelakuan baik. Namun, bagaimana perilaku
mereka di luar sana. Remaja sebenarnya tahu kalau itu sangat berbahaya bagi mereka.
Namun, tetap saja ada beberapa di antara mereka yang menggunakannya entah karena
ingin coba-coba atau ikut-ikutan temannya. Tentu kenyataan tersebut sangat
mengkhawatirkan karena remaja adalah generasi penerus bangsa, bagaimana nasib
bangsa di masa mendatang jika banyak generasi penerusnya terlibat penyalahgunaan
narkoba.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah singkat tentang narkoba?
2. Apa pengertian dari narkoba?
3. Apa saja jenis-jenis narkoba?
4. Faktor apa saja yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba?
5. Bagaimana dampak dari narkoba?
6. Apa saja efek samping pemakaian narkoba?
7. Apa bahaya narkoba bagi remaja?
8. Bagaimana cara penanggulangan penyalahgunaan narkoba?
C. Tujuan
Penulisan makalah tentang Narkoba ini dimaksudkan untuk memberikan
informasi secara konferhensif kepada pembaca tentang bahaya narkoba bagi generasi
muda. Sehingga para generasi muda mengetahui pengaruh buruknya, sebab dapat
merusak masa depan generasi muda yang menjadi tumpuan harapan orang tua, agama,
bangsa dan negara.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah tentang Narkoba ini untuk memberikan
informasi tentang bahaya narkoba agar kita tidak terjerumus di dalamnya serta kita
bisa menjadi penerus bangsa yang bersih dari narkoba.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Narkoba
Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelm Adam
Sertürner menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian
dikenal sebagai Morphin (diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama
Morphius). Tahun 1856 waktu pecah perang saudara di A.S. Morphin ini sangat
populer dipergunakan untuk penghilang rasa sakit luka-luka perang sebahagian
tahanan-tahanan tersebut “ketagihan” disebut sebagai “penyakit tentara”. Tahun 1874
seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London, merebus cairan morphin
dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis jamur) campuran ini
membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu: anjing tersebut tiarap, ketakutan,
mengantuk dan muntah-muntah.
Namun tahun 1898 pabrik obat “Bayer” memproduksi obat tersebut dengan nama
Heroin, sebagai obat resmi penghilang sakit (pain killer). Tahun 60-an sampai dengan
70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah “Golden Triangle” yaitu
Myanmar, Thailand dan Laos, dengan produksi 700 ribu ton setiap tahun. Pada daerah
“Golden Crescent” yaitu Pakistan, Iran dan Afganistan dari Golden Crescent menuju
Afrika dan Amerika.
Selain morfin dan heroin ada lagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor coca)
berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya digunakan
untuk penyembuhan Asma dan TBC. Pada akhir tahun 70-an ketika tingkat tekanan
hidup manusia semakin meningkat serta teknologi mendukung maka diberilah
campuran-campuran khusus agar candu tersebut dapat juga dalam bentuk obat dan pil.
B. Pengertian Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Istilah lain
yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
adalah napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Semua istilah ini, baik “narkoba” ataupun “napza”, mengacu pada kelompok senyawa
yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar
kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa
dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit
tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan
dan dosis yang semestinya.
Pada tahun 2015 terdapat 35 jenis yang dikonsumsi pengguna di Indonesia dari
yang paling murah hingga yang mahal seperti LSD, di dunia terdapat 354 jenis.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan
sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis
narkotika adalah:
1. Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium
obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
2. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-
campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
C. Jenis-Jenis Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif
lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah
“Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan
memasukkan ke dalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya
rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan.
Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan
dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,
menghilangkan rasa sakit dan lain-lain. Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok
yaitu:
a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya
sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan.
Contoh: ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: petidin, benzetidin, dan
betametadol.
a. Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: kodein dan turunannya.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis,
yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika
digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah:
a. Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum
diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh:
MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: amfetamin, metamfetamin, dan
metakualon.
a. Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumibal, buprenorsina, dan
fleenitrazepam.
b. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan
serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: nitrazepam (BK, mogadon,
dumolid), dan diazepam.
3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, di antaranya adalah:
a. Rokok.
b. Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan
ketagihan.
c. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin
yang bila dihirup akan dapat memabukkan.
D. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penyalahgunaan narkoba pada
seseorang. Berdasarkan kesehatan masyarakat, faktor-faktor penyebab timbulnya
penyalahgunaan narkotika, terdiri dari:
1. Faktor Individu
Tiap individu memiliki perbedaan tingkat resiko untuk menyalahgunakan
NAPZA. Faktor yang mempengruhi individu terdiri dari faktor kepribadian dan faktor
konstitusi. Alasan-alasan yang biasanya berasal dari diri sendiri sebagai penyebab
penyalahgunaan NAPZA antara lain:
a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir panjang
mengenai akibatnya;
b. Keinginan untuk bersenang-senang;
c. Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya;
d. Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok;
e. Lari dari kebosanan, masalah atau kesusahan hidup;
f. Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan
ketagihan;
g. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok
pergaulan untuk menggunakan napza;
h. Tidak dapat berkata tidak terhadap napza.
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Keluarga
Hubungan ayah dan ibu yang retak, komunikasi yang kurang efektif antara orang
tua dan anak, dan kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga merupakan faktor
yang ikut mendorong seseorang pada gangguan penggunaan zat.
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat tempat hiburan, kurang memberi
kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan
adanya murid pengguna napza merupakan faktor kontributif terjadinya
penyalahgunaan napza.
c. Lingkungan Teman Sebaya
Adanya kebutuhan akan pergaulan teman sebaya mendorong remaja untuk dapat
diterima sepenuhnya dalam kelompoknya. Ada kalanya menggunakan napza
merupakan suatu hal yang penting bagi remaja agar diterima dalam kelompok dan
dianggap sebagai orang dewasa.
E. Dampak Narkoba
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan
gangguan mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-
transmitter pada susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter
akan mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam
perasaan, mood, atau emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial. Berbagai upaya
untuk mengatasi berkembangnya pecandu telah dilakukan, namun terbentur pada
lemahnya hukum.
Beberapa bukti lemahnya hukum terhadap narkoba adalah sangat ringan hukuman
bagi pengedar dan pecandu, bahkan minuman beralkohol di atas 40 persen (minol 40
persen) banyak diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai perbandingan, di
Malaysia jika kedapatan pengedar atau pecandu membawa dadah 5 gr ke atas maka
orang tersebut akan dihukum mati. Sebenarnya juga tidak sedikit para pengguna ingin
lepas dari dunia hitam ini. Akan tetapi usaha untuk seorang pecandu lepas dari jeratan
narkoba tidak semudah yang dibayangkan.
F. Efek Samping Pemakaian Narkoba
Efek narkotika tergantung kepada dosis pemakaian, cara pemakaian, pemakaian
sebelumnya dan harapan pengguna. Selain kegunaan medis untuk mengobati nyeri,
batuk dan diare akut, narkotika menghasilkan perasaan “lebih membaik” yang dikenal
dengan euforia dengan mengurangi tekanan psikis. Efek ini dapat mengakibatkan
ketergantungan. Tanda-tanda fisik, dapat dilihat dari tanda-tanda fisik si pengguna,
seperti mata merah, mulut kering, bibir berwarna kecokelatan, perilakunya tidak
wajar, bicaranya kacau, daya ingatannya menurun.
G. Bahaya Narkoba bagi Remaja
Penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda
dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut,
dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena
pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari
semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut
tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan
cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran ini adalah kaum muda
atau remaja. Kalau dirata-ratakan, usia sasaran adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur
11 sampai 24 tahun.
Di Indonesia, perkembangan pencandu semakin pesat. Para pencandu itu pada
umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia
produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba
biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini
sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan
inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam
lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba,
lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar)
adalah sebagai berikut:
1. Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
2. Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
3. Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
4. Sering menguap, mengantuk, dan malas,
5. Tidak memedulikan kesehatan diri,
6. Suka mencuri untuk membeli narkoba.
H. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
Pendekatan penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini belum
benar-benar terpadu dan terlihat setiap instansi atau kelompok masyarakat bekerja
sendiri-sendiri sehingga hasil yang diperoleh belum optimal. Sebenarnya banyak
instansi selain Polri yang memiliki tugas memberantas penyalahgunaan narkoba.
Belum ada upaya pembinaan khusus terhadap pengguna sebagai korban, karena masih
beranggapan bahwa para pengguna itu adalah penjahat dan tanpa mendalami lebih
jauh mengapa mereka sampai mengonsumsi atau menyalahgunakan narkoba.
Peran serta masyarakat sangat rendah karena mereka masih berpandangan bahwa
pemberantasan penyalahgunaan Narkoba adalah tugas dan tanggung jawab polisi.
Dengan demikian mereka kurang peduli dan kurang berpartisipasi aktif dalam upaya
penanggulangan penyalahgunaan Narkoba. Ada beberapa LSM yang peduli dalam
penyalahgunaan narkoba seperti granat, geram, ganas, dan lain-lain. Namun
sayangnya kegiatan mereka masih cenderung belum konsisten dan belum
berkesinambungan. Mereka lebih banyak untuk menyoroti dan mencari kelemahan
dan kesalahan yang dilakukan oleh penyidik/aparat penegak hukum dari pada
melakukan kemitraan, dengan kata lain kadar kemitraannya dengan aparat penegak
hukum masih meragukan.
Sedangkan di lingkungan internal Polri sendiri, kegiatan antar fungsi masih
belum terpadu dan belum terencana secara baik. Yang terkesan hanya kegiatan
represif saja oleh fungsi Reserse. Fungsi Binamitra, Intelijen dan Samapta kurang
proaktif dalam melakukan upaya perfektif dan preventif, sebagai contoh bahwa
penyuluhan atau komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat lebih banyak
menunggu jika ada permintaan dari pihak lain (kelompok masyarakat).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf
yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk. Narkoba
merupakan sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan
ketenteraman umum, dan dapat menimbulkan dampak negatif yang mempengaruhi
pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis.
Bahaya narkoba sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya maupun
dampak sosial yang ditimbulkannya, pencegahan penyalahgunaan narkoba bukanlah
menjadi tugas dari sekelompok orang saja, melainkan juga menjadi tugas bersama.
Peran orang tua dalam keluarga dan juga dari peran pendidikan di sekolah sangatlah
besar pengaruhnya untuk pencegahan penanggulangan narkoba. Dan perlunya
peningkatan pengetahuan bahaya narkoba bagi para remaja. Penanganan dini bagi
para penggunaan narkoba sangatlah penting.
B. Saran
Semoga kita senantiasa terhindar dari bahaya narkoba, mari kita isi waktu luang
dengan kegiatan bermanfaat yang dapat meningkatkan kualitas diri kita. Seperti
berolahraga, aktif di kegiatan majelis taklim, belajar, dan lain sebagainya. Dengan
demikian berarti kita dapat menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua,
dengan senantiasa berusaha sekuat tenaga membahagiakan mereka. Dengan
membahagiakan mereka tanpa disadari kita telah membuka pintu kemudahan dan
kesuksesan bagi diri kita sendiri di masa yang akan datang. Salah satunya dengan cara
tidak mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Bewana, Satya. 2008. Membantu Pemulihan Pecandu Narkoba dan Keluarganya.
Jakarta: Balai Pustaka. 
Martono, Lydia Harlina. 2008. Menangkal Narkoba dan Kekerasan. Jakarta:
Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai