Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Psikologi, Volume 14 Nomor 2, Desember 2018

Religiusitas Islami dan Kerendahan Hati dengan Pemaafan pada


Mahasiswa

Yulia Fitriani, Ivan Muhammad Agung

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau


email: yuliaf213@gmail.com

Abstrak

Pemaafan merupakan hal yang penting dalam hubungan interpersonal. Banyak faktor yang
berperan dalam pemaafan, diantara religusitas dan kerendahan hati.Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui peran religiusitas Islami dan kerendahan hati terahdap pemaafan pada
mahasiswa UIN Suska Riau. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 391 mahasiswa UIN
Suska Riau. Data dikumpulkan menggunakan alat ukur pemaafan dari Religiusitas Islami dan
skala kerendahan hati. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis menggunakan teknik
analisis regresi untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan nilai
signifikansi religiusitas Islami dan kerendahan hati) artinya religiusitas Islami dan kerendahan
hati memiliki hubungan positif dengan pemaafan. Kontribusi variabel religiusitas Islami dan
kerendahan hati terhadap pemaafan sebesar 8,7%. Variabel yang lebih besar pengaruhnya
terhadap pemaafan adalah kerendahan hati dibandingkan religiusitas Islami.

Kata kunci : Religiusitas Islami, Kerendahan Hati, Pemaafan

Islamic Religiosity and Humility with Forgiveness among


Undergraduate Students

Abstract
Forgiveness is important in interpersonal relations. Many factors play a role in forgiveness,
such as religiosity and humilityThe purpose of this study is to find out the relationship between
Islamic religiosity and humility with forgiveness among undergraduate students.. The subjects
in this study were 391 students of Suska Riau UIN. Data was collected using forgiveness
measures from Islamic Religiosity and the scale of humility. Data obtained in the study were
analyzed using regression analysis techniques to see the relationships between variables.
The results showed the significance of Islamic religiosity and humility which means that
Islamic religiosity and humility have a positive relationship with forgiveness. The variable
contribution of Islamic religiosity and humility to forgiveness is 8.7%. Variables that have a
greater influence on forgiveness are humility than Islamic religiosity.

Keywords : Religiuous Islamic, Humility, Forgiveness

Pendahuluan termasuk kemungkinan interaksi yang


Manusia adalah makluk sosial yang lebih akrab dan sebaliknya. Hubungan
berintraksi dengan individu lain. Berbagai yang kemungkinan menimbulkan konflik.
macam sifat, karakter yang dimiliki oleh Individu yang tersakiti oleh orang lain akan
seseorang dalam menjalin hubungan mengeluarkan emosi marah dalam dirinya dan
interpersonal. Nashori (2008) menerangkan amarah ini dipendam oleh individu dengan
bahwa dalam interaksi dengan sesamanya, memperlihatkan perilaku agresif yang akan
manusia menghadapi berbagai kemungkinan, menimbulkan sikap balas dendam terhadap

165
Religiusitas Islami dan Kerendahan Hati dengan Pemaafan pada Mahasiswa ..... Yulia Fitriani

orang yang menyakiti. arah positif terhadap indvidu yang melakukan


Konflik inilah yang menyebabkan kesalahan (McCullough, Bono & Root,
suatu hubungan antar individu menjadi 2007). McCullough, Worthington, dan Rachal
tidak baik sehingga perlu diselesaikan. (1997) mendefinisikan pemaafan sebagai
Salah satu intervensi yang bisa dilakukan set perubahan motivasi dimana seseorang
dalam penyelesaiannya adalah dengan menjadi (a) semakin menurun motivasi untuk
memaafkan kesalahan orang yang bersalah. membalas terhadap hubungan pasangan yang
Pemaafan menjadi salah satu solusi dalam menyinggung; (b) semakin menurun motivasi
menyelesaikan perkara dan upaya rekonsiliasi untuk mempertahankan kerenggangan
suatu hubungan agar terjalin kembali seperti dengan pelaku, dan (c) semakin termotivasi
semula. Sebagai seorang mu’min Islam untuk konsiliasi dan goodwill kepada pelaku,
menekan pentingnya menumbuhkan sikap meskipun tindakan menyakitkan dari pelaku.
memaafkan. Oleh karena pemaafan sangat Adapun Thompson, dkk (2005) mendefinisikan
bernilai positif dalam kehidupan manusia pemaafan sebagai upaya seseorang untuk
dan berkaitan dengan toleransi. Untuk membebaskan respon negatif menjadi netral
menyelesaikan konflik harus mengedepankan atau positif terhadap pelaku
toleransi dan menghilangkan rasa dendam Worthington dan Wade menjelaskan
(Khasan, 2017). bahwa memaafkan memberikan keuntungan
Kata pemaafan berasal dari kata bagi kesehatan psikis dan fisik individu serta
bahasa arab Arab al-‘afw. Kata al‘afw terapi yang efektif dalam intervensi yang
yang terdiri dari tiga huruf, ‘ain, fa’, dan membebaskan seseorang dari kemarahannya
satu huruf mu’tall. Nashori (2008) kata dan rasa bersalah (dalam Hasan, 2010).
al-afw terulang sebanyak 34 kali didalam Gassin dan William (dalam Prasetyaningrum
Al Qur’an. Menurut Shihab (2013), kata & Silfiasari, 2017) berpendapat bahwa
al-afw pada mulanya berarti berlebihan. memaafkan dapat mengurangi depresi,
Akhirnya kata al-’afw berkembang maknanya kecemasan dan perasaan bermusuh. Kondisi
menjadi keterhapusan. Memaafkan, berarti ini didukung oleh hasil penelitian Susanti dan
menghapus luka atau bekas-bekas luka yang Raudatussalamah (2014) yang menjelaskan
ada di dalam hati.Islam sangat menganjurkan bahwa pemaafan memiliki makna penting
seseorang untuk memaafkan kesalahan orang dalam kehidupan karena memaafkan
lain, seperti di dalam surat Ali Imran yang mempengaruhi kondisi emosional, well being
artinya , “(Yaitu) orang-orang yang berinfak, (Sapmaz dkk, 2016),. Pemaafan juga memiliki
baik di waktu lapang maupun sempit, dan keuntungan bagi individu dalam membangun
orang-orang yang menahan amarahnya dan hubungan interpersonal (McCullough, dkk
memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah 1997; Syamsuddin, 2013). Pemaafan dapat
mencintai orang yang berbuat kebaikan”. (QS. dijadikan sebagai strategi coping dalam
Ali Imran:134). menghadapi masalah (Egan, & Todorov
Terkait dengan pemaafan, dalam (2009).
kajian psikologi pemaafan atau forgiveness Proses pemaafan tidaklah mudah,
diberi pengertian yang lebih luas. Pemaafan butuh waktu dan keinginan yang kuat dari
adalah proses atau hasil dari proses yang indvidu untuk memberi maaf. Beberapa
melibatkan perubahan emosi dan sikap ke penelitian tentang pemaafan banyak

166
Jurnal Psikologi, Volume 14 Nomor 2, Desember 2018

ditentukan oleh faktor psikologis, seperti Islam sunni.Menurut Krauss (2005) religiusitas
empati (Prasetyaningrum, & Silfiasari. (2017); islami terdiri dua dimensi yaitu, pertama,
Angraini & Cucuani, 2015; Lestari & Agung, pandangan terhadap agama Islam (Islamic
2016), well being (McCullough, 2000); Worldview), yaitu. Pandangan terhadap
kepribadian Big Five (McCullough, dkk, dunia yang mencerminkan paradigma
2001); rumination and emosi McCullough,. tauhid Islam (ajaran kesatuan ilahi/keEsaan
dkk (2007),, selain itu, faktor agama juga Tuhan). Konsep ini dapat dilihat dari worldly:
berperan penting dalam pemaafan (Davis, tingkat kepercayaan atau pemahaman
dkk, 2013), seperti partisipasi agama, dari kongruensi Islam dengan kehidupan
hostility, dan kesehatan (Lutjen, dkk 2011), di dunia dan spiritual : kepercayaan atau
religusitas islami dan kesejahteraan subjektif pemahaman mengenai hubungan Tuhan
(Dipengoro & Ru’iya, 2013). Pada penelitian dengan ciptaannya-Nya. Kedua, kepribadian
akan fokus pada aspek religiusitas islami dan Agamis (religious personality), Kepribadian
kerendahan hati (humility). agamis meliputi perilaku, motivasi, sikap
Pemaafan punya dua sisi, pertama, sisi dan emosi yang mencerminkan ajaran dan
dunia, yaitu berkaitan dengan fenomena sosial perintah Islam. Dimensi ini terbagi kedalam
psikologis dan sisi transendent atau spiritual dua subdimensi, yaitu :ritual, yaitu ibadah
yang berakar pada agama (McCullough, & yang mencerminkan hubungan langsung
Worthington, 1999). Religuisitas merupakan seseorang dengan Allah dan Mu’amalat:
aspek yang penting dalam pemaafan (Davis, yaitu hubungan dengan sesama manusia dan
dkk (2013). Menurut Jalaluddin (2016) religio hubungan dengan pencipta.
adalah sikap kekhidmatan dalam pemujaan. Faktor kedua yang dapat mempengaruhi
Religiusitas dimaknakan sebagai pengabdian pemaafan adalah kerendahan hati (tawadhu).
terhadap agama,. Beberapa penelititan Secara etimologi kerendahan hati atau
menggambarkan adanya hubungan (tawadhu’) berasal dari lafaz “‫ ”عضاوت‬artinya
antara.religusitas dengan pemaafan merendahkan diri, rendah hati (Yunus, 1973).
(Edwards, dkk, 2002; Aiten, 2012) Dengan Menurut Khalid (2013) mengatakan bahwa
demikian, religiusitas dapat meningkatkan kerendahan hati atau tawadhu’ mempunyai
kecenderungan individu untuk memaafkan. dua makna, pertama menerima kebenaran
Edwards, dkk (2002) menyebutkan bahwa yang datangnya dari siapa saja, baik orang
pemaafan akan mudah diberikan apabila itu miskin ataupun kaya, terhormat ataupun
seseorang memiliki tingkat religiusitas yang sederhana, kuat maupun lemah, dari
tinggi. temannya sendiri atau bahkan dari musuhnya.
Krauss (2005) menyebutkan Kedua, tawadhu’ adalah mampu menjalin
religiusitas secara khusus yaitu religiusitas interaksi dengan semua manusia sikap penuh
Islami. Religiusitas Islami merupakan tingkat kasih sayang dan kelembutan. Secara global
kesadaran akan Tuhan yang dimengerti kerendahan hati atau tawadhu’ diartikan
menurut pandangan tauhidiah Islam, sebagai “Merendahkan diri dihadapan
berperilaku sesuai dengan kesadaran Allah SWT”. Elliot (2010) menyatakan
tersebut, atau tingkat manifestasi terhadap bahwa humility (kerendahan hati) adalah
kesadaran akan Tuhan dalam kehidupan kemampuan untuk mengakui kesalahan
sehari-hari yang dipahami melalui ajaran diri, ketidaksempurnaan, kesengajaan/

167
Religiusitas Islami dan Kerendahan Hati dengan Pemaafan pada Mahasiswa ..... Yulia Fitriani

keterbatasan diri dan keterbukaan untuk Komunikasi 52 mahasiswa, Fakultas Ekonomi


menerima ide-ide baru dan Ilmu Hukum 67 mahasiswa, Fakultas
Orang yang memiliki sifat rendah Syariah dan Ilmu Hukum 59 mahasiswa,
hati adalah orang yang terbuka terhadap Fakultas Ushuluddin 12 mahasiswa, Fakultas
segala hal yang bersifat positif, merasa Tarbiyah dan Keguruan 90 mahasiswa, dan
memiliki kekurangan dan mau intropeksi Fakultas Sains dan teknologi 68 mahasiswa.
diri sehingga ketika ada orang lain yang
melakukan kesalahan terhadapnya ia akan Pengukuran
berusaha untuk berfikir apakah kesalahan Metode pengumpulan data pada
orang itu juga disebabkan oleh perbuatannya. penelitian ini menggunakan skala. Ada tiga
Menurut Asy-Syaqawi (2013) yang dimaksud skala yang digunakan dalam penelitian, yaitu
dengan tawadhu’ ialah merendahkan diri dan Skala pemaafan modifikasi dari skala pemaafan
berlaku lemah lembut. Tawadhu’ tidak akan Nashori (2012). Yang terdiri dari tigak aspek
mendongkrak pelakunya menjadi terpuji yaitu emosi,kognisi dan interpersonal. Skala
melainkan hanya untuk mengharapkan ridho ini terdiri dari 28 aitem dengan reliabilitas 0.88.
Allah SWT.. Skala ini menyediakan lima kategori jawaban
Elliot (2010) menyatakan kerendahan yang di rangking dari 1 sampai 5, yaitu 1
hati (humility) adalah kemampuan untuk (Sangat Tidak Sesuai), 2 (Tidak Sesuai), 3
mengakui kesalahan diri, ketidaksempurnaan, (Netral), 4 (Sesuai) dan 5 (Sangat Sesuai).
kesenjangan/keterbatasan diri dan keterbu- Skala religiusitas Islami modifikasi dari
kaan untuk menerima ide-ide baru, informasi, skala MRPI (Muslim Religiosity Personality
dan saran. Kerendahan hati juga di anggap Inventory) oleh Krauss, dkk (2006), yang terdiri
sebagai penilaian akurat individu terhadap dari dua dimensi, yaitu Pandangan terhadap
kemampuan seseorang dan prestasi dirinya. Islam (Islamic Worldview) sebanyak 23 aitem
Kaitan antara kepentingan kerendahan hati dengan reliabilitas 0.85 dan kepribadian
terhadap pemaafan ditunjukkan dari hasil Agamis terdiri dari 33 aitem. dengan reliabilitas
penelitian Cardak (2013) yang menyatakan 0.95
bahwa kerendahan hati dapat memprediksi Skala kerendahan hati modifikasi
pemaafan. Berdasarkan latar belakang dari skala Elliot (2010). Skala Kerendahan
masalah tersebut, maka penelitian ini hati dimodifikasi dari skala humility dari
bertujuan untuk melihat bagaimana peran Elliot (2010). Modifikasi dilakukan dengan
religiusitas Islami dan kerendahan hati mengurangi aitem dan menyesuaikan bahasa
terhadap pemaafan pada mahasiswa. sesuai dengan kebutuhan peneliti dengan
reliabilitas 0.842 Model skala kerendahan
Metode hati ini menggunakan model skala Likert.
Subjek Pernyataan dalam skala yang mengandung
Subjek penelitian berjumlah 391 mahasiswa kecenderungan favorable yaitu pernyataan
UIN Suska Riau (pria = 148 dan wanita = yang mendukung pada subyek, diberi nilai
243), dengan rerata umur 20, 4 tahun yang sebagai berikut : (Sangat Tidak Setuju) :
terdiri dari Fakultas Psikologi 18 mahasiswa, 1, (Tidak Setuju) : 2, (Tidak Pasti /Netral)
Fakultas Pertanian dan Peternakan 25 : 3, (Setuju) : 4, dan (Sangat Setuju) : 5.
mahasiswa , Fakultas Dakwah dan Ilmu Jumlah aitemnya sebanyak 25 aitem dengan

168
Jurnal Psikologi, Volume 14 Nomor 2, Desember 2018

reliabilitas dengan alpha cronbach sebesar kerendahan hati dengan pemaafan pada
854. mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hipotesis diterima,. Artinya religiusitas
Analisis Data islami dan kerendahan hati berperan dalam
Teknik analisis data menggunakan menentukan pemaafan pada mahasiswa.
Regresi dengan bantuan komputerisasi Indvidu yang yang memiliki religiusitas Islami
program Statistical of Package for Social dan kerendahan hati akan meningkatkan
Science (SPSS) 24.0 for window. pemaafan pada individu.
Religiusitas berperan penting dalam
Hasil proses pemaafan. Rhoades dkk (2007)
Hasil uji hipotesis dengan uji regresi yang menunjukkan bahwa religiusitas dapat
ganda sederhana diperoleh (Adjusted Rsq = mencegah seseorang untuk tidak memaafkan,
0,087 ; p = 0,000) hipotesis dalam penelitian bahkan menghindari dari perlakuan kekerasan.
ini diterima. Artinya secara bersamaan ada Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
hubungan yang signifikan antara religiusitas penelitian Edwards, dkk (2002) menunjukkan
Islami dan kerendahan hati dengan bahwa adanya hubungan yang positif antara
pemaafan pada mahasiswa UIN Suska Riau. religiusitas dan pemaafan Religiusitas Islami
Semakin tinggi tingkat religiusitas Islami dan mendorong individu untuk menghargai dan
kerendahan hati seseorang maka semakin memaafkan tanpa yang memungkinkan
tinggi pula kesediaannya untuk memaafkan. bagi mereka untuk tidak memaafkan. ketika
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang indvidu memiliki tingkat religiusitas
Adjusted R square sebesar 0,087 atau Islami yang tinggi dan mengamalkan nilai-nilai
8,7%. Artinya proporsi varian pemaafan ajaran Islam sebagai dasar untuk memandu
yang dijelaskan oleh religiusitas Islami dan kehidupan maka ia akan berpeluang dalam
kerendahan hati adalah sebesar 8,7%, memberikan maaf sebagaimana harusnya. An
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh ariable Nawawi (2014) menjelaskan ciri-ciri mu’min
lain diluar penelitian ini. Dengan demikian, yang baik dalam hubungan sosial menurut
kemampuan penelitian ini lebih besar pola Al Qur’an adalah mereka yang dermawan,
dipengaruhi oleh ariable lain dibandingkan amar ma’ruf nahi munkar, cinta kebaikan dan
dengan variabel religiusitas Islami dan memaafkan. Sejarah telah mengilustrasikan
kerendahan hati. Variabel religiusitas Islami dengan jelas bahwa pemaafan menjadi nilai
dan kerendahan hati yang mempengaruhi dan prinsip dasar yang selalu dijunjung tinggi
pemaafan memiliki hubungan positif. Secara dalam Islam (Khasan, 2017).
bersamaan besaran Nilai B religiusitas Islami Selain variabel religiusitas Islami, pada
sebesar 0,081 dan kerendahan hati sebesar penelitian ini juga akan membahas keterkaitan
0. 221 menunjukkan bahwa yang lebih besar antara kerendahan hati (humility) terhadap
mempengaruhi pemaafan adalah variabel pemaafan. Berdasarkan hasil analisis data
kerendahan hati. kategori subjek, penelitian ini menunjukkan
bahwa kerendahan hati berperan signifikan
Pembahasan untuk meningkatkan pemaafan pada
Penelitian ini bertujuan untuk melihat mahasiswa. Penelitian didukung dengan
hubungan variabel religiusitas Islami dan penelitian yang dilakukan oleh Nashori dan

169
Religiusitas Islami dan Kerendahan Hati dengan Pemaafan pada Mahasiswa ..... Yulia Fitriani

Kusprayogi (2016) dan Cardak (2013) yaitu sikap pemaaf. Hal ini menerangkan bahwa
terdapat hubungan antara variabel kerendahan keterbukaan individu terhadap orang lain,
hati dengan pemaafan pada mahasiswa. terbuka secara sosial, empati dan bersahabat
Dalam sudut pandang Islam kerendahan hati adalah salah satu tipe kepribadian individu
(tawadhu) merupakan akhlak serta sifat terpuji, yang mudah untuk memaafkan.
rendah diri yang didorong rasa ikhlas karena Penelitian masih menyadari terdapat
Allah SWT dalam rangka mendekatkan diri banyak kekurangan dan keterbatasan.
kepada-Nya dan ingin meraih ganjaran serta Pertama, terkaiat jumlah dan variasi subjek
kemurahan-Nya kepada makhluk sehingga penelitian yang cenderung homogen, belum
menjadi ihsan terbaik karena Allah ta’alla (Asy- melibatkan karakteristik yyang lain seperti
Syaqawi, 2013). Sikap menerima kebenaran orang yang bekerja. Selain itu, perlunya untuk
yang datang dari siapapun, bersikap lembut menambahkan variable psikologis lainnya
dan penuh kasih sayang sesama manusia dalam mengeksplorasi pemaafan sehingga
dan kerendahan hati merupakan lawan dapat menjelaskan pemaafan secara utuh
dari sombong (Khalid, 2013). Orang yang dan komprehensif..
yang kerendah hati mereka yang bersikap
lemah lembut terhadap siapa saja sekalipun Kesimpulan
kepada orang yang pernah menyakitinya dan Religisusitas islami dan kerendahan
mengucapkan kata-kata yang baik (Mujib, hati merupakan sesuatu yang penting dalam
2007). menentukan pemaafan pada indvidu. Hasil
Power dkk (dalam Cardak, 2013) penelitian ini menunjukkan religiusitas Islami
menyebutkan sebagian besar dimensi dan kerendahan hati berperan segnifikan
kerendahan hati terjadi secara konsisten terhadap pemaafan pada mahasiswa. Namun
dengan kecenderungan untuk memaafkan. demikian sumbangsih kedua varaibel terhadap
Kerendahan hati bisa menjadi promotor pemaafan tidak terlalu besar, oleh karena
penting untuk pemaafan. Orang yang itu perlunya melakukan penelitian dengan
rendah hati adalah mereka yang tidak melibatkan variable lain, seperti kepribadian
menyombongkan diri atas kelebihannya atau tingkat kesalahan serta menggunakan
terhadap orang lain. Merujuk pada penelitian metode lain seperti eksperimen.
sebelumnya oleh Nashori dan Kusprayogi
(2016) mereka melihat bahwa dari empat Daftar Pustaka
aspek kerendahan hati aspek Oppenes
Ayten,  A (2012) How Religion Promotes
memberikan kontribusi terbesar terhadap
Forgiveness: The Case of
pemaafan. Opnnes merupakan membuka diri Turkish Muslims,  Archive for
pada segala hal yang bersifat positif tanpa the Psychology,(3),  411-425),
mempertimbangakan siapa dan dari mana Doi:10.1163/15736121-12341243.
Angraini, D & Cucuani, H (2014). Hubungan
diperoleh. Openness membuktikan bahwa
Kualitas Persahabatan dan empati
keterbukaan seseorang terhadap suatu hal pada Pemaafan Remaja Akhir. Jurnal
yang positif serta menganggap tidak ada Psikologi, 10 (1), 18-24.
kelebihan pada diri individu dan juga tidak An-Nawawi,. (2014). Syarah Shahih Muslim/
Imam Nawawi. Jakarta : Darus Sunnah.
menganggap orang lain lebih buruk menjadi
Terjemahan. Arifin & Muhammad.
indikator pertama seseorang memiliki Asy-Syaqawi, S. A.A. (2013). Sifat Tawadhu’

170
Jurnal Psikologi, Volume 14 Nomor 2, Desember 2018

Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam. PertanikaJ. Soc. Sci. & Hum. Vol. 13,
Terjemahan. Hidayatullah, Abu, U. A. No. 2.
Cardak, M.. (2013). The relationship between Krauss, dkk . (2006). Exploring Regional
forgiveness and humility: A case Differences In Religiosity Among Muslim
study for university students. Journals Youth In Malaysia. Review Of Religious
academic 8,(8) 425-430, DOI: 10.5897/ Research, 47(3) 238-252.
ERR2012.1071 Lestari, D.I & Agung, M.A (2016). Empati Dan
Davis, D. E., Worthington, E. L., Jr., Hook, Pemaafan Pada Mahasiswa Fakultas
J. N., & Hill, P. C. (2013). Research on Psikologi Uin Suska Riau. Studia Insania
Religion/Spirituality and Forgiveness: A 4(2),137-146
Meta-Analytic Review. Psychology of Lutjen,  L.J, Silton, N.r & Flannelly, K.J
Religion and Spirituality.5(4) 233–241 (2011).  Religion, Forgiveness, Hostility
doi: 10.1037/a0033637. and Health: A Structural Equation
Diponegoro, A.M & Ru’iya, S.,. (2013). Peran Analysis, Journal of Religion and Health,
Religiusitas Islami dan Kesejahteraan , 51, 2, 468-478),DOI: 10.1007/s10943-
Subyektif terhadap Pemaafan Remaja 011-9511-7
Siswa Madrasah Aliyah Negeri III Mc Cullough, M.E., Worthington, E.L., Rachal,
Yogyakarta. PSIKOPEDAGOGIA Jurnal K.C. (1997). Interpersonal Forgiving
Bimbingan Konseling, 2Doi http:// in Close Relationships. Journal of
dx.doi.org/10.12928/psikopedagogia. Personality and Social Psychology,
v2i1.2461 73(2).
Egan, L.A & Todorov, N. (2009). Forgiveness McCullough, M.E & Worthington, E.L. (1999),
as a coping strategy to allow school Religion and forgiving Personality.
students to deal with the effects Journal Personality,67,1141-1164
of being bullied: Theoretical and McCullough, M E. (2000). Forgiveness As
empiricaldiscussion. Journal of Social Human Strength: Theory, Measure-
and Clinical Psychology, 28,(2), 198- ment, And Links To Well-Being. Journal
222. of Social and Clinical Psychology. 19
Edwards, L, Lapp-Rincker, R.H Magyar-Moe, (1), 43-55
J.J Rehfeldt, J.D. Ryder, J.A, Brown, McCullough, M.E , Bellah, C. G, Kilpatrick,
J.C & Lopez, S.J(2002). A Positive S.D &. Johnson. J.L (2001). Venge-
Relationship Between Religious Faith fulness: Relationships With Forgive-
and Forgiveness: Faith in the Absence ness, Rumination, Well-Being, and
of Data?. Pastoral Psychology, the Big Five. Personality And Social
50,(3). http://dx.doi.org/10.1023/ Psychology Bulletin, 27 (5,) 601-610
A:1012940402668 McCullough,M.E, Giacomo Bono, G & Root
Elliott, J. C. (2010). Humility: Development L.M.(2007).Rumination, Emotion,
and analysis of a scale. University of and Forgiveness: Three Longitudinal
Tennessee, Knoxville. Studies. Journal of Personality and
Social Psychology 92,(3),490–505.
Farraas, A (2013). Hubungan antara
Mujib, A. (2007). Kepribadian dalam Psikologi
Religiusitas Islam dengn Parenting Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Self-Efficacy pada Ibu dari Toddler. Persada.
Skripsi. Tidak dipublikasikan Universitas Nashori, F. (2008). Psikologi Sosial Islam.
Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama.
Khalid, A. (2013). Semua akhlak nabi. Solo: Nashori, F & Kusprayogi, Y. (2016).
Aqwam. Kerendahhatian dan Pemaafan pada
Khasan, M. (2017). Perspektif Islam Dan Mahasiswa. Psikohumaniora: Jurnal
Psikologi Tentang Pemaafan. Jurnal at- Penelitian Psikologi 1(1), 12-29.
Taqaddum, 9(1), 69-94. Prasetyaningrum, S & Silfiasari. (2017).
Krauss, dkk (2005). The Muslim Religiosity- Empati dan Pemaafan dalam Hubungan
Pertemanan Siswa Regular Kepada
Personality Inventory (MRPI): Towards
Siswa Berkebutuhan Khusus (ABK) di
Understanding Differences in the Islamic Sekolah Inkulsif. Jurnal Ilmiah Psikologi
Religiosity among the Malaysian Yout.

171
Religiusitas Islami dan Kerendahan Hati dengan Pemaafan pada Mahasiswa ..... Yulia Fitriani

Terapan 05 (01),.126-143
Rhoades et.al.(2007). Forgiving the
Perpetrators of the September iith
Attacks: Associations with Coping,
Distress, and Religiousnees. Anxiety,
Stress, and Coping, 20(2): 109128
Sapmaz, F, Yıldırım, M, Topçuoğlu, PNalbant,
D & Sızır, U. (2016). Gratitude,
Forgineness and Humility as Predictors
of Subjective Well-bUniversity
Students. International Online Journal
of Educational Sciences 8 (1). 38 – 47.
Syamsuddin, M, M (2013). Efek Intervensi
Pemaafan Konseling pada Anak yang
terluka dalam Hubungan Interper-
sonal. Jurnal Psikologi, 9(2), 113-118
Shihab, Q. (2013). “Membumikan” Al-Qur’an:
Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung : PT
Mizan Pustaka.
Susanti, R., & Raudatussalamah. (2014).
Pemaafan (Forgiveness) dan
Psyichological Wellbeing pada
Narapidana Wanita. Marwah, 13(2.),
219-234
Thompson, dkk. (2005). Dispositional
Forgiveness of Self, Others, and
Situations. Journal of Personality.
73(2):313-359
Yunus, M. (1973). Kamus Arab Indonesia.
Jakarta :Yayasan Penyelenggara
Penerjemah.
.

172

Anda mungkin juga menyukai