Anda di halaman 1dari 12

CATATAN YUSUF JABUNG

kumpulan catatan perjalanan, pelajaran dan pengalaman

Ketik Kata A Cari


 ISLAM
o AL ISLAM
o QURAN
o HADITS
o AQIDAH
o FIQH
o AKHLAK
o SIROH
o DAKWAH
o MUHASABAH
o KHUTBAHKU
o TAKLIMKU
o KONSPIRASI
 UMUM
o HUKUM
o POLITIK
o SOSIAL
o BUDAYA
o EKONOMI
o BISNIS
o IPTEK
o KESEHATAN
 AKADEMIK
o DUNIA PENDIDIKAN
o GURU DAN DOSEN
o UT
o MIPA
o BAHASA DAN SASTRA
o SEJARAH
o TATA NEGARA
o BAHASA ASING
o AKUNTANSI
 TIPS DAN TRIK
o KOMPUTER DAN INTERNET
o OTOMOTIF
o ELEKTRONIK
 HOBBY
o GAME
o KULINER
o TRAVELING
 ARTIKEL
o RESUME BUKU
o KISAHKU
o MOTIVASI
o INSPIRASI
o RUMAH SAKINAH
o IBU DAN ANAK
 DOWNLOAD
o SOFTWARE
o EBOOK ISLAM
o MP3

Home » MIPA , UT » Modul 3 : Bilangan Bulat

Modul 3 : Bilangan Bulat


YUSUF JABUNG 16.55NO COMMENTS

Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Materi Bilangan Bulat di SD serta Ragam Permasalahannya

 
Pada kegiatan belajar 1 membahas tentang cara menanamkan pengertian dan adanya bilangan
bulat, operasi hitung bilangan bulat dengan beberapa pendekatan ( konkret sampai abstrak )
penggunaan media yang tepat pada bilangan bulat, serta sifat – sifat operasi hitung pada
bilangan bulat, serta ragam permasalahan dalam pembelajaran bilangan bulat.
PEMBAHASAN
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang materi bilangan bulat
Perlu kita ingat ada beberapa bilangan yang kita tahu :
–          Bilangan Asli       : 1  2  3  4  5 . . .
–          Bilangan Cacah : 0  1  2  3  4 .  .  .
–          Bilangan Bulat    :  .  .  .  –  4  – 3  -2   – 1  0  1  2  3  4 . . . .
Untuk menjelaskan ke peserta didik tentang macam bilangan di atas adalah kita mulai dengan
bilangan Asli mengapa demikian ? Karena dari sejak kecil secara tidak langsung kita sudah di
ajarkan oleh orang tua kita tentang bilangan asli yaitu pada saat belajar mengenal bilangan . kita
dikenalkan dengan bilangan 1 , 2 , 3 , 4 ,…  menggunakan jari kita bilangan – bilangan yang
dikenalkan tersebut adalah merupakan anggota bilangan asli.
Kemudian setelah kita mengenal bilangan asli dikembangkan dengan bilangan bulat yang
didapat dari perluasan bilangan asli .
coba perhatikan soal dibawah ini !
Soal 1
1  +   2  =  3
Kita tahu bilangan 1 , 2 , dan  3  adalah bilangan asli
Kesimpulannya :
hasil dari penjumlahan 2 bilangan asli akan menghasilkan bilangan asli
Soal 2
5   +  . . . = 2
Bagaimana cara penyelesaian pada soal di atas  ? Menurut anda apakah kalimat di atas selalu
dapat dilengkapi dengan bilangan asli ?
Bandingkan 2 soal di bawah ini

“ a  +   . . .  =  b”1   +  . . . =  3 Jika         a   =  1    “ a  +   . . .  =  b”5   +  . . . = 2 jika         a   =  5   
dan     b  =  3 dan     b  =  2
maka     a  <  b maka     a  >  b
penyelesaiannya : penyelesaiannya :
-4     -3    -2     -1    0    1    2    3    4    5    6 dengan menggunakan garis bilangan kita
Cara membaca garis bilangan di atas : kenalkan kepada siswa bahwa pada garis
Dari bilangan o menghadap kea rah bilangan tersusun atas bilangan bulat positif dan
kanan maju ( 1 bernilai positif )  1 langkah negative
kemudian diteruskan (operasi -4     -3    -2     -1    0    1    2    3    4    5    6
penjumlahan )  sampai menuju bilanga 3, maka Cara membaca garis bilangan di atas adalah dari
dengan garis bantu, hitung berapa langkah nol jika  ke kanan maka bilangan tersebut
menuju bilangan tiga ? setelah dihitung anak bernilai positif jika kea rah kiri atau bilangan
panah menuju kea rah terus sehingga bernilai tersebut berada disebelah kiri nol maka bilangan
positif 2. tersebut bernilai negatif
Maka : Maka :
Penyelesaian soal di atas adalah Untuk penyelesaian soal di atas dari nol maju
1+2=3 lima langkah kekanan karena 5 bernilai positif,
kemudian karena hasil yang didapat dari operasi
penjumlahan tersebut adalah  2 maka dari
bilangan 5 dengan garis bantu panah yg tetap
mengarah ke kanan karena operasinya
adalah penjumlahan,  hasil operasi penjumlahan
soal diatas adalah bilangan 2 maka anak panah
bantuan kita tarik sampai pangkalnya menempati
bilangan 2 , karena arah anak panah adalah
mundur maka bilangan yang di cari
bernilai negative kemudian hitung berapa
langkah anak panah mundur dari posisi awalnya,
setelah dihitung di dapat 3 langkah mundur maka
bilangan yang dicari adalah bilangan ( – 3 ).
Maka  5  + ( – 3 ) =  2
Maka kesimpulan dari dua soal diatas adalah hasil dari operasi penjumlahan atau pengurangan
tidak selalu hasil akhirnya bilangan asli terbukti pada
soal 1                                                                                    soal 2
1         +    2   =  3                                                                   5   +    ( -3  )   =   2
Bilangan asli                                                                                Bilangan Bulat Negatif

1. A.      KONSEP MENGENALKAN OPERASI HITUNG PADA SISTEM BILANGAN


BULAT

Untuk mengenalkan konsep operasi hitung pada bilangan bulat dapat dilakukan dengan 3 tahap
1. 1.       Tahap pengenalan konsep secara konkret

Bilangan bulat mulai dikenalkan pada siswa sekolah dasar kelas 5, dalam kaitan mengenalkan
bilangan bulat pada siswa harus disesuaikan dengan perkembangan mental anak yaitu pada
tahap pengenalan awal siswa di berikan penjelasan dan penanaman konsep operasi hitung
dalam hal ini penjumlahan dan pengurangan  secara konkret yang kemudian dikembangkan
menuju pemahaman yang abstrak.
Pada tahap pengenalan konsep secara konkret kita bisa menggunakan model peraga salah
satunya yang akan dijelaskan pada diskusi ini adalah Koin negatif, positif atau lebih dikenal
dengan peraga manik – manik. Yang dapat dibuat dari bahan sterofom atau bahan kayu triplek
yang dibentuk   lingkaran kemudian di bagi menjadi   bagian  ,yaitu   bagian sisi negatif dan  
bagian yang lain adalah sisi positif tiap sisi dibedakan dengan warna berbeda missal positif
diberi warna kuning negative diberi warna putih apabila kedua bagian negative dan positif di
satukan akan menjadi netral atau bernilai 0.

Langkah  
1. Ambil 5 bagian koin sisi
positif 5 Koin positif

1. Ambil 3 bagian negative


3 Koin negatif
1. Kemudian gabungkan
sisi positif dan negative
menjadi sebuah    3 koin netral / bernilai 0
lingkaran

1. Setelah terbentuk
lingkaran penuh ternyata
ada sisa bagian positif 2   2 koin positif
buah

Contoh :
Netral = 0                                        Sisi  Negatif                    sisi Positif
 Contoh penggunaan peraga pada soal
Soal 1
    5   +    ( -3  )   = ….

               
Kesimpulan :
Dari model peraga di atas disimpulkan bahwa operasi hitung
5   +    ( -3  )   =  2  bernilai positif hal itu karena dari model peraga koin setelah setiap sisi positif
dan negative disatukan menjadi koin netral di dapatkan sisa 2 koin bernilai positif.

1. 2.       Tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi abstrak,

Pada pengenalan semi konkret model peraga yang dipakai untuk menanamkan konsep bisa
digunakan garis bilangan dengan menyepakati aturan permainan pada mistar bilangan untuk
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.
a)      Dimulai dari nol menghadap ke kanan
b)      Bilangan :
Positif          à          maju
Negatif       à           mundur
Nol               à           diam ( tidak bergerak )
c)       Operasi :
Tambah ( plus )       à           Terus
Kurang                        à           Berbalik arah
Contoh :
5   +    ( -3  )   =  2                                                                             
5 ( positif ) dimulai dari nol maju ke kanan
,               ,               ,               ,               ,               ,               ,               ,               ,              
,               ,
-5            -4            -3            -2            -1            0              1              2              3              4             
5
3 ( negatif ) mundur 3 langkah
4 – ( -3 ) = 7                                                                                                       Panah balik arah
karena operasi
                                                                                                                               pengurangan
4 langkah maju ( +4 )                     mundur 3 langkah ( -3)
,             ,               ,               ,               ,               ,               ,               ,               ,              
,               ,               ,
-4        -3           -2            -1           0             1   2              3              4              5              6             
7

1. 3.       Tahap pengenalan konsep secara abstrak,

Pada pengenalan konsep secara konkret dan semi konkret mempunyai keterbatasan yaitu jika
operasi hitung menjangkau bilangan yang cukup besar maka akan mengalami hambatan dalam
membuat garis bilangan, maka melalui proses abstrak kita mulai mengenalkan konsep ke siswa
cara atau tahapan penyelesaian tanpa menggunakan alat bantu.
Tahapan – tahapan :

1. Mengenalkan bahwa hasil


dari operasi hitung bilangan
bulat positif dengan positif (  +  )    +    (   +  )  =  (   + 
          2  +  5   =  7
akan menghasilkan )
bilangan positif

1. Jumlah bilangan bulat ( +  )  +   (  – )  =  (  + ) /  (  2         +  ( -5  )  = – 3-2   


positif dengan bilangan –  ) +     5       =  3
bulat negatif hasilnya dapat
berupa bulat positif atau
bilangan bulat negative
tergantung dari bilangan –
bilangan yang dijumlahkan

1. Jumlah dua bilangan bulat


negative dengan bilangan
bulat negative hasilnya (  –  )   +   (   – )   =   (  –  ) -2  +  (  – 2 )  =  – 4
adalah negative

1. SIFAT –SIFAT OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA BILANGAN BULAT


1. SIFAT TERTUTUP

Maksud dari sifat tertutup adalah apabila kita menjumlahkan dua bilangan bulat maka hasilnya
adalah bilangan bulat atau himpunan dari bilangan bulat.
Contoh :
1  +  3   =  4                         menghasilkan bilangan bulat yaitu 4  dan – 2
1  + ( -3 ) =  -2

1. SIFAT PERTUKARAN ( KOMUTATIF )

Pada sifat komutatif berlaku ketentuan               a + b   = b  + a


Contoh :
5  +  3   =  3  + 5
8      =    8

1. SIFAT PENGELOMPOKAN ( ASOSIATIF )

Pada sifat asosiatif berlaku ketentuan                   ( a + b ) + c  =  a + (b + c )


Contoh :
( 1  +  2  ) + 3  =  1  +  (  2  +  3 )
3         +  3 =  1  +  5
6     =    6

1. SIFAT BILANGAN NOL ( UNSUR IDENTITAS )

Unsur identitas adalah apabila suatu bilangan di jumlahkan dengan bilangan tersebut maka
hasilnya  tidak berunah atau bilangan itu sendiri.       a    +    0    =   a
Contoh :
-3  + 0  =  -3
0   + 5  =  5

1. SIFAT INVERS PENJUMLAHAN ( Lawan Suatu Bilangan )

a    invers nya  – a


-a  inversnya    a
Berlaku ketentuan             a   +  (-a )  =  0
( -a )  +  a   =  0
1. C.      SIFAT –SIFAT OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA BILANGAN BULAT
1. SIFAT TERTUTUP

Maksud dari sifat tertutup adalah apabila kita mengurangkan dua bilangan bulat maka hasilnya
adalah bilangan bulat atau himpunan dari bilangan bulat.
Contoh :
4– 2  =  2                               hasilnya adalah bilangan bulat 2  dan  –  2
2  – 4 = -2

1. SIFAT BILANGAN NOL ( UNSUR IDENTITAS )

Unsur identitas adalah apabila suatu bilangan di jumlahkan dengan bilangan tersebut maka
hasilnya  tidak berunah atau bilangan itu sendiri.       a   –    0    =   a   ;     0   – a     =    -a
Contoh :
-3  – 0  =  -3
0   – 5  = – 5
7 –  0   =   7

1. RAGAM PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SD


2. Penggunaan Garis Bilangan yang Prinsipnya Tidak Konsisten
3. Salah penafsiran bentuk  a + ( – b )  sebagai  a – b  atau bentuk   a – ( – b )  sebagai
bentuk  a + b
4. Tidak dapat membedakan tanda – atau + sebagai operasi hitung dengan tanda – atau +
sebagai jenis suatu bilangan.
5. Kurang tepat memberikan pengertian bilangan bulat
6. Sulitnya memberi penjelasan bagaimana melakukan operasi hitung pada bilangan bulat
secara konkret maupun secara abstrak ( tanpa menggunakan alat bantu ).

Kegiatan Belajar 2
Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat serta Sistem Persamaan Linear

Pada Kegiatan belajar 2 akan dibahas tentang materi pengayaan tentang operasi hitung
bilangan bulat dengan tujuan pada saat mengajarkan ke siswa guru lebih mempunyai bekal
wawasan yang cukup dalam penyampaian konsep.

1. Operasi Hitung Perkalian Pada Bilangan Bulat Dalam Tahap Pengenalan Konsep
Secara Konkret

Sebelum membahas tentang operasi perkalian bilangan bulat mari terlebih dahulu memahami
konsep perkalian .
Contoh :
3 x 4       diartikan dengan              4 + 4 + 4                =             12
4 x 3       diartikan dengan              3 + 3 +3 + 3          =             12
Maka dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa operasi perkalian pada suatu bilangan
dapat diartikan dengan penjumlahan berulang.    a   X  b    =   b  + b + b + …sebanyak   a kali
Dengan konsep tersebut guru dapat menjelaskan konsep perkalian bilangan bulat kepada siswa
dengan peraga perkalian bilangan bulat berupa balok garis.
Contoh :
1)      a  x  b  dengan a > 0 dan b > 0
3  x 2 =
Cara :

1. Tempatkan model pada posisi bilangan 0 dan menghadap ke bilangan positif


2. Maju sebanyak 3 langkah setiap langkah 2 loncatan
3. Maka kedudukan akhir model menunjukkan hasil dari perkalian 3 x 2 = 6

2)      a x b dengan a > 0 dan b < 0


3 x (-2 ) =
Cara :

1. tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap ke bilangan negative ( karena


penjumlahannya bilangan  –2)
2. model maju 3 langkah, setiap langkah loncat 2
3. maka model di akhir menunjukkan pada posisi negative 6, jadi 3 x ( -2 ) = -6

3)      a x b  dengan a <0 dan b > 0


-3 x 2 =
Cara :

1. Tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap ke bilangan positif ( karena 2


adalah positif )
2. Model mundur 3 langkah ( karena 3 bernilai negative ) setiap langkah 2 kali loncatan.
3. Maka hasil dari perkalian -3 x 2 = -6

4)      a x b  dengan a < 0 dan b < 0


-3 x -2 =
Cara :

1. Tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap arah bilangan negative


2. Model mundur 3 langkah tiap langkah 2 kali loncatan.
3. Maka hasil dari perkalian -3 x -2 = 6
1. Konsep hitung perkalian pada bilangan cacah, berlaku sifat :
1. Komutatif

axb=bxa

1. Asosiatif

( a x b) c = a x ( b x c )
1. Adanya unsure identitas

ax1=1xa=a

1. OPERASI PEMBAGIAN BILANGAN BULAT


1. Pengenalan konsep secara konkret

Dapat kita kenalkan dengan menggunakan balok garis bilangan


Ketentuan :

1. Untuk menunjukkan bilangan yang akan dibagi misal : a


2. Dengan skala bilangan pembaginya misal : b
3. Jika b >0 ( bilangan positif ) à posisi awal model menghadap ke bilangan positif
4. Jika b < 0 ( bilangan negative ) à posisi model menghadap ke bilangan negative
5. Bilangan yang merupakan hasil pembaginya ditentukan dari jumlah langkah
6. Jenis bilangannya ditentukan oleh gerakan maju atau mundur model

Contoh :

1. -6 : 2 =

b > 0 à posisi awal model menghadap ke bilangan positif di skala 0


Untuk sampai pada bilangan -6 , model bergerak mundur 2 loncatan ( bilangan pembaginya / b )
setiap 1 langkahnya
3       2        1          
Hasil dari –6 : 2 = -3 , diperoleh dari menghitung jumlah langkah mundur model yaitu 3 langkah
mundur yang artinya bernilai negative.

1. -6 : -2 =

b < 0 à posisi awal model menghadap ke bilangan negative di skala 0


untuk sampai ke bilangan -6 , model bergerak maju sebanyak 3 langkah dengan 2 loncatan
setiap langkah
hasil dari -6 : -2 = 3, diperoleh dari menghitung jumlah langkah maju model yaitu 3 langkah maju
yang menandakan bernilai positif.

1. Persamaan dan pertidaksamaan dengan satu peubah.

Untuk menyelesaikan persamaan linear dengan satu peubah dapat dilakukan dengan
menjadikan persamaan tersebut menjadi bentuk persamaan ekuivalen yang paling sederhana.
( ekuivalen : persamaan – persamaan yang himpunan penyelesaiannya sama )
Cara pengerjaan menyederhanakan :

1. Melakukan penambahan atau pengurangan pada kedua ruas persamaan dengan


bilangan yang sama.
2. Mengalikan atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama dan
bukan nol.

Contoh :
X + 3  = 9
ó x + 3 + ( -3 ) = 9 + ( -3 )                        kedua ruas ditambah ( -3 )
ó x + 0 = 6                                                      sifat identitas penjumlahan
óx=6
HP : { 6 }

Sumber :  sitaberbagi.com

Save Save

Artikel Terkait

 Kumpulan Lampiran PKP PGSD UT Bagian 1Lampiran 1Kesediaan


sebagai Supervisor 2 dalam Penyelenggaraan Pemantapan Kemampuan profesional
(PKP)KepadaKepala UPBJJ-UT……………di…………Yang bertanda ta ... selengkapnya

 MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH


DASAR (Modul 6 PDGK4504)KEGIATAN BELAJAR 1 Hakikat Media PembelajaranA.   
Pengertian Media PembelajaranMedia pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada
da ... selengkapnya

 PDGK4205 KEGIATAN PENDAHULUAN DALAM PEMBELAJARAN


TERPADUA. MAKNA KEGIATAN PENDAHULUANKegiatan pendahuluan merupakan
bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dengan komponen-komponen pembelajaran
lainnya ... selengkapnya

 RESUME MODUL POFESI KEGURUAN MKDK 4005MODUL 1. PROFESI


KEGURUAN DALAM MENGEMBANGKAN SISWAKegiatan Belajar 1 : Apa, Mengapa,
dan bagaimana Pekerjaan ProfesiProfesi adalah suatu pekerjaan ... selengkapnya
 RESUME MATERI DAN PEMBELAJARAN IPA DI SDMODUL 1 Bekerja
IlmiahMerancang pengalaman belajar sains terkait erat dengan pengembangan
keterampilan proses sains karena rancangan belajar sains ha ... selengkapnya

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih BaruPosting Lama Beranda

Diberdayakan oleh Blogger.
POPULAR POST

PDGK4109 Laporan Praktikum IPA Modul 8.Kelistrikan

PDGK4109 Laporan Praktikum IPA Modul 5. 1

PDGK4109 Laporan Praktikum IPA MODUL 9: BUMI DAN ALAM SEMESTA

RESUME PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI SD (PDGK4502)

PDGK 4102 Resume Materi Konsep Dasar IPS


PDGK4109 Laporan Praktikum IPA Modul 2 A.I. 1 MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

PDGK4205 KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

RESUME PDGK4403 PENDIDIKAN ANAK DI SD

PDGK4105 Strategi Pembelajaran SD

PDGK4302 Resume PKR

 Home
 About
 Contact Us
 Ads
 Toolbar
 Socmed
Copyright © 2016. CATATAN YUSUF JABUNG - Design: Yusuf Jabung

Anda mungkin juga menyukai