Anda di halaman 1dari 573

CHAPTER I.

PENYAKIT-PENYAKIT INFEKSI DAN PARASIT TERTENTU

Influenza dan infeksi pernafasan akut lainnya (J00-J22)

Bab ini berisi blok-blok sebagai berikut:

Penyakit-penyakit akibat bakteria, chlamydia, dan rickettsia


A00-A09 Penyakit infeksi usus
A15-A19 Tuberculosis
A20-A28 Penyakit bakteri zoonotik tertentu
A30-A49 Penyakit bakteri lainnya
A50-A64 Infeksi dengan penularan terutama melalui
hubungan seksual
A65-A69 Penyakit akibat spirochaeta lainnya
A70-A74 Penyakit lain akibat chlamydia
A75-A79 Rickettsioses

Penyakit-penyakit akibat infeksi virus


A80-A89 Infeksi virus sistem syaraf pusat
A90-A99 Demam akibat virus asal-arthropoda dan demam
berdarah akibat virus
B00-B09 Infeksi virus yang khas dengan lesi kulit dan
membran mukosa
B15-B19 Hepatitis virus
B20-B24 Penyakit human immunodeficiency virus [HIV]
B25-B34 Penyakit virus lainnya

Penyakit-penyakit akibat jamur, protozoa, cacing, dan kutu


B35-B49 Mikosis
B50-B64 Penyakit akibat protozoa
B65-B83 Penyakit akibat cacing (helminthiases)
B85-B89 Pediculosis, acariasis dan infestasi lainnya

Hal-hal lain sehubungan dengan penyakit infeksi dan parasit


B90-B94 Sequelae penyakit-penyakit infeksi dan parasit
B95-B97 Bakteria, virus dan agen infeksi lainnya
B99 Penyakit-penyakit menular lainnya
Penyakit-penyakit infeksi pada usus (A00-A09)

A00 Cholera
A00.0Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar cholerae
Cholera klasik
A00.1Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar eltor
Cholera El Tor
A00.9Cholera, tidak dijelaskan
A01 Demam typhoid and paratyphoid
Infeksi oleh Salmonella typhi
A01.1Paratyphoid fever A
A01.2Paratyphoid fever B
A01.3Paratyphoid fever C
A01.4Paratyphoid fever, tak dijelaskan
Infeksi oleh S. paratyphi NOS

A02 Infeksi salmonella lainnya


Termasuk: Infeksi atau keracunan makanan oleh Salmonella selain S.
typhi dan S. paratyphi
A02.0Salmonella enteritis
Salmonellosis
A02.1Salmonella septicaemia
A02.2 Infeksi salmonella terlokalisir
meningitis salmonella (G01*),
pneumonia salmonella (J17.0*),
arthritis salmonella (M01.3*),
osteomyelitis salmonella (M90.2*),
penyakit tubulo-interstitial ginjal salmonella (N16.0*)
A02.8Infeksi salmonella lain yang dijelaskan
A02.9Infeksi salmonella, tidak dijelaskan

A03 Shigellosis
A03.0Shigellosis akibat S. dysenteriae; Group A [dysentery Shiga-
Kruse]
A03.1Shigellosis akibat Shigella flexneri; Group B
A03.2Shigellosis akibat Shigella boydii; Group C
A03.3Shigellosis akibat Shigella sonnei; Group D
A03.8Shigellosis lain
A03.9Shigellosis, tidak dijelaskan; disentri basiler NOS

A04 Infeksi usus akibat bakteri lainnya


Kecuali: keracunan makanan akibat bakteri (A05.-);
enteritis tuberkulosa (A18.3)
A04.0Infeksi E. coli enteropathogenik
A04.1Infeksi E. coli enterotoxigenik
A04.2Infeksi E. coli enteroinvasif
A04.3Infeksi E. coli enterohaemorrhagik
A04.4Infeksi E. coli lain pada usus;
Enteritis Escherichia coli NOS
A04.5Enteritis Campylobacter
A04.6Enteritis akibat Yersinia enterocolitica

2
Kecuali: yersiniosis extraintestinum (A28.2)
A04.7Enterokolitis akibat Clostridium difficile
Keracunan makanan akibat Clostridium difficile
A04.8Infeksi usus akibat bakteri lain yang dijelaskan
A04.9Infeksi usus akibat bakteri, tidak dijelaskan;
Enteritis bakteri NOS

A05 Keracunan makanan akibat bakteri lainnya, nec


Kecuali: keracunan makanan dan infeksi akibat salmonella
(A02.-)
infeksi E. coli (A04.0-A04.4); listeriosis (A32.-);
efek toxik makanan beracun (T61-T62)
A05.0Keracunan makanan akibat staphylococcus
A05.1Botulismus
Keracunan makanan klasik akibat Clostridium botulinum
A05.2Keracunan makanan akibat Cl. perfringens [Cl. welchii];
Enteritis necroticans; Pig-bel
A05.3Keracunan makanan akibat Vibrio parahaemolyticus
A05.4Keracunan makanan akibat Bacillus cereus
A05.8Keracunan makanan akibat kuman lain yang dijelaskan
A05.9Keracunan makanan akibat kuman, tidak dijelaskan

A06 Amoebiasis
Termasuk:: infeksi akibat Entamoeba histolytica
Kecuali: penyakit usus lain akibat protozoa (A07.-)
A06.0Disentri amubik akut;
Amubiasis akut,
Amubiasis usus NOS
A06.1Amubiasis usus kronis
A06.2Kolitis amuba non-disentri
A06.3Amuboma usus;
Amuboma NOS
A06.4Abses hati akibat amuba;
Amubiasis hati
A06.5 Abses paru-paru akibat amoeba (J99.8*);
Abses paru (dan hati)
A06.6 Abses otak amuba (G07*);
Abses amuba otak (dan hati) (dan paru-paru)
A06.7Amubiasis kulit
A06.8Infeksi amuba di situs lain;
Appendisitis amuba,
Balanitis amuba (N51.2*)
A06.9Amubiasis, tak dijelaskan

3
A07 Penyakit usus akibat protozoa lainnya
A07.0Balantidiasis
Disentri balantidia
A07.1Giardiasis [lambliasis]
A07.2Cryptosporidiosis
A07.3Isosporiasis
Infeksi Isospora belli dan I. hominis;
Coccidiosis usus
Isosporosis usus
A07.8Penyakit usus akibat protozoa lain yang dijelaskan
Trichomoniasis usus
Sarkositosis
Sarkosporidiosis
A07.9Penyakit usus akibat protozoa, tidak dijelaskan
Diare flagellata
Kolitis protozoa, diare protozoa, disentri protozoa.

A08 Infeksi usus oleh virus dan infeksi lain yang dijelaskan
Kecuali: Influenza yang melibatkan saluran pencernaan
(J10.8, J11.8)
A08.0Enteritis akibat rotavirus
A08.1Gastroenteropati akut akibat Norwalk agent;
Enteritis virus dengan struktur kecil bulat
A08.2Enteritis adenovirus
A08.3Enteritis virus lainnya
A08.4Infeksi usus oleh virus, tidak dijelaskan
Enteritis NOS, gastroenteritis NOS, gastroenteropati NOS akibat
virus.
A08.5Infeksi usus lain yang dijelaskan

A09 Diare dan gastroenteritis dan kolitis yang berawal dari infeksi
atau tidak jelas
Kecuali: akibat bakteri, protozoa, virus dan agen infeksi lain yang
dijelaskan (A00-A08)
diare non-infektif (see noninfectious) (K52.9)
diare non-infektif neonatus (P78.3)
A09.0Gastroenteritis dan kolitis lain dan tidak dijelaskan yang asalnya
menular
A09.0Gastroenteritis dan kolitis asalnya tidak jelas

Tuberkulosis (A15-A19)
Kecuali: sequel TB (B90.-),
TB kongenital (P37.0)

4
pneumokoniosis dengan TB (J65), silicotuberculosis (J65)

A15 TB pernafasan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis


A15.0TB paru, dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa
kultur.
Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB ,
pneumothoraks TB,
dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur
A15.1TB paru, dipastikan oleh kultur saja
Kondisi pada A15.0, dipastikan oleh kultur saja
A15.2TB paru, dipastikan secara histologis
Kondisi pada A15.0, dipastikan secara histologis
A15.3TB paru, dipastikan melalui cara yang tidak dijelaskan
Kondisi pada A15.0, dipastikan tapi tidak jelas secara
bakteriologis atau histologis
A15.4TB kelenjar limfe intratoraks, dipastikan secara bakteriologis
dan histologis
TB kelenjar limfe hilus, mediastinum, trakheobronkus,
dipastikan secara bakteriologis dan histologis
Kecuali: dinyatakan primer (A15.7)
A15.5TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, dipastikan secara
bakteriologis dan histologis
TB bronkus, glottis, larings, trakhea, dipastikan secara
bakteriologis dan histologis
A15.6Pleuritis TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB pleura, empyema TB, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan
histologis (A15.7)
A15.7TB pernafasan primer, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
A15.8TB pernafasan lain, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung,
dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.9TB pernafasan yang tidak dijelaskan, dipastikan secara
bakteriologis dan histologis

A16 TB pernafasan, tidak dipastikan secara bakteriologis atau


histologis
A16.0TB paru, secara bakteriologis dan histologis negatif.
Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB ,
pneumothoraks TB,
secara bakteriologis dan histologis negatif.
A16.1TB paru, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak
dilakukan

5
Kondisi pada A16.0, pemeriksaan bakteriologis dan histologis
tidak dilakukan
A16.2TB paru, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis
TB paru, bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB ,
pneumothoraks TB, NOS (tanpa disebutkan konfirmasi
bakteriologis atau histologis)
A16.3TB kelenjar limfe intratoraks, tanpa disebutkan konfirmasi
bakteriologis atau histologis
TB kelenjar limfe hilus, intratoraks, mediastinum,
trakheobronkus,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
Kecuali: dinyatakan primer (A15.7)
A16.4TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, tanpa disebutkan
konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB bronkus, glottis, larings, trakhea,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
A16.5Pleuritis TB, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis
TB pleura, empyema TB, pleuritis TB,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan
histologis (A15.7)

A16.7TB pernafasan primer, tanpa disebutkan konfirmasi


bakteriologis atau histologis
TB pernafasan primer NOS
Kompleks TB primer
A16.8TB pernafasan lain, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis
atau histologis
TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
A16.9TB pernafasan yang tidak dijelaskan, tanpa disebutkan
konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB pernafasan NOS
Tuberkulosis NOS

A17 TB sistem syaraf


A17.0 Meningitis TB(G01*)
TB meningen, leptomeningitis TB
A17.1 Tuberkuloma meningen (G07*)
A17.8 TB lain sistem syaraf
Meningoensepfalitis TB (G05.0*), myelitis TB (G05.0*),
Tuberkuloma otak atau medulla spinalis, TB otak atau medulla
spinalis (G07*),
Abses TB otak (G07*),

6
Polyneuropathy TB (G63.0*)
A17.9 TB sistem syaraf, tidak dijelaskan (G99.8*)

A18 TB organ lain


A18.0 TB tulang dan sendi
TB panggul (M01.1*), TB lutut (M01.1*), arthritis TB (M01.1*),
TB kolom vertebra (M49.0*)
Synovitis TB (M68.0*), tenosynovitis TB (M68.0*)
Mastoiditis TB (H75.0*),
Osteitis TB (M90.0*), osteomyelitis TB (M90.0*), nekrosis TB
tulang (M90.0*),
A18.1TB sistem genitourinarius
TB ginjal (N29.1*), TB ureter (N29.1*),
TB bladder (N33.0*),
TB organ genital pria (N51.-*),
TB cervix (N74.0*),
Pelvic inflammatory disease TB wanita (N74.1*)
A18.2Limfadenopati perifer TB,
Adenitis TB
Kecuali: Adenopati trakheobronkus TB, TB kelenjar limfe
intratoraks (A15.4, A16.3)
TB kelenjar limfe mesenterik dan retroperitoneum
(A18.3),
A18.3TB usus, peritoneum, dan kelenjar mesenterika
Asites TB, TB kelenjar limfe retroperitoneum
Peritonitis TB (K67.3*)
TB anus dan rektum, TB usus (halus, besar), enteritis TB
(K93.0*),
A18.4TB kulit dan jaringan subkutis
Erythema induratum TB, scrofuloderma
Lupus exedens, lupus vulgaris NOS,
Lupus vulgaris kelopak mata (H03.1*),
Kecuali: lupus erythematosus (L93.-),
lupus erythematosus systemic (M32.-)
A18.5 TB mata
Episcleritis TB (H19.0*),
Keratitis interstitialis TB (H19.2*), keratoconjunctivitis TB
(H19.2*)
Iridocyclitis TB (H22.0*),
Chorioretinitis TB (H32.0*),
Kecuali: lupus vulgaris kelopak (A18.4)
A18.6TB telinga
Otitis media TB (H67.0*)
Kecuali: TB mastoiditis (A18.0)

7
A18.7 TB kelenjar adrenal (E35.1*),
Penyakit Addison pada TB
A18.8TB organ lain yang dijelaskan:
TB kel. tiroid (E35.0*),
TB perikardium (I32.0*),
TB endokardium (I39.8*),
TB miokardium (I41.0*),
Arteritis serebri TB (I68.1*)
TB esofagus (K23.0*)

A19 TB miliaris
Termasuk: TB disseminata, TB generalisata, poliserositis TB
A19.0TB miliaris akut pada situs tunggal yang disebutkan
A19.1TB miliaris akut pada situs ganda
A19.2TB miliaris akut, tidak dijelaskan
A19.8TB miliaris lainnya
A19.9TB miliaris, tidak dijelaskan

Penyakit kuman zoonotik tertentu (A20-A28)


Penyebab: kuman yang biasa hidup pada hewan dan kemudian
ditularkan ke manusia

A20 Plague
Termasuk: infeksi akibat Yersinia pestis
A20.0Bubonic plague
A20.1Cellulocutaneous plague
A20.2Pneumonic plague
A20.3Plague meningitis
A20.7Septicaemic plague
A20.8Bentuk-bentuk lain plague
Plague abortif
Plague asimptomatik
Pestis minor
A20.9Plague, tidak dijelaskan

A21 Tularaemia
Termasuk: deer-fly fever, infeksi akibat Francisella tularensis, rabbit
fever
A21.0Ulceroglandular tularaemia
A21.1Oculoglandular tularaemia
Ophthalmic tularaemia
A21.2Pulmonary tularaemia

8
A21.3Gastrointestinal tularaemia
Abdominal tularaemia
A21.7Generalized tularaemia
A21.8Bentuk-bentuk lain tularaemia
A21.9Tularaemia, tidak dijelaskan

A22 Anthrax
Termasuk: infeksi akibat Bacillus anthracis
A22.0Anthrax kulit
Karbunkel ganas, pustula ganas
A22.1Anthrax pernafasan
Anthrax inhalasi
Penyakit Ragpicker
Penyakit Woolsorter
A22.2Anthrax gastrointestinum
A22.7Septikaemia anthrax
A22.8Bentuk-bentuk lain anthrax
Meningitis anthrax (G01*)
A22.9Anthrax, tidak dijelaskan

A23 Brucellosis
Termasuk: Demam: Malta, Mediterranean, undulant
A23.0Brucellosis akibat B. melitensis
A23.1Brucellosis akibat B. abortus
A23.2Brucellosis akibat B. suis
A23.3Brucellosis akibat B. canis
A23.8Brucellosis lain
A23.9Brucellosis, tidak dijelaskan

A24 Glanders and melioidosis


A24.0Glanders
Infeksi akibat Pseudomonas mallei
Malleus
A24.1Melioidosis akut dan fulminant
Melioidosis: pneumonia, septicaemia
A24.2Melioidosis subakut dan kronis
A24.3Melioidosis lain
A24.4Melioidosis, tidak dijelaskan
Infeksi Pseudomonas pseudomallei NOS;
Penyakit Whitmore

9
A25 Rat-bite fevers demam gigitan tikus
A25.0Spirillosis
Sodoku
A25.1Streptobacillosis
Erythema arthritik epidemik,
Demam Haverhill,
Streptobacillary rat-bite fever
A25.9Rat-bite fever, tidak dijelaskan

A26 Erysipeloid

A26.0Cutaneous erysipeloid; Erythema migrans


A26.7Erysipelothrix septicaemia
A26.8Bentuk-bentuk lain erysipeloid
A26.9Erysipeloid, tidak dijelaskan

A27 Leptospirosis
A27.0Leptospirosis icterohaemorrhagica
Leptospirosis akibat L. interrogans serovar icterohaemorrhagiae
A27.8Bentuk-bentuk lain leptospirosis
A27.9Leptospirosis, tidak dijelaskan

A28 Penyakit bakteri zoonotik lain, not elsewhere classified


A28.0Pasteurellosis
A28.1Cat-scratch disease
Cat-scratch fever
A28.2Extraintestinal yersiniosis
Kecuali:
akibat Y. enterocolitica (A04.6)
plague (A20.-)
A28.8Penyakit bakteri zoonotik lain yang dijelaskan, not elsewhere
classified
A28.9Penyakit bakteri zoonotik, tidak dijelaskan

Penyakit bakteri lainnya (A30-A49)

A30 Leprosy [Hansen's disease]


Termasuk: infeksi akibat Mycobacterium leprae
Kecuali: Sekuel lepra (B92)
A30.0Indeterminate leprosy
Lepra I
A30.1Tuberculoid leprosy

10
Lepra TT
A30.2Borderline tuberculoid leprosy
Lepra BT
A30.3Borderline leprosy
Lepra BB
A30.4Borderline lepromatous leprosy
Lepra BL
A30.5Lepromatous leprosy
Lepra LL
A30.8Bentuk lain leprosy
A30.9Lepra, tidak dijelaskan

A31 Infeksi akibat mikobakteria lain


Kecuali : tuberculosis (A15-A19), leprosy (A30.-)
A31.0Infeksi mikobakterium pada paru-paru
Infeksi akibat M. avium, M. intracellulare [Battey bacillus], M.
kansasii
A31.1Infeksi mikobakterium pada kulit
Buruli ulcer
Infeksi akibat M. marinum, M. ulcerans
A31.8Infeksi mikobakterium lainnya
A31.9Infeksi mikobakterium, tidak dijelaskan
Infeksi mikobakterium tidak khas NOS
Mycobacteriosis NOS

A32 Listeriosis
Termasuk: infeksi listeria melalui makanan
Kecuali: listeriosis neonatus (disseminata) (P37.2)
A32.0Listeriosis kulit
A32.1 Meningitis and meningoencephalitis listeria
Meningitis listeria (G01*); meningoencephalitis listeria (G05.0*)
A32.7Septikemia listeria
A32.8Bentuk lain listeria
Endocarditis listeria (I39.8*)
Arteritis cerebri Listeria (I68.1*),
Listeriosis okuloglandular
A32.9Listeriosis, tidak dijelaskan

A33 Tetanus neonatorum

A34 Tetanus obstetri

A35 Tetanus lain, Tetanus NOS

11
A36 Diphtheria
A36.0Difteri farings
Angina membranosa difteri
Difteri tonsil
A36.1Difteri nasofarings
A36.2Difteri larings,
Laringotrakheitis difteri
A36.3Difteri kulit
Kecuali: erythrasma (L08.1)
A36.8Difteri lain
Konjungtivitis difteri (H13.1*); miokarditis difteri (I41.0*),
polyneuritis difteri (G63.0*)
A36.9Diphtheria, tidak dijelaskan

A37 Whooping cough


A37.0Whooping cough disebabkan Bordetella pertussis
A37.1Whooping cough disebabkan Bordetella parapertussis
A37.8Whooping cough disebabkan spesies Bordetella lain
A37.9Whooping cough, tidak dijelaskan

A38 Scarlet fever


Skarlatina
Kecuali: sore throat akibat streptokokus

A39 Infeksi meningokokus


A39.0 Meningitis meningokokus (G01*)
A39.1 Sindroma Waterhouse-Friderichsen (E35.1*);
Adrenalitis haemoragika meningokokus
Sindroma adrenal meningokokus
A39.2Acute meningococcaemia
A39.3Chronic meningococcaemia
A39.4Meningokokaemia, tidak dijelaskan;
Bakteremia meningokokus NOS
A39.5 Penyakit jantung meningokokus
Pericarditis meningokokus (I32.0*)
Endocarditis meningokokus (I39.8*),
Myocarditis meningokokus (I41.0*),
Karditis meningokokus NOS (I52.0*)
A39.8Infeksi meningokokus lain
Encephalitis meningokokus meningokokus (G05.0*)

12
Konjunctivitis meningokokus (H13.1*)
Retrobulbar neuritis meningokokus (H48.1*)
Arthritis meningokokus (M01.0*)
Artritis pasca-meningokokus (M03.0*)
A39.9Infeksi meningokokus , tidak dijelaskan
Penyakit meningokokus NOS

A40 Septikemia streptokokus


Kecuali: setelah: abortus atau hamil ektopik atau mola
(O03-O07, O08.0),
infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2),
immunisasi (T88.0),
ketika melahirkan (O75.3), masa nifas (puerperal) (O85)
pada neonatus (P36.0-P36.1)
pasca-prosedur (T81.4),
A40.0Septikemia akibat streptokokus, group A
A40.1Septikemia akibat streptokokus, group B
A40.2Septikemia akibat streptokokus, group D
A40.3Septikemia akibat Streptococcus pneumoniae,
Septikemia pneumokokus
A40.8Septikemia akibat streptokokus lainnya
A40.9Septikemia akibat streptokokus, tidak dijelaskan

A41 Septikemia lain


Kecuali: melioidosis septikemik (A24.1), plague septikemik
(A20.7)
toxic shock syndrome (A48.3), bacteraemia NOS (A49.9)
setelah: abortus atau hamil ektopik atau mola (O03-O07,
O08.0),
infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2),
immunisasi (T88.0),
selama melahirkan (O75.3)
septikemia (akibat)(pada):
tularaemia (A21.7), anthrax (A22.7), Erysipelothrix (A26.7),
yersiniosis extraintestinum (A28.2), listeria (A32.7),
meningokokus (A39.2-A39.4), streptokokus (A40.-),
aktinomikotik (A42.7), gonokokus (A54.8),
herpesvirus (B00.7), kandida (B37.7),
puerperal (O85), neonatal (P36.-), pasca-prosedur (T81.4),
A41.0Septikemia akibat Staphylococcus aureus
A41.1Septikemia akibat stafilokokus lain yang disebutkan
Septikemia akibat stafilokokus koagulase-negatif
A41.2Septikemia akibat stafilokokus yang tidak dijelaskan
A41.3Septikemia akibat Haemophilus influenzae
A41.4Septikemia akibat kuman anaerob
13
Kecuali: gas gangrene (A48.0)
A41.5Septikemia akibat organisme Gram-negative lain
Septikemia Gram-negative NOS
A41.8Septikemia lain yang dijelaskan
A41.9Septicaemia, tidak dijelaskan;
Septic shock

A42 Actinomycosis
Kecuali : Kecuali: actinomycetoma (B47.1)
A42.0Aktinomikosis pulmonalis
A42.1Aktinomikosis abdominalis
A42.2Aktinomikosis servikofasialis
A42.7Septikemia aktinomikosis
A42.8Bentuk lain aktinomikosis
A42.9Aktinomikosis, tidak dijelaskan

A43 Nocardiosis
A43.0Nokardiosis pulmonalis
A43.1Nokardiosis kulit
A43.8Bentuk lain nokardiosis
A43.9Nokardiosis, tidak dijelaskan

A44 Bartonellosis
A44.0Bartonellosis sistemik
Demam Oroya
A44.1Bartonellosis kulit dan mukosa kulit
Verruga peruana
A44.8Bentuk lain bartonellosis
A44.9Bartonellosis, tidak dijelaskan

A46 Erysipelas
Kecuali : erisipelas nifas (O86.8)

A48 Penyakit bakteri lain, not elsewhere classified


Kecuali : actinomycetoma (B47.1)
A48.0Gas gangrene
Clostridial: cellulitis, myonecrosis

14
A48.1Penyakit Legionnaires
A48.2Penyakit Legionnaires Nonpneumonic [demam Pontiac]
A48.3Toxic shock syndrome
Kecuali: septikemia NOS (A41.9), syok endotoxik NOS (R57.8)
A48.4Brazilian purpuric fever;
Infeksi sistemik Haemophilus aegyptius
A48.8Penyakit bakteri lain yang dijelaskan

A49 Infeksi bakteri, situs tidak dijelaskan


Kecuali: infeksi meningokokus NOS (A39.9),
infeksi spirokhaeta NOS (A69.9)
infeksi chlamydia NOS (A74.9),
infeksi rickettsia NOS (A79.9),
bakteri penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada bab lain
(B95-B96),
A49.0Infeksi stafilokokus, tidak dijelaskan
A49.1Infeksi streptokokus, tidak dijelaskan
A49.2Infeksi Haemophilus influenzae, tidak dijelaskan
A49.3Infeksi Mycoplasma, tidak dijelaskan
A49.8Infeksi bakteri lain dengan situs tidak dijelaskan
A49.9Infeksi bakteri, tidak dijelaskan;
Bacteraemia NOS

Infeksi yang terutama ditularkan hubungan seks (A50-A64)


Kecuali: penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)
uretritis nonspesifik and uretritis non-gonokokus (N34.1)
penyakit Reiter's (M02.3)

A50 Sifilis kongenital


A50.0Sifilis kongenital dini, dengan gejala
Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan dini atau
muncul dalam waktu kurang dari dua tahun sejak lahir
Sifilis kongenital dini: kulit, mukokutan, viseral
Rhinitis, faringitis, laringitis, pneumonia: sifilitika kongenital
dini
Okulopati, osteokondrodistrofi: sifilitika kongenital dini
A50.1Sifilis kongenital dini, latent
Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi
serologis positif dan uji cairan spinal negatif, kurang dari dua
tahun sejak lahir.
A50.2Sifilis kongenital dini, tidak dijelaskan
Sifilis kongenital NOS kurang dari dua tahun sejak lahir

15
A50.3Okulopati sifilitika kongenital lanjut
Keratitis interstitialis sifilitika kongenital lanjut (H19.2*)
Okulopati sifilitika kongenital lanjut NEC (H58.8*)
Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5)
A50.4Neurosifilis kongenital lanjut [neurosifilis juvenile]
Dementia paralytica juvenilis
Juvenile: general paresis, tabes dorsalis, taboparetic
neurosyphilis
Meningitis (G01*), encephalitis (G05.0*): sifilitika kongenital
lanjut
Polyneuropathy (G63.0*) sifilitika kongenital lanjut
Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5)
A50.5Sifilis kongenital lanjut lain dengan gejala klinis
Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan lanjut atau
muncul dua tahun atau lebih sejak lahir
Syphilitic saddle nose [pangkal hidung mencekung seperti sadel]
Gigi atau triad Hutchinson
Clutton's joints (M03.1*): [sendi lutut membengkak]
Artropati sifilitika (M03.1*), osteokhondropati sifilitika
(M90.2*)
Sifilis kardiovaskuler kongenital lanjut (I98.0*),
A50.6Sifilis kongenital lanjut, latent
Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi
serologis positif dan uji cairan spinal negatif, dua tahun atau
lebih sejak lahir
A50.7Sifilis kongenital lanjut, tidak dijelaskan
Sifilis kongenital NOS dua tahun atau lebih sejak lahir
A50.9Sifilis kongenital, tidak dijelaskan

A51 Sifilis dini


A51.0Sifilis genital primer
Syphilitic chancre NOS
A51.1Sifilis primer anus
A51.2Sifilis primer di tempat lain
A51.3Sifilis sekunder kulit dan membran mukosa
Condyloma latum
alopecia sifilitika (L99.8*), leukoderma sifilitika (L99.8*),
patch mukosa sifilitika
A51.4Sifilis sekunder lain
Meningitis sifilitika sekunder (G01*),
iridosiklitis sifilitika sekunder (H22.0*), okulopati sifilitika
sekunder NEC (H58.8*)
myositis sifilitika sekunder (M63.0*), periostitis sifilitika
sekunder (M90.1*)

16
pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika sekunder
(N74.2*),
limfadenopati sifilitika sekunder,
A51.5Sifilis dini, latent
Sifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis
positif dan uji cairan spinal negatif, kurang dari dua tahun sejak
infeksi
A51.9Sifilis dini, tidak dijelaskan

A52 Sifilis lanjut


A52.0 Cardiovascular syphilis
Sifilis kardiovaskuler NOS (I98.0*)
Inkompetensi aorta (I39.1*), regurgitasi pulmonalis (I39.3*)
sifilitika
Perikarditis (I32.0*), endokarditis NOS (I39.8*), myokarditis
(I41.0*), sifilitika
Arteritis serebri (I68.1*), aneurisma aorta (I79.0*), aortitis
(I79.1*), sifilitika
A52.1Neurosifilis simptomatik
Syphilitic parkinsonism (G22*),
Tabes dorsalis
Charcot's arthropathy (M14.6*)
[sendi rusak karena nyeri di dalamnya tak bisa dirasakan
pasien]
Meningitis sifilitika lanjut (G01*), encephalitis sifilitika lanjut
(G05.0*),
Polyneuropathy sifilitika lanjut (G63.0*),
Optic atrophy sifilitika lanjut (H48.0*),
Retrobulbar neuritis sifilitika lanjut (H48.1*) radang n.
opticus,
Acoustic neuritis sifilitika lanjut (H94.0*)
A52.2Neurosifilis asimptomatik (tanpa gejala)
A52.3Neurosifilis, tidak dijelaskan
Gumma sifilis pada sistem syaraf pusat NOS
Sifilis (lanjut) pada sistem syaraf pusat NOS
Syphiloma pada sistem syaraf pusat NOS
A52.7Sifilis lanjut dengan gejala lainnya
Penyakit glomerulus pada syphilis (N08.0*)
Gumma (sifilitika), sifilis lanjut atau tertier:
semua tempat, kecuali yang diklasifikasikan pada A52.0-
A52.3
Episcleritis sifilitika lanjut (H19.0*), chorioretinitis sifilitika
lanjut (H32.0*),
Okulopathy sifilitika lanjut NEC (H58.8*), peritonitis sifilitika
lanjut (K67.2*)

17
Leukoderma sifilitika lanjut (L99.8*), bursitis sifilitika lanjut
(M73.1*),
Pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika lanjut
(N74.2*).
Sifilis [stadium tidak dijelaskan] pada:
paru-paru (J99.8*), hati (K77.0*),
otot (M63.0*), synovium (M68.0*), tulang (M90.2*)
A52.8Sifilis lanjut, latent
Sifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis
positif fan uji cairan spinal negatif, dua tahun atau lebih sejak
lahir.
A52.9Sifilis lanjut, tidak dijelaskan

A53 Sifilis lain dan tidak dijelaskan


A53.0Sifilis, tidak dijelaskan dini atau lanjut
Sifilis laten NOS
Reaksi serologis sifilis positif
A53.9Sifilis, tidak dijelaskan
Infeksi Treponema pallidum NOS
Sifilis (didapat) NOS
Kecuali: sifilis NOS penyebab kematian pada usia <2 tahun
(A50.2)

A54 Infeksi gonokokus


A54.0Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah
tanpa abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius.
Servisitis gonokokus NOS, vulvovaginitis gonokokus NOS
Cystitis gonokokus NOS, urethritis gonokokus NOS,
A54.1Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah
dengan abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius
Abses gonokokus kelenjar Bartolini
A54.2 Pelviperitonitis gonokokus dan infeksi gonokokus lainnya
Prostatitis gonokokus (N51.0*), orchitis atau epididymitis
gonokokus (N51.1*)
Pelvic inflammatory disease [PID] gonokokus wanita (N74.3*)
Kecuali: peritonitis gonokokus (A54.8)
A54.3Infeksi gonokokus pada mata
Konjungtivitis gonokokus (H13.1*), iridocyclitis gonokokus
(H22.0*)
Ophthalmia neonatorum akibat gonokokus
A54.4 Infeksi gonokokus pada sistem muskuloskeletonl
Arthritis gonokokus (M01.3*), synovitis atau tenosynovitis
gonokokus (M68.0*)
Bursitis gonokokus (M73.0*), osteomyelitis (M90.2*) gonokokus
A54.5Faringitis gonokokus

18
A54.6Infeksi gonokokus pada anus dan rektum
A54.8Infeksi gonokokus lainnya
Meningitis gonokokus (G01*), abses gonokokus otak (G07*),
Perikarditis gonokokus (I32.0*), endokarditis gonokokus
(I39.8*),
Miokarditis gonokokus (I41.0*), pneumonia gonokokus
(J17.0*),
Peritonitis gonokokus (K67.1*),
Septikemia gonokokus, dan lesi kulit gonokokus
Kecuali: pelviperitonitis gonokokus (A54.2)
A54.9Infeksi gonokokus, tidak dijelaskan

A55 Limfogranuloma chlamydia (venereum)


Bubo iklim atau tropis
Penyakit Durand-Nicolas-Favre
Esthiomene
Lymphogranuloma inguinale

A56 Penyakit chlamydia lain yang ditularkan melalui hubungan


seksual
Termasuk: infeksi hubungan seksual akibat Chlamydia trachomatis
Kecuali: lymphogranuloma chlamydia (A55), kondisi pada A74.-
pneumonia chlamydia neonatus (P23.1), konjungtivitis
chlamydia neonatus (P39.1),
A56.0Infeksi chlamydia pada saluran genitourinarius bawah
Servisitis chlamydia, vulvovaginitis chlamydia
Cystitis chlamydia, urethritis chlamydia
A56.1 Infeksi chlamydia pada pelviperitoneum dan organ
genitourinarius lain
Orchitis atau epididymitis chlamydia (N51.1*)
Pelvic inflammatory disease [PID] chlamydia wanita (N74.4*),
A56.2Infeksi chlamydia saluran genitourinarius, tidak dijelaskan
A56.3Infeksi chlamydia anus dan rektum
A56.4Infeksi chlamydia farings
A56.8Infeksi chlamydia melalui hubungan seksual pada tempat lain

A57 Chancroid
Ulcus molle

A58 Granuloma inguinale


Donovanosis

19
A59 Trikhomoniasis
Kecuali: trikhomoniasis usus (A07.8)
A59.0Trikhomoniasis urogenital;
Leukorrhoea (vaginalis); Prostatitis (N51.0*) akibat T. vaginalis
A59.8Trikhomoniasis di tempat lain
A59.9Trikhomoniasis, tidak dijelaskan

A60 Infeksi herpesviral [herpes simplex] anogenital


A60.0Infeksi herpesvirus saluran genitalia dan urogenitalis
Infeksi herpesvirus saluran genital: wanita (N77.0-N77.1*);
pria (N51.-*)
A60.1Infeksi herpesvirus kulit perianus dan rektum
A60.9Infeksi herpesvirus anogenita;, tidak dijelaskan

A63 Penyakit hubungan seksual lain, tidak diklasifikasi di tempat


lain
Kecuali: molluscum contagiosum (B08.1), papilloma servix (D26.0)
.
A63.0Anogenital (venereal) warts
A63.8Penyakit hubungan kelamin lain yang dijelaskan

A64 Penyakit hubungan kelamin yang tidak dijelaskan


Penyakit kelamin NOS

Penyakit akibat spirochaeta lainnya (A65-A69)


Kecuali: leptospirosis (A27.-); syphilis (A50-A53)

A65 Sifilis nonvenereal


Bejel; sifilis endemic; Njovera

A66 Yaws
Termasuk: Bouba, framboesia (tropica), pian
A66.0Yaw, lesi awal
Chancre of yaws;
Framboesia, awal atau primer;
Mother yaw
Ulkus framboesia awal
A66.1Yaw papillomata ganda dan wet crab
Framboesioma
Pianoma;
Papilloma plantaris atau palmaris yaws

20
A66.2Lesi awal kulit lain pada yaws
Yaws kulit <5 tahun setelah infeksi;
Yaws (kulit) (makularis) (makulopapularis) (mikropapularis)
(papularis) dini
Framboeside pada yaws dini
A66.3Hiperkeratosis pada yaws
Ghoul hand
Worm-eaten soles
Hyperkeratosis, palmaris atau plantaris (dini) (lanjut) akibat
yaws
A66.4Gummata dan ulkus pada yaws
Framboeside gummatosa
Yaws nodularis (bertukak) lanjut
A66.5Gangosa
Rhinopharyngitis mutilans
A66.6Lesi tulang dan kulit pada yaws
Ganglion, hydrarthrosis, osteitis, periostitis (hipertrofik): pada
yaws (dini) (lanjut)
Goundou, gumma tulang, osteitis atau periostitis gummatosa:
pada yaws (lanjut)
A66.7Manifestasi lain yaws
Nodul yaws juxta-articularis
Yaws mukosa
A66.8Yaws laten
Yaws tanpa gejala klinis, dengan serologis positif
A66.9Yaws, tidak dijelaskan

A67 Pinta [carate]


A67.0Lesi primer pinta
Chancre (primer) atau papula (primer): dari pinta (carate)
A67.1Lesi intermedia pinta
Plak eritematosa, lesi hiperkromik, hiperkeratosis; pintids: dari
pinta (carate)
A67.2Lesi lanjut pinta
Lesi kardiovaskuler (I98.1*) dari pinta (carate)
Lesi kulit akromik, sikatriks, atau diskromik: dari pinta (carate)
A67.3Lesi campuran dari pinta
Lesi kulit akromik bercampur dengan hiperkromik dari pinta
(carate)
A67.9Pinta, tidak dijelaskan

A68 Relapsing fevers demam berulang


Termasuk : Recurrent fever
Kecuali : Lyme disease (A69.2)

21
A68.0Louse-borne relapsing fever
Relapsing fever akibat Borrelia recurrentis
A68.1Tick-borne relapsing fever
Relapsing fever akibat spesies Borrelia. selain Borrelia
recurrentis
A68.9Relapsing fever, tidak dijelaskan

A69 Infeksi spirochaeta lainnya


A69.0Stomatitis ulseratif nekrotikans [infeksi Vincent]
Cancrum oris
Gangrene fusospirochaeta
Noma
Stomatitis gangrenosa
A69.1Infeksi Vincent lainnya
Gingivitis atau gingivostomatitis ulseratif nekrotikans (akut)
Angina atau gingivitis Vincent, stomatitis spirochaeta, trench
mouth
Faringitis fusospirochaeta
A69.2Penyakit Lyme
Erythema kronis migrans akibat Borrelia burgdorferi
A69.8Infeksi spirochaeta lain yang dijelaskan
A69.9Infeksi spirochaeta, tidak dijelaskan

Penyakit lain yang disebabkan chlamydiae (A70-A74)

A70 Infeksi Chlamydia psittaci


Ornithosis; parrot fever, Psittacosis

A71 Trachoma
Kecuali: sequelae of trachoma (B94.0)
A71.0Stadium awal trachoma
Trachoma dubium
A71.1Stadium aktif trachoma
Konjungtivitis granularis trachomatosa, konjungtivitis
folikularis trachomatosa
Pannus trachomatosa
A71.9Trachoma, tidak dijelaskan

A74 Penyakit lain akibat chlamydiae


Kecuali: penyakit chlamydia yang ditularkan melalui hubungan
seksual (A55-A56)
pneumonia chlamydia (J16.0)
pneumonia chlamydia neonatus (P23.1)
conjunctivitis chlamydia neonatus (P39.1)

22
A74.0 Konjungtivitis chlamydia (H13.1*);
Paratrachoma
A74.8Penyakit chlamydia lain
Peritonitis chlamydia (K67.0*)
A74.9Infeksi chlamydia, tidak dijelaskan
Chlamydiosis NOS

Rickettsioses (A75-A79)

A75 Typhus fever


Kecuali: rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu (A79.8)
A75.0Demam tifus louse-borne epidemik akibat Rickettsia
prowazekii
(Demam) tifus klasik
Tifus (louse-borne) epidemik
A75.1Recrudescent typhus [penyakit Brill];
Penyakit Brill-Zinsser
A75.2Demam tifus akibat R. typhi;
Murine (flea-borne) typhus [tifus tikus yang dibawa kutu]
A75.3Demam tifus akibat R. tsutsugamushi;
Scrub (mite-borne) typhus
A75.9Demam tifus, tidak dijelaskan;
(Demam) typhus NOS

A77 Spotted fever [tick-borne rickettsioses]


A77.0Spotted fever akibat R. rickettsii:
Rocky Mountain spotted fever, demam Sao Paulo
A77.1Spotted fever akibat R. conorii
Tick typhus: Afrika, India, Kenya
Tick fever: Bouton, Marseilles, Mediterran
A77.2Spotted fever akibat R. siberica
North Asian tick fever, Siberian tick typhus
A77.3Spotted fever akibat R. australis
Queensland tick typhus
A77.8Spotted fever lain
A77.9Spotted fever, tidak dijelaskan
Tick-borne typhus NOS

A78 Q fever
Infeksi akibat Coxiella burnetii,
Nine Mile fever, quadrilateral fever

A79 Rickettsioses lain


A79.0Trench fever,
Quintan fever, Wolhynian fever
23
A79.1Rickettsial pox akibat Rickettsia akari:
Kew Garden fever, rickettsiosis vesikularis
A79.8Rickettsioses lain yang dijelaskan
: Rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu
A79.9Rickettsiosis, tidak dijelaskan;
Infeksi Rickettsia NOS

Infeksi virus sistem syaraf pusat (A80-A89)

A80 Poliomielitis akut


A80.0Poliomyelitis paralitika akut, akibat vaksin
A80.1Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari luar negeri
A80.2Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari dalam
negeri
A80.3Poliomyelitis paralitika akut, jenis lain dan tidak dijelaskan
A80.4Poliomyelitis non-paralitika akut
A80.9Poliomyelitis akut, tidak dijelaskan

A81 Infeksi virus tidak khas pada sistem syaraf pusat


A81.0Penyakit Creutzfeldt-Jakob:
Ensefalopati spongiformis subakut
A81.1Panensefalitis sklerosa aubakut
Dawson's inclusion body encephalitis
Van Bogaert's sclerosing leukoencephalopathy
A81.2Leukoensefalopati multifokus progresif
Leukoensefalopati multifokus NOS
A81.8Infeksi virus tidak khas lain pada SSP
Kuru
A81.9Infeksi virus tidak khas pada SSP, tidak dijelaskan
Penyakit prion sistem syaraf pusat

A82 Rabies
A82.0Rabies sylvatika
A82.1Rabies urban
A82.9Rabies, tidak dijelaskan

A83 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk


Termasuk: meningoencephalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk
Kecuali: Venezuelan equine encephalitis (A92.2)
A83.0Japanese encephalitis
A83.1Western equine encephalitis
A83.2Eastern equine encephalitis
24
A83.3St Louis encephalitis
A83.4Australian encephalitis;
Kunjin virus disease
A83.5California encephalitis
California meningoencephalitis
La Crosse encephalitis
A83.6Rocio virus disease
A83.8Ensefalitis virus lain yang ditularkan melalui nyamuk
A83.9Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk, tidak
dijelaskan

A84 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui kutu


Termasuk: tick-borne viral meningoencephalitis
A84.0Tick-borne ensefalitis Timur Jauh [Russian spring-summer
encephalitis]
A84.1Tick-borne ensefalitis Eropa Tengah
A84.8Tick-borne ensefalitis virus lain:
Louping ill, Powassan virus disease
A84.9Tick-borne ensefalitis virus, tidak dijelaskan

A85 Ensefalitis virus lain, not elsewhere classified


Termasuk: dinyatakan: ensefalomielitis virus NEC, meningoensefalitis
virus NEC
Kecuali: khoriomeningitis limfositik (A87.2)
ensefalomielitis myalgika ringan (G93.3)
ensefalitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.4), zoster (B02.0)
virus measles (B05.0), virus mumps (B26.2),
A85.0 Ensefalitis enterovirus (G05.1*);
Ensefalomielitis enterovirus
A85.1 Ensefalitis adenovirus (G05.1*);
Meningoensefalitis adenovirus
A85.2Ensefalitis virus yang dibawa arthropoda, tidak dijelaskan
A85.8Ensefalitis virus lain yang dijelaskan

A86 Ensefalitis virus, tidak dijelaskan


Ensefalomielitis virus NOS, meningoensefalitis virus NOS

A87 Meningitis virus


Kecuali: meningitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.3), zoster (B02.1)
virus measles (B05.1), virus mumps (B26.1),
A87.0 Meningitis enterovirus (G02.0*):
Meningitis Coxsackievirus,

25
Meningitis Echovirus
A87.1 Meningitis adenovirus (G02.0*)
A87.2Khoriomeningitis limfositik,
Meningoensefalitis limfositik
A87.8Meningitis virus lain
A87.9Meningitis virus, tidak dijelaskan

A88 Infeksi virus sistem syaraf pusat lainnya, not elsewhere


classified
Kecuali: encephalitis virus NOS (A86),
meningitis virus NOS (A87.9)
A88.0Demam eksantema enterovirus [Boston exanthem]
A88.1Epidemic vertigo
A88.8Infeksi virus sistem syaraf pusat lain yang dijelaskan

A89 Infeksi virus sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan

Demam arbovirus dan demam berdarah virus (A90-A99)

A90 Demam dengue [dengue klasik]

A91 Demam berdarah dengue

A92 Demam akibat virus yang dibawa nyamuk lainnya


Kecuali: Penyakit Ross River (B33.1)
A92.0Penyakit virus Chikungunya;
Demam (berdarah) Chikungunya
A92.1Demam O'nyong-nyong
A92.2Demam equine Venezuela
Venezuelan equine encephalitis
Venezuelan equine encephalomyelitis virus disease
A92.3Demam West Nile
A92.4Demam Rift Valley
A92.8Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk lainnya
A92.9Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk, tidak dijelaskan

A93 Demam arbovirus lain, not elsewhere classified


A93.0Demam virus Oropouche,
Demam Oropouche
A93.1Demam Sandfly
Demam Pappataci
Demam Phlebotomus
A93.2Colorado tick fever
A93.8Demam arbovirus lain yang dijelaskan
Penyakit virus Piry

26
Penyakit virus stomatitis vesikularis (demam Indiana)

A94 Demam arbovirus, tidak dijelaskan


Demam atau infeksi arbovirus NOS

A95 Yellow fever


A95.0Sylvatic yellow fever;
Jungle yellow fever
A95.1Urban yellow fever
A95.9Yellow fever, tidak dijelaskan

A96 Demam berdarah arenavirus


A96.0Demam berdarah Junin
Demam berdarah Argentina
A96.1Demam berdarah Machupo
Demam berdarah Bolivia
A96.2Demam Lassa
A96.8Demam berdarah arenavirus lain
A96.9Demam berdarah arenavirus, tidak dijelaskan

A98 Demam berdarah virus lain, not elsewhere classified


Kecuali: Demam berdarah dengue (A91)
Demam berdarah chikungunya (A92.0)
A98.0Demam berdarah Crimea-Congo:
Demam berdarah Asia tengah
A98.1Demam berdarah Omsk
A98.2Penyakit Kyasanur Forest
A98.3Penyakit virus Marburg
A98.4Penyakit virus Ebola
A98.5Demam berdarah dengan gejala ginjal
Demam berdarah epidemik, demam berdarah Korea, demam
berdarah Russia
Penyakit virus Hantaan
Nephropathia epidemica
Penyakit hantavirus dengan manisfestasi ginjal
Kecuali: sindroma (kardio)pulomonalis hantavirus
A98.8Demam berdarah virus lain yang dijelaskan

A99 Demam berdarah akibat virus yang tidak dijelaskan

Infeksi virus dengan lesi kulit dan mukosa (B00-B09)

B00 Infeksi herpesvirus [herpes simplex]


Kecuali: Infeksi herpesvirus anogenital (A60.-),
Herpangina (B08.5), mononucleosis gammaherpesvirus
(B27.0),

27
Infeksi herpesvirus kongenital (P35.2)
B00.0 Eczema herpeticum;
Erupsi variselliformis Kaposi
B00.1 Dermatitis vesikularis herpesvirus
Herpes simplex fasialis, herpes simplex labialis
Dermatitis vesikularis pada telinga atau bibir akibat human ()
herpesvirus 2
B00.2 Gingivostomatitis dan pharyngotonsillitis herpesvirus;
Pharyngitis herpesvirus
B00.3 Meningitis herpesvirus (G02.0*)
B00.4 Encephalitis herpesvirus (G05.1*):
Meningoencephalitis herpesvirus,
Penyakit Simian B [simian = monyet]
B00.5 Penyakit mata herpesvirus:
Dermatitis herpesvirus kelopak mata (H03.1*),
Konjungtivitis herpesvirus (H13.1*)
Keratitis herpesvirus (H19.1*), keratoconjunctivitis
herpesvirus (H19.1*)
Iridocyclitis herpesvirus (H22.0*), iritis herpesvirus (H22.0*)
Uveitis anterior herpesvirus (H22.0*)
B00.7 Penyakit herpesvirus disseminata,
Septikemia herpesvirus
B00.8 Bentuk lain infeksi herpesvirus
hepatitis herpesvirus (K77.0*), whitlow herpesvirus
B00.9 Infeksi herpesvirus, tidak dijelaskan
Infeksi herpes simplex NOS

B01 Varicella [chickenpox]


B01.0 Meningitis varicella (G02.0*)
B01.1 Ensefalitis varicella (G05.1*)
Ensefalitis postchickenpox; ensefalomyelitis varicella
B01.2 Pneumonia varicella (J17.1*)
B01.8 Varicella dengan komplikasi lain
B01.9 Varicella tanpa komplikasi
Varicella NOS

B02 Zoster [herpes zoster]


B02.0 Ensefalitis zoster (G05.1*);
Meningoensefphalitis zoster
B02.1 Meningitis zoster (G02.0*)
B02.2 Zoster yang melibatkan sistem syaraf lainnya
Ganglionitis genikulata pascaherpes (G53.0*)
Neuralgia trigeminus pascaherpes (G53.0*)

28
Polyneuropathy pascaherpes (G63.0*)
B02.3 Penyakit mata zoster
Blefaritis zoster (H03.1*), konjungtivitis zoster (H13.1*),
skleritis zoster (H19.0*),
Keratitis zoster (H19.2*), keratokonjungtivitis zoster
(H19.2*),
Iritis zoster (H22.0*), dan iridosiklitis zoster (H22.0*)
B02.7 Zoster disseminata
B02.8 Zoster dengan komplikasi lain
B02.9 Zoster tanpa komplikasi, zoster NOS

B03 Smallpox
Tahun 1980 World Health Assembly ke-33 menyatakan smallpox telah
hapus.
Klasifikasi ini masih dipertahankan untuk tujuan pengawasan.

B04 Monkeypox

B05 Measles
Termasuk : morbilli
Kecuali : subacute sclerosing panencephalitis (A81.1)
B05.0 Measles dengan komplikasi encephalitis (G05.1*),
Ensefalitis pasca measles
B05.1 Measles dengan komplikasi meningitis (G02.0*),
meningitis pasca measles
B05.2 Measles dengan komplikasi pneumonia (J17.1*),
Pneumonia pasca measles
B05.3 Measles dengan pasca measles komplikasi otitis media
(H67.1*),
Otitis media pasca measles
B05.4 Measles dengan komplikasi usus
B05.8 Measles dengan komplikasi lain,
Keratitis dan keratoconjunctivitis measles (H19.2*)
B05.9 Measles tanpa komplikasi,
Measles NOS

B06 Rubella [German measles]


Rubella adalah penyakit eksantema yang menular, dengan gejala
konstitusi ringan tapi bisa menyebabkan abortus, lahir mati, atau
cacad kongenital pada bayi yang ibunya terinfeksi. Rash mirip dengan
measles tapi agak ringan, dimulai dari leher dan menyebar ke badan
dan anggota, dengan pembesaran limfe di tengkuk dan belakang
telinga.
Kecuali : rubella kongenital (P35.0)
B06.0 Rubella dengan komplikasi neurologis

29
Meningitis rubella (G02.0*),
Ensefalitis rubella (G05.1*), meningoensefalitis rubella(G05.1*)
B06.8 Rubella dengan komplikasi lain
Arthritis rubella (M01.4*),
Pneumonia rubella (J17.1*)
B06.9 Rubella tanpa komplikasi
Rubella NOS

B07 Viral warts jerawat virus

Kecuali anogenital (venereal) warts (A63.0)


papilloma pada: larynx (D14.1), cervix (D26.0), atau
bladder (D41.4)

B08 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, N.E.C.
Kecuali: penyakit virus stomatitis vesikularis (A93.8)
B08.0 Infeksi orthopoxvirus lain:
Cowpox, Pseudocowpox [milker's node],
Penyakit virus Orf, Vaccinia
Kecuali: monkeypox (B04)
B08.1 Molluscum contagiosum
B08.2 Exanthema subitum [sixth disease]
B08.3 Erythema infectiosum [fifth disease]
B08.4 Stomatitis vesikularis enterovirus dengan eksantema
Penyakit tangan, mulut dan kaki
B08.5 Faringitis vesikularis enterovirus ,
Herpangina
B08.8 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa
yang dijelaskan
Faringitis limfonodularis enterovirus, penyakit kaki dan mulut
Penyakit virus Tanapox, penyakit virus Yaba pox.

B09 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, tidak
dijelaskan
Enanthema virus NOS, exanthema virus NOS

Hepatitis virus(B15-B19)
Kecuali: hepatitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.8)
hepatitis cytomegalovirus (B25.1), sequelae hepatitis virus
(B94.2)

B15 Hepatitis akut A


B15.0 Hepatitis A dengan koma hepatika
B15.9 Hepatitis A tanpa koma hepatika,
Hepatitis A (akut) (virus) NOS

30
B16 Hepatitis akut B
B16.0 Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), dengan
koma hepatika
B16.1 Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), tanpa koma
hepatika
B16.2 Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dengan koma hepatika
B16.9 Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dan tanpa koma hepatika
Hepatitis B (akut) (virus) NOS

B17 Hepatitis virus akut lain


B17.0 Delta-(super)infection akut terhadap carrier hepatitis B
B17.1 Hepatitis akut C
B17.2 Hepatitis akut E
B17.8 Hepatitis virus akut lain yang dijelaskan,
Hepatitis non-A non-B (akut) (virus) NEC

B18 Hepatitis virus kronis


B18.0 Hepatitis virus B kronis dengan delta-agent
B18.1 Hepatitis virus B kronis tanpa delta-agent,
Hepatitis (virus) kronis B
B18.2 Hepatitis virus C kronis
B18.8 Hepatitis virus kronis lain
B18.9 Hepatitis virus kronis, tidak dijelaskan

B19 Hepatitis virus, tidak dijelaskan


B19.0 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan dengan koma
B19.9 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan tanpa koma hepatika
Hepatitis virus NOS

Penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)


Kecuali: Status infeksi HIV asimptomatik (Z21)

B20 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit


Kecuali: sindroma infeksi akut HIV (B23.0)
B20.0 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi mycobacteria
Penyakit HIV yang menyebabkan tuberkulosis
B20.1 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi bakteri lain
B20.2 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit cytomegalovirus
B20.3 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi virus lain
B20.4 Penyakit HIV yang menyebabkan kandidiasis
B20.5 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit jamur lain
B20.6 Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonia Pneumocystis
carinii
B20.7 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda

31
B20.8 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit
lain
B20.9 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit
yang tidak dijelaskan
Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi NOS

B21 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas


B21.0 Penyakit HIV yang menyebabkan sarkoma Kaposi
B21.1 Penyakit HIV yang menyebabkan limfoma Burkitt
B21.2 Penyakit HIV yang menyebabkan jenis lain limfoma non-
Hodgkin
B21.3 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain pada
jaringan limfoid, hematopoietik dan yang terkait
B21.7 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas ganda
B21.8 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain
B21.9 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas yang tidak
dijelaskan

B22 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit lain yang dijelaskan


B22.0 Penyakit HIV yang menyebabkan ensefalopati
Dementia HIV
B22.1 Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonitis interstitialis
llimfoid
B22.2 Penyakit HIV yang menyebabkan wasting syndrome
Penyakit HIV yang menyebabkan gagal bertumbuh
Penyakit kurus (Slim disease)
B22.7 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda yang
diklasifikasi di tempat lain
Catatan: Untuk pemakaian kategori ini, perlu rujukan ke aturan
pengkodean morbiditas dan mortalitas di Volume 2.

B23 Penyakit HIV yangmenyebabkan kondisi lain


B23.0 Sindroma infeksi HIV akut
B23.1 Penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum
(persistent)
B23.2 Penyakit HIV yang menyebabkan kelainan haematologis dan
immunologis, n.e.c.
B23.8 Penyakit HIV yang menyebabkan kondisi lain yang dijelaskan

B24 Penyakit HIV, tidak dijelaskan


Acquired immunodeficiency syndrome [AIDS] NOS
AIDS-related complex [ARC] NOS
Penyakit virus lain (B25-B34)

B25 Penyakit Cytomegalovirus (CMV)

32
Kecuali: infeksi CMV kongenital (P35.1),
mononucleosis CMV (B27.1)
B25.0 Pneumonitis CMV (J17.1*)
B25.1 Hepatitis CMV (K77.0*)
B25.2 Pancreatitis CMV (K87.1*)
B25.8 Penyakit CMV lain
B25.9 Penyakit CMV, tidak dijelaskan

B26 Mumps
B26.0 Orchitis mumps (N51.1*)
B26.1 Meningitis mumps (G02.0*)
B26.2 Encephalitis mumps (G05.1*)
B26.3 Pancreatitis mumps (K87.1*)
B26.8 Mumps dengan komplikasi lain:
Polyneuropathy mumps (G63.0*), myocarditis mumps (I41.1*)
Arthritis mumps (M01.5*), nephritis mumps (N08.0*)
B26.9 Mumps tanpa komplikasi
Mumps NOS, Parotitis NOS

B27 Mononucleosis infeksiosa


Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi, tenggorok sakit,
limfadenopati umum; hiperplasia jaringan limfe, dan limfositosis.
Termasuk: glandular fever, monocytic angina, penyakit Pfeiffer'
B27.0 Mononucleosis gammaherpesvirus;
Mononucleosis akibat virus Epstein-Barr
B27.1 Mononucleosis CMV
B27.8 Mononucleosis infeksiosa lain
B27.9 Mononucleosis infeksiosa, tidak dijelaskan

B30 Konjungtivitis virus


Penyakit akibat adenovirus ini terutama menyerang orang
dewasa. Serangan pada anak-anak berhubungan dengan efeknya pada
pernafasan dan sistemik.
Kecuali: penyakit mata herpesvirus [herpes simplex] (B00.5),
penyakit mata zoster (B02.3)

B30.0 Keratoconjunctivitis akibat adenovirus (H19.2*);


Keratoconjunctivitis epidemika,
Shipyard eye
B30.1 Konjungtivitis akibat adenovirus (H13.1*),
Konjungtivitis folikularis adenovirus akut,
Swimming-pool conjunctivitis
B30.2 Faringokonjungtivitis virus

33
B30.3 Konjungtivitis hemoragika epidemik akut (enterovirus)
(H13.1*);
Konjungtivitis akibat coxsackievirus 24,
Konjungtivitis akibat enterovirus 70
Konjungtivitis hemoragika (akut) (epidemik)
B30.8 Konjungtivitis virus lainnya (H13.1*);
Konjungtivitis Newcastle
B30.9 Konjungtivitis virus, tidak dijelaskan

B33 Penyakit virus lain, not elsewhere classified


B33.0 Myalgia epidemik
Penyakit Bornholm
B33.1 Penyakit Ross River
Demam Ross River
Poliartritis dan exantema epidemik
B33.2 Karditis virus
B33.3 Infeksi retrovirus, not elsewhere classified;
Infeksi retrovirus NOS
B33.4 Hantavirus (cardio)-pulmonary syndrome [HPS] [HCPS]
(J17.1*)
Hantavirus dengan manifestasi pulmonalis
Penyakit virus Sin Nombre
Gunakan kode tambahan (N17.9) kalau perlu, untuk identifikasi
kegagalan ginjal yang berhubungan dengan HPS yang
disebabkan oleh etiologi hantavirus Andes, Bayou, dan Black
Creek Canal
Kecuali: demam berdarah dengan manifestasi ginjal (A98.5
N08.0*)
B33.8 Penyakit virus lain yang dijelaskan.

B34 Penyakit virus dengan situs tidak dijelaskan


Kecuali: infeksi herpesvirus NOS (B00.9)
penyakit CMV NOS (B25.9)
infeksi retrovirus NOS (B33.3)
virus sebagai penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada
bab lain (B97.-)
B34.0 Infeksi adenovirus, tidak dijelaskan
B34.1 Infeksi enterovirus, tidak dijelaskan
Infeksi coxsackievirus NOS
Infeksi echovirus NOS
B34.2 Infeksi coronavirus, tidak dijelaskan
B34.3 Infeksi parvovirus, tidak dijelaskan
B34.4 Infeksi papovavirus, tidak dijelaskan
B34.8 Infeksi virus lain yang situsnya tidak dijelaskan

34
B34.9 Infeksi virus, tidak dijelaskan;
Viraemia NOS

Mycoses (B35-B49)
Kecuali: mycosis fungoides (C84.0)
pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-)

B35 Dermatophytosis
Dermatophyta adalah jamur jaringan mati pada kulit atau
bagiannya (stratum korneum
Termasuk: favus
infeksi Epidermophyton, Microsporum and Trichophyton
tinea, semua jenis kecuali yang ada pada B36.-
B35.0 Tinea barbae dan tinea capitis
Ringworm (jamur) jenggot, ringworm kulit kepala, kerion,
sycosis jamur
B35.1 Tinea unguium
Onychomycosis, onychia dermatophyta, dermatophytosis kuku,
ringworm kuku
B35.2 Tinea manuum
Dermatophytosis tangan, hand ringworm
B35.3 Tinea pedis
Athlete's foot, dermatophytosis kaki, foot ringworm
B35.4 Tinea corporis
Ringworm badan
B35.5 Tinea imbricata
Tokelau
B35.6 Tinea cruris;
Dhobi itch, groin ringworm, jock itch
B35.8 Dermatophytosis lain
Dermatophytosis disseminata, dermatophytosis granulomatosa
B35.9 Dermatophytosis, tidak dijelaskan;
Ringworm NOS

B36 Mikosis permukaaan lainnya


B36.0 Pityriasis versicolor
Tinea flava, tinea versicolor, [panu]
B36.1 Tinea nigra;
Microsporosis nigra, pityriasis nigra
Keratomycosis nigricans palmaris
B36.2 White piedra
Tinea blanca
B36.3 Black piedra

35
B36.8 Mikosis superfisialis lain yang dijelaskan
B36.9 Mikosis superfisialis, tidak dijelaskan

B37 Candidiasis

Termasuk: candidosis, miniliasis


Kecuali: kandidiasis neonatus (P37.5)
B37.0 Stomatitis kandida
Oral thrush
B37.1 Kandidiasis pulmonalis
B37.2 Kandidiasis kulit dan kuku;
Onychia kandida, paronychia kandida
Kecuali: dermatitis diaper (L22)
B37.3 Kandidiasis vulva dan vagina (N77.1*);
Vulvovaginitis kandida, vulvovaginitis monilia; vaginal thrush
B37.4 Kandidiasis urogenital lain;
Balanitis kandida (N51.2*), urethritis kandida (N37.0*)
B37.5 Meningitis kandida(G02.1*)
B37.6 Endokarditis kandida (I39.8*)
B37.7 Septikemia kandida
B37.8 Kandidiasis pada situs lain;
Cheilitis kandida
Enteritis kandida
B37.9 Kandidiasis, tidak dijelaskan;
Thrush NOS

B38 Coccidioidomycosis
B38.0 Koksidioidomikosis paru-paru akut
B38.1 Koksidioidomikosis paru-paru kronis
B38.2 Koksidioidomikosis paru-paru, tidak dijelaskan
B38.3 Koksidioidomikosis kulit
B38.4 Koksidioidomikosis meningitis (G02.1*)
B38.7 Koksidioidomikosis disseminata
Koksidioidomikosis generalisata
B38.8 Bentuk lain koksidioidomikosis
B38.9 Koksidioidomikosis, tidak dijelaskan

B39 Histoplasmosis
B39.0 Histoplasmosis capsulati paru-paru akut
B39.1 Histoplasmosis capsulati paru-paru kronis
B39.2 Histoplasmosis capsulati paru-paru, tidak dijelaskan
B39.3 Histoplasmosis capsulati disseminata
Histoplasmosis capsulati generalisata
B39.4 Histoplasmosis capsulati, tidak dijelaskan

36
Histoplasmosis Amerika
B39.5 Histoplasmosis duboisii
Histoplasmosis Afrika
B39.9 Histoplasmosis, tidak dijelaskan

B40 Blastomycosis
Penyakit Gilchrist ini disebabkan oleh Blastomyces dermatitidis,
terutama melibatkan paru-paru dan bisa menyebar secara hematogen
ke kulit.
Kecuali: Blastomikosis Brazilia (B41.-)
Blastomikosis keloid (B48.0)
B40.0 Blastomikosis paru-paru akut
B40.1 Blastomikosis paru-paru kronis
B40.2 Blastomikosis paru-paru, tidak dijelaskan
B40.3 Blastomikosis kulit
B40.7 Blastomikosis disseminata
Blastomikosis generalisata
B40.8 Bentuk lain blastomikosis
B40.9 Blastomikosis, tidak dijelaskan

B41 Parakoksidioidomikosis
Penyakit infeksi kulit, membran mukosa, kelenjar limfe, dan
organ internal ini disebabkan oleh jamur Paracoccidioides brasiliensis
(Blastomyces brasiliensis).
Termasuk: Blastomikosis Brazilia
Penyakit Lutz
B41.0 Parakoksidioidomikosis paru-paru
B41.7 Parakoksidioidomikosis disseminata
Parakoksidioidomikosis umum
B41.8 Bentuk lain parakoksidioidomikosis
B41.9 Parakoksidioidomikosis, tidak dijelaskan

B42 Sporotrichosis
Akibat saprofit tanaman Sporothrix schenckii, khas dengan
nodul, ulkus dan abses pada kulit dan saluran limfe permukaan, dan
bisa menyerang paru-paru atau membran sinovium. Ia sering
menyerang petani dan peladang, terutama yang menangani semak
belukar.
B42.0 Sporotrikosis paru-paru (J99.8*)
B42.1 Sporotrikosis limfokutan
B42.7 Sporotrikosis disseminata
Sporotrikosis umum
B42.8 Bentuk lain sporotrikosis

37
B42.9 Sporotrikosis, tidak dijelaskan

B43 Chromomycosis and phaeomycotic abscess


B43.0 Kromomikosis kulit
Dermatitis verrucosa
B43.1 Abses otak phaeomikotik
Kromomycosis otak
B43.2 Abses dan kista phaeomikotik subkutis
B43.8 Bentuk lain kromomikosis
B43.9 Kromomikosis, tidak dijelaskan

B44 Aspergillosis
Termasuk: Aspergilloma
B44.0 Aspergillosis paru-paru invasif
B44.1 Aspergillosis paru-paru lainnya
B44.2 Aspergillosis paru-paru tonsil
B44.7 Aspergillosis paru-paru disseminata
Aspergillosis umum
B44.8 Bentuk lain aspergillosis
B44.9 Aspergillosis, tidak dijelaskan

B45 Cryptococcosis
Penyakit infeksi Filobasidiella neoformans (dulu disebut
Cryptococcus neoformans) ini memiliki fokus primer pada paru-paru,
menyebar ke meningen atau ke ginjal, tulang dan kulit.
B45.0 Kriptokokosis paru-paru
B45.1 Kriptokokosis cerebralis
Kriptokokosis meningocerebralis
Meningitis cryptococcus (G02.1*)
B45.2 Kriptokokosis kulit
B45.3 Kriptokokosis tulang
B45.7 Kriptokokosis disseminata
Kriptokokosis umum
B45.8 Bentuk lain kriptokokosis
B45.9 Cryptococcosis, tidak dijelaskan

B46 Zygomycosis
B46.0 Mukormikosis paru-paru
B46.1 Mukormikosis rhinocerebralis
B46.2 Mukormikosis gastrointestinalis
B46.3 Mukormikosis kulit, mucormycosis subkutis
B46.4 Mukormikosis disseminata;
38
Mukormikosis umum
B46.5 Mukormikosis, tidak dijelaskan
B46.8 Zygomikoses lain;
Entomophthoromycosis
B46.9 Zygomikosis, tidak dijelaskan;
Phycomycosis NOS

B47 Mycetoma
B47.0 Eumycetoma
Madura foot jenis mikotik; Maduromycosis
B47.1 Actinomycetoma
B47.9 Mycetoma, tidak dijelaskan;
Madura foot NOS

B48 Mikosis lain, not elsewhere classified


B48.0 Lobomycosis
Penyakit Lobo;
Blastomikosis keloid
B48.1 Rhinosporidiosis
B48.2 Allescheriasis
Infeksi Pseudallescheria boydii
Kecuali: eumycetoma (B47.0)
B48.3 Geotrichosis;
Stomatitis geotrichum
B48.4 Penicillosis
B48.7 Mikoses oportunistik
B48.8 Mikoses lain yang dijelaskan
Adiaspiromycosis

B49 Mycosis, tidak dijelaskan


Fungaemia NOS

Penyakit-penyakit akibat protozoa (B50-B64)

Kecuali: amoebiasis (A06.-),


penyakit usus akibat protozoal lain (A07.-)

B50 Malaria Plasmodium falciparum


Termasuk: infeksi campuran P. falciparum dengan Pasmodium spp.
lain

39
B50.0 Malaria P. falciparum dengan komplikasi otak
Malaria otak NOS
B50.8 Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi lain
Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi NOS
B50.9 Malaria P. falciparum, tidak dijelaskan

B51 Malaria Plasmodium vivax


Termasuk: infeksi campuran P. vivax dengan Plasmodium spp. lain
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
B51.0 Malaria P. vivax dengan ruptur limpa
B51.8 Malaria P. vivax dengan komplikasi lain
B51.9 Malaria P. vivax tanpa komplikasi
Malaria P. vivax NOS

B52 Malaria Plasmodium malariae


Termasuk: infeksi campuran P. malariae dengan Plasmodium spp. lain
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
B52.0 Malaria P. malariae dengan nephropathy
B52.8 Malaria P. malariae dengan komplikasi lain
B52.9 Malaria P. malariae tanpa komplikasi
Malaria P. malariae NOS

B53 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan


B53.0 Malaria P. ovale
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
bercampur dengan P. malariae (B52.-)
B53.1 Malaria akibat plasmodia simian (monyet)
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
bercampur dengan P. malariae (B52.-)
bercampur dengan P. ovale (B53.0),
B53.8 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan, not
elsewhere classified;
Malaria yang secara parasitologi dipastikan NOS.

B54 Malaria yang tidak dijelaskan


Malaria yang didiagnosa secara klinis tanpa konfirmasi
parasitologi

B55 Leishmaniasis
B55.0 Leishmaniasis viseral;
Kala-azar;
Leishmaniasis kulit pasca-kala-azar

40
B55.1 Leishmaniasis kulit
B55.2 Leishmaniasis mukokutan
B55.9 Leishmaniasis, tidak dijelaskan

B56 Trypanosomiasis Afrika


B56.1 Trypanosomiasis Rhodesia; East African sleeping sickness
B56.9 Trypanosomiasis Afrika, tidak dijelaskan; Sleeping sickness
NOS

B57 Penyakit Chagas


Termasuk: American trypanosomiasis;
Infeksi Trypanosoma cruzi
B57.0 Penyakit Chagas akut yang melibatkan jantung (I41.2*, I98.1*)
Penyakit Chagas akut yang melibatkan kardiovaskuler NEC
(I98.1*)
Penyakit Chagas akut dengan miokarditis (I41.2*)
B57.1 Penyakit Chagas akut tanpa melibatkan jantung;
Penyakit Chagas akut NOS
B57.2 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan jantung
Trypanosomiasis Amerika NOS
Penyakit Chagas (kronis) NOS
Penyakit Chagas (kronis) (dengan) melibatkan kardiovaskuler
NEC (I98.1*),
Penyakit Chagas (kronis) (dengan) myokarditis (I41.2*)
Trypanosomiasis NOS, di tempat penyakit Chagas prevalent
B57.3 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem pencernaan
B57.4 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem syaraf
B57.5 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan organ lain

B58 Toxoplasmosis
Termasuk: Infeksi Toxoplasma gondii
Kecuali: Toxoplasmosis kongenital (P37.1)
B58.0 Okulopati toxoplasma;
chorioretinitis toxoplasma (H32.0*)
B58.1 Hepatitis toxoplasma (K77.0*)
B58.2 Meningoencephalitis toxoplasma (G05.2*)
B58.3 Toxoplasmosis paru-paru (J17.3*)
B58.8 Toxoplasmosis yang melibatkan organ lain:
Miokarditis toxoplasma (I41.2*);
Miositis toxoplasma (M63.1*)
B58.9 Toxoplasmosis, tidak dijelaskan

B59 Pneumocystosis (J17.3*)

41
Pneumonia akibat Pneumocystis carinii

B60 Penyakit protozoa lain, not elsewhere classified


Kecuali: Kriptosporidiosis (A07.2);
Isosporiasis (A07.3)
Mikrosporidiosis usus (A07.8)
B60.0 Babesiosis
Piroplasmosis [infeksi intraeritrosit pada hewan]
B60.1 Acanthamoebiasis
Konjungtivitis akibat Acanthamoeba (H13.1*)
Keratokonjungtivitis akibat Acanthamoeba (H19.2*)
B60.2 Naegleriasis
Meningoensefalitis amuba primer (G05.2*)
B60.8 Penyakit protozoa lain yang dijelaskan:
Mikrosporidiosis

B64 Penyakit protozoa yang tidak dijelaskan

Helminthiases (B65-B83)

B65 Schistosomiasis [bilharziasis]


Termasuk: snail fever
B65.0 Skistosomiasis akibat Schistosoma haematobium
[schistosomiasis urine]
B65.1 Skistosomiasis akibat Schistosoma mansoni [schistosomiasis
usus]
B65.2 Skistosomiasis akibat Schistosoma japonicum:
Skistosomiasis Asia
B65.3 Dermatitis cercaria
Swimmer's itch
B65.8 Skistosomiasis lain:
Infeksi Schistosoma intercalatum, Schistosoma mattheei,
Schistosoma mekongi
B65.9 Skistosomiasis, tidak dijelaskan

B66 Infeksi cacing jaringan (fluke) lainnya


B66.0 Opisthorchiasis
Infeksi cacing hati kucing
Opisthorchis (felineus)(viverrini)
B66.1 Clonorchiasis
Penyakit cacing hati Cina,
Penyakit cacing hati oriental;
Infeksi Clonorchis sinensis

42
B66.2 Dicrocoeliasis
Infeksi Dicrocoelium dendriticum
Infeksi cacing jaringan lancet
B66.3 Fascioliasis
Infeksi: Fasciola gigantica, F. hepatica, F. indica;
Penyakit cacing hati domba
B66.4 Paragonimiasis
Infeksi Paragonimus sp;
Penyakit cacing paru-paru
Distomiasis paru-paru
B66.5 Fasciolopsiasis
Infeksi Fasciolopsis buski;
Distomiasis usus
B66.8 Infeksi fluke lain
Echinostomiasis, Heterophyiasis, Metagonimiasis,
Nanophyetiasis, Watsoniasis
B66.9 Infeksi cacing jaringan, tidak dijelaskan

B67 Echinococcosis
Termasuk: hydatidosis
B67.0 Infeksi Echinococcus granulosus pada liver
B67.1 Infeksi Echinococcus granulosus pada lung
B67.2 Infeksi Echinococcus granulosus pada bone
B67.3 Infeksi Echinococcus granulosus pada, other and multiple
sites
B67.4 Infeksi Echinococcus granulosus, tidak dijelaskan
B67.5 Infeksi Echinococcus multilocularis pada hati
B67.6 Infeksi Echinococcus multilocularis pada situs lain dan ganda
B67.7 Infeksi Echinococcus multilocularis, tidak dijelaskan
B67.8 Echinococcosis pada hati, tidak dijelaskan
B67.9 Echinococcosis, di tempat lain and tidak
dijelaskan;Echinococcosis NOS

B68 Taeniasis
Kecuali: cysticercosis (B69.-)
B68.0 Taeniasis Taenia solium
(Infeksi) cacing pita babi
B68.1 Taeniasis Taenia saginata
(Infeksi) cacing pita sapi
Infeksi cacing pita Taenia saginata dewasa
B68.9 Taeniasis, tidak dijelaskan

B69 Cysticercosis
Termasuk: infeksi cysticerciasis akibat bentuk larva Taenia solium
B69.0 Cysticercosis sistem syaraf pusat

43
B69.1 Cysticercosis mata
B69.8 Cysticercosis pada situs lain
B69.9 Cysticercosis, tidak dijelaskan

B70 Diphyllobothriasis and sparganosis


Infeksi Diphyllobothrium latum, atau cacing pita ikan, sering
tanpa gejala. Ia menyerap vitamin B12 dari usus sehingga timbul
defisiensi vitamin ini dan anemia megaloblastik..
B70.0 Diphyllobothriasis:
Infeksi Diphyllobothrium (dewasa) (latum) (pacificum),
(Infeksi) cacing pita ikan
Kecuali: diphyllobothriasis larva (B70.1)
B70.1 Sparganosis
Infeksi Sparganum (mansoni)(proliferum); infeksi larva
Spirometra
Diphyllobothriasis larva
Spirometrosis

B71 Infeksi cestoda lainnya


B71.0 Hymenolepiasis
(Infeksi) cacing pita cebol (dwarf)
(Infeksi) cacing pita tikus
B71.1 Dipylidiasis
(Infeksi) cacing pita anjing
B71.8 Infeksi cestoda lain yang dijelaskan
Coenurosis
B71.9 Infeksi cestoda, tidak dijelaskan:
(Infeksi) cacing pita NOS

B72 Dracunculiasis

B73 Onchocerciasis
Infeksi nematoda filaria yang menyebabkan penyakit kulit
kronis dan lesi mata yang dapat menyebabkan buta.
Infeksi Onchocerca volvulus,
Onchocercosis,
River blindness

B74 Filariasis
Kecual: Onchocerciasis (B73);
Eosinofilia (pulmonalis) tropis NOS (J82)
B74.0 Filariasis akibat Wuchereria bancrofti:
Elefantiasis bancrofti,
Filariasis bancrofti
B74.1 Filariasis akibat Brugia malayi

44
B74.2 Filariasis akibat Brugia timori
B74.3 Loiasis
Infeksi Loa loa
Sembab Calabar
Penyakit cacing mata Afrika
B74.4 Mansonelliasis:
Infeksi Mansonella ozzardi, M. perstans, M. streptocerca
B74.8 Filariasis lain
Dirofilariasis
B74.9 Filariasis, tidak dijelaskan

B75 Trichinellosis
Infeksi Trichinella spiralis, yang dapat menyebabkan gejala
pencernaan ringan diikuti oleh edema periorbita, nyeri otot, demam,
dan eosinofilia.
Infeksi Trichinella spp;
Trichiniasis

B76 Hookworm diseases


Penyakit cacing tambang disebabkan oleh Ankylostoma
duodenale atau Necator americanus, menyebabkan nyeri perut dan
anemia defisiensi besi. Larva Ankylostoma braziliense pada anjing
atau kucing dapat masuk tubuh manusia melalui kulit, menyebabkan
cutaneous larva migrans.
Termasuk: Uncinariasis
B76.0 Ancylostomiasis
Infeksi Ancylostoma sp.
B76.1 Necatoriasis
Infeksi Necator americanus
B76.8 Penyakit cacing tambang lain
B76.9 Penyakit cacing tambang, tidak dijelaskan:
Cutaneous larva migrans NOS

B77 Ascariasis
Telur Ascaris lumbricoides menetas di duodenum, menembus
dinding usus dan dibawa darah ke jantung dan paru-paru. Selanjutnya
melalui bronkus mereka tiba di orofarings dan tertelan, lalu menjadi
dewasa di usus.
Termasuk: Askaridiasis
Infeksi cacing gelang
B77.0 Askariasis dengan komplikasi usus
B77.8 Askariasis dengan komplikasi lain
B77.9 Askariasis, tidak dijelaskan

B78 Strongyloidiasis

45
Infeksi Strongyloides stercoralis, menyebabkan rash kulit,
eosinofilia, dan nyeri perut.
B78.0 Strongyloidiasis usus
B78.1 Strongyloidiasis kulit
B78.7 Strongyloidiasis disseminata
B78.9 Strongyloidiasis, tidak dijelaskan

B79 Trichuriasis - Trichocephaliasis;: Whipworm (penyakit)(infeksi)


Trichocephaliasis
(Penyakit)(infeksi) whipworm [cacing cambuk]

B80 Enterobiasis - Oxyuriasis; Pinworm infection; infeksi


Threadworm
Oxyuriasis
Infeksi pinworm [cacing jarum]
Infeksi threadworm [cacing benang]

B81 Helminthiasis usus lainnya, not elsewhere classified


Kecuali: angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis (B83.2)
B81.0 Anisakiasis
Infeksi larva Anisakis
B81.1 Capillariasis usus
Capillariasis NOS
Infeksi Capillaria philippinensis,
Kecuali: capillariasis hati (B83.8)
B81.2 Trichostrongyliasis
B81.3 Angiostrongyliasis usus
Infeksi Parastrongylus costaricensis
B81.4 Helminthiasis usus campuran
Helminthiasis campuran NOS
Infeksi cacing usus yang dapat diklasifikasikan pada lebih dari
satu di antara kategori B65.0-B81.3 dan B81.8.
B81.8 Helminthiasis usus lain yang dijelaskan
Infeksi Oesophagostomum sp. [oesophagostomiasis]
Infeksi Ternidens diminutus [ternidensiasis]

B82 Parasitisme usus yang tidak dijelaskan


B82.0 Intestinal helminthiasis, tidak dijelaskan
B82.9 Intestinal parasitism, tidak dijelaskan

B83 Helminthiasis lain


Kecuali: Capillariasis NOS (B81.1), capillariasis usus (B81.1)
B83.0 Visceral larva migrans
Toxocariasis
B83.1 Gnathostomiasis:

46
Wandering swelling sembab berpindah
B83.2 Angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis
Eosinophilic meningoencephalitis (G05.2*)
Kecuali: angiostrongyliasis usus (B81.3)
B83.3 Syngamiasis
Syngamosis
B83.4 Hirudiniasis internal
Kecuali: Hirudiniasis eksternal (B88.3)
B83.8 Helminthiasis lain yang dijelaskan
Acanthocephaliasis
Gongylonemiasis
Hepatic capillariasis
Metastrongyliasis
Thelaziasis
B83.9 Helminthiasis, tidak dijelaskan:
Cacingan NOS
Kecuali: helminthiasis usus NOS (B82.0)

Pediculosis, acariasis and other infestations (B85-B89)

B85 Pediculosis and phthiriasis


B85.0 Pediculosis akibat Pediculus humanus capitis
Infestasi kutu kepala
B85.1 Pediculosis akibat Pediculus humanus corporis
Infestasi kutu badan
B85.2 Pediculosis, tidak dijelaskan
B85.3 Phthiriasis
Infestasi Phthirus pubis, infestasi crab-louse (kutu daerah
pubis)
B85.4 Campuran pediculosis and phthiriasis
Infestasi yang dapat diklasifikasikan pada lebih dari satu di
antara kategori B85.0-B85.3

B86 Scabies
Scabies disebabkan oleh kutu (mite) Sarcoptes scabiei. Kutu
betina membuat terowongan di stratum korneum kulit untuk
meletakkan telurnya yang menetas dalam beberapa hari.
Sarcoptic itch

B87 Myiasis
Termasuk: infestasi oleh larva lalat
B87.0 Myiasis kulit

47
Myiasis menjalar
B87.1 Myiasis luka
Myiasis traumatika
B87.2 Myiasis okuler
B87.3 Myiasis nasopharyngs
Myiasis laryngs
B87.4 Myiasis aural
B87.8 Myiasis tempat lain
Myiasis genitourinarius
Myiasis usus
B87.9 Myiasis, tidak dijelaskan

B88 Infestasi lain


B88.0 Acariasis lain:
Dermatitis acarine;
Trombiculosis
Dermatitis akibat: Demodex sp., Dermanyssus gallinae,
Liponyssoides sanguineus
Kecuali: scabies (B86)
B88.1 Tungiasis [sandflea infestation]
B88.2 Infestasi artropoda lain:
Scarabiasis
B88.3 Hirudiniasis eksternal:
Infestasi leech (lintah) NOS
Kecuali: hirudiniasis internal (B83.4)
B88.8 Infestasi lain yang dijelaskan
Ichthyoparasitism akibat Vandellia cirrhosa
Linguatulosis
Porocephaliasis
B88.9 Infestasi, tidak dijelaskan
Infestasi (kulit) NOS
Infestasi kutu NOS
Parasit kulit NOS

B89 Penyakit parasit yang tidak dijelaskan

Sequel penyakit infeksi dan parasit (B90-B94)

B90 Sekuel tuberkulosis


B90.0 Sekuel TB sistem syaraf pusat
B90.1 Sekuel TB genitourinarius
B90.2 Sekuel TB tulang dan sendi
B90.8 Sekuel TB organ lain

48
B90.9 Sekuel TB paru-paru dan yang tidak dijelaskan
Sekuel TB NOS

B91 Sekuel poliomyelitis

B92 Sekuel leprosy

B94 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain dan yang tidak
dijelaskan
B94.0 Sekuel trakoma
B94.1 Sekuel ensefalitis virus
B94.2 Sekuel hepatitis virus
B94.8 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain yang dijelaskan
B94.9 Sekuel penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan

Bakteri, virus dan agen infeksi lain (B95-B97)


Kategori ini jangan sekali-kali digunakan untuk pengkodean
primer. Mereka disediakan untuk digunakan sebagai kode tambahan
kalau dirasa perlu mengidentifikasi agen infeksi penyebab penyakit
yang diklasifikasikan di bab lain

B95 Streptococcus and staphylococcus penyebab penyakit yang


diklasifikasikan di bab lain
B95.0 Streptokokus, group A
B95.1 Streptokokus, group B
B95.2 Streptokokus, group D
B95.3 Streptokokus pneumoniae
B95.4 Streptokokus lain
B95.5 Streptokokus yang tidak dijelaskan
B95.6 Stafilokokus aureus
B95.7 Stafilokokus lain
B95.8 Stafilokokus yang tidak dijelaskan

B96 Bakteri lain penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain.


B96.0 Mycoplasma pneumoniae [M. pneumoniae]
Pleuro-pneumonia-like-organism [PPLO]
B96.1 Klebsiella pneumoniae
B96.2 Escherichia coli
B96.3 Haemophilus influenzae
B96.4 Proteus (mirabilis)(morganii)
B96.5 Pseudomonas (aeruginosa)(mallei)(pseudomallei)
B96.6 Bacillus fragilis [B. fragilis]
B96.7 Clostridium perfringens [C. perfringens]
B96.8 Agen bakteri lain yang dijelaskan

49
B97 Agen virus penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain
B97.0 Adenovirus
B97.1 Enterovirus: Coxsackievirus, Echovirus
B97.2 Coronavirus
B97.3 Retrovirus: Lentivirus, Oncovirus
B97.4 Respiratory syncytial virus
B97.5 Reovirus
B97.6 Parvovirus
B97.7 Papillomavirus
B97.8 Virus lainnya

Penyakit-penyakit in feksi lain (B99)

B99 Penyakit infeksi lain dan yang tidak dijelaskan

NEOPLASMA
Neoplasma ganas (C00-C97)
Neoplasma ganas bibir, rongga mulut dan farings (C00-C14)
C00 Neoplasma ganas bibir
Kecuali: kulit bibir (C43.0, C44.0)
C00.0 Bibir atas luar; bibir atas: NOS, area lipstik, batas vermilion
C00.1 Bibir bawah luar: bibir bawah: NOS, area lipstik, batas
vermilion
C00.2 Bibir luar, tidak dijelaskan: batas vermilion NOS
C00.3 Bibir atas, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa,
permukaan oral
C00.4 Bibir bawah, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa,
permukaan oral
C00.5 Bibir, tak dijelaskan, permukaan dalam: buccal, frenulum,
mucosa, perm. oral
C00.6 Sudut bibir
C00.8 Lesi overlap pada bibir
C00.9 Lip, tidak dijelaskan
C01 Neoplasma ganas basis lidah
Permukaan dorsal basis lidah
Bagian lidah yang tidak bergerak
Sepertiga belakang lidah
C02 Neoplasma ganas lidah pada bagian lain dan yang tidak
dijelaskan
C02.0 Permukaan dorsal lidah dua-pertiga depan permukaan bawah
lidah
Kecuali: permukaan dorsal dasar lidah (C01)
C02.1 Pinggir lidah ujung lidah
C02.2 Permukaan ventral lidah dua pertiga depan permukaan atas
lidah

50
Frenulum linguae
C02.3 Dua-pertiga depan lidah bagian tidak dijelaskan
Sepertiga tengah lidah NOS Bagian lidah yang bergerak NOS
C02.4 Tonsilla lingualis
Kecuali: tonsil NOS (C09.9)
C02.8 Lesi overlap pada lidah
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C01-C02.4
C02.9 Lidah, tidak dijelaskan
C03 Neoplasma ganas gusi
Termasuk: mukosa alveoli (tonjolan); gingiva
Kecuali: neoplasma odontogenik ganas (C41.0-C41.1)
C03.0 Gusi atas
C03.1 Gusi bawah
C03.9 Gusi, tidak dijelaskan
C04 Neoplasma ganas lantai mulut
C04.0 Lantai anterior mulut anterior dari pertemuan premolar -
caninus
C04.1 Lantai lateral mulut
C04.8 Lesi overlap pada lantai mulut
C04.9 Lantai mulut, tidak dijelaskan
C05 Neoplasma ganas palatum
C05.0 Palatum durum
C05.1 Palatum molle
Kecuali: permukaan nasofarings palatum molle (C11.3)
C05.2 Uvula
C05.8 Lesi overlap pada palatum
C05.9 Palate, tidak dijelaskan; atap mulut
C06 Neoplasma ganas mulut pada bagian lain dan yang tidak
dijelaskan
C06.0 Mukosa pipi; pipi dalam
C06.1 Vestibulum mulut; sulcus buccalis (upper)(lower), sulcus
labialis (upper)(lower)
C06.2 Area retromolar
C06.8 Lesi overlap mulut pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan
C06.9 Mulut, tidak dijelaskan
Kelenjar saliva minor, situs tidak dijelaskan; rongga mulut NOS
C07 Neoplasma ganas kelenjar parotid
C08 Neoplasma ganas kelenjar saliva mayor lain dan yang tidak
dijelaskan
Kecuali: kelenjar saliva minor yang dijelaskan, diklasifikasi
menurut lokasi anatomis
kelenjar saliva minor NOS (C06.9); kelenjar parotid (C07)
C08.0 Kelenjar submandibularis; kelenjar submaxillaris
C08.1 Kelenjar sublingualis
C08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva mayor
51
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C07-C08.1
C08.9 Major salivary gland, tidak dijelaskan; kelenjar saliva (mayor)
NOS
C09 Neoplasma ganas tonsil
Kecuali: Tonsilla lingualis (C02.4); tonsilla pharyngealis (C11.1)
C09.0 Fossa tonsillaris
C09.1 Tonsillar pillar (anterior)(posterior)
C09.8 Lesi overlap pada tonsil
C09.9 Tonsil, tidak dijelaskan
Tonsil: NOS, faucialis, palatina
C10 Neoplasma ganas orofarings
Kecuali: tonsil (C09.-)
C10.0 Vallecula
C10.1 Permukaan anterior epiglottis
Pinggir [batas] bebas epiglottis; plica glossoepiglottis
Kecuali: epiglottis (pars suprahyoidea) NOS (C32.1)
C10.2 Dinding lateral orofarings
C10.3 Dinding posterior orofarings
C10.4 Branchial cleft (fistula branchial); kista branchial [situs
neoplasma]
C10.8 Lesi overlap pada orofarings
C10.9 Orofarings, tidak dijelaskan
C11 Neoplasma ganas nasofarings
C11.0 Dinding superior nasofarings;
Atap nasofarings
C11.1 Dinding posterior nasofarings;
Adenoid; tonsilla farings
C11.2 Dinding lateral nasofarings;
Fossa Rosenmuller; muara tuba auditorius; recessus farings
C11.3 Dinding anterior nasofarings
Lantai nasofarings
Permukaan nasofarings (anterior)(posterior) palatum molle
Pinggir posterior: choana, septum hidung
C11.8 Lesi overlap pada nasofarings
C11.9 Nasofarings, tidak dijelaskan; dinding nasofarings NOS
C12 Neoplasma ganas sinus piriformis
Fossa pyriformis
C13 Neoplasma ganas hipofarings
Kecuali: sinus pyriformis (C12)
C13.0 Regio postcricoidea
C13.1 Plika ariepiglottis, permukaan hipofarings, NOS, zona pinggir
Kecuali: Plika ariepiglottis, permukaan larings (C32.1)
C13.2 Dinding posterior hipofarings
C13.8 Lesi overlap pada hipofarings
C13.9 Hipofarings, tidak dijelaskan; dinding hipofarings NOS

52
C14 Neoplasma ganas bibir, rongga mulut, dan farings lainnya, dan
yang situsnya kurang jelas
Kecuali: oral cavity NOS (C06.9)
C14.0 Farings, tidak dijelaskan
C14.2 Cincin Waldeyer
C14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan farings
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C00-C14.2
Neoplasma ganas organ pencernaan (C15-C26)
C15 Neoplasma ganas esofagus
Catatan: Terdapat dua subklasifikasi alternatif diberikan, yaitu .0-.2
secara anatomis, dan .3-.5 menurut pertigaan.
C15.0 Esofagus bagian leher
C15.1 Esofagus bagian toraks
C15.2 Esofagus bagian abdomen
C15.3 Esofagus sepertiga atas
C15.4 Esofagus sepertiga tengah
C15.5 Esofagus sepertiga bawah
C15.8 Lesi overlap pada esofagus
C15.9 Esofagus, tidak dijelaskan
C16 Neoplasma ganas lambung
C16.0 Cardia: pertemuan lambung-esofagus; mulut lambung, esofagus
dan lambung
C16.1 Fundus lambung
C16.2 Korpus lambung
C16.3 Antrum pilori; antrum lambung
C16.4 Pylorus; prepylorus; canalis pylori
C16.5 Kurvatura minor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai dengan
C16.1-C16.4
C16.6 Kurvatura mayor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai dengan
C16.1-C16.4
C16.8 Lesi overlap pada lambung
C16.9 Lambung, tidak dijelaskan; kanker lambung NOS
C17 Neoplasma ganas usus halus
C17.0 Duodenum
C17.1 Jejunum
C17.2 Ileum
Kecuali: katup ileocaecum (C18.0)
C17.3 Divertikulum Meckel
C17.8 Lesi overlap pada usus halus
C17.9 Usus halus, tidak dijelaskan
C18 Neoplasma ganas kolon
C18.0 Caecum; katup ileocaecum
C18.1 Appendix
C18.2 Kolon asendens
C18.3 Fleksura hepatis
53
C18.4 Kolon transversa
C18.5 Fleksura lienalis/splenika
C18.6 Kolon desendens
C18.7 Kolon sigmoidea; fleksura sigmoidea
Kecuali: rectosigmoid junction (C19)
C18.8 Lesi overlap pada kolon
C18.9 Kolon, tidak dijelaskan; usus besar NOS
C19 Neoplasma ganas rectosigmoid junction
C20 Neoplasma ganas rektum
C21 Neoplasma ganas anus dan saluran anus anal
C21.0 Anus, tidak dijelaskan
Kecuali: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus (C43.5, C44.5)
C21.1 Saluran anus; sphincter ani
C21.2 Zona kloakogenic
C21.8 Lesi overlap pada rektum, anus and saluran anus
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C20-C21.2
C22 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik
Kecuali: saluran empedu NOS (C24.9); neoplasma ganas sekunder
hati (C78.7)
C22.0 Karsinoma sel hati; Ca hepatocellular; hepatoma
C22.1 Karsinoma saluran empedu intrahepatis; cholangiocarcinoma
C22.2 Hepatoblastoma
C22.3 Angiosarkoma hati; sarkoma sel Kupffer
C22.4 Sarkoma lain pada hati
C22.7 Karsinoma lain yang dijelaskan pada hati
C22.9 Hati, tidak dijelaskan
C23 Neoplasma ganas kantong empedu
C24 Neoplasma ganas saluran empedu yang lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: saluran empedu intrahepatik (C22.1)
C24.0 Saluran empedu di luar hati
Saluran empedu NOS; ductus biliaris komunis; d. cysticus; d.
hepaticus
C24.1 Ampulla Vateri
C24.8 Lesi overlap pada saluran empedu
Termasuk saluran empedu intra dan ekstrahepatik
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C22.0-
C24.1
C24.9 Saluran empedu, tidak dijelaskan
C25 Neoplasma ganas pankreas
C25.0 Caput pancreas
C25.1 Corpus pancreas
C25.2 Cauda pancreas
C25.3 Ductus pancreaticus
C25.4 Pankreas endokrin; pulau-pulau Langerhans

54
C25.7 Bagian lain pankreas; leher pankreas
C25.8 Lesi overlap pada pankreas
C25.9 Pankreas, tidak dijelaskan
C26 Neoplasma ganas organ pencernaan lain dan yang tidak jelas
Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (C48.-)
C26.0 Saluran usus, bagiannya tidak dijelaskan; usus NOS
C26.1 Limpa
Kecuali: Penyakit Hodgkin (C81.-); Limfoma non-Hodgkin (C82-
C85)
C26.8 Lesi overlap pada saluran pencernaan
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C15-C26.1
Kecuali: Cardio-oesophageal junction (C16.0)
C26.9 Situs yang tidak jelas di dalam saluran pencernaan
Saluran pencernaan NOS, gastrointestinal tract NOS
Neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks (C30-C39)
Termasuk: telinga tengah
Kecuali: mesothelioma (C45.-)
C30 Neoplasma ganas rongga hidung dan telinga tengah
C30.0 Rongga hidung
Rawan hidung, concha nasales, hidung dalam, septum,
vestibulum hidung
Kecuali: pinggir posterior septum nasi dan choana (C11.3)
tulang hidung (C41.0), kulit hidung (C43.3, C44.3),
bulbus olfaktorius (C72.2), hidung NOS (C76.0),
C30.1 Telinga tengah
Tuba Eustachius, telinga dalam, sel-sel udara mastoid
Kecuali: tulang telinga (meatus) (C41.0), rawan telinga
(C49.0)
liang atau kulit telinga (luar) (C43.2, C44.2)
C31 Neoplasma ganas sinus-sinus aksesorius
C31.0 Sinus maxillary: Antrum (Highmore)(maxillary)
C31.1 Sinus ethmoidalis
C31.2 Sinus frontalis
C31.3 Sinus sphenoidalis
C31.8 Lesi overlap pada sinus aksesorius
C31.9 Sinus aksesorius, tidak dijelaskan
C32 Neoplasma ganas larings
C32.0 Glottis
Intrinsic larynx; pita suara (sejati) NOS
C32.1 Supraglottis
Plica aryepiglottis, permukaan larings; epiglottis (pars
suprahyoidea) NOS; larings extrinsik; pita suara palsu;
permukaan posterior (larings) epiglottis; ventricular bands
Kecuali: permukaan anterior epiglottis (C10.1),
plika aryepiglottis: NOS (C13.1),

55
permukaan hipofarings (C13.1), zona pinggir (C13.1)
C32.2 Subglottis
C32.3 Rawan larings
C32.8 Lesi overlap larings
C32.9 Larings, tidak dijelaskan
C33 Neoplasma ganas trachea
C34 Neoplasma ganas bronchus dan paru-paru
C34.0 Bronkus utama: Carina; hilus (paru-paru)
C34.1 Lobus atas, bronkus atau paru-paru
C34.2 Lobus tengah, bronkus atau paru-paru
C34.3 Lobus bawah, bronkus atau paru-paru
C34.8 Lesi overlap bronkus dan paru-paru
C34.9 Bronkus atau paru-paru, tidak dijelaskan
C37 Neoplasma ganas thymus
C38 Neoplasma ganas jantung, mediastinum dan pleura
Kecuali: mesothelioma (C45.-)
C38.0 Jantung, perikardium
Kecuali: pembuluh-pembuluh besar (C49.3)
C38.1 Mediastinum anterior
C38.2 Mediastinum posterior
C38.3 Mediastinum, bagiannya tidak dijelaskan
C38.4 Pleura
C38.8 Lesi overlap pada jantung, mediastinum dan pleura
C39 Neoplasma ganas pernafasan dan intratoraks di situs lain dan
tidak jelas
Kecuali: intratoraks NOS (C76.1)
C39.0 Saluran pernafasan atas, bagian tidak dijelaskan
C39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraks
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C30-C39.0
C39.9 Situs yang tidak jelas di dalam sistem pernafasan
Saluran pernafasan NOS
Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi (C40-C41)
Kecuali: sumsum tulang NOS (C96.7), sinovia (C49.-)
C40 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi anggota
C40.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas
C40.1 Tulang pendek anggota atas
C40.2 Tulang panjang anggota bawah
C40.3 Tulang pendek anggota bawah
C40.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi anggota
C40.9 Tulang dan rawan sendi anggota, tidak dijelaskan
C41 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi lain dan tidak
dijelaskan
Kecuali: tulang anggota (C40.-)

56
rawan: telinga (C49.0), larings (C32.3), anggota (C40.-), hidung
(C30.0)
C41.0 Tulang tengkorak dan muka
Maxilla (superior), tulang orbita
Kecuali: semua jenis karsinoma pada: sinus maxillaris
(C31.0),
rahang atas (C03.0) kecuali intraossea atau
odontogenik
C41.1 Mandibula
Kecuali: semua jenis karsinoma pada: rahang NOS (C03.9),
rahang bawah (C03.1) kecuali intraossea atau odontogenik
C41.2 Kolom vertebra
Kecuali: sacrum dan coccyx (C41.4)
C41.3 Iga, sternum dan klavikula
C41.4 Tulang pelvik, sacrum and coccyx
C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C40-C41.4
C41.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
Melanoma dan neoplasma ganas lain kulit (C43-C44)
C43 Melanoma maligna kulit
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /3
Kecuali: melanoma maligna kulit organ genital (C51-C52, C60.-,
C63.-)
C43.0 Melanoma maligna bibir
Kecuali: batas vermillion bibir (C00.0-C00.2)
C43.1 Melanoma maligna kelopak mata, termasuk canthus
C43.2 Melanoma maligna telinga dan liang telinga luar
C43.3 Melanoma maligna pada bagian lain dan tidak dijelaskan pada
muka
C43.4 Melanoma maligna kulit kepala dan leher
C43.5 Melanoma maligna badan; pinggir atau kulit anus, kulit
perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (C21.0)
C43.6 Melanoma maligna anggota atas, termasuk bahu
C43.7 Melanoma maligna anggota bawah, termasuk panggul
C43.8 Lesi overlap melanoma maligna kulit
C43.9 Malignant melanoma kulit, tidak dijelaskan
Melanoma (malignant) NOS

C44 Neoplasma ganas lain pada kulit


Termasuk: Neoplasma ganas: kelenjar sebasea, kelenjar keringat
Kecuali: Sarkoma Kaposi (C46.-)
Melanoma maligna kulit (C43.-), kulit genital (C51-C52, C60.-,
C63.-)
C44.0 Kulit bibir: basal cell carcinoma of lip

57
Kecuali: Neoplasma ganas bibir (C00.-)
C44.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
Kecuali: jaringan ikat kelopak mata (C49.0)
C44.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
Kecuali: jaringan ikat telinga (C49.0)
C44.3 Kulit bagian lain dan yang tidak dijelaskan pada muka
C44.4 Kulit kepala dan leher
C44.5 Kulit badan, pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit
mammae
Kecuali: anus NOS (C21.0)
C44.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
C44.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
C44.8 Lesi overlap pada kulit
C44.9 Neoplasma ganas kulit, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas jaringan mesotel dan jaringan lunak (C45-C49)
C45 Mesothelioma
Termasuk: morphology code M905 dengan kode sifat /3
C45.0 Mesothelioma pleura
Kecuali: neoplasma ganas lain pleura (C38.4)
C45.1 Mesothelioma peritoneum
Mesenterium, mesokolon, omentum, peritoneum (parietal)
(pelvic)
Kecuali: neoplasma ganas lain pada peritoneum (C48.-)
C45.2 Mesothelioma perikardium
Kecuali: neoplasma ganas lain perikardium (C38.0)
C45.7 Mesothelioma pada situs lain
C45.9 Mesothelioma, tidak dijelaskan
C46 Sarkoma Kaposi
Termasuk: kode morfologis M9140 dengan kode sifat /3
C46.0 Sarkoma Kaposi skin
C46.1 Sarkoma Kaposi soft tissue
C46.2 Sarkoma Kaposi palatum
C46.3 Sarkoma Kaposi kelenjar limfe
C46.7 Sarkoma Kaposi situs lain
C46.8 Sarkoma Kaposi organ ganda
C46.9 Sarkoma Kaposi, tidak dijelaskan
C47 Neoplasma ganas syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Termasuk: syaraf dan ganglion simpatis dan parasimpatis
C47.0 Syaraf perifer head, face and neck
Kecuali: peripheral nerves of orbit (C69.6)
C47.1 Syaraf perifer anggota atas, termasuk bahu
C47.2 Syaraf perifer anggota bawah, termasuk panggul
C47.3 Syaraf perifer toraks
C47.4 Syaraf perifer abdomen

58
C47.5 Syaraf perifer pelvis
C47.6 Syaraf perifer badan, tidak dijelaskan
C47.8 Lesi overlap syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
C47.9 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan

C48 Neoplasma ganas retroperitoneum and peritoneum


Kecuali: Sarcoma Kaposi (C46.1); mesothelioma (C45.-)
C48.0 Retroperitoneum
C48.1 Bagian peritoneum yang dijelaskan: mesenterium, mesokolon,
omentum, peritoneum parietalis dan peritoneum pelvik
C48.2 Peritoneum, tidak dijelaskan
C48.8 Lesi overlap pada retroperitoneum dan peritoneum
C49 Neoplasma ganas jaringan penyambung dan jaringan lunak
lainnya
Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, jaringan lemak,
ligament (kecuali rahim), pembuluh limfe, otot, sinovia, tendon
(pembungkus)
Kecuali: rawan (dari): sendi (C40-C41), larings (C32.3), hidung
(C30.0),
jaringan ikat mammae (C50.-); sarkoma Kaposi (C46.-);
mesothelioma (C45.-); syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
(C47.-); peritoneum (C48.-); retroperitoneum (C48.0)
C49.0 Jaringan ikat dan lunak kepala, muka dan leher
Jaringan ikat telinga, mata, kelopak mata
Kecuali: jaringan ikat orbita (C69.6)
C49.1 Jaringan ikat dan lunak anggota atas, termasuk bahu
C49.2 Jaringan ikat dan lunak anggota bawah, termasuk panggul
C49.3 Jaringan ikat dan lunak thorax
Axilla, diaphragm, pembuluh besar
Kecuali: mammae (C50.-), jantung (C38.0), mediastinum (C38.1-
C38.3), thymus (C37)
C49.4 Jaringan ikat dan lunak abdomen: Dinding abdomen,
hypochondrium
C49.5 Jaringan ikat dan lunak pelvis: Buttock; groin, perineum
C49.6 Jaringan ikat dan lunak pada badan, tidak dijelaskan: Punggung
NOS
C49.8 Lesi overlap jaringan ikat dan lunak
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C47-C49.6
C49.9 Jaringan ikat dan lunak, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas mammae (C50)
C50 Neoplasma ganas mammae
Termasuk: jaringan ikat mammae
Kecuali: kulit mammae (C43.5, C44.5)
C50.0 Nipple dan areola
C50.1 Bagian sentral mamma

59
C50.2 Kwadran dalam-atas mamma
C50.3 Kwadran dalam-bawah mamma
C50.4 Kwadran luar-atas mamma
C50.5 Kwadran luar-bawah mamma
C50.6 Ujung mamma arah aksilla
C50.8 Lesi overlap pada mamma
C50.9 Mamma, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas organ genital wanita (C51-C58)
Termasuk: kulit organ-organ genital wanita
C51 Neoplasma ganas vulva
C51.0 Labium mayora, kelenjar Bartholini [vestibula mayor]
C51.1 Labium minus
C51.2 Clitoris
C51.8 Lesi overlap pada vulva
C51.9 Vulva, tidak dijelaskan; genitalia external wanita NOS;
pudendum
C52 Neoplasma ganas vagina
C53 Neoplasma ganas servix uteri
C53.0 Endoservix
C53.1 Exoservix
C53.8 Lesi overlap pada servix uteri
C53.9 Servix uteri, tidak dijelaskan
C54 Neoplasma ganas korpus uteri
C54.0 Isthmus uteri; segmen bawah rahim
C54.1 Endometrium
C54.2 Myometrium
C54.3 Fundus uteri
C54.8 Lesi overlap pada korpus uteri
C54.9 Korpus uteri, tidak dijelaskan
C55 Neoplasma ganas uterus, bagian tidak dijelaskan
C56 Neoplasma ganas ovarium
C57 Neoplasma ganas organ genitalia lain wanita dan yang tidak
dijelaskan
C57.0 Tuba Fallopii; oviduct; tuba uterus
C57.1 Broad ligament (ligamentum latum)
C57.2 Round ligament (ligamentum rotundum)
C57.3 Parametrium; ligamen uterus NOS
C57.4 Adnexa uterus, tidak dijelaskan
C57.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan; korpus atau duktus
Wolffian
C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C51-C57.7,
C58
Tubo-ovarium; utero-ovarium

60
C57.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius wanita NOS
C58 Neoplasma ganas plasenta
Choriocarcinoma NOS
Chorionepithelioma NOS
Kecuali: chorioadenoma (destruens) (D39.2)
mola hydatidiformis: NOS (O01.9), invasive (D39.2), malignant
(D39.2)
Neoplasma ganas organ genitalia pria (C60-C63)
Termasuk: kulit organ genitalia pria
C60 Neoplasma ganas penis
C60.0 Prepuce; foreskin (kulit depan)
C60.1 Glans penis
C60.2 Batang penis; korpus kavernosum
C60.8 Lesi overlap pada penis
C60.9 Penis, tidak dijelaskan; kulit penis NOS
C61 Neoplasma ganas prostat
C62 Neoplasma ganas testis
C62.0 Undescended testis: ectopic testis; testis tertahan[situs
neoplasma]
C62.1 Descended testis: testis di dalam skrotum
C62.9 Testis, tidak dijelaskan
C63 Neoplasma ganas organ genitalia pria lain dan tidak dijelaskan
C63.0 Epididymis
C63.1 Spermatic cord
C63.2 Skrotum, Kulit skrotum
C63.7 Organ genitalia pria lain yang dijelaskan: Vesikula seminalis;
tunika vaginalis
C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C60-C63.7
C63.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius pria NOS
Neoplasma ganas saluran kemih (C64-C68)
C64 Neoplasma ganas ginjal, selain pelvis ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (C65), pelvis ginjal (C65)
C65 Neoplasma ganas pelvis ginjal
Pelviureteric junction; kaliks ginjal
C66 Neoplasma ganas ureter
Kecuali: muara ureter di kandung kemih (C67.6)
C67 Neoplasma ganas kandung kemih
C67.0 Trigonum vesicae
C67.1 Puncak bladder
C67.2 Dinding lateral bladder
C67.3 Dinding anterior bladder

61
C67.4 Dinding posterior bladder
C67.5 Leher bladder; lobang internal uretra
C67.6 Muara ureter
C67.7 Urachus
C67.8 Lesi overlap pada bladder
C67.9 Bladder, tidak dijelaskan
C68 Neoplasma ganas organ perkemihan lain dan yang tidak
dijelaskan
Kecuali: traktus genito-urinarius NOS: wanita (C57.9), pria (C63.9)
C68.0 Urethra
Kecuali: lobang internal uretra (C67.5)
C68.1 Kelenjar paraurethra
C68.8 Lesi overlap pada organ perkemihan
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C64-C68.1
C68.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan; sistem urinarius NOS
Neoplasma ganas mata, otak dan bagian lain SSP (C69-C72)
C69 Neoplasma ganas mata dan adnexa
Kecuali: jaringan ikat kelopak (C49.0), kelopak (kulit) (C43.1,
C44.1)
nervus optikus (C72.3)
C69.0 Conjunctiva
C69.1 Cornea
C69.2 Retina
C69.3 Choroid
C69.4 Korpus siliaris; bola mata
C69.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; duktus nasolakrimalis
C69.6 Orbita: jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer
orbita, jaringan retrobulbar, jaringan retrookuli
Kecuali: tulang orbita (C41.0)
C69.8 Lesi overlap pada mata dan adnexa
C69.9 Mata, tidak dijelaskan
C70 Neoplasma ganas meningen
C70.0 Meningen otak
C70.1 Meningen spinalis
C70.9 Meningen, tidak dijelaskan
C71 Neoplasma ganas otak
Kecuali: nervi kraniales (C72.2-C72.5)
jaringan retrobulbar (C69.6)
C71.0 Serebrum, selain lobus dan ventrikel
Corpus callosum; supratentorium NOS
C71.1 Lobus frontalis
C71.2 Lobus temporalis
C71.3 Lobus parietalis
C71.4 Lobus oksipitalis

62
C71.5 Ventrikel otak
Kecuali: ventrikel IV (C71.7)
C71.6 Serebellum
C71.7 Batang otak; ventrikel IV; infratentorium NOS
C71.8 Lesi overlap pada otak
C71.9 Otak, tidak dijelaskan
C72 Neoplasma ganas medulla spinalis, nervi craniales dan bagian
lain SSP
Kecuali: meningen (C70.-)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-)
C72.0 Medulla spinalis
C72.1 Cauda equina
C72.2 Nervus olfaktorius; bulbus olfaktorius
C72.3 Nervus optikus
C72.4 Nervus akustikus
C72.5 Nervi kraniales lain dan yang tidak dijelaskan; nervi kraniales
NOS
C72.8 Lesi overlap pada otak dan bagian lain SSP
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C70-C72.5
C72.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf NOS
Neoplasma ganas tiroid dan kelenjar endokrin lain (C73-C75)
C73 Neoplasma ganas kelenjar tiroid
C74 Neoplasma ganas kelenjar adrenal
C74.0 Kortex kelenjar adrenal
C74.1 Medulla kelenjar adrenal
C74.9 Kelenjar adrenal, tidak dijelaskan
C75 Neoplasma ganas kelenjar endokrin lain dan struktur terkait
Kecuali: Kelenjar adrenal (C74.-), pankreas endokrin (C25.4),
ovarium (C56), testis (C62.-), thymus (C37), kelenjar tiroid
(C73)
C75.0 Kelenjar paratiroid
C75.1 Kelenjar pituitary
C75.2 Duktus kraniopharyngeus
C75.3 Kelenjar pineal
C75.4 Carotid body
C75.5 Aortic body dan paraganglia lain
C75.8 Keterlibatan banyak kelenjar (pluriglandular), tidak dijelaskan
Catatan: Kalau situs diketahui, mereka harus dikode secara
terpisah.
C75.9 Kelenjar endokrin, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas pada situs yang tidak jelas, sekunder dan tidak
dijelaskan (C76-C80)
C76 Neoplasma ganas pada situs-situs lain dan tidak jelas
Kecuali: Neoplasma ganas: genitourinarius NOS: wanita (C57.9),
pria (C63.9)

63
jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan (C81-
C96)
situs yang tidak dijelaskan (C80)
C76.0 Kepala, muka dan leher: Pipi NOS, hidung NOS
C76.1 Thorax: Axilla NOS, intratoraks NOS, toraks NOS
C76.2 Abdomen
C76.3 Pelvis: Groin NOS; Situs yang overlap dengan sistem di dalam
pelvis, seperti rektovagina (septum) dan rektovesika (septum)
C76.4 Anggota atas
C76.5 Anggota bawah
C76.7 Situs tidak jelas lainnya
C76.8 Lesi overlap pada situs-situs lain dan tidak jelas
C77 Neoplasma ganas lymph nodes sekunder dan tidak dijelaskan
Kecuali: Neoplasma ganas kelenjar limfe, dinyatakan primer (C81-
C87, C96.-)
C77.0 Kelenjar limfe kepala, muka dan leher: Kelenjar limfe
supraklavikula
C77.1 Kelenjar limfe intratoraks
C77.2 Kelenjar limfe intra-abdominalis
C77.3 Kelenjar limfe aksillaris dan anggota atas: Kelenjar limfe
pektoralis
C77.4 Kelenjar limfe inguinalis dan anggota bawah
C77.5 Kelenjar limfe intrapelvik
C77.8 Kelenjar limfe di berbagai tempat
C77.9 Kelenjar limfe, tidak dijelaskan
C78 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan dan pencernaan
C78.0 Neoplasma ganas sekunder paru-paru
C78.1 Neoplasma ganas sekunder mediastinum
C78.2 Neoplasma ganas sekunder pleura
C78.3 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan lain dan yang
tidak dijelaskan
C78.4 Neoplasma ganas sekunder usus halus
C78.5 Neoplasma ganas sekunder usus besar dan rektum
C78.6 Neoplasma ganas sekunder retroperitoneum dan peritoneum
Malignant ascites NOS
C78.7 Neoplasma ganas sekunder hati
C78.8 Neoplasma ganas sekunder organ pencernaan lain dan yang
tidak dijelaskan
C79 Neoplasma ganas sekunder pada other sites
C79.0 Neoplasma ganas sekunder ginjal dan pelvis renalis
C79.1 Neoplasma ganas sekunder bladder, organ kemih lain dan yang
tidak dijelaskan
C79.2 Neoplasma ganas sekunder kulit
C79.3 Neoplasma ganas sekunder otak dan meningen otak

64
C79.4 Neoplasma ganas sekunder bagian sistem syaraf lain dan yang
tidak dijelaskan
C79.5 Neoplasma ganas sekunder tulang dan sumsum tulang
C79.6 Neoplasma ganas sekunder pada ovarium
C79.7 Neoplasma ganas sekunder kelenjar adrenal
C79.8 Neoplasma ganas sekunder pada situs lain yang dijelaskan
C80 Neoplasma ganas tanpa penjelasan situs
C80 hanya digunakan untuk kondisi utama kalau neoplasma ganas
tercatat tanpa penjelasan mengenai situsnya. Kode tambahan
bisa digunakan untuk identifikasi masing-masing neoplasma
ganas tersebut.
Contoh
Kondisi utama : Carcinomatosis
Kondisi lain :-
Kode : Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya (80)).

Kanker, karsinoma, karsinomatosis, kanker umum, keganasan umum,


keganasan, dan kanker ganda yang situsnya tidak dijelaskan
(primary)(secondary)
Malignant cachexia
Situs primer tidak diketahui
Neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan jaringan yang
berhubungan (C81-C96)
Catatan: Istilah yang digunakan pada kategori C82-C85 untuk limfoma
non-Hodgkin adalah dari the Working Formulation, yang
berusaha untuk menemukan dasar bersama di antara berbagai
skema klasifikasi. Istilah yang digunakan dalam skema-skema
ini tidak diberikan pada Daftar Tabulasi, tapi muncul pada
Indeks Alfabetis; persamaan yang pas dengan istilah yang
terdapat pada Daftar Tabulasi tidak selalu dimungkinkan.

Termasuk: kode morfologi M959-M994 dengan kode sifat /3


Kecuali: neoplasma kelenjar limfe sekunder dan yang tidak
dijelaskan (C77.-)
C81 Penyakit Hodgkin
Termasuk: kode morfologi M965-M966 dengan kode sifat /3
C81.0 Limfosit lebih menonjol: Limfosit-histiosit lebih menonjol
C81.1 Nodular sclerosis
C81.2 Sel-sel menonjol bercampur
C81.3 Limfosit sangat sedikit
C81.7 Penyakit Hodgkin lain
C81.9 Penyakit Hodgkin, tidak dijelaskan
C82 Limfoma follikuler [nodular] non-Hodgkin
Termasuk: limfoma follikuler non-Hodgkin dengan atau tanpa area
yang diffus
kode morfologi M969 dengan kode sifat /3

65
C82.0 Small cleaved cell, follikuler (sel-sel kecil terbelah)
C82.1 Campuran sel kecil terbelah dan sel besar, follikuler
C82.2 Sel besar, follikuler
C82.7 Jenis lain limfoma follikuler non-Hodgkin
C82.9 Limfoma follikuler non-Hodgkin, tidak dijelaskan
Limfoma noduler non-Hodgkin NOS
C83 Limfoma diffus non-Hodgkin
Termasuk: kode morfologi M9593, M9595, M967-M968 dengan kode
sifat /3
C83.0 Sel kecil (diffus)
C83.1 Sel kecil terbelah (diffus)
C83.2 Campuran sel kecil dan besar (diffus)
C83.3 Sel besar (diffus); sarkoma sel retikulum
C83.4 Immunoblastik (diffus)
C83.5 Lymphoblastik (diffus)
C83.6 Undifferentiated (diffus)
C83.7 Tumor Burkitt
C83.8 Jenis lain limfoma diffus non-Hodgkin
C83.9 Limfoma diffus non-Hodgkin, tidak dijelaskan
C84 Limfoma sel-T perifer dan kulit
Termasuk: morphology code M970 dengan kode sifat /3
C84.0 Mycosis fungoides
C84.1 Penyakit Sezary
C84.2 Limfoma T-zone
C84.3 Limfoma limfo-epithelioid lymphoma; limfoma Lennert
C84.4 Limfoma sel-T perifer
C84.5 Limfoma sel-T lain dan yang tidak dijelaskan
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-T
disebutkan sehubungan dengan limfoma spesifik, kode yang
lebih spesifik.
C85 Limfoma non-Hodgkin dan jenis yang tidak dijelaskan
Termasuk: kode morfologi M9590-M9592, M9594, M971 dengan kode
sifat /3
C85.0 Limfosarkoma
C85.1 Limfoma sel-B, tidak dijelaskan
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-B
disebutkan sehubungan dengan limfoma spesifik, kode yang
lebih spesifik.
C85.7 Limfoma non-Hodgkin jenis lain yang dijelaskan
Retikulo-endotheliosis maligna, retikulosis maligna,
mikroglioma
C85.9 Limfoma non-Hodgkin, jenis tidak dijelaskan
Limfoma NOS, limfoma maligna NOS, limfoma non-Hodgkin
NOS
C88 Penyakit immunoproliferatif maligna

66
Termasuk: kode morfologi M976 dengan kode sifat /3
C88.0 Makroglobulinaemia Waldenstrom
C88.1 Penyakit alpha heavy chain
C88.2 Penyakit gamma heavy chain; penyakit Franklin
C88.3 Penyakit immunoproliferatif usus halus; penyakit
Mediterranean
C88.7 Penyakit immunoproliferatif maligna lainnya
C88.9 Penyakit immunoproliferatif maligna, tidak dijelaskan
Penyakit immunoproliferatif NOS
C90 Myeloma multipel dan neoplasma sel plasma ganas
Termasuk: kode morfologi M973, M9830 dengan kode sifat /3
C90.0 Myeloma multipel; penyakit Kahler, myelomatosis
C90.1 Leukaemia sel plasma
C90.2 Plasmacytoma, extramedulla
Tumor sel plasma ganas NOS, plasmacytoma NOS, myeloma
soliter
C91 Leukaemia limfoid
Termasuk: kode morfologi M982, M9940-M9941 dengan kode sifat /3
C91.0 Leukaemia limfoblast akut
Kecuali: eksasebasi akut leukemia limfosit akut (C91.1)
C91.1 Leukaemia limfosit kronis
C91.2 Leukaemia limfosit subakut
C91.3 Leukaemia prolimfosit
C91.4 Leukaemia hairy-cell (sel-sel berambut): retikuloendotheliosis
leukemia
C91.5 Leukaemia sel-T dewasa
C91.7 Leukaemia limfoid lain
C91.9 Leukaemia limfoid, tidak dijelaskan
C92 Leukaemia myeloid
Termasuk: leukaemia: granulosit, myelogen
kode morfologi M986-M988, M9930 dengan kode sifat /3
C92.0 Leukaemia myeloid akut
Kecuali: eksaserbasi akut leukaemia myeloid kronis (C92.1)
C92.1 Leukaemia myeloid kronis
C92.2 Leukaemia myeloid subakut
C92.3 Sarkoma myeloid; khloroma; sarkoma granulosit
C92.4 Leukaemia promyelosit akut
C92.5 Leukaemia myelomonosit akut
C92.7 Leukaemia myeloid lain
C92.9 Leukaemia myeloid, tidak dijelaskan
C93 Leukaemia monosit
Termasuk: leukaemia monositoid
kode morfologi M989 dengan kode sifat /3
C93.0 Leukaemia monosit akut

67
Kecuali: eksaserbasi akut leukaemia monosit kronis (C93.1)
C93.1 Leukaemia monosit kronis
C93.2 Leukaemia monosit subakut
C93.7 Leukaemia monosit lain
C93.9 Leukaemia monosit, tidak dijelaskan
C94 Leukemia lain dengan jenis sel dijelaskan
Termasuk: kode morfologi M984, M9850, M9900, M9910, M9931-
M9932 dengan kode sifat /3
Kecuali: retikuloendoteliosis leukemik (C91.4) ; leukemia sel
plasma (C90.1)
C94.0 Eritremia dan eritroleukemia akut
Myelosis eritremik akut; penyakit Di Guglielmo
C94.1 Eritremia kronis; penyakit Heilmeyer-Schoner
C94.2 Leukemia megakaryoblast akut
Leukaemia: megakaryoblast (akut), megakaryocyt (akut)
C94.3 Leukemia sel mast
C94.4 Panmyelosis akut
C94.5 Myelofibrosis akut
C94.7 Leukemia lain yang dijelaskan; leukemia sel limfosarkoma
C95 Leukaemia dengan jenis sel tidak dijelaskan
Termasuk: kode morfologi M980 dengan kode sifat /3
C95.0 Leukemia akut dengan jenis sel tidak dijelaskan
Leukaemia sel blast, leukemia sel stem
Kecuali: eksaserbasi akut leukemia kronis yang tidak dijelaskan
(C95.1)
C95.1 Leukemia kronis dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.2 Leukemia subakut dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.7 Leukemia lain dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.9 Leukaemia, tidak dijelaskan
C96 Neoplasma ganas lain dan tidak dijelaskan pada jaringan
limfoid, haematopoietik dan yang berhubungan
Termasuk: kode morfologi M972, M974 dengan kode sifat /3
C96.0 Penyakit Letterer-Siwe
retikuloendotheliosis nonlipid:, retikulosis nonlipid:
C96.1 Histiositosis maligna
Retikulosis medulla histiosit
C96.2 Tumor maligna sel mast
Malignant: mastositoma, mastositosis, sarkoma sel mast
Kecuali: leukaemia sel mast (C94.3), mastositosis (kulit) (Q82.2)
C96.3 Limfoma histiosit sejati
C96.7 Neoplasma ganas lain jaringan limfoid, haematopoietic dan
yang berhubungan
C96.9 Neoplasma ganas jaringan limfoid, haematopoietic dan yang
berhubungan, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97)

68
C97 Neoplasma ganas situs ganda independen (primer)
C97. Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang independen
C97 digunakan kalau tercatat dua atau lebih neoplasma ganas primer
yang independen sebagai kondisi utama, tanpa ada yang lebih
menonjol. Kode tambahan bisa digunakan untuk identifikasi
masing-masing neoplasma ganas tersebut.
Contoh 10
Kondisi utama : Multiple myeloma dan adenokarsinoma prostat
primer
Kondisi lain :-
Kode: Neoplasma ganas situs ganda primer yang independen (C97).
C90.0 (multiple myeloma) dan C61 (neoplasma ganas prostat)
bisa digunakan sebagai kode tambahan
Catatan: Untuk penggunaan kategori ini, hendaknya dirujuk aturan
dan pedoman pengkodean mortalitas pada volume 2.
Neoplasma in situ (D00-D09)
Catatan: Neoplasma in situ banyak dianggap sebagai berada dalam
masa perubahan morfologis antara displasia dan kanker yang
invasif. Misalnya, untuk cervical intraepithelial neoplasia (CIN)
dikenal tiga stadium, yang ketiga (CIN III) termasuk pada
displasia berat dan karsinoma in situ. Sistem peringkat ini telah
diperluas ke organ lain, seperti vulva dan vagina. Deskripsi
neoplasia intraepitel stadium III, dengan atau tanpa
disebutkannya displasia, diletakkan pada bagian ini. Stadium I
dan II diklasifikasikan sebagai displasia sistem organ yang
terlibat dan harus dikode pada bab sistem tubuh yang relevan.
Termasuk: penyakit Bowen; erythroplasia; kode morfologi
dengan kode sifat /2
eritroplasia Queyrat
D00 Carcinoma in situ rongga mulut, esofagus, dan lambung
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D00.0 Bibir, rongga mulut dan farings
Plika ariepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, zona pinggir
Batas vermillion bibir
Kecuali: plika ariepiglottik, permukaan larings (D02.0)
epiglottis: NOS (D02.0), pars suprahyoid (D02.0)
kulit bibir (D03.0, D04.0)
D00.1 Esofagus
D00.2 Lambung
D01 Carcinoma in situ organ pencernaan lain dan yang tidak
dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D01.0 Colon
Kecuali: pertemuan rektosigmoid (D01.1)
D01.1 Pertemuan rektosigmoid
D01.2 Rektum
D01.3 Anus dan saluran anus

69
Kecuali: pinggir anus (D03.5, D04.5), kulit anus (D03.5,
D04.5)
kulit sekitar anus (D03.5, D04.5)
D01.4 Bagian usus lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: ampulla Vateri (D01.5)
D01.5 Hati, kantong empedu dan saluran empedu; ampulla Vateri
D01.7 Organ pencernaan lain yang dijelaskan; pankreas
D01.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan
D02 Carcinoma in situ of middle ear and respiratory system
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D02.0 Larings: Aryepiglottic fold, permukaan larings; Epiglottis (pars
suprahyoid)
Kecuali: plika aryepiglottik: NOS, permukaan hipofarings,
pinggir (D00.0)
D02.1 Trakhea
D02.2 Bronkus dan paru-paru
D02.3 Bagian lain sistem pernafasan: Sinus aksesorius, telinga
tengah, rongga hidung
Kecuali: telinga (luar)(kulit) (D03.2, D04.2)
hidung: NOS (D09.7), kulit hidung (D03.3, D04.3)
D02.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D03 Melanoma in situ
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /2
D03.0 Melanoma in situ bibir
D03.1 Melanoma in situ kelopak mata, termasuk canthus
D03.2 Melanoma in situ telinga dan liang telinga luar
D03.3 Melanoma in situ bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D03.4 Melanoma in situ kulit kepala dan leher
D03.5 Melanoma in situ badan
Pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, mammae (kulit)
(jaringan lunak)
D03.6 Melanoma in situ anggota atas, termasuk bahu
D03.7 Melanoma in situ anggota bawah, termasuk panggul
D03.8 Melanoma in situ tempat lain
D03.9 Melanoma in situ, tidak dijelaskan
D04 Carcinoma in situ kulit
Kecuali: erythroplasia Queyrat (penis) NOS (D07.4); melanoma in
situ (D03.-)
D04.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D00.0)
D04.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
D04.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
D04.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D04.4 Kulit kulit kepala dan leher

70
D04.5 Kulit badan; pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit
mammae
Kecuali: anus NOS (D01.3), kulit organ genital (D07.-)
D04.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
D04.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
D04.8 Kulit tempat lain
D04.9 Kulit, tidak dijelaskan
D05 Karsinoma in situ mammae
Kecuali: karsinoma in situ kulit mammae (D04.5)
melanoma in situ mammae (kulit) (D03.5)
D05.0 Karsinoma lobularis in situ
D05.1 Karsinoma intraductus in situ
D05.7 Karsinoma in situ lain mammae
D05.9 Karsinoma in situ mammae, tidak dijelaskan
D06 Karsinoma in situ servix uteri
Termasuk: cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade III, dengan
atau tanpa disebutkan displasia berat
Kecuali: melanoma in situ servix (D03.5); displasia berat servix
NOS (N87.2)
D06.0 Endoservix
D06.1 Exoservix
D06.7 Bagian lain servix
D06.9 Servix, tidak dijelaskan
D07 Karsinoma in situ organ genital lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.5)
D07.0 Endometrium
D07.1 Vulva: Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade III, dengan
atau tanpa disebutkan displasia berat
Kecuali: displasia berat vulva NOS (N90.2)
D07.2 Vagina: Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN], grade III,
dengan atau tanpa disebutkan displasia berat
Kecuali: displasia berat vagina NOS (N89.2)
D07.3 Organ genitalia wanita yang lain dan tidak dijelaskan
D07.4 Penis; eritroplasia Queyrat NOS
D07.5 Prostat
D07.6 Organ genitalia pria yang lain dan tidak dijelaskan
D09 Karsinoma in situ pada situs lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D09.0 Bladder
D09.1 Organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskan
D09.2 Mata
Kecuali: kulit kelopak (D04.1)
D09.3 Tiroid dan kelenjar endokrin lain
Kecuali: pankreas endocrine (D01.7); ovarium (D07.3), testis
(D07.6)

71
D09.7 Karsinoma in situ pada tempat lain yang dijelaskan
D09.9 Karsinoma in situ, tidak dijelaskan
Neoplasma jinak (D10-D36)
Termasuk: kode morfologi dengan kode sifat /0
D10 Neoplasma jinak mulut dan farings
D10.0 Bibir; bibir (frenulum)(sisi dalam)(mucosa)(batas vermilion)
Kecuali: kulit bibir (D22.0, D23.0)
D10.1 Lidah, tonsilla lingualis
D10.2 Lantai mulut
D10.3 Bagian mulut yang lain dan tidak dijelaskan; kelenjar saliva
minor NOS
Kecuali: neoplasma odontogenik jinak (D16.4-D16.5), mukosa
bibir (D10.0), permukaan nasofarings palatum molle (D10.6)
D10.4 Tonsil; tonsil (faucial)(palatina)
Kecuali: tonsilla lingualis (D10.1), tonsil farings (D10.6),
tonsillar: fossa (D10.5), pillars (D10.5)
D10.5 Bagian lain orofarings
Epiglottis, permukaan anterior
Tonsillar: fossa, pillars
Vallecula
Kecuali: epiglottis: NOS (D14.1), pars suprahyoid (D14.1)
D10.6 Nasofarings
Tonsil farings, pinggir posterior septum dan choanae
D10.7 Hipofarings
D10.9 Farings, tidak dijelaskan
D11 Neoplasma jinak kelenjar saliva mayor
Kecuali: neoplasma jinak kelenjar saliva minor yang dijelaskan,
yang diklasifikasi menurut lokasi anatomisnya
neoplasma jinak kelenjar saliva minor NOS (D10.3)
D11.0 Kelenjar parotid
D11.7 Kelenjar saliva mayor lainnya; kelenjar: sublingualis,
submandibularis
D11.9 Kelenjar saliva mayor, tidak dijelaskan
D12 Neoplasma jinak kolon, rektum, anus dan saluran anus
D12.0 Caecum; katup ileocaecum
D12.1 Appendix
D12.2 Kolon asendens
D12.3 Kolon transversa; fleksura hepatis, fleksura splinikus
D12.4 Kolon desendens
D12.5 Kolon sigmoid
D12.6 Kolon, tidak dijelaskan: adenomatosis, polyposis (herediter)
kolon
D12.7 Pertemuan rektosigmoid
D12.8 Rektum
D12.9 Anus dan saluran anus

72
Kecuali: pinggir (D22.5, D23.5), kulit anus dan perianus (D22.5,
D23.5)
D13 Neoplasma jinak bagian sistem pencernaan yang lain dan
kurang jelas
D13.0 Esofagus
D13.1 Lambung
D13.2 Duodenum
D13.3 Bagian usus halus lain dan yang tidak dijelaskan
D13.4 Liver; saluran empedu intrahepatik
D13.5 Saluran empedu ekstrahepatik
D13.6 Pankreas
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7)
D13.7 Pankreas endokrin: tumor sel pulau, pulau Langerhans
D13.9 Situ yang tidak jelas pada sistem pencernaan
Sistem pencernaan NOS, usus NOS, limpa
D14 Neoplasma jinak telinga tengah dan sistem pernafasan
D14.0 Telinga tengah, rongga hidung dan sinus aksesorius; rawan
hidung
Kecuali: liang telinga (luar)(kulit) (D22.2, D23.2)
tulang: telinga (D16.4), hidung (D16.4)
rawan telinga (D21.0)
hidung: NOS (D36.7), kulit (D22.3, D23.3)
bulbus olfaktorius (D33.3)
polip: sinus aksesorius (J33.8), hidung (rongga)
(J33.-)
polip telinga (tengah) (H74.4),
pinggir posterior dan khoanae (D10.6)
D14.1 Larings; epiglottis (pars suprahyoid)
Kecuali: permukaan anterior epiglottis (D10.5)
polip pita suara dan larings (J38.1)
D14.2 Trachea
D14.3 Bronkus dan paru-paru
D14.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D15 Neoplasma jinak other and tidak dijelaskan intrathoracic organs
Kecuali: jaringan mesotel (D19.-)
D15.0 Thymus
D15.1 Heart
Kecuali: pembuluh besar (D21.3)
D15.2 Mediastinum
D15.7 Organ intratoraks lain yang dijelaskan
D15.9 Organ intratoraks, tidak dijelaskan
D16 Neoplasma jinak tulang dan rawan sendi
Kecuali: synovia (D21.-)
D16.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas

73
D16.1 Tulang pendek anggota atas
D16.2 Tulang panjang anggota bawah
D16.3 Tulang pendek anggota bawah
D16.4 Tulang tengkorak dan muka: maxilla (superior), tulang orbital
Kecuali: tulang rahang bawah (D16.5)
D16.5 Tulang rahang bawah
D16.6 Kolom vertebrae
Kecuali: sakrum dan koksigis (D16.8)
D16.7 Iga, sternum dan klavikula
D16.8 Tulang pelvis, sakrum dan koksigis
D16.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
D17 Neoplasma lipomatosa jinak
Termasuk: kode morfologi M885-M888 dengan kode sifat /0
D17.0 Kulit dan jaringan bawah kulit kepala, muka dan leher
D17.1 Kulit dan jaringan bawah kulit badan
D17.2 Kulit dan jaringan bawah kulit anggota
D17.3 Kulit dan jaringan bawah kulit pada situs lain dan tidak
dijelaskan
D17.4 Organ intratoraks
D17.5 Organ intra-abdomen
Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (D17.7)
D17.6 Spermatic cord
D17.7 Neoplasma lipomatosa jinak pada situs lain: peritoneum,
retroperitoneum
D17.9 Neoplasma lipomatosa jinak, tidak dijelaskan; lipoma NOS
D18 Haemangioma dan lymphangioma, semua situs
Termasuk: kode morfologi M912-M917 dengan kode sifat /0
Kecuali: nevus biru atau berpigmen (D22.-)
D18.0 Haemangioma, semua situs; angioma NOS
D18.1 Lymphangioma, semua situs
D19 Neoplasma jinak jaringan mesotel
Termasuk: kode morfologi M905 dengan kode sifat /0
D19.0 Jaringan mesotel pleura
D19.1 Jaringan mesotel peritoneum
D19.7 Jaringan mesotel situs lain
D19.9 Jaringan mesotel, tidak dijelaskan; mesotelioma jinak NOS
D20 Neoplasma jinak jaringan lunak retroperitoneum dan
peritoneum
Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak peritoneum dan
retroperitoneum (D17.7)
jaringan mesotel (D19.-)
D20.0 Retroperitoneum
D20.1 Peritoneum
D21 Neoplasma jinak lain jaringan ikat dan jaringan lunak lain

74
Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, lemak, ligamen
[kecuali pada uterus], saluran limfe, otot, sinovia, tendon
(pelapis)
Kecuali: rawan: sendi (D16.-), larings (D14.1), hidung (D14.0)
uterus: leiomyoma (D25.-), ligamen (D28.2)
jaringan vaskuler (D18.-), haemangioma (D18.0), lymphangioma
(D18.1)
neoplasma lipomatosa (D17.-), jaringan ikat mammae (D24)
peritoneum (D20.1), retroperitoneum (D20.0)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D36.1)
D21.0 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain kepala, muka dan leher
Jaringan ikat: telinga, kelopak mata
Kecuali: jaringan ikat orbita (D31.6)
D21.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota atas, termasuk
bahu
D21.2 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota bawah, termasuk
panggul
D21.3 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain toraks: aksila, diafragma,
pembuluh besar
Kecuali: jantung (D15.1), mediastinum (D15.2), thymus (D15.0)
D21.4 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain abdomen
D21.5 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain pelvis
Kecuali: leiomyoma uterus (D25.-), ligamen uterus (D28.2)
D21.6 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain badan, tidak dijelaskan;
punggung NOS
D21.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain, tidak dijelaskan
D22 Naevi melanosit
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /0
naevus: NOS, blue, hairy, pigmented
D22.0 Naevi melanosit bibir
D22.1 Naevi melanosit kelopak mata, termasuk canthus
D22.2 Naevi melanosit telinga dan liang telinga luar
D22.3 Naevi melanosit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D22.4 Naevi melanosit kulit kepala dan leher
D22.5 Naevi melanosit badan: pinggir anus; kulit anus, perianus,
mammae
D22.6 Naevi melanosit anggota atas, termasuk bahu
D22.7 Naevi melanosit anggota bawah, termasuk panggul
D22.9 Naevi melanosit, tidak dijelaskan
D23 Neoplasma jinak lain pada kulit
Termasuk: neoplasma jinak: folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar
keringat
Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak (D17.0-D17.3), naevi
melanosit (D22.-)
D23.0 Kulit bibir

75
Kecuali: batas vermilion bibir (D10.0)
D23.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
D23.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
D23.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D23.4 Kulit kulit kepala dan leher
D23.5 Kulit badan; pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae
Kecuali: anus NOS (D12.9), skin of genital organs (D28-D29)
D23.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
D23.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
D23.9 Kulit, tidak dijelaskan
D24 Neoplasma jinak breast
Mammae: jaringan ikat, bagian lunak
Kecuali: displasia jinak mammae (N60.-), kulit mammae (D22.5,
D23.5)
D25 Leiomyoma uterus
Termasuk: neoplasma jinak uterus dengan kode morfologi M889 dan
kode sifat /0
fibromyoma uterus
D25.0 Leiomyoma submukosa uterus
D25.1 Leiomyoma intramural uterus
D25.2 Leiomyoma subserosa uterus
D25.9 Leiomyoma uterus, tidak dijelaskan
D26 Neoplasma jinak lain uterus
D26.0 Servix uteri
D26.1 Korpus uteri
D26.7 Bagian lain uterus
D26.9 Uterus, tidak dijelaskan
D27 Neoplasma jinak ovarium
D28 Neoplasma jinak organ genitalia lain wanita dan yang tidak
dijelaskan
Termasuk: polip adenomatosa, kulit organ genitalia wanita
D28.0 Vulva
D28.1 Vagina
D28.2 Tuba dan ligamen uterus: tuba Fallopii, ligamen uterus (latum)
(rotundum)
D28.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan
D28.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
D29 Neoplasma jinak organ genitalia pria
Termasuk: kulit organ genitalia pria
D29.0 Penis
D29.1 Prostat
Kecuali: hyperplasia prostate (adenomatosa) (N40)
prostatic:: adenoma (N40), pembesaran, hipertrofi
(N40)
D29.2 Testis
76
D29.3 Epididymis
D29.4 Skrotum; kulit skrotum
D29.7 Organ genitalia lain pria: vesikula seminalis, spermatic cord,
tunica vaginalis
D29.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
D30 Neoplasma jinak organ perkemihan
D30.0 Ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (D30.1), pelvis ginjal (D30.1)
D30.1 Pelvis ginjal
D30.2 Ureter
Kecuali: muara ureter di bladder (D30.3)
D30.3 Bladder, muara ureter di bladder, lobang pangkal uretra di
bladder
D30.4 Urethra
Kecuali: lobang pangkal uretra di bladder (D30.3)
D30.7 Organ perkemihan lainnya: kelenjar paraurethra
D30.9 Urinary organ, tidak dijelaskan; sistem perkemihan NOS
D31 Neoplasma jinak eye and adnexa
Kecuali: jaringan ikat kelopak (D21.0),
kulit kelopak (D22.1, D23.1)
N. Optikus (D33.3)
D31.0 Konjunctiva
D31.1 Kornea
D31.2 Retina
D31.3 Khoroid
D31.4 Korpus siliaris; bola mata
D31.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; saccus lacrimalis, ductus
nasolacrimalis
D31.6 Orbita, tidak dijelaskan:
jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita,
jaringan retrobulbar, jaringan retrookuler
Kecuali: tulang orbita (D16.4)
D31.9 Mata, tidak dijelaskan
D32 Neoplasma jinak meningen
D32.0 Meningen otak
D32.1 Meningen spinalis
D32.9 Meningen, tidak dijelaskan; meningioma NOS
D33 Neoplasma jinak otak dan bagian lain sistem syaraf pusat
Kecuali: angioma (D18.0), meningen (D32.-), syaraf perifer dan
sistem syaraf otonom (D36.1), jaringan retro-okuler (D31.6)
D33.0 Supratentorium otak
Ventrikel otak, serebrum, lobus frontalis, oksipitalis, parietalis,
temporalis
Kecuali: ventrikel IV (D33.1)
D33.1 Infratentorium otak: batang otak, serebelum, ventrikel IV
77
D33.2 Otak, tidak dijelaskan
D33.3 Nervi craniales; bulbus olfaktorius
D33.4 Medulla spinalis
D33.7 Bagian lain sistem syaraf pusat yang dijelaskan
D33.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS
D34 Neoplasma jinak kelenjar tiroid
D35 Neoplasma jinak kelenjar endokrin lain dan yang tidak
dijelaskan
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7), ovarium (D27), testis (D29.2),
thymus (D15.0)
D35.0 Kelenjar adrenal
D35.1 Kelenjar parathyroid
D35.2 Kelenjar pituitary
D35.3 Duktus kraniofarings
D35.4 Kelenjar pineal
D35.5 Carotid body
D35.6 Aortic body dan paraganglia lain
D35.7 Kelenjar endokrin lain yang dijelaskan
D35.8 Keterlibatan pluriglandular [berbagai kelenjar yang berbeda]
D35.9 Kelenjar endocrine, tidak dijelaskan
D36 Neoplasma jinak padasitus lain dan yang tidak dijelaskan
D36.0 Kelenjar limfe
D36.1 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Kecuali: syaraf perifer orbita (D31.6)
D36.7 Situs lain yang idjelaskan; hidung NOS
D36.9 Neoplasma jinak pada situs yang tidak dijelaskan
Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui (D37-D48)
Catatan: Kategori D37-D48 mengklasifikasi neoplasma yang sifatnya
tidak jelas atau tidak diketahui, yaitu terdapat keraguan apakah
neoplasma ini ganas atau jinak, menurut situs. Neoplasma
semacam ini diberi kode sifat /1 dalam klasifikasi morfologi
neoplasma
D37 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
rongga mulut dan organ pencernaan
D37.0 Bibir, rongga mulut dan farings
Aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, zona pinggir
Kelenjar saliva mayor dan minor, batas vermilion bibir
Kecuali: permukaan larings plika aryepiglottik (D38.0),
epiglottis: NOS atau pars suprahyoidea (D38.0), kulit bibir
(D48.5)
D37.1 Lambung
D37.2 Usus halus
D37.3 Appendix
D37.4 Kolon
D37.5 Rektum, pertemuan rektosigmoid

78
D37.6 Hati, kantong empedu dan saluran empedu, ampulla Vateri
D37.7 Organ pencernaan lainnya:saluran anus, sfingter ani, anus NOS,
usus NOS
Kecuali: pinggir anus (D48.5), kulit anus, kulit perianus (D48.5)
D37.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan
D38 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada telinga
tengah dan organ pernafasan dan intratoraks
Kecuali: jantung (D48.7)
D38.0 Larynx
Aryepiglottic fold, permukaan larings; epiglottis (pars
suprahyoidea)
Kecuali: aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, pinggir
(D37.0)
D38.1 Trachea, bronkus dan paru-paru
D38.2 Pleura
D38.3 Mediastinum
D38.4 Thymus
D38.5 Organ pernafasan lain: sinus, rawan hidung, rongga hidung,
telinga
Kecuali: telinga (luar)(kulit) (D48.5), nose: NOS (D48.7), kulit
(D48.5)
D38.6 Organ pernafasan, tidak dijelaskan
D39 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
genitalia tengah wanita
D39.0 Uterus
D39.1 Ovarium
D39.2 Plasenta
Chorioadenoma destruens, mola hydatidiformis invasif atau
maligna
Kecuali: mola hydatidiformis NOS (O01.9)
D39.7 Organ genitalia wanita lainnya; kulit organ genitalia wanita
D39.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
D40 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
genitalia pria
D40.0 Prostat
D40.1 Testis
D40.7 Organ genitalia pria lainnya, kulit organ genitalia pria
D40.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
D41 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui organ
perkemihan
D41.0 Ginjal
Kecuali: pelvis ginjal (D41.1)
D41.1 Pelvis ginjal
D41.2 Ureter
D41.3 Urethra

79
D41.4 Bladder
D41.7 Organ perkemihan lain
D41.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan
D42 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
meningen
D42.0 Meningen serebri
D42.1 Meningen spinalis
D42.9 Meningen, tidak dijelaskan
D43 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada otak
dan SSP
Kecuali: syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D48.2)
D43.0 Supratentorium otak:
Ventrikel serebri, serebrum, lobus frontal, oksipital, parietal,
temporal
Kecuali: ventrikel IV (D43.1)
D43.1 Infratentorium otak: batang otak, serebellum, ventrikel IV
D43.2 Otak, tidak dijelaskan
D43.3 Nervi kraniales
D43.4 Medulla spinalis
D43.7 Bagian lain sistem syaraf pusat
D43.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS
D44 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui kelenjar
endokrin
Kecuali: pankreas endokrin (D37.7), ovarium (D39.1), testis (D40.1),
thymus (D38.4)
D44.0 Kelenjar tiroid
D44.1 Kelenjar adrenal
D44.2 Kelenjar parathyroid
D44.3 Kelenjar pituitary
D44.4 Duktus kraniofarings
D44.5 Kelenjar pineal
D44.6 Carotid body
D44.7 Aortic body dan paraganglia lain
D44.8 Keterlibatan pluriglandular; adenomatosis endokrin ganda
D44.9 Endocrine gland, tidak dijelaskan
D45 Polycythaemia vera
Kode morfologi M9950 dengan kode sifat /1
D46 Sindroma myelodysplastik
Termasuk: Kode morfologi M998 dengan kode sifat /1
D46.0 Anemia refrakter tanpa sideroblasts, begitu dinyatakan
D46.1 Anemia refrakter dengan sideroblasts
D46.2 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts
D46.3 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts dengan transformasi
D46.4 Anemia refrakter, tidak dijelaskan
D46.7 Sindroma myelodysplastik lain
80
D46.9 Sindroma myelodysplastik, tidak dijelaskan;
Myelodysplasia NOS, Preleukaemia (syndrome) NOS
D47 Neoplasma lain dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan
Termasuk: kode morfologi M974, M976, M996-M997 dengan kode
sifat /1
D47.0 Tumor histiosit dan sel mast dengan sifat tidak jelas atau tidak
diketahui
tumor sel mast NOS, mastocytoma NOS
Kecuali: mastocytosis (kulit) (Q82.2)
D47.1 Penyakit myeloproliferatif kronis
Myelofibrosis (dengan myeloid metaplasia)
Penyakit myeloproliferatif, tidak dijelaskan
Myelosklerosis (megakaryocytic) dengan metaplasia myeloid
D47.2 Monoclonal gammopathy
D47.3 Essential (haemorrhagic) thrombocythaemia
Idiopathic haemorrhagic thrombocythaemia
D47.7 Neoplasma lain dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui
lain yang dinyatakan pada limfoid, hematopoietik dan jaringan
yang berhubungan
D47.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui lain
yang dinyatakan pada limfoid, hematopoietik dan jaringan yang
berhubungan
Penyakit limfoproliferatif NOS
D48 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada situs
lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0)
D48.0 Tulang dan rawan sendi
Kecuali: rawan telinga (D48.1), larings (D38.0), hidung
(D38.5)
jaringan ikat kelopak mata (D48.1), synovia (D48.1)
D48.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain; jaringan ikat telinga,
kelopak mata
Kecuali: rawan sendi (D48.0), larings (D38.0), hidung (D38.5)
jaringan ikat mammae (D48.6)
D48.2 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Kecuali: suaraf perifer orbita (D48.7)
D48.3 Retroperitoneum
D48.4 Peritoneum
D48.5 Kulit: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (D37.7), kulit organ genital (D39.7, D40.7)
batas vermilion bibir (D37.0)
D48.6 Mammae
Jaringan ikat mammae, cystosarcoma phyllodes
Kecuali: kulit mammae (D48.5)

81
D48.7 Situs lain yang dijelaskan: mata, jantung, syaraf perifer orabita
Kecuali: jaringan ikat (D48.1), kulit kelopak mata (D48.5)
D48.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui, tidak
dijelaskan
" Pertumbuhan NOS", neoplasma NOS, pertumbuhan baru NOS,
tumor NOS

82
Catatan untuk bab-bab spesifik (Vol. 2 ICD-10)
B20-B24. Penyakit human immunodeficiency virus (HIV)
Pasien dengan sistem imun yang rusak akibat penyakit HIV kadang-
kadang butuh pengobatan untuk lebih dari satu penyakit pada
satu periode perawatan, misalnya infeksi mycobacterium dan
cytomegalovirus. Kategori dan subkategori terdapat pada blok
ini untuk penyakit HIV dengan berbagai penyakit yang
ditimbulkannya. Kodelah subkategori yang sesuai untuk kondisi
utama sebagaimana dipilih oleh praktisi asuhan kesehatan.
Seandainya kondisi utama adalah penyakit HIV dengan banyak
penyakit penyerta, subkategori .7 dari B20-B22 harus
digunakan. Kondisi-kondisi yang bisa diklasifikasikan pada 2
subkategori atau lebih dikode pada subkategori .7 pada kategori
yang relevan (misalnya B20 atau B21). Subkategori B22.7
digunakan kalau terdapat kondisi yang bisa diklasifikasikan
pada 2 kategori atau lebih pada B20-B22. Kode tambahan dari
blok B20-B24 bisa digunakan, kalau perlu, untuk menjelaskan
setiap kondisi yang terdaftar.
Kadang-kadang kalau kondisi yang berhubungan muncul lebih dahulu
daripada infeksi HIV, kombinasinya tidak boleh dikodekan dan
Selection Rules harus diikuti.
Contoh 1
KU: Penyakit HIV dan sarkoma Kaposi
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan sarkoma Kaposi (B21.0).
Contoh 2
KU: Toxoplasmosis dan cryptococcosis pada pasien HIV
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda (B20.7).
Kode B20.8 (penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi
dan parasit lain) dan B20.5 (penyakit HIV yang menyebabkan
mikosis lain) bisa digunakan sebagai kode tambahan, kalau
diinginkan.
Contoh 3
KU: Penyakit HIV dengan pneumonia Pneumocystis carinii,
limfoma Burkitt dan kandidiasis mulut.
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda (B22.7).
Kode B20.6 (penyakit HIV menyebabkan pneumonia
Pneumocystis carinii), B21.1 (penyakit HIV menyebabkan
limfoma Burkitt), dan B20.4 (penyakit HIV menyebabkan
kandidiasis) bisa ditambahkan kalau diinginkan.

Subkategori pada B20-B23 adalah satu-satunya kode 4-karakter


pilihan pada negara yang menggunakan versi 4-karakter ICD 10.
Kalau tidak diinginkan penggunaan pilihan ini, kode lain di
dalam klasifikasi digunakan sebagai kode tambahan untuk
identifikasi kondisi spesifik yang ditimbulkannya. Pada contoh 1
di atas, kondisi utama bisa dikode B21 (penyakit HIV yang
menyebabkan neoplasma ganas), dengan kode C46.9 (sarkoma
Kaposi) digunakan sebagai kode tambahan. Pada contoh 2,
kondisi utama bisa dikode B20 (penyakit HIV yang
menyebabkan penyakit infeksi dan parasit), dengan kode B58.9

83
(Toxoplasmosis) dan B45.9 (Cryptococcosis) bisa dipakai sebagai
kode tambahan.
Penentuan subkategori 4-karakter pada B20-B23 atau kode penyebab
ganda untuk kondisi spesifik, diputuskan ketika ICD 10
diimplementasikan di negara bersangkutan.
B90-B94. Sekuel penyakit infeksi dan parasit
Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk KU, kalau
sifat kondisi sisa tercatat. Pada saat mengkode kondisi sisa,
B90-B94 bisa digunakan sebagai kode tambahan pilihan (lihat
hal. 25, Pengkodean sekuel kondisi utama).
B95-B97. Bakteri, virus, dan agen infeksi lain
Kode neoplasma ganas saluran empedu intrahepatika (C22.1)
J. Neoplasma Ganas dan Penyakit Sirkulasi
Penyakit sirkulasi akut atau fatal berikut ini bisa diterima pada
Bagian I sebagai akibat neoplasma ganas:
I21 - I22Infark miokardium akut
I24.- Penyakit jantung iskemik akut lainnya
I26.- Embolisme paru-paru
I30.- Perikarditis akut
I33.- Endokarditis akut dan subakut
I40.- Miokarditis akut
I44.- Blok atrioventrikel dan cabang bundel kiri
I45.- Kelainan konduksi lainnya
I46.- Serangan jantung (cardiac arrest)
I47.- Takikardia paroksismal
I48 Fibrillasi dan flutter atrium
I49.- Aritmia jantung lainnya
I50.- Kegagalan jantung
I51.8 Penyakit jantung lain yang tidak jelas
I60 I69 Penyakit serebro-vaskuler, kecuali I67.0,-I67.5, I67.9, I69.-

Penyakit-penyakit sirkulasi berikut ini tidak dianggap akibat


neoplasma ganas:
I00 I09 Demam rematik dan penyakit jantung rematik
I10 I15 Penyakit hipertensi (kecuali kalau dilaporkan sebagai
akibat neoplasma endokrin, neoplasma ginjal, dan tumor-tumor
karsinoid)
I20.- Angina pectoris
I25.- Penyakit jantung iskemik kronis
I70.- Aterosklerosis

Anemia nutrisi (D50-D53)

D50 Anemia defisiensi besi


Termasuk: Anaemia: asiderotic, hypochromic
D50.0 Anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah (kronis)
84
Anemia pasca perdarahan (kronis)
Kecuali: anemia pasca perdarahan akut (D62)
anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3)
D50.1 Sideropenic dysphagia
Sindroma Kelly-Paterson, sindroma Plummer-Vinson
D50.8 Anemia defisiensi besi lainnya
D50.9 Anemia defisiensi besi, tidak dijelaskan

D51 Anemia akibat defisiensi vitamin B12


Kecuali: Defisiensi vitamin B12 (E53.8)
D51.0 Anemia defisiensi vitamin B12 akibat defisiensi faktor
intrinsik
Anaemia: Addison, Biermer, pernicious (congenital)
Defisiensi faktor intrinsik kongenital
D51.1 Anemia def. vit. B12 akibat malabsorbsi selektif vit. B12
dengan proteinuria
Sindroma Imerslund(-Grsbeck); anaemia megaloblast herediter
D51.2 Defisiensi transcobalamin II
D51.3 Anemia defisiensi vitamin B12 makanan
Anaemia Vegan
D51.8 Anemia defisiensi vitamin B12 lain
D51.9 Anemia defisiensi vitamin B12, tidak dijelaskan

D52 Anemia defisiensi asam folat


D52.0 Anemia defisiensi folat makanan
Anemia megaloblastik gizi
D52.1 Anemia defisiensi folat akibat obat-obatan
D52.8 Anemia defisiensi folat lainnya
D52.9 Anemia defisiensi folat, tidak dijelaskan

D53 Anemia nutrisi lainnya


Termasuk: Anemia megaloblastik yang tidak sembuh dengan terapi
vitamin B12 atau folat
D53.0 Anemia defisiensi protein
Anemia defisiensi asam amino, anemia orotaciduric
Kecuali: sindroma Lesch-Nyhan (E79.1)
D53.1 Anemia megaloblastik lain, n.e.c.; Anemia megaloblastik NOS
Kecuali: penyakit Di Guglielmo (C94.0)
D53.2 Anemia skorbut
Kecuali: scurvy (E54) kekurangan vitamin C
D53.8 Anemia nutrisi lain yang dijelaskan
Kecuali: defisiensi gizi kalau tidak disebutkan anemia, seperti
defisiensi copper (E61.0), molybdenum (E61.5), atau zinc
(E60)
D53.9 Anemia gizi, tidak dijelaskan
Anemia kronis sederhana
Kecuali: anaemia NOS (D64.9)

85
Anemia hemolitika (D55-D59)

D55 Anemia akibat kelainan enzim


Kecuali: Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan (D59.2)
D55.0 Anemia akibat defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase
[G6PD]
Favism, anemia defisiensi G6PD
D55.1 Anemia akibat kelainan lain metabolisme glutathione
Anemia akibat defisiensi enzim jalur hexose monophosphate
(HMP)
Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type I
D55.2 Anemia akibat kelainan enzim-enzim glikolisis
Anaemia defisiensi hexokinase, pyruvate kinase, triose-P
isomerase
Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type II
D55.3 Anemia akibat kelainan metabolisme nukleotida
D55.8 Anemia akibat kelainan enzim lainnya
D55.9 Anemia akibat kelainan enzim, tidak dijelaskan

D56 Thalassaemia
D56.0 Thalassaemia alpha
Kecuali: hydrops fetalis akibat penyakit hemolisis (P56.-)
D56.1 Thalassaemia beta
Cooley's anaemia
Thalassaemia intermedia, thalassemia major
D56.2 Thalassaemia delta-beta
D56.3 Thalassaemia trait
D56.4 Hereditary persistence of fetal haemoglobin [HPFH]
Hb fetus persisten herediter
D56.8 Thalassaemia lain
D56.9 Thalassaemia, tidak dijelaskan
Mediterranean anaemia (dengan haemoglobinopathy lain)
Thalassaemia (minor)(campuran)(dengan haemoglobinopathy
lain)

D57 Kelainan-kelainan sel sabit [sickle-cell]


Kelainan sel-sabit (penyakit Hb S; drepanocytic anemia;
meniscocytosis) ini adalah anemia hemolitika kronis S. Karena
eritrosit yang berbentuk sabit sangat rapuh, hemolisis terjadi tak
lama setelah mereka memasuki sirkulasi.
Kecuali: haemoglobinopathi lain (D58.-)
D57.0 Sickle-cell anaemia dengan krisis
Penyakit Hb-SS dengan krisis
D57.1 Sickle-cell anaemia tanpa krisis
Sickle-cell: anaemia, penyakit, kelainan NOS
D57.2 Kelainan sabit heterozigot ganda
Penyakit: Hb-SC, Hb-SD, Hb-SE
Thalassemia sel sabit
D57.3 Sickle-cell trait (bakat sel sabit)

86
Hb-S trait, heterozygous haemoglobin S [HbAS]
D57.8 Kelainan sickle-cell lain

D58 Anemia hemolitika herediter lain


D58.0 Sferositosis herediter
Acholuric (familial) jaundice: congenital (spherocytic)
haemolytic icterus
Sindroma Minkowski-Chauffard
D58.1 Hereditary elliptocytosis
Elliptocytosis (congenital): ovalocytosis (congenital)(hereditary)
D58.2 Haemoglobinopati lain
Haemoglobin abnormal NOS, haemoglobinopathy NOS
Anaemia Heinz body congenital, penyakit: Hb-C, Hb-D, b-E,
Penyakit hemolitik hemoglobin tidak stabil
Kecuali: HPFH (D56.4), methaemoglobinaemia (D74.-),
penyakit Hb-M (D74.0), familial polycythaemia (D75.0),
high-altitude polycythaemia (D75.1)
D58.8 Anemia hemolitika herediter yang dijelaskan lainnya:
stomatocytosis
D58.9 Anemia hemolitika herediter, tidak dijelaskan

D59 Anemia hemolitika yang didapat


D59.0 Anemia hemolitika autoimmun akibat obat-obatan
D59.1 Anemia hemolitika autoimmun lainnya
Penyakit hemolitika autoimun (cold type)(warm type)
Penyakit haemagglutinin cold kronis
Cold agglutinin: penyakit, haemoglobinuria
Anemia hemolitika: cold type (secondary)(symptomatic)
. warm type (secondary)(symptomatic)
Kecuali: penyakit hemolitik fetus dan bayi (P55.-),
paroxysmal cold haemoglobinuria (D59.6),
sindroma Evans (D69.3)
D59.2 Anemia hemolitika nonautoimmune akibat obat-obatan
Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan
D59.3 Haemolytic-uraemic syndrome
D59.4 Anemia hemolitika nonautoimmune lainnya
Haemolytic anaemia: mekanis, mikroangiopati, toksik
D59.5 Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria [Marchiafava-Micheli]
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)
D59.6 Haemoglobinuria pada haemolysis akibat faktor eksternal
lainnya
Haemoglobinuria: akibat olahraga, gerak jalan, dingin
paroksismal
Gunakan kode tambahan (Chapter XX), untuk identifikasi
penyebab.
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)
D59.8 Anemia hemolitika didapat lainnya
D59.9 Anemia hemolitika didapat, tidak dijelaskan
Anemia hemolitika idiopatik, kronis

87
Anemia aplastika dan anemia lainnya (D60-D64)

D60 Aplasia eritrosit murni yang didapat [erythroblastopenia]


Anemia aplastika disebabkan oleh kurangnya pendahulu
eritrosit, akibat rusaknya stem cell atau cedera mikro sumsum tulang,
dan sering dengan MCV (mean corpuscular volume volume eritrosit
rata-rata) yang agak tinggi. Anemia aplastika biasanya berarti
panhipoplasia sumsum tulang dengan leukopenia dan
trombositopenia. Keraguan ini memunculkan istilah baru, yaitu
aplasia RBC murni, yaitu penurunan selektif pendahulu eritroid.
Termasuk: aplasia eritrosit (acquired)(adult)(with thymoma)
D60.0 Aplasia eritrosit murni yang didapat kronis
D60.1 Aplasia eritrosit murni yang didapat sementara
D60.8 Aplasia eritrosit murni yang didapat lsinnys
D60.9 Aplasia eritrosit murni yang didapat, tidak dijelaskan

D61 Anemia aplastika lainnya


Kecuali: agranulocytosis (D70)
D61.0 Anemia aplastika konstitusional
aplasia eritrosit (murni) (pada): kongenital, bayi, primer
sindroma Blackfan-Diamond, familial hypoplastic anaemia
anemia Fanconi, pansitopenia dengan malformasi
D61.1 Anemia aplastika akibat obat-obatan
D61.2 Anemia aplastika akibat agen eksternal
D61.3 Anemia aplastika idiopatik
D61.8 Anemia aplastika lain yang dijelaskan
D61.9 Anemia aplastika, tidak dijelaskan

D62 Anemia pasca perdarahan akut


Kecuali: anaemia kongenital dari kehilangan darah janin (P61.3)

D63* Anaemia pada penyakit kronis yang diklasifikasikan di tempat


lain
D63.0* Anaemia pada penyakit neoplasia (C00-D48)
D63.8* Anaemia pada penyakit kronis lain yang diklasifikasikan di
tempat lain

D64 Anemia lain


Kecuali: anemia refrakter:
tanpa sideroblasts (D46.0), dengan sideroblast (D46.1);
dengan kelebihan blasts (D46.2), dengan transformasi
(D46.3), NOS (D46.4)
D64.0 Anemia sideroblastik herediter
D64.1 Anemia sideroblastik sekunder akibat penyakit
D64.2 Anemia sideroblastik sekunder akibat obat dan toksin
D64.3 Anemia sideroblastik lain
Sideroblastic anaemia: NOS, responsif pada pyridoxine NEC
D64.4 Anemia diseritropoietik kongenital
Dishematopoietik anemia (kongenital)

88
Kecuali: sindroma Blackfan-Diamond (D61.0),
peny. Di Guglielmo (C94.0)
D64.8 Anemia lain yang dijelaskan
Infantile pseudoleukaemia, anemia leukoerythroblastic
D64.9 Anemia, tidak dijelaskan

Cacad koagulasi, purpura, kondisi perdarahan lain (D65-D69)

D65 Disseminated intravascular coagulation [sindroma defibrinasi]


Defisiensi faktor VIII (dengan cacad fungsional)
Haemophilia: NOS, A, klasik
Kecuali: Defisiensi faktor VIII dengan cacad vaskuler (D68.0)

D67 Defisiensi faktor IX herediter


Penyakit Christmas, Haemophilia B
Defisiensi: faktor IX (dengan cacad fungsional), plasma
thromboplastin component [PTC]

D68 Other coagulation defects


Kecuali: yang mempersulit:
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1)
hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3)
D68.0 Penyakit Von Willebrand
Angiohaemophilia, def. faktor VIII dengan cacad vaskuler,
hemofilia vaskuler
Kecuali: defisiensi faktor VIII:NOS (D66), dengan cacad
fungsional (D66)
kerapuhan kapiler (herediter) (D69.8)
D68.1 Defisiensi faktor XI herediter
Haemophilia C
Defisiensi Plasma thromboplastin antecedent [PTA]
D68.2 Defisiensi herediter faktor pembekuan lainnya
Congenital afibrinogenaemia, Defisiensi: AC globulin,
proaccelerin
Defisiensi faktor: I , II, V, VII, X, XII, XIII,
Dysfibrinogenaemia (kongenital), Hypoproconvertinaemia,
Penyakit Owren
D68.3 Kelainan perdarahan akibat antikoagulansia yang beredar
Perdarahan sewaktu penggunaanantikoagulan jangka panjang
Hyperheparinaemia
Peningkatan: antithrombin, anti-VIIIa, anti-IXa, anti-Xa, anti-XIa
D68.4 Defisiensi faktor koagulasi yang didapat
Defisiensi faktor koagulasi akibat: liver penyakit, defisiensi
vitamin K
Kecuali: defisiensi vitamin K bayi (P53)
D68.5 Primary Thrombophilia
Activated protein C resistance [factor V Leiden mutation]
Deficiency: antithrombin, protein C, protein S
Prothrombin gene mutation
D68.6 Other Thrombophilia
Anticardiolipin syndrome
Antiphospholipid syndrome

89
Presence of the lupus anticoagulant
Kecuali disseminated intravascular coagulation (D65)
hyperhomocysteinemia (E72.1)
D68.8 Cacad koagulasi lain yang dijelaskan
D68.9 Cacad koagulasi, tidak dijelaskan

D69 Purpura dan keadaan perdarahan lainnya


Kecuali: trombositemia essensial (haemorrhagic) (D47.3),
purpura fulminans (D65),
purpura hipergammaglobulinemia jinak (D89.0),
purpura cryoglobulinaemia (D89.1);
purpura thrombositopenik thrombotik (M31.1)
D69.0 Purpura alergi
Purpura: anaphylactoid, Henoch(-Schnlein), vascular
Purpura nonthrombocytopenic: haemorrhagic, idiopathic
Vasculitis, allergi
D69.1 Qualitative platelet defects cacad kualitatif platelet
Thrombocytopathy
Kecuali: penyakit von Willebrand (D68.0)
D69.2 Purpura nonthrombositopenik lainnya
Purpura: NOS, senile, simplex
D69.3 Idiopathic thrombocytopenic purpura
Sindroma Evans
D69.4 Trombositopenia primer lainnya
Kecuali: trombositopenia neonatus sementara (P61.0),
sindroma Wiskott-Aldrich (D82.0),
trombositopenia dengan radius absen (Q87.2)
D69.5 Trombositopenia sekunder
D69.6 Trombositopenia, tidak dijelaskan
D69.8 Kondisi perdarahan lain yang dijelaskan
Kerapuhan kapiler (herediter); pseudohaemophilia vaskuler
D69.9 Kondisi perdarahan, tidak dijelaskan

Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah (D70-D77)

D70 Agranulocytosis
Agranulocytic angina; Infantile genetic agranulocytosis, Neutropenic
splenomegaly
Neutropenia: NOS, kongenital, akibat obat, periodik,
splenic (primer), toksik
Kecuali: transient neonatal neutropenia (P61.5)

D71 Kelainan fungsi netrofil polimorfonuklir (PMN)


Cacad kompleks reseptor [CR3] membran sel, Congenital
dysphagocytosis
Chronic (childhood) granulomatous penyakit, Progressive septic
granulomatosis

D72 Kelainan lain sel darah putih


Kecuali: preleukaemia (syndrome) (D46.9), basophilia (D75.8),
neutropenia (D70), kelainan-kelainan immunitas (D80-D89)

90
D72.0 Kelainan genetik lekosit
Anomaly (granulation)(granulocyte) atau sindroma:
Alder, May-Hegglin, Pelger-Hut
Hipersegmentasi lekosit, hiposegmentasi lekosit,
leukomelanopathy
Kecuali: Chediak(-Steinbrinck)-Higashi syndrome (E70.3)
D72.1 Eosinophilia
Eosinofilia: allergic, hereditary
D72.8 Kelainan sel darah putih lain yang dijelaskan
Reaksi lekemoid: limfositik, monositik, myelositik;
Leukositosis, limfositosis (symptomatic),
Limfopenia, monositosis (symptomatic), plasmasitosis
D72.9 Kelainan sel darah putih, tidak dijelaskan

D73 Penyakit-penyakit limpa


D73.0 Hiposplenismus
Asplenia, pasca-bedah; atrofi of spleen
Kecuali: asplenia (kongenital) (Q89.0)
D73.1 Hypersplenism
Kecuali: splenomegaly: NOS (R16.1), kongenital (Q89.0)
D73.2 Splenomegali kongestif kronis
D73.3 Abses limpa
D73.4 Kista limpa
D73.5 Infark limpa
Ruptur non-trauma limpa, limpa terpuntir
D73.8 Penyakit lain pada limpa
Fibrosis limpa NOS, Perisplenitis, Splenitis NOS
D73.9 Penyakit limpa, tidak dijelaskan

D74 Methaemoglobinaemia
D74.0 Methaemoglobinaemia kongenital
Defisiensi kongenital NADH-methaemoglobin reductase
Penyakit haemoglobin-M [Hb-M];
Methaemoglobinaemia, hereditary
D74.8 Methaemoglobinaemia lain
Methaemoglobinaemia didapat(dengan sulfhaemoglobinaemia)
Methaemoglobinaemia toksik
D74.9 Methaemoglobinaemia, tidak dijelaskan

D75 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah


Kecuali: hypergammaglobulinaemia NOS (D89.2), pembesaran
kelenjar limfe (R59.-)
lymphadenitis: mesenteric (akut)(kronis) (I88.0),
lymphadenitis: kronis (I88.1), NOS (I88.9), akut (L04.-)
D75.0 Familial erythrocytosis
Polycythaemia: jinak, keturunan
Kecuali: hereditary ovalocytosis (D58.1)
D75.1 Polycythaemia sekunder
Eritrositosis NOS
Polycythaemia:

91
acquired, emotional, hypoxaemic, nefrogenous, relative
akibat: erythropoietin, volume plasma turun, high altitude,
stress
Kecuali: polycythaemia: neonatorum (P61.1), vera (D45)
D75.2 Essential thrombocytosis
Kecuali: essential (haemorrhagic) thrombocythaemia (D47.3)
D75.8 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah yang
dijelaskan
Basophilia
D75.9 Penyakit darah dan organ pembentuk darah, tidak dijelaskan

D76 Penyakit yang melibatkan jar. limforetikulum dan sistem


retikulohistiosit
Kecuali: penyakit Letterer-Siwe (C96.0)
histiocytosis maligna (C96.1)
retikuloendotheliosis atau retikulosis:
. histiocytic medullary (C96.1); leukaemic (C91.4)
. lipomelanotic (I89.8); malignant (C85.7); nonlipid
(C96.0)
D76.0 Histiositosis sel Langerhans, not elsewhere classified
Granuloma eosinophilia,
Penyakit Hand-Schller-Christian, Histiocytosis X (chronic)
D76.1 Limfohistiosytosis hemofagositik
Retikulosis hemofagositik keturunan (familial)
Histiostoses fagosit mononuklit selain sel-sel Langerhans NOS
D76.2 Sindroma hemofagositik, berhubungan dengan infeksi
D76.3 Sindroma histiositoses lain
Retikulohistiositoma (giant-cell), histiositosis sinus dengan
limfadenopati luas
Xanthogranuloma

D77* Kelainan lain darah dan pembentuknya pada penyakit yang


diuraikan di tempat lain
Fibrosis limpa pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)

Kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun (D80-D89)


Termasuk: cacad sistem komplemen, sarkoidosis,
kelainan imunodefisiensi, kecuali penyakit [HIV]
Kecuali: penyakit auto imun (sistemik) NOS (M35.9), kelainan fungsi
netrofil polimorfonuklir (D71), penyakit [HIV] (B20-B24)

D80 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi menonjol


D80.0 Hipogammaglobulinaemia herediter
Agammaglobulinaemia autosom resessif (Swiss type)
Agammaglobulinaemia X-link [Bruton] (dg defisiensi growth
hormon)
D80.1 Hipogammaglobulinaemia nonfamilial
Agammaglobulinaemia dengan limfosit B pembawa
immunoglobulin
Agammaglobulinaemia (common variable) [CVAgamma]
Hipogammaglobulinaemia NOS
D80.2 Defisiensi selektif immunoglobulin A [IgA]
92
D80.3 Defisiensi selektif sub-subklas immunoglobulin G [IgG]
D80.4 Defisiensi selektif immunoglobulin M [IgM]
D80.5 Immunodefisiensi dengan peningkatan immunoglobulin M
[IgM]
D80.6 Defisiensi antobodi dengan immunoglobulin mendekati normal
atau dengan hiperimmunoglobulinaemia
D80.7 Hipogammaglobulinaemia sementara pada bayi baru lahir
D80.8 Immunodefisiensi lain dengan cacad antibodi menonjol
Defisiensi rantai ringan Kappa (Kappa light chain)
D80.9 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi, tidak dijelaskan

D81 Immunodefisiensi gabungan


Kecuali: agammaglobulinaemia autosom resesif (Swiss type)
(D80.0)
D81.0 Kelainan immunodefisiensi gabungan berat (Severe combined
immuno-deficiency [SCID]) dengan gangguan pembentukan
retikulum
D81.1 SCID dengan jumlah sel T dan B rendah
D81.2 SCID dengan jumlah sel B rendah atau normal
D81.3 Defisiensi adenosine deaminase [ADA]
D81.4 Sindroma Nezelof
D81.5 Defisiensi Purine nucleoside phosphorylase [PNP]
D81.6 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas I
Bare lymphocyte syndrome
D81.7 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas II
D81.8 Immunodefisiensi gabungan lainnya
Defisiensi karboksilase yang tergantung Biotin
D81.9 Immunodefisiensi gabungan, tidak dijelaskan
Severe combined immunodeficiency kelainan [SCID] NOS

D82 Immunodefisiensi yang berhubungan dengan cacad mayor


lainnya
Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
D82.0 Sindroma Wiskott-Aldrich
Immunodefisiensi dengan trombositopenia dan eczema
D82.1 Di George's syndrome
Pharyngeal pouch syndrome sindroma saccus pharyngeus
Thymic: alymphoplasia, aplasia atau hypoplasia dengan
immunodefisiensi
D82.2 Immunodefisiensi dengan anggota tubuh yang pendek
D82.3 Immunodefisiensi setelah respons cacad herediter terhadap
Virus Epstein-Barr, penyakit limfoproliferatif X-link
D82.4 Sindroma hiperimmunoglobulin E [IgE]
D82.8 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor lain yang
dijelaskan
D82.9 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor, tidak
dijelaskan

93
D83 Imunodefisiensi variabel bersama (common variable)
D83.0 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama jumlah dan
fungsi sel B
D83.1 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama
immunoregulatory T-cell
D83.2 Imunodefisiensi var. bersama: autoantibodi terhadap sel B atau
T
D83.8 Imunodefisiensi variabel bersama lain
D83.9 Imunodefisiensi variabel bersama, tidak dijelaskan

D84 Imunodefisiensi lainnya


D84.0 Cacad lymphocyte function antigen-1 [LFA-1]
D84.1 Cacad-cacad pada sistem komplement
Defisiensi C1 esterase inhibitor [C1-INH]
D84.8 Imunodefisiensi lain yang dijelaskan
D84.9 Imunodefisiensi, tidak dijelaskan

D86 Sarkoidosis
D86.0 Sarkoidosis paru-paru
D86.1 Sarkoidosis kelenjar limfe
D86.2 Sarkoidosis paru-paru dengan sarkoidosis kelenjar limfe
D86.3 Sarkoidosis kulit
D86.8 Sarkoidosis pada situs lain dan situs gabungan
Iridocyclitis pada sarkoidosis (H22.1*)
Kelumpuhan Nn. Craniales ganda pada sarkoidosis (G53.2*)
Sarcoid: artropati (M14.8*), miokarditis (I41.8*), miositis
(M63.3*)
Demam uveoparotid [Heerfordt]
D86.9 Sarkoidosis, tidak dijelaskan

D89 Kelainan lain yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c.


Kecuali: hyperglobulinaemia NOS (R77.1)
monoclonal gammopathy (D47.2)
kegagalan dan penolakan transplantasi (T86.-)
D89.0 Polyclonal hypergammaglobulinaemia
Benign hypergammaglobulinaemic purpura
Polyclonal gammopathy NOS
D89.1 Cryoglobulinaemia
Cryoglobulinaemia: essensial, idiopatik, campuran, primer,
sekunder
Cryoglobulinaemic: purpura, vaskulitis
D89.2 Hypergammaglobulinaemia, tidak dijelaskan
D89.8 Kelainan lain yang dijelaskan yang melibatkan mekanisme
imun, n.e.c.
D89.9 Kelainan yang melibatkan mekanisme, tidak dijelaskan
Penyakit imun NOS

94
CHAPTER II. PENYAKIT-PENYAKIT
ENDOKRIN, NUTRISI DAN METABOLIK (E00-E90)
Catatan:
Semua neoplasma, baik secara fungsional aktif atau tidak,
diklasifikasi pada Bab II. Kode pada Bab ini (mis. E05.8, E07.0,
E16-E31, E34.-) bisa sebagai tambahan untuk aktifitas
fungsional neoplasma dan jaringan endokrin ektopik atau
hipofungsi kelenjar endokrin akibat neoplasma, dan keadaan
lain yang diklasifikasi di tempat lain.
Kecuali:
Komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
Gejala, tanda, dan kelainan klinis dan laboratorium, n.e.c. (R00-
R99)
Kelainan endokrin-metabolik sementara yang khas pada janin
dan neonatus (P70-P74)
Chapter ini berisi blok-blok berikut:
E00-E07 Gangguan pada kelenjar thyroid
E10-E14 Diabetes mellitus
E15-E16 Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi
internal pankreas
E20-E35 Gangguan pada kelenjar endokrin lain
E40-E46 Malnutrisi
E50-E64 Defisiensi nutrisi lain
E65-E68 Obesitas dan hiperalimentasi lain
E70-E90 Gangguan metabolik
Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
E35* Kelainan kelenjar endokrin pada penyakit yang
diklasifikasi di tempat lain
E90* Kelainan nutrisi dan metabolik pada penyakit yang
diklasifikasi di tempat lain

Gangguan pada kelenjar tiroid (E00-E07)

E00 Sindroma defisiensi iodin kongenital


Termasuk:: Defisiensi iodin yang langsung menyerang pasien atau
melalui ibu sewaktu hamil. Beberapa pasien kadar T3/T4-nya
normal, tapi penderitaannya adalah akibat defisiensi pada
masa janin. Goitrogen lingkungan bisa menyebabkan keadaan
ini.
Gunakan kode tambahan(F70-F79) untuk retardasi mental
yang berhubungan.
Kecuali: Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)
E00.0Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe neurologis
Kretin endemik, tipe neurologis
E00.1Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe mixedema
Kretin endemik: hipotiroid, jenis miksedematosa
E00.2Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe campuran
Kretin endemik, tipe campuan
E00.9Sindroma defisiensi iodin kongenital, tidak dinyatakan
Hipotiroidisme defisiensi iodin kongenital NOS, kretin endemik
NOS

95
E01 Kelainan tiroid dan keadaan terkait akibat defisiensi iodin
Kecuali: Sindroma defisiensi iodin kongenital (E00.-)
Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)
E01.0Goiter difus (endemik) akibat defisiensi iodin
E01.1Goiter multinodul (endemik) akibat defisiensi iodin
Goiter nodular akibat defisiensi iodin
E01.2Goiter endemik akibat defisiensi iodin, tidak dijelaskan
Goiter endemik NOS
E01.8Kelainan tiroid dan kondisi terkait akibat defisiensi iodin lainnya
Hipotiroidisme defisiensi iodin yang didapat.

E02 Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis

E03 Hipotiroidisme lain


Kecuali:Hipotiroidisme: defisiensi iodin (E00-E02), pasca-prosedur
(E89.0)
E03.0Hipotiroidisme kongenital dengan goiter difus
Goiter (nontoksik) kongenital: NOS, parenkimatosa
Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal
(P72.0)
E03.1Hipotiroidisme kongenital tanpa goiter
Aplasia tiroid (dengan miksedema), atrofi tiroid kongenital,
hipotiroid kongenital NOS
E03.2Hipotiroidisme akibat obat dan zat dari luar lainnya
E03.3Hipotiroidisme pasca-infeksi
E03.4Atrofi tiroid (didapat)
Kecuali: atrofi tiroid kongenital (E03.1)
E03.5Koma miksedema
E03.8Hipotiroidisme lain yang dijelaskan
E03.9Hipotiroidisme yang tidak dijelaskan
Myxedema NOS

E04 Goiter nontoksik lain


Kecuali: Goiter kongenital: NOS, diffus, parenkimatosa (E03.0)
Hipotiroidisme akibat defisiensi iodin (E00-E02)
E04.0Goiter nontoksik difus
Goiter nontoxic: diffus (koloid), tunggal
E04.1Nodul tunggal tiroid nontoksik
Nodul koloid (kistik) (tiroid); goiter uninoduler nontoksik, nodul
(kistik) tiroid
E04.2Goiter nodul-ganda nontoksik
Goiter kistik, goiter (kistik) multinodularis
E04.8Goiter nontoksik lain yang dijelaskan
E04.9Goiter nontoksik yang tidak dijelaskan
Goiter NOS, goiter noduler (nontoksik) NOS

E05 Thyrotoxicosis [hyperthyroidism]


Kecuali: Tiroiditis kronis dengan tirotoksikosis sementara (E06.2)
Tirotoksikosis neonatus (P72.1)
E05.0 Tirotoksikosis dengan goiter diffus

96
Penyakit Graves, goiter eksoftalmus NOS
Goiter diffusa toksik, goiter toksik NOS
E05.1 Tirotoksikosis dengan tiroid nodul tunggal toksik
Tirotoksikosis dengan goiter toksik uninodular
E05.2 Tirotoksikosis dengan multinodular tiroid toksik
Goiter noduler toksik
E05.3 Tirotoksikosis akibat jaringan tiroid ektopik
E05.4 Tirotoksikosis factitia
E05.5 Krisis/ badai tiroid
E05.8 Tirotoksikosis lain
Kelebihan TSH (thyroid stimulating hormone)
E05.9 Tirotoksikosis, tak dijelaskan
Hipertiroidisme NOS, penyakit jantung tirotoksikosis (I43.8*)

E06 Tiroiditis
Kecuali:Tiroiditis pasca-persalinan (O90.5)
E06.0 Tiroiditis akut
Abses tiroid, tiroiditis piogenik, tiroiditis suppuratif
E06.1 Tiroiditis subakut
Tiroiditis: de Quervain, giant-cell, granulomatosa, non-
suppuratif
Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.2 Tiroiditis kronis dengan with thyrotoxicosis sementara
Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.3 Tiroiditis auto-imun
Tiroiditis Hashimoto, Hashitoksikosis (sementara)
Goiter limfadeniod, struma limfomatosa, tiroiditis limfositik,
E06.4 Tiroiditis yang disebabkan obat
E06.5 Tiroiditis kronis lain
Tiroiditis Riedel, tiroiditis ligneous, tiroiditis kronis fibrosa,
tiroiditis: kronis NOS
E06.9Tiroiditis, tidak dijelaskan

E07 Gangguan lain pada tiroid


E07.0 Hipersekresi kalsitonin
Hiperplasia sel C tiroid; hipersekresi thyrocalcitonin
E07.1 Goiter akibat ketidakseimbangan hormon (dyshormogenetic)
Goiter dishormogenetik keturunan, sindroma Pendred
Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal
(P72.0)
E07.8 Kelainan lain pada tiroid yang dijelaskan
Kelainan thyroid-binding globulin (TBG)
Perdarahan tiroid, infark tiroid
Sick-euthyroid syndrome
E07.9 Kelainan tiroid, tidak dijelaskan

Diabetes mellitus (E10-E14)

Karakter-keempat berikut digunakan bersama kategori E10-E14:

97
.0 Dengan koma
Koma diabetes: dengan atau tanpa ketoasidosis, hiperosmolar,
hipoglisemia
Koma hiperglisemia NOS
.1 Dengan ketoasidosis
Diabetes asidosis atau ketoasidosis tanpa disebutkan koma
.2 Dengan komplikasi ginjal
Nefropati diabetes (N08.3*), glomerulonefrosis intrakapiler
(N08.3*)
Sindroma Kimmerstiel-Wilson (N08.3)
.3 Dengan komplikasi mata
Katarak diabetes (H28.0*), retinopati diabetes (H36.0*)
.4 Dengan komplikasi neurologis
Dibabetic: mononeuropati (G59.0*), polineuropati (G63.2*),
amiotrofi (G73.0*)
Neuropati otonom diabetes (G99.0*), polineuropati otonom
diabetes (G99.0*)
.5 Dengan komplikasi sirkulasi perifer
Gangren diabetes, ulkus diabetes, angiopati perifer diabetes
(I79.2*)
.6 Dengan komplikasi lain yang dinyatakan
Arthropathy diabetes (M14.2*), dengan neuropati (M14.6*)
.7 Dengan komplikasi ganda
.8 Dengan komplikasi yang tidak dijelaskan
.9 Tanpa komplikasi

E10. Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM)


Termasuk: Diabetes (mellitus): brittle, juvenile-onset, ketosis-prone,
type I
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus
(P70.2), malnutrisi (E12.-),
Glycosuria:: renal (E74.8), NOS (R81)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-
bedah (E89.1)

E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM)


Termasuk: Diabetes (mellitus)(nonobese)(obese): adult-onset,
nonketotic, stable, type II
Diabetes non-insulin-dependent pada remaja
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus
(P70.2), malnutrisi (E12.-),
Glikosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia
pasca-bedah (E89.1)

E12 Diabetes mellitus akibat malnutrisi


Termasuk: Diabetes mellitus akibat malnutrisi: insulin-dependent,
non-insulin-dependent
Kecuali: Diabetes mellitus: (dalam): obstetri (O24.-), neonatus
(P70.2)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)

98
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia
pasca-bedah (E89.1)

E13 Diabetes mellitus lain yang dijelaskan


Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus
(P70.2), Type I (E10.-), Type II (E11.-), akibat malnutrisi
(E12.-)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia
pasca-bedah (E89.1)

E14 Diabetes mellitus yang tidak dijelaskan


Termasuk:Diabetes NOS
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-),
neonatus(P70.2), Type I (E10.-), Type II (E11.-), akibat
malnutrisi (E12.-)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia
pasca-bedah (E89.1)

Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi pankreas (E15-E16)

E15 Koma hipoglikemik non-diabetik


Koma insulin akibat obat pada non-diabetik, koma hipoglikemik NOS
Hiperinsulinisme dengan koma hipoglikemia

E16 Kelainan lain sekresi internal pankreas


E16.0 Hipoglikemia akibat obat tanpa koma
E16.1 Hipoglikemia lain
Hipoglikemia nonhiperinsulinemik fungsional, hiperplasia sel
beta pankreas NOS
Hiperinsulinisme: NOS, fungsional; Ensefalopati pasca koma
hipoglikemik
E16.2 Hipoglikemia yang tidak dijelaskan
E16.3 Peningkatan sekresi glukagon
Hiperplasia sel endokrin pankreas dengan kelebihan glukagon
E16.4Sekresi abnormal gastrin
Hipergastrinemia, sindroma Zollinger-Ellison
E16.8 Gangguan lain sekresi internal pankreas yang dijelaskan
Peningkatan sekresi dari endokrin pankreas:
growth hormone-releasing hormone (GHRH), somatostatin,
polipeptida pankreas (PP), vasoactive-intestinal polypeptide
(VIP)
E16.9 Gangguan sekresi hormon pankreas yang tidak dijelaskan
Hiperplasia: sel-sel pulau pankreas NOS, sel-sel endokrin
pankreas NOS

Gangguan kelenjar endokrin lain (E20-E35)


Kecuali: galactorrhoea (N64.3): gynaecomastia (N62)

E20 Hipoparatiroidisme

99
Kecuali: Di George's syndrome (D82.1), hypoparatiroidisme
pascaproseur (E89.2)
Hypoparatiroidisme neonatus sementara (P71.4), tetani NOS
(R29.0 )
E20.0Hipoparatiroidisme idiopatik
E20.1Pseudohipoparatiroidisme
E20.8 Hipoparatiroidisme lain
E20.9Hipoparatiroidisme yang tidak dijelaskan
Tetani paratiroid

E21 Hiperparatiroidisme dan kelainan lain kelenjar paratiroid


Kecuali: osteomalacia: dewasa (M83.-), bayi dan remaja (E55.0)
E21.0Hiperparatiroidisme primer
Hiperplasia parathyroid
Osteitis fibrosa cystica generalisata [penyakit tulang von
Recklinghausen]
E21.1Hiperparatiroidisme sekunder, not elsewhere classified
Kecuali: Hiperparatiroidisme sekunder akibat ginjal (N25.8)
E21.2Hiperparatiroidisme lain
Kecuali: hiperkalsemia hipokalsiurik familial (E83.5)
E21.3Hiperparatiroidisme yang tidak dijelaskan
E21.4Kelainan lain kelenjar paratiroid yang dijelaskan
E21.5Kelainan kelenjar paratiroid yang tidak dijelaskan

E22 Hiperfungsi kelenjar pituitary


Kecuali: Sindroma Cushing (E24.-), sindroma Nelson (E24.1)
Overproduksi: ACTH, tidak berhubungan dengan penyakit
Cushing (E27.0), pituitary ACTH (E24.0), thyroid-stimulating
hormone (E05.8)
E22.0Akromegali dan gigantisme pituitari
Artropati sehubungan dengan akromegali (M14.5*),
overproduksi growth hormone
Kecuali: constitutional gigantism (E34.4), peningkatan GHRH
pankreas (E16.8)
E22.1Hiperprolaktinaemia
E22.2Sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya
E22.8Hiperfungsi lain kelenjar pituitari
Pubertas precox sentral pubertas dini akibat pengaruh otak
E22.9 Hiperfungsi kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan

E23 Hipofungsi dan gangguan lain kelenjar pituitary


Termasuk: keadaan berikut, baik kelainannya di pituitari atau
hipotalamus
Kecuali: hipopituitarisme pasca-bedah (E89.3)
E23.0 Hipopituitarisme
Defisiensi tersendiri pada: gonadotropin, growth hormone,
hormon pituitary
Pituitary: cachexia, short stature (pendek), insufisiensi NOS
Defisiensi growth hormone idiopatik, Lorain-Levi short stature

100
Hipogonadisme akibat hipogonadotropin, sindroma fertile
eunuch [kebiri-subur]
Nekrosis kelenjar pituitary (pasca melahirkan),
panhipopituitarisme
Sindroma Kallmann, sindroma Sheehan, penyakit Simmonds
E23.1Hipopituitarisme akibat obat
E23.2Diabetes insipidus
Kecuali: diabetes insipidus nefrogenik (N25.1)
E23.3 Gangguan fungsi hipothalamus, not elsewhere classified
Kecuali: Sindroma Prader-Willi (Q87.1), sindroma Russell-Silver
(Q87.1)
E23.6Gangguan lain kelenjar pituitary
Absess pituitari, distrofi adiposogenital
E23.7Gangguan kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan

E24Sindroma Cushing
Kelebihan kortikosteroid adrenal akibat tumor korteks adrenal, atau
kelebihan ACTH dari pituitary, tumor paru-paru (small cell
carcinoma), dan pemberian ACTH dari luar. Terapi
adrenalektomi menyebabkan kelenjar pituitary membesar, ACTH
dan -MSH (melanocyte-stimulating hormone) meningkat,
sehingga timbul hiperpigmentasi. sindroma Nelson
E24.0 Penyakit Cushing yang tergantung pituitari
Overproduksi ACTH pituitari, hiperadrenokortisisme yang
tergantung pituitari
E24.1 Sindroma Nelson
E24.2 Sindroma Cushing akibat obat
E24.3 Sindroma ACTH ektopik
E24.4 Sindroma pseudo-Cushing akibat alkohol
E24.8 Sindroma Cushing lainnya
E24.9Sindroma Cushing yang tidak dijelaskan

E25 Kelainan-kelainan adrenogenital


Termasuk: Sindroma adreno-genital penyebab virilisasi atau
femininasi, baik didapat atau sejak lahir karena cacad enzim
yang menyebabkan hiperplasia adrenal.
Wanita: Pseudohermaphroditisme adrenal, pseudopubertas praecox
heterosexual, virilisasi
Pria: Sexual precocity dengan hiperplasia adrenal, pseudopubertas
praecox isosexual, macrogenitosomia praecox
E25.0Kelainan adrenogenital kongenital akibat deficiensi enzyme
Hiperplasia adrenal kongenital, defisiensi enzim 21-hydroxylase
Hiperplasia adrenal kongenital dengan kehilangan garam (salt-
losing)
E25.8Kalinan adrenogenital lain
Kelainan adrenogenital idiopatik
E25.9 Kelainan adrenogenital yang tidak dijelaskan
Sindroma adrenogenital NOS

E26 Hiperaldosteronism

101
E26.0Hiperaldosteronisme primer
Sindroma Conn, aldosteronisme primer akibat hiperplasia
adrenal (bilateral)
E26.1Hiperaldosteronisme sekunder
E26.8Hiperaldosteronisme lain
Sindroma Bartter
E26.9Hiperaldosteronisme yang tidak dijelaskan

E27 Gangguan lain kelenjar adrenal


E27.0Overaktifitas lain korteks adrenal
Overproduksi ACTH, tak terkait dengan penyakit Cushing,
adrenarche prematur
Kecuali: sindroma Cushing (E24.-)
E27.1Insufisiensi primer korteks adrenal
Penyakit Addison, adrenalitis autoimmune
Kecuali: amyloidosis (E85.-), penyakit Addison tuberkulosis
(A18.7)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.2 Krisis Addison
Krisis adrenal, krisis korteks adrenal
E27.3 Insufisiensi korteks adrenal akibat induksi obat
E27.4Insufisiensi lain dan tidak dijelaskan pada korteks adrenal
Hypoaldosteronism, insufisiensi korteks adrenal NOS,
perdarahan/infark adrenal
Kecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.5Hiperfungsi medula adrenal
Hiperplasia medula adrenal, hipersekresi katekholamin
E27.8Kelainan lain kelenjar adrenal yang dijelaskan
Kelainan cortisol-binding globulin
E27.9Kelainan kelenjar adrenal yang tidak dijelaskan

E28 Gangguan fungsi ovarium


Kecuali: Defisiensi gonadotropin tersendiri (E23.0), gagal ovarium
pasca-prosedur (E89.4)
E28.0 Kelebihan estrogen
E28.1 Kelebihan androgen
Hipersekresi androgen ovarium
E28.2 Polycystic ovarian syndrome
Sindroma sclerocystic ovary, sindroma Stein-Leventhal
[menstruasi tidak teratur, sedikit gemuk, hirsutisme (rambut
berlebihan)]
E28.3 Kegagalan primer ovarium
Penurunan estrogen, menopause prematur NOS, resistant ovary
syndrome
Kecuali: keadaan menopause dan climacteric wanita (N95.1)
disgenesis murni gonad (Q99.1), sindroma Turner (Q96.-)
E28.8Gangguan lain fungsi ovarium
Hiperfungsi ovarium NOS
E28.9 Gangguan fungsi ovarium, tidak dijelaskan

102
E29 Kelainan fungsi testis
Kecuali: sindroma resistensi androgen (E34.5), (sindroma) femininasi
testis (E34.5),
defisiensi gonadotropin terpisah (E23.0), hipofungsi testis
pascaprosedur (E89.5)
zoo-/oligospermia NOS (N46), sindroma Klinefelter (Q98.0-
Q98.2, Q98.4)
E29.0 Hiperfungsi testis
E29.1Hipofungsi testis
Defisiensi 5-alpha-reductase (dengan pseudohermaphroditisme
pria)
Defektif biosintesis androgen testis NOS, hipogonadisme testis
NOS
E29.8 Gangguan lain fungsi testis
E29.9 Gangguan fungsi testis, tidak dijelaskan

E30 Gangguan pubertas, not elsewhere classified


Precocious pubarche adalah munculnya rambut pubis, dan
precocious adrenarche adalah munculnya rambut aksila dan pubis
pada usia <8 tahun (wanita) dan <9 tahun (pria); precocious
thelarche adalah mulainya pertumbuhan mammae pada usia <8 tahun
(wanita). Kondisi ini menunjukkan awal pubertas precox, walau pun
bisa tanpa perkembangan lanjutan.
E30.0 Pubertas terlambat
Pubertas terlambat konstitusional, perkembangan seksual
terlambat
E30.1 Pubertas precox (terlalu cepat)
Menstruasi precox
Kecuali: pubertas precox sentral (E22.8), hiperplasia adrenal
kongenital (E25.0),
pseudopubertas precox heteroseksual wanita (E25.-),
pseudopubertas precox isoseksual pria (E25.-),
sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg) (Q78.1)
E30.8 Kelainan lain pubertas
Thelarche prematur
E30.9 Gangguan pubertas, tidak dijelaskan

E31 Disfungsi poliglandular


Fungsi subnormal beberapa kelenjar endokrin yang datang serentak.
Kecuali: Pseudohipoparatiroidisme (E20.1), ataxia telangiectasia
[Louis-Bar] (G11.3)
Dystrophia myotonica [Steinert] (G71.1)
E31.0Kegagalan poliglandular autoimmun
Sindroma Schmidt
E31.1 Hiperfungsi poliglandular
Kecuali: multiple endocrine adenomatosis (D44.8)
E31.8Disfungsi poliglandular lain
E31. 9 Disfungsi poliglandular, tidak dijelaskan

E32 Penyakit-penyakit thymus

103
Kecuali: A/hipoplasia thymus dengan defisiensi immun (D82.1),
myasthenia gravis (G70.0)
E32.0Hiperplasia persisten thymus
Hipertrofi thymus
E32.1Abses thymus
E32.8Penyakit lain thymus
E32.9Penyakit thymus, tidak dijelaskan

E34 Gangguan lain endokrin


Kecuali:Pseudohypoparathyroidism (E20.1)
E34.0 Sindroma karsinoid
Tumor sel-sel neuroendokrin saluran pencernaan (90%),
pankreas, dan bronkus.
Kode ini bisa sebagai tambahan untuk aktifitas fungsional tumor
karsinoid
E34.1Hipersekresi lain hormon usus
E34.2Sekresi hormon ektopik, not elsewhere classified
E34.3Short stature (pendek), not elsewhere classified
Pendek: NOS, konstitusional, tipe Laron, psikososial
Kecuali: pendek: pituitary (E23.0), nutrisi (E45), renal (N25.0),
a/hipokondroplastik (Q77.4), pada sindroma dismorfik
khusus - Vol. 3
progeria (E34.8), sindroma Russell-Silver (Q87.1)
anggota tubuh pendek dengan defisiensi imun (D82.2)
E34.4 Constitutional tall stature
Gigantisme konstitusi
E34.5Sindroma resistensi androgen
Pseudohermafroditisme pria dengan resistensi androgen
Kelainan reseptor hormon perifer, sindroma Reifenstein,
(sindroma) femininasi testis
E34.8Kelainan lain endokrin yang dijelaskan
Disfungsi kelenjar pineal, progeria
E34.9Kelainan endokrin, tidak dijelaskan
Kekacauan: endokrin NOS, hormon NOS

E35* Kelainan kel. endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di


tempat lain
E35.0* Gangguan kelenjar tiroid pada penyakit yang diklasifikasi di
tempat lain
Tuberkulosis kelenjar tiroid (A18.8)
E35.1* Gangguan kelenjar adrenal pada penyakit yang diklasifikasi di
tempat lain
Penyakit Addison tuberkulosis (A18.7)
Sindroma Waterhouse-Friderichsen (meningokokus) (A39.1)
E35.8* Gangguan kelenjar endokrin lain pada penyakit yang
diklasifikasi di tempat lain

Malnutrisi (E40-E46)
Derajat malnutrisi biasanya dinyatakan dalam standard
deviasi (SD) dari berat badan rata-rata populasi yang relevan.

104
Kalau ada hasil pengukuran sebelumnya, maka tidak naiknya
berat badan anak, atau turunnya berat badan anak dan
dewasa merupakan indikasi malnutrisi. Kalau hanya berat
badan saat itu yang tersedia, diagnosis didasarkan pada
probabilitas (perkiraan statistik) dan tidak bersifat definitif
tanpa uji klinis lain atau laboratorium lainnya. Kalau hasil
pengukuran berat badan tidak ada, bukti klinis harus menjadi
sandaran utama.
Malnutrisi berat adalah kalau berat badan 3 SD, malnutrisi
sedang kalau antara 2 SD - <3 SD, malnutrisi ringan kalau 1
SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi.
Kecuali: anemia gizi (D50-D53), sekuel malnutrisi protein-enerji
(E64.0)
penyakit kurus (B22.2), gangguan penyerapan usus (K90.-),
kelaparan (T73.0)

E40 Kwashiorkor
Malnutrisi berat dengan edema dan dispigmentasi kulit dan rambut.
Defisiensi protein lebih menonjol daripada defisiensi enerji
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)

E41 Nutritional marasmus (defisiensi protein-energi)


Malnutrisi berat dengan marasmus, disebut juga bentuk kering atau
kurus
Defisiensi protein dan makanan nonprotein
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)

E42 Marasmic kwashiorkor


Protein-energy malnutrition berat [seperti pada E43]:
bentuk intermediate (pertengahan),
dengan tanda-tanda kwashiorkor dan marasmus

E43 Protein-energy malnutrition (PEM) berat yang tidak dijelaskan


Berat badan berada pada 3 SD di bawah rata-rata.
Edema kelaparan (busung lapar)

E44 Protein-energy malnutrition sedang dan ringan


E44.0PEM sedang
Berat badan 2 SD - <3 SD di bawah rata-rata populasi referensi.
E44.1 PEM ringan
Berat badan 1 SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi referensi.

E45 Retardasi perkembangan setelah PEM


Nutritional: short stature (pendek),stunting (terhalang waktu
bertumbuh)
Retardasi fisik akibat malnutrisi

E46 PEM yang tidak dijelaskan


Malnutrisi NOS, protein-energy imbalance NOS

Defisiensi gizi lainnya (E50-E64)


Kecuali: anemia akibat gizi (D50-D53)

E50 Defisiensi vitamin A

105
Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin A (E64.
E50.0Defisiensi vitamin A dengan xerosis konjungtiva
E50.1 Defisiensi vitamin A dengan Bitot's spot dan xerosis
konjungtiva
Bitots spot pada anak kecil
E50.2Defisiensi vitamin A dengan xerosis kornea
E50.3Defisiensi vitamin A dengan ulkus dan xerosis kornea
E50.4Defisiensi vitamin A dengan keratomalasia
E50.5Defisiensi vitamin A dengan rabun senja
E50.6 Defisiensi vitamin A dengan parut xerophthalmia kornea
E50.7 Manifestasi defisiensi vitamin A lainnya pada mata
Xerophthalmia NOS
E50.8Manifestasi lain defisiensi vitamin A
Keratosis folikularis, xeroderma, akibat defisiensi vitamin A
(L86*)
E50.9Defisiensi vitamin A, tidak dijelaskan
Hipovitaminosis A NOS

E51 Defisiensi thiamine (Vitamin B1)


Kecuali: Sekuela deficiensi thiamine (E64.8)
E51.1Beriberi
Beri-beri kering, beri-beri basah (I98.8*)
E51.2Wernicke's encephalopathy
E51.8Manifestasi lain defisiensi thiamin
E51.9Defisiensi tiamin, tidak dijelaskan

E52 Defisiensi Niacin [pellagra]


Defisiensi niasin (-tryptophan), defisiensi nikotinamida, Pellagra
(alkoholik)
Kecuali: Sekuela defisiensi niacin (E64.8)

E53 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya


Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin B (E64.8), anemia karena
defisiensi vitamin B12 (D51.-)
E53.0 Defisiensi riboflavin (vitamin B2)
Ariboflavinosis
E53.1Defisiensi pyridoxine (vitamin B6)
E53.8 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya
Defisiensi: biotin, sianokobalamin (B12), folic acid, panthotenic
acid
E53.9Defisiensi vitamin B, tak dijelaskan

E54 Defisiensi ascorbic acid


Defisiensi vitamin C, scurvy
Kecuali: anemia skorbut (D53.2), sekuela defisiensi vitamin C (E64.2)

E55 Defisiensi vitamin D


Kecuali: sekuela rickets (E64.3), osteoporosis (M80-M81),
osteomalacia dewasa(M83.-)
E55.0Rickets, aktif
106
Osteomalasia: bayi, remaja (juvenile)
Kecuali: rickets: inaktif (E64.3), resisten terhadap vitamin D
(E83.3),
Crohns (K50.-), coeliaca (K90.0), renal (N25.0),
E55.9Defisiensi vitamin D, tidak dijelaskan
Avitaminosis D

E56 Other vitamin deficiencies


Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin lain (E64.8)
E56.0Defisiensi vitamin E
E56.1Defisiensi vitamin K
Kecuali: defisiensi faktor pembekuan karena defisiensi.
vitamin K (D68.4)
defisiensi vitamin K bayi (P53)
E56.8Defisiensi vitamin lain
E56.9Defisiensi vitamin, tidak dijelaskan

E58 Defisiensi kalsium (Ca) makanan


Kecuali: kelainan metabolisme kalsium (E83.5),
sequelae defisiensi kalsium deficiency (E64.8)

E59 Defisiensi selenium (Se) makanan


Penyakit Keshan
Kecuali: sequelae defisiensi selenium (E64.8)

E60 Defisiensi seng (Zn) diet

E61 Defisiensi elemen diet lainnya


Gunakan kode penyebab eksternal kapan perlu
Kecuali: kelainan tiroid akibat deifisiensi iodin (E00-E02),
sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-),
kelainan metabolisme mineral (E83.-)
E61.0 Defisiensi Copper (Cu)
E61.1Defisiensi Iron (Fe)
Kecuali: anemia deifisiensi besi (D50.-)
E61.2Defisiensi Magnesium (Mg)
E61.3Defisiensi Manganese (Mn)
E61.4 Defisiensi Chromium (Cr)
E61.5 Defisiensi Molybdenum (Mo)
E61.6 Defisiensi Vanadium
E61.7Defisiensi ganda elemen makanan
E61.8Defisiensi elemen makanan lain yang dijelaskan
E61.9Defisiensi elemen makanan, tidak dijelaskan

E63 Defisiensi gizi lainnya


Kecuali: sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-),
dehidrasi (E86)
masalah pemberian makanan bayi baru lahir (P92.-), gagal
bertumbuh (R62.8)
E63.0Defisiensi asam lemak esensial (essential fatty acid [EFA])

107
E63.1Ketidakseimbangan konstituen makanan
E63.8Defisiensi gizi lain yang dinyatakan
E63.9Defisiensi gizi, tidak dijelaskan
Kardiomiopati gizi NOS (I43.2*)

E64 Sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya


E64.0Sequelae malnutrisi protein-energy
Kecuali: perkembangan terhalang setelah PEM (E45)
E64.1Sequelae defisiensi vitamin A
E64.2Sequelae defisiensi vitamin C
E64.3Sequelae rickets
Gunakan kode (M40.1, M40.5) kalau perlu, untuk identifikasi
deformitas vertebra
E64.8Sequelae defisiensi gizi lain
E64.9Sequelae defisiensi gizi, tidak dijelaskan

Obesitas dan makan berlebihan (hyperalimentasi) lainnya (E65-E68)

E65 Localized adiposity


Fat pad penebalan lemak

E66 Obesity
Kecuali: adiposogenital dystrophy (E23.6), sindroma Prader-Willi
(Q87.1)
lipomatosis: NOS (E88.2), dolorosa [Dercum] (E88.2)
E66.0Obesitas akibat kelebihan kalori
E66.1Obesitas akibat obat
E66.2Obesitas ekstrim dengan hipoventilasi alveoli
E66.8Obesitas lain
E66.9Obesity, tidak dijelaskan

E67 Hiperalimentasi lain


Kecuali:sekuel hiperalimentasi (E68), hiperalimentasi NOS (R63.2)
E67.0Hipervitaminosis A
E67.1Hipercarotenaemia
E67.2Megavitamin-B6 syndrome
E67.3Hipervitaminosis D
E67.8Other specified hyperalimentation

E68 Sekuel hiperalimentasi

Kelainan Metabolik (E70-E90)


Kecuali: Anaemia haemolitika kelainan enzim (D55.-), defisiensi 5--
reductase (E29.1)
Hiperplasia adrenal kongenital (E25.0), sindroma resistensi
androgen (E34.5)
Sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6), sindroma Marfan (Q87.4).

E70 Kelainan metabolisme asam amino aromatik


E70.0Phenylketonuria klasik

108
E70.1Hiperphenilalaninaemias lain
E70.2Kelainan metabolisme tirosin
Alkaptonuria, hipertirosinemia, ochronosis, tirosinemia,
tirosinosis
E70.3Albinism
Albinisme okuler, okulo-kutaneus
Sindroma: Chediaki (-Steinbrinck)-Higashi; Cross; Hermansky-
Pudlak
E70.8Kelainan lain metabolisme asam amino aromatik
Kelainan metabolisme histidin, triptophan
E70.9Kelainan metabolisme asam amino aromatik, tidak dijelaskan

E71 Kelainan metabolisme asam amino bercabang dan asam lemak


E71.0Penyakit maple-syrup-urine
E71.1Kelainan lain metabolisme asam amino bercabang
Hiperleusin-isoleusinemia, hipervalinemia;
Asidemia: isovalerat, metilmalonat, propionat
E71.2Kelainan metabolisme asam amino, tidak dijelaskan
E71.3Kelainan metabolisme asam lemak
Adrenoleukodistrofi (Addison-Schilder), defisiensi carnitine
palmityltransferase otot
Kecuali: penyakit Schilder (G37.0)

E72 Kelainan lain metabolisme asam amino


Kecuali: Gout (M10.-), penemuan abnormal tanpa manifestasi
penyakit (R70-R89)
Kelainan metabolisme: asam amino aromatik (E70.-), asam
amino bercabang (E71.0-E71.2), asam lemak (E71.3), purin
dan pirimidin (E79.-)
E72.0Kelainan transport asam amino
Cystonosis, cystinuria,
Sindroma Fanconi (-de Toni) (-Debr), sindroma Lowe, penyakit
Hartnup
Kecuali: kelainan metabolisme triptophan (E70.8)
E72.1Kelainan metabolisme asam amino yang mengandung sulfur
Cystathioninuria, homocystinuria, methioninemia, defisiensi
sulfite oxidase
Kecuali: defisiensi transkobalamin II (D51.2)
E72.2Kelainan metabolisme siklus urea
Argininemia, citrullinemia, hiperammonemia, asiduria
arginosuksinat
Kecuali: kelainan metabolisme ornitin (E72.4)
E72.3Kelainan metabolisme lysine dan hydroxylysine
Asiduria glutarat, hidroksilisinemia, hiperlisinemia
Kecuali: penyakit Refsum (G60.1), penyakit Zelwegger
(Q87.8)
E72.4Kelainan metabolisme ornithine
Ornithinemia (type I, type II)
E72.5Kelainan metabolisme glycine
Hiperhidroksiprolinemia, hiperprolinemia (type-type I, II)

109
Non-ketotic hiperglisinemia, sarkosinemia
E72.8Kelainan metabolisme asam amino lain yang dijelaskan
Kelainan metabolisme: asam amino , siklus -glutamyl
E72.9Kelainan metabolisme asam amino, tak dijelaskan

E73 Intoleransi laktosa


E73.0Defisiensi laktase kongenital
E73.1Defisiensi laktase sekunder
E73.8Intoleransi laktosa lainnya
E73.9Intoleransi laktosa, tidak dijelaskan

E74 Kelainan lain metabolisme karbohidrat


Kecuali: Peningkatan sekresi glukagon (E16.3), diabetes mellitus
(E10-E14)
Hipoglikemia NOS (E16.2), mucopolisakharidosis (E76.0-
E76.3)
E74.0Glycogen storage disease
Glikogenosis jantung, defisiensi fosforilasi hati
Penyakit: Andersen, Cori, Forbes, Hers, McArdle, Pompe, Tarui,
Tauri, von Gierke
E74.1Kelainan metabolisme fruktosa
Fruktosuria esensial, defisiensi fruktosa 1,6 difosfatase,
intoleransi fruktosa herediter
E74.2Kelainan metabolisme galaktosa
Defisiensi galaktokinase, galaktosemia
E74.3Kelainan lain penyerapan karbohidrat di usus
Malabsorbsi glukosa-galaktosa, defisiensi sukrosa
Kecuali: intoleransi laktosa (E73.-)
E74.4Kelainan metabolisme piruvate dan glukoneogenesis
Defisiensi: phosphoenolpyruvate carboxykinase,
pyruvate carboxylase, pyruvate dehydrogenase
Kecuali: dengan anemia (D55.-)
E74.8Kelainan lain metabolisme karbohidrat yang dijelaskan
Pentosuria essensial, oxalosis, oxaluria, glikosuria ginjal
E74.9Kelainan metabolisme karbohidrat, tidak dijelaskan

E75 Kelainan metabolisme sphingolipid dan penyimpanan lipid


lainnya
Kecuali: Mucolipidosis, type-type I-III (E77.0-E77.1), penyakit Refsum
(G60.1)
E75.0GM2 gangliosidosis
Penyakit: Sandhoff, Tay-Sachs
GM2 gangliosidosis: NOS, dewasa, remaja (juvenile)
E75.1Gangliosidosis lain
Mukolipidosis IV
Gangliosidosis: NOS, GM1, GM3;
E75.2Sphingolipidosis lain
Penyakit: Fabry (-Anderson), Gaucher, Krabbe, Niemann-Pick
Sindroma Farber, leukodistrofi metakromatik, defisiensi
sulfatase

110
Kecuali: adrenoleukodistrofi [Addison-Schilder] (E71.3)
E75.3Sphingolipidosis, tidak dijelaskan
E75.4Ceroid lipofusinosis neuronal
Penyakit: Batten, Bielschowsky-Jansky, Kufs, Spielmeyer-Vogt
E75.5Kelainan lain penyimpanan lipid
Kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-Epstein],
penyakit Wolman
E75.6Lipid storage disorder, tidak dijelaskan

E76 Kelainan metabolisme glycosaminoglycan


E76.0Mukopolisakharidosis, type I
Sindroma Hurler, Hurler-Scheie, Scheie
E76.1Mukopolisakharidosis, type II
Sindroma Hunter
E76.2Mukopolisakharidosis lain
Defisiensi -glukoronidase
Mukopolisakharidosis type III, IV, V, VI
Sindroma: Maroteaux-Lamy (ringan)(berat), Morquio (mirip-)
(klasik),
Sanfilipo (type B) (type C) (type D)
E76.3Mukopolisakharidosis, tidak dijelaskan
E76.8Kelainan lain metabolisme glucosaminoglycan
E76.9Kelainan metabolisme glucosaminoglycan, tidak dijelaskan

E77 Kelainan metabolisme glycoprotein


E77.0Cacad dalam modifikasi enzim lisosom pasca-translasi
Mukolipidosis II (penyakit I-cell), mokulipidosis III (polidistrofi
pseudo-Hurler)
E77.1Cacad dalam degradasi glycoprotein
Aspartylglukosaminuria, fukosisdosis, mannosidosis, sialidosis
(mokulipidosis I)
E77.8Kelainan lain metabolisme glycoprotein
E77.9Kelainan of glycoprotein metabolism, tidak dijelaskan

E78 Kelainan metabolisme lipoprotein dan lipidaemia lainnya


Kecuali: Sphingolipidosis (E75.0-E75.3)
E78.0Hiperkholesterolaemia murni
Hiperkholesterolemia keturunan, hiperlipidemia group A,
hiperbetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia: Frederickson IIa, jenis low-density-
lipoprotein [LDL]
E78.1Hipergliseridaemia murni
Hipergliseridaemia endogen, hiperlipidemia group B,
hiperprebetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia: Frederickson IV, jenis very-low-density-
lipoprotein [VLDL]
E78.2Hiperlipidaemia campuran
Broad- atau floating betalipoproteinemia, hiperlipidemia group
C
Hiperbetalipoproteinemia dengan prebetalipoproteinemia

111
Hiperlipoproteinemia Frederickson IIb atau III
Xanthoma tubo-eruptif, xanthoma tuberosum
Kecuali: kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-
Epstein] (E75.5)
E78.3Hiperchylomicronaemia
Hiperlipoproteinemia Frederickson, type I atu V, hiperlipidemia
group D
Hipergliseridemia campuran
E78.4Hiperlipidaemia lain
Hiperlipidemia gabungan keturunan
E78.5Hiperlipidaemia, tidak dijelaskan
E78.6Defisiensi lipoprotein
Abetalipoproteinaemia, defisiensi high-density lipoprotein [HDL]
Hipoalfalipoproteinaemia, hipobetalipoproteinaemia (keturunan)
Defisiensi lecithin cholesterol acyltransferase, penyakit Tangier
E78.8Kelainan lain metabolisme lipoprotein
E78.9Kelainan metabolisme lipoprotein, tidak dijelaskan

E79 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine


Kecuali: Orotaciduric anaemia (D53.0), kelainan imunodefisiensi
gabungan (D81.-)
Gout (M10.-), batu ginjal (N20.0), xeroderma pigmentosum
(Q82.1)
E79.0Hyperuricaemia tanpa tanda-tanda radang arthritis dan penyakit
tophi
Hiperurikemia asimptomatik
E79.1Lesch-Nyhan syndrome
E79.8Kelainan lain metabolisme purine dan pyrimidine
Xanthinuria herediter
E79.9Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine, tidak dijelaskan

E80 Kelainan metabolisme porphyrin dan bilirubin


Termasuk: Cacad katalase dan peroxidase
E80.0Porphyria eritropoietik herediter
Porphyria eritropoietik kongenital, protoporphyria eritropoietik
E80.1Porphyria cutanea tarda
E80.2Porphyria lain
Coproporphyria herediter; porphyria: NOS, intermitten akut
(hepatika)
E80.3Cacad katalase dan peroxidase
Acatalasia [Takahara]
E80.4Sindroma Gilbert
E80.5Sindroma Crigler-Najjar
E80.6Kelainan lain metabolisme bilirubin
Sindroma Dublin-Johnson, sindroma Rotor
E80.7Kelainan metabolisme bilirubin, tidak dijelaskan

E83 Kelainan metabolisme mineral


Kecuali: Kelainan parathyroid (E20-E21), defisiensi mineral
makanan (E58-E61)

112
Deficiensi vitamin D (E55.-)
E83.0Kelainan metabolisme tembaga [copper]
Penyakit: Menkes (rambut patah) (rambut kaku seperti baja
steely), Wilson
E83.1Kelainan metabolisme besi [iron]
Hemokromatosis
Kecuali: anemia defisiensi besi (D50.-), anemia siderosis
(D64.0-D64.3)
E83.2Kelainan metabolisme seng [zinc]
Acrodermatitis enteropatika
E83.3Kelainan metabolisme phosphor dan phosphatase
Defisiensi acid phosphatase, hipofosfatemia keturunan,
hipofosfatasia
Osteomalasia atau rickets akibat resistensi vitamin D
Kecuali: osteoporosis (M80-M81), osteomalasia dewasa
(M83.-)
E83.4Kelainan metabolisme magnesium
Hipermagenemia, hipomagnesemia
E83.5Kelainan metabolisme calcium
Hiperkalsemia hipokalsiuria keturunan, hiperkalsiuria idiopatik
Kecuali: hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3), chondrocalcinosis
(M11.1-M11.2)
E83.8Kelainan lainmetabolisme mineral
E83.9Kelainan metabolisme mineral, tidak dijelaskan

E84 Cystic fibrosis


Termasuk: mucoviscidosis
E84.0Cystic fibrosis dengan manifestasi paru-paru
E84.1Cystic fibrosis dengan manifestasi usus
Ileus mekonium (P75*)
Kecuali: obstruksi mekonium pada kasus tempat cystic
fibrosis tidak terjadi (P76.0)
E84.8Cystic fibrosis dengan manifestasi lain
Cystic fibrosis dengan manifestasi gabungan
E84.9Cystic fibrosis, tak dijelaskan

E85 Amyloidosis
Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-)
E85.0Heredofamilial amyloidosis, jenis non-neuropathic
Demam Mediterran keturunan, nefropati amiloid keturunan
E85.1Heredofamilial amyloidosis, jenis neuropathic
Polineuropati amiloid (Portuguese)
E85.2Heredofamilial amyloidosis, tidak dijelaskan
E85.3Systemic amyloidosis sekunder
Amiloidosis yang berhubungan dengan hemodialisis
E85.4Organ-limited amyloidosis
Amiloidosis lokal
E85.8Amyloidosis lainnya
E85.9Amyloidosis, tidak dijelaskan

113
E86 Volume depletion kehabisan cairan
Dehidrasi, kehabisan cairan plasma atau ekstraseluler, hipovolemia
Kecuali: dehidrasi pada bayi baru lahir (P74)
syok hipovolemia: NOS (R57.1), trauma (T79.4), pascabedah
(T81.1)

E87 Kelainan lain keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa


E87.0Hyperosmolality dan hypernatraemia
Peningkatan atau kelebihan sodium [Na]
E87.1Hypo-osmolality dan hyponatraemia
Defisiensi sodium [Na]
Kecuali: sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya (E22.2)
E87.2Asidosis
Asidosis: NOS, laktat, metabolik, respiratorik
Kecuali: DM (E10-E14 dengan karakter keempat .1)
E87.3Alkalosis
Alkalosis: NOS, metabolik, respiratorik
E87.4Kelainan campuran keseimbangan asam-basa
E87.5Hyperkalaemia
Kelebihan kadar potassium [K]
E87.6Hypokalaemia
Kekurangan kadar potassium [K]
E87.7Fluid overload
Kecuali: edema (R80.-)
E87.8Kelainan lain keseimbangan elektrolit dan cairan, not elsewhere
classified
Ketidak seimbangan elektrolit, hiperkhloremia, hipokhloremia

E88 Kelainan metabolik lain


Kecuali: Histiositosis X (chronic) (D76.0)
E88.0Kelainan metabolisme protein plasma, not elsewhere classified
Defisiensi -1-antitripsin, bisalbuminemia
Kecuali: kelainan metabolisme lipoprotein (E78.-),
gammopati monoklonal (D47.2)
hipergammaglonbulinemia (D89.0), makroglobulinemia
Waldenstrm (C88)
E88.1Lipodystrophy, not elsewhere classified
Lipodistrofi NOS
Kecuali: penyakit Whipple (K90.8)
E88.2Lipomatosis, not elsewhere classified
Lipomatosis: NOS, dolorosa
E88.8Kelainan metabolisme lain yang dijelaskan
Adenolipomatosis Launois-Bensaude, trimethylaminuria
E88.9Kelainan metabolisme, tidak dijelaskan

E89 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, not elsewhere


classified
E89.0Hipotiroidisme pasca-prosedur
Hipotiroidisem pasca-radiasi, hipotiroidisme pasca-bedah

114
E89.1Hipoinsulinaemia pasca-prosedur
Hiperglikemia pasca-pankreatektomi, hipoinsulinesmia pasca-
bedah
E89.2Hipoparatiroidisme pasca-prosedur
Tetani paratiroprival
E89.3Hipopituitarisme pasca-prosedur
Hipopituitarisme pasca-radiasi
E89.4Kegagalan ovarium pasca-prosedur
E89.5Hipofungsi testis pasca-prosedur
E89.6Hipofungsi korteks (-medulla) adrenal pasca-prosedur
E89.8Kelainan lain endokrin dan metabolik pasca-prosedur
E89.9Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, tidak
dijelaskan

E90* Kelainan-kelainan gizi dan metabolik pada penyakit yang


diklasifikasi di tempat lain

115
CHAPTER III. KELAINAN-KELAINAN JIWA DAN TINGKAH LAKU
(F00-F99)

Blok-blok di dalam bab ini:


F00-F09 Kelainan jiwa organik, termasuk yang hanya berupa
gejala
F10-F19 Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan
zat psikoaktif
F20-F29 Schizophrenia, schizotype dan waham (delusion)
F30-F39 Kelainan alam perasaan (mood/affective]
F40-F48 Kelainan neurotik, berhubungan dengan stress-dan
somatoformis.
F50-F59 Sindroma tingkah laku akibat kekacauan fisiologis
dan faktor fisik
F60-F69 Kelainan kepribadian dan tingkah laku pada orang
dewasa.
F70-F79 Retardasi mental
F80-F89 Kelainan perkembangan psikologis
F90-F98 Kelainan tingkah laku dan emosi dengan onset
biasanya pada masa anak dan remaja
F99 Kelainan mental yang tidak dijelaskan

Kategori asterisk untuk bab ini:


F00* Dementia yang timbul pada penyakit Alzheimer
F02* Dementia yang timbul pada penyakit lain yang
klasifikasinya di tempat lain

Kelainan jiwa organik, termasuk hanya gejala (F00-F09)

F00* Dementia pada penyakit Alzheimer (G30.-)


Penyakit Alzheimer adalah penyakit otak degeneratif primer
yang etiologinya tidak diketahui dengan bentuk neurofisiologis dan
neurokimia yang khas. Kelainan ini biasanya memiliki awal yang tidak
jelas dan berkembang perlahan dalam periode betrtahun-tahun.
F00.0* Dementia pada penyakit Alzaheimer dengan awal dini (G30.0)
Dementia pada penyakit Alzaheimer dengan awal sebelum usia
65 tahun, dengan pemberatan yang relatif cepat dan dengan
berbagai kelainan nyata pada fungsi korteks yang lebih tinggi.
Penyakit Alzheimer, type 2
Dementia presenilis, type Alzheimer
Dementia progresif primer dari jenis alzheimer, awal dini
F00.1* Dementia pada penyakit Alzheimer dengan awal lanjut
(G30.1)
Dementia pada penyakit Alzheimer dengan awal setelah usia 65
tahun, biasanya dalam usia 70-an akhir atau sesudahnya,
dengan pemberatan yang lambat, dan dengan gangguan daya
ingat sebagai bentuk utama
Penyakit Alzheimer, type 1
Dementia degeneratif primer dari jenis Alzheimer, awal waktu
tua
Dementia senilis, type Alzheimer

116
F00.2* Dementia pada penyakit Alzaheimer, type tidak khas atau
campuran (G30.8)
Dementia tidak khas, type Alzheimer
F00.9* Dementia pada penyakit Alzaheimer, tidak dijelaskan (G30.9)

F01 Dementia vaskuler


Dementia vaskuler adalah akibat infark otak yang disebabkan
oleh penyakit pembuluh darah, termasuk penyakit serebrovaskuler
hipertensif. Infark-infark ini biasanya kecil tapi memiliki efek
kumulatif. Awal penyakit biasanya pada usia lanjut
Termasuk: dementia arteriosklerotik
F01.0 Dementia vaskuler dengan awal yang akut
Biasanya berkembang dengan cepat setelah stroke berturut-
turut akibat trombosis, embolisme atau perdarahan
serebrovaskuler. Kadang-kadang penyebabnya bisa infark
tunggal yang besar.
F01.1 Dementia dengan banyak infark
Awal perlahan-lahan, menyusul sejumlah episode iskemik
sementara yang menghasilkan akumulasi infark di parenkim
otak
Dementia korteks predominan
F01.2 Dementia vaskuler pada subkorteks
Mencakup kasus dengan riwayat hipertensi dan fokus-fokus
kerusakan iskemik pada subtansia grisea dalam di hemisfer
otak. Korteks serebri biasanya aman, dan ini berlawanan dengan
gambaran klinis yang bisa mirip sekali dengan dementia pada
penyakit Alzheimer.
F01.3 Dementia vaskuler campuran korteks dan subkorteks
F01.8 Dementia vaskuler lain
F01.9 Dementia vaskuler ,tidak dijelaskan

F02* Dementia pada penyakit yang klasifikasinya di bagian lain


F02.0* Dementia pada penyakit Pick (G31.0)
F02.1* Dementia pada penyakit Creutzfeldt-Jakob (A81.0)
F02.2* Dementia pada penyakit Huntington (G10)
F02.3* Dementia pada penyakit Parkinson (G20)
F02.4* Dementia pada penyakit human immunodeficiency virus
[HIV] (B22.0)
F02.8* Dementia pada penyakit lain yang klasifikasinya di tempat
lain
Dementia pada:
neurosyphilis ( A52.1 )
trypanosomiasis ( B56.- , B57.- )
hypothyroidism, acquired ( E01.- , E03.- )
niacin deficiency [pellagra] ( E52 ), vitamin B 12 deficiency (
E53.8 )
cerebral lipidosis ( E75.- )
hepatolenticular degeneration ( E83.0 ), hypercalcaemia (
E83.5 )
multiple sclerosis ( G35 ), epilepsy ( G40.- )

117
polyarteritis nodosa ( M30.0 ), systemic lupus erythematosus (
M32.- )
intoxications ( T36-T65 )

F03 Dementia yang tidak dijelaskan


Dementia presenilis NOS, psikosis presenilis NOS, dementia
degeneratif primer NOS
Dementia senilis: NOS, jenis depresi atau paranoid
Psikosis senilis NOS
Kecuali: dementia senilis dengan delirium atau kebingungan akut
(F05.1)
senilitas NOS (R54)

F04 Amnesia organik, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lain
Termasuk: Psikosis atau sindroma Korsakov, non-alkoholik
Kecuali: amnesia:
anterograde (R41.1), retrograde (R41.2), NOS (R41.3),
disosiatif (F44.0)
sindroma Korsakov:
akibat alkohol atau tidak dijelaskan ( F10.6 )
akibat zat psikoaktif lain (F11-F19 dengan karakter
keempat .6)

F05 Delirium, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lain


Suatu sindroma otak organik yang etiologinya tidak spesifik,
khas dengan kekacauan serentak dari kesadaran dan perhatian,
persepsi, pemikiran, daya ingat, tingkah-laku psikomotor, emosi, dan
jadwal tidur-bangun. Lama berlangsungnya bervariasi dan derajat
beratnya berkisar dari ringan sampai sangat berat.
Termasuk: keadaan akut atau subakut dari:
sindroma otak, keadaan bingung (nonalkoholik), psikosis
infektif
reaksi organik, sindroma psiko-organik
Kecuali: delirium tremens, akibat alkohol atau tidak dijelaskan
(F10.4)
F05.0 Delirium yang tidak terjadi pada dementia
F05.1 Delirium yang terjadi pada dementia
Kondisi yang memenuhi kriteria di atas tapi berkembang dalam
perjalanan dementia
F05.8 Delirium jenis lain
Delirium yang asal-usulnya campuran
F05.9 Delirium, tidak dijelaskan

F06 Kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit badan
Mencakup kondisi minor yang secara sebab-akibat berhubungan
dengan kelainan otak akibat penyakit otak primer, penyakit sistemik
yang secara sekunder mengganggu otak, penyakit endokrin, atau
penyakit badan lainnya.
Kecuali: berhubungan dengan:
delirium (F05.-), dementia seperti yang diklasifikasikan
pada F00-F03

118
disebabkan penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lain (F10-
F19)
F06.0 Halusinosis organik diikuti banyak halusinasi
Kelainan berupa halusinasi persisten atau berulang, biasanya
visual atau auditorius, yang terjadi ketika sadar penuh dan bisa
diketahui atau tidak diketahui subjek sebagai halusinasi.
Pengolahan waham terhadap halusinasi dapat terjadi, tapi
waham tidak mendominasi gambaran klinis; pemikiran ke dalam
(insight) bisa utuh.
Keadaan halusinasi organik (nonalkoholik)
Kecuali: halusinosis alkoholik (F10.5), skizofrenia (F20.-)
F06.1 Kelainan katatonik organik aktifitas psikomotor terganggu
Kelainan aktifitas psikomotor berupa penurunan (stupor) atau
peningkatan (eksitasi) yang berhubungan dengan gejala
katatonik. Kedua ujung ekstrim kekacauan psikomotor ini bisa
timbul bergantian.
Kecuali: catatonic schizophrenia (F20.2)
stupor: NOS (R40.1), dissosiatif (F44.2)
F06.2 Kelainan waham organik [mirip skizofrenia]
Kelainan dengan waham persisten atau berulang mendominasi
gambaran klinis. Waham bisa diikuti oleh halusinasi. Beberapa
gambaran yang menunjuk pada skizofrenia, seperti halusinasi
aneh atau kelainan pikiran, bisa terdapat.
Keadaan paranoid dan halusinasi paranoid organik
Psikosis mirip-skizofrenia pada epilepsi
Kecuali:
kelainan:
psikotik akkiibat obat (F11-F19) dengan karakter keempat
.5)
waham persisten (F22.-), psikotik akut dan sementara
(F23.-)
schizophrenia (F20.-)
F06.3 Kelainan alam perasaan [afektif] organik
Kelainan yang khas dengan perubahan alam perasaan atau afek,
biasanya diikuti oleh perubahan dalam tingkat aktifitas
menyeluruh, depresif, hipomanik, manik, atau bipolar (lihat F30-
F38), tapi muncul sebagai akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan alam perasaan, non-organik atau tidak
dijelaskan (F30-F39)
F06.4 Kelainan anxietas [cemas] organik
Kelainan yang khas dengan bentuk kelainan cemas umum
(F41.1), kelainan panik (F41.0), atau kombinasi keduanya, tapi
muncul sebagai akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan anxietas, non-organik atau tidak dijelaskan
(F41.-)
F06.5 Kelainan disosiatif organik
Khas dengan kehilangan sebagianatau keseluruhan integrasi
normal antara daya ingat masa lalu, kesadaran identitas dan
indera saat ini, dan kontrol gerakan tubuh [lihat F44.-], tapi
muncul akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan disosiatif [konversi], non-organik atau tidak
dijelaskan (F44.-)

119
F06.6 Kelainan emosi labil [asthenic] organik
Khas dengan emosi tidak stabil, mudah lelah, dan berbagai
indera fisik yang tidak menyenangkan (misalnya pusing) dan
nyeri, tapi muncul akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan somatformis, nonorgani atau tidak dijelaskan
(F45.-_
F06.7 Kelainan kognitif ringan
Khas dengan kegagalan daya ingat, kesulitan belajar, dan
penurunan kemampuan berkonsentrasi pada suatu tugas selama
lebih dari perode-periode singkat.
F06.8 Kelainan jiwa lain yang dijelaskan akibat kerusakan dan
gangguan fungsi otak dan penyakit fisik
Psikosis epileptik NOS
F06.9 Kelainan jiwa yang tidak dijelaskan akibat kerusakan dan
gangguan fungsi otak atau penyakit badan
Sindroma otak organik NOS, kelainan jiwa organik NOS

F07 Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan otak


F07.0 Kelainan kepribadian organik
F07.1 Sindroma pasca ensefalitis
F07.2 Sindroma pasca-konkusio
F07.8 Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan otak
lainnya
F07.9 Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan otak,
tidak dijelaskan.

F09 Kelainan jiwa organik atau simptomatik, tidak dijelaskan.

Blok F10-F19: Kelainan jiwa akibat penggunaan zat psikoaktif

F10.- Kelainan jiwa akibat penggunaan alkohol

F11.- Kelainan jiwa akibat penggunaan opioids

F12.- Kelainan jiwa akibat penggunaan kannabinoids

F13.- Kelainan jiwa akibat penggunaan sedatif atau hipnotik

F14.- Kelainan jiwa akibat penggunaan kokain

F15.- Kelainan jiwa akibat penggunaan stimulants lain, termasuk


caffeine

F16.- Kelainan jiwa akibat penggunaan hallusinogens

F17.- Kelainan jiwa akibat penggunaan tembakau

F18.- Kelainan jiwa akibat penggunaan pelarut mudah menguap

F19.- Kelainan jiwa akibat penggunaan banyak obat dan zat psikoaktif
lain
Includes: penggunaan obat secara salah NOS

120
Blok F20-F29: Schizophrenia, schizotype dand Waham
Blok ini menyatukan skhizofrenia, kelainan skhizotipe, waham
persisten, dan kelainan psikotik akut dan sementara. Kelainan
skhizoaktif masih masuk ke dalam kategori ini walau pun statusnya
masih diperdebatkan.

F20 Schizophrenia
F20.0 Skizofrenia paranoid - curiga
F20.1 Skizofrenia hebefrenik alam Perasaan
F20.2 Skizofrenia katatonik psikomotor: hiperkinensis atau stupor
F20.3 Skizofrenia undifferentiated gejala di atas tidak tegas
F20.4 Depresi pasca skizofrenia tekanan perasaan
F20.5 Skizofrenia residual kronis, gejala sisa
F20.6 Skizofrenia simplex ringan tapi progresif
F20.8 Skizofrenia lain
F20.9 Skizofrenia, tidak dijelaskan

F21 Kelainan schizotype


Kelainan yang khas dengan tingkah laku eksentrik dan alam
perasaan yang mirip skizofrenia, walau pun tidak terdapat kelainan
yang merupakan ciri-ciri skizofrenia.. Tidak jelas saat mulai dan
evolusinya, arah penyakit biasanya kelainan kepribadian.

F22 Kelainan waham persisten


Mencakup berbagai kelainan dengan waham jangka panjang
merupakan gejala utama, namun tidak bisa diklasifikasikan sebagai
organik, skizofrenik, atau afektif.
F22.0 Kelainan waham waham tunggal atau kelompok waham yang
berhubungan
F22.8 Kelainan waham persisten lainnya
F22.9 Kelainan waham persisten, tidak dijelaskan

F23 Kelainan psikotik akut dan sementara


Kelainan dengan onset akut gejala psikotik (waham, halusinasi,
dan kekacauan persepsi), dan terhentinya tingkah laku yang biasa.
Onset akut adalah perkembangan gambaran klinis dalam dua minggu
atau kurang.
F23.0 Kelainan psikotis polimorf akut tanpa gejala skizofrenia
F23.1 Kelainan psikotik polimorf akut dengan gejala skizofrenia
F23.2 Kelainan psikotik akut mirip-skizofrenia.
F23.3 Kelainan psikotik akut lain dengan waham sebagai gejala utama.
F23.8 Kelainan psikotik akut dan sementara lain
F23.9 Kelainan psikotik akut dan sementara lain, tidak dijelaskan

F24 Kelainan waham induksi


Kelainan waham yang dirasakan oleh dua orang atau lebih
dengan hubungan emosi yang erat. Hanya seorang yang benar-benar

121
menderita psikotik, waham terinduksi ke orang lain dan biasanya
hilang setelah mereka dipisahkan.

F25 Kelainan skizo-afektif


Kelainan yang muncul sewaktu-waktu dengan gejala afektif dan
skizofrenia, tapi tidak memenuhi syarat diagnosis skizofrenia atau
episode depresi atau manik.
F25.0 Kelainan skizoafektif, tipe manik
F25.1 Kelainan skizoafektif, tipe depresif
F25.2 Kelainan skizoafektif, tipe campuran
F25.8 Kelainan skizoafektif lain
F25.9 Kelainan skizoafektif, tidak dijelaskan

F28 Kelainan psikotik non-organik lain


Kelainan waham atau halusinasi, tapi tidak cukup untuk
diagnosis skizofrenia (F20.-), kelainan waham persisten (F22.-),
kelainan psikotik akut dan sementara (F23.-), episode manik jenis
psikotik (F30.2), atau episode depresi berat (F32.3).

F29 Psikosis non-organik yang tidak dijelaskan

Blok F30-F39: Kelainan alam perasaan (afektif/Mood)

F30 Episode mania


Includes: kelainan bipolar, episode manik tunggal
F30.0 Hypomania
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
F30.2 Mania dengan gejala psikotik
F30.8 Episode mania lain
F30.9 Episode mania, tidak dijelaskan

F31 Kelainan afektif bipolar


Khas dengan dua atau lebih episode gangguan mood dan
aktifitas, gangguan ini pada suatu ketika berupa meningginya mood
dan peningkatan aktifitas (hipomania atau mania), dan pada
kesempatan lain berupa merendahnya mood dan penurunan aktifitas
(depresi).
Disini termasuk penyakit, psikosis, atau reaksi manik-depresi
F31.0 episode sekarang hipomania
F31.1 episode sekarang mania tanpa gejala psikotik
F31.2 episode sekarang mania dengan gejala psikotik
F31.3 episode sekarang depresi ringan atau sedang
F31.4 episode sekarang depresi berat tanpa gejala psikotik
F31.5 episode sekarang depresi berat dengan gejala psikotik
F31.6 episode sekarang campuran
F31.7 sekarang dalam remisi
F31.8 kelainan afektif bipolar lain

122
F31.9 kelainan afektif bipolar, tidak dijelaskan

F32 Episode depresi


Pada episode depresi umumnya terjadi penurunan daya untuk
menikmati, tertarik, dan konsentrasi, dan kelelahan setelah usaha
ringan. Tidur biasanya terganggu dan selera makan menurun. Harga
diri dan rasa percaya diri hampir selalu berkurang, dan bahkan dalam
bentuk yang paling ringan, perasaan bersalah atau merasa tak
berguna sering muncul.
Penurunan mood bervariasi dari hari ke hari, tidak berespons
pada keadaan sekitar dan bisa diikuti oleh gejala-gejala somatik
seperti hilangnya ketertarikan dan kesenangan, bangun pagi beberapa
jam sebelum biasanya, depresi paling berat di pagi hari, retardasi
psikomotor menonjol, tegang, hilang selera makan, berat badan
berkurang, dan hilangnya libido..
F32.0 Episode depresi ringan
F32.1 Episode depresi sedang
F32.2 Episode depresi berat tanpa gejala psikotik
F32.3 Episode depresi berat dengan gejala psikotik
F32.8 Episode depresi lain
F32.9 Episode depresi, tidak dijelaskan

F33 Depresi berulang


Khas dengan berulangnya episode depresi. Episode pertama bisa
pada semua usia, onset bisa akut atau perlahan, dan berlangsung
beberapa minggu sampai beberapa bulan.
F33.0 Depresi berulang, episode sekarang ringan
F33.1 Depresi berulang, episode sekarang sedang
F33.2 Depresi berulang, episode sekarang berat tanpa gejala psikotik
F33.3 Depresi berulang, episode sekarang berat dengan gejala psikotik
F33.4 Depresi berulang, sedang dalam remisi
F33.8 Depresi berulang lainnya
F33.9 Depresi berulang, tidak dijelaskan

F34 Kelainan afektif persisten


Kelainan alam perasaan yang persisten dan biasanya naik turun,
tapi ringan. Berlangsung berbulan-bulan, kadang-kadang pada
sebagian besar kehidupan dewasanya. Kadang-kadang, episode
tunggal manik atau depresi bisa muncul.
F34.0 Cyclothymia mood tidak stabil; depresi dan perasaan senang
ringan
F34.1 Dysthymia - depresi mood kronis, berlangsung sekurangnya
beberapa tahun
F34.8 Kelainan afektif persisten lainnya
F34.9 Kelainan afektif persisten, tidak dijelaskan

F38 Kelainan afektif lainnya

123
Kelainan mood yang tidak cukup berat atau berlangsung tidak
cukup lama.
F38.0 Kelainan afektif tunggal lainnya
F38.1 Kelainan afektif berulang lainnya
F38.8 Kelainan afektif lainnya

F39 Kelainan afektif yang tidak dijelaskan

Blok F40-F49: Neurosis, DENGAN STRESS DAN SOMATOFORMIS

F40 Cemas fobia (phobic anxiety)


Cemas muncul terhadap situasi yang jelas dan tidak berbahaya;
yang kalau bisa dihindari, atau kalau terpaksa akan dihadapi dengan
takut. Kekhawatiran bisa berupa gejala berdebar-debar atau rasa mau
jatuh, dan sering diikuti oleh khawatir akan kematian, kehilangan
kontrol, atau gila. Berpikir untuk masuk ke situasi fobia biasanya
sudah menimbulkan cemas. Cemas fobia sering hadir bersamaan
dengan depresi.
F40.0 Agoraphobia takut berada di tempat terbuka
F40.1 Fobia-fobia sosial - anthropophobia atau neurosis sosial
F40.2 Fobia spesifik (isolated) - acrophobia (takut ketinggian),
claustrophobia (takut tempat tertutup), fobia binatang, fobia
sederhana
F40.8 Cemas fobia lainnya
F40.9 Cemas fobia, tidak dijelaskan

F41 Kelainan cemas lainnya


Cemas merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada situasi
tertentu..
F41.0 Panik [cemas paroksismal secara episodik]
F41.1 Kecemasan umum
F41.2 Cemas campur depresi
F41.3 Cemas campur lainnya
F41.8 Cemas lain yang dijelaskan
F41.9 Cemas, tidak dijelaskan

F42 Kelainan obsesi-kompulsi


Gambaran penting adalah pikiran obsesi dan tindakan kompulsi
yang timbul berulang-ulang. Pikiran obsesi adalah ide, bayangan, atau
dorongan yang memasuki pikiran berulang-ulang dalam bentuk yang
sama. Obsesi hampir selalu menekan perasaan dan pasien sering
berusaha untuk melawannya tapi gagal.
Tindakan kompulsi dilakukan berulang-ulang.. Tujuannya untuk
mencegah kejadian yang dianggap akan mencelakakan terhadap
dirinya atau disebabkan oleh dirinya, walau pun secara objektif tidak
akan terjadi. Biasanya, tingkah laku ini diketahui pasien sebagai tidak
berdasar, dan ia berusaha berulang-ulang untuk melawannya.

124
Nama lain keadaan ini: neurosis anankastik atau neurosis
obsesif-kompulsif
F42.0 Pikiran dengan obsesi yang menonjol
F42.1 Tindakan kompulsi yang menonjol
F42.2 Pikiran dan tindakan obsesi campuran
F42.8 Kelainan obsesi-kompulsi lainnya
F42.9 Kelainan obsesi-kompulsi, tidak dijelaskan

F43 Reaksi terhadap stress berat, dan gangguan penyesuaian


Kategori ini dikenal dengan kejadian yang sangat menekan
perasaan sehingga timbul reaksi stress akut, atau perubahan besar
kehidupan yang tidak menyenangkan sehingga timbul gangguan
penyesuaian. Kelainan dianggap sebagai respons maladaptive atau
adaptasi jelek terhadap stress berkepanjangan.
F43.0 Reaksi stress akut - reaksi sementara terhadap stress fisik dan
mental
F43.1 Stress pasca trauma - respons lama terhadap stress fisik dan
mental
F43.2 Gangguan penyesuaian
F43.8 Reaksi lain terhadap stress berat
F43.9 Reaksi yang tidak dijelaskan terhadap stress berat

F44 Kelainan-kelainan dissosiasi (konversi)


F44.0 Amnesia disosiasi
Gejala utama adalah hilangnya ingatan tentang kejadian penting
yang baru terjadi, bukan sekedar lupa atau lelah. Amnesia
terpusat pada kejadian yang menyakitkan, seperti kecelakaan
atau duka-cita, dan biasanya bersifat partial (sebagian) dan
selektif.
F44.1 Fugue disosiasi
Fugue disosiasi (kehilangan ingatan dan meninggalkan rumah)
memiliki semua gejala amnesia disosiasi, tambah berkelana
melebihi aktifitas harian biasa..
F44.2 Stupor disosiasi
Stupor disosiasi (keadaan setengah sadar) adalah penurunan
atau kehilangan gerakan sadar dan respons terhadap
rangsangan luar seperti cahaya, suara, dan rabaan.
F44.3 Trance and possession disorders
Trance (keadaan seperti dalam mimpi, tapi tidak tidur) adalah
kehilangan sementara identitas pribadi dan kesadaran akan
sekitar. Disini termasuk hanya trance yang tidak disadari atau
tidak diinginkan, di luar situasi keagamaan atau kebudayaan
yang dianutnya.
F44.4 Gangguan motorik disosiasi
F44.5 Konvulsi disosiasi
F44.6 Anestesia disosiasi dan kehilangan sensoris
F44.7 Kelainan disosiasi (konversi) campuran - gabungan kelainan
F44.0-F44.6
F44.8 Kelainan disosiasi (konversi) lainnya

125
F44.9 Kelainan disosiasi (konversi), tidak dijelaskan

F45 Kelainan somatoformis


F45.0 Kelainan somatisasi
Gejala fisik yang banyak, berulang, dan sering berubah selama
paling kurang dua tahun. Kalau gejala jelas dan berlangsung <2
tahun, klasifikasikan pada F45.1.
Kelainan Briquet
F45.1 Gangguan somatoformis tidak khas
Keluhan somatoformis banyak, bervariasi, dan terus menerus,
namun tidak terdapat bentuk klinis kelainan somatisasi yang
jelas.
F45.2 Kelainan hipokondriak
Bentuk utama adalah keyakinan persisten adanya kelainan fisik
serius dan progresif. Perhatian biasanya terfokus pada satu atau
dua organ atau sistem tubuh.
F45.3 Gangguan fungsi otonom somatoformis
F45.4 Nyeri somatoformis persisten
F45.8 Gangguan somatoformis lain
Kelainan sensasi, fungsi, dan tingkah-laku yang tidak
disebabkan kelainan fisik, tidak melalui syaraf otonom, terbatas
pada sistem atau bagian spesifik tubuh.
F45.9 Gangguan somatoformis yang tidak dijelaskan kelainan
psikosomatik NOS

F48 Neurosis lainnya


F48.0 Neurasthenia
Kelelahan mudah terjadi setelah usaha mental atau setelah
usaha fisik minimal. Sering terdapat perasaan fisik umum yang
tidak menyenangkan seperti pusing, sakit kepala, dan rasa tidak
stabil. Nama lain penyakit ini adalah sindroma kelelahan
(Fatigue syndrome)
F48.1 Sindroma depersonalisasi - derealisasi
Pasien mengeluhkan perubahan mutu aktifitas mental, tubuh,
dan lingkungan, sehingga terasa seperti tidak nyata, jauh, dan
serba otomatis di luar kontrol. Pasien sering mengeluh tentang
hilangnya emosi dan merasa terasing dari pikiran, tubuh, atau
dunia nyata..
F48.8 Gangguan neurosis lain
F48.9 Gangguan neurosis, tidak dijelaskan - Neurosis NOS

Blok F50-F59: Sindroma akibat gangguan faal dan fisik

F50 Kelainan makan


F50.0 Anorexia nervosa
F50.1 Anorexia nervosa tidak khas
F50.2 Bulimia nervosa
F50.3 Bulimia nervosa tidak khas
F50.4 Makan berlebihan akibat kekacauan psikologis lain
F50.5 Muntah akibat kekacauan psikologis lain

126
F50.8 Kelainan makan lainnya
Kecuali: pica pada bayi dan anak kecil (F98.3)
F50.9 Kelainan makan, tidak dijelaskan

F51 Kelainan tidur non-organik


F51.0 Insomnia non-organik
F51.1 Hypersomnia non-organik
Hipersomnia adalah keadaan dengan siang sangat mengantuk,
serangan tidur, atau lamanya transisi dari bangun ke sadar penuh.
Kalau tidak ada faktor organik yang mendasari, maka keadaan ini
biasanya berhubungan dengan kelainan jiwa.
F51.2 Nonorganic disorder of the sleep-wake schedule
Tidak ada kesesuaian antara jadwal tidur-bangun dengan jadwal
yang diinginkan pada lingkungan tertentu, sehingga menyebabkan
insomnia atau hipersomnia.
F51.3 Sleepwalking [somnambulism]
Perubahan kesadaran sehingga fenomena tidur dan bangun
bergabung. Pada episode tidur berjalan ini pasien bangkit dari
tempat tidur, biasanya pada sepertiga pertama tidur malam, dengan
rendahnya tingkat keawasan, reaksi dan keterampilan otot. Setelah
bangun biasanya ia tidak ingat kejadian tersebut.
F51.4 Sleep terrors [night terrors]
Episode terror dan panik di waktu malam dengan suara dan
gerakan yang hebat dan aktifitas otonom yang tinggi. Pasien akan
terduduk atau berdiri, biasanya pada sepertiga pertama tidur malam,
dengan teriakan panik. Sering juga ia lari ke pintu seolah-olah ingin
meloloskan diri, namun jarang meninggalkan kamar. Ingatan akan
kejadian tersebut sangat terbatas (biasanya satu atau dua bayangan
yang tidak utuh).
F51.5 Nightmares mimpi buruk
Mimpi berisi rasa cemas dan takut, yang bisa diingat dengan
jelas. Temanya sering mencakup ancaman nyawa, keamanan, atau
harga diri. Biasanya pada episode tersebut terdapat aktifitas otonom,
namun suara atau gerak tubuh tidak jelas. Pada waktu bangun ia
dengan cepat sadar dan berorientasi ke kenyataan.
F51.8 Kelainan tidur nonorganik lainnya
F51.9 Kelainan tidur nonorganik, tidak dijelaskan

F52 Gangguan fungsi seksual tanpa kelainan atau penyakit organik


Mencakup berbagai keadaan yang berhubungan dengan
ketidakmampuan melakukan hubungan seksual seperti yang
diinginkan. Respons seksual adalah proses psikosomatik. Dalam
kelainan ini, proses psikologis dan somatik biasanya terlibat.
F52.0 Kurang atau hilangnya keinginan seksual frigiditas, nafsu sex
hipoaktif
F52.1 Penghindaran sex dan kurangnya kenikmatan seksual
anhedonia (sexual)

127
F52.2 Kegagalan respons genital gangguan ereksi atau kekeringan
vagina
F52.3 Gangguan fungsi orgasme - orgasme tidak terjadi atau tercapai
sangat lama
F52.4 Ejakulasi prematur
F52.5 Vaginismus nonorganic kejang otot sekitar sehingga vagina
tertutup
F52.6 Dyspareunia nonorganik - nyeri selama hubungan seksual
F52.7 Nafsu seksual berlebihan nymphomania (perempuan),
satyriasis (laki-laki)
F52.8 Disfungsi seksual nonorganik lain
F52.9 Disfungsi seksual nonorganik, tidak dijelaskan

F53 Kelainan jiwa dan tingkah-laku pada puerperium, not elsewhere


classified
Kelainan jiwa yang berhubungan dengan nifas yang tidak bisa
diklasifikasikan di tempat lain pada bab ini, baik karena informasi
tidak cukup, atau karena adanya gambaran klinis khusus yang
menyebabkan klasifikasinya di tempat lain tidak sesuai.
F53.0 Kelainan ringan depresi postpartum
F53.1 Kelainan berat psikosis puerperium NOS
F53.8 Kelainan lain
F53.9 Kelainan yang tidak dijelaskan

F54 Kelainan psikologis pada kelainan yang klasifikasinya di tempat


lain
Kategori ini digunakan untuk mencatat pengaruh psikologis
yang diduga berperan dalam timbulnya kelainan fisik yang
klasifikasinya pada bab lain. Termasuk disini faktor-faktor psikologis
yang mempengaruhi keadaan fisik.
Contoh: asthma F54 and J45.-; dermatitis F54 and L23-L25;
gastric ulcer F54 and K25.-; mucous colitis F54 and K58.-; ulcerative
colitis F54 and K51.-; urticaria F54 and L50.-

F55 Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan

F59 Sindroma tingkah-laku akibat faktor fisiologis dan fisik yang


tidak dijelaska

Blok F60-F69: Kelainan kepribadian dan tingkah-laku dewasa


Blok ini berisi berbagai keadaan dan pola-pola tingkah-laku
yang nyata secara klinis dan cenderung menetap. Gejala ini muncul
sebagai ekspresi gaya hidup seseorang dan caranya berhubungan
dengan diri sendiri dan orang lain. Beberapa dari gejala ini muncul
dini pada perkembangan seseorang, dan yang lainnya didapatkan
lebih lambat.
Kelainan kepribadian spesifik (F60), campuran (F61), dan
perubahan kepribadian (F62) merupakan pola tingkah-laku yang
tertanam dalam, dan muncul sebagai respons terhadap berbagai

128
situasi. Mereka melambangkan pembelokan tajam dalam memahami,
memikirkan, merasakan, dan terutama membandingkan dirinya
dengan orang lain. Mereka sering berhubungan dengan distress
subjektif dan masalah penampilan sosial.

F60 Kelainan kepribadian spesifik


Kekacauan berat kepribadian dan tingkah-laku, bukan akibat
langsung gangguan otak atau kelainan psikiatrik lain. Biasanya
melibatkan beberapa daerah kepribadian, berhubungan dengan
ketegangan pribadi yang berat dan kerusakan hubungan sosial, dan
muncul sejak kanak-kanak atau remaja.
F60.0 Gangguan kepribadian paranoid
Sangat sensitif akan kemunduran, tidak bisa memaafkan hinaan,
curiga berlebihan, bersikap siap tempur dan sangat menjaga hak-hak
pribadi. Ia merasa dirinya sangat penting dan selalu membandingkan
segala sesuatu dengan diri sendiri.
F60.1 Gangguan kepribadian skizoid
Khas dengan menarik diri dari hubungan yang akrab, sosial dan
lainnya dan lebih menyukai khayalan, aktifitas sendiri, dan
introspeksi.
F60.2 Gangguan kepribadian antisosial
Khas dengan tidak peduli akan kewajiban sosial dan perasaan
orang lain. Disebut juga kepribadian amoral, anti sosial, asosial,
psikopatik atau sosiopatik
F60.3 Kepribadian emosi labil
Bertendensi untuk bertindak tanpa memikir akibat, alam
perasaan mudah berubah. emosi mudah meledak dan tidak terkontrol.
Gejala lain adalah tendensi untuk merusak diri sendiri, atau bunuh
diri. Disebut juga kepribadian agresif atau eksplosif
F60.4 Kepribadian histrionik
Alam perasaan dangkal dan labil, mendramatisir diri sendiri,
ekspresi emosi berlebihan, mudah disugesti, egosentris, mudah
tersinggung, dan selalu mencari pujian, rangsangan, dan perhatian.
Disebut juga kepribadian histeris dan psikoinfantil
F60.5 Kepribadian anankastik
Selalu ragu-ragu; ingin serba sempurna (perfeksionisme),
perhatian akan detail berlebihan; bandel, sangat hati-hati, dan kaku.
Disebut juga kepribadian kompulsif, obsesif, obsesif-kompulsif
F60.6 Kepribadian hindaran atau cemas
Pasien memiliki perasaan tegang dan enggan, tidak percaya diri
dan rendah diri. Selalu ingin disenangi dan diterima, sangat sensitif
akan kritikan, dan bertendensi menghindari aktifitas rutin tertentu
dengan membesar-besarkan bahaya atau resikonya.
F60.7 Kepribadian tergantung
Tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan, patuh
pada keinginan orang yang lebih tua, dan respons yang lemah
terhadap tuntutan kehidupan harian.

129
F60.8 Kelainan kepribadian lainnya
Kepribadian eksentrik, narcissistic, immatur, pasif agresif,
psikoneurotik
F60.9 Kelainan kepribadian, tidak dijelaskan

F61 Kelainan kepribadian campuran dan lainnya


Kategori ini adalah untuk kelainan spesifik yang sering
menimbulkan gangguan tapi tidak memiliki pola spesifik dari gejala-
gejala pada F60.-.

F62 Perubahan kepribadian menetap, bukan karena kelainan otak


Gangguan kepribadian yang berkembang setelah stress berat
atau penyakit jiwa yang berat. Perubahan kepribadian harus jelas dan
tidak terdapat sebelum kejadian.
F62.0 Perubahan kepribadian menetap setelah stress berat
F62.1 Perubahan kepribadian menetap setelah sakit jiwa
F62.8 Perubahan kepribadian menetap lainnya
F62.9 Perubahan kepribadian menetap, tidak dijelaskan

F63 Kelainan kebiasaan dan dorongan


Khas dengan tindakan berulang tanpa motivasi yang rasional,
tidak bisa dikontrol, dan umumnya merusak kepentingan pasien
sendiri dan orang lain.
F63.0 Judi yang patologis
Kelainan ini berupa episode perjudian yang mendominasi
kehidupan pasien sampai merusak nilai-nilai dan kewajiban sosial,
pekerjaan, dan keluarga.
F63.1 Pembakaran yang patologis [pyromania]
Khas dengan usaha membakar tanpa motif yang jelas, dan
pikiran tentang api dan kebakaran. Diawali peningkatan ketegangan
sebelum, dan kepuasan dalam sesudah tindakan
F63.2 Mencuri yang patologis [kleptomania]
Kelainan dengan kegagalan menahan dorongan untuk mencuri
objek yang tidak berguna untuk pribadi. Objek ini bisa dibuang,
diberikan kepada orang lain, atau dikoleksikan. Terdapat ketegangan
sebelum tindakan, dan sangat puas sesudahnya.
F63.3 Menarik rambut yang patologis (trichotillomania)
Khas dengan botak karena gagal menahan dorongan menarik
rambut. Penarikan rambut didahului oleh ketegangan yang tinggi dan
diikuti oleh perasaan lega atau puas.
F63.8 Kelainan kebiasaan dan dorongan lainnya
F63.9 Kelainan kebiasaan dan dorongan, tidak dijelaskan

F64 Kelainan identitas kelamin


F64.0 Transsexualisme
Khas dengan hasrat hidup sebagai anggota seks yang
berlawanan, biasanya diikuti perasaan tidak nyaman atau tidak pantas

130
pada kelompok seksnya sendiri, dan berharap memperoleh
pembedahan dan pengobatan supaya tubuh sesuai dengan seks yang
diinginkan
F64.1 Transvestisme peran-ganda
Memakai pakaian jenis seks lain untuk menikmati rasa menjadi
anggota jenis seks tersebut, tanpa hasrat pergantian seks dan tidak
diikuti oleh kepuasan seksual.

F64.2 Kelainan identitas kelamin kanak-kanak


Pertama muncul di masa kanak-kanak, ingin menjadi jenis seks
yang berbeda. Pikiran selalu pada pakaian dan aktifitas jenis seks
yang berbeda dan kesal akan jenis seks sendiri.
F64.8 Kelainan identitas kelamin lainnya
F64.9 Kelainan identitas kelamin, tidak dijelaskan

F65 Kelainan nafsu seksual


F65.0 Fetishisme
Mengandalkan benda mati (fetish) untuk rangsangan dan
kepuasan seksual. Fetish sering merupakan bagian tambahan tubuh,
misalnya pakaian atau sepatu. Contoh umum lainnya khas dengan
texture tertentu seperti karet, plastik atau kulit. Objek-objek fetish
bisa hanya digunakan untuk meningkatkan rangsangan seksual
(misalnya dengan partner yang mengenakan pakaian tertentu).
F65.1 Transvestisme fetish
Pemakaian pakaian jenis seks yang berlawanan untuk
rangsangan seksual dan menciptakan penampilan jenis seks berbeda.
Berbeda dari transvestisme trans-seksual, transvestisme fetish
memiliki hubungan yang jelas dengan rangsangan seksual dan
keinginan kuat untuk menanggalkan pakaian tersebut ketika orgasme
telah dicapai. Keadaan ini bisa terjadi pada fase awal perkembangan
trans-seksualisme.
F65.2 Exhibitionisme
Tendensi untuk memperlihatkan genitalia kepada jenis seks
yang berbeda atau ke orang banyak di tempat umum, tanpa
bermaksud mengadakan kontak seksual. Biasanya, tapi tidak selalu,
rangsangan seksual pada waktu itu diikuti oleh masturbasi.
F65.3 Voyeurisme
Tendensi untuk mengintip orang yang sedang berhubungan
seksual atau membuka baju. Dilakukan tanpa setahu objek, dan
diikuti oleh rangsangan seksual dan masturbasi.
F65.4 Paedophilia
Nafsu seks pada anak lelaki dan/atau perempuan sebelum atau
awal pubertas.
F65.5 Sadomasochisme
Aktifitas seksual yang melibatkan pemberian rasa nyeri, hinaan,
atau ikatan. Keinginan sebagai penerima disebut masochisme; sebagai
pemberi disebut sadisme.

131
F65.6 Kelainan ganda nafsu seksual
Lebih dari satu preferensi seksual abnormal dan tidak ada yang
lebih menonjol. Kombinasi yang sering adalah fetishisme,
transvestisme, dan sadomasochisme.
F65.8 Kelainan nafsu seksual lainnya
Melakukan telpon cabul, menggeserkan badan pada orang lain
untuk rangsangan seks di tempat ramai; aktifitas seksual dengan
binatang (zoophilia), mayat (necrophilia), dan penggunaan cekikan
atau anoksia untuk meningkatkan rangsangan seksual.
F65.9 Kelainan nafsu seksual, tidak dijelaskan

F66 Kelainan yang berhubungan dengan perkembangan dan


orientasi seksual
Note: Orientasi seksual saja tidak dianggap sebagai kelainan.

F66.0 Gangguan pematangan seksual


Pasien tidak yakin akan identitas gender atau orientasi
seksualnya. Sering pada remaja yang tidak pasti apakah ia homo-,
hetero- atau bi-seksual, atau pada orang dewasa yang setelah
orientasi seksualnya terlihat stabil, mendapatkan bahwa orientasi
seksualnya itu berubah.
F66.1 Orientasi seksual egodystonik
Identitas gender atau preferensi seksual (heterosexual,
homosexual, bisexual, atau prepubertal) tidak diragukan, tapi ia
berharap hal ini berbeda, dan mungkin mencari pengobatan untuk
mengubahnya.
F66.2 Gangguan hubungan seksual
Identitas gender atau orientasi seksual (hetero-, homo-, atau bi-
sexual) menyebabkan kesulitan dalam membentuk atau
mempertahankan hubungan dengan pasangan seksualnya.
F66.8 Kelainan perkembangan psikoseksual lainnya
F66.9 Kelainan perkembangan psikoseksual, tidak dijelaskan

F68 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya


F68.0 Penonjolan gejala fisik untuk alasan psikologis
Gejala-gejala fisik yang sudah pasti menjadi menonjol dan lama
akibat keadaan psikologis. Pasien umumnya tertekan oleh gejala ini.
Disebut juga neurosis kompensasi
F68.1 Menciptakan gejala atau cacad fisik atau psikologis
Pasien berulang-ulang menciptakan gejala tanpa alasan yang
jelas, dan malah melukai diri sendiri untuk lebih meyakinkan.
Motivasinya kabur dan mungkin untuk mengambil peran sebagai
orang sakit. Disebut juga sindroma Munchhausen
F68.8 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya yang
dijelaskan

F69 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa , tidak dijelaskan

132
Blok F70-F79: Retardasi Mental
Perkembangan pikiran terhenti atau tidak sempurna, khas
dengan kegagalan keterampilan pada masa perkembangan.
Keterampilan ini ikut menentukan level kecerdasan umum seperti
daya kognitif (pengenalan), bahasa, gerakan, dan sosial. Retardasi
dapat terjadi dengan atau tanpa keadaan mental dan fisik lainnya.
Derajat retardasi mental diukur dengan alat uji kecerdasan yang
distandarisasi. Ukuran ini memberi perkiraan derajat retardasi
mental. Kemampuan intelektual dan adaptasi sosial bisa membaik
sebagai hasil latihan dan rehabilitasi. Diagnosis harus didasarkan
pada tingkat kemampuan fungsi saat pemeriksaan.
Subdivisi berikut digunakan untuk menunjukkan luasnya
kerusakan tingkah laku.
.0 Kerusakan tingkah laku tidak ada atau minimal
.1 Kerusakan tingkah laku nyata dan memerlukan perhatian dan
pengobatan.
.8 Kerusakan tingkah laku lain
.9 Kerusakan tingkah laku tidak disebutkan
Kalau perlu gunakan kode tambahan untuk keadaan lain yang
berhubungan seperti autisma, gangguan perkembangan lain, epilepsi,
kelainan perangai, atau cacad fisik yang berat.

F70 Retardasi mental ringan


IQ 5069 (pada dewasa, usia mental 912 tahun). Cenderung
menyebabkan kesulitan belajar di sekolah. Banyak dewasa dengan IQ
ini masih mampu bekerja dan mempertahankan hubungan sosial yang
baik dan berguna untuk masyarakat.

F71 Retardasi mental sedang


IQ 3549 (pada dewasa, usia mental 6-9 tahun). Perkembangan
terlambat di masa kanak-kanak, tapi umumnya bisa mengurus diri
sendiri dengan komunikasi dan akademis yang memadai. Orang akan
memerlukan berbagai sokongan untuk hidup dan bekerja di
masyarakat.

F72 Retardasi mental berat


IQ 20-34 (pada dewasa, usia mental 3-6 tahun), cenderung
membutuhkan sokongan terus menerus.

F73 Retardasi mental sangat berat


IQ di bawah 20 (pada dewasa, usia mental di bawah 3 tahun).
Menyebabkan sulit merawat diri sendiri, buang air besar dan kecil,
komunikasi dan gerakan.

F78 Retardasi mental lain

133
F79 Retardasi mental tidak dijelaskan

Blok F80-F89: Kelainan perkembangan psikologis


Dimulai pada masa bayi atau kanak-kanak, berhubungan dengan
pematangan sistem syaraf pusat, dan arah yang tetap tanpa remisi
atau relaps. Fungsi yang terganggu mencakup bahasa, keterampilan
visuo-spatial (penglihatan ruang), dan koordinasi gerak. Biasanya
kerusakan berkurang ketika bertumbuh, walau pun defisit ringan
sering ada pada usia dewasa.

F80 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa


Pola normal berbahasa terganggu sejak awal perkembangan..
Sering sulit membaca dan mengeja, kelainan hubungan antar-pribadi,
serta kelainan emosi dan tingkah laku.
F80.0 Gangguan artikulasi (membuat kata) waktu bicara
Penggunaan artikulasi di bawah level yang sesuai untuk usia,
tapi keterampilan bahasa normal. Disebut juga dyslalia
F80.1 Gangguan bahasa ekspresif
Penggunaan ekspresi bahasa rendah, tapi pemahaman normal.
Bisa diikuti kelainan artikulasi. Disebut juga dysphasia atau aphasia
perkembangan jenis ekspresif
F80.2 Gangguan bahasa reseptif
Pemahaman bahasa rendah, diikuti gangguan bahasa ekspresi
dan artikulasi. Disebut juga dysphasia, aphasia perkembangan jenis
reseptif, aphasia Wernicke, dan tuli kata-kata
F80.3 Aphasia didapat dengan epilepsy [Landau-Kleffner]
Perkembangan bahasa mulanya normal, lalu kemampuan bahasa
reseptif dan ekspresif menghilang, dengan inteligensia umum baik.
Awalnya disertai oleh kelainan otak atau epilepsi. Onset biasanya
antara usia 3-7 tahun.

F80.8 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa lainnya


Lisping (susah mengeluarkan huruf s dan menggantinya
dengan ts
F80.9 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa, tidak dijelaskan

F81 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah


Kelainan dengan gangguan keterampilan sejak tingkat awal
perkembangan. Hal ini bukan karena kurangnya kesempatan belajar,
tidak semata-mata akibat retardasi mental, dan tidak akibat trauma
atau penyakit pada otak.
F81.0 Kelainan khusus membaca - dyslexia perkembangan
F81.1 Kelainan khusus mengeja
F81.2 Kelainan khusus keterampilan berhitung
F81.3 Kelainan keterampilan sekolah campuran
F81.8 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah lainnya

134
F81.9 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah, tidak dijelaskan

F82 Kelainan perkembangan fungsi gerak


Kelainan dengan gambaran utama kegagalan serius
perkembangan koordinasi motorik yang tidak bisa hanya dijelaskan
oleh retardasi intelektual umum atau kelainan neurologis baik
kongenital atau didapat.

F83 Kelainan perkembangan campuran


Kategori sisa yang berisi campuran gangguan perkembangan
spesifik bicara dan bahasa, keterampilan belajar, dan fungsi motoris,
tapi tidak ada yang lebih menonjol untuk diagnosa utama. Kategori ini
dipakai kalau gangguan fungsi memenuhi kriteria untuk dua atau
lebih dari F80, F81, dan F82.

F84 Kelainan perkembangan pervasif


Khas dengan kelainan interaksi sosial timbal-balik dan pola
komunikasi, dan oleh minat dan aktifitas yang terbatas, berbentuk
khas, dan berulang-ulang. Kelainan ini merupakan bentuk pervasif
fungsi seseorang dalam semua situasi.
F84.0 Autisma kanak-kanak
Ditentukan oleh adanya perkembangan abnormal sebelum usia
tiga tahun, dan ciri-ciri khas fungsi abnormal pada ketiga area
psikopatologi (interaksi sosial timbal-balik, komunikasi, dan tingkah
laku yang terbatas, khas dan berulang).
F84.1 Autisma tidak khas
Berbeda dari autisma kanak-kanak dalam usia onset atau tidak
terpenuhinya ketiga set kriteria diagnosa.
F84.2 Sindroma Rett
Pada anak perempuan, perkembangan awal normal lalu diikuti
penurunan kemampuan bicara, keterampilan gerakan dan
penggunaan tangan, bersama dengan perlambatan pertumbuhan
kepala, biasanya dengan onset antara usia 7-24 bulan.
F84.3 Kelainan disintegrasi kanak-kanak lainnya
Periode perkembangan yang normal sebelum onset kelainan,
diikuti oleh hilangnya keterampilan yang telah diperoleh dalam waktu
beberapa bulan saja.
F84.4 Kelainan overaktif sehubungan dengan retardasi mental dan
gerakan stereotype
Kategori ini melibatkan anak-anak dengan retardasi mental
berat (IQ <34) dengan masalah utama pada hiperaktifitas dan
perhatian, di samping tingkah laku stereotype.
F84.5 Sindroma Asperger
Interaksi sosial seperti autisma, minat dan aktifitas terbatas,
stereotype, dan berulang. Tidak terdapat retardasi perkembangan
bahasa atau kognitif. Kelainan ini sering berhubungan dengan
gerakan yang kacau.
F84.8 Kelainan perkembangan pervasif lainnya

135
F84.9 Kelainan perkembangan pervasif, tidak dijelaskan

F88 Gangguan perkembangan psikologis lainnya - agnosia


perkembangan

F89 Gangguan perkembangan psikologis yang tidak dijelaskan

Kelainan tingkah-laku dan emosi dengan onset biasanya pada masa


kanak-kanak dan remaja (F90-98)

F90 Kelainan hiperkinetik


Onset dini (biasanya balita), kurangnya usaha aktifitas kognitif,
suka berganti aktifitas tanpa penyelesaian, dan aktifitas tidak teratur
dan berlebihan.. Tidak memiliki rasa sungkan pada orang dewasa,
tidak disukai oleh anak lain dan mungkin tersisih. Terdapat kegagalan
fungsi kognitif umum, dan keterlambatan perkembangan motorik dan
bahasa.
F90.0 Kekacauan aktifitas dan perhatian
F90.1 Kelainan hiperkinetik disertai kelainan perangai
F90.8 Kelainan hiperkinetik lain
F90.9 Kelainan hiperkinetik, tidak dijelaskan

F91 Kelainan perangai (conduct disorders)


Pola kelakuan dissosial, agresif, atau bandel yang berulang dan
persisten, yang lebih berat daripada kenakalan anak-anak atau
remaja, berlangsung lama (enam bulan atau lebih). Contohnya
berkelahi atau menjajah (bullying) yang berlebihan, kasar pada
orang lain atau binatang, merusak harta benda, membakar, mencuri,
berbohong, bolos sekolah dan lari dari rumah, temper tantrum sangat
sering dan berat, dan tidak patuh. Satu saja dari tingkah laku ini,
kalau menonjol, cukup untuk menegakkan diagnosa.
F91.0 Kelainan perangai yang hanya di dalam keluarga
Agresif (juga melawan, bandel dan disruptif [menghambat
kegiatan]) yang hampir selalu terjadi di rumah dan dengan anggota
keluarga inti atau anggota di rumah tangga.
F91.1 Kelainan perangai tanpa sosialisasi
Khas dengan kombinasi tingkah laku dissosial atau agresif
dengan pervasif yang nyata dalam hubungannya dengan anak-anak
lain.
F91.2 Kelainan perangai sosialisasi
Mencakup tingkah laku dissosial atau agresif pada orang-orang
yang umumnya menyatu dengan baik dengan teman sebayanya.

F91.3 Kelainan bandel oposisional


Kelainan perangai khas dengan tingkah laku melawan, tidak
patuh atau disruptif tapi tidak melibatkan tindakan yang lebih
ekstrim.
F91.8 Kelainan perangai lainnya

136
F91.9 Kelainan perangai, tidak dijelaskan

F92 Kelainan campuran perangai dan emosi


Kelompok kelainan yang khas dengan kombinasi tingkah laku
agresif, dissosial atau bandel, dengan gejala-gejala nyata depresi,
cemas atau gangguan emosi lain.
F92.0 Kelainan perangai depresif
Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan depresi (F32.-),
kehilangan minat akan aktifitas, menyalahkan diri, dan putus asa.
Bisa terdapat gangguan tidur atau selera makan.
F92.8 Kelainan perangai dan emosi campuran lainnya
Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan gejala emosi yang
persisten dan nyata seperti cemas, obsesi atau kompulsi,
depersonalisasi atau derealisasi, fobia, atau hipokondria.
F92.9 Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan

F93 Kelainan emosi dengan onset pada masa kanak-kanak


Terutama pemberatan terhadap trend perkembangan normal,
bukan fenomena abnormal itu sendiri. Kesesuaian perkembangan
digunakan sebagai gambaran kunci dalam perbedaan kelainan emosi
ini dari kelainan neurosis (F40-F48).
F93.0 Kelainan cemas perpisahan pada anak
Didiagnosa kalau takut berpisah merupakan fokus kecemasan
dan kecemasan tersebut muncul pertama kali pada tahun-tahun awal
masa kanak-kanak.
F93.1 Kelainan cemas fobia pada anak
Ketakutan masa kanak-kanak yang menunjukkan kespesifikan
fase perkembangan dan terdapat pada sebagian besar anak, tapi
derajatnya abnormal.
F93.2 Kelainan cemas sosial anak
Disini terdapat kekhawatiran akan orang asing dan keengganan
sosial, atau cemas kalau bertemu dengan situasi yang baru, asing,
atau secara sosial mengancam. Misalnya kelainan hindaran masa
kanak-kanak dan remaja
F93.3 Kelainan persaingan pada saudara
Kekacauan emosi yang biasanya mengikuti kelahiran adik
diperlihatkan oleh sebagian besar anak yang masih kecil. Disebut juga
Sibling jealousy
F93.8 Kelainan emosi kanak-kanak lainnya
F93.9 Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan

F94 Kelainan fungsi sosial yang dimulai di masa kanak-kanak atau


remaja
Merupakan kelompok yang memiliki kelainan fungsi sosial sama
yang dimulai sewaktu perkembangan, tapi tidak melibatkan semua
area fungsi sosial. Distorsi lingkungan yang serius mungkin
memainkan peranan penting dalam etiologi sebagian besar kasus.

137
F94.0 Mutisme elektif
Keadaan bisu elektif ini khas dengan selektifnya kemampuan
bicara yang ditentukan oleh emosi, misalnya anak mampu berbicara
pada satu situasi namun tidak bisa bicara pada situasi (tertentu)
lainnya.
F94.1 Kelainan tambahan bersifat reaktif pada anak
Dimulai pada usia balita dan khas dengan kelainan persisten
hubungan sosial.
F94.2 Kelainan tambahan anak-anak bersifat disinhibisi (tanpa
hambatan)
Merupakan pola fungsi sosial abnormal yang muncul pada usia
balita dan cenderung bertahan walau pun keadaan lingkungan telah
berubah.
F94.8 Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak lainnya
F94.9 Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak, tidak dijelaskan

F95 Kelainan Tic


Manifestasi utama suatu bentuk tic, yaitu gerakan motor yang
tidak berirama atau suara tiba-tiba dan tanpa tujuan. Tic motorik
umum sederhana hanya melibatkan pengedipan mata, getaran leher,
mengangkat bahu, dan mengerutkan wajah. Tic vokalis umum
sederhana mencakup pembersihan tenggorok, menghardik, membau-
bau, dan mendesis.
F95.0 Kelainan tic sementara
Tic berlangsung kurang dari 12 bulan. biasanya berbentuk
kedipan mata, kerutan wajah, dan getaran kepala.
F95.1 Kelainan tic motor atau vocal kronis
Berupa tic motorik atau vokal tapi tidak keduanya, yang masing-
masing bisa tunggal atau ganda, dan berlangsung lebih dari satu
tahun.
F95.2 Kelainan tic motor atau vocal gabungan [de la Tourette]
Suatu bentuk kelainan tic dengan satu atau lebih tic vokal, yang
tidak harus muncul bersamaan. Biasanya makin berat selama remaja
dan cenderung menetap di usia dewasa. Tic vokal sering muncul
ganda dengan vokalisasi berulang yang meledak-ledak, pembersihan
tenggorokan, dan menyumpah, dan bisa dengan penggunaan kata-
kata atau ungkapan cabul. Bisa terdapat echopraxia dengan gerakan
badan yang bisa saja bersifat cabul (copropraxia)
F95.8 Kelainan tic lainnya
F95.9 Kelainan tic, tidak dijelaskan

F98 Kelainan tingkah laku dan emosi lain dengan awalnya anak atau
remaja
Kelompok kelainan heterogen yang memiliki onset di masa
kanak-kanak. Beberapa dari keadaan ini mewakili sindroma yang

138
sudah jelas, namun pada yang lain tidak lebih daripada kompleks
gejala yang perlu dimasukkan karena keseringannya dan
hubungannya dengan masalah psikososial, dan karena tidak bisa
dimasukkan ke dalam sindroma lain.
F98.0 Enuresis non-organik
Khas dengan kencing di luar kesadaran baik siang atau malam,
tidak sesuai dengan usia mentalnya, dan tidak karena kurangnya
kontrol bladder akibat kelainan neurologis, serangan epilepsi, atau
kelainan struktur saluran kencing.
F98.1 Enkopresis nonorganis
Berak berulang baik sadar atau tidak, dengan kepadatan normal
atau mendekati normal, pada tempat yang tidak sesuai dengan setting
sosiokultural.
F98.2 Feeding disorder of infancy and childhood
Kelainan pemberian makanan pada masa bayi atau kanak-kanak
kecil.
F98.3 Pica pada bayi dan anak
Memakan zat-zat bukan makanan (seperti tanah, cat, pecahan
kayu, dsb.) secara persisten. Ini bisa merupakan bagian dari kelainan
psikiatrik yang lebih luas (misalnya autisma), atau tingkah laku
psikopatologis terpisah seperti pada klasifikasi ini.
F98.4 Kelainan gerakan stereotypical
Gerakan sadar, berulang, stereotype, tanpa fungsi (dan sering
berirama) yang bukan bagian dari keadaan psikiatrik atau neurologis
yang dikenal. Gerakan yang tidak membahayakan diri sendiri antara
lain body-rocking, head rocking, mencabut rambut, memutar
rambut, finger-flicking, dan hand-flapping.
F98.5 Stuttering [stammering] - gagap
Bicara khas dengan pengulangan atau pemanjangan suara suku
kata atau kata, atau oleh seringnya keraguan atau penghentian yang
mengganggu alur irama bicara.
F98.6 Cluttering
Bicara yang cepat dengan gangguan kelancaran, tapi tidak
disertai pengulangan atau keraguan, yang beratnya sampai
menyebabkan pembicaraan tidak bisa dimengerti. Bicara sering salah
dan tidak berirama, dengan getaran-getaran cepat yang biasanya
menunjukkan pola kalimat yang tidak benar.
F98.8 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-kanak dan
remaja
F98.9 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-kanak dan
remaja
Kelainan tingkah laku dan emosional yang tidak dijelaskan,
dengan onset biasanya di masa kanak-kanak dan remaja

Kelainan mental yang tidak dijelaskan (F99)

F99 Kelainan mental, tidak dijelaskan

139
PENYAKIT-PENYAKIT
SISTEM PERSYARAFAN (G00-G99)
Kondisis tertentu yang bisa diklasifikasikan pada bab ini bisa
disebabkan oleh efek obat atau penyebab eksternal. Kode dari Bab XX
bisa digunakan sebagai kode tambahan.

Blok-blok di dalam Bab ini adalah:


G00-G09 Penyakit peradangan CNS
G10-G13 Atrofi sistemik yang terutama mengganggu CNS
G20-G26 Kelainan extrapyramid dan gerakan
G30-G32 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf
G35-G37 Penyakit-penyakit demielinasi CNS
G40-G47 Kelainan bersifat episode dan paroxysmal
G50-G59 Kelainan syaraf, urat syaraf, dan pleksus
G60-G64 Polineuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer
G70-G73 Penyakit-penyakit myoneural junction dan otot
G80-G83 Kelumpuhan otak dan sindroma kelumpuhan lainnya
G90-G99 Kelainan lain sistem syaraf

Kategori asterisk untuk Bab ini adalah sbb.:


G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.
G05* Encephalitis, myelitis dan encephalomyelitis pada
penyakit c.e.
G07* Abses dan granuloma intrakranial dan intraspinal
pada penyakit y c.e.
G13* Atrofi sistemik yang terutama ,mengganggu CNS
pada penyakit c.e.
G22* Parkinsonism pada peny. c.e.
G26* Kelainan extrapyramid dan gerakan pada penyakit
c.e.
G32* Kelainan degeneratif lain sistem syaraf pada
penyakit c.e.
G46* Sindroma otak vaskuler pada CVD (cerebrovascular
diseases)
G53* Kelainan syaraf otak (nervus craniales) pada
penyakit c.e.
G55* Penekanan akar syaraf dan pleksus pada penyakit
c.e.
G59* Mononeuropati pada peny. c.e.
G63* Polyneuropati pada peny. c.e.
G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit
c.e.
G94* Kelainan otak lainnya pada penyakit c.e.
G99* Kelainan sistem syaraf lainnya pada penyakit c.e.
(c.e. = classified elsewhere; yang klasifikasinya di tempat
lain).

Penyakit-penyakit peradangan sistem syaraf pusat (G00-G09)

G00 Meningitis bakteri, not elsewhere classified

140
Termasuk: bacterial: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis,
pachymeningitis
Kecuali: bacterial:: meningoencephalitis (G04.2), meningomyelitis
(G04.2)
G00.0 Meningitis haemophilus
Meningitis akibat Haemophilus influenzae
G00.1 Meningitis pneumokokus
G00.2 Meningitis streptokokus
G00.3 Meningitis stafilokokus
G00.8 Meningitis bakteri lain
Meningitis akibat Escherichia koli, basil Friedlnder, Klebsiella
G00.9 Meningitis bakteri, tak dijelaskan
Meningitis: purulenta NOS, piogenik NOS, supuratif NOS

G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.


Meningitis (pada):
demam tifus (A01.0), infeksi salmonella (A02.2),
tuberkulosa (A17.0)
anthrax (A22.8), leptospirosis (A27.- ), listeria (A32.1),
meningococcus (A39.0)
sifilis: kongenital (A50.4), sekunder (A51.4)
neurosifilis (A52.1), gonokokus (A54.8), penyakit Lyme
(A69.2)
Kecuali: meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit
bakteri c.e. (G05.0*)

G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.


Kecuali: meningoensefalitis/meningomielitis pada penyakit infeksi
dan parasit c.e. (G05.1-G05.2*)
G02.0* Meningitis pada penyakit virus c. e.
Meningitis (akibat):
enterovirus (A87.0), adenovirus (A87.1), herpesvirus
[herpes simplex] (B00.3),
varicella [chickenpox] (B01.0), zoster (B02.1), measles
(B05.1),
rubella (B06.0), mumps (B26.1), mononukleosis infesiosa
(B27.- )
G02.1* Meningitis pada mikosis
Meningitis (pada):
kandida (B37.5), koksidioidomikosis (B38.4), kriptokokus
(B45.1)
G02.8* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.
Meningitis akibat: tripanosomiasis Afrika (B56.-), penyakit
Chagas (kronis) (B57.4)

G03 Meningitis akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak


dijelaskan
Termasuk: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis dan
pachymeningitis,
akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan
Kecuali: meningoensefalitis (G04.-), meningomyelitis (G04.-)

141
G03.0 Meningitis nonpyogenik
Meningitis nonbakteri
G03.1 Meningitis kronis
G03.2 Meningitis berulang jinak [Mollaret]
G03.8 Meningitis akibat penyebab lain yang dijelaskan
G03.9 Meningitis, tidak dijelaskan
Arachnoiditis (spinal) NOS

G04 Ensefalitis, myelitis dan ensefalomyelitis


Termasuk: myelitis asendens akut, meningoensefalitis,
meningomyelitis
Kecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toksik (G92), NOS (G93.4)
mielitis transversa akut (G37.3), mielitis nekrotikans subakut
(G37.4)
multiple sclerosis (G35), ensefalomielitis mialgika jinak
(G93.3)
G04.0 Ensefalitis disseminata akut
Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-immunisasi
Gunakan kode eksternal Bab XX untuk identifikasi vaksin
G04.1 Paraplegia spastik tropis
G04.2 Meningoensefalitis dan meningomielitis bakteri, NEC
G04.8 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis lainnya
Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOS
G04.9 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis, tidak dijelaskan
Ventrikulitis (serebri) NOS

G05* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit c. e.


Termasuk Meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit
c.e.
G05.0* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit
bakteri c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada):
TB (A17.8), listeria (A32.1), meningococcus (A39.8),
sifilis kongenital (A50.4), sifilis lanjut (A52.1)
G05.1* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit virus
c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada):
enterovirus (A85.0), adenovirus (A85.1),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.4), postchickenpox
(B01.1),
zoster (B02.0), measles (B05.0), rubella (B06.0),
cytomegalovirus (B25.8), mumps (B26.2), influenza (J09,
J10.8, J11.8)
G05.2* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit
infeksi dan parasit lain, c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada):
tripanosomiasis afrika (B56.-), penyakit Chagas (kronis)
(B57.4),
toxoplasmosis (B58.2), naegleriasis (B60.2)
Meningoensefalitis eosinophilia (B83.2)

142
G05.8* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit lain
c.e.
Encephalitis pada systemic lupus erythematosus (M32.1)

G06 Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal


G06.0 Abses dan granuloma intrakranium
Abses (embolik)(dari): otak [bagian mana pun], serebellum,
serebrum, otogenik
Abses atau granuloma intrakranium: epidura, extradura,
subdura
G06.1 Abses dan granuloma intraspinal
Abses (embolik) dari medulla spinalis [bagian mana pun]
Abses atau granuloma intraspinal: epidura, extradura, subdura
G06.2 Abses ekstradura dan subdura, tidak dijelaskan

G07* Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal pada


penyakit c.e.
Abses otak: amoebik (A06.6), gonokokus (A54.8), TB (A17.8)
Granuloma skistosomiasis di otak (B65.-)
Tuberkuloma: otak (A17.8), meninges (A17.1)

G08 Phlebitis dan thrombophlebitis intrakranium dan intraspinal


Embolisme, endoflebitis, flebitis, thromboflebitis, atau thrombosis
dengan sepsis
pada sinus venosa dan vena-vena intrakranium atau
intraspinal
Kecuali: flebitis dan thromboflebitis intrakranium:
sebagai komplikasi: abortus atau hamil ektopik atau mola
(O00-O07, O08.7);
hamil, melahirkan dan nifas (O22.5, O87.3)
yang asalnya nonpyogenik (I67.6)
flebitis dan thromboflebitis intraspinal nonpyogenik (G95.1)

G09 Sequelae penyakit peradangan sistem syaraf pusat (SSP)


Kategori ini digunakan untuk kondisi yang klasifikasi utamanya
pada G00-G08 (kecuali yang memiliki asterisk [*]) sebagai penyebab
dari sekuel yang bisa diklasifikasikan di tempat lain. Sekuel adalah
kondisi yang dinyatakan sebagai sekuel, atau efek jangka panjang,
atau yang terdapat satu tahun atau lebih setelah onset kondisi
penyebab.
Kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau sifat
kondisi sisa tercatat. Ketika mengkode kondisi sisa, G09 bisa
digunakan sebagai kode tambahan. Perhatikan bahwa sekuel dari
kategori G01*, G02*, G05* dan G07* jangan dikode pada G09, tapi
pada kategori yang tersedia untuk sekuel kondisi yang mendasarinya,
misalnya B90-B94. Kalau tidak terdapat kategori sekuel untuk kondisi
dasar, yang dikode adalah kondisi dasar itu sendiri.

Contoh:

Kondisi utama: Tuli akibat meningitis TB

143
Spesialis: Klinik bicara dan pendengaran
Kode: Gangguan pendengaran yang tidak dijelaskan (H91.9)
sebagai kondisi utama. B90.0 (sekuel TB sistem syaraf pusat)
bisa digunakan sebagai kode tambahan.

KU: Epilepsi akibat abses otak


Spesialis: Neurologi
Kode: Epilepsi yang tidak dijelaskan (G40.9) sebagai kondisi utama.
G09 (sekuel penyakit peradangan sistem syaraf pusat) bisa
digunakan sebagai kode tambahan.

KU: Retardasi mental ringan menyusul ensefalitis pasca-


immunisasi
Spesialis: Psikiatri
Kode: Retardasi mental ringan (F70.9) sebagai kondisi utama. G09
bisa digunakan untuk kode tambahan.

Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP (G10-G13)

G10 Penyakit Huntington


Khorea Huntington, khorea herediter progresif
[chorea = gerakan cepat yang tampaknya teratur tapi di luar
kesadaran]

G11 Ataxia herediter


[ataxia = kegagalan koordinasi otot, tidak teraturnya kerja otot]
Kecuali: kelainan metabolik (E70-E90),
neuropati herediter dan idiopatik (G60.-), cerebral palsy
(G80.-),
G11.0 Ataxia nonprogresif kongenital
G11.1 Ataxia serebellum onset-dini
Note: onset biasanya sebelum usia 20 th
Ataxia serebellum onset-dini dengan tremor esensial, mioklonus
(ataxia Hunt), dan refleks tendon masih baik
Ataxia Friedrich (autosom resesif), ataxia spinoserebellum
resesif X-linked
G11.2 Ataxia serebellum onset-lanjut
Note: onset biasanya setelah usia 20 th
G11.3 Ataxia serebellum dengan DNA yang diperbaiki dengan tidak
sempurna
Ataxia telangiectasia (Louis-Bar)
Kecuali: sindroma Cockayne (Q87.1), xeroderma pigmentosum
(Q82.1)
G11.4 Paraplegia spastik herediter
G11.8 Ataxia herediter lain
G11.9 Ataxia herediter, tidak dijelaskan
Ataxia NOS, degenerasi, penyakit, atau sindroma serebellum
herediter

G12 Atrofi otot spinalis dan sindroma terkait


G12.0 Atrofi otot spinalis infantil, type I [Werdnig-Hoffman]
G12.1 Atrofi otot spinalis keturunan lainnya

144
Progressive bulbar palsy kanak-kanak [Fazio-Londe]
Atrofi otot spinalis: bentuk dewasa, bentuk remaja type III
[Kugelberg-Welander] , bentuk kanak-kanak type II, bentuk
skapuloperoneus, distal
G12.2 Penyakit neuron motoris
Penyakit neuron motoris familial, amyotrophic lateral sclerosis,
primary lateral sclerosis
Bulbar palsy progresif, atrofi otot spinalis progresif
G12.8 Atrofi otot spinalis lain dan sindroma yang terkait
G12.9 Atrofi otot spinalis, tidak dijelaskan

G13* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit


c.e.
G13.0* Neuromiopati dan neuropati paraneoplastik
Neuromiopati karsinomatosa (C00-C97)
Neuropati paraneoplastik sensoris [Denny Brown] (C00-D48)
G13.1* Atrofi sistemik lain yang terutama mengganggu SSP pada
penyakit neoplasma
Ensefalopati limbik paraneoplastik (C00-D48)
G13.2* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada
myxoedema (E00.1, E03.- )
G13.8* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada
penyakit lain c.e.

Kelainan ekstrapiramid dan gerakan (G20-G26)

G20 Penyakit Parkinson


Hemiparkinsonisme, paralysis agitans
Parkinsonisme atau penyakit Parkinson: NOS, idiopatik, primer

G21 Parkinsonisme sekunder


G21.0 Sindroma neuroleptik berat
[neuroleptik = obat antipsikosis]
G21.1 Parkinsonisme sekunder akibat obat lainnya
G21.2 Parkinsonisme sekunder akibat agen eksternal lain
G21.3 Parkinsonisme pasca-ensefalitis
G21.4 Parkinsonisme vaskuler
G21.8 Parkinsonisme sekunder lain
G21.9 Parkinsonisme sekunder, tidak dijelaskan

G22* Parkinsonisme pada penyakit c.e.


Parkinsonisme sifilitika (A52.1)

G23 Penyakit degeneratif basal ganglia lain


Kecuali: degenerasi multi-sistem (G90.3)
G23.0 Penyakit Hallervorden-Spatz
Degenerasi pigmentosa korpus pallidum
G23.1 Ophthalmoplegia supranuklir progresif [Steele-Richardson-
Olszewski]
G23.2 Degenerasi striato-nigra

145
G23.8 Penyakit degeneratif basal ganglia lain yang dijelaskan
Kalsifikasi ganglion basalis
G23.9 Penyakit degeneratif basal ganglia, tidak dijelaskan

G24 Dystonia [tonus otot tidak teratur sehingga timbul kontraksi


bawah sadar]
Termasuk: dyskinesia
Kecuali athetoid cerebral palsy (G80.3)
G24.0 Dystonia akibat obat
G24.1 Idiopathic familial dystonia
Idiopathic dystonia NOS
G24.2 Idiopathic nonfamilial dystonia
G24.3 Spasmodic torticollis leher kaku dan posisi kepala tak
normal
Kecuali: torticollis NOS (M43.6)
G24.4 Idiopathic orofacial dystonia
Orofacial dyskinesia
G24.5 Blepharospasm
G24.8 Dystonia lain
G24.9 Dystonia, tidak dijelaskan
Dyskinesia NOS

G25 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lainnya


G25.0 Essential tremor
Familial tremor [getaran otot berirama]
Kecuali: tremor NOS (R25.1)
G25.1 Tremor akibat obat
G25.2 Bentuk tremor lain yang dijelaskan
Intention tremor
G25.3 Myoclonus [kontraksi sangat cepat satu atau sekelompok
otot]
Myoclonus akibat obat
Kecuali: myoclonic epilepsy (G40.-), facial myokymia (G51.4)
G25.4 Chorea akibat obat
G25.5 Chorea
Chorea NOS
Kecuali: chorea Huntington (G10), chorea NOS dengan
keterlibatan jantung (I02.0)
chorea rheumatik (I02.-), chorea Sydenham (I02.-)
G25.6 Tic akibat obat dan tic lain dengan asal-usul organik
[tic = gerakan luar sadar berulang, terautr, sering pada bahu
dan muka]
Kecuali: sindroma de la Tourette (F95.2), tic NOS (F95.9)
G25.8 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lain yang dijelaskan
Restless legs syndrome, stiff-man syndrome
G25.9 Kelainan extrapyramid dan pergerakan, tidak dijelaskan

G26* Kelainan extrapyramid dan pergerakan pada penyakit c.e.

146
Penyakit degeneratif lain sistem syaraf (G30-G32)

G30 Penyakit Alzheimer


Termasuk: : bentuk senilis dan presenilis
Kecuali : dementia NOS (F03), degenerasi senilis otak NEC (G31.1),
senilitas NOS (R54)
G30.0 Penyakit Alzheimer dengan onset dini onset biasanya
sebelum usia 65
G30.1 Penyakit Alzheimer dengan onset lanjut onset biasanya
sesudah usia 65
G30.8 Penyakit Alzheimer lainnya
G30.9 Penyakit Alzheimer, tidak dijelaskan

G31 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf, NEC


Kecuali: Sindroma Reye (G93.7)
G31.0 Atrofi otak dengan batas tegas
Penyakit Pick, progressive isolated aphasia
G31.1 Degenerasi senilis otak, not elsewhere classified
Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-), senilitas NOS (R54)
G31.2 Degenerasi sistem syaraf akibat alkohol
Ataksia atau degenerasi serebellum akibat alkohol, degenerasi
alkoholik serebrum, ensefalopati alkoholik, disfungsi sistem
syaraf otonom akibat alkohol
G31.8 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan
Degenerasi grey-matter [Alpers],
Lewy body(ies)(dementia)(disease)
Ensefalopati nekrotikans subakut [Leigh]
G31.9 Penyakit degeneratif sistem syaraf, tidak dijelaskan

G32* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e.


G32.0* Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada
penyakit c.e.
Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada defisiensi
vitamin B12 (E53.8)
G32.8* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan pada
penyakit c.e.

Penyakit demielinasi SSP (G35-G37)

G35 Multiple sclerosis


Multiple sclerosis (pada): batang otak, medulla spinalis, disseminata,
generalisata, NOS

G36 Demielinasi luas akut lainnya


Kecuali: Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOS (G04.8)
G36.0 Neuromyelitis optikus [Devic]
Demielinasi pada neuritis optikus
Kecuali: neuritis optikus NOS (H46)
G36.1 Leukoensefalitis hemoragika akut dan subakut [Hurst]
G36.8 Demielinasi luas akut lainnya yang dijelaskan
G36.9 Demielinasi luas akut, tidak dijelaskan
147
G37 Penyakit-penyakit demielinasi lain pada SSP
G37.0 Diffuse sclerosis
Ensefalits periaksial, penyakit Schilder
Kecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3)
G37.1 Demielinasi sentral pada corpus callosum
G37.2 Mielinolisis sentral pada pons
G37.3 Mielitis transversa akut pada penyakit demielinasi SSP
Mielitis transversa akut NOS
Kecuali: multiple sclerosis (G35), neuromielitis optikus [Devic]
(G36.0)
G37.4 Mielitis nekrotikans subakut
G37.5 Sklerosis konsentrik [Bal]
G37.8 Penyakit demielinasi lain SSP yang dijelaskan
G37.9 Penyakit demielinasi SSP, tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan episodik dan paroxysmal (G40-G47)

G40 Epilepsy
Kecuali: sindroma Landau-Kleffner (F80.3), paralysis Todd
(G83.8),
status epilepticus (G41.-), seizure (konvulsif) NOS (R56.8)
G40.0 Epilepsi idiopatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan
lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang yang onsetnya lokal
Epilepsi kanak-kanak ringan dengan spikes EEG sentro-
temporalis
Epilepsi kanak-kanak dengan paroksisme EEG oksipitalis
G40.1 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan
dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial sederhana
Serangan epilepsi tanpa perubahan kesadaran
Kejang parsial sederhana yang berkembang menjadi kejang
umum sekunder
G40.2 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan
dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial kompleks
Serangan epilepsi dengan perubahan kesadaran, sering dengan
otomatisme
Kejang parsial kompleks yang berkembang menjadi kejang
umum sekunder
G40.3 Epilepsi idiopatik umum dan sindroma epilepsi
Epilepsi mioklonik bayi dan kejang neonatus (familial) yang
ringan
Epilepsi absen (pyknolepsy] kanak-kanak
Epilepsi absen dan epilepsi mioklonik [petit mal impulsif]
remaja
Kejang epilepsi nonspesifik: atonik, klonik, mioklonik, tonik,
tonik-klonik
G40.4 Epilepsi umum dan sindroma epilepsi lainnya
Epilepsi dengan: absen mioklonik, kejang mioklonik-astatik
Sindroma Lennox-Gastaut, serangan Salaam, sndroma West

148
Ensefalopatimioklonik dini simptomatik
G40.5 Sindroma epilepsi khusus
Epilepsia partialis continua [Kozhevnikof]
Epilepsi sehubungan dengan: alkohol, obat, perubahan hormon,
kurang tidur, stress
G40.6 Kejang grand mal, tidak dijelaskan (dengan atau tanpa petit
mal)
G40.7 Petit mal, tidak dijelaskan, tanpa kejang grand mal
G40.8 Epilepsi lain
Epilepsi dan sindroma epilepsi yang tidak jelas apakah lokal
atau umum
G40.9 Epilepsy, tidak dijelaskan
Epileptic: convulsions NOS, fits NOS, seizures NOS

G41 Status epilepticus


G41.0 Status epileptik grand mal
Status epileptik tonic-clonic
Kecuali: epilepsia partialis continua [Kozhevnikof] (G40.5)
G41.1 Status epileptik petit mal
Status absen epileptik
G41.2 Status epileptik parsial kompleks
G41.8 Status epileptik lainnya
G41.9 Status epileptik, tidak dijelaskan

G43 Migraine
Kecuali: sakit kepala NOS (R51)
G43.0 Migrain tanpa aura [common migraine]
G43.1 Migrain dengan aura [classical migraine]
Migrain aura tanpa sakit kepala, basilaris, ekivale, hemiplegik
familial
Migrain dengan aura onset dini, aura memanjang, aura khas
G43.2 Status migrain
G43.3 Migrain dengan komplikasi
G43.8 Migrain lain
Migrain ophthalmoplegik, migrain retina
G43.9 Migraine, tidak dijelaskan

G44 Sindroma sakit kepala lainnya


Kecuali: neuralgia trigeminus (G50.0), nyeri muka tak khas (G50.1),
sakit kepala NOS (R51)
G44.0 Cluster syndrome pada tempat tertentu
Hemikrania paroksismal kronik, cluster headache kronik,
cluster headache episodik
G44.1 Sakit kepala vaskuler, not elsewhere classified
Sakit kepala vaskuler NOS
G44.2 Sakit kepala jenis tension

149
Sakit kepala tension kronik, sakit kepala tension episodik, sakit
kepala tension NOS
G44.3 Sakit kepala kronis pasca trauma
G44.4 Sakit kepala akibat obat, not elsewhere classified
G44.8 Sindroma sakit kepala lain yang dijelaskan

G45 Transient cerebral ischaemic attacks (TIAs) dan sindroma yang


terkait
Kecuali: iskemia serebri neonatus (P91.0)
G45.0 Sindroma arteri Vertebro-basilaris
G45.1 Sindroma arteri Carotid (hemisferik)
G45.2 Sindroma arteri preserebralis ganda dan bilateral
G45.3 Amaurosis fugax [buta sementara pada satu mata, akibat
gangguan sirkulasi]
G45.4 Amnesia global sementara
Kecuali: amnesia NOS (R41.3)
G45.8 Serangan iskemia serebri sementara dan sindroma terkait
lainnya
G45.9 Serangan iskemia serebri sementara, tidak dijelaskan
Spasme arteri serebralis, iskemia serebri sementara NOS

G46* Sindroma vaskuler otak pada penyakit serebrovaskuler (I60-


I67)
G46.0* Sindroma arteri serebralis media (I66.0)
G46.1* Sindroma arteri serebralis anterior (I66.1)
G46.2* Sindroma arteri serebralis posterior (I66.2)
G46.3* Sindroma stroke batang otak (I60-I67)
Sindroma: Benedikt, Claude, Foville, Millard-Gubler, Wallenberg,
Weber
G46.4* Sindroma satroke serebellum (I60-I67)
G46.5* Sindroma lakunaris motorik murni (I60-I67)
G46.6* Sindroma lakunaris sensorik murni (I60-I67)
G46.7* Sindroma lakunaris lainnya (I60-I67)
G46.8* Sindroma vaskuler otak dalam penyakit serebrovaskuler
lainnya (I60-I67)

G47 Kelainan-kelainan tidur


Kecuali: kelainan tidur nonorganik (F51.-), sleepwalking (F51.3),
sleep terrors (F51.4), nightmares (F51.5)
G47.0 Kelainan memulai dan mempertahankan tidur [insomnia]
G47.1 Kelainan mengantuk berlebihan [hypersomnia]
G47.2 Kelainan jadwal tidur-bangun
Sindroma fase tidur tertunda, pola tidur-bangun tak beraturan
G47.3 Sleep apnoea apnoea waktu tidur
Apnoea tidur: sentral, obstruktif
Kecuali: sindroma pickwick (E66.2), apnoea tidur pada bayi baru
lahir (P28.3)
G47.4 Narcolepsy dan cataplexy lumpuh sementara ketika tidur

150
G47.8 Kelainan tidur lainnya
Sindroma Kleine-Levin
G47.9 Kelainan tidur, tidak dijelaskan

Kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf (G50-G59)


Kecuali: kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf akibat
trauma sekarang lihat cedera syaraf menurut regio tubuh
radiculitis NOS (M54.1), neuralgia atau neuritis NOS (M79.2)
neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)

G50 Kelainan nervus trigeminus (NC V)


Termasuk: kelainan nervus kranialis V
G50.0 Trigeminal neuralgia
Sindroma nyeri muka paroksismal, tic doloreux
G50.1 Nyeri muka tidak khas
G50.8 Kelainan lain nervus trigeminus
G50.9 Kelainan nervus trigeminus, tidak dijelaskan

G51 Kelainan nervus Fasialis


Termasuk: kelainan NC VII
G51.0 Bell's palsy
Facial palsy
G51.1 Ganglionitis genikulatum
Kecuali: ganglionitis genikulatum pasca-herpes (B02.2)
G51.2 Melkersson's syndrome
Sindroma Melkersson-Rosenthal
G51.3 Spasme klonik hemifasialis
G51.4 Myokymia fasialis [myokymia = twitching pada otot tertentu]
G51.8 Kelainan lain n. Fasialis
G51.9 Kelainan n. Fasialis, tidak dijelaskan

G52 Kelainan nervi kraniales lainnya


Kecuali: kelainan n. akustikus [NC VIII] (H93.3) dan n. optikus [NC
II] (H46, H47.0):
strabismus paralytic akibat kelumpuhan syaraf (H49.0-H49.2)
G52.0 Kelainan n. olfaktorius
Kelainan NC I
G52.1 Kelainan n. glossofaringeus
Kelainan NC IX, neuralgia glossofaringeus
G52.2 Kelainan n. vagus nerve NC X
Kelainan n.pneumogastrikus (NC X)
G52.3 Kelainan n. hypoglossal nerve NC XII
Kelainan NC XII
G52.7 Kelainan nn.kraniales ganda
Polyneuritis kranialis
G52.8 Kelainan n. kranialis lain yang dijelaskan
G52.9 Kelainan n. kranialis, tidak dijelaskan

G53* Kelainan n. kranialis pada penyakit yang klasifikasinya di tempat


lain
151
G53.0* Neuralgia pasca-zoster (B02.2)
Ganglionitis genikulatum atau neuralgia trigeminus pasca-
herpes
G53.1* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit infeksi dan
parasit c.e. (A00-B99)
G53.2* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada sarcoidosis (D86.8)
G53.3* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit neoplasma
(C00-D48)
G53.8* Kelainan nn. kraniales lain pada penyakit lain yang
klasifikasinya di tempat lain

G54 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf


Kecuali: akibat trauma sekarang lihat cedera syaraf menurut
regio tubuh
spondylosis (M47.-), kelainan diskus intervertebralis (M50-
M51)
neuralgia atau neuritis NOS (M79.2)
neuritis atau radikulitis NOS: brakhialis, lumbais,
lumbosacral, torakalis (M54.1)
radiculitis NOS, radiculopathy NOS (M54.1)
G54.0 Kelainan pleksus brakhialis
Thoracic outlet syndrome
G54.1 Kelainan pleksus lumbosakralis
G54.2 Kelainan urat servikalis, not elsewhere classified
G54.3 Kelainan urat torakalis, not elsewhere classified
G54.4 Kelainan urat lumbosakralis, not elsewhere classified
G54.5 Amyotrophy neuralgik
Sidroma Parsonage-Aldren-Turner, neuritis gelang bahu
G54.6 Phantom limb syndrome dengan nyeri
G54.7 Phantom limb syndrome tanpa nyeri
Phantom limb syndrome NOS
G54.8 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf lainnya
G54.9 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf, tidak dijelaskan

G55* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c. e.


G55.0* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada neoplasma (C00-
D48)
G55.1* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada kelainan diskus
intervertebral (M50-M51)
G55.2* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada spondylosis (M47.-)
G55.3* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada dorsopati lain (M45-
M46, M48.-, M53-M54)
G55.8* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c. e.

G56 Mononeuropati anggota atas.


Kecuali: akibat trauma sekarang lihat cedera syaraf menurut
regio tubuh
G56.0 Carpal tunnel syndrome
G56.1 Lesi lain n. medianus

152
G56.2 Lesi n. ulnaris
Tardy ulnar nerve palsy
G56.3 Lesi n. radialis
G56.4 Causalgianyeri lengan bawah karena kerusakan syaraf di
atasnya
G56.8 Other mononeuropathies of upper limb
Neuroma interdigitalis anggota atas
G56.9 Mononeuropati anggota atas, tidak dijelaskan

G57 Mononeuropati anggota bawah


Kecuali: akibat trauma sekarang lihat cedera syaraf menurut
regio tubuh
G57.0 Lesi n. iskhiadikus
Kecuali: sciatica NOS (M54.3)
akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
G57.1 Meralgia paraesthetica
Sindroma n. cutaneous lateralis paha
G57.2 Lesi n. femoralis
G57.3 Lesi. n. popliteus lateralis
Kelumpuhan n. peroneus
G57.4 Lesi. n. popliteus medialis
G57.5 Tarsal tunnel syndrome
G57.6 Lesi n. plantaris
Metatarsalgia Morton
G57.8 Mononeuropati anggota bawah lainnya
Neuroma interdigitalis anggota bawah
G57.9 Mononeuropati anggota bawah, tidak dijelaskan

G58 Mononeuropati lainnya


G58.0 Neuropati interkostalis
G58.7 Mononeuritis multiplex
G58.8 Mononeuropati lain yang dijelaskan
G58.9 Mononeuropati, tidak dijelaskan

G59* Mononeuropati pada penyakit c.e.


G59.0* Mononeuropati diabetikum (E10-E14 , karakter keempat .4)
G59.8* Mononeuropati lain pada penyakit c.e.

Polyneuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer (G60-G64)

G60 Neuropati herediter dan idiopatik


Kecuali: radiculitis NOS (M54.1), neuralgia NOS (M79.2), neuritis
NOS (M79.2)
neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)
G60.0 Neuropati motorik dan sensorik herediter
Neuropati motorik dan sensorik herediter, tipe-tipe I-IV
Neuropati hipertrofi bayi, atrofi muskulus Peroneus (tipe axon)
(tiper hipertrofi)
Penyakit: Charcot-Marie-Tooth, Djerine-Sottas

153
Sindroma Roussy-Lvy
G60.1 Penyakit Refsum
G60.2 Neuropati yang berhubungan dengan ataxia herediter
G60.3 Neuropati progresif idiopatik
G60.8 Neuropati herediter dan idiopatik lainnya
Penyakit Morvan, sindroma Nelaton,
Neuropati sensoris:yang diwarisi secara dominan atau resesif
G60.9 Neuropati herediter dan idiopatik, tidak dijelaskan

G61 Polineuropati peradangan


G61.0 Guillain-Barr syndrome
Polineuritis (pasca-)infektif akut
G61.1 Neuropati serum
G61.8 Polineuropati peradangan lainnya
G61.9 Polineuropati peradangan, tidak dijelaskan

G62 Polineuropati lainnya


G62.0 Polineuropati akibat obat
G62.1 Polineuropati alkoholik
G62.2 Polineuropati akibat zat toksik lainnya
G62.8 Polineuropati lain yang dijelaskan
Polineuropati akibat radiasi
G62.9 Polineuropati, tidak dijelaskan
Neuropati NOS

G63* Polineuropati pada penyakit c.e.


G63.0* Polineuropati pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.
Polineuropati (pada):
TB (A17.8), lepra (A30.-), difteria (A36.8), penyakit Lyme
(A69.2)
sifilis: lanjut (A52.1), kongenital (A50.4)
pscaherpes (B02.2), mumps (B26.8), mononukleosis
infeksiosa (B27.-)
G63.1* Polineuropati pada penyakit neoplastik (C00-D48)
G63.2* Polineuropati diabetikum (E10-E14 , karakter keempat .4)
G63.3* Polineuropati pada penyakit endokrin dan metabolik lain
(E00-E07, E15-E16, E20-E34, E70-E89)
G63.4* Polineuropati pada defisiensi gizi (E40-E64)
G63.5* Polineuropati pada kelainan jaringan ikat sistemik (M30-
M35)
G63.6* Polineuropati pada kelainan muskuloskeleton lain (M00-
M25, M40-M96)
G63.8* Polineuropati pada penyakit lain classified elsewhere
Polineuropati uremik (N18.8)

G64 Kelainan lain sistem syaraf perifer


Kelainan sistem syaraf perifer NOS

154
Penyakit myoneural junction dan otot (G70-G73)

G70 Myasthenia gravis dan kelainan mioneural lainnya


Kecuali: botulismus (A05.1), myasthenia gravis neonatus sementara
(P94.0)
G70.0 Myasthenia gravis
G70.1 Kelainan mioneural toksik
G70.2 Myasthenia kongenital dan masa perkembangan
G70.8 Kelainan mioneural lain yang dijelaskan
G70.9 Kelainan mioneural, tidak dijelaskan

G71 Kelainan primer pada otot


Kecuali: metabolic Kelainan-kelainan (E70-E90), myositis (M60.-)
arthrogryposis multiplex congenita (Q74.3)
G71.0 Muscular dystrophy
Muscular dystrophy:
ringan [Becker], berat [Duchenne], mirip Duchenne atau
Becker,
autosom resesif, tipe kanak-kanak, ocular, oculopharyngeal,
skapuloperoneus,
skapuloperoneus ringan dengan kontraktur dini [Emery-
Dreifuss],
fasioskapulohumerus, distal, limb-girdle
Kecuali: muscular dystrophy kongenital: dengan kelainan
morfologis spesifik serat otot (G71.2), NOS (G71.2)
G71.1 Myotonic Kelainan-kelainan
Dystrophia myotonica [Steinert]
Myotonia: khondrodistrofik, akibat obat, simtomatik
Myotonia congenita: NOS, dominant [Thomsen], recessive
[Becker]
Neuromyotonia [Isaacs], paramyotonia kongenital,
pseudomyotonia
G71.2 Miopati kongenital
Muscular dystrophy kongenital: NOS, dengan kelainan
morfologis spesifik serat otot
Myopathy: myotubular (centronuclear), nemaline
Penyakit: central core, minicore, multicore
Dsisproporsi jenis serat [Fibre-type disproportion]
G71.3 Mitochondrial myopathy, not elsewhere classified
G71.8 Kelainan primer lainnya pada otot
G71.9 Kelainan primer pada otot, tidak dijelaskan
Miopati herediter NOS

G72 Miopati lainnya


Kecuali: dermatopolymyositis (M33.-), polymyositis (M33.2), myositis
(M60.-),
infark iskemik pada otot (M62.2), arthrogryposis multiplex
congenita (Q74.3)
G72.0 Miopati akibat obat
G72.1 Miopati alkoholik
G72.2 Miopati akibat agen toksik lain
155
G72.3 Periodic paralysis
Periodic paralysis (familial): miotonik, hipokalemik,
normokalemik, hiperkalemik
G72.4 Miopati peradangan, not elsewhere classified
G72.8 Miopati lain yang dijelaskan
G72.9 Miopati, tidak dijelaskan

G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e.


G73.0* Sindroma miastenik pada penyakit endokrin
Sindroma miastenik pada:
amiotrofi diabetikum (E10-E14 , karakter keempat .4)
tirotoxikosis [hyperthyroidism] (E05.-)
G73.1* Sindroma Eaton-Lambert (C80) [akibat keganasan]
G73.2* Sindroma miastenik lain pada penyakit neoplasma (C00-
D48)
G73.3* Sindroma miastenik pada penyakit lain c.e.
G73.4* Myopathy pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
G73.5* Miopati pada penyakit endokrin
Miopati pada:
hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3), hipoparatioidisme (E20.-
)
thyrotoxic myopathy (E05.-)
G73.6* Miopati pada penyakit metabolik
Miopati pada:
glycogen storage disease (E74.0),
kelainan-kelainan lipid storage (E75.-)
G73.7* Miopati pada penyakit lain c.e.
Miopati pada:
rheumatoid arthritis (M05-M06), systemic lupus
erythematosus (M32.1)
scleroderma (M34.8), sicca syndrome [Sjogren] (M35.0)

Cerebral palsy dan sindroma lumpuh lainnya (G80-G83)

G80 Cerebral palsy


Kecuali: paraplegia spastik herediter (G11.4)
G80.0 Serebral palsi quadriplegik spastik
Spastic paralysis (cerebral) kongenital
Spastic tetraplegic cerebral palsy
G80.1 Diplegia spastik
Spastic cerebral palsy NOS
G80.2 Spastic hemiplegic cerebral palsy
G80.3 Dyskinetic cerebral palsy
Athetoid cerebral palsy
Dystonic cerebral palsy
G80.4 Ataxic cerebral palsy
G80.8 Infantile cerebral palsy lainnya
Sindroma cerebral palsy campuran
G80.9 Cerebral palsy, tidak dijelaskan
Cerebral palsy NOS

156
Catatan untuk G81-G83 Sindroma paralitik
Kode-kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau
penyebab kondisi sekarang diketahui, kecuali kalau episode
perawatan adalah untuk paralisis itu sendiri. Ketika mengkode
penyebab, G81-G83 bisa dipakai sebagai kode tambahan.
Contoh
KU: Cerebrovascular accident dengan hemiplegia.
Spesialis: Neurologi
Kode: Stroke, perdarahan atau infark tidak dijelaskan (I64) sebagai
kondisi utama. G81.9 (Hemiplegia, tidak dijelaskan) bisa
dipakai sebagai kode tambahan

KU: Infark serebri tiga tahun yang lalu.


Kond lain: Paralisis tungkai kiri, pasien memperoleh terapi fisik.
Kode: Monoplegia anggota bawah (G83.1) sebagai kondisi utama.
I69.3 (sekuel infark serebri) bisa dipakai sebagai kode
tambahan

G81 Hemiplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia
dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai
telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga
digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis
hemiplegia.
Kecuali: cerebral palsy kongenital (G80.-)
G81.0 Flaccid hemiplegia [layu]
G81.1 Spastic hemiplegia [kaku]
G81.9 Hemiplegia, tidak dijelaskan

G82 Paraplegia dan tetraplegia


Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia
dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai
telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga
digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis
hemiplegia.
Kecuali: Cerebral palsy kongenital (G80.-)
G82.0 Flaccid paraplegia [layu]
G82.1 Spastic paraplegia [kaku]
G82.2 Paraplegia, tidak dijelaskan
Paralysis kedua anggota bawah NOS, paraplegia (bawah) NOS
G82.3 Flaccid tetraplegia [layu]
G82.4 Spastic tetraplegia [kaku]
G82.5 Tetraplegia, tidak dijelaskan
Quadriplegia NOS

G83 Sindroma paralitik lainnya


Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia
dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai
telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga

157
digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis
hemiplegia.
Termasuk: paralisis (komplit)(inkomplit), kecuali seperti pada G80-
G82
G83.0 Diplegia anggota atas
Diplegia (atas)
Paralisis kedua anggota atas
G83.1 Monoplegia anggota bawah
Paralisis anggota bawah
G83.2 Monoplegia anggota atas
Paralisis anggota atas
G83.3 Monoplegia, tidak dijelaskan
G83.4 Sindroma cauda equina
Neurogenic bladder akibat sindroma cauda equina
Kecuali cord bladder NOS (G95.8)
G83.8 Sindroma paralitik lainnya yang dijelaskan
Paralisis Todd (pasca epilepsi)
G83.9 Sindroma paralitik, tidak dijelaskan

Kelainan lain pada sistem syaraf (G90-G99)

G90 Kelainan sistem syaraf otonom


Kecuali: disfungsi sistem syaraf otonom akibat alkohol (G31.2)
G90.0 Idiopathic peripheral autonomic neuropathy
Carotid sinus syncope [syncope tidak sadar sebentar akibat
penurunan aliran ke otak]
G90.1 Familial dysautonomia [Riley-Day]
G90.2 Sindroma Horner
Sindroma Bernard(-Horner)
G90.3 Multi-system degeneration
Hipotensi ortostatik neurogenik [Shy-Drager]
Kecuali: hipotensi ortostatik NOS (I95.1)
G90.4 Dysrefleksia otonom
G90.8 Kelainan lain sistem syaraf otonom
G90.9 Kelainan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan

G91 Hydrocephalus
Termasuk hidrosefalus didapat
Kecuali: hidrosefalus: kongenital (Q03.-), akibat toxoplasmosis
kongenital (P37.1)
G91.0 Hidrosefalus komunikans
G91.1 Hidrosefalus obstruktif
G91.2 Hidrosefalus dengan tekanan normal
G91.3 Hidrosefalus pasca trauma, tidak dijelaskan
G91.8 Hidrosefalus lain
G91.9 Hidrosefalus, tidak dijelaskan

G92 Toxic encephalopathy


Gunakan kode (Chapter XX) untuk identifikasi agen toksik.

158
G93 Kelainan-kelainan lain pada otak
G93.0 Kista serebri
Kista arakhnoid, kista porensefalik didapat
Kecuali: kista periventrikel didapat pada bayi (P91.1), kista
serebri kongenital (Q04.6)
G93.1 Anoxic brain damage, not elsewhere classified
Kecuali anoksia neonatus (P21.9)
sebagai komplikasi pada:
. abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07,
O08.8)
. kehamilan, persalinan atau kelahiran (O29.2, O74.3,
O89.2)
. asuhan bedah dan medis (T80-T88)
G93.2 Hipertensi intrakranium ringan
Kecuali: ensefalopati hipertensif (I67.4)
G93.3 Sindroma kelelahan (fatigue) pasca-virus
Ensefalomielitis mialgika ringan
G93.4 Ensefalopati, tidak dijelaskan
Kecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toxik (G92)
G93.5 Kompresi otak
Kompresi atau herniasi (batang) otak
Kecuali: kompresi traumatika otak (diffusa) (S06.2), terfokus
(S06.3)
G93.6 Edema serebri
Kecuali edema serebri: akibat cedera lahir (P11.0),
traumatika (S06.1)
G93.7 Sindroma Reye
G93.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada otak
Ensefalopati pasca-radiasi
G93.9 Kelainan otak, tidak dijelaskan

G94* Kelainan lain otak pada penyakit c.e.


G94.0* Hidrosefalus pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.(A00-B99)
G94.1* Hidrosefalus pada penyakit neoplasma (C00-D48)
G94.2* Hidrosefalus pada penyakit lain c.e.
G94.8* Kelainan lain otak yang dijelaskan pada penyakit c.e.

G95 Other Penyakit-penyakit spinal cord


Kecuali: mielitis (G04.-)
G95.0 Syringomyelia dan syringobulbia
[rongga neuroglia (syrinx) di medulla spinalis (syringomyelia)
atau batang otak (syringobulbia)]
G95.1 Mielopati vaskuler
Infark akut medulla spinalis (embolik)(nonembolik)
Trombosis arteri pada medulla spinalis
Haematomielia
Flebitis dan tromboflebitis intraspinalis nonpiogenik
Edema medulla spinalis
Mielopati nekrotikan subakut

159
Kecuali: flebitis dan tromboflebitis intraspinalis, selain non-
piogenic (G08)
G95.2 Kompresi medulla spinalis, tidak dijelaskan
G95.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada medulla spinalis
Cord bladder NOS, mielopati akibat obat atau akibat radiasi
Kecuali: neurogenic bladder: NOS (N31.9), akibat sindroma
cauda equina (G83.4)
disfungsi neuromuskuler bladder tanpa disebut lesi
medulla spinalis (N31.-)
G95.9 Penyakit medulla spinalis, tidak dijelaskan
Mielopati NOS

G96 Kelainan lain sistem syaraf pusat


G96.0 Cerebrospinal fluid leak [kebocoran cairan otak]
Kecuali akibat pungsi spinalis (G97.0)
G96.1 Kelainan meningen, not elsewhere classified
Adhesi meningen (serebral)(spinal)
G96.8 Kelainan lain yang dijelakan pada sistem syaraf pusat
G96.9 Kelainan sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan

G97 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, NEC


G97.0 Kebocoran cairan serebrospinalis akibat pungsi spinalis
G97.1 Reaksi lain terhadap pungsi spinalis dan lumbalis
G97.2 Hipotensi intrakranium menyusul shunting ventrikel
G97.8 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur lain
G97.9 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, tidak dijelaskan

G98 Kelainan lain pada sistem syaraf, not elsewhere classified


Kelainan sistem syaraf NOS

G99* Kelainan lain sistem syaraf pada penyakit c.e.


G99.0* Neuropati otonom pada penyakit endokrin dan metabolik
Neuropati otonom amyloid (E85.-)
Neuropati otonom diabetik (E10-E14, karakter keempat .4)
G99.1* Kelainan lain sistem syaraf otonom pada penyakit lain c.e.
G99.2* Mielopati pada penyakit c.e.
Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri vertebralis
(M47.0)
Mielopati pada: penyakit neoplasia (C00-D48), spondilosis
(M47.-)
kelainan diskus intervertebralis (M50.0,
M51.0)
G99.8* Kelainan lain sistem syaraf yang dijelaskan pada penyakit c.e.

160
CHAPTER IV. PENYAKIT-PENYAKIT MATA DAN ADNEXA (H00-H59)
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi hamil, melahirkan dan nifas (O00-O99)
Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital (Q00-
Q99)
Gejala, tanda, dan hasil klinis dan laboratorium abnormal, nec
(R00-R99)
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab external
(S00-T98)

Bab ini mengandung blok-blok berikut:


H00-H06 Kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita
H10-H13 Kelainan konjunctiva
H15-H22 Kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris
H25-H28 Kelainan lensa
H30-H36 Kelainan khoroid dan retina
H40-H42 Glaukoma
H43-H45 Kelainan korpus vitreous dan bola mata
H46-H48 Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan
H49-H52 Kelainan otot bola mata. gerakan binokuler,
akomodasi dan refraksi
H53-H54 Gangguan penglihatan dan kebutaan
H55-H59 Kelainan lain pada mata dan adnexa

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:


H03* Kelainan kelopak pada penyakit yang klasifikasinya di
tempat lain (c.e.)
H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.
H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.
H19* Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.
H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.
H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.
H32* Kelainan khorioretina pada penyakit c.e.
H36* Kelainan retina pada penyakit c.e.
H42* Glaukoma pada penyakit c.e.
H45* Kelainan korpus vitreus dan bola mata pada penyakit c.e.
H48* Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan pada penyakit
c.e.
H58* Kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita (H00-H06)

H00 Hordeolum dan chalazion


H00.0 Hordeolum dan peradangan-dalam lain di kelopak
Abses, furuncle, atau stye pada kelopak
[hordeolum = infeksi bernanah kelenjar kelopak]
H00.1 Chalazion [pembesaran kelenjar meibomi akibat saluran
tersumbat]

H01 Peradangan lain pada kelopak


H01.0 Blepharitis radang pinggir kelopak
Kecuali: blepharokonjungtivitis (H10.5)
H01.1 Dermatosis [penyakit kulit] non-infeksi kelopak
Lupus erythematosus diskoid, xeroderma pada kelopak
Dermatitis: allergi, kontak, eksimatosa pada kelopak
H01.8 Peradangan lain kelopak yang dijelaskan
H01.9 Peradangan kelopak, tidak dijelaskan

H02 Kelainan lain kelopak


Kecuali: malformasi kongenital malformations kelopak (Q10.0-Q10.3)
H02.0 Entropion dan trichiasis kelopak
[Entropion - melipat ke dalam)
[Trichiasis - bulu mata tumbuh ke dalam dan menggores mata]
H02.1 Ectropion kelopak
H02.2 Lagophthalmos [penutupan kelopak tidak sempurna]
H02.3 Blepharochalasis [kelopak kaku]
H02.4 Ptosis kelopak [kelopak atas lumpuh/jatuh]
H02.5 Kelainan lain yang mengganggu fungsi kelopak
Ankyloblepharon, blepharophimosis, retraksi kelopak
Kecuali: blepharospasm (G24.5), tic organic (G25.6), tic
psychogenic (F95.-)
H02.6 Xanthelasma kelopak [tumor sel-sel busa berisi lemak]
H02.7 Kelainan degeneratif lain kelopak dan daerah periokuli
Chloasma [bintik coklat], madarosis, vitiligo pada kelopak
H02.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kelopak
Hypertrichosis (rambut berlebihan) kelopak, benda asing
tertahan di kelopak
H02.9 Kelainan kelopak, tidak dijelaskan

H03* Kelainan kelopak pada penyakit c.e.


H03.0*Infestasi parasit di kelopak pada penyakit c.e.
Dermatitis kelopak akibat Demodex species (B88.0)
Infestasi parasit di kelopak pada: leishmaniasis (B55.-),
onchocerciasis (B73)
loiasis (B74.3), phthiriasis (B85.3)
H03.1* Keterlibatan kelopak pada penyakit infeksi lain c.e.
Keterlibatan kelopak pada:
TB (A18.4), lepra (A30.-), yaws (A66.-), zoster (B02.3)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.5), molluscum
contagiosum (B08.1)
H03.8* Keterlibatan kelopak pada penyakit lain c.e
Keterlibatan kelopak pada impetigo (L01.0)

H04 Kelainan sistem lakrimalis


Kecuali: malformasi kongenital sistem lakrimalis (Q10.4-Q10.6)
H04.0 Dacryoadenitis

2
Pembesaran kronis kelenjar lakrimalis
H04.1 Kelainan lain kelenjar lakrimalis
Dacryops, sindroma mata kering, kista atau atrofi kelenjar
lakrimalis
H04.2 Epiphora [air mata mengalir terus]
H04.3 Radang akut dan tidak dijelaskan pada saluran lakrimalis
Dacryocystitis (phlegmonosa), dacryopericystitis, canaliculitis
lakrimalis
akut, subakut, atau tak dijelaskan
Kecuali: dacryocystitis neonatus (P39.1)
H04.4 Radang kronis pada saluran lakrimalis
Dacryocystitis kronis, kanalikulits lakrimalis kronis, mukokel
lakrimalis kronis
H04.5 Stenosis dan insuficiensi saluran lakrimalis
Dacryolith, eversi [bagian dalam menghadap keluar] punctum
lakrimalis
Stenosis pada kanalikukus, duktus, atau sakkus lakrimalis
H04.6 Perubahan lain pada saluran lakrimalis
Fistula lakrimalis
H04.8 Kelainan lain sistem lakrimalis
H04.9 Kelainan sistem lakrimalis, tidak dijelaskan

H05 Kelainan orbita


Kecuali: malformasi kongenital orbita (Q10.7)
H05.0 Radang akut orbita
Abses, sellulitis, osteomielitis, periostitis, atau tenositis orbita
H05.1 Kelainan peradangan kronis orbita
Granuloma orbita
H05.2 Kondisi-kondisi eksophthalmik
Pergeseran letak bola mata NOS, perdarahan orbita, edema
orbita
H05.3 Deformitas orbita
Atrofi atau eksostosis orbita
H05.4 Enophthalmos
H05.5 Retensi benda asing (lama) menyusul luka tembus orbita
Benda asing retrobulbar
H05.8 Kelainan lain orbita
Kista orbita
H05.9 Kelainan orbita, tidak dijelaskan

H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.


H06.0*Kelainan sistem lakrimalis pada penyakit c.e.
H06.1* Infestasi parasit di orbita pada penyakit c.e.
Infeksi Echinococcus di orbita (B67.-), myiasis orbita (B87.2)
H06.2*Dysthyroid exophthalmos (E05.-)
H06.3*Kelainan lain orbita pada penyakit c.e.

3
Kelainan-kelainan konjungtiva (H10-H13)

H10 Konjungtivitis
Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2)
H10.0 Konjungtivitis mukopurulenta
H10.1 Konjungtivitis atopika akut
H10.2 Konjungtivitis akut lainnya
H10.3 Konjungtivitis akut, tidak dijelaskan
Kecuali: ophthalmia neonatorum NOS (P39.1)
H10.4 Konjungtivitis kronis
H10.5 Blepharokonjungtivitis
H10.8 Konjungtivitis lain
H10.9 Konjungtivitis, tidak dijelaskan

H11 Kelainan lain pada konjungtiva


Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2)
H11.0 Pterygium
Kecuali: pseudopterygium (H11.8)
H11.1 Degenerasi dan deposit pada konjungtiva
Argyrosis [argyria], concretions [pemekatan], pigmentasi,
xerosis NOS di konjungtiva
H11.2 Parut konjungtiva
Symblepharon
H11.3 Perdarahan konjungtiva
Perdarahan subkonjungtiva
H11.4 Kelainan dan kista pembuluh darah konjungtiva lainnya
Aneurisma, hiperemia, edema pada konjungtiva
H11.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada konjungtiva
Pseudopterygium
H11.9 Kelainan konjungtiva, tidak dijelaskan

H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.


H13.0* Infeksi filaria pada konjungtiva (B74.-)
H13.1* Konjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Konjungtivitis (akibat):
difteri (A36.8), meningokokus (A39.8), gonokokus (A54.3),
chlamydia (A74.0)
herpesvirus [herpes simplex] (B00.5), zoster (B02.3),
adenovirus follikularis (akut) (B30.1), perdarahan (akut)
(epidemik) (B30.3),
Newcastle (B30.8), Acanthamoeba (B60.1)
H13.2* Konjungtivitis pada penyakit lain c.e.
H13.3* Pemphigoid okuler (L12.-)
H13.8* Kelainan lain konjungtiva pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris (H15-H22)

H15 Kelainan sklera


H15.0 Scleritis

4
H15.1 Episcleritis
H15.8 Kelainan lain sklera
Staphyloma equator, ektasia sklera
Kecuali: myopia degeneratif (H44.2)
H15.9 Kelainan sklera, tidak dijelaskan

H16 Keratitis
H16.0 Ulkus kornea
Ulkus kornea, NOS, sentral, marginal, perforata, cincin, dengan
hypopyon
Ulkus Mooren
H16.1 Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis
Keratitis: areolaris, filamenter, nummularis, stellata, striata,
punktata superficialis
Photokeratitis, snow blindness
H16.2 Keratoconjunctivitis radang kornea dan konjungtiva
Keratoconjunctivitis: NOS, exposure, neurotrofika,
phlyctenularis
Keratitis superfisialis lain dengan konjungtivitis, ophthalmia
nodosa,
H16.3 Keratitis interstitialis dan profunda
H16.4 Neovascularisasi kornea
Ghost vessels (kornea), pannus (kornea)
H16.8 Keratitis lain
H16.9 Keratitis, tidak dijelaskan

H17 Corneal scars dan opacities Parut dan keopakan kornea


H17.0 Adherent leukoma
H17.1 Keopakan kornea sentral lain
H17.8 Parut dan keopakan kornea lain
H17.9 Parut dan keopakan kornea, tidak dijelaskan

H18 Kelainan lain pada kornea


H18.0 Pigmentasi dan deposit di kornea
Haematokornea, cincin Kayser-Fleischer, spindel Krukenberg,
garis Staehli
H18.1 Keratopati bullosa
H18.2 Edema kornea lainnya
H18.3 Perubahan pada membran kornea
Lipatan atau robekan pada membran Descemet
H18.4 Degenerasi kornea
Arcus senilis, band keratopathy
Kecuali: ulkus Mooren (H16.0)
H18.5 Hereditary corneal dystrophies
Distrofi Fuchs, Distrofi: kornea, epitel, granularis, lattice,
makularis
H18.6 Keratokonus
H18.7 Deformitas kornea lainnya
Ekatasia kornea, staophyloma kornea, Descemetocele

5
Kecuali: malformasi kongenital kornea (Q13.3-Q13.4)
H18.8 Kelainan lain kornea yang dijelaskan
Anaesthesia, hypaesthesia, atau erosi rekurens pada kornea
H18.9 Kelainan kornea, tidak dijelaskan

H19 Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.


H19.0* Skleritis dan episkleritis pada penyakit c.e.
Episkleritis TB (A18.5), episkleritis sifilitika (A52.7), skleritis
Zoster (B02.3)
H19.1* Keratitis dan keratokonjungtivitis Herpesvirus (B00.5)
Keratitis dendritic dan diskiformis
H19.2* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit infeksi dan
parasit lain c.e.
Keratokonjungtivitis epidemika (B30.0)
Keratitis dan keratoconjunctivitis (interstitialis) pada: TB
(A18.5), syphilis (A50.3), zoster (B02.3), measles (B05.8),
acanthamoebiasis (B60.1)
H19.3* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit lain c.e.
Keratokonjungtivitis sicca (M35.0)
H19.8* Kelainan lain sklera dan kornea pada penyakit c.e.
Keratokonus pada sindroma Down (Q90.-)

H20 Iridosiklitis
H20.0 Iridosiklitis akut dan subakut
Uveitis anterior, siklitis, atau iritis, yang akut, rekurens atau
subakut
H20.1 Iridosiklitis kronis
H20.2 Iridosiklitis akibat lensa
H20.8 Iridosiklitis lain
H20.9 Iridosiklitis, tidak dijelaskan

H21 Kelainan lain pada iris dan korpus siliaris


Kecuali uveitis simpatis (H44.1)
H21.0 Hyphaema [perdarahan rongga depan (aqueous humour)]
Kecuali hyphaema traumatika (S05.1)
H21.1 Kelainan pembuluh darah lain pada iris dan korpus siliaris
Neovaskularizasasi of iris atau korpus siliaris, rubeosis iris
H21.2 Degenerasi iris dan korpus siliaris
Degenerasi: iris (pigment), pinggir pupil; iridoskisis, atrofi iris
(essensial)(progresif), miotic pupillary cyst, translusensi iris
[iris tembus pandang]
H21.3 Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber
Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber: NOS, eksudatif,
implaantasi, parasitik
Kecuali miotic pupillary cyst (H21.2)
H21.4 Pupillary membranes [selaput pada pupil]
Iris bomb, penyempitan pupil, penutupan pupil
H21.5 Adhesi dan disrupsi lain pada iris dan korpus siliaris
Goniosynechiae, iridodialysis, resesi sudut chamber
Synechiae (iris): NOS, anterior, posterior

6
Kecuali: corectopia (Q13.2) [ektopia pupil]
H21.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada iris dan korpus siliaris
H21.9 Kelainan pada iris dan korpus siliaris, tidak dijelaskan

H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.


H22.0*Iridosiklitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Iridosiklitis pada: TB (A18.5), sifilis (sekunder) (A51.4),
infeksi gonokokus (A54.3) infeksi herpesvirus [herpes simplex]
(B00.5), zoster (B02.3)
H22.1* Iridosiklitis padap enyakit lain c.e.
Iridosiklitis pada: sarkoidosis (D86.8), ankylosing spondylitis
(M45)
H22.8*Kelainan lain iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e

Kelainan-kelainan lensa (H25-H28)


H25 Katarak senilis
Kecuali: glaukoma kapsularis dengan pseudoexfoliation lensa
(H40.1)
H25.0 Katarak senilis insipiens (incipient = sedang terjadi)
Katarak senilis: koroner, korikalis, punktata
Katarak senilis polaris subkapsularis (anterior)(posterior), water
clefts
H25.1 Katarak neuklearis senilis
Cataracta brunescens, katarak sklerosis nuklearis
H25.2 Katarak senilis, tipe morgagni
Katarak hipermatur senilis
H25.8 Katarak senilis lainnya
Bentuk-bentuk gabungan katarak senilis
H25.9 Katarak senilis, tidak dijelaskan

H26 Katarak lain


Kecuali katarak kongenital (Q12.0)
H26.0 Katarak infantil, juvenile [remaja] dan presenilis
H26.1 Katarak traumatika
H26.2 Katarak komplikasi
Katarak: pada iridosiklitis kronis, akibat kelainan mata
Glaucomatous flecks (subcapsular)
H26.3 Katarak akibat obat
H26.4 After-cataract
Katarak sekunder, cincin Soemmerring
H26.8 Katarak lain yang dijelaskan
H26.9 Katarak, tidak dijelaskan

H27 Kelainan lain pada lensa


Kecuali: malformasi kongenital lensa (Q12.-), pseudophakia (Z96.1),
komplikasi mekanis dari lensa intraokuli (T85.2)
H27.0 Aphakia [tanpa lensa]
H27.1 Dislokasi lensa
H27.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada lensa

7
H27.9 Kelainan lensa, tidak dijelaskan

H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.


H28.0*Katarak diabetes (E10-E14, karakter keempat .3)
H28.1* Katarak pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik
lainnya
Katarak pada hipoparatiroidisme (E20.-), katarak malnutrisi-
dehidrasi (E40-E46)
H28.2*Katarak pada penyakit lain c.e.
Katarak myotonik (G71.1)
H28.8*Kelainan lain lensa pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan khoroid dan retina (H30-H36)

H30 Peradangan khorioretina


H30.0 Peradangan khorioretina terfokus
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis terfokus
H30.1 Peradangan khorioretina disseminata
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis
disseminata
Kecuali retinopati exudatif (H35.0)
H30.2 Siklitis posterior
Pars planitis
H30.8 Peradangan khorioretina lainnya
Penyakit Harada
H30.9 Peradangan khorioretina, tidak dijelaskan
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis NOS

H31 Kelainan-kelainan lain khoroid


H31.0 Parut khorioretina
Parut makula di kutub posterior (pasca-radang)(pasca-trauma),
retinopati solaris
H31.1 Degenerasi khoroid
Atrofi atau sklerosis khoroid
Kecuali: angioid streaks (H35.3)
H31.2 Distrofi khoroid herediter
Choroideremia, gyrate atrophy pada choroid
Dystrophy, choroidal (central areolar)(umum)(peripapillaris)
Kecuali: ornithinaemia (E72.4)
H31.3 Perdarahan dan ruptur khoroid
Perdarahan khoroid: NOS, expulsif
H31.4 Pelepasan khoroid
H31.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada choroid
H31.9 Kelainan choroid, tidak dijelaskan

H32* Kelainan-kelainan khorioretina pada penyakit c.e.


H32.0*Radang khorio-retina pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Chorioretinitis: TB (A18.5), sifilis lanjut (A52.7), toxoplasma
(B58.0)
H32.8*Kelainan lain khorio-retina pada penyakit c.e.

8
H33 Pelepasan dan robekan retina
Kecuali pelepasan epitel pigment retina (H35.7)
H33.0 Pelepasan retina dengan robekan retina
Pelepasan retina rhegmatogenosa
H33.1 Retinoschisis kista retina
Kista ora serrata, psudokista retina, kista parasit retina NOS
Kecuali: retinoskisis kongenital (Q14.1), degenerasi
microkistoid retina (H35.4)
H33.2 Pelepasan retina serosa
Pelepasan retina: NOS, tanpa robekan retina
Kecuali: khorioretinopati serosa sentralis (H35.7)
H33.3 Robekan retina tanpa pelepasan
Robekan retina NOS, operkulum, robek horseshoe atau round
hole tanpa pelepasan
Kecuali: parut khorioretina menyusul bedah pelepasan retina
(H59.8)
degenerasi retina perifer tanpa robekan (H35.4)
H33.4 Pelepasan retina akibat tarikan (traksi)
Vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina
H33.5 Pelepasan retina lainnya

H34 Sumbatan pembuluh darah retina


Kecuali amaurosis fugax (G45.3)
H34.0 Sumbatan a. retina sementara
H34.1 Sumbatan a. retina sentralis
H34.2 Sumbatan a. retina lainnya
Sumbatan a. retina pada cabang, sebagian, dengan
mikroembolisme
Plaque Hollenhorst
H34.8 Sumbatan pembuluh darah retina lainnya
Sumbatan v. retina: sentralis, insipient, sebagian, cabang-cabang
H34.9 Sumbatan pembuluh darah retina, tidak dijelaskan

H35 Kelainan lain pada retina


H35.0 Background retinopathy dan perubahan pembuluh darah
retina
Perubahan bentuk pembuluh darah retina
Mikroaneurisma, neovaskularisasi, perivaskulitis, varises,
vascular sheathing, atau vasculitis pada retina
Retinopathy: NOS, background NOS, Coats, exudatif, hipertensif
H35.1 Retinopathy pada prematuritas
Fibroplasia retrolentis [belakang lensa]
H35.2 Retinopati proliferatif lainnya
Vitreo-retinopati proliferatif
Kecuali: vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina
(H33.4)
H35.3 Degenerasi makula dan kutub posterior
Angioid streaks, cyst, Drusen (degeneratif), hole, atau puckering
pada macula
Degenerasi Kuhnt-Junius, makulopati toksik

9
Degenerasi makula senilis (atrophic)(exudative)
H35.4 Degeneration retina perifer
Degeneration, retina: NOS, lattice, microcystoid, palisade,
paving stone, reticular
Kecuali: dengan robekan retina (H33.3)
H35.5 Hereditary retinal dystrophy
Dystrophy: tapetoretinal, vitreoretinal, retinal (albipunctate)
(pigmentary)(vitelliform)
Retinitis pigmentosa, penyakit Stargardt
H35.6 Perdarahan retina
H35.7 Pemisahan lapisan-lapisan retina
Khorioretinopati serosa sentralis, pelepasan epitel pigment
retina
H35.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada retina
H35.9 Kelainan retina, tidak dijelaskan

H36* Kelainan-kelainan pada penyakit c.e.


H36.0*Retinopati diabetikum (E10-E14 , angka keempat .3)
H36.8*Kelainan lain retina pada penyakit c.e.
Retinopati sickle-cell proliferatif (D57.- ), retinopati
aterosklerotik (I70.8)
Distrofi retina pada kelainan penyimpanan lipid (E75.- ),

Glaukoma (H40-H42)

H40 Glaukoma
Kecuali: glaukoma absolut (H44.5), traumatika akibat cedera lahir
(P15.3), kongenital (Q15.0)
H40.0 Glaukoma suspect [tersangka glaukoma]
Hipertensi okuli
H40.1 Primary open-angle glaukoma
Glaukoma (primer)(residual stage): kapsularis dengan
pseudoexfoliasi lensa, pigment, chronic simple, tekanan rendah
H40.2 Primary angle-closure glaukoma
Angle-closure glaukoma (primary)(residual stage):: akut, kronis,
intermittent
H40.3 Glaukoma akibat trauma mata
H40.4 Glaukoma akibat peradangan mata
H40.5 Glaukoma akibat kelainan-kelainan mata lainnya
H40.6 Glaukoma akibat obat-obatan
H40.8 Glaukoma lainnya
H40.9 Glaukoma, tidak dijelaskan

H42* Glaukoma pada penyakit c.e.


H42.0*Glaukoma pada penyakit endokrin, gizi, dan metabolik
Glaukoma pada: sindroma Lowe (E72.0), amyloidosis (E85.-)
H42.8*Glaukoma pada penyakit lain c.e.
Glaukoma in onchocerciasis (B73)

10
Kelainan-kelainan korpus vitreous dan bola mata (H43-H45)

H43 Kelainan-kelainan korpus vitreous


H43.0 Prolaps vitreous
Kecuali: Sindroma vitreous menyusul operasi katarak (H59.0)
H43.1 Perdarahan vitreous
H43.2 Deposit kristal pada korpus vitreous
H43.3 Keopakan vitreous lainnya
Selaput dan benang-benang vitreous
H43.8 Kelainan-kelainan lain korpus vitreous
Degenerasi atau pelepasan vitreous
Kecuali: vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina
(H33.4)
H43.9 Kelainan korpus vitreous, tidak dijelaskan

H44 Kelainan bola mata


Termasuk kelainan-kelainan lain yang mengganggu berbagai
struktur mata
H44.0 Endophthalmitis purulenta
Panophthalmitis, abses vitreous
H44.1 Endophthalmitis lainnya
Endophthalmitis parasit NOS, uveitis simpatis
H44.2 Myopia degeneratif
H44.3 Kelainan degeneratif lain bola mata
Chalcosis, siderosis mata
H44.4 Hipotonia mata
H44.5 Kondisi-kondisi degenerasi bola mata
Glaukoma absolut, atrofi bola mata, phthisis [TB] bulbi
H44.6 Retensi benda asing (lama) intraokuli, magnetik
Retensi benda asing magnetik (lama) (pada): anterior chamber,
kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata, korpus
vitreous
H44.7 Retensi benda asing intraokuli, nonmagnetik
Retensi benda asing (lama) (nonmagnetik) (pada): anterior
chamber, kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata,
korpus vitreous
H44.8 Kelainan-kelainan lain bola mata
Haemophthalmos, luxasio bola mata
H44.9 Kelainan bola mata, tidak dijelaskan

H45* Kelainan korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e.
H45.0*Perdarahan vitreous pada penyakit c.e.
H45.1* Endophthalmitis pada penyakit c.e.
Endophthalmitis pada:
cysticercosis (B69.1), onchocerciasis (B73), toxocariasis
(B83.0)
H45.8* Kelainan-kelainan lain korpus vitreous dan bola mata pada
penyakit c.e

11
Kelainan-kelainan n. optikus dan jaras penglihatan (H46-H48)

H46 Neuritis optikus


Neuropati optik, kecuali jenis ischaemic; papillitis optik, neuritis
retrobulbar NOS
Kecuali: neuropati optik iskemik (H47.0), neuromyelitis optik
[Devic] (G36.0)

H47 Kelainan-kelainan lain n. optikus (NC II) dan jaras penglihatan


H47.0 Kelainan-kelainan n. optikus, not elsewhere classified
Kompresi n. optikus, perdarahan pada pelapis optic nerve,
neuropati optik iskemik
H47.1 Papilloedema, tidak dijelaskan
H47.2 Atrofi optik
Temporal pallor [pucat sementara] pada diskus optikus
H47.3 Kelainan-kelainan lain diskus optikus
Drusen diskus optikus, pseudopapilloedema
H47.4 Kelainan chiasma opticum
H47.5 Kelainan lain jaras penglihatan
Kelainan traktus optikus, nc.geniculatum dan radiatio opticum
H47.6 Kelainan-kelainan visual cortex
H47.7 Kelainan jaras penglihatan, tidak dijelaskan

H48 Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.


H48.0*Atrofi optik pada penyakit c.e.
Atrofi optik pada sifilis lanjut (A52.1)
H48.1* Neuritis retrobulbar pada penyakit c.e.
Neuritis retrobulbar pada:
infeksi meningokokus (A39.8), sifilis lanjut (A52.1),
multiple sclerosis (G35)
H48.8*Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.

Kelainan otot mata, gerak binokuler, akomodasi, refraksi (H49-H52)


Kecuali nystagmus dan gerakan irregular mata lainnya (H55)

H49 Strabismus paralitik


Kecuali: ophthalmoplegia: supranuklearis progresif (G23.1),
ophthalmoplegia internuklearis (H51.2), ophthalmoplegia
internal (H52.5)
H49.0 Kelumpuhan NC III [n. oculomotorius]
H49.1 Kelumpuhan NC IV [n. trochlearis]
H49.2 Kelumpuhan NC VI [n. abducent]
H49.3 Ophthalmoplegia (external) total
H49.4 Ophthalmoplegia external progressif
H49.8 Strabismus paralitik lainnya
Ophthalmoplegia external NOS, sindroma Kearns-Sayre
H49.9 Strabismus paralitik, tidak dijelaskan

H50 Strabismus lainnya

12
H50.0 Strabismus konvergens konkomitant [serentak]
Esotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent
H50.1 Strabismus divergens konkomitant strabismus - serentak
Exotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent
H50.2 Strabismus vertikal
Hypertropia, hypotropia
H50.3 Intermittent heterotropia
Intermittent esotropia atau exotropia (bergantian) (monocular)
H50.4 Heterotropia lainnya dan yang tidak dijelaskan
Strabismus konkomitant NOS, cyclotropia, microtropia,
sindroma monofixasi
H50.5 Heterophoria (phoria = strabismus laten)
Hyperphoria alternans, esophoria, exophoria
H50.6 Strabismus mekanis
Sindroma Brown's sheath, strabismus akibat adhesi,
Hambatan gerak otot mata akibat trauma
H50.8 Other specified strabismus
Sindroma Duane
H50.9 Strabismus, tidak dijelaskan

H51 Kelainan-kelainan lain gerakan binokuler (dua mata)


H51.0 Kelumpuhan conjugate gaze
H51.1 Insufisiensi dan berlebihannya konvergensi
H51.2 Ophthalmoplegia internuklearis
H51.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada gerakan
binokuler
H51.9 Kelainan gerakan binokuler, tidak dijelaskan

H52 Kelainan refraksi dan akomodasi


H52.0 Hypermetropia [titik fokus di belakang retina]
H52.1 Myopia [titik fokus di depan retina]
Kecuali myopia degeneratif (H44.2)
H52.2 Astigmatism [titik fokus tidak menyatu]
H52.3 Anisometropia [fokus tidak seimbang] dan aniseikonia
[ukuran bayangan berbeda]
H52.4 Presbyopia [hypermetropia untuk pandangan dekat]
H52.5 Kelainan-kelainan akomodasi
Ophthalmoplegia internal (complete)(total)
Paresis atau spasme akomodasi
H52.6 Kelainan-kelainan refraksi lainnya
H52.7 Kelainan refraksi, tidak dijelaskan

Gangguan visus dan kebutaan (H53-H54)

H53 Gangguan visus


H53.0 Amblyopia (penurunan daya penglihatan) ex anopsia
Amblyopia: anisometropia, deprivasi, strabismik
H53.1 Gangguan penglihatan subjektif
Metamorphopsia [objek terlihat distorsi],
13
Scintillating scotoma [bintik buta berpindah-pindah],
Asthenopia [kelelahan mata],
Day blindness, hemeralopia [lebih mudah melihat pada cahaya
yang kurang],
Photophobia [tak menyukai cahaya],
Visual halos [area kosong penglihatan], sudden visual loss [visus
hilang mendadak],
Kecuali halusinasi visual (R44.1)
H53.2 Diplopia
Double vision [penglihatan kembar]
H53.3 Kelainan lain penglihatan binokuler
Korespondensi abnormal retina, suppresi penglihatan binokuler
Fusi dengan stereopsis cacad, persepsi visual simultan tanpa
fusi,
H53.4 Defek lapangan pandang
Pembesaran bintik buta
Penyempitan umum lapangan pandang
Hemianop(s)ia (heteronymous)(homonymous)
Quadrant anop(s)ia
Scotoma:. arkuata, Bjerrum, sentral, cincin
H53.5 Defisiensi penglihatan warna
Achromatopsia, defisiensi penglihatan warna didapat, buta
warna
Deuteranomaly, deuteranopia [ buta hijau],
Protanomaly, protanopia [buta merah],
Tritanomaly, tritanopia [buta biru]
Kecuali day blindness (H53.1)
H53.6 Night blindness [rabun senja]
Kecuali akibat defisiensi vitamin A (E50.5)
H53.8 Gangguan penglihatan lainnya
H53.9 Gangguan penglihatan, tidak dijelaskan

H54 Gangguan penglihatan termausk kebutaan (binokuler atau


monokuler)
Note: Untuk definisi kategori gangguan penglihatan lihat tabel di
halam terakhir bab ini.
Kecuali: amaurosis fugax (G45.3)
Catatan khusus dari Volume 2:
Kode ini tidak digunakan sebagai kode untuk keadaan utama
kalau penyebabnya tercatat, kecuali kalau episode perawatan
adalah untuk kebutaan itu sendiri. Ketika mengkode
penyebab, H54.- bisa digunakan sebagai kode tambahan.
H54.0 Buta, binokuler
Gangguan penglihatan kategori 5.
H54.1 Gangguan penglihatan berat, binokuler
Gangguan penglihatan kategori 2.
H54.2 Gangguan penglihatan sedang, binokuler
Gangguan penglihatan kategori 1.
H54.3 Gangguan penglihatan ringan atau tidak terdapat, binokuler
Gangguan penglihatan kategori 0.
H54.4 Kebutaan, monokuler

14
Gangguan penglihatan kategori 3, 4, 5 pada satu mata, kategori
0, 1, 2, atau 9 pada mata lain.
H54.5 Gangguan penglihatan berat, monokuler
Gangguan penglihatan kategori 2 pada satu mata, kategori 0, 1
atau 9 pada mata lain.
H54.6 Gangguan penglihatan sedang, monokuler
Gangguan penglihatan kategori 1 pada satu mata, kategori 0
atau 9 pada mata lain.
H54.9 Gangguan penglihatan tidak dijelaskan (binokuler)
Gangguan penglihatan kategori 9.

Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa (H55-H59)

H55 Nystagmus dan gerakan irregulaer lain pada mata


Nystagmus: NOS, kongenital, deprivasition, dissosiasi, latent

H57 Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa


H57.0 Kelainan fungsi pupil
H57.1 Nyeri mata
H57.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa
H57.9 Kelainan mata dan adnexa, tidak dijelaskan

H58* Kelainan-kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.


H58.0*Kelainan fungsi pupil pada penyakit c.e.
Fenomena atau pupil Argyll Robertson, sifilis (A52.1)
H58.1* Gangguan penglihatan pada penyakit c.e.
H58.8*Kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa pada
penyakit c.e.
Okulopati sifilitika NEC:
kongenital dini (A50.0), kongenital lanjut (A50.3)
dini (sekunder) (A51.4), lanjut (A52.7)

H59 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, NEC


Kecuali: komplikasi mekanis dari:
lensa intraokuli (T85.2), alat prostetik, implant, dan graft
mata lainnya (T85.3)
pseudophakia (Z96.1)
H59.0 Keratopati (aphakia bullosa) menyusul operasi katarak
Sindroma vitreus (Touch)
Sindroma kornea vitreus
H59.8 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur lainnya
Parut khorioretina menyusul operasi terhadap pelepasan retina
H59.9 Kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, tidak dijelaskan

15
CHAPTER V. PENYAKIT-PENYAKIT
TELINGA DAN PROSESUS MASTOIDEUS (H60-H95)

Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi hamil, melahirkan, dan puerperium (O00-O99)
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital
(Q00-Q99)
Gejala, tanda, dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal,
NEC (R00-R99)
Injury, poisoning dan konsekuensi tertentu lain dari penyebab
eksterna (S00-T98)

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:


H62* Gangguan telinga luar pada penyakit c.e
H67* Otitis media pada penyakit c.e
H75* Gangguan lain telinga tengah dan mastoid pada
penyakit c.e
H82* Sindorma vertiginosa pada penyakit c.e
H94* Gangguan lain telinga pada penyakit c.e

Penyakit-penyakit telinga luar (H60-H62)

H60 Otitis externa


H60.0 Abses telinga luar
Vesikel, karbunkel, furunkel pada aurikula atau liang telinga
luar
H60.1 Sellulitis telinga luar
Sellulitis: aurikula, liang telinga luar
H60.2 Otitis externa maligna
H60.3 Otitis externa infektif lainnya
Otitis externa diffusa, otitis externa haemorrhagika, Swimmer's
ear
H60.4 Cholesteatoma telinga luar
Keratosis obturans (saluran) telinga luar
H60.5 Otitis externa akut, noninfektif
Otitis externa akut: NOS, aktinik, kimiawi, kontak, eksematoid,
reaktif
H60.8 Otitis externa lainnya
Otitis externa kronis NOS
H60.9 Otitis externa, tidak dijelaskan

H61 Kelainan-kelainan lain telinga luar


H61.0 Perikhondritis telinga luar
Chondrodermatitis nodularis chronica helicis
Perichondritis pada: aurikula, pinna

16
H61.1 Kelainan daun telinga non-infektif
Deformitas didapatpada: aurikula, pinna
Kecuali: cauliflower ear (M95.1)
H61.2 Impacted cerumen
Lilin dalam telinga
H61.3 Stenosis didapat pada liang telinga luar
Kollapse liang telinga luar
H61.8 Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada telinga luar
Exostosis liang telinga luar
H61.9 Kelainan telinga luar, tidak dijelaskan

H62* Kelainan telinga luar pada penyakit c.e.


H62.0*Otitis externa pada penyakit bakteri c.e
Otitis externa pada erysipelas (A46)
H62.1* Otitis externa pada penyakit virus c.e
Otitis externa pada infeksi herpesviral [herpes simplex]
(B00.1), zoster (B02.8)
H62.2*Otitis externa pada mikosis
Otitis externa pada aspergillosis (B44.8), candidiasis (B37.2)
Otomycosis NOS (B36.9)
H62.3*Otitis externa pada penyakit infeksi dan parasit lainnya c.e.
H62.4*Otitis externa pada penyakit lainnya c.e.
Otitis externa pada impetigo (L01.-)
H62.8*Kelainan-kelainan lain telinga luar pada penyakit c.e.

Penyakit-penyakit telinga tengah dan mastoid (H65-H75)

H65 Otitis media non-suppuratif


Termasuk: dengan myringitis (radang membran tympani)
Gunakan kode tambahan untuk identifikasi adanya perforasi membran
timpani (H72.-)
H65.0 Otitis media serosa akut
Otitis media sekretori akut dan subakut
H65.1 Otitis media akut nonsuppuratif lainnya
Otitis media, akut dan subakut: allergika (mukoid)(sanguinosa)
(serosa), mukoid, nonsuppuratif NOS, sanguinosa, seromusinosa
Kecuali: otitis media (akut) NOS (H66.9), otitik barotrauma
(T70.0)
H65.2 Otitis media serosa kronis
Chronic tubotympanal catarrh
H65.3 Otitis media mukoid kronis
Otitis media, kronis: musinosa, sekretoris, transudatif; glue ear
Kecuali: penyakit telinga tengah adhesif (H74.1)
H65.4 Otitis media nonsuppuratif kronis lainnya
Otitis media, kronis: allergika, nonsuppuratif NOS, dengan effusi
(nonpurulenta), eksudatif, seromusinosa
H65.9 Otitis media nonsuppuratif, tidak dijelaskan
Otitis media: allergika, dengan effusi (nonpurulenta),
katarrhalis, eksudatif, mukoid, sekretoris, seromusinosa, serosa,
transudatif

17
H66 Otitis media suppuratif dan tidak dijelaskan
Termasuk: dengan myringitis
Gunakan kode tambahan untuk identifikasi adanya perforasi membran
timpani (H72.-)
H66.0 Otitis media suppuratif akut
H66.1 Otitis media suppuratif tubotimpani kronis
Otitis media suppuratif kronis ringan
Penyakit tubotimpani kronis
H66.2 Otitis media suppuratif attico-antral kronis
Penyakit attico-antral kronis
H66.3 Otitis media suppuratif kronis lainnya
Otitis media suppuratif kronis NOS
H66.4 Otitis media suppuratif, tidak dijelaskan
Otitis media purulenta NOS
H66.9 Otitis media, tidak dijelaskan
Otitis media NOS, akut NOS, kronik NOS

H67* Otitis media pada penyakit c.e.


H67.0*Otitis media pada penyakit bakteri c.e
Otitis media pada: TB (A18.6), scarlet fever (A38)
H67.1* Otitis media pada penyakit virus c.e
Otitis media pada: measles (B05.3), influenza (J09-J11)
H67.8*Otitis media pada penyakit lain c.e

H68 Eustachian salpingitis dan obstruction


H68.0 Eustachian salpingitis peradangan tuba Eustachius
H68.1 Obstruksi tuba Eustachius
Kompresi, stenosis, striktura tuba Eustachius

H69 Gangguan lain Eustachian tube


H69.0 Patulous Eustachian tube [terbuka karena regangan]
H69.8 Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada tuba Eustachius
H69.9 Kelainan tuba Eustachius, tidak dijelaskan

H70 Mastoiditis dan kondisi terkait


H70.0 Mastoiditis akut
Abses atau empyem masoid
H70.1 Mastoiditis kronis
Karies atau fistula mastoid
H70.2 Petrositis
Peradangan os. Petrosus (acute)(chronic)
H70.8 Mastoiditis dan kondisi terkait lainnya
H70.9 Mastoiditis, tidak dijelaskan

H71 Cholesteatoma telinga tengah


Cholesteatoma tympani
Kecuali: cholesteatoma telinga luar (H60.4)

18
cholesteatoma rekurens pada rongga pasca-mastoidektomi
(H95.0)

H72 Perforasi membrana timpani


Termasuk: perforasi gendang telinga: persisten pasca trauma, pasca
peradangan
Kecuali: ruptur traumatika gendang telinga (S09.2)
H72.0 Perforasi membran tympani bagian sentral
H72.1 Perforasi membran tympani bagian attic (atas)
Perforasi pars flaccida
H72.2 Perforasi pinggir lainnya pada membran tympani
H72.8 Perforasi lainnya pada membran tympani
Perforasi membran tympani: ganda atau total
H72.9 Perforasi membran tympani, tidak dijelaskan

H73 Kelainan-kelainan lain membran timpani


H73.0 Acute myringitis / Acute tympanitis
Timpanutis akut, miringitis bullosa
Kecuali: dengan otitis media (H65-H66)
H73.1 Myringitis kronis
Tympanitis kronis
Kecuali: dengan otitis media (H65-H66)
H73.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada membran
timpani
H73.9 Kelainan membran timpani, tidak dijelaskan

H74 Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid


H74.0 Tympanosclerosis
H74.1 Penyakit telinga tengah adhesif
Otitis adhesif
Kecuali: glue ear (H65.3)
H74.2 Diskontinuitas dan dislokasi tulang-tulang pendengaran
H74.3 Kelainan tulang-tulang pendengaran didapat lainnya
Ankylosis atau kehilangan sebagian tulang-tulang pendengaran
H74.4 Polyp telinga tengah
H74.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga tengah
dan mastoid
H74.9 Kelainan telinga tengah dan mastoid, tidak dijelaskan

H75* Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid pada penyakit


c.e.
H75.0*Mastoiditis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Mastoiditis TB (A18.0)
H75.8*Kelainan lain telinga tengah dan mastoid yang dijelaskan pada
penyakit c.e.

19
Penyakit-penyakit telinga dalam (H80-H83)

H80 Otosklerosis
Termasuk: otospongiosis
H80.0 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, nonobliteratif
H80.1 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, obliteratif
H80.2 Otosklerosis kokhlearis
Otosklerosis yangmelibatkan: kapsul otik, foramen ovale
H80.8 Otosklerosis lainnya
H80.9 Otosklerosis, tidak dijelaskan

H81 Kelainan-kelainan fungsi vestibulum


Kecuali: vertigo: NOS (R42), epidemik (A88.1)
H81.0 Penyakit Mniere
Hidrops labirinth, sindroma atau vertigo Meniere
H81.1 Vertigo paroksismal ringan
H81.2 Neuronitis vestibularis
H81.3 Vertigo perifer lainnya
Sindroma Lermoyez
Vertigo: aura, otogenik, perifer NOS
H81.4 Vertigo yang berasal dari sentral
Nystagmus posisional sentralis
H81.8 Kelainan-kelainan lain fungsi vestibulum
H81.9 Kelainan fungsi vestibulum, tidak dijelaskan
Sindroma vertiginosa NOS

H82* Sindroma vertiginosa pada penyakit c.e.

H83 Penyakit-penyakit telinga dalam lainnya


H83.0 Labyrinthitis
H83.1 Fistula labirinth
H83.2 Disfungsi labirinth
Hipersensitivitas, hipofungsi, hilangnya fungsi labirinth
H83.3 Efek-efek bising terhadap telinga dalam
Trauma akustik, penurunan pendengaran akibat bising
H83.8 Penyakit-penyakit lain yang dijelaskan pada telinga dalam
H83.9 Penyakit-penyakit telinga dalam, tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan lain pada telinga (H90-H95)


Catatan khusus dari Volume 2 untuk H90-H91: Hearing loss
Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode kondisi utama
kalau penyebabnya diketahui, kecuali kalau episode perawatan adalah
untuk kehilangan pendengaran itu sendiri. Untuk mengkode
penyebab, H90.- atau H91.- bisa digunakan sebagai kode tambahan.

H90 Tuli konduktif dan sensorineural


Termasuk: tuli kongenital
Kecuali: deaf mutism [bisu-tuli] NEC (H91.3), tuli NOS (H91.9)

20
tuli: akibat bising (H83.3), ototoksik (H91.0)
mendadak (idiopathic) (H91.2), NOS (H91.9)
H90.0 Tuli konduktif, bilateral
H90.1 Tuli konduktif unilateral; sisi kontralateral baik
H90.2 Tuli konduktif, tidak dijelaskan
Tuli konduktif NOS
H90.3 Tuli sensorineural, bilateral
H90.4 Tuli sensorineural unilateral; sisi kontralateral baik
H90.5 Tuli sensorineural, tidak dijelaskan
Tuli sensorineural NOS, tuli kongenital NOS
Tuli: sentral, neural, perseptif, atau sensoris NOS
H90.6 Tuli campur konduktif dan sensorineural, bilateral
H90.7 Tuli campur konduktif dan sensorineural unilateral; sisi
kontralateral baik
H90.8 Tuli campur konduktif dan sensorineural, tidak dijelaskan

H91 Tuli lainnya


Kecuali: tuli psikogenik (F44.6), impacted cerumen (H61.2), tuli
akibat bising (H83.3)
tuli menurut klasifikasi pada H90.-,tuli iskemik sementara
(H93.0),
persepsi pendengaran abnormal (H93.2)
H91.0 Tuli ototoksik
H91.1 Presbycusis [tuli sensorineural pada penuaan]
Presbyacusia
H91.2 Tuli idiopatik mendadak
Tuli mendadak NOS
H91.3 Bisu-tuli, not elsewhere classified
H91.8 Tuli lain yang dijelaskan
H91.9 Tuli, tidak dijelaskan
Deafness: NOS, frekuensi tinggi, frekuensi rendah

H92 Otalgia dan effusi telinga


H92.0 Otalgia
H92.1 Otorrhoea
Kecuali: bocoran cerebrospinal fluid melalui telinga (G96.0)
H92.2 Otorrhagia [perdarahan melalui telinga luar]
Kecuali: otorrhagia traumatika.

H93 Kelainan-kelainan lain telinga, not elsewhere classified


H93.0 Kelainan-kelainan degeneratif dan vaskular pada telinga
Tuli iskemik sementara
Kecuali: presbycusis (H91.1)
H93.1 Tinnitus
H93.2 Persepsi pendengaran abnormal lainnya
Auditory recruitment [pendengaran berlebih dari yang ada]
Diplacusis [pendengaran beda antara kedua telinga,
pendengaran ganda]
Hyperacusis [sangat sensitif terhadap suara]

21
Perubahan ambang pendengaran sementara
Kecuali: hallusinasi auditorius (R44.0)
H93.3 Kelainan-kelainan n. akustikus
Kelainan NC VIII
H93.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga
H93.9 Kelainan telinga, tidak dijelaskan

H94* Kelainan-kelainan lain telinga pada penyakit c.e.


H94.0*Neuritis akustikus pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Neuritis akustikus pada sifilis (A52.1)
H94.8*Gangguan lain telinga yang dijelaskan pada penyakit c.e.

H95 Kelainan pasca-prosedur telinga dan prosesus mastoideus, NEC


H95.0 Kholesteatoma rekuren pada rongga pasca-mastoidectomi
H95.1 Kelainan lain menyusul mastoidectomi
Peradangan kronis, granulasi, kista mukosa: pada rongga pasca-
mastoidectomi
H95.8 Kelainan-kelainan pasca prosedur lain pada telinga dan
prosesus mastoideus
H95.9 Kelainan pasca prosedur pada telinga dan prosesus
mastoideus, tidak dijelaskan

22
CHAPTER VI. PENYAKIT-PENYAKIT SISTEM SIRKULASI (I00-I99)
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
neoplasma (C00-D48)
menyakit endokrin, nutrisi dan metabolik (E00-E90)
serangan iskemik otak sementara dan sindroma yang terkait
(G45.-)
kelainan jaringan penyambung sistemik (M30-M36)
komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
kondisi tertentu yang dimulai pada masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital
(Q00-Q99)
tanda, gejala, dan penemuan klinis dan laboratorium
abnormal, n.e.c. (R00-R99)
cedera, keracunan dan konsekwensi lain tertentu dari
penyebab luar (S00-T98)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


I00-I02 Demam rematik akut
I05-I09 Penyakit jantung rematik kronik
I10-I15 Penyakit hipertensi
I20-I25 Penyakit jantung iskemik
I26-I28 Penyakit jantung paru dan penyakit sirkulasi paru-paru
I30-I52 Bentuk-bentuk lain penyakit jantung
I60-I69 Penyakit serebrovaskuler
I70-I79 Penyakit arteri, arteriol, dan kapiler
I80-I89 Penyakit vena, pembuluh limfe, dan kelenjar limfe, n.e.c.
I95-I99 Kelainan sistem sirkulasi lain dan tak dijelaskan

Kategori asterisk untuk bab ini tersedia sebagai berikut:


I32* Perikarditis pada penyakit c. e.
I39* Endokarditis dan kelainan katup jantung pada penyakit
c. e.
I41* Miokarditis pada penyakit c. e.
I43* Kardiomiopati pada penyakit c. e.
I52* Kelainan jantung lainnya pada penyakit c. e.
I68* Kelainan serebrovaskuler pada penyakit c. e.
I79* Kelainan arteri, arteriol dan kapiler pada penyakit c. e.
I98* Kelainan sistem sirkulasi lain pada penyakit c. e.

Demam rematik akut (I00-I02)


Penyakit ini adalah komplikasi dari radang akut infeksi
Streptokokus hemolitikus Group A, khas dengan arthritis, khorea
Sydenham, karditis, dan kulit. Arthritis adalah manifestasi klinis
paling umum, biasanya melibatkan tumit, lutut, siku, dan
pergelangan. Sendi nyeri, bisa merah, panas, sembab, dan berisi
cairan. Khorea Sydenham adalah penyakit sistem syaraf pusat dengan
gerakan bawah sadar tanpa tujuan, tidak berulang-ulang, dan
menghilang tanpa gejala sisa neurologis. Karditis bisa berupa geseran
perikardium, suara bising, pembesaran jantung, atau kegagalan
jantung. Nodul bawah kulit biasanya di permukaan ekstensor sendi
PUSKESMAS SALASSAE

besar, tidak nyeri, dan membaik dengan pengobatan sendi atau


jantung. Eritema marginatum kulit berupa merah berbelok-belok,
tidak menonjol, dan tidak nyeri.

I00 Demam rematik tanpa disebutkan keterlibatan jantung.


Arthritis rematik, akut atau subakut

I01 Demam rematik dengan keterlibatan jantung


Kecuali: penyakit-penyakit kronik yang asal-usulnya rematik (I05-
I09), kecuali kalau demam rematik terdapat pula atau kalau
ada bukti munculnya kembali atau adanya aktifitas proses
rematik. Pada kasus dengan keraguan tentang aktifitas
rematik pada waktu kematian, rujuk aturan pengkodean
mortalitas pada Volume 2.

Catatan dari Volume 2


Demam rematik (I00-I02) atau penyakit jantung rematik
(I05-I09) penyebabnya selain demam skarlet (A38),
septikemia streptokokus (A40.-), radang farings
streptokokus (J02.0), dan tonsilitis akut (J03.-) adalah
sangat musykil.
Kalau proses rematik tidak dinyatakan aktif pada saat
kematian, kondisi itu dianggap aktif kalau kondisi
jantung (selain kondisi terminal dan endokarditis bakteri)
yang dianggap rematik atau akibat demam rematik
dinyatakan akut atau subakut.
Tanpa pernyataan ini, karditis, endokarditis, miokarditis,
pankarditis dan penyakit jantung dianggap akut kalau
interval antara onset dan kematian <1 tahun, atau kalau
interval tidak disebutkan, usia kematian < 15 tahun.
Perikarditis dapat dianggap akut pada usia berapa saja.

I01.0 Perikarditis rematik akut


Setiap kondisi pada I00 dengan perikarditis
Perikarditis rematik (akut)
Kecuali: kalau tidak dinyatakan rematik (I30.-)
I01.1 Endokarditis rematik akut
Setiap kondisi pada I00 dengan endokarditis or valvulitis
Valvulitis rematik akut
I01.2 Miokarditis rematik akut
Setiap kondisi pada I00 dengan miokarditis
I01.8 Penyakit jantung rematik akut lainnya (termasuk keterlibatan
ganda)
Setiap kondisi pada I00 dengan jenis keterlibatan jantung lain
atau ganda.
Pankarditis rematik akut
I01.9 Penyakit jantung rematik akut, tak dijelaskan
Setiap kondisi pada I00 dengan jenis keterlibatan jantung tak
dijelaskan
Karditis rematik, akut
2
PUSKESMAS SALASSAE

Penyakit jantung rematik, aktif atau akut

I02 Khorea rematik


Termasuk: khorea Sydenham
Kecuali: khorea Huntington (G10), khorea NOS (G25.5)
I02.0 Khorea rematik yang keterlibatan jantung
Khorea NOS yang melibatkan jantung
Khorea rematik dengan semua keterlibatan jantung yang bisa
diklasifikasi pada I01.-
I02.9 Khorea rematik tanpa keterlibatan jantung
Khorea rematik NOS

Penyakit jantung rematik kronik (I05-I09)

I05 Penyakit katup mitral rematik


Termasuk: kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I05.0 atau I05.2-
I05.9, baik dinyatakan rematik atau tidak
Kecuali: kalau dinyatakan bukan-rematik (I34.-)
I05.0 Stenosis mitral
Obstruksi (katup) mitral (rematik)
I05.1 Insuffisiensi mitral rematik
Inkompetensi mitral rematik
Regurgitasi mitral rematik
I05.2 Stenosis mitral dengan insufisiensi
Stenosis mitral dengan inkompetensi atau regurgitasi
I05.8 Penyakit katup mitral lainnya
Kegagalan (katup) mitral
I05.9 Penyakit katup mitral, tak dijelaskan
Kelainan (katup) mitral (kronik) NOS

I06 Penyakit katup aorta rematik


Kecuali: kalau tidak dinyatakan rematik (I35.-)
I06.0 Stenosis aorta rematik
Obstruksi (katup) aorta rematik
I06.1 Insuffisiensi aorta rematik
Inkompetensi aorta rematik
Regurgitasi aorta rematik
I06.2 Stenosis aorta rematik dengan insufisiensi
Stenosis aorta rematik dengan inkompetensi atau regurgitasi
I06.8 Penyakit katup aorta rematik lainnya
I06.9 Penyakit katup aorta rematik, tak dijelaskan
Penyakit (katup) aorta rematik NOS

I07 Penyakit katup trikuspid rematik


Termasuk: baik dinyatakan rematik atau tidak
Kecuali: kalau dinyatakan bukan-rematik (I36.-)
I07.0 Stenosis trikuspid
Stenosis (katup) trikuspid (rematik)
I07.1 Insufisiensi trikuspid
Insufisiensi (katup) trikuspid (rematik)

3
PUSKESMAS SALASSAE

I07.2 Stenosis trikuspid dengan insufisiensi


I07.8 Penyakit katup trikuspid lainnya
I07.9 Penyakit katup trikuspid, tak dijelaskan
Penyakit katup trikuspid NOS

I08 Penyakit katup ganda


Termasuk: baik dinyatakan rematik atau tidak
Kecuali: endokarditis, katup tak dijelaskan(I38)
penyakit rematik endokardium, katup tak dijelaskan (I09.1)

I08.0 Penyakit katup-katup mitral dan aorta


Keterlibatan katup-katup mitral dengan aorta baik dinyatakan
rematik atau tidak
I08.1 Penyakit katup-katup mitral dengan trikuspid
I08.2 Penyakit katup-katup aorta dengan trikuspid
I08.3 Kelainan gabungan katup-katup mitral, aorta dan trikuspid
I08.8 Penyakit katup ganda lainnya
I08.9 Penyakit katup ganda, tak dijelaskan

I09 Penyakit jantung rematik lainnya


I09.0 Miokarditis rematik
Kecuali: miokarditis tidak dinyatakan sebagai rematik (I51.4)
I09.1 Penyakit rematik endokardium, katup tak dijelaskan
Endokarditis rematik (kronik)
Valvulitis rematik (kronik)
Kecuali: endokarditis, katup tak dijelaskan (I38)
I09.2 Perikarditis rematik kronik
Perikardium adherent rematik
Mediastinoperikarditis rematik kronik
Mioperikarditis rematik kronik
Kecuali: kalau tidak dinyatakan sebagai rematik (I31.-)
I09.8 Penyakit jantung rematik lain yang dijelaskan
Penyakit rematik pada katup pulmonalis
I09.9 Penyakit jantung rematik, tak dijelaskan
Karditis rematik
Gagal jantung rematik
Kecuali: karditis rematoid (M05.3)

Penyakit-penyakit hipertensi (I10-I15)


Hipertensi adalah tekanan darah >140/90 mmHg, baik primer
(hipertensi essensial) yang penyebabnya tidak diketahui, atau
sekunder akibat penyakit di tempat lain.. Hipertensi bisa
menyebabkan kerusakan jantung atau ginjal, dan bisa pula
disebabkan oleh kerusakan ginjal, adrenal, tiroid, dsb. Hipertensi
renovaskuler adalah peningkatan kronik tekanan darah sistemik
akibat penyempitan arteri renalis atau cabang-cabangnya.
Kecuali: melibatkan pembuluh darah koroner (I20-I25)
hipertensi pulmonalis (I27.0)
mempersulit kehamilan, melahirkan dan nifas (O10-O11,
O13-O16)
hipertensi neonatus (P29.2)

4
PUSKESMAS SALASSAE

I10 Hipertensi essensial (primer)


Tekanan darah tinggi
Hipertensi (arteri)(esensial)(primer)(sistemik)(ringan)(berat)
Kecuali: melibatkan pembuluh darah pada: mata (H35.0), otak
(I60-I69),

I11 Penyakit jantung hipertensif


Termasuk: semua keadaan pada I50.-, I51.4-I51.9 akibat hipertensi
I11.0 Penyakit jantung hipertensif dengan gagal jantung (kongestif)
Gagal jantung hipertensif
I11.9 Penyakit jantung hipertensif tanpa kegagalan jantung
(kongestif)
Penyakit jantung hipertensif NOS

I12 Penyakit ginjal hipertensi


Termasuk: semua keadaan pada N00-N07, N18.-, N19 atau N26
bersama kondisi I10
arteriosklerosis ginjal, nefritis arteriosklerotik (kronik)
(intersitialis)
nefropati hipertensif, nefrosklerosis
Kecuali: hipertensi sekunder (I15.-)
I12.0 Penyakit ginjal hipertensif dengan gagal ginjal
Gagal ginjal hipertensif
I12.9 Penyakit ginjal hipertensif tanpa gagal ginjal
Penyakit ginjal hipertensi NOS

I13 Penyakit jantung dan ginjal hipertensi


Termasuk: semua kondisi pada I11.- bersama semua kondisi pada
I12.-
penyakit: kardiorenal, penyakit ginjal kardiovaskular
I13.0 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal jantung
(kongestif)
I13.1 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal ginjal
I13.2 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal jantung
(kongestif) serta gagal ginjal
I13.9 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif, tak dijelaskan

I15 Hipertensi sekunder


Kecuali: melibatkan pembuluh darah: mata (H35.0)
melibatkan pembuluh darah: otak (I60-I69)
I15.0 Hipertensi renovaskuler
I15.1 Hipertensi akibat kelainan ginjal lainnya
I15.2 Hipertensi akibat kelainan endokrin
I15.8 Hipertensi sekunder lain
I15.9 Hipertensi sekunder, tak dijelaskan

Penyakit jantung iskemia (I20-I25)


Iskemia jantung umumnya disebabkan oleh penumpukan
atheroma di bawah lapisan intima a. koronaria. Komplikasi utamanya
adalah angina pektoris, infark miokardium, dan mati mendadak akibat
serangan jantung. Angina pektoris khas dengan episode perasaan

5
PUSKESMAS SALASSAE

tidak enak atau tertekan di daerah jantung, timbul ketika bekerja dan
berkurang ketika istirahat, dengan ciri-ciri yang biasanya menetap.
Perubahan gejala angina seperti peningkatan intensitas, lebih lama,
terjadi lebih mudah ketika istirahat atau tidur, disebut unstable
angina, insufisiensi koroner akut, angina preinfark, atau sindroma
intermedia, yang sering menjadi infark miokardium. Angina variant
atau Prinzmetal disebabkan oleh spasme aorta sehingga aliran ke a.
koronaria berkurang dan menyebabkan iskemia jantung, khas dengan
nyeri ketika istirahat.

Catatan: Untuk morbiditas, durasi pada kategori I21-I25 adalah


interval antara awal episode iskemia dan admisi.
Untuk mortalitas, durasi adalah interval antara awal episode
iskemia dan kematian.
Termasuk: Kalau disebutkan hipertensi (I10-I15)

I20 Angina pektoris


I20.0 Unstable angina
Angina: crescendo, de novo effort, makin berat waktu bekerja
Sindroma: koroner intermediate, preinfark
I20.1 Angina pektoris dengan spasme terdokumentasi
Angina: angiospastik, Prinzmetal, akibat spasme, variant
I20.8 Bentuk lain angina pektoris
Angina ketika bekerja
Stenokardia
I20.9 Angina pektoris, tak dijelaskan
Angona: NOS, kardiak
Sindroma angina
Nyeri dada iskemik

I21 Infark miokardium akut acute myocardial infarction (MCI)


Termasuk: MCI yang dinyatakan akut, atau lamanya 4 mg (28 hari)
sejak onset.
Kecuali: komplikasi tertentu sekarang menyusul MCI akut (I23.-)
MCI: lama (I25.2), susulan (I22.-)
sindroma pasca MCI (I24.1),
MCI dinyatakan kronik atau durasi > 4 mg (28 hari) sejak
onset (I25.8)
I21.0 MCI transmural akut dinding anterior jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) depan NOS, anteroapikal, anterolateral,
anteroseptum
I21.1 MCI transmural akut dinding inferior jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) inferior NOS, dinding diafragmatika, inferolateral,
inferoposterior
I21.2 MCI transmural akut pada bagian lain jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) lateral NOS, apical-lateral, basal-lateral, lateral
tinggi

6
PUSKESMAS SALASSAE

- posterior (sejati), posterobasal, posterolateral, posteroseptal,


septal NOS
I21.3 MCI transmural akut pada bagian jantung yang tak dijelaskan
MCI transmural NOS
I21.4 MCI subendokardium akut,
MCI non-transmural NOS
I21.9 MCI akut, tak dijelaskan
MCI (akut) NOS

I22 MCI susulan


Termasuk: MCI rekurent
Kecuali: dinyatakan kronik atau durasi >4 minggu (28 hari) sejak
onset (I25.8)
I22.0 MCI susulan dinding jantung bagian anterior
Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) anterior NOS, anteroapikal, anterolateral,
anteroseptal
I22.1 MCI susulan dinding jantung bagian inferior
Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) inferior NOS, dinding diafragma, inferolateral,
inferoposterior
I22.8 MCI susulan pada bagian lain
Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) lateral NOS, apical-lateral, basal-lateral, lateral
tinggi
- posterior (sejati), posterobasal, posterolateral, posteroseptal,
septal NOS
I22.9 MCI susulan pada bagian yang tak dijelaskan

I23 Komplikasi tertentu sekarang menyusul MCI akut


Kecuali: kondisi berikut ini, kalau:
- muncul bersama MCI akut (I21-I22)
- tidak dinyatakan sebagai komplikasi sekarang menyusul
MCI akut (I31.-, I51.-)
I23.0 Hemoperikardium sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI
akut
I23.1 Atrial septal defect (ASD) sebagai komplikasi sekarang
menyusul MCI akut
I23.2 Ventricular septal defect (VSD) sebagai komplikasi sekarang
menyusul MCI akut
I23.3 Ruptur dinding jantung tanpa hemoperikardium sebagai
komplikasi sekarang menyusul MCI akut
Kecuali: dengan hemoperikardium (I23.0)
I23.4 Ruptura khordae tendineae sebagai komplikasi sekarang
menyusul MCI akut
I23.5 Ruptur m. papillaris sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI
akut
I23.6 Trombosis atrium, apendix aurikula, dan ventrikel sebagai
komplikasi sekarang menyusul MCI akut

7
PUSKESMAS SALASSAE

I23.8 Komplikasi sekarang lainnya menyusul MCI akut

I24 Penyakit jantung iskemik akut lainnya


Kecuali: angina pectoris (I20.-),
iskemia miokadium sementara pada bayi baru lahir (P29.4)
I24.0 Trombosis koroner yang tidak menyebabkan MCI
Embolisme, oklusi, tromboembolisme (arteri)(vena) koronaria:
yang tidak menyebabkan MCI
Kecuali: dinyatakan kronik atau durasi > 4 mg (28 hari) sejak
onset (I25.8)
I24.1 Sindroma Dressler
Sindorma pasca MCI
I24.8 Bentuk lain penyakit jantung iskemik akut:
Kegagalan koroner
Insufisiensi koroner
I24.9 Penyakit jantung iskemik akut, tak dijelaskan
Kecuali: penyakit jantung iskemik (kronik) NOS (I25.9)

I25 Penyakit jantung iskemik kronik


Kecuali: penyakit kardiovaskuler NOS (I51.6)
I25.0 Penyakit kardiovaskuler atherosklerotik, dinyatakan demikian
I25.1 Penyakit jantung atherosklerotik koroner
Penyakit, sklerosis, ateroma, aterosklerosis:
pada (arteri) koronaria
I25.2 MCI lama
MCI sembuh
MCI sebelumnya didiagnosa dengan ECG atau pemeriksaan
khusus lain, tapi saat ini tidak menunjukkan gejala
I25.3 Aneurisma jantung
Aneurisma: mural, ventrikel
I25.4 Aneurisma arteri koronaria
Fistula arterio-vena koronaria, didapat
Kecuali: aneurisma (arteri) koronaria kongenital (Q24.5)
I25.5 Kardiomiopati iskemik
I25.6 Iskemia miokardium tenang (silent)
I25.8 Bentuk-bentuk lain penyakit jantung iskemik kronik
Setiap kondisi pada I21-I22 dan I24.- yang dinyatakan sebagai
kronik atau dengan durasi >4 mg (28 hari) sejak onset
I25.9 Penyakit jantung iskemik kronik, tak dijelaskan
Penyakit jantung iskemik (kronik) NOS

Penyakit jantung-paru dan penyakit sirkulasi pulmonalis (I26-I28)

I26 Emboli pulmonalis


Cor pulmonale adalah pembesaran ventrikel kanan, dengan tekanan
darah yang tinggi ke paru-paru karena kesulitan memompakan
darah ke paru-paru yang mengalami kegagalan fungsi. Keadaan
ini disebabkan olehpenyakit paru, kelainan rongga dada, atau
peekanan usaha bernafas, tapi bukan karena kerusakan jantung
kiri. Biasanya kronik, tapi bisa menjadi akut.
Termasuk: (arteri)(vena) pulmonalis dengan:

8
PUSKESMAS SALASSAE

- infark
- - tromboembolisme
- trombosis:
Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
- kehamilan, melahirkan dan nifas (O88.-)
I26.0 Emboli pulmonalis dengan disebutkan cor pulmonale akut
Cor pulmonale akut NOS
I26.9 Emboli pulmonalis tanpa disebutkan cor pulmonale akut
Emboli pulmonalis NOS

I27 Penyakit jantung-paru lainnya


I27.0 Hipertensi pulmonalis primer
I27.1 Penyakit jantung kifo-skoliotik
I27.2 Hipertensi pulmonalis sekunder lain
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi
penyakit dasar.
I27.8 Penyakit jantung-paru lain yang dijelaskan
Kecuali: Cacad Eisenmenger (Q21.8).
I27.9 Penyakit jantung-paru, tak dijelaskan
Penyakit kardiopulmonalis kronik
Kor pulmonale (kronik) NOS

I28 Penyakit pembuluh pulmonalis lain


I28.0 Fistula arteriovena pembuluh pulmonalis
I28.1 Aneurisma arteri pulmonalis
I28.8 Penyakit pembuluh pulmonalis lain yang dijelaskan:
Ruptur, stenosis, striktura:
pada pembuluh pulmonalis
I28.9 Penyakit pembuluh pulmonalis, tak dijelaskan

Bentuk-bentuk lain penyakit jantung (I30-I52)

I30 Perikarditis akut


Termasuk: effusi perikardium akut
Kecuali: perikarditis rematik (akut) (I01.0)
I30.0 Perikarditis idiopatik nonspesifik akut
I30.1 Perikarditis infeksi
Pericarditis: pneumokokus, stafilokokus, streptokokus,
purulenta, virus
Pioperikarditis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi.
I30.8 Bentuk-bentuk lain perikarditis akut
I30.9 Perikarditis akut, tak dijelaskan

I31 Penyakit lain pada perikardium

9
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.2), komplikasi sekarang


menyusul MCI akut (I23.-),
sindroma pasca-kardiotomi (I97.0), trauma (S26.-)
I31.0 Perikarditis adhesif kronik
Accretio cordis
Perikardium adherent
Mediastinoperikarditis adhesif
I31.1 Perikarditis konstriktif kronik
Concretio cordis
Kalsifikasi perikardium
I31.2 Hemoperikardium, n.e.c.
I31.3 Effusi perikardium (bukan radang)
Chylopericardium
I31.8 Penyakit lain perikardium yang dijelaskan
Plaque epikardium
Adhesi perikardium pada fokus tertentu
I31.9 Penyakit perikardium, tak dijelaskan
Cardiac tamponade
Perikarditis (kronik) NOS

I32* Perikarditis pada penyakit c. e.


I32.0* Perikarditis pada penyakit bakteri c. e.
Pericarditis: TB (A18.8), meningokokus (A39.5), sifilis
(A52.0), gonokokus (A54.8)
I32.1* Perikarditis pada penyakit infeksi atau parasit lain c. e.
I32.8* Perikarditis pada penyakit lain c. e.
Perikarditis (pada ):
- rematoid (M05.3), systemic lupus erythematosus (M32.1),
uremik (N18.8)

I33 Endokarditis akut dan subakut


Kecuali: endokarditis rematik akut (I01.1)
endokarditis NOS (I38)
I33.0 Endokarditis infeksi akut dan subakut
Endokarditis (akut)(subakut):
- bakteri, infektif NOS
- lenta, ulseratif, malignant, septik
I33.9 Endokarditis akut, tak dijelaskan
Endokarditis, mioendokarditis, periendokarditis:
akut atau subakut

I34 Kelainan katup mitral non-rematik


Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I05.-)
katup mitral dengan: stenosis (I05.0), kegagalan (I05.8),
penyakit (I05.9)
kalau penyebab tidak jelas, tapi disebutkan:
- stenosis atau obstruksi mitral (I05.0)
- penyakit katup aorta (I08.0)
kalau dinyatakan kongenital (Q23.2, Q23.3)
I34.0 Insufisiensi (katup) mitral
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) mitral:

10
PUSKESMAS SALASSAE

NOS atau penyebab dijelaskan selain rematik


I34.1 Prolapsus (katup) mitral
Sindroma katup mitral lembek [floppy]
Kecuali: sindroma Marfan (Q87.4)
I34.2 Stenosis (katup) mitral non-rematik
I34.8 Kelainan katup mitral non-rematik lain
I34.9 Kelainan lain katup mitral non-rematik, tak dijelaskan

I35 Kelainan katup aorta non-rematik


Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I06.-)
kalau sebab tak dijelaskan tapi disebutkan penyakit katup
mitral (I08.0)
stenosis subaorta hipertrofik (I42.1)
kalau dinyatakan kongenital (Q23.0, Q23.1)
I35.0 Stenosis (katup) aorta
I35.1 Insufisiensi (katup) aorta
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) aorta:
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik
I35.2 Stenosis (katup) aorta dengan insufisiensi
I35.8 Kelainan katup aorta lain
I35.9 Kelainan katup aorta, tak dijelaskan

I36 Kelainan katup trikuspid non-rematik


Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I07.-), kalau penyebab
tak dijelaskan (I07.-)
kalau dinyatakan kongenital (Q22.4, Q22.8, Q22.9)
I36.0 Stenosis (katup) trikuspid non-rematik
I36.1 Insufisiensi (katup) trikuspid non-rematik
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) trikuspid:
penyebab dijelaskan, selain rematik
I36.2 Stenosis (katup) trikuspid non-rematik dengan insufisiensi
I36.8 Kelainan katup trikuspid non-rematik lainnya
I36.9 Kelainan katup trikuspid non-rematik, tak dijelaskan

I37 Kelainan katup pulmonalis


Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.8)
kalau dinyatakan kongenital (Q22.1, Q22.2, Q22.3)
I37.0 Stenosis katup pulmonalis
I37.1 Insufisiensi katup pulmonalis
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) pulmonalis:
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik
I37.2 Stenosis katup pulmonalis dengan insufisiensi
I37.8 Kelainan katup pulmonalis lain
I37.9 Kelainan katup pulmonalis, tak dijelaskan

I38 Endokarditis, katup tak dijelaskan


Endokarditis (kronik) NOS
Katup yang inkompeten, insufisien, regurgitasi, atau stenosis:
jenis katup tidak disebutkan

11
PUSKESMAS SALASSAE

NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik atau


kongenital
Valvulitis (kronik),
katup tidak disebutkan;
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik atau
kongenital
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.1)
insufisiensi katup jantung kongenital NOS (Q24.8)
stenosis kongenital katup jantung NOS (Q24.8)
fibroelastosis endokardium (I42.4)

I39* Endokarditis dan kelainan katup pada penyakit c. e.


Termasuk: keterlibatan endokardium pada:
- demam tifoid (A01.0), TB (A38.8), infeksi meningokokus
(A39.5)
- sifilis (A52.0), infeksi gonokokus (A54.8), infeksi kandida
(B37.6),
- arthritis rematoid (M05.3), penyakit Libman Sacks
(M32.1)
I39.0* Kelainan katup mitral pada penyakit c. e.
I39.1* Kelainan katup aorta pada penyakit c. e.
I39.2* Kelainan katup trikuspid pada penyakit c. e.
I39.3* Kelainan katup pulmonalis pada penyakit c. e.
I39.4* Kelainan katup ganda pada penyakit c. e.
I39.8* Endokarditis, katup tidak jelas, pada peny. c. e.

I40 Miokarditis akut


I40.0 Miokarditis infeksi
Miokarditis septik
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi.
I40.1 Miokarditis tersendiri (isolated)
I40.8 Miokarditis akut lain
I40.9 Miokarditis akut, tak dijelaskan

I41* Miokarditis pada penyakit c. e.


I41.0* Miokarditis pada penyakit bakteri c. e.
Miokarditis:
- TB (A18.8), difteria (A36.8), meningokokus (A39.5),
- sifilis (A52.0), gonokokus (A54.8)

I41.1* Miokarditis pada penyakit virus c. e..


Miokarditis influenza (akut):
- virus flu burung teridentifikasi (J09)
- virus lain teridentifikasi (J10.8)
- virus tak teridentifikasi (J11.8)
Miocarditis mumps (B26.8)
I41.2* Miokarditis pada peny. infeksi dan parasit c. e.
Miokarditis pada:

12
PUSKESMAS SALASSAE

- penyakit Chagas: akut (B57.0), (kronik) (B57.2)


- toxoplasmosis (B58.8)
I41.8* Miokarditis pada penyakit lain c. e.
Miokarditis sarkoid (D86.8)
Miokarditis rematoid (M05.3)

I42 Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah kerusakan akut miokardium, yang
penyebabnya bukan penyakit katup, pembuluh darah, sistem
konduksi, a. koronaria, atau cacad perkembangan. Jenis dilatasi atau
hipertrofi ventrikel disebabkan oleh kesulitan memompakan darah,
dan jenis restriktif adalah kurangnya pengembangan ventrikel
dibandingkan pengisian darah waktu diastolik.

Kecuali: kardiomiopati yang mempersulit: nifas (O90.3),


kehamilan (O99.4)
kardiomiopati iskemik (I25.5)
I42.0 Kardiomiopati dilatasi
Kardiomiopati kongestif
I42.1 Kardiomiopati hipertrofik obstruktif
Stenosis subaorta hipertrofik
I42.2 Kardiomiopati hipertrofik lainnya
Kardiomiopati hipertrofik non-obstruktif
I42.3 Penyakit endomiokardium (eosinofilik)
Fibrosis endomiokardium (tropik)
Endokarditis Lffler
I42.4 Fibroelastosis endokardium
Kardiomiopati kongenital
I42.5 Kardiomiopati restriktif lainnya
Kardiomiopati konstriktif NOS
I42.6 Kardiomiopati alkoholik
I42.7 Kardiomiopati akibat drugs dan agen luar lainnya
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi penyebab.
I42.8 Kardiomiopati lain
I42.9 Kardiomiopati, tak dijelaskan
Kardiomiopati (primer) (sekunder) NOS

I43* Kardiomiopati pada penyakit c. e.


I43.0* Kardiomiopati pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kardiomiopati pada difteria (A36.8)
I43.1* Kardiomiopati pada penyakit metabolik
Amiloidosis jantung (E85.-)

I43.2* Kardiomiopati pada penyakit gizi


Kardiomiopati nutrisi NOS (E63.9)
I43.8* Kardiomiopati pada penyakit lain c. e.
Penyakit jantung tirotoksikosis (E05.9),
Tofi gout pada jantung (M10.0)

13
PUSKESMAS SALASSAE

I44 Blok atrioventrikel dan cabang bundel kiri


Heart block (hambatan jantung) adalah lambatnya penyebaran
rangsangan listrik di jalur konduksi., seperti nodus sinoatrium (SA),
atrium, nodus atrioventrikel (AV), bundel His dan cabang-cabangnya,
atau ventrikel.
Blok atrioventrikel, yaitu terhambatnya impuls dari atrium ke
ventrikel, biasanya disebabkan oleh infark miokardium, rangsangan
parasimpatis, atau penyakit nodus AV primer. Semua ini menyebabkan
timbulnya gangguan irama jantung.

I44.0 Blok atrioventrikel, tingkat pertama


I44.1 Blok atrioventrikel, tingkat kedua
Blok atrioventrikel tipe I dan II
Blok tingkat kedua, tipe I dan II
Blok Mbitz tipe I dan II
Blok Wenckebach
I44.2 Blok atrioventrikel komplit
Blok jantung komplit NOS
Blok tingkat ketiga
I44.3 Blok atrioventrikel lain dan tak dijelaskan
Blok atrioventrikel NOS
I44.4 Blok fasikulus anterior kiri
I44.5 Blok fasikulus posterior kiri
I44.6 Blok fasikulus lain dan tak dijelaskan
Hemiblok cabang bundel kiri NOS
I44.7 Blok cabang bundel kiri, tak dijelaskan

I45 Kelainan konduksi lain


I45.0 Blok fasikulus kanan
I45.1 Blok cabang bundel kanan lain dan tak dijelaskan
Blok cabang bundel kanan NOS
I45.2 Blok bifasikulus
I45.3 Blok trifasikulus
I45.4 Blok intraventrikel non-spesifik
Blok cabang bundel NOS
I45.5 Blok jantung lain yang dijelaskan
Blok sinoatrium, blok sinoaurikulum
Kecuali: blok jantung NOS (I45.9)
I45.6 Sindroma pre-eksitasi
Eksitasi atrioventrikel anomali
Konduksi atrioventrikel: dipercepat, tambahan. pre-eksitasi
Sindroma Lown-Ganong-Levine
Sindroma Wolff-Parkinson-White
I45.8 Kelainan konduksi lain yang dijelaskan
Disosiasi atrioventrikel [AV]
Disosiasi interferensi
Sindroma long QT
Kecuali: pemanjangan interval QT (R94.3)

14
PUSKESMAS SALASSAE

I45.9 Kelainan konduksi, tak dijelaskan


Blok jantung NOS
Sindroma Stokes-Adams

I46 Cardiac arrest


Cardiac arrrest [serangan jantung] adalah tidak cukupnya
kontraksi ventrikel sehingga sirkulasi sistemik gagal. Penyebab
utamanya fibrillasi ventrikel, diikuti hilangnya kesadaran, pernafasan,
tekanan darah dan suara jantung, lalu kematian dengan sianosis dan
pupil melebar.

Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
syok kardiogenik (R57.0)
I46.0 Cardiac arrest dengan resusitasi berhasil
I46.1 Sudden cardiac death; begitu dituliskan
Kecuali: mati mendadak NOS (R96.-)
mati mendadak dengan:
- infark miokardium (I21-I22), kelainan konduksi (I44-
I45)
I46.9 Cardiac arrest, tak dijelaskan

I47 Takikardia paroxismal


Takikardia paroksismal adalah peningkatan mendadak denyut
jantung.
Aritmia ventrikel re-entri terjadi karena masuknya impuls
kembali ke dalam sistem His-Purkinje dan otot ventrikel, yang
seharusnya menghilang dan diganti dengan impuls yang baru.
Takikardia paroksismal supraventrikel dimulai dari atrium atau
nodus AV dengan peningkatan denyut menjadi 100-200/menit,
konduksi atrium dan ventrikel sama banyak (1:1).
Takikardia ventrikel adalah kenaikan teratur denyut ventrikel
menjadi 100-200/menit.

Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
takikardia: NOS (R00.0), sinoaurikuler (R00.0), sinus NOS
(R00.0)
I47.0 Aritmia ventrikel re-entri
I47.1 Takikardia supraventrikel
Takikardia paroksismal:
- atrium
- atrioventrikel (AV)
- junction [bundel His dan fasikulus]
- nodus
I47.2 Takikardia ventrikel
I47.9 Takikardia paroksismal, tak dijelaskan

15
PUSKESMAS SALASSAE

Sindroma Bouveret(-Hoffmann)

I48 Fibrillasi dan flutter atrium


Flutter atrium adalah aritmia yang teratur di dalam atrium,
dengan aktifitas listrik terus menerus sehingga denyut mencapai 240-
400/menit. Fibrillasi atrium adalah aritmia yang kacau akibat reentri
impuls listrik ke atrium, walau pun umumnya 100-200/menit.

I49 Aritmia jantung lainnya


Fibrillasi ventrikel adalah aritmia tidak teratur berkecepatan
tinggi dengan penyebaran impuls yang tidak merata di otot ventrikel.
Depolarisasi prematur adalah depolarisasi yang terjadi sebelum
datangnya impuls berikut dari sinus. Sick sinus syndrome adalah
gangguan fungsi nodus SA, sering menyebabkan kepala rasa kosong,
pusing, dan pingsan.

Kecuali: disritmia neonatus (P29.1)


bradikardia: NOS (R00.1), sinoatrium (R00.1), sinus (R00.1),
vagus (R00.1)
mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
I49.0 Fibrillasi dan flutter ventrikel
I49.1 Depolarisasi prematur atrium
Denyut prematur atrium
I49.2 Depolarisasi prematur junction
I49.3 Depolarisasi prematur ventrikel
I49.4 Depolarisasi prematur lain dan tak dijelaskan:
Ekstrasistole, aritmia ekstrasistolik
Denyut ektopik, denyut prematur NOS, kontraksi prematur
I49.5 Sick sinus syndrome
Sindroma takikardia-bradikardia
I49.8 Aritmia jantung lainnya yang dijelaskan
Gangguan irama:
- nodus, sinus koronaria, ektopik,
I49.9 Aritmia jantung, tak dijelaskan
Aritmia (jantung) NOS

I50 Heart failure


Heart failure atau payah jantung (kongestif) adalah sindroma
umum penurunan kontraksi miokardium sehingga curah jantung
(cardiac output) tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Penurunan fungsi ini mula-mula hanya timbul pada olahraga, lalu
meningkat dengan muncul ketika istirahat. Penurunan daya kontraksi
diikuti oleh kongesti (bendungan) aliran darah yang menuju ke
jantung, dan kelelahan akibat kurangnya curah jantung.

Kecuali: akibat hipertensi (I11.0), akibat hipertensi dengan


penyakit ginjal (I13.-)

16
PUSKESMAS SALASSAE

setelah bedah jantung atau akibat adanya prostesis jantung


(I97.1)
mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
kegagalan jantung neonatus (P29.0)
I50.0 Payah jantung kongestif
Penyakit jantung kongestif
Payah ventrikel kanan (akibat payah jantung kiri)
I50.1 Payah ventrikel kiri
Edema paru-paru dengan disebutkan:
penyakit jantung NOS atau payah jantung
Asma jantung
Payah jantung kiri
I50.9 Payah jantung, tak dijelaskan
Payah jantung atau miokardium NOS

I51 Komplikasi penyakit jantung dan penyakit jantung yang


deskripsinya kabur
Kecuali: setiap kondisi pada I51.4-I51.9 akibat hipertensi (I11.-),
- dengan penyakit ginjal (I13.-)
kalau dinyatakan rematik (I00-I09)
komplikasi yang timbul menyusul MCI akut (I23.-);
I51.0 Cacad septum jantung, didapat
Cacad septum didapat (lama): atrium, aurikuler, ventrikel
I51.1 Ruptur chordae tendineae, not elsewhere classified
I51.2 Ruptur m. papillaris, not elsewhere classified
I51.3 Rhrombosis intracardiak, not elsewhere classified
Thrombosis (lama): apex, atrium, aurikuler, ventrikel
I51.4 Miokarditis, tak dijelaskan
Fibrosis miokardium
Miokarditis: NOS, kronik (interstitium)
I51.5 Degenerasi miokardium
Degenerasi lemak pada jantung atau miokardium
Degenerasi senilis pada jantung atau miokardium
Penyakit miokardium
I51.6 Penyakit kardiovaskuler, tak dijelaskan
Cardiovascular accident NOS
Kecuali: penyakit kardiovaskuler aterosklerotik, begitu
dituliskan (I25.0)
I51.7 Kardiomegali
Dilatasi jantung,
Hipertrofi jantung,
Dilatasi ventrikel
I51.8 Penyakit jantung lain yang tidak jelas
Karditis (akut)(kronik)
Pankarditis (akut)(kronik)
I51.9 Penyakit jantung, tak dijelaskan

I52* Kelainan jantung lain pada penyakit c. e.


Kecuali: Kelainan kardiovascular NOS pada penyakit c. e. (I98.-*)

17
PUSKESMAS SALASSAE

I52.0* Kelainan jantung lain pada penyakit bakteri c. e.


Karditis meningokokus NEC (A39.5)
I52.1* Kelainan jantung lain pada penyakit infeksi dan parasit lain c.
e.
Penyakit jantung-paru pada skhistosomiasis (B65.-)
I52.8* Kelainan jantung lain pada penyakit lain c. e.
Karditis rematoid (M05.3)

Penyakit-penyakit serebrovaskuler (I60-I69)


Termasuk: dengan disebutkan hipertensi (konditsi pada I10 dan
I15.-)
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi adanya
hipertensi
Kecuali: dementia vaskuler (F01.-)
serangan iskemia otak sementara dan sindroma yang terkait
(G45.-)
perdarahan intrakranium akibat trauma (S06.-)

I60 Perdarahan subarakhnoid


Termasuk: ruptur aneurisma serebri
Kecuali: sequelae perdarahan subarakhnoid (I69.0)
I60.0 Perdarahan subarakhnoid dari aliran dan percabangan karotid
I60.1 Perdarahan subarakhnoid dari a. serebri media
I60.2 Perdarahan subarakhnoid dari a. komunikans anterior
I60.3 Perdarahan subarakhnoid dari a. komunikans posterior
I60.4 Perdarahan subarakhnoid dari a. basilaris
I60.5 Perdarahan subarakhnoid dari a. vertebralis
I60.6 Perdarahan subarakhnoid dari arteri intrakranium lain
Keterlibatan ganda arteri-arteri intrakranium
I60.7 Perdarahan subarakhnoid dari arteri intrakranium, tak
dijelaskan
Ruptura aneurisma berry (kongenital) NOS
Perdarahan subarakhnoid dari:
- arteri serebri NOS, arteri komunikans NOS
I60.8 Perdarahan subarakhnoid lain
Perdarahan meningen
Ruptur malformasi arteriovena serebri
I60.9 Perdarahan subarakhnoid, tak dijelaskan
Ruptura aneurisma serebri (kongenital) NOS

I61 Perdarahan intraserebri


Kecuali: sequelae perdarahan intraserebri (I69.1)
I61.0 Perdarahan intraserebri di hemisfer, subkorteks
Perdarahan intraserebri profunda
I61.1 Perdarahan intraserebri di hemisfer, korteks
Perdarahan lobus serebri
Perdarahan intraserebri superfisialis
I61.2 Perdarahan intraserebri di hemisfer, tak dijelaskan

18
PUSKESMAS SALASSAE

I61.3 Perdarahan intraserebri di batang otak


I61.4 Perdarahan intraserebri di serebellum
I61.5 Perdarahan intraserebri, intraventrikel
I61.6 Perdarahan intraserebri, lokalisasi ganda
I61.8 Perdarahan intraserebri lain
I61.9 Perdarahan intraserebri, tak dijelaskan

I62 Perdarahan intrakranium non-traumatika lainnya


Kecuali: sequelae perdarahan intrakranium (I69.2)
I62.0 Perdarahan subdura (akut) (non-traumatika)

I62.1 Perdarahan extradura non-traumatika


Perdarahan epidura non-traumatika
I62.9 Perdarahan intrakranium (non-traumatika), tak dijelaskan

I63 Infark serebri


Termasuk: oklusi dan stenosis arteri-arteri serebri dan preserebri,
menyebabkan infark serebri
Kecuali: sequelae infark serebri (I69.3)
I63.0 Infark serebri akibat trombosis arteri preserebralis
I63.1 Infark serebri akibat embolisme arteri preserebralis
I63.2 Infark serebri akibat oklusi atau stenosis yang tak jelas pada
arteri preserebralis
I63.3 Infark serebri akibat trombosis arteri serebralis
I63.4 Infark serebri akibat embolism arteri serebralis
I63.5 Infark serebri akibat oklusi atau stenosis yang tak jelas pada
arteri serebralis
I63.6 Infark serebri akibat trombosis vena serebralis, nonpyogenic
I63.8 Infark serebri lain
I63.9 Infark serebri, tak dijelaskan

I64 Stroke, tak dijelaskan sebagai perdarahan atau infark


Cerebrovascular accident NOS
Kecuali: sequelae stroke (I69.4)

I65 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis, tidak menyebabkan


infark serebri
Termasuk: embolisme, penyempitan, obstruksi (komplit)(parsial)
atau trombosis,
pada aa. basilaris, karotis, atau vertebralis,
yang tidak menyebabkan infark serebri
Kecuali: kalau menyebabkan infark serebri (I63.-)
I65.0 Oklusi dan stenosis a. vertebralis
I65.1 Oklusi dan stenosis a. basilaris
I65.2 Oklusi dan stenosis a. karotid
I65.3 Oklusi dan stenosis arteri-arteri preserebralis ganda dan
bilateral
I65.8 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis lain

19
PUSKESMAS SALASSAE

I65.9 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis yang tak dijelaskan


Oklusi dan stenosis arteri preserebralis NOS

I66 Oklusi dan stenosis arteri serebralis, tidak menyebabkan infark


serebri
Termasuk: embolisme, penyempitan, obstruksi (komplit)(parsial)
atau trombosis,
pada aa. serebrales media, anterior, dan posterior, serta
aa. serebellares,
yang tidak menyebabkan infark serebri
Kecuali: kalau menyebabkan infark serebri (I63.-)
I66.0 Oklusi dan stenosis a. serebralis media
I66.1 Oklusi dan stenosis a. serebralis anterior
I66.2 Oklusi dan stenosis a. serebralis posterior
I66.3 Oklusi dan stenosis aa. serebellares
I66.4 Oklusi dan stenosis arteri otak ganda dan bilateral
I66.8 Oklusi dan stenosis arteri otak lain
Oklusi dan stenosis arteriae perforans
I66.9 Oklusi dan stenosis arteri otak yang tak dijelaskan

I67 Penyakit-penyakit serebrovaskuler lain


Kecuali: sequelae dari kondisi pada daftar berikut (I69.8)
I67.0 Disseksi arteri-arteri serebri, tidak ruptur
Kecuali: ruptur arteri-arteri serebri (I60.7)
I67.1 Aneurisma otak, tidak ruptur
Aneurisma otak NOS
Fistula arteriovena serebri, didapat
Kecuali: aneurisma serebri kongenital, tidak ruptur (Q28.-)
ruptur aneurisma serebri (I60.-)
I67.2 Aterosklerosis serebri
Ateroma arteri serebralis
I67.3 Leukoensefalopati vaskuler progresif
Penyakit Binswanger
Kecuali: dementia vaskuler subkorteks (F01.2)
I67.4 Ensefalopati hipertensif
I67.5 Penyakit Moyamoya
I67.6 Trombosis non-piogenik pada sistem vena intrakranium
Trombosis non-piogenik pada:
- vena otak, sinus vena intrakranium
Kecuali: kalau meimbulkan infark (I63.6)
I67.7 Arteritis serebri, not elsewhere classified
I67.8 Penyakit serebrovaskuler lain yang dijelaskan
Insufisiensi serebrovaskuler akut NOS
Iskemia serebri (kronik)
I67.9 Penyakit serebrovaskuler, tak dijelaskan

I68* Kelainan-kelainan serebrovaskuler pada penyakit c. e.


I68.0* Angiopathy amyloid otak(E85.-)
I68.1* Arteritis serebri pada penyakit infeksi dan parasit c. e.

20
PUSKESMAS SALASSAE

Arteritis serebri pada:


- TB (A18.8), listeria (A32.8), sifilis (A52.0)
I68.2* Arteritis serebri pada penyakit lain c. e.
Arteritis serebri pada systemic lupus erythematosus (M32.1)
I68.8* Kelainan serebrovaskuler lain pada penyakit c. e..

I69 Sequelae penyakit serebrovaskuler


Catatan: Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi-kondisi
pada I60-I67 sebagai penyebab sekuel, yang mereka sendiri
diklasifikasikan di bagian lain. Sekuel mencakup kondisi
yang disebut demikian atau efek jangka panjang, atau
terdapat satu tahun atau lebih setelah onset kondisi
penyebab.
I69.0 Sekuel perdarahan subarakhnoid
I69.1 Sekuel perdarahan intraserebri
I69.2 Sekuel perdarahan intrakranium non-traumatika lain
I69.3 Sekuel infark serebri
I69.4 Sekuel stroke, yang tidak dinyatakan sebagai perdarahan atau
infark
I69.8 Sekuel penyakit serebrovaskuler lain dan tak dijelaskan

Penyakit-penyakit arteri, arteriol dan kapiler (I70-I79)

I70 Aterosklerosis
Termasuk: arteriolosklerosis, arteriosklerosis, penyakit vaskuler
arteriosklerotik
ateroma, endarteritis deformans atau obliterans
arteritis senilis, endarteritis senilis
degenerasi: arteri, arteriovaskuler, vaskuler
Kecuali: koronaria (I25.1), pulmonalis (I27.0), serebralis (I67.2),
mesenterika (K55.1)
I70.0 Aterosklerosis aorta
I70.1 Aterosklerosis a. renalis
Ginjal Goldblatt
Kecuali: aterosklerosis arteriol ginjal (I12.-)
I70.2 Aterosklerosis arteri anggota
Gangren aterosklerosis
Sklerosis (medial) Mnckeberg's
I70.8 Aterosklerosis arteri lainnya
I70.9 Aterosklerosis generalisata dan tak dijelaskan

I71 Aneurisma dan disseksi aorta


I71.0 Disseksi aorta (semua bagian)
Aneurisma dissekans aorta (ruptur)[semua bagian]
I71.1 Aneurisma aorta torakalis, ruptur
I71.2 Aneurisma aorta torakalis, tanpa disebutkan ruptur
I71.3 Aneurisma aorta abdominalis, ruptur
I71.4 Aneurisma aorta abdominalis, tanpa disebutkan ruptur
I71.5 Aneurisma aorta torako-abdominalis, ruptur

21
PUSKESMAS SALASSAE

I71.6 Aneurisma aorta torako-abdominals, tanpa disebutkan ruptur


I71.8 Aneurisma aorta dengan situs tak dijelaskan, ruptur;
Ruptur aorta NOS
I71.9 Aneurisma aorta dengan situs tak dijelaskan, tanpa disebutkan
ruptur
Aneurisma aorta, dilatasi aorta, nekrosis hialin aorta

I72 Aneurisma lain


Termasuk: aneurisma (cirsoid)(palsu)(ruptur)
Kecuali: aneurisma (pada):
- retina (H35.0)
- jantung (I25.3), koronaria (I25.4), a. pulmonalis (I28.1)
- serebri ruptur (I60.-), serebri (nonruptur) (I67.1)
- aorta (I71.-), varicose (I77.0)
- arteriovena: NOS (Q27.3), didapat (I77.0)
I72.0 Aneurisma a. karotid
I72.1 Aneurisma a. anggota atas
I72.2 Aneurisma a. renalis
I72.3 Aneurisma a. iliaka
I72.4 Aneurisma arteri anggota bawah
I72.8 Aneurisma arteri lain yang dijelaskan
I72.9 Aneurisma pada situs yang tak dijelaskan

I73 Penyakit pembuluh darah perifer lainnya


Kecuali: spasma arteri otak (G45.9),
frostbite (T33-T35), immersi tangan atau kaki (T69.0)
chilblains (T69.1) [merah, bengkak, gatal pada jari, hidung,
telinga karena dingin]
I73.0 Sindroma Raynaud
Penyakit, gangren, atau fenomenon (sekunder): Raynaud
I73.1 Thromboangiitis obliterans [Buerger]
I73.8 Penyakit pembuluh darah perifer lain yang dijelaskan
Acrocyanosis
Acroparaesthesia: simple [tipe Schultze], vasomotor [tipe
Nothnagel]
Erythrocyanosis [garis-garis merah ungu di paha, sering
bersama chilblain]
Erythromelalgia [pelebaran nyeri pada pembuluh darah anggota]
I73.9 Penyakit pembuluh darah perifer, tak dijelaskan
Claudicatio intermittent
Spasme arteri

I74 Embolisme dan trombosis arteri


Termasuk: infark: embolik, trombotik
oklusi: embolik, trombotik
Kecuali: embolisme dan trombosis:
- retina (H34.-), koronaria (I21-I25), pulmonalis (I26.-),
- mesenterika (K55.0), renalis (N28.0)
- vertebralis (I63.0-I63.2, I65.0), basilaris (I63.0-I63.2,
I65.1),
- karotid (I63.0-I63.2, I65.2), preserebri (I63.0-I63.2, I65.9)

22
PUSKESMAS SALASSAE

- serebri (I63.3-I63.5, I66.9),


- mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-
O07, O08.2)
- mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O88.-)
I74.0 Embolisme dan trombosis aorta abdominalis
Sindroma bifurkatio aorta
Sindroma Leriche
I74.1 Embolisme dan trombosis bagian aorta lain dan tak dijelaskan
I74.2 Embolisme dan trombosis arteri anggota atas
I74.3 Embolisme dan trombosis arteri anggota bawah
I74.4 Embolisme dan trombosis arteri anggota, tak dijelaskan
Embolisme arteri perifer
I74.5 Embolisme dan trombosis arteri iliaka
I74.8 Embolisme dan trombosis arteri lain
I74.9 Embolisme dan trombosis arteri yang tak dijelaskan

I77 Kelainan lain arteri dan arteriol


Kecuali: a. pulmonalis (I28.-)
angiitis hipersensitivitas (M31.0), penyakit kolagen
(vaskuler) (M30-M36)
I77.0 Fistula arterio-vena, didapat
Varix dengan aneurisma
Aneurisma arterio-vena, didapat
Kecuali: koronaria (I25.4), serebri (I67.1)
aneurisma arteriovena NOS (Q27.3)
traumatika - lihat cedera pembuluh darah menurut regio
tubuh.
I77.1 Striktura arteri
I77.2 Ruptura arteri
Fistula pada arteri
Kecuali: ruptur trauma arteri; lihat cedera pembuluh darah
menurut regio tubuh
I77.3 Displasia fibromuskuler arteri
I77.4 Sindroma kompresi arteri seliaka [Coeliac artery]
I77.5 Nekrosis arteri
I77.6 Arteritis, tak dijelaskan
Aortitis NOS
Endarteritis NOS
Kecuali: arteritis or endarteritis:
- koroner (I25.8), serebri NEC (I67.7)
- senilis (I70.-), deformans (I70.-), obliterans (I70.-)
- arkus aorta [Takayasu] (M31.4), giant cell (M31.5-
M31.6)
I77.8 Kelainan arteri dan arteriol lain yang dijelaskan
Erosi arteri, ulkus arteri
I77.9 Kelainan arteri dan arteriol, tak dijelaskan

I78 Penyakit-penyakit kapiler


I78.0 Telangiektasi hemoragika herediter
Penyakit Rendu-Osler-Weber
23
PUSKESMAS SALASSAE

I78.1 Naevus, non-neoplastic


Naevus: araneus, spider, stellar
Kecuali: naevus: NOS, biru, melanositik, berambut,
berpigmen (D22.-)
naevus:
- flammeus, portwine, sanguinosa, strawberry, verrucosa
(Q82.5)
- vascular NOS (Q82.5)
I78.8 Penyakit-penyakit kapiler lain
I78.9 Penyakit-penyakit kapiler, tak dijelaskan

I79* Kelainan arteri, arteriol, dan kapiler pada penyakit c. e..


I79.0* Aneurisma aorta pada penyakit c. e..
Aneurisma aorta sifilitika (A52.0)
I79.1* Aortitis pada penyakit c. e.
Aortitis sifilitika (A52.0)
I79.2* Angiopati perifer pada penyakit c. e..
Angiopati perifer diabetetika (E10-E14 dengan karakter
keempat .5)
I79.8* Kelainan arteri, arteriol dan kapiler lain pada penyakit c. e.

Penyakit vena, pembuluh limfatik dan kelenjar limfe, NEC (I80-I89)

I80 Flebitis dan tromboflebitis


Termasuk: endoflebitis, periflebitis, flebitis supuratif, radang vena
Kecuali: tromboflebitis migrans (I82.1), sindroma postflebitik
(I87.0)
flebitis and tromboflebitis (pada):
intrakranium dan intraspinal, septik atau NOS (G08),
(vena) porta (K75.1)
intraspinal, nonpiogenik (G95.1), intrakranium,
nonpiogenik (I67.6)
mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07,
O08.7)
mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O22.-, O87.-)
I80.0 Flebitis dan tromboflebitis vena superfisialis anggota bawah
I80.1 Flebitis dan tromboflebitis vena femoralis
I80.2 Flebitis dan tromboflebitis vena profunda lain anggota bawah
Deep vein thrombosis NOS
I80.3 Flebitis dan tromboflebitis anggota bawah, tak dijelaskan
Embolisme dan trombosis anggota bawah NOS
I80.8 Flebitis dan tromboflebitis pada situs lain
I80.9 Flebitis dan tromboflebitis pada situs yang tak dijelaskansite

I81 Trombosis vena porta


Obstruksi (vena) porta
Kecuali: flebitis vena porta (K75.1)

I82 Embolisme dan trombosis vena lainnya


Kecuali: embolisme dan trombosis vena (pada):
- intrakranium dan intraspinal, septik atau NOS (G08),

24
PUSKESMAS SALASSAE

- intraspinal, nonpiogenik (G95.1),


- intrakranium, nonpiogenik (I67.6)
- koronaria (I21-I25), pulmonalis (I26.-), otak (I63.6, I67.6)
- anggota bawah (I80.-), porta (I81), mesenterika (K55.0)
- mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-
O07, O08.7)
- mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O22.-, O87.-)
I82.0 Sindroma Budd-Chiari
I82.1 Thromboflebitis migrans
I82.2 Embolisme dan thrombosis vena cava
I82.3 Embolisme dan thrombosis v. renalis
I82.8 Embolisme dan thrombosis vena lain yang dijelaskan
I82.9 Embolisme dan thrombosis pada vena, tak dijelaskan
Embolisme vena NOS
Thrombosis (vena) NOS

I83 Varises vena anggota bawah


Kecuali: komplikasi:
- kehamilan (O22.0)
- nifas (O87.8)
I83.0 Varises vena anggota bawah dengan ulkus
Setiap kondisi pada I83.9 dengan ulkus atau dinyatakan
bertukak
Varicose ulcer (anggota bawah, semua bagian)
I83.1 Varises vena anggota bawah dengan peradangan
Setiap kondisi pada I83.9 dengan peradangan atau dinyatakan
meradang
Stasis dermatitis NOS
I83.2 Varises vena anggota bawah dengan ulkus serta peradangan
Setiap kondisi pada I83.9 dengan ulkus dan peradangan
I83.9 Varises vena anggota bawah tanpa ulkus atau peradangan
Flebektasia pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan
Varises vena pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan
Varix pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan

I84 Haemoroid
Termasuk: piles
varises vena anus dan rektum
Kecuali: mempersulit: kehamilan (O22.4), melahirkan dan nifas
(O87.2)
I84.0 Haemoroid internal dengan trombosis
I84.1 Haemoroid internal dengan komplikasi lain
Haemoroid internal dengan:
- perdarahan, prolaps, strangulata, ulserasi
I84.2 Haemoroid internal tanpa komplikasi
Haemoroid internal NOS
I84.3 Haemoroid external dengan trombosis
Trombosis perianus
Hematoma perianus (nontraumatika)

25
PUSKESMAS SALASSAE

I84.4 Haemoroid external dengan komplikasi lain


Haemoroid external dengan:
- perdarahan. prolaps, strangulata, ulserasi
I84.5 Haemoroid external tanpa komplikasi
Haemoroid external NOS
I84.6 Tonjolan kulit (skin tags) sisa haemoroid
Skin tags pada anus atau rektum
I84.7 Haemoroid dengan trombosis yang tak dijelaskan
Haemoroid dengan trombosis, tak dijelaskan internal atau
external
I84.8 Haemoroid yang tak dijelaskan dengan komplikasi lain
Haemoroid yang tak dijelaskan internal atau external dengan:
- perdarahan, prolaps, strangulata, ulserasi
I84.9 Haemoroid yang tak dijelaskan tanpa komplikasi
Haemoroid NOS

I85 Varises esofagus


I85.0 Varises esofagus dengan perdarahan
I85.9 Varises esofagus tanpa perdarahan
Varises esofagus NOS

I86 Varises vena pada situs lain


Kecuali: varises retina (H35.0)
varises vena pada situs yang tak dijelaskan (I83.9)
I86.0 Varices sublingualis
I86.1 Varices skrotum
Varicocele
I86.2 Varices pelvis
I86.3 Varices vulva
Kecuali: mempersulit hamil (O22.1)
mempersulit melahirkan dan nifas (O87.8)
I86.4 Varises lambung
I86.8 Varises vena pada situs lain yang dijelaskan
Varises vena pada septum hidung

I87 Kelainan vena lain


I87.0 Sindroma pasca-flebitis
I87.1 Kompresi vena
Striktura vena
Sindroma vena kava (inferior) (superior)
Kecuali: pulmonalis (I28.8)
I87.2 Insuffisiensi vena (kronik) (periferal)
I87.8 Kelainan vena lain yang dijelaskan
I87.9 Kelainan vena, tak dijelaskan

I88 Limfadenitis nonspesifik


Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum
(B23.1)
limfadenitis akut, selain mesenterika (L04.-)
pembesaran nodus limfe NOS (R59.-)

26
PUSKESMAS SALASSAE

I88.0 Limfadenitis mesenterika nonspesifik


Limfadenitis mesenterika (akut)(kronik)
I88.1 Limfadenitis kronik, selain mesenterika
Adenitis kronik pada semua nodus limfe selain mesenterika
Limfadenitis kronik, pada semua nodus limfe selain mesenterika
I88.8 Limfadenitis nonspesifik lain
I88.9 Limfadenitis nonspesifik, tak dijelaskan
Limfadenitis NOS

I89 Kelainan non-infektif lain pembuluh limfatik dan nodus limfe


Kecuali: chylocele: filaria (B74.-), tunica vaginalis (non-filaria) NOS
(N50.8)
limfoedema pasca-mastektomi (I97.2)
limfoedema herediter (Q82.0)
pembesaran kelenjar limfe NOS (R59.-)
I89.0 Limfoedema, not elsewhere classified
Limfangiektasis
I89.1 Limfangitis
Limfangitis: NOS, kronik, subakut
Kecuali: limfangitis akut(L03.-)
I89.8 Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar limfe lain
yang dijelaskan
Chylocele (nonfilaria), retikulosis lipomelanotik
I89.9 Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar limfe, tak
dijelaskan
Penyakit pembuluh limfatik NOS

Kelainan lain dan tak dijelaskan pada sistem sirkulasi (I95-I99)

I95 Hipotensi
Kecuali: sindroma hipotensi maternal (O26.5)
kolaps kardiovaskuler (R57.9)
pembacaan tekanan darah rendah non-spesifik NOS (R03.1)
I95.0 Hipotensi idiopatik
I95.1 Hipotensi ortostatik
Hipotensi, postural
Kecuali: hipotensi ortostatik neurogenik [Shy-Drager]
(G90.3)
I95.2 Hipotensi akibat obat
I95.8 Hipotensi lain
Hipotensi kronik
I95.9 Hipotensi, tak dijelaskan

I97 Kelainan sistem sirkulasi pasca-prosedur, not elsewhere


classified
Kecuali: syok pasca-bedah (T81.1)
I97.0 Sindroma pasca-kardiotomi
I97.1 Kekacauan fungsional lain menyusul operasi jantung
Insufisiensi jantung menyusul bedah jantung atau akibat adanya
prostesis jantung

27
PUSKESMAS SALASSAE

Payah jantung menyusul bedah jantung atau akibat adanya


prostesis jantung
I97.2 Sindroma limfoedema pasca-mastektomi
Elefantiasis akibat mastektomi
Obliterasi pembuluh limfatik akibat mastektomi
I97.8 Kelainan pasca-prosedur sistem sirkulasi lain, not elsewhere
classified
I97.9 Kelainan pasca-prosedur sistem sirkulasi, tak dijelaskan

I98* Kelainan lain sistem sirkulasi pada penyakit c. e.


Kecuali: kelainan yang diklasifikasikan pada kategori asterisk lain di
dalam bab ini
I98.0* Sifilis kardiovaskuler
Sifilis kardiovaskuler:
- kongenital, lanjut (A50.5)
- NOS (A52.0)
I98.1* Kelainan kardiovaskuler pada penyakit infeksi dan parasit
lain c. e..
Keterlibatan kardiovaskuler pada penyakit Chagas (kronik) NEC
(B57.2)
Lesi kardiovaskuler pada pinta [carate] (A67.2),
I98.2* Varises oesofagus tanp perdarahan pada penyakit c. e.
Varises oesofagus pada:
- skistosomiasis (B65.-),
- kelainan hati (K70-K71, K74.-)
I98.2* Varises oesofagus dengan perdarahan pada penyakit c. e.
Varises oesofagus pada:
- skistosomiasis (B65.-),
- kelainan hati (K70-K71, K74.-)
I98.8* Kelainan sistem sirkulasi lain yang dijelaskan pada penyakit
c. e.

I99 Kelainan sistem sirkulasi lain dan tak dijelaskan

28
CHAPTER VII. PENYAKIT-PENYAKIT
SISTEM PERNAFASAN (J00-J99)
Kalau suatu kondisi pernafasan dinyatakan berada pada lebih
dari satu tempat dan tidak memiliki indeks spesifik, maka ia harus
diklasifikasi pada situs anatomis yang lebih rendah (misalnya,
trakheobronkitis menjadi bronkitis pada J40).

Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolisme (E00-E90)
Komplikasi kehamilan, melahirkan dan puerperium (O00-O99)
Keadaan tertentu yang berawal dari masa perinatal (P00-P96)
Kelainan kongenital dan kromosom (Q00-Q99)
Gejala, tanda, dan penemuan klinis/lab abnormal (R00-R99)
Cedera, keracunan dan akibat faktor luar lainnya (S00-T98)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


J00-J06 Infeksi pernafasan atas akut
J09-J18 Influenza dan pneumonia
J20-J22 Infeksi pernafasan bawah akut lain
J30-J39 Penyakit lain pada saluran pernafasan atas
J40-J47 Penyakit saluran pernafasan bawah kronis
J60-J70 Penyakit paru akibat agen luar
J80-J84 Penyakit pernafasan lain yang terutama pada
interstitium
J85-J86 Kondisi supuratif dan nekrotik saluran pernafasan
bawah
J90-J94 Penyakit-penyakit lain pleura
J95-J99 Penyakit-penyakit lain sistem pernafasan

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sbb.:


J17* Pneumonia pada penyakit yang diklasifikasi di
tempat lain
J91* Effusi pleura pada keadaan yang diklasifikasi di
tempat lain
J99* Kelainan pernafasan pada penyakit yang diklasifikasi
di tempat lain

Infeksi saluran pernafasan atas (J00-J06)


Kecuali: Penyakit paru-paru obstruksi kronik (PPOK) dengan
eksaserbasi akut (J44.1)

J00 Nasofaringitis akut [common cold]


Coryza (akut); nasal catarrh [rhinitis katarrhalis], akut; rhinitis akut,
rhinitis infektif
Nasofaringitis: NOS, infektif NOS
Kecuali: rhinitis: vasomotor (J30.0), allergika (J30.1-J30.4), kronik
(J31.0), NOS (J31.0)
faringitis dan sore throat: NOS (J02.9), akut (J02.-), kronik
(J31.2)
nasofaringitis, kronik (J31.1)
PUSKESMAS SALASSAE

J01 Sinusitis akut


Termasuk: abses, empyema, infeksi, radang, suppurasi
yang dinyatakan akut pada sinus (aksesorius)(nasalis):
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi
agen infeksi
Kecuali: sinusitis, kronik atau NOS (J32.-)
J01.0 Sinusitis maksillaris akut
Antritis akut
J01.1 Sinusitis frontalis akut
J01.2 Sinusitis ethmoidalis akut
J01.3 Sinusitis sfenoidalis akut
J01.4 Pansinusitis akut
J01.8 Sinusitis akut lainnya
Sinusitis akut yang melibatkan lebih dari satu sinus, tapi bukan
pansinusitis
J01.9 Sinusitis akut, tidak dijelaskan

J02 Faringitis akut


Termasuk: sore throat akut
Kecuali: abses: retrofarings (J06.0), peritonsil (J36), farings (J39.1)
laringofaringitis akut (J06.0), faringitis kronis (J31.2)
J02.0 Faringitis streptokokus
Sore throat streptokokus
Kecuali: scarlet fever (A38)
J02.8 Faringitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi
Kecuali: faringitis (akibat):
herpesvirus [herpes simplex] (B00.2), vesikularis
enterovirus (B08.5),
mononukleosis infeksiosa (B27.-)
virus influenza: diidentifikasi (J09, J10.1), tak
diidentifikasi (J11.1)
J02.9 Faringitis akut, tidak dijelaskan;
Faringitis (akut) NOS, gangrenosa, infektif NOS, supuratif,
ulseratif
Sore throat (akut) NOS

J03 Tonsillitis akut


Kecuali: abses peritonsil (J36)
sore throat: akut (J02.-), streptokokus (J02.0), NOS (J02.9)
J03.0 Tonsillitis streptokokus
J03.8 Tonsillitis akut karena organisme lain yang dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi
Kecuali: faringotonsillitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.2)
J03.9 Tonsillitis akut, tidak dijelaskan
Tonsillitis (akut) NOS, folikuler, gangrenosa, infektif, ulseratif

J04 Laryngitis dand trakheitis akut

2
PUSKESMAS SALASSAE

Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi


agen infeksi
Kecuali: laringitis obstruktif akut [croup] dan epiglottitis (J05.-)
laringismus (stridulus) (J38.5)

J04.0 Laryngitis akut


Laringitis (akut): NOS, edematosa, subglottis, supuratif,
ulseratif
Kecuali: laringitis kronik (J37.0)
laringitis influenza, virus: diidentifikasi (J09, J10.1), tak
diidentifikasi (J11.1)
J04.1 Trakheitis akut
Trakheitis (akut): NOS, kataralis
Kecuali: trakheitis kronik (J42)
J04.2 Laryngotrakheitis akut
Laryngotrakheitis NOS;
Trakheitis (akut) dengan laringitis (akut)
Kecuali: laringotrakheitis kronik (J37.1)

J05 Laryngitis obstruksi akut [croup] dan epiglottitis akut


Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi
agen infeksi
J05.0 Laryngitis obstruktif akut [croup]
Laryngitis obstruktif NOS
J05.1 Epiglottitis akut
Epiglottitis NOS

J06 Infeksi saluran pernafasan atas akut ganda dan tempat tidak
dijelaskan
Kecuali: infeksi saluran pernafasan akut NOS (J22)
virus influenza: diidentifikasi (J09, J10.1), tak diidentifikasi
(J11.1)
J06.0 Laryngopharyngitis akut
J06.8 Infeksi saluran pernafasan atas akut lainnya dengan situs ganda
J06.9 Infeksi saluran pernafasan atas akut, tidak dijelaskan
Penyakit saluran pernafasan atas, akut
Infeksi saluran pernafasan atas NOS

Influenza dan pneumonia (J09-J18)

J09 Influenza akibat virus influenza burung yang diidentifikasi


Influenza akibat virus-virus influenza yang normalnya hanya
menginfeksi burung, dan kadang-kadang binatang lain.

J10 Influenza karena virus influenza lain yang diidentifikasi


Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae]:sebagai penyebab:
infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14)
J10.0 Influenza dengan pneumonia, virus influenza lain diidentifikasi
(Broncho) pneumonia influenza, virus influenza lain
diidentifikasi
J10.1 Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus influenza
lain diidentifikasi

3
PUSKESMAS SALASSAE

Virus influenza lain diidentifikasi pada:


Influenza
Infeksi saluran pernafasan atas akut, faringitis, laringitis,
effusi pleura: influenza,
J10.8 Influenza dengan manifestasi lain, virus influenza lain
diidentifikasi
Virus influenza lain diidentifikasi pada:
ensefalopati akibat influenza,
miokarditis (akut) influenza, gastroenteritis influenza:

J11 Influenza, virus tidak teridentifikasi


Termasuk: influenza, virus spesifik tidak dikatakan telah dikenal
influenza virus, virus spesifik tidak dikatakan telah dikenal
Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae]:sebagai penyebab
infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14)
J11.0 Influenza dengan pneumonia, virus tidak diidentifikasi
(Bronkho) pneumonia influenza, virus spesifik tidak dikatakan
telah dikenal

J11.1 Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus tidak


diidentifikasi
Influenza NOS
Infeksi saluran pernafasan atas akut influenza, faringitis
influenza, laringitis influenza, effusi pleura influenza, tidak
dijelaskan atas virus spesifik tidak diidentifikasi
J11.8 Influenza dengan manifestasi lain, virus tidak diidentifikasi
Ensefalopati akibat influenza, miokarditis influenza,
gastroenteritis influenza, tidak dijelaskan atas virus spesifik
tidak diidentifikasi

J12 Pneumonia virus, not elsewhere classified


Termasuk: bronkhopneumonia akibat virus selain virus influenza
Kecuali: pneumonia pada influenza (J09, J10.0, J11.0)
pneumonia: benda padat dan cairan (J69.-), lipoid (J69.1),
interstitialis NOS (J84.9)
pneumonia aspirasi (akibat):
NOS (J69.0)
anaesthesia sewaktu: hamil (O29.0), melahirkan (O74.0),
nifas (O89.0)
pneumonia: kongenital (P23.0), neonatus (P24.9),
pneumonitis rubella kongenital (P35.0)
severe acute respiratory syndrome [SARS] (U04.9)
J12.0 Pneumonia adenovirus
J12.1 Pneumonia virus sinsitium pernafasan (respiratory syncytial
virus)
J12.2 Pneumonia virus parainfluenza
J12.8 Pneumonia virus lainnya
J12.9 Pneumonia virus, tidak dijelaskan

J13 Pneumonia akibat Streptococcus pneumoniae


Bronchopneumonia akibat S. pneumoniae

4
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: pneumonia kongenital akibat S. pneumoniae (P23.6)


pneumonia akibat streptokokus lain (J15.3-J15.4)

J14 Pneumonia akibat Haemophilus influenzae


Bronchopneumonia akibat H. influenzae
Kecuali: pneumonia kongenital akibat H. influenzae

J15 Pneumonia bakteri, not elsewhere classified


Termasuk: bronkhopneumonia akibat bakteri selain S. pneumoniae
and H. influenzae
Kecuali: penyakit Legionnaires (A48.1),
pneumonia khlamidia (J16.0), pneumonia kongenital (P23.-)
J15.0 Pneumonia akibat Klebsiella pneumoniae
J15.1 Pneumonia akibat Pseudomonas
J15.2 Pneumonia akibat stafilokokus
J15.3 Pneumonia akibat streptokokus, group B
J15.4 Pneumonia akibat streptokoki lain
Kecuali pneumonia akibat: streptokokus, group B (J15.3), S
pneumoniae (J13)
J15.5 Pneumonia akibat Escherichia coli
J15.6 Pneumonia akibat bakteri Gram negatif aerobik lain:
Pneumonia akibat Serratia marcescens
J15.7 Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae
J15.8 Penumonia bakteri lainnya
J15.9 Penumonia bakteri, tidak dijelaskan

J16 Penumonia akibat organisme menular lainnya, n e c.


Kecuali: ornithosis (A70), pneumocystosis (B59)
pneumonia: NOS (J18.9), kongenital (P23.-)
J16.0 Pneumonia khlamidia
J16.8 Penumonia akibat organisme menular lainnya yang dijelaskan

J17* Pneumonia pada penyakit yan diklasifikasi di tempat lain


J17.0* Pneumonia pada penyakit bakteri c.e.
Pneumonia (akibat)(dalam):
demam tifoid (A01.0), infeksi salmonella (A02.2),
tularaemia (A21.2),
anthrax (A22.1), whooping cough [batuk rejan] (A37.-),
aktinomikosis (A42.0),
nokardiosis (A43.0), gonorrhoea (A54.8)
J17.1* Pneumonia pada penyakit virus c.e.
Pneumonia pada: varisella (B01.2), measles (B05.2), rubella
(B06.8), penyakit cytomegalovirus (B25.0)
J17.2* Pneumonia pada penyakit jamur (mycoses)
Pneumonia dalam: kandidiasis (B37.1), kokidioidomikosis
(B38.0-B38.2), histoplasmosis (B39.-), aspergillosis (B44.0-
B44.1)
J17.3* Pneumonia pada penyakit parasit
Pneumonia dalam: toxoplasmosis (B58.3 ), skistosomiasis (B65.-

), askariasis (B77.8 )

5
PUSKESMAS SALASSAE

J17.8* Pneumonia pada penyakit lain c.e.


Pneumonia (dalam): spirochaeta, not elsewhere classified
(A69.8), ornithosis (A70 ), Q fever (A78), demam rematik (I00 )

J18 Pneumonia, organisme tidak dijelaskan


Kecuali: pneumonia aspirasi (akibat):
NOS (J69.0),
anaesthesia waktu: hamil (O29.0), melahirkan (O74.0),
nifas (O89.0)
pneumonia: solids and liquids (J69.-), lipoid (J69.1)
pneumonia: interstitialis biasa (J84.1), interstitialis NOS
(J84.9)
pneumonia: kongenital (P23.9), neonatus (P24.9)
pneumonitis, akibat agen eksternal (J67-J70)
kelainan interstitium paru-paru akibat obat (J70.2-J70.4)
abses paru-paru dengan pneumonia (J85.1)
J18.0 Bronchopneumonia, tidak dijelaskan
Kecuali: bronkhiolitis (J21.-)
J18.1 Pneumonia lobus, tidak dijelaskan
J18.2 Pneumonia hipostatik, tidak dijelaskan
J18.8 Pneumonia lain, organism tidak dijelaskan
J18.9 Pneumonia, tidak dijelaskan

Infeksi saluran pernafasan bawah akut lainnya (J20-J22)


Kecuali: penyakit paru-paru obstruktif kronik dengan:
infeksi saluran pernafasan bawah akut (J44.0), exaserbasi
akut NOS (J44.1)

J20 Bronkhitis akut


Termasuk: bronkhitis NOS, pada orang yang berusia di bawah 15
tahun
bronkhitis akut dan subakut (dengan):
bronkhospasme, tracheitis, septik, fibrinosa,
membranosa, purulenta
tracheobronkhitis, akut
Kecuali: bronkhitis NOS, pada orang yang berusia 15 tahun atau lebih
(J40)
trakheobronkhitis: NOS (J40), kronik (J42), kronik obstruktif
(J44.-)
bronkhitis allergika NOS (J45.0)
bronkhitis kronik:
simpel (J41.0), mukopurulenta (J41.1), NOS (J42),
obstruktif (J44.-)
J20.0 Bronkhitis akut akibat Mycoplasma pneumoniae
J20.1 Bronkhitis akut akibat Haemophilus influenzae
J20.2 Bronkhitis akut akibat streptococcus
J20.3 Bronkhitis akut akibat coxsackievirus
J20.4 Bronkhitis akut akibat virus parainfluenza
J20.5 Bronkhitis akut akibat respiratory syncytial virus

6
PUSKESMAS SALASSAE

J20.6 Bronkhitis akut akibat rhinovirus


J20.7 Bronkhitis akut akibat echovirus
J20.8 Bronkhitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J20.9 Bronkhitis akut, tidak dijelaskan

J21 Bronkhiolitis akut


Termasuk: dengan bronkhospasme
J21.0 Bronkhiolitis akut akibat respiratory syncytial virus
J21.8 Bronkhiolitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J21.9 Bronkhiolitis akut, tidak dijelaskan
Bronkhiolitis (akut)

J22 Infeksi pernafasan bawah akut yang tidak dijelaskan


Infeksi (saluran) pernafasan (bawah) akut NOS
Kecuali: infeksi saluran pernafasan atas (akut) (J06.9)

Penyakit lain pada saluran pernafasan atas (J30-J39)

J30 Rhinits vasomotor dan allergi


Termasuk: rhinorrhoea spasmodik
Kecuali: rhinitis NOS (J31.0), rhinitis allergi denganasthma (J45.0)
J30.0 Rhinitis vasomotor
J30.1 Rhinitis allergi akibat pollen
Allergi NOS akibat pollen; hay fever; pollinosis
J30.2 Rhinitis allergi musiman lainnya
J30.3 Rhinitis allergi lain
Rhinitis allergi perennial [berulang]
J30.4 Rhinitis allergi, tidak dijelaskan

J31 Rhinitis, nasofaringitis, dan faringitis kronis


J31.0 Rhinitis kronis
Rhinitis (kronik):
NOS, atrofika, hipertrofika, granulomatosa, obstruktif,
purulenta, ulseratif
Ozena
Kecuali: rhinitis allergi (J30.1-J30.4), rhinitis vasomotor
(J30.0)
J31.1 Nasofaringitis kronis
Kecuali: nasofaringitis, akut atau NOS (J00)
J31.2 Faringitis kronis
Sore throat kronik
Pharyngitis (kronik): atrofi, hipertrofi, granularis
Kecuali: faringitis, akut atau NOS (J02.9)

J32 Sinusitis kronis


Gunakan kode (B95-B97), kalau diinginkan, untuk mengidentifikasi
agen infeksi

7
PUSKESMAS SALASSAE

Termasuk: abses, empiema, infeksi, suppurasi (kronik) dari sinus


(aksesorius) (nasalis)
Kecuali: sinusitis akut (J01.-)
J32.0 Sinusitis maksillaris kronis, antritis kronis
Antritis (kronik), sinusitis maxillaris NOS
J32.1 Sinusitis frontalis kronik
Sinusitis frontalis NOS
J32.2 Sinusitis ethmoidalis kronik
Sinusitis ethmoidalis NOS
J32.3 Sinusitis sfenoidalis kronik
Sinusitis sfenoidalis NOS
J32.4 Sinusitis kronik; pansinusitis NOS
Pansinusitis NOS
J32.8 Sinusitis kronis lainnya
Sinusitis (kronik) yang melibatkan lebih dari satu sinus tapi
bukan pansinusitis
J32.9 Sinusitis kronis, tidak dijelaskan
Sinusitis (kronik) NOS

J33 Polip nasi


Kecuali: polip adenomatosa (D14.0)
J33.0 Polip rongga hidung
Polip: khoanae, nasofarings
J33.1 Degenerasi sinus polipoid
Sindroma atau ethmoiditis Woakes
J33.8 Polip sinus lainnya: accessory, ethmoid. maxilla, sphenoid
Polip sinus: aksesorius, athmoidalis, maksillaris, sfenoidalis
J33.9 Polip nasi, tidak dijelaskan

J34 Kelainan lain pada hidung dan sinus hidung


Kecuali: ulkus varikose pada septum nasi (I86.8)
J34.0 Abses, furunkel dan karbunkel hidung
Cellulitis, nekrosis, dan ulserasi dari: hidung (septum)
J34.1 Kista dan mukokel hidung dan sinus hidung

J34.2 Deviasi septum hidung


Defleksi atau deviasi septum (nasi)(didapat)
J34.3 Hipertrofi turbin [conchae] hidung
J34.8 Kelainan hidung dan sinus hidung lain yang dijelaskan
Perforasi septum nasi NOS, rhinolith

J35 Penyakit kronis tonsil dan adenoid


J35.0 Tonsillitis kronis
Kecuali: tonsillitis NOS (J03.9), tonsilltis akut (J03.-)
J35.1 Hipertrofi tonsil
Pembesaran tonsil
J35.2 Hipertrofi adenoid
Pembesaran adenoid
J35.3 Hipertrofi tonsil dengan hipertrofi adenoid

8
PUSKESMAS SALASSAE

J35.8 Penyakit kronis lain tonsil dan adenoid


Ulkus tonsil, vegetasi adenoid, amigdalolith, tag tonsil, sikatrix
tonsil (and adenoid)
J35.9 Penyakit kronis tonsil dan adenoid, tidak dijelaskan
Penyakit (kronik) pada tonsils dan adenoid NOS

J36 Abses peritonsil


Abses tonsil, selulitis peritonsil, quincy
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau diinginkan, untuk
identifikasi agen infeksi.
Kecuali: abses retrofarings (J39.0),
tonsillitis: NOS (J03.9), akut (J03.-), kronik (J35.0)

J37 Laringitis dan laringotrakheitis kronis


Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau diinginkan, untuk
identifikasi agen infeksi.
J37.0 Laringitis kronis; kataralis, hipertrofi, sicca (kering)
Laringitis: katarrhalis, hipertrofika, sikka
Kecuali: laryngitis: NOS (J04.0), akut (J04.0), obstruktif
(acute) (J05.0)
J37.1 Laringotrakheitis kronis
Laringitis, kronik, dengan tracheitis (chronic)
Tracheitis, kronik, dengan laringitis
Kecuali: laringotrakheitis: NOS (J04.2), akut (J04.2)
trakheitis: NOS (J04.1), akut (J04.1), kronik (J42)

J38 Penyakit pita suara dan larings, n.e.c.


Kecuali: laringitis: ulseratif (J04.0), obstruktif (akut) (J05.0)
stenosis subglottik pasca-prosedur (J95.5)
stridor larings kongenital NOS (P28.8), stridor NOS (R06.1)
J38.0 Paralisis pita suara dan larings: laryngoplegia, paralisis glottis
Laringoplegia, paralisis glottis
J38.1 Polip pita suara dan larings
Kecuali: polip adenomatosa (D14.1)
J38.2 Nodul pita suara, Chorditis (fibrinous)(nodosa)(tuberosa),
Khorditis (fibrinosa)(nodosa)(tuberosa), nodus singer, nodus
guru [teacher]
J38.3 Penyakit lain pita suara
Abses, sellulitis, granuloma, leukokeratosis, leukoplakia: pada
pita suara

J38.4 Edema larings: glottis, subglottis, supraglottis


Edema (dari): glottis, subglottik, supraglottik
Kecuali: laringitis obstruktif akut [croup] (J05.0), laringitis
edematosa (J04.0)
J38.5 Spasme larings, laryngismus (stridulus)
Laringismus (stridulus)
J38.6 Stenosis larings
J38.7 Penyakit lain pada larings
Abses, sellulitis, penyakit, nekrosi, pachyderma, perikhondiritis,
ulkus: pada larings

9
PUSKESMAS SALASSAE

J39 Penyakit lain pada saluran pernafasan atas


Kecuali: infeksi saluran pernafasan atas akut (J06.9)
infeksi saluran pernafasan akut NOS (J22)
radang saluran pernafasan atas akibat zat kimawi, gas, asap,
atau uap (J68.2)
J39.0 Abses retrofarings dan parafarings; abses perifarings
Abses perifarings
Kecuali: abses peritonsil (J36)
J39.1 Abses lain pada farings; selulitis farings, abses nasofarings
Sellulitis farings, abses nasofarings
J39.2 Penyakit lain pada farings; kista dan edema
Kista dan edema pada farigns atau nasofarings
Kecuali: faringitis: ulseratif (J02.9), kronik (J31.2)
J39.3 Reaksi hipersensitif saluran pernafasan atas, situs tidak
dijelaskan
J39.8 Penyakit lain saluran pernafasan atas yang dijelaskan
J39.9 Penyakit saluran pernafasan atas, tidak dijelaskan

Penyakit saluran pernafasan bawah kronis (J40-J47)


Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK), atau chronic
obstructive pulmonary disease (COPD) khas dengan hambatan aliran
udara yang umumnya progresif. Keadaan ini terdapat penyakit-
penyakit berikut:
Bronkitis kronis adalah batuk produktif kronis minimal tiga
bulan dalam dua tahun berurutan.
Emfisema adalah pembesaran abnormal rongga udara di
distal bronkioli terminal dengan kerusakan permanen di
dindingnya. Kerusakan berupa pembesaran rongga udara
yang tidak beraturan; dan lenyapnya keteraturan asinus dan
komponennya. Alveoli dapat membesar, robek, atau pecah,
sehingga luas tempat pertukaran udara berkurang, kadar
oksigen darah turun, dan pernafasan sulit
Asma khas dengan saluran udara yang meradang,
hiperresponsif terhadap berbagai rangsangan, dan
mengalami obstruksi.
Bronkiektasia adalah pelebaran bronkus pada fokus-fokus
tertentu yang tidak bisa mengecil, biasanya disertai infeksi
kronis. Bronkus yang melebar dan terinfeksi dapat berisi pus;
dan dapat menyebabkan pneumonia.

J40 Bronkhitis, tidak disebutkan akut atau kronis


Bronkhitis yang tidak disebutkan akut atau kronis pada usia di bawah
15 tahun dapat dianggap akut sehingga diklasifikasikan pada
J20.
Termasuk: bronkhitis: NOS, kataralis, dengan trakeitis NOS
trakheobronkhitis NOS
Kecuali: bronkhitis: allergi NOS (J45.0). asmatika NOS (J45.9).
kimiawi (akut) (J68.0)

J41 Bronkitis kronik sederhana dan mukopurulenta


Kecuali: bronkhitis kronis: NOS (J42). obstruktif (J44.-)
J41.0 Bronkhitis kronik sederhana

10
PUSKESMAS SALASSAE

J41.1 Bronkhitis kronik purulenta


J41.8 Bronkhitis kronik sederhana dan purulenta bercampur

J42 Bronkitis kronis yang tidak dijelaskan


Bronkhitis kronis NOS, trakeitis kronis, trakeobronkitis kronis
Kecuali: bronkhitis kronik simpel dan mucopurulent (J41.-)
bronkhitis asthmatika kronik, bronkhitis emfisematosa
kronik (J44.-)
bronkhitis kronik. dengan obstruksi jalan udara (J44.-)
penyakit paru-paru obstruktif kronik NOS (J44.9)

J43 Emfisema
Kecuali: emfisema dengan bronkhitis kronik (obstruktif) (J44.-)
bronkhitis emfisematosa (obstruktif) (J44.-)
emfisema akibat inhalasi zat kimia, gas, asap atau uap
(J68.4)
emfisema: interstitialis (J98.2), mediastinum (J98.2),
kompensasi (J98.3)
emfisema subkutis traumatika (T79.7), surgical (subkutis)
(T81.8)
emfisema interstitialis neonatus (P25.0)
J43.0 Sindroma MacLeod
Emfisema unilateral, transparensi paru-paru unilateral
J43.1 Emfisema panlobular
Emfisema panasinus
J43.2 Emfisema sentrilobularis
J43.8 Emfisema lain
J43.9 Emfisema, tidak dijelaskan
Emphysema (paru-paru): NOS, bullosa, vesicularis
Emphysematous bleb

J44 Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) lainnya


Termasuk: bronkitis asmatika kronik:, asma obstruktif kronis
bronkitis kronik dengan: sumbatan jalan udara
bronkitis emfisematosa kronik:, bronkitis kronik dengan
emfisema
bronkhitis obstruktif kronis, trakeobronkitis obstruktif kronis
Kecuali: bronkitis kronis simpel dan mukopurulenta (J41.-)
bronkitis kronis NOS , trakheitis kronis , trakheobronkitis
kronis (J42)
emfisema (J43.-), asma (J45.-), bronkitis asmatika NOS
(J45.9), bronkiektasia (J47)
penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70)
J44.0 PPOK dengan infeksi saluran pernafasan bawah akut
Kecuali: dengan influenza (J09-J11)
J44.1 PPOK dengan eksaserbasi akut, tidak dijelaskan
J44.8 PPOK lain yang dijelaskan:
Bronkitis kronis: asmatika (obstruktif) NOS, emfisematosa
NOS,. obstruktif NOS
Excludes: dengan infeksi saluran pernafasan bawah (J44.0)
dengan eksaserbasi akut (J44.1)

11
PUSKESMAS SALASSAE

J44.9 PPOK yang tidak dijelaskan:


Obstruksi kronis saluran udara NOS, PPOK NOS

J45 Asthma
Kecuali: bronkitis asmatika (obstruktif) kronis (J44.-), asma obstruktif
kronis (J44.-)
asma berat akut (J46), status asmatikus (J46)
penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70), asma
eosinifilika (J82)
J45.0 Asma dengan alergi menonjol
Bronkitis alergika NOS, rhinitis alergika dengan asma
Asma atopik, asma alergika ekstrinsik, hay fever dengan asma
J45.1 Asma non-allergi
Asma idiosinkratik, asma intrinsik non-alergika
J45.8 Asma campuran
Kombinasi kondisi-kondisi pada J45.0 dan J45.1
J45.9 Asma, tidak dijelaskan
Bronkitis asmatika NOS, late onset asthma

J46 Status asthmaticus


Asma berat akut

J47 Bronchiectasis
Bronchiolectasis
Kecuali: bronkiektasia dengan TB (saat ini) (A15-A16), bronkiektasia
kongenital (Q33.4)

Penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70)


Kecuali: asma yang diklasifikasikan pada J45.-

Efek zat yang terhirup tergantung pada berbagai faktor seperti


sifat fisika dan kimia, kerentanan bagian yang terlibat, tempat
penumpukan zat di bronkus, dan jumlahnya. Efek terhadap hidung
bisa berupa rhinitis alergi, perforasi septum, dan kanker hidung,
sedangkan terhadap trakhea dan bronkus bisa berupa
bronkhokonstriksi, bronkhitis, dan kanker paru-paru. Paru-paru bisa
mengalami pneumonitis hipersensitif, pneumokoniosis, dan kerusakan
akut dengan edema dan bronkiolitis.
Pneumokoniosis adalah penyakit parenkim paru-paru akibat
penghirupan kronis debu inorganik (mineral). Debu inorganik yang
bersifat fibrogenik mengandung silika, batubara, asbestos, atau
berillium. Kadang-kadang, debu logam berat dan aluminium
menyebabkan fibrosis paru-paru yang luas. Debu yang sulit bereaksi,
seperti besi oksida, barium, dan timah tidak bersifat fibrogenik;
masing-masing menyebabkan siderosis, baritosis, dan stannosis.
Silikosis adalah penyakit akibat pekerjaan yang paling lama
dikenal, biasanya setelah menghirup partikel halus silika pada
industri tambang logam (timah hitam, batubara, perak, emas),
pengolahan logam, pembuatan guci, dan pemotongan granit. Biasanya
muncul setelah 20-30 tahun menghadapi pekerjaan tersebut, tapi bisa
<10 tahun di pertambangan.

12
PUSKESMAS SALASSAE

Penumpukan debu organik yang bersifat antigen di dalam


parenkim paru-paru dapat menyebabkan terjadinya pneumonitis
hipersensitif. Penyakit lain yang bisa timbul adalah asma pekerjaan
(occupational asthma), yaitu penyumbatan saluran udara yang luas,
hilang-timbul, dan bisa membaik kembali, akibat alergen di tempat
bekerja. Asma pekerjaan ini terjadi kalau telah bekerja selama 1,5 s/d
5 tahun, dan bukan dalam bulan-bulan pertama bekerja. Byssinosis
misalnya, adalah bronkhokonstriksi yang terjadi pada pekerja yang
berhubungan dengan kapas, benang tenun (flax) dan serat tanaman
dari genus Cannabis (hemp).
Pneumomitis hipersensitif adalah penyakit granuloma
interstitium paru-paru akibat respons allergi terhadap debu organik,
atau zat-zat kimia sederhana seperti isosianat, vinil oksida, phtalic
anhidrida, dsb. Penyakit yang muncul bisa akibat jamur jerami
(farmers lung), serat tebu (bagassosis), kotoran burung (bird
fanciers lung), kulit kayu oak untuk sumbat botol (suberosis), jamur
ragi (maltworkers lung), jamur cendawan, kulit kayu maple, jamur
pada air-conditioner [AC] atau humidifier [pelembab udara], dan
lainnya.
Kondisi pernafasan bisa juga dipengaruhi oleh inhalasi zat-zat
kimia, gas-gas, asap, dan uap. Zat-zat ini dapat menyebabkan iritasi
akut atau kronis. Penyakit yang ditimbulkan bervariasi menurut jenis
zat yang dihirup.

J60 Coalworker's pneumoconiosis


Anthrakosilikosis, anthrakosis,
Coalworkers lung (paru-paru pekerja batubara)
Kecuali: dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)

J61 Pneumokoniosis akibat asbes dan serat mineral lainnya


Asbestosis
Kecuali: plak pleura dengan asbestosis (J92.0),
dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)

J62 Pneumokoniosis akibat debu yang mengandung silika


Termasuk: Fibrosis silikotik (massif) paru-paru
Kecuali: Pneumokoniosis dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J62.0 Pneumokoniosis akibat debu talkum
J62.8 Pneumokoniosis akibat debu lain yang mengandung silika:
silikosis NOS
Silikosis NOS

J63 Pneumokoniosis akibat debu inorganik lainnya


Kecuali: dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J63.0 Aluminosis (paru-paru)
J63.1 Fibrosis bauksit (paru-paru)
J63.2 Berylliosis
J63.3 Fibrosis grafit (paru-paru)
J63.4 Siderosis
J63.5 Stannosis
J63.8 Pneumokoniosis akibat debu inorganik lain yang dijelaskan

13
PUSKESMAS SALASSAE

J64 Pneumokoniosis yang tidak dijelaskan


Kecuali: dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)

J65 Pneumokoniosis yang berhubungan dengan tuberkulosis


Setiap kondisi pada J60-J64 dengan semua jenis tuberkulosis (A15-
A16)

J66 Penyakit saluran udara akibat debu organik spesifik


Kecuali: pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-)
farmers lung (J67.0); bagassosis (J67.1)
sindroma disfungsi jalan nafas reaktif (J68.3)
J66.0 Byssinosis
Penyakit saluran udara akibat debu kapas
J66.1 Flax-dresser's disease [penyakit penenun]
J66.2 Cannabinosis
J66.8 Penyakit saluran udara akibat debu organik spesifik lainnya

J67 Pneumonitis hipersensitifitas akibat debu organik


Termasuk: alveolitis and pneumonitis allergi akibat menghirup debu
organik dan partikel dari jamur, aktinomises dan sumber
lainnya
Kecuali: pneumonitis akibat menghirup zat kimia, gas, asap atau
uap (J68.0)
J67.0 Farmer's lung
Harvester's lung, haymaker's lung, penyakit mouldy hay
J67.1 Bagassosis
Penyakit bagasse, pneumonitis bagasse
J67.2 Penyakit atau paru-paru pecinta burung [bird fancier]
Penyakit atau paru-paru pecinta burung: budgerigar, pigeon
[merpati]
J67.3 Suberosis
Penyakit atau paru-paru: corkhandler, corkworker [pekerja
cork (sumbat botol)]
J67.4 Maltworker's lung
Alveolitis akibat Aspergillus clavatus
J67.5 Mushroom-worker's lung [paru-paru pekerja ragi]
J67.6 Maple-bark-stripper's lung [paru-paru pengelupas kulit pohon
maple]
Alveolitis akibat Cryptostroma corticale, cryptostromosis
J67.7 Air-conditioner and humidifier lung [paru-paru AC dan
pelembab]
Alveolitis allergi akibat jamur, aktinomiseta termofilik dan
organisme lain yang hidup di dalam sistem-sistem ventilasi (AC)
J67.8 Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik lainnya
Paru-paru: cheese-washer, coffee-worker, fishmeal-worker,
furrier
Sequoiosis
J67.9 Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik yang tidak
dijelaskan
Alveolitis alergi (ekstrinsik) NOS, pneumonitis hipersensitif
NOS.
14
PUSKESMAS SALASSAE

J68 Kondisi pernafasan akibat menghirup zat kimia, gas, asap dan
uap
Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu,
untuk penyebab
J68.0 Bronkitis and pneumonitis akibat zat kimia, gas, asap dan uap
Bronkitis kimiawi (akut)
J68.1 Edema paru-paru akibat zat kimia, gas, asap dan uap
Edema paru-paru kimiawi (akut)
J68.2 Radang saluran pernafasan atas akibat zat kimia, gas, asap dan
uap, n.e.c.
J68.3 Kondisi pernafasan akut dan subakut lain akibat zat kimia, gas,
asap dan uap
Sindroma disfungsi saluran udara reaktif
J68.4 Kondisi pernafasan kronis akibat zat kimia, gas, asap dan uap
Emfisema (diffusa) (kronik) akibat inhalasi zat kimia, gas, asap
dan uap
Bronkiolitis obliteratif (kronik) (subakut) akibat inhalasi zat
kimia, gas, asap dan uap
Ffibrosis paru-paru (kronik) akibat inhalasi zat kimia, gas, asap
dan uap
J68.8 Kondisi pernafasan lain akibat zat kimia, gas, asap dan uap
J68.9 Kondisi pernafasan yang tidak dijelaskan akibat zat kimia, gas,
asap dan uap

J69 Pneumonitis akibat benda padat dan cairan


Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau diinginkan, untuk
identifikasi penyebab
Kecuali: sindroma aspirasi neonatus (P24.-)

J69.0 Pneumonitis akibat makanan dan muntahan


Pneumonia aspirasi (akibat):
NOS, susu, sekresi lambung, (regurgitasi) makanan,
muntahan
Kecuali: sindroma Mendelson (J95.4)
J69.1 Pneumonitis akibat minyak-minyak [oils and essences]
Pneumonia lipid
J69.8 Pneumonitis akibat benda padat dan cairan lainnya
Pneumonitis akibat aspirasi darah

J70 Kondisi Pernafasan akibat agen eksternal Lainnya


Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Bab XX), kalau
diinginkan, untuk penyebab
J70.0 Manifestasi akut pada paru-paru akibat radiasi
Penumonitis radiasi
J70.1 Manifestasi kronis dan lainnya pada paru-paru akibat radiasi
Fibrosis paru-paru setelah radiasi
J70.2 Penyakit intersititium paru-paru akut akibat obat
J70.3 Penyakit intersititium paru-paru kronik akibat obat
J70.4 Penyakit intersititium paru-paru yang tidak dijelaskan, akibat
obat

15
PUSKESMAS SALASSAE

J70.8 Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang dijelaskan


J70.9 Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang tidak
dijelaskan

Penyakit pernafasan lain yang terutama pada interstitium (J80-J84)


ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) atau sindroma
kesulitan bernafas pada dewasa adalah kesulitan bernafas dan
hipoksemia akibat cedera akut paru-paru. Keadaan ini dipicu oleh
proses akut yang merusak paru-paru; misalnya pneumonia bakteri
atau virus, aspirasi isi lambung, trauma dada, syok berat atau lama,
luka bakar, hampir-tenggelam, emboli lemak, transfusi darah besar-
besaran, by-pass kardiopulmonalis, keracunan oksigen, atau
pankreatitis hemoragika akut. ARDS berbeda dari RDS [respiratory
distress syndrome] atau HMD [hyaline membrane disease] pada bayi
baru lahir dengan paru-paru tidak mengembang sebagaimana
mestinya akibat kurangnya surfactact (sering pada bayi prematur)
Eosinofilia paru-paru adalah kelompok penyakit dengan infiltrasi
eosinofil pada paru-paru dan, umumnya, diikuti oleh eosinofilia darah
perifer. Penyebabnya bisa parasit (cacing gelang, larva Toxocara,
filaria), obat (penisilin, asam aminosalisitlat, hidralazin,
nitrofurantoin, khlorpropamid, sulfonamida), zat kimia (uap karbonil
nikel), dan jamur (Aspergillus fumigatus). Penyebab lain umumnya
tidak jelas, dan diduga akibat hipersensitif. Sindroma Loffler
(pneumonia eosinofilia sederhana) kadang-kadang dianggap penyebab
asma ringan.

J80 Adult respiratory distress syndrome [ARDS]


Adult hyaline membrane disease [penyakit membran hialin dewasa]

J81 Edema paru-paru


Edema akut paru-paru
Kongesti (pasif) paru-paru
Kecuali: pneumonia hipostatik (J18.2)
edema paru-paru:
dengan disebutkan sakit jantung NOS atau gagal jantung
(I50.1)
akibat zat eksternal (J60-J70), kimiawi (akut) (J68.1)

J82 Pulmonary eosinophilia, not elsewhere classified


Asma eosinophilia
Pneumonia Lffler
Eosinophilia (paru-paru) tropis NOS
Kecuali: akibat:
aspergillosis (B44.-), infeksi parasit yang dijelaskan (B50-
B83)
obat-obatan (J70.2-J70.4), kelainan jaringan ikat sistemik
(M30-M36)

J84 Penyakit interstitium paru-paru lainnya


Kecuali: penyakit paru-paru akibat benda asing (J60-J70)
kelainan insterstitium paru-paru akibat obat-obatan (J70.2-
J70.4)

16
PUSKESMAS SALASSAE

emfisema intersitium (J98.2)


pneumonitis limfoid interstitium akibat penyakit HIV (B22.1)
J84.0 Kondisi alveolus dan parieto-alveolus
Proteinosis alveolaris, mikrolithiasis alveoli paru-paru
J84.1 Penyakit interstitium lain paru-paru dengan fibrosis
Fibrosis paru-paru idiopatik, alveolitis fibrosa (kriptogenik),
fibrosis diffusa paru-paru
Sindroma Hamman-Rich
Pneumonia interstitialis biasa
Kecuali: fibrosis paru (kronis) akibat menghirup zat kimia,
gas, asap dan uap (J68.4)
fibrosis paru (kronis) setelah radiasi (J70.1)
J84.8 Penyakit interstitium paru-paru lain yang dijelaskan
J84.9 Penyakit interstitium paru-paru, tidak dijelaskan
Pneumonia interstitium NOS

Kondisi pernanahan dan nekrosis saluran pernafasan bawah (J85-J86)

J85 Abses paru-paru dan mediastinum


J85.0 Gangren dan nekrosis paru-paru
J85.1 Abses paru-paru dengan pneumonia
Kecuali: dengan pneumonia akibat organisme yang dijelaskan
(J09-J16)
J85.2 Abses paru-paru tanpa pneumonia
Abses paru-paru NOS
J85.3 Abses mediastinum

J86 Pyothorax
Termasuk: abses pleura, abses thoraks, empyema,
pyopneumothoraks:
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi
agen infeksi
Kecuali: akibat tuberkulosis (A15-A16)
J86.0 Pyothorax dengan fistula
J86.9 Pyothorax tanpa fistula

Penyakit-penyakit lain pleura (J90-J94)


Pleurisi adalah peradangan pleura, biasanya menghasilkan effusi
(kelebihan cairan) eksudat di ruang pleura dan nyeri dada menusuk
yang makin berat ketika bernafas dan batuk. Penyebabnya penyakit
paru-paru (pneumonia, TB); masuknya agen infeksi atau zat iritan ke
ruang pleura (ruptur esofagus, empyema amuba, atau pankreas);
masuknya infeksi, zat beracun atau sel kanker melalui darah atau
limfe; cedera pleura parietalis (tertusuk), masuknya asbestos melalui
saluran pernafasan atau paru-paru, atau akibat obat-obatan. Pleura
mulanya sembab, diikuti oleh infiltrasi sel dan eksudat. Eksudat bisa
diserap atau menjadi jaringan fibrosa yang menyebabkan
perlengketan pleura. Penebalan atau kalsifikasi pleura bisa terjadi
tanpa didahului pleurisi akut (misalnya plak asbestos pleura,
kalsifikasi pleura idiopatik)

17
PUSKESMAS SALASSAE

Pneumotoraks adalah terdapatnya udara bebas antara pleura


viseralis dan parietalis. Tension pneumothorax (rongga pleura
bertekanan positif) terjadi akibat udara yang memasuki ruang pleura
tapi tidak bisa keluar, sehingga paru-paru kolaps. Pneumotoraks
spontan, yaitu udara masuk tanpa didahului trauma, bisa terjadi
ketika menyelam dalam atau terbang tinggi, akibat perubahan
tekanan udara yang tidak merata ke seluruh paru-paru. Biasanya
sembuh spontan, tapi akan bermasalah kalau terjadi pada orang
dengan penyakit paru-paru yang luas.

J90 Effusi pleura, not elsewhere classified


Pleurisi dengan effusi
Kecuali: pada tuberkulosa (A15-A16),
effusi (pleura) limfe (J94.0);
pleurisy NOS (R09.1),

J91* Effusi pleura pada kondisi yang diklasifikasikan di tempat lain

J92 Pleural plaque


Termasuk: penebalan pleura
J92.0 Plak pleura dengan terdapatnya asbestos
J92.9 Plak pleura tanpa asbestos
Plak pleura NOS

J93 Pneumothorax
Kecuali: pyopneumothorax (J86.-)
pneumotoraks:
TB (penyakit saat ini) (A15-A16)
kongenital atau perinatal (P25.1), traumatika (S27.0)
J93.0 Tension pneumothorax spontan
J93.1 Pneumothorax spontan lainnya
J93.8 Pneumothorax lain
J93.9 Pneumothorax, tidak dijelaskan

J94 Kondisi lain pada pleura


Kecuali: pleurisy NOS (R09.1), TB (A15-A16)
haemopneumothorax traumatika (S27.2),
haemothorax trauma traumatika (S27.1)
J94.0 Chylous effusion effusi limfe
Effusi chyliformis [berisi cairan limfe]
J94.1 Fibrothorax
J94.2 Haemothorax
Haemopneumothorax
J94.8 Kondisi lain pleura yang dijelaskan
Hydrothorax
J94.9 Kondisi pleura, tidak dijelaskan

Penyakit lain sistem respirasi (J95-J99)

J95 Kelainan respirasi pasca-prosedur, not elsewhere classified


Kecuali: manifestasi akibat radiasi pada paru-paru (J70.0-J70.1)

18
PUSKESMAS SALASSAE

emfisema (subkutis) akibat prosedur (T81.8)


J95.0 Malfungsi trakheostomi
Perdarahan dari stoma trakheostomy
Sepsis pada stoma trakheostomi
Obstruksi jalan udara pada tracheostomy
Fistula trakheo-oesophagus pasca trakheostomy
J95.1 Insuffisiensi pulmonalis akut pasca bedah thoraks
J95.2 Insuffisiensi pulmonalis akut pasca bedah non-thoras
J95.3 Insuffisiensi pulmonalis kronik setelah operasi
J95.4 Sindroma Mendelson [pneumonitis asam setelah aspirasi asam
lambung]
Kecuali: komplikasi melahirkan (O74.0), kehamilan (O29.0),
nifas (O89.0)
J95.5 Stenosis subglottis pasca-prosedur
J95.8 Kelainan pernafasan pasca-prosedur lainnya
J95.9 Kelainan pernafasan pasca-prosedur, tidak dijelaskan

J96 Kegagalan pernafasan, not elsewhere classified


Kecuali: kegagalan pernafasan pasca prosedur (J95.-)
respiratory distress:
sindroma dewasa (J80), pada bayi baru lahir (P22.-)
kegagalan kardio-respirasi (R09.2), respiratory arrest (R09.2)
J96.0 Kegagalan pernafasan akut
J96.1 Kegagalan pernafasan kronis
J96.9 Kegagalan pernafasan, tidak dijelaskan

J98 Kelainan pernafasan lainnya


Kecuali: apnea tidur (G47.3)
apnea NOS (R06.8)
apnea tidur pada bayi baru lahir (P28.3), apnea bayi baru
lahir (P28.4)
J98.0 Penyakit bronkus, not elsewhere classified
Kalsifikasi, stenosis, atau ulkus bronkhus
Bronkholithiasis
Kolaps trakheobronchus, diskinesia trakheobronchus
J98.1 Kolaps pulmonalis
Atelektasis, kolaps paru-paru
Kecuali: atelectasis (pada): neonatus (P28.0-P28.1), TB
(penyakit saat ini) (A15-A16)
J98.2 Emfisema interstitium
Emfisema mediastinum
Kecuali: emfisema:
NOS (J43.9)
pada janin dan neonatus (P25.0)
emfisema subkutis traumatika (T79.7)
emfisema bedah (subkutis) (T81.8)
J98.3 Emfisema kompensasi

J98.4 Kelainan paru-paru lainnya


Penyakit paru-paru NOS

19
PUSKESMAS SALASSAE

Kalsifikasi paru-paru, penyakit kistika paru-paru (didapat),


pulmolithiasis
J98.5 Penyakit mediastinum, not elsewhere classified
Fibrosis, hernia, atau retraksi mediastinum
Mediastinitis
Kecuali: abses mediastinum (J85.3)
J98.6 Kelainan diaphragma
Diafragmatitis, paralisis diafragma, relaksasi diafragma
Kecuali: malformasi kongenital diafragma NEC (Q79.1)
hernia diafragmatika (K44.-)
hernia diafragmatika kongenital (Q79.0)
J98.8 Kelainan pernafasan lain yang dijelaskan
J98.9 Kelainan pernafasan, tidak dijelaskan
Penyakit pernafasan (kronik) NOS

J99* Kelainan pernafasan pada penyakit c.e.


J99.0* Penyakit paru-paru rheumatoid (M05.1)
J99.1* Kelainan pernafasan pada kelainan diffus jaringan ikat
lainnya
Kelainan pernafasan pada
granulomatosis Wegener (M31.3),
systemic: lupus erythematosus (M32.1)
dermatomiositis (M33.0-M33.1),
polimiositis (M33.2),
sklerosis sistemik (M34.8),
sindroma sikka [Sjgren] (M35.0)
J99.8* Kelainan pernafasan pada penyakit lain yang diklasifikasikan
di tempat lain
Kelainan pernafasan pada:
amoebiasis (A06.5),
sifilis (A52.7),
sporotrikhosis (B42.0)
cryoglobulinaemia (D89.1),
ankylosing spondylitis (M45)

20
PUSKESMAS SALASSAE

PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN


Infeksi akut saluran pernafasan atas diklasifikasikan pada J00-J06 dan
aksis klasifikasi adalah situs infeksi.
Influenza diklasifikasikan pada J10-J 11 dan hampir semua pneumonia
diklasifikasikan pada J12-J18 dengan aksis klasifikasi adalah
manifestasi influenza dan organisme penyebab pneumonia.
Bronkitis tidak dijelaskan sebagai akut atau kronis, ia dianggap akut
kalau usia di bawah 15 tahun dan diklasifikasikan pada J20.-.
Pneumoconiosis akibat penyebab eksternal diklasifikasikan pada
J60-J64 dengan karakter ketiga menunjukkan agen
eksternalnya.
Terdapat kode khusus untuk pneumoconiosis yang berhubungan
dengan TB pada J65.
Pneumoconioses yang terdapat pada J60-J64 juga diklasifikasikan
pada kategori J65 kalau mereka terjadi bersama TB.
There is a new Australian code (J93.2) for Iatrogenic pneurnothorax.

Exerdses
1 . This twenty-three year old male was admitted as a d~iv only
adinission for septoplasty and bilateral turbinectomies due to
nasal obstruction. Diagnoses:
Procedures:
1 0-AM Exercise Workbook 1CD-1 0-AM Exercise Workbook 25

2. An eighty-two year old male was referred to the hospital with a


productive cough, cl tightness and audible wheeze. He
underwent a chest X-ray which revealed double pneumonia. The
patient's sputum specimen grew Haemophilus influenzae. He
was giv extensive physiotherapy consisting of breathing
exercises and he also had an occupational therapy assessment.
Other current conditions Termasuk hypertension, NIDDM and
CCF.
Diagnoses:
Procedures:
3. A seventy-seven year old male was admitted with a productive cough
of two days length. He also suffers from obstructive steep
apnoea and hypertension. A chest X-r confirmed the diagnosis of
bilateral bronchial pneumonia. No organisms were isolat from
the sputum culture.
Diagnoses:
4. A fifty year old male was admitted to hospital with a diagnosis of
fibrosing alveolitis Other conditions present Termasukd
hypertension and CAD. The patient developed candidal
septicaemia with a necrotizing chronic candidal infection of the
trachea. 1 patient underwent a bilateral sequential lung
transplant with cardiopulmonary byp-, A tracheostorny was
performed and the patient was given mechanical ventilation
f( more than 10 days (initiated during the operation). The only

21
PUSKESMAS SALASSAE

postoperative probler renal failure, which was managed with


haemodialysis (three sessions), and fluid restriction.
Diagnoses:
Procedures:
5. This thirty year old male was admitted for an elective correction of
his deviated ii,septum by septoplasty and tip correction. As lie
had also been suffering froni chrot laryngitis, he also had -a
microlaryngoscopy at which nodules on his left vocal cord
removed.
Diagnoses:
Procedures:
26 IM-1 0-AM Exercise W

Diseases and procedures of the respiratory system


1. Diagnoses 134.8
Procedures 41671-02 [3791
2. Diagnoses J14 110 F11.90 150.0
Procedures 95550-03 95550-02 [21401
3. Diagnoses 118.0 G47.3 110
4. Diagnoses J84.1 110 125.10 B37.7 J42 B37.88 N99.0 Y83.0
Procedures 90172-00 [5551 38603-00 [6421 41883-00 15361
13882-02 [5691
13857-00 [5691 13100-00 [1059)
5. Diagnoses 134.2 J37.0 J38.2
Procedures 41671 -02 [3791 45632-00 [16791 41864-00 [5231

22
CHAPTER VIII. PENYAKIT-PENYAKIT
SISTEM PENCERNAAN (K00-K93)
Kecuali: Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, gizi, dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas (O00-O99)
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-
P96)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital
(Q00-Q99)
Tanda, gejala, dan penemuan klinis dan labor abnormal,
NEC (R00-R99)
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab luar
tertentu (S00-T98)

Blok-blok di dalam bab ini adalah:


K00-K14 Penyakit rongga mulut, kelenjar saliva dan rahang
K20-K31 Penyakit esofagus, lambung dan duodenum
K35-K38 Penyakit appendix
K40-K46 Hernia
K50-K52 Enteritis dan kolitis non-infektif
K55-K63 Penyakit-penyakit usus lainnya
K65-K67 Penyakit-penyakit peritoneum
K70-K77 Penyakit-penyakit hati
K80-K87 Kelainan kandung empedu, saluran empedu, dan
pankreas.
K90-K93 Penyakit lain pada sistem pencernaan

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sebagai berikut:


K23* Kelainan esofagus pada penyakit c. e.
K67* Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e.
K77* Kelainan hati pada penyakit c. e.
K87* Kelainan kandung empedu, saluran empedu, dan pankreas
pada penyakit c. e..
K93* Kelainan lain organ pencernaan pada penyakit c. e.
[c. e. = classified elsewhere, yang diklasifikasikan di bagian lain]

Penyakit rongga mulut, kelenjar saliva dan rahang (K00-K14)

K00 Kelainan perkembangan dan erupsi gigi


Kecuali: Gigi embedded dan impacted (K01.-)
K00.0 Anodontia
Hipodontia, oligodontia
K00.1 Supernumerary teeth
Distomolar, paramolar, molar IV,
Mesiodens, gigi tambahan
K00.2 Kelainan ukuran dan bentuk gigi
Concrescence [penebalan], fusi, dan geminasi [kembaran] gigi
Dens: evaginatus, invaginatus, in dente [dalam gigi]
Enamel pearls, gigi berbentuk runcing, taurodontism,
Makrodontia, mikrodontia
Tuberkulum paramolare
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: tuberculum Carabelli dianggap variasi normal dan tidak


dikode
K00.3 Mottled teeth [gigi berbercak atau berbintik]
Fluorosis gigi, bercak enamel, keopakan enamel non-fluorida
[akibat minum air dengan fluorida >1 ppm, enamel opak
putih sampai coklat, dan gigi amat tahan terhadap karies]
Kecuali: deposits [accretions] pada gigi (K03.6)
K00.4 Kekacauan dalam pembentukan gigi
Aplasia dan hipoplasia sementum,
Dilaserasi gigi, odontoplasia regional, gigi Turner
Hipoplasia enamel (prenatal) (postnatal) (neonatal)
Kecuali: mottled teeth (K00.3)
gigi Hutchinson dan molar mulberry pada sifilis kongenital
(A50.5)
[gigi Hutchinson: insisor 1/3 tengah mengecil sehingga
ujungnya cekung]
[molar mulberry: pengecilan dan bentuk dengan lobulus
pada molar]
K00.5 Kekacauan herediter struktur gigi, NEC
Displasia dentin, shell teeth
Amelogenesis, dentinogenesis, dan odontogenesis: imperfecta
[penyakit autosom dominan yang menyebabkan hipoplasia berat
enamel]
K00.6 Kekacauan erupsi gigi
Dentia praecox
Erupsi prematur gigi, gigi (desidua) lepas prematur
Natal dan neonatal tooth [gigi pada waktu lahir dan neonatus]
Gigi primer persisten [retained, tidak lepas]
K00.7 Teething syndrome
K00.8 Kelainan lain perkembangan gigi
Perubahan warna sewaktu pembentukan gigi,
Staining [penodaan] intrinsik gigi NOS
[gigi gelap akibat tetrasiklin diakhir kehamilan atau pada usia
sampai 9 tahun]
K00.9 Kelainan perkembangan gigi, tidak dijelaskan
Kelainan odontogenesis NOS

K01 Gigi embedded dan impacted


Kecuali: Gigi embedded dan impacted, posisinya atau gigi di
dekatnya abnormal (K07.3)
K01.0 Gigi embedded
[gigi yang erupsinya gagal tanpa dihalangi oleh gigi lain]
K01.1 Gigi impacted
[gigi yang erupsinya gagal karena dihalangi oleh gigi lain]

K02 Dental caries


K02.0 Karies terbatas pada enamel
Lesi bintik putih (karies awal)
K02.1 Karies pada dentin
K02.2 Karies pada sementum
K02.3 Karies gigi terhenti

2
PUSKESMAS SALASSAE

K02.4 Odontoklasia
Melanodontia infantil; melanodontoklasia
K02.8 Karies gigi lainnya
K02.9 Karies gigi, tidak dijelaskan

K03 Penyakit lain pada jaringan keras gigi


Kecuali: Bruxism (F45.8), teeth-grinding NOS (F45.8); karies gigi
(K02.-)
K03.0 Attrisi gigi berlebihan
Kerusakan akibat pemakaian pada bagian approximal atau
oklusal [gigitan] gigi
[bisa akibat diet abrasif, penuaan, atau bruxisme
(menggesekkan gigi)]
K03.1 Abrasio gigi
Abrasi gigi karena dentifrice (pasta atau bubuk pembersih gigi),
Abrasi gigi karena: kebiasaan, pekerjaan, agama, tradisi
Cacad baji (wedge) pada gigi
K03.2 Erosi gigi
Erosi gigi: NOS, idopatik, pekerjaan
Erosi gigi akibat: diet, drugs dan obat medis, muntah persisten
K03.3 Resorpsi patologis gigi
Resorpsi gigi (eksternal), granuloma internal pada pulpa
K03.4 Hipersementosis
Hiperplasia sementum
K03.5 Ankilosis gigi
K03.6 Deposits [accretions] pada gigi
Deposit pada gigi: betel (pinang) , tembakau, hitam, hijau,
materia alba, orange
Staining gigi: NOS, ekstrinsik NOS
Kalkulus [karang] gigi pada subgingiva atau supragingiva
[kalkulus: plak kalsifikasi dekat muara kelenjar saliva di
permukaan buccal molar atas, permukaan lingual gigi
anterior bawah]
K03.7 Perubahan warna pasca-erupsi pada jaringan keras gigi
[penuaan, merokok, nekrosis pulpa, deposit hemosiderin di
pulpa pasca-trauma]
Kecuali: deposit gigi (K03.6)
K03.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada jaringan keras gigi
Radiasi enamel, dentin sensitif
K03.9 Penyakit jaringan keras gigi, tidak dijelaskan

K04 Penyakit pulpa dan jaringan periapex


K04.0 Pulpitis
Abses atau polip pulpa
Pulpitis: akut, suppuratif, kronik (hiperplastik) (ulseratif)
[pulpitis dan sekuel lokalnya terjadi ketika karies menyebar
ke dalam dentin]
K04.1 Nekrosis pulpa
Gangren pulpa

3
PUSKESMAS SALASSAE

K04.2 Degenerasi pulpa


Dentikel;
Kalsifikasi atau batu pulpa
K04.3 Pembentukan jaringan keras abnormal di dalam pulpa
Dentin sekunder atau irreguler
K04.4 Periodontitis apex akut yang berasal dari pulpa
Periodontitis apeks akut NOS
K04.5 Periodontitis apex kronik
Granuloma apex atau periapex, periodontitis apex NOS
K04.6 Abses periapex dengan sinus
Abses gigi atau alveolus gigi dengan sinus
K04.7 Abses periapex tanpa sinus
Abses NOS pada: gigi, alveolus gigi, periapex
K04.8 Kista radiks [akar gigi]
Kista: apex (periodontium), periapex, sisa akar
Kecuali: kista periodontium lateral (K09.0)
K04.9 Penyakit lain dan tidak dijelaskan pada jaringan pulpa dan
periapex

K05 Gingivitis dan penyakit periodontium


K05.0 Gingivitis akut
Kecuali: gingivitis ulseratif nekrotikans akut (A69.1)
gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2)
K05.1 Gingivitis kronik
Gingivitis (kronik): NOS, deskuamasi, hiperplastik, simple
marginal, ulseratif
K05.2 Periodontitis akut
Perikoronitis akut, abses parodontium, abses periodontium
Kecuali: periodontitis apex akut (K04.7)
abses periapex (K04.7), abses periapex dengan sinus
(K04.6)
K05.3 Periodontitis kronik
Perikoronitis kronik, periodontitis: NOS, kompleks, simplex
K05.4 Periodontosis
Periodontosis juvenile [remaja]
K05.5 Penyakit periodontium lain
K05.6 Penyakit periodontium, tidak dijelaskan
[periodontium mencakup ligamen periodontium, gingiva,
sementum, tulang alveolaris]

K06 Kelainan lain pada gingiva dan puncak alveolus tanpa gigi
(edentulous)
Kecuali: Atrofi puncak alveolus edentulous (K08.2) [gusi edentulous]
Gingivitis: akut (K05.0), NOS (K05.1), kronik (K05.1)
K06.0 Resesi gingiva
Resesi gingiva (umum) (lokal) (pasca infeksi) (pasca bedah)
K06.1 Pembesaran gingiva
Fibromatosis gingiva
K06.2 Lesi gingiva dan edentulous alveolar ridge akibat trauma

4
PUSKESMAS SALASSAE

Hiperplasia iritatif puncak edentulus (hiperplasia karena gigi


palsu)
Gunakan kode bab dari XX untuk identifikasi penyebab
eksternal.
K06.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada gingiva dan edentulous
alveolar ridge
Epulis fibrosa, epulis giant cells, flabby ridge [epulis = bengkak
kecil pada rahang]
Granuloma sel raksasa perifer, granuloma piogenik gusi
K06.9 Kelainan pada gingiva dan gusi edentulus, tidak dijelaskan

K07 Anomali dentofasialis [Termasuk maloklusi]


Maloklusi adalah penyimpangan kontak normal gigi maksila dan
gigi mandibula. Keadaan ini bisa akibat rahang terlalu kecil atau gigi
terlalu besar. Crrossbite adalah posisi pinggir buccal gigi bawah lebih
eksternal daripada gigi di atasnya.
Kecuali: Hiperplasia atau hipoplasia kondilus unilateral (K10.8),
Atrofi atau hipertrofi hemifasial (Q67.4)

K07.0 Anomali mayor ukuran rahang


Hiperplasia atau hipoplasia mandibula atau maksilla
Makrognathism atau micrognathism (mandibula) (maxilla)
[gnath = rahang]
Kecuali: akromegali (E22.0), sindroma Robin (Q87.0)
K07.1 Anomali hubungan rahang dengan dasar tengkorak
Asimetri rahang,
Prognathism (mandibula) (maxilla)
Retrognathism (mandibula) (maxilla)
K07.2 Anomali hubungan arkus dentis (lengkung susunan gigi)
Crossbite (anterior) (posterior), openbite (anterior) (posterior);
Overbite (berlebihan): dalam, horizontal, vertikal
Disto-oklusi, mesio-oklusi,
Oklusi lingualis posterior pada gigi mandibula
Deviasi garis tengah arkus dentin, overjet
K07.3 Anomali posisi gigi
Gigi: bertumpuk, diastema, pergeseran, rotasi, jarak abnormal,
transposisi
Gigi embedded dan impacted, posisi gigi tersebut atau gigi di
dekatnya abnormal
Gigi impacted atau embedded, posisi gigi tersebut atau di
dekatnya abnormal
Kecuali: gigi embedded dan impacted tanpa posisi abnormal
(K01.-)
K07.4 Maloklusi, tidak dijelaskan
K07.5 Kelainan fungsional dentofasialis
Penutupan rahang abnormal
Maloklusi karena: menelan abnormal; bernafas di mulut;
kebiasaan lidah, bibir atau jari
Kecuali: bruxism (F45.8); teeth-grinding NOS (F45.8)
K07.6 Kelainan sendi temporomandibularis

5
PUSKESMAS SALASSAE

Kompleks atau sindroma Costen, kerusakan sendi temporo-


mandibularis
Snapping jaw,
Sindroma sendi-nyeri-disfungsi temporomandibula
Kecuali: sendi temporomandibula saat ini: dislokasi (S03.0),
terkilir (S03.4)
K07.8 Anomali dentofasialis lainnya
K07.9 Anomali dentofasialis, tidak dijelaskan

K08 Kelainan lain pada gigi dan jaringan penyokongnya


K08.0 Exfoliasi gigi (lapisan terkelupas) akibat penyebab sistemik
K08.1 Kehilangan gigi akibat kecelakaan, pencabutan atau penyakit
periodontal lokal
K08.2 Atrofi puncak alveolaris edentulus
K08.3 Akar gigi tertinggal
K08.8 Kelainan lain pada gigi dan struktur penyokong yang
dijelaskan
Pembesaran puncak alveolaris NOS, prosesus alveolaris
irregular,
Sakit gigi NOS
K08.9 Kelainan pada gigi dan struktur penyokong, tidak dijelaskan

K09 Kista daerah mulut, not elsewhere classified


Termasuk: Lesi dengan gambaran histologis kista aneurisma dan lesi
fibro-ossea lain
Kecuali: Kista akar gigi (K04.8)
K09.0 Kista odontegik perkembangan
Kista: dentigerosa, erupsi, folikuler, gusi, periodontium lateralis,
primordial
Keratokista
K09.1 Kista perkembangan (non-odontogenik) daerah mulut
Kista: globulomaksilla, incisive canal, palatum median,
nasopalatina, papilla palatina
K09.2 Kista rahang lainnya
Kista rahang: NOS, aneurisma, perdarahan, traumatika
Kecuali: kista tulang laten pada rahang(K10.0), kista Stafne
(K10.0)
K09.8 Kista lain daerah mulut, not elsewhere classified
Kista dermoid, kista epidermoid, atau kista limfoepitel pada
mulut
Kista nasoalveolaris, kista nasolabialis, Epsteins pearl,
K09.9 Kista daerah mulut, tidak dijelaskan

K10 Penyakit rahang lainnya


K10.0 Kelainan perkembangan rahang
Kista tulang laten pada rahang, kista Stafne,
Torus mandibularis, torus palatinus
K10.1 Granuloma sel raksasa, sentral
Granuloma sel raksasa NOS
Kecuali: granuloma sel raksasa perifer (K06.8)

6
PUSKESMAS SALASSAE

K10.2 Kondisi peradangan rahang


Osteitis, osteomielitis (neonatus), osteoradionekrosis, periostitis
pada rahang (akut) (kronik) (supuratif)
Sequestrum tulang rahang
Gunakan kode bab dari XX untuk identifikasi radiasi, kalau
akibat radiasi.
K10.3 Alveolitis rahang
Osteitis alveolaris, dry socket
K10.8 Penyakit lain rahang yang dijelaskan
Cherubismus
Rahang dengan: exostosis, displasia fibrosa:
Hiperplasia atau hipoplasia kondilus unilateral
K10.9 Penyakit rahang, tidak dijelaskan

K11 Penyakit kelenjar saliva


K11.0 Atrofi kelenjar saliva
K11.1 Hipertrofi kelenjar saliva
K11.2 Sialoadenitis
Kecuali: parotitis epidemika (B26.-), demam uveoparotid
[Heerfordt] (D86.8)
K11.3 Abses kelenjar saliva
K11.4 Fistula kelenjar saliva
Kecuali: fistula kongenital (Q38.4)
K11.5 Sialolithiasis
Kalkulus atau batu pada kelenjar atau saluran saliva
K11.6 Mucocele kelenjar saliva
Kista ekstravasasi mukus atau kista retensi mukus pada kelenjar
saliva,
Ranula
K11.7 Kekacauan sekresi saliva
Hipoptyalism, ptyalism, xerostomia (mulut kering)
Kecuali: mulut kering NOS (R68.2)

K11.8 Penyakit lain kelenjar saliva


Lesi limfoepitel jinak kelenjar saliva
Sialometaplasia nekrotikans, sialektasia, penyakit Mikulicz
Stenosis atau striktura saluran saliva
Kecuali: sindroma sicca (Sjgren) (M35.0)
[Sindroma Sjogren adalah radang sistemik kronik yang
penyebabnya tidak diketahui, khas dengan keringnya mulut,
mata dan membran mukosa lain.]
K11.9 Penyakit kelenjar saliva, tidak dijelaskan
Sialoadenopati NOS

K12 Stomatitis dan lesi yang terkait


Kecuali: Cancrum oris, stomatitis gangrenosa, noma (A69.0)
Gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2),
cheilitis (K13.0)
K12.0 Recurrent oral aphthae [ulkus mulut berulang]

7
PUSKESMAS SALASSAE

Stomatitis aphtosa (mayor) (minor), aphthae Bednar, ulkus


aphthosa rekurens
Periadenitis mukosa nekrotikans rekurens, stomatitis
herpetiformis
[Stomatitis aphthosa rekurens (sariawan) biasanya aphthae
minor dengan
diameter <1 cm, tunggal atau dalam kelompok kecil, sembuh
tanpa bekas.]
K12.1 Bentuk lain stomatitis
Stomatitis: NOS, gigi palsu, ulseratif, vesikuler
K12.2 Sellulitis dan abses mulut
Selulitis (lantai) mulut,
Abses submandibula
Kecuali: abses: periapex (K04.6-K04.7), periodontium (K05.2)
abses: kelenjar saliva (K11.3), lidah (K14.0), peritonsil
(J36)

K13 Penyakit lain bibir dan mukosa mulut


Termasuk: Kekacauan epitel lidah
Kecuali: Penyakit tertentu pada gusi dan gusi edentulus (K05-K06),
Kista mulut (K09.-), stomatitis dan lesi terkait (K12.-),
Penyakit lidah (K14.-)

K13.0 Penyakit bibir


Cheilitis:NOS, angularis, exfoliatif, glandularis
Cheilodynia, cheilosis, perlche NEC
Kecuali: ariboflavinosis, perlche defisiensi riboflavin (E53.0)
perlche akibat kandidiasis (B37.8), cheilitis akibat
kelainan radiasi (L55-L59)
K13.1 Menggigit pipi dan bibir
K13.2 Leukoplakia dan kerusakan lain epitel mulut, Termasuk lidah
Erythroplakia atau leukoedema pada epitel mulut, Termasuk
lidah
Leukokeratosis nikotina palati, palatum perokok (smoker's
palate)
Kecuali: leukoplakia berambut (K13.3)
K13.3 Hairy leukoplakia (berambut)
K13.4 Granuloma dan lesi mirip granuloma pada mukosa mulut
Granuloma eosinofilia mukosa mulut, granuloma piogenik
mukosa mulut,
Xanthoma verrukosa mukosa mulut
K13.5 Fibrosis submukosa mulut
Fibrosis submukosa lidah

K13.6 Hiperplasia iritatif mukosa mulut


Kecuali: hiperplasia iritatif gusi edentulous [hiperplasia gigi
palsu] (K06.2)
K13.7 Lesi lain dan tidak dijelaskan pada mukosa mulut
Musinosis mulut terfokus

K14 Penyakit lidah

8
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: Eritroplakia, leukoplakia, leukoedema, hiperplasia epitel


terfokus: lidah (K13.2)
Leukoplakia berambut (K13.3), fibrosis submukosa lidah
(K13.5),
Makroglosia (kongenital) (Q38.2)
K14.0 Glossitis
Abses lidah, ulserasi (traumatika) pada lidah
Kecuali: glositis atrofi (K14.4)
K14.1 Geographic tongue lidah terkelupas
Glositis migrasi jinak, glositis areata exfoliativa
K14.2 Median rhomboid glossitis (radang lidah dengan nodul di
tengah lidah
K14.3 Hipertrofi papilla lidah
Lidah hitam berambut, lingua villosa nigra, lidah berselaput,
hipertrofi papilla foliata
K14.4 Atrofi papilla lidah
Glossitis atrofika
K14.5 Plicated tongue (lidah dengan lipatan-lipatan paralel
Lidah: retak, berlekuk, berkantong
Kecuali: lidah retak kongenita (Q38.3)
K14.6 Glossodinia
Glossopirosis, lidah nyeri
K14.8 Penyakit lain lidah
Lidah dengan: atrofi, pembesaran atau hipertrofi lidah
K14.9 Penyakit lidah, tidak dijelaskan:
Glossopati NOS

Penyakit esofagus, lambung dan duodenum (K20-K31)


Kecuali: hiatus hernia (K44.-)

K20 Esofagitis
Abses esofagus; esofagitis: NOS, zat kimia, peptik
Kecuali: esofagitis reflux (K21.0), dengan gastroesophageal reflux
disease (GERD) (K21.0)
erosi esofagus (K22.1),

K21 Gastroesophageal reflux disease (GERD)


K21.0 Penyakit reflux gastro-esofagus dengan esofagitis:
Esofagitis reflux
K21.9 Penyakit reflux gastro-esofagus tanpa esofagitis:
Reflux esofagus NOS

K22 Penyakit lain esofagus


Kecuali: varises esofagus(I85.-)
K22.0 Akhalasia kardia:
Akhalasia NOS [akibat peristalsis esofagus gagal, sfingter
esofagus kurang relaksasi]
Kardiospasme [spasme singter esofagus dekat lambung]
Kecuali: kardiospasme kongenital (Q39.5)
K22.1 Ulkus esofagus:
Erosi esofagus

9
PUSKESMAS SALASSAE

Ulkus esofagus: NOS, akibat jamur, peptik, makan zat kimia atau
obat-obatan
Esofagitis ulseratif
Gunakan kode tambahan (Champter XX) untuk identifikasi
penyebab
K22.2 Obstruksi esofagus
Esofagus dengan: kompresi, konstriksi, stenosis, atau striktura
Kecuali: stenosis atau striktura esofagus kongenital (Q39.3)
K22.3 Perforasi esofagus
Ruptur esofagus
Kecuali: perforasi traumatika esofagus (torakalis) (S27.8)
K22.4 Diskinesia esofagus
Esofagus corkscrew (pembuka sumbat botol), spasme (diffus)
esofagus
Kecuali: kardiospasme (K22.0)
K22.5 Divertikulum esofagus, didapat
Esophageal pouch [kantong esofagus]
Kecuali: divertikulum esofagus (kongenital) (Q39.6)
K22.6 Sindroma laserasi-perdarahan gastro-esofagus:
Sindroma Mallory-Weiss
K22.7 Esophagus Barrett
Penyakit Barrett, sindroma Barrett
Kecuali: Ulkus Barrett (K22.1)
K22.8 Penyakit esofagus lain yang dijelaskan:
Perdarahan esofagus NOS
K22.9 Penyakit esofagus, tidak dijelaskan

K23* Kelainan esofagus pada penyakit c. e.


K23.0* Esofagitis tuberkolusa (A18.8)
K23.1* Megaesofagus pada penyakit Chagas (B57.3)
K23.8* Kelainan esofagus penyakit lain c. e..

Subdivisi karakter keempat berikut digunakan untuk kategori K25-


K28:
.0 Akut dengan perdarahan
.1 Akut dengan perforasi
.2 Akut dengan perdarahan dan perforasi
.3 Akut tanpa perdarahan atau perforasi
.4 Kronik atau tidak dijelaskan dengan perdarahan
.5 Kronik atau tidak dijelaskan dengan perforasi
.6 Kronik atau tidak dijelaskan dengan perdarahan dan
perforasi
.7 Kronik tanpa perdarahan atau perforasi
.9 Tidak jelas akut atau kronik, tanpa perdarahan atau
perforasi

K25 Gastric ulcer - tukak lambung


Termasuk: Erosi (akut) lambung, ulkus (peptik) pilorus, ulkus
(peptik) lambung
Kecuali: Gastritis erosif hemoragika akut (K29.0), ulkus peptikum
NOS (K27.-)

10
PUSKESMAS SALASSAE

K26 Duodenal ulcer tukak duodenum


Termasuk: Erosi (akut) duodenum; ulkus (peptik): duodenum,
postpilorika
Kecuali: Ulkus peptikum NOS (K27.-)

K27 Peptic ulcer, situs tidak dijelaskan


Termasuk: Ulkus gastroduodenum NOS, ulkus peptikum NOS
Kecuali: Ulkus peptikum neonatus (P78.8)

K28 Gastrojejunal ulcer tukak gastrojejunum


Termasuk: Ulkus (peptik) atau erosi: gastrokolika, gastrointestinum,
gastrojejunum, jejunum, anastomotik, marginal, stoma
Kecuali: Ulkus primer usus halus (K63.3)

K29 Gastritis dan duodenitis


Kecuali: Gastritis atau gastroenteritis eosinophilika (K52.8)
Sindroma Zollinger-Ellison (E16.4)
K29.0 Gastritis hemoragika akut
Gastritis akut (erosif) dengan perdarahan
Kecuali: erosi (akut) lambung (K25.-)
K29.1 Gastritis akut lain
K29.2 Gastritis alkoholik
K29.3 Gastritis kronik superfisialis
K29.4 Gastritis atrofika kronik
Atrofi lambung
K29.5 Gastritis kronik, tidak dijelaskan
Gastritis kronik: antrum, fundus
K29.6 Gastritis lain
Gastritis hiperrofi raksasa, gastritis granulomatosa, penyakit
Mntrier
K29.7 Gastritis, tidak dijelaskan
K29.8 Duodenitis
K29.9 Gastroduodenitis, tidak dijelaskan

K30 Dyspepsia
Indigestion
Kecuali: Dispepsia nervosa, neurotik atau psikogenik (F45.3);
heartburn (R12)

K31 Penyakit lain lambung dan duodenum


Termasuk: Kelainan fungsional lambung
Kecuali: Divertikulum duodenum (K57.0-K57.1),
Perdarahan lambung (K92.0-K92.2)
K31.0 Dilatasi akut lambung
Distensi akut lambung
K31.1 Stenosis pilorus hipertrofik dewasa
Stenosis pilorus NOS
Kecuali: stenosis pilorus kongenital atau infantil (Q40.0)
K31.2 Penyempitan gelas-pasir (hourglass stricture) dan stenosis
lambung

11
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: kontraksi hourglass lambung (K31.8), lambung


hourglass kongenital (Q40.2);
K31.3 Pylorospasm, not elsewhere classified
Kecuali: pylorospasm: neurotik atau psikogenik (F45.3),
kongenital/infantile (Q40.0)
K31.4 Divertikulum lambung
Kecuali: divertikulum lambung kongenital(Q40.2)

K31.5 Obstruksi duodenum


Duodenum dengan: penyempitan, stenosis, atau striktura; Ileus
duodenum (kronik)
Kecuali: stenosis kongenital duodenum (Q41.0)
K31.6 Fistula lambung dan duodenum
Fistula gastrokolika; fistula gastrojejunokolika
K31.7 Polip lambung dan duodenum
Kecuali: polip adenomatosa lambung (D13.1)
K31.8 Penyakit lambung dan duodenum lain yang dijelaskan
Achlorhydria, gastroptosis, kontraksi pasir-waktu (hourglass)
lambung
K31.9 Penyakit lambung dan duodenum, tidak dijelaskan

Penyakit appendiks (K35-K38)

K35 Appendisitis akut


K35.0 Appendisitis akut dengan peritonitis umum
Appendisitis (akut) dengan:
perforasi, rupture
peritonitis (umum)(lokal) menyusul ruptur atau perforasi,
K35.1 Appendisitis akut dengan abses peritoneum
Abses appendiks
K35.9 Appendisitis akut, tidak dijelaskan
Appendisitis akut dengan peritonitis, lokal atau NOS
Appendisitis akut tanpa: perforasi, abses peritoneum, peritonitis
umum, ruptur

K36 Appendisitis lain


Appendisitis: kronik, rekurens (berulang)

K37 Appendisitis yang tidak dijelaskan

K38 Penyakit lain appendiks


K38.0 Hyperplasia appendiks
K38.1 Concretions (massa padat) appendiks
Faekalith atau sterkolith appendiks
K38.2 Divertikulum (kantong kecil yang terbentuk di dinding)
appendiks
K38.3 Fistula appendiks
K38.8 Penyakit lain appendiks yang dijelaskan
Intussusception (dinding memasuki dinding lain seperti
teleskop-) appendix

12
PUSKESMAS SALASSAE

K38.9 Penyakit appendiks, tidak dijelaskan

Hernia (K40-K46)
Note: Hernia obstruksi dengan gangren yang diklasifikasikan pada
hernia dengan gangren.
Termasuk: Hernia: didapat, rekurens, kongenital (kecuali hernia
diafragma atau hiatus)

K40 Hernia inguinalis


Termasuk: Bubonokel, hernia skrotalis,
Hernia inguinalis: NOS, direct, indirect, double, oblique
K40.0 Hernia inguinalis bilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren
K40.1 Hernia inguinalis bilateral, dengan gangren
K40.2 Hernia inguinalis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia inguinalis bilateral NOS
K40.3 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan
obstruksi, tanpa gangren
Hernia inguinalis (unilateral), tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K40.4 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan gangren
Hernia inguinalis NOS dengan gangren
K40.9 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, tanpa obstruksi
atau gangren
Hernia inguinalis (unilateral) NOS

K41 Hernia femoralis


K41.0 Hernia femoralis bilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren
K41.1 Hernia femoralis bilateral, dengan gangren
K41.2 Hernia femoralis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia femoralis bilateral NOS
K41.3 Hernia femoralis unilateral or tidak jelas, dengan obstruksi,
tanpa gangren
Hernia femoralis (unilateral), tanpa gangren: inkarserasi,
strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K41.4 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, dengan gangren
K41.9 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, tanpa obstruksi
atau gangren
Hernia femoralis (unilateral) NOS

K42 Hernia umbilikalis


Termasuk: Hernia paraumbilikalis
Kecuali: Omphalocele (Q79.2)
K42.0 Hernia umbilikalis dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia umbilikalis, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K42.1 Hernia umbilikalis dengan gangren
Hernia umbilikalis gangrenosa
K42.9 Hernia umbilikalis tanpa obstruksi atau gangren
Hernia umbilikalis NOS

13
PUSKESMAS SALASSAE

K43 Hernia ventralis


Termasuk: Hernia: epigastrika atau insisional [tempat sayatan]
K43.0 Hernia ventralis dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia ventralis, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K43.1 Hernia ventralis dengan gangren
Hernia ventralis gangrenosa
K43.9 Hernia ventralis tanpa obstruksi atau gangren
Hernia ventralis NOS

K44 Hernia diafragmatika


Termasuk: Hiatus hernia (esofagus)(sliding); hernia paraesofagus
Kecuali: Hernia kongenital: hiatus (Q40.1), diaphragmatika: (Q79.0)

K44.0 Hernia diafragmatika dengan obstruksi, tanpa gangren


Hernia diafragmatika, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K44.1 Hernia diafragmatika dengan gangren
Hernia diafragmatika gangrenosa
K44.9 Hernia diafragmatika tanpa obstruksi atau gangren
Hernia diafragmatika NOS

K45 Hernia abdominalis lainnya


Termasuk: Hernia: abdominalis dengan situs dijelaskan NEC
Hernia: lumbalis, obturator, pudendum, retroperitoneum,
siatika
K45.0 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan obstruksi,
tanpa gangren.
Kondisi pada K45, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K45.1 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan gangren
Kondisi pada K45 yang dinyatakan gangrenosa
K45.8 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan tanpa obstruksi atau
gangren

K46 Hernia abdominalis yang tidak dijelaskan


Termasuk: Enterokel, epiplokel, hernia: NOS, interstitialis,
intestinum, intra-abdomen
Kecuali: Enterokel vaginalis (N81.5)
K46.0 Hernia abdominalis dengan obstruksi yang tidak jelas, tanpa
gangren
Kondisi pada K46, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K46.1 Hernia abdominalis yang tidak jelas, dengan gangrene
Kondisi pada K46 yang dinyatakan gangrenosa
K46.9 Hernia abdominalis yang tidak jelas, tanpa obstruksi atau
gangren
Hernia abdominalis NOS

14
PUSKESMAS SALASSAE

Kolitis dan enteritis non-infektif (K50-K52)


Termasuk: Penyakit usus dengan radang non-infeksi
Kecuali: Irritable bowel syndrome (K58.-), megakolon (K59.3)

K50 Penyakit Crohn [enteritis regionalis]


Termasuk: enteritis granulomatosa
Kecuali: kolitis ulseratif (K51.-)
K50.0 Penyakit Crohn pada usus halus:
Penyakit Crohn [regional enteritis] pada: duodenum, ileum,
jejunum
Ileitis: regionalis, terminalis
Kecuali: kalau bersamaan dengan penyakit Crohn pada usus
besar (K50.8)
K50.1 Penyakit Crohn pada usus besar
Kolitis: granulomatosa, regionalis
Penyakit Crohn [enteritis regionalis] pada: kolon, usus besar,
rektum
Kecuali: penyakit Crohn pada usus halus dan usus besar
(K50.8)
K50.8 Penyakit Crohn lainnya
Penyakit Crohn pada usus halus dan usus besar
K50.9 Penyakit Crohn, tidak dijelaskan
Regional enteritis NOS

K51 Kolitis ulseratif


K51.0 Pankolitis ulseratif (kronik)
Termasuk: ileitis backwash
K51.2 Proktitis ulseratif (kronik)
K51.3 Rektosigmoiditis ulseratif (kronik)
K51.4 Polip radang
K51.5 Kolitis sisi kiri
Termasuk: hemikolitis kiri
K51.8 Kolitis ulseratif lainnya
K51.9 Kolitis ulseratif, tidak dijelaskan

K52 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lainnya


K52.0 Gastroenteritis dan kolitis akibat radiasi
K52.1 Gastroenteritis dan kolitis toksik
K52.2 Gastroenteritis dan kolitis alergi dan dietetik
Gastrokolitis atau kolitis hipersensitifitas makanan
K52.3 Kolitis indeterminata
K52.8 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lain yang dijelaskan
Gastritis atau gastroenteritis eosinofilik
K52.9 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif, tidak dijelaskan
Diare, enteritis, ileitis, jejunitis, atau sigmoiditis: dinyatakan
tidak menular.
Kecuali: kolitis, diare, enteritis, atau gastroenteritis:
infeksiosa (A09)
asal-usul tidak dijelaskan (A09)
diare psikogenik (F45.3), diare fungsional (K59.1),

15
PUSKESMAS SALASSAE

diare neonatus (non-infektif) (P78.3)

Penyakit-penyakit lain usus (K55-K63)

K55 Kelainan vaskular usus


Kecuali: Enterokolitis nekrotikans fetus atau neonatus (P77)
K55.0 Kelainan vaskular akut pada usus
Kolitis iskemi fulminant, infark usus, iskemi usus halus: yang
dinyatakan akut
(Arteri)(vena) mesenterika dengan: emboli, infark, atau
thrombosis
Kolitis iskemik subakut
K55.1 Kelainan vaskular kronik pada usus
Kolitis, enteritis, enterokolitis: yang dinyatakan iskemia kronik
Striktura iskemik usus, aterosklerosis mesenterium, insuffisiensi
vaskuler mesenterium
K55.2 Angiodisplasia kolon
K55.8 Kelainan vaskular lain pada usus
K55.9 Kelainan vaskular usus, tidak dijelaskan
Kolitis iskemik NOS, enteritis iskemik NOS, enterokolitis
iskemik NOS

K56 Ileus paralitika dan obstruksi usus tanpa hernia


Kecuali: Obstruksi duodenum (K31.5), striktura iskemik usus
(K55.1),
Stenosis anus atau rektum (K62.4), obstruksi usus
pascabedah (K91.3),
Ileus mekonium (E84.1), striktura atau stenosis kongenital
usus (Q41-Q42)
K56.0 Ileus paralitika
Paralisis: usus, kolon, usus besar
Kecuali: ileus batu empedu (K56.3), ileus obstruktif NOS
(K56.6), ileus NOS (K56.7)
K56.1 Intussusception
Intususepsi atau invaginasi: usus, usus besar, kolon, rektum
Kecuali: intususepsi appendix (K38.8)
K56.2 Volvulus
Kolon atau usus yang: terjepit (strangulasi), bengkok (torsio),
atau terpuntir
K56.3 Ileus batu empedu
Obstruksi usus oleh batu empedu
K56.4 Hambatan [impaction] lain pada usus:
Enterolith, hambatan feses, hambatan pada kolon
K56.5 Adhesi [bands] usus dengan obstruksi
Adhesi [bands] peritoneum dengan obstruksi usus
K56.6 Obstruksi usus lainnya dan tidak dijelaskan

16
PUSKESMAS SALASSAE

Enterostenosis, ileus obstruksi NOS


Usus atau kolon dengan: oklusi, stenosis atau striktura
Kecuali: obstruksi usus neonatus lain atau tidak dijelaskan yang
bisadiklasifikasikan pada P76.8, P76.9
K56.7 Ileus, tidak dijelaskan

K57 Penyakit divertikulum usus


Termasuk: Usus (halus) (besar) dengan: divertikulitis, divertikulosis,
atau divertikulum
Kecuali: Divertikulum: appendix (K38.2), Meckel (Q43.0),
kongenital usus (Q43.8)
K57.0 Penyakit divertikulum usus halus dengan perforasi dan abses
Penyakit divertikulum usus halus dengan peritonitis
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar dengan
perforasi dan abses ((57.4)
K57.1 Penyakit divertikulum usus halus tanpa perforasi atau abses
Penyakit divertikulum usus halus NOS
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar tanpa
perforasi atau abses ((57.5)
K57.2 Penyakit divertikulum usus besar dengan perforasi dan abses
Penyakit divertikulum kolon dengan peritonitis
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar dengan
perforasi dan abses ((57.4)
K57.3 Penyakit divertikulum usus besar tanpa perforasi atau abses
Penyakit divertikulum kolon NOS
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar tanpa
perforasi atau abses ((57.5)
K57.4 Penyakit divertikulum usus halus dan kolon dengan perforasi
dan abses
Penyakit divertikulum usus halus dan besar dengan peritonitis
K57.5 Penyakit divertikulum usus halus dan besar tanpa perforasi
atau abses
Penyakit divertikulum usus halus dan besar NOS
K57.8 Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas, dengan
perforasi dan abses
Penyakit divertikulum usus NOS dengan peritonitis
K57.9 Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas, tanpa
perforasi atau abses
Penyakit divertikulum usus NOS

K58 Irritable bowel syndrome [sindroma usus irritabel]


Termasuk: Irritable colon
K58.0 Irritable bowel syndrome dengan diare
K58.9 Irritable bowel syndrome tanpa diare
Irritable bowel syndrome NOS

K59 Kelainan fungsional usus lainnya


Kecuali: Kelainan fungsional lambung (K31.-), malabsorbsi usus
(K90.-)
Kelainan usus psikogenik (F45.3), perubahan kebiasaan usus
NOS (R19.4)

17
PUSKESMAS SALASSAE

K59.0 Konstipasi
K59.1 Diare fungsional
K59.2 Usus neurogenik (gangguan fungsi syaraf usus), not
elsewhere classified
K59.3 Megakolon, not elsewhere classified
Dilatasi kolon, megakolon toksik
Kecuali: megakolon: kongenital (aganglionik), pada penyakit
Hirschsprung (Q43.1)
megakolon pada penyakit Chagas (B57.3),
K59.4 Spasme anus
Proktalgia fugax
K59.8 Kelainan fungsional usus lainnya yang dijelaskan
Atonia kolon
K59.9 Kelainan fungsional usus, tidak dijelaskan

K60 Fissure dan fistula daerah anus dan rektum


Kecuali: Dengan abses atau selulitis (K61.-)
K60.0 Fissura anus akut
K60.1 Fissura anus kronik
K60.2 Fissura anus, tidak dijelaskan
K60.3 Fistula anus
K60.4 Fistula rektum
Fistula rektum ke kulit
Kecuali: fistula: vesikorektum (N32.1), rektovaginalis (N82.3).
K60.5 Fistula anorektum

K61 Abses daerah anus dan rektum


Termasuk: Abses atau selulitis dengan atau tanpa fistula di daerah
anus dan rektum
K61.0 Abses anus
Abses perianus
Kecuali: abses intrasfingter (K61.4)
K61.1 Abses rektum
Abses perirektum
Kecuali: abses iskiorektum (K61.3)
K61.2 Abses anorektum
K61.3 Abses iskiorektum
Abses fossa iskiorektum
K61.4 Abses intrasfingter

K62 Penyakit lain pada anus dan rektum


Termasuk: Anal canal
Kecuali: Hemoroid (I84.-), proktitis ulseratif (K51.2),
Malfungsi kolostomi dan enterostomi (K91.4), inkontinensia
feses (R15)
K62.0 Polip anus
K62.1 Polip rektum
Kecuali: polip adenomatosa (D12.8)

18
PUSKESMAS SALASSAE

K62.2 Prolapsus ani


Prolapsus anal canal
K62.3 Prolapsus rektum
Prolapsus mukosa rektum
K62.4 Stenosis anus dan rektum
Striktura anus (sfingter)
K62.5 Perdarahan anus dan rektum
Kecuali: perdarahan rektum neonatus (P54.2)
K62.6 Ulkus anus dan rektum
Ulkus soliter, ulkus sterkoralis
Kecuali: fissura dan fistula anus dan rektum (K60.-), pada
kolitis ulseratif (K51.-)
K62.7 Proktitis radiasi
K62.8 Penyakit anus dan rektum lainnya yang dijelaskan
K62.9 Penyakit anus dan rektum, tidak dijelaskan

K63 Penyakit-penyakit usus lainnya


K63.0 Abses usus
Kecuali: abses appendiks (K35.1), abses daerah anus dan
rektum (K61.-)
dengan penyakit divertikulum (K57.-)
K63.1 Perforasi usus (non-traumatika)
Kecuali: perforasi (non-traumatika) pada: duodenum (K26.-),
appendiks (K35.0)
dengan penyakit divertikulum (K57.-)
K63.2 Fistula usus
Kecuali: fistula (dari):
duodenum (K31.6), appendiks (K38.3), daerah anus dan
rektum (K60.-)
vesiko-intestinum (N32.1), usus-genital perempuan
(N82.2-N82.4)
K63.3 Ulkus usus
Ulkus primer usus halus
Kecuali: ulkus (dari):
duodenum (K26.-), peptik, situs tak disebutkan
(K27.-)
gastrointestinum, gastrojejunum, jejunum (K28.-),
anus dan rektum (K62.6), kolitis ulseratif (K51.-)
K63.4 Enteroptosis
K63.5 Polip kolon
Kecuali: polip kolon adenomatosa (D12.6), poliposis kolon
(D12.6)
K63.8 Penyakit usus lainnya yang dijelaskan
K63.9 Penyakit usus, tidak dijelaskan

Penyakit peritoneum (K65-K67)

K65 Peritonitis

19
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: Peritonitis:
paroksismal ringan (E85.0),, periodic familial (E85.0),
dengan: appendisitis (K35.-), penyakit divetikulum usus
(K57.-)
menyusul abortus atau hamil ektopik atau hamil mola (O00-
O07, O08.0)
pelvis:, wanita (N73.3-N73.5),
nifas (O85), neonatus (P78.0-P78.1)
aseptik, kimiawi, akibat talkum atau zat asing lain (T81.6)
K65.0 Peritonitis akut
Peritonitis (akut): generalisata, pelvis laki-laki, subfrenika,
suppuratif
Abses: peritoneum, mesenterium, omentum, subhepatika,
subdiaphragmatika,
subfrenika, retroperitoneum, retrokaekum,
abdominopelvis
K65.8 Peritonitis lain
Peritonitis proliferatif kronik, nekrosis lemak atau saponifikasi
mesenterium
Peritonitis akibat: empedu, urine
K65.9 Peritonitis, tidak dijelaskan

K66 Kelainan lain pada peritoneum


Kecuali: asites (R18)
K66.0 Adhesi peritoneum
Adhesi: usus, lambung, mesenterium, omentum, dinding perut,
diafragma, pelvis pria
Adhesive bands
Kecuali: adhesi [bands] (pada): dengan obstruksi usus
(K56.5) , pelvis wanita (N73.6)
K66.1 Haemoperitoneum
Kecuali: haemoperitoneum traumatika (S36.8)
K66.8 Kelainan peritoneum lainnya yang dijelaskan
K66.9 Kelainan peritoneum, tidak dijelaskan

K67* Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e.


K67.0* Peritonitis khlamidia (A74.8)
K67.1* Peritonitis gonokokus (A54.8)
K67.2* Peritonitis sifilitika (A52.7)
K67.3* Peritonitis tuberkulosa (A18.3)
K67.8* Kelainan lain peritoneum pada penyakit infeksi c. e.

Penyakit-penyakit liver (K70-K77)


Kecuali: Hepatitis virus (B15-B19), sindroma Reye (G93.7), jaundice
NOS (R17)
Penyakit Wilson (E83.0), haemochromatosis (E83.1)

K70 Penyakit hati alkoholik [alcoholic liver disease]


K70.0 Hati berlemak alkoholik [alcoholic fatty liver]
K70.1 Hepatitis alkoholik [alcoholic hepatitis]

20
PUSKESMAS SALASSAE

K70.2 Fibrosis dan sklerosis alkoholik pada hati


K70.3 Sirosis hepatis alkoholik [alcoholic cirrhosis of liver]
Sirosis alkoholik NOS [alcoholic cirrhosis NOS]

K70.4 Gagal hati alkoholik [alcoholic hepatic failure]


Gagal hati alkoholik: NOS, akut, subakut, kronik, dengan atau
tanpa koma hepatika
K70.9 Penyakit hati alkoholik, tidak dijelaskan

K71 Toxic liver disease penyakit hati toksik


Termasuk: Penyakit hati akibat obat: idosinkratik (tak terduga),
toksik (bisa diduga)
Kecuali: Penyakit hati alkoholik (K70.-), sindroma Budd-Chiari (I82.0)
K71.0 Penyakit hati toksik dengan kholestasis
Kholestasis dengan kerusakan hepatosit; cholestasis murni.
K71.1 Penyakit hati toksik dengan nekrosis hati
Gagal hati (akut)(kronik) akibat obat-obatan
K71.2 Penyakit hati toksik dengan hepatitis akut
K71.3 Penyakit hati toksik dengan hepatitis kronik persisten
K71.4 Penyakit hati toksik dengan hepatitis lobularis kronik
K71.5 Penyakit hati toksik dengan hepatitis aktif kronik
Penyakit hati toksik dengan hepatitis lupoid
K71.6 Penyakit hati toksik dengan hepatitis, not elsewhere classified
K71.7 Penyakit hati toksik dengan fibrosis dan sirrhosis hati
K71.8 Penyakit hati toksik dengan kelainan hati lainnya:
Penyakit hati toksik dengan:
hiperplasia nodul terfokus, granuloma hepatika,
peliosis hepatis, penyakit hati veno-oklusif.
K71.9 Penyakit hati toksik, tidak dijelaskan

K72 Hepatic failure, not elsewhere classified


Termasuk: Koma hepatika NOS, ensefalopati hepatika NOS,
Nekrosis (sel) hati dengan kegagalan hati
Atrofi atau distrofi hati kuning (yellow liver atrophy or
dystrophy)
Hepatitis dengan kegagalan hati: akut, fulminant atau
ganas
Kecuali: Gagal hati alkoholik (K70.4), dengan penyakit hati toksik
(K71.1)
Ikterus pada janin dan bayi (P55-P59), hepatitis virus (B15-
B19)
Gagal hati pada:
abortus, hamil ektopik atau hamil mola (O00-O07, O08.8)
pada hamil, melahirkan dan nifas (O26.6)
K72.0 Gagal hati akut dan subakut
K72.1 Gagal hati kronik
K72.9 Gagal hati, tidak dijelaskan

K73 Hepatitis kronik, not elsewhere classified


Kecuali: Hepatitis (kronik):

21
PUSKESMAS SALASSAE

virus (B15-B19), alkoholik (K70.1), akibat obat (K71.-),


reaktif nonspesifik (K75.2), granulomatosa NEC (K75.3)
K73.0 Hepatitis persisten kronik, not elsewhere classified
K73.1 Hepatitis lobularis kronik, not elsewhere classified
K73.2 Hepatitis aktif kronik, not elsewhere classified
Hepatitis lupoid NEC
K73.8 Hepatitis kronik lain, not elsewhere classified
K73.9 Hepatitis kronik, tidak dijelaskan

K74 Fibrosis dan sirosis hati


Kecuali: Fibrosis hati alkoholik (K70.2), dengan penyakit hati toksik
(K71.7)
Sklerosis hati kardiaka (K76.1)
Sirosis (hati): alkoholik (K70.3), kongenital (P78.8)
K74.0 Fibrosis hati
K74.1 Sklerosis hati
K74.2 Fibrosis hati dengan sklerosis hati
K74.3 Sirosis biliaris primer
Kholangitis destruktif non-suppuratif kronik
K74.4 Sirosis biliaris sekunder
K74.5 Sirosis biliaris, tidak dijelaskan
K74.6 Sirosis hati yang lain dan tidak dijelaskan
Sirrhosis (hati): NOS, makronoduler, mikronoduler, jenis
campuran
kriptogenik, portal, postnekrotik

K75 Penyakit radang hati lainnya


Kecuali: Penyakit hati toksik (K71.-), hepatitis kronik NEC (K73.-)
Hepatitis: virus (B15-B19), akut atau subakut (K72.0)
K75.0 Abses hati
Abses hati: NOS, kholangitika, hematogenik, limfogenik,
pileflebitik
Kecuali: abses hati oleh amuba (A06.4)
pileflebitis tanpa abses hati (K75.1), kholangitis tanpa
abses hati (K83.0)
K75.1 Flebitis vena porta
Pileflebitis
Kecuali: abses hati pileflebitis (K75.0)
K75.2 Hepatitis reaktif non-spesifik
K75.3 Hepatitis granulomatosa, not elsewhere classified
K75.4 Hepatitis autoimmun
K75.8 Penyakit hati meradang lainnya yang dijelaskan
K75.9 Penyakit hati meradang, tidak dijelaskan
Hepatitis NOS

K76 Penyakit-penyakit hati lainnya


Kecuali: Degenerasi amiloid hati (E85.-),
Trombosis vena porta (I81), trombosis vena hepatika (I82.0)
Penyakit hati alkoholik (K70.-), penyakit hati toksik (K71.-)

22
PUSKESMAS SALASSAE

Penyakit kista hati (kongenital) (Q44.6), hepatomegali NOS


(R16.0),
K76.0 Hati (berubah menjadi) berlemak, not elsewhere classified
K76.1 Bendungan pasif kronik terhadap hati
Sirosis hepatis (begitu disebutkan) kardiaka, sklerosis hepatis
kardiaka
K76.2 Nekrosis hemoragika sentralis hati
Kecuali: nekrosis hepatis dengan gagal hati (K72.-)
K76.3 Infark hepatis
K76.4 Peliosis hepatis
Angiomatosis hepatis
K76.5 Penyakit oklusi vena hepatika
Kecuali: sindroma Budd-Chiari (I82.0)
K76.6 Hipertensi portal
K76.7 Sindroma hepatorenal
Kecuali: setelah bersalin dan melahirkan (O90.4)
K76.8 Penyakit hati lainnya yang dijelaskan
Hiperplasia nodul hati terfokus, hepatoptosis
K76.9 Penyakit hati, tidak dijelaskan

K77* Kelainan hati pada penyakit c. e.


K77.0* Kelainan hati pada penyakit infeksi dan parasit c. e.
Penyakit hati sifilitika (A52.7)
Hepatitis: herpesvirus [herpes simplex] (B00.8),
cytomegalovirus (B25.1)
toxoplasma (B58.1)
Skistosomiasis hepatosplenika (B65.- ), hipertensi portal pada
skistosomiasis (B65.- )
K77.8* Kelainan hati pada penyakit lain c. e.
Granuloma hepatika pada: sarcoidosis (D86.8), berylliosis
(J63.2)

Kelainan gallbladder, saluran empedu dan pankreas (K80-K87)

K80 Kholelithiasis batu empedu


K80.0 Batu gallbladder dengan kholesistitis akut
Setiap kondisi pada K80.2 dengan kholesistitis akut
K80.1 Batu gallbladder dengan kholesistitis lain
Setiap kondisi pada K80.2 dengan kholesistitis (kronik)
Kholesistitis dengan kholelithiasis NOS
K80.2 Batu gallbladder tanpa kholesistitis
Batu empedu (tertahan) di saluran atau gallbladder: NOS atau
tanpa kholesistitis
Kholelitiasis, kholesistolitiasis, kolik (rekuren) gallbladder: NOS
atau tanpa kholesistitis
K80.3 Batu saluran empedu dengan kholangitis
Setiap kondisi pada K80.5 dengan kholangitis
K80.4 Batu saluran empedu dengan kholesistitis
Setiap kondisi pada K80.5 dengan kholesistitis (dengan
kholangitis)

23
PUSKESMAS SALASSAE

K80.5 Batu saluran empedu tanpa kholangitis or kholesistitis


Batu empedu (tertahan) di duktus komunis, duktus hepatika,
atau duktus biliaris NOS,
yang tidak dijelaskan, atau tanpa kholangitis atau
kholesistitis
Kholedokholitiasis, kholelitiasis hepatika, kolik (rekuren)
hepatika:
yang tidak dijelaskan, atau tanpa kholangitis atau
kholesistitis
K80.8 Kholelitiasis lain

K81 Kholesistitis
Kecuali: Dengan kholelitiasis (K80.-)
K81.0 Kholesistitis akut
Angiokholesistitis, gallbladder dengan: abses, empyema, atau
gangren: tanpa batu
Kholesistitis: emfisematosa (akut), gangrenosa, supuratif: tanpa
batu
K81.1 Kholesistitis kronik
K81.8 Kholesistitis lain
K81.9 Kholesistitis, tidak dijelaskan

K82 Penyakit lain gallbladder


Kecuali: Sindroma pasca-kholesistektomi (K91.5)
Nonvisualisasi gallbladder [pada pencitraan] (R93.2)
K82.0 Obstruksi gallbladder
Oklusi, stenosis, atau striktura: pada ductus cysticus atau
gallbladder tanpa kalkulus
Kecuali: dengan kholelithiasis (K80.-)
K82.1 Hidrops gallbladder
Mukokel gallbladder
K82.2 Perforasi gallbladder
Ruptura ductus cysticus atau gallbladder
K82.3 Fistula gallbladder
Fistula kholesistokolika, fistula kholesistoduodenalis
K82.4 Kholesterolosis gallbladder
Gallbladder strawberri
K82.8 Penyakit gallbladder lainnya yang dijelaskan
Ductus cysticus atau gallbladder dengan:
adhesi, atrofi, kista, diskinesia, hipertrofi, tak berfungsi,
ulkus
K82.9 Penyakit gallbladder, tidak dijelaskan

K83 Penyakit-penyakit lain saluran empedu


Kecuali: Sindroma pasca-kholesistektomi (K91.5)
Kondisi berikut yang melibatkan: d. sistikus (K81-K82),
gallbladder (K81-K82)
K83.0 Cholangitis
Cholangitis: NOS, asendens, primer, sekunder, rekuren,
Cholangitis (yang membentuk): sklerosis, stenosis, suppuratif
24
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: kholangitis destruktif nonsuppuratif kronik (K74.3)


abses hati kholangitik (K75.0)
kholangitis dengan kholedokholitiasis (K80.3-K80.4)
K83.1 Obstruksi saluran empedu
Oklusi, stenosis, atau striktura: pada saluran empedu tanpa batu
Kecuali: dengan kholelithiasis (K80.-)
K83.2 Perforasi saluran empedu
Ruptura saluran empedu
K83.3 Fistula saluran empedu
Fistula kholedokhoduodenalis
K83.4 Spasme sfingter Oddi
K83.5 Kista biliaris
K83.8 Penyakit saluran empedu lainnya yang dijelaskan
Saluran empedu dengan: adhesi, atrofi, hipertrofi, atau ulkus
K83.9 Penyakit saluran empedu, tidak dijelaskan

K85 Pankreatitis akut


Abses pankreas
Nekrosis akut pankreas, nekrosis infektif pankreas
Pancreatitis: NOS, akut (rekuren), subakut, haemoragika, suppuratif
K85.0 Pankreatitis akut idiopatik
K85.1 Pankreatitis biliaris akut
Pankreatitis batu empedu
K85.2 Pankreatitis akut akaibat alkohol
K85.3 Pankreatitis akut akibat obat
Gunakan kode tambahan (Chapter XX), kalau perlu untuk
identifikasi obat
K85.8 Pankreatitis akut lainnya
K85.9 Pankreatitis akut, tak dijelaskan

K86 Penyakit lain pankreas


Kecuali: Tumor sel islet (pankreas) (D13.7), penyakit fibrokistik
pankreas (E84.-),
Steatorea pankreatika (K90.3)
K86.0 Pankreatitis kronik akibat alkohol
K86.1 Pankreatitis kronik lainnya
Pankreatitis kronik: NOS, infeksiosa, rekuren, relapsing
K86.2 Kista pancreas
K86.3 Pseudokista pancreas
K86.8 Penyakit pankreas lainnya yang dijelaskan
Pankreas dengan: atrofi, batu, sirosis, fibrosis
Nekrosis pankreas: NOS, aseptik, lemak
Infantilisme pankreatika
K86.9 Penyakit pankreas, tidak dijelaskan

K87* Kelainan gallbladder, saluran empedu dan pankreas pada


penyakit c. e.
K87.0* Kelainan gallbladder dan saluran empedu pada penyakit c. e.
K87.1* Kelainan pankreas pada penyakit c. e.

25
PUSKESMAS SALASSAE

Pankreatitis sitomegalovirus (B25.2), pankreatitis mumps


(B26.3)

Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan (K90-K93)

K90 Malabsorpsi usus


Kecuali: Menyusul bedah gastrointestinum (K91.2)
K90.0 Coeliac disease
Gluten-sensitive enteropathy, steatorea idiopatik, sprue
nontropis
K90.1 Sprue tropis
Sprue NOS, steatorrhoea tropis
K90.2 Blind loop syndrome, not elsewhere classified
Blind loop syndrome NOS
Kecuali: blind loop syndrome: pascabedah (K91.2), kongenital
(Q43.8)
K90.3 Steatorea pankreatika
K90.4 Malabsorpsi akibat intoleransi, not elsewhere classified
Malabsorpsi akibat intoleransi terhadap: karbohidrat, lemak,
protein, starch
Kecuali: intoleransi laktosa (E73.-), gluten-sensitive
enteropathy (K90.0)
K90.8 Malabsorpsi usus lainnya
Penyakit Whipple (M14.8*)
K90.9 Malabsorpsi usus, tidak dijelaskan

K91 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, not elsewhere


classified
Kecuali: Ulkus gastrojejunum (K28.-)
Kolitis radiasi (K52.0), gastroenteritis radiasi (K52.0),
proktitis radiasi (K62.7)
K91.0 Muntah menyusul bedah gastrointestinum
K91.1 Sindroma pasca-bedah lambung
Sindroma: dumping, pasca-gastrektomi, pasca-vagotomi
K91.2 Malabsorbsi pascabedah, not elsewhere classified
Blind loop syndrome pasca-bedah
Kecuali: osteoporosis malabsorbsi pascabedah (M81.3)
osteomalasia malabsorbsi dewasa (M83.2)
K91.3 Obstruksi usus pasca-bedah
K91.4 Malfungsi kolostomi dan enterostomi
K91.5 Sindroma pasca-kholesistektomi
K91.8 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur lainnya, not
elsewhere classified
K91.9 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, tidak dijelaskan

K92 Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan


Kecuali: Perdarahan gastrointestinum neonatus (P54.0-P54.3)

26
PUSKESMAS SALASSAE

K92.0 Haematemesis
K92.1 Melaena
Kecuali: darah samar dalam feses (R19.5)
K92.2 Perdarahan gastrointestinum, tidak dijelaskan
Perdarahan: lambung NOS, usus NOS
Kecuali: dengan ulkus peptikum (K25-K28), gastritis
hemoragika akut (K29.0)
perdarahan anus dan rectum (K62.5)
K92.8 Penyakit sistem pencernaan lainnya yang dijelaskan
K92.9 Penyakit sistem pencernaan, tidak dijelaskan

K93* Kelainan lain organ pencernaan pada penyakit c. e.


K93.0* Kelainan usus, peritoneum dan kelenjar mesenterika karena
tuberkulosis (A18.3)
Kecuali: peritonitis tuberkulosa (K67.3*)
K93.1* Megakolon pada penyakit Chagas (B57.3)
K93.8* Kelainan organ pencernaan lainnya yang dijelaskan, pada
penyakit c. e.

27
CHAPTER IX. PENYAKIT-PENYAKIT KULIT DAN JARINGAN SUBKUTIS (L00L99)
Bab ini berisi kode untuk infeksi, radang lain seperti dermatitis,
dan kondisi lain pada kulit, jaringan subkutis, dan organ-organ
pelengkap kulit (rambut, kuku, dan kelenjar-kelenjar sebasea dan
keringat). Kulit dan organ pelengkap disebut sistem integumen.
Lapisan kulit terdiri dari epidermis (pelidung tipis yang memiliki zat
tanduk), dermis (jaringan ikat fibrosa padat berisi pembuluh darah
dan syaraf), dan subkutis (jaringan tebal mengandung lemak).
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu ( A00-B99 )
Neoplasma ( C00-D48 )
Penyakit endokrin, gizi, dan metabolik ( E00-E90 )
Retikulosis lipomelanotik ( I89.8 )
Kelainan jaringan ikat sistemik ( M30-M36 )
Komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas ( O00-O99 )
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal ( P00-P96 )
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital
( Q00-Q99 )
Tanda, gejala, dan penemuan klinis dan labor abnormal, NEC
( R00-R99 )
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab luar tertentu
( S00-T98 )

Blok-blok di dalam bab ini adalah:


L00-L08 Infeksi kulit dan jaringan subkutis
L10-L14 Kelainan bullosa
L20-L30 Dermatitis dan eczema
L40-L45 Kelainan papulosquamosa
L50-L54 Urtikaria and eritema
L55-L59 Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi
L60-L75 Kelainan pelengkap kulit (skin appendages)
L80-L99 Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sebagai berikut:


L14* Kelainan bullosa pada penyakit c.e.
L45* Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e
L54* Erythema pada penyakit c.e
L62* Kelainan kuku pada penyakit c.e
L86* Keratoderma pada penyakit c.e
L99* Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain pada
penyakit c.e
[c. e. = classified elsewhere, yang diklasifikasikan di bagian lain]

Infeksi kulit dan jaringan subkutis (L00-L08)


Infeksi sistemik dan organisme infeksi dikode pada Bab I
(Penyakit infeksi dan parasit tertentu). Pada Bab XII ini infeksi yang
dikode adalah yang khususnya terdapat pada kulit, tapi di awal blok
ini terdapat catatan yang menyatakan bahwa kode dari Bab I dapat
ditambahkan untuk identifikasi organisme infeksi. Ini hendaknya
selalu dilakukan kalau organismenya dikenal. Perhatikan pula bahwa
daftar kecuali disini cukup panjang.
PUSKESMAS SALASSAE

Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi


agen infeksi.
Kecuali: infeksi lokal pada kulit yang diklasifikasikan pada Bab I:
erysipeloid [infeksi kulit, merah, karena menyentuh daging
atau ikan] (A26.-)
erysipelas [infeksi Streptococcus pyogenes; muka merah,
panas, nyeri] (A46)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] anogenital (A60.-)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.-)
viral warts (B07)
molluskum kontagiosum (B08.1)
mikosis (B35-B49)
pedikulosis, akariasis dan infestasi lain (B85-B89)
zoster (B02.-)
hordeolum [infeksi kelenjar di dasar bulu mata] (H00.0)
dermatitis infektif (L30.3)
granuloma piogenik (L98.0)
panniculitis [radang lemak subkutis] (pada):
lupus (L93.2)
relapsing [Weber-Christian] (M35.6),
leher dan punggung (M54.0)
NOS (M79.3);
perlche [retak pada kulit kering di sudut mulut] (akibat):
kandidiasis (B37.-)
defisiensi riboflavin (E53.0)
NOS (K13.0)

L00 Sindroma kulit melepuh akibat staphylococcus


Pemphigus neonatorum
Penyakit Ritter
Kecuali: toxic epidermal necrolysis [Lyell] (L51.2)

L01 Impetigo
Kecuali: pemphigus neonatorum (L00)
impetigo herpetiformis (L40.1)
L01.0 Impetigo [any organism] [any site]
Impetigo Bockhart
L01.1 Impetiginisasi pada dermatosis lain

L02 Abses, furunkel dan karbunkel kulit


Termasuk: boil, furunkulosis
Kecuali: daerah anus dan rektum (K61.-)
organ genital (eksternal) pria (N48.2, N49.-)
organ genital (eksternal) wanita (N76.4)
L02.0 Abses, furunkel dan karbunkel kulit muka
Kecuali: kelopak (H00.0),
kelenjar lakrimalis (H04.0)
saluran lakrimalis (H04.3)
orbita (H05.0)
telinga, external (H60.0)
hidung (J34.0)
mulut (K12.2)
submandibula (K12.2)

2
PUSKESMAS SALASSAE

kepala [semua bagian, kecuali muka] (L02.8)


L02.1 Abses, furunkel dan karbunkel kulit leher
L02.2 Abses, furunkel dan karbunkel kulit badan
Dinding abdomen
Punggung [semua bagian, selain panggul]
Dinding thoraks
Groin [lipat paha dengan perut bawah, inguinal]
Perineum [daerah antara urethra dan anus]
Umbilikus
Kecuali: panggul (L02.4)
mammae (N61)
omphalitis pada neonatus (P38)
L02.3 Abses, furunkel dan karbunkel kulit bokong
Regio gluteus
Kecuali: kista pilonida dengan abses (L05.0)
L02.4 Abses, furunkel dan karbunkel kulit anggota
Axilla, panggul, bahu
L02.8 Abses, furunkel dan karbunkel kulit di tempat lain
Kepala [semua bagian selain muka]
Kulit kepala [scalp]
L02.9 Abses, furunkel dan karbunkel kulit, tak dijelaskan
Furunkulosis NOS

L03 Sellulitis
Sellulitis adalah radang akut terlokalisir pada kulit,. yang
menjadi merah, panas dan sembab, dan sering diikuti radang kelenjar
limfe di dekatnya. Kode pada kategori ini sering digunakan bersama
kode lain. Pada sellulitis akibat terbukanya kulit, luka atau ulkus
adalah kondisi utama, dan sellulitis sebagai kode tambahan. Kalau
pasien datang untuk pengobatan sellulitis tanpa pengobatan luka atau
ulkus, sellulitis menjadi diagnosis utama.
Kategori ini juga melibatkan limfangitis akut, tapi kalau
terdapat limfadenitis maka kode dari L04 (Limfadenitis akut) perlu
pula ditambahkan. Banyak situs spesifik yang dikecualikan dari
kategori ini dan dikode pada bab yang berhubungan dengan situs.
Misalnya sellulitis anus dikode pada bab pencernaan, dan sellulitis
kelopak pada bab mata. Catatan pengecualian hendaknya dibaca
dengan hati-hati.
Perhatikan perbedaan antara sellulitis orbita dan periorbita.
Sellulitis orbita lebih serius karena resiko penyebaran radang ke mata
dan rongga intrakranium. Pastikan diagnosis ini dengan dokter untuk
menjamin kode yang semestinya. Selluitis orbita diberi kode H05.0
(radang akut orbita), dan sellulitis periorbita L03.2 (sellulitis muka)
dengan kode tambahan H00.0 (hordeolum dan radang dalam lain pada
kelopak) untuk keterlibatan kelopak.
Termasuk: limfangitis akut
Kecuali: sellulitis pada:
- kelopak (H00.0)
- apparatus lakrimalis (H04.3),
- liang telinga luar (H60.1)
- hidung (J34.0)

3
PUSKESMAS SALASSAE

- mulut (K12.2),
- anus dan rektum (K61.-)
- organ genital eksternal pria (N48.2, N49.-)
- organ genital eksternal wanita (N76.4)
limfangitis (kronik)(subakut) (I89.1)
dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet] (L98.2)
selulitis eosinofilik [Wells] (L98.3)
L03.0 Sellulitis jari tangan dan kaki
Infeksi kuku, onikhia, paronikhia, perionikhia
L03.1 Sellulitis bagian lain anggota
Axilla, panggul, bahu
L03.2 Sellulitis muka
L03.3 Sellulitis badan
Dinding abdomen
Punggung [semua bagian, selain panggul]
Dinding thoraks
Groin [lipat paha, inguinal]
Perineum [daerah antara urethra dan anus]
Umbilikus
Kecuali: omphalitis neonatus (P38)
L03.8 Sellulitis tempat lain
Kepala [semua bagian selain muka]
Kulit kepala [scalp]
L03.9 Cellulitis, tak dijelaskan

L04 Limfadenitis akut


Termasuk: abses (akut) } pada kelenjar limfe apa saja, selain
mesenterika
limfadenitis akut }
Kecuali: penyakit HIVyang menyebabkan limfadenopati umum (B23.1)
pembesaran kelenjar limfe (R59.-)
limfadenitis:
- mesenterika, nonspesifik (I88.0)
- kronik or subakut, selain mesenterika (I88.1)
- NOS (I88.9)
L04.0 Limfadenitis akut muka, kepala dan leher
L04.1 Limfadenitis akut badan
L04.2 Limfadenitis akut anggota atas
Axilla, bahu
L04.3 Limfadenitis akut anggota bawah
Panggul
L04.8 Limfadenitis akut di tempat lain
L04.9 Limfadenitis akut, tak dijelaskan

L05 Kista pilonida


[kista berisi rambut di ujung medulla spinalis dekat bokong]
Termasuk: fistula } koksigis atau pilonida
sinus }
L05.0 Kista pilonida dengan abses
L05.9 Kista pilonida tanpa abses

4
PUSKESMAS SALASSAE

Kista pilonida NOS

L08 Infeksi lokal lain pada kulit dan jaringan subkutis


L08.0 Pyoderma
Dermatitis: purulenta, septik, suppuratif
Kecuali: pioderma gangrenosum (L88)
L08.1 Erythrasma [kondisi radang kronis bakteri di lipatan kulit]
L08.8 Infeksi lokal lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan
subkutis
L08.9 Infeksi lokal pada kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan

Kelainan-kelainan bullosa (L10-L14)


[bulla = blister (kantong kulit berisi cairan) besar]
Kecuali: sindroma kulit melepuh akibat stafilokokus (L00)
nekrolisis epidermis toksik [Lyell] (L51.2)
pemfigus familial jinak [Hailey-Hailey] (Q82.8)

L10 Pemfigus
[blister-blister besar timbul di dalam kulit]
Kecuali: pemfigus neonatorum (L00)
L10.0 Pemfigus vulgaris
L10.1 Pemfigus vegetans
L10.2 Pemfigus foliaseus
L10.3 Pemfigus Brazil [fogo selvagem]
L10.4 Pemfigus erythematosus
Senear-Usher syndrome
L10.5 Pemfigus akibat obat
Gunakan kode tambahan (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
L10.8 Pemfigus lain
L10.9 Pemfigus, tak dijelaskan

L11 Kelainan acantholytic (jaringan tanduk) lainnya


L11.0 Keratosis follikularis yang didapat
Kecuali: keratosis follikularis (kongenital) [Darier-White]
(Q82.8)
L11.1 Dermatosis akantolitik sementara [Grover]
L11.8 Kelainan akantolitik lain yang dijelaskan
L11.9 Kelainan akantolitik, tak dijelaskan

L12 Pemfigoid
Kecuali: impetigo herpetiformis (L40.1)
herpes gestationis (O26.4)
L12.0 Pemfigoid bullosa
L12.1 Pemfigoid sikatriks
Pemfigoid jinak membran mukosa
L12.2 Penyakit bulla kronis kanak-kanak
Sermatitis herpetiformis remaja
L12.3 Epidermolisis bullosa didapat

5
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: epidermolisis bullosa (kongenital) (Q81.-)


L12.8 Pemfigoid lain
L12.9 Pemfigoid, tak dijelaskan

L13 Kelainan bullosa lainnya


L13.0 Dermatitis herpetiformis
Penyakit Duhring
L13.1 Dermatitis pustularis subkornea
Penyakit Sneddon-Wilkinson
L13.8 Kelainan bullosa lain yang dijelaskan
L13.9 Kelainan bullosa, tak dijelaskan

L14* Kelainan bullosa pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat


lain

Dermatitis dan eczema (L20-L30)


Dermatitis adalah peradangan kulit. Pada blok ini istilah
dermatitis dan eksim memiliki arti yang persis sama. Terdapat
sejumlah besar penyebab dermatitis dan mereka memiliki kode ICD
yang berbeda. Jadi perlu informasi sebanyak mungkin mengenai jenis
dermatitis sebelum kode dipilih. Jenis-jenis umum dermatitis pada
blok ini adalah:
atopik: kronik, gatal, pada muka, leher, badan atas, lipat siku dan
lutut; akibat alergi herediter
seborrhoeik: kronik, biasanya gatal, sisik kering dengan eritema,
sering pada kulit kepala
diaper:
kontak allergi: akibat paparan zat pada kulit yang sensitif atau
allergi terhadapnya
kontak irritan: akibat paparan zat non-allergi yang merusak kulit
exfoliatif: merah dan bersisik di atas seluruh permukaan kulit
lichen complex kronik dan prurigo: kronik, gatal, dengan plak lichen
yang tebal
pruritus: kulit gatal tanpa warna merah.
Detail ini diperlukan untuk mengkode dermatitis dengan akurat,
sehingga penting sekali bagi dokter untuk menuliskannya pada
catatan medis.

Catatan: Pada blok ini istilah dermatitis dan eczema digunakan


dengan arti yang sama.
Kecuali: Penyakit granulomatosa kronik (kanak-kanak) (D71)
Dermatitis:
- stasis (I83.1-I83.2)
- herpetiformis (L13.0)
- perioral (L71.0)
- kulit kering (L85.3)
- gangrenosa (L88)
- faktisia (L98.1)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)

L20 Dermatitis atopik

6
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: neurodermatitis berbatas tegas [sirkumskripta] (L28.0)


L20.0 Prurigo Besnier
L20.8 Dermatitis atopik lainnya
Eczema: flexural NEC, infantil (akut)(kronik), intrinsik (allergik)
Neurodermatitis: atopik, diffus
L20.9 Dermatitis atopik, tak dijelaskan

L21 Dermatitis seborrhoeika


Kecuali: dermatitis infektif (L30.3)
L21.0 Seborrhoea capitis
Cradle cap
L21.1 Dermatitis seborrhoeik infantil
L21.8 Dermatitis seborrhoeika lainnya
L21.9 Dermatitis seborrhoeika, tak dijelaskan

L22 Dermatitis diaper [popok]


Eritema atau rash akibat diaper
Rash popok psoriasiformis

L23 Dermatitis kontak allergi


Termasuk: eksim kontak allergika
Kecuali: eksim telinga luar (H60.5)
dermatitis (pada):
- kelopak mata (H01.1)
- diaper [napkin] (L22)
- kontak irritan (L24.-)
- kontak NOS (L25.9)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
alergi NOS (T78.4)
L23.0 Dermatitis kontak alergi akibat logam
Khrom, nikel
L23.1 Dermatitis kontak alergi akibat zat adhesif
L23.2 Dermatitis kontak alergi akibat kosmetika
L23.3 Dermatitis kontak alergi akibat obat yang berkontak dengan
kulit
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7),
dermatitis akibat obat-obatan yang ditelan (L27.0-
L27.1)
L23.4 Dermatitis kontak alergi akibat zat pewarna
L23.5 Dermatitis kontak alergi akibat produk kimia lainnya
Semen, insektisida, plastik, karet
L23.6 Dermatitis kontak alergi akibat kontak makanan dengan kulit
Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)
L23.7 Dermatitis kontak alergi akibat tanaman, selain makanan
L23.8 Dermatitis kontak alergi akibat agen lain

7
PUSKESMAS SALASSAE

L23.9 Dermatitis kontak alergi, penyebab tak dijelaskan


Eksim kontak alergi NOS

L24 Dermatitis kontak irritan


Termasuk: eksim kontak irritan
Kecuali: eksim telinga luar (H60.5)
dermatitis (pada):
- kelopak (H01.1)
- diaper [popok] (L22)
- kontak alergi (L23.-)
- contact NOS (L25.9)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
alergi NOS (T78.4),
L24.0 Dermatitis kontak irritan akibat detergents
L24.1 Dermatitis kontak irritan akibat minyak dan gemuk [greases]
L24.2 Dermatitis kontak irritan akibat pelarut
Pelarut: chlorocompound, siklohexane, ester, glikol,
hydrocarbon, keton
L24.3 Dermatitis kontak irritan akibat kosmetika
L24.4 Dermatitis kontak irritan akibat obat yang berkontak dengan
kulit
Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7)
dermatitis akibat obat yang ditelan (L27.0-L27.1)
L24.5 Dermatitis kontak irritan akibat produk kimia lainnya
Semen, insektisida
L24.6 Dermatitis kontak irritan akibat makanan yang berkontak
dengan kulit
Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)
L24.7 Dermatitis kontak irritan akibat tanaman selain makanan
L24.8 Dermatitis kontak irritan akibat agen lain
Zat pewarna
L24.9 Dermatitis kontak irritan, penyebab tak dijelaskan
Eksim kontak irritan NOS

L25 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan


Termasuk: eksim kontak yang tak dijelaskan
Kecuali eksim telinga luar (H60.5)
alergi NOS (T78.4)
dermatitis (pada):
- kelopak (H01.1)
- kontak alergi (L23.-)
- kontak irritan (L24.-)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
L25.0 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat kosmetika

8
PUSKESMAS SALASSAE

L25.1 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat obat


yangberkontak dengan kulit
Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7)
dermatitis akibat obat yang ditelan (L27.0-L27.1)
L25.2 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat zat pewarna
L25.3 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat produk kimia
lainnya
Semen, insektisida
L25.4 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat makanan yang
berkontak dengan kulit
Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)
L25.5 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat tanaman selain
makanan
L25.8 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat agen lain
L25.9 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan, penyebab tak dijelaskan
Dermatitis kontak (pekerjaan) NOS
Eksim kontak (pekerjaan) NOS

L26 Dermatitis eksfoliativa


Pityriasis Hebra
Kecuali: penyakit Ritter (L00)

L27 Dermatitis akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan


Kecuali: contact dermatitis (L23-L25)
urticaria (L50.-)
respons fototoksik dari obat (L56.0)
respons fotoalergi dari obat (L56.1)
reaksi makanan yang tidak diinginkan, selain dermatitis
(T78.0-T78.1)
allergy NOS (T78.4)
efek yang tidak diinginkan NOS dari obat (T88.7),
L27.0 Erupsi umum kulit akibat obat-obatan
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
L27.1 Erupsi lokal kulit akibat obat-obatan
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
L27.2 Dermatitis akibat makanan yang dimakan
Kecuali: akibat kontak makanan dengan kulit (L23.6, L24.6,
L25.4)
L27.8 Dermatitis akibat zat lain yang dimasukkan ke dalam badan
L27.9 Dermatitis akibat zat yang tak dijelaskan yang dimasukkan ke
dalam badan

L28 Lichen simplex kronis dan prurigo


L28.0 Lichen simplex kronik [lesi kecil-kecil pada kulit yang menebal]
Neurodermatitis berbatas tegas
Lichen NOS
L28.1 Prurigo nodularis
L28.2 Prurigo lain
Prurigo: NOS, Hebra, mitis
9
PUSKESMAS SALASSAE

Urtikaria papulosa

L29 Pruritus
Kecuali: exkoriasi neurotik (L98.1), pruritus psikogenik (F45.8)
L29.0 Pruritus ani
L29.1 Pruritus scroti
L29.2 Pruritus vulvae
L29.3 Pruritus anogenitalis, tak dijelaskan
L29.8 Pruritus lain
L29.9 Pruritus, tak dijelaskan
Gatal NOS

L30 Dermatitis lain


Kecuali: dermatitis:
- kontak (L23-L25)
- kulit kering (L85.3)
parapsoriasis plak kecil (L41.3)
stasis dermatitis (I83.1-I83.2)
L30.0 Dermatitis nummularis
L30.1 Dyshidrosis [pompholyx]
L30.2 Autosensitisasi kulit
Kandidid [levurid], dermatofitid, eksimatid
L30.3 Dermatitis infektif
Dermatitis eksimatoid infeksiosa
L30.4 Eritema intertrigo
L30.5 Pityriasis alba
L30.8 Dermatitis lain yang dijelaskan
L30.9 Dermatitis, tak dijelaskan
Eksim NOS

Kelainan-kelainan papuloskuamosa (L40-L45)

L40 Psoriasis [patch merah dilapisi sisik keputihan]


L40.0 Psoriasis vulgaris
Psoriasis nummularis, plak psoriasis
L40.1 Psoriasis pustularis generalisata
Impetigo herpetiformis, penyakit Von Zumbusch
L40.2 Acrodermatitis kontinua
L40.3 Pustulosis palmaris et plantaris
L40.4 Psoriasis guttata
L40.5 Psoriasis arthropatik (M07.0-M07.3*, M09.0*)
L40.8 Psoriasis lain
Psoriasis flexura
L40.9 Psoriasis, tak dijelaskan

L41 Parapsoriasis
Kecuali: poikiloderma vasculare atrophicans (L94.5)
L41.0 Pityriasis lichenoides et varioliformis acuta
Ppenyakit Mucha-Habermann

10
PUSKESMAS SALASSAE

L41.1 Pityriasis lichenoides kronik


L41.2 Limfomatoid papulosis
L41.3 Parapsoriasis plak kecil
L41.4 Parapsoriasis plak besar
L41.5 Parapsoriasis retiformis
L41.8 Parapsoriasis lain
L41.9 Parapsoriasis, tak dijelaskan

L42 Pityriasis rosea [radang ringan kulit dengan lesi bersisik,


idiopatik]

L43 Liken planus [papul dengan plak keunguan poligonal]


Kecuali: liken planopilaris (L66.1)
L43.0 Liken planus hipertrofik
L43.1 Liken planus bullosa
L43.2 Reaksi obat likenoid
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
L43.3 Liken planus subakut (aktif)
Liken planus tropikus
L43.8 Liken planus lainnya
L43.9 Liken planus, tak dijelaskan

L44 Kelainan papulosquamosa lainnya


L44.0 Pityriasis rubra pilaris
L44.1 Liken nitidus
L44.2 Liken striatus
L44.3 Liken ruber moniliformis
L44.4 Akrodermatitis papularis infantil [Giannotti-Crosti]
L44.8 Kelainan papulosquamosa lain yang dijelaskan
L44.9 Kelainan papulosquamosa, tak dijelaskan

L45* Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e.

Urtikaria dan eritema (L50-L54)


Kecuali: penyakit Lyme (A69.2),
rosasea (L71.-)

L50 Urtikaria
Kecuali: angio-edema herediter (E84.1)
dermatitis kontak allergika (L23.-)
urtikaria:
- papulosa (L28.2)
- solaris (L56.3)
- neonatorum (P83.8),
- pigmentosa (Q82.2)
- giant (T78.3)
- serum (T80.6)
edema angioneurotik (T78.3)
edema Quincke (T78.3)

11
PUSKESMAS SALASSAE

L50.0 Urtikaria allergika


L50.1 Urtikaria idiopatik
L50.2 Urtikaria akibat dingin dan panas
L50.3 Urtikaria dermatografik
L50.4 Urtikaria getaran [vibratory]
L50.5 Urtikaria kolinergik
L50.6 Urtikaria kontak
L50.8 Urtikaria lain
Urtikaria:
- kronik
- periodik rekuren
L50.9 Urtikaria, tak dijelaskan

L51 Eritema multiforme [erupsi radang dengan eritem, edema, dan


bulla simetris]
L51.0 Eritema multiforme non-bullosa
L51.1 Eritema multiforme bullosa
Sindroma Stevens-Johnson
L51.2 Nekrolisis epidermis toksik [Lyell]
L51.8 Eritema multiforme lainnya
L51.9 Eritema multiforme, tak dijelaskan

L52 Erythema nodosum

L53 Kondisi eritematosa lain


Kecuali: erythema:
- ab igne (L59.0),
- akibat kontak kulit dengan agen eksternal (L23-L25)
- intertrigo (L30.4)
L53.0 Eritema toksik
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi agen eksternal
Kecuali: eritema toksik neonatus (P83.1)
L53.1 Eritema annulare centrifugum
L53.2 Eritema marginatum
L53.3 Eritema figuratum kronis lain
L53.8 Kondisi eritema lain yang dijelaskan
L53.9 Kondisi eritema, tak dijelaskan
Eritema NOS
Eritroderma NOS

L54* Eritema pada penyakit c.e.


L54.0* Eritema marginatum pada demam rematik akut (I00)
L54.8* Eritema pada penyakit lain c.e.

Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)

L55 Sunburn
L55.0 Sunburn tingkat satu

12
PUSKESMAS SALASSAE

L55.1 Sunburn tingkat dua


L55.2 Sunburn tingkat tiga
L55.8 Sunburn lainnya
L55.9 Sunburn, tak dijelaskan

L56 Perubahan akut lain pada kulit akibat radiasi ultraviolet


L56.0 Respons fototoksik obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Chapter XX), kalau perlu,
untuk identifikasi obat
L56.1 Respons photoallergik obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Chapter XX), kalau perlu,
untuk identifikasi obat
L56.2 Dermatitis fotokontak [berloque dermatitis]
L56.3 Urtikaria solaris
L56.4 Erupsi polimorfik akibat cahaya
L56.8 Perubahan akut kulit lain yang dijelaskan akibat radiasi
ultraviolet
L56.9 Perubahan akut kulit akibat radiasi ultraviolet, tak dijelaskan

L57 Perubahan kulit akibat terpapar radiasi non-ionisasi kronis


L57.0 Keratosis aktinik
[lesi keratotik pra-kanker, diduga karena sinar matahari
bertahun-tahun
Keratosis: NOS, senile, solar
L57.1 Retikuloid aktinik
L57.2 Nuchae rhomboidalis kulit
L57.3 Poikiloderma Civatte
L57.4 Cutis laxa senilis
[kulit longgar berlipat-lipat]
Elastosis senilis
L57.5 Granuloma aktinik
L57.8 Perubahan lain kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi kronis
Kulit petani
Kulit pelaut
Dermatitis solaris
L57.9 Perubahan kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi kronis, tak
dijelaskan

L58 Radiodermatitis
L58.0 Radiodermatitis akut
L58.1 Radiodermatitis kronis
L58.9 Radiodermatitis, tak dijelaskan

L59 Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain akibat radiasi


L59.0 Eritema ab igne [dermatitis ab igne]
L59.8 Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain yang dijelaskan akibat
radiasi

13
PUSKESMAS SALASSAE

L59.9 Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi, tak


dijelaskan

Kelainan-kelainan pelengkap kulit (skin appendages) (L60-L75)


Kecuali: malformasi integumen kongenital (Q84.-)

L60 Kelainan kuku


Kecuali: onychia and paronychia (L03.0)
clubbing of nails (R68.3)
L60.0 Ingrowing nail [ kuku tumbuh ke dalam]
L60.1 Onycholysis [kuku terpisah dari dasar, tapi tidak lepas]
L60.2 Onychogryphosis [kuku mengikuti bengkokan ujung jari]
L60.3 Nail dystrophy
L60.4 Beau's lines
L60.5 Yellow nail syndrome
L60.8 Kelainan kuku lainnya
L60.9 Kelainan kuku, tak dijelaskan

L62* Kelainan kuku pada penyakit c.e.


L62.0* Pachydermoperiostosis dengan clubbed nail (M89.4)
[kulit dan tulang menebal]
L62.8* Kelainan kuku pada penyakit lain c.e.

L63 Alopesia areata


L63.0 Alopesia (capitis) totalis [rambut lepas, tanpa penyakit kulit
atau sistemik]
L63.1 Alopesia universalis [rambut lepas dari seluruh tubuh]
L63.2 Ophiasis
L63.8 Alopesia areata lainnya
L63.9 Alopesia areata, tak dijelaskan

L64 Alopesia androgenik


Termasuk: botak pada pria
L64.0 Alopesia androgenik akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
L64.8 Alopesia androgenik lainnya
L64.9 Alopesia androgenik, tak dijelaskan

L65 Rambut lepas tanpa-parut lainnya


Kecuali: trikhotillomania (F63.3)
L65.0 Telogen effluvium
L65.1 Anagen effluvium
L65.2 Alopesia musinosa
L65.8 Rambut lepas tanpa parut lain
L65.9 Rambut lepas tanpa parut, tak dijelaskan
Alopecia NOS

L66 Alopesia sikatriks [rambut hilang dengan parut]

14
PUSKESMAS SALASSAE

L66.0 Pseudopelade
L66.1 Liken planopilaris
Liken planus follikularis
L66.2 Follikulitis decalvans
L66.3 Perifollikulitis kapitis abscedens
L66.4 Follikulitis uleritematosa retikulata
L66.8 Alopesia sikatriks lainnya
L66.9 Alopesia sikatriks, tak dijelaskan

L67 Kelainan warna rambut dan batang rambut


Kecuali: telogen effluvium (L65.0)
monilethrix (Q84.1)
pili annulati (Q84.1)
L67.0 Trichorrhexis nodosa
L67.1 Variasi warna rambut
Ubanan (premature);
Canities [pigmen hilang sehingga jadi putih]
Heterokhromia rambut [warna rambut berbeda-beda]
Poliosis:
- NOS
- circumscripta didapat
L67.8 Kelainan lain warna rambut dan batang rambut
Fragilitas crinium [retak rambut di batas dahi]
L67.9 Kelainan warna rambut dan batang rambut, tak dijelaskan

L68 Hipertrikosis
Termasuk: rambut berlebihan
Kecuali: hipertrikosis kongenital (Q84.2)
lanugo persistent (Q84.2)
L68.0 Hirsutism
[rambut berlebihan, terutama di badan wanita mirip pria]
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
L68.1 Hipertrikosis lanuginosa didapat
[rambut halus berlebihan]
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
L68.2 Hipertrikosis lokal
[rambut berlebihan di lokasi tertentu]
L68.3 Politrikia
L68.8 Hipertrikosis lain
L68.9 Hipertrikosis, tak dijelaskan

L70 Akne [radang kelenjar sebasea, jerawat


Kecuali: akne keloid (L73.0)
L70.0 Akne vulgaris
L70.1 Akne konglobata
L70.2 Akne varioliformis
Akne nekrotika miliaris

15
PUSKESMAS SALASSAE

L70.3 Akne tropika


L70.4 Infantile akne
L70.5 Acn excorie des jeunes filles
L70.8 Akne lainnya
L70.9 Akne, tak dijelaskan

L71 Rosasea
[radang kronis pada muka]
L71.0 Dermatitis perioral
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
L71.1 Rhinophyma
L71.8 Rosacea lainnya
L71.9 Rosacea, tak dijelaskan

L72 Kista folikel kulit dan jaringan subkutis


L72.0 Kista epidermis
L72.1 Kista trikilemma
Kista pilar, kista sebasea
L72.2 Steatokistoma multiplex
L72.8 Kista folikel lain pada kulit dan jaringan subkutis
L72.9 Kista folikel kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan

L73 Kelainan folikel lainnya


L73.0 Akne keloid
L73.1 Pseudofollikulitis barbae
L73.2 Hidradenitis suppurativa
L73.8 Kelainan folikel lain yang dijelaskan
Sycosis barbae
L73.9 Kelainan folikel, tak dijelaskan

L74 Kelainan keringat ekrin


Kecuali: hiperhidrosis (R61.-)
L74.0 Miliaria rubra
[bintik-bintik gatal merah, kelenjar keringat tersumbat]
L74.1 Miliaria crystallina
L74.2 Miliaria profunda
Miliaria tropikalis
L74.3 Miliaria, tak dijelaskan
L74.4 Anhidrosis
Hipohidrosis
L74.8 Kelainan keringat eccrine lainnya
L74.9 Kelainan keringat ekrin, tak dijelaskan
Kelainan kelenjar keringat NOS

L75 Kelainan keringat apokrin


[pada kelenjar axilla, perineum, anus]
Kecuali: dyshidrosis [pompholyx] (L30.1),

16
PUSKESMAS SALASSAE

hidradenitis suppurativa (L73.2)


L75.0 Bromhidrosis
L75.1 Chromhidrosis
L75.2 Apocrine miliaria
Penyakit Fox-Fordyce
L75.8 Kelainan keringat apokrin lainnya
L75.9 Kelainan keringat apokrin, tak dijelaskan

Kelainan lain pada kulit dan jaringan subkutis (L80-L99)

L80 Vitiligo

L81 Kelainan pigmentasi lainnya


Kecuali: birthmark NOS (Q82.5)
sindroma Peutz-Jeghers (Q85.8),
naevus - lihat Vol.3.
L81.0 Hiperpigmentasi pasca peradangan
L81.1 Chloasma [bintik-bintik coklat gelap di kulit]
L81.2 Freckles [spot coklat]
L81.3 Caf au lait spots [coklat muda, spserti freckle]
L81.4 Hiperpigmentasi melanin lainnya
Lentigo
L81.5 Leukoderma, not elsewhere classified
L81.6 Kelainan pengurangan pembentukan melanin lainnya
L81.7 Dermatosis purpurik berpigmen
Angioma serpiginosum
L81.8 Kelainan pigmentasi lain yang dijelaskan
Pigmentasi besi
Pigmentasi tattoo
L81.9 Kelainan pigmentasi, tak dijelaskan

L82 Keratosis seborrhoeika


Dermatosis papulosa nigra
Penyakit Leser-Trlat

L83 Akantosis nigrikans


Papillomatosis yang menyatu dan membentuk jaring-jaring

L84 Corns and callosities


Callus [penebalan karena tekanan beban]
Clavus [penebalan karena tekanan sepatu yang tidak pas]

L85 Penebalan epidermis lainnya


Kecuali: kelainan hipertrofik kulit (L91.-)
L85.0 Ikhtiosis didapat
[kulit kering dan bersisik]
Kecuali: ikhtiosis kongenital (Q80.-)
L85.1 Keratosis didapat [keratoderma] palmaris et plantaris
Kecuali: keratosis palmaris et plantaris yang diwarisi (Q82.8)
L85.2 Keratosis punktata (palmaris et plantaris)

17
PUSKESMAS SALASSAE

L85.3 Xerosis kutis


Dermatitis kulit kering
L85.8 Penebalan epidermis lain yang dijelaskan
Cutaneous horn [mata ikan]
L85.9 Penebalan epidermis, tak dijelaskan

L86* Keratoderma pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain


Keratosis follikularis, xeroderma: akibat defisiensi vitamin A (E50.8)

L87 Kelainan dengan eliminasi transepidermis


Kecuali: granuloma annulare (perforans) (L92.0)
L87.0 Keratosis follikularis et parafollikularis in cutem penetrans
[Kyrle]
Hiperkeratosis follikularis penetrans
L87.1 Kolagenosis reaktif perforans
L87.2 Elastosis perforans serpiginosa
L87.8 Kelainan dengan eliminasi transepidermis lain
L87.9 Kelainan dengan eliminasi transepidermis, tak dijelaskan

L88 Pyoderma gangrenosum


Dermatitis gangrenosa
Phagedenic pyoderma

L89 Ulkus dekubitus dan area tekanan


Bedsore
Plaster ulcer
Kecuali: ulkus dekubitus (trofik) servix (uteri) (N86)
L89.0 Ulkus dekubitus stadium I dan area tekanan
Ulkus dekubitus [tekanan] terbatas pada eritema saja
Catatan: ulkus terliha sebagai area tegas dengan kemerahan
persisten (eritema) pada kulit yang berpigmentasi
rendah, sedangkan pada kulit yang lebih gelap ulkus
bisa terlihat dengan nada warna merah, biru atau ungu,
tanpa kehilangan kulit
L89.1 Ulkus dekubitus stadium II
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan:
abrasi, blister,
ketebalan kulit hilang sebagianmelibatkan epidermis
dan/atau dermis, skin loss NOS
L89.2 Ulkus dekubitus stadium III
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan kehilangan ketebalan kulit
seluruhnya termasuk kerusakan atau nekrosis jaringan
subkutis yang meluas ke fasia di bawahnya
L89.3 Ulkus dekubitus stadium IV
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan nekrosis otot, tulang atau
struktur penyokong (misalnya tendon atau kapsul sendi)
L89.9 Ulkus dekubitus dan area tekanan, tidak dijelaskan
Ulkus dekubitus [tekanan] tanpa disebutkan stadiumnya

L90 Kelainan atrofik kulit

18
PUSKESMAS SALASSAE

L90.0 Lichen sclerosus et atrophicus


Kecuali: lichen sclerosis pada organ genitalia eksterna
- pria (N48.0)
- wanita (90.4)
L90.1 Anetoderma Schweninger-Buzzi
L90.2 Anetoderma of Jadassohn-Pellizzari
L90.3 Atrophoderma Pasini and Pierini
L90.4 Acrodermatitis chronica atrophicans
L90.5 Kondisi parut dan fibrosis kulit
Adherent scar [parut lengket] (kulit)
Cicatrix
Kerusakan bentuk akibat parut
Scar NOS
Kecuali: parut hipertrofik (L91.0)
parut keloid (L91.0)
L90.6 Striae atrophicae
L90.8 Kelainan atrofik lain pada kulit
L90.9 Kelainan atrofik kulit, tak dijelaskan

L91 Kelainan hipertrofik kulit


L91.0 Parut keloid
Parut hipertrofik
Keloid
Kecuali: keloid acne (L73.0)
scar NOS (L90.5)
L91.8 Kelainan hipertrofik lain pada kulit
L91.9 Kelainan hipertrofik pada kulit, tak dijelaskan

L92 Kelainan granulomatosa kulit dan jaringan bwah kulit


Kecuali: granuloma aktinik (L57.5)
L92.0 Granuloma annulare
granuloma annulare perforans
L92.1 Neckrobiosis lipoidika, not elsewhere classified
Kecuali: disebabkan diabetes mellitus (E10-E14)
L92.2 Granuloma fasiale [granuloma eosinofilik kulit]
L92.3 Granuloma benda asing pada kulit dan jaringan subkutis
L92.8 Kelainan granulomatosa lain padakulit dan jaringan subkutis
L92.9 Kelainan granulomatosa pada kulit dan jaringan subkutis, tak
dijelaskan

L93 Lupus eritematosus


[radang kronis jaringan ikat sendi, ginjal, permukaan serosa, dan
dinding pembuluh darah;
terutama pada wanita]
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
Kecuali: lupus:
- exedens (A18.4)
- vulgaris (A18.4)
systemic lupus erythematosus (M32.-)

19
PUSKESMAS SALASSAE

skleroderma (M34.-)
L93.0 Lupus eritematosus diskoid
Lupus eritematosus NOS
L93.1 Lupus eritematosus kulit subakut
L93.2 Lupus eritematosus lokal lainnya
Lupus:
- eritematosus profundus
- panniculitis

L94 Kelainan jaringan penyambung lokal lainnya


Kecuali: kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36)
L94.0 Skleroderma lokal [morphea]
Circumscribed scleroderma [berbatas tegas]
L94.1 Linear scleroderma
En coup de sabre lesion
L94.2 Kalsinosis kutis
L94.3 Sklerodaktyly
L94.4 Papula Gottron
L94.5 Poikiloderma vasculare atrophicans
L94.6 Ainhum
L94.8 Kelainan jaringan ikat lokal lain yang dijelaskan
L94.9 Kelainan jaringan ikat lokal, tak dijelaskan

L95 Vaskulitis yang terbatas pada kulit, not elsewhere classified


Kecuali: purpura Henoch(-Schnlein) (D69.0)
urtikaria (L50.-),
angioma serpiginosum (L81.7)
vaskulitis rematoid (M05.2)
polyarteritis nodosa (M30.0),
angiitis hipersensitif (M31.0)
granulomatosis Wegener (M31.3)
pannikulitis (pada):
- lupus (L93.2)
- relapsing [Weber-Christian] (M35.6),
- neck and back (M54.0)
- NOS (M79.3),
serum sickness (T80.6)
L95.0 Livedoid vasculitis
Atrophie blanche (en plaque)
L95.1 Erythema elevatum diutinum
L95.8 Vaskulitis kulit lainnya
L95.9 Vaskulitis kulit, tak dijelaskan

L97 Ulkus anggota bawah, not elsewhere classified


Kecuali: ulkus dekubitus [tekanan] dan area tekanan (L89.-)
infeksi spesifik yang diklasifikasikan pada A00-B99
varicose ulcer (I83.0, I83.2)
skin infections (L00-L08),
gangrene (R02)

20
PUSKESMAS SALASSAE

L98 Kelainan lain kulit dan jaringan subkutis, not elsewhere


classified
L98.0 Granuloma piogenik
L98.1 Dermatitis faktisia
Exkoriasi neurotik
L98.2 Dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet]
L98.3 Sellulitis eosinofilik [Wells]
L98.4 Ulkus kronis kulit, not elsewhere classified
Ulkus kulit NOS
Ulkus kronis kulit NOS
Ulkus tropis NOS
Kecuali: infeksi spesifik yang diklasifikasikan pada A00-B99
varicose ulcer (I83.0, I83.2)
infeksi kulit (L00-L08)
ulkus dekubitus [tekanan] dan area tekanan (L89.-)
ulkus anggota bawah NEC (L97)
gangrene (R02)
L98.5 Musinosis kulit
Musinosis terfokus
Lichen myxoedematosus
Kecuali: musinosis terfokus pada oral (K13.7)
myxoedema (E03.9)
L98.6 Kelainan infiltratif lain pada kulit dan jaringan subkutis
Kecuali: hyalinosis cutis et mucosae (E78.8)
L98.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan subkutis
L98.9 Kelainan kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan

L99* Kelainan lain pada kulit dan jaringan subkutis pada penyakit c.e.
lain
L99.0* Amyloidosis kulit (E85.-)
Lichen amiloidosis
Macular amiloid
L99.8* Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain yang dijelaskan
pada penyakit c.e.
Alopecia sifilitika (A51.3)
Lukoderma sifilitika (A51.3, A52.7)

21
CHAPTER X. PENYAKIT-PENYAKIT MUSKULOSKELETON DAN
JARINGAN PENYAMBUNG (M00 M99)
Kecuali: penyakit infeksi dan parasit trertentu (A00-B99)
neoplasma (C00-D48)
penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
kondisi tertentu yang berawal dari masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital
(Q00-Q99)
gejala, tanda, dan penemuan abnormal klinis dan laboratoris
NEC (R00-R99)
cedera, keracunan, dan akibat lain penyebab eksternal (S00-
T98)
sindroma kompartemen (T79.6)

Blok-blok di dalam bab ini adalah:


M00-M25. Arthropati (penyakit-penyakit sendi anggota)
M00-M03. Arthropati infeksi
M05-M14. Poliarthropati radang
M15-M19. Arthrosis
M20-M25. Penyakit sendi lain
M30-M36. Kelainan jaringan ikat sistemik (penyakit autoimmun dan
kolagen)
M40-M54. Dorsopati (penyakit pada vertebra)
M40-M43. Dorsopati yang merusak bentuk
M45-M49. Spondilopati
M50-M54. Dorsopati lain
M60-M79. Kelainan jaringan lunak (penyakit otot, synovium dan
tendon)
M60-M63. Kelainan otot
M65-M68. Kelainan sinovium dan tendon
M70-M79. Kelainan jaringan lunak lain
M80-M94. Osteopati dan kondropati (penyakit tulang dan rawan)
M80-M85. Kelainan kepadatan dan struktur tulang
M86-M90. Osteopati lain
M91-M94. Kondropati
M95-M99. Kelainan lain pada sistem musculoskeletal dan jaringan
ikat

Kategori asterisk pada bab ini adalah sebagai berikut:


M01* Infeksi langsung terhadap sendi pada penyakit infeksi dan
parasit c.e.
M03* Arthropati pasca infeksi dan reaktif pada penyakit c.e.
M07* Arthropati psoriatik dan enteropatik
M09* Arthritis remaja pada penyakit c.e.
M14* Arthropati pada penyakit lain c.e.
M36* Kelainan sistemik jaringan ikat pada penyakit c.e.
M49* Spondilopati pada penyakit c.e.
M63* Kelainan otot pada penyakit c.e.
M68* Kelainan sinovium dan tendon pada penyakit c.e.
M73* Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e.
M82* Osteoporosis pada penyakit c.e.
M90* Osteopathies pada penyakit c.e.
PUSKESMAS SALASSAE

Tempat keterlibatan muskuloskeleton


Subklasifikasi penunjuk situs keterlibatan berikut disediakan
untuk penggunaan pilihan pada kategori yang sesuai pada bab XIII.
Karena jumlah karakter yang digunakan ekstensi lokal atau adaptasi
spesialisasi bisa bervariasi, disarankan agar tambahan subklasifikasi
situs ini diletakkan pada posisi terpisah yang bisa diidentifikasi (misal
box tambahan, [1]). Subklasifikasi lain untuk kerusakan lutut,
dorsopati, dan lesi biomekanis yang tidak diklasifikasikan di tempat
lain, masing-masing disediakan pada M23, sebelum M40, dan pada
M99.
0. Situs ganda
1. Daerah bahu:
klavikula
skapula
sendi akromio-klavikularis
sendi gleno-humerus
sendi sterno-klavikularis
2. Lengan atas:
humerus
sendi siku
3. Lengan bawah
radius, ulna
sendi pergelangan
4. Tangan:
karpus, metakarpus
jari tangan
sendi-sendi di antara tulang-tulang ini
5. Pelvik dan paha:
bokong
pelvis
femur
(sendi) panggul
sendi sakroiliaka
6. Tungkai bawah:
tibia, fibula
sendi lutut
7. Tumit dan kaki:
tarsus, metatarsus
jari kaki
sendi tumit
sendi-sendi lain di kaki
8. Lain-lain:
kepala
tengkorak
leher
batang tubuh
iga
kolom vertebra
9. Situs tak dijelaskan

Arthropathy (M00-M25)
Kelainan yang terutama mengganggu sendi-sendi perifer (anggota).

2
PUSKESMAS SALASSAE

Arthropati infeksi (M00-M03)

M00 Arthritis piogenik


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M00.0 Arthritis dan poliarthritis stafilokokus
M00.1 Arthritis dan poliarthritis pneumokokus
M00.2 Arthritis dan poliarthritis streptokokus lain
M00.8 Arthritis dan poliarthritis akibat bakteri lain yang dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B96), kalau perlu, untuk
identifikasi agen bakteri.
M00.9 Arthritis piogenik, tak dijelaskan
Arthritis infektif NOS

M01* Infeksi sendi langsung pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati pada sarkoidosis (M14.8*)
arthropati pascainfeksi dan reaktif (M03.-*)
M01.0*Arthritis meningokokus (A39.8)
Kecuali: arthritis postmeningokokus (M03.0*)
M01.1* Arthritis TB (A18.0)
Kecuali: pada vertebra (M49.0*)
M01.2*Arthritis pada penyakit Lyme (A69.2)
M01.3*Arthritis pada penyakit bakteri lain c.e.
Arthritis pada:
- demam tifoid atau paratifoid (A01.-),
- infeksi lokal salmonella (A02.2)
- lepra [penyakit Hansen] (A30.-),
Arthritis gonokokus (A54.4)
M01.4*Arthritis rubella (B06.8)
M01.5*Arthritis pada penyakit virus lain c.e.
arthritis pada:
- mumps (B26.8)
- demam O'nyong-nyong (A92.1)
M01.6*Arthritis pada mikosis (B35-B49)
M01.8*Arthritis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.

M02 Arthropati reaktif


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: demam rematik (I00)
penyakit Behet (M35.2)
M02.0 Arthropati menyusul operasi bypass usus
M02.1 Arthropati pascadisenteri
M02.2 Arthropati pascaimunisasi
M02.3 Penyakit Reiter
M02.8 Arthropati reaktif lainnya
M02.9 Arthropati reaktif, tak dijelaskan

3
PUSKESMAS SALASSAE

M03* Arthropati pascainfeksi dan reaktif pada penyakit c.e.


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali:: infeksi langsung sendi dari penyakit infeksi dan parasit
c.e. (M01.-*)
M03.0*Arthritis postmeningokokus (A39.8)
Kecuali: arhritis meningokokus (M01.0*)
M03.1*Arthropati pascainfeksi pada sifilis
Sendi Clutton (A50.5)
Kecuali: arthropati Charcot atau tabetik (M14.6*)
M03.2*Arthropati pascainfeksi lain pada penyakit c.e.
Arthropati pascainfeksi pada:
- enteritis akibat Yersinia enterocolitica (A04.6)
- hepatitis virus (B15-B19)
Kecuali: arthropati virus (M01.4-M01.5*)
M03.6*Arthropati reaktif pada penyakit lain c.e.
Arthropati pada endokarditis infektif (I33.0)

Poliarthropati inflamasi (M05-M14)

M05 Rematoid arthritis seropositif


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: demam rematik (I00),
arthritis rematoid (pada):
- remaja (M08.-)
- spina (M45)
M05.0 Sindroma Felty
Arthritis rematoid dengan splenoadenomegali dan leukopenia
M05.1Penyakit paru-paru rematoid (J99.0*)
M05.2 Vaskulitis rematoid
M05.3Arthritis rematoid dengan keterlibatan organ dan sistem lain
Polineuropati rematoid (G63.6*)
Miopati rematoid (G73.7*)
Pericarditis rematoid (I32.8*)
Endokarditis rematoid (I39.-*)
Miokarditis rematoid (I41.8*)
Karditis rematoid (I52.8*)
M05.8 Arthritis rematoid seropositif lain
M05.9 Arthritis rematoid seropositif, tak dijelaskan

M06 Rematoid arthritis lain


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M06.0 Arthritis rematoid seronegatif
M06.1 Penyakit Still yang muncul pada usia dewasa
Kecuali: penyakit Still NOS (M08.2)
M06.2 Bursitis rematoid
M06.3 Nodul rematoid
M06.4 Poliarthropati radang
Kecuali: poliarthritis NOS (M13.0)
M06.8 Arthritis rematoid lain yang dijelaskan
M06.9 Arthritis rematoid, tak dijelaskan

4
PUSKESMAS SALASSAE

M07* Arthropati psoriatik dan enteropatik


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati psoriatik dan enteropatik remaja (M09.-*)
M07.0*Arthropati psoriatik interphalanx distal (L40.5)
M07.1*Arthritis mutilans (L40.5)
M07.2*Spondilitis psoriatik (L40.5)
M07.3*Arthropati psoriatik lain(L40.5)
M07.4*Arthropati pada penyakit Crohn [regional enteritis] (K50.-)
M07.5*Arthropati pada kolitis ulseratif (K51.-)
M07.6*Arthropati entropati lain

M08 Arthritis remaja [juvenile arthritis]


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: arthritis anak, dimulai pada usia <16 tahun, berlangsung
lebih dari 3 bulan
Kecuali: sindroma Felty (M05.0)
dermatomyositis remaja (M33.0)
M08.0 Arthritis rematoid remaja
Arthritis rematoid dengan atau tanpa faktor rheumatoid
M08.1 Ankylosing spondylitis pada remaja
Kecuali: ankylosing spondylitis pada dewasa (M45)
M08.2 Arthritis remaja dengan yang onsetnya sistemik
Penyakit Still NOS
Kecuali: penyakit Still yang dimulai pada dewasa (M06.1)
M08.3 Poliarthritis remaja (seronegatif)
Poliarthritis remaja kronis
M08.4 Arthritis remaja pauciarticularis
M08.8 Arthritis remaja lainnya
M08.9 Arthritis remaja, tak dijelaskan

M09* Arthritis remaja pada penyakit c.e.


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati pada penyakit Whipple (M14.8*)
M09.0*Arthritis remaja pada psoriasis (L40.5)
M09.1*Arthritis remaja pada penyakit Crohn [enteritis regionalis]
(K50.-)
M09.2*Arthritis remaja pada kolitis ulseratif (K51.-)
M09.8*Arthritis remaja pada penyakit lain c.e.

M10 Gout
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M10.0 Gout idiopatik
Bursitis gout
Gout primer
Tophus garam urat pada jantung (I43.8*)
M10.1 Gout akibat timah hitam (Pb, lead)
M10.2 Gout akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.

5
PUSKESMAS SALASSAE

M10.3 Gout akibat kerusakan fungsi ginjal


M10.4 Gout sekunder lainnya
M10.9 Gout, tak dijelaskan

M11 Arthropati kristal lainnya


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M11.0 Penyakit deposisi hydroxyapatite
M11.1 Chondrocalcinosis keturunan
M11.2 Chondrocalcinosis lainnya
Chondrocalcinosis NOS
M11.8 Arthropati kristal lain yang dijelaskan
M11.9 Arthropati kristal, tak dijelaskan

M12 Arthropati spesifik lainnya


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati NOS (M13.9)
arthrosis (M15-M19)
arthropati cricoarytenoid (J38.7)
M12.0 Arthropati kronis pasca-rematik [Jaccoud]
M12.1 Penyakit Kaschin-Beck
M12.2 Sinovitis villonodular (berpigment)
M12.3 Palindromic rheumatism
M12.4 Intermittent hydrarthrosis
M12.5 Arthropati traumatika
Kecuali: arthrosis post-traumatika (dari):
- panggul (M16.4-M16.5)
- lutut (M17.2-M17.3),
- sendi carpometacarpal pertama (M18.2-M18.3),
- sendi tunggal lain (M19.1),
- NOS (M19.1)
M12.8 Arthropati spesifik lainnya, not elsewhere classified
Arthropati transient (sementara)

M13 Arthritis lain


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthrosis (M15-M19)
M13.0 Poliarthritis, tak dijelaskan
M13.1 Monoarthritis, not elsewhere classified
M13.8 Arthritis lain yang dijelaskan
Arthritis alergika
M13.9 Arthritis, tak dijelaskan
Arthropati NOS

M14* Arthropati pada penyakit lain c.e.


Kecuali: arthropati pada:
- penyakit neoplasma (M36.1*),
- kelainan darah (M36.2-M36.3*)

6
PUSKESMAS SALASSAE

- reaksi hipersensitif (M36.4*),


spondilopati neuropatik (M49.4*)
arthropati psoriatik dan enteropatik (M07.-*)
arthropati psoriatik dan enteropatik remaja (M09.-*)
M14.0*Arthropati gout akibat cacad enzim dan kelainan keturunan
lainnya
Arthropati gout pada:
- sindroma Lesch-Nyhan (E79.1),
- kelainan sickle-cell (D57.-)
M14.1* Crystal arthropati in other metabolic disorders
Arthropati kristal pada hiperparatiroidisme (E21.-)
M14.2*Arthropati diabetik (E10-E14 dengan karakter keempat .6)
Kecuali: arthropati neuropatik diabetik (M14.6*)
M14.3*Dermatoarthritis lipoid (E78.8)
M14.4*Arthropati pada amiloidosis (E85.-)
M14.5*Arthropati pada kelainan lain endokrin, gizi dan metabolik
Arthropati pada:
- hipotiroid (E00-E03)
- tirotoksikosis [hipertiroid] (E05.-)
- akromegali dan gigantisme pituitary (E22.0)
- hemokromatosis (E83.1),
M14.6*Arthropati neuropatik
Arthropati Charcot atau tabetik (A52.1)
Arthropati neuropatik diabetis (E10-E14 dengan karakter
keempat .6)
M14.8*Arthropati pada penyakit yang dijelaskan yang c.e.
Arthropati pada:
- sarkoidosis (D86.8)
- eritema: multiforme (L51.-),
- eritema nodosum (L52)
- penyakit Whipple (K90.8)

Arthrosis (M15-M19)
Catatan: Pada blok ini istilah osteoarthritis digunakan sebagai sinonim
arthrosis atau osteoarthrosis. Istilah primer digunakan sesuai
dengan arti klinis yaitu tidak ditemukan kondisi dasar yang
menyebabkan timbulnya penyakit ini
Kecuali: osteoarthritis vertebra (M47.-)

M15 Poliarthrosis
Termasuk: arthrosis dengan disebutkan lebih dari satu situs
Kecuali: keterlibatan sendi tunggal yang bilateral (M16-M19)
M15.0 (Osteo)arthrosis generalisata primer
M15.1 Nodus Heberden (dengan arthropati)
M15.2 Nodus Bouchard (dengan arthropati)
M15.3 Arthrosis multipel sekunder
Poliarthrosis pasca-trauma
M15.4 (Osteo)arthrosis erosif
M15.8 Poliarthrosis lain
M15.9 Poliarthrosis, tak dijelaskan

7
PUSKESMAS SALASSAE

Osteoarthritis generalisata NOS

M16 Koksarthrosis [arthrosis panggul]


M16.0 Koksarthrosis primer, bilateral
M16.1 Koksarthrosis primer lainnya
Koksarthrosis primer: NOS, unilateral
M16.2 Koksarthrosis akibat displasia, bilateral
M16.3 Koksarthrosis displasia lainnya
Koksarthrosis displasia: NOS, unilateral
M16.4 Koksarthrosis pasca-trauma, bilateral
M16.5 Koksarthrosis pasca-trauma lainnya
Koksarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral
M16.6 Koksarthrosis sekunder lainnya, bilateral
M16.7 Koksarthrosis sekunder lainnya:
Koksarthrosis sekunder: NOS, unilateral
M16.9 Koksarthrosis, tak dijelaskan

M17 Gonarthrosis [arthrosis lutut]


M17.0 Gonarthrosis primer, bilateral
M17.1 Gonarthrosis primer lainnya
Gonarthrosis primer: NOS, unilateral
M17.2 Gonarthrosis pasca-trauma, bilateral
M17.3 Gonarthrosis pasca-trauma lainnya
Gonarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral
M17.4 Gonarthrosis sekunder lainnya, bilateral
M17.5 Gonarthrosis sekunder lainnya
Gonarthrosis sekunder: NOS, unilateral
M17.9 Gonarthrosis, tak dijelaskan

M18 Arthrosis sendi carpometacarpal I


M18.0 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I, bilateral
M18.1 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I lainnya
Arthrosis primer sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.2 Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I, bilateral

M18.3 Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I lainnya


Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.4 Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I lainnya, bilateral
M18.5 Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I lainnya
Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.9 Arthrosis sendi carpometacarpal I, tak dijelaskan

M19 Arthrosis lainnya


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthrosis spina (M47.-)
hallux rigidus (M20.2)
polyarthrosis (M15.-)
M19.0 Arthrosis primer sendi lain

8
PUSKESMAS SALASSAE

Arthrosis primer NOS


M19.1 Arthrosis pasca-trauma sendi lain
Arthrosis pasca-trauma, NOS
M19.2 Arthrosis sekunder lain
Arthrosis sekunder, NOS
M19.8 Arthrosis lain yang dijelaskan
M19.9 Arthrosis, tak dijelaskan

Kelainan sendi lainnya (M20-M25)


Kecuali: sendi-sendi vertebra (M40-M54)

M20 Deformitas didapat pada jari tangan dan kaki


Kecuali: absen kongenital pada jari tangan dan kaki (Q71.3, Q72.3)
deformitas dan malformasi kongenital jari tangan dan kaki
(Q66.-, Q68-Q70, Q74.-)
absen didapat pada jari tangan dan kaki (Z89.-),
M20.0 Deformitas jari tangan
Deformitas Boutonnire dan swan-neck (leher angsa)
Kecuali: trigger finger (M65.3)
fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren] (M72.0),
clubbing of fingers (R68.3)
M20.1 Hallux valgus (didapat):
Bunion
M20.2 Hallux rigidus
M20.3 Deformitas lain hallux (didapat):
Hallux varus
M20.4 Jari kaki gada [hammertoes] lainnya (didapat)
M20.5 Deformitas lain jari kaki (didapat)
M20.6 Deformitas didapat jari kaki, tak dijelaskan

M21 Deformitas didapat lainnya pada anggota


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: deformitas didapat jari tangan atau kaki (M20.-)
coxa plana (M91.2)
deformitas dan malformasi kongenital angota (Q65-Q66, Q68-
Q74)
absen kongenital anggota (Q71-Q73)
abses didapat anggota (Z89.-)
M21.0 Deformitas valgus, not elsewhere classified
Kecuali: talipes calcaneovalgus (Q66.4)
metatarsus valgus (Q66.6)
M21.1 Deformitas varus, not elsewhere classified
Kecuali: tibia vara (M92.5)
metatarsus varus (Q66.2)
M21.2 Deformitas flexi
M21.3 Wrist or foot drop (didapat) [pergelangan atau kaki jatuh]
M21.4 Flat foot [pes planus] (didapat)
Kecuali: congenital pes planus (Q66.5)
M21.5 Claw hand, clubhand, clawfoot dan clubfoot didapat
Kecuali: clubfoot, tidak dinyatakan sebagai didapat (Q66.8)

9
PUSKESMAS SALASSAE

M21.6 Deformitas didapat lain pada tumit dan kaki


Kecuali: deformitas jari kaki (didapat) (M20.1-M20.6)
M21.7 Panjang anggota tidak sama (didapat)
M21.8 Deformitas didapat lain yang dijelaskan pada anggota
M21.9 Deformitas didapat pada anggota, tak dijelaskan

M22 Kelainan patella


Kecuali: dislokasi patella (S83.0)
M22.0 Dislokasi rekuren pada patella
M22.1 Subluksasio rekuren pada patella
M22.2 Kelainan patellofemoralis
M22.3 Kelainan bentuk lain pada patella
M22.4 Kondromalacia patellae
M22.8 Kelainan lain pada patella
M22.9 Kelainan patella, tak dijelaskan

M23 Kerusakan internal lutut


Subklasifikasi tambahan untuk tempat keterlibatan berikut
disediakan untuk pemakaian tambahan pada subkategori
yang sesuai pada M23.-, lihat juga note pada awal bab ini.
0. Banyak tempat
1. Ligamen cruciata anterior atau Cornu anterior meniskus medialis,
2. Ligamen cruciata posterior atau Cornu posterior meniskus medialis,
3. Ligamen collateral medial atau Meniskus medialis yang lain atau
tak dijelaskan
4. Ligamen collateral lateral atau Cornu anterior meniskus lateralis,
5. Cornu posterior meniskus lateralis,
6. Meniskus lateralis yang lain atau tak dijelaskan
7. Ligamen kapsularis
9. Ligamen tak dijelaskan atau Meniskus yang tak dijelaskan
Kecuali: deformitas lutut (M21.-)
kelainan patella (M22.-)
dislokasi atau subluksasi rekurens patella (M22.0-M22.1)
dislokasi atau subluksasi rekurens (M24.4)
ankylosis (M24.6)
osteochondritis dissecans (M93.2)
cedera saat ini - lihat cedera lutut dan tungkai bawah (S80-
S89)
M23.0 Meniskus sistikus
M23.1 Meniskus diskoid (congenital)
M23.2 Kerusakan meniskus akibat robek atau cedera lama
Robekan lama pada bucket-handle
M23.3 Kerusakan lain pada meniskus
Degenerasi }
Detachment [lepas] } meniskus
Retensi [tertahan] }
M23.4 Benda-benda lepas [loose body] di lutut
M23.5 Ketidakstabilan lutut kronis

10
PUSKESMAS SALASSAE

M23.6 Kerusakan spontan lain pada ligamen lutut


M23.8 Kerusakan internal lain pada lutut
Kelonggaran [laxity] ligamen lutut
Snapping knee [retak, pecah]
M23.9 Kerusakan internal lutut, tak dijelaskan

M24 Kerusakan sendi spesifik lainnya


Kecuali: cedera saat ini - lihat cedera sendi menurut bagian tubuh
kelainan sendi temporomandibularis (K07.6)
snapping knee (M23.8)
ganglion (M67.4)
M24.0 Benda-benda lepas pada sendi
Kecuali: benda-benda lepas di lutut (M23.4)
M24.1 Kelainan rawan sendi lainnya
Kecuali: ochronosis (E70.2)
kalsifikasi metastatik (E83.5)
chondrocalcinosis (M11.1-M11.2)
kerusakan internal lutut (M23.-)
M24.2 Kelainan ligamen
Ketidakstabilan akibat cedera lama pada ligamen
Kelonggaran [laxity] ligamen NOS
Kecuali: kelonggaran ligamen keturunan (M35.7)
lutut (M23.5-M23.8)
M24.3 Dislokasi dan subluksasi patologis sendi, not elsewhere
classified
Kecuali: rekuren (M24.4)
dislokasi atau pergeseran sendi kongenital - lihat
malformasi dan deformasi kongenital sistem
muskuloskeleton (Q65-Q79)
dislokasi atau pergeseran sendi pada cedera
sekarang - lihat cedera sendi dan ligamen menurut regio
tubuh
M24.4 Dislokasi dan subluksasi rekurens sendi
Kecuali: patella (M22.0-M22.1)
subluksasi vertebral (M43.3-M43.5)
M24.5 Kontraktur sendi
Kecuali: deformitas didapat pada anggota (M20-M21)
kontraktur (pelapis) tendon tanpa kontraktur sendi
(M67.1)
kontraktur Dupuytren (M72.0)
M24.6 Ankylosis sendi
Kecuali: kekakuan sendi tanpa ankylosis (M25.6)
ankylosis spina (M43.2)
M24.7 Protrusio acetabuli
M24.8 Kerusakan sendi spesifik lain, not elsewhere classified
Irritable hip
Kecuali: yang melibatkan sindroma band iliotibialis (M76.3)
M24.9 Kerusakan sendi, tak dijelaskan

M25 Kelainan lain pada sendi, not elsewhere classified


[Lihat kode situs pada awal bab ini]

11
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: deformitas yang diklasifikasikan pada M20-M21,


kalsifikasi:
- bursa (M71.4)
- (sendi) bahu (M75.3)
- tendon (M65.2)
kelainan lenggang [gait] dan mobilitas (R26.-)
kesulitan berjalan (R26.2)
M25.0 Haemarthrosis
Kecuali: cedera sekarang - lihat cedera sendi menurut regio
tubuh
M25.1 Fistula sendi
M25.2 Flail joint sendi tidak stabil
M25.3 Ketidakstabilan lain sendi
Kecuali: ketidakstabilan sendi akibat:
- cedera lama ligamen (M24.2)
- pengangkatan prosthesis sendi (M96.8)
M25.4 Effusi sendi
Kecuali: hydrarthrosis rahang (A66.6)
M25.5 Nyeri pada sendi
M25.6 Kekakuan sendi, not elsewhere classified
M25.7 Osteophyte [pertumbuhan tulang]
M25.8 Kelainan lain sendi yang dijelaskan
M25.9 Kelainan sendi, tak dijelaskan

Kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36)


Termasuk: penyakit autoimmun:
- NOS
- sistemik
penyakit kolagen (vaskuler):
- NOS
- sistemik
Kecuali: sindroma antifosfolipid (D68.6)
penyakit autoimmun, jenis organ tunggal atau sel tunggal
(kode ke kategori kondisi yang relevant)

M30 Poliarteritis nodosa dan kondisi yang berhubungan


M30.0 Poliarteritis nodosa
[radang arteri di berbagai tempat, menyebabkan asma,
hipertensi dan kegagalan ginjal]
M30.1 Poliarteritis dengan keterlibatan paru-paru [Churg-Strauss]
Angiitis granulomatosa allergika
M30.2 Juvenile polyarteritis
M30.3 Sindroma kelenjar limfe mukokutan [Kawasaki]
M30.8 Kondisi lain yang berhubungan dengan poliarteritis nodosa
Sindroma poliangiitis overlap

M31 Vaskulopati nekrotikans lain


M31.0 Angiitis hipersensitivitas
Sindroma Goodpasture
M31.1 Mikroangiopati trombotik

12
PUSKESMAS SALASSAE

Thrombotic thrombocytopenic purpura


M31.2 Lethal midline granuloma
M31.3 Granulomatosis Wegener
Necrotizing respiratory granulomatosis
M31.4 Sindroma arkus aorta [Takayasu]
M31.5 Giant cell arteritis dengan polymyalgia rheumatica
M31.6 Giant cell arteritis lainnya
M31.7 Microscopic polyangiitis
Microscopic polyarteritis
Excludes: polyarteritis nodosa (M30.0)
M31.8 Vaskulopati nekrotikans lain yang dijelaskan
Vaskulitis hipokomplementemia
M31.9 Vaskulopati nekrotikans, tak dijelaskan

M32 Systemic lupus erythematosus [SLE]


Kecuali: lupus eritematosus (diskoid) (NOS) (L93.0)
M32.0 Systemic lupus erythematosus akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M32.1Systemic lupus erythematosus dengan keterlibatan organ atau
sistem
Penyakit Libman-Sacks (I39.-*)
Perikarditis lupus (I32.8*)
Systemic lupus erythematosus dengan:
- keterlibatan ginjal (N08.5*, N16.4*),
- keterlibatan paru-paru (J99.1*)
M32.8 Bentuk lain systemic lupus erythematosus
M32.9 Systemic lupus erythematosus, tak dijelaskan

M33 Dermatopolimiositis
M33.0 Dermatomyositis remaja
M33.1 Dermatomiositis lainnya
M33.2 Polimiositis
M33.9 Dermatopolimiositis, tak dijelaskan

M34 Sklerosis sistemik


Termasuk: skleroderma
Kecuali: skleroderma sirkumskripta (L94.0)
skleroderma neonatus (P83.8)
M34.0 Sklerosis sistemik progresif

M34.1 Sindroma CR(E)ST


Kombinasi calcinosis, fenomena Raynaud, disfungsi esofagus,
sklerodaktili, telangiectasia.
M34.2 Sklerosis sistemik akibat obat dan zat kimia
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi penyebab
M34.8 Bentuk lain sklerosis sistemik
Sklerosis sistemik dengan:

13
PUSKESMAS SALASSAE

- myopati (G73.7*)
- melibatkan paru-paru (J99.1*)
M34.9 Sklerosis sistemik, tak dijelaskan

M35 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lainnya


Kecuali: kolagenosis perforata reaktif (L87.1)
M35.0 Sindroma Sicca [Sjgren]
Sindroma Sjgren dengan:
- miopati (G73.7*)
- keratokonjungtivitis (H19.3*),
- keterlibatan paru-paru (J99.1*)
- kelainan tubulo-interstitial ginjal (N16.4*)
M35.1 Sindorma overlap lain
Penyakit jaringan ikat campuran
Kecuali: polyangiitis overlap syndrome (M30.8)
M35.2 Penyakit Behet
[ulkus mulut, radang mata, dan poliarthritis]
M35.3 Polimialgia rematika
Kecuali: polimialgia reumatika dengan giant cell arteritis
(M31.5)
M35.4 Fasiitis diffusa (eosinophilic)
M35.5 Fibrosklerosis multifokus
M35.6 Relapsing panniculitis [Weber-Christian]
Kecuali: panniculitis: lupus (L93.2), NOS (M79.3)
M35.7 Sindroma hipermobilitas
Familial ligamentous laxity [kelonggaran ligamen keturunan]
Kecuali: kelonggaran ligamen NOS (M24.2)
sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6)
M35.8 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lain yang dijelaskan
M35.9 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lain, tak dijelaskan
Penyakit autoimmun (sistemik) NOS
Penyakit kolagen (vaskular) NOS

M36* Kelainan jaringan ikat sistemik pada penyakit c.e.


Kecuali: arthropati pada penyakit c.e. (M14.-*)
M36.0*Dermato(poli)miositis in penyakit neoplastik (C00-D48)
M36.1*Arthropati pada penyakit neoplastik (C00-D48)
Arthropati pada:
- multiple myeloma (C90.0)
- leukaemia (C91-C95)
- histiositosis maligna (C96.1),
M36.2* Arthropati hemofilik (D66-D68)
M36.3*Arthropati pada kelainan darah lain (D50-D76)
Kecuali: arthropati pada purpura Henoch(-Schnlein)
(M36.4*)
M36.4*Arthropati pada reaksi hipersensitif c.e.
Arthropati pada purpura Henoch(-Schnlein) (D69.0)
M36.8*Kelainan sistemik jaringan ikat pada penyakit lain c.e.
Kelainan sistemik jaringan ikat pada:
- hypogammaglobulinaemia (D80.-)

14
PUSKESMAS SALASSAE

- ochronosis (E70.2)
[ochronosis rawan, ligamen, jaringan fibrosa lain menghitam
akibat kelainan metabolik, urin menghitam ketika terkena
udara]

Dorsopati (M40-M54)
Subklasifikasi tambahan untuk menunjukkan situs penyakit
berikut ini disediakan untuk pilihan pemakaian pada kategori
yang sesuai di dalam blok dorsopati, kecuali M50 dan M51.
Lihat juga catatan di awal bab ini
0 Situs ganda pada vertebra
1 Regio oksipito-atlanto-axial
2 Regio servikalis
3 Regio servikotoraks
4 Regio toraks
5 Regio torakolumbalis
6 Regio lumbalis
7 Regio lumbosakrum
8 Regio sakrum dan sakrokoksigis
9 Situs tak dijelaskan

Dorsopati deformans (M40-M43)

M40 Kiposis dan lordosis


[kiposis: kurvatura vertebra atas terlalu ke belakang]
[lordosis: kurvatura vertebra bawah terlalu ke depan]
[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: kiposkoliosis (M41.-)
kiposis dan lordosis:
- kongenital (Q76.4)
- pasca-prosedur (M96.-)
M40.0 Kiposis postural
Kecuali: osteokondrosis vertebra (M42.-)
M40.1 Kiposis sekunder lain
M40.2 Kiposis lain dan tak dijelaskan
M40.3 Flatback syndrome [sindroma punggung datar]
M40.4 Lordosis lain
Lordosis:
- didapat
- postural
M40.5 Lordosis, tak dijelaskan

M41 Scoliosis
[Skoliosis: kurvatura vertebra mengarah ke samping]
[Lihat kode situs sebelum M40]
Termasuk: kiposkoliosis
Kecuali: skoliosis kongenital:
- NOS (Q67.5),
- postural (Q67.5),
- akibat malformasi tulang (Q76.3)

15
PUSKESMAS SALASSAE

penyakit jantung kiposkoliosis (I27.1)


pasca-prosedur (M96.-)
M41.0 Skoliosis idiopatik infantil
M41.1 Skoliosis idiopatik remaja
Skoliosis remaja
M41.2 Skoliosis idiopatik lain
M41.3 Skoliosis torakogenik
M41.4 Skoliosis neuromuskuler
Skoliosis akibat cerebral palsy, ataxia Friedreich, poliomyelitis,
dan kelainan neuromuskuler lain.
M41.5 Skoliosis sekunder lain
M41.8 Bentuk-bentuk lain skoliosis
M41.9 Skoliosis, tak dijelaskan

M42 Osteokondrosis vertebra


[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: kiposis postural (M40.0)
M42.0 Osteokondrosis vertebra remaja:
Penyakit Calv
Penyakit Scheuermann
Kecuali: kiposis postural (M40.0)
M42.1 Osteokondrosis vertebra dewasa
M42.9 Osteokondrosis vertebra, tak dijelaskan

M43 Dorsopati deformans lainnya


[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: spina bifida occulta (Q76.0)
sindroma Klippel-Feil (Q76.1)
spondilolisis dan spondilolistesis kongenital (Q76.2)
hemivertebra (Q76.3-Q76.4)
lumbarisasi dan sakralisasi (Q76.4)
platispondilisis (Q76.4)
kurvatura spina pada:
- osteoporosis (M80-M81),
- penyakit Paget tulang [osteitis deformans] (M88.-)
M43.0 Spondilolisis
M43.1 Spondilolistesis
[satu vertebra lumbalis lebih maju ke depan dari yang di
bawahnya]
M43.2 Fusi lain pada spina; ankilosis sendi spina
Kecuali: ankylosing spondylitis (M45)
pseudoarthrosis setelah fusi atau arthrodesis
(M96.0)
status arthrodesis (Z98.1)
M43.3 Subluksasio atlantoaxial rekuren dengan myelopati
M43.4 Subluksasio atlantoaxial rekuren lain
M43.5 Subluksasio vertebra rekuren lain
Kecuali: lesi biomekanik NEC (M99.-)
M43.6 Tortikollis [leher tertarik ke satu sisi oleh m.
sternocleidomastoideus]
16
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: tortikollis:
- cedera sekarang lihat cedera vertebra menurut regio tubuh
- psikogenik (F45.8)
- spasmodik (G24.3)
- akibat cedera lahir (P15.2)
- kongenital (sternomastoid) (Q68.0)
M43.8 Dorsopati deformans lain yang dijelaskan
Kecuali: kyphosis dan lordosis (M40.-)
skoliosis (M41.-)
M43.9 Dorsopati deformans, tak dijelaskan
Kurvature spina NOS

Spondilopathi (M45-M49)

M45 Ankylosing spondylitis


[Lihat kode situs sebelum M40]
Arthritis rheumatoid vertebra
Kecuali: arthropati pada penyakit Reiter (M02.3)
spondylitis (ankylosing) remaja (M08.1)
penyakit Behet (M35.2)

M46 Spondylopati radang lain


[Lihat kode situs sebelum M40]
M46.0 Entesopati spina
Kelainan perlekatan ligamen atau otot ke vertebra
M46.1 Sakroiliitis, not elsewhere classified
M46.2 Osteomielitis vertebra
M46.3 Infeksi diskus intervertebralis (pyogenic)
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi
M46.4 Diskitis, tak dijelaskan
M46.5 Spondilopati infektif lainnya
M46.8 Spondilopati radang lain yang dijelaskan
M46.9 Spondilopati radang, tak dijelaskan

M47 Spondylosis
[Lihat kode situs sebelum M40]
[Kaku spina dan degenerasi diskus intevertebra, dengan osteoarthritis
(sering pada orang tua)]
Termasuk: arthrosis atau osteoarthritis spina
degenerasi pertemuan sendi
M47.0Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri
vertebralis (G99.2*)

M47.1 Spondylosis lain dengan myelopati


Kompresi spondilogenik medulla spinalis (G99.2*)
Kecuali: subluksasio vertebralis (M43.3-M43.5)
M47.2 Spondylosis lain dengan radiculopati
M47.8 Spondylosis lain
Spondylosis servikal }

17
PUSKESMAS SALASSAE

Spondylosis lumbosakral } tanpa myelopati atau radikulopati


Spondylosis thorakal }
M47.9 Spondylosis, tak dijelaskan

M48 Spondilopati lainnya


[Lihat kode situs sebelum M40]
M48.0 Spinal stenosis
Stenosis kaudalis
M48.1 Hiperostosis ankilosis [Forestier]
Diffuse idiopathic skeletal hyperostosis [DISH]
M48.2 Kissing spine
M48.3 Spondilopati traumatika
M48.4 Fatigue fracture of vertebra
Fraktur stress pada vertebra
M48.5 Kolaps vertebra, NEC;
Kolaps vertebra NOS
Vertebra membentuk baji NOS
Kecuali: kolaps vertebra pada osteoporosis (M80.-)
cedera sekarang lihat cedera vertebra menurut
regio tubuh
M48.8 Spondilopati lain yang dijelaskan
Osifikasi ligamen longitudinalis posterior
M48.9 Spondilopati, tak dijelaskan

M49* Spondilopati pada penyakit c.e.


[[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: arthropati psoriatik dan enteropatik (M07.-*, M09.-*)
M49.0*Tuberkulosis spina (A18.0)
Kurvatura Pott
M49.1*Spondilitis brusella (A23.-)
M49.2*Spondilitis enterobakterium (A01-A04)
M49.3*Spondilopati pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kecuali: spondilopati neuropatik pada tabes dorsalis (M49.4*)
M49.4*Spondilopati neuropatik
Spondylopati neuropatik pada:
- syringomyelia dan syringobulbia (G95.0),
- spondylopati pada tabes dorsalis (A52.1)
M49.5*Kolaps vertebra pada penyakit c.e.
Fraktur metastatik vertebra (C79.5)
M49.8*Spondilopati pada penyakit lainc.e.

Dorsopati lain (M50-M54)


Kecuali: cedera sekarang lihat cedera menurut regio tubuh
diskitis NOS (M46.4)

M50 Kelainan diskus servikalis


Termasuk: kelainan diskus servikalis dengan servikalgia,
kelainan diskus servikotorakalis
M50.0Kelainan diskus servikalis dengan myelopati (G99.2*)

18
PUSKESMAS SALASSAE

M50.1 Kelainan diskus servikalis dengan radiculopati


Kecuali: radikulitis brachialis NOS (M54.1)
M50.2 Pergeseran letak lain diskus servikalis
M50.3 Degenerasi lain diskus servikalis
M50.8 Kelainan diskus servikalis lainnya
M50.9 Kelainan diskus servikalis, tak dijelaskan

M51 Kelainan diskus intervertebralis lain


Termasuk: kelainan diskus torakalis, torakolumbalis dan
lumbosakralis
M51.0Kelainan diskus lumbalis dan intervetebralis lain dengan
myelopati (G99.2*)
M51.1 Kelainan diskus lumbalis dan intervetebralis lain dengan
radikulopati (G55.1*)
Sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis
Kecuali: radikulitis lumbalis NOS (M54.1)
M51.2 Pergeseran letak [displacement] diskus intervertebralis lain
yang dijelaskan
Lumbago akibat pergeseran letak diskus intervertebralis
M51.3 Degenerasi diskus intervertebralis lain yang dijelaskan
M51.4 Nodus Schmorl
M51.8 Kelainan diskus intervertebralis lain yang dijelaskan
M51.9 Kelainan diskus intervertebralis, tak dijelaskan

M53 Dorsopati lain, not elsewhere classified


M53.0 Sindroma servikokranialis;
Sindroma simpatis servikalis posterior
M53.1 Sindroma servikobrakhialis
Kecuali: kelainan diskus servikalis (M50.-)
thoracic outlet syndrome (G54.0)
M53.2 Spinal instabilities [ketidakstabilan vertebra]
M53.3 Kelainan sakrokoksigeus, not elsewhere classified;
Coccygodynia
M53.8 Dorsopati lain yang dijelaskan
M53.9 Dorsopati, tak dijelaskan

M54 Dorsalgia
Kecuali: dorsalgia psikogenik (F45.4)
M54.0 Panniculitis yang mengganggu regio leher dan punggung
Kecuali: panniculitis: lupus (L93.2)
relapsing (M35.6)
NOS (M79.3)

M54.1 Radikulopati
Neuritis atau radiculitis:
- brakialis NOS
- lumbalis NOS
- lumbosakralis NOS
- torakalis NOS

19
PUSKESMAS SALASSAE

Radikulitis NOS
Kecuali: neuralgia dan neuritis NOS (M79.2)
radikulopati dengan:
- spondylosis (M47.2)
- kelainan diskus servikalis (M50.1)
- kelainan diskus lumbalis dan intervertebralis lain
(M51.1)
M54.2 Servikalgia
Kecuali: servikalgia akibat kelainan diskus servikalis
intervertebralis (M50.-)
M54.3 Sciatica
Kecuali: lesi sciatic nerve (G57.0)
sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis
(M51.1)
sciatica dengan lumbago (M54.4)
M54.4 Lumbago dengan sciatica
Kecuali: akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
M54.5 Low back pain
Loin pain
Low back strain
Lumbago NOS
Kecuali: lumbago akibat pergeseran diskus intervetebralis
(M51.2),
lumbago dengan sciatica (M54.4)
M54.6 Nyeri vertebra torakalis
Kecuali: nyeri akibat kelainan diskus intervetebralis (M51.-)
M54.8 Dorsalgia lainnya
M54.9 Dorsalgia, tak dijelaskan
Backache [sakit punggung] NOS

Kelainan Jaringan Junak (M60-M79)

Kelainan otot (M60-M63)


Kecuali: distrofi otot dan miopati (G71-G72)
dermatopolimiositis (M33.-)
miopati pada:
- amyloidosis (E85.-),
- arthritis rheumatoid (M05.3)
- polyarteritis nodosa (M30.0)
- systemic lupus erythematosus (M32.-),
- scleroderma (M34.-)
- sindroma Sjgren's (M35.0)

M60 Miositis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M60.0 Miositis infektif
Piomiositis tropis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi
M60.1 Miositis interstitialis

20
PUSKESMAS SALASSAE

M60.2 Granuloma benda asing jaringan lunak, not elsewhere


classified
Kecuali: granuloma benda asing di kulit dan jaringan
subkutis (L92.3)
M60.8 Miositis lain
M60.9 Miositis, tak dijelaskan

M61 Kalsifikasi dan ossifikasi otot


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M61.0 Miositis ossifikans akibat trauma
M61.1 Miositis ossifikans progresif
Fibrodisplasia ossifikans progressif
M61.2 Kalsifikasi dan ossifikasi otot akibat paralisis
Miositis ossifikans akibat quadriplegia atau paraplegia
M61.3 Kalsifikasi dan ossifikasi otot akibat luka bakar
Miositis ossifikans akibat luka bakar
M61.4 Kalsifikasi lainnya pada otot
Kecuali: calcific tendinitis (M65.2)
calcific tendinitis pada bahu (M75.3)
M61.5 Ossifikasi lain pada otot
M61.9 Kalsifikasi dan ossifikasi pada otot, tak dijelaskan

M62 Kelainan lain otot


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: sindroma stiff-man [orang kaku] (G25.8)
miopati alkoholik (G72.1)
miopati akibat obat (G72.0)
mialgia (M79.1)
kramp dan spasme (R25.2)
M62.0 Diastasis otot [pemisahan otot atas bagian-bagiannya]
M62.1 Ruptura lain pada otot (nontraumatika)
Kecuali: ruptur tendon (M66.-)
ruptur otot karena trauma - lihat cedera otot
menurut regio tubuh
M62.2 Infark iskemik otot
Sindroma kompartemen, non-traumatika
Kecuali: sindroma kompartemen, traumatika (T79.6)
iskemia traumatika otot (T79.6)
kontraktur iskemik Volkmann (T79.6)
M62.3 Sindroma immobilitas (paraplegia)
M62.4 Kontraktur otot
Kecuali: kontraktur sendi (M24.5)
M62.5 Penipisan (wasting) dan atrofi otot, not elsewhere classified
Disuse atrophy NEC
M62.6 Muscle strain
Kecuali: cedera sekarang - lihat cedera otot menurut regio
tubuh
M62.8 Kelainan otot lainnya yang dijelaskan
Hernia (pembungkus [sheath]) otot
M62.9 Kelainan otot, tak dijelaskan
21
PUSKESMAS SALASSAE

M63* Kelainan otot pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain


[c.e. ]
Kecuali: miopati pada:
- penyakit endokrin (G73.5*)
- penyakit metabolik (G73.6*)
M63.0*Miositis pada penyakit bakteri c.e.
Miositis pada:
- leprosy [penyakit Hansen] (A30.-)
- syphilis (A51.4, A52.7)
M63.1*Miositis pada infeksi protozoa dan parasit c.e.
Miositis pada:
- toxoplasmosis (B58.8)
- schistosomiasis (B65.-),
- cysticercosis (B69.8)
- trichinellosis (B75)
M63.2*Miositis pada penyakit infeksi lain c.e.;
Miositis pada mikosis (B35-B49)
M63.3*Miositis pada sarkoidosis (D86.8)
M63.8*Kelainan lain otot pada penyakit c.e.

Kelainan synovium dan tendon (M65-M68)

M65 Sinovitis dan tenosinovitis


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: sinovitis krepitan kronik pada tangan dan pergelangan
(M70.0)
kelainan jaringan lunak akibat penggunaan, penggunaan
berlebihan dan tekanan (M70.-)
cedera sekarang - lihat cedera ligamen atau tendon menurut
regio tubuh
M65.0 Abses pembungkus tendon
Gunakan kode tambahan (B95-B96), kalau perlu, untuk
identifikasi agen bakteri
M65.1 (Teno)sinovitis infektif lain
M65.2 Tendinitis kalsifik
Kecuali: pada bahu (M75.3)
tendinitis yang dijelaskan (M75-M77)
M65.3 Trigger finger
Penyakit tendinosa nodularis
M65.4 Tenosinovitis stiloideus os. radialis [de Quervain]
M65.8 Sinovitis dan tenosinovitis lain
M65.9 Sinovitis dan tenosinovitis, tak dijelaskan

M66 Ruptur spontan sinovium dan tendon


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: ruptur yang terjadi ketika tekanan normal diberikan pada
jaringan yang kekuatannya dianggap di bawah normal
Kecuali: rotator cuff syndrome (M75.1)
ruptur di tempat tekanan normal diberikan pada jaringan
normal lihat cedera tendon menurut regio tubuh
M66.0 Ruptur kista poplitea

22
PUSKESMAS SALASSAE

M66.1 Ruptur sinovium


Ruptur kista synovium
Kecuali: ruptur kista poplitea (M66.0)
M66.2 Ruptur spontan tendon extensor
M66.3 Ruptur spontan tendon flexor
M66.4 Ruptur spontan tendon lainnya
M66.5 Ruptur spontan tendon yang tak dijelaskan
Ruptur pada pertemuan musculotendinosa, nontraumatika

M67 Kelainan synovium dan tendon lain


Kecuali: fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren] (M72.0)
tendinitis NOS (M77.9)
xanthomatosis lokal pada tendon (E78.2)
M67.0 Tendon Achilles pendek (didapat)
M67.1 Kontraktur (pembungkus) tendon lain
Kecuali: dengan kontractur sendi (M24.5)
M67.2 Hipertrofi sinovium, not elsewhere classified
Kecuali: sinovitis villonodularis (berpigment) (M12.2)
M67.3 Synovitis sementara; synovitis toxik
Kecuali: rheumatisme palindromik [berulang] (M12.3)
M67.4 Ganglion; ganglion sendi atau (pembungkus) tendon
Kecuali: kista:
- bursa (M71.2-M71.3)
- synovium (M71.2-M71.3)
ganglion pada yaws (A66.6)
M67.8 Kelainan lain synovium dan tendon yang dijelaskan
M67.9 Kelainan synovium dan tendon, tak dijelaskan

M68* Kelainan synovium dan tendon pada penyakit c.e.


M68.0*Synovitis dan tenosynovitis pada penyakit bakteri c.e.
Synovitis dan tenosynovitis pada:
- tuberculosis (A18.0)
- syphilis (A52.7)
- gonorrhoea (A54.4)
M68.8*Kelainan lain sinovium dan tendon pada penyakit c.e.

Kelainan lain jaringan lunak (M70-M79)

M70 Kelainan jaringan lunak akibat penggunaan (berlebihan) dan


tekanan
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: kelainan jaringan lunak akibat pekerjaan
Kecuali: bursitis (pada):
- NOS (M71.9)
- bahu (M75.5)
entesopati (M76-M77)
M70.0 Sinovitis krepitan kronik pada tangan dan pergelangan
M70.1 Bursitis tangan
M70.2 Bursitis olekranon

23
PUSKESMAS SALASSAE

M70.3 Bursitis lain pada siku


M70.4 Bursitis prepatella
M70.5 Bursitis lain pada lutut
M70.6 Bursitis trokanter
Tendinitis trokanterik
M70.7 Bursitis lain pada panggul,
Bursitis iskium
M70.8 Kelainan jaringan lunak lain akibat penggunaan (berlebihan)
dan tekanan
M70.9 Kelainan jaringan lunak akibat penggunaan (berlebihan) dan
tekanan, tak dijelaskan

M71 Bursopati lain


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: bunion (M20.1)
bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
enthesopathies (M76-M77)
M71.0 Abses bursa
M71.1 Bursitis infektif lain
M71.2 Kista sinovium rongga poplitea [Baker]
Kecuali: dengan ruptur (M66.0)
M71.3 Kista lain pada bursa
Kista sinovium NOS
Kecuali: kista sinovium dengan ruptur (M66.1)
M71.4 Penumpukan kalsium di bursa
Kecuali: pada bahu (M75.3)
M71.5 Bursitis lain, not elsewhere classified
Kecuali: bursitis (pada):
- NOS (M71.9),
- bahu (M75.5)
- kolateral tibia [Pellegrini-Stieda] (M76.4)
M71.8 Bursopati lain yang dijelaskan
M71.9 Bursopati yang tak dijelaskan
Bursitis NOS

M72 Kelainan-kelainan fibroblastik


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: fibromatosis retroperitoneum (D48.3)
M72.0 Fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren]
M72.1 Knuckle pads [tonjolan pada sendi tinju]
M72.2 Fibromatosis fasia plantaris
Fasiitis plantaris
M72.4 Fibromatosis pseudosarkomatosa
Fasiitis nodularis
M72.6 Fasiitis nekrotikans
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi agen
infeksi
M72.8 Kelainan fibroblastik lain
Abses fasia }

24
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: fasiitis: }
- diffusa (eosinofilik) (M35.4) }
- nekrotikans (M72.6) }
- nodularis (M72.4) }
- perirenal: }
- NOS (N13.5) }
- dengan infeksi (N13.6) }
- plantaris (M72.2) }
M72.9 Kelainan fibroblastik, tak dijelaskan
Fasiitis NOS
Fibromatosis NOS

M73* Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e.


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M73.0*Bursitis gonococcus (A54.4)
M73.1*Bursitis sifilitika (A52.7)
M73.8*Kelainan jaringan lunak lain pada penyakit c.e.

M75 Lesi bahu


Kecuali: shoulder-hand syndrome (M89.0)
M75.0 Kapsulitis adhesif bahu
Frozen shoulder
Periarthritis bahu
M75.1 Rotator cuff syndrome
[rotator cuff = otot-otot yang memegang pangkal humerus]
Robek atau ruptur (komplit)(inkomplit) rotator cuff atau
supraspinatus, tidak dinyatakan akibat trauma
Sindroma supraspinatus
M75.2 Tendinitis biseps
M75.3 Tendinitis kalsifik bahu
Kalsifikasi bursa bahu
M75.4 Impingement syndrome of shoulder
[Sindroma bahu akibat regangan atau geseran kuat]
M75.5 Bursitis bahu
M75.8 Lesi lain pada bahu
M75.9 Lesi bahu, tak dijelaskan

M76 Enthesopati anggota bawah, kecuali kaki


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Note: Istilah yang kelihatannya spesifik seperti bursitis, kapsulitis
dan tendinitis cenderung digunakan seenaknya pada berbagai
kelainan ligamen atau perlekatan otot perifer; hampir semua
keadaan ini telah digabungkan sebagai enthesopati yang
merupakan istilah umum untuk lesi di tempat-tempat ini.
Kecuali: bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
M76.0 Tendinitis gluteus
M76.1 Tendinitis psoas
M76.2 Spur krista iliaka
M76.3 Sindroma band iliotibialis
M76.4 Bursitis kolateral tibia [Pellegrini-Stieda]

25
PUSKESMAS SALASSAE

M76.5 Tendinitis patella


M76.6 Tendinitis Achilles
Bursitis Achilles
M76.7 Tendinitis peroneus
M76.8 Enthesopati lain anggota bawah, kecuali kaki
Sindroma tibialis anterior
Tensinitis tibialis posterior
M76.9 Enthesopati anggota bawah, tak dijelaskan

M77 Enthesopati lain


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: bursitis:
- akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
- NOS (M71.9),
osteophyte (M25.7),
enthesopati spinal (M46.0)
M77.0 Epikondilitis medialis
M77.1 Epikondilitis lateralis
Tennis elbow
M77.2 Periarthritis pergelangan
M77.3 Spur kalkaneus
M77.4 Metatarsalgia
Kecuali: metatarsalgia Morton (G57.6)
M77.5 Enthesopati lain pada kaki
M77.8 Enthesopati lain, not elsewhere classified
M77.9 Enthesopati, tak dijelaskan
Spur tulang NOS
Kapsulitis NOS
Periarthritis NOS
Tendinitis NOS

M79 Kelainan jaringan lunak lain, not elsewhere classified


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: nyeri jaringan lunak, psikogenik (F45.4)
M79.0 Rheumatism, tak dijelaskan
Kecuali: palindromic rheumatism (M12.3), fibromialgia (M79.7)
M79.1 Mialgia
Kecuali: miositis (M60.-)
M79.2 Neuralgia dan neuritis, tak dijelaskan
Kecuali: radikulitis: }
- NOS }
- brakialis NOS } NOS (M54.1)
- lumbosakralis }
mononeuropathies (G56-G58)
sciatica (M54.3-M54.4)
M79.3 Pannikulitis, tak dijelaskan
Kecuali: panniculitis:
- lupus (L93.2)
- leher dan punggung (M54.0)
- relapsing [Weber-Christian] (M35.6)

26
PUSKESMAS SALASSAE

M79.4 Hipertrofi fat pad (infrapatella)


M79.5 Sisa benda asing di jaringan lunak
Kecuali: granuloma benda asing di:
- kulit dan subkutis (L92.3)
- jaringan lunak (M60.2)
M79.6 Nyeri di anggota
M79.7 Fibromialgia
Fibromiositis, fibrositis, miofibrositis:
M79.8 Kelainan lain jaringan lunak yang dijelaskan
M79.9 Kelainan jaringan lunak, tak dijelaskan

Osteopati dan Khondropati (M80-M94)

Kelainan kepadatan dan struktur tulang (M80-M85)

M80 Osteoporosis dengan fraktur patologis


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: kolaps dan pembentukan baji pada vertebra osteoporosis
Kecuali: kolaps vertebra NOS (M48.5)
pembentukan baji vertebra NOS (M48.5)
fraktur patologis NOS (M84.4),
M80.0 Osteoporosis post-menopause dengan fraktur patologis
M80.1 Osteoporosis post-oophorectomy dengan fraktur patologis
M80.2 Osteoporosis disuse (tak digunakan) dengan fraktur patologis
M80.3 Osteoporosis malabsorpsi pascabedah dengan fraktur
patologis
M80.4 Osteoporosis akibat obat dengan fraktur patologis
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M80.5 Osteoporosis idiopathic dengan fraktur patologis
M80.8 Osteoporosis lain dengan fraktur patologis
M80.9 Osteoporosis dengan fraktur patologis, tak dijelaskan

M81 Osteoporosis tanpa fraktur patologis


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteoporosis dengan fraktur patologis (M80.-)
M81.0 Osteoporosis postmenopause
M81.1 Osteoporosis postoophorectomy
M81.2 Osteoporosis disuse (tak digunakan)
Kecuali: atrofi Sudeck (M89.0)
M81.3 Osteoporosis malabsorpsi pascabedah
M81.4 Osteoporosis akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M81.5 Osteoporosis idiopatik
M81.6 Osteoporosis terlokalisir [Lequesne]
Kecuali: atrofi Sudeck (M89.0)
M81.8 Osteoporosis lain
Osteoporosis senilis

27
PUSKESMAS SALASSAE

M81.9 Osteoporosis, tak dijelaskan

M82* Osteoporosis in penyakit c.e.


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M82.0*Osteoporosis pada multiple myelomatosis (C90.0)
M82.1*Osteoporosis pada kelainan endokrin (E00-E34)
M82.8*Osteoporosis pada penyakit lain c.e.

M83 Osteomalasia dewasa


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteomalasia:
- bayi dan remaja (E55.0)
- vitamin-D-resistant (E83.3)
rickets (active) (E55.0)
- sequel (E64.3)
- vitamin-D-resistant (E83.3)
osteodistrofi ginjal (N25.0)
M83.0 Osteomalasia nifas
M83.1 Osteomalasia senilis
M83.2 Osteomalasia dewasa akibat malabsorpsi
Osteomalasia malabsorpsi pascabedah pada dewasa
M83.3 Osteomalasia dewasa akibat malnutrisi
M83.4 Penyakit tulang akibat aluminium
M83.5 Osteomalasia lain akibat obat pada dewasa
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M83.8 Osteomalasia dewasa lainnya
M83.9 Osteomalasia dewasa, tak dijelaskan

M84 Kelainan kontinuitas tulang


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M84.0 Malunion of fracture [penyatuan fraktur tidak benar]
M84.1 Nonunion of fracture [pseudarthrosis] [penyatuan fraktur
tidak terjadi]
Kecuali: pseudarthrosis setelah fusi atau arthrodesis (M96.0)
M84.2 Delayed union of fracture [penyatuan fraktur terlambat]
M84.3 Fraktur stress, not elsewhere classified
Fraktur stress NOS
Kecuali: fraktur stress pada vertebra (M48.4)
M84.4 Fraktur patologis, not elsewhere classified;
Fraktur patologis NOS
Kecuali: kolaps vertebra NEC (M48.5)
fraktur patologis pada osteoporosis (M80.-)
M84.8 Kelainan lain kontinuitas tulang
M84.9 Kelainan kontinuitas tulang, tak dijelaskan

M85 Kelainan kepadatan dan struktur tulang


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteogenesis imperfecta (Q78.0)
polyostotic fibrous dysplasia (Q78.1)

28
PUSKESMAS SALASSAE

osteopetrosis (Q78.2)
osteopoikilosis (Q78.8)
M85.0 Displasia fibrosa (monostotik)
Kecuali: displasia fibrosa pada rahang (K10.8)
M85.1 Fluorosis tulang
M85.2 Hiperostosis tengkorak
M85.3 Osteitis kondensans
M85.4 Kista soliter tulang
Kecuali: kista soliter rahang (K09.1-K09.2)
M85.5 Kista aneurisma tulang
Kecuali: kista aneurisma rahang (K09.2)
M85.6 Kista lain pada tulang
Kecuali: kista rahang NEC (K09.1-K09.2)
osteitis fibrosa kistika generalisata [penyakit tulang
von Recklinghausen] (E21.0)
M85.8 Kelainan lain kepadatan dan struktur tulang yang dijelaskan
Hiperostosis tulang, selain tengkorak
Osteosklerosis, didapat
Kecuali: diffuse idiopathic skeletal hyperostosis [DISH]
(M48.1)
Osteosklerosis: kongenita (Q77.4), myelofibrosis (D75.8)
M85.9 Kelainan kepadatan dan struktur tulang, tak dijelaskan

Osteopati lain (M86-M90)


Kecuali: osteopati pascaprosedur (M96.-)

M86 Osteomielitis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteomielitis (pada):
- akibat salmonella (A01-A02)
- rahang (K10.2)
- vertebra (M46.2)
M86.0 Osteomielitis hematogen akut
M86.1 Osteomielitis akut lainnya
M86.2 Osteomielitis subakut
M86.3 Osteomielitis multifokus kronik
M86.4 Osteomielitis kronik dengan draining sinus
M86.5 Osteomielitis hematogen kronik lainnya
M86.6 Osteomielitis kronik lainnya
M86.8 Osteomielitis lain
Abses Brodie
M86.9 Osteomielitis, tak dijelaskan
Infeksi tulang NOS
Periostitis tanpa disebutkan osteomyelitis

M87 Osteonekrosis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: nekrosis avaskuler tulang

29
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: osteokondropati (M91-M93)


M87.0 Nekrosis aseptik idiopatik tulang
M87.1 Osteonekrosis akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M87.2 Osteonekrosis akibat trauma sebelumnya
M87.3 Osteonekrosis sekunder lain
M87.8 Osteonekrosis lain
M87.9 Osteonekrosis, tak dijelaskan

M88 Penyakit Paget pada tulang [osteitis deformans]


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M88.0 Penyakit Paget tengkorak
M88.8 Penyakit Paget tulang lain
M88.9 Penyakit Paget tulang, tak dijelaskan

M89 Kelainan tulang lain


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M89.0 Algoneurodystrophy
Shoulder-hand syndrome
Atrofi Sudeck
Distrofi reflex simpatis
M89.1 Epiphyseal arrest [pertumbuhan tulang di epifisis terhenti]
M89.2 Kelainan perkembangan dan pertumbuhan tulang lain
M89.3 Hipertrofi tulang
M89.4 Osteoarthropati hipertrofik lainnya
Penyakit Marie-Bamberger
Pachydermoperiostosis
M89.5 Osteolisis
M89.6 Osteopati setelah poliomielitis
M89.8 Kelainan tulang lain yang dijelaskan
Hiperostosis korteks infantil
Ossifikasi subperiosteum pascatrauma
M89.9 Kelainan tulang, tak dijelaskan

M90* Osteopathies in penyakit c.e.


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M90.0*Tuberkulosis tulang (A18.0)
Kecuali: tuberkulosis vertebra (M49.0*)
M90.1*Periostitis pada penyakit infeksi lain c.e.
Periostitis sifilitika sekunder (A51.4)
M90.2*Osteopati pada penyakt infeksi lain c.e.
Osteomielitis:
- salmonella (A02.2)
- gonokokus (A54.4)
- ekhinokokus (B67.2)
Osteopati atau osteokondropati sifilitika (A50.5, A52.7)
M90.3*Osteonekrosis pada penyakit caisson (T70.3 )

30
PUSKESMAS SALASSAE

M90.4*Osteonekrosis akibat haemoglobinopati (D50-D64)


M90.5*Osteonekrosis pada penyakit lain c.e.
M90.6*Osteitis deformans pada penyakit neoplasma (C00-D48)
Osteitis deformans pada neoplasma ganas tulang (C40-C41)
M90.7*Fraktur tulang pada penyakit neoplasma (C00-D48)
Kecuali: kolaps vertebra pada penyakit neoplasma (M49.5*)
M90.8*Osteopati padapenyakit lain c.e.
Osteopati pada osteodystrophy ginjal (N25.0)

Kondropati (M91-M94)
Kecuali: Kondropati pasca-prosedur (M96.-)

M91 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja


Kecuali: Epifisis femoralis atas bergeser (nontrauma) (M93.0)
M91.0 Osteokondrosis pelvis remaja
Osteokondrosis (remaja) pada:
- acetabulum
- krista iliaka [Buchanan]
- sinkondrosis iskiopubika [van Neck]
- simfisis pubis [Pierson]
M91.1 Osteokondrosis kaput femoris remaja [Legg-Calv,-Perthes]
M91.2 Koxa plana
Deformitas panggul akibat osteokondrosis remaja sebelumnya
M91.3 Pseudokoxalgia
M91.8 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja lain
Osteokondrosis remaja setelah reduksi terhadap dislokasi
kongenital panggul
M91.9 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja, tak dijelaskan

M92 Osteokondrosis remaja lain


M92.0 Osteokondrosis remaja pada humerus
Osteokondrosis (remaja) pada:
- kapitulum humeri [Panner]
- kaput humeri[Haas]
M92.1 Osteokondrosis remaja pada radius dan ulna
Osteokondrosis (remaja) pada:
- ulna bawah [Burns]
- kaput radii [Brailsford]
M92.2 Osteokondrosis remaja pada tangan
Osteokondrosis (remaja) pada:
- lunatum karpal [Kienbck]
- kaput metakarpal [Mauclaire]
M92.3 Osteokondrosis remaja lain pada anggota atas
M92.4 Osteokondrosis remaja pada patella
Osteokondrosis (remaja) pada:
- pusat primer patella [Khler]
- pusat sekunder patella [Sinding-Larsen]
M92.5 Osteokondrosis remaja pada tibia dan fibula
Osteokondrosis (remaja) pada:
- tibia proximal [Blount]

31
PUSKESMAS SALASSAE

- tuberkulum tibiae [Osgood-Schlatter]


- tibia vara
M92.6 Osteokondrosis remaja pada tarsus
Osteokondrosis (remaja) pada:
- os tibia externa [Haglund]
- kalkaneus [Sever]
- talus [Diaz]
- navikularis tarsus [Khler]
M92.7 Osteokondrosis remaja pada metatarsus
Osteokondrosis (remaja) pada:
- metatarsus II [Freiberg]
- metatarsus V [Iselin]
M92.8 Osteokondrosis remaja lain yang dijelaskan
Apofisitis kalkaneus
M92.9 Osteokondrosis remaja, tak dijelaskan
Apofisitis }
Epifisitis } dinyatakan remaja,
Osteokondritis } situs tak dijelaskan
Osteokondrosis }

M93 Osteokondropati lainnya


Kecuali: osteokondrosis vertebra (M42.-)
M93.0 Pergeseran epifisis femoralis atas (nontraumatika)
M93.1 Penyakit Kienbck dewasa
Osteokondrosis lunatum karpal dewasa
M93.2 Osteokondritis dissekans
M93.8 Osteokondropati lain yang dijelaskan
M93.9 Osteokondropati, tak dijelaskan
Apofisitis }
Epifisitis } tidak dinyatakan dewasa atau remaja,
Osteokondritis } situs tak dijelaskan
Osteokondrosis }

M94 Kelainan tulang rawan lain


M94.0 Chondrocostal junction syndrome [Tietze]
Costochindritis
M94.1 Relapsing polychondritis
M94.2 Kondromalasia
Kecuali: kondromalasia patellae (M22.4)
M94.3 Kondrolisis
M94.8 Kelainan tulang rawan lain yang dijelaskan
M94.9 Kelainan tulang rawan, tak dijelaskan

Kelainan muskuloskeleton dan jaringan ikat lain (M95-M99)

M95 Deformitas didapat sistem muskuloskeleton system dan jaringan


ikat lain
Kecuali: kelainan dentofasialis [termasuk maloklusi] (K07.-)
deformitas anggota, didapat (M20-M21)
dorsopati deformans (M40-M43)

32
PUSKESMAS SALASSAE

kelainan muskuloskeleton pascaprosedur (M96.-)


malformasi dan deformasi kongenital sistem musculoskeleton
(Q65-Q79)
absen anggota dan organ, didapat (Z89-Z90)
M95.0 Deformitas hidung didapat
Kecuali: deviasi septum hidung (J34.2)
M95.1 Cauliflower ear
Kecuali: deformitas telinga didapat lain (H61.1)
M95.2 Deformitas kepala didapat lain
M95.3 Deformitas leher didapat
M95.4 Deformitas dada dan rusuk didapat
M95.5 Deformitas pelvis didapat
Kecuali: asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau
dicurigai (O33.-)
M95.8 Deformitas sistem muskuloskeleton didapat lain yang
dijelaskan
M95.9 Deformitas sistem muskuloskeleton didapat, tak dijelaskan

M96 Kelainan muskuloskeleton pascaprosedur, not elsewhere


classified
Kecuali: arthropati setelah bypass usus (M02.0)
kelainan akibat osteoporosis (M80-M81)
kehadiran implant fungsional dan peralatan lain (Z95-Z97)
M96.0 Pseudarthrosis setelah fusi atau arthrodesis
M96.1 Sindroma pasca-laminectomi, not elsewhere classified
M96.2 Kifosis pasca-radiation
M96.3 Kifosis pasca-laminektomi
M96.4 Lordosis pasca-bedah
M96.5 Skoliosis pasca-radiasi
M96.6 Fraktur tulang setelah pemasangan implant ortopedi,
prosethesis sendi,atau plat tulang
Kecuali: komplikasi peralatan, implant, atau graft ortopedik
internal (T84.-)
M96.8 Kelainan muskuloskeleton pasca-prosedur lainnya
Ketidakstabilan sendi akibat pembuangan prosthesis sendi
M96.9 Kelainan muskuloskeleton pasca-prosedur, tak dijelaskan

M99 Lesi biomekanis, not elsewhere classified


Note: Kategori ini jangan dipakai kalau kondisi dapat
diklasifikasikan di tempat lain.

33
PUSKESMAS SALASSAE

Subklasifikasi tambahan yang menunjukkan situs lesi berikut


disediakan untuk penggunaan pilihan dengan subkategori yang sesuai
pada M99.-; lihat juga catatan pada awal bab ini.

0 Daerah kepala oksipitoservikalis


1 Daerah leher servikotorakalis
2 Daerah toraks torakolumbalis
3 Daerah lumbalis lumbosakralis
4 Daerah sakrum sakrokoksigis, sakroiliaka
5 Daerah pelvik panggul, pubis
6 Anggota bawah
7 Anggota atas acromioklavikularis, sternoklavikularis
8 Dada kostokondralis, kostovertebralis,
sternokondralis
9 Abdomen dan lainnya

M99.0 Disfungsi segmen dan somatik


M99.1 Kompleks subluksasio (vertebra)
M99.2 Stenosis subluksasio pada neural canal
M99.3 Stenosis osseosa pada neural canal
M99.4 Stenosis jaringan ikat pada neural canal
M99.5 Stenosis diskus intervertebralis pada neural canal
M99.6 Stenosis osseosa dan subluksasio pada foramina
intervertebralis
M99.7 Stenosis jaringan ikat dan diskus pada foramina
intervertebralis
M99.8 Lesi biomekanis lain
M99.9 Lesi biomekanis, tak dijelaskan

34
CHAPTER XI. KONDISI TERTENTU YANG DIMULAI PADA PERIODE
PERINATAL (P00-P96)
Note: [labour=persalinan; delivery=kelahiran, partus
[labourdelivery]=melahirkan]

Termasuk: kondisi yang awalnya pada masa perinatal dan morbiditas


terjadi kemudian.
Kecuali: tetanus neonatorum (A33), neoplasma (C00-D48),
penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90),
malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital
(Q00-Q99),
cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lain penyebab
eksternal (S00-T98)

Blok-blok pada Bab ini adalah sebagai berikut:


P00-P04 Janin dan neonatus terganggu oleh faktor-faktor maternal
dan komplikasi kehamilan, persalinan dan kelahiran.
P05-P08 Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan dan
pertumbuhan janin.
P10-P15 Trauma lahir.
P20-P29 Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus pada
masa perinatal.
P35-P39 Infeksi yang khusus pada masa perinatal.
P50-P61 Kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan
neonatus.
P70-P74 Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus pada
janin dan neonatus.
P75-P78 Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus.
P80-P83 Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan suhu
janin dan neonatus.
P90-P96 Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal.

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:

P75* Meconium ileus

Janin dan neonatus terganggu oleh faktor maternal dan komplikasi


kehamilan, persalinan dan kelahiran (P00-P04)
Termasuk: kondisi maternal berikut kalau dinyatakan sebagai
penyebab kematian atau kesakitan pada janin atau neonatus.

P00. Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang


mungkin tidak berhubungan dengan kehamilan sekarang.
Kecuali: Janin dan neonatus terganggu oleh: komplikasi maternal
kehamilan (P01.-);
pengaruh merusak yang dikirimkan melalui plasenta atau
ASI (P04.-);
PUSKESMAS SALASSAE

kelainan endokrin dan metabolik ibu (P70-P74)


P00.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan hipertensif
maternal
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi O10-O11, O13-O16
maternal
P00.1 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit ginjal dan
saluran kemih maternal.
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi N00-N39 maternal
P00.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit infeksi dan
parasit maternal.
Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit infeksi A00-B99
and J10-J11 maternal
Kecuali: infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-P39)
infeksi saluran genital dan infeksi lokal lain pada ibu
(P00.8)
P00.3 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit sirkulasi dan
respirasi maternal lain.
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi I00-I99, J00-J99,
Q20-Q34 maternal dan tidak Termasuk dalam P00.0, P00.2
P00.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan gizi ibu
Janin dan neonatus terganggu oleh:
kelainan E40-E64 maternal; manutrisi maternal NOS
P00.5 Janin dan neonatus terganggu oleh cedera maternal
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi S00-T79 maternal
P00.6 Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur bedah maternal
Kecuali: kerusakan plasenta akibat amniocentesis, seksio
atau induksi bedah (P02.1)
seksio sesar untuk kelahiran sekarang (P03.4)
bedah sebelumnya pada uterus atau organ pelvis (P03.8)
pengakhiran kehamilan, janin (P96.4)
P00.7 Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur medis maternal
lain, n.e.c.
Janin dan neonatus terganggu oleh pemeriksaan radiologis
maternal
Kecuali:
kerusakan plasenta akibat amniocentesis, seksio atau induksi
bedah (P02.1);
janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain persalinan
(P03.-)
P00.8 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal lain
Janin dan neonatus terganggu oleh:
kondisi pada T80-T88; systemic lupus erythematosus ibu
infeksi saluran genital ibu dan infeksi lokal lainnya ;
Kecuali: kelainan endokrin dan metabolik neonatus
sementara (P70-P74)

2
PUSKESMAS SALASSAE

P00.9 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang


tidak dijelaskan

P01 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan


maternal
P01.0 Janin dan neonatus terganggu oleh serviks inkompeten
P01.1 Janin dan neonatus terganggu oleh ketuban pecah dini
P01.2 Janin dan neonatus terganggu oleh oligohydramnios
Kecuali: kalau disebabkan oleh ketuban pecah dini (P01.1)
P01.3 Janin dan neonatus terganggu oleh polyhydramnios
Janin dan neonatus terganggu oleh hydramnios
P01.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ektopik
Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan abdomen
P01.5 Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ganda
Janin dan neonatus terganggu oleh: triplet (kehamilan) triplet,
(kehamilan) kembar dua
P01.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kematian ibu
P01.7 Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi sebelum
persalinan
Janin dan neonatus terganggu sebelum lahir oleh:
presentasi muka, presentasi sungsang, letak lintang, letak
tak stabil, versi eksternal
P01.8 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan lain
pada ibu
Janin dan neonatus terganggu oleh abortus spontan
P01.9 Janin dan neonatus terganggu komplikasi kehamilan pada
ibu, tidak dijelaskan

P02 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi plasenta,


umbilikus, dan membran
P02.0 Janin dan neonatus terganggu oleh plasenta praevia
P02.1 Janin dan neonatus terganggu oleh pemisahan dan
perdarahan lain plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh:
abruptio placentae, pemisahan prematur plasenta
perdarahan tak sengaja, haemorrhagia antepartum,
kehilangan darah ibu
kerusakan plasenta akibat amniosentesis, seksio sesar atau
induksi bedah
P02.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan bentuk dan
fungsi lain dan yang tidak dijelaskan pada plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh: gangguan fungsi,
insuffisiensi, atau infark plasenta
P02.3 Janin dan neonatus terganggu oleh sindroma transfusi
plasenta

3
PUSKESMAS SALASSAE

Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan plasenta dan


umbilikus yang menyebabkan transfusi twin-to-twin atau
transplasenta lainnya
Gunakan kode tambahan untuk kondisi akibatnya pada janin
atau neonatus.
P02.4 Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus yang turun
(prolapsed cord)
P02.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penekanan lain umbilikus
Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus: (melilit ketat) di
leher, kusut, bersimpul
P02.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi umbilikus lain
dan tidak dijelaskan
Janin dan neonatus terganggu oleh: umbilikus pendek, vasa
previa
Kecuali: arteri umbilikalis tunggal (Q27.0)
P02.7 Janin dan neonatus terganggu oleh chorioamnionitis
Janin dan neonatus terganggu oleh amnionitis, membranitis,
plasentitis
P02.8 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan lain pada
membran
P02.9 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan membran yang
tidak dijelaskan

P03 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain persalinan


dan kelahiran
P03.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran dan ekstraksi
sungsang
P03.1 Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi, malposisi
dan disproporsi lain selama persalinan dan kelahiran
Janin atau neonatus terganggu oleh :
kondisi pada O64-O66, pelvis sempit, oksipito-posterior
persisten, letak lintang
P03.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran forseps
P03.3 Janin dan neonatus terganggu kelahiran dengan ekstraksi
vakum [ventouse]
P03.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran sesar
P03.5 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran presipitatus
Janin dan neonatus terganggu oleh kala II yang berlangsung
cepat
P03.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kontraksi abnormal rahim
Janin atau neonatus terganggu oleh:
persalinan hipertonik, inersia uterus, kondisi pada O62.-
selain O62.3
P03.8 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain
melahirkan yang dijelaskan
Janin dan neonatus terganggu oleh: kelainan jaringan lunak ibu,
induksi persalinan

4
PUSKESMAS SALASSAE

operasi destruktif untuk memudahkan kelahiran, kondisi


pada O60-O75
prosedur partus yang tidak tercakup oleh P02.- and P03.0-
P03.6
P03.9 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi partus yang
tidak dijelaskan

P04 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh buruk yang masuk
melalui plasenta atau ASI
Termasuk: efek non-teratogenik dari zat-zat yang dikirim melalui
plasenta
Kecuali: malformasi kongenital (Q00-Q99); neonatal jaundice pada
hemolisis berlebihan lain akibat obat atau toksin yang
dikirimkan dari ibu (P58.4)
P04.0 Janin dan neonatus terganggu oleh anestesia dan analgesia
ibu pada hamil dan partus
Janin dan neonatus terganggu oleh reaksi dan intoksikasi opiat
dan penenang maternal yang diberikan sewaktu partus
P04.1 Janin dan neonatus terganggu oleh obat-obatan maternal lain
Janin dan neonatus terganggu oleh kemoterapi kanker, obat-
obat sitotoksik
Kecuali: penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu (P04.4),
sindroma hidantoin janin (Q86.1), dismorfisme akibat
warfarin (Q86.2)
P04.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan tembakau
oleh ibu
P04.3 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan alkohol oleh
ibu
Kecuali: fetal alcohol syndrome (Q86.0)
P04.4 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan obat-obatan
addiksi oleh ibu
Kecuali: anestesia dan analgesia maternal (P04.0),
gejala putus obat akibat penggunaan obat-obat addiksi oleh
ibu (P96.1)
P04.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan zat-zat kimia
nutrisi oleh ibu
P04.6 Janin dan neonatus terganggu oleh pendedahan ibu pada zat-
zat kimiawi lingkungan
P04.8 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh merusak lain
terhadap ibu
P04.9 Janin dan neonatus terganggu pengaruh merusak terhadap
ibu, tidak dijelaskan

Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan dan


pertumbuhan janin (P05-P08)

P05. Pertumbuhan janin lambat dan malnutrisi janin


P05.0 Light for gestational age

5
PUSKESMAS SALASSAE

Biasanya berat <10 persentil, tapi panjang >10 persentil untuk


usia kehamilan.
Light-for-dates ringan untuk usia kehamilan
P05.1 Small for gestational age
Biasanya berat dan panjang <10 persentil untuk usia kehamilan.
Small-for-dates; small-and-light-for-dates kecil untuk usia
kehamilan
P05.2 Malnutrisi janin tanpa disebutkan ringan atau kecil untuk
usia kehamilan
Neonatus, untuk usia kehamilan tidak ringan atau kecil, tapi
dengan tanda-tanda malnutrisi seperti kulit kering, mengelupas,
dan hilangnya jaringan subkutis.
P05.9 Pertumbuhan lambat janin, tidak dijelaskan
Retardasi pertumbuhan janin NOS

P07. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan singkat dan berat


lahir rendah, n.e.c.
Note: Kalau berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada, prioritas
harus pada berat lahir.
Termasuk: kondisi berikut, tanpa spesifikasi lebih lanjut, sebagai
penyebab kematian, kesakitan, atau asuhan tambahan pada
neonatus.
Kecuali: berat lahir rendah akibat pertumbuhan lambat janin dan
malnutrisi janin(P05.-)
P07.0 Berat lahir sangat rendah
Berat lahir 999 gram atau kurang
P07.1 Berat lahir rendah lainnya
Berat lahir antara 1000-2499 g.
P07.2 Immaturitas ekstrim
Kehamilan kurang dari 28 minggu lengkap (<196 hari lengkap)
P07.3 Neonatus preterm lainnya
Kehamilan 28 sampai <37 minggu lengkap (196 sampai <259
hari lengkap).
Prematuritas NOS

P08. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan lama dan berat


lahir tinggi
Note: Kalau berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada, prioritas
harus pada berat lahir.
Termasuk: kondisi berikut, tanpa spesifikasi lebih lanjut, sebagai
penyebab kematian, kesakitan, atau asuhan tambahan pada
janin atau neonatus.
P08.0 Bayi sangat besar
Biasanya berarti berat lahir 4500 g atau lebih
Kecuali: sindroma: bayi dari ibu diabetes (P70.1), bayi dari
ibu diabetes gestasi (P70.0)
P08.1 Bayi berat untuk usia kehamilan lainnya

6
PUSKESMAS SALASSAE

Janin atau bayi berat atau besar lainnya tanpa memperhatikan


usia kehamilannya.
P08.2 Bayi post-term, tapi tidak berat untuk usia kehamilannya
Janin atau bayi dengan kehamilan 42 minggu lengkap atau lebih
(294 hari atau lebih), tidak berat atau besar untuk usia
kehamilan.
Postmaturitas NOS

Trauma lahir (P10-P15)

P10. Luka dan perdarahan intrakranium akibat cedera lahir


Kecuali: perdarahan intrakranial janin atau neonatus:
NOS (P52.9), akibat anoxia atau hypoxia (P52.-)
P10.0 Perdarahan subdura akibat trauma lahir
Haematoma subdura (terlokalisir) akibat trauma lahir
Kecuali: perdarahan subdura yang menyertai robekan tentorium
(P10.4)
P10.1 Perdarahan otak akibat trauma lahir
P10.2 Perdarahan intraventrikel akibat trauma lahir
P10.3 Perdarahan subarakhnoid akibat trauma lahir
P10.4 Robekan tentorium akibat trauma lahir
[tentorium: bagian subdura yang memisahkan serebellum
dari hemisfer serebri]
P10.8 Luka dan perdarahan intrakranium lain akibat trauma lahir
P10.9 Luka dan perdarahan intrakranium yang tidak dijelaskan
akibat trauma lahir

P11. Cedera lahir lainnya terhadap sistem syaraf pusat


P11.0 Edema serebri akibat trauma lahir
P11.1 Kerusakan lain yang dijelaskan pada otak akibat trauma lahir
P11.2 Kerusakan yang tidak dijelaskan pada otak akibat trauma
lahir
P11.3 Cedera lahir terhadap n. facialis
Facial palsy (kelumpuhan otot muka) akibat trauma lahir
P11.4 Cedera lahir terhadap n. craniales lainnya
P11.5 Cedera lahir terhadap vertebra dan medulla spinalis
Fraktur vertebra akibat trauma lahir
P11.9 Cedera lahir terhadap sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan

P12 Cedera lahir terhadap kepala


P12.0 Cephalhaematoma akibat trauma lahir
P12.1 Chignon akibat trauma lahir
P12.2 Perdarahan sub-aponeurosis epikranium akibat trauma lahir
P12.3 Lecet pada kepala akibat trauma lahir
P12.4 Cedera pengamatan pada kepala neonatus
Insisi untuk pengambilan sampel, cedera klip (elektroda) pada
kepala

7
PUSKESMAS SALASSAE

P12.8 Cedera lahir lainnya terhadap kepala


P12.9 Cedera lahir terhadap kepala, tidak dijelaskan

P13 Cedera lahir terhadap skeleton


Kecuali: cedera lahir terhadap vertebra (P11.5)
P13.0 Fraktur tengkorak akibat trauma lahir
P13.1 Cedera lahir lain terhadap tengkorak
Kecuali: cephalhaematoma (P12.0)
P13.2 Cedera lahir terhadap femur
P13.3 Cedera lahir terhadap tulang panjang lainnya
P13.4 Fraktur klavikula akibat trauma lahir
P13.8 Cedera lahir terhadap skeleton lain
P13.9 Cedera lahir terhadap skeleton, tidak dijelaskan

P14 Cedera lahir terhadap sistem syaraf tepi


P14.0 Paralysis Erb akibat cedera lahir [paralisis lengan pleksus
brakhialis]
P14.1 Paralysis Klumpke akibat cedera lahir [paralisis lengan
bawah dan tangan]
P14.2 Paralysis n. phrenicus akibat cedera lahir
P14.3 Cedera lahir lain terhadap pleksus brakhialis
P14.8 Cedera lahir terhadap bagian sistem syaraf perifer
P14.9 Cedera lahir terhadap sistem syaraf perifer, tidak dijelaskan

P15. Cedera lahir lainnya


P15.0 Cedera lahir terhadap hati
Ruptur hati akibat cedera lahir
P15.1 Cedera lahir terhadap limpa
Ruptur limpa akibat cedera lahir
P15.2 Cedera sternomastoid akibat cedera lahir
P15.3 Cedera lahir terhadap mata
Cedera lahir menyebabkan: perdarahan subkonjungtiva,
glaukoma traumatika
P15.4 Cedera lahir terhadap muka
Kongesti muka (sembab karena aliran darah terhambat) akibat
trauma lahir
P15.5 Cedera lahir terhadap genitalia externa
P15.6 Nekrosis lemak subkutis akibat cedera lahir
P15.8 Cedera lahir lain yang dijelaskan
P15.9 Cedera lahir, tidak dijelaskan

Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus perinatal (P20-P29)

P20. Hipoksia intrauterus


Termasuk: bunyi jantung anak (BJA) abnormal, meconium dalam
liquor (amnion)

8
PUSKESMAS SALASSAE

asidosis, anoxia, asphyxia, distress, hypoxia: pada janin atau


intrauterus
pengeluaran mekonium (feses pertama hijau gelap pada
neonatus)
Kecuali: perdarahan intrakranium akibat anoxia atau hypoxia
(P52.-)
P20.0 Hipoksia intrauterus pertama diketahui sebelum awal
persalinan
P20.1 Hipoksia intrauterus pertama diketahui sewaktu persalinan
dan kelahiran
P20.9 Hipoksia intrauterus, tidak dijelaskan

P21. Asphyxia lahir


Note: Kategori ini jangan digunakan pada nilai Apgar rendah yang
tidak menyebutkan asphyxia atau masalah pernafasan lain.
Kecuali: hypoxia atau asphyxia intrauterus (P20.-)
P21.0 Asphyxia lahir berat
Nadi <100/menit ketika lahir dan menurun atau tetap,
pernafasan tidak ada atau megap-megap, warna kulit pucat,
tonus tidak ada.
Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 0-3;
Asphyxia putih
P21.1 Asphyxia lahir ringan dan sedang
Pernafasan normal tidak muncul dalam 1 menit, tapi nadi 100/>,
terdapat beberapa tonus otot, dan beberapa respons terhadap
rangsangan.
Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 4-7;
Asphyxia biru
P21.9 Asphyxia lahir, tidak dijelaskan
Anoxia, asphyxia, hypoxia: NOS

P22. Respiratory distress of newborn kesulitan bernafas neonatus


Kecuali: kegagalan pernafasan neonatus (P28.5)
P22.0 Respiratory distress syndrome [RDS] pada neonatus
Hyaline membrane disease [HMD]
P22.1 Transient tachypnoea pada neonatus
P22.8 Distress pernafasan lain pada neonatus
P22.9 Distress pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan

P23. Pneumonia kongenital


Termasuk: pneumonia infektif yang didapatkan dalam rahim atau
sewaktu lahir
Kecuali: pneumonia neonatus akibat aspirasi (P24.-)
P23.0 Pneumonia kongenital akibat virus
Kecuali: pneumonitis rubella kongenital (P35.0)
P23.1 Pneumonia kongenital akibat Chlamydia
P23.2 Pneumonia kongenital akibat staphylococcus

9
PUSKESMAS SALASSAE

P23.3 Pneumonia kongenital akibat streptococcus, group B


P23.4 Pneumonia kongenital akibat Escherichia coli
P23.5 Pneumonia kongenital akibat Pseudomonas
P23.6 Pneumonia kongenital akibat agen bakteri lainnya
Pneumonia kongenital akibat:
Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Mycoplasma
Streptococcus, Kecuali group B
P23.8 Pneumonia kongenital akibat organisme lain
P23.9 Pneumonia kongenital, tidak dijelaskan

P24. Sindroma aspirasi neonatus


Termasuk: pneumonia neonatus akibat aspirasi
P24.0 Aspirasi mekonium oleh neonatus
P24.1 Aspirasi cairan amnion dan mukus oleh neonatus
Aspirasi liquor (ketuban)
P24.2 Aspirasi darah oleh neonatus
P24.3 Aspirasi susu dan makanan yang dimuntahkan oleh neonatus
P24.8 Sindroma aspirasi oleh neonatus lainnya
P24.9 Sindroma aspirasi oleh neonatus, tidak dijelaskan
Pneumonia aspirasi pada neonatus NOS

P25. Emfisema interstitialis dan kondisi terkait yang dimulai pada


masa perinatal
P25.0 Emfisema interstitialis yang dimulai pada masa perinatal
P25.1 Pneumothorax yang dimulai pada masa perinatal
P25.2 Pneumomediastinum yang dimulai pada masa perinatal
P25.3 Pneumoperikardium yang dimulai pada masa perinatal
P25.8 Kondisi lain yang terkait emfisema interstitialis yang dimulai
pada masa perinatal

P26. Perdarahan paru-paru yang dimulai pada masa perinatal


P26.0 Perdarahan trakheobronkhialis yang dimulai pada masa
perinatal
P26.1 Perdarahan paru-paru masif yang dimulai pada masa
perinatal
P26.8 Perdarahan paru-paru lainnya yang dimulai pada masa
perinatal
P26.9 Perdarahan paru-paru, tidak dijelaskan, yang dimulai pada
masa perinatal

P27. Penyakit pernafasan kronis yang dimulai pada masa perinatal


P27.0 Sindroma Wilson-Mikity
Dismaturitas paru-paru
P27.1 Displasia bronkhopulmonalis yang dimulai pada masa
perinatal
P27.8 Penyakit pernafasan kronis lain yang dimulai pada masa
perinatal

10
PUSKESMAS SALASSAE

Fibrosis kongenital paru-paru, paru-paru ventilator pada


neonatus
P27.9 Penyakit pernafasan kronis, tidak dijelaskan, yang dimulai
pada masa perinatal

P28. Kondisi pernafasan lain yang dimulai pada masa perinatal


Kecuali: malformasi kongenital sistem pernafasan (Q30-Q34)
P28.0 Atelektasis primer neonatus
Kegagalan primer melebarkan unit-unit terminal pernafasan
Hipoplasia paru-paru yang berhubungan dengan kehamilan
singkat
Immaturitas paru-paru NOS
P28.1 Atelektasis neonatus lainnya dan yang tidak dijelaskan
Atelektasis: NOS, partial, sekunder
Atelektasis resorpsi tanpa respiratory distress syndrome [RDS]
P28.2 Serangan sianotik pada neonatus
Kecuali: apnoea neonatus (P28.3-P28.4)
P28.3 Apnoea tidur primer pada neonatus
Apnoea tidur pada neonatus NOS
P28.4 Apnoea lain pada neonatus
P28.5 Kegagalan pernafasan pada neonatus
P28.8 Kondisi pernafasan lain yang dijelaskan pada neonatus
Snuffles pada neonatus (nafas ribut melalui hidung penuh
mukus)
Kecuali: rhinitis sifilis kongenital dini (A50.0)
P28.9 Kondisi pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan

P29. Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal


Kecuali: malformasi kongenital sistem sirkulasi (Q20-Q28)
P29.0 Gagal jantung neonatus
P29.1 Disritmia jantung neonatus
P29.2 Hipertensi neonatus
P29.3 Sirkulasi janin persisten
Penutupan duktus arteriosus terlambat
P29.4 Iskemia miokardium sementara pada neonatus
P29.8 Kelainan kardiovaskuler lain yang dimulai pada masa
perinatal
P29.9 Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal,
tidak dijelaskan

Infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-P39)


Termasuk: infeksi yang diperoleh dalam rahim atau sewaktu lahir
Kecuali: sifilis (A50.-), infeksi gonokokus (A54.-), pneumonia
(P23.-): kongenital
penyakit menular usus (A00-A09), tetanus neonatorum (A33),

11
PUSKESMAS SALASSAE

penyakit menular yang diperoleh setelah lahir (A00-B99, J10-


J11)
penyakit menular ibu sebagai penyebab kematian atau
kesakitan janin atau neonatus yang tidak menunjukkan gejala
penyakit tersebut (P00.2)
penyakit HIV (B20-B24),
bukti laboratorium HIV (R75), status infeksi HIV
asymptomatik (Z21)

P35. Penyakit viral kongenital


P35.0 Sindroma rubella kongenital
Pneumonitis rubella kongenital
P35.1 Infeksi cytomegalovirus kongenital
P35.2 Infeksi herpesvirus [herpes simplex] kongenital
P35.3 Hepatitis virus kongenital
P35.8 Penyakit virus kongenital lainnya
Varicella [chickenpox] kongenital
P35.9 Penyakit virus kongenital, tidak dijelaskan

P36. Sepsis bakteri pada neonatus


Termasuk: septikemia kongenital
P36.0 Sepsis neonatus akibat streptokokus, group B
P36.1 Sepsis neonatus akibat streptokoki lain dan tidak dijelaskan
P36.2 Sepsis neonatus akibat Staphylococcus aureus
P36.3 Sepsis neonatus akibat stafilokoki lain dan tidak dijelaskan
P36.4 Sepsis neonatus akibat Escherichia coli
P36.5 Sepsis neonatus akibat kuman anaerob
P36.8 Sepsis bakteri lain pada neonatus
P36.9 Sepsis bakteri pada neonatus, tidak dijelaskan

P37. Penyakit infeksi dan parasit kongenital lainnya


Kecuali: sifilis kongenital (A50.-), ophthalmia neonatorum akibat
gonokokus (A54.3)
tetanus neonatorum (A33), enterokolitis nekrotikans janin
dan neonatus (P77)
diare neonatus: menular (A00-A09), tidak menular (P78.3)
P37.0 Tuberkulosis kongenital
P37.1 Toxoplasmosis kongenital
Hydrocephalus akibat toxoplasmosis kongenital
P37.2 Listeriosis neonatus (disseminata)
P37.3 Malaria falsiparum kongenital
P37.4 Malaria kongenital lainnya
P37.5 Kandidiasis neonatus
P37.8 Penyakit infeksi dan parasit kongenital lain yang dijelaskan
P37.9 Penyakit infeksi dan parasit kongenital, tidak dijelaskan

12
PUSKESMAS SALASSAE

P38. Omphalitis neonatus dengan atau tanpa perdarahan ringan

P39. Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal


P39.0 Mastitis infektif neonatus
Kecuali: pembesaran saluran mammae neonatus, mastitis
noninfektif neonatus (P83.4)
P39.1 Konjungtivitis and dakriosistitis neonatus
Konjungtivitis chlamydia neonatus, ophthalmia neonatorum
NOS
Kecuali: konjungtivitis gonokokus (A54.3)
P39.2 Infeksi janin intra-amnion, not elsewhere classified
P39.3 Infeksi saluran kemih neonatus
P39.4 Infeksi kulit neonatus
Pioderma neonatus
Kecuali: pemphigus neonatorum (L00), sindroma kulit
melepuh stafilokokus (L00)
P39.8 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, yang dijelaskan
P39.9 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, tidak
dijelaskan

Kelainan perdarahan dan hematologis janin dan neonatus (P50-P61)


Kecuali: anemia hemolitika herediter (D55-D58)
sindroma Gilbert's (E80.4) gangguan penangkapan bilirubin
plasma oleh hati
sindroma Crigler-Najjar (E80.5) defisiensi glukoronil
transferase
sindroma Dubin-Johnson (E80.6) gangguan ekskresi
bilirubin
stenosis dan striktura kongenital saluran empedu (Q44.3)

P50. Kehilangan darah janin fetal blood loss


Kecuali: anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3)
P50.0 Kehilangan darah janin dari vasa praevia
P50.1 Kehilangan darah janin dari ruptur umbilikus
P50.2 Kehilangan darah janin dari plasenta
P50.3 Perdarahan ke dalam saudara kembar
P50.4 Perdarahan ke dalam sirkulasi ibu
P50.5 Kehilangan darah janin dari ujung terpotong umbilikus
saudara kembarnya
P50.8 Kehilangan darah janin lainnya
P50.9 Kehilangan darah janin dari, tidak dijelaskan
Perdarahan janin NOS

P51. Perdarahan dari umbilikus neonatus


Kecuali: omphalitis dengan perdarahan ringan (P38)
P51.0 Perdarahan massif dari umbilikus neonatus
P51.8 Perdarahan dari umbilikus neonatus lainnya

13
PUSKESMAS SALASSAE

Kebocoran ligatur (pengikat) umbilikus NOS


P51.9 Perdarahan dari umbilikus neonatus, tidak dijelaskan

P52. Perdarahan non-traumatika intrakranium janin dan neonatus


Termasuk: Perdarahan intrakranium akibat anoxia atau hypoxia
Kecuali: Perdarahan intrakranium akibat cedera: lahir (P10.-),
maternal (P00.5), lain (S06.-)
P52.0 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 1, janin
dan neonatus
Perdarahan subependyma (tanpa perluasan ke intraventrikel)
[ependima: selaput pelapis ventrikel otak dan kanalis
sentralis medulla spinalis]
P52.1 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 2, janin
dan neonatus
Perdarahan subependyma dengan perluasan ke intraventrikel
P52.2 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 3, janin
dan neonatus
Perdarahan subependyma dengan perluasan ke intraventrikel
dan intraserebri
P52.3 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika) janin dan
neonatus, tidak dijelaskan
P52.4 Perdarahan intraserebri (nontraumatika) janin dan neonatus
P52.5 Perdarahan subarakhnoid (nontraumatika) janin dan
neonatus
P52.6 Perdarahan serebellum (nontraumatika) dan fossa posterior
janin dan neonatus
P52.8 Perdarahan intrakranium (nontraumatika) lain janin dan
neonatus
P52.9 Perdarahan intrakranium (nontraumatika) janin dan
neonatus, tidak dijelaskan

P53. Penyakit perdarahan janin dan neonatus


Defisiensi vitamin K neonatus

P54. Perdarahan neonatus lainnya


Kecuali: kehilangan darah janin (P50.-), perdarahan paru yang
dimulai pada perinatal (P26.-)
P54.0 Haematemesis neonatus
Kecuali: disebabkan darah ibu yang tertelan (P78.2)
P54.1 Melaena neonatus
Kecuali: disebabkan darah ibu yang tertelan (P78.2)
P54.2 Perdarahan rektum neonatus
P54.3 Perdarahan gastrointestinal neonatus lainnya
P54.4 Perdarahan adrenal neonatus
P54.5 Perdarahan kulit neonatus
Lecet, ecchymoses, petechiae, hematomata superfisial: janin dan
neonatus

14
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: cephalhematoma (P12.0), lecet pada kepala(P12.3):


akibat cedera lahir
P54.6 Perdarahan vagina neonatus
Pseudomenses
P54.8 Perdarahan neonatus lain yang dijelaskan
P54.9 Perdarahan neonatus, tidak dijelaskan

P55. Penyakit haemolitika janin dan neonatus


P55.0 Isoimmunisasi Rh janin dan neonatus
P55.1 Isoimmunisasi ABO janin dan neonatus
P55.8 Penyakit hemolitika lain janin dan neonatus
P55.9 Penyakit hemolitika janin dan neonatus, tidak dijelaskan

P56. Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika


Kecuali: hidrops fetalis: NOS (P83.2), bukan kaibat penyakit
hemolitika (P83.2)
P56.0 Hidrops fetalis akibat isoimmunization
P56.9 Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika lain dan tidak
dijelaskan

P57. Kernikterus
[pigmentasi kuning ganglion basalis dan sel syaraf lain di otak dan
medulla spinalis]
P57.0 Kernikterus akibat isoimunisasi
P57.8 Kernikterus lain yang dijelaskan
Kecuali: Crigler-Najjar syndrome (E80.5)
P57.9 Kernikterus, tidak dijelaskan

P58. Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lainnya


Kecuali: jaundice akibat isoimunisasi (P55-P57)
P58.0 Jaundice neonatus akibat lecet
P58.1 Jaundice neonatus akibat perdarahan
P58.2 Jaundice neonatus akibat infeksi
P58.3 Jaundice neonatus akibat polisitemia
P58.4 Jaundice neonatus akibat obat atau toksin dari ibu atau yang
diberi pada neonatus
Gunakan kode tambahan untuk penyebab luar (Chapter XX) atau
obat
P58.5 Jaundice neonatus akibat darah maternal
P58.8 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lain yang
dijelaskan
P58.9 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan, tidak
dijelaskan

P59. Jaundice neonatus akibat penyebab lain dan tidak dijelaskan


Kecuali: akibat kesalahan metabolisme sejak lahir (E70-E90),
kernikterus (P57.-)

15
PUSKESMAS SALASSAE

P59.0 Jaundice neonatus yang terkait dengan kelahiran preterm


Hiperbilirubinaemia pada prematuritas
Jaundice akibat konjugasi terlambat yang terkait dengan
kelahiran preterm
P59.1 Inspissated bile syndrome [sindroma pemekatan empedu]
P59.2 Jaundice neonatus akibat kerusakan lain dan tidak dijelaskan
pada sel-sel hati
Kecuali: hepatitis virus kongenital (P35.3)
P59.3 Jaundice neonatus akibat inhibitor ASI
P59.8 Jaundice neonatus akibat penyebab lain yang dijelaskan
P59.9 Jaundice neonatus, tidak dijelaskan
Jaundice fisiologis (berat)(berlangsung lama) NOS

P60. Disseminated intravascular coagulation [DIC] pada janin dan


neonatus
Sindroma defibrinasi janin dan neonatus

P61. Kelainan hematologis perinatal lain


Kecuali: hipogammaglobulinaemia sementara bayi (D80.7)
P61.0 Trombositopenia neonatus sementara
Trombositopenia neonatus akibat: idiopathic maternal
thrombocytopenia
isoimmunisasi, exchange transfusion [penukaran darah]
P61.1 Polycythaemia neonatorum
P61.2 Anaemia pada prematuritas
P61.3 Anemia kongenital akibat kehilangan darah janin
P61.4 Anemia kongenital lain, not elsewhere classified
Anemia kongenital NOS
P61.5 Neutropenia neonatus sementara
P61.6 Kelainan koagulasi neonatus sementara lainnya
P61.8 Kelainan hematologis perinatal lain yang dijelaskan
P61.9 Kelainan hematologis perinatal, tidak dijelaskan

Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus pada janin dan


neonatus (P70-P74)
Termasuk: kekacauan endokrin dan metabolik sementara akibat
respons bayi terhadap faktor
endokrin dan metabolik ibu, atau penyesuaiannya pada
kehidupan luar rahim.

P70 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat khusus pada janin


dan neonatus
P70.0 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes gestasional
P70.1 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes
Diabetes mellitus maternal (ada sebelumnya) mengganggu janin
atau neonatus (dengan hipoglikemia)
P70.2 Diabetes mellitus neonatus

16
PUSKESMAS SALASSAE

P70.3 Hipoglikemia neonatus iatrogenik


P70.4 Hipoglikemia neonatus lainnya
Hipoglikemia neonatus sementara
P70.8 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan
neonatus lainnya
P70.9 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan
neonatus, tidak dijelaskan

P71 Kelainan sementara metabolisme kalsium dan magnesium pada


neonatus
P71.0 Hipokalsemia susu sapi pada neonatus
P71.1 Hipokalsemia neonatus lainnya
Kecuali: hipoparatiroidisme neonatus (P71.4)
P71.2 Hipomagnesaemia neonatus
P71.3 Tetani neonatus tanpa defisiensi kalsium atau magnesium
Tetani neonatus NOS
P71.4 Hipoparatiroidism neonatus sementara
P71.8 Kelainan metabolisme Ca dan Mg neonatus sementara
lainnya
P71.9 Kelainan metabolisme Ca dan Mg sementara pada neonatus,
tidak dijelaskan

P72 Kelainan sementara endokrin neonatus lainnya


Kecuali: hipotiroidisme kongenital dengan atau tanpa goitre
(E03.0-E03.1)
dyshormogenetic goitre (E07.1), sindroma Pendred (E07.1)
P72.0 Goiter neonatus, not elsewhere classified
Goiter kongenital sementara dengan fungsi normal
P72.1 Hyperthyroidisme neonatus sementara
Tirotoksikosis neonatus
P72.2 Kelainan fungsi tiroid neonatus sementara lainnya , not
elsewhere classified
Hipotiroidism neonatus sementara
P72.8 Kelainan endokrin neonatus sementara lainnya yang
dijelaskan
P72.9 Kelainan endokrin pada neonatus neonatus, tidak dijelaskan

P74 Kekacauan sementara elektrolit dan metabolik neonatus lainnya


P74.0 Asidosis metabolik terlambat pada neonatus
P74.1 Dehidrasi neonatus
P74.2 Kekacauan keseimbangan sodium neonatus
P74.3 Kekacauan keseimbangan potassium neonatus
P74.4 Kekacauan elektrolit neonatus sementara lainnya
P74.5 Tirosinaemia neonatus sementara
P74.8 Kekacauan metabolik neonatus sementara lainnya
P74.9 Kekacauan metabolik neonatus sementara, tidak dijelaskan

17
PUSKESMAS SALASSAE

Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus (P75-P78)

P75* Ileus mekonium (E84.1)

P76. Obstruksi usus lain pada neonatus


Kecuali: obstruksi usus yang bisa diklasifikasikan pada K56.-
P76.0Meconium plug syndrome [sindroma sumbatan mekonium]
P76.1 Ileus neonatus sementara
Kecuali: penyakit Hirschsprung (Q43.1)
P76.2 Obstruksi usus akibat susu yang merembes
P76.8 Obstruksi usus neonatus lain yang dijelaskan
P76.9 Obstruksi usus neonatus, tidak dijelaskan

P77. Enterokolitis nekrotikans janin dan neonatus

P78. Kelainan sistem pencernaan perinatal lainnya


Kecuali: perdarahan gastrointestinum neonatus (P54.0-P54.3)
P78.0 Perforasi usus perinatal
Peritonitis mekonium
P78.1 Peritonitis neonatus lainnya
Peritonitis neonatus NOS
P78.2 Hematemesis dan melena neonatus akibat darah ibu tertelan
P78.3 Diare neonatus non-infektif
Diare neonatus NOS
Kecuali: di negara tempat kondisi ini dianggap menular (A09)
P78.8 Kelainan sistem pencernaan perinatal lain yang dijelaskan
Sirosis (hepatis) kongenital, ulkus peptikum neonatus
P78.9 Kelainan sistem pencernaan perinatal, tidak dijelaskan

Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan suhu janin dan


neonatus (P80-P83)

P80. Hipotermia neonatus


P80.0 Cold injury syndrome sindroma cedera dingin
Hipotermia berat dan biasanya kronis, dengan kulit pink (pink
flushed appearance), edema, serta kelainan neurologis dan
biokimiawi.
Kecuali: hipotermia ringan neonatus (P80.8)
P80.8 Hipotermia neonatus lainnya
Hipotermia ringan neonatus
P80.9 Hipotermia neonatus, tidak dijelaskan

P81. Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya


P81.0 Hipertermia lingkungan pada neonatus
P81.8 Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya yang
dijelaskan
P81.9 Kekacauan pengaturan suhu neonatus, tidak dijelaskan

18
PUSKESMAS SALASSAE

Demam neonatus NOS

P83. Kondisi integumen lain yang khusus pada janin dan neonatus
Kecuali: sindroma kulit melepuh (scalded skin) akibat
staphylococcus (L00)
cradle cap (L21.0) deposit kuning pada scalp bayi, akibat
seborrhoea
dermatitis diaper [napkin] (L22), infeksi kulit neonatus
(P39.4),
hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika (P56.-)
malformasi kongenital kulit dan integumen (Q80-Q84)
P83.0 Sclerema neonatorum
P83.1 Erythema toxicum neonatorum
P83.2 Hidrops fetalis yang bukan akibat penyakit hemolitika
Hidrops fetalis NOS
P83.3 Edema lain dan tidak dijelaskan khusus pada janin dan
neonatus
P83.4 Breast engorgement of newborn pembesaran mammae
neonatus
Mastitis noninfektif neonatus
P83.5 Hidrokel kongenital
P83.6 Polip umbilikus neonatus
P83.8 Kondisi integumen lain yang dijelaskan yang khusus pada
janin dan neonatus
Bronze baby syndrome, skleroderma neonatus, urtikaria
neonatorum
P83.9 Kondisi integumen yang khusus pada janin dan neonatus,
tidak dijelaskan

Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal (P90-P96)

P90. Konvulsi neonatus


Kecuali: konvulsi ringan neonatus - benign neonatal convulsions
(familial) (G40.3)

P91. Kekacauan status serebri lain pada neonatus


P91.0 Iskemia serebri neonatus
P91.1 Kista periventrikel neonatus yang didapat
P91.2 Leukomalasia serebri neonatus
P91.3 Irritabilitas serebri neonatus
P91.4 Depresi serebri neonatus
P91.5 Koma neonatus
P91.8 Kekacauan status serebri lain yang dijelaskan pada neonatus
P91.9 Kekacauan status serebri lain neonatus, tidak dijelaskan

P92. Masalah pemberian makanan neonatus - Feeding problems of


newborn
P92.0 Muntah pada neonatus

19
PUSKESMAS SALASSAE

P92.1 Regurgitasi dan ruminasi pada neonatus


P92.2 Pemberian makanan lambat pada neonatus
P92.3 Pemberian makanan sedikit pada neonatus
P92.4 Pemberian makanan berlebihan pada neonatus
P92.5 Kesulitan pemberian ASI pada neonatus
P92.8 Masalah pemberian makanan neonatus lainnya
P92.9 Masalah pemberian makanan neonatus, tidak dijelaskan

P93. Reaksi dan intoksikasi akibat obat yang diberikan kepada janin
dan neonatus
Grey syndrome akibat pemberian chloramphenicol kepada neonatus
Kecuali: gejala putus obat dari penggunaan obat terapi pada neonatus
(P96.2)
jaundice akibat obat atau toksin dari ibu atau diberikan
kepada neonatus (P58.4)
reaksi dan intoksikasi akibat opiat, penenang, dan
pengobatan lain pada ibu (P04.0-P04.1, P04.4)

P94. Kelainan tonus otot neonatus


P94.0 Myasthenia gravis neonatus sementara
Kecuali: myasthenia gravis (G70.0)
P94.1 Hipertonia kongenital
P94.2 Hipotonia kongenital
Nonspecific floppy baby syndrome
P94.8 Kelainan lain tonus otot neonatus
P94.9 Kelainan tonus otot neonatus, tidak dijelaskan

P95. Kematian janin dengan penyebab yang tidak dijelaskan


Deadborn fetus NOS, stillbirth NOS

P96. Kondisi lain yang berawal dari masa perinatal


P96.0 Kegagalan ginjal kongenital
Uremia neonatus
P96.1 Gejala putus obat neonatus akibat penggunaan obat addiksi
oleh ibu
Sindroma putus obat pada janin dari ibu yang tergantung obat
tersebut
Kecuali: reaksi dan intoksikasi akibat opiat dan penenang
waktu melahirkan (P04.0)
P96.2 Gejala putus obat dari penggunaan obat untuk terapi
neonatus
P96.3 Sutura kranialis lebar pada neonatus
Kraniotabes neonatus
P96.4 Pengakhiran kehamilan, janin dan neonatus
Kecuali: pengakhiran kehamilan (ibu) (O04.-)
P96.5 Komplikasi prosedur intrauterus, not elsewhere classified

20
PUSKESMAS SALASSAE

P96.8 Kondisi lain yang dijelaskan yang dimulai pada masa


perinatal
P96.9 Kondisi yang dimulai pada masa perinatal, tidak dijelaskan
Debilitas kongenital NOS

21
PUSKESMAS SALASSAE

malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)


Kecuali: kesalahan metabolisme sejah lahir (E70-E90)

Blok-blok pada bab ini adalah sebagai berikut:

Q00-Q07 Malformasi kongenital sistem syaraf


Q10-Q18 Malformasi kongenital mata, telinga, muka dan leher
Q20-Q28 Malformasi kongenital sistem sirkulasi
Q30-Q34 Malformasi kongenital sistem pernafasan
Q35-Q37 Cleft lip dan cleft palate
Q38-Q45 Malformasi kongenital sistem pencernaan lain
Q50-Q56 Malformasi kongenital organ-organ genital
Q60-Q64 Malformasi kongenital sistem perkemihan
Q65-Q79 Malformasi dan deformasi kongenital sistem
muskuloskeleton
Q80-Q89 Malformasi kongenital lainnya
Q90-Q99 Kelainan kromosom, not elsewhere classified

Malformasi kongenital sistem syaraf (Q00-Q07)

Q00. Anencephaly dan malformasi yang mirip dengannya


Q00.0 Anensefali
Acephaly, hemianencephaly, hemicephaly, amyelencephaly,
acrania
Q00.1 Kraniorakhiskhisis (kepala terbuka penuh, cacad penutupan
kepala)
Q00.2 Iniensefali (pembesaran foramen magnum, otak dan
medulla spinalis menyatu)

Q01. Ensefalokel
Termasuk: meningokel serebri; hidromeningokel kranialis
meningoensefalokel, ensefalomielokel; hidroensefalokel;
Kecuali: sindroma Meckel-Gruber (Q61.9)
Q01.0 Ensefalokel frontalis
Q01.1 Ensefalokel nasofrontalis
Q01.2 Ensefalokel oksipitalis
Q01.8 Ensefalokel pada situs lain
Q01.9 Ensefalokel, tidak dijelaskan

Q02. Microcephaly
Hidromikrosefali, mikrensefalon
Kecuali: sindroma Meckel-Gruber (Q61.9)

Q03. Hidrosefalus kongenital


Termasuk: hidrosefalus neonatus
Kecuali: sindroma Arnold-Chiari (Q07.0),
hidrosefalus:

22
PUSKESMAS SALASSAE

didapat (G91.-),
akibat toxoplasmosis kongenital (P37.1),
dengan spina bifida (Q05.0-Q05.4)
Q03.0 Malformasi aquaeduktus Sylvii
Anomali; obstruksi kongenital, stenosis: aqueductus Sylvii
Q03.1 Atresia foramen Magendie dan foramen Luschka
Sindroma Dandy-Walker
Q03.8 Hidrosefalus kongenital lainnya
Q03.9 Hidrosefalus kongenital, tidak dijelaskan

Q04. Malformasi otak kongenital lainnya


Kecuali: siklopia (Q87.0), makrosefali (Q75.3)
Q04.0 Malformasi kongenital korpus kallosum
Agenesis korpus kallosum
Q04.1 Arhinensefali
Q04.2 Holoprosensefali kegagalan forebrain membelah dengan
benar
Q04.3 Deformitas reduksi lain pada otak
Suatu bagian otak: absen, agenesis, aplasia, hipoplasia
Agyria, mikrogyria, pachygyria
Hidranensefali, lissensefali,
Kecuali: malformasi kongenital korpus kallosum (Q04.0)
Q04.4 Septo-optic displasia
Q04.5 Megalensefali
Q04.6 Kista serebri kongenital
Porensefali, skizensefali
Kecuali: acquired porencephalic cyst (G93.0)
Q04.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada otak
Makrogyria
Q04.9 Malformasi kongenital otak, tidak dijelaskan
Anomali, anomali ganda, deformasi, penyakit atau lesi:
kongenital otak NOS

Q05 Spina bifida


Termasuk: hidromeningokel (spinal), meningokel (spinal)
mielokel, meningomielokel, mielomeningokel,
siringomielokel
rachischisis, spina bifida (aperta)(cystica)
Kecuali: sindroma Arnold-Chiari (Q07.0), spina bifida occulta
(Q76.0)
Q05.0 Spina bifida servikalis dengan hidrosefalus
Q05.1 Spina bifida torakalis dengan hidrosefalus
Spina bifida dorsalis atau torakolumbalis dengan hidrosefalus
Q05.2 Spina bifida lumbalis dengan hidrosefalus
Spina bifida lumbosakralis dengan hidrosefalus

23
PUSKESMAS SALASSAE

Q05.3 Spina bifida sakralis dengan hidrosefalus


Q05.4 Spina bifida tidak dijelaskan dengan hidrosefalus
Q05.5 Spina bifida servikalis tanpa hidrosefalus
Q05.6 Spina bifida torakalis tanpa hidrosefalus
Spina bifida: dorsalis NOS, torakolumbalis NOS
Q05.7 Spina bifida lumbalis tanpa hidrosefalus
Spina bifida lumbosakralis NOS
Q05.8 Spina bifida sakralis tanpa hidrosefalus
Q05.9 Spina bifida, tidak dijelaskan

Q06 Malformasi medulla spinalis kongenital lainnya


Q06.0 Amyelia
Q06.1 Hypoplasia and dysplasia of spinal cord
Atelomyelia, myelatelia, myelodysplasia medulla spinalis
Q06.2 Diastematomyelia
Q06.3 Malformasi kauda equina kongenital lainnya
Q06.4 Hydromyelia
Hydrorachis
Q06.8 Malformasi medulla spinalis kongenital lain yang dijelaskan
Q06.9 Malformasi medulla spinalis kongenital, tidak dijelaskan
Medulla spinalis atau meningen:
anomali, deformitas, penyakit atau lesi kongenital: NOS

Q07 Malformasi sistem syaraf kongenital lainnya


Kecuali: familial dysautonomia [Riley-Day] (G90.1)
neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0)
Q07.0 Sindroma Arnold-Chiari [malformasi basis tengkorak
sehingga bagian serebellum masuk ke kanalis spinalis]
Q07.8 Malformasi sistem syaraf kongenital lain yang dijelaskan
Agenesis syaraf, pergeseran posisi pleksus brakhialis
Sindroma jaw-winking, sindroma Marcus Gunn
Q07.9 Malformasi sistem syaraf kongenital, tidak dijelaskan
Sistem syaraf dengan: anomali, deformitas, penyakit atau lesi:
kongenital NOS

Malformasi kongenital mata, telinga, muka dan leher (Q10-Q18)


Kecuali: cleft lip dan cleft palate (Q35-Q37)
malformasi kongenital pada: parathyroid gland (Q89.2),
thyroid gland (Q89.2)
vertebra servikalis (Q05.0, Q05.5, Q67.5, Q76.0-Q76.4)
hidung (Q30.-), larynx (Q31.-), lip NEC (Q38.0)

Q10 Malformasi kongenital pada kelopak, aparatus lakrimalis, dan


orbita
Kecuali: cryptophthalmos: NOS (Q11.2), syndrome (Q87.0) [crypto-
= tersembunyi]

24
PUSKESMAS SALASSAE

Q10.0 Ptosis kongenital


Q10.1 Ektropion kongenital
Q10.2 Entropion kongenital
Q10.3 Malformasi kongenital lain pada kelopak mata
Absen atau agenesis: cilia (bulu mata), kelopak mata
Kelopak mata atau otot mata tambahan (accessory)
Ablepharon, blepharophimosis kongenital, koloboma kelopak
mata
Malformasi kongenital kelopak mata NOS
Q10.4 Absen dan agenesis apparatus lakrimalis
Absen punctum lacrimale
Q10.5 Stenosis dan striktur kongenital duktus lakrimalis
Q10.6 Malformasi kongenital lain apparatus lakrimalis
Malformasi kongenital apparatus lakrimalis NOS
Q10.7 Malformasi kongenital orbita

Q11 Anophthalmos, microphthalmos dan macrophthalmos


Q11.0 Cystic eyeball
Q11.1 Anophthalmos lain: agenesis atau aplasia mata
Q11.2 Microphthalmos
Dysplasia, hipoplasia: mata
Cryptophthalmos NOS, mata rudimenter
Kecuali: Sindroma cryptophthalmos (Q87.0)
Q11.3 Macrophthalmos
Kecuali: macrophthalmos pada glaukoma kongenital (Q15.0)

Q12 Malformasi kongenital lensa


Q12.0 Katarak kongenital
Q12.1 Displasia lensa kongenital
Q12.2 Koloboma (fissura) lensa
Q12.3 Aphakia kongenital
Q12.4 Spherophakia
Q12.8 Malformasi kongenital lensa lainnya
Q12.9 Malformasi kongenital lensa, tidak dijelaskan

Q13 Malformasi kongenital segmen anterior mata


Q13.0 Koloboma iris
Koloboma NOS
Q13.1 Absen iris - aniridia
Q13.2 Malformasi kongenital lain pada iris
Anisokoria kongenital, atresia pupil, corectopia (ektopia pupil)
Malformasi kongenital of iris NOS
Q13.3 Congenital corneal opacity
Q13.4 Malformasi kongenital lain pada kornea
Malformasi kongenital kornea NOS, microcornea, anomali Peter

25
PUSKESMAS SALASSAE

Q13.5 Blue sclera


Q13.8 Malformasi kongenital lain pada segmen anterior mata
Anomali Rieger
Q13.9 Malformasi kongenital segmen anterior mata, tidak
dijelaskan

Q14 Malformasi kongenital segmen posterior mata


Q14.0 Malformasi kongenital vitreous humour
Vitreous opak kongenital
Q14.1 Malformasi kongenital retina
Aneurysma retina kongenital
Q14.2 Malformasi kongenital optic disc
Koloboma diskus optikus
Q14.3 Malformasi kongenital khoroid
Q14.8 Malformasi kongenital lain segmen posterior mata
Koloboma fundus
Q14.9 Malformasi kongenital segmen posterior mata, tidak
dijelaskan

Q15 Malformasi kongenital lain pada mata


Kecuali: ocular albinism (E70.3), nystagmus kongenital (H55),
retinitis pigmentosa (H35.5)
Q15.0 Glaukoma kongenital
Buphthalmos, hydrophthalmos, glaukoma neonatus
Macrophthalmos pada glaukoma kongenital
Keratoglobus kongenital, megalokornea
Q15.8 Malformasi kongenital lain pada mata yang dijelaskan
Q15.9 Malformasi kongenital mata, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital pada mata:

Q16 Malformasi kongenital telinga sehingga mengganggu


pendengaran
Kecuali: congenital deafness (H90.-)
Q16.0 Absen kongenital aurikula (telinga)
Q16.1 Absen kongenital, atresia dan striktura kanalis auditorius
(external)
Atresia atau striktura osseous meatus (saluran tulang)
Q16.2 Absen tuba eustachia
Q16.3 Malformasi kongenital tulang-tulang pendengaran
Fusi tulang-tulang pendengaran
Q16.4 Malformasi kongenital lain telinga tengah
Malformasi kongenital telinga tengah NOS
Q16.5 Malformasi kongenital telinga dalam
Anomaly: labirinth membranosa, organ Corti
Q16.9 Malformasi kongenital telinga yang mengganggu
pendengaran, tidak dijelaskan

26
PUSKESMAS SALASSAE

Absen telinga kongenital NOS

Q17 Malformasi kongenital lain ear


Kecuali: sinus preauricular (Q18.1)
Q17.0 Accessory auricle [daun telingan berlebih]
Tragus (rawan di depan liang telinga luar) tambahan; polyotia,
Preauricular appendage or tag; telinga atau lobulus berjumlah
banyak
Q17.1 Makrotia
Q17.2 Mikrotia
Q17.3 Other misshapen ear:
Pointed ear (telinga runcing)
Q17.4 Misplaced ear [telinga salah letak]
Low-set ears
Kecuali: cervical auricle (Q18.2)
Q17.5 Prominent ear [telinga menonjol,
Bat ear
Q17.8 Malformasi kongenital lain pada telinga yang dijelaskan
Absen kongenital lobus telinga
Q17.9 Malformasi kongenital telinga, tidak dijelaskan
Congenital anomaly of ear NOS

Q18 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher


Kecuali:
kelainan dentofasial [Termasuk maloklusi] (K07.-)
cleft lip and cleft palate (Q35-Q37), kondisi pada Q67.0-Q67.4,
malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka (Q75.-)
cyclopia (Q87.0), sindroma malformasi yang mengganggu
tampilan muka (Q87.0)
duktus tiroglosus persisten (Q89.2)
Q18.0 Sinus, fistula dan kista pada branchial cleft
Branchial vestige
Q18.1 Preauricular sinus and cyst
Fistula (pada): aurikula (kongenital), cervicoaura
Q18.2 Malformasi lain branchial cleft
Malformasi branchial cleft NOS, cervical auricle, otocephaly
Q18.3 Webbing of neck
Pterygium colli
Q18.4 Macrostomia
Q18.5 Microstomia
Q18.6 Macrocheilia [hipertrofi bibir kongenital]
Q18.7 Microcheilia
Q18.8 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher, dijelaskan
Kista, fistula atau sinus mdialis pada muka dan leher:

27
PUSKESMAS SALASSAE

Q18.9 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher, tidak


dijelaskan
Kelainan kongenital NOS pada muka dan leher

Malformasi kongenital sistem sirkulasi (Q20-Q28)

Q20 Malformasi kongenital rongga dan koneksi jantung


Kecuali: dextrocardia dengan situs inversus (Q89.3)
mirror-image atrial arrangement dengan situs inversus
(Q89.3)
Q20.0 Common arterial trunk
Truncus arteriosus persistent
Q20.1 Double outlet right ventricle [ lobang keluar kembar pada
ventrikel kanan]
Sindroma Taussig-Bing
Q20.2 Double outlet left ventricle [lobang keluar kembar pada
ventrikel kiri]
Q20.3 Discordant ventriculoarterial connection
Dextrotransposisi aorta, transposisi pembuluh besar (komplit)
Q20.4 Double inlet ventricle [lobang masuk kembar pada ventrikel]
Common ventricle, cor triloculare biatriatum, ventrikel tunggal
Q20.5 Koneksi atrioventricular tidak semestinya
Transposisi terkoreksi, laevotransposition, inversi ventrikel
Q20.6 Isomerisme pada atrial appendages
Isomerisme pada atrial appendages dengan asplenia atau
polysplenia
Q20.8 Malformasi kongenital lain rongga jantung dan konneksinya
Q20.9 Malformasi kongenital rongga jantung dan koneksinya, tidak
dijelaskan

Q21 Malformasi kongenital septum jantung


Kecuali: Cacad katup jantung didapat (I51.0)
Q21.0 Ventricular septal defect cacad septum ventrikel
Q21.1 Atrial septal defect cacad septum atrium
Cacad sinus koronarius, cacad sinus venosus
Foramen ovale patent atau persisten
Ostium secundum defect (type II) patent atau persisten
Q21.2 Atrioventricular septal defect cacad septum AV
Common atrioventricular canal ventrikel menyatu
Endocardial cushion defect cacad lapisan endokardium
Ostium primum atrial septal defect (type I)
Q21.3 Tetralogy Fallot
Cacad septum ventrikel dengan
stenosis atau atresia pulmonalis, dextroposisi aorta dan
hipertrofi ventrikel kanan.

28
PUSKESMAS SALASSAE

Q21.4 Aortopulmonary septal defect cacad batas aorta dan a.


Pulmonalis
Aortic septal defect
Aortopulmonary window
Q21.8 Malformasi septum jantung kongenital lain
Eisenmenger's syndrome
Pentalogy of Fallot
Q21.9 Malformasi kongenital septum jantung, tidak dijelaskan
Septal (heart) defect NOS

Q22 Malformasi kongenital katup pulmonalis dan trikuspid


Q22.0 Atresia katup pulmonalis
Q22.1 Stenosis kongenital katup pulmonalis
Q22.2 Insufisiensi kongenital katup pulmonalis
Regurgitasi kongenital katup pulmonalis
Q22.3 Malformasi kongenital lain katup pulmonalis
Malformasi kongenital katup pulmonalis NOS
Q22.4 Stenosis kongenital trikuspid
Atresia trikuspid
Q22.5 Anomaly Ebstein
Q22.6 Sindroma jantung kanan hipoplastik
Q22.8 Malformasi kongenital lain katup trikuspid
Q22.9 Malformasi kongenital katup trikuspid, tidak dijelaskan

Q23 Malformasi kongenital katup aorta and mitral


Q23.0 Stenosis kongenital katup aorta
Atresia atau stenosis kongenital katup aorta:
Kecuali: stenosis kongenital subaorta (Q24.4)
pada hypoplastic left heart syndrome (Q23.4)
Q23.1 Insufisiensi kongenital katup aorta
Katup aorta bikuspid
Insufisiensi kongenital aorta
Q23.2 Stenosis kongenital katup mitral
Atresia kongenital katup mitral
Q23.3 Insufisiensi kongenital katup mitral
Q23.4 Sindroma jantung kiri hipoplastik
Atresia atau hipoplasia nyata pada lobang atau katup aorta,
dengan hipoplasia aorta asendens dan
cacad perkembangan ventrikel kiri (dengan stenosis atau atresia
katup mitral).
Q23.8 Malformasi kongenital lain katup aorta and mitral
Q23.9 Malformasi kongenital katup aorta and mitral, tidak dijelaskan

Q24 Malformasi kongenital lain pada jantung


Kecuali: endocardial fibroelastosis (I42.4)

29
PUSKESMAS SALASSAE

Q24.0 Dextrocardia
Kecuali: isomerisme pada atrial appendages (Q20.6)
dextrocardia dengan situs inversus (Q89.3)
susunan mirror-image atrium dengan situs inversus
(Q89.3)
Q24.1 Laevocardia
Q24.2 Cor triatriatum jantung dengan tiga atrium
Q24.3 Stenosis infundibularis pulmonalis
Q24.4 Stenosis kongenital subaorta
Q24.5 Malformasi pembuluh koroner
Aneurisma kongenital (arteri) koronaria
Q24.6 Congenital heart block
Q24.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada jantung
Diverticulum kongenital ventrikel kiri
Malformasi kongenital: miokardium, perikardium
Malposisi jantung, penyakit Uhl
Q24.9 Malformasi kongenital jantung, tidak dijelaskan
Anomali atau penyakit kongenital NOS pada jantung

Q25 Malformasi kongenital arteri besar


Q25.0 Patent duktus arteriosus
Patent ductus Botallo
Persistent ductus arteriosus
Q25.1 Coarctatio aorta penyempitan aorta
Coarctatio aorta (preductal)(postductal) sebelum/sesudah
duktus arterosus
Q25.2 Atresia aorta
Q25.3 Stenosis aorta
Supravalvular aortic stenosis
Kecuali: stenosis kongenital aorta (Q23.0)
Q25.4 Malformasi kongenital lain aorta
Aorta: absen, aplasia, aneurisma kongenital, dilatasi kongenital
Hipoplasia aorta
Konvolusi arkus aorta atau arkus aorta kanan yang menetap
(persistent)
Double aortic arch [cincin vaskuler aorta]
Aneurisma sinus Valsalva (mengalami ruptur)
Kecuali: hipoplasia aorta pada hypoplastic left heart syndrome
(Q23.4)
Q25.5 Atresia arteri pulmonalis
Q25.6 Stenosis arteri pulmonalis
Q25.7 Malformasi kongenital lain arteri pulmonalis
Arteri pulmonalis: agenesis, aneurisma, anomali, hipoplasia
Arteri pulmonalis aberrant (salah letak),
Aneurisma arteriovena pulmonalis

30
PUSKESMAS SALASSAE

Q25.8 Malformasi kongenital lain arteri besar


Q25.9 Malformasi kongenital arteri besar, tidak dijelaskan

Q26 Malformasi kongenital vena besar


Q26.0 Stenosis kongenital vena cava
Stenosis kongenital vena cava (inferior)(superior)
Q26.1 Superior vena cava kiri menetap (persistent)
Q26.2 Anomali total koneksi vena pulmonalis
Q26.3 Anomali partial koneksi vena pulmonalis
Q26.4 Anomali koneksi vena pulmonalis, tidak dijelaskan
Q26.5 Anomali koneksi vena porta
Q26.6 Fistula vena porta arteri hepatika
Q26.8 Malformasi kongenital lain vena besar
Absen v. cava (inferior)(superior),
Penerusan vena cava inferior ke v. Azygos,
Vena kardinalis sinistro-posterior persistent,
Sindroma scimitar (seperti golok)
Q26.9 Malformasi kongenital vena besar, tidak dijelaskan
Anomali vena cava (inferior)(superior) NOS

Q27 Malformasi kongenital lain sistem pembuluh darah perifer


Kecuali: aneurisma retina kongenital (Q14.1), anomali av coronaria
(Q24.5),
anomali arteri pulmonalis (Q25.5-Q25.7)
anomali av cerebralis dan precerebralis (Q28.0-Q28.3)
haemangioma dan lymphangioma (D18.-)
Q27.0 Absen dan hipoplasia kongenital arteri umbilikalis
Single umbilical artery a. umbilikalis tunggal
Q27.1 Stenosis kongenital arteri renalis
Q27.2 Malformasi kongenital lain arteri renalis
Malformasi kongenital arteri renalis NOS,
Arteri renalis ganda
Q27.3 Malformasi arteriovena perifer
Aneurisma arteriovena
Kecuali: aneurisma arteriovena didapat (I77.0)
Q27.4 Phlebektasia kongenital
Q27.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem
vaskuler perifer
A. subclavia aberrant,
Absen arteri atau vena NEC, atresia arteri atau vena NEC
Striktura arteri kongenital
Aneurisma (perifer) kongenital
Varix kongenital:
Q27.9 Malformasi kongenital sistem vaskuler perifer, tidak
dijelaskan

31
PUSKESMAS SALASSAE

Anomali arteri atau vena NOS

Q28 Malformasi kongenital lain sistem sirkulasi


Kecuali: aneurisma kongenital:
NOS (Q27.8), perifer (Q27.8)
retina (Q14.1), koroner (Q24.5), pulmonalis (Q25.7),
ruptur pada:
malformasi arteriovena serebralis (I60.8)
malformasi pembuluh preserebralis (I72.-)
Q28.0 Malformasi arteriovena pembuluh preserebralis
Aneurisma arteriovena preserebralis kongenital (nonruptured)
Q28.1 Malformasi lain pembuluh preserebralis
Malformasi kongenital av. preserebralis NOS
Aneurisma kongenital preserebralis (nonruptured)
Q28.2 Malformasi arteriovena pembuluh cerebralis
Malformasi arteriovena otak NOS,
Aneurisma kongenital av serebralis (nonruptured)
Q28.3 Malformasi lain pembuluh serebralis
Malformasi kongenital av serebralis NOS
Aneurisma serebralis kongenital (nonruptured)
Q28.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem
sirkulasi
Aneurisma kongenital, situs dijelaskan NEC
Q28.9 Malformasi kongenital sistem sirkulasi, tidak dijelaskan

Malformasi kongenital sistem pernafasan (Q30-Q34)

Q30 Malformasi kongenital hidung


Kecuali: deviasi kongenital septum hidung(Q67.4)
Q30.0 Atresia choanae
Atresia nares (anterior)(posterior)
Stenosis kongenital nares (anterior)(posterior)
Q30.1 Hidung agenesis dan kurang berkembang
Absen kongenital hidung
Q30.2 Hidung retak, cekung dan belah
Q30.3 Perforasi kongenital septum nasalis
Q30.8 Malformasi kongenital lain hidung
Accessory nose hidung tambahan
Anomali kongenital dinding sinus hidung
Q30.9 Malformasi kongenital hidung, tidak dijelaskan

Q31 Malformasi kongenital larynx


Q31.0 Web pada larynx
Web pada: larynx: NOS, glottis, subglottis
Q31.1 Stenosis kongenital subglottis
Q31.2 Hipoplasia larynx
32
PUSKESMAS SALASSAE

Q31.3 Laryngokel
Q31.4 Stridor larynx kongenital
Stridor kongenital (larynx) NOS
Q31.8 Malformasi kongenital lain pada larynx
rawan cricoid, thyroid, epiglottis, glottis, larynx::
absen, agenesis, atau atresia
cleft thyroid cartilage rawan tiroid belah
posterior cleft of cricoid cartilage rawan cricoid belah di
belakang
fissura epiglottis
stenosis kongenital larynx NEC,
Q31.9 Malformasi kongenital larynx, tidak dijelaskan

Q32 Malformasi kongenital trachea dan bronchus


Kecuali: bronkhiektasis kongenital (Q33.4)
Q32.0 Tracheomalasia kongenital
Q32.1 Malformasi kongenital lain pada trachea
Anomali rawan trakhea
Atresia trakhea
Trakheokel kongenital
Trakhea dengan dilatasi, malformasi, dan stenosis kongenital
Q32.2 Bronchomalasia kongenital
Q32.3 Stenosis kongenital bronkhus
Q32.4 Malformasi kongenital lain bronkhus
Bronkhus: absen, agenesis, atresia, divertikulum, malformasi
kongenital NOS

Q33 Malformasi kongenital paru-paru


Q33.0 Congenital cystic lung - paru-paru berisi kista kongential
Congenital honeycomb lung
Congenital cystic atau polycystic lung disease
Kecuali: cystic lung disease, didapat atau tidak dijelaskan
(J98.4)
Q33.1 Accessory lobe pada paru-paru lobus tambahan
Q33.2 Sequestrasi paru-paru - pemisahan
Q33.3 Agenesis paru-paru
Absen (lobus) paru-paru
Q33.4 Bronkhiektasia kongenital
Q33.5 Jaringan ektopik dalam paru-paru
Q33.6 Hipoplasia dan displasia paru-paru
Kecuali: hipoplasia paru-paru yang terkait dengan kehamilan
singkat (P28.0)
Q33.8 Malformasi kongenital lain pada paru-paru
Q33.9 Malformasi kongenital paru-paru, tidak dijelaskan

Q34 Malformasi kongenital lain pada sistem pernafasan

33
PUSKESMAS SALASSAE

Q34.0 Anomali pleura


Q34.1 Kista kongenital mediastinum
Q34.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem
pernafasan
Atresia nasopharynx
Q34.9 Malformasi kongenital sistem pernafasan, tidak dijelaskan
Absen kongenital organ pernafasan
Anomali kongenital NOS organ pernafasan

Cleft lip dan cleft palate (Q35-Q37)


Kecuali: Sindroma Robin (Q87.0)

Q35 Cleft palate


Termasuk: fissura palatum, palatoskhisis
Kecuali: cleft palate dengan cleft lip (Q37.-)
Q35.0 Cleft hard palate, bilateral
Q35.1 Cleft hard palate, unilateral, NOS
Q35.2 Cleft soft palate, bilateral
Q35.3 Cleft soft palate, unilateral, NOS
Q35.4 Cleft hard palate dengan cleft soft palate, bilateral
Q35.5 Cleft hard palate dengan cleft soft palate, unilateral; NOS
Q35.6 Cleft palate, medial
Q35.7 Cleft uvula
Q35.8 Cleft palate, tidak dijelaskan, bilateral
Q35.9 Cleft palate, tidak dijelaskan, unilateral, NOS

Q36 Cleft lip


Termasuk: cheiloschisis, labioskhisis, fissura kongenital bibir, harelip,
labium leporinum
Kecuali: cleft lip dengan cleft palate (Q37.-)
Q36.0 Cleft lip, bilateral
Q36.1 Cleft lip, medial
Q36.9 Cleft lip, unilateral, NOS

Q37 Cleft palate dengan cleft lip


Q37.0 Cleft hard palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.1 Cleft hard palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.2 Cleft soft palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.3 Cleft soft palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.4 Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.5 Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.8 Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip, bilateral
Q37.9 Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip, unilateral,
NOS

34
PUSKESMAS SALASSAE

Malformasi kongenital sistem pencernaan lain (Q38-Q45)

Q38 Malformasi kongenital lain tongue, mouth and pharynx


Kecuali: macrostomia (Q18.4), microstomia (Q18.5)
Q38.0 Malformasi kongenital bibir, not elsewhere classified
Fistula kongenital bibir, malformasi kongenital bibir NOS
Sindroma Van der Woude
Kecuali: cleft lip (Q36.-), cleft lip dengan cleft palate (Q37.-)
macrocheilia (Q18.6), microcheilia (Q18.7)
Q38.1 Ankiloglossia
Tongue tie [lidah kaku, seperti dasi]
Q38.2 Makroglossia
Q38.3 Malformasi kongenital lidah lainnya
Aglossia, hipoglossia, mikroglossia
Hipoplasia lidah, lidah bifida [belah seperti bercabang]
Adhesi kongenital lidah, fissura kongenital lidah
Malformasi kongenital lidah NOS
Q38.4 Malformasi kongenital kelenjar dan saluran saliva
Kelenjar atau saluran saliva: absen, atresia, tambahan
Fistula kongenital kelenjar saliva
Q38.5 Malformasi palatum kongenital, n.e.c.
Absen uvula, high arched palate [palatum melengkung tinggi]
Malformasi kongenital palatum NOS,
Kecuali: cleft palate (Q35.-), cleft palate dengan cleft lip (Q37.-)
Q38.6 Malformasi kongenital mulut lainnya
Malformasi kongenital mulut NOS
Q38.7 Pharyngeal pouch
Divertikulum pharynx
Kecuali: pharyngeal pouch syndrome (D82.1)
Q38.8 Malformasi kongenital pharynx lainnya, NOS

Q39 Malformasi kongenital oesophagus


Q39.0 Atresia esophagus tanpa fistula
Atresia esophagus NOS
Q39.1 Atresia esophagus dengan fistula trakheo-esophagus
Atresia esophagus dengan fistula bronkho-oesophagus
Q39.2 Fistula kongenital trakheo-oesophagus tanpa atresia
Fistula kongenital trakheo-oesophagus NOS
Q39.3 Stenosis dan striktura kongenital esophagus
Q39.4 Web esophagus
Q39.5 Dilatasi kongenital esophagus
Q39.6 Divertikulum esophagus
Esophageal pouch
Q39.8 Malformasi kongenital oesophagus lainnya

35
PUSKESMAS SALASSAE

Esophagus: absen, tergeser secara kongenital, atau duplikasi


Q39.9 Malformasi kongenital esophagus, tidak dijelaskan

Q40 Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas


Q40.0 Stenosis pilorus hipertrofika kongenital
Pilorus dengan kelainan kongenital atau infantil beurpa:
hipertrofi, stenosis, konstriksi, spasme, atau striktura
Q40.1 Hiatus hernia kongenital
Masuknya cardia [bagian lambung] melalui hiatus esophagus
Kecuali: hernia diaphragma kongenital (Q79.0)
Q40.2 Malformasi kongenital laimbung lainnya
Duplikasi lambung
Megalogastria, mikrogastria
Kardiospasme kongenital lambung
Bentuk hourglass kongenital lambung
Pergeseran atau divertikulum kongenital lambung
Q40.3 Malformasi kongenital lambung, tidak dijelaskan
Q40.8 Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas
Q40.9 Malformasi kongenital saluran pencernaan atas, tidak
dijelaskan
anomali atau deformitas kongenital saluran pencernaan atas
NOS

Q41 Absen, atresia and stenosis kongenital usus halus


Termasuk: obstruksi, oklusi dan striktura kongenital pada usus halus
atau usus NOS
Kecuali: ileus mekonium (E84.1)
Q41.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital duodenum
Q41.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital jejunum
Jejunum imperforata, apple peel syndrome,
Q41.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital ileum
Q41.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus halus
Q41.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus halus, tidak
dijelaskan, NOS

Q42 Absen, atresia and stenosis kongenital usus besar


Termasuk: obstruksi, oklusi dan striktura kongenital usus besar
Q42.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum dengan fistula
Q42.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum tanpa fistula,
Rektum imperforata
Q42.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus dengan fistula
Q42.3 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus tanpa fistula,
Anus imperforata
Q42.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus besar
Q42.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus besar, tidak
dijelaskan

36
PUSKESMAS SALASSAE

Q43 Malformasi kongenital lain usus


Q43.0 Diverticulum Meckel
Duktus omphalomesenterika atau duktus vitelline persisten
Q43.1 Penyakit Hirschsprung
Aganglionosis
Megakolon (aganglionik) kongenital
Q43.2 Kelainan fungsional kongenital lain kolon
Dilatasi kongenital kolon
Q43.3 Malformasi kongenital fiksasi usus
Adhesi [band] kongenital: anomali omentum, peritoneum
Membran Jackson, malrotasi kolon, mesenterium universal
Rotasi caecum dan kolon yang gagal, inkomplit, tidak memadai
Q43.4 Duplikasi usus
Q43.5 Anus ektopik
Q43.6 Fistula kongenital rektum dan anus
Kecuali: fistula kongenital: rectovagina (Q52.2),
urethrorektum (Q64.7)
fistula atau sinus pilonida (L05.-)
disertai oleh absen, atresia dan stenosis (Q42.0, Q42.2)
Q43.7 Kloaka persisten
Kloaka NOS
Q43.8 Malformasi kongenital lain usus
Dolichocolon [kolon panjang], microcolon, megaloappendix,
megaloduodenum
Transposisi: appendix, usus halus, kolon
Blind loop syndrome kongenital
Divertikulitis kongenital kolon, divertikulum kongenital usus:
Q43.9 Malformasi kongenital usus, tidak dijelaskan

Q44 Malformasi kongenital kantong empedu, saluran empedu dan hati


Q44.0 Agenesis, aplasia dan hypoplasia kantong empedu
Absen kongenital kantong empedu
Q44.1 Malformasi kongenital lain kantong empedu
Malformasi kongenital kantong empedu NOS
Kantong empedu intrahepatik
Q44.2 Atresia saluran empedu
Q44.3 Stenosis dan striktura kongenital saluran empedu
Q44.4 Choledochal cyst [kista saluran empedu]
Q44.5 Malformasi kongenital lain saluran empedu
Duktus hepatikus tambahan
Duplikasi duktus biliaris atau duktus kistikus
Malformasi kongenital saluran empedu NOS
Q44.6 Penyakit kista hati
Penyakit fibrokista hati

37
PUSKESMAS SALASSAE

Q44.7 Malformasi kongenital lain hati


Hati tambahan
Sindroma Alagille
Absen kongenital hati, hepatomegali kongenital
Malformasi kongenital hati NOS

Q45 Malformasi kongenital lain sistem pencernaan


Kecuali: hernia diafragmatika kongenital (Q79.0), hiatus hernia
kongenital (Q40.1)
Q45.0 Agenesis, aplasia dan hypoplasia pankreas
Absen kongenital pankreas
Q45.1 Pankreas annularis[pankreas seperti cincin]
Q45.2 Kista kongenital pankreas
Q45.3 Malformasi kongenital lain pankreas and duktus pankreatikus
Pankreas tambahan
Malformasi kongenital pankreas atau duktus pankreatikus NOS
Kecuali: diabetes mellitus kongenital (E10.-) atau neonatus
(P70.2)
penyakit fibrokista pankreas (E84.-)
Q45.8 Malformasi kongenital sistem pencernaan lainnya
Absen (komplit)(parsial) saluran pencernaan NOS
Duplikasi atau malposisi kongenital organ pencernaan NOS
Q45.9 Malformasi kongenital sistem pencernaan, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital sistem pencernaan NOS

Malformasi kongenital organ-organ genital (Q50-Q56)


Kecuali: sindroma resistensi androgen (E34.5); sindroma
femininasi testis (E34.5)
sindroma yang terkait dengan anomali jumlah dan bentuk
kromosom (Q90-Q99)

Q50 Malformasi kongenital ovarium, tuba fallopii dan ligamentum


latum
Q50.0 Absen kongenital ovarium
Kecuali: sindroma Turner (Q96.-)
Q50.1 Developmental ovarian cyst [ kista ovarium masa
perkembangan]
Q50.2 Torsi kongenital ovarium
Q50.3 Malformasi kongenital lain ovarium
Ovarium tambahan, ovarian streak (berbentuk khas),
Malformasi kongenital ovarium NOS
Q50.4 Kista embronik tuba fallopii
Kista fimbria
Q50.5 Kista embronik ligamentum latum
Kista epoophoron, kista parovarium, kista saluran Gartner

38
PUSKESMAS SALASSAE

Q50.6 Malformasi kongenital lain tuba fallopii dan ligamentum


latum
Absen, atresia atautambahan tuba fallopii dan ligamentum
latum
Malformasi kongenital tuba fallopii dan ligamentum latum NOS

Q51 Malformasi kongenital uterus dan cervix


Q51.0 Agenesis dan aplasia uterus
Absen kongenital uterus
Q51.1 Uterus kembar dengan cervix dan vagina kembar
Q51.2 Uterus kembar lainnya
Uterus kembar NOS
Q51.3 Bicornate uterus bercabang dua
Q51.4 Unicornate uterus seperti bertanduk satu
Q51.5 Agenesis dan aplasia cervix
Absen kongenital cervix
Q51.6 Kista embrionik cervix
Q51.7 Fistula kongenital antara uterus dengan saluran pencernaan
dan saluran urin
Q51.8 Malformasi kongenital lain uterus dan cervix:
Hipoplasia uterus dan cervix
Q51.9 Malformasi kongenital uterus dan cervix, tidak dijelaskan

Q52 Malformasi kongenital lain genitalia wanita


Q52.0 Absen kongenital vagina
Q52.1 Vagina kembar
Septate vagina [vagina berseptum]
Kecuali: vagina kembar dengan uterus dan cervix kembar
(Q51.1)
Q52.2 Fistula rektovaginalis kongenital
Kecuali: kloaka (Q43.7)
Q52.3 Hymen imperforata
Q52.4 Malformasi kongenital vagina lainnya
Malformasi kongenital vagina NOS
Kista kongenital kanalis Nucki atau kista vagina embrionik
Q52.5 Fusi labia
Q52.6 Malformasi kongenital clitoris
Q52.7 Malformasi kongenital vulva lainnya
Absen kongenital, kista kongenital, atau malformasi kongenital
NOS pada vulva
Q52.8 Malformasi kongenital genitalia wanita lainnya
Q52.9 Malformasi kongenital genitalia wanita, tidak dijelaskan

Q53 Undescended testicle


Q53.0 Testis ektopik
Testes ektopik unilateral atau bilateral

39
PUSKESMAS SALASSAE

Q53.1 Undescended testicle, unilateral


Q53.2 Undescended testicle, bilateral
Q53.9 Undescended testicle, tidak dijelaskan
Cryptorchism NOS

Q54 Hypospadias [muara uretra di permukaan bawah penis]


Kecuali: epispadias (Q64.0) [muara uretra di permukaan atas
penis]
Q54.0 Hipospadias, balanic [muara di glans penis bagian bawah]
Hipospadias: koronalis, glandularis
Q54.1 Hipospadias, penis
Q54.2 Hipospadias, penoskrotum[muara di bawah di dekat skrotum]
Q54.3 Hipospadias, perineum [muara di bawah di dekat perineum]
Q54.4 Congenital chordee [penis ereksi membengkok dan nyeri]
Q54.8 Hipospadias lain
Q54.9 Hipospadias, tidak dijelaskan

Q55 Malformasi kongenital lain organ genitalia pria


Kecuali: hidrokel kongenital (P83.5); hipospadias (Q54.-)
Q55.0 Absen dan aplasia testis
Monorkhism
Q55.1 Hipoplasia testis dan skrotum
Fusi testes
Q55.2 Malformasi kongenital testis dan skrotum lainnya
Malformasi kongenital testis atau skrotum NOS
Poliorkhismus, testis retraktil, testis migrans
Q55.3 Atresia vas deferens
Q55.4 Malformasi kongenital lain vas deferens, epididimis, vesikula
seminalis, dan prostat
Malformasi kongenital NOS vas deferens, epididimis, vesikula
seminalis, dan prostat
Absen atau aplasia prostat atau spermatic cord
Q55.5 Absen and aplasia kongenital penis
Q55.6 Malformasi kongenital penis lainnya
Malformasi kongenital penis NOS
Kurvatura penis (lateral), hipoplasia penis
Q55.8 Malformasi kongenital organ genitalia pria lainnya
Q55.9 Malformasi kongenital organ genitalia pria, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital NOS organ genitalia pria

Q56 Indeterminate sex dan pseudohermafroditism


Kecuali: pseudohermafroditism dengan anomali kromosom yang
dijelaskan (Q96-Q99)
pseudohermafroditism wanita, dengan kelainan korteks
adrenal (E25.-)

40
PUSKESMAS SALASSAE

pseudohermafroditism pria, dengan resistensi androgen


(E34.5)
Q56.0 Hermafroditism, n.e.c [memiliki ciri-ciri pria dan wanita]
Ovotestis
Q56.1 Pseudohermafhroditism pria, n.e.c
Pseudohermafroditism pria NOS
Q56.2 Pseudohermafroditism wanita, n.e.c
Pseudohermafroditism wanita NOS
Q56.3 Pseudohermafroditism, tidak dijelaskan
Q56.4 Indeterminate sex, tidak dijelaskan
Ambiguous genitalia

Malformasi kongenital sistem perkemihan (Q60-Q64)

Q60 Agenesis ginjal dan defek reduksi ginjal lainnya


Termasuk: atrofi kongenital atau infantil ginjal
absen kongenital ginjal
Q60.0 Agenesis ginjal, unilateral
Q60.1 Agenesis ginjal, bilateral
Q60.2 Agenesis ginjal, tidak dijelaskan
Q60.3 Hipoplasia ginjal, unilateral
Q60.4 Hipoplasia ginjal, bilateral
Q60.5 Hipoplasia ginjal, tidak dijelaskan
Q60.6 Potter's syndrome [kedua ginjal absen]

Q61 Cystic kidney disease


Kecuali: kista ginjal didapat (N28.1), sindroma Potter (Q60.6)
Q61.0 Kista tunggal kongenital ginjal
Kista ginjal (kongenital) (tunggal)
Q61.1 Ginjal polikista, jenis infantil
Q61.2 Ginjal polikista, jenis dewasa
Q61.3 Ginjal polikista, tidak dijelaskan
Q61.4 Displasia ginjal
Q61.5 Medullary cystic kidney [kista medulla ginjal]
Sponge kidney NOS
Q61.8 Penyakit kista ginjal lainnya
Ginjal fibrokista, degenerasi atau penyakit ginjal fibrokista
Q61.9 Penyakit kista ginjal, tidak dijelaskan
Sindroma Meckel-Gruber

Q62 Cacad obstruktif kongenital pelvis ginjal dan malformasi


kongenital ureter
Q62.0 Hidronefrosis kongenital
Q62.1 Atresia dan stenosis ureter
Oklusi kongenital ureter, ureteropelvic junction dan muara
ureterovesikalis

41
PUSKESMAS SALASSAE

Impervious ureter [ureter tak bisa dilalui cairan]


Q62.2 Megaloureter kongenital
Dilatasi kongenital ureter
Q62.3 Cacad obstruktif pelvis ginjal dan ureter lainnya
Ureterokel kongenital
Q62.4 Agenesis ureter
Ureter absen
Q62.5 Ureter kembar
Ureter tambahan atau kembar
Q62.6 Malposisi ureter
Ureter atau muara ureter deviasi, bergeser, ektopik, kelainan
implantasi
Q62.7 Reflux kongenital vesiko-uretero-renal
Q62.8 Malformasi kongenital ureter lainnya
Anomali ureter NOS

Q63 Malformasi kongenital lain ginjal


Kecuali: sindroma nefrotik kongenital (N04.-)
Q63.0 Accessory kidney [ginjal tambahan]
Q63.1 Lobulated, fused and horseshoe kidney [berlobus, menyatu,
sepatu kuda]
Q63.2 Ectopic kidney
Ginjal salah letak kongenital, malrotasi ginjal
Q63.3 Ginjal hyperplastik dan raksasa
Q63.8 Malformasi kongenital ginjal lainnya
Batu ginjal kongenital
Q63.9 Malformasi kongenital ginjal, tidak dijelaskan

Q64 Malformasi kongenital lain sistem perkemihan


Q64.0 Epispadias [muara uretra di permukaan atas penis]
Kecuali: hypospadias (Q54.-)
Q64.1 Exstrophy kandung kemih
Ektopia vesikae; extroversi kandung kemih
Q64.2 Congenital posterior urethral valves [katup uretra posterior
kongenital]
Q64.3 Atresia dan stenosis urethra dan leher bladder lainnya
Obstruksi kongenital leher bladder
Striktura kongenital urethra, meatus urinarius, dan orifisium
vesikourethrae
Impervious urethra [urethra tak bisa dilewati cairan]
Q64.4 Malformasi urachus
Kista urachus, urachus paten, prolaps urachus
Q64.5 Absen kongenital bladder dan urethra
Q64.6 Divertikulum kongenital bladder
Q64.7 Malformasi kongenital lain bladder dan urethra

42
PUSKESMAS SALASSAE

Bladder dan urethra tambahan


Urethra atau meatus urinarius kembar
Hernia kongenital bladder
Malformasi kongenital bladder atau urethra NOS
Prolaps kongenital bladder (mukosa), urethra, dan meatus
urinarius
Fistula kongenital urethrorektum
Q64.8 Malformasi kongenital sistem perkemihan lainnya
Q64.9 Malformasi kongenital sistem perkemihan, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital sistem perkemihan NOS

Malformasi dan deformasi kongenital muskuloskeleton (Q65-Q79)

Q65 Deformitas kongenital panggul


[dislokasi = terlepas dari sendi; subluksasio = dislokasi parsial]
Kecuali: clicking hip (R29.4)
Q65.0 Dislokasi kongenital panggul, unilateral
Q65.1 Dislokasi kongenital panggul, bilateral
Q65.2 Dislokasi kongenital panggul, tidak dijelaskan
Q65.3 Subluksasio kongenital panggul, unilateral
Q65.4 Subluksasio kongenital panggul, bilateral
Q65.5 Subluksasio kongenital panggul, tidak dijelaskan
Q65.6 Unstable hip
Dislocatable or subluxatable hip [mudah dislokasi atau
subluksasi]
Q65.8 Deformitas kongenital panggul lainnya
Anteversi leher femur, displasia kongenital acetabulum
Koxa valga kongenital [koksa saling mendekat, kaki jadi
menjauhi sumbu tubuh]
Koxa vara kongenital [koksa saling menjauh, kaki jadi
mendekati sumbu tubuh]
Q65.9 Deformitas kongenital panggul, tidak dijelaskan

Q66 Congenital deformities of feet


Kecuali: cacad reduksi kaki (Q72.-), deformitas (didapat) valgus
(M21.0) atau varus (M21.1)
Q66.0 Talipes equinovarus [berjalan di jari, kaki bengkok permanen
ke depan]
Q66.1 Talipes calcaneovarus [berjalan pada tumit, kaki bengkok ke
atas]
Q66.2 Metatarsus varus [kaki menghadap ke dalam]
Q66.3 Deformitas varus kongenital kaki lainnya
Hallux varus, kongenital [ibu jari kaki membengkok ke garis
tengah]
Q66.4 Talipes calcaneovalgus [kaki menghadap ke luar, berjalan
pada tumit]
Q66.5 Pes planus kongenital [kaki datar]

43
PUSKESMAS SALASSAE

Flat foot kongenital, rigid, atau spastic (eversi)


Q66.6 Deformitas valgus kongenital kaki lainnya
Metatarsus valgus [kaki menghadap ke luar]
Q66.7 Pes cavus [kaki sangat cekung, (claw foot)]
Q66.8 Deformitas kongenital kaki lainnya
Talipes NOS, talipes asimetris (talipes = tak bisa berjalan pada
telapak kaki):
Clubfoot NOS, hammer toe kongenital [jari seperti palu]
Koalisi tarsus, talus vertikal
Q66.9 Deformitas kongenital kaki, tidak dijelaskan

Q67 Deformitas muskuloskeleton kongenital pada kepala, muka, spina


dan dada
Kecuali: sindroma malformasi kongenital yang diklasifikasi pada
Q87.-
Potter's syndrome (Q60.6) bilateral renal agenesis
Q67.0 Facial asymmetry [muka tidak simetris]
Q67.1 Compression facies [muka seperti terjepit]
Q67.2 Dolichocephaly [kepala lebih lonjong daripada normal]
Q67.3 Plagiocephaly [bentuk kepala kacau (distorted)]
Q67.4 Deformitas kongenital tengkorak, muka dan rahang lainnya
Depresi [cekungan] pada tengkorak
Deviasi kongenital septum nasalis,
Squash or bent nose, congenital [hidung tergencet atau bengkok
kongenital]
Atrofi atau hipertrofi hemifasial (separo muka)
Kecuali: dentofasial anomalies [Termasuk maloklusi] (K07.-)
syphilitic saddle nose (A50.5)
Q67.5 Deformitas kongenital tulang punggung
Skoliosis kongenital: postural atau NOS
Kecuali: skoliosis idopatik infantil (M41.0 )
skoliosis akibat malformasi kongenital tulang (Q76.3)
Q67.6 Pectus excavatum
Congenital funnel chest (dada seperti cerocok)
Q67.7 Pectus carinatum
Congenital pigeon chest (dada seperti merpati)
Q67.8 Deformaitas kongenital dada lainnya
Deformitas kongenital dinding dada NOS

Q68 Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya


Kecuali: cacad reduksi anggota (Q71-Q73)
Q68.0 Deformitas kongenital m. sternocleidomastoideus
Torticollis (sternomastoid) kongenital kepala tertarik ke satu
sisi
Kontraktur (m.) sternocleidomastoid, tumor (kongenital)
sternomastoid

44
PUSKESMAS SALASSAE

Q68.1 Deformitas kongenital tangan


Congenital clubfinger jari seperti gada
Spade-like hand (congenital) tangan seperti spade
Q68.2 Deformitas kongenital lutut
Dislokasi kongenital lutut, genu recurvatum kongenital:
Q68.3 Congenital bowing pada femur [femur seperti busur]
Kecuali: anteversi (leher) femur (Q65.8)
Q68.4 Congenital bowing pada tibia dan fibula
Q68.5 Bengkok kongenital tulang panjang tungkai, tidak dijelaskan
Q68.8 Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya
Deformitas kongenital klavikula, siku, lengan bawah, dan
skapula
Dislokasi kongenital siku dan bahu

Q69 Polidaktili
Q69.0 Accessory finger(s) jari tangan tambahan
Q69.1 Accessory thumb(s) ibu jari tangan tambahan
Q69.2 Accessory toe(s) [jari kaki tambahan]
Accessory hallux [ibu jari kaki tambahan]
Q69.9 Polidaktili, tidak dijelaskan
Supernumerary digit(s) NOS [jari banyak]

Q70 Sindactili
Q70.0 Fused fingers [jari bersatu]
Sindaktili kompleks jari tangan dengan sinostosis
Q70.1 Webbed fingers [jari seperti jaring]
Sindakctili simpleks jari tangan tanpa sinostosis
Q70.2 Fused toes [jari kaki bersatu]
Sindaktili kompleks jari kaki dengan sinostosis
Q70.3 Webbed toes [jari kaki seperti jaring]
Sindaktili simpleks jari kaki tanpa sinostosis
Q70.4 Polisindaktili
Q70.9 Sindaktili, tidak dijelaskan
Symphalangy NOS

Q71 Cacad reduksi anggota atas


Q71.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) atas
Q71.1 Absen kongenital lengan atas dan bawah, tangan ada [INGAT:
DAN = DAN/ATAU]
Q71.2 Absen kongenital lengan bawah dan tangan keduanya
Q71.3 Absen kongenital tangan dan jari (-jari)
Q71.4 Cacad reduksi longitudinal radius
Clubhand (congenital), radial clubhand
Q71.5 Cacad reduksi longitudinal ulna
Q71.6 Lobster-claw hand

45
PUSKESMAS SALASSAE

Q71.8 Cacad reduksi lain anggota (-anggota) atas


Pemendekan kongenital anggota (-anggota) atas
Q71.9 Cacad reduksi lain anggota atas, tidak dijelaskan

Q72 Cacad reduksi anggota bawah


Q72.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) bawah
Q72.1 Absen kongenital paha dan tungkai bawah, kaki ada
Q72.2 Absen kongenital tungkai bawah dan kaki keduanya
Q72.3 Absen kongenital kaki dan jari (-jari) kaki
Q72.4 Cacad reduksi longitudinal femur
Defisiensi fokal femur proksimal
Q72.5 Cacad reduksi longitudinal tibia
Q72.6 Cacad reduksi longitudinal fibula
Q72.7 Split foot [kaki belah]
Q72.8 Cacad reduksi lain anggota (-anggota) bawah
Pemendekan kongenital anggota (-anggota) bawah
Q72.9 Cacad reduksi lain anggota bawah, tidak dijelaskan

Q73 Cacad reduksi pada anggota yang tidak dijelaskan


Q73.0 Absen kongenital anggota (-anggota) yang tidak dijelaskan
Amelia NOS [absen kongenital anggota, atau anggota sangat
pendek]
Q73.1 Phocomelia, anggota tidak dijelaskan limb(s)
Phocomelia NOS [anggota proksimal tidak berkembang, tangan
atau kaki melekat ke badan; proksimal absen atau kurang
berkembang, distal normal]
Q73.8 Cacad reduksi lain pada anggota (-anggota) yang tidak
dijelaskan
Cacad reduksi longitudinal pada anggota yang tidak dijelaskan
Ectromelia anggota NOS (absen satu anggota atau lebih)
Hemimelia anggota NOS (lengan dan tungkai sangat pendek)
Cacad reduksi anggota NOS

Q74 Malformasi kongenital anggota lainnya


Kecuali: polidaktili (Q69.-), sindaktili (Q70.-), cacad reduksi
anggota (Q71-Q73)
Q74.0 Malformasi kongenital anggota atas lainnya, Termasuk
gelang bahu
Disostosis kleidocranialis, pseudarthrosis kongenital klavikula
Sinostosis radioulnaris, tulang karpal tambahan
Makrodaktilia (fingers), triphalangeal thumb [ibu jari dengan
tiga phalanks]
Deformitas Madelung, deformitas Sprengel
Q74.1 Malformasi kongenital lutut
Absen kongenital patella, patella rudimenter
Dislokasi kongenital patella

46
PUSKESMAS SALASSAE

Genu valgum kongenital, genu varum kongenital


Kecuali: dislokasi kongenital lutut (Q68.2),
genu recurvatum kongenital (Q68.2)
nail patella syndrome (Q87.2)
Q74.2 Malformasi kongenital anggota bawah lainnya), Termasuk
lingkaran panggul
Fusi kongenital sendi sacroiliaca
Malformasi kongenital (sendi) tumit dan sakroiliaka
Kecuali: anteversi (leher) femur (Q65.8)
Q74.3 Arthrogryposis multiplex congenita [sendi terfiksir dalam
fleksi (kontraktur)]
Q74.8 Malformasi kongenital anggota lainnya
Q74.9 Malformasi kongenital anggota, tidak dijelaskan
Anomali kongenital anggota NOS

Q75 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka lainnya


Kecuali: anomali dentofasialis [Termasuk maloklusi] (K07.-)
cacad tengkorak yang terkait dengan anomali kongenital otak
seperti
anensefali (Q00.0), ensefalokel (Q01.-),
mikrosefali (Q02), hidrosefalus (Q03.-)
malformasi kongenital muka NOS (Q18.-)
deformitas muskuloskeleton kepala dan muka (Q67.0-Q67.4)
sindroma malformasi kongenital yang diklasifikasi pada Q87.-
Q75.0 Kraniosinostosis
Fusi tidak sempurna tengkorak
Akrosefali, trigonosefali, oxysefali,
Q75.1 Disostosis kraniofasialis
Penyakit Crouzon
Q75.2 Hypertelorism [jarak orbita jauh, akibat pertumbuhan
berlebihan]
Q75.3 Makrosefali
Q75.4 Disostosis mandibulofasialis
Q75.5 Disostosis okulomandibularis
Q75.8 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka lainnya
Absen kongenital tulang tengkorak
Deformitas kongenital dahi, platybasia [lesi basis meningen
oksipitalis]
Q75.9 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka, tidak
dijelaskan
Anomali kongenital: tulang muka NOS, tulang tengkorak NOS

Q76 Malformasi kongenital spina dan tulang rongga dada


Kecuali: deformitas kongenital muskuloskeleton spina dan dada
(Q67.5-Q67.8)
Q76.0 Spina bifida occulta [tersembunyi]

47
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: meningokel (spinal) (Q05.-), spina bifida (aperta)


(cystica) (Q05.-)
Q76.1 Klippel-Feil syndrome
Sindroma fusi vertebra servikalis
Q76.2 Spondilolisthesis kongenital
Spondilolisis kongenital
Kecuali: spondilolisis (acquired) (M43.0),
spondilolisthesis (acquired) (M43.1)
Q76.3 Skoliosis kongenital akibat malformasi kongenital tulang
Fusi hemivertebra atau kegagalan segmentasi dengan skoliosis
Q76.4 Malformasi kongenital spina lainnya, tidak terkait dengan
skoliosis
Kelainan yang tidak dijelaskan atau tidak terrkait dengan
skoliosis pada:
absen kongenital vertebra, fusi kongenital spina
kyphosis kongenital, lordosis kongenital
malformasi kongenital (sendi) (regio) lumbosakral
hemivertebra, malformasi vertebra, platispondylisis,
supernumerary vertebra
Q76.5 Cervical rib
Iga berlebih pada regio cervicalis
Q76.6 Malformasi kongenital iga lainnya
Iga tambahan, absen kongenital iga, fusi kongenital iga
Malformasi kongenital iga NOS
Kecuali: short rib syndrome (Q77.2)
Q76.7 Malformasi kongenital sternum
Absen kongenital sternum, sternum bifidum
Q76.8 Malformasi kongenital lain tulang rongga dada
Q76.9 Malformasi kongenital tulang rongga dada, tidak dijelaskan

Q77 Osteochondrodysplasia dengan cacad pertumbuhan tulang


panjang dan vertebra
Kecuali: mucopolysaccharidosis (E76.0-E76.3)
Q77.0 Akhondrogenesis [anggota sangat pendek]
Hipokhondrogenesis [ossifikasi vertebra dan pelvis terlambat]
Q77.1 Thanatophoric short stature [vertebra seperti H, femur
seperti telepon]
Q77.2 Short rib syndrome
Asphyxiating thoracic dysplasia [Jeune] [toraks atas sangat
sempit]
Q77.3 Khondrodisplasia punktata [pemendekan anggota proksimal]
Q77.4 Achondroplasia [dahi menonjol, saddle nose, lordosis lumbal,
bowlegs]
Hipokhondroplasia [agak ringan]
Q77.5 Diastrophic dysplasia [cebol, ibu jari pendek, talipes
equinovarus terfiksir]

48
PUSKESMAS SALASSAE

Q77.6 Displasi khondroektodermal


Ellis-van Creveld syndrome [pemendekan anggota distal]
Q77.7 Spondyloepiphyseal dysplasia kyphoskoliosis, muka datar.
myopia
Q77.8 Osteokhondrodisplasia lain dengan cacad pertumbuhan
tulang panjang dan vertebra
Q77.9 Osteokhondrodisplasia dengan cacad pertumbuhan tulang
panjang dan vertebra, tidak dijelaskan

Q78 Osteokhondrodisplasia lainnya


Q78.0 Osteogenesis imperfecta [pembentukan tulang tidak
sempurna]
Fragilitas ossium, osteopsathyrosis
Q78.1 Displasia fibrosa poliostotik
Sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg)
Q78.2 Osteopetrosis
Sindroma Albers-Schnberg
Q78.3 Progressive diaphyseal dysplasia [displasia diafisis progresif]
Sindroma Camurati-Engelmann
Q78.4 Enkhondromatosis
Sindroma Maffucci, penyakit Ollier
Q78.5 Metaphyseal dysplasia
Sindroma Pyle
Q78.6 Multiple congenital exostoses
Diaphyseal aclasis
Q78.8 Osteokhondrodisplasia lainnya
Osteopoikilosis
Q78.9 Osteokhondrodisplasia, tidak dijelaskan
Khondrodistrofi NOS, osteodistrofi NOS

Q79 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, not elsewhere


classified
Kecuali: tortikollis (sternomastoid) kongenital (Q68.0)
Q79.0 Hernia diafragmatika kongenital
Kecuali: hiatus hernia kongenital (Q40.1)
Q79.1 Malformasi kongenital diafragma lainnya
Absen diafragma, eventrasi diafragma,
Malformasi kongenital diafragma NOS
Q79.2 Exomphalos
Omphalocele
Kecuali: hernia umbilikalis (K42.-)
Q79.3 Gastroskhisis [lambung belah]
Q79.4 Prune belly syndrome [lapisan otot abdomen absen]
Q79.5 Malformasi kongenital dinding abdomen lainnya
Kecuali: hernia umbilikalis (K42.-)

49
PUSKESMAS SALASSAE

Q79.6 Sindrome Ehlers-Danlos [kelainan jaringan ikat, semua


jaringan melemah]
Q79.8 Malformasi kongenital lain sistem muskuloskeleton
Absen otot atau tendon, amyotrophia congenita
Pemendekan tendon kongenital, band konstriksi kongenital
Otot tambahan (aksesoris),
Sindroma Poland [kelainan ukuran dan bentuk tangan
kongenital]
Q79.9 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, tidak
dijelaskan
Anomali atau deformitas NOS sistem muskuloskeleton
kongenital

Malformasi kongenital lainnya (Q80-Q89)

Q80 Congenital ichthyosis


[ichthyosis: kulit kering bersisik]
Kecuali: penyakit Refsum (G60.1)
Q80.0 Ichthyosis vulgaris
Q80.1 X-linked ichthyosis
Q80.2 Lamellar ichthyosis
Collodion baby
Q80.3 Congenital bullous ichthyosiform erythroderma
Q80.4 Harlequin fetus [Harlequin ichthyosis]
Q80.8 Ichthyosis kongenital lainnya
Q80.9 Ichthyosis kongenital, tidak dijelaskan

Q81 Epidermolysis bullosa


Q81.0 Epidermolysis bullosa simplex
Kecuali: Cockayne's syndrome (Q87.1)
Q81.1 Epidermolysis bullosa letalis
Sindroma Herlitz
Q81.2 Epidermolysis bullosa dystrophica
Q81.8 Epidermolysis bullosa lainnya
Q81.9 Epidermolysis bullosa, tidak dijelaskan

Q82 Malformasi kongenital kulit lainnya


Kecuali: congenital erythropoietic porphyria (E80.0)
acrodermatitis enteropathica (E83.2)
pilonidal cyst or sinus (L05.-)
Sturge-Weber(-Dimitri) syndrome (Q85.8)
Q82.0 Hereditary lymphoedema
Q82.1 Xeroderma pigmentosum
Q82.2 Mastocytosis
Urticaria pigmentosa
Kecuali: malignant mastocytosis (C96.2)

50
PUSKESMAS SALASSAE

Q82.3 Incontinentia pigmenti [pigment tidak merata]


Q82.4 Ectodermal dysplasia (anhidrotic)
Kecuali: Ellis-van Creveld syndrome (Q77.6)
Q82.5 Naevus non-neoplastik kongenital
Birthmark NOS [tanda lahir]
Naevus: flammeus, portwine, sanguinosa, strawberry, verrukosa
Naevus vascular NOS
Kecuali: caf au lait spots (L81.3), lentigo (L81.4)
naevus: NOS (D22.-), melanocytic (D22.-), pigmented
(D22.-)
naevus: araneus (I78.1), spider (I78.1), stellar (I78.1)
Q82.8 Malformasi kongenital kulit lainnya
Garis tangan abnormal, tonjolan aksesoris kulit, anomali
dermatografia
Keratosis palmaris et plantaris yang diwariskan, cutis laxa
(hyperelastica)
Benign familial pemphigus [Hailey-Hailey]
Keratosis follicularis [Darier-White]
Kecuali: sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6)
Q82.9 Malformasi kongenital kulit, tidak dijelaskan

Q83 Malformasi kongenital mammae


Kecuali: absen m. pectoralis (Q79.8)
Q83.0 Absen kongenital mammae dengan absen papilla mammae
Q83.1 Mammae tambahan
Supernumerary breast
Q83.2 Absent papilla mammae
Q83.3 Papilla mammae tambahan
Supernumerary nipple
Q83.8 Malformasi kongenital mammae lainnya
Hipoplasia mammae
Q83.9 Malformasi kongenital mammae, tidak dijelaskan

Q84 Malformasi kongenital lain integumen


Q84.0 Alopesia kongenital
Atrikhosis kongenital
Q84.1 Kekacauan morfologis rambut kongenital, n.e.c.
Rambut berbutir (beaded hair), monilethrix, pili annulati
Kecuali: Menkes' kinky hair syndrome (E83.0)
Q84.2 Malformasi kongenital lain rambut
Hipertrichosis kongenital, lanugo persisten
Malformasi kongenital rambut NOS
Q84.3 Anonikhia kuku absen
Kecuali: nail patella syndrome (Q87.2)
Q84.4 Leukonikhia kongenital kuku putih

51
PUSKESMAS SALASSAE

Q84.5 Enlarged and hypertrophic nails kuku besar dan hipertrofi


Onikhauxis kongenital, pakhionikhia
Q84.6 Malformasi kongenital kuku lainnya
Clubnail, koilonychia (retak dan cekung),
Malformasi kongenital kuku NOS
Q84.8 Malformasi kongenital integumen lain yang dijelaskan
Aplasia kutis kongenita
Q84.9 Malformasi kongenital integumen, tidak dijelaskan
Anomaly atau deformitas kongenital integumen NOS

Q85 Phakomatoses, not elsewhere classified bercak-bercak kulit


Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
familial dysautonomia [Riley-Day] (G90.1)
Q85.0 Neurofibromatosis (nonmalignant)
Penyakit Von Recklinghausen [neurofibroma dengan bintik
coklat pucat]
Q85.1 Tuberous sclerosis
Penyakit Bourneville, epiloia
Q85.8 Phakomatoses lainnya, n.e.c.
Sindroma:
Peutz-Jeghers bintik melanin hitam kecoklatan, dengan
poliposis GI tract
Sturge-Weber(-Dimitri) lesi merah, pink atau ungu di daerah
trigeminus
von Hippel-Lindau kista berupa tumor jinak yang isinya
organ apa saja
Kecuali: Meckel-Gruber syndrome (Q61.9)
Q85.9 Phakomatosis, tidak dijelaskan;
Hamartosis NOS

Q86 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang


diketahui, n.e.c.
Kecuali: hipotiroidism yang terkait dengan defisiensi iodin (E00-
E02)
efek nonteratogenik zat yang masuk melalui plasenta atau
ASI (P04.-)
Q86.0 Fetal alcohol syndrome (dysmorphic)
Q86.1 Fetal hydantoin syndrome
Meadow's syndrome
Q86.2 Dismorfisme akibat warfarin
Q86.8 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang
diketahui lainnya

Q87 Sindroma malformasi kongenital lain yang mengganggu berbagai


sistem
Q87.0 Sindroma malformasi kongenital yang terutama mengganggu
bentuk muka

52
PUSKESMAS SALASSAE

Akroefalopolisindaktili, akroefalosindaktili [Apert]


Sindroma kriptoftalmos, cyclopia, whistling face [wajah bersiul]
Sindroma: oro-facial-digital,
Sindroma: Goldenhar, Moebius, Robin, Treacher Collins
Q87.1 Sindroma malformasi kongenital yang terutama berhubungan
dengan tubuh pendek
Sindroma: Aarskog, Cockayne, De Lange, Dubowitz, Noonan,
Prader-Willi,
Sindroma: Robinow-Silverman-Smith, Russell-Silver, Seckel,
Smith-Lemli-Opitz
Kecuali: sindroma Ellis-van Creveld (Q77.6)
Q87.2 Sindroma malformasi kongenital yangterutama mengenai
anggota
Sindroma: nail patella, sirenomelia
Sindroma: Holt-Oram, Klippel-Trnaunay-Weber, Rubinstein-
Taybi
Sindroma: Trombositopenia dengan Absent Radius [TAR]
Sindroma VATER (cacad Vertebra, Anus imperforata, fistula
TrakheoEsophagus, dan displasia Radius and Renal)
Q87.3 Sindroma malformasi kongenital yang mencakup
pertumbuhan awal berlebihan
Sindroma: Beckwith-Wiedemann, Sotos, Weaver
Q87.4 Sindroma Marfan
Q87.5 Sindroma malformasi kongenital dengan perubahan lain pada
tulang lainnya
Q87.8 Sindroma malformasi kongenital lain yang dijelaskan, n.e.c.
Sindroma: Alport, Laurence-Moon(-Bardet)-Biedl, Zellweger

Q89 Malformasi kongenital lain, n.e.c.


Q89.0 Malformasi kongenital limpa
Asplenia (kongenital),
Splenomegaly kongenital
Kecuali: isomerisme atrial appendages (dengan asplenia atau
polysplenia) (Q20.6)
Q89.1 Malformasi kongenital kelenjar adrenal
Kecuali: hiperplasia kongenital adrenal (E25.0)
Q89.2 Malformasi kongenital kelenjar endokrin lain
Malformasi kongenital kelenjar parathyroid atau thyroid
Duktus thyroglossus persisten; kista thyroglossus
Q89.3 Situs inversus
Dextrocardia dengan situs inversus
Mirror-image atrial arrangement dengan situs inversus
Situs inversus: abdominalis, thoracis
Situs transversus: abdominalis, thoracis
Transposisi visera: abdomen, thoraks
Kecuali: dextrocardia NOS (Q24.0)

53
PUSKESMAS SALASSAE

Q89.4 Conjoined twins kembar siam


Kraniopagus, disefali, double monster, pigopagus, torakopagus
Q89.7 Malformasi kongenital ganda, n.e.c.
Monster NOS
Anomali atau deformitas kongenital ganda NOS
Kecuali: sindroma malformasi kongenital yang mengganggu
banyak sistem (Q87.-)
Q89.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan
Q89.9 Malformasi kongenital, tidak dijelaskan
Anomali kongenital NOS, deformitas kongenital NOS

Kelainan kromosom, not elsewhere classified (Q90-Q99)

Q90 Sindroma Down


Q90.0 Trisomi 21, nondisjunction meiosis
Q90.1 Trisomi 21, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q90.2 Trisomi 21, translokasi
Q90.9 c Down, tidak dijelaskan
Trisomi 21 NOS [pada posisi 21 terdapat 3 kromosom, bukan
sepasang]

Q91 Sindroma Edwards and Sindroma Patau


Q91.0 Trisomi 18, nondisjunction meiosis
Q91.1 Trisomi 18, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q91.2 Trisomi 18, translokasi
Q91.3 Sindroma Edwards, tidak dijelaskan
Q91.4 Trisomi 13, nondisjunction meiosis
Q91.5 Trisomi 13, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q91.6 Trisomi 13, translokasi
Q91.7 Sindroma Patau, tidak dijelaskan

Q92 Trisomi dand trisomi parsial pada autosome, not elsewhere


classified
Termasuk: translokasi dan insersi yang tidak berimbang
Kecuali: trisomi kromosom 13, 18, 21 (Q90-Q91)
Q92.0 Trisomi whole chromosome, nondisjunction meiosis
Q92.1 Trisomi whole chromosome, mosaicism (nondisjunction
mitosis)
Q92.2 Trisomi parsial mayor
Duplikasi whole arm atau lebih.
Q92.3 Trisomi parsial minor
Duplikasi kurang dari whole arm
Q92.4 Duplikasi hanya terlihat pada prometafase
Q92.5 Duplikasi dengan complex rearrangements lainnya
Q92.6 Kromosom extra marker

54
PUSKESMAS SALASSAE

Q92.7 Triploidi dan poliploidi [sel atau organ dengan kromosom 3N


atau lebih]
Q92.8 Trisomi dan trisomi parsial lain pada autosome yang
dijelaskan
Q92.9 Trisomi dan trisomi parsial pada autosom, tidak dijelaskan

Q93 Monosomi dan penghapusan dari autosom, n.e.c.


Q93.0 Monosomi whole chromosome, nondisjunction meiosis
Q93.1 Monosomi whole chromosome, mosaicism (nondisjunction
mitosis)
Q93.2 Kromosome diganti dengan ring or disentrik
Q93.3 Penghapusan short arm of chromosome 4
Sindroma Wolff-Hirschorn
Q93.4 Penghapusan of short arm of chromosome 5
Cri-du-chat syndrome
Q93.5 Penghapusan lain dari bagian chromosome
Q93.6 Penghapusan hanya terlihat pada prometafase
Q93.7 Penghapusan dengan complex rearrangements lainnya
Q93.8 Penghapusan dari autosom lainnya
Q93.9 Penghapusan dari autosom, tidak dijelaskan

Q95 Balanced rearrangements dan structural markers, n.e.c.


Termasuk: Translokasi dan insersi timbal balik berimbang dan
Robertson
Q95.0 Translokasi dan insersi berimbang pada individu normal
Q95.1 Inversi kromosom pada individu normal
Q95.2 Balanced autosomal rearrangement pada individu abnormal
Q95.3 Balanced sex/autosomal rearrangement pada individu
abnormal
Q95.4 Individu dengan marker heterokromatin
Q95.5 Individu dengan autosomal fragile site
Q95.8 Balanced rearrangements dan structural markers lainnya
Q95.9 Balanced rearrangement dan structural marker, tidak
dijelaskan

Q96 Turner's syndrome


[Perkembangan seksual wanita terhalang, ovarium tidak berkembang]
Kecuali: sindroma Noonan (Q87.1)
Q96.0 Karyotype 45,X
Q96.1 Karyotype 46,X iso (Xq)
Q96.2 Karyotype 46,X dengan kromosom sex abnormal, Kecuali iso
(Xq)
Q96.3 Mosaicism, 45,X/46,XX or XY

55
PUSKESMAS SALASSAE

Q96.4 Mosaicism, 45,X/baris sel lain dengan kromoom sex abnormal


Q96.8 Varian lain sindroma Turner
Q96.9 Sindroma Turner, tidak dijelaskan

Q97 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe wanita, n.e.c.


Kecuali: Sindroma Turner (Q96.-)
Q97.0 Karyotype 47,XXX
Q97.1 Female dengan lebih dari 3 chromosomes X
Q97.2 Mosaicism, barisan dengan berbagai jumlah chromosomes X
Q97.3 Female dengan karitipe 46,XY
Q97.8 Kelainan kromosom sex lainnya yang dijelaskan, fenotipe
wanita,
Q97.9 Kelainan kromosom sex, fenotipe wanita, tidak dijelaskan

Q98 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe pria, n.e.c.


[Sindroma Klinefelter: pria dengan kromosom X ektra, steril, berciri
wanita]
Q98.0 Sindroma Klinefelter kariotipe 47,XXY
Q98.1 Sindroma Klinefelter, pria dengan lebih dari 2 kromosom X
Q98.2 Sindroma Klinefelter, pria dengan kariotipe 46,XX
Q98.3 Pria dengan kariotipe 46,XX lainnya
Q98.4 Sindroma Klinefelter, tidak dijelaskan
Q98.5 Kariotipe 47,XYY
Q98.6 Pria dengan kromosom sex berstruktur abnormal
Q98.7 Pria dengan mosaicism kromosom sex
Q98.8 Kelainan kromosom sex lain yang dijelaskan, male phenotype
Q98.9 Kelainan kromosom sex, male phenotype, tidak dijelaskan

Q99 Kelainan kromosom lain, n.e.c.


Q99.0 Chimera 46,XX/46,XY
Chimera 46,XX/46,XY true hermaphrodite
Q99.1 46,XX true hermaphrodite
46,XX dengan streak gonads
46,XY dengan streak gonads
Disgenesis gonad murni
Q99.2 Fragile X chromosome
Sindroma fragilitas X
Q99.8 Kelainan kromosom lain yang dijelaskan
Q99.9 Kelainan kromosom, tidak dijelaskan

56
PUSKESMAS SALASSAE

CODING EXERCISES
1. Patent ductus arteriosus

2. Cervical spina bifida with hydrocephalus

3. Von Recklinghausen's disease

4. Pentalogy of Fallot

5. Laryngocele

6. Marfan's syndrome

7. Cyclopia

8. Downs Syndrome

9. Extra marker chromosome

10. Chimera 46, XX/46,XY

11. Ibu mengalami rubella waktu hamil, bayi lahir dengan cortical
cataracts.

12. Medial cleft palate

13. Clubfoot

14. Ventricular septal defect with pulmonary stenosis, dextraposition


of aorta and hypertrophy of the right ventricle (semua
membentuk sindroma Tetralogy of Fallot).

15. Congenital polycystic kidneys

16.Accessory toe of left foot, congenital

17. Congenital ventricular septal defect

18. Prader-Willi Syndrome

19. Cystic paru-paru, congenital

20. Congenital, pyloric stenosis

57
PUSKESMAS SALASSAE

PENYAKIT-PENYAKIT KONGENITAL

1. Patent ductus arteriosus


Cari patent pada Index (Volume 3, halaman 431).
Patent
- ductus arteriosus or botalli -> Q25.0

2. Cervical spina bifida dengan hydrocephalus


Cari spina bifida pada Index (Volume 3, halaman 503).
Spina bifida
- cervical
- - with hydrocephalus -> Q05.0

3. Penyakit Von Recklinghausen


Cari Von Recklinghausen's pada Index (Volume 3, halaman 563).
Von Recklinghausen's
- disease (neurofibromatosis) -> Q85.0

4. Pentalogy Fallot
Cari Pentalogy of Fallot pada Index (Volume 3, halaman 432).
Pentalogy of Fallot -> Q21.8

5. Laryngocele
Cari laryngocele pada Index (Volume 3, halaman 330).
Laryngocele (congenital)(ventricular) -> Q31.3

6. Marfan's syndrome
Cari Marfan's syndrome pada Index (Volume 3, halaman 348).
Marfan's syndrome -> Q87.4

7. Cyclopia
Cari Cyclopia pada Index (Volume 3, halaman 123).
Cyclopia, cyclops -> Q87.0
Uraian pada Volume 1 menunjukkan bahwa kondisi ini satu dari
sejumlah sindroma yang biasanya lebih mempengaruhi penampilan
muka. Cyclopia tidak memiliki kode tersendiri.

8. Down's Syndrome
Cari Down's pada Index (Volume 3, halaman 189).
Down's disease or syndrome (see also Trisomi, 21) -> Q90.9
Trisomi 21 pada Index (Volume 3, halaman 541) memiliki
deskripsi lebih lanjut, tapi karena tidak ada informasi yang lebih
spesifik maka kodenya adalah Q90.9.

9. Extra marker chromosome


58
PUSKESMAS SALASSAE

Cari Extra pada Index (Volume 3, halaman 218).


Extra
- marker chromosomes -> Q92.6

10. Chimera 46,XX/46,XY


Cari Chimera 46,XX/46,XY pada Index (Volume 3, halaman 96).
Chimera 46,XX/46,XY -> Q99.0
Pada tabular list kelainan ini juga disebut "true
hermaphroditism" Kode ini bisa juga diperoleh dengan mencari
Hermaphrodite pada Index (Volume 3, halaman 263).

11. Mother contracted rubella during pregnancy. Baby born with


cortical cataracts.
Pada bab ini kita hanya mengkode malformasi, deformasi dan
kelainan kromosom. Jadi yang kita kode hanya kondisi bayi.
Cari cataract pada Index (Volume 3, halaman 91).
Cataract (cortical)
- congenital -> Q12.0

12. Medial cleft palate


Cari cleft pada Index (Volume 3, halaman 100).
Cleft
- palate(unilateral)
- - medial -> Q35.6
Pada tabular list terdapat exclusion note halaman 815 untuk
cleft palate dengan cleft lip terdapat kategori lain untuk kombinasi
kondisi ini.

13. Clubfoot
Cari clubfoot pada Index (Volume 3, halaman 101).
Clubfoot (congenital) -> Q66.8
Tidak terdapat informasi lebih jauh tentang apakah clubfoot ini
congenital atau acquired, kita gunakan kode utnuk Other Congenital
Deformities of feet (Q66.8, halaman 831 pada Tabular List).

14. Ventricular septal defect dengan pulmonary stenosis, dextraposisi


aorta dan hypertrophy ventricle kanan (kondisi ini membuat
sindroma Tetralogy of Fallot).
Terdapat beberapa kondisi yang akan dikode disini, tapi
semuanya memiliki kode yang sama. Kalau semua kondisi ini hadir,
mereka disebut Tetralogy of Fallot.
Cari defect pada Index (Volume 3, halaman 134).
Defect
- ventricular septal
- - in tetralogy of Fallot -> Q21.3
Cari dextraposition pada Index (Volume 3, halaman 157).

59
PUSKESMAS SALASSAE

Dextraposition, aorta
- in tetralogy of Fallot -> Q21.3
Cari hypertrophy pada Index (Volume 3, halaman 279).
Hypertrophy
- ventricle, ventricular
- in tetralogy of Fallot -> Q21.3

15. Congenital polycystic kidneys


Cari polycystic pada Index (Volume 3, halaman 447).
Polycystic
- kidney -> Q61.3
Pada Index tedapat rujukan ke infantile polycytic disease, namun
istilah 'infantile' (muncul pada bayi) tidak sama dengan 'congenital'
(telah ada ketika lahir). Jadi kode yang benar adalah Q61.3.

16. Jari tambahan kaki kiri, kongenital


Cari accessory pada Index (Volume 3, halaman 25).
Accessory
- toe -> Q69.2

17. Congenital ventricular septal defect


Cari defect pada Index (Volume 3, halaman 134).
Defect
- ventricular septal -> Q21.0

18. Prader-Willi Syndrome


Cari Prader-Willi pada Index (Volume 3, halaman 450)
Prader-Willi Syndrome -> Q87.1

19. Cystic lung, congenital


Cari cyst pada Index (Volume 3, halaman 126).
Cyst
- lung
- - congenital -> Q33.0

20. Pyloric stenosis, congenital


Cari stenosis pada Index (Volume 3, halaman 509).
Stenosis
- pylorus

60
CHAPTER XII. GEJALA, TANDA, DAN HASIL ABNORMAL KLINIS
DAN LABORATORIUM, NOT ELSEWHERE CLASSIFIED (R00-R99)

Bab ini berisi gejala, tanda, hasil abnormal pemeriksaan klinis


dan laboratorium, dan kondisi meragukan, sehingga tidak terdapat
diagnosis yang bisa diklasifikasikan di bagian lain.
Tanda dan gejala yang menunjuk cukup definitif ke suatu
diagnosis telah diletakkan pada sebuah kategori di dalam bab lain.
Secara umum, kategori dalam bab ini melibatkan kondisi dan gejala
yang kurang jelas, sehingga tanpa studi kasus yang perlu untuk
menegakkan diagnosis, mungkin akan mengarah pada dua penyakit
atau lebih, atau pada dua sistem tubuh atau lebih. Secara praktis
semua kategori dalam bab ini bisa dianggap NOS, penyebab tidak
diketahui atau sementara. Indeks alfabet harus dirujuk untuk
menentukan gejala dan tanda mana yang dialokasikan pada bab ini
atau pada bab lain. Subkategori sisa, dengan nomor .8, umumnya
disediakan untuk gejala relevan lain yang tidak bisa diklasifikasikan di
tempat lain.
Kondisi dan tanda atau gejala yang termasuk dalam kategori
R00-R99 terdiri dari:
a. kasus yang tidak bisa diberi diagnosis yang lebih spesifik
walau pun semua fakta yang berhubungan dengan kasus ini
diperiksa,
b. tanda atau gejala yang ditemukan pada encounter awal ternyata
bersifat sementara dan penyebabnya tidak bisa ditentukan,
c. diagnosis sementara pada pasien yang tidak kembali untuk
pemeriksaan atau asuhan lebih lanjut,
d. kasus yang dirujuk ke tempat lain sebelum diagnosis ditegakkan,
e. kasus yang karena suatu alasan tidak bisa diberi diagnosis yang
lebih tepat,
f. gejala tertentu, dengan informasi tambahan tersedia, yang
merupakan masalah penting tersendiri dalam asuhan medis

Kecuali: penemuan abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu


(O28.-)
kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)

Blok-blok dalam bab ini adalah sebagai berikut:


R00-R09Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan
R10-R19Tanda dan gejala pada sistem pencernaan dan abdomen
R20-R23Tanda dan gejala pada kulit dan jaringan subkutis
R25-R29Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeleton
R30-R39Tanda dan gejala pada sistem perkemihan
R40-R46Tanda dan gejala pada kognisi, persepsi, emosi dan tingkah
laku
R47-R49Tanda dan gejala pada bicara dan suara
R50-R69Tanda dan gejala umum
R70-R79Hasil abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa diagnosis
PUSKESMAS SALASSAE

R80-R82Hasil abnormal pada pemeriksaan urin, tanpa diagnosis


R83-R89Hasil abnormal pada pemeriksaan cairan tubuh, zat dan
jaringan, tanpa diagnosis
R90-R94Hasil abnormal pada citra diagnostik dan pemeriksaan
fungsi, tanpa diagnosis
R95-R99Penyebab kematian yang tidak jelas dan tidak diketahui

Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan (R00-R09)

R00 Kelainan denyut jantung


Kecuali: kelainan yang dimulai pada masa perinatal (P29.1)
aritmia yang dijelaskan (I47-I49)
R00.0 Tachycardia [denyut jantung cepat], tidak dijelaskan
Tachycardia: sinoauricular NOS, sinus (sinusal) NOS
R00.1 Bradycardia [denyut jantung lambat], tidak dijelaskan
Bradycardia: sinoatrial, sinus, vagal
R00.2 Palpitasi
Sadar akan denyut jantungt
R00.8 Kelainan denyut jantung lain dan tidak dijelaskan

R01 Bising jantung (cardiac murmurs) dan suara jantung lainnya


Kecuali: yang dimulai pada masa perinatal (P29.8)
R01.0 Bising jantung ringan dan tidak berbahaya
Bising jantung fungsional
R01.1 Bising jantung, tidak dijelaskan
Cardiac bruit NOS
R01.2 Suara jantung lainnya
Cardiac dullness [pekak jantung] meningkat atau menurun;
friksi prekordial

R02 Gangrene, not elsewhere classified


Kecuali: gas gangrene (A48.0), pyoderma gangrenosum (L88)
gangrene pada: situs tertentu yang dijelaskan - see Alphabetical
Index
gangrene pada: diabetes mellitus (E10-E14 dengan karakter
keempat .5)
gangrene pada: aterosklerosis (I70.2),. penyakit pembuluh
darah perifer lain (I73.-)

R03 Pembacaan tekanan darah abnormal, tanpa diagnosis


R03.0 Tekanan darah terbaca meningkat, tanpa diagnosis hipertensi
Note: kategori ini untuk episode peningkatan tekanan darah
pada pasien tanpa diagnosis resmi hipertensi, atau sebagai
penemuan insidentil terpisah.
R03.1 Tekanan darah terbaca rendah yang tidak spesifik
Kecuali: hipotensi (I95.-), hipotensi neurogenik orthostatik
(G90.3)

2
PUSKESMAS SALASSAE

sindroma hipotensi maternal (O26.5)

R04 Perdarahan dari saluran pernafasan


R04.0 Epistaxis
Perdarahan dari hidung, mimisan
R04.1 Perdarahan dari tenggorokan
Kecuali: haemoptysis (R04.2)
R04.2 Haemoptysis
Sputum bercampur darah, batuk dengan perdarahan
R04.8 Perdarahan dari situs lain pada saluran pernafasan
Perdarahan paru-paru NOS
Kecuali: perdarahan paru-paru perinatal (P26.-)
R04.9 Perdarahan dari saluran pernafasan, tidak dijelaskan

R05 Batuk
Kecuali: batuk psikogenik (F45.3), batuk dengan perdarahan
(R04.2)

R06 Kelainan pernafasan


Kecuali: respiratory distress (syndrome)(of): adult (J80), newborn
(P22.-)
respiratory: failure (J96.-), failure of newborn (P28.5), arrest
(R09.2),
R06.0 Dyspnoea
Orthopnoea, shortness of breath [sesak nafas]
Kecuali: transient tachypnoea of newborn (P22.1)
R06.1 Stridor nafas berbunyi seperti air menggelegak]
Kecuali: laryngismus (stridulus) (J38.5), stridor larynx
kongenital (P28.8)
R06.2 Wheezing [nafas menciok]
R06.3 Periodic breathing
Pernafasan Cheyne-Stokes, pernafasan periodik
R06.4 Hyperventilation [nafas dalam]
Kecuali: hiperventilasi psikogenik (F45.3)
R06.5 Mouth breathing
Snoring [bunyi mendengkur, nafas melalui mulut]
Kecuali: mulut kering NOS (R68.2)
R06.6 Hiccough
Kecuali: hiccough psikogenik (F45.3)
R06.7 Sneezing [bersin]
R06.8 Kelainan bernafas lain dan tidak dijelaskan
Apnoea NOS [nafas berhenti], breath-holding (spells) [menahan
nafas]
Choking sensation [rasa tercekik], sighing [nafas bunyi
mengeluh]

3
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: apnoea (pada): tidur (G47.3), newborn (primary)


(P28.3), newborn (P28.4),

R07 Nyeri di tenggorokan dan dada


Kecuali: mialgia epidemik (B33.0), sore throat (acute) NOS
(J02.9), disfagia (R13)
nyeri pada: leher (M54.2), mammae (N64.4)
R07.0 Nyeri di tenggorokan
R07.1 Nyeri dada ketika bernafas
Painful respiration
R07.2 Nyeri precordial
R07.3 Nyeri dada lainnya
Nyeri dada depan NOS
R07.4 Nyeri dada, tidak dijelaskan

R09 Tanda dan gejala lain pada sistem sirkulasi dan pernafasan
Kecuali: respiratory distress (syndrome)(of): adult (J80), newborn
(P22.-)
respiratory: failure (J96.-), failure of newborn (P28.5)
R09.0 Asphyxia [tercekik]
Kecuali: asphyxia intrauterine (P20.-), asphyxia lahir (P21.-)
asphyxia (akibat): benda asing (T17.-), trauma (T71),
karbon monoxida (T58)
R09.1 Pleurisy [pleuritis]
Kecuali: pleurisy dengan effusi (J90)
R09.2 Respiratory arrest
Cardiorespiratory failure [gagal kardiorespirasi]
R09.3 Sputum abnormal
Jumlah, warna, atau bau sputum abnormal; sputum berlebihan
Kecuali: sputum bercampur darah (R04.2)
R09.8 Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem sirkulasi
dan pernafasan
Perkusi abnormal, suara friksi, suara timpani pada dada
Rales [rhonchi], bruit (arterial), weak pulse [nadi lemah]

Tanda dan gejala pada sistem pencernaan dan abdomen (R10-R19)


Kecuali: pylorospasm (K31.3), obstruksi usus (K56.-),
obstruksi usus pada bayi (P76.-)
perdarahan gastrointestinum (K92.0-K92.2), pada bayi
(P54.0-P54.3),
gejala yang dapat dirujuk ke organ genital: pria (N48-N50),
wanita (N94.-)
pylorospasme kongenital atau infantil (Q40.0)
tanda dan gejala pada sistem perkemihan (R30-R39)

R10 Nyeri abdomen dan pelvis


Kecuali: dorsalgia (M54.-), kolik ginjal (N23),

4
PUSKESMAS SALASSAE

kembung dan kondisi terkait (R14)


R10.0 Acute abdomen
Nyeri hebat abdomen (umum)(lokal)(dengan kejang abdomen)
R10.1 Nyeri lokal di abdomen atas
Nyeri epigastrium
R10.2 Nyeri pelvis dan perineum
R10.3 Nyeri lokal di bagian lain abdomen bawah
R10.4 Nyeri abdomen lain dan tidak dijelaskan
Abdominal tenderness [nyeri tekan] NOS, kolik NOS, kolik
infantil

R11 Mual dan muntah


Kecuali: muntah (pada): psikogenik (F50.5), setelah operasi
gastrointestinum (K91.0)
haematemesis (K92.0), haematemesis neonatus (P54.0)
muntah berlebihan: pada kehamilan (O21.-), muntah pada
bayi (P92.0)

R12 Heartburn
Kecuali: dyspepsia (K30)

R13 Dysphagia
Sulit menelan

R14 Flatulence [kembung] dan kondisi terkait


Distensi perut (berisi gas), bloating, eructation, gas pain, tympanites
(perut)(usus)
Kecuali: aerophagy psikogenik (F45.3)

R15 Faecal incontinence


Encopresis NOS
Kecuali: yang penyebabnya nonorganik (F98.1)

R16 Hepatomegali dan splenomegali, not elsewhere classified


R16.0 Hepatomegaly, not elsewhere classified
R16.1 Splenomegaly, not elsewhere classified
R16.2 Hepatomegaly dengan splenomegaly, not elsewhere classified
Hepatosplenomegaly NOS

R17 Jaundice yang tidak dijelaskan


Kecuali: jaundice neonatus (P55, P57-P59)

R18 Ascites
Cairan dalam rongga peritoneum

R19 Tanda dan gejala lain pada sistem pencernaan dan abdomen
Kecuali: acute abdomen (R10.0)
R19.0 Sembab, massa atau bengkak intraabdomen dan pelvik

5
PUSKESMAS SALASSAE

Sembab atau bengkak difus atau umum: intra-abdomen NOS,


pelvik NOS, umbilikus
Kecuali: distensi abdomen (gas) (R14), ascites (R18)
R19.1 Abnormal bowel sounds [bising usus abnormal]
Bisng usus: absen, hiperaktif
R19.2 Visible peristalsis [peristalsis terlihat]
Hyperperistalsis
R19.3 Abdominal rigidity [kejang abdomen]
Kecuali: yang disertai nyeri hebat abdomen (R10.0)
R19.4 Change in bowel habit [perubahan kebiasaan usus]
Kecuali: konstipasi (K59.0), diare fungsional (K59.1)
R19.5 Kelainan feses lainnya
Warna feses abnormal, feses banyak sekali, mukus pada feses
Kecuali: melaena (K92.1), melaena pada neonatus (P54.1)
R19.6 Halitosis [bau nafas tidak menyenangkan]
R19.8 Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem
pencernaan dan abdomen

Tanda dan gejala pada kulit dan jaringan subkutis (R20-R23)

R20 Kekacauan sensasi kulit


Kecuali: anestesia dan kehilangan sensasi disosiatif (F44.6),
kekacauan psikogenik (F45.8)
R20.0 Anaesthesia kulit
R20.1 Hypoaesthesia kulit
R20.2 Paraesthesia kulit
Formikasi, pins and needles, tingling skin, kesemutan
Kecuali: acroparaesthesia (I73.8)
R20.3 Hyperaesthesia
R20.8 Kekacauan sensasi kulit lain dan tidak dijelaskan

R21 Rash dan erupsi kulit nonspesifik lainnya

R22 Sembab, massa dan bengkak lokal pada kulit dan jaringan
subkutis
Termasuk: nodul subkutis (lokal)(superficial)
Kecuali: adipositas lokal (E65), pembesaran kelenjar limfe (R59.-),
oedema (R60.-)
massa dan bengkak pada: breast (N63), intra-abdomen atau
pelvik (R19.0)
sembab (pada): sendi (M25.4), intra-abdomen atau pelvik
(R19.0)
hasil abnormal pada citra diagnostik (R90-R93).
R22.0 Sembab, massa dan bengkak lokal pada kepala
R22.1 Sembab, massa dan bengkak lokal pada leher
R22.2 Sembab, massa dan bengkak lokal pada badan

6
PUSKESMAS SALASSAE

R22.3 Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota atas


R22.4 Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota bawah
R22.7 Sembab, massa dan bengkak lokal pada situs ganda
R22.9 Sembab, massa dan bengkak lokal, tidak dijelaskan

R23 Perubahan kulit lainnya


R23.0 Cyanosis
Kecuali: acrocyanosis (I73.8), serangan sianosis pada bayi
(P28.2)
R23.1 Pallor [pucat]
Clammy skin
R23.2 Flushing [kemerahan]
Blushing berlebihan
Kecuali: keadaan menopause dan klimakterik wanita (N95.1)
R23.3 Ecchymoses spontan
Petechiae
Kecuali: purpura (D69.-), ecchymoses pada janin dan bayi
(P54.5),
R23.4 Perubahan texture kulit
Desquamasi, indurasi, persisikan pada kulit
Kecuali: penebalan epidermis NOS (L85.9)
R23.8 Perubahan kulit lainnya dan tidak dijelaskan

Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeleton (R25-R29)

R25 Pergerakan bawah sadar abnormal


Kecuali: kelainan tic (F95.-), kelainan pergerakan stereotype
(F98.4)
kelainan pergerakan spesifik (G20-G26)
R25.0 Pergerakan abnormal kepala
R25.1 Tremor, tidak dijelaskan
Kecuali: chorea NOS (G25.5)
tremor: hysterical (F44.4), essential (G25.0), intention
(G25.2)
R25.2 Cramp and spasm
Kecuali: spasme karpopedal (R29.0), spasme infantil (G40.4)
R25.3 Fasciculation
Twitching NOS
R25.8 Pergerakan bawah sadar abnormal lain dan yang tidak
dijelaskan

R26 Kelainan gait dan mobilitas


Kecuali: ataxia: lokomotor (sifilitika) (A52.1), herediter (G11.-),
NOS (R27.0)
sindroma immobilitas (paraplegia) (M62.3)
R26.0 Ataxic gait

7
PUSKESMAS SALASSAE

Staggering gait
R26.1 Paralytic gait
Spastic gait
R26.2 Kesulitan berjalan, not elsewhere classified
R26.8 Kelainan gait dan mobilitas lain dan tidak dijelaskan
Unsteadiness on feet NOS

R27 Kehilangan koordinasi lainnya


Kecuali: hereditary ataxia (G11.-), ataxic gait (R26.0), vertigo
NOS (R42)
R27.0 Ataxia, tidak dijelaskan
R27.8 Kehilangan koordinasi lainnya dan tidak dijelaskan

R29 Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeletal


lainnya
R29.0 Tetany
Spasme karpopedal
Kecuali: tetani: histeria (F44.5), neonatus (P71.3),
tetani: parathyroid (E20.9), post-thyroidectomy (E89.2)
R29.1 Meningismus
R29.2 Reflex abnormal
Kecuali: reflex pupil abnormal (H57.0), reflex gag [muntah]
hiperaktif (J39.2)
reaksi vasovagus atau syncope (R55)
R29.3 Postur abnormal
R29.4 Clicking hip
Kecuali: deformitas kongenital panggul (Q65.-)
R29.6 Tendensi jatuh, NEC
Tendensi jatuh karena usia tua atau masalah kesehatan lain
yang tidak jelas
Kecuali: kecelakaan NOS (X59)
kesulitan berjalan (R26.2)
pusing dan sulit berdiri (R42)
jatuh karena cedera (W00-W19)
jatuh karena penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
pingsan dan kolaps (R55)
R29.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sistem syaraf
dan muskuloskeletal

Tanda dan gejala pada sistem perkemihan (R30-R39)

R30 Nyeri yang berhubungan dengan berkemih


Kecuali: nyeri psikogenik (F45.3)
R30.0 Dysuria
Strangury
R30.1 Vesical tenesmus [nyeri vesika urinaria]

8
PUSKESMAS SALASSAE

R30.9 Painful micturition, tidak dijelaskan


Painful urination NOS

R31 Haematuria yang tidak dijelaskan


Kecuali: haematuria rekurent atau persistent (N02.-)

R32 Inkontinensia urin yang tidak dijelaskan


Enuresis NOS
Kecuali: enuresis nonorganik (F98.0)
inkontinensia stress dan inkontinensia urin lain yang
dijelaskan (N39.3-N39.4)

R33 Retentio urin

R34 Anuria dan oliguria


Kecuali: yang merupakan komplikasi:
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.4)
hamil, melahirkan dan nifas (O26.8, O90.4)

R35 Polyuria
Sering berkemih, nocturia [berkemih malam]
Kecuali: polyuria psikogenik(F45.3)

R36 Urethral discharge


Penile discharge, urethrorrhoea

R39 Tanda dan gejala lain pada sistem perkemihan


R39.0 Extravasation of urine [lewat di luar pembuluhnya]
R39.1 Kesulitan berkemih lainnya
Enggan berkemih, aliran kemih kurang, aliran kemih bercabang
R39.2 Uraemia extrarenal
Uraemia prerenal
R39.8 Tanda dan gejala lain tidak dijelaskan pada sistem
perkemihan

Tanda dan gejala kognisi, persepsi, emosi, dan tingkah laku (R40-R46)
Kecuali: yangmerupakan bagian dari poa kelainan jiwa (F00-F99)

R40 Somnolens, stupor dan koma


Kecuali: koma: diabetik (E10-E14, karakter keempat .0),
hipoglikemik (nondiabetik) (E15)
koma: hepatik (K72.-), uraemik (N19), neonatus (P91.5)
R40.0 Somnolens
Drowsiness [mengantuk]
R40.1 Stupor
Semicoma
Kecuali: stupor: katatonik (F20.2), manik (F30.2), depresif
(F31-F33), disosiatif (F44.2)

9
PUSKESMAS SALASSAE

R40.2 Koma, tidak dijelaskan


Tidak sadar NOS [pingsan NOS]

R41 Tanda dan gejala lain pada fungsi kognitif dan kesadaran
Kecuali: kelainan disosiatif [conversion] (F44.-)
R41.0 Disorientasi, tidak dijelaskan
Confusion [bingung] NOS
Kecuali: disorientasi psikogenik (F44.8)
R41.1 Amnesia anterograde
R41.2 Amnesia retrograde
R41.3 Amnesia lain
Amnesia NOS
Kecuali: transient global amnesia (G45.4), sindroma amnesia
organik (F04)
sindroma amnesia akibat zat psikoaktif (F10-F19, karakter
keempat .6)
R41.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada fungsi
kognitif dan kesadaran

R42 Dizziness and giddiness


Light-headedness, vertigo NOS
Kecuali: sindroma vertiginosa (H81.-)

R43 Kekacauan bau dan rasa


R43.0 Anosmia
R43.1 Parosmia
R43.2 Parageusia [kelainan sensasi rasa]
R43.8 Kekacauan bau dan rasa lain dan tidak dijelaskan
Kekacauan campuran bau dan rasa

R44 Tanda dan gejala lain pada sensasi dan persepsi umum
Kecuali: kekacauan sensasi kulit (R20.-)
R44.0 Halusinasi auditorius
R44.1 Halusinasi visual
R44.2 Halusinasi lain
R44.3 Halusinasi, tidak dijelaskan
R44.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sensasi dan
persepsi umum

R45 Tanda dan gejala pada keadan emosi


R45.0 Nervousness
Nervous tension
R45.1 Restlessness and agitation [gelisah dan ingin ribut]
R45.2 Unhappiness
Worries [khawatir] NOS
R45.3 Demoralization and apathy [kehilangan semangat dan apati]
R45.4 Irritability and anger [tegang dan marah]
10
PUSKESMAS SALASSAE

R45.5 Hostility [sikap bermusuhan]


R45.6 Physical violence [kekerasan fisik]
R45.7 Keadaan syok dan stress emosi, tidak dijelaskan
R45.8 Tanda dan gejala lain yang melibatkan keadaan emosi
Muncul keinginan (tendensi) bunuh diri
Kecuali: keinginan bunuh diri sebagai bagian dari kelainan jiwa
(F00-F99)

R46 Tanda dan gejala pada penampilan dan tingkah laku


R46.0 Very low level of personal hygiene [kotor]
R46.1 Bizarre personal appearance [penampilan pribadi aneh]
R46.2 Strange and inexplicable behaviour [sikap aneh dan tak bisa
dijelaskan]
R46.3 Overactivity
R46.4 Slowness and poor responsiveness [lamban dan kurang
respons]
Kecuali: stupor (R40.1)
R46.5 Curiga dan jelas menghindar
R46.6 Perhatian berlebihan dan selalu memikirkan event yang
menyebabkan stress
R46.7 Terlalu banyak bicara detil kejadian sekitar mengaburkan
alasan kontak
R46.8 Tanda dan gejala lain pada penampilan dan tingkah laku

Tanda dan gejala pada bicara dan suara (R47-R49)

R47 Kekacauan bicara, not elsewhere classified


Kecuali: gangguan perkembangan spesifik pada bicaradan
bahasa (F80.-)
autisma (F84.0-F84.1), stuttering [stammering] (F98.5),
cluttering (F98.6)
R47.0 Dysphasia and aphasia
Kecuali: progressive isolated aphasia (G31.0)
R47.1 Dysarthria dan anarthria
R47.8 Kekacauan bicara lainnya dan tidak dijelaskan

R48 Dyslexia dan gangguan fungsi simbolik lain, not elsewhere


classified
Kecuali: specific developmental disorders of scholastic skills
(F81.-)
R48.0 Dyslexia [huruf terbalik-balik] and alexia [tak mengerti kata
yang tertulis]
R48.1 Agnosia [tak bisa mengenali tempat, person, rasa, atau bau
yang pernah dikenalnya]
R48.2 Apraxia [tak bisa membuat gerakan yang biasa]
R48.8 Gangguan fungsi simbolik lain dan tidak dijelaskan
Acalculia [tak bisa berhitung], agraphia [tak bisa menulis]

11
PUSKESMAS SALASSAE

R49 Kekacauan suara


Kecuali: kekacauan suara psikogenik (F44.4)
R49.0 Dysphonia
Hoarseness [suara kasar]
R49.1 Aphonia
Loss of voice [suara hilang]
R49.2 Hypernasality and hyponasality
R49.8 Kekacauan suara lainnya dan tidak dijelaskan
Perubahan suara NOS

Tanda dan gejala umum (R50-R69)

R50 Demam dengan asal-usul tidak diketahui


Kecuali: demam dengan asal-usul tidak diketahui (ketika)
(pada):
persalinan (O75.2), newborn (P81.9)
demam nifas NOS (O86.4)
R50.2 Demam akibat obat
[gunakan kode tambahan (Bab XX), bila perlu, untuk identifikasi
obat]
R50.8 Demam lain yang dijelaskan
Demam dengan menggigil, demam dengan kaku, atau demam
persisten
R50.9 Demam, tidak dijelaskan
Hyperpyrexia NOS, pyrexia NOS
Kecuali: hyperthermia maligna akibat anaesthesia (T88.3)

R51 Headache
Nyeri muka NOS
Kecuali: neuralgia trigeminus (G50.0), nyeri muka tidak khas
(G50.1)
migraine dan sindroma sakit kepala lainnya (G43-G44)

R52 Pain, not elsewhere classified


Termasuk: nyeri yang tidak bisa dirujuk pada organ atau regio tubuh
mana pun
Kecuali: chronic pain personality syndrome (F62.8), kolik
ginjal (N23), headache (R51)
nyeri (pada):
psikogenik (F45.4), mata (H57.1), telinga (H92.0), gigi
(K08.8), lidah (K14.6)
sendi (M25.5), anggota (M79.6), pinggang (M54.5),
punggung (M54.9)
bahu (M75.8), spina (M54.-), breast (N64.4), tenggorokan
(R07.0)
rongga dada (R07.1-R07.4), abdomen (R10.-), pelvik and
perineum (R10.2)

12
PUSKESMAS SALASSAE

R52.0 Nyeri akut


R52.1 Nyeri kronis intractable [tak bisa hilang]
R52.2 Nyeri kronis lain
R52.9 Nyeri, tidak dijelaskan
Nyeri umum NOS

R53 Malaise and fatigue


Asthenia NOS, lethargy, tiredness, penurunan fisik umum
Debilitas: NOS, kronis, nervosa
Kecuali: fatigue syndrome (F48.0), fatigue syndrome
pascavirus (G93.3)
debilitas: kongenital (P96.9), senilis (R54)
exhaustion and fatigue (akibat)(pada): pertempuran (F43.0),
neurasthenia (F48.0), kehamilan (O26.8), asthenia senilis(R54),
exposure (T73.2), olahraga berlebihan (T73.3), panas (T67.-)

R54 Senilitas
Tua, usia senja tanpa disebutkan psikosis, asthenia atau debilitas
senilis
Kecuali: senile psychosis (F03)

R55 Syncope and collapse


Blackout, fainting [tidak sadar tiba-tiba, sebentar, karena penurunan
aliran darah ke otak]
Kecuali: astenia neurosirkulasi (F45.3), pingsan NOS (R40.2)
hipotensi ortostatik (I95.1), hipotensi ortostatik neurogenic
(G90.3)
syok: kardiogenik (R57.0), NOS (R57.9), pascabedah (T81.1)
syok yang mempersulit atau menyertai: abortus atau hamil
ektopik atau mola (O00-O07, O08.3), persalinan dan melahirkan
(O75.1)
Stokes-Adams attack (I45.9) [akibat asistole atau fibrillasi
jantung]
syncope: psikogenik (F48.8), sinus karotid (G90.0), jantung
(T67.1)

R56 Konvulsi, not elsewhere classified


Kecuali: konvulsi [kontraksi dan relaksasi cepat berulang]
dan kejang (pada):
disosiatif (F44.5), epilepsi (G40-G41), bayi (P90)
R56.0 Kejang demam
R56.8 Kejang lain dan tidak dijelaskan
Fit NOS, seizure (convulsive) NOS

R57 Shock, not elsewhere classified


Kecuali: toxic shock syndrome (A48.3)
syok (akibat): septik (A41.9), psikis (F43.0), obstetrik
(O75.1), komplikasi atau pasca abortus, hamil ektopik atau mola

13
PUSKESMAS SALASSAE

(O00-O07, O08.3), petir (T75.0), listrik (T75.4), trauma (T79.4),


pascabedah (T81.1), anaestesia (T88.2)
syok anafilaktik (akibat): reaksi makanan (T78.0), NOS
(T78.2), serum (T80.5)
R57.0 Syok kardiogenik
R57.1 Syok hipovolemik
R57.8 Syok lain
Syok endotoksik
R57.9 Syok, tidak dijelaskan
Kegagalan sirkulasi perifer NOS

R58 Haemorrhage, not elsewhere classified


Perdarahan NOS

R59 Pembesaran kelenjar limfe


Termasuk: pembesaran kelenjar
Kecuali: limfadenitis: mesenterika (akut)(kronik) (I88.0),
kronik (I88.1), NOS (I88.9)
limfadenitis akut (L04.-)
R59.0 Pembesaran kelenjar limfe lokal
R59.1 Pembesaran kelenjar limfe umum
Lymphadenopathy NOS
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum
(persistent) (B23.1)
R59.9 Pembesaran kelenjar limfe, tidak dijelaskan

R60 Oedema, not elsewhere classified


Kecuali: hydrothorax (J94.8), hydrops fetalis NOS (P83.2),
ascites (R18)
oedema (pada): malnutrisi (E40-E46), serebri (G93.6), larynx
(J38.4), pharynx (J39.2), nasopharynx (J39.2), paru-paru (J81),
hamil (O12.0), serebri akibat cedera lahir (P11.0), bayi (P83.3),
herediter (Q82.0), angioneurotic (T78.3)
R60.0 Oedema lokal
R60.1 Oedema umum
R60.9 Oedema, tidak dijelaskan
Retensi cairan NOS

R61 Hiperhidrosis
R61.0 Hiperhidrosis lokal
R61.1 Hiperhidrosis umum
R61.9 Hiperhidrosis, tidak dijelaskan
Keringat berlebihan, keringat malam

R62 Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan


Kecuali: pubertas terlambat (E30.0)
R62.0 Delayed milestone

14
PUSKESMAS SALASSAE

Pencapaian tingkat perkembangan fisiologis yang diharapkan


terlambat
Terlambatnya: berbicara, berjalan
R62.8 Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan lainnya
Kegagalan: pertambahan berat bada, bertumbuh
Infantilisme NOS, pertumbuhan tidak ada, retardasi fisik
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan gagal bertumbuh
(B22.2)
retardasi fisik akibat malnutrisi (E45)
R62.9 Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan, tidak
dijelaskan

R63 Tanda dan gejala sehubungan dengan makan dan minum


Kecuali: malnutrisi (E40-E46),
kelainan makan dengan penyebab non-organik (F50.-),
bulimia NOS (F50.2)
R63.0 Anorexia
Hilang selera makan
Kecuali: anorexia nervosa (F50.0), hilang selera dengan
penyebab non-organik (F50.8)
R63.1 Polydipsia
Minum berlebihan
R63.2 Polyphagia
Makan berlebihan, hiperalimentasi NOS
R63.3 Kesulitan dan kesalahan pengaturan makan
Masalah pemberian makanan NOS
Kecuali: masalah pemberian makanan pada bayi(P92.-)
kelainan pemberian makanan bayi dengan penyebab non-
organik (F98.2)
R63.4 Penurunan abnormal berat badan
R63.5 Peningkatan abnormal berat badan
Kecuali: obesitas (E66.-), berat badan naik berlebihan pada
kehamilan (O26.0)
R63.8 Tanda dan gejala lain sehubungan dengan makan dan minum

R64 Cachexia
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan wasting syndrome
(B22.2)
malignant cachexia (C80), marasmus gizi (E41)

R68 Gejala dan tanda umum lainnya


R68.0 Hypothermia, tidak ada hubungannya dengan suhu
lingkungan yang dingin
Kecuali: hipotermia (akibat)(pada):
suhu lingkungan rendah (T68), NOS (accidental)
(T68)
newborn (P80.-), anaesthesia (T88.5)

15
PUSKESMAS SALASSAE

R68.1 Gejala non-spesifik yang khas pada bayi


Tangis bayi berlebihan, bayi irritable
Kecuali: teething syndrome (K00.7), iritabilitas serebral
neonatus neonatal (P91.3)
R68.2 Mulut kering, tidak dijelaskan
Kecuali: mulut kering akibat: dehidrasi (E86), sicca syndrome
[Sjgren] (M35.0)
hiposekresi kelenjar saliva (K11.7)
R68.3 Clubbing of fingers
Clubbing of nails
Kecuali: club finger kongenital (Q68.1)
R68.8 Gejala dan tanda umum lainnya yang dijelaskan

R69 Penyebab sakit yang tidak diketahui dan tidak dijelaskan


Sakit NOS
Penyakit yang tidak terdiagnosa, tidak dijelaskan situs atau sistem
yang terlibat

Hasil abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa diagnosis (R70-R79)


Kecuali: kelainan (dari)(pada): koagulasi (D65-D68), platelets
dan trombosit (D69.-), lekosit yang diklasifikasikan di tempat
lain (D70-D72), lipids (E78.-), pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)
kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan bayi
(P50-P61)
diagnostic abnormal findings classified elsewhere - see
Alphabetical Index

R70 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate dan kelainan


kepekatan plasma
R70.0 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate
R70.1 Kelainan kepekatan plasma

R71 Kelainan red blood cells


Kelainan morfologi eritrosit NOS, kelainan volume eritrosit NOS
Anisocytosis, poikilocytosis
Kecuali: polycythaemia vera (D45), anaemias (D50-D64)
polycythaemia: jinak (familial) (D75.0), sekunder
(D75.1), neonatorum (P61.1)

R72 Kelainan white blood cells, not elsewhere classified


Hitung jenis lekosit abnormal NOS
Kecuali: leukocytosis (D72.8)

R73 Peningkatan kadar gula darah


Kecuali: diabetes mellitus (E10-E14), DM pada hamil,
melahirkan dan nifas (O24.-)
hypoinsulinaemia pascabedah (E89.1), kelainan neonatus
(P70.0-P70.2)

16
PUSKESMAS SALASSAE

R73.0 Glucose tolerance test abnormal


Diabetes: kimiawi, laten, kerusajan toleransi glukosa,
prediabetes
R73.9 Hyperglycaemia, tidak dijelaskan

R74 Kadar abnormal enzim serum


R74.0 Peningkatan kadar transaminase dan lactic acid
dehydrogenase [LDH]
R74.8 Kadar abnormal enzim serum lainnya
Kada abnormal: acid/alkaline phosphatase, amylase, lipase
[triacylglycerol lipase]
R74.9 Kadar abnormal enzim serum yang tidak dijelaskan

R75 Laboratory evidence of human immunodeficiency virus [HIV]


Hasil uji HIV bayi yang tidak memberikan kesimpulan
Kecuali: status infeksi human immunodeficiency virus [HIV]
asymptomatik (Z21)
penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)

R76 Hasil immunologis serum abnormal lainnya


R76.0 Peningkatan titer antibodi
Kecuali: isoimmunisasi, pada kehamilan (O36.0-O36.1)
isoimmunisasi, pada kehamilan yang mengganggu janin
atau bayi (P55.-)
R76.1 Reaksi abnormal terhadap test tuberkulin
Hasil abnormal test Mantoux
R76.2 Hasil serological test for syphilis (STS) positif palsu
Reaksi Wassermann positif palsu
R76.8 Hasil immunologis serum abnormal lain yang dijelaskan
Peningkatan kadar immunoglobulins NOS
R76.9 Hasil immunologis serum abnormal, tidak dijelaskan

R77 Kelainan protein plasma lainnya


Kecuali: kelainan disorders metabolisme protein plasma
(E88.0)
R77.0 Kelainan albumin
R77.1 Kelainan globulin, hiperglobulinaemia NOS
R77.2 Kelainan alphafetoprotein
R77.8 Kelainan protein plasma lain yang dijelaskan
R77.9 Kelainan protein plasma, tidak dijelaskan

R78 Findings of drugs and other substances, not normally found in


blood
Kecuali: Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan
zat psikoaktif (F10-F19)
R78.0 Penemuan alkohol di dalam darah
R78.1 Penemuan obat opiat di dalam darah

17
PUSKESMAS SALASSAE

R78.2 Penemuan kokain di dalam darah


R78.3 Penemuan hallusinogen di dalam darah
R78.4 Penemuan obat lain yang berpotensi adiktif di dalam darah
R78.5 Penemuan obat psikotropika di dalam darah
R78.6 Penemuan zat steroid di dalam darah
R78.7 Penemuan kadar logam berat abnormal di dalam darah
R78.8 Penemuan zat lain yang dijelaskan, yang biasanya tidak ada
di dalam darah
Penemuan kadar abnormal lithium di dalam darah
R78.9 Penemuan zat yang tidak dijelaskan, yang biasanya tidak ada
di dalam darah

R79 Hasil abnormal lain pada kimia darah


Kecuali: hipoglikemia NOS (E16.2), hiperurikemia
asimtomatik (E79.0),
kelainan cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam basa
(E86-E87)
hasil spesifik yang menunjukkan kelainan metabolisme:
asam amino (E70-E72), karbohidrat (E73-E74), lipid
(E75.-)
hipoglikemia neonatus (P70.3-P70.4), hiperglikemia NOS
(R73.9)
R79.0 Kadar abnormal mineral darah
Kadar abnormal: cobalt, copper, iron, magnesium, mineral NEC,
zinc
Kecuali: defisiensi gizi mineral (E58-E61), kelainan
metabolisme mineral (E83.-)
hypomagnesaemia neonatus (P71.2), kadar abnormal
lithium (R78.8)
R79.8 Hasil abnormal lain yang dijelaskan pada kimia darah
Kadar abnormal gas darah
R79.9 Hasil abnormal kimia darah, tidak dijelaskan

Hasil abnormal pada pemeriksaan urin, tanpa diagnosis (R80-R82)


Kecuali: hasil abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)
hasil abnormal pemeriksaan diagnostik yang diklasifikasikan
di tempat lain
hasil spesifik yang menunjukkan kelainan metabolisme::
asam amino (E70-E72), karbohidrat (E73-E74)

R80 Isolated proteinuria


Albuminuria NOS, proteinuria Bence Jones, proteinuria NOS
Kecuali: proteinuria: persistent (N39.1), orthostatik (N39.2),
gestasi (O12.1)
proteinuria terpisah, dengan lesi morfologis yang dijelaskan
(N06.-)

R81 Glycosuria

18
PUSKESMAS SALASSAE

Kecuali: glycosuria ginjal (E74.8)

R82 Hail abnormal lainnya pada urin


Kecuali: haematuria (R31)
R82.0 Chyluria
Kecuali: chyluria filaria (B74.-)
R82.1 Myoglobinuria
R82.2 Biliuria
R82.3 Haemoglobinuria
Kecuali: haemoglobinuria pada hemolisis akibat faktor
eksternal NEC (D59.6)
paroxysmal nocturnal haemoglobinuria [Marchiafava-
Micheli] (D59.5)
R82.4 Acetonuria, ketonuria
R82.5 Peningkatan kadar obat dan zat biologis pada urin
Peningkatan kadar di urin: katekolamin, indoleacetic acid, 17-
ketosteroids, steroids
R82.6 Kadar abnormal di urin untuk zat umumnya bukan obat-
obatan
Kadar abnormal logam berat di urin
R82.7 Hasil abnormal pada pemeriksaan mikrobiologi urin
Hasil kultur positif
R82.8 Hasil abnormal pada pemeriksaan sitologis dan histologis
urin
R82.9 Hasil abnormal lain dan tidak dijelaskan pada urine
Cells and casts pada urine, crystalluria, melanuria

Hasil abnormal pemeriksaan cairan tubuh, zat dan jaringan, tanpa


diagnosis (R83-R89)
Kecuali: hasil abnormal pada: pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)
hasil pemeriksaan tanpa diagnosis: darah (R70-R79), urine
(R80-R82)
hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasikan di tempat
lain see Vol. 2
Subdivisi karakter keempat berikut digunakan dengan kategori R83-
R89:
.0 Kadar abnormal enzym
.1 Kadar abnormal hormon
.2 Kadar abnormal obat dan zat biologis lain
.3 Kadar abnormal zat yang bukan obat-obatan
.4 Hasil abnormal immunologis
.5 Hasil abnormal mikrobiologis: hasil kultur positif
.6 Hasil abnormal sitologis: apusan abnormal Papanicolaou
.7 Hasil abnormal histologis
.8 Hasil abnormal lainnya: hasil abnormal chromosom
.9 Hasil abnormal yang tidak dijelaskan

19
PUSKESMAS SALASSAE

R83 Hasil abnormal pada cerebrospinal fluid

R84 Hasil abnormal pada specimens dari organ respirasidan thorax


Hasil abnormal: apusan bronkus, sekresi hidung, cairan pleura,
sputum, apusan tenggorokan
Kecuali: sputum bercampur darah (R04.2)

R85 Hasil abnormal pada specimens dari organ pencernaan dan


rongga abdomen
Hasil abnormal pada: cairan peritoneum, saliva
Kecuali: kelainan feses (R19.5)

R86 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia pria


Hasil abnormal pada: sekresi prostat, semen, cairan seminalis;
spermatozoa abnormal
Kecuali: azoospermia (N46), oligospermia (N46)

R87 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia wanita


Hasil abnormal pada sekresi dan apusan dari: cervix uteri, vagina,
vulva
Kecuali: carcinoma in situ (D05-D07.3)
displasia: cervix uteri (N87.-), vagina (N89.0-N89.3), vulva
(N90.0-N90.3)

R89 Hasil abnormal pada specimens dari organ, sistem dan jaringan
lain
Hasil abnormal pada: cairan nipple, cairan synovium, sekresi luka

Hasil abnormal citra diagnostik dan function studies, tanpa diagnosis


(R90-R94)
Termasuk: hasil abnormal nonspecifik pada citra diagnostik
menggunakan:
computerized axial tomography [CAT scan], ultrasound
[echogram]
magnetic resonance imaging [MRI][NMR], thermography
positron emission tomography [PET scan], pemeriksaan X-
ray
Kecuali: hasil abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)
hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasikan di tempat
lain

R90 Hasil abnormal pada citra diagnostik sistem syaraf pusat


R90.0 Lesi intrakranium yang memakan tempat
R90.8 Hasil abnormal lain pada citra diagnostik sistem syaraf pusat
Echoencephalogram abnormal

R91 Hasil abnormal pada citra diagnostik paru-paru


Coin lesion NOS, lung mass NOS

R92 Hasil abnormal pada citra diagnostik dada

20
PUSKESMAS SALASSAE

R93 Hasil abnormal pada citra diagnostik struktur tubuh lainnya


R93.0 Hasil abnormal pada citra diagnostik tengkorak dan kepala,
not elsewhere classified
Kecuali: lesi intrakranium yang memakan tempat (R90.0)
R93.1 Hasil abnormal pada citra diagnostik jantung dan sirkulasi
koroner
Abnormal: echocardiogram NOS, bayangan jantung
R93.2 Hasil abnormal pada citra diagnostik hati dan saluran
empedu
Nonvisualisasi gallbladder
R93.3 Hasil abnormal pada citra diagnostik bagian lain saluran
pencernaan
R93.4 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada organ perkemihan
Cacad pengisian pada: bladder, kidney, ureter
Kecuali: hypertrophy of kidney (N28.8)
R93.5 Hasil abnormal pada citra diagnostik daerah abdomen,
Termasuk retroperitoneum
R93.6 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada anggota
Kecuali: hasil abnormal pada kulit dan jaring sybkutis
(R93.8)
R93.7 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada bagian lain sistem
musculoskeleton
Kecuali: Hasil abnormal pada citra diagnostik pada
tengkorakl (R93.0)
R93.8 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada struktur tubuh
lain yang dijelaskan
Hasil radiologis kulit dan jaringan subkutis
Shift mediastinum

R94 Hasil abnormal pada function studies [penelitian fungsi]


Termasuk: hasil abnormal pada: radionuclide [radioisotope] uptake
studies, scintigraphy
R94.0 Hasil abnormal pada function studies sistem syaraf pusat
Electroencephalogram [EEG] abnormal
R94.1 Hasil abnormal pada function studies sistem syaraf perifer
dan sensasi khusus
Abnormal: electromyogram [EMG], electro-oculogram [EOG],
electroretinogram [ERG], response to nerve stimulation, visually
evoked potential [VEP]
R94.2 Hasil abnormal pada pulmonary function studies
Penurunan: kapasitas ventilasi, kapasitas vital
R94.3 Hasil abnormal pada function studies kardiovascular
Abnormal: electrocardiogram [ECG][EKG], electrophysiological
intracardiac studies, phonocardiogram, vectorcardiogram
R94.4 Hasil abnormal pada function studies ginjal
Abnormal renal function test
R94.5 Hasil abnormal pada function studies hati

21
PUSKESMAS SALASSAE

R94.6 Hasil abnormal pada function studies tiroid


R94.7 Hasil abnormal pada function studies endokrin lainnya
Kecuali: abnormal glucose tolerance test (R73.0)
R94.8 Hasil abnormal pada function studies organ dan sistem lain
Abnormal: basal metabolic rate [BMR], bladder function test,
splenic function test

Penyebab kematian yang tidak jelas dan tidak diketahui (R95-R99)


Kecuali: fetal death dengan penyebab tidak dijelaskan (P95), kematian
obstetri NOS (O95)

R95 Sudden infant death syndrome

R96 Mati mendadak lainnya, penyebab tidak diketahui


Kecuali: sudden cardiac death, begitu tertulis (I46.1), sudden infant
death syndrome (R95)
R96.0 Instantaneous death [mati mendadak]
R96.1 Kematian terjadi kurang dari 24 jam sejak awal gejala, tanpa
penjelasan lain
Kematian yang tidak violent atau mendadak tapi penyebabnya
tidak diketahui
Kematian tanpa tanda-tanda penyakit

R98 Unattended death kematian yang tidak dihadiri


Kematian dengan ditemukan mayat dan tidak ditemukan penyebabnya
Found dead

R99 Penyebab kematian yang kabur dan tidak dijelaskan


Kematian NOS
Penyebab kematian tidak diketahui

22
PUSKESMAS SALASSAE

Chapter XVIII. SYMPTOMS, SIGNS AND ABNORMAL CLINICAL &


LABORATORY FINDINGS, NOT ELSEWHERE CLASSIFIED

Bab ini mencakup:


gejala
tanda
hasil abnormal prosedur klinis dan penyelidikan lain
kondisi yang sulit didefinisikan sehingga tidak bisa dibuat
diagnosis yang dapat diklasifikasikan di tempat lain

IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER


Kategori berkisar dari R00 sampai R99
90 dari 100 kategori yang tersedia telah berisi
Kognisis, persepsi, emosi dan tingkah laku berada pada R40 -R46,
Bicara dan suara berada pada R47-R49
Tidak terdapat kategori asterisk untuk Bab ini
Alphabetical Index (Volume 2) harus selalu digunakan untuk
klarifikasi tanda dan gejala mana yang dialokasikan pada Bab
XVIII dan mana yang ke Bab lain.

R10 Abdominal and pelvic pain dibagi menurut situs nyeri, misal
nyeri abdomen atas.

R47-R49 mengklasifikasi gejala dan tanda pada bicara dan suara,


dan kondisi seperti gangguan bicara yang tidak diklasifikasikan di
tempat lain, dan gangguan suara.

R70-R94 mengurusi penmuan abnormal. Kode ini untuk


digunakan kalau tidak terdapat diagnosis yang jelas sedangkan
seseorang telah menjalani follow up pemeriksaan yang
menunjukkan adanya penmuan abnormal.

R95-R99 penyebab mortalitas yang kabur dan tak diketahui,


digunakan untuk kode mortalitas. Kode ini hanya digunakan
kalau tidak ada kode spesifik lain yang bisa diberikan.

1. Pyrexia of unknown origin


2. False-positive Wassermann reaction for syphilis
3. Hyperglycemia
4. Scaling of skin of the hands

1. Pyrexia of unknown origin


2. False-positive Wassermann reaction for syphilis
3. Hyperglycemia
4. Scaling of skin of the hands
5. Petechiae
6. Hallucinations (visual)
7. Anorexia
8. Intracranial space-occupying lesion
9. Abnormal glucose tolerance test.

23
PUSKESMAS SALASSAE

10. 25 year old patient was admitted for investigation of


debilitating malaise and fatigue.
11. Elderly woman admitted because of her concern about heart
palpitations.
12. Abnormal findings on semen tests.
13. Swelling of the glands in neck.
14. Syncope, cause undetermined
15. Right upper quadrant abdominal pain
16. Instantaneous death
17. Urinary incontinence
18. Dysphagia
19. Abnormal papanicolaou (pap) smear of cervix
20. Hematuria

24
PUSKESMAS SALASSAE

CHAPTER 18 SYMPTOMS, SIGNS AND ABNORMAL CLINICAL &


LABORATORY FINDINGS, NOT ELSEWHERE CLASSIFIED

1. Pyrexia of unknown origin

Look up pyrexia in the Index (Volume 3, page 469).

Pyrexia (of unknown origin) -> R50.9

Note that there are more specific codes shown in the Index and as
Exclusion notes in the Tabular list for pyrexia occurring in
conjunction with different conditions, but our diagnosis is pyrexia
of unknown origin.

2. False-positive Wassermann reaction for syphilis

Look up false in the Index (Volume 3, page 221).

False
- positive serological test for syphilis (Wassermann
reaction) -> R76.2

3. Hyperglycemia

Look up hyperglycemia in the Index (Volume 3, page


274).

Hyperglycemia, hyperglycemic -> R73.9

Again, note that there are more specific codes to use if you know
the cause of the hyperglycemia.

4. Scaling of skin of the hands

Look up scaling in the Index (Volume 3, page 486).

Scaling, skin -> R23.4

This condition is coded under Changes in Skin Texture.

5. Petechiae

Look up Petechiae in the Index (Volume 3, page 437).

Petechia, petechiae -> R23.3

25
PUSKESMAS SALASSAE

If the petechiae had been occurring in a newborn baby, we would


use code P54.5 from the Perinatal Conditions chapter.

6. Hallucinations (visual)

Look up hallucinations in the Index (Volume 3, page 252).

Hallucinations
- visual -> R44.1

There are individual codes for the differing types of hallucinations


- visual, auditory and other hallucinations.

7. Anorexia

Look up anorexia in the Index (Volume 3, page 53).

Anorexia -> R63.0

8. Intracranial space-occupying lesion

Look up lesion in the Index (Volume 3, page 333).

Lesion
- intracranial, space-occupying NEC -> R90.0

9. Abnormal glucose tolerance test.

Look up abnormal in the Index (Volume 3, page 12).

Abnormal
- glucose tolerance (test) -> R73.0

10. 25 year old patient was admitted for investigation of


debilitating malaise and fatigue.

Look up Malaise in the Index (Volume 3, page 344).

Malaise -> R53

Look up Fatigue in the Index (Volume 3, page 221).

Fatigue -> R53

We only need to use the code once to describe both symptoms.

11. Elderly woman admitted because of her concern about heart


palpitations.
26
PUSKESMAS SALASSAE

Look up palpitations in the Index (Volume 3, page 425).

Palpitations(heart) -> R00.2

12. Abnormal findings on semen tests.

Look up abnormal in the Index (Volume 3, page 13).

Abnormal
- semen -> R86._

Refer to page 886 of Volume 1 for the fourth character


subdivision needed for R86. On page 885 is a list of options for
fourth character subdivisions for the categories R83-R89. As we
do not know what the abnormal finding is for this patient we
should use the fourth character of .9. The code for this patient is
therefore R86.9.

13. Swelling of the glands in neck.

Look up swelling in the Index (Volume 3, page 517).

Swelling
-glands
- - localised -> R59.0

We code to localised as neck has been specified as the site of the


swelling without mention of any other lymph gland.

14. Syncope, cause undetermined

Look up syncope in the Index (Volume 3, page 518).

Syncope -> R55

15. Right upper quadrant abdominal pain

Look up pain in the Index (Volume 3, page 423).

Pain
- abdominal
- - upper abdomen -> R10.1

16. Instantaneous death

Look up death in the Index (Volume 3, page 132).

Death
27
PUSKESMAS SALASSAE

- instantaneous -> R96.0

This is a poor diagnosis - you should try to find out more details.

17. Urinary incontinence

Look up incontinence in the Index (Volume 3, page 288).

Incontinence
- urinary -> R32

You will note in the Index there are other options for the
incontinence, but as there is no more specification in our
diagnosis, the incontinence is coded to the symptoms chapter.

18. Dysphagia

Look up dysphagia in the Index (Volume 3, page 193).

Dysphagia -> R13

19. Abnormal papanicolaou (pap) smear of cervix

Look up abnormal in the Index (Volume 3, page 13).

Abnormal
- papanicolaou(smear)
- - cervix -> R87.6

20. Hematuria

Look up hematuria in the Index (Volume 3, page 255).

Hematuria-> R31

28
CHAPTER XIII.
CEDERA, KERACUNAN, DAN AKIBAT LAIN TERTENTU DARI PENYEBAB
EKSTERNAL (S00-T98)

Kecuali:
Trauma obstetrik (O70-O71)
Trauma lahir (P10-P15)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


S00-S09 Cedera kepala
S10-S19 Cedera leher
S20-S29 Cedera torak
S30-S39 Cedera abdomen, punggung bawah, vertebra
lumbalis, dan pelvis
S40-S49 Cedera bahu dan lengan atas
S50-S59 Cedera siku dan lengan bawah
S60-S69 Cedera pergelangan dan tangan
S70-S79 Cedera panggul dan paha
S80-S89 Cedera lutut dan tungkai bawah
S90-S99 Cedera tumit dan kaki
T00-T07 Cedera yang melibatkan regio ganda pada tubuh
T08-T14 Cedera bagian badan, anggota atau regio tubuh yang
tidak dijelaskan
T15-T19 Efek dari benda asing yang masuk melalu lobang
alamiah
T20-T32 Luka bakar dan korosi
T33-T35 Frostbite [cedera dingin]
T36-T50 Keracunan drugs, obat medis dan zat-zat biologis
T51-T65 Efek toksik zat yang peran utamanya bukan obat
medis
T66-T78 Efek penyebab eksternal lain dan yang tidak
dijelaskan
T79 Komplikasi dini tertentu dari trauma
T80-T88 Komplikasi asuhan bedah dan medis, not elsewhere
classified
T90-T98 Sequelae cedera, keracunan dan konsekuensi lain
penyebab eksternal

Bab ini menggunakan bagian S untuk mengkode berbagai


cedera pada daerah tubuh tunggal, dan bagian T untuk cedera daerah
tubuh ganda atau tidak dijelaskan di samping untuk keracunan dan
konsekuensi tertentu lain akibat penyebab luar.
Kalau cedera pada situs ganda dinyatakan pada judul, kata
dengan berarti kedua situs terlibat, dan kata dan berarti satu atau
kedua situs terlibat.
Prinsip pemberian kode ganda untuk cedera sedapat mungkin
harus diikuti. Kategori kombinasi untuk cedera ganda disediakan
untuk digunakan kalau detil masing-masing kondisi tidak memadai,
atau untuk tabulasi primer kalau pencatatan kode tunggal lebih
disukai; di luar itu, setiap cedera harus dikode secara tersendiri.
Rujuk aturan pengkodean morbiditas dan mortalitas pada Volume 2.

Catatan khusus dari Volume 2


Kalau terdapat cedera ganda dan tidak ada yang dipilih sebagai
Kondisi Utama (KU), maka kodelah mereka pada kategori yang
tersedia untuk cedera ganda yang::
sejenis, di daerah tubuh yang sama: biasanya karakter keempat .7
pada S0-S99.
tidak sejenis, tapi di daerah tubuh yang sama: biasanya karakter
keempat .7 pada kategori terakhir setiap blok, seperti S09, S19,
S29, dan seterusnya
sejenis, pada daerah tubuh yang berbeda: pada T00-T05

Perhatikan pengecualian berikut:


untuk cedera internal dengan cedera permukaan dan/atau luka
terbuka saja, pilih cedera internal sebagai KU.
untuk fraktur tengkorak dan tulang muka dengan cedera
intrakranium, kode cedera intrakranium sebagai KU.
untuk perdarahan intrakranium dengan cedera lain di kepala, kode
perdarahan intrakranium sebagai KU.
untuk fraktur dengan luka terbuka hanya di lokasi yang sama, kode
fraktur sebagai KU.

Kalau digunakan kategori cedera ganda, kode masing-masing


cedera bisa dipakai untuk kode tambahan. Pada kasus pengecualian di
atas, di samping kode KU, cedera terkait bisa diidentifikasi baik
dengan kode tambahan atau dengan angka yang disediakan untuk
tujuan ini.
Contoh 1
KU Cedera kandung kemih dan urethra.
KL: -
Kode: Cedera ganda organ pelvis (S37.7) sebagai KU.
Kode tambahan: S37.2 (cedera kandung kemih) dan S37.3
(cedera urethra)
Contoh 2
KU: Luka terbuka intrakranium dengan perdarahan otak.
KL:
Kode: Perdarahan otak akibat trauma (S06.8) sebagai KU.
Luka terbuka intrakranium: kode tambahan S01.9 (luka
terbuka kepala, tempat tidak dijelaskan) atau dengan
menambahkan angka 1 (luka terbuka) pada kode S06.8
(S06.8.1).
Kode-kode T90-T98 (Sekuel dari cedera, keracunan, dan akibat
penyebab eksternal lain) tidak digunakan sebagai KU, kalau bentuk
kondisi sisa itu telah tercatat. Ketika mengkode kondisi sisa, T90-T98
bisa digunakan sebagai kode tambahan.

2
Blok-blok pada bagian S, T00-T14 dan T90-T98 berisi cedera
pada level tiga karakter yang diklasifikasikan menurut jenis sebagai
berikut.
Cedera permukaan, termasuk:
kontusio, termasuk memar dan haematoma
cedera akibat benda asing di permukaan (serpihan) tanpa luka
besar terbuka
abrasio [lecet], blister [melepuh] (nonthermal), gigitan serangga
(tak berbisa)
Luka terbuka, termasuk:
gigitan binatang, tersayat, laserasi [luka robek]
luka tembus: NOS , dengan benda asing (tembus)
Fraktur, termasuk:
Fraktur tertutup dengan atau tanpa penundaan kesembuhan
impacted, depressed, elevated, comminuted, fissured,
greenstick, linear
march, simple, slipped epiphysis, spiral
Fraktur:terbuka dengan atau tanpa penundaan kesembuhan:
compound, terinfeksi, missil, puncture, dengan benda asing
Fraktur dengan dislokasi
Fraktur dengan perpindahan tempat (displaced)
Kecuali:
fraktur patologis dengan osteoporosis (M80.-),
malunion fraktur (M84.0),
nonunion fraktur [pseudoarthrosis] (M84.1)
fraktur stress (M84.3), fraktur patologis (M84.4)
Dislokasi, sprain dan strain, termasuk
avulsi (lepas dari tulang), laserasi, sprain, strain,
pada: (kapsul) sendi atau ligamen
haemarthrosis, ruptur, subluxasio, robek
akibat trauma (kapsul) sendi atau ligamen
Cedera syaraf dan medulla spinalis, termasuk:
lesi komplit atau inkomplit pada medulla spinalis
lesi kesinambungan syaraf dan medulla spinalis
trauma yang menyebabkan:
syaraf putus, hematomielia, paralisis (sementara), paraplegia,
quadriplegia
Cedera pembuluh darah, termasuk:
avulsi, terpotong, atau laserasi pada pembuluh darah
mengalami:

3
trauma yang menyebabkan
aneurisma atau fistula (arteriovena), hematoma arteri, ruptur
pembuluh darah
Cedera pada otot, fasia dan tendon, termasuk:
avulsi, terpotong, laserasi, ruptur trauma
pada: otot, fasia dan tendon
Cedera remuk
Amputasi traumatika
Cedera organ internal, termasuk:
cedera ledakan, cedera konkusio, memar, crushing, laserasi:
pada organ internal
trauma yang menyebabkan
hematoma, tertusuk, ruptur, atau robek pada organ internal
Cedera lain dan cedera yang tidak dijelaskan

Cedera kepala (S00-S09)


Termasuk:: cedera pada:
telinga, mata, periokuler, muka (semua bagian), kulit kepala
(scalp),
rahang, rongga mulut, gusi, gigi, palatum, lidah, area sendi
temporomandibula
Kecuali:
efek benda asing pada:
mata bagian luar (T15.-), telinga (T16),
hidung (T17.0-T17.1), farings (T17.2), larings (T17.3),
mulut (T18.0)
luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S00 Cedera permukaan kepala


Kecuali: cedera mata dan orbita (S05.-),
kontusio serebri: (diffus) (S06.2), terfokus (S06.3)
S00.0 Cedera permukaan kulit kepala
S00.1 Kontusio kelopak dan area periokuler
Black eye
Kecuali: kontusio bola mata dan jaringan orbita (S05.1)
S00.2 Cedera permukaan lain pada kelopak dan area periokuler
Kecuali: cedera permukaan konjungtiva dan kornea (S05.0)
S00.3 Cedera permukaan hidung
S00.4 Cedera permukaan telinga
S00.5 Cedera permukaan bibir dan rongga mulut
S00.7 Cedera permukaan ganda pada kepala
S00.8 Cedera permukaan bagian lain kepala
S00.9 Cedera permukaan kepala, bagian tidak dijelaskan

S01 Luka terbuka kepala


Kecuali: cedera mata dan orbita (S05.-), amputasi traumatika
bagian kepala (S08.-)
dekapitasi (S18)
S01.0 Luka terbuka kulit kepala

4
Kecuali: avulsi kulit kepala (S08.0)
S01.1 Luka terbuka kelopak dan area periokuler
Luka terbuka kelopak dan area periokuler dengan atau tanpa
duktus lakrimalis
S01.2 Luka terbuka hidung
S01.3 Luka terbuka telinga
S01.4 Luka terbuka pipi dan area temporomandibularis
S01.5 Luka terbuka bibir dan rongga mulut
Kecuali: fraktur gigi (S02.5), dislokasi gigi (S03.2)
S01.7 Luka terbuka ganda pada kepala
S01.8 Luka terbuka bagian kepala lainnya
S01.9 Luka terbuka kepala, bagian tidak dijelaskan

S02 Fraktur tengkorak dan tulang muka


Untuk kode utama fraktur tengkorak dan tulang muka dengan
cedera intrakranial yang terkait, rujuk aturan dan pedoman
pengkodean morbiditas dan mortalitas.
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
S02.0 Fraktur atap tengkorak
Fraktur: os. frontalis, os. parietal
S02.1 Fraktur basis tengkorak
Fraktur occiput, os. temporalis, sphenoid, atap orbita
Fraktur fossa: anterior, media, posterior
Fraktur sinus: ethmoid, frontal
Kecuali: lantai orbita (S02.3), orbita NOS (S02.8)
S02.2 Fraktur os. nasalis
S02.3 Fraktur lantai orbita
Kecuali: fraktur atap orbita (S02.1), orbita NOS (S02.8)
S02.4 Fraktur os. malaris dan maxilla
Fraktur maxilla superior, (tulang) rahang atas, zygoma
S02.5 Fraktur gigi
S02.6 Fraktur mandibula
Fraktur (os.) rahang bawah
S02.7 Fraktur ganda yang melibatkan tengkorak dan tulang muka
S02.8 Fraktur tengkorak dan tulang muka lainnya
Fraktur alveolus, palatum, orbita NOS
Kecuali: fraktur atap orbita (S02.1), lantai orbita (S02.3)
S02.9 Fraktur tengkorak dan tulang muka, bagiannya tidak dijelaskan

S03 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen kepala


S03.0 Dislokasi rahang
Dislokasi rahang (rawan)(meniskus), dislokasi mandibula,
S03.1 Dislokasi rawan septum hidung

5
S03.2 Dislokasi gigi
S03.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kepala
S03.4 Sprain dan strain rahang
Sprain dan strain (sendi)(ligamen) temporomandibula
S03.5 Sprain dan strain sendi dan ligamen bagian kepala lain dan
tidak dijelaskan

S04 Cedera nervi kraniales


S04.0 Cedera n. optikus dan jaras optik
Cedera NC II, khiasma optikum, korteks visual
S04.1 Cedera n. okulomotorius [NC III]
S04.2 Cedera n. trokhlearis [NC IV]
S04.3 Cedera n. trigeminus [NC V]
S04.4 Cedera n. abdusens [NC VI]
S04.5 Cedera n. fasialis [NC VII]
S04.6 Cedera n. akustikus [NC VIII]
Cedera n. auditorius
S04.7 Cedera n. aksessorius [NC XI]
S04.8 Cedera nervi kraniales lainnya
Cedera nn. olfaktorius [I], vagus [X], glossofaringeus [IX],
hipoglossus [XII]
S04.9 Cedera tidak dijelaskan pada syaraf kepala

S05 Cedera mata dan orbita


Kecuali: cedera permukaan kelopak (S00.1-S00.2),
luka terbuka kelopak dan area periokuler (S01.1),
fraktur tulang orbita (S02.1, S02.3, S02.8),
cedera pada n. optikus (S04.0), n. okulomotorius (S04.1)
S05.0 Cedera konjungtiva dan abrasi kornea tanpa disebutkan benda
asing
Kecuali: benda asing dalam: sakus konjungtiva (T15.1), kornea
(T15.0)
S05.1 Kontusio bola mata dan jaringan orbita
Hifema traumatika [hifema = perdarahan ke dalam ruang
anterior mata]
Kecuali: black eye (S00.1), kontusio kelopak dan area periokuler
(S00.1)
S05.2 Laserasi dan ruptur okuler dengan prolaps atau hilangnya
jaringan intraokuli
S05.3 Laserasi okuler tanpa prolaps atau hilangnya jaringan intraokuli
Laserasi mata NOS
S05.4 Luka tembus orbita dengan atau tanpa benda asing
Kecuali: benda asing (lama) yang tertahan setelah luka tembus
orbita (H05.5)
S05.5 Luka tembus bola mata dengan benda asing
Kecuali: benda asing intraokuli (lama) yang tertahan (H44.6-
H44.7)
S05.6 Luka tembus bola mata tanpa benda asing
Penetrasi okuli NOS
6
S05.7 Avulsi mata
Enukleasi traumatika
S05.8 Cedera lainnya pada mata dan orbita
Cedera duktus lakrimalis
S05.9 Cedera mata dan orbita, bagian tidak dijelaskan
Cedera mata NOS

S06 Cedera intrakranium


Kalau diikuti fraktur terkait, kode utama harus pada fraktur
intrakranium(S02.-)
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau
penggunaan kode ganda tidak diinginkan untuk identifikasi cedera
dan luka terbuka intrakranium.
0 tanpa luka terbuka intrakranium 1 dengan luka terbuka
intrakranium
S06.0 Konkusio
Commotio cerebri
S06.1 Edema traumatika otak
S06.2 Cedera diffus otak
Kontusio otak NOS, laserasi otak NOS, kompresi traumatika
otak NOS
S06.3 Cedera otak pada fokus
Kontusio dan laserasi serebri, perdarahan intraserebri
traumatika: pada fokus
S06.4 Perdarahan epidura
Perdarahan extradura (traumatika)
S06.5 Perdarahan traumatika subdura
S06.6 Perdarahan traumatika subarakhnoid
S06.7 Cedera intrakranium dengan koma berlangsung lama
S06.8 Cedera intrakranium lainnya
Perdarahan traumatika: serebellum, intrakranium NOS
S06.9 Cedera intrakranium, tidak dijelaskan
Cedera otak NOS
Kecuali: cedera kepala NOS (S09.9)

S07 Cedera remuk kepala


S07.0 Cedera remuk muka
S07.1 Cedera remuk tengkorak
S07.8 Cedera remuk bagian kepala lainnya
S07.9 Cedera remuk kepala, bagian tidak dijelaskan

S08 Amputasi trauma bagian kepala


S08.0 Avulsi kulit kepala
S08.1 Amputasi trauma telinga
S08.8 Amputasi trauma bagian kepala lainnya
S08.9 Amputasi trauma bagian kepala yang tidak dijelaskan
Kecuali: dekapitasi (S18)

7
S09 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada kepala
S09.0 Cedera pembuluh darah kepala, n.e.c.
Kecuali: cedera: pembuluh darah: otak (S06.-), pra-otak (S15.-)
S09.1 Cedera otot dan tendon kepala
S09.2 Ruptur traumatika gendang telinga
S09.7 Cedera ganda pada kepala
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari
kategori S00-S09.2
S09.8 Cedera kepala lainnya
S09.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada kepala
Cedera: muka NOS, telinga NOS, nose NOS

Cedera leher (S10-S19)


Termasuk: Cedera: tengkuk, supraklavikula, tenggorok
Kecuali: Fraktur vertebra NOS (T08), gigitan atau sengatan
serangga, berbisa (T63.4)
Cedera badan NOS (T09.-), cedera medulla spinalis NOS
(T09.3),
Efek benda asing pada:
farings (T17.2), larings (T17.3), trakhea (T17.4), esofagus
(T18.1)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite [cedera dingin]
(T33-T35)

S10 Cedera permukaan leher


S10.0 Kontusio tenggorokan
Kontusio esofagus bagian leher, larings, farings, trakhea
S10.1 Cedera permukaan tenggorokan lainnya dan tidak dijelaskan
S10.7 Cedera permukaan ganda pada leher
S10.8 Cedera permukaan bagian leher lainnya
S10.9 Cedera permukaan leher, bagian tidak dijelaskan

S11 Luka terbuka leher


Kecuali: dekapitasi (S18)
S11.0 Luka terbuka melibatkan larings dan trakhea
Luka terbuka trakhea: NOS, servikalis
Kecuali: trakhea torakalis (S27.5)
S11.1 Luka terbuka melibatkan kelenjar tiroid
S11.2 Luka terbuka melibatkan farings dan esofagus servikalis
Kecuali: luka terbuka esofagus NOS (S27.8)
S11.7 Luka terbuka ganda pada leher
S11.8 Luka terbuka bagian leher lainnya
S11.9 Luka terbuka leher, bagian tidak dijelaskan

S12 Fraktur leher


Termasuk: fraktur leher pada: vertebra, spina, prosesus spinosus,
prosesus transversus
fraktur leher pada: arkus vertebra, arkus neuralis

8
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
S12.0 Fraktur vertebra servikalis I [axis]
S12.1 Fraktur vertebra servikalis II [atlas]
S12.2 Fraktur vertebra servikalis lainnya
Kecuali: fraktur ganda vertebra servikalis (S12.7)
S12.7 Fraktur ganda vertebra servikalis
S12.8 Fraktur bagian leher lainnya
Fraktur: os. hyoid, kartilago tiroid, larings, trakhea
S12.9 Fraktur leher, bagian tidak dijelaskan
Fraktur: spina servikalis NOS, vertebra servikalis NOS:

S13 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen setinggi leher
Kecuali: ruptur atau pergeseran diskus intervertebralis
(nontraumatika) servikalis (M50.-)
S13.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis servikalis
S13.1 Dislokasi vertebra servikalis
Dislokasi spina servikalis NOS
S13.2 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada leher
S13.3 Dislokasi ganda pada leher
S13.4 Sprain dan strain spina servikalis
Sprain dan strain: (ligamen) longitudinalis anterior, servikalis
Sprain dan strain: (sendi) atlanto-oksipitalis servikalis, (sendi)
atlanto-axialis
Cedera whiplash [leher bergerak seperti lecutan cambuk]
S13.5 Sprain dan strain daerah tiroid
Sprain dan strain: (sendi)(ligamen) krikoaritenoid, (sendi)
(ligamen) krikotiroid
Sprain dan strain: kartilago tiroid
S13.6 Sprain dan strain sendi dan ligamen di bagian leher lain dan
tidak dijelaskan

S14 Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi leher


S14.0 Konkusio dan edema of medulla spinalis servikalis
S14.1 Cedera medulla spinalis servikalis lainnya dan tidak dijelaskan
Cedera medulla spinalis servikalis NOS
S14.2 Cedera radiks syaraf spina servikali
S14.3 Cedera pleksus brakhialis
S14.4 Cedera syaraf perifer leher
S14.5 Cedera syaraf simpatis servikalis
S14.6 Cedera syaraf leher lainnya dan tidak dijelaskan

S15 Cedera pembuluh darah setinggi leher

9
S15.0 Cedera a. carotid
Cedera a. carotid (common) (external) (internal)
S15.1 Cedera a. vertebralis
S15.2 Cedera v. jugularis externa
S15.3 Cedera v. jugularis interna
S15.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi leher
S15.8 Cedera pembuluh darah setinggi leher lainnya
S15.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan setinggi leher

S16 Cedera otot dan tendon setinggi leher

S17 Cedera remuk leher


S17.0 Cedera remuk larings dan trakhea
S17.8 Cedera remuk bagian lain leher
S17.9 Cedera remuk leher, bagian tidak dijelaskan

S18 Amputasi trauma setinggi leher


Dekapitasi

S19 Cedera leher lainnya dan tidak dijelaskan


S19.7 Cedera ganda pada leher
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari
kategori S10-S18
S19.8 Cedera lain yang dijelaskan pada leher
S19.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada leher

Cedera toraks (S20-S29)


Termasuk: Cedera: mammae, (dinding) dada, area interskapula
Kecuali: Cedera: axilla, klavikula, daerah skapula, bahu (S40-S49),
Fraktur spina NOS (T08)
Cedera: badan NOS (T09.-), medulla spinalis NOS (T09.3)
Efek benda asing di:
trakhea (T17.4), bronkus (T17.5), paru-paru (T17.8),
esofagus (T18.1)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, beracun (T63.4)

S20 Cedera permukaan toraks


S20.0 Kontusio mammae
S20.1 Cedera permukaan mammae lainnya dan tidak dijelaskan
S20.2 Kontusio toraks
S20.3 Cedera permukaan dinding depan toraks lainnya
S20.4 Cedera permukaan dinding belakang toraks lainnya
S20.7 Cedera permukaan ganda pada toraks
S20.8 Cedera permukaan bagian lain dan tidak dijelaskan pada toraks
Cedera permukaan dinding dada NOS

S21 Luka terbuka toraks

10
Kecuali: pneumotoraks traumatika (S27.0), haemotorak
traumatika (S27.1)
hemopneumotoraks traumatika (S27.2):
S21.0 Luka terbuka mammae
S21.1 Luka terbuka dinding depan toraks
S21.2 Luka terbuka dinding belakang toraks
S21.7 Luka terbuka ganda pada dinding toraks
S21.8 Luka terbuka bagian toraks lainnya
S21.9 Luka terbuka toraks, bagian tidak dijelaskan
Luka terbuka dinding toraks NOS

S22 Fraktur iga, sternum dan spina torakalis


Termasuk: fraktur toraks pada: vertebra, spina, prosesus spinosus,
prosesus transversus
fraktur toraks pada: arkus vertebra, arkus neuralis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: fraktur: klavikula (S42.0), skapula (S42.1)
S22.0 Fraktur vertebra torakalis
Fraktur spina torakalis NOS
S22.1 Fraktur ganda spina torakalis
S22.2 Fraktur sternum
S22.3 Fraktur iga
S22.4 Fraktur ganda pada iga
S22.5 Flail chest [dada tak stabil, mudah goyang]
S22.8 Fraktur bagian tulang toraks lainnya
S22.9 Fraktur tulang toraks, bagian tidak dijelaskan

S23 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen toraks


Kecuali: dislokasi, sprain dan strain sendi sterno-
klavikulais(S43.2, S43.6)
ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus
intervertebralis toraks (M51.-)
S23.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis toraks
S23.1 Dislokasi vertebra torakalis
Dislokasi spina torakalis NOS
S23.2 Dislokasi bagian toraks lainnya dan tidak dijelaskan
S23.3 Sprain dan strain spina torakalis
S23.4 Sprain dan strain iga dan sternum
S23.5 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada toraks

S24 Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi toraks


Kecuali: cedera pleksus brakhialis (S14.3)
S24.0 Konkusio dan edema pada medulla spinalis toraks

11
S24.1 Cedera medulla spinalis toraks lainnya dan tidak dijelaskan
S24.2 Cedera radiks syaraf spina torakalis
S24.3 Cedera syaraf perifer toraks
S24.4 Cedera syaraf simpatis toraks
Cedera plexus: kardiaka, esophagus, pulmonalis;
Cedera ganglion: stellata, simpatis torakalis
S24.5 Cedera syaraf lain toraks
S24.6 Cedera syaraf toraks yang tidak dijelaskan

S25 Cedera pembuluh darah toraks


S25.0 Cedera aorta torakalis
Cedera aorta NOS
S25.1 Cedera a. innominata atau a. subclavia
S25.2 Cedera vena kava superior
Cedera vena kava NOS
S25.3 Cedera v. innominata atau v. subklavia
S25.4 Cedera pembuluh darah pulmonalis
S25.5 Cedera pembuluh darah interkostalis
S25.7 Cedera pembuluh darah ganda pada toraks
S25.8 Cedera pembuluh darah toraks lainnya
Cedera: v. azygos, av. mammaria
S25.9 Cedera pembuluh darah toraks yang tidak dijelaskan

S26 Cedera jantung


Termasuk: kontusio, laserasi , tusukan, ruptur traumatika pada
jantung
Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter
tambahan kalau penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak
diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke rongga toraks 1. dengan luka
terbuka ke rongga toraks
S26.0 Cedera jantung dengan haemoperikardium
S26.8 Cedera lain pada jantung
S26.9 Cedera jantung, tidak dijelaskan

S27 Cedera organ intratoraks yang lain dan tidak dijelaskan


Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter
tambahan kalau penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak
diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke rongga toraks 1. dengan luka
terbuka ke rongga toraks
Kecuali: cedera: esofagus servikalis (S10-S19), trakhea (servikalis)
(S10-S19)
S27.0 Pneumotoraks traumatika
S27.1 Haemotoraks traumatika
S27.2 Haemopneumotoraks traumatika
S27.3 Cedera paru-paru lainnya
12
S27.4 Cedera bronchus
S27.5 Cedera trakhea torakalis
S27.6 Cedera pleura
S27.7 Cedera ganda pada organ intratoraks
S27.8 Cedera organ intratoraks lainnya
Cedera: diafragma, duktus limfatikus toraks, esofagus
(torakalis), kelenjar timus
S27.9 Cedera organ intratoraks yang tidak dijelaskan

S28 Cedera remuk toraks dan amputasi trauma bagian toraks


S28.0 Dada remuk
Kecuali: flail chest (S22.5)
S28.1 Amputasi traumatika bagian toraks
Kecuali: transeksi toraks (T05.8)

S29 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada toraks


S29.0 Cedera otot dan tendon setinggi toraks
S29.7 Cedera ganda pada toraks
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari
kategori S20-S29.0
S29.8 Cedera toraks lainnya
S29.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada toraks

Cedera abdomen, punggung bawah, spina lumbalis dan pelvis (S30-


S39)
Termasuk: Dinding abdomen, anus, bokong, genitalia external,
rusuk, sela paha
Kecuali: Fraktur spina NOS (T08),
Cedera: punggung atau badan NOS (T09.-), medulla spinalis
NOS (T09.3)
Efek benda asing pada: lambung, usus halus dan kolon
(T18.2-T18.4),
Efek benda asing pada: anus dan rektum (T18.5), traktus
genitourinarius (T19.-)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S30 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis


Kecuali: cedera permukaan panggul (S70.-)
S30.0 Kontusio punggung bawah dan pelvis
Kontusio bokong
S30.1 Kontusio dinding abdomen
Kontusio rusuk, sela paha
S30.2 Kontusio organ genital external
Kontusio: labium (majus)(minus), vagina, vulva; penis, skrotum,
testis, perineum
S30.7 Cedera permukaan ganda pada abdomen, punggung bawah dan
pelvis
S30.8 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis
lainnya

13
S30.9 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis,
bagiannya tidak dijelaskan

S31 Luka terbuka abdomen, punggung bawah dan pelvis


Kecuali: Amputasi trauma bagian abdomen, punggung bawah,
pelvis (S38.2-S38.3),
Luka terbuka panggul (S71.0)
S31.0 Luka terbuka punggung bawah dan pelvis
Luka terbuka bokong
S31.1 Luka terbuka dindingabdomen
Luka terbuka: rusuk, sela paha
S31.2 Luka terbuka penis
S31.3 Luka terbuka skrotum dan testes
S31.4 Luka terbuka vagina dan vulva
S31.5 Luka terbuka organ genitalia external lainnya dan tidak
dijelaskan
Kecuali: amputasi traumatika organ genitalia external (S38.2)
S31.7 Luka terbuka ganda pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S31.8 Luka terbuka bagian abdomen lainnya dan tidak dijelaskan

S32 Fraktur spina lumbal dan pelvis


Termasuk: fraktur lumbosakralis pada: vertebra, prosesus spinosus,
prosesus transversus
fraktur lumbosakralis pada: arkus vertebra, arkus neuralis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: fraktur panggul NOS (S72.0)
S32.0 Fraktur vertebra lumbalis
Fraktur spina lumbalis
S32.1 Fraktur sacrum
S32.2 Fraktur koksigis
S32.3 Fraktur ilium
S32.4 Fraktur asetabulum
S32.5 Fraktur pubis
S32.7 Fraktur ganda spina lumbalis dan pelvis
S32.8 Fraktur bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan tidak
dijelaskan
Fraktur: iskium, spina lumbosakral NOS, pelvis NOS

S33 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada spina
lumbalis dan pelvis
Kecuali: dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen panggul
(S73.-)
ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus
intervertebralis lumbalis (M51.-)
kerusakan obstetrik pada sendi dan ligamen pelvik (O71.6),

14
S33.0 Ruptur traumatika diskus intervertebralis lumbalis
S33.1 Dislokasi vertebra lumbalis
Dislokasi spina lumbalis NOS
S33.2 Dislokasi sendi sakroiliaka dan sakrokoksigeus
S33.3 Dislokasi bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan tidak
dijelaskan
S33.4 Ruptur traumatika simfisis pubis
S33.5 Sprain dan strain spina lumbalis
S33.6 Sprain dan strain sendi sakroiliaka
S33.7 Sprain dan strain bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan
tidak dijelaskan

S34 Cedera syaraf dan medulla spinalis lumbalis setinggi abdomen,


punggung bawah dan pelvis
S34.0 Konkusio dan edema medulla spinalis lumbalis
S34.1 Cedera lain pada medulla spinalis lumbalis
S34.2 Cedera radiks syaraf spina lumbarlis dan sakralis
S34.3 Cedera kauda equina
S34.4 Cedera pleksus lumbosakralis
S34.5 Cedera syaraf simpatis lumbalis, sakralis dan pelvik
Cedera: ganglion atau plexus seliaka, plexus hypogastrika
Cedera: plexus mesenterika (inferior)(superior), n. splanchnikus
S34.6 Cedera peripheral nerve(s) of abdomen, punggung bawah dan
pelvis
S34.8 Cedera syaraf lain dan tidak dijelaskan setinggi abdomen,
punggung bawah dan pelvis

S35 Cedera pembuluh darah setinggi abdomen, punggung bawah dan


pelvis
S35.0 Cedera aorta abdominalis
Kecuali: cedera aorta NOS (S25.0)
S35.1 Cedera vena kava inferior
Cedera v. hepatika
Kecuali: cedera vena kava NOS (S25.2)
S35.2 Cedera a. seliaka atau mesenterika
Cedera: aa. gastrika, gastroduodenalis, hepatika, mesenterika,
lienalis
S35.3 Cedera v. porta atau v. lienalis
Cedera v. mesenterika (inferior)(superior)
S35.4 Cedera pembuluh darah ginjal
Cedera av. renalis
S35.5 Cedera pembuluh darah iliaka
Cedera av. hipogastrika, av. iliaka, av. uterina
S35.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi abdomen, punggung
bawah dan pelvis
S35.8 Cedera pembuluh darah lain setinggi abdomen, punggung
bawah dan pelvis
Cedera a. ovarika

15
S35.9 Cedera pembuluh darah yang tak jelas setinggi abdomen,
punggung bawah dan pelvis

S36 Cedera organ intra-abdomen


Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter
tambahan kalau penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak
diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke dalam rongga 1. dengan luka terbuka
ke dalam rongga
S36.0 Cedera limpa
S36.1 Cedera hati atau kandung empedu
Cedera saluran empedu
S36.2 Cedera pankreas
S36.3 Cedera lambung
S36.4 Cedera usus halus
S36.5 Cedera kolon
S36.6 Cedera rektum
S36.7 Cedera organ ganda intra-abdomen
S36.8 Cedera organ intra-abdomen lainnya
Cedera: peritoneum, retroperitoneum
S36.9 Cedera organ intra-abdomen yang tidak dijelaskan

S37 Cedera organ-organ urinarius dan pelvik


Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter
tambahan kalau penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak
diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke dalam rongga 1. dengan luka terbuka
ke dalam rongga
Kecuali: Cedera peritoneum dan retroperitoneum (S36.8)
S37.0 Cedera ginjal
S37.1 Cedera ureter
S37.2 Cedera kandung kemih
S37.3 Cedera uretra
S37.4 Cedera ovarium
S37.5 Cedera tuba fallopii
S37.6 Cedera uterus
S37.7 Cedera organ pelvik ganda
S37.8 Cedera organ pelvik lainnya
Cedera: kelenjar adrenal, prostat, vesikula seminalis, vas
deferens
S37.9 Cedera organ pelvik yang tidak dijelaskan

S38 Cedera remuk dan amputasi traumatika abdomen, punggung


bawah dan pelvis
S38.0 Cedera remuk organ genital external

16
S38.1 Cedera remuk bagian lain dan tak dijelaskan di abdomen,
punggung bawah, pelvis
S38.2 Amputasi trauma organ genital external
Amputasi trauma: labium (majus)(minus), vulva,
Amputasi trauma: penis, skrotum, testis
S38.3 Amputasi trauma bagian lain dan tak dijelaskan di abdomen,
punggung bawah, pelvis
Kecuali: transeksi abdomen (T05.8)

S39 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada abdomen, punggung


bawah dan pelvis
S39.0 Cedera otot dan tendon pada abdomen, punggung bawah dan
pelvis
S39.6 Cedera organ(-organ) intra-abdominal dengan organ(-organ)
pelvik
S39.7 Cedera ganda lain pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S30-S39.6
Kecuali: cedera pada S36.- dengan cedera pada S37.- (S39.6)
S39.8 Cedera abdomen, punggung bawah dan pelvis lainnya
S39.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada abdomen, punggung bawah
dan pelvis

Cedera bahu dan lengan atas (S40-S49)


Termasuk: Cedera axilla atau regio skapula
Kecuali: Cedera: siku (S50-S59), bahu dan lengan atas bilateral
(T00-T07)
Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11),
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S40 Cedera permukaan bahu dan lengan atas


S40.0 Kontusio bahu dan lengan atas
S40.7 Cedera permukaan ganda pada bahu dan lengan atas
S40.8 Cedera permukaan lainnya pada bahu dan lengan atas
S40.9 Cedera permukaan bahu dan lengan atas, tidak dijelaskan

S41 Luka terbuka bahu dan lengan atas


Kecuali: Amputasi trauma bahu dan lengan atas (S48.-)
S41.0 Luka terbuka bahu
S41.1 Luka terbuka lengan atas
S41.7 Luka terbuka ganda pada bahu dan lengan atas
S41.8 Luka terbuka bagian lain dan tidak dijelaskan pada gelang bahu

S42 Fraktur bahu dan lengan atas


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.

17
0 closed 1 open
S42.0 Fraktur klavikula
Fraktur ujung akromion atau batang klavikula, fraktur tulang
leher
S42.1 Fraktur skapula
Fraktur: processus acromialis, (processus) akromion,
Fraktur: (korpus)(leher) skapula; shoulder blade
S42.2 Fraktur ujung atas humerus
Fraktur: ujung proximal, tuberositas mayor, leher anatomis,
leher surgical, epifisis atas
S42.3 Fraktur batang humerus
Fraktur: humerus NOS, lengan atas NOS
S42.4 Fraktur ujung bawah humerus
Fraktur: ujung distal, epifisis bawah, prosessus artikularis
Fraktur: kondilus external, epikondilus internal, interkondilus,
suprakondilus
Kecuali: fraktur siku NOS (S52.0)
S42.7 Fraktur ganda pada klavikula, skapula dan humerus
S42.8 Fraktur bagian bahu dan lengan atas lainnya
S42.9 Fraktur gelang bahu, bagian tidak dijelaskan
Fraktur bahu NOS

S43 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada gelang bahu
S43.0 Dislokasi sendi bahu
S43.1 Dislokasi sendi akromioklavikula
S43.2 Dislokasi sendi sternoklavikula
S43.3 Dislokasi bagian gelang bahu lainnya dan tidak dijelaskan
Dislokasi gelang bahu NOS
S43.4 Sprain dan strain sendi bahu
(Ligamen) korakohumerus, kapsul rotator cuff
S43.5 Sprain dan strain sendi acromioklavikula
Sprain dan strain ligamen akromioklavikula
S43.6 Sprain dan strain sendi sternoklavikula
S43.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada gelang
bahu
Sprain dan strain gelang bahu NOS

S44 Cedera syaraf pada level bahu dan lengan atas


Kecuali: cedera plexus brakhialis (S14.3)
S44.0 Cedera n. ulnaris pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. ulnaris NOS (S54.0)
S44.1 Cedera n. medianus pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. medianus NOS (S54.1)
S44.2 Cedera n. radialis pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. radialis NOS (S54.2)
S44.3 Cedera n. axillaris
S44.4 Cedera n. musculocutaneous
S44.5 Cedera syaraf sensoris kulit pada level bahu dan lengan atas

18
S44.7 Cedera syaraf ganda pada level bahu dan lengan atas
S44.8 Cedera syaraf pada level bahu dan lengan atas lainnya
S44.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan
atas

S45 Cedera pembuluh darah pada level bahu dan lengan atas
Kecuali: cedera arteri subklavia (S25.1) atau vena subklavia
(S25.3)
S45.0 Cedera a. aksillaris
S45.1 Cedera a. brakhialis
S45.2 Cedera v. aksillaris atau v. brakhialis
S45.3 Cedera vena superfisialis pada level bahu dan lengan atas
S45.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level bahu dan lengan atas
S45.8 Cedera pembuluh darah lain pada level bahu dan lengan atas
S45.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level bahu
dan lengan atas

S46 Cedera otot dan tendon pada level bahu dan lengan atas
Kecuali: cedera otot dan tendon pada atau di bawah siku (S56.-)
S46.0 Cedera tendon rotator cuff pada bahu
S46.1 Cedera otot dan tendon pada long kepala of biceps
S46.2 Cedera otot dan tendon pada bagian lain biceps
S46.3 Cedera otot dan tendon pada triceps
S46.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level bahu dan lengan atas
S46.8 Cedera otot dan tendon lain pada level bahu dan lengan atas
S46.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level bahu
dan lengan atas

S47 Cedera remuk bahu dan lengan atas


Kecuali: Cedera remuk siku (S57.0)

S48 Amputasi trauma bahu dan lengan atas


Kecuali: Amputasi traumatika: siku (S58.0), lengan atas, level tak
jelas (T11.6)
S48.0 Amputasi traumatika sendi bahu
S48.1 Amputasi traumatika level antara bahu dan siku
S48.9 Amputasi traumatika bahu dan lengan atas, level tak jelas

S49 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas
S49.7 Cedera ganda pada bahu dan lengan atas
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S40-S48
S49.8 Cedera bahu dan lengan atas lainnya
S49.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas

Cedera siku dan lengan bawah (S50-S59)


Kecuali: Cedera pergelangan dan tangan (S60-S69)
Cedera siku dan lengan bawah bilateral (T00-T07)

19
Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S50 Cedera permukaan lengan bawah


Kecuali: cedera permukaan pergelangan dan tangan (S60.-)
S50.0 Kontusio siku
S50.1 Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada lengan bawah
S50.7 Cedera permukaan ganda pada lengan bawah
S50.8 Cedera permukaan lengan bawah lainnya
S50.9 Cedera permukaan lengan bawah, tidak dijelaskan
Cedera permukaan siku NOS

S51 Luka terbuka lengan bawah


Kecuali: luka terbuka pergelangan dan tangan (S61.-), amputasi
traumatika lengan bawah (S58.-)
S51.0 Luka terbuka siku
S51.7 Luka ganda terbuka pada lengan bawah
S51.8 Luka terbuka bagian lengan bawah lainnya
S51.9 Luka terbuka lengan bawah, bagian tidak dijelaskan

S52 Fraktur lengan bawah


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: fraktur pada level pergelangan dan tangan (S62.-)
S52.0 Fraktur ujung atas ulna
Fraktur: siku NOS, processus coronoideus, processus olecranon,
ujung proximal
Fraktur-dislokasi Monteggia
S52.1 Fraktur ujung atas radius
Fraktur: kepala, leher, atau ujung proximal radius
S52.2 Fraktur batang ulna
S52.3 Fraktur batang radius
S52.4 Fraktur batang ulna dan radius
S52.5 Fraktur ujung bawah radius
Fraktur Colles, fraktur Smith
S52.6 Fraktur ujung bawah ulna dan radius
S52.7 Fraktur ganda pada lengan bawah
Kecuali: fraktur kedua ulna dan radius: batang (S52.4), ujung
bawah (S52.6)
S52.8 Fraktur bagian lengan bawah lainnya
Kepala ulna, ujung bawah ulna
S52.9 Fraktur lengan bawah, bagian tidak dijelaskan

S53 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen of siku

20
S53.0 Dislokasi kaput radius
Dislokasi sendi radiohumerus
Kecuali: fraktur-dislokasi Monteggia (S52.0)
S53.1 Dislokasi siku, tidak dijelaskan
Dislokasi sendi ulnohumerus
Kecuali: dislokasi kepala radius tersendiri (S53.0)
S53.2 Ruptur traumatika ligamen kolateral radius
S53.3 Ruptur traumatika ligamen kolateral ulna
S53.4 Sprain dan strain siku

S54 Cedera syaraf pada level lengan bawah


Kecuali: Cedera syaraf di pergelangan dan tangan (S64.-)
S54.0 Cedera n. ulnaris pada level lengan bawah
Cedera n. ulnaris NOS
S54.1 Cedera n. medianus pada level lengan bawah
Cedera n. medianus NOS
S54.2 Cedera n. radialis pada level lengan bawah
Cedera n. radialis NOS
S54.3 Cedera n. sensoris kulit pada level lengan bawah
S54.7 Cedera syaraf ganda pada level lengan bawah
S54.8 Cedera syaraf pada level lengan bawah lainnya
S54.9 Cedera syaraf pada level lengan bawah, tidak dijelaskan

S55 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah


Kecuali: Cedera pembuluh darah brakhialis (S45.1-S45.2),
Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan
(S65.-)
S55.0 Cedera a. ulnaris pada level lengan bawah
S55.1 Cedera a. radialis pada level lengan bawah
S55.2 Cedera vena pada level lengan bawah
S55.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level lengan bawah
S55.8 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah lainnya
S55.9 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah, tidak
dijelaskan

S56 Cedera otot dan tendon pada level lengan bawah


Kecuali: Cedera otot dan tendon pada atau di bawah pergelangan
(S66.-)
S56.0 Cedera otot dan tendon flexor ibu jari pada level lengan bawah
S56.1 Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V pada level
lengan bawah
S56.2 Cedera otot dan tendon flexor pada level lengan bawah lainnya
S56.3 Cedera otot dan tendon extensor atau abduktor ibu jari di level
lengan bawah
S56.4 Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V pada level
lengan bawah
S56.5 Cedera otot dan tendon extensor pada level lengan bawah
lainnya

21
S56.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level lengan bawah
S56.8 Cedera otot dan tendon pada level lengan bawah lainnya dan
tidak dijelaskan

S57 Cedera remuk lengan bawah


Kecuali: Cedera remuk pergelangan dan tangan (S67.-)
S57.0 Cedera remuk siku
S57.8 Cedera remuk bagian lain lengan bawah
S57.9 Cedera remuk lengan bawah, bagian tidak dijelaskan

S58 Amputasi trauma lengan bawah


Kecuali: Amputasi trauma pergelangan dan tangan (S68.-)
S58.0 Amputasi trauma level siku
S58.1 Amputasi trauma level antara siku dan pergelangan
S58.9 Amputasi trauma lengan bawah, level tak jelas

S59 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada lengan bawah


Kecuali: Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan
tangan (S69.-)
S59.7 Cedera ganda pada lengan bawah
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S50-S58
S59.8 Cedera pada lengan bawah lainnya
S59.9 Cedera pada lengan bawah, tidak dijelaskan

Cedera pergelangan dan tangan (S60-S69)


Kecuali: Cedera bilateral pergelangan dan tangan (T00-T07),
Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11),
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S60 Cedera permukaan pergelangan dan tangan


S60.0 Kontusio jari tanpa kerusakan kuku
Kontusio jari NOS
Kecuali: kontusio yang melibatkan kuku (matrix) (S60.1)
S60.1 Kontusio jari dengan kerusakan pada kuku
S60.2 Kontusio bagian pergelangan dan tangan lainnya
S60.7 Cedera permukaan ganda pada pergelangan dan tangan
S60.8 Cedera permukaan lain pada pergelangan dan tangan
S60.9 Cedera permukaan pergelangan dan tangan, tidak dijelaskan

S61 Luka terbuka pergelangan dan tangan


Kecuali: Amputasi traumatika pergelangan dan tangan (S68.-)
S61.0 Luka terbuka jari tanpa kerusakan kuku
Luka terbuka jari NOS
Kecuali: luka terbuka melibatkan kuku (matrix) (S61.1)
S61.1 Luka terbuka jari dengan kerusakan kuku
S61.7 Luka terbuka ganda pada pergelangan dan tangan
S61.8 Luka terbuka bagian pergelangan dan tangan lainnya

22
S61.9 Luka terbuka bagian pergelangan dan tangan, tidak dijelaskan

S62 Fraktur pada level pergelangan dan tangan


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: Fraktur bagian distal ulna dan radius (S52.-)
S62.0 Fraktur os. navikularis [skafoid] tangan
S62.1 Fraktur tulang karpal lainnya
Fraktur os.: kapitatum [magnum], hamatum [unsiformis],
lunatum [semilunaris]
Fraktur os.: pisiformis, triquetrum [cuneiformis karpus],
Fraktur os.: trapezium [multangularis mayor], trapezoid
[multangularis minor],
S62.2 Fraktur os. metakarpal I
Fraktur Bennett
S62.3 Fraktur os. metakarpal lainnya
S62.4 Fraktur ganda pada tulang metakarpal
S62.5 Fraktur ibu jari
S62.6 Fraktur jari II, III, IV atau V
S62.7 Fraktur ganda pada jari-jari
S62.8 Fraktur bagian pergelangan dan tangan lainnya dan tidak
dijelaskan

S63 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen level pergelangan
dan tangan
S63.0 Dislokasi pergelangan
Dislokasi: (sendi) distal radioulnaris, (sendi) radiokarpal
ujung distal radius dan ulna, (tulang) karpal, ujung proximal
(tulang) metakarpal,
(sendi) midkarpal, (sendi) karpometakarpal
S63.1 Dislokasi jari
Dislokasi: ujung distal (tulang) metakarpal, (sendi) interphalanx
tangan,
(sendi) metakarpophalangeal, phalanx tangan, ibu jari
S63.2 Dislokasi ganda jari-jari
S63.3 Ruptur traumatika ligamen pergelangan dan karpus
Ruptur traumatika: kollateral pergelangan, (ligamen)
radiokarpal, ulnokarpal (palmaris)
S63.4 Ruptur traumatika ligamen jari di sendi metakarpo-phalanx dan
interphalanx
Ruptur traumatika: kollateral, palmaris, plat volar
S63.5 Sprain dan strain pergelangan
Sprain dan strain: (sendi) karpal, (sendi) (ligamen) radiokarpal

S63.6 Sprain dan strain jari-jari


Sprain dan strain: (sendi) metakarpophalanx,
23
Sprain dan strain: (sendi) interphalanx tangan, phalanx tangan,
ibu jari
S63.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada tangan

S64 Cedera syaraf pada level pergelangan dan tangan


S64.0 Cedera n. ulnaris pada level pergelangan dan tangan
S64.1 Cedera n. medianus pada level pergelangan dan tangan
S64.2 Cedera n. radialis pada level pergelangan dan tangan
S64.3 Cedera n. digitalis ibu jari
S64.4 Cedera n. digitalis jari II, III, IV atau V
S64.7 Cedera syaraf ganda pada level pergelangan dan tangan
S64.8 Cedera syaraf pada level pergelangan dan tangan lainnya
S64.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level pergelangan dan
tangan

S65 Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan


S65.0 Cedera a. ulnaris pada level pergelangan dan tangan
S65.1 Cedera a. radialis pada level pergelangan dan tangan
S65.2 Cedera arkus palmaris superfisialis
S65.3 Cedera arkus palmaris profunda
S65.4 Cedera pembuluh darah ibu jari
S65.5 Cedera pembuluh darah jari II, III, IV atau V
S65.7 Cedera pembuluh darah ganda di level pergelangan dan tangan
S65.8 Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan
lainnya
S65.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan di level
pergelangan dan tangan

S66 Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan
S66.0 Cedera otot dan tendon flexor longus ibu jari di level
pergelangan dan tangan
S66.1 Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V di level
pergelangan dan tangan
S66.2 Cedera otot dan tendon extensor ibu jari di level pergelangan
dan tangan
S66.3 Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V di level
pergelangan dan tangan
S66.4 Cedera otot dan tendon intrinsik ibu jari di level pergelangan
dan tangan
S66.5 Cedera otot dan tendon intrinsik jari II, III, IV atau V di level
pergelangan dan tangan
S66.6 Cedera otot dan tendon flexor ganda pada level pergelangan dan
tangan
S66.7 Cedera otot dan tendon extensor ganda pada level pergelangan
dan tangan
S66.8 Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan
lainnya

24
S66.9 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada level pergelangan
dan tangan

S67 Cedera remuk pergelangan dan tangan


S67.0 Cedera remuk ibu jari dan jari-jari lainnya
S67.8 Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada
pergelangan dan tangan

S68 Amputasi trauma pergelangan dan tangan


S68.0 Amputasi trauma ibu jari (komplit)(parsial)
S68.1 Amputasi trauma jari II, III, IV atau V (komplit)(parsial)
S68.2 Amputasi trauma dua atau lebih, jari saja (komplit)(parsial)
S68.3 Amputasi trauma gabungan (bagian) jari dengan bagian lain
pergelangan dan tangan
S68.4 Amputasi trauma tangan pada level pergelangan
S68.8 Amputasi trauma bagian pergelangan dan tangan lainnya
S68.9 Amputasi trauma pergelangan dan tangan, level tak jelas

S69 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
S69.7 Cedera ganda pada pergelangan dan tangan
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori
S60-S68
S69.8 Cedera pada pergelangan dan tangan lainnya
S69.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan

Cedera panggul dan paha (S70-S79)


Kecuali: Cedera bilateral panggul dan paha (T00-T07),
Cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S70 Cedera permukaan panggul dan paha


S70.0 Kontusio panggul
S70.1 Kontusio paha
S70.7 Cedera permukaan ganda pada panggul dan paha
S70.8 Cedera permukaan pada panggul dan paha lainnya
S70.9 Cedera permukaan panggul dan paha, tidak dijelaskan

S71 Luka terbuka panggul dan paha


Kecuali: Amputasi trauma panggul dan paha (S78.-)
S71.0 Luka terbuka panggul
S71.1 Luka terbuka paha
S71.7 Luka terbuka ganda pada panggul dan paha
S71.8 Luka terbuka bagian lingkaran panggul lainnya dan tidak
dijelaskan

S72 Fraktur femur

25
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
S72.0 Fraktur leher femur
Fraktur panggul NOS
S72.1 Fraktur pertrokanter
Fraktur intertrokanter, fraktur trokanter
S72.2 Fraktur subtrokanter
S72.3 Fraktur batang femur
S72.4 Fraktur ujung bawah femur
S72.7 Fraktur ganda pada femur
S72.8 Fraktur pada bagian femur lainnya
S72.9 Fraktur femur, bagian tidak dijelaskan

S73 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen panggul
S73.0 Dislokasi panggul
S73.1 Sprain dan strain panggul

S74 Cedera syaraf pada level panggul dan paha


S74.0 Cedera sciatic nerve [n. iskiadikus] pada level panggul dan paha
S74.1 Cedera n. femoralis pada level panggul dan paha
S74.2 Cedera syaraf sensoris kulit pada level panggul dan paha
S74.7 Cedera syaraf ganda pada level panggul dan paha
S74.8 Cedera syaraf pada level panggul dan paha lainnya
S74.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level panggul dan paha

S75 Cedera pembuluh darah pada level panggul dan paha


Kecuali: Cedera a. poplitea (S85.0)
S75.0 Cedera a. femoralis
S75.1 Cedera v. femoralis pada level panggul dan paha
S75.2 Cedera v. saphena magna pada level panggul dan paha
Kecuali: cedera v. saphena magna NOS (S85.3)
S75.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level panggul dan paha
S75.8 Cedera pembuluh darah pada level panggul dan paha lainnya
S75.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level
panggul dan paha

S76 Cedera otot dan tendon pada level panggul dan paha
S76.0 Cedera otot dan tendon pada panggul
S76.1 Cedera m. quadriseps dan tendon
Ligamen (tendon) patella
S76.2 Cedera otot dan tendon adduktor pada paha
S76.3 Cedera otot dan tendon group otot posterior pada level paha

26
S76.4 Cedera otot dan tendon pada level paha lainnya dan tidak
dijelaskan
S76.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level panggul dan paha

S77 Cedera remuk panggul dan paha


S77.0 Cedera remuk panggul
S77.1 Cedera remuk paha
S77.2 Cedera remuk panggul dengan paha

S78 Amputasi trauma panggul dan paha


Kecuali: Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas (T13.6)
S78.0 Amputasi trauma panggul sendi
S78.1 Amputasi trauma level antara panggul dan lutut
S78.9 Amputasi trauma panggul dan paha, level tak jelas

S79 Cedera lain dan dijelaskan pada panggul dan paha


S79.7 Cedera ganda pada panggul dan paha
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S70-
S78
S79.8 Cedera pada panggul dan paha lainnya
S79.9 Cedera panggul dan paha yang tidak dijelaskan

Cedera lutut dan tungkai bawah (S80-S89)


Termasuk: Fraktur tumit dan malleolus
Kecuali: Cedera tumit dan kaki (S90-S99)
Cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Cedera bilateral lutut dan tungkai bawah (T00-T07)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S80 Cedera permukaan tungkai bawah


Kecuali: Cedera permukaan tumit dan kaki (S90.-)
S80.0 Kontusio lutut
S80.1 Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah
S80.7 Cedera permukaan ganda pada tungkai bawah
S80.8 Cedera permukaan pada tungkai bawah lainnya
S80.9 Cedera permukaan tungkai bawah, tidak dijelaskan

S81 Luka terbuka tungkai bawah


Kecuali: Amputasi trauma tungkai bawah (S88.-), luka terbuka tumit
dan kaki (S91.-)
S81.0 Luka terbuka lutut
S81.7 Luka ganda terbuka pada tungkai bawah
S81.8 Luka terbuka bagian tungkai bawah lainnya
S81.9 Luka terbuka tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan

S82 Fraktur tungkai bawah, Termasuk tumit


Termasuk: malleolus

27
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: Fraktur kaki, selain tumit (S92.-)
S82.0 Fraktur patella
Fraktur tempurung lutut
S82.1 Fraktur ujung atas tibia
Fraktur tibia bagian:kepala, kondilus,ujung proximal,atau
tuberositas
dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula
S82.2 Fraktur batang tibia
Fraktur batang tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula

S82.3 Fraktur ujung bawah tibia


Fraktur ujung bawah tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur
fibula
Kecuali: fraktur malleolus medialis (S82.5)
S82.4 Fraktur fibula saja
Kecuali: fraktur malleolus lateralis (S82.6)
S82.5 Fraktur malleolus medialis
Fraktur tibia yang melibatkan tumit dan malleolus
S82.6 Fraktur malleolus lateralis
Fraktur fibula yang melibatkan tumit dan malleolus
S82.7 Fraktur ganda pada tungkai bawah
Kecuali: fraktur tibia dan fibula pada:
ujung atas (S82.1), batang (S82.2), atau ujung bawah
(S82.3):
S82.8 Fraktur bagian tungkai bawah lainnya
Fraktur (pada): tumit NOS, bimalleolaris, trimalleolaris
S82.9 Fraktur tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan

S83 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen lutut
Kecuali: Kerusakan: patella (M22.0-M22.3), lutut, internal (M23.-)
Dislokasi lutut: lama (M24.3), patologis (M24.3), rekuren
(M24.4)
S83.0 Dislokasi patella
S83.1 Dislokasi lutut
Dislokasi (sendi) tibiofibula
S83.2 Robekan meniskus, sekarang
Bucket-handle tear (pada): NOS, meniskus lateralis, meniskus
medialis
Kecuali: bucket-handle tear lama (M23.2)
S83.3 Robekan rawan sendi lutut, sekarang
S83.4 Sprain dan strain melibatkan ligamen kolateral (fibularis)
(tibialis) lutut
S83.5 Sprain dan strain melibatkan ligamen krusiata (anterior)
(posterior) lutut

28
S83.6 Sprain dan strain bagian lutut lainnya dan tidak dijaskan
Sprain dan strain:, sendi dan ligamen tibiofibularis superior
Kecuali: sprain ligamen patella (S76.1)
S83.7 Cedera pada struktur ganda lutut
Cedera pada meniskus (lateralis)(medialis) bersama ligamen
(collateral)(cruciate)

S84 Cedera syaraf pada level tungkai bawah


Kecuali: cedera syaraf pada level tumit dan kaki (S94.-)
S84.0 Cedera n. tibialis pada level tungkai bawah
S84.1 Cedera n. peroneus pada level tungkai bawah
S84.2 Cedera syaraf sensoris kulit pada level tungkai bawah
S84.7 Cedera syaraf ganda pada level tungkai bawah
S84.8 Cedera syaraf pada level tungkai bawah lainnya
S84.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tungkai bawah

S85 Cedera pembuluh darah pada level tungkai bawah


Kecuali: Cedera pembuluh darah pada level tumit dan kaki (S95.-)
S85.0 Cedera a. poplitea
S85.1 Cedera a tibialis (anterior)(posterior)
S85.2 Cedera a. peronealis
S85.3 Cedera v. saphena magna pada level tungkai bawah
Cedera v. saphena magna NOS
S85.4 Cedera v. saphena parva pada level tungkai bawah
S85.5 Cedera v. poplitea
S85.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level tungkai bawah
S85.8 Cedera pembuluh darah pada level tungkai bawah lainnya
S85.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level tungkai
bawah

S86 Cedera otot dan tendon pada level tungkai bawah


Kecuali: cedera: otot dan tendon pada atau di bawah tumit
(S96.-)
ligamen patella (S76.1)
S86.0 Cedera tendon Achilles
S86.1 Cedera otot dan tendon lain group otot posterior pada level
tungkai bawah
S86.2 Cedera otot dan tendon group otot anterior pada level tungkai
bawah
S86.3 Cedera otot dan tendon group otot peroneus pada level tungkai
bawah level
S86.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tungkai bawah
S86.8 Cedera otot dan tendon pada level tungkai bawah lainnya
S86.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level tungkai
bawah

S87 Cedera remuk tungkai bawah


Kecuali: Cedera remuk tumit dan kaki (S97.-)

29
S87.0 Cedera remuk lutut
S87.8 Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada tungkai
bawah

S88 Amputasi traumatika tungkai bawah


Kecuali: Amputasi traumatika: tumit dan kaki (S98.-), tungkai, level
tak jelas (T13.6)
S88.0 Amputasi traumatika level lutut
S88.1 Amputasi traumatika level antara lutut dan tumit
S88.9 Amputasi traumatika tungkai bawah, level tak jelas

S89 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah


Kecuali: Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
(S99.-)
S89.7 Cedera ganda pada tungkai bawah
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S80-S88
S89.8 Cedera tungkai bawah lainnya
S89.9 Cedera tungkai bawah yang tidak dijelaskan

Cedera tumit dan kaki (S90-S99)


Kecuali: Fraktur tumit dan malleolus (S82.-),
Cedera bilateral tumit dan kaki (T00-T07),
Cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S90 Cedera permukaan tumit dan kaki


S90.0 Kontusio tumit
S90.1 Kontusio jari kaki tanpa kerusakan kuku
Kontusio jari kaki NOS
S90.2 Kontusio jari kaki dengan kerusakan kuku
S90.3 Kontusio bagian kaki lainnya dan tidak dijelaskan
S90.7 Cedera permukaan ganda pada tumit dan kaki
S90.8 Cedera permukaan pada tumit dan kaki lainnya
S90.9 Cedera permukaan tumit dan kaki, tidak dijelaskan

S91 Luka terbuka tumit dan kaki


Kecuali: Amputasi trauma tumit dan kaki (S98.-)
S91.0 Luka terbuka tumit
S91.1 Luka terbuka jari kaki tanpa kerusakan kuku
Luka terbuka jari kaki NOS
S91.2 Luka terbuka jari kaki dengan kerusakan pada kuku
S91.3 Luka terbuka bagian lain kaki
Luka terbuka kaki NOS
S91.7 Luka ganda terbuka pada tumit dan kaki

S92 Fraktur kaki, selain tumit

30
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: tumit (S82.-), malleolus (S82.-)
S92.0 Fraktur kalkaneus
Fraktur tulang tumit, fraktur os kalsis
S92.1 Fraktur talus
Fraktur astragalus
S92.2 Fraktur tulang(-tulang ) tarsal lainnya
Fraktur: kuboid, kuneiformis kaki (intermedia)(lateral)(medial),
navikulare kaki
S92.3 Fraktur metatarsal tulang
S92.4 Fraktur jempol kaki
S92.5 Fraktur jari II, III, IV atau V kaki
S92.7 Fraktur ganda pada kaki
S92.9 Fraktur kaki, tidak dijelaskan

S93 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada level tumit
dan kaki
S93.0 Dislokasi tumit sendi
Dislokasi: astragalus, ujung bawah fibula, talus, ujung bawah
tibia
S93.1 Dislokasi jari kaki
Dislokasi (sendi) interphalanx, (sendi) metatarsophalanx
S93.2 Ruptur ligamen pada level tumit dan kaki
S93.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kaki
Dislokasi: navikulare kaki, (sendi) tarsus, (sendi)
tarsometatarsus

S93.4 Sprain dan strain tumit


Sprain dan strain (ligamen): kalkaneofibularis, kolateral
internal, deltoideus,
Sprain dan strain (ligamen): talofibularis, tibiofibularis distal
Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0)
S93.5 Sprain dan strain jari kaki
Sprain dan strain: (sendi) metatarsophalanx, (sendi)
interphalanx
S93.6 Sprain dan strain bagian kaki lainnya dan tidak dijelaskan
Sprain dan strain (ligamen): tarsus, tarsometatarsus

S94 Cedera syaraf pada level tumit dan kaki


S94.0 Cedera n. plantar lateralis
S94.1 Cedera n. plantar medialis
S94.2 Cedera n. peroneus profunda pada level tumit dan kaki
Cedera cabang lateralis terminal dari n. peroneus profunda
S94.3 Cedera syaraf sensoris kulit pada level tumit dan kaki

31
S94.7 Cedera syaraf ganda pada level tumit dan kaki
S94.8 Cedera syaraf pada level tumit dan kaki lainnya
S94.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki

S95 Cedera pembuluh darah pada tumit dan kaki level


Kecuali: Cedera av. tibialis posterior (S85.-)
S95.0 Cedera a. dorsalis pedis
S95.1 Cedera a. plantaris pedis
S95.2 Cedera v. dorsalis pedis
S95.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level tumit dan kaki
S95.8 Cedera pembuluh darah pada level tumit dan kaki lainnya
S95.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level tumit
dan kaki

S96 Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki
Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0)
S96.0 Cedera otot dan tendon m. flexor longus jari kaki di level tumit
dan kaki
S96.1 Cedera otot dan tendon m. extensor longus jari kaki di level
tumit dan kaki
S96.2 Cedera otot dan tendon intrinsik pada level tumit dan kaki
S96.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tumit dan kaki
S96.8 Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki lainnya
S96.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level tumit
dan kaki

S97 Cedera remuk tumit dan kaki


S97.0 Cedera remuk tumit
S97.1 Cedera remuk jari kaki
S97.8 Cedera remuk bagian lain tumit dan kaki
Cedera remuk kaki NOS

S98 Amputasi traumatika tumit dan kaki


S98.0 Amputasi traumatika kaki pada level tumit
S98.1 Amputasi traumatika satu jari kaki
S98.2 Amputasi traumatika dua atau lebih jari kaki
S98.3 Amputasi traumatika bagian lain kaki
Amputasi traumatika gabugan jari kaki dan bagian lain kaki
S98.4 Amputasi traumatika kaki, level tak jelas

S99 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
S99.7 Cedera ganda pada tumit dan kaki
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu
kategori dari S90-S98
S99.8 Cedera pada tumit dan kaki lainnya
S99.9 Cedera tumit dan kaki, tidak dijelaskan

32
Cedera yang melibatkan daerah ganda pada tubuh (T00-T07)
Termasuk: Cedera bilateral anggota pada daerah tubuh yang sama
Cedera menurut jenis pada dua atau lebih daerah tubuh yang
bisa diklasifikasikan pada S00-S99
Kecuali: Cedera ganda yang hanya melibatkan satu daerah tubuh
lihat bagian-S
Sunburn (L55.-), luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite
(T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

T00 Cedera permukaan yang melibatkan daerah ganda pada tubuh


T00.0Cedera permukaan kepala dengan leher
Cedera permukaan pada situs-situs S00.- dan S10.-
Kecuali: melibatkan daerah tubuh lainnya (T00.8)
T00.1Cedera permukaan toraks dengan abdomen, punggung bawah
dan pelvis
Cedera permukaan pada situs-situs dengan klasifikasi S20.-,
S30.- dan T09.0
Kecuali: melibatkan daerah tubuh lainnya (T00.8)
T00.2Cedera permukaan daerah ganda anggota atas
Cedera permukaan pada situs-situs S40.-, S50.-, S60.- dan T11.0
Kecuali: melibatkan anggota bawah (T00.6)
melibatkan: toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T00.8)
T00.3Cedera permukaan daerah ganda anggota bawah
Cedera permukaan pada situs-situs S70.-, S80.-, S90.- dan T13.0
Kecuali: melibatkan anggota atas (T00.6)
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T00.8)
T00.6Cedera permukaan daerah ganda anggota atas dan anggota
bawah
Cedera permukaan pada situs-situs T00.2 dan T00.3
Kecuali: melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan
pelvis (T00.8)
T00.8Cedera permukaan pada kombinasi daerah tubuh lainnya
T00.9Cedera permukaan ganda, tidak dijelaskan
Abrasi, blisters (nonthermal), bruises, kontusio, atau
haematoma ganda NOS
Gigitan serangga (tak berbisa): ganda NOS

T01 Luka terbuka yang melibatkan daerah ganda pada tubuh


Kecuali: Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
(T05.-)
T01.0Luka terbuka kepala dengan leher
Luka terbuka pada situs-situs S01.- dan S11.-
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T01.8)

T01.1Luka terbuka toraks dengan abdomen, punggung bawah dan


pelvis
Luka terbuka pada situs-situs S21.-, S31.- dan T09.1
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T01.8)

33
T01.2Luka terbuka daerah ganda pada anggota atas
Luka terbuka pada situs-situs S41.-, S51.-, S61.- dan T11.1
Kecuali: melibatkan anggota bawah (T01.6)
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T01.8)
T01.3Luka terbuka daerah ganda pada anggota bawah
Luka terbuka pada situs-situs S71.-, S81.-, S91.- dan T13.1
Kecuali: melibatkan anggota atas (T01.6)
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T01.8)
T01.6Luka terbuka daerah ganda anggota atas dan anggota bawah
Luka terbuka pada situs-situs T01.2 dan T01.3
Kecuali: melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan
pelvis (T01.8)
T01.8Luka terbuka kombinasi daerah tubuh lainnya
T01.9Luka ganda terbuka, tidak dijelaskan
Gigitan serangga, sayatan, laserasi, dan luka tusuk: ganda, NOS

T02 Fraktur yang melibatkan daerah ganda pada tubuh


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
T02.0Fraktur kepala dengan leher
Fraktur pada situs-situs S02.- dan S12.-
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T02.8)
T02.1Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis
Fraktur pada situs-situs S22.-, S32.- dan T08
Kecuali: bersama fraktur: anggota (T02.7), daerah tubuh lainnya
(T02.8)
T02.2Fraktur daerah ganda satu anggota atas
Fraktur pada situs-situs S42.-, S52.-, S62.- dan T10 dari satu
anggota atas
Kecuali: bersama fraktur: anggota atas yang lain (T02.4),
anggota bawah (T02.6)
bersama fraktur fraktur toraks, punggung bawah dan
pelvis (T02.7)
T02.3Fraktur daerah ganda satu anggota bawah
Fraktur pada situs-situs S72.-, S82.-, S92.- dan T12 dari satu
anggota bawah
Kecuali: bersama fraktur anggota bawah yang lain (T02.5),
anggota atas (T02.6)
bersama fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.4Fraktur daerah ganda kedua anggota atas
Fraktur pada situs-situs S42.-, S52.-, S62.- dan T10 yang
dinyatakan bilateral
Kecuali: bersama fraktur anggota bawah (T02.6),

34
bersama fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.5Fraktur daerah ganda kedua anggota bawah
Fraktur pada situs-situs S72.-, S82.-, S92.- dan T12 yang
dinyatakan bilateral
Kecuali: bersama fraktur anggota atas (T02.6),
bersama fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.6Fraktur daerah ganda anggota atas dengan anggota bawah
Kecuali: bersama fraktur: toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.7Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis, dan dengan
anggota
T02.8Fraktur yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya
T02.9Fraktur ganda, tidak dijelaskan

T03 Dislokasi, sprain dan strain yang melibatkan daerah ganda pada
tubuh
T03.0Dislokasi, sprain dan strain kepala dengan leher
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S03.- dan S13.-
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain daerah lainnya
(T03.8)
T03.1Dislokasi, sprain dan strain toraks dengan punggung bawah dan
pelvis
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S23.-, S33.- dan
T09.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain daerah lainnya
(T03.8)
T03.2Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota atas
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S43.-, S53.-, S63.-
dan T11.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain pada:
anggota bawah (T03.4), toraks, punggung bawah dan
pelvis (T03.8)
T03.3Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota bawah
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S73.-, S83.-, S93.-
dan T13.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain pada:
anggota atas (T03.4), toraks, punggung bawah dan pelvis
(T03.8)
T03.4Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota atas
dengan anggota bawah
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain pada
thorax, punggung bawah dan pelvis (T03.8)
T03.8Dislokasi, sprain dan strain kombinasi daerah tubuh lainnya
T03.9Dislokasi, sprain dan strain yang ganda, tidak dijelaskan

T04 Cedera remuk melibatkan daerah ganda pada tubuh


T04.0Cedera remuk kepala dengan leher
Cedera remuk pada situs-situs S07.- dan S17.-

35
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T04.8)
T04.1Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah dan
pelvis
Cedera remuk: pada situs-situs S28.- dan S38.-, badan NOS
Kecuali: bersama: anggota (T04.7), daerah tubuh lainnya
(T04.8)
T04.2Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas
Cedera remuk: anggota atas NOS, pada situs-situs S47.-, S57.-
dan S67.-
Kecuali: bersama anggota bawah (T04.4)
bersama toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T04.7)
T04.3Cedera remuk daerah ganda pada anggota bawah
Cedera remuk: anggota bawah NOS, pada situs-situs S77.-, S87.-
dan S97.-
Kecuali: bersama anggota atas (T04.4)
bersama toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T04.7)
T04.4Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas dengan anggota
bawah
Kecuali: melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan
pelvis (T04.7)
T04.7Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah dan
pelvis dengan anggota
T04.8Cedera remuk yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya
T04.9Cedera remuk ganda, tidak dijelaskan

T05 Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada tubuh


Termasuk: Avulsi yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Kecuali: Dekapitasi (S18), luka terbuka melibatkan daerah ganda
pada tubuh (T01.-)
Amputasi traumatika: badan NOS (T09.6),
Amputasi traumatika: lengan atas NOS (T11.6), tungkai NOS
(T13.6)
T05.0Amputasi trauma kedua tangan
T05.1Amputasi trauma satu tangan dan lengan atas yang lain [semua
level, selain tangan]
T05.2Amputasi trauma kedua lengan [semua level]
T05.3Amputasi trauma kedua kaki
T05.4Amputasi trauma satu kaki dan tungkai yang lain [semua level,
selain kaki]
T05.5Amputasi trauma kedua tungkai [semua level]
T05.6Amputasi trauma anggota atas dan bawah, semua kombinasi
[semua level]
T05.8Amputasi trauma yang melibatkan kombinasi daerah tubuh
lainnya
Transeksi: abdomen, toraks
T05.9Amputasi trauma ganda, tidak dijelaskan

36
T06 Cedera lain pada daerah ganda tubuh, not elsewhere classified
T06.0Cedera otak dan syaraf kepala dengan cedera syaraf dan
medulla spinalis pada leher
Cedera pada S04.- dan S06.- dengan cedera pada S14.-
T06.1Cedera syaraf dan medulla spinalis yang melibatkan daerah
tubuh lainnya
T06.2Cedera syaraf yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Cedera ganda pada syaraf NOS
Kecuali: melibatkan medulla spinalis (T06.0-T06.1)
T06.3Cedera pembuluh darah yang melibatkan daerah ganda pada
tubuh
T06.4Cedera otot dan tendon yang melibatkan daerah ganda pada
tubuh
T06.5Cedera organ intrathorax dengan intra-abdominal dan organ
pelvik
T06.8Cedera lain yang dijelaskan yang melibatkan daerah ganda pada
tubuh

T07 Cedera ganda yang tidak dijelaskan


Kecuali: Cedera NOS (T14.9)

Cedera bagian badan, anggota atau daerah yang tidak jelas (T08-T14)
Kecuali: Cedera pada daerah ganda tubuh (T00-T07)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

T08 Fraktur spina, level tak jelas


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka
tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup
atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai tertutup
0 closed 1 open
Kecuali: fraktur ganda pada spina, level tak jelas (T02.1)

T09 Cedera lain pada spina dan badan, level tak jelas
Kecuali: Cedera remuk badan NOS (T04.1), transeksi badan
(T05.8),
Cedera ganda pada badan (T00-T06)
T09.0Cedera permukaan badan, level tak jelas
T09.1Luka terbuka badan, level tak jelas
T09.2Dislokasi, sprain dan strain yang tidak dijelaskan sendi dan
ligamen badan
T09.3Cedera medulla spinalis, level tak jelas
T09.4Cedera tidak dijelaskan nerve, spinal nerve root dan plexus
badan
T09.5Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada badan
T09.6Amputasi trauma badan, level tak jelas

37
T09.8Cedera pada badan lainnya, level tak jelas
T09.9Cedera badan yang tidak dijelaskan, level tak jelas

T10 Fraktur anggota atas, level tak jelas


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka
tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup
atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai tertutup
0 closed 1 open

Patah lengan atas NOS, fraktur lengan atas NOS


Kecuali: Fraktur ganda lengan atas, level tak jelas (T02.-)

T11 Cedera lain pada anggota atas, level tak jelas


Kecuali: Cedera remuk: anggota atas NOS (T04.2), daerah ganda
tubuh (T00-T06)
Fraktur anggota atas, level tak jelas (T10)
T11.0Cedera permukaan anggota atas, level tak jelas
T11.1Luka terbuka anggota atas, level tak jelas
T11.2Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan ligamen
anggota atas, level tak jelas
T11.3Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak
jelas
T11.4Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada anggota
atas, level tak jelas
T11.5Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada anggota atas,
level tak jelas
T11.6Amputasi trauma anggota atas, level tak jelas
Amputasi trauma lengan NOS
T11.8Cedera anggota atas lainnya, level tak jelas
T11.9Cedera anggota atas yang tidak dijelaskan, level tak jelas
Cedera lengan NOS

T12 Fraktur anggota bawah, level tak jelas


Patah tungkai NOS, fraktur tungkai NOS
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: Fraktur ganda pada tungkai, level tak jelas (T02.-)

T13 Cedera lain pada anggota bawah, level tak jelas


Kecuali: Cedera remuk anggota bawah NOS (T04.3),
Cedera ganda daerah tubuh (T00-T06),
Fraktur anggota bawah, level tak jelas (T12)
T13.0Cedera permukaan anggota bawah, level tak jelas
T13.1Luka terbuka anggota bawah, level tak jelas

38
T13.2Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan ligamen
anggota bawah, level tak jelas
T13.3Cedera syaraf yang tidak jelas pada anggota bawah, level tak
jelas
T13.4Cedera pembuluh darah yang tak jelas pada anggota bawah,
level tak jelas
T13.5Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada anggota bawah,
level tak jelas
T13.6Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas
Amputasi trauma tungkai NOS
T13.8Cedera anggota bawah lainyan, level tak jelas
T13.9Cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan, level tak jelas
Cedera tungkai NOS

T14 Cedera di daerah tubuh yang tidak dijelaskan


Kecuali: Cedera pada daerah ganda tubuh (T00-T07)
T14.0Cedera permukaan di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Abrasio [lecet], blister [melepuh] (nonthermal), kontusio,
memar, haematoma: NOS
Cedera akbat benda asing permukaan (serpihan) tanpa luka
besar terbuka NOS
Gigitan serangga (tak berbisa), atau cedera permukaan: NOS
Kecuali: cedera permukaan ganda NOS (T00.9)
T14.1Luka terbuka di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Sayatan, laserasi , luka terbuka, gigitan binatang, NOS
Luka tembus dengan benda asing (menembus) NOS
Kecuali: luka terbuka ganda NOS (T01.9)
amputasi trauma ganda NOS (T05.9), amputasi trauma
NOS (T14.7)
T14.2Fraktur di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Fraktur: NOS, tertutup NOS, dislokasi NOS, displaced NOS,
terbuka NOS
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka
tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup
atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai tertutup
0 closed 1 open
Kecuali: fraktur ganda NOS (T02.9)
T14.3Dislokasi, sprain dan strain tidak dijelaskan daerah tubuh
Avulsi, laserasi, sprain, atau strain pada (kapsul)(ligamen) sendi
NOS
Hemarthrosis, ruptur, subluxatio, robekan: traumatika (kapsul)
(ligamen) sendi NOS
Kecuali: dislokasi, sprain dan strain ganda NOS (T03.9)
T14.4Cedera syaraf di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Cedera syaraf NOS; Putus syaraf, hematomielia, paralisis
(sementara): traumatika NOS
Kecuali: cedera ganda pada syaraf NOS (T06.2)
T14.5Cedera pembuluh darah di daerah tubuh yang tidak dijelaskan

39
Avuksi, sayatan, laserasi, cedera pada pembuluh darah NOS
Aneurisma atau fistula (arteriovena), hematoma, ruptur: pada
pembuluh darah NOS
Kecuali: cedera ganda pada pembuluh darah NOS (T06.3)
T14.6Cedera otot dan tendon di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Avulsi, sayatan, laserasi, ruptur trauma, cedera: pada otot NOS
dan tendon NOS
Kecuali: cedera ganda pada tendon dan otot NOS (T06.4)
T14.7Cedera remuk dan amputasi trauma di daerah tubuh yang tidak
dijelaskan
Cedera remuk NOS, amputasi trauma NOS
Kecuali: cedera remuk ganda NOS (T04.9), amputasi trauma
ganda NOS (T05.9)
T14.8Cedera lain pada di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T14.9Cedera, tidak dijelaskan
Kecuali: cedera ganda NOS (T07)

Efek benda asing yang masuk melalui lobang alamiah (T15-T19)


Kecuali: Benda asing tertinggal pada luka operasi (T81.5),
Sisa benda asing di jaringan lunak (M79.5)
Benda asing pada luka tembus - lihat luka terbuka menurut
daerah tubuh
Serpihan tanpa luka major terbuka: lihat cedera permukaan
menurut daerah tubuh

T15 Benda asing di bagian luar mata


Kecuali: Benda asing pada luka tembus:
orbita dan bola mata (S05.4-S05.5)
orbita dan bola mata tertahan (lama) (H05.5, H44.6-
H44.7),
Benda asing tertahan di kelopak (H02.8)
T15.0Benda asing di kornea
T15.1Benda asing di sakus konjungtiva
T15.8Benda asing di bagian lain dan ganda pada bagian luar mata
Benda asing di punktum lakrimalis
T15.9Benda asing di bagian luar mata, bagian tidak dijelaskan

T16 Benda asing di telinga


Benda asing di kanalis auditorius

T17 Benda asing di saluran pernafasan


Termasuk: Asfiksia akibat benda asing, inhalasi cairan atau
muntahan NOS
Tercekik oleh: makanan (regurgitasi), phlegma [mukus
pernafasan]
T17.0Benda asing di sinus nasalis
T17.1Benda asing di cuping hidung
Benda asing di hidung NOS
T17.2Benda asing di farings
Benda asing di: nasofarings, tenggorokan NOS
T17.3Benda asing di larings
40
T17.4Benda asing di trakhea
T17.5Benda asing di bronkhus
T17.8Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran pernafasan
Benda asing di bronkhiolus, paru-paru
T17.9Benda asing di saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan

T18 Benda asing saluran pencernaan


Kecuali: Benda asing di farings (T17.2)
T18.0Benda asing di mulut
T18.1Benda asing di esofagus
T18.2Benda asing di lambung
T18.3Benda asing di usus halus
T18.4Benda asing di kolon
T18.5Benda asing di anus dan rektum
Benda asing di (pertemuan) rektosigmoid
T18.8Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran pencernaan
T18.9Benda asing di saluran pencernaan, bagian tidak dijelaskan
Benda asing di sistem pencernaan NOS, tertelan benda asing
NOS

T19 Benda asing di saluran genitourinarius


Kecuali: Komplikasi mekanis alat kontrasepsi (intrauterus)
(vagina): (T83.3),
Kehadiran alat kontrasepsi (intrauterus)(vagina): (Z97.5)
T19.0Benda asing di uretra
T19.1Benda asing di kandung kemih
T19.2Benda asing di vulva dan vagina
T19.3Benda asing di uterus [semua bagian]
T19.8Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran
genitourinarius
T19.9Benda asing di saluran genitourinarius, bagian tidak dijelaskan

Luka bakar dan korosi (T20-T32)


Termasuk Scalds [terkena air panas atau uap panas]
Luka bakar (termal) akibat: api, air panas, gas panas,
gesekan, objek panas,
Luka bakar (termal) akibat: listrik, petir, radiasi
Luka bakar kimiawi [korosi] (external)(internal)
Kecuali: Sunburn (L55.-), erythema [dermatitis] ab igne (L59.0)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)

Luka bakar dan korosi permukaan luar tubuh, menurut situs (T20-
T25)
Termasuk: Luka bakar dan korosi:
Tingkat I [erythema], tingkat II [blisters, melepuh]
[epidermis lenyap]
Tingkat III [nekrosis dalam pada jaringan di bawahnya] [full-
thickness skin loss]

41
T20 Luka bakar dan korosi kepala dan leher
Termasuk: Kulit kepala [semua bagian], (daerah) dahi, telinga
[semua bagian],
Hidung (septum), bibir, mata dengan bagian lain muka,
kepala dan leher
Kecuali: Luka bakar dan korosi terbatas pada mata dan adnexa
(T26.-),
Luka bakar dan korosi pada mulut dan farings (T28.-)
T20.0Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala
dan leher
T20.1Luka bakar tingkat I pada kepala dan leher
T20.2Luka bakar tingkat II pada kepala dan leher
T20.3Luka bakar tingkat III pada kepala dan leher
T20.4Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala dan
leher
T20.5Korosi tingkat I pada kepala dan leher
T20.6Korosi tingkat II pada kepala dan leher
T20.7Korosi tingkat III pada kepala dan leher

T21 Luka bakar dan korosi badan


Termasuk: Dinding dada, mammae, punggung (semua), daerah
interskapula, perut
Dinding, pinggang, perineum, penis, testis, skrotum, vulva,
labium (majus)(minus), anus
Kecuali: Luka bakar dan korosi pada: axilla (T22.-), daerah
skapula (T22.-)
T21.0Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada badan
T21.1Luka bakar tingkat I pada badan
T21.2Luka bakar tingkat II pada badan
T21.3Luka bakar tingkat III pada badan
T21.4Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada badan
T21.5Korosi tingkat I pada badan
T21.6Korosi tingkat II pada badan
T21.7Korosi tingkat III pada badan

T22 Luka bakar dan korosi bahu dan lengan


Termasuk: Lengan [semua, selain pergelangan dan tangan saja],
axilla, daerah skapula
Kecuali: Luka bakar dan korosi: interskapula (T21.-), pergelangan
dan tangan saja (T23.-)
T22.0Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pada
bahu dan lengan
T22.1Luka bakar tingkat I pada bahu dan lengan
T22.2Luka bakar tingkat II pada bahu dan lengan
T22.3Luka bakar tingkat III pada bahu dan lengan
T22.4Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada bahu dan
lengan
T22.5Korosi tingkat I pada bahu dan lengan

42
T22.6Korosi tingkat II pada bahu dan lengan
T22.7Korosi tingkat III pada bahu dan lengan

T23 Luka bakar dan korosi pergelangan dan tangan


Termasuk: telapak tangan, (kuku) jari, (kuku) ibu jari
T23.0Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
pergelangan dan tangan
T23.1Luka bakar tingkat I pada pergelangan dan tangan
T23.2Luka bakar tingkat II pada pergelangan dan tangan
T23.3Luka bakar tingkat III pada pergelangan dan tangan
T23.4Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pergelangan
dan tangan
T23.5Korosi tingkat I pada pergelangan dan tangan
T23.6Korosi tingkat II pada pergelangan dan tangan
T23.7Korosi tingkat III pada pergelangan dan tangan

T24 Luka bakar dan korosi panggul dan tungkai


Termasuk: Tungkai [semua bagian, selain tumit dan kaki saja]
Kecuali: Luka bakar dan korosi tumit dan kaki saja (T25.-)
T24.0Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada panggul
dan tungkai
T24.1Luka bakar tingkat I pada panggul dan tungkai
T24.2Luka bakar tingkat II pada panggul dan tungkai
T24.3Luka bakar tingkat III pada panggul dan tungkai
T24.4Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada panggul dan
tungkai
T24.5Korosi tingkat I pada panggul dan tungkai
T24.6Korosi tingkat II pada panggul dan tungkai
T24.7Korosi tingkat III pada panggul dan tungkai

T25 Luka bakar dan korosi tumit dan kaki


Termasuk: Jempol kaki
T25.0Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada tumit dan
kaki
T25.1Luka bakar tingkat I pada tumit dan kaki
T25.2Luka bakar tingkat II pada tumit dan kaki
T25.3Luka bakar tingkat III pada tumit dan kaki
T25.4Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
T25.5Korosi tingkat I pada tumit dan kaki
T25.6Korosi tingkat II pada tumit dan kaki
T25.7Korosi tingkat III pada tumit dan kaki

Luka bakar dan korosi pada mata dan organ internal (T26-T28)

T26 Luka bakar dan korosi pada mata dan adnexa


T26.0Luka bakar pada kelopak dan area periokuler
T26.1Luka bakar pada kornea dan sakus konjungtiva

43
T26.2Luka bakar dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata
T26.3Luka bakar pada bagian lain mata dan adnexa
T26.4Luka bakar pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan
T26.5Korosi pada kelopak dan area periokuler
T26.6Korosi pada kornea dan sakus konjungtiva
T26.7Korosi dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata
T26.8Korosi pada bagian lain mata dan adnexa
T26.9Korosi pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan

T27 Luka bakar dan korosi saluran pernafasan


T27.0Luka bakar pada larings dan trakhea
T27.1Luka bakar yang melibatkan larings dan trakhea dengan paru-
paru
Kecuali: sindroma cedera ledakan (T70.8)
T27.2Luka bakar pada bagian lain saluran pernafasan
Luka bakar pada rongga thorax
T27.3Luka bakar pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan
T27.4Korosi pada larings dan trakhea
T27.5Korosi yang melibatkan larings dan trakhea dengan paru-paru
T27.6Korosi pada bagian lain saluran pernafasan
T27.7Korosi pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan

T28 Luka bakar dan korosi organ-organ internal lainnya


T28.0Luka bakar pada mulut dan farings
T28.1Luka bakar pada esofagus
T28.2Luka bakar pada bagian lain saluran pencernaan
T28.3Luka bakar pada organ genitourinarius internal
T28.4Luka bakar pada organ-organ internal lain dan tidak dijelaskan
T28.5Korosi pada mulut dan farings
T28.6Korosi pada esofagus
T28.7Korosi pada bagian lain saluran pencernaan
T28.8Korosi pada organ genitourinarius internal
T28.9Korosi pada organ-organ internal lain dan tidak dijelaskan

Luka bakar dan korosi daerah tubuh ganda dan tidak jelas (T29-T32)

T29 Luka bakar dan korosi daerah ganda pada tubuh


Termasuk: Luka bakar dan korosi pada lebih dari satu kategori pada
T20-T28
T29.0Luka bakar pada daerah ganda, tingkat tidak dijelaskan
Luka bakar ganda NOS
T29.1Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari
tingkat I
T29.2Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari
tingkat II
T29.3Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu
tingkat III

44
T29.4Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada daerah ganda
Korosi ganda NOS
T29.5Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat I
T29.6Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat II
T29.7Korosi pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu
tingkat III

T30 Luka bakar dan korosi, daerah tubuh tidak dijelaskan


Kecuali: Luka bakar dan korosi, luas permukaan tubuh yang terlibat
dinyatakan (T31-T32)
T30.0Luka bakar dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat tidak
dijelaskan
Luka bakar NOS
T30.1Luka bakar tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat I NOS
T30.2Luka bakar tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat II NOS
T30.3Luka bakar tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat III NOS
T30.4Korosi dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat tidak
dijelaskan
Korosi NOS
T30.5Korosi tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat I NOS
T30.6Korosi tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat I NOS
T30.7Korosi tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat III NOS

T31 Luka bakar yang diklasifikasikan menurut luas permukaan


tubuh yang terlibat
Kategori ini hanya digunakan untuk kode primer kalau situs
luka bakar tidak jelas. Ia bisa digunakan sebagai kode tambahan
bersama kategori T20-T29 kalau situsnya dijelaskan.

T31.0Luka bakar yang melibatkan kurang dari 10% permukaan tubuh


T31.1Luka bakar yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh
T31.2Luka bakar yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh
T31.3Luka bakar yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh
T31.4Luka bakar yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh
T31.5Luka bakar yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh
T31.6Luka bakar yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh
T31.7Luka bakar yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh
T31.8Luka bakar yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh
T31.9Luka bakar yang melibatkan 90% atau lebih permukaan tubuh

45
T32 Korosi yang diklasifikasikan menurut luas permukaan tubuh
yang terlibat
Kategori ini hanya digunakan untuk kode primer kalau situs
korosi tidak jelas. Ia bisa digunakan sebagai kode tambahan bersama
kategori T20-T29 kalau situsnya dijelaskan.
T32.0Korosi yang melibatkan kurang dari 10% permukaan tubuh
T32.1Korosi yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh
T32.2Korosi yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh
T32.3Korosi yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh
T32.4Korosi yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh
T32.5Korosi yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh
T32.6Korosi yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh
T32.7Korosi yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh
T32.8Korosi yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh
T32.9Korosi yang melibatkan 90% atau lebih permukaan tubuh

Frostbite (T33-T35)
Kecuali: Hipotermia dan efek lain penurunan suhu (T68-T69)

T33 Frostbite permukaan


Termasuk: Frostbite dengan kehilangan sebagian ketebalan kulit
Kecuali: Frostbite permukaan pada daerah ganda tubuh (T35.0)
T33.0Frostbite permukaan kepala
T33.1Frostbite permukaan leher
T33.2Frostbite permukaan toraks
T33.3Frostbite permukaan dinding abdomen, punggung bawah dan
pelvis
T33.4Frostbite permukaan lengan atas
Kecuali: frostbite permukaan pada pergelangan dan tangan saja
(T33.5)
T33.5Frostbite permukaan pergelangan dan tangan
T33.6Frostbite permukaan panggul dan paha
T33.7Frostbite permukaan lutut dan tungkai bawah
Kecuali: frostbite permukaan pada tumit dan kaki saja (T33.8)
T33.8Frostbite permukaan tumit dan kaki
T33.9Frostbite permukaan situs-situs yang lain dan tidak dijelaskan
Frostbite permukaan (pada): NOS, badan NOS, tungkai NOS

T34 Frostbite dengan nekrosis jaringan


Kecuali: Frostbite dengan nekrosis jaringan pada daerah ganda
tubuh (T35.1)
T34.0Frostbite dengan nekrosis jaringan kepala
T34.1Frostbite dengan nekrosis jaringan leher
T34.2Frostbite dengan nekrosis jaringan toraks
T34.3Frostbite dengan nekrosis jaringan dinding perut, punggung
bawah dan pelvis
T34.4Frostbite dengan nekrosis jaringan lengan

46
Kecuali: frostbite dengan nekrosis jaringan pergelangan dan
tangan saja (T34.5)
T34.5Frostbite dengan nekrosis jaringan pergelangan dan tangan
T34.6Frostbite dengan nekrosis jaringan panggul dan paha
T34.7Frostbite dengan nekrosis jaringan lutut dan tungkai bawah
Kecuali: frostbite dengan nekrosis jaringan tumit dan kaki saja
(T34.8)
T34.8Frostbite dengan nekrosis jaringan tumit dan kaki
T34.9Frostbite dengan nekrosis jaringan situs-situs yang lain dan
tidak dijelaskan
Frostbite dengan nekrosis jaringan (pada): NOS, badan NOS,
tungkai NOS

T35 Frostbite pada daerah ganda tubuh dan frostbite yang tidak
dijelaskan
T35.0Frostbite permukaan pada daerah ganda tubuh
Frostbite permukaan ganda NOS
T35.1Frostbite dengan nekrosis jaringan pada daerah ganda tubuh
Frostbite ganda dengan nekrosis jaringan NOS
T35.2Frostbite yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T35.3Frostbite yang tidak dijelaskan pada toraks, abdomen, punggung
bawah dan pelvis
Frostbite badan NOS
T35.4Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota atas
T35.5Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota bawah
T35.6Frostbite yang tidak dijelaskan pada daerah ganda tubuh
Frostbite ganda NOS
T35.7Frostbite yang tidak dijelaskan pada situs yang tidak dijelaskan
Frostbite NOS

Keracunan obat-obatan dan zat-zat biologis (T36-T50)


Catatan: Obat-obatan adalah drugs and medicaments
Termasuk: Overdosis zat-zat ini
Zat salah yang diberikan atau termakan karena tidak sengaja.
Kecuali: Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Keracunan obat yang memberikan efek patologis (F10-F19)
Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan
(F55)
Reaksi dan keracunan obat yang mengganggu janin dan
neonatus (P00-P96)
Efek samping zat yang diberikan secara benar
[hipersensitifitas, reaksi, dsb.], yang diklasifikasikan
menurut sifatnya, seperti:
kelainan darah (D50-D76), gastritis aspirin (K29.-),
nefropati (N14.0-N14.2)
dermatitis kontak (L23-L25), dermatitis karena zat yang
masuk badan (L27.-),
efek samping obat yang tidak dijelaskan (T88.7)

47
T36 Keracunan antibiotika sistemik
Kecuali: Keracunan:
antibiotika antineoplastik (T45.1), antibiotika yang dioleskan
lokal NEC (T49.0),
antibiotika topikal untuk: mata (T49.5), antibiotika topikal
untuk THT (T49.6)
T36.0Keracunan penisillin
T36.1Keracunan sefalosporin dan antibiotika beta-laktam lainnya
T36.2Keracunan group khloramphenicol
T36.3Keracunan makrolida
T36.4Keracunan tetrasiklin
T36.5Keracunan aminoglikosida
Keracunan streptomisin
T36.6Keracunan rifamisin
T36.7Keracunan antibiotika antifungus, digunakan secara sistemik
T36.8Keracunan antibitika sistemik lainnya
T36.9Keracunan antibitika sistemik, tidak dijelaskan

T37 Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit lainnya


Kecuali: Keracunan: anti-infeksi yang dioleskan secara lokal NEC
(T49.0), anti-infeksi topikal untuk mata (T49.5), anti-infeksi
topikal THT (T49.6)
T37.0Keracunan sulfonamida
T37.1Keracunan obat antimikobakteria
Kecuali: streptomisin (T36.5), rifamisin (T36.6)
T37.2Keracunan obat antimalaria dan obat yang bekerja pada
protozoa darah lainnya
Kecuali: derivat hydroxyquinoline (T37.8)
T37.3Keracunan obat antiprotozoa lainnya
T37.4Keracunan anthelminthika
T37.5Keracunan obat antivirus
Kecuali: amantadine (T42.8), cytarabine (T45.1)
T37.8Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit lain yang dijelaskan
Keracunan derivat hidroksiquinolin
Kecuali: obat antimalaria (T37.2)
T37.9Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit, tidak dijelaskan

T38 Keracunan hormon, substitusi dan antagonis sintetiknya, n. e. c.


Kecuali:Keracunan:
hormon oxitosin (T48.0), mineralokortikoid dan antagonisnya
(T50.0),
hormon paratiroid dan derivatnya (T50.9)
T38.0Keracunan glukokortikoid dan analog sintetik
Kecuali: glukokortikoid topikal (T49.-)
T38.1Keracunan hormon tiroid dan substitusinya
T38.2Keracunan obat antitiroid
T38.3Keracunan insulin dan obat hipoglikemik [antidiabetik] oral
T38.4Keracunan kontrasepsi oral

48
Keracunan preparat kontrasepsi oral berbahan tunggal atau
ganda
T38.5Keracunan estrogen dan progestogen lainnya
Keracunan campuran dan substitusi estrogen dan progestogen
T38.6Keracunan antigonadotrofin, antiestrogen, antiandrogen, n. e. c.
Keracunan tamoxifen
T38.7Keracunan androgen dan obat anabolik
T38.8Keracunan hormon dan substitusi sintetiknya yang lain dan
tidak dijelaskan
Keracunan hormon pituitari anterior [adenohipofisis]
T38.9Keracunan antagonis hormon lain dan tidak dijelaskan

T39 Keracunan analgesik, antipiretik dan antirematik non-opioid


T39.0Keracunan salisilat
T39.1Keracunan derivat 4-aminofenol
T39.2Keracunan derivat pirazolon
T39.3Keracunan nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID]
lainnya
T39.4Keracunan antirematik, not elsewhere classified
Kecuali: glukokortikoid (T38.0), salisilat (T39.0)
T39.8Keracunan analgesik dan antipiretik non-opioid lainnya, n.e.c.
T39.9Keracunan analgesik, antipiretik dan antirematik non-opioid,
tidak dijelaskan

T40 Keracunan narkotika dan psikodisleptika [hallusinogens]


Kecuali: Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Ketergantungan obat akibat zat psikoaktif (F10-F19)
Kelainan jiwa dan tingkah laku terkait akibat zat psikoaktif
(F10-F19)
T40.0Keracunan opium
T40.1Keracunan heroin
T40.2Keracunan opioid lainnya
Keracunan kodein, morfin
T40.3Keracunan methadone
T40.4Keracunan narkotik sintetik lainnya
Keracunan pethidine
T40.5Keracunan kokain
T40.6Keracunan narkotika lain dan tidak dijelaskan
T40.7Keracunan (derivat) cannabis
T40.8Keracunan lysergide [LSD]
T40.9Keracunan psychodysleptics [hallucinogens] lain dan tidak
dijelaskan
Keracunan mescaline, psilocin, psilocybine

T41 Keracunan gas-gas anestetik dan terapi


Kecuali: Keracunan: opioid (T40.0-T40.2), kokain (T40.5),
benzodiazepin (T42.4)
T41.0Keracunan anestetik yang dihirup

49
Kecuali: oksigen (T41.5)
T41.1Keracunan anestetik intravena
Keracunan thiobarbiturat
T41.2Keracunan anestetik umum lain dan tidak dijelaskan
T41.3Keracunan anestetik lokal
T41.4Keracunan anestetik, tidak dijelaskan
T41.5Keracunan gas-gas terapi
Keracunan karbon dioxida, oksigen

T42 Keracunan obat antiepilepsi, sedatif-hipnotik dan


antiparkinsonisme
Kecuali: Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Kelainan jiwa dan tingkah laku yang terkait akibat zat
psikoaktif (F10-F19)
T42.0Keracunan derivat hidantoin
T42.1Keracunan iminostilbenes
Keracunan karbamazepin
T42.2Keracunan suksinimida dan oxazolidinediones
T42.3Keracunan barbiturat
Kecuali: thiobarbiturates (T41.1)
T42.4Keracunan benzodiazepin
T42.5Keracunan antiepileptik campuran, not elsewhere classified
T42.6Keracunan obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik lainnya
Keracunan methaqualone, valproic acid
Kecuali: carbamazepine (T42.1)
T42.7Keracunan obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik, tidak
dijelaskan
Keracunan sleeping: draught, tablet, drug NOS
T42.8Keracunan obat antiparkinsonisme dan depresan tonus otot
pusat lainnya
Keracunan amantadine

T43 Keracunan obat psikotropika, not elsewhere classified


Kecuali: Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Kelainan jiwa dan tingkah laku yang terkait akibat zat
psikoaktif (F10-F19)
Keracunan: psikodisleptika [hallusinogen] (T40.7-T40.9),
barbiturat (T42.3), benzodiazepin (T42.4), methaqualon
(T42.6), depresan nafsu makan (T50.5)
T43.0Keracunan antidepresan tricyclic dan tetracyclic
T43.1Keracunan antidepresan monoamine-oxidase-inhibitor
T43.2Keracunan antidepresan lain dan tidak dijelaskan
T43.3Keracunan antipsikotik dan neuroleptik phenothiazine
T43.4Keracunan neuroleptik butyrophenone dan thioxanthene
T43.5Keracunan antipsikotik dan neuroleptik lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: rauwolfia (T46.5)
T43.6Keracunan psikostimulan dengan potential penyalahgunaan
Kecuali: kokain (T40.5)

50
T43.8Keracunan obat psikotropika lain, not elsewhere classified
T43.9Keracunan obat psikotropika, tidak dijelaskan

T44 Keracunan obat-obat sistem syaraf otonom


T44.0Keracunan agen antikolinesterase
T44.1Keracunan parasimpatomimetika lain [kolinergics]
T44.2Keracunan obat penghambat ganglion, not elsewhere classified
T44.3Keracunan parasimpatolitik [antikolinergik/antimuskarinik] dan
spasmolitik lain, n.e.c
Keracunan papaverine
T44.4Keracunan agonists alpha-adrenoreseptor, n.e.c
Keracunan metaraminol

T44.5Keracunan agonists beta-adrenoreseptor, n.e.c


Kecuali: agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi
asma (T48.6)
T44.6Keracunan antagonis alfa-adrenoreseptor, n.e.c
Kecuali: alkaloid ergot (T48.0)
T44.7Keracunan antagonis beta-adrenoreseptor, n.e.c
T44.8Keracunan agen yang bekerja sentral dan penghambat neuron
adrenergika, nec
Kecuali: clonidine (T46.5), guanethidine (T46.5)
T44.9Keracunan obat sistem syaraf otonom lain dan tidak dijelaskan.
Keracunan obat yang merangsang adrenoreseptor alpha- dan
beta-

T45 Keracunan obat-obat sistemik dan hematologis, n. e. c.


T45.0Keracunan obat antiallergik dan antiemetik
Kecuali: neuroleptik berbasis phenothiazine (T43.3)
T45.1Keracunan obat antineoplastik dan immunosuppressif
Keracunan antibiotika antineoplastik, cytarabine
Kecuali: tamoxifen (T38.6)
T45.2Keracunan vitamin, n.e.c.
Kecuali: vitamin K (T45.7), (derivat) nicotinic acid (T46.7)
T45.3Keracunan enzim, not elsewhere classified
T45.4Keracunan besi dan komponen yang dibentuknya
T45.5Keracunan antikoagulan
T45.6Keracunan obat yang mempengaruhi fibrinoliysis
T45.7Keracunan antagonist antikoagulan, vitamin K dan koagulan
lainnya
T45.8Keracunan agen lain yang primernya sistemik dan hematologis
Keracunan: preparat hepar dan agen antianemia lain, darah
alami, produk darah, pengganti plasma
Kecuali: besi (T45.4), immunoglobulin (T50.9)
T45.9Keracunan agen yang primernya sistemik dan hematologis, tidak
dijelaskan

T46 Keracunan obat-obat sistem kardiovaskuler

51
Kecuali: Keracunan metaraminol (T44.4)
T46.0Keracunan glikoida stimulan jantung dan obat yang kerjanya
serupa
T46.1Keracunan calcium-channel blockers
T46.2Keracunan obat antidisritmik lain, n.e.c
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (T44.7)
T46.3Keracunan vasodilator koroner, n.e.c
Keracunan dipyridamole
Kecuali: antagonis beta-adrenoreceptor (T44.7), calcium-
channel blockers (T46.1)
T46.4Keracunan inhibitor angiotensin-converting-enzyme
T46.5Keracunan obat antihipertensi lain, n.e.c.
Keracunan klonidin, guanethidine, rauwolfia
Kecuali: antagonis -adrenoseptor (T44.7), Ca blocker (T46.1),
diuretik (T50.0-T50.2)
T46.6Keracunan obat antihiperlipidemik dan antiarteriosklerotik
T46.7Keracunan vasodilator perifer
Keracunan (derivat) nicotinic acid
Kecuali: papaverine (T44.3)
T46.8Keracunan obat antivarises, Termasuk obat sklerosis
T46.9Keracunan obat sistem kardiovaskuler lain dan tidak dijelaskan
agents

T47 Keracunan obat-obat sistem gastrointestinal


T47.0Keracunan antagonists H2-receptor histamin
T47.1Keracunan obat antasida dan anti sekresi lambung lainnya
T47.2Keracunan laxatif stimulan
T47.3Keracunan laxatif salin dan osmotik
T47.4Keracunan laxatif lain
Keracunan obat atonia usus
T47.5Keracunan digestan
T47.6Keracunan obat antidiare
Kecuali: antibiotika dan anti-infeksi sistemik lainnya (T36-T37)
T47.7Keracunan emetika
T47.8Keracunan obat sistem gastrointestinal lainnya
T47.9Keracunan obat sistem gastrointestinal, tidak dijelaskan

T48 Keracunan obat yang primernya pada otot polos dan lurik dan
sistem pernafasan
T48.0Keracunan obat oksitosin
Kecuali: estrogen, progestogen dan antagonisnya (T38.4-T38.6)
T48.1Keracunan relaksan otot lurik [neuromuscular blocking agents]
T48.2Keracunan obat otot lain dan tidak dijelaskan
T48.3Keracunan antitusif
T48.4Keracunan expektoran
T48.5Keracunan obat anti-common-cold
T48.6Keracunan antiasmatika, n.e.c.

52
Agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi asma
keracunan salbutamol
Kecuali: hormon adenohipofisis (T38.8),
agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi asma
(T44.5)
T48.7Keracunan obat sistem pernafasan lain dan tidak dijelaskan

T49 Keracunan obat topikal kulit, membran mukosa, mata, THT dan
gigi
Termasuk: Glukokortikoid yang dipakai secara topikal
T49.0Keracunan obat antifungus, anti-infeksi dan anti-inflammasi
lokal, n. e. c.
T49.1Keracunan antipruritika
T49.2Keracunan astringen lokal dan detergen lokal
T49.3Keracunan emollients, demulcents dan protectants
T49.4Keracunan keratolitik, keratoplastik, serta obat dan preparat
obat rambut lain
T49.5Keracunan obat dan preparat ophthalmologis
Keracunan anti-infektif mata
T49.6Keracunan obat dan preparat otorhinolaringologi
Keracunan anti-infektif telinga, hidung dan tenggorokan
T49.7Keracunan obat gigi, diberikan secara topikal
T49.8Keracunan obat topikal lainnya
Keracunan spermisida
T49.9Keracunan obat topikal, tidak dijelaskan

T50 Keracunan diuretika dan obat dan zat biologis yang lain dan
tidak dijelaskan
T50.0Keracunan mineralocorticoids dan antagonisnya
T50.1Keracunan loop [high-ceiling] diuretics
T50.2Keracunan inhibitor carbonic-anhydrase, benzothiadiazides dan
diuretika lain
Keracunan asetazolamide
T50.3Keracunan obat elektrolit, kalorik dan keseimbangan air
Keracunan garam rehidrasi oral, oralit
T50.4Keracunan obat metabolisme asam urat
T50.5Keracunan depressan nafsu makan
T50.6Keracunan antidotum dan chelating agents, n. e. c.
Keracunan alkohol deterrents
T50.7Keracunan analeptika dan antagonists reseptor opioid
T50.8Keracunan obat diagnostik
T50.9Keracunan drug, obat medis dan zat biologis lain dan tidak
dijelaskan
Keracunan obat: pengasam, pengalkali, lipotropik,
immunoglobulin, immunologis
Keracunan hormon paratiroid dan derivatnya

53
Efek toksik zat yang dasarnya bukan obat medis (T51-T65)
Kecuali: Efek toksik lokal c.e. (A00-R99),
Keadaan pernafasan akibat agen luar (J60-J70),
Korosi (T20-T32)

T51 Efek toksik alkohol


T51.0Efek toksik etanol [etil alkohol]
Kecuali: intoksikasi alkohol akut atau efek hangover
(F10.0)
intoksikasi alkohol patologis (F10.0), mabuk (F10.0)
T51.1Efek toksik methanol
Efek toksik metil alkohol
T51.2Efek toksik 2-propanol [
Efek toksik isopropyl alcohol
T51.3Efek toksik fusel oil
Efek toksik amyl alkohol, butyl alkohol [1-butanol], propyl
alkohol [1-propanol]
T51.8Efek toksik alkohol lain
T51.9Efek toksik alkohol, yang tidak dijelaskan

T52 Efek toksik pelarut organik


Kecuali: Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan
aromatik (T53.-)
T52.0Efek toksik produk minyak bumi [petroleum]
Efek toksik gasoline [bensin], kerosine [paraffin oil, minyak
tanah], lilin paraffin
Efek toksik petroleum: ether, naphtha, spirits
T52.1Efek toksik benzene
Kecuali: homolog benzene (T52.2),
derivat nitro dan amino dari benzene dan
homolognya (T65.3)
T52.2Efek toksik homolog benzene
Efek toksik toluene [methylbenzene], xylene
[dimethylbenzene]
T52.3Efek toksik glikol
T52.4Efek toksik keton
T52.8Efek toksik pelarut organik lainnya
T52.9Efek toksik pelarut organik yang tidak dijelaskan

T53 Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan


aromatik
T53.0Efek toksik karbon tetraklorida
Efek toksik tetrakhloromethan
T53.1Efek toksik khloroform
Efek toksik trikhloromethan
T53.2Efek toksik trikhloroethylen
Efek toksik trikhloroethen
T53.3Efek toksik tetrakhloroethylen
Efek toksik perkhloroethylen, tetrachloroethen

54
T53.4Efek toksik dikhloromethan
Efek toksik methylene khlorida
T53.5Efek toksik khlorofluorokarbon
T53.6Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon alifatik
T53.7Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon aromatik
T53.9Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan
aromatik, tidak dijelaskan

T54 Efek toksik zat-zat yang bersifat korosif


T54.0Efek toksik fenol dan homolog fenol
T54.1Efek toksik komponen organik korosif lainnya
T54.2Efek toksik zat korosif asam dan mirip-asam
Efek toksik acid hydrochloric [HCl], acid sulfuric [[H 2SO4]
T54.3Efek toksik zat korosif alkali dan mirip alkali
Efek toksik: potassium hydroxide [KOH], sodium hydroxide
[NaOH]
T54.9Efek toksik zat korosif yang tidak dijelaskan

T55 Efek toksik sabun dan deterjen

T56 Efek toksik logam


Termasuk: Efek toksik: asap dan uap logam, semua logam Kecuali
bersifat medis
Kecuali: Efek toksik: arsen [As] (T57.0), mangan [Mn] (T57.2),
thallium [Th] (T60.4)
T56.0Efek toksik lead [Pb] dan komponen yang dibentuknya
T56.1Efek toksik mercury [Hg] dan komponen yang dibentuknya
T56.2Efek toksik chromium [Cr] dan komponen yang dibentuknya
T56.3Efek toksik cadmium [Cd] dan komponen yang dibentuknya
T56.4Efek toksik copper [Cu] dan komponen yang dibentuknya
T56.5Efek toksik zinc [Zn] dan komponen yang dibentuknya
T56.6Efek toksik tin [Sn] dan komponen yang dibentuknya
T56.7Efek toksik beryllium [Be] dan komponen yang dibentuknya
T56.8Efek toksik logam lainnya
T56.9Efek toksik logam, yang tidak dijelaskan

T57 Efek toksik zat inorganik lainnya


T57.0Efek toksik arsen[As] dan komponen yang dibentuknya
T57.1Efek toksik phosphorus [P] dan komponen yang dibentuknya
Kecuali: efek toksik insektisida organophosphat (T60.0)
T57.2Efek toksik manganese [Mn] dan compoundnya
T57.3Efek toksik hydrogen cyanide [HCN]
T57.8Efek toksik zat inorganik lain yang dijelaskan
T57.9Efek toksik zat inorganik, yang tidak dijelaskan

T58 Efek toksik carbon monoxide


Efek toksik carbon monoxide [CO] dari semua sumber

55
T59 Efek toksik gas, asap, dan uap lainnya
Termasuk: Efek toksik propellant aerosol
Kecuali: Efek toksik chlorofluorocarbons [CFC] (T53.5)
T59.0Efek toksik nitrogen oxides [NO]
T59.1Efek toksik sulfur dioxide [SO2]
T59.2Efek toksik formaldehyde
T59.3Efek toksik gas lakrimogenik
Efek toksik tear gas [gas air mata]
T59.4Efek toksik gas chlorine [Cl]
T59.5Efek toksik gas fluorine dan hydrogen fluoride [HF]
T59.6Efek toksik hydrogen sulfide [H2S]
T59.7Efek toksik carbon dioxide [CO2]
T59.8Efek toksik gas, asap, dan uap lain yang dijelaskan
T59.9Efek toksik gas, asap, dan uap yang tidak dijelaskan

T60 Efek toksik pestisida


Termasuk: Efek toksik pengawet kayu
T60.0Efek toksik insektisida organophosphate dan carbamate
T60.1Efek toksik insektisida halogen
Kecuali: efek toksik chlorinated hydrocarbons (T53.-)
T60.2Efek toksik insektisida lainnya
T60.3Efek toksik herbisida dan fungisida
T60.4Efek toksik rodentisida
Efek toksik thallium
Kecuali: strychnine dan garamnya (T65.1)
T60.8Efek toksik insektisida lain
T60.9Efek toksik insektisida yang tidak dijelaskan

T61 Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan laut
Kecuali: Intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-)
Reaksi alergi makanan, seperti:
gastroenteritis (noninfektif) (K52.-), dermatitis (L23.6,
L25.4, L27.2),
syok anafilaktik akibat reaksi makanan (T78.0)
Efek toksik kontaminan makanan, seperti:
mercury (T56.1), hydrogen cyanide (T57.3),
aflatoxin dan mikotoksin lainnya (T64), cyanides (T65.0)
T61.0Keracunan ikan ciguatera
T61.1Keracunan ikan scombroid
Histamine-like syndrome
T61.2Keracunan ikan dan dan shellfish lainnya
T61.8Efek toksik seafood lainnya
T61.9Efek toksik dari yang seafood tidak dijelaskan

56
T62 Efek toksik zat beracun lain yang termakan sebagai makanan
Kecuali: Intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-)
Reaksi alergi makanan, seperti gastroenteritis (noninfektif)
(K52.-), dermatitis (L23.6, L25.4, L27.2), syok anafilaktik
akibat reaksi makanan (T78.0)
Efek toksik kontaminan makanan, seperti: mercury (T56.1),
hydrogen cyanide (T57.3), aflatoxin dan mikotoksin lainnya
(T64), sianida (T65.0)
T62.0Efek toksik cendawan yang ditelan
T62.1Efek toksik berry yang ditelan
T62.2Efek toksik (bagian) tanaman lain yang ditelan
T62.8Efek toksik zat beracun lain yang dijelaskan, yang dimakan
sebagai makanan
T62.9Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan, tidak
dijelaskan

T63 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa


T63.0Efek toksik bisa ular
Efek toksik bisa ular-laut
T63.1Efek toksik bisa reptil lainnya
Efek toksik bisa kadal
T63.2Efek toksik bisa kalajengking
T63.3Efek toksik bisa laba-laba
T63.4Efek toksik bisa artropoda lainnya
Efek toksik gigitan atau sengatan serangga berbisa
T63.5Efek toksik kontak dengan ikan
Kecuali: keracunan akibat memakan ikan (T61.0-T61.2)
T63.6Efek toksik kontak dengan binatang laut lainnya
Efek toksik kontak dengan jellyfish, anemone laut, shellfish,
starfish
Kecuali: keracunan akibat memakan shellfish (T61.2), bisa ular-
laut (T63.0)
T63.8Efek toksik kontak dengan binatang berbisa lainnya
Efek toksik bisa amfibi
T63.9Efek toksik kontak dengan binatang berbisa yang tidak
dijelaskan

T64 Efek toksik aflatoxin dan kontaminan mikotoksin makanan


lainnya

T65 Efek toksik zat lain dan tidak dijelaskan


T65.0Efek toksik sianida
Kecuali: efek toksik hydrogen cyanide [HCN] (T57.3)
T65.1Efek toksik strychnine dan garamnya
T65.2Efek toksik tembakau dan nikotin
T65.3Efek toksik derivat nitro dan amino dari benzene dan
homolognya
Efek toksik: aniline [benzenamine], nitrobenzene, trinitrotoluene
T65.4Efek toksik carbon disulfide

57
T65.5Efek toksik nitroglycerin dan asam dan ester nitrit lainnya
Efek toksik 1,2,3-propanetriol trinitrate
T65.6Efek toksik cat dan pewarna, not elsewhere classified
T65.8Efek toksik zat lain yang dijelaskan
T65.9Efek toksik zat yang tidak dijelaskan
Keracunan NOS

Efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab luar (T66-T78)

T66 Efek yang tidak dijelaskan dari radiasi


Radiation sickness
Kecuali: Efek samping radiasi yang dijelaskan, seperti
leukaemia (C91-C95), pneumonitis radiasi (J70.0),
gastroenteritis dan kolitis radiasi (K52.0), sunburn
(L55.-),
kelainan kulit dan jaringan subkutis radiasi (L55-L59),
luka bakar (T20-T31)

T67 Efek panas dan cahaya


Kecuali: sunburn (L55.-), kelainan kulit dan jaringan subkutis
radiasi (L55-L59),
erythema [dermatitis] ab igne (L59.0), kelainan keringat
akibat panas (L74-L75)
luka bakar (T20-T31), hipertermia maligna akibat anaestesia
(T88.3)
T67.0Heatstroke dan sunstroke
Heat apoplexy, heat pyrexia, thermoplegia, siriasis
T67.1Heat syncope
Heat collapse
T67.2Heat cramp
T67.3Heat exhaustion, anhydrotic
Heat prostration akibat kehabisan air
Kecuali: heat exhaustion akibat kehabisan garam (T67.4)
T67.4Heat exhaustion akibat kehabisan garam
Heat prostration akibat kehabisan garam (dan air)
T67.5Heat exhaustion, tidak dijelaskan
Heat prostration NOS
T67.6Heat fatigue, sementara
T67.7Heat edema
T67.8Efek lain panas dan cahaya
T67.9Efek panas dan cahaya, tidak dijelaskan

T68 Hypothermia
Hipotermia karena kecelakaan
Kecuali: hipotermia: neonatus (P80.-), frostbite (T33-T35), setelah
anestesia (T88.5)
hipotermia yang tidak berhubungan dengan suhu lingkungan
rendah (R68.0)

58
T69 Efek lain penurunan suhu
Kecuali: Frostbite (T33-T35)
T69.0Immersi tangan dan kaki
Trench foot[kulit kaki merah melepuh akibat dingin dan lembab,
hitam pada gangren]
T69.1Chilblains [kulit jari, hidung, telinga menjadi merah, sembab
dan gatal karena dingin]
T69.8Efek lain yang dijelaskan dari penurunan suhu
T69.9Efek penurunan suhu, tidak dijelaskan

T70 Efek tekanan udara dan tekanan air


T70.0Otitic barotrauma
Aero-otitis media, efek perubahan tekanan atmosfir atau
tekanan air terhadap telinga
T70.1Sinus barotrauma
Aerosinusitis, efek perubahan tekanan atmosfir terhadap sinus
T70.2Efek lain dan tidak dijelaskan dari tempat tinggi
Alpine or mountain sickness, anoxia high altitude, hipobaropati,
barotrauma NOS
Kecuali: polycythaemia akibat tempat tinggi (D75.1)
T70.3Caisson disease [decompression sickness]
Compressed-air disease, palsy or paralysis penyelam [perubahan
tekanan mendadak]
T70.4Efek dari cairan bertekanan tinggi
Traumatic jet injection (industri)
T70.8Efek lain dari tekanan udara dan air
Sindroma cedera ledakan
T70.9Efek dari tekanan udara dan air, tidak dijelaskan

T71 Asphyxia
Tercekik (oleh cekikan)
Defisiensi oksigen sistemik akibat: oksigen udara rendah, ancaman
mekanis pada pernafasan
Kecuali: anoxia akibat high altitude (T70.2),
asphyxia akibat: inhalasi makanan atau benda asing ((T17.-),
carbon monoxide (T58), gas, asap atau uap lainnya (T59.-)
respiratory: distress, syndrome pada: dewasa (J80), newborn
(P22.-)

T73 Efek deprivasi lain


T73.0Efek kelaparan
Deprivasi makanan, kelaparan
T73.1Efek haus
Deprivasi air
T73.2Exhaustion akibat exposure
T73.3Exhaustion akibat olahraga berlebihan
Overexertion
T73.8Efek-efek lain deprivasi
T73.9Efek deprivasi, tidak dijelaskan

59
T74 Maltreatment syndromes [sindroma salah tindak]
Kalau perlu gunakan kode tambahan untuk identifikasi cedera yang
timbul sekarang.
T74.0Neglect or abandonment ditinggalkan atau tidak dipedulikan
T74.1Pelecehan fisik
Battered [dipukuli]: baby or child syndrome NOS, spouse
syndrome NOS
T74.2Pelecehan sexual
T74.3Pelecehan psikologis
T74.8Sindroma salah tindak lainnya
Bentuk-bentuk campuran
T74.9Sindroma salah tindak, tidak dijelaskan
Efek dari: pelecehan adult NOS, pelecehan anakNOS

T75 Efek penyebab luar lainnyay


Kecuali: Efek tidak diharapkan NEC (T78.-), luka bakar (listrik)
(T20-T31)
T75.0Efek petir
Syok akibat petir , disambar petir NOS
T75.1Tenggelam dan perendaman non-fatal
Immersi, kramp perenang
T75.2Efek getaran
Vertigo akibat infrasound,
Sindroma pneumatic hammer, sindroma vasospastik traumatika
T75.3Motion sickness
Mabuk udara, mabuk laut, mabuk darat
T75.4Efek arus listrik
Tersengat listrik (electrocution), syok akibat arus listrik
T75.8Efek lain yang dijelaskan dari penyebab luar
Efek: daya gravitasi [G] abnormal, keadaan tanpa bobot

T78 Efek yang tidak diharapkan, not elsewhere classified


Kategori ini digunakan sebagai kode primer untuk identifikasi
efek yang tidak bisa diklasifikasikan di tempat lain, akibat penyebab
yang tidak diketahui, tidak bisa ditentukan, atau tidak jelas. Pada
pengkodean ganda ia dipakai sebagai kode tambahan yang
menunjukkan efek-efek dari kondisi yang diklasifikasikan di tempat
lain.
Kecuali: Komplikasi asuhan bedah dan medis NEC (T80-T88)
T78.0Syok anafilaktik akibat reaksi makanan yang tidak diharapkan
T78.1Reaksi makanan lainnya yang tidak diharapkan, not elsewhere
classified
Kecuali: intoksikasi akibat bakteri yang berasal dari makanan
(A05.-),
dermatitis akibat makanan yang menyentuh kulit (L23.6,
L24.6, L25.4)
dermatitis akibat makanan yang dimakan (L27.2),
T78.2Syok anafilaksis, tidak dijelaskan
Syok alergi NOS, reaksi anafilaksis NOS, anafilaksis NOS

60
Kecuali syok anafilaksis akibat:
reaksi makanan yang tak diharapkan (T78.0), serum
(T80.5),
efek samping obat yang diberikan dengan benar (T88.6)
T78.3Edema angioneurotik
Giant urticaria, edema Quincke
Kecuali: urtikaria (L50.-), urtikaria serum (T80.6)
T78.4Alergi, tidak dijelaskan
Reaksi alergi NOS, hipersensitivitas NOS, idiosyncracy NOS
Kecuali: reaksi alergi NOS terhadap obat yang diberikan
dengan benar (T88.7)
jenis reaksi alergi yang dijelaskan seperti:
hay fever (J30.1), gastroenteritis dan kolitis alergi
(K52.2),
dermatitis (L23-L25, L27.-)
T78.8Efek samping lainnya, not elsewhere classified
T78.9Efek samping, tidak dijelaskan
Kecuali: efek samping asuhan bedah dan medis NOS (T88.9)

Komplikasi dini tertentu dari trauma (T79)

T79 Komplikasi dini tertentu dari trauma, not elsewhere classified


Kecuali: Respiratory: distress, syndrome pada dewasa (J80), pada
neonatus (P22.0)
Komplikasi asuhan bedah dan medis NEC (T80-T88)
Kalau terjadi sewaktu atau setelah prosedur medis (T80-T88)
T79.0Embolisme udara (traumatika)
Kecuali: embolisme udara sebagai komplikasi: abortus atau
kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2), hamil,
melahirkan dan nifas (O88.0)
T79.1Embolisme lemak (traumatika)
Kecuali: embolisme lemak sebagai komplikasi: abortus atau
kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2), hamil,
melahirkan dan nifas (O88.8)
T79.2Perdarahan sekunder dan rekuren traumatika
T79.3Infeksi luka pasca-trauma, not elsewhere classified
Kalau perlu gunakan kode dari (B95-B97) untuk identifikasi
agen infeksi
T79.4Syok traumatika
Syok (segera)(tertunda) setelah cedera
Kecuali syok:
sebagai komplikasi abortus, kehamilan ektopik atau mola
(O00-O07, O08.3)
obstetric (O75.1), nontraumatika NEC (R57.-)
petir (T75.0), listrik (T75.4), pascabedah (T81.1), anestetik
(T88.2),
anafilaktik (akibat): NOS (T78.2), reaksi makanan yang tidak
diharapkan (T78.0),
serum (T80.5), obat yang diberikan dengan benar (T88.6)
T79.5Anuria traumatika
Crush syndrome, gagal ginjal setelah crushing [tabrakan]

61
T79.6Iskemia traumatika pada otot
Compartment syndrome, kontraktur iskemik Volkmann
Kecuali: sindroma tibialis anterior (M76.8)
T79.7Emfisema subkutis traumatika
Kecuali: emfisema (subkutis) akibat suatu prosedur (T81.8)
T79.8Komplikasi dini lain dari trauma
T79.9Komplikasi dini dari trauma, tidak dijelaskan

Komplikasi asuhan bedah dan medis, NEC (T80-T88)


Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Bab 20) untuk
identifikasi peralatan yang terlibat dan detil kejadian, atau kode
tambahan (B95-B97) untuk identifikasi agen infeksi.
Kecuali: efek samping obat-obatan (A00-R99, T78.-)
mendapat asuhan medis untuk kondisi pascabedah tanpa
komplikasi, seperti:
penutupan stoma eksternal (Z43.-) status lobang buatan
(Z93.-),
pemasangan dan penyesuaian alat prostetik eksternal
(Z44.-)
komplikasi prosedur bedah selama kehamilan, melahirkan
dan nifas (O00-O99)
luka bakar dan korosi akibat penggunaan lokal dan radiasi
(T20-T32)
keracunan dan efek toksik dari obat dan zat kimiawi (T36-
T65)
komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti:
kelainan keseimbangan cairan dan elektrolit (E86-E87)
kebocoran cerebrospinal fluid dari pungsi spinalis
(G97.0)
kekacauan fungsi setelah bedah jantung (I97.0-I97.1)
sindroma lymphoedema pasca-mastektomi (I97.2)
sindroma pascabedah lambung (K91.1), malfungsi
kolostomi (K91.4)
sindroma blind-loop pascabedah (K91.2)
sindroma pasca-laminektomi NEC (M96.1)

T80 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik


Termasuk: Perfusi
Kecuali: Penolakan transplantasi sumsum-tulang (T86.0)
T80.0Embolisme udara setelah pemberian infus, transfusion dan
injeksi
T80.1Komplikasi vaskular pemberian infus, transfusi, dan injeksi
Phlebitis, thromboembolism, dan thrombophlebitis setelah infus,
transfusi, dan injeksi
Kecuali kalau kondisi dinyatakan: pasca-prosedur (T81.7),
akibat peralatan prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8,
T84.8, T85.8)

62
T80.2Infeksi setelah pemberian infus, transfusi, dan injeksi
Infeksi, sepsis, septikemia, syok septik setelah pemberian infus,
transfusi, dan injeksi
Kecuali kalau kondisi dinyatakan: pasca-prosedur (T81.4),
akibat peralatan prostetik, implant, graft (T82.6-T82.7, T83.5-
T83.6, T84.5-T84.7, T85.7)
T80.3Reaksi inkompatibilitas ABO
Transfusi darah inkompatibel,
Reaksi terhadap inkompatibilitas golongan darah pada infus
atau transfusi
T80.4Reaksi inkompatibilitas Rh
Reaksi akibat faktor Rh pada infus atau transfusi
T80.5Syok anafilaksis akibat serum
Kecuali: syok: alergi NOS (T78.2), syok anafilaktik NOS
(T78.2)
syok anafilaktik akibat obat yang diberikan dengan benar
(T88.6)
T80.6Reaksi serum lainnya
Intoksikasi oleh serum; protein sickness;
Serum: rash, sickness, urticaria
Kecuali: hepatitis serum (B16.-)
T80.8Komplikasi lain pemberian infus, transfusi, dan injeksi
T80.9Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi, tidak
dijelaskan
Reaksi transfusi NOS

T81 Komplikasi prosedur, not elsewhere classified


Kecuali: Komplikasi: infus, transfusi, dan injeksi(T80.-),:
immunisasi (T88.0-T88.1),
Efek samping obat NOS (T88.7)
Komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti:
dermatitis akibat obat-obatan (L23.3, L24.4, L25.1, L27.0-
L27.1)
komplikasi prostetik, implant dan graft (T82-T85)
keracunan dan efek toksik obat dan zat kimiawi (T36-T65)
T81.0Perdarahan dan haematoma sebagai komplikasi prosedur, n. e.
c.
Perdarahan pada situs mana saja akibat prosedur
Kecuali: haematoma luka obstetrik (O90.2),
perdarahan akibat prostetik, implant dan graft (T82.8,
T83.8, T84.8, T85.8)
T81.1Shock selama atau akibat prosedur, n.e..
Kolaps NOS, syok (endotoksik)(hipovolemik)(septik): ketika atau
setelah prosedur
Syok pasca-bedah NOS
Kecuali: syok:
obstetrik (O75.1), setelah abortus, hamil ektopik atau mola
(O00-O07, O08.3)
electric (T75.4), anafilaktik NOS (T78.2), traumatika (T79.4),
anestetik (T88.2)

63
anafilaktik akibat: serum (T80.5), obat medis yang diberi
secara benar (T88.6)
T81.2Pungsi dan laserasi sewaktu prosedur, not elsewhere classified
Perforasi tak sengaja sewaktu prosedur pada pembuluh darah,
syaraf atau organ, oleh:
kateter, endoskop, instrumen, atau probe,
Kecuali:
kerusakan akibat instrumen sewaktu melahirkan (O70-O71)
perforasi, pungsi atau laserasi akibat alat atau implant yang
sengaja ditinggalkan di dalam luka operasi (T82-T85)
komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti
sindroma laserasi ligamentum latum [Allen-Masters] (N83.8)
T81.3Disrupsi luka operasi, not elsewhere classified
Dehiscence [benang jahitan lepas] atau ruptur luka operasi
Kecuali disrupsi: luka seksio sesar (O90.0), luka obstetrik
perineum (O90.1)
T81.4Infeksi setelah prosedur, n.e.c
Abscess pasca-prosedur: intra-abdomen, subfrenik, jahitan atau
luka
Septikemia pasca-prosedur
Kecuali:
infeksi luka bedah obstetrik (O86.0), infeksi akibat: infus,
transfusi, injeksi (T80.2),
alat prostetik, implant dan graft (T82.6-T82.7, T83.5-T83.6,
T84.5-T84.7, T85.7)
T81.5Benda asing yang tertinggal di rongga tubuh atau luka operasi
setelah prosedur
Adhesi, obstruksi, atau perforasi akibat benda asing yang
tertinggal dalam luka operasi atau rongga tubuh
Kecuali:
obstruksi atau perforasi akibat alat prostetik dan implant
yang tertinggal dalam tubuh (T82.0-T82.5, T83.0-T83.4, T84.0-
T84.4, T85.0-T85.6)
T81.6Reaksi akut terhadap benda asing yang tertinggal sewaktu
prosedur
Peritonitis: aseptik, kimiawi
T81.7Komplikasi vaskuler setelah prosedur, n.e.c.
Embolisme udara setelah prosedur NEC
Kecuali embolisme:
sebagai komplikasi: hamil, melahirkan dan nifas (O88.-)
abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
akibat alat prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8,
T85.8)
traumatika (T79.0), setelah infus, transfusi dan injeksi
(T80.0)
T81.8Komplikasi lain dari prosedur, n.e.c.
Komplikasi terapi inhalasi, fistula pasca-bedah persisten
Emfisema (subkutis) akibat prosedur
Kecuali: hiperpyrexia maligna akibat anestesia (T88.3)
hipotermia setelah anestesia (T88.5)
T81.9Komplikasi yang tidak dijelaskan dari prosedur

64
T82 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft pada jantung dan
pembuluh darah
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant (T86.-)
T82.0Komplikasi mekanis prostesis katup jantung
Prostesis katup menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T82.1Komplikasi mekanis alat elektronik jantung
Elektroda atau generator denyut (baterai) menyebabkan jantung
dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi:
T82.2Komplikasi mekanis dari bypass a. koronaria dan graft katup
Bypass a. koronaria dan graft katup menyebabkan jantung dan
pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, Obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi:
T82.3Komplikasi mekanis dari graft vaskuler lainnya
Graft (penggantian) (bifurkasio) aorta, graft (bypass) arteri
(karotid) (femoralis) menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T82.4Komplikasi mekanis dari kateter dialisis vaskuler
Kateter dialisis vaskuler menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
Kecuali: komplikasi mekanis kateter dialisis intraperitoneum
(T85.6)
T82.5Komplikasi mekanis dari alat dan implant jantung dan
pembuluh lainnya
Kateter infus, jantung buatan, fistula atau shunt arterio-vena
akibat bedah, alat
umbrella, alat balloon (counterpulsation)
menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
Kecuali: komplikasi mekanis kateter infus epidura dan subdura
(T85.6)
T82.6Infeksi dan reaksi radang akibat prostesis katup jantung
T82.7Infeksi dan reaksi radang akibat alat, implant, dan graft jantung
dan vaskuler lainnya
T82.8Komplikasi lain alat prostetik, implant, dan graft jantung dan
vaskuler
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis,
atau stenosis
akibat alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler
T82.9Komplikasi alat prostetik, implant, dan graft jantung dan
vaskuler, tidak dijelaskan

T83 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft genitourinarius

65
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant (T86.-)
T83.0Komplikasi mekanis kateter (indwelling) urinarius
Kateter sistostomi dan kateter indwelling [tetap di tempat]
uretra menyebabkan:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T83.1Komplikasi mekanis alat dan implant urinarius lainnya
Alat perangsang elektronik, implant sfingter, dan stent urinarius
menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T83.2Komplikasi mekanis graft organ urinarius
Graft organ urinarius menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T83.3Komplikasi mekanis alat kontrasepsi dalam rahim
Alat kontrasepsi dalam rahim menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T83.4Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft lain di
traktus genitalis
Prosthesis penis (yang diimplantasi) menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T83.5Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan
graft dalam sistem urinarius
T83.6Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan
graft dalam traktus genitalis
T83.8Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft genitourinarius
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis,
atau stenosis
akibat alat prostetik, implant dan graft genitourinarius
T83.9Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik, implant dan
graft genitourinarius

T84 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft orthopaedik


internal
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant (T86.-)
Fraktur setelah pemasangan implant ortopedik, prostesis
sendi atau plat (M96.6)
T84.0Komplikasi mekanis internal prosthesis sendi
Prosthesis sendi menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T84.1Komplikasi mekanis alat fiksasi internal tulang anggota
Alat fiksasi internal tulang anggota menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi

66
T84.2Komplikasi mekanis internal alat fiksasi tulang lain
Alat fiksasi internal tulang lain menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T84.3Komplikasi mekanis alat tulang, implant dan graft lainnya
Graft tulang, electronic bone stimulator menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T84.4Komplikasi mekanis alat ortopedik internal, implants dan grafts
lainnya
Graft otot dan tendon menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T84.5Infeksi dan reaksi radang akibat internal sendi prosthesis
T84.6Infeksi dan reaksi radang akibat alat fiksasi internal [semua
tempat]
T84.7Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan
graft ortopedik internal lain
T84.8Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft ortopedik
internal
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis,
atau stenosis
akibat alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal
T84.9Komplikasi alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal.
tidak dijelaskan

T85 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft orthopaedik


internal
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant (T86.-)
T85.0Komplikasi mekanis shunt (komunickans) ventrikel
intrakranium
Shunt (komunikans) ventrikel intrakranium menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.1Komplikasi mekanis stimulator sistem syaraf elektronik yang
diimplantasi
Neurostimulator elektronik (elektroda) otak, syaraf perifer,
medulla spinalis
menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.2Komplikasi mekanis lensa intraokuler
Lensa intraokuler menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.3Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft okuler
lainnya
Graft kornea, orbita prostetik mata menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
67
T85.4Komplikasi mekanis prostesis dan implant mammae
Prostesis dan implant mammae menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.5Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft
gastrointestinum
Prostesis saluran empedu, alat anti-reflux esofagus
menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.6Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft internal
lain yang dijelaskan
Kateter infus epidura dan subdura, kateter dialisis
intraperitoneum, material bedah non-absorbable NOS, jahitan
permanen, menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
Kecuali: komplikasi mekanis dari sutura [jahitan] permanen
(kawat) yang dipakai pada perbaikan tulang (T84.1-T84.2)
T85.7Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan
graft internal lainnya
T85.8Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft internal, not
elsewhere classified
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis,
atau stenosis
akibat alat prostetik, implant dan graft internal NEC
T85.9Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik, implant dan
graft internal
Komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal NOS

T86 Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan


transplant
T86.0Penolakan transplant sumsum tulang
Raksi atau penyakit graft-versus-host
T86.1Kegagalan dan penolakan terhadap transplant ginjal
T86.2Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantung
Kecuali komplikasi dari: jantung buatan (T82.5), transplant
jantung-paru(T86.3)
T86.3Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantung-paru
T86.4Kegagalan dan penolakan terhadap transplant hepar
T86.8Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant lainnya
Kegagalan atau penolakan terhadap transplant:
tulang, usus, paru-paru, pankreas, kulit (allograft)
(autograft)
T86.9Kegagalan dan penolakan yang tidak dijelaskan terhadap organ
dan jaringan transplant

T87 Komplikasi yang hanya pada penyambungan kembali dan


amputasi

68
T87.0Komplikasi (bagian) anggota atas yang disambungkan kembali
T87.1Komplikasi (bagian) anggota bawah yang disambungkan
kembali
T87.2Komplikasi bagian tubuh disambungkan kembali
T87.3Neuroma tunggul amputasi
T87.4Infeksi tunggul amputasi
T87.5Nekrosis tunggul amputasi
T87.6Komplikasi lain dan tidak dijelaskan pada tunggul amputasi
Kontraktur (flexi)(sendi proximal), hematoma, atau edema,
pada tunggul amputasi:
Kecuali: phantom limb syndrome (G54.6-G54.7)

T88 Komplikasi lain asuhan bedah dan medis, not elsewhere


classified
Kecuali: komplikasi setelah: infus, transfusi dan injeksi (T80.-),
prosedur NEC (T81.-)
pungsi dan laserasi tak sengaja sewaktu prosedur dilakukan
(T81.2)
komplikasi yang dijelaskan yang diklasifikasikan di tempat
lain, seperti:
dermatitis akibat obat-obatan (L23.3, L24.4, L25.1, L27.0-
L27.1)
keracunan dan efek toksik obat dan zat kimia (T36-T65)
komplikasi dari
anestesia: hamil (O29.-), persalinan dan melahirkan
(O74.-), nifas (O89.-)
operasi dan prosedur obstetri (O75.4),
alat, implant dan graft (T82-T85)
T88.0Infeksi setelah immunisasi
Sepsis, septikemia setelah immunisasi
T88.1Komplikasi lain setelah immunisasi, not elsewhere classified
Rash setelah immunisasi
Kecuali: ensefalitis pascaimmunisasi (G04.0), artropati
pascaimmunisasi (M02.2)
syok anafilaktik akibat serum (T80.5), reaksi serum
lainnya (T80.6)
T88.2Syok akibat anestesia
Syok akibat anestesia dengan zat yang benar telah diberikan
dengan benar
Kecuali: komplikasi anestesia (pada): akibat overdosis zat yang
salah (T36-T50),
kehamilan (O29.-), persalinan dan melahirkan
(O74.-), nifas (O89.-)
syok pasca-bedah NOS (T81.1)
T88.3Hiperpyrexia maligna akibat anestesia
T88.4Intubasi gagal atau sulit
T88.5Komplikasi lain anestrsia
Hipotermia setelah anestesia
T88.6Syok anafilaktik akibat efek samping obat yang diberikan
dengan benar

69
Kecuali: syok anafilaktik akibat serum (T80.5)
T88.7Efek samping yang tidak dijelaskan dari obat-obatan
Efek samping, reaksi alergi, hipersensitivitas, atau idiosinkrasi
(dari) (terhadap)
obat-obatan yang dibeikan dengan benar
Hipersensitivitas obat NOS, reaksi obat NOS
Kecuali: efek samping obat-obatan (A00-R99,T80-T88.6, T88.8)
T88.8Komplikasi lain yang dijelaskan dari asuhan bedah dan medis,
nec
T88.9Komplikasi asuhan bedah dan medis, tidak dijelaskan
Kecuali: efek tidak diharapkan NOS (T78.9)

Sequela cedera,keracunan dan akibat lain dari penyebab luar (T90-


T98)
Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada S00-
S99 dan T00-T88 sebagai penyebab efek jangka panjang, yang
diklasifikasikan di bagian lain. Sequelae mencakup semua yang
dinyatakan demikian, atau efek jangka panjang, dan yang terjadi satu
tahun atau lebih setelah cedera akut.

T90 Sequelae cedera kepala


T90.0Sequela cedera permukaan kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S00.-
T90.1Sequela luka terbuka kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S01.-
T90.2Sequela fraktur tulang tengkorak dan muka
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S02.-
T90.3Sequela cedera nervi kraniales
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S04.-
T90.4Sequela cedera mata dan orbita
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S05.-
T90.5Sequela cedera intrakranium
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S06.-
T90.8Sequela cedera lain yang dijelaskan pada kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S03.-, S07-S08 dan
S09.0-S09.8
T90.9Sequela cedera kepala yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S09.9

T91 Sequela cedera leher dan badan


T91.0Sequela cedera permukaan dan luka terbuka pada leher dan
badan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada:
S10-S11, S20-S21, S30-S31 dan T09.0-T09.1
T91.1Sequela fraktur vertebra
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S12.-, S22.0-
S22.1, S32.0, S32.7 dan T08
T91.2Sequela fraktur thorax dan pelvis lainnya
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S22.2-S22.9,
S32.1-S32.5 dan S32.8
70
T91.3Sequela cedera medulla spinalis
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
S14.0-S14.1, S24.0-S24.1, S34.0-S34.1 dan T09.3
T91.4Sequela cedera organ intrathorax
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S26-S27
T91.5Sequela cedera organ intra-abdomen dan pelvik
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S36-S37
T91.8Sequela cedera lain yang dijelaskan pada leher dan badan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada:
S13.-, S14.2-S14.6, S15-S18, S19.7-S19.8
S23.-, S24.2-S24.6, S25.-, S28.-, S29.0-S29.8
S33.-, S34.2-S34.8, S35.-, S38.-, S39.0-S39.8
T09.2 dan T09.4 -T09.8
T91.9Sequela cedera leher dan badan yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S19.9, S29.9,
S39.9 dan T09.9

T92 Sequela cedera anggota atas


T92.0Sequela luka terbuka anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S41.-, S51.-,
S61.- dan T11.1
T92.1Sequela fraktur lengan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S42.-, S52.- dan
T10
T92.2Sequela fraktur setinggi pergelangan dan tangan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S62.-
T92.3Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S43.-, S53.-,
S63.- dan T11.2
T92.4Sequela cedera syaraf anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S44.-, S54.-,
S64.- dan T11.3
T92.5Sequela cedera otot dan tendon pada anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S46.-, S56.-,
S66.- dan T11.5
T92.6Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S47-S48, S57-
S58, S67-S68 dan T11.6
T92.8Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
S40.-, S45.-, S49.7-S49.8, S50.-,S55.-, S59.7-S59.8,
S60.-, S65.-, S69.7-S69.8, T11.0, T11.4 dan T11.8
T92.9Sequela cedera anggota atas yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S49.9, S59.9,
S69.9 dan T11.9

T93 Sequela cedera anggota bawah


T93.0Sequela luka terbuka anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S71.-, S81.-,
S91.- dan T13.1

71
T93.1Sequela fraktur femur
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S72.-
T93.2Sequela fraktur lain anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S82.-, S92.- dan
T12
T93.3Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S73.-, S83.-,
S93.- dan T13.2
T93.4Sequela cedera syaraf anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S74.-, S84.-,
S94.- dan T13.3
T93.5Sequela cedera otot dan tendon pada anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S76.-, S86.-,
S96.- dan T13.5
T93.6Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S77-S78, S87-
S88, S97-S98 dan T13.6
T93.8Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S70.-, S75.-,
S79.7-S79.8,
S80.-,S85.-, S89.7-S89.8, S90.-, S95.-, S99.7-S99.8, T13.0,
T13.4 dan T13.8
T93.9Sequela cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S79.9, S89.9,
S99.9 dan T13.9

T94 Sequela cedera yang melibatkan daerah tubuh ganda dan tidak
dijelaskan
T94.0Sequela cedera yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T00-T07
T94.1Sequela cedera pada daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T14.-

T95 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite


T95.0Sequela luka bakar, korosi dan frostbite kepala dan leher
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T20.-, T33.0-T33.1, T34.0-T34.1 dan T35.2
T95.1Sequela luka bakar, korosi dan frostbite of badan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T21.-, T33.2-T33.3, T34.2-T34.3 dan T35.3
T95.2Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T22-T23, T33.4-T33.5, T34.4-T34.5 dan T35.4
T95.3Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T24-T25, T33.6-T33.8, T34.6-T34.8 dan T35.5
T95.4Sequela luka bakar dan korosi yang hanya bisa diklasifikasikan
menurut luas keterlibatan permukaan tubuh
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T31-T32
T95.8Sequela luka bakar, korosi dan frostbite lain yang dijelaskan

72
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T26-T29, T35.0-
T35.1 dan T35.6
T95.9Sequela luka bakar, korosi dan frostbite yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T30.-, T33.9,
T34.9 dan T35.7

T96 Sequela Keracunan drugs, medis dan zat biologis


Sequela keracunan yang bisa diklasifikasikan pada T36-T50

T97 Sequela toxic effects of substances chiefly nonmedicinal as to


source
Sequela efek toksik yang bisa diklasifikasikan pada T51-T65

T98 Sequela other dan tidak dijelaskan effects of penyebab luar


T98.0Sequela efek benda asing yang masuk melalui lobang alamiah
Sequela dari efek yang bisa diklasifikasikan pada T15-T19
T98.1Sequela efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab luar
Sequela dari efek yang bisa diklasifikasikan pada T66-T78
T98.2Sequela komplikasi dini tertentu trauma
Sequela komplikasi yang bisa diklasifikasikan pada T79.-
T98.3Sequela komplikasi asuhan bedah dan medis, not elsewhere
classified
Sequela komplikasi yang bisa diklasifikasikan pada T80-T88

73
CHAPTER XIV.
PENYEBAB-PENYEBAB LUAR DARI
MORBIDITAS DAN MORTALITAS (V01-Y98)
Bab ini, yang pada ICD revisi sebelumnya adalah klasfikasi
suplemen, memungkinkan klasifikasi peristiwa dan situasi di
lingkungan sebagai penyebab cedera, keracunan, dan efek tak
diinginkan lainnya. Kode dari bab ini digunakan untuk tambahan pada
kode dari bab lain yang menunjukkan bentuk kondisi, yang sering
diklasifikasikan pada Bab XIX [Cedera, keracunan dan konsekuensi
tertentu lain penyebab luar (S00-T98)]. Penyebab kematian sebaiknya
dikode menurut Bab XIX dan XX, tapi kalau hanya satu kode yang
ditabulasikan maka kode dari Bab XX yang diutamakan. Kondisi lain
yang dapat dinyatakan sebagai akibat penyebab luar diklasifikasikan
pada Bab I-XVIII. Untuk kondisi ini, kode dari Bab XX hanya
digunakan untuk informasi tambahan pada analisis kondisi ganda.
Kategori-kategori untuk sekuel penyebab eksternal dari
morbiditas dan mortalitas dimasukkan pada Y85-Y89

Bab ini berisi blok-blok berikut:

V01-X59. Kecelakaan
V01-V99 Kecelakaan transport
V01-V09 Pejalan kaki cedera dalam kecelakaan transport
V20-V19 Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan
transport
V20-V29 Penunggang sepeda motor cedera dalam kecelakaan
transport
V30-V39 Pengguna MV roda 3 cedera dalam kecelakaan
transport
V40-V49 Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport
V50-V59 Pengguna truk atau van pick-up cedera dalam
kecelakaan transport
V60-V69 Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam
kecelakaan transport
V70-V79 Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport
V80-V89 Kecelakaan transport darat lainnya
V90-V94 Kecelakaan transport air
V95-V97 Kecelakaan transport udara dan angkasa luar
V98-V99 Kecelakaan transport yang lain dan tidak dijelaskan
W00-X59 Penyebab luar lain pada cedera kecelakaan
W00-W19 Jatuh
W20-W49 Terdedah tenaga mekanis bukan makhluk hidup
W50-W64 Terdedah tenaga mekanis makhluk hidup
W65-W74 Kecelakaan tenggelam
W75-W84 Ancaman pernafasan dari kecelakaan lain
W85-W99 Terdedah arus listrik, radiasi, serta suhu dan
tekanan ekstrim udara
X00-X09 Terdedah asap dan api
X10-X19 Kontak dengan panas dan benda panas
X20-X29 Kontak dengan hewan dan tanaman beracun
X30-X39 Terdedah kekuatan alam
X40-X49 Keracunan dan terdedah zat-zat beracun
X50-X57 Latihan berlebihan, perjalanan dan kekurangan
X58-X59 Kecelakaan karena terdedah faktor yang lain dan
tidak dijelaskan
X60-X84. Sengaja menyakiti diri sendiri
X85-Y09. Assault [serangan]
Y10-Y34. Kejadian yang niatnya tidak diketahui
Y35-Y36. Intervensi hukum dan pelaksanaan perang
Y40-Y84. Komplikasi asuhan medis dan bedah
Y40-Y59 Obat-obatan dan zat biologis penyebab efek tak diinginkan
dalam pengobatan
Y60-Y69 Salah tindak terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan
medis
Y70-Y82 Peralatan medis yang berhubungan dengan insiden tak
diinginkan dalam penggunaan diagnostik dan terapi
Y83-Y84 Pembedahan dan prosedur medis lainnya sebagai penyebab
reaksi abnormal pada pasien, atau komplikasi kemudian, tanpa
dinyatakan adanya kesalahan tindakan pada waktu prosedur
dilakukan
Y85-Y89. Sekuel penyebab luar morbiditas dan mortalitas
Y90-Y98. Faktor tambahan yang terkait dengan penyebab morbiditas
dan mortalitas c.e.

Kode aktifitas
Kategori berikut tersedia untuk digunakan sebagai variabel
terpisah penambah kategori V01-Y34 untuk menunjukkan aktifitas
korban pada saat kejadian berlangsung. Klasifikasi tambahan ini
jangan dikaburkan dengan, atau digunakan untuk mengganti kategori
yang tersedia untuk tempat kejadian yang dapat diklasifikasikan pada
W00-Y34

0. Ketika sedang melakukan aktifitas olahraga


Olahraga fisik dengan elemen fungsional yang jelas seperti:
golf, atletik sekolah, jogging, berkuda, trekking, skiing, water-
skiing, berenang

1. Ketika sedang melakukan aktifitas santai


Aktifitas hobbi,
Aktifitas waktu santai dengan elemen hiburan seperti ke
bioskop, menari, atau pesta
Ikut dalam bagian atau aktifitas organisasi sukarela
Kecuali: Aktifitas olahraga (0)

2. Ketika bekerja mencari penghasilan


Pekerjaan yang dibayar (manual)(professional),
Transportasi (saat) ke dan dari aktifitas tersebut
Bekerja untuk gaji, bonus dan bentuk penghasilan lainnya

3. Ketika sedang melakukan pekerjaan lainnya


Tugas rumahtangga seperti: mengasuh anak dan keluarga lain,
mencuci, memasak, bertaman, memelihara rumah

2
Tugas-tugas yang biasanya seseorang tidak mendapatkan upah
Aktifitas belajar, misalnya menghadiri kegiatan atau pelajaran
sekolah
Sedang menjalani pendidikan

4. Ketika sedang istirahat, tidur, makan, atau melakukan aktifitas vital


lainnya
Melakukan aktifitas kebersihan pribadi

8. Ketika sedang melakukan aktifitas lain yang dijelaskan

9. Ketika sedang melakukan aktifitas yang tidak dijelaskan

Kecelakaan transport (V01-V99)


Bagian ini terbagi atas 12 kelompok. Kelompok yang
berhubungan dengan kecelakaan transport darat (V01-V89)
menunjukkan bentuk transport dan dibagi untuk menunjukkan
lawan korban atau jenis kejadian. Kendaraan tempat korban berada
diidentifikasi pada dua karakter pertama, karena dianggap sebagai
faktor yang perlu diidentifikasi untuk pencegahan.
Kecuali: kecelakaan pada orang yang sedang memperbaiki peralatan
transportasi atau kendaraan (tidak sedang bergerak) asalkan
tidak dicederai oleh kendaraan lain yang sedang bergerak
(W00-X59)
Kecelakaan yang melibatkan kendaraan, tapi tidak
berhubungan dengan bahaya yang terkait dengan bentuk
transportasi [misal cedera yang diperoleh dalam perkelahian
di atas kapal; kendaraan transport yang terlibat bencana; jari
terjepit ketika menutup pintu mobil] (W00-X49)
menyakiti diri sendiri dengan sengaja (X81-X83),
serangan dengan menabrakkan MV (Y03.-),
kejadian yang niatnya tidak diketahui (Y31-Y33)
Istilah yang digunakan dalam teks ini:
: MV: motor vehicle, kendaraan bermotor
TA: traffic accident, kecelakaan lalulintas
Non-TA: nontraffic accident, kecelakaan bukan lalulintas

Definisi-definisi yang berhubungan dengan kecelakaan transport


(a) Kecelakaan transport (V01-V99) adalah kecelakaan yang
melibatkan alat yang terutama dirancang atau saat itu
digunakan untuk, membawa orang atau barang dari satu tempat
ke tempat lain.
(b) Public highway (jalan raya) atau street (jalan umum) adalah
bagian antara batas hak milik (atau garis batas) tanah, yang
biasanya tersedia bagi masyarakat untuk memindahkan orang
atau harta benda dari satu tempat ke tempat lain. Roadway
(badan jalan) adalah bagian jalan umum yang biasa digunakan
untuk lalulintas kendaraan.
(c) Kecelakaan lalulintas (TA) adalah kecelakaan kendaraan yang
terjadi di jalan umum [misalnya berangkat dari, tiba di, atau
melibatkan kendaraan yang sebagian badannya berada di jalan
umum]. Kecelakaan kendaraan dianggap terjadi di jalan umum
kalau tempat lain tidak disebutkan, kecuali pada kecelakaan
3
yang hanya melibatkan MV off-road yang diklasifikasikan
sebagai Non-TA kalau tidak dinyatakan sebaliknya.
(d) Kecelakaan bukan-lalulintas (Non-TA) adalah kecelakaan
kendaraan yang seluruh bagiannya terjadi di tempat selain jalan
umum.
(e) Pejalan kaki adalah orang yang terlibat kecelakaan yang saat itu
tidak berada di dalam atau di atas MV, kereta api, trem,
kendaraan ditarik hewan atau lainnya, atau sedang di atas
sepeda atau binatang.
Termasuk: orang yang: sedang berdiri, mengganti roda atau
memperbaiki kendaraan
pengguna alat pembawa pejalan kaki seperti:
push-cart, push-chair, kursi roda, perambulator,
pembawa bayi
skateboard, ice-skates, roller-skates, skis, sled,
scooter
(f) Pengemudi adalah pengguna kendaraan transport yang
menjalankan atau bermaksud menjalankan kendaraan tersebut
(g) Penumpang adalah pengguna kendaraan transport selain
pengemudi.
Kecuali: orang yang berkendara di bagian luar kendaraan
lihat definisi (h)
(h) Orang yang berada di bagian luar kendaraan adalah orang yang
sedang dibawa oleh kendaraan tapi tidak mengisi ruangan yang
biasanya disediakan untuk pengemudi atau penumpang, atau
ruangan yang disediakan untuk transport barang-barang.
Termasuk orang (yang berkendara pada): badan kendaraan,
tangga, bumper [fender], atap, bergantung di luar, papan
luncur kendaraan
(i) Sepeda adalah kendaraan transport darat yang hanya dijalankan
dengan pedal.
Termasuk: sepeda roda dua atau roda tiga
Kecuali: sepeda yang bermotor lihat definisi (k)
(j) Pengemudi sepeda adalah orang yang mengendarai sepeda atau
becak atau trailer yang dilekatkan pada sepeda tersebut.
(k) Sepeda motor adalah MV roda dua dengan satu atau dua sadel
penunggang dan kadang-kadang dengan roda ketiga untuk
menunjang becak samping. Becak samping dianggap sebagai
bagian dari sepeda motor.
Termasuk: sepeda motor NOS, kombinasi, dengan becak
samping;
sepeda yang diberi motor, moped, motor scooter
Kecuali:tricyle bermotor lihat definisi (m)
(l) Penunggang (rider) sepeda motor adalah orang yang berkendara
di atas sepeda motor, atau di dalam becak samping atau trailer
yang dilekatkan pada kendaraan tersebut.
(m) MV beroda tiga adalah tricycle bermotor yang dirancang untuk
penggunaan di jalan.
Termasuk: tricyle bermotor, rickshaw bermotor, mobil beroda
tiga
Kecuali:sepeda motor dengan becak samping - lihat definisi (k),

4
kendaraan khusus segala medan (all-terrain) - lihat
definisi (x)
(n) Mobil adalah MV roda empat yang dirancang terutama untuk
membawa sampai 10 orang. Sebuah karavan atau trailer yang
sedang ditarik oleh mobil dianggap sebagai bagian dari mobil
tersebut.
Termasuk: minibus
(o) Kendaraan bermotor atau kendaraan bisa berarti berbagai
kendaraan transportasi. Penggunaan lokal istilah ini harus
ditentukan untuk mentukan kode yang sesuai. Kalau istilah
digunakan secara meragukan, gunakan kode yang tidak
dijelaskan. Sebuah karavan atau trailer yang sedang ditarik
oleh mobil dianggap sebagai bagian dari mobil tersebut
(p) Truk atau van pick up adalah MV beroda empat atau enam yang
dirancang terutama untuk membawa barang, beratnya kurang
dari batas lokal untuk kendaraan barang berat, dan tidak
memerlukan surat izin mengemudi (SIM) khusus.
(q) Kendaraan transport berat adalah MV yang dirancang terutama
untuk membawa barang, memenuhi kriteria lokal untuk
klasifikasi kendaraan barang berat berdasarkan berat kerbside
(biasanya di atas 3500 kg), dan memerlukan SIM khusus.
[kerbside = sisi yang naik ke atas badan timbangan MV]
(r) Bus adalah MV yang dirancang atau disesuaikan terutama untuk
membawa lebih dari 10 orang, dan memerlukan SIM khusus.
Termasuk: bus besar
(s) Kereta api atau kendaraan di atas rel adalah alat, dengan atau
tanpa gerbong, dirancang untuk lalulintas di atas rel.
Termasuk: mobil listrik atau trem interurban yang berjalan di
jalur tersendiri,
kereta rel, apa pun sumber tenaganya [diesel] [listrik]
[uap]:
funicular [berkabel], monorail, dua rel, bawah
tanah, rel layang,
kendaraan lain yang dirancang untuk berjalan di atas rel
Kecuali: mobil listrik interurban [trem], yang berjalan di
jalur tersendiri yang merupakan bagian jalan umum - lihat
definisi (s)
(t) Trem (streetcar) adalah alat yang dirancang dan digunakan
terutama untuk membawa orang di dalam kota, berjalan di atas
rel, biasanya mematuhi signal lalulintas, dan berjalan di jalur
sendiri yang merupakan bagian badan jalan. Trailer yang ditarik
trem dianggap bagian dari trem tersebut.
Termasuk: trem listrik interurban, kalau disebutkan
beroperasi di jalan umum
(gerbong) tram, (gerbong) trolley
(u) Kendaraan khusus wilayah industri adalah MV yang dirancang
untuk digunakan terutama di dalam bangunan dan wilayah dari
tempat industri atau perdagangan
Termasuk: truk (bagasi) (surat) atau kendaaan penumpang
airport bertenaga batere
truk bergerak sendiri di tempat industri,
truk bagasi stasiun, bermotor

5
(truk) forklift, mobil logging (kayu), gerbong batubara
di pertambangan,
tram, truk, atau tub [pembawa cairan] (bermotor) di
tambang atau galian
(v) Kendaraan khusus daerah pertanian adalah MV yang dirancang
untuk digunakan secara khusus di pertanian dan perkebunan
(hortikultura), misalnya untuk mengolah tanah, menyebar
benih, menuai panen, dan membawa barang-barang di
pertanian.
Termasuk: mesin panen, mesin pertanian bergerak sendiri,
traktor (dan trailer)
(w) Kendaraan konstruksi khusus adalah MV yang dirancang secara
khusus untuk digunakan dalam konstruksi (dan demolisi) jalan,
bangunan, dan struktur lainnya
Termasuk: bulldozer, digger, dumper truck, earth-leveller
(perata tanah),
mechanical shovel (sekop mekanis), road-roller (mesin
giling)
(x) Kendaraan semua medan (special all-terrain vehicle) adalah MV
yang dirancang khusus untuk menempuh medan kasar atau
lunak atau salju. Contoh rancangan khusus adalah konstruksi
tinggi, roda dan ban khusus, tracks, dan sokongan bantalan
udara.
Termasuk: hovercraft tanah dan rawa, mobil salju
Kecuali:hovercraft di perairan terbuka lihat definisi (x)
(x) Watercraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang
di atas air.
Termasuk: hovercraft NOS
(y) Aircraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di
udara.

Klasifikasi dan instruksi pengkodean kecelakaan transport


1. Kalau suatu kejadian tidak jelas sebagai TA atau Non-TA, anggap
sebagai:
a. TA kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V10-V82 and V87.
b. Non-TA kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V83-V86.
Untuk kategori ini korbannya bisa pejalan kaki, atau pengguna
kendaraan off-road
2. Kalau kecelakaan melibatkan lebih dari satu jenis transport,
gunakan urutan berikut:
a. aircraft dan spacecraft (V95-V97),
b. watercraft (V90-V94),
c. bentuk transport lainnya (V01-V89, V98-V99)
3. Kalau kecelakaan transport tidak menyatakan korban sebagai
pengguna kendaraan tapi dinyatakan tertabrak, terseret, cedera,
remuk, atau terbunuh oleh kendaraan termasuk
mobil, bus, sepeda motor, tricycle bermotor, (truk) pick up,
truk, van,
kereta api, trem, traktor, bulldozer, kendaraan rekreasi,
sepeda,
kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi,

6
maka klasifikasikan korban sebagai pejalan kaki (kategori V01-
V09).
4. Kalau deskripsi kecelakaan transport tidak menunjukkan
peranan korban, seperti
kecelakaan, tabrakan, menabrak, reruntuhan NOS pada:
pesawat terbang, pesawat angkasa luar, kapal, watercraft,
sepeda, sepeda motor, tricycle bermotor, kendaraan rekreasi,
bus, mobil, van, (truk) pick up, truk, kereta api, streetcar,
trem, traktor, buldozer,
maka klasifikasikan korban sebagai pengguna atau penunggang
kendaraan tersebut.
Kalau lebih dari satu kendaraan terlibat, kendaraan yang
digunakan korban jangan ditebak kecuali kalau kendaraannya
sama. Tapi kodelah pada kategori yang sesuai pada V87-V88,
V90-V94, V95-V97, dengan memperhatikan urutan pada catatan
2 di atas.
5. Kalau kecelakaan transport, seperti kendaraan (motor)
(nonmotor) gagal berbelok atau lepas kontrol (akibat) ban
pecah, kerusakan bagian mekanis, pengemudi tertidur atau
lengah, atau kecepatan berlebihan menyebabkan tabrakan,
klasifikasikan kecelakaan ini sebagai tabrakan. Kalau yang
terjadi adalah kecelakaan selain tabrakan, klasifikasikan ini
sebagai kecelakaan non-tabrakan menurut jenis kendaraan yang
terlibat.
6. Kalau kecelakaan transport terjadi pada kendaraan yang sedang
bergerak, seperti
jatuh, melompat, atau terdorong dari,
dihantam oleh benda yang dilemparkan ke,
cedera karena dilemparkan ke,
cedera akibat bagian yang bergerak dari;
keracunan akibat gas buangan yang dihasilkan oleh,
api yang berasal dari,
ledakan dari suatu bagian dari,
kerusakan suatu bagian dari,
objek yang jatuh ke dalam atau ke atas;
suatu bagian dari; atau objek di dalam
kendaraan yang sedang bergerak, menyebabkan tabrakan, maka
klasifikasikan kecelakaan ini sebagai tabrakan. Kalau
kecelakaan yang terjadi bukan tabrakan, klasifikasikan sebagai
kecelakaan non-tabrakan menurut jenis kendaraan yang terlibat
7. Kecelakaan transport darat yang dijelaskan sebagai:
tabrakan (akibat hilangnya kontrol) (di jalan raya) antara
kendaraan dengan:
tiang penunjang (jembatan)(overpass); tiang serbaguna;
pembatas antara jalan raya; daerah aman (safety island);
besi pengaman (guard rail) atau pagar pembatas;
rambu-rambu lalulintas atau marker (sementara);
dinding dari potongan yang dibuat untuk jalan
objek yang dilemparkan ke depan MV; batu jatuh, longsoran
(tak bergerak), pohon,
objek lain, baik tetap, bisa dipindahkan, atau sedang
bergerak;

7
dimasukkan dalam V17.-, V27.-,V37.-, V47.-, V57.-, V67.- dan
V77.-
terbalik (tanpa tabrakan)
dimasukkan dalam V18.-, V28.-, V38.-, V48.-, V58.-, V68.-, dan
V78.-
tabrakan dengan hewan (kumpulan gembala)(tak digembalakan)

dimasukkan dalam V10.-, V20.-, V30.-, V40.-, V50.-, V60.- and


V70.-
tabrakan dengan kendaraan yang ditarik hewan atau hewan
yang sedang ditunggangi
dimasukkan dalam V16.-, V26.-, V36.-, V46.-, V56.-, V66.- and
V76.-.

Pejalan kaki cedera dalam laka-transport (V01-V09)


[Kecelakaan transport = laka-transport]
Kecuali: tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan
kaki lain (W51.-),
tabrakan pejalan kaki dengan pejalan kaki lain disusul
dengan jatuh (W03.-)
Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan pada kategori V01-V06:
.0 Non-TA
.1 TA
.9 Tidak dijelaskan TA atau Non-TA

V01. Tabrakan dengan sepeda

V02. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V03. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V04. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V05. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V06. Tabrakan dengan non-MVlain


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang
ditunggangi, trem

V09. Pejalan kaki cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
Termasuk: pejalan kaki cedera akibat kendaraan khusus
V09.0Cedera dalam Non-TA akibat MV lain dan tidak jelas
V09.1Cedera dalam Non-TA yang tidak jelas
V09.2Cedera dalam TA akibat MV lain dan tidak jelas
V09.3Cedera dalam TA yang tidak jelas
V09.9Cedera dalam laka-transport yang tidak jelas

Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport (V10-V19)


Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori V10-V18:
.0 Pengemudi sepeda cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang sepeda cedera dalam Non-TA
.2 Penunggang sepeda yang tidak jelas cedera dalam Non-TA

8
.3 Seseorang cedera ketika sedang naik atau turun dari
sepeda
.4 Pengemudi sepeda cedera dalam TA
.5 Penumpang sepeda cedera dalam TA
.9 Penunggang sepeda yang tidak jelas cedera dalam TA

V10. Penunggang sepeda tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan
yang ditunggangi (V16.-)

V11. Tabrakan dengan sepeda lain

V12. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V13. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V14. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V15. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V16. Tabrakan dengan non-MVlain


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem

V17. Tabrakan dengan objek tak bergerak

V18. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan


Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda (tanpa didahului
tabrakan)
sepeda rebah: NOS, tanpa tabrakan

V19. Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport lain dan tidak


jelas
V19.0Pengemudi sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas,
Non-TA
V19.1Penumpang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas,
Non-TA
V19.2Penunggang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas,
Non-TA
Tabrakan sepeda NOS, Non-TA
V19.3Penunggang sepeda Non-TA yang tidak jelas
Kecelakaan sepeda NOS, Non-TA
Penunggang sepeda cedera dalam Non-TA NOS
V19.4Pengemudi sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V19.5Penumpang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V19.6Penunggang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
Tabrakan sepeda NOS (lalulintas)
V19.8Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport lain yang jelas
Terjepit oleh bagian sepeda
V19.9Penunggang sepeda cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan sepeda NOS

9
Penunggang sepeda motor cedera dalam laka-transport (V20-V29)
Termasuk: moped, sepeda motor dengan becak samping, sepeda
bermotor, skooter motor
Kecuali: MV roda tiga (V30-V39)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V20-V28:
.0 Pengemudi sepeda motor cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang sepeda motor cedera dalam Non-TA
.2 Penunggang sepeda motor yang tidak jelas cedera dalam
Non-TA
.3 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari sepeda motor
.4 Pengemudi sepeda motor cedera dalam TA
.5 Penumpang sepeda motor cedera dalam TA
.9 Penunggang sepeda motor yang tidak jelas cedera dalam
TA

V20. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan
yang ditunggangi (V26.-)

V21. Tabrakan dengan sepeda

V22. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V23. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V24. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V25. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V26. Tabrakan dengan kendaraan nonmotor lainnya


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang
ditunggangi, trem

V27. Tabrakan dengan objek tak bergerak

V28. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan


Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda motor (tanpa didahului
tabrakan)
sepeda motor rebah: NOS, tanpa tabrakan

V29. Cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas


V29.0Pengemudi sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak jelas
dalam Non-TA
V29.1Penumpang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak
jelas dalam Non-TA
V29.2Penunggang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak
jelas dalam Non-TA
Tabrakan sepeda motor NOS, nontraffic
V29.3Penunggang sepeda motor cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan sepeda motor NOS, nontraffic
Penunggang sepeda motor cedera dalam Non-TA NOS

10
V29.4Pengemudi sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak
jelas, TA
V29.5Penumpang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak
jelas, TA
V29.6Penunggang sepeda motor yang tak jelas tabrakan dengan MV
lain dan tak jelas, TA
Tabrakan sepeda motor NOS (lalulintas)
V29.8Penunggang sepeda motor cedera dalam laka-transport lain
yang dijelaskan
Terjepit oleh bagian sepeda motor
V29.9Penunggang sepeda motor cedera dalam TA yang tak jelas
Kecelakaan sepeda motor NOS

Penumpang MV roda-tiga cedera dalam laka-transport (V30-V39)


Termasuk: tricycle bermotor
Kecuali: sepeda motor dengan becak samping (V20-V29)
kendaraan yang dirancang terutama untuk penggunaan di
luar jalan (V86.-)
Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori V30-V38:
.0 Pengemudi MV roda-tiga cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang MV roda-tiga cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar MV roda-tiga cedera dalam Non-
TA
.3 Pengguna yang tidak jelas pada MV roda 3 cedera dalam
Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun MV roda-tiga
.5 Pengemudi MV roda-tiga cedera dalam TA
.6 Penumpang MV roda-tiga cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar MV roda-tiga cedera dalam TA
.9 Pengguna yang tidak jelas pada MV roda 3 cedera dalam
TA

V30. Tabrakan dengan pejalan kaki or animal


Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang
ditunggangi (V36.-)

V31. Tabrakan dengan sepeda

V32. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V33. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V34. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V35. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V36. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang
ditunggangi, trem

V37. Tabrakan dengan benda tak bergerak

11
V38. Pengguna MV roda 3 cedera dalam laka-transport bukan
tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari MV roda 3
MV roda 3 terbalik: NOS, tanpa tabrakan

V39. Pengguna MV roda 3 cedera dalam laka-transport lain dan tidak


jelas
V39.0Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tidak jela,s Non-TA
V39.1Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
V39.2Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
Tabrakan NOS yang melibatkan MV roda 3, bukan lalulintas
V39.3Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan MV roda 3, bukan lalulintas
Penumpang MV roda 3 cedera dalam Non-TA NOS
V39.4Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V39.5Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V39.6Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
Tabrakan NOS yang melibatkan MV roda 3 (lalulintas)
V39.8Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain MV roda 3
V39.9Pengguna cedera dalam TA yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan MV roda 3

Pengguna mobil cedera dalam laka-transport (V40-V49)


Termasuk: minibus
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V4O-
V48:
.0 Pengemudi mobil cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang mobil cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar mobil cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna mobil yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun mobil
.5 Pengemudi mobil cedera dalam TA
.6 Penumpang mobil cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar mobil cedera dalam TA
.9 Pengguna mobil yang tidak jelas cedera dalam TA

V40. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang
yang ditunggangi (V46.-)

V41. Tabrakan dengan sepeda

V42. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V43. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V44. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V45. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

12
V46. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lainnya
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem

V47. Tabrakan dengan objek tidak bergerak

V48. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan


Termasuk: mobil terbalik: NOS, tanpa tabrakan

V49. Cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas


V49.0Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V49.1Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V49.2Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
Tabrakan mobil NOS, bukan lalulintas
V49.3Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan mobil, bukan lalulintas; pengguna mobil cedera,
Non-TA NOS
V49.4Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V49.5Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V49.6Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
Tabrakan mobil NOS (lalulintas)
V49.8Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain mobil
V49.9Pengguna cedera dalam TA yang tak jelas
Kecelakaan mobil NOS

Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam laka-transport (V50-


V59)
Kecuali: kendaraan transport berat (V60-V69)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V50-V58:
.0 Pengemudi truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar truk pick-up atau van cedera
dalam Non-TA
.3 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak jelas cedera
dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun truk pick-up atau
van
.5 Pengemudi truk pick-up atau van cedera dalam TA
.6 Penumpang truk pick-up atau van cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar truk pick-up atau van cedera
dalam TA
.9 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak jelas cedera
dalam TA

V50. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang
yang ditunggangi (V56.-)

V51. Tabrakan dengan sepeda

13
V52. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V53. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V54. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V55. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V56. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem

V57. Tabrakan dengan objek tidak bergerak

V58. Pengguna cedera dalam laka-transport bukan tabrakan


Termasuk: truk pick-up atau van terbalik: NOS, tanpa tabrakan

V59. Pengguna cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas


V59.0Pengemudi abrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V59.1Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
V59.2Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tdak
jelas, Non-TA
Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van, bukan
lalulintas
V59.3Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van, bukan
lalulintas
Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA NOS
V59.4Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V59.5Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V59.6Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas,
TA
Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van
(lalulintas)
V59.8Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain truk pick-up atau van
V59.9Pengguna cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van

Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam laka-transport


(V60-V69)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V60-V68:
.0 Pengemudi kendaraan transport berat cedera dalam Non-
TA
.1 Penumpang kendaraan transport berat cedera dalam Non-
TA
.2 Seseorang di bagian luar kendaraan transport berat cedera
dalam Non-TA
.3 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak jelas
cedera dalam Non-TA

14
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun kendaraan
transport berat
.5 Pengemudi kendaraan transport berat cedera dalam TA
.6 Penumpang kendaraan transport berat cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar kendaraan transport berat cedera
dalam TA
.9 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak jelas
cedera dalam TA

V60. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang
ditunggangi (V66.-)

V61. Tabrakan dengan sepeda

V62. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V63. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V64. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V65. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V66. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem

V67. Tabrakan dengan objek tidak bergerak

V68. Pengguna cedera dalam laka-transport bukan tabrakan


Termasuk: kendaraan transport berat terbalik: NOS, tanpa tabrakan

V69. Pengguna cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas


V69.0Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V69.1Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V69.2Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas,
Non-TA
Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat,
bukan lalulintas

V69.3Pengguna cedera dalam Non-TA yang tidak dijelaskan


Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat,
bukan lalulintas
Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam Non-TA NOS
V69.4Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V69.5Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V69.6Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas,
TA
Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat
(lalulintas)
V69.8Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan

15
Terjepit oleh pintu atau bagian lain kendaraan transport berat
V69.9Pengguna cedera dalam laka-transport yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat

Pengguna bus cedera dalam laka-transport (V70-V79)


Kecuali: minibus (V40-V49)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V7O-
V78:
.0 Pengemudi bus cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang bus cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar bus cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna bus yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun bus
.5 Pengemudi bus cedera dalam TA
.6 Penumpang bus cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar bus cedera dalam TA
.9 Pengguna bus yang tidak jelas cedera dalam TA

V70. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali: Tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang
ditunggangi (V76.-)

V71. Tabrakan dengan sepeda

V72. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V73. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V74. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V75. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V76. Tabrakan dengan non-MVlainnya


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem

V77. Tabrakan dengan objek tak bergerak

V78. Pengguna bus cedera dalam laka-transport bukan tabrakan


Termasuk: bus terbalik: NOS, tanpa tabrakan

V79. Pengguna bus cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
V79.0Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V79.1Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V79.2Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas,
Non-TA
Tabrakan bus: NOS, nontraffic
V79.3Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan bus NOS, non-TA; pengguna bus cedera dalam non-
TA NOS
V79.4Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V79.5Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA

16
V79.6Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas,
TA
Tabrakan bus NOS (lalulintas)
V79.8Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain bus
V79.9Pengguna cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan bus NOS

Laka-transport darat lainnya (V80-V89)

V80. Penunggang hewan atau pengguna kendaraan ditarik hewan


cedera dalam laka-transport
V80.0Jatuh atau terlempar dari hewan atau kendaraan dalam
kecelakaan bukan tabrakan
Hewan atau kendaraan ditarik hewan terbalik: NOS, tanpa
tabrakan
V80.1Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau
binatang ditunggangi (V80.7)
V80.2Tabrakan dengan sepeda
V80.3Tabrakan dengan MV roda dua atau 3
V80.4Tabrakan dengan mobil, truk pick-up, van, kendaraan transport
berat atau bus
V80.5Tabrakan dengan MV lain yang jelas
V80.6Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V80.7Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain
Tabrakan dengan: binatang yang ditunggangi, kendaraan ditarik
hewan, trem
V80.8Tabrakan dengan objek tak bergerak
V80.9Penunggang cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
Kecelakaan kendaraan ditarik hewan NOS,
Kecelakaan penunggang hewan NOS

V81. Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam laka-
transport
Termasuk: orang yang berada di bagian luar kereta api
V81.0Tabrakan dengan MV dalam Non-TA
V81.1Tabrakan dengan MV dalam TA
V81.2Tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock [kumpulan
kendaraan beroda]
V81.3Tabrakan dengan objek lain
Tabrakan kereta api NOS
V81.4Orang cedera ketika naik atau turun dari kereta api atau
kendaraan rel
V81.5Cedera akibat jatuh di dalam kereta api atau kendaraan rel
Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel:

17
didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa didahului
tabrakan (V81.7)
jatuh ketika naik atau turun (V81.4)
V81.6Cedera akibat jatuh dari kereta api atau kendaraan rel
Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel [derailment]:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa didahului
tabrakan (V81.7)
jatuh ketika naik atau turun (V81.4)
V81.7Cedera dalam derailment tanpa tabrakan
V81.8Cedera dalam kecelakaan kereta api lain yang jelas
Ledakan atau api;
Dihantam oleh jatuhan: tanah, batu, pohon
Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel [derailment]:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa didahului
tabrakan (V81.7)
V81.9Cedera dalam kecelakaan kereta api yang tidak jelas
Kecelakaan kereta api NOS

V82. Pengguna trem cedera dalam laka-transport


Termasuk: orang yang berada di bagian luar trem
V82.0Tabrakan dengan MV dalam Non-TA
V82.1Tabrakan dengan MV dalam TA
V82.2Tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock
V82.3Tabrakan dengan objek lain
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau
binatang ditunggangi (V82.8)
V82.4Orang cedera ketika naik atau turun dari trem
V82.5Cedera akibat jatuh di dalam trem
Kecuali: jatuh: ketika naik atau turun (V82.4), didahului
tabrakan (V82.0-V82.3)
V82.6Cedera akibat jatuh dari trem
Kecuali: jatuh: ketika naik atau turun (V82.4); didahului
tabrakan (V82.0-V82.3)
V82.7Cedera dalam derailment tanpa didahului tabrakan
V82.8Cedera dalam laka-transport lain yang jelas
Tabrakan dengan kereta api atau non-MVlain
V82.9Cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan trem NOS

V83. Pengguna kendaraan khusus industri cedera dalam laka-


transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang
diperbaiki (W31.-)
V83.0Pengemudi cedera dalam TA
V83.1Penumpang cedera dalam TA
V83.2Orang di bagian luar cedera dalam TA

18
V83.3Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA
V83.4Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus
industri
V83.5Pengemudi cedera dalam Non-TA
V83.6Penumpang cedera dalam Non-TA
V83.7Seseorang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V83.9Pengguna yang tidak jelas pada cedera dalam Non-TA
Kecelakaan kendaraan khusus industri NOS

V84. Pengguna kendaraan khusus pertanian cedera dalam kecelakaan


transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang
diperbaiki (W30.-)
V84.0Cedera dalam TA
V84.1Penumpang cedera dalam TA
V84.2Orang di bagian luar cedera dalam TA
V84.3Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA
V84.4Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus
pertanian
V84.5Pengemudi cedera dalam Non-TA
V84.6Penumpang cedera dalam Non-TA
V84.7Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V84.9Pengguna yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
Kecelakaan kendaraan khusus pertanian NOS

V85. Pengguna kendaraan khusus konstruksi cedera dalam laka-


transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang
diperbaiki (W31.-)
V85.0Pengemudi cedera dalam TA
V85.1Penumpang cedera dalam TA
V85.2Orang di bagian luar cedera dalam TA
V85.3Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA
V85.4Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus
konstruksi
V85.5Pengemudi cedera dalam Non-TA
V85.6Penumpang cedera dalam Non-TA
V85.7Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V85.9Pengguna yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
Kecelakaan kendaraan khusus konstruksi NOS

V86. Pengguna kendaraan khusus segala medan (all-terrain) atau MV


lain yang dirancang terutama untuk penggunaan off-road, cedera
dalam cedera dalam laka-transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang
diperbaiki (W31.-)
V86.0Pengemudi cedera dalam TA

19
V86.1Penumpang cedera dalam TA
V86.2Orang di bagian luar cedera dalam TA
V86.3Pengguna yang ridak jelas cedera dalam TA
V86.4Orang cedera ketika naik atau turun dari from MV segala medan
dan off-road lain
V86.5Pengemudi cedera dalam Non-TA
V86.6Penumpang cedera dalam Non-TA
V86.7Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V86.9Pengguna yang tidak jelas lain cedera dalam Non-TA
Kecelakaan MV segala medan NOS, kecelakaan MV off-road NOS

V87. TA yang jenisnya jelas tapi bentuk transportasi korban tak


diketahui
Kecuali: tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19),
pejalan kaki (V01-V09)
V87.0Tabrakan antara mobil dengan MV roda 2 atau 3 (TA)
V87.1Tabrakan antara MV lain dengan MV roda 2 atau 3 (TA)
V87.2Tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van (TA)
V87.3Tabrakan antara mobil dengan bus (TA)
V87.4Tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport berat (TA)
V87.5Tabrakan antara kendaraan transport berat dengan bus (TA)
V87.6Tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan mobil
(TA)
V87.7Tabrakan antara MV-MV lain yang jelas (TA)
V87.8Laka-transport bukan tabrakan lain, melibatkan MV (TA)
V87.9Laka- transport (tabrakan)(bukan tabrakan) lain, melibatkan
non-MV (TA)

V88. Non-TA yang jenisnya dijelaskan tapi bentuk transportasi korban


tak diketahui
Kecuali: tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19),
pejalan kaki (V01-V09)
V88.0Tabrakan antara mobil dengan MV roda 2 atau 3 (Non-TA)
V88.1Tabrakan antara MV lain dengan MV roda 2 atau 3 (Non-TA)
V88.2Tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van (Non-TA)
V88.3Tabrakan antara mobil dengan bus (Non-TA)
V88.4Tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport berat(Non-
TA)
V88.5Orang cedera dalam tabrakan antara kendaraan transport berat
dengan bus (Non-TA)
V88.6Tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan mobil
(Non-TA)
V88.7Tabrakan antara MV-MV lain yang jelas (Non-TA)
V88.8Laka-transport bukan tabrakan lain, melibatkan MV (Non-TA)
V88.9Laka-transport (tabrakan)(bukan tabrakan) lain, melibatkan
non-MV(Non-TA)

20
V89. Kecelakaan MV atau non-MV, jenis kendaraan tidak jelas
V89.0Orang cedera dalam kecelakaan MV yang tidak jelas, Non-TA
Kecelakaan MV NOS (Non-TA)
V89.1Orang cedera dalam kecelakaan non-MV yang tidak jelas (Non-
TA)
Kecelakaan non-MVNOS (Non-TA)
V89.2Orang cedera dalam kecelakaan MV yang tidak jelas (TA)
Kecelakaan MV (motor-vehicle accident [MVA]) NOS
Kecelakaan lalulintas jalan raya (Road (traffic) accident [RTA])
NOS
V89.3Orang cedera dalam kecelakaan non-MVyang tidak jelas (TA)
TA non-MV NOS
V89.9Orang cedera dalam kecelakaan kendaraan yang tidak jelas
Tabrakan NOS

Laka-transport air (V90-V94)


Termasuk: kecelakaan watercraft dalam rangka aktifitas rekreasi
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V90-V94:
.0 Kapal dagang
.1 Kapal penumpang; kapal ferry; liner
.2 Kapal ikan
.3 Kendaraan air lain dengan mesin; hovercraft (di perairan
terbuka); jet skis
.4 Kapal layar; yacht
.5 Canoe atau kayak
.6 Inflatable craft (tak bermesin)
.7 Water-skis
.8 Kendaraan air tanpa mesin lainnya; surf-board; windsurfer
.9 Kendaraan air yang tidak jelas; boat NOS; ship NOS;
watercraft NOS

V90. Kecelakaan pada watercraft yang menyebabkan tenggelam


Termasuk: tenggelam (drowning and submersion) akibat:
jatuh atau melompat dari: kapal terbakar,
tabrakan watercraft,
kapal terbalik atau tenggelam, kecelakaan
lain pada watercraft
Kecuali: tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan
watercraft (V92.-)

V91. Kecelakaan watercraft yang menyebabkan cedera lainnya


Termasuk: cedera selain tenggelam akibat kecelakaan watercraft:
cedera dalam kecelakaan watercraft yang melibatkan
tabrakan,
jatuh akibat tabrakan atau kecelakaan lain terhadap
watercraft,
remuk di antara kapal tabrakan, dihantam sekoci setelah
meninggalkan kapal,
terbakar ketika kapal terbakar,
dihantam objek yang jatuh akibat kecelakaan watercraft,

21
dihantam oleh kapal atau bagiannya setelah jatuh atau
melompat dari kapal rusak
Kecuali: luka akibat api atau ledakan lokal di atas kapal (V93.-)

V92. Tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan watercraft


Termasuk: tenggelam akibat kecelakaan seperti:
jatuh: dari papan penghubung kapal ke
dermaga, dari kapal, ke air
terlempar ke air akibat gerakan kapal,
diterpa air sehingga jatuh keluar kapal
Kecuali: tenggelamnya perenang atau penyelam yang melompat
dari kapal yang tidak mengalami kecelakaan (W69.-, W73.-)

V93. Kecelakaan di atas kapal yang tidak kecelakaan, tidak


menyebabkan tenggelam
Termasuk: keracunan gas atau asap di kapal, kerusakan reaktor
atom watercraft
panas berlebihan di: kamar boiler, kamar mesin, kamar
penguapan, kamar api
ledakan boiler kapal uap, api lokal di atas kapal,
kecelakaan mesin watercraft
cedera di watercraft yang disebabkan oleh peralatan
mesin di :
deck, kamar mesin, galley (tempat
pendayung), laundry, pemuat
jatuh dari satu tingkat ketingkat lain, di tangga atau
jenjang pada watercraft
remuk oleh objek yang jatuh di atas kapal

V94. Laka-transport air lain dan tidak jelas


Termasuk: kecelakaan terhadap bukan pengguna watercraft
dihantam kapal ketika bermain ski air

Laka-transport udara dan angkasa luar (V95-V97)

V95. Kecelakaan pesawat udara bermesin yang mencederai pengguna


Termasuk: kecelakaan pesawat udara (bermesin) yang: tabrakan
dengan objek bergerak, tak bergerak, atau bisa digerakkan;
jatuh, meledak, terbakar, mendarat darurat
V95.0Kecelakaan helikopter yang mencederai pengguna
V95.1Kecelakaan glider ultralight, microlight atau bermesin yang
mencederai pengguna
V95.2Kecelakaan pesawat udara pribadi bersayap tetap lainnya,
mencederai pengguna
V95.3Kecelakaan pesawat udara komersial bersayap tetap,
mencederai pengguna
V95.4Kecelakaan pesawat angkasa luar yang mencederai pengguna
V95.8Kecelakaan pesawat udara lain yang mencederai pengguna
V95.9Kecelakaan pesawat udara yang tidak jelas mencederai
pengguna
Kecelakaan pesawat udara NOS, laka-transport udara NOS

22
V96. Kecelakaan pada pesawat udara tak bermesin yang mencederai
pengguna
Termasuk: kecelakaan pada aircraft tak bermesin yang:
tabrakan dengan objek bergerak, tak
bergerak, atau bisa digerakkan
jatuh, meledak, terbakar, mendarat darurat
V96.0Kecelakaan balon yang yang mencederai pengguna
V96.1Kecelakaan hang-glider yang mencederai pengguna
V96.2Kecelakaan glider (tak bermesin) yang mencederai pengguna
V96.8Kecelakaan pesawat udara tak bermesin lain yang mencederai
pengguna
Kecelakaan layang-layang yang membawa orang
V96.9Kecelakaan pesawat udara tak bermesin yang tidak dijelaskan,
mencederai pengguna
Kecelakaan pesawat udara tak bermesin NOS

V97 Laka-transport udara lain yang jelas


Termasuk: kecelakaan terhadap bukan pengguna pesawat udara
V97.0Pengguna pesawat udara cedera dalam laka-transport udara lain
yang dijelaskan
Jatuh di dalam, ke atas, atau dari pesawat udara pada laka-
transport udara
Kecuali: kecelakaan ketika naik atau turun aircraft (V97.1)
V97.1Orang cedera ketika naik atau turun pesawat udara
V97.2Penerjun payung cedera dalam laka-transport udara
Kecuali: orang yang terjun setelah kecelakaan pesawat udara
(V95-V96)
V97.3Orang di atas tanah cedera dalam laka-transport udara
Dihantam oleh objek yang jatuh dari pesawat udara
Terhisap oleh mesin jet, cedera karena baling-baling yang
sedang berputar
V97.8Laka-transport udara lainnya, not elsewhere classified
Cedera akibat mesin-mesin pada pesawat udara
Kecuali: kecelakaan pesawat udara NOS (V95.9)
menghadapi perubahan tekanan udara ketika naik atau
turun (W94.-)

Laka-transport lain dan tidak jelas (V98-V99)


Kecuali: kecelakaan kendaraan, jenis kendaraan tidak jelas (V89.-)

V98 Laka-transport lain yang dijelaskan


Termasuk: kecelakaan terhadap, pada, atau melibatkan:
ice-yacht, land-yacht, kereta kabel yang
tidak sedang di atas rel,
ski chair-lift [kursi gantung], ski-lift
dengan gondola
terperangkap atau diseret oleh kereta kabel yang tidak
sedang di atas rel

23
jatuh atau melompat dari kereta kabel yang tidak sedang
di atas rel
objek yang dilemparkan dari atau dalam kereta kabel
yang tidak sedang di atas rel

V99 Laka-transport yang tidak jelas

Penyebab eksternal lain pada cedera kecelakaan (W00-X59)

Kode tempat kejadian


Kategori berikut tersedia untuk digunakan sebagai variabel
terpisah sebagai tambahan pada kategori W00-Y34 untuk
menunjukkan tempat kejadian penyebab luar kalau relevan:

.0. Rumah tempat tinggal


Rumah, perumahan, rumah kost, rumah dinas, rumah pertanian,
apartemen
Tempat tinggal yang bukan asrama
Jalan pribadi ke rumah, halaman rumah, taman rumah, garasi rumah
Karavan [trailer] di tempat tinggal, kolam renang di rumah atau
taman pribadi
Kecuali: asrama atau panti (.1)
rumah sedang dibangun tapi belum ditempati (.6)
rumah yang ditinggalkan atau ditelantarkan (.8)

.1. Institusi residensial


Rumah titipan anak, panti yatim piatu, rumah orang tua, rumah
pensiunan
Asrama mahasiswa, sekolah reformasi, kamp militer, penjara
Hospice, rumah untuk orang sakit, rumah perawatan,

.2. Sekolah, institusi lain dan area administratif umum


Bangunan (dan halaman) yang digunakan masyarakat umum atau
kelompok tertentu seperti:
Clubhouse, dancehall, pusat remaja, teater, bioskop, music-hall,
opera-house
Taman kanak-kanak, sekolah (publik) (swasta) (pemda), college,
universitas, kampus
Institusi pendidikan tinggi, aula pertemuan, pustaka, gallery, public
hall
Kantor pos, museum, pengadilan, mesjid, gereja, rumah sakit, day
nursery
Kecuali: asrama atau panti (.1), area sport dan atletik (.3),
gedung sedang dibangun (.6)

.3. Area sport dan atletik


Lapangan basket, cricket, tennis, baseball, sepakbola, golf, hockey,
squash
Tempat skating, menunggang kuda, kolam renang publik, stadion
Kecuali: Kolam renang atau lapangan tennis di rumah atau taman
pribadi (.0)

24
.4. Jalanan
Jalan bebas hambatan, jalan MV, trotoar, jalan setapak

.5. Area perdagangan dan jasa


Airport, stasiun (bus)(kereta api), stasiun pompa bensin
Kafe, restoran, kasino, bank, hotel, perkantoran, pusat pelayanan,
stasiun TV atau radio
Pasar, pertokoan, shopping mall, supermarket, garase komersial,
gudang komersial
Kecuali: Garase di rumah pribadi (.0)

.6. Area industri dan konstruksi


Bangunan [apa pun] yang sedang dibangun, terowongan yang sedang
dibangun,
Pembangkit tenaga listrik (batubara) (nuklir) (minyak)
Tambang minyak, oil rig dan instalasi offshore lainnya
Tempat penumpukan [pit] (batubara) (batu) (tanah)
Pelabuhan, galangan kapal, halaman pabrik, bangunan pabrik
Halaman industri, workshop, gasworks

.7. Area pertanian


Bangunan dan tanah pertanian, peternakan
Kecuali: Rumah tempat tinggal di area pertanian (.0)

.8. Tempat-tempat lain yang dijelaskan


Pegunungan, hutan, padang pasir, prairie, sungai, danau, rawa,
jeram, kanal, laut, pantai
Pelabuhan laut, dock [penambatan kapal/perahu] NOS, reservoir air,
tempat parkir
Kebun binatang, taman (hiburan) (umum), perkemahan, tempat
umum NOS
Tempat karavan NOS, jalan kereta api, rumah yang terlantar, tempat
latihan militer

.9. Tempat tidak dijelaskan

Jatuh (W00-W19)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali: sengaja melukai diri sendiri (X80-X81), serangan fisik
[assault] (Y01-Y02)
jatuh (dalam) (dari):
kendaraan transport (V01-V99), hewan (V80.-),
mesin (yang bekerja) (W28-W31), ke air (dengan
tenggelam) (W65-W74),
bangunan terbakar (X00.-), ke dalam api (X00-X04, X08-
X09)
jatuh berulang yang tidak disebabkan kecelakaan (R29.6)

W00. Jatuh pada level sama yang melibatkan es dan salju


Kecuali: jatuh dengan disebutkan: ice-skates and
skis (W02.-), jenjang (W10.-)

25
W01. Jatuh pada level sama akibat tergelincir, tersandung, dan
terantuk
Kecuali: jatuh melibatkan es atau salju snow
(W00.-)

W02. Jatuh yang melibatkan ice-skates, skis, roller-skates atau


skateboards

W03. Jatuh pada level sama yang lainnya akibat tabrakan dengan,
atau didorong orang lain
Termasuk: jatuh akibat tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan
(pembawa) pejalan kaki lain
Kecuali: remuk atau terdorong oleh keramaian atau
human stampede (W52.-)
jatuh yang melibatkan es atau salju (W00.-)

W04. Jatuh ketika digotong atau dipapah orang lain


Termasuk: tidak sengaja terjatuh ketika sedang digotong

W05. Jatuh yang melibatkan kursi roda

W06. Jatuh yang melibatkan tempat tidur

W07. Jatuh yang melibatkan kursi

W08. Jatuh yang melibatkan furnitur lainnya

W09. Jatuh yang melibatkan peralatan playground


Kecuali: jatuh yang melibatkan mesin-mesin hiburan (W31.-)

W10. Jatuh dari jenjang


Termasuk jatuh (ke) (dari):
eskalator [jenjang berjalan], ramp [jalan mendaki dalam
gedung],
incline [belokan yang mengalihkan lintasan dari satu
level ke level lain]
melibatkan es atau salju pada jenjang

W11. Jatuh dari ladder (tangga dengan dua sisi tegak)

W12. Jatuh dari scaffold (tempat tukang bekerja lebih tinggi di sekitar
gedung)

W13. Jatuh dari, keluar dari, atau melalui bangunan atau suatu
struktur
Termasuk: jatuh dari, keluar dari, atau melalui:
lantai, dinding, atap, jendela, balkon,
railing (pembatas/pagar lantai), bangunan, tiang bendera,
menara, turret (menara kecil), jembatan, viaduct
(jembatan lengkung)
Kecuali: kolapsnya suatu bangunan atau struktur
(W20.-)
jatuh atau melompat dari bangunan atau struktur yang
terbakar (X00.-)

26
W14. Jatuh dari pohon

W15. Jatuh dari tebing batu

W16. Terjun atau melompat ke air menyebabkan cedera selain


tenggelam
Termasuk: menghantam permukaan air atau dasar air yang dangkal
menghantam dinding atau papan loncat di kolam renang
Kecuali: kecelakaan tenggelam (W65-W74),
menyelam dengan suplai udara kurang (W81.-),
efek tekanan udara waktu menyelam (W94.-)

W17. Jatuh lainnya dari satu level ke level lain


Termasuk: jatuh dari atau ke dalam:
rongga, lobang, cekungan, sumur, lobang
galian terbuka, dock
tumpukan jerami, tiang batang, tanki

W18. Jatuh lainnya pada level yang sama


Termasuk jatuh: akibat menabrak suatu objek, dari toilet, pada level
yang sama NOS

W19. Jatuh yang tidak jelas


Termasuk: jatuh NOS

Terdedah daya mekanis benda mati (W20-W49)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali: serangan (X85-Y09), sengaja melukai diri
sendiri (X60-X84)
kontak atau tabrakan dengan binatang atau orang (W50-
W64)

W20. Dihantam oleh objek yang dilemparkan, diarahkan atau jatuh


Termasuk: terkurung reruntuhan tanpa asfiksia [tercekik] atau tak
bisa bernafas
bangunan runtuh, kecuali pada kebakaran
jatuhan: batu, pohon
Kecuali: objek yang berjatuhan pada: laka-transport
(V01-V99), bencana alam (X34-X39)
kecelakaan mesin (W24.-, W28-W31),
objek yang digerakkan oleh: ledakan (W35-W40),
senjata api (W32-W34)
kolapsnya bangunan yang terbakar (X00.-), peralatan
olahraga (W21.-),

W21. Menghantam atau dihantam oleh peralatan olahraga


Termasuk dihantam oleh: bola yang dipukul atau dilemparkan,
tongkat hockey

W22. Menghantam atau dihantam oleh objek lain


Termasuk: membentur dinding

27
W23. Terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit di dalam atau di
antara objek
Termasuk: terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit
antara objek-objek bergerak, antara objek bergerak dan
diam,
di dalam objek
seperti:
antara krat pengepakan dan lantai. akibat pegangan
terlepas,
objek melipat (folding), pintu geser dan rangkanya,
lingkar pengering mesin cuci
Kecuali: cedera akibat:
kendaraan transport yang sedang digunakan untuk
transportasi (V01-V99),
alat pengangkat dan transmisi (W24.-),
alat pemotong dan pelobang (W25-W27),
perkakas tangan tanpa mesin (W27.-),
mesin-mesin (W28-W31)
dihantam oleh objek yang dilemparkan, diarahkan atau
jatuh (W20.-)

W24. Kontak dengan alat pengangkat dan transmisi, not elsewhere


classified
Termasuk: winch silinder horizontal tempat kabel diputarkan
tali besar, kawat, rantai pengangkat, pulley (block) [balok
penarik],
drive belt [lantai berjalan], transmission belt or cable
kabel transmisi,
Kecuali: laka-transport (V01-V99)

W25. Kontak dengan kaca tajam


Kecuali: jatuh yang melibatkan kaca (W00-W19)
kaca terbang akibat ledakan atau letusan senjata api
(W32-W40)

W26. Kontak dengan pisau, pedang, atau belati

W27. Kontak dengan perkakas tangan tanpa mesin


Termasuk: garpu, obeng, hoe [obeng bengkok tegak lurus], pembuka
kaleng NOS
gunting, mesin jahit tanpa mesin, jarum, pemotong
kertas,
rake [sapu dengan ujung-ujung baja, untuk
mengumpulkan sampah kering],
pitchfork [garpu pengangkat jerami], ice-pick [pengambil
es], shovel [sekop]
chisel [pahat], kapak, gergaji tangan,
Kecuali: jarum hipodermik (W46.-)

W28. Kontak dengan pembersih halaman bermesin [lawnmower]


Kecuali: berhadapan dengan arus listrik (W86.-)

W29. Kontak dengan perkakas tangan bermesin dan mesin rumah


tangga lainnya

28
Termasuk: blender, mesin cuci
alat bermesin seperti:
pengering putar, mesin jahit, pembuka
kaleng, gergaji, pisau,
perkakas taman, pemangkas tanaman,
perkakas pertukangan sendiri
Kecuali: terdedah arus listrik (W86.-)

W30. Kontak dengan mesin-mesin pertanian


Termasuk: mesin pertanian bertenaga hewan, mesin-mesin pertanian
NOS
pemanen gabungan, reaper [pembantu panenan],
thresher [alat pemisah padi dari jerami], pengangkat
jerami
Kecuali: kontak dengan mesin pertanian bertenaga
atau ditarik kendaraan lain (V01-V99),
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)

W31. Kontak dengan mesin lain dan tidak jelas


Termasuk: mesin NOS, mesin hiburan
Kecuali: kontak dengan mesin pertanian bertenaga
atau ditarik kendaraan lain (V01-V99),
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)

W32. Tembakan senjata api genggam


Termasuk: senjata api untuk penggunaan dengan satu tangan: pistol,
revolver
Kecuali: very pistol [pistol untuk sinyal cahaya]
(W34.-)

W33. Tembakan bedil, shotgun dan senjata api yang lebih besar
Termasuk: bedil tentara, bedil berburu, senapan mesin
Kecuali: senapan angin (W34.-)

W34. Tembakan senjata api lain dan tidak jelas


Termasuk: senapan angin, BB gun, very pistol [flare], luka tembakan
NOS, tertembak NOS,

W35. Ledakan dan pecahan boiler

W36. Ledakan dan pecahan silinder gas


Termasuk: kaleng aerosol, tanki udara, tanki gas bertekanan

W37. Ledakan dan pecahan ban, pipa, atau selang bertekanan

W38. Ledakan dan pecahan peralatan bertekanan lain yang jelas

W39. Tembakan kembang api

W40. Ledakan material lain


Termasuk: bahan peledak, gas eksplosif
ledakan (dalam): NOS, tempat pembuangan, pabrik,
gudang gandum, amunisi

29
W41. Dihadapkan pada jet bertekanan tinggi
Termasuk: jet hidraulik, jet pneumatik

W42 Dihadapkan pada kebisingan


Termasuk: gelombang suara, gelombang supersonik

W43. Dihadapkan pada getaran


Termasuk: gelombang suara infra

W44. Benda asing yang mausk melalui mata atau lobang alamiah
Kecuali: cairan korosif (X49.-),
menghirup atau menelan benda asing dengan obstruksi
saluran nafas (W78-W80)

W45. Benda atau objek asing yang masuk melalui kulit


Termasuk: pinggir kertas yang kaku, kuku, serpihan, pinggir kaleng
Kecuali: kontak dengan:
kaca tajam (W25.-), pisau, pedang, atau
belati (W26.-),
perkakas tangan (tanpa listrik)(berlistrik)
(W27-W29),
jarum hipodermik (W46.-)
dihantam objek-objek (W20-W22)

W46. Kontak dengan jarum hipodermik

W49. Dihadapkan pada daya mekanis lain and tidak jelas dari benda
mati
Termasuk: daya gravitasi (G) abnormal

Terdedah daya mekanis makhluk hidup (W50-W64)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali: gigitan, berbisa (X20-X29), sengatan
(berbisa) (X20-X29)

W50. Dipukul, ditendang, dipuntir, digigit, atau dicakar oleh orang


lain
Kecuali: serangan fisik (X85-Y09), dihantam oleh
objek-objek (W20-W22)

W51. Diserang atau dihantam badan oleh orang lain


Kecuali: tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan
(pembawa) pejalan kaki lainnya (W03.-)

W52. Diremuk, didorong, atau diinjak oleh kerumunan manusia

W53. Digigit tikus

W54. Digigit atau diserang anjing

W55. Digigit atau diserang mamalia lainnya


Kecuali: kontak dengan mamalia laut (W56.-)

30
W56. Kontak dengan mamalia laut
Digigit atau diserang binatang laut

W57. Digigit atau disengat oleh insekta tak berbisa atau artropoda tak
berbisa lainnya

W58. Digigit atau diserang oleh buaya

W59. Digigit atau diremukkan oleh reptil lainnya


Termasuk: lizard, ular yang tak berbisa

W60. Kontak dengan duri dan tonjolan tanaman dan daun tajam

W64. Dihadapkan dengan daya mekanis makhluk hidup lain dan tidak
jelas

Tenggelam (W65-W74)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali tenggelam akibat: laka-transport (V01-V99), laka-
transport air (V90.-, V92.-),
bencana alam (X34-X39)

W65. Tenggelam ketika di bak mandi

W66. Tenggelam setelah jatuh ke dalam bak mandi

W67. Tenggelam ketika di kolam renang

W68. Tenggelam setelah jatuh ke kolam renang

W69. Tenggelam ketika di perairan alami


Termasuk: danau, sungai, jeram, laut terbuka

W70. Tenggelam setelah jatuh ke perairan alami

W73. Tenggelam lain yang jelas


Termasuk: tanki pemadam kebakaran, reservoir

W74. Tenggelam yang tidak jelas


Termasuk: tenggelam NOS, jatuh ke air NOS

Kecelakaan lain yang mengancam pernafasan (W75-W84)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)

W75. Tercekik (suffocation and strangulation) karena kecelakaan di


tempat tidur
Termasuk: tercekik oleh alas kasur, bantal, badan ibu:

W76. Tercekik dan tergantung karena kecelakaan lainnya

W77. Ancaman pernafasan akibat terkurung, tanah longsor dan benda


jatuh lainnya
Termasuk: terkurung reruntuhan (cave-in) NOS

31
Kecuali: cave-in akibat permukaan tanah berubah
cataclysm (X34-X39)
cave-in tanpa sesak nafas atau tercekik (W20.-)

W78. Inhalasi isi lambung


Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh vomitus, aspirasi dan inhalasi
vomitus NOS
penekanan trakhea atau penghentian nafas akibat
vomitus di esofagus
obstruksi nafas akibat vomitus di esofagus
Kecuali: cedera selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas, akibat
vomitus (W44.-)
obstruksi esofagus oleh vomitus tanpa asfiksia atau
obstruksi nafas (W44.-)

W79. Menghirup dan menelan makanan menyebabkan obstruksi


saluran pernafasan
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh makanan (termasuk tulang
atau biji-bijian)
aspirasi dan inhalasi makanan (ke dalam saluran nafas)
NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas
akibat makanan di esofagus
obstruksi farings oleh (bolus) makanan
Kecuali: inhalasi vomitus (W78.-)
cedera akibat makanan, selain asfiksia atau obstruksi
saluran nafas (W44.-)
obstruksi esofagus oleh makanan tanpa asfiksia atau
obstruksi nafas (W44.-)

W80. Menghirup dan menelan objek lain menyebabkan obstruksi


saluran pernafasan
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh objek selain makanan atau
vomitus, yang memasuki mulut atau hidung
aspirasi dan inhalasi benda asing, selain makanan atau
vomitus NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas
akibat benda asing di esofagus
benda asing di hidung, obstruksi farings oleh benda asing
Kecuali: inhalasi vomitus atau makanan(W78-W79)
cedera akibat benda asing, selain asfiksia atau obstruksi
saluran nafas (W44.-)
obstruksi esofagus oleh benda asing tanpa asfiksia atau
obstruksi nafas (W44.-)

W81. Terkurung atau terjebak di dalam lingkungan dengan kadar


oksigen rendah
Termasuk: terkurung di dalam refrigerator atau rongga kedap udara
lainnya
menyelam dengan suplai udara yang kurang
Kecuali: nafas dihambat oleh kantong plastik
(W83.-)

W83. Ancaman lain terhadap pernafasan

32
Termasuk: nafas dihambat oleh kantong plastik

W84. Ancaman bernafas yang tidak jelas


Termasuk: asfiksia NOS, aspirasi NOS, nafas terhambat (suffocation)
NOS

Terdedah listrik, radiasi, suhu dan tekanan udara ekstrim (W85-W99)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali: terdedah: panas alami (X30.-), dingin alami (X31.-),
radiasi alami NOS (X39.-)
terdedah cahaya matahari (X32.-), korban petir (X33.-)
reaksi abnormal terhadap komplikasi pengobatan, tanpa
disebutkan adanya kesalahan (Y84.2)
kesalahan terhadap pasien dalam prosedur bedah dan
medis (Y63.2-Y63.5)

W85. Terdedah kabel transmisi listrik

W86. Terdedah arus listrik lain yang jelas

W87. Terdedah arus listrik yang tidak jelas


Termasuk: luka atau cedera lain akibat arus listrik NOS, syok listrik
NOS, elektrokusi NOS

W88. Terdedah radiasi isonisasi


Termasuk: isotop radioaktif, sinar X

W89. Terdedah sinar terlihat dan ultraviolet buatan manusia


Termasuk: cahaya pengelasan

W90. Terdedah radiasi non-ionisasi lainnya


Termasuk: radiasi infrared, laser, frekuensi radio

W91. Terdedah jenis radiasi yang tidak jelas

W92. Terdedah panas berlebihan buatan manusia

W93. Terdedah dingin berlebihan buatan manusia


Termasuk: kontak dengan atau inhalasi:
es kering, udara cair, hidrogen cair atau
nitrogen cair,
terdedah unit deep-freeze dalam waktu lama

W94. Terdedah tekanan udara tinggi, rendah dan berubah-ubah


Termasuk: tekanan udara tinggi akibat menyelam terlalu cepat
penurunan tekanan atmosfir waktu naik ke permukaan
dari:
menyelam di air dalam, bawah tanah
tinggal atau berkunjung lama di tempat tinggi sebagai
penyebab:
anoxia, barodontalgia, barotitis, hypoxia,
mountain sickness

33
perubahan mendadak tekanan udara di dalam aircraft
sewaktu naik atau turun

W99. Terdedah faktor lingkungan buatan manusia yang lain dan tidak
jelas

Terdedah asap, api dan nyala (X00-X09)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Termasuk: api akibat petir
Kecuali: laka-transport (V01-V99), api ledakan
(W35-W40), arson [pembakaran] (X97.-)

X00. Terdedah api tak terkontrol di dalam bangunan atau struktur


runtuhnya, dihantam objek yang jatuh dari, jatuh dari, atau
melompat dari:
bangunan atau struktur yang terbakar
api yang sangat panas dan tak terkontrol (conflagration)
api, lelehan dari, api membara: pada perabot

X01. Terdedah api tak terkontrol, bukan di dalam bangunan atau


struktur
Termasuk: api kebakaran hutan

X02. Terdedah api terkontrol di dalam bangunan atau struktur


Termasuk: api di perapian atau tungku

X03. Terdedah api terkontrol, bukan di dalam bangunan atau struktur


Termasuk: api perkemahan

X04. Terdedah penyulutan material yang sangat mudah terbakar


Termasuk: pembakanan bensin, minyak tanah, minyak bakar

X05. Terdedah terbakar atau melelehnya pakaian malam

X06. Terdedah terbakar atau melelehnya bahan pakaian lain


Termasuk: penyulutan atau pelelehan perhiasan plastik

X08. Terdedah asap, api dan nyala lain yang jelas

X09. Terdedah asap, api dan nyala yang tidak jelas


Termasuk: kebakaran NOS, insinerasi NOS

Kontak dengan panas dan benda-benda panas (X10-X19)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali: terdedah panas alami berlebihan (X30.-),
api dan nyala (X00-X09)

X10. Kontak dengan minuman, makanan, lemak dan minyak makan


panas

X11. Kontak dengan air kran panas


Termasuk: air panas di bak mandi, ember, wadah perendaman;
air panas yang mengalir dari selang, kran

34
X12, Kontak dengan cairan panas lainnya
Termasuk: air yang dipanaskan di tungku
Kecuali: logam panas (cair) (X18.-)

X13. Kontak dengan uap air dan uap panas lain (vapour)

X14. Kontak dengan udara dan gas panas


Termasuk: inhalasi udara dan gas panas

X15. Kontak dengan peralatan rumah tangga yang panas


Termasuk: pemasak, plat panas, pemasak air, pan (kaca) (logam),
tungku, pemanggang roti
Kecuali: alat pemanas (X16.-)

X16. Kontak dengan alat, radiator, dan pipa pemanas yang panas

X17. Kontak dengan mesin dan perkakas panas


Kecuali: peralatan rumah tangga (X15.-), alat,
radiator, dan pipa pemanas (X16.-)

X18. Kontak dengan logam panas lainnya


Termasuk: logam cair

X19. Kontak dengan panas dan benda panas lain dan tidak jelas
Kecuali: objek yang biasanya tidak panas, misalnya
yang dipanaskan api rumah (X00-X09)

Kontak dengan hewan dan tanaman berbisa (X20-X29)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Termasuk: zat kimia yang dilepaskan binatang atau serangga;
gigitan dan sengatan berbisa
pelepasan bisa dari taring, rambut, spina, lengan
(tentacles) dan perangkat lainnya
Kecuali: menelan hewan atau tanaman berbisa (X49.-)

X20. Kontak dengan ular dan kadal berbisa


Termasuk: ular (berbisa), ular laut, kobra, rattlesnake, krait (ular
berbisa bewarna terang)
viper (ular Eropa), fer de lance (viper besar), Gila
monster (kadal besar)
Kecuali: kadal (tak berbisa) (W59.-), ular tak
berbisa (W59.-)

X21. Kontak dengan laba-laba berbisa


Termasuk: black widow spider, tarantula

X22. Kontak dengan kalajengking

X23. Kontak dengan wasps [hymenoptera], hornets [wasp besar


berbisa] dan lebah
Termasuk: yellow jacket [wasp kecil bertanda kuning berkelompok,
bersarang di tanah]

35
X24. Kontak dengan centipedes [kaki seratus] dan millipedes (tropis)
berbisa

X25. Kontak dengan arthropoda berbisa lain


Termasuk: semut, caterpillar (ulat)

X26. Kontak dengan binatang dan tanaman laut berbisa


Termasuk: coral, jellyfish, nematocysts
sea: anemone, cucumber, urchin
Kecuali: binatang laut tidak berbisa (W56.-), ular
laut (X20.-)

X27. Kontak dengan binatang berbisa lain yang jelas

X28. Kontak dengan tanaman berbisa lain yang jelas


Termasuk: penusukan racun atau toksin ke atau melalui kulit
oleh duri, spina atau cara lain tanaman
Kecuali: menelan tanaman beracun (X49.-),
luka tusuk NOS duri atau spina tanaman (W60.-)

X29. Kontak dengan binatang atau tanaman berbisa yang tidak jelas
Termasuk: sengatan (berbisa) NOS, gigitan berbisa NOS

Terdedah kekuatan alam (X30-X39)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)

X30. Dihadapkan pada panas alami berlebihan


Termasuk: panas berlebihan penyebab sunstroke, terdedah panas
NOS
Kecuali: panas berlebihan buatan manusia (W92.-)

X31. Dihadapkan pada dingin alami berlebihan


Termasuk: dingin berlebihan sebagai penyebab: chilblains NOS,
imersi kaki atau tangan
terdedah: dingin NOS, kondisi cuaca
Kecuali: dingin berlebihan buatan manusia (W93.-)
kontak dengan atau inhalasi: es kering (W93.-), gas cair
(W93.-)

X32. Terdedah cahaya matahari

X33. Korban petir


Kecuali: api akibat petir (X00-X09),
ditimpa pohon atau objek yang jatuh akibat petir (W20.-)

X34. Korban gempa bumi

X35. Korban letusan gunung berapi

X36. Korban longsor, tanah bergeser dan gerakan bumi lainnya


Termasuk: longsoran lumpur dalam jumlah yang sangat besar
Kecuali: gempa bumi (X34.-), menabrak longsoran
tak bergerak (V01-V99)

36
X37. Korban hujan badai yang menghancurkan
Termasuk: hujan lebat, blizzard [badai salju], tornado [angin putting
beliung]
cyclone [angin berputar], hurricane [cyclone dengan
hujan dan angin kencang]
gelombang pasang akibat hujan badai
kendaraan transport terdorong ke luar jalan oleh hujan
badai
Kecuali: kolaps bendungan atau struktur buatan
menyebabkan tanah bergerak (X36.-)
laka-transport setelah hujan badai (V01-V99)

X38. Korban banjir


Termasuk: banjir akibat hujan badai lokal atau kiriman, banjir hebat
akibat salju meleleh
Kecuali: kolaps bendungan atau struktur buatan
menyebabkan pergerakan tanah (X36.-)
gelombang pasang: NOS (X39.-), akibat hujan badai
(X37.-)

X39. Dihadapkan pada kekuatan alam lainnya dan tidak jelas


Termasuk: radiasi alam NOS, gelombang pasang NOS
Kecuali: terdedah NOS (X59.9)

Keracunan dan terdedah zat-zat beracun (X40-X49)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Untuk daftar obat dan zat lain yang diklasifikasikan pada kategori 3
karakter, lihat Table of drugs and chemicals di Alphabetical
Index. Bukti keterlibatan alkohol bersama zat yang
disebutkan di bawah bisa diidentifikasi dengan kode
tambahan Y90-Y91.

Termasuk: overdosis tak sengaja, salah pemberian obat, dan obat


digunakan tidak sengaja
kecelakaan penggunaan obat dan zat biologis lain pada
prosedur medis dan bedah
keracunan (oleh diri sendiri), kalau tidak jelas kecelakaan
atau disengaja. Ikuti keputusan hukum kalau tersedia
Kecuali: pemberian dengan maksud bunuh diri atau
membunuh, atau berniat melukai, atau dalam situasi yang
bisa diklasifikasikan pada X60-X69, X85-X90, Y10-Y19;
obat yang benar yang diberikan dengan pantas dalam
dosis pengobatan atau pencegahan sebagai penyebab efek tak
diinginkan (Y40-Y59)

X40. Keracunan dan terdedah analgetik, antipiretik, dan antirematik


non-opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory
drugs [NSAID]
derivat pirazolone, salisilat

X41. Keracunan dan terdedah obat antiepileptika, sedatif-hipnotik,


antiparkinson, dan psikotropika, not elsewhere classified

37
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik,
iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida
dan oxazolidinedion

X42. Keracunan dan terdedah narkotika dan psikodisleptik


[hallusinogen], not elsewhere classified
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide
[LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)

X43. Keracunan dan terdedah obat lain sistem syaraf otonom


Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan
spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics],
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik
[adrenergik]

X44. Keracunan dan terdedah obat dan zat biologis lain dan tidak jelas
Termasuk: obat sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan
sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam
urat
agen keseimbangan air, hormon and substitusi
sintetiknya,
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan
anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal),
preparat topis

X45. Keracunan dan terdedah alkohol


Termasuk: alkohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol],
isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil

X46. Keracunan dan terdedah pelarut organik dan hidrokarbon


berhalogen dan uapnya
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride
[tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum

X47. Keracunan dan terdedah gas dan uap lainnya


Termasuk: karbnon dioksida, nitrogen oksida, sulfur diokside, utility
gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan
motor (kendaraan)
Kecuali: asap dan uap logam (X49.-)

X48. Keracunan dan terdedah pestisida


Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-)

38
X49. Keracunan dan terdedah zat kimia dan zat beracun lain dan tak
jelas
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,
cat dan pewarna, perekat dan zat adhesif, sabun dan
deterjen,
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan
tanaman beracun
logam termasuk asap dan uapnya,
keracunan NOS
Kecuali: kontak dengan binatang dan tanaman
berbisa (X20-X29)

Olahraga berlebihan, perjalanan dan keadaan kekurangan (X50-X57)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali: laka-transport (V01-V99), assault (X85-Y09)

X50. Olahraga berlebihan dan gerakan yang berat dan berulang


Termasuk: mengangkat objek berat atau angkat berat, lari maraton,
mendayung

X51. Travel dan berpindah

X52. Tinggal terlalu lama di lingkungan tanpa bobot


Termasuk: keadaan tanpa bobot di (simulator) pesawat ruang
angkasa

X53. Kehabisan makanan


Termasuk: kehabisan makanan sebagai penyebab: tanpa daya,
kelaparan, makan tak cukup
Kecuali: tidak diacuhkan atau ditinggalkan oleh
orang lain (Y06.-)
asupan air dan makanan kurang karena ketidak pedulian
sendiri (R63.6)
tidak peduli diri sendiri NOS (R46.8)

X54. Kehabisan air


Termasuk: kehabisan air sebagai penyebab dehidrasi atau tanpa daya
Kecuali: tidak diacuhkan atau ditinggalkan (Y06.-)

X57. Privasi [kekurangan] lain yang tidak jelas


Termasuk: destitution [tanpa teman, uang, atau masa depan]

Terdedah faktor lain dan tidak jelas (X58-X59)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)

X58. Terdedah faktor lain yang jelas

X59. Terdedah faktor yang tidak jelas


X59.0. Terdedah faktor yang tidak dijelaskan penyebab fraktur
X59.9 Terdedah faktor yang tidak dijelaskan penyebab cedera lain
dan tidak dijelaskan
Termasuk: kecelakaan NOS, terdedah NOS

39
Menyakiti diri sendiri dengan sengaja (X60-X84)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Termasuk: sengaja meracuni atau mencederai diri sendiri,
(usaha) bunuh diri

X60. Meracuni diri dengan analgetik, antipiretik, dan antirematik non-


opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory
drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat

X61. Meracuni diri diri dengan obat antiepilepsi, sedatif hipnotik,


antiparkinson dan psikotropika, not elsewhere classified
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik,
iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida
dan oxazolidinedion

X62. Meracuni diri diri dengan narkotika dan psikodisleptika


[hallusinogen], n. e. c.
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide
[LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)

X63. Meracuni diri diri dengan obat lain yang bekerja pada sistem
syaraf otonom
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan
spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik
[adrenergik]

X64. Meracuni diri diri dengan obat-obatan dan zat biologis yang lain
dan tidak jelas
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem
gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan
sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam
urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan
air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan
anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal),
preparat topis

X65. Meracuni diri diri dengan alcohol


Termasuk: alkohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol],
isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil

40
X66. Meracuni diri diri dengan pelarut organik dan hidrokarbon
berhalogen dan uapnya
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride
[tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum

X67. Meracuni diri diri dengan gas dan uap lainnya


Termasuk: karbon monoxida, nitrogen oxida, sulfur dioxida, utility
gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan
motor (kendaraan)
Kecuali: asap dan uap logam (X49.-)

X68. Meracuni diri diri dengan pesticides


Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-)

X69. Meracuni diri dengan zat kimia dan beracun lain dan tidak jelas
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,
cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam
Termasuk asap dan uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan
tanaman beracun

X70. Mencederai diri dengan bergantung, mencekik, dan menutup


nafas

X71. Mencederai diri dengan tenggelam

X72. Mencederai diri dengan tembakan pistol

X73. Mencederai diri dengan tembakan bedil, shotgun dan senjata


lebih besar

X74. Mencederai diri dengan tembakan senjata api lain dan tidak jelas

X75. Mencederai diri dengan bahan peledak

X76. Mencederai diri dengan asap, api, dan nyala

X77. Mencederai diri dengan uap air, uap panas dan objek panas

X78. Mencederai diri dengan benda tajam

X79. Mencederai diri dengan benda tumpul

X80. Mencederai diri dengan melompat dari tempat tinggi


Termasuk: sengaja jatuh dari satu level ke level lainnya

X81. Mencederai diri dengan melompat atau berbaring di depan objek


bergerak

X82. Mencederai diri dengan menabrakkan MV

41
Termasuk: tabrakan yang disengaja terhadap: MV, kereta api, trem
Kecuali: tabrakan pesawat (X83.-)

X83. Mencederai diri dengan cara lain yang jelas


Termasuk: mencederai diri dengan sengatan listrik, menabrakkan
pesawat terbang, zat kaustik [zat kimia yang bisa merusak
jaringan] selain peracunan

X84. Melukai diri dengan cara yang tidak jelas

Assault [serangan fisik] (X85-Y09)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Termasuk: pembunuhan; cedera yang disebabkan orang lain dengan
tujuan untuk mencederai atau membunuh, dengan cara apa
pun
Kecuali: cedera akibat: intervensi hukum (Y35.-) ,peperangan
(Y36.-)

X85. Serangan dengan obat-obatan dan zat biologis


Termasuk: pembunuhan dengan racun menggunakan: zat biologis,
obat, dan obat medis

X86. Serangan dengan zat korosif


Kecuali: gas korosif (X88.-)

X87. Serangan dengan pestisida


Termasuk: pengawet kayu
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X89.-)

X88. Serangan dengan gas dan uap

X89. Serangan dengan zat kimia dan beracun lain yang jelas
Termasuk: makanan dan pupuk tanaman

X90. Serangan dengan zat kimia atau beracun yang tidak jelas
Termasuk: pembunuhan dengan racun NOS

X91. Serangan dengan menggantung, mencekik, dan menutup


pernafasan

X92. Serangan dengan penenggelaman

X93. Serangan dengan tembakan pistol

X94. Serangan dengan tembakan bedil, shotgun dan senjata api lebih
besar

X95. Serangan dengan tembakan senjata api lain dan tidak jelas

X96. Serangan dengan bahan peledak


Kecuali: alat pembakar (X97.-)

X97. Serangan dengan asap, api dan nyala


Termasuk: pembakaran yang disengaja, rokok, alat pembakar

42
X98. Serangan dengan uap air, uap panas dan benda panas

X99. Serangan dengan benda tajam


Termasuk: ditusuk NOS

Y00. Serangan dengan benda tumpul

Y01. Serangan dengan pendorongan dari tempat tinggi

Y02. Serangan dengan mendorong atau meletakkan korban di depan


objek bergerak

Y03. Serangan dengan menabrakkan MV


Termasuk: sengaja menabrak atau melindas dengan MV

Y04. Serangan dengan kekuatan badan


Termasuk: perkelahian tangan kosong
Kecuali: serangan dengan: pencekikan (X91.-),
penenggelaman (X92.-),
penggunaan senjata (X93-X95, X99.-,
Y00.-),
serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-)

Y05. Serangan seksual dengan kekuatan badan


Termasuk: (usaha) perkosaan, (usaha) sodomi

Y06. Tidak diacuhkan dan ditinggalkan [neglect and abandonment]


Y06.0 Oleh pasangan hidup atau partner
Y06.1 Oleh orang tua
Y06.2 Oleh kenalan atau teman
Y06.8 Oleh orang lain yang dijelaskan
Y06.9 Oleh orang yang tidak dijelaskan

Y07. Sindroma salah perlakuan [maltreatment] lainnya


Termasuk: kekejaman mental, pelecehan fisik, pelecehan seksual,
penyiksaan
Kecuali: tidak diacuhkan dan ditinggalkan (Y06.-),
serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-)
Y07.0 Oleh pasangan hidup atau partner
Y07.1 Oleh orang tua
Y07.2 Oleh kenalan atau teman
Y07.3 Oleh penguasa resmi
Y07.8 Oleh orang lain yang dijelaskan
Y07.9 Oleh orang yang tidak dijelaskan

Y08. Serangan dengan cara lain yang jelas

Y09. Serangan dengan cara yang tidak jelas


Termasuk: (usaha) pembunuhan NOS
pembantaian (bukan-kecelekaan)

43
Kejadian yang maksudnya tidak diketahui (Y10-Y34)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Bagian ini mencakup kejadian dengan informasi yang tidak
memadai bagi petugas medis atau hukum untuk menentukan
perbedaan antara kecelakaan, menyakiti diri sendiri atau serangan
fisik. Disini termasuk cedera yang dilakukan terhadap diri sendiri,
tapi bukan peracunan, kalau tidak dinyatakan kecelakaan atau
dengan maksud menyakiti (X40-X49). Ikuti keputusan hukum kalau
tersedia.

Y10. Peracunan oleh dan terdedah analgetik, antipiretik, dan


antirematik non-opioid, maksud tidak diketahui
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory
drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat

Y11. Peracunan oleh dan terdedah obat antiepilepsi, sedatif hipnotik,


antiparkinson dan psikotropika, not elsewhere classified, maksud
tidak diketahui
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik,
iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida
dan oxazolidinedion

Y12. Peracunan oleh dan terdedah narkotika dan psikodisleptika


[hallucinogens], not elsewhere classified, maksud tidak diketahui
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide
[LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)

Y13. Peracunan oleh dan terdedah obat lain yang bekerja pada sistem
syaraf otonom, maksud tidak diketahui
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan
spasmolitik
parasimpatomimetik [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik
[adrenergik]

Y14. Peracunan oleh dan terdedah obat, medikamen, dan zat biologis
lain dan tidak jelas, maksud tidak diketahui
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem
gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan
sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam
urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan
air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan
anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal),
preparat topis

44
Y15. Peracunan oleh dan terdedah alkohol, maksud tidak diketahui
Termasuk: alkohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol],
isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil

Y16. Peracunan oleh dan terdedah pelarut organik dan hidrokarbon


berhalogen dan uapnya, maksud tidak diketahui
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride
[tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum

Y17. Peracunan oleh dan terdedah gas dan uap lainnya, maksud tidak
diketahui
Termasuk: carbon monoxide, nitrogen oxides, sulfur dioxide, utility
gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan
motor (kendaraan)
Kecuali: asap dan uap logam (Y19.-)

Y18. Peracunan oleh dan terdedah pesticides, maksud tidak diketahui


Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-)

Y19. Peracunan dan terdedah zat kimia dan beracun lain dan tidak
jelas, maksud tak diketahui
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,
cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam
termasuk asap dan uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan
tanaman beracun

Y20. Penggantungan, pencekikan, dan penutupan jalan nafas, maksud


tidak diketahui

Y21. Tenggelam, maksud tidak diketahui

Y22. Tembakan senjata genggam, maksud tidak diketahui

Y23. Tembakan bedil, shotgun, dan senjata api yang lebih besar,
maksud tidak diketahui

Y24. Tembakan senjata api lain dan tidak jelas, maksud tidak
diketahui

Y25. Kontak dengan bahan peledak, maksud tidak diketahui

Y26. Dihadapkan pada asap, api, dan nyala, maksud tidak diketahui

Y27. Kontak dengan uap air, uap panas dan objek panas, maksud tidak
diketahui

Y28. Kontak dengan benda tajam, maksud tidak diketahui


45
Y29. Kontak dengan benda tumpul, maksud tidak diketahui

Y30. Jatuh, melompat, atau didorong dari tempat tinggi, maksud tidak
diketahui
Termasuk: korban yang jatuh dari satu tingkat ke tingkat lain,
maksud tidak diketahui

Y31. Jatuh, berbaring atau lari ke depan atau ke objek bergerak,


maksud tidak diketahui

Y32. Menabrakkan MV, maksud tidak diketahui

Y33. Kejadian lain yang jelas, maksud tidak diketahui

Y34. Kejadian yang tidak jelas, maksud tidak diketahui

Intervensi hukum dan pelaksanaan perang (Y35-Y36)

Y35. Intervensi hukum


Termasujk: Cedera yang disebabkan oleh polisi atau alat hukum lain,
termasuk tentara yang bertugas, dalam usaha menangkap
pelanggar hukum, menekan kekacauan, memelihara
ketertiban, dan tindakan hukum lain.
Y35.0 Intervensi hukum yang melibatkan tembakan senjata api
Intervensi hukum dengan: senapan mesin, revolver, pelet bedil
atau peluru karet
Y35.1 Intervensi hukum yang melibatkan peledak
Intervensi hukum dengan: dinamit, hulu ledak, granat, bom
mortir
Y35.2 Intervensi hukum yang melibatkan gas
Asfiksia oleh gas, cedera oleh gas air mata, keracunan oleh gas
ketika intervensi hukum
Y35.3 Intervensi hukum yang melibatkan benda tumpul
Terpukul dengan: tongkat, kaki kursi, objek tumpul
ketika intervensi hukum
Y35.4 Intervensi hukum yang melibatkan benda tajam
tersayat, tertusuk, dicederai bayonet
ketika intervensi hukum
Y35.5 Eksekusi hukum
Eksekusi atas perintah hakim atau pemerintah [permanen atau
sementara], seperti: hukuman mati, ditembak, diracun, dicekik
dengan gas, dipancung, digantung, disengat dengan listrik
Y35.6 Intervensi hukum yang melibatkan cara lain yang jelas
didorong
Y35.7 Intervensi hukum, cara-cara tidak jelas

Y36. Pelaksanaan perang


Cedera akibat perang yang terjadi setelah genjatan senjata
diklasifikasikan pada Y36.8.

46
Termasuk: cedera pada personil militer dan sipil akibat perang dan
pemberontakan sipil
Y36.0 Perang yang melibatkan ledakan senjata dari laut
tembakan artilleri dari laut, torpedo,
bom yang meledak pada kedalaman tertentu, ledakan bawah
laut,
ranjau laut, ranjau NOS di laut atau pelabuhan
Y36.1 Perang yang melibatkan penghancuran pesawat terbang
pesawat terbang: terbakar, meledak, ditembak jatuh
remuk dihantam pesawat terbang yang jatuh
Y36.2 Perang yang melibatkan ledakan dan pecahan lain
ledakan tak sengaja dari: mesiu yang digunakan dalam perang,
senjata sendiri
ledakan (dari): peluru artilleri, blok meriam, bom mortir
pecahan: peluru artilleri, peluru, granat, bom, ranjau darat,
rudal, roket
bom antipersonil (pecahan), ranjau NOS
sewaktu perang
Y36.3 Perang yang melibatkan api, kebakaran hebat, dan zat panas
asfiksia, luka bakar, cedera lain: akibat api yang timbul dari
alat pembuat api atau senjata konvensional
bom minyak
Y36.4 Perang yang melibatkan tembakan senjata api dan bentuk lain
perang konvensional
luka pertempuran, cedera bayonet, pellet (shotgun),
tenggelam sewaktu perang NOS
peluru: karaben, senapan mesin, pistol, bedil, (peluru) karet
Y36.5 Perang yang melibatkan senjata nuklir
efek ledakan, efek bola api, panas, terdedah radiasi ionisasi
efek langsung lain dan efek sekunder dari senjata nuklir
Y36.6 Perang yang melibatkan senjata biologis
Y36.7 Perang yang melibatkan senjata kimia dan bentuk lain perang
non-konvensional
gas, asap dan zat kimia; laser
Y36.8 Perang yang terjadi setelah genjatan senjata
cedera akibat bom atau ranjau, yang waktu perang, terjadi
setelah gencatan senjata
cedera akibat perang [Y36.0-Y36.7 atau Y36.9], terjadi
setelah gencatan senjata
Y36.9 Perang, tidak jelas

Komplikasi asuhan medis dan bedah (Y40-Y84)


Catatan: Untuk daftar obat spesifik yang diklasifikasikan pada
subdivisi karakter ke-4, lihat Table of drugs and chemicals
pada Indeks alfabet.
Termasuk: komplikasi peralatan medis

47
obat yang benar yang diberikan dengan dosis terapi atau
pencegahan secara benar sebagai penyebab efek yang tidak
diinginkan
prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi
abnormal pasien, atau komplikasi kemudian, tanpa
disebutkan ada kecelakaan pada saat prosedur
kecelakaan pada pasien sewaktu asuhan bedah dan medis
Kecuali: overdosis obat atau obat yang salah
diberikan secara tidak sengaja (X40-X44)

Obat-obatan dan zat biologis penyebab efek yang tidak diinginkan


dalam pengobatan (Y40-Y59)
Note: Untuk daftar obat yang diberikan dalam subdivisi
karakter ke-4, lihat Table of drugs and chemicals di
Alphabetical Index.
Kecuali: Kecelakaan dalam cara pemberian obat-obatan dan zat
biologis dalam prosedur bedah dan medis (Y60-Y69)

Y40. Antibiotika sistemik


Kecuali: antibiotika antineoplastik (Y43.3),
antibiotika topikal (Y56.-)
Y40.0 Penisillin
Y40.1 Sefalosporin dan antibiotika beta-laktam lainnya
Y40.2 Group khloramphenikol
Y40.3 Makrolida
Y40.4 Tetrasiklin
Y40.5 Aminoglikosida
Streptomisin
Y40.6 Rifamisin
Y40.7 Antibiotika anti-jamur, dipakai secara sistemik
Y40.8 Antibiotika sistemik lainnya
Y40.9 Antibiotika sistemik, tidak jelas

Y41. Antiinfeksi dan antiparasit sistemik lainnya


Kecuali: anti-infeksi topikal (Y56.-)
Y41.0 Sulfonamida
Y41.1 Obat antimikobakteria
Kecuali: streptomisin (Y40.5), rifamisin (Y40.6)
Y41.2 Antimalaria dan obat yang bekerja pada protozoa darah lainnya
Kecuali: derivat hydroxyquinolin (Y41.8)
Y41.3 Obat antiprotozoa lainnya
Y41.4 Anthelminthika
Y41.5 Obat antivirus
Kecuali: cytarabine (Y43.1), amantadine (Y46.7)
Y41.8 Antiinfeksi dan antiparasit sistemik lain yang jelas
Derivat hydroxyquinolin
Kecuali: obat antimalaria (Y41.2)
Y41.9 Anti-infeksi dan antiparasit sistemik, tidak jelas

48
Y42. Hormon dan substitusi sintetik serta antagonisnya, not elsewhere
classified
Kecuali: mineralokortikoid dan antagonistnya
(Y54.0-Y54.1),
hormon paratiroid dan derivatnya (Y54.7), hormon
oksitosin (Y55.0)
Y42.0 Glukokortikoid dan analog sintetiknya
Kecuali: glukokortikoid, dipakai secara topikal (Y56.-)
Y42.1 Hormon tiroid dan substitusinya
Y42.2 Obat antitiroid
Y42.3 Insulin dan obat hipoglikemik [antidiabetika] oral
Y42.4 Kontrasepsi oral
Preparat berbahan ganda dan tunggal
Y42.5 Estrogen dan progestogen lainnya
Campuran dan substitusinya
Y42.6 Antigonadotrofin, antiestrogen, antiandrogen, not elsewhere
classified
Tamoxifen
Y42.7 Androgen dan zat anabolik lainnya
Y42.8 Hormon dan substitusi sintetik lain dan tidak jelas
Hormon pituitari anterior [adenohypophysis]
Y42.9 Antagonis hormon lainnya dan tidak jelas

Y43. Agen-agen yang terutama bersifat sistemik


Kecuali: vitamin NEC (Y57.7)
Y43.0 Obat antiallergi dan antiemetik
Kecuali: neuroleptika berbasis fenotiazin (Y49.3)
Y43.1 Antimetabolit yang bersifat antineoplastik
Cytarabine
Y43.2 Produk alamiah antineoplastik
Y43.3 Obat antineoplastik lainnya
Antibiotika antineoplastik
Kecuali: tamoxifen (Y42.6)
Y43.4 Agen-agen immunosuppressif
Y43.5 Agen-agen pengasaman dan pembasaan
Y43.6 Enzim, not elsewhere classified
Y43.8 Agen lain yang primernya sistemik, not elsewhere classified
Antagonis logam berat (heavy-metal)
Y43.9 Agen yang primernya sistemik, tidak jelas

Y44. Agen-agen yang terutama mempengaruhi konstituen darah


Y44.0 Preparat besi dan preparat anti-anaemia hipokhromik
Y44.1 Vitamin B12, asam folat dan preparat anti-anaemia
megaloblastik
Y44.2 Antikoagulan
Y44.3 Antagonis antikoagulan, vitamin K dan koagulan lainnya

49
Y44.4 Obat antitrombotik [inhibitor aggregasi platelet]
Kecuali: acetylsalicylic acid (Y45.1), dipyridamole (Y52.3)
Y44.5 Obat-obat trombolitik
Y44.6 Darah alam dan produk darah
Kecuali: immunoglobulin (Y59.3)
Y44.7 Substitusi plasma
Y44.9 Agen lain dan tidak jelas yang mempengaruhi konstituen darah

Y45. Obat analgesik, antipiretik dan antiperadangan


Y45.0 Opioid dan analgesik yang berhubungan
Y45.1 Salisilat
Y45.2 Derivat propionic acid
Derivat propanoic acid
Y45.3 Nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] lainnya
Y45.4 Antirematik
Kecuali: chloroquine (Y41.2), glucocorticoids (Y42.0), salicylates
(Y45.1)
Y45.5 Derivat 4-aminophenol
Y45.8 Analgesik dan antipiretik lainnya
Y45.9 Analgesik, antipiretik dan anti-radang, tidak jelas

Y46. Obat antiepilepsi dan antiparkinsonisme


Kecuali: barbiturat NEC (Y47.0), benzodiazepin
(Y47.1), paraldehida (Y47.3),
asetazolamide (Y54.2)
Y46.0 Suksinimida
Y46.1 Oxazolidinediones
Y46.2 Derivat hidantoin
Y46.3 Deoxibarbiturat
Y46.4 Iminostilbenes
Carbamazepine
Y46.5 Valproic acid
Y46.6 Antiepileptik lain dan tidak jelas
Y46.7 Obat antiparkinsonism
Amantadin
Y46.8 Obat antispastik
Kecuali: benzodiazepine (Y47.1)

Y47. Obat sedatif, hipnotik dan anticemass


Y47.0 barbiturat, not elsewhere classified
Kecuali: deoxibarbiturat (Y46.3), tiobarbiturat (Y48.1)
Y47.1 Benzodiazepin
Y47.2 Derivat cloral
Y47.3 Paraldehida
Y47.4 Komponen bromin
Y47.5 Sedatif dan hipnotik campuran, not elsewhere classified

50
Y47.8 Obat sedatif, hipnotik dan antianxietas lainnyaa
Methaqualone
Y47.9 Obat sedatif, hipnotik dan antianxietas, tidak jelas
Obat tidur NOS

Y48. Gas anestesi dan terapi


Y48.0 Anestetik yang dihirup
Y48.1 Anestetik parenteral
Tiobarbiturat
Y48.2 Anestetik umum lain dan tidak jelas
Y48.3 Anestetik lokal
Y48.4 Anestetik, tidak jelas
Y48.5 Gas-gas terapi

Y49. Obat psikotropika, not elsewhere classified


Kecuali: barbiturat NEC (Y47.0), benzodiazepin
(Y47.1), methaqualon (Y47.8)
kokain (Y48.3), kaffein (Y50.2), penekan selera makan
[anorektika] (Y57.0)
Y49.0 Antidepressan trisiklik dan tetrasiklik
Y49.1 Antidepressan monoamine-oxidase-inhibitor [MAOI]
Y49.2 Antidepressan lain dan tidak jelas
Y49.3 Antipsikotik dan neuroleptik fenotiazin
Y49.4 Neuroleptika butirofenon dan tioxanthen
Y49.5 Antipsikotik dan neuroleptik lainnya
Kecuali: rauwolfia (Y52.5)
Y49.6 Psikodisleptika [hallucinogens]
Y49.7 Pikostimulan dengan potensi abuse
Y49.8 Obat psikotropika lainnya, not elsewhere classified
Y49.9 Obat psikotropika, tidak jelas

Y50. Perangsang sistem syaraf pusat, not elsewhere classified


Y50.0 Analeptika
Y50.1 Antagonis reseptor opioid
Y50.2 Metilxantin, not elsewhere classified
Kafein
Kecuali: aminophylline (Y55.6), theobromine (Y55.6),
theophylline (Y55.6)
Y50.8 Perangsang sistem syaraf pusat lainnya
Y50.9 Perangsang sistem syaraf pusat, tidak jelas

Y51. Obat yang primernya mempengaruhi sistem syaraf otonom


Y51.0 Agen antikolinesterase
Y51.1 Parasimpatomimetika [cholinergics] lainnya
Y51.2 Ganglionic blocking drugs, not elsewhere classified

51
Y51.3 Parasimpatolitika [antikolinergik dan antimuskarinik] dan
spasmolitika lain, NEC
Papaverine
Y51.4 Agonis predominan alfa-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Metaraminol
Y51.5 Agonis predominan beta-adrenoreseptor, not elsewhere
classified
Kecuali: salbutamol (Y55.6)
Y51.6 Antagonis alfa-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Kecuali: alkaloid ergot (Y55.0)
Y51.7 Antagonis beta-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Y51.8 Centrally acting and adrenergic-neuron-blocking agents, not
elsewhere classified
Kecuali: clonidine (Y52.5), guanethidine (Y52.5)
Y51.9 Obat lain dan tidak jelas yang primernya mempengaruhi sistem
syaraf otonom
Obat perangsang adrenoreseptor alfa- dan beta-

Y52. Agen-agen yang primernya mempengaruhi sistem kardiovaskuler


Kecuali: metaraminol (Y51.4)
Y52.0 Glikosida perangsang jantung dan obat yang memiliki cara kerja
yang sama
Y52.1 Calcium-channel blockers
Y52.2 Obat antidisritmika lainnya, not elsewhere classified
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7)
Y52.3 Vasodilator a. coronaria, not elsewhere classified
Dipyridamole
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7), calcium-
channel blocker (Y52.1)
Y52.4 Angiotensin-converting-enzyme inhibitors
Y52.5 Obat antihipertensif lainnya, not elsewhere classified
Clonidine, guanethidine, rauwolfia
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7), Ca-channel
blocker (Y52.1)
diuretika (Y54.0-Y54.5)
Y52.6 Obat antihiperlipidemika dan antiarteriosklerotika
Y52.7 Vasodilator perifer
(Derivat) nicotinic acid
Kecuali: papaverine (Y51.3)
Y52.8 Obat antivarises, termasuk sclerosing agents
Y52.9 Agen lain dan tidak jelas yang primernya mempengaruhi sistem
kardiovaskuler

Y53. Agen yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum


Y53.0 Antagonis reseptor H2 histamine
Y53.1 Obat antasid dan antisekresi lambung lainnya

52
Y53.2 Laxatif stimulan
Y53.3 Laxatif salin and osmotik
Y53.4 Laxatif lain
Intestinal atonia drugs
Y53.5 Digestan
Y53.6 Antidiare
Kecuali: antibiotik dan anti-infektif sistemik lainnya(Y40-Y41)
Y53.7 Emetika
Y53.8 Agen lain yang primernya mempengaruhi sistem
gastrointestinum
Y53.9 Agen yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum,
tidak jelas

Y54. Agen yang mempengaruhi keseimbangan air dan metabolisme


mineral dan asam urat
Y54.0 Mineralokortikoid
Y54.1 Antagonis mineralokortikoid [antagonis aldosteron]
Y54.2 Inhibitor carbonic-anhydrase
Asetazolamide
Y54.3 Derivat benzotiadiazin
Y54.4 Diuretik loop [high-ceiling]
Y54.5 Diuretik lainnya
Y54.6 Agen keseimbangan elektrolit, kalorik dan air
Garam rehidrasi oral
Y54.7 Agen yang mempengaruhi kalsifikasi
Hormon paratiroid and derivatnya, group vitamin D
Y54.8 Agen yang mempengaruhi metabolisme asam urat
Y54.9 Garam mineral, not elsewhere classified

Y55. Agen yang primernya bekerja pada otot polos dan otot lurik, dan
sistem pernafasan
Y55.0 Obat okstosik
Alkaloid ergot
Kecuali: estrogen, progestogen and antagonisnya (Y42.5-Y42.6)
Y55.1 Relaxan otot lurik [neuromuscular blocking agents]
Kecuali: obat antispastik (Y46.8)
Y55.2 Agen lain dan tidak jelas yang primernya bekerja pada otot
Y55.3 Antitusif
Y55.4 Expektoran
Y55.5 Obat anti-common-cold
Y55.6 Antiastmatika, not elsewhere classified
Aminophylline, salbutamol, theobromine, theophylline
Kecuali: agonists beta-adrenoreceptor (Y51.5)
hormon pituitary anterior [adenohypophysis] (Y42.8)

53
Y55.7 Agen lain dan tidak jelas yang primernya bekerja pada sistem
pernafasan

Y56. Agen-agen topikal yang terutama mempengaruhi kulit dan


membran mukosa, obat mata, obat telinga, hidung dan tenggorokan
(THT), dan obat gigi
Termasuk: glukokortikoid, topikal
Y56.0 Obat anti-jamur, anti-infeksi and anti-peradangan lokal, not
elsewhere classified
Y56.1 Antipruritika
Y56.2 Astringen lokal dan detergen lokal
Y56.3 Emollien, demulsen dan protektan
Y56.4 Keratolitik, keratoplastik serta obat dan preparat pengobatan
rambut lainnya
Y56.5 Obat dan preparat oftalmologis
Y56.6 Obat dan preparat otorhinolaryngologi [THT]
Y56.7 Obat gigi, yang dipakai secara topikal
Y56.8 Agen topikal lainnya
Spermisida
Y56.9 Agen topikal, tidak jelas

Y57. Obat-obatan lain dan tidak jelas


Y57.0 Depresan selera makan [anorectics]
Y57.1 Obat lipotropik
Y57.2 Antidotum dan chelating agents, not elsewhere classified
Y57.3 Alcohol deterrents
Y57.4 Pharmaceutical excipients bahan-bahan pembawa obat
Y57.5 Media kontras X-ray
Y57.6 Agen diagnostik lainnya
Y57.7 Vitamin, not elsewhere classified
Kecuali: vitamin B12 (Y44.1), vitamin K (Y44.3),
nicotinic acid (Y52.7), vitamin D (Y54.7)
Y57.8 Obat-obatan lainnya
Y57.9 Obat-obatan, tidak jelas

Y58. Vaksin-vaksin bakteri


Y58.0 Vaksin BCG
Y58.1 Vaksin tifoid and paratifoid
Y58.2 Vaksin kholera
Y58.3 Vaksin plague
Y58.4 Vaksin tetanus
Y58.5 Vaksin difteria
Y58.6 Vaksin pertussis, termasuk kombinasi dengan sebuah komponen
pertussis
Y58.8 Vaksin bakteri campuran, kecuali kobinasi dengan sebuah
komponen pertussis

54
Y58.9 Vaksin-vaksin bakteri lain dan tidak jelas

Y59. Vaksin dan zat biologis lain dan tidak jelas


Y59.0 Vaksin virus
Y59.1 Vaksin rickettsia
Y59.2 Vaksin protozoa
Y59.3 Vaksin immunoglobulin
Y59.8 Vaksin dan zat biologis lain yang dijelaskan
Y59.9 Vaksin atau zat biologis, tidak dijelaskan

Kecelakaan pada pasien sewaktu asuhan bedah dan medis (Y60-Y69)


Kecuali: kerusakan peralatan medis (sewaktu prosedur) (setelah
implantasi) (sewaktu penggunaan) (Y70-Y82)
prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi
abnormal pasien, tanpa disebutkan kesalahan pada saat
prosedur (Y83-Y84)

Y60. Robekan, tusukan, perforasi atau perdarahan yang tidak


disengaja sewaktu asuhan bedah dan medis
Y60.0 Sewaktu operasi bedah
Y60.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y60.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y60.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y60.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y60.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y60.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y60.7 Sewaktu pemberian enema
Y60.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y60.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas

Y61. Benda asing tertinggal di dalam tubuh sewaktu asuhan bedah


dan medis
Y61.0 Sewaktu operasi bedah
Y61.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y61.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y61.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y61.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y61.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y61.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y61.7 Sewaktu pengeluaran kateter atau packing
Y61.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y61.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas

Y62. Kesalahan sterilisasi sewaktu asuhan bedah dan medis


Y62.0 Sewaktu operasi bedah
Y62.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y62.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya

55
Y62.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y62.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y62.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y62.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y62.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y62.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas

Y63. Kesalahan dosis sewaktu asuhan bedah dan medis


Kecuali: kesalahan overdosis dari obat atau obat yang diberikan
secara salah (X40-X44)
Y63.0 Darah dan cairan lain diberikan berlebihan sewaktu transfusi
atau infusi
Y63.1 Kesalahan pengenceran cairan yang digunakan sewaktu infusi
Y63.2 Overdosis radiasi yang diberikan dalam pengobatan
Y63.3 Tak sengaja menghadapkan pasien pada radiasi sewaktu asuhan
medis
Y63.4 Kesalahan dosis dalam terapi electroshock atau insulin-shock
Y63.5 Kesalahan pengaturan suhu pada aplikasi dan packing lokal
Y63.6 Tidak diberikannya obat, medikamen atau zat biologis yang
diperlukan
Y63.8 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis lainnya
Y63.9 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis yangtidak jelas

Y64. Zat medis atau biologis yang terkontaminasi


Y64.0 Zat medis atau biologis terkontaminasi, ditransfusikan atau
diinfuskan
Y64.1 Zat medis atau biologis terkontaminasi, disuntikkan atau
digunakan untuk imunisasi
Y64.8 Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan dengan cara
lain
Y64.9 Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan dengan cara
yang tidak jelas
Pemberian zat medis atau biologis terkontaminasi NOS

Y65. Kesalahan lain sewaktu asuhan bedah dan medis


Y65.0 Darah yang tidak cocok dipakai dalam transfusi
Y65.1 Cairan yang salah digunakan dalam infusi
Y65.2 Kesalahan dalam sutura atau ligatur sewaktu operasi bedah
Y65.3 Selang endotrakhea dipasang pada tempat yang salah sewaktu
prosedur anestesi
Y65.4 Tidak memasang atau melepas selang atau instrumen lain
Y65.5 Pelaksanaan operasi yang tidak semestinya
Y65.8 Kesalahan lain yang jelas sewaktu asuhan bedah dan medis

Y66. Tidak diberikannya asuhan bedah dan dan medis


Penghentian asuhan bedah dan medis secara prematur

56
Y69. Kesalahan yang tidak dijelaskan sewaktu asuhan bedah dan dan
medis

Peralatan medis berhubungan dengan insiden tak diinginkan dalam


diagnosis dan pengobatan (Y70-Y82)
Termasuk: kerusakan peralatan medis (sewaktu prosedur) (setelah
implantasi) (dalam penggunaan)
Kecuali: kesalahan terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan
medis, yang bisa diklasifikasi pada Y60-Y69 (Y60-Y69)
Komplikasi kemudian menyusul penggunaan peralatan medis
tanpa disebutkan kerusakan peralatan medis (Y83-Y84)
Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan untuk kategori Y70-Y82:
.0 Peralatan diagnostik dan monitoring
.1 Peralatan terapi (nonbedah) dan rehabilitasi
.2 Peralatan prostetik dan implant, material dan aksesoris
lainnya
.3 Instrumen, material dan peralatan bedah (termasuk
benang jahitan)
.8 Peralatan lain-lain (miscellaneous), not elsewhere
classified

Y70. Peralatan anestesi berhubungan dengan insiden tak diinginkan

Y71. Peralat kardiovaskuler berhubungan dengan insiden tak


diinginkan

Y72. Peralatan THT berhubungan dengan insiden tak diinginkan

Y73. Peralatan gastroenterologi dan urologi berhubungan dengan


insiden tak diinginkan

Y74. Peralatan umum rumah sakit dan pemakaian sendiri


berhubungan dengan insiden tak diinginkan

Y75. Peralatan neurologis berhubungan dengan insiden tak diinginkan

Y76. Peralatan obstetrik dan ginekologi berhubungan dengan insiden


tak diinginkan

Y77. Peralatan oftalmologis berhubungan dengan insiden tak


diinginkan

Y78. Peralatan radiologis berhubungan dengan insiden tak diinginkan

Y79. Peralatan ortopedik berhubungan dengan insiden tak diinginkan

Y80. Peralatan pengobatan fisik berhubungan dengan insiden tak


diinginkan

Y81. Peralatan bedah umum dan plastik berhubungan dengan insiden


tak diinginkan

Y82. Peralatan medis lain dan tidak dijelaskan berhubungan dengan


insiden tak diinginkan

57
Pembedahan dan prosedur medis lain sebagai penyebab reaksi
abnormal pasien, atau komplikasi di kemudian hari, tanpa disebutkan
kesalahan pada saat prosedur (Y83-Y84)
Kecuali: kesalahan terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan
medis, yang bisa diklasifikasi pada Y60-Y69 (Y60-Y69)
kerusakan peralatan medis (sewaktu prosedur) (setelah
implantasi) (dalam penggunaan) (Y70-Y82)

Y83. Operasi dan prosedur bedah lainnya sebagai penyebab reaksi


abnormal pasien, atau komplikasi di kemudian hari, tanpa disebutkan
kesalahan pada saat prosedur
Y83.0 Operasi bedah dengan transplantasi organ menyeluruh (whole
organ)
Y83.1 Operasi bedah dengan implantasi peralatan internal buatan
Y83.2 Operasi bedah dengan anastomosis, bypass atau graft
Y83.3 Operasi bedah dengan pembuatan stoma external
Y83.4 Bedah rekonstruksi lainnya
Y83.5 Amputasi anggota (anggota)
Y83.6 Pembuangan organ lain (partial) (total)
Y83.8 Prosedur bedah lainnya
Y83.9 Prosedur bedah, tidak dijelaskan

Y84. Prosedur medis lain sebagai penyebab rekasi abnormal pasien,


atau komplikasi di kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan pada
saat prosedur dilakukan
Y84.0 Kateterisasi jantung
Y84.1 Dialisis ginjal
Y84.2 Prosedur radiologis dan radioterapi
Y84.3 Shock therapy
Y84.4 Aspirasi cairan
Y84.5 Memasukkan sonde (saluran) lambung atau duodenum
Y84.6 Kateterisasi urin
Y84.7 Pengambilan contoh darah
Y84.8 Prosedur medis lainnya
Y84.9 Prosedur medis, tidak dijelaskan

Sequelae dari penyebab eksternal morbiditas dan mortalitas (Y85-Y89)


Kategori Y85-Y89 digunakan untuk menunjukkan berbagai hal
sebagai penyebab kematian, cacad atau disabilitas akibat sequelae
atau efek terlambat, yang diklasifikasikan di tempat lain. Sequelae
mencakup kondisi yang dinyatakan demikian, atau terjadi sebagai
efek terlambat satu tahun atau lebih setelah kejadian penyebabnya.

Y85. Sequelae kecelakaan transport


Y85.0 Sequelae kecelakaan MV
Y85.9 Sequelae laka-transport lain dan tidak dijelaskan

Y86. Sequelae kecelakaan lainnya

58
Y87. Sequelae sengaja menyakiti diri, serangan, dan kejadian yang
maksudnya tidak diketahui
Y87.0 Sequelae menyakiti diri sendiri dengan sengaja
Y87.1 Sequelae serangan
Y87.2 Sequelae dari kejadian yang maksudnya tidak diketahui

Y88. Sequelae dengan asuhan bedah dan medis sebagai penyebab


eksternal
Y88.0 Sequelae efek tak diinginkan dari obat-obatan dan zat biologis
dalam terapi
Y88.1 Sequelae kecelakaan terhadap pasien sewaktu prosedur bedah
dan medis
Y88.2 Sequelae insiden tak diinginkan yang berhubungan dengan
peralatan medis dalam diagnosis dan terapi
Y88.3 Sequelae dari prosedur bedah dan medis sebagai penyebab
reaksi abnormal pasien, atau komplikasi kemudian, tanpa
disebutkan kecelakaan pada waktu prosedur

Y89. Sequelae penyebab eksternal lain


Y89.0 Sequelae intervensi hukum
Y89.1 Sequelae pelaksanaaneperang
Y89.9 Sequelae penyebab eksternal yang tidak dijelaskan

Faktor tambahan yang berhubungan dengan penyebab morbiditas dan


mortalitas yang diklasifikasikan di tempat lain (Y90-Y98)
Kategori ini dipakai kalau diinginkan, untuk informasi
tambahan penyebab morbiditas dan mortalitas. Mereka bukan untuk
pengkodean kondisi tunggal morbiditas dan mortalitas.

Y90. Bukti keterlibatan alkohol ditentukan oleh kadar alkohol darah


Y90.0 Kadar alkohol darah kurang dari 20 mg/dl
Y90.1 Kadar alkohol darah 20-39 mg/dl
Y90.2 Kadar alkohol darah 40-59 mg/dl
Y90.3 Kadar alkohol darah 60-79 mg/dl
Y90.4 Kadar alkohol darah 80-99 mg/dl
Y90.5 Kadar alkohol darah 100-119 mg/dl
Y90.6 Kadar alkohol darah 120-199 mg/dl
Y90.7 Kadar alkohol darah 200-239 mg/dl
Y90.8 Kadar alkohol darah 240 mg/dl atau lebih
Y90.9 Terdapatnya alkohol dalam darah, kadar tidak dijelaskan

Y91. Bukti keterlibatan alkohol yang ditentukan oleh tingkat


intoksikasi
Kecuali: Bukti keterlibatan alkohol yang ditentukan
oleh kadar alkohol darah (Y90.-)
Y91.0 Intoksikasi alkohol ringan
Bau alkohol pada nafas, fungsi dan respons sedikit kacau, atau
koordinasi agak sulit

59
Y91.1 Intoksikasi alkohol moderat
Bau alkohol pada nafas, fungsi dan respons agak kacau, atau
koordinasi agak sulit.
Y91.2 Intoksikasi alkohol berat
Fungsi dan respons sangat kacau, koordinasi sulit, atau
kerjasama terganggu
Y91.3 Intoksikasi alkohol sangat berat
Fungsi dan respons kacau hebat, koordinasi sulit sekali, atau
kerjasama tidak mampu
Y91.9 Keterlibatan alkohol, not otherwise specified
Kecurigaan akan keterlibatan alkohol NOS

Y95. Kondisi nosokomial

Y96. Kondisi yangberhubungan dengan pekerjaan

Y97. Kondisi yang berhubungan dengan polusi lingkungan

Y98. Kondisi yang berhubungan dengan gaya hidup

60
CHAPTER XV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STATUS KESEHATAN DAN KONTAK DENGAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN (Z00-Z99)
Catatan: Bab ini jangan digunakan untuk perbandingan internasional
atau untuk pengkodean mortalitas primer.
Kategori Z00-Z99 disediakan untuk saat-saat ketika keadaan
selain penyakit, cedera, atau penyebab eksternal yang bisa
diklasifikasikan pada kategori A00-Y89 dituliskan sebagai diagnosis
atau masalah. Ini bisa terjadi dalam dua cara utama:
(a) Ketika seseorang yang mungkin sakit atau tidak sakit
mengunjungi sarana pelayanan kesehatan (SPK) untuk suatu
tujuan khusus, misalnya untuk mendapatkan asuhan atau
pelayanan terbatas untuk kondisi sekarang, untuk
menyumbangkan organ atau jaringan, untuk mendapatkan
vaksinasi pencegahan, atau untuk membicarakan masalah
yang bukan penyakit atau pun cedera.
(b) Ketika terdapat keadaan atau masalah yang mempengaruhi
status kesehatan, tapi keadaan atau masalah itu bukan
penyakit atau cedera sekarang. Faktor seperti ini bisa timbul
waktu survei kependudukan, ketika seseorang mungkin
sedang sakit atau tidak, atau tercatat sebagai suatu faktor
tambahan yang harus dipikirkan ketika seseorang
memperoleh asuhan untuk suatu penyakit atau cedera.

Blok-blok pada bab ini adalah:


Z00-Z13 Orang-orang yang mendatangi SPK untuk pemeriksaan
dan penyelidikan.
Z20-Z29 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan
sehubungan dengan penyakit menular.
Z30-Z39 Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan
reproduksi.
Z40-Z54 Orang-orang yang mendatangi SPK untuk prosedur dan
asuhan kesehatan spesifik.
Z55-Z65 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan
sehubungan dengan sosioekonomik dan psikososial
Z70-Z76 Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan
hal-hal lainnya
Z80-Z99 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan
sehubungan dengan riwayat keluarga dan pribadi, dan kondisi
tertentu yang mempengaruhi status kesehatan.

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk pemeriksaan dan


penyelidikan (Z00-Z13)
Catatan: Penemuan abnormal nonspesifik yang terdapat pada waktu
pemeriksaan ini diklasifikasikan pada kategori R70-R94.
Kecuali: Pemeriksaan sehubungan dengan kehamilan dan
reproduksi (Z30-Z36, Z39.-)

Z00. Pemeriksaan dan penelitian umum terhadap orang tanpa keluhan


atau diagnosis
Kecuali: Untuk tujuan administratif (Z02.-), pemeriksaan penyaring
khusus (Z11-Z13)
Z00.0Pemeriksaan medis umum
Health check-up NOS, pemeriksaan berkala (tahunan)(fisik)
Kecuali: general health check-up: bayi atau anak (Z00.1),
subpopulasi tertentu (Z10.-)
Z00.1Pemeriksaan rutin kesehatan anak
Uji perkembangan bayi atau anak
Kecuali: pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak
sehat lainnya (Z76.1-Z76.2)
Z00.2Pemeriksaan untuk periode pertumbuhan cepat kanak-kanak
Z00.3Pemeriksaan untuk status perkembangan remaja
Status perkembangan remaja
Z00.4Pemeriksaan psikiatrik umum, not elsewhere classified
Kecuali: pemeriksaan yang diminta untuk alasan medicolegal
(Z04.6)
Z00.5Pemeriksaan calon donor organ atau jaringan
Z00.6Pemeriksaan untuk kontrol dan perbandingan normal program
riset klinis
Z00.8Pemeriksaan umum lainnya
Pemeriksaan kesehatan dalam survei kependudukan

Z01. Pemeriksaan dan penelitian khusus lain pada orang tanpa


keluhan atau laporan diagnosis
Termasuk: Pemeriksaan rutin sistem khusus
Kecuali: Pemeriksaan untuk:
tujuan administratif (Z02.-), kondisi yang dicurigai, tidak
terbukti (Z03.-)
Pemeriksaan penyaring khusus (Z11-Z13)
Z01.0Pemeriksaan mata dan penglihatan
Kecuali: pemeriksaan untuk surat izin mengemudi (Z02.4)
Z01.1Pemeriksaan telinga dan pendengaran
Z01.2Pemeriksaan gigi
Z01.3Pemeriksaan tekanan darah
Z01.4Pemeriksaan ginekologis(umum)(rutin)
Apusan Papanicolaou serviks, pemeriksaan pelvik (tahunan)
(periodik)
Kecuali: pemeriksaan atau uji kehamilan (Z32.-)
pemeriksaan rutin pemeliharan kontrasepsi (Z30.4-Z30.5)
Z01.5Uji kulit untuk diagnostik dan sensitisasi
Uji alergi, uji kulit untuk penyakit bakteri atau hipersensitifitas
Z01.6Pemeriksaan radiologis, not elsewhere classified
Chest X-ray rutin, mammogram rutin
Z01.7Pemeriksaan laboratorium
Z01.8Pemeriksaan khusus lain yang jelass
Z01.9Pemeriksaan khusus, tidak jelas
2
Z02. Pemeriksaan kontak dengan SPK untuk tujuan administratif
Z02.0Pemeriksaan untuk memasuki institusi pendidikan
Pemeriksaan untuk memasuki (pendidikan) prasekolah
Z02.1Pemeriksaan untuk masuk bekerja
Kecuali: pemeriksaan kesehatan kerja (Z10.0)
Z02.2Pemeriksaan untuk memasuki institusi residensial
Kecuali: pemeriksaan untuk memasuki penjara (Z02.8)
general health check-up penghuni institusi Z10.1)
Z02.3Pemeriksaan untuk perekrutan angkatan bersenjata
Kecuali: general health check-up anggota angkatan
bersenjata (Z10.2)
Z02.4Pemeriksaan untuk surat izin mengemudi
Z02.5Pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga
Kecuali: uji alkohol darah dan obat di dalam darah (Z04.0)
general health check-up anggota tim olahraga (Z10.3)
Z02.6Pemeriksaan untuk tujuan asuransi
Z02.7Penerbitan sertifikat medis
Penerbitan sertifikat medis: penyebab kematian, cacad, tidak
mampu, kesehatan
Kecuali: pemeriksaan medis umum (Z00-Z01, Z02.0-Z02.6,
Z02.8-Z02.9, Z10.-)
Z02.8Pemeriksaan untuk tujuan administratif lainnya
Pemeriksaan (untuk): masuk penjara, summer camp
adopsi, imigrasi, naturalisasi, sebelum
menikah
Kecuali: pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak
sehat lainnya (Z76.1-Z76.2)
Z02.9Pemeriksaan untuk tujuan administratif, tidak jelas

Z03. Observasi dan evaluasi medis untuk dugaan penyakit dan kondisi
Termasuk: Orang dengan gejala atau bukti kondisi abnormal yang
memerlukan penelitian, tapi yang setelah pemeriksaan dan
pengamatan, ternyata tidak memerlukan pengobatan atau
asuhan medis lebih lanjut
Kecuali: Orang dengan keluhan yang ditakutkan tapi tidak ada
diagnosis untuknya (Z71.1)
Z03.0Pengamatan untuk dugaan tuberkulosis
Z03.1Pengamatan untuk dugaan neoplasma ganas
Z03.2Pengamatan untuk dugaan kelainan jiwa dan tingkah laku
Pengamatan: tingkah laku dissosial, membakar-bakar, aktifitas
gang, atau maling toko, tanpa kelainan psikiatrik yang jelas
Z03.3Pengamatan untuk dugaan kelainan sistem syaraf
Z03.4Pengamatan untuk dugaan infark miokardium
Z03.5Pengamatan untuk dugaan penyakit kardiovaskuler lainnya
Z03.6Pengamatan untuk dugaan efek toksik zat yang ditelan

3
Pengamatan untuk dugaan: efek yang tidak diinginkan dari obat,
keracunan
Z03.8Pengamatan untuk dugaan penyakit dan kondisi lainnya
Z03.9Pengamatan untuk dugaan penyakit dan kondisi, tidak jelas

Z04. Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain


Termasuk: Pemeriksaan untuk alasan medikolegal
Z04.0Uji alkohol darah dan obat di dalam darah
Kecuali: terdapat: alkohol di dalam darah (R78.0), obat di
dalam darah (R78.-)
Z04.1Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan transport
Kecuali: setelah kecelakaan kerja (Z04.2)
Z04.2Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan kerja
Z04.3Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan lain
Z04.4Pemeriksaan dan pengamatan setelah tuduhan perkosaan dan
seduction
Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah tuduhan
perkosaan dan seduction
Z04.5Pemeriksaan dan pengamatan setelah timbul cedera lain
Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah timbul
cedera lain
Z04.6Pemeriksaan psikiatrik umum, diminta oleh pemerintah
Z04.8Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain yang jelas
Permintaan untuk pembuktian dari ahli
Z04.9Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan yang tidak jelas
Observasi NOS

Z08. Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan neoplasma ganas


Termasuk: Pengawasan medis setelah pengobatan
Kecuali: Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51,
Z54.-)
Z08.0Pemeriksaan follow-up pasca pembedahan untuk neoplasma
ganas
Z08.1Pemeriksaan follow-up pasca radioterapi untuk neoplasma
ganas
Kecuali: sesi radioterapi (Z51.0)
Z08.2Pemeriksaan follow-up pasca khemoterapi untuk neoplasma
ganas
Kecuali: sesi khemoterapi (Z51.1)
Z08.7Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan kombinasi untuk
neoplasma ganas
Z08.8Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan lain untuk neoplasma
ganas
Z08.9Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan neoplasma ganas,
tidak jelas

4
Z09. Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan kondisi selain
neoplasma ganas
Termasuk: Pengawasan medis setelah pengobatan
Kecuali: Asuhan medis follow-up dan penyadaran (Z42-Z51, Z54.-)
Pengawasan medis paca pengobatan neoplasma ganas (Z08.-)
Pengawasan: kontrasepsi (Z30.4-Z30.5), prostetik dan alat
medis lain (Z44-Z46)
Z09.0Pemeriksaan follow-up pasca bedah kondisi selain neoplasma
ganas
Z09.1Pemeriksaan follow-up pasca radioterapi kondisi selain
neoplasma ganas
Kecuali: sesi radioterapi (Z51.0)
Z09.2Pemeriksaan follow-up pasca kemoterapi kondisi selain
neoplasma ganas
Kecuali: khemoterapi ruminasi [maintenance] (Z51.1-Z51.2)
Z09.3Pemeriksaan follow-up pasca psikoterapi
Z09.4Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan fraktur
Z09.7Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan gabungan untuk
kondisi selain neoplasma ganas
Z09.8Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan lain kondisi selain
neoplasma ganas
Z09.9Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan yang tidak jelas untuk
kondisi selain neoplasma ganas

Z10. General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu


Kecuali: pemeriksaan medis untuk tujuan administratif (Z02.-)
Z10.0Pemeriksaan kesehatan kerja
Kecuali: pemeriksaan sebelum kerja (Z02.1)
Z10.1General health check-up rutin pada penghuni institusi
Kecuali: pemeriksaan admisi (Z02.2)
Z10.2General health check-up rutin angkatan bersenjata
Kecuali: pemeriksaan waktu rekruitmen (Z02.3)
Z10.3General health check-up rutin tim olahraga
Kecuali: uji alkohol darah dan obat di dalam darah (Z04.0)
pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga (Z02.5)
Z10.8General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu lainnya
Anak sekolah, mahasiswa

Z11. Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan parasit


Z11.0Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi usus
Z11.1Pemeriksaan penyaring khusus tuberkulosis pernafasan
Z11.2Pemeriksaan penyaring khusus penyakit bakteri lainnya
Z11.3Pemeriksaan penyaring khusus infeksi akibat hubungan sexual
Z11.4Pemeriksaan penyaring khusus human immunodeficiency virus
[HIV]
Z11.5Pemeriksaan penyaring khusus penyakit virus lainnya

5
Kecuali: penyakit usus karena virus (Z11.0)
Z11.6Pemeriksaan penyaring khusus penyakit protozoa lain dan
cacingan
Kecuali: penyakit usus karena protozoa(Z11.0)
Z11.8Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan parasit
lainnya
Penyakit khlamydia, riketsia, spirokhaeta, mikosis
Z11.9Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan parasit,
tidak jelas

Z12. Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma


Z12.0Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma lambung
Z12.1Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma saluran usus
Z12.2Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma organ pernafasan
Z12.3Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma payudara
Kecuali: mammogram rutin (Z01.6)
Z12.4Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma serviks
Kecuali: pada test rutin atau bagian dari pemeriksaan
ginekologis umum(Z01.4)
Z12.5Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma prostat
Z12.6Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma kandung kemih
Z12.8Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma pada situs lainnya
Z12.9Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma, tidak jelas

Z13. Pemeriksaan penyaring khusus penyakit dan kelainan lainnya


Z13.0Pemeriksaan penyaring khusus penyakit darah dan organ
pembentuk darah dan kelainan yang melibatkan mekanisme
imun
Z13.1Pemeriksaan penyaring khusus diabetes mellitus
Z13.2Pemeriksaan penyaring khusus kelainan gizi
Z13.3Pemeriksaan penyaring khusus kelainan jiwa dan tingkah laku
Alkoholisme, depresi, retardasi mental
Z13.4Pemeriksaan penyaring khusus kelainan perkembangan tertentu
kanak-kanak
Kecuali: uji perkembangan rutin pada bayi atau anak (Z00.1)
Z13.5Pemeriksaan penyaring khusus kelainan mata dan telinga
Z13.6Pemeriksaan penyaring khusus kelainan kardiovaskuler
Z13.7Pemeriksaan penyaring khusus malformasi, deformasi dan
kelainan kromosom kongenital
Z13.8Pemeriksaan penyaring khusus penyakit dan kelainan lain yang
jelas
Kelainan gigi, kelainan endokrin dan metabolik
Kecuali: diabetes mellitus (Z13.1)
Z13.9Pemeriksaan penyaring khusus, tidak jelas

6
Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan
penyakit menular (Z20-Z29)

Z20. Kontak dengan dan dihadapkan pada penyakit menular


Z20.0Kontak dengan dan terdedah penyakit infeksi usus
Z20.1Kontak dengan dan terdedah tuberkulosis
Z20.2Kontak dengan dan terdedah infeksi akibat hubungan sexual
Z20.3Kontak dengan dan terdedah rabies
Z20.4Kontak dengan dan terdedah rubella
Z20.5Kontak dengan dan terdedah hepatitis virus
Z20.6Kontak dengan dan terdedah human immunodeficiency virus
[HIV]
Kecuali: status infesi asimptomatik human immunodeficiency
virus [HIV] (Z21)
Z20.7Kontak dengan dan terdedah pediculosis, acariasis dan infestasi
lainnya
Z20.8Kontak dengan dan terdedah penyakit menular lainnya
Z20.9Kontak dengan dan terdedah penyakit menular yang tidak jelas

Z21. Status infesi asimptomatik human immunodeficiency virus


HIV positive NOS
Kecuali: Penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium adanya HIV
(R75)
Kontak dengan dan dihadapkan pada HIV (Z20.6)

Z22. Carrier penyakit infeksi


Termasuk: Tersangka carrier
Z22.0Carrier typhoid
Z22.1Carrier penyakit infeksi usus lainnya
Z22.2Carrier diphtheria
Z22.3Carrier penyakit bakteri lain yang jelas
Carrier penyakit bakteri akibat: meningokoki, stafilokoki,
streptokoki
Z22.4Carrier infeksi dengan hubungan sexual sebagai cara penularan
utama
Carrier: gonorrhoea, syphilis
Z22.5Carrier hepatitis virus
Carrier hepatitis B surface antigen [HBsAg]
Z22.6Carrier infeksi human T-lymphotropic virus type- 1 [HTLV-1]
Z22.8Carrier penyakit infeksi lainnya
Z22.9Carrier penyakit infeksi, tidak jelas

Z23. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal


Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-),
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z23.0Memerlukan imunisasi terhadap cholera saja
Z23.1Memerlukan imunisasi terhadap typhoid-paratyphoid [TAB] saja

7
Z23.2Memerlukan imunisasi terhadap tuberculosis [BCG]
Z23.3Memerlukan imunisasi terhadap plague
Z23.4Memerlukan imunisasi terhadap tularaemia
Z23.5Memerlukan imunisasi terhadap tetanus saja
Z23.6Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria saja
Z23.7Memerlukan imunisasi terhadap pertussis saja
Z23.8Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal
lainnya

Z24. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal tertentu


Kecuali: immunisasi terhadap kombinasi penyakit (Z27.-)
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z24.0Memerlukan imunisasi terhadap poliomyelitis
Z24.1Memerlukan imunisasi terhadap arthropod-borne viral
encephalitis
Z24.2Memerlukan imunisasi terhadap rabies
Z24.3Memerlukan imunisasi terhadap yellow fever
Z24.4Memerlukan imunisasi terhadap measles saja
Z24.5Memerlukan imunisasi terhadap rubella saja
Z24.6Memerlukan imunisasi terhadap hepatitis virus

Z25. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lainnya


Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-),
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z25.0Memerlukan imunisasi terhadap mumps saja
Z25.1Memerlukan imunisasi terhadap influenza
Z25.8Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lain
yang jelas

Z26. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi tunggal lainnya


Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-), tidak
dilakukan (Z28.-)
Z26.0Memerlukan imunisasi terhadap leishmaniasis
Z26.8Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lain
yang jelas
Z26.9Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi yang tidak
jelas
Memerlukan imunisasi NOS

Z27. Memerlukan imunisasi terhadap combinations of infectious


diseases
Kecuali: immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z27.0Memerlukan imunisasi cholera dengan typhoid-paratyphoid
[cholera + TAB]
Z27.1Memerlukan imunisasi kombinasi diphtheria-tetanus-pertussis
[DTP]

8
Z27.2Memerlukan imunisasi DTP dengan typhoid-paratyphoid [DTP +
TAB]
Z27.3Memerlukan imunisasi DTP dengan poliomyelitis [DTP + polio]
Z27.4Memerlukan imunisasi measles-mumps-rubella [MMR]
Z27.8Memerlukan imunisasi kombinasi penyakit infeksi lainnya
Z27.9Memerlukan imunisasi kombinasi penyakit infeksi yang tidak
jelas

Z28. Imunisasi tidak dilakukan


Z28.0Imunisasi tidak dilakukan karena kontraindikasi
Z28.1Imunisasi tidak dilakukan karena kepercayaan dan tekanan
kelompok pasien
Z28.2Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain dan tidak jelas dari
pasien
Z28.8Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain
Z28.9Imunisasi tidakdilakukan karena alasan yang tidak jelas

Z29. Memerlukan cara-cara pencegahan [profilaksis] lainnya


Kecuali: desensitisasi terhadap allergens (Z51.6),
bedah profilaksis (Z40.-)
Z29.0Isolasi
Admisi untuk melindungi seseorang dari lingkungannya, atau
untuk isolasi seseorang setelah kontak dengan penyakit infeksi
Z29.1Imunoterapi profilaksis
Pemberian immunoglobulin
Z29.2Khemoterapi profilaksis lainnya
Khemoprofilaksis, terapi antibiotika profilaksis
Z29.8Tindakan profilaksis lain yang jelas
Z29.9Tindakan profilaksis, tidak jelas

Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan reproduksi


(Z30-Z39)

Z30. Penatalaksanaan kontrasepsi


Z30.0Konseling dan nasehat umum tentang kontrasepsi
Nasehat keluarga berencana NOS, pemberian awal kontrasepsi
Z30.1Pemasangan alat kontrasepsi (dalam rahim)
Z30.2Sterilisasi
Admisi untuk pemotongan tuba fallopia atau vas deferens
Z30.3Menstrual extraction
Intersepsi kehamilan, menstrual regulation
Z30.4Pengawasan obat-obat kontrasepsi
Peresepan ulang pil kontrasepsi atau obat kontrasepsi lainnya
Pemeriksaan rutin untuk mempertahankan kontrasepsi
Z30.5Pengawasan alat kontrasepsi (dalam rahim)
Pemeriksaan, pemasangan kembali, atau pengeluaran alat
kontrasepsi (dalam rahim)

9
Z30.8Penatalaksanaan kontrasepsi lainnya
Hitung sperma pasca-vasektomi
Z30.9Penatalaksanaan kontrasepsi, tidak jelas

Z31. Penatalaksanaan prokreatif [usaha memperoleh keturunan]


Kecuali: komplikai yang berhubungan dengan fertilisasi buatan
(N98.-)
Z31.0Tuboplasti atau vasoplasti setelah sterilisasi sebelumnya
Z31.1Inseminasi buatan
Z31.2Fertilisasi in vitro
Admisi untuk mengambil atau menanam ova
Z31.3Metode fertilisasi terbantu lainnya
Z31.4Penelitian dan pengujian prokreatif
Fallopian insufflation (ditiup), hitung sperma
Kecuali: hitung sperma pasca-vasektomi (Z30.8)
Z31.5Konseling genetik]
Z31.6Konseling dan nasehat umum tentang prokreasi
Z31.8Penatalaksanaan prokreatif lainny
Z31.9Penatalaksanaan prokreatif, tidak jelas

Z32. Pemeriksaan dan uji kehamilan


Z32.0Hamil, tidak atau belum dipastikan
Z32.1Hamil, dipastikan

Z33. Keadaan hamil, insidentil


Keadaan hamil NOS

Z34. Pengawasan kehamilan normal


Z34.0Pengawasan hamil pertama yang normal
Z34.8Pengawasan hamil lain yang normal
Z34.9Pengawasan hamil normal, tidak jelas

Z35. Pengawasan hamil resiko tinggi


Z35.0Pengawasan hamil dengan riwayat infertilitas
Z35.1Pengawasan hamil dengan riwayat abortus
Pengawasan hamil dengan riwayat mola: hyidatidiformis,
vesikularis
Kecuali: habitual aborter: asuhan selama hamil (O26.2),
tanpa kehamilan (N96)
Z35.2Pengawasan hamil dengan riwayat reproduksi atau obstetri lain
yang buruk
Pengawasan hamil dengan riwayat:
kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O10-O92, kematian
neonatus, lahir mati
Z35.3Pengawasan hamil dengan riwayat antenatal care tidak memadai
Kehamilan: tersembunyi [concealed, hidden]

10
Z35.4Pengawasan hamil dengan grand multiparity (jumlah anak telah
banyak)
Kecuali: multiparitas tanpa kehamilan sekarangl (Z64.1)
Z35.5Pengawasan primigravida tua
Z35.6Pengawasan primigravida sangat muda
Z35.7Pengawasan hamil resiko tinggi akibat masalah sosial
Z35.8Pengawasan hamil resiko tinggi lainnya
Z35.9Pengawasan hamil resiko tinggi, tidak jelas

Z36. Antenatal screening


Kecuali: penemuan abnormal pada antenatal screening ibu (O28.-),
asuhan prenatal rutin (Z34-Z35)
Z36.0Antenatal screening untuk kelainan kromosom
Amniosentesis, sampel plasenta (diambil melalui vagina)
Z36.1Antenatal screening untuk kadar alphafetoprotein yang
meningkat
Z36.2Antenatal screening lain didasarkan pada amniocentesis
Z36.3Antenatal screening malformasi dengan ultrasound dan cara
fisik lainnya
Z36.4Antenatal screening retardasi pertumbuhan dengan ultrasound
dan cara fisik lainnya
Z36.5Antenatal screening untuk isoimunisasi
Z36.8Antenatal screening lainnya
Screening terhadap haemoglobinopathy
Z36.9Antenatal screening, tidak jelas

Z37. Hasil melahirkan [delivery]


Catatan: Kategori ini untuk kode tambahan identifikasi hasil kelahiran
pada catatan medis ibu
Z37.0Tunggal lahir hidup
Z37.1Tunggal lahir mati
Z37.2Kembar dua, keduanya lahir hidup
Z37.3Kembar dua, satu lahir hidup dan satu lahir mati
Z37.4Kembar dua, kedunya lahir mati
Z37.5Kembar lainnya, semua lahir hidup
Z37.6Kembar lainnya, beberapa lahir hidup
Z37.7Kembar lainnya, semua lahir mati
Z37.9Hasil kehamilan, tidak jelas
Kelahiran kembar NOS, kelahiran tunggal NOS

Z38. Bayi lahir hidup menurut tempat lahir


Z38.0Tunggal, lahir di rumah sakit
Z38.1Tunggal, lahir di luar rumah sakit
Z38.2Tunggal, tempat lahir tidak jelas
Bayi lahir hidup NOS
Z38.3Kembar dua, lahir di rumah sakit

11
Z38.4Kembar dua, lahir di luar rumah sakit
Z38.5Kembar dua, tempat lahir tidak jelas
Z38.6Kembar lainnya, lahir di rumah sakit
Z38.7Kembar lainnya, lahir di luar rumah sakit
Z38.8Kembar lainnya, tempat lahir tidak jelas

Z39. Asuhan dan pemeriksaan postpartum


Z39.0Asuhan dan pemeriksaan segera setelah melahirkan
Asuhan dan pengamatan pada kasus tanpa komplikasi
Kecuali: asuhan untuk komplikasi postpartum - see
Alphabetical Index
Z39.1Asuhan dan pemeriksaan ibu menyusui
Pengawasan laktasi
Kecuali: kelainan laktasi (O92.-)
Z39.2Follow-up rutin postpartum

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk prosedur dan asuhan


kesehatan spesifik (Z40-Z54)
Catatan: Kategori Z40-Z54 ditujukan untuk alasan memperoleh
asuhan. Mereka bisa untuk pasien yang telah diobati untuk
suatu penyakit atau cedera, tapi sedang memperoleh asuhan
follow-up atau profilaksis, asuhan penyembuhan, atau asuhan
untuk memantapkan pengobatan, untuk menghadapi keadaan
sisa, untuk memastikan kondisi tersebut tidak kembali, atau
untuk mencegah kembalinya (recurrence) kondisi tersebut.
Kecuali: Pemeriksaan follow-up untuk pengawasan medis setelah
pengobatan (Z08-Z09)

Z40. Bedah profilaksis


Z40.0Bedah profilaksis terhadap faktor resiko yang terkait dengan
neoplasma
Admisi untuk pembuangan profilaksis suatu organ
Z40.8Bedah profilaksis lainnya
Z40.9Bedah profilaksis, tidak jelas

Z41. Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan


Z41.0Transplantasi rambut
Z41.1Bedah plastik lain untuk tampilan kosmetik yang tidak terterima
Implantasi payudara
Kecuali: bedah plastik dan rekonstruksi setelah sembuhnya
cedera atau operasi (Z42.-)
Z41.2Sirkumsisi rutin dan keagamaan
Z41.3Penusukan daun telinga
Z41.8Prosedur lain untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan
Z41.9Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan,
tidak jelas

Z42. Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik

12
Termasuk: bedah plastik dan rekonstruksi setelah sembuhnya cedera
atau operasi
perbaikan jaringan yang menjadi parut
Kecuali: bedah plastik untuk tampilan kosmetik yang tidak
terterima (Z41.1)
bedah plastik untuk pengobatan cedera sekarang - kode
menurut cedera - [Vol. 3]
Z42.0Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik kepala dan
leher
Z42.1Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik payudara
Z42.2Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian lain
badan
Z42.3Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota atas
Z42.4Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota bawah
Z42.8Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian tubuh
lainnya
Z42.9Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik, tidak jelas

Z43. Perawatan lobang buatan


Termasuk: pemasukan sonde atau bougies, pengeluaran kateter,
pembersihan
perubahan, penutupan
Kecuali: status adanya lobang buatan saja, tanpa diperlukan
perawatan (Z93.-)
komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-
Z46)
Z43.0Perawatan trakeostomi
Z43.1Perawatan gastrostomi
Z43.2Perawatan ileostomi
Z43.3Perawatan kolostomi
Z43.4Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran pencernaan
Z43.5Perawatan sistostomi
Z43.6Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran kemih
Nefrostomi, ureterostomi, uretrostomi
Z43.7Perawatan vagina buatan
Z43.8Perawatan lobang buatan lainnya
Z43.9Perawatan lobang buatan yang tidak jelas

Z44. Penyesuaian (fitting and adjustment) alat prostetik eksternal


Kecuali: kehadiran alat prostetik (Z97.-)
Z44.0Penyesuaian lengan buatan (komplit)(sebagian)
Z44.1Penyesuaian tungkai buatan (komplit)(sebagian)
Z44.2Penyesuaian mata buatan
Kecuali: komplikasi mekanis prostesis okuler (T85.3)
Z44.3Penyesuaian prosthesis eksternal payudara

13
Z44.8Penyesuaian alat prostetik eksternal lainnya
Z44.9Penyesuaian alat prostetik eksternal yang tidak jelas

Z45. Pengaturan (adjustment and management) alat yang ditanamkan


Kecuali: malfungsi atau komplikasi lain peralatan see
Alphabetical Index
Z45.0Pengaturan pacemaker jantung
Pemeriksaan dan pengujian generator [battery] pulsa
Z45.1Pengaturan pompa infusi
Z45.2Pengaturan alat akses pembuluh darah [vascular access device]
Z45.3Pengaturan alat pendengaran yang ditanamkan
Peralatan konduksi suara melalui tulang, peralatan cochlea
Z45.8Pengaturan alat yang ditanamkan lainnya
Z45.9Pengaturan alat yang ditanamkan yang tidak jelas

Z46. Penyesuaian (fitting and adjustment) peralatan lainnya


Kecuali: pemberian resep ulangan (Z76.0), kehadiran prostetik dan
alat lain (Z95-Z97)
malfungsi atau komplikasi lain peralatan see Alphabetical
Index
Z46.0Penyesuaian kaca mata dan lensa kontak
Z46.1Penyesuaian alat bantu pendengaran
Z46.2Penyesuaian alat lain yang terkait dengan sistem syaraf dan
panca indera
Z46.3Penyesuaian alat prostetik gigi
Z46.4Penyesuaian alat ortodontik
Z46.5Penyesuaian ileostomi dan perlengkapan lain pada usus
Z46.6Penyesuaian alat perkemihan
Z46.7Penyesuaian alat ortopedik
Orthopaedic: brace, cast [gips], corset, shoes
Z46.8Penyesuaian alat lain yang jelas
Kursi roda
Z46.9Penyesuaian alat yang tidak jelas

Z47. Asuhan follow-up ortopedik lainnya


Kecuali: pemeriksaan follow-up setelah pengobatan fraktur (Z09.4),
asuhan yang melibatkan prosedur rehabilitasi (Z50.-),
komplikasi alat ortopedik internal, implants dan grafts
(T84.-)
Z47.0Asuhan follow-up untuk penarikan plat fraktur dan alat fiksasi
internal lain
Pengeluaran: pins, plates, rods, screws
Kecuali: penarikan alat fiksasi eksternal (Z47.8)
Z47.8Asuhan follow-up ortopedik lain yang jelas
Pengubahan, pemeriksaan, atau penarikan: alat fiksasi eksternal
atau traksi, gips

14
Z47.9Asuhan follow-up ortopedik, tidak jelas

Z48. Asuhan follow-up bedah lainnya


Kecuali: pemeriksaan follow-up: pembedahan (Z09.0), pengobatan
fraktur (Z09.4)
perawatan lobang buatan (Z43.-), asuhan follow-up ortopedik
(Z47.-)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-
Z46)
Z48.0Perawatan dressing dan sutura bedah
Perubahan dressing, pembuangan sutura
Z48.8Asuhan follow-up bedah lain yang jelas
Z48.9Asuhan follow-up bedah, tidak jelas

Z49. Asuhan yang melibatkan dialisis


Termasuk: persiapan dan pengobatan dialisis
Kecuali: status dialisis ginjal (Z99.2)
Z49.0Asuhan persiapan untuk dialisis
Z49.1Extracorporeal dialisis
Dialisis (ginjal) NOS
Z49.2Dialisis lainnya
Dialisis peritoneum

Z50 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi


Kecuali: Konseling (Z70-Z71)
Z50.0Rehabilitasi jantung
Z50.1Terapi fisik lainnya
Latihan terapi dan pemulihan [therapeutic and remedial
exercises]
Z50.2Rehabilitasi alkohol
Z50.3Rehabilitasi obat
Z50.4Psikoterapi, not elsewhere classified
Z50.5Terapi wicara [speech therapy]
Z50.6Orthoptic training [cara pengobatan juling]
Z50.7Terapi kerja dan rehabilitasi kemampuan kerja, not elsewhere
classified
Z50.8Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi
lainnya
Rehabilitasi tembakau, latihan dalam activities of daily living
[ADL] NEC
Z50.9Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi,
tidak jelas
Rehabilitasi NOS

Z51. Asuhan medis lainnya


Kecuali: Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan (Z08-Z09)
Z51.0Sesi radioterapi

15
Z51.1Sesi khemoterapi untuk neoplasma

Z51.2Khemoterapi lainnya
Khemoterapi pemeliharaaan [maintenance] NOS
Kecuali: khemoterapi profilaksis untuk tujuan imunisasi
(Z23-Z27, Z29.-)
Z51.3Transfusi darah tanpa adalanya laporan diagnosis
Z51.4Asuhan persiapan untuk pengobatan selanjutnya, not elsewhere
classified
Kecuali: asuhan persiapan untuk dialisis (Z49.0)
Z51.5Palliative care [asuhan untuk meringankan penderitaan]
Z51.6Desensitisasi terhadap allergen
Z51.8Asuhan medis lain yang jelas
Kecuali: holiday relief care (Z75.5)
Z51.9Asuhan medis, tidak jelas

Z52. Donor organ dan jaringan


Kecuali: pemeriksaan calon donor (Z00.5)
Z52.0Donor darah
Termasuk: komponen darah seperti limfosit, platelet, atau sel
stem
Z52.1Donor kulit
Z52.2Donor tulang
Z52.3Donor sumsum tulang
Z52.4Donor ginjal
Z52.5Donor kornea
Z52.6Donor hati
Z52.7Donor jantung
Z52.8Donor organ dan jaringan lainnya
Z52.9Donor organ dan jaringan yang tidak jelas
Donor NOS

Z53. Orang yang mendatangi SPK untuk prosedur spesifik, tapi tidak
dilakukan
Kecuali: imunisasi tidak dilaksanakan (Z28.-)
Z53.0Prosedur tidak dilakukan karena kontraindikasi
Z53.1Prosedur tidak dilakukan karena kepercayaan dan tekanan
kelompok
Z53.2Prosedur tidak dilakukan karena alasan lain dan tidak jelas dari
pasien
Z53.8Prosedur tidak dilakukan karena alasan lainnya
Z53.9Prosedur tidak dilakukan, alasan tidak jelas

Z54. Penyembuhan
Z54.0Penyembuhan setelah pembedahan
Z54.1Penyembuhan setelah radioterapi

16
Z54.2Penyembuhan setelah khemoterapi
Z54.3Penyembuhan setelah psikoterapi
Z54.4Penyembuhan setelah pengobatan fraktur
Z54.7Penyembuhan setelah pengobatan kombinasi
Penyembuhan setelah kombinasi pengobatan yang
diklasifikasikan pada Z54.0-Z54.4
Z54.8Penyembuhan setelah pengobatan lainnya
Z54.9Penyembuhan setelah pengobatan yang tidak jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan


sosioekonomik dan psikososial (Z55-Z65)

Z55. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan kemampuan


membaca
Kecuali: kelainan perkembangan psikologis (F80-F89)
Z55.0Buta huruf dan kemampuan membaca rendah
Z55.1Sekolah tidak tersedia atau tak tersanggupi
Z55.2Kegagalan dalam ujian
Z55.3Prestasi rendah di sekolah
Z55.4Salah penyesuaian pendidikan dan tidak cocok dengan guru dan
kawan sekelas

Z55.8Masalah lain sehubungan dengan pendidikan dan kemampuan


membaca
Pengajaran tidak memadai
Z55.9Masalah pendidikan dan kemampuan membaca, tidak jelas

Z56. Masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dan pengangguran


Kecuali: dihadapkan pada faktor resiko oleh pekerjaan (Z57.-)
masalah yang berhubungan dengan perumahan dan keadaan
ekonomik (Z59.-)
Z56.0Pengangguran, tidak jelas
Z56.1Perubahan pekerjaan
Z56.2Ancaman kehilangan pekerjaan
Z56.3Jadwal kerja yang menyebabkan stress
Z56.4Ketidaksesuaian dengan pimpinan dan rekan sekerja
Z56.5Pekerjaan yang tidak diinginkan
Kondisi pekerjaan yang sulit
Z56.6Tekanan fisik dan mental lain yang berhubungan dengan
pekerjaan
Z56.7Masalah lain tidak jelas yang berhubungan dengan pekerjaan

Z57. Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resikofactors


Z57.0Dihadapkan oleh pekerjaan pada kebisingan
Z57.1Dihadapkan oleh pekerjaan pada radiasi
Z57.2Dihadapkan oleh pekerjaan pada debu
Z57.3Dihadapkan oleh pekerjaan pada kontaminan udara lainnya

17
Z57.4Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam pertanian
Agen padat, cair, gas atau uap
Z57.5Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam industri lain
Agen padat, cair, gas atau uap
Z57.6Dihadapkan oleh pekerjaan pada suhu ekstrim
Z57.7Dihadapkan oleh pekerjaan pada getaran
Z57.8Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko lainnya
Z57.9Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko yang tidak jelas

Z58. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik


Kecuali: dihadapkan oleh pekerjaan (Z57.-)
Z58.0Dihadapkan pada kebisingan
Z58.1Dihadapkan pada polusi udara
Kecuali: asap tembakau (Z58.7)
Z58.2Dihadapkan pada polusi air
Z58.3Dihadapkan pada polusi tanah
Z58.4Dihadapkan pada radiasi
Z58.5Dihadapkan pada polusi lain
Z58.6Suplai air minum tidak memadai
Kecuali: efek dari haus (T73.1)
Z58.7Dihadapkan pada asap tembakau
Merokok pasif
Kecuali: Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan
tembakau (F17.-)
Riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif (Z86.4)
Penggunaan tembakau (Z72.0)
Z58.8Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan fisik
Z58.9Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik, tidak jelas

Z59. Masalah yang berhubungan dengan perumahan dan keadaan


ekonomik
Kecuali: suplai air minum tidak memadai (Z58.6)
Z59.0Tuna wisma
Z59.1Perumahan yang tidak memadai
Cacad teknis rumah yang menghambat asuhan memadai, tanpa
pemanas, sempit
Kecuali: masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik
(Z58.-)
Z59.2Ketidaksesuaian dengan tetangga, penyewa kamar [lodger], dan
pemilik rumah
Z59.3Masalah yang berhubungan dengan kehidupan di institusi
residensial
Residen boarding-school
Kecuali: institutional upbringing anak dibesarkan di
institusi (Z62.2)
Z59.4Makanan tidak memadai

18
Kecuali: malnutrisi (E40-E46), efek kelaparan (T73.0)
kebiasan diet atau makan yang tidak semestinya (Z72.4)
Z59.5Sangat miskin
Z59.6Penghasilan rendah
Z59.7Jaminan sosial dan tunjangan kesejahteraan tidak memadai
Z59.8Masalah lain pada perumahan dan keadaan ekonomik
Penyitaan karena hutang, masalah dengan kreditor, tempat
tinggal terisiolir
Z59.9Masalah perumahan dan keadaan ekonomik, tidak jelas

Z60. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan sosial


Z60.0Masalah penyesuaian pada transisi siklus kehidupan
Penyesuaian pada pensiun, empty nest syndrome [anak-anak
sudah pergi]
Z60.1Situasi orangtua tidak khas
Masalah membesarkan anak pada orangtua tunggal atau selain
dua orangtua biologis
Z60.2Hidup sendirian
Z60.3Acculturation difficulty [kesulitan penyesuaian di tempat budaya
baru]
Migrasi, transplantasi sosial [transmigrasi]
Z60.4Ekslusi dan penolakan sosial
Ekslusi dan penolakan karena ciri-ciri pribadi, seperti bentuk
fisik, penyakit,
atau tingkah laku yang tak biasa.
Kecuali: sasaran diskriminasi yang tidak diinginkan seperti
ras atau agama (Z60.5)
Z60.5Sasaran dari merasa didiskriminasi dan diperlakukan tidak adil
Diperlakukan tidak adil atau diskriminasi, merasa atau
sebenarnya, karena merupakan
anggota suatu kelompok (kulit, agama, asal etnik, dsb), selain
ciri-ciri pribadi.
Kecuali: ekslusi dan penolakan sosial (Z60.4)
Z60.8Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan sosial
Z60.9Masalah lingkungan sosial, tidak jelas

Z61 Masalah yang berhubungan dengan kejadian negatif pada


kehidupan anak
Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-)
Z61.0Hilangnya hubungan kasih sayang pada kanak-kanak
Hilangnya hubungan akrab emosi, seperti orangtua, saudara,
teman dekat, atau
binatang kesayangan, akibat kematian atau kepergian permanen
atau penolakan
Z61.1Keluar dari rumah di masa kanak-kanak
Memasuki rumah asuh, rumah sakit atau institusi lain
menyebabkan stress psikologis,

19
atau dipaksa ikut aktifitas jauh dari rumah untuk waktu yang
lama.
Z61.2Perubahan pola hubungan keluarga pada kanak-kanak
Datangnya orang baru ke dalam keluarga menyebabkan
perubahan yang tak diinginkan
dalam hubungan-hubungan anak. Bisa berupa orangtua kawin
lagi atau kelahiran adik.
Z61.3Kejadian yang menyebabkan hilangnya harga diri pada kanak-
kanak
Kejadian yang berakibat anak merasa diri negatif seperti gagal
dalam tugas,terbukanya
masalah memalukan atau stigma, dan pengalaman lain yang
membuat rasa terhina.
Z61.4Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan seksual
terhadap anak oleh orang yang berada di dalam kelompok
penunjang primer
Masalah yang berhubungan dengan setiap bentuk kontak fisik
atau pendedahan antara
anggota dewasa keluarga anak dengan anak itu, yang
menyebabkan bangkitnya
keinginan seksual, baik anak terlibat dengan sukarela atau tidak
dalam tindakan seksual
(misalnya kontak atau manipulasi genital atau sengaja
membuka payudara atau genital)
Z61.5Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan seksual
terhadap anak oleh orang yang berada di luar kelompok
penunjang primer
Masalah yang berhubungan dengan kontak atau usaha kontak
dengan payudara atau
genital anak atau orang lain, pendedahan seksual di hadapan
anak atau berusaha untuk
menelanjangi atau merayu anak, oleh orang dewasa di luar
keluarga anak, baik
berdasarkan posisi atau statusnya, atau dengan melawan
kehendak anak
Z61.6Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan fisik
terhadap anak
Masalah yang berhubungan dengan insiden ketika si anak
dicederai di masa lalu oleh
orang dewasa di dalam rumahtangga, sampai dengan kejadian
yang secara medis nyata
(misalnya fraktur, lecet) atau yang melibatkan bentuk kekerasan
abnormal (misalnya
memukul anak dengan benda keras atau tajam, membakar atau
mengikat anak)
Z61.7Pengalaman pribadi yang menakutkan di masa kanak-kanak
Pengalaman yang membawa ancaman akan masa depan anak,
seperti penculikan,

20
bencana alam dengan ancaman nyawa, cedera dengan ancaman
harga diri, atau
menyaksikan trauma yang berat terhadap orang yang disayangi
Z61.8Kejadian negatif lainnya dalam kehidupan anak
Z61.9Kejadian negatif dalam kehidupan anak, tidak jelas

Z62. Masalah lain yang berhubungan dengan membesarkan anak


Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-)
Z62.0Pengawasan dan kontrol orangtua tidak memadai
Tidak tahunya orangtua akan apa yang dilakukan anak atau
dimana anaknya, kontrol
yang jelek, tidak peduli atau tidak ada usaha intervensi ketika
anak dalam situasi resiko.
Z62.1Perlindungan berlebihan dari orangtua
Pola membesarkan anak yang menyebabkan infantilisasi dan
tingkah laku tidak mandiri
Z62.2Anak dibesarkan di institusi
Asuhan angkat berkelompok tempat tanggungjawab
membesarkan anak sebagian besar
diambil-alih oleh semacam institusi (misalnya panti residensial,
panti yatim piatu, atau
rumah kanak-kanak), atau asuhan terapi dalam periode lama di
rumah sakit, rumah
penyembuhan dan semacamnya, tanpa adanya orangtua yang
mendampingi
Z62.3Kekasaran terhadap dan melempar kesalahan kepada anak
Sikap negatif membesarkan anak yang khusus terfokus terhadap
anak sebagai individu,
berlangsung lama, dan mencakup berbagai tingkah laku anak
(misalnya secara otomatis
menyalahkan anak untuk setiap masalah atau memberi label
negatif kepada anak)
Z62.4Ketidakpedulian terhadap emosi anak
Orangtua bicara kepada anak dengan cara merendahkan atau
kasar. Tidak adanya
ketertarikan pada anak, simpati pada kesulitan anak, atau
memuji dan mendorongnya.
Marah terhadap kecemasan anak, dan tidak ada rangkulan fisik
atau kehangatan emosi
Z62.5Masalah lain sehubungan dengan ketidakpedulian dalam
membesarkan anak
Tidak adanya pengalaman belajar dan bermain
Z62.6Tekanan tidak semestinya dan bentuk abnormal membesarkan
anak lainnya.
Orangtua memaksa anak berbeda dari norma lokal, menurut
kelamin (berpakaian

21
perempuan pada anak lelaki), menurut usia (memaksa
kewajiban anak di atas usianya),
atau lainnya (menekan anak ikut aktifitas yang tidak
diinginkannya atau terlalu sulit)
Z62.8Masalah lain yang jelas sehubungan dengan membesarkan anak
Z62.9Masalah yang berhubungan dengan membesarkan anak, tidak
jelas

Z63. Masalah lain sehubungan dengan group penunjang utama,


termasuk keadaan keluarga
Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-)
masalah sehubungan dengan:
kejadian negatif pada kanak-kanak.(Z61.-), membesarkan
anak (Z62.-)
Z63.0Masalah dalam hubungan dengan spouse atau partner
Ketidakcocokan antara partner menyebabkan kehilangan
kontrol yang berat atau
berkepanjangan, perasaan umum untuk kasar atau kritis, atau
suasana kekerasan
antar-personal yang berat (memukul atau meninju)
Z63.1Masalah dalam hubungan dengan orang tua dan ipar
Z63.2Sokongan keluarga yang tidak memadai
Z63.3Ketidakhadiran anggota keluarga
Z63.4Kehilangan atau kematian anggota keluarga
Anggota keluarga diduga telah meninggal dunia
Z63.5Pecahnya keluarga akibat perpisahan atau perceraian
Ditinggalkan
Z63.6Anggota keluarga jauh yang masih tergantung memerlukan
asuhan di rumah
Z63.7Kejadian yang menimbulkan stress mempengaruhi keluarga dan
rumahtangga
Kecemasan (normal) akan seorang yang sakit di dalam keluarga,
masalah kesehatan di
dalam keluarga, anggota keluarga sakit atau terganggu,
keluarga yang terisiolasi
Z63.8Masalah lain yang jelas sehubungan dengan group penunjang
utama
Ketidakcocokan dalam keluarga NOS, tingkat emosional tinggi
di dalam keluarga
Komunikasi tidak memadai atau rusak di dalam keluarga
Z63.9Masalah sehubungan dengan group penunjang utama, tidak
jelas

Z64. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial tertentu


Z64.0Masalah sehubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan
Kecuali: pengawasan kehamilan resiko tinggi akibat masalah
sosial (Z35.7)

22
Z64.1Masalah sehubungan dengan banyak anak [multiparity]
Kecuali: pengawasan kehamilan dengan with grand
multiparity (Z35.4)
Z64.2Mencari dan mendapat intervensi fisik, makanan, dan zat kimia
berbahaya
Kecuali: ketergantungan pada zat - see Alphabetical Index
Z64.3Mencari dan mendapat intervensi tingkah laku dan psikologis
yang berbahaya
Z64.4Ketidaksesuaian dengan counsellors
Ketidaksesuaian dengan: probation officer, pekerja sosial

Z65. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial lainnya


Kecuali: cedera sekarang - see Alphabetical Index
Z65.0Terbukti bersalah di pengadilan sipil dan kriminal tanpa
hukuman penjara
Z65.1Dihukum penjara dan hukuman kurungan lainnya
Z65.2Masalah sehubungan dengan pembebasan dari penjara
Z65.3Masalah sehubungan dengan hukum lainnya
Penangkapan, pengadilan untuk hak memelihara anak,
pengadilan, persidangan
Z65.4Korban kejahatan dan terorisme
Korban penyiksaan
Z65.5Dihadapkan pada malapetaka, perang, dan kekerasan lainnya
Kecuali: target dari merasa didiskriminasi dan perlakuan
tidak adil (Z60.5)
Z65.8Masalah lain yang jelas sehubungan dengan keadaan psikososial
Z65.9Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial yang
tidak jelas

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal lainnya (Z70-Z76)

Z70. Konseling sehubungan dengan sikap, tingkah laku dan orientasi


seksual
Kecuali: Konseling untuk kontrasepsi atau prokreasi (Z30-Z31)
Z70.0Konseling untuk sikap seksual
Orang yang khawatir pelecehan, keraguan atau respons negatif
lain masalah seksual
Z70.1Konseling untuk tingkah laku dan orientasi seksual pasien
Pasien khawatir tentang: impotensi, tak-berespons, seks bebas,
orientasi seksual
Z70.2Konseling untuk tingkah laku dan orientasi pihak ketiga
Mencari nasehat tentang tingkah laku dan orientasi seksual:
anak, partner, spouse
Z70.3Konseling untuk gabungan sikap, tingkah laku dan orientasi
seksual
Z70.8Sex counselling lainnya
Pendidikan seks

23
Z70.9Sex counselling, tidak jelas

Z71. Orang yang mendatangi SPK untuk konseling dan nasehat medis
lainnya, n.e.c.
Kecuali: konseling kontrasepsi atau prokreasi (Z30-Z31), sex
(Z70.-)
Z71.0Orang yang berkonsultasi atas nama orang lainnya
Nasehat dan pengobatan untuk pihak ketiga yang tidak hadir
Kecuali: kekhawatiran (normal) tentang orang sakit di dalam
keluarga (Z63.7)
Z71.1Orang keluhan yang ditakutkan yang untuknya tidak ada
diagnosis dibuat
Kondisi takut yang tidak terlihat, masalah adalah hal yang
normal, baik tapi khawatir
Kecuali: observasi dan evaluasi medis untuk sangkaan
penyakit dan kondisi (Z03.-)
Z71.2Orang yang berkonsultasi untuk penjelasan hasil penelitian
Z71.3Konseling dan pengawasan diet
Konseling dan pengawasan diet (untuk): NOS, gastritis, colitis,
diabetes mellitus,
obesity, hypercholesterolaemia, alergi atau intoleransi
makanan
Z71.4Konseling dan pengawasan penyalahgunaan alkohol
Kecuali: prosedur rehabilitasi alkohol (Z50.2)
Z71.5Konseling dan pengawasan penyalahgunaan obat
Kecuali: prosedur rehabilitasi obat(Z50.3)
Z71.6Konseling penyalahgunaan tembakau
Kecuali: prosedur rehabilitasi tembakau (Z50.8)
Z71.7Konseling human immunodeficiency virus [HIV]
Z71.8Konseling lain yang jelas
Konsultasi hubungan seksual sedarah (consanguinity)
Z71.9Konseling, tidak jelas
Nasehat medis NOS

Z72. Masalah sehubungan dengan gaya hidup [lifestyle]


Kecuali: masalah sosioekonomik dan psikologis (Z55-Z65),
masalah kesulitan manajemen kehidupan (Z73.-)
Z72.0Penggunaan tembakau
Kecuali: tobacco dependence (F17.2)
Z72.1Penggunaan alkohol
Kecuali: alcohol dependence (F10.2)
Z72.2Penggunaan obat
Kecuali: penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan
ketergantungan (F55)
ketergantungan obat (F11-F16, F19 dengan karakter
keempat .2)

24
Z72.3Tidak ada berolahraga
Z72.4Diet dan kebiasaan makan yang tidak baik
Kecuali: malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E40-E64),
kelainan makan (F50.-)
kelainan tingkah laku makan bayi atau anak (F98.2-
F98.3)
makanan tidak memadai (Z59.4)
Z72.5Tingkah laku seksual beresiko tinggi
Z72.6Berjudi dan taruhan
Kecuali: judi kompulsif atau patologis (F63.0)
Z72.8Masalah lain sehubungan dengan lifestyle
Tingkah laku merusak diri sendiri
Z72.9Masalah yang berhubungan dengan lifestyle, tidak jelas

Z73. Masalah yang berhubungan dengan kesulitan manajemen


kehidupan
Kecuali: masalah sehubungan dengan keadaan sosioekonomik dan
psikososial (Z55-Z65)
Z73.0Burn-out
Keadaan dengan kelelahan vital
Z73.1Penguatan [accentuation] ciri-ciri kepribadian
Pola tingkah laku Type A (khas dengan ambisi tak terkontrol,
butuh prestasi tinggi,
tidak sabar, sangat bersaing, dan mendesak)
Z73.2Tidak adanya relaksasi dan santai
Z73.3Stress, not elsewhere classified
Ketegangan fisik dan mental NOS
Kecuali: berhubungan dengan pekerjaan atau pengangguran
(Z56.-)
Z73.4Keterampilan sosial tidak memadai, not elsewhere classified
Z73.5Konflik peran sosial, not elsewhere classified
Z73.6Keterbatasan aktifitas akibat cacad
Kecuali: tergantung pada pemberi asuhan (Z74.-)
Z73.8Masalah lain yang berhubungan dengan kesulitan manajemen
kehidupan
Z73.9Masalah kesulitan manajemen kehidupan, tidak jelas

Z74. Masalah yang berhubungan dengan ketergantungan pada


pemberi asuhan
Kecuali: ketergantungan pada mesin atau alat yang memberi
kemampuan NEC (Z99.-)
Z74.0Memerlukan bantuan akibat penurunan mobilitas
Z74.1Memerlukan bantuan untuk perawatan personal
Z74.2Memerlukan bantuan di rumah dan tidak ada keluarga yang bisa
merawat
Z74.3Memerlukan pengawasan terus menerus

25
Z74.8Masalah lain yang berhubungan dengan ketergantungan pada
pemberi asuhan
Z74.9Masalah ketergantungan pada pemberi asuhan, tidak jelas

Z75. Masalah yang berhubungan dengan fasilitas medis dan asuhan


kesehatan lainnya
Z75.0Pelayanan medis tidak tersedia di rumah
Kecuali: tak ada keluarga lain yang bisa memberikan asuhan
(Z74.2)
Z75.1Orang yang sedang menunggu admisi ke fasilitas yang memadai
di tempat lain
Z75.2Waktu tunggu lainnya untuk penelitian dan pengobatan
Z75.3Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya fasilitas asuhan
kesehatan
Kecuali: bed tak tersedia (Z75.1)
Z75.4Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya badan pembantu
lainnya
Z75.5Holiday relief care
Penyediaan fasilitas asuhan kesehatan untuk orang yang
biasanya dirawat di rumah,
supaya keluarganya dapat berlibur; Respite care:
Z75.8Masalah lain sehubungan dengan fasilitas medis dan asuhan
kesehatan lain.
Z75.9Masalah yang tidak jelas sehubungan dengan fasilitas medis dan
asuhan kesehatan lainnya.

Z76. Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal lain


Z76.0Pemberian resep ulangan
Pemberian resep ulangan untuk: peralatan, obat-obatan, kaca
mata
Kecuali: pemberian sertifikat medis (Z02.7), resep ulangan
kontrasepsi(Z30.4)
Z76.1Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk anak terlantar
Z76.2Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk bayi dan anak sehat
lainnya
Asuhan medis atau perawatan untuk bayi sehat dalam keadaan
seperti kondisi sosio-
ekonomik yang tidak baik di rumah, menunggu penempatan
sebagai anak asuh atau
anak angkat, penyakit ibu, jumlah anak di rumah menghambat
asuhan normal
Z76.3Orang sehat yang menemani orang sakit
Z76.4Orang lain yang menginap di fasilitas asuhan kesehatan
Kecuali: orang tak berumah (Z59.0)
Z76.5Malingerer [berpura-pura secara sadar]
Orang yang pura-pura sakit (dengan motivasi yang jelas)
Kecuali: factitious disorder, peregrinating patient (F68.1)

26
Z76.8Orang yang mendatangi SPK untuk hal lain yang jelas
Z76.9Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal yang tidak jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan


riwayat keluarga dan pribadi serta kondisi tertentu yang
mempengaruhi status kesehatan (Z80-Z99)
Kecuali: Pemeriksaan follow-up (Z08-Z09)
Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Ketika riwayat keluarga atau pribadi merupakan alasan untuk
screening khusus atau pemeriksaan lain atau penelitian (Z00-
Z13)
Ketika kemungkinan bahwa janin bisa terganggu adalah
alasan untuk observasi dan tindakan sewaktu kehamilan (O35.-)

Z80. Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga


Z80.0Riwayat neoplasma ganas organ pencernaan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26
Z80.1Riwayat neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-paru
dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34
Z80.2Riwayat neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks lain
dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39
Z80.3Riwayat neoplasma ganas payudara dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.-
Z80.4Riwayat neoplasma ganas organ genital dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63
Z80.5Riwayat neoplasma ganas saluran kemih dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68
Z80.6Riwayat leukaemia dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95
Z80.7Riwayat neoplasma ganas lain dari jarirngan limfoid,
haematopoietik dan jaringan terkait dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.-
Z80.8Riwayat neoplasma ganas organ atau sistem lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49, C69-
C79, C97
Z80.9Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga, tidak jelas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80

Z81. Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku dalam keluarga


Z81.0Riwayat retardasi mental dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F70-F79
Z81.1Riwayat penyalahgunaan alkohol dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10.-
Z81.2Riwayat penyalahgunaan tembakau dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F17.-

27
Z81.3Riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F11-F16, F18-F19
Z81.4Riwayat penyalahgunaan zat lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F55
Z81.8Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan di bagian lain pada F00-F99

Z82. Riwayat cacad tertentu dan penyakit kronis penyebab cacad


dalam keluarga
Z82.0Riwayat epilepsi dan penyakit lain sistem syaraf dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99
Z82.1Riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H54.-
Z82.2Riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H90-H91
Z82.3Riwayat stroke dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I60-I64
Z82.4Riwayat penyakit jantung iskemik dan penyakit lain sirkulasi
dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I52, I65-I99
Z82.5Riwayat asma dan penyakit pernafasan bawah kronis lainnya
dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J40-J47
Z82.6Riwayat artritis dan penyakit muskuloskeletal dan jaringan ikat
dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99
Z82.7Riwayat malformasi, deformasi dan kelainan kromosom
kongenital keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99
Z82.8Riwayat cacad lain dan penyakit kronis penyebab cacad dalam
keluarga, n. e. c.

Z83. Riwayat kelainan spesifik lain dalam keluarga


Kecuali: Kontak dengan atau dihadapkan pada penyakit menular
dalam keluarga (Z20.-)
Z83.0Riwayat penyakit human immunodeficiency virus [HIV] dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada B20-B24
Z83.1Riwayat penyakit infeksi dan parasit lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B19, B25-B94, B99
Z83.2Riwayat penyakit darah dan organ pembentuk darah dan
kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89
Z83.3Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E10-E14

28
Z83.4Riwayat penyakit endokrin, gizi dan metabolik lain dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E07, E15-E90
Z83.5Riwayat kelainan mata dan telinga dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H00-H53, H55-H83,
H92-H95
Kecuali: riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan dalam
keluarga (Z82.1)
riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam keluarga
(Z82.2)
Z83.6Riwayat penyakit sistem pernafasan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J39, J60-J99
Kecuali: riwayat asma dan peny pernafasan bawah kronis lain
dalam keluarga (Z82.5)
Z83.7Riwayat penyakit sistem pencernaan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93

Z84. Riwayat kondisi lain dalam keluarga


Z84.0Riwayat penyakit kulit dan jaringan subkutis dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99
Z84.1Riwayat kelainan ginjal dan ureter dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N29
Z84.2Riwayat penyakit lain sistem genitourinarius dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N30-N99
Z84.3Riwayat consanguinity [hubungan seksual sedarah] dalam
keluarga
Z84.8Riwayat kondisi lain yang jelas dalam keluarga

Z85. Riwayat pribadi neoplasma ganas


Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51,
Z54.-)
pemeriksaan follow-up setelah pengobatan neoplasma ganas
(Z08.-)
Z85.0Riwayat neoplasma ganas organ pencernaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26

Z85.1Riwayat neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-paru


Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34
Z85.2Riwayat neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks lain
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39
Z85.3Riwayat neoplasma ganas payudara
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.-
Z85.4Riwayat neoplasma ganas organ genital
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63
Z85.5Riwayat neoplasma ganas saluran kemih
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68

29
Z85.6Riwayat leukaemia
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95
Z85.7Riwayat neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan jaringan
terkait lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.-
Z85.8Riwayat neoplasma ganas organ dan sistem lain
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49, C69-
C79, C97
Z85.9Riwayat neoplasma ganas, tidak jelas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80

Z86. Riwayat pribadi penyakit tertentu lainnya


Kecuali: Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51,
Z54.-)
Z86.0Riwayat neoplasma lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D00-D48
Kecuali: neoplasma ganas (Z85.-)
Z86.1Riwayat penyakit infeksi dan parasit
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B89, B99
Kecuali: sequelae penyakit infeksi dan parasit (B90-B94)
Z86.2Riwayat penyakit darah dan organ pembentuk darah dan
kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89
Z86.3Riwayat endokrin, gizi dan metabolik
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E90
Z86.4Riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10-F19
Kecuali: sedang tergantung (F10-F19 dengan karakter
keempat .2)
masalah sehubungan dengan penggunaan:
alkohol (Z72.1), obat (Z72.2), tembakau (Z72.0)
Z86.5Riwayat pribadi kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F00-F09, F20-F99
Z86.6Riwayat pribadi penyakit sistem syaraf dan organ penginderaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99, H00-H95
Z86.7Riwayat pribadi penyakit sistem sirkulasi
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I99
Kecuali: sindroma pasca MCI (I24.1), MCI lama (I25.2),
sequelae penyakit serebrovascular (I69.-)

Z87. Riwayat pribadi penyakit dan kondisi lainnya


Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51,
Z54.-)
Z87.0Riwayat pribadi penyakit sistem pernafasan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J99
Z87.1Riwayat pribadi penyakit sistem pencernaan

30
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93

Z87.2Riwayat pribadi penyakit kulit dan jaringan subkutis


Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99
Z87.3Riwayat pribadi penyakit sistem muskuloskeleton dan jaringan
ikat
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99
Z87.4Riwayat pribadi penyakit sistem genitourinarius
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N99
Z87.5Riwayat pribadi komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O00-O99, riwayat pribadi
penyakit trophoblast
Kecuali: habitual aborter (N96)
pengawasan kehamilan sekarang dengan riwayat obstetrik
kabur (Z35.-)
Z87.6Riwayat pribadi kondisi tertentu yang timbul pada masa
perinatal
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada P00-P96
Z87.7Riwayat pribadi malformasi, deformasi dan kelainan kromosom
kongenital
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99
Z87.8Riwayat pribadi kondisi lain yang jelas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada S00-T98
Kecuali: riwayat pribadi menyakiti diri sendiri (Z91.5)

Z88. Riwayat pribadi alergi pada obat, medikamen dan zat biologis
Z88.0Riwayat pribadi alergi penisillin
Z88.1Riwayat pribadi alergi agen antibiotika lain
Z88.2Riwayat pribadi alergi sulfonamida
Z88.3Riwayat pribadi alergi agen antiinfeksi lain
Z88.4Riwayat pribadi alergi agen anestetik
Z88.5Riwayat pribadi alergi agen narkotika
Z88.6Riwayat pribadi alergi agen analgesik
Z88.7Riwayat pribadi alergi serum dan vaksin
Z88.8Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis lain
Z88.9Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis yang
tidak jelas

Z89. Hilangnya anggota yang dialami setelah lahir


Termasuk: Kehilangan anggota: pascabedah, pascatrauma
Kecuali: Cacad anggota didapat (M20-M21), cacad kongenital
anggota (Q71-Q73)
Z89.0Hilangnya jari(-jari) tangan [termasuk ibu jari], unilateral
Z89.1Hilangnya tangan dan pergelangan
Z89.2Hilangnya anggota atas di atas pergelangan
Hilangnya lengan NOS

31
Z89.3Hilangnya kedua anggota atas [semua level]
Hilangnya jari(-jari), bilateral
Z89.4Hilangnya kaki dan tumit
Hilangnya jari(-jari) kaki
Z89.5Hilangnya tungkai pada atau di bawah lutut
Z89.6Hilangnya tungkai di atas lutut
Hilangnya tungkai NOS
Z89.7Hilangnya kedua anggota bawah [semua level, kecuali jari kaki
saja]
Z89.8Hilangnya anggota atas dan bawah [semua level]
Z89.9Hilangnya anggota, tidak jelas

Z90. Hilangnya organ yang dialami setelah lahir, not elsewhere


classified
Termasuk: Kehilangan bagian tubuh pascabedah atau pascatrauma
NEC
Kecuali: Absen pascabedah pada kelenjar endokrin (E89.-), limpa
(D73.0)
Z90.0Hilangnya bagian dari kepala dan leher
Hilangnya mata, larynx, hidung,
Kecuali: hilangnya gigi (K08.1)
Z90.1Hilangnya payudara
Z90.2Hilangnya paru-paru [bagiannya]
Z90.3Hilangnya bagian lambung
Z90.4Hilangnya bagian lain saluran pencernaan
Z90.5Hilangnya ginjal
Z90.6Hilangnya organ lain saluran kemih
Z90.7Hilangnya organ(-organ) genital
Z90.8Hilangnya organ lain

Z91. Riwayat faktor resiko pribadi, not elsewhere classified


Kecuali: Dihadapkan pada polusi dan masalah lain lingkungan fisik
(Z58.-)
Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko (Z57.-)
Riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif (Z86.4)
Z91.0Riwayat alergi, selain pada obat dan zat biologis
Kecuali: riwayat pribadi alergi pada obat dan zat biologis
(Z88.-)
Z91.1Riwayat ketidakpatuhan pada pengobatan dan regimen medis
Z91.2Riwayat kebersihan pribadi yang buruk
Z91.3Riwayat jadwal tidur-bangun tidak sehat
Kecuali: kelainan tidur (G47.-)
Z91.4Riwayat trauma psikologis, not elsewhere classified
Z91.5Riwayat melukai diri sendiri
Parasuicide, meracunidiri sendiri, usaha bunuh diri
Z91.6Riwayat truma fisik lainnya

32
Z91.8Riwayat faktor resiko lainnya, not elsewhere classified
Abuse NOS, maltreatment NOS

Z92. Riwayat pribadi pengobatan medis


Z92.0Riwayat pribadi kontrasepsi
Kecuali: konsultasi atau manajemen praktek kontrasepsi
sekarang (Z30.-)
kehadiran (intrauterine) contraceptive device (Z97.5)
Z92.1Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) antikoagulan jangka
panjang
Z92.2Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) medikamen lain jangka
panjang
Riwayat pribadi penggunaan aspirin
Z92.3Riwayat pribadi irradiasi
Riwayat pribadi terapi radiasi
Kecuali: dihadapkan pada radiasi: oleh pekerjaan (Z57.1),
lingkungan fisik (Z58.4)
Z92.4Riwayat pribadi pembedahan mayor, not elsewhere classified
Kecuali: status lobang buatan (Z93.-), status transplantasi
organ atau jaringan (Z94.-)
adanya implant dan graft fungsional (Z95-Z96), status
pascabedah (Z98.-)
Z92.5Riwayat pribadi tindakan rehabilitasi
Z92.6Riwayat pribadi kemoterapi untuk penyakit neoplastik
Z92.8Riwayat pribadi pengobatan medis lainnya
Z92.9Riwayat pribadi pengobatan medis, tidak jelas

Z93. Status lobang buatan


Kecuali: Lobang buatan memerlukan perhatian dan
penatalaksanaan (Z43.-)
Komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5)
Z93.0Status trakheostomi
Z93.1Status gastrostomi
Z93.2Status ileostomi
Z93.3Status kolostomi
Z93.4Status lobang buatan lain pada saluran gastrointestinum
Z93.5Status sistostomi

Z93.6Status lobang buatan lain pada saluran kemih


Nefrostomi, ureterostomi, uretrostomi
Z93.8Status lobang buatan lainnya
Z93.9Status lobang buatan, tidak jelas

Z94. Status transplantasi organ dan jaringan


Termasuk: Organ atau jaringan diganti dengan transplant heterogen
atau homogen

33
Kecuali: Komplikasi organ atau jaringan yang ditransplantasikan
see Alphabetical Index
Adanya: graft vaskuler (Z95.-), katup jantung xenogenik
(Z95.3)
Z94.0Status transplantasi ginjal
Z94.1Status transplantasi jantung
Kecuali: status penggantian katup jantung (Z95.2-Z95.4)
Z94.2Status transplantasi paru-paru
Z94.3Status transplantasi jantung dan paru-paru
Z94.4Status transplantasi hati
Z94.5Status transplantasi kulit
Status transplantasi kulit autogen
Z94.6Status transplantasi tulang
Z94.7Status transplantasi kornea
Z94.8Status transplantasi organ dan jaringan lainnya
Status transplantasi sumsum tulang, usus, pankreas
Z94.9Status transplantasi organ dan jaringan, tidak jelas

Z95. Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah


Kecuali: Komplikasi alat, implant, dan graft jantung dan pembuluh
darah (T82.-)
Z95.0Adanya pacemaker jantung
Kecuali: adjustment or management of cardiac pacemaker
(Z45.0)
Z95.1Adanya graft bypass aortokoronaria
Z95.2Adanya katup jantung prostetik
Z95.3Adanya katup jantung xenogenic
Z95.4Adanya penggantian katup jantung lainnya
Z95.5Adanya implant dan graft angioplasti koronaria
Adanya prosthesis arteri koronaria, tatus setelah angioplasti
koronaria NOS
Z95.8Adanya implants dan graft jantung dan pembuluh darah lainnya
Adanya prosthesis intravaskular NEC, status setelah angioplasti
perifer NOS
Z95.9Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah, tidak
jelas

Z96. Adanya implant fungsional lainnya


Kecuali: Komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal (T82-
T85)
Perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-
Z46)
Z96.0Adanya implant urogenital
Z96.1Adanya lensa intraokular
Pseudophakia
Z96.2Adanya implant otologis dan audiologis

34
Tabung myringotomy, penggantian stapes, stent tuba Eustachia,
Alat pendengar konduksi tulang, implantasi kokhlea
Z96.3Adanya larynx buatan
Z96.4Adanya implant endokrin
Pompa insulin
Z96.5Adanya impant akar-gigi dan mandibula
Z96.6Adanya implant sendi orthopaedik
Penggantian sendi jari, penggantian sendi panggul (partial)
(total)

Z96.7Adanya implant tulang dan tendon lainnya


Adanya plat tengkorak
Z96.8Adanya implant fungsional lain yang jelas
Z96.9Adanya implant fungsional, tidak jelas

Z97. Adanya peralatan lain


Kecuali: Komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal (T82-
T85)
Perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-
Z46)
Adanya alat drainase cairan serebrospinalis (Z98.2)
Z97.0Adanya artificial eye
Z97.1Adanya artificial limb (complete)(partial)
Z97.2Adanya alat prostetik gigi (complete)(partial)
Z97.3Adanya kaca mata dan lensa kontak
Z97.4Adanya hearing-aid eksternal
Z97.5Adanya (intrauterine) contraceptive device
Kecuali: pemasangan kontrasepsi (Z30.1),
pemeriksaan, pemasangan kembali atau penarikan
kontrasepsi (Z30.5)
Z97.8Adanya peralatan lain yang jelas

Z98. Keadaan pascabedah lainnya


Kecuali: Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51,
Z54.-)
Komplikasi pascaprosedur atau pascabedah see
Alphabetical Index
Z98.0Status baypass dan anastomosis usus
Z98.1Status arthrodesis
Z98.2Adanya alat drainase cairan serebrospinalis
Adanya CSF [cerebrospinal fluid]shunt
Z98.8Keadaan pascabedah lain yang jelas

Z99. Ketergantungan pada mesin dan alat yang memberi kemampuan,


n. e. c.
Z99.0Ketergantungan pada aspirator

35
Z99.1Ketergantungan pada respirator
Z99.2Ketergantungan pada dialisis ginjal
Adanya shunt arteriovena untuk dialisis, status dialisis ginjal
Kecuali: persiapan, pengobatan atau sesi dialisis (Z49.-)
Z99.3Ketergantungan pada kursi roda
Z99.8Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi kemampuan lain
Z99.9Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi kemampuan, tidak
jelas.

36
CHAPTER XVI.
KODE UNTUK TUJUAN KHUSUS (U00-U99)
This chapter contains the following block:

U00 Provisional assignment of new diseases of uncertain


- etiology
U
4
9
U80 Bacterial agents resistant to antibiotics
-
U
8
9

Provisional assignment of new diseases of uncertain


etiology
(U00-U49)

U04 Severe acute respiratory syndrome [SARS]


U04. Severe acute respiratory syndrome, unspecified
9

Bacterial agents resistant to antibiotics


(U80-U89)

Not These categories should never be used in primary coding.


e: They are provided for use as supplementary or additional
codes when it is desired to identify the antibiotic to which
a bacterial agent is resistant, in bacterial infection
classified elsewhere.

U80 Agent resistant to penicillin and related antibiotics


U80. Penicillin resistant agent
0
U80. Methicillin resistant agent
1
U80. Agent resistant to other penicillin-related antibiotic
8

U81 Agent resistant to vancomycin and related antibiotics


U81 Vancomycin resistant agent
.0

37
U81 Agent resistant to other vancomycin-related antibiotic
.8

U8 Agent resistant to multiple antibiotics


8

Not This category is provided for use when a bacterial


e: agent is resistant to two or more antibiotics but
there is insufficient detail to determine which
antibiotic is contributing most to the "main
condition". It should also be used for primary
tabulation purposes when it is more convenient to
record a single code; otherwise each specific
antibiotic-resistant agent should be coded
separately.

U89 Agent resistant to other and unspecified antibiotics


U89. Agent resistant to other single specified antibiotic
8
U89. Agent resistant to unspecified antibiotic
9

38

Anda mungkin juga menyukai