Anda di halaman 1dari 2

THEMATIC APPERCEPTION TEST

KELOMPOK 13:
Anindita Tanaya R.Y
Kania Kusuma
Zaidatul Dwi Azzahra

1. Apa manfaat dari dilakukannya Thematic Apperception Test (TAT)


Jawaban:
Thematic Apperception Test (TAT) berguna dalam mempelajari secara keseluruhan
kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal,
penyakit psikosomatis, neurose dan dapat digunakan untuk anak-anak minimal usia 4
tahun, jika memungkinkan.
2. Bagaimana cara pemberian instruksi pada Thematic Apperception Test (TAT)?
Jawaban:
Berikut adalah contoh instruksi tes TAT yang dapat diterapkan saat melaksanakan tes.
“tes imajinasi ini adalah salah satu bentuk kecerdasan. Saya akan menunjukkan
beberapa gambar kepada Anda, satu demi satu; dan tugas Anda adalah mengarang
cerita yang sedramatis mungkin untuk masing-masing gambar. Katakana apa yang
telah menyebabkan terjadinya peristiwa dalam gambar itu, deskripsikan apa yang
sedang terjadi, bagaimana perasaan dan pikiran-pikiran tokoh-tokohnya, dan setelah
itu berikan hasilnya. Ucapkan apa yang terlintas di kepala Anda dan Anda
mempunyai waktu lima puluh menit untuk sepuluh gambar, maka Anda dapa
menggunakan waktu lima menit untuk masing-masing cerita. Inilah gambar yang
pertama.” Instruksi tes tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan subjek
yang akan melaksanakan tes.
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Thematic Apperception Test (TAT)?
Jawaban:
Kelebihan :
1. Tingkat kerentanan terhadap pemalsuan epson lebih rendah
2. Focus pada sifat global kepribadian dan buka pada pengukuran objektif
berbagai ciri atau sifat tertentu. Tes TAT ini tidak hanya mencakup
karakteristik-karakteristik emosional motivasional, interpersonal, serta
defensive, tetapi juga mencakup tingkat intelektual secara umum, kelancaran
verbal, orisinalitas, dan gaya dalam mengatasi masalah.
3. Mudah dalam menghasilkan rapport. Karena tidak adanya jawaban yang salah
dan tidak ada pertanyaan langsung yang berkaitan dengan informasi pribadi
secara potensial sensitive.
Kekurangan :
1. Kesulitan dalam menetapkan konsistensi internal dan reliabilitas tes-retesnya
yg adekuat (memenuhi syarat).
2. Metode-metode penskoran formal jarang digunakan dalam praktik klinis.
3. Sensitif terhadap variable-variabel situasional

Anda mungkin juga menyukai