SKRIPSI
Oleh :
TAHMIDIYAH GHUZAIROH
NIM : 10410030
1
BAB I yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan
PENDAHULUAN perempuan. Hal tersebut menjadi sebuah pertanyaan bagi
A. Latar Belakang peneliti untuk meninjau ulang dengan memberikan
Pada dasarnya Witvliet dan McCullough (2006) variabel budaya jawa. Budaya jawa yang selalu menjaga
telah menyajikan suatu teori tentang memaafkan dan keseimbangan, tidak pernah menempatkan sesuatu pada
emosi yang terkait dengan perhatian, motivasi, posisi yang ekstrem karena hal itu akan menimbulkan
pengalaman emosional subjektif, fisiologi, dan integrasi kekacauan (Handayani dan Novianto, 2004). Karna bagi
perilaku dalam neuro-model. Namun dalam orang jawa, sopan santun merupakan bentuk kepribadian.
perkembangan penelitian yang dilakukan oleh Mayoritas penduduk jawa juga memiliki religiusitas yang
McCullogh, beliau memberikan sumbangan definisi tinggi. Sehingga dalam tinjauan forgiveness kemungkinan
untuk forgiveness yaitu forgiveness mencerminkan mempunyai pengaruh besar dalam budaya jawa.
perubahan sosial dalam motifasi hubungan pribadi, Teori yang dikemukakan oleh Mc Cullough dkk.
diantaranya a. Mengurangi motifasi untuk menghindari (1997), mendefinisikan bahwa forgiveness merupakan
pelaku dan hubungan psikologis dengan pelanggar, b. satu set rangkaian motivasi untuk mengubah seseorang
Mengurangi motivasi untuk balas dendam atau berharap untuk tidak membalas dendam dan meredakan dorongan
kerugian datang kepada pelanggar, c. Meningkatkan untuk benci kepada pihak yang menyakiti serta
motifasi ke arah kebajikan (dalam Thompson and Synder, meningkatkan dorongan untuk menjalin hubungan yang
2002 : 301-312). baik dengan pihak yang menyakiti. Jika dihubungkan
Banyak yang setuju, bagaimanapun forgiveness pada realita yang telah terbahas pada paragraf
bersifat adaptif (e.g., Mauger et al., 1992; McCullough, sebelumnya, forgiveness menjadi solusi untuk
2000; McCullough & Worthington, 1995). Artinya menyelesaikan konflik. Penelitian yang di lakukan oleh
semakin banyak perbedaan faktor pada latar belakang Zahn-Waxler dan Smith, Loren dan Jon R (2005)
seseorang besar kemungkinan menjumpai berbagai menunjukkan bahwa perempuan lebih empatik dari laki-
macam problem dalam forgiveness. laki, tetapi tidak ada perbedaan gender untuk
Perbedaan faktor gender atau jenis kelamin pengampunan tampak jelas. Namun, hubungan antara
misalnya, kata “gender” sering diartikan sebagai empati dan pengampunan berbeda berdasarkan gender.
kelompok laki-laki, perempuan atau perbedaan jenis Empati dikaitkan dengan pengampunan pada laki-laki,
kelamin. tidak pada perempuan. Di seluruh 53 studi dan 8.366
Pada pembahasan gender belakangan ini juga masih peserta, hubungan antara gender dan pengampunan tidak
ramai dibahas oleh para ilmuan dalam penelitiannya. signifikan. Sebuah studi tambahan 23 (3.364 peserta)
Menurut Oakley (1972) dalam Rahayu (2011) Gender juga melaporkan efek yang tidak signifikan gender dalam
adalah perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan deskripsi verbal dari temuan mereka. Fukuno Dan
yang dikonstruksikan secara sosial, yakni perbedaan yang Ohbuchi (1996) mengatakan bahwa perbedaan budaya
bukan kodrat dan bukan ketentuan Tuhan melainkan berpengaruh terhadap forgiveness. Hal ini juga menjadi
diciptakan oleh manusia melalui proses sosial dan alasan peneliti untuk mengetahui forgiveness pada
kultural. Beberapa budaya tradisional, perempuan budaya jawa.
ditempatkan pada posisi setelah laki-laki. Fungsi dan Permasalah forgiveness tentu menjadi hal yang
peran perempuan dalam masyarakat biasanya perlu ditelusuri, untuk mencari tahu kebenaran tentang
dikonstruksikan oleh budaya sebagai warga negara kelas teori tersebut atau penguatan dari salah satunya.
dua. Pada posisi inilah terjadi bias gender dalam Forgiveness merupakan bagian dari psikologi positif
masyarakat. Meski disadari bahwa ada perbedaan- yang dalam tahun ini mulai banyak digemari. Untuk di
perbedaan kodrat makhluk perempuan dan laki-laki Indonesia sendiri penelitian terkait isu forgiveness masih
secara jenis kelamin dan konstruksi tubuh, namun dalam sedikit, sehingga penelitian ini tentu menjadi penting
konteks budaya semestinya memiliki kesetaraan. Sampai untuk kita lakukan dalam menambah literature keilmuan
saat ini masih terjadi perdebatan peran antara laki-laki tentang forgiveness.
dan perempuan, yang sebenarnya masih dipengaruhi Dengan demikian peneliti semakin terpacu untuk
budaya setempat. melaksanakan penelitian tersebut dengan mengangkat
Pembahasan lain dari penelitian Sonia barrera tema “Perbedaan Forgiveness Di Tinjau Dari Jenis
dalam Jurnal yang berjudul The Effects Of Culture And Kelamin Dalam Budaya Jawa” pada mahasiswa
Forgiveness In The Recall And Imagery Of An Offense, kabupaten Malang semester satu angkatan 2014 UIN
dalam penelitian tersebut terdapat pembahasan tentang Maulana Malik Ibrahim Malang, sehingga penelitian ini
dampak dari budaya dan agama atas nilai pengampunan. diharapkan menjadi kontribusi yang bermanfaat untuk
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa budaya dan perkembangan dunia psikologi di masa yang akan datang.
agama/ kepercayaan saling berpengaruh. Budaya B. Rumusan Masalah
berpengaruh terhadap forgiveness seseorang, sedangkan 1. Apakah terdapat perbedaan pada forgiveness
pengertian gender tergantung budaya yang dimiliki, ditinjau dari jenis kelamin dalam budaya jawa?
budaya bersifat statis berubah ubah dan berkembang. 2. Bagaimana tingkat forgiveness dari jenis
Penelitian lain tentang perbedaan forgiveness di kelamin laki-laki dan perempuan pada budaya
tinjau dari jenis kelamin oleh sarjana psikologi hestiyani jawa?
agustina (2009) mahasiswa universitas muhammadiyah C. Tujuan Penelitian
mengemukakan bahwa “ hasil dari penelitian ini 1. Menguji perbedaan forgiveness ditinjau dari
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat jenis kelamin pada budaya jawa.
signifikan ditunjukkan t sebesar 2,760 dengan nilai 2. Menguji tingkat forgiveness pada jenis kelamin
signifikan sebesar 0,007 < 0,01. Diketahui dari hasil laki-laki dan perempuan pada budaya jawa.
penelitian bahwa laki-laki memiliki tingkat forgiveness D. Manfaat Penelitian
sebesar 77,92 dan perempuan sebesar 73,15. Hal ini dapat Dari gambaran pendahuluan hingga tujuan
diartikan bahwa laki-laki memiliki tingkat forgiveness penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat
2
3
pelanggar, meskipun pelanggaran termasuk perasaan, dan karenanya mereka dididik untuk lebih
tindakan berbahaya. menguasai keahlian komunikasi nonverbal (Taylor,
Jenis kelamin adalah sesuai pada fungsi seks Peplau dan Sears, (2009). Penjelasan yang lain
atau lebih kepada penilaian secara biologis. Secara menyebutkan bahwa wanita mungkin lebih senang
umum pada penelitian ilmiah proporsi hormon berhubungan dengan orang lain dan karenanya
kelelakian lebih besar pada laki-laki dan hormon termotifasi untuk memahami perasaan orang lain
kewanitaan lebih banyak pada perempuan. Selain (Klein & Hodges, 2001 dalam Taylor, Peplau dan
itu juga perbedaan anatomi atau struktur fisik antara Sears, 2009).
laki-laki dan perempuan yang dalam hal ini adalah Secara Tidak langsung hal yang tersebut di atas
system reproduksi dan konsekuensinya. Tinjauan akan berbeda jika ditinjau dari budaya jawa,
dari aspek kebudayaan, kebudayaan jawa adalah dimana Orang jawa, suku jawa diidentikkan dengan
kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat berbagai sikap sopan, segan, menyembunyikan
jawa dengan beberapa variasi dan homogenitas perasaan alias tidak mengekpresikan secara
masyarakat yang berkembang, baik di wilayah jawa langsung, menjaga etika berbicara baik secara
tengah, yogyakarta, maupun di jawa timur. konten isi dan bahasa perkataan maupun objek yang
Sebagaimana pengertian suku jawa adalah orang diajak berbicara, selain itu dalam kultur jawa baik
secara geografis tinggal di pulau jawa tepatnya di laki-laki maupun perempuan memiliki ciri sifat
provinsi jawa tengah di. Yogyakarta, dan jawa yang lebih feminim daripada maskulin (Handayani,
timur (Roqib, 2007). 2004).
Dari definisi di atas pada aspek revenge F. HIPOTESIS
motivation dapat dikatakan bahwa pemaafan Hipotesis penelitian kali ini adalah sebagai berikut :
merupakan perubahan serangkaian perilaku dengan Ha : Ada perbedaan forgiveness ditinjau dari
jalan menurunkan motivasi untuk membalas jenis kelamin dalam budaya jawa.
dendam.Ditinjau dari jenis kelamin laki-laki yang Ho: Tidak ada perbedaan forgiveness ditinjau
mempunyai karakter bersaing (Rahayu, 2011) dan dari jenis kelamin dalam budaya jawa.
agresif (Taylor, Peplau dan Sears, 2009). Aspek BAB III
dalam menurunkan motifasi untuk membalas METODOLOGI PENELITIAN
dendam tidak berpengaruh. Berbeda pada karakter A. Rancangan Penelitian
perempuan yang cenderung mengalah dan Penelitian ini menggunakan metode
menggunakan insting dalam menghadapi penelitian kuantitatif. Penelitian ini ditemukan
forgiveness. Stereotip menggambarkan wanita lebih adanya suatu perbedaan antara dua sampel,
menerima, pasrah, dan cenderung menurut sehingga dalam penelitian ini menggunakan
ketimbang pria (Taylor, Peplau dan Sears, (2009). tehnik analisis komparatif.
Juga ada bukti bahwa wanita lebih memerhatikan B. Identifikasi Variabel Penelitian
kerugian akibat agresi dan kemungkinan balas Variabel adalah objek penelitian, atau apa
dendam (Bettencourt & Miller, 1996 dalam Taylor, yang menjadi titik perhatian suatu penelitian
Peplau dan Sears, 2009). Akibatnya, wanita sering (Arikunto, 2010:161). Variabel yang di
lebih merasa bersalah, cemas, dan takut terhadap gunakan dalam penelitian ini yaitu;
tindakan agresif dan karenanya menahan dorongan 1. Variabel bebas (X) : jenis kelamin
agresif mereka (Eagly & Steffen, 1986 dalam dalam budaya jawa
Taylor, Peplau dan Sears, 2009) 2. Variabel terikat (Y) : forgiveness
Pada aspek avoidance motivation menjauhkan C. Definisi Operasional
diri atau menghindar dari perilaku kekerasan yang Definisi oprasional dalam penelitian ini
dihubungkan dengan karakter perempuan yang sebagai berikut :
yang lemah lembut dan feminim akan mempunyai 1. Forgiveness (pengampunan)
nilai tinggi. Berbeda dengan krakter laki-laki yang Definisi oprasional forgiveness adalah
maskulin dan mengandalkan fisik akan mempunyai rangkaian sebuah presepsi seseorang atau
nilai yang rendah untuk menghindari kekerasan. individu atas kesalahan yang membentuk satu
Menurut satatistik dari Biro Statistik FBI, sekitar set motifasi dalam suatu tindakan untuk
90% orang ditahan karena tindak pembunuhan membangun hubungan yang lebih baik dari
adalah pria,lelaki kerap menggunakan kekuatan arah negatif ke arah yang lebih positif terhadap
paksa fisik untuk menggapai tujuannya, dan ini pelanggar (yang membuat kesalahan/yang
tercermin dalam data statistik tentang pemerkosaan, menyakiti) atas kesadaran diri sendiri, dan
pelecehan, dan kejahatan dengan kekerasan mempunyai harapan untuk selalu menciptakan
(Taylor, Peplau dan Sears, (2009). Di seluruh kedamaian. Skala untuk penelitian ini
dunia, pria cenderung lebih agresif ketimbang menggunakan skala forgiveness yang
perempuan baik masa kanak-kanak maupun dewasa menggunakan aspek-aspek Mc Cullough,
(Taylor, Peplau dan Sears, (2009). forgiveness mencerminkan perubahan sosial
Pada aspek benevolence motivation yaitu dalam motifasi hubungan pribadi, diantaranya :
meningkatkan motivasi ataupun keinginan untuk a) Mengurangi motifasi untuk
berdamai dengan pelaku, jika dihubungkan dengan menghindari pelaku dan hubungan
karakter laki-laki yang bersaing dan orientasi psikologis dengan pelanggar,
dominasi. penilaiannya akan berbeda dengan b) Mengurangi motivasi untuk balas
karakteristik perempuan yang berkarakter kerja dendam atau berharap kerugian
sama dan orientasi menjalin hubungan (Rahayu, datang kepada pelanggar,
2011). Penjelasan lainnya mengatakan bahwa c) Meningkatkan motifasi ke arah
wanita diharapkan ahli di bidang perrsoalan kebajikan
6
Dari hasil uji homogenitas kelompok Netherlands, US ) dan kolektifisme (dalam penelitian ini
diketahui bahwa forgiveness tidak kelompok negara kolektifisme adalah Japan, China).
menunjukkan variasi data yang signifikan. Budaya barat individualisme memiliki dorongan untuk
Artinya variabel forgiveness cukup memaafkan dikarenakan sebuah kebenaran dan
homogeny dalam variasinya. Hal ini keyakinan yang dianutnya. Sedangkan budaya timur yang
ditunjukkan oleh koefisien homogenitas kolektifisme memiliki dorongan untuk memaafkan
Levene’s Test sebesar F = 0,494 dengan p > dikarenakan untuk menjaga hubungan positif dengan
0,050. individu lain, indonesia di antaranya yang mayoritas
c. Hasil Uji Hipotesis penduduknya adalah budaya jawa.
Uji hipotesis dilakukan setelah uji Dalam banyak budaya, secara psikologis ciri sifat
normalitas dan uji homogenitas teknik feminim selama ini lebih dilekatkan dan dibentuk dalam
analisa data yang digunakan untuk menguji diri perempuan dari pada laki-laki. Akan tetapi, dalam
hipotesis penelitian ini adalah uji beda atau kultur jawa baik laki-laki maupun perempuannya
t-test. memiliki ciri sifat yang lebih feminim daripada maskulin
Var JK t Mea St. Si (Handayani dan Novianto, 2004).
n D g Seperti yang dilakukan pada penelitian sebelumnya.
ev Oleh herlani wijayani dan fivi nurwiyanti jurnalnya yang
ias berjudul Kekuatan karater kebahagiaan pada suku jawa.
i Partisipan dalam penelitian ini adalah orang Jawa berusia
7. 0, 18-55 tahun yang berdomisili di Jawa Tengah, Jawa
Laki- Timur, Yogyakarta, dan Jabodetabek. Hasil penelitian
0,89 47.2 44 4
laki menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan
7 909 77 8
Jawa karakter dan kebahagiaan pada suku Jawa. Tingkat
Forgive 8 4
ness kebahagiaan orang Jawa, mayoritas berada pada tingkat
7.
Perem tinggi. Kekuatan karakter secara bersamaan memberikan
0,89 45.9 85
puan sumbangan yang signifikan terhadap kebahagiaan sebesar
7 818 86
Jawa 48.6%, sedangkan 7 kekuatan yang paling menyumbang
8
terhadap kebahagiaan, yaitu kegigihan, kreativitas,
Tabel 4.3 analisis hipotesis perspektif, keadilan, vitalitas, keingintahuan, dan
Data yang tercantum di atas dapat di pengampunan. Lima kekuatan karakter yang paling
ketahui bahwa tingkat forgiveness menonjol adalah berterima kasih, kebaikan,
menunjukkan nilai t adalah sebesar 0,897 kependudukan, keadilan, dan integritas. Uraian diatas
dengan p≤0,01. Nilai mean forgiveness bisa disimpulkan bahwa memang pengampunan
laki-laki pada budaya jawa sebesar 47.2909 mempunyai pengaruh dalam kebahagiaan. Tapi dalam
sedangkan nilai mean forgiveness pada
kebahagiaan pada suku jawa yang menonjol salahsatunya
perempuan pada budaya jawa sebesar bukan pada karakter pengampunan. Melainkan berterima
45.9818. hal ini memperlihatkan ada kasih, kebaikan, kependudukan, keadilan, dan integritas.
perbedaan sangat signifikan yaitu sebesar Sudartini dalam penelitiannya tentang konsep
0,484. Dapat disimpulkan bahwa kesopanan berbicara oleh perempuan dalam budaya jawa
forgiveness laki-laki pada budaya jawa dan mengatakan bahwa pertama, secara umum perempuan
forgiveness perempuan pada budaya jawa. jawa lebih sering menggunakan strategi kesopanan positif
Sehingga hipotesis yang di ajukan dalam dari pada kesopanan negatif ketika berbicara. Dan kedua
penelitian ini diterima.
strategi kesopanan negatif banyak digunakan perempuan
jawa dalam ungkapan permintaan maaf ketika berbicara
D. PEMBAHASAN (Sudartini, 2010). Hal tersebut mengindikasikan bahwa
Dalam pembahasan ini peneliti akan membahas hasil sebenarnya terdapat faktor-faktor lain yang butuh
penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah dan penelitian lebih lanjut dengan hasil tersebut. Dalam
hipotesis pada bab sebelumnya. Untuk mendiskripsikan penelitian ini peneliti mengatakan bahwa kesopanan
hal tersebut telah di ketahui bahwa Nilai mean negatif menjadadi tertutup karna secara umum
forgiveness laki-laki pada budaya jawa sebesar 47.2909 perempuan jawa di stereotipkan menjadi perempuan yang
sedangkan nilai mean forgiveness pada perempuan pada tunduk pada laki-laki. Sehingga perempuan kurang bisa
budaya jawa sebesar 45.9818. hal ini memperlihatkan ada
mengekspresikan perasaan yang akan diungkapkan.
perbedaan sangat signifikan yaitu sebesar 0,484. Dapat Meskipun tiap jenis kelamin oleh berbagai ciri sifat yang
disimpulkan bahwa forgiveness laki-laki pada budaya positif, orang-orang dari dua jenis kelamin menyetujui
jawa dan forgiveness perempuan pada budaya jawa bahwa ciri-ciri sifat yang dipersepsikan berkaitan dengan
terdapat perbedaan yang signifikan. Dalam uraian diatas laki-laki lebih bernilai daripada ciri-ciri sifat yang
bisa dikatakan bahwa forgiveness laki-laki pada budaya dihubungkan dengan perempuan (Handayani dan
jawa lebih tinggi daripada perempuan. Jadi pada Novianto, 2004).
penelitian yang telah dilakukan peneliti menyimpulkan Banyak faktor yang dapat mempengaruhi forgiveness
bahwa forgiveness pada perempuan lebih rendah dari suatu individu. Misalnya seberapa besar akibat luka yang
pada forgiveness laki-laki pada budaya jawa. ditimbulkan. Mc cullough et al (1998) menyatakan
Fukuno Dan Ohbuchi (1996) bahwa perbedaan bahwa semakin kecil luka yang diterima sebagai akibat
budaya berpengaruh terhadap forgiveness. Dalam hal ini treansgression yang dillakukan dan juga menerima
dapat di jelaskan bahwa budaya mempengaruhi permintaaan maaf dari transgressor, maka semakin
bagaimana seseorang memaafkan. Dalam penelitian mudah pula ia untuk memaafkan. Goleman (2000) juga
tersebut menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara menjelaskan bahwa empati dibangun berdasarkan
masyarakat individualisme (dalam penelitian ini kesadaran diri, semakin terbuka seseorang kepada emosi
kelompok negara individualisme adalah Italy,
9
Dewi, Fransiska I.R. dan Muhammad Idrus. Artikel. Poerwandari, Kristi. 2005. Pendekatan Kualitatif Untuk
Konstruksi Gender dalam Budaya. Dipetik pada 21 Penelitian Prilaku Manusia. Depok :LPSP3 Fakultas
desember 2014 Psikologi UI
Handayani, S Cristina dan ardian Novianto. 2004. Kuasa Relawati, rahayu. 2011. Konsep Dan Aplikasi
Wanita Jawa. Yogyakarta : LKIS Penelitian Gender. Bandung : Muara Indah
Handayani, Trisakti, dan Sugiarti. 2006. Konsep dan Roqib, Moh. 2007. Harmoni dalam budaya
tehnik penelitian gender edisi revisi. Malang : UMM jawa (dimensi edukasi dan keadilan gender). Purwokerto
press. : STAIN Purwokerto Press.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis data dengan statistik. Jakarta Rostyaningsih, Dewi. Artikel. Konsep Gender. Di unduh
: Bumi Aksara pada desember 2014
Hestiyani, agustina. 2009. Perbedaan Pemaafan Ditinjau Shane J. Lopez and C.R. Snyder, Positive
Dari Jenis Kelamin. Skripsi tidak Psychological Assessment.
dipublikasikan. Malang : Universitas Muhammadiyah Simon, Fransiskus. 2008. Kebudayaan dan
Malang. waktu senggang. Yogyakarta: jalasutra
Iqbal, hasan. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Sonia Barrera. Jurnal. The Effects Of Culture
Statistik. Jakarta : Bumi Aksara And Forgiveness In The Recall And Imagery Of An
Juliansyah, Noor. 2011. Metodologi penelitian. Jakarta : Offense. Di unduh pada 21 09 2014.
Kencana Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian
Karremans, J. C., Regalia, C., Paleari, F. G., Fincham, F. Petunuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta :
D., Cui, M., Takada, N., Ohbuchi, K-I., Terzino, K., Gadjah mada university press
Cross, S., & Uskul, A. K. (2011). Maintaining Swaetz, J Marc & david K. Joedan. 1976.
Harmony Across The Globe: The Cross-Cultural Anthropology Perspective on Humanity.Canada : printed
Association Between Closeness And Interpersonal in the united states of america.
Forgiveness. Jurnal Social Psychology and Taylor, Shelley E, Letitia Anne Pepplau, David
Personality Science, 2, 443-451. online, dipetik pada O Sears. 2009. Psikologi Sosial Edisi
desember 2014. Keduabelas. Jakarta : KENCANA
Koentjaraningrat. Edisi revisi 2009. Pengantar Ilmu Wardhati, Latifah Tri & Faturochman,
Antropologi. Jakarta : rineka cipta. Psikologi Pemaafan. online Diunduh pada 19
Laura Yamhure Thompson and C. R. Snyder, Measuring desember 2014
Forgiveness. Dalam Kumpulan Jurnal Positive Wijayanti, Herlani Dan Fivi Nurwianti.
Psychological Assessment - A Handbook Of Models Kekuatan Karakter Dan Kebahagiaan Pada Suku Jawa.
And Measures. Jurnal. (online) fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Loren Toussaint and Jon R. Webb.2005. December ; Depok, Jawa Barat
145(6): 673–685. Gender Differences in the Fivi.Nurwianti91@Ui.Ac.Id. Di petik pada 21 desember
Relationship Between Empathy and Forgiveness: J Soc 2014.
Psychol. Winarsunu, Tulus. 2002. Statistik Dalam
Maleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penelitian Psikologi Dan Pendidikan. Malang : UMM
Bandung : PT Remaja Rosdakarya. press.
Mc Cullogh, M.E Worthington.E L & Rachel K. C. Winarsunu, Tulus. 2009. Statistik Dalam
(1997). Interpersonal Forgiving in Close Psikologi Pendidikan. Malang : UMM press.
Relationship. Journal of Personality and Social
Psyhology
Mc Cullough, M. E. (1999). Forgiveness as Human
Streight. Theory Measurement asd Kinks to Well
Being. Jurnal of Social and Clinical Psychology
Spring.
Mc Cullough, Michael E. "Forgiveness as Human
Strength: Theory, Measurement, and Links to
Well-Being". Dalam Journal of Social and Clinical
Psychology. Spring 2000; 19, 1; Psychology Module.
Dipetik pada tanggal 17 sep 2014 dari http://www. Psy.
Miami.
Mc Cullough, Michael E. Lindsey M. Root, and Adam D.
Cohen. "Writing About the Benefits of an
Interpersonal Transgression Facilitates Forgiveness".
Dalam Journal of Consulting and Clinical
Psychology. Vol. 74, No. 5, 887–897.2006. American
Psychological Association: Miami.
Muhsin, Dr Imam. 2010. Tafsir Al-Qur’an Dan
Budaya Lokal, Studi Nilai-Niai Budaya Jawa Dalam
Tafsir Al-Huda Karya Bakri Syahid. Jakarta : Badan
Litbang Dan Diklat Kementrian Agama RI.
Poerwandari, Kristi. 2005. Pendekatan
Kualitatif Untuk Penelitian Prilaku Manusia. Depok
:LPSP3 Fakultas Psikologi UI