Pengertian UKS
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak
usia sekolah. anak usia sekolah yang dimaksud adalah anak yang berusia 6-21
tahun. Sesuai dengan proses tumbuh kembangnya, anak usia sekolah terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu praremaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun).
Sementara itu, sekolah merupakan lembaga tempat terjadinya proses transfer ilmu,
termasuk ilmu yang berkaitan dengan kesehatan. Maka dari itu, sekolah adalah
lembaga yang vital dan ideal untuk memulai pendidikan kesehatan. Hal ini bisa
dilihat dari faktor-faktor berikut:
Sekolah identik dengan pendidikan. segala sesuatu yang berbagu pendidikan bisa
lebih mudah dilakukan di sekolah, misalnya pendidikan kewarganegaraan dan
pendidikan seks.
Jumlah penduduk yang berada di usia sekolah memiliki persentase yang tinggi.
Dengan memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, kuantitas orang yang sudah
punya bekal tentang dasar-dasar hidup sehat akan besar jumlahnya.
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992, Bab V pasal 45 yang
menyebutkan bahwa kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik
dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi
sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
Oleh karena itu, UKS didirikan sebagai upaya menjalankan pendidikan kesehatan
yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung
jawab oleh sekolah. pada gilirannya, UKS diharapkan dapat menanamkan,
menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing siswa, guru, dan masyarakat
untuk menghayati, menyenangi, dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Sejarah UKS
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Menurut buku Pedoman Pembinaan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah,
Departemen Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Departemen Dalam Negeri merintis
kerja sama proyek UKS Perkotaan di Jakarta dan UKS Pedesaan di Bekasi pada
tahun 1956.
Pada tahun 1970 dibentuk Panitia Bersama Usaha Kesehatan Sekolah antara
Depatemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun
1980, panitia bersama tersebut ditingkatkan menjadi Keputusan Bersama Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan tentang pembentukan
Kelompok Kerja Usaha Kesehatan Sekolah.
Pada tahun 1982 ditandatangani Piagam Kerja Sama antara Direktur Jenderal
Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan dan Direktur Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama tentang Pembinaan
Kesehatan Anak dan Perguruan Agama Islam.
Pada tahun 1984 diterbitkanlah Surat Keputusan Bersama (SKB 4 Menteri) antara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. Hal ini dilakukan untuk lebih
memantapkan pembinaan UKS secara lebih terpadu.
D. Tujuan UKS
Usaha Kesehatan Sekolah dibentuk untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
prestasi belajar para siswa dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Selain itu, unit ii juga berfungsi untuk meningkatkan derajat kesehatan para siswa
maupun warga sekolah lain (guru, karyawan dan lain-lain) serta menciptakan
lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya.
Dalam praktiknya, UKS diharapkan bisa memupuk kebiasaan hidup bersih dan
sehat dengan cara memberikan pengetahuan, contoh sikap, dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat tersebut. di samping itu, UKS pun
dapat berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, rumah
tangga, maupun lingkungan masyarakat, baik itu kesehatan fisik, mental, dan
sosial.
E. Fungsi UKS
Dalam pelaksanaannya, UKS memiliki dua fungsi dasar yang bisa dijelaskan
sebagai berikut:
1. Fungsi Pendidikan
UKS berperan dalam memberikan pengetahuan yang berkaitan dengan masalah-
masalah kesehatan kepada para siswa/anak sehingga kedepannya mereka bisa
terus mempraktikkan gaya hidup sehat dimanapun mereka berada.
2. Fungsi Pemeliharaan dan Pelayanan
Dalam fungsi pemeliharaan dan pelayanan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan
oleh UKS:
Pemeriksaan kesehatan umum kepada para murid dan wara sekolah lainnya (tanpa
perlu menunggu adanya gejala penyakit).
Pencegahan penyakit menular. Sebagai contoh, jika di suatu kelas dijumpai satu
atau lebih anak yang terjangkit flu burung, UKS dapat berperan mencegah
penularan penyakit tersebut. Hal ini bisa dilakukan misalnya memberikan
penyuluhan tentang gejala penyakit tersebut.
Peningkatan kesehatan para siswa dan warga sekolah. hal ini bisa dilakukan
misalnya dengan pemberian vitamin dan makanan bergizi lainnya secara cuma-
cuma.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak
usia sekolah. anak usia seklah yang dimaksud adalah anak yang berusia 6-21
tahun. Sesuia dengan proses tumbuh kembangnya, anak usia sekolah terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu praremaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun).
Sementara itu, sekolah merupakan lembaga tempat terjadinya proses transfer ilmu,
termasuk ilmu yang berkaitan dengan kesehatan. Maka dari itu, sekolah adalah
lembaga yang vital dan ideal untuk memulai pendidikan kesehatan. Hal ini bisa
dilihat dari faktor-faktor berikut:
Sekolah identik dengan pendidikan. segala sesuatu yang berbagu pendidikan bisa
lebih mudah dilakukan di sekolah, misalnya pendidikan kewarganegaraan dan
pendidikan seks.
Jumlah penduduk yang berada di usia sekolah memiliki persentase yang tinggi.
Dengan memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, kuantitas orang yang sudah
punya bekal tentang dasar-dasar hidup sehat akan besar jumlahnya.
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992, Bab V pasal 45 yang
menyebutkan bahwa kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik
dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi
sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
Oleh karena itu, UKS didirikan sebagai upaya menjalankan pendidikan kesehatan
yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung
jawab oleh sekolah. pada gilirannya, UKS diharapkan dapat menanamkan,
menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing siswa, guru, dan masyarakat
untuk menghayati, menyenangi, dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Sejarah UKS
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Menurut buku Pedoman Pembinaan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah,
Departemen Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Departemen Dalam Negeri merintis
kerja sama proyek UKS Perkotaan di Jakarta dan UKS Pedesaan di Bekasi pada
tahun 1956.
Pada tahun 1970 dibentuk Panitia Bersama Usaha Kesehatan Sekolah antara
Depatemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun
1980, panitia bersama tersebut ditingkatkan menjadi Keputusan Bersama Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan tentang pembentukan
Kelompok Kerja Usaha Kesehatan Sekolah.
Pada tahun 1982 ditandatangani Piagam Kerja Sama antara Direktur Jenderal
Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan dan Direktur Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama tentang Pembinaan
Kesehatan Anak dan Perguruan Agama Islam.
Pada tahun 1984 diterbitkanlah Surat Keputusan Bersama (SKB 4 Menteri) antara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. Hal ini dilakukan untuk lebih
memantapkan pembinaan UKS secara lebih terpadu.
Dalam praktiknya, UKS diharapkan bisa memupuk kebiasaan hidup bersih dan
sehat dengan cara memberikan pengetahuan, contoh sikap, dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat tersebut. di samping itu, UKS pun
dapat berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, rumah
tangga, maupun lingkungan masyarakat, baik itu kesehatan fisik, mental, dan
sosial.
Peningkatan kesehatan para siswa dan warga sekolah. hal ini bisa dilakukan
misalnya dengan pemberian vitamin dan makanan bergizi lainnya secara cuma-
cuma.
Sementara itu, sekolah merupakan lembaga tempat terjadinya proses transfer ilmu,
termasuk ilmu yang berkaitan dengan kesehatan. Maka dari itu, sekolah adalah
lembaga yang vital dan ideal untuk memulai pendidikan kesehatan. Hal ini bisa
dilihat dari faktor-faktor berikut:
Sekolah identik dengan pendidikan. segala sesuatu yang berbagu pendidikan bisa
lebih mudah dilakukan di sekolah, misalnya pendidikan kewarganegaraan dan
pendidikan seks.
Jumlah penduduk yang berada di usia sekolah memiliki persentase yang tinggi.
Dengan memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, kuantitas orang yang sudah
punya bekal tentang dasar-dasar hidup sehat akan besar jumlahnya.
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992, Bab V pasal 45 yang
menyebutkan bahwa kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik
dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi
sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
Oleh karena itu, UKS didirikan sebagai upaya menjalankan pendidikan kesehatan
yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung
jawab oleh sekolah. pada gilirannya, UKS diharapkan dapat menanamkan,
menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing siswa, guru, dan masyarakat
untuk menghayati, menyenangi, dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Sejarah UKS
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Menurut buku Pedoman Pembinaan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah,
Departemen Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Departemen Dalam Negeri merintis
kerja sama proyek UKS Perkotaan di Jakarta dan UKS Pedesaan di Bekasi pada
tahun 1956.
Pada tahun 1970 dibentuk Panitia Bersama Usaha Kesehatan Sekolah antara
Depatemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun
1980, panitia bersama tersebut ditingkatkan menjadi Keputusan Bersama Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan tentang pembentukan
Kelompok Kerja Usaha Kesehatan Sekolah.
Pada tahun 1982 ditandatangani Piagam Kerja Sama antara Direktur Jenderal
Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan dan Direktur Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama tentang Pembinaan
Kesehatan Anak dan Perguruan Agama Islam.
Pada tahun 1984 diterbitkanlah Surat Keputusan Bersama (SKB 4 Menteri) antara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. Hal ini dilakukan untuk lebih
memantapkan pembinaan UKS secara lebih terpadu.
Dalam praktiknya, UKS diharapkan bisa memupuk kebiasaan hidup bersih dan
sehat dengan cara memberikan pengetahuan, contoh sikap, dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat tersebut. di samping itu, UKS pun
dapat berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, rumah
tangga, maupun lingkungan masyarakat, baik itu kesehatan fisik, mental, dan
sosial.
Pencegahan penyakit menular. Sebagai contoh, jika di suatu kelas dijumpai satu
atau lebih anak yang terjangkit flu burung, UKS dapat berperan mencegah
penularan penyakit tersebut. Hal ini bisa dilakukan misalnya memberikan
penyuluhan tentang gejala penyakit tersebut.
Peningkatan kesehatan para siswa dan warga sekolah. hal ini bisa dilakukan
misalnya dengan pemberian vitamin dan makanan bergizi lainnya secara cuma-
cuma.
Demikianlah infomasi seputar UKS: Sejarah, pengertian, tujuan dan fungsinya. Semoga
bisa menambah wawasan kita perihal UKS dan kesehatan secara umum, serta dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih.