Anda di halaman 1dari 5

SATUAN TUGAS PENANGANAN COVID-19

KABUPATEN BANYUWANGI
Jalan Ahmad Yani No. 97 Telepon 0333 – 412100
Banyuwangi

SURAT EDARAN
SATUAN TUGAS PENANGANAN COVID-19 KABUPATEN BANYUWANGI
NOMOR : 052/SE/STPC/2021
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT LEVEL 4
CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI KABUPATEN BANYUWANGI

Berdasarkan : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 Tentang


Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019
(COVID-19);
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 Tentang
Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) Sebagai Bencana Nasional;
3. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Peningkatan
Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
4. Instruksi Menteri Dalam Negeri RI Nomor 24 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4 Dan Level 3 Corona Virus Disease
2019 di Wilayah Jawa dan Bali;
5. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 53 Tahun 2020 Tentang Penerapan
Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease
2019 (COVID-19);
6. Surat Keputusan Bupati Banyuwangi Nomor 188/237/KEP/429.011/2020 Tentang
Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Tingkat
Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Banyuwangi

Dalam rangka pengendalian penyebaran COVID-19 di Kabupaten Banyuwangi dan


menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri RI Nomor 24 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4 dan Level 3 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa
dan Bali, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi menetapkan ketentuan
sebagai berikut :
A. Pelaksanaan Belajar Mengajar (Sekolah, Perguruan Tinggi, Akademi, Tempat
Pendidikan/Pelatihan/Kursus) dilakukan secara Daring/Online.
B. Pelaksanaan kegiatan pada sektor non esensial diberlakukan 100% (seratus persen) Work
From Home (WFH).
C. Pelaksanaan kegiatan pada sektor :
1. Esensial, seperti
a. keuangan dan perbankan hanya meliputi asuransi, bank, pegadaian, dana pensiun, dan
lembaga pembiayaan (yang berorientasi pada pelayanan fisik dengan pelanggan);
b. Pasar modal (yang berorientasi pada pelayanan dengan pelanggan dan berjalannya
operasional pasar modal secara baik);
c. Teknologi informasi dan komunikasi meliputi operator seluler, data center, internet, pos,
media terkait dengan penyebaran informasi kepada masyarakat;
d. Perhotelan non penanganan karantina COVID-19; dan
e. Industri orientasi ekspor dan penunjangnya dimana pihak perusahaan harus
menunjukkan bukti contoh dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) selama 12
(dua belas) bulan terakhir atau dokumen lain yang menunjukkan rencana ekspor dan
wajib memiliki Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI),
dapat beroperasi dengan ketentuan :
a) Untuk huruf a dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen) staf
untuk lokasi yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat, serta 25% (dua
puluh lima persen) untuk pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung
operasional;
b) untuk huruf b sampai dengan huruf d dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50%
(lima puluh persen) staf; dan
c) untuk huruf e hanya dapat beroperasi 1 (satu) shift dengan kapasitas maksimal 50%
(lima puluh persen) staf hanya di fasilitas produksi/pabrik, serta 10% (sepuluh persen)
untuk pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional,
2. Esensial pada sektor pemerintahan yang memberikan pelayanan publik yang tidak bisa
ditunda pelaksanaannya diberlakukan 25% (dua puluh lima persen) maksimal staf Work
From Office (WFO) dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
3. Kritikal, seperti
a. kesehatan;
b. keamanan dan ketertiban;
c. penanganan bencana;
d. energi;
e. logistik, transportasi dan distribusi terutama untuk kebutuhan pokok masyarakat;
f. makanan dan minuman serta penunjangnya, termasuk untuk ternak/hewan peliharaan;
g. pupuk dan petrokimia;
h. semen dan bahan bangunan;
i. obyek vital nasional;
j. proyek strategis nasional;
k. konstruksi (infrastruktur publik);
l. utilitas dasar (listrik, air dan pengelolaan sampah),
dapat beroperasi dengan ketentuan:
a) untuk huruf a dan huruf b dapat beroperasi 100% (seratus persen) staf tanpa ada
pengecualian; dan
b) untuk huruf c sampai dengan huruf l dapat beroperasi 100% (seratus persen) maksimal
staf, hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat dan untuk
pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional, diberlakukan
maksimal 25% (dua puluh lima) persen staf,
4. Supermarket/toko modern, dan toko swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi
jam operasional pukul 10.00 - 20.00 WIB dengan kapasitas pengunjung 50% (lima puluh
persen) dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
5. Apotek dan toko obat dapat buka selama 24 (dua puluh empat) jam dengan kapasitas
pengunjung 50% (lima puluh persen) dan menerapkan protokol kesehatan secara lebih
ketat;
D. Pasar Rakyat/Tradisional yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai
pukul 20.00 WIB dengan kapasitas pengunjung 50% (lima puluh persen) sedangkan Pasar
Rakyat/Tradisional yang menjual barang non kebutuhan sehari-hari dapat beroperasi mulai
pukul 08.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB dengan kapasitas pengunjung 50% (lima puluh
persen) dan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
E. Toko kelontong, agen/outlet voucher, barbershop/pangkas rambut, laundry, pedagang asongan,
bengkel kecil, cucian kendaraan, dan lain-lain yang sejenis diizinkan beroperasi mulai pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB dengan kapasitas pengunjung maksimal 50% (lima
puluh persen) dan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
F. Pelaksanaan kegiatan makan/minum di tempat umum :
1. warung makan, pedagang kaki lima, lapak jajanan, dan sejenisnya diizinkan buka dengan
protokol kesehatan yang ketat sampai dengan pukul 20.00 waktu setempat dengan
maksimal pengunjung makan ditempat 3 (tiga) orang dan waktu makan maksimal 20 (dua
puluh) menit;
2. restoran/rumah makan, kafe dengan lokasi yang berada dalam gedung/toko tertutup baik
yang berada pada lokasi tersendiri maupun yang berlokasi pada pusat perbelanjaan/mall
hanya menerima pesan antar/dibawa pulang dan tidak menerima makan di tempat;
G. Kegiatan pada pusat perbelanjaan/mall/pusat perdagangan ditutup sementara kecuali akses
untuk pegawai toko yang melayani penjualan online dengan maksimal 3 (tiga) orang setiap toko,
restoran, supermarket, dan toko swalayan diperbolehkan beroperasi mulai
pukul 10.00 sampai dengan 18.00 WIB dengan memperhatikan ketentuan pada poin F.2,
dengan kapasitas pengunjung 25% (dua puluh lima persen) dan menerapkan protokol
kesehatan secara lebih ketat;
H. Pelaksanaan kegiatan konstruksi untuk infrastruktur publik (tempat konstruksi dan lokasi proyek)
dapat beroperasi 100% (seratus persen) dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih
ketat;
I. Tempat ibadah (Masjid, Mushola, Gereja, Pura, Vihara dan Klenteng serta tempat umum lainnya
yang difungsikan sebagai tempat ibadah) tidak mengadakan kegiatan peribadatan/keagamaan
berjamaah selama masa penerapan PPKM dan mengoptimalkan pelaksanaan ibadah di rumah;
J. Fasilitas umum (area publik, taman umum, tempat wisata umum, tempat ziarah, kolam
renang/pemandian umum dan area publik lainnya) ditutup sementara;
K. Kegiatan seni, budaya, olahraga dan sosial kemasyarakatan (lokasi seni, budaya, karaoke dan
tempat hiburan, sarana olahraga, dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan
kerumunan) ditutup sementara;
L. Transportasi umum (kendaraan umum, angkutan masal, taksi (konvensional dan online) dan
kendaraan sewa/rental) diberlakukan dengan pengaturan kapasitas maksimal 50% (lima puluh
persen) dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
M. Resepsi pernikahan dan hajatan lainnya ditiadakan;
N. Pelaku perjalanan domestik yang menggunakan mobil pribadi, sepeda motor dan transportasi
umum jarak jauh (pesawat udara, bis, kapal laut dan kereta api) harus :
1. Menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksinasi dosis pertama);
2. Menunjukkan PCR H-2 untuk pesawat udara, antigen H-1 untuk moda transportasi mobil
pribadi, sepeda motor, bis, kereta api dan kapal laut;
3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan 2) hanya berlaku untuk kedatangan
dan keberangkatan dari dan ke Jawa dan Bali serta tidak berlaku untuk transportasi dalam
wilayah aglomerasi sebagai contoh untuk wilayah Sekar Kijang (Eks Karesidenan Besuki
dan Lumajang); dan
4. Untuk sopir kendaraan logistik dan transportasi barang lainnya dikecualikan dari ketentuan
memiliki kartu vaksin;
O. Tetap memakai masker dengan benar dan konsisten saat melaksanakan kegiatan di luar rumah
serta tidak diizinkan penggunaan face shield tanpa menggunakan masker;
P. Aktivitas dan kegiatan masyarakat di luar rumah dihimbau tidak melebihi pukul 21.00 WIB;
Q. Pelaksanaan PPKM di tingkat RT/RW, Desa/Kelurahan dan Kecamatan tetap diberlakukan
dengan mengaktifkan posko-posko di setiap tingkatan dengan melihat kriteria zonasi
pengendalian wilayah;
R. Pengaturan ulang pembatasan kegiatan masyarakat akan dilakukan mulai tanggal 3 Agustus
2021 apabila tren penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 menurun, dengan mengikuti
aturan lebih lanjut dari Pemerintah Pusat.

Pelanggaran terhadap ketentuan di atas diberikan sanksi sesuai ketentuan perundang-


undangan yang berlaku;
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Tingkat Kecamatan, Desa dan Kelurahan
berkoordinasi dengan Forpimka, tokoh agama, tokoh masyarakat dan elemen masyarakat lainnya
untuk melaksanakan monitoring dan penindakan terkait penerapan ketentuan tersebut di atas pada
wilayah masing-masing. Hasil monitoring dan penindakan dilaporkan secara berjenjang kepada
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi.

Dengan berlakunya Surat Edaran ini, maka Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan
Covid-19 Kabupaten Banyuwangi Nomor : 051/SE/STPC/2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat Level 4 Corona Virus Disease 2019 Di Kabupaten Banyuwangi dinyatakan
dicabut dan tidak berlaku.

Surat Edaran ini berlaku sejak ditetapkan sampai dengan 2 Agustus 2021.
Demikian untuk menjadi perhatian dan agar dilaksanakan sebagaimana mestinya.

“KESELAMATAN RAKYAT ADALAH HUKUM TERTINGGI”

Banyuwangi, 26 Juli 2021


Bupati Banyuwangi
selaku
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banyuwangi

IPUK FIESTIANDANI AZWAR ANAS

Kepala Kepolisian Resor Kota Banyuwangi Komandan Komando Distrik Militer 0825 Banyuwangi
selaku selaku
Wakil Ketua Wakil Ketua
Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banyuwangi Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banyuwangi

YULI EKO PURWANTO, S.IP.


ARMAN ASMARA SYARDDIN, S.H., S.I.K., M.H. Letnan Kolone
NASRUN PASARIBU, S.I.K., M.H. YULI EKO PURWANTO, S.I.P., M.I.Pol
Ajun Komisaris Besar Polisi NRP. 79051518 Letnan Kolonel Inf NRP. 11010042300779l Inf
NRP. 11010042300779

Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi Komandan LANAL Banyuwangi


selaku selaku
Wakil Ketua Wakil Ketua
Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banyuwangi Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banyuwangi

MOHAMMAD RAWI, S.H., M.H. EROS WASIS, M.Tr. (Han), CTMP.


Jaksa Utama Pratama NIP. 197211251996031001 Letnan Kolonel (P) NRP 14513/P

Ketua Pengadilan Negeri Banyuwangi


selaku
Wakil Ketua
Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banyuwangi

Hj. NOVA FLORY BUNDA, S.H., M.HUM


NIP. 19671127 199303 2 001

Anda mungkin juga menyukai