Anda di halaman 1dari 316

PENYAKIT-PENYAKIT INFEKSI DAN PARASIT TERTENTU

Penyakit-penyakit infeksi pada usus (A00-A09)


A00 Cholera
A00.0 Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar cholerae
A00.1 Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar eltor
A00.9 Cholera, tidak dijelaskan

A01 Demam typhoid and paratyphoid


A01.0 Typhoid fever
A01.1 Paratyphoid fever A
A01.2 Paratyphoid fever B
A01.3 Paratyphoid fever C
A01.4 Paratyphoid fever, tak dijelaskan

A02 Infeksi salmonella lainnya


A02.0 Salmonella enteritis
A02.1 Salmonella septicaemia
A02.2†Infeksi salmonella terlokalisir
A02.8 Infeksi salmonella lain yang dijelaskan
A02.9 Infeksi salmonella, tidak dijelaskan

A03 Shigellosis
A03.0 Shigellosis akibat S. dysenteriae; Group A [dysentery Shiga-Kruse]
A03.1 Shigellosis akibat Shigella flexneri; Group B
A03.2 Shigellosis akibat Shigella boydii; Group C
A03.3 Shigellosis akibat Shigella sonnei; Group D
A03.8 Shigellosis lain
A03.9 Shigellosis, tidak dijelaskan; disentri basiler NOS

A04 Infeksi usus akibat bakteri lainnya


A04.0 Infeksi E. coli enteropathogenik
A04.1 Infeksi E. coli enterotoxigenik
A04.2 Infeksi E. coli enteroinvasif
A04.3 Infeksi E. coli enterohaemorrhagik
A04.4 Infeksi E. coli lain pada usus;
A04.5 Enteritis Campylobacter
A04.6 Enteritis akibat Yersinia enterocolitica
A04.7 Enterokolitis akibat Clostridium difficile
A04.8 Infeksi usus akibat bakteri lain yang dijelaskan
A04.9 Infeksi usus akibat bakteri, tidak dijelaskan;

A05 Keracunan makanan akibat bakteri lainnya


A05.0 Keracunan makanan akibat staphylococcus
A05.1 Botulismus
A05.2 Keracunan makanan akibat Cl. perfringens [Cl. welchii];
A05.3 Keracunan makanan akibat Vibrio parahaemolyticus
A05.4 Keracunan makanan akibat Bacillus cereus
A05.8 Keracunan makanan akibat kuman lain yang dijelaskan
A05.9 Keracunan makanan akibat kuman, tidak dijelaskan

A06 Amoebiasis

Apikes Iris, Padang


A06.0 Disentri amubik akut;
A06.1 Amubiasis usus kronis
A06.2 Kolitis amuba non-disentri
A06.3 Amuboma usus;
A06.4 Abses hati akibat amuba;
A06.5†Abses paru-paru akibat amoeba (J99.8*);
A06.6†Abses otak amuba (G07*);
A06.7 Amubiasis kulit
A06.8 Infeksi amuba di situs lain;
A06.9 Amubiasis, tak dijelaskan

A07 Penyakit usus akibat protozoa lainnya


A07.0 Balantidiasis
A07.1 Giardiasis [lambliasis]
A07.2 Cryptosporidiosis
A07.3 Isosporiasis
A07.8 Penyakit usus akibat protozoa lain yang dijelaskan
A07.9 Penyakit usus akibat protozoa, tidak dijelaskan

A08 Infeksi usus oleh virus dan infeksi lain yang dijelaskan
A08.0 Enteritis akibat rotavirus
A08.1 Gastroenteropati akut akibat Norwalk agent;
A08.2 Enteritis adenovirus
A08.3 Enteritis virus lainnya
A08.4 Infeksi usus oleh virus, tidak dijelaskan
A08.5 Infeksi usus lain yang dijelaskan

A09 Diare dan gastroenteritis yang diduga akibat penularan

Tuberkulosis (A15-A19)
A15 TB pernafasan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.0 TB paru, dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur.
A15.1 TB paru, dipastikan oleh kultur saja
A15.2 TB paru, dipastikan secara histologis
A15.3 TB paru, dipastikan melalui cara yang tidak dijelaskan
A15.4 TB kelenjar limfe intratoraks, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.5 TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
A15.6 Pleuritis TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.7 TB pernafasan primer, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.8 TB pernafasan lain, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.9 TB pernafasan yang tidak dijelaskan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis

A16 TB pernafasan, tidak dipastikan secara bakteriologis atau histologis


A16.0 TB paru, secara bakteriologis dan histologis negatif.
A16.1 TB paru, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak dilakukan
Kondisi pada A16.0, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak dilakukan
A16.2 TB paru, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
A16.3 TB kelenjar limfe intratoraks, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis
A16.4 TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis
atau histologis

Apikes Iris, Padang


A16.5 Pleuritis TB, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
A16.7 TB pernafasan primer, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
A16.8 TB pernafasan lain, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
A16.9 TB pernafasan yang tidak dijelaskan, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis
atau histologis

A17† TB sistem syaraf


A17.0† Meningitis TB(G01*)
A17.8† TB lain sistem syaraf
A17.9† TB sistem syaraf, tidak dijelaskan (G99.8*)

A18 TB organ lain


A18.0† TB tulang dan sendi
A18.1† TB sistem genitourinarius
A18.2 Limfadenopati perifer TB,
A18.3 TB usus, peritoneum, dan kelenjar mesenterika
A18.4 TB kulit dan jaringan subkutis
A18.5† TB mata
A18.6† TB telinga
A18.7† TB kelenjar adrenal (E35.1*),
A18.8† TB organ lain

A19 TB miliaris
A19.0 TB miliaris akut pada situs tunggal yang disebutkan
A19.1 TB miliaris akut pada situs ganda
A19.2 TB miliaris akut, tidak dijelaskan
A19.8 TB miliaris lainnya
A19.9 TB miliaris, tidak dijelaskan

Penyakit kuman zoonotik tertentu (A20-A28)


A20 Plague
A20.0 Bubonic plague
A20.1 Cellulocutaneous plague
A20.2 Pneumonic plague
A20.3 Plague meningitis
A20.7 Septicaemic plague
A20.8 Bentuk-bentuk lain plague
A20.9 Plague, tidak dijelaskan
A21 Tularaemia
A21.0 Ulceroglandular tularaemia
A21.1 Oculoglandular tularaemia
A21.2 Pulmonary tularaemia
A21.3 Gastrointestinal tularaemia
A21.7 Generalized tularaemia
A21.8 Bentuk-bentuk lain tularaemia
A21.9 Tularaemia, tidak dijelaskan

A22 Anthrax
A22.0 Anthrax kulit
A22.1 Anthrax pernafasan

Apikes Iris, Padang


A22.2 Anthrax gastrointestinum
A22.7 Septikaemia anthrax
A22.8 Bentuk-bentuk lain anthrax
A22.9 Anthrax, tidak dijelaskan

A23 Brucellosis
A23.0 Brucellosis akibat B. melitensis
A23.1 Brucellosis akibat B. abortus
A23.2 Brucellosis akibat B. suis
A23.3 Brucellosis akibat B. canis
A23.8 Brucellosis lain
A23.9 Brucellosis, tidak dijelaskan

A24 Glanders and melioidosis


A24.0 Glanders
A24.1 Melioidosis akut dan fulminant
A24.2 Melioidosis subakut dan kronis
A24.3 Melioidosis lain
A24.4 Melioidosis, tidak dijelaskan

A25 Rat-bite fevers – demam gigitan tikus


A25.0 Spirillosis
A25.1 Streptobacillosis
A25.9 Rat-bite fever, tidak dijelaskan

A26 Erysipeloid
A26.0 Cutaneous erysipeloid; Erythema migrans
A26.7 Erysipelothrix septicaemia
A26.8 Bentuk-bentuk lain erysipeloid
A26.9 Erysipeloid, tidak dijelaskan

A27 Leptospirosis
A27.0 Leptospirosis icterohaemorrhagica
A27.8 Bentuk-bentuk lain leptospirosis
A27.9 Leptospirosis, tidak dijelaskan

A28 Penyakit bakteri zoonotik lain, not elsewhere classified


A28.0 Pasteurellosis
A28.1 Cat-scratch disease
A28.2 Extraintestinal yersiniosis
A28.8 Penyakit bakteri zoonotik lain yang dijelaskan, not elsewhere classified
A28.9 Penyakit bakteri zoonotik, tidak dijelaskan

Penyakit bakteri lainnya (A30-A49)


A30 Leprosy [Hansen's disease]
A30.0 Indeterminate leprosy
A30.1 Tuberculoid leprosy
A30.2 Borderline tuberculoid leprosy
A30.3 Borderline leprosy
A30.4 Borderline lepromatous leprosy
A30.5 Lepromatous leprosy

Apikes Iris, Padang


A30.8 Bentuk lain leprosy
A30.9 Lepra, tidak dijelaskan

A31 Infeksi akibat mikobakteria lain


A31.0 Infeksi mikobakterium pada paru-paru
A31.1 Infeksi mikobakterium pada kulit
A31.8 Infeksi mikobakterium lainnya
A31.9 Infeksi mikobakterium, tidak dijelaskan

A32 Listeriosis
A32.0 Listeriosis kulit
A32.1†Meningitis and meningoencephalitis listeria
A32.7 Septikemia listeria
A32.8 Bentuk lain listeria
A32.9 Listeriosis, tidak dijelaskan

A33 Tetanus neonatorum


A34 Tetanus obstetri
A35 Tetanus lain, Tetanus NOS

A36 Diphtheria
A36.0 Difteri farings
A36.1 Difteri nasofarings
A36.2 Difteri larings,
A36.3 Difteri kulit
A36.8 Difteri lain
A36.9 Diphtheria, tidak dijelaskan

A37 Whooping cough


A37.0 Whooping cough disebabkan Bordetella pertussis
A37.1 Whooping cough disebabkan Bordetella parapertussis
A37.8 Whooping cough disebabkan spesies Bordetella lain
A37.9 Whooping cough, tidak dijelaskan

A38 Scarlet fever


A39 Infeksi meningokokus
A39.0† Meningitis meningokokus (G01*)
A39.1† Sindroma Waterhouse-Friderichsen (E35.1*);
A39.2 Acute meningococcaemia
A39.3 Chronic meningococcaemia
A39.4 Meningokokaemia, tidak dijelaskan;
A39.5† Penyakit jantung meningokokus
A39.8 Infeksi meningokokus lain
A39.9 Infeksi meningokokus , tidak dijelaskan

A40 Septikemia streptokokus


A40.0 Septikemia akibat streptokokus, group A
A40.1 Septikemia akibat streptokokus, group B
A40.2 Septikemia akibat streptokokus, group D

Apikes Iris, Padang


A40.3 Septikemia akibat Streptococcus pneumoniae,
A40.8 Septikemia akibat streptokokus lainnya
A40.9 Septikemia akibat streptokokus, tidak dijelaskan

A41 Septikemia lain


A41.0 Septikemia akibat Staphylococcus aureus
A41.1 Septikemia akibat stafilokokus lain yang disebutkan
A41.2 Septikemia akibat stafilokokus yang tidak dijelaskan
A41.3 Septikemia akibat Haemophilus influenzae
A41.4 Septikemia akibat kuman anaerob
A41.5 Septikemia akibat organisme Gram-negative lain
A41.8 Septikemia lain yang dijelaskan
A41.9 Septicaemia, tidak dijelaskan;

A42 Actinomycosis
A42.0 Aktinomikosis pulmonalis
A42.1 Aktinomikosis abdominalis
A42.2 Aktinomikosis servikofasialis
A42.7 Septikemia aktinomikosis
A42.8 Bentuk lain aktinomikosis
A42.9 Aktinomikosis, tidak dijelaskan

A43 Nocardiosis
A43.0 Nokardiosis pulmonalis
A43.1 Nokardiosis kulit
A43.8 Bentuk lain nokardiosis
A43.9 Nokardiosis, tidak dijelaskan

A44 Bartonellosis
A44.0 Bartonellosis sistemik
A44.1 Bartonellosis kulit dan mukosa kulit
A44.8 Bentuk lain bartonellosis
A44.9 Bartonellosis, tidak dijelaskan

A46 Erysipelas

A48 Penyakit bakteri lain, not elsewhere classified


A48.0 Gas gangrene
A48.1 Penyakit Legionnaires
A48.2 Penyakit Legionnaires Nonpneumonic [demam Pontiac]
A48.3 Toxic shock syndrome
A48.4 Brazilian purpuric fever;
A48.8 Penyakit bakteri lain yang dijelaskan

A49 Infeksi bakteri, situs tidak dijelaskan


A49.0 Infeksi stafilokokus, tidak dijelaskan
A49.1 Infeksi streptokokus, tidak dijelaskan
A49.2 Infeksi Haemophilus influenzae, tidak dijelaskan
A49.3 Infeksi Mycoplasma, tidak dijelaskan
A49.8 Infeksi bakteri lain dengan situs tidak dijelaskan
A49.9 Infeksi bakteri, tidak dijelaskan;

Apikes Iris, Padang


Infeksi yang terutama ditularkan hubungan seks (A50-A64)
A50 Sifilis kongenital
A50.0 Sifilis kongenital dini, dengan gejala
A50.1 Sifilis kongenital dini, latent
A50.2 Sifilis kongenital dini, tidak dijelaskan
A50.3 Okulopati sifilitika kongenital lanjut
A50.4 Neurosifilis kongenital lanjut [neurosifilis juvenile]
A50.5 Sifilis kongenital lanjut lain dengan gejala klinis
A50.6 Sifilis kongenital lanjut, latent
A50.7 Sifilis kongenital lanjut, tidak dijelaskan
A50.9 Sifilis kongenital, tidak dijelaskan

A51 Sifilis dini


A51.0 Sifilis genital primer
A51.1 Sifilis primer anus
A51.2 Sifilis primer di tempat lain
A51.3 Sifilis sekunder kulit dan membran mukosa
A51.4 Sifilis sekunder lain
A51.5 Sifilis dini, latent
A51.9 Sifilis dini, tidak dijelaskan

A52 Sifilis lanjut


A52.0†Cardiovascular syphilis
A52.1 Neurosifilis simptomatik
A52.2 Neurosifilis asimptomatik (tanpa gejala)
A52.3 Neurosifilis, tidak dijelaskan
A52.7 Sifilis lanjut dengan gejala lainnya
A52.8 Sifilis lanjut, latent
A52.9 Sifilis lanjut, tidak dijelaskan

A53 Sifilis lain dan tidak dijelaskan


A53.0 Sifilis, tidak dijelaskan dini atau lanjut
A53.9 Sifilis, tidak dijelaskan

A54 Infeksi gonokokus


A54.0 Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah
A54.1 Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah
A54.2† Pelviperitonitis gonokokus dan infeksi gonokokus lainnya
A54.3 Infeksi gonokokus pada mata
A54.4† Infeksi gonokokus pada sistem muskuloskeletonl
A54.5 Faringitis gonokokus
A54.6 Infeksi gonokokus pada anus dan rektum
A54.8 Infeksi gonokokus lainnya
A54.9 Infeksi gonokokus, tidak dijelaskan

A55 Limfogranuloma chlamydia (venereum)

A56 Penyakit chlamydia lain yang ditularkan melalui hubungan seksual


A56.0 Infeksi chlamydia pada saluran genitourinarius bawah
A56.1† Infeksi chlamydia pada pelviperitoneum dan organ genitourinarius lain
A56.2 Infeksi chlamydia saluran genitourinarius, tidak dijelaskan
A56.3 Infeksi chlamydia anus dan rektum

Apikes Iris, Padang


A56.4 Infeksi chlamydia farings
A56.8 Infeksi chlamydia melalui hubungan seksual pada tempat lain

A57 Chancroid
A58 Granuloma inguinale

A59 Trikhomoniasis
A59.0 Trikhomoniasis urogenital;
A59.8 Trikhomoniasis di tempat lain
A59.9 Trikhomoniasis, tidak dijelaskan

A60 Infeksi herpesviral [herpes simplex] anogenital


A60.0 Infeksi herpesvirus saluran genitalia dan urogenitalis
A60.1 Infeksi herpesvirus kulit perianus dan rektum
A60.9 Infeksi herpesvirus anogenita;, tidak dijelaskan

A63 Penyakit hubungan seksual lain, tidak diklasifikasi di tempat lain


A63.0 Anogenital (venereal) warts
A63.8 Penyakit hubungan kelamin lain yang dijelaskan
A64 Penyakit hubungan kelamin yang tidak dijelaskan

Penyakit akibat spirochaeta lainnya (A65-A69)


A65 Sifilis nonvenereal

A66 Yaws
A66.0 Yaw, lesi awal
A66.1 Yaw papillomata ganda dan “wet crab”
A66.2 Lesi awal kulit lain pada yaws
A66.3 Hiperkeratosis pada yaws
A66.4 Gummata dan ulkus pada yaws
A66.5 Gangosa
A66.6 Lesi tulang dan kulit pada yaws
A66.7 Manifestasi lain yaws
A66.8 Yaws laten
A66.9 Yaws, tidak dijelaskan

A67 Pinta [carate]


A67.0 Lesi primer pinta
A67.1 Lesi intermedia pinta
A67.2 Lesi lanjut pinta
A67.3 Lesi campuran dari pinta
A67.9 Pinta, tidak dijelaskan

A68 Relapsing fevers – demam berulang


A68.0 Louse-borne relapsing fever
A68.1 Tick-borne relapsing fever
A68.9 Relapsing fever, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


A69 Infeksi spirochaeta lainnya
A69.0 Stomatitis ulseratif nekrotikans [infeksi Vincent]
A69.1 Infeksi Vincent lainnya
A69.2 Penyakit Lyme
A69.8 Infeksi spirochaeta lain yang dijelaskan
A69.9 Infeksi spirochaeta, tidak dijelaskan

Penyakit lain yang disebabkan chlamydiae (A70-A74)


A70 Infeksi Chlamydia psittaci

A71 Trachoma
A71.0 Stadium awal trachoma
A71.1 Stadium aktif trachoma
A71.9 Trachoma, tidak dijelaskan

A74 Penyakit lain akibat chlamydiae


A74.0† Konjungtivitis chlamydia (H13.1*);
A74.8 Penyakit chlamydia lain
A74.9 Infeksi chlamydia, tidak dijelaskan

Rickettsioses (A75-A79)
A75 Typhus fever
A75.0 Demam tifus ‘louse-borne’ epidemik akibat Rickettsia prowazekii
A75.1 Recrudescent typhus [penyakit Brill];
A75.2 Demam tifus akibat R. typhi;
A75.3 Demam tifus akibat R. tsutsugamushi;
A75.9 Demam tifus, tidak dijelaskan;

A77 Spotted fever [tick-borne rickettsioses]


A77.0 Spotted fever akibat R. rickettsii:
A77.1 Spotted fever akibat R. conorii
A77.2 Spotted fever akibat R. siberica
A77.3 Spotted fever akibat R. australis
A77.8 Spotted fever lain
A77.9 Spotted fever, tidak dijelaskan

A78 Q fever

A79 Rickettsioses lain


A79.0 Trench fever,
A79.1 Rickettsial pox akibat Rickettsia akari:
A79.8 Rickettsioses lain yang dijelaskan
A79.9 Rickettsiosis, tidak dijelaskan;

Infeksi virus sistem syaraf pusat (A80-A89)


A80 Poliomielitis akut
A80.0 Poliomyelitis paralitika akut, akibat vaksin
A80.1 Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari luar negeri
A80.2 Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari dalam negeri

Apikes Iris, Padang


10

A80.3 Poliomyelitis paralitika akut, jenis lain dan tidak dijelaskan


A80.4 Poliomyelitis non-paralitika akut
A80.9 Poliomyelitis akut, tidak dijelaskan

A81 Infeksi virus lambat sistem syaraf pusat


A81.0 Penyakit Creutzfeldt-Jakob:
A81.1 Panensefalitis sklerosa aubakut
A81.2 Leukoensefalopati multifokus progresif
A81.8 Infeksi virus lambat lain pada SSP
A81.9 Infeksi virus lambat pada SSP, tidak dijelaskan

A82 Rabies
A82.0 Rabies sylvatika
A82.1 Rabies urban
A82.9 Rabies, tidak dijelaskan

A83 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk


A83.0 Japanese encephalitis
A83.1 Western equine encephalitis
A83.2 Eastern equine encephalitis
A83.3 St Louis encephalitis
A83.4 Australian encephalitis;
A83.5 California encephalitis
A83.6 Rocio virus disease
A83.8 Ensefalitis virus lain yang ditularkan melalui nyamuk
A83.9 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk, tidak dijelaskan

A84 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui kutu


A84.0 Tick-borne ensefalitis Timur Jauh [Russian spring-summer encephalitis]
A84.1 Tick-borne ensefalitis Eropa Tengah
A84.8 Tick-borne ensefalitis virus lain:
A84.9 Tick-borne ensefalitis virus, tidak dijelaskan

A85 Ensefalitis virus lain, not elsewhere classified


A85.0† Ensefalitis enterovirus (G05.1*);
A85.1† Ensefalitis adenovirus (G05.1*);
A85.2 Ensefalitis virus yang dibawa arthropoda, tidak dijelaskan
A85.8 Ensefalitis virus lain yang dijelaskan
A86 Ensefalitis virus, tidak dijelaskan
A87 Meningitis virus
A87.0† Meningitis enterovirus (G02.0*):
A87.1† Meningitis adenovirus (G02.0*)
A87.2 Khoriomeningitis limfositik,
A87.8 Meningitis virus lain
A87.9 Meningitis virus, tidak dijelaskan
A88 Infeksi virus sistem syaraf pusat lainnya, not elsewhere classified
A88.0 Demam eksantema enterovirus [Boston exanthem]
A88.1 Epidemic vertigo
A88.8 Infeksi virus sistem syaraf pusat lain yang dijelaskan
A89 Infeksi virus sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 10


11

Demam arbovirus dan demam berdarah virus (A90-A99)


A90 Demam dengue [dengue klasik]
A91 Demam berdarah dengue
A92 Demam akibat virus yang dibawa nyamuk lainnya
A92.0 Penyakit virus Chikungunya;
A92.1 Demam O'nyong-nyong
A92.2 Demam equine Venezuela
A92.3 Demam West Nile
A92.4 Demam Rift Valley
A92.8 Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk lainnya
A92.9 Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk, tidak dijelaskan

A93 Demam arbovirus lain, not elsewhere classified


A93.0 Demam virus Oropouche,
A93.1 Demam Sandfly
A93.2 Colorado tick fever
A93.8 Demam arbovirus lain yang dijelaskan

A94 Demam arbovirus, tidak dijelaskan

A95 Yellow fever


A95.0 Sylvatic yellow fever;
A95.1 Urban yellow fever
A95.9 Yellow fever, tidak dijelaskan

A96 Demam berdarah arena virus


A96.0 Demam berdarah Junin
A96.1 Demam berdarah Machupo
A96.2 Demam Lassa
A96.8 Demam berdarah arenavirus lain
A96.9 Demam berdarah arenavirus, tidak dijelaskan

A98 Demam berdarah virus lain, not elsewhere classified


A98.0 Demam berdarah Crimea-Congo:
A98.1 Demam berdarah Omsk
A98.2 Penyakit Kyasanur Forest
A98.3 Penyakit virus Marburg
A98.4 Penyakit virus Ebola
A98.5 Demam berdarah dengan gejala ginjal
A98.8 Demam berdarah virus lain yang dijelaskan
A99 Demam berdarah akibat virus yang tidak dijelaskan

Infeksi virus dengan lesi kulit dan mukosa (B00-B09)


B00 Infeksi herpesvirus [herpes simplex]
B00.0 Eczema herpeticum;
B00.1 Dermatitis vesikularis herpesvirus
B00.2 Gingivostomatitis dan pharyngotonsillitis herpesvirus;
B00.3†Meningitis herpesvirus (G02.0*)
B00.4†Encephalitis herpesvirus (G05.1*):
B00.5†Penyakit mata herpesvirus:

Apikes Iris, Padang 11


12

B00.7 Penyakit herpesvirus disseminata,


B00.8 Bentuk lain infeksi herpesvirus
B00.9 Infeksi herpesvirus, tidak dijelaskan

B01 Varicella [chickenpox]


B01.0† Meningitis varicella (G02.0*)
B01.1† Ensefalitis varicella (G05.1*)
B01.2† Pneumonia varicella (J17.1*)
B01.8 Varicella dengan komplikasi lain
B01.9 Varicella tanpa komplikasi

B02 Zoster [herpes zoster]


B02.0† Ensefalitis zoster (G05.1*);
B02.1† Meningitis zoster (G02.0*)
B02.2† Zoster yang melibatkan sistem syaraf lainnya
B02.3† Penyakit mata zoster
B02.7 Zoster disseminata
B02.8 Zoster dengan komplikasi lain
B02.9 Zoster tanpa komplikasi, zoster NOS
B03 Smallpox
B04 Monkeypox

B05 Measles
B05.0† Measles dengan komplikasi encephalitis (G05.1*),
B05.1† Measles dengan komplikasi meningitis (G02.0*),
B05.2† Measles dengan komplikasi pneumonia (J17.1*),
B05.3† Measles dengan pasca measles komplikasi otitis media (H67.1*),
B05.4 Measles dengan komplikasi usus
B05.8 Measles dengan komplikasi lain,
B05.9 Measles tanpa komplikasi,

B06 Rubella [German measles]


B06.0† Rubella dengan komplikasi neurologis
B06.8 Rubella dengan komplikasi lain
B06.9 Rubella tanpa komplikasi
B07 Viral warts – jerawat virus

B08 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, N.E.C.
B08.0 Infeksi orthopoxvirus lain:
B08.1 Molluscum contagiosum
B08.2 Exanthema subitum [sixth disease]
B08.3 Erythema infectiosum [fifth disease]
B08.4 Stomatitis vesikularis enterovirus dengan eksantema
B08.5 Faringitis vesikularis enterovirus ,
B08.8 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa yang dijelaskan
B09 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, tidak dijelaskan

Hepatitis virus(B15-B19)
B15 Hepatitis akut A
B15.0 Hepatitis A dengan koma hepatika
B15.9 Hepatitis A tanpa koma hepatika,

Apikes Iris, Padang 12


13

B16 Hepatitis akut B


B16.0 Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), dengan koma hepatika
B16.1 Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), tanpa koma hepatika
B16.2 Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dengan koma hepatika
B16.9 Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dan tanpa koma hepatika

B17 Hepatitis virus akut lain


B17.0 Delta-(super)infection akut terhadap carrier hepatitis B
B17.1 Hepatitis akut C
B17.2 Hepatitis akut E
B17.8 Hepatitis virus akut lain yang dijelaskan,

B18 Hepatitis virus kronis


B18.0 Hepatitis virus B kronis dengan delta-agent
B18.1 Hepatitis virus B kronis tanpa delta-agent,
B18.2 Hepatitis virus C kronis
B18.8 Hepatitis virus kronis lain
B18.9 Hepatitis virus kronis, tidak dijelaskan

B19 Hepatitis virus, tidak dijelaskan


B19.0 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan dengan koma
B19.9 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan tanpa koma hepatika

Penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)


B20 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit
B20.0 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi mycobacteria
B20.1 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi bakteri lain
B20.2 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit cytomegalovirus
B20.3 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi virus lain
B20.4 Penyakit HIV yang menyebabkan kandidiasis
B20.5 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit jamur lain
B20.6 Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonia Pneumocystis carinii
B20.7 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda
B20.8 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit lain
B20.9 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan

B21 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas


B21.0 Penyakit HIV yang menyebabkan sarkoma Kaposi
B21.1 Penyakit HIV yang menyebabkan limfoma Burkitt
B21.2 Penyakit HIV yang menyebabkan jenis lain limfoma non-Hodgkin
B21.3 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain pada jaringan limfoid,
hematopoietik dan yang terkait
B21.7 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas ganda
B21.8 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain
B21.9 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas yang tidak dijelaskan

B22 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit lain yang dijelaskan


B22.0 Penyakit HIV yang menyebabkan ensefalopati
B22.1 Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonitis interstitialis llimfoid
B22.2 Penyakit HIV yang menyebabkan wasting syndrome
B22.7 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda yang diklasifikasi di tempat lain

Apikes Iris, Padang 13


14

B23 Penyakit HIV yangmenyebabkan kondisi lain


B23.0 Sindroma infeksi HIV akut
B23.1 Penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (persistent)
B23.2 Penyakit HIV yang menyebabkan kelainan haematologis dan immunologis, n.e.c.
B23.8 Penyakit HIV yang menyebabkan kondisi lain yang dijelaskan

B24 Penyakit HIV, tidak dijelaskan

Penyakit virus lain (B25-B34)

B25 Penyakit Cytomegalovirus (CMV)


B25.0† Pneumonitis CMV (J17.1*)
B25.1† Hepatitis CMV (K77.0*)
B25.2† Pancreatitis CMV (K87.1*)
B25.8 Penyakit CMV lain
B25.9 Penyakit CMV, tidak dijelaskan

B26 Mumps
B26.0† Orchitis mumps (N51.1*)
B26.1† Meningitis mumps (G02.0*)
B26.2† Encephalitis mumps (G05.1*)
B26.3† Pancreatitis mumps (K87.1*)
B26.8 Mumps dengan komplikasi lain:
B26.9 Mumps tanpa komplikasi

B27 Mononucleosis infeksiosa


B27.0 Mononucleosis gammaherpesvirus;
B27.1 Mononucleosis CMV
B27.8 Mononucleosis infeksiosa lain
B27.9 Mononucleosis infeksiosa, tidak dijelaskan

B30 Konjungtivitis virus


B30.0† Keratoconjunctivitis akibat adenovirus (H19.2*);
B30.1† Konjungtivitis akibat adenovirus (H13.1*),
B30.2 Faringokonjungtivitis virus
B30.3† Konjungtivitis hemoragika epidemik akut (enterovirus) (H13.1*);
B30.8† Konjungtivitis virus lainnya (H13.1*);
B30.9 Konjungtivitis virus, tidak dijelaskan

B33 Penyakit virus lain, not elsewhere classified


B33.0 Myalgia epidemik
B33.1 Penyakit Ross River
B33.2 Karditis virus
B33.3 Infeksi retrovirus, not elsewhere classified;
B33.8 Penyakit virus lain yang dijelaskan.

B34 Penyakit virus dengan situs tidak dijelaskan


B34.0 Infeksi adenovirus, tidak dijelaskan
B34.1 Infeksi enterovirus, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 14


15

B34.2 Infeksi coronavirus, tidak dijelaskan


B34.3 Infeksi parvovirus, tidak dijelaskan
B34.4 Infeksi papovavirus, tidak dijelaskan
B34.8 Infeksi virus lain yang situsnya tidak dijelaskan
B34.9 Infeksi virus, tidak dijelaskan;

Mycoses (B35-B49)
B35 Dermatophytosis
B35.0 Tinea barbae dan tinea capitis
B35.1 Tinea unguium
B35.2 Tinea manuum
B35.3 Tinea pedis
B35.4 Tinea corporis
B35.5 Tinea imbricata
B35.6 Tinea cruris;
B35.8 Dermatophytosis lain
B35.9 Dermatophytosis, tidak dijelaskan;

B36 Mikosis permukaaan lainnya


B36.0 Pityriasis versicolor
B36.1 Tinea nigra;
B36.2 White piedra
B36.3 Black piedra
B36.8 Mikosis superfisialis lain yang dijelaskan
B36.9 Mikosis superfisialis, tidak dijelaskan

B37 Candidiasis
B37.0 Stomatitis kandida
B37.1 Kandidiasis pulmonalis
B37.2 Kandidiasis kulit dan kuku;
B37.3† Kandidiasis vulva dan vagina (N77.1*);
B37.4† Kandidiasis urogenital lain;
B37.5† Meningitis kandida(G02.1*)
B37.6† Endokarditis kandida (I39.8*)
B37.7 Septikemia kandida
B37.8 Kandidiasis pada situs lain;
B37.9 Kandidiasis, tidak dijelaskan;

B38 Coccidioidomycosis
B38.0 Koksidioidomikosis paru-paru akut
B38.1 Koksidioidomikosis paru-paru kronis
B38.2 Koksidioidomikosis paru-paru, tidak dijelaskan
B38.3 Koksidioidomikosis kulit
B38.4† Koksidioidomikosis meningitis (G02.1*)
B38.7 Koksidioidomikosis disseminata
B38.8 Bentuk lain koksidioidomikosis
B38.9 Koksidioidomikosis, tidak dijelaskan

B39 Histoplasmosis
B39.0 Histoplasmosis capsulati paru-paru akut
B39.1 Histoplasmosis capsulati paru-paru kronis
B39.2 Histoplasmosis capsulati paru-paru, tidak dijelaskan
B39.3 Histoplasmosis capsulati disseminata

Apikes Iris, Padang 15


16

B39.4 Histoplasmosis capsulati, tidak dijelaskan


B39.5 Histoplasmosis duboisii
B39.9 Histoplasmosis, tidak dijelaskan

B40 Blastomycosis
B40.0 Blastomikosis paru-paru akut
B40.1 Blastomikosis paru-paru kronis
B40.2 Blastomikosis paru-paru, tidak dijelaskan
B40.3 Blastomikosis kulit
B40.7 Blastomikosis disseminata
B40.8 Bentuk lain blastomikosis
B40.9 Blastomikosis, tidak dijelaskan

B41 Parakoksidioidomikosis
B41.0 Parakoksidioidomikosis paru-paru
B41.7 Parakoksidioidomikosis disseminata
B41.8 Bentuk lain parakoksidioidomikosis
B41.9 Parakoksidioidomikosis, tidak dijelaskan

B42 Sporotrichosis
B42.0† Sporotrikosis paru-paru (J99.8*)
B42.1 Sporotrikosis limfokutan
B42.7 Sporotrikosis disseminata
B42.8 Bentuk lain sporotrikosis
B42.9 Sporotrikosis, tidak dijelaskan

B43 Chromomycosis and phaeomycotic abscess


B43.0 Kromomikosis kulit
B43.1 Abses otak phaeomikotik
B43.2 Abses dan kista phaeomikotik subkutis
B43.8 Bentuk lain kromomikosis
B43.9 Kromomikosis, tidak dijelaskan

B44 Aspergillosis
B44.0 Aspergillosis paru-paru invasif
B44.1 Aspergillosis paru-paru lainnya
B44.2 Aspergillosis paru-paru tonsil
B44.7 Aspergillosis paru-paru disseminata
B44.8 Bentuk lain aspergillosis
B44.9 Aspergillosis, tidak dijelaskan

B45 Cryptococcosis
B45.0 Kriptokokosis paru-paru
B45.1 Kriptokokosis cerebralis
B45.2 Kriptokokosis kulit
B45.3 Kriptokokosis tulang
B45.7 Kriptokokosis disseminata
B45.8 Bentuk lain kriptokokosis
B45.9 Cryptococcosis, tidak dijelaskan

B46 Zygomycosis
B46.0 Mukormikosis paru-paru

Apikes Iris, Padang 16


17

B46.1 Mukormikosis rhinocerebralis


B46.2 Mukormikosis gastrointestinalis
B46.3 Mukormikosis kulit, mucormycosis subkutis
B46.4 Mukormikosis disseminata;
B46.5 Mukormikosis, tidak dijelaskan
B46.8 Zygomikoses lain;
B46.9 Zygomikosis, tidak dijelaskan;

B47 Mycetoma
B47.0 Eumycetoma
B47.1 Actinomycetoma
B47.9 Mycetoma, tidak dijelaskan;

B48 Mikosis lain, not elsewhere classified


B48.0 Lobomycosis
B48.1 Rhinosporidiosis
B48.2 Allescheriasis
B48.3 Geotrichosis;
B48.4 Penicillosis
B48.7 Mikoses oportunistik
B48.8 Mikoses lain yang dijelaskan
B49 Mycosis, tidak dijelaskan

Penyakit-penyakit akibat protozoa (B50-B64)


B50 Malaria Plasmodium falciparum
B50.0 Malaria P. falciparum dengan komplikasi otak
B50.8 Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi lain
B50.9 Malaria P. falciparum, tidak dijelaskan

B51 Malaria Plasmodium vivax


B51.0 Malaria P. vivax dengan ruptur limpa
B51.8 Malaria P. vivax dengan komplikasi lain
B51.9 Malaria P. vivax tanpa komplikasi

B52 Malaria Plasmodium malariae


B52.0 Malaria P. malariae dengan nephropathy
B52.8 Malaria P. malariae dengan komplikasi lain
B52.9 Malaria P. malariae tanpa komplikasi

B53 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan


B53.0 Malaria P. ovale
B53.1 Malaria akibat plasmodia simian (monyet)
B53.8 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan, not elsewhere classified;

B54 Malaria yang tidak dijelaskan

B55 Leishmaniasis
B55.0 Leishmaniasis viseral;
B55.1 Leishmaniasis kulit
B55.2 Leishmaniasis mukokutan

Apikes Iris, Padang 17


18

B55.9 Leishmaniasis, tidak dijelaskan

B56 Trypanosomiasis Afrika


B56.0 Trypanosomiasis Gambia; West African sleeping sickness
B56.1 Trypanosomiasis Rhodesia; East African sleeping sickness
B56.9 Trypanosomiasis Afrika, tidak dijelaskan; Sleeping sickness NOS

B57 Penyakit Chagas


B57.0† Penyakit Chagas akut yang melibatkan jantung (I41.2*, I98.1*)
B57.1 Penyakit Chagas akut tanpa melibatkan jantung;
B57.2† Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan jantung (I41.2*, I98.1*)
B57.3 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem pencernaan
B57.4 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem syaraf
B57.5 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan organ lain

B58 Toxoplasmosis
B58.0† Okulopati toxoplasma;
B58.1† Hepatitis toxoplasma (K77.0*)
B58.2† Meningoencephalitis toxoplasma (G05.2*)
B58.3† Toxoplasmosis paru-paru (J17.3*)
B58.8 Toxoplasmosis yang melibatkan organ lain:
B58.9 Toxoplasmosis, tidak dijelaskan

B59 Pneumocystosis

B60 Penyakit protozoa lain, not elsewhere classified


B60.0 Babesiosis
B60.1 Acanthamoebiasis
B60.2 Naegleriasis
B60.8 Penyakit protozoa lain yang dijelaskan:
B64 Penyakit protozoa yang tidak dijelaskan

Helminthiases (B65-B83)
B65.0 Skistosomiasis akibat Schistosoma haematobium [schistosomiasis urine]
B65.1 Skistosomiasis akibat Schistosoma mansoni [schistosomiasis usus]
B65.2 Skistosomiasis akibat Schistosoma japonicum:
B65.3 Dermatitis cercaria
B65.8 Skistosomiasis lain:
B65.9 Skistosomiasis, tidak dijelaskan

B66 Infeksi cacing jaringan (fluke) lainnya


B66.0 Opisthorchiasis
B66.1 Clonorchiasis
B66.2 Dicrocoeliasis
B66.3 Fascioliasis
B66.4 Paragonimiasis
B66.5 Fasciolopsiasis
B66.8 Infeksi fluke lain
B66.9 Infeksi cacing jaringan, tidak dijelaskan

B67 Echinococcosis
B67.0 Infeksi Echinococcus granulosus pada liver

Apikes Iris, Padang 18


19

B67.1 Infeksi Echinococcus granulosus pada lung


B67.2 Infeksi Echinococcus granulosus pada bone
B67.3 Infeksi Echinococcus granulosus pada, other and multiple sites
B67.4 Infeksi Echinococcus granulosus, tidak dijelaskan
B67.5 Infeksi Echinococcus multilocularis pada hati
B67.6 Infeksi Echinococcus multilocularis pada situs lain dan ganda
B67.7 Infeksi Echinococcus multilocularis, tidak dijelaskan
B67.8 Echinococcosis pada hati, tidak dijelaskan
B67.9 Echinococcosis, di tempat lain and tidak dijelaskan;Echinococcosis NOS

B68 Taeniasis
B68.0 Taeniasis Taenia solium
B68.1 Taeniasis Taenia saginata
B68.9 Taeniasis, tidak dijelaskan

B69 Cysticercosis
B69.0 Cysticercosis sistem syaraf pusat
B69.1 Cysticercosis mata
B69.8 Cysticercosis pada situs lain
B69.9 Cysticercosis, tidak dijelaskan

B70 Diphyllobothriasis and sparganosis


B70.0 Diphyllobothriasis:
B70.1 Sparganosis

B71 Infeksi cestoda lainnya


B71.0 Hymenolepiasis
B71.1 Dipylidiasis
B71.8 Infeksi cestoda lain yang dijelaskan
B71.9 Infeksi cestoda, tidak dijelaskan:

B72 Dracunculiasis

B73 Onchocerciasis

B74 Filariasis
B74.0 Filariasis akibat Wuchereria bancrofti:
B74.1 Filariasis akibat Brugia malayi
B74.2 Filariasis akibat Brugia timori
B74.3 Loiasis
B74.4 Mansonelliasis:
B74.8 Filariasis lain
B74.9 Filariasis, tidak dijelaskan

B75 Trichinellosis

B76.0 Ancylostomiasis
B76.1 Necatoriasis
B76.8 Penyakit cacing tambang lain
B76.9 Penyakit cacing tambang, tidak dijelaskan:

B77 Ascariasis

Apikes Iris, Padang 19


20

B77.0 Askariasis dengan komplikasi usus


B77.8 Askariasis dengan komplikasi lain
B77.9 Askariasis, tidak dijelaskan

B78 Strongyloidiasis
B78.0 Strongyloidiasis usus
B78.1 Strongyloidiasis kulit
B78.7 Strongyloidiasis disseminata
B78.9 Strongyloidiasis, tidak dijelaskan

B79 Trichuriasis - Trichocephaliasis;: Whipworm (penyakit)(infeksi)

B80 Enterobiasis - Oxyuriasis; Pinworm infection; infeksi Threadworm

B81 Helminthiasis usus lainnya, not elsewhere classified


B81.0 Anisakiasis
B81.1 Capillariasis usus
B81.2 Trichostrongyliasis
B81.3 Angiostrongyliasis usus
B81.4 Helminthiasis usus campuran
B81.8 Helminthiasis usus lain yang dijelaskan

B82 Parasitisme usus yang tidak dijelaskan


B82.0 Intestinal helminthiasis, tidak dijelaskan
B82.9 Intestinal parasitism, tidak dijelaskan

B83 Helminthiasis lain


B83.0 Visceral larva migrans
B83.1 Gnathostomiasis:
B83.2 Angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis
B83.3 Syngamiasis
B83.4 Hirudiniasis internal
B83.8 Helminthiasis lain yang dijelaskan
B83.9 Helminthiasis, tidak dijelaskan:

Pediculosis, acariasis and other infestations (B85-B89)

B85 Pediculosis and phthiriasis


B85.0 Pediculosis akibat Pediculus humanus capitis
B85.1 Pediculosis akibat Pediculus humanus corporis
B85.2 Pediculosis, tidak dijelaskan
B85.3 Phthiriasis
B85.4 Campuran pediculosis and phthiriasis

B86 Scabies

B87 Myiasis
B87.0 Myiasis kulit
B87.1 Myiasis luka
B87.2 Myiasis okuler

Apikes Iris, Padang 20


21

B87.3 Myiasis nasopharyngs


B87.4 Myiasis aural
B87.8 Myiasis tempat lain
B87.9 Myiasis, tidak dijelaskan

B88 Infestasi lain


B88.0 Acariasis lain:
B88.1 Tungiasis [sandflea infestation]
B88.2 Infestasi artropoda lain:
B88.3 Hirudiniasis eksternal:
B88.8 Infestasi lain yang dijelaskan
B88.9 Infestasi, tidak dijelaskan

B89 Penyakit parasit yang tidak dijelaskan

Sequel penyakit infeksi dan parasit (B90-B94)


B90 Sekuel tuberkulosis
B90.0 Sekuel TB sistem syaraf pusat
B90.1 Sekuel TB genitourinarius
B90.2 Sekuel TB tulang dan sendi
B90.8 Sekuel TB organ lain
B90.9 Sekuel TB paru-paru dan yang tidak dijelaskan

B91 Sekuel poliomyelitis

B92 Sekuel leprosy

B94 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain dan yang tidak dijelaskan
B94.0 Sekuel trakoma
B94.1 Sekuel ensefalitis virus
B94.2 Sekuel hepatitis virus
B94.8 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain yang dijelaskan
B94.9 Sekuel penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan

Bakteri, virus dan agen infeksi lain (B95-B97)


B95 Streptococcus and staphylococcus penyebab penyakit yang diklasifikasikan di
bab lain
B95.0 Streptokokus, group A
B95.1 Streptokokus, group B
B95.2 Streptokokus, group D
B95.3 Streptokokus pneumoniae
B95.4 Streptokokus lain
B95.5 Streptokokus yang tidak dijelaskan
B95.6 Stafilokokus aureus
B95.7 Stafilokokus lain
B95.8 Stafilokokus yang tidak dijelaskan

B96 Bakteri lain penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain.

Apikes Iris, Padang 21


22

B96.0 Mycoplasma pneumoniae [M. pneumoniae]


B96.1 Klebsiella pneumoniae
B96.2 Escherichia coli
B96.3 Haemophilus influenzae
B96.4 Proteus (mirabilis)(morganii)
B96.5 Pseudomonas (aeruginosa)(mallei)(pseudomallei)
B96.6 Bacillus fragilis [B. fragilis]
B96.7 Clostridium perfringens [C. perfringens]
B96.8 Agen bakteri lain yang dijelaskan

B97 Agen virus penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain


B97.0 Adenovirus
B97.1 Enterovirus: Coxsackievirus, Echovirus
B97.2 Coronavirus
B97.3 Retrovirus: Lentivirus, Oncovirus
B97.4 Respiratory syncytial virus
B97.5 Reovirus
B97.6 Parvovirus
B97.7 Papillomavirus
B97.8 Virus lainnya

Penyakit-penyakit in feksi lain (B99)


B99 Penyakit infeksi lain dan yang tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 22


23

CODING EXERCISES

1. Chronic viral hepatitis C


2. Congenital syphilis in an 18-month old child
3. Oral candidiasis in a HIV patient
4. Acute pneumococcal tracheitis
5. Dracunculiasis
6. Non-infective diarrhoea in a 3-week old infant
7. Tuberculosis of lung, confirmed
8. Axillary cutaneous abscess
9. Streptococcal sore throat
10. Cytomegalovirus pancreatitis
11. Internal hirudiniasis
12. Kaposi's sarcoma of skin of back in HIV patient
13. Infeksi Schistosoma mansoni dan Fasciolopsis buski dengan nyeri perut yang berat
14. Epidemic typhus due to Rickettsia prowazekii
15. Granular trachomatous conjunctivitis
16. Mycotic Madura foot
17. Dwarf tapeworm infestation
18. Sequelae of leprosy
19. Classical cholera
20. Varicella meningitis

Apikes Iris, Padang 23


24

CHAPTER I: CERTAIN INFECTIOUS AND PARASITIC DISEASES


1.Chronic viral hepatitis C
Look up hepatitis in the Index (Volume 3, page 263).
Hepatitis
- viral
- - chronic
- - - type
- - - - C -> B18.2

2.Congenital syphilis in an 18-month old child


Look up syphilis in the Index (Volume 3, page 524).
Syphilis
- congenital
- - early or less than two years after birth -> A50.2
Perhatikan bahwa tidak ada gejala yang dijelaskan dan sifilis tidak dinyatakan sebagai
laten. A50.2 pada volume 1 dianggap Early congenital syphilis,
unspecified.

3.Oral candidiasis in a HIV patient


Look up candidiasis in the Index (Volume 3, page 84)
Candidiasis
- resulting from HIV disease -> B20.4
Perhatikan bahwa kode ini adalah untuk penyakit HIV yang menyebabkan kandidiasis dan
harus digunakan kalau yang dikode hanyalah penyebab tunggal. Kalau
mengkode kondisi ganda, bisa ditambahkan B37.0 untuk menjelaskan
bahwa manifestasi infeksi HIV adalah oral thrush (candidal stomatitis).
Untuk menemukan kode ini, look up
Candidiasis
- mouth -> B37.0

4.Acute pneumococcal tracheitis


Look up tracheitis in the Index (Volume 3, page 538)
Tracheitis -> J04.1
Perhatikan bahwa kata-kata "acute" and "pneumococcal" tercantum dalam uraian tracheitis
di dalam tanda kurung, yang berarti bahwa ada tidaknya kata-kata ini
dalam uraian penyakit tidak mengubah kode. Untuk mengkode kondisi
ganda, bisa ditambahkan kode B95.3 untuk menunjukkan pneumokokus.
To find this code, you look up
Infection
- pneumococcal
- - as cause of disease classified elsewhere -> B95.3.
Kode J04.1 berasal dari bab pernafasan, bukan bab penyakit infeksi. Lihat catatan eksklusi
pada halaman 107 volume 1 untuk menjelaskan ini.

5.Dracunculiasis
Look up dracunculiasis in the Index (Volume 3, page 189)
Dracunculiasis, dracunculosis -> B72.

6.Noninfective diarrhoea in a 3-week old infant


Cari diare pada indeks (Volume 3, page 158) – perhatikan bahwa istilah di dalam tanda
kurung menunjukkan bahwa diare yang tidak dijelaskan dianggap menular
dan dikode pada bab I. Karena kasus ini dinyatakan non-infectious, look
up
Diarrhoea
- neonatal (non infective) -> P78.3.

Apikes Iris, Padang 24


25

Perhatikan bahwa usia pasien mengubah pemilihan kode. Kalau pasien adalan neonatus,
kodenya adalah K52.9 - diarrhoea, non-infective.

7.Tuberculosis of lung, confirmed


Look up tuberculosis in the Index (Volume 3, page 545).
Tuberculosis
- lung - see Tuberculosis, pulmonary.
- pulmonary
- - confirmed (by)
- - - unspecified means -> A15.3.

8.Axillary cutaneous abscess


Look up Abscess in the Index (Volume 3, page 17)
Abscess
- axilla (region) -> L02.4.
Note that if you look up Abscess, cutaneous the Index suggests to see also Abscess, by site.
This indicates that there are other, more specific, codes available for body
sites. There is also a code for the axillary lymph node under Abscess, axilla
but the diagnosis here is for a cutaneous abscess. The exclusion notes on
page 107 of volume 3 indicate that certain localised infections, such as this
one, are coded to the relevant body system chapter and not to chapter 1.

9.Streptococcal sore throat


Look up Sore in the Index (Volume 3, page 501) or, if you know the medical term for sore
throat, look up pharyngitis.
Sore
- throat
- - streptococcal (ulcerative) -> J02.0.
Pharyngitis
- streptococcal -> J02.0.
The exclusion notes on page 107 of Volume 3 indicate that certain localised infections,
such as this one, are coded to the relevant body system chapter and not to
chapter 1.

10.Cytomegalovirus pancreatitis
Look up pancreatitis in the Index (Volume 3, page 425)
Pancreatitis
- cytomegaloviral -> B25.2 † K87.1 *
Note that this is a case where a dagger and asterisk are used to indicate the underlying
cause of the disease (cytomegalovirus) and the manifestation (pancreatitis).
If you are only coding single conditions, use the dagger code only.

11.Internal hirudiniasis
Look up hirudiniasis in the Index (Volume 3, page 266)
Hirudiniasis
- internal -> B83.4.

12.Kaposi's sarcoma of back (skin) in HIV patient


Look up sarcoma in the Index (Volume 3, page 484).
Sarcoma
- Kaposi's (M9140/3)
- - resulting from HIV disease -> B21.0.
If you are coding multiple conditions, you can add a code for the sarcoma of skin of back
and a morphology code to indicate Kaposi's sarcoma. Look these up this
way:

Apikes Iris, Padang 25


26

Sarcoma
- Kaposi's (M9140/3)
- - skin -> C46.0
Note the morphology code in parentheses after the morphological type in the Index. Check
this also in the Morphology Table in Volume 1 (page 1195) - next to the
morphology code is the Chapter 2 category (C46.-) that should be used
with this morphology.

13.Infection by schistosoma mansoni and fasciolopsis buski causing severe abdominal pain
Look up Infection in the Index (Volume 3, pages 291-299).
Infection
- Schistosoma - see Infestation, Schistosoma
Infestation
- Schistosoma
- - mansoni -> B65.1
Infection
- fasciolopsis buski -> B66.5
If you are coding multiple conditions, use both these codes. There is no need to code the
abdominal pain as this is stated to be a symptom of (caused by) the
infection. If you are coding single conditions only, you may wish to use
either the first infection code (B65.1) or B81.4 Mixed intestinal
helminthiases. Read the description for this code on page 174 of volume 1.

14.Epidemic typhus due to Rickettsia prowazekii


Look up typhus in the Index (Volume 3, page 552)
Typhus
- due to Rickettsia
- - prowazekii -> A75.0.

15.Granular trachomatous conjunctivitis


Look up conjunctivitis in the Index (Volume 3, page 113)
Conjunctivitis
- granular (trachomatous) -> A71.1† H13.1*

16.Mycotic Madura Foot


Look up Madura foot in the Index (Volume 3, page 343).
Madura foot
- mycotic -> B47.0

17.Dwarf tapeworm infestation


Look up infestation in the Index (Volume 3, page 299).
Infestation
- dwarf tapeworm -> B71.0

18.Sequelae of leprosy
Look up sequelae in the Index (Volume 3, page 495).
Sequelae
- leprosy -> B92

19.Classical cholera
Look up cholera in the Index (Volume 3, page 97).
Cholera
- classical -> A00.0

20.Varicella meningitis

Apikes Iris, Padang 26


27

Look up meningitis in the Index (Volume 3, page 355).


Meningitis
- in
- - varicella -> B01.0 † G02.0*

Apikes Iris, Padang 27


NEOPLASMA
Bab ini berisi kelompok-kelompok besar neoplasma sebagai berikut:
C00-C75 Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap primer, pada tempat yang
dijelaskan, selain neoplasma jaringan limfoid, hematopoietik dan yang
berhubungan.
C00-C14 Bibir, rongga mulut, dan farings
C15-C26 Organ pencernaan
C30-C39 Organ pernafasan dan intratoraks
C40-C41 Tulang dan rawan sendi
C43-C44 Kulit
C45-C49 Jaringan mesotel dan jaringan lunak
C50 Mammae
C51-C58 Organ genitalia wanita
C60-C63 Organ genitalia pria
C64-C68 Saluran kemih
C69-C72 Mata, otak, dan bagian lain sistem syaraf pusat
C73-C75 Thyroid dan kelenjar endokrin lain
C76-C80 Neoplasma ganas pada situs yang kurang jelas, sekunder dan tidak dijelaskan
C81-C96 Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap primer, pada jaringan
limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan
C97 Neoplasma ganas pada situs-situs ganda yang independen (primer)
D00-D09 Neoplasma in situ
D10-D36 Neoplasma jinak
D37-D48 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui [lihat catatan]
Catatan
1. Neoplasma ganas primer, kurang jelas, sekunder dan situs tidak dijelaskan
Kategori C76-C80 melibatkan neoplasma ganas tanpa indikasi yang jelas mengenai situs
asalnya, atau kanker dinyatakan “disseminata”, “tersebar”, atau “meluas”
tanpa menyebutkan situs primer. Pada kedua kasus ini situs primer
dianggap tidak diketahui.
2. Aktifitas fungsional
Semua neoplasma diklasifikasikan di dalam bab ini, baik mereka aktif atau tidak secara
fungsional. Sebuah kode tambahan dari Bab IV bisa digunakan, kalau
diinginkan, untuk mengidentifikasi aktifitas fungsional yang berhubungan
dengan setiap neoplasma. Misalnya, phaeochromocytoma ganas kelenjar
adrenal yang menghasilkan catecholamine harus dikode pada C74 dengan
kode tambahan E27.5; adenoma basofil kelenjar pituitary harus dikode
pada D35.2 dengan kode tambahan E24.0.
3. Morfologi
Terdapat beberapa kelompok morfologis (histologis) utama neoplasma ganas: karsinoma
yang melibatkan karsinoma (sel) skuamosa dan adenokarsinoma; sarkoma;
tumor jaringan lunak lain yang termasuk mesothelioma; limfoma
(Hodgkin and non-Hodgkin); leukaemia; jenis lain yang dijelaskan atau
spesifik pada suatu situs; dan kanker yang tidak dijelaskan. Kanker adalah
istilah umum dan dapat digunakan untuk semua kelompok di atas, walau
pun jarang digunakan untuk neoplasma ganas pada jaringan limfatik,
hematopoietik dan yang berhubungan. Karsinoma kadang-kadang
digunakan secara salah sebagai sinonim kanker.
Pada Bab II hampir semua neoplasma diklasifikasikan menurut situs dengan sifatnya
dalam kelompok yang luas. Pada beberapa kasus morfologinya
ditunjukkan pada judul kategori dan subkategori.
Untuk yang ingin mengidentifikasi jenis histologis, kode morfologis komprehensif tersedia
di halaman 1177-1204. Kode-kode morfologi ini berasal dari International
Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua, yang
merupakan klasifikasi dua axis yang menyediakan sistem pengkodean
independent untuk topografi dan morfologi. Kode morfologi memiliki
enam digit: empat digit pertama menunjukkan jenis histologis, digit ke-5
adalah kode sifat (primer ganas, sekunder ganas [metastatik], in situ, jinak,
tak jelas keganasannya), dan kode ke-6 adalah peringkat (differensiasi)
untuk tumor padat, yang juga digunakan sebagai kode khusus limfoma dan
leukemia.
4. Penggunaan subkategori pada Bab II
Perhatikan penggunaan khusus subkategori .8. Tempat untuk subkategori “yang lain”
umumnya diberikan sebagai subkategori .7
5. Neoplasma ganas yang batas situsnya overlap dan subkategori .8 (lesi overlap)
Kategori C00-C75 mengklasifikasi neoplasma ganas menurut titik asalnya. Banyak
kategori 3-karakter dibagi lebih lanjut atas bagian yang diberi nama atau
subkategori dari organ yang dipertanyakan. Sebuah neoplasma yang
overlap pada dua atau lebih situs yang berbatasan di dalam satu kategori 3-
karakter , dan yang titik asalnya tidak bisa ditentukan, harus diklasifikasi
pada subkategori .9 (lesi overlap), kecuali kalau kombinasi ini secara jelas
diindeks di tempat lain. Misalnya, karsinoma esofagus dan lambung secara
spesifik diindeks pada C16.0 (cardia), sementara karsinoma ujung dan
permukaan ventral lidah harus dikode pada C02.8. Sebaliknya, karsinoma
ujung lidah yang meluas dan melibatkan permukaan ventral harus dikode
pada C02.1 karena titik asalnya, ujung lidah, diketahui. Overlap berarti
bahwa situs yang terlibat bersambungan (saling berbatasan). Subkategori
yang dinomori secara berurutan sering secara anatomis juga
bersambungan, tapi ini tidak selalu demikian (misalnya bladder C67.-) dan
pengkode mungkin perlu memeriksa buku anatomi untuk menentukan
hubungan topografisnya.
Kadang-kadang sebuah neoplasma overlap pada kategori 3-karakter di dalam sistem
tertentu. Untuk mengatasi ini, subkategori berikut telah ditentukan:
C02.8 Lesi overlap pada lidah
C08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva utama
C14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan lidah
C21.8 Lesi overlap pada rektum, anus, dan saluran anus
C24.8 Lesi overlap pada saluran empedu
C26.8 Lesi overlap pada sistem pencernaan
C39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraks
C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi
C49.8 Lesi overlap pada jaringan penyambung dan jaringan lunak
C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita
C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria
C68.8 Lesi overlap pada organ perkemihan
C72.8 Lesi overlap pada sistem syaraf pusat

Apikes Iris, Padang


Sebuah contoh untuk ini adalah karsinoma lambung dan usus halus, yang harus dikode
pada C26.8 (lesi overlap pada sistem pencernaan)

6. Neoplasma ganas jaringan ektopik


Neoplasma ganas jaringan ektopik dikode pada situs yang disebutkan, misalnya neoplasma
ganas pankreas ektopik dikode pankreas, tidak dijelaskan (C25.9).
7. Penggunaan indeks alfabet dalam pengkodean neoplasma
Sebagai tambahan pada situs, morfologi dan sifat harus dipertimbangkan ketika mengkode
neoplasma, dan rujukan harus dilakukan pertama kali pada entri indeks
alfabet untuk melihat uraian morfologis.
Halaman pengantar pada volume 3 melibatkan instruksi umum mengenai penggunaan
indeks alfabet secara benar. Instruksi khusus dan contoh-contoh
sehubungan dengan neoplasma harus dicari untuk memastikan penggunaan
kategori dan subkategori di dalam Bab II secara benar.
8. Penggunaan International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua
Untuk jenis morfologis tertentu, Bab II menyediakan klasifikasi topografis yang agak
terbatas, atau tidak ada sama sekali. Kode topografi ICD-O yang
digunakan untuk semua neoplasma pada dasarnya adalah kategori 3- atau
4- karakter yang digunakan Bab II untuk neoplasma ganas (C00-C77,
C80), sehingga memberikan peningkatan kespesifikan situs untuk
neoplasma lain (ganas sekunder [metastatik], jinak, in situ, dan tidak pasti
atau tidak diketahui).
Jadi badan-badan yang tertarik untuk mengidentifikasi situs dan morfologi tumor, seperti
registri kanker, rumah sakit kanker, bagian patologi, dan badan lain yang
mengkhususkan diri pada kanker, direkomendasikan untuk menggunakan
ICD-O.
Bab II: Neoplasma
Ketika mengkode neoplasma, rujuk catatan pengantar Bab II pada Volume 1 dan pada
pendahuluan Volume 3 tentang pemberian kode dan penggunaan deskripsi
morfologis.
Suatu neoplasma, baik primer atau metastasis, yang merupakan fokus perawatan selama
perawatan kesehatan harus dicatat dan dikode sebagai kondisi utama. Bisa
saja kondisi utama yang dicatat oleh praktisi asuhan kesehatan adalah
neoplasma primer yang tidak terdapat lagi (telah dibuang pada periode
asuhan sebelumnya). Untuk keadaan ini, kondisi utama dikode pada
neoplasma situs sekunder, komplikasi saat ini, atau keadaan yang bisa
dikode pada Bab XXI (Kontak dengan pelayanan kesehatan untuk alasan
selain sakit) yang merupakan fokus pengobatan atau penyelidikan saat itu.
Kode yang sesuai dari Bab XXI untuk riwayat neoplasma pribadi bisa
digunakan untuk kode tambahan.
Contoh 6
Kondisi utama : Karsinoma prostat
Kondisi lain : Bronkitis kronis
Prosedur : Prostatektomi
Kode: Neoplasma ganas prostat (C61) sebagai kondisi utama
Contoh 7
Kondisi utama : Karsinoma mammae - dibuang dua tahun yang lalu
Kondisi lain : Karsinoma sekunder paru-paru
Prosedur : Bronkoskopi dengan biopsi

Apikes Iris, Padang


Kode: Neoplasma ganas paru-paru (C78.0) sebagai kondisi utama. Z85.3 (riwayat
neoplasma mammae) bisa menjadi kode tambahan.
Contoh 8
Kondisi utama : Kanker bladder telah dibuang - dirawat untuk pemeriksaan follow-up
dengan cystoscopy.
Kondisi lain :-
Prosedur : Cystoscopy
Kode: Pemeriksaan follow-up pasca operasi neoplasma ganas (Z08.0) sebagai kondisi
utama. Z85.5 (riwayat neoplasma ganas saluran urin) sebagai kode
tambahan.
Neoplasma ganas (C00-C97)
Neoplasma ganas bibir, rongga mulut dan farings (C00-C14)
C00 Neoplasma ganas bibir
Kecuali: kulit bibir (C43.0, C44.0)
C00.0 Bibir atas luar; bibir atas: NOS, area lipstik, batas vermilion
C00.1 Bibir bawah luar: bibir bawah: NOS, area lipstik, batas vermilion
C00.2 Bibir luar, tidak dijelaskan: batas vermilion NOS
C00.3 Bibir atas, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, permukaan oral
C00.4 Bibir bawah, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, permukaan oral
C00.5 Bibir, tak dijelaskan, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, perm. oral
C00.6 Sudut bibir
C00.8 Lesi overlap pada bibir
C00.9 Lip, tidak dijelaskan
C01 Neoplasma ganas basis lidah
Permukaan dorsal basis lidah
Bagian lidah yang tidak bergerak
Sepertiga belakang lidah
C02 Neoplasma ganas lidah pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan
C02.0 Permukaan dorsal lidah – dua-pertiga depan permukaan bawah lidah
Kecuali: permukaan dorsal dasar lidah (C01)
C02.1 Pinggir lidah – ujung lidah
C02.2 Permukaan ventral lidah – dua pertiga depan permukaan atas lidah
Frenulum linguae
C02.3 Dua-pertiga depan lidah – bagian tidak dijelaskan
Sepertiga tengah lidah NOS – Bagian lidah yang bergerak NOS
C02.4 Tonsilla lingualis
Kecuali: tonsil NOS (C09.9)
C02.8 Lesi overlap pada lidah
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C01-C02.4
C02.9 Lidah, tidak dijelaskan
C03 Neoplasma ganas gusi
Termasuk: mukosa alveoli (tonjolan); gingiva
Kecuali: neoplasma odontogenik ganas (C41.0-C41.1)
C03.0 Gusi atas
C03.1 Gusi bawah
C03.9 Gusi, tidak dijelaskan
C04 Neoplasma ganas lantai mulut
C04.0 Lantai anterior mulut – anterior dari pertemuan premolar - caninus
C04.1 Lantai lateral mulut

Apikes Iris, Padang


C04.8 Lesi overlap pada lantai mulut
C04.9 Lantai mulut, tidak dijelaskan
C05 Neoplasma ganas palatum
C05.0 Palatum durum
C05.1 Palatum molle
Kecuali: permukaan nasofarings palatum molle (C11.3)
C05.2 Uvula
C05.8 Lesi overlap pada palatum
C05.9 Palate, tidak dijelaskan; atap mulut
C06 Neoplasma ganas mulut pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan
C06.0 Mukosa pipi; pipi dalam
C06.1 Vestibulum mulut; sulcus buccalis (upper)(lower), sulcus labialis (upper)(lower)
C06.2 Area retromolar
C06.8 Lesi overlap mulut pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan
C06.9 Mulut, tidak dijelaskan
Kelenjar saliva minor, situs tidak dijelaskan; rongga mulut NOS
C07 Neoplasma ganas kelenjar parotid
C08 Neoplasma ganas kelenjar saliva mayor lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: kelenjar saliva minor yang dijelaskan, diklasifikasi menurut lokasi anatomis
kelenjar saliva minor NOS (C06.9); kelenjar parotid (C07)
C08.0 Kelenjar submandibularis; kelenjar submaxillaris
C08.1 Kelenjar sublingualis
C08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva mayor
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C07-C08.1
C08.9 Major salivary gland, tidak dijelaskan; kelenjar saliva (mayor) NOS
C09 Neoplasma ganas tonsil
Kecuali: Tonsilla lingualis (C02.4); tonsilla pharyngealis (C11.1)
C09.0 Fossa tonsillaris
C09.1 Tonsillar pillar (anterior)(posterior)
C09.8 Lesi overlap pada tonsil
C09.9 Tonsil, tidak dijelaskan
Tonsil: NOS, faucialis, palatina
C10 Neoplasma ganas orofarings
Kecuali: tonsil (C09.-)
C10.0 Vallecula
C10.1 Permukaan anterior epiglottis
Pinggir [batas] bebas epiglottis; plica glossoepiglottis
Kecuali: epiglottis (pars suprahyoidea) NOS (C32.1)
C10.2 Dinding lateral orofarings
C10.3 Dinding posterior orofarings
C10.4 Branchial cleft (fistula branchial); kista branchial [situs neoplasma]
C10.8 Lesi overlap pada orofarings
C10.9 Orofarings, tidak dijelaskan
C11 Neoplasma ganas nasofarings
C11.0 Dinding superior nasofarings;
Atap nasofarings
C11.1 Dinding posterior nasofarings;
Adenoid; tonsilla farings

Apikes Iris, Padang


C11.2 Dinding lateral nasofarings;
Fossa Rosenmuller; muara tuba auditorius; recessus farings
C11.3 Dinding anterior nasofarings
Lantai nasofarings
Permukaan nasofarings (anterior)(posterior) palatum molle
Pinggir posterior: choana, septum hidung
C11.8 Lesi overlap pada nasofarings
C11.9 Nasofarings, tidak dijelaskan; dinding nasofarings NOS
C12 Neoplasma ganas sinus piriformis
Fossa pyriformis
C13 Neoplasma ganas hipofarings
Kecuali: sinus pyriformis (C12)
C13.0 Regio postcricoidea
C13.1 Plika ariepiglottis, permukaan hipofarings, NOS, zona pinggir
Kecuali: Plika ariepiglottis, permukaan larings (C32.1)
C13.2 Dinding posterior hipofarings
C13.8 Lesi overlap pada hipofarings
C13.9 Hipofarings, tidak dijelaskan; dinding hipofarings NOS
C14 Neoplasma ganas bibir, rongga mulut, dan farings lainnya, dan yang situsnya
kurang jelas
Kecuali: oral cavity NOS (C06.9)
C14.0 Farings, tidak dijelaskan
C14.2 Cincin Waldeyer
C14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan farings
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C00-C14.2
Neoplasma ganas organ pencernaan (C15-C26)
C15 Neoplasma ganas esofagus
Catatan: Terdapat dua subklasifikasi alternatif diberikan, yaitu .0-.2 secara anatomis,
dan .3-.5 menurut pertigaan.
C15.0 Esofagus bagian leher
C15.1 Esofagus bagian toraks
C15.2 Esofagus bagian abdomen
C15.3 Esofagus sepertiga atas
C15.4 Esofagus sepertiga tengah
C15.5 Esofagus sepertiga bawah
C15.8 Lesi overlap pada esofagus
C15.9 Esofagus, tidak dijelaskan
C16 Neoplasma ganas lambung
C16.0 Cardia: pertemuan lambung-esofagus; mulut lambung, esofagus dan lambung
C16.1 Fundus lambung
C16.2 Korpus lambung
C16.3 Antrum pilori; antrum lambung
C16.4 Pylorus; prepylorus; canalis pylori
C16.5 Kurvatura minor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai dengan C16.1-C16.4
C16.6 Kurvatura mayor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai dengan C16.1-C16.4
C16.8 Lesi overlap pada lambung
C16.9 Lambung, tidak dijelaskan; kanker lambung NOS
C17 Neoplasma ganas usus halus
C17.0 Duodenum

Apikes Iris, Padang


C17.1 Jejunum
C17.2 Ileum
Kecuali: katup ileocaecum (C18.0)
C17.3 Divertikulum Meckel
C17.8 Lesi overlap pada usus halus
C17.9 Usus halus, tidak dijelaskan
C18 Neoplasma ganas kolon
C18.0 Caecum; katup ileocaecum
C18.1 Appendix
C18.2 Kolon asendens
C18.3 Fleksura hepatis
C18.4 Kolon transversa
C18.5 Fleksura lienalis/splenika
C18.6 Kolon desendens
C18.7 Kolon sigmoidea; fleksura sigmoidea
Kecuali: rectosigmoid junction (C19)
C18.8 Lesi overlap pada kolon
C18.9 Kolon, tidak dijelaskan; usus besar NOS
C19 Neoplasma ganas rectosigmoid junction
C20 Neoplasma ganas rektum
C21 Neoplasma ganas anus dan saluran anus anal
C21.0 Anus, tidak dijelaskan
Kecuali: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus (C43.5, C44.5)
C21.1 Saluran anus; sphincter ani
C21.2 Zona kloakogenic
C21.8 Lesi overlap pada rektum, anus and saluran anus
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C20-C21.2
C22 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik
Kecuali: saluran empedu NOS (C24.9); neoplasma ganas sekunder hati (C78.7)
C22.0 Karsinoma sel hati; Ca hepatocellular; hepatoma
C22.1 Karsinoma saluran empedu intrahepatis; cholangiocarcinoma
C22.2 Hepatoblastoma
C22.3 Angiosarkoma hati; sarkoma sel Kupffer
C22.4 Sarkoma lain pada hati
C22.7 Karsinoma lain yang dijelaskan pada hati
C22.9 Hati, tidak dijelaskan
C23 Neoplasma ganas kantong empedu
C24 Neoplasma ganas saluran empedu yang lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: saluran empedu intrahepatik (C22.1)
C24.0 Saluran empedu di luar hati
Saluran empedu NOS; ductus biliaris komunis; d. cysticus; d. hepaticus
C24.1 Ampulla Vateri
C24.8 Lesi overlap pada saluran empedu
Termasuk saluran empedu intra dan ekstrahepatik
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C22.0-C24.1
C24.9 Saluran empedu, tidak dijelaskan
C25 Neoplasma ganas pankreas
C25.0 Caput pancreas
C25.1 Corpus pancreas

Apikes Iris, Padang


C25.2 Cauda pancreas
C25.3 Ductus pancreaticus
C25.4 Pankreas endokrin; pulau-pulau Langerhans
C25.7 Bagian lain pankreas; leher pankreas
C25.8 Lesi overlap pada pankreas
C25.9 Pankreas, tidak dijelaskan
C26 Neoplasma ganas organ pencernaan lain dan yang tidak jelas
Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (C48.-)
C26.0 Saluran usus, bagiannya tidak dijelaskan; usus NOS
C26.1 Limpa
Kecuali: Penyakit Hodgkin (C81.-); Limfoma non-Hodgkin (C82-C85)
C26.8 Lesi overlap pada saluran pencernaan
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C15-C26.1
Kecuali: Cardio-oesophageal junction (C16.0)
C26.9 Situs yang tidak jelas di dalam saluran pencernaan
Saluran pencernaan NOS, gastrointestinal tract NOS
Neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks (C30-C39)
Termasuk: telinga tengah
Kecuali: mesothelioma (C45.-)
C30 Neoplasma ganas rongga hidung dan telinga tengah
C30.0 Rongga hidung
Rawan hidung, concha nasales, hidung dalam, septum, vestibulum hidung
Kecuali: pinggir posterior septum nasi dan choana (C11.3)
tulang hidung (C41.0), kulit hidung (C43.3, C44.3),
bulbus olfaktorius (C72.2), hidung NOS (C76.0),
C30.1 Telinga tengah
Tuba Eustachius, telinga dalam, sel-sel udara mastoid
Kecuali: tulang telinga (meatus) (C41.0), rawan telinga (C49.0)
liang atau kulit telinga (luar) (C43.2, C44.2)
C31 Neoplasma ganas sinus-sinus aksesorius
C31.0 Sinus maxillary: Antrum (Highmore)(maxillary)
C31.1 Sinus ethmoidalis
C31.2 Sinus frontalis
C31.3 Sinus sphenoidalis
C31.8 Lesi overlap pada sinus aksesorius
C31.9 Sinus aksesorius, tidak dijelaskan
C32 Neoplasma ganas larings
C32.0 Glottis
Intrinsic larynx; pita suara (sejati) NOS
C32.1 Supraglottis
Plica aryepiglottis, permukaan larings; epiglottis (pars suprahyoidea) NOS; larings
extrinsik; pita suara palsu; permukaan posterior (larings) epiglottis;
ventricular bands
Kecuali: permukaan anterior epiglottis (C10.1),
plika aryepiglottis: NOS (C13.1),
permukaan hipofarings (C13.1), zona pinggir (C13.1)
C32.2 Subglottis
C32.3 Rawan larings
C32.8 Lesi overlap larings

Apikes Iris, Padang


C32.9 Larings, tidak dijelaskan
C33 Neoplasma ganas trachea
C34 Neoplasma ganas bronchus dan paru-paru
C34.0 Bronkus utama: Carina; hilus (paru-paru)
C34.1 Lobus atas, bronkus atau paru-paru
C34.2 Lobus tengah, bronkus atau paru-paru
C34.3 Lobus bawah, bronkus atau paru-paru
C34.8 Lesi overlap bronkus dan paru-paru
C34.9 Bronkus atau paru-paru, tidak dijelaskan
C37 Neoplasma ganas thymus
C38 Neoplasma ganas jantung, mediastinum dan pleura
Kecuali: mesothelioma (C45.-)
C38.0 Jantung, perikardium
Kecuali: pembuluh-pembuluh besar (C49.3)
C38.1 Mediastinum anterior
C38.2 Mediastinum posterior
C38.3 Mediastinum, bagiannya tidak dijelaskan
C38.4 Pleura
C38.8 Lesi overlap pada jantung, mediastinum dan pleura
C39 Neoplasma ganas pernafasan dan intratoraks di situs lain dan tidak jelas
Kecuali: intratoraks NOS (C76.1)
C39.0 Saluran pernafasan atas, bagian tidak dijelaskan
C39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraks
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C30-C39.0
C39.9 Situs yang tidak jelas di dalam sistem pernafasan
Saluran pernafasan NOS
Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi (C40-C41)
Kecuali: sumsum tulang NOS (C96.7), sinovia (C49.-)
C40 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi anggota
C40.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas
C40.1 Tulang pendek anggota atas
C40.2 Tulang panjang anggota bawah
C40.3 Tulang pendek anggota bawah
C40.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi anggota
C40.9 Tulang dan rawan sendi anggota, tidak dijelaskan
C41 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: tulang anggota (C40.-)
rawan: telinga (C49.0), larings (C32.3), anggota (C40.-), hidung (C30.0)
C41.0 Tulang tengkorak dan muka
Maxilla (superior), tulang orbita
Kecuali: semua jenis karsinoma pada: sinus maxillaris (C31.0),
rahang atas (C03.0) kecuali intraossea atau odontogenik
C41.1 Mandibula
Kecuali: semua jenis karsinoma pada: rahang NOS (C03.9), rahang bawah
(C03.1) kecuali intraossea atau odontogenik
C41.2 Kolom vertebra
Kecuali: sacrum dan coccyx (C41.4)
C41.3 Iga, sternum dan klavikula
C41.4 Tulang pelvik, sacrum and coccyx

Apikes Iris, Padang


10

C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi


Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C40-C41.4
C41.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
Melanoma dan neoplasma ganas lain kulit (C43-C44)
C43 Melanoma maligna kulit
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /3
Kecuali: melanoma maligna kulit organ genital (C51-C52, C60.-, C63.-)
C43.0 Melanoma maligna bibir
Kecuali: batas vermillion bibir (C00.0-C00.2)
C43.1 Melanoma maligna kelopak mata, termasuk canthus
C43.2 Melanoma maligna telinga dan liang telinga luar
C43.3 Melanoma maligna pada bagian lain dan tidak dijelaskan pada muka
C43.4 Melanoma maligna kulit kepala dan leher
C43.5 Melanoma maligna badan; pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (C21.0)
C43.6 Melanoma maligna anggota atas, termasuk bahu
C43.7 Melanoma maligna anggota bawah, termasuk panggul
C43.8 Lesi overlap melanoma maligna kulit
C43.9 Malignant melanoma kulit, tidak dijelaskan
Melanoma (malignant) NOS

C44 Neoplasma ganas lain pada kulit


Termasuk: Neoplasma ganas: kelenjar sebasea, kelenjar keringat
Kecuali: Sarkoma Kaposi (C46.-)
Melanoma maligna kulit (C43.-), kulit genital (C51-C52, C60.-, C63.-)
C44.0 Kulit bibir: basal cell carcinoma of lip
Kecuali: Neoplasma ganas bibir (C00.-)
C44.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
Kecuali: jaringan ikat kelopak mata (C49.0)
C44.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
Kecuali: jaringan ikat telinga (C49.0)
C44.3 Kulit bagian lain dan yang tidak dijelaskan pada muka
C44.4 Kulit kepala dan leher
C44.5 Kulit badan, pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (C21.0)
C44.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
C44.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
C44.8 Lesi overlap pada kulit
C44.9 Neoplasma ganas kulit, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas jaringan mesotel dan jaringan lunak (C45-C49)
C45 Mesothelioma
Termasuk: morphology code M905 dengan kode sifat /3
C45.0 Mesothelioma pleura
Kecuali: neoplasma ganas lain pleura (C38.4)
C45.1 Mesothelioma peritoneum
Mesenterium, mesokolon, omentum, peritoneum (parietal)(pelvic)
Kecuali: neoplasma ganas lain pada peritoneum (C48.-)
C45.2 Mesothelioma perikardium
Kecuali: neoplasma ganas lain perikardium (C38.0)

Apikes Iris, Padang 10


11

C45.7 Mesothelioma pada situs lain


C45.9 Mesothelioma, tidak dijelaskan
C46 Sarkoma Kaposi
Termasuk: kode morfologis M9140 dengan kode sifat /3
C46.0 Sarkoma Kaposi skin
C46.1 Sarkoma Kaposi soft tissue
C46.2 Sarkoma Kaposi palatum
C46.3 Sarkoma Kaposi kelenjar limfe
C46.7 Sarkoma Kaposi situs lain
C46.8 Sarkoma Kaposi organ ganda
C46.9 Sarkoma Kaposi, tidak dijelaskan
C47 Neoplasma ganas syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Termasuk: syaraf dan ganglion simpatis dan parasimpatis
C47.0 Syaraf perifer head, face and neck
Kecuali: peripheral nerves of orbit (C69.6)
C47.1 Syaraf perifer anggota atas, termasuk bahu
C47.2 Syaraf perifer anggota bawah, termasuk panggul
C47.3 Syaraf perifer toraks
C47.4 Syaraf perifer abdomen
C47.5 Syaraf perifer pelvis
C47.6 Syaraf perifer badan, tidak dijelaskan
C47.8 Lesi overlap syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
C47.9 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan

C48 Neoplasma ganas retroperitoneum and peritoneum


Kecuali: Sarcoma Kaposi (C46.1); mesothelioma (C45.-)
C48.0 Retroperitoneum
C48.1 Bagian peritoneum yang dijelaskan: mesenterium, mesokolon, omentum,
peritoneum parietalis dan peritoneum pelvik
C48.2 Peritoneum, tidak dijelaskan
C48.8 Lesi overlap pada retroperitoneum dan peritoneum
C49 Neoplasma ganas jaringan penyambung dan jaringan lunak lainnya
Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, jaringan lemak, ligament (kecuali rahim),
pembuluh limfe, otot, sinovia, tendon (pembungkus)
Kecuali: rawan (dari): sendi (C40-C41), larings (C32.3), hidung (C30.0),
jaringan ikat mammae (C50.-); sarkoma Kaposi (C46.-); mesothelioma (C45.-);
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-); peritoneum (C48.-);
retroperitoneum (C48.0)
C49.0 Jaringan ikat dan lunak kepala, muka dan leher
Jaringan ikat telinga, mata, kelopak mata
Kecuali: jaringan ikat orbita (C69.6)
C49.1 Jaringan ikat dan lunak anggota atas, termasuk bahu
C49.2 Jaringan ikat dan lunak anggota bawah, termasuk panggul
C49.3 Jaringan ikat dan lunak thorax
Axilla, diaphragm, pembuluh besar
Kecuali: mammae (C50.-), jantung (C38.0), mediastinum (C38.1-C38.3), thymus
(C37)
C49.4 Jaringan ikat dan lunak abdomen: Dinding abdomen, hypochondrium
C49.5 Jaringan ikat dan lunak pelvis: Buttock; groin, perineum

Apikes Iris, Padang 11


12

C49.6 Jaringan ikat dan lunak pada badan, tidak dijelaskan: Punggung NOS
C49.8 Lesi overlap jaringan ikat dan lunak
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C47-C49.6
C49.9 Jaringan ikat dan lunak, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas mammae (C50)
C50 Neoplasma ganas mammae
Termasuk: jaringan ikat mammae
Kecuali: kulit mammae (C43.5, C44.5)
C50.0 Nipple dan areola
C50.1 Bagian sentral mamma
C50.2 Kwadran dalam-atas mamma
C50.3 Kwadran dalam-bawah mamma
C50.4 Kwadran luar-atas mamma
C50.5 Kwadran luar-bawah mamma
C50.6 Ujung mamma arah aksilla
C50.8 Lesi overlap pada mamma
C50.9 Mamma, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas organ genital wanita (C51-C58)
Termasuk: kulit organ-organ genital wanita
C51 Neoplasma ganas vulva
C51.0 Labium mayora, kelenjar Bartholini [vestibula mayor]
C51.1 Labium minus
C51.2 Clitoris
C51.8 Lesi overlap pada vulva
C51.9 Vulva, tidak dijelaskan; genitalia external wanita NOS; pudendum
C52 Neoplasma ganas vagina
C53 Neoplasma ganas servix uteri
C53.0 Endoservix
C53.1 Exoservix
C53.8 Lesi overlap pada servix uteri
C53.9 Servix uteri, tidak dijelaskan
C54 Neoplasma ganas korpus uteri
C54.0 Isthmus uteri; segmen bawah rahim
C54.1 Endometrium
C54.2 Myometrium
C54.3 Fundus uteri
C54.8 Lesi overlap pada korpus uteri
C54.9 Korpus uteri, tidak dijelaskan
C55 Neoplasma ganas uterus, bagian tidak dijelaskan
C56 Neoplasma ganas ovarium
C57 Neoplasma ganas organ genitalia lain wanita dan yang tidak dijelaskan
C57.0 Tuba Fallopii; oviduct; tuba uterus
C57.1 Broad ligament (ligamentum latum)
C57.2 Round ligament (ligamentum rotundum)
C57.3 Parametrium; ligamen uterus NOS
C57.4 Adnexa uterus, tidak dijelaskan
C57.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan; korpus atau duktus Wolffian
C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C51-C57.7, C58

Apikes Iris, Padang 12


13

Tubo-ovarium; utero-ovarium
C57.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius wanita NOS
C58 Neoplasma ganas plasenta
Choriocarcinoma NOS
Chorionepithelioma NOS
Kecuali: chorioadenoma (destruens) (D39.2)
mola hydatidiformis: NOS (O01.9), invasive (D39.2), malignant (D39.2)
Neoplasma ganas organ genitalia pria (C60-C63)
Termasuk: kulit organ genitalia pria
C60 Neoplasma ganas penis
C60.0 Prepuce; foreskin (kulit depan)
C60.1 Glans penis
C60.2 Batang penis; korpus kavernosum
C60.8 Lesi overlap pada penis
C60.9 Penis, tidak dijelaskan; kulit penis NOS
C61 Neoplasma ganas prostat
C62 Neoplasma ganas testis
C62.0 Undescended testis: ectopic testis; testis tertahan[situs neoplasma]
C62.1 Descended testis: testis di dalam skrotum
C62.9 Testis, tidak dijelaskan
C63 Neoplasma ganas organ genitalia pria lain dan tidak dijelaskan
C63.0 Epididymis
C63.1 Spermatic cord
C63.2 Skrotum, Kulit skrotum
C63.7 Organ genitalia pria lain yang dijelaskan: Vesikula seminalis; tunika vaginalis
C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C60-C63.7
C63.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius pria NOS
Neoplasma ganas saluran kemih (C64-C68)
C64 Neoplasma ganas ginjal, selain pelvis ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (C65), pelvis ginjal (C65)
C65 Neoplasma ganas pelvis ginjal
Pelviureteric junction; kaliks ginjal
C66 Neoplasma ganas ureter
Kecuali: muara ureter di kandung kemih (C67.6)
C67 Neoplasma ganas kandung kemih
C67.0 Trigonum vesicae
C67.1 Puncak bladder
C67.2 Dinding lateral bladder
C67.3 Dinding anterior bladder
C67.4 Dinding posterior bladder
C67.5 Leher bladder; lobang internal uretra
C67.6 Muara ureter
C67.7 Urachus
C67.8 Lesi overlap pada bladder
C67.9 Bladder, tidak dijelaskan
C68 Neoplasma ganas organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 13


14

Kecuali: traktus genito-urinarius NOS: wanita (C57.9), pria (C63.9)


C68.0 Urethra
Kecuali: lobang internal uretra (C67.5)
C68.1 Kelenjar paraurethra
C68.8 Lesi overlap pada organ perkemihan
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C64-C68.1
C68.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan; sistem urinarius NOS
Neoplasma ganas mata, otak dan bagian lain SSP (C69-C72)
C69 Neoplasma ganas mata dan adnexa
Kecuali: jaringan ikat kelopak (C49.0), kelopak (kulit) (C43.1, C44.1)
nervus optikus (C72.3)
C69.0 Conjunctiva
C69.1 Cornea
C69.2 Retina
C69.3 Choroid
C69.4 Korpus siliaris; bola mata
C69.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; duktus nasolakrimalis
C69.6 Orbita: jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita, jaringan
retrobulbar, jaringan retrookuli
Kecuali: tulang orbita (C41.0)
C69.8 Lesi overlap pada mata dan adnexa
C69.9 Mata, tidak dijelaskan
C70 Neoplasma ganas meningen
C70.0 Meningen otak
C70.1 Meningen spinalis
C70.9 Meningen, tidak dijelaskan
C71 Neoplasma ganas otak
Kecuali: nervi kraniales (C72.2-C72.5)
jaringan retrobulbar (C69.6)
C71.0 Serebrum, selain lobus dan ventrikel
Corpus callosum; supratentorium NOS
C71.1 Lobus frontalis
C71.2 Lobus temporalis
C71.3 Lobus parietalis
C71.4 Lobus oksipitalis
C71.5 Ventrikel otak
Kecuali: ventrikel IV (C71.7)
C71.6 Serebellum
C71.7 Batang otak; ventrikel IV; infratentorium NOS
C71.8 Lesi overlap pada otak
C71.9 Otak, tidak dijelaskan
C72 Neoplasma ganas medulla spinalis, nervi craniales dan bagian lain SSP
Kecuali: meningen (C70.-)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-)
C72.0 Medulla spinalis
C72.1 Cauda equina
C72.2 Nervus olfaktorius; bulbus olfaktorius
C72.3 Nervus optikus
C72.4 Nervus akustikus

Apikes Iris, Padang 14


15

C72.5 Nervi kraniales lain dan yang tidak dijelaskan; nervi kraniales NOS
C72.8 Lesi overlap pada otak dan bagian lain SSP
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C70-C72.5
C72.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf NOS
Neoplasma ganas tiroid dan kelenjar endokrin lain (C73-C75)
C73 Neoplasma ganas kelenjar tiroid
C74 Neoplasma ganas kelenjar adrenal
C74.0 Kortex kelenjar adrenal
C74.1 Medulla kelenjar adrenal
C74.9 Kelenjar adrenal, tidak dijelaskan
C75 Neoplasma ganas kelenjar endokrin lain dan struktur terkait
Kecuali: Kelenjar adrenal (C74.-), pankreas endokrin (C25.4), ovarium (C56), testis
(C62.-), thymus (C37), kelenjar tiroid (C73)
C75.0 Kelenjar paratiroid
C75.1 Kelenjar pituitary
C75.2 Duktus kraniopharyngeus
C75.3 Kelenjar pineal
C75.4 Carotid body
C75.5 Aortic body dan paraganglia lain
C75.8 Keterlibatan banyak kelenjar (pluriglandular), tidak dijelaskan
Catatan: Kalau situs diketahui, mereka harus dikode secara terpisah.
C75.9 Kelenjar endokrin, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas pada situs yang tidak jelas, sekunder dan tidak dijelaskan (C76-C80)
C76 Neoplasma ganas pada situs-situs lain dan tidak jelas
Kecuali: Neoplasma ganas: genitourinarius NOS: wanita (C57.9), pria (C63.9)
jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan (C81-C96)
situs yang tidak dijelaskan (C80)
C76.0 Kepala, muka dan leher: Pipi NOS, hidung NOS
C76.1 Thorax: Axilla NOS, intratoraks NOS, toraks NOS
C76.2 Abdomen
C76.3 Pelvis: Groin NOS; Situs yang overlap dengan sistem di dalam pelvis, seperti
rektovagina (septum) dan rektovesika (septum)
C76.4 Anggota atas
C76.5 Anggota bawah
C76.7 Situs tidak jelas lainnya
C76.8 Lesi overlap pada situs-situs lain dan tidak jelas
C77 Neoplasma ganas lymph nodes sekunder dan tidak dijelaskan
Kecuali: Neoplasma ganas kelenjar limfe, dinyatakan primer (C81-C87, C96.-)
C77.0 Kelenjar limfe kepala, muka dan leher: Kelenjar limfe supraklavikula
C77.1 Kelenjar limfe intratoraks
C77.2 Kelenjar limfe intra-abdominalis
C77.3 Kelenjar limfe aksillaris dan anggota atas: Kelenjar limfe pektoralis
C77.4 Kelenjar limfe inguinalis dan anggota bawah
C77.5 Kelenjar limfe intrapelvik
C77.8 Kelenjar limfe di berbagai tempat
C77.9 Kelenjar limfe, tidak dijelaskan
C78 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan dan pencernaan
C78.0 Neoplasma ganas sekunder paru-paru
C78.1 Neoplasma ganas sekunder mediastinum

Apikes Iris, Padang 15


16

C78.2 Neoplasma ganas sekunder pleura


C78.3 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan lain dan yang tidak dijelaskan
C78.4 Neoplasma ganas sekunder usus halus
C78.5 Neoplasma ganas sekunder usus besar dan rektum
C78.6 Neoplasma ganas sekunder retroperitoneum dan peritoneum
Malignant ascites NOS
C78.7 Neoplasma ganas sekunder hati
C78.8 Neoplasma ganas sekunder organ pencernaan lain dan yang tidak dijelaskan
C79 Neoplasma ganas sekunder pada other sites
C79.0 Neoplasma ganas sekunder ginjal dan pelvis renalis
C79.1 Neoplasma ganas sekunder bladder, organ kemih lain dan yang tidak dijelaskan
C79.2 Neoplasma ganas sekunder kulit
C79.3 Neoplasma ganas sekunder otak dan meningen otak
C79.4 Neoplasma ganas sekunder bagian sistem syaraf lain dan yang tidak dijelaskan
C79.5 Neoplasma ganas sekunder tulang dan sumsum tulang
C79.6 Neoplasma ganas sekunder pada ovarium
C79.7 Neoplasma ganas sekunder kelenjar adrenal
C79.8 Neoplasma ganas sekunder pada situs lain yang dijelaskan
C80 Neoplasma ganas tanpa penjelasan situs
C80 hanya digunakan untuk kondisi utama kalau neoplasma ganas tercatat tanpa
penjelasan mengenai situsnya. Kode tambahan bisa digunakan untuk
identifikasi masing-masing neoplasma ganas tersebut.
Contoh
Kondisi utama : Carcinomatosis
Kondisi lain :-
Kode : Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya (80)).

Kanker, karsinoma, karsinomatosis, kanker umum, keganasan umum, keganasan, dan


kanker ganda yang situsnya tidak dijelaskan (primary)(secondary)
Malignant cachexia
Situs primer tidak diketahui
Neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan (C81-C96)
Catatan: Istilah yang digunakan pada kategori C82-C85 untuk limfoma non-Hodgkin
adalah dari the Working Formulation, yang berusaha untuk menemukan
dasar bersama di antara berbagai skema klasifikasi. Istilah yang digunakan
dalam skema-skema ini tidak diberikan pada Daftar Tabulasi, tapi muncul
pada Indeks Alfabetis; persamaan yang pas dengan istilah yang terdapat
pada Daftar Tabulasi tidak selalu dimungkinkan.

Termasuk: kode morfologi M959-M994 dengan kode sifat /3


Kecuali: neoplasma kelenjar limfe sekunder dan yang tidak dijelaskan (C77.-)
C81 Penyakit Hodgkin
Termasuk: kode morfologi M965-M966 dengan kode sifat /3
C81.0 Limfosit lebih menonjol: Limfosit-histiosit lebih menonjol
C81.1 Nodular sclerosis
C81.2 Sel-sel menonjol bercampur
C81.3 Limfosit sangat sedikit
C81.7 Penyakit Hodgkin lain
C81.9 Penyakit Hodgkin, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 16


17

C82 Limfoma follikuler [nodular] non-Hodgkin


Termasuk: limfoma follikuler non-Hodgkin dengan atau tanpa area yang diffus
kode morfologi M969 dengan kode sifat /3
C82.0 Small cleaved cell, follikuler (sel-sel kecil terbelah)
C82.1 Campuran sel kecil terbelah dan sel besar, follikuler
C82.2 Sel besar, follikuler
C82.7 Jenis lain limfoma follikuler non-Hodgkin
C82.9 Limfoma follikuler non-Hodgkin, tidak dijelaskan
Limfoma noduler non-Hodgkin NOS
C83 Limfoma diffus non-Hodgkin
Termasuk: kode morfologi M9593, M9595, M967-M968 dengan kode sifat /3
C83.0 Sel kecil (diffus)
C83.1 Sel kecil terbelah (diffus)
C83.2 Campuran sel kecil dan besar (diffus)
C83.3 Sel besar (diffus); sarkoma sel retikulum
C83.4 Immunoblastik (diffus)
C83.5 Lymphoblastik (diffus)
C83.6 Undifferentiated (diffus)
C83.7 Tumor Burkitt
C83.8 Jenis lain limfoma diffus non-Hodgkin
C83.9 Limfoma diffus non-Hodgkin, tidak dijelaskan
C84 Limfoma sel-T perifer dan kulit
Termasuk: morphology code M970 dengan kode sifat /3
C84.0 Mycosis fungoides
C84.1 Penyakit Sezary
C84.2 Limfoma T-zone
C84.3 Limfoma limfo-epithelioid lymphoma; limfoma Lennert
C84.4 Limfoma sel-T perifer
C84.5 Limfoma sel-T lain dan yang tidak dijelaskan
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-T disebutkan sehubungan
dengan limfoma spesifik, kode yang lebih spesifik.
C85 Limfoma non-Hodgkin dan jenis yang tidak dijelaskan
Termasuk: kode morfologi M9590-M9592, M9594, M971 dengan kode sifat /3
C85.0 Limfosarkoma
C85.1 Limfoma sel-B, tidak dijelaskan
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-B disebutkan sehubungan
dengan limfoma spesifik, kode yang lebih spesifik.
C85.7 Limfoma non-Hodgkin jenis lain yang dijelaskan
Retikulo-endotheliosis maligna, retikulosis maligna, mikroglioma
C85.9 Limfoma non-Hodgkin, jenis tidak dijelaskan
Limfoma NOS, limfoma maligna NOS, limfoma non-Hodgkin NOS
C88 Penyakit immunoproliferatif maligna
Termasuk: kode morfologi M976 dengan kode sifat /3
C88.0 Makroglobulinaemia Waldenstrom
C88.1 Penyakit alpha heavy chain
C88.2 Penyakit gamma heavy chain; penyakit Franklin
C88.3 Penyakit immunoproliferatif usus halus; penyakit Mediterranean
C88.7 Penyakit immunoproliferatif maligna lainnya
C88.9 Penyakit immunoproliferatif maligna, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 17


18

Penyakit immunoproliferatif NOS


C90 Myeloma multipel dan neoplasma sel plasma ganas
Termasuk: kode morfologi M973, M9830 dengan kode sifat /3
C90.0 Myeloma multipel; penyakit Kahler, myelomatosis
C90.1 Leukaemia sel plasma
C90.2 Plasmacytoma, extramedulla
Tumor sel plasma ganas NOS, plasmacytoma NOS, myeloma soliter
C91 Leukaemia limfoid
Termasuk: kode morfologi M982, M9940-M9941 dengan kode sifat /3
C91.0 Leukaemia limfoblast akut
Kecuali: eksasebasi akut leukemia limfosit akut (C91.1)
C91.1 Leukaemia limfosit kronis
C91.2 Leukaemia limfosit subakut
C91.3 Leukaemia prolimfosit
C91.4 Leukaemia hairy-cell (sel-sel berambut): retikuloendotheliosis leukemia
C91.5 Leukaemia sel-T dewasa
C91.7 Leukaemia limfoid lain
C91.9 Leukaemia limfoid, tidak dijelaskan
C92 Leukaemia myeloid
Termasuk: leukaemia: granulosit, myelogen
kode morfologi M986-M988, M9930 dengan kode sifat /3
C92.0 Leukaemia myeloid akut
Kecuali: eksaserbasi akut leukaemia myeloid kronis (C92.1)
C92.1 Leukaemia myeloid kronis
C92.2 Leukaemia myeloid subakut
C92.3 Sarkoma myeloid; khloroma; sarkoma granulosit
C92.4 Leukaemia promyelosit akut
C92.5 Leukaemia myelomonosit akut
C92.7 Leukaemia myeloid lain
C92.9 Leukaemia myeloid, tidak dijelaskan
C93 Leukaemia monosit
Termasuk: leukaemia monositoid
kode morfologi M989 dengan kode sifat /3
C93.0 Leukaemia monosit akut
Kecuali: eksaserbasi akut leukaemia monosit kronis (C93.1)
C93.1 Leukaemia monosit kronis
C93.2 Leukaemia monosit subakut
C93.7 Leukaemia monosit lain
C93.9 Leukaemia monosit, tidak dijelaskan
C94 Leukemia lain dengan jenis sel dijelaskan
Termasuk: kode morfologi M984, M9850, M9900, M9910, M9931-M9932 dengan kode
sifat /3
Kecuali: retikuloendoteliosis leukemik (C91.4) ; leukemia sel plasma (C90.1)
C94.0 Eritremia dan eritroleukemia akut
Myelosis eritremik akut; penyakit Di Guglielmo
C94.1 Eritremia kronis; penyakit Heilmeyer-Schoner
C94.2 Leukemia megakaryoblast akut
Leukaemia: megakaryoblast (akut), megakaryocyt (akut)
C94.3 Leukemia sel mast

Apikes Iris, Padang 18


19

C94.4 Panmyelosis akut


C94.5 Myelofibrosis akut
C94.7 Leukemia lain yang dijelaskan; leukemia sel limfosarkoma
C95 Leukaemia dengan jenis sel tidak dijelaskan
Termasuk: kode morfologi M980 dengan kode sifat /3
C95.0 Leukemia akut dengan jenis sel tidak dijelaskan
Leukaemia sel blast, leukemia sel stem
Kecuali: eksaserbasi akut leukemia kronis yang tidak dijelaskan (C95.1)
C95.1 Leukemia kronis dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.2 Leukemia subakut dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.7 Leukemia lain dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.9 Leukaemia, tidak dijelaskan
C96 Neoplasma ganas lain dan tidak dijelaskan pada jaringan limfoid, haematopoietik
dan yang berhubungan
Termasuk: kode morfologi M972, M974 dengan kode sifat /3
C96.0 Penyakit Letterer-Siwe
retikuloendotheliosis nonlipid:, retikulosis nonlipid:
C96.1 Histiositosis maligna
Retikulosis medulla histiosit
C96.2 Tumor maligna sel mast
Malignant: mastositoma, mastositosis, sarkoma sel mast
Kecuali: leukaemia sel mast (C94.3), mastositosis (kulit) (Q82.2)
C96.3 Limfoma histiosit sejati
C96.7 Neoplasma ganas lain jaringan limfoid, haematopoietic dan yang berhubungan
C96.9 Neoplasma ganas jaringan limfoid, haematopoietic dan yang berhubungan, tidak
dijelaskan
Neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97)
C97 Neoplasma ganas situs ganda independen (primer)
C97. Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang independen
C97 digunakan kalau tercatat dua atau lebih neoplasma ganas primer yang independen
sebagai kondisi utama, tanpa ada yang lebih menonjol. Kode tambahan
bisa digunakan untuk identifikasi masing-masing neoplasma ganas
tersebut.
Contoh 10
Kondisi utama : Multiple myeloma dan adenokarsinoma prostat primer
Kondisi lain :-
Kode: Neoplasma ganas situs ganda primer yang independen (C97).
C90.0 (multiple myeloma) dan C61 (neoplasma ganas prostat) bisa
digunakan sebagai kode tambahan
Catatan: Untuk penggunaan kategori ini, hendaknya dirujuk aturan dan pedoman
pengkodean mortalitas pada volume 2.
Neoplasma in situ (D00-D09)
Catatan: Neoplasma in situ banyak dianggap sebagai berada dalam masa perubahan
morfologis antara displasia dan kanker yang invasif. Misalnya, untuk
cervical intraepithelial neoplasia (CIN) dikenal tiga stadium, yang ketiga
(CIN III) termasuk pada displasia berat dan karsinoma in situ. Sistem
peringkat ini telah diperluas ke organ lain, seperti vulva dan vagina.
Deskripsi neoplasia intraepitel stadium III, dengan atau tanpa
disebutkannya displasia, diletakkan pada bagian ini. Stadium I dan II

Apikes Iris, Padang 19


20

diklasifikasikan sebagai displasia sistem organ yang terlibat dan harus


dikode pada bab sistem tubuh yang relevan.
Termasuk: penyakit Bowen; erythroplasia; kode morfologi dengan kode sifat /2
eritroplasia Queyrat
D00 Carcinoma in situ rongga mulut, esofagus, dan lambung
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D00.0 Bibir, rongga mulut dan farings
Plika ariepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, zona pinggir
Batas vermillion bibir
Kecuali: plika ariepiglottik, permukaan larings (D02.0)
epiglottis: NOS (D02.0), pars suprahyoid (D02.0)
kulit bibir (D03.0, D04.0)
D00.1 Esofagus
D00.2 Lambung
D01 Carcinoma in situ organ pencernaan lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D01.0 Colon
Kecuali: pertemuan rektosigmoid (D01.1)
D01.1 Pertemuan rektosigmoid
D01.2 Rektum
D01.3 Anus dan saluran anus
Kecuali: pinggir anus (D03.5, D04.5), kulit anus (D03.5, D04.5)
kulit sekitar anus (D03.5, D04.5)
D01.4 Bagian usus lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: ampulla Vateri (D01.5)
D01.5 Hati, kantong empedu dan saluran empedu; ampulla Vateri
D01.7 Organ pencernaan lain yang dijelaskan; pankreas
D01.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan
D02 Carcinoma in situ of middle ear and respiratory system
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D02.0 Larings: Aryepiglottic fold, permukaan larings; Epiglottis (pars suprahyoid)
Kecuali: plika aryepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, pinggir (D00.0)
D02.1 Trakhea
D02.2 Bronkus dan paru-paru
D02.3 Bagian lain sistem pernafasan: Sinus aksesorius, telinga tengah, rongga hidung
Kecuali: telinga (luar)(kulit) (D03.2, D04.2)
hidung: NOS (D09.7), kulit hidung (D03.3, D04.3)
D02.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D03 Melanoma in situ
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /2
D03.0 Melanoma in situ bibir
D03.1 Melanoma in situ kelopak mata, termasuk canthus
D03.2 Melanoma in situ telinga dan liang telinga luar
D03.3 Melanoma in situ bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D03.4 Melanoma in situ kulit kepala dan leher
D03.5 Melanoma in situ badan
Pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, mammae (kulit)(jaringan lunak)
D03.6 Melanoma in situ anggota atas, termasuk bahu
D03.7 Melanoma in situ anggota bawah, termasuk panggul

Apikes Iris, Padang 20


21

D03.8 Melanoma in situ tempat lain


D03.9 Melanoma in situ, tidak dijelaskan
D04 Carcinoma in situ kulit
Kecuali: erythroplasia Queyrat (penis) NOS (D07.4); melanoma in situ (D03.-)
D04.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D00.0)
D04.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
D04.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
D04.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D04.4 Kulit kulit kepala dan leher
D04.5 Kulit badan; pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (D01.3), kulit organ genital (D07.-)
D04.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
D04.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
D04.8 Kulit tempat lain
D04.9 Kulit, tidak dijelaskan
D05 Karsinoma in situ mammae
Kecuali: karsinoma in situ kulit mammae (D04.5)
melanoma in situ mammae (kulit) (D03.5)
D05.0 Karsinoma lobularis in situ
D05.1 Karsinoma intraductus in situ
D05.7 Karsinoma in situ lain mammae
D05.9 Karsinoma in situ mammae, tidak dijelaskan
D06 Karsinoma in situ servix uteri
Termasuk: cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade III, dengan atau tanpa
disebutkan displasia berat
Kecuali: melanoma in situ servix (D03.5); displasia berat servix NOS (N87.2)
D06.0 Endoservix
D06.1 Exoservix
D06.7 Bagian lain servix
D06.9 Servix, tidak dijelaskan
D07 Karsinoma in situ organ genital lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.5)
D07.0 Endometrium
D07.1 Vulva: Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade III, dengan atau tanpa
disebutkan displasia berat
Kecuali: displasia berat vulva NOS (N90.2)
D07.2 Vagina: Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN], grade III, dengan atau tanpa
disebutkan displasia berat
Kecuali: displasia berat vagina NOS (N89.2)
D07.3 Organ genitalia wanita yang lain dan tidak dijelaskan
D07.4 Penis; eritroplasia Queyrat NOS
D07.5 Prostat
D07.6 Organ genitalia pria yang lain dan tidak dijelaskan
D09 Karsinoma in situ pada situs lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D09.0 Bladder
D09.1 Organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskan
D09.2 Mata

Apikes Iris, Padang 21


22

Kecuali: kulit kelopak (D04.1)


D09.3 Tiroid dan kelenjar endokrin lain
Kecuali: pankreas endocrine (D01.7); ovarium (D07.3), testis (D07.6)
D09.7 Karsinoma in situ pada tempat lain yang dijelaskan
D09.9 Karsinoma in situ, tidak dijelaskan
Neoplasma jinak (D10-D36)
Termasuk: kode morfologi dengan kode sifat /0
D10 Neoplasma jinak mulut dan farings
D10.0 Bibir; bibir (frenulum)(sisi dalam)(mucosa)(batas vermilion)
Kecuali: kulit bibir (D22.0, D23.0)
D10.1 Lidah, tonsilla lingualis
D10.2 Lantai mulut
D10.3 Bagian mulut yang lain dan tidak dijelaskan; kelenjar saliva minor NOS
Kecuali: neoplasma odontogenik jinak (D16.4-D16.5), mukosa bibir (D10.0),
permukaan nasofarings palatum molle (D10.6)
D10.4 Tonsil; tonsil (faucial)(palatina)
Kecuali: tonsilla lingualis (D10.1), tonsil farings (D10.6), tonsillar: fossa (D10.5),
pillars (D10.5)
D10.5 Bagian lain orofarings
Epiglottis, permukaan anterior
Tonsillar: fossa, pillars
Vallecula
Kecuali: epiglottis: NOS (D14.1), pars suprahyoid (D14.1)
D10.6 Nasofarings
Tonsil farings, pinggir posterior septum dan choanae
D10.7 Hipofarings
D10.9 Farings, tidak dijelaskan
D11 Neoplasma jinak kelenjar saliva mayor
Kecuali: neoplasma jinak kelenjar saliva minor yang dijelaskan, yang diklasifikasi
menurut lokasi anatomisnya
neoplasma jinak kelenjar saliva minor NOS (D10.3)
D11.0 Kelenjar parotid
D11.7 Kelenjar saliva mayor lainnya; kelenjar: sublingualis, submandibularis
D11.9 Kelenjar saliva mayor, tidak dijelaskan
D12 Neoplasma jinak kolon, rektum, anus dan saluran anus
D12.0 Caecum; katup ileocaecum
D12.1 Appendix
D12.2 Kolon asendens
D12.3 Kolon transversa; fleksura hepatis, fleksura splinikus
D12.4 Kolon desendens
D12.5 Kolon sigmoid
D12.6 Kolon, tidak dijelaskan: adenomatosis, polyposis (herediter) kolon
D12.7 Pertemuan rektosigmoid
D12.8 Rektum
D12.9 Anus dan saluran anus
Kecuali: pinggir (D22.5, D23.5), kulit anus dan perianus (D22.5, D23.5)
D13 Neoplasma jinak bagian sistem pencernaan yang lain dan kurang jelas
D13.0 Esofagus
D13.1 Lambung

Apikes Iris, Padang 22


23

D13.2 Duodenum
D13.3 Bagian usus halus lain dan yang tidak dijelaskan
D13.4 Liver; saluran empedu intrahepatik
D13.5 Saluran empedu ekstrahepatik
D13.6 Pankreas
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7)
D13.7 Pankreas endokrin: tumor sel pulau, pulau Langerhans
D13.9 Situ yang tidak jelas pada sistem pencernaan
Sistem pencernaan NOS, usus NOS, limpa
D14 Neoplasma jinak telinga tengah dan sistem pernafasan
D14.0 Telinga tengah, rongga hidung dan sinus aksesorius; rawan hidung
Kecuali: liang telinga (luar)(kulit) (D22.2, D23.2)
tulang: telinga (D16.4), hidung (D16.4)
rawan telinga (D21.0)
hidung: NOS (D36.7), kulit (D22.3, D23.3)
bulbus olfaktorius (D33.3)
polip: sinus aksesorius (J33.8), hidung (rongga) (J33.-)
polip telinga (tengah) (H74.4),
pinggir posterior dan khoanae (D10.6)
D14.1 Larings; epiglottis (pars suprahyoid)
Kecuali: permukaan anterior epiglottis (D10.5)
polip pita suara dan larings (J38.1)
D14.2 Trachea
D14.3 Bronkus dan paru-paru
D14.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D15 Neoplasma jinak other and tidak dijelaskan intrathoracic organs
Kecuali: jaringan mesotel (D19.-)
D15.0 Thymus
D15.1 Heart
Kecuali: pembuluh besar (D21.3)
D15.2 Mediastinum
D15.7 Organ intratoraks lain yang dijelaskan
D15.9 Organ intratoraks, tidak dijelaskan
D16 Neoplasma jinak tulang dan rawan sendi
Kecuali: synovia (D21.-)
D16.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas
D16.1 Tulang pendek anggota atas
D16.2 Tulang panjang anggota bawah
D16.3 Tulang pendek anggota bawah
D16.4 Tulang tengkorak dan muka: maxilla (superior), tulang orbital
Kecuali: tulang rahang bawah (D16.5)
D16.5 Tulang rahang bawah
D16.6 Kolom vertebrae
Kecuali: sakrum dan koksigis (D16.8)
D16.7 Iga, sternum dan klavikula
D16.8 Tulang pelvis, sakrum dan koksigis
D16.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
D17 Neoplasma lipomatosa jinak
Termasuk: kode morfologi M885-M888 dengan kode sifat /0

Apikes Iris, Padang 23


24

D17.0 Kulit dan jaringan bawah kulit kepala, muka dan leher
D17.1 Kulit dan jaringan bawah kulit badan
D17.2 Kulit dan jaringan bawah kulit anggota
D17.3 Kulit dan jaringan bawah kulit pada situs lain dan tidak dijelaskan
D17.4 Organ intratoraks
D17.5 Organ intra-abdomen
Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (D17.7)
D17.6 Spermatic cord
D17.7 Neoplasma lipomatosa jinak pada situs lain: peritoneum, retroperitoneum
D17.9 Neoplasma lipomatosa jinak, tidak dijelaskan; lipoma NOS
D18 Haemangioma dan lymphangioma, semua situs
Termasuk: kode morfologi M912-M917 dengan kode sifat /0
Kecuali: nevus biru atau berpigmen (D22.-)
D18.0 Haemangioma, semua situs; angioma NOS
D18.1 Lymphangioma, semua situs
D19 Neoplasma jinak jaringan mesotel
Termasuk: kode morfologi M905 dengan kode sifat /0
D19.0 Jaringan mesotel pleura
D19.1 Jaringan mesotel peritoneum
D19.7 Jaringan mesotel situs lain
D19.9 Jaringan mesotel, tidak dijelaskan; mesotelioma jinak NOS
D20 Neoplasma jinak jaringan lunak retroperitoneum dan peritoneum
Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak peritoneum dan retroperitoneum (D17.7)
jaringan mesotel (D19.-)
D20.0 Retroperitoneum
D20.1 Peritoneum
D21 Neoplasma jinak lain jaringan ikat dan jaringan lunak lain
Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, lemak, ligamen [kecuali pada uterus],
saluran limfe, otot, sinovia, tendon (pelapis)
Kecuali: rawan: sendi (D16.-), larings (D14.1), hidung (D14.0)
uterus: leiomyoma (D25.-), ligamen (D28.2)
jaringan vaskuler (D18.-), haemangioma (D18.0), lymphangioma (D18.1)
neoplasma lipomatosa (D17.-), jaringan ikat mammae (D24)
peritoneum (D20.1), retroperitoneum (D20.0)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D36.1)
D21.0 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain kepala, muka dan leher
Jaringan ikat: telinga, kelopak mata
Kecuali: jaringan ikat orbita (D31.6)
D21.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota atas, termasuk bahu
D21.2 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota bawah, termasuk panggul
D21.3 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain toraks: aksila, diafragma, pembuluh besar
Kecuali: jantung (D15.1), mediastinum (D15.2), thymus (D15.0)
D21.4 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain abdomen
D21.5 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain pelvis
Kecuali: leiomyoma uterus (D25.-), ligamen uterus (D28.2)
D21.6 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain badan, tidak dijelaskan; punggung NOS
D21.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain, tidak dijelaskan
D22 Naevi melanosit
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /0

Apikes Iris, Padang 24


25

naevus: NOS, blue, hairy, pigmented


D22.0 Naevi melanosit bibir
D22.1 Naevi melanosit kelopak mata, termasuk canthus
D22.2 Naevi melanosit telinga dan liang telinga luar
D22.3 Naevi melanosit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D22.4 Naevi melanosit kulit kepala dan leher
D22.5 Naevi melanosit badan: pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae
D22.6 Naevi melanosit anggota atas, termasuk bahu
D22.7 Naevi melanosit anggota bawah, termasuk panggul
D22.9 Naevi melanosit, tidak dijelaskan
D23 Neoplasma jinak lain pada kulit
Termasuk: neoplasma jinak: folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat
Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak (D17.0-D17.3), naevi melanosit (D22.-)
D23.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D10.0)
D23.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
D23.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
D23.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D23.4 Kulit kulit kepala dan leher
D23.5 Kulit badan; pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae
Kecuali: anus NOS (D12.9), skin of genital organs (D28-D29)
D23.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
D23.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
D23.9 Kulit, tidak dijelaskan
D24 Neoplasma jinak breast
Mammae: jaringan ikat, bagian lunak
Kecuali: displasia jinak mammae (N60.-), kulit mammae (D22.5, D23.5)
D25 Leiomyoma uterus
Termasuk: neoplasma jinak uterus dengan kode morfologi M889 dan kode sifat /0
fibromyoma uterus
D25.0 Leiomyoma submukosa uterus
D25.1 Leiomyoma intramural uterus
D25.2 Leiomyoma subserosa uterus
D25.9 Leiomyoma uterus, tidak dijelaskan
D26 Neoplasma jinak lain uterus
D26.0 Servix uteri
D26.1 Korpus uteri
D26.7 Bagian lain uterus
D26.9 Uterus, tidak dijelaskan
D27 Neoplasma jinak ovarium
D28 Neoplasma jinak organ genitalia lain wanita dan yang tidak dijelaskan
Termasuk: polip adenomatosa, kulit organ genitalia wanita
D28.0 Vulva
D28.1 Vagina
D28.2 Tuba dan ligamen uterus: tuba Fallopii, ligamen uterus (latum)(rotundum)
D28.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan
D28.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
D29 Neoplasma jinak organ genitalia pria
Termasuk: kulit organ genitalia pria

Apikes Iris, Padang 25


26

D29.0 Penis
D29.1 Prostat
Kecuali: hyperplasia prostate (adenomatosa) (N40)
prostatic:: adenoma (N40), pembesaran, hipertrofi (N40)
D29.2 Testis
D29.3 Epididymis
D29.4 Skrotum; kulit skrotum
D29.7 Organ genitalia lain pria: vesikula seminalis, spermatic cord, tunica vaginalis
D29.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
D30 Neoplasma jinak organ perkemihan
D30.0 Ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (D30.1), pelvis ginjal (D30.1)
D30.1 Pelvis ginjal
D30.2 Ureter
Kecuali: muara ureter di bladder (D30.3)
D30.3 Bladder, muara ureter di bladder, lobang pangkal uretra di bladder
D30.4 Urethra
Kecuali: lobang pangkal uretra di bladder (D30.3)
D30.7 Organ perkemihan lainnya: kelenjar paraurethra
D30.9 Urinary organ, tidak dijelaskan; sistem perkemihan NOS
D31 Neoplasma jinak eye and adnexa
Kecuali: jaringan ikat kelopak (D21.0),
kulit kelopak (D22.1, D23.1)
N. Optikus (D33.3)
D31.0 Konjunctiva
D31.1 Kornea
D31.2 Retina
D31.3 Khoroid
D31.4 Korpus siliaris; bola mata
D31.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; saccus lacrimalis, ductus nasolacrimalis
D31.6 Orbita, tidak dijelaskan:
jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita,
jaringan retrobulbar, jaringan retrookuler
Kecuali: tulang orbita (D16.4)
D31.9 Mata, tidak dijelaskan
D32 Neoplasma jinak meningen
D32.0 Meningen otak
D32.1 Meningen spinalis
D32.9 Meningen, tidak dijelaskan; meningioma NOS
D33 Neoplasma jinak otak dan bagian lain sistem syaraf pusat
Kecuali: angioma (D18.0), meningen (D32.-), syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
(D36.1), jaringan retro-okuler (D31.6)
D33.0 Supratentorium otak
Ventrikel otak, serebrum, lobus frontalis, oksipitalis, parietalis, temporalis
Kecuali: ventrikel IV (D33.1)
D33.1 Infratentorium otak: batang otak, serebelum, ventrikel IV
D33.2 Otak, tidak dijelaskan
D33.3 Nervi craniales; bulbus olfaktorius
D33.4 Medulla spinalis

Apikes Iris, Padang 26


27

D33.7 Bagian lain sistem syaraf pusat yang dijelaskan


D33.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS
D34 Neoplasma jinak kelenjar tiroid
D35 Neoplasma jinak kelenjar endokrin lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7), ovarium (D27), testis (D29.2), thymus (D15.0)
D35.0 Kelenjar adrenal
D35.1 Kelenjar parathyroid
D35.2 Kelenjar pituitary
D35.3 Duktus kraniofarings
D35.4 Kelenjar pineal
D35.5 Carotid body
D35.6 Aortic body dan paraganglia lain
D35.7 Kelenjar endokrin lain yang dijelaskan
D35.8 Keterlibatan pluriglandular [berbagai kelenjar yang berbeda]
D35.9 Kelenjar endocrine, tidak dijelaskan
D36 Neoplasma jinak padasitus lain dan yang tidak dijelaskan
D36.0 Kelenjar limfe
D36.1 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Kecuali: syaraf perifer orbita (D31.6)
D36.7 Situs lain yang idjelaskan; hidung NOS
D36.9 Neoplasma jinak pada situs yang tidak dijelaskan
Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui (D37-D48)
Catatan: Kategori D37-D48 mengklasifikasi neoplasma yang sifatnya tidak jelas atau
tidak diketahui, yaitu terdapat keraguan apakah neoplasma ini ganas atau
jinak, menurut situs. Neoplasma semacam ini diberi kode sifat /1 dalam
klasifikasi morfologi neoplasma
D37 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada rongga mulut dan organ
pencernaan
D37.0 Bibir, rongga mulut dan farings
Aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, zona pinggir
Kelenjar saliva mayor dan minor, batas vermilion bibir
Kecuali: permukaan larings plika aryepiglottik (D38.0), epiglottis: NOS atau pars
suprahyoidea (D38.0), kulit bibir (D48.5)
D37.1 Lambung
D37.2 Usus halus
D37.3 Appendix
D37.4 Kolon
D37.5 Rektum, pertemuan rektosigmoid
D37.6 Hati, kantong empedu dan saluran empedu, ampulla Vateri
D37.7 Organ pencernaan lainnya:saluran anus, sfingter ani, anus NOS, usus NOS
Kecuali: pinggir anus (D48.5), kulit anus, kulit perianus (D48.5)
D37.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan
D38 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada telinga tengah dan organ
pernafasan dan intratoraks
Kecuali: jantung (D48.7)
D38.0 Larynx
Aryepiglottic fold, permukaan larings; epiglottis (pars suprahyoidea)
Kecuali: aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, pinggir (D37.0)
D38.1 Trachea, bronkus dan paru-paru

Apikes Iris, Padang 27


28

D38.2 Pleura
D38.3 Mediastinum
D38.4 Thymus
D38.5 Organ pernafasan lain: sinus, rawan hidung, rongga hidung, telinga tengah
Kecuali: telinga (luar)(kulit) (D48.5), nose: NOS (D48.7), kulit (D48.5)
D38.6 Organ pernafasan, tidak dijelaskan
D39 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada genitalia wanita
D39.0 Uterus
D39.1 Ovarium
D39.2 Plasenta
Chorioadenoma destruens, mola hydatidiformis invasif atau maligna
Kecuali: mola hydatidiformis NOS (O01.9)
D39.7 Organ genitalia wanita lainnya; kulit organ genitalia wanita
D39.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
D40 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada genitalia pria
D40.0 Prostat
D40.1 Testis
D40.7 Organ genitalia pria lainnya, kulit organ genitalia pria
D40.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
D41 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui organ perkemihan
D41.0 Ginjal
Kecuali: pelvis ginjal (D41.1)
D41.1 Pelvis ginjal
D41.2 Ureter
D41.3 Urethra
D41.4 Bladder
D41.7 Organ perkemihan lain
D41.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan
D42 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada meningen
D42.0 Meningen serebri
D42.1 Meningen spinalis
D42.9 Meningen, tidak dijelaskan
D43 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada otak dan SSP
Kecuali: syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D48.2)
D43.0 Supratentorium otak:
Ventrikel serebri, serebrum, lobus frontal, oksipital, parietal, temporal
Kecuali: ventrikel IV (D43.1)
D43.1 Infratentorium otak: batang otak, serebellum, ventrikel IV
D43.2 Otak, tidak dijelaskan
D43.3 Nervi kraniales
D43.4 Medulla spinalis
D43.7 Bagian lain sistem syaraf pusat
D43.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS
D44 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui kelenjar endokrin
Kecuali: pankreas endokrin (D37.7), ovarium (D39.1), testis (D40.1), thymus (D38.4)
D44.0 Kelenjar tiroid
D44.1 Kelenjar adrenal
D44.2 Kelenjar parathyroid
D44.3 Kelenjar pituitary

Apikes Iris, Padang 28


29

D44.4 Duktus kraniofarings


D44.5 Kelenjar pineal
D44.6 Carotid body
D44.7 Aortic body dan paraganglia lain
D44.8 Keterlibatan pluriglandular; adenomatosis endokrin ganda
D44.9 Endocrine gland, tidak dijelaskan
D45 Polycythaemia vera
Kode morfologi M9950 dengan kode sifat /1
D46 Sindroma myelodysplastik
Termasuk: Kode morfologi M998 dengan kode sifat /1
D46.0 Anemia refrakter tanpa sideroblasts, begitu dinyatakan
D46.1 Anemia refrakter dengan sideroblasts
D46.2 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts
D46.3 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts dengan transformasi
D46.4 Anemia refrakter, tidak dijelaskan
D46.7 Sindroma myelodysplastik lain
D46.9 Sindroma myelodysplastik, tidak dijelaskan;
Myelodysplasia NOS, Preleukaemia (syndrome) NOS
D47 Neoplasma lain dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada limfoid,
hematopoietik dan jaringan yang berhubungan
Termasuk: kode morfologi M974, M976, M996-M997 dengan kode sifat /1
D47.0 Tumor histiosit dan sel mast dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui
tumor sel mast NOS, mastocytoma NOS
Kecuali: mastocytosis (kulit) (Q82.2)
D47.1 Penyakit myeloproliferatif kronis
Myelofibrosis (dengan myeloid metaplasia)
Penyakit myeloproliferatif, tidak dijelaskan
Myelosklerosis (megakaryocytic) dengan metaplasia myeloid
D47.2 Monoclonal gammopathy
D47.3 Essential (haemorrhagic) thrombocythaemia
Idiopathic haemorrhagic thrombocythaemia
D47.7 Neoplasma lain dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui lain yang dinyatakan
pada limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan
D47.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui lain yang dinyatakan pada
limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan
Penyakit limfoproliferatif NOS
D48 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada situs lain dan yang tidak
dijelaskan
Kecuali: neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0)
D48.0 Tulang dan rawan sendi
Kecuali: rawan telinga (D48.1), larings (D38.0), hidung (D38.5)
jaringan ikat kelopak mata (D48.1), synovia (D48.1)
D48.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain; jaringan ikat telinga, kelopak mata
Kecuali: rawan sendi (D48.0), larings (D38.0), hidung (D38.5)
jaringan ikat mammae (D48.6)
D48.2 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Kecuali: suaraf perifer orbita (D48.7)
D48.3 Retroperitoneum
D48.4 Peritoneum

Apikes Iris, Padang 29


30

D48.5 Kulit: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (D37.7), kulit organ genital (D39.7, D40.7)
batas vermilion bibir (D37.0)
D48.6 Mammae
Jaringan ikat mammae, cystosarcoma phyllodes
Kecuali: kulit mammae (D48.5)
D48.7 Situs lain yang dijelaskan: mata, jantung, syaraf perifer orabita
Kecuali: jaringan ikat (D48.1), kulit kelopak mata (D48.5)
D48.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui, tidak dijelaskan
" “Pertumbuhan” NOS", neoplasma NOS, pertumbuhan baru NOS, tumor NOS

Apikes Iris, Padang 30


31

Catatan untuk bab-bab spesifik (Vol. 2 ICD-10)


B20-B24. Penyakit human immunodeficiency virus (HIV)
Pasien dengan sistem imun yang rusak akibat penyakit HIV kadang-kadang butuh
pengobatan untuk lebih dari satu penyakit pada satu periode perawatan,
misalnya infeksi mycobacterium dan cytomegalovirus. Kategori dan
subkategori terdapat pada blok ini untuk penyakit HIV dengan berbagai
penyakit yang ditimbulkannya. Kodelah subkategori yang sesuai untuk
kondisi utama sebagaimana dipilih oleh praktisi asuhan kesehatan.
Seandainya kondisi utama adalah penyakit HIV dengan banyak penyakit penyerta,
subkategori .7 dari B20-B22 harus digunakan. Kondisi-kondisi yang bisa
diklasifikasikan pada 2 subkategori atau lebih dikode pada subkategori .7
pada kategori yang relevan (misalnya B20 atau B21). Subkategori B22.7
digunakan kalau terdapat kondisi yang bisa diklasifikasikan pada 2
kategori atau lebih pada B20-B22. Kode tambahan dari blok B20-B24 bisa
digunakan, kalau perlu, untuk menjelaskan setiap kondisi yang terdaftar.
Kadang-kadang kalau kondisi yang berhubungan muncul lebih dahulu daripada infeksi
HIV, kombinasinya tidak boleh dikodekan dan Selection Rules harus
diikuti.
Contoh 1
KU: Penyakit HIV dan sarkoma Kaposi
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan sarkoma Kaposi (B21.0).
Contoh 2
KU: Toxoplasmosis dan cryptococcosis pada pasien HIV
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda (B20.7). Kode B20.8
(penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit lain) dan
B20.5 (penyakit HIV yang menyebabkan mikosis lain) bisa digunakan
sebagai kode tambahan, kalau diinginkan.
Contoh 3
KU: Penyakit HIV dengan pneumonia Pneumocystis carinii, limfoma Burkitt dan
kandidiasis mulut.
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda (B22.7). Kode B20.6
(penyakit HIV menyebabkan pneumonia Pneumocystis carinii), B21.1
(penyakit HIV menyebabkan limfoma Burkitt), dan B20.4 (penyakit HIV
menyebabkan kandidiasis) bisa ditambahkan kalau diinginkan.

Subkategori pada B20-B23 adalah satu-satunya kode 4-karakter pilihan pada negara yang
menggunakan versi 4-karakter ICD 10. Kalau tidak diinginkan
penggunaan pilihan ini, kode lain di dalam klasifikasi digunakan sebagai
kode tambahan untuk identifikasi kondisi spesifik yang ditimbulkannya.
Pada contoh 1 di atas, kondisi utama bisa dikode B21 (penyakit HIV yang
menyebabkan neoplasma ganas), dengan kode C46.9 (sarkoma Kaposi)
digunakan sebagai kode tambahan. Pada contoh 2, kondisi utama bisa
dikode B20 (penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan
parasit), dengan kode B58.9 (Toxoplasmosis) dan B45.9 (Cryptococcosis)
bisa dipakai sebagai kode tambahan.
Penentuan subkategori 4-karakter pada B20-B23 atau kode penyebab ganda untuk kondisi
spesifik, diputuskan ketika ICD 10 diimplementasikan di negara
bersangkutan.
B90-B94. Sekuel penyakit infeksi dan parasit

Apikes Iris, Padang 31


32

Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk ‘KU’, kalau sifat kondisi sisa
tercatat. Pada saat mengkode kondisi sisa, B90-B94 bisa digunakan
sebagai kode tambahan pilihan (lihat hal. 25, Pengkodean sekuel kondisi
utama).
B95-B97. Bakteri, virus, dan agen infeksi lain
Kode-kode ini dipakai sebagai tambahan untuk identifikasi penyebab infeksi pada penyakit
yang klasifikasinya di luar Bab I.
Contoh 4
KU: Cystitis akut akibat E. coli
Kode: Cystitis akut (N30.0) sebagai KU. B96.2 (E. coli sebagai penyebab penyakit
c.e.) bisa digunakan sebagai kode tambahan pilihan.
Contoh 5
KU: Infeksi kuman
Kode: Infeksi kuman, tidak dijelaskan (A49.9) sebagai ‘KU’.
Bab II: Neoplasma
Ketika mengkode neoplasma, rujuk catatan pengantar Bab II Volume 1 dan pendahuluan
Volume 3 tentang pemberian kode dan penggunaan deskripsi morfologis.
Neoplasma, baik primer atau metastasis, yang merupakan fokus perawatan selama
perawatan kesehatan, harus dicatat dan dikode sebagai ‘KU’. Bisa saja
‘KU’ yang dicatat oleh praktisi asuhan kesehatan adalah neoplasma primer
yang tidak terdapat lagi (telah dibuang pada periode asuhan sebelumnya).
Untuk ini, ‘KU’ dikode pada neoplasma situs sekunder, komplikasi saat
ini, atau keadaan yang bisa dikode pada Bab XXI (lihat halaman 21,
Kontak dengan pelayanan kesehatan untuk alasan selain sakit) yang
merupakan fokus pengobatan atau penyelidikan sekarang. Kode yang
sesuai dari Bab XXI untuk riwayat neoplasma pribadi bisa digunakan
untuk kode tambahan pilihan.
Contoh 6
KU: Karsinoma prostat
K. lain: Bronkitis kronis
Kode: Neoplasma ganas prostat (C61) sebagai kondisi utama
Contoh 7
KU: Karsinoma mammae - dibuang dua tahun yang lalu
K. lain: Karsinoma sekunder paru-paru
Kode: Kanker paru-paru (C78.0) sebagai KU. Z85.3 (riwayat neoplasma mammae)
untuk tambahan.
Contoh 8
KU: Kanker bladder telah dibuang, dirawat untuk follow-up dengan cystoscopy.
Kode: Pemeriksaan pasca operasi neoplasma ganas (Z08.0) sebagai ‘KU’. Z85.5
(riwayat kanker saluran urin) bisa sebagai kode tambahan pilihan.
C80. Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya
C97. Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang
independen
C80 hanya digunakan untuk ‘KU’ kalau neoplasma ganas tercatat tanpa penjelasan
mengenai situsnya. C97 digunakan kalau tercatat dua atau lebih neoplasma
ganas primer yang independen sebagai ‘KU’, tanpa ada yang lebih
menonjol. Kode tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masing-
masing neoplasma ganas tersebut.
Contoh 9

Apikes Iris, Padang 32


33

KU: Carcinomatosis
Kode: Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya (C80)).
Contoh 10
KU: Multiple myeloma dan adenokarsinoma prostat primer
Kode: Neoplasma ganas situs ganda primer yang independen (C97). Kode C90.0
(multiple myeloma) dan C61 (kanker prostat) bisa sebagai tambahan

Morfology neoplasma

International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua tahun 1990
berisi nomenklatur untuk kode morfologi neoplasma. .Nomor ini terdiri
dari lima digit, jenis histologis pada 4 digit pertama, garis miring, dan
sifatnya pada digit ke-5.
Kode sifat tersebut menunjukkan arti sebagai berikut:
/0 Jinak
/1 Tidak jelas jinak atau ganas; perbatasan keganasan, potensi keganasan rendah*
/2 Intraepithel, tidak menginfiltrasi, tidak invasif
/3 Ganas, situs primer
/6 Ganas, situs metastatik; ganas, situs sekunder
/9 Ganas, tidak pasti apakah situs primer atau metastatik
* Kecuali cystadenoma ovarium pada M844-M849, yang dianggap ganas.
Kode morfologi berisi kode sifat (digit 5) yang sesuai dengan jenis histologis (digit 1-4).
Kode ini harus diubah kalau ada informasi lain yang harus disesuaikan.
Misalnya,
chordoma dianggap ganas (M9370/3), namun benign chordoma M9370/0.
superficial spreading adenocarcinoma (M8143/3), yang noninvasive M8143/2
melanoma (M8720/3), kalau dinyatakan secondary M8720/6.
Tabel berikut menunjukkan penyesuaian kode sifat dengan bagian-bagian Bab II:

Behaviour code categories – kategori kode sifat Chapter II


/0 Neoplasma jinak D10-D36
/1 Neoplasma dengan sifat tidak pasti atau tidak D37-D48
diketahui
/2 Neoplasma in situ D00-D09
/3 Neoplasma ganas, dinyatakan atau dianggap primer C00-C76; C80-C97
/6 Neoplasma ganas, dinyatakan atau dianggap sekunder C77-C79

Digit /9 pada ICD-O tidak dipakai pada ICD karena semua neoplasma ganas dianggap
primer (/3) atau sekunder (/6), sesuai dengan informasi rekam medis.
Kadang-kadang situs yang diberikan diagnosis berbeda dari situs yang ditentukan oleh
kode spesifik suatu situs. Dalam hal ini, kode yang dipakai adalah yang
sesuai dengan diagnosis. Misalnya, C50.- (mammae) ditambahkan pada
“Infiltrating duct carcinoma” (M8500/3), karena biasanya pada mammae.
Namun, kalau “Infiltrating duct carcinoma” timbul di pankreas, kode
tambahan yang benar adalahC25.9 (Pancreas, tidak dijelaskan).
Untuk neoplasma jaringan limfoid, hematopoietik dan terkait (M959-M998) kode yang
relevan dari C81-C96 dan D45-D47 diberikan. Kode-kode dari Bab II ini
harus digunakan tanpa menghiraukan situs neoplasma.

Apikes Iris, Padang 33


34

Kesulitan pengkodean kadang-kadang muncul ketika diagnosis morfologis mengandung


dua adjective kualifikasi yang memiliki nomor kode yang berbeda.
Misalnya “transitional cell epidermoid carcinoma”. “Transitional cell
carcinoma NOS” adalah M8120/3 dan “epidermoid carcinoma NOS”
adalah M8070/3. Dalam keadaan ini, nomor yang lebih tinggi (M8120/3)
harus digunakan, karena biasanya lebih spesifik.

RINGKASAN

Kategori berkisar dari C00 sampai D48.


136 dari 149 kategori yang tersedia telah digunakan.
Bab ini berisi 7 blok, dengan blok tumor ganas primer dibagi lagi atas 12 sub-blok.
Tiga aspek spesifik yang dipertimbangkan ketika mengkode neoplasma adalah
situs tumour
bentuk tumour (jenis morfologi atau histologis),
sifat tumour.
Chapter II disusun menurut situs neoplsma, sesuai dengan sifatnya:
D10-D36 /0 jinak
D37-D48 /1 dengan sifat tidak pasti dan tidak diketahui
D00-D07 /2 in situ
C00-C75; C81-C97 /3 ganas, dinyatakan atau dianggap primer
C76-C80 /6 ganas, dinyatakan atau dianggap sekunder

Morphology menguraikan struktur dan jenis sel atau jaringan seperti terlihat pada
mikroskop. Jaringan asal dan jenis sel yang membentuk neoplasma ganas
sering menentukan kecepatan pertumbuhan, berat penyakit, dan jenis
pengobatan yang akan diberikan. Morfologi diuraikan oleh sistem
pengkodean tambahan yang ada pada ICD-10. Nomor kode morfologi
terdiri dari 5 digit yang didahului huruf M.”.

Behaviour menunjukkan sifat tumor, yaitu ganas (primer atau sekunder), in situ, tidak jelas
atau tidak diketahui, atau jinak. Sifat terdapat pada digit terakhir kode
morfologis. Kadang-kadang Indeks ICD-10 (Volume 3) menunjukkan sifat
neoplasma (karena jenis histologis selalu muncul dalam pola tertentu), tapi
kalau sifat ini ditukar dokter maka pertukaran tersebut harus diterima.
Dalam kasus ini misalnya adenoma biasanya benign, tapi kalau dokter
mendokumentasikan sebagai malignant adenoma maka kodelah
sebagaimana pendapat dokter.

Tabel Neoplasma terdapat pada Volume 3 dan berisi kode Chapter II untuk setiap situs
anatomis tumor. Untuk setiap tempat, terdapat lima kemungkinan nomor
kode sesuai dengan sifat tumor. Kalau diagnosis tidak menyebutkan sifat
tumor, maka periksalah morfologi pada bagian lain Index untuk pedoman
pengkodean tumor tersebut. Misalnya Mesonephroma - see Neoplasm,
malignant., anda kemudian akan menggunakan tumor ganas, baik primer
atau sekunder, tergantung diagnosis..

Apikes Iris, Padang 34


35

Periksa Table of Neoplasms pada halaman 370-401 Alphabetical Index dan perhatikan
srtrukturnya. Baca juga catatan pada halaman 369.

Pada Chapter II, digit ke-4 “.9” adalah untuk unspecified site dan “.8” adalah untuk lesi
overlap pada situs yang berkesinambungan.

Di bagian belakang Tabular List (Volume 1), terdapat Table of Morphology of Neoplasms,
berisi daftar jenis morfologis neoplasma yang komprehensif tapi tidak
mendetil. Kalau jenis sifat tidak terdapat bersama jenis histologis, digit
terakhir bisa diubah (kalau secara klinis benar). Misalnya, banyak
neoplasma ganas hanya dituliskan disana bersama kode morfologis untuk
lesi primer, kalau lesi sekunder perlu dikode, ubahlah digit terakhir dari /3
menjadi /6.
Contoh:

Mencari situs dan kode morfologi yang tepat untuk pasien wanita yang menderita lobular
carcinoma yang muncul di kwadran bawah luar pada mammae kiri..

Step 1:
Cari lead term, carcinoma, di Alphabetical Index.

Carcinoma
- lobular (infiltrating) (M8520/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant

Step 2:
Morphology yang didapatkan adalah M8520/3. Pastikan bahwa sifat (/3) sesuai dengan
tumor yang disebtukan. Kode /3 menunjukkan keganasan primer sehingga
sesuai dengan diagnosis.

Step 3:
Periksa morphology (M8520) pada Table of Morphology of Neoplasms di Volume 1.
Morphology ternyata benar untuk kasus ini.

Step 4:
Lihat Table of Neoplasms pada Volume 3. Gunakan daftar alfabet situs anatomis untuk
menemukan ‘breast’. Perhatikan pembagian di bawah lead term untuk
berbagai bagian mammae. Temukan bagian untuk kwadran bawah luar.

Step 5:
Temukan kode pada baris yang sesuai dengan kolom Malignant primary tumour. Kita
mengetahui bahwa tumor muncul pada mammae pasien, sehingga ia
adalah primer dan bukan metastasis. Tempat yang benar pada Chapter II
adalah C50.5.

Step 6:
Pastikan pilihan kode anda pada Volume 1 ICD-10. Periksa apakah terdapat catatan
esclusion yang relevan.

Apikes Iris, Padang 35


36

Step 7:
Kode yang benar untuk kasus ini adalah C50.5, M8520/3

Pages 71-85 of Volume 2 provide a large amount of information and direction for the
coder in dealing with neoplasms. Read these notes now.

Soal-soal latihan
1.Malignant bronchial adenoma
Lihat adenoma pada Index (volume 3, halaman 31)
Adenoma
- bronchial (M8140/1) D38.1
Pada kasus ini, kode sifat (/1) menunjukkan bahwa adenoma umumnya adalah tumor yang
sifatnya tidak pasti atau tidak dijelaskan. Diagnosis adalah tumor ganas
(malignant), dan kita bisa menganggapnya kanker primer. Jadi lihat tabel
Neoplasms (Volume 3, halaman 374).
Neoplasm
- bronchus – lihat pada kolom Malignant primary -> C34.9.
2.Cholangiocarcinoma
Cholangiocarcinoma -> (M8160/3) (volume 3, halaman 96)
- unspecified site -> C22.1
Walau pun situs tidak dijelaskan, uraian kode (volume 1 halaman 193) menunjukkan
bahwa tumor ini berada pada saluran empedu intrahepatik.
3.Polycythemia vera
Polycythemia (primary) (rubra) (vera) (M9950/1) -> D45. (volume 3, halaman 447)
4.Acute myelomonocytic leukemia
Leukemia (volume 3, halaman 334)
- myelomonocytic
- - acute (M9867/3) -> C92.5.
Lihat lebih dahulu lekemia myelomonositik sebelum modifiers “acute” atau “chronic”.
5.Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds of vagina
Carcinoma (volume 3, halaman 89)
- squamous cell -> (M8070/3).
Catatan di bawah “Carcinoma” pada Index halaman 85 menyatakan bahwa, kecuali kalau
dinyatakan lain, carcinoma pada setiap situs harus dianggap neoplasma
ganas situs tersebut. Ketika mengkode diagnosis ganda, situsnya dicari
pada tabel Neoplasms.
Neoplasm
- cervix (uteri) -> C53.9
- vagina -> C52
Untuk kode tunggal, ini, gunakan C57.8 Overlapping lesion of female genital organs.
6.Lesion on neck identified as metastatic from squamous cell carcinoma of tonsil
Pada kasus ini, diagnosis adalah kanker metastatik leher yang menyebar dari Ca sel
skuamosa pada tonsil. Dalam mengkode kondisi ganda, kedua situs –
primer dan metastasis – dikode. Lihat carcinoma pada Index (Volume 3,
halaman 89).
Carcinoma
- squamous cell (M8070/3).

Apikes Iris, Padang 36


37

Kode sifat 3 menunjukkan kanker primer ganas dan harus dilihat situs kanker primer
(tonsil) pada tabel Neoplasma.
Neoplasm
- tonsil -> C02.4.
Pada daftar Tabulasi terdapat “Excludes: tonsil NOS (C09.9)”. Jadi kode adalah C09.9.
Untuk mengkode kanker metastatik, ubah kode sifat menjadi /6 yaitu tempat sekunder.
Morfologi menjadi M8070/6. Lihat situs sekunder pada tabel neoplasma.
Neoplasm
- neck NEC # -
Tanda # (hash) menunjukkan bahwa, kalau morfologi adalah Ca sel skuamosa, situsnya
harus dikode pada kulit daerah tersebut. Lihat Note 2 pada halaman 369
Volume 3.
Neoplasm
- skin
- neck -> C79.2.
7.Malignant fibrous histiocytoma, knee
Histiocytoma (volume 3, halaman 266)
- fibrous
- - malignant (M8830/3) - see Neoplasm, connective tissue, malignant
Neoplasm
- connective tissue
- - knee – llihat pada kolom Malignant primary (halaman 377) -> C49.2
8.Pleomorphic adenoma, salivary glands
Adenoma (volume 3, halaman 32)
- pleomorphic (M8940/0)
Tidak ada petunjuk untuk kode kelenjar saliva,. jadi lihat tabel Neoplasma.
Neoplasm
- salivary gland (major) – lihat kolom Benign [/0 adalah jinak] (halaman 395) -> D11.9.
9.Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years old)
Lihat tumor atau Wilm's pada Index (Volume 3, halaman 552 atau 566)
Tumor
- Wilm's (M8960/3) -> C64.
Wilm's tumor adalah kanker ginjal, terutama terjadi pada anak-anak.
10.Mycosis fungoides
Mycosis (volume 3, halaman 363)
- fungoides (M9700/3) -> C84.0.
Deskripsi kategori halaman 217 Volume 1 –juga menunjukkan kode morfologi.
11.Myxoma of larynx
Myxoma -> (M8840/0) see also Neoplasm, connective tissue, benign. (vol. 3, hal. 366).
Neoplasm
-connective tissue (volume 3, halaman 376).
Perhatikan bahwa tidak terdapat daftar untuk larynx pada connective tissue. Tapi di awal
bagian connective tissue terdapat catatan yang menunjukkan bahwa kalau
tidak ada kode situs pada daftar connective tissue maka neoplasma harus
dikode pada situs itu. Jadi kita perlu melihat pada neoplasm, larynx.
Neoplasm
-larynx – lihat di bawah kolom Benign (halaman 384) -> D14.1
12.Paget's diseases of nipple
Paget's disease (volume 3, halaman 423).

Apikes Iris, Padang 37


38

-nipple -> (M8540/3) C50.0


13.Periosteal chondroma of left humerus
Chondroma (volume 3, halaman 97).
-periosteal -> (M9221/0) - see Neoplasm, bone , benign
Neoplasm
- bone
- - humerus – lihat pada kolom Benign (halaman 372)-> D16.0
14.Squamous cell carcinoma of vermilion border of lower lip
Carcinoma - see also Neoplasm Malignant (volume 3, halaman 89)
- squamous (cell) -> M8070/3
Neoplasm
-lip
- - vermilion border
- - - lower – lihat pada kolom Malignant primary (halaman 385) > C00.1
15.Burkitts lymphoma
Lymphoma (volume 3, halaman 340).
- Burkitts -> (M9687/3) C83.7
16.Transitional cell papilloma of the bladder
Papilloma (volume 3, halaman 426).
- transitional (cell)
- bladder (urinary) -> (M8120/1) D41.4
17.Metastatic carcinoma of brain
Carcinoma (volume 3, halaman 88).
- metastatic -> (M8010/6) - see Neoplasm, secondary
Neoplasm
brain NEC – lihat pada kolom Malignant secondary (halaman 374) -> C79.3
18.Carcinoid tumour of small intestine
Carcinoid -> (M8240/3) - see also Neoplasm, malignant (volume 3, halaman 84).
Neoplasm
- intestine, intestinal
-- small – lihat pada kolom Malignant primary (halaman 383) -> C17.9
19.Anaplastic seminoma, left testes
Seminoma (volume 3, halaman 492).
- anaplastic -> (M9062/3)
- - specified site – see Neoplasm, malignant
Neoplasm
- testes – lihat pada kolom Malignant primary (halaman 399) -> C62.9
20. Secondary neoplasm in lung
Secondary (volume 3, halaman491)
- neoplasm -> (M8000/6) - see Table of Neoplasms, secondary
Neoplasm
- lung – lihat pada kolom Malignant secondary (halaman 385) -> C78.0

Apikes Iris, Padang 38


39

Catatan Halaman 369 ICD 10 Volume 3

1. Daftar di bawah memberikan nomor kode untuk neoplasam menurut situs


anatomis. Untuk setiap situs terdapat lima kemungkinan nomor kode
sesuai dengan apakah neoplasma tersebut ganas, primer; ganas, sekunder;
in situ; jinak; atau memiliki sifat yang tidak pasti atau tidak disebutkan.
Deskripsi neoplasma akan sering menunjukkan bagian mana dari kolom
ini yang sesuai, misalnya melanoma maligna kulit, karsinoma in situ
servix uterus, fibroadenoma jinak mammae.
Kalau deskripsi ini tidak terdapat, bagian lain dari Index harus diperiksa, tempat
pedoman diberikan ke arah kolom yang sesuai untuk setiap jenis
morfologis (histologis) yang tertulis. Misalnya “Mesonephroma – see
Neoplasm, malignant”; “Embryoma – see also Neoplasm, uncertain
behavior”; “Bowen;s disease – see Neoplasm, skin, in situ”. Akan tetapi,
pedoman pada Index bisa diabaikan kalau satu di antara deskriptor di atas
terdapat. Misalnya “malignant adenoma of colon” dikode pada C18.9 dan
bukan pada D12.6 karena adjective ‘malignant’ dapat mengalahkan entry
“Adenoma – see also Neoplasm, benign”.

2. Situs yang diberi tanda # (seperti NEC #) hendaknya diklasifikasikan pada


neoplasma ganas dari kulit situs tersebut kalau jenisnya adalah ‘squamous
cell carcinoma’ atau suatu ‘epidermoid carcinoma’; atau pada neoplasma
jinak dari kulit situs tersebut kalau jenisnya adalah papilloma (semua
jenis).

3. Carcinoma dan adenocarcinoma, selain dari jenis intraosseous atau odontogenic,


pada situs yang diberi tanda  (misalnya ischium  ) hendaknya dianggap
sebagai metastasis dari situs primer yang tidak dijelaskan dan dikode pada
C79.5

Apikes Iris, Padang 39


40

Interpretasi Penyebab Kematian pada Neoplasma ganas.


Aturan ini biasanya untuk menentukan penyebab dasar kematian yang dipakai pada
tabulasi kematian primer. Kalau neoplasma ganas dianggap sebagai
penyebab dasar kematian, maka situs primernya sangat perlu ditentukan,
morfologi dan sifatnya perlu dipertimbangkan. Kanker adalah istilah
generik untuk semua kelompok morfologis, walaupun jarang digunakan
pada neoplasma ganas jaringan limfatik, hematopoietik, dan terkait.
Karsinoma kadang-kadang secara salah digunakan untuk mengganti istilah
kanker. Sertifikat kematian bisa dipertanyakan kalau terdapat keraguan
akan situs primer atau ketidaktepatan dalam menulis sertifikat. Pada
keadaan ini, kalau mungkin, penulis sertifikat hendaknya diwawancarai
untuk klarifikasi. Seandainya ini tidak bisa dilakukan, pedoman di bawah
hendaknya digunakan.
Jenis-jenis morfologis tumor yang diklasifikasikan pada halaman 1179-1204 pada Volume
I bisa ditemukan pada indeks alfabet (volume III) dengan kode
morfologisnya dan dengan indikasi kode menurut situs.
A. Implikasi keganasan
Neoplasma yang di sertifikat tertulis telah bermetastase harus dikode sebagai ganas,
walaupun kalau tidak disebutkan bermetastase ia bisa diklasifikasikan ke
bagian lain Chapter II.
1. I (a) Keterlibatan kelenjar limfe dalam metastase
(b) Karsinoma mammae
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9).
B. Situs dengan prefiks atau definisi tidak pas
Neoplasma dengan situs yang didahului oleh prefix “peri”, “para”, “pre”, “supra”, “infra”,
dan sebagainya, atau dituliskan di dalam “area” atau “region” suatu situs,
harus dikode sebagai berikut (kecuali kalau ia memiliki indeks yang
spesifik):
* jenis morfologi yang bisa diklasifikasi pada subkategori dari kategori C40, C41
(tulang dan rawan sendi), C43 (melanoma maligna kulit), C44 (neoplasma
ganas lain kulit), C45 (mesothelioma), C47 (syaraf perifer dan otonom),
C49 (jaringan ikat dan lunak), C70 (meningen), C71 (otak), dan C72
(bagian lain SSP), dikode pada subdivisi yang sesuai dengan subkategori
tersebut;
* kalau tidak bisa dikategorikan pada kode di atas maka dikode pada subdivisi yang
sesuai pada C76 (situs lain dan tidak jelas).
2. I (a) Fibrosarkoma di daerah (“region”) kaki
Kode neoplasma ganas jaringan ikat dan lunak anggota bawah (C49.2).
C. Neoplasma ganas dengan situs tidak jelas, dan kondisi lain dilaporkan
Kalau situs neoplasma ganas primer tidak dijelaskan, jangan diasumsikan situs tersebut
berdasarkan lokasi kondisi lain yang dilaporkan seperti perforasi,
obstruksi, atau perdarahan. Kondisi-kondisi ini bisa timbul pada situs-situs
yang tidak berhubungan dengan neoplasma, misalnya obstruksi usus bisa
akibat penyebaran keganasan ovarium.
3. I (a) Obstruksi usus
(b) Karsinoma
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
D. Neoplasma ganas dengan situs primer disebutkan

Apikes Iris, Padang 40


41

Kalau situs tertentu dinyatakan primer, ia harus dipilih (tanpa peduli posisinya pada Part I
atau II sertifikat). Kalau situs primer dinyatakan tidak diketahui, maka
lihat pada bagian E berikut (situs primer tidak diketahui). Situs primer bisa
ditunjukkan oleh pernyataan satu di antara cara-cara berikut:

a. Suatu situs dinyatakan sebagai primer baik pada Part I atau pun II:
4. I (a) Karsinoma bladder
II Primer pada ginjal
Kode neoplasma ganas pada ginjal (C64).
b. Spesifikasi situs lain sebagai sekunder, metastase, spread, atau carcinomatosis.
5. I (a) Karsinoma mammae
(b) Secondaries in brain
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), karena rule 2 berlaku.
c. Morfologi menunjukkan neoplasma ganas primer. Kalau jenis morfologis memberi
implikasi situs primer, misalnya hepatoma, pertimbangkan ini seolah-olah
kata ‘primer’ telah diikutkan.
6. I (a) Karsinoma metastase
(b) Adenokarsinoma pseudo-musinosa
Kode neoplasma ganas ovarium (C56), adenokarsinoma pseudomusinosa dengan situs
yang tidak jelas masuk ke kelompok ovarium di Volume 3.
Kalau dua atau lebih situs primer atau morfologi ditentukan, mereka harus dikode sesuai
dengan bagian-bagian F, G, dan H di bawah.
E. Situs primer tidak diketahui
Kalau dinyatakan “situs primer tidak diketahui” atau sejenisnya, kodelah jenis morfologi
yang terlibat (misal adenokarsinoma C80, fibrosarkoma C49.9,
osteosarkoma C41.9) pada kategori situs yang tidak jelas.
7. I (a) Karsinoma sekunder hati
(b) Situs primer tidak diketahui
(c) ? Lambung ? Kolon
Kode karsinoma tanpa spesifikasi situs (C80).
8. I (a) Metastase umum
(b) Melanoma punggung
(c) Situs primer tidak diketahui
Kode neoplasma ganas dengan situs yang tidak dijelaskan (C43.9).
F. Situs ganda independen/primer (C37)
Kehadiran lebih dari satu neoplasma primer bisa ditunjukkan oleh adanya dua situs
anatomis yang berbeda atau dua jenis yang morfologinya sangat berbeda
(seperti hipernefroma dan karsinoma intraduktus); atau oleh campuran
jenis morfologi yang menunjukkan situs spesifik, tambah adanya situs
kedua. Sangat tidak mungkin suatu keganasan primer disebabkan oleh
keganasan primer lain, kecuali pada neoplasma ganas limfoid, jaringan
hematopoietik, dan terkait (C81-C96), tempat bentuk keganasan bisa
berakhir pada keganasan lain (seperti lekemia bisa timbul setelah limfoma
non-Hodgkin).
Kalau dua atau lebih situs yang disebut pada bagian I berada pada sistem organ yang sama,
lihat penjelasan bagian H (situs ganda). Kalau situs-situs ini tidak berada
pada sistem organ yang sama dan tidak jelas mana yang primer atau
sekunder, kodelah neoplasma ganas dengan situs ganda independen
(primer (C97), kecuali kalau semuanya bisa diklasifikasikan pada C81-

Apikes Iris, Padang 41


42

C96, atau satu dari situs yang disebutkan adalah situs umum dari
metastasis atau paru-paru (lihat G: Neoplasma metastasis).
9. I (a) Kanker lambung
(b) Kanker mammae
Kodelah C97, karena dua situs anatomis yang berbeda disebut di bagian I, dan rendahnya
kemungkinan satu neoplasma disebabkan oleh yang lain.

10. I (a) Penyakit Hodgkin


(b) Karsinoma kandung kemih
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independent (primer) (C97), karena dua jenis
morfologis yang jauh berbeda telah disebutkan.
11. I (a) Lekemia limfositik akut
(b) Limfoma non-Hodgkin
Kode limfoma non-Hodgkin (C85.9), karena keduanya bisa diklasifikasikan pada C81-C96
dan sekuensi (urutan kejadiannya) dapat diterima.
12. I (a) Leukemia
(b) Limfoma non-Hodgkin
(c) Karsinoma ovarium
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independent (primer) (C97),.karena, walaupun
dua dari neoplasma ini bisa diklasifikasikan pada C81-C96, terdapat
pernyataan mengenai situs di tempat lain.
13. I (a) Leukemia
II. Karsinoma mammae
Kode leukemia (C95.9) karena karsinoma mammae berada di bagian II. Kalau berurusan
dengan situs ganda, hanya situs pada bagian I sertifikat kematian yang
dipertimbangkan (lihat H).

G. Neoplasma metastasis
Kalau neoplasma ganas bermetastasis, biasanya ia mempertahankan morfologi yang sama
walaupun differensiasinya (perubahan bentuk sel-sel) berkurang. Beberapa
metastasis memiliki tampilan mikroskopis yang khas sehingga ahli
patologi dapat mengetahui situs primernya dengan yakin, misalnya tiroid.
Metastasis yang luas dari suatu karsinoma sering disebut ‘karsinomatosis’.
Kalau satu term yang tidak spesifik seperti ‘karsinoma’ atau ‘sarkoma’
muncul bersamaan dengan term yang menunjukkan bentuk jaringan yang
lebih spesifik yang berada pada kelompok yang sama, kodelah situs
dengan morfologi yang lebih spesifik, sambil menganggap bahwa yang
satu lagi adalah metastasis.

Situs-situs umum metastasis:


Paru-paru Pleura Diafragma
Jantung Mediastinum Kelenjar limfe
Hati Peritoneum Retroperitoneum
Otak Medulla Spinalis Meningen
Tulang Situs susah dijelaskan (C76)
Paru-paru merupakan masalah khusus karena merupakan situs umum neoplasma ganas
metastasis dan primer. Paru-paru harus dianggap sebagai situs umum
metastasis kalau ia dituliskan bersama situs lain yang tidak ada pada daftar
di atas. Akan tetapi kalau kanker bronkus atau bronkogenik disebutkan,

Apikes Iris, Padang 42


43

maka kanker ini harus dianggap primer. Kalau paru-paru disebutkan dan
situs lain hanya terdapat pada daftar situs umum metastasis,
pertimbangkanlah kanker primer paru-paru.
Neoplasma ganas kelenjar limfe yang tidak dinyatakan sebagai primer harus dianggap
sebagai sekunder.

Walaupun sel-sel ganas dapat bermetastatis kemana saja di seluruh tubuh, situs-situs
tertentu merupakan tempat yang lebih umum daripada situs lainnya dan
harus diperlakukan dengan berbeda. Namun, kalau satu di antara situs-
situs ini muncul sendirian pada sertifikat kematian dan tidak dinyatakan
sebagai metastasis, maka ia harus dianggap primer.
14. I (a) Kanker otak
Kode neoplasma ganas otak (C71.9).

15. I (a) Kanker tulang


(b) Karsinoma metastatis pada paru-paru
Kode neoplasma ganas paru-paru (C34.9) karena tulang berada pada daftar situs umum
metastasis sehingga paru-paru dapat dianggap sebagai primer.

Kata ‘metastasis’ bisa digunakan dalam dua cara, kadang-kadang berarti sekunder dari
tempat primer lain dan kadang-kadang menunjukkan kanker primer yang
telah memberi metastasis. Untuk menghindari keraguan, maka pedoman
berikut ini disarankan:

a. Neoplasma ganas yang dinyatakan “bermetastasis dari” suatu tempat spesifik hendaknya
dianggap primer dari tempat tersebut.
16. I (a) Teratoma metastasis dari ovarium
Kode neoplasma ganas ovarium (C56).

b. Neoplasma ganas yang diuraikan sebagai “bermetastasis ke” suatu tempat hendaknya
dianggap sebagai sekunder pada tempat tersebut, kecuali kalau morfologis
menunjukkan situs primer yang spesifik.
17. I (a) Karsinoma metastasis ke rektum
Kode neoplasma ganas sekunder rektum (C78.5). Kata ‘ke’ dengan jelas menunjukkan
bahwa rektum adalah sekunder.
18. I (a) Osteosarkoma metastasis ke otak
Kode neoplasma ganas tulang (C41.9), karena ini merupakan tempat osteosarkoma yang
tidak dinyatakan dengan jelas.

c. Neoplasma ganas tunggal dinyatakan sebagai “metastasis (of)”.


Istilah ‘metastatic’ dan ‘metastatic of’ agar diartikan sebagai berikut:
(i) Kalau suatu tempat disebutkan dan memenuhi syarat sebagai metastasis, kodelah
keganasan primer tempat tersebut kalau jenis morfologis tidak disebutkan
dan ia bukan merupakan situs metastasis umum.
19. I (a) Kanker serviks, metastasis
Kode neoplasma ganas serviks (C53.9).
(ii) Kalau tempat tidak disebutkan tapi jenis morfologis memenuhi syarat metastasis, kode
sebagai situs primer yang tidak dijelaskan dari jenis morfologis yang
terlibat.

Apikes Iris, Padang 43


44

20. I (a) Karsinoma metastasis sel-sel ‘oat’


Kode neoplasma ganas paru-paru (C34.9).
(iii) Kalau jenis morfologis tunggal dan suatu situs, selain dari situs metastasis umum,
disebutkan sebagai metastasis, kode kategori spesifik jenis morfologis dan
situs yang terlibat itu.
21. I (a) Melanoma metastasis lengan
Kode neoplasma ganas kulit lengan (C43.6), karena pada kasus ini situs yang tidak
dijelaskan dengan baik itu merupakan situs spesifik untuk melanoma,
bukan situs umum metastasis yang bisa diklasifikasikan pada C76..

(iv) Kalau jenis morfologi tunggal dinyatakan metastasis sedangkan situs yang disebut
adalah satu di antara situs-situs umum metastasis selain paru-paru, kodelah
jenis morfologis itu dengan ‘situs tidak dijelaskan’; kecuali kalau situs
yang tidak jelas itu diklasifikasikan pada C80 (neoplasma ganas dengan
situs tidak jelas), karena disini pengkodean adalah pada neoplasma ganas
sekunder dari situs tersebut.
22. I (a) Osteosarkoma metastasis otak
Kode neoplasma ganas tulang, tidak dijelaskan (C41.9), karena otak berada pada daftar
situs umum metastasis.

(v) Kalau satu di antara situs-situs umum metastasis, selain paru-paru, dinyatakan sebagai
metastasis, sedangkan situs atau morfologis lain tidak disebutkan, kodelah
neoplasma sekunder situs tersebut (C77-C79).
23. I (a) Karsinoma metastasis otak
Kode neoplasma ganas sekunder otak (C79.3).

24. I (a) Karsinoma metastasis paru-paru


Kode neoplasma ganas paru-paru (C34.9).

d. Lebih dari satu neoplasma ganas memenuhi syarat sebagai metastasis.


(i) Kalau dilaporkan dua atau lebih situs dengan morfologi yang sama, dan semuanya
memenuhi syarat sebagai metastasis namun tidak berada pada daftar situs
umum metastasis, kodelah sebagaimana untuk situs primer yang tidak
dijelaskan pada sistem anatomis dan jenis morfologis yang terlibat.
25. I (a) Karsinoma metastasis prostat
(b) Karsinoma metastasis kulit
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi tempat (C80), karena karsinoma metastasis prostat
tidak disebabkan oleh karsinoma metastasis kulit; keduanya
berkemungkinan disebarkan dari neoplasma ganas dengan situs primer
yang tidak diketahui, yang semestinya telah tertulis pada baris (c).
26. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma metastasis mammae
(c) Karsinoma metastasis paru-paru
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi tempat (C80), karena mammae dan lambung tidak
berada pada sistem anatomis yang sama dan paru-paru berada pada daftar
situs umum metastatis.
(ii) Kalau dua atau lebih jenis morfologis dari kelompok histologis berbeda memenuhi
syarat sebagai metastasis, kodelah neoplasma ganas situs-situs
primer .ganda (C97) (Lihat F)

Apikes Iris, Padang 44


45

27. I (a) Obstruksi usus


(b) Adenokarsinoma metastasis usus
(c) Sarkoma metastasis uterus
Kode neoplasma ganas situs-situs primer ganda (C97).
(iii) Kalau sebuah situs yang menunjukkan morfologi dan sebuah situs anatomis
independen memenuhi syarat sebagai metastasis, kodelah neoplasma ganas
tanpa spesifikasi situs.
28. I (a) Karsinoma kolon dan sel-sel ginjal metastasis
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
(iv) Kalau lebih dari satu situs dengan morfologi yang sama disebutkan dan hanya satu
yang tidak memenuhi syarat sebagai metastasis atau tidak terdapat pada
daftar situs umum metastasis, kodelah situs yang tidak memenuhi syarat
metastastik tersebut. Ini dilakukan tanpa peduli urutan entri atau posisinya
pada Bagian I atau II sertifikat. Kalau semua situs memenuhi syarat
sebagai metastasis atau berada pada daftar situs umum metastasis,
termasuk paru-paru, kodelah neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs
(C80).
29. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma kandung empedu
(c) Karsinoma metastasis kolon
Kode neoplasma ganas kandung empedu (C23).
30. I (a) Karsinoma metastasis ovarium
(b) Karsinoma paru-paru
(c) Karsinoma metastasis serviks
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
31. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma metastasis paru-paru
II Karsinoma kolon
Kode neoplasma ganas kolon (C18.9), karena ini satu-satunya diagnosis yang tidak
memenuhi syarat sebagai metastasis, walaupun letaknya di Bagian II.
(v) Kalau semua situs yang disebutkan berada pada daftar situs umum metastasis, kode
situs primer yang tidak diketahui untuk jenis morfologis yang terlibat,
kecuali kalau paru-paru disebutkan, kodelah neoplasma ganas paru-paru
(C34.-)
32. I (a) Kanker hati
(b) Kanker abdomen
Kode neoplasma ganas dengan situs yang tidak dijelaskan (C80), karena keduanya terdapat
pada daftar situs umum metastasis. (Abdomen adalah satu di antara situs
kabur yang termasuk pada C76.-)
33. I (a) Kanker otak
(b) Kanker paru-paru
Kode kanker paru-paru (C34.9), karena paru-paru disini dianggap primer. Hal ini
disebabkan karena otak, satu-satunya situs lain yang disebutkan, berada
pada daftar situs umum metastasis.
(vi) Kalau hanya satu di antara situs yang disebutkan berada pada daftar situs umum
metastasis, kodelah situs yang tidak terdapat pada daftar itu.
34. I (a) Kanker paru-paru
(b) Kanker mammae

Apikes Iris, Padang 45


46

Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), karena paru-paru disini dianggap sebagai situs
metastasis. Hal ini disebabkan karena mammae tidak berada pada daftar
situs umum metastasis.
(vii) Kalau satu atau lebih situs yang disebutkan berada pada daftar situs umum metastasis,
tapi dua atau lebih situs atau jenis morfologis yang berbeda juga
disebutkan, kodelah neoplasma ganas situs ganda independen (primer)
(C97).
35. I (a) Kanker hati
(b) Kanker kandung kencing
(c) Kanker kolon
Kode neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97), karena hati berada pada
daftar situs umum metastasis dan terdapat pula dua situs independen
lainnya.

(viii) Kalau terdapat campuran beberapa situs yang memenuhi syarat sebagai metastasis
dan beberapa situs lain disebutkan, pedomanilah Rule-Rule untuk situs-
situs ganda (lihat bagian F di atas dan H di bawah).

H. Situs-situs ganda
Pada saat mengolah situs-situs ganda, hanya situs-situs pada Bagian I sertifikat yang
hendaknya diperhatikan.
Kalau neoplasma ganas dengan lebih dari satu situs terdapat pada sertifikat, situs yang
didaftarkan sebagai primer atau tidak menunjukkan apakah primer atau
sekunder yang harus dipilih (Lihat bagian D, E, dan F di atas).
Situs ganda tanpa adanya spesifikasi sebagai primer.
a. Walaupun dinyatakan untuk hanya mempertimbangkan situs yang ada pada Bagian I,
kalau satu di antara situs umum metastasis, selain paru-paru, dan situs atau
jenis morfologis lain disebutkan dimana saja pada sertifikat, maka kodelah
situs lain tersebut. Namun kalau suatu neoplasma ganas pada jaringan
limfatik, hematopoietik atau yang berhubungan terdapat pada Bagian II,
maka hanya Bagian I saja yang hendaknya dipertimbangkan.
36. I (a) Kanker lambung
(b) Kanker hati
Kode neoplasma ganas lambung (C16.9). Walaupun urutannya memberikan kesan bahwa
hati adalah situs utama, metastasis dari hati (yang sesungguhnya tempat
umum metastasis) ke lambung adalah kurang mungkin sehingga perlu
diasumsikan bahwa kanker lambung yang menyebar ke hati.
37. I (a) Kanker peritoneum
II Karsinoma mammae
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), kanker peritoneum dianggap sekunder karena ia
berada di dalam daftar situs umum metastasis.
b. Neoplasma ganas yang diuraikan sebagai suatu situs “atau” situs lain, atau kalau ada
kesan “atau”, harus dikode pada kategori yang melibatkan kedua situs.
Kalau tidak ada kategori yang pantas untuk itu, kode situs yang tidak
dijelaskan untuk jenis morfologis yang terlibat. Rule ini berlaku untuk
semua situs, baik ada atau tidak ada pada daftar situs umum metastasis.
38. I (a) Karsinoma kolon asendens atau desendens
Kode neoplasma ganas kolon, tidak dijelaskan (C18.9).
39. I (a) Karsinoma vertebra lumbalis atau sakrum

Apikes Iris, Padang 46


47

Kode neoplasma ganas tulang, tidak dijelaskan (C41.9).

c. Kalau dua atau lebih jenis neoplasma ganas terdapat pada jaringan limfoid,
hematopoietik dan yang berhubungan, (C81-C96), kode sesuai dengan
urutan yang diberikan karena neoplasma ini kadang-kadang berakhir
sebagai entitas lain di dalam C81-C96. eksaserbasi akut dari, atau krisis
blast di dalam, lekemia kronis, hendaknya dikode menurut bentuk kronis.
40. I (a) Lekemia limfosit akut
(b) limfoma non-Hodgkin
Kode limfoma non-Hodgkin (C85.9).
41. I (a) Lekemia limfosit akut dan kronis
Kode lekemia limfosit kronis (C91.1).
Situs ganda pada sistem organ yang sama
Kalau situs-situs yang disebutkan berada pada sistem organ yang sama dan
berkesinambungan, subkategori .8, termasuk yang tercantum di halaman
183 volume 1, harus digunakan. Ini berlaku kalau sertifikat menjelaskan
situs sebagai satu situs “dan” situs lainnya, atau kalau situs-situs
disebutkan pada baris yang berbeda. Kode subkategori .8 yang melibatkan
kedua situs. Kalau ada keraguan mengenai kesinambungan situs-situs yang
disebutkan, kode situs yang tidak dijelaskan untuk organ yang disebutkan.
a. Kalau disebutkan adanya dua subsitus yang berkesinambungan pada situs yang
sama, kode subkategori .8 untuk kategori tiga-karakternya.
42. I (a) Karsinoma kolon desendens dan sigmoid
Kode neoplasma ganas overlapping pada kolon (C18.8).
b. Kalau subsitus tidak berkesinambungan, kode subkategori .9 pada kategori tiga-
karakternya
43. I (a) Karsinoma kepala pankreas
(b) Karsinoma ekor pankreas
Kode neoplasma ganas pankreas, tidak dijelaskan (C25.9).
c. Kalau disebutkan dua situs berkesinambungan yang diklasifikasikan pada kategori tiga-
karakter yang terpisah pada sistem tubuh yang sama, kode subkategori .8
untuk sistem tubuh umum (lihat daftar pada note 5 pada halaman 183
Volume 1)
44. I (a) Karsinoma vagina dan serviks
Kode neoplasma ganas situs-situ overlap pada organ genital perempuan (C57.8).
d. Kalau dua situs disebutkan pada sertifikat dan keduanya berada pada sistem organ yang
sama dan memiliki jenis morfologis yang sama, kode subkategori .9 pada
sistem organ tersebut, seperti pada daftar berikut:
C26.9 situs tidak jelas di dalam sistem pencernaan
C39.9 Situs tidak jelas di dalam sistem pernafasan
C41.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
C49.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak, tidak dijelaskan
C57.9 Organ genital perempuan, tidak dijelaskan
C63.9 Organ genital laki-laki, tidak dijelaskan
C68.9 Organ urinarius, tidak dijelaskan
C72.9 sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan.

45. I (a) Embolisme paru-paru


(b) Kanker lambung

Apikes Iris, Padang 47


48

(c) Kanker kandung empedu


Kode situs yang tidak jelas di dalam sistem pencernaan (C26.9).

e. Kalau tidak tersedia subkategori .8 atau .9, kode neoplasma ganas dengan situs ganda
independen (primer (C97).
46. I (a) Cardiac arrest (jantung berhenti mendadak)
(b) Karsinoma prostat atau kandung kencing
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independen (primer (C97), karena tidak tersedia
subkategori .8

I. Penyakit Infeksi dan Neoplasma Ganas


a. Akibat efek kemoterapi terhadap sistem imun, beberapa pasien kanker menjadi
mudah terserang penyakit infeksi dan meninggal akibat infeksi tersebut.
Jadi, setiap penyakit infeksi yang diklasifikasikan pada A00-B19 atau
B25-B64, yang dilaporkan sebagai “akibat” kanker, akan merupakan
urutan yang bisa diterima baik di dalam Bagian I atau Bagian II.
47. I (a) Zoster
(b) Lekemia limfosit kronis
Kode lekemia limfosit kronis (C91.1)

b. Kecuali untuk penyakit HIV, tidak satu pun penyakit infeksi atau parasit yang bisa
diterima sebagai penyebab neoplasma ganas.
48. I (a) Karsinoma hepatosellular
(b) Virus Hepatitis B
Kode karsinoma hepatoseluler (C22.0)
49. I (a) Tumor Burkitt
(b) Virus Epstein-Barr
Kode tumor Burkitt (C83.7)
50. I (a) Cholangiokarsinoma hati
(b) Clonorchiasis
Kode neoplasma ganas saluran empedu intrahepatika (C22.1)
J. Neoplasma Ganas dan Penyakit Sirkulasi
Penyakit sirkulasi akut atau fatal berikut ini bisa diterima pada Bagian I sebagai akibat
neoplasma ganas:
I21 - I22 Infark miokardium akut
I24.- Penyakit jantung iskemik akut lainnya
I26.- Embolisme paru-paru
I30.- Perikarditis akut
I33.- Endokarditis akut dan subakut
I40.- Miokarditis akut
I44.- Blok atrioventrikel dan cabang bundel kiri
I45.- Kelainan konduksi lainnya
I46.- Serangan jantung (cardiac arrest)
I47.- Takikardia paroksismal
I48 Fibrillasi dan flutter atrium
I49.- Aritmia jantung lainnya
I50.- Kegagalan jantung
I51.8 Penyakit jantung lain yang tidak jelas
I60 – I69 Penyakit serebro-vaskuler, kecuali I67.0,-I67.5, I67.9, I69.-

Apikes Iris, Padang 48


49

Penyakit-penyakit sirkulasi berikut ini tidak dianggap akibat neoplasma ganas:


I00 – I09 Demam rematik dan penyakit jantung rematik
I10 – I15 Penyakit hipertensi (kecuali kalau dilaporkan sebagai akibat neoplasma
endokrin, neoplasma ginjal, dan tumor-tumor karsinoid)
I20.- Angina pectoris
I25.- Penyakit jantung iskemik kronis
I70.- Aterosklerosis

This chapter covers the coding of all neoplastic tumours.


IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER
Categories range from C00 to D48.
136 of the 149 available categories have been allocated.
The chapter is divided into 7 blocks, with the block of primary malignancy codes
subdivided into 12 further sub-blocks.
It is especially important when coding neoplasms to use both Volume 1 and Volume 3 in
identifying the correct set of codes
The three specific aspects to take into account when coding neoplasms are
the site of the tumour
the nature of the tumour (also known as the morphology or histological type),
and the behaviour of the tumour.
Chapter II is organised by tumour site along the following lines, in terms of behaviour of
neoplasms:
D10-D36 /0 benign neoplasms
D37-D48 /1 neoplasms of uncertain and unknown
behaviour
D00-D07 /2 in situ neoplasms
C00-C75 & /3 malignant neoplasms, stated or presumed to
C81-C97 be primary lesions
C76-C80/6 malignant neoplasms, stated or presumed to
be secondary lesions.
Morphology describes the structure and type of cells or tissues as seen under the
microscope. The tissue of origin and the type of cells that make up a
malignant neoplasm often determine the expected rate of growth, the
severity and the type of treatment given. Morphology is described by an
additional coding system found in the ICD-10. The morphology code
numbers are 6 digits long, including the prefix “M”.
Behaviour indicates how the tumour will behave ie. malignant (primary or secondary), in
situ, of uncertain or unknown behaviour or benign. The behaviour is the
final digit of the morphology code. Sometimes the ICD-10 Index indicates
the behaviour of a neoplasm (because the histological type always acts in a
certain pattern) but, when coding, if the clinician overrides the expected
behaviour then accept the override in that particular case e.g. adenoma is
usually benign, but if clinician documents a case with malignant adenoma
code the case as such.
The Table of Neoplasms is included in Volume 3 and includes the Chapter II codes for
each anatomical site of tumour. For each site, there are five possible code
numbers according to the behaviour of the tumour. If the diagnosis you are
coding does not describe the behaviour of the tumour, you should look up

Apikes Iris, Padang 49


50

the morphology in the rest of the Index for guidance as to how the tumour
should be coded. E.g. Mesonephroma - see Neoplasm, malignant. You
would therefore use the malignant primary tumour or malignant secondary
tumour, depending on the diagnosis.
Check the Table of Neoplasms on pages 370-401 of the Alphabetical Index and look at
how it is structured. Read also the notes on page 369.
In Chapter II, the 4th digit .9 is for unspecified site and .8 is for overlapping lesions of
contiguous sites.
At the back of the Tabular List, is a Table of Morphology of Neoplasms. This table
consists of a comprehensive but not exhaustive list of morphological types
of neoplasms; the coder should be aware that if the behaviour type being
sought is not listed with the histological type then the final digit can be
changed (if this is clinically correct) for example, many malignant
neoplasms are listed only with the morphology code for the primary
lesion; if a secondary lesion needs to be coded, change the final “3” to “6”
and the code is correct.
Example:
To find the correct site and morphology codes for a female patient suffering from lobular
carcinoma arising in the lower outer quadrant of the left breast.
Step 1:
Look up the lead term, carcinoma, in the Alphabetical Index.
Carcinoma
- lobular (infiltrating) (M8520/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant
Step 2:
The morphology you are given is M8520/3. Confirm that the behaviour (/3) is appropriate
for the tumour being described. /3 indicates a primary malignancy and is
therefore appropriate for this case.
Step 3:
Check the morphology (M8520) in the Table of Morphology of Neoplasms in Volume 1.
The morphology is correct for this case.
Step 4:
Look up the Table of Neoplasms in volume 3. Use the alphabetic listing of anatomical
sites to find the entry for ‘breast’. Note the subdivisions under the lead
term for different parts of the breast. Find the section for the lower outer
quadrant.
Step 5:
Find the code across the row that corresponds to the column Malignant primary tumour.
We are told that the tumour arose in the patient’s breast; it is therefore a
primary tumour and not a metastasis. The correct site or Chapter II code is
therefore
C50.5.
Step 6:
Confirm your code selection in Volume 1 of the ICD-10. Check whether there are any
relevant exclusion notes.
Step 7:
The codes for this case are C50.5, M8520/3
Pages 71-85 of Volume 2 provide a large amount of information and direction for the
coder in dealing with neoplasms. Read these notes now.

Apikes Iris, Padang 50


51

CODING EXERCISES
1. Malignant bronchial adenoma

2. Cholangiocarcinoma

3. Polycythemia vera

4. Acute myelomonocytic leukaemia

5. Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds of vagina

6. Lesion on neck identified as metastatic to squamous cell carcinoma of tonsil

7. Malignant fibrous histiocytoma, knee

8. Pleomorphic adenoma, salivary glands

9. Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years old)

10. Mycosis fungoides


11. Myxoma of larynx

12. Paget's disease of nipple


13. Periosteal chondroma of left humerus

Squamous cell carcinoma vermilion border of lower lip


Burkitts lymphoma
16. Transitional cell papilloma of bladder
17. Metastatic carcinoma of brain
Carcinoid tumour of small intestine
Anaplastic seminoma, left testes
20. Secondary neoplasm in the lung

Apikes Iris, Padang 51


52

NEOPLASMA

1.Malignant bronchial adenoma


Look up adenoma in the Index (see Volume 3, page 31)
Adenoma
- bronchial (M8140/1) D38.1
In this case, the behaviour code (/1) indicates that an adenoma is generally a tumour of
uncertain or unspecified nature. Remember that it is possible to change the
behaviour (that is the fifth digit of the morphology code) to suit the
diagnosis you have been given. Our diagnosis states that, in this case, the
tumour is malignant and we can assume it is a primary cancer. Therefore
we can change the morphology code to M8140/3. The /3 behaviour code
indicates a malignant primary tumour.
To find the Chapter 2 code for a primary cancer of the bronchus, we need to look up the
Neoplasms table (Volume 3, page 374). Look up
Neoplasm
- bronchus - see under Malignant primary -> C34.9.

2.Cholangiocarcinoma
Look up cholangiocarcinoma in the Index (see Volume 3, page 96)
Cholangiocarcinoma -> (M8160/3)
- unspecified site -> C22.1
Note that even though a site for the cancer is not specified, the morphological description
indicates that the tumour is in the intrahepatic bile ducts - check the code
description in Volume 1, page 193.

3.Polycythemia vera
Look up polycythemia in the Index (Volume 3, page 447)
Polycythemia (primary) (rubra) (vera) (M9950/1) -> D45.
Don't forget that the modifiers in parentheses after the lead term are words that may or
may not be part of the diagnosis description without changing the
assignment of the code.

4.Acute myelomonocytic leukemia


Look up leukemia in the Index (Volume 3, page 334)
Leukemia
- myelomonocytic
- - acute (M9867/3) -> C92.5.
Note that it is important to look up the complete morphological description first - in this
case, myelomonocytic leukemia - before looking up the modifiers "acute"
or "chronic".

5.Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds of vagina


Look up carcinoma in the Index (Volume 3, page 89)
Carcinoma
- squamous cell -> (M8070/3).
Read the note under "Carcinoma" in the Index on page 85 which states that, except where
otherwise indicated, carcinomas of any site should be coded to a malignant

Apikes Iris, Padang 52


53

neoplasm of that site. If you are coding multiple diagnoses, to find the
sites you should look up the Neoplasms table.
Neoplasm
- cervix (uteri) -> C53.9
- vagina -> C52
If you are only coding single conditions, it is important to read Note 5 on page 182 of
volume 1 which discusses the use of one code to indicate overlapping
sites. In this case, you should use C57.8 Overlapping lesion of female
genital organs.

6.Lesion on neck identified as metastatic from squamous cell carcinoma of tonsil


In this case, the diagnosis is a metastatic cancer of the neck which has spread from a
primary squamous cell carcinoma of the tonsil. If you are coding multiple
conditions, it is important to code both the primary site and the site of
metastasis. Look up carcinoma in the Index (Volume 3, page 89).
Carcinoma
- squamous cell (M8070/3).
The behaviour code of /3 indicates a malignant primary cancer and you should look up the
site of the primary cancer (the tonsil) in the Neoplasm table.
Neoplasm
- tonsil -> C02.4.
But, if you check the entry for this code in the Tabular list, there is an exclusion note. You
cannot use this code if the disease description is tonsil, not otherwise
specified (NOS) - which it is in this case. You are pointed to the correct
code in parentheses -> C09.9.
To code the metastatic cancer, you change the behaviour code to a /6 to indicate a
secondary deposit. The morphology is therefore M8070/6. Look up the
secondary site in the Neoplasm table.
Neoplasm
- neck NEC # -
the # (hash) sign indicates that, if the morphology is a squamous cell carcinoma, the site
should be coded to skin of that site. See note 2 on page 369 in Volume 3.
Neoplasm
- skin
- neck -> C79.2.

7.Malignant fibrous histiocytoma, knee


Look up histiocytoma in the Index (Volume 3, page 266)
Histiocytoma
- fibrous
- - malignant (M8830/3) - see Neoplasm, connective tissue, malignant
Neoplasm
- connective tissue
- - knee - look under the Malignant primary column -> C49.2

8.Pleomorphic adenoma, salivary glands


Look up adenoma in the Index (Volume 3, page 32)
Adenoma
- pleomorphic (M8940/0)

Apikes Iris, Padang 53


54

Note that there is no entry to indicate a Chapter 2 code for the salivary glands under this
Index entry. To find it, look up the Neoplasms table.
Neoplasm
- salivary gland (major) - look under the Benign column (because of the /0 behaviour code
which indicates a benign tumour) -> D11.9.
Remember that the term in parentheses (major) may or may not be part of the description
without changing the code.

9.Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years old)


Look up either tumor or Wilm's in the Index (Volume 3, page 552 or 566)
Tumor
- Wilm's (M8960/3) -> C64.
You will note that the code description in the Tabular list is "Malignant neoplasm of
kidney, except renal pelvis". A Wilm's tumor is a cancer of the kidney,
mainly occurring in children. Remember that the spelling used in the
Index is usually American whilst in the Tabular list, it is English.

10.Mycosis fungoides
Look up Mycosis in the Index (Volume 3, page 363)
Mycosis
- fungoides (M9700/3) -> C84.0.
Check the category description on page 217 of volume 1 - this also indicates the
morphology code to be used.

11.Myxoma of larynx
Look up myxoma in the Index, (Volume 3, page 366).
Myxoma -> (M8840/0) see also Neoplasm, connective tissue, benign.
Refer to neoplasms in the Index, (Volume 3, page 376).
Neoplasm
-connective tissue
Note that there is no listing in connective tissue for the larynx. There is a note at the
beginning of the connective tissue section stating that if there is no site
code listed in the connective tissue list then you should code to neoplasm
of that site. Therefore, we need to look under neoplasm, larynx.
Neoplasm
-larynx - look under Benign column -> D14.1

12.Paget's diseases of nipple


Look up Paget's disease in the Index (Volume 3, page 423).
Paget's disease
-nipple -> (M8540/3) C50.0

13.Periosteal chondroma of left humerus


Look up chondroma in the Index (Volume 3, page 97).
Chondroma
-periosteal -> (M9221/0) - see Neoplasm, bone , benign
Refer to Neoplasm in the Index to find the site code for the humerus.
Neoplasm
- bone

Apikes Iris, Padang 54


55

- - humerus - look under Benign column -> D16.0

14.Squamous cell carcinoma of vermilion border of lower lip


Look up carcinoma in the Index, (Volume 3, page 89)
Carcinoma - see also Neoplasm Malignant
- squamous (cell) -> M8070/3
Refer to neoplasms in the Index (Volume 3 , page 385)to assign the site code.
Neoplasm
-lip
- - vermilion border
- - - lower -> C00.1

15.Burkitts lymphoma
Look up lymphoma in the Index (Volume 3, page 340).
Lymphoma
- Burkitts -> (M9687/3) C83.7

16.Transitional cell papilloma of the bladder


Look up papilloma in the Index (Volume 3, page 426).
Papilloma
- transitional (cell)
- bladder (urinary) -> (M8120/1) D41.4

17.Metastatic carcinoma of brain


Look up carcinoma in the Index (Volume 3, page 88).
Carcinoma
- metastatic -> (M8010/6) - see Neoplasm, secondary
Look up Neoplasm table in the Index (Volume 3, page 374).
Neoplasm
brain NEC - look under Malignant secondary column -> C79.3

18.Carcinoid tumour of small intestine


Look up carcinoid in the Index (Volume 3, page 84).
Carcinoid -> (M8240/3) - see also Neoplasm, malignant
Look up Neoplasm table (Volume 3, page 383).
Neoplasm
- small intestine -> C17.9

19.Anaplastic seminoma, left testes


Look up seminoma in the Index (Volume 3, page 492).
Seminoma
- anaplastic -> (M9062/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant
Look up Neoplasm table in the Index (Volume 3, page 399).
Neoplasm
- testes -> C62.9

20. Secondary neoplasm in lung


Look up secondary in the Index (Volume 3, page491)

Apikes Iris, Padang 55


56

Secondary
- neoplasm -> (M8000/6) - see Table of Neoplasms, secondary
Neoplasm
- lung -> C78.0

Apikes Iris, Padang 56


CHAPTER III
PENYAKIT DARAH, ORGAN PEMBENTUK DARAH SERTA
KELAINAN TERTENTU YANG MELIBATKAN MEKANISME
KEKEBALAN

D50 Anemia defisiensi besi


D50.0 Anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah (kronis)
D50.1 Sideropenic dysphagia
D50.8 Anemia defisiensi besi lainnya
D50.9 Anemia defisiensi besi, tidak dijelaskan

D51 Anemia akibat defisiensi vitamin B12


Kecuali: Defisiensi vitamin B12 (E53.8)
D51.0 Anemia defisiensi vitamin B12 akibat defisiensi faktor intrinsik
D51.1 Anemia def. vit. B12 akibat malabsorbsi selektif vit. B12 dengan proteinuria
D51.2 Defisiensi transcobalamin II
D51.3 Anemia defisiensi vitamin B12 makanan
D51.8 Anemia defisiensi vitamin B12 lain
D51.9 Anemia defisiensi vitamin B12, tidak dijelaskan

D52 Anemia defisiensi asam folat


D52.0 Anemia defisiensi folat makanan
D52.1 Anemia defisiensi folat akibat obat-obatan
D52.8 Anemia defisiensi folat lainnya
D52.9 Anemia defisiensi folat, tidak dijelaskan

D53 Anemia nutrisi lainnya


D53.0 Anemia defisiensi protein
D53.1 Anemia megaloblastik lain, n.e.c.; Anemia megaloblastik NOS
D53.2 Anemia skorbut
D53.8 Anemia nutrisi lain yang dijelaskan
D53.9 Anemia gizi, tidak dijelaskan

Anemia hemolitika (D55-D59)


D55 Anemia akibat kelainan enzim
55.0 Anemia akibat defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase [G6PD]
D55.1 Anemia akibat kelainan lain metabolisme glutathione
D55.2 Anemia akibat kelainan enzim-enzim glikolisis
D55.3 Anemia akibat kelainan metabolisme nukleotida
D55.8 Anemia akibat kelainan enzim lainnya
D55.9 Anemia akibat kelainan enzim, tidak dijelaskan

D56 Thalassaemia
D56.1 Thalassaemia beta
D56.2 Thalassaemia delta-beta
D56.3 Thalassaemia trait
D56.4 Hereditary persistence of fetal haemoglobin [HPFH]
D56.8 Thalassaemia lain
D56.9 Thalassaemia, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


D57 Sickle-cell Kelainan-kelainan
D57.0 Sickle-cell anaemia dengan krisis
D57.1 Sickle-cell anaemia tanpa krisis
D57.2 Kelainan sabit heterozigot ganda
D57.3 Sickle-cell trait (bakat sel sabit)
D57.8 Kelainan sickle-cell lain

D58 Anemia hemolitika herediter lain


D58.0 Sferositosis herediter
D58.1 Hereditary elliptocytosis
elliptocytosis (congenital): ovalocytosis (congenital)(hereditary)
D58.2 Haemoglobinopati lain
haemoglobin abnormal NOS, haemoglobinopathy NOS
anaemia ‘Heinz body’ congenital, penyakit: Hb-C, Hb-D, b-E,
penyakit hemolitik hemoglobin tidak stabil
Kecuali: HPFH (D56.4), methaemoglobinaemia (D74.-),
penyakit Hb-M (D74.0), familial polycythaemia (D75.0),
high-altitude polycythaemia (D75.1)
D58.8 Anemia hemolitika herediter yang dijelaskan lainnya: stomatocytosis
D58.9 Anemia hemolitika herediter, tidak dijelaskan
D59 Anemia hemolitika yang didapat
Anemia hemolitika autoimun disebabkan oleh auto-antibody yang bereaksi dengan
eritrosit, yang dibuktikan dengan test antibody langsung (test Coombs). Jenis hangat
(warm) bereaksi pada 37oC, dan tipe dingin (cold) pada suhu <37oC. Antibody bisa timbul
spontan, akibat penyakit tertentu (Systemic Lupus Erythematosus/SLE, limfoma, lekemia
limfatik kronis), atau dirangsang obat-obatan. Anemia hemolitika nonautoimun disebabkan
oleh obat-obatan, trauma, mikroangiopati, atau pun zat toksik.
Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria (PNH) adalah kelainan yang jarang terjadi,
khas dengan hemolisis dan hemoglobinuria, yang terakhir ini menguat sewaktu tidur
D59.0 Anemia hemolitika autoimmun akibat obat-obatan
D59.1 Anemia hemolitika autoimmun lainnya
Penyakit hemolitika autoimun (cold type)(warm type)
Penyakit haemagglutinin cold kronis
Cold agglutinin: penyakit, haemoglobinuria
Anemia hemolitika: cold type (secondary)(symptomatic)
. warm type (secondary)(symptomatic)
Kecuali: penyakit hemolitik fetus dan bayi (P55.-),
paroxysmal cold haemoglobinuria (D59.6),
sindroma Evans (D69.3)
D59.2 Anemia hemolitika nonautoimmune akibat obat-obatan
Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan
D59.3 Haemolytic-uraemic syndrome
D59.4 Anemia hemolitika nonautoimmune lainnya
Haemolytic anaemia: mekanis, mikroangiopati, toksik
D59.5 Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria [Marchiafava-Micheli]
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)
D59.6 Haemoglobinuria pada haemolysis akibat faktor eksternal lainnya
Haemoglobinuria: akibat olahraga, gerak jalan, dingin paroksismal
gunakan kode tambahan (Chapter XX), untuk identifikasi penyebab.
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)
D59.8 Anemia hemolitika didapat lainnya
D59.9 Anemia hemolitika didapat, tidak dijelaskan
Anemia hemolitika idiopatik, kronis

Apikes Iris, Padang


Anemia aplastika dan anemia lainnya (D60-D64)
D60 Aplasia eritrosit murni yang didapat [erythroblastopenia]
Anemia aplastika disebabkan oleh kurangnya pendahulu eritrosit, akibat rusaknya
stem cell atau cedera mikro sumsum tulang, dan sering dengan MCV (mean corpuscular
volume – volume eritrosit rata-rata) yang agak tinggi. Anemia aplastika biasanya berarti
panhipoplasia sumsum tulang dengan leukopenia dan trombositopenia. Keraguan ini
memunculkan istilah baru, yaitu aplasia RBC murni, yaitu penurunan selektif pendahulu
eritroid.
Termasuk: aplasia eritrosit (acquired)(adult)(with thymoma)
D60.0 Aplasia eritrosit murni yang didapat kronis
D60.1 Aplasia eritrosit murni yang didapat sementara
D60.8 Aplasia eritrosit murni yang didapat lsinnys
D60.9 Aplasia eritrosit murni yang didapat, tidak dijelaskan
D61 Anemia aplastika lainnya
Kecuali: agranulocytosis (D70)
D61.0 Anemia aplastika konstitusional
aplasia eritrosit (murni) (pada): kongenital, bayi, primer
sindroma Blackfan-Diamond, familial hypoplastic anaemia
anemia Fanconi, pansitopenia dengan malformasi
D61.1 Anemia aplastika akibat obat-obatan
D61.2 Anemia aplastika akibat agen eksternal
D61.3 Anemia aplastika idiopatik
D61.8 Anemia aplastika lain yang dijelaskan
D61.9 Anemia aplastika, tidak dijelaskan
D62 Anemia pasca perdarahan akut
Kecuali: anaemia kongenital dari kehilangan darah janin (P61.3)
D63* Anaemia pada penyakit kronis yang diklasifikasikan di tempat lain
D63.0* Anaemia pada penyakit neoplasia (C00-D48†)
D63.8* Anaemia pada penyakit kronis lain yang diklasifikasikan di tempat lain
D64 Anemia lain
Kecuali: anemia refrakter:
tanpa sideroblasts (D46.0), dengan sideroblast (D46.1);
dengan kelebihan blasts (D46.2), dengan transformasi (D46.3), NOS
(D46.4)
D64.0 Anemia sideroblastik herediter
D64.1 Anemia sideroblastik sekunder akibat penyakit
D64.2 Anemia sideroblastik sekunder akibat obat dan toksin
D64.3 Anemia sideroblastik lain
Sideroblastic anaemia: NOS, responsif pada pyridoxine NEC
D64.4 Anemia diseritropoietik kongenital
dishematopoietik anemia (kongenital)
Kecuali: sindroma Blackfan-Diamond (D61.0),
peny. Di Guglielmo (C94.0)
D64.8 Anemia lain yang dijelaskan
Infantile pseudoleukaemia, anemia leukoerythroblastic
D64.9 Anemia, tidak dijelaskan

Cacad koagulasi, purpura, kondisi perdarahan lain (D65-D69)


Hemostasis adalah penghentian perdarahan dari pembuluh cedera. Ia memerlukan
gabungan aktifitas faktor-faktor vaskuler, platelet, dan plasma, serta diimbangi oleh
mekanisme yang membatasi penumpukan platelet dan fibrin. Kelainan hemostasis
menyebabkan perdarahan berlebihan atau pun thrombosis.

Apikes Iris, Padang


Faktor vaskuler mengurangi aliran darah dengan vasokonstriksi lokal (reaksi
langsung terhadap cedera) dan penekanan pembuluh oleh darah yang merembes ke jaringan
sekitar.
Faktor platelet membuat perlengketan (sumbat hemostatik) yang menutup luka,
melepas faktor-faktor yang memperkuat vasokonstriksi dan perbaikan pembuluh, dan
memudahkan pembentukan reaksi koagulasi. Platelet yang beredar tidak melekat pada
endotel normal atau sesamanya, tapi bisa melekat pada subendotel yang terbuka ketika
endotel robek. Perlengketan platelet memerlukan sekresi endotel berupa Faktor von
Willebrand. Penyakit Von Willebrand adalah kelainan perdarahan dengan akibat kelainan
Faktor von Willebrand.
Faktor plasma menentukan dalam pembentukan bekuan fibrin. Ia melekat pada
sumbat hemostasis, menyebar dan menambah bahan penyumbat. Komponen-komponen
reaksi ini adalah: I (fibrinogen), II (prothrombin), V (proakselerin), VII (prokonvertin),
VIII (globulin antihemofilia), IX (faktor Christmas), X (fFaktor Stuart-Prower), XI
(Plasma Thromboplastin Antecedent), Prekallikrein (faktor Fletcher), Kininogen berat
molekul tinggi, XII (faktor Hageman, faktor kontak), XIII (faktor penstabil fibrin), Protein
C, Protein S, dan Tissue Factor Pathway Inhibitor (TPFI). Reaksi pembekuan darah juga
memerlukan faktor-faktor dari permukaan sel seperti faktor jaringan atau thromboplastin
jaringan, fosfolipid prokoagulan, dan thrombomodulin.
Disseminated intravascular coagulation (DIC) adalah peningkatan abnormal fibrin
di sirkulasi akibat munculnya material yang memiliki aktifitas faktor jaringan dan memulai
koagulasi, terutama pada komplikasi kebidanan, endotoksin kuman Gram negatif,
keganasan, dan syok. Penyebab lain adalah trauma kepala berat, komplikasi bedah prostat,
dan bisa ular.
Thrombositopenia adalah jumlah platelet yang di bawah normal (140.000 –
440.000/μL). Keadaan ini bisa disebabkan oleh gagalnya produksi platelet, penarikan oleh
limpa, penghancuran atau pemakaian berlebihan, atau pengenceran. Thrombositopenia
menyebabkan petechiae yang sering di kulit tungkai bawah; ecchymoses di tempat trauma
minor, perdarahan mukosa (epistaxis, perdarahan saluran pencernaan dan genito-urinarius,
perdarahan vagina), dan perdarahan berlebihan ketika operasi. Namun trombositopenia
tidak menyebabkan perdarahan besar-besaran ke jaringan (misalnya hematoma viseral atau
hemarthrosis) yang khas pada perdarahan akibat kelainan pembekuan (hemofilia).
Idiopathic (immunologic) thrombocytopenic purpura. ITP adalah kelainan
perdarahan akibat penyakit sistemik, pada dewasa biasanya kronis, dan pada anak-anak
akut dan terbatas. Pada dewasa, ITP disebabkan oleh timbulnya antibodi yang melawan
antigen struktur platelet (auto-antibody). Pada anak-anak, antigen virus diduga memicu
sintesis antibodi yang bereaksi dengan antigen virus yang melekat di permukaan antigen.

D65 Disseminated intravascular coagulation [sindroma defibrinasi]


Afibrinogenaemia didapat; Koagulopati konsumsi,
Koagulasi intravaskuler diffusa atau disseminata (DIC),
Perdarahan fibrinolitik didapat, Purpura fibrinolitik, Purpura fulminans
Kecuali: pada (mempersulit):
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1), bayi baru lahir (P60),
hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3)
D66 Defisiensi faktor VIII herediter
Defisiensi faktor VIII (dengan cacad fungsional)
Haemophilia: NOS, A, klasik
Kecuali: Defisiensi faktor VIII dengan cacad vaskuler (D68.0)
D67 Defisiensi faktor IX herediter
Penyakit Christmas, Haemophilia B
Defisiensi: faktor IX (dengan cacad fungsional),

Apikes Iris, Padang


plasma thromboplastin component [PTC]
D68 Other coagulation defects
Kecuali: yang mempersulit:
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1)
hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3)
D68.0 Penyakit Von Willebrand
angiohaemophilia, def. faktor VIII dengan cacad vaskuler, hemofilia vaskuler
Kecuali: defisiensi faktor VIII:NOS (D66), dengan cacad fungsional (D66)
kerapuhan kapiler (herediter) (D69.8)
D68.1 Defisiensi faktor XI herediter
Haemophilia C
Defisiensi Plasma thromboplastin antecedent [PTA]
D68.2 Defisiensi herediter faktor pembekuan lainnya
Congenital afibrinogenaemia, Defisiensi: AC globulin, proaccelerin
Defisiensi faktor: I , II, V, VII, X, XII, XIII,
Dysfibrinogenaemia (kongenital), Hypoproconvertinaemia, Penyakit Owren
D68.3 Kelainan perdarahan akibat antikoagulansia yang beredar
Hyperheparinaemia
Peningkatan: antithrombin, anti-VIIIa, anti-IXa, anti-Xa, anti-XIa
D68.4 Defisiensi faktor koagulasi yang didapat
Defisiensi faktor koagulasi akibat: liver penyakit, defisiensi vitamin K
Kecuali: defisiensi vitamin K bayi (P53)
D68.8 Cacad koagulasi lain yang dijelaskan
Terdapatnya inhibitor systemic lupus erythematosus [SLE]
D68.9 Cacad koagulasi, tidak dijelaskan
D69 Purpura dan keadaan perdarahan lainnya
Kecuali:trombositemia essensial (haemorrhagic) (D47.3),
purpura fulminans (D65),
purpura hipergammaglobulinemia jinak (D89.0),
purpura cryoglobulinaemia (D89.1);
purpura thrombositopenik thrombotik (M31.1)
D69.0 Purpura alergi
Purpura: anaphylactoid, Henoch(-Schönlein), vascular
nonthrombocytopenic: haemorrhagic, idiopathic
Vasculitis, allergi
D69.1 Qualitative platelet defects – cacad kualitatif platelet
Thrombocytopathy
Kecuali: penyakit von Willebrand (D68.0)
D69.2 Purpura nonthrombositopenik lainnya
Purpura: NOS, senile, simplex
D69.3 Idiopathic thrombocytopenic purpura
Sindroma Evans
D69.4 Trombositopenia primer lainnya
Kecuali: Trombositopenia neonatus sementara (P61.0), sindroma Wiskott-Aldrich
(D82.0), trombositopenia dengan radius absen (Q87.2)
D69.5 Trombositopenia sekunder
D69.6 Trombositopenia, tidak dijelaskan
D69.8 Kondisi perdarahan lain yang dijelaskan
Kerapuhan kapiler (herediter); pseudohaemophilia vaskuler
D69.9 Kondisi perdarahan, tidak dijelaskan

Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah (D70-D77)


D70 Agranulocytosis
Agranulocytic angina; Infantile genetic agranulocytosis, Neutropenic splenomegaly

Apikes Iris, Padang


Neutropenia: NOS, kongenital, akibat obat, periodik, splenic (primer), toksik
Kecuali: transient neonatal neutropenia (P61.5)
D71 Kelainan fungsi netrofil polimorfonuklir (PMN)
Cacad kompleks reseptor [CR3] membran sel, Congenital dysphagocytosis
Chronic (childhood) granulomatous penyakit, Progressive septic granulomatosis
D72 Kelainan lain sel darah putih
Kecuali:preleukaemia (syndrome) (D46.9), basophilia (D75.8),
neutropenia (D70), kelainan-kelainan immunitas (D80-D89)
D72.0 Kelainan genetik lekosit
Anomaly (granulation)(granulocyte) atau sindroma:
Alder, May-Hegglin, Pelger-Huët
Hipersegmentasi lekosit, hiposegmentasi lekosit, leukomelanopathy
Kecuali: Chediak(-Steinbrinck)-Higashi syndrome (E70.3)
D72.1 Eosinophilia
Eosinofilia: allergic, hereditary
D72.8 Kelainan sel darah putih lain yang dijelaskan
Reaksi lekemoid: limfositik, monositik, myelositik; Leukositosis, limfositosis
(symptomatic), limfopenia, monositosis (symptomatic), plasmasitosis
D72.9 Kelainan sel darah putih, tidak dijelaskan
D73 Penyakit-penyakit limpa
D73.0 Hiposplenismus
Asplenia, pasca-bedah; atrofi of spleen
Kecuali: asplenia (kongenital) (Q89.0)
D73.1 Hypersplenism
Kecuali: splenomegaly: NOS (R16.1), kongenital (Q89.0)
D73.2 Splenomegali kongestif kronis
D73.3 Abses limpa
D73.4 Kista limpa
D73.5 Infark limpa
Ruptur non-trauma limpa, limpa terpuntir
D73.8 Penyakit lain pada limpa
Fibrosis limpa NOS, Perisplenitis, Splenitis NOS
D73.9 Penyakit limpa, tidak dijelaskan
D74 Methaemoglobinaemia
D74.0 Methaemoglobinaemia kongenital
defisiensi kongenital NADH-methaemoglobin reductase
penyakit haemoglobin-M [Hb-M];
methaemoglobinaemia, hereditary
D74.8 Methaemoglobinaemia lain
methaemoglobinaemia didapat(dengan sulfhaemoglobinaemia)
methaemoglobinaemia toksik
D74.9 Methaemoglobinaemia, tidak dijelaskan
D75 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah
Kecuali: hypergammaglobulinaemia NOS (D89.2), pembesaran kelenjar limfe (R59.-)
lymphadenitis: mesenteric (akut)(kronis) (I88.0), kronis (I88.1), NOS
(I88.9), akut (L04.-)
D75.0 Familial erythrocytosis
Polycythaemia: jinak, keturunan
Kecuali: hereditary ovalocytosis (D58.1)
D75.1 Polycythaemia sekunder
Polycythaemia:
acquired, emotional, hypoxaemic, nefrogenous, relative
akibat: erythropoietin, volume plasma turun, high altitude, stress

Apikes Iris, Padang


Kecuali: polycythaemia: neonatorum (P61.1), vera (D45)
D75.2 Essential thrombocytosis
Kecuali: essential (haemorrhagic) thrombocythaemia (D47.3)
D75.8 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah yang dijelaskan
Basophilia
D75.9 Penyakit darah dan organ pembentuk darah, tidak dijelaskan
D76 Penyakit yang melibatkan jar. limforetikulum dan sistem retikulohistiosit
Kecuali: penyakit Letterer-Siwe (C96.0)
histiocytosis maligna (C96.1)
retikuloendotheliosis atau retikulosis:
. histiocytic medullary (C96.1); leukaemic (C91.4)
. lipomelanotic (I89.8); malignant (C85.7); nonlipid (C96.0)
D76.0 Histiositosis sel Langerhans, not elsewhere classified
granuloma eosinophilia,
penyakit Hand-Schüller-Christian, Histiocytosis X (chronic)
D76.1 Limfohistiosytosis hemofagositik
Retikulosis hemofagositik keturunan (familial)
Histiostoses fagosit mononuklit selain sel-sel Langerhans NOS
D76.2 Sindroma hemofagositik, berhubungan dengan infeksi
D76.3 Sindroma histiositoses lain
Retikulohistiositoma (giant-cell), histiositosis sinus dengan limfadenopati luas
Xanthogranuloma
D77* Kelainan lain darah dan pembentuknya pada penyakit yang diuraikan di tempat lain
Fibrosis limpa pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-†)

Kelainan tertentu yangmelibatkan mekanisme imun (D80-D89)


Sistem imun atau kekebalan adalah jaringan komponen sel dan komponen terlarut
yang berinteraksi. Fungsinya untuk membedakan entitas di dalam tubuh sebagai “sendiri”
dan “asing”, dan untuk membuang yang asing. Mikroorganisme adalah entitas asing utama,
di samping neoplasma, transplant, dan zat asing tertentu (misalnya beberapa toksin). Sistem
imun memiliki mekanisme spesifik dan non-spesifik, yang saling berkaitan dan
mempengaruhi.
Imunitas non-spesifik terdapat sejak lahir, tidak memerlukan ‘encounter’ dengan
substans yang mengganggu, dan tidak memiliki memori. Disini termasuk kulit dan asam
lambung. Komponen seluler ada dua macam yaitu sistem fagositik yang berfungsi menelan
dan mencerna mikroorganisme yang masuk, dan sel-sel NK (natural killer) yang fungsinya
membunuh beberapa tumor, mikroorganisme, dan sel-sel yang terinfeksi virus. Komponen
larut terdiri dari protein komplemen, reaktan fase akut, dan sitokin (cytokines).
Fagosit adalah netrofil dan monosit (darah), dan makrofag (jaringan). Mereka
berada dimana-mana, misalnya alveolus paru-paru, hati, rongga sendi, perivaskuler sistem
syaraf pusat, dan ginjal. Sitokin adalah polipeptida non-imunoglobulin yang disekresi oleh
monosit dan limfosit akibat interaksinya dengan antigen (Ag) spesifik, Ag non-spesifik,
atau rangsangan zat terlarut seperti endotoksin atau sitokin lain.
Imunitas spesifik (adaptif) memiliki kemampuan belajar, menyesuaikan diri, dan
mengingat. Komponen selulernya limfosit, dan komponen terlarutnya imunoglobulin.
Limfosit dibagi atas kelompok yang beradal dari thymus (sel T) dan sumsum tulang (sel
B).
Sistem komplemen adalah sistem yang terdiri dari lebih 34 macam protein yang
berinteraksi dalam rangkaian reaksi “cascade”.
Penyakit Imunodefisensi
Penyakit imunodefisiensi adalah kondisi yang disebabkan oleh cacad satu atau lebih
sistem imun dan khas dengan peningkatan kerentanan akan infeksi sehingga timbul

Apikes Iris, Padang


penyakit yang berat, akut, berulang, atau kronis. Imuno defisiensi primer terbagi atas empat
group berdasarkan kekurangan sel B, sel T, sel fagosit, atau komplemen.
Imunodefisiensi sekunder adalah kerusakan sistem imun yang disebabkan oleh suatu
penyakit pada orang yang sebelumnya normal. Kerusakan sering bisa diperbaikai kalau
kondisi yang mendasarinya membaik. Keadaan ini lebih umum daripada imunodefisiensi
primer dan terjadi pada berbagai pasien yang dirawat. Hampir setiap penyakit serius yang
berlangsung lama mengganggu sistem imun, apa pun tingkat gangguannya.
Termasuk: cacad sistem komplemen, sarkoidosis,
kelainan imunodefisiensi, kecuali penyakit [HIV]
Kecuali: penyakit auto imun (sistemik) NOS (M35.9), kelainan fungsi netrofil
polimorfonuklir (D71), penyakit [HIV] (B20-B24)
D80 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi menonjol
D80.0 Hipogammaglobulinaemia herediter
Agammaglobulinaemia autosom resessif (Swiss type)
Agammaglobulinaemia X-link [Bruton] (dg defisiensi growth hormon)
D80.1 Hipogammaglobulinaemia nonfamilial
Agammaglobulinaemia dengan limfosit B pembawa immunoglobulin
Agammaglobulinaemia (common variable) [CVAgamma]
Hipogammaglobulinaemia NOS
D80.2 Defisiensi selektif immunoglobulin A [IgA]
D80.3 Defisiensi selektif sub-subklas immunoglobulin G [IgG]
D80.4 Defisiensi selektif immunoglobulin M [IgM]
D80.5 Immunodefisiensi dengan peningkatan immunoglobulin M [IgM]
D80.6 Defisiensi antobodi dengan immunoglobulin mendekati normal atau dengan
hiperimmunoglobulinaemia
D80.7 Hipogammaglobulinaemia sementara pada bayi baru lahir
D80.8 Immunodefisiensi lain dengan cacad antibodi menonjol
Defisiensi rantai ringan Kappa (Kappa light chain)
D80.9 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi, tidak dijelaskan
D81 Immunodefisiensi gabungan
Kecuali: agammaglobulinaemia autosom resesif (Swiss type) (D80.0)
D81.0 Kelainan immunodefisiensi gabungan berat (Severe combined immuno-deficiency
[SCID]) dengan gangguan pembentukan retikulum
D81.1 SCID dengan jumlah sel T dan B rendah
D81.2 SCID dengan jumlah sel B rendah atau normal
D81.3 Defisiensi adenosine deaminase [ADA]
D81.4 Sindroma Nezelof
D81.5 Defisiensi Purine nucleoside phosphorylase [PNP]
D81.6 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas I
Bare lymphocyte syndrome
D81.7 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas II
D81.8 Immunodefisiensi gabungan lainnya
Defisiensi karboksilase yang tergantung Biotin
D81.9 Immunodefisiensi gabungan, tidak dijelaskan
Severe combined immunodeficiency kelainan [SCID] NOS
D82 Immunodefisiensi yang berhubungan dengan cacad mayor lainnya
Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
D82.0 Sindroma Wiskott-Aldrich
Immunodefisiensi dengan trombositopenia dan eczema
D82.1 Di George's syndrome
Pharyngeal pouch syndrome – sindroma saccus pharyngeus
Thymic: alymphoplasia, aplasia atau hypoplasia dengan immunodefisiensi
D82.2 Immunodefisiensi dengan anggota tubuh yang pendek

Apikes Iris, Padang


10

D82.3 Immunodefisiensi setelah respons cacad herediter terhadap


Virus Epstein-Barr, penyakit limfoproliferatif X-link
D82.4 Sindroma hiperimmunoglobulin E [IgE]
D82.8 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor lain yang dijelaskan
D82.9 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor, tidak dijelaskan
D83 Imunodefisiensi variabel bersama (common variable)
D83.0 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama jumlah dan fungsi sel B
D83.1 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama immunoregulatory T-cell
D83.2 Imunodefisiensi var. bersama: autoantibodi terhadap sel B atau T
D83.8 Imunodefisiensi variabel bersama lain
D83.9 Imunodefisiensi variabel bersama, tidak dijelaskan
D84 Imunodefisiensi lainnya
D84.0 Cacad lymphocyte function antigen-1 [LFA-1]
D84.1 Cacad-cacad pada sistem komplement
Defisiensi C1 esterase inhibitor [C1-INH]
D84.8 Imunodefisiensi lain yang dijelaskan
D84.9 Imunodefisiensi, tidak dijelaskan
D86 Sarkoidosis
D86.0 Sarkoidosis paru-paru
D86.1 Sarkoidosis kelenjar limfe
D86.2 Sarkoidosis paru-paru dengan sarkoidosis kelenjar limfe
D86.3 Sarkoidosis kulit
D86.8 Sarkoidosis pada situs lain dan situs gabungan
Iridocyclitis pada sarkoidosis† (H22.1*)
Kelumpuhan Nn. Craniales ganda pada sarkoidosis† (G53.2*)
Sarcoid: artropati† (M14.8*), miokarditis† (I41.8*), miositis† (M63.3*)
Demam uveoparotid [Heerfordt]
D86.9 Sarkoidosis, tidak dijelaskan
D89 Kelainan lain yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c.
Kecuali: hyperglobulinaemia NOS (R77.1)
monoclonal gammopathy (D47.2)
kegagalan dan penolakan transplantasi (T86.-)
D89.0 Polyclonal hypergammaglobulinaemia
Benign hypergammaglobulinaemic purpura
Polyclonal gammopathy NOS
D89.1 Cryoglobulinaemia
Cryoglobulinaemia: essensial, idiopatik, campuran, primer, sekunder
Cryoglobulinaemic: purpura, vaskulitis
D89.2 Hypergammaglobulinaemia, tidak dijelaskan
D89.8 Kelainan lain yang dijelaskan yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c.
D89.9 Kelainan yang melibatkan mekanisme, tidak dijelaskan
Penyakit imun NOS

Apikes Iris, Padang 10


PENYAKIT-PENYAKIT
ENDOKRIN, NUTRISI DAN METABOLIK (E00-E90)
Catatan:
Semua neoplasma, baik secara fungsional aktif atau tidak, diklasifikasi pada Bab II. Kode
pada Bab ini (mis. E05.8, E07.0, E16-E31, E34.-) bisa sebagai tambahan
untuk aktifitas fungsional neoplasma dan jaringan endokrin ektopik, atau
hipofungsi kelenjar endokrin akibat neoplasma dan keadaan lain yang
diklasifikasi di tempat lain.
Kecuali:
Komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
Gejala, tanda, dan kelainan klinis dan laboratorium, n.e.c. (R00-R99)
Kelainan endokrin-metabolik sementara yang khas pada janin dan neonatus (P70-P74)
Chapter ini berisi blok-blok berikut:
E00-E07 Gangguan pada kelenjar thyroid
E10-E14 Diabetes mellitus
E15-E16 Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi internal pankreas
E20-E35 Gangguan pada kelenjar endokrin lain
E40-E46 Malnutrisi
E50-E64 Defisiensi nutrisi lain
E65-E68 Obesitas dan hiperalimentasi lain
E70-E90 Gangguan metabolik
Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
E35* Kelainan kelenjar endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
E90* Kelainan nutrisi dan metabolik pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
Gangguan pada kelenjar tiroid (E00-E07)
Hormon tiroid (T3/T4) dibentuk dari iodium (I2) makanan, yang dirangsang oleh
tirotropin (TSH, thyroid stimulating hormone) dari hipofisis anterior.
Peningkatan T3/T4 akan menekan TSH sehingga produksi T3/T4 ikut
berkurang kembali ke arah normal.
Kekurangan iodium menyebabkan produksi T3/T4 berkurang, sekresi TSH meningkat
untuk memperbesar kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid disebut
dengan goiter. Goiter bisa pula disebabkan oleh TSI (thyroid stimulating
immunoglobulin) yang merangsang sekresi T3/T4 berlebihan
(hipertiroidisme) dan tirotoksikosis. Tirotoksikosis bisa terjadi tanpa
goiter, yaitu tirotoksikosis factitia, akibat menelan hormon tiroid dalam
jumlah besar.
Goiter eutiroid adalah pembesaran kelenjar tiroid tanpa tanda-tanda gangguan fungsi
tiroid, yang sering pada pubertas, kehamilan, dan menopause. “Sick
euthyroid syndrome” khas pada pasien yang menderita penyakit berat,
yang secara klinis tiroidnya normal (eutiroid), tapi uji fungsi tiroidnya
abnormal. Tiroiditis adalah peradangan kelenjar tiroid. Tiroiditis subakut
berkemungkinan disebabkan oleh virus, sedangkan tiroiditis auto-imun
(Hashimoto) khas dengan infiltrasi kronis limfosit pada kelenjar tiorid.
E00 Sindroma defisiensi iodin kongenital
Termasuk:: Defisiensi iodin lingkungan yang langsung menyerang pasien atau melalui ibu
sewaktu hamil. Beberapa pasien T3/T4-nya normal, tapi penderitaannya
akibat defisiensi pada masa janin. Goitrogen lingkungan bisa
menyebabkan keadaan ini.
Gunakan kode tambahan(F70-F79) untuk retardasi mental yang
berhubungan.
Kecuali: Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)
E00.0 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe neurologis
Kretin endemik, tipe neurologis
E00.1 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe mixedema
Kretin endemik: hipotiroid, jenis miksedematosa
E00.2 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe campuran
Kretin endemik, tipe campuan
E00.9 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tidak dinyatakan
Hipotiroidisme defisiensi iodin kongenital NOS, kretin endemik NOS
E01 Kelainan tiroid dan keadaan terkait akibat defisiensi iodin
Kecuali: Sindroma defisiensi iodin kongenital (E00.-)
Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)
E01.0 Goiter difus (endemik) akibat defisiensi iodin
E01.1 Goiter multinodul (endemik) akibat defisiensi iodin
Goiter nodular akibat defisiensi iodin
E01.2 Goiter endemik akibat defisiensi iodin, tidak dijelaskan
Goiter endemik NOS
E01.8 Kelainan tiroid dan kondisi terkait akibat defisiensi iodin lainnya
Hipotiroidisme defisiensi iodin yang didapat.
E02 Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis
E03 Hipotiroidisme lain
Kecuali:Hipotiroidisme: defisiensi iodin (E00-E02), pasca-prosedur (E89.0)
E03.0 Hipotiroidisme kongenital dengan goiter difus
Goiter (nontoksik) kongenital: NOS, parenkimatosa
Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal (P72.0)
E03.1 Hipotiroidisme kongenital tanpa goiter
Aplasia tiroid (dengan miksedema), atrofi tiroid kongenital, hipotiroid kongenital
NOS
E03.2 Hipotiroidisme akibat obat dan zat dari luar lainnya
E03.3 Hipotiroidisme pasca-infeksi
E03.4 Atrofi tiroid (didapat)
Kecuali: atrofi tiroid kongenital (E03.1)
E03.5 Koma miksedema
E03.8 Hipotiroidisme lain yang dijelaskan
E03.9 Hipotiroidisme yang tidak dijelaskan
Myxedema NOS
E04 Goiter nontoksik lain
Kecuali: Goiter kongenital: NOS, diffus, parenkimatosa (E03.0)
Hipotiroidisme akibat defisiensi iodin (E00-E02)
E04.0 Goiter nontoksik difus
Goiter nontoxic: diffus (koloid), tunggal
E04.1 Nodul tunggal tiroid nontoksik
Nodul koloid (kistik) (tiroid); goiter uninoduler nontoksik, nodul (kistik) tiroid
E04.2 Goiter nodul-ganda nontoksik
Goiter kistik, goiter (kistik) multinodularis
E04.8 Goiter nontoksik lain yang dijelaskan
E04.9 Goiter nontoksik yang tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


Goiter NOS, goiter noduler (nontoksik) NOS
E05 Thyrotoxicosis [hyperthyroidism]
Kecuali:Tiroiditis kronis dengan dengan tirotoksikosis sementara (E06.2)
Tirotoksikosis neonatus (P72.1)
E05.0 Tirotoksikosis dengan goiter diffus
Penyakit Graves, goiter diffusa toksik, goiter eksoftalmus NOS, goiter toksik NOS
E05.1 Tirotoksikosis dengan tiroid nodul tunggal toksik
Tirotoksikosis dengan goiter toksik uninodular
E05.2 Tirotoksikosis dengan multinodular tiroid toksik
Goiter noduler toksik
E05.3 Tirotoksikosis akibat jaringan tiroid ektopik
E05.4 Tirotoksikosis factitia
E05.5 Krisis/ badai tiroid
E05.8 Tirotoksikosis lain
Kelebihan TSH (thyroid stimulating hormone)
E05.9 Tirotoksikosis, tak dijelaskan
Hipertiroidisme NOS, penyakit jantung tirotoksikosis† (I43.8*)
E06 Tiroiditis
Kecuali:Tiroiditis pasca-persalinan (O90.5)
E06.0 Tiroiditis akut
Abses tiroid, tiroiditis piogenik, tiroiditis suppuratif
E06.1 Tiroiditis subakut
Tiroiditis: de Quervain, giant-cell, granulomatosa, non-suppuratif
Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.2 Tiroiditis kronis dengan with thyrotoxicosis sementara
Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.3 Tiroiditis auto-imun
Tiroiditis Hashimoto, Hashitoksikosis (sementara)
Goiter limfadeniod, struma limfomatosa, tiroiditis limfositik,
E06.4 Tiroiditis yang disebabkan obat
E06.5 Tiroiditis kronis lain
Tiroiditis Riedel, tiroiditis ligneous, tiroiditis kronis fibrosa, tiroiditis: kronis NOS
E06.9 Tiroiditis, tidak dijelaskan
E07 Gangguan lain pada tiroid
E07.0 Hipersekresi kalsitonin
Hiperplasia sel C tiroid; hipersekresi thyrocalcitonin
E07.1 Goiter akibat ketidakseimbangan hormon (dyshormogenetic)
Goiter dishormogenetik keturunan, sindroma Pendred
Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal (P72.0)
E07.8 Kelainan lain pada tiroid yang dijelaskan
Kelainan thyroid-binding globulin (TBG), perdarahan tiroid, infark tiroid
Sick-euthyroid syndrome
E07.9 Kelainan tiroid, tidak dijelaskan
Diabetes mellitus (E10-E14)
Diabetes mellitus disebabkan gagalnya produksi insulin (tipe I, insulin-dependent), atau
gagalnya insulin bekerja (tipe II, non-insulin-dependent). Diabetes
mellitus juga bisa terjadi pada keadaan malnutrisi dan kehamilan, pada
neonatus, atau akibat obat-obatan. Akibatnya glukosa tidak bisa memasuki
sel dan kadar gula darah meningkat (hyperglycemia). Gejala yang khas

Apikes Iris, Padang


glycosuria, haus dan lapar, serta kadar glukosa darah yang tidak kembali
ke normal dua jam setelah makan (“glucose tolerance test” terganggu).
Hyperglycemia menimbulkan berbagai macam komplikasi, baik pada
mata, ginjal, syaraf, sirkulasi darah perifer, atau koma.

Karakter-keempat berikut digunakan bersama kategori E10-E14:


.0 Dengan koma
Koma diabetes: dengan atau tanpa ketoasidosis, hiperosmolar, hipoglisemia
Koma hiperglisemia NOS
.1 Dengan ketoasidosis
Diabetes asidosis atau ketoasidosis tanpa disebutkan koma
.2† Dengan komplikasi ginjal
Nefropati diabetes (N08.3*), glomerulonefrosis intrakapiler (N08.3*)
Sindroma Kimmerstiel-Wilson (N08.3)
.3† Dengan komplikasi mata
Katarak diabetes (H28.0*), retinopati diabetes (H36.0*)
.4† Dengan komplikasi neurologis
Dibabetic: mononeuropati (G59.0*), polineuropati (G63.2*), amiotrofi (G73.0*)
Neuropati otonom diabetes (G99.0*), polineuropati otonom diabetes (G99.0*)
.5 Dengan komplikasi sirkulasi perifer
Gangren diabetes, ulkus diabetes, angiopati perifer diabetes† (I79.2*)
.6 Dengan komplikasi lain yang dinyatakan
Arthropathy diabetes (M14.2*), dengan neuropati (M14.6*)
.7 Dengan komplikasi ganda
.8 Dengan komplikasi yang tidak dijelaskan
.9 Tanpa komplikasi
E10. Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM)
Termasuk: Diabetes (mellitus): brittle, juvenile-onset, ketosis-prone, type I
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), malnutrisi
(E12.-),
Glycosuria:: renal (E74.8), NOS (R81)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)
E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM)
Termasuk: Diabetes (mellitus)(nonobese)(obese): adult-onset, nonketotic, stable, type II
Diabetes non-insulin-dependent pada remaja
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), malnutrisi
(E12.-),
Glikosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)
E12 Diabetes mellitus akibat malnutrisi
Termasuk: Diabetes mellitus akibat malnutrisi: insulin-dependent, non-insulin-dependent
Kecuali: Diabetes mellitus: (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)
E13 Diabetes mellitus lain yang dijelaskan
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), Type I (E10.-),
Type II (E11.-), akibat malnutrisi (E12.-)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)

Apikes Iris, Padang


E14 Diabetes mellitus yang tidak dijelaskan
Termasuk:Diabetes NOS
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus(P70.2), Type I (E10.-),
Type II (E11.-), akibat malnutrisi (E12.-)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)
Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi pankreas (E15-E16)
E15 Koma hipoglikemik non-diabetik
Koma insulin akibat obat pada non-diabetik, koma hipoglikemik NOS
Hiperinsulinisme dengan koma hipoglikemia
E16 Kelainan lain sekresi internal pankreas
E16.0 Hipoglikemia akibat obat tanpa koma
E16.1 Hipoglikemia lain
Hipoglikemia nonhiperinsulinemik fungsional, hiperplasia sel beta pankreas NOS
Hiperinsulinisme: NOS, fungsional; Ensefalopati pasca koma hipoglikemik
E16.2 Hipoglikemia yang tidak dijelaskan
E16.3 Peningkatan sekresi glukagon
Hiperplasia sel endokrin pankreas dengan kelebihan glukagon
E16.4 Sekresi abnormal gastrin
Hipergastrinemia, sindroma Zollinger-Ellison
E16.8 Gangguan lain sekresi internal pankreas yang dijelaskan
Peningkatan sekresi: GHRH (growth hormone-releasing hormone), somatostatin,
PP (polipeptida pankreas), VIP (vasoactive-intestinal polypeptide)
E16.9 Gangguan sekresi hormon pankreas yang tidak dijelaskan
Hiperplasia: sel-sel pulau pankreas NOS, sel-sel endokrin pankreas NOS
Gangguan kelenjar endokrin lain (E20-E35)
Kecuali: galactorrhoea (N64.3): gynaecomastia (N62)
E20 Hipoparatiroidisme
Kecuali: Di George's syndrome (D82.1), hypoparatiroidisme pascaproseur (E89.2)
Hypoparatiroidisme neonatus sementara (P71.4), tetani NOS (R29.0 )
E20.0Hipoparatiroidisme idiopatik
E20.1Pseudohipoparatiroidisme
E20.8 Hipoparatiroidisme lain
E20.9Hipoparatiroidisme yang tidak dijelaskan
Tetani paratiroid
E21 Hiperparatiroidisme dan kelainan lain kelenjar paratiroid
Kecuali: osteomalacia: dewasa (M83.-), bayi dan remaja (E55.0)
E21.0 Hiperparatiroidisme primer
Hiperplasia parathyroid
Osteitis fibrosa cystica generalisata [penyakit tulang von Recklinghausen]
E21.1 Hiperparatiroidisme sekunder, not elsewhere classified
Kecuali: Hiperparatiroidisme sekunder akibat ginjal (N25.8)
E21.2 Hiperparatiroidisme lain
Kecuali: hiperkalsemia hipokalsiurik familial (E83.5)
E21.3 Hiperparatiroidisme yang tidak dijelaskan
E21.4 Kelainan lain kelenjar paratiroid yang dijelaskan
E21.5 Kelainan kelenjar paratiroid yang tidak dijelaskan
E22 Hiperfungsi kelenjar pituitary
Kecuali:Sindroma Cushing (E24.-), sindroma Nelson (E24.1)

Apikes Iris, Padang


Overproduksi: ACTH, tidak berhubungan dengan penyakit Cushing (E27.0),
pituitary ACTH (E24.0), thyroid-stimulating hormone (E05.8)
E22.0Akromegali dan gigantisme pituitari
Artropati sehubungan dengan akromegali† (M14.5*), overproduksi growth
hormone
Kecuali: constitutional gigantism (E34.4), peningkatan GHRH pankreas (E16.8)
E22.1Hiperprolaktinaemia
E22.2Sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya
E22.8Hiperfungsi lain kelenjar pituitari
Pubertas precos sentral – pubertas dini akibat pengaruh otak
E22.9 Hiperfungsi kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan
E23 Hipofungsi dan gangguan lain kelenjar pituitary
Termasuk:keadaan berikut, baik kelainannya di pituitari atau hipotalamus
Kecuali: hipopituitarisme pasca-bedah (E89.3)
E23.0 Hipopituitarisme
Defisiensi tersendiri pada: gonadotropin, growth hormone, hormon pituitary
Pituitary: cachexia, short stature (pendek), insufisiensi NOS
Defisiensi growth hormone idiopatik, Lorain-Levi short stature
Hipogonadisme akibat hipogonadotropin, sindroma ‘fertile eunuch’ [kebiri-subur]
Nekrosis kelenjar pituitary (pasca melahirkan), panhipopituitarisme
Sindroma Kallmann, sindroma Sheehan, penyakit Simmonds
E23.1Hipopituitarisme akibat obat
E23.2Diabetes insipidus
Kecuali: diabetes insipidus nefrogenik (N25.1)
E23.3 Gangguan fungsi hipothalamus, not elsewhere classified
Kecuali: Sindroma Prader-Willi (Q87.1), sindroma Russell-Silver (Q87.1)
E23.6Gangguan lain kelenjar pituitary
Absess pituitari, distrofi adiposogenital
E23.7 Gangguan kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan
E24Sindroma Cushing
Kelebihan kortikosteroid adrenal akibat tumor korteks adrenal, atau kelebihan ACTH dari
pituitary, tumor paru-paru (small cell carcinoma), dan pemberian ACTH
dari luar. Terapi adrenalektomi menyebabkan kelenjar pituitary membesar,
ACTH dan β-MSH (melanocyte-stimulating hormone) meningkat,
sehingga timbul hiperpigmentasi. sindroma Nelson
E24.0 Penyakit Cushing yang tergantung pituitari
Overproduksi ACTH pituitari, hiperadrenokortisisme yang tergantung pituitari
E24.1 Sindroma Nelson
E24.2 Sindroma Cushing akibat obat
E24.3 Sindroma ACTH ektopik
E24.4 Sindroma pseudo-Cushing akibat alkohol
E24.8 Sindroma Cushing lainnya
E24.9Sindroma Cushing yang tidak dijelaskan
E25 Kelainan-kelainan adrenogenital
Termasuk: Sindroma adreno-genital penyebab virilisasi atau femininasi, baik didapat atau
sejak lahir karena cacad enzim yang menyebabkan hiperplasia adrenal.
Wanita: Pseudohermaphroditisme adrenal, pseudopubertas praecox heterosexual,
virilisasi

Apikes Iris, Padang


Pria: Sexual precocity dengan hiperplasia adrenal, pseudopubertas praecox
isosexual, macrogenitosomia praecox
E25.0Kelainan adrenogenital kongenital akibat deficiensi enzyme
Hiperplasia adrenal kongenital, defisiensi enzim 21-hydroxylase
Hiperplasia adrenal kongenital dengan kehilangan garam (salt-losing)
E25.8Kalinan adrenogenital lain
Kelainan adrenogenital idiopatik
E25.9 Kelainan adrenogenital yang tidak dijelaskan
Sindroma adrenogenital NOS
E26 Hiperaldosteronism
E26.0Hiperaldosteronisme primer
Sindroma Conn, aldosteronisme primer akibat hiperplasia adrenal (bilateral)
E26.1Hiperaldosteronisme sekunder
E26.8Hiperaldosteronisme lain
Sindroma Bartter
E26.9Hiperaldosteronisme yang tidak dijelaskan
E27 Gangguan lain kelenjar adrenal
E27.0Overaktifitas lain korteks adrenal
Overproduksi ACTH, tak terkait dengan penyakit Cushing, adrenarche prematur
Kecuali: sindroma Cushing (E24.-)
E27.1Insufisiensi primer korteks adrenal
Penyakit Addison, adrenalitis autoimmune
Kecuali: amyloidosis (E85.-), penyakit Addison tuberkulosis (A18.7)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.2 Krisis Addison
Krisis adrenal, krisis korteks adrenal
E27.3 Insufisiensi korteks adrenal akibat induksi obat
E27.4Insufisiensi lain dan tidak dijelaskan pada korteks adrenal
Hypoaldosteronism, insufisiensi korteks adrenal NOS, perdarahan/infark adrenal
Kecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.5Hiperfungsi medula adrenal
Hiperplasia medula adrenal, hipersekresi katekholamin
E27.8Kelainan lain kelenjar adrenal yang dijelaskan
Kelainan cortisol-binding globulin
E27.9Kelainan kelenjar adrenal yang tidak dijelaskan
E28 Gangguan fungsi ovarium
Kecuali:Defisiensi gonadotropin tersendiri (E23.0), gagal ovarium pasca-prosedur (E89.4)
E28.0 Kelebihan estrogen
E28.1 Kelebihan androgen
Hipersekresi androgen ovarium
E28.2 Polycystic ovarian syndrome
Sindroma sclerocystic ovary, sindroma Stein-Leventhal
[menstruasi tidak teratur, sedikit gemuk, hirsutisme (rambut berlebihan)]
E28.3 Kegagalan primer ovarium
Penurunan estrogen, menopause prematur NOS, resistant ovary syndrome
Kecuali:keadaan menopause dan climacteric wanita (N95.1)
disgenesis murni gonad (Q99.1), sindroma Turner (Q96.-)
E28.8Gangguan lain fungsi ovarium

Apikes Iris, Padang


Hiperfungsi ovarium NOS
E28.9 Gangguan fungsi ovarium, tidak dijelaskan
E29 Kelainan fungsi testis
Kecuali:sindroma resistensi androgen (E34.5), (sindroma) femininasi testis (E34.5),
defisiensi gonadotropin terpisah (E23.0), hipofungsi testis pascaprosedur
(E89.5)
zoo-/oligospermia NOS (N46), sindroma Klinefelter (Q98.0-Q98.2,
Q98.4)
E29.0 Hiperfungsi testis
E29.1 Hipofungsi testis
Defisiensi 5-alpha-reductase (dengan pseudohermaphroditisme pria)
Defektif biosintesis androgen testis NOS, hipogonadisme testis NOS
E29.8 Gangguan lain fungsi testis
E29.9 Gangguan fungsi testis, tidak dijelaskan
E30 Gangguan pubertas, not elsewhere classified
Precocious pubarche adalah munculnya rambut pubis, dan precocious adrenarche adalah
munculnya rambut aksila dan pubis pada usia <8 tahun (wanita) dan <9
tahun (pria); precocious thelarche adalah mulainya pertumbuhan mammae
pada usia <8 tahun (wanita). Kondisi ini menunjukkan awal pubertas
precox, walau pun bisa tanpa perkembangan lanjutan.
E30.0 Pubertas terlambat
Pubertas terlambat konstitusional, perkembangan seksual terlambat
E30.1 Pubertas precox (terlalu cepat)
Menstruasi precox
Kecuali: pubertas precox sentral (E22.8), pseudopubertas precox heteroseksual
wanita (E25.-), pseudopubertas precox isoseksual pria (E25.-), hiperplasia
adrenal kongenital (E25.0), sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg)
(Q78.1)
E30.8 Kelainan lain pubertas
Thelarche prematur
E30.9 Gangguan pubertas, tidak dijelaskan
E31 Disfungsi poliglandular
Fungsi subnormal beberapa kelenjar endokrin yang datang serentak.
Kecuali: Pseudohipoparatiroidisme (E20.1), ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
Dystrophia myotonica [Steinert] (G71.1)
E31.0 Kegagalan poliglandular autoimmun
Sindroma Schmidt
E31.1 Hiperfungsi poliglandular
Kecuali: multiple endocrine adenomatosis (D44.8)
E31.8 Disfungsi poliglandular lain
E31. Disfungsi poliglandular, tidak dijelaskan
E32 Penyakit-penyakit thymus
Kecuali: A/hipoplasia thymus dengan defisiensi immun (D82.1), myasthenia gravis
(G70.0)
E32.0 Hiperplasia persisten thymus
Hipertrofi thymus
E32.1 Abses thymus
E32.8 Penyakit lain thymus
E32.9 Penyakit thymus, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


E34 Gangguan lain endokrin
Kecuali:Pseudohypoparathyroidism (E20.1)
E34.0 Sindroma karsinoid
Tumor sel-sel neuroendokrin saluran pencernaan (90%), pankreas, dan bronkus.
Kode ini bisa sebagai tambahan untuk aktifitas fungsional tumor karsinoid
E34.1 Hipersekresi lain hormon usus
E34.2 Sekresi hormon ektopik, not elsewhere classified
E34.3 Short stature (pendek), not elsewhere classified
Pendek: NOS, konstitusional, tipe Laron, psikososial
Kecuali: pendek: pituitary (E23.0), nutrisi (E45), renal (N25.0),
a/hipokondroplastik (Q77.4), pada sindroma dismorfik khusus –- Vol.
3
progeria (E34.8), sindroma Russell-Silver (Q87.1)
anggota tubuh pendek dengan defisiensi imun (D82.2)
E34.4 Constitutional tall stature
Gigantisme konstitusi
E34.5 Sindroma resistensi androgen
Pseudohermafroditisme pria dengan resistensi androgen
Kelainan reseptor hormon perifer, sindroma Reifenstein, (sindroma) femininasi
testis
E34.8 Kelainan lain endokrin yang dijelaskan
Disfungsi kelenjar pineal, progeria
E34.9 Kelainan endokrin, tidak dijelaskan
Kekacauan: endokrin NOS, hormon NOS
E35* Kelainan kel. endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
E35.0*Gangguan kelenjar tiroid pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
Tuberkulosis kelenjar tiroid (A18.8†)
E35.1*Gangguan kelenjar adrenal pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
Penyakit Addison tuberkulosis (A18.7†)
Sindroma Waterhouse-Friderichsen (meningokokus) (A39.1†)
E35.8*Gangguan kelenjar endokrin lain pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
Malnutrisi (E40-E46)
Derajat malnutrisi biasanya dinyatakan dalam standard deviasi (SD) dari berat badan rata-
rata populasi yang relevan. Kalau ada hasil pengukuran sebelumnya, maka
tidak naiknya berat badan anak, atau turunnya berat badan anak dan
dewasa merupakan indikasi malnutrisi. Kalau hanya berat badan saat itu
yang tersedia, diagnosis didasarkan pada probabilitas (perkiraan statistik)
dan tidak bersifat definitif tanpa uji klinis lain atau laboratorium lainnya.
Kalau hasil pengukuran berat badan tidak ada, bukti klinis harus menjadi
sandaran utama.
Malnutrisi berat adalah kalau berat badan ≥3 SD, malnutrisi sedang kalau antara angka 2
SD - <3 SD, dan malnutrisi ringan kalau 1 SD - <2 SD di bawah angka
rata-rata populasi.
Kecuali: anemia gizi (D50-D53), sekuel malnutrisi protein-enerji (E64.0)
penyakit kurus (B22.2), gangguan penyerapan usus (K90.-), kelaparan
(T73.0)
E40 Kwashiorkor
Malnutrisi berat dengan edema dan dispigmentasi kulit dan rambut.
Defisiensi protein lebih menonjol daripada defisiensi enerji

Apikes Iris, Padang


10

Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)


E41 Nutritional marasmus (defisiensi protein-energi)
Malnutrisi berat dengan marasmus, disebut juga bentuk ‘kering’ atau kurus
Defisiensi protein dan makanan nonprotein
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)
E42 Marasmic kwashiorkor
Protein-energy malnutrition berat [seperti pada E43]:
bentuk intermediate (pertengahan), dengan tanda-tanda kwashiorkor dan marasmus
E43 Protein-energy malnutrition (PEM) berat yang tidak dijelaskan
Berat badan berada pada ≥3 SD di bawah rata-rata.
Edema kelaparan (busung lapar)
E44 Protein-energy malnutrition sedang dan ringan
E44.0 PEM sedang
Berat badan 2 SD - <3 SD di bawah rata-rata populasi referensi.
E44.1 PEM ringan
Berat badan 1 SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi referensi.

E45 Retardasi perkembangan setelah PEM


Nutritional: short stature (pendek),stunting (terhalang waktu bertumbuh)
Retardasi fisik akibat malnutrisi
E46 PEM yang tidak dijelaskan
Malnutrisi NOS, protein-energy imbalance NOS
Defisiensi gizi lainnya (E50-E64)
Kecuali: anemia akibat gizi (D50-D53)
E50 Defisiensi Vitamin A
Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin A (E64.
E50.0Defisiensi vitamin A dengan xerosis konjungtiva
E50.1 Defisiensi vitamin A dengan Bitot's spot dan xerosis konjungtiva
Bitot’s spot pada anak kecil
E50.2 Defisiensi vitamin A dengan xerosis kornea
E50.3 Defisiensi vitamin A dengan ulkus dan xerosis kornea
E50.4 Defisiensi vitamin A dengan keratomalasia
E50.5 Defisiensi vitamin A dengan rabun senja
E50.6 Defisiensi vitamin A dengan parut xerophthalmia kornea
E50.7 Manifestasi defisiensi vitamin A lainnya pada mata
Xerophthalmia NOS
E50.8 Manifestasi lain defisiensi vitamin A
Keratosis folikularis, xeroderma, akibat defisiensi vitamin A (L86*)
E50.9 Defisiensi vitamin A, tidak dijelaskan
Hipovitaminosis A NOS
E51 Defisiensi Thiamine (Vitamin B1)
Kecuali: Sekuela deficiensi thiamine (E64.8)
E51.1 Beriberi
Beri-beri kering, beri-beri basah† (I98.8*)
E51.2 Wernicke's encephalopathy
E51.8 Manifestasi lain defisiensi thiamin
E51.9 Defisiensi tiamin, tidak dijelaskan
E52 Defisiensi Niacin [pellagra]
Defisiensi niasin (-tryptophan), defisiensi nikotinamida, Pellagra (alkoholik)

Apikes Iris, Padang 10


11

Kecuali: Sekuela defisiensi niacin (E64.8)


E53 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya
Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin B (E64.8), anemia karena defisiensi vitamin B12
(D51.-)
E53.0 Defisiensi riboflavin (vitamin B2)
Ariboflavinosis
E53.1 Defisiensi pyridoxine (vitamin B6)
E53.8 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya
Defisiensi: biotin, sianokobalamin (B12), folic acid, panthotenic acid
E53.9 Defisiensi vitamin B, tak dijelaskan
E54 Defisiensi ascorbic acid
Defisiensi vitamin C, scurvy
Kecuali: anemia skorbut (D53.2), sekuela defisiensi vitamin C (E64.2)

E55 Defisiensi vitamin D


Kecuali: sekuela rickets (E64.3), osteoporosis (M80-M81), osteomalacia dewasa(M83.-)
E55.0 Rickets, aktif
Osteomalasia: bayi, remaja (juvenile)
Kecuali: rickets: inaktif (E64.3), resisten terhadap vitamin D (E83.3),
Crohn’s (K50.-), coeliaca (K90.0), renal (N25.0),
E55.9 Defisiensi vitamin D, tidak dijelaskan
Avitaminosis D
E56 Other vitamin deficiencies
Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin lain (E64.8)
E56.0 Defisiensi vitamin E
E56.1 Defisiensi vitamin K
Kecuali: defisiensi faktor pembekuan karena defisiensi. vitamin K (D68.4)
defisiensi vitamin K bayi (P53)
E56.8 Defisiensi vitamin lain
E56.9 Defisiensi vitamin, tidak dijelaskan
E58 Defisiensi kalsium (Ca) makanan
Kecuali: kelainan metabolisme kalsium (E83.5), sequelae defisiensi kalsium deficiency
(E64.8)
E59 Defisiensi selenium (Se) makanan
Penyakit Keshan
Kecuali: sequelae defisiensi selenium (E64.8)
E60 Defisiensi seng (Zn) diet
E61 Defisiensi elemen diet lainnya
Gunakan kode penyebab eksternal kapan perlu
Kecuali: kelainan tiroid akibat deifisiensi iodin (E00-E02), sekuela malnutrisi dan
defisiensi gizi lainnya (E64.-), kelainan metabolisme mineral (E83.-)
E61.0 Defisiensi Copper (Cu)
E61.1 Defisiensi Iron (Fe)
Kecuali: anemia deifisiensi besi (D50.-)
E61.2 Defisiensi Magnesium (Mg)
E61.3 Defisiensi Manganese (Mn)
E61.4 Defisiensi Chromium (Cr)
E61.5 Defisiensi Molybdenum (Mo)

Apikes Iris, Padang 11


12

E61.6 Defisiensi Vanadium


E61.7 Defisiensi ganda elemen makanan
E61.8 Defisiensi elemen makanan lain yang dijelaskan
E61.9 Defisiensi elemen makanan, tidak dijelaskan
E63 Defisiensi gizi lainnya
Kecuali:sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-), dehidrasi (E86)
masalah pemberian makanan bayi baru lahir (P92.-), gagal bertumbuh (R62.8)
E63.0 Defisiensi asam lemak esensial (essential fatty acid [EFA])
E63.1 Ketidakseimbangan konstituen makanan
E63.8 Defisiensi gizi lain yang dinyatakan
E63.9 Defisiensi gizi, tidak dijelaskan
Kardiomiopati gizi NOS † (I43.2*)

E64 Sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya


E64.0 Sequelae malnutrisi protein-energy
Kecuali: perkembangan terhalang setelah PEM (E45)
E64.1 Sequelae defisiensi vitamin A
E64.2 Sequelae defisiensi vitamin C
E64.3 Sequelae rickets
E64.8 Sequelae defisiensi gizi lain
E64.9 Sequelae defisiensi gizi, tidak dijelaskan
Obesitas dan makan berlebihan (hyperalimentasi) lainnya (E65-E68)
E65 Localized adiposity
Fat pad – penebalan lemak
E66 Obesity
Kecuali:adiposogenital dystrophy (E23.6), sindroma Prader-Willi (Q87.1)
lipomatosis: NOS (E88.2), dolorosa [Dercum] (E88.2)
E66.0 Obesitas akibat kelebihan kalori
E66.1 Obesitas akibat obat
E66.2 Obesitas ekstrim dengan hipoventilasi alveoli
E66.8 Obesitas lain
E66.9 Obesity, tidak dijelaskan
E67 Hiperalimentasi lain
Kecuali:sekuel hiperalimentasi (E68), hiperalimentasi NOS (R63.2)
E67.0 Hipervitaminosis A
E67.1 Hipercarotenaemia
E67.2 Megavitamin-B6 syndrome
E67.3 Hipervitaminosis D
E67.8 Other specified hyperalimentation
E68 Sekuel hiperalimentasi
Kelainan Metabolik (E70-E90)
Kecuali:Anaemia haemolitika kelainan enzim (D55.-), defisiensi 5-α-reductase (E29.1)
Hiperplasia adrenal kongenital (E25.0), sindroma resistensi androgen (E34.5)
Sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6), sindroma Marfan (Q87.4).
E70 Kelainan metabolisme asam amino aromatik
E70.0 Phenylketonuria klasik
E70.1 Hiperphenilalaninaemias lain
E70.2 Kelainan metabolisme tirosin

Apikes Iris, Padang 12


13

Alkaptonuria, hipertirosinemia, ochronosis, tirosinemia, tirosinosis


E70.3 Albinism
Albinisme okuler, okulo-kutaneus
Sindroma: Chediaki (-Steinbrinck)-Higashi; Cross; Hermansky-Pudlak
E70.8 Kelainan lain metabolisme asam amino aromatik
Kelainan metabolisme histidin, triptophan
E70.9 Kelainan metabolisme asam amino aromatik, tidak dijelaskan

E71 Kelainan metabolisme asam amino bercabang dan asam lemak


E71.0 Penyakit maple-syrup-urine
E71.1 Kelainan lain metabolisme asam amino bercabang
Hiperleusin-isoleusinemia, hipervalinemia;
Asidemia: isovalerat, metilmalonat, propionat
E71.2 Kelainan metabolisme asam amino, tidak dijelaskan
E71.3 Kelainan metabolisme asam lemak
Adrenoleuko-displasia (Addison-Schilder), defisiensi carnitine palmityltransferase
Kecuali: penyakit Refsum (G60.1), Schilder (G37.0), Zelwegger (Q87.8)
E72 Kelainan lain metabolisme asam amino
Kecuali:Gout (M10.-), penemuan abnormal tanpa manifestasi penyakit (R70-R89)
Kelainan metabolisme: asam amino aromatik (E70.-), asam amino bercabang
(E71.0-E71.2), asam lemak (E71.3), purin dan pirimidin (E79.-)
E72.0 Kelainan transport asam amino
Cystonosis, cystinuria,
Sindroma Fanconi (-de Toni) (-Debrē), sindroma Lowe, penyakit Hartnup
Kecuali: kelainan metabolisme triptophan (E70.8)
E72.1 Kelainan metabolisme asam amino yang mengandung sulfur
Cystathioninuria, homocystinuria, methioninemia, defisiensi sulfite oxidase
Kecuali: defisiensi transkobalamin II (D51.2)
E72.2 Kelainan metabolisme siklus urea
Argininemia, citrullinemia, hiperammonemia, asiduria arginosuksinat
Kecuali: kelainan metabolisme ornitin (E72.4)
E72.3 Kelainan metabolisme lysine dan hydroxylysine
Asiduria glutarat, hidroksilisinemia, hiperlisinemia
E72.4 Kelainan metabolisme ornithine
Ornithinemia (type I, type II)
E72.5 Kelainan metabolisme glycine
Hiperhidroksiprolinemia, hiperprolinemia (type-type I, II)
Non-ketotic hiperglisinemia, sarkosinemia
E72.8 Kelainan metabolisme asam amino lain yang dijelaskan
Kelainan metabolisme: asam amino β, siklus γ-glutamyl
E72.9 Kelainan metabolisme asam amino, tak dijelaskan
E73 Intoleransi laktosa
E73.0 Defisiensi laktase kongenital
E73.1 Defisiensi laktase sekunder
E73.8 Intoleransi laktosa lainnya
E73.9 Intoleransi laktosa, tidak dijelaskan
E74 Kelainan lain metabolisme karbohidrat
Kecuali:Peningkatan sekresi glukagon (E16.3), diabetes mellitus (E10-E14)
Hipoglikemia NOS (E16.2), mucopolisakharidosis (E76.0-E76.3)

Apikes Iris, Padang 13


14

E74.0 Glycogen storage disease


Glikogenosis jantung, defisiensi fosforilasi hati
Penyakit: Andersen, Cori, Forbes, Hers, McArdle, Pompe, Tauri, von Gierke
E74.1 Kelainan metabolisme fruktosa
Fruktosuria esensial, defisiensi fruktosa 1,6 difosfatase, intoleransi fruktosa
herediter
E74.2 Kelainan metabolisme galaktosa
Defisiensi galaktokinase, galaktosemia

E74.3 Kelainan lain penyerapan karbohidrat di usus


Malabsorbsi glukosa-galaktosa, defisiensi sukrosa
Kecuali: intoleransi laktosa (E73.-)
E74.4 Kelainan metabolisme piruvate dan glukoneogenesis
Defisiensi: phosphoenolpyruvate carboxykinase,
pyruvate carboxylase, pyruvate dehydrogenase
Kecuali: dengan anemia (D55.-)
E74.8 Kelainan lain metabolisme karbohidrat yang dijelaskan
Pentosuria essensial, oxalosis, oxaluria, glikosuria ginjal
E74.9 Kelainan metabolisme karbohidrat, tidak dijelaskan
E75 Kelainan metabolisme sphingolipid dan penyimpanan lipid lainnya
Kecuali:Mucolipidosis, type-type I-III (E77.0-E77.1), penyakit Refsum (G60.1)
E75.0 GM2 gangliosidosis
Penyakit: Sandhoff, Tay-Sachs
GM2 gangliosidosis: NOS, dewasa, remaja (juvenile)
E75.1 Gangliosidosis lain
Mukolipidosis IV
Gangliosidosis: NOS, GM1, GM3;
E75.2 Sphingolipidosis lain
Penyakit: Fabry (-Anderson), Gaucher, Krabbe, Niemann-Pick
Sindroma Farber, leukodistrofi metakromatik, defisiensi sulfatase
Kecuali: adrenoleukodistrofi [Addison-Schilder] (E71.3)
E75.3 Sphingolipidosis, tidak dijelaskan
E75.4 Ceroid lipofusinosis neuronal
Penyakit: Batten, Bielschowsky-Jansky, Kufs, Spielmeyer-Vogt
E75.5 Kelainan lain penyimpanan lipid
Kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-Epstein], penyakit Wolman
E75.6 Lipid storage disorder, tidak dijelaskan
E76 Kelainan metabolisme glycosaminoglycan
E76.0 Mukopolisakharidosis, type I
Sindroma Hurler, Hurler-Scheie, Scheie
E76.1 Mukopolisakharidosis, type II
Sindroma Hunter
E76.2 Mukopolisakharidosis lain
Defisiensi β-glukoronidase
Mukopolisakharidosis type III, IV, V, VI
Sindroma: Maroteaux-Lamy (ringan)(berat), Morquio (mirip-)(klasik),
Sanfilipo (type B) (type C) (type D)
E76.3 Mukopolisakharidosis, tidak dijelaskan
E76.8 Kelainan lain metabolisme glucosaminoglycan

Apikes Iris, Padang 14


15

E76.9 Kelainan metabolisme glucosaminoglycan, tidak dijelaskan


E77 Kelainan metabolisme glycoprotein
E77.0 Cacad dalam modifikasi enzim lisosom pasca-translasi
Mukolipidosis II (penyakit I-cell), mokulipidosis III (polidistrofi pseudo-Hurler)
E77.1 Cacad dalam degradasi glycoprotein
Aspartylglukosaminuria, fukosisdosis, mannosidosis, sialidosis (mokulipidosis I)
E77.8 Kelainan lain metabolisme glycoprotein
E77.9 Kelainan of glycoprotein metabolism, tidak dijelaskan

E78 Kelainan metabolisme lipoprotein dan lipidaemia lainnya


Kecuali: Sphingolipidosis (E75.0-E75.3)
E78.0 Hiperkholesterolaemia murni
Hiperkholesterolemia keturunan, hiperlipidemia group A, hiperbetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia: Frederickson IIa, jenis low-density-lipoprotein [LDL]
E78.1 Hipergliseridaemia murni
Hipergliseridaemia endogen, hiperlipidemia group B, hiperprebetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia: Frederickson IV, jenis very-low-density-lipoprotein [VLDL]
E78.2 Hiperlipidaemia campuran
Broad- atau floating betalipoproteinemia, hiperlipidemia group C
Hiperbetalipoproteinemia dengan prebetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia Frederickson IIb atau III
Xanthoma tubo-eruptif, xanthoma tuberosum
Kecuali: kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-Epstein] (E75.5)
E78.3 Hiperchylomicronaemia
Hiperlipoproteinemia Frederickson, type I atu V, hiperlipidemia group D
Hipergliseridemia campuran
E78.4 Hiperlipidaemia lain
Hiperlipidemia gabungan keturunan
E78.5 Hiperlipidaemia, tidak dijelaskan
E78.6 Defisiensi lipoprotein
Abetalipoproteinaemia, defisiensi high-density lipoprotein [HDL]
Hipoalfalipoproteinaemia, hipobetalipoproteinaemia (keturunan)
Defisiensi lecithin cholesterol acyltransferase, penyakit Tangier
E78.8 Kelainan lain metabolisme lipoprotein
E78.9 Kelainan metabolisme lipoprotein, tidak dijelaskan
E79 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine
Kecuali:Orotaciduric anaemia (D53.0), kelainan imunodefisiensi gabungan (D81.-)
Gout (M10.-), batu ginjal (N20.0), xeroderma pigmentosum (Q82.1)
E79.0 Hyperuricaemia tanpa tanda-tanda radang arthritis dan penyakit tophi
Hiperurikemia asimptomatik
E79.1 Lesch-Nyhan syndrome
E79.8 Kelainan lain metabolisme purine dan pyrimidine
Xanthinuria herediter
E79.9 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine, tidak dijelaskan
E80 Kelainan metabolisme porphyrin dan bilirubin
Termasuk: Cacad katalase dan peroxidase
E80.0 Porphyria eritropoietik herediter
Porphyria eritropoietik kongenital, protoporphyria eritropoietik
E80.1 Porphyria cutanea tarda

Apikes Iris, Padang 15


16

E80.2 Porphyria lain


Coproporphyria herediter; porphyria: NOS, intermitten akut (hepatika)
E80.3 Cacad katalase dan peroxidase
Acatalasia [Takahara]
E80.4 Sindroma Gilbert
E80.5 Sindroma Crigler-Najjar
E80.6 Kelainan lain metabolisme bilirubin
Sindroma Dublin-Johnson, sindroma Rotor
E80.7 Kelainan metabolisme bilirubin, tidak dijelaskan
E83 Kelainan metabolisme mineral
Kecuali: Kelainan parathyroid (E20-E21), defisiensi mineral makanan (E58-E61)
Deficiensi vitamin D (E55.-)
E83.0 Kelainan metabolisme tembaga [copper]
Penyakit: Menkes (rambut patah) (rambut kaku seperti baja – steely), Wilson
E83.1 Kelainan metabolisme besi [iron]
Hemokromatosis
Kecuali: anemia defisiensi besi (D50.-), anemia siderosis (D64.0-D64.3)
E83.2 Kelainan metabolisme seng [zinc]
Acrodermatitis enteropatika
E83.3 Kelainan metabolisme phosphor
Defisiensi acid phosphatase, hipofosfatemia keturunan, hipofosfatasia
Osteomalasia atau rickets akibat resistensi vitamin D
Kecuali: osteoporosis (M80-M81), osteomalasia dewasa (M83.-)
E83.4 Kelainan metabolisme magnesium
Hipermagenemia, hipomagnesemia
E83.5 Kelainan metabolisme calcium
Hiperkalsemia hipokalsiuria keturunan, hiperkalsiuria idiopatik
Kecuali: hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3), chondrocalcinosis (M11.1-M11.2)
E83.8 Kelainan lainmetabolisme mineral
E83.9 Kelainan metabolisme mineral, tidak dijelaskan
E84 Cystic fibrosis
Termasuk: mucoviscidosis
E84.0 Cystic fibrosis dengan manifestasi paru-paru
E84.1 Cystic fibrosis dengan manifestasi usus
Ileus mekonium† (P75*)
E84.8 Cystic fibrosis dengan manifestasi lain
Cystic fibrosis dengan manifestasi gabungan
E84.9 Cystic fibrosis, tak dijelaskan
E85 Amyloidosis
Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-)
E85.0 Heredofamilial amyloidosis, jenis non-neuropathic
Demam Mediterran keturunan, nefropati amiloid keturunan
E85.1 Heredofamilial amyloidosis, jenis neuropathic
Polineuropati amiloid (Portuguese)
E85.2 Heredofamilial amyloidosis, tidak dijelaskan
E85.3 Systemic amyloidosis sekunder
Amiloidosis yang berhubungan dengan hemodialisis
E85.4 Organ-limited amyloidosis
Amiloidosis lokal

Apikes Iris, Padang 16


17

E85.8 Amyloidosis lainnya


E85.9 Amyloidosis, tidak dijelaskan
E86 Volume depletion – kehabisan cairan
Dehidrasi, kehabisan cairan plasma atau ekstraseluler, hipovolemia
Kecuali: dehidrasi pada bayi baru lahir (P74)
syok hipovolemia: NOS (R57.1), trauma (T79.4), pascabedah (T81.1)
E87 Kelainan lain keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa
E87.0 Hyperosmolality dan hypernatraemia
Peningkatan atau kelebihan sodium [Na]
E87.1 Hypo-osmolality dan hyponatraemia
Defisiensi sodium [Na]
Kecuali: sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya (E22.2)
E87.2 Asidosis
Asidosis: NOS, laktat, metabolik, respiratorik
Kecuali: DM (E10-E14 dengan karakter keempat .1)
E87.3 Alkalosis
Alkalosis: NOS, metabolik, respiratorik
E87.4 Kelainan campuran keseimbangan asam-basa
E87.5 Hyperkalaemia
Kelebihan kadar potassium [K]
E87.6 Hypokalaemia
Kekurangan kadar potassium [K]
E87.7 Fluid overload
Kecuali: edema (R80.-)
E87.8 Kelainan lain keseimbangan elektrolit dan cairan, not elsewhere classified
Ketidak seimbangan elektrolit, hiperkhloremia, hipokhloremia
E88 Kelainan metabolik lain
Kecuali: Histiositosis X (chronic) (D76.0)
E88.0 Kelainan metabolisme protein plasma, not elsewhere classified
Defisiensi α-1-antitripsin, bisalbuminemia
Kecuali: kelainan metabolisme lipoprotein (E78.-), gammopati monoklonal (D47.2)
hipergammaglonbulinemia (D89.0), makroglobulinemia Waldenström
(C88)
E88.1 Lipodystrophy, not elsewhere classified
Lipodistrofi NOS
Kecuali: penyakit Whipple (K90.8)
E88.2 Lipomatosis, not elsewhere classified
Lipomatosis: NOS, dolorosa
E88.8 Kelainan metabolisme lain yang dijelaskan
Adenolipomatosis Launois-Bensaude, trimethylaminuria
E88.9 Kelainan metabolisme, tidak dijelaskan
E89 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, not elsewhere classified
E89.0 Hipotiroidisme pasca-prosedur
Hipotiroidisem pasca-radiasi, hipotiroidisme pasca-bedah
E89.1 Hipoinsulinaemia pasca-prosedur
Hiperglikemia pasca-pankreatektomi, hipoinsulinesmia pasca-bedah
E89.2 Hipoparatiroidisme pasca-prosedur
Tetani paratiroprival
E89.3 Hipopituitarisme pasca-prosedur

Apikes Iris, Padang 17


18

Hipopituitarisme pasca-radiasi
E89.4 Kegagalan ovarium pasca-prosedur
E89.5 Hipofungsi testis pasca-prosedur
E89.6 Hipofungsi korteks (-medulla) adrenal pasca-prosedur
E89.8 Kelainan lain endokrin dan metabolik pasca-prosedur
E89.9 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, tidak dijelaskan
E90* Kelainan-kelainan gizi dan metabolik pada penyakit yang diklasifikasi di tempat
lain

Catatan khusus Bab III:


Kondisi tertentu yang bisa diklasifikasikan ke dalam Bab ini bisa disebabkan oleh obat
atau penyebab eksternal lain. Kode dari Bab XX bisa digunakan sebagai
kode tambahan.
Contoh 11
Kondisi utama : Anemia defisiensi folat akibat trimethoprim.
Kondisi lain :-
Kode : Anemia defisiensi folat akibat obat (D52.1). Sebagai kode tambahan bisa dipakai
Y41.2 (Obat antimalaria dan antiprotozoa darah lainnya, menyebabkan
efek samping dalam penggunaan terapi).

Catatan khusus Bab IV


Kondisi tertentu yang dapat diklasifikasikan pada Bab ini bisa disebabkan oleh obat-obatan
atau penyebab luar. Kode dari Bab XX bisa digunakan sebagai kode
tambahan.
(1) E10-E14. Diabetes Mellitus
Pemilihan subkategori yang tepat dari daftar yang berlaku bagi seluruh kategori ini
didasarkan pada ‘KU’ yang tercatat. Subkategori “.7” hanya digunakan
sebagai ‘KU’ kalau berbagai komplikasi diabetes dicatat sebagai ‘KU’
tanpa mengutamakan salah satu di antaranya. Untuk masing-masing
komplikasi bisa diberikan kode tambahan.
Contoh 12
Kondisi utama : Kegagalan ginjal akibat glomerulonefrosis diabetes.
Kode : DM, tidak dijelaskan, dengan komplikasi ginjal (E14.2† dan N08.3 *).
Contoh 13
Kondisi utama : Diabetes tergantung insulin dengan nefropati, gangren, dan katarak.
Kondisi lain :-
Kode : IDDM dengan komplikasi ganda (E10.7). Kode tambahan E10.2† dan N08.3*
(IDDM dengan nefropati), E10.5 (IDDM dengan komplikasi sirkulasi
perifer), dan E10.3† dan H28.0* (IDDM dengan katarak) bisa diberi untuk
identifikasi masing-masing komplikasi
(2) E34.0 Sindroma karsinoid
Kode ini tidak dipakai untuk ‘KU’ kalau tumor karsinoid tercatat, kecuali kalau episode
perawatan adalah untuk sindroma itu sendiri. Pada pengkodean tumor ini,
E34.0 bisa digunakan sebagai kode tambahan untuk identifikasi aktifitas
fungsional.
(3) E64.- Sekuel malnutrisi dan defisiensi gizi lain
E68 Sekuel hiperalimentasi

Apikes Iris, Padang 18


19

Kode-kode ini tidak untuk kode pilihan ‘KU’ kalau sifat kondisi sisa ini tercatat. Pada saat
mengkode kondisi sisa ini, E64.- atau E68 bisa digunakan sebagai kode
tambahan.

Apikes Iris, Padang 19


Look up delusions in the Index (Volume 3, page 149).
Delusions - see Disorder, delusional.
Disorder
- delusional -> F22.0

20.Psychogenic syncope
LOOK UP SYNCOPE IN THE INDEX (VOLUME 3, PAGE 518).
MENTAL AND BEHAVIOURAL DISORDERS
This chapter deals with mental and behavioural disorders of all origins.
IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER
Categories range from F00 to F99.
Of the 100 available categories, 78 have been allocated.
The chapter is divided into 11 blocks.
There are 2 asterisk categories, relating to dementia in Alzheimer’s disease and in
other diseases classified elsewhere.
Each category is prefaced by a comprehensive description of the disorders included
therein.
There is emphasis on behavioural disorders as well as mental disorders.
Block F00-F09 covers organic mental disorder. That is, those disorders resulting
from a physical cause(e.g. dementia in Alzheimers disease).
Block F10-F19 covers disorders due to the use of psychoactive or other substances.
The third character indicates the substance involved and the fourth character indicates the
clinical state.
Example:
F12.2

Indicates that Indicates that the patient is


the substance clinically dependent on
involved is the drug
a cannabinoid

CODING EXERCISES
1. Trichotillomania
2. Psychogenic impotence
3. Korsakov's psychosis
4. Alzheimer's disease with dementia, 72 years old
5. Huntington's disease with dementia
6. Dyslexia - identified by school teacher (grade 3)
7. Flashbacks and episodes of bizarre behaviour akibat penggunaan obat LSD
(lysergic acid diethylamide), terakhir digunakan 25 tahun yll.
8. Panic attack
9. Bipolar disorder, severely depressed but not psychotic

Apikes Iris, Padang


10. Paranoid schizophrenia
11. Anxiety state
12. Dementia (without organic cause) in HIV patient
13. Hypomanic episode
14. Dysthymia
15. Mental retardation, with autistic features
16. Acute stress reaction
17. Heroin dependence
18. Acute alcoholic delirium
19. Paranoid delusions
20. Psychogenic syncope

1.Trichotillomania
Look up trichotillomania in the Index (Volume 3, page 541).
Trichotillomania ->F63.3

2.Psychogenic impotence
Look up impotence in the Index (Volume 3, page 287).
Impotence(sexual)(psychogenic) -> F52.2

3.Korsakov's psychosis
Look up psychosis in the Index (Volume 3, page 464).
Psychosis
-Korsakov's(alcoholic) F10.6
If you refer to page 323 of the Tabular List for F10, you will see a note telling you
to look at pages 321-323 for a fourth character subdivision. However when we have
already been given a fourth character by the Index. We should still confirm that the .6 is
the correct code to use. By reading the notes under .6 (Volume 1, page 322) we can see
Korsakov's psychosis listed there. Therefore the correct code is F10.6.

4.Alzheimer's disease with dementia, first identified at age 72 years old


Look up Alzheimer's disease in the Index (Volume 3, page 39).
Alzheimer's disease or sclerosis
-dementia in G30.9† F00.9*
If you refer to the F00 category on page 312-313 of the Tabular List you will note
that F00.1 refers to late onset (meaning people over 65 years old). The age at onset for this
patient was 72 years, so we should use the F00.1* code. In parentheses after the code is the
asterisk code that is to be used with F00.1. Therefore our two codes will be G30.1† and
F00.1*

5.Huntington's disease with dementia

Apikes Iris, Padang


Look up Huntington's disease or chorea in the Index (Volume 3, page 270).
Huntington's disease or chorea
- with dementia -> G10† F02.2*

6.Dyslexia - identified by school teacher (grade 3)


Look up dyslexia in the Index (Volume 3, page 193)
Dyslexia
-developmentalF81.0
We use the developmental code because the dyslexia has been identified by the
school teacher, therefore can be considered to have occurred during childhood
development.

7.Flashbacks and episodes of bizarre behaviour secondary to use of the drug LSD (lysergic
acid diethylamide), last used 25 years ago.
Firstly we need to determine what type of substance the LSD is. We can find LSD
in the Table of Drugs and Chemicals (Section III) of the Index (Volume 3, page 693). The
table sends us to T40 in the Tabular List (Volume 1, page 972). We can see from the codes
listed that LSD is an hallucinogen.
Look up Flashbacks in the Index, page 232.
Flashbacks (residual to alcohol or drug use) - code to F10 - F19 with a fourth
character of .7
If we refer to the F10-F19 section in the Tabular List (Volume 1) we will find a
code that refers to Mental and behavioural disorders due to the use of hallucinogens, F16.
A note under F16 states to look at pages 321-323 for fourth character subdivisions.
However the Index has already indicated that for flashbacks we should use .7 as our fourth
character. We should refer to .7 to determine if it is the correct character to use.
Flashbacks are included in the description for use of this fourth digit. The correct code to
use is therefore F16.7.
If you are multiple coding, then you should identify the type of drug using the
Table of drugs and chemicals, page 693. We need a code from Chapter XX which is listed
in column 4, undetermined intent, Y12.9, with an activity code of 9, giving us Y12.99.
The reason for selecting ‘undetermined intent’ is that we are not told whether the patient
deliberately took the LSD, if it was forcibly ingested or if it was an accident. We cannot
make any assumptions about what happened.

8.Panic attack
Look up Panic in the Index, (Volume 3, page 425).
Panic(attack)(state) -> F41.0

9.Bipolar affective disorder, currently severely depressed but not psychotic


Look up disorder in the Index (Volume 3, page 174).
Disorder
-bipolar F31.9
Refer to page 335 of the Tabular List (Volume 1) for F31.9. F31.9 is unspecified
bipolar affective disorder. We now know that bipolar disorder and bipolar affective

Apikes Iris, Padang


disorder are the same. Therefore we can look in the F31 category to see if we can find a
more specific code as we has been told that this person is severely depressed but not
psychotic. The correct code is F31.4.

10.Paranoid schizophrenia
Look up schizophrenia in the Index (Volume 3, page 487).
Schizophrenia
-paranoid (type) -> F20.0

11.Anxiety state
Look up anxiety in the Index (Volume 3, page 54).
Anxiety
-state -> F41.1

12.Dementia (without organic cause) in HIV patient


Look up Dementia in the Index (Volume 3, page 149).
Dementia
-in (due to)
- - human immunodeficiency virus (HIV) disease -> B22.0† F02.4*

13.Hypomanic episode
Look up hypomania in the Index (Volume 3, page 280).
Hypomania, hypomanic reaction -> F30.0

14.Dysthymia
Look up Dysthymia in the Index (Volume 3, page 194).
Dysthymia -> F34.1

15.Mental retardation with autistic features


Look up retardation in the Index (Volume 3, page 476).
Retardation
- mental
- - with autistic features -> F84.1

16.Acute stress reaction


Look up reaction in the Index (Volume 3, page 473).
Reaction
- stress
- - acute -> F43.0

17.Heroin dependence
Look up dependence in the Index (Volume 3, page 150).
Dependence
- due to
- - heroin -> F11.2

Apikes Iris, Padang


18.Acute alcohol delirium
Look up delirium in the Index (Volume 3, page 144).
Delirium
- alcohol(acute) -> F10.4

19.Paranoid delusions

Syncope
- psychogenic -> F48.8

Apikes Iris, Padang


PENYAKIT-PENYAKIT
SISTEM PERSYARAFAN (G00-G99)
G00 Meningitis bakteri, not elsewhere classified
G00.0 Meningitis haemophilus
G00.1 Meningitis pneumokokus
G00.2 Meningitis streptokokus
G00.3 Meningitis stafilokokus
G00.8 Meningitis bakteri lain
G00.9 Meningitis bakteri, tak dijelaskan

G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.


G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.
G02.0* Meningitis pada penyakit virus c. e.
G02.1* Meningitis pada mikosis
G02.8* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.

G03 Meningitis akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan
G03.0 Meningitis nonpyogenik
G03.1 Meningitis kronis
G03.2 Meningitis berulang jinak [Mollaret]
G03.8 Meningitis akibat penyebab lain yang dijelaskan
G03.9 Meningitis, tidak dijelaskan

G04 Ensefalitis, myelitis dan ensefalomyelitis


G04.0 Ensefalitis disseminata akut
G04.1 Paraplegia spastik tropis
G04.2 Meningoensefalitis dan meningomielitis bakteri, NEC
G04.8 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis lainnya
G04.9 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis, tidak dijelaskan

G05* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit c. e.


G05.0* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit bakteri c.e.
G05.1* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit virus c.e.
G05.2* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit infeksi dan parasit lain,
c.e.
G05.8* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit lain c.e.

G06 Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal


G06.0 Abses dan granuloma intrakranium
G06.1 Abses dan granuloma intraspinal
G06.2 Abses ekstradura dan subdura, tidak dijelaskan

G07* Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal pada penyakit c.e.

G08 Phlebitis dan thrombophlebitis intrakranium dan intraspinal

G09 Sequelae penyakit peradangan sistem syaraf pusat (SSP)

G10 Penyakit Huntington


G11 Ataxia herediter
G11.0 Ataxia nonprogresif kongenital
G11.1 Ataxia serebellum onset-dini
G11.2 Ataxia serebellum onset-lanjut
G11.3 Ataxia serebellum dengan DNA yang diperbaiki dengan tidak sempurna
G11.4 Paraplegia spastik herediter
G11.8 Ataxia herediter lain
G11.9 Ataxia herediter, tidak dijelaskan

G12 Atrofi otot spinalis dan sindroma terkait


G12.0 Atrofi otot spinalis infantil, type I [Werdnig-Hoffman]
G12.1 Atrofi otot spinalis keturunan lainnya
G12.2 Penyakit neuron motoris
G12.8 Atrofi otot spinalis lain dan sindroma yang terkait
G12.9 Atrofi otot spinalis, tidak dijelaskan

G13* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit c.e.
G13.0* Neuromiopati dan neuropati paraneoplastik
G13.1* Atrofi sistemik lain yang terutama mengganggu SSP pada penyakit neoplasma
G13.2* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada myxoedema (E00.1†,
E03.- †)
G13.8* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit lain c.e.

G20 Penyakit Parkinson

G21 Parkinsonisme sekunder


G21.0 Sindroma neuroleptik berat
G21.1 Parkinsonisme sekunder akibat obat lainnya
G21.2 Parkinsonisme sekunder akibat agen eksternal lain
G21.3 Parkinsonisme pasca-ensefalitis
G21.8 Parkinsonisme sekunder lain
G21.9 Parkinsonisme sekunder, tidak dijelaskan

G22* Parkinsonisme pada penyakit c.e.

G23 Penyakit degeneratif basal ganglia lain


G23.1 Ophthalmoplegia supranuklir progresif [Steele-Richardson-Olszewski]
G23.2 Degenerasi striato-nigra
G23.8 Penyakit degeneratif basal ganglia lain yang dijelaskan
G23.9 Penyakit degeneratif basal ganglia, tidak dijelaskan

G24 Dystonia
G24.0 Dystonia akibat obat
G24.1 Idiopathic familial dystonia
G24.2 Idiopathic nonfamilial dystonia
G24.3 Spasmodic torticollis – leher kaku dan posisi kepala tak normal
G24.4 Idiopathic orofacial dystonia
G24.5 Blepharospasm

Apikes Iris, Padang


G24.8 Dystonia lain
G24.9 Dystonia, tidak dijelaskan

G25 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lainnya


G25.0 Essential tremor
G25.1 Tremor akibat obat
G25.2 Bentuk tremor lain yang dijelaskan
G25.3 Myoclonus – [kontraksi sangat cepat satu atau sekelompok otot]
G25.4 Chorea akibat obat
G25.5 Chorea
G25.6 Tic akibat obat dan tic lain dengan asal-usul organic
G25.8 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lain yang dijelaskan
G25.9 Kelainan extrapyramid dan pergerakan, tidak dijelaskan

G26* Kelainan extrapyramid dan pergerakan pada penyakit c.e.

G30 Penyakit Alzheimer


G30.0 Penyakit Alzheimer dengan onset dini – onset biasanya sebelum usia 65
G30.1 Penyakit Alzheimer dengan onset lanjut – onset biasanya sesudah usia 65
G30.8 Penyakit Alzheimer lainnya
G30.9 Penyakit Alzheimer, tidak dijelaskan

G31 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf, NEC


G31.0 Atrofi otak dengan batas tegas
G31.1 Degenerasi senilis otak, not elsewhere classified
G31.2 Degenerasi sistem syaraf akibat alkohol
G31.8 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan
G31.9 Penyakit degeneratif sistem syaraf, tidak dijelaskan

G32* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e.


G32.0* Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada penyakit c.e.
G32.8* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan pada penyakit c.e.

G35 Multiple sclerosis

G36 Demielinasi luas akut lainnya


G36.0 Neuromyelitis optikus [Devic]
G36.1 Leukoensefalitis hemoragika akut dan subakut [Hurst]
G36.8 Demielinasi luas akut lainnya yang dijelaskan
G36.9 Demielinasi luas akut, tidak dijelaskan

G37 Penyakit-penyakit demielinasi lain pada SSP


G37.0 Diffuse sclerosis
G37.1 Demielinasi sentral pada corpus callosum
G37.2 Mielinolisis sentral pada pons
G37.3 Mielitis transversa akut pada penyakit demielinasi SSP
G37.4 Mielitis nekrotikans subakut
G37.5 Sklerosis konsentrik [Balό]
G37.8 Penyakit demielinasi lain SSP yang dijelaskan

Apikes Iris, Padang


G37.9 Penyakit demielinasi SSP, tidak dijelaskan

G40 Epilepsy
G40.0 Epilepsi idiopatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi
G40.1 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi dan
sindroma epilepsi dengan kejang parsial sederhana
G40.2 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial kompleks
G40.3 Epilepsi idiopatik umum dan sindroma epilepsi
G40.4 Epilepsi umum dan sindroma epilepsi lainnya
G40.5 Sindroma epilepsi khusus
G40.6 Kejang grand mal, tidak dijelaskan (dengan atau tanpa petit mal)
G40.7 Petit mal, tidak dijelaskan, tanpa kejang grand mal
G40.8 Epilepsi lain
G40.9 Epilepsy, tidak dijelaskan

G41 Status epilepticus


G41.0 Status epileptik grand mal
G41.1 Status epileptik petit mal
G41.2 Status epileptik parsial kompleks
G41.8 Status epileptik lainnya
G41.9 Status epileptik, tidak dijelaskan

G43 Migraine
G43.0 Migrain tanpa aura [common migraine]
G43.1 Migrain dengan aura [classical migraine]
G43.2 Status migrain
G43.3 Migrain dengan komplikasi
G43.8 Migrain lain
G43.9 Migraine, tidak dijelaskan

G44 Sindroma sakit kepala lainnya


G44.0 Cluster syndrome – pada tempat tertentu
G44.1 Sakit kepala vaskuler, not elsewhere classified
G44.2 Sakit kepala jenis tension
G44.3 Sakit kepala kronis pasca trauma
G44.4 Sakit kepala akibat obat, not elsewhere classified
G44.8 Sindroma sakit kepala lain yang dijelaskan

G45 Transient cerebral ischaemic attacks (TIAs) dan sindroma yang terkait
G45.0 Sindroma arteri Vertebro-basilaris
G45.1 Sindroma arteri Carotid (hemisferik)
G45.2 Sindroma arteri preserebralis ganda dan bilateral
G45.3 Amaurosis fugax [buta sementara pada satu mata, akibat gangguan sirkulasi]
G45.4 Amnesia global sementara
G45.8 Serangan iskemia serebri sementara dan sindroma terkait lainnya
G45.9 Serangan iskemia serebri sementara, tidak dijelaskan

G46* Sindroma vaskuler otak pada penyakit serebrovaskuler (I60-I67†)

Apikes Iris, Padang


G46.0* Sindroma arteri serebralis media (I66.0†)
G46.1* Sindroma arteri serebralis anterior (I66.1†)
G46.2* Sindroma arteri serebralis posterior (I66.2†)
G46.3* Sindroma stroke batang otak (I60-I67†)
Sindroma: Benedikt, Claude, Foville, Millard-Gubler, Wallenberg, Weber
G46.4* Sindroma satroke serebellum (I60-I67†)
G46.5* Sindroma lakunaris motorik murni (I60-I67†)
G46.6* Sindroma lakunaris sensorik murni (I60-I67†)
G46.7* Sindroma lakunaris lainnya (I60-I67†)
G46.8* Sindroma vaskuler otak dalam penyakit serebrovaskuler lainnya (I60-I67†)
G47 Kelainan-kelainan tidur
G47.0 Kelainan memulai dan mempertahankan tidur [insomnia]
G47.1 Kelainan mengantuk berlebihan [hypersomnia]
G47.2 Kelainan jadwal tidur-bangun
G47.3 Sleep apnoea – apnoea waktu tidur
G47.4 Narcolepsy dan cataplexy – lumpuh sementara ketika tidur
G47.8 Kelainan tidur lainnya
G47.9 Kelainan tidur, tidak dijelaskan

G50 Kelainan nervus trigeminus (NC V)


G50.0 Trigeminal neuralgia
G50.1 Nyeri muka tidak khas
G50.8 Kelainan lain nervus trigeminus
G50.9 Kelainan nervus trigeminus, tidak dijelaskan

G51 Kelainan nervus Fasialis


G51.0 Bell's palsy
G51.1 Ganglionitis genikulatum
G51.2 Melkersson's syndrome
G51.3 Spasme klonik hemifasialis
G51.4 Myokymia fasialis [myokymia = twitching pada otot tertentu]
G51.8 Kelainan lain n. Fasialis
G51.9 Kelainan n. Fasialis, tidak dijelaskan

G52 Kelainan nervi kraniales lainnya


G52.0 Kelainan n. olfaktorius
G52.1 Kelainan n. glossofaringeus
G52.2 Kelainan n. vagus nerve – NC X
G52.3 Kelainan n. hypoglossal nerve – NC XII
G52.7 Kelainan nn.kraniales ganda
G52.8 Kelainan n. kranialis lain yang dijelaskan
G52.9 Kelainan n. kranialis, tidak dijelaskan

G53* Kelainan n. kranialis pada penyakit yang klasifikasinya di tempat lain


G53.0* Neuralgia pasca-zoster (B02.2†)
G53.1* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit infeksi dan parasit c.e. (A00-
B99†)
G53.2* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada sarcoidosis (D86.8†)
G53.3* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit neoplasma (C00-D48†)

Apikes Iris, Padang


G53.8* Kelainan nn. kraniales lain pada penyakit lain yang klasifikasinya di tempat
lain

G54 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf


G54.0 Kelainan pleksus brakhialis
G54.1 Kelainan pleksus lumbosakralis
G54.2 Kelainan urat servikalis, not elsewhere classified
G54.3 Kelainan urat torakalis, not elsewhere classified
G54.4 Kelainan urat lumbosakralis, not elsewhere classified
G54.5 Amyotrophy neuralgik
G54.6 Phantom limb syndrome dengan nyeri
G54.7 Phantom limb syndrome tanpa nyeri
G54.8 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf lainnya
G54.9 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf, tidak dijelaskan
G55* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c. e.
G55.0* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada neoplasma (C00-D48†)
G55.1* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada kelainan diskus intervertebral (M50-
M51†)
G55.2* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada spondylosis (M47.-†)
G55.3* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada dorsopati lain (M45-M46†, M48.-†,
M53-M54†)
G55.8* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c. e.

G56 Mononeuropati anggota atas.


G56.0 Carpal tunnel syndrome
G56.1 Lesi lain n. medianus
G56.2 Lesi n. ulnaris
G56.3 Lesi n. radialis
G56.4 Causalgia–nyeri lengan bawah karena kerusakan syaraf di atasnya
G56.8 Other mononeuropathies of upper limb
G56.9 Mononeuropati anggota atas, tidak dijelaskan

G57 Mononeuropati anggota bawah


G57.0 Lesi n. iskhiadikus
G57.1 Meralgia paraesthetica
G57.2 Lesi n. femoralis
G57.3 Lesi. n. popliteus lateralis
G57.4 Lesi. n. popliteus medialis
G57.5 Tarsal tunnel syndrome
G57.6 Lesi n. plantaris
G57.8 Mononeuropati anggota bawah lainnya
G57.9 Mononeuropati anggota bawah, tidak dijelaskan

G58 Mononeuropati lainnya


G58.0 Neuropati interkostalis
G58.7 Mononeuritis multiplex
G58.8 Mononeuropati lain yang dijelaskan
G58.9 Mononeuropati, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


G59* Mononeuropati pada penyakit c.e.
G59.0* Mononeuropati diabetikum (E10-E14† , karakter keempat .4)
G59.8* Mononeuropati lain pada penyakit c.e.

G60 Neuropati herediter dan idiopatik


G60.0 Neuropati motorik dan sensorik herediter
G60.1 Penyakit Refsum
G60.2 Neuropati yang berhubungan dengan ataxia herediter
G60.3 Neuropati progresif idiopatik
G60.8 Neuropati herediter dan idiopatik lainnya
G60.9 Neuropati herediter dan idiopatik, tidak dijelaskan

G61 Polineuropati peradangan


G61.0 Guillain-Barré syndrome
G61.1 Neuropati serum
G61.8 Polineuropati peradangan lainnya
G61.9 Polineuropati peradangan, tidak dijelaskan

G62 Polineuropati lainnya


G62.0 Polineuropati akibat obat
G62.1 Polineuropati alkoholik
G62.2 Polineuropati akibat zat toksik lainnya
G62.8 Polineuropati lain yang dijelaskan
G62.9 Polineuropati, tidak dijelaskan

G63* Polineuropati pada penyakit c.e.


G63.0* Polineuropati pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.
G63.1* Polineuropati pada penyakit neoplastik (C00-D48†)
G63.2* Polineuropati diabetikum (E10-E14† , karakter keempat .
G63.3* Polineuropati pada penyakit endokrin dan metabolik lain
G63.4* Polineuropati pada defisiensi gizi (E40-E64†)
G63.5* Polineuropati pada kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M35†)
G63.6* Polineuropati pada kelainan muskuloskeleton lain (M00-M25†, M40-M96†)
G63.8* Polineuropati pada penyakit lain classified elsewhere

G64 Kelainan lain sistem syaraf perifer

G70 Myasthenia gravis dan kelainan mioneural lainnya


G70.0 Myasthenia gravis
G70.1 Kelainan mioneural toksik
G70.2 Myasthenia kongenital dan masa perkembangan
G70.8 Kelainan mioneural lain yang dijelaskan
G70.9 Kelainan mioneural, tidak dijelaskan

G71 Kelainan primer pada otot


G71.0 Muscular dystrophy
G71.1 Myotonic Kelainan-kelainan
G71.2 Miopati kongenital
G71.3 Mitochondrial myopathy, not elsewhere classified

Apikes Iris, Padang


G71.8 Kelainan primer lainnya pada otot
G71.9 Kelainan primer pada otot, tidak dijelaskan

G72 Miopati lainnya


G72.0 Miopati akibat obat
G72.1 Miopati alkoholik
G72.2 Miopati akibat agen toksik lain
G72.3 Periodic paralysis
G72.4 Miopati peradangan, not elsewhere classified
G72.8 Miopati lain yang dijelaskan
G72.9 Miopati, tidak dijelaskan

G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e.


G73.0* Sindroma miastenik pada penyakit endokrin
G73.1* Sindroma Eaton-Lambert (C80†) – [akibat keganasan]
G73.2* Sindroma miastenik lain pada penyakit neoplasma (C00-D48†)
G73.3* Sindroma miastenik pada penyakit lain c.e.
G73.4* Myopathy pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
G73.5* Miopati pada penyakit endokrin
G73.6* Miopati pada penyakit metabolik
G73.7* Miopati pada penyakit lain c.e.

G80 Infantile cerebral palsy


G80.0 Serebral palsi spastik
G80.1 Diplegia spastik
G80.2 Hemiplegia infantil
G80.3 Dyskinetic cerebral palsy
G80.4 Ataxic cerebral palsy
G80.8 Infantile cerebral palsy lainnya
G80.9 Infantile cerebral palsy, tidak dijelaskan

G81 Hemiplegia
G81.0 Flaccid hemiplegia – [layu]
G81.1 Spastic hemiplegia – [kaku]
G81.9 Hemiplegia, tidak dijelaskan

G82 Paraplegia dan tetraplegia


G82.0 Flaccid paraplegia [layu]
G82.1 Spastic paraplegia [kaku]
G82.2 Paraplegia, tidak dijelaskan
G82.3 Flaccid tetraplegia [layu]
G82.4 Spastic tetraplegia [kaku]
G82.5 Tetraplegia, tidak dijelaskan

G83 Sindroma paralitik lainnya


G83.0 Diplegia anggota atas
G83.1 Monoplegia anggota bawah
G83.2 Monoplegia anggota atas
G83.3 Monoplegia, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


G83.4 Sindroma cauda equina
G83.8 Sindroma paralitik lainnya yang dijelaskan
G83.9 Sindroma paralitik, tidak dijelaskan

G90 Kelainan sistem syaraf otonom


G90.0 Idiopathic peripheral autonomic neuropathy
G90.1 Familial dysautonomia [Riley-Day]
G90.2 Sindroma Horner
G90.3 Multi-system degeneration
G90.8 Kelainan lain sistem syaraf otonom
G90.9 Kelainan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan

G91 Hydrocephalus
G91.0 Hidrosefalus komunikans
G91.1 Hidrosefalus obstruktif
G91.2 Hidrosefalus dengan tekanan normal
G91.3 Hidrosefalus pasca trauma, tidak dijelaskan
G91.8 Hidrosefalus lain
G91.9 Hidrosefalus, tidak dijelaskan

G92 Toxic encephalopathy

G93 Kelainan-kelainan lain pada otak


G93.0 Kista serebri
G93.1 Anoxic brain damage, not elsewhere classified
G93.2 Hipertensi intrakranium ringan
G93.3 Sindroma kelelahan (fatigue) pasca-virus
G93.4 Ensefalopati, tidak dijelaskan
G93.5 Kompresi otak
G93.6 Edema serebri
G93.7 Sindroma Reye
G93.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada otak
G93.9 Kelainan otak, tidak dijelaskan

G94* Kelainan lain otak pada penyakit c.e.


G94.0* Hidrosefalus pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.(A00-B99†)
G94.1* Hidrosefalus pada penyakit neoplasma (C00-D48†)
G94.2* Hidrosefalus pada penyakit lain c.e.
G94.8* Kelainan lain otak yang dijelaskan pada penyakit c.e.

G95 Other Penyakit-penyakit spinal cord


G95.0 Syringomyelia dan syringobulbia
G95.1 Mielopati vaskuler
G95.2 Kompresi medulla spinalis, tidak dijelaskan
G95.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada medulla spinalis
G95.9 Penyakit medulla spinalis, tidak dijelaskan

G96 Kelainan lain sistem syaraf pusat


G96.0 Cerebrospinal fluid leak [kebocoran cairan otak]

Apikes Iris, Padang


10

G96.1 Kelainan meningen, not elsewhere classified


G96.8 Kelainan lain yang dijelakan pada sistem syaraf pusat
G96.9 Kelainan sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan

G97 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, NEC


G97.0 Kebocoran cairan serebrospinalis akibat pungsi spinalis
G97.1 Reaksi lain terhadap pungsi spinalis dan lumbalis
G97.2 Hipotensi intrakranium menyusul ‘shunting’ ventrikel
G97.8 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur lain
G97.9 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, tidak dijelaskan

G98 Kelainan lain pada sistem syaraf, not elsewhere classified

G99* Kelainan lain sistem syaraf pada penyakit c.e.


G99.0* Neuropati otonom pada penyakit endokrin dan metabolik
G99.1* Kelainan lain sistem syaraf otonom pada penyakit lain c.e.
G99.2* Mielopati pada penyakit c.e.
G99.8* Kelainan lain sistem syaraf yang dijelaskan pada penyakit c.e.

Apikes Iris, Padang 10


PENYAKIT-PENYAKIT MATA DAN ADNEXA (H00-H59)
H00 Hordeolum dan chalazion
H00.0 Hordeolum dan peradangan-dalam lain di kelopak
H00.1 Chalazion [pembesaran kelenjar meibomi akibat saluran tersumbat]

H01 Peradangan lain pada kelopak


H01.0 Blepharitis – radang pinggir kelopak
H01.1 Dermatosis [penyakit kulit] non-infeksi kelopak
H01.8 Peradangan lain kelopak yang dijelaskan
H01.9 Peradangan kelopak, tidak dijelaskan

H02 Kelainan lain kelopak


H02.0 Entropion dan trichiasis kelopak
H02.1 Ectropion kelopak
H02.2 Lagophthalmos [penutupan kelopak tidak sempurna]
H02.3 Blepharochalasis [kelopak kaku]
H02.4 Ptosis kelopak [kelopak atas lumpuh/jatuh]
H02.5 Kelainan lain yang mengganggu fungsi kelopak
H02.6 Xanthelasma kelopak [tumor sel-sel busa berisi lemak]
H02.7 Kelainan degeneratif lain kelopak dan daerah periokuli
H02.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kelopak
H02.9 Kelainan kelopak, tidak dijelaskan

H03* Kelainan kelopak pada penyakit c.e.


H03.0* Infestasi parasit di kelopak pada penyakit c.e.
H03.1* Keterlibatan kelopak pada penyakit infeksi lain c.e.
H03.8* Keterlibatan kelopak pada penyakit lain c.e

H04 Kelainan sistem lakrimalis


H04.0 Dacryoadenitis
H04.1 Kelainan lain kelenjar lakrimalis
H04.2 Epiphora [air mata mengalir terus]
H04.3 Radang akut dan tidak dijelaskan pada saluran lakrimalis
H04.4 Radang kronis pada saluran lakrimalis
H04.5 Stenosis dan insuficiensi saluran lakrimalis
H04.6 Perubahan lain pada saluran lakrimalis
H04.8 Kelainan lain sistem lakrimalis
H04.9 Kelainan sistem lakrimalis, tidak dijelaskan

H05 Kelainan orbita


H05.0 Radang akut orbita
H05.1 Kelainan peradangan kronis orbita
Granuloma orbita
H05.2 Kondisi-kondisi eksophthalmik
Pergeseran letak bola mata NOS, perdarahan orbita, edema orbita
H05.3 Deformitas orbita
Atrofi atau eksostosis orbita
H05.4 Enophthalmos
H05.5 Retensi benda asing (lama) menyusul luka tembus orbita
H05.8 Kelainan lain orbita
H05.9 Kelainan orbita, tidak dijelaskan
H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.
H06.0* Kelainan sistem lakrimalis pada penyakit c.e.
H06.1* Infestasi parasit di orbita pada penyakit c.e.
H06.2* Dysthyroid exophthalmos (E05.-†)
H06.3* Kelainan lain orbita pada penyakit c.e.

H10 Konjungtivitis
H10.0 Konjungtivitis mukopurulenta
H10.1 Konjungtivitis atopika akut
H10.2 Konjungtivitis akut lainnya
H10.3 Konjungtivitis akut, tidak dijelaskan
H10.4 Konjungtivitis kronis
H10.5 Blepharokonjungtivitis
H10.8 Konjungtivitis lain
H10.9 Konjungtivitis, tidak dijelaskan

H11 Kelainan lain pada konjungtiva


H11.0 Pterygium
H11.1 Degenerasi dan deposit pada konjungtiva
H11.2 Parut konjungtiva
H11.3 Perdarahan konjungtiva
H11.4 Kelainan dan kista pembuluh darah konjungtiva lainnya
H11.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada konjungtiva
H11.9 Kelainan konjungtiva, tidak dijelaskan

H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.


H13.0* Infeksi filaria pada konjungtiva (B74.-†)
H13.1* Konjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
H13.2* Konjungtivitis pada penyakit lain c.e.
H13.3* Pemphigoid okuler (L12.-†)
H13.8* Kelainan lain konjungtiva pada penyakit c.e.

H15 Kelainan sklera


H15.0 Scleritis
H15.1 Episcleritis
H15.8 Kelainan lain sklera
H15.9 Kelainan sklera, tidak dijelaskan

H16 Keratitis
H16.0 Ulkus kornea
H16.1 Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis
H16.2 Keratoconjunctivitis – radang kornea dan konjungtiva
H16.3 Keratitis interstitialis dan profunda
H16.4 Neovascularisasi kornea
H16.8 Keratitis lain
H16.9 Keratitis, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


H17 Corneal scars dan opacities – Parut dan keopakan kornea
H17.0 Adherent leukoma
H17.1 Keopakan kornea sentral lain
H17.8 Parut dan keopakan kornea lain
H17.9 Parut dan keopakan kornea, tidak dijelaskan

H18 Kelainan lain pada kornea


H18.0 Pigmentasi dan deposit di kornea
H18.1 Keratopati bullosa
H18.2 Edema kornea lainnya
H18.3 Perubahan pada membran kornea
H18.4 Degenerasi kornea
H18.5 Hereditary corneal dystrophies
H18.6 Keratokonus
H18.7 Deformitas kornea lainnya
H18.8 Kelainan lain kornea yang dijelaskan
H18.9 Kelainan kornea, tidak dijelaskan

H19 Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.


H19.0* Skleritis dan episkleritis pada penyakit c.e.
H19.1* Keratitis dan keratokonjungtivitis Herpesvirus (B00.5†)
H19.2* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.
H19.3* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit lain c.e.
H19.8* Kelainan lain sklera dan kornea pada penyakit c.e.

H20 Iridosiklitis
H20.0 Iridosiklitis akut dan subakut
H20.1 Iridosiklitis kronis
H20.2 Iridosiklitis akibat lensa
H20.8 Iridosiklitis lain
H20.9 Iridosiklitis, tidak dijelaskan

H21 Kelainan lain pada iris dan korpus siliaris


H21.0 Hyphaema [perdarahan rongga depan (aqueous humour)]
H21.1 Kelainan pembuluh darah lain pada iris dan korpus siliaris
H21.2 Degenerasi iris dan korpus siliaris
H21.3 Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber
H21.4 Pupillary membranes [selaput pada pupil]
H21.5 Adhesi dan disrupsi lain pada iris dan korpus siliaris
H21.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada iris dan korpus siliaris
H21.9 Kelainan pada iris dan korpus siliaris, tidak dijelaskan

H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.


H22.0* Iridosiklitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
H22.1* Iridosiklitis padap enyakit lain c.e.
H22.8* Kelainan lain iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e

H25 Katarak senilis


H25.0 Katarak senilis insipiens (incipient = sedang terjadi)

Apikes Iris, Padang


H25.1 Katarak neuklearis senilis
H25.2 Katarak senilis, tipe morgagni
H25.8 Katarak senilis lainnya
H25.9 Katarak senilis, tidak dijelaskan

H26 Katarak lain


H26.0 Katarak infantil, juvenile [remaja] dan presenilis
H26.1 Katarak traumatika
H26.2 Katarak komplikasi
H26.3 Katarak akibat obat
H26.4 After-cataract
H26.8 Katarak lain yang dijelaskan
H26.9 Katarak, tidak dijelaskan

H27 Kelainan lain pada lensa


H27.0 Aphakia [tanpa lensa]
H27.1 Dislokasi lensa
H27.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada lensa
H27.9 Kelainan lensa, tidak dijelaskan

H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.


H28.0* Katarak diabetes (E10-E14†, karakter keempat .3)
H28.1* Katarak pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik lainnya
H28.2* Katarak pada penyakit lain c.e.
H28.8* Kelainan lain lensa pada penyakit c.e.

H30 Peradangan khorioretina


H30.0 Peradangan khorioretina terfokus
H30.1 Peradangan khorioretina disseminata
H30.2 Siklitis posterior
H30.8 Peradangan khorioretina lainnya
H30.9 Peradangan khorioretina, tidak dijelaskan

H31 Kelainan-kelainan lain khoroid


H31.0 Parut khorioretina
H31.1 Degenerasi khoroid
H31.2 Distrofi khoroid herediter
H31.3 Perdarahan dan ruptur khoroid
H31.4 Pelepasan khoroid
H31.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada choroid
H31.9 Kelainan choroid, tidak dijelaskan

H32* Kelainan-kelainan khorioretina pada penyakit c.e.


H32.0* Radang khorio-retina pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
H32.8* Kelainan lain khorio-retina pada penyakit c.e.

H33 Pelepasan dan robekan retina


H33.0 Pelepasan retina dengan robekan retina
H33.1 Retinoschisis kista retina

Apikes Iris, Padang


H33.2 Pelepasan retina serosa
H33.3 Robekan retina tanpa pelepasan
H33.4 Pelepasan retina akibat tarikan (traksi)
H33.5 Pelepasan retina lainnya

H34 Sumbatan pembuluh darah retina


H34.0 Sumbatan a. retina sementara
H34.1 Sumbatan a. retina sentralis
H34.2 Sumbatan a. retina lainnya
H34.8 Sumbatan pembuluh darah retina lainnya
H34.9 Sumbatan pembuluh darah retina, tidak dijelaskan

H35 Kelainan lain pada retina


H35.0 Background retinopathy dan perubahan pembuluh darah retina
H35.1 Retinopathy pada prematuritas
H35.2 Retinopati proliferatif lainnya
H35.3 Degenerasi makula dan kutub posterior
H35.4 Degeneration retina perifer
H35.5 Hereditary retinal dystrophy
H35.6 Perdarahan retina
H35.7 Pemisahan lapisan-lapisan retina
H35.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada retina
H35.9 Kelainan retina, tidak dijelaskan

H36* Kelainan-kelainan pada penyakit c.e.


H36.0* Retinopati diabetikum (E10-E14† , angka keempat .3)
H36.8* Kelainan lain retina pada penyakit c.e.

H40 Glaukoma
H40.0 Glaukoma suspect [tersangka glaukoma]
H40.1 Primary open-angle glaukoma
H40.2 Primary angle-closure glaukoma
H40.3 Glaukoma akibat trauma mata
H40.4 Glaukoma akibat peradangan mata
H40.5 Glaukoma akibat kelainan-kelainan mata lainnya
H40.6 Glaukoma akibat obat-obatan
H40.8 Glaukoma lainnya
H40.9 Glaukoma, tidak dijelaskan

H42* Glaukoma pada penyakit c.e.


H42.0* Glaukoma pada penyakit endokrin, gizi, dan metabolik
H42.8* Glaukoma pada penyakit lain c.e.

H43 Kelainan-kelainan korpus vitreous


H43.0 Prolaps vitreous
H43.1 Perdarahan vitreous
H43.2 Deposit kristal pada korpus vitreous
H43.3 Keopakan vitreous lainnya
H43.8 Kelainan-kelainan lain korpus vitreous

Apikes Iris, Padang


H43.9 Kelainan korpus vitreous, tidak dijelaskan

H44 Kelainan bola mata


H44.0 Endophthalmitis purulenta
H44.1 Endophthalmitis lainnya
H44.2 Myopia degeneratif
H44.3 Kelainan degeneratif lain bola mata
H44.4 Hipotonia mata
H44.5 Kondisi-kondisi degenerasi bola mata
H44.6 Retensi benda asing (lama) intraokuli, magnetik
H44.7 Retensi benda asing intraokuli, nonmagnetik
H44.8 Kelainan-kelainan lain bola mata
H44.9 Kelainan bola mata, tidak dijelaskan

H45* Kelainan korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e.
H45.0* Perdarahan vitreous pada penyakit c.e.
H45.1* Endophthalmitis pada penyakit c.e.
H45.8* Kelainan-kelainan lain korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e

H46 Neuritis optikus

H47 Kelainan-kelainan lain n. optikus (NC II) dan jaras penglihatan


H47.0 Kelainan-kelainan n. optikus, not elsewhere classified
H47.1 Papilloedema, tidak dijelaskan
H47.2 Atrofi optik
H47.3 Kelainan-kelainan lain diskus optikus
H47.4 Kelainan chiasma opticum
H47.5 Kelainan lain jaras penglihatan
H47.6 Kelainan-kelainan visual cortex
H47.7 Kelainan jaras penglihatan, tidak dijelaskan

H48 Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.


H48.0* Atrofi optik pada penyakit c.e.
H48.1* Neuritis retrobulbar pada penyakit c.e.
H48.8* Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.

H49 Strabismus paralitik


H49.0 Kelumpuhan NC III [n. oculomotorius]
H49.1 Kelumpuhan NC IV [n. trochlearis]
H49.2 Kelumpuhan NC VI [n. abducent]
H49.3 Ophthalmoplegia (external) total
H49.4 Ophthalmoplegia external progressif
H49.8 Strabismus paralitik lainnya
H49.9 Strabismus paralitik, tidak dijelaskan

H50 Strabismus lainnya


H50.0 Strabismus konvergens konkomitant [serentak]
H50.1 Strabismus divergens konkomitant strabismus - serentak
H50.2 Strabismus vertikal

Apikes Iris, Padang


H50.3 Intermittent heterotropia
H50.4 Heterotropia lainnya dan yang tidak dijelaskan
H50.5 Heterophoria (phoria = strabismus laten)
H50.6 Strabismus mekanis
H50.8 Other specified strabismus
H50.9 Strabismus, tidak dijelaskan

H51 Kelainan-kelainan lain gerakan binokuler (dua mata)


H51.0 Kelumpuhan conjugate gaze
H51.1 Insufisiensi dan berlebihannya konvergensi
H51.2 Ophthalmoplegia internuklearis
H51.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada gerakan binokuler
H51.9 Kelainan gerakan binokuler, tidak dijelaskan

H52 Kelainan refraksi dan akomodasi


H52.0 Hypermetropia [titik fokus di belakang retina]
H52.1 Myopia [titik fokus di depan retina]
H52.2 Astigmatism [titik fokus tidak menyatu]
H52.3 Anisometropia [fokus tidak seimbang] dan aniseikonia [ukuran bayangan berbeda]
H52.4 Presbyopia [hypermetropia untuk pandangan dekat]
H52.5 Kelainan-kelainan akomodasi
H52.6 Kelainan-kelainan refraksi lainnya
H52.7 Kelainan refraksi, tidak dijelaskan

H53 Gangguan visus


H53.0 Amblyopia (penurunan daya penglihatan) ex anopsia
H53.1 Gangguan penglihatan subjektif
H53.2 Diplopia
H53.3 Kelainan lain penglihatan binokuler
H53.4 Defek lapangan pandang
H53.5 Defisiensi penglihatan warna
H53.6 Night blindness [rabun senja]
H53.8 Gangguan penglihatan lainnya
H53.9 Gangguan penglihatan, tidak dijelaskan

H54 Blindness dan low vision – kebutaan dan penglihatan rendah


H54.0 Buta, kedua mata
H54.1 Buta pada satu mata, rabun pada mata lainnya
H54.2 Rabun, kedua mata
H54.3 Unqualified visual loss, pada kedua mata
H54.4 Buta, satu mata
H54.5 Rabun, satu mata
H54.6 Unqualified visual loss, satu mata
H54.7 Visual loss yang tidak dijelaskan

H55 Nystagmus dan gerakan irregulaer lain pada mata

H57 Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa


H57.0 Kelainan fungsi pupil

Apikes Iris, Padang


H57.1 Nyeri mata
H57.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa
H57.9 Kelainan mata dan adnexa, tidak dijelaskan

H58* Kelainan-kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.


H58.0* Kelainan fungsi pupil pada penyakit c.e.
H58.1* Gangguan penglihatan pada penyakit c.e.
H58.8* Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa pada penyakit
c.e.

H59 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, NEC


H59.0 Sindroma vitreous menyusul operasi katarak
H59.8 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur lainnya
H59.9 Kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


PENYAKIT-PENYAKIT
TELINGA DAN PROSESUS MASTOIDEUS (H60-H95)

H60 Otitis externa


H60.0 Abses telinga luar
H60.1 Sellulitis telinga luar
H60.2 Otitis externa maligna
H60.3 Otitis externa infektif lainnya
H60.4 Cholesteatoma telinga luar
H60.5 Otitis externa akut, noninfektif
H60.8 Otitis externa lainnya
H60.9 Otitis externa, tidak dijelaskan

H61 Kelainan-kelainan lain telinga luar


H61.0 Perikhondritis telinga luar
H61.1 Kelainan daun telinga non-infektif
H61.2 Impacted cerumen
H61.3 Stenosis didapat pada liang telinga luar
H61.8 Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada telinga luar
H61.9 Kelainan telinga luar, tidak dijelaskan

H62* Kelainan telinga luar pada penyakit c.e.


H62.0* Otitis externa pada penyakit bakteri c.e
H62.1* Otitis externa pada penyakit virus c.e
H62.2* Otitis externa pada mikosis
H62.3* Otitis externa pada penyakit infeksi dan parasit lainnya c.e.
H62.4* Otitis externa pada penyakit lainnya c.e.
H62.8* Kelainan-kelainan lain telinga luar pada penyakit c.e.

H65 Otitis media tanpa nanah (nonsuppuratif)


H65.0 Otitis media serosa akut
H65.1 Otitis media akut nonsuppuratif lainnya
H65.2 Otitis media serosa kronis
H65.3 Otitis media mukoid kronis
H65.4 Otitis media nonsuppuratif kronis lainnya
H65.9 Otitis media nonsuppuratif, tidak dijelaskan

H66 Otitis media suppuratif dan tidak dijelaskan


H66.0 Otitis media suppuratif akut
H66.1 Otitis media suppuratif tubotimpani kronis
H66.2 Otitis media suppuratif attico-antral kronis
H66.3 Otitis media suppuratif kronis lainnya
H66.4 Otitis media suppuratif, tidak dijelaskan
H66.9 Otitis media, tidak dijelaskan

H67* Otitis media pada penyakit c.e.


H67.0* Otitis media pada penyakit bakteri c.e
H67.1* Otitis media pada penyakit virus c.e
H67.8* Otitis media pada penyakit lain c.e
H68 Eustachian salpingitis dan obstruction
H68.0 Eustachian salpingitis – peradangan tuba Eustachius
H68.1 Obstruksi tuba Eustachius

H69 Gangguan lain Eustachian tube


H69.0 Patulous Eustachian tube [terbuka karena regangan]
H69.8 Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada tuba Eustachius
H69.9 Kelainan tuba Eustachius, tidak dijelaskan

H70 Mastoiditis dan kondisi terkait


H70.0 Mastoiditis akut
H70.1 Mastoiditis kronis
H70.2 Petrositis
H70.8 Mastoiditis dan kondisi terkait lainnya
H70.9 Mastoiditis, tidak dijelaskan

H71 Cholesteatoma telinga tengah

H72 Perforasi membrana timpani


H72.0 Perforasi membran tympani bagian sentral
H72.1 Perforasi membran tympani bagian attic (atas)
H72.2 Perforasi pinggir lainnya pada membran tympani
H72.8 Perforasi lainnya pada membran tympani
H72.9 Perforasi membran tympani, tidak dijelaskan

H73 Kelainan-kelainan lain membran timpani


H73.0 Acute myringitis / Acute tympanitis
H73.1 Myringitis kronis
H73.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada membran timpani
H73.9 Kelainan membran timpani, tidak dijelaskan

H74 Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid


H74.0 Tympanosclerosis
H74.1 Penyakit telinga tengah adhesif
H74.2 Diskontinuitas dan dislokasi tulang-tulang pendengaran
H74.3 Kelainan tulang-tulang pendengaran didapat lainnya
H74.4 Polyp telinga tengah
H74.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga tengah dan mastoid
H74.9 Kelainan telinga tengah dan mastoid, tidak dijelaskan

H75* Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid pada penyakit c.e.
H75.0* Mastoiditis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
H75.8* Kelainan lain telinga tengah dan mastoid yang dijelaskan pada penyakit c.e.

H80 Otosklerosis
H80.0 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, nonobliteratif
H80.1 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, obliteratif

Apikes Iris, Padang


H80.2 Otosklerosis kokhlearis
H80.8 Otosklerosis lainnya
H80.9 Otosklerosis, tidak dijelaskan

H81 Kelainan-kelainan fungsi vestibulum


H81.0 Penyakit Méniere
H81.1 Vertigo paroksismal ringan
H81.2 Neuronitis vestibularis
H81.3 Vertigo perifer lainnya
H81.4 Vertigo yang berasal dari sentral
H81.8 Kelainan-kelainan lain fungsi vestibulum
H81.9 Kelainan fungsi vestibulum, tidak dijelaskan

H82* Sindroma vertiginosa pada penyakit c.e.

H83 Penyakit-penyakit telinga dalam lainnya


H83.0 Labyrinthitis
H83.1 Fistula labirinth
H83.2 Disfungsi labirinth
H83.3 Efek-efek bising terhadap telinga dalam
H83.8 Penyakit-penyakit lain yang dijelaskan pada telinga dalam
H83.9 Penyakit-penyakit telinga dalam, tidak dijelaskan

H90 Tuli konduktif dan sensorineural


H90.0 Tuli konduktif, bilateral
H90.1 Tuli konduktif unilateral; sisi kontralateral baik
H90.2 Tuli konduktif, tidak dijelaskan
H90.3 Tuli sensorineural, bilateral
H90.4 Tuli sensorineural unilateral; sisi kontralateral baik
H90.5 Tuli sensorineural, tidak dijelaskan
H90.6 Tuli campur konduktif dan sensorineural, bilateral
H90.7 Tuli campur konduktif dan sensorineural unilateral; sisi kontralateral baik
H90.8 Tuli campur konduktif dan sensorineural, tidak dijelaskan

H91 Tuli lainnya


H91.0 Tuli ototoksik
H91.1 Presbycusis [tuli sensorineural pada penuaan]
H91.2 Tuli idiopatik mendadak
H91.3 Bisu-tuli, not elsewhere classified
H91.8 Tuli lain yang dijelaskan
H91.9 Tuli, tidak dijelaskan

H92 Otalgia dan effusi telinga


H92.0 Otalgia
H92.1 Otorrhoea
H92.2 Otorrhagia [perdarahan melalui telinga luar]

H93 Kelainan-kelainan lain telinga, not elsewhere classified


H93.0 Kelainan-kelainan degeneratif dan vaskular pada telinga

Apikes Iris, Padang


H93.1 Tinnitus
H93.2 Persepsi pendengaran abnormal lainnya
H93.3 Kelainan-kelainan n. akustikus
H93.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga
H93.9 Kelainan telinga, tidak dijelaskan

H94* Kelainan-kelainan lain telinga pada penyakit c.e.


H94.0* Neuritis akustikus pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
H94.8* Gangguan lain telinga yang dijelaskan pada penyakit c.e.

H95 Kelainan pasca-prosedur telinga dan prosesus mastoideus, NEC


H95.0 Kholesteatoma rekuren pada rongga pasca-mastoidectomi
H95.1 Kelainan lain menyusul mastoidectomi
H95.8 Kelainan-kelainan pasca prosedur lain pada telinga dan prosesus mastoideus
H95.9 Kelainan pasca prosedur pada telinga dan prosesus mastoideus, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


PENYAKTI-PENYAKIT KARDIOVASKULER

Apikes Iris, Padang


PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN (J00-J99)
J00 Nasofaringitis akut [common cold]
J01 Sinusitis akut
J01.0 Sinusitis maksillaris akut
J01.1 Sinusitis frontalis akut
J01.2 Sinusitis ethmoidalis akut
J01.3 Sinusitis sfenoidalis akut
J01.4 Pansinusitis akut
J01.8 Sinusitis akut lainnya
J01.9 Sinusitis akut, tidak dijelaskan
J02 Faringitis akut
J02.0 Faringitis streptokokus
J02.8 Faringitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J02.9 Faringitis akut, tidak dijelaskan;
J03 Tonsillitis akut
J03.0 Tonsillitis streptokokus
J03.8 Tonsillitis akut karena organisme lain yang dijelaskan
J03.9 Tonsillitis akut, tidak dijelaskan
J04 Laryngitis dand trakheitis akut
J04.0 Laryngitis akut
J04.1 Trakheitis akut
J04.2 Laryngotrakheitis akut
J05 Laryngitis obstruksi akut [croup] dan epiglottitis akut
J05.0 Laryngitis obstruktif akut [croup]
J05.1 Epiglottitis akut
J06 Infeksi saluran pernafasan atas akut ganda dan tempat tidak dijelaskan
J06.0 Laryngopharyngitis akut
J06.8 Infeksi saluran pernafasan atas akut lainnya dengan situs ganda
J06.9 Infeksi saluran pernafasan atas akut, tidak dijelaskan
J10 Influenza karena virus influenza yang diidentifikasi
J10.0 Influenza dengan pneumonia, virus diidentifikasi
J10.1 Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus influenza diidentifikasi
J10.8 Influenza dengan manifestasi lain, virus influenza diidentifikasi
J11 Influenza, virus tidak teridentifikasi
J11.0 Influenza dengan pneumonia, virus tidak diidentifikasi
J11.1 Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus tidak diidentifikasi
J11.8 Influenza dengan manifestasi lain, virus tidak diidentifikasi
J12 Pneumonia virus, not elsewhere classified
J12.0 Pneumonia adenovirus
J12.1 Pneumonia virus sinsitium pernafasan (respiratory syncytial virus)
J12.2 Pneumonia virus parainfluenza
J12.8 Pneumonia virus lainnya
J12.9 Pneumonia virus, tidak dijelaskan
J13 Pneumonia akibat Streptococcus pneumoniae
J14 Pneumonia akibat Haemophilus influenzae
J15 Pneumonia bakteri, not elsewhere classified
J15.0 Pneumonia akibat Klebsiella pneumoniae
J15.1 Pneumonia akibat Pseudomonas
J15.2 Pneumonia akibat stafilokokus
J15.3 Pneumonia akibat streptokokus, group B
J15.4 Pneumonia akibat streptokoki lain
J15.5 Pneumonia akibat Escherichia coli
J15.6 Pneumonia akibat bakteri Gram negatif aerobik lain:
J15.7 Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae
J15.8 Penumonia bakteri lainnya
J15.9 Penumonia bakteri, tidak dijelaskan
J16 Penumonia akibat organisme menular lainnya, n e c.
J16.0 Pneumonia khlamidia
J16.8 Penumonia akibat organisme menular lainnya yang dijelaskan
J17* Pneumonia pada penyakit c.e. (classified elsewhere, diklasifikasikan di tempat
lain)
J17.0* Pneumonia pada penyakit bakteri c.e.
J17.1* Pneumonia pada penyakit virus c.e.
J17.2* Pneumonia pada penyakit jamur (mycoses)
J17.3* Pneumonia pada penyakit parasit
J17.8* Pneumonia pada penyakit lain c.e.
J18 Pneumonia, organisme tidak dijelaskan
J18.0 Bronchopneumonia, tidak dijelaskan
J18.1 Pneumonia lobus, tidak dijelaskan
J18.2 Pneumonia hipostatik, tidak dijelaskan
J18.8 Pneumonia lain, organism tidak dijelaskan
J18.9 Pneumonia, tidak dijelaskan
J20 Bronkhitis akut
J20.0 Bronkhitis akut akibat Mycoplasma pneumoniae
J20.1 Bronkhitis akut akibat Haemophilus influenzae
J20.2 Bronkhitis akut akibat streptococcus
J20.3 Bronkhitis akut akibat coxsackievirus
J20.4 Bronkhitis akut akibat virus parainfluenza
J20.5 Bronkhitis akut akibat respiratory syncytial virus
J20.6 Bronkhitis akut akibat rhinovirus
J20.7 Bronkhitis akut akibat echovirus
J20.8 Bronkhitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J20.9 Bronkhitis akut, tidak dijelaskan
J21 Bronkhiolitis akut
J21.0 Bronkhiolitis akut akibat respiratory syncytial virus
J21.8 Bronkhiolitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J21.9 Bronkhiolitis akut, tidak dijelaskan
J22 Infeksi pernafasan bawah akut yang tidak dijelaskan
J30 Rhinits vasomotor dan allergi
J30.0 Rhinitis vasomotor

Apikes Iris, Padang


J30.1 Rhinitis allergi akibat pollen
J30.2 Rhinitis allergi musiman lainnya
J30.3 Rhinitis allergi lain
J30.4 Rhinitis allergi, tidak dijelaskan
J31 Rhinitis, nasofaringitis, dan faringitis kronis
J31.0 Rhinitis kronis
J31.1 Nasofaringitis kronis
J31.2 Faringitis kronis
J32 Sinusitis kronis
J32.0 Sinusitis maksillaris kronis, antritis kronis
J32.1 Sinusitis frontalis kronik
J32.2 Sinusitis ethmoidalis kronik
J32.3 Sinusitis sfenoidalis kronik
J32.4 Sinusitis kronik; pansinusitis NOS
J32.8 Sinusitis kronis lainnya
J32.9 Sinusitis kronis, tidak dijelaskan
J33 Polip nasi
J33.0 Polip rongga hidung
J33.1 Degenerasi sinus polipoid
J33.8 Polip sinus lainnya: accessory, ethmoid. maxilla, sphenoid
J33.9 Polip nasi, tidak dijelaskan
J34 Kelainan lain pada hidung dan sinus hidung
J34.0 Abses, furunkel dan karbunkel hidung
J34.1 Kista dan mukokel sinus hidung
J34.2 Deviasi septum hidung
J34.3 Hipertrofi turbin [conchae] hidung
J34.8 Kelainan hidung dan sinus hidung lain yang dijelaskan
J35 Penyakit kronis tonsil dan adenoid
J35.0 Tonsillitis kronis
J35.1 Hipertrofi tonsil
J35.2 Hipertrofi adenoid
J35.3 Hipertrofi tonsil dengan hipertrofi adenoid
J35.8 Penyakit kronis lain tonsil dan adenoid
J35.9 Penyakit kronis tonsil dan adenoid, tidak dijelaskan
J36 Abses peritonsil
J37 Laringitis dan laringotrakheitis kronis
J37.0 Laringitis kronis; kataralis, hipertrofi, sicca (kering)
J37.1 Laringotrakheitis kronis
J38 Penyakit pita suara dan larings, n.e.c.
J38.0 Paralisis pita suara dan larings: laryngoplegia, paralisis glottis
J38.1 Polip pita suara dan larings
J38.2 Nodul pita suara, Chorditis (fibrinous)(nodosa)(tuberosa),
J38.3 Penyakit lain pita suara
J38.4 Edema larings: glottis, subglottis, supraglottis
J38.5 Spasme larings, laryngismus (stridulus)
J38.6 Stenosis larings

Apikes Iris, Padang


J38.7 Penyakit lain pada larings
J39 Penyakit lain pada saluran pernafasan atas
J39.0 Abses retrofarings dan parafarings; abses perifarings
J39.1 Abses lain pada farings; selulitis farings, abses nasofarings
J39.2 Penyakit lain pada farings; kista dan edema
J39.3 Reaksi hipersensitif saluran pernafasan atas, situs tidak dijelaskan
J39.8 Penyakit lain saluran pernafasan atas yang dijelaskan
J39.9 Penyakit saluran pernafasan atas, tidak dijelaskan
J40 Bronkhitis, tidak disebutkan akut atau kronis
J41 Bronkitis kronik sederhana dan mukopurulenta
J41.0 Bronkhitis kronik sederhana
J41.1 Bronkhitis kronik purulenta
J41.8 Bronkhitis kronik sederhana dan purulenta bercampur
J42 Bronkitis kronis yang tidak dijelaskan
J43 Emfisema
J43.0 Sindroma MacLeod
J43.1 Emfisema panlobular
J43.2 Emfisema sentrilobularis
J43.8 Emfisema lain
J43.9 Emfisema, tidak dijelaskan
J44 Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) lainnya
J44.0 PPOK dengan infeksi saluran pernafasan bawah akut
J44.1 PPOK dengan eksaserbasi akut, tidak dijelaskan
J44.8 PPOK lain yang dijelaskan:
J44.9 PPOK yang tidak dijelaskan:
J45 Asthma
J45.0 Asma dengan alergi menonjol
J45.1 Asma non-allergi
J45.8 Asma campuran
J45.9 Asma, tidak dijelaskan
J46 Status asthmaticus
J47 Bronchiectasis
J60 Coalworker's pneumoconiosis
J61 Pneumokoniosis akibat asbes dan serat mineral lainnya
J62 Pneumokoniosis akibat debu yang mengandung silika
J62.0 Pneumokoniosis akibat debu talkum
J62.8 Pneumokoniosis akibat debu lain yang mengandung silika: silikosis NOS
J63 Pneumokoniosis akibat debu inorganik lainnya
J63.0 Aluminosis (paru-paru)
J63.1 Fibrosis bauksit (paru-paru)
J63.2 Berylliosis
J63.3 Fibrosis grafit (paru-paru)
J63.4 Siderosis
J63.5 Stannosis

Apikes Iris, Padang


J63.8 Pneumokoniosis akibat debu inorganik lain yang dijelaskan
J64 Pneumokoniosis yang tidak dijelaskan
J65 Pneumokoniosis yang berhubungan dengan tuberkulosis
J66 Penyakit saluran udara akibat debu organik spesifik
J66.0 Byssinosis
J66.1 Flax-dresser's disease [penyakit penenun]
J66.2 Cannabinosis
J66.8 Penyakit saluran udara akibat debu organik spesifik lainnya
J67 Pneumonitis hipersensitifitas akibat debu organik
J67.0 Farmer's lung
J67.1 Bagassosis
J67.2 Penyakit atau paru-paru pecinta burung [bird fancier]
J67.3 Suberosis
J67.4 Maltworker's lung
J67.5 Mushroom-worker's lung [paru-paru pekerja ragi]
J67.6 Maple-bark-stripper's lung [paru-paru pengelupas kulit pohon maple]
J67.7 Air-conditioner and humidifier lung [paru-paru AC dan pelembab]
J67.8 Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik lainnya
J67.9 Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik yang tidak dijelaskan
J68 Kondisi pernafasan akibat menghirup zat kimia, gas, asap dan uap
J68.0 Bronkitis and pneumonitis akibat zat kimia, gas, asap dan uap
J68.1 Edema paru-paru akut akibat zat kimia, gas, asap dan uap
J68.2 Radang saluran pernafasan atas akibat zat kimia, gas, asap dan uap, n.e.c.
J68.3 Kondisi pernafasan akut dan subakut lain akibat zat kimia, gas, asap dan uap
J68.4 Kondisi pernafasan kronis akibat zat kimia, gas, asap dan uap
J68.8 Kondisi pernafasan lain akibat zat kimia, gas, asap dan uap
J68.9 Kondisi pernafasan yang tidak dijelaskan akibat zat kimia, gas, asap dan uap
J69 Pneumonitis akibat benda padat dan cairan
J69.0 Pneumonitis akibat makanan dan muntahan
J69.1 Pneumonitis akibat minyak-minyak [oils and essences]
J69.8 Pneumonitis akibat benda padat dan cairan lainnya
J70 Kondisi Pernafasan akibat agen eksternal Lainnya
J70.0 Manifestasi akut pada paru-paru akibat radiasi
J70.1 Manifestasi kronis dan lainnya pada paru-paru akibat radiasi
J70.2 Penyakit intersititium paru-paru akut akibat obat
J70.3 Penyakit intersititium paru-paru kronik akibat obat
J70.4 Penyakit intersititium paru-paru yang tidak dijelaskan, akibat obat
J70.8 Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang dijelaskan
J70.9 Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang tidak dijelaskan
J80 Adult respiratory distress syndrome [ARDS]
J81 Edema paru-paru
J82 Pulmonary eosinophilia, not elsewhere classified
J84 Penyakit interstitium paru-paru lainnya
J84.0 Kondisi alveolus dan parieto-alveolus

Apikes Iris, Padang


J84.1 Penyakit interstitium lain paru-paru dengan fibrosis
J84.8 Penyakit interstitium paru-paru lain yang dijelaskan
J84.9 Penyakit interstitium paru-paru, tidak dijelaskan
J85 Abses paru-paru dan mediastinum
J85.0 Gangren dan nekrosis paru-paru
J85.1 Abses paru-paru dengan pneumonia
J85.2 Abses paru-paru tanpa pneumonia
J85.3 Abses mediastinum
J86 Pyothorax
J86.0 Pyothorax dengan fistula
J86.9 Pyothorax tanpa fistula
J90 Effusi pleura, not elsewhere classified
J91* Effusi pleura pada kondisi yang diklasifikasikan di tempat lain
J92 Pleural plaque
J92.0 Plak pleura dengan terdapatnya asbestos
J92.9 Plak pleura tanpa asbestos
J93 Pneumothorax
J93.0 Tension pneumothorax spontan
J93.1 Pneumothorax spontan lainnya
J93.8 Pneumothorax lain
J93.9 Pneumothorax, tidak dijelaskan
J94 Kondisi lain pada pleura
J94.0 Chylous effusion – effusi limfe
J94.1 Fibrothorax
J94.2 Haemothorax
J94.8 Kondisi lain pleura yang dijelaskan
J94.9 Kondisi pleura, tidak dijelaskan
J95 Kelainan respirasi pasca-prosedur, not elsewhere classified
J95.0 Malfungsi trakheostomi
J95.1 Insuffisiensi pulmonalis akut pasca bedah thoraks
J95.2 Insuffisiensi pulmonalis akut pasca bedah non-thoras
J95.3 Insuffisiensi pulmonalis kronik setelah operasi
J95.4 Sindroma Mendelson [pneumonitis asam setelah aspirasi asam lambung]
J95.5 Stenosis subglottis pasca-prosedur
J95.8 Kelainan pernafasan pasca-prosedur lainnya
J95.9 Kelainan pernafasan pasca-prosedur, tidak dijelaskan
J96 Kegagalan pernafasan, not elsewhere classified
J96.0 Kegagalan pernafasan akut
J96.1 Kegagalan pernafasan kronis
J96.9 Kegagalan pernafasan, tidak dijelaskan
J98 Kelainan pernafasan lainnya
J98.0 Penyakit bronkus, not elsewhere classified
J98.1 Kolaps pulmonalis
J98.2 Emfisema interstitium
J98.3 Emfisema kompensasi

Apikes Iris, Padang


J98.4 Kelainan paru-paru lainnya
J98.5 Penyakit mediastinum, not elsewhere classified
J98.6 Kelainan diaphragma
J98.8 Kelainan pernafasan lain yang dijelaskan
J98.9 Kelainan pernafasan, tidak dijelaskan
J99* Kelainan pernafasan pada penyakit c.e.
J99.0* Penyakit paru-paru rheumatoid (M05.1†)
J99.1* Kelainan pernafasan pada kelainan diffus jaringan ikat lainnya
J99.8* Kelainan pernafasan pada penyakit lain yang diklasifikasikan di tempat lain

Apikes Iris, Padang


K00 Kelainan perkembangan dan erupsi gigi
K00.0 Anodontia
K00.1 Supernumerary teeth
K00.2 Kelainan ukuran dan bentuk gigi
K00.3 Mottled teeth [gigi berbercak atau berbintik]
K00.4 Kekacauan dalam pembentukan gigi
K00.5 Kekacauan herediter struktur gigi, NEC
K00.6 Kekacauan erupsi gigi
K00.7 Teething syndrome
K00.8 Kelainan lain perkembangan gigi
K00.9 Kelainan perkembangan gigi, tidak dijelaskan
K01 Gigi embedded dan impacted
K01.0 Gigi embedded
K01.1 Gigi impacted
K02 Dental caries
K02.0 Karies terbatas pada enamel
K02.1 Karies pada dentin
K02.2 Karies pada sementum
K02.3 Karies gigi terhenti
K02.4 Odontoklasia
K02.8 Karies gigi lainnya
K02.9 Karies gigi, tidak dijelaskan
K03 Penyakit lain pada jaringan keras gigi
K03.0 Attrisi gigi berlebihan
K03.1 Abrasio gigi
K03.2 Erosi gigi
K03.3 Resorpsi patologis gigi
K03.4 Hipersementosis
K03.5 Ankilosis gigi
K03.6 Deposits [accretions] pada gigi
K03.7 Perubahan warna pasca-erupsi pada jaringan keras gigi
K03.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada jaringan keras gigi
K03.9 Penyakit jaringan keras gigi, tidak dijelaskan
K04 Penyakit pulpa dan jaringan periapex
K04.0 Pulpitis
Abses atau polip pulpa
Pulpitis: akut, suppuratif, kronik (hiperplastik) (ulseratif)
[pulpitis dan sekuel lokalnya terjadi ketika karies menyebar ke dalam dentin]
K04.1 Nekrosis pulpa
Gangren pulpa
K04.2 Degenerasi pulpa
Dentikel;
Kalsifikasi atau batu pulpa
K04.3 Pembentukan jaringan keras abnormal di dalam pulpa
Dentin sekunder atau irreguler
K04.4 Periodontitis apex akut yang berasal dari pulpa

Apikes Iris, Padang


Periodontitis apeks akut NOS
K04.5 Periodontitis apex kronik
Granuloma apex atau periapex, periodontitis apex NOS
K04.6 Abses periapex dengan sinus
Abses gigi atau alveolus gigi dengan sinus
K04.7 Abses periapex tanpa sinus
Abses NOS pada: gigi, alveolus gigi, periapex
K04.8 Kista radiks [akar gigi]
Kista: apex (periodontium), periapex, sisa akar
Kecuali: kista periodontium lateral (K09.0)
K04.9 Penyakit lain dan tidak dijelaskan pada jaringan pulpa dan periapex
K05 Gingivitis dan penyakit periodontium
K05.0 Gingivitis akut
K05.1 Gingivitis kronik
K05.2 Periodontitis akut
K05.3 Periodontitis kronik
K05.4 Periodontosis
K05.5 Penyakit periodontium lain
K05.6 Penyakit periodontium, tidak dijelaskan
K06 Kelainan lain pada gingiva dan puncak alveolus tanpa gigi (edentulous)
K06.0 Resesi gingiva
K06.1 Pembesaran gingiva
K06.2 Lesi gingiva dan edentulous alveolar ridge akibat trauma
K06.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada gingiva dan edentulous alveolar ridge
K06.9 Kelainan pada gingiva dan gusi edentulus, tidak dijelaskan
K07 Anomali dentofasialis [Termasuk maloklusi]
K07.0 Anomali mayor ukuran rahang
K07.1 Anomali hubungan rahang dengan dasar tengkorak
K07.2 Anomali hubungan arkus dentis (lengkung susunan gigi)
K07.3 Anomali posisi gigi
K07.4 Maloklusi, tidak dijelaskan
K07.5 Kelainan fungsional dentofasialis
K07.6 Kelainan sendi temporomandibularis
K07.8 Anomali dentofasialis lainnya
K07.9 Anomali dentofasialis, tidak dijelaskan
K08 Kelainan lain pada gigi dan jaringan penyokongnya
K08.0 Exfoliasi gigi (lapisan terkelupas) akibat penyebab sistemik
K08.1 Kehilangan gigi akibat kecelakaan, pencabutan atau penyakit periodontal lokal
K08.2 Atrofi puncak alveolaris edentulus
K08.3 Akar gigi tertinggal
K08.8 Kelainan lain pada gigi dan struktur penyokong yang dijelaskan
K08.9 Kelainan pada gigi dan struktur penyokong, tidak dijelaskan
K09 Kista daerah mulut, not elsewhere classified
K09.0 Kista odontegik perkembangan
K09.1 Kista perkembangan (non-odontogenik) daerah mulut
K09.2 Kista rahang lainnya
K09.8 Kista lain daerah mulut, not elsewhere classified

Apikes Iris, Padang


10

K09.9 Kista daerah mulut, tidak dijelaskan


K10 Penyakit rahang lainnya
K10.0 Kelainan perkembangan rahang
K10.1 Granuloma sel raksasa, sentral
K10.2 Kondisi peradangan rahang
K10.3 Alveolitis rahang
K10.8 Penyakit lain rahang yang dijelaskan
K10.9 Penyakit rahang, tidak dijelaskan
K11 Penyakit kelenjar saliva
K11.0 Atrofi kelenjar saliva
K11.1 Hipertrofi kelenjar saliva
K11.2 Sialoadenitis
K11.3 Abses kelenjar saliva
K11.4 Fistula kelenjar saliva
K11.5 Sialolithiasis
K11.6 Mucocele kelenjar saliva
K11.7 Kekacauan sekresi saliva
K11.8 Penyakit lain kelenjar saliva
K11.9 Penyakit kelenjar saliva, tidak dijelaskan
K12 Stomatitis dan lesi yang terkait
K12.0 Recurrent oral aphthae [ulkus mulut berulang]
K12.1 Bentuk lain stomatitis
K12.2 Sellulitis dan abses mulut
K13 Penyakit lain bibir dan mukosa mulut
K13.0 Penyakit bibir
K13.1 Menggigit pipi dan bibir
K13.2 Leukoplakia dan kerusakan lain epitel mulut, Termasuk lidah
K13.3 Hairy leukoplakia (berambut)
K13.4 Granuloma dan lesi mirip granuloma pada mukosa mulut
K13.5 Fibrosis submukosa mulut
K13.6 Hiperplasia iritatif mukosa mulut
K13.7 Lesi lain dan tidak dijelaskan pada mukosa mulut
K14 Penyakit lidah
K14.0 Glossitis
K14.1 Geographic tongue – lidah terkelupas
K14.2 Median rhomboid glossitis (radang lidah dengan nodul di tengah lidah
K14.3 Hipertrofi papilla lidah
K14.4 Atrofi papilla lidah
K14.5 Plicated tongue (lidah dengan lipatan-lipatan paralel
K14.6 Glossodinia
K14.8 Penyakit lain lidah
K14.9 Penyakit lidah, tidak dijelaskan:
K20 Esofagitis
K21 Gastroesophageal reflux disease (GERD)
K21.0 Penyakit reflux gastro-esofagus dengan esofagitis:
K21.9 Penyakit reflux gastro-esofagus tanpa esofagitis:

Apikes Iris, Padang 10


11

K22 Penyakit lain esofagus


K22.0 Akhalasia kardia:
K22.1 Ulkus esofagus:
K22.2 Obstruksi esofagus
K22.3 Perforasi esofagus
K22.4 Diskinesia esofagus
K22.5 Divertikulum esofagus, didapat
K22.6 Sindroma laserasi-perdarahan gastro-esofagus:
K22.8 Penyakit esofagus lain yang dijelaskan:
K22.9 Penyakit esofagus, tidak dijelaskan
K23* Kelainan esofagus pada penyakit c. e.
K23.0* Esofagitis tuberkolusa (A18.8†)
K23.1* Megaesofagus pada penyakit Chagas (B57.3†)
K23.8* Kelainan esofagus penyakit lain c. e..
K25 Gastric ulcer - tukak lambung
K26 Duodenal ulcer – tukak duodenum
K27 Peptic ulcer, situs tidak dijelaskan
K28 Gastrojejunal ulcer – tukak gastrojejunum
K29 Gastritis dan duodenitis
K29.0 Gastritis hemoragika akut
K29.1 Gastritis akut lain
K29.2 Gastritis alkoholik
K29.3 Gastritis kronik superfisialis
K29.4 Gastritis atrofika kronik
K29.5 Gastritis kronik, tidak dijelaskan
K29.6 Gastritis lain
K29.7 Gastritis, tidak dijelaskan
K29.8 Duodenitis
K29.9 Gastroduodenitis, tidak dijelaskan
K30 Dyspepsia
K31 Penyakit lain lambung dan duodenum
K31.0 Dilatasi akut lambung
K31.1 Stenosis pilorus hipertrofik dewasa
K31.2 Penyempitan gelas-pasir (hourglass stricture) dan stenosis lambung
K31.3 Pylorospasm, not elsewhere classified
K31.4 Divertikulum lambung
K31.5 Obstruksi duodenum
K31.6 Fistula lambung dan duodenum
K31.7 Polip lambung dan duodenum
K31.8 Penyakit lambung dan duodenum lain yang dijelaskan
K31.9 Penyakit lambung dan duodenum, tidak dijelaskan
K35 Appendisitis akut
K35.0 Appendisitis akut dengan peritonitis umum
K35.1 Appendisitis akut dengan abses peritoneum
K35.9 Appendisitis akut, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 11


12

K36 Appendisitis lain


K37 Appendisitis yang tidak dijelaskan
K38 Penyakit lain appendiks
K38.0 Hyperplasia appendiks
K38.1 Concretions (massa padat) appendiks
K38.2 Divertikulum (kantong kecil yang terbentuk di dinding) appendiks
K38.3 Fistula appendiks
K38.8 Penyakit lain appendiks yang dijelaskan
K38.9 Penyakit appendiks, tidak dijelaskan
K40 Hernia inguinalis
K40.0 Hernia inguinalis bilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren
K40.1 Hernia inguinalis bilateral, dengan gangren
K40.2 Hernia inguinalis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren
K40.3 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan obstruksi, tanpa gangren
K40.4 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan gangren
K40.9 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, tanpa obstruksi atau gangren
K41 Hernia femoralis
K41.0 Hernia femoralis bilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren
K41.1 Hernia femoralis bilateral, dengan gangren
K41.2 Hernia femoralis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren
K41.3 Hernia femoralis unilateral or tidak jelas, dengan obstruksi, tanpa gangren
K41.4 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, dengan gangren
K41.9 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, tanpa obstruksi atau gangren
K42 Hernia umbilikalis
K42.0 Hernia umbilikalis dengan obstruksi, tanpa gangren
K42.1 Hernia umbilikalis dengan gangren
K42.9 Hernia umbilikalis tanpa obstruksi atau gangren
K43 Hernia ventralis
K43.0 Hernia ventralis dengan obstruksi, tanpa gangren
K43.1 Hernia ventralis dengan gangren
K43.9 Hernia ventralis tanpa obstruksi atau gangren
K44 Hernia diafragmatika
K44.0 Hernia diafragmatika dengan obstruksi, tanpa gangren
K44.1 Hernia diafragmatika dengan gangren
K44.9 Hernia diafragmatika tanpa obstruksi atau gangren
K45 Hernia abdominalis lainnya
K45.0 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan obstruksi, tanpa gangren.
K45.1 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan gangren
K45.8 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan tanpa obstruksi atau gangren
K46 Hernia abdominalis yang tidak dijelaskan
K46.0 Hernia abdominalis dengan obstruksi yang tidak jelas, tanpa gangren
K46.1 Hernia abdominalis yang tidak jelas, dengan gangrene
K46.9 Hernia abdominalis yang tidak jelas, tanpa obstruksi atau gangren
K50 Penyakit Crohn [enteritis regionalis]
K50.0 Penyakit Crohn pada usus halus:

Apikes Iris, Padang 12


13

K50.1 Penyakit Crohn pada usus besar


K50.8 Penyakit Crohn lainnya
K50.9 Penyakit Crohn, tidak dijelaskan
K51 Kolitis ulseratif
K51.0 Enterokolitis ulseratif (kronik)
K51.1 Ileokolitis ulseratif (kronik)
K51.2 Proktitis ulseratif (kronik)
K51.3 Rektosigmoiditis ulseratif (kronik)
K51.4 Pseudopolyposis colon
K51.5 Proktokolitis mukosa
K51.8 Kolitis ulseratif lainnya
K51.9 Kolitis ulseratif, tidak dijelaskan
K52 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lainnya
K52.0 Gastroenteritis dan kolitis akibat radiasi
K52.1 Gastroenteritis dan kolitis toksik
K52.2 Gastroenteritis dan kolitis alergi dan dietetik
K52.8 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lain yang dijelaskan
K52.9 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif, tidak dijelaskan
K55 Kelainan vaskular usus
K55.0 Kelainan vaskular akut pada usus
K55.1 Kelainan vaskular kronik pada usus
K55.2 Angiodisplasia kolon
K55.8 Kelainan vaskular lain pada usus
K55.9 Kelainan vaskular usus, tidak dijelaskan
K56 Ileus paralitika dan obstruksi usus tanpa hernia
K56.0 Ileus paralitika
K56.1 Intussusception
K56.2 Volvulus
K56.3 Ileus batu empedu
K56.4 Hambatan [impaction] lain pada usus:
K56.5 Adhesi [bands] usus dengan obstruksi
K56.6 Obstruksi usus lainnya dan tidak dijelaskan
K56.7 Ileus, tidak dijelaskan
K57 Penyakit divertikulum usus
K57.0 Penyakit divertikulum usus halus dengan perforasi dan abses
K57.1 Penyakit divertikulum usus halus tanpa perforasi atau abses
K57.2 Penyakit divertikulum usus besar dengan perforasi dan abses
K57.3 Penyakit divertikulum usus besar tanpa perforasi atau abses
K57.4 Penyakit divertikulum usus halus dan kolon dengan perforasi dan abses
K57.5 Penyakit divertikulum usus halus dan besar tanpa perforasi atau abses
K57.8 Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas, dengan perforasi dan abses
K57.9 Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas, tanpa perforasi atau abses
K58 Irritable bowel syndrome [sindroma usus irritabel]
K58.0 Irritable bowel syndrome dengan diare
K58.9 Irritable bowel syndrome tanpa diare
K59 Kelainan fungsional usus lainnya

Apikes Iris, Padang 13


14

K59.0 Konstipasi
K59.1 Diare fungsional
K59.2 Usus neurogenik (gangguan fungsi syaraf usus), not elsewhere classified
K59.3 Megakolon, not elsewhere classified
K59.4 Spasme anus
K59.8 Kelainan fungsional usus lainnya yang dijelaskan
K59.9 Kelainan fungsional usus, tidak dijelaskan
K60 Fissure dan fistula daerah anus dan rektum
K60.0 Fissura anus akut
K60.1 Fissura anus kronik
K60.2 Fissura anus, tidak dijelaskan
K60.3 Fistula anus
K60.4 Fistula rektum
K60.5 Fistula anorektum
K61 Abses daerah anus dan rektum
K61.0 Abses anus
K61.1 Abses rektum
K61.2 Abses anorektum
K61.3 Abses iskiorektum
K61.4 Abses intrasfingter
K62 Penyakit lain pada anus dan rektum
K62.0 Polip anus
K62.1 Polip rektum
K62.2 Prolapsus ani
K62.3 Prolapsus rektum
K62.4 Stenosis anus dan rektum
K62.5 Perdarahan anus dan rektum
K62.6 Ulkus anus dan rektum
K62.7 Proktitis radiasi
K62.8 Penyakit anus dan rektum lainnya yang dijelaskan
K62.9 Penyakit anus dan rektum, tidak dijelaskan
K63 Penyakit-penyakit usus lainnya
K63.0 Abses usus
K63.1 Perforasi usus (non-traumatika)
K63.2 Fistula usus
K63.3 Ulkus usus
K63.4 Enteroptosis
K63.5 Polip kolon
K63.8 Penyakit usus lainnya yang dijelaskan
K63.9 Penyakit usus, tidak dijelaskan
K65 Peritonitis
K65.0 Peritonitis akut
K65.8 Peritonitis lain
K65.9 Peritonitis, tidak dijelaskan
K66 Kelainan lain pada peritoneum
K66.0 Adhesi peritoneum
K66.1 Haemoperitoneum

Apikes Iris, Padang 14


15

K66.8 Kelainan peritoneum lainnya yang dijelaskan


K66.9 Kelainan peritoneum, tidak dijelaskan
K67* Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e.
K67.0* Peritonitis khlamidia (A74.8†)
K67.1* Peritonitis gonokokus (A54.8†)
K67.2* Peritonitis sifilitika (A52.7†)
K67.3* Peritonitis tuberkulosa (A18.3†)
K67.8* Kelainan lain peritoneum pada penyakit infeksi c. e.
K70 Penyakit hati alkoholik [alcoholic liver disease]
K70.0 Hati berlemak alkoholik [alcoholic fatty liver]
K70.1 Hepatitis alkoholik [alcoholic hepatitis]
K70.2 Fibrosis dan sklerosis alkoholik pada hati
K70.3 Sirosis hepatis alkoholik [alcoholic cirrhosis of liver]
K70.4 Gagal hati alkoholik [alcoholic hepatic failure]
K70.9 Penyakit hati alkoholik, tidak dijelaskan
K71 Toxic liver disease – penyakit hati toksik
K71.0 Penyakit hati toksik dengan kholestasis
K71.1 Penyakit hati toksik dengan nekrosis hati
K71.2 Penyakit hati toksik dengan hepatitis akut
K71.3 Penyakit hati toksik dengan hepatitis kronik persisten
K71.4 Penyakit hati toksik dengan hepatitis lobularis kronik
K71.5 Penyakit hati toksik dengan hepatitis aktif kronik
K71.6 Penyakit hati toksik dengan hepatitis, not elsewhere classified
K71.7 Penyakit hati toksik dengan fibrosis dan sirrhosis hati
K71.8 Penyakit hati toksik dengan kelainan hati lainnya:
K71.9 Penyakit hati toksik, tidak dijelaskan
K72 Hepatic failure, not elsewhere classified
K72.0 Gagal hati akut dan subakut
K72.1 Gagal hati kronik
K72.9 Gagal hati, tidak dijelaskan
K73 Hepatitis kronik, not elsewhere classified
K73.0 Hepatitis persisten kronik, not elsewhere classified
K73.1 Hepatitis lobularis kronik, not elsewhere classified
K73.2 Hepatitis aktif kronik, not elsewhere classified
K73.8 Hepatitis kronik lain, not elsewhere classified
K73.9 Hepatitis kronik, tidak dijelaskan
K74 Fibrosis dan sirosis hati
K74.0 Fibrosis hati
K74.1 Sklerosis hati
K74.2 Fibrosis hati dengan sklerosis hati
K74.3 Sirosis biliaris primer
K74.4 Sirosis biliaris sekunder
K74.5 Sirosis biliaris, tidak dijelaskan
K74.6 Sirosis hati yang lain dan tidak dijelaskan
K75 Penyakit radang hati lainnya
K75.0 Abses hati

Apikes Iris, Padang 15


16

K75.1 Flebitis vena porta


K75.2 Hepatitis reaktif non-spesifik
K75.3 Hepatitis granulomatosa, not elsewhere classified
K75.4 Hepatitis autoimmun
K75.8 Penyakit hati meradang lainnya yang dijelaskan
K75.9 Penyakit hati meradang, tidak dijelaskan
K76 Penyakit-penyakit hati lainnya
K76.0 Hati (berubah menjadi) berlemak, not elsewhere classified
K76.1 Bendungan pasif kronik terhadap hati
K76.2 Nekrosis hemoragika sentralis hati
K76.3 Infark hepatis
K76.4 Peliosis hepatis
K76.5 Penyakit oklusi vena hepatika
K76.6 Hipertensi portal
K76.7 Sindroma hepatorenal
K76.8 Penyakit hati lainnya yang dijelaskan
K76.9 Penyakit hati, tidak dijelaskan
K77* Kelainan hati pada penyakit c. e.
K77.0* Kelainan hati pada penyakit infeksi dan parasit c. e.
K77.8* Kelainan hati pada penyakit lain c. e.
K80 Kholelithiasis – batu empedu
K80.0 Batu gallbladder dengan kholesistitis akut
K80.1 Batu gallbladder dengan kholesistitis lain
K80.2 Batu gallbladder tanpa kholesistitis
K80.3 Batu saluran empedu dengan kholangitis
K80.4 Batu saluran empedu dengan kholesistitis
K80.5 Batu saluran empedu tanpa kholangitis or kholesistitis
K80.8 Kholelitiasis lain
K81 Kholesistitis
K81.0 Kholesistitis akut
K81.1 Kholesistitis kronik
K81.8 Kholesistitis lain
K81.9 Kholesistitis, tidak dijelaskan
K82 Penyakit lain gallbladder
K82.0 Obstruksi gallbladder
K82.1 Hidrops gallbladder
K82.2 Perforasi gallbladder
K82.3 Fistula gallbladder
K82.4 Kholesterolosis gallbladder
K82.8 Penyakit gallbladder lainnya yang dijelaskan
K82.9 Penyakit gallbladder, tidak dijelaskan
K83 Penyakit-penyakit lain saluran empedu
K83.0 Cholangitis
K83.1 Obstruksi saluran empedu
K83.2 Perforasi saluran empedu
K83.3 Fistula saluran empedu
K83.4 Spasme sfingter Oddi

Apikes Iris, Padang 16


17

K83.5 Kista biliaris


K83.8 Penyakit saluran empedu lainnya yang dijelaskan
K83.9 Penyakit saluran empedu, tidak dijelaskan
K85 Pankreatitis akut
K86 Penyakit lain pankreas
K86.0 Pankreatitis kronik akibat alkohol
K86.1 Pankreatitis kronik lainnya
K86.2 Kista pancreas
K86.3 Pseudokista pancreas
K86.8 Penyakit pankreas lainnya yang dijelaskan
K86.9 Penyakit pankreas, tidak dijelaskan
K87* Kelainan gallbladder, saluran empedu dan pankreas pada penyakit c. e.
K87.0* Kelainan gallbladder dan saluran empedu pada penyakit c. e.
K87.1* Kelainan pankreas pada penyakit c. e.

K90 Malabsorpsi usus


K90.0 Coeliac disease
K90.1 Sprue tropis
K90.2 Blind loop syndrome, not elsewhere classified
K90.3 Steatorea pankreatika
K90.4 Malabsorpsi akibat intoleransi, not elsewhere classified
K90.8 Malabsorpsi usus lainnya
K90.9 Malabsorpsi usus, tidak dijelaskan
K91 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, not elsewhere classified
K91.0 Muntah menyusul bedah gastrointestinum
K91.1 Sindroma pasca-bedah lambung
K91.2 Malabsorbsi pascabedah, not elsewhere classified
K91.3 Obstruksi usus pasca-bedah
K91.4 Malfungsi kolostomi dan enterostomi
K91.5 Sindroma pasca-kholesistektomi
K91.8 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur lainnya, not elsewhere classified
K91.9 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, tidak dijelaskan
K92 Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan
K92.0 Haematemesis
K92.1 Melaena
K92.2 Perdarahan gastrointestinum, tidak dijelaskan
K92.8 Penyakit sistem pencernaan lainnya yang dijelaskan
K92.9 Penyakit sistem pencernaan, tidak dijelaskan
K93* Kelainan lain organ pencernaan pada penyakit c. e.
K93.0* Kelainan usus, peritoneum dan kelenjar mesenterika karena tuberkulosis
(A18.3†)
K93.1* Megakolon pada penyakit Chagas (B57.3†)
K93.8* Kelainan organ pencernaan lainnya yang dijelaskan, pada penyakit c. e.

Apikes Iris, Padang 17


18

Apikes Iris, Padang 18


MUSKULOSKELETON
HAMIL, MELAHIRKAN, DAN NIFAS (O00-O99)

Kehamilan yang berakhir dengan abortus (O00-O08)


O00. Ectopic pregnancy
O00.0 Kehamilan abdomen
O00.1 Kehamilan tuba
O00.2 Kehamilan ovarium
O00.8 Kehamilan ektopik lain
O00.9 Kehamilan ektopik, tidak dijelaskan
O01 Hydatidiform mole
O01.0 Hydatidiform mole klasik
O01.1 Hydatidiform mole tidak komplit dan parsial
O01.9 Hydatidiform mole, tidak dijelaskan
O02 Produk abnormal lain dari pembuahan
O02.0 Blighted ovum dan mola non-hydatidiformis
O02.1 Missed abortion
O02.8 Produk abnormal lain pembuahan yang disebutkan
O02.9 Produk abnormal pembuahan, tidak dijelaskan
O03 Abortus spontan
O04 Abortus medis
O05 Abortus lain
O06 Abortus yang tidak dijelaskan
O07 Usaha abortus yang gagal
O07.0 Abortus medis gagal, komplikasi infeksi saluran genital dan pelvis
O07.1 Abortus medis gagal, komplikasi perdarahan terlambat atau berlebihan
O07.2 Abortus medis gagal, komplikasi embolisme
O07.3 Abortus medis gagal, komplikasi lain dan tidak dijelaskan
O07.4 Abortus medis gagal, tanpa komplikasi, NOS
O07.5 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi infeksi saluran genital dan
pelvis.
O07.6 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi perdarahan terlambat atau
berlebihan
O07.7 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi embolism
O07.8 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi tidak jelas
O07.9 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, tanpa komplikasi.
O08 Komplikasi abortus dan hamil ektopik atau mola
O08.0 Infeksi saluran genital dan pelvik setelah abortus, hamil ektopik dan mola.
O08.1 Perdarahan terlambat atau berlebihan setelah abortus, hamil ektopik dan mola.
O08.2 Embolisme setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola.
O08.3 Shock setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
O08.4 Gagal ginjal setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
O08.5 Kelainan metabolik setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
O08.6 Kerusakan pada organ dan jaringan pelvik yang mengikuti kondisi pada O00-O07
O08.7 Komplikasi lain vena setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola

Apikes Iris, Padang


O08.8 Komplikasi lain setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
O08.9 Komplikasi setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola, tidak dijelaskan
O08 Komplikasi setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
O10 Hipertensi yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
O10.0 Hipertensi esensial yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
O10.1 Penyakit jantung hipertensif yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
O10.2 Penyakit ginjal hipertensif yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
O10.3 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif yang sebelumnya telah ada mempersulit
KMN
O10.4 Hipertensi sekunder yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
O10.9 Hipertensi yang tidak jelas yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
O11 Kelainan hipertensi yang sebelumnya telah ada diperberat oleh proteinuria
O12 Edema dan proteinuria akibat kehamilan [gestational] tanpa hipertensi
O12.0 Edema akibat kehamilan (gestational oedema)
O12.1 Proteinuria akibat kehamilan (gestational proteinuria)
O12.2 Edema akibat kehamilan dengan proteinuria
O13 Hipertensi akibat kehamilan tanpa proteinuria yang nyata
O14 Hipertensi akibat kehamilan dengan proteinuria yang nyata
O14.0 Pre-eklampsia sedang
O14.1 Pre-eklampsia berat
O14.9 Pre-eklampsia, tidak dijelaskan
O15 Eklampsia
O15.0 Eklampsia pada kehamilan
O15.1 Eklampsia pada waktu melahirkan
O15.2 Eklampsia pada nifas
O15.9 Eklampsia: tidak dijelaskan waktunya, NOS
O16 Hipertensi maternal yang tidak dijelaskan
O20 Perdarahan pada kehamilan dini
O20.0 Threatened abortion (ancaman abortus:, abortus imminens)
O20.8 Perdarahan lain pada kehamilan dini
O20.9 Perdarahan pada kehamilan dini, tidak dijelaskan
O21 Muntah berlebihan pada kehamilan
O21.0 Hyperemesis gravidarum ringan
O21.1 Hyperemesis gravidarum dengan kekacauan metabolik
O21.2 Late vomiting of pregnancy
O21.8 Muntah lain yang mempersulit kehamilan
O21.9 Muntah pada kehamilan, tidak dijelaskan
O22 Komplikasi vena pada kehamilan
O22.0 Pelebaran vena (varicose vein) anggota bawah pada kehamilan
O22.1 Varises genitalia pada kehamilan
O22.2 Thrombophlebitis superfisial pada kehamilan
O22.3 Phlebothrombosis profunda pada kehamilan
O22.4 Haemorrhoids pada kehamilan
O22.5 Thrombosis vena serebrealis pada kehamilan
O22.8 Komplikasi vena lainnya pada kehamilan

Apikes Iris, Padang


O22.9 Komplikasi vena pada kehamilan, tidak dijelaskan
O23 Infeksi saluran genitourinarius pada kehamilan
O23.0 Infeksi ginjal pada kehamilan
O23.1 Infeksi kandung kemih pada kehamilan
O23.2 Infeksi urethra pada kehamilan
O23.3 Infeksi bagian lain saluran urinarius pada kehamilan
O23.4 Infeksi saluran urinarius yang tidak dijelaskan pada kehamilan
O23.5 Infeksi saluran genital pada kehamilan
O23.9 Infeksi saluran genitourinarius lain dan tidak dijelaskan pada kehamilan
O24 Diabetes mellitus pada kehamilan
O24.0 Diabetes mellitus yang sebelumnya telah ada, insulin-dependent
O24.1 Diabetes mellitus yang sebelumnya telah ada, non-insulin-dependent
O24.2 Diabetes mellitus akibat malnutrisi yang sebelumnya telah ada
O24.3 Diabetes mellitus yang tidak dijelaskan yang sebelumnya telah ada
O24.4 Diabetes mellitus yang muncul sewaktu hamil
O24.9 Diabetes mellitus pada kehamilan, tidak dijelaskan
O25 Malnutrisi pada kehamilan
O26 Asuhan ibu untuk kondisi lain yang banyak berhubungan dengan kehamilan
O26.0 Peningkatan berat badan berlebihan pada kehamilan
O26.1 Peningkatan berat badan kurang pada kehamilan
O26.2 Perawatan kehamilan untuk abortus habitualis
O26.3 Intrauterine contraceptive device (IUD – ‘spiral’) tertahan pada kehamilan
O26.4 Herpes gestationis – herpes akibat kehamilan
O26.5 Sindroma hipotensi ibu
O26.6 Kelainan hati pada KMN
O26.7 Subluxasio symphysis (pubis) in KMN
O26.8 Kondisi lain yang dijelaskan akibat kehamilan
O26.9 Kondisi akibat kehamilan, tidak dijelaskan
O28 Penemuan abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.0 Penemuan hematologis abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.1 Penemuan biokimiawi abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.2 Penemuan sitologis abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.3 Penemuan ultrasonik abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.4 Penemuan radiologis abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.5 Penemuan kromosom dan genetik abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.8 Penemuan abnormal lain pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.9 Penemuan abnormal lain pada pemeriksaan antenatal ibu, tidak dijelaskan
O29 Komplikasi anaesthesia selama kehamilan
O29.0 Komplikasi anestesia pada paru-paru selama kehamilan
O29.1 Komplikasi anestesia pada jantung selama kehamilan
O29.2 Komplikasi anestesia pada sistem syaraf pusat selama kehamilan
O29.3 Reaksi toksik terhadap anestesia lokal selama kehamilan
O29.4 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidural selama kehamilan
O29.5 Komplikasi lain akibat anestesia spinal dan epidural selama kehamilan
O29.6 Intubasi (pemasukan tabung/selang) yang gagal atau sulit selama kehamilan
O29.8 Komplikasi lain anestesia selama kehamilan
O29.9 Komplikasi anestesia selama kehamilan, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


O30 Multiple gestation (kehamilan ganda)
O30.0 Twin pregnancy – hamil kembar dua
O30.1 Triplet pregnancy – hamil kembar tiga
O30.2 Quadruplet pregnancy – hamil kembar empat
O30.8 Kehamilan ganda lainnya
O30.9 Kehamilan ganda, tidak dijelaskan, Kehamilan ganda NOS
O31 Komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda
O31.0 Papyraceous fetus, Fetus compressus
O31.1 Penerusan kehamilan setelah satu janin atau lebih abortus.
O31.2 Penerusan kehamilan setelah kematian intrarahim satu janin atau lebih
O31.8 Komplikasi lain khusus untuk kehamilan ganda
O32 Asuhan ibu untuk malpresentasi fetus yang diketahui atau dicurigai.
O32.0 Asuhan ibu untuk letak (lie) anak yang tidak stabil
O32.1 Asuhan ibu untuk presentasi sungsang
O32.2 Asuhan ibu untuk letak transversa dan oblique (‘lintang’)
O32.3 Asuhan ibu untuk presentasi muka, dahi, dan dagu
O32.4 Asuhan ibu untuk kepala yang masih tinggi di saat term (cukup bulan)
O32.5 Asuhan ibu untuk hamil ganda dengan malpresentasi 1 janin atau lebih
O32.6 Asuhan ibu untuk presentasi campuran (‘compound’)
O32.8 Asuhan ibu untuk malpresentasi lain janin
O32.9 Asuhan ibu untuk malpresentasi janin yang tidak dijelaskan
O33 Asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai
O33.0 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat deformasi tulang pelvik ibu
O33.1 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan panggul secara umum
O33.2 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan inlet panggul
O33.3 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan outlet panggul
O33.4 Asuhan ibu untuk disproporsi campuran yang berasal dari ibu dan janin
O33.5 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat janin yang besar dari biasanya
O33.6 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat janin hydrocephalus
O33.7 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat deformitas janin lainnya
O33.8 Asuhan ibu untuk disproporsi dengan penyebab lain
O33.9 Asuhan ibu untuk disproporsi, tidak dijelaskan
O34 Asuhan ibu untuk known or suspected abnormality of pelvic organs
O34.0 Asuhan ibu untuk malformasi kongenital uterus
O34.1 Asuhan ibu untuk tumor korpus uteri
O34.2 Asuhan ibu akibat jaringan parut dari pembedahan sebelumnya
O34.3 Asuhan ibu untuk inkompetensi servix
O34.4 Asuhan ibu untuk kelainan lain servix
O34.5 Asuhan ibu untuk kelainan lain pada uterus hamil
O34.6 Asuhan ibu untuk kelainan vagina
O34.7 Asuhan ibu untuk kelainan vulva dan perineum
O34.8 Asuhan ibu untuk kelainan lain pada organ pelvik
O34.9 Asuhan ibu untuk kelainan organ pelvik yang tidak dijelaskan
O35 Asuhan ibu untuk kelainan dan kerusakan janin yang diketahui atau dicurigai
O35.0 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) malformasi sistem syaraf pusat pada janin
O35.1 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan kromosom pada janin
O35.2 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) penyakit herediter pada janin

Apikes Iris, Padang


O35.3 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat penyakit virus ibu
O35.4 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat alkohol
O35.5 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat obat-obatan
O35.6 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat radiasi
O35.7 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat prosedur medis lain
O35.8 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan dan kerusakan lain pada janin
O35.9 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan dan kerusakan janin yang tidak dijelaskan
O36 Asuhan ibu untuk masalah lain yang diketahui atau dicurigai pada janin
O36.0 Asuhan ibu untuk isoimunisasi rhesus
O36.1 Asuhan ibu untuk other isoimunisasi
O36.2 Asuhan ibu untuk hydrops fetalis
O36.3 Asuhan ibu untuk tanda-tanda hipoksia janin
O36.4 Asuhan ibu untuk kematian intrauterus
O36.5 Asuhan ibu untuk pertumbuhan janin yang lambat
O36.6 Asuhan ibu untuk pertumbuhan janin berlebihan
O36.7 Asuhan ibu untuk janin hidup pada kehamilan abdomen
O36.8 Asuhan ibu untuk masalah lain janin yang diketahui
O36.9 Asuhan ibu untuk masalah janin yang tidak dijelaskan
O40 Polyhydramnios
O41 Kelainan lain pada cairan dan selaput ketuban
O41.0 Oligohydramnios
O41.1 Infeksi kantong dan selaput ketuban (amnion)
O41.8 Kelainan lain cairan dan selaput ketuban yang dijelaskan
O41.9 Kelainan cairan dan selaput ketuban yang tidak dijelaskan
O42 Premature rupture of membranes - ketuban pecah dini
O42.0 Premature rupture of membranes, persalinan dimulai dalam 24 jam
O42.1 Premature rupture of membranes, persalinan dimulai setelah 24 jam
O42.2 Premature rupture of membranes, persalinan diperlambat oleh terapi
O42.9 Premature rupture of membranes, tidak dijelaskan
O43 Kelainan plasenta
O43.0 Placental transfusion syndromes
O43.1 Malformasi plasenta
O43.8 Kelainan lain plasenta: disfungsi plasenta, infark plasenta
O43.9 Kelainan plasenta, tidak dijelaskan
O44 Placenta praevia
O44.0 Placenta praevia yang dinyatakan tanpa perdarahan
O44.1 Placenta praevia dengan perdarahan
O45 Pemisahan prematur plasenta [abruptio placentae]
O45.0 Pemisahan prematur plasenta dengan cacad koagulasi
O45.8 Pemisahan prematur lainnya pada plasenta
O45.9 Pemisahan prematur plasenta, tidak dijelaskan
O46 Perdarahan antepartum, not elsewhere classified
O46.0 Perdarahan antepartum dengan cacad koagulasi
O46.8 Perdarahan antepartum lainnya
O46.9 Perdarahan antepartum, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


O47 False labour – persalinan palsu
O47.0 False labour sebelum 37 minggu kehamilan
O47.1 False labour pada atau setelah 37 minggu kehamilan
O47.9 False labour, tidak dijelaskan
O48 Prolonged pregnancy

Komplikasi persalinan dan kelahiran (O60-O75)


O60. Kelahiran preterm
O61. Kegagalan induksi persalinan
O61.0 Kegagalan induksi persalinan medis
O61.1 Kegagalan induksi persalinan dengan instrumen
O61.8 Kegagalan induksi persalinan lainnya.
O61.9 Kegagalan induksi persalinan, tidak dijelaskan
O62. Kelainan tenaga persalinan
O62.0 Kontraksi inadekuat primer
O62.1 Inersia uterus sekunder
O62.2 Inersi lain uterus
O62.3 Precipitate labour – persalinan yang cepat [partus presipitatus]
O62.4 Kontraksi hipertonik uterus, tidak teratur dan waktunya memanjang
O62.8 Kelainan lain tenaga persalinan
O62.9 Kelainan tenaga persalinan, tidak dijelaskan
O63. Long labour – partus memanjang
O63.0 Kala I (persalinan) memanjang – sejak kontraksi dimulai
O63.1 Kala II (persalinan) memanjang – sejak pembukaan lengkap sampai lahir
O63.2 Kelahiran bayi kedua.pada twin, triplet, dst. tertunda
O63.9 Partus memanjang (long labour): tidak dijelaskan, NOS
O64. Persalinan terhambat (obstructed labour) akibat malposisi dan malpresentasi
fetus
O64.0 Persalinan terhambat akibat rotasi kepala janin tidak sempurna
O64.1 Persalinan terhambat akibat presentasi sungsang
O64.2 Persalinan terhambat akibat presentasi muka
O64.3 Persalinan terhambat akibat presentasi dahi
O64.4 Persalinan terhambat akibat presentasi bahu
O64.5 Persalinan terhambat akibat presentasi campuran
O64.8 Persalinan terhambat akibat malposisi dan malpresentasi lain
O64.9 Persalinan terhambat akibat malposisi dan malpresentasi yang tidak dijelaskan
O65. Persalinan terhambat akibat kelainan pelvik ibu
O65.0 Persalinan terhambat akibat deformasi pelvis
O65.1 Persalinan terhambat akibat panggul secara umum sempit
O65.2 Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu atas panggul
O65.3 Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu bawah dan rongga panggul
O65.4 Persalinan terhambat akibat disproporsi feto-pelvik, tidak dijelaskan
O65.5 Persalinan terhambat akibat kelainan organ pelvik ibu
O65.8 Persalinan terhambat akibat kelainan lain pelvik ibu
O65.9 Persalinan terhambat akibat kelainan pelvik ibu yang tidak dijelaskan
O66. Persalinan terhambat lainnya

Apikes Iris, Padang


O66.0 Persalinan terhambat akibat distosia bahu
O66.1 Persalinan terhambat akibat locked twins – si kembar saling mengunci
O66.2 Persalinan terhambat akibat janin sangat besar
O66.3 Persalinan terhambat akibat kelainan lain pada janin
O66.4 Kegagalan percobaan persalinan, tidak dijelaskan
O66.5 Kegagalan penggunaan ekstraksi vakum dan forseps, tidak dijelaskan
O66.8 Persalinan terhambat lain yang dijelaskan
O66.9 Persalinan terhambat, tidak dijelaskan
O67. Persalinan dipersulit oleh perdarahan intrapartum, n.e.c.
O67.0 Perdarahan intrapartum dengan cacad koagulasi
O67.8 Perdarahan intrapartum lainnya -
O67.9 Perdarahan intrapartum, tidak dijelaskan
O68. Persalinan dipersulit oleh fetal stress [distress]
O68.0 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh kelainan fetal heart rate (FHR)
O68.1 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh meconium di dalam cairan amnion
O68.2 Persalinan dan kelahiran dipersulit kelainan FHR dengan meconium di cairan
amnion
O68.3 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti biokimiawi fetal stress
O68.8 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti lain fetal stress
O68.9 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh fetal stress, tidak dijelaskan
O69. Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi tali pusat
O69.0 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh prolaps umbilikus
O69.1 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus melilit leher, dengan penekanan
O69.2 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus tersangkut lainnya
O69.3 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus pendek
O69.4 Persalinan dan kelahiran dipersulit vasa praevia [perdarahan dari vasa praevia]
O69.5 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh lesi pembuluh darah umbilikus
O69.8 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi umbilikus lainnya
O69.9 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi umbilikus, tidak dijelaskan
O70. Laserasi perineum sewaktu melahirkan
O70.0 Luka perineum tingkat satu sewaktu melahirkan
O70.1 Luka perineum tingkat dua sewaktu melahirkan
O70.2 Luka perineum tingkat tiga sewaktu melahirkan
O70.3 Luka perineum tingkat empat sewaktu melahirkan
O70.9 Luka perineum sewaktu melahirkan, tidak dijelaskan
O71. Trauma obstetrik lainnya
O71.0 Ruptur uterus sebelum awal persalinan
O71.1 Ruptur uterus selama persalinan
O71.2 Inversi uterus postpartum
O71.3 Luka obstetrik pada serviks
O71.4 Luka obstetrik tinggi tersendiri di vagina
O71.5 Cedera obstetrik lain pada organ pelvik
O71.6 Kerusakan obstetrik terhadap sendi dan ligamen pelvik
O71.7 Haematoma obstetrik pada pelvis
O71.8 Trauma obstetrik lain yang dijelaskan
O71.9 Trauma obstetrik, tidak dijelaskan
O72. Postpartum haemorrhage

Apikes Iris, Padang


O72.0 Perdarahan kala III
O72.1 Perdarahan postpartum segera lainnya
O72.2 Perdarahan postpartum terlambat dan sekunder
O72.3 Cacad koagulasi postpartum
O73. Tertahannya plasenta dan selaput ketuban, tanpa perdrahan
O73.0 Plasenta terahan tanpa perdarahan
O73.1 Bagian plasenta dan membran tertahan, tanpa perdarahan
O74. Komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran
O74.0 Pneumonitis aspirasi akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran
O74.1 Kompilasi paru-paru lainnya selama persalinan dan kelahiran
O74.2 Komplikasi anestesia terhadap jantung selama persalinan dan kelahiran
O74.3 Komplikasi anestesia terhadap sistem syaraf pusat selama persalinan dan kelahiran
O74.4 Reaksi toksik terhadap anestesia lokal selama persalinan dan kelahiran
O74.5 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidural selama persalinan dan kelahiran
O74.6 Komplikasi lain anestesia spinal dan epidural selama persalinan dan kelahiran
O74.7 Intubasi gagal atau sulit selama persalinan dan kelahiran
O74.8 Komplikasi lain anestesia selama persalinan dan kelahiran
O74.9 Komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran, tidak dijelaskan
O75. Komplikasi lain persalinan dan kelahiran, not elsewhere classified
O75.0 Maternal distress selama persalinan dan kelahiran
O75.1 Shock selama atau sesudah persalinan dan kelahiran
O75.2 Pyrexia selama persalinan dan kelahiran, not elsewhere classified
O75.3 Infeksi lain selama persalinan
O75.4 Komplikasi lain dari operasi dan prosedur obstetrik
O75.5 Kelahiran terlambat setelah membran dipecahkan secara artifisial
O75.6 Kelahiran terlambat setelah membran pecah spontan atau tidak dijelaskan
O75.7 Kelahiran per vaginam setelah seksio sesar sebelumnya
O75.8 Komplikasi lain persalinan yang dijelaskan
O75.9 Komplikasi persalinan, tidak dijelaskan

Kelahiran (O80-O84)
O80. Kelahiran spontan tunggal
O80.0 Kelahiran verteks spontan
O80.1 Kelahiran sungsang spontan
O80.8 Kelahiran spontan tunggal lainnya
O80.9 Kelahiran spontan tunggal, tidak dijelaskan
O81. Kelahiran tunggal dengan forsep dan ekstraktor vakum
O81.0 Kelahiran forseps rendah
O81.1 Kelahiran forseps rongga tengah
O81.2 Forseps rongga tengah dengan rotasi
O81.3 Kelahiran forseps lain dan tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


10

O81.4 Kelahiran dengan ekstraksi vakum


O81.5 Kelahiran dengan kombinasi forseps dan ekstraktor vakum
O82. Kelahiran tunggal dengan seksio sesar
O82.0 Kelahiran dengan seksio sesar elektif
O82.1 Kelahiran dengan seksio sesar darurat
O82.2 Kelahiran dengan histerektomi sesar
O82.8 Kelahiran tunggal lainnya dengan seksio sesar
O82.9 Kelahiran dengan seksio sesar, tidak dijelaskan
O83. Kelahiran tunggal lain yang terbantu
O83.0 Ekstraksi sungsang
O83.1 Kelahiran sungsang lain yang dibantu
O83.2 Kelahiran yang dibantu oleh manipulasi lainnya
O83.3 Kelahiran janin hidup pada kehamilan abdomen
O83.4 Operasi destruktif untuk kelahiran
O83.8 Kelahiran tunggal terbantu lain yang dijelaskan
O83.9 Kelahiran tunggal terbantu, tidak dijelaskan
O84 Kelahiran ganda
O84.0 Kelahiran ganda, semua spontan
O84.1 Kelahiran ganda, semua dengan forseps dan ekstraktor vakum
O84.2 Kelahiran ganda, semua dengan seksio sesar
O84.8 Kelahiran ganda lainnya
O84.9 Kelahiran ganda, tidak dijelaskan

Komplikasi yang berhubungan dengan nifas (O85-O92)


O85. Puerperal sepsis
O86. Infeksi nifas lainnya
O86.0 Infeksi luka bedah obstetrik
O86.1 Infeksi lain saluran genital setelah kelahiran
O86.2 Infeksi saluran kemih setelah kelahiran
O86.3 Infeksi genitourinarius setelah setelah kelahiran
O86.4 Pyrexia setelah kelahiran dengan penyebab tidak diketahui
O86.8 Infeksi nifas lain yang dijelaskan
O87. Komplikasi vena di saat nifas
O87.0 Thrombophlebitis superfisialis pada waktu nifas
O87.1 Phlebothrombosis profunda pada waktu nifas
O87.2 Haemorrhoids pada waktu nifas
O87.3 Thrombosis vena cerebralis pada waktu nifas
O87.8 Komplikasi lain pada vena pada waktu nifas
O87.9 Komplikasi vena pada waktu nifas, tidak dijelaskan
O88 Obstetric embolism
O88.0 Embolisme udara obstetrik
O88.1 Embolisme cairan amnion
O88.2 Embolisme bekuan darah obstetrik
O88.3 Embolisme pyaemik and septik obstetrik
O88.8 Embolisme obstetrik lain
O89 Komplikasi anestesia pada waktu nifas

Apikes Iris, Padang 10


11

089.0 Komplikasi anestesia pada paru-paru pada waktu nifas


O89.1 Komplikasi anestesia pada jantung pada waktu nifas
O89.2 Komplikasi anestesia pada sistem syaraf pusat pada waktu nifas
O89.3 Reaksi toksik anestesia lokal pada waktu nifas
O89.4 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidura pada waktu nifas
O89.5 Komplikasi lain anestesia spinal dan epidura pada waktu nifas
O89.6 Intubasi sulit atau gagal pada waktu nifas
O89.8 Komplikasi lain dari anestesia pada waktu nifas
O89.9 Komplikasi anestesia pada waktu nifas, tidak dijelaskan
O90 Komplikasi nifas, not elsewhere classified
O90.0 Disrupsi luka seksio sesar
O90.1 Disrupsi luka obstetrik pada perineum
O90.2 Haematoma luka obstetrik
O90.3 Kardiomiopati dalam nifas
O90.4 Gagal ginjal akut postpartum
O90.5 Tiroiditis postpartum
O90.8 Komplikasi lain nifas, not elsewhere classified
O90.9 Komplikasi nifas, tidak dijelaskan
O91 Infeksi mammae sehubungan dengan melahirkan
O91.0 Infeksi papilla mammae sehubungan dengan melahirkan
O91.1 Abses mammae sehubungan dengan melahirkan
O91.2 Mastitis nonpurulenta sehubungan dengan melahirkan
O92 Kelainan lain mammae dan laktasi sehubungan dengan melahirkan
O92.0 Retraksi papilla mammae sehubungan dengan melahirkan
O92.1 Retak papilla mammae sehubungan dengan melahirkan
O92.2 Kelainan lain dan tidak dijelaskan pada mammae sehubungan dengan melahirkan
O92.3 Agalactia – [tidak mampu memproduksi ASI]
O92.4 Hypogalactia – [produksi ASI kurang]
O92.5 Suppressed lactation – [penekanan laktasi]
O92.6 Galactorrhoea – produksi ASI berlebihan
O92.7 Kelainan laktasi lainnya dan tidak dijelaskan

Kondisi obstetrik lain, not elsewhere classified (O95-O99)


O95 Kematian obstetrik yang penyebabnya tidak dijelaskan
O96 Kematian akibat obstetri yang terjadi >42 hari tapi <1 tahun setelah
melahirkan
O97 Kematian akibat sekuel dari penyebab obstetrik langsung
O98 Penyakit infeksi dan parasit ibu c.e. tapi mempersulit KMN
O98.0 Tuberkulosis yang mempersulit KMN
O98.1 Sifilis yang mempersulit KMN
O98.2 Gonorrhoea yang mempersulit KMN
O98.3 Infeksi lain dengan transmisi utama secara seksual yang mempersulit KMN
O98.4 Hepatitis virus yang mempersulit KMN
O98.5 Penyakit virus lain yang mempersulit KMN
O98.6 Penyakit protozoa yang mempersulit KMN
O98.8 Penyakit infeksi dan parasit lain yang mempersulit KMN

Apikes Iris, Padang 11


12

O98.9 Penyakit infeksi dan parasit ibu yang tidak dijelaskan yang mempersulit KMN
O99 Penyakit maternal lainnya c.e. tapi mempersulit KMN
O99.0 Anemia yang mempersulit KMN
O99.1 Penyakit lain pada darah dan organ pembentuk darah serta kelainan tertentu yang
melibatkan mekanisme imun yang mempersulit KMN
O99.2 Penyakit endokrin, gizi dan metabolik yang mempersulit KMN
O99.3 Kelainan jiwa dan penyakit sistem syaraf yang mempersulit KMN
O99.4 Penyakit sistem sirkulasi yang mempersulit KMN
O99.5 Penyakit sistem pernafasan yang mempersulit KMN
O99.6 Penyakit sistem pencernaan yang mempersulit KMN
O99.7 Penyakit kulit dan jaringan subkutis yang mempersulit KMN
O99.8 Penyakit dan kondisi lain yang dijelaskan yang mempersulit KMN

Apikes Iris, Padang 12


13

KONDISI TERTENTU YANG DIMULAI PADA PERIODE PERINATAL


(P00-P96)

Janin dan neonatus terganggu oleh faktor maternal dan komplikasi


kehamilan, persalinan dan kelahiran (P00-P04)
P00. Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang mungkin tidak
berhubungan dengan kehamilan sekarang.
P00.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan hipertensif maternal
P00.1 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit ginjal dan saluran kemih maternal.
P00.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit infeksi dan parasit maternal.
P00.3 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit sirkulasi dan respirasi maternal lain.
P00.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan gizi ibu
P00.5 Janin dan neonatus terganggu oleh cedera maternal
P00.6 Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur bedah maternal
P00.7 Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur medis maternal lain, n.e.c.
P00.8 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal lain
P00.9 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang tidak dijelaskan
P01 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan maternal
P01.0 Janin dan neonatus terganggu oleh serviks inkompeten
P01.1 Janin dan neonatus terganggu oleh ketuban pecah dini
P01.2 Janin dan neonatus terganggu oleh oligohydramnios
P01.3 Janin dan neonatus terganggu oleh polyhydramnios
P01.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ektopik
P01.5 Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ganda
P01.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kematian ibu
P01.7 Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi sebelum persalinan
P01.8 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan lain pada ibu
P01.9 Janin dan neonatus terganggu komplikasi kehamilan pada ibu, tidak dijelaskan
P02 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi plasenta, umbilikus, dan
membran
P02.0 Janin dan neonatus terganggu oleh plasenta praevia
P02.1 Janin dan neonatus terganggu oleh pemisahan dan perdarahan lain plasenta
P02.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan bentuk dan fungsi lain dan yang tidak
dijelaskan pada plasenta
P02.3 Janin dan neonatus terganggu oleh sindroma transfusi plasenta
P02.4 Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus yang turun (prolapsed cord)
P02.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penekanan lain umbilikus
P02.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi umbilikus lain dan tidak dijelaskan
P02.7 Janin dan neonatus terganggu oleh chorioamnionitis
P02.8 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan lain pada membran
P02.9 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan membran yang tidak dijelaskan
P03 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain persalinan dan kelahiran
P03.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran dan ekstraksi sungsang
P03.1 Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi, malposisi dan disproporsi lain
selama persalinan dan kelahiran
P03.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran forseps
P03.3 Janin dan neonatus terganggu kelahiran dengan ekstraksi vakum [ventouse]

Apikes Iris, Padang 13


14

P03.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran sesar


P03.5 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran presipitatus
P03.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kontraksi abnormal rahim
P03.8 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain melahirkan yang dijelaskan
P03.9 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi partus yang tidak dijelaskan
P04 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh buruk yang masuk melalui
plasenta atau ASI
P04.0 Janin dan neonatus terganggu oleh anestesia dan analgesia ibu pada hamil dan
partus
P04.1 Janin dan neonatus terganggu oleh obat-obatan maternal lain
P04.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan tembakau oleh ibu
P04.3 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan alkohol oleh ibu
P04.4 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu
P04.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan zat-zat kimia nutrisi oleh ibu
P04.6 Janin dan neonatus terganggu oleh pendedahan ibu pada zat-zat kimiawi
lingkungan
P04.8 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh merusak lain terhadap ibu
P04.9 Janin dan neonatus terganggu pengaruh merusak terhadap ibu, tidak dijelaskan

Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan dan pertumbuhan


janin (P05-P08)
P05. Pertumbuhan janin lambat dan malnutrisi janin
P05.0 Light for gestational age
P05.1 Small for gestational age
P05.2 Malnutrisi janin tanpa disebutkan ringan atau kecil untuk usia kehamilan
P05.9 Pertumbuhan lambat janin, tidak dijelaskan
P07. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan singkat dan berat lahir rendah,
n.e.c.
P07.0 Berat lahir sangat rendah
P07.1 Berat lahir rendah lainnya
P07.2 Immaturitas ekstrim
P07.3 Neonatus preterm lainnya
P08. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan lama dan berat lahir tinggi
P08.0 Bayi sangat besar
P08.1 Bayi berat untuk usia kehamilan lainnya
P08.2 Bayi post-term, tapi tidak berat untuk usia kehamilannya

Trauma lahir (P10-P15)


P10. Luka dan perdarahan intrakranium akibat cedera lahir
P10.0 Perdarahan subdura akibat trauma lahir
P10.1 Perdarahan otak akibat trauma lahir
P10.2 Perdarahan intraventrikel akibat trauma lahir
P10.3 Perdarahan subarakhnoid akibat trauma lahir
P10.4 Robekan tentorium akibat trauma lahir
P10.8 Luka dan perdarahan intrakranium lain akibat trauma lahir
P10.9 Luka dan perdarahan intrakranium yang tidak dijelaskan akibat trauma lahir

Apikes Iris, Padang 14


15

P11. Cedera lahir lainnya terhadap sistem syaraf pusat


P11.0 Edema serebri akibat trauma lahir
P11.1 Kerusakan lain yang dijelaskan pada otak akibat trauma lahir
P11.2 Kerusakan yang tidak dijelaskan pada otak akibat trauma lahir
P11.3 Cedera lahir terhadap n. facialis
P11.4 Cedera lahir terhadap n. craniales lainnya
P11.5 Cedera lahir terhadap vertebra dan medulla spinalis
P11.9 Cedera lahir terhadap sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan
P12 Cedera lahir terhadap kepala
P12.0 Cephalhaematoma akibat trauma lahir
P12.1 Chignon akibat trauma lahir
P12.2 Perdarahan sub-aponeurosis epikranium akibat trauma lahir
P12.3 Lecet pada kepala akibat trauma lahir
P12.4 Cedera pengamatan pada kepala neonatus
P12.8 Cedera lahir lainnya terhadap kepala
P12.9 Cedera lahir terhadap kepala, tidak dijelaskan
P13 Cedera lahir terhadap skeleton
P13.0 Fraktur tengkorak akibat trauma lahir
P13.1 Cedera lahir lain terhadap tengkorak
P13.2 Cedera lahir terhadap femur
P13.3 Cedera lahir terhadap tulang panjang lainnya
P13.4 Fraktur klavikula akibat trauma lahir
P13.8 Cedera lahir terhadap skeleton lain
P13.9 Cedera lahir terhadap skeleton, tidak dijelaskan
P14 Cedera lahir terhadap sistem syaraf tepi
P14.0 Paralysis Erb akibat cedera lahir – [paralisis lengan pleksus brakhialis]
P14.1 Paralysis Klumpke akibat cedera lahir – [paralisis lengan bawah dan tangan]
P14.2 Paralysis n. phrenicus akibat cedera lahir
P14.3 Cedera lahir lain terhadap pleksus brakhialis
P14.8 Cedera lahir terhadap bagian sistem syaraf perifer
P14.9 Cedera lahir terhadap sistem syaraf perifer, tidak dijelaskan
P15. Cedera lahir lainnya
P15.0 Cedera lahir terhadap hati
P15.1 Cedera lahir terhadap limpa
P15.2 Cedera sternomastoid akibat cedera lahir
P15.3 Cedera lahir terhadap mata
P15.4 Cedera lahir terhadap muka
P15.5 Cedera lahir terhadap genitalia externa
P15.6 Nekrosis lemak subkutis akibat cedera lahir
P15.8 Cedera lahir lain yang dijelaskan
P15.9 Cedera lahir, tidak dijelaskan

Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus perinatal (P20-P29)


P20. Hipoksia intrauterus
P20.0 Hipoksia intrauterus pertama diketahui sebelum awal persalinan
P20.1 Hipoksia intrauterus pertama diketahui sewaktu persalinan dan kelahiran
P20.9 Hipoksia intrauterus, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 15


16

P21. Asphyxia lahir


P21.0 Asphyxia lahir berat
P21.1 Asphyxia lahir ringan dan sedang
P21.9 Asphyxia lahir, tidak dijelaskan
P22. Respiratory distress of newborn – kesulitan bernafas neonatus
P22.0 Respiratory distress syndrome [RDS] pada neonatus
P22.1 Transient tachypnoea pada neonatus
P22.8 Distress pernafasan lain pada neonatus
P22.9 Distress pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan
P23. Pneumonia kongenital
P23.0 Pneumonia kongenital akibat virus
P23.1 Pneumonia kongenital akibat Chlamydia
P23.2 Pneumonia kongenital akibat staphylococcus
P23.3 Pneumonia kongenital akibat streptococcus, group B
P23.4 Pneumonia kongenital akibat Escherichia coli
P23.5 Pneumonia kongenital akibat Pseudomonas
P23.6 Pneumonia kongenital akibat agen bakteri lainnya
P23.8 Pneumonia kongenital akibat organisme lain
P23.9 Pneumonia kongenital, tidak dijelaskan
P24. Sindroma aspirasi neonatus
P24.0 Aspirasi mekonium oleh neonatus
P24.1 Aspirasi cairan amnion dan mukus oleh neonatus
P24.2 Aspirasi darah oleh neonatus
P24.3 Aspirasi susu dan makanan yang dimuntahkan oleh neonatus
P24.8 Sindroma aspirasi oleh neonatus lainnya
P24.9 Sindroma aspirasi oleh neonatus, tidak dijelaskan
P25. Emfisema interstitialis dan kondisi terkait yang dimulai pada masa perinatal
P25.0 Emfisema interstitialis yang dimulai pada masa perinatal
P25.1 Pneumothorax yang dimulai pada masa perinatal
P25.2 Pneumomediastinum yang dimulai pada masa perinatal
P25.3 Pneumoperikardium yang dimulai pada masa perinatal
P25.8 Kondisi lain yang terkait emfisema interstitialis yang dimulai pada masa perinatal
P26. Perdarahan paru-paru yang dimulai pada masa perinatal
P26.0 Perdarahan trakheobronkhialis yang dimulai pada masa perinatal
P26.1 Perdarahan paru-paru masif yang dimulai pada masa perinatal
P26.8 Perdarahan paru-paru lainnya yang dimulai pada masa perinatal
P26.9 Perdarahan paru-paru, tidak dijelaskan, yang dimulai pada masa perinatal
P27. Penyakit pernafasan kronis yang dimulai pada masa perinatal
P27.0 Sindroma Wilson-Mikity
P27.1 Displasia bronkhopulmonalis yang dimulai pada masa perinatal
P27.8 Penyakit pernafasan kronis lain yang dimulai pada masa perinatal
P27.9 Penyakit pernafasan kronis, tidak dijelaskan, yang dimulai pada masa perinatal
P28. Kondisi pernafasan lain yang dimulai pada masa perinatal
P28.0 Atelektasis primer neonatus
P28.1 Atelektasis neonatus lainnya dan yang tidak dijelaskan
P28.2 Serangan sianotik pada neonatus

Apikes Iris, Padang 16


17

P28.3 Apnoea tidur primer pada neonatus


P28.4 Apnoea lain pada neonatus
P28.5 Kegagalan pernafasan pada neonatus
P28.8 Kondisi pernafasan lain yang dijelaskan pada neonatus
P28.9 Kondisi pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan
P29. Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal
P29.0 Gagal jantung neonatus
P29.1 Disritmia jantung neonatus
P29.2 Hipertensi neonatus
P29.3 Sirkulasi janin persisten
P29.4 Iskemia miokardium sementara pada neonatus
P29.8 Kelainan kardiovaskuler lain yang dimulai pada masa perinatal
P29.9 Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal, tidak dijelaskan

Infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-P39)


P35. Penyakit viral kongenital
P35.0 Sindroma rubella kongenital
P35.1 Infeksi cytomegalovirus kongenital
P35.2 Infeksi herpesvirus [herpes simplex] kongenital
P35.3 Hepatitis virus kongenital
P35.8 Penyakit virus kongenital lainnya
P35.9 Penyakit virus kongenital, tidak dijelaskan
P36. Sepsis bakteri pada neonatus
P36.0 Sepsis neonatus akibat streptokokus, group B
P36.1 Sepsis neonatus akibat streptokoki lain dan tidak dijelaskan
P36.2 Sepsis neonatus akibat Staphylococcus aureus
P36.3 Sepsis neonatus akibat stafilokoki lain dan tidak dijelaskan
P36.4 Sepsis neonatus akibat Escherichia coli
P36.5 Sepsis neonatus akibat kuman anaerob
P36.8 Sepsis bakteri lain pada neonatus
P36.9 Sepsis bakteri pada neonatus, tidak dijelaskan
P37. Penyakit infeksi dan parasit kongenital lainnya
P37.0 Tuberkulosis kongenital
P37.1 Toxoplasmosis kongenital
P37.2 Listeriosis neonatus (disseminata)
P37.3 Malaria falsiparum kongenital
P37.4 Malaria kongenital lainnya
P37.5 Kandidiasis neonatus
P37.8 Penyakit infeksi dan parasit kongenital lain yang dijelaskan
P37.9 Penyakit infeksi dan parasit kongenital, tidak dijelaskan
P38. Omphalitis neonatus dengan atau tanpa perdarahan ringan
P39. Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal
P39.0 Mastitis infektif neonatus
P39.1 Konjungtivitis and dakriosistitis neonatus
P39.2 Infeksi janin intra-amnion, not elsewhere classified
P39.3 Infeksi saluran kemih neonatus
P39.4 Infeksi kulit neonatus

Apikes Iris, Padang 17


18

P39.8 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, yang dijelaskan
P39.9 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, tidak dijelaskan

Kelainan perdarahan dan hematologis janin dan neonatus (P50-P61)


P50. Kehilangan darah janin – fetal blood loss
P50.0 Kehilangan darah janin dari vasa praevia
P50.1 Kehilangan darah janin dari ruptur umbilikus
P50.2 Kehilangan darah janin dari plasenta
P50.3 Perdarahan ke dalam saudara kembar
P50.4 Perdarahan ke dalam sirkulasi ibu
P50.5 Kehilangan darah janin dari ujung terpotong umbilikus saudara kembarnya
P50.8 Kehilangan darah janin lainnya
P50.9 Kehilangan darah janin dari, tidak dijelaskan
P51. Perdarahan dari umbilikus neonatus
P51.0 Perdarahan massif dari umbilikus neonatus
P51.8 Perdarahan dari umbilikus neonatus lainnya
P51.9 Perdarahan dari umbilikus neonatus, tidak dijelaskan
P52. Perdarahan non-traumatika intrakranium janin dan neonatus
P52.0 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 1, janin dan neonatus
P52.1 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 2, janin dan neonatus
P52.2 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 3, janin dan neonatus
P52.3 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika) janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P52.4 Perdarahan intraserebri (nontraumatika) janin dan neonatus
P52.5 Perdarahan subarakhnoid (nontraumatika) janin dan neonatus
P52.6 Perdarahan serebellum (nontraumatika) dan fossa posterior janin dan neonatus
P52.8 Perdarahan intrakranium (nontraumatika) lain janin dan neonatus
P52.9 Perdarahan intrakranium (nontraumatika) janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P53. Penyakit perdarahan janin dan neonatus
P54. Perdarahan neonatus lainnya
P54.0 Haematemesis neonatus
P54.1 Melaena neonatus
P54.2 Perdarahan rektum neonatus
P54.3 Perdarahan gastrointestinal neonatus lainnya
P54.4 Perdarahan adrenal neonatus
P54.5 Perdarahan kulit neonatus
P54.6 Perdarahan vagina neonatus
P54.8 Perdarahan neonatus lain yang dijelaskan
P54.9 Perdarahan neonatus, tidak dijelaskan
P55. Penyakit haemolitika janin dan neonatus
P55.0 Isoimmunisasi Rh janin dan neonatus
P55.1 Isoimmunisasi ABO janin dan neonatus
P55.8 Penyakit hemolitika lain janin dan neonatus
P55.9 Penyakit hemolitika janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P56. Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika
P56.0 Hidrops fetalis akibat isoimmunization
P56.9 Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika lain dan tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 18


19

P57. Kernikterus
P57.0 Kernikterus akibat isoimunisasi
P57.8 Kernikterus lain yang dijelaskan
P57.9 Kernikterus, tidak dijelaskan
P58. Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lainnya
P58.0 Jaundice neonatus akibat lecet
P58.1 Jaundice neonatus akibat perdarahan
P58.2 Jaundice neonatus akibat infeksi
P58.3 Jaundice neonatus akibat polisitemia
P58.4 Jaundice neonatus akibat obat atau toksin dari ibu atau yang diberi pada neonatus
P58.5 Jaundice neonatus akibat darah maternal
P58.8 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lain yang dijelaskan
P58.9 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan, tidak dijelaskan
P59. Jaundice neonatus akibat penyebab lain dan tidak dijelaskan
P59.0 Jaundice neonatus yang terkait dengan kelahiran preterm
P59.1 Inspissated bile syndrome – [sindroma pemekatan empedu]
P59.2 Jaundice neonatus akibat kerusakan lain dan tidak dijelaskan pada sel-sel hati
P59.3 Jaundice neonatus akibat inhibitor ASI
P59.8 Jaundice neonatus akibat penyebab lain yang dijelaskan
P59.9 Jaundice neonatus, tidak dijelaskan
P60. Disseminated intravascular coagulation [DIC] pada janin dan neonatus
P61. Kelainan hematologis perinatal lain
P61.0 Trombositopenia neonatus sementara
P61.1 Polycythaemia neonatorum
P61.2 Anaemia pada prematuritas
P61.3 Anemia kongenital akibat kehilangan darah janin
P61.4 Anemia kongenital lain, not elsewhere classified
P61.5 Neutropenia neonatus sementara
P61.6 Kelainan koagulasi neonatus sementara lainnya
P61.8 Kelainan hematologis perinatal lain yang dijelaskan
P61.9 Kelainan hematologis perinatal, tidak dijelaskan

Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus pada janin dan


neonatus (P70-P74)
P70 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat khusus pada janin dan neonatus
P70.0 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes gestasional
P70.1 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes
P70.2 Diabetes mellitus neonatus
P70.3 Hipoglikemia neonatus iatrogenik
P70.4 Hipoglikemia neonatus lainnya
P70.8 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan neonatus lainnya
P70.9 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P71 Kelainan sementara metabolisme kalsium dan magnesium pada neonatus
P71.0 Hipokalsemia susu sapi pada neonatus
P71.1 Hipokalsemia neonatus lainnya
P71.2 Hipomagnesaemia neonatus

Apikes Iris, Padang 19


20

P71.3 Tetani neonatus tanpa defisiensi kalsium atau magnesium


P71.4 Hipoparatiroidism neonatus sementara
P71.8 Kelainan metabolisme Ca dan Mg neonatus sementara lainnya
P71.9 Kelainan metabolisme Ca dan Mg sementara pada neonatus, tidak dijelaskan
P72 Kelainan sementara endokrin neonatus lainnya
P72.0 Goiter neonatus, not elsewhere classified
P72.1 Hyperthyroidisme neonatus sementara
P72.2 Kelainan fungsi tiroid neonatus sementara lainnya , not elsewhere classified
P72.8 Kelainan endokrin neonatus sementara lainnya yang dijelaskan
P72.9 Kelainan endokrin pada neonatus neonatus, tidak dijelaskan
P74 Kekacauan sementara elektrolit dan metabolik neonatus lainnya
P74.0 Asidosis metabolik terlambat pada neonatus
P74.1 Dehidrasi neonatus
P74.2 Kekacauan keseimbangan sodium neonatus
P74.3 Kekacauan keseimbangan potassium neonatus
P74.4 Kekacauan elektrolit neonatus sementara lainnya
P74.5 Tirosinaemia neonatus sementara
P74.8 Kekacauan metabolik neonatus sementara lainnya
P74.9 Kekacauan metabolik neonatus sementara, tidak dijelaskan

Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus (P75-P78)


P75* Ileus mekonium (E84.1†)
P76. Obstruksi usus lain pada neonatus
P76.0 Meconium plug syndrome – [sindroma sumbatan mekonium]
P76.1 Ileus neonatus sementara
P76.2 Obstruksi usus akibat susu yang merembes
P76.8 Obstruksi usus neonatus lain yang dijelaskan
P76.9 Obstruksi usus neonatus, tidak dijelaskan
P77. Enterokolitis nekrotikans janin dan neonatus
P78. Kelainan sistem pencernaan perinatal lainnya
P78.0 Perforasi usus perinatal
P78.1 Peritonitis neonatus lainnya
P78.2 Hematemesis dan melena neonatus akibat darah ibu tertelan
P78.3 Diare neonatus non-infektif
P78.8 Kelainan sistem pencernaan perinatal lain yang dijelaskan
P78.9 Kelainan sistem pencernaan perinatal, tidak dijelaskan

Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan suhu janin dan


neonatus (P80-P83)
P80. Hipotermia neonatus
P80.0 Cold injury syndrome – sindroma cedera dingin
P80.8 Hipotermia neonatus lainnya
P80.9 Hipotermia neonatus, tidak dijelaskan
P81. Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya
P81.0 Hipertermia lingkungan pada neonatus
P81.8 Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya yang dijelaskan

Apikes Iris, Padang 20


21

P81.9 Kekacauan pengaturan suhu neonatus, tidak dijelaskan


P83. Kondisi integumen lain yang khusus pada janin dan neonatus
P83.0 Sclerema neonatorum
P83.1 Erythema toxicum neonatorum
P83.2 Hidrops fetalis yang bukan akibat penyakit hemolitika
P83.3 Edema lain dan tidak dijelaskan khusus pada janin dan neonatus
P83.4 Breast engorgement of newborn – pembesaran mammae neonatus
P83.5 Hidrokel kongenital
P83.6 Polip umbilikus neonatus
P83.8 Kondisi integumen lain yang dijelaskan yang khusus pada janin dan neonatus
P83.9 Kondisi integumen yang khusus pada janin dan neonatus, tidak dijelaskan

Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal (P90-P96)


P90. Konvulsi neonatus

P91. Kekacauan status serebri lain pada neonatus


P91.0 Iskemia serebri neonatus
P91.1 Kista periventrikel neonatus yang didapat
P91.2 Leukomalasia serebri neonatus
P91.3 Irritabilitas serebri neonatus
P91.4 Depresi serebri neonatus
P91.5 Koma neonatus
P91.8 Kekacauan status serebri lain yang dijelaskan pada neonatus
P91.9 Kekacauan status serebri lain neonatus, tidak dijelaskan
P92. Masalah pemberian makanan neonatus - Feeding problems of newborn
P92.0 Muntah pada neonatus
P92.1 Regurgitasi dan ruminasi pada neonatus
P92.2 Pemberian makanan lambat pada neonatus
P92.3 Pemberian makanan sedikit pada neonatus
P92.4 Pemberian makanan berlebihan pada neonatus
P92.5 Kesulitan pemberian ASI pada neonatus
P92.8 Masalah pemberian makanan neonatus lainnya
P92.9 Masalah pemberian makanan neonatus, tidak dijelaskan
P93. Reaksi dan intoksikasi akibat obat yang diberikan kepada janin dan neonatus
P94. Kelainan tonus otot neonatus
P94.0 Myasthenia gravis neonatus sementara
P94.1 Hipertonia kongenital
P94.2 Hipotonia kongenital
P94.8 Kelainan lain tonus otot neonatus
P94.9 Kelainan tonus otot neonatus, tidak dijelaskan
P95. Kematian janin dengan penyebab yang tidak dijelaskan
P96. Kondisi lain yang berawal dari masa perinatal
P96.0 Kegagalan ginjal kongenital
P96.1 Gejala putus obat neonatus akibat penggunaan obat addiksi oleh ibu
P96.2 Gejala putus obat dari penggunaan obat untuk terapi neonatus

Apikes Iris, Padang 21


22

P96.3 Sutura kranialis lebar pada neonatus


P96.4 Pengakhiran kehamilan, janin dan neonatus
P96.5 Komplikasi prosedur intrauterus, not elsewhere classified
P96.8 Kondisi lain yang dijelaskan yang dimulai pada masa perinatal
P96.9 Kondisi yang dimulai pada masa perinatal, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 22


23

MALFORMASI, DEFORMASI DAN KELAINAN KROMOSOM


KONGENITAL (Q00-Q99)
Q00. Anencephaly dan malformasi yang mirip dengannya
Q00.0 Anensefali
Q00.1 Kraniorakhiskhisis – (kepala terbuka penuh, cacad penutupan kepala)
Q00.2 Iniensefali – (pembesaran foramen magnum, otak dan medulla spinalis menyatu)
Q01. Ensefalokel
Q01.0 Ensefalokel frontalis
Q01.1 Ensefalokel nasofrontalis
Q01.2 Ensefalokel oksipitalis
Q01.8 Ensefalokel pada situs lain
Q01.9 Ensefalokel, tidak dijelaskan
Q02. Microcephaly
Q03. Hidrosefalus kongenital
Q03.0 Malformasi aquaeduktus Sylvii
Q03.1 Atresia foramen Magendie dan foramen Luschka
Q03.8 Hidrosefalus kongenital lainnya
Q03.9 Hidrosefalus kongenital, tidak dijelaskan
Q04. Malformasi otak kongenital lainnya
Q04.0 Malformasi kongenital korpus kallosum
Q04.1 Arhinensefali
Q04.2 Holoprosensefali – kegagalan forebrain membelah dengan benar
Q04.3 Deformitas reduksi lain pada otak
Q04.4 Septo-optic displasia
Q04.5 Megalensefali
Q04.6 Kista serebri kongenital
Q04.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada otak
Q04.9 Malformasi kongenital otak, tidak dijelaskan
Q05 Spina bifida
Q05.0 Spina bifida servikalis dengan hidrosefalus
Q05.1 Spina bifida torakalis dengan hidrosefalus
Q05.2 Spina bifida lumbalis dengan hidrosefalus
Q05.3 Spina bifida sakralis dengan hidrosefalus
Q05.4 Spina bifida tidak dijelaskan dengan hidrosefalus
Q05.5 Spina bifida servikalis tanpa hidrosefalus
Q05.6 Spina bifida torakalis tanpa hidrosefalus
Q05.7 Spina bifida lumbalis tanpa hidrosefalus
Q05.8 Spina bifida sakralis tanpa hidrosefalus
Q05.9 Spina bifida, tidak dijelaskan
Q06 Malformasi medulla spinalis kongenital lainnya
Q06.0 Amyelia
Q06.1 Hypoplasia and dysplasia of spinal cord
Q06.2 Diastematomyelia
Q06.3 Malformasi kauda equina kongenital lainnya
Q06.4 Hydromyelia

Apikes Iris, Padang 23


24

Q06.8 Malformasi medulla spinalis kongenital lain yang dijelaskan


Q06.9 Malformasi medulla spinalis kongenital, tidak dijelaskan
Q07 Malformasi sistem syaraf kongenital lainnya
Q07.0 Sindroma Arnold-Chiari– [malformasi basis tengkorak sehingga bagian serebellum
masuk ke kanalis spinalis]
Q07.8 Malformasi sistem syaraf kongenital lain yang dijelaskan
Q07.9 Malformasi sistem syaraf kongenital, tidak dijelaskan

Malformasi kongenital mata, telinga, muka dan leher (Q10-Q18)


Q10 Malformasi kongenital pada kelopak, aparatus lakrimalis, dan orbita
Q10.0 Ptosis kongenital
Q10.1 Ektropion kongenital
Q10.2 Entropion kongenital
Q10.3 Malformasi kongenital lain pada kelopak mata
Q10.4 Absen dan agenesis apparatus lakrimalis
Q10.5 Stenosis dan striktur kongenital duktus lakrimalis
Q10.6 Malformasi kongenital lain apparatus lakrimalis
Q10.7 Malformasi kongenital orbita
Q11 Anophthalmos, microphthalmos dan macrophthalmos
Q11.0 Cystic eyeball
Q11.1 Anophthalmos lain: agenesis atau aplasia mata
Q11.2 Microphthalmos
Q11.3 Macrophthalmos
Q12 Malformasi kongenital lensa
Q12.0 Katarak kongenital
Q12.1 Displasia lensa kongenital
Q12.2 Koloboma (fissura) lensa
Q12.3 Aphakia kongenital
Q12.4 Spherophakia
Q12.8 Malformasi kongenital lensa lainnya
Q12.9 Malformasi kongenital lensa, tidak dijelaskan
Q13 Malformasi kongenital segmen anterior mata
Q13.0 Koloboma iris
Q13.1 Absen iris - aniridia
Q13.2 Malformasi kongenital lain pada iris
Q13.3 Congenital corneal opacity
Q13.4 Malformasi kongenital lain pada kornea
Q13.5 Blue sclera
Q13.8 Malformasi kongenital lain pada segmen anterior mata
Q13.9 Malformasi kongenital segmen anterior mata, tidak dijelaskan
Q14 Malformasi kongenital segmen posterior mata
Q14.0 Malformasi kongenital vitreous humour
Q14.1 Malformasi kongenital retina
Q14.2 Malformasi kongenital optic disc
Q14.3 Malformasi kongenital khoroid
Q14.8 Malformasi kongenital lain segmen posterior mata
Q14.9 Malformasi kongenital segmen posterior mata, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 24


25

Q15 Malformasi kongenital lain pada mata


Q15.0 Glaukoma kongenital
Q15.8 Malformasi kongenital lain pada mata yang dijelaskan
Q15.9 Malformasi kongenital mata, tidak dijelaskan
Q16 Malformasi kongenital telinga sehingga mengganggu pendengaran
Q16.0 Absen kongenital aurikula (telinga)
Q16.1 Absen kongenital, atresia dan striktura kanalis auditorius (external)
Q16.2 Absen tuba eustachia
Q16.3 Malformasi kongenital tulang-tulang pendengaran
Q16.4 Malformasi kongenital lain telinga tengah
Q16.5 Malformasi kongenital telinga dalam
Q16.9 Malformasi kongenital telinga yang mengganggu pendengaran, tidak dijelaskan
Q17 Malformasi kongenital lain ear
Q17.0 Accessory auricle [daun telingan berlebih]
Q17.1 Makrotia
Q17.2 Mikrotia
Q17.3 Other misshapen ear:
Q17.4 Misplaced ear [telinga salah letak]
Q17.5 Prominent ear [telinga menonjol,
Q17.8 Malformasi kongenital lain pada telinga yang dijelaskan
Q17.9 Malformasi kongenital telinga, tidak dijelaskan
Q18 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher
Q18.0 Sinus, fistula dan kista pada branchial cleft
Q18.1 Preauricular sinus and cyst
Q18.2 Malformasi lain branchial cleft
Q18.3 Webbing of neck –
Q18.4 Macrostomia
Q18.5 Microstomia
Q18.6 Macrocheilia [hipertrofi bibir kongenital]
Q18.7 Microcheilia
Q18.8 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher, dijelaskan
Q18.9 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher, tidak dijelaskan

Malformasi kongenital sistem sirkulasi (Q20-Q28)


Q20 Malformasi kongenital rongga dan koneksi jantung
Q20.0 Common arterial trunk
Q20.1 Double outlet right ventricle [ lobang keluar kembar pada ventrikel kanan]
Q20.2 Double outlet left ventricle [lobang keluar kembar pada ventrikel kiri]
Q20.3 Discordant ventriculoarterial connection
Q20.4 Double inlet ventricle [lobang masuk kembar pada ventrikel]
Q20.5 Koneksi atrioventricular tidak semestinya
Q20.6 Isomerisme pada atrial appendages
Q20.8 Malformasi kongenital lain rongga jantung dan konneksinya
Q20.9 Malformasi kongenital rongga jantung dan koneksinya, tidak dijelaskan
Q21 Malformasi kongenital septum jantung
Q21.0 Ventricular septal defect – cacad septum ventrikel
Q21.1 Atrial septal defect – cacad septum atrium

Apikes Iris, Padang 25


26

Q21.2 Atrioventricular septal defect – cacad septum AV


Q21.3 Tetralogy Fallot
Q21.4 Aortopulmonary septal defect – cacad batas aorta dan a. Pulmonalis
Q21.8 Malformasi septum jantung kongenital lain
Q21.9 Malformasi kongenital septum jantung, tidak dijelaskan
Q22 Malformasi kongenital katup pulmonalis dan trikuspid
Q22.0 Atresia katup pulmonalis
Q22.1 Stenosis kongenital katup pulmonalis
Q22.2 Insufisiensi kongenital katup pulmonalis
Q22.3 Malformasi kongenital lain katup pulmonalis
Q22.4 Stenosis kongenital trikuspid
Q22.5 Anomaly Ebstein
Q22.6 Sindroma jantung kanan hipoplastik
Q22.8 Malformasi kongenital lain katup trikuspid
Q22.9 Malformasi kongenital katup trikuspid, tidak dijelaskan
Q23 Malformasi kongenital katup aorta and mitral
Q23.0 Stenosis kongenital katup aorta
Q23.1 Insufisiensi kongenital katup aorta
Q23.2 Stenosis kongenital katup mitral
Q23.3 Insufisiensi kongenital katup mitral
Q23.4 Sindroma jantung kiri hipoplastik
Q23.8 Malformasi kongenital lain katup aorta and mitral
Q23.9 Malformasi kongenital katup aorta and mitral, tidak dijelaskan
Q24 Malformasi kongenital lain pada jantung
Q24.0 Dextrocardia
Q24.1 Laevocardia
Q24.2 Cor triatriatum – jantung dengan tiga atrium
Q24.3 Stenosis infundibularis pulmonalis
Q24.4 Stenosis kongenital subaorta
Q24.5 Malformasi pembuluh koroner
Q24.6 Congenital heart block
Q24.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada jantung
Q24.9 Malformasi kongenital jantung, tidak dijelaskan
Q25 Malformasi kongenital arteri besar
Q25.0 Patent duktus arteriosus
Q25.1 Coarctatio aorta – penyempitan aorta
Q25.2 Atresia aorta
Q25.3 Stenosis aorta
Q25.4 Malformasi kongenital lain aorta
Q25.5 Atresia arteri pulmonalis
Q25.6 Stenosis arteri pulmonalis
Q25.7 Malformasi kongenital lain arteri pulmonalis
Q25.8 Malformasi kongenital lain arteri besar
Q25.9 Malformasi kongenital arteri besar, tidak dijelaskan

Q26 Malformasi kongenital vena besar


Q26.0 Stenosis kongenital vena cava

Apikes Iris, Padang 26


27

Q26.1 Superior vena cava kiri menetap (persistent)


Q26.2 Anomali total koneksi vena pulmonalis
Q26.3 Anomali partial koneksi vena pulmonalis
Q26.4 Anomali koneksi vena pulmonalis, tidak dijelaskan
Q26.5 Anomali koneksi vena porta
Q26.6 Fistula vena porta – arteri hepatika
Q26.8 Malformasi kongenital lain vena besar
Q26.9 Malformasi kongenital vena besar, tidak dijelaskan
Q27 Malformasi kongenital lain sistem pembuluh darah perifer
Q27.0 Absen dan hipoplasia kongenital arteri umbilikalis
Q27.1 Stenosis kongenital arteri renalis
Q27.2 Malformasi kongenital lain arteri renalis
Q27.3 Malformasi arteriovena perifer
Q27.4 Phlebektasia kongenital
Q27.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem vaskuler perifer
Q27.9 Malformasi kongenital sistem vaskuler perifer, tidak dijelaskan
Q28 Malformasi kongenital lain sistem sirkulasi
Q28.0 Malformasi arteriovena pembuluh preserebralis
Q28.1 Malformasi lain pembuluh preserebralis
Q28.2 Malformasi arteriovena pembuluh cerebralis
Q28.3 Malformasi lain pembuluh serebralis
Q28.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem sirkulasi
Q28.9 Malformasi kongenital sistem sirkulasi, tidak dijelaskan

Malformasi kongenital sistem pernafasan (Q30-Q34)


Q30 Malformasi kongenital hidung
Q30.0 Atresia choanae
Q30.1 Hidung agenesis dan kurang berkembang
Q30.2 Hidung retak, cekung dan belah
Q30.3 Perforasi kongenital septum nasalis
Q30.8 Malformasi kongenital lain hidung
Q30.9 Malformasi kongenital hidung, tidak dijelaskan
Q31 Malformasi kongenital larynx
Q31.0 Web pada larynx
Q31.1 Stenosis kongenital subglottis
Q31.2 Hipoplasia larynx
Q31.3 Laryngokel
Q31.4 Stridor larynx kongenital
Q31.8 Malformasi kongenital lain pada larynx
Q31.9 Malformasi kongenital larynx, tidak dijelaskan
Q32 Malformasi kongenital trachea dan bronchus
Q32.0 Tracheomalasia kongenital
Q32.1 Malformasi kongenital lain pada trachea
Q32.2 Bronchomalasia kongenital
Q32.3 Stenosis kongenital bronkhus
Q32.4 Malformasi kongenital lain bronkhus
Q33 Malformasi kongenital paru-paru

Apikes Iris, Padang 27


28

Q33.0 Congenital cystic lung - paru-paru berisi kista kongential


Q33.1 Accessory lobe pada paru-paru – lobus tambahan
Q33.2 Sequestrasi paru-paru - pemisahan
Q33.3 Agenesis paru-paru
Q33.4 Bronkhiektasia kongenital
Q33.5 Jaringan ektopik dalam paru-paru
Q33.6 Hipoplasia dan displasia paru-paru
Q33.8 Malformasi kongenital lain pada paru-paru
Q33.9 Malformasi kongenital paru-paru, tidak dijelaskan
Q34 Malformasi kongenital lain pada sistem pernafasan
Q34.0 Anomali pleura
Q34.1 Kista kongenital mediastinum
Q34.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem pernafasan
Q34.9 Malformasi kongenital sistem pernafasan, tidak dijelaskan

Cleft lip dan cleft palate (Q35-Q37)


Q35 Cleft palate
Q35.0 Cleft hard palate, bilateral
Q35.1 Cleft hard palate, unilateral, NOS
Q35.2 Cleft soft palate, bilateral
Q35.3 Cleft soft palate, unilateral, NOS
Q35.4 Cleft hard palate dengan cleft soft palate, bilateral
Q35.5 Cleft hard palate dengan cleft soft palate, unilateral; NOS
Q35.6 Cleft palate, medial
Q35.7 Cleft uvula
Q35.8 Cleft palate, tidak dijelaskan, bilateral
Q35.9 Cleft palate, tidak dijelaskan, unilateral, NOS
Q36 Cleft lip
Q36.0 Cleft lip, bilateral
Q36.1 Cleft lip, medial
Q36.9 Cleft lip, unilateral, NOS
Q37 Cleft palate dengan cleft lip
Q37.0 Cleft hard palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.1 Cleft hard palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.2 Cleft soft palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.3 Cleft soft palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.4 Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.5 Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.8 Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip, bilateral
Q37.9 Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip, unilateral, NOS

Malformasi kongenital sistem pencernaan lain (Q38-Q45)


Q38 Malformasi kongenital lain tongue, mouth and pharynx
Q38.0 Malformasi kongenital bibir, not elsewhere classified
Q38.1 Ankiloglossia
Q38.2 Makroglossia
Q38.3 Malformasi kongenital lidah lainnya

Apikes Iris, Padang 28


29

Q38.4 Malformasi kongenital kelenjar dan saluran saliva


Q38.5 Malformasi palatum kongenital, n.e.c.
Q38.6 Malformasi kongenital mulut lainnya
Q38.7 Pharyngeal pouch
Q38.8 Malformasi kongenital pharynx lainnya, NOS
Q39 Malformasi kongenital oesophagus
Q39.0 Atresia esophagus tanpa fistula
Q39.1 Atresia esophagus dengan fistula trakheo-esophagus
Q39.2 Fistula kongenital trakheo-oesophagus tanpa atresia
Q39.3 Stenosis dan striktura kongenital esophagus
Q39.4 Web esophagus
Q39.5 Dilatasi kongenital esophagus
Q39.6 Divertikulum esophagus
Q39.8 Malformasi kongenital oesophagus lainnya
Q39.9 Malformasi kongenital esophagus, tidak dijelaskan
Q40 Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas
Q40.0 Stenosis pilorus hipertrofika kongenital
Q40.1 Hiatus hernia kongenital
Q40.2 Malformasi kongenital laimbung lainnya
Q40.3 Malformasi kongenital lambung, tidak dijelaskan
Q40.8 Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas
Q40.9 Malformasi kongenital saluran pencernaan atas, tidak dijelaskan
Q41 Absen, atresia and stenosis kongenital usus halus
Q41.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital duodenum
Q41.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital jejunum
Q41.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital ileum
Q41.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus halus
Q41.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus halus, tidak dijelaskan, NOS
Q42 Absen, atresia and stenosis kongenital usus besar
Q42.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum dengan fistula
Q42.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum tanpa fistula,
Q42.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus dengan fistula
Q42.3 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus tanpa fistula,
Q42.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus besar
Q42.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus besar, tidak dijelaskan
Q43 Malformasi kongenital lain usus
Q43.0 Diverticulum Meckel
Q43.1 Penyakit Hirschsprung
Q43.2 Kelainan fungsional kongenital lain kolon
Q43.3 Malformasi kongenital fiksasi usus
Q43.4 Duplikasi usus
Q43.5 Anus ektopik
Q43.6 Fistula kongenital rektum dan anus
Q43.7 Kloaka persisten
Q43.8 Malformasi kongenital lain usus
Q43.9 Malformasi kongenital usus, tidak dijelaskan
Q44 Malformasi kongenital kantong empedu, saluran empedu dan hati

Apikes Iris, Padang 29


30

Q44.0 Agenesis, aplasia dan hypoplasia kantong empedu


Q44.1 Malformasi kongenital lain kantong empedu
Q44.2 Atresia saluran empedu
Q44.3 Stenosis dan striktura kongenital saluran empedu
Q44.4 Choledochal cyst [kista saluran empedu]
Q44.5 Malformasi kongenital lain saluran empedu
Q44.6 Penyakit kista hati
Q44.7 Malformasi kongenital lain hati
Q45 Malformasi kongenital lain sistem pencernaan
Q45.1 Pankreas annularis[pankreas seperti cincin]
Q45.2 Kista kongenital pankreas
Q45.3 Malformasi kongenital lain pankreas and duktus pankreatikus
Q45.8 Malformasi kongenital sistem pencernaan lainnya
Q45.9 Malformasi kongenital sistem pencernaan, tidak dijelaskan

Malformasi kongenital organ-organ genital (Q50-Q56)


Q50 Malformasi kongenital ovarium, tuba fallopii dan ligamentum latum
Q50.0 Absen kongenital ovarium
Q50.1 Developmental ovarian cyst [ kista ovarium masa perkembangan]
Q50.2 Torsi kongenital ovarium
Q50.3 Malformasi kongenital lain ovarium
Q50.4 Kista embronik tuba fallopii
Q50.5 Kista embronik ligamentum latum
Q50.6 Malformasi kongenital lain tuba fallopii dan ligamentum latum
Q51 Malformasi kongenital uterus dan cervix
Q51.0 Agenesis dan aplasia uterus
Q51.1 Uterus kembar dengan cervix dan vagina kembar
Q51.2 Uterus kembar lainnya
Q51.3 Bicornate uterus – bercabang dua
Q51.4 Unicornate uterus – seperti bertanduk satu
Q51.5 Agenesis dan aplasia cervix
Q51.6 Kista embrionik cervix
Q51.7 Fistula kongenital antara uterus dengan saluran pencernaan dan saluran urin
Q51.8 Malformasi kongenital lain uterus dan cervix:
Q51.9 Malformasi kongenital uterus dan cervix, tidak dijelaskan
Q52 Malformasi kongenital lain genitalia wanita
Q52.0 Absen kongenital vagina
Q52.1 Vagina kembar
Q52.2 Fistula rektovaginalis kongenital
Q52.3 Hymen imperforata
Q52.4 Malformasi kongenital vagina lainnya
Q52.5 Fusi labia
Q52.6 Malformasi kongenital clitoris
Q52.7 Malformasi kongenital vulva lainnya
Q52.8 Malformasi kongenital genitalia wanita lainnya
Q52.9 Malformasi kongenital genitalia wanita, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 30


31

Q53 Undescended testicle


Q53.0 Testis ektopik
Q53.1 Undescended testicle, unilateral
Q53.2 Undescended testicle, bilateral
Q53.9 Undescended testicle, tidak dijelaskan
Q54 Hypospadias [muara uretra di permukaan bawah penis]
Q54.0 Hipospadias, balanic [muara di glans penis bagian bawah]
Q54.1 Hipospadias, penis
Q54.2 Hipospadias, penoskrotum[muara di bawah di dekat skrotum]
Q54.3 Hipospadias, perineum [muara di bawah di dekat perineum]
Q54.4 Congenital chordee [penis ereksi membengkok dan nyeri]
Q54.8 Hipospadias lain
Q54.9 Hipospadias, tidak dijelaskan
Q55 Malformasi kongenital lain organ genitalia pria
Q55.0 Absen dan aplasia testis
Q55.1 Hipoplasia testis dan skrotum
Q55.2 Malformasi kongenital testis dan skrotum lainnya
Q55.3 Atresia vas deferens
Q55.4 Malformasi kongenital lain vas deferens, epididimis, vesikula seminalis, dan
prostat
Q55.5 Absen and aplasia kongenital penis
Q55.6 Malformasi kongenital penis lainnya
Q55.8 Malformasi kongenital organ genitalia pria lainnya
Q55.9 Malformasi kongenital organ genitalia pria, tidak dijelaskan
Q56 Indeterminate sex dan pseudohermafroditism
Q56.0 Hermafroditism, n.e.c [memiliki ciri-ciri pria dan wanita]
Q56.1 Pseudohermafhroditism pria, n.e.c
Q56.2 Pseudohermafroditism wanita, n.e.c
Q56.3 Pseudohermafroditism, tidak dijelaskan
Q56.4 Indeterminate sex, tidak dijelaskan

Malformasi kongenital sistem perkemihan (Q60-Q64)


Q60 Agenesis ginjal dan defek reduksi ginjal lainnya
Q60.0 Agenesis ginjal, unilateral
Q60.1 Agenesis ginjal, bilateral
Q60.2 Agenesis ginjal, tidak dijelaskan
Q60.3 Hipoplasia ginjal, unilateral
Q60.4 Hipoplasia ginjal, bilateral
Q60.5 Hipoplasia ginjal, tidak dijelaskan
Q60.6 Potter's syndrome [kedua ginjal absen]
Q61 Cystic kidney disease
Q61.0 Kista tunggal kongenital ginjal
Q61.1 Ginjal polikista, jenis infantil
Q61.2 Ginjal polikista, jenis dewasa
Q61.3 Ginjal polikista, tidak dijelaskan
Q61.4 Displasia ginjal
Q61.5 Medullary cystic kidney [kista medulla ginjal]

Apikes Iris, Padang 31


32

Q61.8 Penyakit kista ginjal lainnya


Q61.9 Penyakit kista ginjal, tidak dijelaskan
Q62 Cacad obstruktif kongenital pelvis ginjal dan malformasi kongenital ureter
Q62.0 Hidronefrosis kongenital
Q62.1 Atresia dan stenosis ureter
Q62.2 Megaloureter kongenital
Q62.3 Cacad obstruktif pelvis ginjal dan ureter lainnya
Q62.4 Agenesis ureter
Q62.5 Ureter kembar
Q62.6 Malposisi ureter
Q62.7 Reflux kongenital vesiko-uretero-renal
Q62.8 Malformasi kongenital ureter lainnya
Q63 Malformasi kongenital lain ginjal
Q63.0 Accessory kidney [ginjal tambahan]
Q63.1 Lobulated, fused and horseshoe kidney – [berlobus, menyatu, ‘sepatu kuda’]
Q63.2 Ectopic kidney
Q63.3 Ginjal hyperplastik dan raksasa
Q63.8 Malformasi kongenital ginjal lainnya
Q63.9 Malformasi kongenital ginjal, tidak dijelaskan
Q64 Malformasi kongenital lain sistem perkemihan
Q64.0 Epispadias [muara uretra di permukaan atas penis]
Q64.1 Exstrophy kandung kemih
Q64.2 Congenital posterior urethral valves [katup uretra posterior kongenital]
Q64.3 Atresia dan stenosis urethra dan leher bladder lainnya
Q64.4 Malformasi urachus
Q64.5 Absen kongenital bladder dan urethra
Q64.6 Divertikulum kongenital bladder
Q64.7 Malformasi kongenital lain bladder dan urethra
Q64.8 Malformasi kongenital sistem perkemihan lainnya
Q64.9 Malformasi kongenital sistem perkemihan, tidak dijelaskan

Malformasi dan deformasi kongenital muskuloskeleton (Q65-Q79)


Q65 Deformitas kongenital panggul
Q65.0 Dislokasi kongenital panggul, unilateral
Q65.1 Dislokasi kongenital panggul, bilateral
Q65.2 Dislokasi kongenital panggul, tidak dijelaskan
Q65.3 Subluksasio kongenital panggul, unilateral
Q65.4 Subluksasio kongenital panggul, bilateral
Q65.5 Subluksasio kongenital panggul, tidak dijelaskan
Q65.6 Unstable hip
Q65.8 Deformitas kongenital panggul lainnya
Q65.9 Deformitas kongenital panggul, tidak dijelaskan
Q66 Congenital deformities of feet
Q66.0 Talipes equinovarus [berjalan di jari, kaki bengkok permanen ke depan]
Q66.1 Talipes calcaneovarus [berjalan pada tumit, kaki bengkok ke atas]
Q66.2 Metatarsus varus [kaki menghadap ke dalam]
Q66.3 Deformitas varus kongenital kaki lainnya

Apikes Iris, Padang 32


33

Q66.4 Talipes calcaneovalgus [kaki menghadap ke luar, berjalan pada tumit]


Q66.5 Pes planus kongenital [kaki datar]
Q66.6 Deformitas valgus kongenital kaki lainnya
Q66.7 Pes cavus – [kaki sangat cekung, (claw foot)]
Q66.8 Deformitas kongenital kaki lainnya
Q66.9 Deformitas kongenital kaki, tidak dijelaskan
Q67 Deformitas muskuloskeleton kongenital pada kepala, muka, spina dan dada
Q67.0 Facial asymmetry [muka tidak simetris]
Q67.1 Compression facies [muka seperti terjepit]
Q67.2 Dolichocephaly [kepala lebih lonjong daripada normal]
Q67.3 Plagiocephaly [bentuk kepala kacau (‘distorted’)]
Q67.4 Deformitas kongenital tengkorak, muka dan rahang lainnya
Q67.5 Deformitas kongenital tulang punggung
Q67.6 Pectus excavatum
Q67.7 Pectus carinatum
Q67.8 Deformaitas kongenital dada lainnya
Q68 Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya
Q68.0 Deformitas kongenital m. sternocleidomastoideus
Q68.1 Deformitas kongenital tangan
Q68.2 Deformitas kongenital lutut
Q68.3 Congenital bowing pada femur [femur seperti busur]
Q68.4 Congenital bowing pada tibia dan fibula
Q68.5 Bengkok kongenital tulang panjang tungkai, tidak dijelaskan
Q68.8 Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya
Q69 Polidaktili
Q69.0 Accessory finger(s) – jari tangan tambahan
Q69.1 Accessory thumb(s) – ibu jari tangan tambahan
Q69.2 Accessory toe(s) [jari kaki tambahan]
Q69.9 Polidaktili, tidak dijelaskan
Q70 Sindactili
Q70.0 Fused fingers [jari bersatu]
Q70.1 Webbed fingers [jari seperti jaring]
Q70.2 Fused toes [jari kaki bersatu]
Q70.3 Webbed toes [jari kaki seperti jaring]
Q70.4 Polisindaktili
Q70.9 Sindaktili, tidak dijelaskan
Q71 Cacad reduksi anggota atas
Q71.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) atas
Q71.1 Absen kongenital lengan atas dan bawah, tangan ada [INGAT: DAN =
DAN/ATAU]
Q71.2 Absen kongenital lengan bawah dan tangan keduanya
Q71.3 Absen kongenital tangan dan jari (-jari)
Q71.4 Cacad reduksi longitudinal radius
Q71.5 Cacad reduksi longitudinal ulna
Q71.6 Lobster-claw hand
Q71.8 Cacad reduksi lain anggota (-anggota) atas
Q71.9 Cacad reduksi lain anggota atas, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 33


34

Q72 Cacad reduksi anggota bawah


Q72.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) bawah
Q72.1 Absen kongenital paha dan tungkai bawah, kaki ada
Q72.2 Absen kongenital tungkai bawah dan kaki keduanya
Q72.3 Absen kongenital kaki dan jari (-jari) kaki
Q72.4 Cacad reduksi longitudinal femur
Q72.5 Cacad reduksi longitudinal tibia
Q72.6 Cacad reduksi longitudinal fibula
Q72.7 Split foot [kaki belah]
Q72.8 Cacad reduksi lain anggota (-anggota) bawah
Q72.9 Cacad reduksi lain anggota bawah, tidak dijelaskan
Q73 Cacad reduksi pada anggota yang tidak dijelaskan
Q73.0 Absen kongenital anggota (-anggota) yang tidak dijelaskan
Q73.1 Phocomelia, anggota tidak dijelaskan limb(s)
Q73.8 Cacad reduksi lain pada anggota (-anggota) yang tidak dijelaskan
Q74 Malformasi kongenital anggota lainnya
Q74.0 Malformasi kongenital anggota atas lainnya, Termasuk gelang bahu
Q74.1 Malformasi kongenital lutut
Q74.2 Malformasi kongenital anggota bawah lainnya), Termasuk lingkaran panggul
Q74.3 Arthrogryposis multiplex congenita [sendi terfiksir dalam fleksi (kontraktur)]
Q74.8 Malformasi kongenital anggota lainnya
Q74.9 Malformasi kongenital anggota, tidak dijelaskan
Q75 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka lainnya
Q75.0 Kraniosinostosis
Q75.1 Disostosis kraniofasialis
Q75.2 Hypertelorism [jarak orbita jauh, akibat pertumbuhan berlebihan]
Q75.3 Makrosefali
Q75.4 Disostosis mandibulofasialis
Q75.5 Disostosis okulomandibularis
Q75.8 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka lainnya
Q75.9 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka, tidak dijelaskan
Q76 Malformasi kongenital spina dan tulang rongga dada
Q76.0 Spina bifida occulta – [tersembunyi]
Q76.1 Klippel-Feil syndrome
Q76.2 Spondilolisthesis kongenital
Q76.3 Skoliosis kongenital akibat malformasi kongenital tulang
Q76.4 Malformasi kongenital spina lainnya, tidak terkait dengan skoliosis
Q76.5 Cervical rib
Q76.6 Malformasi kongenital iga lainnya
Q76.7 Malformasi kongenital sternum
Q76.8 Malformasi kongenital lain tulang rongga dada
Q76.9 Malformasi kongenital tulang rongga dada, tidak dijelaskan
Q77 Osteochondrodysplasia dengan cacad pertumbuhan tulang panjang dan
vertebra
Q77.0 Akhondrogenesis [anggota sangat pendek]
Q77.1 Thanatophoric short stature [vertebra seperti H, femur seperti telepon]
Q77.2 Short rib syndrome

Apikes Iris, Padang 34


35

Q77.3 Khondrodisplasia punktata [pemendekan anggota proksimal]


Q77.4 Achondroplasia [dahi menonjol, saddle nose, lordosis lumbal, bowlegs]
Q77.5 Diastrophic dysplasia [cebol, ibu jari pendek, talipes equinovarus terfiksir]
Q77.6 Displasi khondroektodermal
Q77.7 Spondyloepiphyseal dysplasia – kyphoskoliosis, muka datar. myopia
Q77.8 Osteokhondrodisplasia lain dengan cacad pertumbuhan tulang panjang dan vertebra
Q77.9 Osteokhondrodisplasia dengan cacad pertumbuhan tulang panjang dan vertebra,
tidak dijelaskan
Q78 Osteokhondrodisplasia lainnya
Q78.0 Osteogenesis imperfecta [pembentukan tulang tidak sempurna]
Q78.1 Displasia fibrosa poliostotik
Q78.2 Osteopetrosis
Q78.3 Progressive diaphyseal dysplasia [displasia diafisis progresif]
Q78.4 Enkhondromatosis
Q78.5 Metaphyseal dysplasia
Q78.6 Multiple congenital exostoses
Q78.8 Osteokhondrodisplasia lainnya
Q78.9 Osteokhondrodisplasia, tidak dijelaskan
Q79 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, not elsewhere classified
Q79.0 Hernia diafragmatika kongenital
Q79.1 Malformasi kongenital diafragma lainnya
Q79.2 Exomphalos
Q79.3 Gastroskhisis [lambung belah]
Q79.4 Prune belly syndrome [lapisan otot abdomen absen]
Q79.5 Malformasi kongenital dinding abdomen lainnya
Q79.6 Sindrome Ehlers-Danlos [kelainan jaringan ikat, semua jaringan melemah]
Q79.8 Malformasi kongenital lain sistem muskuloskeleton
Q79.9 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, tidak dijelaskan

Malformasi kongenital lainnya (Q80-Q89)


Q80 Congenital ichthyosis
Q80.0 Ichthyosis vulgaris
Q80.1 X-linked ichthyosis
Q80.2 Lamellar ichthyosis
Q80.3 Congenital bullous ichthyosiform erythroderma
Q80.4 Harlequin fetus [Harlequin ichthyosis]
Q80.8 Ichthyosis kongenital lainnya
Q80.9 Ichthyosis kongenital, tidak dijelaskan
Q81 Epidermolysis bullosa
Q81.0 Epidermolysis bullosa simplex
Q81.1 Epidermolysis bullosa letalis
Q81.2 Epidermolysis bullosa dystrophica
Q81.8 Epidermolysis bullosa lainnya
Q81.9 Epidermolysis bullosa, tidak dijelaskan
Q82 Malformasi kongenital kulit lainnya
Q82.0 Hereditary lymphoedema
Q82.1 Xeroderma pigmentosum

Apikes Iris, Padang 35


36

Q82.2 Mastocytosis
Q82.3 Incontinentia pigmenti [pigment tidak merata]
Q82.4 Ectodermal dysplasia (anhidrotic)
Q82.5 Naevus non-neoplastik kongenital
Q82.8 Malformasi kongenital kulit lainnya
Q82.9 Malformasi kongenital kulit, tidak dijelaskan
Q83 Malformasi kongenital mammae
Q83.0 Absen kongenital mammae dengan absen papilla mammae
Q83.1 Mammae tambahan
Q83.2 Absent papilla mammae
Q83.3 Papilla mammae tambahan
Q83.8 Malformasi kongenital mammae lainnya
Q83.9 Malformasi kongenital mammae, tidak dijelaskan
Q84 Malformasi kongenital lain integumen
Q84.0 Alopesia kongenital
Q84.1 Kekacauan morfologis rambut kongenital, n.e.c.
Q84.2 Malformasi kongenital lain rambut
Q84.3 Anonikhia – kuku absen
Q84.4 Leukonikhia kongenital – kuku putih
Q84.5 Enlarged and hypertrophic nails – kuku besar dan hipertrofi
Q84.6 Malformasi kongenital kuku lainnya
Q84.8 Malformasi kongenital integumen lain yang dijelaskan
Q84.9 Malformasi kongenital integumen, tidak dijelaskan

Q85 Phakomatoses, not elsewhere classified – bercak-bercak kulit


Q85.0 Neurofibromatosis (nonmalignant)
Q85.1 Tuberous sclerosis
Q85.8 Phakomatoses lainnya, n.e.c.
Q85.9 Phakomatosis, tidak dijelaskan;
Q86 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang diketahui, n.e.c.
Q86.0 Fetal alcohol syndrome (dysmorphic)
Q86.1 Fetal hydantoin syndrome
Q86.2 Dismorfisme akibat warfarin
Q86.8 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang diketahui lainnya
Q87 Sindroma malformasi kongenital lain yang mengganggu berbagai sistem
Q87.0 Sindroma malformasi kongenital yang terutama mengganggu bentuk muka
Q87.1 Sindroma malformasi kongenital yang terutama berhubungan dengan tubuh pendek
Q87.2 Sindroma malformasi kongenital yangterutama mengenai anggota
Q87.3 Sindroma malformasi kongenital yang mencakup pertumbuhan awal berlebihan
Q87.4 Sindroma Marfan
Q87.5 Sindroma malformasi kongenital dengan perubahan lain pada tulang lainnya
Q87.8 Sindroma malformasi kongenital lain yang dijelaskan, n.e.c.
Q89 Malformasi kongenital lain, n.e.c.
Q89.0 Malformasi kongenital limpa
Q89.1 Malformasi kongenital kelenjar adrenal

Apikes Iris, Padang 36


37

Q89.2 Malformasi kongenital kelenjar endokrin lain


Q89.3 Situs inversus
Q89.4 Conjoined twins – kembar siam
Q89.7 Malformasi kongenital ganda, n.e.c.
Q89.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan
Q89.9 Malformasi kongenital, tidak dijelaskan

Kelainan kromosom, not elsewhere classified (Q90-Q99)


Q90 Sindroma Down
Q90.0 Trisomi 21, nondisjunction meiosis
Q90.1 Trisomi 21, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q90.2 Trisomi 21, translokasi
Q90.9 c Down, tidak dijelaskan
Q91 Sindroma Edwards and Sindroma Patau
Q91.0 Trisomi 18, nondisjunction meiosis
Q91.1 Trisomi 18, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q91.2 Trisomi 18, translokasi
Q91.3 Sindroma Edwards, tidak dijelaskan
Q91.4 Trisomi 13, nondisjunction meiosis
Q91.5 Trisomi 13, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q91.6 Trisomi 13, translokasi
Q91.7 Sindroma Patau, tidak dijelaskan
Q92 Trisomi dand trisomi parsial pada autosome, not elsewhere classified
Q92.0 Trisomi whole chromosome, nondisjunction meiosis
Q92.1 Trisomi whole chromosome, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q92.2 Trisomi parsial mayor
Q92.3 Trisomi parsial minor
Q92.4 Duplikasi hanya terlihat pada prometafase
Q92.5 Duplikasi dengan complex rearrangements lainnya
Q92.6 Kromosom extra marker
Q92.7 Triploidi dan poliploidi [sel atau organ dengan kromosom 3N atau lebih]
Q92.8 Trisomi dan trisomi parsial lain pada autosome yang dijelaskan
Q92.9 Trisomi dan trisomi parsial pada autosom, tidak dijelaskan
Q93 Monosomi dan penghapusan dari autosom, n.e.c.
Q93.0 Monosomi whole chromosome, nondisjunction meiosis
Q93.1 Monosomi whole chromosome, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q93.2 Kromosome diganti dengan ring or disentrik
Q93.3 Penghapusan short arm of chromosome 4
Q93.4 Penghapusan of short arm of chromosome 5
Q93.5 Penghapusan lain dari bagian chromosome
Q93.6 Penghapusan hanya terlihat pada prometafase
Q93.7 Penghapusan dengan complex rearrangements lainnya
Q93.8 Penghapusan dari autosom lainnya
Q93.9 Penghapusan dari autosom, tidak dijelaskan
Q95 Balanced rearrangements dan structural markers, n.e.c.
Q95.0 Translokasi dan insersi berimbang pada individu normal
Q95.1 Inversi kromosom pada individu normal

Apikes Iris, Padang 37


38

Q95.2 Balanced autosomal rearrangement pada individu abnormal


Q95.3 Balanced sex/autosomal rearrangement pada individu abnormal
Q95.4 Individu dengan marker heterokromatin
Q95.5 Individu dengan autosomal fragile site
Q95.8 Balanced rearrangements dan structural markers lainnya
Q95.9 Balanced rearrangement dan structural marker, tidak dijelaskan

Q96 Turner's syndrome


Q96.0 Karyotype 45,X
Q96.1 Karyotype 46,X iso (Xq)
Q96.2 Karyotype 46,X dengan kromosom sex abnormal, Kecuali iso (Xq)
Q96.3 Mosaicism, 45,X/46,XX or XY
Q96.4 Mosaicism, 45,X/baris sel lain dengan kromoom sex abnormal
Q96.8 Varian lain sindroma Turner
Q96.9 Sindroma Turner, tidak dijelaskan
Q97 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe wanita, n.e.c.
Q97.0 Karyotype 47,XXX
Q97.1 Female dengan lebih dari 3 chromosomes X
Q97.2 Mosaicism, barisan dengan berbagai jumlah chromosomes X
Q97.3 Female dengan karitipe 46,XY
Q97.8 Kelainan kromosom sex lainnya yang dijelaskan, fenotipe wanita,
Q97.9 Kelainan kromosom sex, fenotipe wanita, tidak dijelaskan
Q98 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe pria, n.e.c.
Q98.0 Sindroma Klinefelter kariotipe 47,XXY
Q98.1 Sindroma Klinefelter, pria dengan lebih dari 2 kromosom X
Q98.2 Sindroma Klinefelter, pria dengan kariotipe 46,XX
Q98.3 Pria dengan kariotipe 46,XX lainnya
Q98.4 Sindroma Klinefelter, tidak dijelaskan
Q98.5 Kariotipe 47,XYY
Q98.6 Pria dengan kromosom sex berstruktur abnormal
Q98.7 Pria dengan mosaicism kromosom sex
Q98.8 Kelainan kromosom sex lain yang dijelaskan, male phenotype
Q98.9 Kelainan kromosom sex, male phenotype, tidak dijelaskan
Q99 Kelainan kromosom lain, n.e.c.
Q99.0 Chimera 46,XX/46,XY
Q99.1 46,XX true hermaphrodite
Q99.2 Fragile X chromosome
Q99.8 Kelainan kromosom lain yang dijelaskan
Q99.9 Kelainan kromosom, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 38


39

Apikes Iris, Padang 39


GEJALA, TANDA, DAN HASIL ABNORMAL KLINIS DAN
LABORATORIUM, NOT ELSEWHERE CLASSIFIED (R00-R99)

Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan (R00-R09)


R00 Kelainan denyut jantung
R00.0 Tachycardia, tidak dijelaskan
R00.1 Bradycardia, tidak dijelaskan
R00.2 Palpitasi
R00.8 Kelainan denyut jantung lain dan tidak dijelaskan
R01 Bising jantung (cardiac murmurs) dan suara jantung lainnya
R01.0 Bising jantung ringan dan tidak berbahaya
R01.1 Bising jantung, tidak dijelaskan
R01.2 Suara jantung lainnya
R02 Gangrene, not elsewhere classified

R03 Pembacaan tekanan darah abnormal, tanpa diagnosis


R03.0 Tekanan darah terbaca meningkat, tanpa diagnosis hipertensi
R03.1 Tekanan darah terbaca rendah yang tidak spesifik
R04 Perdarahan dari saluran pernafasan
R04.0 Epistaxis
R04.1 Perdarahan dari tenggorokan
R04.2 Haemoptysis
R04.8 Perdarahan dari situs lain pada saluran pernafasan
R04.9 Perdarahan dari saluran pernafasan, tidak dijelaskan
R05 Batuk
R06 Kelainan pernafasan
R06.0 Dyspnoea
R06.1 Stridor – nafas berbunyi seperti air menggelegak]
R06.2 Wheezing – [nafas menciok]
R06.3 Periodic breathing
R06.4 Hyperventilation – [nafas dalam]
R06.5 Mouth breathing
R06.6 Hiccough
R06.7 Sneezing – [bersin]
R06.8 Kelainan bernafas lain dan tidak dijelaskan
R07 Nyeri di tenggorokan dan dada
R07.0 Nyeri di tenggorokan
R07.1 Nyeri dada ketika bernafas
R07.2 Nyeri precordial
R07.3 Nyeri dada lainnya
R07.4 Nyeri dada, tidak dijelaskan
R09 Tanda dan gejala lain pada sistem sirkulasi dan pernafasan
R09.0 Asphyxia – [tercekik]
R09.1 Pleurisy – [pleuritis]
R09.2 Respiratory arrest
R09.3 Sputum abnormal
R09.8 Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem sirkulasi dan pernafasan

Tanda dan gejala pada sistem pencernaan dan abdomen (R10-R19)


R10 Nyeri abdomen dan pelvis
R10.0 Acute abdomen
R10.1 Nyeri lokal di abdomen atas
R10.2 Nyeri pelvis dan perineum
R10.3 Nyeri lokal di bagian lain abdomen bawah
R10.4 Nyeri abdomen lain dan tidak dijelaskan
R11 Mual dan muntah
R12 Heartburn
R13 Dysphagia
R14 Flatulence [kembung] dan kondisi terkait
R15 Faecal incontinence
R16 Hepatomegali dan splenomegali, not elsewhere classified
R16.0 Hepatomegaly, not elsewhere classified
R16.1 Splenomegaly, not elsewhere classified
R16.2 Hepatomegaly dengan splenomegaly, not elsewhere classified
R17 Jaundice yang tidak dijelaskan
R18 Ascites
R19 Tanda dan gejala lain pada sistem pencernaan dan abdomen
R19.0 Sembab, massa atau bengkak intraabdomen dan pelvik
R19.1 Abnormal bowel sounds – [bising usus abnormal]
R19.2 Visible peristalsis – [peristalsis terlihat]
R19.3 Abdominal rigidity – [kejang abdomen]
R19.4 Change in bowel habit – [perubahan kebiasaan usus]
R19.5 Kelainan feses lainnya
R19.6 Halitosis – [bau nafas tidak menyenangkan]
R19.8 Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem pencernaan dan abdomen

Tanda dan gejala pada kulit dan jaringan subkutis (R20-R23)


R20 Kekacauan sensasi kulit
R20.0 Anaesthesia kulit
R20.1 Hypoaesthesia kulit
R20.2 Paraesthesia kulit
R20.3 Hyperaesthesia
R20.8 Kekacauan sensasi kulit lain dan tidak dijelaskan
R21 Rash dan erupsi kulit nonspesifik lainnya
R22 Sembab, massa dan bengkak lokal pada kulit dan jaringan subkutis
R22.0 Sembab, massa dan bengkak lokal pada kepala
R22.1 Sembab, massa dan bengkak lokal pada leher
R22.2 Sembab, massa dan bengkak lokal pada badan

Apikes Iris, Padang


R22.3 Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota atas
R22.4 Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota bawah
R22.7 Sembab, massa dan bengkak lokal pada situs ganda
R22.9 Sembab, massa dan bengkak lokal, tidak dijelaskan
R23 Perubahan kulit lainnya
R23.0 Cyanosis
R23.1 Pallor – [pucat]
R23.2 Flushing – [kemerahan]
R23.3 Ecchymoses spontan
R23.4 Perubahan texture kulit
R23.8 Perubahan kulit lainnya dan tidak dijelaskan

Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeleton (R25-R29)


R25 Pergerakan bawah sadar abnormal
R25.0 Pergerakan abnormal kepala
R25.1 Tremor, tidak dijelaskan
R25.2 Cramp and spasm
R25.3 Fasciculation
R25.8 Pergerakan bawah sadar abnormal lain dan yang tidak dijelaskan
R26 Kelainan gait dan mobilitas
R26.0 Ataxic gait
R26.1 Paralytic gait
R26.2 Kesulitan berjalan, not elsewhere classified
R26.8 Kelainan gait dan mobilitas lain dan tidak dijelaskan
R27 Kehilangan koordinasi lainnya
R27.0 Ataxia, tidak dijelaskan
R27.8 Kehilangan koordinasi lainnya dan tidak dijelaskan
R29 Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeletal lainnya
R29.0 Tetany
R29.1 Meningismus
R29.2 Reflex abnormal
R29.3 Postur abnormal
R29.4 Clicking hip
R29.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sistem syaraf dan muskuloskeletal

Tanda dan gejala pada sistem perkemihan (R30-R39)


R30 Nyeri yang berhubungan dengan berkemih
R30.0 Dysuria
R30.1 Vesical tenesmus [nyeri vesika urinaria]
R30.9 Painful micturition, tidak dijelaskan
R31 Haematuria yang tidak dijelaskan
R32 Inkontinensia urin yang tidak dijelaskan
R33 Retentio urin
R34 Anuria dan oliguria
R35 Polyuria

Apikes Iris, Padang


R36 Urethral discharge
R39 Tanda dan gejala lain pada sistem perkemihan
R39.0 Extravasation of urine [lewat di luar pembuluhnya]
R39.1 Kesulitan berkemih lainnya
R39.2 Uraemia extrarenal
R39.8 Tanda dan gejala lain tidak dijelaskan pada sistem perkemihan

Tanda dan gejala kognisi, persepsi, emosi, dan tingkah laku (R40-R46)
R40 Somnolens, stupor dan koma
R40.0 Somnolens
R40.1 Stupor
R40.2 Koma, tidak dijelaskan
R41 Tanda dan gejala lain pada fungsi kognitif dan kesadaran
R41.0 Disorientasi, tidak dijelaskan
R41.1 Amnesia anterograde
R41.2 Amnesia retrograde
R41.3 Amnesia lain
R41.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada fungsi kognitif dan kesadaran
R42 Dizziness and giddiness
R43 Kekacauan bau dan rasa
R43.0 Anosmia
R43.1 Parosmia
R43.2 Parageusia [kelainan sensasi rasa]
R43.8 Kekacauan bau dan rasa lain dan tidak dijelaskan
R44 Tanda dan gejala lain pada sensasi dan persepsi umum
R44.0 Halusinasi auditorius
R44.1 Halusinasi visual
R44.2 Halusinasi lain
R44.3 Halusinasi, tidak dijelaskan
R44.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sensasi dan persepsi umum
R45 Tanda dan gejala pada keadan emosi
R45.0 Nervousness
R45.1 Restlessness and agitation – [gelisah dan ingin ribut]
R45.2 Unhappiness
R45.3 Demoralization and apathy [kehilangan semangat dan apati]
R45.4 Irritability and anger [tegang dan marah]
R45.5 Hostility [sikap bermusuhan]
R45.6 Physical violence [kekerasan fisik]
R45.7 Keadaan syok dan stress emosi, tidak dijelaskan
R45.8 Tanda dan gejala lain pada keadaan emosi
R46 Tanda dan gejala pada penampilan dan tingkah laku
R46.0 Very low level of personal hygiene – [‘kotor’]
R46.1 Bizarre personal appearance – [penampilan pribadi aneh]
R46.2 Strange and inexplicable behaviour – [sikap aneh dan tak bisa dijelaskan]
R46.3 Overactivity
R46.4 Slowness and poor responsiveness – [lamban dan kurang respons]

Apikes Iris, Padang


R46.5 Curiga dan jelas menghindar
R46.6 Perhatian berlebihan dan selalu memikirkan event yang menyebabkan stress
R46.7 Terlalu banyak bicara detil kejadian sekitar mengaburkan alasan kontak
R46.8 Tanda dan gejala lain pada penampilan dan tingkah laku

Tanda dan gejala pada bicara dan suara (R47-R49)


R47 Kekacauan bicara, not elsewhere classified
R47.0 Dysphasia and aphasia
R47.1 Dysarthria dan anarthria
R47.8 Kekacauan bicara lainnya dan tidak dijelaskan
R48 Dyslexia dan gangguan fungsi simbolik lain, not elsewhere classified
R48.0 Dyslexia [huruf terbalik-balik] and alexia [tak mengerti kata yang tertulis]
R48.1 Agnosia – [tak bisa mengenali tempat, person, rasa, atau bau yang pernah
dikenalnya]
R48.2 Apraxia – [tak bisa membuat gerakan yang biasa]
R48.8 Gangguan fungsi simbolik lain dan tidak dijelaskan
R49 Kekacauan suara
R49.0 Dysphonia
R49.1 Aphonia
R49.2 Hypernasality and hyponasality
R49.8 Kekacauan suara lainnya dan tidak dijelaskan

Tanda dan gejala umum (R50-R69)


R50 Demam dengan asal-usul tidak diketahui
R50.0 Demam dengan chills
R50.1 Demam persistent
R50.9 Demam, tidak dijelaskan
R51 Headache
R52 Pain, not elsewhere classified
R52.0 Nyeri akut
R52.1 Nyeri kronis ‘intractable’ – [tak bisa hilang]
R52.2 Nyeri kronis lain
R52.9 Nyeri, tidak dijelaskan
R53 Malaise and fatigue
R54 Senilitas
R55 Syncope and collapse
R56 Konvulsi, not elsewhere classified
R56.0 Kejang demam
R56.8 Kejang lain dan tidak dijelaskan
R57 Shock, not elsewhere classified
R57.0 Syok kardiogenik
R57.1 Syok hipovolemik
R57.8 Syok lain
R57.9 Syok, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


R58 Haemorrhage, not elsewhere classified
R59 Pembesaran kelenjar limfe
R59.0 Pembesaran kelenjar limfe lokal
R59.1 Pembesaran kelenjar limfe umum
R59.9 Pembesaran kelenjar limfe, tidak dijelaskan

R60 Oedema, not elsewhere classified


R60.0 Oedema lokal
R60.1 Oedema umum
R60.9 Oedema, tidak dijelaskan
R61 Hiperhidrosis
R61.0 Hiperhidrosis lokal
R61.1 Hiperhidrosis umum
R61.9 Hiperhidrosis, tidak dijelaskan
R62 Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan
R62.0 Delayed milestone
R62.8 Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan lainnya
R62.9 Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan, tidak dijelaskan
R63 Tanda dan gejala sehubungan dengan makan dan minum
R63.0 Anorexia
R63.1 Polydipsia
R63.2 Polyphagia
R63.3 Kesulitan dan kesalahan pengaturan makan
R63.4 Penurunan abnormal berat badan
R63.5 Peningkatan abnormal berat badan
R63.8 Tanda dan gejala lain sehubungan dengan makan dan minum
R64 Cachexia
R68 Gejala dan tanda umum lainnya
R68.0 Hypothermia, tidak ada hubungannya dengan suhu lingkungan yang dingin
R68.1 Gejala non-spesifik yang khas pada bayi
R68.2 Mulut kering, tidak dijelaskan
R68.3 Clubbing of fingers
R68.8 Gejala dan tanda umum lainnya yang dijelaskan
R69 Penyebab sakit yang tidak diketahui dan tidak dijelaskan

Hasil abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa diagnosis (R70-R79)


R70 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate dan kelainan kepekatan plasma
R70.0 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate
R70.1 Kelainan kepekatan plasma
R71 Kelainan red blood cells
R72 Kelainan white blood cells, not elsewhere classified
R73 Peningkatan kadar gula darah
R73.0 Glucose tolerance test abnormal
R73.9 Hyperglycaemia, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


R74 Kadar abnormal enzim serum
R74.0 Peningkatan kadar transaminase dan lactic acid dehydrogenase [LDH]
R74.8 Kadar abnormal enzim serum lainnya
R74.9 Kadar abnormal enzim serum yang tidak dijelaskan
R75 Laboratory evidence of human immunodeficiency virus [HIV]
R76 Hasil immunologis serum abnormal lainnya
R76.0 Peningkatan titer antibodi
R76.1 Reaksi abnormal terhadap test tuberkulin
R76.2 Hasil serological test for syphilis (STS) positif palsu
R76.8 Hasil immunologis serum abnormal lain yang dijelaskan
R76.9 Hasil immunologis serum abnormal, tidak dijelaskan
R77 Kelainan protein plasma lainnya
R77.0 Kelainan albumin
R77.1 Kelainan globulin, hiperglobulinaemia NOS
R77.2 Kelainan alphafetoprotein
R77.8 Kelainan protein plasma lain yang dijelaskan
R77.9 Kelainan protein plasma, tidak dijelaskan
R78 Findings of drugs and other substances, not normally found in blood
R78.0 Penemuan alkohol di dalam darah
R78.1 Penemuan obat opiat di dalam darah
R78.2 Penemuan kokain di dalam darah
R78.3 Penemuan hallusinogen di dalam darah
R78.4 Penemuan obat lain yang berpotensi adiktif di dalam darah
R78.5 Penemuan obat psikotropika di dalam darah
R78.6 Penemuan zat steroid di dalam darah
R78.7 Penemuan kadar logam berat abnormal di dalam darah
R78.8 Penemuan zat lain yang dijelaskan, yang biasanya tidak ada di dalam darah
R78.9 Penemuan zat yang tidak dijelaskan, yang biasanya tidak ada di dalam darah
R79 Hasil abnormal lain pada kimia darah
R79.0 Kadar abnormal mineral darah
R79.8 Hasil abnormal lain yang dijelaskan pada kimia darah
R79.9 Hasil abnormal kimia darah, tidak dijelaskan

Hasil abnormal pada pemeriksaan urin, tanpa diagnosis (R80-R82)


R80 Isolated proteinuria
R81 Glycosuria
R82 Hail abnormal lainnya pada urin
R82.0 Chyluria
R82.1 Myoglobinuria
R82.2 Biliuria
R82.3 Haemoglobinuria
R82.4 Acetonuria, ketonuria
R82.5 Peningkatan kadar obat dan zat biologis pada urin
R82.6 Kadar abnormal di urin untuk zat umumnya bukan obat-obatan
R82.7 Hasil abnormal pada pemeriksaan mikrobiologi urin
R82.8 Hasil abnormal pada pemeriksaan sitologis dan histologis urin

Apikes Iris, Padang


R82.9 Hasil abnormal lain dan tidak dijelaskan pada urine

Hasil abnormal pemeriksaan cairan tubuh, zat dan jaringan, tanpa


diagnosis (R83-R89)
R83 Hasil abnormal pada cerebrospinal fluid
R84 Hasil abnormal pada specimens dari organ respirasidan thorax
R85 Hasil abnormal pada specimens dari organ pencernaan dan rongga abdomen
R86 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia pria
R87 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia wanita
R89 Hasil abnormal pada specimens dari organ, sistem dan jaringan lain

Hasil abnormal citra diagnostik dan function studies, tanpa diagnosis


(R90-R94)
R90 Hasil abnormal pada citra diagnostik sistem syaraf pusat
R90.0 Lesi intrakranium yang memakan tempat
R90.8 Hasil abnormal lain pada citra diagnostik sistem syaraf pusat
R91 Hasil abnormal pada citra diagnostik paru-paru
R92 Hasil abnormal pada citra diagnostik dada
R93 Hasil abnormal pada citra diagnostik struktur tubuh lainnya
R93.0 Hasil abnormal pada citra diagnostik tengkorak dan kepala, not elsewhere classified
R93.1 Hasil abnormal pada citra diagnostik jantung dan sirkulasi koroner
R93.2 Hasil abnormal pada citra diagnostik hati dan saluran empedu
R93.3 Hasil abnormal pada citra diagnostik bagian lain saluran pencernaan
R93.4 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada organ perkemihan
R93.5 Hasil abnormal pada citra diagnostik daerah abdomen, Termasuk retroperitoneum
R93.6 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada anggota
R93.7 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada bagian lain sistem musculoskeleton
R93.8 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada struktur tubuh lain yang dijelaskan
R94 Hasil abnormal pada function studies [penelitian fungsi]
R94.0 Hasil abnormal pada function studies sistem syaraf pusat
R94.1 Hasil abnormal pada function studies sistem syaraf perifer dan sensasi khusus
R94.2 Hasil abnormal pada pulmonary function studies
R94.3 Hasil abnormal pada function studies kardiovascular
R94.4 Hasil abnormal pada function studies ginjal
R94.5 Hasil abnormal pada function studies hati
R94.6 Hasil abnormal pada function studies tiroid
R94.7 Hasil abnormal pada function studies endokrin lainnya
R94.8 Hasil abnormal pada function studies organ dan sistem lain

Penyebab kematian yang tidak jelas dan tidak diketahui (R95-R99)


R95 Sudden infant death syndrome
R96 Mati mendadak lainnya, penyebab tidak diketahui
R96.0 Instantaneous death – [mati mendadak]
R96.1 Kematian terjadi kurang dari 24 jam sejak awal gejala, tanpa penjelasan lain

Apikes Iris, Padang


R98 Unattended death – kematian yang tidak dihadiri
R99 Penyebab kematian yang kabur dan tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang


Chapter XVIII. SYMPTOMS, SIGNS AND ABNORMAL CLINICAL &
LABORATORY FINDINGS, NOT ELSEWHERE CLASSIFIED

Apikes Iris, Padang 10


CEDERA, KERACUNAN, DAN AKIBAT LAIN TERTENTU DARI
PENYEBAB EKSTERNAL (S00-T98)
S00 Cedera permukaan kepala
S00.0 Cedera permukaan kulit kepala
S00.1 Kontusio kelopak dan area periokuler
S00.2 Cedera permukaan lain pada kelopak dan area periokuler
S00.3 Cedera permukaan hidung
S00.4 Cedera permukaan telinga
S00.5 Cedera permukaan bibir dan rongga mulut
S00.7 Cedera permukaan ganda pada kepala
S00.8 Cedera permukaan bagian lain kepala
S00.9 Cedera permukaan kepala, bagian tidak dijelaskan
S01 Luka terbuka kepala
S01.0 Luka terbuka kulit kepala
S01.1 Luka terbuka kelopak dan area periokuler
S01.2 Luka terbuka hidung
S01.3 Luka terbuka telinga
S01.4 Luka terbuka pipi dan area temporomandibularis
S01.5 Luka terbuka bibir dan rongga mulut
S01.7 Luka terbuka ganda pada kepala
S01.8 Luka terbuka bagian kepala lainnya
S01.9 Luka terbuka kepala, bagian tidak dijelaskan
S02 Fraktur tengkorak dan tulang muka
S02.0 Fraktur atap tengkorak
S02.1 Fraktur basis tengkorak
S02.2 Fraktur os. nasalis
S02.3 Fraktur lantai orbita
S02.4 Fraktur os. malaris dan maxilla
S02.5 Fraktur gigi
S02.6 Fraktur mandibula
S02.7 Fraktur ganda yang melibatkan tengkorak dan tulang muka
S02.8 Fraktur tengkorak dan tulang muka lainnya
S02.9 Fraktur tengkorak dan tulang muka, bagiannya tidak dijelaskan
S03 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen kepala
S03.0 Dislokasi rahang
S03.1 Dislokasi rawan septum hidung
S03.2 Dislokasi gigi
S03.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kepala
S03.4 Sprain dan strain rahang
S03.5 Sprain dan strain sendi dan ligamen bagian kepala lainnya dan yang tidak
dijelaskan
S04 Cedera nervi kraniales
S04.0 Cedera n. optikus dan jaras optik
S04.1 Cedera n. okulomotorius [NC III]
S04.2 Cedera n. trokhlearis [NC IV]
S04.3 Cedera n. trigeminus [NC V]
S04.4 Cedera n. abdusens [NC VI]

Apikes Iris, Padang 11


S04.5 Cedera n. fasialis [NC VII]
S04.6 Cedera n. akustikus [NC VIII]
S04.7 Cedera n. aksessorius [NC XI]
S04.8 Cedera nervi kraniales lainnya
S04.9 Cedera tidak dijelaskan pada syaraf kepala
S05 Cedera mata dan orbita
S05.0 Cedera konjungtiva dan abrasi kornea tanpa disebutkan benda asing
S05.1 Kontusio bola mata dan jaringan orbita
S05.2 Laserasi dan ruptur okuler dengan prolaps atau hilangnya jaringan intraokuli
S05.3 Laserasi okuler tanpa prolaps atau hilangnya jaringan intraokuli
S05.4 Luka tembus orbita dengan atau tanpa benda asing
S05.5 Luka tembus bola mata dengan benda asing
S05.6 Luka tembus bola mata tanpa benda asing
S05.7 Avulsi mata
S05.8 Cedera lainnya pada mata dan orbita
S05.9 Cedera mata dan orbita, bagian tidak dijelaskan
S06 Cedera intrakranium
S06.0 Konkusio
S06.1 Edema traumatika otak
S06.2 Cedera diffus otak
S06.3 Cedera otak pada fokus
S06.4 Perdarahan epidura
S06.5 Perdarahan traumatika subdura
S06.6 Perdarahan traumatika subarakhnoid
S06.7 Cedera intrakranium dengan koma berlangsung lama
S06.8 Cedera intrakranium lainnya
S06.9 Cedera intrakranium, tidak dijelaskan
S07 Cedera remuk kepala
S07.0 Cedera remuk muka
S07.1 Cedera remuk tengkorak
S07.8 Cedera remuk bagian kepala lainnya
S07.9 Cedera remuk kepala, bagian tidak dijelaskan
S08 Amputasi trauma bagian kepala
S08.0 Avulsi kulit kepala
S08.1 Amputasi trauma telinga
S08.8 Amputasi trauma bagian kepala lainnya
S08.9 Amputasi trauma bagian kepala yang tidak dijelaskan
S09 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada kepala
S09.0 Cedera pembuluh darah kepala, n.e.c.
S09.1 Cedera otot dan tendon kepala
S09.2 Ruptur traumatika gendang telinga
S09.7 Cedera ganda pada kepala
S09.8 Cedera kepala lainnya
S09.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada kepala

Cedera leher (S10-S19)


S10 Cedera permukaan leher

Apikes Iris, Padang 12


S10.0 Kontusio tenggorokan
S10.1 Cedera permukaan tenggorokan lainnya dan tidak dijelaskan
S10.7 Cedera permukaan ganda pada leher
S10.8 Cedera permukaan bagian leher lainnya
S10.9 Cedera permukaan leher, bagian tidak dijelaskan
S11 Luka terbuka leher
S11.0 Luka terbuka melibatkan larings dan trakhea
S11.1 Luka terbuka melibatkan kelenjar tiroid
S11.2 Luka terbuka melibatkan farings dan esofagus servikalis
S11.7 Luka terbuka ganda pada leher
S11.8 Luka terbuka bagian leher lainnya
S11.9 Luka terbuka leher, bagian tidak dijelaskan
S12 Fraktur leher
S12.0 Fraktur vertebra servikalis I
S12.1 Fraktur vertebra servikalis II
S12.2 Fraktur vertebra servikalis lainnya
S12.7 Fraktur ganda vertebra servikalis
S12.8 Fraktur bagian leher lainnya
S12.9 Fraktur leher, bagian tidak dijelaskan
S13 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen setinggi leher
S13.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis servikalis
S13.1 Dislokasi vertebra servikalis
S13.2 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada leher
S13.3 Dislokasi ganda pada leher
S13.4 Sprain dan strain spina servikalis
S13.5 Sprain dan strain daerah tiroid
S13.6 Sprain dan strain sendi dan ligamen di bagian leher lainnya dan tidak dijelaskan

S14 Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi leher


S14.0 Konkusio dan edema of medulla spinalis servikalis
S14.1 Cedera medulla spinalis servikalis lainnya dan tidak dijelaskan
S14.2 Cedera radiks syaraf spina servikali
S14.3 Cedera pleksus brakhialis
S14.4 Cedera syaraf perifer leher
S14.5 Cedera syaraf simpatis servikalis
S14.6 Cedera syaraf leher lainnya dan tidak dijelaskan
S15 Cedera pembuluh darah setinggi leher
S15.0 Cedera a. carotid
S15.1 Cedera a. vertebralis
S15.2 Cedera v. jugularis externa
S15.3 Cedera v. jugularis interna
S15.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi leher
S15.8 Cedera pembuluh darah setinggi leher lainnya
S15.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan setinggi leher
S16 Cedera otot dan tendon setinggi leher
S17 Cedera remuk leher
S17.0 Cedera remuk larings dan trakhea

Apikes Iris, Padang 13


S17.8 Cedera remuk bagian lain leher
S17.9 Cedera remuk leher, bagian tidak dijelaskan
S18 Amputasi trauma setinggi leher

S19 Cedera leher lainnya dan tidak dijelaskan


S19.7 Cedera ganda pada leher
S19.8 Cedera lain yang dijelaskan pada leher
S19.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada leher

Cedera toraks (S20-S29)


S20 Cedera permukaan toraks
S20.0 Kontusio mammae
S20.1 Cedera permukaan mammae lainnya dan tidak dijelaskan
S20.2 Kontusio toraks
S20.3 Cedera permukaan dinding depan toraks lainnya
S20.4 Cedera permukaan dinding belakang toraks lainnya
S20.7 Cedera permukaan ganda pada toraks
S20.8 Cedera permukaan bagian lain dan tidak dijelaskan pada toraks
S21 Luka terbuka toraks
S21.0 Luka terbuka mammae
S21.1 Luka terbuka dinding depan toraks
S21.2 Luka terbuka dinding belakang toraks
S21.7 Luka terbuka ganda pada dinding toraks
S21.8 Luka terbuka bagian toraks lainnya
S21.9 Luka terbuka toraks, bagian tidak dijelaskan
S22 Fraktur iga, sternum dan spina torakalis
S22.0 Fraktur vertebra torakalis
S22.1 Fraktur ganda spina torakalis
S22.2 Fraktur sternum
S22.3 Fraktur iga
S22.4 Fraktur ganda pada iga
S22.5 Flail chest [dada tak stabil, mudah goyang]
S22.8 Fraktur bagian tulang toraks lainnya
S22.9 Fraktur tulang toraks, bagian tidak dijelaskan
S23 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen toraks
S23.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis toraks
S23.1 Dislokasi vertebra torakalis
S23.2 Dislokasi bagian toraks lainnya dan tidak dijelaskan
S23.3 Sprain dan strain spina torakalis
S23.4 Sprain dan strain iga dan sternum
S23.5 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada toraks
S24 Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi toraks
S24.0 Konkusio dan edema pada medulla spinalis toraks
S24.1 Cedera medulla spinalis toraks lainnya dan tidak dijelaskan
S24.2 Cedera radiks syaraf spina torakalis
S24.3 Cedera syaraf perifer toraks

Apikes Iris, Padang 14


S24.4 Cedera syaraf simpatis toraks
S24.5 Cedera syaraf lain toraks
S24.6 Cedera syaraf toraks yang tidak dijelaskan
S25 Cedera pembuluh darah toraks
S25.0 Cedera aorta torakalis
S25.1 Cedera a. innominata atau a. subclavia
S25.2 Cedera vena kava superior
S25.3 Cedera v. innominata atau v. subklavia
S25.4 Cedera pembuluh darah pulmonalis
S25.5 Cedera pembuluh darah interkostalis
S25.7 Cedera pembuluh darah ganda pada toraks
S25.8 Cedera pembuluh darah toraks lainnya
S25.9 Cedera pembuluh darah toraks yang tidak dijelaskan
S26 Cedera jantung
S26.0 Cedera jantung dengan haemoperikardium
S26.8 Cedera lain pada jantung
S26.9 Cedera jantung, tidak dijelaskan
S27 Cedera organ intratoraks yang lain dan tidak dijelaskan
S27.0 Pneumotoraks traumatika
S27.1 Haemotoraks traumatika
S27.2 Haemopneumotoraks traumatika
S27.3 Cedera paru-paru lainnya
S27.4 Cedera bronchus
S27.5 Cedera trakhea torakalis
S27.6 Cedera pleura
S27.7 Cedera ganda pada organ intratoraks
S27.8 Cedera organ intratoraks lainnya
S27.9 Cedera organ intratoraks yang tidak dijelaskan
S28 Cedera remuk toraks dan amputasi trauma bagian toraks
S28.0 Dada remuk
S28.1 Amputasi traumatika bagian toraks
S29 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada toraks
S29.0 Cedera otot dan tendon setinggi toraks
S29.7 Cedera ganda pada toraks
S29.8 Cedera toraks lainnya
S29.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada toraks

Cedera abdomen, punggung bawah, spina lumbalis dan pelvis (S30-S39)


S30 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis
S30.0 Kontusio punggung bawah dan pelvis
S30.1 Kontusio dinding abdomen
S30.2 Kontusio organ genital external
S30.7 Cedera permukaan ganda pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S30.8 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis lainnya
S30.9 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis, bagian tidak dijelaskan
S31 Luka terbuka abdomen, punggung bawah dan pelvis
S31.0 Luka terbuka punggung bawah dan pelvis

Apikes Iris, Padang 15


S31.1 Luka terbuka dindingabdomen
S31.2 Luka terbuka penis
S31.3 Luka terbuka skrotum dan testes
S31.4 Luka terbuka vagina dan vulva
S31.5 Luka terbuka organ genitalia external lainnya dan tidak dijelaskan
S31.7 Luka terbuka ganda pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S31.8 Luka terbuka bagian abdomen lainnya dan tidak dijelaskan

S32 Fraktur spina lumbal dan pelvis


S32.0 Fraktur vertebra lumbalis
S32.1 Fraktur sacrum
S32.2 Fraktur koksigis
S32.3 Fraktur ilium
S32.4 Fraktur asetabulum
S32.5 Fraktur pubis
S32.7 Fraktur ganda spina lumbalis dan pelvis
S32.8 Fraktur bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan tidak dijelaskan
S33 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada spina lumbalis dan pelvis
S33.0 Ruptur traumatika diskus intervertebralis lumbalis
S33.1 Dislokasi vertebra lumbalis
S33.2 Dislokasi sendi sakroiliaka dan sakrokoksigeus
S33.3 Dislokasi bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan tidak dijelaskan
S33.4 Ruptur traumatika simfisis pubis
S33.5 Sprain dan strain spina lumbalis
S33.6 Sprain dan strain sendi sakroiliaka
S33.7 Sprain dan strain bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan tidak dijelaskan
S34 Cedera syaraf dan medulla spinalis lumbalis setinggi abdomen, punggung
bawah dan pelvis
S34.0 Konkusio dan edema medulla spinalis lumbalis
S34.1 Cedera lain pada medulla spinalis lumbalis
S34.2 Cedera radiks syaraf spina lumbarlis dan sakralis
S34.3 Cedera kauda equina
S34.4 Cedera pleksus lumbosakralis
S34.5 Cedera syaraf simpatis lumbalis, sakralis dan pelvik
S34.6 Cedera peripheral nerve(s) of abdomen, punggung bawah dan pelvis
S34.8 Cedera syaraf lain dan tidak dijelaskan setinggi abdomen, punggung bawah dan
pelvis
S35 Cedera pembuluh darah setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis
S35.0 Cedera aorta abdominalis
S35.1 Cedera vena kava inferior
S35.2 Cedera a. seliaka atau mesenterika
S35.3 Cedera v. porta atau v. lienalis
S35.4 Cedera pembuluh darah ginjal
S35.5 Cedera pembuluh darah iliaka
S35.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis
S35.8 Cedera pembuluh darah lain setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis
S35.9 Cedera pembuluh darah yang tak jelas setinggi abdomen, punggung bawah dan
pelvis

Apikes Iris, Padang 16


S36 Cedera organ intra-abdomen
S36.0 Cedera limpa
S36.1 Cedera hati atau kandung empedu
S36.2 Cedera pankreas
S36.3 Cedera lambung
S36.4 Cedera usus halus
S36.5 Cedera kolon
S36.6 Cedera rektum
S36.7 Cedera organ ganda intra-abdomen
S36.8 Cedera organ intra-abdomen lainnya
S36.9 Cedera organ intra-abdomen yang tidak dijelaskan
S37 Cedera organ-organ pelvik
S37.0 Cedera ginjal
S37.1 Cedera ureter
S37.2 Cedera kandung kemih
S37.3 Cedera uretra
S37.4 Cedera ovarium
S37.5 Cedera tuba fallopii
S37.6 Cedera uterus
S37.7 Cedera organ pelvik ganda
S37.8 Cedera organ pelvik lainnya
S37.9 Cedera organ pelvik yang tidak dijelaskan
S38 Cedera remuk dan amputasi traumatika abdomen, punggung bawah dan
pelvis
S38.0 Cedera remuk organ genital external
S38.1 Cedera remuk bagian lain dan tak dijelaskan di abdomen, punggung bawah, pelvis
S38.2 Amputasi trauma organ genital external
S38.3 Amputasi trauma bagian lain dan tak dijelaskan di abdomen, punggung bawah,
pelvis
S39 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S39.0 Cedera otot dan tendon pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S39.6 Cedera organ(-organ) intra-abdominal dengan organ(-organ) pelvik
S39.7 Cedera ganda lain pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S39.8 Cedera abdomen, punggung bawah dan pelvis lainnya
S39.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada abdomen, punggung bawah dan pelvis

Cedera bahu dan lengan atas (S40-S49)


S40 Cedera permukaan bahu dan lengan atas
S40.0 Kontusio bahu dan lengan atas
S40.7 Cedera permukaan ganda pada bahu dan lengan atas
S40.8 Cedera permukaan lainnya pada bahu dan lengan atas
S40.9 Cedera permukaan bahu dan lengan atas, tidak dijelaskan
S41 Luka terbuka bahu dan lengan atas
S41.0 Luka terbuka bahu
S41.1 Luka terbuka lengan atas
S41.7 Luka terbuka ganda pada bahu dan lengan atas
S41.8 Luka terbuka bagian lain dan tidak dijelaskan pada gelang bahu

Apikes Iris, Padang 17


S42 Fraktur bahu dan lengan atas
S42.0 Fraktur klavikula
S42.1 Fraktur skapula
S42.2 Fraktur ujung atas humerus
S42.3 Fraktur batang humerus
S42.4 Fraktur ujung bawah humerus
S42.7 Fraktur ganda pada klavikula, skapula dan humerus
S42.8 Fraktur bagian bahu dan lengan atas lainnya
S42.9 Fraktur gelang bahu, bagian tidak dijelaskan
S43 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada gelang bahu
S43.0 Dislokasi sendi bahu
S43.1 Dislokasi sendi akromioklavikula
S43.2 Dislokasi sendi sternoklavikula
S43.3 Dislokasi bagian gelang bahu lainnya dan tidak dijelaskan
S43.4 Sprain dan strain sendi bahu
S43.5 Sprain dan strain sendi acromioklavikula
S43.6 Sprain dan strain sendi sternoklavikula
S43.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada gelang bahu
S44 Cedera syaraf pada level bahu dan lengan atas
S44.0 Cedera n. ulnaris pada level lengan atas
S44.1 Cedera n. medianus pada level lengan atas
S44.2 Cedera n. radialis pada level lengan atas
S44.3 Cedera n. axillaris
S44.4 Cedera n. musculocutaneous
S44.5 Cedera syaraf sensoris kulit pada level bahu dan lengan atas
S44.7 Cedera syaraf ganda pada level bahu dan lengan atas
S44.8 Cedera syaraf pada level bahu dan lengan atas lainnya
S44.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan atas
S45 Cedera pembuluh darah pada level bahu dan lengan atas
S45.0 Cedera a. aksillaris
S45.1 Cedera a. brakhialis
S45.2 Cedera v. aksillaris atau v. brakhialis
S45.3 Cedera vena superfisialis pada level bahu dan lengan atas
S45.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level bahu dan lengan atas
S45.8 Cedera pembuluh darah lain pada level bahu dan lengan atas
S45.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan atas
S46 Cedera otot dan tendon pada level bahu dan lengan atas
S46.0 Cedera tendon rotator cuff pada bahu
S46.1 Cedera otot dan tendon pada long kepala of biceps
S46.2 Cedera otot dan tendon pada bagian lain biceps
S46.3 Cedera otot dan tendon pada triceps
S46.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level bahu dan lengan atas
S46.8 Cedera otot dan tendon lain pada level bahu dan lengan atas
S46.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan atas
S47 Cedera remuk bahu dan lengan atas
S48 Amputasi trauma bahu dan lengan atas
S48.0 Amputasi traumatika sendi bahu

Apikes Iris, Padang 18


S48.1 Amputasi traumatika level antara bahu dan siku
S48.9 Amputasi traumatika bahu dan lengan atas, level tak jelas
S49 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas
S49.7 Cedera ganda pada bahu dan lengan atas
S49.8 Cedera bahu dan lengan atas lainnya
S49.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas

Cedera siku dan lengan bawah (S50-S59)


S50 Cedera permukaan lengan bawah
S50.0 Kontusio siku
S50.1 Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada lengan bawah
S50.7 Cedera permukaan ganda pada lengan bawah
S50.8 Cedera permukaan lengan bawah lainnya
S50.9 Cedera permukaan lengan bawah, tidak dijelaskan
S51 Luka terbuka lengan bawah
S51.0 Luka terbuka siku
S51.7 Luka ganda terbuka pada lengan bawah
S51.8 Luka terbuka bagian lengan bawah lainnya
S51.9 Luka terbuka lengan bawah, bagian tidak dijelaskan
S52 Fraktur lengan bawah
S52.0 Fraktur ujung atas ulna
S52.1 Fraktur ujung atas radius
S52.2 Fraktur batang ulna
S52.3 Fraktur batang radius
S52.4 Fraktur batang ulna dan radius
S52.5 Fraktur ujung bawah radius
S52.6 Fraktur ujung bawah ulna dan radius
S52.7 Fraktur ganda pada lengan bawah
S52.8 Fraktur bagian lengan bawah lainnya
S52.9 Fraktur lengan bawah, bagian tidak dijelaskan
S53 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen of siku
S53.0 Dislokasi kaput radius
S53.1 Dislokasi siku, tidak dijelaskan
S53.2 Ruptur traumatika ligamen kolateral radius
S53.3 Ruptur traumatika ligamen kolateral ulna
S53.4 Sprain dan strain siku
S54 Cedera syaraf pada level lengan bawah
S54.0 Cedera n. ulnaris pada level lengan bawah
S54.1 Cedera n. medianus pada level lengan bawah
S54.2 Cedera n. radialis pada level lengan bawah
S54.3 Cedera n. sensoris kulit pada level lengan bawah
S54.7 Cedera syaraf ganda pada level lengan bawah
S54.8 Cedera syaraf pada level lengan bawah lainnya
S54.9 Cedera syaraf pada level lengan bawah, tidak dijelaskan
S55 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah
S55.0 Cedera a. ulnaris pada level lengan bawah
S55.1 Cedera a. radialis pada level lengan bawah

Apikes Iris, Padang 19


S55.2 Cedera vena pada level lengan bawah
S55.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level lengan bawah
S55.8 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah lainnya
S55.9 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah, tidak dijelaskan
S56 Cedera otot dan tendon pada level lengan bawah
S56.0 Cedera otot dan tendon flexor ibu jari pada level lengan bawah
S56.1 Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V pada level lengan bawah
S56.2 Cedera otot dan tendon flexor pada level lengan bawah lainnya
S56.3 Cedera otot dan tendon extensor atau abduktor ibu jari pada level lengan bawah
S56.4 Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V pada level lengan bawah
S56.5 Cedera otot dan tendon extensor pada level lengan bawah lainnya
S56.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level lengan bawah
S56.8 Cedera otot dan tendon pada level lengan bawah lainnya dan tidak dijelaskan
S57 Cedera remuk lengan bawah
S57.0 Cedera remuk siku
S57.8 Cedera remuk bagian lain lengan bawah
S57.9 Cedera remuk lengan bawah, bagian tidak dijelaskan
S58 Amputasi trauma lengan bawah
S58.0 Amputasi trauma level siku
S58.1 Amputasi trauma level antara siku dan pergelangan
S58.9 Amputasi trauma lengan bawah, level tak jelas
S59 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada lengan bawah
S59.7 Cedera ganda pada lengan bawah
S59.8 Cedera pada lengan bawah lainnya
S59.9 Cedera pada lengan bawah, tidak dijelaskan

Cedera pergelangan dan tangan (S60-S69)


S60 Cedera permukaan pergelangan dan tangan
S60.0 Kontusio jari tanpa kerusakan kuku
S60.1 Kontusio jari dengan kerusakan pada kuku
S60.2 Kontusio bagian pergelangan dan tangan lainnya
S60.7 Cedera permukaan ganda pada pergelangan dan tangan
S60.8 Cedera permukaan lain pada pergelangan dan tangan
S60.9 Cedera permukaan pergelangan dan tangan, tidak dijelaskan
S61 Luka terbuka pergelangan dan tangan
S61.0 Luka terbuka jari tanpa kerusakan kuku
S61.1 Luka terbuka jari dengan kerusakan kuku
S61.7 Luka terbuka ganda pada pergelangan dan tangan
S61.8 Luka terbuka bagian pergelangan dan tangan lainnya
S61.9 Luka terbuka bagian pergelangan dan tangan, tidak dijelaskan
S62 Fraktur pada level pergelangan dan tangan
S62.0 Fraktur os. navikularis [skafoid] tangan
S62.1 Fraktur tulang karpal lainnya
S62.2 Fraktur os. metakarpal I
S62.3 Fraktur os. metakarpal lainnya
S62.4 Fraktur ganda pada tulang metakarpal
S62.5 Fraktur ibu jari

Apikes Iris, Padang 20


S62.6 Fraktur jari II, III, IV atau V
S62.7 Fraktur ganda pada jari-jari
S62.8 Fraktur bagian pergelangan dan tangan lainnya dan tidak dijelaskan
S63 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen level pergelangan dan tangan
S63.0 Dislokasi pergelangan
S63.1 Dislokasi jari
S63.2 Dislokasi ganda jari-jari
S63.3 Ruptur traumatika ligamen pergelangan dan karpus
S63.4 Ruptur traumatika ligamen jari pada sendi metakarpo-phalanx dan interphalanx
S63.5 Sprain dan strain pergelangan
S63.6 Sprain dan strain jari-jari
S63.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada tangan
S64 Cedera syaraf pada level pergelangan dan tangan
S64.0 Cedera n. ulnaris pada level pergelangan dan tangan
S64.1 Cedera n. medianus pada level pergelangan dan tangan
S64.2 Cedera n. radialis pada level pergelangan dan tangan
S64.3 Cedera n. digitalis ibu jari
S64.4 Cedera n. digitalis jari II, III, IV atau V
S64.7 Cedera syaraf ganda pada level pergelangan dan tangan
S64.8 Cedera syaraf pada level pergelangan dan tangan lainnya
S64.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level pergelangan dan tangan
S65 Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan
S65.0 Cedera a. ulnaris pada level pergelangan dan tangan
S65.1 Cedera a. radialis pada level pergelangan dan tangan
S65.2 Cedera arkus palmaris superfisialis
S65.3 Cedera arkus palmaris profunda
S65.4 Cedera pembuluh darah ibu jari
S65.5 Cedera pembuluh darah jari II, III, IV atau V
S65.7 Cedera pembuluh darah ganda di level pergelangan dan tangan
S65.8 Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan lainnya
S65.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan di level pergelangan dan tangan
S66 Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan
S66.0 Cedera otot dan tendon flexor longus ibu jari di level pergelangan dan tangan
S66.1 Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan tangan
S66.2 Cedera otot dan tendon extensor ibu jari di level pergelangan dan tangan
S66.3 Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan
tangan
S66.4 Cedera otot dan tendon intrinsik ibu jari di level pergelangan dan tangan
S66.5 Cedera otot dan tendon intrinsik jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan
tangan
S66.6 Cedera otot dan tendon flexor ganda pada level pergelangan dan tangan
S66.7 Cedera otot dan tendon extensor ganda pada level pergelangan dan tangan
S66.8 Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan lainnya
S66.9 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan
S67 Cedera remuk pergelangan dan tangan
S67.0 Cedera remuk ibu jari dan jari-jari lainnya
S67.8 Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan

Apikes Iris, Padang 21


S68 Amputasi trauma pergelangan dan tangan
S68.0 Amputasi trauma ibu jari (komplit)(parsial)
S68.1 Amputasi trauma jari II, III, IV atau V (komplit)(parsial)
S68.2 Amputasi trauma dua atau lebih, jari saja (komplit)(parsial)
S68.3 Amputasi trauma gabungan (bagian) jari dengan bagian lain pergelangan dan
tangan
S68.4 Amputasi trauma tangan pada level pergelangan
S68.8 Amputasi trauma bagian pergelangan dan tangan lainnya
S68.9 Amputasi trauma pergelangan dan tangan, level tak jelas
S69 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
S69.7 Cedera ganda pada pergelangan dan tangan
S69.8 Cedera pada pergelangan dan tangan lainnya
S69.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan

Cedera panggul dan paha (S70-S79)


S70 Cedera permukaan panggul dan paha
S70.0 Kontusio panggul
S70.1 Kontusio paha
S70.7 Cedera permukaan ganda pada panggul dan paha
S70.8 Cedera permukaan pada panggul dan paha lainnya
S70.9 Cedera permukaan panggul dan paha, tidak dijelaskan
S71 Luka terbuka panggul dan paha
S71.0 Luka terbuka panggul
S71.1 Luka terbuka paha
S71.7 Luka terbuka ganda pada panggul dan paha
S71.8 Luka terbuka bagian lingkaran panggul lainnya dan tidak dijelaskan
S72 Fraktur femur
S72.0 Fraktur leher femur
S72.1 Fraktur pertrokanter
S72.2 Fraktur subtrokanter
S72.3 Fraktur batang femur
S72.4 Fraktur ujung bawah femur
S72.7 Fraktur ganda pada femur
S72.8 Fraktur pada bagian femur lainnya
S72.9 Fraktur femur, bagian tidak dijelaskan

S73 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen panggul
S73.0 Dislokasi panggul
S73.1 Sprain dan strain panggul
S74 Cedera syaraf pada level panggul dan paha
S74.0 Cedera sciatic nerve [n. iskiadikus] pada level panggul dan paha
S74.1 Cedera n. femoralis pada level panggul dan paha
S74.2 Cedera syaraf sensoris kulit pada level panggul dan paha
S74.7 Cedera syaraf ganda pada level panggul dan paha
S74.8 Cedera syaraf pada level panggul dan paha lainnya
S74.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level panggul dan paha

Apikes Iris, Padang 22


S75 Cedera pembuluh darah pada level panggul dan paha
S75.0 Cedera a. femoralis
S75.1 Cedera v. femoralis pada level panggul dan paha
S75.2 Cedera v. saphena magna pada level panggul dan paha
S75.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level panggul dan paha
S75.8 Cedera pembuluh darah pada level panggul dan paha lainnya
S75.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level panggul dan paha
S76 Cedera otot dan tendon pada level panggul dan paha
S76.0 Cedera otot dan tendon pada panggul
S76.1 Cedera m. quadriseps dan tendon
S76.2 Cedera otot dan tendon adduktor pada paha
S76.3 Cedera otot dan tendon group otot posterior pada level paha
S76.4 Cedera otot dan tendon pada level paha lainnya dan tidak dijelaskan
S76.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level panggul dan paha
S77 Cedera remuk panggul dan paha
S77.0 Cedera remuk panggul
S77.1 Cedera remuk paha
S77.2 Cedera remuk panggul dengan paha
S78 Amputasi trauma panggul dan paha
S78.0 Amputasi trauma panggul sendi
S78.1 Amputasi trauma level antara panggul dan lutut
S78.9 Amputasi trauma panggul dan paha, level tak jelas

S79 Cedera lain dan dijelaskan pada panggul dan paha


S79.7 Cedera ganda pada panggul dan paha
S79.8 Cedera pada panggul dan paha lainnya
S79.9 Cedera panggul dan paha yang tidak dijelaskan

Cedera lutut dan tungkai bawah (S80-S89)


S80 Cedera permukaan tungkai bawah
S80.0 Kontusio lutut
S80.1 Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah
S80.7 Cedera permukaan ganda pada tungkai bawah
S80.8 Cedera permukaan pada tungkai bawah lainnya
S80.9 Cedera permukaan tungkai bawah, tidak dijelaskan
S81 Luka terbuka tungkai bawah
S81.0 Luka terbuka lutut
S81.7 Luka ganda terbuka pada tungkai bawah
S81.8 Luka terbuka bagian tungkai bawah lainnya
S81.9 Luka terbuka tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan
S82 Fraktur tungkai bawah, Termasuk tumit
S82.0 Fraktur patella
S82.1 Fraktur ujung atas tibia
S82.2 Fraktur batang tibia
S82.3 Fraktur ujung bawah tibia
S82.4 Fraktur fibula saja

Apikes Iris, Padang 23


S82.5 Fraktur malleolus medialis
S82.6 Fraktur malleolus lateralis
S82.7 Fraktur ganda pada tungkai bawah
S82.8 Fraktur bagian tungkai bawah lainnya
S82.9 Fraktur tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan
S83 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen lutut
S83.0 Dislokasi patella
S83.1 Dislokasi lutut
S83.2 Robekan meniskus, sekarang
S83.3 Robekan rawan sendi lutut, sekarang
S83.4 Sprain dan strain melibatkan ligamen kolateral (fibularis)(tibialis) lutut
S83.5 Sprain dan strain melibatkan ligamen krusiata (anterior)(posterior) lutut
S83.6 Sprain dan strain bagian lutut lainnya dan tidak dijaskan
Sprain dan strain: ligamen patella, sendi dan ligamen tibiofibularis superior
S83.7 Cedera pada struktur ganda lutut
Cedera pada meniskus (lateralis)(medialis) bersama ligamen (collateral)(cruciate)
S84 Cedera syaraf pada level tungkai bawah
S84.0 Cedera n. tibialis pada level tungkai bawah
S84.1 Cedera n. peroneus pada level tungkai bawah
S84.2 Cedera syaraf sensoris kulit pada level tungkai bawah
S84.7 Cedera syaraf ganda pada level tungkai bawah
S84.8 Cedera syaraf pada level tungkai bawah lainnya
S84.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tungkai bawah

S85 Cedera pembuluh darah pada level tungkai bawah


S85.0 Cedera a. poplitea
S85.1 Cedera a tibialis (anterior)(posterior)
S85.2 Cedera a. peronealis
S85.3 Cedera v. saphena magna pada level tungkai bawah
S85.4 Cedera v. saphena parva pada level tungkai bawah
S85.5 Cedera v. poplitea
S85.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level tungkai bawah
S85.8 Cedera pembuluh darah pada level tungkai bawah lainnya
S85.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level tungkai bawah
S86 Cedera otot dan tendon pada level tungkai bawah
S86.0 Cedera tendon Achilles
S86.1 Cedera otot dan tendon lain group otot posterior pada level tungkai bawah
S86.2 Cedera otot dan tendon group otot anterior pada level tungkai bawah
S86.3 Cedera otot dan tendon group otot peroneus pada level tungkai bawah level
S86.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tungkai bawah
S86.8 Cedera otot dan tendon pada level tungkai bawah lainnya
S86.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level tungkai bawah
S87 Cedera remuk tungkai bawah
S87.0 Cedera remuk lutut
S87.8 Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah

Apikes Iris, Padang 24


S88 Amputasi traumatika tungkai bawah
S88.0 Amputasi traumatika level lutut
S88.1 Amputasi traumatika level antara lutut dan tumit
S88.9 Amputasi traumatika tungkai bawah, level tak jelas

S89 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah


S89.7 Cedera ganda pada tungkai bawah
S89.8 Cedera tungkai bawah lainnya
S89.9 Cedera tungkai bawah yang tidak dijelaskan

Cedera tumit dan kaki (S90-S99)


S90 Cedera permukaan tumit dan kaki
S90.0 Kontusio tumit
S90.1 Kontusio jari kaki tanpa kerusakan kuku
S90.2 Kontusio jari kaki dengan kerusakan kuku
S90.3 Kontusio bagian kaki lainnya dan tidak dijelaskan
S90.7 Cedera permukaan ganda pada tumit dan kaki
S90.8 Cedera permukaan pada tumit dan kaki lainnya
S90.9 Cedera permukaan tumit dan kaki, tidak dijelaskan
S91 Luka terbuka tumit dan kaki
S91.0 Luka terbuka tumit
S91.1 Luka terbuka jari kaki tanpa kerusakan kuku
S91.2 Luka terbuka jari kaki dengan kerusakan pada kuku
S91.3 Luka terbuka bagian lain kaki
S91.7 Luka ganda terbuka pada tumit dan kaki

S92 Fraktur kaki, selain tumit


S92.0 Fraktur kalkaneus
S92.1 Fraktur talus
S92.2 Fraktur tulang(-tulang ) tarsal lainnya
S92.3 Fraktur metatarsal tulang
S92.4 Fraktur jempol kaki
S92.5 Fraktur jari II, III, IV atau V kaki
S92.7 Fraktur ganda pada kaki
S92.9 Fraktur kaki, tidak dijelaskan

S93 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada level tumit dan kaki
S93.0 Dislokasi tumit sendi
S93.1 Dislokasi jari kaki
S93.2 Ruptur ligamen pada level tumit dan kaki
S93.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kaki
S93.4 Sprain dan strain tumit
S93.5 Sprain dan strain jari kaki
S93.6 Sprain dan strain bagian kaki lainnya dan tidak dijelaskan
S94 Cedera syaraf pada level tumit dan kaki

Apikes Iris, Padang 25


S94.0 Cedera n. plantar lateralis
S94.1 Cedera n. plantar medialis
S94.2 Cedera n. peroneus profunda pada level tumit dan kaki
S94.3 Cedera syaraf sensoris kulit pada level tumit dan kaki
S94.7 Cedera syaraf ganda pada level tumit dan kaki
S94.8 Cedera syaraf pada level tumit dan kaki lainnya
S94.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki
S95 Cedera pembuluh darah pada tumit dan kaki level
S95.0 Cedera a. dorsalis pedis
S95.1 Cedera a. plantaris pedis
S95.2 Cedera v. dorsalis pedis
S95.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level tumit dan kaki
S95.8 Cedera pembuluh darah pada level tumit dan kaki lainnya
S95.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki
S96 Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki
S96.0 Cedera otot dan tendon pada m. flexor longus jari kaki pada level tumit dan kaki
S96.1 Cedera otot dan tendon pada m. extensor longus jari kaki pada level tumit dan kaki
S96.2 Cedera otot dan tendon intrinsik pada level tumit dan kaki
S96.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tumit dan kaki
S96.8 Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki lainnya
S96.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki
S97 Cedera remuk tumit dan kaki
S97.0 Cedera remuk tumit
S97.1 Cedera remuk jari kaki
S97.8 Cedera remuk bagian lain tumit dan kaki
S98 Amputasi traumatika tumit dan kaki
S98.0 Amputasi traumatika kaki pada level tumit
S98.1 Amputasi traumatika satu jari kaki
S98.2 Amputasi traumatika dua atau lebih jari kaki
S98.3 Amputasi traumatika bagian lain kaki
S98.4 Amputasi traumatika kaki, level tak jelas
S99 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
S99.7 Cedera ganda pada tumit dan kaki
S99.8 Cedera pada tumit dan kaki lainnya
S99.9 Cedera tumit dan kaki, tidak dijelaskan

Cedera yang melibatkan daerah ganda pada tubuh (T00-T07)


T00 Cedera permukaan yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T00.0 Cedera permukaan kepala dengan leher
T00.1 Cedera permukaan toraks dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis
T00.2 Cedera permukaan daerah ganda anggota atas
T00.3 Cedera permukaan daerah ganda anggota bawah
T00.6 Cedera permukaan daerah ganda anggota atas dan anggota bawah
T00.8 Cedera permukaan pada kombinasi daerah tubuh lainnya
T00.9 Cedera permukaan ganda, tidak dijelaskan
T01 Luka terbuka yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T01.0 Luka terbuka kepala dengan leher

Apikes Iris, Padang 26


T01.1 Luka terbuka toraks dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis
T01.2 Luka terbuka daerah ganda pada anggota atas
T01.3 Luka terbuka daerah ganda pada anggota bawah
T01.6 Luka terbuka daerah ganda anggota atas dan anggota bawah
T01.8 Luka terbuka kombinasi daerah tubuh lainnya
T01.9 Luka ganda terbuka, tidak dijelaskan
T02 Fraktur yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T02.0 Fraktur kepala dengan leher
T02.1 Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis
T02.2 Fraktur daerah ganda satu anggota atas
T02.3 Fraktur daerah ganda satu anggota bawah
T02.4 Fraktur daerah ganda kedua anggota atas
T02.5 Fraktur daerah ganda kedua anggota bawah
T02.6 Fraktur daerah ganda anggota atas dengan anggota bawah
T02.7 Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis, dan dengan anggota
T02.8 Fraktur yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya
T02.9 Fraktur ganda, tidak dijelaskan

T03 Dislokasi, sprain dan strain yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T03.0 Dislokasi, sprain dan strain kepala dengan leher
T03.1 Dislokasi, sprain dan strain toraks dengan punggung bawah dan pelvis
T03.2 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota atas
T03.3 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota bawah
T03.4 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota atas dengan anggota bawah
T03.8 Dislokasi, sprain dan strain kombinasi daerah tubuh lainnya
T03.9 Dislokasi, sprain dan strain yang ganda, tidak dijelaskan
T04 Cedera remuk melibatkan daerah ganda pada tubuh
T04.0 Cedera remuk kepala dengan leher
T04.1 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis
T04.2 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas
T04.3 Cedera remuk daerah ganda pada anggota bawah
T04.4 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas dengan anggota bawah
T04.7 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis dengan
anggota
T04.8 Cedera remuk yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya
T04.9 Cedera remuk ganda, tidak dijelaskan
T05 Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T05.0 Amputasi trauma kedua tangan
T05.1 Amputasi trauma satu tangan dan lengan atas yang lain [semua level, selain tangan]
T05.2 Amputasi trauma kedua lengan [semua level]
T05.3 Amputasi trauma kedua kaki
T05.4 Amputasi trauma satu kaki dan tungkai yang lain [semua level, selain kaki]
T05.5 Amputasi trauma kedua tungkai [semua level]
T05.6 Amputasi trauma anggota atas dan bawah, semua kombinasi [semua level]
T05.8 Amputasi trauma yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya
T05.9 Amputasi trauma ganda, tidak dijelaskan
T06 Cedera lain pada daerah ganda tubuh, not elsewhere classified
T06.0 Cedera otak dan syaraf kepala dengan cedera syaraf dan medulla spinalis pada leher

Apikes Iris, Padang 27


T06.1 Cedera syaraf dan medulla spinalis yang melibatkan daerah tubuh lainnya
T06.2 Cedera syaraf yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T06.3 Cedera pembuluh darah yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T06.4 Cedera otot dan tendon yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T06.5 Cedera organ intrathorax dengan intra-abdominal dan organ pelvik
T06.8 Cedera lain yang dijelaskan yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T07 Cedera ganda yang tidak dijelaskan

Cedera bagian badan, anggota atau daerah yang tidak jelas (T08-T14)
T08 Fraktur spina, level tak jelas
T09 Cedera lain pada spina dan badan, level tak jelas
T09.0 Cedera permukaan badan, level tak jelas
T09.1 Luka terbuka badan, level tak jelas
T09.2 Dislokasi, sprain dan strain yang tidak dijelaskan sendi dan ligamen badan
T09.3 Cedera medulla spinalis, level tak jelas
T09.4 Cedera tidak dijelaskan nerve, spinal nerve root dan plexus badan
T09.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada badan
T09.6 Amputasi trauma badan, level tak jelas
T09.8 Cedera pada badan lainnya, level tak jelas
T09.9 Cedera badan yang tidak dijelaskan, level tak jelas
T10 Fraktur anggota atas, level tak jelas
T11 Cedera lain pada anggota atas, level tak jelas
T11.0 Cedera permukaan anggota atas, level tak jelas
T11.1 Luka terbuka anggota atas, level tak jelas
T11.2 Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan ligamen anggota atas, level tak
jelas
T11.3 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas
T11.4 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas
T11.5 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas
T11.6 Amputasi trauma anggota atas, level tak jelas
T11.8 Cedera anggota atas lainnya, level tak jelas
T11.9 Cedera anggota atas yang tidak dijelaskan, level tak jelas
T12 Fraktur anggota bawah, level tak jelas
T13 Cedera lain pada anggota bawah, level tak jelas
T13.0 Cedera permukaan anggota bawah, level tak jelas
T13.1 Luka terbuka anggota bawah, level tak jelas
T13.2 Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan ligamen anggota bawah, level tak
jelas
T13.3 Cedera syaraf yang tidak jelas pada anggota bawah, level tak jelas
T13.4 Cedera pembuluh darah yang tak jelas pada anggota bawah, level tak jelas
T13.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada anggota bawah, level tak jelas
T13.6 Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas
T13.8 Cedera anggota bawah lainyan, level tak jelas
T13.9 Cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan, level tak jelas
T14 Cedera di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T14.0 Cedera permukaan di daerah tubuh yang tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 28


T14.1 Luka terbuka di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T14.2 Fraktur di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T14.3 Dislokasi, sprain dan strain tidak dijelaskan daerah tubuh
T14.4 Cedera syaraf di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T14.5 Cedera pembuluh darah di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T14.6 Cedera otot dan tendon di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T14.7 Cedera remuk dan amputasi trauma di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T14.8 Cedera lain pada di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T14.9 Cedera, tidak dijelaskan

Efek benda asing yang masuk melalui lobang alamiah (T15-T19)


T15 Benda asing di bagian luar mata
T15.0 Benda asing di kornea
T15.1 Benda asing di sakus konjungtiva
T15.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada bagian luar mata
T15.9 Benda asing di bagian luar mata, bagian tidak dijelaskan
T16 Benda asing di telinga

T17 Benda asing di saluran pernafasan


T17.0 Benda asing di sinus nasalis
T17.1 Benda asing di cuping hidung
T17.2 Benda asing di farings
T17.3 Benda asing di larings
T17.4 Benda asing di trakhea
T17.5 Benda asing di bronkhus
T17.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran pernafasan
T17.9 Benda asing di saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan
T18 Benda asing saluran pencernaan
T18.0 Benda asing di mulut
T18.1 Benda asing di esofagus
T18.2 Benda asing di lambung
T18.3 Benda asing di usus halus
T18.4 Benda asing di kolon
T18.5 Benda asing di anus dan rektum
T18.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran pencernaan
T18.9 Benda asing di saluran pencernaan, bagian tidak dijelaskan

T19 Benda asing di saluran genitourinarius


T19.0 Benda asing di uretra
T19.1 Benda asing di kandung kemih
T19.2 Benda asing di vulva dan vagina
T19.3 Benda asing di uterus [semua bagian]
T19.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran genitourinarius
T19.9 Benda asing di saluran genitourinarius, bagian tidak dijelaskan
T20 Luka bakar dan korosi kepala dan leher
T20.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T20.1 Luka bakar tingkat I pada kepala dan leher

Apikes Iris, Padang 29


T20.2 Luka bakar tingkat II pada kepala dan leher
T20.3 Luka bakar tingkat III pada kepala dan leher
T20.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T20.5 Korosi tingkat I pada kepala dan leher
T20.6 Korosi tingkat II pada kepala dan leher
T20.7 Korosi tingkat III pada kepala dan leher
T21 Luka bakar dan korosi badan
T21.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada badan
T21.1 Luka bakar tingkat I pada badan
T21.2 Luka bakar tingkat II pada badan
T21.3 Luka bakar tingkat III pada badan
T21.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada badan
T21.5 Korosi tingkat I pada badan
T21.6 Korosi tingkat II pada badan
T21.7 Korosi tingkat III pada badan
T22 Luka bakar dan korosi bahu dan lengan
T22.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pada bahu dan lengan
T22.1 Luka bakar tingkat I pada bahu dan lengan
T22.2 Luka bakar tingkat II pada bahu dan lengan
T22.3 Luka bakar tingkat III pada bahu dan lengan
T22.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada bahu dan lengan
T22.5 Korosi tingkat I pada bahu dan lengan
T22.6 Korosi tingkat II pada bahu dan lengan
T22.7 Korosi tingkat III pada bahu dan lengan
T23 Luka bakar dan korosi pergelangan dan tangan
T23.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
T23.1 Luka bakar tingkat I pada pergelangan dan tangan
T23.2 Luka bakar tingkat II pada pergelangan dan tangan
T23.3 Luka bakar tingkat III pada pergelangan dan tangan
T23.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
T23.5 Korosi tingkat I pada pergelangan dan tangan
T23.6 Korosi tingkat II pada pergelangan dan tangan
T23.7 Korosi tingkat III pada pergelangan dan tangan
T24 Luka bakar dan korosi panggul dan tungkai
T24.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada panggul dan tungkai
T24.1 Luka bakar tingkat I pada panggul dan tungkai
T24.2 Luka bakar tingkat II pada panggul dan tungkai
T24.3 Luka bakar tingkat III pada panggul dan tungkai
T24.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada panggul dan tungkai
T24.5 Korosi tingkat I pada panggul dan tungkai
T24.6 Korosi tingkat II pada panggul dan tungkai
T24.7 Korosi tingkat III pada panggul dan tungkai
T25 Luka bakar dan korosi tumit dan kaki
T25.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
T25.1 Luka bakar tingkat I pada tumit dan kaki
T25.2 Luka bakar tingkat II pada tumit dan kaki
T25.3 Luka bakar tingkat III pada tumit dan kaki
T25.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada tumit dan kaki

Apikes Iris, Padang 30


T25.5 Korosi tingkat I pada tumit dan kaki
T25.6 Korosi tingkat II pada tumit dan kaki
T25.7 Korosi tingkat III pada tumit dan kaki

Luka bakar dan korosi pada mata dan organ internal (T26-T28)
T26 Luka bakar dan korosi pada mata dan adnexa
T26.0 Luka bakar pada kelopak dan area periokuler
T26.1 Luka bakar pada kornea dan sakus konjungtiva
T26.2 Luka bakar dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata
T26.3 Luka bakar pada bagian lain mata dan adnexa
T26.4 Luka bakar pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan
T26.5 Korosi pada kelopak dan area periokuler
T26.6 Korosi pada kornea dan sakus konjungtiva
T26.7 Korosi dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata
T26.8 Korosi pada bagian lain mata dan adnexa
T26.9 Korosi pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan
T27 Luka bakar dan korosi saluran pernafasan
T27.0 Luka bakar pada larings dan trakhea
T27.1 Luka bakar yang melibatkan larings dan trakhea dengan paru-paru
T27.2 Luka bakar pada bagian lain saluran pernafasan
T27.3 Luka bakar pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan
T27.4 Korosi pada larings dan trakhea
T27.5 Korosi yang melibatkan larings dan trakhea dengan paru-paru
T27.6 Korosi pada bagian lain saluran pernafasan
T27.7 Korosi pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan
T28 Luka bakar dan korosi organ-organ internal lainnya
T28.0 Luka bakar pada mulut dan farings
T28.1 Luka bakar pada esofagus
T28.2 Luka bakar pada bagian lain saluran pencernaan
T28.3 Luka bakar pada organ genitourinarius internal
T28.4 Luka bakar pada organ-organ internal lain dan tidak dijelaskan
T28.5 Korosi pada mulut dan farings
T28.6 Korosi pada esofagus
T28.7 Korosi pada bagian lain saluran pencernaan
T28.8 Korosi pada organ genitourinarius internal
T28.9 Korosi pada organ-organ internal lain dan tidak dijelaskan

Luka bakar dan korosi daerah tubuh ganda dan tidak jelas (T29-T32)
T29 Luka bakar dan korosi daerah ganda pada tubuh
T29.0 Luka bakar pada daerah ganda, tingkat tidak dijelaskan
T29.1 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat I
T29.2 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat II
T29.3 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu tingkat III
T29.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada daerah ganda
T29.5 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat I
T29.6 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat II
T29.7 Korosi pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu tingkat III
T30 Luka bakar dan korosi, daerah tubuh tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 31


T30.0 Luka bakar dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat tidak dijelaskan
T30.1 Luka bakar tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
T30.2 Luka bakar tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
T30.3 Luka bakar tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan
T30.4 Korosi dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat tidak dijelaskan
T30.5 Korosi tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
T30.6 Korosi tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
T30.7 Korosi tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan
T31 Luka bakar yang diklasifikasikan menurut luas permukaan tubuh yang
terlibat
T31.0 Luka bakar yang melibatkan kurang dari 10% permukaan tubuh
T31.1 Luka bakar yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh
T31.2 Luka bakar yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh
T31.3 Luka bakar yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh
T31.4 Luka bakar yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh
T31.5 Luka bakar yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh
T31.6 Luka bakar yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh
T31.7 Luka bakar yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh
T31.8 Luka bakar yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh
T31.9 Luka bakar yang melibatkan 90% atau lebih permukaan tubuh

T32 Korosi yang diklasifikasikan menurut luas permukaan tubuh yang terlibat
T32.0 Korosi yang melibatkan kurang dari 10% permukaan tubuh
T32.1 Korosi yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh
T32.2 Korosi yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh
T32.3 Korosi yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh
T32.4 Korosi yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh
T32.5 Korosi yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh
T32.6 Korosi yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh
T32.7 Korosi yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh
T32.8 Korosi yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh
T32.9 Korosi yang melibatkan 90% atau lebih permukaan tubuh

Frostbite (T33-T35)
T33 Frostbite permukaan
T33.0 Frostbite permukaan kepala
T33.1 Frostbite permukaan leher
T33.2 Frostbite permukaan toraks
T33.3 Frostbite permukaan dinding abdomen, punggung bawah dan pelvis
T33.4 Frostbite permukaan lengan atas
T33.5 Frostbite permukaan pergelangan dan tangan
T33.6 Frostbite permukaan panggul dan paha
T33.7 Frostbite permukaan lutut dan tungkai bawah
T33.8 Frostbite permukaan tumit dan kaki
T33.9 Frostbite permukaan situs-situs yang lain dan tidak dijelaskan
T34 Frostbite dengan nekrosis jaringan
T34.0 Frostbite dengan nekrosis jaringan kepala
T34.1 Frostbite dengan nekrosis jaringan leher

Apikes Iris, Padang 32


T34.2 Frostbite dengan nekrosis jaringan toraks
T34.3 Frostbite dengan nekrosis jaringan dinding perut, punggung bawah dan pelvis
T34.4 Frostbite dengan nekrosis jaringan lengan
T34.5 Frostbite dengan nekrosis jaringan pergelangan dan tangan
T34.6 Frostbite dengan nekrosis jaringan panggul dan paha
T34.7 Frostbite dengan nekrosis jaringan lutut dan tungkai bawah
T34.8 Frostbite dengan nekrosis jaringan tumit dan kaki
T34.9 Frostbite dengan nekrosis jaringan situs-situs yang lain dan tidak dijelaskan
T35 Frostbite pada daerah ganda tubuh dan frostbite yang tidak dijelaskan
T35.0 Frostbite permukaan pada daerah ganda tubuh
T35.1 Frostbite dengan nekrosis jaringan pada daerah ganda tubuh
T35.2 Frostbite yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T35.3 Frostbite yang tidak dijelaskan pada toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
T35.4 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota atas
T35.5 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota bawah
T35.6 Frostbite yang tidak dijelaskan pada daerah ganda tubuh
T35.7 Frostbite yang tidak dijelaskan pada situs yang tidak dijelaskan

Keracunan obat-obatan dan zat-zat biologis (T36-T50)


T36 Keracunan antibiotika sistemik
T36.0 Keracunan penisillin
T36.1 Keracunan sefalosporin dan antibiotika beta-laktam lainnya
T36.2 Keracunan group khloramphenicol
T36.3 Keracunan makrolida
T36.4 Keracunan tetrasiklin
T36.5 Keracunan aminoglikosida
T36.6 Keracunan rifamisin
T36.7 Keracunan antibiotika antifungus, digunakan secara sistemik
T36.8 Keracunan antibitika sistemik lainnya
T36.9 Keracunan antibitika sistemik, tidak dijelaskan
T37 Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit lainnya
T37.0 Keracunan sulfonamida
T37.1 Keracunan obat antimikobakteria
T37.2 Keracunan obat antimalaria dan obat yang bekerja pada protozoa darah lainnya
T37.3 Keracunan obat antiprotozoa lainnya
T37.4 Keracunan anthelminthika
T37.5 Keracunan obat antivirus
T37.8 Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit lain yang dijelaskan
T37.9 Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit, tidak dijelaskan
T38 Keracunan hormon, substitusi dan antagonis sintetiknya, n. e. c.
T38.0 Keracunan glukokortikoid dan analog sintetik
T38.1 Keracunan hormon tiroid dan substitusinya
T38.2 Keracunan obat antitiroid
T38.3 Keracunan insulin dan obat hipoglikemik [antidiabetik] oral
T38.4 Keracunan kontrasepsi oral
T38.5 Keracunan estrogen dan progestogen lainnya
T38.6 Keracunan antigonadotrofin, antiestrogen, antiandrogen, n. e. c.
T38.7 Keracunan androgen dan obat anabolik

Apikes Iris, Padang 33


T38.8 Keracunan hormon dan substitusi sintetiknya yang lain dan tidak dijelaskan
T38.9 Keracunan antagonis hormon lain dan tidak dijelaskan
T39 Keracunan analgesik, antipiretik dan antirematik non-opioid
T39.0 Keracunan salisilat
T39.1 Keracunan derivat 4-aminofenol
T39.2 Keracunan derivat pirazolon
T39.3 Keracunan nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] lainnya
T39.4 Keracunan antirematik, not elsewhere classified
T39.8 Keracunan analgesik dan antipiretik non-opioid lainnya, n.e.c.
T39.9 Keracunan analgesik, antipiretik dan antirematik non-opioid, tidak dijelaskan
T40 Keracunan narkotika dan psikodisleptika [hallusinogens]
T40.0 Keracunan opium
T40.1 Keracunan heroin
T40.2 Keracunan opioid lainnya
T40.3 Keracunan methadone
T40.4 Keracunan narkotik sintetik lainnya
T40.5 Keracunan kokain
T40.6 Keracunan narkotika lain dan tidak dijelaskan
T40.7 Keracunan (derivat) cannabis
T40.8 Keracunan lysergide [LSD]
T40.9 Keracunan psychodysleptics [hallucinogens] lain dan tidak dijelaskan
T41 Keracunan gas-gas anestetik dan terapi
T41.0 Keracunan anestetik yang dihirup
T41.1 Keracunan anestetik intravena
T41.2 Keracunan anestetik umum lain dan tidak dijelaskan
T41.3 Keracunan anestetik lokal
T41.4 Keracunan anestetik, tidak dijelaskan
T41.5 Keracunan gas-gas terapi
T42 Keracunan obat antiepilepsi, sedatif-hipnotik dan antiparkinsonisme
T42.0 Keracunan derivat hidantoin
T42.1 Keracunan iminostilbenes
T42.2 Keracunan suksinimida dan oxazolidinediones
T42.3 Keracunan barbiturat
T42.4 Keracunan benzodiazepin
T42.5 Keracunan antiepileptik campuran, not elsewhere classified
T42.6 Keracunan obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik lainnya
T42.7 Keracunan obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik, tidak dijelaskan
T42.8 Keracunan obat antiparkinsonisme dan depresan tonus otot pusat lainnya
T43 Keracunan obat psikotropika, not elsewhere classified
T43.0 Keracunan antidepresan tricyclic dan tetracyclic
T43.1 Keracunan antidepresan monoamine-oxidase-inhibitor
T43.2 Keracunan antidepresan lain dan tidak dijelaskan
T43.3 Keracunan antipsikotik dan neuroleptik phenothiazine
T43.4 Keracunan neuroleptik butyrophenone dan thioxanthene
T43.5 Keracunan antipsikotik dan neuroleptik lain dan tidak dijelaskan
T43.6 Keracunan psikostimulan dengan potential penyalahgunaan
T43.8 Keracunan obat psikotropika lain, not elsewhere classified
T43.9 Keracunan obat psikotropika, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 34


T44 Keracunan obat-obat sistem syaraf otonom
T44.0 Keracunan agen antikolinesterase
T44.1 Keracunan parasimpatomimetika lain [kolinergics]
T44.2 Keracunan obat penghambat ganglion, not elsewhere classified
T44.3 Keracunan parasimpatolitik [antikolinergik/antimuskarinik] dan spasmolitik lain,
n.e.c
T44.4 Keracunan agonists alpha-adrenoreseptor, n.e.c
T44.5 Keracunan agonists beta-adrenoreseptor, n.e.c
T44.6 Keracunan antagonis alfa-adrenoreseptor, n.e.c
T44.7 Keracunan antagonis beta-adrenoreseptor, n.e.c
T44.8 Keracunan agen yang bekerja sentral dan penghambat neuron adrenergika, n.e.c
T44.9 Keracunan obat sistem syaraf otonom lain dan tidak dijelaskan.
T45 Keracunan obat-obat sistemik dan hematologis, n. e. c.
T45.0 Keracunan obat antiallergik dan antiemetik
T45.1 Keracunan obat antineoplastik dan immunosuppressif
T45.2 Keracunan vitamin, n.e.c.
T45.3 Keracunan enzim, not elsewhere classified
T45.4 Keracunan besi dan komponen yang dibentuknya
T45.5 Keracunan antikoagulan
T45.6 Keracunan obat yang mempengaruhi fibrinoliysis
T45.7 Keracunan antagonist antikoagulan, vitamin K dan koagulan lainnya
T45.8 Keracunan agen lain yang primernya sistemik dan hematologis
T45.9 Keracunan agen yang primernya sistemik dan hematologis, tidak dijelaskan
T46 Keracunan obat-obat sistem kardiovaskuler
T46.0 Keracunan glikoida stimulan jantung dan obat yang kerjanya serupa
T46.1 Keracunan calcium-channel blockers
T46.2 Keracunan obat antidisritmik lain, n.e.c
T46.3 Keracunan vasodilator koroner, n.e.c
T46.4 Keracunan inhibitor angiotensin-converting-enzyme
T46.5 Keracunan obat antihipertensi lain, n.e.c.
T46.6 Keracunan obat antihiperlipidemik dan antiarteriosklerotik
T46.7 Keracunan vasodilator perifer
T46.8 Keracunan obat antivarises, Termasuk obat sklerosis
T46.9 Keracunan obat sistem kardiovaskuler lain dan tidak dijelaskan agents
T47 Keracunan obat-obat sistem gastrointestinal
T47.0 Keracunan antagonists H2-receptor histamin
T47.1 Keracunan obat antasida dan anti sekresi lambung lainnya
T47.2 Keracunan laxatif stimulan
T47.3 Keracunan laxatif salin dan osmotik
T47.4 Keracunan laxatif lain
T47.5 Keracunan digestan
T47.6 Keracunan obat antidiare
T47.7 Keracunan emetika
T47.8 Keracunan obat sistem gastrointestinal lainnya
T47.9 Keracunan obat sistem gastrointestinal, tidak dijelaskan
T48 Keracunan obat yang primernya pada otot polos dan lurik dan sistem
pernafasan
T48.0 Keracunan obat oksitosin

Apikes Iris, Padang 35


T48.1 Keracunan relaksan otot lurik [neuromuscular blocking agents]
T48.2 Keracunan obat otot lain dan tidak dijelaskan
T48.3 Keracunan antitusif
T48.4 Keracunan expektoran
T48.5 Keracunan obat anti-common-cold
T48.6 Keracunan antiasmatika, n.e.c.
T48.7 Keracunan obat sistem pernafasan lain dan tidak dijelaskan
T49 Keracunan obat topikal kulit, membran mukosa, mata, THT dan gigi
T49.0 Keracunan obat antifungus, anti-infeksi dan anti-inflammasi lokal, n. e. c.
T49.1 Keracunan antipruritika
T49.2 Keracunan astringen lokal dan detergen lokal
T49.3 Keracunan emollients, demulcents dan protectants
T49.4 Keracunan keratolitik, keratoplastik, serta obat dan preparat obat rambut lainnya
T49.5 Keracunan obat dan preparat ophthalmologis
T49.6 Keracunan obat dan preparat otorhinolaringologi
T49.7 Keracunan obat gigi, diberikan secara topikal
T49.8 Keracunan obat topikal lainnya
T49.9 Keracunan obat topikal, tidak dijelaskan
T50 Keracunan diuretika dan obat dan zat biologis yang lain dan tidak dijelaskan
T50.0 Keracunan mineralocorticoids dan antagonisnya
T50.1 Keracunan loop [high-ceiling] diuretics
T50.2 Keracunan inhibitor carbonic-anhydrase, benzothiadiazides dan diuretika lainnya
T50.3 Keracunan obat elektrolit, kalorik dan keseimbangan air
T50.4 Keracunan obat metabolisme asam urat
T50.5 Keracunan depressan nafsu makan
T50.6 Keracunan antidotum dan chelating agents, n. e. c.
T50.7 Keracunan analeptika dan antagonists reseptor opioid
T50.8 Keracunan obat diagnostik
T50.9 Keracunan drug, obat medis dan zat biologis lain dan tidak dijelaskan

Efek toksik zat yang dasarnya bukan obat medis (T51-T65)


T51 Efek toksik alkohol
T51.0 Efek toksik etanol [etil alkohol]
T51.1 Efek toksik methanol
T51.2 Efek toksik 2-propanol [
T51.3 Efek toksik fusel oil
T51.8 Efek toksik alkohol lain
T51.9 Efek toksik alkohol, yang tidak dijelaskan
T52 Efek toksik pelarut organik
T52.0 Efek toksik produk minyak bumi [petroleum]
T52.1 Efek toksik benzene
T52.2 Efek toksik homolog benzene
T52.3 Efek toksik glikol
T52.4 Efek toksik keton
T52.8 Efek toksik pelarut organik lainnya
T52.9 Efek toksik pelarut organik yang tidak dijelaskan
T53 Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan aromatik
T53.0 Efek toksik karbon tetraklorida

Apikes Iris, Padang 36


T53.1 Efek toksik khloroform
T53.2 Efek toksik trikhloroethylen
T53.3 Efek toksik tetrakhloroethylen
T53.4 Efek toksik dikhloromethan
T53.5 Efek toksik khlorofluorokarbon
T53.6 Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon alifatik
T53.7 Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon aromatik
T53.9 Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan aromatik, tidak dijelaskan
T54 Efek toksik zat-zat yang bersifat korosif
T54.0 Efek toksik fenol dan homolog fenol
T54.1 Efek toksik komponen organik korosif lainnya
T54.2 Efek toksik zat korosif asam dan mirip-asam
T54.3 Efek toksik zat korosif alkali dan mirip alkali
T54.9 Efek toksik zat korosif yang tidak dijelaskan
T55 Efek toksik sabun dan deterjen
T56 Efek toksik logam
T56.0 Efek toksik lead [Pb] dan komponen yang dibentuknya
T56.1 Efek toksik mercury [Hg] dan komponen yang dibentuknya
T56.2 Efek toksik chromium [Cr] dan komponen yang dibentuknya
T56.3 Efek toksik cadmium [Cd] dan komponen yang dibentuknya
T56.4 Efek toksik copper [Cu] dan komponen yang dibentuknya
T56.5 Efek toksik zinc [Zn] dan komponen yang dibentuknya
T56.6 Efek toksik tin [Sn] dan komponen yang dibentuknya
T56.7 Efek toksik beryllium [Be] dan komponen yang dibentuknya
T56.8 Efek toksik logam lainnya
T56.9 Efek toksik logam, yang tidak dijelaskan
T57 Efek toksik zat i
norganik lainnya
T57.0 Efek toksik arsen[As] dan komponen yang dibentuknya
T57.1 Efek toksik phosphorus [P] dan komponen yang dibentuknya
T57.2 Efek toksik manganese [Mn] dan compoundnya
T57.3 Efek toksik hydrogen cyanide [HCN]
T57.8 Efek toksik zat inorganik lain yang dijelaskan
T57.9 Efek toksik zat inorganik, yang tidak dijelaskan
T58 Efek toksik carbon monoxide
T59 Efek toksik gas, asap, dan uap lainnya
T59.0 Efek toksik nitrogen oxides [NO]
T59.1 Efek toksik sulfur dioxide [SO2]
T59.2 Efek toksik formaldehyde
T59.3 Efek toksik gas lakrimogenik
T59.4 Efek toksik gas chlorine [Cl]
T59.5 Efek toksik gas fluorine dan hydrogen fluoride [HF]
T59.6 Efek toksik hydrogen sulfide [H2S]
T59.7 Efek toksik carbon dioxide [CO2]
T59.8 Efek toksik gas, asap, dan uap lain yang dijelaskan
T59.9 Efek toksik gas, asap, dan uap yang tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 37


T60 Efek toksik pestisida
T60.0 Efek toksik insektisida organophosphate dan carbamate
T60.1 Efek toksik insektisida halogen
T60.2 Efek toksik insektisida lainnya
T60.3 Efek toksik herbisida dan fungisida
T60.4 Efek toksik rodentisida
T60.8 Efek toksik insektisida lain
T60.9 Efek toksik insektisida yang tidak dijelaskan
T61 Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan laut
T61.0 Keracunan ikan ciguatera
T61.1 Keracunan ikan scombroid
T61.2 Keracunan ikan dan dan shellfish lainnya
T61.8 Efek toksik seafood lainnya
T61.9 Efek toksik dari yang seafood tidak dijelaskan
T62 Efek toksik zat beracun lain yang termakan sebagai makanan
T62.0 Efek toksik cendawan yang ditelan
T62.1 Efek toksik berry yang ditelan
T62.2 Efek toksik (bagian) tanaman lain yang ditelan
T62.8 Efek toksik zat beracun lain yang dijelaskan, yang dimakan sebagai makanan
T62.9 Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan, tidak dijelaskan
T63 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa
T63.0 Efek toksik bisa ular
T63.1 Efek toksik bisa reptil lainnya
T63.2 Efek toksik bisa kalajengking
T63.3 Efek toksik bisa laba-laba
T63.4 Efek toksik bisa artropoda lainnya
T63.5 Efek toksik kontak dengan ikan
T63.6 Efek toksik kontak dengan binatang laut lainnya
T63.8 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa lainnya
T63.9 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa yang tidak dijelaskan
T64 Efek toksik aflatoxin dan kontaminan mikotoksin makanan lainnya
T65 Efek toksik zat lain dan tidak dijelaskan
T65.0 Efek toksik sianida
T65.1 Efek toksik strychnine dan garamnya
T65.2 Efek toksik tembakau dan nikotin
T65.3 Efek toksik derivat nitro dan amino dari benzene dan homolognya
T65.4 Efek toksik carbon disulfide
T65.5 Efek toksik nitroglycerin dan asam dan ester nitrit lainnya
T65.6 Efek toksik cat dan pewarna, not elsewhere classified
T65.8 Efek toksik zat lain yang dijelaskan
T65.9 Efek toksik zat yang tidak dijelaskan

Efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab luar (T66-T78)


T66 Efek yang tidak dijelaskan dari radiasi
T67 Efek panas dan cahaya
T67.0 Heatstroke dan sunstroke
T67.1 Heat syncope

Apikes Iris, Padang 38


T67.2 Heat cramp
T67.3 Heat exhaustion, anhydrotic
Heat prostration akibat kehabisan air
Kecuali: heat exhaustion akibat kehabisan garam (T67.4)
T67.4 Heat exhaustion akibat kehabisan garam
T67.5 Heat exhaustion, tidak dijelaskan
T67.6 Heat fatigue, sementara
T67.7 Heat edema
T67.8 Efek lain panas dan cahaya
T67.9 Efek panas dan cahaya, tidak dijelaskan

T68 Hypothermia
T69 Efek lain penurunan suhu
T69.0 Immersi tangan dan kaki
T69.1 Chilblains [kulit jari, hidung, telinga menjadi merah, sembab dan gatal karena
dingin]
T69.8 Efek lain yang dijelaskan dari penurunan suhu
T69.9 Efek penurunan suhu, tidak dijelaskan
T70 Efek tekanan udara dan tekanan air
T70.0 Otitic barotrauma
T70.1 Sinus barotrauma
T70.2 Efek lain dan tidak dijelaskan dari tempat tinggi
T70.3 Caisson disease [decompression sickness]
T70.4 Efek dari cairan bertekanan tinggi
T70.8 Efek lain dari tekanan udara dan air
T70.9 Efek dari tekanan udara dan air, tidak dijelaskan
T71 Asphyxia
T73 Efek deprivasi lain
T73.0 Efek kelaparan
T73.1 Efek haus
T73.2 Exhaustion akibat exposure
T73.3 Exhaustion akibat olahraga berlebihan
T73.8 Efek-efek lain deprivasi
T73.9 Efek deprivasi, tidak dijelaskan
T74 Maltreatment syndromes [sindroma salah tindak]
T74.0 Neglect or abandonment – ditinggalkan atau tidak dipedulikan
T74.1 Pelecehan fisik
T74.2 Pelecehan sexual
T74.3 Pelecehan psikologis
T74.8 Sindroma salah tindak lainnya
T74.9 Sindroma salah tindak, tidak dijelaskan
Efek dari: pelecehan adult NOS, pelecehan anakNOS
T75 Efek penyebab luar lainnyay
T75.0 Efek petir
T75.1 Tenggelam dan perendaman non-fatal
T75.2 Efek getaran

Apikes Iris, Padang 39


T75.3 Motion sickness
T75.4 Efek arus listrik
T75.8 Efek lain yang dijelaskan dari penyebab luar

T78 Efek yang tidak diharapkan, not elsewhere classified


T78.0 Syok anafilaktik akibat reaksi makanan yang tidak diharapkan
T78.1 Reaksi makanan lainnya yang tidak diharapkan, not elsewhere classified
T78.2 Syok anafilaksis, tidak dijelaskan
T78.3 Edema angioneurotik
T78.4 Alergi, tidak dijelaskan
T78.8 Efek samping lainnya, not elsewhere classified
T78.9 Efek samping, tidak dijelaskan

Komplikasi dini tertentu dari trauma (T79)


T79 Komplikasi dini tertentu dari trauma, not elsewhere classified
T79.0 Embolisme udara (traumatika)
T79.1 Embolisme lemak (traumatika)
T79.2 Perdarahan sekunder dan rekuren traumatika
T79.3 Infeksi luka pasca-trauma, not elsewhere classified
T79.4 Syok traumatika
T79.5 Anuria traumatika
T79.6 Iskemia traumatika pada otot
T79.7 Emfisema subkutis traumatika
T79.8 Komplikasi dini lain dari trauma
T79.9 Komplikasi dini dari trauma, tidak dijelaskan

Komplikasi asuhan bedah dan medis, NEC (T80-T88)


T80 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik
T80.0 Embolisme udara setelah pemberian infus, transfusion dan injeksi
T80.1 Komplikasi vaskular pemberian infus, transfusi, dan injeksi
T80.2 Infeksi setelah pemberian infus, transfusi, dan injeksi
T80.3 Reaksi inkompatibilitas ABO
T80.4 Reaksi inkompatibilitas Rh
T80.5 Syok anafilaksis akibat serum
T80.6 Reaksi serum lainnya
T80.8 Komplikasi lain pemberian infus, transfusi, dan injeksi
T80.9 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi, tidak dijelaskan
T81 Komplikasi prosedur, not elsewhere classified
T81.0 Perdarahan dan haematoma sebagai komplikasi prosedur, n. e. c.
T81.1 Shock selama atau akibat prosedur, n.e..
T81.2 Pungsi dan laserasi sewaktu prosedur, not elsewhere classified
T81.3 Disrupsi luka operasi, not elsewhere classified
T81.4 Infeksi setelah prosedur, n.e.c
T81.5 Benda asing yang tertinggal di rongga tubuh atau luka operasi setelah prosedur
T81.6 Reaksi akut terhadap benda asing yang tertinggal sewaktu prosedur
T81.7 Komplikasi vaskuler setelah prosedur, n.e.c.

Apikes Iris, Padang 40


T81.8 Komplikasi lain dari prosedur, n.e.c.
T81.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari prosedur
T82 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft pada jantung dan pembuluh
darah
T82.0 Komplikasi mekanis prostesis katup jantung
T82.1 Komplikasi mekanis alat elektronik jantung
T82.2 Komplikasi mekanis dari bypass a. koronaria dan graft katup

T82.3 Komplikasi mekanis dari graft vaskuler lainnya


T82.4 Komplikasi mekanis dari kateter dialisis vaskuler
T82.5 Komplikasi mekanis dari alat dan implant jantung dan pembuluh lainnya
T82.6 Infeksi dan reaksi radang akibat prostesis katup jantung
T82.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat, implant, dan graft jantung dan vaskuler
lainnya
T82.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler
T82.9 Komplikasi alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler, tidak dijelaskan
T83 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft genitourinarius
T83.0 Komplikasi mekanis kateter (indwelling) urinarius
T83.1 Komplikasi mekanis alat dan implant urinarius lainnya
T83.2 Komplikasi mekanis graft organ urinarius
T83.3 Komplikasi mekanis alat kontrasepsi dalam rahim
T83.4 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft lain di traktus genitalis
T83.5 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft dalam sistem
urinarius
T83.6 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft dalam traktus
genitalis
T83.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft genitourinarius
T83.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik, implant dan graft
genitourinarius
T84 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft orthopaedik internal
T84.0 Komplikasi mekanis internal prosthesis sendi

T84.1 Komplikasi mekanis alat fiksasi internal tulang anggota


T84.2 Komplikasi mekanis internal alat fiksasi tulang lain
T84.3 Komplikasi mekanis alat tulang, implant dan graft lainnya
T84.4 Komplikasi mekanis alat ortopedik internal, implants dan grafts lainnya
T84.5 Infeksi dan reaksi radang akibat internal sendi prosthesis
T84.6 Infeksi dan reaksi radang akibat alat fiksasi internal [semua tempat]
T84.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal
lain
T84.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal
T84.9 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal. tidak dijelaskan
T85 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft orthopaedik internal
T85.0 Komplikasi mekanis shunt (komunickans) ventrikel intrakranium
T85.1 Komplikasi mekanis stimulator sistem syaraf elektronik yang diimplantasi
T85.2 Komplikasi mekanis lensa intraokuler
T85.3 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft okuler lainnya

Apikes Iris, Padang 41


T85.4 Komplikasi mekanis prostesis dan implant mammae
T85.5 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft gastrointestinum
T85.6 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft internal lain yang dijelaskan
T85.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft internal lainnya
T85.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft internal, not elsewhere classified
T85.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik, implant dan graft internal
T86 Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant
T86.0 Penolakan transplant sumsum tulang
T86.1 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant ginjal
T86.2 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantung
T86.3 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantung-paru
T86.4 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant hepar
T86.8 Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant lainnya
T86.9 Kegagalan dan penolakan yang tidak dijelaskan terhadap organ dan jaringan
transplant
T87 Komplikasi yang hanya pada penyambungan kembali dan amputasi
T87.0 Komplikasi (bagian) anggota atas yang disambungkan kembali
T87.1 Komplikasi (bagian) anggota bawah yang disambungkan kembali
T87.2 Komplikasi bagian tubuh disambungkan kembali
T87.3 Neuroma tunggul amputasi
T87.4 Infeksi tunggul amputasi
T87.5 Nekrosis tunggul amputasi
T87.6 Komplikasi lain dan tidak dijelaskan pada tunggul amputasi
Kontraktur (flexi)(sendi proximal), hematoma, atau edema, pada tunggul amputasi:
Kecuali: phantom limb syndrome (G54.6-G54.7)
T88 Komplikasi lain asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified
T88.0 Infeksi setelah immunisasi
T88.1 Komplikasi lain setelah immunisasi, not elsewhere classified
T88.2 Syok akibat anestesia
T88.3 Hiperpyrexia maligna akibat anestesia
T88.4 Intubasi gagal atau sulit
T88.5 Komplikasi lain anestrsia
T88.6 Syok anafilaktik akibat efek samping obat yang diberikan dengan benar
T88.7 Efek samping yang tidak dijelaskan dari obat-obatan
T88.8 Komplikasi lain yang dijelaskan dari asuhan bedah dan medis, not elsewhere
classified
T88.9 Komplikasi asuhan bedah dan medis, tidak dijelaskan

Sequela cedera,keracunan dan akibat lain dari penyebab luar (T90-T98)


T90 Sequelae cedera kepala
T90.0 Sequela cedera permukaan kepala
T90.1 Sequela luka terbuka kepala
T90.2 Sequela fraktur tulang tengkorak dan muka
T90.3 Sequela cedera nervi kraniales
T90.4 Sequela cedera mata dan orbita
T90.5 Sequela cedera intrakranium
T90.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada kepala
T90.9 Sequela cedera kepala yang tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang 42


T91 Sequela cedera leher dan badan
T91.0 Sequela cedera permukaan dan luka terbuka pada leher dan badan
T91.1 Sequela fraktur vertebra
T91.2 Sequela fraktur thorax dan pelvis lainnya
T91.3 Sequela cedera medulla spinalis
T91.4 Sequela cedera organ intrathorax
T91.5 Sequela cedera organ intra-abdomen dan pelvik
T91.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada leher dan badan
T91.9 Sequela cedera leher dan badan yang tidak dijelaskan
T92 Sequela cedera anggota atas
T92.0 Sequela luka terbuka anggota atas
T92.1 Sequela fraktur lengan
T92.2 Sequela fraktur setinggi pergelangan dan tangan
T92.3 Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota atas
T92.4 Sequela cedera syaraf anggota atas
T92.5 Sequela cedera otot dan tendon pada anggota atas
T92.6 Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota atas
T92.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota atas
T92.9 Sequela cedera anggota atas yang tidak dijelaskan
T93 Sequela cedera anggota bawah
T93.0 Sequela luka terbuka anggota bawah
T93.1 Sequela fraktur femur
T93.2 Sequela fraktur lain anggota bawah
T93.3 Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota bawah
T93.4 Sequela cedera syaraf anggota bawah
T93.5 Sequela cedera otot dan tendon pada anggota bawah
T93.6 Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota bawah
T93.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota bawah
T93.9 Sequela cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan
T94 Sequela cedera yang melibatkan daerah tubuh ganda dan tidak dijelaskan
T94.0 Sequela cedera yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T94.1 Sequela cedera pada daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T95 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite
T95.0 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite kepala dan leher
T95.1 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite of badan
T95.2 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota atas
T95.3 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota bawah
T95.4 Sequela luka bakar dan korosi yang hanya bisa diklasifikasikan menurut luas
T95.8 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite lain yang dijelaskan
T95.9 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite yang tidak dijelaskan
T96 Sequela Keracunan drugs, medis dan zat biologis
T97 Sequela toxic effects of substances chiefly nonmedicinal as to source
T98 Sequela other dan tidak dijelaskan effects of penyebab luar
T98.0 Sequela efek benda asing yang masuk melalui lobang alamiah
T98.1 Sequela efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab luar
T98.2 Sequela komplikasi dini tertentu trauma
T98.3 Sequela komplikasi asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified

Apikes Iris, Padang 43


PENYEBAB-PENYEBAB LUAR DARI
MORBIDITAS DAN MORTALITAS (V01-Y98)
Bab ini, yang pada ICD revisi sebelumnya adalah klasfikasi suplemen,
memungkinkan klasifikasi peristiwa dan situasi di lingkungan sebagai penyebab cedera,
keracunan, dan efek tak diinginkan lainnya. Kode dari bab ini digunakan untuk tambahan
pada kode dari bab lain yang menunjukkan bentuk kondisi, yang sering diklasifikasikan
pada Bab XIX [Cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lain penyebab luar (S00-
T98)]. Penyebab kematian sebaiknya dikode menurut Bab XIX dan XX, tapi kalau hanya
satu kode yang ditabulasikan maka kode dari Bab XX yang diutamakan. Kondisi lain yang
dapat dinyatakan sebagai akibat penyebab luar diklasifikasikan pada Bab I-XVIII. Untuk
kondisi ini, kode dari Bab XX hanya digunakan untuk informasi tambahan pada analisis
kondisi ganda.
Kategori-kategori untuk sekuel penyebab eksternal dari morbiditas dan mortalitas
dimasukkan pada Y85-Y89

Bab ini berisi blok-blok berikut:


V01-X59. Kecelakaan
V01-V99 Kecelakaan transport
V01-V09 Pejalan kaki cedera dalam kecelakaan transport
V20-V19 Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan transport
V20-V29 Penunggang sepeda motor cedera dalam kecelakaan transport
V30-V39 Pengguna MV roda 3 cedera dalam kecelakaan transport
V40-V49 Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport
V50-V59 Pengguna truk atau van pick-up cedera dalam kecelakaan transport
V60-V69 Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam kecelakaan transport
V70-V79 Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport
V80-V89 Kecelakaan transport darat lainnya
V90-V94 Kecelakaan transport air
V95-V97 Kecelakaan transport udara dan angkasa luar
V98-V99 Kecelakaan transport yang lain dan tidak dijelaskan
W00-X59 Penyebab luar lain pada cedera kecelakaan
W00-W19 Jatuh
W20-W49 Terdedah tenaga mekanis bukan makhluk hidup
W50-W64 Terdedah tenaga mekanis makhluk hidup
W65-W74 Kecelakaan tenggelam
W75-W84 Ancaman pernafasan dari kecelakaan lain
W85-W99 Terdedah arus listrik, radiasi, serta suhu dan tekanan ekstrim udara
X00-X09 Terdedah asap dan api
X10-X19 Kontak dengan panas dan benda panas
X20-X29 Kontak dengan hewan dan tanaman beracun
X30-X39 Terdedah kekuatan alam
X40-X49 Keracunan dan terdedah zat-zat beracun
X50-X57 Latihan berlebihan, perjalanan dan kekurangan
X58-X59 Kecelakaan karena terdedah faktor yang lain dan tidak dijelaskan
X60-X84. Sengaja menyakiti diri sendiri
X85-Y09. Assault [serangan]

Apikes Iris, Padang 44


Y10-Y34. Kejadian yang niatnya tidak diketahui
Y35-Y36. Intervensi hukum dan pelaksanaan perang
Y40-Y84. Komplikasi asuhan medis dan bedah
Y40-Y59 Obat-obatan dan zat biologis penyebab efek tak diinginkan dalam pengobatan
Y60-Y69 Salah tindak terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan medis
Y70-Y82 Peralatan medis yang berhubungan dengan insiden tak diinginkan dalam
penggunaan diagnostik dan terapi
Y83-Y84 Pembedahan dan prosedur medis lainnya sebagai penyebab reaksi abnormal
pada pasien, atau komplikasi kemudian, tanpa dinyatakan adanya kesalahan
tindakan pada waktu prosedur dilakukan
Y85-Y89. Sekuel penyebab luar morbiditas dan mortalitas
Y90-Y98. Faktor tambahan yang terkait dengan penyebab morbiditas dan mortalitas c.e.

Kode aktifitas
Subklasifikasi berikut disediakan untuk posisi suplemen (karakter ke-5) pada
kategori V01-Y34 untuk menunjukkan aktifitas korban pada saat kejadian berlangsung.
Subklasifikasi ini jangan dikaburkan dengan, atau digunakan untuk mengganti subdivisi
karakter ke-4 yang disediakan untuk tempat kejadian yang diklasifikasikan pada W00-Y34
0. Ketika sedang melakukan aktifitas olahraga
Olahraga fisik dengan elemen fungsional yang jelas seperti:
 golf, atletik sekolah, jogging, berkuda, trekking, skiing, water-skiing, berenang
1. Ketika sedang melakukan aktifitas santai
 Aktifitas hobbi,
 Aktifitas waktu santai dengan elemen hiburan seperti ke bioskop, menari, atau pesta
 Ikut dalam bagian atau aktifitas organisasi sukarela
Kecuali: Aktifitas olahraga (0)
2. Ketika bekerja mencari penghasilan
 Pekerjaan yang dibayar (manual)(professional),
 Transportasi (saat) ke dan dari aktifitas tersebut
 Bekerja untuk gaji, bonus dan bentuk penghasilan lainnya
3. Ketika sedang melakukan pekerjaan lainnya
 Tugas rumahtangga seperti: mengasuh anak dan keluarga lain, mencuci, memasak,
bertaman, memelihara rumah
 Tugas-tugas yang biasanya seseorang tidak mendapatkan upah
 Aktifitas belajar, misalnya menghadiri kegiatan atau pelajaran sekolah
 Sedang menjalani pendidikan
4. Ketika sedang istirahat, tidur, makan, atau melakukan aktifitas vital lainnya
 Melakukan aktifitas kebersihan pribadi
8. Ketika sedang melakukan aktifitas lain yang dijelaskan
9. Ketika sedang melakukan aktifitas yang tidak dijelaskan

Kecelakaan transport (V01-V99)


Bagian ini terbagi atas 12 kelompok. Kelompok yang berhubungan dengan
kecelakaan transport darat (V01-V89) menunjukkan bentuk transport dan dibagi untuk

Apikes Iris, Padang 45


menunjukkan ‘lawan’ korban atau jenis kejadian. Kendaraan tempat korban berada
diidentifikasi pada dua karakter pertama, karena dianggap sebagai faktor yang perlu
diidentifikasi untuk pencegahan.
Kecuali: kecelakaan transport akibat bencana alam (X34-X38)
menyakiti diri sendiri dengan sengaja (X82-X83),
serangan dengan menabrakkan MV (Y03.-),
kejadian yang niatnya tidak diketahui (Y32-Y33)
Istilah yang digunakan dalam teks ini:
: MV: motor vehicle, kendaraan bermotor
TA: traffic accident, kecelakaan lalulintas
Non-TA: nontraffic accident, kecelakaan bukan lalulintas

Definisi-definisi yang berhubungan dengan kecelakaan transport


(a) Kecelakaan transport (V01-V99) adalah kecelakaan yang melibatkan alat yang
terutama dirancang atau saat itu digunakan untuk, membawa orang atau barang dari
satu tempat ke tempat lain.
(b) Public highway (jalan raya) atau street (jalan umum) adalah bagian antara batas
hak milik (atau garis batas) tanah, yang biasanya tersedia bagi masyarakat untuk
memindahkan orang atau harta benda dari satu tempat ke tempat lain. Roadway
(badan jalan) adalah bagian jalan umum yang biasa digunakan untuk lalulintas
kendaraan.
(c) Kecelakaan lalulintas (TA) adalah kecelakaan kendaraan yang terjadi di jalan
umum [misalnya berangkat dari, tiba di, atau melibatkan kendaraan yang sebagian
badannya berada di jalan umum]. Kecelakaan kendaraan dianggap terjadi di jalan
umum kalau tempat lain tidak disebutkan, kecuali pada kecelakaan yang hanya
melibatkan MV off-road yang diklasifikasikan sebagai Non-TA kalau tidak
dinyatakan sebaliknya.
(d) Kecelakaan bukan-lalulintas (Non-TA) adalah kecelakaan kendaraan yang seluruh
bagiannya terjadi di tempat selain jalan umum.
(e) Pejalan kaki adalah orang yang terlibat kecelakaan yang saat itu tidak berada di
dalam atau di atas MV, kereta api, trem, kendaraan ditarik hewan atau lainnya, atau
sedang di atas sepeda atau binatang.
Termasuk: orang yang: sedang berdiri, mengganti roda atau memperbaiki
kendaraan
pengguna alat pembawa pejalan kaki seperti:
push-cart, push-chair, kursi roda, perambulator, pembawa bayi
skateboard, ice-skates, roller-skates, skis, sled, scooter
(f) Pengemudi adalah pengguna kendaraan transport yang menjalankan atau
bermaksud menjalankan kendaraan tersebut
(g) Penumpang adalah pengguna kendaraan transport selain pengemudi.
Kecuali: orang yang berkendara di bagian luar kendaraan – lihat definisi (h)
(h) Orang yang berada di bagian luar kendaraan adalah orang yang sedang dibawa
oleh kendaraan tapi tidak mengisi ruangan yang biasanya disediakan untuk
pengemudi atau penumpang, atau ruangan yang disediakan untuk transport barang-
barang.
Termasuk orang (yang berkendara pada): badan kendaraan, tangga, bumper [fender],
atap, bergantung di luar, papan luncur kendaraan

Apikes Iris, Padang 46


(i) Sepeda adalah kendaraan transport darat yang hanya dijalankan dengan pedal.
Termasuk: sepeda roda dua atau roda tiga
Kecuali: sepeda yang bermotor – lihat definisi (k)
(j) Pengemudi sepeda adalah orang yang mengendarai sepeda atau becak atau trailer
yang dilekatkan pada sepeda tersebut.
(k) Sepeda motor adalah MV roda dua dengan satu atau dua sadel penunggang dan
kadang-kadang dengan roda ketiga untuk menunjang becak samping. Becak
samping dianggap sebagai bagian dari sepeda motor.
Termasuk: sepeda motor NOS, kombinasi, dengan becak samping;
sepeda yang diberi motor, moped, motor scooter
Kecuali: tricyle bermotor – lihat definisi (m)
(l) Penunggang (rider) sepeda motor adalah orang yang berkendara di atas sepeda
motor, atau di dalam becak samping atau trailer yang dilekatkan pada kendaraan
tersebut.
(m) MV beroda tiga adalah tricycle bermotor yang dirancang untuk penggunaan di
jalan.
Termasuk: tricyle bermotor, rickshaw bermotor, mobil beroda tiga
Kecuali: sepeda motor dengan becak samping - lihat definisi (k),
kendaraan khusus segala medan (all-terrain) - lihat definisi (w)
(n) Mobil adalah MV roda empat untuk membawa sampai 10 orang
Termasuk: minibus
(o) Truk atau van pick up adalah MV beroda empat atau enam yang dirancang
terutama untuk membawa barang, beratnya kurang dari batas lokal untuk
kendaraan barang berat, dan tidak memerlukan surat izin mengemudi (SIM)
khusus.
(p) Kendaraan transport berat adalah MV yang dirancang terutama untuk membawa
barang, memenuhi kriteria lokal untuk klasifikasi kendaraan barang berat
berdasarkan berat ‘kerbside’ (biasanya di atas 3500 kg), dan memerlukan SIM
khusus.
[kerbside = sisi yang naik ke atas badan timbangan MV]
(q) Bus adalah MV yang dirancang atau disesuaikan terutama untuk membawa lebih
dari 10 orang, dan memerlukan SIM khusus.
Termasuk: bus besar
(r) Kereta api atau kendaraan di atas rel adalah alat, dengan atau tanpa gerbong,
dirancang untuk lalulintas di atas rel.
Termasuk: mobil listrik atau trem interurban yang berjalan di jalur
tersendiri,
kereta rel, apa pun sumber tenaganya [diesel] [listrik] [uap]:
funicular [berkabel], monorail, dua rel, bawah tanah, rel layang,
kendaraan lain yang dirancang untuk berjalan di atas rel
Kecuali: mobil listrik interurban [trem], yang berjalan di jalur tersendiri yang
merupakan bagian jalan umum - lihat definisi (s)
(s) Trem (streetcar) adalah alat yang dirancang dan digunakan terutama untuk
membawa orang di dalam kota, berjalan di atas rel, biasanya mematuhi signal
lalulintas, dan berjalan di jalur sendiri yang merupakan bagian badan jalan. Trailer
yang ditarik trem dianggap bagian dari trem tersebut.
Termasuk: trem listrik interurban, kalau disebutkan beroperasi di jalan

Apikes Iris, Padang 47


umum
(gerbong) tram, (gerbong) trolley
(t) Kendaraan khusus wilayah industri adalah MV yang dirancang untuk digunakan
terutama di dalam bangunan dan wilayah dari tempat industri atau perdagangan
Termasuk: truk (bagasi) (surat) atau kendaaan penumpang airport bertenaga
batere
truk bergerak sendiri di tempat industri,
truk bagasi stasiun, bermotor
(truk) forklift, mobil logging (kayu), gerbong batubara di pertambangan,

tram, truk, atau tub [pembawa cairan] (bermotor) di tambang atau galian
(u) Kendaraan khusus daerah pertanian adalah MV yang dirancang untuk digunakan
secara khusus di pertanian dan perkebunan (hortikultura), misalnya untuk
mengolah tanah, menyebar benih, menuai panen, dan membawa barang-barang di
pertanian.
Termasuk: mesin panen, mesin pertanian bergerak sendiri, traktor (dan
trailer)
(v) Kendaraan konstruksi khusus adalah MV yang dirancang secara khusus untuk
digunakan dalam konstruksi (dan demolisi) jalan, bangunan, dan struktur lainnya
Termasuk: bulldozer, digger, dumper truck, earth-leveller (perata tanah),
mechanical shovel (sekop mekanis), road-roller (mesin giling)
(w) Kendaraan semua medan (special all-terrain vehicle) adalah MV yang dirancang
khusus untuk menempuh medan kasar atau lunak atau salju. Contoh rancangan
khusus adalah konstruksi tinggi, roda dan ban khusus, tracks, dan sokongan
bantalan udara.
Termasuk: hovercraft tanah dan rawa, mobil salju
Kecuali: hovercraft di perairan terbuka – lihat definisi (x)
(x) Watercraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di atas air.
Termasuk: hovercraft NOS
(y) Aircraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di udara.

Klasifikasi dan instruksi pengkodean kecelakaan transport


1. Kalau suatu kejadian tidak jelas sebagai TA atau Non-TA, anggap sebagai:
a. TA kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V10-V82 and V87.
b. Non-TA kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V83-V86. Untuk kategori ini
korbannya bisa pejalan kaki, atau pengguna kendaraan off-road
2. Kalau kecelakaan melibatkan lebih dari satu jenis transport, gunakan urutan
berikut:
a. aircraft dan spacecraft (V95-V97),
b. watercraft (V90-V94),
c. bentuk transport lainnya (V01-V89, V98-V99)
3. Kalau kecelakaan transport tidak menyatakan korban sebagai pengguna kendaraan
tapi dinyatakan tertabrak, terseret, cedera, remuk, atau terbunuh oleh kendaraan
termasuk
mobil, bus, sepeda motor, tricycle bermotor, (truk) pick up, truk, van,
kereta api, trem, traktor, bulldozer, kendaraan rekreasi, sepeda,

Apikes Iris, Padang 48


kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi,
maka klasifikasikan korban sebagai pejalan kaki (kategori V01-V09).
4. Kalau deskripsi kecelakaan transport tidak menunjukkan peranan korban, seperti
kecelakaan, tabrakan, menabrak, reruntuhan NOS pada:
pesawat terbang, pesawat angkasa luar, kapal, watercraft,
sepeda, sepeda motor, tricycle bermotor, kendaraan rekreasi,
bus, mobil, van, (truk) pick up, truk, kereta api, streetcar, trem, traktor,
buldozer,
maka klasifikasikan korban sebagai pengguna atau penunggang kendaraan tersebut.
Kalau lebih dari satu kendaraan terlibat, kendaraan yang digunakan korban jangan
ditebak kecuali kalau kendaraannya sama. Tapi kodelah pada kategori yang sesuai
pada V87-V88, V90-V94, V95-V97, dengan memperhatikan urutan pada catatan 2
di atas.
5. Kalau kecelakaan transport, seperti kendaraan (motor)(nonmotor) gagal berbelok
atau lepas kontrol (akibat) ban pecah, kerusakan bagian mekanis, pengemudi
tertidur atau lengah, atau kecepatan berlebihan menyebabkan tabrakan,
klasifikasikan kecelakaan ini sebagai tabrakan. Kalau yang terjadi adalah
kecelakaan selain tabrakan, klasifikasikan ini sebagai kecelakaan non-tabrakan
menurut jenis kendaraan yang terlibat.
6. Kalau kecelakaan transport terjadi pada kendaraan yang sedang bergerak, seperti
jatuh, melompat, atau terdorong dari,
dihantam oleh benda yang dilemparkan ke,
cedera karena dilemparkan ke,
cedera akibat bagian yang bergerak dari;
keracunan akibat gas buangan yang dihasilkan oleh,
api yang berasal dari,
ledakan dari suatu bagian dari,
kerusakan suatu bagian dari,
objek yang jatuh ke dalam atau ke atas;
suatu bagian dari; atau objek di dalam
kendaraan yang sedang bergerak, menyebabkan tabrakan, maka klasifikasikan
kecelakaan ini sebagai tabrakan. Kalau kecelakaan yang terjadi bukan tabrakan,
klasifikasikan sebagai kecelakaan non-tabrakan menurut jenis kendaraan yang
terlibat
7. Kecelakaan transport darat yang dijelaskan sebagai:
tabrakan (akibat hilangnya kontrol) (di jalan raya) antara kendaraan dengan:
tiang penunjang (jembatan)(overpass); tiang serbaguna;
pembatas antara jalan raya; daerah aman (safety island);
besi pengaman (guard rail) atau pagar pembatas;
rambu-rambu lalulintas atau marker (sementara);
dinding dari potongan yang dibuat untuk jalan
objek yang dilemparkan ke depan MV; batu jatuh, longsoran (tak bergerak),
pohon,
objek lain, baik tetap, bisa dipindahkan, atau sedang bergerak;
dimasukkan dalam V17.-, V27.-,V37.-, V47.-, V57.-, V67.- dan V77.-
terbalik (tanpa tabrakan)
dimasukkan dalam V18.-, V28.-, V38.-, V48.-, V58.-, V68.-, dan V78.-

Apikes Iris, Padang 49


tabrakan dengan hewan (kumpulan gembala)(tak digembalakan)
dimasukkan dalam V10.-, V20.-, V30.-, V40.-, V50.-, V60.- and V70.-
tabrakan dengan kendaraan yang ditarik hewan atau hewan yang sedang
ditunggangi
dimasukkan dalam V16.-, V26.-, V36.-, V46.-, V56.-, V66.- and V76.-.

Pejalan kaki cedera dalam laka-transport (V01-V09)


[Kecelakaan transport = laka-transport]
Kecuali: tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan kaki lain
(W51.-),
tabrakan pejalan kaki dengan pejalan kaki lain disusul dengan jatuh (W03.-)
Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan pada kategori V01-V06:
.0 Non-TA
.1 TA
.9 Tidak dijelaskan TA atau Non-TA
V01. Tabrakan dengan sepeda
V02. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V03. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V04. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V05. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V06. Tabrakan dengan non-MVlain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, trem
V09. Pejalan kaki cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
Termasuk: pejalan kaki cedera akibat kendaraan khusus
V09.0 Cedera dalam Non-TA akibat MV lain dan tidak jelas
V09.1 Cedera dalam Non-TA yang tidak jelas
V09.2 Cedera dalam TA akibat MV lain dan tidak jelas
V09.3 Cedera dalam TA yang tidak jelas
V09.9 Cedera dalam laka-transport yang tidak jelas

Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport (V10-V19)


Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori V10-V18:
.0 Pengemudi sepeda cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang sepeda cedera dalam Non-TA
.2 Penunggang sepeda yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.3 Seseorang cedera ketika sedang naik atau turun dari sepeda
.4 Pengemudi sepeda cedera dalam TA
.5 Penumpang sepeda cedera dalam TA
.9 Penunggang sepeda yang tidak jelas cedera dalam TA
V10. Penunggang sepeda tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan yang ditunggangi
(V16.-)
V11. Tabrakan dengan sepeda lain
V12. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

Apikes Iris, Padang 50


V13. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V14. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V15. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V16. Tabrakan dengan non-MVlain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V17. Tabrakan dengan objek tak bergerak
V18. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda (tanpa didahului tabrakan)
sepeda rebah: NOS, tanpa tabrakan
V19. Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
V19.0 Pengemudi sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
V19.1 Penumpang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
V19.2 Penunggang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
Tabrakan sepeda NOS, Non-TA
V19.3 Penunggang sepeda Non-TA yang tidak jelas
Kecelakaan sepeda NOS, Non-TA
Penunggang sepeda cedera dalam Non-TA NOS
V19.4 Pengemudi sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V19.5 Penumpang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V19.6 Penunggang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
Tabrakan sepeda NOS (lalulintas)
V19.8 Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport lain yang jelas
Terjepit oleh bagian sepeda
V19.9 Penunggang sepeda cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan sepeda NOS

Penunggang sepeda motor cedera dalam laka-transport (V20-V29)


Termasuk: moped, sepeda motor dengan becak samping, sepeda bermotor, skooter motor
Kecuali: MV roda tiga (V30-V39)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V20-V28:
.0 Pengemudi sepeda motor cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang sepeda motor cedera dalam Non-TA
.2 Penunggang sepeda motor yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.3 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari sepeda motor
.4 Pengemudi sepeda motor cedera dalam TA
.5 Penumpang sepeda motor cedera dalam TA
.9 Penunggang sepeda motor yang tidak jelas cedera dalam TA

V20. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan yang ditunggangi
(V26.-)
V21. Tabrakan dengan sepeda
V22. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V23. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V24. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

Apikes Iris, Padang 51


V25. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V26. Tabrakan dengan kendaraan nonmotor lainnya
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, trem
V27. Tabrakan dengan objek tak bergerak
V28. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda motor (tanpa didahului tabrakan)
sepeda motor rebah: NOS, tanpa tabrakan
V29. Cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas
V29.0 Pengemudi sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak jelas dalam Non-TA
V29.1 Penumpang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak jelas dalam Non-TA
V29.2 Penunggang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak jelas dalam Non-TA
Tabrakan sepeda motor NOS, nontraffic
V29.3 Penunggang sepeda motor cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan sepeda motor NOS, nontraffic
Penunggang sepeda motor cedera dalam Non-TA NOS
V29.4 Pengemudi sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V29.5 Penumpang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V29.6 Penunggang sepeda motor yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas,
TA
Tabrakan sepeda motor NOS (lalulintas)
V29.8 Penunggang sepeda motor cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh bagian sepeda motor
V29.9 Penunggang sepeda motor cedera dalam TA yang tak jelas
Kecelakaan sepeda motor NOS

Penumpang MV roda-tiga cedera dalam laka-transport (V30-V39)


Termasuk: tricycle bermotor
Kecuali: sepeda motor dengan becak samping (V20-V29)
kendaraan yang dirancang terutama untuk penggunaan di luar jalan (V86.-)
Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori V30-V38:
.0 Pengemudi MV roda-tiga cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang MV roda-tiga cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar MV roda-tiga cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna yang tidak jelas pada MV roda 3 cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun MV roda-tiga
.5 Pengemudi MV roda-tiga cedera dalam TA
.6 Penumpang MV roda-tiga cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar MV roda-tiga cedera dalam TA
.9 Pengguna yang tidak jelas pada MV roda 3 cedera dalam TA
V30. Tabrakan dengan pejalan kaki or animal
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang ditunggangi
(V36.-)
V31. Tabrakan dengan sepeda
V32. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V33. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V34. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

Apikes Iris, Padang 52


V35. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V36. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, trem
V37. Tabrakan dengan benda tak bergerak
V38. Pengguna MV roda 3 cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari MV roda 3
MV roda 3 terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V39. Pengguna MV roda 3 cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
V39.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tidak jela,s Non-TA
V39.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
V39.2 Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
Tabrakan NOS yang melibatkan MV roda 3, bukan lalulintas
V39.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan MV roda 3, bukan lalulintas
Penumpang MV roda 3 cedera dalam Non-TA NOS
V39.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V39.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V39.6 Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
Tabrakan NOS yang melibatkan MV roda 3 (lalulintas)
V39.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain MV roda 3
V39.9 Pengguna cedera dalam TA yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan MV roda 3

Pengguna mobil cedera dalam laka-transport (V40-V49)


Termasuk: minibus
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V4O-V48:
.0 Pengemudi mobil cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang mobil cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar mobil cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna mobil yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun mobil
.5 Pengemudi mobil cedera dalam TA
.6 Penumpang mobil cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar mobil cedera dalam TA
.9 Pengguna mobil yang tidak jelas cedera dalam TA
V40. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang ditunggangi
(V46.-)
V41. Tabrakan dengan sepeda
V42. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V43. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V44. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V45. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V46. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lainnya

Apikes Iris, Padang 53


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V47. Tabrakan dengan objek tidak bergerak
V48. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: mobil terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V49. Cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
V49.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V49.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V49.2 Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
Tabrakan mobil NOS, bukan lalulintas
V49.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan mobil, bukan lalulintas; pengguna mobil cedera, Non-TA NOS
V49.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V49.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V49.6 Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
Tabrakan mobil NOS (lalulintas)
V49.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain mobil
V49.9 Pengguna cedera dalam TA yang tak jelas
Kecelakaan mobil NOS

Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam laka-transport (V50-V59)


Kecuali: kendaraan transport berat (V60-V69)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V50-V58:
.0 Pengemudi truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun truk pick-up atau van
.5 Pengemudi truk pick-up atau van cedera dalam TA
.6 Penumpang truk pick-up atau van cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar truk pick-up atau van cedera dalam TA
.9 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak jelas cedera dalam TA
V50. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang ditunggangi
(V56.-)
V51. Tabrakan dengan sepeda
V52. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V53. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V54. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V55. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V56. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V57. Tabrakan dengan objek tidak bergerak
V58. Pengguna cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: truk pick-up atau van terbalik: NOS, tanpa tabrakan

Apikes Iris, Padang 54


V59. Pengguna cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas
V59.0 Pengemudi abrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V59.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
V59.2 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tdak jelas, Non-TA
Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van, bukan lalulintas
V59.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van, bukan lalulintas
Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA NOS
V59.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V59.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V59.6 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van (lalulintas)
V59.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain truk pick-up atau van
V59.9 Pengguna cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van

Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam laka-transport (V60-


V69)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V60-V68:
.0 Pengemudi kendaraan transport berat cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang kendaraan transport berat cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar kendaraan transport berat cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun kendaraan transport berat
.5 Pengemudi kendaraan transport berat cedera dalam TA
.6 Penumpang kendaraan transport berat cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar kendaraan transport berat cedera dalam TA
.9 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak jelas cedera dalam TA
V60. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang ditunggangi
(V66.-)
V61. Tabrakan dengan sepeda
V62. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V63. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V64. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V65. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V66. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V67. Tabrakan dengan objek tidak bergerak
V68. Pengguna cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: kendaraan transport berat terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V69. Pengguna cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas
V69.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA

Apikes Iris, Padang 55


V69.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V69.2 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat, bukan lalulintas

V69.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tidak dijelaskan


Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat, bukan lalulintas
Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam Non-TA NOS
V69.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V69.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V69.6 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat (lalulintas)
V69.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain kendaraan transport berat
V69.9 Pengguna cedera dalam laka-transport yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat

Pengguna bus cedera dalam laka-transport (V70-V79)


Kecuali: minibus (V40-V49)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V7O-V78:
.0 Pengemudi bus cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang bus cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar bus cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna bus yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun bus
.5 Pengemudi bus cedera dalam TA
.6 Penumpang bus cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar bus cedera dalam TA
.9 Pengguna bus yang tidak jelas cedera dalam TA
V70. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: Tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang ditunggangi
(V76.-)
V71. Tabrakan dengan sepeda
V72. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V73. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V74. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V75. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V76. Tabrakan dengan non-MVlainnya
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V77. Tabrakan dengan objek tak bergerak
V78. Pengguna bus cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: bus terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V79. Pengguna bus cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
V79.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V79.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V79.2 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA

Apikes Iris, Padang 56


Tabrakan bus: NOS, nontraffic
V79.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan bus NOS, non-TA; pengguna bus cedera dalam non-TA NOS
V79.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V79.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V79.6 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
Tabrakan bus NOS (lalulintas)
V79.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain bus
V79.9 Pengguna cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan bus NOS

Laka-transport darat lainnya (V80-V89)


V80. Penunggang hewan atau pengguna kendaraan ditarik hewan cedera dalam laka-
transport
V80.0 Jatuh atau terlempar dari hewan atau kendaraan dalam kecelakaan bukan tabrakan
Hewan atau kendaraan ditarik hewan terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V80.1 Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang ditunggangi
(V80.7)
V80.2 Tabrakan dengan sepeda
V80.3 Tabrakan dengan MV roda dua atau 3
V80.4 Tabrakan dengan mobil, truk pick-up, van, kendaraan transport berat atau bus
V80.5 Tabrakan dengan MV lain yang jelas
V80.6 Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V80.7 Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain
Tabrakan dengan: binatang yang ditunggangi, kendaraan ditarik hewan, trem
V80.8 Tabrakan dengan objek tak bergerak
V80.9 Penunggang cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
Kecelakaan kendaraan ditarik hewan NOS,
Kecelakaan penunggang hewan NOS
V81. Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam laka-transport
Termasuk: orang yang berada di bagian luar kereta api
V81.0 Tabrakan dengan MV dalam Non-TA
V81.1 Tabrakan dengan MV dalam TA
V81.2 Tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock [kumpulan kendaraan beroda]
V81.3 Tabrakan dengan objek lain
Tabrakan kereta api NOS
V81.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari kereta api atau kendaraan rel
V81.5 Cedera akibat jatuh di dalam kereta api atau kendaraan rel
Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa didahului tabrakan (V81.7)
jatuh ketika naik atau turun (V81.4)
V81.6 Cedera akibat jatuh dari kereta api atau kendaraan rel
Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel [derailment]:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa didahului tabrakan (V81.7)
jatuh ketika naik atau turun (V81.4)
V81.7 Cedera dalam derailment tanpa tabrakan
V81.8 Cedera dalam kecelakaan kereta api lain yang jelas

Apikes Iris, Padang 57


Ledakan atau api;
Dihantam oleh jatuhan: tanah, batu, pohon
Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel [derailment]:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa didahului tabrakan (V81.7)
V81.9 Cedera dalam kecelakaan kereta api yang tidak jelas
Kecelakaan kereta api NOS
V82. Pengguna trem cedera dalam laka-transport
Termasuk: orang yang berada di bagian luar trem
V82.0 Tabrakan dengan MV dalam Non-TA
V82.1 Tabrakan dengan MV dalam TA
V82.2 Tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock
V82.3 Tabrakan dengan objek lain
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang ditunggangi
(V82.8)
V82.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari trem
V82.5 Cedera akibat jatuh di dalam trem
Kecuali: jatuh: ketika naik atau turun (V82.4), didahului tabrakan (V82.0-
V82.3)
V82.6 Cedera akibat jatuh dari trem
Kecuali: jatuh: ketika naik atau turun (V82.4); didahului tabrakan (V82.0-
V82.3)
V82.7 Cedera dalam derailment tanpa didahului tabrakan
V82.8 Cedera dalam laka-transport lain yang jelas
Tabrakan dengan kereta api atau non-MVlain
V82.9 Cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan trem NOS
V83. Pengguna kendaraan khusus industri cedera dalam laka-transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W31.-)
V83.0 Pengemudi cedera dalam TA
V83.1 Penumpang cedera dalam TA
V83.2 Orang di bagian luar cedera dalam TA
V83.3 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA
V83.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus industri
V83.5 Pengemudi cedera dalam Non-TA
V83.6 Penumpang cedera dalam Non-TA
V83.7 Seseorang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V83.9 Pengguna yang tidak jelas pada cedera dalam Non-TA
Kecelakaan kendaraan khusus industri NOS
V84. Pengguna kendaraan khusus pertanian cedera dalam kecelakaan transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W30.-)
V84.0 Cedera dalam TA
V84.1 Penumpang cedera dalam TA
V84.2 Orang di bagian luar cedera dalam TA
V84.3 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA
V84.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus pertanian
V84.5 Pengemudi cedera dalam Non-TA
V84.6 Penumpang cedera dalam Non-TA
V84.7 Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA

Apikes Iris, Padang 58


V84.9 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
Kecelakaan kendaraan khusus pertanian NOS
V85. Pengguna kendaraan khusus konstruksi cedera dalam laka-transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W31.-)
V85.0 Pengemudi cedera dalam TA
V85.1 Penumpang cedera dalam TA
V85.2 Orang di bagian luar cedera dalam TA
V85.3 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA
V85.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus konstruksi
V85.5 Pengemudi cedera dalam Non-TA
V85.6 Penumpang cedera dalam Non-TA
V85.7 Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V85.9 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
Kecelakaan kendaraan khusus konstruksi NOS
V86. Pengguna kendaraan khusus segala medan (all-terrain) atau MV lain yang dirancang
terutama untuk penggunaan off-road, cedera dalam cedera dalam laka-transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W31.-)
V86.0 Pengemudi cedera dalam TA
V86.1 Penumpang cedera dalam TA
V86.2 Orang di bagian luar cedera dalam TA
V86.3 Pengguna yang ridak jelas cedera dalam TA
V86.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari from MV segala medan dan off-road lain
V86.5 Pengemudi cedera dalam Non-TA
V86.6 Penumpang cedera dalam Non-TA
V86.7 Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V86.9 Pengguna yang tidak jelas lain cedera dalam Non-TA
Kecelakaan MV segala medan NOS, kecelakaan MV off-road NOS
V87. TA yang jenisnya jelas tapi bentuk transportasi korban tak diketahui
Kecuali: tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19), pejalan kaki (V01-
V09)
V87.0 Tabrakan antara mobil dengan MV roda 2 atau 3 (TA)
V87.1 Tabrakan antara MV lain dengan MV roda 2 atau 3 (TA)
V87.2 Tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van (TA)
V87.3 Tabrakan antara mobil dengan bus (TA)
V87.4 Tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport berat (TA)
V87.5 Tabrakan antara kendaraan transport berat dengan bus (TA)
V87.6 Tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan mobil (TA)
V87.7 Tabrakan antara MV-MV lain yang jelas (TA)
V87.8 Laka-transport bukan tabrakan lain, melibatkan MV (TA)
V87.9 Laka- transport (tabrakan)(bukan tabrakan) lain, melibatkan non-MV (TA)
V88. Non-TA yang jenisnya dijelaskan tapi bentuk transportasi korban tak diketahui
Kecuali: tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19), pejalan kaki (V01-
V09)
V88.0 Tabrakan antara mobil dengan MV roda 2 atau 3 (Non-TA)
V88.1 Tabrakan antara MV lain dengan MV roda 2 atau 3 (Non-TA)
V88.2 Tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van (Non-TA)
V88.3 Tabrakan antara mobil dengan bus (Non-TA)
V88.4 Tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport berat(Non-TA)

Apikes Iris, Padang 59


V88.5 Orang cedera dalam tabrakan antara kendaraan transport berat dengan bus (Non-
TA)
V88.6 Tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan mobil (Non-TA)
V88.7 Tabrakan antara MV-MV lain yang jelas (Non-TA)
V88.8 Laka-transport bukan tabrakan lain, melibatkan MV (Non-TA)
V88.9 Laka-transport (tabrakan)(bukan tabrakan) lain, melibatkan non-MV(Non-TA)
V89. Kecelakaan MV atau non-MV, jenis kendaraan tidak jelas
V89.0 Orang cedera dalam kecelakaan MV yang tidak jelas, Non-TA
Kecelakaan MV NOS (Non-TA)
V89.1 Orang cedera dalam kecelakaan non-MV yang tidak jelas (Non-TA)
Kecelakaan non-MVNOS (Non-TA)
V89.2 Orang cedera dalam kecelakaan MV yang tidak jelas (TA)
Kecelakaan MV (motor-vehicle accident [MVA]) NOS
Kecelakaan lalulintas jalan raya (Road (traffic) accident [RTA]) NOS
V89.3 Orang cedera dalam kecelakaan non-MVyang tidak jelas (TA)
TA non-MV NOS
V89.9 Orang cedera dalam kecelakaan kendaraan yang tidak jelas
Tabrakan NOS

Laka-transport air (V90-V94)


Termasuk: kecelakaan watercraft dalam rangka aktifitas rekreasi
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V90-V94:
.0 Kapal dagang
.1 Kapal penumpang; kapal ferry; liner
.2 Kapal ikan
.3 Kendaraan air lain dengan mesin; hovercraft (di perairan terbuka); jet skis
.4 Kapal layar; yacht
.5 Canoe atau kayak
.6 Inflatable craft (tak bermesin)
.7 Water-skis
.8 Kendaraan air tanpa mesin lainnya; surf-board; windsurfer
.9 Kendaraan air yang tidak jelas; boat NOS; ship NOS; watercraft NOS
V90. Kecelakaan pada watercraft yang menyebabkan tenggelam
Termasuk: tenggelam (drowning and submersion) akibat:
jatuh atau melompat dari: kapal terbakar, tabrakan watercraft,
kapal terbalik atau tenggelam, kecelakaan lain pada watercraft
Kecuali: tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan watercraft (V92.-)
V91. Kecelakaan watercraft yang menyebabkan cedera lainnya
Termasuk: cedera selain tenggelam akibat kecelakaan watercraft:
cedera dalam kecelakaan watercraft yang melibatkan tabrakan,
jatuh akibat tabrakan atau kecelakaan lain terhadap watercraft,
remuk di antara kapal tabrakan, dihantam sekoci setelah meninggalkan kapal,
terbakar ketika kapal terbakar,
dihantam objek yang jatuh akibat kecelakaan watercraft,
dihantam oleh kapal atau bagiannya setelah jatuh atau melompat dari kapal
rusak
Kecuali: luka akibat api atau ledakan lokal di atas kapal (V93.-)
V92. Tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan watercraft

Apikes Iris, Padang 60


Termasuk: tenggelam akibat kecelakaan seperti:
jatuh: dari papan penghubung kapal ke dermaga, dari kapal, ke air
terlempar ke air akibat gerakan kapal, diterpa air sehingga jatuh keluar
kapal
Kecuali: tenggelamnya perenang atau penyelam yang melompat dari kapal yang
tidak mengalami kecelakaan (W69.-, W73.-)
V93. Kecelakaan di atas kapal yang tidak kecelakaan, tidak menyebabkan tenggelam
Termasuk: keracunan gas atau asap di kapal, kerusakan reaktor atom watercraft
panas berlebihan di: kamar boiler, kamar mesin, kamar penguapan, kamar api
ledakan boiler kapal uap, api lokal di atas kapal, kecelakaan mesin watercraft
cedera di watercraft yang disebabkan oleh peralatan mesin di :
deck, kamar mesin, galley (tempat pendayung), laundry, pemuat
jatuh dari satu tingkat ketingkat lain, di tangga atau jenjang pada watercraft
remuk oleh objek yang jatuh di atas kapal
V94. Laka-transport air lain dan tidak jelas
Termasuk: kecelakaan terhadap bukan pengguna watercraft
dihantam kapal ketika bermain ski air

Laka-transport udara dan angkasa luar (V95-V97)


V95. Kecelakaan pesawat udara bermesin yang mencederai pengguna
Termasuk: kecelakaan pesawat udara (bermesin) yang: tabrakan dengan objek bergerak,
tak bergerak, atau bisa digerakkan; jatuh, meledak, terbakar, mendarat
darurat
V95.0 Kecelakaan helikopter yang mencederai pengguna
V95.1 Kecelakaan glider ultralight, microlight atau bermesin yang mencederai pengguna
V95.2 Kecelakaan pesawat udara pribadi bersayap tetap lainnya, mencederai pengguna
V95.3 Kecelakaan pesawat udara komersial bersayap tetap, mencederai pengguna
V95.4 Kecelakaan pesawat angkasa luar yang mencederai pengguna
V95.8 Kecelakaan pesawat udara lain yang mencederai pengguna
V95.9 Kecelakaan pesawat udara yang tidak jelas mencederai pengguna
Kecelakaan pesawat udara NOS, laka-transport udara NOS
V96. Kecelakaan pada pesawat udara tak bermesin yang mencederai pengguna
Termasuk: kecelakaan pada aircraft tak bermesin yang:
tabrakan dengan objek bergerak, tak bergerak, atau bisa digerakkan
jatuh, meledak, terbakar, mendarat darurat
V96.0 Kecelakaan balon yang yang mencederai pengguna
V96.1 Kecelakaan hang-glider yang mencederai pengguna
V96.2 Kecelakaan glider (tak bermesin) yang mencederai pengguna
V96.8 Kecelakaan pesawat udara tak bermesin lain yang mencederai pengguna
Kecelakaan layang-layang yang membawa orang
V96.9 Kecelakaan pesawat udara tak bermesin yang tidak dijelaskan, mencederai
pengguna
Kecelakaan pesawat udara tak bermesin NOS
V97 Laka-transport udara lain yang jelas
Termasuk: kecelakaan terhadap bukan pengguna pesawat udara
V97.0 Pengguna pesawat udara cedera dalam laka-transport udara lain yang dijelaskan
Jatuh di dalam, ke atas, atau dari pesawat udara pada laka-transport udara
Kecuali: kecelakaan ketika naik atau turun aircraft (V97.1)

Apikes Iris, Padang 61


V97.1 Orang cedera ketika naik atau turun pesawat udara
V97.2 Penerjun payung cedera dalam laka-transport udara
Kecuali: orang yang terjun setelah kecelakaan pesawat udara (V95-V96)
V97.3 Orang di atas tanah cedera dalam laka-transport udara
Dihantam oleh objek yang jatuh dari pesawat udara
Terhisap oleh mesin jet, cedera karena baling-baling yang sedang berputar
V97.8 Laka-transport udara lainnya, not elsewhere classified
Cedera akibat mesin-mesin pada pesawat udara
Kecuali: kecelakaan pesawat udara NOS (V95.9)
menghadapi perubahan tekanan udara ketika naik atau turun (W94.-)

Laka-transport lain dan tidak jelas (V98-V99)


Kecuali: kecelakaan kendaraan, jenis kendaraan tidak jelas (V89.-)
V98 Laka-transport lain yang dijelaskan
Termasuk: kecelakaan terhadap, pada, atau melibatkan:
ice-yacht, land-yacht, kereta kabel yang tidak sedang di atas rel,
ski chair-lift [kursi gantung], ski-lift dengan gondola
terperangkap atau diseret oleh kereta kabel yang tidak sedang di atas rel
jatuh atau melompat dari kereta kabel yang tidak sedang di atas rel
objek yang dilemparkan dari atau dalam kereta kabel yang tidak sedang di atas
rel
V99 Laka-transport yang tidak jelas

Penyebab eksternal lain pada cedera kecelakaan (W00-X59)


Kode tempat kejadian
Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori W00-Y34, kecuali
Y06.-dan Y07.-, untuk menunjukkan tempat kejadian penyebab luar kalau relevan:
.0. Rumah tempat tinggal
 Rumah, perumahan, rumah kost, rumah dinas, rumah pertanian, apartemen
 Tempat tinggal yang bukan asrama
 Jalan pribadi ke rumah, halaman rumah, taman rumah, garasi rumah
 Karavan [trailer] di tempat tinggal, kolam renang di rumah atau taman pribadi
Kecuali: asrama atau panti (.1)
rumah sedang dibangun tapi belum ditempati (.6)
rumah yang ditinggalkan atau ditelantarkan (.8)
.1. Institusi residensial
 Rumah titipan anak, panti yatim piatu, rumah orang tua, rumah pensiunan
 Asrama mahasiswa, sekolah reformasi, kamp militer, penjara
 Hospice, rumah untuk orang sakit, rumah perawatan,
.2. Sekolah, institusi lain dan area administratif umum
Bangunan (dan halaman) yang digunakan masyarakat umum atau kelompok tertentu
seperti:
 Clubhouse, dancehall, pusat remaja, teater, bioskop, music-hall, opera-house
 Taman kanak-kanak, sekolah (publik) (swasta) (pemda), college, universitas, kampus
 Institusi pendidikan tinggi, aula pertemuan, pustaka, gallery, public hall
 Kantor pos, museum, pengadilan, mesjid, gereja, rumah sakit, day nursery

Apikes Iris, Padang 62


Kecuali: asrama atau panti (.1), area sport dan atletik (.3), gedung sedang dibangun
(.6)
.3. Area sport dan atletik
 Lapangan basket, cricket, tennis, baseball, sepakbola, golf, hockey, squash
 Tempat skating, menunggang kuda, kolam renang publik, stadion
Kecuali: Kolam renang atau lapangan tennis di rumah atau taman pribadi (.0)
.4. Jalanan
 Jalan bebas hambatan, jalan MV, trotoar, jalan setapak
.5. Area perdagangan dan jasa
 Airport, stasiun (bus)(kereta api), stasiun pompa bensin
 Kafe, restoran, kasino, bank, hotel, perkantoran, pusat pelayanan, stasiun TV atau radio
 Pasar, pertokoan, shopping mall, supermarket, garase komersial, gudang komersial
Kecuali: Garase di rumah pribadi (.0)
.6. Area industri dan konstruksi
 Bangunan [apa pun] yang sedang dibangun, terowongan yang sedang dibangun,
 Pembangkit tenaga listrik (batubara) (nuklir) (minyak)
 Tambang minyak, oil rig dan instalasi offshore lainnya
 Tempat penumpukan [pit] (batubara) (batu) (tanah)
 Pelabuhan, galangan kapal, halaman pabrik, bangunan pabrik
 Halaman industri, workshop, gasworks
.7. Area pertanian
 Bangunan dan tanah pertanian, peternakan
Kecuali: Rumah tempat tinggal di area pertanian (.0)
.8. Tempat-tempat lain yang dijelaskan
 Pegunungan, hutan, padang pasir, prairie, sungai, danau, rawa, jeram, kanal, laut, pantai
 Pelabuhan laut, dock [penambatan kapal/perahu] NOS, reservoir air, tempat parkir
 Kebun binatang, taman (hiburan) (umum), perkemahan, tempat umum NOS
 Tempat karavan NOS, jalan kereta api, rumah yang terlantar, tempat latihan militer
.9. Tempat tidak dijelaskan

Jatuh (W00-W19)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali: sengaja melukai diri sendiri (X80-X81), serangan fisik [assault] (Y01-
Y02)
jatuh (dalam) (dari):
kendaraan transport (V01-V99), hewan (V80.-),
mesin (yang bekerja) (W28-W31), ke air (dengan tenggelam) (W65-W74),
bangunan terbakar (X00.-), ke dalam api (X00-X04, X08-X09)
W00. Jatuh pada level sama yang melibatkan es dan salju
Kecuali: jatuh dengan disebutkan: ice-skates and skis (W02.-), jenjang (W10.-)
W01. Jatuh pada level sama akibat tergelincir, tersandung, dan terantuk
Kecuali: jatuh melibatkan es atau salju snow (W00.-)
W02. Jatuh yang melibatkan ice-skates, skis, roller-skates atau skateboards
W03. Jatuh pada level sama yang lainnya akibat tabrakan dengan, atau didorong orang lain

Apikes Iris, Padang 63


Termasuk: jatuh akibat tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan kaki
lain
Kecuali: remuk atau terdorong oleh keramaian atau ‘human stampede’ (W52.-)
jatuh yang melibatkan es atau salju (W00.-)
W04. Jatuh ketika digotong atau dipapah orang lain
Termasuk: tidak sengaja terjatuh ketika sedang digotong
W05. Jatuh yang melibatkan kursi roda
W06. Jatuh yang melibatkan tempat tidur
W07. Jatuh yang melibatkan kursi
W08. Jatuh yang melibatkan furnitur lainnya
W09. Jatuh yang melibatkan peralatan playground
Kecuali: jatuh yang melibatkan mesin-mesin hiburan (W31.-)
W10. Jatuh dari jenjang
Termasuk jatuh (ke) (dari):
eskalator [jenjang berjalan], ramp [jalan mendaki dalam gedung],
incline [belokan yang mengalihkan lintasan dari satu level ke level lain]
melibatkan es atau salju pada jenjang
W11. Jatuh dari ladder (tangga dengan dua sisi tegak)
W12. Jatuh dari scaffold (tempat tukang bekerja lebih tinggi di sekitar gedung)
W13. Jatuh dari, keluar dari, atau melalui bangunan atau suatu struktur
Termasuk: jatuh dari, keluar dari, atau melalui: lantai, dinding, atap, jendela, balkon,
railing (pembatas/pagar lantai), bangunan, tiang bendera,
menara, turret (menara kecil), jembatan, viaduct (jembatan lengkung)
Kecuali: kolapsnya suatu bangunan atau struktur (W20.-)
jatuh atau melompat dari bangunan yang terbakar (X00.-)
W14. Jatuh dari pohon
W15. Jatuh dari tebing batu
W16. Terjun atau melompat ke air menyebabkan cedera selain tenggelam
Termasuk: menghantam permukaan air atau dasar air yang dangkal
menghantam dinding atau papan loncat di kolam renang
Kecuali: kecelakaan tenggelam (W65-W74), menyelam dengan suplai udara kurang
(W81.-),
efek tekanan udara waktu menyelam (W94.-)
W17. Jatuh lainnya dari satu level ke level lain
Termasuk: jatuh dari atau ke dalam:
rongga, lobang, cekungan, sumur, lobang galian terbuka, dock
tumpukan jerami, tiang batang, tanki
W18. Jatuh lainnya pada level yang sama
Termasuk jatuh: akibat menabrak suatu objek, dari toilet, pada level yang sama NOS
W19. Jatuh yang tidak jelas
Termasuk: jatuh NOS

Apikes Iris, Padang 64


Terdedah daya mekanis benda mati (W20-W49)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali: serangan (X85-Y09), sengaja melukai diri sendiri (X60-X84)
kontak atau tabrakan dengan binatang atau orang (W50-W64)
W20. Dihantam oleh objek yang dilemparkan, diarahkan atau jatuh
Termasuk: terkurung reruntuhan tanpa asfiksia [tercekik] atau tak bisa bernafas
bangunan runtuh, kecuali pada kebakaran
jatuhan: batu, pohon
Kecuali: objek yang berjatuhan pada: laka-transport (V01-V99), bencana alam
(X34-X39)
kecelakaan mesin (W24.-, W28-W31),
objek yang digerakkan oleh: ledakan (W35-W40), senjata api (W32-W34)
kolapsnya bangunan yang terbakar (X00.-), peralatan olahraga (W21.-),
W21. Menghantam atau dihantam oleh peralatan olahraga
Termasuk dihantam oleh: bola yang dipukul atau dilemparkan, tongkat hockey
W22. Menghantam atau dihantam oleh objek lain
Termasuk: membentur dinding
W23. Terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit di dalam atau di antara objek
Termasuk: terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit
antara objek-objek bergerak, antara objek bergerak dan diam,
di dalam objek
seperti:
antara krat pengepakan dan lantai. akibat pegangan terlepas,
objek melipat (folding), pintu geser dan rangkanya,
lingkar pengering mesin cuci
Kecuali: cedera akibat:
kendaraan transport (V01-V99),
alat pengangkat dan transmisi (W24.-),
alat pemotong dan pelobang (W25-W27),
perkakas tangan tanpa mesin (W27.-),
mesin-mesin (W28-W31)
dihantam oleh objek yang dilemparkan, diarahkan atau jatuh (W20.-)
W24. Kontak dengan alat pengangkat dan transmisi, not elsewhere classified
Termasuk: winch – silinder horizontal tempat kabel diputarkan
tali besar, kawat, rantai pengangkat, pulley (block) [balok penarik],
drive belt [lantai berjalan], transmission belt or cable – kabel transmisi,
Kecuali: laka-transport (V01-V99)
W25. Kontak dengan kaca tajam
Kecuali: jatuh yang melibatkan kaca (W00-W19)
kaca terbang akibat ledakan atau letusan senjata api (W32-W40)
W26. Kontak dengan pisau, pedang, atau belati
W27. Kontak dengan perkakas tangan tanpa mesin
Termasuk: garpu, obeng, hoe [obeng bengkok tegak lurus], pembuka kaleng NOS
gunting, mesin jahit tanpa mesin, jarum, pemotong kertas,
rake [sapu dengan ujung-ujung baja, untuk mengumpulkan sampah kering],
pitchfork [garpu pengangkat jerami], ice-pick [pengambil es], shovel [sekop]

Apikes Iris, Padang 65


chisel [pahat], kapak, gergaji tangan,
W28. Kontak dengan pembersih halaman bermesin [lawnmower]
Kecuali: berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
W29. Kontak dengan perkakas tangan bermesin dan mesin rumah tangga lainnya
Termasuk: blender, mesin cuci
alat bermesin seperti:
pengering putar, mesin jahit, pembuka kaleng, gergaji, pisau,
perkakas taman, pemangkas tanaman, perkakas pertukangan sendiri
Kecuali: terdedah arus listrik (W86.-)
W30. Kontak dengan mesin-mesin pertanian
Termasuk: mesin pertanian bertenaga hewan, mesin-mesin pertanian NOS
pemanen gabungan, reaper [pembantu panenan],
thresher [alat pemisah padi dari jerami], pengangkat jerami
Kecuali: kontak dengan mesin pertanian bertenaga atau ditarik kendaraan lain
(V01-V99),
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
W31. Kontak dengan mesin lain dan tidak jelas
Termasuk: mesin NOS, mesin hiburan
Kecuali: kontak dengan mesin pertanian bertenaga atau ditarik kendaraan lain
(V01-V99),
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
W32. Tembakan senjata api genggam
Termasuk: senjata api untuk penggunaan dengan satu tangan: pistol, revolver
Kecuali: very pistol [pistol untuk sinyal cahaya] (W34.-)
W33. Tembakan bedil, shotgun dan senjata api yang lebih besar
Termasuk: bedil tentara, bedil berburu, senapan mesin
Kecuali: senapan angin (W34.-)
W34. Tembakan senjata api lain dan tidak jelas
Termasuk: senapan angin, BB gun, very pistol [flare], luka tembakan NOS, tertembak
NOS,
W35. Ledakan dan pecahan boiler
W36. Ledakan dan pecahan silinder gas
Termasuk: kaleng aerosol, tanki udara, tanki gas bertekanan
W37. Ledakan dan pecahan ban, pipa, atau selang bertekanan
W38. Ledakan dan pecahan peralatan bertekanan lain yang jelas
W39. Tembakan kembang api
W40. Ledakan material lain
Termasuk: bahan peledak, gas eksplosif
ledakan (dalam): NOS, tempat pembuangan, pabrik, gudang gandum, amunisi
W41. Dihadapkan pada jet bertekanan tinggi
Termasuk: jet hidraulik, jet pneumatik
W42 Dihadapkan pada kebisingan
Termasuk: gelombang suara, gelombang supersonik

Apikes Iris, Padang 66


W43. Dihadapkan pada getaran
Termasuk: gelombang suara infra
W44. Benda asing yang mausk melalui mata atau lobang alamiah
Kecuali: cairan korosif (X49.-),
menghirup atau menelan benda asing dengan obstruksi saluran nafas (W78-
W80)
W45. Benda atau objek asing yang masuk melalui kulit
Termasuk: pinggir kertas yang kaku, kuku, serpihan, pinggir kaleng
Kecuali: kontak dengan: kaca tajam (W25.-), pisau, pedang, atau belati (W26.-),
perkakas tangan (tanpa listrik)(berlistrik) (W27-W29),
dihantam objek-objek (W20-W22)
W49. Dihadapkan pada daya mekanis lain and tidak jelas dari benda mati
Termasuk: daya gravitasi (G) abnormal

Terdedah daya mekanis makhluk hidup (W50-W64)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali: gigitan, berbisa (X20-X29), sengatan (berbisa) (X20-X29)
W50. Dipukul, ditendang, dipuntir, digigit, atau dicakar oleh orang lain
Kecuali: serangan fisik (X85-Y09), dihantam oleh objek-objek (W20-W22)
W51. Diserang atau dihantam badan oleh orang lain
Kecuali: tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan kaki lainnya
(W03.-)
W52. Diremuk, didorong, atau diinjak oleh kerumunan manusia
W53. Digigit tikus
W54. Digigit atau diserang anjing
W55. Digigit atau diserang mamalia lainnya
Kecuali: kontak dengan mamalia laut (W56.-)
W56. Kontak dengan mamalia laut
Digigit atau diserang binatang laut
W57. Digigit atau disengat oleh insekta tak berbisa atau artropoda tak berbisa lainnya
W58. Digigit atau diserang oleh buaya
W59. Digigit atau diremukkan oleh reptil lainnya
Termasuk: lizard, ular yang tak berbisa
W60. Kontak dengan duri dan tonjolan tanaman dan daun tajam
W64. Dihadapkan dengan daya mekanis makhluk hidup lain dan tidak jelas

Tenggelam (W65-W74)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali tenggelam akibat: laka-transport (V01-V99), laka-transport air (V90.-,
V92.-),
bencana alam (X34-X39)
W65. Tenggelam ketika di bak mandi

Apikes Iris, Padang 67


W66. Tenggelam setelah jatuh ke dalam bak mandi
W67. Tenggelam ketika di kolam renang
W68. Tenggelam setelah jatuh ke kolam renang
W69. Tenggelam ketika di perairan alami
Termasuk: danau, sungai, jeram, laut terbuka
W70. Tenggelam setelah jatuh ke perairan alami
W73. Tenggelam lain yang jelas
Termasuk: tanki pemadam kebakaran, reservoir
W74. Tenggelam yang tidak jelas
Termasuk: tenggelam NOS, jatuh ke air NOS

Kecelakaan lain yang mengancam pernafasan (W75-W84)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
W75. Tercekik (suffocation and strangulation) karena kecelakaan di tempat tidur
Termasuk: tercekik oleh alas kasur, bantal, badan ibu:
W76. Tercekik dan tergantung karena kecelakaan lainnya
W77. Ancaman pernafasan akibat terkurung, tanah longsor dan benda jatuh lainnya
Termasuk: terkurung reruntuhan (cave-in) NOS
Kecuali: cave-in akibat permukaan tanah berubah – cataclysm (X34-X39)
cave-in tanpa sesak nafas atau tercekik (W20.-)
W78. Inhalasi isi lambung
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh vomitus, aspirasi dan inhalasi vomitus NOS
penekanan trakhea atau penghentian nafas akibat vomitus di esofagus
obstruksi nafas akibat vomitus di esofagus
Kecuali: cedera selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas, akibat vomitus (W44.-)
obstruksi esofagus oleh vomitus tanpa asfiksia atau obstruksi nafas (W44.-)
W79. Menghirup dan menelan makanan menyebabkan obstruksi saluran pernafasan
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh makanan (termasuk tulang atau biji-bijian)
aspirasi dan inhalasi makanan (ke dalam saluran nafas) NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat makanan di esofagus
obstruksi farings oleh (bolus) makanan
Kecuali: inhalasi vomitus (W78.-)
cedera akibat makanan, selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas (W44.-)
obstruksi esofagus oleh makanan tanpa asfiksia atau obstruksi nafas (W44.-)
W80. Menghirup dan menelan objek lain menyebabkan obstruksi saluran pernafasan
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh objek selain makanan atau vomitus, yang memasuki
mulut atau hidung
aspirasi dan inhalasi benda asing, selain makanan atau vomitus NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat benda asing di
esofagus
benda asing di hidung, obstruksi farings oleh benda asing
Kecuali: inhalasi vomitus atau makanan(W78-W79)
cedera akibat benda asing, selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas (W44.-)
obstruksi esofagus oleh benda asing tanpa asfiksia atau obstruksi nafas (W44.-)

Apikes Iris, Padang 68


W81. Terkurung atau terjebak di dalam lingkungan dengan kadar oksigen rendah
Termasuk: terkurung di dalam refrigerator atau rongga kedap udara lainnya
menyelam dengan suplai udara yang kurang
Kecuali: nafas dihambat oleh kantong plastik (W83.-)
W83. Ancaman lain terhadap pernafasan
Termasuk: nafas dihambat oleh kantong plastik
W84. Ancaman bernafas yang tidak jelas
Termasuk: asfiksia NOS, aspirasi NOS, nafas terhambat (suffocation) NOS

Terdedah listrik, radiasi, suhu dan tekanan udara ekstrim (W85-W99)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali: terdedah: panas alami (X30.-), dingin alami (X31.-), radiasi alami NOS
(X39.-)
terdedah cahaya matahari (X32.-), korban petir (X33.-)
W85. Terdedah kabel transmisi listrik
W86. Terdedah arus listrik lain yang jelas
W87. Terdedah arus listrik yang tidak jelas
Termasuk: luka atau cedera lain akibat arus listrik NOS, syok listrik NOS, elektrokusi
NOS
W88. Terdedah radiasi isonisasi
Termasuk: isotop radioaktif, sinar X
W89. Terdedah sinar terlihat dan ultraviolet buatan manusia
Termasuk: cahaya pengelasan
W90. Terdedah radiasi non-ionisasi lainnya
Termasuk: radiasi infrared, laser, frekuensi radio
W91. Terdedah jenis radiasi yang tidak jelas
W92. Terdedah panas berlebihan buatan manusia
W93. Terdedah dingin berlebihan buatan manusia
Termasuk: kontak dengan atau inhalasi:
es kering, udara cair, hidrogen cair atau nitrogen cair,
terdedah unit deep-freeze dalam waktu lama
W94. Terdedah tekanan udara tinggi, rendah dan berubah-ubah
Termasuk: tekanan udara tinggi akibat menyelam terlalu cepat
penurunan tekanan atmosfir waktu naik ke permukaan dari:
menyelam di air dalam, bawah tanah
tinggal atau berkunjung lama di tempat tinggi sebagai penyebab:
anoxia, barodontalgia, barotitis, hypoxia, mountain sickness
perubahan mendadak tekanan udara di dalam aircraft sewaktu naik atau turun
W99. Terdedah faktor lingkungan buatan manusia yang lain dan tidak jelas

Terdedah asap, api dan nyala (X00-X09)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Termasuk: api akibat petir

Apikes Iris, Padang 69


Kecuali: laka-transport (V01-V99), api ledakan (W35-W40), arson [pembakaran]
(X97.-)
X00. Terdedah api tak terkontrol di dalam bangunan atau struktur
runtuhnya, dihantam objek yang jatuh dari, jatuh dari, atau melompat dari:
bangunan atau struktur yang terbakar
api yang sangat panas dan tak terkontrol (conflagration)
api, lelehan dari, api membara: pada perabot
X01. Terdedah api tak terkontrol, bukan di dalam bangunan atau struktur
Termasuk: api kebakaran hutan
X02. Terdedah api terkontrol di dalam bangunan atau struktur
Termasuk: api di perapian atau tungku
X03. Terdedah api terkontrol, bukan di dalam bangunan atau struktur
Termasuk: api perkemahan
X04. Terdedah penyulutan material yang sangat mudah terbakar
Termasuk: pembakanan bensin, minyak tanah, minyak bakar
X05. Terdedah terbakar atau melelehnya pakaian malam
X06. Terdedah terbakar atau melelehnya bahan pakaian lain
Termasuk: penyulutan atau pelelehan perhiasan plastik
X08. Terdedah asap, api dan nyala lain yang jelas
X09. Terdedah asap, api dan nyala yang tidak jelas
Termasuk: kebakaran NOS, insinerasi NOS

Kontak dengan panas dan benda-benda panas (X10-X19)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali: terdedah panas alami berlebihan (X30.-), api dan nyala (X00-X09)
X10. Kontak dengan minuman, makanan, lemak dan minyak makan panas
X11. Kontak dengan air kran panas
Termasuk: air panas di bak mandi, ember, wadah perendaman;
air panas yang mengalir dari selang, kran
X12, Kontak dengan cairan panas lainnya
Termasuk: air yang dipanaskan di tungku
Kecuali: logam panas (cair) (X18.-)
X13. Kontak dengan uap air dan uap panas lain (vapour)
X14. Kontak dengan udara dan gas panas
Termasuk: inhalasi udara dan gas panas
X15. Kontak dengan peralatan rumah tangga yang panas
Termasuk: pemasak, plat panas, pemasak air, pan (kaca) (logam), tungku, pemanggang
roti
Kecuali: alat pemanas (X16.-)
X16. Kontak dengan alat, radiator, dan pipa pemanas yang panas
X17. Kontak dengan mesin dan perkakas panas
Kecuali: peralatan rumah tangga (X15.-), alat, radiator, dan pipa pemanas (X16.-)

Apikes Iris, Padang 70


X18. Kontak dengan logam panas lainnya
Termasuk: logam cair
X19. Kontak dengan panas dan benda panas lain dan tidak jelas
Kecuali: objek yang biasanya tidak panas, misalnya yang dipanaskan api rumah
(X00-X09)

Kontak dengan hewan dan tanaman berbisa (X20-X29)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Termasuk: zat kimia yang dilepaskan binatang atau serangga;
gigitan dan sengatan berbisa
pelepasan bisa dari taring, rambut, spina, lengan (tentacles) dan perangkat
lainnya
Kecuali: menelan hewan atau tanaman berbisa (X49.-)
X20. Kontak dengan ular dan kadal berbisa
Termasuk: ular (berbisa), ular laut, kobra, rattlesnake, krait (ular berbisa bewarna terang)
viper (ular Eropa), fer de lance (viper besar), Gila monster (kadal besar)
Kecuali: kadal (tak berbisa) (W59.-), ular tak berbisa (W59.-)
X21. Kontak dengan laba-laba berbisa
Termasuk: black widow spider, tarantula
X22. Kontak dengan kalajengking
X23. Kontak dengan wasps [hymenoptera], hornets [wasp besar berbisa] dan lebah
Termasuk: yellow jacket [wasp kecil bertanda kuning berkelompok, bersarang di tanah]
X24. Kontak dengan centipedes [kaki seratus] dan millipedes (tropis) berbisa
X25. Kontak dengan arthropoda berbisa lain yang jelas
Termasuk: semut, caterpillar (ulat)
X26. Kontak dengan binatang dan tanaman laut berbisa
Termasuk: coral, jellyfish, nematocysts
sea: anemone, cucumber, urchin
Kecuali: binatang laut tidak berbisa (W56.-), ular laut (X20.-)
X27. Kontak dengan binatang berbisa lain yang jelas
X28. Kontak dengan tanaman berbisa lain yang jelas
Termasuk: penusukan racun atau toksin ke atau melalui kulit
oleh duri, spina atau cara lain tanaman
Kecuali: menelan tanaman beracun (X49.-),
luka tusuk NOS duri atau spina tanaman (W60.-)
X29. Kontak dengan binatang atau tanaman berbisa yang tidak jelas
Termasuk: sengatan (berbisa) NOS, gigitan berbisa NOS

Terdedah kekuatan alam (X30-X39)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
X30. Dihadapkan pada panas alami berlebihan
Termasuk: panas berlebihan penyebab sunstroke, terdedah panas NOS
Kecuali: panas berlebihan buatan manusia (W92.-)
X31. Dihadapkan pada dingin alami berlebihan

Apikes Iris, Padang 71


Termasuk: dingin berlebihan sebagai penyebab: chilblains NOS, imersi kaki atau tangan
terdedah: dingin NOS, kondisi cuaca
Kecuali: dingin berlebihan buatan manusia (W93.-)
kontak dengan atau inhalasi: es kering (W93.-), gas cair (W93.-)
X32. Terdedah cahaya matahari
X33. Korban petir
Kecuali: api akibat petir (X00-X09),
ditimpa pohon atau objek yang jatuh akibat petir (W20.-)
X34. Korban gempa bumi
X35. Korban letusan gunung berapi
X36. Korban longsor, tanah bergeser dan gerakan bumi lainnya
Termasuk: longsoran lumpur dalam jumlah yang sangat besar
Kecuali: gempa bumi (X34.-), menabrak longsoran tak bergerak (V01-V99)
X37. Korban hujan badai yang menghancurkan
Termasuk: hujan lebat, blizzard [badai salju], tornado [angin putting beliung]
cyclone [angin berputar], hurricane [cyclone dengan hujan dan angin kencang]
gelombang pasang akibat hujan badai
kendaraan transport terdorong ke luar jalan oleh hujan badai
Kecuali: kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan tanah bergerak
(X36.-)
laka-transport setelah hujan badai (V01-V99)
X38. Korban banjir
Termasuk: banjir akibat hujan badai lokal atau kiriman, banjir hebat akibat salju meleleh
Kecuali: kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan pergerakan tanah
(X36.-)
gelombang pasang: NOS (X39.-), akibat hujan badai (X37.-)
X39. Dihadapkan pada kekuatan alam lainnya dan tidak jelas
Termasuk: radiasi alam NOS, gelombang pasang NOS
Kecuali: terdedah NOS (X59.-)

Keracunan dan terdedah zat-zat beracun (X40-X49)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Untuk daftar obat dan zat lain yang diklasifikasikan pada kategori 3 karakter,
lihat “Table of drugs and chemicals” di Alphabetical Index. Bukti keterlibatan alkohol
bersama zat yang disebutkan di bawah bisa diidentifikasi dengan kode tambahan Y90-
Y91.

Termasuk: overdosis tak sengaja, salah pemberian obat, dan obat digunakan tidak sengaja
kecelakaan penggunaan obat dan zat biologis lain pada prosedur medis dan
bedah
keracunan, kalau tidak jelas kecelakaan atau disengaja
Kecuali: pemberian dengan maksud bunuh diri atau membunuh, atau berniat
melukai, atau dalam situasi yang bisa diklasifikasikan pada X60-X69,
X85-X90, Y10-Y19;
obat yang benar yang diberikan dengan pantas dalam dosis pengobatan atau
pencegahan sebagai penyebab efek tak diinginkan (Y40-Y59)

Apikes Iris, Padang 72


X40. Keracunan dan terdedah analgetik, antipiretik, dan antirematik non-opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID]
derivat pirazolone, salisilat
X41. Keracunan dan terdedah obat antiepileptika, sedatif-hipnotik, antiparkinson, dan
psikotropika, not elsewhere classified
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat
hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan oxazolidinedion
X42. Keracunan dan terdedah narkotika dan psikodisleptik [hallusinogen], not elsewhere
classified
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
X43. Keracunan dan terdedah obat lain sistem syaraf otonom
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics],
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik]
X44. Keracunan dan terdedah obat dan zat biologis lain dan tidak jelas
Termasuk: obat sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat
agen keseimbangan air, hormon and substitusi sintetiknya,
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis
X45. Keracunan dan terdedah alkohol
Termasuk: alkohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
X46. Keracunan dan terdedah pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen dan uapnya
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum
X47. Keracunan dan terdedah gas dan uap lainnya
Termasuk: karbnon dioksida, nitrogen oksida, sulfur diokside, utility gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor (kendaraan)
Kecuali: asap dan uap logam (X49.-)
X48. Keracunan dan terdedah pestisida
Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-)
X49. Keracunan dan terdedah zat kimia dan zat beracun lain dan tak jelas
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,
cat dan pewarna, perekat dan zat adhesif, sabun dan deterjen,
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan tanaman beracun
logam termasuk asap dan uapnya,
keracunan NOS
Kecuali: kontak dengan binatang dan tanaman berbisa (X20-X29)

Apikes Iris, Padang 73


Olahraga berlebihan, perjalanan dan keadaan kekurangan (X50-X57)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali: laka-transport (V01-V99), assault (X85-Y09)
X50. Olahraga berlebihan dan gerakan yang berat dan berulang
Termasuk: mengangkat objek berat atau angkat berat, lari maraton, mendayung
X51. Travel dan berpindah
X52. Tinggal terlalu lama di lingkungan tanpa bobot
Termasuk: keadaan tanpa bobot di (simulator) pesawat ruang angkasa
X53. Kehabisan makanan
Termasuk: kehabisan makanan sebagai penyebab: tanpa daya, kelaparan, makan tak cukup
Kecuali: tidak diacuhkan atau ditinggalkan (Y06.-)
X54. Kehabisan air
Termasuk: kehabisan air sebagai penyebab dehidrasi atau tanpa daya
Kecuali: tidak diacuhkan atau ditinggalkan (Y06.-)
X57. Privasi [kekurangan] lain yang tidak jelas
Termasuk: destitution [tanpa teman, uang, atau masa depan]

Terdedah faktor lain dan tidak jelas (X58-X59)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
X58. Terdedah faktor lain yang jelas
X59. Terdedah faktor yang tidak jelas
Termasuk: kecelakaan NOS, terdedah NOS

Menyakiti diri sendiri dengan sengaja (X60-X84)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Termasuk: sengaja meracuni atau mencederai diri sendiri,
(usaha) bunuh diri
X60. Meracuni diri dengan analgetik, antipiretik, dan antirematik non-opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat
X61. Meracuni diri diri dengan obat antiepilepsi, sedatif hipnotik, antiparkinson dan
psikotropika, not elsewhere classified
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat
hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan oxazolidinedion
X62. Meracuni diri diri dengan narkotika dan psikodisleptika [hallusinogen], n. e. c.
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
X63. Meracuni diri diri dengan obat lain yang bekerja pada sistem syaraf otonom
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik]
X64. Meracuni diri diri dengan obat-obatan dan zat biologis yang lain dan tidak jelas
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum

Apikes Iris, Padang 74


agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis
X65. Meracuni diri diri dengan alcohol
Termasuk: alkohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
X66. Meracuni diri diri dengan pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen dan uapnya
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum
X67. Meracuni diri diri dengan gas dan uap lainnya
Termasuk: karbon monoxida, nitrogen oxida, sulfur dioxida, utility gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor (kendaraan)
Kecuali: asap dan uap logam (X49.-)
X68. Meracuni diri diri dengan pesticides
Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-)
X69. Meracuni diri dengan zat kimia dan beracun lain dan tidak jelas
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif, cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam Termasuk asap dan uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan tanaman beracun
X70. Mencederai diri dengan bergantung, mencekik, dan menutup nafas
X71. Mencederai diri dengan tenggelam
X72. Mencederai diri dengan tembakan pistol
X73. Mencederai diri dengan tembakan bedil, shotgun dan senjata lebih besar
X74. Mencederai diri dengan tembakan senjata api lain dan tidak jelas
X75. Mencederai diri dengan bahan peledak
X76. Mencederai diri dengan asap, api, dan nyala
X77. Mencederai diri dengan uap air, uap panas dan objek panas
X78. Mencederai diri dengan benda tajam
X79. Mencederai diri dengan benda tumpul
X80. Mencederai diri dengan melompat dari tempat tinggi
Termasuk: sengaja jatuh dari satu level ke level lainnya
X81. Mencederai diri dengan melompat atau berbaring di depan objek bergerak
X82. Mencederai diri dengan menabrakkan MV
Termasuk: tabrakan yang disengaja terhadap: MV, kereta api, trem
Kecuali: tabrakan pesawat (X83.-)
X83. Mencederai diri dengan cara lain yang jelas

Apikes Iris, Padang 75


Termasuk: mencederai diri dengan sengatan listrik, menabrakkan pesawat terbang, zat
kaustik [zat kimia yang bisa merusak jaringan] selain peracunan
X84. Melukai diri dengan cara yang tidak jelas

Assault [serangan fisik] (X85-Y09)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Termasuk: pembunuhan; cedera yang disebabkan orang lain dengan tujuan untuk
mencederai atau membunuh, dengan cara apa pun
Kecuali: cedera akibat: intervensi hukum (Y35.-) ,peperangan (Y36.-)
X85. Serangan dengan obat-obatan dan zat biologis
Termasuk: pembunuhan dengan racun menggunakan: zat biologis, obat, dan obat medis
X86. Serangan dengan zat korosif
Kecuali: gas korosif (X88.-)
X87. Serangan dengan pestisida
Termasuk: pengawet kayu
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X89.-)
X88. Serangan dengan gas dan uap
X89. Serangan dengan zat kimia dan beracun lain yang jelas
Termasuk: makanan dan pupuk tanaman
X90. Serangan dengan zat kimia atau beracun yang tidak jelas
Termasuk: pembunuhan dengan racun NOS
X91. Serangan dengan menggantung, mencekik, dan menutup pernafasan
X92. Serangan dengan penenggelaman
X93. Serangan dengan tembakan pistol
X94. Serangan dengan tembakan bedil, shotgun dan senjata api lebih besar
X95. Serangan dengan tembakan senjata api lain dan tidak jelas
X96. Serangan dengan bahan peledak
Kecuali: alat pembakar (X97.-)
X97. Serangan dengan asap, api dan nyala
Termasuk: pembakaran yang disengaja, rokok, alat pembakar
X98. Serangan dengan uap air, uap panas dan benda panas
X99. Serangan dengan benda tajam
Termasuk: ditusuk NOS
Y00. Serangan dengan benda tumpul
Y01. Serangan dengan pendorongan dari tempat tinggi
Y02. Serangan dengan mendorong atau meletakkan korban di depan objek bergerak
Y03. Serangan dengan menabrakkan MV
Termasuk: sengaja menabrak atau melindas dengan MV
Y04. Serangan dengan kekuatan badan
Termasuk: perkelahian tangan kosong
Kecuali: serangan dengan: pencekikan (X91.-), penenggelaman (X92.-),

Apikes Iris, Padang 76


penggunaan senjata (X93-X95, X99.-, Y00.-),
serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-)
Y05. Serangan seksual dengan kekuatan badan
Termasuk: (usaha) perkosaan, (usaha) sodomi
Y06. Tidak diacuhkan dan ditinggalkan [neglect and abandonment]
Y06.0 Oleh pasangan hidup atau partner
Y06.1 Oleh orang tua
Y06.2 Oleh kenalan atau teman
Y06.8 Oleh orang lain yang dijelaskan
Y06.9 Oleh orang yang tidak dijelaskan
Y07. Sindroma salah perlakuan [maltreatment] lainnya
Termasuk: kekejaman mental, pelecehan fisik, pelecehan seksual, penyiksaan
Kecuali: tidak diacuhkan dan ditinggalkan (Y06.-),
serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-)
Y07.0 Oleh pasangan hidup atau partner
Y07.1 Oleh orang tua
Y07.2 Oleh kenalan atau teman
Y07.3 Oleh penguasa resmi
Y07.8 Oleh orang lain yang dijelaskan
Y07.9 Oleh orang yang tidak dijelaskan
Y08. Serangan dengan cara lain yang jelas
Y09. Serangan dengan cara yang tidak jelas
Termasuk: (usaha) pembunuhan NOS
pembantaian (bukan-kecelekaan)

Kejadian yang maksudnya tidak diketahui (Y10-Y34)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Bagian ini mencakup kejadian dengan informasi yang tidak memadai bagi
petugas medis atau hukum untuk menentukan perbedaan antara kecelakaan, menyakiti
diri sendiri atau serangan fisik. Disini termasuk cedera yang dilakukan terhadap diri
sendiri, tapi bukan peracunan, kalau tidak dinyatakan kecelakaan atau dengan maksud
menyakiti.
Y10. Peracunan oleh dan terdedah analgetik, antipiretik, dan antirematik non-opioid,
maksud tidak diketahui
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat
Y11. Peracunan oleh dan terdedah obat antiepilepsi, sedatif hipnotik, antiparkinson dan
psikotropika, not elsewhere classified, maksud tidak diketahui
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat
hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan oxazolidinedion
Y12. Peracunan oleh dan terdedah narkotika dan psikodisleptika [hallucinogens], not
elsewhere classified, maksud tidak diketahui
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)

Apikes Iris, Padang 77


Y13. Peracunan oleh dan terdedah obat lain yang bekerja pada sistem syaraf otonom,
maksud tidak diketahui
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik
parasimpatomimetik [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik]
Y14. Peracunan oleh dan terdedah obat, medikamen, dan zat biologis lain dan tidak jelas,
maksud tidak diketahui
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis
Y15. Peracunan oleh dan terdedah alkohol, maksud tidak diketahui
Termasuk: alkohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
Y16. Peracunan oleh dan terdedah pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen dan
uapnya, maksud tidak diketahui
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum
Y17. Peracunan oleh dan terdedah gas dan uap lainnya, maksud tidak diketahui
Termasuk: carbon monoxide, nitrogen oxides, sulfur dioxide, utility gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor (kendaraan)
Kecuali: asap dan uap logam (Y19.-)
Y18. Peracunan oleh dan terdedah pesticides, maksud tidak diketahui
Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-)
Y19. Peracunan dan terdedah zat kimia dan beracun lain dan tidak jelas, maksud tak
diketahui
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif, cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam termasuk asap dan uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan tanaman beracun
Y20. Penggantungan, pencekikan, dan penutupan jalan nafas, maksud tidak diketahui
Y21. Tenggelam, maksud tidak diketahui
Y22. Tembakan senjata genggam, maksud tidak diketahui
Y23. Tembakan bedil, shotgun, dan senjata api yang lebih besar, maksud tidak diketahui
Y24. Tembakan senjata api lain dan tidak jelas, maksud tidak diketahui
Y25. Kontak dengan bahan peledak, maksud tidak diketahui
Y26. Dihadapkan pada asap, api, dan nyala, maksud tidak diketahui
Y27. Kontak dengan uap air, uap panas dan objek panas, maksud tidak diketahui
Y28. Kontak dengan benda tajam, maksud tidak diketahui

Apikes Iris, Padang 78


Y29. Kontak dengan benda tumpul, maksud tidak diketahui
Y30. Jatuh, melompat, atau didorong dari tempat tinggi, maksud tidak diketahui
Termasuk: korban yang jatuh dari satu tingkat ke tingkat lain, maksud tidak diketahui
Y31. Jatuh, berbaring atau lari ke depan atau ke objek bergerak, maksud tidak diketahui
Y32. Menabrakkan MV, maksud tidak diketahui
Y33. Kejadian lain yang jelas, maksud tidak diketahui
Y34. Kejadian yang tidak jelas, maksud tidak diketahui

Intervensi hukum dan pelaksanaan perang (Y35-Y36)


Y35. Intervensi hukum
Y35.0 Intervensi hukum yang melibatkan tembakan senjata api
luka tembakan, tertembak NOS
cedera oleh: senapan mesin, revolver, pelet bedil atau peluru karet
Y35.1 Intervensi hukum yang melibatkan peledak
cedera oleh: dinamit, hulu ledak, granat, bom mortir
Y35.2 Intervensi hukum yang melibatkan gas
asfiksiasi dan peracunan dengan gas, cedera oleh gas air mata
Y35.3 Intervensi hukum yang melibatkan benda tumpul
dipukul dengan: tongkat, kaki kursi, objek tumpul
Y35.4 Intervensi hukum yang melibatkan benda tajam
tersayat, tertusuk, dicederai bayonet
Y35.5 Eksekusi hukum
Eksekusi atas perintah hakim atau pemerintah [permanen atau sementara], seperti:
hukuman mati, ditembak, diracun, dicekik dengan gas, dipancung,
digantung, disengat dengan listrik
Y35.6 Intervensi hukum yang melibatkan cara lain yang jelas
didorong
Y35.7 Intervensi hukum, cara-cara tidak jelas
Y36. Pelaksanaan perang
Cedera akibat perang yang terjadi setelah genjatan senjata diklasifikasikan pada
Y36.8.
Termasuk: cedera pada personil militer dan sipil akibat perang dan pemberontakan sipil
Y36.0 Perang yang melibatkan ledakan senjata dari laut
tembakan artilleri dari laut, torpedo,
bom yang meledak pada kedalaman tertentu, ledakan bawah laut,
ranjau laut, ranjau NOS di laut atau pelabuhan
Y36.1 Perang yang melibatkan penghancuran pesawat terbang
pesawat terbang: terbakar, meledak, ditembak jatuh
remuk dihantam pesawat terbang yang jatuh
Y36.2 Perang yang melibatkan ledakan dan pecahan lain
ledakan tak sengaja dari: mesiu yang digunakan dalam perang, senjata sendiri
ledakan (dari): peluru artilleri, blok meriam, bom mortir, NOS
pecahan: peluru artilleri, peluru, granat, bom, ranjau darat, rudal, roket
bom antipersonil (pecahan), ranjau NOS
Y36.3 Perang yang melibatkan api, kebakaran hebat, dan zat panas

Apikes Iris, Padang 79


asfiksia, luka bakar, cedera lain: akibat api yang timbul dari alat pembuat api
atau senjata konvensional
bom minyak
Y36.4 Perang yang melibatkan tembakan senjata api dan bentuk lain perang konvensional
luka pertempuran, cedera bayonet, pellet (shotgun),
tenggelam sewaktu perang NOS
peluru: karaben, senapan mesin, pistol, bedil, (peluru) karet
Y36.5 Perang yang melibatkan senjata nuklir
efek ledakan, efek bola api, panas, terdedah radiasi ionisasi
efek langsung lain dan efek sekunder dari senjata nuklir
Y36.6 Perang yang melibatkan senjata biologis
Y36.7 Perang yang melibatkan senjata kimia dan bentuk lain perang non-konvensional
gas, asap dan zat kimia; laser
Y36.8 Perang yang terjadi setelah genjatan senjata
cedera akibat bom atau ranjau, yang waktu perang, terjadi setelah gencatan
senjata
cedera akibat perang [Y36.0-Y36.7 atau Y36.9], terjadi setelah gencatan
senjata
Y36.9 Perang, tidak jelas

Komplikasi asuhan medis dan bedah (Y40-Y84)


Catatan: Untuk daftar obat spesifik yang diklasifikasikan pada subdivisi karakter ke-4,
lihat “Table of drugs and chemicals” pada Indeks alfabet.
Termasuk: komplikasi peralatan medis
obat yang benar yang diberikan dengan dosis terapi atau pencegahan secara
benar sebagai penyebab efek yang tidak diinginkan
prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi abnormal pasien, atau
komplikasi kemudian, tanpa disebutkan ada kecelakaan pada saat prosedur
kecelakaan pada pasien sewaktu asuhan bedah dan medis
Kecuali: overdosis obat atau obat yang salah diberikan secara tidak sengaja (X40-
X44)

Obat-obatan dan zat biologis penyebab efek yang tidak diinginkan dalam
pengobatan (Y40-Y59)
Note: Untuk daftar obat yang diberikan dalam subdivisi karakter ke-4, lihat “Table of
drugs and chemicals” di Alphabetical Index.
Kecuali: Kecelakaan dalam cara pemberian obat-obatan dan zat biologis dalam
prosedur bedah dan medis (Y60-Y69)
Y40. Antibiotika sistemik
Kecuali: antibiotika antineoplastik (Y43.3), antibiotika topikal (Y56.-)
Y40.0 Penisillin
Y40.1 Sefalosporin dan antibiotika beta-laktam lainnya
Y40.2 Group khloramphenikol
Y40.3 Makrolida
Y40.4 Tetrasiklin
Y40.5 Aminoglikosida
Streptomisin
Y40.6 Rifamisin
Y40.7 Antibiotika anti-jamur, dipakai secara sistemik

Apikes Iris, Padang 80


Y40.8 Antibiotika sistemik lainnya
Y40.9 Antibiotika sistemik, tidak jelas
Y41. Antiinfeksi dan antiparasit sistemik lainnya
Kecuali: anti-infeksi topikal (Y56.-)
Y41.0 Sulfonamida
Y41.1 Obat antimikobakteria
Kecuali: streptomisin (Y40.5), rifamisin (Y40.6)
Y41.2 Antimalaria dan obat yang bekerja pada protozoa darah lainnya
Kecuali: derivat hydroxyquinolin (Y41.8)
Y41.3 Obat antiprotozoa lainnya
Y41.4 Anthelminthika
Y41.5 Obat antivirus
Kecuali: cytarabine (Y43.1), amantadine (Y46.7)
Y41.8 Antiinfeksi dan antiparasit sistemik lain yang jelas
Derivat hydroxyquinolin
Kecuali: obat antimalaria (Y41.2)
Y41.9 Anti-infeksi dan antiparasit sistemik, tidak jelas
Y42. Hormon dan substitusi sintetik serta antagonisnya, not elsewhere classified
Kecuali: mineralokortikoid dan antagonistnya (Y54.0-Y54.1),
hormon paratiroid dan derivatnya (Y54.7), hormon oksitosin (Y55.0)
Y42.0 Glukokortikoid dan analog sintetiknya
Kecuali: glukokortikoid, dipakai secara topikal (Y56.-)
Y42.1 Hormon tiroid dan substitusinya
Y42.2 Obat antitiroid
Y42.3 Insulin dan obat hipoglikemik [antidiabetika] oral
Y42.4 Kontrasepsi oral
Preparat berbahan ganda dan tunggal
Y42.5 Estrogen dan progestogen lainnya
Campuran dan substitusinya
Y42.6 Antigonadotrofin, antiestrogen, antiandrogen, not elsewhere classified
Tamoxifen
Y42.7 Androgen dan zat anabolik lainnya
Y42.8 Hormon dan substitusi sintetik lain dan tidak jelas
Hormon pituitari anterior [adenohypophysis]
Y42.9 Antagonis hormon lainnya dan tidak jelas
Y43. Agen-agen yang terutama bersifat sistemik
Kecuali: vitamin NEC (Y57.7)
Y43.0 Obat antiallergi dan antiemetik
Kecuali: neuroleptika berbasis fenotiazin (Y49.3)
Y43.1 Antimetabolit yang bersifat antineoplastik
Cytarabine
Y43.2 Produk alamiah antineoplastik
Y43.3 Obat antineoplastik lainnya
Antibiotika antineoplastik
Kecuali: tamoxifen (Y42.6)
Y43.4 Agen-agen immunosuppressif
Y43.5 Agen-agen pengasaman dan pembasaan
Y43.6 Enzim, not elsewhere classified

Apikes Iris, Padang 81


Y43.8 Agen lain yang primernya sistemik, not elsewhere classified
Antagonis logam berat (heavy-metal)
Y43.9 Agen yang primernya sistemik, tidak jelas
Y44. Agen-agen yang terutama mempengaruhi konstituen darah
Y44.0 Preparat besi dan preparat anti-anaemia hipokhromik
Y44.1 Vitamin B12, asam folat dan preparat anti-anaemia megaloblastik
Y44.2 Antikoagulan
Y44.3 Antagonis antikoagulan, vitamin K dan koagulan lainnya
Y44.4 Obat antitrombotik [inhibitor aggregasi platelet]
Kecuali: acetylsalicylic acid (Y45.1), dipyridamole (Y52.3)
Y44.5 Obat-obat trombolitik
Y44.6 Darah alam dan produk darah
Kecuali: immunoglobulin (Y59.3)
Y44.7 Substitusi plasma
Y44.9 Agen lain dan tidak jelas yang mempengaruhi konstituen darah
Y45. Obat analgesik, antipiretik dan antiperadangan
Y45.0 Opioid dan analgesik yang berhubungan
Y45.1 Salisilat
Y45.2 Derivat propionic acid
Derivat propanoic acid
Y45.3 Nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] lainnya
Y45.4 Antirematik
Kecuali: chloroquine (Y41.2), glucocorticoids (Y42.0), salicylates (Y45.1)
Y45.5 Derivat 4-aminophenol
Y45.8 Analgesik dan antipyretik lainnya
Y45.9 Analgesik, antipiretik dan anti-radang, tidak jelas
Y46. Obat antiepilepsi dan antiparkinsonisme
Kecuali: barbiturat NEC (Y47.0), benzodiazepin (Y47.1), paraldehida (Y47.3),
asetazolamide (Y54.2)
Y46.0 Suksinimida
Y46.1 Oxazolidinediones
Y46.2 Derivat hidantoin
Y46.3 Deoxibarbiturat
Y46.4 Iminostilbenes
Carbamazepine
Y46.5 Valproic acid
Y46.6 Antiepileptik lain dan tidak jelas
Y46.7 Obat antiparkinsonism
Amantadin
Y46.8 Obat antispastik
Kecuali: benzodiazepine (Y47.1)
Y47. Obat sedatif, hipnotik dan anticemass
Y47.0 barbiturat, not elsewhere classified
Kecuali: deoxibarbiturat (Y46.3), tiobarbiturat (Y48.1)
Y47.1 Benzodiazepin
Y47.2 Derivat cloral
Y47.3 Paraldehida
Y47.4 Komponen bromin

Apikes Iris, Padang 82


Y47.5 Sedatif dan hipnotik campuran, not elsewhere classified
Y47.8 Obat sedatif, hipnotik dan antianxietas lainnyaa
Methaqualone
Y47.9 Obat sedatif, hipnotik dan antianxietas, tidak jelas
Obat tidur NOS
Y48. Gas anestesi dan terapi
Y48.0 Anestetik yang dihirup
Y48.1 Anestetik parenteral
Tiobarbiturat
Y48.2 Anestetik umum lain dan tidak jelas
Y48.3 Anestetik lokal
Y48.4 Anestetik, tidak jelas
Y48.5 Gas-gas terapi
Y49. Obat psikotropika, not elsewhere classified
Kecuali: barbiturat NEC (Y47.0), benzodiazepin (Y47.1), methaqualon (Y47.8)
kokain (Y48.3), kaffein (Y50.2), penekan selera makan [anorektika] (Y57.0)
Y49.0 Antidepressan trisiklik dan tetrasiklik
Y49.1 Antidepressan monoamine-oxidase-inhibitor [MAOI]
Y49.2 Antidepressan lain dan tidak jelas
Y49.3 Antipsikotik dan neuroleptik fenotiazin
Y49.4 Neuroleptika butirofenon dan tioxanthen
Y49.5 Antipsikotik dan neuroleptik lainnya
Kecuali: rauwolfia (Y52.5)
Y49.6 Psikodisleptika [hallucinogens]
Y49.7 Pikostimulan dengan potensi abuse
Y49.8 Obat psikotropika lainnya, not elsewhere classified
Y49.9 Obat psikotropika, tidak jelas
Y50. Perangsang sistem syaraf pusat, not elsewhere classified
Y50.0 Analeptika
Y50.1 Antagonis reseptor opioid
Y50.2 Metilxantin, not elsewhere classified
Kafein
Kecuali: aminophylline (Y55.6), theobromine (Y55.6), theophylline (Y55.6)
Y50.8 Perangsang sistem syaraf pusat lainnya
Y50.9 Perangsang sistem syaraf pusat, tidak jelas
Y51. Obat yang primernya mempengaruhi sistem syaraf otonom
Y51.0 Agen antikolinesterase
Y51.1 Parasimpatomimetika [cholinergics] lainnya
Y51.2 Ganglionic blocking drugs, not elsewhere classified
Y51.3 Parasimpatolitika [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitika lain, NEC
Papaverine
Y51.4 Agonis predominan alfa-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Metaraminol
Y51.5 Agonis predominan beta-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Kecuali: salbutamol (Y55.6)
Y51.6 Antagonis alfa-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Kecuali: alkaloid ergot (Y55.0)
Y51.7 Antagonis beta-adrenoreseptor, not elsewhere classified

Apikes Iris, Padang 83


Y51.8 Centrally acting and adrenergic-neuron-blocking agents, not elsewhere classified
Kecuali: clonidine (Y52.5), guanethidine (Y52.5)
Y51.9 Obat lain dan tidak jelas yang primernya mempengaruhi sistem syaraf otonom
Obat perangsang adrenoreseptor alfa- dan beta-
Y52. Agen-agen yang primernya mempengaruhi sistem kardiovaskuler
Kecuali: metaraminol (Y51.4)
Y52.0 Glikosida perangsang jantung dan obat yang memiliki cara kerja yang sama
Y52.1 Calcium-channel blockers
Y52.2 Obat antidisritmika lainnya, not elsewhere classified
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7)
Y52.3 Vasodilator a. coronaria, not elsewhere classified
Dipyridamole
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7), calcium-channel blocker (Y52.1)
Y52.4 Angiotensin-converting-enzyme inhibitors
Y52.5 Obat antihipertensif lainnya, not elsewhere classified
Clonidine, guanethidine, rauwolfia
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7), Ca-channel blocker (Y52.1)
diuretika (Y54.0-Y54.5)
Y52.6 Obat antihiperlipidemika dan antiarteriosklerotika
Y52.7 Vasodilator perifer
(Derivat) nicotinic acid
Kecuali: papaverine (Y51.3)
Y52.8 Obat antivarises, termasuk sclerosing agents
Y52.9 Agen lain dan tidak jelas yang primernya mempengaruhi sistem kardiovaskuler
Y53. Agen yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum
Y53.0 Antagonis reseptor H2 histamine
Y53.1 Obat antasid dan antisekresi lambung lainnya
Y53.2 Laxatif stimulan
Y53.3 Laxatif salin and osmotik
Y53.4 Laxatif lain
Intestinal atonia drugs
Y53.5 Digestan
Y53.6 Antidiare
Kecuali: antibiotik dan anti-infektif sistemik lainnya(Y40-Y41)
Y53.7 Emetika
Y53.8 Agen lain yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum
Y53.9 Agen yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum, tidak jelas
Y54. Agen yang mempengaruhi keseimbangan air dan metabolisme mineral dan asam urat
Y54.0 Mineralokortikoid
Y54.1 Antagonis mineralokortikoid [antagonis aldosteron]
Y54.2 Inhibitor carbonic-anhydrase
Asetazolamide
Y54.3 Derivat benzotiadiazin
Y54.4 Diuretik loop [high-ceiling]
Y54.5 Diuretik lainnya
Y54.6 Agen keseimbangan elektrolit, kalorik dan air
Garam rehidrasi oral
Y54.7 Agen yang mempengaruhi kalsifikasi

Apikes Iris, Padang 84


Hormon paratiroid and derivatnya, group vitamin D
Y54.8 Agen yang mempengaruhi metabolisme asam urat
Y54.9 Garam mineral, not elsewhere classified
Y55. Agen yang primernya bekerja pada otot polos dan otot lurik, dan sistem pernafasan
Y55.0 Obat okstosik
Alkaloid ergot
Kecuali: estrogen, progestogen and antagonisnya (Y42.5-Y42.6)
Y55.1 Relaxan otot lurik [neuromuscular blocking agents]
Kecuali: obat antispastik (Y46.8)
Y55.2 Agen lain dan tidak jelas yang primernya bekerja pada otot
Y55.3 Antitusif
Y55.4 Expektoran
Y55.5 Obat anti-common-cold
Y55.6 Antiastmatika, not elsewhere classified
Aminophylline, salbutamol, theobromine, theophylline
Kecuali: agonists beta-adrenoreceptor (Y51.5)
hormon pituitary anterior [adenohypophysis] (Y42.8)
Y55.7 Agen lain dan tidak jelas yang primernya bekerja pada sistem pernafasan
Y56. Agen-agen topikal yang terutama mempengaruhi kulit dan membran mukosa, obat
mata, obat telinga, hidung dan tenggorokan (THT), dan obat gigi
Termasuk: glukokortikoid, topikal
Y56.0 Obat anti-jamur, anti-infeksi and anti-peradangan lokal, not elsewhere classified
Y56.1 Antipruritika
Y56.2 Astringen lokal dan detergen lokal
Y56.3 Emollien, demulsen dan protektan
Y56.4 Keratolitik, keratoplastik serta obat dan preparat pengobatan rambut lainnya
Y56.5 Obat dan preparat oftalmologis
Y56.6 Obat dan preparat otorhinolaryngologi [THT]
Y56.7 Obat gigi, yang dipakai secara topikal
Y56.8 Agen topikal lainnya
Spermisida
Y56.9 Agen topikal, tidak jelas
Y57. Obat-obatan lain dan tidak jelas
Y57.0 Depresan selera makan [anorectics]
Y57.1 Obat lipotropik
Y57.2 Antidotum dan chelating agents, not elsewhere classified
Y57.3 Alcohol deterrents
Y57.4 Pharmaceutical excipients – bahan-bahan pembawa obat
Y57.5 Media kontras X-ray
Y57.6 Agen diagnostik lainnya
Y57.7 Vitamin, not elsewhere classified
Kecuali: vitamin B12 (Y44.1), vitamin K (Y44.3),
nicotinic acid (Y52.7), vitamin D (Y54.7)
Y57.8 Obat-obatan lainnya
Y57.9 Obat-obatan, tidak jelas
Y58. Vaksin-vaksin bakteri
Y58.0 Vaksin BCG
Y58.1 Vaksin tifoid and paratifoid

Apikes Iris, Padang 85


Y58.2 Vaksin kholera
Y58.3 Vaksin plague
Y58.4 Vaksin tetanus
Y58.5 Vaksin difteria
Y58.6 Vaksin pertussis, termasuk kombinasi dengan sebuah komponen pertussis
Y58.8 Vaksin bakteri campuran, kecuali kobinasi dengan sebuah komponen pertussis
Y58.9 Vaksin-vaksin bakteri lain dan tidak jelas
Y59. Vaksin dan zat biologis lain dan tidak jelas
Y59.0 Vaksin virus
Y59.1 Vaksin rickettsia
Y59.2 Vaksin protozoa
Y59.3 Vaksin immunoglobulin
Y59.8 Vaksin dan zat biologis lain yang dijelaskan
Y59.9 Vaksin atau zat biologis, tidak dijelaskan

Kecelakaan pada pasien sewaktu asuhan bedah dan medis (Y60-Y69)


Kecuali: peralatan medis berhubungan dengan insiden yang tidak diharapkan dalam
diagnosis dan terapi (Y70-Y82)
prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi abnormal pasien, tanpa
disebutkan kesalahan pada saat prosedur (Y83-Y84)
Y60. Robekan, tusukan, perforasi atau perdarahan yang tidak disengaja sewaktu asuhan
bedah dan medis
Y60.0 Sewaktu operasi bedah
Y60.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y60.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y60.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y60.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y60.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y60.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y60.7 Sewaktu pemberian enema
Y60.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y60.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas
Y61. Benda asing tertinggal di dalam tubuh sewaktu asuhan bedah dan medis
Y61.0 Sewaktu operasi bedah
Y61.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y61.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y61.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y61.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y61.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y61.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y61.7 Sewaktu pengeluaran kateter atau packing
Y61.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y61.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas
Y62. Kesalahan sterilisasi sewaktu asuhan bedah dan medis
Y62.0 Sewaktu operasi bedah
Y62.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y62.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y62.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi

Apikes Iris, Padang 86


Y62.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y62.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y62.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y62.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y62.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas
Y63. Kesalahan dosis sewaktu asuhan bedah dan medis
Kecuali: kesalahan overdosis dari obat atau obat yang diberikan secara salah (X40-X44)
Y63.0 Darah dan cairan lain diberikan berlebihan sewaktu transfusi atau infusi
Y63.1 Kesalahan pengenceran cairan yang digunakan sewaktu infusi
Y63.2 Overdosis radiasi yang diberikan dalam pengobatan
Y63.3 Tak sengaja menghadapkan pasien pada radiasi sewaktu asuhan medis
Y63.4 Kesalahan dosis dalam terapi electroshock atau insulin-shock
Y63.5 Kesalahan pengaturan suhu pada aplikasi dan packing lokal
Y63.6 Tidak diberikannya obat, medikamen atau zat biologis yang diperlukan
Y63.8 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis lainnya
Y63.9 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis yangtidak jelas
Y64. Zat medis atau biologis yang terkontaminasi
Y64.0 Zat medis atau biologis terkontaminasi, ditransfusikan atau diinfuskan
Y64.1 Zat medis atau biologis terkontaminasi, disuntikkan atau digunakan untuk
imunisasi
Y64.8 Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan dengan cara lain
Y64.9 Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan dengan cara yang tidak jelas
Pemberian zat medis atau biologis terkontaminasi NOS
Y65. Kesalahan lain sewaktu asuhan bedah dan medis
Y65.0 Darah yang tidak cocok dipakai dalam transfusi
Y65.1 Cairan yang salah digunakan dalam infusi
Y65.2 Kesalahan dalam sutura atau ligatur sewaktu operasi bedah
Y65.3 Selang endotrakhea dipasang pada tempat yang salah sewaktu prosedur anestesi
Y65.4 Tidak memasang atau melepas selang atau instrumen lain
Y65.5 Pelaksanaan operasi yang tidak semestinya
Y65.8 Kesalahan lain yang jelas sewaktu asuhan bedah dan medis
Y66. Tidak diberikannya asuhan bedah dan dan medis
Penghentian asuhan bedah dan medis secara prematur
Y69. Kesalahan yang tidak dijelaskan sewaktu asuhan bedah dan dan medis

Peralatan medis berhubungan dengan insiden tak diinginkan dalam


diagnosis dan pengobatan (Y70-Y82)
Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan untuk kategori Y70-Y82:
.0 Peralatan diagnostik dan monitoring
.1 Peralatan terapi (nonbedah) dan rehabilitasi
.2 Peralatan prostetik dan implant, material dan aksesoris lainnya
.3 Instrumen, material dan peralatan bedah (termasuk benang jahitan)
.8 Peralatan lain-lain (miscellaneous), not elsewhere classified
Y70. Peralatan anestesi berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y71. Peralat kardiovaskuler berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y72. Peralatan THT berhubungan dengan insiden tak diinginkan

Apikes Iris, Padang 87


Y73. Peralatan gastroenterologi dan urologi berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y74. Peralatan umum rumah sakit dan pemakaian sendiri berhubungan dengan insiden tak
diinginkan
Y75. Peralatan neurologis berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y76. Peralatan obstetrik dan ginekologi berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y77. Peralatan oftalmologis berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y78. Peralatan radiologis berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y79. Peralatan ortopedik berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y80. Peralatan pengobatan fisik berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y81. Peralatan bedah umum dan plastik berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y82. Peralatan medis lain dan tidak dijelaskan berhubungan dengan insiden tak diinginkan

Pembedahan dan prosedur medis lain sebagai penyebab reaksi abnormal


pasien, atau komplikasi di kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan
pada saat prosedur (Y83-Y84)
Y83. Operasi dan prosedur bedah lainnya sebagai penyebab reaksi abnormal pasien, atau
komplikasi di kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan pada saat prosedur
Y83.0 Operasi bedah dengan transplantasi organ menyeluruh (whole organ)
Y83.1 Operasi bedah dengan implantasi peralatan internal buatan
Y83.2 Operasi bedah dengan anastomosis, bypass atau graft
Y83.3 Operasi bedah dengan pembuatan stoma external
Y83.4 Bedah rekonstruksi lainnya
Y83.5 Amputasi anggota (anggota)
Y83.6 Pembuangan organ lain (partial) (total)
Y83.8 Prosedur bedah lainnya
Y83.9 Prosedur bedah, tidak dijelaskan
Y84. Prosedur medis lain sebagai penyebab rekasi abnormal pasien, atau komplikasi di
kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan pada saat prosedur dilakukan
Y84.0 Kateterisasi jantung
Y84.1 Dialisis ginjal
Y84.2 Prosedur radiologis dan radioterapi
Y84.3 Shock therapy
Y84.4 Aspirasi cairan
Y84.5 Memasukkan sonde (saluran) lambung atau duodenum
Y84.6 Kateterisasi urin
Y84.7 Pengambilan contoh darah
Y84.8 Prosedur medis lainnya
Y84.9 Prosedur medis, tidak dijelaskan

Sequelae dari penyebab eksternal morbiditas dan mortalitas (Y85-Y89)


Kategori Y85-Y89 digunakan untuk menunjukkan berbagai hal sebagai penyebab
kematian, cacad atau disabilitas akibat sequelae atau “efek terlambat”, yang
diklasifikasikan di tempat lain. Sequelae mencakup kondisi yang dinyatakan demikian,
atau terjadi sebagai “efek terlambat” satu tahun atau lebih setelah kejadian penyebabnya.

Apikes Iris, Padang 88


Y85. Sequelae kecelakaan transport
Y85.0 Sequelae kecelakaan MV
Y85.9 Sequelae laka-transport lain dan tidak dijelaskan
Y86. Sequelae kecelakaan lainnya
Y87. Sequelae sengaja menyakiti diri, serangan, dan kejadian yang maksudnya tidak
diketahui
Y87.0 Sequelae menyakiti diri sendiri dengan sengaja
Y87.1 Sequelae serangan
Y87.2 Sequelae dari kejadian yang maksudnya tidak diketahui
Y88. Sequelae dengan asuhan bedah dan medis sebagai penyebab eksternal
Y88.0 Sequelae efek tak diinginkan dari obat-obatan dan zat biologis dalam terapi
Y88.1 Sequelae kecelakaan terhadap pasien sewaktu prosedur bedah dan medis
Y88.2 Sequelae insiden tak diinginkan yang berhubungan dengan peralatan medis dalam
diagnosis dan terapi
Y88.3 Sequelae dari prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi abnormal pasien,
atau komplikasi kemudian, tanpa disebutkan kecelakaan pada waktu
prosedur
Y89. Sequelae penyebab eksternal lain
Y89.0 Sequelae intervensi hukum
Y89.1 Sequelae pelaksanaaneperang
Y89.9 Sequelae penyebab eksternal yang tidak dijelaskan

Faktor tambahan yang berhubungan dengan penyebab morbiditas dan


mortalitas yang diklasifikasikan di tempat lain (Y90-Y98)
Kategori ini dipakai kalau diinginkan, untuk informasi tambahan penyebab
morbiditas dan mortalitas. Mereka bukan untuk pengkodean kondisi tunggal morbiditas
dan mortalitas.
Y90. Bukti keterlibatan alkohol ditentukan oleh kadar alkohol darah
Y90.0 Kadar alkohol darah kurang dari 20 mg/dl
Y90.1 Kadar alkohol darah 20-39 mg/dl
Y90.2 Kadar alkohol darah 40-59 mg/dl
Y90.3 Kadar alkohol darah 60-79 mg/dl
Y90.4 Kadar alkohol darah 80-99 mg/dl
Y90.5 Kadar alkohol darah 100-119 mg/dl
Y90.6 Kadar alkohol darah 120-199 mg/dl
Y90.7 Kadar alkohol darah 200-239 mg/dl
Y90.8 Kadar alkohol darah 240 mg/dl atau lebih
Y90.9 Terdapatnya alkohol dalam darah, kadar tidak dijelaskan
Y91. Bukti keterlibatan alkohol yang ditentukan oleh tingkat intoksikasi
Kecuali: Bukti keterlibatan alkohol yang ditentukan oleh kadar alkohol darah
(Y90.-)
Y91.0 Intoksikasi alkohol ringan
Bau alkohol pada nafas, fungsi dan respons sedikit kacau, atau koordinasi agak
sulit
Y91.1 Intoksikasi alkohol moderat
Bau alkohol pada nafas, fungsi dan respons agak kacau, atau koordinasi agak sulit.
Y91.2 Intoksikasi alkohol berat

Apikes Iris, Padang 89


Fungsi dan respons sangat kacau, koordinasi sulit, atau kerjasama terganggu
Y91.3 Intoksikasi alkohol sangat berat
Fungsi dan respons kacau hebat, koordinasi sulit sekali, atau kerjasama tidak
mampu
Y91.9 Keterlibatan alkohol, not otherwise specified
Kecurigaan akan keterlibatan alkohol NOS
Y95. Kondisi nosokomial
Y96. Kondisi yangberhubungan dengan pekerjaan
Y97. Kondisi yang berhubungan dengan polusi lingkungan
Y98. Kondisi yang berhubungan dengan gaya hidup

Apikes Iris, Padang 90


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STATUS KESEHATAN DAN KONTAK DENGAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN (Z00-Z99)
Catatan: Bab ini jangan digunakan untuk perbandingan internasional atau untuk
pengkodean mortalitas primer.
Kategori Z00-Z99 disediakan untuk saat-saat ketika keadaan selain penyakit,
cedera, atau penyebab eksternal yang bisa diklasifikasikan pada kategori A00-Y89
dituliskan sebagai ‘diagnosis’ atau ‘masalah’. Ini bisa terjadi dalam dua cara utama:
(a) Ketika seseorang yang mungkin sakit atau tidak sakit mengunjungi sarana
pelayanan kesehatan (SPK) untuk suatu tujuan khusus, misalnya untuk
mendapatkan asuhan atau pelayanan terbatas untuk kondisi sekarang, untuk
menyumbangkan organ atau jaringan, untuk mendapatkan vaksinasi
pencegahan, atau untuk membicarakan masalah yang bukan penyakit atau pun
cedera.
(b) Ketika terdapat keadaan atau masalah yang mempengaruhi status kesehatan,
tapi keadaan atau masalah itu bukan penyakit atau cedera sekarang. Faktor
seperti ini bisa timbul waktu survei kependudukan, ketika seseorang mungkin
sedang sakit atau tidak, atau tercatat sebagai suatu faktor tambahan yang harus
dipikirkan ketika seseorang memperoleh asuhan untuk suatu penyakit atau
cedera.
Blok-blok pada bab ini adalah:
Z00-Z13 Orang-orang yang mendatangi SPK untuk pemeriksaan dan penyelidikan.
Z20-Z29 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan
penyakit menular.
Z30-Z39 Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan reproduksi.
Z40-Z54 Orang-orang yang mendatangi SPK untuk prosedur dan asuhan kesehatan
spesifik.
Z55-Z65 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan
sosioekonomik dan psikososial
Z70-Z76 Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan hal-hal lainnya
Z80-Z99 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan
riwayat keluarga dan pribadi, dan kondisi tertentu yang mempengaruhi
status kesehatan.

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk pemeriksaan dan penyelidikan


(Z00-Z13)
Catatan: Penemuan abnormal nonspesifik yang terdapat pada waktu pemeriksaan ini
diklasifikasikan pada kategori R70-R94.
Kecuali: Pemeriksaan sehubungan dengan kehamilan dan reproduksi (Z30-Z36,
Z39.-)
Z00. Pemeriksaan dan penelitian umum terhadap orang tanpa keluhan atau diagnosis
Kecuali: Untuk tujuan administratif (Z02.-), pemeriksaan penyaring khusus (Z11-
Z13)
Z00.0 Pemeriksaan medis umum
Health check-up NOS, pemeriksaan berkala (tahunan)(fisik)
Kecuali: general health check-up: bayi atau anak (Z00.1), subpopulasi tertentu
(Z10.-)
Z00.1 Pemeriksaan rutin kesehatan anak
Uji perkembangan bayi atau anak
Kecuali: pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak sehat lainnya (Z76.1-
Z76.2)
Z00.2 Pemeriksaan untuk periode pertumbuhan cepat kanak-kanak
Z00.3 Pemeriksaan untuk status perkembangan remaja
Status perkembangan remaja
Z00.4 Pemeriksaan psikiatrik umum, not elsewhere classified
Kecuali: pemeriksaan yang diminta untuk alasan medicolegal (Z04.6)
Z00.5 Pemeriksaan calon donor organ atau jaringan
Z00.6 Pemeriksaan untuk kontrol dan perbandingan normal program riset klinis
Z00.8 Pemeriksaan umum lainnya
Pemeriksaan kesehatan dalam survei kependudukan
Z01. Pemeriksaan dan penelitian khusus lain pada orang tanpa keluhan atau laporan
diagnosis
Termasuk: Pemeriksaan rutin sistem khusus
Kecuali: Pemeriksaan untuk:
tujuan administratif (Z02.-), kondisi yang dicurigai, tidak terbukti (Z03.-)
Pemeriksaan penyaring khusus (Z11-Z13)
Z01.0 Pemeriksaan mata dan penglihatan
Kecuali: pemeriksaan untuk surat izin mengemudi (Z02.4)
Z01.1 Pemeriksaan telinga dan pendengaran
Z01.2 Pemeriksaan gigi
Z01.3 Pemeriksaan tekanan darah
Z01.4 Pemeriksaan ginekologis(umum)(rutin)
Apusan Papanicolaou serviks, pemeriksaan pelvik (tahunan) (periodik)
Kecuali: pemeriksaan atau uji kehamilan (Z32.-)
pemeriksaan rutin pemeliharan kontrasepsi (Z30.4-Z30.5)
Z01.5 Uji kulit untuk diagnostik dan sensitisasi
Uji alergi, uji kulit untuk penyakit bakteri atau hipersensitifitas
Z01.6 Pemeriksaan radiologis, not elsewhere classified
Chest X-ray rutin, mammogram rutin
Z01.7 Pemeriksaan laboratorium
Z01.8 Pemeriksaan khusus lain yang jelass
Z01.9 Pemeriksaan khusus, tidak jelas
Z02. Pemeriksaan kontak dengan SPK untuk tujuan administratif
Z02.0 Pemeriksaan untuk memasuki institusi pendidikan
Pemeriksaan untuk memasuki (pendidikan) prasekolah
Z02.1 Pemeriksaan untuk masuk bekerja
Kecuali: pemeriksaan kesehatan kerja (Z10.0)
Z02.2 Pemeriksaan untuk memasuki institusi residensial
Kecuali: pemeriksaan untuk memasuki penjara (Z02.8)
general health check-up penghuni institusi Z10.1)
Z02.3 Pemeriksaan untuk perekrutan angkatan bersenjata
Kecuali: general health check-up anggota angkatan bersenjata (Z10.2)
Z02.4 Pemeriksaan untuk surat izin mengemudi
Z02.5 Pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga
Kecuali: uji alkohol darah dan obat di dalam darah (Z04.0)
general health check-up anggota tim olahraga (Z10.3)

Apikes Iris, Padang


Z02.6 Pemeriksaan untuk tujuan asuransi
Z02.7 Penerbitan sertifikat medis
Penerbitan sertifikat medis: penyebab kematian, cacad, tidak mampu, kesehatan
Kecuali: pemeriksaan medis umum (Z00-Z01, Z02.0-Z02.6, Z02.8-Z02.9, Z10.-)
Z02.8 Pemeriksaan untuk tujuan administratif lainnya
Pemeriksaan (untuk): masuk penjara, summer camp
adopsi, imigrasi, naturalisasi, sebelum menikah
Kecuali: pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak sehat lainnya (Z76.1-
Z76.2)
Z02.9 Pemeriksaan untuk tujuan administratif, tidak jelas
Z03. Observasi dan evaluasi medis untuk dugaan penyakit dan kondisi
Termasuk: Orang dengan gejala atau bukti kondisi abnormal yang memerlukan penelitian,
tapi yang setelah pemeriksaan dan pengamatan, ternyata tidak memerlukan
pengobatan atau asuhan medis lebih lanjut
Kecuali: Orang dengan keluhan yang ditakutkan tapi tidak ada diagnosis untuknya
(Z71.1)
Z03.0 Pengamatan untuk dugaan tuberkulosis
Z03.1 Pengamatan untuk dugaan neoplasma ganas
Z03.2 Pengamatan untuk dugaan kelainan jiwa dan tingkah laku
Pengamatan: tingkah laku dissosial, membakar-bakar, aktifitas gang, atau maling
toko, tanpa kelainan psikiatrik yang jelas
Z03.3 Pengamatan untuk dugaan kelainan sistem syaraf
Z03.4 Pengamatan untuk dugaan infark miokardium
Z03.5 Pengamatan untuk dugaan penyakit kardiovaskuler lainnya
Z03.6 Pengamatan untuk dugaan efek toksik zat yang ditelan
Pengamatan untuk dugaan: efek yang tidak diinginkan dari obat, keracunan
Z03.8 Pengamatan untuk dugaan penyakit dan kondisi lainnya
Z03.9 Pengamatan untuk dugaan penyakit dan kondisi, tidak jelas
Z04. Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain
Termasuk: Pemeriksaan untuk alasan medikolegal
Z04.0 Uji alkohol darah dan obat di dalam darah
Kecuali: terdapat: alkohol di dalam darah (R78.0), obat di dalam darah (R78.-)
Z04.1 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan transport
Kecuali: setelah kecelakaan kerja (Z04.2)
Z04.2 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan kerja
Z04.3 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan lain
Z04.4 Pemeriksaan dan pengamatan setelah tuduhan perkosaan dan seduction
Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah tuduhan perkosaan dan
seduction
Z04.5 Pemeriksaan dan pengamatan setelah timbul cedera lain
Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah timbul cedera lain
Z04.6 Pemeriksaan psikiatrik umum, diminta oleh pemerintah
Z04.8 Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain yang jelas
Permintaan untuk pembuktian dari ahli
Z04.9 Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan yang tidak jelas
Observasi NOS
Z08. Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan neoplasma ganas
Termasuk: Pengawasan medis setelah pengobatan

Apikes Iris, Padang


Kecuali: Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Z08.0 Pemeriksaan follow-up pasca pembedahan untuk neoplasma ganas
Z08.1 Pemeriksaan follow-up pasca radioterapi untuk neoplasma ganas
Kecuali: sesi radioterapi (Z51.0)
Z08.2 Pemeriksaan follow-up pasca khemoterapi untuk neoplasma ganas
Kecuali: sesi khemoterapi (Z51.1)
Z08.7 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan kombinasi untuk neoplasma ganas
Z08.8 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan lain untuk neoplasma ganas
Z08.9 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan neoplasma ganas, tidak jelas
Z09. Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan kondisi selain neoplasma ganas
Termasuk: Pengawasan medis setelah pengobatan
Kecuali: Asuhan medis follow-up dan penyadaran (Z42-Z51, Z54.-)
Pengawasan medis paca pengobatan neoplasma ganas (Z08.-)
Pengawasan: kontrasepsi (Z30.4-Z30.5), prostetik dan alat medis lain (Z44-
Z46)
Z09.0 Pemeriksaan follow-up pasca bedah kondisi selain neoplasma ganas
Z09.1 Pemeriksaan follow-up pasca radioterapi kondisi selain neoplasma ganas
Kecuali: sesi radioterapi (Z51.0)
Z09.2 Pemeriksaan follow-up pasca kemoterapi kondisi selain neoplasma ganas
Kecuali: khemoterapi ruminasi [maintenance] (Z51.1-Z51.2)
Z09.3 Pemeriksaan follow-up pasca psikoterapi
Z09.4 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan fraktur
Z09.7 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan gabungan untuk kondisi selain
neoplasma ganas
Z09.8 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan lain kondisi selain neoplasma ganas
Z09.9 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan yang tidak jelas untuk kondisi
selain neoplasma ganas
Z10. General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu
Kecuali: pemeriksaan medis untuk tujuan administratif (Z02.-)
Z10.0 Pemeriksaan kesehatan kerja
Kecuali: pemeriksaan sebelum kerja (Z02.1)
Z10.1 General health check-up rutin pada penghuni institusi
Kecuali: pemeriksaan admisi (Z02.2)
Z10.2 General health check-up rutin angkatan bersenjata
Kecuali: pemeriksaan waktu rekruitmen (Z02.3)
Z10.3 General health check-up rutin tim olahraga
Kecuali: uji alkohol darah dan obat di dalam darah (Z04.0)
pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga (Z02.5)
Z10.8 General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu lainnya
Anak sekolah, mahasiswa
Z11. Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan parasit
Z11.0 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi usus
Z11.1 Pemeriksaan penyaring khusus tuberkulosis pernafasan
Z11.2 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit bakteri lainnya
Z11.3 Pemeriksaan penyaring khusus infeksi akibat hubungan sexual
Z11.4 Pemeriksaan penyaring khusus human immunodeficiency virus [HIV]
Z11.5 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit virus lainnya
Kecuali: penyakit usus karena virus (Z11.0)

Apikes Iris, Padang


Z11.6 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit protozoa lain dan cacingan
Kecuali: penyakit usus karena protozoa(Z11.0)
Z11.8 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan parasit lainnya
Penyakit khlamydia, riketsia, spirokhaeta, mikosis
Z11.9 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan parasit, tidak jelas
Z12. Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma
Z12.0 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma lambung
Z12.1 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma saluran usus
Z12.2 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma organ pernafasan
Z12.3 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma payudara
Kecuali: mammogram rutin (Z01.6)
Z12.4 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma serviks
Kecuali: pada test rutin atau bagian dari pemeriksaan ginekologis umum(Z01.4)
Z12.5 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma prostat
Z12.6 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma kandung kemih
Z12.8 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma pada situs lainnya
Z12.9 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma, tidak jelas
Z13. Pemeriksaan penyaring khusus penyakit dan kelainan lainnya
Z13.0 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit darah dan organ pembentuk darah
dan kelainan yang melibatkan mekanisme imun
Z13.1 Pemeriksaan penyaring khusus diabetes mellitus
Z13.2 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan gizi
Z13.3 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan jiwa dan tingkah laku
Alkoholisme, depresi, retardasi mental
Z13.4 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan perkembangan tertentu kanak-
kanak
Kecuali: uji perkembangan rutin pada bayi atau anak (Z00.1)
Z13.5 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan mata dan telinga
Z13.6 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan kardiovaskuler
Z13.7 Pemeriksaan penyaring khusus malformasi, deformasi dan kelainan
kromosom kongenital
Z13.8 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit dan kelainan lain yang jelas
Kelainan gigi, kelainan endokrin dan metabolik
Kecuali: diabetes mellitus (Z13.1)
Z13.9 Pemeriksaan penyaring khusus, tidak jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan


penyakit menular (Z20-Z29)
Z20. Kontak dengan dan dihadapkan pada penyakit menular
Z20.0 Kontak dengan dan terdedah penyakit infeksi usus
Z20.1 Kontak dengan dan terdedah tuberkulosis
Z20.2 Kontak dengan dan terdedah infeksi akibat hubungan sexual
Z20.3 Kontak dengan dan terdedah rabies
Z20.4 Kontak dengan dan terdedah rubella
Z20.5 Kontak dengan dan terdedah hepatitis virus
Z20.6 Kontak dengan dan terdedah human immunodeficiency virus [HIV]
Kecuali: status infesi asimptomatik human immunodeficiency virus [HIV] (Z21)
Z20.7 Kontak dengan dan terdedah pediculosis, acariasis dan infestasi lainnya

Apikes Iris, Padang


Z20.8 Kontak dengan dan terdedah penyakit menular lainnya
Z20.9 Kontak dengan dan terdedah penyakit menular yang tidak jelas
Z21. Status infesi asimptomatik human immunodeficiency virus
HIV positive NOS
Kecuali: Penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium adanya HIV (R75)
Kontak dengan dan dihadapkan pada HIV (Z20.6)
Z22. Carrier penyakit infeksi
Termasuk: Tersangka carrier
Z22.0 Carrier typhoid
Z22.1 Carrier penyakit infeksi usus lainnya
Z22.2 Carrier diphtheria
Z22.3 Carrier penyakit bakteri lain yang jelas
Carrier penyakit bakteri akibat: meningokoki, stafilokoki, streptokoki
Z22.4 Carrier infeksi dengan hubungan sexual sebagai cara penularan utama
Carrier: gonorrhoea, syphilis
Z22.5 Carrier hepatitis virus
Carrier hepatitis B surface antigen [HBsAg]
Z22.6 Carrier infeksi human T-lymphotropic virus type- 1 [HTLV-1]
Z22.8 Carrier penyakit infeksi lainnya
Z22.9 Carrier penyakit infeksi, tidak jelas
Z23. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal
Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-),
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z23.0 Memerlukan imunisasi terhadap cholera saja
Z23.1 Memerlukan imunisasi terhadap typhoid-paratyphoid [TAB] saja
Z23.2 Memerlukan imunisasi terhadap tuberculosis [BCG]
Z23.3 Memerlukan imunisasi terhadap plague
Z23.4 Memerlukan imunisasi terhadap tularaemia
Z23.5 Memerlukan imunisasi terhadap tetanus saja
Z23.6 Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria saja
Z23.7 Memerlukan imunisasi terhadap pertussis saja
Z23.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal lainnya
Z24. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal tertentu
Kecuali: immunisasi terhadap kombinasi penyakit (Z27.-)
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z24.0 Memerlukan imunisasi terhadap poliomyelitis
Z24.1 Memerlukan imunisasi terhadap arthropod-borne viral encephalitis
Z24.2 Memerlukan imunisasi terhadap rabies
Z24.3 Memerlukan imunisasi terhadap yellow fever
Z24.4 Memerlukan imunisasi terhadap measles saja
Z24.5 Memerlukan imunisasi terhadap rubella saja
Z24.6 Memerlukan imunisasi terhadap hepatitis virus
Z25. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lainnya
Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-),
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z25.0 Memerlukan imunisasi terhadap mumps saja
Z25.1 Memerlukan imunisasi terhadap influenza
Z25.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lain yang jelas

Apikes Iris, Padang


Z26. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi tunggal lainnya
Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-), tidak dilakukan (Z28.-)
Z26.0 Memerlukan imunisasi terhadap leishmaniasis
Z26.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lain yang jelas
Z26.9 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi yang tidak jelas
Memerlukan imunisasi NOS
Z27. Memerlukan imunisasi terhadap combinations of infectious diseases
Kecuali: immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z27.0 Memerlukan imunisasi cholera dengan typhoid-paratyphoid [cholera + TAB]
Z27.1 Memerlukan imunisasi kombinasi diphtheria-tetanus-pertussis [DTP]
Z27.2 Memerlukan imunisasi DTP dengan typhoid-paratyphoid [DTP + TAB]
Z27.3 Memerlukan imunisasi DTP dengan poliomyelitis [DTP + polio]
Z27.4 Memerlukan imunisasi measles-mumps-rubella [MMR]
Z27.8 Memerlukan imunisasi kombinasi penyakit infeksi lainnya
Z27.9 Memerlukan imunisasi kombinasi penyakit infeksi yang tidak jelas
Z28. Imunisasi tidak dilakukan
Z28.0 Imunisasi tidak dilakukan karena kontraindikasi
Z28.1 Imunisasi tidak dilakukan karena kepercayaan dan tekanan kelompok pasien
Z28.2 Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain dan tidak jelas dari pasien
Z28.8 Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain
Z28.9 Imunisasi tidakdilakukan karena alasan yang tidak jelas
Z29. Memerlukan cara-cara pencegahan [profilaksis] lainnya
Kecuali: desensitisasi terhadap allergens (Z51.6),
bedah profilaksis (Z40.-)
Z29.0 Isolasi
Admisi untuk melindungi seseorang dari lingkungannya, atau untuk isolasi
seseorang setelah kontak dengan penyakit infeksi
Z29.1 Imunoterapi profilaksis
Pemberian immunoglobulin
Z29.2 Khemoterapi profilaksis lainnya
Khemoprofilaksis, terapi antibiotika profilaksis
Z29.8 Tindakan profilaksis lain yang jelas
Z29.9 Tindakan profilaksis, tidak jelas

Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan reproduksi


(Z30-Z39)
Z30. Penatalaksanaan kontrasepsi
Z30.0 Konseling dan nasehat umum tentang kontrasepsi
Nasehat keluarga berencana NOS, pemberian awal kontrasepsi
Z30.1 Pemasangan alat kontrasepsi (dalam rahim)
Z30.2 Sterilisasi
Admisi untuk pemotongan tuba fallopia atau vas deferens
Z30.3 Menstrual extraction
Intersepsi kehamilan, menstrual regulation
Z30.4 Pengawasan obat-obat kontrasepsi
Peresepan ulang pil kontrasepsi atau obat kontrasepsi lainnya
Pemeriksaan rutin untuk mempertahankan kontrasepsi
Z30.5 Pengawasan alat kontrasepsi (dalam rahim)

Apikes Iris, Padang


Pemeriksaan, pemasangan kembali, atau pengeluaran alat kontrasepsi (dalam
rahim)
Z30.8 Penatalaksanaan kontrasepsi lainnya
Hitung sperma pasca-vasektomi
Z30.9 Penatalaksanaan kontrasepsi, tidak jelas
Z31. Penatalaksanaan prokreatif [usaha memperoleh keturunan]
Kecuali: komplikai yang berhubungan dengan fertilisasi buatan (N98.-)
Z31.0 Tuboplasti atau vasoplasti setelah sterilisasi sebelumnya
Z31.1 Inseminasi buatan
Z31.2 Fertilisasi in vitro
Admisi untuk mengambil atau menanam ova
Z31.3 Metode fertilisasi terbantu lainnya
Z31.4 Penelitian dan pengujian prokreatif
Fallopian insufflation (‘ditiup’), hitung sperma
Kecuali: hitung sperma pasca-vasektomi (Z30.8)
Z31.5 Konseling genetik]
Z31.6 Konseling dan nasehat umum tentang prokreasi
Z31.8 Penatalaksanaan prokreatif lainny
Z31.9 Penatalaksanaan prokreatif, tidak jelas
Z32. Pemeriksaan dan uji kehamilan
Z32.0 Hamil, tidak atau belum dipastikan
Z32.1 Hamil, dipastikan
Z33. Keadaan hamil, insidentil
Keadaan hamil NOS
Z34. Pengawasan kehamilan normal
Z34.0 Pengawasan hamil pertama yang normal
Z34.8 Pengawasan hamil lain yang normal
Z34.9 Pengawasan hamil normal, tidak jelas
Z35. Pengawasan hamil resiko tinggi
Z35.0 Pengawasan hamil dengan riwayat infertilitas
Z35.1 Pengawasan hamil dengan riwayat abortus
Pengawasan hamil dengan riwayat mola: hyidatidiformis, vesikularis
Kecuali: habitual aborter: asuhan selama hamil (O26.2), tanpa kehamilan (N96)
Z35.2 Pengawasan hamil dengan riwayat reproduksi atau obstetri lain yang buruk
Pengawasan hamil dengan riwayat:
kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O10-O92, kematian neonatus, lahir
mati
Z35.3 Pengawasan hamil dengan riwayat antenatal care tidak memadai
Kehamilan: tersembunyi [concealed, hidden]
Z35.4 Pengawasan hamil dengan grand multiparity (jumlah anak telah banyak)
Kecuali: multiparitas tanpa kehamilan sekarangl (Z64.1)
Z35.5 Pengawasan primigravida tua
Z35.6 Pengawasan primigravida sangat muda
Z35.7 Pengawasan hamil resiko tinggi akibat masalah sosial
Z35.8 Pengawasan hamil resiko tinggi lainnya
Z35.9 Pengawasan hamil resiko tinggi, tidak jelas
Z36. Antenatal screening

Apikes Iris, Padang


Kecuali: penemuan abnormal pada antenatal screening ibu (O28.-),
asuhan prenatal rutin (Z34-Z35)
Z36.0 Antenatal screening untuk kelainan kromosom
Amniosentesis, sampel plasenta (diambil melalui vagina)
Z36.1 Antenatal screening untuk kadar alphafetoprotein yang meningkat
Z36.2 Antenatal screening lain didasarkan pada amniocentesis
Z36.3 Antenatal screening malformasi dengan ultrasound dan cara fisik lainnya
Z36.4 Antenatal screening retardasi pertumbuhan dengan ultrasound dan cara fisik
lainnya
Z36.5 Antenatal screening untuk isoimunisasi
Z36.8 Antenatal screening lainnya
Screening terhadap haemoglobinopathy
Z36.9 Antenatal screening, tidak jelas
Z37. Hasil melahirkan [delivery]
Catatan: Kategori ini untuk kode tambahan identifikasi hasil kelahiran pada catatan medis
ibu
Z37.0 Tunggal lahir hidup
Z37.1 Tunggal lahir mati
Z37.2 Kembar dua, keduanya lahir hidup
Z37.3 Kembar dua, satu lahir hidup dan satu lahir mati
Z37.4 Kembar dua, kedunya lahir mati
Z37.5 Kembar lainnya, semua lahir hidup
Z37.6 Kembar lainnya, beberapa lahir hidup
Z37.7 Kembar lainnya, semua lahir mati
Z37.9 Hasil kehamilan, tidak jelas
Kelahiran kembar NOS, kelahiran tunggal NOS
Z38. Bayi lahir hidup menurut tempat lahir
Z38.0 Tunggal, lahir di rumah sakit
Z38.1 Tunggal, lahir di luar rumah sakit
Z38.2 Tunggal, tempat lahir tidak jelas
Bayi lahir hidup NOS
Z38.3 Kembar dua, lahir di rumah sakit
Z38.4 Kembar dua, lahir di luar rumah sakit
Z38.5 Kembar dua, tempat lahir tidak jelas
Z38.6 Kembar lainnya, lahir di rumah sakit
Z38.7 Kembar lainnya, lahir di luar rumah sakit
Z38.8 Kembar lainnya, tempat lahir tidak jelas
Z39. Asuhan dan pemeriksaan postpartum
Z39.0 Asuhan dan pemeriksaan segera setelah melahirkan
Asuhan dan pengamatan pada kasus tanpa komplikasi
Kecuali: asuhan untuk komplikasi postpartum - see Alphabetical Index
Z39.1 Asuhan dan pemeriksaan ibu menyusui
Pengawasan laktasi
Kecuali: kelainan laktasi (O92.-)
Z39.2 Follow-up rutin postpartum

Apikes Iris, Padang


Orang-orang yang mendatangi SPK untuk prosedur dan asuhan
kesehatan spesifik (Z40-Z54)
Catatan: Kategori Z40-Z54 ditujukan untuk alasan memperoleh asuhan. Mereka bisa
untuk pasien yang telah diobati untuk suatu penyakit atau cedera, tapi
sedang memperoleh asuhan follow-up atau profilaksis, asuhan
penyembuhan, atau asuhan untuk memantapkan pengobatan, untuk
menghadapi keadaan sisa, untuk memastikan kondisi tersebut tidak
kembali, atau untuk mencegah kembalinya (recurrence) kondisi tersebut.
Kecuali: Pemeriksaan follow-up untuk pengawasan medis setelah pengobatan (Z08-
Z09)
Z40. Bedah profilaksis
Z40.0 Bedah profilaksis terhadap faktor resiko yang terkait dengan neoplasma
Admisi untuk pembuangan profilaksis suatu organ
Z40.8 Bedah profilaksis lainnya
Z40.9 Bedah profilaksis, tidak jelas
Z41. Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan
Z41.0 Transplantasi rambut
Z41.1 Bedah plastik lain untuk tampilan kosmetik yang tidak terterima
Implantasi payudara
Kecuali: bedah plastik dan rekonstruksi setelah sembuhnya cedera atau operasi
(Z42.-)
Z41.2 Sirkumsisi rutin dan keagamaan
Z41.3 Penusukan daun telinga
Z41.8 Prosedur lain untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan
Z41.9 Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan, tidak jelas
Z42. Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik
Termasuk: bedah plastik dan rekonstruksi setelah sembuhnya cedera atau operasi
perbaikan jaringan yang menjadi parut
Kecuali: bedah plastik untuk tampilan kosmetik yang tidak terterima (Z41.1)
bedah plastik untuk pengobatan cedera sekarang - kode menurut cedera - [Vol.
3]
Z42.0 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik kepala dan leher
Z42.1 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik payudara
Z42.2 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian lain badan
Z42.3 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota atas
Z42.4 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota bawah
Z42.8 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian tubuh lainnya
Z42.9 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik, tidak jelas
Z43. Perawatan lobang buatan
Termasuk: pemasukan sonde atau ‘bougies’, pengeluaran kateter, pembersihan
perubahan, penutupan
Kecuali: status adanya lobang buatan saja, tanpa diperlukan perawatan (Z93.-)
komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46)
Z43.0 Perawatan trakeostomi
Z43.1 Perawatan gastrostomi
Z43.2 Perawatan ileostomi
Z43.3 Perawatan kolostomi

Apikes Iris, Padang 10


Z43.4 Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran pencernaan
Z43.5 Perawatan sistostomi
Z43.6 Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran kemih
Nefrostomi, ureterostomi, uretrostomi
Z43.7 Perawatan vagina buatan
Z43.8 Perawatan lobang buatan lainnya
Z43.9 Perawatan lobang buatan yang tidak jelas
Z44. Penyesuaian (fitting and adjustment) alat prostetik eksternal
Kecuali: kehadiran alat prostetik (Z97.-)
Z44.0 Penyesuaian lengan buatan (komplit)(sebagian)
Z44.1 Penyesuaian tungkai buatan (komplit)(sebagian)
Z44.2 Penyesuaian mata buatan
Kecuali: komplikasi mekanis prostesis okuler (T85.3)
Z44.3 Penyesuaian prosthesis eksternal payudara
Z44.8 Penyesuaian alat prostetik eksternal lainnya
Z44.9 Penyesuaian alat prostetik eksternal yang tidak jelas
Z45. Pengaturan (adjustment and management) alat yang ditanamkan
Kecuali: malfungsi atau komplikasi lain peralatan – see Alphabetical Index
Z45.0 Pengaturan pacemaker jantung
Pemeriksaan dan pengujian generator [battery] pulsa
Z45.1 Pengaturan pompa infusi
Z45.2 Pengaturan alat akses pembuluh darah [vascular access device]
Z45.3 Pengaturan alat pendengaran yang ditanamkan
Peralatan konduksi suara melalui tulang, peralatan cochlea
Z45.8 Pengaturan alat yang ditanamkan lainnya
Z45.9 Pengaturan alat yang ditanamkan yang tidak jelas
Z46. Penyesuaian (fitting and adjustment) peralatan lainnya
Kecuali: pemberian resep ulangan (Z76.0), kehadiran prostetik dan alat lain (Z95-
Z97)
malfungsi atau komplikasi lain peralatan – see Alphabetical Index
Z46.0 Penyesuaian kaca mata dan lensa kontak
Z46.1 Penyesuaian alat bantu pendengaran
Z46.2 Penyesuaian alat lain yang terkait dengan sistem syaraf dan panca indera
Z46.3 Penyesuaian alat prostetik gigi
Z46.4 Penyesuaian alat ortodontik
Z46.5 Penyesuaian ileostomi dan perlengkapan lain pada usus
Z46.6 Penyesuaian alat perkemihan
Z46.7 Penyesuaian alat ortopedik
Orthopaedic: brace, cast [gips], corset, shoes
Z46.8 Penyesuaian alat lain yang jelas
Kursi roda
Z46.9 Penyesuaian alat yang tidak jelas
Z47. Asuhan follow-up ortopedik lainnya
Kecuali: pemeriksaan follow-up setelah pengobatan fraktur (Z09.4),
asuhan yang melibatkan prosedur rehabilitasi (Z50.-),
komplikasi alat ortopedik internal, implants dan grafts (T84.-)
Z47.0 Asuhan follow-up untuk penarikan plat fraktur dan alat fiksasi internal lain
Pengeluaran: pins, plates, rods, screws

Apikes Iris, Padang 11


Kecuali: penarikan alat fiksasi eksternal (Z47.8)
Z47.8 Asuhan follow-up ortopedik lain yang jelas
Pengubahan, pemeriksaan, atau penarikan: alat fiksasi eksternal atau traksi, gips
Z47.9 Asuhan follow-up ortopedik, tidak jelas
Z48. Asuhan follow-up bedah lainnya
Kecuali: pemeriksaan follow-up: pembedahan (Z09.0), pengobatan fraktur (Z09.4)
perawatan lobang buatan (Z43.-), asuhan follow-up ortopedik (Z47.-)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46)
Z48.0 Perawatan dressing dan sutura bedah
Perubahan dressing, pembuangan sutura
Z48.8 Asuhan follow-up bedah lain yang jelas
Z48.9 Asuhan follow-up bedah, tidak jelas
Z49. Asuhan yang melibatkan dialisis
Termasuk: persiapan dan pengobatan dialisis
Kecuali: status dialisis ginjal (Z99.2)
Z49.0 Asuhan persiapan untuk dialisis
Z49.1 Extracorporeal dialisis
Dialisis (ginjal) NOS
Z49.2 Dialisis lainnya
Dialisis peritoneum
Z50 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi
Kecuali: Konseling (Z70-Z71)
Z50.0 Rehabilitasi jantung
Z50.1 Terapi fisik lainnya
Latihan terapi dan pemulihan [therapeutic and remedial exercises]
Z50.2 Rehabilitasi alkohol
Z50.3 Rehabilitasi obat
Z50.4 Psikoterapi, not elsewhere classified
Z50.5 Terapi wicara [speech therapy]
Z50.6 Orthoptic training [cara pengobatan juling]
Z50.7 Terapi kerja dan rehabilitasi kemampuan kerja, not elsewhere classified
Z50.8 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi lainnya
Rehabilitasi tembakau, latihan dalam activities of daily living [ADL] NEC
Z50.9 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi, tidak jelas
Rehabilitasi NOS
Z51. Asuhan medis lainnya
Kecuali: Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan (Z08-Z09)
Z51.0 Sesi radioterapi
Z51.1 Sesi khemoterapi untuk neoplasma

Z51.2 Khemoterapi lainnya


Khemoterapi pemeliharaaan [maintenance] NOS
Kecuali: khemoterapi profilaksis untuk tujuan imunisasi (Z23-Z27, Z29.-)
Z51.3 Transfusi darah tanpa adalanya laporan diagnosis
Z51.4 Asuhan persiapan untuk pengobatan selanjutnya, not elsewhere classified
Kecuali: asuhan persiapan untuk dialisis (Z49.0)
Z51.5 Palliative care [asuhan untuk meringankan penderitaan]
Z51.6 Desensitisasi terhadap allergen

Apikes Iris, Padang 12


Z51.8 Asuhan medis lain yang jelas
Kecuali: holiday relief care (Z75.5)
Z51.9 Asuhan medis, tidak jelas
Z52. Donor organ dan jaringan
Kecuali: pemeriksaan calon donor (Z00.5)
Z52.0 Donor darah
Z52.1 Donor kulit
Z52.2 Donor tulang
Z52.3 Donor sumsum tulang
Z52.4 Donor ginjal
Z52.5 Donor kornea
Z52.8 Donor organ dan jaringan lainnya
Z52.9 Donor organ dan jaringan yang tidak jelas
Donor NOS
Z53. Orang yang mendatangi SPK untuk prosedur spesifik, tapi tidak dilakukan
Kecuali: imunisasi tidak dilaksanakan (Z28.-)
Z53.0 Prosedur tidak dilakukan karena kontraindikasi
Z53.1 Prosedur tidak dilakukan karena kepercayaan dan tekanan kelompok
Z53.2 Prosedur tidak dilakukan karena alasan lain dan tidak jelas dari pasien
Z53.8 Prosedur tidak dilakukan karena alasan lainnya
Z53.9 Prosedur tidak dilakukan, alasan tidak jelas
Z54. Penyembuhan
Z54.0 Penyembuhan setelah pembedahan
Z54.1 Penyembuhan setelah radioterapi
Z54.2 Penyembuhan setelah khemoterapi
Z54.3 Penyembuhan setelah psikoterapi
Z54.4 Penyembuhan setelah pengobatan fraktur
Z54.7 Penyembuhan setelah pengobatan kombinasi
Penyembuhan setelah kombinasi pengobatan yang diklasifikasikan pada Z54.0-
Z54.4
Z54.8 Penyembuhan setelah pengobatan lainnya
Z54.9 Penyembuhan setelah pengobatan yang tidak jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan


sosioekonomik dan psikososial (Z55-Z65)
Z55. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan kemampuan membaca
Kecuali: kelainan perkembangan psikologis (F80-F89)
Z55.0 Buta huruf dan kemampuan membaca rendah
Z55.1 Sekolah tidak tersedia atau tak tersanggupi
Z55.2 Kegagalan dalam ujian
Z55.3 Prestasi rendah di sekolah
Z55.4 Salah penyesuaian pendidikan dan tidak cocok dengan guru dan kawan
sekelas

Z55.8 Masalah lain sehubungan dengan pendidikan dan kemampuan membaca


Pengajaran tidak memadai
Z55.9 Masalah pendidikan dan kemampuan membaca, tidak jelas

Apikes Iris, Padang 13


Z56. Masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dan pengangguran
Kecuali: dihadapkan pada faktor resiko oleh pekerjaan (Z57.-)
masalah yang berhubungan dengan perumahan dan keadaan ekonomik (Z59.-)
Z56.0 Pengangguran, tidak jelas
Z56.1 Perubahan pekerjaan
Z56.2 Ancaman kehilangan pekerjaan
Z56.3 Jadwal kerja yang menyebabkan stress
Z56.4 Ketidaksesuaian dengan pimpinan dan rekan sekerja
Z56.5 Pekerjaan yang tidak diinginkan
Kondisi pekerjaan yang sulit
Z56.6 Tekanan fisik dan mental lain yang berhubungan dengan pekerjaan
Z56.7 Masalah lain tidak jelas yang berhubungan dengan pekerjaan
Z57. Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resikofactors
Z57.0 Dihadapkan oleh pekerjaan pada kebisingan
Z57.1 Dihadapkan oleh pekerjaan pada radiasi
Z57.2 Dihadapkan oleh pekerjaan pada debu
Z57.3 Dihadapkan oleh pekerjaan pada kontaminan udara lainnya
Z57.4 Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam pertanian
Agen padat, cair, gas atau uap
Z57.5 Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam industri lain
Agen padat, cair, gas atau uap
Z57.6 Dihadapkan oleh pekerjaan pada suhu ekstrim
Z57.7 Dihadapkan oleh pekerjaan pada getaran
Z57.8 Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko lainnya
Z57.9 Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko yang tidak jelas
Z58. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik
Kecuali: dihadapkan oleh pekerjaan (Z57.-)
Z58.0 Dihadapkan pada kebisingan
Z58.1 Dihadapkan pada polusi udara
Z58.2 Dihadapkan pada polusi air
Z58.3 Dihadapkan pada polusi tanah
Z58.4 Dihadapkan pada radiasi
Z58.5 Dihadapkan pada polusi lain
Z58.6 Suplai air minum tidak memadai
Kecuali: efek dari haus (T73.1)
Z58.8 Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan fisik
Z58.9 Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik, tidak jelas
Z59. Masalah yang berhubungan dengan perumahan dan keadaan ekonomik
Kecuali: suplai air minum tidak memadai (Z58.6)
Z59.0 Tuna wisma
Z59.1 Perumahan yang tidak memadai
Cacad teknis rumah yang menghambat asuhan memadai, tanpa pemanas, sempit
Kecuali: masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik (Z58.-)
Z59.2 Ketidaksesuaian dengan tetangga, penyewa kamar [lodger], dan pemilik
rumah
Z59.3 Masalah yang berhubungan dengan kehidupan di institusi residensial
Residen boarding-school
Kecuali: institutional upbringing – anak dibesarkan di institusi (Z62.2)

Apikes Iris, Padang 14


Z59.4 Makanan tidak memadai
Kecuali: malnutrisi (E40-E46), efek kelaparan (T73.0)
kebiasan diet atau makan yang tidak semestinya (Z72.4)
Z59.5 Sangat miskin
Z59.6 Penghasilan rendah
Z59.7 Jaminan sosial dan tunjangan kesejahteraan tidak memadai
Z59.8 Masalah lain pada perumahan dan keadaan ekonomik
Penyitaan karena hutang, masalah dengan kreditor, tempat tinggal terisiolir
Z59.9 Masalah perumahan dan keadaan ekonomik, tidak jelas
Z60. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan sosial
Z60.0 Masalah penyesuaian pada transisi siklus kehidupan
Penyesuaian pada pensiun, empty nest syndrome [anak-anak sudah pergi]
Z60.1 Situasi orangtua tidak khas
Masalah membesarkan anak pada orangtua tunggal atau selain dua orangtua
biologis
Z60.2 Hidup sendirian
Z60.3 Acculturation difficulty [kesulitan penyesuaian di tempat budaya baru]
Migrasi, transplantasi sosial [transmigrasi]
Z60.4 Ekslusi dan penolakan sosial
Ekslusi dan penolakan karena ciri-ciri pribadi, seperti bentuk fisik, penyakit,
atau tingkah laku yang tak biasa.
Kecuali: sasaran diskriminasi yang tidak diinginkan seperti ras atau agama (Z60.5)
Z60.5 Sasaran dari merasa didiskriminasi dan diperlakukan tidak adil
Diperlakukan tidak adil atau diskriminasi, merasa atau sebenarnya, karena
merupakan
anggota suatu kelompok (kulit, agama, asal etnik, dsb), selain ciri-ciri pribadi.
Kecuali: ekslusi dan penolakan sosial (Z60.4)
Z60.8 Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan sosial
Z60.9 Masalah lingkungan sosial, tidak jelas
Z61 Masalah yang berhubungan dengan kejadian negatif pada kehidupan anak
Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-)
Z61.0 Hilangnya hubungan kasih sayang pada kanak-kanak
Hilangnya hubungan akrab emosi, seperti orangtua, saudara, teman dekat, atau
binatang kesayangan, akibat kematian atau kepergian permanen atau penolakan
Z61.1 Keluar dari rumah di masa kanak-kanak
Memasuki rumah asuh, rumah sakit atau institusi lain menyebabkan stress
psikologis,
atau dipaksa ikut aktifitas jauh dari rumah untuk waktu yang lama.
Z61.2 Perubahan pola hubungan keluarga pada kanak-kanak
Datangnya orang baru ke dalam keluarga menyebabkan perubahan yang tak
diinginkan
dalam hubungan-hubungan anak. Bisa berupa orangtua kawin lagi atau kelahiran
adik.
Z61.3 Kejadian yang menyebabkan hilangnya harga diri pada kanak-kanak
Kejadian yang berakibat anak merasa diri negatif seperti gagal dalam
tugas,terbukanya
masalah memalukan atau stigma, dan pengalaman lain yang membuat rasa terhina.
Z61.4 Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan seksual terhadap
anak oleh orang yang berada di dalam kelompok penunjang primer

Apikes Iris, Padang 15


Masalah yang berhubungan dengan setiap bentuk kontak fisik atau pendedahan
antara
anggota dewasa keluarga anak dengan anak itu, yang menyebabkan bangkitnya
keinginan seksual, baik anak terlibat dengan sukarela atau tidak dalam tindakan
seksual
(misalnya kontak atau manipulasi genital atau sengaja membuka payudara atau
genital)
Z61.5 Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan seksual terhadap
anak oleh orang yang berada di luar kelompok penunjang primer
Masalah yang berhubungan dengan kontak atau usaha kontak dengan payudara atau
genital anak atau orang lain, pendedahan seksual di hadapan anak atau berusaha
untuk
menelanjangi atau merayu anak, oleh orang dewasa di luar keluarga anak, baik
berdasarkan posisi atau statusnya, atau dengan melawan kehendak anak
Z61.6 Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan fisik terhadap anak
Masalah yang berhubungan dengan insiden ketika si anak dicederai di masa lalu
oleh
orang dewasa di dalam rumahtangga, sampai dengan kejadian yang secara medis
nyata
(misalnya fraktur, lecet) atau yang melibatkan bentuk kekerasan abnormal
(misalnya
memukul anak dengan benda keras atau tajam, membakar atau mengikat anak)
Z61.7 Pengalaman pribadi yang menakutkan di masa kanak-kanak
Pengalaman yang membawa ancaman akan masa depan anak, seperti penculikan,
bencana alam dengan ancaman nyawa, cedera dengan ancaman harga diri, atau
menyaksikan trauma yang berat terhadap orang yang disayangi
Z61.8 Kejadian negatif lainnya dalam kehidupan anak
Z61.9 Kejadian negatif dalam kehidupan anak, tidak jelas
Z62. Masalah lain yang berhubungan dengan membesarkan anak
Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-)
Z62.0 Pengawasan dan kontrol orangtua tidak memadai
Tidak tahunya orangtua akan apa yang dilakukan anak atau dimana anaknya,
kontrol
yang jelek, tidak peduli atau tidak ada usaha intervensi ketika anak dalam situasi
resiko.
Z62.1 Perlindungan berlebihan dari orangtua
Pola membesarkan anak yang menyebabkan infantilisasi dan tingkah laku tidak
mandiri
Z62.2 Anak dibesarkan di institusi
Asuhan angkat berkelompok tempat tanggungjawab membesarkan anak sebagian
besar
diambil-alih oleh semacam institusi (misalnya panti residensial, panti yatim piatu,
atau
rumah kanak-kanak), atau asuhan terapi dalam periode lama di rumah sakit, rumah
penyembuhan dan semacamnya, tanpa adanya orangtua yang mendampingi
Z62.3 Kekasaran terhadap dan melempar kesalahan kepada anak
Sikap negatif membesarkan anak yang khusus terfokus terhadap anak sebagai
individu,

Apikes Iris, Padang 16


berlangsung lama, dan mencakup berbagai tingkah laku anak (misalnya secara
otomatis
menyalahkan anak untuk setiap masalah atau memberi label negatif kepada anak)
Z62.4 Ketidakpedulian terhadap emosi anak
Orangtua bicara kepada anak dengan cara merendahkan atau kasar. Tidak adanya
ketertarikan pada anak, simpati pada kesulitan anak, atau memuji dan
mendorongnya.
Marah terhadap kecemasan anak, dan tidak ada rangkulan fisik atau kehangatan
emosi
Z62.5 Masalah lain sehubungan dengan ketidakpedulian dalam membesarkan anak
Tidak adanya pengalaman belajar dan bermain
Z62.6 Tekanan tidak semestinya dan bentuk abnormal membesarkan anak lainnya.
Orangtua memaksa anak berbeda dari norma lokal, menurut kelamin (berpakaian
perempuan pada anak lelaki), menurut usia (memaksa kewajiban anak di atas
usianya),
atau lainnya (menekan anak ikut aktifitas yang tidak diinginkannya atau terlalu
sulit)
Z62.8 Masalah lain yang jelas sehubungan dengan membesarkan anak
Z62.9 Masalah yang berhubungan dengan membesarkan anak, tidak jelas
Z63. Masalah lain sehubungan dengan group penunjang utama, termasuk keadaan keluarga
Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-)
masalah sehubungan dengan:
kejadian negatif pada kanak-kanak.(Z61.-), membesarkan anak (Z62.-)
Z63.0 Masalah dalam hubungan dengan spouse atau partner
Ketidakcocokan antara partner menyebabkan kehilangan kontrol yang berat atau
berkepanjangan, perasaan umum untuk kasar atau kritis, atau suasana kekerasan
antar-personal yang berat (memukul atau meninju)
Z63.1 Masalah dalam hubungan dengan orang tua dan ipar
Z63.2 Sokongan keluarga yang tidak memadai
Z63.3 Ketidakhadiran anggota keluarga
Z63.4 Kehilangan atau kematian anggota keluarga
Anggota keluarga diduga telah meninggal dunia
Z63.5 Pecahnya keluarga akibat perpisahan atau perceraian
Ditinggalkan
Z63.6 Anggota keluarga jauh yang masih tergantung memerlukan asuhan di rumah
Z63.7 Kejadian yang menimbulkan stress mempengaruhi keluarga dan
rumahtangga
Kecemasan (normal) akan seorang yang sakit di dalam keluarga, masalah kesehatan
di
dalam keluarga, anggota keluarga sakit atau terganggu, keluarga yang terisiolasi
Z63.8 Masalah lain yang jelas sehubungan dengan group penunjang utama
Ketidakcocokan dalam keluarga NOS, tingkat emosional tinggi di dalam keluarga
Komunikasi tidak memadai atau rusak di dalam keluarga
Z63.9 Masalah sehubungan dengan group penunjang utama, tidak jelas
Z64. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial tertentu
Z64.0 Masalah sehubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan
Kecuali: pengawasan kehamilan resiko tinggi akibat masalah sosial (Z35.7)
Z64.1 Masalah sehubungan dengan banyak anak [multiparity]
Kecuali: pengawasan kehamilan dengan with grand multiparity (Z35.4)

Apikes Iris, Padang 17


Z64.2 Mencari dan mendapat intervensi fisik, makanan, dan zat kimia berbahaya
Kecuali: ketergantungan pada zat - see Alphabetical Index
Z64.3 Mencari dan mendapat intervensi tingkah laku dan psikologis yang
berbahaya
Z64.4 Ketidaksesuaian dengan counsellors
Ketidaksesuaian dengan: probation officer, pekerja sosial
Z65. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial lainnya
Kecuali: cedera sekarang - see Alphabetical Index
Z65.0 Terbukti bersalah di pengadilan sipil dan kriminal tanpa hukuman penjara
Z65.1 Dihukum penjara dan hukuman kurungan lainnya
Z65.2 Masalah sehubungan dengan pembebasan dari penjara
Z65.3 Masalah sehubungan dengan hukum lainnya
Penangkapan, pengadilan untuk hak memelihara anak, pengadilan, persidangan
Z65.4 Korban kejahatan dan terorisme
Korban penyiksaan
Z65.5 Dihadapkan pada malapetaka, perang, dan kekerasan lainnya
Kecuali: target dari merasa didiskriminasi dan perlakuan tidak adil (Z60.5)
Z65.8 Masalah lain yang jelas sehubungan dengan keadaan psikososial
Z65.9 Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial yang tidak jelas

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal lainnya (Z70-Z76)


Z70. Konseling sehubungan dengan sikap, tingkah laku dan orientasi seksual
Kecuali: Konseling untuk kontrasepsi atau prokreasi (Z30-Z31)
Z70.0 Konseling untuk sikap seksual
Orang yang khawatir pelecehan, keraguan atau respons negatif lain masalah seksual
Z70.1 Konseling untuk tingkah laku dan orientasi seksual pasien
Pasien khawatir tentang: impotensi, tak-berespons, seks bebas, orientasi seksual
Z70.2 Konseling untuk tingkah laku dan orientasi pihak ketiga
Mencari nasehat tentang tingkah laku dan orientasi seksual: anak, partner, spouse
Z70.3 Konseling untuk gabungan sikap, tingkah laku dan orientasi seksual
Z70.8 Sex counselling lainnya
Pendidikan seks
Z70.9 Sex counselling, tidak jelas
Z71. Orang yang mendatangi SPK untuk konseling dan nasehat medis lainnya, n.e.c.
Kecuali: konseling kontrasepsi atau prokreasi (Z30-Z31), sex (Z70.-)
Z71.0 Orang yang berkonsultasi atas nama orang lainnya
Nasehat dan pengobatan untuk pihak ketiga yang tidak hadir
Kecuali: kekhawatiran (normal) tentang orang sakit di dalam keluarga (Z63.7)
Z71.1 Orang keluhan yang ditakutkan yang untuknya tidak ada diagnosis dibuat
Kondisi takut yang tidak terlihat, masalah adalah hal yang normal, baik tapi
khawatir
Kecuali: observasi dan evaluasi medis untuk sangkaan penyakit dan kondisi (Z03.-)
Z71.2 Orang yang berkonsultasi untuk penjelasan hasil penelitian
Z71.3 Konseling dan pengawasan diet
Konseling dan pengawasan diet (untuk): NOS, gastritis, colitis, diabetes mellitus,
obesity, hypercholesterolaemia, alergi atau intoleransi makanan
Z71.4 Konseling dan pengawasan penyalahgunaan alkohol
Kecuali: prosedur rehabilitasi alkohol (Z50.2)

Apikes Iris, Padang 18


Z71.5 Konseling dan pengawasan penyalahgunaan obat
Kecuali: prosedur rehabilitasi obat(Z50.3)
Z71.6 Konseling penyalahgunaan tembakau
Kecuali: prosedur rehabilitasi tembakau (Z50.8)
Z71.7 Konseling human immunodeficiency virus [HIV]
Z71.8 Konseling lain yang jelas
Konsultasi hubungan seksual sedarah (consanguinity)
Z71.9 Konseling, tidak jelas
Nasehat medis NOS
Z72. Masalah sehubungan dengan gaya hidup [lifestyle]
Kecuali: masalah sosioekonomik dan psikologis (Z55-Z65),
masalah kesulitan manajemen kehidupan (Z73.-)
Z72.0 Penggunaan tembakau
Kecuali: tobacco dependence (F17.2)
Z72.1 Penggunaan alkohol
Kecuali: alcohol dependence (F10.2)
Z72.2 Penggunaan obat
Kecuali: penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan (F55)
ketergantungan obat (F11-F16, F19 dengan karakter keempat .2)
Z72.3 Tidak ada berolahraga
Z72.4 Diet dan kebiasaan makan yang tidak baik
Kecuali: malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E40-E64), kelainan makan (F50.-)
kelainan tingkah laku makan bayi atau anak (F98.2-F98.3)
makanan tidak memadai (Z59.4)
Z72.5 Tingkah laku seksual beresiko tinggi
Z72.6 Berjudi dan taruhan
Kecuali: judi kompulsif atau patologis (F63.0)
Z72.8 Masalah lain sehubungan dengan lifestyle
Tingkah laku merusak diri sendiri
Z72.9 Masalah yang berhubungan dengan lifestyle, tidak jelas
Z73. Masalah yang berhubungan dengan kesulitan manajemen kehidupan
Kecuali: masalah sehubungan dengan keadaan sosioekonomik dan psikososial
(Z55-Z65)
Z73.0 Burn-out
Keadaan dengan kelelahan vital
Z73.1 Penguatan [accentuation] ciri-ciri kepribadian
Pola tingkah laku Type A (khas dengan ambisi tak terkontrol, butuh prestasi tinggi,
tidak sabar, sangat bersaing, dan mendesak)
Z73.2 Tidak adanya relaksasi dan santai
Z73.3 Stress, not elsewhere classified
Ketegangan fisik dan mental NOS
Kecuali: berhubungan dengan pekerjaan atau pengangguran (Z56.-)
Z73.4 Keterampilan sosial tidak memadai, not elsewhere classified
Z73.5 Konflik peran sosial, not elsewhere classified
Z73.6 Keterbatasan aktifitas akibat cacad
Kecuali: tergantung pada pemberi asuhan (Z74.-)
Z73.8 Masalah lain yang berhubungan dengan kesulitan manajemen kehidupan
Z73.9 Masalah kesulitan manajemen kehidupan, tidak jelas

Apikes Iris, Padang 19


Z74. Masalah yang berhubungan dengan ketergantungan pada pemberi asuhan
Kecuali: ketergantungan pada mesin atau alat yang memberi kemampuan NEC
(Z99.-)
Z74.0 Pengurangan mobilitas
Bedfast [harus selalu di bed], chairfast [harus selalu di kursi]
Z74.1 Memerlukan bantuan untuk perawatan personal
Z74.2 Memerlukan bantuan di rumah dan tidak ada keluarga yang bisa merawat
Z74.3 Memerlukan pengawasan terus menerus
Z74.8 Masalah lain yang berhubungan dengan ketergantungan pada pemberi
asuhan
Z74.9 Masalah ketergantungan pada pemberi asuhan, tidak jelas
Z75. Masalah yang berhubungan dengan fasilitas medis dan asuhan kesehatan lainnya
Z75.0 Pelayanan medis tidak tersedia di rumah
Kecuali: tak ada keluarga lain yang bisa memberikan asuhan (Z74.2)
Z75.1 Orang yang sedang menunggu admisi ke fasilitas yang memadai di tempat
lain
Z75.2 Waktu tunggu lainnya untuk penelitian dan pengobatan
Z75.3 Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya fasilitas asuhan kesehatan
Kecuali: bed tak tersedia (Z75.1)
Z75.4 Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya badan pembantu lainnya
Z75.5 Holiday relief care
Penyediaan fasilitas asuhan kesehatan untuk orang yang biasanya dirawat di rumah,
supaya keluarganya dapat berlibur; Respite care:
Z75.8 Masalah lain sehubungan dengan fasilitas medis dan asuhan kesehatan lain.
Z75.9 Masalah yang tidak jelas sehubungan dengan fasilitas medis dan asuhan
kesehatan lainnya.
Z76. Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal lain
Z76.0 Pemberian resep ulangan
Pemberian resep ulangan untuk: peralatan, obat-obatan, kaca mata
Kecuali: pemberian sertifikat medis (Z02.7), resep ulangan kontrasepsi(Z30.4)
Z76.1 Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk anak terlantar
Z76.2 Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk bayi dan anak sehat lainnya
Asuhan medis atau perawatan untuk bayi sehat dalam keadaan seperti kondisi
sosio-
ekonomik yang tidak baik di rumah, menunggu penempatan sebagai anak asuh atau
anak angkat, penyakit ibu, jumlah anak di rumah menghambat asuhan normal
Z76.3 Orang sehat yang menemani orang sakit
Z76.4 Orang lain yang menginap di fasilitas asuhan kesehatan
Kecuali: orang tak berumah (Z59.0)
Z76.5 Malingerer [berpura-pura secara sadar]
Orang yang pura-pura sakit (dengan motivasi yang jelas)
Kecuali: factitious disorder, peregrinating patient (F68.1)
Z76.8 Orang yang mendatangi SPK untuk hal lain yang jelas
Z76.9 Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal yang tidak jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan


riwayat keluarga dan pribadi serta kondisi tertentu yang mempengaruhi
status kesehatan (Z80-Z99)
Kecuali: Pemeriksaan follow-up (Z08-Z09)

Apikes Iris, Padang 20


Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Ketika riwayat keluarga atau pribadi merupakan alasan untuk screening khusus
atau pemeriksaan lain atau penelitian (Z00-Z13)
Ketika kemungkinan bahwa janin bisa terganggu adalah alasan untuk observasi
dan tindakan sewaktu kehamilan (O35.-)
Z80. Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga
Z80.0 Riwayat neoplasma ganas organ pencernaan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26
Z80.1 Riwayat neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-paru dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34
Z80.2 Riwayat neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks lain dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39
Z80.3 Riwayat neoplasma ganas payudara dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.-
Z80.4 Riwayat neoplasma ganas organ genital dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63
Z80.5 Riwayat neoplasma ganas saluran kemih dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68
Z80.6 Riwayat leukaemia dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95
Z80.7 Riwayat neoplasma ganas lain dari jarirngan limfoid, haematopoietik dan
jaringan terkait dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.-
Z80.8 Riwayat neoplasma ganas organ atau sistem lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49, C69-C79, C97
Z80.9 Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga, tidak jelas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80
Z81. Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku dalam keluarga
Z81.0 Riwayat retardasi mental dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F70-F79
Z81.1 Riwayat penyalahgunaan alkohol dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10.-
Z81.2 Riwayat penyalahgunaan tembakau dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F17.-
Z81.3 Riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F11-F16, F18-F19
Z81.4 Riwayat penyalahgunaan zat lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F55
Z81.8 Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan di bagian lain pada F00-F99
Z82. Riwayat cacad tertentu dan penyakit kronis penyebab cacad dalam keluarga
Z82.0 Riwayat epilepsi dan penyakit lain sistem syaraf dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99
Z82.1 Riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H54.-
Z82.2 Riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H90-H91

Apikes Iris, Padang 21


Z82.3 Riwayat stroke dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I60-I64
Z82.4 Riwayat penyakit jantung iskemik dan penyakit lain sirkulasi dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I52, I65-I99
Z82.5 Riwayat asma dan penyakit pernafasan bawah kronis lainnya dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J40-J47
Z82.6 Riwayat artritis dan penyakit muskuloskeletal dan jaringan ikat dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99
Z82.7 Riwayat malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99
Z82.8 Riwayat cacad lain dan penyakit kronis penyebab cacad dalam keluarga, n. e.
c.
Z83. Riwayat kelainan spesifik lain dalam keluarga
Kecuali: Kontak dengan atau dihadapkan pada penyakit menular dalam keluarga
(Z20.-)
Z83.0 Riwayat penyakit human immunodeficiency virus [HIV] dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada B20-B24
Z83.1 Riwayat penyakit infeksi dan parasit lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B19, B25-B94, B99
Z83.2 Riwayat penyakit darah dan organ pembentuk darah dan kelainan tertentu
yang melibatkan mekanisme imun dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89
Z83.3 Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E10-E14
Z83.4 Riwayat penyakit endokrin, gizi dan metabolik lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E07, E15-E90
Z83.5 Riwayat kelainan mata dan telinga dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H00-H53, H55-H83, H92-H95
Kecuali: riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan dalam keluarga (Z82.1)
riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam keluarga (Z82.2)
Z83.6 Riwayat penyakit sistem pernafasan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J39, J60-J99
Kecuali: riwayat asma dan peny pernafasan bawah kronis lain dalam keluarga
(Z82.5)
Z83.7 Riwayat penyakit sistem pencernaan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93
Z84. Riwayat kondisi lain dalam keluarga
Z84.0 Riwayat penyakit kulit dan jaringan subkutis dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99
Z84.1 Riwayat kelainan ginjal dan ureter dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N29
Z84.2 Riwayat penyakit lain sistem genitourinarius dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N30-N99
Z84.3 Riwayat consanguinity [hubungan seksual sedarah] dalam keluarga
Z84.8 Riwayat kondisi lain yang jelas dalam keluarga
Z85. Riwayat pribadi neoplasma ganas
Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)

Apikes Iris, Padang 22


pemeriksaan follow-up setelah pengobatan neoplasma ganas (Z08.-)
Z85.0 Riwayat neoplasma ganas organ pencernaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26

Z85.1 Riwayat neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-paru


Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34
Z85.2 Riwayat neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks lain
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39
Z85.3 Riwayat neoplasma ganas payudara
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.-
Z85.4 Riwayat neoplasma ganas organ genital
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63
Z85.5 Riwayat neoplasma ganas saluran kemih
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68
Z85.6 Riwayat leukaemia
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95
Z85.7 Riwayat neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan jaringan terkait lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.-
Z85.8 Riwayat neoplasma ganas organ dan sistem lain
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49, C69-C79, C97
Z85.9 Riwayat neoplasma ganas, tidak jelas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80
Z86. Riwayat pribadi penyakit tertentu lainnya
Kecuali: Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Z86.0 Riwayat neoplasma lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D00-D48
Kecuali: neoplasma ganas (Z85.-)
Z86.1 Riwayat penyakit infeksi dan parasit
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B89, B99
Kecuali: sequelae penyakit infeksi dan parasit (B90-B94)
Z86.2 Riwayat penyakit darah dan organ pembentuk darah dan kelainan tertentu
yang melibatkan mekanisme imun
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89
Z86.3 Riwayat endokrin, gizi dan metabolik
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E90
Z86.4 Riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10-F19
Kecuali: sedang tergantung (F10-F19 dengan karakter keempat .2)
masalah sehubungan dengan penggunaan:
alkohol (Z72.1), obat (Z72.2), tembakau (Z72.0)
Z86.5 Riwayat pribadi kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F00-F09, F20-F99
Z86.6 Riwayat pribadi penyakit sistem syaraf dan organ penginderaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99, H00-H95
Z86.7 Riwayat pribadi penyakit sistem sirkulasi
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I99
Kecuali: sindroma pasca MCI (I24.1), MCI lama (I25.2),
sequelae penyakit serebrovascular (I69.-)
Z87. Riwayat pribadi penyakit dan kondisi lainnya

Apikes Iris, Padang 23


Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Z87.0 Riwayat pribadi penyakit sistem pernafasan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J99
Z87.1 Riwayat pribadi penyakit sistem pencernaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93

Z87.2 Riwayat pribadi penyakit kulit dan jaringan subkutis


Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99
Z87.3 Riwayat pribadi penyakit sistem muskuloskeleton dan jaringan ikat
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99
Z87.4 Riwayat pribadi penyakit sistem genitourinarius
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N99
Z87.5 Riwayat pribadi komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O00-O99, riwayat pribadi penyakit
trophoblast
Kecuali: habitual aborter (N96)
pengawasan kehamilan sekarang dengan riwayat obstetrik kabur (Z35.-)
Z87.6 Riwayat pribadi kondisi tertentu yang timbul pada masa perinatal
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada P00-P96
Z87.7 Riwayat pribadi malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99
Z87.8 Riwayat pribadi kondisi lain yang jelas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada S00-T98
Z88. Riwayat pribadi alergi pada obat, medikamen dan zat biologis
Z88.0 Riwayat pribadi alergi penisillin
Z88.1 Riwayat pribadi alergi agen antibiotika lain
Z88.2 Riwayat pribadi alergi sulfonamida
Z88.3 Riwayat pribadi alergi agen antiinfeksi lain
Z88.4 Riwayat pribadi alergi agen anestetik
Z88.5 Riwayat pribadi alergi agen narkotika
Z88.6 Riwayat pribadi alergi agen analgesik
Z88.7 Riwayat pribadi alergi serum dan vaksin
Z88.8 Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis lain
Z88.9 Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis yang tidak jelas
Z89. Hilangnya anggota yang dialami setelah lahir
Termasuk: Kehilangan anggota: pascabedah, pascatrauma
Kecuali: Cacad anggota didapat (M20-M21), cacad kongenital anggota (Q71-Q73)
Z89.0 Hilangnya jari(-jari) tangan [termasuk ibu jari], unilateral
Z89.1 Hilangnya tangan dan pergelangan
Z89.2 Hilangnya anggota atas di atas pergelangan
Hilangnya lengan NOS
Z89.3 Hilangnya kedua anggota atas [semua level]
Hilangnya jari(-jari), bilateral
Z89.4 Hilangnya kaki dan tumit
Hilangnya jari(-jari) kaki
Z89.5 Hilangnya tungkai pada atau di bawah lutut
Z89.6 Hilangnya tungkai di atas lutut
Hilangnya tungkai NOS
Z89.7 Hilangnya kedua anggota bawah [semua level, kecuali jari kaki saja]

Apikes Iris, Padang 24


Z89.8 Hilangnya anggota atas dan bawah [semua level]
Z89.9 Hilangnya anggota, tidak jelas
Z90. Hilangnya organ yang dialami setelah lahir, not elsewhere classified
Termasuk: Kehilangan bagian tubuh pascabedah atau pascatrauma NEC
Kecuali: Absen pascabedah pada kelenjar endokrin (E89.-), limpa (D73.0)
Z90.0 Hilangnya bagian dari kepala dan leher
Hilangnya mata, larynx, hidung,
Kecuali: hilangnya gigi (K08.1)
Z90.1 Hilangnya payudara
Z90.2 Hilangnya paru-paru [bagiannya]
Z90.3 Hilangnya bagian lambung
Z90.4 Hilangnya bagian lain saluran pencernaan
Z90.5 Hilangnya ginjal
Z90.6 Hilangnya organ lain saluran kemih
Z90.7 Hilangnya organ(-organ) genital
Z90.8 Hilangnya organ lain
Z91. Riwayat faktor resiko pribadi, not elsewhere classified
Kecuali: Dihadapkan pada polusi dan masalah lain lingkungan fisik(Z58.-)
Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko (Z57.-)
Riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif (Z86.4)
Z91.0 Riwayat alergi, selain pada obat dan zat biologis
Kecuali: riwayat pribadi alergi pada obat dan zat biologis (Z88.-)
Z91.1 Riwayat ketidakpatuhan pada pengobatan dan regimen medis
Z91.2 Riwayat kebersihan pribadi yang buruk
Z91.3 Riwayat jadwal tidur-bangun tidak sehat
Kecuali: kelainan tidur (G47.-)
Z91.4 Riwayat trauma psikologis, not elsewhere classified
Z91.5 Riwayat melukai diri sendiri
Parasuicide, meracunidiri sendiri, usaha bunuh diri
Z91.6 Riwayat truma fisik lainnya
Z91.8 Riwayat faktor resiko lainnya, not elsewhere classified
Abuse NOS, maltreatment NOS
Z92. Riwayat pribadi pengobatan medis
Z92.0 Riwayat pribadi kontrasepsi
Kecuali: konsultasi atau manajemen praktek kontrasepsi sekarang (Z30.-)
kehadiran (intrauterine) contraceptive device (Z97.5)
Z92.1 Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) antikoagulan jangka panjang
Z92.2 Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) medikamen lain jangka panjang
Riwayat pribadi penggunaan aspirin
Z92.3 Riwayat pribadi irradiasi
Riwayat pribadi terapi radiasi
Kecuali: dihadapkan pada radiasi: oleh pekerjaan (Z57.1), lingkungan fisik (Z58.4)
Z92.4 Riwayat pribadi pembedahan mayor, not elsewhere classified
Kecuali: status lobang buatan (Z93.-), status transplantasi organ atau jaringan
(Z94.-)
adanya implant dan graft fungsional (Z95-Z96), status pascabedah
(Z98.-)
Z92.5 Riwayat pribadi tindakan rehabilitasi

Apikes Iris, Padang 25


Z92.8 Riwayat pribadi pengobatan medis lainnya
Z92.9 Riwayat pribadi pengobatan medis, tidak jelas
Z93. Status lobang buatan
Kecuali: Lobang buatan memerlukan perhatian dan penatalaksanaan (Z43.-)
Komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5)
Z93.0 Status trakheostomi
Z93.1 Status gastrostomi
Z93.2 Status ileostomi
Z93.3 Status kolostomi
Z93.4 Status lobang buatan lain pada saluran gastrointestinum
Z93.5 Status sistostomi

Z93.6 Status lobang buatan lain pada saluran kemih


Nefrostomi, ureterostomi, uretrostomi
Z93.8 Status lobang buatan lainnya
Z93.9 Status lobang buatan, tidak jelas
Z94. Status transplantasi organ dan jaringan
Termasuk: Organ atau jaringan diganti dengan transplant heterogen atau homogen
Kecuali: Komplikasi organ atau jaringan yang ditransplantasikan – see Alphabetical
Index
Adanya: graft vaskuler (Z95.-), katup jantung xenogenik (Z95.3)
Z94.0 Status transplantasi ginjal
Z94.1 Status transplantasi jantung
Kecuali: status penggantian katup jantung (Z95.2-Z95.4)
Z94.2 Status transplantasi paru-paru
Z94.3 Status transplantasi jantung dan paru-paru
Z94.4 Status transplantasi hati
Z94.5 Status transplantasi kulit
Status transplantasi kulit autogen
Z94.6 Status transplantasi tulang
Z94.7 Status transplantasi kornea
Z94.8 Status transplantasi organ dan jaringan lainnya
Status transplantasi sumsum tulang, usus, pankreas
Z94.9 Status transplantasi organ dan jaringan, tidak jelas
Z95. Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah
Kecuali: Komplikasi alat, implant, dan graft jantung dan pembuluh darah (T82.-)
Z95.0 Adanya pacemaker jantung
Kecuali: adjustment or management of cardiac pacemaker (Z45.0)
Z95.1 Adanya graft bypass aortokoronaria
Z95.2 Adanya katup jantung prostetik
Z95.3 Adanya katup jantung xenogenic
Z95.4 Adanya penggantian katup jantung lainnya
Z95.5 Adanya implant dan graft angioplasti koronaria
Adanya prosthesis arteri koronaria, tatus setelah angioplasti koronaria NOS
Z95.8 Adanya implants dan graft jantung dan pembuluh darah lainnya
Adanya prosthesis intravaskular NEC, status setelah angioplasti perifer NOS
Z95.9 Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah, tidak jelas
Z96. Adanya implant fungsional lainnya

Apikes Iris, Padang 26


Kecuali: Komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal (T82-T85)
Perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46)
Z96.0 Adanya implant urogenital
Z96.1 Adanya lensa intraokular
Pseudophakia
Z96.2 Adanya implant otologis dan audiologis
Tabung myringotomy, penggantian stapes, stent tuba Eustachia,
Alat pendengar konduksi tulang, implantasi kokhlea
Z96.3 Adanya larynx buatan
Z96.4 Adanya implant endokrin
Pompa insulin
Z96.5 Adanya impant akar-gigi dan mandibula
Z96.6 Adanya implant sendi orthopaedik
Penggantian sendi jari, penggantian sendi panggul (partial)(total)

Z96.7 Adanya implant tulang dan tendon lainnya


Adanya plat tengkorak
Z96.8 Adanya implant fungsional lain yang jelas
Z96.9 Adanya implant fungsional, tidak jelas
Z97. Adanya peralatan lain
Kecuali: Komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal (T82-T85)
Perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46)
Adanya alat drainase cairan serebrospinalis (Z98.2)
Z97.0 Adanya artificial eye
Z97.1 Adanya artificial limb (complete)(partial)
Z97.2 Adanya alat prostetik gigi (complete)(partial)
Z97.3 Adanya kaca mata dan lensa kontak
Z97.4 Adanya hearing-aid eksternal
Z97.5 Adanya (intrauterine) contraceptive device
Kecuali: pemasangan kontrasepsi (Z30.1),
pemeriksaan, pemasangan kembali atau penarikan kontrasepsi (Z30.5)
Z97.8 Adanya peralatan lain yang jelas
Z98. Keadaan pascabedah lainnya
Kecuali: Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Komplikasi pascaprosedur atau pascabedah – see Alphabetical Index
Z98.0 Status baypass dan anastomosis usus
Z98.1 Status arthrodesis
Z98.2 Adanya alat drainase cairan serebrospinalis
Adanya CSF [cerebrospinal fluid]shunt
Z98.8 Keadaan pascabedah lain yang jelas
Z99. Ketergantungan pada mesin dan alat yang memberi kemampuan, n. e. c.
Z99.0 Ketergantungan pada aspirator
Z99.1 Ketergantungan pada respirator
Z99.2 Ketergantungan pada dialisis ginjal
Adanya shunt arteriovena untuk dialisis, status dialisis ginjal
Kecuali: persiapan, pengobatan atau sesi dialisis (Z49.-)
Z99.3 Ketergantungan pada kursi roda
Z99.8 Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi kemampuan lain

Apikes Iris, Padang 27


Z99.9 Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi kemampuan, tidak jelas.

Apikes Iris, Padang 28

Anda mungkin juga menyukai