A03 Shigellosis
A03.0 Shigellosis akibat S. dysenteriae; Group A [dysentery Shiga-Kruse]
A03.1 Shigellosis akibat Shigella flexneri; Group B
A03.2 Shigellosis akibat Shigella boydii; Group C
A03.3 Shigellosis akibat Shigella sonnei; Group D
A03.8 Shigellosis lain
A03.9 Shigellosis, tidak dijelaskan; disentri basiler NOS
A06 Amoebiasis
A08 Infeksi usus oleh virus dan infeksi lain yang dijelaskan
A08.0 Enteritis akibat rotavirus
A08.1 Gastroenteropati akut akibat Norwalk agent;
A08.2 Enteritis adenovirus
A08.3 Enteritis virus lainnya
A08.4 Infeksi usus oleh virus, tidak dijelaskan
A08.5 Infeksi usus lain yang dijelaskan
Tuberkulosis (A15-A19)
A15 TB pernafasan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.0 TB paru, dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur.
A15.1 TB paru, dipastikan oleh kultur saja
A15.2 TB paru, dipastikan secara histologis
A15.3 TB paru, dipastikan melalui cara yang tidak dijelaskan
A15.4 TB kelenjar limfe intratoraks, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.5 TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
A15.6 Pleuritis TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.7 TB pernafasan primer, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.8 TB pernafasan lain, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.9 TB pernafasan yang tidak dijelaskan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A19 TB miliaris
A19.0 TB miliaris akut pada situs tunggal yang disebutkan
A19.1 TB miliaris akut pada situs ganda
A19.2 TB miliaris akut, tidak dijelaskan
A19.8 TB miliaris lainnya
A19.9 TB miliaris, tidak dijelaskan
A22 Anthrax
A22.0 Anthrax kulit
A22.1 Anthrax pernafasan
A23 Brucellosis
A23.0 Brucellosis akibat B. melitensis
A23.1 Brucellosis akibat B. abortus
A23.2 Brucellosis akibat B. suis
A23.3 Brucellosis akibat B. canis
A23.8 Brucellosis lain
A23.9 Brucellosis, tidak dijelaskan
A26 Erysipeloid
A26.0 Cutaneous erysipeloid; Erythema migrans
A26.7 Erysipelothrix septicaemia
A26.8 Bentuk-bentuk lain erysipeloid
A26.9 Erysipeloid, tidak dijelaskan
A27 Leptospirosis
A27.0 Leptospirosis icterohaemorrhagica
A27.8 Bentuk-bentuk lain leptospirosis
A27.9 Leptospirosis, tidak dijelaskan
A32 Listeriosis
A32.0 Listeriosis kulit
A32.1†Meningitis and meningoencephalitis listeria
A32.7 Septikemia listeria
A32.8 Bentuk lain listeria
A32.9 Listeriosis, tidak dijelaskan
A36 Diphtheria
A36.0 Difteri farings
A36.1 Difteri nasofarings
A36.2 Difteri larings,
A36.3 Difteri kulit
A36.8 Difteri lain
A36.9 Diphtheria, tidak dijelaskan
A42 Actinomycosis
A42.0 Aktinomikosis pulmonalis
A42.1 Aktinomikosis abdominalis
A42.2 Aktinomikosis servikofasialis
A42.7 Septikemia aktinomikosis
A42.8 Bentuk lain aktinomikosis
A42.9 Aktinomikosis, tidak dijelaskan
A43 Nocardiosis
A43.0 Nokardiosis pulmonalis
A43.1 Nokardiosis kulit
A43.8 Bentuk lain nokardiosis
A43.9 Nokardiosis, tidak dijelaskan
A44 Bartonellosis
A44.0 Bartonellosis sistemik
A44.1 Bartonellosis kulit dan mukosa kulit
A44.8 Bentuk lain bartonellosis
A44.9 Bartonellosis, tidak dijelaskan
A46 Erysipelas
A57 Chancroid
A58 Granuloma inguinale
A59 Trikhomoniasis
A59.0 Trikhomoniasis urogenital;
A59.8 Trikhomoniasis di tempat lain
A59.9 Trikhomoniasis, tidak dijelaskan
A66 Yaws
A66.0 Yaw, lesi awal
A66.1 Yaw papillomata ganda dan “wet crab”
A66.2 Lesi awal kulit lain pada yaws
A66.3 Hiperkeratosis pada yaws
A66.4 Gummata dan ulkus pada yaws
A66.5 Gangosa
A66.6 Lesi tulang dan kulit pada yaws
A66.7 Manifestasi lain yaws
A66.8 Yaws laten
A66.9 Yaws, tidak dijelaskan
A71 Trachoma
A71.0 Stadium awal trachoma
A71.1 Stadium aktif trachoma
A71.9 Trachoma, tidak dijelaskan
Rickettsioses (A75-A79)
A75 Typhus fever
A75.0 Demam tifus ‘louse-borne’ epidemik akibat Rickettsia prowazekii
A75.1 Recrudescent typhus [penyakit Brill];
A75.2 Demam tifus akibat R. typhi;
A75.3 Demam tifus akibat R. tsutsugamushi;
A75.9 Demam tifus, tidak dijelaskan;
A78 Q fever
A82 Rabies
A82.0 Rabies sylvatika
A82.1 Rabies urban
A82.9 Rabies, tidak dijelaskan
B05 Measles
B05.0† Measles dengan komplikasi encephalitis (G05.1*),
B05.1† Measles dengan komplikasi meningitis (G02.0*),
B05.2† Measles dengan komplikasi pneumonia (J17.1*),
B05.3† Measles dengan pasca measles komplikasi otitis media (H67.1*),
B05.4 Measles dengan komplikasi usus
B05.8 Measles dengan komplikasi lain,
B05.9 Measles tanpa komplikasi,
B08 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, N.E.C.
B08.0 Infeksi orthopoxvirus lain:
B08.1 Molluscum contagiosum
B08.2 Exanthema subitum [sixth disease]
B08.3 Erythema infectiosum [fifth disease]
B08.4 Stomatitis vesikularis enterovirus dengan eksantema
B08.5 Faringitis vesikularis enterovirus ,
B08.8 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa yang dijelaskan
B09 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, tidak dijelaskan
Hepatitis virus(B15-B19)
B15 Hepatitis akut A
B15.0 Hepatitis A dengan koma hepatika
B15.9 Hepatitis A tanpa koma hepatika,
B26 Mumps
B26.0† Orchitis mumps (N51.1*)
B26.1† Meningitis mumps (G02.0*)
B26.2† Encephalitis mumps (G05.1*)
B26.3† Pancreatitis mumps (K87.1*)
B26.8 Mumps dengan komplikasi lain:
B26.9 Mumps tanpa komplikasi
Mycoses (B35-B49)
B35 Dermatophytosis
B35.0 Tinea barbae dan tinea capitis
B35.1 Tinea unguium
B35.2 Tinea manuum
B35.3 Tinea pedis
B35.4 Tinea corporis
B35.5 Tinea imbricata
B35.6 Tinea cruris;
B35.8 Dermatophytosis lain
B35.9 Dermatophytosis, tidak dijelaskan;
B37 Candidiasis
B37.0 Stomatitis kandida
B37.1 Kandidiasis pulmonalis
B37.2 Kandidiasis kulit dan kuku;
B37.3† Kandidiasis vulva dan vagina (N77.1*);
B37.4† Kandidiasis urogenital lain;
B37.5† Meningitis kandida(G02.1*)
B37.6† Endokarditis kandida (I39.8*)
B37.7 Septikemia kandida
B37.8 Kandidiasis pada situs lain;
B37.9 Kandidiasis, tidak dijelaskan;
B38 Coccidioidomycosis
B38.0 Koksidioidomikosis paru-paru akut
B38.1 Koksidioidomikosis paru-paru kronis
B38.2 Koksidioidomikosis paru-paru, tidak dijelaskan
B38.3 Koksidioidomikosis kulit
B38.4† Koksidioidomikosis meningitis (G02.1*)
B38.7 Koksidioidomikosis disseminata
B38.8 Bentuk lain koksidioidomikosis
B38.9 Koksidioidomikosis, tidak dijelaskan
B39 Histoplasmosis
B39.0 Histoplasmosis capsulati paru-paru akut
B39.1 Histoplasmosis capsulati paru-paru kronis
B39.2 Histoplasmosis capsulati paru-paru, tidak dijelaskan
B39.3 Histoplasmosis capsulati disseminata
B40 Blastomycosis
B40.0 Blastomikosis paru-paru akut
B40.1 Blastomikosis paru-paru kronis
B40.2 Blastomikosis paru-paru, tidak dijelaskan
B40.3 Blastomikosis kulit
B40.7 Blastomikosis disseminata
B40.8 Bentuk lain blastomikosis
B40.9 Blastomikosis, tidak dijelaskan
B41 Parakoksidioidomikosis
B41.0 Parakoksidioidomikosis paru-paru
B41.7 Parakoksidioidomikosis disseminata
B41.8 Bentuk lain parakoksidioidomikosis
B41.9 Parakoksidioidomikosis, tidak dijelaskan
B42 Sporotrichosis
B42.0† Sporotrikosis paru-paru (J99.8*)
B42.1 Sporotrikosis limfokutan
B42.7 Sporotrikosis disseminata
B42.8 Bentuk lain sporotrikosis
B42.9 Sporotrikosis, tidak dijelaskan
B44 Aspergillosis
B44.0 Aspergillosis paru-paru invasif
B44.1 Aspergillosis paru-paru lainnya
B44.2 Aspergillosis paru-paru tonsil
B44.7 Aspergillosis paru-paru disseminata
B44.8 Bentuk lain aspergillosis
B44.9 Aspergillosis, tidak dijelaskan
B45 Cryptococcosis
B45.0 Kriptokokosis paru-paru
B45.1 Kriptokokosis cerebralis
B45.2 Kriptokokosis kulit
B45.3 Kriptokokosis tulang
B45.7 Kriptokokosis disseminata
B45.8 Bentuk lain kriptokokosis
B45.9 Cryptococcosis, tidak dijelaskan
B46 Zygomycosis
B46.0 Mukormikosis paru-paru
B47 Mycetoma
B47.0 Eumycetoma
B47.1 Actinomycetoma
B47.9 Mycetoma, tidak dijelaskan;
B55 Leishmaniasis
B55.0 Leishmaniasis viseral;
B55.1 Leishmaniasis kulit
B55.2 Leishmaniasis mukokutan
B58 Toxoplasmosis
B58.0† Okulopati toxoplasma;
B58.1† Hepatitis toxoplasma (K77.0*)
B58.2† Meningoencephalitis toxoplasma (G05.2*)
B58.3† Toxoplasmosis paru-paru (J17.3*)
B58.8 Toxoplasmosis yang melibatkan organ lain:
B58.9 Toxoplasmosis, tidak dijelaskan
B59 Pneumocystosis
Helminthiases (B65-B83)
B65.0 Skistosomiasis akibat Schistosoma haematobium [schistosomiasis urine]
B65.1 Skistosomiasis akibat Schistosoma mansoni [schistosomiasis usus]
B65.2 Skistosomiasis akibat Schistosoma japonicum:
B65.3 Dermatitis cercaria
B65.8 Skistosomiasis lain:
B65.9 Skistosomiasis, tidak dijelaskan
B67 Echinococcosis
B67.0 Infeksi Echinococcus granulosus pada liver
B68 Taeniasis
B68.0 Taeniasis Taenia solium
B68.1 Taeniasis Taenia saginata
B68.9 Taeniasis, tidak dijelaskan
B69 Cysticercosis
B69.0 Cysticercosis sistem syaraf pusat
B69.1 Cysticercosis mata
B69.8 Cysticercosis pada situs lain
B69.9 Cysticercosis, tidak dijelaskan
B72 Dracunculiasis
B73 Onchocerciasis
B74 Filariasis
B74.0 Filariasis akibat Wuchereria bancrofti:
B74.1 Filariasis akibat Brugia malayi
B74.2 Filariasis akibat Brugia timori
B74.3 Loiasis
B74.4 Mansonelliasis:
B74.8 Filariasis lain
B74.9 Filariasis, tidak dijelaskan
B75 Trichinellosis
B76.0 Ancylostomiasis
B76.1 Necatoriasis
B76.8 Penyakit cacing tambang lain
B76.9 Penyakit cacing tambang, tidak dijelaskan:
B77 Ascariasis
B78 Strongyloidiasis
B78.0 Strongyloidiasis usus
B78.1 Strongyloidiasis kulit
B78.7 Strongyloidiasis disseminata
B78.9 Strongyloidiasis, tidak dijelaskan
B86 Scabies
B87 Myiasis
B87.0 Myiasis kulit
B87.1 Myiasis luka
B87.2 Myiasis okuler
B94 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain dan yang tidak dijelaskan
B94.0 Sekuel trakoma
B94.1 Sekuel ensefalitis virus
B94.2 Sekuel hepatitis virus
B94.8 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain yang dijelaskan
B94.9 Sekuel penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan
CODING EXERCISES
5.Dracunculiasis
Look up dracunculiasis in the Index (Volume 3, page 189)
Dracunculiasis, dracunculosis -> B72.
Perhatikan bahwa usia pasien mengubah pemilihan kode. Kalau pasien adalan neonatus,
kodenya adalah K52.9 - diarrhoea, non-infective.
10.Cytomegalovirus pancreatitis
Look up pancreatitis in the Index (Volume 3, page 425)
Pancreatitis
- cytomegaloviral -> B25.2 † K87.1 *
Note that this is a case where a dagger and asterisk are used to indicate the underlying
cause of the disease (cytomegalovirus) and the manifestation (pancreatitis).
If you are only coding single conditions, use the dagger code only.
11.Internal hirudiniasis
Look up hirudiniasis in the Index (Volume 3, page 266)
Hirudiniasis
- internal -> B83.4.
Sarcoma
- Kaposi's (M9140/3)
- - skin -> C46.0
Note the morphology code in parentheses after the morphological type in the Index. Check
this also in the Morphology Table in Volume 1 (page 1195) - next to the
morphology code is the Chapter 2 category (C46.-) that should be used
with this morphology.
13.Infection by schistosoma mansoni and fasciolopsis buski causing severe abdominal pain
Look up Infection in the Index (Volume 3, pages 291-299).
Infection
- Schistosoma - see Infestation, Schistosoma
Infestation
- Schistosoma
- - mansoni -> B65.1
Infection
- fasciolopsis buski -> B66.5
If you are coding multiple conditions, use both these codes. There is no need to code the
abdominal pain as this is stated to be a symptom of (caused by) the
infection. If you are coding single conditions only, you may wish to use
either the first infection code (B65.1) or B81.4 Mixed intestinal
helminthiases. Read the description for this code on page 174 of volume 1.
18.Sequelae of leprosy
Look up sequelae in the Index (Volume 3, page 495).
Sequelae
- leprosy -> B92
19.Classical cholera
Look up cholera in the Index (Volume 3, page 97).
Cholera
- classical -> A00.0
20.Varicella meningitis
C49.6 Jaringan ikat dan lunak pada badan, tidak dijelaskan: Punggung NOS
C49.8 Lesi overlap jaringan ikat dan lunak
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C47-C49.6
C49.9 Jaringan ikat dan lunak, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas mammae (C50)
C50 Neoplasma ganas mammae
Termasuk: jaringan ikat mammae
Kecuali: kulit mammae (C43.5, C44.5)
C50.0 Nipple dan areola
C50.1 Bagian sentral mamma
C50.2 Kwadran dalam-atas mamma
C50.3 Kwadran dalam-bawah mamma
C50.4 Kwadran luar-atas mamma
C50.5 Kwadran luar-bawah mamma
C50.6 Ujung mamma arah aksilla
C50.8 Lesi overlap pada mamma
C50.9 Mamma, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas organ genital wanita (C51-C58)
Termasuk: kulit organ-organ genital wanita
C51 Neoplasma ganas vulva
C51.0 Labium mayora, kelenjar Bartholini [vestibula mayor]
C51.1 Labium minus
C51.2 Clitoris
C51.8 Lesi overlap pada vulva
C51.9 Vulva, tidak dijelaskan; genitalia external wanita NOS; pudendum
C52 Neoplasma ganas vagina
C53 Neoplasma ganas servix uteri
C53.0 Endoservix
C53.1 Exoservix
C53.8 Lesi overlap pada servix uteri
C53.9 Servix uteri, tidak dijelaskan
C54 Neoplasma ganas korpus uteri
C54.0 Isthmus uteri; segmen bawah rahim
C54.1 Endometrium
C54.2 Myometrium
C54.3 Fundus uteri
C54.8 Lesi overlap pada korpus uteri
C54.9 Korpus uteri, tidak dijelaskan
C55 Neoplasma ganas uterus, bagian tidak dijelaskan
C56 Neoplasma ganas ovarium
C57 Neoplasma ganas organ genitalia lain wanita dan yang tidak dijelaskan
C57.0 Tuba Fallopii; oviduct; tuba uterus
C57.1 Broad ligament (ligamentum latum)
C57.2 Round ligament (ligamentum rotundum)
C57.3 Parametrium; ligamen uterus NOS
C57.4 Adnexa uterus, tidak dijelaskan
C57.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan; korpus atau duktus Wolffian
C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C51-C57.7, C58
Tubo-ovarium; utero-ovarium
C57.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius wanita NOS
C58 Neoplasma ganas plasenta
Choriocarcinoma NOS
Chorionepithelioma NOS
Kecuali: chorioadenoma (destruens) (D39.2)
mola hydatidiformis: NOS (O01.9), invasive (D39.2), malignant (D39.2)
Neoplasma ganas organ genitalia pria (C60-C63)
Termasuk: kulit organ genitalia pria
C60 Neoplasma ganas penis
C60.0 Prepuce; foreskin (kulit depan)
C60.1 Glans penis
C60.2 Batang penis; korpus kavernosum
C60.8 Lesi overlap pada penis
C60.9 Penis, tidak dijelaskan; kulit penis NOS
C61 Neoplasma ganas prostat
C62 Neoplasma ganas testis
C62.0 Undescended testis: ectopic testis; testis tertahan[situs neoplasma]
C62.1 Descended testis: testis di dalam skrotum
C62.9 Testis, tidak dijelaskan
C63 Neoplasma ganas organ genitalia pria lain dan tidak dijelaskan
C63.0 Epididymis
C63.1 Spermatic cord
C63.2 Skrotum, Kulit skrotum
C63.7 Organ genitalia pria lain yang dijelaskan: Vesikula seminalis; tunika vaginalis
C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C60-C63.7
C63.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius pria NOS
Neoplasma ganas saluran kemih (C64-C68)
C64 Neoplasma ganas ginjal, selain pelvis ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (C65), pelvis ginjal (C65)
C65 Neoplasma ganas pelvis ginjal
Pelviureteric junction; kaliks ginjal
C66 Neoplasma ganas ureter
Kecuali: muara ureter di kandung kemih (C67.6)
C67 Neoplasma ganas kandung kemih
C67.0 Trigonum vesicae
C67.1 Puncak bladder
C67.2 Dinding lateral bladder
C67.3 Dinding anterior bladder
C67.4 Dinding posterior bladder
C67.5 Leher bladder; lobang internal uretra
C67.6 Muara ureter
C67.7 Urachus
C67.8 Lesi overlap pada bladder
C67.9 Bladder, tidak dijelaskan
C68 Neoplasma ganas organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskan
C72.5 Nervi kraniales lain dan yang tidak dijelaskan; nervi kraniales NOS
C72.8 Lesi overlap pada otak dan bagian lain SSP
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C70-C72.5
C72.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf NOS
Neoplasma ganas tiroid dan kelenjar endokrin lain (C73-C75)
C73 Neoplasma ganas kelenjar tiroid
C74 Neoplasma ganas kelenjar adrenal
C74.0 Kortex kelenjar adrenal
C74.1 Medulla kelenjar adrenal
C74.9 Kelenjar adrenal, tidak dijelaskan
C75 Neoplasma ganas kelenjar endokrin lain dan struktur terkait
Kecuali: Kelenjar adrenal (C74.-), pankreas endokrin (C25.4), ovarium (C56), testis
(C62.-), thymus (C37), kelenjar tiroid (C73)
C75.0 Kelenjar paratiroid
C75.1 Kelenjar pituitary
C75.2 Duktus kraniopharyngeus
C75.3 Kelenjar pineal
C75.4 Carotid body
C75.5 Aortic body dan paraganglia lain
C75.8 Keterlibatan banyak kelenjar (pluriglandular), tidak dijelaskan
Catatan: Kalau situs diketahui, mereka harus dikode secara terpisah.
C75.9 Kelenjar endokrin, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas pada situs yang tidak jelas, sekunder dan tidak dijelaskan (C76-C80)
C76 Neoplasma ganas pada situs-situs lain dan tidak jelas
Kecuali: Neoplasma ganas: genitourinarius NOS: wanita (C57.9), pria (C63.9)
jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan (C81-C96)
situs yang tidak dijelaskan (C80)
C76.0 Kepala, muka dan leher: Pipi NOS, hidung NOS
C76.1 Thorax: Axilla NOS, intratoraks NOS, toraks NOS
C76.2 Abdomen
C76.3 Pelvis: Groin NOS; Situs yang overlap dengan sistem di dalam pelvis, seperti
rektovagina (septum) dan rektovesika (septum)
C76.4 Anggota atas
C76.5 Anggota bawah
C76.7 Situs tidak jelas lainnya
C76.8 Lesi overlap pada situs-situs lain dan tidak jelas
C77 Neoplasma ganas lymph nodes sekunder dan tidak dijelaskan
Kecuali: Neoplasma ganas kelenjar limfe, dinyatakan primer (C81-C87, C96.-)
C77.0 Kelenjar limfe kepala, muka dan leher: Kelenjar limfe supraklavikula
C77.1 Kelenjar limfe intratoraks
C77.2 Kelenjar limfe intra-abdominalis
C77.3 Kelenjar limfe aksillaris dan anggota atas: Kelenjar limfe pektoralis
C77.4 Kelenjar limfe inguinalis dan anggota bawah
C77.5 Kelenjar limfe intrapelvik
C77.8 Kelenjar limfe di berbagai tempat
C77.9 Kelenjar limfe, tidak dijelaskan
C78 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan dan pencernaan
C78.0 Neoplasma ganas sekunder paru-paru
C78.1 Neoplasma ganas sekunder mediastinum
D13.2 Duodenum
D13.3 Bagian usus halus lain dan yang tidak dijelaskan
D13.4 Liver; saluran empedu intrahepatik
D13.5 Saluran empedu ekstrahepatik
D13.6 Pankreas
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7)
D13.7 Pankreas endokrin: tumor sel pulau, pulau Langerhans
D13.9 Situ yang tidak jelas pada sistem pencernaan
Sistem pencernaan NOS, usus NOS, limpa
D14 Neoplasma jinak telinga tengah dan sistem pernafasan
D14.0 Telinga tengah, rongga hidung dan sinus aksesorius; rawan hidung
Kecuali: liang telinga (luar)(kulit) (D22.2, D23.2)
tulang: telinga (D16.4), hidung (D16.4)
rawan telinga (D21.0)
hidung: NOS (D36.7), kulit (D22.3, D23.3)
bulbus olfaktorius (D33.3)
polip: sinus aksesorius (J33.8), hidung (rongga) (J33.-)
polip telinga (tengah) (H74.4),
pinggir posterior dan khoanae (D10.6)
D14.1 Larings; epiglottis (pars suprahyoid)
Kecuali: permukaan anterior epiglottis (D10.5)
polip pita suara dan larings (J38.1)
D14.2 Trachea
D14.3 Bronkus dan paru-paru
D14.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D15 Neoplasma jinak other and tidak dijelaskan intrathoracic organs
Kecuali: jaringan mesotel (D19.-)
D15.0 Thymus
D15.1 Heart
Kecuali: pembuluh besar (D21.3)
D15.2 Mediastinum
D15.7 Organ intratoraks lain yang dijelaskan
D15.9 Organ intratoraks, tidak dijelaskan
D16 Neoplasma jinak tulang dan rawan sendi
Kecuali: synovia (D21.-)
D16.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas
D16.1 Tulang pendek anggota atas
D16.2 Tulang panjang anggota bawah
D16.3 Tulang pendek anggota bawah
D16.4 Tulang tengkorak dan muka: maxilla (superior), tulang orbital
Kecuali: tulang rahang bawah (D16.5)
D16.5 Tulang rahang bawah
D16.6 Kolom vertebrae
Kecuali: sakrum dan koksigis (D16.8)
D16.7 Iga, sternum dan klavikula
D16.8 Tulang pelvis, sakrum dan koksigis
D16.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
D17 Neoplasma lipomatosa jinak
Termasuk: kode morfologi M885-M888 dengan kode sifat /0
D17.0 Kulit dan jaringan bawah kulit kepala, muka dan leher
D17.1 Kulit dan jaringan bawah kulit badan
D17.2 Kulit dan jaringan bawah kulit anggota
D17.3 Kulit dan jaringan bawah kulit pada situs lain dan tidak dijelaskan
D17.4 Organ intratoraks
D17.5 Organ intra-abdomen
Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (D17.7)
D17.6 Spermatic cord
D17.7 Neoplasma lipomatosa jinak pada situs lain: peritoneum, retroperitoneum
D17.9 Neoplasma lipomatosa jinak, tidak dijelaskan; lipoma NOS
D18 Haemangioma dan lymphangioma, semua situs
Termasuk: kode morfologi M912-M917 dengan kode sifat /0
Kecuali: nevus biru atau berpigmen (D22.-)
D18.0 Haemangioma, semua situs; angioma NOS
D18.1 Lymphangioma, semua situs
D19 Neoplasma jinak jaringan mesotel
Termasuk: kode morfologi M905 dengan kode sifat /0
D19.0 Jaringan mesotel pleura
D19.1 Jaringan mesotel peritoneum
D19.7 Jaringan mesotel situs lain
D19.9 Jaringan mesotel, tidak dijelaskan; mesotelioma jinak NOS
D20 Neoplasma jinak jaringan lunak retroperitoneum dan peritoneum
Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak peritoneum dan retroperitoneum (D17.7)
jaringan mesotel (D19.-)
D20.0 Retroperitoneum
D20.1 Peritoneum
D21 Neoplasma jinak lain jaringan ikat dan jaringan lunak lain
Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, lemak, ligamen [kecuali pada uterus],
saluran limfe, otot, sinovia, tendon (pelapis)
Kecuali: rawan: sendi (D16.-), larings (D14.1), hidung (D14.0)
uterus: leiomyoma (D25.-), ligamen (D28.2)
jaringan vaskuler (D18.-), haemangioma (D18.0), lymphangioma (D18.1)
neoplasma lipomatosa (D17.-), jaringan ikat mammae (D24)
peritoneum (D20.1), retroperitoneum (D20.0)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D36.1)
D21.0 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain kepala, muka dan leher
Jaringan ikat: telinga, kelopak mata
Kecuali: jaringan ikat orbita (D31.6)
D21.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota atas, termasuk bahu
D21.2 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota bawah, termasuk panggul
D21.3 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain toraks: aksila, diafragma, pembuluh besar
Kecuali: jantung (D15.1), mediastinum (D15.2), thymus (D15.0)
D21.4 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain abdomen
D21.5 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain pelvis
Kecuali: leiomyoma uterus (D25.-), ligamen uterus (D28.2)
D21.6 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain badan, tidak dijelaskan; punggung NOS
D21.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain, tidak dijelaskan
D22 Naevi melanosit
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /0
D29.0 Penis
D29.1 Prostat
Kecuali: hyperplasia prostate (adenomatosa) (N40)
prostatic:: adenoma (N40), pembesaran, hipertrofi (N40)
D29.2 Testis
D29.3 Epididymis
D29.4 Skrotum; kulit skrotum
D29.7 Organ genitalia lain pria: vesikula seminalis, spermatic cord, tunica vaginalis
D29.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
D30 Neoplasma jinak organ perkemihan
D30.0 Ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (D30.1), pelvis ginjal (D30.1)
D30.1 Pelvis ginjal
D30.2 Ureter
Kecuali: muara ureter di bladder (D30.3)
D30.3 Bladder, muara ureter di bladder, lobang pangkal uretra di bladder
D30.4 Urethra
Kecuali: lobang pangkal uretra di bladder (D30.3)
D30.7 Organ perkemihan lainnya: kelenjar paraurethra
D30.9 Urinary organ, tidak dijelaskan; sistem perkemihan NOS
D31 Neoplasma jinak eye and adnexa
Kecuali: jaringan ikat kelopak (D21.0),
kulit kelopak (D22.1, D23.1)
N. Optikus (D33.3)
D31.0 Konjunctiva
D31.1 Kornea
D31.2 Retina
D31.3 Khoroid
D31.4 Korpus siliaris; bola mata
D31.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; saccus lacrimalis, ductus nasolacrimalis
D31.6 Orbita, tidak dijelaskan:
jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita,
jaringan retrobulbar, jaringan retrookuler
Kecuali: tulang orbita (D16.4)
D31.9 Mata, tidak dijelaskan
D32 Neoplasma jinak meningen
D32.0 Meningen otak
D32.1 Meningen spinalis
D32.9 Meningen, tidak dijelaskan; meningioma NOS
D33 Neoplasma jinak otak dan bagian lain sistem syaraf pusat
Kecuali: angioma (D18.0), meningen (D32.-), syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
(D36.1), jaringan retro-okuler (D31.6)
D33.0 Supratentorium otak
Ventrikel otak, serebrum, lobus frontalis, oksipitalis, parietalis, temporalis
Kecuali: ventrikel IV (D33.1)
D33.1 Infratentorium otak: batang otak, serebelum, ventrikel IV
D33.2 Otak, tidak dijelaskan
D33.3 Nervi craniales; bulbus olfaktorius
D33.4 Medulla spinalis
D38.2 Pleura
D38.3 Mediastinum
D38.4 Thymus
D38.5 Organ pernafasan lain: sinus, rawan hidung, rongga hidung, telinga tengah
Kecuali: telinga (luar)(kulit) (D48.5), nose: NOS (D48.7), kulit (D48.5)
D38.6 Organ pernafasan, tidak dijelaskan
D39 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada genitalia wanita
D39.0 Uterus
D39.1 Ovarium
D39.2 Plasenta
Chorioadenoma destruens, mola hydatidiformis invasif atau maligna
Kecuali: mola hydatidiformis NOS (O01.9)
D39.7 Organ genitalia wanita lainnya; kulit organ genitalia wanita
D39.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
D40 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada genitalia pria
D40.0 Prostat
D40.1 Testis
D40.7 Organ genitalia pria lainnya, kulit organ genitalia pria
D40.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
D41 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui organ perkemihan
D41.0 Ginjal
Kecuali: pelvis ginjal (D41.1)
D41.1 Pelvis ginjal
D41.2 Ureter
D41.3 Urethra
D41.4 Bladder
D41.7 Organ perkemihan lain
D41.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan
D42 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada meningen
D42.0 Meningen serebri
D42.1 Meningen spinalis
D42.9 Meningen, tidak dijelaskan
D43 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada otak dan SSP
Kecuali: syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D48.2)
D43.0 Supratentorium otak:
Ventrikel serebri, serebrum, lobus frontal, oksipital, parietal, temporal
Kecuali: ventrikel IV (D43.1)
D43.1 Infratentorium otak: batang otak, serebellum, ventrikel IV
D43.2 Otak, tidak dijelaskan
D43.3 Nervi kraniales
D43.4 Medulla spinalis
D43.7 Bagian lain sistem syaraf pusat
D43.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS
D44 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui kelenjar endokrin
Kecuali: pankreas endokrin (D37.7), ovarium (D39.1), testis (D40.1), thymus (D38.4)
D44.0 Kelenjar tiroid
D44.1 Kelenjar adrenal
D44.2 Kelenjar parathyroid
D44.3 Kelenjar pituitary
D48.5 Kulit: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (D37.7), kulit organ genital (D39.7, D40.7)
batas vermilion bibir (D37.0)
D48.6 Mammae
Jaringan ikat mammae, cystosarcoma phyllodes
Kecuali: kulit mammae (D48.5)
D48.7 Situs lain yang dijelaskan: mata, jantung, syaraf perifer orabita
Kecuali: jaringan ikat (D48.1), kulit kelopak mata (D48.5)
D48.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui, tidak dijelaskan
" “Pertumbuhan” NOS", neoplasma NOS, pertumbuhan baru NOS, tumor NOS
Subkategori pada B20-B23 adalah satu-satunya kode 4-karakter pilihan pada negara yang
menggunakan versi 4-karakter ICD 10. Kalau tidak diinginkan
penggunaan pilihan ini, kode lain di dalam klasifikasi digunakan sebagai
kode tambahan untuk identifikasi kondisi spesifik yang ditimbulkannya.
Pada contoh 1 di atas, kondisi utama bisa dikode B21 (penyakit HIV yang
menyebabkan neoplasma ganas), dengan kode C46.9 (sarkoma Kaposi)
digunakan sebagai kode tambahan. Pada contoh 2, kondisi utama bisa
dikode B20 (penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan
parasit), dengan kode B58.9 (Toxoplasmosis) dan B45.9 (Cryptococcosis)
bisa dipakai sebagai kode tambahan.
Penentuan subkategori 4-karakter pada B20-B23 atau kode penyebab ganda untuk kondisi
spesifik, diputuskan ketika ICD 10 diimplementasikan di negara
bersangkutan.
B90-B94. Sekuel penyakit infeksi dan parasit
Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk ‘KU’, kalau sifat kondisi sisa
tercatat. Pada saat mengkode kondisi sisa, B90-B94 bisa digunakan
sebagai kode tambahan pilihan (lihat hal. 25, Pengkodean sekuel kondisi
utama).
B95-B97. Bakteri, virus, dan agen infeksi lain
Kode-kode ini dipakai sebagai tambahan untuk identifikasi penyebab infeksi pada penyakit
yang klasifikasinya di luar Bab I.
Contoh 4
KU: Cystitis akut akibat E. coli
Kode: Cystitis akut (N30.0) sebagai KU. B96.2 (E. coli sebagai penyebab penyakit
c.e.) bisa digunakan sebagai kode tambahan pilihan.
Contoh 5
KU: Infeksi kuman
Kode: Infeksi kuman, tidak dijelaskan (A49.9) sebagai ‘KU’.
Bab II: Neoplasma
Ketika mengkode neoplasma, rujuk catatan pengantar Bab II Volume 1 dan pendahuluan
Volume 3 tentang pemberian kode dan penggunaan deskripsi morfologis.
Neoplasma, baik primer atau metastasis, yang merupakan fokus perawatan selama
perawatan kesehatan, harus dicatat dan dikode sebagai ‘KU’. Bisa saja
‘KU’ yang dicatat oleh praktisi asuhan kesehatan adalah neoplasma primer
yang tidak terdapat lagi (telah dibuang pada periode asuhan sebelumnya).
Untuk ini, ‘KU’ dikode pada neoplasma situs sekunder, komplikasi saat
ini, atau keadaan yang bisa dikode pada Bab XXI (lihat halaman 21,
Kontak dengan pelayanan kesehatan untuk alasan selain sakit) yang
merupakan fokus pengobatan atau penyelidikan sekarang. Kode yang
sesuai dari Bab XXI untuk riwayat neoplasma pribadi bisa digunakan
untuk kode tambahan pilihan.
Contoh 6
KU: Karsinoma prostat
K. lain: Bronkitis kronis
Kode: Neoplasma ganas prostat (C61) sebagai kondisi utama
Contoh 7
KU: Karsinoma mammae - dibuang dua tahun yang lalu
K. lain: Karsinoma sekunder paru-paru
Kode: Kanker paru-paru (C78.0) sebagai KU. Z85.3 (riwayat neoplasma mammae)
untuk tambahan.
Contoh 8
KU: Kanker bladder telah dibuang, dirawat untuk follow-up dengan cystoscopy.
Kode: Pemeriksaan pasca operasi neoplasma ganas (Z08.0) sebagai ‘KU’. Z85.5
(riwayat kanker saluran urin) bisa sebagai kode tambahan pilihan.
C80. Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya
C97. Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang
independen
C80 hanya digunakan untuk ‘KU’ kalau neoplasma ganas tercatat tanpa penjelasan
mengenai situsnya. C97 digunakan kalau tercatat dua atau lebih neoplasma
ganas primer yang independen sebagai ‘KU’, tanpa ada yang lebih
menonjol. Kode tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masing-
masing neoplasma ganas tersebut.
Contoh 9
KU: Carcinomatosis
Kode: Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya (C80)).
Contoh 10
KU: Multiple myeloma dan adenokarsinoma prostat primer
Kode: Neoplasma ganas situs ganda primer yang independen (C97). Kode C90.0
(multiple myeloma) dan C61 (kanker prostat) bisa sebagai tambahan
Morfology neoplasma
International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua tahun 1990
berisi nomenklatur untuk kode morfologi neoplasma. .Nomor ini terdiri
dari lima digit, jenis histologis pada 4 digit pertama, garis miring, dan
sifatnya pada digit ke-5.
Kode sifat tersebut menunjukkan arti sebagai berikut:
/0 Jinak
/1 Tidak jelas jinak atau ganas; perbatasan keganasan, potensi keganasan rendah*
/2 Intraepithel, tidak menginfiltrasi, tidak invasif
/3 Ganas, situs primer
/6 Ganas, situs metastatik; ganas, situs sekunder
/9 Ganas, tidak pasti apakah situs primer atau metastatik
* Kecuali cystadenoma ovarium pada M844-M849, yang dianggap ganas.
Kode morfologi berisi kode sifat (digit 5) yang sesuai dengan jenis histologis (digit 1-4).
Kode ini harus diubah kalau ada informasi lain yang harus disesuaikan.
Misalnya,
chordoma dianggap ganas (M9370/3), namun benign chordoma M9370/0.
superficial spreading adenocarcinoma (M8143/3), yang noninvasive M8143/2
melanoma (M8720/3), kalau dinyatakan secondary M8720/6.
Tabel berikut menunjukkan penyesuaian kode sifat dengan bagian-bagian Bab II:
Digit /9 pada ICD-O tidak dipakai pada ICD karena semua neoplasma ganas dianggap
primer (/3) atau sekunder (/6), sesuai dengan informasi rekam medis.
Kadang-kadang situs yang diberikan diagnosis berbeda dari situs yang ditentukan oleh
kode spesifik suatu situs. Dalam hal ini, kode yang dipakai adalah yang
sesuai dengan diagnosis. Misalnya, C50.- (mammae) ditambahkan pada
“Infiltrating duct carcinoma” (M8500/3), karena biasanya pada mammae.
Namun, kalau “Infiltrating duct carcinoma” timbul di pankreas, kode
tambahan yang benar adalahC25.9 (Pancreas, tidak dijelaskan).
Untuk neoplasma jaringan limfoid, hematopoietik dan terkait (M959-M998) kode yang
relevan dari C81-C96 dan D45-D47 diberikan. Kode-kode dari Bab II ini
harus digunakan tanpa menghiraukan situs neoplasma.
RINGKASAN
Morphology menguraikan struktur dan jenis sel atau jaringan seperti terlihat pada
mikroskop. Jaringan asal dan jenis sel yang membentuk neoplasma ganas
sering menentukan kecepatan pertumbuhan, berat penyakit, dan jenis
pengobatan yang akan diberikan. Morfologi diuraikan oleh sistem
pengkodean tambahan yang ada pada ICD-10. Nomor kode morfologi
terdiri dari 5 digit yang didahului huruf M.”.
Behaviour menunjukkan sifat tumor, yaitu ganas (primer atau sekunder), in situ, tidak jelas
atau tidak diketahui, atau jinak. Sifat terdapat pada digit terakhir kode
morfologis. Kadang-kadang Indeks ICD-10 (Volume 3) menunjukkan sifat
neoplasma (karena jenis histologis selalu muncul dalam pola tertentu), tapi
kalau sifat ini ditukar dokter maka pertukaran tersebut harus diterima.
Dalam kasus ini misalnya adenoma biasanya benign, tapi kalau dokter
mendokumentasikan sebagai malignant adenoma maka kodelah
sebagaimana pendapat dokter.
Tabel Neoplasma terdapat pada Volume 3 dan berisi kode Chapter II untuk setiap situs
anatomis tumor. Untuk setiap tempat, terdapat lima kemungkinan nomor
kode sesuai dengan sifat tumor. Kalau diagnosis tidak menyebutkan sifat
tumor, maka periksalah morfologi pada bagian lain Index untuk pedoman
pengkodean tumor tersebut. Misalnya Mesonephroma - see Neoplasm,
malignant., anda kemudian akan menggunakan tumor ganas, baik primer
atau sekunder, tergantung diagnosis..
Periksa Table of Neoplasms pada halaman 370-401 Alphabetical Index dan perhatikan
srtrukturnya. Baca juga catatan pada halaman 369.
Pada Chapter II, digit ke-4 “.9” adalah untuk unspecified site dan “.8” adalah untuk lesi
overlap pada situs yang berkesinambungan.
Di bagian belakang Tabular List (Volume 1), terdapat Table of Morphology of Neoplasms,
berisi daftar jenis morfologis neoplasma yang komprehensif tapi tidak
mendetil. Kalau jenis sifat tidak terdapat bersama jenis histologis, digit
terakhir bisa diubah (kalau secara klinis benar). Misalnya, banyak
neoplasma ganas hanya dituliskan disana bersama kode morfologis untuk
lesi primer, kalau lesi sekunder perlu dikode, ubahlah digit terakhir dari /3
menjadi /6.
Contoh:
Mencari situs dan kode morfologi yang tepat untuk pasien wanita yang menderita lobular
carcinoma yang muncul di kwadran bawah luar pada mammae kiri..
Step 1:
Cari lead term, carcinoma, di Alphabetical Index.
Carcinoma
- lobular (infiltrating) (M8520/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant
Step 2:
Morphology yang didapatkan adalah M8520/3. Pastikan bahwa sifat (/3) sesuai dengan
tumor yang disebtukan. Kode /3 menunjukkan keganasan primer sehingga
sesuai dengan diagnosis.
Step 3:
Periksa morphology (M8520) pada Table of Morphology of Neoplasms di Volume 1.
Morphology ternyata benar untuk kasus ini.
Step 4:
Lihat Table of Neoplasms pada Volume 3. Gunakan daftar alfabet situs anatomis untuk
menemukan ‘breast’. Perhatikan pembagian di bawah lead term untuk
berbagai bagian mammae. Temukan bagian untuk kwadran bawah luar.
Step 5:
Temukan kode pada baris yang sesuai dengan kolom Malignant primary tumour. Kita
mengetahui bahwa tumor muncul pada mammae pasien, sehingga ia
adalah primer dan bukan metastasis. Tempat yang benar pada Chapter II
adalah C50.5.
Step 6:
Pastikan pilihan kode anda pada Volume 1 ICD-10. Periksa apakah terdapat catatan
esclusion yang relevan.
Step 7:
Kode yang benar untuk kasus ini adalah C50.5, M8520/3
Pages 71-85 of Volume 2 provide a large amount of information and direction for the
coder in dealing with neoplasms. Read these notes now.
Soal-soal latihan
1.Malignant bronchial adenoma
Lihat adenoma pada Index (volume 3, halaman 31)
Adenoma
- bronchial (M8140/1) D38.1
Pada kasus ini, kode sifat (/1) menunjukkan bahwa adenoma umumnya adalah tumor yang
sifatnya tidak pasti atau tidak dijelaskan. Diagnosis adalah tumor ganas
(malignant), dan kita bisa menganggapnya kanker primer. Jadi lihat tabel
Neoplasms (Volume 3, halaman 374).
Neoplasm
- bronchus – lihat pada kolom Malignant primary -> C34.9.
2.Cholangiocarcinoma
Cholangiocarcinoma -> (M8160/3) (volume 3, halaman 96)
- unspecified site -> C22.1
Walau pun situs tidak dijelaskan, uraian kode (volume 1 halaman 193) menunjukkan
bahwa tumor ini berada pada saluran empedu intrahepatik.
3.Polycythemia vera
Polycythemia (primary) (rubra) (vera) (M9950/1) -> D45. (volume 3, halaman 447)
4.Acute myelomonocytic leukemia
Leukemia (volume 3, halaman 334)
- myelomonocytic
- - acute (M9867/3) -> C92.5.
Lihat lebih dahulu lekemia myelomonositik sebelum modifiers “acute” atau “chronic”.
5.Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds of vagina
Carcinoma (volume 3, halaman 89)
- squamous cell -> (M8070/3).
Catatan di bawah “Carcinoma” pada Index halaman 85 menyatakan bahwa, kecuali kalau
dinyatakan lain, carcinoma pada setiap situs harus dianggap neoplasma
ganas situs tersebut. Ketika mengkode diagnosis ganda, situsnya dicari
pada tabel Neoplasms.
Neoplasm
- cervix (uteri) -> C53.9
- vagina -> C52
Untuk kode tunggal, ini, gunakan C57.8 Overlapping lesion of female genital organs.
6.Lesion on neck identified as metastatic from squamous cell carcinoma of tonsil
Pada kasus ini, diagnosis adalah kanker metastatik leher yang menyebar dari Ca sel
skuamosa pada tonsil. Dalam mengkode kondisi ganda, kedua situs –
primer dan metastasis – dikode. Lihat carcinoma pada Index (Volume 3,
halaman 89).
Carcinoma
- squamous cell (M8070/3).
Kode sifat 3 menunjukkan kanker primer ganas dan harus dilihat situs kanker primer
(tonsil) pada tabel Neoplasma.
Neoplasm
- tonsil -> C02.4.
Pada daftar Tabulasi terdapat “Excludes: tonsil NOS (C09.9)”. Jadi kode adalah C09.9.
Untuk mengkode kanker metastatik, ubah kode sifat menjadi /6 yaitu tempat sekunder.
Morfologi menjadi M8070/6. Lihat situs sekunder pada tabel neoplasma.
Neoplasm
- neck NEC # -
Tanda # (hash) menunjukkan bahwa, kalau morfologi adalah Ca sel skuamosa, situsnya
harus dikode pada kulit daerah tersebut. Lihat Note 2 pada halaman 369
Volume 3.
Neoplasm
- skin
- neck -> C79.2.
7.Malignant fibrous histiocytoma, knee
Histiocytoma (volume 3, halaman 266)
- fibrous
- - malignant (M8830/3) - see Neoplasm, connective tissue, malignant
Neoplasm
- connective tissue
- - knee – llihat pada kolom Malignant primary (halaman 377) -> C49.2
8.Pleomorphic adenoma, salivary glands
Adenoma (volume 3, halaman 32)
- pleomorphic (M8940/0)
Tidak ada petunjuk untuk kode kelenjar saliva,. jadi lihat tabel Neoplasma.
Neoplasm
- salivary gland (major) – lihat kolom Benign [/0 adalah jinak] (halaman 395) -> D11.9.
9.Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years old)
Lihat tumor atau Wilm's pada Index (Volume 3, halaman 552 atau 566)
Tumor
- Wilm's (M8960/3) -> C64.
Wilm's tumor adalah kanker ginjal, terutama terjadi pada anak-anak.
10.Mycosis fungoides
Mycosis (volume 3, halaman 363)
- fungoides (M9700/3) -> C84.0.
Deskripsi kategori halaman 217 Volume 1 –juga menunjukkan kode morfologi.
11.Myxoma of larynx
Myxoma -> (M8840/0) see also Neoplasm, connective tissue, benign. (vol. 3, hal. 366).
Neoplasm
-connective tissue (volume 3, halaman 376).
Perhatikan bahwa tidak terdapat daftar untuk larynx pada connective tissue. Tapi di awal
bagian connective tissue terdapat catatan yang menunjukkan bahwa kalau
tidak ada kode situs pada daftar connective tissue maka neoplasma harus
dikode pada situs itu. Jadi kita perlu melihat pada neoplasm, larynx.
Neoplasm
-larynx – lihat di bawah kolom Benign (halaman 384) -> D14.1
12.Paget's diseases of nipple
Paget's disease (volume 3, halaman 423).
Kalau situs tertentu dinyatakan primer, ia harus dipilih (tanpa peduli posisinya pada Part I
atau II sertifikat). Kalau situs primer dinyatakan tidak diketahui, maka
lihat pada bagian E berikut (situs primer tidak diketahui). Situs primer bisa
ditunjukkan oleh pernyataan satu di antara cara-cara berikut:
a. Suatu situs dinyatakan sebagai primer baik pada Part I atau pun II:
4. I (a) Karsinoma bladder
II Primer pada ginjal
Kode neoplasma ganas pada ginjal (C64).
b. Spesifikasi situs lain sebagai sekunder, metastase, spread, atau carcinomatosis.
5. I (a) Karsinoma mammae
(b) Secondaries in brain
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), karena rule 2 berlaku.
c. Morfologi menunjukkan neoplasma ganas primer. Kalau jenis morfologis memberi
implikasi situs primer, misalnya hepatoma, pertimbangkan ini seolah-olah
kata ‘primer’ telah diikutkan.
6. I (a) Karsinoma metastase
(b) Adenokarsinoma pseudo-musinosa
Kode neoplasma ganas ovarium (C56), adenokarsinoma pseudomusinosa dengan situs
yang tidak jelas masuk ke kelompok ovarium di Volume 3.
Kalau dua atau lebih situs primer atau morfologi ditentukan, mereka harus dikode sesuai
dengan bagian-bagian F, G, dan H di bawah.
E. Situs primer tidak diketahui
Kalau dinyatakan “situs primer tidak diketahui” atau sejenisnya, kodelah jenis morfologi
yang terlibat (misal adenokarsinoma C80, fibrosarkoma C49.9,
osteosarkoma C41.9) pada kategori situs yang tidak jelas.
7. I (a) Karsinoma sekunder hati
(b) Situs primer tidak diketahui
(c) ? Lambung ? Kolon
Kode karsinoma tanpa spesifikasi situs (C80).
8. I (a) Metastase umum
(b) Melanoma punggung
(c) Situs primer tidak diketahui
Kode neoplasma ganas dengan situs yang tidak dijelaskan (C43.9).
F. Situs ganda independen/primer (C37)
Kehadiran lebih dari satu neoplasma primer bisa ditunjukkan oleh adanya dua situs
anatomis yang berbeda atau dua jenis yang morfologinya sangat berbeda
(seperti hipernefroma dan karsinoma intraduktus); atau oleh campuran
jenis morfologi yang menunjukkan situs spesifik, tambah adanya situs
kedua. Sangat tidak mungkin suatu keganasan primer disebabkan oleh
keganasan primer lain, kecuali pada neoplasma ganas limfoid, jaringan
hematopoietik, dan terkait (C81-C96), tempat bentuk keganasan bisa
berakhir pada keganasan lain (seperti lekemia bisa timbul setelah limfoma
non-Hodgkin).
Kalau dua atau lebih situs yang disebut pada bagian I berada pada sistem organ yang sama,
lihat penjelasan bagian H (situs ganda). Kalau situs-situs ini tidak berada
pada sistem organ yang sama dan tidak jelas mana yang primer atau
sekunder, kodelah neoplasma ganas dengan situs ganda independen
(primer (C97), kecuali kalau semuanya bisa diklasifikasikan pada C81-
C96, atau satu dari situs yang disebutkan adalah situs umum dari
metastasis atau paru-paru (lihat G: Neoplasma metastasis).
9. I (a) Kanker lambung
(b) Kanker mammae
Kodelah C97, karena dua situs anatomis yang berbeda disebut di bagian I, dan rendahnya
kemungkinan satu neoplasma disebabkan oleh yang lain.
G. Neoplasma metastasis
Kalau neoplasma ganas bermetastasis, biasanya ia mempertahankan morfologi yang sama
walaupun differensiasinya (perubahan bentuk sel-sel) berkurang. Beberapa
metastasis memiliki tampilan mikroskopis yang khas sehingga ahli
patologi dapat mengetahui situs primernya dengan yakin, misalnya tiroid.
Metastasis yang luas dari suatu karsinoma sering disebut ‘karsinomatosis’.
Kalau satu term yang tidak spesifik seperti ‘karsinoma’ atau ‘sarkoma’
muncul bersamaan dengan term yang menunjukkan bentuk jaringan yang
lebih spesifik yang berada pada kelompok yang sama, kodelah situs
dengan morfologi yang lebih spesifik, sambil menganggap bahwa yang
satu lagi adalah metastasis.
maka kanker ini harus dianggap primer. Kalau paru-paru disebutkan dan
situs lain hanya terdapat pada daftar situs umum metastasis,
pertimbangkanlah kanker primer paru-paru.
Neoplasma ganas kelenjar limfe yang tidak dinyatakan sebagai primer harus dianggap
sebagai sekunder.
Walaupun sel-sel ganas dapat bermetastatis kemana saja di seluruh tubuh, situs-situs
tertentu merupakan tempat yang lebih umum daripada situs lainnya dan
harus diperlakukan dengan berbeda. Namun, kalau satu di antara situs-
situs ini muncul sendirian pada sertifikat kematian dan tidak dinyatakan
sebagai metastasis, maka ia harus dianggap primer.
14. I (a) Kanker otak
Kode neoplasma ganas otak (C71.9).
Kata ‘metastasis’ bisa digunakan dalam dua cara, kadang-kadang berarti sekunder dari
tempat primer lain dan kadang-kadang menunjukkan kanker primer yang
telah memberi metastasis. Untuk menghindari keraguan, maka pedoman
berikut ini disarankan:
a. Neoplasma ganas yang dinyatakan “bermetastasis dari” suatu tempat spesifik hendaknya
dianggap primer dari tempat tersebut.
16. I (a) Teratoma metastasis dari ovarium
Kode neoplasma ganas ovarium (C56).
b. Neoplasma ganas yang diuraikan sebagai “bermetastasis ke” suatu tempat hendaknya
dianggap sebagai sekunder pada tempat tersebut, kecuali kalau morfologis
menunjukkan situs primer yang spesifik.
17. I (a) Karsinoma metastasis ke rektum
Kode neoplasma ganas sekunder rektum (C78.5). Kata ‘ke’ dengan jelas menunjukkan
bahwa rektum adalah sekunder.
18. I (a) Osteosarkoma metastasis ke otak
Kode neoplasma ganas tulang (C41.9), karena ini merupakan tempat osteosarkoma yang
tidak dinyatakan dengan jelas.
(iv) Kalau jenis morfologi tunggal dinyatakan metastasis sedangkan situs yang disebut
adalah satu di antara situs-situs umum metastasis selain paru-paru, kodelah
jenis morfologis itu dengan ‘situs tidak dijelaskan’; kecuali kalau situs
yang tidak jelas itu diklasifikasikan pada C80 (neoplasma ganas dengan
situs tidak jelas), karena disini pengkodean adalah pada neoplasma ganas
sekunder dari situs tersebut.
22. I (a) Osteosarkoma metastasis otak
Kode neoplasma ganas tulang, tidak dijelaskan (C41.9), karena otak berada pada daftar
situs umum metastasis.
(v) Kalau satu di antara situs-situs umum metastasis, selain paru-paru, dinyatakan sebagai
metastasis, sedangkan situs atau morfologis lain tidak disebutkan, kodelah
neoplasma sekunder situs tersebut (C77-C79).
23. I (a) Karsinoma metastasis otak
Kode neoplasma ganas sekunder otak (C79.3).
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), karena paru-paru disini dianggap sebagai situs
metastasis. Hal ini disebabkan karena mammae tidak berada pada daftar
situs umum metastasis.
(vii) Kalau satu atau lebih situs yang disebutkan berada pada daftar situs umum metastasis,
tapi dua atau lebih situs atau jenis morfologis yang berbeda juga
disebutkan, kodelah neoplasma ganas situs ganda independen (primer)
(C97).
35. I (a) Kanker hati
(b) Kanker kandung kencing
(c) Kanker kolon
Kode neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97), karena hati berada pada
daftar situs umum metastasis dan terdapat pula dua situs independen
lainnya.
(viii) Kalau terdapat campuran beberapa situs yang memenuhi syarat sebagai metastasis
dan beberapa situs lain disebutkan, pedomanilah Rule-Rule untuk situs-
situs ganda (lihat bagian F di atas dan H di bawah).
H. Situs-situs ganda
Pada saat mengolah situs-situs ganda, hanya situs-situs pada Bagian I sertifikat yang
hendaknya diperhatikan.
Kalau neoplasma ganas dengan lebih dari satu situs terdapat pada sertifikat, situs yang
didaftarkan sebagai primer atau tidak menunjukkan apakah primer atau
sekunder yang harus dipilih (Lihat bagian D, E, dan F di atas).
Situs ganda tanpa adanya spesifikasi sebagai primer.
a. Walaupun dinyatakan untuk hanya mempertimbangkan situs yang ada pada Bagian I,
kalau satu di antara situs umum metastasis, selain paru-paru, dan situs atau
jenis morfologis lain disebutkan dimana saja pada sertifikat, maka kodelah
situs lain tersebut. Namun kalau suatu neoplasma ganas pada jaringan
limfatik, hematopoietik atau yang berhubungan terdapat pada Bagian II,
maka hanya Bagian I saja yang hendaknya dipertimbangkan.
36. I (a) Kanker lambung
(b) Kanker hati
Kode neoplasma ganas lambung (C16.9). Walaupun urutannya memberikan kesan bahwa
hati adalah situs utama, metastasis dari hati (yang sesungguhnya tempat
umum metastasis) ke lambung adalah kurang mungkin sehingga perlu
diasumsikan bahwa kanker lambung yang menyebar ke hati.
37. I (a) Kanker peritoneum
II Karsinoma mammae
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), kanker peritoneum dianggap sekunder karena ia
berada di dalam daftar situs umum metastasis.
b. Neoplasma ganas yang diuraikan sebagai suatu situs “atau” situs lain, atau kalau ada
kesan “atau”, harus dikode pada kategori yang melibatkan kedua situs.
Kalau tidak ada kategori yang pantas untuk itu, kode situs yang tidak
dijelaskan untuk jenis morfologis yang terlibat. Rule ini berlaku untuk
semua situs, baik ada atau tidak ada pada daftar situs umum metastasis.
38. I (a) Karsinoma kolon asendens atau desendens
Kode neoplasma ganas kolon, tidak dijelaskan (C18.9).
39. I (a) Karsinoma vertebra lumbalis atau sakrum
c. Kalau dua atau lebih jenis neoplasma ganas terdapat pada jaringan limfoid,
hematopoietik dan yang berhubungan, (C81-C96), kode sesuai dengan
urutan yang diberikan karena neoplasma ini kadang-kadang berakhir
sebagai entitas lain di dalam C81-C96. eksaserbasi akut dari, atau krisis
blast di dalam, lekemia kronis, hendaknya dikode menurut bentuk kronis.
40. I (a) Lekemia limfosit akut
(b) limfoma non-Hodgkin
Kode limfoma non-Hodgkin (C85.9).
41. I (a) Lekemia limfosit akut dan kronis
Kode lekemia limfosit kronis (C91.1).
Situs ganda pada sistem organ yang sama
Kalau situs-situs yang disebutkan berada pada sistem organ yang sama dan
berkesinambungan, subkategori .8, termasuk yang tercantum di halaman
183 volume 1, harus digunakan. Ini berlaku kalau sertifikat menjelaskan
situs sebagai satu situs “dan” situs lainnya, atau kalau situs-situs
disebutkan pada baris yang berbeda. Kode subkategori .8 yang melibatkan
kedua situs. Kalau ada keraguan mengenai kesinambungan situs-situs yang
disebutkan, kode situs yang tidak dijelaskan untuk organ yang disebutkan.
a. Kalau disebutkan adanya dua subsitus yang berkesinambungan pada situs yang
sama, kode subkategori .8 untuk kategori tiga-karakternya.
42. I (a) Karsinoma kolon desendens dan sigmoid
Kode neoplasma ganas overlapping pada kolon (C18.8).
b. Kalau subsitus tidak berkesinambungan, kode subkategori .9 pada kategori tiga-
karakternya
43. I (a) Karsinoma kepala pankreas
(b) Karsinoma ekor pankreas
Kode neoplasma ganas pankreas, tidak dijelaskan (C25.9).
c. Kalau disebutkan dua situs berkesinambungan yang diklasifikasikan pada kategori tiga-
karakter yang terpisah pada sistem tubuh yang sama, kode subkategori .8
untuk sistem tubuh umum (lihat daftar pada note 5 pada halaman 183
Volume 1)
44. I (a) Karsinoma vagina dan serviks
Kode neoplasma ganas situs-situ overlap pada organ genital perempuan (C57.8).
d. Kalau dua situs disebutkan pada sertifikat dan keduanya berada pada sistem organ yang
sama dan memiliki jenis morfologis yang sama, kode subkategori .9 pada
sistem organ tersebut, seperti pada daftar berikut:
C26.9 situs tidak jelas di dalam sistem pencernaan
C39.9 Situs tidak jelas di dalam sistem pernafasan
C41.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
C49.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak, tidak dijelaskan
C57.9 Organ genital perempuan, tidak dijelaskan
C63.9 Organ genital laki-laki, tidak dijelaskan
C68.9 Organ urinarius, tidak dijelaskan
C72.9 sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan.
e. Kalau tidak tersedia subkategori .8 atau .9, kode neoplasma ganas dengan situs ganda
independen (primer (C97).
46. I (a) Cardiac arrest (jantung berhenti mendadak)
(b) Karsinoma prostat atau kandung kencing
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independen (primer (C97), karena tidak tersedia
subkategori .8
b. Kecuali untuk penyakit HIV, tidak satu pun penyakit infeksi atau parasit yang bisa
diterima sebagai penyebab neoplasma ganas.
48. I (a) Karsinoma hepatosellular
(b) Virus Hepatitis B
Kode karsinoma hepatoseluler (C22.0)
49. I (a) Tumor Burkitt
(b) Virus Epstein-Barr
Kode tumor Burkitt (C83.7)
50. I (a) Cholangiokarsinoma hati
(b) Clonorchiasis
Kode neoplasma ganas saluran empedu intrahepatika (C22.1)
J. Neoplasma Ganas dan Penyakit Sirkulasi
Penyakit sirkulasi akut atau fatal berikut ini bisa diterima pada Bagian I sebagai akibat
neoplasma ganas:
I21 - I22 Infark miokardium akut
I24.- Penyakit jantung iskemik akut lainnya
I26.- Embolisme paru-paru
I30.- Perikarditis akut
I33.- Endokarditis akut dan subakut
I40.- Miokarditis akut
I44.- Blok atrioventrikel dan cabang bundel kiri
I45.- Kelainan konduksi lainnya
I46.- Serangan jantung (cardiac arrest)
I47.- Takikardia paroksismal
I48 Fibrillasi dan flutter atrium
I49.- Aritmia jantung lainnya
I50.- Kegagalan jantung
I51.8 Penyakit jantung lain yang tidak jelas
I60 – I69 Penyakit serebro-vaskuler, kecuali I67.0,-I67.5, I67.9, I69.-
the morphology in the rest of the Index for guidance as to how the tumour
should be coded. E.g. Mesonephroma - see Neoplasm, malignant. You
would therefore use the malignant primary tumour or malignant secondary
tumour, depending on the diagnosis.
Check the Table of Neoplasms on pages 370-401 of the Alphabetical Index and look at
how it is structured. Read also the notes on page 369.
In Chapter II, the 4th digit .9 is for unspecified site and .8 is for overlapping lesions of
contiguous sites.
At the back of the Tabular List, is a Table of Morphology of Neoplasms. This table
consists of a comprehensive but not exhaustive list of morphological types
of neoplasms; the coder should be aware that if the behaviour type being
sought is not listed with the histological type then the final digit can be
changed (if this is clinically correct) for example, many malignant
neoplasms are listed only with the morphology code for the primary
lesion; if a secondary lesion needs to be coded, change the final “3” to “6”
and the code is correct.
Example:
To find the correct site and morphology codes for a female patient suffering from lobular
carcinoma arising in the lower outer quadrant of the left breast.
Step 1:
Look up the lead term, carcinoma, in the Alphabetical Index.
Carcinoma
- lobular (infiltrating) (M8520/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant
Step 2:
The morphology you are given is M8520/3. Confirm that the behaviour (/3) is appropriate
for the tumour being described. /3 indicates a primary malignancy and is
therefore appropriate for this case.
Step 3:
Check the morphology (M8520) in the Table of Morphology of Neoplasms in Volume 1.
The morphology is correct for this case.
Step 4:
Look up the Table of Neoplasms in volume 3. Use the alphabetic listing of anatomical
sites to find the entry for ‘breast’. Note the subdivisions under the lead
term for different parts of the breast. Find the section for the lower outer
quadrant.
Step 5:
Find the code across the row that corresponds to the column Malignant primary tumour.
We are told that the tumour arose in the patient’s breast; it is therefore a
primary tumour and not a metastasis. The correct site or Chapter II code is
therefore
C50.5.
Step 6:
Confirm your code selection in Volume 1 of the ICD-10. Check whether there are any
relevant exclusion notes.
Step 7:
The codes for this case are C50.5, M8520/3
Pages 71-85 of Volume 2 provide a large amount of information and direction for the
coder in dealing with neoplasms. Read these notes now.
CODING EXERCISES
1. Malignant bronchial adenoma
2. Cholangiocarcinoma
3. Polycythemia vera
NEOPLASMA
2.Cholangiocarcinoma
Look up cholangiocarcinoma in the Index (see Volume 3, page 96)
Cholangiocarcinoma -> (M8160/3)
- unspecified site -> C22.1
Note that even though a site for the cancer is not specified, the morphological description
indicates that the tumour is in the intrahepatic bile ducts - check the code
description in Volume 1, page 193.
3.Polycythemia vera
Look up polycythemia in the Index (Volume 3, page 447)
Polycythemia (primary) (rubra) (vera) (M9950/1) -> D45.
Don't forget that the modifiers in parentheses after the lead term are words that may or
may not be part of the diagnosis description without changing the
assignment of the code.
neoplasm of that site. If you are coding multiple diagnoses, to find the
sites you should look up the Neoplasms table.
Neoplasm
- cervix (uteri) -> C53.9
- vagina -> C52
If you are only coding single conditions, it is important to read Note 5 on page 182 of
volume 1 which discusses the use of one code to indicate overlapping
sites. In this case, you should use C57.8 Overlapping lesion of female
genital organs.
Note that there is no entry to indicate a Chapter 2 code for the salivary glands under this
Index entry. To find it, look up the Neoplasms table.
Neoplasm
- salivary gland (major) - look under the Benign column (because of the /0 behaviour code
which indicates a benign tumour) -> D11.9.
Remember that the term in parentheses (major) may or may not be part of the description
without changing the code.
10.Mycosis fungoides
Look up Mycosis in the Index (Volume 3, page 363)
Mycosis
- fungoides (M9700/3) -> C84.0.
Check the category description on page 217 of volume 1 - this also indicates the
morphology code to be used.
11.Myxoma of larynx
Look up myxoma in the Index, (Volume 3, page 366).
Myxoma -> (M8840/0) see also Neoplasm, connective tissue, benign.
Refer to neoplasms in the Index, (Volume 3, page 376).
Neoplasm
-connective tissue
Note that there is no listing in connective tissue for the larynx. There is a note at the
beginning of the connective tissue section stating that if there is no site
code listed in the connective tissue list then you should code to neoplasm
of that site. Therefore, we need to look under neoplasm, larynx.
Neoplasm
-larynx - look under Benign column -> D14.1
15.Burkitts lymphoma
Look up lymphoma in the Index (Volume 3, page 340).
Lymphoma
- Burkitts -> (M9687/3) C83.7
Secondary
- neoplasm -> (M8000/6) - see Table of Neoplasms, secondary
Neoplasm
- lung -> C78.0
D56 Thalassaemia
D56.1 Thalassaemia beta
D56.2 Thalassaemia delta-beta
D56.3 Thalassaemia trait
D56.4 Hereditary persistence of fetal haemoglobin [HPFH]
D56.8 Thalassaemia lain
D56.9 Thalassaemia, tidak dijelaskan
Hipopituitarisme pasca-radiasi
E89.4 Kegagalan ovarium pasca-prosedur
E89.5 Hipofungsi testis pasca-prosedur
E89.6 Hipofungsi korteks (-medulla) adrenal pasca-prosedur
E89.8 Kelainan lain endokrin dan metabolik pasca-prosedur
E89.9 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, tidak dijelaskan
E90* Kelainan-kelainan gizi dan metabolik pada penyakit yang diklasifikasi di tempat
lain
Kode-kode ini tidak untuk kode pilihan ‘KU’ kalau sifat kondisi sisa ini tercatat. Pada saat
mengkode kondisi sisa ini, E64.- atau E68 bisa digunakan sebagai kode
tambahan.
20.Psychogenic syncope
LOOK UP SYNCOPE IN THE INDEX (VOLUME 3, PAGE 518).
MENTAL AND BEHAVIOURAL DISORDERS
This chapter deals with mental and behavioural disorders of all origins.
IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER
Categories range from F00 to F99.
Of the 100 available categories, 78 have been allocated.
The chapter is divided into 11 blocks.
There are 2 asterisk categories, relating to dementia in Alzheimer’s disease and in
other diseases classified elsewhere.
Each category is prefaced by a comprehensive description of the disorders included
therein.
There is emphasis on behavioural disorders as well as mental disorders.
Block F00-F09 covers organic mental disorder. That is, those disorders resulting
from a physical cause(e.g. dementia in Alzheimers disease).
Block F10-F19 covers disorders due to the use of psychoactive or other substances.
The third character indicates the substance involved and the fourth character indicates the
clinical state.
Example:
F12.2
CODING EXERCISES
1. Trichotillomania
2. Psychogenic impotence
3. Korsakov's psychosis
4. Alzheimer's disease with dementia, 72 years old
5. Huntington's disease with dementia
6. Dyslexia - identified by school teacher (grade 3)
7. Flashbacks and episodes of bizarre behaviour akibat penggunaan obat LSD
(lysergic acid diethylamide), terakhir digunakan 25 tahun yll.
8. Panic attack
9. Bipolar disorder, severely depressed but not psychotic
1.Trichotillomania
Look up trichotillomania in the Index (Volume 3, page 541).
Trichotillomania ->F63.3
2.Psychogenic impotence
Look up impotence in the Index (Volume 3, page 287).
Impotence(sexual)(psychogenic) -> F52.2
3.Korsakov's psychosis
Look up psychosis in the Index (Volume 3, page 464).
Psychosis
-Korsakov's(alcoholic) F10.6
If you refer to page 323 of the Tabular List for F10, you will see a note telling you
to look at pages 321-323 for a fourth character subdivision. However when we have
already been given a fourth character by the Index. We should still confirm that the .6 is
the correct code to use. By reading the notes under .6 (Volume 1, page 322) we can see
Korsakov's psychosis listed there. Therefore the correct code is F10.6.
7.Flashbacks and episodes of bizarre behaviour secondary to use of the drug LSD (lysergic
acid diethylamide), last used 25 years ago.
Firstly we need to determine what type of substance the LSD is. We can find LSD
in the Table of Drugs and Chemicals (Section III) of the Index (Volume 3, page 693). The
table sends us to T40 in the Tabular List (Volume 1, page 972). We can see from the codes
listed that LSD is an hallucinogen.
Look up Flashbacks in the Index, page 232.
Flashbacks (residual to alcohol or drug use) - code to F10 - F19 with a fourth
character of .7
If we refer to the F10-F19 section in the Tabular List (Volume 1) we will find a
code that refers to Mental and behavioural disorders due to the use of hallucinogens, F16.
A note under F16 states to look at pages 321-323 for fourth character subdivisions.
However the Index has already indicated that for flashbacks we should use .7 as our fourth
character. We should refer to .7 to determine if it is the correct character to use.
Flashbacks are included in the description for use of this fourth digit. The correct code to
use is therefore F16.7.
If you are multiple coding, then you should identify the type of drug using the
Table of drugs and chemicals, page 693. We need a code from Chapter XX which is listed
in column 4, undetermined intent, Y12.9, with an activity code of 9, giving us Y12.99.
The reason for selecting ‘undetermined intent’ is that we are not told whether the patient
deliberately took the LSD, if it was forcibly ingested or if it was an accident. We cannot
make any assumptions about what happened.
8.Panic attack
Look up Panic in the Index, (Volume 3, page 425).
Panic(attack)(state) -> F41.0
10.Paranoid schizophrenia
Look up schizophrenia in the Index (Volume 3, page 487).
Schizophrenia
-paranoid (type) -> F20.0
11.Anxiety state
Look up anxiety in the Index (Volume 3, page 54).
Anxiety
-state -> F41.1
13.Hypomanic episode
Look up hypomania in the Index (Volume 3, page 280).
Hypomania, hypomanic reaction -> F30.0
14.Dysthymia
Look up Dysthymia in the Index (Volume 3, page 194).
Dysthymia -> F34.1
17.Heroin dependence
Look up dependence in the Index (Volume 3, page 150).
Dependence
- due to
- - heroin -> F11.2
19.Paranoid delusions
Syncope
- psychogenic -> F48.8
G03 Meningitis akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan
G03.0 Meningitis nonpyogenik
G03.1 Meningitis kronis
G03.2 Meningitis berulang jinak [Mollaret]
G03.8 Meningitis akibat penyebab lain yang dijelaskan
G03.9 Meningitis, tidak dijelaskan
G07* Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal pada penyakit c.e.
G13* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit c.e.
G13.0* Neuromiopati dan neuropati paraneoplastik
G13.1* Atrofi sistemik lain yang terutama mengganggu SSP pada penyakit neoplasma
G13.2* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada myxoedema (E00.1†,
E03.- †)
G13.8* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit lain c.e.
G24 Dystonia
G24.0 Dystonia akibat obat
G24.1 Idiopathic familial dystonia
G24.2 Idiopathic nonfamilial dystonia
G24.3 Spasmodic torticollis – leher kaku dan posisi kepala tak normal
G24.4 Idiopathic orofacial dystonia
G24.5 Blepharospasm
G40 Epilepsy
G40.0 Epilepsi idiopatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi
G40.1 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi dan
sindroma epilepsi dengan kejang parsial sederhana
G40.2 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial kompleks
G40.3 Epilepsi idiopatik umum dan sindroma epilepsi
G40.4 Epilepsi umum dan sindroma epilepsi lainnya
G40.5 Sindroma epilepsi khusus
G40.6 Kejang grand mal, tidak dijelaskan (dengan atau tanpa petit mal)
G40.7 Petit mal, tidak dijelaskan, tanpa kejang grand mal
G40.8 Epilepsi lain
G40.9 Epilepsy, tidak dijelaskan
G43 Migraine
G43.0 Migrain tanpa aura [common migraine]
G43.1 Migrain dengan aura [classical migraine]
G43.2 Status migrain
G43.3 Migrain dengan komplikasi
G43.8 Migrain lain
G43.9 Migraine, tidak dijelaskan
G45 Transient cerebral ischaemic attacks (TIAs) dan sindroma yang terkait
G45.0 Sindroma arteri Vertebro-basilaris
G45.1 Sindroma arteri Carotid (hemisferik)
G45.2 Sindroma arteri preserebralis ganda dan bilateral
G45.3 Amaurosis fugax [buta sementara pada satu mata, akibat gangguan sirkulasi]
G45.4 Amnesia global sementara
G45.8 Serangan iskemia serebri sementara dan sindroma terkait lainnya
G45.9 Serangan iskemia serebri sementara, tidak dijelaskan
G81 Hemiplegia
G81.0 Flaccid hemiplegia – [layu]
G81.1 Spastic hemiplegia – [kaku]
G81.9 Hemiplegia, tidak dijelaskan
G91 Hydrocephalus
G91.0 Hidrosefalus komunikans
G91.1 Hidrosefalus obstruktif
G91.2 Hidrosefalus dengan tekanan normal
G91.3 Hidrosefalus pasca trauma, tidak dijelaskan
G91.8 Hidrosefalus lain
G91.9 Hidrosefalus, tidak dijelaskan
H10 Konjungtivitis
H10.0 Konjungtivitis mukopurulenta
H10.1 Konjungtivitis atopika akut
H10.2 Konjungtivitis akut lainnya
H10.3 Konjungtivitis akut, tidak dijelaskan
H10.4 Konjungtivitis kronis
H10.5 Blepharokonjungtivitis
H10.8 Konjungtivitis lain
H10.9 Konjungtivitis, tidak dijelaskan
H16 Keratitis
H16.0 Ulkus kornea
H16.1 Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis
H16.2 Keratoconjunctivitis – radang kornea dan konjungtiva
H16.3 Keratitis interstitialis dan profunda
H16.4 Neovascularisasi kornea
H16.8 Keratitis lain
H16.9 Keratitis, tidak dijelaskan
H20 Iridosiklitis
H20.0 Iridosiklitis akut dan subakut
H20.1 Iridosiklitis kronis
H20.2 Iridosiklitis akibat lensa
H20.8 Iridosiklitis lain
H20.9 Iridosiklitis, tidak dijelaskan
H40 Glaukoma
H40.0 Glaukoma suspect [tersangka glaukoma]
H40.1 Primary open-angle glaukoma
H40.2 Primary angle-closure glaukoma
H40.3 Glaukoma akibat trauma mata
H40.4 Glaukoma akibat peradangan mata
H40.5 Glaukoma akibat kelainan-kelainan mata lainnya
H40.6 Glaukoma akibat obat-obatan
H40.8 Glaukoma lainnya
H40.9 Glaukoma, tidak dijelaskan
H45* Kelainan korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e.
H45.0* Perdarahan vitreous pada penyakit c.e.
H45.1* Endophthalmitis pada penyakit c.e.
H45.8* Kelainan-kelainan lain korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e
H75* Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid pada penyakit c.e.
H75.0* Mastoiditis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
H75.8* Kelainan lain telinga tengah dan mastoid yang dijelaskan pada penyakit c.e.
H80 Otosklerosis
H80.0 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, nonobliteratif
H80.1 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, obliteratif
K59.0 Konstipasi
K59.1 Diare fungsional
K59.2 Usus neurogenik (gangguan fungsi syaraf usus), not elsewhere classified
K59.3 Megakolon, not elsewhere classified
K59.4 Spasme anus
K59.8 Kelainan fungsional usus lainnya yang dijelaskan
K59.9 Kelainan fungsional usus, tidak dijelaskan
K60 Fissure dan fistula daerah anus dan rektum
K60.0 Fissura anus akut
K60.1 Fissura anus kronik
K60.2 Fissura anus, tidak dijelaskan
K60.3 Fistula anus
K60.4 Fistula rektum
K60.5 Fistula anorektum
K61 Abses daerah anus dan rektum
K61.0 Abses anus
K61.1 Abses rektum
K61.2 Abses anorektum
K61.3 Abses iskiorektum
K61.4 Abses intrasfingter
K62 Penyakit lain pada anus dan rektum
K62.0 Polip anus
K62.1 Polip rektum
K62.2 Prolapsus ani
K62.3 Prolapsus rektum
K62.4 Stenosis anus dan rektum
K62.5 Perdarahan anus dan rektum
K62.6 Ulkus anus dan rektum
K62.7 Proktitis radiasi
K62.8 Penyakit anus dan rektum lainnya yang dijelaskan
K62.9 Penyakit anus dan rektum, tidak dijelaskan
K63 Penyakit-penyakit usus lainnya
K63.0 Abses usus
K63.1 Perforasi usus (non-traumatika)
K63.2 Fistula usus
K63.3 Ulkus usus
K63.4 Enteroptosis
K63.5 Polip kolon
K63.8 Penyakit usus lainnya yang dijelaskan
K63.9 Penyakit usus, tidak dijelaskan
K65 Peritonitis
K65.0 Peritonitis akut
K65.8 Peritonitis lain
K65.9 Peritonitis, tidak dijelaskan
K66 Kelainan lain pada peritoneum
K66.0 Adhesi peritoneum
K66.1 Haemoperitoneum
Kelahiran (O80-O84)
O80. Kelahiran spontan tunggal
O80.0 Kelahiran verteks spontan
O80.1 Kelahiran sungsang spontan
O80.8 Kelahiran spontan tunggal lainnya
O80.9 Kelahiran spontan tunggal, tidak dijelaskan
O81. Kelahiran tunggal dengan forsep dan ekstraktor vakum
O81.0 Kelahiran forseps rendah
O81.1 Kelahiran forseps rongga tengah
O81.2 Forseps rongga tengah dengan rotasi
O81.3 Kelahiran forseps lain dan tidak dijelaskan
O98.9 Penyakit infeksi dan parasit ibu yang tidak dijelaskan yang mempersulit KMN
O99 Penyakit maternal lainnya c.e. tapi mempersulit KMN
O99.0 Anemia yang mempersulit KMN
O99.1 Penyakit lain pada darah dan organ pembentuk darah serta kelainan tertentu yang
melibatkan mekanisme imun yang mempersulit KMN
O99.2 Penyakit endokrin, gizi dan metabolik yang mempersulit KMN
O99.3 Kelainan jiwa dan penyakit sistem syaraf yang mempersulit KMN
O99.4 Penyakit sistem sirkulasi yang mempersulit KMN
O99.5 Penyakit sistem pernafasan yang mempersulit KMN
O99.6 Penyakit sistem pencernaan yang mempersulit KMN
O99.7 Penyakit kulit dan jaringan subkutis yang mempersulit KMN
O99.8 Penyakit dan kondisi lain yang dijelaskan yang mempersulit KMN
P39.8 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, yang dijelaskan
P39.9 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, tidak dijelaskan
P57. Kernikterus
P57.0 Kernikterus akibat isoimunisasi
P57.8 Kernikterus lain yang dijelaskan
P57.9 Kernikterus, tidak dijelaskan
P58. Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lainnya
P58.0 Jaundice neonatus akibat lecet
P58.1 Jaundice neonatus akibat perdarahan
P58.2 Jaundice neonatus akibat infeksi
P58.3 Jaundice neonatus akibat polisitemia
P58.4 Jaundice neonatus akibat obat atau toksin dari ibu atau yang diberi pada neonatus
P58.5 Jaundice neonatus akibat darah maternal
P58.8 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lain yang dijelaskan
P58.9 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan, tidak dijelaskan
P59. Jaundice neonatus akibat penyebab lain dan tidak dijelaskan
P59.0 Jaundice neonatus yang terkait dengan kelahiran preterm
P59.1 Inspissated bile syndrome – [sindroma pemekatan empedu]
P59.2 Jaundice neonatus akibat kerusakan lain dan tidak dijelaskan pada sel-sel hati
P59.3 Jaundice neonatus akibat inhibitor ASI
P59.8 Jaundice neonatus akibat penyebab lain yang dijelaskan
P59.9 Jaundice neonatus, tidak dijelaskan
P60. Disseminated intravascular coagulation [DIC] pada janin dan neonatus
P61. Kelainan hematologis perinatal lain
P61.0 Trombositopenia neonatus sementara
P61.1 Polycythaemia neonatorum
P61.2 Anaemia pada prematuritas
P61.3 Anemia kongenital akibat kehilangan darah janin
P61.4 Anemia kongenital lain, not elsewhere classified
P61.5 Neutropenia neonatus sementara
P61.6 Kelainan koagulasi neonatus sementara lainnya
P61.8 Kelainan hematologis perinatal lain yang dijelaskan
P61.9 Kelainan hematologis perinatal, tidak dijelaskan
Q82.2 Mastocytosis
Q82.3 Incontinentia pigmenti [pigment tidak merata]
Q82.4 Ectodermal dysplasia (anhidrotic)
Q82.5 Naevus non-neoplastik kongenital
Q82.8 Malformasi kongenital kulit lainnya
Q82.9 Malformasi kongenital kulit, tidak dijelaskan
Q83 Malformasi kongenital mammae
Q83.0 Absen kongenital mammae dengan absen papilla mammae
Q83.1 Mammae tambahan
Q83.2 Absent papilla mammae
Q83.3 Papilla mammae tambahan
Q83.8 Malformasi kongenital mammae lainnya
Q83.9 Malformasi kongenital mammae, tidak dijelaskan
Q84 Malformasi kongenital lain integumen
Q84.0 Alopesia kongenital
Q84.1 Kekacauan morfologis rambut kongenital, n.e.c.
Q84.2 Malformasi kongenital lain rambut
Q84.3 Anonikhia – kuku absen
Q84.4 Leukonikhia kongenital – kuku putih
Q84.5 Enlarged and hypertrophic nails – kuku besar dan hipertrofi
Q84.6 Malformasi kongenital kuku lainnya
Q84.8 Malformasi kongenital integumen lain yang dijelaskan
Q84.9 Malformasi kongenital integumen, tidak dijelaskan
Tanda dan gejala kognisi, persepsi, emosi, dan tingkah laku (R40-R46)
R40 Somnolens, stupor dan koma
R40.0 Somnolens
R40.1 Stupor
R40.2 Koma, tidak dijelaskan
R41 Tanda dan gejala lain pada fungsi kognitif dan kesadaran
R41.0 Disorientasi, tidak dijelaskan
R41.1 Amnesia anterograde
R41.2 Amnesia retrograde
R41.3 Amnesia lain
R41.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada fungsi kognitif dan kesadaran
R42 Dizziness and giddiness
R43 Kekacauan bau dan rasa
R43.0 Anosmia
R43.1 Parosmia
R43.2 Parageusia [kelainan sensasi rasa]
R43.8 Kekacauan bau dan rasa lain dan tidak dijelaskan
R44 Tanda dan gejala lain pada sensasi dan persepsi umum
R44.0 Halusinasi auditorius
R44.1 Halusinasi visual
R44.2 Halusinasi lain
R44.3 Halusinasi, tidak dijelaskan
R44.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sensasi dan persepsi umum
R45 Tanda dan gejala pada keadan emosi
R45.0 Nervousness
R45.1 Restlessness and agitation – [gelisah dan ingin ribut]
R45.2 Unhappiness
R45.3 Demoralization and apathy [kehilangan semangat dan apati]
R45.4 Irritability and anger [tegang dan marah]
R45.5 Hostility [sikap bermusuhan]
R45.6 Physical violence [kekerasan fisik]
R45.7 Keadaan syok dan stress emosi, tidak dijelaskan
R45.8 Tanda dan gejala lain pada keadaan emosi
R46 Tanda dan gejala pada penampilan dan tingkah laku
R46.0 Very low level of personal hygiene – [‘kotor’]
R46.1 Bizarre personal appearance – [penampilan pribadi aneh]
R46.2 Strange and inexplicable behaviour – [sikap aneh dan tak bisa dijelaskan]
R46.3 Overactivity
R46.4 Slowness and poor responsiveness – [lamban dan kurang respons]
S73 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen panggul
S73.0 Dislokasi panggul
S73.1 Sprain dan strain panggul
S74 Cedera syaraf pada level panggul dan paha
S74.0 Cedera sciatic nerve [n. iskiadikus] pada level panggul dan paha
S74.1 Cedera n. femoralis pada level panggul dan paha
S74.2 Cedera syaraf sensoris kulit pada level panggul dan paha
S74.7 Cedera syaraf ganda pada level panggul dan paha
S74.8 Cedera syaraf pada level panggul dan paha lainnya
S74.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level panggul dan paha
S93 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada level tumit dan kaki
S93.0 Dislokasi tumit sendi
S93.1 Dislokasi jari kaki
S93.2 Ruptur ligamen pada level tumit dan kaki
S93.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kaki
S93.4 Sprain dan strain tumit
S93.5 Sprain dan strain jari kaki
S93.6 Sprain dan strain bagian kaki lainnya dan tidak dijelaskan
S94 Cedera syaraf pada level tumit dan kaki
T03 Dislokasi, sprain dan strain yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T03.0 Dislokasi, sprain dan strain kepala dengan leher
T03.1 Dislokasi, sprain dan strain toraks dengan punggung bawah dan pelvis
T03.2 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota atas
T03.3 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota bawah
T03.4 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota atas dengan anggota bawah
T03.8 Dislokasi, sprain dan strain kombinasi daerah tubuh lainnya
T03.9 Dislokasi, sprain dan strain yang ganda, tidak dijelaskan
T04 Cedera remuk melibatkan daerah ganda pada tubuh
T04.0 Cedera remuk kepala dengan leher
T04.1 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis
T04.2 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas
T04.3 Cedera remuk daerah ganda pada anggota bawah
T04.4 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas dengan anggota bawah
T04.7 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis dengan
anggota
T04.8 Cedera remuk yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya
T04.9 Cedera remuk ganda, tidak dijelaskan
T05 Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T05.0 Amputasi trauma kedua tangan
T05.1 Amputasi trauma satu tangan dan lengan atas yang lain [semua level, selain tangan]
T05.2 Amputasi trauma kedua lengan [semua level]
T05.3 Amputasi trauma kedua kaki
T05.4 Amputasi trauma satu kaki dan tungkai yang lain [semua level, selain kaki]
T05.5 Amputasi trauma kedua tungkai [semua level]
T05.6 Amputasi trauma anggota atas dan bawah, semua kombinasi [semua level]
T05.8 Amputasi trauma yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya
T05.9 Amputasi trauma ganda, tidak dijelaskan
T06 Cedera lain pada daerah ganda tubuh, not elsewhere classified
T06.0 Cedera otak dan syaraf kepala dengan cedera syaraf dan medulla spinalis pada leher
Cedera bagian badan, anggota atau daerah yang tidak jelas (T08-T14)
T08 Fraktur spina, level tak jelas
T09 Cedera lain pada spina dan badan, level tak jelas
T09.0 Cedera permukaan badan, level tak jelas
T09.1 Luka terbuka badan, level tak jelas
T09.2 Dislokasi, sprain dan strain yang tidak dijelaskan sendi dan ligamen badan
T09.3 Cedera medulla spinalis, level tak jelas
T09.4 Cedera tidak dijelaskan nerve, spinal nerve root dan plexus badan
T09.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada badan
T09.6 Amputasi trauma badan, level tak jelas
T09.8 Cedera pada badan lainnya, level tak jelas
T09.9 Cedera badan yang tidak dijelaskan, level tak jelas
T10 Fraktur anggota atas, level tak jelas
T11 Cedera lain pada anggota atas, level tak jelas
T11.0 Cedera permukaan anggota atas, level tak jelas
T11.1 Luka terbuka anggota atas, level tak jelas
T11.2 Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan ligamen anggota atas, level tak
jelas
T11.3 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas
T11.4 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas
T11.5 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas
T11.6 Amputasi trauma anggota atas, level tak jelas
T11.8 Cedera anggota atas lainnya, level tak jelas
T11.9 Cedera anggota atas yang tidak dijelaskan, level tak jelas
T12 Fraktur anggota bawah, level tak jelas
T13 Cedera lain pada anggota bawah, level tak jelas
T13.0 Cedera permukaan anggota bawah, level tak jelas
T13.1 Luka terbuka anggota bawah, level tak jelas
T13.2 Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan ligamen anggota bawah, level tak
jelas
T13.3 Cedera syaraf yang tidak jelas pada anggota bawah, level tak jelas
T13.4 Cedera pembuluh darah yang tak jelas pada anggota bawah, level tak jelas
T13.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada anggota bawah, level tak jelas
T13.6 Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas
T13.8 Cedera anggota bawah lainyan, level tak jelas
T13.9 Cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan, level tak jelas
T14 Cedera di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T14.0 Cedera permukaan di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Luka bakar dan korosi pada mata dan organ internal (T26-T28)
T26 Luka bakar dan korosi pada mata dan adnexa
T26.0 Luka bakar pada kelopak dan area periokuler
T26.1 Luka bakar pada kornea dan sakus konjungtiva
T26.2 Luka bakar dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata
T26.3 Luka bakar pada bagian lain mata dan adnexa
T26.4 Luka bakar pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan
T26.5 Korosi pada kelopak dan area periokuler
T26.6 Korosi pada kornea dan sakus konjungtiva
T26.7 Korosi dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata
T26.8 Korosi pada bagian lain mata dan adnexa
T26.9 Korosi pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan
T27 Luka bakar dan korosi saluran pernafasan
T27.0 Luka bakar pada larings dan trakhea
T27.1 Luka bakar yang melibatkan larings dan trakhea dengan paru-paru
T27.2 Luka bakar pada bagian lain saluran pernafasan
T27.3 Luka bakar pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan
T27.4 Korosi pada larings dan trakhea
T27.5 Korosi yang melibatkan larings dan trakhea dengan paru-paru
T27.6 Korosi pada bagian lain saluran pernafasan
T27.7 Korosi pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan
T28 Luka bakar dan korosi organ-organ internal lainnya
T28.0 Luka bakar pada mulut dan farings
T28.1 Luka bakar pada esofagus
T28.2 Luka bakar pada bagian lain saluran pencernaan
T28.3 Luka bakar pada organ genitourinarius internal
T28.4 Luka bakar pada organ-organ internal lain dan tidak dijelaskan
T28.5 Korosi pada mulut dan farings
T28.6 Korosi pada esofagus
T28.7 Korosi pada bagian lain saluran pencernaan
T28.8 Korosi pada organ genitourinarius internal
T28.9 Korosi pada organ-organ internal lain dan tidak dijelaskan
Luka bakar dan korosi daerah tubuh ganda dan tidak jelas (T29-T32)
T29 Luka bakar dan korosi daerah ganda pada tubuh
T29.0 Luka bakar pada daerah ganda, tingkat tidak dijelaskan
T29.1 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat I
T29.2 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat II
T29.3 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu tingkat III
T29.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada daerah ganda
T29.5 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat I
T29.6 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat II
T29.7 Korosi pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu tingkat III
T30 Luka bakar dan korosi, daerah tubuh tidak dijelaskan
T32 Korosi yang diklasifikasikan menurut luas permukaan tubuh yang terlibat
T32.0 Korosi yang melibatkan kurang dari 10% permukaan tubuh
T32.1 Korosi yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh
T32.2 Korosi yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh
T32.3 Korosi yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh
T32.4 Korosi yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh
T32.5 Korosi yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh
T32.6 Korosi yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh
T32.7 Korosi yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh
T32.8 Korosi yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh
T32.9 Korosi yang melibatkan 90% atau lebih permukaan tubuh
Frostbite (T33-T35)
T33 Frostbite permukaan
T33.0 Frostbite permukaan kepala
T33.1 Frostbite permukaan leher
T33.2 Frostbite permukaan toraks
T33.3 Frostbite permukaan dinding abdomen, punggung bawah dan pelvis
T33.4 Frostbite permukaan lengan atas
T33.5 Frostbite permukaan pergelangan dan tangan
T33.6 Frostbite permukaan panggul dan paha
T33.7 Frostbite permukaan lutut dan tungkai bawah
T33.8 Frostbite permukaan tumit dan kaki
T33.9 Frostbite permukaan situs-situs yang lain dan tidak dijelaskan
T34 Frostbite dengan nekrosis jaringan
T34.0 Frostbite dengan nekrosis jaringan kepala
T34.1 Frostbite dengan nekrosis jaringan leher
T68 Hypothermia
T69 Efek lain penurunan suhu
T69.0 Immersi tangan dan kaki
T69.1 Chilblains [kulit jari, hidung, telinga menjadi merah, sembab dan gatal karena
dingin]
T69.8 Efek lain yang dijelaskan dari penurunan suhu
T69.9 Efek penurunan suhu, tidak dijelaskan
T70 Efek tekanan udara dan tekanan air
T70.0 Otitic barotrauma
T70.1 Sinus barotrauma
T70.2 Efek lain dan tidak dijelaskan dari tempat tinggi
T70.3 Caisson disease [decompression sickness]
T70.4 Efek dari cairan bertekanan tinggi
T70.8 Efek lain dari tekanan udara dan air
T70.9 Efek dari tekanan udara dan air, tidak dijelaskan
T71 Asphyxia
T73 Efek deprivasi lain
T73.0 Efek kelaparan
T73.1 Efek haus
T73.2 Exhaustion akibat exposure
T73.3 Exhaustion akibat olahraga berlebihan
T73.8 Efek-efek lain deprivasi
T73.9 Efek deprivasi, tidak dijelaskan
T74 Maltreatment syndromes [sindroma salah tindak]
T74.0 Neglect or abandonment – ditinggalkan atau tidak dipedulikan
T74.1 Pelecehan fisik
T74.2 Pelecehan sexual
T74.3 Pelecehan psikologis
T74.8 Sindroma salah tindak lainnya
T74.9 Sindroma salah tindak, tidak dijelaskan
Efek dari: pelecehan adult NOS, pelecehan anakNOS
T75 Efek penyebab luar lainnyay
T75.0 Efek petir
T75.1 Tenggelam dan perendaman non-fatal
T75.2 Efek getaran
Kode aktifitas
Subklasifikasi berikut disediakan untuk posisi suplemen (karakter ke-5) pada
kategori V01-Y34 untuk menunjukkan aktifitas korban pada saat kejadian berlangsung.
Subklasifikasi ini jangan dikaburkan dengan, atau digunakan untuk mengganti subdivisi
karakter ke-4 yang disediakan untuk tempat kejadian yang diklasifikasikan pada W00-Y34
0. Ketika sedang melakukan aktifitas olahraga
Olahraga fisik dengan elemen fungsional yang jelas seperti:
golf, atletik sekolah, jogging, berkuda, trekking, skiing, water-skiing, berenang
1. Ketika sedang melakukan aktifitas santai
Aktifitas hobbi,
Aktifitas waktu santai dengan elemen hiburan seperti ke bioskop, menari, atau pesta
Ikut dalam bagian atau aktifitas organisasi sukarela
Kecuali: Aktifitas olahraga (0)
2. Ketika bekerja mencari penghasilan
Pekerjaan yang dibayar (manual)(professional),
Transportasi (saat) ke dan dari aktifitas tersebut
Bekerja untuk gaji, bonus dan bentuk penghasilan lainnya
3. Ketika sedang melakukan pekerjaan lainnya
Tugas rumahtangga seperti: mengasuh anak dan keluarga lain, mencuci, memasak,
bertaman, memelihara rumah
Tugas-tugas yang biasanya seseorang tidak mendapatkan upah
Aktifitas belajar, misalnya menghadiri kegiatan atau pelajaran sekolah
Sedang menjalani pendidikan
4. Ketika sedang istirahat, tidur, makan, atau melakukan aktifitas vital lainnya
Melakukan aktifitas kebersihan pribadi
8. Ketika sedang melakukan aktifitas lain yang dijelaskan
9. Ketika sedang melakukan aktifitas yang tidak dijelaskan
tram, truk, atau tub [pembawa cairan] (bermotor) di tambang atau galian
(u) Kendaraan khusus daerah pertanian adalah MV yang dirancang untuk digunakan
secara khusus di pertanian dan perkebunan (hortikultura), misalnya untuk
mengolah tanah, menyebar benih, menuai panen, dan membawa barang-barang di
pertanian.
Termasuk: mesin panen, mesin pertanian bergerak sendiri, traktor (dan
trailer)
(v) Kendaraan konstruksi khusus adalah MV yang dirancang secara khusus untuk
digunakan dalam konstruksi (dan demolisi) jalan, bangunan, dan struktur lainnya
Termasuk: bulldozer, digger, dumper truck, earth-leveller (perata tanah),
mechanical shovel (sekop mekanis), road-roller (mesin giling)
(w) Kendaraan semua medan (special all-terrain vehicle) adalah MV yang dirancang
khusus untuk menempuh medan kasar atau lunak atau salju. Contoh rancangan
khusus adalah konstruksi tinggi, roda dan ban khusus, tracks, dan sokongan
bantalan udara.
Termasuk: hovercraft tanah dan rawa, mobil salju
Kecuali: hovercraft di perairan terbuka – lihat definisi (x)
(x) Watercraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di atas air.
Termasuk: hovercraft NOS
(y) Aircraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di udara.
Jatuh (W00-W19)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali: sengaja melukai diri sendiri (X80-X81), serangan fisik [assault] (Y01-
Y02)
jatuh (dalam) (dari):
kendaraan transport (V01-V99), hewan (V80.-),
mesin (yang bekerja) (W28-W31), ke air (dengan tenggelam) (W65-W74),
bangunan terbakar (X00.-), ke dalam api (X00-X04, X08-X09)
W00. Jatuh pada level sama yang melibatkan es dan salju
Kecuali: jatuh dengan disebutkan: ice-skates and skis (W02.-), jenjang (W10.-)
W01. Jatuh pada level sama akibat tergelincir, tersandung, dan terantuk
Kecuali: jatuh melibatkan es atau salju snow (W00.-)
W02. Jatuh yang melibatkan ice-skates, skis, roller-skates atau skateboards
W03. Jatuh pada level sama yang lainnya akibat tabrakan dengan, atau didorong orang lain
Tenggelam (W65-W74)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali tenggelam akibat: laka-transport (V01-V99), laka-transport air (V90.-,
V92.-),
bencana alam (X34-X39)
W65. Tenggelam ketika di bak mandi
Termasuk: overdosis tak sengaja, salah pemberian obat, dan obat digunakan tidak sengaja
kecelakaan penggunaan obat dan zat biologis lain pada prosedur medis dan
bedah
keracunan, kalau tidak jelas kecelakaan atau disengaja
Kecuali: pemberian dengan maksud bunuh diri atau membunuh, atau berniat
melukai, atau dalam situasi yang bisa diklasifikasikan pada X60-X69,
X85-X90, Y10-Y19;
obat yang benar yang diberikan dengan pantas dalam dosis pengobatan atau
pencegahan sebagai penyebab efek tak diinginkan (Y40-Y59)
Obat-obatan dan zat biologis penyebab efek yang tidak diinginkan dalam
pengobatan (Y40-Y59)
Note: Untuk daftar obat yang diberikan dalam subdivisi karakter ke-4, lihat “Table of
drugs and chemicals” di Alphabetical Index.
Kecuali: Kecelakaan dalam cara pemberian obat-obatan dan zat biologis dalam
prosedur bedah dan medis (Y60-Y69)
Y40. Antibiotika sistemik
Kecuali: antibiotika antineoplastik (Y43.3), antibiotika topikal (Y56.-)
Y40.0 Penisillin
Y40.1 Sefalosporin dan antibiotika beta-laktam lainnya
Y40.2 Group khloramphenikol
Y40.3 Makrolida
Y40.4 Tetrasiklin
Y40.5 Aminoglikosida
Streptomisin
Y40.6 Rifamisin
Y40.7 Antibiotika anti-jamur, dipakai secara sistemik