Anda di halaman 1dari 10

PERBEDAAN FORGIVENESS DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

PADA BUDAYA JAWA

SKRIPSI

Oleh :
TAHMIDIYAH GHUZAIROH
NIM : 10410030

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)


MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS PSIKOLOGI
2015

1
BAB I yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan
PENDAHULUAN perempuan. Hal tersebut menjadi sebuah pertanyaan bagi
A. Latar Belakang peneliti untuk meninjau ulang dengan memberikan
Pada dasarnya Witvliet dan McCullough (2006) variabel budaya jawa. Budaya jawa yang selalu menjaga
telah menyajikan suatu teori tentang memaafkan dan keseimbangan, tidak pernah menempatkan sesuatu pada
emosi yang terkait dengan perhatian, motivasi, posisi yang ekstrem karena hal itu akan menimbulkan
pengalaman emosional subjektif, fisiologi, dan integrasi kekacauan (Handayani dan Novianto, 2004). Karna bagi
perilaku dalam neuro-model. Namun dalam orang jawa, sopan santun merupakan bentuk kepribadian.
perkembangan penelitian yang dilakukan oleh Mayoritas penduduk jawa juga memiliki religiusitas yang
McCullogh, beliau memberikan sumbangan definisi tinggi. Sehingga dalam tinjauan forgiveness kemungkinan
untuk forgiveness yaitu forgiveness mencerminkan mempunyai pengaruh besar dalam budaya jawa.
perubahan sosial dalam motifasi hubungan pribadi, Teori yang dikemukakan oleh Mc Cullough dkk.
diantaranya a. Mengurangi motifasi untuk menghindari (1997), mendefinisikan bahwa forgiveness merupakan
pelaku dan hubungan psikologis dengan pelanggar, b. satu set rangkaian motivasi untuk mengubah seseorang
Mengurangi motivasi untuk balas dendam atau berharap untuk tidak membalas dendam dan meredakan dorongan
kerugian datang kepada pelanggar, c. Meningkatkan untuk benci kepada pihak yang menyakiti serta
motifasi ke arah kebajikan (dalam Thompson and Synder, meningkatkan dorongan untuk menjalin hubungan yang
2002 : 301-312). baik dengan pihak yang menyakiti. Jika dihubungkan
Banyak yang setuju, bagaimanapun forgiveness pada realita yang telah terbahas pada paragraf
bersifat adaptif (e.g., Mauger et al., 1992; McCullough, sebelumnya, forgiveness menjadi solusi untuk
2000; McCullough & Worthington, 1995). Artinya menyelesaikan konflik. Penelitian yang di lakukan oleh
semakin banyak perbedaan faktor pada latar belakang Zahn-Waxler dan Smith, Loren dan Jon R (2005)
seseorang besar kemungkinan menjumpai berbagai menunjukkan bahwa perempuan lebih empatik dari laki-
macam problem dalam forgiveness. laki, tetapi tidak ada perbedaan gender untuk
Perbedaan faktor gender atau jenis kelamin pengampunan tampak jelas. Namun, hubungan antara
misalnya, kata “gender” sering diartikan sebagai empati dan pengampunan berbeda berdasarkan gender.
kelompok laki-laki, perempuan atau perbedaan jenis Empati dikaitkan dengan pengampunan pada laki-laki,
kelamin. tidak pada perempuan. Di seluruh 53 studi dan 8.366
Pada pembahasan gender belakangan ini juga masih peserta, hubungan antara gender dan pengampunan tidak
ramai dibahas oleh para ilmuan dalam penelitiannya. signifikan. Sebuah studi tambahan 23 (3.364 peserta)
Menurut Oakley (1972) dalam Rahayu (2011) Gender juga melaporkan efek yang tidak signifikan gender dalam
adalah perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan deskripsi verbal dari temuan mereka. Fukuno Dan
yang dikonstruksikan secara sosial, yakni perbedaan yang Ohbuchi (1996) mengatakan bahwa perbedaan budaya
bukan kodrat dan bukan ketentuan Tuhan melainkan berpengaruh terhadap forgiveness. Hal ini juga menjadi
diciptakan oleh manusia melalui proses sosial dan alasan peneliti untuk mengetahui forgiveness pada
kultural. Beberapa budaya tradisional, perempuan budaya jawa.
ditempatkan pada posisi setelah laki-laki. Fungsi dan Permasalah forgiveness tentu menjadi hal yang
peran perempuan dalam masyarakat biasanya perlu ditelusuri, untuk mencari tahu kebenaran tentang
dikonstruksikan oleh budaya sebagai warga negara kelas teori tersebut atau penguatan dari salah satunya.
dua. Pada posisi inilah terjadi bias gender dalam Forgiveness merupakan bagian dari psikologi positif
masyarakat. Meski disadari bahwa ada perbedaan- yang dalam tahun ini mulai banyak digemari. Untuk di
perbedaan kodrat makhluk perempuan dan laki-laki Indonesia sendiri penelitian terkait isu forgiveness masih
secara jenis kelamin dan konstruksi tubuh, namun dalam sedikit, sehingga penelitian ini tentu menjadi penting
konteks budaya semestinya memiliki kesetaraan. Sampai untuk kita lakukan dalam menambah literature keilmuan
saat ini masih terjadi perdebatan peran antara laki-laki tentang forgiveness.
dan perempuan, yang sebenarnya masih dipengaruhi Dengan demikian peneliti semakin terpacu untuk
budaya setempat. melaksanakan penelitian tersebut dengan mengangkat
Pembahasan lain dari penelitian Sonia barrera tema “Perbedaan Forgiveness Di Tinjau Dari Jenis
dalam Jurnal yang berjudul The Effects Of Culture And Kelamin Dalam Budaya Jawa” pada mahasiswa
Forgiveness In The Recall And Imagery Of An Offense, kabupaten Malang semester satu angkatan 2014 UIN
dalam penelitian tersebut terdapat pembahasan tentang Maulana Malik Ibrahim Malang, sehingga penelitian ini
dampak dari budaya dan agama atas nilai pengampunan. diharapkan menjadi kontribusi yang bermanfaat untuk
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa budaya dan perkembangan dunia psikologi di masa yang akan datang.
agama/ kepercayaan saling berpengaruh. Budaya B. Rumusan Masalah
berpengaruh terhadap forgiveness seseorang, sedangkan 1. Apakah terdapat perbedaan pada forgiveness
pengertian gender tergantung budaya yang dimiliki, ditinjau dari jenis kelamin dalam budaya jawa?
budaya bersifat statis berubah ubah dan berkembang. 2. Bagaimana tingkat forgiveness dari jenis
Penelitian lain tentang perbedaan forgiveness di kelamin laki-laki dan perempuan pada budaya
tinjau dari jenis kelamin oleh sarjana psikologi hestiyani jawa?
agustina (2009) mahasiswa universitas muhammadiyah C. Tujuan Penelitian
mengemukakan bahwa “ hasil dari penelitian ini 1. Menguji perbedaan forgiveness ditinjau dari
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat jenis kelamin pada budaya jawa.
signifikan ditunjukkan t sebesar 2,760 dengan nilai 2. Menguji tingkat forgiveness pada jenis kelamin
signifikan sebesar 0,007 < 0,01. Diketahui dari hasil laki-laki dan perempuan pada budaya jawa.
penelitian bahwa laki-laki memiliki tingkat forgiveness D. Manfaat Penelitian
sebesar 77,92 dan perempuan sebesar 73,15. Hal ini dapat Dari gambaran pendahuluan hingga tujuan
diartikan bahwa laki-laki memiliki tingkat forgiveness penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat

2
3

memberikan manfaat secara kolektif, baik untuk a) Kecerdasan Emosi.


keilmuan (teoritis), atau untuk peneliti, dan subjek b) Respon Pelaku.
penelitian (praktis). Manfaat tersebut adalah: c) Munculnya Empati.
1. Manfaat Teoritis d) Kualitas Hubungan.
a. Dukungan untuk meningkatkan intensitas e) Rumination (Merenung dan Mengingat).
penelitian-penelitian baru dibidang psikologi, f) Komitmen Agama.
khususnya dalam pengembangan psikologi g) Faktor Personal.
positif. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
b. Memberikan sumbangan pemikiran dibidang memengaruhi forgiveness adalah faktor emosi yang
psikologi terutama tentang memaafkan. menumbuhkan empati, faktor personal dalam suatu
c. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan kualitas hubungan, faktor keyakinan dalam komitmen
berikutnya oleh kalangan akademik dalam beragama, faktor perenungan yang diukur atas diri
pengembangan psikologi positif pada sendiri dalam menyimpulkan suatu kesalahan, faktor
khususnya dan dalam pengembangan situasi dalam mengekspresikan forgiveness.
keilmuan lain pada umumnya. 3. Proses Forgiveness
2. Manfaat praktis Enright dan Coyle (1998) dalam Yohana (2013)
a. Memberikan pengertian jenis kelamin pada mengembangkan suatu model proses dalam
budaya jawa memiliki perbedaan dalam pemaafan. Model tersebut meliputi aspek kognitif,
memaafkan sehingga dapat dikonsumsi oleh afektif, dan perilaku yang terjadi dalam proses
peneliti, mahasiswa psikologi dan civitas pemaafan.
akademisi (akademisi umum dan akademisi Proses tersebut dibagi kedalam empat fase yaitu:
muslim) atau masyarakat Indonesia secara a) Fase Membuka Kembali (Uncovering Phase)
umum. b) Fase Memutuskan (Decision Phase)
b. Memberikan wacana yang menguatkan c) Fase Bekerja (Work Phase)
mengenai perbedaan memaafkan dalam segi d) Fase Pendalaman (Deepening Phase)
budaya dan jenis kelamin dalam mengatasi Berdasarkan penjelasan di atas dapat
permasalahan secara khusus dalam membantu disimpulkan bahwa proses forgiveness
konseling tentang memaafkan. diantaranya yaitu, fase membuka kembali
c. Semoga dengan adanya penelitian ini baik (uncovering phase), fase memutuskan (decision
penulis atau pembaca menjadi pribadi yang phase), fase bekerja (work phase), dan fase
lebih memaafkan. pendalaman (deepening phase).
BAB II B. JENIS KELAMIN
KAJIAN TEORI 1. Pengertian Gender
A. FORGIVENESS Dapat disimpulkan bahwa gender adalah
1. Definisi Forgiveness sebuah variabel sosial untuk menganalisa
Berdasarkan definisi Forgiveness dari perbedaan laki-laki dan perempuan yang berkaitan
para tokoh psikologi (Thompson dan Snyder, dengan peran, tanggung jawab dan kebutuhan serta
Enright dan koleganya, Mauger et al. (1992) peluang dan hambatan. Oleh karena dibentuk secara
Mc Cullough (1997), Hargrave and Sells (1997) sosial budaya, maka gender bukan kodrat atau
, Tangney et al. (1999)) dapat disimpulkan ketentuan Tuhan, bersifat tetap, sehingga dapat
bahwa definisi forgiveness adalah rangkaian diubah dari masa ke masa, berbeda untuk setiap
sebuah presepsi seseorang atau individu atas kelas dan ras.
kesalahan yang membentuk satu set motifasi 2. Konsep Gender
dalam suatu tindakan untuk membangun Konsep gender juga menyebabkan
hubungan yang lebih baikdari arah negatif ke terbentuknya stereotipe yang ditetapkan secara
arah yang lebih positif terhadap pelanggar budaya atau hal yang umum tentang karakteristik
(yang membuat kesalahan/yang menyakiti) atas gender yang spesifik, berupa karakteristik yang
kesadaran diri sendiri, dan mempunyai harapan berpasangan yang dapat menggambarkan
untuk selalu menciptakan kedamaian. perbedaan gender (Rahayu, 2011).
2. Faktor Faktor Yang Memengaruhi Forgiveness. Berdasarkan uraian dari beberapa tokoh
Mc Cullough (2000) menguraikan beberapa (Williams dan Best (1990) dalam Taylor, Peaplau
variabel yang berpengaruh terhadapkapasitas & sears (2009) (Kenrick, Trost, & Sundie, 2004
forgiveness seseorang, diantaranya : dalam Taylor, Peplau dan Sears, 2009),Taylor,
a. Proses kognitif dan emosi yang tergolong Peplau dan Sears, (2009)) dapat disimpulkan bahwa
berpengaruh terhadap forgiveness adalah faktor konsep gender dan jenis kelamin adalah dua
empati, empati adalah kemampuan untuk penjelasan yang berbeda. Gender lebih kepada
merasakan orang lain, dengan empati seseorang sifat-sifat atau karakter yang melekat, juga atas
bisa meningkatkan kapasitas forgiveness pada dasar pengaruh dari kultur. Sedangkan jenis
dirinya. kelamin adalah ditinjau dari faktor fungsi seks atau
b. Perenungan dan tekanan lebih kepada penilaian biologis.
c. Kedekatan hubungan, komitmen dan kepuasan. C. BUDAYA
d. Faktor situasi, seperti halnya dengan meminta 1. Definisi budaya
maaf dengan kata kata atau ekspresi Berdasarkan definisi dari beberapa tokoh
penyesalan.. (Koentjaraningrat, 2009).(Swartz Dan Jordan,
Menurut Worthington dan Wade (1999) 1976), Foley (1997:19)(dalam Sudartini, 2010)
dalam Munthe (2013) faktor-faktor yang Hatta dalam Simon (2008) Taylor dalam Simon
mempengaruhi forgiveness adalah : (2008), Kroeber dan Kluckhohn (dalam Simon,
4

2008). Koentjaraningrat, 2009).(Swartz Dan konsep daerah kebudayaan, misalnya sistem


Jordan, 1976), Foley (1997:19)(dalam Sudartini, ekonomi, religi, kesenian dan lain sebagainya.
2010) Hatta dalam Simon (2008) Taylor dalam 4. Budaya Jawa
Simon (2008), Kroeber dan Kluckhohn (dalam Disimpulkan bahwa budaya jawa adalah
Simon, 2008)) dapat disimpulkan bahwa budaya orang-orang yang memakai bahasa jawa
adalah suatu gagasan yang terbentuk dari segi dengan beragam dialeknya. orang yang
historis, normatif, psikologis ataupun genetis yang menempati wilayah geografis jawa bagian
diolah dalam pemahaman moral dan fenomena tengah dan timur. dan suku yang senang
mental dari proses belajar untuk kelangsungan berkumpul dan hidup bermasyarakat dengan
hidup yang lebih baik dalam bersosial. Baik itu didasarkan pada sikap adil, gotong royong,
tentang adat, akhlak, kesenian, ilmu, dan lain-lain. saling berbagi. Tatakrama dan dan sikap yang
2. Unsur-unsur kebudayaan mempunyai perasaan dan unggah-ungguh,
Dengan mengambil sari dari berbagai mawas diri dan sadar posisi, penggunaan
kerangka tentang unsur-unsur kebudayaan bahasa yang santun, cinta dan menjaga
universal yang disusun oleh beberapa sarjana perasaan, tidak sombong, tidak dendam, tidak
antropologi itu, Koentjaraningrat (2009) berlebihan, kebersamaan dan kerukunan,
berpendapat bahwa ada tujuh unsur kebudayaan pasrah dan kerja keras.
yang dapat ditemukan pada semua bangsa 5. Karakter Jenis Kelamin Budaya Jawa
didunia. Ketujuh unsur yang dapat kita sebut Menurut jung, seorang neo freudian, laki-
sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan di dunia laki dan wanita pada dasarnya tidak mempunyai
itu adalah : perbedaan psikologis yang amat nyata,
a) Bahasa, perbedaan muncul karena pengaruh budaya dan
b) Sistem pengetahuan, kepercayaan masyarakat (Handayani dan
c) Organisasi sosial, Novianto, 2004).
d) Sistem peralatan hidup dan teknologi. a) Karakter Laki-Laki Jawa
e) Sistem mata pencaharian hidup, Disimpulkan bahwa karakter laki-laki jawa
f) Sistem religi, cenderung menjauhi konflik. Dalam artian tidak
g) Kesenian. begitu menghiraukan konflik yang sudah
Bronislaw Malinowski dalam Risaf (2011) terjadi. Perempuan bagi laki-laki menjadi
mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi: sebuah kekuatan. Bahkan menurut ajaran para
a. Sistem norma sosial yang dalang, perempuan memanglah kesaktian laki-
memungkinkan kerja sama antara para laki.
anggota masyarakat untuk menyesuaikan a) Karakter Perempuan Jawa
diri dengan alam sekelilingnya. Disimpulkan bahwa karakter perempuan
b. Organisasi ekonomi. jawa adalah, ketika diihadapkan dengan konflik
c. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau perempuan lebih bisa mengendalikan psikisnya.
petugas-petugas untuk pendidikan Sehingga terlihat tidak menghindari dan
(keluarga adalah lembaga pendidikan mampu bertahan dalam konflik yang dalam.
utama). D. PERBEDAAN FORGIVENESS DITINJAU
d. Organisasi kekuatan (politik). DARI JENIS KELAMIN PADA BUDAYA
Tujuh unsur kebudayaan menurut C. Kluckhohn JAWA.
dalam Nugroho (2011) , yang diantaranya adalah Fenomena forgivenes pada manusia muncul
: didasari dengan berbagai macam problem. Manusia
a) Teknologi. sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan dan
b) Mata pencaharian. membutuhkan dengan mahluk sosial yang lain
c) Religi/kepercayaan. menjadi salah satu sebab terjadinya fenomena
d) Sistem kemasyarakatan. forgivenes. Manusia sebagai mahluk sosial sulit
e) Sistem pengetahuan. terhindar dari problem atau masalah dalam hal
f) Kesenian. bersosialisasi, sehingga menimbulkan berbagai
g) Bahasa. macam efek yang salah satunya adalah efek
Dapat disimpulkan bahwa unsur kelukaan. Efek luka yang di timbulkan dalam
kebudayaan diantaranya yaitu, bahasa, penyelesaian proses forgiveness, akan menjadi
kesenian, sistem norma, organisasi salah satu pengaruhnya. Mc cullough et al (1998)
ekonomi/mata pencaharian, peralatan dan menyatakan bahwa semakin kecil luka yang
perlengkapan hidup, sistem diterima sebagai akibat treansgression yang
kemasyarakata/organisasi kekuatan, sistem dilakukan dan juga menerima permintaaan maaf
pengetahuan, religi. dari transgressor, maka semakin mudah pula ia
3. Konsep Daerah Kebudayaan untuk memaafkan.
Suatu konsep daerah kebudayaan Mc Cullough mendefinisikan bahwa
seharusnya memiliki ciri fisik yaitu, forgiveness adalah satu set perubahan motivasi di
berdasarkan alat-alat berburu, alat-alat bertani, mana suatu organisme memiliki aspek revenge
alat-alat transportasi, senjata, bentuk-bentuk motivation yaitu semakin menurun motivasi untuk
tempat kediaman dan sebagainya. Dan membalas terhadap suatu hubungan mitra, aspek
mempunyai ciri-ciri dalam penggolongan avoidance motivation adalah semakin menurun
abstrak yaitu seperti sistem sosial dan budaya motivasi untuk menghindari pelaku, aspek
yang khas. Hal lain yang menjadi pengaruh benevolence motivation semakin termotivasi oleh
dalam sirkulasi perkembangan dalam suatu niat baik dan keinginan untuk berdamai kepada
5

pelanggar, meskipun pelanggaran termasuk perasaan, dan karenanya mereka dididik untuk lebih
tindakan berbahaya. menguasai keahlian komunikasi nonverbal (Taylor,
Jenis kelamin adalah sesuai pada fungsi seks Peplau dan Sears, (2009). Penjelasan yang lain
atau lebih kepada penilaian secara biologis. Secara menyebutkan bahwa wanita mungkin lebih senang
umum pada penelitian ilmiah proporsi hormon berhubungan dengan orang lain dan karenanya
kelelakian lebih besar pada laki-laki dan hormon termotifasi untuk memahami perasaan orang lain
kewanitaan lebih banyak pada perempuan. Selain (Klein & Hodges, 2001 dalam Taylor, Peplau dan
itu juga perbedaan anatomi atau struktur fisik antara Sears, 2009).
laki-laki dan perempuan yang dalam hal ini adalah Secara Tidak langsung hal yang tersebut di atas
system reproduksi dan konsekuensinya. Tinjauan akan berbeda jika ditinjau dari budaya jawa,
dari aspek kebudayaan, kebudayaan jawa adalah dimana Orang jawa, suku jawa diidentikkan dengan
kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat berbagai sikap sopan, segan, menyembunyikan
jawa dengan beberapa variasi dan homogenitas perasaan alias tidak mengekpresikan secara
masyarakat yang berkembang, baik di wilayah jawa langsung, menjaga etika berbicara baik secara
tengah, yogyakarta, maupun di jawa timur. konten isi dan bahasa perkataan maupun objek yang
Sebagaimana pengertian suku jawa adalah orang diajak berbicara, selain itu dalam kultur jawa baik
secara geografis tinggal di pulau jawa tepatnya di laki-laki maupun perempuan memiliki ciri sifat
provinsi jawa tengah di. Yogyakarta, dan jawa yang lebih feminim daripada maskulin (Handayani,
timur (Roqib, 2007). 2004).
Dari definisi di atas pada aspek revenge F. HIPOTESIS
motivation dapat dikatakan bahwa pemaafan Hipotesis penelitian kali ini adalah sebagai berikut :
merupakan perubahan serangkaian perilaku dengan Ha : Ada perbedaan forgiveness ditinjau dari
jalan menurunkan motivasi untuk membalas jenis kelamin dalam budaya jawa.
dendam.Ditinjau dari jenis kelamin laki-laki yang Ho: Tidak ada perbedaan forgiveness ditinjau
mempunyai karakter bersaing (Rahayu, 2011) dan dari jenis kelamin dalam budaya jawa.
agresif (Taylor, Peplau dan Sears, 2009). Aspek BAB III
dalam menurunkan motifasi untuk membalas METODOLOGI PENELITIAN
dendam tidak berpengaruh. Berbeda pada karakter A. Rancangan Penelitian
perempuan yang cenderung mengalah dan Penelitian ini menggunakan metode
menggunakan insting dalam menghadapi penelitian kuantitatif. Penelitian ini ditemukan
forgiveness. Stereotip menggambarkan wanita lebih adanya suatu perbedaan antara dua sampel,
menerima, pasrah, dan cenderung menurut sehingga dalam penelitian ini menggunakan
ketimbang pria (Taylor, Peplau dan Sears, (2009). tehnik analisis komparatif.
Juga ada bukti bahwa wanita lebih memerhatikan B. Identifikasi Variabel Penelitian
kerugian akibat agresi dan kemungkinan balas Variabel adalah objek penelitian, atau apa
dendam (Bettencourt & Miller, 1996 dalam Taylor, yang menjadi titik perhatian suatu penelitian
Peplau dan Sears, 2009). Akibatnya, wanita sering (Arikunto, 2010:161). Variabel yang di
lebih merasa bersalah, cemas, dan takut terhadap gunakan dalam penelitian ini yaitu;
tindakan agresif dan karenanya menahan dorongan 1. Variabel bebas (X) : jenis kelamin
agresif mereka (Eagly & Steffen, 1986 dalam dalam budaya jawa
Taylor, Peplau dan Sears, 2009) 2. Variabel terikat (Y) : forgiveness
Pada aspek avoidance motivation menjauhkan C. Definisi Operasional
diri atau menghindar dari perilaku kekerasan yang Definisi oprasional dalam penelitian ini
dihubungkan dengan karakter perempuan yang sebagai berikut :
yang lemah lembut dan feminim akan mempunyai 1. Forgiveness (pengampunan)
nilai tinggi. Berbeda dengan krakter laki-laki yang Definisi oprasional forgiveness adalah
maskulin dan mengandalkan fisik akan mempunyai rangkaian sebuah presepsi seseorang atau
nilai yang rendah untuk menghindari kekerasan. individu atas kesalahan yang membentuk satu
Menurut satatistik dari Biro Statistik FBI, sekitar set motifasi dalam suatu tindakan untuk
90% orang ditahan karena tindak pembunuhan membangun hubungan yang lebih baik dari
adalah pria,lelaki kerap menggunakan kekuatan arah negatif ke arah yang lebih positif terhadap
paksa fisik untuk menggapai tujuannya, dan ini pelanggar (yang membuat kesalahan/yang
tercermin dalam data statistik tentang pemerkosaan, menyakiti) atas kesadaran diri sendiri, dan
pelecehan, dan kejahatan dengan kekerasan mempunyai harapan untuk selalu menciptakan
(Taylor, Peplau dan Sears, (2009). Di seluruh kedamaian. Skala untuk penelitian ini
dunia, pria cenderung lebih agresif ketimbang menggunakan skala forgiveness yang
perempuan baik masa kanak-kanak maupun dewasa menggunakan aspek-aspek Mc Cullough,
(Taylor, Peplau dan Sears, (2009). forgiveness mencerminkan perubahan sosial
Pada aspek benevolence motivation yaitu dalam motifasi hubungan pribadi, diantaranya :
meningkatkan motivasi ataupun keinginan untuk a) Mengurangi motifasi untuk
berdamai dengan pelaku, jika dihubungkan dengan menghindari pelaku dan hubungan
karakter laki-laki yang bersaing dan orientasi psikologis dengan pelanggar,
dominasi. penilaiannya akan berbeda dengan b) Mengurangi motivasi untuk balas
karakteristik perempuan yang berkarakter kerja dendam atau berharap kerugian
sama dan orientasi menjalin hubungan (Rahayu, datang kepada pelanggar,
2011). Penjelasan lainnya mengatakan bahwa c) Meningkatkan motifasi ke arah
wanita diharapkan ahli di bidang perrsoalan kebajikan
6

Data mengenai forgiveness diungkap Adapun Skala yang digunakan dalam


dengan skala yang terdiri dari aspek-aspek penelitian ini adalah skala forgiveness yang di
forgiveness yakni: Avoidance Motivation, adopsi dari Mc Cullough TRIM 18
Revenge Motivation,dan Beneviolence (Transgression-Related Interpersonal
Motivation (Mc Cullough ,1999). Pada skala Motivations Scale). Skala tersebut telah
TRIM-18 ini Apabila perolehan skor semakin digunakan pada penelitian sebelumnya oleh Mc
tinggi berarti forgiveness tersebut tinggi. Cullough yang berjudul Writing About the
Sebaliknya apabila perolehan skor semakin Benefits of an Interpersonal Transgression.
rendah maka forgiveness juga rendah. Skala forgiveness tersebut telah melalui
2. Jenis Kelamin Pada Budaya Jawa proses uji validitas. Sehingga dalam penelitian
Jenis kelamin pada budaya jawa dalam kali ini peneliti mengadopsi skala yang telah
penelitian ini merupakan variabel bebas yang terukur.
dibedakan menjadi dua kategori yaitu laki-laki F. Validitas Dan Reliabilitas
dan perempuan. Jenis kelamin pada budaya 1. Validitas
jawa dalam penelitian ini merupakan variabel Untuk mengukur validitas angket digunakan
bebas dimana yang digunakan adalah dengan teknik product moment dari Karl Pearson,
mengisi identitas sesuai dengan jenis kelamin digunakan rumus sebagai berikut :
dan suku dari responden. 𝑟𝑥𝑦
D. Populasi, Sampel Dan Tehnik Pengambilan 𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 ( 𝑌)
Sampel =
{𝑁 𝑋 − ( 𝑋)2 } {𝑁 𝑌 2 − ( 𝑌)2 }
2
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah Keterangan :
mahasiswa Jawa Timur dari kabupaten Malang 𝑟𝑥𝑦 = korelasi product moment
semester 1 Universitas Islam Negeri Maulana N = Jumlah responden
Malik Ibrahim Malang tahun ajaran 2014. 𝑥 = nilai item
Adapun jumlah populasi mahasiswa Jawa 𝑦 = nilai total angket
Timur dari kabupaten Malang semester 1 Perhitungan validitas ini menggunakan
Universitas Islam Negeri Maulana Malik komputer seri program SPSS (statistical
Ibrahim Malang tahun ajaran 2014 adalah product and solution) 16.0 for windows.
sebesar 570 dari mahasiswa Jawa Timur 2. Reabilitas
semester 1 Universitas Islam Negeri Maulana Untuk menentukan realibilitas dari tiap item
Malik Ibrahim Malang tahun ajaran 2014 yaitu maka penelitian ini menggunakan uji
sebesar 2337. reliabilitas dengan rumus Alpha Chronbach
2. Sampel Dan Tehnik Pengambilan Sampel sebagai berikut:
𝑘 𝜎𝑏2
𝑟11 = 1−
𝑘−1 𝜎𝑡2
Teknik pengambilan sampel yang
𝑟11 = reabilitas instrumen
digunakan adalah teknik purposive sampling.
Syarat-syarat menjadi dasar untuk penetapan 𝑘 = banyaknya butir pertanyaan atau
subjek dalam penelitian ini, dalam penelitian ini soal
harus memenuhi beberapa karakteristik yang 𝜎𝑏2 = jumlah varians butir
mendukung yaitu: 𝜎𝑡2 = varians total
1. Mahasiswa Universitas Islam Negeri Perhitungan reliabilitas ini dilakukan
Maulana Malik Ibrahim Malang dengan menggunakan komputer program SPSS
berjenis kelamin perempuan yang (statistical product and service solution) 16.0
bersuku jawa. for windows. Reliabilitas dinyatakan oleh
2. Mahasiswa Universitas Islam Negeri koefisien reliabilitas yang angkanya berada
Maulana Malik Ibrahim Malang dalam rentan 0 sampai 1,000. Semakin tinggi
berjenis kelamin laki-laki yang koefisien reliabilitas mendekati angka 1,000
bersuku jawa. berarti semakin tinggi reliabilitasnya.
Sampel yang terpilih berdasarkan suku H. Uji Coba Instrumen Penelitian
jawa terdapat 55 mahasiswi dan 55 mahasiswa. Adapun dalam penelitian ini alat uji coba
Total sampel yang dipakai adalah sebanyak 110 atau instrumen penelitian yang digunakan
sampel. adalah instrumen yang sudah terstandart,
E. Metode Pengumpulan Data dimana alat ini merupakan alat yang telah lolos
Penelitian kali ini menggunakan metode uji. Michael E McCullough dalam
pengumpulan data yang diuraikan sebagai penelitiannya pada tahun 2006. Selanjutnya
berikut : instrumen ini dikombinasikan dalam diksi
1. Dokumentasi bahasanya, alat ukur TRIM 18 yang sudah
Metode dokumentasi yang dilakukan diterjemahkan ini diperkuat dengan telah
dalam penelitian ini adalah dengan digunakan oleh sadid al muqim mahasiswa
menganalisa data-data tertulis seperti psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
arsip-arsip atau catatan-catatan dalam skripsinya mengenai forgiveness.
administrasi yang berhubungan dengan Sehingga dapat dikonsumsi oleh subyek.
penelitian yang diperoleh dari bagian I. Metode Analisis Data
administrasi umum Universitas Islam Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian
2. Metode Angket yang meliputi yaitu:
7

a) Uji Normalitas Sebaran standart validitas item yang digunakan peneliti


b) Uji Homogenitas Varians dalam penelitian ini adalah rxy ≥ 0,300. Dalam
Adapun rumus yang digunakan untuk penelitian ini, uji validitas menggunakan bantuan
menguji homogenitas varian adalah SPSS (statistical product and service solution) 16.0
(Winarsunu, 2002): for windows.
𝐹 𝑉𝑎𝑟 .𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑖 Dari hasil analisis uji validitas, Transgression-
𝑚𝑎𝑥 =
𝑉𝑎𝑟 .𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑕 Related Interpersonal Motivations Scale (Skala
𝑋 2 −( 𝑥)2 /𝑁
Varian (𝑆𝐷2)) = TRIM) yang terdiri dari 18 item dan diujikan
(𝑁−1)
Data yang sudah diperoleh kemudian kepada 110 responden, menghasilkan 13 item
dianalisis dalam beberapa tahapan, yaitu diterima dan 5 item gugur. Perincian item-item yang
1. Mencari Mean valid dan tidak valid atau gugur dapat dilihat pada
Rumusnya yaitu : tebel berikut :
𝐹𝑋 Nomer Sebaran Butir
𝑀= Variabel Kompo F Unfa Jum
𝑁 Item
Keterangan : nen a v Gugur lah
M = Mean v
N = Jumlah Total Avoidan 2,5,7, 7
X = Banyaknya nomor pada variabel ce 10,11
X Motivati .15,1
2. Mencari Deviasi Standart on 8
Setelah Mean diketahui, lalu Forgive
Revenge 1,9,1 4 5
mencari standart deviasinya, dengan ness
Motivati 3,17
rumus : (Memaa
on
fkan)
𝑓𝑥 2 − ( 𝑓𝑥)2 Benevol 6, 3,12,14 6
𝑆𝐷 = ence 8 ,16
𝑛−1 Motivati
Keterangan : ons
SD = Standart Deviasi Total 2 11 5 18
X = Skor X Tabel 4.1 Komponen dan Distribusi Butir
N = Jumlah responden pada Skala TRIM-18
3. Uji – t (Uji Beda)
Penelitian ini berguna untuk
b. Uji reabilitas
mengetahui perbedaan forgiveness
Pada program SPSS, metode yang dilakukan
ditinjau dari jenis kelamin pada
dengan cronbach alpha, menurut arikunto
budaya jawa. Untuk melihat sejauh kuesioner dikatakan reliabel jika nilai cronbach
mana tingkat perbedaan itu maka alpha lebih besar dari 0,06. Dalam uji rabilitas ini
dilakukan uji beda atau uji t. ditemukan nilai reabilitas sebesar 0.714. maka hal
BAB IV ini dapat dikatakan lolos uji reliabilitas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 2. Uji Asumsi
A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN a. Uji normalitas
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang berdiri
Hasil dalam pengujian ini adalah :
berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 50
tanggal 21 Juni 2004. Terletak di Jalan Gajayana Variabel K- 2 tailed p Keterangan
50, Dinoyo Malang dengan lahan seluas 14 hektar, SZ
Universitas ini memiliki 6 (enam) fakultas dan Forgivene 0,77 0,579 Normal
Program Pascasarjana, ss 9
Pendidikan di Universitas ini merupakan Ket:
sintesis antara tradisi universitas dan ma’had atau KSZ =
pesantren. KolmogorovSmirnov
B. DESKRIPSI RESPONDEN Z2 tailed P = Asymp. Sig. (2
Sampel yang di ambil sebanyak 110 mahasiswa tailed)
semester I Universitas Negeri Maulana Malik Dari tabel di atas menunjukkan
Ibrahim Malang tahun 2014 dari Kab. Malang. bahwa nilai probabilitas 0,579 lebih besar
Terdiri dari 55 Mahasiswi dan 55 Mahasiswa yang dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa
bersuku jawa. Dari seluruh sampel tersebut dapat distribusi variabel bersifat normal.
dideskripsikan berdasarkan gambaran umum b. Uji homogenitas
responden tentang perbedaan forgiveness menurut Pada penelitian ini hipotesisnya
jenis kelamin pada budaya jawa. adalah :
C. ANALISIS DATA Ho : Tidak ada perbedaan sebaran data
1. Uji Validitas dan reabilitas sampel dengan varians populasi.
a. Uji validitas Ha : Ada perbedaan sebaran data sampel
Standar pengukuran yang digunakan untuk dengan varians populasi. Sebagai
menentukan validitas item adalah rxy ≥ 0,300. kriterianya apabila p beda> 0,05 maka
Apabila jumlah item yang valid ternyata masih dikatakan homogeny. Berdasarkan uji
tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka Homogenitas diketahui bahwa subyek
dapat menurunkan sedikit kriteria dari rxy ≥ 0,300 penelitian berasal dari sampel yang
menjadi rxy ≥ 0,250 atau rxy ≥ 0,200.153 Adapun homogen karena p > 0,05.
8

Dari hasil uji homogenitas kelompok Netherlands, US ) dan kolektifisme (dalam penelitian ini
diketahui bahwa forgiveness tidak kelompok negara kolektifisme adalah Japan, China).
menunjukkan variasi data yang signifikan. Budaya barat individualisme memiliki dorongan untuk
Artinya variabel forgiveness cukup memaafkan dikarenakan sebuah kebenaran dan
homogeny dalam variasinya. Hal ini keyakinan yang dianutnya. Sedangkan budaya timur yang
ditunjukkan oleh koefisien homogenitas kolektifisme memiliki dorongan untuk memaafkan
Levene’s Test sebesar F = 0,494 dengan p > dikarenakan untuk menjaga hubungan positif dengan
0,050. individu lain, indonesia di antaranya yang mayoritas
c. Hasil Uji Hipotesis penduduknya adalah budaya jawa.
Uji hipotesis dilakukan setelah uji Dalam banyak budaya, secara psikologis ciri sifat
normalitas dan uji homogenitas teknik feminim selama ini lebih dilekatkan dan dibentuk dalam
analisa data yang digunakan untuk menguji diri perempuan dari pada laki-laki. Akan tetapi, dalam
hipotesis penelitian ini adalah uji beda atau kultur jawa baik laki-laki maupun perempuannya
t-test. memiliki ciri sifat yang lebih feminim daripada maskulin
Var JK t Mea St. Si (Handayani dan Novianto, 2004).
n D g Seperti yang dilakukan pada penelitian sebelumnya.
ev Oleh herlani wijayani dan fivi nurwiyanti jurnalnya yang
ias berjudul Kekuatan karater kebahagiaan pada suku jawa.
i Partisipan dalam penelitian ini adalah orang Jawa berusia
7. 0, 18-55 tahun yang berdomisili di Jawa Tengah, Jawa
Laki- Timur, Yogyakarta, dan Jabodetabek. Hasil penelitian
0,89 47.2 44 4
laki menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan
7 909 77 8
Jawa karakter dan kebahagiaan pada suku Jawa. Tingkat
Forgive 8 4
ness kebahagiaan orang Jawa, mayoritas berada pada tingkat
7.
Perem tinggi. Kekuatan karakter secara bersamaan memberikan
0,89 45.9 85
puan sumbangan yang signifikan terhadap kebahagiaan sebesar
7 818 86
Jawa 48.6%, sedangkan 7 kekuatan yang paling menyumbang
8
terhadap kebahagiaan, yaitu kegigihan, kreativitas,
Tabel 4.3 analisis hipotesis perspektif, keadilan, vitalitas, keingintahuan, dan
Data yang tercantum di atas dapat di pengampunan. Lima kekuatan karakter yang paling
ketahui bahwa tingkat forgiveness menonjol adalah berterima kasih, kebaikan,
menunjukkan nilai t adalah sebesar 0,897 kependudukan, keadilan, dan integritas. Uraian diatas
dengan p≤0,01. Nilai mean forgiveness bisa disimpulkan bahwa memang pengampunan
laki-laki pada budaya jawa sebesar 47.2909 mempunyai pengaruh dalam kebahagiaan. Tapi dalam
sedangkan nilai mean forgiveness pada
kebahagiaan pada suku jawa yang menonjol salahsatunya
perempuan pada budaya jawa sebesar bukan pada karakter pengampunan. Melainkan berterima
45.9818. hal ini memperlihatkan ada kasih, kebaikan, kependudukan, keadilan, dan integritas.
perbedaan sangat signifikan yaitu sebesar Sudartini dalam penelitiannya tentang konsep
0,484. Dapat disimpulkan bahwa kesopanan berbicara oleh perempuan dalam budaya jawa
forgiveness laki-laki pada budaya jawa dan mengatakan bahwa pertama, secara umum perempuan
forgiveness perempuan pada budaya jawa. jawa lebih sering menggunakan strategi kesopanan positif
Sehingga hipotesis yang di ajukan dalam dari pada kesopanan negatif ketika berbicara. Dan kedua
penelitian ini diterima.
strategi kesopanan negatif banyak digunakan perempuan
jawa dalam ungkapan permintaan maaf ketika berbicara
D. PEMBAHASAN (Sudartini, 2010). Hal tersebut mengindikasikan bahwa
Dalam pembahasan ini peneliti akan membahas hasil sebenarnya terdapat faktor-faktor lain yang butuh
penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah dan penelitian lebih lanjut dengan hasil tersebut. Dalam
hipotesis pada bab sebelumnya. Untuk mendiskripsikan penelitian ini peneliti mengatakan bahwa kesopanan
hal tersebut telah di ketahui bahwa Nilai mean negatif menjadadi tertutup karna secara umum
forgiveness laki-laki pada budaya jawa sebesar 47.2909 perempuan jawa di stereotipkan menjadi perempuan yang
sedangkan nilai mean forgiveness pada perempuan pada tunduk pada laki-laki. Sehingga perempuan kurang bisa
budaya jawa sebesar 45.9818. hal ini memperlihatkan ada
mengekspresikan perasaan yang akan diungkapkan.
perbedaan sangat signifikan yaitu sebesar 0,484. Dapat Meskipun tiap jenis kelamin oleh berbagai ciri sifat yang
disimpulkan bahwa forgiveness laki-laki pada budaya positif, orang-orang dari dua jenis kelamin menyetujui
jawa dan forgiveness perempuan pada budaya jawa bahwa ciri-ciri sifat yang dipersepsikan berkaitan dengan
terdapat perbedaan yang signifikan. Dalam uraian diatas laki-laki lebih bernilai daripada ciri-ciri sifat yang
bisa dikatakan bahwa forgiveness laki-laki pada budaya dihubungkan dengan perempuan (Handayani dan
jawa lebih tinggi daripada perempuan. Jadi pada Novianto, 2004).
penelitian yang telah dilakukan peneliti menyimpulkan Banyak faktor yang dapat mempengaruhi forgiveness
bahwa forgiveness pada perempuan lebih rendah dari suatu individu. Misalnya seberapa besar akibat luka yang
pada forgiveness laki-laki pada budaya jawa. ditimbulkan. Mc cullough et al (1998) menyatakan
Fukuno Dan Ohbuchi (1996) bahwa perbedaan bahwa semakin kecil luka yang diterima sebagai akibat
budaya berpengaruh terhadap forgiveness. Dalam hal ini treansgression yang dillakukan dan juga menerima
dapat di jelaskan bahwa budaya mempengaruhi permintaaan maaf dari transgressor, maka semakin
bagaimana seseorang memaafkan. Dalam penelitian mudah pula ia untuk memaafkan. Goleman (2000) juga
tersebut menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara menjelaskan bahwa empati dibangun berdasarkan
masyarakat individualisme (dalam penelitian ini kesadaran diri, semakin terbuka seseorang kepada emosi
kelompok negara individualisme adalah Italy,
9

diri sendiri, semakin terampil pula dalam membaca C. Kesimpulan


perasaan. 3. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Penyebab lain juga bisa menjadi faktor yang hasil pada penelitian ini di temukan bahwa
mempengaruhi seseorang dalam memaafkan misalnya, tingkat forgiveness berdasarkan jenis kelamin
bagaimana konstruk cara berfikir dalam menghadapi budaya jawa terdapat perbedaan.
masalah. Menurut Mc Cullough (2000) perasaan empati 4. Kesimpulan selanjutnya menunjukkan bahwa
yang berdampak kepada orang yang telah menyakiti tingkat forgiveness pada jenis kelamin laki-laki
peresaan seseorang dan memahami perspektif kognitifnya pada budaya jawa lebih tinggi daripada tingkat
mempunyai korelasi yang tinggi dalam pengukuran forgiveness jenis kelamin perempuan pada
memaafkan yang dilakukan secara umum. Enright (dalam budaya jawa.
Baharudin, 2011) menambahkan bahwa bahwa faktor D. Saran
usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap 4. Bagi mahasiswa/mahasiswi UIN MALIKI
pemaafan yang mempengaruhi kognisi dan perilaku. Malang.
Namun bisa menjadi kemungkinan terdapat kelemahan Hasil penelitian ini perlu ditindak
dalam mengisi alat ukur TRIMS dengan membayangkan lanjuti untuk meningkatkan kualitas sikap
transgessor/orang yang dianggap menyakitinya berbeda memaafkan kepada mahasiswa budaya jawa
beda. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Diluar dari pembahasan tersebut Dalam Ibrahim Malang pada khususnya dan untuk
penelitian ini masih banyak faktor yang mempengaruhi mahasiswa budaya lain pada umumnya.
responden. Mengingat penelitian ini juga tidak luput dari Dengan demikian hasil maksimal akan
banyak kelemahan-kelemahan. diperoleh.
BAB V 5. Bagi Peneliti Lain
PENUTUP Subjek yang dijadikan sampel
A. Kesimpulan penelitian dalam penelitian ini sedikit. Untuk
1. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian berikutnya akan lebih baik jika
hasil pada penelitian ini di temukan bahwa menggunakan lebih banyak sampel yang
tingkat forgiveness berdasarkan jenis kelamin diteliti.
budaya jawa terdapat perbedaan. 6. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
2. Kesimpulan selanjutnya menunjukkan bahwa mengembangkan variabel forgiveness dengan
tingkat forgiveness pada jenis kelamin laki-laki variabel yang lain agar dapat mengungkap
pada budaya jawa lebih tinggi daripada tingkat dinamika lain yang ada pada mahasiswa suku
forgiveness jenis kelamin perempuan pada jawa khususnya, atau pada budaya lain
budaya jawa. umumnya. Diluar dari pembahasan tersebut
B. Saran Dalam penelitian ini masih banyak faktor yang
1. Bagi mahasiswa/mahasiswi UIN MALIKI mempengaruhi responden. Mengingat
Malang. penelitian ini juga tidak luput dari banyak
Hasil penelitian ini perlu ditindak kelemahan
lanjuti untuk meningkatkan kualitas sikap DAFTAR PUSTAKA
memaafkan kepada mahasiswa budaya jawa Alsa, Asmadi. 2003. Pendekatan kuantitatif & kualitatif
Universitas Islam Negeri Maulana Malik serta kombinasinya dalam penelitian psikologi.
Ibrahim Malang pada khususnya dan untuk Yogyakarta : pustaka belajar
mahasiswa budaya lain pada umumnya. Anonim. Artikel. 5 urutan suku yang dikenal di dunia.
Dengan demikian hasil maksimal akan Dipetik pada 21 desember 2014 pada
diperoleh. http://www.lihat.co.id
2. Bagi Peneliti Lain Anonim. Artikel. Seni dan kebudayaan indonesia.
Subjek yang dijadikan sampel Dipetik pada 21 desember 2014 pada
penelitian dalam penelitian ini sedikit. Ini http://qonitahafnan.wordpress.com
dikarenakan sulitnya mendapatkan subjek Arikunto Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu
karena masalah peneliti ketika dilapangan Pendekatan Praktek, (rev,ed-V; PT Rineka Cipta:
mendekati hari libur, sehingga mahasiswa dan Jakarta, 2003).
mahasiswi semester 1 sudah banyak yang Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu
kembali ke tempat tinggal asalnya. Untuk Pendekatan Praktek Edisi 5. Jakarta: Rineka Cipta.
penelitian berikutnya akan lebih baik jika Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian Suatu
menggunakan lebih banyak sampel yang Pendekatan Praktek Edisi VI. Jakarta : Rineka
diteliti. Cipta.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat Arikunto, S. 2005. Manjemen Penelitian Edisi Revisi.
mengembangkan variabel forgiveness dengan Jakarta : Rineka Cipta.
variabel yang lain agar dapat mengungkap Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian.
dinamika lain yang ada pada mahasiswa suku Jakarta: Rineka cipta
jawa khususnya, atau pada budaya lain Arikunto, suharsimi. Edisi revisi.2005. Manajemen
umumnya. Diluar dari pembahasan tersebut penelitian. Jakarta: rineka cipta.
Dalam penelitian ini masih banyak faktor yang Azwar, Saifuddin. 2004. Penyusunan Skala Psikologi.
mempengaruhi responden. Mengingat Yogyakarta: Pustaka Belajar
penelitian ini juga tidak luput dari banyak Azwar, Saifudin. 1986. Reabilitas Dan Validitas.
kelemahan-kelemahan. Yogyakarta : LIBERTY.
BAB V Azwar. Saifuddin. Metode Penelitian. 2007. Yogyakarta;
PENUTUP Pustaka Belajar.
10

Dewi, Fransiska I.R. dan Muhammad Idrus. Artikel. Poerwandari, Kristi. 2005. Pendekatan Kualitatif Untuk
Konstruksi Gender dalam Budaya. Dipetik pada 21 Penelitian Prilaku Manusia. Depok :LPSP3 Fakultas
desember 2014 Psikologi UI
Handayani, S Cristina dan ardian Novianto. 2004. Kuasa Relawati, rahayu. 2011. Konsep Dan Aplikasi
Wanita Jawa. Yogyakarta : LKIS Penelitian Gender. Bandung : Muara Indah
Handayani, Trisakti, dan Sugiarti. 2006. Konsep dan Roqib, Moh. 2007. Harmoni dalam budaya
tehnik penelitian gender edisi revisi. Malang : UMM jawa (dimensi edukasi dan keadilan gender). Purwokerto
press. : STAIN Purwokerto Press.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis data dengan statistik. Jakarta Rostyaningsih, Dewi. Artikel. Konsep Gender. Di unduh
: Bumi Aksara pada desember 2014
Hestiyani, agustina. 2009. Perbedaan Pemaafan Ditinjau Shane J. Lopez and C.R. Snyder, Positive
Dari Jenis Kelamin. Skripsi tidak Psychological Assessment.
dipublikasikan. Malang : Universitas Muhammadiyah Simon, Fransiskus. 2008. Kebudayaan dan
Malang. waktu senggang. Yogyakarta: jalasutra
Iqbal, hasan. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Sonia Barrera. Jurnal. The Effects Of Culture
Statistik. Jakarta : Bumi Aksara And Forgiveness In The Recall And Imagery Of An
Juliansyah, Noor. 2011. Metodologi penelitian. Jakarta : Offense. Di unduh pada 21 09 2014.
Kencana Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian
Karremans, J. C., Regalia, C., Paleari, F. G., Fincham, F. Petunuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta :
D., Cui, M., Takada, N., Ohbuchi, K-I., Terzino, K., Gadjah mada university press
Cross, S., & Uskul, A. K. (2011). Maintaining Swaetz, J Marc & david K. Joedan. 1976.
Harmony Across The Globe: The Cross-Cultural Anthropology Perspective on Humanity.Canada : printed
Association Between Closeness And Interpersonal in the united states of america.
Forgiveness. Jurnal Social Psychology and Taylor, Shelley E, Letitia Anne Pepplau, David
Personality Science, 2, 443-451. online, dipetik pada O Sears. 2009. Psikologi Sosial Edisi
desember 2014. Keduabelas. Jakarta : KENCANA
Koentjaraningrat. Edisi revisi 2009. Pengantar Ilmu Wardhati, Latifah Tri & Faturochman,
Antropologi. Jakarta : rineka cipta. Psikologi Pemaafan. online Diunduh pada 19
Laura Yamhure Thompson and C. R. Snyder, Measuring desember 2014
Forgiveness. Dalam Kumpulan Jurnal Positive Wijayanti, Herlani Dan Fivi Nurwianti.
Psychological Assessment - A Handbook Of Models Kekuatan Karakter Dan Kebahagiaan Pada Suku Jawa.
And Measures. Jurnal. (online) fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Loren Toussaint and Jon R. Webb.2005. December ; Depok, Jawa Barat
145(6): 673–685. Gender Differences in the Fivi.Nurwianti91@Ui.Ac.Id. Di petik pada 21 desember
Relationship Between Empathy and Forgiveness: J Soc 2014.
Psychol. Winarsunu, Tulus. 2002. Statistik Dalam
Maleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penelitian Psikologi Dan Pendidikan. Malang : UMM
Bandung : PT Remaja Rosdakarya. press.
Mc Cullogh, M.E Worthington.E L & Rachel K. C. Winarsunu, Tulus. 2009. Statistik Dalam
(1997). Interpersonal Forgiving in Close Psikologi Pendidikan. Malang : UMM press.
Relationship. Journal of Personality and Social
Psyhology
Mc Cullough, M. E. (1999). Forgiveness as Human
Streight. Theory Measurement asd Kinks to Well
Being. Jurnal of Social and Clinical Psychology
Spring.
Mc Cullough, Michael E. "Forgiveness as Human
Strength: Theory, Measurement, and Links to
Well-Being". Dalam Journal of Social and Clinical
Psychology. Spring 2000; 19, 1; Psychology Module.
Dipetik pada tanggal 17 sep 2014 dari http://www. Psy.
Miami.
Mc Cullough, Michael E. Lindsey M. Root, and Adam D.
Cohen. "Writing About the Benefits of an
Interpersonal Transgression Facilitates Forgiveness".
Dalam Journal of Consulting and Clinical
Psychology. Vol. 74, No. 5, 887–897.2006. American
Psychological Association: Miami.
Muhsin, Dr Imam. 2010. Tafsir Al-Qur’an Dan
Budaya Lokal, Studi Nilai-Niai Budaya Jawa Dalam
Tafsir Al-Huda Karya Bakri Syahid. Jakarta : Badan
Litbang Dan Diklat Kementrian Agama RI.
Poerwandari, Kristi. 2005. Pendekatan
Kualitatif Untuk Penelitian Prilaku Manusia. Depok
:LPSP3 Fakultas Psikologi UI

Anda mungkin juga menyukai