TENTANG
Menindaklanjuti konferensi Pers Evaluasi dan Penerapan PPKM pada tanggal 19 Oktober 2021 dan
menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2018
tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa Dan Lembaga Adat Desa, Instruksi Menteri Dalam Negeri
Nomor Tahun 2021 tentang Penyediaan Dan Percepatan Penyaluran Bantuan Sosial Dan/Atau Jaring
Pengaman Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah, Instruksi
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat Level 3, Level 2 dan Level 1 Serta Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus
Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 di Wilayah Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua,
untuk melaksanakan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 440/3929/SJ tentang Penertiban
b. tracing perlu dilakukan sampai mencapai lebih dari 15 kontak erat per
kasus konfirmasi. Karantina perlu dilakukan pada yang diidentifikasi
sebagai kontak erat. Setelah diidentifikasi kontak erat harus segera
diperiksa (entry-test) dan karantina perlu dijalankan. Jika hasil
pemeriksaan positif maka perlu dilakukan isolasi. Jika hasil
pemeriksaan negatif maka perlu dilanjutkan karantina. Pada hari ke-5
karantina, perlu dilakukan pemeriksaan kembali (exit-test) untuk
melihat apakah virus terdeteksi setelah/selama masa inkubasi. Jika
negatif, maka pasien dianggap selesai karantina;
c. treatment perlu dilakukan dengan komprehensif sesuai dengan berat
gejala. Hanya pasien bergejala sedang, berat, dan kritis yang perlu
dirawat di rumah sakit. Isolasi perlu dilakukan dengan ketat untuk
mencegah penularan; dan
d. upaya percepatan vaksinasi harus terus dilakukan untuk melindungi
sebanyak mungkin orang dan upaya ini dilakukan untuk menurunkan
laju penularan serta mengutamakan keselamatan mereka yang rentan
untuk meninggal (seperti lansia, orang dengan komorbid) mengingat
kapasitas kesehatan yang terbatas dan dampak jangka panjang dari
infeksi COVID-19.
KEDUAPULUH : Melaporkan capaian perkembangan pencegahan dan penanganan COVID-
19 di Kabupaten/Kota kepada Gubernur Provinsi Papua Barat secara
harian.
KEDUAPULUH : Mekanisme Pelaporan sebagaimana dimaksud pada Diktum KESEBELAS
SATU
dan Diktum KEDUAPULUH ditujukan Kepada Gubernur Provinsi Papua
Barat melalui SATGAS COVID-19 Papua Barat dengan nomor Call
Center 0811-4850-141.
KEDUAPULUH : Menetapkan hasil Rapid Test Antigen dan RT-PCR pertama dari Rumah
DUA
Sakit, Puskesmas, Klinik/Laboratorium Pemerintah/Swasta sebagai dasar
diagnosis penanganan dan pengobatan pasien COVID-19 dan bukan hasil
Rapid Test Antigen, RT-PCR kedua, berlaku untuk
Provinsi/Kabupaten/Kota.
KEDUAPULUH : Laporan FASYANKES tentang perkembangan COVID-19 setiap hari
TIGA
ditambahkan item jenis kelamin laki-laki, perempuan dan menurut jenis
kelompok umur.
KEDUAPULUH : Menugaskan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Papua
EMPAT
Barat/Kabupaten/Kota untuk mengutamakan langkah-langkah yang
profesional, humanis, dan persuasif dalam pelaksanaan PPKM pada
tahapan:
a. Penertiban pelaksanaan PPKM sebagaimana yang telah diatur dalam
Instruksi Menteri Dalam Negeri tentang PPKM;
b. Penegakan hukum/disiplin yang tegas namun santun dan simpatik bagi
masyarakat yang melanggar ketentuan PPKM dan dilarang
menggunakan kekerasan yang berpotensi pelanggaran hukum; dan
c. Dalam pelaksanaan huruf a dan huruf b di atas, agar tetap bersinergi
dengan jajaran TNI/POLRI dan unsur FORKOPIMDA terkait.
KEDUAPULUH : Menugaskan jajaran KODAM XVIII/Kasuari, Kepolisian Daerah Papua
LIMA
Barat untuk melakukan Rapid Test Antigen, RT-PCR, Vaksinasi di
Kabupaten Pegunungan Arfak dan Kabupaten Maybrat untuk memastikan
tingkat keterpaparan penduduk.
KEDUAPULUH : Penyediaan anggaran untuk pelaksanaan kebijakan PPKM Level 3, Level
ENAM
2 dapat dilaksanakan melalui perubahan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun
Anggaran 2021 dan dilaporkan kepada Pimpinan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD), untuk selanjutnya dianggarkan dalam Peraturan
Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2021 atau ditampung
dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) bagi Pemerintah Daerah yang
tidak melakukan perubahan APBD Tahun Anggaran 2021.
KEDUAPULUH : Menetapkan Aplikasi Peduli Lindungi sebagai prasyarat Wajib bagi:
TUJUH
a. Pelaku Perjalanan Domestik, Aglomerasi dan Jarak Jauh; dan
b. Pengunjung Mall atau pusat perbelanjaan.
KEDUAPULUH : Bupati/Walikota agar:
DELAPAN
a. mempercepat proses penyaluran bantuan sosial serta jaring pengaman
sosial yang bersumber dari APBD, apabila terdapat kebutuhan
tambahan pendanaan untuk penganggaran dan penyaluran bantuan
sosial serta jaring pengaman sosial dalam mendukung pelaksanaan
PPKM maka:
1) dilakukan rasionalisasi dan/atau realokasi anggaran dari
program/kegiatan yang kurang prioritas pada anggaran anggaran
bantuan sosial serta jaring pengaman sosial;
2) tata cara rasionalisasi dan/atau realokasi kebutuhan tambahan
pendanaan untuk penganggaran dan penyaluran bantuan
sosial/jaring pengamanan sosial dalam mendukung pelaksanaan
PPKM berpedoman kepada Pasal 4 dan Pasal 5 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Lingkungan
Pemerintah Daerah dan Pasal 3 sampai dengan Pasal 6, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun2020 tentang
Pengutamaan Penggunaan Alokasi Anggaran untuk Kegiatan
Tertentu, Perubahan Alokasi dan Penggunaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah;
3) terhadap percepatan penyaluran dan pelaksanaan BLT-Dana Desa
(BLT-DD):
a) Bupati/Wali kota untuk melakukan percepatan evaluasi APB
Desa bagi Desa yang belum menetapkan Peraturan Desa
mengenai APBDesa, pengesahan data KPM oleh pemerintah
Daerah, perekaman Data KPM penerima BLT-DD pada Om-
SPAN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b) Kepala Desa untuk melakukan pendataan dan penetapan
KPM, dan menindaklanjuti dengan pelaksanaan BLT-DD
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEDUAPULUH : Bupati/Walikota agar:
SEMBILAN
a. Bersinergi, berkolaborasi dengan DPR Kabupaten/Kota dalam rangka
upaya pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19; dan
b. Menyusun dan Menetapkan Rencana Kontigensi dan Rencana Operasi
Penanganan Pandemi COVID-19 .
KETIGAPULUH : Penyusunan dan Penetapan Rencana Kontigensi dan Rencana Operasi
Penanganan Pandemi COVID-19 sebagaimana dimaksud pada Diktum
KEDUAPULUHSEMBILAN wajib memuat 13 pilar antara lain:
a. Pilar Komando dan Koordinasi;
b. Pilar Surveilans;
c. Pilar PPKM;
d. Pilar Pintu Masuk Daerah;
e. Pilar Laboratorium;
f. Pilar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;
g. Pilar Managemen Kasus;
h. Pilar Dukungan Operasional dan Logistik;
i. Pilar Keberlangsungan Layanan dan Sistem Kesehatan Daerah;
j. Pilar Komunikasi dan pelibatan Masyarakat;
k. Pilar Vaksinasi COVID-19;
l. Pilar Relawan; dan
m. Pilar Dasawisma.
KETIGAPULUH : Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor:
SATU
HK.02.0./I/2845/2021 tentang Batas Tarif Teringgi Pemeriksaan Reserve
Transciption Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) makan dengan ini
Menetapkan Batas tarif tertinggi yang berlaku di wilayah Provinsi Papua
Barat untuk pemeriksaan RT-PCR termasuk pengambilan swab sebagai
berikut:
a. Untuk pemeriksaan RT-PCR sebesar Rp. 525.000 (Lima Ratus Dua
Puluh Ribu Rupiah);
b. Batas tarif tertinggi sebagaimana dimaksud pada huruf a berlaku untuk
masyarakat yang melakukan pemeriksaan RT-PCR atas permintaan
sendiri/mandiri; dan
c. Batas tarif tertinggi sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak berlaku
untuk kegiatan penelusuran kontak (contact tracing) atau rujukan kasus
COVID-19 ke rumah sakit yang penyelenggaraannya mendapatkan
bantuan pemeriksaan RT-PCR dari pemerintah atau merupakan bagian
dari penjaminan pembiayaan pasien COVID-19.
KETIGAPULUH : Merestrukturisasi kembali Struktur SATGAS COVID-19 di
DUA
Kabupaten/Kota dengan menempatkan dan menugaskan kepala pelaksana
BPBD Kabupaten/Kota sebagai ketua pelaksana harian sesuai dengan
tugas dan fungsinya sebagaimana perintah amanat Undang-Undang
penanggulangan bencana dan peraturan turunan pelaksanaannya sebagai
pelaksana, koordinator dan komando dalam penanggulangan bencana.
KETIGAPULUH : Dalam rangka pengoptimalkan fungsi-fungsi teknis dalam penaggulangan
TIGA
bencana maka perlu untuk membentuk Pusat Pengendalian Operasi
Penanggulangan Bencana (PUSDALOPS) yang di koordinir oleh BPBD
Kabupaten/Kota sebagaimana perintah amanat Undang-Undang
penanggulangan bencana dan peraturan turunan pelaksanaannya sebagai
pelaksana, koordinator dan komando dalam penanggulangan bencana.
KETIGAPULUH : Instruksi Gubernur ini merupakan perubahan dari Instruksi Gubernur
EMPAT
Papua Barat Nomor:440/10/TAHUN 2021 tentang Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level 2 dan Level 1 di Provinsi
Papua Barat.
KETIGAPULUH : Instruksi Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 19 Oktober 2021
LIMA
sampai dengan tanggal 8 November 2021.
Dikeluarkan Di Manokwari
pada tanggal 19 Oktober 2021
ttd
DOMINGGUS MANDACAN