Anda di halaman 1dari 556

BAB I

PENYAKIT-PENYAKIT INFEKSI
DAN PARASIT TERTENTU (A00 – B99) [107 – 180]
Mencakup (includes) : Penyakit-penyakit yang umumnya dianggap menular atau ditularkan, dapat
menyerang masyarakat luas
Kecuali (Excludes) : Carrier atau diduga carrier penyakit menular (Z22.-)
Infeksi lokal tertentu – lihat bab tentang sistem tubuh
Penyakit infeksi dan parasit yang mempersulit kehamilan, persalinan dan nifas [kecuali
tetanus obstetri dan penyakit human immunodeficiency virus (HIV)] (O98.-).
Penyakit infeksi dan parasit yang khusus pada masa perinatal [kecuali tetanus
neonatorum, sifilis kongenital, infeksi gonokokus perinatal dan penyakit HIV
perinatal] (P35-P39).
Influenza dan infeksi pernafasan akut lainnya (J00-J22)

Bab ini berisi blok-blok sebagai berikut:


Penyakit-penyakit akibat bakteria, chlamydia, dan rickettsia
A00-A09 Penyakit infeksi usus
A15-A19 Tuberculosis
A20-A28 Penyakit bakteri zoonotik tertentu
A30-A49 Penyakit bakteri lainnya
A50-A64 Infeksi dengan penularan terutama melalui hubungan seksual
A65-A69 Penyakit akibat spirochaeta lainnya
A70-A74 Penyakit lain akibat chlamydia
A75-A79 Rickettsioses
Penyakit-penyakit akibat infeksi virus
A80-A89 Infeksi virus sistem syaraf pusat
A90-A99 Demam akibat virus asal-arthropoda dan demam berdarah akibat virus
B00-B09 Infeksi virus yang khas dengan lesi kulit dan membran mukosa
B15-B19 Hepatitis virus
B20-B24 Penyakit human immunodeficiency virus [HIV]
B25-B34 Penyakit virus lainnya
Penyakit-penyakit akibat jamur, protozoa, cacing, dan kutu
B35-B49 Mikosis
B50-B64 Penyakit akibat protozoa
B65-B83 Penyakit akibat cacing (helminthiases)
B85-B89 Pediculosis, acariasis dan infestasi lainnya
Hal-hal lain sehubungan dengan penyakit infeksi dan parasit
B90-B94 Sequelae penyakit-penyakit infeksi dan parasit
B95-B97 Bakteria, virus dan agen infeksi lainnya
B99 Penyakit-penyakit menular lainnya

Penyakit-penyakit infeksi pada usus (A00-A09)


A00 Cholera
A00.0 Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar cholerae
Cholera klasik

 507
A00.1 Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar eltor
Cholera El Tor
A00.9 Cholera, tidak dijelaskan
A01 Demam typhoid and paratyphoid
A01.0 Typhoid fever
Infeksi oleh Salmonella typhi
A01.1 Paratyphoid fever A
A01.2 Paratyphoid fever B
A01.3 Paratyphoid fever C
A01.4 Paratyphoid fever, tak dijelaskan
Infeksi oleh S. paratyphi NOS

A02 Infeksi salmonella lainnya


Termasuk: Infeksi atau keracunan makanan oleh Salmonella selain S. typhi dan S. paratyphi
A02.0 Salmonella enteritis
Salmonellosis
A02.1 Salmonella septicaemia
A02.2† Infeksi salmonella terlokalisir
meningitis salmonella (G01*),
pneumonia salmonella (J17.0*),
arthritis salmonella (M01.3*),
osteomyelitis salmonella (M90.2*),
penyakit tubulo-interstitial ginjal salmonella (N16.0*)
A02.8 Infeksi salmonella lain yang dijelaskan
A02.9 Infeksi salmonella, tidak dijelaskan

A03 Shigellosis
A03.0 Shigellosis akibat S. dysenteriae; Group A [dysentery Shiga-Kruse]
A03.1 Shigellosis akibat Shigella flexneri; Group B
A03.2 Shigellosis akibat Shigella boydii; Group C
A03.3 Shigellosis akibat Shigella sonnei; Group D
A03.8 Shigellosis lain
A03.9 Shigellosis, tidak dijelaskan; disentri basiler NOS

A04 Infeksi usus akibat bakteri lainnya


Kecuali: keracunan makanan akibat bakteri (A05.-);
enteritis tuberkulosa (A18.3)
A04.0 Infeksi E. coli enteropathogenik
A04.1 Infeksi E. coli enterotoxigenik
A04.2 Infeksi E. coli enteroinvasif
A04.3 Infeksi E. coli enterohaemorrhagik
A04.4 Infeksi E. coli lain pada usus;
Enteritis Escherichia coli NOS
A04.5 Enteritis Campylobacter
A04.6 Enteritis akibat Yersinia enterocolitica
Kecuali: yersiniosis extraintestinum (A28.2)
A04.7 Enterokolitis akibat Clostridium difficile
A04.8 Infeksi usus akibat bakteri lain yang dijelaskan

 508
A04.9 Infeksi usus akibat bakteri, tidak dijelaskan;
Enteritis bakteri NOS

A05 Keracunan makanan akibat bakteri lainnya


Kecuali: keracunan makanan dan infeksi akibat salmonella (A02.-)
infeksi E. coli (A04.0-A04.4); listeriosis (A32.-);
efek toxik makanan beracun (T61-T62)
A05.0 Keracunan makanan akibat staphylococcus
A05.1 Botulismus
Keracunan makanan klasik akibat Clostridium botulinum
A05.2 Keracunan makanan akibat Cl. perfringens [Cl. welchii];
Enteritis necroticans; Pig-bel
A05.3 Keracunan makanan akibat Vibrio parahaemolyticus
A05.4 Keracunan makanan akibat Bacillus cereus
A05.8 Keracunan makanan akibat kuman lain yang dijelaskan
A05.9 Keracunan makanan akibat kuman, tidak dijelaskan

A06 Amoebiasis
Termasuk:: infeksi akibat Entamoeba histolytica
Kecuali: penyakit usus lain akibat protozoa (A07.-)
A06.0 Disentri amubik akut;
Amubiasis akut,
Amubiasis usus NOS
A06.1 Amubiasis usus kronis
A06.2 Kolitis amuba non-disentri
A06.3 Amuboma usus;
Amuboma NOS
A06.4 Abses hati akibat amuba;
Amubiasis hati
A06.5† Abses paru-paru akibat amoeba (J99.8*);
Abses paru (dan hati)
A06.6† Abses otak amuba (G07*);
Abses amuba otak (dan hati) (dan paru-paru)
A06.7 Amubiasis kulit
A06.8 Infeksi amuba di situs lain;
Appendisitis amuba,
Balanitis amuba † (N51.2*)
A06.9 Amubiasis, tak dijelaskan

A07 Penyakit usus akibat protozoa lainnya


A07.0 Balantidiasis
Disentri balantidia
A07.1 Giardiasis [lambliasis]
A07.2 Cryptosporidiosis
A07.3 Isosporiasis
Infeksi Isospora belli dan I. hominis;
Coccidiosis usus
Isosporosis usus

 509
A07.8 Penyakit usus akibat protozoa lain yang dijelaskan
Trichomoniasis usus
Sarkositosis
Sarkosporidiosis
A07.9 Penyakit usus akibat protozoa, tidak dijelaskan
Diare flagellata
Kolitis protozoa, diare protozoa, disentri protozoa.

A08 Infeksi usus oleh virus dan infeksi lain yang dijelaskan
Kecuali: Influenza yang melibatkan saluran pencernaan (J10.8, J11.8)
A08.0 Enteritis akibat rotavirus
A08.1 Gastroenteropati akut akibat Norwalk agent;
Enteritis virus dengan struktur kecil bulat
A08.2 Enteritis adenovirus
A08.3 Enteritis virus lainnya
A08.4 Infeksi usus oleh virus, tidak dijelaskan
Enteritis NOS, gastroenteritis NOS, gastroenteropati NOS akibat virus.
A08.5 Infeksi usus lain yang dijelaskan

A09 Diare dan gastroenteritis yang diduga akibat penularan


Catatan: Untuk negara tempat kondisi A09 yang tidak dijelaskan dianggap tidak menular,
kondisi ini harus diklasifikasikan pada K52.9
Catarh, enterik atau intestinal
Colitis: NOS, perdarahan, septik
Enteritis: NOS, perdarahan, septik
Gastroenteritis: NOS, perdarahan, septik
Diarrhoea: NOS, dysenterik, epidemik
Penyakit diare menular NOS
Kecuali: akibat bakteri, protozoa, virus dan agen menular lain yang dijelaskan (A00-A08);
diare non-infektif (K52.9),
diare non-infektif neonatus (P78.3)

Tuberkulosis (A15-A19)
Termasuk:: infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dan M. bovis
Kecuali: sequel TB (B90.-),
TB kongenital (P37.0)
pneumokoniosis dengan TB (J65), silicotuberculosis (J65)
A15 TB pernafasan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.0 TB paru, dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur.
Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB,
dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur
A15.1 TB paru, dipastikan oleh kultur saja
Kondisi pada A15.0, dipastikan oleh kultur saja
A15.2 TB paru, dipastikan secara histologis
Kondisi pada A15.0, dipastikan secara histologis
A15.3 TB paru, dipastikan melalui cara yang tidak dijelaskan
Kondisi pada A15.0, dipastikan tapi tidak jelas secara bakteriologis atau histologis

 510
A15.4 TB kelenjar limfe intratoraks, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB kelenjar limfe hilus, mediastinum, trakheobronkus,
dipastikan secara bakteriologis dan histologis
Kecuali: dinyatakan primer (A15.7)
A15.5 TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB bronkus, glottis, larings, trakhea, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.6 Pleuritis TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB pleura, empyema TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan histologis (A15.7)
A15.7 TB pernafasan primer, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.8 TB pernafasan lain, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung,
dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.9 TB pernafasan yang tidak dijelaskan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis

A16 TB pernafasan, tidak dipastikan secara bakteriologis atau histologis


A16.0 TB paru, secara bakteriologis dan histologis negatif.
Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB,
secara bakteriologis dan histologis negatif.
A16.1 TB paru, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak dilakukan
Kondisi pada A16.0, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak dilakukan
A16.2 TB paru, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB paru, bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB, NOS
(tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
A16.3 TB kelenjar limfe intratoraks, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB kelenjar limfe hilus, intratoraks, mediastinum, trakheobronkus,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
Kecuali: dinyatakan primer (A15.7)
A16.4 TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis
TB bronkus, glottis, larings, trakhea,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
A16.5 Pleuritis TB, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB pleura, empyema TB, pleuritis TB,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan histologis (A15.7)

A16.7 TB pernafasan primer, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis


TB pernafasan primer NOS
Kompleks TB primer
A16.8 TB pernafasan lain, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
A16.9 TB pernafasan yang tidak dijelaskan, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis
TB pernafasan NOS
Tuberkulosis NOS

 511
A17† TB sistem syaraf
A17.0† Meningitis TB(G01*)
TB meningen, leptomeningitis TB
A17.1† Tuberkuloma meningen (G07*)
A17.8† TB lain sistem syaraf
Meningoensepfalitis TB (G05.0*), myelitis TB (G05.0*),
Tuberkuloma otak atau medulla spinalis, TB otak atau medulla spinalis (G07*),
Abses TB otak (G07*),
Polyneuropathy TB (G63.0*)
A17.9† TB sistem syaraf, tidak dijelaskan (G99.8*)

A18 TB organ lain


A18.0† TB tulang dan sendi
TB panggul (M01.1*), TB lutut (M01.1*), arthritis TB (M01.1*),
TB kolom vertebra (M49.0*)
Synovitis TB (M68.0*), tenosynovitis TB (M68.0*)
Mastoiditis TB (H75.0*),
Osteitis TB (M90.0*), osteomyelitis TB (M90.0*), nekrosis TB tulang (M90.0*),
A18.1† TB sistem genitourinarius
TB ginjal (N29.1*), TB ureter (N29.1*),
TB bladder (N33.0*),
TB organ genital pria (N51.-*),
TB cervix (N74.0*),
Pelvic inflammatory disease TB wanita (N74.1*)
A18.2 Limfadenopati perifer TB,
Adenitis TB
Kecuali: Adenopati trakheobronkus TB, TB kelenjar limfe intratoraks (A15.4, A16.3)
TB kelenjar limfe mesenterik dan retroperitoneum (A18.3),
A18.3 TB usus, peritoneum, dan kelenjar mesenterika
Asites TB, TB kelenjar limfe retroperitoneum
Peritonitis TB† (K67.3*)
TB anus dan rektum†, TB usus (halus, besar)†, enteritis TB† (K93.0*),
A18.4 TB kulit dan jaringan subkutis
Erythema induratum TB, scrofuloderma
Lupus exedens, lupus vulgaris NOS,
Lupus vulgaris kelopak mata† (H03.1*),
Kecuali: lupus erythematosus (L93.-),
lupus erythematosus systemic (M32.-)
A18.5† TB mata
Episcleritis TB (H19.0*),
Keratitis interstitialis TB (H19.2*), keratoconjunctivitis TB (H19.2*)
Iridocyclitis TB (H22.0*),
Chorioretinitis TB (H32.0*),
Kecuali: lupus vulgaris kelopak (A18.4)
A18.6† TB telinga
Otitis media TB (H67.0*)
Kecuali: TB mastoiditis (A18.0†)
A18.7† TB kelenjar adrenal (E35.1*),

 512
Penyakit Addison pada TB
A18.8† TB organ lain yang dijelaskan:
TB kel. tiroid (E35.0*),
TB perikardium (I32.0*),
TB endokardium (I39.8*),
TB miokardium (I41.0*),
Arteritis serebri TB (I68.1*)
TB esofagus (K23.0*)
A19 TB miliaris
Termasuk: TB disseminata, TB generalisata, poliserositis TB
A19.0 TB miliaris akut pada situs tunggal yang disebutkan
A19.1 TB miliaris akut pada situs ganda
A19.2 TB miliaris akut, tidak dijelaskan
A19.8 TB miliaris lainnya
A19.9 TB miliaris, tidak dijelaskan

Penyakit kuman zoonotik tertentu (A20-A28)


Penyebab: kuman yang biasa hidup pada hewan dan kemudian ditularkan ke manusia
A20 Plague
Termasuk: infeksi akibat Yersinia pestis
A20.0 Bubonic plague
A20.1 Cellulocutaneous plague
A20.2 Pneumonic plague
A20.3 Plague meningitis
A20.7 Septicaemic plague
A20.8 Bentuk-bentuk lain plague
Plague abortif
Plague asimptomatik
Pestis minor
A20.9 Plague, tidak dijelaskan

A21 Tularaemia
Termasuk: deer-fly fever, infeksi akibat Francisella tularensis, rabbit fever
A21.0 Ulceroglandular tularaemia
A21.1 Oculoglandular tularaemia
Ophthalmic tularaemia
A21.2 Pulmonary tularaemia
A21.3 Gastrointestinal tularaemia
Abdominal tularaemia
A21.7 Generalized tularaemia
A21.8 Bentuk-bentuk lain tularaemia
A21.9 Tularaemia, tidak dijelaskan

A22 Anthrax
Termasuk: infeksi akibat Bacillus anthracis
A22.0 Anthrax kulit
Karbunkel ganas, pustula ganas

 513
A22.1 Anthrax pernafasan
Anthrax inhalasi
Penyakit Ragpicker
Penyakit Woolsorter
A22.2 Anthrax gastrointestinum
A22.7 Septikaemia anthrax
A22.8 Bentuk-bentuk lain anthrax
Meningitis anthrax † (G01*)
A22.9 Anthrax, tidak dijelaskan
A23 Brucellosis
Termasuk: Demam: Malta, Mediterranean, undulant
A23.0 Brucellosis akibat B. melitensis
A23.1 Brucellosis akibat B. abortus
A23.2 Brucellosis akibat B. suis
A23.3 Brucellosis akibat B. canis
A23.8 Brucellosis lain
A23.9 Brucellosis, tidak dijelaskan

A24 Glanders and melioidosis


A24.0 Glanders
Infeksi akibat Pseudomonas mallei
Malleus
A24.1 Melioidosis akut dan fulminant
Melioidosis: pneumonia, septicaemia
A24.2 Melioidosis subakut dan kronis
A24.3 Melioidosis lain
A24.4 Melioidosis, tidak dijelaskan
Infeksi Pseudomonas pseudomallei NOS;
Penyakit Whitmore

A25 Rat-bite fevers – demam gigitan tikus


A25.0 Spirillosis
Sodoku
A25.1 Streptobacillosis
Erythema arthritik epidemik,
Demam Haverhill,
Streptobacillary rat-bite fever
A25.9 Rat-bite fever, tidak dijelaskan

A26 Erysipeloid
A26.0 Cutaneous erysipeloid; Erythema migrans
A26.7 Erysipelothrix septicaemia
A26.8 Bentuk-bentuk lain erysipeloid
A26.9 Erysipeloid, tidak dijelaskan

A27 Leptospirosis
A27.0 Leptospirosis icterohaemorrhagica
Leptospirosis akibat L. interrogans serovar icterohaemorrhagiae

 514
A27.8 Bentuk-bentuk lain leptospirosis
A27.9 Leptospirosis, tidak dijelaskan

A28 Penyakit bakteri zoonotik lain, not elsewhere classified


A28.0 Pasteurellosis
A28.1 Cat-scratch disease
Cat-scratch fever
A28.2 Extraintestinal yersiniosis
Kecuali: enteritis akibat Y. enterocolitica (A04.6)
plague (A20.-)
A28.8 Penyakit bakteri zoonotik lain yang dijelaskan, not elsewhere classified
A28.9 Penyakit bakteri zoonotik, tidak dijelaskan

Penyakit bakteri lainnya (A30-A49)


A30 Leprosy [Hansen's disease]
Termasuk: infeksi akibat Mycobacterium leprae
Kecuali: Sekuel lepra (B92)
A30.0 Indeterminate leprosy
Lepra I
A30.1 Tuberculoid leprosy
Lepra TT
A30.2 Borderline tuberculoid leprosy
Lepra BT
A30.3 Borderline leprosy
Lepra BB
A30.4 Borderline lepromatous leprosy
Lepra BL
A30.5 Lepromatous leprosy
Lepra LL
A30.8 Bentuk lain leprosy
A30.9 Lepra, tidak dijelaskan

A31 Infeksi akibat mikobakteria lain


Kecuali : tuberculosis (A15-A19), leprosy (A30.-)
A31.0 Infeksi mikobakterium pada paru-paru
Infeksi akibat M. avium, M. intracellulare [Battey bacillus], M. kansasii
A31.1 Infeksi mikobakterium pada kulit
Buruli ulcer
Infeksi akibat M. marinum, M. ulcerans
A31.8 Infeksi mikobakterium lainnya
A31.9 Infeksi mikobakterium, tidak dijelaskan
Infeksi mikobakterium tidak khas NOS
Mycobacteriosis NOS

A32 Listeriosis
Termasuk: infeksi listeria melalui makanan
Kecuali: listeriosis neonatus (disseminata) (P37.2)

 515
A32.0 Listeriosis kulit
A32.1† Meningitis and meningoencephalitis listeria
Meningitis listeria (G01*); meningoencephalitis listeria (G05.0*)
A32.7 Septikemia listeria
A32.8 Bentuk lain listeria
Endocarditis listeria † (I39.8*)
Arteritis cerebri Listeria † (I68.1*),
Listeriosis okuloglandular
A32.9 Listeriosis, tidak dijelaskan

A33 Tetanus neonatorum


A34 Tetanus obstetri
A35 Tetanus lain, Tetanus NOS
A36 Diphtheria
A36.0 Difteri farings
Angina membranosa difteri
Difteri tonsil
A36.1 Difteri nasofarings
A36.2 Difteri larings,
Laringotrakheitis difteri
A36.3 Difteri kulit
Kecuali: erythrasma (L08.1)
A36.8 Difteri lain
Konjungtivitis difteri† (H13.1*); miokarditis difteri† (I41.0*), polyneuritis difteri† (G63.0*)
A36.9 Diphtheria, tidak dijelaskan

A37 Whooping cough


A37.0 Whooping cough disebabkan Bordetella pertussis
A37.1 Whooping cough disebabkan Bordetella parapertussis
A37.8 Whooping cough disebabkan spesies Bordetella lain
A37.9 Whooping cough, tidak dijelaskan

A38 Scarlet fever


Skarlatina
Kecuali: sore throat akibat streptokokus

A39 Infeksi meningokokus


A39.0† Meningitis meningokokus (G01*)
A39.1† Sindroma Waterhouse-Friderichsen (E35.1*);
Adrenalitis haemoragika meningokokus
Sindroma adrenal meningokokus
A39.2 Acute meningococcaemia
A39.3 Chronic meningococcaemia
A39.4 Meningokokaemia, tidak dijelaskan;
Bakteremia meningokokus NOS
A39.5† Penyakit jantung meningokokus
Pericarditis meningokokus (I32.0*)

 516
Endocarditis meningokokus (I39.8*),
Myocarditis meningokokus (I41.0*),
Karditis meningokokus NOS (I52.0*)
A39.8 Infeksi meningokokus lain
Encephalitis meningokokus meningokokus† (G05.0*)
Konjunctivitis meningokokus† (H13.1*)
Retrobulbar neuritis meningokokus† (H48.1*)
Arthritis meningokokus† (M01.0*)
Artritis pasca-meningokokus† (M03.0*)
A39.9 Infeksi meningokokus , tidak dijelaskan
Penyakit meningokokus NOS
A40 Septikemia streptokokus
Kecuali: setelah: abortus atau hamil ektopik atau mola (O03-O07, O08.0),
infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2), immunisasi (T88.0),
ketika melahirkan (O75.3), masa nifas (puerperal) (O85)
pada neonatus (P36.0-P36.1)
pasca-prosedur (T81.4),
A40.0 Septikemia akibat streptokokus, group A
A40.1 Septikemia akibat streptokokus, group B
A40.2 Septikemia akibat streptokokus, group D
A40.3 Septikemia akibat Streptococcus pneumoniae,
Septikemia pneumokokus
A40.8 Septikemia akibat streptokokus lainnya
A40.9 Septikemia akibat streptokokus, tidak dijelaskan

A41 Septikemia lain


Kecuali: melioidosis septikemik (A24.1), plague septikemik (A20.7)
toxic shock syndrome (A48.3), bacteraemia NOS (A49.9)
setelah: abortus atau hamil ektopik atau mola (O03-O07, O08.0),
infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2), immunisasi (T88.0),
selama melahirkan (O75.3)
septikemia (akibat)(pada):
tularaemia (A21.7), anthrax (A22.7), Erysipelothrix (A26.7),
yersiniosis extraintestinum (A28.2), listeria (A32.7),
meningokokus (A39.2-A39.4), streptokokus (A40.-),
aktinomikotik (A42.7), gonokokus (A54.8),
herpesvirus (B00.7), kandida (B37.7),
puerperal (O85), neonatal (P36.-), pasca-prosedur (T81.4),
A41.0 Septikemia akibat Staphylococcus aureus
A41.1 Septikemia akibat stafilokokus lain yang disebutkan
Septikemia akibat stafilokokus koagulase-negatif
A41.2 Septikemia akibat stafilokokus yang tidak dijelaskan
A41.3 Septikemia akibat Haemophilus influenzae
A41.4 Septikemia akibat kuman anaerob
Kecuali: gas gangrene (A48.0)
A41.5 Septikemia akibat organisme Gram-negative lain
Septikemia Gram-negative NOS
A41.8 Septikemia lain yang dijelaskan

 517
A41.9 Septicaemia, tidak dijelaskan;
Septic shock

42 Actinomycosis
Kecuali: Kecuali: actinomycetoma (B47.1)
A42.0 Aktinomikosis pulmonalis
A42.1 Aktinomikosis abdominalis
A42.2 Aktinomikosis servikofasialis
A42.7 Septikemia aktinomikosis
A42.8 Bentuk lain aktinomikosis
A42.9 Aktinomikosis, tidak dijelaskan

A43 Nocardiosis
A43.0 Nokardiosis pulmonalis
A43.1 Nokardiosis kulit
A43.8 Bentuk lain nokardiosis
A43.9 Nokardiosis, tidak dijelaskan

A44 Bartonellosis
A44.0 Bartonellosis sistemik
Demam Oroya
A44.1 Bartonellosis kulit dan mukosa kulit
Verruga peruana
A44.8 Bentuk lain bartonellosis
A44.9 Bartonellosis, tidak dijelaskan

A46 Erysipelas
A48 Penyakit bakteri lain, not elsewhere classified
A48.0 Gas gangrene
Clostridial: cellulitis, myonecrosis
A48.1 Penyakit Legionnaires
A48.2 Penyakit Legionnaires Nonpneumonic [demam Pontiac]
A48.3 Toxic shock syndrome
Kecuali: septikemia NOS (A41.9), syok endotoxik NOS (R57.8)
A48.4 Brazilian purpuric fever;
Infeksi sistemik Haemophilus aegyptius
A48.8 Penyakit bakteri lain yang dijelaskan

A49 Infeksi bakteri, situs tidak dijelaskan


Kecuali: infeksi meningokokus NOS (A39.9),
infeksi spirokhaeta NOS (A69.9)
infeksi chlamydia NOS (A74.9),
infeksi rickettsia NOS (A79.9),
bakteri penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada bab lain (B95-B96),
A49.0 Infeksi stafilokokus, tidak dijelaskan
A49.1 Infeksi streptokokus, tidak dijelaskan
A49.2 Infeksi Haemophilus influenzae, tidak dijelaskan
A49.3 Infeksi Mycoplasma, tidak dijelaskan

 518
A49.8 Infeksi bakteri lain dengan situs tidak dijelaskan
A49.9 Infeksi bakteri, tidak dijelaskan;
Bacteraemia NOS

Infeksi yang terutama ditularkan hubungan seks (A50-A64)


Kecuali: penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)
uretritis nonspesifik and uretritis non-gonokokus (N34.1)
penyakit Reiter's (M02.3)

A50 Sifilis kongenital


A50.0 Sifilis kongenital dini, dengan gejala
Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan dini atau muncul dalam waktu kurang dari
dua tahun sejak lahir
Sifilis kongenital dini: kulit, mukokutan, viseral
Rhinitis, faringitis, laringitis, pneumonia: sifilitika kongenital dini
Okulopati, osteokondrodistrofi: sifilitika kongenital dini
A50.1 Sifilis kongenital dini, latent
Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif dan uji cairan
spinal negatif, kurang dari dua tahun sejak lahir.
A50.2 Sifilis kongenital dini, tidak dijelaskan
Sifilis kongenital NOS kurang dari dua tahun sejak lahir
A50.3 Okulopati sifilitika kongenital lanjut
Keratitis interstitialis sifilitika kongenital lanjut † (H19.2*)
Okulopati sifilitika kongenital lanjut NEC† (H58.8*)
Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5)
A50.4 Neurosifilis kongenital lanjut [neurosifilis juvenile]
Dementia paralytica juvenilis
Juvenile: general paresis, tabes dorsalis, taboparetic neurosyphilis
Meningitis† (G01*), encephalitis† (G05.0*): sifilitika kongenital lanjut
Polyneuropathy† (G63.0*) sifilitika kongenital lanjut
Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5)
A50.5 Sifilis kongenital lanjut lain dengan gejala klinis
Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan lanjut atau muncul dua tahun atau lebih
sejak lahir
Syphilitic saddle nose [pangkal hidung mencekung seperti sadel]
Gigi atau triad Hutchinson
Clutton's joints† (M03.1*): [sendi lutut membengkak]
Artropati sifilitika† (M03.1*), osteokhondropati sifilitika† (M90.2*)
Sifilis kardiovaskuler kongenital lanjut† (I98.0*),
A50.6 Sifilis kongenital lanjut, latent
Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif dan uji cairan
spinal negatif, dua tahun atau lebih sejak lahir
A50.7 Sifilis kongenital lanjut, tidak dijelaskan
Sifilis kongenital NOS dua tahun atau lebih sejak lahir
A50.9 Sifilis kongenital, tidak dijelaskan
A51 Sifilis dini
A51.0 Sifilis genital primer

 519
Syphilitic chancre NOS
A51.1 Sifilis primer anus
A51.2 Sifilis primer di tempat lain
A51.3 Sifilis sekunder kulit dan membran mukosa
Condyloma latum
alopecia sifilitika† (L99.8*), leukoderma sifilitika† (L99.8*), patch mukosa sifilitika
A51.4 Sifilis sekunder lain
Meningitis sifilitika sekunder † (G01*),
iridosiklitis sifilitika sekunder † (H22.0*), okulopati sifilitika sekunder NEC† (H58.8*)
myositis sifilitika sekunder † (M63.0*), periostitis sifilitika sekunder † (M90.1*)
pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika sekunder † (N74.2*),
limfadenopati sifilitika sekunder,
A51.5 Sifilis dini, latent
Sifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif dan uji cairan spinal
negatif, kurang dari dua tahun sejak infeksi
A51.9 Sifilis dini, tidak dijelaskan
A52 Sifilis lanjut
A52.0† Cardiovascular syphilis
Sifilis kardiovaskuler NOS (I98.0*)
Inkompetensi aorta (I39.1*), regurgitasi pulmonalis (I39.3*) sifilitika
Perikarditis (I32.0*), endokarditis NOS (I39.8*), myokarditis (I41.0*), sifilitika
Arteritis serebri (I68.1*), aneurisma aorta (I79.0*), aortitis (I79.1*), sifilitika
A52.1 Neurosifilis simptomatik
Syphilitic parkinsonism† (G22*),
Tabes dorsalis
Charcot's arthropathy† (M14.6*)
[sendi rusak karena nyeri di dalamnya tak bisa dirasakan pasien]
Meningitis sifilitika lanjut † (G01*), encephalitis sifilitika lanjut † (G05.0*),
Polyneuropathy sifilitika lanjut † (G63.0*),
Optic atrophy sifilitika lanjut † (H48.0*),
Retrobulbar neuritis sifilitika lanjut † (H48.1*) – radang n. opticus,
Acoustic neuritis sifilitika lanjut † (H94.0*)
A52.2 Neurosifilis asimptomatik (tanpa gejala)
A52.3 Neurosifilis, tidak dijelaskan
Gumma sifilis pada sistem syaraf pusat NOS
Sifilis (lanjut) pada sistem syaraf pusat NOS
Syphiloma pada sistem syaraf pusat NOS
A52.7 Sifilis lanjut dengan gejala lainnya
Penyakit glomerulus pada syphilis† (N08.0*)
Gumma (sifilitika), sifilis lanjut atau tertier:
semua tempat, kecuali yang diklasifikasikan pada A52.0-A52.3
Episcleritis sifilitika lanjut † (H19.0*), chorioretinitis sifilitika lanjut † (H32.0*),
Okulopathy sifilitika lanjut NEC† (H58.8*), peritonitis sifilitika lanjut † (K67.2*)
Leukoderma sifilitika lanjut † (L99.8*), bursitis sifilitika lanjut † (M73.1*),
Pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika lanjut † (N74.2*).
Sifilis [stadium tidak dijelaskan] pada:
paru-paru† (J99.8*), hati† (K77.0*),
otot† (M63.0*), synovium† (M68.0*), tulang† (M90.2*)

 520
A52.8 Sifilis lanjut, latent
Sifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif fan uji cairan spinal
negatif, dua tahun atau lebih sejak lahir.
A52.9 Sifilis lanjut, tidak dijelaskan
A53 Sifilis lain dan tidak dijelaskan
A53.0 Sifilis, tidak dijelaskan dini atau lanjut
Sifilis laten NOS
Reaksi serologis sifilis positif
A53.9 Sifilis, tidak dijelaskan
Infeksi Treponema pallidum NOS
Sifilis (didapat) NOS
Kecuali: sifilis NOS penyebab kematian pada usia <2 tahun (A50.2)
A54 Infeksi gonokokus
A54.0 Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah
tanpa abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius.
Servisitis gonokokus NOS, vulvovaginitis gonokokus NOS
Cystitis gonokokus NOS, urethritis gonokokus NOS,
A54.1 Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah
dengan abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius
Abses gonokokus kelenjar Bartolini
A54.2† Pelviperitonitis gonokokus dan infeksi gonokokus lainnya
Prostatitis gonokokus (N51.0*), orchitis atau epididymitis gonokokus (N51.1*)
Pelvic inflammatory disease [PID] gonokokus wanita (N74.3*)
Kecuali: peritonitis gonokokus (A54.8)
A54.3 Infeksi gonokokus pada mata
Konjungtivitis gonokokus† (H13.1*), iridocyclitis gonokokus † (H22.0*)
Ophthalmia neonatorum akibat gonokokus
A54.4† Infeksi gonokokus pada sistem muskuloskeletonl
Arthritis gonokokus (M01.3*), synovitis atau tenosynovitis gonokokus (M68.0*)
Bursitis gonokokus (M73.0*), osteomyelitis (M90.2*) gonokokus
A54.5 Faringitis gonokokus
A54.6 Infeksi gonokokus pada anus dan rektum
A54.8 Infeksi gonokokus lainnya
Meningitis gonokokus † (G01*), abses gonokokus otak† (G07*),
Perikarditis gonokokus † (I32.0*), endokarditis gonokokus † (I39.8*),
Miokarditis gonokokus † (I41.0*), pneumonia gonokokus † (J17.0*),
Peritonitis gonokokus † (K67.1*),
Septikemia gonokokus, dan lesi kulit gonokokus
Kecuali: pelviperitonitis gonokokus (A54.2)
A54.9 Infeksi gonokokus, tidak dijelaskan

A55 Limfogranuloma chlamydia (venereum)


Bubo iklim atau tropis
Penyakit Durand-Nicolas-Favre
Esthiomene
Lymphogranuloma inguinale

A56 Penyakit chlamydia lain yang ditularkan melalui hubungan seksual

 521
Termasuk: infeksi hubungan seksual akibat Chlamydia trachomatis
Kecuali: lymphogranuloma chlamydia (A55), kondisi pada A74.-
pneumonia chlamydia neonatus (P23.1), konjungtivitis chlamydia neonatus (P39.1),
A56.0 Infeksi chlamydia pada saluran genitourinarius bawah
Servisitis chlamydia, vulvovaginitis chlamydia
Cystitis chlamydia, urethritis chlamydia
A56.1† Infeksi chlamydia pada pelviperitoneum dan organ genitourinarius lain
Orchitis atau epididymitis chlamydia (N51.1*)
Pelvic inflammatory disease [PID] chlamydia wanita (N74.4*),
A56.2 Infeksi chlamydia saluran genitourinarius, tidak dijelaskan
A56.3 Infeksi chlamydia anus dan rektum
A56.4 Infeksi chlamydia farings
A56.8 Infeksi chlamydia melalui hubungan seksual pada tempat lain

A57 Chancroid
Ulcus molle
A58 Granuloma inguinale
Donovanosis
A59 Trikhomoniasis
Kecuali: trikhomoniasis usus (A07.8)
A59.0 Trikhomoniasis urogenital;
Leukorrhoea (vaginalis); Prostatitis† (N51.0*) akibat T. vaginalis
A59.8 Trikhomoniasis di tempat lain
A59.9 Trikhomoniasis, tidak dijelaskan

A60 Infeksi herpesviral [herpes simplex] anogenital


A60.0 Infeksi herpesvirus saluran genitalia dan urogenitalis
Infeksi herpesvirus saluran genital: wanita† (N77.0-N77.1*); pria† (N51.-*)
A60.1 Infeksi herpesvirus kulit perianus dan rektum
A60.9 Infeksi herpesvirus anogenita;, tidak dijelaskan

A63 Penyakit hubungan seksual lain, tidak diklasifikasi di tempat lain


Kecuali: molluscum contagiosum (B08.1), papilloma servix (D26.0)
A63.0 Anogenital (venereal) warts
A63.8 Penyakit hubungan kelamin lain yang dijelaskan

A64 Penyakit hubungan kelamin yang tidak dijelaskan


Penyakit kelamin NOS

Penyakit akibat spirochaeta lainnya (A65-A69)


Kecuali: leptospirosis (A27.-); syphilis (A50-A53)
A65 Sifilis nonvenereal
Bejel; sifilis endemic; Njovera
A66 Yaws
Termasuk: Bouba, framboesia (tropica), pian
A66.0 Yaw, lesi awal
Chancre of yaws;

 522
Framboesia, awal atau primer;
Mother yaw
Ulkus framboesia awal
A66.1 Yaw papillomata ganda dan “wet crab”
Framboesioma
Pianoma;
Papilloma plantaris atau palmaris yaws
A66.2 Lesi awal kulit lain pada yaws
Yaws kulit <5 tahun setelah infeksi;
Yaws (kulit) (makularis) (makulopapularis) (mikropapularis) (papularis) dini
Framboeside pada yaws dini
A66.3 Hiperkeratosis pada yaws
Ghoul hand
Worm-eaten soles
Hyperkeratosis, palmaris atau plantaris (dini) (lanjut) akibat yaws
A66.4 Gummata dan ulkus pada yaws
Framboeside gummatosa
Yaws nodularis (bertukak) lanjut
A66.5 Gangosa
Rhinopharyngitis mutilans
A66.6 Lesi tulang dan kulit pada yaws
Ganglion, hydrarthrosis, osteitis, periostitis (hipertrofik): pada yaws (dini) (lanjut)
Goundou, gumma tulang, osteitis atau periostitis gummatosa: pada yaws (lanjut)
A66.7 Manifestasi lain yaws
Nodul yaws juxta-articularis
Yaws mukosa
A66.8 Yaws laten
Yaws tanpa gejala klinis, dengan serologis positif
A66.9 Yaws, tidak dijelaskan

A67 Pinta [carate]


A67.0 Lesi primer pinta
Chancre (primer) atau papula (primer): dari pinta (carate)
A67.1 Lesi intermedia pinta
Plak eritematosa, lesi hiperkromik, hiperkeratosis; pintids: dari pinta (carate)
A67.2 Lesi lanjut pinta
Lesi kardiovaskuler† (I98.1*) dari pinta (carate)
Lesi kulit akromik, sikatriks, atau diskromik: dari pinta (carate)
A67.3 Lesi campuran dari pinta
Lesi kulit akromik bercampur dengan hiperkromik dari pinta (carate)
A67.9 Pinta, tidak dijelaskan

A68 Relapsing fevers – demam berulang


Termasuk : Recurrent fever
Kecuali: Lyme disease (A69.2)
A68.0 Louse-borne relapsing fever
Relapsing fever akibat Borrelia recurrentis
A68.1 Tick-borne relapsing fever

 523
Relapsing fever akibat spesies Borrelia. selain Borrelia recurrentis
A68.9 Relapsing fever, tidak dijelaskan

A69 Infeksi spirochaeta lainnya


A69.0 Stomatitis ulseratif nekrotikans [infeksi Vincent]
Cancrum oris
Gangrene fusospirochaeta
Noma
Stomatitis gangrenosa
A69.1 Infeksi Vincent lainnya
Gingivitis atau gingivostomatitis ulseratif nekrotikans (akut)
Angina atau gingivitis Vincent, stomatitis spirochaeta, trench mouth
Faringitis fusospirochaeta
A69.2 Penyakit Lyme
Erythema kronis migrans akibat Borrelia burgdorferi
A69.8 Infeksi spirochaeta lain yang dijelaskan
A69.9 Infeksi spirochaeta, tidak dijelaskan

Penyakit lain yang disebabkan chlamydiae (A70-A74)


A70 Infeksi Chlamydia psittaci
Ornithosis; parrot fever, Psittacosis

A71 Trachoma
Kecuali: sequelae of trachoma (B94.0)
A71.0 Stadium awal trachoma
Trachoma dubium
A71.1 Stadium aktif trachoma
Konjungtivitis granularis trachomatosa, konjungtivitis folikularis trachomatosa
Pannus trachomatosa
A71.9 Trachoma, tidak dijelaskan
A74 Penyakit lain akibat chlamydiae
Kecuali: penyakit chlamydia yang ditularkan melalui hubungan seksual (A55-A56)
pneumonia chlamydia (J16.0)
pneumonia chlamydia neonatus (P23.1)
conjunctivitis chlamydia neonatus (P39.1)
A74.0† Konjungtivitis chlamydia (H13.1*);
Paratrachoma
A74.8 Penyakit chlamydia lain
Peritonitis chlamydia† (K67.0*)
A74.9 Infeksi chlamydia, tidak dijelaskan
Chlamydiosis NOS

Rickettsioses (A75-A79)
A75 Typhus fever
Kecuali: rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu (A79.8)
A75.0 Demam tifus ‘louse-borne’ epidemik akibat Rickettsia prowazekii
(Demam) tifus klasik

 524
Tifus (louse-borne) epidemik
A75.1 Recrudescent typhus [penyakit Brill];
Penyakit Brill-Zinsser
A75.2 Demam tifus akibat R. typhi;
Murine (flea-borne) typhus [tifus tikus yang dibawa kutu]
A75.3 Demam tifus akibat R. tsutsugamushi;
Scrub (mite-borne) typhus
A75.9 Demam tifus, tidak dijelaskan;
(Demam) typhus NOS

A77 Spotted fever [tick-borne rickettsioses]


A77.0 Spotted fever akibat R. rickettsii:
Rocky Mountain spotted fever, demam Sao Paulo
A77.1 Spotted fever akibat R. conorii
Tick typhus: Afrika, India, Kenya
Tick fever: Bouton, Marseilles, Mediterran
A77.2 Spotted fever akibat R. siberica
North Asian tick fever, Siberian tick typhus
A77.3 Spotted fever akibat R. australis
Queensland tick typhus
A77.8 Spotted fever lain
A77.9 Spotted fever, tidak dijelaskan
Tick-borne typhus NOS
A78 Q fever
Infeksi akibat Coxiella burnetii,
Nine Mile fever, quadrilateral fever
A79 Rickettsioses lain
A79.0 Trench fever,
Quintan fever, Wolhynian fever
A79.1 Rickettsial pox akibat Rickettsia akari:
Kew Garden fever, rickettsiosis vesikularis
A79.8 Rickettsioses lain yang dijelaskan
: Rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu
A79.9 Rickettsiosis, tidak dijelaskan;
Infeksi Rickettsia NOS

Infeksi virus sistem syaraf pusat (A80-A89)


A80 Poliomielitis akut
A80.0 Poliomyelitis paralitika akut, akibat vaksin
A80.1 Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari luar negeri
A80.2 Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari dalam negeri
A80.3 Poliomyelitis paralitika akut, jenis lain dan tidak dijelaskan
A80.4 Poliomyelitis non-paralitika akut
A80.9 Poliomyelitis akut, tidak dijelaskan

A81 Infeksi virus lambat sistem syaraf pusat


A81.0 Penyakit Creutzfeldt-Jakob:

 525
Ensefalopati spongiformis subakut
A81.1 Panensefalitis sklerosa aubakut
Dawson's inclusion body encephalitis
Van Bogaert's sclerosing leukoencephalopathy
A81.2 Leukoensefalopati multifokus progresif
Leukoensefalopati multifokus NOS
A81.8 Infeksi virus lambat lain pada SSP
Kuru
A81.9 Infeksi virus lambat pada SSP, tidak dijelaskan
Infeksi virus lambat NOS

A82 Rabies
A82.0 Rabies sylvatika
A82.1 Rabies urban
A82.9 Rabies, tidak dijelaskan

A83 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk


Termasuk: meningoencephalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk
Kecuali: Venezuelan equine encephalitis (A92.2)
A83.0 Japanese encephalitis
A83.1 Western equine encephalitis
A83.2 Eastern equine encephalitis
A83.3 St Louis encephalitis
A83.4 Australian encephalitis;
Kunjin virus disease
A83.5 California encephalitis
California meningoencephalitis
La Crosse encephalitis
A83.6 Rocio virus disease
A83.8 Ensefalitis virus lain yang ditularkan melalui nyamuk
A83.9 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk, tidak dijelaskan

A84 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui kutu


Termasuk: tick-borne viral meningoencephalitis
A84.0 Tick-borne ensefalitis Timur Jauh [Russian spring-summer encephalitis]
A84.1 Tick-borne ensefalitis Eropa Tengah
A84.8 Tick-borne ensefalitis virus lain:
Louping ill, Powassan virus disease
A84.9 Tick-borne ensefalitis virus, tidak dijelaskan

A85 Ensefalitis virus lain, not elsewhere classified


Termasuk: dinyatakan: ensefalomielitis virus NEC, meningoensefalitis virus NEC
Kecuali: khoriomeningitis limfositik (A87.2)
ensefalomielitis myalgika ringan (G93.3)
ensefalitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.4), zoster (B02.0)
virus measles (B05.0), virus mumps (B26.2),
A85.0† Ensefalitis enterovirus (G05.1*);

 526
Ensefalomielitis enterovirus
A85.1† Ensefalitis adenovirus (G05.1*);
Meningoensefalitis adenovirus
A85.2 Ensefalitis virus yang dibawa arthropoda, tidak dijelaskan
A85.8 Ensefalitis virus lain yang dijelaskan
A86 Ensefalitis virus, tidak dijelaskan
Ensefalomielitis virus NOS, meningoensefalitis virus NOS
A87 Meningitis virus
Kecuali: meningitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.3), zoster (B02.1)
virus measles (B05.1), virus mumps (B26.1),
A87.0† Meningitis enterovirus (G02.0*):
Meningitis Coxsackievirus,
Meningitis Echovirus
A87.1† Meningitis adenovirus (G02.0*)
A87.2 Khoriomeningitis limfositik,
Meningoensefalitis limfositik
A87.8 Meningitis virus lain
A87.9 Meningitis virus, tidak dijelaskan
A88 Infeksi virus sistem syaraf pusat lainnya, not elsewhere classified
Kecuali: encephalitis virus NOS (A86),
meningitis virus NOS (A87.9)
A88.0 Demam eksantema enterovirus [Boston exanthem]
A88.1 Epidemic vertigo
A88.8 Infeksi virus sistem syaraf pusat lain yang dijelaskan
A89 Infeksi virus sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan

Demam arbovirus dan demam berdarah virus (A90-A99)


A90 Demam dengue [dengue klasik]

A91 Demam berdarah dengue

A92 Demam akibat virus yang dibawa nyamuk lainnya


Kecuali: Penyakit Ross River (B33.1)
A92.0 Penyakit virus Chikungunya;
Demam (berdarah) Chikungunya
A92.1 Demam O'nyong-nyong
A92.2 Demam equine Venezuela
Venezuelan equine encephalitis
Venezuelan equine encephalomyelitis virus disease
A92.3 Demam West Nile
A92.4 Demam Rift Valley
A92.8 Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk lainnya
A92.9 Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk, tidak dijelaskan
A93 Demam arbovirus lain, not elsewhere classified
A93.0 Demam virus Oropouche,
Demam Oropouche

 527
A93.1 Demam Sandfly
Demam Pappataci
Demam Phlebotomus
A93.2 Colorado tick fever
A93.8 Demam arbovirus lain yang dijelaskan
Penyakit virus Piry
Penyakit virus stomatitis vesikularis (demam Indiana)

A94 Demam arbovirus, tidak dijelaskan


Demam atau infeksi arbovirus NOS
A95 Yellow fever
A95.0 Sylvatic yellow fever;
Jungle yellow fever
A95.1 Urban yellow fever
A95.9 Yellow fever, tidak dijelaskan

A96 Demam berdarah arenavirus


A96.0 Demam berdarah Junin
Demam berdarah Argentina
A96.1 Demam berdarah Machupo
Demam berdarah Bolivia
A96.2 Demam Lassa
A96.8 Demam berdarah arenavirus lain
A96.9 Demam berdarah arenavirus, tidak dijelaskan

A98 Demam berdarah virus lain, not elsewhere classified


Kecuali: Demam berdarah dengue (A91)
Demam berdarah chikungunya (A92.0)
A98.0 Demam berdarah Crimea-Congo:
Demam berdarah Asia tengah
A98.1 Demam berdarah Omsk
A98.2 Penyakit Kyasanur Forest
A98.3 Penyakit virus Marburg
A98.4 Penyakit virus Ebola
A98.5 Demam berdarah dengan gejala ginjal
Demam berdarah epidemik, demam berdarah Korea, demam berdarah Russia
Penyakit virus Hantaan
Nephropathia epidemica
A98.8 Demam berdarah virus lain yang dijelaskan

A99 Demam berdarah akibat virus yang tidak dijelaskan

Infeksi virus dengan lesi kulit dan mukosa (B00-B09)


B00 Infeksi herpesvirus [herpes simplex]
Kecuali: Infeksi herpesvirus anogenital (A60.-),
Herpangina (B08.5), mononucleosis gammaherpesvirus (B27.0),
Infeksi herpesvirus kongenital (P35.2)

 528
B00.0 Eczema herpeticum;
Erupsi variselliformis Kaposi
B00.1 Dermatitis vesikularis herpesvirus
Herpes simplex fasialis, herpes simplex labialis
Dermatitis vesikularis pada telinga atau bibir akibat human (α) herpesvirus 2
B00.2 Gingivostomatitis dan pharyngotonsillitis herpesvirus;
Pharyngitis herpesvirus
B00.3† Meningitis herpesvirus (G02.0*)
B00.4† Encephalitis herpesvirus (G05.1*):
Meningoencephalitis herpesvirus,
Penyakit Simian B [simian = monyet]
B00.5† Penyakit mata herpesvirus:
Dermatitis herpesvirus kelopak mata (H03.1*),
Konjungtivitis herpesvirus (H13.1*)
Keratitis herpesvirus (H19.1*), keratoconjunctivitis herpesvirus (H19.1*)
Iridocyclitis herpesvirus (H22.0*), iritis herpesvirus (H22.0*)
Uveitis anterior herpesvirus (H22.0*)
B00.7 Penyakit herpesvirus disseminata,
Septikemia herpesvirus
B00.8 Bentuk lain infeksi herpesvirus
hepatitis herpesvirus † (K77.0*), whitlow herpesvirus
B00.9 Infeksi herpesvirus, tidak dijelaskan
Infeksi herpes simplex NOS

B01 Varicella [chickenpox]


B01.0† Meningitis varicella (G02.0*)
B01.1† Ensefalitis varicella (G05.1*)
Ensefalitis postchickenpox; ensefalomyelitis varicella
B01.2† Pneumonia varicella (J17.1*)
B01.8 Varicella dengan komplikasi lain
B01.9 Varicella tanpa komplikasi
Varicella NOS
B02 Zoster [herpes zoster]
B02.0† Ensefalitis zoster (G05.1*);
Meningoensefphalitis zoster
B02.1† Meningitis zoster (G02.0*)
B02.2† Zoster yang melibatkan sistem syaraf lainnya
Ganglionitis genikulata pascaherpes (G53.0*)
Neuralgia trigeminus pascaherpes (G53.0*)
Polyneuropathy pascaherpes (G63.0*)
B02.3† Penyakit mata zoster
Blefaritis zoster (H03.1*),
Konjungtivitis zoster (H13.1*), skleritis zoster (H19.0*),
Keratitis zoster (H19.2*), keratokonjungtivitis zoster (H19.2*),
Iritis zoster (H22.0*), dan iridosiklitis zoster (H22.0*)
B02.7 Zoster disseminata
B02.8 Zoster dengan komplikasi lain
B02.9 Zoster tanpa komplikasi, zoster NOS

 529
B03 Smallpox
Tahun 1980 World Health Assembly ke-33 menyatakan smallpox telah hapus.
Klasifikasi ini masih dipertahankan untuk tujuan pengawasan.

B04 Monkeypox

B05 Measles
Termasuk : morbilli
Kecuali: subacute sclerosing panencephalitis (A81.1)
B05.0† Measles dengan komplikasi encephalitis (G05.1*),
Ensefalitis pasca measles
B05.1† Measles dengan komplikasi meningitis (G02.0*),
meningitis pasca measles
B05.2† Measles dengan komplikasi pneumonia (J17.1*),
Pneumonia pasca measles
B05.3† Measles dengan pasca measles komplikasi otitis media (H67.1*),
Otitis media pasca measles
B05.4 Measles dengan komplikasi usus
B05.8 Measles dengan komplikasi lain,
Keratitis dan keratoconjunctivitis measles † (H19.2*)
B05.9 Measles tanpa komplikasi,
Measles NOS

B06 Rubella [German measles]


Kecuali: rubella kongenital (P35.0)
B06.0† Rubella dengan komplikasi neurologis
Meningitis rubella (G02.0*),
Ensefalitis rubella (G05.1*), meningoensefalitis rubella(G05.1*)
B06.8 Rubella dengan komplikasi lain
Arthritis rubella † (M01.4*),
Pneumonia rubella † (J17.1*)
B06.9 Rubella tanpa komplikasi
Rubella NOS

B07 Viral warts – jerawat virus


Verruca: simplex, vulgaris
Kecualianogenital (venereal) warts (A63.0)
papilloma pada: larynx (D14.1), cervix (D26.0), atau bladder (D41.4)
B08 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, N.E.C.
Kecuali: penyakit virus stomatitis vesikularis (A93.8)
B08.0 Infeksi orthopoxvirus lain:
Cowpox, Pseudocowpox [milker's node],
Penyakit virus Orf, Vaccinia
Kecuali: monkeypox (B04)
B08.1 Molluscum contagiosum
B08.2 Exanthema subitum [sixth disease]

 530
B08.3 Erythema infectiosum [fifth disease]
B08.4 Stomatitis vesikularis enterovirus dengan eksantema
Penyakit tangan, mulut dan kaki
B08.5 Faringitis vesikularis enterovirus ,
Herpangina
B08.8 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa yang dijelaskan
Faringitis limfonodularis enterovirus, penyakit kaki dan mulut
Penyakit virus Tanapox, penyakit virus Yaba pox.
B09 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, tidak dijelaskan
Enanthema virus NOS, exanthema virus NOS

Hepatitis virus(B15-B19)
Kecuali: hepatitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.8)
hepatitis cytomegalovirus (B25.1), sequelae hepatitis virus (B94.2)
B15 Hepatitis akut A
B15.0 Hepatitis A dengan koma hepatika
B15.9 Hepatitis A tanpa koma hepatika,
Hepatitis A (akut) (virus) NOS

B16 Hepatitis akut B


B16.0 Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), dengan koma hepatika
B16.1 Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), tanpa koma hepatika
B16.2 Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dengan koma hepatika
B16.9 Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dan tanpa koma hepatika
Hepatitis B (akut) (virus) NOS

B17 Hepatitis virus akut lain


B17.0 Delta-(super)infection akut terhadap carrier hepatitis B
B17.1 Hepatitis akut C
B17.2 Hepatitis akut E
B17.8 Hepatitis virus akut lain yang dijelaskan,
Hepatitis non-A non-B (akut) (virus) NEC

B18 Hepatitis virus kronis


B18.0 Hepatitis virus B kronis dengan delta-agent
B18.1 Hepatitis virus B kronis tanpa delta-agent,
Hepatitis (virus) kronis B
B18.2 Hepatitis virus C kronis
B18.8 Hepatitis virus kronis lain
B18.9 Hepatitis virus kronis, tidak dijelaskan

B19 Hepatitis virus, tidak dijelaskan


B19.0 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan dengan koma
B19.9 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan tanpa koma hepatika
Hepatitis virus NOS

Penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)

 531
Catatan: Subkategori karakter ke-4 pada B20-B23 disediakan untuk pemakaian opsi kalau
pengkodean ganda tidak mungkin atau tidak diinginkan untuk identifikasi
keadaan spesifik.
Kecuali: Status infeksi HIV asimptomatik (Z21)

B20 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit


Kecuali: sindroma infeksi akut HIV (B23.0)
B20.0 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi mycobacteria
Penyakit HIV yang menyebabkan tuberkulosis
B20.1 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi bakteri lain
B20.2 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit cytomegalovirus
B20.3 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi virus lain
B20.4 Penyakit HIV yang menyebabkan kandidiasis
B20.5 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit jamur lain
B20.6 Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonia Pneumocystis carinii
B20.7 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda
B20.8 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit lain
B20.9 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan
Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi NOS

B21 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas


B21.0 Penyakit HIV yang menyebabkan sarkoma Kaposi
B21.1 Penyakit HIV yang menyebabkan limfoma Burkitt
B21.2 Penyakit HIV yang menyebabkan jenis lain limfoma non-Hodgkin
B21.3 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain pada jaringan limfoid,
hematopoietik dan yang terkait
B21.7 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas ganda
B21.8 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain
B21.9 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas yang tidak dijelaskan

B22 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit lain yang dijelaskan


B22.0 Penyakit HIV yang menyebabkan ensefalopati
Dementia HIV
B22.1 Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonitis interstitialis llimfoid
B22.2 Penyakit HIV yang menyebabkan wasting syndrome
Penyakit HIV yang menyebabkan gagal bertumbuh
Penyakit kurus (Slim disease)
B22.7 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda yang diklasifikasi di tempat lain
Catatan: Untuk pemakaian kategori ini, perlu rujukan ke aturan pengkodean morbiditas
dan mortalitas di Volume 2.

B23 Penyakit HIV yangmenyebabkan kondisi lain


B23.0 Sindroma infeksi HIV akut
B23.1 Penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (persistent)
B23.2 Penyakit HIV yang menyebabkan kelainan haematologis dan immunologis, n.e.c.
B23.8 Penyakit HIV yang menyebabkan kondisi lain yang dijelaskan

B24 Penyakit HIV, tidak dijelaskan

 532
Acquired immunodeficiency syndrome [AIDS] NOS
AIDS-related complex [ARC] NOS

Penyakit virus lain (B25-B34)


B25 Penyakit Cytomegalovirus (CMV)
Kecuali: infeksi CMV kongenital (P35.1),
mononucleosis CMV (B27.1)
B25.0† Pneumonitis CMV (J17.1*)
B25.1† Hepatitis CMV (K77.0*)
B25.2† Pancreatitis CMV (K87.1*)
B25.8 Penyakit CMV lain
B25.9 Penyakit CMV, tidak dijelaskan

B26 Mumps
B26.0† Orchitis mumps (N51.1*)
B26.1† Meningitis mumps (G02.0*)
B26.2† Encephalitis mumps (G05.1*)
B26.3† Pancreatitis mumps (K87.1*)
B26.8 Mumps dengan komplikasi lain:
Polyneuropathy mumps† (G63.0*), myocarditis mumps† (I41.1*)
Arthritis mumps† (M01.5*), nephritis mumps† (N08.0*)
B26.9 Mumps tanpa komplikasi
Mumps NOS, Parotitis NOS

B27 Mononucleosis infeksiosa


Termasuk: glandular fever, monocytic angina, penyakit Pfeiffer'
B27.0 Mononucleosis gammaherpesvirus;
Mononucleosis akibat virus Epstein-Barr
B27.1 Mononucleosis CMV
B27.8 Mononucleosis infeksiosa lain
B27.9 Mononucleosis infeksiosa, tidak dijelaskan

B30 Konjungtivitis virus


Kecuali: penyakit mata herpesvirus [herpes simplex] (B00.5),
penyakit mata zoster (B02.3)

B30.0† Keratoconjunctivitis akibat adenovirus (H19.2*);


Keratoconjunctivitis epidemika,
Shipyard eye
B30.1† Konjungtivitis akibat adenovirus (H13.1*),
Konjungtivitis folikularis adenovirus akut,
Swimming-pool conjunctivitis
B30.2 Faringokonjungtivitis virus
B30.3† Konjungtivitis hemoragika epidemik akut (enterovirus) (H13.1*);
Konjungtivitis akibat coxsackievirus 24,
Konjungtivitis akibat enterovirus 70
Konjungtivitis hemoragika (akut) (epidemik)

 533
B30.8† Konjungtivitis virus lainnya (H13.1*);
Konjungtivitis Newcastle
B30.9 Konjungtivitis virus, tidak dijelaskan

B33 Penyakit virus lain, not elsewhere classified


B33.0 Myalgia epidemik
Penyakit Bornholm
B33.1 Penyakit Ross River
Demam Ross River
Poliartritis dan exantema epidemik
B33.2 Karditis virus
B33.3 Infeksi retrovirus, not elsewhere classified;
Infeksi retrovirus NOS
B33.8 Penyakit virus lain yang dijelaskan.

B34 Penyakit virus dengan situs tidak dijelaskan


Kecuali: infeksi herpesvirus NOS (B00.9)
penyakit CMV NOS (B25.9)
infeksi retrovirus NOS (B33.3)
virus sebagai penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada bab lain (B97.-)
B34.0 Infeksi adenovirus, tidak dijelaskan
B34.1 Infeksi enterovirus, tidak dijelaskan
Infeksi coxsackievirus NOS
Infeksi echovirus NOS
B34.2 Infeksi coronavirus, tidak dijelaskan
B34.3 Infeksi parvovirus, tidak dijelaskan
B34.4 Infeksi papovavirus, tidak dijelaskan
B34.8 Infeksi virus lain yang situsnya tidak dijelaskan
B34.9 Infeksi virus, tidak dijelaskan;
Viraemia NOS

Mycoses (B35-B49)
Kecuali: mycosis fungoides (C84.0)
pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-)
B35 Dermatophytosis
Termasuk: favus
infeksi Epidermophyton, Microsporum and Trichophyton
tinea, semua jenis kecuali yang ada pada B36.-
B35.0 Tinea barbae dan tinea capitis
Ringworm (jamur) jenggot, ringworm kulit kepala, kerion, sycosis jamur
B35.1 Tinea unguium
Onychomycosis, onychia dermatophyta, dermatophytosis kuku, ringworm kuku
B35.2 Tinea manuum
Dermatophytosis tangan, hand ringworm
B35.3 Tinea pedis
Athlete's foot, dermatophytosis kaki, foot ringworm
B35.4 Tinea corporis

 534
Ringworm badan
B35.5 Tinea imbricata
Tokelau
B35.6 Tinea cruris;
Dhobi itch, groin ringworm, jock itch
B35.8 Dermatophytosis lain
Dermatophytosis disseminata, dermatophytosis granulomatosa
B35.9 Dermatophytosis, tidak dijelaskan;
Ringworm NOS

B36 Mikosis permukaaan lainnya


B36.0 Pityriasis versicolor
Tinea flava, tinea versicolor, [panu]
B36.1 Tinea nigra;
Microsporosis nigra, pityriasis nigra
Keratomycosis nigricans palmaris
B36.2 White piedra
Tinea blanca
B36.3 Black piedra
B36.8 Mikosis superfisialis lain yang dijelaskan
B36.9 Mikosis superfisialis, tidak dijelaskan

B37 Candidiasis
Termasuk: candidosis, miniliasis
Kecuali: kandidiasis neonatus (P37.5)
B37.0 Stomatitis kandida
Oral thrush
B37.1 Kandidiasis pulmonalis
B37.2 Kandidiasis kulit dan kuku;
Onychia kandida, paronychia kandida
Kecuali: dermatitis diaper (L22)
B37.3† Kandidiasis vulva dan vagina (N77.1*);
Vulvovaginitis kandida, vulvovaginitis monilia; vaginal thrush
B37.4† Kandidiasis urogenital lain;
Balanitis kandida (N51.2*), urethritis kandida (N37.0*)
B37.5† Meningitis kandida(G02.1*)
B37.6† Endokarditis kandida (I39.8*)
B37.7 Septikemia kandida
B37.8 Kandidiasis pada situs lain;
Cheilitis kandida
Enteritis kandida
B37.9 Kandidiasis, tidak dijelaskan;
Thrush NOS

B38 Coccidioidomycosis
B38.0 Koksidioidomikosis paru-paru akut
B38.1 Koksidioidomikosis paru-paru kronis
B38.2 Koksidioidomikosis paru-paru, tidak dijelaskan

 535
B38.3 Koksidioidomikosis kulit
B38.4† Koksidioidomikosis meningitis (G02.1*)
B38.7 Koksidioidomikosis disseminata
Koksidioidomikosis generalisata
B38.8 Bentuk lain koksidioidomikosis
B38.9 Koksidioidomikosis, tidak dijelaskan

B39 Histoplasmosis
B39.0 Histoplasmosis capsulati paru-paru akut
B39.1 Histoplasmosis capsulati paru-paru kronis
B39.2 Histoplasmosis capsulati paru-paru, tidak dijelaskan
B39.3 Histoplasmosis capsulati disseminata
Histoplasmosis capsulati generalisata
B39.4 Histoplasmosis capsulati, tidak dijelaskan
Histoplasmosis Amerika
B39.5 Histoplasmosis duboisii
Histoplasmosis Afrika
B39.9 Histoplasmosis, tidak dijelaskan

B40 Blastomycosis
Kecuali: Blastomikosis Brazilia (B41.-)
Blastomikosis keloid (B48.0)
B40.0 Blastomikosis paru-paru akut
B40.1 Blastomikosis paru-paru kronis
B40.2 Blastomikosis paru-paru, tidak dijelaskan
B40.3 Blastomikosis kulit
B40.7 Blastomikosis disseminata
Blastomikosis generalisata
B40.8 Bentuk lain blastomikosis
B40.9 Blastomikosis, tidak dijelaskan

B41 Parakoksidioidomikosis
Termasuk: Blastomikosis Brazilia
Penyakit Lutz
B41.0 Parakoksidioidomikosis paru-paru
B41.7 Parakoksidioidomikosis disseminata
Parakoksidioidomikosis umum
B41.8 Bentuk lain parakoksidioidomikosis
B41.9 Parakoksidioidomikosis, tidak dijelaskan

B42 Sporotrichosis
B42.0† Sporotrikosis paru-paru (J99.8*)
B42.1 Sporotrikosis limfokutan
B42.7 Sporotrikosis disseminata
Sporotrikosis umum
B42.8 Bentuk lain sporotrikosis
B42.9 Sporotrikosis, tidak dijelaskan

 536
B43 Chromomycosis and phaeomycotic abscess
B43.0 Kromomikosis kulit
Dermatitis verrucosa
B43.1 Abses otak phaeomikotik
Kromomycosis otak
B43.2 Abses dan kista phaeomikotik subkutis
B43.8 Bentuk lain kromomikosis
B43.9 Kromomikosis, tidak dijelaskan

B44 Aspergillosis
Termasuk: Aspergilloma
B44.0 Aspergillosis paru-paru invasif
B44.1 Aspergillosis paru-paru lainnya
B44.2 Aspergillosis paru-paru tonsil
B44.7 Aspergillosis paru-paru disseminata
Aspergillosis umum
B44.8 Bentuk lain aspergillosis
B44.9 Aspergillosis, tidak dijelaskan

B45 Cryptococcosis
B45.0 Kriptokokosis paru-paru
B45.1 Kriptokokosis cerebralis
Kriptokokosis meningocerebralis
Meningitis cryptococcus † (G02.1*)
B45.2 Kriptokokosis kulit
B45.3 Kriptokokosis tulang
B45.7 Kriptokokosis disseminata
Kriptokokosis umum
B45.8 Bentuk lain kriptokokosis
B45.9 Cryptococcosis, tidak dijelaskan

B46 Zygomycosis
B46.0 Mukormikosis paru-paru
B46.1 Mukormikosis rhinocerebralis
B46.2 Mukormikosis gastrointestinalis
B46.3 Mukormikosis kulit, mucormycosis subkutis
B46.4 Mukormikosis disseminata;
Mukormikosis umum
B46.5 Mukormikosis, tidak dijelaskan
B46.8 Zygomikoses lain;
Entomophthoromycosis
B46.9 Zygomikosis, tidak dijelaskan;
Phycomycosis NOS

B47 Mycetoma
B47.0 Eumycetoma
Madura foot jenis mikotik; Maduromycosis
B47.1 Actinomycetoma

 537
B47.9 Mycetoma, tidak dijelaskan;
Madura foot NOS

B48 Mikosis lain, not elsewhere classified


B48.0 Lobomycosis
Penyakit Lobo;
Blastomikosis keloid
B48.1 Rhinosporidiosis
B48.2 Allescheriasis
Infeksi Pseudallescheria boydii
Kecuali: eumycetoma (B47.0)
B48.3 Geotrichosis;
Stomatitis geotrichum
B48.4 Penicillosis
B48.7 Mikoses oportunistik
B48.8 Mikoses lain yang dijelaskan
Adiaspiromycosis

B49 Mycosis, tidak dijelaskan


Fungaemia NOS

Penyakit-penyakit akibat protozoa (B50-B64)


Kecuali: amoebiasis (A06.-),
penyakit usus akibat protozoal lain (A07.-)
B50 Malaria Plasmodium falciparum
Termasuk: infeksi campuran P. falciparum dengan Pasmodium spp. lain
B50.0 Malaria P. falciparum dengan komplikasi otak
Malaria otak NOS
B50.8 Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi lain
Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi NOS
B50.9 Malaria P. falciparum, tidak dijelaskan

B51 Malaria Plasmodium vivax


Termasuk: infeksi campuran P. vivax dengan Plasmodium spp. lain
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
B51.0 Malaria P. vivax dengan ruptur limpa
B51.8 Malaria P. vivax dengan komplikasi lain
B51.9 Malaria P. vivax tanpa komplikasi
Malaria P. vivax NOS

B52 Malaria Plasmodium malariae


Termasuk: infeksi campuran P. malariae dengan Plasmodium spp. lain
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
B52.0 Malaria P. malariae dengan nephropathy
B52.8 Malaria P. malariae dengan komplikasi lain
B52.9 Malaria P. malariae tanpa komplikasi

 538
Malaria P. malariae NOS

B53 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan


B53.0 Malaria P. ovale
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
bercampur dengan P. malariae (B52.-)
B53.1 Malaria akibat plasmodia simian (monyet)
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
bercampur dengan P. malariae (B52.-)
bercampur dengan P. ovale (B53.0),
B53.8 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan, not elsewhere classified;
Malaria yang secara parasitologi dipastikan NOS.
B54 Malaria yang tidak dijelaskan
Malaria yang didiagnosa secara klinis tanpa konfirmasi parasitologi

B55 Leishmaniasis
B55.0 Leishmaniasis viseral;
Kala-azar;
Leishmaniasis kulit pasca-kala-azar
B55.1 Leishmaniasis kulit
B55.2 Leishmaniasis mukokutan
B55.9 Leishmaniasis, tidak dijelaskan

B56 Trypanosomiasis Afrika


B56.0 Trypanosomiasis Gambia; West African sleeping sickness
B56.1 Trypanosomiasis Rhodesia; East African sleeping sickness
B56.9 Trypanosomiasis Afrika, tidak dijelaskan; Sleeping sickness NOS

B57 Penyakit Chagas


Termasuk: American trypanosomiasis;
Infeksi Trypanosoma cruzi
B57.0† Penyakit Chagas akut yang melibatkan jantung (I41.2*, I98.1*)
Penyakit Chagas akut yang melibatkan kardiovaskuler NEC (I98.1*)
Penyakit Chagas akut dengan miokarditis (I41.2*)
B57.1 Penyakit Chagas akut tanpa melibatkan jantung;
Penyakit Chagas akut NOS
B57.2† Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan jantung (I41.2*, I98.1*)
Trypanosomiasis Amerika NOS
Penyakit Chagas (kronis) NOS
Penyakit Chagas (kronis) (dengan) melibatkan kardiovaskuler NEC (I98.1*),
Penyakit Chagas (kronis) (dengan) myokarditis (I41.2*)
Trypanosomiasis NOS, di tempat penyakit Chagas prevalent
B57.3 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem pencernaan
B57.4 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem syaraf
B57.5 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan organ lain

 539
B58 Toxoplasmosis
Termasuk: Infeksi Toxoplasma gondii
Kecuali: Toxoplasmosis kongenital (P37.1)
B58.0† Okulopati toxoplasma;
chorioretinitis toxoplasma (H32.0*)
B58.1† Hepatitis toxoplasma (K77.0*)
B58.2† Meningoencephalitis toxoplasma (G05.2*)
B58.3† Toxoplasmosis paru-paru (J17.3*)
B58.8 Toxoplasmosis yang melibatkan organ lain:
Miokarditis toxoplasma † (I41.2*);
Miositis toxoplasma † (M63.1*)
B58.9 Toxoplasmosis, tidak dijelaskan

B59 Pneumocystosis
Pneumonia akibat Pneumocystis carinii

B60 Penyakit protozoa lain, not elsewhere classified


Kecuali: Kriptosporidiosis (A07.2);
Isosporiasis (A07.3)
B60.0 Babesiosis
Piroplasmosis [infeksi intraeritrosit pada hewan]
B60.1 Acanthamoebiasis
Konjungtivitis akibat Acanthamoeba† (H13.1*)
Keratokonjungtivitis akibat Acanthamoeba† (H19.2*)
B60.2 Naegleriasis
Meningoensefalitis amuba primer † (G05.2*)
B60.8 Penyakit protozoa lain yang dijelaskan:
Mikrosporidiosis

B64 Penyakit protozoa yang tidak dijelaskan

Helminthiases (B65-B83)
B65 Schistosomiasis [bilharziasis]
Termasuk: snail fever
B65.0 Skistosomiasis akibat Schistosoma haematobium [schistosomiasis urine]
B65.1 Skistosomiasis akibat Schistosoma mansoni [schistosomiasis usus]
B65.2 Skistosomiasis akibat Schistosoma japonicum:
Skistosomiasis Asia
B65.3 Dermatitis cercaria
Swimmer's itch
B65.8 Skistosomiasis lain:
Infeksi Schistosoma intercalatum, Schistosoma mattheei, Schistosoma mekongi
B65.9 Skistosomiasis, tidak dijelaskan

B66 Infeksi cacing jaringan (fluke) lainnya


B66.0 Opisthorchiasis
Infeksi cacing hati kucing

 540
Opisthorchis (felineus)(viverrini)
B66.1 Clonorchiasis
Penyakit cacing hati Cina,
Penyakit cacing hati oriental;
Infeksi Clonorchis sinensis
B66.2 Dicrocoeliasis
Infeksi Dicrocoelium dendriticum
Infeksi cacing jaringan lancet
B66.3 Fascioliasis
Infeksi: Fasciola gigantica, F. hepatica, F. indica;
Penyakit cacing hati domba
B66.4 Paragonimiasis
Infeksi Paragonimus sp;
Penyakit cacing paru-paru
Distomiasis paru-paru
B66.5 Fasciolopsiasis
Infeksi Fasciolopsis buski;
Distomiasis usus
B66.8 Infeksi fluke lain
Echinostomiasis, Heterophyiasis, Metagonimiasis, Nanophyetiasis, Watsoniasis
B66.9 Infeksi cacing jaringan, tidak dijelaskan

B67 Echinococcosis
Termasuk: hydatidosis
B67.0 Infeksi Echinococcus granulosus pada liver
B67.1 Infeksi Echinococcus granulosus pada lung
B67.2 Infeksi Echinococcus granulosus pada bone
B67.3 Infeksi Echinococcus granulosus pada, other and multiple sites
B67.4 Infeksi Echinococcus granulosus, tidak dijelaskan
B67.5 Infeksi Echinococcus multilocularis pada hati
B67.6 Infeksi Echinococcus multilocularis pada situs lain dan ganda
B67.7 Infeksi Echinococcus multilocularis, tidak dijelaskan
B67.8 Echinococcosis pada hati, tidak dijelaskan
B67.9 Echinococcosis, di tempat lain and tidak dijelaskan;Echinococcosis NOS

B68 Taeniasis
Kecuali: cysticercosis (B69.-)
B68.0 Taeniasis Taenia solium
(Infeksi) cacing pita babi
B68.1 Taeniasis Taenia saginata
(Infeksi) cacing pita sapi
Infeksi cacing pita Taenia saginata dewasa
B68.9 Taeniasis, tidak dijelaskan

B69 Cysticercosis
Termasuk: infeksi cysticerciasis akibat bentuk larva Taenia solium
B69.0 Cysticercosis sistem syaraf pusat
B69.1 Cysticercosis mata

 541
B69.8 Cysticercosis pada situs lain
B69.9 Cysticercosis, tidak dijelaskan

B70 Diphyllobothriasis and sparganosis


B70.0 Diphyllobothriasis:
Infeksi Diphyllobothrium (dewasa) (latum) (pacificum),
(Infeksi) cacing pita ikan
Kecuali: diphyllobothriasis larva (B70.1)
B70.1 Sparganosis
Infeksi Sparganum (mansoni)(proliferum); infeksi larva Spirometra
Diphyllobothriasis larva
Spirometrosis
B71 Infeksi cestoda lainnya
B71.0 Hymenolepiasis
(Infeksi) cacing pita cebol (dwarf)
(Infeksi) cacing pita tikus
B71.1 Dipylidiasis
(Infeksi) cacing pita anjing
B71.8 Infeksi cestoda lain yang dijelaskan
Coenurosis
B71.9 Infeksi cestoda, tidak dijelaskan:
(Infeksi) cacing pita NOS

B72 Dracunculiasis
Infeksi Dracunculus medinensis,
Infeksi cacing Guinea
B73 Onchocerciasis
Infeksi Onchocerca volvulus,
Onchocercosis,
River blindness

B74 Filariasis
Kecual: Onchocerciasis (B73);
Eosinofilia (pulmonalis) tropis NOS (J82)
B74.0 Filariasis akibat Wuchereria bancrofti:
Elefantiasis bancrofti,
Filariasis bancrofti
B74.1 Filariasis akibat Brugia malayi
B74.2 Filariasis akibat Brugia timori
B74.3 Loiasis
Infeksi Loa loa
Sembab Calabar
Penyakit cacing mata Afrika
B74.4 Mansonelliasis:
Infeksi Mansonella ozzardi, M. perstans, M. streptocerca
B74.8 Filariasis lain
Dirofilariasis
B74.9 Filariasis, tidak dijelaskan

 542
B75 Trichinellosis
Infeksi Trichinella spp;
Trichiniasis

B76 Hookworm diseases


Termasuk: Uncinariasis
B76.0 Ancylostomiasis
Infeksi Ancylostoma sp.
B76.1 Necatoriasis
Infeksi Necator americanus
B76.8 Penyakit cacing tambang lain
B76.9 Penyakit cacing tambang, tidak dijelaskan:
Cutaneous larva migrans NOS

B77 Ascariasis
Termasuk: Askaridiasis
Infeksi cacing gelang
B77.0 Askariasis dengan komplikasi usus
B77.8 Askariasis dengan komplikasi lain
B77.9 Askariasis, tidak dijelaskan

B78 Strongyloidiasis
Infeksi Strongyloides stercoralis, menyebabkan rash kulit, eosinofilia, dan nyeri perut.
B78.0 Strongyloidiasis usus
B78.1 Strongyloidiasis kulit
B78.7 Strongyloidiasis disseminata
B78.9 Strongyloidiasis, tidak dijelaskan

B79 Trichuriasis - Trichocephaliasis;: Whipworm (penyakit)(infeksi)


Trichocephaliasis
(Penyakit)(infeksi) whipworm [cacing cambuk]

B80 Enterobiasis - Oxyuriasis; Pinworm infection; infeksi Threadworm


Oxyuriasis
Infeksi pinworm [cacing jarum]
Infeksi threadworm [cacing benang]

B81 Helminthiasis usus lainnya, not elsewhere classified


Kecuali: angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis (B83.2)
B81.0 Anisakiasis
Infeksi larva Anisakis
B81.1 Capillariasis usus
Capillariasis NOS
Infeksi Capillaria philippinensis,
Kecuali: capillariasis hati (B83.8)
B81.2 Trichostrongyliasis

 543
B81.3 Angiostrongyliasis usus
Infeksi Parastrongylus costaricensis
B81.4 Helminthiasis usus campuran
Helminthiasis campuran NOS
Infeksi cacing usus yang dapat diklasifikasikan pada lebih dari satu di antara kategori
B65.0-B81.3 dan B81.8.
B81.8 Helminthiasis usus lain yang dijelaskan
Infeksi Oesophagostomum sp. [oesophagostomiasis]
Infeksi Ternidens diminutus [ternidensiasis]

B82 Parasitisme usus yang tidak dijelaskan


B82.0 Intestinal helminthiasis, tidak dijelaskan
B82.9 Intestinal parasitism, tidak dijelaskan

B83 Helminthiasis lain


Kecuali: Capillariasis NOS (B81.1), capillariasis usus (B81.1)
B83.0 Visceral larva migrans
Toxocariasis
B83.1 Gnathostomiasis:
Wandering swelling – sembab berpindah
B83.2 Angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis
Eosinophilic meningoencephalitis† (G05.2*)
Kecuali: angiostrongyliasis usus (B81.3)
B83.3 Syngamiasis
Syngamosis
B83.4 Hirudiniasis internal
Kecuali: Hirudiniasis eksternal (B88.3)
B83.8 Helminthiasis lain yang dijelaskan
Acanthocephaliasis
Gongylonemiasis
Hepatic capillariasis
Metastrongyliasis
Thelaziasis
B83.9 Helminthiasis, tidak dijelaskan:
Cacingan NOS
Kecuali: helminthiasis usus NOS (B82.0)

Pediculosis, acariasis and other infestations (B85-B89)


B85 Pediculosis and phthiriasis
B85.0 Pediculosis akibat Pediculus humanus capitis
Infestasi kutu kepala
B85.1 Pediculosis akibat Pediculus humanus corporis
Infestasi kutu badan
B85.2 Pediculosis, tidak dijelaskan
B85.3 Phthiriasis
Infestasi Phthirus pubis, infestasi crab-louse (kutu daerah pubis)
B85.4 Campuran pediculosis and phthiriasis

 544
Infestasi yang dapat diklasifikasikan pada lebih dari satu di antara kategori B85.0-B85.3

B86 Scabies
Sarcoptic itch

B87 Myiasis
Termasuk: infestasi oleh larva lalat
B87.0 Myiasis kulit
Myiasis menjalar
B87.1 Myiasis luka
Myiasis traumatika
B87.2 Myiasis okuler
B87.3 Myiasis nasopharyngs
Myiasis laryngs
B87.4 Myiasis aural
B87.8 Myiasis tempat lain
Myiasis genitourinarius
Myiasis usus
B87.9 Myiasis, tidak dijelaskan

B88 Infestasi lain


B88.0 Acariasis lain:
Dermatitis acarine;
Trombiculosis
Dermatitis akibat: Demodex sp., Dermanyssus gallinae, Liponyssoides sanguineus
Kecuali: scabies (B86)
B88.1 Tungiasis [sandflea infestation]
B88.2 Infestasi artropoda lain:
Scarabiasis
B88.3 Hirudiniasis eksternal:
Infestasi leech (lintah) NOS
Kecuali: hirudiniasis internal (B83.4)
B88.8 Infestasi lain yang dijelaskan
Ichthyoparasitism akibat Vandellia cirrhosa
Linguatulosis
Porocephaliasis
B88.9 Infestasi, tidak dijelaskan
Infestasi (kulit) NOS
Infestasi kutu NOS
Parasit kulit NOS

B89 Penyakit parasit yang tidak dijelaskan

Sequel penyakit infeksi dan parasit (B90-B94)


Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada kategori A00-B89 sebagai
penyebab sekuel, yang diklasifikasikan di tempat lain. Sekuel adalah kondisi yang dinyatakan

 545
demikian; serta efek lanjut dari penyakit yang dapat diklasifikasi pada kategori di atas kalau terdapat
bukti bahwa penyakit itu tidak ada lagi.
B90 Sekuel tuberkulosis
B90.0 Sekuel TB sistem syaraf pusat
B90.1 Sekuel TB genitourinarius
B90.2 Sekuel TB tulang dan sendi
B90.8 Sekuel TB organ lain
B90.9 Sekuel TB paru-paru dan yang tidak dijelaskan
Sekuel TB NOS

B91 Sekuel poliomyelitis


B92 Sekuel leprosy
B94 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain dan yang tidak dijelaskan
B94.0 Sekuel trakoma
B94.1 Sekuel ensefalitis virus
B94.2 Sekuel hepatitis virus
B94.8 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain yang dijelaskan
B94.9 Sekuel penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan

Bakteri, virus dan agen infeksi lain (B95-B97)


Kategori ini jangan sekali-kali digunakan untuk pengkodean primer. Mereka disediakan
untuk digunakan sebagai kode tambahan kalau dirasa perlu mengidentifikasi agen infeksi penyebab
penyakit yang diklasifikasikan di bab lain
B95 Streptococcus and staphylococcus penyebab penyakit yang diklasifikasi di bab lain
B95.0 Streptokokus, group A
B95.1 Streptokokus, group B
B95.2 Streptokokus, group D
B95.3 Streptokokus pneumoniae
B95.4 Streptokokus lain
B95.5 Streptokokus yang tidak dijelaskan
B95.6 Stafilokokus aureus
B95.7 Stafilokokus lain
B95.8 Stafilokokus yang tidak dijelaskan

B96 Bakteri lain penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain.


B96.0 Mycoplasma pneumoniae [M. pneumoniae]
Pleuro-pneumonia-like-organism [PPLO]
B96.1 Klebsiella pneumoniae
B96.2 Escherichia coli
B96.3 Haemophilus influenzae
B96.4 Proteus (mirabilis)(morganii)
B96.5 Pseudomonas (aeruginosa)(mallei)(pseudomallei)
B96.6 Bacillus fragilis [B. fragilis]
B96.7 Clostridium perfringens [C. perfringens]
B96.8 Agen bakteri lain yang dijelaskan

B97 Agen virus penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain

 546
B97.0 Adenovirus
B97.1 Enterovirus: Coxsackievirus, Echovirus
B97.2 Coronavirus
B97.3 Retrovirus: Lentivirus, Oncovirus
B97.4 Respiratory syncytial virus
B97.5 Reovirus
B97.6 Parvovirus
B97.7 Papillomavirus
B97.8 Virus lainnya

Penyakit-penyakit in feksi lain (B99)


B99 Penyakit infeksi lain dan yang tidak dijelaskan

 547
BAB II. NEOPLASMA
Bab ini berisi kelompok-kelompok besar neoplasma sebagai berikut:
C00-C75 Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap primer, pada tempat yang
dijelaskan, selain neoplasma jaringan limfoid, hematopoietik dan yang
berhubungan.
C00-C14 Bibir, rongga mulut, dan farings
C15-C26 Organ pencernaan
C30-C39 Organ pernafasan dan intratoraks
C40-C41 Tulang dan rawan sendi
C43-C44 Kulit
C45-C49 Jaringan mesotel dan jaringan lunak
C50 Mammae
C51-C58 Organ genitalia wanita
C60-C63 Organ genitalia pria
C64-C68 Saluran kemih
C69-C72 Mata, otak, dan bagian lain sistem syaraf pusat
C73-C75 Thyroid dan kelenjar endokrin lain
C76-C80 Neoplasma ganas pada situs yang kurang jelas, sekunder dan tidak dijelaskan
C81-C96 Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap primer, pada jaringan limfoid,
hematopoietik dan yang berhubungan
C97 Neoplasma ganas pada situs-situs ganda yang independen (primer)
D00-D09 Neoplasma in situ
D10-D36 Neoplasma jinak
D37-D48 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui [lihat catatan]

Catatan
1. Neoplasma ganas primer, kurang jelas, sekunder dan situs tidak dijelaskan
Kategori C76-C80 melibatkan neoplasma ganas tanpa indikasi yang jelas
mengenai situs asalnya, atau kanker dinyatakan “disseminata”, “tersebar”, atau
“meluas” tanpa menyebutkan situs primer. Pada kedua kasus ini situs primer
dianggap tidak diketahui.
2. Aktifitas fungsional
Semua neoplasma diklasifikasikan di dalam bab ini, baik mereka aktif atau tidak
secara fungsional. Sebuah kode tambahan dari Bab IV bisa digunakan, kalau
diinginkan, untuk mengidentifikasi aktifitas fungsional yang berhubungan dengan
setiap neoplasma. Misalnya, phaeochromocytoma ganas kelenjar adrenal yang
menghasilkan catecholamine harus dikode pada C74 dengan kode tambahan
E27.5; adenoma basofil kelenjar pituitary harus dikode pada D35.2 dengan kode
tambahan E24.0.
3. Morfologi
Terdapat beberapa kelompok morfologis (histologis) utama neoplasma ganas:
karsinoma yang melibatkan karsinoma (sel) skuamosa dan adenokarsinoma;
sarkoma; tumor jaringan lunak lain yang termasuk mesothelioma; limfoma
(Hodgkin and non-Hodgkin); leukaemia; jenis lain yang dijelaskan atau spesifik
pada suatu situs; dan kanker yang tidak dijelaskan. Kanker adalah istilah umum
dan dapat digunakan untuk semua kelompok di atas, walau pun jarang digunakan

 548
untuk neoplasma ganas pada jaringan limfatik, hematopoietik dan yang
berhubungan. Karsinoma kadang-kadang digunakan secara salah sebagai sinonim
kanker.
Pada Bab II hampir semua neoplasma diklasifikasikan menurut situs dengan
sifatnya dalam kelompok yang luas. Pada beberapa kasus morfologinya
ditunjukkan pada judul kategori dan subkategori.
Untuk yang ingin mengidentifikasi jenis histologis, kode morfologis
komprehensif tersedia di halaman 1177-1204. Kode-kode morfologi ini berasal
dari International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua,
yang merupakan klasifikasi dua axis yang menyediakan sistem pengkodean
independent untuk topografi dan morfologi. Kode morfologi memiliki enam
digit: empat digit pertama menunjukkan jenis histologis, digit ke-5 adalah kode
sifat (primer ganas, sekunder ganas [metastatik], in situ, jinak, tak jelas
keganasannya), dan kode ke-6 adalah peringkat (differensiasi) untuk tumor padat,
yang juga digunakan sebagai kode khusus limfoma dan leukemia.
4. Penggunaan subkategori pada Bab II
Perhatikan penggunaan khusus subkategori .8. Tempat untuk subkategori “yang
lain” umumnya diberikan sebagai subkategori .7
5. Neoplasma ganas yang batas situsnya overlap dan subkategori .8 (lesi overlap)
Kategori C00-C75 mengklasifikasi neoplasma ganas menurut titik asalnya.
Banyak kategori 3-karakter dibagi lebih lanjut atas bagian yang diberi nama atau
subkategori dari organ yang dipertanyakan. Sebuah neoplasma yang overlap pada
dua atau lebih situs yang berbatasan di dalam satu kategori 3-karakter , dan yang
titik asalnya tidak bisa ditentukan, harus diklasifikasi pada subkategori .9 (lesi
overlap), kecuali kalau kombinasi ini secara jelas diindeks di tempat lain.
Misalnya, karsinoma esofagus dan lambung secara spesifik diindeks pada C16.0
(cardia), sementara karsinoma ujung dan permukaan ventral lidah harus dikode
pada C02.8. Sebaliknya, karsinoma ujung lidah yang meluas dan melibatkan
permukaan ventral harus dikode pada C02.1 karena titik asalnya, ujung lidah,
diketahui. Overlap berarti bahwa situs yang terlibat bersambungan (saling
berbatasan). Subkategori yang dinomori secara berurutan sering secara anatomis
juga bersambungan, tapi ini tidak selalu demikian (misalnya bladder C67.-) dan
pengkode mungkin perlu memeriksa buku anatomi untuk menentukan hubungan
topografisnya.
Kadang-kadang sebuah neoplasma overlap pada kategori 3-karakter di dalam
sistem tertentu. Untuk mengatasi ini, subkategori berikut telah ditentukan:
C02.8 Lesi overlap pada lidah
C08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva utama
C14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan lidah
C21.8 Lesi overlap pada rektum, anus, dan saluran anus
C24.8 Lesi overlap pada saluran empedu
C26.8 Lesi overlap pada sistem pencernaan
C39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraks
C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi
C49.8 Lesi overlap pada jaringan penyambung dan jaringan lunak
C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita
C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria
C68.8 Lesi overlap pada organ perkemihan

 549
C72.8 Lesi overlap pada sistem syaraf pusat
Sebuah contoh untuk ini adalah karsinoma lambung dan usus halus, yang harus
dikode pada C26.8 (lesi overlap pada sistem pencernaan)

6. Neoplasma ganas jaringan ektopik


Neoplasma ganas jaringan ektopik dikode pada situs yang disebutkan, misalnya
neoplasma ganas pankreas ektopik dikode pankreas, tidak dijelaskan (C25.9).
7. Penggunaan indeks alfabet dalam pengkodean neoplasma
Sebagai tambahan pada situs, morfologi dan sifat harus dipertimbangkan ketika
mengkode neoplasma, dan rujukan harus dilakukan pertama kali pada entri
indeks alfabet untuk melihat uraian morfologis.
Halaman pengantar pada volume 3 melibatkan instruksi umum mengenai
penggunaan indeks alfabet secara benar. Instruksi khusus dan contoh-contoh
sehubungan dengan neoplasma harus dicari untuk memastikan penggunaan
kategori dan subkategori di dalam Bab II secara benar.
8. Penggunaan International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua
Untuk jenis morfologis tertentu, Bab II menyediakan klasifikasi topografis yang
agak terbatas, atau tidak ada sama sekali. Kode topografi ICD-O yang digunakan
untuk semua neoplasma pada dasarnya adalah kategori 3- atau 4- karakter yang
digunakan Bab II untuk neoplasma ganas (C00-C77, C80), sehingga memberikan
peningkatan kespesifikan situs untuk neoplasma lain (ganas sekunder
[metastatik], jinak, in situ, dan tidak pasti atau tidak diketahui).
Jadi badan-badan yang tertarik untuk mengidentifikasi situs dan morfologi tumor,
seperti registri kanker, rumah sakit kanker, bagian patologi, dan badan lain yang
mengkhususkan diri pada kanker, direkomendasikan untuk menggunakan ICD-
O.
.
Neoplasma ganas bibir, rongga mulut dan farings (C00-C14)
C00 Neoplasma ganas bibir
Kecuali: kulit bibir (C43.0, C44.0)
C00.0 Bibir atas luar; bibir atas: NOS, area lipstik, batas vermilion
C00.1 Bibir bawah luar: bibir bawah: NOS, area lipstik, batas vermilion
C00.2 Bibir luar, tidak dijelaskan: batas vermilion NOS
C00.3 Bibir atas, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, permukaan oral
C00.4 Bibir bawah, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, permukaan oral
C00.5 Bibir, tak dijelaskan, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, perm. oral
C00.6 Sudut bibir
C00.8 Lesi overlap pada bibir
C00.9 Lip, tidak dijelaskan

C01 Neoplasma ganas basis lidah


Permukaan dorsal basis lidah
Bagian lidah yang tidak bergerak
Sepertiga belakang lidah

C02 Neoplasma ganas lidah pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan

 550
C02.0 Permukaan dorsal lidah – dua-pertiga depan permukaan bawah lidah
Kecuali: permukaan dorsal dasar lidah (C01)
C02.1 Pinggir lidah – ujung lidah
C02.2 Permukaan ventral lidah – dua pertiga depan permukaan atas lidah
Frenulum linguae
C02.3 Dua-pertiga depan lidah – bagian tidak dijelaskan
Sepertiga tengah lidah NOS – Bagian lidah yang bergerak NOS
C02.4 Tonsilla lingualis
Kecuali: tonsil NOS (C09.9)
C02.8 Lesi overlap pada lidah
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C01-C02.4
C02.9 Lidah, tidak dijelaskan

C03 Neoplasma ganas gusi


Termasuk: mukosa alveoli (tonjolan); gingiva
Kecuali: neoplasma odontogenik ganas (C41.0-C41.1)
C03.0 Gusi atas
C03.1 Gusi bawah
C03.9 Gusi, tidak dijelaskan

C04 Neoplasma ganas lantai mulut


C04.0 Lantai anterior mulut – anterior dari pertemuan premolar - caninus
C04.1 Lantai lateral mulut
C04.8 Lesi overlap pada lantai mulut
C04.9 Lantai mulut, tidak dijelaskan

C05 Neoplasma ganas palatum


C05.0 Palatum durum
C05.1 Palatum molle
Kecuali: permukaan nasofarings palatum molle (C11.3)
C05.2 Uvula
C05.8 Lesi overlap pada palatum
C05.9 Palate, tidak dijelaskan; atap mulut

C06 Neoplasma ganas mulut pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan
C06.0 Mukosa pipi; pipi dalam
C06.1 Vestibulum mulut; sulcus buccalis (upper)(lower), sulcus labialis (upper)(lower)
C06.2 Area retromolar
C06.8 Lesi overlap mulut pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan
C06.9 Mulut, tidak dijelaskan
Kelenjar saliva minor, situs tidak dijelaskan; rongga mulut NOS

C07 Neoplasma ganas kelenjar parotid

C08 Neoplasma ganas kelenjar saliva mayor lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: kelenjar saliva minor yang dijelaskan, diklasifikasi menurut lokasi anatomis
kelenjar saliva minor NOS (C06.9); kelenjar parotid (C07)
C08.0 Kelenjar submandibularis; kelenjar submaxillaris

 551
C08.1 Kelenjar sublingualis
C08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva mayor
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C07-C08.1
C08.9 Major salivary gland, tidak dijelaskan; kelenjar saliva (mayor) NOS

C09 Neoplasma ganas tonsil


Kecuali: Tonsilla lingualis (C02.4); tonsilla pharyngealis (C11.1)
C09.0 Fossa tonsillaris
C09.1 Tonsillar pillar (anterior)(posterior)
C09.8 Lesi overlap pada tonsil
C09.9 Tonsil, tidak dijelaskan
Tonsil: NOS, faucialis, palatina

C10 Neoplasma ganas orofarings


Kecuali: tonsil (C09.-)
C10.0 Vallecula
C10.1 Permukaan anterior epiglottis
Pinggir [batas] bebas epiglottis; plica glossoepiglottis
Kecuali: epiglottis (pars suprahyoidea) NOS (C32.1)
C10.2 Dinding lateral orofarings
C10.3 Dinding posterior orofarings
C10.4 Branchial cleft (fistula branchial); kista branchial [situs neoplasma]
C10.8 Lesi overlap pada orofarings
C10.9 Orofarings, tidak dijelaskan

C11 Neoplasma ganas nasofarings


C11.0 Dinding superior nasofarings;
Atap nasofarings
C11.1 Dinding posterior nasofarings;
Adenoid; tonsilla farings
C11.2 Dinding lateral nasofarings;
Fossa Rosenmuller; muara tuba auditorius; recessus farings
C11.3 Dinding anterior nasofarings
Lantai nasofarings
Permukaan nasofarings (anterior)(posterior) palatum molle
Pinggir posterior: choana, septum hidung
C11.8 Lesi overlap pada nasofarings
C11.9 Nasofarings, tidak dijelaskan; dinding nasofarings NOS

C12 Neoplasma ganas sinus piriformis


Fossa pyriformis

C13 Neoplasma ganas hipofarings


Kecuali: sinus pyriformis (C12)
C13.0 Regio postcricoidea
C13.1 Plika ariepiglottis, permukaan hipofarings, NOS, zona pinggir
Kecuali: Plika ariepiglottis, permukaan larings (C32.1)
C13.2 Dinding posterior hipofarings

 552
C13.8 Lesi overlap pada hipofarings
C13.9 Hipofarings, tidak dijelaskan; dinding hipofarings NOS

C14 Neoplasma ganas bibir, rongga mulut, dan farings lainnya, dan yang situsnya kurang jelas
Kecuali: oral cavity NOS (C06.9)
C14.0 Farings, tidak dijelaskan
C14.2 Cincin Waldeyer
C14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan farings
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C00-C14.2

Neoplasma ganas organ pencernaan (C15-C26)


C15 Neoplasma ganas esofagus
Catatan: Terdapat dua subklasifikasi alternatif diberikan, yaitu .0-.2 secara anatomis, dan .3-.5
menurut pertigaan.
C15.0 Esofagus bagian leher
C15.1 Esofagus bagian toraks
C15.2 Esofagus bagian abdomen
C15.3 Esofagus sepertiga atas
C15.4 Esofagus sepertiga tengah
C15.5 Esofagus sepertiga bawah
C15.8 Lesi overlap pada esofagus
C15.9 Esofagus, tidak dijelaskan

C16 Neoplasma ganas lambung


C16.0 Cardia: pertemuan lambung-esofagus; mulut lambung, esofagus dan lambung
C16.1 Fundus lambung
C16.2 Korpus lambung
C16.3 Antrum pilori; antrum lambung
C16.4 Pylorus; prepylorus; canalis pylori
C16.5 Kurvatura minor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai dengan C16.1-C16.4
C16.6 Kurvatura mayor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai dengan C16.1-C16.4
C16.8 Lesi overlap pada lambung
C16.9 Lambung, tidak dijelaskan; kanker lambung NOS

C17 Neoplasma ganas usus halus


C17.0 Duodenum
C17.1 Jejunum
C17.2 Ileum
Kecuali: katup ileocaecum (C18.0)
C17.3 Divertikulum Meckel
C17.8 Lesi overlap pada usus halus
C17.9 Usus halus, tidak dijelaskan

C18 Neoplasma ganas kolon


C18.0 Caecum; katup ileocaecum

 553
C18.1 Appendix
C18.2 Kolon asendens
C18.3 Fleksura hepatis
C18.4 Kolon transversa
C18.5 Fleksura lienalis/splenika
C18.6 Kolon desendens
C18.7 Kolon sigmoidea; fleksura sigmoidea
Kecuali: rectosigmoid junction (C19)
C18.8 Lesi overlap pada kolon
C18.9 Kolon, tidak dijelaskan; usus besar NOS

C19 Neoplasma ganas rectosigmoid junction

C20 Neoplasma ganas rektum

C21 Neoplasma ganas anus dan saluran anus anal


C21.0 Anus, tidak dijelaskan
Kecuali: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus (C43.5, C44.5)
C21.1 Saluran anus; sphincter ani
C21.2 Zona kloakogenic
C21.8 Lesi overlap pada rektum, anus and saluran anus
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C20-C21.2

C22 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik


Kecuali: saluran empedu NOS (C24.9); neoplasma ganas sekunder hati (C78.7)
C22.0 Karsinoma sel hati; Ca hepatocellular; hepatoma
C22.1 Karsinoma saluran empedu intrahepatis; cholangiocarcinoma
C22.2 Hepatoblastoma
C22.3 Angiosarkoma hati; sarkoma sel Kupffer
C22.4 Sarkoma lain pada hati
C22.7 Karsinoma lain yang dijelaskan pada hati
C22.9 Hati, tidak dijelaskan

C23 Neoplasma ganas kantong empedu

C24 Neoplasma ganas saluran empedu yang lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: saluran empedu intrahepatik (C22.1)
C24.0 Saluran empedu di luar hati
Saluran empedu NOS; ductus biliaris komunis; d. cysticus; d. hepaticus
C24.1 Ampulla Vateri
C24.8 Lesi overlap pada saluran empedu
Termasuk saluran empedu intra dan ekstrahepatik
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C22.0-C24.1
C24.9 Saluran empedu, tidak dijelaskan

C25 Neoplasma ganas pankreas


C25.0 Caput pancreas
C25.1 Corpus pancreas

 554
C25.2 Cauda pancreas
C25.3 Ductus pancreaticus
C25.4 Pankreas endokrin; pulau-pulau Langerhans
C25.7 Bagian lain pankreas; leher pankreas
C25.8 Lesi overlap pada pankreas
C25.9 Pankreas, tidak dijelaskan

C26 Neoplasma ganas organ pencernaan lain dan yang tidak jelas
Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (C48.-)
C26.0 Saluran usus, bagiannya tidak dijelaskan; usus NOS
C26.1 Limpa
Kecuali: Penyakit Hodgkin (C81.-); Limfoma non-Hodgkin (C82-C85)
C26.8 Lesi overlap pada saluran pencernaan
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C15-C26.1
Kecuali: Cardio-oesophageal junction (C16.0)
C26.9 Situs yang tidak jelas di dalam saluran pencernaan
Saluran pencernaan NOS, gastrointestinal tract NOS

Neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks (C30-C39)


Termasuk: telinga tengah
Kecuali: mesothelioma (C45.-)
C30 Neoplasma ganas rongga hidung dan telinga tengah
C30.0 Rongga hidung
Rawan hidung, concha nasales, hidung dalam, septum, vestibulum hidung
Kecuali: pinggir posterior septum nasi dan choana (C11.3)
tulang hidung (C41.0), kulit hidung (C43.3, C44.3),
bulbus olfaktorius (C72.2), hidung NOS (C76.0),
C30.1 Telinga tengah
Tuba Eustachius, telinga dalam, sel-sel udara mastoid
Kecuali: tulang telinga (meatus) (C41.0), rawan telinga (C49.0)
liang atau kulit telinga (luar) (C43.2, C44.2)

C31 Neoplasma ganas sinus-sinus aksesorius


C31.0 Sinus maxillary: Antrum (Highmore)(maxillary)
C31.1 Sinus ethmoidalis
C31.2 Sinus frontalis
C31.3 Sinus sphenoidalis
C31.8 Lesi overlap pada sinus aksesorius
C31.9 Sinus aksesorius, tidak dijelaskan

C32 Neoplasma ganas larings


C32.0 Glottis
Intrinsic larynx; pita suara (sejati) NOS
C32.1 Supraglottis

 555
Plica aryepiglottis, permukaan larings; epiglottis (pars suprahyoidea) NOS; larings
extrinsik; pita suara palsu; permukaan posterior (larings) epiglottis; ventricular
bands
Kecuali: permukaan anterior epiglottis (C10.1),
plika aryepiglottis: NOS (C13.1),
permukaan hipofarings (C13.1), zona pinggir (C13.1)
C32.2 Subglottis
C32.3 Rawan larings
C32.8 Lesi overlap larings
C32.9 Larings, tidak dijelaskan

C33 Neoplasma ganas trachea

C34 Neoplasma ganas bronchus dan paru-paru


C34.0 Bronkus utama: Carina; hilus (paru-paru)
C34.1 Lobus atas, bronkus atau paru-paru
C34.2 Lobus tengah, bronkus atau paru-paru
C34.3 Lobus bawah, bronkus atau paru-paru
C34.8 Lesi overlap bronkus dan paru-paru
C34.9 Bronkus atau paru-paru, tidak dijelaskan

C37 Neoplasma ganas thymus

C38 Neoplasma ganas jantung, mediastinum dan pleura


Kecuali: mesothelioma (C45.-)
C38.0 Jantung, perikardium
Kecuali: pembuluh-pembuluh besar (C49.3)
C38.1 Mediastinum anterior
C38.2 Mediastinum posterior
C38.3 Mediastinum, bagiannya tidak dijelaskan
C38.4 Pleura
C38.8 Lesi overlap pada jantung, mediastinum dan pleura

C39 Neoplasma ganas pernafasan dan intratoraks di situs lain dan tidak jelas
Kecuali: intratoraks NOS (C76.1)
C39.0 Saluran pernafasan atas, bagian tidak dijelaskan
C39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraks
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C30-C39.0
C39.9 Situs yang tidak jelas di dalam sistem pernafasan
Saluran pernafasan NOS

Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi (C40-C41)


Kecuali: sumsum tulang NOS (C96.7), sinovia (C49.-)
C40 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi anggota
C40.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas
C40.1 Tulang pendek anggota atas
C40.2 Tulang panjang anggota bawah

 556
C40.3 Tulang pendek anggota bawah
C40.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi anggota
C40.9 Tulang dan rawan sendi anggota, tidak dijelaskan

C41 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: tulang anggota (C40.-)
rawan: telinga (C49.0), larings (C32.3), anggota (C40.-), hidung (C30.0)
C41.0 Tulang tengkorak dan muka
Maxilla (superior), tulang orbita
Kecuali: semua jenis karsinoma pada: sinus maxillaris (C31.0),
rahang atas (C03.0) kecuali intraossea atau odontogenik
C41.1 Mandibula
Kecuali: semua jenis karsinoma pada: rahang NOS (C03.9), rahang bawah (C03.1) kecuali
intraossea atau odontogenik
C41.2 Kolom vertebra
Kecuali: sacrum dan coccyx (C41.4)
C41.3 Iga, sternum dan klavikula
C41.4 Tulang pelvik, sacrum and coccyx
C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C40-C41.4
C41.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan

Melanoma dan neoplasma ganas lain kulit (C43-C44)


C43 Melanoma maligna kulit
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /3
Kecuali: melanoma maligna kulit organ genital (C51-C52, C60.-, C63.-)
C43.0 Melanoma maligna bibir
Kecuali: batas vermillion bibir (C00.0-C00.2)
C43.1 Melanoma maligna kelopak mata, termasuk canthus
C43.2 Melanoma maligna telinga dan liang telinga luar
C43.3 Melanoma maligna pada bagian lain dan tidak dijelaskan pada muka
C43.4 Melanoma maligna kulit kepala dan leher
C43.5 Melanoma maligna badan; pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (C21.0)
C43.6 Melanoma maligna anggota atas, termasuk bahu
C43.7 Melanoma maligna anggota bawah, termasuk panggul
C43.8 Lesi overlap melanoma maligna kulit
C43.9 Malignant melanoma kulit, tidak dijelaskan
Melanoma (malignant) NOS

C44 Neoplasma ganas lain pada kulit


Termasuk: Neoplasma ganas: kelenjar sebasea, kelenjar keringat
Kecuali: Sarkoma Kaposi (C46.-)
Melanoma maligna kulit (C43.-), kulit genital (C51-C52, C60.-, C63.-)
C44.0 Kulit bibir: basal cell carcinoma of lip
Kecuali: Neoplasma ganas bibir (C00.-)

 557
C44.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
Kecuali: jaringan ikat kelopak mata (C49.0)
C44.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
Kecuali: jaringan ikat telinga (C49.0)
C44.3 Kulit bagian lain dan yang tidak dijelaskan pada muka
C44.4 Kulit kepala dan leher
C44.5 Kulit badan, pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (C21.0)
C44.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
C44.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
C44.8 Lesi overlap pada kulit
C44.9 Neoplasma ganas kulit, tidak dijelaskan

Neoplasma ganas jaringan mesotel dan jaringan lunak (C45-C49)


C45 Mesothelioma
Termasuk: morphology code M905 dengan kode sifat /3
C45.0 Mesothelioma pleura
Kecuali: neoplasma ganas lain pleura (C38.4)
C45.1 Mesothelioma peritoneum
Mesenterium, mesokolon, omentum, peritoneum (parietal)(pelvic)
Kecuali: neoplasma ganas lain pada peritoneum (C48.-)
C45.2 Mesothelioma perikardium
Kecuali: neoplasma ganas lain perikardium (C38.0)
C45.7 Mesothelioma pada situs lain
C45.9 Mesothelioma, tidak dijelaskan

C46 Sarkoma Kaposi


Termasuk: kode morfologis M9140 dengan kode sifat /3
C46.0 Sarkoma Kaposi skin
C46.1 Sarkoma Kaposi soft tissue
C46.2 Sarkoma Kaposi palatum
C46.3 Sarkoma Kaposi kelenjar limfe
C46.7 Sarkoma Kaposi situs lain
C46.8 Sarkoma Kaposi organ ganda
C46.9 Sarkoma Kaposi, tidak dijelaskan

C47 Neoplasma ganas syaraf perifer dan sistem syaraf otonom


Termasuk: syaraf dan ganglion simpatis dan parasimpatis
C47.0 Syaraf perifer head, face and neck
Kecuali: peripheral nerves of orbit (C69.6)
C47.1 Syaraf perifer anggota atas, termasuk bahu
C47.2 Syaraf perifer anggota bawah, termasuk panggul
C47.3 Syaraf perifer toraks
C47.4 Syaraf perifer abdomen
C47.5 Syaraf perifer pelvis
C47.6 Syaraf perifer badan, tidak dijelaskan

 558
C47.8 Lesi overlap syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
C47.9 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan

C48 Neoplasma ganas retroperitoneum and peritoneum


Kecuali: Sarcoma Kaposi (C46.1); mesothelioma (C45.-)
C48.0 Retroperitoneum
C48.1 Bagian peritoneum yang dijelaskan: mesenterium, mesokolon, omentum, peritoneum
parietalis dan peritoneum pelvik
C48.2 Peritoneum, tidak dijelaskan
C48.8 Lesi overlap pada retroperitoneum dan peritoneum

C49 Neoplasma ganas jaringan penyambung dan jaringan lunak lainnya


Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, jaringan lemak, ligament (kecuali rahim),
pembuluh limfe, otot, sinovia, tendon (pembungkus)
Kecuali: rawan (dari): sendi (C40-C41), larings (C32.3), hidung (C30.0),
jaringan ikat mammae (C50.-); sarkoma Kaposi (C46.-); mesothelioma (C45.-); syaraf
perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-); peritoneum (C48.-); retroperitoneum
(C48.0)
C49.0 Jaringan ikat dan lunak kepala, muka dan leher
Jaringan ikat telinga, mata, kelopak mata
Kecuali: jaringan ikat orbita (C69.6)
C49.1 Jaringan ikat dan lunak anggota atas, termasuk bahu
C49.2 Jaringan ikat dan lunak anggota bawah, termasuk panggul
C49.3 Jaringan ikat dan lunak thorax
Axilla, diaphragm, pembuluh besar
Kecuali: mammae (C50.-), jantung (C38.0), mediastinum (C38.1-C38.3), thymus
(C37)
C49.4 Jaringan ikat dan lunak abdomen: Dinding abdomen, hypochondrium
C49.5 Jaringan ikat dan lunak pelvis: Buttock; groin, perineum
C49.6 Jaringan ikat dan lunak pada badan, tidak dijelaskan: Punggung NOS
C49.8 Lesi overlap jaringan ikat dan lunak
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C47-C49.6
C49.9 Jaringan ikat dan lunak, tidak dijelaskan

Neoplasma ganas mammae (C50)


C50 Neoplasma ganas mammae
Termasuk: jaringan ikat mammae
Kecuali: kulit mammae (C43.5, C44.5)
C50.0 Nipple dan areola
C50.1 Bagian sentral mamma
C50.2 Kwadran dalam-atas mamma
C50.3 Kwadran dalam-bawah mamma
C50.4 Kwadran luar-atas mamma
C50.5 Kwadran luar-bawah mamma
C50.6 Ujung mamma arah aksilla
C50.8 Lesi overlap pada mamma

 559
C50.9 Mamma, tidak dijelaskan

Neoplasma ganas organ genital wanita (C51-C58)


Termasuk: kulit organ-organ genital wanita
C51 Neoplasma ganas vulva
C51.0 Labium mayora, kelenjar Bartholini [vestibula mayor]
C51.1 Labium minus
C51.2 Clitoris
C51.8 Lesi overlap pada vulva
C51.9 Vulva, tidak dijelaskan; genitalia external wanita NOS; pudendum

C52 Neoplasma ganas vagina

C53 Neoplasma ganas servix uteri


C53.0 Endoservix
C53.1 Exoservix
C53.8 Lesi overlap pada servix uteri
C53.9 Servix uteri, tidak dijelaskan

C54 Neoplasma ganas korpus uteri


C54.0 Isthmus uteri; segmen bawah rahim
C54.1 Endometrium
C54.2 Myometrium
C54.3 Fundus uteri
C54.8 Lesi overlap pada korpus uteri
C54.9 Korpus uteri, tidak dijelaskan

C55 Neoplasma ganas uterus, bagian tidak dijelaskan

C56 Neoplasma ganas ovarium

C57 Neoplasma ganas organ genitalia lain wanita dan yang tidak dijelaskan
C57.0 Tuba Fallopii; oviduct; tuba uterus
C57.1 Broad ligament (ligamentum latum)
C57.2 Round ligament (ligamentum rotundum)
C57.3 Parametrium; ligamen uterus NOS
C57.4 Adnexa uterus, tidak dijelaskan
C57.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan; korpus atau duktus Wolffian
C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C51-C57.7, C58
Tubo-ovarium; utero-ovarium
C57.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius wanita NOS

C58 Neoplasma ganas plasenta


Choriocarcinoma NOS

 560
Chorionepithelioma NOS
Kecuali: chorioadenoma (destruens) (D39.2)
mola hydatidiformis: NOS (O01.9), invasive (D39.2), malignant (D39.2)
Neoplasma ganas organ genitalia pria (C60-C63)
Termasuk: kulit organ genitalia pria
C60 Neoplasma ganas penis
C60.0 Prepuce; foreskin (kulit depan)
C60.1 Glans penis
C60.2 Batang penis; korpus kavernosum
C60.8 Lesi overlap pada penis
C60.9 Penis, tidak dijelaskan; kulit penis NOS

C61 Neoplasma ganas prostat

C62 Neoplasma ganas testis


C62.0 Undescended testis: ectopic testis; testis tertahan[situs neoplasma]
C62.1 Descended testis: testis di dalam skrotum
C62.9 Testis, tidak dijelaskan

C63 Neoplasma ganas organ genitalia pria lain dan tidak dijelaskan
C63.0 Epididymis
C63.1 Spermatic cord
C63.2 Skrotum, Kulit skrotum
C63.7 Organ genitalia pria lain yang dijelaskan: Vesikula seminalis; tunika vaginalis
C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C60-C63.7
C63.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius pria NOS

Neoplasma ganas saluran kemih (C64-C68)


C64 Neoplasma ganas ginjal, selain pelvis ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (C65), pelvis ginjal (C65)

C65 Neoplasma ganas pelvis ginjal


Pelviureteric junction; kaliks ginjal

C66 Neoplasma ganas ureter


Kecuali: muara ureter di kandung kemih (C67.6)

C67 Neoplasma ganas kandung kemih


C67.0 Trigonum vesicae
C67.1 Puncak bladder
C67.2 Dinding lateral bladder
C67.3 Dinding anterior bladder
C67.4 Dinding posterior bladder
C67.5 Leher bladder; lobang internal uretra

 561
C67.6 Muara ureter
C67.7 Urachus
C67.8 Lesi overlap pada bladder
C67.9 Bladder, tidak dijelaskan

C68 Neoplasma ganas organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: traktus genito-urinarius NOS: wanita (C57.9), pria (C63.9)
C68.0 Urethra
Kecuali: lobang internal uretra (C67.5)
C68.1 Kelenjar paraurethra
C68.8 Lesi overlap pada organ perkemihan
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C64-C68.1
C68.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan; sistem urinarius NOS

Neoplasma ganas mata, otak dan bagian lain SSP (C69-C72)


C69 Neoplasma ganas mata dan adnexa
Kecuali: jaringan ikat kelopak (C49.0), kelopak (kulit) (C43.1, C44.1)
nervus optikus (C72.3)
C69.0 Conjunctiva
C69.1 Cornea
C69.2 Retina
C69.3 Choroid
C69.4 Korpus siliaris; bola mata
C69.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; duktus nasolakrimalis
C69.6 Orbita: jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita, jaringan retrobulbar,
jaringan retrookuli
Kecuali: tulang orbita (C41.0)
C69.8 Lesi overlap pada mata dan adnexa
C69.9 Mata, tidak dijelaskan

C70 Neoplasma ganas meningen


C70.0 Meningen otak
C70.1 Meningen spinalis
C70.9 Meningen, tidak dijelaskan

C71 Neoplasma ganas otak


Kecuali: nervi kraniales (C72.2-C72.5)
jaringan retrobulbar (C69.6)
C71.0 Serebrum, selain lobus dan ventrikel
Corpus callosum; supratentorium NOS
C71.1 Lobus frontalis
C71.2 Lobus temporalis
C71.3 Lobus parietalis
C71.4 Lobus oksipitalis
C71.5 Ventrikel otak
Kecuali: ventrikel IV (C71.7)

 562
C71.6 Serebellum
C71.7 Batang otak; ventrikel IV; infratentorium NOS
C71.8 Lesi overlap pada otak
C71.9 Otak, tidak dijelaskan

C72 Neoplasma ganas medulla spinalis, nervi craniales dan bagian lain SSP
Kecuali: meningen (C70.-)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-)
C72.0 Medulla spinalis
C72.1 Cauda equina
C72.2 Nervus olfaktorius; bulbus olfaktorius
C72.3 Nervus optikus
C72.4 Nervus akustikus
C72.5 Nervi kraniales lain dan yang tidak dijelaskan; nervi kraniales NOS
C72.8 Lesi overlap pada otak dan bagian lain SSP
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C70-C72.5
C72.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf NOS

Neoplasma ganas tiroid dan kelenjar endokrin lain (C73-C75)


C73 Neoplasma ganas kelenjar tiroid

C74 Neoplasma ganas kelenjar adrenal


C74.0 Kortex kelenjar adrenal
C74.1 Medulla kelenjar adrenal
C74.9 Kelenjar adrenal, tidak dijelaskan

C75 Neoplasma ganas kelenjar endokrin lain dan struktur terkait


Kecuali: Kelenjar adrenal (C74.-), pankreas endokrin (C25.4), ovarium (C56), testis (C62.-),
thymus (C37), kelenjar tiroid (C73)
C75.0 Kelenjar paratiroid
C75.1 Kelenjar pituitary
C75.2 Duktus kraniopharyngeus
C75.3 Kelenjar pineal
C75.4 Carotid body
C75.5 Aortic body dan paraganglia lain
C75.8 Keterlibatan banyak kelenjar (pluriglandular), tidak dijelaskan
Catatan: Kalau situs diketahui, mereka harus dikode secara terpisah.
C75.9 Kelenjar endokrin, tidak dijelaskan

Neoplasma ganas pada situs yang tidak jelas, sekunder dan tidak dijelaskan (C76-C80)
C76 Neoplasma ganas pada situs-situs lain dan tidak jelas
Kecuali: Neoplasma ganas: genitourinarius NOS: wanita (C57.9), pria (C63.9)
jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan (C81-C96)
situs yang tidak dijelaskan (C80)
C76.0 Kepala, muka dan leher: Pipi NOS, hidung NOS

 563
C76.1 Thorax: Axilla NOS, intratoraks NOS, toraks NOS
C76.2 Abdomen
C76.3 Pelvis: Groin NOS; Situs yang overlap dengan sistem di dalam pelvis, seperti rektovagina
(septum) dan rektovesika (septum)
C76.4 Anggota atas
C76.5 Anggota bawah
C76.7 Situs tidak jelas lainnya
C76.8 Lesi overlap pada situs-situs lain dan tidak jelas

C77 Neoplasma ganas lymph nodes sekunder dan tidak dijelaskan


Kecuali: Neoplasma ganas kelenjar limfe, dinyatakan primer (C81-C87, C96.-)
C77.0 Kelenjar limfe kepala, muka dan leher: Kelenjar limfe supraklavikula
C77.1 Kelenjar limfe intratoraks
C77.2 Kelenjar limfe intra-abdominalis
C77.3 Kelenjar limfe aksillaris dan anggota atas: Kelenjar limfe pektoralis
C77.4 Kelenjar limfe inguinalis dan anggota bawah
C77.5 Kelenjar limfe intrapelvik
C77.8 Kelenjar limfe di berbagai tempat
C77.9 Kelenjar limfe, tidak dijelaskan

C78 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan dan pencernaan


C78.0 Neoplasma ganas sekunder paru-paru
C78.1 Neoplasma ganas sekunder mediastinum
C78.2 Neoplasma ganas sekunder pleura
C78.3 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan lain dan yang tidak dijelaskan
C78.4 Neoplasma ganas sekunder usus halus
C78.5 Neoplasma ganas sekunder usus besar dan rektum
C78.6 Neoplasma ganas sekunder retroperitoneum dan peritoneum
Malignant ascites NOS
C78.7 Neoplasma ganas sekunder hati
C78.8 Neoplasma ganas sekunder organ pencernaan lain dan yang tidak dijelaskan

C79 Neoplasma ganas sekunder pada other sites


C79.0 Neoplasma ganas sekunder ginjal dan pelvis renalis
C79.1 Neoplasma ganas sekunder bladder, organ kemih lain dan yang tidak dijelaskan
C79.2 Neoplasma ganas sekunder kulit
C79.3 Neoplasma ganas sekunder otak dan meningen otak
C79.4 Neoplasma ganas sekunder bagian sistem syaraf lain dan yang tidak dijelaskan
C79.5 Neoplasma ganas sekunder tulang dan sumsum tulang
C79.6 Neoplasma ganas sekunder pada ovarium
C79.7 Neoplasma ganas sekunder kelenjar adrenal
C79.8 Neoplasma ganas sekunder pada situs lain yang dijelaskan

C80 Neoplasma ganas tanpa penjelasan situs


C80 hanya digunakan untuk kondisi utama kalau neoplasma ganas tercatat tanpa
penjelasan mengenai situsnya. Kode tambahan bisa digunakan untuk identifikasi
masing-masing neoplasma ganas tersebut.

 564
Neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan (C81-C96)
Catatan: Istilah yang digunakan pada kategori C82-C85 untuk limfoma non-Hodgkin adalah
dari the Working Formulation, yang berusaha untuk menemukan dasar bersama
di antara berbagai skema klasifikasi. Istilah yang digunakan dalam skema-skema
ini tidak diberikan pada Daftar Tabulasi, tapi muncul pada Indeks Alfabetis;
persamaan yang pas dengan istilah yang terdapat pada Daftar Tabulasi tidak
selalu dimungkinkan.

Termasuk: kode morfologi M959-M994 dengan kode sifat /3


Kecuali: neoplasma kelenjar limfe sekunder dan yang tidak dijelaskan (C77.-)

C81 Penyakit Hodgkin


Termasuk: kode morfologi M965-M966 dengan kode sifat /3
C81.0 Limfosit lebih menonjol: Limfosit-histiosit lebih menonjol
C81.1 Nodular sclerosis
C81.2 Sel-sel menonjol bercampur
C81.3 Limfosit sangat sedikit
C81.7 Penyakit Hodgkin lain
C81.9 Penyakit Hodgkin, tidak dijelaskan

C82 Limfoma follikuler [nodular] non-Hodgkin


Termasuk: limfoma follikuler non-Hodgkin dengan atau tanpa area yang diffus
kode morfologi M969 dengan kode sifat /3
C82.0 Small cleaved cell, follikuler (sel-sel kecil terbelah)
C82.1 Campuran sel kecil terbelah dan sel besar, follikuler
C82.2 Sel besar, follikuler
C82.7 Jenis lain limfoma follikuler non-Hodgkin
C82.9 Limfoma follikuler non-Hodgkin, tidak dijelaskan
Limfoma noduler non-Hodgkin NOS

C83 Limfoma diffus non-Hodgkin


Termasuk: kode morfologi M9593, M9595, M967-M968 dengan kode sifat /3
C83.0 Sel kecil (diffus)
C83.1 Sel kecil terbelah (diffus)
C83.2 Campuran sel kecil dan besar (diffus)
C83.3 Sel besar (diffus); sarkoma sel retikulum
C83.4 Immunoblastik (diffus)
C83.5 Lymphoblastik (diffus)
C83.6 Undifferentiated (diffus)
C83.7 Tumor Burkitt
C83.8 Jenis lain limfoma diffus non-Hodgkin
C83.9 Limfoma diffus non-Hodgkin, tidak dijelaskan

C84 Limfoma sel-T perifer dan kulit


Termasuk: morphology code M970 dengan kode sifat /3
C84.0 Mycosis fungoides

 565
C84.1 Penyakit Sezary
C84.2 Limfoma T-zone
C84.3 Limfoma limfo-epithelioid lymphoma; limfoma Lennert
C84.4 Limfoma sel-T perifer
C84.5 Limfoma sel-T lain dan yang tidak dijelaskan
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-T disebutkan sehubungan dengan
limfoma spesifik, kode yang lebih spesifik.

C85 Limfoma non-Hodgkin dan jenis yang tidak dijelaskan


Termasuk: kode morfologi M9590-M9592, M9594, M971 dengan kode sifat /3
C85.0 Limfosarkoma
C85.1 Limfoma sel-B, tidak dijelaskan
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-B disebutkan sehubungan dengan
limfoma spesifik, kode yang lebih spesifik.
C85.7 Limfoma non-Hodgkin jenis lain yang dijelaskan
Retikulo-endotheliosis maligna, retikulosis maligna, mikroglioma
C85.9 Limfoma non-Hodgkin, jenis tidak dijelaskan
Limfoma NOS, limfoma maligna NOS, limfoma non-Hodgkin NOS

C88 Penyakit immunoproliferatif maligna


Termasuk: kode morfologi M976 dengan kode sifat /3
C88.0 Makroglobulinaemia Waldenstrom
C88.1 Penyakit alpha heavy chain
C88.2 Penyakit gamma heavy chain; penyakit Franklin
C88.3 Penyakit immunoproliferatif usus halus; penyakit Mediterranean
C88.7 Penyakit immunoproliferatif maligna lainnya
C88.9 Penyakit immunoproliferatif maligna, tidak dijelaskan
Penyakit immunoproliferatif NOS

C90 Myeloma multipel dan neoplasma sel plasma ganas


Termasuk: kode morfologi M973, M9830 dengan kode sifat /3
C90.0 Myeloma multipel; penyakit Kahler, myelomatosis
C90.1 Leukaemia sel plasma
C90.2 Plasmacytoma, extramedulla
Tumor sel plasma ganas NOS, plasmacytoma NOS, myeloma soliter

C91 Leukaemia limfoid


Termasuk: kode morfologi M982, M9940-M9941 dengan kode sifat /3
C91.0 Leukaemia limfoblast akut
Kecuali: eksasebasi akut leukemia limfosit akut (C91.1)
C91.1 Leukaemia limfosit kronis
C91.2 Leukaemia limfosit subakut
C91.3 Leukaemia prolimfosit
C91.4 Leukaemia hairy-cell (sel-sel berambut): retikuloendotheliosis leukemia
C91.5 Leukaemia sel-T dewasa
C91.7 Leukaemia limfoid lain
C91.9 Leukaemia limfoid, tidak dijelaskan

 566
C92 Leukaemia myeloid
Termasuk: leukaemia: granulosit, myelogen
kode morfologi M986-M988, M9930 dengan kode sifat /3
C92.0 Leukaemia myeloid akut
Kecuali: eksaserbasi akut leukaemia myeloid kronis (C92.1)
C92.1 Leukaemia myeloid kronis
C92.2 Leukaemia myeloid subakut
C92.3 Sarkoma myeloid; khloroma; sarkoma granulosit
C92.4 Leukaemia promyelosit akut
C92.5 Leukaemia myelomonosit akut
C92.7 Leukaemia myeloid lain
C92.9 Leukaemia myeloid, tidak dijelaskan

C93 Leukaemia monosit


Termasuk: leukaemia monositoid
kode morfologi M989 dengan kode sifat /3
C93.0 Leukaemia monosit akut
Kecuali: eksaserbasi akut leukaemia monosit kronis (C93.1)
C93.1 Leukaemia monosit kronis
C93.2 Leukaemia monosit subakut
C93.7 Leukaemia monosit lain
C93.9 Leukaemia monosit, tidak dijelaskan

C94 Leukemia lain dengan jenis sel dijelaskan


Termasuk: kode M984, M9850, M9900, M9910, M9931-M9932 dengan kode sifat /3
Kecuali: retikuloendoteliosis leukemik (C91.4) ; leukemia sel plasma (C90.1)
C94.0 Eritremia dan eritroleukemia akut
Myelosis eritremik akut; penyakit Di Guglielmo
C94.1 Eritremia kronis; penyakit Heilmeyer-Schoner
C94.2 Leukemia megakaryoblast akut
Leukaemia: megakaryoblast (akut), megakaryocyt (akut)
C94.3 Leukemia sel mast
C94.4 Panmyelosis akut
C94.5 Myelofibrosis akut
C94.7 Leukemia lain yang dijelaskan; leukemia sel limfosarkoma

C95 Leukaemia dengan jenis sel tidak dijelaskan


Termasuk: kode morfologi M980 dengan kode sifat /3
C95.0 Leukemia akut dengan jenis sel tidak dijelaskan
Leukaemia sel blast, leukemia sel stem
Kecuali: eksaserbasi akut leukemia kronis yang tidak dijelaskan (C95.1)
C95.1 Leukemia kronis dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.2 Leukemia subakut dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.7 Leukemia lain dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.9 Leukaemia, tidak dijelaskan

C96 Neoplasma ganas lain dan tidak dijelaskan pada jaringan limfoid, haematopoietik dan yang
berhubungan

 567
Termasuk: kode morfologi M972, M974 dengan kode sifat /3
C96.0 Penyakit Letterer-Siwe
retikuloendotheliosis nonlipid:, retikulosis nonlipid:
C96.1 Histiositosis maligna
Retikulosis medulla histiosit
C96.2 Tumor maligna sel mast
Malignant: mastositoma, mastositosis, sarkoma sel mast
Kecuali: leukaemia sel mast (C94.3), mastositosis (kulit) (Q82.2)
C96.3 Limfoma histiosit sejati
C96.7 Neoplasma ganas lain jaringan limfoid, haematopoietic dan yang berhubungan
C96.9 Neoplasma ganas jaringan limfoid, haematopoietic dan yang berhubungan, tidak dijelaskan

Neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97)


C97 Neoplasma ganas situs ganda independen (primer)
C97. Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang independen
C97 digunakan kalau tercatat dua atau lebih neoplasma ganas primer yang
independen sebagai kondisi utama, tanpa ada yang lebih menonjol. Kode
tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masing-masing neoplasma ganas
tersebut.

Neoplasma in situ (D00-D09)


Catatan: Neoplasma in situ banyak dianggap sebagai berada dalam masa perubahan morfologis
antara displasia dan kanker yang invasif. Misalnya, untuk cervical intraepithelial
neoplasia (CIN) dikenal tiga stadium, yang ketiga (CIN III) termasuk pada
displasia berat dan karsinoma in situ. Sistem peringkat ini telah diperluas ke organ
lain, seperti vulva dan vagina. Deskripsi neoplasia intraepitel stadium III, dengan
atau tanpa disebutkannya displasia, diletakkan pada bagian ini. Stadium I dan II
diklasifikasikan sebagai displasia sistem organ yang terlibat dan harus dikode pada
bab sistem tubuh yang relevan.
Termasuk: penyakit Bowen; erythroplasia; kode morfologi dengan kode sifat /2
eritroplasia Queyrat

D00 Carcinoma in situ rongga mulut, esofagus, dan lambung


Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D00.0 Bibir, rongga mulut dan farings
Plika ariepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, zona pinggir
Batas vermillion bibir
Kecuali: plika ariepiglottik, permukaan larings (D02.0)
epiglottis: NOS (D02.0), pars suprahyoid (D02.0)
kulit bibir (D03.0, D04.0)
D00.1 Esofagus
D00.2 Lambung

D01 Carcinoma in situ organ pencernaan lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)

 568
D01.0 Colon
Kecuali: pertemuan rektosigmoid (D01.1)
D01.1 Pertemuan rektosigmoid
D01.2 Rektum
D01.3 Anus dan saluran anus
Kecuali: pinggir anus (D03.5, D04.5), kulit anus (D03.5, D04.5)
kulit sekitar anus (D03.5, D04.5)
D01.4 Bagian usus lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: ampulla Vateri (D01.5)
D01.5 Hati, kantong empedu dan saluran empedu; ampulla Vateri
D01.7 Organ pencernaan lain yang dijelaskan; pankreas
D01.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan

D02 Carcinoma in situ of middle ear and respiratory system


Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D02.0 Larings: Aryepiglottic fold, permukaan larings; Epiglottis (pars suprahyoid)
Kecuali: plika aryepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, pinggir (D00.0)
D02.1 Trakhea
D02.2 Bronkus dan paru-paru
D02.3 Bagian lain sistem pernafasan: Sinus aksesorius, telinga tengah, rongga hidung
Kecuali: telinga (luar)(kulit) (D03.2, D04.2)
hidung: NOS (D09.7), kulit hidung (D03.3, D04.3)
D02.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan

D03 Melanoma in situ


Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /2
D03.0 Melanoma in situ bibir
D03.1 Melanoma in situ kelopak mata, termasuk canthus
D03.2 Melanoma in situ telinga dan liang telinga luar
D03.3 Melanoma in situ bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D03.4 Melanoma in situ kulit kepala dan leher
D03.5 Melanoma in situ badan
Pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, mammae (kulit)(jaringan lunak)
D03.6 Melanoma in situ anggota atas, termasuk bahu
D03.7 Melanoma in situ anggota bawah, termasuk panggul
D03.8 Melanoma in situ tempat lain
D03.9 Melanoma in situ, tidak dijelaskan

D04 Carcinoma in situ kulit


Kecuali: erythroplasia Queyrat (penis) NOS (D07.4); melanoma in situ (D03.-)
D04.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D00.0)
D04.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
D04.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
D04.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D04.4 Kulit kulit kepala dan leher
D04.5 Kulit badan; pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (D01.3), kulit organ genital (D07.-)

 569
D04.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
D04.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
D04.8 Kulit tempat lain
D04.9 Kulit, tidak dijelaskan

D05 Karsinoma in situ mammae


Kecuali: karsinoma in situ kulit mammae (D04.5)
melanoma in situ mammae (kulit) (D03.5)
D05.0 Karsinoma lobularis in situ
D05.1 Karsinoma intraductus in situ
D05.7 Karsinoma in situ lain mammae
D05.9 Karsinoma in situ mammae, tidak dijelaskan

D06 Karsinoma in situ servix uteri


Termasuk: cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade III, dengan atau tanpa disebutkan
displasia berat
Kecuali: melanoma in situ servix (D03.5); displasia berat servix NOS (N87.2)
D06.0 Endoservix
D06.1 Exoservix
D06.7 Bagian lain servix
D06.9 Servix, tidak dijelaskan

D07 Karsinoma in situ organ genital lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.5)
D07.0 Endometrium
D07.1 Vulva: Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade III, dengan atau tanpa disebutkan
displasia berat
Kecuali: displasia berat vulva NOS (N90.2)
D07.2 Vagina: Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN], grade III, dengan atau tanpa disebutkan
displasia berat
Kecuali: displasia berat vagina NOS (N89.2)
D07.3 Organ genitalia wanita yang lain dan tidak dijelaskan
D07.4 Penis; eritroplasia Queyrat NOS
D07.5 Prostat
D07.6 Organ genitalia pria yang lain dan tidak dijelaskan

D09 Karsinoma in situ pada situs lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D09.0 Bladder
D09.1 Organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskan
D09.2 Mata
Kecuali: kulit kelopak (D04.1)
D09.3 Tiroid dan kelenjar endokrin lain
Kecuali: pankreas endocrine (D01.7); ovarium (D07.3), testis (D07.6)
D09.7 Karsinoma in situ pada tempat lain yang dijelaskan
D09.9 Karsinoma in situ, tidak dijelaskan

 570
Neoplasma jinak (D10-D36)
Termasuk: kode morfologi dengan kode sifat /0
D10 Neoplasma jinak mulut dan farings
D10.0 Bibir; bibir (frenulum)(sisi dalam)(mucosa)(batas vermilion)
Kecuali: kulit bibir (D22.0, D23.0)
D10.1 Lidah, tonsilla lingualis
D10.2 Lantai mulut
D10.3 Bagian mulut yang lain dan tidak dijelaskan; kelenjar saliva minor NOS
Kecuali: neoplasma odontogenik jinak (D16.4-D16.5), mukosa bibir (D10.0), permukaan
nasofarings palatum molle (D10.6)
D10.4 Tonsil; tonsil (faucial)(palatina)
Kecuali: tonsilla lingualis (D10.1), tonsil farings (D10.6), tonsillar: fossa (D10.5), pillars
(D10.5)
D10.5 Bagian lain orofarings
Epiglottis, permukaan anterior
Tonsillar: fossa, pillars
Vallecula
Kecuali: epiglottis: NOS (D14.1), pars suprahyoid (D14.1)
D10.6 Nasofarings
Tonsil farings, pinggir posterior septum dan choanae
D10.7 Hipofarings
D10.9 Farings, tidak dijelaskan

D11 Neoplasma jinak kelenjar saliva mayor


Kecuali: neoplasma jinak kelenjar saliva minor yang dijelaskan, yang diklasifikasi menurut
lokasi anatomisnya
neoplasma jinak kelenjar saliva minor NOS (D10.3)
D11.0 Kelenjar parotid
D11.7 Kelenjar saliva mayor lainnya; kelenjar: sublingualis, submandibularis
D11.9 Kelenjar saliva mayor, tidak dijelaskan

D12 Neoplasma jinak kolon, rektum, anus dan saluran anus


D12.0 Caecum; katup ileocaecum
D12.1 Appendix
D12.2 Kolon asendens
D12.3 Kolon transversa; fleksura hepatis, fleksura splinikus
D12.4 Kolon desendens
D12.5 Kolon sigmoid
D12.6 Kolon, tidak dijelaskan: adenomatosis, polyposis (herediter) kolon
D12.7 Pertemuan rektosigmoid
D12.8 Rektum
D12.9 Anus dan saluran anus
Kecuali: pinggir (D22.5, D23.5), kulit anus dan perianus (D22.5, D23.5)

D13 Neoplasma jinak bagian sistem pencernaan yang lain dan kurang jelas
D13.0 Esofagus
D13.1 Lambung

 571
D13.2 Duodenum
D13.3 Bagian usus halus lain dan yang tidak dijelaskan
D13.4 Liver; saluran empedu intrahepatik
D13.5 Saluran empedu ekstrahepatik
D13.6 Pankreas
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7)
D13.7 Pankreas endokrin: tumor sel pulau, pulau Langerhans
D13.9 Situ yang tidak jelas pada sistem pencernaan
Sistem pencernaan NOS, usus NOS, limpa

D14 Neoplasma jinak telinga tengah dan sistem pernafasan


D14.0 Telinga tengah, rongga hidung dan sinus aksesorius; rawan hidung
Kecuali: liang telinga (luar)(kulit) (D22.2, D23.2)
tulang: telinga (D16.4), hidung (D16.4)
rawan telinga (D21.0)
hidung: NOS (D36.7), kulit (D22.3, D23.3)
bulbus olfaktorius (D33.3)
polip: sinus aksesorius (J33.8), hidung (rongga) (J33.-)
polip telinga (tengah) (H74.4),
pinggir posterior dan khoanae (D10.6)
D14.1 Larings; epiglottis (pars suprahyoid)
Kecuali: permukaan anterior epiglottis (D10.5)
polip pita suara dan larings (J38.1)
D14.2 Trachea
D14.3 Bronkus dan paru-paru
D14.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan

D15 Neoplasma jinak other and tidak dijelaskan intrathoracic organs


Kecuali: jaringan mesotel (D19.-)
D15.0 Thymus
D15.1 Heart
Kecuali: pembuluh besar (D21.3)
D15.2 Mediastinum
D15.7 Organ intratoraks lain yang dijelaskan
D15.9 Organ intratoraks, tidak dijelaskan

D16 Neoplasma jinak tulang dan rawan sendi


Kecuali: synovia (D21.-)
D16.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas
D16.1 Tulang pendek anggota atas
D16.2 Tulang panjang anggota bawah
D16.3 Tulang pendek anggota bawah
D16.4 Tulang tengkorak dan muka: maxilla (superior), tulang orbital
Kecuali: tulang rahang bawah (D16.5)
D16.5 Tulang rahang bawah
D16.6 Kolom vertebrae
Kecuali: sakrum dan koksigis (D16.8)
D16.7 Iga, sternum dan klavikula

 572
D16.8 Tulang pelvis, sakrum dan koksigis
D16.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan

D17 Neoplasma lipomatosa jinak


Termasuk: kode morfologi M885-M888 dengan kode sifat /0
D17.0 Kulit dan jaringan bawah kulit kepala, muka dan leher
D17.1 Kulit dan jaringan bawah kulit badan
D17.2 Kulit dan jaringan bawah kulit anggota
D17.3 Kulit dan jaringan bawah kulit pada situs lain dan tidak dijelaskan
D17.4 Organ intratoraks
D17.5 Organ intra-abdomen
Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (D17.7)
D17.6 Spermatic cord
D17.7 Neoplasma lipomatosa jinak pada situs lain: peritoneum, retroperitoneum
D17.9 Neoplasma lipomatosa jinak, tidak dijelaskan; lipoma NOS

D18 Haemangioma dan lymphangioma, semua situs


Termasuk: kode morfologi M912-M917 dengan kode sifat /0
Kecuali: nevus biru atau berpigmen (D22.-)
D18.0 Haemangioma, semua situs; angioma NOS
D18.1 Lymphangioma, semua situs

D19 Neoplasma jinak jaringan mesotel


Termasuk: kode morfologi M905 dengan kode sifat /0
D19.0 Jaringan mesotel pleura
D19.1 Jaringan mesotel peritoneum
D19.7 Jaringan mesotel situs lain
D19.9 Jaringan mesotel, tidak dijelaskan; mesotelioma jinak NOS

D20 Neoplasma jinak jaringan lunak retroperitoneum dan peritoneum


Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak peritoneum dan retroperitoneum (D17.7)
jaringan mesotel (D19.-)
D20.0 Retroperitoneum
D20.1 Peritoneum

D21 Neoplasma jinak lain jaringan ikat dan jaringan lunak lain
Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, lemak, ligamen [kecuali pada uterus], saluran
limfe, otot, sinovia, tendon (pelapis)
Kecuali: rawan: sendi (D16.-), larings (D14.1), hidung (D14.0)
uterus: leiomyoma (D25.-), ligamen (D28.2)
jaringan vaskuler (D18.-), haemangioma (D18.0), lymphangioma (D18.1)
neoplasma lipomatosa (D17.-), jaringan ikat mammae (D24)
peritoneum (D20.1), retroperitoneum (D20.0)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D36.1)
D21.0 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain kepala, muka dan leher
Jaringan ikat: telinga, kelopak mata
Kecuali: jaringan ikat orbita (D31.6)
D21.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota atas, termasuk bahu

 573
D21.2 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota bawah, termasuk panggul
D21.3 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain toraks: aksila, diafragma, pembuluh besar
Kecuali: jantung (D15.1), mediastinum (D15.2), thymus (D15.0)
D21.4 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain abdomen
D21.5 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain pelvis
Kecuali: leiomyoma uterus (D25.-), ligamen uterus (D28.2)
D21.6 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain badan, tidak dijelaskan; punggung NOS
D21.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain, tidak dijelaskan

D22 Naevi melanosit


Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /0
naevus: NOS, blue, hairy, pigmented
D22.0 Naevi melanosit bibir
D22.1 Naevi melanosit kelopak mata, termasuk canthus
D22.2 Naevi melanosit telinga dan liang telinga luar
D22.3 Naevi melanosit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D22.4 Naevi melanosit kulit kepala dan leher
D22.5 Naevi melanosit badan: pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae
D22.6 Naevi melanosit anggota atas, termasuk bahu
D22.7 Naevi melanosit anggota bawah, termasuk panggul
D22.9 Naevi melanosit, tidak dijelaskan

D23 Neoplasma jinak lain pada kulit


Termasuk: neoplasma jinak: folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat
Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak (D17.0-D17.3), naevi melanosit (D22.-)
D23.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D10.0)
D23.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
D23.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
D23.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D23.4 Kulit kulit kepala dan leher
D23.5 Kulit badan; pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae
Kecuali: anus NOS (D12.9), skin of genital organs (D28-D29)
D23.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
D23.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
D23.9 Kulit, tidak dijelaskan

D24 Neoplasma jinak breast


Mammae: jaringan ikat, bagian lunak
Kecuali: displasia jinak mammae (N60.-), kulit mammae (D22.5, D23.5)

D25 Leiomyoma uterus


Termasuk: neoplasma jinak uterus dengan kode morfologi M889 dan kode sifat /0
fibromyoma uterus
D25.0 Leiomyoma submukosa uterus
D25.1 Leiomyoma intramural uterus
D25.2 Leiomyoma subserosa uterus
D25.9 Leiomyoma uterus, tidak dijelaskan

 574
D26 Neoplasma jinak lain uterus
D26.0 Servix uteri
D26.1 Korpus uteri
D26.7 Bagian lain uterus
D26.9 Uterus, tidak dijelaskan

D27 Neoplasma jinak ovarium

D28 Neoplasma jinak organ genitalia lain wanita dan yang tidak dijelaskan
Termasuk: polip adenomatosa, kulit organ genitalia wanita
D28.0 Vulva
D28.1 Vagina
D28.2 Tuba dan ligamen uterus: tuba Fallopii, ligamen uterus (latum)(rotundum)
D28.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan
D28.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan

D29 Neoplasma jinak organ genitalia pria


Termasuk: kulit organ genitalia pria
D29.0 Penis
D29.1 Prostat
Kecuali: hyperplasia prostate (adenomatosa) (N40)
prostatic:: adenoma (N40), pembesaran, hipertrofi (N40)
D29.2 Testis
D29.3 Epididymis
D29.4 Skrotum; kulit skrotum
D29.7 Organ genitalia lain pria: vesikula seminalis, spermatic cord, tunica vaginalis
D29.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan

D30 Neoplasma jinak organ perkemihan


D30.0 Ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (D30.1), pelvis ginjal (D30.1)
D30.1 Pelvis ginjal
D30.2 Ureter
Kecuali: muara ureter di bladder (D30.3)
D30.3 Bladder, muara ureter di bladder, lobang pangkal uretra di bladder
D30.4 Urethra
Kecuali: lobang pangkal uretra di bladder (D30.3)
D30.7 Organ perkemihan lainnya: kelenjar paraurethra
D30.9 Urinary organ, tidak dijelaskan; sistem perkemihan NOS

D31 Neoplasma jinak eye and adnexa


Kecuali: jaringan ikat kelopak (D21.0),
kulit kelopak (D22.1, D23.1)
N. Optikus (D33.3)
D31.0 Konjunctiva
D31.1 Kornea
D31.2 Retina

 575
D31.3 Khoroid
D31.4 Korpus siliaris; bola mata
D31.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; saccus lacrimalis, ductus nasolacrimalis
D31.6 Orbita, tidak dijelaskan:
jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita,
jaringan retrobulbar, jaringan retrookuler
Kecuali: tulang orbita (D16.4)
D31.9 Mata, tidak dijelaskan

D32 Neoplasma jinak meningen


D32.0 Meningen otak
D32.1 Meningen spinalis
D32.9 Meningen, tidak dijelaskan; meningioma NOS

D33 Neoplasma jinak otak dan bagian lain sistem syaraf pusat
Kecuali: angioma (D18.0), meningen (D32.-), syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D36.1),
jaringan retro-okuler (D31.6)
D33.0 Supratentorium otak
Ventrikel otak, serebrum, lobus frontalis, oksipitalis, parietalis, temporalis
Kecuali: ventrikel IV (D33.1)
D33.1 Infratentorium otak: batang otak, serebelum, ventrikel IV
D33.2 Otak, tidak dijelaskan
D33.3 Nervi craniales; bulbus olfaktorius
D33.4 Medulla spinalis
D33.7 Bagian lain sistem syaraf pusat yang dijelaskan
D33.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS

D34 Neoplasma jinak kelenjar tiroid

D35 Neoplasma jinak kelenjar endokrin lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7), ovarium (D27), testis (D29.2), thymus (D15.0)
D35.0 Kelenjar adrenal
D35.1 Kelenjar parathyroid
D35.2 Kelenjar pituitary
D35.3 Duktus kraniofarings
D35.4 Kelenjar pineal
D35.5 Carotid body
D35.6 Aortic body dan paraganglia lain
D35.7 Kelenjar endokrin lain yang dijelaskan
D35.8 Keterlibatan pluriglandular [berbagai kelenjar yang berbeda]
D35.9 Kelenjar endocrine, tidak dijelaskan

D36 Neoplasma jinak padasitus lain dan yang tidak dijelaskan


D36.0 Kelenjar limfe
D36.1 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Kecuali: syaraf perifer orbita (D31.6)
D36.7 Situs lain yang idjelaskan; hidung NOS
D36.9 Neoplasma jinak pada situs yang tidak dijelaskan

 576
Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui (D37-D48)
Catatan: Kategori D37-D48 mengklasifikasi neoplasma yang sifatnya tidak jelas atau tidak
diketahui, yaitu terdapat keraguan apakah neoplasma ini ganas atau jinak,
menurut situs. Neoplasma semacam ini diberi kode sifat /1 dalam klasifikasi
morfologi neoplasma

D37 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada rongga mulut dan organ
pencernaan
D37.0 Bibir, rongga mulut dan farings
Aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, zona pinggir
Kelenjar saliva mayor dan minor, batas vermilion bibir
Kecuali: permukaan larings plika aryepiglottik (D38.0), epiglottis: NOS atau pars
suprahyoidea (D38.0), kulit bibir (D48.5)
D37.1 Lambung
D37.2 Usus halus
D37.3 Appendix
D37.4 Kolon
D37.5 Rektum, pertemuan rektosigmoid
D37.6 Hati, kantong empedu dan saluran empedu, ampulla Vateri
D37.7 Organ pencernaan lainnya:saluran anus, sfingter ani, anus NOS, usus NOS
Kecuali: pinggir anus (D48.5), kulit anus, kulit perianus (D48.5)
D37.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan

D38 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada telinga tengah dan organ
pernafasan dan intratoraks
Kecuali: jantung (D48.7)
D38.0 Larynx
Aryepiglottic fold, permukaan larings; epiglottis (pars suprahyoidea)
Kecuali: aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, pinggir (D37.0)
D38.1 Trachea, bronkus dan paru-paru
D38.2 Pleura
D38.3 Mediastinum
D38.4 Thymus
D38.5 Organ pernafasan lain: sinus, rawan hidung, rongga hidung, telinga tengah
Kecuali: telinga (luar)(kulit) (D48.5), nose: NOS (D48.7), kulit (D48.5)
D38.6 Organ pernafasan, tidak dijelaskan

D39 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada genitalia wanita
D39.0 Uterus
D39.1 Ovarium
D39.2 Plasenta
Chorioadenoma destruens, mola hydatidiformis invasif atau maligna
Kecuali: mola hydatidiformis NOS (O01.9)
D39.7 Organ genitalia wanita lainnya; kulit organ genitalia wanita
D39.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan

 577
D40 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada genitalia pria
D40.0 Prostat
D40.1 Testis
D40.7 Organ genitalia pria lainnya, kulit organ genitalia pria
D40.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan

D41 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui organ perkemihan
D41.0 Ginjal
Kecuali: pelvis ginjal (D41.1)
D41.1 Pelvis ginjal
D41.2 Ureter
D41.3 Urethra
D41.4 Bladder
D41.7 Organ perkemihan lain
D41.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan

D42 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada meningen
D42.0 Meningen serebri
D42.1 Meningen spinalis
D42.9 Meningen, tidak dijelaskan

D43 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada otak dan SSP
Kecuali: syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D48.2)
D43.0 Supratentorium otak:
Ventrikel serebri, serebrum, lobus frontal, oksipital, parietal, temporal
Kecuali: ventrikel IV (D43.1)
D43.1 Infratentorium otak: batang otak, serebellum, ventrikel IV
D43.2 Otak, tidak dijelaskan
D43.3 Nervi kraniales
D43.4 Medulla spinalis
D43.7 Bagian lain sistem syaraf pusat
D43.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS

D44 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui kelenjar endokrin
Kecuali: pankreas endokrin (D37.7), ovarium (D39.1), testis (D40.1), thymus (D38.4)
D44.0 Kelenjar tiroid
D44.1 Kelenjar adrenal
D44.2 Kelenjar parathyroid
D44.3 Kelenjar pituitary
D44.4 Duktus kraniofarings
D44.5 Kelenjar pineal
D44.6 Carotid body
D44.7 Aortic body dan paraganglia lain
D44.8 Keterlibatan pluriglandular; adenomatosis endokrin ganda
D44.9 Endocrine gland, tidak dijelaskan

D45 Polycythaemia vera

 578
Kode morfologi M9950 dengan kode sifat /1

D46 Sindroma myelodysplastik


Termasuk: Kode morfologi M998 dengan kode sifat /1
D46.0 Anemia refrakter tanpa sideroblasts, begitu dinyatakan
D46.1 Anemia refrakter dengan sideroblasts
D46.2 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts
D46.3 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts dengan transformasi
D46.4 Anemia refrakter, tidak dijelaskan
D46.7 Sindroma myelodysplastik lain
D46.9 Sindroma myelodysplastik, tidak dijelaskan;
Myelodysplasia NOS, Preleukaemia (syndrome) NOS

D47 Neoplasma lain dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada limfoid, hematopoietik dan
jaringan yang berhubungan
Termasuk: kode morfologi M974, M976, M996-M997 dengan kode sifat /1
D47.0 Tumor histiosit dan sel mast dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui
tumor sel mast NOS, mastocytoma NOS
Kecuali: mastocytosis (kulit) (Q82.2)
D47.1 Penyakit myeloproliferatif kronis
Myelofibrosis (dengan myeloid metaplasia)
Penyakit myeloproliferatif, tidak dijelaskan
Myelosklerosis (megakaryocytic) dengan metaplasia myeloid
D47.2 Monoclonal gammopathy
D47.3 Essential (haemorrhagic) thrombocythaemia
Idiopathic haemorrhagic thrombocythaemia
D47.7 Neoplasma lain dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui lain yang dinyatakan pada
limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan
D47.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui lain yang dinyatakan pada limfoid,
hematopoietik dan jaringan yang berhubungan
Penyakit limfoproliferatif NOS

D48 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada situs lain dan yang tidak
dijelaskan
Kecuali: neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0)
D48.0 Tulang dan rawan sendi
Kecuali: rawan telinga (D48.1), larings (D38.0), hidung (D38.5)
jaringan ikat kelopak mata (D48.1), synovia (D48.1)
D48.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain; jaringan ikat telinga, kelopak mata
Kecuali: rawan sendi (D48.0), larings (D38.0), hidung (D38.5)
jaringan ikat mammae (D48.6)
D48.2 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Kecuali: suaraf perifer orbita (D48.7)
D48.3 Retroperitoneum
D48.4 Peritoneum
D48.5 Kulit: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (D37.7), kulit organ genital (D39.7, D40.7)
batas vermilion bibir (D37.0)

 579
D48.6 Mammae
Jaringan ikat mammae, cystosarcoma phyllodes
Kecuali: kulit mammae (D48.5)
D48.7 Situs lain yang dijelaskan: mata, jantung, syaraf perifer orabita
Kecuali: jaringan ikat (D48.1), kulit kelopak mata (D48.5)
D48.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui, tidak dijelaskan
" “Pertumbuhan” NOS", neoplasma NOS, pertumbuhan baru NOS, tumor NOS

 580
BAB III
PENYAKIT DARAH, ORGAN PEMBUAT DARAH,
DAN KELAINAN TERTENTU YANG MELIBATKAN
MEKANISME IMUN (D50 - D89)
Kecuali:
penyakit autoimmun (sistemik) NOS (M35.9)

kondisi tertentu yang dimulai pada masa perinatal (P00-P96)


komplikasi hamil, melahirkan, dan nifas (O00-O99)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)
cedera, keracunan dan akibat lain tertentu penyebab eksternal (S00-T98)
neoplasma (C00-D48)
tanda, gejala dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal, n.e.c. (R00-R99)

Blok-blok pada Bab ini:


D50-D53 Anemia nutrisi
D55-D59 Anemia hemolitika
D60-D64 Anemia aplastika dan anemia lain
D65-D69 Cacad pembekuan, purpura dan kondisi perdarahan lain
D70-D77 Penyakit darah dan organ pembentuk darah lain
D80-D89 Kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun

Kategori asterisk:
D63* Anemia pada penyakit kronis c. e. (classified elsewhere)
D77* Kelainan darah atau organ pembentuk darah pada penyakit c. e.

Anemia nutrisi (D50-D53)

D50 Anemia defisiensi besi

Termasuk: anaemia: asiderotic, hypochromic


D50.0 Anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah (kronis)
Anemia pasca perdarahan (kronis)
Kecuali: anemia pasca perdarahan akut (D62)
anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3)
D50.1 Sideropenic dysphagia
sindroma Kelly-Paterson, sindroma Plummer-Vinson
D50.8 Anemia defisiensi besi lainnya
D50.9 Anemia defisiensi besi, tidak dijelaskan
D51 Anemia akibat defisiensi vitamin B12
Kecuali: Defisiensi vitamin B12 (E53.8)

 581
D51.0 Anemia defisiensi vitamin B12 akibat defisiensi faktor intrinsik
Anaemia: Addison, Biermer, pernicious (congenital)
Defisiensi faktor intrinsik kongenital
D51.1 Anemia def. vit. B12 akibat malabsorbsi selektif vit. B12 dengan proteinuria
Sindroma Imerslund(-Gräsbeck); anaemia megaloblast herediter
D51.2 Defisiensi transcobalamin II
D51.3 Anemia defisiensi vitamin B12 makanan
Vegan anaemia
D51.8 Anemia defisiensi vitamin B12 lain
D51.9 Anemia defisiensi vitamin B12, tidak dijelaskan
D52 Anemia defisiensi asam folat
D52.0 Anemia defisiensi folat makanan
anemia megaloblastik gizi
D52.1 Anemia defisiensi folat akibat obat-obatan
D52.8 Anemia defisiensi folat lainnya
D52.9 Anemia defisiensi folat, tidak dijelaskan

D53 Anemia nutrisi lainnya


Termasuk: Anemia megaloblastik yang tidak sembuh dengan terapi vitamin B12 atau folat
D53.0 Anemia defisiensi protein
Anemia defisiensi asam amino, anemia orotaciduric
Kecuali: sindroma Lesch-Nyhan (E79.1)
D53.1 Anemia megaloblastik lain, n.e.c.; Anemia megaloblastik NOS
Kecuali: penyakit Di Guglielmo (C94.0)
D53.2 Anemia skorbut
Kecuali: scurvy (E54) – kekurangan vitamin C
D53.8 Anemia nutrisi lain yang dijelaskan
Kecuali: defisiensi gizi kalau tidak disebutkan anemia, seperti
defisiensi copper (E61.0), molybdenum (E61.5), atau zinc (E60)
D53.9 Anemia gizi, tidak dijelaskan
Anemia kronis sederhana
Kecuali: anaemia NOS (D64.9)

Anemia hemolitika (D55-D59)


Kecuali: Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan (D59.2)
D55.0 Anemia akibat defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase [G6PD]
Favism, anemia defisiensi G6PD
D55.1 Anemia akibat kelainan lain metabolisme glutathione
Anemia akibat defisiensi enzim jalur hexose monophosphate (HMP)
Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type I
D55.2 Anemia akibat kelainan enzim-enzim glikolisis
Anaemia defisiensi hexokinase, pyruvate kinase, triose-P isomerase
Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type II
D55.3 Anemia akibat kelainan metabolisme nukleotida
D55.8 Anemia akibat kelainan enzim lainnya
D55.9 Anemia akibat kelainan enzim, tidak dijelaskan
D56 Thalassaemia

 582
D56.0 Thalassaemia alpha
Kecuali: hydrops fetalis akibat penyakit hemolisis (P56.-)
D56.1 Thalassaemia beta
Cooley's anaemia, sickle-cell beta thalassaemia,
Thalassaemia intermedia, thalassemia major
D56.2 Thalassaemia delta-beta
D56.3 Thalassaemia trait
D56.4 Hereditary persistence of fetal haemoglobin [HPFH]
Hb fetus persisten herediter
D56.8 Thalassaemia lain
D56.9 Thalassaemia, tidak dijelaskan
Mediterranean anaemia (dengan haemoglobinopathy lain)
Thalassaemia (minor)(campuran)(dengan haemoglobinopathy lain)

D57 Sickle-cell Kelainan-kelainan


Kelainan sel-sabit (penyakit Hb S; drepanocytic anemia; meniscocytosis) ini adalah anemia
hemolitika kronis S. Karena eritrosit berbentuk sabit sangat rapuh, hemolisis terjadi tak lama setelah
mereka memasuki sirkulasi.
Kecuali: haemoglobinopathi lain (D58.-), sickle-cell beta thalassaemia (D56.1)
D57.0 Sickle-cell anaemia dengan krisis
Penyakit Hb-SS dengan krisis
D57.1 Sickle-cell anaemia tanpa krisis
Sickle-cell: anaemia, penyakit, kelainan NOS
D57.2 Kelainan sabit heterozigot ganda
Penyakit: Hb-SC, Hb-SD, Hb-SE
D57.3 Sickle-cell trait (bakat sel sabit)
Hb-S trait, heterozygous haemoglobin S
D57.8 Kelainan sickle-cell lain

D58 Anemia hemolitika herediter lain


D58.0 Sferositosis herediter
acholuric (familial) jaundice: congenital (spherocytic) haemolytic icterus
sindroma Minkowski-Chauffard
D58.1 Hereditary elliptocytosis
elliptocytosis (congenital): ovalocytosis (congenital)(hereditary)
D58.2 Haemoglobinopati lain
haemoglobin abnormal NOS, haemoglobinopathy NOS
anaemia ‘Heinz body’ congenital, penyakit: Hb-C, Hb-D, b-E,
penyakit hemolitik hemoglobin tidak stabil
Kecuali: HPFH (D56.4), methaemoglobinaemia (D74.-),
penyakit Hb-M (D74.0), familial polycythaemia (D75.0),
high-altitude polycythaemia (D75.1)
D58.8 Anemia hemolitika herediter yang dijelaskan lainnya: stomatocytosis
D58.9 Anemia hemolitika herediter, tidak dijelaskan

D59 Anemia hemolitika yang didapat


D59.0 Anemia hemolitika autoimmun akibat obat-obatan

 583
D59.1 Anemia hemolitika autoimmun lainnya
Penyakit hemolitika autoimun (cold type)(warm type)
Penyakit haemagglutinin cold kronis
Cold agglutinin: penyakit, haemoglobinuria
Anemia hemolitika: cold type (secondary)(symptomatic)
. warm type (secondary)(symptomatic)
Kecuali: penyakit hemolitik fetus dan bayi (P55.-),
paroxysmal cold haemoglobinuria (D59.6),
sindroma Evans (D69.3)
D59.2 Anemia hemolitika nonautoimmune akibat obat-obatan
Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan
D59.3 Haemolytic-uraemic syndrome
D59.4 Anemia hemolitika nonautoimmune lainnya
Haemolytic anaemia: mekanis, mikroangiopati, toksik
D59.5 Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria [Marchiafava-Micheli]
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)
D59.6 Haemoglobinuria pada haemolysis akibat faktor eksternal lainnya
Haemoglobinuria: akibat olahraga, gerak jalan, dingin paroksismal
gunakan kode tambahan (Chapter XX), untuk identifikasi penyebab.
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)
D59.8 Anemia hemolitika didapat lainnya
D59.9 Anemia hemolitika didapat, tidak dijelaskan
Anemia hemolitika idiopatik, kronis

Anemia aplastika dan anemia lainnya (D60-D64)


D60 Aplasia eritrosit murni yang didapat [erythroblastopenia]
Anemia aplastika disebabkan oleh kurangnya pendahulu eritrosit, akibat rusaknya stem cell
atau cedera mikro sumsum tulang, dan sering dengan MCV (mean corpuscular volume – volume
eritrosit rata-rata) yang agak tinggi. Anemia aplastika biasanya berarti panhipoplasia sumsum tulang
dengan leukopenia dan trombositopenia. Keraguan ini memunculkan istilah baru, yaitu aplasia RBC
murni, yaitu penurunan selektif pendahulu eritroid.
Termasuk: aplasia eritrosit (acquired)(adult)(with thymoma)
D60.0 Aplasia eritrosit murni yang didapat kronis
D60.1 Aplasia eritrosit murni yang didapat sementara
D60.8 Aplasia eritrosit murni yang didapat lsinnys
D60.9 Aplasia eritrosit murni yang didapat, tidak dijelaskan

D61 Anemia aplastika lainnya


Kecuali: agranulocytosis (D70)
D61.0 Anemia aplastika konstitusional
aplasia eritrosit (murni) (pada): kongenital, bayi, primer
sindroma Blackfan-Diamond, familial hypoplastic anaemia
anemia Fanconi, pansitopenia dengan malformasi
D61.1 Anemia aplastika akibat obat-obatan
D61.2 Anemia aplastika akibat agen eksternal
D61.3 Anemia aplastika idiopatik
D61.8 Anemia aplastika lain yang dijelaskan

 584
D61.9 Anemia aplastika, tidak dijelaskan

D62 Anemia pasca perdarahan akut


Kecuali: anaemia kongenital dari kehilangan darah janin (P61.3)

D63* Anaemia pada penyakit kronis yang diklasifikasikan di tempat lain


D63.0* Anaemia pada penyakit neoplasia (C00-D48†)
D63.8* Anaemia pada penyakit kronis lain yang diklasifikasikan di tempat lain

D64 Anemia lain


Kecuali: anemia refrakter:
tanpa sideroblasts (D46.0), dengan sideroblast (D46.1);
dengan kelebihan blasts (D46.2), dengan transformasi (D46.3), NOS (D46.4)
D64.0 Anemia sideroblastik herediter
D64.1 Anemia sideroblastik sekunder akibat penyakit
D64.2 Anemia sideroblastik sekunder akibat obat dan toksin
D64.3 Anemia sideroblastik lain
Sideroblastic anaemia: NOS, responsif pada pyridoxine NEC
D64.4 Anemia diseritropoietik kongenital
dishematopoietik anemia (kongenital)
Kecuali: sindroma Blackfan-Diamond (D61.0),
peny. Di Guglielmo (C94.0)
D64.8 Anemia lain yang dijelaskan
Infantile pseudoleukaemia, anemia leukoerythroblastic
D64.9 Anemia, tidak dijelaskan

Cacad koagulasi, purpura, kondisi perdarahan lain (D65-D69)


D65 Disseminated intravascular coagulation [sindroma defibrinasi]
Afibrinogenaemia didapat; Koagulopati konsumsi,
Koagulasi intravaskuler diffusa atau disseminata (DIC),
Perdarahan fibrinolitik didapat, Purpura fibrinolitik, Purpura fulminans
Kecuali: pada (mempersulit):
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1), bayi baru lahir (P60), hamil,
melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3)

D66 Defisiensi faktor VIII herediter


Defisiensi faktor VIII (dengan cacad fungsional)
Haemophilia: NOS, A, klasik
Kecuali: Defisiensi faktor VIII dengan cacad vaskuler (D68.0)

D67 Defisiensi faktor IX herediter


Penyakit Christmas, Haemophilia B
Defisiensi: faktor IX (dengan cacad fungsional),
plasma thromboplastin component [PTC]

D68 Other coagulation defects


Kecuali: yang mempersulit:

 585
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1)
hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3)
D68.0 Penyakit Von Willebrand
angiohaemophilia, def. faktor VIII dengan cacad vaskuler, hemofilia vaskuler
Kecuali: defisiensi faktor VIII:NOS (D66), dengan cacad fungsional (D66)
kerapuhan kapiler (herediter) (D69.8)
D68.1 Defisiensi faktor XI herediter
Haemophilia C
Defisiensi Plasma thromboplastin antecedent [PTA]
D68.2 Defisiensi herediter faktor pembekuan lainnya
Congenital afibrinogenaemia, Defisiensi: AC globulin, proaccelerin
Defisiensi faktor: I , II, V, VII, X, XII, XIII,
Dysfibrinogenaemia (kongenital), Hypoproconvertinaemia, Penyakit Owren
D68.3 Kelainan perdarahan akibat antikoagulansia yang beredar
Hyperheparinaemia
Peningkatan: antithrombin, anti-VIIIa, anti-IXa, anti-Xa, anti-XIa
D68.4 Defisiensi faktor koagulasi yang didapat
Defisiensi faktor koagulasi akibat: liver penyakit, defisiensi vitamin K
Kecuali: defisiensi vitamin K bayi (P53)
D68.8 Cacad koagulasi lain yang dijelaskan
Terdapatnya inhibitor systemic lupus erythematosus [SLE]
D68.9 Cacad koagulasi, tidak dijelaskan

D69 Purpura dan keadaan perdarahan lainnya


Kecuali:trombositemia essensial (haemorrhagic) (D47.3),
purpura fulminans (D65),
purpura hipergammaglobulinemia jinak (D89.0),
purpura cryoglobulinaemia (D89.1);
purpura thrombositopenik thrombotik (M31.1)
D69.0 Purpura alergi
Purpura: anaphylactoid, Henoch(-Schönlein), vascular
nonthrombocytopenic: haemorrhagic, idiopathic
Vasculitis, allergi
D69.1 Qualitative platelet defects – cacad kualitatif platelet
Thrombocytopathy
Kecuali: penyakit von Willebrand (D68.0)
D69.2 Purpura nonthrombositopenik lainnya
Purpura: NOS, senile, simplex
D69.3 Idiopathic thrombocytopenic purpura
Sindroma Evans
D69.4 Trombositopenia primer lainnya
Kecuali: Trombositopenia neonatus sementara (P61.0), sindroma Wiskott-Aldrich
(D82.0), trombositopenia dengan radius absen (Q87.2)
D69.5 Trombositopenia sekunder
D69.6 Trombositopenia, tidak dijelaskan
D69.8 Kondisi perdarahan lain yang dijelaskan
Kerapuhan kapiler (herediter); pseudohaemophilia vaskuler
D69.9 Kondisi perdarahan, tidak dijelaskan

 586
Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah (D70-D77)
D70 Agranulocytosis
Agranulocytic angina; Infantile genetic agranulocytosis, Neutropenic splenomegaly
Neutropenia: NOS, kongenital, akibat obat, periodik, splenic (primer), toksik
Kecuali: transient neonatal neutropenia (P61.5)

D71 Kelainan fungsi netrofil polimorfonuklir (PMN)


Cacad kompleks reseptor [CR3] membran sel, Congenital dysphagocytosis
Chronic (childhood) granulomatous penyakit, Progressive septic granulomatosis

D72 Kelainan lain sel darah putih


Kecuali:preleukaemia (syndrome) (D46.9), basophilia (D75.8),
neutropenia (D70), kelainan-kelainan immunitas (D80-D89)
D72.0 Kelainan genetik lekosit
Anomaly (granulation)(granulocyte) atau sindroma:
Alder, May-Hegglin, Pelger-Huët
Hipersegmentasi lekosit, hiposegmentasi lekosit, leukomelanopathy
Kecuali: Chediak(-Steinbrinck)-Higashi syndrome (E70.3)
D72.1 Eosinophilia
Eosinofilia: allergic, hereditary
D72.8 Kelainan sel darah putih lain yang dijelaskan
Reaksi lekemoid: limfositik, monositik, myelositik; Leukositosis, limfositosis
(symptomatic), limfopenia, monositosis (symptomatic), plasmasitosis
D72.9 Kelainan sel darah putih, tidak dijelaskan

D73 Penyakit-penyakit limpa


D73.0 Hiposplenismus
Asplenia, pasca-bedah; atrofi of spleen
Kecuali: asplenia (kongenital) (Q89.0)
D73.1 Hypersplenism
Kecuali: splenomegaly: NOS (R16.1), kongenital (Q89.0)
D73.2 Splenomegali kongestif kronis
D73.3 Abses limpa
D73.4 Kista limpa
D73.5 Infark limpa
Ruptur non-trauma limpa, limpa terpuntir
D73.8 Penyakit lain pada limpa
Fibrosis limpa NOS, Perisplenitis, Splenitis NOS
D73.9 Penyakit limpa, tidak dijelaskan
D74 Methaemoglobinaemia
D74.0 Methaemoglobinaemia kongenital
defisiensi kongenital NADH-methaemoglobin reductase
penyakit haemoglobin-M [Hb-M];
methaemoglobinaemia, hereditary
D74.8 Methaemoglobinaemia lain
methaemoglobinaemia didapat(dengan sulfhaemoglobinaemia)

 587
methaemoglobinaemia toksik
D74.9 Methaemoglobinaemia, tidak dijelaskan

D75 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah


Kecuali: hypergammaglobulinaemia NOS (D89.2), pembesaran kelenjar limfe (R59.-)
lymphadenitis: mesenteric (akut)(kronis) (I88.0), kronis (I88.1), NOS (I88.9),
akut (L04.-)
D75.0 Familial erythrocytosis
Polycythaemia: jinak, keturunan
Kecuali: hereditary ovalocytosis (D58.1)
D75.1 Polycythaemia sekunder
Polycythaemia:
acquired, emotional, hypoxaemic, nefrogenous, relative
akibat: erythropoietin, volume plasma turun, high altitude, stress
Kecuali: polycythaemia: neonatorum (P61.1), vera (D45)
D75.2 Essential thrombocytosis
Kecuali: essential (haemorrhagic) thrombocythaemia (D47.3)
D75.8 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah yang dijelaskan
Basophilia
D75.9 Penyakit darah dan organ pembentuk darah, tidak dijelaskan

D76 Penyakit yang melibatkan jar. limforetikulum dan sistem retikulohistiosit


Kecuali: penyakit Letterer-Siwe (C96.0)
histiocytosis maligna (C96.1)
retikuloendotheliosis atau retikulosis:
. histiocytic medullary (C96.1); leukaemic (C91.4)
. lipomelanotic (I89.8); malignant (C85.7); nonlipid (C96.0)
D76.0 Histiositosis sel Langerhans, not elsewhere classified
granuloma eosinophilia,
penyakit Hand-Schüller-Christian, Histiocytosis X (chronic)
D76.1 Limfohistiosytosis hemofagositik
Retikulosis hemofagositik keturunan (familial)
Histiostoses fagosit mononuklit selain sel-sel Langerhans NOS
D76.2 Sindroma hemofagositik, berhubungan dengan infeksi
D76.3 Sindroma histiositoses lain
Retikulohistiositoma (giant-cell), histiositosis sinus dengan limfadenopati luas
Xanthogranuloma

D77* Kelainan lain darah dan pembentuknya pada penyakit yang diuraikan di tempat lain
Fibrosis limpa pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-†)

Kelainan tertentu yangmelibatkan mekanisme imun (D80-D89)


Termasuk: cacad sistem komplemen, sarkoidosis,
kelainan imunodefisiensi, kecuali penyakit [HIV]
Kecuali: penyakit auto imun (sistemik) NOS (M35.9), kelainan fungsi netrofil polimorfonuklir
(D71), penyakit [HIV] (B20-B24)

 588
D80 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi menonjol
D80.0 Hipogammaglobulinaemia herediter
Agammaglobulinaemia autosom resessif (Swiss type)
Agammaglobulinaemia X-link [Bruton] (dg defisiensi growth hormon)
D80.1 Hipogammaglobulinaemia nonfamilial
Agammaglobulinaemia dengan limfosit B pembawa immunoglobulin
Agammaglobulinaemia (common variable) [CVAgamma]
Hipogammaglobulinaemia NOS
D80.2 Defisiensi selektif immunoglobulin A [IgA]
D80.3 Defisiensi selektif sub-subklas immunoglobulin G [IgG]
D80.4 Defisiensi selektif immunoglobulin M [IgM]
D80.5 Immunodefisiensi dengan peningkatan immunoglobulin M [IgM]
D80.6 Defisiensi antobodi dengan immunoglobulin mendekati normal atau dengan
hiperimmunoglobulinaemia
D80.7 Hipogammaglobulinaemia sementara pada bayi baru lahir
D80.8 Immunodefisiensi lain dengan cacad antibodi menonjol
Defisiensi rantai ringan Kappa (Kappa light chain)
D80.9 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi, tidak dijelaskan

D81 Immunodefisiensi gabungan


Kecuali: agammaglobulinaemia autosom resesif (Swiss type) (D80.0)
D81.0 Kelainan immunodefisiensi gabungan berat (Severe combined immuno-deficiency [SCID])
dengan gangguan pembentukan retikulum
D81.1 SCID dengan jumlah sel T dan B rendah
D81.2 SCID dengan jumlah sel B rendah atau normal
D81.3 Defisiensi adenosine deaminase [ADA]
D81.4 Sindroma Nezelof
D81.5 Defisiensi Purine nucleoside phosphorylase [PNP]
D81.6 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas I
Bare lymphocyte syndrome
D81.7 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas II
D81.8 Immunodefisiensi gabungan lainnya
Defisiensi karboksilase yang tergantung Biotin
D81.9 Immunodefisiensi gabungan, tidak dijelaskan
Severe combined immunodeficiency kelainan [SCID] NOS

D82 Immunodefisiensi yang berhubungan dengan cacad mayor lainnya


Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
D82.0 Sindroma Wiskott-Aldrich
Immunodefisiensi dengan trombositopenia dan eczema
D82.1 Di George's syndrome
Pharyngeal pouch syndrome – sindroma saccus pharyngeus
Thymic: alymphoplasia, aplasia atau hypoplasia dengan immunodefisiensi
D82.2 Immunodefisiensi dengan anggota tubuh yang pendek
D82.3 Immunodefisiensi setelah respons cacad herediter terhadap
Virus Epstein-Barr, penyakit limfoproliferatif X-link
D82.4 Sindroma hiperimmunoglobulin E [IgE]
D82.8 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor lain yang dijelaskan

 589
D82.9 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor, tidak dijelaskan

D83 Imunodefisiensi variabel bersama (common variable)


D83.0 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama jumlah dan fungsi sel B
D83.1 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama immunoregulatory T-cell
D83.2 Imunodefisiensi var. bersama: autoantibodi terhadap sel B atau T
D83.8 Imunodefisiensi variabel bersama lain
D83.9 Imunodefisiensi variabel bersama, tidak dijelaskan

D84 Imunodefisiensi lainnya


D84.0 Cacad lymphocyte function antigen-1 [LFA-1]
D84.1 Cacad-cacad pada sistem komplement
Defisiensi C1 esterase inhibitor [C1-INH]
D84.8 Imunodefisiensi lain yang dijelaskan
D84.9 Imunodefisiensi, tidak dijelaskan

D86 Sarkoidosis
D86.0 Sarkoidosis paru-paru
D86.1 Sarkoidosis kelenjar limfe
D86.2 Sarkoidosis paru-paru dengan sarkoidosis kelenjar limfe
D86.3 Sarkoidosis kulit
D86.8 Sarkoidosis pada situs lain dan situs gabungan
Iridocyclitis pada sarkoidosis† (H22.1*)
Kelumpuhan Nn. Craniales ganda pada sarkoidosis† (G53.2*)
Sarcoid: artropati† (M14.8*), miokarditis† (I41.8*), miositis† (M63.3*)
Demam uveoparotid [Heerfordt]
D86.9 Sarkoidosis, tidak dijelaskan

D89 Kelainan lain yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c.


Kecuali: hyperglobulinaemia NOS (R77.1)
monoclonal gammopathy (D47.2)
kegagalan dan penolakan transplantasi (T86.-)
D89.0 Polyclonal hypergammaglobulinaemia
Benign hypergammaglobulinaemic purpura
Polyclonal gammopathy NOS
D89.1 Cryoglobulinaemia
Cryoglobulinaemia: essensial, idiopatik, campuran, primer, sekunder
Cryoglobulinaemic: purpura, vaskulitis
D89.2 Hypergammaglobulinaemia, tidak dijelaskan
D89.8 Kelainan lain yang dijelaskan yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c.
D89.9 Kelainan yang melibatkan mekanisme, tidak dijelaskan
Penyakit imun NOS

 590
 591
BAB IV
PENYAKIT-PENYAKIT ENDOKRIN, NUTRISI DAN
METABOLIK (E00-E90)
Catatan:
Semua neoplasma, baik secara fungsional aktif atau tidak, diklasifikasi pada Bab
II. Kode pada Bab ini (mis. E05.8, E07.0, E16-E31, E34.-) bisa sebagai
tambahan untuk aktifitas fungsional neoplasma dan jaringan endokrin ektopik,
atau hipofungsi kelenjar endokrin akibat neoplasma dan keadaan lain yang
diklasifikasi di tempat lain.
Kecuali:
Komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
Gejala, tanda, dan kelainan klinis dan laboratorium, n.e.c. (R00-R99)
Kelainan endokrin-metabolik sementara yang khas pada janin dan neonatus (P70-P74)

Chapter ini berisi blok-blok berikut:


E00-E07 Gangguan pada kelenjar thyroid
E10-E14 Diabetes mellitus
E15-E16 Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi internal pankreas
E20-E35 Gangguan pada kelenjar endokrin lain
E40-E46 Malnutrisi
E50-E64 Defisiensi nutrisi lain
E65-E68 Obesitas dan hiperalimentasi lain
E70-E90 Gangguan metabolik
Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
E35* Kelainan kelenjar endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
E90* Kelainan nutrisi dan metabolik pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain

Gangguan pada kelenjar tiroid (E00-E07)


E00 Sindroma defisiensi iodin kongenital
Termasuk:: Defisiensi iodin lingkungan yang langsung menyerang pasien atau melalui ibu sewaktu
hamil. Beberapa pasien T3/T4-nya normal, tapi penderitaannya akibat defisiensi
pada masa janin. Goitrogen lingkungan bisa menyebabkan keadaan ini.
Gunakan kode tambahan(F70-F79) untuk retardasi mental yang berhubungan.
Kecuali: Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)

E00.0 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe neurologis


Kretin endemik, tipe neurologis
E00.1 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe mixedema
Kretin endemik: hipotiroid, jenis miksedematosa
E00.2 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe campuran
Kretin endemik, tipe campuan
E00.9 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tidak dinyatakan
Hipotiroidisme defisiensi iodin kongenital NOS, kretin endemik NOS

E01 Kelainan tiroid dan keadaan terkait akibat defisiensi iodin

 592
Kecuali: Sindroma defisiensi iodin kongenital (E00.-)
Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)
E01.0 Goiter difus (endemik) akibat defisiensi iodin
E01.1 Goiter multinodul (endemik) akibat defisiensi iodin
Goiter nodular akibat defisiensi iodin
E01.2 Goiter endemik akibat defisiensi iodin, tidak dijelaskan
Goiter endemik NOS
E01.8 Kelainan tiroid dan kondisi terkait akibat defisiensi iodin lainnya
Hipotiroidisme defisiensi iodin yang didapat.
E02 Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis

E03 Hipotiroidisme lain


Kecuali:Hipotiroidisme: defisiensi iodin (E00-E02), pasca-prosedur (E89.0)
E03.0 Hipotiroidisme kongenital dengan goiter difus
Goiter (nontoksik) kongenital: NOS, parenkimatosa
Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal (P72.0)
E03.1 Hipotiroidisme kongenital tanpa goiter
Aplasia tiroid (dengan miksedema), atrofi tiroid kongenital, hipotiroid kongenital NOS
E03.2 Hipotiroidisme akibat obat dan zat dari luar lainnya
E03.3 Hipotiroidisme pasca-infeksi
E03.4 Atrofi tiroid (didapat)
Kecuali: atrofi tiroid kongenital (E03.1)
E03.5 Koma miksedema
E03.8 Hipotiroidisme lain yang dijelaskan
E03.9 Hipotiroidisme yang tidak dijelaskan
Myxedema NOS

E04 Goiter nontoksik lain


Kecuali: Goiter kongenital: NOS, diffus, parenkimatosa (E03.0)
Hipotiroidisme akibat defisiensi iodin (E00-E02)
E04.0 Goiter nontoksik difus
Goiter nontoxic: diffus (koloid), tunggal
E04.1 Nodul tunggal tiroid nontoksik
Nodul koloid (kistik) (tiroid); goiter uninoduler nontoksik, nodul (kistik) tiroid
E04.2 Goiter nodul-ganda nontoksik
Goiter kistik, goiter (kistik) multinodularis
E04.8 Goiter nontoksik lain yang dijelaskan
E04.9 Goiter nontoksik yang tidak dijelaskan
Goiter NOS, goiter noduler (nontoksik) NOS

E05 Thyrotoxicosis [hyperthyroidism]


Kecuali:Tiroiditis kronis dengan dengan tirotoksikosis sementara (E06.2)
Tirotoksikosis neonatus (P72.1)
E05.0 Tirotoksikosis dengan goiter diffus
Penyakit Graves, goiter diffusa toksik, goiter eksoftalmus NOS, goiter toksik NOS
E05.1 Tirotoksikosis dengan tiroid nodul tunggal toksik
Tirotoksikosis dengan goiter toksik uninodular
E05.2 Tirotoksikosis dengan multinodular tiroid toksik

 593
Goiter noduler toksik
E05.3 Tirotoksikosis akibat jaringan tiroid ektopik
E05.4 Tirotoksikosis factitia
E05.5 Krisis/ badai tiroid
E05.8 Tirotoksikosis lain
Kelebihan TSH (thyroid stimulating hormone)
E05.9 Tirotoksikosis, tak dijelaskan
Hipertiroidisme NOS, penyakit jantung tirotoksikosis† (I43.8*)

E06 Tiroiditis
Kecuali:Tiroiditis pasca-persalinan (O90.5)
E06.0 Tiroiditis akut
Abses tiroid, tiroiditis piogenik, tiroiditis suppuratif
E06.1 Tiroiditis subakut
Tiroiditis: de Quervain, giant-cell, granulomatosa, non-suppuratif
Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.2 Tiroiditis kronis dengan with thyrotoxicosis sementara
Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.3 Tiroiditis auto-imun
Tiroiditis Hashimoto, Hashitoksikosis (sementara)
Goiter limfadeniod, struma limfomatosa, tiroiditis limfositik,
E06.4 Tiroiditis yang disebabkan obat
E06.5 Tiroiditis kronis lain
Tiroiditis Riedel, tiroiditis ligneous, tiroiditis kronis fibrosa, tiroiditis: kronis NOS
E06.9 Tiroiditis, tidak dijelaskan

E07 Gangguan lain pada tiroid


E07.0 Hipersekresi kalsitonin
Hiperplasia sel C tiroid; hipersekresi thyrocalcitonin
E07.1 Goiter akibat ketidakseimbangan hormon (dyshormogenetic)
Goiter dishormogenetik keturunan, sindroma Pendred
Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal (P72.0)
E07.8 Kelainan lain pada tiroid yang dijelaskan
Kelainan thyroid-binding globulin (TBG), perdarahan tiroid, infark tiroid
Sick-euthyroid syndrome
E07.9 Kelainan tiroid, tidak dijelaskan

Diabetes mellitus (E10-E14)


Diabetes mellitus disebabkan gagalnya produksi insulin (tipe I, insulin-dependent), atau gagalnya
insulin bekerja (tipe II, non-insulin-dependent). Diabetes mellitus juga bisa terjadi
pada keadaan malnutrisi dan kehamilan, pada neonatus, atau akibat obat-obatan.
Akibatnya glukosa tidak bisa memasuki sel dan kadar gula darah meningkat
(hyperglycemia). Gejala yang khas glycosuria, haus dan lapar, serta kadar glukosa
darah yang tidak kembali ke normal dua jam setelah makan (“glucose tolerance
test” terganggu). Hyperglycemia menimbulkan berbagai macam komplikasi, baik
pada mata, ginjal, syaraf, sirkulasi darah perifer, atau koma.

 594
Karakter-keempat berikut digunakan bersama kategori E10-E14:
.0 Dengan koma
Koma diabetes: dengan atau tanpa ketoasidosis, hiperosmolar, hipoglisemia
Koma hiperglisemia NOS
.1 Dengan ketoasidosis
Diabetes asidosis atau ketoasidosis tanpa disebutkan koma
.2† Dengan komplikasi ginjal
Nefropati diabetes (N08.3*), glomerulonefrosis intrakapiler (N08.3*)
Sindroma Kimmerstiel-Wilson (N08.3)
.3† Dengan komplikasi mata
Katarak diabetes (H28.0*), retinopati diabetes (H36.0*)
.4† Dengan komplikasi neurologis
Dibabetic: mononeuropati (G59.0*), polineuropati (G63.2*), amiotrofi (G73.0*)
Neuropati otonom diabetes (G99.0*), polineuropati otonom diabetes (G99.0*)
.5 Dengan komplikasi sirkulasi perifer
Gangren diabetes, ulkus diabetes, angiopati perifer diabetes† (I79.2*)
.6 Dengan komplikasi lain yang dinyatakan
Arthropathy diabetes (M14.2*), dengan neuropati (M14.6*)
.7 Dengan komplikasi ganda
.8 Dengan komplikasi yang tidak dijelaskan
.9 Tanpa komplikasi

E10. Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM)


Termasuk: Diabetes (mellitus): brittle, juvenile-onset, ketosis-prone, type I
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), malnutrisi (E12.-),
Glycosuria:: renal (E74.8), NOS (R81)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)

E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM)


Termasuk: Diabetes (mellitus)(nonobese)(obese): adult-onset, nonketotic, stable, type II
Diabetes non-insulin-dependent pada remaja
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), malnutrisi (E12.-),
Glikosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)

E12 Diabetes mellitus akibat malnutrisi


Termasuk: Diabetes mellitus akibat malnutrisi: insulin-dependent, non-insulin-dependent
Kecuali: Diabetes mellitus: (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)

E13 Diabetes mellitus lain yang dijelaskan


Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), Type I (E10.-), Type II
(E11.-), akibat malnutrisi (E12.-)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)

E14 Diabetes mellitus yang tidak dijelaskan

 595
Termasuk:Diabetes NOS
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus(P70.2), Type I (E10.-), Type II
(E11.-), akibat malnutrisi (E12.-)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)
Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi pankreas (E15-E16)
E15 Koma hipoglikemik non-diabetik
Koma insulin akibat obat pada non-diabetik, koma hipoglikemik NOS
Hiperinsulinisme dengan koma hipoglikemia

E16 Kelainan lain sekresi internal pankreas


E16.0 Hipoglikemia akibat obat tanpa koma
E16.1 Hipoglikemia lain
Hipoglikemia nonhiperinsulinemik fungsional, hiperplasia sel beta pankreas NOS
Hiperinsulinisme: NOS, fungsional; Ensefalopati pasca koma hipoglikemik
E16.2 Hipoglikemia yang tidak dijelaskan
E16.3 Peningkatan sekresi glukagon
Hiperplasia sel endokrin pankreas dengan kelebihan glukagon
E16.4 Sekresi abnormal gastrin
Hipergastrinemia, sindroma Zollinger-Ellison
E16.8 Gangguan lain sekresi internal pankreas yang dijelaskan
Peningkatan sekresi: GHRH (growth hormone-releasing hormone), somatostatin,
PP (polipeptida pankreas), VIP (vasoactive-intestinal polypeptide)
E16.9 Gangguan sekresi hormon pankreas yang tidak dijelaskan
Hiperplasia: sel-sel pulau pankreas NOS, sel-sel endokrin pankreas NOS

Gangguan kelenjar endokrin lain (E20-E35)


Kecuali: galactorrhoea (N64.3): gynaecomastia (N62)

E20 Hipoparatiroidisme
Kecuali: Di George's syndrome (D82.1), hypoparatiroidisme pascaproseur (E89.2)
Hypoparatiroidisme neonatus sementara (P71.4), tetani NOS (R29.0 )
E20.0Hipoparatiroidisme idiopatik
E20.1Pseudohipoparatiroidisme
E20.8 Hipoparatiroidisme lain
E20.9Hipoparatiroidisme yang tidak dijelaskan
Tetani paratiroid

E21 Hiperparatiroidisme dan kelainan lain kelenjar paratiroid


Kecuali: osteomalacia: dewasa (M83.-), bayi dan remaja (E55.0)
E21.0 Hiperparatiroidisme primer
Hiperplasia parathyroid
Osteitis fibrosa cystica generalisata [penyakit tulang von Recklinghausen]
E21.1 Hiperparatiroidisme sekunder, not elsewhere classified
Kecuali: Hiperparatiroidisme sekunder akibat ginjal (N25.8)
E21.2 Hiperparatiroidisme lain
Kecuali: hiperkalsemia hipokalsiurik familial (E83.5)

 596
E21.3 Hiperparatiroidisme yang tidak dijelaskan
E21.4 Kelainan lain kelenjar paratiroid yang dijelaskan
E21.5 Kelainan kelenjar paratiroid yang tidak dijelaskan

E22 Hiperfungsi kelenjar pituitary


Kecuali:Sindroma Cushing (E24.-), sindroma Nelson (E24.1)
Overproduksi: ACTH, tidak berhubungan dengan penyakit Cushing (E27.0), pituitary
ACTH (E24.0), thyroid-stimulating hormone (E05.8)
E22.0Akromegali dan gigantisme pituitari
Artropati sehubungan dengan akromegali† (M14.5*), overproduksi growth hormone
Kecuali: constitutional gigantism (E34.4), peningkatan GHRH pankreas (E16.8)
E22.1Hiperprolaktinaemia
E22.2Sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya
E22.8Hiperfungsi lain kelenjar pituitari
Pubertas precos sentral – pubertas dini akibat pengaruh otak
E22.9 Hiperfungsi kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan

E23 Hipofungsi dan gangguan lain kelenjar pituitary


Termasuk:keadaan berikut, baik kelainannya di pituitari atau hipotalamus
Kecuali: hipopituitarisme pasca-bedah (E89.3)
E23.0 Hipopituitarisme
Defisiensi tersendiri pada: gonadotropin, growth hormone, hormon pituitary
Pituitary: cachexia, short stature (pendek), insufisiensi NOS
Defisiensi growth hormone idiopatik, Lorain-Levi short stature
Hipogonadisme akibat hipogonadotropin, sindroma ‘fertile eunuch’ [kebiri-subur]
Nekrosis kelenjar pituitary (pasca melahirkan), panhipopituitarisme
Sindroma Kallmann, sindroma Sheehan, penyakit Simmonds
E23.1Hipopituitarisme akibat obat
E23.2Diabetes insipidus
Kecuali: diabetes insipidus nefrogenik (N25.1)
E23.3 Gangguan fungsi hipothalamus, not elsewhere classified
Kecuali: Sindroma Prader-Willi (Q87.1), sindroma Russell-Silver (Q87.1)
E23.6Gangguan lain kelenjar pituitary
Absess pituitari, distrofi adiposogenital
E23.7 Gangguan kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan

E24Sindroma Cushing
E24.0 Penyakit Cushing yang tergantung pituitari
Overproduksi ACTH pituitari, hiperadrenokortisisme yang tergantung pituitari
E24.1 Sindroma Nelson
E24.2 Sindroma Cushing akibat obat
E24.3 Sindroma ACTH ektopik
E24.4 Sindroma pseudo-Cushing akibat alkohol
E24.8 Sindroma Cushing lainnya
E24.9Sindroma Cushing yang tidak dijelaskan

E25 Kelainan-kelainan adrenogenital

 597
Termasuk: Sindroma adreno-genital penyebab virilisasi atau femininasi, baik didapat atau sejak
lahir karena cacad enzim yang menyebabkan hiperplasia adrenal.
Wanita: Pseudohermaphroditisme adrenal, pseudopubertas praecox heterosexual, virilisasi
Pria: Sexual precocity dengan hiperplasia adrenal, pseudopubertas praecox isosexual,
macrogenitosomia praecox
E25.0Kelainan adrenogenital kongenital akibat deficiensi enzyme
Hiperplasia adrenal kongenital, defisiensi enzim 21-hydroxylase
Hiperplasia adrenal kongenital dengan kehilangan garam (salt-losing)
E25.8Kalinan adrenogenital lain
Kelainan adrenogenital idiopatik
E25.9 Kelainan adrenogenital yang tidak dijelaskan
Sindroma adrenogenital NOS

E26 Hiperaldosteronism
E26.0Hiperaldosteronisme primer
Sindroma Conn, aldosteronisme primer akibat hiperplasia adrenal (bilateral)
E26.1Hiperaldosteronisme sekunder
E26.8Hiperaldosteronisme lain
Sindroma Bartter
E26.9Hiperaldosteronisme yang tidak dijelaskan

E27 Gangguan lain kelenjar adrenal


E27.0Overaktifitas lain korteks adrenal
Overproduksi ACTH, tak terkait dengan penyakit Cushing, adrenarche prematur
Kecuali: sindroma Cushing (E24.-)
E27.1Insufisiensi primer korteks adrenal
Penyakit Addison, adrenalitis autoimmune
Kecuali: amyloidosis (E85.-), penyakit Addison tuberkulosis (A18.7)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.2 Krisis Addison
Krisis adrenal, krisis korteks adrenal
E27.3 Insufisiensi korteks adrenal akibat induksi obat
E27.4Insufisiensi lain dan tidak dijelaskan pada korteks adrenal
Hypoaldosteronism, insufisiensi korteks adrenal NOS, perdarahan/infark adrenal
Kecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.5Hiperfungsi medula adrenal
Hiperplasia medula adrenal, hipersekresi katekholamin
E27.8Kelainan lain kelenjar adrenal yang dijelaskan
Kelainan cortisol-binding globulin
E27.9Kelainan kelenjar adrenal yang tidak dijelaskan

E28 Gangguan fungsi ovarium


Kecuali:Defisiensi gonadotropin tersendiri (E23.0), gagal ovarium pasca-prosedur (E89.4)
E28.0 Kelebihan estrogen
E28.1 Kelebihan androgen
Hipersekresi androgen ovarium
E28.2 Polycystic ovarian syndrome

 598
Sindroma sclerocystic ovary, sindroma Stein-Leventhal
[menstruasi tidak teratur, sedikit gemuk, hirsutisme (rambut berlebihan)]
E28.3 Kegagalan primer ovarium
Penurunan estrogen, menopause prematur NOS, resistant ovary syndrome
Kecuali:keadaan menopause dan climacteric wanita (N95.1)
disgenesis murni gonad (Q99.1), sindroma Turner (Q96.-)
E28.8Gangguan lain fungsi ovarium
Hiperfungsi ovarium NOS
E28.9 Gangguan fungsi ovarium, tidak dijelaskan
E29 Kelainan fungsi testis
Kecuali:sindroma resistensi androgen (E34.5), (sindroma) femininasi testis (E34.5),
defisiensi gonadotropin terpisah (E23.0), hipofungsi testis pascaprosedur (E89.5)
zoo-/oligospermia NOS (N46), sindroma Klinefelter (Q98.0-Q98.2, Q98.4)
E29.0 Hiperfungsi testis
E29.1 Hipofungsi testis
Defisiensi 5-alpha-reductase (dengan pseudohermaphroditisme pria)
Defektif biosintesis androgen testis NOS, hipogonadisme testis NOS
E29.8 Gangguan lain fungsi testis
E29.9 Gangguan fungsi testis, tidak dijelaskan

E30 Gangguan pubertas, not elsewhere classified


Precocious pubarche adalah munculnya rambut pubis, dan precocious adrenarche adalah
munculnya rambut aksila dan pubis pada usia <8 tahun (wanita) dan <9 tahun
(pria); precocious thelarche adalah mulainya pertumbuhan mammae pada usia <8
tahun (wanita). Kondisi ini menunjukkan awal pubertas precox, walau pun bisa
tanpa perkembangan lanjutan.
E30.0 Pubertas terlambat
Pubertas terlambat konstitusional, perkembangan seksual terlambat
E30.1 Pubertas precox (terlalu cepat)
Menstruasi precox
Kecuali: pubertas precox sentral (E22.8), pseudopubertas precox heteroseksual wanita
(E25.-), pseudopubertas precox isoseksual pria (E25.-), hiperplasia adrenal
kongenital (E25.0), sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg) (Q78.1)
E30.8 Kelainan lain pubertas
Thelarche prematur
E30.9 Gangguan pubertas, tidak dijelaskan

E31 Disfungsi poliglandular


Fungsi subnormal beberapa kelenjar endokrin yang datang serentak.
Kecuali: Pseudohipoparatiroidisme (E20.1), ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
Dystrophia myotonica [Steinert] (G71.1)
E31.0 Kegagalan poliglandular autoimmun
Sindroma Schmidt
E31.1 Hiperfungsi poliglandular
Kecuali: multiple endocrine adenomatosis (D44.8)
E31.8 Disfungsi poliglandular lain
E31. Disfungsi poliglandular, tidak dijelaskan

 599
E32 Penyakit-penyakit thymus
Kecuali: A/hipoplasia thymus dengan defisiensi immun (D82.1), myasthenia gravis (G70.0)
E32.0 Hiperplasia persisten thymus
Hipertrofi thymus
E32.1 Abses thymus
E32.8 Penyakit lain thymus
E32.9 Penyakit thymus, tidak dijelaskan

E34 Gangguan lain endokrin


Kecuali:Pseudohypoparathyroidism (E20.1)
E34.0 Sindroma karsinoid
Tumor sel-sel neuroendokrin saluran pencernaan (90%), pankreas, dan bronkus.
Kode ini bisa sebagai tambahan untuk aktifitas fungsional tumor karsinoid
E34.1 Hipersekresi lain hormon usus
E34.2 Sekresi hormon ektopik, not elsewhere classified
E34.3 Short stature (pendek), not elsewhere classified
Pendek: NOS, konstitusional, tipe Laron, psikososial
Kecuali: pendek: pituitary (E23.0), nutrisi (E45), renal (N25.0),
a/hipokondroplastik (Q77.4), pada sindroma dismorfik khusus –- Vol. 3
progeria (E34.8), sindroma Russell-Silver (Q87.1)
anggota tubuh pendek dengan defisiensi imun (D82.2)
E34.4 Constitutional tall stature
Gigantisme konstitusi
E34.5 Sindroma resistensi androgen
Pseudohermafroditisme pria dengan resistensi androgen
Kelainan reseptor hormon perifer, sindroma Reifenstein, (sindroma) femininasi testis
E34.8 Kelainan lain endokrin yang dijelaskan
Disfungsi kelenjar pineal, progeria
E34.9 Kelainan endokrin, tidak dijelaskan
Kekacauan: endokrin NOS, hormon NOS

E35* Kelainan kel. endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
E35.0* Gangguan kelenjar tiroid pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
Tuberkulosis kelenjar tiroid (A18.8†)
E35.1* Gangguan kelenjar adrenal pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
Penyakit Addison tuberkulosis (A18.7†)
Sindroma Waterhouse-Friderichsen (meningokokus) (A39.1†)
E35.8* Gangguan kelenjar endokrin lain pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain

Malnutrisi (E40-E46)
Derajat malnutrisi biasanya dinyatakan dalam standard deviasi (SD) dari berat badan rata-rata
populasi yang relevan. Kalau ada hasil pengukuran sebelumnya, maka tidak
naiknya berat badan anak, atau turunnya berat badan anak dan dewasa
merupakan indikasi malnutrisi. Kalau hanya berat badan saat itu yang tersedia,
diagnosis didasarkan pada probabilitas (perkiraan statistik) dan tidak bersifat
definitif tanpa uji klinis lain atau laboratorium lainnya. Kalau hasil pengukuran
berat badan tidak ada, bukti klinis harus menjadi sandaran utama.

 600
Malnutrisi berat adalah kalau berat badan ≥3 SD, malnutrisi sedang kalau antara angka 2 SD - <3
SD, dan malnutrisi ringan kalau 1 SD - <2 SD di bawah angka rata-rata populasi.
Kecuali: anemia gizi (D50-D53), sekuel malnutrisi protein-enerji (E64.0)
penyakit kurus (B22.2), gangguan penyerapan usus (K90.-), kelaparan (T73.0)

E40 Kwashiorkor
Malnutrisi berat dengan edema dan dispigmentasi kulit dan rambut.
Defisiensi protein lebih menonjol daripada defisiensi enerji
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)

E41 Nutritional marasmus (defisiensi protein-energi)


Malnutrisi berat dengan marasmus, disebut juga bentuk ‘kering’ atau kurus
Defisiensi protein dan makanan nonprotein
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)

E42 Marasmic kwashiorkor


Protein-energy malnutrition berat [seperti pada E43]:
bentuk intermediate (pertengahan), dengan tanda-tanda kwashiorkor dan marasmus

E43 Protein-energy malnutrition (PEM) berat yang tidak dijelaskan


Berat badan berada pada ≥3 SD di bawah rata-rata.
Edema kelaparan (busung lapar)

E44 Protein-energy malnutrition sedang dan ringan


E44.0 PEM sedang
Berat badan 2 SD - <3 SD di bawah rata-rata populasi referensi.
E44.1 PEM ringan
Berat badan 1 SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi referensi.
E45 Retardasi perkembangan setelah PEM
Nutritional: short stature (pendek),stunting (terhalang waktu bertumbuh)
Retardasi fisik akibat malnutrisi

E46 PEM yang tidak dijelaskan


Malnutrisi NOS, protein-energy imbalance NOS

Defisiensi gizi lainnya (E50-E64)


Kecuali: anemia akibat gizi (D50-D53)
E50 Defisiensi Vitamin A
Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin A (E64.
E50.0Defisiensi vitamin A dengan xerosis konjungtiva
E50.1 Defisiensi vitamin A dengan Bitot's spot dan xerosis konjungtiva
Bitot’s spot pada anak kecil
E50.2 Defisiensi vitamin A dengan xerosis kornea
E50.3 Defisiensi vitamin A dengan ulkus dan xerosis kornea
E50.4 Defisiensi vitamin A dengan keratomalasia
E50.5 Defisiensi vitamin A dengan rabun senja
E50.6 Defisiensi vitamin A dengan parut xerophthalmia kornea

 601
E50.7 Manifestasi defisiensi vitamin A lainnya pada mata
Xerophthalmia NOS
E50.8 Manifestasi lain defisiensi vitamin A
Keratosis folikularis, xeroderma, akibat defisiensi vitamin A (L86*)
E50.9 Defisiensi vitamin A, tidak dijelaskan
Hipovitaminosis A NOS

E51 Defisiensi Thiamine (Vitamin B1)


Kecuali: Sekuela deficiensi thiamine (E64.8)
E51.1 Beriberi
Beri-beri kering, beri-beri basah† (I98.8*)
E51.2 Wernicke's encephalopathy
E51.8 Manifestasi lain defisiensi thiamin
E51.9 Defisiensi tiamin, tidak dijelaskan

E52 Defisiensi Niacin [pellagra]


Defisiensi niasin (-tryptophan), defisiensi nikotinamida, Pellagra (alkoholik)
Kecuali: Sekuela defisiensi niacin (E64.8)

E53 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya


Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin B (E64.8), anemia karena defisiensi vitamin B12 (D51.-)
E53.0 Defisiensi riboflavin (vitamin B2)
Ariboflavinosis
E53.1 Defisiensi pyridoxine (vitamin B6)
E53.8 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya
Defisiensi: biotin, sianokobalamin (B12), folic acid, panthotenic acid
E53.9 Defisiensi vitamin B, tak dijelaskan

E54 Defisiensi ascorbic acid


Defisiensi vitamin C, scurvy
Kecuali: anemia skorbut (D53.2), sekuela defisiensi vitamin C (E64.2)

E55 Defisiensi vitamin D


Kecuali: sekuela rickets (E64.3), osteoporosis (M80-M81), osteomalacia dewasa(M83.-)
E55.0 Rickets, aktif
Osteomalasia: bayi, remaja (juvenile)
Kecuali: rickets: inaktif (E64.3), resisten terhadap vitamin D (E83.3),
Crohn’s (K50.-), coeliaca (K90.0), renal (N25.0),
E55.9 Defisiensi vitamin D, tidak dijelaskan
Avitaminosis D

E56 Other vitamin deficiencies


Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin lain (E64.8)
E56.0 Defisiensi vitamin E
E56.1 Defisiensi vitamin K
Kecuali: defisiensi faktor pembekuan karena defisiensi. vitamin K (D68.4)
defisiensi vitamin K bayi (P53)
E56.8 Defisiensi vitamin lain

 602
E56.9 Defisiensi vitamin, tidak dijelaskan

E58 Defisiensi kalsium (Ca) makanan


Kecuali: kelainan metabolisme kalsium (E83.5), sequelae defisiensi kalsium deficiency (E64.8)

E59 Defisiensi selenium (Se) makanan


Penyakit Keshan
Kecuali: sequelae defisiensi selenium (E64.8)

E60 Defisiensi seng (Zn) diet


E61 Defisiensi elemen diet lainnya
Gunakan kode penyebab eksternal kapan perlu
Kecuali: kelainan tiroid akibat deifisiensi iodin (E00-E02), sekuela malnutrisi dan
defisiensi gizi lainnya (E64.-), kelainan metabolisme mineral (E83.-)
E61.0 Defisiensi Copper (Cu)
E61.1 Defisiensi Iron (Fe)
Kecuali: anemia deifisiensi besi (D50.-)
E61.2 Defisiensi Magnesium (Mg)
E61.3 Defisiensi Manganese (Mn)
E61.4 Defisiensi Chromium (Cr)
E61.5 Defisiensi Molybdenum (Mo)
E61.6 Defisiensi Vanadium
E61.7 Defisiensi ganda elemen makanan
E61.8 Defisiensi elemen makanan lain yang dijelaskan
E61.9 Defisiensi elemen makanan, tidak dijelaskan

E63 Defisiensi gizi lainnya


Kecuali:sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-), dehidrasi (E86)
masalah pemberian makanan bayi baru lahir (P92.-), gagal bertumbuh (R62.8)
E63.0 Defisiensi asam lemak esensial (essential fatty acid [EFA])
E63.1 Ketidakseimbangan konstituen makanan
E63.8 Defisiensi gizi lain yang dinyatakan
E63.9 Defisiensi gizi, tidak dijelaskan
Kardiomiopati gizi NOS † (I43.2*)

E64 Sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya


E64.0 Sequelae malnutrisi protein-energy
Kecuali: perkembangan terhalang setelah PEM (E45)
E64.1 Sequelae defisiensi vitamin A
E64.2 Sequelae defisiensi vitamin C
E64.3 Sequelae rickets
E64.8 Sequelae defisiensi gizi lain
E64.9 Sequelae defisiensi gizi, tidak dijelaskan

Obesitas dan makan berlebihan (hyperalimentasi) lainnya (E65-E68)


E65 Localized adiposity
Fat pad – penebalan lemak

 603
E66 Obesity
Kecuali:adiposogenital dystrophy (E23.6), sindroma Prader-Willi (Q87.1)
lipomatosis: NOS (E88.2), dolorosa [Dercum] (E88.2)
E66.0 Obesitas akibat kelebihan kalori
E66.1 Obesitas akibat obat
E66.2 Obesitas ekstrim dengan hipoventilasi alveoli
E66.8 Obesitas lain
E66.9 Obesity, tidak dijelaskan
E67 Hiperalimentasi lain
Kecuali:sekuel hiperalimentasi (E68), hiperalimentasi NOS (R63.2)
E67.0 Hipervitaminosis A
E67.1 Hipercarotenaemia
E67.2 Megavitamin-B6 syndrome
E67.3 Hipervitaminosis D
E67.8 Other specified hyperalimentation

E68 Sekuel hiperalimentasi

Kelainan Metabolik (E70-E90)


Kecuali:Anaemia haemolitika kelainan enzim (D55.-), defisiensi 5-α-reductase (E29.1)
Hiperplasia adrenal kongenital (E25.0), sindroma resistensi androgen (E34.5)
Sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6), sindroma Marfan (Q87.4).
E70 Kelainan metabolisme asam amino aromatik
E70.0 Phenylketonuria klasik
E70.1 Hiperphenilalaninaemias lain
E70.2 Kelainan metabolisme tirosin
Alkaptonuria, hipertirosinemia, ochronosis, tirosinemia, tirosinosis
E70.3 Albinism
Albinisme okuler, okulo-kutaneus
Sindroma: Chediaki (-Steinbrinck)-Higashi; Cross; Hermansky-Pudlak
E70.8 Kelainan lain metabolisme asam amino aromatik
Kelainan metabolisme histidin, triptophan
E70.9 Kelainan metabolisme asam amino aromatik, tidak dijelaskan

E71 Kelainan metabolisme asam amino bercabang dan asam lemak


E71.0 Penyakit maple-syrup-urine
E71.1 Kelainan lain metabolisme asam amino bercabang
Hiperleusin-isoleusinemia, hipervalinemia;
Asidemia: isovalerat, metilmalonat, propionat
E71.2 Kelainan metabolisme asam amino, tidak dijelaskan
E71.3 Kelainan metabolisme asam lemak
Adrenoleuko-displasia (Addison-Schilder), defisiensi carnitine palmityltransferase
Kecuali: penyakit Refsum (G60.1), Schilder (G37.0), Zelwegger (Q87.8)

E72 Kelainan lain metabolisme asam amino


Kecuali:Gout (M10.-), penemuan abnormal tanpa manifestasi penyakit (R70-R89)

 604
Kelainan metabolisme: asam amino aromatik (E70.-), asam amino bercabang (E71.0-
E71.2), asam lemak (E71.3), purin dan pirimidin (E79.-)
E72.0 Kelainan transport asam amino
Cystonosis, cystinuria,
Sindroma Fanconi (-de Toni) (-Debrē), sindroma Lowe, penyakit Hartnup
Kecuali: kelainan metabolisme triptophan (E70.8)
E72.1 Kelainan metabolisme asam amino yang mengandung sulfur
Cystathioninuria, homocystinuria, methioninemia, defisiensi sulfite oxidase
Kecuali: defisiensi transkobalamin II (D51.2)
E72.2 Kelainan metabolisme siklus urea
Argininemia, citrullinemia, hiperammonemia, asiduria arginosuksinat
Kecuali: kelainan metabolisme ornitin (E72.4)
E72.3 Kelainan metabolisme lysine dan hydroxylysine
Asiduria glutarat, hidroksilisinemia, hiperlisinemia
E72.4 Kelainan metabolisme ornithine
Ornithinemia (type I, type II)
E72.5 Kelainan metabolisme glycine
Hiperhidroksiprolinemia, hiperprolinemia (type-type I, II)
Non-ketotic hiperglisinemia, sarkosinemia
E72.8 Kelainan metabolisme asam amino lain yang dijelaskan
Kelainan metabolisme: asam amino β, siklus γ-glutamyl
E72.9 Kelainan metabolisme asam amino, tak dijelaskan

E73 Intoleransi laktosa


E73.0 Defisiensi laktase kongenital
E73.1 Defisiensi laktase sekunder
E73.8 Intoleransi laktosa lainnya
E73.9 Intoleransi laktosa, tidak dijelaskan

E74 Kelainan lain metabolisme karbohidrat


Kecuali:Peningkatan sekresi glukagon (E16.3), diabetes mellitus (E10-E14)
Hipoglikemia NOS (E16.2), mucopolisakharidosis (E76.0-E76.3)
E74.0 Glycogen storage disease
Glikogenosis jantung, defisiensi fosforilasi hati
Penyakit: Andersen, Cori, Forbes, Hers, McArdle, Pompe, Tauri, von Gierke
E74.1 Kelainan metabolisme fruktosa
Fruktosuria esensial, defisiensi fruktosa 1,6 difosfatase, intoleransi fruktosa herediter
E74.2 Kelainan metabolisme galaktosa
Defisiensi galaktokinase, galaktosemia

E74.3 Kelainan lain penyerapan karbohidrat di usus


Malabsorbsi glukosa-galaktosa, defisiensi sukrosa
Kecuali: intoleransi laktosa (E73.-)
E74.4 Kelainan metabolisme piruvate dan glukoneogenesis
Defisiensi: phosphoenolpyruvate carboxykinase,
pyruvate carboxylase, pyruvate dehydrogenase
Kecuali: dengan anemia (D55.-)
E74.8 Kelainan lain metabolisme karbohidrat yang dijelaskan

 605
Pentosuria essensial, oxalosis, oxaluria, glikosuria ginjal
E74.9 Kelainan metabolisme karbohidrat, tidak dijelaskan

E75 Kelainan metabolisme sphingolipid dan penyimpanan lipid lainnya


Kecuali:Mucolipidosis, type-type I-III (E77.0-E77.1), penyakit Refsum (G60.1)
E75.0 GM2 gangliosidosis
Penyakit: Sandhoff, Tay-Sachs
GM2 gangliosidosis: NOS, dewasa, remaja (juvenile)
E75.1 Gangliosidosis lain
Mukolipidosis IV
Gangliosidosis: NOS, GM1, GM3;
E75.2 Sphingolipidosis lain
Penyakit: Fabry (-Anderson), Gaucher, Krabbe, Niemann-Pick
Sindroma Farber, leukodistrofi metakromatik, defisiensi sulfatase
Kecuali: adrenoleukodistrofi [Addison-Schilder] (E71.3)
E75.3 Sphingolipidosis, tidak dijelaskan
E75.4 Ceroid lipofusinosis neuronal
Penyakit: Batten, Bielschowsky-Jansky, Kufs, Spielmeyer-Vogt
E75.5 Kelainan lain penyimpanan lipid
Kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-Epstein], penyakit Wolman
E75.6 Lipid storage disorder, tidak dijelaskan

E76 Kelainan metabolisme glycosaminoglycan


E76.0 Mukopolisakharidosis, type I
Sindroma Hurler, Hurler-Scheie, Scheie
E76.1 Mukopolisakharidosis, type II
Sindroma Hunter
E76.2 Mukopolisakharidosis lain
Defisiensi β-glukoronidase
Mukopolisakharidosis type III, IV, V, VI
Sindroma: Maroteaux-Lamy (ringan)(berat), Morquio (mirip-)(klasik),
Sanfilipo (type B) (type C) (type D)
E76.3 Mukopolisakharidosis, tidak dijelaskan
E76.8 Kelainan lain metabolisme glucosaminoglycan
E76.9 Kelainan metabolisme glucosaminoglycan, tidak dijelaskan

E77 Kelainan metabolisme glycoprotein


E77.0 Cacad dalam modifikasi enzim lisosom pasca-translasi
Mukolipidosis II (penyakit I-cell), mokulipidosis III (polidistrofi pseudo-Hurler)
E77.1 Cacad dalam degradasi glycoprotein
Aspartylglukosaminuria, fukosisdosis, mannosidosis, sialidosis (mokulipidosis I)
E77.8 Kelainan lain metabolisme glycoprotein
E77.9 Kelainan of glycoprotein metabolism, tidak dijelaskan

E78 Kelainan metabolisme lipoprotein dan lipidaemia lainnya


Kecuali: Sphingolipidosis (E75.0-E75.3)
E78.0 Hiperkholesterolaemia murni
Hiperkholesterolemia keturunan, hiperlipidemia group A, hiperbetalipoproteinemia

 606
Hiperlipoproteinemia: Frederickson IIa, jenis low-density-lipoprotein [LDL]
E78.1 Hipergliseridaemia murni
Hipergliseridaemia endogen, hiperlipidemia group B, hiperprebetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia: Frederickson IV, jenis very-low-density-lipoprotein [VLDL]
E78.2 Hiperlipidaemia campuran
Broad- atau floating betalipoproteinemia, hiperlipidemia group C
Hiperbetalipoproteinemia dengan prebetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia Frederickson IIb atau III
Xanthoma tubo-eruptif, xanthoma tuberosum
Kecuali: kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-Epstein] (E75.5)
E78.3 Hiperchylomicronaemia
Hiperlipoproteinemia Frederickson, type I atu V, hiperlipidemia group D
Hipergliseridemia campuran
E78.4 Hiperlipidaemia lain
Hiperlipidemia gabungan keturunan
E78.5 Hiperlipidaemia, tidak dijelaskan
E78.6 Defisiensi lipoprotein
Abetalipoproteinaemia, defisiensi high-density lipoprotein [HDL]
Hipoalfalipoproteinaemia, hipobetalipoproteinaemia (keturunan)
Defisiensi lecithin cholesterol acyltransferase, penyakit Tangier
E78.8 Kelainan lain metabolisme lipoprotein
E78.9 Kelainan metabolisme lipoprotein, tidak dijelaskan

E79 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine


Kecuali:Orotaciduric anaemia (D53.0), kelainan imunodefisiensi gabungan (D81.-)
Gout (M10.-), batu ginjal (N20.0), xeroderma pigmentosum (Q82.1)
E79.0 Hyperuricaemia tanpa tanda-tanda radang arthritis dan penyakit tophi
Hiperurikemia asimptomatik
E79.1 Lesch-Nyhan syndrome
E79.8 Kelainan lain metabolisme purine dan pyrimidine
Xanthinuria herediter
E79.9 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine, tidak dijelaskan

E80 Kelainan metabolisme porphyrin dan bilirubin


Termasuk: Cacad katalase dan peroxidase
E80.0 Porphyria eritropoietik herediter
Porphyria eritropoietik kongenital, protoporphyria eritropoietik
E80.1 Porphyria cutanea tarda
E80.2 Porphyria lain
Coproporphyria herediter; porphyria: NOS, intermitten akut (hepatika)
E80.3 Cacad katalase dan peroxidase
Acatalasia [Takahara]
E80.4 Sindroma Gilbert
E80.5 Sindroma Crigler-Najjar
E80.6 Kelainan lain metabolisme bilirubin
Sindroma Dublin-Johnson, sindroma Rotor
E80.7 Kelainan metabolisme bilirubin, tidak dijelaskan

 607
E83 Kelainan metabolisme mineral
Kecuali: Kelainan parathyroid (E20-E21), defisiensi mineral makanan (E58-E61)
Deficiensi vitamin D (E55.-)
E83.0 Kelainan metabolisme tembaga [copper]
Penyakit: Menkes (rambut patah) (rambut kaku seperti baja – steely), Wilson
E83.1 Kelainan metabolisme besi [iron]
Hemokromatosis
Kecuali: anemia defisiensi besi (D50.-), anemia siderosis (D64.0-D64.3)
E83.2 Kelainan metabolisme seng [zinc]
Acrodermatitis enteropatika
E83.3 Kelainan metabolisme phosphor
Defisiensi acid phosphatase, hipofosfatemia keturunan, hipofosfatasia
Osteomalasia atau rickets akibat resistensi vitamin D
Kecuali: osteoporosis (M80-M81), osteomalasia dewasa (M83.-)
E83.4 Kelainan metabolisme magnesium
Hipermagenemia, hipomagnesemia
E83.5 Kelainan metabolisme calcium
Hiperkalsemia hipokalsiuria keturunan, hiperkalsiuria idiopatik
Kecuali: hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3), chondrocalcinosis (M11.1-M11.2)
E83.8 Kelainan lainmetabolisme mineral
E83.9 Kelainan metabolisme mineral, tidak dijelaskan

E84 Cystic fibrosis


Termasuk: mucoviscidosis
E84.0 Cystic fibrosis dengan manifestasi paru-paru
E84.1 Cystic fibrosis dengan manifestasi usus
Ileus mekonium† (P75*)
E84.8 Cystic fibrosis dengan manifestasi lain
Cystic fibrosis dengan manifestasi gabungan
E84.9 Cystic fibrosis, tak dijelaskan

E85 Amyloidosis
Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-)
E85.0 Heredofamilial amyloidosis, jenis non-neuropathic
Demam Mediterran keturunan, nefropati amiloid keturunan
E85.1 Heredofamilial amyloidosis, jenis neuropathic
Polineuropati amiloid (Portuguese)
E85.2 Heredofamilial amyloidosis, tidak dijelaskan
E85.3 Systemic amyloidosis sekunder
Amiloidosis yang berhubungan dengan hemodialisis
E85.4 Organ-limited amyloidosis
Amiloidosis lokal
E85.8 Amyloidosis lainnya
E85.9 Amyloidosis, tidak dijelaskan

E86 Volume depletion – kehabisan cairan


Dehidrasi, kehabisan cairan plasma atau ekstraseluler, hipovolemia
Kecuali: dehidrasi pada bayi baru lahir (P74)

 608
syok hipovolemia: NOS (R57.1), trauma (T79.4), pascabedah (T81.1)

E87 Kelainan lain keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa


E87.0 Hyperosmolality dan hypernatraemia
Peningkatan atau kelebihan sodium [Na]
E87.1 Hypo-osmolality dan hyponatraemia
Defisiensi sodium [Na]
Kecuali: sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya (E22.2)
E87.2 Asidosis
Asidosis: NOS, laktat, metabolik, respiratorik
Kecuali: DM (E10-E14 dengan karakter keempat .1)
E87.3 Alkalosis
Alkalosis: NOS, metabolik, respiratorik
E87.4 Kelainan campuran keseimbangan asam-basa
E87.5 Hyperkalaemia
Kelebihan kadar potassium [K]
E87.6 Hypokalaemia
Kekurangan kadar potassium [K]
E87.7 Fluid overload
Kecuali: edema (R80.-)
E87.8 Kelainan lain keseimbangan elektrolit dan cairan, not elsewhere classified
Ketidak seimbangan elektrolit, hiperkhloremia, hipokhloremia

E88 Kelainan metabolik lain


Kecuali: Histiositosis X (chronic) (D76.0)
E88.0 Kelainan metabolisme protein plasma, not elsewhere classified
Defisiensi α-1-antitripsin, bisalbuminemia
Kecuali: kelainan metabolisme lipoprotein (E78.-), gammopati monoklonal (D47.2)
hipergammaglonbulinemia (D89.0), makroglobulinemia Waldenström (C88)
E88.1 Lipodystrophy, not elsewhere classified
Lipodistrofi NOS
Kecuali: penyakit Whipple (K90.8)
E88.2 Lipomatosis, not elsewhere classified
Lipomatosis: NOS, dolorosa
E88.8 Kelainan metabolisme lain yang dijelaskan
Adenolipomatosis Launois-Bensaude, trimethylaminuria
E88.9 Kelainan metabolisme, tidak dijelaskan

E89 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, not elsewhere classified


E89.0 Hipotiroidisme pasca-prosedur
Hipotiroidisem pasca-radiasi, hipotiroidisme pasca-bedah
E89.1 Hipoinsulinaemia pasca-prosedur
Hiperglikemia pasca-pankreatektomi, hipoinsulinesmia pasca-bedah
E89.2 Hipoparatiroidisme pasca-prosedur
Tetani paratiroprival
E89.3 Hipopituitarisme pasca-prosedur
Hipopituitarisme pasca-radiasi
E89.4 Kegagalan ovarium pasca-prosedur

 609
E89.5 Hipofungsi testis pasca-prosedur
E89.6 Hipofungsi korteks (-medulla) adrenal pasca-prosedur
E89.8 Kelainan lain endokrin dan metabolik pasca-prosedur
E89.9 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, tidak dijelaskan
E90* Kelainan-kelainan gizi dan metabolik pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain

 610
BAB V
KELAINAN JIWA DAN TINGKAH LAKU (F00-F99)
Blok-blok di dalam bab ini:
F00-F09 Kelainan jiwa organik, termasuk yang hanya berupa gejala
F10-F19 Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan zat psikoaktif
F20-F29 Schizophrenia, schizotype dan waham (delusion)
F30-F39 Kelainan alam perasaan (mood/affective]
F40-F48 Kelainan neurotik, berhubungan dengan stress-dan somatoformis.
F50-F59 Sindroma tingkah laku akibat kekacauan fisiologis dan faktor fisik
F60-F69 Kelainan kepribadian dan tingkah laku pada orang dewasa.
F70-F79 Retardasi mental
F80-F89 Kelainan perkembangan psikologis
F90-F98 Kelainan tingkah laku dan emosi yang biasa mulai pada masa anak dan remaja
F99 Kelainan mental yang tidak dijelaskan
Kategori asterisk untuk bab ini:
F00* Dementia yang timbul pada penyakit Alzheimer
F02* Dementia yang timbul pada penyakit lain yang klasifikasinya di tempat lain
F00-F09: Kelainan jiwa organik, termasuk hanya gejala
Blok ini berisi kelompok kelainan jiwa akibat penyakit otak, kerusakan otak, atau keadaan
lain yang merusak fungsi otak. Kerusakan fungsi ini bisa primer atau sekunder. Kelainan primer
disebabkan oleh keadaan yang secara langsung dan selektif mengganggu otak; sedangkan kelainan
sekunder adalah pada penyakit yang melibatkan otak sebagai salah satu dari berbagai sistem atau
organ tubuh yang diserangnya.
Dementia (F00-F03) adalah sindroma kekacauan fungsi tinggi korteks seperti daya ingat,
belajar, berpikir, orientasi, memahami, menghitung, dan memutuskan. Kesadaran tidak terganggu.
Biasanya terdapat kerusakan fungsi kognitif (pengenalan), yang kadang-kadang didahului oleh
memburuknya kontrol emosi, tingkah-laku sosial, atau motivasi. Sindroma ini terjadi pada (1)
penyakit Alzheimer, yaitu penyakit degenerasi primer otak yang penyebabnya tidak jelas; (2) penyakit
pembuluh darah otak yang menimbulkan infark otak, dan (3) keadaan lain yang mengganggu otak.
F00* Dementia pada penyakit Alzheimer (G30.-†)
F00.0* onset dini (G30.0†) – usia <65 tahun
F00.1* onset lanjut (G30.1†) – 65 tahun atau lebih
F00.2* tidak jelas atau campuran (G30.8†)
F00.9* tidak dijelaskan (G30.9†)
F01 Dementia vaskuler
F01.0 dengan onset yang akut
F01.1 dengan banyak infark
F01.2 pada subkorteks
F01.3 campuran korteks dan subkorteks
F01.8 jenis lain
F01.9 tidak dijelaskan
F02* Dementia pada penyakit yang klasifikasinya di bagian lain
F02.0* pada penyakit Pick (G31.0†)

 611
F02.1* pada penyakit Creutzfeldt-Jakob (A81.0†)
F02.2* pada penyakit Huntington (G10†)
F02.3* pada penyakit Parkinson (G20†)
F02.4* pada penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B22.0†)
F02.8* pada penyakit lain yang klasifikasinya di tempat lain
F03 Dementia yang tidak dijelaskan
Excludes: dementia senilis (tua) dengan delirium atau kebingungan akut (F05.1)
senility NOS (R54)
F04 Amnesia organik, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lain
Amnesia adalah kegagalan ingatan baru dan lama, tapi ingatan terbaru masih ada.
Kesanggupan belajar menurun dan orientasi waktu terganggu.
Includes: Psikosis atau sindroma Korsakov, non-alkoholik
F05 Delirium, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lain
Sindroma otak organik yang khas dengan kacaunya kesadaran, perhatian, persepsi, pikiran,
ingatan, sikap motorik, emosi, dan jadwal tidur. Lamanya dan tingkatnya bervariasi.
Includes: sindroma otak, bingung (nonalcoholic), psikosis akibat infeksi, reaksi organik,
sindroma psiko-organik akut atau subakut
F05.0 tidak menyertai dementia
F05.1 menyertai dementia
F05.8 jenis lain
F05.9 tidak dijelaskan
F06 Kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit badan
Disni termasuk kondisi minor yang berhubungan dengan kelainan otak, baik penyakit otak
primer, penyakit sistemik, zat-zat eksogen, kelainan endokrin, atau penyakit badan lain.
F06.0 halusinosis organik – diikuti banyak halusinasi
F06.1 kelainan katatonik organik – aktifitas psikomotor terganggu
F06.2 kelainan waham organik
F06.3 kelainan alam perasaan organik
F06.4 kelainan anxiety organik – banyak kecemasan atau panik
F06.5 kelainan disosiasi organik – integrasi memori, identitas, dan gerakan putus
F06.6 kelainan emosi labil [asthenic] organik
F06.7 kelainan kognitif ringan
F06.8 kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit badan, jenis lainnya
F06.9 kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit badan, yang tidak dijelaskan
F07 Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan otak
F07.0 kelainan kepribadian organik
F07.1 sindroma pasca ensefalitis
F07.2 sindroma pasca-konkusio
F07.8 jenis lain
F07.9 tidak dijelaskan.
F09 Kelainan jiwa organik atau simptomatik, tidak dijelaskan.

 612
F10-F19: Kelainan jiwa akibat penggunaan zat psikoaktif
Blok ini berisi kelainan akibat penggunaan zat psikoaktif, baik melalui resep dokter atau
tidak. Karakter ketiga pada kode menunjukkan jenis zat, dan karakter keempat menunjukkan
keadaan klinis. Kode ini hendaknya digunakan untuk setiap zat yang diduga, namun harus
diperhatikan bahwa tidak semua kode karakter keempat ini bisa digunakan pada semua zat. Subdivisi
karakter keempat berikut digunakan untuk kategori F10-F19:
.0 Intoksikasi akut
Kondisi setelah pemberian zat psikoaktif yang menyebabkan kekacauan tingkat kesadaran,
kognisi, persepsi, alam perasaan atau tingkah-laku, atau fungsi dan respons psiko-fisiologis lain.
Kekacauan berbanding lurus dengan efek farmakologis dan berkurang menurut waktu.
Kesembuhan sempurna, kecuali kalau kerusakan jaringan atau komplikasi lain telah terjadi.
Komplikasi bisa berupa trauma, inhalasi vomitus, delirium, koma, kejang, dan lain-lain. Sifat
komplikasi tergantung pada jenis farmakologis dan cara pemberian zat tersebut. Contohnya adalah
mabuk alkohol akut, "bad trips" (drugs), mabuk NOS, intoksikasi patologis, ‘kesurupan' dan
‘kemasukan’ pada waktu intoksikasi zat psikoaktif
.1 Penggunaan yang berbahaya
Sebuah pola penggunaan zat psikoaktif yang merusak kesehatan. Kerusakan bisa berupa
fisik (seperti hepatitis akibat penyuntikan zat psikoaktif) atau mental (misalnya episode depresi
setelah meminum alkohol dalam jumlah besar).
.2 Sindroma ketergantungan
Campuran fenomena tingkah-laku, kognitif, dan fisiologis yang muncul setelah pemakaian
berulang, Sindroma ini khas dengan adanya dorongan untuk menggunakan zat tersebut, sulit
mengontrol penggunaannya, tetap menggunakan walau mengetahui akibat yang berbahaya, prioritas
untuk menggunakan zat lebih besar dibandingkan dengan kegiatan dan kewajiban lain, naiknya
toleransi terhadap zat, dan kadang-kadang gejala fisik akibat putus zat. Sindroma ini bisa terjadi pada
zat psikoaktif tertentu (tembakau, alkohol, atau diazepam), satu kelompok obat (opioid), atau
berbagai jenis zat psikoaktif yang secara farmakologis berbeda.
.3 Keadaan putus obat
Kelompok gejala yang terjadi akibat penarikan zat psikoaktif setelah penggunaan yang
menetap. Onset dan arah perjalanan gejala ini terbatas dan tergantung pada zat psikoaktif dan dosis
yang digunakan sebelum penggunaannya dihentikan atau dikurangi. Keadaan ini bisa diperberat oleh
kejang-kejang.
.4 Keadaan putus obat dengan delirium
Keadaan putus obat yang diikuti oleh delirium (F05.-). Kejang juga bisa timbul. Kalau
penyebabnya diduga faktor organik, maka harus diklasifikasikan pada F05.8. Contohnya delirium
tremens (diinduksi alkohol)
.5 Kelainan psikosis
Sekelompok fenomena psikosis yang terjadi selama atau sesudah penggunaan zat psikoaktif
tapi tidak bisa dijelaskan berdasarkan intoksikasi akut saja dan tidak merupakan bentuk keadaan
putus obat. Kelainan ini khas dengan halusinasi (biasanya auditorius, tapi sering lebih dari satu jenis
sensoris), distorsi persepsi, waham (sering bersifat paranoid atau curiga), kekacauan psikomotor
(excitement atau stupor), dan alam perasaan abnormal yang bisa berkisar dari sangat takut atau
sangat senang. Sensoris biasanya jernih, namun bisa terjadi penurunan kesadaran walau pun tidak
berat.

 613
Contohnya adalah halusinosis, cemburu, paranoia dan psikosis akibat alkohol
.6 Sindroma amnesia
Sebuah gejala dengan kerusakan pada ingatan baru dan lama. Ingatan terbaru masih utuh,
sedangkan ingatan baru lebih terganggu daripada ingatan lama. Kekacauan sensasi waktu dan urutan
kejadian biasanya terdapat, di samping kesulitan mempelajari hal baru. Konfabulasi bisa sangat
menonjol walaupun tidak selalu ada. Fungsi kognitif lain biasanya baik dan kerusakan amnesia tidak
berimbang dengan kekacauan lain. Misalnya kelainan amnesia akibat alkohol atau obat, dan
psikosis/sindroma Korsakov akibat alkohol atau zat psikoaktif lain, atau tidak dijelaskan
.7 Kelainan psikotik sisa (residual) dan mulainya terlambat (late-onset)
Perubahan kognisi, alam perasaan, kepribadian, atau tingkah laku akibat alkohol atau zat
psikoaktif berlangsung lebih lama daripada mestinya. Awal terjadinya kelainan harus sesuai dengan
penggunaan zat psikoaktif. Kalau kelainan terjadi setelah episode penggunaan zat, kelainan tersebut
dikode kalau jelas merupakan efek sisa zat tersebut.
.8 Kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya
.9 Kelainan jiwa dan tingkah laku yang tidak dijelaskan

F10.- akibat penggunaan alkohol


F11.- akibat penggunaan opioids
F12.- akibat penggunaan kannabinoids
F13.- akibat penggunaan sedatif atau hipnotik
F14.- akibat penggunaan kokain
F15.- akibat penggunaan stimulants lain, termasuk caffeine
F16.- akibat penggunaan hallusinogens
F17.- akibat penggunaan tembakau
F18.- akibat penggunaan pelarut mudah menguap
F19.- akibat penggunaan banyak obat dan penggunaan zat psikoaktif lain
Kategori ini digunakan kalau dua atau lebih zat psikoaktif, tapi tidak mungkin diketahui
mana yang lebih berpengaruh. Ia juga digunakan kalau identitas zat psikoaktif yang digunakan tidak
jelas atau tidak diketahui, karena banyak pengguna obat ganda sendiri tidak mengetahui detil zat
yang mereka gunakan.
Includes: penggunaan obat secara salah NOS

F20-F29: Schizophrenia, schizotype dan waham


Blok ini menyatukan skhizofrenia, kelainan skhizotipe, waham persisten, dan kelainan
psikotik akut dan sementara. Kelainan skhizoaktif masih masuk ke dalam kategori ini walau pun
statusnya masih diperdebatkan.
F20 Schizophrenia
Kelainan skizofrenik pada umumnya khas dengan distorsi pikiran dan persepsi, dan alam
perasaan yang tidak sesuai atau tumpul. Kesadaran dan kapasitas intelektual biasanya baik walau
pun defisit kognitif tertentu bisa muncul bersama waktu. Fenomena psikopatologis yang paling

 614
penting adalah thought echo (pikiran berulang-ulang); thought insertion or withdrawal (penyisipan atau
pembuangan bagian pikiran); thought broadcasting (menyampaikan kemana-mana pikirannya); persepsi
waham dan waham kuasa; suka mempengaruhi atau pasif sama sekali; suara halusinasi yang
mengomentari atau membicarakan pasien; kelainan pikiran dan gejala-gejala negatif.
Perjalanan skizofrenia bisa terus menerus, sewaktu-waktu dengan defisit yang progresif atau
stabil, atau satu-episode atau lebih dengan remisi yang komplit atau tidak komplit. Diagnosis
skizofrenia dihindarkan kalau ada gejala depresi atau manik yang luas, kecuali kalau skizofrenia
muncul lebih dulu. Juga skizofrenia tidak didiagnosa kalau ada penyakit otak organik atau ketika
keracunan atau putus obat.
F20.0 Skizofrenia paranoid - curiga
F20.1 Skizofrenia hebefrenik – alam perasaan
F20.2 Skizofrenia katatonik – psikomotor: hiperkinensis atau stupor
F20.3 Skizofrenia ‘undifferentiated’ – gejala di atas tidak tegas
F20.4 Depresi pasca skizofrenia – tekanan perasaan
F20.5 Skizofrenia residual – kronis, gejala sisa
F20.6 Skizofrenia simplex – ringan tapi progresif
F20.8 Skizofrenia lain
F20.9 Skizofrenia, tidak dijelaskan
F21 Kelainan schizotype
Kelainan yang khas dengan tingkah laku eksentrik dan alam perasaan yang mirip skizofrenia,
walau pun tidak terdapat kelainan yang merupakan ciri-ciri skizofrenia.. Tidak jelas saat mulai dan
evolusinya, arah penyakit biasanya kelainan kepribadian.
F22 Kelainan waham persisten
Mencakup berbagai kelainan dengan waham jangka panjang merupakan gejala utama,
namun tidak bisa diklasifikasikan sebagai organik, skizofrenik, atau afektif.
F22.0 Kelainan waham – waham tunggal atau kelompok waham yang berhubungan
F22.8 Kelainan waham persisten lainnya
F22.9 Kelainan waham persisten, tidak dijelaskan
F23 Kelainan psikotik akut dan sementara
Kelainan dengan onset akut gejala psikotik (waham, halusinasi, dan kekacauan persepsi),
dan terhentinya tingkah laku yang biasa. Onset akut adalah perkembangan gambaran klinis dalam
dua minggu atau kurang.
F23.0 Kelainan psikotis polimorf akut tanpa gejala skizofrenia
F23.1 Kelainan psikotik polimorf akut dengan gejala skizofrenia
F23.2 Kelainan psikotik akut mirip-skizofrenia.
F23.3 Kelainan psikotik akut lain dengan waham sebagai gejala utama.
F23.8 Kelainan psikotik akut dan sementara lain
F23.9 Kelainan psikotik akut dan sementara lain, tidak dijelaskan
F24 Kelainan waham induksi
Kelainan waham yang dirasakan oleh dua orang atau lebih dengan hubungan emosi yang
erat. Hanya seorang yang benar-benar menderita psikotik, waham terinduksi ke orang lain dan
biasanya hilang setelah mereka dipisahkan.

 615
F25 Kelainan skizo-afektif
Kelainan yang muncul sewaktu-waktu dengan gejala afektif dan skizofrenia, tapi tidak
memenuhi syarat diagnosis skizofrenia atau episode depresi atau manik.
F25.0 Kelainan skizoafektif, tipe manik
F25.1 Kelainan skizoafektif, tipe depresif
F25.2 Kelainan skizoafektif, tipe campuran
F25.8 Kelainan skizoafektif lain
F25.9 Kelainan skizoafektif, tidak dijelaskan
F28 Kelainan psikotik non-organik lain
Kelainan waham atau halusinasi, tapi tidak cukup untuk diagnosis skizofrenia (F20.-),
kelainan waham persisten (F22.-), kelainan psikotik akut dan sementara (F23.-), episode manik jenis
psikotik (F30.2), atau episode depresi berat (F32.3).
F29 Psikosis non-organik yang tidak dijelaskan
F30-F39: Kelainan alam perasaan (afektif/mood)
Blok ini berisi kelainan dengan perubahan alam perasaan menjadi tertekan (dengan atau
tanpa kecemasan yang terkait) atau menjadi sangat bebas. Perubahan mood biasanya diikuti oleh
perubahan level aktifitas menyeluruh, hampir semua gejala lain bisa merupakan gejala sekunder dari,
atau mudah dipahami dari bentuk perubahan mood dan aktifitas. Hampir semua kelainan ini
cenderung berulang dan titik mulainya episode tersendiri sering berhubungkan dengan kejadian atau
situasi yang membuat stress.
F30 Episode mania
Semua subdivisi pada kategori ini digunakan hanya untuk satu episode. Episode hipomanik
atau manik pada seseorang yang memiliki episode afektif sebelumnya (depresif, hipomanik, manik,
atau campuran) harus dikode sebagai kelainan afektif bipolar (F31.-).
Includes: kelainan bipolar, episode manik tunggal
F30.0 Hypomania
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
F30.2 Mania dengan gejala psikotik
F30.8 Episode mania lain
F30.9 Episode mania, tidak dijelaskan
F31 Kelainan afektif bipolar
Khas dengan dua atau lebih episode gangguan mood dan aktifitas, gangguan ini pada suatu
ketika berupa meningginya mood dan peningkatan aktifitas (hipomania atau mania), dan pada
kesempatan lain berupa merendahnya mood dan penurunan aktifitas (depresi).
Disini termasuk penyakit, psikosis, atau reaksi “manik-depresi”
F31.0 episode sekarang hipomania
F31.1 episode sekarang mania tanpa gejala psikotik
F31.2 episode sekarang mania dengan gejala psikotik
F31.3 episode sekarang depresi ringan atau sedang
F31.4 episode sekarang depresi berat tanpa gejala psikotik
F31.5 episode sekarang depresi berat dengan gejala psikotik
F31.6 episode sekarang campuran
F31.7 sekarang dalam remisi

 616
F31.8 kelainan afektif bipolar lain
F31.9 kelainan afektif bipolar, tidak dijelaskan
F32 Episode depresi
Pada episode depresi umumnya terjadi penurunan daya untuk menikmati, tertarik, dan
konsentrasi, dan kelelahan setelah usaha ringan. Tidur biasanya terganggu dan selera makan
menurun. Harga diri dan rasa percaya diri hampir selalu berkurang, dan bahkan dalam bentuk yang
paling ringan, perasaan bersalah atau merasa tak berguna sering muncul.
Penurunan mood bervariasi dari hari ke hari, tidak berespons pada keadaan sekitar dan bisa
diikuti oleh gejala-gejala ‘somatik’ seperti hilangnya ketertarikan dan kesenangan, bangun pagi
beberapa jam sebelum biasanya, depresi paling berat di pagi hari, retardasi psikomotor menonjol,
tegang, hilang selera makan, berat badan berkurang, dan hilangnya libido..
F32.0 Episode depresi ringan
F32.1 Episode depresi sedang
F32.2 Episode depresi berat tanpa gejala psikotik
F32.3 Episode depresi berat dengan gejala psikotik
F32.8 Episode depresi lain
F32.9 Episode depresi, tidak dijelaskan
F33 Depresi berulang
Khas dengan berulangnya episode depresi. Episode pertama bisa pada semua usia, onset
bisa akut atau perlahan, dan berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan.
F33.0 Depresi berulang, episode sekarang ringan
F33.1 Depresi berulang, episode sekarang sedang
F33.2 Depresi berulang, episode sekarang berat tanpa gejala psikotik
F33.3 Depresi berulang, episode sekarang berat dengan gejala psikotik
F33.4 Depresi berulang, sedang dalam remisi
F33.8 Depresi berulang lainnya
F33.9 Depresi berulang, tidak dijelaskan
F34 Kelainan afektif persisten
Kelainan alam perasaan yang persisten dan biasanya naik turun, tapi ringan. Berlangsung
berbulan-bulan, kadang-kadang pada sebagian besar kehidupan dewasanya. Kadang-kadang,
episode tunggal manik atau depresi bisa muncul.
F34.0 Cyclothymia – mood tidak stabil; depresi dan perasaan senang ringan
F34.1 Dysthymia - depresi mood kronis, berlangsung sekurangnya beberapa tahun
F34.8 Kelainan afektif persisten lainnya
F34.9 Kelainan afektif persisten, tidak dijelaskan
F38 Kelainan afektif lainnya
Kelainan mood yang tidak cukup berat atau berlangsung tidak cukup lama.
F38.0 Kelainan afektif tunggal lainnya
F38.1 Kelainan afektif berulang lainnya
F38.8 Kelainan afektif lainnya
F39 Kelainan afektif yang tidak dijelaskan
F40-F49: Neurosis, dengan stress dan somatoformis

 617
F40 Cemas fobia (phobic anxiety)
Cemas muncul terhadap situasi yang jelas dan tidak berbahaya; yang kalau bisa dihindari,
atau kalau terpaksa akan dihadapi dengan takut. Kekhawatiran bisa berupa gejala berdebar-debar
atau rasa mau jatuh, dan sering diikuti oleh khawatir akan kematian, kehilangan kontrol, atau gila.
Berpikir untuk masuk ke situasi fobia biasanya sudah menimbulkan cemas. Cemas fobia sering hadir
bersamaan dengan depresi.
F40.0 Agoraphobia – takut berada di tempat terbuka
F40.1 Fobia-fobia sosial - anthropophobia atau neurosis sosial
F40.2 Fobia spesifik (isolated) - acrophobia (takut ketinggian), claustrophobia (takut tempat
tertutup), fobia binatang, fobia sederhana
F40.8 Cemas fobia lainnya
F40.9 Cemas fobia, tidak dijelaskan
F41 Kelainan cemas lainnya
Cemas merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada situasi tertentu..
F41.0 Panik [cemas paroksismal secara episodik]
F41.1 Kecemasan umum
F41.2 Cemas campur depresi
F41.3 Cemas campur lainnya
F41.8 Cemas lain yang dijelaskan
F41.9 Cemas, tidak dijelaskan
F42 Kelainan obsesi-kompulsi
Gambaran penting adalah pikiran obsesi dan tindakan kompulsi yang timbul berulang-ulang.
Pikiran obsesi adalah ide, bayangan, atau dorongan yang memasuki pikiran berulang-ulang dalam
bentuk yang sama. Obsesi hampir selalu menekan perasaan dan pasien sering berusaha untuk
melawannya tapi gagal.
Tindakan kompulsi dilakukan berulang-ulang.. Tujuannya untuk mencegah kejadian yang
dianggap akan mencelakakan terhadap dirinya atau disebabkan oleh dirinya, walau pun secara
objektif tidak akan terjadi. Biasanya, tingkah laku ini diketahui pasien sebagai tidak berdasar, dan ia
berusaha berulang-ulang untuk melawannya.
Nama lain keadaan ini: neurosis anankastik atau neurosis obsesif-kompulsif
F42.0 Pikiran dengan obsesi yang menonjol
F42.1 Tindakan kompulsi yang menonjol
F42.2 Pikiran dan tindakan obsesi campuran
F42.8 Kelainan obsesi-kompulsi lainnya
F42.9 Kelainan obsesi-kompulsi, tidak dijelaskan
F43 Reaksi terhadap stress berat, dan gangguan penyesuaian
Kategori ini dikenal dengan kejadian yang sangat menekan perasaan sehingga timbul reaksi
stress akut, atau perubahan besar kehidupan yang tidak menyenangkan sehingga timbul gangguan
penyesuaian. Kelainan dianggap sebagai respons ‘maladaptive’ atau ‘adaptasi jelek’ terhadap stress
berkepanjangan.
F43.0 Reaksi stress akut - reaksi sementara terhadap stress fisik dan mental
F43.1 Stress pasca trauma - respons lama terhadap stress fisik dan mental
F43.2 Gangguan penyesuaian
F43.8 Reaksi lain terhadap stress berat

 618
F43.9 Reaksi yang tidak dijelaskan terhadap stress berat
F44 Kelainan-kelainan dissosiasi (konversi)
Tema umum adalah hilangnya integrasi normal antara memori masa lalu, kesadaran identitas
dan sensasi langsung, serta kontrol gerak tubuh. Kelainan yang lebih kronis, seperti paralisis dan
anestesia, bisa timbul kalau onsetnya berhubungan dengan masalah yang tidak bisa diselesaikan dan
kesulitan interpersonal. Gejala kelainan sering mewakili konsep pasien tentang timbulnya penyakit.
Pemeriksaan medis tidak menunjukkan kelainan fisik atau neurologis, karena hilangnya fungsi tubuh
merupakan ekspresi konflik atau kebutuhan emosi. Kelompok ini hanya melibatkan kelainan fungsi
fisik yang biasanya di bawah kontrol normal.
F44.0 Amnesia disosiasi
Gejala utama adalah hilangnya ingatan tentang kejadian penting yang baru terjadi, bukan
sekedar lupa atau lelah. Amnesia terpusat pada kejadian yang menyakitkan, seperti kecelakaan atau
duka-cita, dan biasanya bersifat partial (sebagian) dan selektif.
F44.1 Fugue disosiasi
Fugue disosiasi (kehilangan ingatan dan meninggalkan rumah) memiliki semua gejala
amnesia disosiasi, tambah berkelana melebihi aktifitas harian biasa..
F44.2 Stupor disosiasi
Stupor disosiasi (keadaan setengah sadar) adalah penurunan atau kehilangan gerakan sadar
dan respons terhadap rangsangan luar seperti cahaya, suara, dan rabaan.
F44.3 Trance and possession disorders
Trance (keadaan seperti dalam mimpi, tapi tidak tidur) adalah kehilangan sementara identitas
pribadi dan kesadaran akan sekitar. Disini termasuk hanya trance yang tidak disadari atau tidak
diinginkan, di luar situasi keagamaan atau kebudayaan yang dianutnya.
F44.4 Gangguan motorik disosiasi
Kemampuan untuk menggerakkan semua atau sebagian anggota hilang. Bisa mirip sekali
dengan berbagai variasi ataxia (gerak tak terkontrol), apraxia (tak mampu bergerak dengan pantas),
akinesia (gerakan sadar berkurang), aphonia (tak bisa bersuara), dysarthria (susah mengeluarkan
kata-kata dengan jelas), dyskinesia (tidak sanggup mengontrol gerakan sadar), seizures, atau
paralysis.
F44.5 Konvulsi disosiasi
Mirip dengan epilepsi, tapi jarang disertai lidah tergigit, lecet jatuh, atau inkontinensia urin,
kesadaran bisa dipertahankan atau diganti oleh stupor atau trance.
F44.6 Anestesia disosiasi dan kehilangan sensoris
Hilangnya rasa pada kulit memiliki batas yang sesuai dengan pendapat pasien mengenai
fungsi tubuh, bukan pendapat medis. Kehilangan sensasi bisa diikuti oleh keluhan paresthesi
(kesemutan). Jarang diikuti oleh kehilangan total penglihatan atau pendengaran.
F44.7 Kelainan disosiasi (konversi) campuran - gabungan kelainan F44.0-F44.6
F44.8 Kelainan disosiasi (konversi) lainnya
F44.9 Kelainan disosiasi (konversi), tidak dijelaskan
F45 Kelainan somatoformis
Bentuk utama adalah berulang-ulang menyatakan keluhan fisik bersama permintaan untuk
pemeriksaan medis, walau pun hasilnya selalu negatif dan dokter mengatakan bahwa gejalanya tidak

 619
memiliki basis fisik. Kalau pun ada, kelainan fisik tidak berhubungan dengan gejala dan keyakinan
pasien mengenai penyakitnya.
F45.0 Kelainan somatisasi
Gejala fisik yang banyak, berulang, dan sering berubah selama paling kurang dua tahun.
Kalau gejala jelas dan berlangsung kurang dari dua tahun, klasifikasikan pada F45.1.
F45.1 Gangguan somatoformis tidak khas
Keluhan somatoformis banyak, bervariasi, dan terus menerus, namun tidak terdapat bentuk
klinis kelainan somatisasi yang jelas.
F45.2 Kelainan hipokondriak
Bentuk utama adalah keyakinan persisten adanya kelainan fisik serius dan progresif.
Perhatian biasanya terfokus pada satu atau dua organ atau sistem tubuh.
F45.3 Gangguan fungsi otonom somatoformis
Keluhan pasien seolah-olah disebabkan penyakit sistem atau organ yang dikontrol oleh
syaraf otonom, seperti kardiovaskuler, pencernaan, pernafasan, dan urogenital. Gejala biasanya dua
jenis, tanpa kelainan pada sistem atau organ tersebut. Pertama, keluhan berdasarkan tanda-tanda
objektif rangsangan otonom seperti berdebar-debar, keringat, panas-panas, tremor, dan takut akan
kemungkinan kelainan fisik. Kedua, keluhan subjektif dan berubah-ubah mengenai sakit dan nyeri,
rasa terbakar, rasa beban berat, rasa terjepit, dan perasaan desakan dari dalam, yang dikatakan oleh
pasien akibat organ atau sistem tertentu.
F45.4 Nyeri somatoformis persisten
Keluhan utama adalah nyeri persisten, berat, dan menekan perasaan, tapi tidak berdasarkan
kelainan fisiologis atau fisik, namun berhubungan dengan konflik emosi atau masalah psikososial
yang cukup besar.
F45.8 Gangguan somatoformis lain
Kelainan sensasi, fungsi, dan tingkah-laku yang tidak disebabkan kelainan fisik, tidak melalui
syaraf otonom, terbatas pada sistem atau bagian spesifik tubuh.
F45.9 Gangguan somatoformis yang tidak dijelaskan – kelainan psikosomatik NOS
F48 Neurosis lainnya
F48.0 Neurasthenia
Kelelahan mudah terjadi setelah usaha mental atau setelah usaha fisik minimal. Sering
terdapat perasaan fisik umum yang tidak menyenangkan seperti pusing, sakit kepala, dan rasa tidak
stabil. Nama lain penyakit ini adalah sindroma kelelahan (Fatigue syndrome)
F48.1 Sindroma depersonalisasi - derealisasi
Pasien mengeluhkan perubahan mutu aktifitas mental, tubuh, dan lingkungan, sehingga
terasa seperti tidak nyata, jauh, dan serba otomatis di luar kontrol. Pasien sering mengeluh tentang
hilangnya emosi dan merasa terasing dari pikiran, tubuh, atau dunia nyata..
F48.8 Gangguan neurosis lain
F48.9 Gangguan neurosis, tidak dijelaskan - Neurosis NOS

F50-F59: Sindroma akibat gangguan fisiologis dan fisik


F50 Kelainan makan
F50.0 Anorexia nervosa

 620
Khas dengan penurunan berat badan yang disengaja, sering pada wanita muda, bisa juga
laki-laki muda, anak menjelang pubertas dan wanita menjelang menopause. Gejalanya mencakup
pembatasan makanan, olahraga berlebihan, merangsang muntah dan ‘cuci perut’, serta penggunaan
obat penekan selera dan diuretika.
F50.1 Anorexia nervosa tidak khas
Mirip anorexia nervosa namun gambaran klinis keseluruhan tidak sesuai. Misalnya tidak
terdapat gejala kunci seperti amenorrhea atau sangat takut gemuk, walau pun berat badannya sangat
berkurang dan ia menunjukkan tingkah-laku menurunkan berat badan.
F50.2 Bulimia nervosa
Makan berlebihan dan sangat ingin mengontrol berat badan, sehingga menyebabkan pola
makan berlebihan yang disusul oleh muntah atau penggunaan pencahar. Nama lain keadaan ini
adalah Bulimia, dan Hyperorexia nervosa
F50.3 Bulimia nervosa tidak khas
Mirip bulimia nervosa, tapi gambaran klinis keseluruhan tidak sesuai. Misalnya bisa terdapat
makan berlebihan dan penggunaan pencahar berlebihan tanpa perubahan berat badan yang nyata,
atau tidak adanya kekhawatiran berlebihan akan bentuk badan dan berat badan.
F50.4 Makan berlebihan akibat kekacauan psikologis lain
Makan berlebihan akibat kejadian yang menyebabkan stress, seperti ditinggal mati,
kecelakaan, melahirkan, dsb. Nama lainnya adalah Psychogenic overeating
F50.5 Muntah akibat kekacauan psikologis lain
Muntah berulang pada gangguan dissosiasi (F44.-) dan hipokhondriaka (F45.2). Subkategori
ini bisa sebagai tambahan pada O21.- (muntah berlebihan waktu hamil). Nama lainnya adalah
Psychogenic vomiting.
F50.8 Kelainan makan lainnya
Pica (keinginan makan yang bukan makanan seperti kayu atau kertas) pada dewasa; nama
lain adalah Psychogenic loss of appetite.
Kecuali: pica pada bayi dan anak kecil (F98.3)
F50.9 Kelainan makan, tidak dijelaskan
F51 Kelainan tidur non-organik
Kelainan tidur sering merupakan gejala kelainan mental atau fisik. Kalau kelainan tidur
adalah salah satu keluhan utama dan diyakini pasien sebagai penyakit tersendiri, maka kode ini harus
digunakan bersama diagnosa lain yang menguraikan psikopatologi dan patofisiologi yang terlibat.
Kategori ini hanya mencakup gangguan tidur yang faktor primernya adalah emosi.
F51.0 Insomnia non-organik
Keadaan dengan tidur yang tidak memuaskan dan telah berlangsung lama, misalnya susah
tertidur, susah untuk tetap tidur, atau bangun lebih dini.
F51.1 Hypersomnia non-organik
Hipersomnia adalah keadaan dengan siang sangat mengantuk, serangan tidur, atau lamanya
transisi dari bangun ke sadar penuh. Kalau tidak ada faktor organik yang mendasari, maka keadaan
ini biasanya berhubungan dengan kelainan jiwa.
F51.2 Nonorganic disorder of the sleep-wake schedule
Tidak ada kesesuaian antara jadwal tidur-bangun dengan jadwal yang diinginkan pada
lingkungan tertentu, sehingga menyebabkan insomnia atau hipersomnia.

 621
F51.3 Sleepwalking [somnambulism]
Perubahan kesadaran sehingga fenomena tidur dan bangun bergabung. Pada episode ‘tidur
berjalan’ ini pasien bangkit dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga pertama tidur malam, dengan
rendahnya tingkat keawasan, reaksi dan keterampilan otot. Setelah bangun biasanya ia tidak ingat
kejadian tersebut.
F51.4 Sleep terrors [night terrors]
Episode terror dan panik di waktu malam dengan suara dan gerakan yang hebat dan aktifitas
otonom yang tinggi. Pasien akan terduduk atau berdiri, biasanya pada sepertiga pertama tidur
malam, dengan teriakan panik. Sering juga ia lari ke pintu seolah-olah ingin meloloskan diri, namun
jarang meninggalkan kamar. Ingatan akan kejadian tersebut sangat terbatas (biasanya satu atau dua
bayangan yang tidak utuh).
F51.5 Nightmares – mimpi buruk
Mimpi yang berisi rasa cemas dan takut, yang bisa diingat dengan jelas. Temanya sering
mencakup ancaman nyawa, keamanan, atau harga diri. Biasanya pada episode tersebut terdapat
aktifitas otonom, namun suara atau gerak tubuh tidak jelas. Pada waktu bangun ia dengan cepat
sadar dan berorientasi ke kenyataan.
F51.8 Kelainan tidur nonorganik lainnya
F51.9 Kelainan tidur nonorganik, tidak dijelaskan
F52 Gangguan fungsi seksual tanpa kelainan atau penyakit organik
Mencakup berbagai keadaan yang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan
hubungan seksual seperti yang diinginkan. Respons seksual adalah proses psikosomatik. Dalam
kelainan ini, proses psikologis dan somatik biasanya terlibat.
F52.0 Kurang atau hilangnya keinginan seksual – frigiditas, nafsu sex hipoaktif
F52.1 Penghindaran sex dan kurangnya kenikmatan seksual – anhedonia (sexual)
F52.2 Kegagalan respons genital – gangguan ereksi atau kekeringan vagina
F52.3 Gangguan fungsi orgasme - orgasme tidak terjadi atau tercapai sangat lama
F52.4 Ejakulasi prematur
F52.5 Vaginismus nonorganic – kejang otot sekitar sehingga vagina tertutup
F52.6 Dyspareunia nonorganik - nyeri selama hubungan seksual
F52.7 Nafsu seksual berlebihan – nymphomania (perempuan), satyriasis (laki-laki)
F52.8 Disfungsi seksual nonorganik lain
F52.9 Disfungsi seksual nonorganik, tidak dijelaskan
F53 Kelainan jiwa dan tingkah-laku pada puerperium, not elsewhere classified
Kelainan jiwa yang berhubungan dengan puerperium (muncul dalam waktu enam minggu
setelah melahirkan) yang tidak bisa diklasifikasikan di tempat lain pada bab ini, baik karena informasi
tidak cukup, atau karena adanya gambaran klinis khusus yang menyebabkan klasifikasinya di tempat
lain tidak sesuai.
F53.0 Kelainan ringan – depresi postpartum
F53.1 Kelainan berat – psikosis puerperium NOS
F53.8 Kelainan lain
F53.9 Kelainan yang tidak dijelaskan

 622
F54 Kelainan psikologis pada kelainan yang klasifikasinya di tempat lain
Kategori ini digunakan untuk mencatat pengaruh psikologis yang diduga berperanan dalam
timbulnya kelainan fisik yang klasifikasinya pada bab lain. Termasuk disini faktor-faktor psikologis
yang mempengaruhi keadaan fisik.
Contoh penggunaan kategori ini adalah: asthma F54 and J45.-; dermatitis F54 and L23-L25;
gastric ulcer F54 and K25.-; mucous colitis F54 and K58.-; ulcerative colitis F54 and K51.-; urticaria
F54 and L50.-
F55 Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan
F59 Sindroma tingkah-laku akibat faktor fisiologis dan fisik yang tidak dijelaskan
F60-F69: Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa
Blok ini berisi berbagai keadaan dan pola-pola tingkah-laku yang nyata secara klinis dan
cenderung menetap. Gejala ini muncul sebagai ekspresi gaya hidup seseorang dan caranya
berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Beberapa dari gejala ini muncul dini pada
perkembangan seseorang, dan yang lainnya didapatkan lebih lambat.
Kelainan kepribadian spesifik (F60), campuran (F61), dan perubahan kepribadian (F62)
merupakan pola tingkah-laku yang tertanam dalam, dan muncul sebagai respons terhadap berbagai
situasi. Mereka melambangkan pembelokan tajam dalam memahami, memikirkan, merasakan, dan
terutama membandingkan dirinya dengan orang lain. Mereka sering berhubungan dengan distress
subjektif dan masalah penampilan sosial.
F60 Kelainan kepribadian spesifik
Kekacauan berat kepribadian dan tingkah-laku, bukan akibat langsung gangguan otak atau
kelainan psikiatrik lain. Biasanya melibatkan beberapa daerah kepribadian, berhubungan dengan
ketegangan pribadi yang berat dan kerusakan hubungan sosial, dan muncul sejak kanak-kanak atau
remaja.
F60.0 Gangguan kepribadian paranoid
Sangat sensitif akan kemunduran, tidak bisa memaafkan hinaan, curiga berlebihan, bersikap
‘siap tempur’ dan sangat menjaga hak-hak pribadi. Ia merasa dirinya sangat penting dan selalu
membandingkan segala sesuatu dengan diri sendiri.
F60.1 Gangguan kepribadian skizoid
Khas dengan menarik diri dari hubungan yang akrab, sosial dan lainnya dan lebih menyukai
khayalan, aktifitas sendiri, dan introspeksi.
F60.2 Gangguan kepribadian antisosial
Khas dengan tidak peduli akan kewajiban sosial dan perasaan orang lain. Disebut juga
kepribadian amoral, anti sosial, asosial, psikopatik atau sosiopatik

F60.3 Kepribadian emosi labil


Bertendensi untuk bertindak tanpa memikir akibat, alam perasaan mudah berubah. emosi
mudah meledak dan tidak terkontrol. Gejala lain adalah tendensi untuk merusak diri sendiri, atau
bunuh diri. Disebut juga kepribadian agresif atau eksplosif
F60.4 Kepribadian histrionik

 623
Alam perasaan dangkal dan labil, mendramatisir diri sendiri, ekspresi emosi berlebihan,
mudah disugesti, egosentris, mudah tersinggung, dan selalu mencari pujian, rangsangan, dan
perhatian. Disebut juga kepribadian histeris dan psikoinfantil
F60.5 Kepribadian anankastik
Selalu ragu-ragu; ingin serba sempurna (perfeksionisme), perhatian akan detail berlebihan;
bandel, sangat hati-hati, dan kaku. Disebut juga kepribadian kompulsif, obsesif, obsesif-kompulsif
F60.6 Kepribadian hindaran atau cemas
Pasien memiliki perasaan tegang dan enggan, tidak percaya diri dan rendah diri. Selalu ingin
disenangi dan diterima, sangat sensitif akan kritikan, dan bertendensi menghindari aktifitas rutin
tertentu dengan membesar-besarkan bahaya atau resikonya.
F60.7 Kepribadian tergantung
Tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan, patuh pada keinginan orang yang
lebih tua, dan respons yang lemah terhadap tuntutan kehidupan harian.
F60.8 Kelainan kepribadian lainnya
Kepribadian eksentrik, narcissistic, immatur, pasif agresif, psikoneurotik
F60.9 Kelainan kepribadian, tidak dijelaskan
F61 Kelainan kepribadian campuran dan lainnya
Kategori ini adalah untuk kelainan spesifik yang sering menimbulkan gangguan tapi tidak
memiliki pola spesifik dari gejala-gejala pada F60.-.
F62 Perubahan kepribadian menetap, bukan karena kelainan otak
Gangguan kepribadian yang berkembang setelah stress berat atau penyakit jiwa yang berat.
Perubahan kepribadian harus jelas dan tidak terdapat sebelum kejadian.
F62.0 Perubahan kepribadian menetap setelah stress berat
F62.1 Perubahan kepribadian menetap setelah sakit jiwa
F62.8 Perubahan kepribadian menetap lainnya
F62.9 Perubahan kepribadian menetap, tidak dijelaskan
F63 Kelainan kebiasaan dan dorongan
Khas dengan tindakan berulang tanpa motivasi yang rasional, tidak bisa dikontrol, dan
umumnya merusak kepentingan pasien sendiri dan orang lain.
F63.0 Judi yang patologis
Kelainan ini berupa episode perjudian yang mendominasi kehidupan pasien sampai merusak
nilai-nilai dan kewajiban sosial, pekerjaan, dan keluarga.
F63.1 Pembakaran yang patologis [pyromania]
Khas dengan usaha membakar tanpa motif yang jelas, dan pikiran tentang api dan
kebakaran. Diawali peningkatan ketegangan sebelum, dan kepuasan dalam sesudah tindakan
F63.2 Mencuri yang patologis [kleptomania]
Kelainan dengan kegagalan menahan dorongan untuk mencuri objek yang tidak berguna
untuk pribadi. Objek ini bisa dibuang, diberikan kepada orang lain, atau dikoleksikan. Terdapat
ketegangan sebelum tindakan, dan sangat puas sesudahnya.
F63.3 Menarik rambut yang patologis (trichotillomania)
Khas dengan botak karena gagal menahan dorongan menarik rambut. Penarikan rambut
didahului oleh ketegangan yang tinggi dan diikuti oleh perasaan lega atau puas.

 624
F63.8 Kelainan kebiasaan dan dorongan lainnya
F63.9 Kelainan kebiasaan dan dorongan, tidak dijelaskan
F64 Kelainan identitas kelamin
F64.0 Transsexualisme
Khas dengan hasrat hidup sebagai anggota seks yang berlawanan, biasanya diikuti perasaan
tidak nyaman atau tidak pantas pada kelompok seksnya sendiri, dan berharap memperoleh
pembedahan dan pengobatan supaya tubuh sesuai dengan seks yang diinginkan
F64.1 Transvestisme peran-ganda
Memakai pakaian jenis seks lain untuk menikmati rasa menjadi anggota jenis seks tersebut,
tanpa hasrat pergantian seks dan tidak diikuti oleh kepuasan seksual.
F64.2 Kelainan identitas kelamin kanak-kanak
Pertama muncul di masa kanak-kanak, ingin menjadi jenis seks yang berbeda. Pikiran selalu
pada pakaian dan aktifitas jenis seks yang berbeda dan kesal akan jenis seks sendiri.
F64.8 Kelainan identitas kelamin lainnya
F64.9 Kelainan identitas kelamin, tidak dijelaskan
F65 Kelainan nafsu seksual
F65.0 Fetishisme
Mengandalkan benda mati (fetish) untuk rangsangan dan kepuasan seksual. Fetish sering
merupakan bagian tambahan tubuh, misalnya pakaian atau sepatu. Contoh umum lainnya khas
dengan ‘texture’ tertentu seperti karet, plastik atau kulit. Objek-objek fetish bisa hanya digunakan
untuk meningkatkan rangsangan seksual (misalnya dengan partner yang mengenakan pakaian
tertentu).
F65.1 Transvestisme fetish
Pemakaian pakaian jenis seks yang berlawanan untuk rangsangan seksual dan menciptakan
penampilan jenis seks berbeda. Berbeda dari transvestisme trans-seksual, transvestisme fetish
memiliki hubungan yang jelas dengan rangsangan seksual dan keinginan kuat untuk menanggalkan
pakaian tersebut ketika orgasme telah dicapai. Keadaan ini bisa terjadi pada fase awal perkembangan
trans-seksualisme.
F65.2 Exhibitionisme
Tendensi untuk memperlihatkan genitalia kepada jenis seks yang berbeda atau ke orang
banyak di tempat umum, tanpa bermaksud mengadakan kontak seksual. Biasanya, tapi tidak selalu,
rangsangan seksual pada waktu itu diikuti oleh masturbasi.
F65.3 Voyeurisme
Tendensi untuk mengintip orang yang sedang berhubungan seksual atau membuka baju.
Dilakukan tanpa setahu objek, dan diikuti oleh rangsangan seksual dan masturbasi.
F65.4 Paedophilia
Nafsu seks pada anak lelaki dan/atau perempuan sebelum atau awal pubertas.
F65.5 Sadomasochisme
Aktifitas seksual yang melibatkan pemberian rasa nyeri, hinaan, atau ikatan. Keinginan
sebagai penerima disebut masochisme; sebagai pemberi disebut sadisme.
F65.6 Kelainan ganda nafsu seksual

 625
Lebih dari satu preferensi seksual abnormal dan tidak ada yang lebih menonjol. Kombinasi
yang sering adalah fetishisme, transvestisme, dan sadomasochisme.
F65.8 Kelainan nafsu seksual lainnya
Melakukan telpon cabul, menggeserkan badan pada orang lain untuk rangsangan seks di
tempat ramai; aktifitas seksual dengan binatang (zoophilia), mayat (necrophilia), dan penggunaan
cekikan atau anoksia untuk meningkatkan rangsangan seksual.
F65.9 Kelainan nafsu seksual, tidak dijelaskan
F66 Kelainan yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual
Note: Orientasi seksual saja tidak dianggap sebagai kelainan.
F66.0 Gangguan pematangan seksual
Pasien tidak yakin akan identitas gender atau orientasi seksualnya. Sering pada remaja yang
tidak pasti apakah ia homo-, hetero- atau bi-seksual, atau pada orang dewasa yang setelah orientasi
seksualnya terlihat stabil, mendapatkan bahwa orientasi seksualnya itu berubah.
F66.1 Orientasi seksual egodystonik
Identitas gender atau preferensi seksual (heterosexual, homosexual, bisexual, atau
prepubertal) tidak diragukan, tapi ia berharap hal ini berbeda, dan mungkin mencari pengobatan
untuk mengubahnya.
F66.2 Gangguan hubungan seksual
Identitas gender atau orientasi seksual (hetero-, homo-, atau bi-sexual) menyebabkan
kesulitan dalam membentuk atau mempertahankan hubungan dengan pasangan seksualnya.
F66.8 Kelainan perkembangan psikoseksual lainnya
F66.9 Kelainan perkembangan psikoseksual, tidak dijelaskan
F68 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya
F68.0 Penonjolan gejala fisik untuk alasan psikologis
Gejala-gejala fisik yang sudah pasti menjadi menonjol dan lama akibat keadaan psikologis.
Pasien umumnya tertekan oleh gejala ini. Disebut juga neurosis kompensasi
F68.1 Menciptakan gejala atau cacad fisik atau psikologis
Pasien berulang-ulang menciptakan gejala tanpa alasan yang jelas, dan malah melukai diri
sendiri untuk lebih meyakinkan. Motivasinya kabur dan mungkin untuk mengambil peran sebagai
orang sakit. Disebut juga sindroma Munchhausen
F68.8 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya yang dijelaskan
F69 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa , tidak dijelaskan

F70-F79: Retardasi Mental


Perkembangan pikiran terhenti atau tidak sempurna, khas dengan kegagalan keterampilan
pada masa perkembangan. Keterampilan ini ikut menentukan level kecerdasan umum seperti daya
kognitif (pengenalan), bahasa, gerakan, dan sosial. Retardasi dapat terjadi dengan atau tanpa keadaan
mental dan fisik lainnya.
Derajat retardasi mental diukur dengan alat uji kecerdasan yang distandarisasi. Ukuran ini
memberi perkiraan derajat retardasi mental. Kemampuan intelektual dan adaptasi sosial bisa
membaik sebagai hasil latihan dan rehabilitasi. Diagnosis harus didasarkan pada tingkat kemampuan
fungsi saat pemeriksaan.

 626
Subdivisi berikut digunakan untuk menunjukkan luasnya kerusakan tingkah laku.
.0 Kerusakan tingkah laku tidak ada atau minimal
.1 Kerusakan tingkah laku nyata dan memerlukan perhatian dan pengobatan.
.8 Kerusakan tingkah laku lain
.9 Kerusakan tingkah laku tidak disebutkan
Kalau perlu gunakan kode tambahan untuk keadaan lain yang berhubungan seperti autisma,
gangguan perkembangan lain, epilepsi, kelainan perangai, atau cacad fisik yang berat.
F70 Retardasi mental ringan
IQ 50–69 (pada dewasa, usia mental 9–12 tahun). Cenderung menyebabkan kesulitan belajar
di sekolah. Banyak dewasa dengan IQ ini masih mampu bekerja dan mempertahankan hubungan
sosial yang baik dan berguna untuk masyarakat.
F71 Retardasi mental sedang
IQ 35–49 (pada dewasa, usia mental 6-9 tahun). Perkembangan terlambat di masa kanak-
kanak, tapi umumnya bisa mengurus diri sendiri dengan komunikasi dan akademis yang memadai.
Orang akan memerlukan berbagai sokongan untuk hidup dan bekerja di masyarakat.
F72 Retardasi mental berat
IQ 20-34 (pada dewasa, usia mental 3-6 tahun), cenderung membutuhkan sokongan terus
menerus.
F73 Retardasi mental sangat berat
IQ di bawah 20 (pada dewasa, usia mental di bawah 3 tahun). Menyebabkan sulit merawat
diri sendiri, buang air besar dan kecil, komunikasi dan gerakan.
F78 Retardasi mental lain
F79 Retardasi mental tidak dijelaskan

F80-F89: Kelainan perkembangan psikologis


Dimulai pada masa bayi atau kanak-kanak, berhubungan dengan pematangan sistem syaraf
pusat, dan arah yang tetap tanpa remisi atau relaps. Fungsi yang terganggu mencakup bahasa,
keterampilan visuo-spatial (penglihatan ruang), dan koordinasi gerak. Biasanya kerusakan berkurang
ketika bertumbuh, walau pun defisit ringan sering ada pada usia dewasa.
F80 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa
Pola normal berbahasa terganggu sejak awal perkembangan.. Sering sulit membaca dan
mengeja, kelainan hubungan antar-pribadi, serta kelainan emosi dan tingkah laku.
F80.0 Gangguan artikulasi (membuat kata) waktu bicara
Penggunaan artikulasi di bawah level yang sesuai untuk usia, tapi keterampilan bahasa
normal. Disebut juga dyslalia
F80.1 Gangguan bahasa ekspresif
Penggunaan ekspresi bahasa rendah, tapi pemahaman normal. Bisa diikuti kelainan
artikulasi. Disebut juga dysphasia atau aphasia perkembangan jenis ekspresif
F80.2 Gangguan bahasa reseptif
Pemahaman bahasa rendah, diikuti gangguan bahasa ekspresi dan artikulasi. Disebut juga
dysphasia, aphasia perkembangan jenis reseptif, aphasia Wernicke, dan “tuli kata-kata”

 627
F80.3 Aphasia didapat dengan epilepsy [Landau-Kleffner]
Perkembangan bahasa mulanya normal, lalu kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif
menghilang, dengan inteligensia umum baik. Awalnya disertai oleh kelainan otak atau epilepsi.
Onset biasanya antara usia 3-7 tahun.
F80.8 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa lainnya
Lisping (susah mengeluarkan huruf ‘s’ dan menggantinya dengan ‘ts’
F80.9 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa, tidak dijelaskan
F81 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah
Kelainan dengan gangguan keterampilan sejak tingkat awal perkembangan. Hal ini bukan
karena kurangnya kesempatan belajar, tidak semata-mata akibat retardasi mental, dan tidak akibat
trauma atau penyakit pada otak.
F81.0 Kelainan khusus membaca - dyslexia perkembangan
F81.1 Kelainan khusus mengeja
F81.2 Kelainan khusus keterampilan berhitung
F81.3 Kelainan keterampilan sekolah campuran
F81.8 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah lainnya
F81.9 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah, tidak dijelaskan
F82 Kelainan perkembangan fungsi gerak
Kelainan dengan gambaran utama kegagalan serius perkembangan koordinasi motorik yang
tidak bisa hanya dijelaskan oleh retardasi intelektual umum atau kelainan neurologis baik kongenital
atau didapat.
F83 Kelainan perkembangan campuran
Kategori sisa yang berisi campuran gangguan perkembangan spesifik bicara dan bahasa,
keterampilan belajar, dan fungsi motoris, tapi tidak ada yang lebih menonjol untuk diagnosa utama.
Kategori ini dipakai kalau gangguan fungsi memenuhi kriteria untuk dua atau lebih dari F80, F81,
dan F82.
F84 Kelainan perkembangan ‘pervasif’
Khas dengan kelainan interaksi sosial timbal-balik dan pola komunikasi, dan oleh minat dan
aktifitas yang terbatas, berbentuk khas, dan berulang-ulang. Kelainan ini merupakan bentuk pervasif
fungsi seseorang dalam semua situasi.
F84.0 Autisma kanak-kanak
Ditentukan oleh adanya perkembangan abnormal sebelum usia tiga tahun, dan ciri-ciri khas
fungsi abnormal pada ketiga area psikopatologi (interaksi sosial timbal-balik, komunikasi, dan
tingkah laku yang terbatas, khas dan berulang).
F84.1 Autisma tidak khas
Berbeda dari autisma kanak-kanak dalam usia onset atau tidak terpenuhinya ketiga set
kriteria diagnosa.
F84.2 Sindroma Rett
Pada anak perempuan, perkembangan awal normal lalu diikuti penurunan kemampuan
bicara, keterampilan gerakan dan penggunaan tangan, bersama dengan perlambatan pertumbuhan
kepala, biasanya dengan onset antara usia 7-24 bulan.
F84.3 Kelainan disintegrasi kanak-kanak lainnya

 628
Periode perkembangan yang normal sebelum onset kelainan, diikuti oleh hilangnya
keterampilan yang telah diperoleh dalam waktu beberapa bulan saja.
F84.4 Kelainan overaktif sehubungan dengan retardasi mental dan gerakan stereotype
Kategori ini melibatkan anak-anak dengan retardasi mental berat (IQ <34) dengan masalah
utama pada hiperaktifitas dan perhatian, di samping tingkah laku stereotype.
F84.5 Sindroma Asperger
Interaksi sosial seperti autisma, minat dan aktifitas terbatas, stereotype, dan berulang. Tidak
terdapat retardasi perkembangan bahasa atau kognitif. Kelainan ini sering berhubungan dengan
gerakan yang kacau.
F84.8 Kelainan perkembangan ‘pervasif’ lainnya
F84.9 Kelainan perkembangan ‘pervasif’, tidak dijelaskan
F88 Gangguan perkembangan psikologis lainnya - agnosia perkembangan
F89 Gangguan perkembangan psikologis yang tidak dijelaskan

F90-F98: Kelainan tingkah laku dan emosi dengan awal biasanya pada masa kanak-
kanak dan remaja
F90 Kelainan hiperkinetik
Onset dini (biasanya balita), kurangnya usaha aktifitas kognitif, suka berganti aktifitas tanpa
penyelesaian, dan aktifitas tidak teratur dan berlebihan.. Tidak memiliki rasa sungkan pada orang
dewasa, tidak disukai oleh anak lain dan mungkin tersisih. Terdapat kegagalan fungsi kognitif umum,
dan keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa.
F90.0 Kekacauan aktifitas dan perhatian
F90.1 Kelainan hiperkinetik disertai kelainan perangai
F90.8 Kelainan hiperkinetik lain
F90.9 Kelainan hiperkinetik, tidak dijelaskan
F91 Kelainan perangai (conduct disorders)
Pola kelakuan dissosial, agresif, atau bandel yang berulang dan persisten, yang lebih berat
daripada kenakalan anak-anak atau remaja, berlangsung lama (enam bulan atau lebih). Contohnya
berkelahi atau menjajah (‘bullying’) yang berlebihan, kasar pada orang lain atau binatang, merusak
harta benda, membakar, mencuri, berbohong, bolos sekolah dan lari dari rumah, temper tantrum
sangat sering dan berat, dan tidak patuh. Satu saja dari tingkah laku ini, kalau menonjol, cukup untuk
menegakkan diagnosa.
F91.0 Kelainan perangai yang hanya di dalam keluarga
Agresif (juga melawan, bandel dan disruptif [menghambat kegiatan]) yang hampir selalu
terjadi di rumah dan dengan anggota keluarga inti atau anggota di rumah tangga.
F91.1 Kelainan perangai tanpa sosialisasi
Khas dengan kombinasi tingkah laku dissosial atau agresif dengan pervasif yang nyata dalam
hubungannya dengan anak-anak lain.
F91.2 Kelainan perangai sosialisasi
Mencakup tingkah laku dissosial atau agresif pada orang-orang yang umumnya menyatu
dengan baik dengan teman sebayanya.
F91.3 Kelainan bandel oposisional

 629
Kelainan perangai khas dengan tingkah laku melawan, tidak patuh atau disruptif tapi tidak
melibatkan tindakan yang lebih ekstrim.
F91.8 Kelainan perangai lainnya
F91.9 Kelainan perangai, tidak dijelaskan
F92 Kelainan campuran perangai dan emosi
Kelompok kelainan yang khas dengan kombinasi tingkah laku agresif, dissosial atau bandel,
dengan gejala-gejala nyata depresi, cemas atau gangguan emosi lain.
F92.0 Kelainan perangai depresif
Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan depresi (F32.-), kehilangan minat akan aktifitas,
menyalahkan diri, dan putus asa. Bisa terdapat gangguan tidur atau selera makan.
F92.8 Kelainan perangai dan emosi campuran lainnya
Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan gejala emosi yang persisten dan nyata seperti
cemas, obsesi atau kompulsi, depersonalisasi atau derealisasi, fobia, atau hipokondria.
F92.9 Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan
F93 Kelainan emosi dengan onset pada masa kanak-kanak
Terutama pemberatan terhadap trend perkembangan normal, bukan fenomena abnormal
itu sendiri. Kesesuaian perkembangan digunakan sebagai gambaran kunci dalam perbedaan kelainan
emosi ini dari kelainan neurosis (F40-F48).
F93.0 Kelainan cemas perpisahan pada anak
Didiagnosa kalau takut berpisah merupakan fokus kecemasan dan kecemasan tersebut
muncul pertama kali pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak.
F93.1 Kelainan cemas fobia pada anak
Ketakutan masa kanak-kanak yang menunjukkan kespesifikan fase perkembangan dan
terdapat pada sebagian besar anak, tapi derajatnya abnormal.
F93.2 Kelainan cemas sosial anak
Disini terdapat kekhawatiran akan orang asing dan keengganan sosial, atau cemas kalau
bertemu dengan situasi yang baru, asing, atau secara sosial mengancam. Misalnya kelainan hindaran
masa kanak-kanak dan remaja
F93.3 Kelainan persaingan pada saudara
Kekacauan emosi yang biasanya mengikuti kelahiran adik diperlihatkan oleh sebagian besar
anak yang masih kecil. Disebut juga “Sibling jealousy”
F93.8 Kelainan emosi kanak-kanak lainnya
F93.9 Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan
F94 Kelainan fungsi sosial yang dimulai di masa kanak-kanak atau remaja
Merupakan kelompok yang memiliki kelainan fungsi sosial sama yang dimulai sewaktu
perkembangan, tapi tidak melibatkan semua area fungsi sosial. Distorsi lingkungan yang serius
mungkin memainkan peranan penting dalam etiologi sebagian besar kasus.
F94.0 Mutisme elektif
Keadaan ‘bisu elektif’ ini khas dengan selektifnya kemampuan bicara yang ditentukan oleh
emosi, misalnya anak mampu berbicara pada satu situasi namun tidak bisa bicara pada situasi
(tertentu) lainnya.
F94.1 Kelainan tambahan bersifat reaktif pada anak

 630
Dimulai pada usia balita dan khas dengan kelainan persisten hubungan sosial.
F94.2 Kelainan tambahan anak-anak bersifat disinhibisi (tanpa hambatan)
Merupakan pola fungsi sosial abnormal yang muncul pada usia balita dan cenderung
bertahan walau pun keadaan lingkungan telah berubah.
F94.8 Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak lainnya
F94.9 Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak, tidak dijelaskan
F95 Kelainan Tic
Manifestasi utama suatu bentuk ‘tic’, yaitu gerakan motor yang tidak berirama atau suara
tiba-tiba dan tanpa tujuan. Tic motorik umum sederhana hanya melibatkan pengedipan mata,
getaran leher, mengangkat bahu, dan mengerutkan wajah. Tic vokalis umum sederhana mencakup
pembersihan tenggorok, menghardik, membau-bau, dan mendesis.
F95.0 Kelainan tic sementara
Tic berlangsung kurang dari 12 bulan. biasanya berbentuk kedipan mata, kerutan wajah, dan
getaran kepala.
F95.1 Kelainan tic motor atau vocal kronis
Berupa tic motorik atau vokal tapi tidak keduanya, yang masing-masing bisa tunggal atau
ganda, dan berlangsung lebih dari satu tahun.
F95.2 Kelainan tic motor atau vocal gabungan [de la Tourette]
Suatu bentuk kelainan tic dengan satu atau lebih tic vokal, yang tidak harus muncul
bersamaan. Biasanya makin berat selama remaja dan cenderung menetap di usia dewasa. Tic vokal
sering muncul ganda dengan vokalisasi berulang yang meledak-ledak, pembersihan tenggorokan,
dan menyumpah, dan bisa dengan penggunaan kata-kata atau ungkapan cabul. Bisa terdapat
‘echopraxia’ dengan gerakan badan yang bisa saja bersifat cabul (copropraxia)
F95.8 Kelainan tic lainnya
F95.9 Kelainan tic, tidak dijelaskan
F98 Kelainan tingkah laku dan emosi lain dengan awalnya anak atau remaja
Kelompok kelainan heterogen yang memiliki onset di masa kanak-kanak. Beberapa dari
keadaan ini mewakili sindroma yang sudah jelas, namun pada yang lain tidak lebih daripada
kompleks gejala yang perlu dimasukkan karena keseringannya dan hubungannya dengan masalah
psikososial, dan karena tidak bisa dimasukkan ke dalam sindroma lain.
F98.0 Enuresis non-organik
Khas dengan kencing di luar kesadaran baik siang atau malam, tidak sesuai dengan usia
mentalnya, dan tidak karena kurangnya kontrol ‘bladder’ akibat kelainan neurologis, serangan
epilepsi, atau kelainan struktur saluran kencing.
F98.1 Enkopresis nonorganis
Berak berulang baik sadar atau tidak, dengan kepadatan normal atau mendekati normal, pada
tempat yang tidak sesuai dengan setting sosiokultural.
F98.2 Feeding disorder of infancy and childhood
Kelainan pemberian makanan pada masa bayi atau kanak-kanak kecil.
F98.3 Pica pada bayi dan anak

 631
Memakan zat-zat bukan makanan (seperti tanah, cat, pecahan kayu, dsb.) secara persisten.
Ini bisa merupakan bagian dari kelainan psikiatrik yang lebih luas (misalnya autisma), atau tingkah
laku psikopatologis terpisah seperti pada klasifikasi ini.
F98.4 Kelainan gerakan stereotypical
Gerakan sadar, berulang, stereotype, tanpa fungsi (dan sering berirama) yang bukan bagian
dari keadaan psikiatrik atau neurologis yang dikenal. Gerakan yang tidak membahayakan diri sendiri
antara lain ‘body-rocking’, ‘head rocking’, mencabut rambut, memutar rambut, ‘finger-flicking’, dan
‘hand-flapping’.
F98.5 Stuttering [stammering] - gagap
Bicara khas dengan pengulangan atau pemanjangan suara suku kata atau kata, atau oleh
seringnya keraguan atau penghentian yang mengganggu alur irama bicara.
F98.6 Cluttering
Bicara yang cepat dengan gangguan kelancaran, tapi tidak disertai pengulangan atau
keraguan, yang beratnya sampai menyebabkan pembicaraan tidak bisa dimengerti. Bicara sering
salah dan tidak berirama, dengan getaran-getaran cepat yang biasanya menunjukkan pola kalimat
yang tidak benar.
F98.8 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-kanak dan remaja
F98.9 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-kanak dan remaja
Kelainan tingkah laku dan emosional yang tidak dijelaskan, dengan onset biasanya di masa
kanak-kanak dan remaja
F99: Kelainan Mental yang Tidak dijelaskan
F99 Kelainan mental, tidak dijelaskan

 632
BAB VI
PENYAKIT SISTEM PERSYARAFAN (G00-G99)
Kondisis tertentu yang bisa diklasifikasikan pada bab ini bisa disebabkan oleh efek obat atau
penyebab eksternal. Kode dari Bab XX bisa digunakan sebagai kode tambahan.

Blok-blok di dalam Bab ini adalah:


1. G00-G09 Penyakit peradangan CNS
2. G10-G13 Atrofi sistemik yang terutama mengganggu CNS
3. G20-G26 Kelainan extrapyramid dan gerakan
4. G30-G32 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf
5. G35-G37 Penyakit-penyakit demielinasi CNS
6. G40-G47 Kelainan bersifat episode dan paroxysmal
7. G50-G59 Kelainan syaraf, urat syaraf, dan pleksus
8. G60-G64 Polineuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer
9. G70-G73 Penyakit-penyakit myoneural junction dan otot
10. G80-G83 Kelumpuhan otak dan sindroma kelumpuhan lainnya
11. G90-G99 Kelainan lain sistem syaraf

Kategori asterisk untuk Bab ini adalah sbb.:


G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.
G05* Encephalitis, myelitis dan encephalomyelitis pada penyakit c.e.
G07* Abses dan granuloma intrakranial dan intraspinal pada penyakit y c.e.
G13* Atrofi sistemik yang terutama ,mengganggu CNS pada penyakit c.e.
G22* Parkinsonism pada peny. c.e.
G26* Kelainan extrapyramid dan gerakan pada penyakit c.e.
G32* Kelainan degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e.
G46* Sindroma otak vaskuler pada CVD (cerebrovascular diseases)
G53* Kelainan syaraf otak (nervus craniales) pada penyakit c.e.
G55* Penekanan akar syaraf dan pleksus pada penyakit c.e.
G59* Mononeuropati pada peny. c.e.
G63* Polyneuropati pada peny. c.e.
G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e.
G94* Kelainan otak lainnya pada penyakit c.e.
G99* Kelainan sistem syaraf lainnya pada penyakit c.e.
(c.e. = classified elsewhere; yang klasifikasinya di tempat lain).

Penyakit-penyakit peradangan sistem syaraf pusat (G00-G09)


G00 Meningitis bakteri, not elsewhere classified
Termasuk: bacterial: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis, pachymeningitis
Kecuali: bacterial:: meningoencephalitis (G04.2), meningomyelitis (G04.2)
G00.0 Meningitis haemophilus
Meningitis akibat Haemophilus influenzae
G00.1 Meningitis pneumokokus
G00.2 Meningitis streptokokus

 633
G00.3 Meningitis stafilokokus
G00.8 Meningitis bakteri lain
Meningitis akibat Escherichia koli, basil Friedländer, Klebsiella
G00.9 Meningitis bakteri, tak dijelaskan
Meningitis: purulenta NOS, piogenik NOS, supuratif NOS
G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
Meningitis (pada): demam tifus (A01.0†), infeksi salmonella (A02.2†), tuberkulosa (A17.0†)
anthrax (A22.8†), leptospirosis (A27.- †), listeria (A32.1†), meningococcus (A39.0†)
sifilis: kongenital (A50.4†), sekunder (A51.4†)
neurosifilis (A52.1†), gonokokus (A54.8†), penyakit Lyme (A69.2†)
Kecuali: meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit bakteri c.e. (G05.0*)
G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.
Kecuali: meningoensefalitis/meningomielitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e. (G05.1-
G05.2*)
G02.0* Meningitis pada penyakit virus c. e.
Meningitis (akibat):
enterovirus (A87.0†), adenovirus (A87.1†), herpesvirus [herpes simplex] (B00.3†),
varicella [chickenpox] (B01.0†), zoster (B02.1†), measles (B05.1†),
rubella (B06.0†), mumps (B26.1†), mononukleosis infesiosa (B27.- †)
G02.1* Meningitis pada mikosis
Meningitis (pada):
kandida (B37.5†), koksidioidomikosis (B38.4†), kriptokokus (B45.1†)
G02.8* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.
Meningitis akibat: tripanosomiasis Afrika (B56.-†), penyakit Chagas (kronis) (B57.4†)
G03 Meningitis akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan
Termasuk: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis dan pachymeningitis,
akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan
Kecuali: meningoensefalitis (G04.-), meningomyelitis (G04.-)
G03.0 Meningitis nonpyogenik
Meningitis nonbakteri
G03.1 Meningitis kronis
G03.2 Meningitis berulang jinak [Mollaret]
G03.8 Meningitis akibat penyebab lain yang dijelaskan
G03.9 Meningitis, tidak dijelaskan
Arachnoiditis (spinal) NOS
G04 Ensefalitis, myelitis dan ensefalomyelitis
Termasuk: myelitis asendens akut, meningoensefalitis, meningomyelitis
Kecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toksik (G92), NOS (G93.4)
mielitis transversa akut (G37.3), mielitis nekrotikans subakut (G37.4)
multiple sclerosis (G35), ensefalomielitis mialgika jinak (G93.3)
G04.0 Ensefalitis disseminata akut
Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-immunisasi
gunakan kode eksternal Bab XX untuk identifikasi vaksin
G04.1 Paraplegia spastik tropis
G04.2 Meningoensefalitis dan meningomielitis bakteri, NEC

 634
G04.8 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis lainnya
Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOS
G04.9 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis, tidak dijelaskan
Ventrikulitis (serebri) NOS
G05* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit c. e.
Termasuk Meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit c.e.
G05.0* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit bakteri c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada): TB (A17.8†), listeria (A32.1†),
meningococcus (A39.8†), sifilis kongenital (A50.4†), sifilis lanjut (A52.1†)
G05.1* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit virus c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada): herpesvirus [herpes simplex] (B00.4†),
postchickenpox (B01.1†), zoster (B02.0†), measles (B05.0†), rubella (B06.0†),
cytomegalovirus (B25.8†), mumps (B26.2†), enterovirus (A85.0†), adenovirus
(A85.1†), influenza (J10.8†, J11.8†)
G05.2* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada): tripanosomiasis afrika (B56.-†), penyakit
Chagas (kronis) (B57.4†), toxoplasmosis (B58.2†), naegleriasis (B60.2†)
Meningoensefalitis eosinophilia (B83.2†)
G05.8* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit lain c.e.
Encephalitis pada systemic lupus erythematosus (M32.1†)
G06 Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal
G06.0 Abses dan granuloma intrakranium
Abses (embolik)(dari): otak [bagian mana pun], serebellum, serebrum, otogenik
Abses atau granuloma intrakranium: epidura, extradura, subdura
G06.1 Abses dan granuloma intraspinal
Abses (embolik) dari medulla spinalis [bagian mana pun]
Abses atau granuloma intraspinal: epidura, extradura, subdura
G06.2 Abses ekstradura dan subdura, tidak dijelaskan
G07* Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal pada penyakit c.e.
Abses otak: amoebik (A06.6†), gonokokus (A54.8†), TB (A17.8†)
Granuloma skistosomiasis di otak (B65.-†)
Tuberkuloma: otak (A17.8†), meninges (A17.1†)
G08 Phlebitis dan thrombophlebitis intrakranium dan intraspinal
Embolisme, endoflebitis, flebitis, thromboflebitis, atau thrombosis dengan sepsis
pada sinus venosa dan vena-vena intrakranium atau intraspinal
Kecuali: flebitis dan thromboflebitis intrakranium:
sebagai komplikasi: abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7); hamil,
melahirkan dan nifas (O22.5, O87.3)
yang asalnya nonpyogenik (I67.6)
flebitis dan thromboflebitis intraspinal nonpyogenik (G95.1)
G09 Sequelae penyakit peradangan sistem syaraf pusat (SSP)
Kategori ini digunakan untuk kondisi yang klasifikasi utamanya pada G00-G08 (kecuali yang
memiliki asterisk [*]) sebagai penyebab dari sekuel yang bisa diklasifikasi di tempat lain. Sekuel

 635
adalah kondisi yang dinyatakan sebagai sekuel, atau efek jangka panjang, atau yang terdapat satu
tahun atau lebih setelah onset kondisi penyebab.
Kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau sifat kondisi sisa tercatat. Ketika
mengkode kondisi sisa, G09 bisa digunakan sebagai kode tambahan. Perhatikan bahwa sekuel dari
kategori G01*, G02*, G05* dan G07* jangan dikode pada G09, tapi pada kategori yang tersedia
untuk sekuel kondisi yang mendasarinya, misalnya B90-B94. Kalau tidak terdapat kategori sekuel
untuk kondisi dasar, yang dikode adalah kondisi dasar itu sendiri.
Contoh:
Kondisi utama: Tuli akibat meningitis TB
Spesialisasi: Klinik bicara dan pendengaran
Kode: Gangguan pendengaran yang tidak dijelaskan (H91.9) sebagai kondisi utama.
B90.0 (sekuel TB sistem syaraf pusat) bisa digunakan sebagai kode tambahan.

Kondisi utama: Epilepsi akibat abses otak


Spesialisasi: Neurologi
Kode: Epilepsi yang tidak dijelaskan (G40.9) sebagai kondisi utama. G09 (sekuel
penyakit peradangan sistem syaraf pusat) bisa digunakan sebagai kode tambahan.

Kondisi utama: Retardasi mental ringan menyusul ensefalitis pasca-immunisasi


Spesialisasi: Psikiatri
Kode: Retardasi mental ringan (F70.9) sebagai kondisi utama. G09 bisa digunakan
untuk kode tambahan.

Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP (G10-G13)


G10 Penyakit Huntington
Khorea Huntington, khorea herediter progresif
G11 Ataxia herediter
Kecuali: kelainan metabolik (E70-E90), neuropati herediter dan idiopatik (G60.-),
infantile cerebral palsy (G80.-),
G11.0 Ataxia nonprogresif kongenital
G11.1 Ataxia serebellum onset-dini
Note: onset biasanya sebelum usia 20 th
Ataxia serebellum onset-dini dengan tremor esensial, mioklonus (ataxia Hunt), dan refleks
tendon masih baik
Ataxia Friedrich (autosom resesif), ataxia spinoserebellum resesif X-linked
G11.2 Ataxia serebellum onset-lanjut
Note: onset biasanya setelah usia 20 th
G11.3 Ataxia serebellum dengan DNA yang diperbaiki dengan tidak sempurna
Ataxia telangiectasia (Louis-Bar)
Kecuali: sindroma Cockayne (Q87.1), xeroderma pigmentosum (Q82.1)
G11.4 Paraplegia spastik herediter
G11.8 Ataxia herediter lain
G11.9 Ataxia herediter, tidak dijelaskan
Ataxia NOS, degenerasi, penyakit, atau sindroma serebellum herediter
G12 Atrofi otot spinalis dan sindroma terkait

 636
G12.0 Atrofi otot spinalis infantil, type I [Werdnig-Hoffman]
G12.1 Atrofi otot spinalis keturunan lainnya
Progressive bulbar palsy kanak-kanak [Fazio-Londe]
Atrofi otot spinalis: bentuk dewasa, bentuk remaja type III [Kugelberg-Welander] , bentuk
kanak-kanak type II, bentuk skapuloperoneus, distal

G12.2 Penyakit neuron motoris


Penyakit neuron motoris familial, amyotrophic lateral sclerosis, primary lateral sclerosis
Bulbar palsy progresif, atrofi otot spinalis progresif
G12.8 Atrofi otot spinalis lain dan sindroma yang terkait
G12.9 Atrofi otot spinalis, tidak dijelaskan
G13* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit c.e.
G13.0* Neuromiopati dan neuropati paraneoplastik
Neuromiopati karsinomatosa (C00-C97†)
Neuropati paraneoplastik sensoris [Denny Brown] (C00-D48†)
G13.1* Atrofi sistemik lain yang terutama mengganggu SSP pada penyakit neoplasma
Ensefalopati limbik paraneoplastik (C00-D48†)
G13.2* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada myxoedema (E00.1†, E03.- †)
G13.8* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit lain c.e.

Kelainan ekstrapiramid dan gerakan (G20-G26)


G20 Penyakit Parkinson
Hemiparkinsonisme, paralysis agitans
Parkinsonisme atau penyakit Parkinson: NOS, idiopatik, primer
G21 Parkinsonisme sekunder
G21.0 Sindroma neuroleptik berat
[neuroleptik = obat antipsikosis]
G21.1 Parkinsonisme sekunder akibat obat lainnya
G21.2 Parkinsonisme sekunder akibat agen eksternal lain
G21.3 Parkinsonisme pasca-ensefalitis
G21.8 Parkinsonisme sekunder lain
G21.9 Parkinsonisme sekunder, tidak dijelaskan
G22* Parkinsonisme pada penyakit c.e.
Parkinsonisme sifilitika (A52.1†)
G23 Penyakit degeneratif basal ganglia lain
Kecuali: degenerasi multi-sistem (G90.3)
G23.0 Penyakit Hallervorden-Spatz
Degenerasi pigmentosa korpus pallidum
G23.1 Ophthalmoplegia supranuklir progresif [Steele-Richardson-Olszewski]
G23.2 Degenerasi striato-nigra
G23.8 Penyakit degeneratif basal ganglia lain yang dijelaskan
Kalsifikasi ganglion basalis
G23.9 Penyakit degeneratif basal ganglia, tidak dijelaskan
G24 Dystonia

 637
Termasuk: dyskinesia
Kecuali: athetoid cerebral palsy (G80.3)
G24.0 Dystonia akibat obat
G24.1 Idiopathic familial dystonia
Idiopathic dystonia NOS
G24.2 Idiopathic nonfamilial dystonia
G24.3 Spasmodic torticollis – leher kaku dan posisi kepala tak normal
Kecuali: torticollis NOS (M43.6)

G24.4 Idiopathic orofacial dystonia


Orofacial dyskinesia
G24.5 Blepharospasm
G24.8 Dystonia lain
G24.9 Dystonia, tidak dijelaskan
Dyskinesia NOS
G25 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lainnya
G25.0 Essential tremor
Familial tremor – [getaran otot berirama]
Kecuali: tremor NOS (R25.1)
G25.1 Tremor akibat obat
G25.2 Bentuk tremor lain yang dijelaskan
Intention tremor
G25.3 Myoclonus – [kontraksi sangat cepat satu atau sekelompok otot]
Myoclonus akibat obat
Kecuali: myoclonic epilepsy (G40.-), facial myokymia (G51.4)
G25.4 Chorea akibat obat
G25.5 Chorea
Chorea NOS
Kecuali: chorea Huntington (G10), chorea NOS dengan keterlibatan jantung (I02.0)
chorea rheumatik (I02.-), chorea Sydenham (I02.-)
G25.6 Tic akibat obat dan tic lain dengan asal-usul organik
[tic = gerakan luar sadar berulang, terautr, sering pada bahu dan muka]
Kecuali: sindroma de la Tourette (F95.2), tic NOS (F95.9)
G25.8 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lain yang dijelaskan
Restless legs syndrome, stiff-man syndrome
G25.9 Kelainan extrapyramid dan pergerakan, tidak dijelaskan
G26* Kelainan extrapyramid dan pergerakan pada penyakit c.e.

Penyakit degeneratif lain sistem syaraf (G30-G32)


G30 Penyakit Alzheimer
Termasuk: : bentuk senilis dan presenilis
Kecuali: dementia NOS (F03), degenerasi senilis otak NEC (G31.1), senilitas NOS (R54)
G30.0 Penyakit Alzheimer dengan onset dini – onset biasanya sebelum usia 65
G30.1 Penyakit Alzheimer dengan onset lanjut – onset biasanya sesudah usia 65
G30.8 Penyakit Alzheimer lainnya
G30.9 Penyakit Alzheimer, tidak dijelaskan

 638
G31 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf, NEC
Kecuali: Sindroma Reye (G93.7)
G31.0 Atrofi otak dengan batas tegas
Penyakit Pick, progressive isolated aphasia
G31.1 Degenerasi senilis otak, not elsewhere classified
Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-), senilitas NOS (R54)
G31.2 Degenerasi sistem syaraf akibat alkohol
Ataksia atau degenerasi serebellum akibat alkohol, degenerasi alkoholik serebrum,
ensefalopati alkoholik, disfungsi sistem syaraf otonom akibat alkohol
G31.8 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan
Degenerasi grey-matter [Alpers], ensefalopati nekrotikans subakut [Leigh]
G31.9 Penyakit degeneratif sistem syaraf, tidak dijelaskan
G32* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e.
G32.0* Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada penyakit c.e.
Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada defisiensi vitamin B12 (E53.8†)
G32.8* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan pada penyakit c.e.

Penyakit demielinasi SSP (G35-G37)


G35 Multiple sclerosis
Multiple sclerosis (pada): batang otak, medulla spinalis, disseminata, generalisata, NOS
G36 Demielinasi luas akut lainnya
Kecuali: Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOS (G04.8)
G36.0 Neuromyelitis optikus [Devic]
Demielinasi pada neuritis optikus
Kecuali: neuritis optikus NOS (H46)
G36.1 Leukoensefalitis hemoragika akut dan subakut [Hurst]
G36.8 Demielinasi luas akut lainnya yang dijelaskan
G36.9 Demielinasi luas akut, tidak dijelaskan
G37 Penyakit-penyakit demielinasi lain pada SSP
G37.0 Diffuse sclerosis
Ensefalits periaksial, penyakit Schilder
Kecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3)
G37.1 Demielinasi sentral pada corpus callosum
G37.2 Mielinolisis sentral pada pons
G37.3 Mielitis transversa akut pada penyakit demielinasi SSP
Mielitis transversa akut NOS
Kecuali: multiple sclerosis (G35), neuromielitis optikus [Devic] (G36.0)
G37.4 Mielitis nekrotikans subakut
G37.5 Sklerosis konsentrik [Balό]
G37.8 Penyakit demielinasi lain SSP yang dijelaskan
G37.9 Penyakit demielinasi SSP, tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan episodik dan paroxysmal (G40-G47)


G40 Epilepsy

 639
Kecuali: sindroma Landau-Kleffner (F80.3), paralysis Todd (G83.8),
status epilepticus (G41.-), seizure (konvulsif) NOS (R56.8)
G40.0 Epilepsi idiopatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang yang onsetnya lokal
Epilepsi kanak-kanak ringan dengan spikes EEG sentro-temporalis
Epilepsi kanak-kanak dengan paroksisme EEG oksipitalis
G40.1 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial sederhana
Serangan epilepsi tanpa perubahan kesadaran
Kejang parsial sederhana yang berkembang menjadi kejang umum sekunder
G40.2 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial kompleks
Serangan epilepsi dengan perubahan kesadaran, sering dengan otomatisme
Kejang parsial kompleks yang berkembang menjadi kejang umum sekunder
G40.3 Epilepsi idiopatik umum dan sindroma epilepsi
Epilepsi mioklonik bayi dan kejang neonatus (familial) yang ringan
Epilepsi ‘absen’ (pyknolepsy] kanak-kanak
Epilepsi ‘absen’ dan epilepsi mioklonik [petit mal impulsif] remaja
Kejang epilepsi nonspesifik: atonik, klonik, mioklonik, tonik, tonik-klonik
G40.4 Epilepsi umum dan sindroma epilepsi lainnya
Epilepsi dengan: absen mioklonik, kejang mioklonik-astatik
Sindroma Lennox-Gastaut, serangan Salaam, sndroma West
Ensefalopatimioklonik dini simptomatik
G40.5 Sindroma epilepsi khusus
Epilepsia partialis continua [Kozhevnikof]
Epilepsi sehubungan dengan: alkohol, obat, perubahan hormon, kurang tidur, stress
G40.6 Kejang grand mal, tidak dijelaskan (dengan atau tanpa petit mal)
G40.7 Petit mal, tidak dijelaskan, tanpa kejang grand mal
G40.8 Epilepsi lain
Epilepsi dan sindroma epilepsi yang tidak jelas apakah lokal atau umum
G40.9 Epilepsy, tidak dijelaskan
Epileptic: convulsions NOS, fits NOS, seizures NOS
G41 Status epilepticus
G41.0 Status epileptik grand mal
Status epileptik tonic-clonic
Kecuali: epilepsia partialis continua [Kozhevnikof] (G40.5)
G41.1 Status epileptik petit mal
Status absen epileptik
G41.2 Status epileptik parsial kompleks
G41.8 Status epileptik lainnya
G41.9 Status epileptik, tidak dijelaskan
G43 Migraine
Kecuali: sakit kepala NOS (R51)
G43.0 Migrain tanpa aura [common migraine]
G43.1 Migrain dengan aura [classical migraine]
Migrain aura tanpa sakit kepala, basilaris, ekivale, hemiplegik familial

 640
Migrain dengan aura onset dini, aura memanjang, aura khas
G43.2 Status migrain
G43.3 Migrain dengan komplikasi
G43.8 Migrain lain
Migrain ophthalmoplegik, migrain retina
G43.9 Migraine, tidak dijelaskan
G44 Sindroma sakit kepala lainnya
Kecuali: neuralgia trigeminus (G50.0), nyeri muka tak khas (G50.1), sakit kepala NOS (R51)
G44.0 Cluster syndrome – pada tempat tertentu
Hemikrania paroksismal kronik, cluster headache kronik, cluster headache episodik
G44.1 Sakit kepala vaskuler, not elsewhere classified
Sakit kepala vaskuler NOS
G44.2 Sakit kepala jenis tension
Sakit kepala tension kronik, sakit kepala tension episodik, sakit kepala tension NOS
G44.3 Sakit kepala kronis pasca trauma
G44.4 Sakit kepala akibat obat, not elsewhere classified
G44.8 Sindroma sakit kepala lain yang dijelaskan
G45 Transient cerebral ischaemic attacks (TIAs) dan sindroma yang terkait
Kecuali: iskemia serebri neonatus (P91.0)
G45.0 Sindroma arteri Vertebro-basilaris
G45.1 Sindroma arteri Carotid (hemisferik)
G45.2 Sindroma arteri preserebralis ganda dan bilateral
G45.3 Amaurosis fugax [buta sementara pada satu mata, akibat gangguan sirkulasi]
G45.4 Amnesia global sementara
Kecuali: amnesia NOS (R41.3)
G45.8 Serangan iskemia serebri sementara dan sindroma terkait lainnya
G45.9 Serangan iskemia serebri sementara, tidak dijelaskan
Spasme arteri serebralis, iskemia serebri sementara NOS
G46* Sindroma vaskuler otak pada penyakit serebrovaskuler (I60-I67†)
G46.0* Sindroma arteri serebralis media (I66.0†)
G46.1* Sindroma arteri serebralis anterior (I66.1†)
G46.2* Sindroma arteri serebralis posterior (I66.2†)
G46.3* Sindroma stroke batang otak (I60-I67†)
Sindroma: Benedikt, Claude, Foville, Millard-Gubler, Wallenberg, Weber
G46.4* Sindroma satroke serebellum (I60-I67†)
G46.5* Sindroma lakunaris motorik murni (I60-I67†)
G46.6* Sindroma lakunaris sensorik murni (I60-I67†)
G46.7* Sindroma lakunaris lainnya (I60-I67†)
G46.8* Sindroma vaskuler otak dalam penyakit serebrovaskuler lainnya (I60-I67†)
G47 Kelainan-kelainan tidur
Kecuali: kelainan tidur nonorganik (F51.-), sleepwalking (F51.3),
sleep terrors (F51.4), nightmares (F51.5)
G47.0 Kelainan memulai dan mempertahankan tidur [insomnia]
G47.1 Kelainan mengantuk berlebihan [hypersomnia]
G47.2 Kelainan jadwal tidur-bangun

 641
Sindroma fase tidur tertunda, pola tidur-bangun tak beraturan
G47.3 Sleep apnoea – apnoea waktu tidur
Apnoea tidur: sentral, obstruktif
Kecuali: sindroma pickwick (E66.2), apnoea tidur pada bayi baru lahir (P28.3)
G47.4 Narcolepsy dan cataplexy – lumpuh sementara ketika tidur
G47.8 Kelainan tidur lainnya
Sindroma Kleine-Levin
G47.9 Kelainan tidur, tidak dijelaskan

Kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf (G50-G59)


Kecuali: kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf akibat trauma sekarang – lihat cedera
syaraf menurut regio tubuh
radiculitis NOS (M54.1), neuralgia atau neuritis NOS (M79.2)
neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)
G50 Kelainan nervus trigeminus (NC V)
Termasuk: kelainan nervus kranialis V
G50.0 Trigeminal neuralgia
Sindroma nyeri muka paroksismal, tic doloreux
G50.1 Nyeri muka tidak khas
G50.8 Kelainan lain nervus trigeminus
G50.9 Kelainan nervus trigeminus, tidak dijelaskan
G51 Kelainan nervus Fasialis
Termasuk: kelainan NC VII
G51.0 Bell's palsy
Facial palsy
G51.1 Ganglionitis genikulatum
Kecuali: ganglionitis genikulatum pasca-herpes (B02.2)
G51.2 Melkersson's syndrome
Sindroma Melkersson-Rosenthal
G51.3 Spasme klonik hemifasialis
G51.4 Myokymia fasialis [myokymia = twitching pada otot tertentu]
G51.8 Kelainan lain n. Fasialis
G51.9 Kelainan n. Fasialis, tidak dijelaskan
G52 Kelainan nervi kraniales lainnya
Kecuali: kelainan n. akustikus [NC VIII] (H93.3) dan n. optikus [NC II] (H46, H47.0):
strabismus paralytic akibat kelumpuhan syaraf (H49.0-H49.2)
G52.0 Kelainan n. olfaktorius
Kelainan NC I
G52.1 Kelainan n. glossofaringeus
Kelainan NC IX, neuralgia glossofaringeus
G52.2 Kelainan n. vagus nerve – NC X
Kelainan n.pneumogastrikus (NC X)
G52.3 Kelainan n. hypoglossal nerve – NC XII
Kelainan NC XII
G52.7 Kelainan nn.kraniales ganda
Polyneuritis kranialis

 642
G52.8 Kelainan n. kranialis lain yang dijelaskan
G52.9 Kelainan n. kranialis, tidak dijelaskan
G53* Kelainan n. kranialis pada penyakit yang klasifikasinya di tempat lain
G53.0* Neuralgia pasca-zoster (B02.2†)
Ganglionitis genikulatum atau neuralgia trigeminus pasca-herpes
G53.1* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit infeksi dan parasit c.e. (A00-B99†)
G53.2* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada sarcoidosis (D86.8†)
G53.3* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit neoplasma (C00-D48†)
G53.8* Kelainan nn. kraniales lain pada penyakit lain yang klasifikasinya di tempat lain
G54 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf
Kecuali: akibat trauma sekarang – lihat cedera syaraf menurut regio tubuh
spondylosis (M47.-), kelainan diskus intervertebralis (M50-M51)
neuralgia atau neuritis NOS (M79.2)
neuritis atau radikulitis NOS: brakhialis, lumbais, lumbosacral, torakalis (M54.1)
radiculitis NOS, radiculopathy NOS (M54.1)
G54.0 Kelainan pleksus brakhialis
Thoracic outlet syndrome
G54.1 Kelainan pleksus lumbosakralis
G54.2 Kelainan urat servikalis, not elsewhere classified
G54.3 Kelainan urat torakalis, not elsewhere classified
G54.4 Kelainan urat lumbosakralis, not elsewhere classified
G54.5 Amyotrophy neuralgik
Sidroma Parsonage-Aldren-Turner, neuritis gelang bahu
G54.6 Phantom limb syndrome dengan nyeri
G54.7 Phantom limb syndrome tanpa nyeri
Phantom limb syndrome NOS
G54.8 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf lainnya
G54.9 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf, tidak dijelaskan
G55* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c. e.
G55.0* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada neoplasma (C00-D48†)
G55.1* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada kelainan diskus intervertebral (M50-M51†)
G55.2* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada spondylosis (M47.-†)
G55.3* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada dorsopati lain (M45-M46†, M48.-†, M53-M54†)
G55.8* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c. e.
G56 Mononeuropati anggota atas.
Kecuali: akibat trauma sekarang – lihat cedera syaraf menurut regio tubuh
G56.0 Carpal tunnel syndrome
G56.1 Lesi lain n. medianus
G56.2 Lesi n. ulnaris
Tardy ulnar nerve palsy
G56.3 Lesi n. radialis
G56.4 Causalgia–nyeri lengan bawah karena kerusakan syaraf di atasnya
G56.8 Other mononeuropathies of upper limb
Neuroma interdigitalis anggota atas
G56.9 Mononeuropati anggota atas, tidak dijelaskan

 643
G57 Mononeuropati anggota bawah
Kecuali: akibat trauma sekarang – lihat cedera syaraf menurut regio tubuh
G57.0 Lesi n. iskhiadikus
Kecuali: sciatica NOS (M54.3)
akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
G57.1 Meralgia paraesthetica
Sindroma n. cutaneous lateralis paha
G57.2 Lesi n. femoralis
G57.3 Lesi. n. popliteus lateralis
Kelumpuhan n. peroneus
G57.4 Lesi. n. popliteus medialis
G57.5 Tarsal tunnel syndrome
G57.6 Lesi n. plantaris
Metatarsalgia Morton
G57.8 Mononeuropati anggota bawah lainnya
Neuroma interdigitalis anggota bawah
G57.9 Mononeuropati anggota bawah, tidak dijelaskan
G58 Mononeuropati lainnya
G58.0 Neuropati interkostalis
G58.7 Mononeuritis multiplex
G58.8 Mononeuropati lain yang dijelaskan
G58.9 Mononeuropati, tidak dijelaskan
G59* Mononeuropati pada penyakit c.e.
G59.0* Mononeuropati diabetikum (E10-E14† , karakter keempat .4)
G59.8* Mononeuropati lain pada penyakit c.e.

Polyneuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer (G60-G64)


G60 Neuropati herediter dan idiopatik
Kecuali: radiculitis NOS (M54.1), neuralgia NOS (M79.2), neuritis NOS (M79.2)
neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)
G60.0 Neuropati motorik dan sensorik herediter
Neuropati motorik dan sensorik herediter, tipe-tipe I-IV
Neuropati hipertrofi bayi, atrofi muskulus Peroneus (tipe axon)(tiper hipertrofi)
Penyakit: Charcot-Marie-Tooth, Déjerine-Sottas
Sindroma Roussy-Lévy
G60.1 Penyakit Refsum
G60.2 Neuropati yang berhubungan dengan ataxia herediter
G60.3 Neuropati progresif idiopatik
G60.8 Neuropati herediter dan idiopatik lainnya
Penyakit Morvan, sindroma Nelaton,
Neuropati sensoris:yang diwarisi secara dominan atau resesif
G60.9 Neuropati herediter dan idiopatik, tidak dijelaskan
G61 Polineuropati peradangan
G61.0 Guillain-Barré syndrome
Polineuritis (pasca-)infektif akut

 644
G61.1 Neuropati serum
G61.8 Polineuropati peradangan lainnya
G61.9 Polineuropati peradangan, tidak dijelaskan
G62 Polineuropati lainnya
G62.0 Polineuropati akibat obat
G62.1 Polineuropati alkoholik
G62.2 Polineuropati akibat zat toksik lainnya
G62.8 Polineuropati lain yang dijelaskan
Polineuropati akibat radiasi
G62.9 Polineuropati, tidak dijelaskan
Neuropati NOS
G63* Polineuropati pada penyakit c.e.
G63.0* Polineuropati pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.
Polineuropati (pada):
TB (A17.8†), lepra (A30.-†), difteria (A36.8†), penyakit Lyme (A69.2†)
sifilis: lanjut (A52.1†), kongenital (A50.4†)
pscaherpes (B02.2†), mumps (B26.8†), mononukleosis infeksiosa (B27.-†)
G63.1* Polineuropati pada penyakit neoplastik (C00-D48†)
G63.2* Polineuropati diabetikum (E10-E14† , karakter keempat .4)
G63.3* Polineuropati pada penyakit endokrin dan metabolik lain (E00-E07†, E15-E16†, E20-
E34†, E70-E89†)
G63.4* Polineuropati pada defisiensi gizi (E40-E64†)
G63.5* Polineuropati pada kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M35†)
G63.6* Polineuropati pada kelainan muskuloskeleton lain (M00-M25†, M40-M96†)
G63.8* Polineuropati pada penyakit lain classified elsewhere
Polineuropati uremik (N18.8†)
G64 Kelainan lain sistem syaraf perifer
Kelainan sistem syaraf perifer NOS

Penyakit myoneural junction dan otot (G70-G73)


G70 Myasthenia gravis dan kelainan mioneural lainnya
Kecuali: botulismus (A05.1), myasthenia gravis neonatus sementara (P94.0)
G70.0 Myasthenia gravis
G70.1 Kelainan mioneural toksik
G70.2 Myasthenia kongenital dan masa perkembangan
G70.8 Kelainan mioneural lain yang dijelaskan
G70.9 Kelainan mioneural, tidak dijelaskan
G71 Kelainan primer pada otot
Kecuali: metabolic Kelainan-kelainan (E70-E90), myositis (M60.-)
arthrogryposis multiplex congenita (Q74.3)
G71.0 Muscular dystrophy
Muscular dystrophy: ringan [Becker], berat [Duchenne], mirip Duchenne atau Becker,
autosom resesif, tipe kanak-kanak, ocular, oculopharyngeal, skapuloperoneus,

 645
skapuloperoneus ringan dengan kontraktur dini [Emery-Dreifuss],
fasioskapulohumerus, distal, limb-girdle
Kecuali: muscular dystrophy kongenital: dengan kelainan morfologis spesifik serat otot
(G71.2), NOS (G71.2)
G71.1 Myotonic Kelainan-kelainan
Dystrophia myotonica [Steinert]
Myotonia: khondrodistrofik, akibat obat, simtomatik
Myotonia congenita: NOS, dominant [Thomsen], recessive [Becker]
Neuromyotonia [Isaacs], paramyotonia kongenital, pseudomyotonia
G71.2 Miopati kongenital
Muscular dystrophy kongenital: NOS, dengan kelainan morfologis spesifik serat otot
Myopathy: myotubular (centronuclear), nemaline
Penyakit: central core, minicore, multicore
Dsisproporsi jenis serat [Fibre-type disproportion]
G71.3 Mitochondrial myopathy, not elsewhere classified
G71.8 Kelainan primer lainnya pada otot
G71.9 Kelainan primer pada otot, tidak dijelaskan
Miopati herediter NOS
G72 Miopati lainnya
Kecuali: dermatopolymyositis (M33.-), polymyositis (M33.2), myositis (M60.-),
infark iskemik pada otot (M62.2), arthrogryposis multiplex congenita (Q74.3)
G72.0 Miopati akibat obat
G72.1 Miopati alkoholik
G72.2 Miopati akibat agen toksik lain
G72.3 Periodic paralysis
Periodic paralysis (familial): miotonik, hipokalemik, normokalemik, hiperkalemik
G72.4 Miopati peradangan, not elsewhere classified
G72.8 Miopati lain yang dijelaskan
G72.9 Miopati, tidak dijelaskan
G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e.
G73.0* Sindroma miastenik pada penyakit endokrin
Sindroma miastenik pada:
amiotrofi diabetikum (E10-E14† , karakter keempat .4)
tirotoxikosis [hyperthyroidism] (E05.-†)
G73.1* Sindroma Eaton-Lambert (C80†) – [akibat keganasan]
G73.2* Sindroma miastenik lain pada penyakit neoplasma (C00-D48†)
G73.3* Sindroma miastenik pada penyakit lain c.e.
G73.4* Myopathy pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
G73.5* Miopati pada penyakit endokrin
Miopati pada: hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3†), hipoparatioidisme (E20.-†)
Thyrotoxic myopathy (E05.-†)
G73.6* Miopati pada penyakit metabolik
Miopati pada: glycogen storage disease (E74.0†), lipid storage Kelainan-kelainan (E75.-†)
G73.7* Miopati pada penyakit lain c.e.
Miopati pada:
rheumatoid arthritis (M05-M06†), systemic lupus erythematosus (M32.1†)

 646
scleroderma (M34.8†), sicca syndrome [Sjogren] (M35.0†)

Cerebral palsy dan sindroma lumpuh lainnya (G80-G83)


G80 Infantile cerebral palsy
Termasuk: penyakiy Little
Kecuali: paraplegia spastik herediter (G11.4)
G80.0 Serebral palsi spastik
Spastic paralysis (cerebral) kongenital
G80.1 Diplegia spastik
G80.2 Hemiplegia infantil
G80.3 Dyskinetic cerebral palsy
Athetoid cerebral palsy
G80.4 Ataxic cerebral palsy
G80.8 Infantile cerebral palsy lainnya
Sindroma cerebral palsy campuran
G80.9 Infantile cerebral palsy, tidak dijelaskan
Cerebral palsy NOS
Catatan untuk G81-G83 Sindroma paralitik
Kode-kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau penyebab kondisi sekarang
diketahui, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk paralisis itu sendiri. Ketika mengkode
penyebab, G81-G83 bisa dipakai sebagai kode tambahan.
Contoh
Kondisi utama: Cerebrovascular accident dengan hemiplegia.
Spesialisasi: Neurologi
Kode: Stroke, perdarahan atau infark tidak dijelaskan (I64) sebagai kondisi utama.
G81.9 (Hemiplegia, tidak dijelaskan) bisa dipakai sebagai kode tambahan

Kondisi utama: Infark serebri tiga tahun yang lalu.


Kondisi lain: Paralisis tungkai kiri, pasien memperoleh terapi fisik.
Kode: Monoplegia anggota bawah (G83.1) sebagai kondisi utama. I69.3 (sekuel infark
serebri) bisa dipakai sebagai kode tambahan
G81 Hemiplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa penjelasan
lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga
digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Kecuali: cerebral palsy kongenital dan infantil (G80.-)
G81.0 Flaccid hemiplegia – [layu]
G81.1 Spastic hemiplegia – [kaku]
G81.9 Hemiplegia, tidak dijelaskan
G82 Paraplegia dan tetraplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa penjelasan
lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga
digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Kecuali: Cerebral palsy kongenital dan infantil (G80.-)

 647
G82.0 Flaccid paraplegia [layu]
G82.1 Spastic paraplegia [kaku]
G82.2 Paraplegia, tidak dijelaskan
Paralysis kedua anggota bawah NOS
Paraplegia (bawah) NOS
G82.3 Flaccid tetraplegia [layu]
G82.4 Spastic tetraplegia [kaku]
G82.5 Tetraplegia, tidak dijelaskan
Quadriplegia NOS
G83 Sindroma paralitik lainnya
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa penjelasan
lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga
digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Termasuk: paralisis (komplit)(inkomplit), kecuali seperti pada G80-G82
G83.0 Diplegia anggota atas
Diplegia (atas)
Paralisis kedua anggota atas
G83.1 Monoplegia anggota bawah
Paralisis anggota bawah
G83.2 Monoplegia anggota atas
Paralisis anggota atas
G83.3 Monoplegia, tidak dijelaskan
G83.4 Sindroma cauda equina
Neurogenic bladder akibat sindroma cauda equina
Kecuali cord bladder NOS (G95.8)
G83.8 Sindroma paralitik lainnya yang dijelaskan
Paralisis Todd (pasca epilepsi)
G83.9 Sindroma paralitik, tidak dijelaskan

Kelainan lain pada sistem syaraf (G90-G99)


G90 Kelainan sistem syaraf otonom
Kecuali: disfungsi sistem syaraf otonom akibat alkohol (G31.2)
G90.0 Idiopathic peripheral autonomic neuropathy
Carotid sinus syncope [syncope – tidak sadar sebentar akibat penurunan aliran ke otak]
G90.1 Familial dysautonomia [Riley-Day]
G90.2 Sindroma Horner
Sindroma Bernard(-Horner)
G90.3 Multi-system degeneration
Hipotensi ortostatik neurogenik [Shy-Drager]
Kecuali: hipotensi ortostatik NOS (I95.1)
G90.8 Kelainan lain sistem syaraf otonom
G90.9 Kelainan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan
G91 Hydrocephalus
Termasuk hidrosefalus didapat
Kecuali: hidrosefalus: kongenital (Q03.-), akibat toxoplasmosis kongenital (P37.1)

 648
G91.0 Hidrosefalus komunikans
G91.1 Hidrosefalus obstruktif
G91.2 Hidrosefalus dengan tekanan normal
G91.3 Hidrosefalus pasca trauma, tidak dijelaskan
G91.8 Hidrosefalus lain
G91.9 Hidrosefalus, tidak dijelaskan
G92 Toxic encephalopathy
Gunakan kode (Chapter XX) untuk identifikasi agen toksik.

G93 Kelainan-kelainan lain pada otak


G93.0 Kista serebri
Kista arakhnoid, kista porensefalik didapat
Kecuali: kista periventrikel didapat pada bayi (P91.1), kista serebri kongenital (Q04.6)
G93.1 Anoxic brain damage, not elsewhere classified
Kecualianoksia neonatus (P21.9)
sebagai komplikasi pada:
. abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.8)
. kehamilan, persalinan atau kelahiran (O29.2, O74.3, O89.2)
. asuhan bedah dan medis (T80-T88)
G93.2 Hipertensi intrakranium ringan
Kecuali: ensefalopati hipertensif (I67.4)
G93.3 Sindroma kelelahan (fatigue) pasca-virus
ensefalomielitis mialgika ringan
G93.4 Ensefalopati, tidak dijelaskan
Kecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toxik (G92)
G93.5 Kompresi otak
Kompresi atau herniasi (batang) otak
Kecuali: kompresi traumatika otak (diffusa) (S06.2), terfokus (S06.3)
G93.6 Edema serebri
Kecuali edema serebri: akibat cedera lahir (P11.0), traumatika (S06.1)
G93.7 Sindroma Reye
G93.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada otak
Ensefalopati pasca-radiasi
G93.9 Kelainan otak, tidak dijelaskan
G94* Kelainan lain otak pada penyakit c.e.
G94.0* Hidrosefalus pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.(A00-B99†)
G94.1* Hidrosefalus pada penyakit neoplasma (C00-D48†)
G94.2* Hidrosefalus pada penyakit lain c.e.
G94.8* Kelainan lain otak yang dijelaskan pada penyakit c.e.
G95 Other Penyakit-penyakit spinal cord
Kecuali: mielitis (G04.-)
G95.0 Syringomyelia dan syringobulbia
[rongga neuroglia (syrinx) di medulla spinalis (syringomyelia) atau batang otak
(syringobulbia)]

 649
G95.1 Mielopati vaskuler
Infark akut medulla spinalis (embolik)(nonembolik)
Trombosis arteri pada medulla spinalis
Haematomielia
Flebitis dan tromboflebitis intraspinalis nonpiogenik
Edema medulla spinalis
Mielopati nekrotikan subakut
Kecuali: flebitis dan tromboflebitis intraspinalis, selain non-piogenic (G08)
G95.2 Kompresi medulla spinalis, tidak dijelaskan
G95.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada medulla spinalis
Cord bladder NOS, mielopati akibat obat atau akibat radiasi
Kecuali: neurogenic bladder: NOS (N31.9), akibat sindroma cauda equina (G83.4)
disfungsi neuromuskuler bladder tanpa disebut lesi medulla spinalis (N31.-)
G95.9 Penyakit medulla spinalis, tidak dijelaskan
Mielopati NOS
G96 Kelainan lain sistem syaraf pusat
G96.0 Cerebrospinal fluid leak [kebocoran cairan otak]
Kecuali akibat pungsi spinalis (G97.0)
G96.1 Kelainan meningen, not elsewhere classified
Adhesi meningen (serebral)(spinal)
G96.8 Kelainan lain yang dijelakan pada sistem syaraf pusat
G96.9 Kelainan sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan
G97 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, NEC
G97.0 Kebocoran cairan serebrospinalis akibat pungsi spinalis
G97.1 Reaksi lain terhadap pungsi spinalis dan lumbalis
G97.2 Hipotensi intrakranium menyusul ‘shunting’ ventrikel
G97.8 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur lain
G97.9 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, tidak dijelaskan
G98 Kelainan lain pada sistem syaraf, not elsewhere classified
Kelainan sistem syaraf NOS
G99* Kelainan lain sistem syaraf pada penyakit c.e.
G99.0* Neuropati otonom pada penyakit endokrin dan metabolik
Neuropati otonom amyloid (E85.-†)
Neuropati otonom diabetik (E10-E14†, karakter keempat .4)
G99.1* Kelainan lain sistem syaraf otonom pada penyakit lain c.e.
G99.2* Mielopati pada penyakit c.e.
Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri vertebralis (M47.0†)
Mielopati pada: penyakit neoplasia (C00-D48†), spondilosis (M47.-†)
kelainan diskus intervertebralis (M50.0†, M51.0†)
G99.8* Kelainan lain sistem syaraf yang dijelaskan pada penyakit c.e

 650
 651
BAB VII

 652
PENYAKIT-PENYAKIT MATA DAN ADNEXA (H00-
H59)
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi hamil, melahirkan dan nifas (O00-O99)
Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
Gejala, tanda, dan hasil klinis dan laboratorium abnormal, not elsewhere classified (R00-R99)
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab external (S00-T98)

Bab ini mengandung blok-blok berikut:


H00-H06 Kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita
H10-H13 Kelainan konjunctiva
H15-H22 Kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris
H25-H28 Kelainan lensa
H30-H36 Kelainan khoroid dan retina
H40-H42 Glaukoma
H43-H45 Kelainan korpus vitreous dan bola mata
H46-H48 Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan
H49-H52 Kelainan otot bola mata. gerakan binokuler, akomodasi dan refraksi
H53-H54 Gangguan penglihatan dan kebutaan
H55-H59 Kelainan lain pada mata dan adnexa

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:


H03* Kelainan kelopak pada penyakit yang klasifikasinya di tempat lain (c.e.)
H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.
H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.
H19* Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.
H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.
H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.
H32* Kelainan khorioretina pada penyakit c.e.
H36* Kelainan retina pada penyakit c.e.
H42* Glaukoma pada penyakit c.e.
H45* Kelainan korpus vitreus dan bola mata pada penyakit c.e.
H48* Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.
H58* Kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita (H00-H06)


H00 Hordeolum dan chalazion
H00.0 Hordeolum dan peradangan-dalam lain di kelopak
Abses, furuncle, atau stye pada kelopak
[hordeolum = infeksi bernanah kelenjar kelopak]
H00.1 Chalazion [pembesaran kelenjar meibomi akibat saluran tersumbat]

 653
H01 Peradangan lain pada kelopak
H01.0 Blepharitis – radang pinggir kelopak
Kecuali: blepharokonjungtivitis (H10.5)
H01.1 Dermatosis [penyakit kulit] non-infeksi kelopak
Lupus erythematosus diskoid, xeroderma pada kelopak
Dermatitis: allergi, kontak, eksimatosa pada kelopak
H01.8 Peradangan lain kelopak yang dijelaskan
H01.9 Peradangan kelopak, tidak dijelaskan
H02 Kelainan lain kelopak
Kecuali: malformasi kongenital malformations kelopak (Q10.0-Q10.3)
H02.0 Entropion dan trichiasis kelopak
[Entropion - melipat ke dalam)
[Trichiasis - bulu mata tumbuh ke dalam dan menggores mata]
H02.1 Ectropion kelopak
H02.2 Lagophthalmos [penutupan kelopak tidak sempurna]
H02.3 Blepharochalasis [kelopak kaku]
H02.4 Ptosis kelopak [kelopak atas lumpuh/jatuh]
H02.5 Kelainan lain yang mengganggu fungsi kelopak
Ankyloblepharon, blepharophimosis, retraksi kelopak
Kecuali: blepharospasm (G24.5), tic organic (G25.6), tic psychogenic (F95.-)
H02.6 Xanthelasma kelopak [tumor sel-sel busa berisi lemak]
H02.7 Kelainan degeneratif lain kelopak dan daerah periokuli
Chloasma [bintik coklat], madarosis, vitiligo pada kelopak
H02.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kelopak
Hypertrichosis (rambut berlebihan) kelopak, benda asing tertahan di kelopak
H02.9 Kelainan kelopak, tidak dijelaskan
H03* Kelainan kelopak pada penyakit c.e.
H03.0* Infestasi parasit di kelopak pada penyakit c.e.
Dermatitis kelopak akibat Demodex species (B88.0†)
Infestasi parasit di kelopak pada: leishmaniasis (B55.-†), onchocerciasis (B73†)
loiasis (B74.3†), phthiriasis (B85.3†)
H03.1* Keterlibatan kelopak pada penyakit infeksi lain c.e.
Keterlibatan kelopak pada: TB (A18.4†), lepra (A30.-†), yaws (A66.-†), zoster (B02.3†)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.5†), molluscum contagiosum (B08.1†)
H03.8* Keterlibatan kelopak pada penyakit lain c.e
Keterlibatan kelopak pada impetigo (L01.0†)
H04 Kelainan sistem lakrimalis
Kecuali: malformasi kongenital sistem lakrimalis (Q10.4-Q10.6)
H04.0 Dacryoadenitis
Pembesaran kronis kelenjar lakrimalis
H04.1 Kelainan lain kelenjar lakrimalis
Dacryops, sindroma mata kering, kista atau atrofi kelenjar lakrimalis
H04.2 Epiphora [air mata mengalir terus]
H04.3 Radang akut dan tidak dijelaskan pada saluran lakrimalis
Dacryocystitis (phlegmonosa), dacryopericystitis, canaliculitis lakrimalis

 654
akut, subakut, atau tak dijelaskan
Kecuali: dacryocystitis neonatus (P39.1)
H04.4 Radang kronis pada saluran lakrimalis
Dacryocystitis kronis, kanalikulits lakrimalis kronis, mukokel lakrimalis kronis
H04.5 Stenosis dan insuficiensi saluran lakrimalis
Dacryolith, eversi [bagian dalam menghadap keluar] punctum lakrimalis
Stenosis pada kanalikukus, duktus, atau sakkus lakrimalis
H04.6 Perubahan lain pada saluran lakrimalis
Fistula lakrimalis
H04.8 Kelainan lain sistem lakrimalis
H04.9 Kelainan sistem lakrimalis, tidak dijelaskan
H05 Kelainan orbita
Kecuali: malformasi kongenital orbita (Q10.7)
H05.0 Radang akut orbita
Abses, sellulitis, osteomielitis, periostitis, atau tenositis orbita
H05.1 Kelainan peradangan kronis orbita
Granuloma orbita
H05.2 Kondisi-kondisi eksophthalmik
Pergeseran letak bola mata NOS, perdarahan orbita, edema orbita
H05.3 Deformitas orbita
Atrofi atau eksostosis orbita
H05.4 Enophthalmos
H05.5 Retensi benda asing (lama) menyusul luka tembus orbita
Benda asing retrobulbar
H05.8 Kelainan lain orbita
Kista orbita
H05.9 Kelainan orbita, tidak dijelaskan
H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.
H06.0* Kelainan sistem lakrimalis pada penyakit c.e.
H06.1* Infestasi parasit di orbita pada penyakit c.e.
Infeksi Echinococcus di orbita (B67.-†), myiasis orbita (B87.2†)
H06.2* Dysthyroid exophthalmos (E05.-†)
H06.3* Kelainan lain orbita pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan konjungtiva (H10-H13)


H10 Konjungtivitis
Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2)
H10.0 Konjungtivitis mukopurulenta
H10.1 Konjungtivitis atopika akut
H10.2 Konjungtivitis akut lainnya
H10.3 Konjungtivitis akut, tidak dijelaskan
Kecuali: ophthalmia neonatorum NOS (P39.1)
H10.4 Konjungtivitis kronis
H10.5 Blepharokonjungtivitis
H10.8 Konjungtivitis lain
H10.9 Konjungtivitis, tidak dijelaskan

 655
H11 Kelainan lain pada konjungtiva
Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2)
H11.0 Pterygium
Kecuali: pseudopterygium (H11.8)
H11.1 Degenerasi dan deposit pada konjungtiva
Argyrosis [argyria], concretions [pemekatan], pigmentasi, xerosis NOS di konjungtiva
H11.2 Parut konjungtiva
Symblepharon
H11.3 Perdarahan konjungtiva
Perdarahan subkonjungtiva
H11.4 Kelainan dan kista pembuluh darah konjungtiva lainnya
Aneurisma, hiperemia, edema pada konjungtiva
H11.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada konjungtiva
Pseudopterygium
H11.9 Kelainan konjungtiva, tidak dijelaskan
H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.
H13.0* Infeksi filaria pada konjungtiva (B74.-†)
H13.1* Konjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Konjungtivitis (akibat): difteri (A36.8†), meningokokus (A39.8†), gonokokus (A54.3†),
chlamydia (A74.0†), herpesvirus [herpes simplex] (B00.5†), zoster (B02.3†),
adenovirus follikularis (akut) (B30.1†), perdarahan (akut)(epidemik) (B30.3†),
Newcastle (B30.8†), Acanthamoeba (B60.1†)
H13.2* Konjungtivitis pada penyakit lain c.e.
H13.3* Pemphigoid okuler (L12.-†)
H13.8* Kelainan lain konjungtiva pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris (H15-H22)


H15 Kelainan sklera
H15.0 Scleritis
H15.1 Episcleritis
H15.8 Kelainan lain sklera
Staphyloma equator, ektasia sklera
Kecuali: myopia degeneratif (H44.2)
H15.9 Kelainan sklera, tidak dijelaskan
H16 Keratitis
H16.0 Ulkus kornea
Ulkus kornea, NOS, sentral, marginal, perforata, cincin, dengan hypopyon
Ulkus Mooren
H16.1 Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis
Keratitis: areolaris, filamenter, nummularis, stellata, striata, punktata superficialis
Photokeratitis, snow blindness
H16.2 Keratoconjunctivitis – radang kornea dan konjungtiva
Keratoconjunctivitis: NOS, exposure, neurotrofika, phlyctenularis
Keratitis superfisialis lain dengan konjungtivitis, ophthalmia nodosa,
H16.3 Keratitis interstitialis dan profunda

 656
H16.4 Neovascularisasi kornea
Ghost vessels (kornea), pannus (kornea)
H16.8 Keratitis lain
H16.9 Keratitis, tidak dijelaskan
H17 Corneal scars dan opacities – Parut dan keopakan kornea
H17.0 Adherent leukoma
H17.1 Keopakan kornea sentral lain
H17.8 Parut dan keopakan kornea lain
H17.9 Parut dan keopakan kornea, tidak dijelaskan
H18 Kelainan lain pada kornea
H18.0 Pigmentasi dan deposit di kornea
Haematokornea, cincin Kayser-Fleischer, spindel Krukenberg, garis Staehli
H18.1 Keratopati bullosa
H18.2 Edema kornea lainnya
H18.3 Perubahan pada membran kornea
Lipatan atau robekan pada membran Descemet
H18.4 Degenerasi kornea
Arcus senilis, band keratopathy
Kecuali: ulkus Mooren (H16.0)
H18.5 Hereditary corneal dystrophies
Distrofi Fuchs, Distrofi: kornea, epitel, granularis, lattice, makularis
H18.6 Keratokonus
H18.7 Deformitas kornea lainnya
Ekatasia kornea, staophyloma kornea, Descemetocele
Kecuali: malformasi kongenital kornea (Q13.3-Q13.4)
H18.8 Kelainan lain kornea yang dijelaskan
Anaesthesia, hypaesthesia, atau erosi rekurens pada kornea
H18.9 Kelainan kornea, tidak dijelaskan
H19 Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.
H19.0* Skleritis dan episkleritis pada penyakit c.e.
Episkleritis TB (A18.5†), episkleritis sifilitika (A52.7†), skleritis Zoster (B02.3†)
H19.1* Keratitis dan keratokonjungtivitis Herpesvirus (B00.5†)
Keratitis dendritic dan diskiformis
H19.2* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.
Keratokonjungtivitis epidemika (B30.0†)
Keratitis dan keratoconjunctivitis (interstitialis) pada: TB (A18.5†), syphilis (A50.3†),
zoster (B02.3†), measles (B05.8†), acanthamoebiasis (B60.1†)
H19.3* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit lain c.e.
Keratokonjungtivitis sicca (M35.0†)
H19.8* Kelainan lain sklera dan kornea pada penyakit c.e.
Keratokonus pada sindroma Down (Q90.-†)
H20 Iridosiklitis
H20.0 Iridosiklitis akut dan subakut
Uveitis anterior, siklitis, atau iritis, yang akut, rekurens atau subakut
H20.1 Iridosiklitis kronis

 657
H20.2 Iridosiklitis akibat lensa
H20.8 Iridosiklitis lain
H20.9 Iridosiklitis, tidak dijelaskan
H21 Kelainan lain pada iris dan korpus siliaris
Kecuali uveitis simpatis (H44.1)
H21.0 Hyphaema [perdarahan rongga depan (aqueous humour)]
Kecuali hyphaema traumatika (S05.1)
H21.1 Kelainan pembuluh darah lain pada iris dan korpus siliaris
Neovaskularizasasi of iris atau korpus siliaris, rubeosis iris
H21.2 Degenerasi iris dan korpus siliaris
Degenerasi: iris (pigment), pinggir pupil; iridoskisis, atrofi iris (essensial)(progresif), miotic
pupillary cyst, translusensi iris [iris tembus pandang]
H21.3 Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber
Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber: NOS, eksudatif, implaantasi, parasitik
Kecuali miotic pupillary cyst (H21.2)
H21.4 Pupillary membranes [selaput pada pupil]
Iris bombé, penyempitan pupil, penutupan pupil
H21.5 Adhesi dan disrupsi lain pada iris dan korpus siliaris
Goniosynechiae, iridodialysis, resesi sudut chamber
Synechiae (iris): NOS, anterior, posterior
Kecuali: corectopia (Q13.2) [ektopia pupil]
H21.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada iris dan korpus siliaris
H21.9 Kelainan pada iris dan korpus siliaris, tidak dijelaskan
H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.
H22.0* Iridosiklitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Iridosiklitis pada: TB (A18.5†), sifilis (sekunder) (A51.4†), infeksi gonokokus (A54.3†)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.5†), zoster (B02.3†)
H22.1* Iridosiklitis padap enyakit lain c.e.
Iridosiklitis pada: sarkoidosis (D86.8†), ankylosing spondylitis (M45†)
H22.8* Kelainan lain iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e

Kelainan-kelainan lensa (H25-H28)


H25 Katarak senilis
Kecuali: glaukoma kapsularis dengan pseudoexfoliation lensa (H40.1)
H25.0 Katarak senilis insipiens (incipient = sedang terjadi)
Katarak senilis: koroner, korikalis, punktata
Katarak senilis polaris subkapsularis (anterior)(posterior), water clefts
H25.1 Katarak neuklearis senilis
Cataracta brunescens, katarak sklerosis nuklearis
H25.2 Katarak senilis, tipe morgagni
Katarak hipermatur senilis
H25.8 Katarak senilis lainnya
Bentuk-bentuk gabungan katarak senilis
H25.9 Katarak senilis, tidak dijelaskan
H26 Katarak lain

 658
Kecualikatarak kongenital (Q12.0)
H26.0 Katarak infantil, juvenile [remaja] dan presenilis
H26.1 Katarak traumatika
H26.2 Katarak komplikasi
Katarak: pada iridosiklitis kronis, akibat kelainan mata
Glaucomatous flecks (subcapsular)
H26.3 Katarak akibat obat
H26.4 After-cataract
Katarak sekunder, cincin Soemmerring
H26.8 Katarak lain yang dijelaskan
H26.9 Katarak, tidak dijelaskan
H27 Kelainan lain pada lensa
Kecuali: malformasi kongenital lensa (Q12.-), pseudophakia (Z96.1), komplikasi mekanis dari
lensa intraokuli (T85.2)
H27.0 Aphakia [tanpa lensa]
H27.1 Dislokasi lensa
H27.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada lensa
H27.9 Kelainan lensa, tidak dijelaskan
H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.
H28.0* Katarak diabetes (E10-E14†, karakter keempat .3)
H28.1* Katarak pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik lainnya
Katarak pada hipoparatiroidisme (E20.-†), katarak malnutrisi-dehidrasi (E40-E46†)
H28.2* Katarak pada penyakit lain c.e.
Katarak myotonik (G71.1†)
H28.8* Kelainan lain lensa pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan khoroid dan retina (H30-H36)


H30 Peradangan khorioretina
H30.0 Peradangan khorioretina terfokus
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis terfokus
H30.1 Peradangan khorioretina disseminata
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis disseminata
Kecuali retinopati exudatif (H35.0)
H30.2 Siklitis posterior
Pars planitis
H30.8 Peradangan khorioretina lainnya
Penyakit Harada
H30.9 Peradangan khorioretina, tidak dijelaskan
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis NOS
H31 Kelainan-kelainan lain khoroid
H31.0 Parut khorioretina
Parut makula di kutub posterior (pasca-radang)(pasca-trauma), retinopati solaris
H31.1 Degenerasi khoroid
Atrofi atau sklerosis khoroid
Kecuali: angioid streaks (H35.3)

 659
H31.2 Distrofi khoroid herediter
Choroideremia, gyrate atrophy pada choroid
Dystrophy, choroidal (central areolar)(umum)(peripapillaris)
Kecuali: ornithinaemia (E72.4)
H31.3 Perdarahan dan ruptur khoroid
Perdarahan khoroid: NOS, expulsif
H31.4 Pelepasan khoroid
H31.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada choroid
H31.9 Kelainan choroid, tidak dijelaskan
H32* Kelainan-kelainan khorioretina pada penyakit c.e.
H32.0* Radang khorio-retina pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Chorioretinitis: TB (A18.5†), sifilis lanjut (A52.7†), toxoplasma (B58.0†)
H32.8* Kelainan lain khorio-retina pada penyakit c.e.
H33 Pelepasan dan robekan retina
Kecualipelepasan epitel pigment retina (H35.7)
H33.0 Pelepasan retina dengan robekan retina
Pelepasan retina rhegmatogenosa
H33.1 Retinoschisis kista retina
Kista ora serrata, psudokista retina, kista parasit retina NOS
Kecuali: retinoskisis kongenital (Q14.1), degenerasi microkistoid retina (H35.4)
H33.2 Pelepasan retina serosa
Pelepasan retina: NOS, tanpa robekan retina
Kecuali: khorioretinopati serosa sentralis (H35.7)

H33.3 Robekan retina tanpa pelepasan


Robekan retina NOS, operkulum, robek horseshoe atau round hole tanpa pelepasan
Kecuali: parut khorioretina menyusul bedah pelepasan retina (H59.8)
degenerasi retina perifer tanpa robekan (H35.4)
H33.4 Pelepasan retina akibat tarikan (traksi)
Vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina
H33.5 Pelepasan retina lainnya
H34 Sumbatan pembuluh darah retina
Kecuali amaurosis fugax (G45.3)
H34.0 Sumbatan a. retina sementara
H34.1 Sumbatan a. retina sentralis
H34.2 Sumbatan a. retina lainnya
Sumbatan a. retina pada cabang, sebagian, dengan mikroembolisme
Plaque Hollenhorst
H34.8 Sumbatan pembuluh darah retina lainnya
Sumbatan v. retina: sentralis, insipient, sebagian, cabang-cabang
H34.9 Sumbatan pembuluh darah retina, tidak dijelaskan
H35 Kelainan lain pada retina
H35.0 Background retinopathy dan perubahan pembuluh darah retina
Perubahan bentuk pembuluh darah retina

 660
Mikroaneurisma, neovaskularisasi, perivaskulitis, varises, vascular sheathing, atau vasculitis
pada retina
Retinopathy: NOS, background NOS, Coats, exudatif, hipertensif
H35.1 Retinopathy pada prematuritas
Fibroplasia retrolentis [belakang lensa]
H35.2 Retinopati proliferatif lainnya
Vitreo-retinopati proliferatif
Kecuali: vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina (H33.4)
H35.3 Degenerasi makula dan kutub posterior
Angioid streaks, cyst, Drusen (degeneratif), hole, atau puckering pada macula
Degenerasi Kuhnt-Junius, makulopati toksik
Degenerasi makula senilis (atrophic)(exudative)
H35.4 Degeneration retina perifer
Degeneration, retina: NOS, lattice, microcystoid, palisade, paving stone, reticular
Kecuali: dengan robekan retina (H33.3)
H35.5 Hereditary retinal dystrophy
Dystrophy: tapetoretinal, vitreoretinal, retinal (albipunctate)(pigmentary)(vitelliform)
Retinitis pigmentosa, penyakit Stargardt
H35.6 Perdarahan retina
H35.7 Pemisahan lapisan-lapisan retina
Khorioretinopati serosa sentralis, pelepasan epitel pigment retina
H35.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada retina
H35.9 Kelainan retina, tidak dijelaskan
H36* Kelainan-kelainan pada penyakit c.e.
H36.0* Retinopati diabetikum (E10-E14† , angka keempat .3)
H36.8* Kelainan lain retina pada penyakit c.e.
Retinopati sickle-cell proliferatif (D57.- †), retinopati aterosklerotik (I70.8†)
Distrofi retina pada kelainan penyimpanan lipid (E75.- †),

Glaukoma (H40-H42)
H40 Glaukoma
Kecuali: glaukoma absolut (H44.5), traumatika akibat cedera lahir (P15.3), kongenital (Q15.0)
H40.0 Glaukoma suspect [tersangka glaukoma]
Hipertensi okuli
H40.1 Primary open-angle glaukoma
Glaukoma (primer)(residual stage): kapsularis dengan pseudoexfoliasi lensa, pigment,
chronic simple, tekanan rendah
H40.2 Primary angle-closure glaukoma
Angle-closure glaukoma (primary)(residual stage):: akut, kronis, intermittent
H40.3 Glaukoma akibat trauma mata
H40.4 Glaukoma akibat peradangan mata
H40.5 Glaukoma akibat kelainan-kelainan mata lainnya
H40.6 Glaukoma akibat obat-obatan
H40.8 Glaukoma lainnya
H40.9 Glaukoma, tidak dijelaskan
H42* Glaukoma pada penyakit c.e.

 661
H42.0* Glaukoma pada penyakit endokrin, gizi, dan metabolik
Glaukoma pada: sindroma Lowe (E72.0†), amyloidosis (E85.-†)
H42.8* Glaukoma pada penyakit lain c.e.
Glaukoma in onchocerciasis (B73†)

Kelainan-kelainan korpus vitreous dan bola mata (H43-H45)


H43 Kelainan-kelainan korpus vitreous
H43.0 Prolaps vitreous
Kecuali: Sindroma vitreous menyusul operasi katarak (H59.0)
H43.1 Perdarahan vitreous
H43.2 Deposit kristal pada korpus vitreous
H43.3 Keopakan vitreous lainnya
Selaput dan benang-benang vitreous
H43.8 Kelainan-kelainan lain korpus vitreous
Degenerasi atau pelepasan vitreous
Kecuali: vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina (H33.4)
H43.9 Kelainan korpus vitreous, tidak dijelaskan
H44 Kelainan bola mata
Termasuk kelainan-kelainan lain yang mengganggu berbagai struktur mata
H44.0 Endophthalmitis purulenta
Panophthalmitis, abses vitreous
H44.1 Endophthalmitis lainnya
Endophthalmitis parasit NOS, uveitis simpatis
H44.2 Myopia degeneratif
H44.3 Kelainan degeneratif lain bola mata
Chalcosis, siderosis mata
H44.4 Hipotonia mata
H44.5 Kondisi-kondisi degenerasi bola mata
Glaukoma absolut, atrofi bola mata, phthisis [TB] bulbi

H44.6 Retensi benda asing (lama) intraokuli, magnetik


Retensi benda asing magnetik (lama) (pada): anterior chamber, kropus siliaris, iris, lensa,
dinding belakang bola mata, korpus vitreous
H44.7 Retensi benda asing intraokuli, nonmagnetik
Retensi benda asing (lama) (nonmagnetik) (pada): anterior chamber, kropus siliaris, iris,
lensa, dinding belakang bola mata, korpus vitreous
H44.8 Kelainan-kelainan lain bola mata
Haemophthalmos, luxasio bola mata
H44.9 Kelainan bola mata, tidak dijelaskan
H45* Kelainan korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e.
H45.0* Perdarahan vitreous pada penyakit c.e.
H45.1* Endophthalmitis pada penyakit c.e.
Endophthalmitis pada:
cysticercosis (B69.1†), onchocerciasis (B73†), toxocariasis (B83.0†)
H45.8* Kelainan-kelainan lain korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e

 662
Kelainan-kelainan n. optikus dan jaras penglihatan (H46-H48)
H46 Neuritis optikus
Neuropati optik, kecuali jenis ischaemic; papillitis optik, neuritis retrobulbar NOS
Kecuali: neuropati optik iskemik (H47.0), neuromyelitis optik [Devic] (G36.0)
H47 Kelainan-kelainan lain n. optikus (NC II) dan jaras penglihatan
H47.0 Kelainan-kelainan n. optikus, not elsewhere classified
Kompresi n. optikus, perdarahan pada pelapis optic nerve, neuropati optik iskemik
H47.1 Papilloedema, tidak dijelaskan
H47.2 Atrofi optik
Temporal pallor [pucat sementara] pada diskus optikus
H47.3 Kelainan-kelainan lain diskus optikus
Drusen diskus optikus, pseudopapilloedema
H47.4 Kelainan chiasma opticum
H47.5 Kelainan lain jaras penglihatan
Kelainan traktus optikus, nc.geniculatum dan radiatio opticum
H47.6 Kelainan-kelainan visual cortex
H47.7 Kelainan jaras penglihatan, tidak dijelaskan
H48 Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.
H48.0* Atrofi optik pada penyakit c.e.
Atrofi optik pada sifilis lanjut (A52.1†)
H48.1* Neuritis retrobulbar pada penyakit c.e.
Neuritis retrobulbar pada:
infeksi meningokokus (A39.8†), sifilis lanjut (A52.1†), multiple sclerosis (G35†)
H48.8* Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.

Kelainan otot mata, gerak binokuler, akomodasi, refraksi (H49-H52)


Kecualinystagmus dan gerakan irregular mata lainnya (H55)
H49 Strabismus paralitik
Kecuali: ophthalmoplegia: supranuklearis progresif (G23.1),
ophthalmoplegia internuklearis (H51.2), ophthalmoplegia internal (H52.5)
H49.0 Kelumpuhan NC III [n. oculomotorius]
H49.1 Kelumpuhan NC IV [n. trochlearis]
H49.2 Kelumpuhan NC VI [n. abducent]
H49.3 Ophthalmoplegia (external) total
H49.4 Ophthalmoplegia external progressif
H49.8 Strabismus paralitik lainnya
Ophthalmoplegia external NOS, sindroma Kearns-Sayre
H49.9 Strabismus paralitik, tidak dijelaskan
H50 Strabismus lainnya
H50.0 Strabismus konvergens konkomitant [serentak]
Esotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent
H50.1 Strabismus divergens konkomitant strabismus - serentak
Exotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent
H50.2 Strabismus vertikal

 663
Hypertropia, hypotropia
H50.3 Intermittent heterotropia
Intermittent esotropia atau exotropia (bergantian) (monocular)
H50.4 Heterotropia lainnya dan yang tidak dijelaskan
Strabismus konkomitant NOS, cyclotropia, microtropia, sindroma monofixasi
H50.5 Heterophoria (phoria = strabismus laten)
Hyperphoria alternans, esophoria, exophoria
H50.6 Strabismus mekanis
Sindroma Brown's sheath, strabismus akibat adhesi,
Hambatan gerak otot mata akibat trauma
H50.8 Other specified strabismus
Sindroma Duane
H50.9 Strabismus, tidak dijelaskan
H51 Kelainan-kelainan lain gerakan binokuler (dua mata)
H51.0 Kelumpuhan conjugate gaze
H51.1 Insufisiensi dan berlebihannya konvergensi
H51.2 Ophthalmoplegia internuklearis
H51.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada gerakan binokuler
H51.9 Kelainan gerakan binokuler, tidak dijelaskan
H52 Kelainan refraksi dan akomodasi
H52.0 Hypermetropia [titik fokus di belakang retina]
H52.1 Myopia [titik fokus di depan retina]
Kecuali myopia degeneratif (H44.2)
H52.2 Astigmatism [titik fokus tidak menyatu]
H52.3 Anisometropia [fokus tidak seimbang] dan aniseikonia [ukuran bayangan berbeda]
H52.4 Presbyopia [hypermetropia untuk pandangan dekat]
H52.5 Kelainan-kelainan akomodasi
Ophthalmoplegia internal (complete)(total)
Paresis atau spasme akomodasi
H52.6 Kelainan-kelainan refraksi lainnya
H52.7 Kelainan refraksi, tidak dijelaskan

Gangguan visus dan kebutaan (H53-H54)


H53 Gangguan visus
H53.0 Amblyopia (penurunan daya penglihatan) ex anopsia
Amblyopia: anisometropia, deprivasi, strabismik

H53.1 Gangguan penglihatan subjektif


Metamorphopsia [objek terlihat distorsi],
Scintillating scotoma [bintik buta berpindah-pindah],
Asthenopia [kelelahan mata],
Day blindness, hemeralopia [lebih mudah melihat pada cahaya yang kurang],
Photophobia [tak menyukai cahaya],
Visual halos [area kosong penglihatan], sudden visual loss [visus hilang mendadak],
Kecuali halusinasi visual (R44.1)
H53.2 Diplopia

 664
Double vision [penglihatan kembar]
H53.3 Kelainan lain penglihatan binokuler
Korespondensi abnormal retina, suppresi penglihatan binokuler
Fusi dengan stereopsis cacad, persepsi visual simultan tanpa fusi,
H53.4 Defek lapangan pandang
Pembesaran bintik buta
Penyempitan umum lapangan pandang
Hemianop(s)ia (heteronymous)(homonymous)
Quadrant anop(s)ia
Scotoma:. arkuata, Bjerrum, sentral, cincin
H53.5 Defisiensi penglihatan warna
Achromatopsia, defisiensi penglihatan warna didapat, buta warna
Deuteranomaly, deuteranopia [ buta hijau],
Protanomaly, protanopia [buta merah],
Tritanomaly, tritanopia [buta biru]
Kecuali day blindness (H53.1)
H53.6 Night blindness [rabun senja]
Kecuali akibat defisiensi vitamin A (E50.5)
H53.8 Gangguan penglihatan lainnya
H53.9 Gangguan penglihatan, tidak dijelaskan
H54 Blindness dan low vision – kebutaan dan penglihatan rendah
Note: Untuk definisi kategori gangguan penglihatan lihat tabel di bawah
Kecuali: amaurosis fugax (G45.3)

H54.0 Buta, kedua mata


Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada kedua mata.
H54.1 Buta pada satu mata, rabun pada mata lainnya
Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada satu mata, dan kategori 1 atau 2 pada mata lainnya.
H54.2 Rabun, kedua mata
Kategori gangguan visus 1 atau 2 pada kedua mata.
H54.3 Unqualified visual loss, pada kedua mata
Kategori gangguan visus 9 pada kedua mata.
H54.4 Buta, satu mata
Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya].
H54.5 Rabun, satu mata
Kategori gangguan visus 1 or 2 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya].
H54.6 Unqualified visual loss, satu mata
Kategori gangguan visus 9 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya].
H54.7 Visual loss yang tidak dijelaskan
Kategori gangguan penglihatan 9 NOS.

Catatan khusus dari Volume 2 untuk kategori H54


Kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau penyebabnya tercatat, kecuali kalau
episode perawatan adalah untuk kebutaan itu sendiri. Sebagai penyebab, H54.- bisa digunakan
sebagai kode tambahan.
Tabel berikut memberikan klasifikasi beratnya gangguan visus yang dianjurkan oleh WHO
Study Group on the Prevention of Blindness, Geneva, 6-10 November l972.

 665
Istilah rabun (“low vision”) pada kategori H54 sesuai dengan kategori 1 dan 2; buta
(“blindness”) dengan kategori 3, 4 dan 5, dan "unqualified visual loss" dengan kategori 9.
Kalau luas lapangan pandang diperhitungkan, pasien dengan derajat lapangan >50 dan ≤100
di sekitar fiksasi sentral harus masuk kategori 3, dan pasien dengan lapangan pandang ≤5 0 harus
masuk kategori 4, walau pun ketajaman sentralnya tidak terganggu.

Kategori gangguan Ketepatan penglihatan dengan Ketepatan penglihatan dengan


penglihatan koreksi terbaik yang mungkin koreksi terbaik yang mungkin
Maximum kurang dari Minimum sama atau lebih baik
daripada
1 6/18 6/60
3/10 (0.3): 1/10 (0.1)
20/70 20/200
2 6/60 3/60
1/10 (0.1) 1/20 (0.05)
20/200 20/400
3 3/60 1/60 (hitung jari pada 1 meter)
1/20 (0.05) 1/50 (20/1200)
20/400 5/300 (20/1200)
4 1/60 (hitung jari 1 meter) Persepsi cahaya
1/50 (0.02)
5/300
5 Tidak ada persepsi cahaya Tidak ada persepsi cahaya
9 Tidak bisa ditentukan atau tidak Tidak bisa ditentukan atau tidak
dinyatakan dinyatakan

KELAINAN-KELAINAN LAIN PADA MATA DAN ADNEXA (H55-H59)


H55 Nystagmus dan gerakan irregulaer lain pada mata
Nystagmus: NOS, kongenital, deprivasition, dissosiasi, latent
H57 Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa
H57.0 Kelainan fungsi pupil
H57.1 Nyeri mata
H57.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa
H57.9 Kelainan mata dan adnexa, tidak dijelaskan
H58* Kelainan-kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.
H58.0* Kelainan fungsi pupil pada penyakit c.e.
Fenomena atau pupil Argyll Robertson, sifilis (A52.1†)
H58.1* Gangguan penglihatan pada penyakit c.e.
H58.8* Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa pada penyakit c.e.
Okulopati sifilitika NEC:
kongenital dini (A50.0†), kongenital lanjut (A50.3†)
dini (sekunder) (A51.4†), lanjut (A52.7†)
H59 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, NEC

 666
Kecuali: komplikasi mekanis dari:
lensa intraokuli (T85.2)
alat prostetik, implant, dan graft mata lainnya (T85.3)
pseudophakia (Z96.1)
H59.0 Sindroma vitreous menyusul operasi katarak
H59.8 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur lainnya
Parut khorioretina menyusul operasi terhadap pelepasan retina
H59.9 Kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, tidak dijelaskan

 667
BAB VIII.
PENYAKIT-PENYAKIT TELINGA DAN
PROSESUS MASTOIDEUS (H60-H95)
Kecuali:
penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
neoplasma (C00-D48)
penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik (E00-E90)
komplikasi hamil, melahirkan, dan puerperium (O00-O99)
kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
gejala, tanda, dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal, NEC (R00-R99)
injury, poisoning dan konsekuensi tertentu lain dari penyebab eksterna (S00-T98)

Chapter ini berisi blok-blok berikut:


H60-H62 Penyakit-penyakit external ear
H65-H75 Penyakit-penyakit middle ear dan mastoid
H80-H83 Penyakit-penyakit inner ear
H90-H95 Other Kelainan-kelainan of ear

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:


H62* Gangguan telinga luar pada penyakit c.e
H67* Otitis media pada penyakit c.e
H75* Gangguan lain telinga tengah dan mastoid pada penyakit c.e
H82* Sindorma vertiginosa pada penyakit c.e
H94* Gangguan lain telinga pada penyakit c.e

Penyakit-penyakit telinga luar (H60-H62)


H60 Otitis externa
H60.0 Abses telinga luar
Vesikel, karbunkel, furunkel pada aurikula atau liang telinga luar
H60.1 Sellulitis telinga luar
Sellulitis: aurikula, liang telinga luar
H60.2 Otitis externa maligna
H60.3 Otitis externa infektif lainnya
Otitis externa diffusa, otitis externa haemorrhagika, Swimmer's ear
H60.4 Cholesteatoma telinga luar
Keratosis obturans (saluran) telinga luar
H60.5 Otitis externa akut, noninfektif
Otitis externa akut: NOS, aktinik, kimiawi, kontak, eksematoid, reaktif
H60.8 Otitis externa lainnya
Otitis externa kronis NOS
H60.9 Otitis externa, tidak dijelaskan
H61 Kelainan-kelainan lain telinga luar
H61.0 Perikhondritis telinga luar

 668
Chondrodermatitis nodularis chronica helicis
Perichondritis pada: aurikula, pinna
H61.1 Kelainan daun telinga non-infektif
Deformitas didapatpada: aurikula, pinna
Kecuali: cauliflower ear (M95.1)
H61.2 Impacted cerumen
Lilin dalam telinga
H61.3 Stenosis didapat pada liang telinga luar
Kollaps liang telinga luar
H61.8 Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada telinga luar
Exostosis liang telinga luar
H61.9 Kelainan telinga luar, tidak dijelaskan
H62* Kelainan telinga luar pada penyakit c.e.
H62.0* Otitis externa pada penyakit bakteri c.e
Otitis externa pada erysipelas (A46†)
H62.1* Otitis externa pada penyakit virus c.e
Otitis externa pada infeksi herpesviral [herpes simplex] (B00.1†), zoster (B02.8†)
H62.2* Otitis externa pada mikosis
Otitis externa pada aspergillosis (B44.8†), candidiasis (B37.2†)
Otomycosis NOS (B36.9†)
H62.3* Otitis externa pada penyakit infeksi dan parasit lainnya c.e.
H62.4* Otitis externa pada penyakit lainnya c.e.
Otitis externa pada impetigo (L01.-†)
H62.8* Kelainan-kelainan lain telinga luar pada penyakit c.e.

Penyakit-penyakit telinga tengah dan mastoid (H65-H75)


H65 Otitis media tanpa nanah (nonsuppuratif)
Termasuk: with myringitis (radang membran tympani)
H65.0 Otitis media serosa akut
Otitis media sekretori akut dan subakut
H65.1 Otitis media akut nonsuppuratif lainnya
Otitis media, akut dan subakut: allergika (mukoid)(sanguinosa)(serosa), mukoid,
nonsuppuratif NOS, sanguinosa, seromusinosa
Kecuali: otitis media (akut) NOS (H66.9), otitik barotrauma (T70.0)
H65.2 Otitis media serosa kronis
Chronic tubotympanal catarrh
H65.3 Otitis media mukoid kronis
Otitis media, kronis: musinosa, sekretoris, transudatif; glue ear
Kecuali: penyakit telinga tengah adhesif (H74.1)
H65.4 Otitis media nonsuppuratif kronis lainnya
Otitis media, kronis: allergika, nonsuppuratif NOS, dengan effusi (nonpurulenta),
eksudatif, seromusinosa
H65.9 Otitis media nonsuppuratif, tidak dijelaskan
Otitis media: allergika, dengan effusi (nonpurulenta), katarrhalis, eksudatif, mukoid,
sekretoris, seromusinosa, serosa, transudatif
H66 Otitis media suppuratif dan tidak dijelaskan

 669
Termasuk: dengan myringitis
H66.0 Otitis media suppuratif akut
H66.1 Otitis media suppuratif tubotimpani kronis
Otitis media suppuratif kronis ringan
Penyakit tubotimpani kronis
H66.2 Otitis media suppuratif attico-antral kronis
Penyakit attico-antral kronis
H66.3 Otitis media suppuratif kronis lainnya
Otitis media suppuratif kronis NOS
H66.4 Otitis media suppuratif, tidak dijelaskan
Otitis media purulenta NOS
H66.9 Otitis media, tidak dijelaskan
Otitis media NOS, akut NOS, kronik NOS
H67* Otitis media pada penyakit c.e.
H67.0* Otitis media pada penyakit bakteri c.e
Otitis media pada: TB (A18.6†), scarlet fever (A38†)
H67.1* Otitis media pada penyakit virus c.e
Otitis media pada: measles (B05.3†), influenza (J10-J11†)
H67.8* Otitis media pada penyakit lain c.e
H68 Eustachian salpingitis dan obstruction
H68.0 Eustachian salpingitis – peradangan tuba Eustachius
H68.1 Obstruksi tuba Eustachius
Kompresi, stenosis, striktura tuba Eustachius
H69 Gangguan lain Eustachian tube
H69.0 Patulous Eustachian tube [terbuka karena regangan]
H69.8 Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada tuba Eustachius
H69.9 Kelainan tuba Eustachius, tidak dijelaskan
H70 Mastoiditis dan kondisi terkait
H70.0 Mastoiditis akut
Abses atau empyem masoid
H70.1 Mastoiditis kronis
Karies atau fistula mastoid
H70.2 Petrositis
Peradangan os. Petrosus (acute)(chronic)
H70.8 Mastoiditis dan kondisi terkait lainnya
H70.9 Mastoiditis, tidak dijelaskan
H71 Cholesteatoma telinga tengah
Cholesteatoma tympani
Kecuali: cholesteatoma telinga luar (H60.4)
cholesteatoma rekurens pada rongga pasca-mastoidektomi (H95.0)
H72 Perforasi membrana timpani
Termasuk: perforasi gendang telinga: persisten pasca trauma, pasca peradangan
Kecuali: ruptur traumatika gendang telinga (S09.2)
H72.0 Perforasi membran tympani bagian sentral

 670
H72.1 Perforasi membran tympani bagian attic (atas)
Perforasi pars flaccida
H72.2 Perforasi pinggir lainnya pada membran tympani
H72.8 Perforasi lainnya pada membran tympani
Perforasi membran tympani: ganda atau total
H72.9 Perforasi membran tympani, tidak dijelaskan

H73 Kelainan-kelainan lain membran timpani


H73.0 Acute myringitis / Acute tympanitis
Timpanitis akut, miringitis bullosa
Kecuali: dengan otitis media (H65-H66)
H73.1 Myringitis kronis
Tympanitis kronis
Kecuali: dengan otitis media (H65-H66)
H73.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada membran timpani
H73.9 Kelainan membran timpani, tidak dijelaskan
H74 Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid
H74.0 Tympanosclerosis
H74.1 Penyakit telinga tengah adhesif
Otitis adhesif
Kecuali: glue ear (H65.3)
H74.2 Diskontinuitas dan dislokasi tulang-tulang pendengaran
H74.3 Kelainan tulang-tulang pendengaran didapat lainnya
Ankylosis atau kehilangan sebagian tulang-tulang pendengaran
H74.4 Polyp telinga tengah
H74.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga tengah dan mastoid
H74.9 Kelainan telinga tengah dan mastoid, tidak dijelaskan
H75* Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid pada penyakit c.e.
H75.0* Mastoiditis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Mastoiditis TB (A18.0†)
H75.8* Kelainan lain telinga tengah dan mastoid yang dijelaskan pada penyakit c.e.

Penyakit-penyakit telinga dalam (H80-H83)


H80 Otosklerosis
Termasuk: otospongiosis
H80.0 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, nonobliteratif
H80.1 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, obliteratif
H80.2 Otosklerosis kokhlearis
Otosklerosis yangmelibatkan: kapsul otik, foramen ovale
H80.8 Otosklerosis lainnya
H80.9 Otosklerosis, tidak dijelaskan
H81 Kelainan-kelainan fungsi vestibulum
Kecuali: vertigo: NOS (R42), epidemik (A88.1)
H81.0 Penyakit Méniere

 671
Hidrops labirinth, sindroma atau vertigo Meniere
H81.1 Vertigo paroksismal ringan
H81.2 Neuronitis vestibularis
H81.3 Vertigo perifer lainnya
Sindroma Lermoyez
Vertigo: aura, otogenik, perifer NOS
H81.4 Vertigo yang berasal dari sentral
Nystagmus posisional sentralis
H81.8 Kelainan-kelainan lain fungsi vestibulum
H81.9 Kelainan fungsi vestibulum, tidak dijelaskan
Sindroma vertiginosa NOS
H82* Sindroma vertiginosa pada penyakit c.e.
H83 Penyakit-penyakit telinga dalam lainnya
H83.0 Labyrinthitis
H83.1 Fistula labirinth
H83.2 Disfungsi labirinth
Hipersensitivitas, hipofungsi, hilangnya fungsi labirinth
H83.3 Efek-efek bising terhadap telinga dalam
Trauma akustik, penurunan pendengaran akibat bising
H83.8 Penyakit-penyakit lain yang dijelaskan pada telinga dalam
H83.9 Penyakit-penyakit telinga dalam, tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan lain pada telinga (H90-H95)


Catatan khusus dari Volume 2 untuk H90-H91: Hearing loss
Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode kondisi utama kalau penyebabnya diketahui,
kecuali kalau episode perawatan adalah untuk kehilangan pendengaran itu sendiri. Untuk mengkode
penyebab, H90.- atau H91.- bisa digunakan sebagai kode tambahan.
H90 Tuli konduktif dan sensorineural
Termasuk: tuli kongenital
Kecuali: deaf mutism [bisu-tuli] NEC (H91.3), tuli NOS (H91.9)
tuli: akibat bising (H83.3), ototoksik (H91.0)
mendadak (idiopathic) (H91.2), NOS (H91.9)
H90.0 Tuli konduktif, bilateral
H90.1 Tuli konduktif unilateral; sisi kontralateral baik
H90.2 Tuli konduktif, tidak dijelaskan
Tuli konduktif NOS
H90.3 Tuli sensorineural, bilateral
H90.4 Tuli sensorineural unilateral; sisi kontralateral baik
H90.5 Tuli sensorineural, tidak dijelaskan
Tuli sensorineural NOS, tuli kongenital NOS
Tuli: sentral, neural, perseptif, atau sensoris NOS
H90.6 Tuli campur konduktif dan sensorineural, bilateral
H90.7 Tuli campur konduktif dan sensorineural unilateral; sisi kontralateral baik
H90.8 Tuli campur konduktif dan sensorineural, tidak dijelaskan
H91 Tuli lainnya

 672
Kecuali: tuli psikogenik (F44.6),
impacted cerumen (H61.2),
tuli akibat bising (H83.3)
tuli menurut klasifikasi pada H90.-,
tuli iskemik sementara (H93.0)
persepsi pendengaran abnormal (H93.2)
H91.0 Tuli ototoksik
H91.1 Presbycusis [tuli sensorineural pada penuaan]
Presbyacusia
H91.2 Tuli idiopatik mendadak
Tuli mendadak NOS
H91.3 Bisu-tuli, not elsewhere classified
H91.8 Tuli lain yang dijelaskan
H91.9 Tuli, tidak dijelaskan
Deafness: NOS, frekuensi tinggi, frekuensi rendah
H92 Otalgia dan effusi telinga
H92.0 Otalgia
H92.1 Otorrhoea
Kecuali: bocoran cerebrospinal fluid melalui telinga (G96.0)
H92.2 Otorrhagia [perdarahan melalui telinga luar]
Kecuali: otorrhagia traumatika.
H93 Kelainan-kelainan lain telinga, not elsewhere classified
H93.0 Kelainan-kelainan degeneratif dan vaskular pada telinga
Tuli iskemik sementara
Kecuali: presbycusis (H91.1)
H93.1 Tinnitus
H93.2 Persepsi pendengaran abnormal lainnya
Auditory recruitment [pendengaran berlebih dari yang ada]
Diplacusis [pendengaran beda antara kedua telinga, pendengaran ganda]
Hyperacusis [sangat sensitif terhadap suara]
Perubahan ambang pendengaran sementara
Kecuali: hallusinasi auditorius (R44.0)
H93.3 Kelainan-kelainan n. akustikus
Kelainan NC VIII
H93.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga
H93.9 Kelainan telinga, tidak dijelaskan
H94* Kelainan-kelainan lain telinga pada penyakit c.e.
H94.0* Neuritis akustikus pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Neuritis akustikus pada sifilis (A52.1†)
H94.8* Gangguan lain telinga yang dijelaskan pada penyakit c.e.
H95 Kelainan pasca-prosedur telinga dan prosesus mastoideus, NEC
H95.0 Kholesteatoma rekuren pada rongga pasca-mastoidectomi
H95.1 Kelainan lain menyusul mastoidectomi
Peradangan kronis, granulasi, kista mukosa: pada rongga pasca-mastoidectomi
H95.8 Kelainan-kelainan pasca prosedur lain pada telinga dan prosesus mastoideus

 673
H95.9 Kelainan pasca prosedur pada telinga dan prosesus mastoideus, tidak dijelaskan

 674
BAB IX.
PENYAKIT-PENYAKIT SISTEM
SIRKULASI (I00-I99)
Kecuali: penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
neoplasma (C00-D48)
menyakit endokrin, nutrisi dan metabolik (E00-E90)
serangan iskemik otak sementara dan sindroma yang terkait (G45.-)
kelainan jaringan penyambung sistemik (M30-M36)
komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
kondisi tertentu yang dimulai pada masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
tanda, gejala, dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal, n.e.c. (R00-R99)
cedera, keracunan dan konsekwensi lain tertentu dari penyebab luar (S00-T98)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


I00-I02Demam rematik akut
I05-I09Penyakit jantung rematik kronik
I10-I15Penyakit hipertensi
I20-I25Penyakit jantung iskemik
I26-I28Penyakit jantung paru dan penyakit sirkulasi paru-paru
I30-I52Bentuk-bentuk lain penyakit jantung
I60-I69Penyakit serebrovaskuler
I70-I79Penyakit arteri, arteriol, dan kapiler
I80-I89Penyakit vena, pembuluh limfe, dan kelenjar limfe, n.e.c.
I95-I99Kelainan sistem sirkulasi lain dan tak dijelaskan

Kategori asterisk untuk bab ini tersedia sebagai berikut:


I32* Perikarditis pada penyakit c. e.
I39* Endokarditis dan kelainan katup jantung pada penyakit c. e.
I41* Miokarditis pada penyakit c. e.
I43* Kardiomiopati pada penyakit c. e.
I52* Kelainan jantung lainnya pada penyakit c. e.
I68* Kelainan serebrovaskuler pada penyakit c. e.
I79* Kelainan arteri, arteriol dan kapiler pada penyakit c. e.
I98* Kelainan sistem sirkulasi lain pada penyakit c. e.

Demam rematik akut (I00-I02)


I00 Demam rematik tanpa disebutkan keterlibatan jantung.
Arthritis rematik, akut atau subakut
I01 Demam rematik dengan keterlibatan jantung
Kecuali: penyakit-penyakit kronik yang asal-usulnya rematik (I05-I09), kecuali kalau demam
rematik terdapat pula atau kalau ada bukti munculnya kembali atau adanya aktifitas

 675
proses rematik. Pada kasus dengan keraguan tentang aktifitas rematik pada waktu
kematian, rujuk aturan pengkodean mortalitas pada Volume 2.

Volume 2 Demam rematik (I00-I02) atau penyakit jantung rematik (I05-I09) yang dilaporkan
‘disebabkan oleh’ apa pun penyakit selain demam skarlet (A38), septikemia
streptokokus (A40.-), radang farings karena streptokokus (J02.0), dan tonsilitis akut
(J03.-) adalah sangat musykil,
Kalau tidak ada pernyataan bahwa proses rematik bersifat aktif pada saat kematian,
anggap kondisi itu aktif kalau kondisi jantung (selain kondisi terminal dan endokarditis
bakteri) yang dianggap rematik atau akibat demam rematik dinyatakan akut atau
subakut. Tanpa pernyataan ini, istilah ‘karditis’, ‘endokarditis’, ‘penyakit jantung’,
‘miokarditis’, dan ‘pankarditis’ bisa dianggap akut kalau interval antara onset dan
kematian <1 tahun, atau kalau interval tidak disebutkan, usia kematian di bawah 15
tahun. ‘Perikarditis’ dapat dianggap akut pada usia berapa saja.

I01.0 Perikarditis rematik akut


Setiap kondisi pada I00 dengan perikarditis
Perikarditis rematik (akut)
Kecuali: kalau tidak dinyatakan rematik (I30.-)
I01.1 Endokarditis rematik akut
Setiap kondisi pada I00 dengan endokarditis or valvulitis
Valvulitis rematik akut
I01.2 Miokarditis rematik akut
Setiap kondisi pada I00 dengan miokarditis
I01.8 Penyakit jantung rematik akut lainnya (termasuk keterlibatan ganda)
Setiap kondisi pada I00 dengan jenis keterlibatan jantung lain atau ganda.
Pankarditis rematik akut
I01.9 Penyakit jantung rematik akut, tak dijelaskan
Setiap kondisi pada I00 dengan jenis keterlibatan jantung tak dijelaskan
Karditis rematik, akut
Penyakit jantung rematik, aktif atau akut
I02 Khorea rematik
Termasuk: khorea Sydenham
Kecuali: khorea
- Huntington (G10)
- khorea NOS (G25.5)
I02.0 Khorea rematik yang keterlibatan jantung
Khorea NOS yang melibatkan jantung
Khorea rematik dengan semua jenis keterlibatan jantung yang diklasifikasi pada I01.-
I02.9 Khorea rematik tanpa keterlibatan jantung
Khorea rematik NOS

Penyakit jantung rematik kronik (I05-I09)


I05 Penyakit katup mitral rematik

 676
Termasuk: kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I05.0 atau I05.2-I05.9, baik dinyatakan rematik
atau tidak
Kecuali: kalau dinyatakan bukan-rematik (I34.-)
I05.0 Stenosis mitral
Obstruksi (katup) mitral (rematik)
I05.1 Insuffisiensi mitral rematik
Inkompetensi mitral rematik
Regurgitasi mitral rematik

I05.2 Stenosis mitral dengan insufisiensi


Stenosis mitral dengan inkompetensi atau regurgitasi
I05.8 Penyakit katup mitral lainnya
Kegagalan (katup) mitral
I05.9 Penyakit katup mitral, tak dijelaskan
Kelainan (katup) mitral (kronik) NOS
I06 Penyakit katup aorta rematik
Kecuali: kalau tidak dinyatakan rematik (I35.-)
I06.0 Stenosis aorta rematik
Obstruksi (katup) aorta rematik
I06.1 Insuffisiensi aorta rematik
Inkompetensi aorta rematik
Regurgitasi aorta rematik
I06.2 Stenosis aorta rematik dengan insufisiensi
Stenosis aorta rematik dengan inkompetensi atau regurgitasi
I06.8 Penyakit katup aorta rematik lainnya
I06.9 Penyakit katup aorta rematik, tak dijelaskan
Penyakit (katup) aorta rematik NOS
I07 Penyakit katup trikuspid rematik
Termasuk: baik dinyatakan rematik atau tidak
Kecuali: kalau dinyatakan bukan-rematik (I36.-)
I07.0 Stenosis trikuspid
Stenosis (katup) trikuspid (rematik)
I07.1 Insufisiensi trikuspid
Insufisiensi (katup) trikuspid (rematik)
I07.2 Stenosis trikuspid dengan insufisiensi
I07.8 Penyakit katup trikuspid lainnya
I07.9 Penyakit katup trikuspid, tak dijelaskan
Penyakit katup trikuspid NOS
I08 Penyakit katup ganda
Termasuk: baik dinyatakan rematik atau tidak
Kecuali: endokarditis, katup tak dijelaskan(I38)
penyakit rematik endokardium, katup tak dijelaskan (I09.1)

I08.0 Penyakit katup-katup mitral dan aorta


Keterlibatan katup-katup mitral dengan aorta baik dinyatakan rematik atau tidak
I08.1 Penyakit katup-katup mitral dengan trikuspid

 677
I08.2 Penyakit katup-katup aorta dengan trikuspid
I08.3 Kelainan gabungan katup-katup mitral, aorta dan trikuspid
I08.8 Penyakit katup ganda lainnya
I08.9 Penyakit katup ganda, tak dijelaskan
I09 Penyakit jantung rematik lainnya
I09.0 Miokarditis rematik
Kecuali: miokarditis tidak dinyatakan sebagai rematik (I51.4)
I09.1 Penyakit rematik endokardium, katup tak dijelaskan
Endokarditis rematik (kronik)
Valvulitis rematik (kronik)
Kecuali: endokarditis, katup tak dijelaskan (I38)
I09.2 Perikarditis rematik kronik
Perikardium adherent rematik
Mediastinoperikarditis rematik kronik
Mioperikarditis rematik kronik
Kecuali: kalau tidak dinyatakan sebagai rematik (I31.-)
I09.8 Penyakit jantung rematik lain yang dijelaskan
Penyakit rematik pada katup pulmonalis
I09.9 Penyakit jantung rematik, tak dijelaskan
Karditis rematik
Gagal jantung rematik
Kecuali: karditis rematoid (M05.3)

Penyakit-penyakit hipertensi (I10-I15)


Kecuali: melibatkan pembuluh darah koroner (I20-I25)
hipertensi pulmonalis (I27.0)
mempersulit kehamilan, melahirkan dan nifas (O10-O11, O13-O16)
hipertensi neonatus (P29.2)
I10 Hipertensi essensial (primer)
Tekanan darah tinggi
Hipertensi (arteri)(esensial)(primer)(sistemik)(ringan)(berat)
Kecuali: melibatkan pembuluh darah pada:
- mata (H35.0)
- otak (I60-I69),
I11 Penyakit jantung hipertensif
Termasuk: semua keadaan pada I50.-, I51.4-I51.9 akibat hipertensi
I11.0 Penyakit jantung hipertensif dengan gagal jantung (kongestif)
Gagal jantung hipertensif
I11.9 Penyakit jantung hipertensif tanpa kegagalan jantung (kongestif)
Penyakit jantung hipertensif NOS
I12 Penyakit ginjal hipertensi
Termasuk: semua keadaan pada N18.-, N19.- atau N26.- bersama kondisi I10
arteriosklerosis ginjal
nefritis arteriosklerotik (kronik) (intersitialis)
nefropati hipertensif

 678
nefrosklerosis
Kecuali: hipertensi sekunder (I15.-)
I12.0 Penyakit ginjal hipertensif dengan gagal ginjal
Gagal ginjal hipertensif
I12.9 Penyakit ginjal hipertensif tanpa gagal ginjal
Penyakit ginjal hipertensi NOS
I13 Penyakit jantung dan ginjal hipertensi
Termasuk: semua kondisi pada I11.- bersama semua kondisi pada I12.-
penyakit: kardiorenal
penyakit ginjal kardiovaskular
I13.0 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal jantung (kongestif)
I13.1 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal ginjal
I13.2 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal jantung (kongestif) serta gagal ginjal
I13.9 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif, tak dijelaskan
I15 Hipertensi sekunder
Kecuali: melibatkan pembuluh darah: mata (H35.0)
melibatkan pembuluh darah: otak (I60-I69)
I15.0 Hipertensi renovaskuler
I15.1 Hipertensi akibat kelainan ginjal lainnya
I15.2 Hipertensi akibat kelainan endokrin
I15.8 Hipertensi sekunder lain
I15.9 Hipertensi sekunder, tak dijelaskan

Penyakit jantung iskemia (I20-I25)


Catatan: Untuk morbiditas, durasi yang dipakai pada katergori I21-I25 adalah interval antara
onset episode iskemia dan admisi pengobatan. Untuk mortalitas, durasi adalah interval
antara onset dan kematian.
Termasuk: kalau disebutkan hipertensi (I10-I15)
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi adanya hipertensi
I20 Angina pektoris
I20.0 Unstable angina
Angina: crescendo, de novo effort, makin berat waktu bekerja
Sindroma: koroner intermediate, preinfark
I20.1 Angina pektoris dengan spasme terdokumentasi
Angina:
- angiospastik
- Prinzmetal
- akibat spasme
- variant
I20.8 Bentuk lain angina pektoris
Angina ketika bekerja
Stenokardia
I20.9 Angina pektoris, tak dijelaskan
Angona: NOS, kardiak
Sindroma angina
Nyeri dada iskemik

 679
I21 Infark miokardium akut – acute myocardial infarction (MCI)
Termasuk: MCI yang dinyatakan akut, atau lamanya ≤4 mg (28 hari) sejak onset.
Kecuali: komplikasi tertentu sekarang menyusul MCI akut (I23.-)
MCI:
- lama (I25.2)
- susulan (I22.-)
- dinyatakan kronik atau durasi > 4 mg (28 hari) sejak onset (I25.8)
sindroma pasca MCI (I24.1),
I21.0 MCI transmural akut dinding anterior jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) depan NOS
- anteroapikal
- anterolateral
- anteroseptum
I21.1 MCI transmural akut dinding inferior jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- dinding diafragmatika
- (dinding) inferior NOS
- inferolateral
- inferoposterior
I21.2 MCI transmural akut pada bagian lain jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) lateral NOS, apical-lateral, basal-lateral, lateral tinggi
- posterior (sejati), posterobasal, posterolateral, posteroseptal
- septal NOS
I21.3 MCI transmural akut pada bagian jantung yang tak dijelaskan
MCI transmural NOS
I21.4 MCI subendokardium akut,
MCI non-transmural NOS
I21.9 MCI akut, tak dijelaskan
MCI (akut) NOS
I22 MCI susulan
Termasuk: MCI rekurent
Kecuali: dinyatakan kronik atau durasi >4 minggu (28 hari) sejak onset (I25.8)
I22.0 MCI susulan dinding jantung bagian anterior
Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) anterior NOS
- anteroapikal
- anterolateral
- anteroseptal
I22.1 MCI susulan dinding jantung bagian inferior
Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) inferior NOS
- dinding diafragma
- inferolateral
- inferoposterior
I22.8 MCI susulan pada bagian lain

 680
Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) lateral NOS, apical-lateral, basal-lateral, lateral tinggi
- posterior (sejati), posterobasal, posterolateral, posteroseptal
- septal NOS
I22.9 MCI susulan pada bagian yang tak dijelaskan
I23 Komplikasi tertentu sekarang menyusul MCI akut
Kecuali: kondisi berikut ini, kalau:
- muncul bersama MCI akut (I21-I22)
- tidak dinyatakan sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut (I31.-, I51.-)
I23.0 Hemoperikardium sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.1 Atrial septal defect (ASD) sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.2 Ventricular septal defect (VSD) sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.3 Ruptur dinding jantung tanpa hemoperikardium sebagai komplikasi sekarang menyusul
MCI akut
Kecuali: dengan hemoperikardium (I23.0)
I23.4 Ruptura khordae tendineae sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.5 Ruptur m. papillaris sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.6 Trombosis atrium, apendix aurikula, dan ventrikel sebagai komplikasi sekarang menyusul
MCI akut
I23.8 Komplikasi sekarang lainnya menyusul MCI akut
I24 Penyakit jantung iskemik akut lainnya
Kecuali: angina pectoris (I20.-),
iskemia miokadium sementara pada bayi baru lahir (P29.4)
I24.0 Trombosis koroner yang tidak menyebabkan MCI
Embolisme, oklusi, tromboembolisme (arteri)(vena) koronaria:
yang tidak menyebabkan MCI
Kecuali: dinyatakan kronik atau durasi > 4 mg (28 hari) sejak onset (I25.8)
I24.1 Sindroma Dressler
Sindorma pasca MCI
I24.8 Bentuk lain penyakit jantung iskemik akut:
Kegagalan koroner
Insufisiensi koroner
I24.9 Penyakit jantung iskemik akut, tak dijelaskan
Kecuali: penyakit jantung iskemik (kronik) NOS (I25.9)
I25 Penyakit jantung iskemik kronik
Kecuali: penyakit kardiovaskuler NOS (I51.6)
I25.0 Penyakit kardiovaskuler atherosklerotik, dinyatakan demikian
I25.1 Penyakit jantung atherosklerotik koroner
Penyakit, sklerosis, ateroma, aterosklerosis:
pada (arteri) koronaria
I25.2 MCI lama
MCI sembuh
MCI sebelumnya didiagnosa dengan ECG atau pemeriksaan khusus lain, tapi saat ini tidak
menunjukkan gejala
I25.3 Aneurisma jantung
Aneurisma: mural, ventrikel

 681
I25.4 Aneurisma arteri koronaria
Fistula arterio-vena koronaria, didapat
Kecuali: aneurisma (arteri) koronaria kongenital (Q24.5)
I25.5 Kardiomiopati iskemik
I25.6 Iskemia miokardium tenang (silent)
I25.8 Bentuk-bentuk lain penyakit jantung iskemik kronik
Setiap kondisi pada I21-I22 dan I24.- yang dinyatakan sebagai kronik atau dengan durasi
>4 mg (28 hari) sejak onset
I25.9 Penyakit jantung iskemik kronik, tak dijelaskan
Penyakit jantung iskemik (kronik) NOS

Penyakit jantung-paru dan penyakit sirkulasi pulmonalis (I26-I28)


I26 Emboli pulmonalis
Termasuk: (arteri)(vena) pulmonalis dengan:
- infark
- - tromboembolisme
- trombosis:
Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
- kehamilan, melahirkan dan nifas (O88.-)
I26.0 Emboli pulmonalis dengan disebutkan cor pulmonale akut
Cor pulmonale akut NOS
I26.9 Emboli pulmonalis tanpa disebutkan cor pulmonale akut
Emboli pulmonalis NOS

I27 Penyakit jantung-paru lainnya


I27.0 Hipertensi pulmonalis primer
Hipertensi (arteri) pulmonalis (idiopatik)(primer)
I27.1 Penyakit jantung kifo-skoliotik
I27.2 Hipertensi pulmonalis sekunder lain ***
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi penyakit dasar ***.
I27.8 Penyakit jantung-paru lain yang dijelaskan
I27.9 Penyakit jantung-paru, tak dijelaskan
Penyakit kardiopulmonalis kronik
Kor pulmonale (kronik) NOS
I28 Penyakit pembuluh pulmonalis lain
I28.0 Fistula arteriovena pembuluh pulmonalis
I28.1 Aneurisma arteri pulmonalis
I28.8 Penyakit pembuluh pulmonalis lain yang dijelaskan:
Ruptur, stenosis, striktura:
pada pembuluh pulmonalis
I28.9 Penyakit pembuluh pulmonalis, tak dijelaskan

Bentuk-bentuk lain penyakit jantung (I30-I52)


I30 Perikarditis akut

 682
Termasuk: effusi perikardium akut
Kecuali: perikarditis rematik (akut) (I01.0)
I30.0 Perikarditis idiopatik nonspesifik akut
I30.1 Perikarditis infeksi
Pericarditis: pneumokokus, stafilokokus, streptokokus, purulenta, virus
Pioperikarditis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi.
I30.8 Bentuk-bentuk lain perikarditis akut
I30.9 Perikarditis akut, tak dijelaskan
I31 Penyakit lain pada perikardium
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.2)
komplikasi sekarang menyusul MCI akut (I23.-),
sindroma pasca-kardiotomi (I97.0)
trauma (S26.-)
I31.0 Perikarditis adhesif kronik
Accretio cordis
Perikardium adherent
Mediastinoperikarditis adhesif
I31.1 Perikarditis konstriktif kronik
Concretio cordis
Kalsifikasi perikardium
I31.2 Hemoperikardium, n.e.c.
I31.3 Effusi perikardium (bukan radang)
Chylopericardium
I31.8 Penyakit lain perikardium yang dijelaskan
Plaque epikardium
Adhesi perikardium pada fokus tertentu

I31.9 Penyakit perikardium, tak dijelaskan


Cardiac tamponade
Perikarditis (kronik) NOS
I32* Perikarditis pada penyakit c. e.
I32.0* Perikarditis pada penyakit bakteri c. e.
Pericarditis:
- TB (A18.8†)
- meningokokus (A39.5†)
- sifilis (A52.0†)
- gonokokus (A54.8†)
I32.1* Perikarditis pada penyakit infeksi atau parasit lain c. e.
I32.8* Perikarditis pada penyakit lain c. e.
Perikarditis (pada ):
- rematoid (M05.3†)
- systemic lupus erythematosus (M32.1†)
- uremik (N18.8†)
I33 Endokarditis akut dan subakut
Kecuali: endokarditis rematik akut (I01.1)

 683
endokarditis NOS (I38)
I33.0 Endokarditis infeksi akut dan subakut
Endokarditis (akut)(subakut):
- bakteri
- infektif NOS
- lenta
- ulseratif
- malignant
- septik
I33.9 Endokarditis akut, tak dijelaskan
Endokarditis, mioendokarditis, periendokarditis:
akut atau subakut
I34 Kelainan katup mitral non-rematik
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I05.-)
katup mitral dengan:
- stenosis (I05.0)
- kegagalan (I05.8)
- penyakit (I05.9)
kalau penyebab tidak jelas, tapi disebutkan:
- stenosis atau obstruksi mitral (I05.0)
- penyakit katup aorta (I08.0)
I34.0 Insufisiensi (katup) mitral
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) mitral:
NOS atau penyebab dijelaskan selain rematik
I34.1 Prolapsus (katup) mitral
Sindroma katup mitral lembek [floppy]
Kecuali: sindroma Marfan (Q87.4)
I34.2 Stenosis (katup) mitral non-rematik
I34.8 Kelainan katup mitral non-rematik lain
I34.9 Kelainan lain katup mitral non-rematik, tak dijelaskan
I35 Kelainan katup aorta non-rematik
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I06.-)
stenosis subaorta hipertrofik (I42.1)
kalau sebab tak dijelaskan tapi disebutkan penyakit katup mitral (I08.0)
I35.0 Stenosis (katup) aorta
I35.1 Insufisiensi (katup) aorta
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) aorta:
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik
I35.2 Stenosis (katup) aorta dengan insufisiensi
I35.8 Kelainan katup aorta lain
I35.9 Kelainan katup aorta, tak dijelaskan
I36 Kelainan katup trikuspid non-rematik
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I07.-)
kalau penyebab tak dijelaskan (I07.-)
I36.0 Stenosis (katup) trikuspid non-rematik
I36.1 Insufisiensi (katup) trikuspid non-rematik

 684
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) trikuspid:
penyebab dijelaskan, selain rematik
I36.2 Stenosis (katup) trikuspid non-rematik dengan insufisiensi
I36.8 Kelainan katup trikuspid non-rematik lainnya
I36.9 Kelainan katup trikuspid non-rematik, tak dijelaskan
I37 Kelainan katup pulmonalis
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.8)
I37.0 Stenosis katup pulmonalis
I37.1 Insufisiensi katup pulmonalis
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) pulmonalis:
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik
I37.2 Stenosis katup pulmonalis dengan insufisiensi
I37.8 Kelainan katup pulmonalis lain
I37.9 Kelainan katup pulmonalis, tak dijelaskan
I38 Endokarditis, katup tak dijelaskan
Endokarditis (kronik) NOS
Inkompetensi, insufisiensi, regurgitasi, atau stenosis katup:
jenis katup tidak disebutkan
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik
Valvulitis (kronik), katup tidak disebutkan; NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik
Kecuali: fibroelastosis endokardium (I42.4)
kalau dinyatakan rematik (I09.1)
I39* Endokarditis dan kelainan katup pada penyakit c. e.
Termasuk: keterlibatan endokardium pada:
- demam tifoid (A01.0†)
- TB (A38.8†)
- infeksi meningokokus (A39.5†)
- sifilis (A52.0†)
- infeksi gonokokus (A54.8†)
- infeksi kandida (B37.6†),
- arthritis rematoid (M05.3†),
- penyakit Libman Sacks (M32.1†)
I39.0* Kelainan katup mitral pada penyakit c. e.
I39.1* Kelainan katup aorta pada penyakit c. e.
I39.2* Kelainan katup trikuspid pada penyakit c. e.
I39.3* Kelainan katup pulmonalis pada penyakit c. e.
I39.4* Kelainan katup ganda pada penyakit c. e.
I39.8* Endokarditis, katup tidak jelas, pada peny. c. e.
I40 Miokarditis akut
I40.0 Miokarditis infeksi
Miokarditis septik
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi.
I40.1 Miokarditis tersendiri (isolated)
I40.8 Miokarditis akut lain
I40.9 Miokarditis akut, tak dijelaskan

 685
I41* Miokarditis pada penyakit c. e.
I41.0* Miokarditis pada penyakit bakteri c. e.
Miokarditis:
- TB (A18.8†)
- difteria (A36.8†)
- meningokokus (A39.5†)
- sifilis (A52.0†)
- gonokokus (A54.8†)
I41.1* Miokarditis pada penyakit virus c. e..
Miokarditis influenza (akut):
- virus diidentifikasi (J10.8†)
- virus tak diidentifikasi (J11.8†)
Miocarditis mumps (B26.8†)
I41.2* Miokarditis pada peny. infeksi dan parasit c. e.
Miokarditis pada:
- penyakit Chagas: akut (B57.0†), (kronik) (B57.2†)
- toxoplasmosis (B58.8†)
I41.8* Miokarditis pada penyakit lain c. e.
Miokarditis sarkoid (D86.8†)
Miokarditis rematoid (M05.3†)
I42 Kardiomiopati
Kecuali: kardiomiopati yang mempersulit:
- nifas (O90.3)
- kehamilan (O99.4)
kardiomiopati iskemik (I25.5)
I42.0 Kardiomiopati dilatasi
Kardiomiopati kongestif ***
I42.1 Kardiomiopati hipertrofik obstruktif
Stenosis subaorta hipertrofik
I42.2 Kardiomiopati hipertrofik lainnya
Kardiomiopati hipertrofik non-obstruktif
I42.3 Penyakit endomiokardium (eosinofilik)
Fibrosis endomiokardium (tropik)
Endokarditis Löffler
I42.4 Fibroelastosis endokardium
Kardiomiopati kongenital
I42.5 Kardiomiopati restriktif lainnya
Kardiomiopati konstriktif NOS ***
I42.6 Kardiomiopati alkoholik
I42.7 Kardiomiopati akibat drugs dan agen luar lainnya
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi penyebab.
I42.8 Kardiomiopati lain
I42.9 Kardiomiopati, tak dijelaskan
Kardiomiopati (primer) (sekunder) NOS
I43* Kardiomiopati pada penyakit c. e.
I43.0* Kardiomiopati pada penyakit infeksi dan parasit c.e.

 686
Kardiomiopati pada difteria (A36.8†)
I43.1* Kardiomiopati pada penyakit metabolik
Amiloidosis jantung (E85.-†)
I43.2* Kardiomiopati pada penyakit gizi
Kardiomiopati nutrisi NOS (E63.9†)
I43.8* Kardiomiopati pada penyakit lain c. e.
Penyakit jantung tirotoksikosis (E05.9†),
Tofi gout pada jantung (M10.0†)
I44 Blok atrioventrikel dan cabang bundel kiri
I44.0 Blok atrioventrikel, tingkat pertama
I44.1 Blok atrioventrikel, tingkat kedua
Blok atrioventrikel tipe I dan II
Blok tingkat kedua, tipe I dan II
Blok Möbitz tipe I dan II
Blok Wenckebach
I44.2 Blok atrioventrikel komplit
Blok jantung komplit NOS
Blok tingkat ketiga
I44.3 Blok atrioventrikel lain dan tak dijelaskan
Blok atrioventrikel NOS
I44.4 Blok fasikulus anterior kiri
I44.5 Blok fasikulus posterior kiri
I44.6 Blok fasikulus lain dan tak dijelaskan
Hemiblok cabang bundel kiri NOS
I44.7 Blok cabang bundel kiri, tak dijelaskan
I45 Kelainan konduksi lain
I45.0 Blok fasikulus kanan
I45.1 Blok cabang bundel kanan lain dan tak dijelaskan
Blok cabang bundel kanan NOS
I45.2 Blok bifasikulus
I45.3 Blok trifasikulus
I45.4 Blok intraventrikel non-spesifik
Blok cabang bundel NOS
I45.5 Blok jantung lain yang dijelaskan
Blok sinoatrium
Blok sinoaurikulum
Kecuali: blok jantung NOS (I45.9)
I45.6 Sindroma pre-eksitasi
Eksitasi atrioventrikel anomali
Konduksi atrioventrikel:
- dipercepat
- tambahan
- pre-eksitasi
Sindroma Lown-Ganong-Levine
Sindroma Wolff-Parkinson-White
I45.8 Kelainan konduksi lain yang dijelaskan

 687
Disosiasi atrioventrikel
Disosiasi interferensi
I45.9 Kelainan konduksi, tak dijelaskan
Blok jantung NOS
Sindroma Stokes-Adams
I46 Cardiac arrest
Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
syok kardiogenik (R57.0)
I46.0 Cardiac arrest dengan resusitasi berhasil
I46.1 Sudden cardiac death; begitu dituliskan
Kecuali: mati mendadak NOS (R96.-)
mati mendadak dengan::
- infark miokardium (I21-I22)
- kelainan konduksi (I44-I45)
I46.9 Cardiac arrest, tak dijelaskan
I47 Takikardia paroxismal
Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
takikardia NOS (R00.0)
I47.0 Aritmia ventrikel re-entri
I47.1 Takikardia supraventrikel
Takikardia paroksismal:
- atrium
- atrioventrikel (AV)
- junction [bundel His dan fasikulus]
- nodus
I47.2 Takikardia ventrikel
I47.9 Takikardia paroksismal, tak dijelaskan
Sindroma Bouveret(-Hoffmann)
I48 Fibrillasi dan flutter atrium
I49 Aritmia jantung lainnya
Kecuali: disritmia neonatus (P29.1)
bradikardia NOS (R00.1)
mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
I49.0 Fibrillasi dan flutter ventrikel
I49.1 Depolarisasi prematur atrium
Denyut prematur atrium
I49.2 Depolarisasi prematur junction
I49.3 Depolarisasi prematur ventrikel
I49.4 Depolarisasi prematur lain dan tak dijelaskan:

 688
Denyut ektopik
Ekstrasistole
Aritmia ekstrasistolik
Denyut prematur NOS
Kontraksi prematur
I49.5 Sick sinus syndrome
Sindroma takikardia-bradikardia
I49.8 Aritmia jantung lainnya yang dijelaskan
Gangguan irama:
- nodus
- sinus koronaria
- ektopik,
I49.9 Aritmia jantung, tak dijelaskan
Aritmia (jantung) NOS
I50 Heart failure
Kecuali: akibat hipertensi (I11.0)
akibat hipertensi dengan penyakit ginjal (I13.-)
setelah bedah jantung atau akibat adanya prostesis jantung (I97.1)
mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
kegagalan jantung neonatus (P29.0)
I50.0 Payah jantung kongestif
Penyakit jantung kongestif
Payah ventrikel kanan (akibat payah jantung kiri)
I50.1 Payah ventrikel kiri
Edema paru-paru akut dengan disebutkan penyakit jantung NOS atau payah jantung
Asma jantung
Payah jantung kiri
I50.9 Payah jantung, tak dijelaskan
Payah kardiak, jantung atau miokardium NOS
I51 Komplikasi penyakit jantung dan penyakit jantung yang deskripsinya kabur
Kecuali: setiap kondisi pada I51.4-I51.9 akibat hipertensi (I11.-),
- dengan penyakit ginjal (I13.-)
kalau dinyatakan rematik (I00-I09)
komplikasi yang timbul menyusul MCI akut (I23.-);
I51.0 Cacad septum jantung, didapat
Cacad septum didapat (lama):
- atrium
- aurikuler
- ventrikel
I51.1 Ruptur chordae tendineae, not elsewhere classified
I51.2 Ruptur m. papillaris, not elsewhere classified
I51.3 Rhrombosis intracardiak, not elsewhere classified
Thrombosis (lama):
- apex

 689
- atrium
- aurikuler
- ventrikel
I51.4 Miokarditis, tak dijelaskan
Fibrosis miokardium
Miokarditis:
- NOS
- kronik (interstitium)
I51.5 Degenerasi miokardium
Degenerasi lemak pada jantung atau miokardium
Degenerasi senilis pada jantung atau miokardium
Penyakit miokardium
I51.6 Penyakit kardiovaskuler, tak dijelaskan
Cardiovascular accident NOS
Kecuali: penyakit kardiovaskuler aterosklerotik, begitu dituliskan (I25.0)
I51.7 Kardiomegali
Dilatasi jantung,
Hipertrofi jantung,
Dilatasi ventrikel
I51.8 Penyakit jantung lain yang tidak jelas
Karditis (akut)(kronik)
Pankarditis (akut)(kronik)
I51.9 Penyakit jantung, tak dijelaskan
I52* Kelainan jantung lain pada penyakit c. e.
Kecuali: Kelainan kardiovascular NOS pada penyakit c. e. (I98.-*)
I52.0* Kelainan jantung lain pada penyakit bakteri c. e.
Karditis meningokokus NEC (A39.5†)
I52.1* Kelainan jantung lain pada penyakit infeksi dan parasit lain c. e.
Penyakit jantung-paru pada skhistosomiasis (B65.-†)
I52.8* Kelainan jantung lain pada penyakit lain c. e.
Karditis rematoid (M05.3†)

Penyakit-penyakit serebrovaskuler (I60-I69)


Termasuk: dengan disebutkan hipertensi (konditsi pada I10 dan I15.-)
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi adanya hipertensi
Kecuali: dementia vaskuler (F01.-)
serangan iskemia otak sementara dan sindroma yang terkait (G45.-)
perdarahan intrakranium akibat trauma (S06.-)
I60 Perdarahan subarakhnoid
Termasuk: ruptur aneurisma serebri
Kecuali: sequelae perdarahan subarakhnoid (I69.0)
I60.0 Perdarahan subarakhnoid dari aliran dan percabangan karotid
I60.1 Perdarahan subarakhnoid dari a. serebri media
I60.2 Perdarahan subarakhnoid dari a. komunikans anterior
I60.3 Perdarahan subarakhnoid dari a. komunikans posterior
I60.4 Perdarahan subarakhnoid dari a. basilaris

 690
I60.5 Perdarahan subarakhnoid dari a. vertebralis
I60.6 Perdarahan subarakhnoid dari arteri intrakranium lain
Keterlibatan ganda arteri-arteri intrakranium
I60.7 Perdarahan subarakhnoid dari arteri intrakranium, tak dijelaskan
Ruptura aneurisma berry (kongenital) NOS
Perdarahan subarakhnoid dari:
- arteri serebri NOS
- arteri komunikans NOS
I60.8 Perdarahan subarakhnoid lain
Perdarahan meningen
Ruptur malformasi arteriovena serebri
I60.9 Perdarahan subarakhnoid, tak dijelaskan
Ruptura aneurisma serebri (kongenital) NOS
I61 Perdarahan intraserebri
Kecuali: sequelae perdarahan intraserebri (I69.1)
I61.0 Perdarahan intraserebri di hemisfer, subkorteks
Perdarahan intraserebri profunda
I61.1 Perdarahan intraserebri di hemisfer, korteks
Perdarahan lobus serebri
Perdarahan intraserebri superfisialis
I61.2 Perdarahan intraserebri di hemisfer, tak dijelaskan
I61.3 Perdarahan intraserebri di batang otak
I61.4 Perdarahan intraserebri di serebellum
I61.5 Perdarahan intraserebri, intraventrikel
I61.6 Perdarahan intraserebri, lokalisasi ganda
I61.8 Perdarahan intraserebri lain
I61.9 Perdarahan intraserebri, tak dijelaskan
I62 Perdarahan intrakranium non-traumatika lainnya
Kecuali: sequelae perdarahan intrakranium (I69.2)
I62.0 Perdarahan subdura (akut) (non-traumatika)
I62.1 Perdarahan extradura non-traumatika
Perdarahan epidura non-traumatika
I62.9 Perdarahan intrakranium (non-traumatika), tak dijelaskan
I63 Infark serebri
Termasuk: oklusi dan stenosis arteri-arteri serebri dan preserebri, menyebabkan infark serebri
Kecuali: sequelae infark serebri (I69.3)
I63.0 Infark serebri akibat trombosis arteri preserebralis
I63.1 Infark serebri akibat embolisme arteri preserebralis
I63.2 Infark serebri akibat oklusi atau stenosis yang tak jelas pada arteri preserebralis
I63.3 Infark serebri akibat trombosis arteri serebralis
I63.4 Infark serebri akibat embolism arteri serebralis
I63.5 Infark serebri akibat oklusi atau stenosis yang tak jelas pada arteri serebralis
I63.6 Infark serebri akibat trombosis vena serebralis, nonpyogenic
I63.8 Infark serebri lain
I63.9 Infark serebri, tak dijelaskan

 691
I64 Stroke, tak dijelaskan sebagai perdarahan atau infark
Cerebrovascular accident NOS
Kecuali: sequelae stroke (I69.4)
I65 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis, tidak menyebabkan infark serebri
Termasuk: embolisme, penyempitan, obstruksi (komplit)(parsial) atau trombosis, pada
aa. basilaris, karotis, atau vertebralis, yang tidak menyebabkan infark serebri
Kecuali: kalau menyebabkan infark serebri (I63.-)
I65.0 Oklusi dan stenosis a. vertebralis
I65.1 Oklusi dan stenosis a. basilaris
I65.2 Oklusi dan stenosis a. karotid
I65.3 Oklusi dan stenosis arteri-arteri preserebralis ganda dan bilateral
I65.8 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis lain
I65.9 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis yang tak dijelaskan
Oklusi dan stenosis arteri preserebralis NOS
I66 Oklusi dan stenosis arteri serebralis, tidak menyebabkan infark serebri
Termasuk: embolisme, penyempitan, obstruksi (komplit)(parsial) atau trombosis,
pada aa. serebrales media, anterior, dan posterior, serta aa. serebellares,
yang tidak menyebabkan infark serebri
Kecuali: kalau menyebabkan infark serebri (I63.-)
I66.0 Oklusi dan stenosis a. serebralis media
I66.1 Oklusi dan stenosis a. serebralis anterior
I66.2 Oklusi dan stenosis a. serebralis posterior
I66.3 Oklusi dan stenosis aa. serebellares
I66.4 Oklusi dan stenosis arteri otak ganda dan bilateral
I66.8 Oklusi dan stenosis arteri otak lain
Oklusi dan stenosis arteriae perforans
I66.9 Oklusi dan stenosis arteri otak yang tak dijelaskan
I67 Penyakit-penyakit serebrovaskuler lain
Kecuali: sequelae dari kondisi pada daftar berikut (I69.8)
I67.0 Disseksi arteri-arteri serebri, tidak ruptur
Kecuali: ruptur arteri-arteri serebri (I60.7)
I67.1 Aneurisma otak, tidak ruptur
Aneurisma otak NOS
Fistula arteriovena serebri, didapat
Kecuali: aneurisma serebri kongenital, tidak ruptur (Q28.-)
ruptur aneurisma serebri (I60.9)
I67.2 Aterosklerosis serebri
Ateroma arteri serebralis
I67.3 Leukoensefalopati vaskuler progresif
Penyakit Binswanger
Kecuali: dementia vaskuler subkorteks (F01.2)
I67.4 Ensefalopati hipertensif
I67.5 Penyakit Moyamoya
I67.6 Trombosis non-piogenik pada sistem vena intrakranium
Trombosis non-piogenik pada:

 692
- vena otak
- sinus vena intrakranium
Kecuali: kalau meimbulkan infark (I63.6)
I67.7 Arteritis serebri, not elsewhere classified
I67.8 Penyakit serebrovaskuler lain yang dijelaskan
Insufisiensi serebrovaskuler akut NOS
Iskemia serebri (kronik)
I67.9 Penyakit serebrovaskuler, tak dijelaskan
I68* Kelainan-kelainan serebrovaskuler pada penyakit c. e.
I68.0* Angiopathy amyloid otak(E85.-†)
I68.1* Arteritis serebri pada penyakit infeksi dan parasit c. e.
Arteritis serebri pada:
- TB (A18.8†)
- listeria (A32.8†)
- sifilis (A52.0†)
I68.2* Arteritis serebri pada penyakit lain c. e.
Arteritis serebri pada systemic lupus erythematosus (M32.1†)
I68.8* Kelainan serebrovaskuler lain pada penyakit c. e..
I69 Sequelae penyakit serebrovaskuler
Catatan: Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi-kondisi pada I60-I67 sebagai
penyebab sekuel, yang mereka sendiri diklasifikasikan di bagian lain. Sekuel mencakup
kondisi yang disebut demikian atau efek jangka panjang, atau terdapat satu tahun atau
lebih setelah onset kondisi penyebab.
I69.0 Sekuel perdarahan subarakhnoid
I69.1 Sekuel perdarahan intraserebri
I69.2 Sekuel perdarahan intrakranium non-traumatika lain
I69.3 Sekuel infark serebri
I69.4 Sekuel stroke, yang tidak dinyatakan sebagai perdarahan atau infark
I69.8 Sekuel penyakit serebrovaskuler lain dan tak dijelaskan

Penyakit-penyakit arteri, arteriol dan kapiler (I70-I79)


I70 Aterosklerosis
Termasuk: arteriolosklerosis
arteriosklerosis
penyakit vaskuler arteriosklerotik
ateroma
endarteritis deformans atau obliterans
arteritis senilis
endarteritis senilis
degenerasi: arteri, arteriovaskuler, vaskuler
Kecuali: koronaria (I25.1)
pulmonalis (I27.0)
serebralis (I67.2)
mesenterika (K55.1)
I70.0 Aterosklerosis aorta
I70.1 Aterosklerosis a. renalis

 693
Ginjal Goldblatt
Kecuali: aterosklerosis arteriol ginjal (I12.-)
I70.2 Aterosklerosis arteri anggota
Gangren aterosklerosis
Sklerosis (medial) Mönckeberg's
I70.8 Aterosklerosis arteri lainnya
I70.9 Aterosklerosis generalisata dan tak dijelaskan
I71 Aneurisma dan disseksi aorta
I71.0 Disseksi aorta (semua bagian)
Aneurisma dissekans aorta (ruptur)[semua bagian]
I71.1 Aneurisma aorta torakalis, ruptur
I71.2 Aneurisma aorta torakalis, tanpa disebutkan ruptur
I71.3 Aneurisma aorta abdominalis, ruptur
I71.4 Aneurisma aorta abdominalis, tanpa disebutkan ruptur
I71.5 Aneurisma aorta torako-abdominalis, ruptur
I71.6 Aneurisma aorta torako-abdominals, tanpa disebutkan ruptur
I71.8 Aneurisma aorta dengan situs tak dijelaskan, ruptur;
Ruptur aorta NOS
I71.9 Aneurisma aorta dengan situs tak dijelaskan, tanpa disebutkan ruptur
Aneurisma aorta
Dilatasi aorta
Nekrosis hialin aorta
I72 Aneurisma lain
Termasuk: aneurisma (cirsoid)(palsu)(ruptur)
Kecuali: aneurisma (pada):
- retina (H35.0)
- jantung (I25.3)
- koronaria (I25.4)
- a. pulmonalis (I28.1),
- serebri ruptur (I60.-)
- serebri (nonruptur) (I67.1)
- aorta (I71.-)
- varicose (I77.0)
- arteriovena: NOS (Q27.3), didapat (I77.0)
I72.0 Aneurisma a. karotid
I72.1 Aneurisma a. anggota atas
I72.2 Aneurisma a. renalis
I72.3 Aneurisma a. iliaka
I72.4 Aneurisma arteri anggota bawah
I72.8 Aneurisma arteri lain yang dijelaskan
I72.9 Aneurisma pada situs yang tak dijelaskan
I73 Penyakit pembuluh darah perifer lainnya
Kecuali: spasma arteri otak (G45.9),
frostbite (T33-T35)
immersi tangan atau kaki (T69.0)
chilblains (T69.1) [merah, bengkak, gatal pada jari, hidung, telinga karena dingin]

 694
I73.0 Sindroma Raynaud
Penyakit, gangren, atau fenomenon (sekunder): Raynaud
I73.1 Thromboangiitis obliterans [Buerger]
I73.8 Penyakit pembuluh darah perifer lain yang dijelaskan
Acrocyanosis
Acroparaesthesia: simple [tipe Schultze], vasomotor [tipe Nothnagel]
Erythrocyanosis [garis-garis merah ungu di paha, sering bersama chilblain]
Erythromelalgia [pelebaran nyeri pada pembuluh darah anggota]
I73.9 Penyakit pembuluh darah perifer, tak dijelaskan
Claudicatio intermittent
Spasme arteri
I74 Embolisme dan trombosis arteri
Termasuk: infark: embolik, trombotik
oklusi: embolik, trombotik
Kecuali: embolisme dan trombosis:
- retina (H34.-)
- koronaria (I21-I25)
- pulmonalis (I26.-),
- renalis (N28.0)
- vertebralis (I63.0-I63.2, I65.0)
- basilaris (I63.0-I63.2, I65.1),
- karotid (I63.0-I63.2, I65.2)
- preserebri (I63.0-I63.2, I65.9)
- serebri (I63.3-I63.5, I66.9),
- mesenterika (K55.0)
- mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
- mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O88.-)
I74.0 Embolisme dan trombosis aorta abdominalis
Sindroma bifurkatio aorta
Sindroma Leriche
I74.1 Embolisme dan trombosis bagian aorta lain dan tak dijelaskan
I74.2 Embolisme dan trombosis arteri anggota atas
I74.3 Embolisme dan trombosis arteri anggota bawah
I74.4 Embolisme dan trombosis arteri anggota, tak dijelaskan
Embolisme arteri perifer
I74.5 Embolisme dan trombosis arteri iliaka
I74.8 Embolisme dan trombosis arteri lain
I74.9 Embolisme dan trombosis arteri yang tak dijelaskan
I77 Kelainan lain arteri dan arteriol
Kecuali: a. pulmonalis (I28.-)
angiitis hipersensitivitas (M31.0)
penyakit kolagen (vaskuler) (M30-M36)
I77.0 Fistula arterio-vena, didapat
Varix dengan aneurisma
Aneurisma arterio-vena, didapat
Kecuali: koronaria (I25.4)

 695
serebri (I67.1)
aneurisma arteriovena NOS (Q27.3)
traumatika - lihat cedera pembuluh darah menurut regio tubuh.
I77.1 Striktura arteri
I77.2 Ruptura arteri
Erosi, fistula, ulkus: pada arteri
Kecuali: ruptur trauma arteri; lihat cedera pembuluh darah menurut regio tubuh
I77.3 Displasia fibromuskuler arteri
I77.4 Sindroma kompresi arteri seliaka [Coeliac artery]
I77.5 Nekrosis arteri
I77.6 Arteritis, tak dijelaskan
Aortitis NOS
Endarteritis NOS
Kecuali: arteritis or endarteritis:
- koroner (I25.8)
- serebri NEC (I67.7)
- senilis (I70.-), deformans (I70.-), obliterans (I70.-)
- arkus aorta [Takayasu] (M31.4)
- giant cell (M31.5-M31.6)
I77.8 Kelainan arteri dan arteriol lain yang dijelaskan
I77.9 Kelainan arteri dan arteriol, tak dijelaskan
I78 Penyakit-penyakit kapiler
I78.0 Telangiektasi hemoragika herediter
Penyakit Rendu-Osler-Weber
I78.1 Naevus, non-neoplastic
Naevus: araneus, spider, stellar
Kecuali: naevus: NOS, biru, melanositik, berambut, berpigmen (D22.-)
naevus:
- flammeus, portwine, sanguinosa, strawberry, verrucosa (Q82.5)
- vascular NOS (Q82.5)
I78.8 Penyakit-penyakit kapiler lain
I78.9 Penyakit-penyakit kapiler, tak dijelaskan
I79* Kelainan arteri, arteriol, dan kapiler pada penyakit c. e..
I79.0* Aneurisma aorta pada penyakit c. e..
Aneurisma aorta sifilitika (A52.0†)
I79.1* Aortitis pada penyakit c. e.
Aortitis sifilitika (A52.0†)
I79.2* Angiopati perifer pada penyakit c. e..
Angiopati perifer diabetetika (E10-E14† dengan karakter keempat .5)
I79.8* Kelainan arteri, arteriol dan kapiler lain pada penyakit c. e.

Penyakit vena, pembuluh limfatik dan kelenjar limfe, NEC (I80-I89)


I80 Flebitis dan tromboflebitis
Termasuk: endoflebitis
periflebitis
flebitis supuratif

 696
radang vena
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat,
kalau akibat obat
Kecuali: tromboflebitis migrans (I82.1)
sindroma postflebitik (I87.0)
flebitis and tromboflebitis (pada):
intrakranium dan intraspinal, septik atau NOS (G08)
intraspinal, nonpiogenik (G95.1)
intrakranium, nonpiogenik (I67.6)
(vena) porta (K75.1)
mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7)
mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O22.-, O87.-)
I80.0 Flebitis dan tromboflebitis vena superfisialis anggota bawah
I80.1 Flebitis dan tromboflebitis vena femoralis
I80.2 Flebitis dan tromboflebitis vena profunda lain anggota bawah
Deep vein thrombosis NOS
I80.3 Flebitis dan tromboflebitis anggota bawah, tak dijelaskan
Embolisme dan trombosis anggota bawah NOS
I80.8 Flebitis dan tromboflebitis pada situs lain
I80.9 Flebitis dan tromboflebitis pada situs yang tak dijelaskansite
I81 Trombosis vena porta
Obstruksi (vena) porta
Kecuali: flebitis vena porta (K75.1)
I82 Embolisme dan trombosis vena lainnya
Kecuali: embolisme dan trombosis vena (pada):
- intrakranium dan intraspinal, septik atau NOS (G08),
- intraspinal, nonpiogenik (G95.1),
- intrakranium, nonpiogenik (I67.6)
- koronaria (I21-I25),
- pulmonalis (I26.-),
- otak (I63.6, I67.6)
- anggota bawah (I80.-),
- porta (I81),
- mesenterika (K55.0)
- mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7)
- mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O22.-, O87.-)
I82.0 Sindroma Budd-Chiari
I82.1 Thromboflebitis migrans
I82.2 Embolisme dan thrombosis vena cava
I82.3 Embolisme dan thrombosis v. renalis
I82.8 Embolisme dan thrombosis vena lain yang dijelaskan
I82.9 Embolisme dan thrombosis pada vena, tak dijelaskan
Embolisme vena NOS
Thrombosis (vena) NOS
I83 Varises vena anggota bawah
Kecuali: komplikasi:

 697
- kehamilan (O22.0)
- nifas (O87.8)
I83.0 Varises vena anggota bawah dengan ulkus
Setiap kondisi pada I83.9 dengan ulkus atau dinyatakan bertukak
Varicose ulcer (anggota bawah, semua bagian)
I83.1 Varises vena anggota bawah dengan peradangan
Setiap kondisi pada I83.9 dengan peradangan atau dinyatakan meradang
Stasis dermatitis NOS
I83.2 Varises vena anggota bawah dengan ulkus serta peradangan
Setiap kondisi pada I83.9 dengan ulkus dan peradangan
I83.9 Varises vena anggota bawah tanpa ulkus atau peradangan
Flebektasia pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan
Varises vena pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan
Varix pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan
I84 Haemoroid
Termasuk: piles
varises vena anus dan rektum
Kecuali: mempersulit:
- kehamilan (O22.4)
- melahirkan dan nifas (O87.2)
I84.0 Haemoroid internal dengan trombosis
I84.1 Haemoroid internal dengan komplikasi lain
Haemoroid internal dengan:
- perdarahan
- prolaps
- strangulata
- ulserasi
I84.2 Haemoroid internal tanpa komplikasi
Haemoroid internal NOS
I84.3 Haemoroid external dengan trombosis
I84.4 Haemoroid external dengan komplikasi lain
Haemoroid external dengan:
- perdarahan. prolaps
- strangulata
- ulserasi
I84.5 Haemoroid external tanpa komplikasi
Haemoroid external NOS
I84.6 Tonjolan kulit (skin tags) sisa haemoroid
Skin tags pada anus atau rektum
I84.7 Haemoroid dengan trombosis yang tak dijelaskan
Haemoroid dengan trombosis, tak dijelaskan internal atau external
I84.8 Haemoroid yang tak dijelaskan dengan komplikasi lain
Haemoroid yang tak dijelaskan internal atau external dengan:
- perdarahan
- prolaps
- strangulata
- ulserasi

 698
I84.9 Haemoroid yang tak dijelaskan tanpa komplikasi
Haemoroid NOS
I85 Varises esofagus
I85.0 Varises esofagus dengan perdarahan
I85.9 Varises esofagus tanpa perdarahan
Varises esofagus NOS
I86 Varises vena pada situs lain
Kecuali: varises retina (H35.0)
varises vena pada situs yang tak dijelaskan (I83.9)
I86.0 Varices sublingualis
I86.1 Varices skrotum
Varicocele
I86.2 Varices pelvis
I86.3 Varices vulva
Kecuali: mempersulit hamil (O22.1)
mempersulit melahirkan dan nifas (O87.8)
I86.4 Varises lambung
I86.8 Varises vena pada situs lain yang dijelaskan
Varises vena pada septum hidung
I87 Kelainan vena lain
I87.0 Sindroma pasca-flebitis
I87.1 Kompresi vena
Striktura vena
Sindroma vena kava (inferior) (superior)
Kecuali: pulmonalis (I28.8)
I87.2 Insuffisiensi vena (kronik) (periferal)
I87.8 Kelainan vena lain yang dijelaskan
I87.9 Kelainan vena, tak dijelaskan
I88 Limfadenitis nonspesifik
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (B23.1)
limfadenitis akut, selain mesenterika (L04.-)
pembesaran nodus limfe NOS (R59.-)
I88.0 Limfadenitis mesenterika nonspesifik
Limfadenitis mesenterika (akut)(kronik)
I88.1 Limfadenitis kronik, selain mesenterika
Adenitis kronik pada semua nodus limfe selain mesenterika
Limfadenitis kronik, pada semua nodus limfe selain mesenterika
I88.8 Limfadenitis nonspesifik lain
I88.9 Limfadenitis nonspesifik, tak dijelaskan
Limfadenitis NOS
I89 Kelainan non-infektif lain pembuluh limfatik dan nodus limfe
Kecuali: chylocele:
- filaria (B74.-)
- tunica vaginalis (non-filaria) NOS (N50.8)

 699
limfoedema pasca-mastektomi (I97.2)
limfoedema herediter (Q82.0)
pembesaran kelenjar limfe NOS (R59.-)
I89.0 Limfoedema, not elsewhere classified
Limfangiektasis
I89.1 Limfangitis
Limfangitis: NOS, kronik, subakut
Kecuali: limfangitis akut(L03.-)
I89.8 Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar limfe lain yang dijelaskan
Chylocele (nonfilaria), retikulosis lipomelanotik
I89.9 Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar limfe, tak dijelaskan
Penyakit pembuluh limfatik NOS

Kelainan lain dan tak dijelaskan pada sistem sirkulasi (I95-I99)


I95 Hipotensi
Kecuali: sindroma hipotensi maternal (O26.5)
kolaps kardiovaskuler (R57.9)
pembacaan tekanan darah rendah non-spesifik NOS (R03.1)
I95.0 Hipotensi idiopatik
I95.1 Hipotensi ortostatik
Hipotensi, postural
Kecuali: hipotensi ortostatik neurogenik [Shy-Drager] (G90.3)
I95.2 Hipotensi akibat obat
I95.8 Hipotensi lain
Hipotensi kronik
I95.9 Hipotensi, tak dijelaskan

I97 Kelainan sistem sirkulasi pasca-prosedur, not elsewhere classified


Kecuali: syok pasca-bedah (T81.1)
I97.0 Sindroma pasca-kardiotomi
I97.1 Kekacauan fungsional lain menyusul operasi jantung
Insufisiensi jantung menyusul bedah jantung atau akibat adanya prostesis jantung
Payah jantung menyusul bedah jantung atau akibat adanya prostesis jantung
I97.2 Sindroma limfoedema pasca-mastektomi
Elefantiasis akibat mastektomi
Obliterasi pembuluh limfatik akibat mastektomi
I97.8 Kelainan pasca-prosedur sistem sirkulasi lain, not elsewhere classified
I97.9 Kelainan pasca-prosedur sistem sirkulasi, tak dijelaskan
I98* Kelainan lain sistem sirkulasi pada penyakit c. e.
Kecuali: kelainan yang diklasifikasikan pada kategori asterisk lain di dalam bab ini
I98.0* Sifilis kardiovaskuler
Sifilis kardiovaskuler:
- kongenital, lanjut (A50.5†)
- NOS (A52.0†)
I98.1* Kelainan kardiovaskuler pada penyakit infeksi dan parasit lain c. e..
Keterlibatan kardiovaskuler pada penyakit Chagas (kronik) NEC (B57.2†)

 700
Lesi kardiovaskuler pada pinta [carate] (A67.2†),
I98.2* Varises oesofagus pada penyakit c. e.
Varises oesofagus pada:
- skistosomiasis (B65.-†),
- kelainan hati (K70-K71†, K74.-†)
I98.8* Kelainan sistem sirkulasi lain yang dijelaskan pada penyakit c. e.
I99 Kelainan sistem sirkulasi lain dan tak dijelaskan

 701
BAB X.
PENYAKIT-PENYAKIT SISTEM
PERNAFASAN (J00-J99)
Catatan: Kalau suatu kondisi pernafasan berada pada lebih dari satu tempat dan tidak
diindeks secara spesifik, ia harus diklasifikasikan pada situs anatomis yang lebih
rendah (misalnya, trakheobronkitis menjadi bronkitis pada J40).

Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolisme (E00-E90)
Komplikasi kehamilan, melahirkan dan puerperium (O00-O99)
Keadaan tertentu yang berawal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
Gejala, tanda, dan hasil klinis dan laboratorium abnormal, NEC (R00-R99)
Cedera, keracunan dan konsekuensi lain tertentu dari penyebab eksternal (S00-T98)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


J00-J06 Infeksi saluran pernafasan atas akut
J10-J18 Influenza dan pneumonia
J20-J22 Infeksi saluran pernafasan bawah akut lainnya
J30-J39 Penyakit lain pada saluran pernafasan atas
J40-J47 Penyakit saluran pernafasan bawah kronik
J60-J70 Penyakit paru-paru akibat agen eksternal
J80-J84 Penyakit pernafasan lain yang mengenai interstitium
J85-J86 Kondisi supuratif dan nekrotik saluran pernafasan bawah
J90-J94 Penyakit-penyakit lain pada pleura
J95-J99 Penyakit-penyakit lain pada sistem pernafasan

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sbb.:


J17* Pneumonia pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain [c. e. = classified elsewhere]
J91* Effusi pleura pada keadaan c. e.
J99* Kelainan saluran pernafasan pada penyakit c. e.

Infeksi saluran pernafasan atas akut (J00-J06)


Kecuali: penyakit paru-paru obstruktif kronik dengan eksaserbasi akut NOS (J44.1)
J00 Nasofaringitis akut [common cold]
Coryza (akut), nasal kataralis akut
Nasofaringitis: NOS, infektif NOS
Rhinitis: akut, infektif
Kecuali: nasofaringitis, kronik (J31.1)
faringitis: NOS (J02.9), akut (J02.-), kronik (J31.2)
rhinitis: NOS (J31.0), vasomotor (J30.0), alergika (J30.1-J30.4), kronik (J31.0)
sore throat: NOS (J02.9), akut (J02.-),, kronik (J31.2)

 702
J01 Sinusitis akut
Termasuk: abses, empyema, infeksi, radang, atau suppurasi akut,
- pada sinus (aksesorius)(nasalis)
Kecuali: sinusitis: NOS atau kronik (J32.-)
J01.0 Sinusitis maksillaris akut
Antritis akut
J01.1 Sinusitis frontalis akut
J01.2 Sinusitis ethmoidalis akut
J01.3 Sinusitis sfenoidalis akut
J01.4 Pansinusitis akut
J01.8 Sinusitis akut lain
Sinusitis akut yang melibatkan lebih dari satu sinus, tapi bukan pansinusitis
J01.9 Sinusitis akut, tidak dijelaskan
J02 Faringitis akut
Termasuk: sore throat akut
Kecuali: abscess: peritonsil (J36), retrofaring (J39.0), faring (J39.1)
laringofaringitis akut (J06.0), faringitis kronik (J31.2)
J02.0 Faringitis streptokokus
Sore throat streptokokus
Kecuali: scarlet fever (A38)
J02.8 Faringitis akut karena organisme lain yang dijelaskan
Kecuali: faringitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.2),
faringitis vesikularis enterovirus (B08.5)
akibat: mononukleosis infeksiosa (B27.-)
virus influenza: diidentifikasi (J10.1), tak diidentifikasi (J11.1)
J02.9 Faringitis akut, tidak dijelaskan;
Faringitis (akut): NOS, gangrenosa, infektif NOS, supuratif, ulseratif
Sore throat (akut) NOS
J03 Tonsillitis akut
Kecuali: abses peritonsil (J36)
sore throat: streptokokus (J02.0), akut (J02.-), NOS (J02.9)
J03.0 Tonsillitis streptokokus
J03.8 Tonsillitis akut karena organisme lain yang dijelaskan
Kecuali: pharyngotonsillitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.2)
J03.9 Tonsillitis akut, tidak dijelaskan
Tonsillitis (akut) NOS, folikuler, gangrenosa, infektif, ulseratif
J04 Laryngitis dan trakheitis akut
Kecuali: laringitis obstruktif akut dan epiglottitis akut (J05.-), laringismus (stridulus) (J38.5)
J04.0 Laringitis akut;
Laringitis (akut): NOS, edematosa, subglottis, supuratif, ulseratif
Kecuali: laringitis kronik (J37.0)
laringitis influenza: virus diidentifikasi (J10.1), tak diidentifikasi (J11.1)
J04.1 Trakheitis akut

 703
Trakheitis (akut) NOS, kataralis
Kecuali: trakheitis kronik (J42)
J04.2 Laryingotrakheitis akut
Laringotrakheitis NOS; trakheitis (akut) dengan laringitis (akut)
Kecuali: laringotrakheitis kronik (J37.1)
J05 Laringitis obstruksi akut [croup] dan epiglottitis akut
J05.0 Laringitis obstruktif akut [croup]
Laringitis obstruktif NOS
J05.1 Epiglottitis akut
Epiglottitis NOS
J06 Infeksi saluran pernafasan atas akut pada situs ganda dan tidak dijelaskan
Kecuali: akut respiratory infection NOS (J22)
virus influenza: diidentifikasi (J10.1), tak diidentifikasi (J11.1)
J06.0 Laringofaringitis akut
J06.8 Infeksi saluran pernafasan atas akut lainnya pada situs ganda
J06.9 Infeksi saluran pernafasan atas akut, tidak dijelaskan
Penyakit saluran pernafasan atas akut,
Infeksi saluran pernafasan atas [ISPA] NOS

Influenza dan pneumonia (J10-J18)


J10 Influenza karena virus influenza yang diidentifikasi
Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae]:sebagai penyebab
infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14)
J10.0 Influenza dengan pneumonia, virus diidentifikasi
(Bronko)pneumonia influenza, virus influenza diidentifikasi
J10.1 Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus influenza diidentifikasi
Infeksi saluran pernafasan atas, laringitis, faringitis, dan effusi pleura
dengan virus influenza diidentifikasi
J10.8 Influenza dengan manifestasi lainn virus influenza diidentifikasi
Ensefalopati, gastroenteritis, atau myokarditis (akut) akibat influenza,
dengan virus influenza diidentifikasi
J11 Influenza, virus tidak diidentifikasi
Termasuk: influenza atau influenza virus, virus spesifik tidak dinyatakan telah diidentifikasi
Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae] sebagai penyebab:
infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14)
J11.0 Influenza dengan pneumonia, virus tidak diidentifikasi
(Broncho)pneumonia influenza, tidak dijelaskan atau virus spesifik tidak diidentifikasi
J11.1 Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus tidak diidentifikasi
Influenza NOS
Infeksi saluran pernafasan atas akut, laringitis, faringitis, effusi pleura karena influenza
virus tidak diidentifikasi
J11.8 Influenza dengan manifestasi lain, virus tidak diidentifikasi
Ensefalopati akibat influenza
Gastroenteritis, miokarditis (akut) akibat influenza, virus tidak diidentifikasi

 704
J12 Pneumonia virus, not elsewhere classified
Termasuk: bronchopneumonia akibat virus selain virus influenza
Kecuali: pneumonia pada influenza (J10.0, J11.0),
pneumonia: lipoid (J69.1), interstitium NOS (J84.9)
pneumonia aspirasi (akibat):
NOS (J69.0), makanan dan minuman (J69.-), neonatus (P24.9)
anaestesia sewaktu: persalinan dan melahirkan (O74.0),
kehamilan (O29.0), nifas (O89.0)
pneumonia kongenital (P23.0), pneumonitis rubella kongenital (P35.0)
J12.0 Pneumonia adenovirus
J12.1 Pneumonia virus sinsitium pernafasan (respiratory syncytial virus)
J12.2 Pneumonia virus parainfluenza
J12.8 Pneumonia virus lainnya
J12.9 Pneumonia virus, tidak dijelaskan
J13 Pneumonia akibat Streptococcus pneumoniae
Bronchopneumonia akibat Streptococcus pneumoniae
Kecuali: pneumonia kongenital akibat S. pneumoniae (P23.6)
pneumonia akibat streptokokus lain (J15.3-J15.4)
J14 Pneumonia akibat Haemophilus influenzae
Bronkopneumonia akibat H. influenzae
Kecuali: pneumonia kongenital akibat H. influenzae (P23.6)
J15 Pneumonia bakteri, not elsewhere classified
Termasuk: bronchopneumonia akibat bakteri selain S. pneumoniae and H. influenzae
Kecuali: penyakit Legionnaires (A48.1),
pneumonia khlamidia (J16.0), pneumonia kongenital (P23.-)
J15.0 Pneumonia akibat Klebsiella pneumoniae
J15.1 Pneumonia akibat Pseudomonas
J15.2 Pneumonia akibat stafilokokus
J15.3 Pneumonia akibat streptokokus, group B
J15.4 Pneumonia akibat streptokokus lain
Kecuali: pneumonia akibat: streptokokus, group B (J15.3) atau S. pneumoniae (J13)
J15.5 Pneumonia akibat Escherichia coli
J15.6 Pneumonia akibat bakteri Gram negatif lain:
Pneumonia akibat Serratia marsesens
J15.7 Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae
J15.8 Penumonia bakteri lainnya
J15.9 Penumonia bakteri, tidak dijelaskan
J16 Penumonia akibat organisme menular lainnya, n e c.
Kecuali: ornithosis (A70), pneumocystosis (B59)
pneumonia: NOS (J18.9), kongenital (P23.-)
J16.0 Pneumonia khlamidia
J16.8 Penumonia akibat organisme menular lainnya yang dijelaskan
J17* Pneumonia pada penyakit c. e.
J17.0* Pneumonia pada penyakit bakteri c. e.

 705
Pneumonia (akibat)(pada):
demam tifoid (A01.0†), infeksi salmonella (A02.2†), tularaemia (A21.2†)
anthrax (A22.1†), whooping cough (A37.-†)
aktinomikosis (A42.0†), nokardiosis (A43.0†), gonorrhoea (A54.8†)
J17.1* Pneumonia pada penyakit virus c. e.
Pneumonia pada:
varisella (B01.2†), measles (B05.2†), rubella (B06.8†),
penyakit cytomegalovirus (B25.0†)
J17.2* Pneumonia pada penyakit jamur (mycoses)
Pneumonia pada:
kandidiasis (B37.1†), koksidioidomikosis (B38.0-B38.2†)
histoplasmosis (B39.-†), aspergillosis (B44.0-B44.1†)

J17.3* Pneumonia pada penyakit parasit


Pneumonia pada:
toxoplasmosis (B58.3†), skistosomiasis (B65.-†), askariasis (B77.8†)
J17.8* Pneumonia pada penyakit lain c. e.
Pneumonia (pada):
- demam rematik (I00†),
- spirokhaeta, n. e. c. (A69.8†), ornithosis (A70†), Q fever (A78†)
J18 Pneumonia, organisme tidak dijelaskan
Kecuali: abses paru-paru dengan pneumonia (J85.1)
pneumonitis, due to external agents (J67-J70)
kelainan interstitium paru-par akibat drugs (J70.2-J70.4)
pneumonia: lipoid (J69.1), interstitium NOS (J84.9), kongenital (P23.9)
pneumonia aspirasi (akibat):
NOS (J69.0), makanan dan minuman (J69.-), neonatus (P24.9)
anaesthesia sewaktu: persalinan dan melahirkan (O74.0)
hamil (O29.0), nifas (O89.0)
J18.0 Bronkhopneumonia, tidak dijelaskan
Kecuali: bronkhiolitis (J21.-)
J18.1 Pneumonia lobus, tidak dijelaskan
J18.2 Pneumonia hipostatik, tidak dijelaskan
J18.8 Pneumonia lain, organism tidak dijelaskan
J18.9 Pneumonia, tidak dijelaskan

Infeksi saluran pernafasan bawah akut lainnya (J20-J22)


Kecuali: penyakit paru-paru obstruktif kronik dengan:
- eksaserbasi akut NOS (J44.1)
- infeksi pernafasan bawah (J44.0)
J20 Bronkhitis akut
Termasuk: tracheobronchitis, akut
bronchitis:
NOS, dengan usia <l5 tahun
akut dan subakut (dengan):
bronkhospasme, fibrinosa, membranosa, purulenta, septik, trakheitis

 706
Kecuali: tracheobronchitis:
NOS (J40), kronik (J42), kronik obstruktif (J44.-)
bronchitis:
NOS, dengan usia ≥ 15 tahun (J40)
alergika NOS (J45.0)
kronik: simpel (J41.0), mukopurulenta (J41.1), NOS (J42), obstruktif (J44.-)
J20.0 Bronchitis akut akibat Mycoplasma pneumoniae
J20.1 Bronchitis akut akibat Haemophilus influenzae
J20.2 Bronchitis akut akibat streptokokus
J20.3 Bronchitis akut akibat coxsackievirus
J20.4 Bronchitis akut akibat parainfluenza virus
J20.5 Bronchitis akut akibat respiratory syncytial virus
J20.6 Bronchitis akut akibat rhinovirus
J20.7 Bronchitis akut akibat echovirus
J20.8 Bronchitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J20.9 Bronchitis akut, tidak dijelaskan
J21 Bronkhiolitis akut
Termasuk: dengan bronkhospasme
J21.0 Bronkhiolitis akut akibat respiratory syncytial virus
J21.8 Bronkhiolitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J21.9 Bronkhiolitis akut, tidak dijelaskan
Bronkhiolitis (akut)
J22 Infeksi saluran pernafasan bawah akut yang tidak dijelaskan
Infeksi (saluran) pernafasan (bawah) akut NOS
Kecuali: infeksi pernafasan atas (akut) (J06.9)

Penyakit lain pada saluran pernafasan atas (J30-J39)


J30 Rhinits vasomotor dan alergi
Termasuk: rhinorrhoea spasmodik
Kecuali: rhinitis alergi dengan asma (J45.0), rhinitis NOS (J31.0)
J30.0 Rhinitis vasomotor
J30.1 Rhinitis alergi akibat pollen: alergi pollen, hay fever, pollinosis
Allergy NOS akibat pollen, pollinosis, hay fever
J30.2 Rhinitis alergi musiman lainnya
J30.3 Rhinitis alergi lain
Phinitis alergika perennial [berlangsung terus menerus bertahun-tahun]
J30.4 Rhinitis alergi, tidak dijelaskan
J31 Rhinitis, nasofaringitis, dan faringitis kronik
J31.0 Rhinitis kronik
Ozena
Rhinitis (kronik):
NOS, atrofik, granulomatosa, hipertrofik, obstruktif, purulenta, ulseratif
Kecuali: rhinitis: vasomotor (J30.0), alergika (J30.1-J30.4)
J31.1 Nasofaringitis kronik
Kecuali: nasofaringitis akut atau NOS (J00)

 707
J31.2 Faringitis kronik
Sore throat kronik
Faringitis (kronik): atrofik, granular, hipertrofik
Kecuali: faringitis, akut atau NOS (J02.9)
J32 Sinusitis kronik
Termasuk: abses, empyema, infeksi, atau suppurasi kronik pada sinus (aksesorius)(nasal)
Kecuali: sinusitis akut (J01.-)
J32.0 Sinusitis maksillaris kronik, antritis kronik
Antritis (kronik), sinusitis maxillaris NOS
J32.1 Sinusitis frontalis kronik
Sinusitis frontalis NOS
J32.2 Sinusitis ethmoidalis kronik
Sinusitis ethmoidalis NOS
J32.3 Sinusitis sfenoidalis kronik
Sinusitis sfenoidalis NOS
J32.4 Sinusitis kronik
Pansinusitis NOS
J32.8 Sinusitis kronik lainnya
Sinusitis (kronik) yang melibatkan > 1 sinus tapi bukan pansinusitis
J32.9 Sinusitis kronik, tidak dijelaskan
Sinusitis (kronik) NOS
J33 Polip nasi
Kecuali: polip adenomatosa (D14.0)
J33.0 Polip rongga hidung
Polip: khoana, nasofaring
J33.1 Degenerasi sinus polipoid - sindroma atau ethmoiditis Woakes
Sindroma atau ethmoiditis Woakes
J33.8 Polip sinus lainnya
Polip sinus: aksesorius, ethmoidalis, maxillaris, sfenoidalis
J33.9 Polip nasi, tidak dijelaskan
J34 Kelainan lain pada hidung dan sinus hidung
Kecuali: varicose ulcer pada septum nasi (I86.8)
J34.0 Abses, furunkel dan karbunkel hidung
Sellulitis, nekrosis, atau ulserasi pada hidung
J34.1 Kista dan mukokel pada hidung dan sinus hidung
J34.2 Deviasi septum hidung
Defleksi atau deviasi septum (nasi)(didapat)
J34.3 Hipertrofi turbin hidung [conchae nasalis]
J34.8 Kelainan hidung dan sinus hidung lain yang dijelaskan
Perforasi septum nasi NOS, rhinolith
J35 Penyakit kronik tonsil dan adenoid
J35.0 Tonsillitis kronik
Kecuali: tonsillitis: NOS (J03.9), akut (J03.-)
J35.1 Hipertrofi tonsil
Pembesaran tonsil

 708
J35.2 Hipertrofi adenoid
Pembesaran adenoid
J35.3 Hipertrofi tonsil dengan hipertrofi adenoid
J35.8 Penyakit kronik lain tonsil dan adenoid
Vegetasi adenoid, amigdalolith, sikatriks tonsil, tonsillar tag, ulkus tonsil
J35.9 Penyakit kronik tonsil dan adenoid, tidak dijelaskan
Penyakit (kronik) tonsil dan adenoid NOS
J36 Abses peritonsil
Abses tonsil, selulitis peritonsil, Quinsy
Kecuali: abses retrofaring (J39.0)
tonsillitis: NOS (J03.9), akut (J03.-), kronik (J35.0)
J37 Laringitis dan laringotrakheitis kronik
J37.0 Laringitis kronik
Laringitis kataralis, hipertrofik, sicca (kering)
Kecuali: laryngitis: NOS (J04.0), akut (J04.0), obstruktif (akut) (J05.0)
J37.1 Laringitis Laringotrakheitis kronik
Laringitis, kronik, dengan trakheitis (kronik)
Tracheitis, kronik, dengan laringitis
Kecuali: laringotrakheitis: NOS (J04.2), akut (J04.2)
tracheitis: NOS (J04.1), akut (J04.1), kronik (J42)
J38 Penyakit pita suara dan larings, n.e.c.
Kecuali: laringitis: obstruktif (akut) (J05.0), ulseratif (J04.0)
stenosis subglottis pascaprosedur (J95.5), stridor laring kongenital (Q31.4)
stridor (R06.1)
J38.0 Paralisis pita suara dan laring
Laringoplegia, paralisis glottis
J38.1 Polip pita suara dan larings
Kecuali: polip adenomatosa (D14.1)
J38.2 Nodul pita suara
Chorditis (fibrinosa)(nodosa)(tuberosa), singer's nodes, teacher's nodes
J38.3 Penyakit lain pita suara
Abses, sellulitis, granuloma, leukokeratosis, atau leukoplakia pada pita suara
J38.4 Oedema larings:
Oedema (pada): glottis, subglottis, supraglottis
Kecuali: laringitis: oedematosa (J04.0), obstruktif akut [croup] (J05.0)
J38.5 Spasme larings
Laringismus (stridulus)
J38.6 Stenosis larings
J38.7 Penyakit lain pada larings
Abses, sellulitis, penyakit NOS, nekrosis, pakiderma, perikondritis, atau ulkus larings
J39 Penyakit lain pada saluran pernafasan atas
Kecuali: infeksi pernafasan akut: NOS (J22), atas (J06.9)
radang pernafasan atas akibat zat kimiawi, gas, asap dan uap (J68.2)
J39.0 Abses retrofarings dan parafarings
Abses perifarings

 709
Kecuali: abses peritonsiler (J36)
J39.1 Abses lain pada farings
Sellulitis farings, abses nasofarings
J39.2 Penyakit lain pada farings
Kista dan edema pada farings atau nasofarings
Kecuali: faringitis: ulseratif (J02.9), kronik (J31.2)
J39.3 Reaksi hipersensitif saluran pernafasan atas, situs tidak dijelaskan
J39.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada saluran pernafasan atas
J39.9 Penyakit saluran pernafasan atas, tidak dijelaskan

Penyakit pernafasan bawah kronik (J40-J47)


Kecuali: cystic fibrosis (E84.-)
J40 Bronkitis, tidak dijelaskan akut atau kronik
Catatan: Bronkitis yang tidak dijelaskan akut atau kronik pada usia <15 tahun dianggap sebagai
akut sehingga diklasifikasikan pada J20.
Bronkitis: NOS, kataralis, dengan trakeitis NOS
Trakeobronkitis NOS
Kecuali: Bronkitis: allergi NOS (J45.0). asmatika NOS (J45.9). kimiawi (akut) (J68.0)
J41 Bronkitis kronik sederhana dan mukopurulenta
Kecuali: bronkitis kronik: NOS (J42). obstruktif (J44.-)
J41.0 Bronkitis kronik sederhana
J41.1 Bronkitis kronik purulenta
J41.8 Bronkitis kronik campuran sederhana dan purulenta
J42 Bronkitis kronik yang tidak dijelaskan
Bronkitis kronik:NOS, trakeitis kronik, trakeobronkitis kronik
Kecuali: bronkitis kronik sederhana dan mukopurulenta (J41.-)
bronkitis kronik dengan obstruksi jalan nafas (J44.-),
bronkitis asmatika kronik (J44.-), bronkitis emfisematosa kronik (J44.-)
penyakit paru-paru obstruktif kronik NOS (J44.9)
J43 Emfisema
Kecuali: bronkitis emfisematosa (obstruktif) (J44.-)
emfisema:
dengan bronkitis (obstruktif) kronik (J44.-)
akibat penghirupan zat kimiawi, gas, asap dan uap (J68.4)
mediastinum (J98.2), interstitium (J98.2), kompensasi (J98.3)
interstitium pada neonatus (P25.0)
subkutis traumatika (T79.7), bedah (subkutis) (T81.8)
J43.0 Sindroma MacLeod
Emfisema atau transparensi paru unilateral
J43.1 Emfisema panlobular
Emfisema panasinus
J43.2 Emfisema sentrilobularis
J43.8 Emfisema lain
J43.9 Emfisema, tidak dijelaskan
Emfisema (lung)(pulmonary): NOS, bullosa, vesikuler

 710
Emphysematous bleb
J44 Penyakit paru-paru obstruktif kronik (PPOK) Lainnya
Termasuk:
bronkitis kronik:
asmatika (obstruktif), emfisematosa
dengan: obstruksi jalan nafas, emfisema
asma, bronkitis, atau trakeobronkitis yang obstruktif kronik
Kecuali:
bronkitis kronik: simple and mucopurulent (J41.-), NOS (J42)
trakheitis kronik (J42), trakheobronkhitis kronik (J42)
emfisema (J43.-), asma (J45.-), bronkitis asmatika NOS (J45.9)
bronkhiektasis (J47), penyakit paru-paru akibat agen eksternal (J60-J70)
J44.0 PPOK dengan infeksi saluran pernafasan bawah akut
Kecuali: dengan influenza (J10-J11)
J44.1 PPOK dengan eksaserbasi akut, tidak dijelaskan
J44.8 PPOK lain yang dijelaskan:
Bronkitis kronik: asmatika NOS, emfisematosa NOS,. obstruktif NOS
J44.9 PPOK yang tidak dijelaskan:
Penyakit obstruksi kronik saluran udara NOS,
Penyakit paru-paru obstruksi kronik NOS
J45 Asma
Kecuali: asma akut berat (J46), status asthmaticus (J46)
bronkitis (obstruktif) asmatika kronik (J44.-), asma obstruktif kronik (J44.-)
penyakit paru-paru akibat agen eksternal (J60-J70), asma eosinofilik (J82)
J45.0 Asma dengan alergi menonjol
Bronkitis alergi NOS, rhinitis alergi dengan asma
Asma atopik, asma alergi ekstrinsik, hay fever dengan asma
J45.1 Asma non-allergi
Asma idiosinkratik, asma intrinsik non-alergi
J45.8 Asma campuran
Kombinasi kondisi pada J45.0 dan J45.1
J45.9 Asma, tidak dijelaskan
Bronkitis asmatika NOS, ‘late onset’ asthma
J46 Status asthmaticus
Asma berat akut
J47 Bronchiektasis
Bronchiolektasis
Kecuali: bronkiektasis TB (penyakit sekarang) (A15-A16)
bronkiektasis kongenital (Q33.4)

Penyakit paru-paru akibat agen eksternal (J60-J70)


Kecuali: asma yang diklasifikasikan pada J45
J60 Coalworker's pneumoconiosis
Anthrakosilikosis, anthrakosis, paru-paru coalworker (pekerja tambang batubara)

 711
Kecuali: dengan tuberkulosis (J65)
J61 Pneumokoniosis akibat asbestos dan serat mineral lainnya
Asbestosis
Kecuali: plak pleura: dengan asbestosis(J92.0), dengan TB (J65)
J62 Pneumokoniosis akibat debu yang mengandung silika
Termasuk: Fibrosis (massif) silikotik paru-paru
Kecuali: Pneumokoniosis dengan TB (J65)
J62.0 Pneumokoniosis akibat debu talkum
J62.8 Pneumokoniosis akibat debu lain yang mengandung silika
Silikosis NOS
J63 Pneumokoniosis akibat debu inorganik lainnya
Kecuali: dengan TB (J65)
J63.0 Aluminosis (paru-paru)
J63.1 Fibrosis bauksit (paru-paru)
J63.2 Berylliosis
J63.3 Fibrosis grafit (paru-paru)
J63.4 Siderosis
J63.5 Stannosis
J63.8 Pneumokoniosis akibat debu inorganik lain yang dijelaskan
J64 Pneumokoniosis yang tidak dijelaskan
Kecuali: dengan tuberkulosis (J65)
J65 Pneumokoniosis yang berhubungan dengan tuberkulosis
Setiap kondisi pada J60-J64 dengan semua jenis TB yang ada pada A15-A16
J66 Penyakit jalan nafas akibat debu organik spesifik
Kecuali: pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-)
farmer’s lung (J67.0); bagassosis (J67.1)
sindroma disfungsi jalan nafas reaktif (J68.3)
J66.0 Byssinosis: [penyakit jalan nafas akibat debu kapas]
J66.1 Flax-dresser's disease – [bronkokonstriksi pada pengguna benang tenun]
J66.2 Cannabinosis [bronkokonstriksi akibat serat Cannabis sp (hemp)]
J66.8 Penyakit jalan nafas akibat debu organik spesifik lainnya
J67 Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik
Termasuk: alveolitis and pneumonitis allergi akibat terhirupnya debu organik dan partikel jamur,
aktinomises atau dari sumber lain.
Kecuali: pneumonitis akibat menghirup zat kimia, gas, asap atau uap (J68.0)
J67.0 Farmer's lung [akibat jamur jerami]
Harvester's lung, haymaker's lung, penyakit mouldy hay
J67.1 Bagassosis [akibat serat tebu]
Penyakit atau pneumonitis bagasse
J67.2 Bird fancier's lung [akibat kotoran burung]
Penyakit atau paru-paru penggemar budgerigar atau pigeon
J67.3 Suberosis [akibat kulit kayu oak]
Penyakit atau paru-paru corkhandler atau corkworker (pembuat sumbat botol)

 712
J67.4 Maltworker's lung [akibat jamur ragi]
Alveolitis akibat Aspergillus clavatus
J67.5 Mushroom-worker's lung – pada pekerja cendawan
J67.6 Maple-bark-stripper's lung
Alveolitis akibat Cryptostroma corticale, Cryptostromosis
J67.7 Air-conditioner and humidifier lung
Alveolitis allergi akibat jamur, aktinomiseta termofilik dan organisme lain yang hidup pada
sistem-sistem ventilasi (air-conditioning)
J67.8 Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik lainnya
Cheese-washer's, coffee-worker's, fishmeal-worker's, dan furrier's lung; sequoiosis
J67.9 Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik yang tidak dijelaskan
Alveolitis alergi (ekstrinsik) NOS, pneumonitis hipersensisitf NOS.
J68 Kondisi pernafasan akibat menghirup zat kimia, gas, asap dan uap
[Keadaan ini karena paru-paru terpapar pada gas atau zat kimia lain yang mengiritasi, baik
akut atau kronik. Penyakit yang timbul bervariasi menurut jenis paparan dan zatnya.]
J68.0 Bronkitis and pneumonitis akibat zat kimia, gas, asap dan uap
Bronkitis kimiawi (akut)
J68.1 Edema paru-paru akut akibat zat kimia, gas, asap dan uap
Edema paru-paru kimiawi (akut)
J68.2 Radang saluran pernafasan atas akibat zat kimia, gas, asap dan uap, n.e.c.
J68.3 Kondisi pernafasan akut dan subakut lain akibat zat kimia, gas, asap dan uap
Sindroma gangguan fungsi jalan nafas reaktif
J68.4 Kondisi pernafasan kronik akibat zat kimia, gas, asap dan uap
Emfisema (diffusa) (kronik); bronkiolitis (kronik) (subakut), atau fibrosis paru-paru
(kronik), akibat inhalasi zat kimia, gas, asap dan uap
J68.8 Kondisi pernafasan lain akibat zat kimia, gas, asap dan uap
J68.9 Kondisi pernafasan yang tidak dijelaskan akibat zat kimia, gas, asap dan uap
J69 Pneumonitis akibat benda padat dan cairan
Kecuali: sindroma aspirasi neonatus (P24.-)
J69.0 Pneumonitis akibat makanan dan muntahan
Pneumonia aspirasi (akibat):
NOS, makanan (regurgitasi), sekresi lambung, susu, muntahan
Kecuali: sindroma Mendelson (J95.4)

J69.1 Pneumonitis akibat oils and essences:


Pneumonia lipid
J69.8 Pneumonitis akibat benda padat dan cairan lainnya
Pneumonitis akibat aspirasi darah
J70 Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lainnya
J70.0 Manifestasi paru-paru akut akibat radiasi
Penumonitis radiasi
J70.1 Manifestasi paru-paru kronik dan lainnya akibat radiasi
Fibrosis paru-paru setelah radiasi
J70.2 Kelainan intersititium paru-paru akut akibat drugs
J70.3 Kelainan intersititium paru-paru kronik akibat drugs

 713
J70.4 Kelainan intersititium paru-paru yang tidak dijelaskan, akibat drugs
J70.8 Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang dijelaskan
J70.9 Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang tidak dijelaskan

Penyakit pernafasan lain yang mengenai interstitium (J80-J84)


J80 Adult respiratory distress syndrome [ARDS]
Adult hyaline membrane disease
J81 Pulmonary oedema
Edema akut paru-paru, kongesti (pasif) paru-paru.
Kecuali: pneumonia hipostatik (J18.2)
edema paru: dengan sakit jantung NOS atau gagal jantung (I50.1)
akibat zat eksternal (J60-J70);: kimiawi (akut) (J68.1)
J82 Pulmonary eosinophilia, not elsewhere classified
Asma eosinophilia; pneumonia Löffler; eosinofilia (paru-paru) tropis NOS
Kecuali: akibat: aspergillosis (B44.-), infeksi parasit yang dijelaskan (B50-B83)
drugs (J70.2-J70.4), kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36)
J84 Penyakit interstitium paru-paru lainnya
Kecuali: pneumonitis limfoid interstitium akibat penyakit HIV (B22.1)
penyakit paru-paru akibat benda asing (J60-J70))
kelainan insterstitium paru-paru akibat obat-obatan (J70.2-J70.4)
emfisema intersitium (J98.2)
J84.0 Kondisi alveolus dan parieto-alveolaris
Proteinosis alveolaris, mikrolithiasis alveoli paru-paru
J84.1 Penyakit interstitium lain paru-paru dengan fibrosis
Sindroma Hamman-Rich, alveolitis fibrosa (kriptogenik)
Fibrosis idiopatik paru-paru, fibrosis diffusa paru-paru
Kecuali: fibrosis (kronik) akibat menghirup zat kimia, gas, asap dan uap (J68.4)
fibrosis (kronik) setelah radiasi (J70.1)
J84.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada intersititum paru-paru
J84.9 Penyakit intersititum paru-paru, tidak dijelaskan
Pneumonia intersititum NOS

Kondisi supuratif dan nekrotik saluran pernafasan bawah (J85-J86)


J85 Abses paru-paru dan mediastinum
J85.0 Gangren dan nekrosis paru-paru

J85.1 Abses paru-paru dengan pneumonia


Kecuali: dengan pneumonia akibat organisme yang dijelaskan (J10-J16)
J85.2 Abses paru-paru tanpa pneumonia;
Abses paru-paru NOS
J85.3 Abses mediastinum
J86 Pyothoraks
Termasuk: abses pleura atau toraks, empyema, pyopneumotoraks:
Kecuali: akibat tuberkulosis (A15-A16)

 714
J86.0 Pyothoraks dengan fistula
J86.9 Pyothoraks tanpa fistula

PENYAKIT-PENYAKIT LAIN PADA PLEURA (J90-J94)


J90 Effusi pleura, not elsewhere classified
Pleurisi dengan effusi
Kecuali: pleurisy TB (A15-A16)
effusi (pleura) berisi cairan limfe (J94.0);
pleurisy NOS (R09.1),
J91* Effusi pleura pada kondisi yang diklasifikasikan di tempat lain
J92 Pleural plaque
Termasuk: penebalan pleura
J92.0 Plak pleura dengan terdapatnya asbestos
J92.9 Plak pleura tanpa asbestos
Plak pleura NOS
J93 Pneumothoraks
Kecuali: pyopneumothoraks (J86.-)
pneumotoraks: TB (A15-A16), kongenital atau perinatal (P25.1),
traumatika (S27.0),
J93.0 Spontaneous tension pneumothorax [pneumothoraks tekanan spontan]
J93.1 Pneumothoraks spontan lainnya
J93.8 Pneumothoraks lain
J93.9 Pneumothoraks, tidak dijelaskan
J94 Kondisi lainnya pada pleura
Kecuali: Kondisi-kondisi pleura pada TB (A15-A16), pleurisy NOS (R09.1)
haemopneumothorax traumatika (S27.2), haemothorax traumatika (S27.1)
J94.0 Chylous effusion;
Chyliform effusion [effusi berisi cairan limfe]
J94.1 Fibrothorax
J94.2 Haemothorax
Haemopneumothorax
J94.8 Kondisi lain yang dijelaskan pada pleura
Hydrothorax
J94.9 Kondisi pleura, tidak dijelaskan

Penyakit-penyakit lain pada sistem pernafasan (J95-J99)


J95 Kelainan respirasi pasca-prosedur, not elsewhere classified
Kecuali: manifestasi pada paru-paru akibat radiasi (J70.0-J70.1)
emfisema (subkutis) akibat suatu prosedur (T81.8)
J95.0 Malfungsi trakheostomi
Obstruksi saluran udara trakheostomi,
Perdarahan dari stoma trakheostomi,
Sepsis pada stoma trakheostomi,
Fistula tracheo-oesophagus menyusul trakheostomi

 715
J95.1 Insuffisiensi paru-paru akut menyusul bedah thoraks
J95.2 Insuffisiensi paru-paru akut menyusul bedah non-thoras
J95.3 Insuffisiensi paru-paru kronik menyusul pembedahan
J95.4 Sindroma Mendelson [pneumonitis asam menyusul aspirasi asam lambung]
Kecuali: komplikasi:
kehamilan (O29.0), persalinan dan melahirkan (O74.0), nifas (O89.0)
J95.5 Stenosis subglottis pasca-prosedur
J95.8 Kelainan pernafasan pasca-prosedur lainnya
J95.9 Kelainan pernafasan pasca-prosedur, tidak dijelaskan
J96 Kegagalan pernafasan, not elsewhere classified
Kecuali: kegagalan pernafasan pasca prosedur (J95.-)
respiratory distress syndrome: dewasa (J80), bayi baru lahir (P22.0)
kegagalan kardio-respirasi, respiratory arrest (R09.2)
J96.0 Kegagalan pernafasan akut
J96.1 Kegagalan pernafasan kronik
J96.9 Kegagalan pernafasan, tidak dijelaskan
J98 Kelainan pernafasan lainnya
Kecuali: apnea NOS (R06.8), apnea tidur (G47.3),
apnea waku tidur pada neonatus (P28.3), apnea neonatus (P28.4)
J98.0 Penyakit-penyakit bronkus, not elsewhere classified
Kolaps atau diskinesia trakeobronkus, bronkolitiasis
J98.1 Kolaps paru-paru
Atelektasis, kolaps paru-paru
Kecuali: atelectasis (pada): TB (sekarang) (A15-A16), newborn (P28.0-P28.1)
J98.2 Emfisema interstitium
Emfisema mediastinum
Kecuali: emfisema:
NOS (J43.9), pada janin dan neonatus (P25.0)
pembedahan (subkutis) (T81.8), subkutis traumatika (T79.7)
J98.3 Emfisema kompensasi
J98.4 Kelainan lain paru-paru
Pulmolithiasis, kalsifikasi paru-paru,
Penyakit kistik paru-paru (didapat), penyakit paru-paru NOS
J98.5 Penyakit mediastinum, not elsewhere classified
Fibrosis, hernia, atau retraksi mediastinum
Mediastinitis
Kecuali: abses mediastinum (J85.3)
J98.6 Kelainan diaphragma
Diafragmatitis, paralisis diafragma, relaksasi diafragma
Kecuali: hernia diafragmatika (K44.-), hernia diafragmatika kongenital (Q79.0)
malformasi kongenital diafragma NEC (Q79.1)
J98.8 Kelainan pernafasan lain yang dijelaskan
J98.9 Kelainan pernafasan, tidak dijelaskan
Penyakit pernafasan (kronik) NOS
J99* Kelainan pernafasan pada penyakit c. e.
J99.0* Penyakit paru-paru rheumatoid (M05.1†)

 716
J99.1* Kelainan pernafasan pada kelainan jaringan ikat diffusa lainnya
Kelainan pernafasan pada:
granulomatosis Wegener (M31.3†), systemic lupus erythematosus (M32.1†)
dermatomyositis (M33.0-M33.1†), polymyositis (M33.2†)
systemic sclerosis (M34.8†), sicca syndrome [Sjögren] (M35.0†)
J99.8* Kelainan pernafasan pada penyakit lain yang diklasifikasikan di tempat lain
Kelainan pernafasan pada:
amoebiasis (A06.5†), syphilis (A52.7†), sporotrichosis (B42.0†)
cryoglobulinaemia (D89.1†), ankylosing spondylitis (M45†)

 717
BAB XI
PENYAKIT-PENYAKIT SISTEM
PENCERNAAN (K00-K93)

Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, gizi, dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas (O00-O99)
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
Tanda, gejala, dan penemuan klinis dan labor abnormal, NEC (R00-R99)
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab luar tertentu (S00-T98)

Blok-blok di dalam bab ini adalah:


K00-K14 Penyakit rongga mulut, kelenjar saliva dan rahang
K20-K31 Penyakit esofagus, lambung dan duodenum
K35-K38 Penyakit appendix
K40-K46 Hernia
K50-K52 Enteritis dan kolitis non-infektif
K55-K63 Penyakit-penyakit usus lainnya
K65-K67 Penyakit-penyakit peritoneum
K70-K77 Penyakit-penyakit hati
K80-K87 Kelainan kandung empedu, saluran empedu, dan pankreas.
K90-K93 Penyakit lain pada sistem pencernaan

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sebagai berikut:


K23* Kelainan esofagus pada penyakit c. e.
K67* Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e.
K77* Kelainan hati pada penyakit c. e.
K87* Kelainan kandung empedu, saluran empedu, dan pankreas pada penyakit c. e..
K93* Kelainan lain organ pencernaan pada penyakit c. e.

Penyakit rongga mulut, kelenjar saliva dan rahang (K00-K14)


K00 Kelainan perkembangan dan erupsi gigi
Kecuali: Gigi embedded dan impacted (K01.-)
K00.0 Anodontia
Hipodontia, oligodontia
K00.1 Supernumerary teeth
Distomolar, paramolar, molar IV, mesiodens, gigi tambahan
K00.2 Kelainan ukuran dan bentuk gigi
Concrescence [penebalan] gigi, fusi gigi, geminasi [kembaran] gigi
Dens: evaginatus, invaginatus, in dente [dalam gigi]
Enamel pearls, gigi berbentuk runcing, taurodontism, makrodontia, mikrodontia

 718
Tuberkulum paramolare
Kecuali: tuberculum Carabelli, yang dianggap variasi normal dan tidak dikode
K00.3 Mottled teeth [gigi berbercak atau berbintik]
Fluorosis gigi, bercak enamel
Keopakan enamel non-fluorida
Kecuali: deposits [accretions] pada gigi (K03.6)
K00.4 Kekacauan dalam pembentukan gigi
Aplasia dan hipoplasia sementum,
Dilaserasi gigi, odontoplasia regional, gigi Turner
Hipoplasia enamel (prenatal) (postnatal) (neonatal)
Kecuali: mottled teeth (K00.3)
gigi Hutchinson dan molar mulberry pada sifilis kongenital (A50.5)
[gigi Hutchinson: insisor 1/3 tengah mengecil sehingga ujungnya cekung]
[molar mulberry: pengecilan dan bentuk dengan lobulus pada molar]
K00.5 Kekacauan herediter struktur gigi, NEC
Displasia dentin
Shell teeth
Amelogenesis, dentinogenesis, dan odontogenesis: imperfecta
[penyakit autosom dominan yang menyebabkan hipoplasia berat enamel]
K00.6 Kekacauan erupsi gigi
Dentia praecox
Erupsi prematur gigi
Gigi (desidua) lepas prematur
Natal tooth [gigi pada waktu lahir]
Neonatal tooth [gigi pada neonatus]
Gigi primer persisten [retained, tidak lepas]
K00.7 Teething syndrome
K00.8 Kelainan lain perkembangan gigi
Perubahan warna sewaktu pembentukan gigi,
Staining [penodaan] intrinsik gigi NOS
K00.9 Kelainan perkembangan gigi, tak dijelaskan
Kelainan odontogenesis NOS
K01 Gigi embedded dan impacted
Kecuali: Gigi embedded dan impacted, posisinya atau gigi di dekatnya abnormal (K07.3)
K01.0 Gigi embedded
[gigi yang gagal erupsi tanpa dihalangi oleh gigi lain]
K01.1 Gigi impacted
[gigi yang gagal erupsi karena dihalangi oleh gigi lain]
K02 Dental caries
K02.0 Karies terbatas pada enamel
Lesi bintik putih (karies awal)
K02.1 Karies pada dentin
K02.2 Karies pada sementum
K02.3 Karies gigi terhenti
K02.4 Odontoklasia
Melanodontia infantil

 719
Melanodontoklasia
K02.8 Karies gigi lainnya
K02.9 Karies gigi, tak dijelaskan
K03 Penyakit lain pada jaringan keras gigi
Kecuali: Bruxism (F45.8)
Teeth-grinding NOS (F45.8)
Karies gigi (K02.-)
K03.0 Atrisi gigi berlebihan
Kerusakan akibat pemakaian pada bagian approximal atau oklusal [gigitan] gigi
[bisa akibat diet abrasif, penuaan, atau bruxisme (menggesekkan gigi)]
K03.1 Abrasio gigi
Abrasi gigi karena
dentifrice (pasta atau bubuk pembersih gigi), kebiasaan
pekerjaan, agama, tradisi
Cacad baji (wedge) pada gigi
K03.2 Erosi gigi
Erosi gigi: NOS, idiopatik, pekerjaan
Erosi gigi akibat: , diet, obat-obatan, muntah persisten
K03.3 Resorpsi patologis gigi
Resorpsi gigi (eksternal)
Granuloma internal pada pulpa
K03.4 Hipersementosis
Hiperplasia sementum
K03.5 Ankilosis gigi
K03.6 Deposits [accretions] pada gigi
Deposit pada gigi:
betel (pinang), tembakau, hitam, hijau, materia alba, orange
Staining gigi: NOS, ekstrinsik NOS
Kalkulus [karang] gigi: subgingiva, supragingiva]
K03.7 Perubahan warna pasca-erupsi pada jaringan keras gigi
Kecuali: deposit gigi (K03.6)
K03.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada jaringan keras gigi
Radiasi enamel
Dentin sensitif
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi radiasi
K03.9 Penyakit jaringan keras gigi, tak dijelaskan
K04 Penyakit pulpa dan jaringan periapex
K04.0 Pulpitis
Abses pulpa
Polip pulpa
Pulpitis: akut, suppuratif, kronik (hiperplastik) (ulseratif)
K04.1 Nekrosis pulpa
Gangren pulpa
K04.2 Degenerasi pulpa
Dentikel
Kalsifikasi atau batu pulpa

 720
K04.3 Pembentukan jaringan keras abnormal di dalam pulpa
Dentin sekunder atau irreguler
K04.4 Periodontitis apex akut yang berasal dari pulpa
Periodontitis apeks akut NOS
K04.5 Periodontitis apex kronik
Granuloma apex atau periapex
Periodontitis apex NOS
K04.6 Abses periapex dengan sinus
Abses gigi dengan sinus
Abses dentoalveolaris gigi dengan sinus
K04.7 Abses periapex tanpa sinus
Abses NOS pada: , gigi, dentoalveolaris, periapex
K04.8 Kista radiks [akar gigi]
Kista: apex (periodontium), periapex, sisa akar
Kecuali: kista periodontium lateral (K09.0)
K04.9 Penyakit lain dan tak dijelaskan pada jaringan pulpa dan periapex
K05 Gingivitis dan penyakit periodontium
K05.0 Gingivitis akut
Kecuali: gingivitis ulseratif nekrotikans akut (A69.1)
gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2)
K05.1 Gingivitis kronik
Gingivitis (kronik): NOS, deskuamasi, hiperplastik, simple marginal, ulseratif
K05.2 Periodontitis akut
Perikoronitis akut
Abses parodontium
Abses periodontium
Kecuali: periodontitis apex akut (K04.7)
abses periapex (K04.7)
abses periapex dengan sinus (K04.6)
K05.3 Periodontitis kronik
Perikoronitis kronik
Periodontitis: NOS, kompleks, simplex
K05.4 Periodontosis
Periodontosis juvenile [remaja]
K05.5 Penyakit periodontium lain
K05.6 Penyakit periodontium, tak dijelaskan
K06 Kelainan lain pada gingiva dan puncak alveolus tanpa gigi (edentulous)
Kecuali: atrofi puncak alveolus edentulous (K08.2) [gusi edentulous]
gingivitis: akut (K05.0), NOS (K05.1), kronik (K05.1)
K06.0 Resesi gingiva
Resesi gingiva (umum) (lokal) (pasca infeksi) (pasca bedah)
K06.1 Pembesaran gingiva
Fibromatosis gingiva
K06.2 Lesi gingiva dan edentulous alveolar ridge akibat trauma
Hiperplasia iritatif puncak edentulus (hiperplasia karena gigi palsu)
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX) untuk identifikasi penyebab

 721
K06.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada gingiva dan edentulous alveolar ridge
Epulis fibrosa
Epulis giant cells
Flabby ridge [epulis = bengkak kecil pada rahang]
Granuloma sel raksasa perifer
Granuloma piogenik gusi
K06.9 Kelainan pada gingiva dan gusi edentulus, tak dijelaskan
K07 Anomali dentofasialis [termasuk maloklusi]
Kecuali: Hiperplasia atau hipoplasia kondilus unilateral (K10.8),
Atrofi atau hipertrofi hemifasial (Q67.4)
K07.0 Anomali mayor ukuran rahang
Hiperplasia atau hipoplasia mandibula
Hiperplasia atau hipoplasia maksilla
Makrognathism (mandibula) (maxilla) [gnath = rahang]
Micrognathism (mandibula) (maxilla)
Kecuali: akromegali (E22.0)
sindroma Robin (Q87.0)
K07.1 Anomali hubungan rahang dengan dasar tengkorak
Asimetri rahang,
Prognathism (mandibula) (maxilla)
Retrognathism (mandibula) (maxilla)
K07.2 Anomali hubungan arkus dentis (lengkung susunan gigi)
Crossbite (anterior) (posterior)
Openbite (anterior) (posterior)
Overbite (berlebihan): dalam, horizontal, vertikal
Disto-oklusi
Mesio-oklusi,
Oklusi lingualis posterior pada gigi mandibula
Deviasi garis tengah arkus dentin
Overjet
K07.3 Anomali posisi gigi
Gigi: bertumpuk, diastema, pergeseran, rotasi, jarak abnormal, transposisi
Gigi impacted atau embedded, posisi gigi tersebut atau gigi di dekatnya abnormal
Kecuali: gigi embedded dan impacted tanpa posisi abnormal (K01.-)
K07.4 Maloklusi, tak dijelaskan
K07.5 Kelainan fungsional dentofasialis
Penutupan rahang abnormal
Maloklusi karena: menelan abnormal, bernafas di mulut, kebiasaan lidah, bibir atau jari
Kecuali: bruxism (F45.8); teeth-grinding NOS (F45.8)
K07.6 Kelainan sendi temporomandibularis
Kompleks atau sindroma Costen
Kerusakan sendi temporo-mandibularis
Snapping jaw
Sindroma sendi-nyeri-disfungsi temporomandibula
Kecuali: sendi temporomandibula saat ini:
dislokasi (S03.0)
terkilir (S03.4)

 722
K07.8 Anomali dentofasialis lainnya
K07.9 Anomali dentofasialis, tak dijelaskan
K08 Kelainan lain pada gigi dan jaringan penyokongnya
K08.0 Exfoliasi gigi akibat penyebab sistemik [lapisan terkelupas]
K08.1 Kehilangan gigi akibat kecelakaan, dicabut atau penyakit periodontium lokal
K08.2 Atrofi puncak alveolaris edentulus
K08.3 Akar gigi tertinggal
K08.8 Kelainan lain pada gigi dan struktur penyokong yang dijelaskan
Pembesaran puncak alveolaris NOS
Prosesus alveolaris irregular
Sakit gigi NOS
K08.9 Kelainan pada gigi dan struktur penyokong, tak dijelaskan
K09 Kista daerah mulut, not elsewhere classified
Termasuk: lesi dengan gambaran histologis kista aneurisma dan lesi fibro-ossea lain
Kecuali: kista akar gigi (K04.8)
K09.0 Kista odontegik perkembangan
Kista: dentigerosa, erupsi, folikuler, gusi, periodontium lateralis, primordial
Keratokista
K09.1 Kista perkembangan (non-odontogenik) daerah mulut
Kista: globulomaksilla, incisive canal, palatum median, nasopalatina, papilla palatina
K09.2 Kista rahang lainnya
Kista rahang: NOS, aneurisma, perdarahan, traumatika
Kecuali: kista tulang laten pada rahang(K10.0), kista Stafne (K10.0)
K09.8 Kista lain daerah mulut, not elsewhere classified
Kista dermoid, kista epidermoid, atau kista limfoepitel pada mulut
Kista nasoalveolaris
Kista nasolabialis
Epstein’s pearl,
K09.9 Kista daerah mulut, tak dijelaskan
K10 Penyakit rahang lainnya
K10.0 Kelainan perkembangan rahang
Kista tulang laten pada rahang
Kista Stafne,
Torus mandibularis
Torus palatinus
K10.1 Granuloma sel raksasa, sentral
Granuloma sel raksasa NOS
Kecuali: granuloma sel raksasa perifer (K06.8)
K10.2 Kondisi peradangan rahang
Osteitis
osteomielitis (neonatus) pada rahang (akut) (kronik) (supuratif)
osteoradionekrosis pada rahang (akut) (kronik) (supuratif)
periostitis pada rahang (akut) (kronik) (supuratif)
Sequestrum tulang rahang
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX) untuk identifikasi, kalau akibat radiasi.
K10.3 Alveolitis rahang

 723
Osteitis alveolaris
Dry socket
K10.8 Penyakit lain rahang yang dijelaskan
Cherubismus
Exostosis rahang
Displasia fibrosa rahang
Hiperplasia at kondilus unilateral
Hipoplasia kondilus unilateral
K10.9 Penyakit rahang, tak dijelaskan
K11 Penyakit kelenjar saliva
K11.0 Atrofi kelenjar saliva
K11.1 Hipertrofi kelenjar saliva
K11.2 Sialoadenitis
Kecuali: parotitis epidemika (B26.-)
demam uveoparotid [Heerfordt] (D86.8)
K11.3 Abses kelenjar saliva
K11.4 Fistula kelenjar saliva
Kecuali: fistula kongenital kelenjar saliva (Q38.4)
K11.5 Sialolithiasis
Kalkulus atau batu pada kelenjar atau saluran saliva
K11.6 Mucocele kelenjar saliva
Kista ekstravasasi mukus pada kelenjar saliva
Kista retensi mukus pada kelenjar saliva
Ranula
K11.7 Kekacauan sekresi saliva
Hipoptyalism
Ptyalism
Xerostomia (mulut kering)
Kecuali: mulut kering NOS (R68.2)
K11.8 Penyakit lain kelenjar saliva
Lesi limfoepitel jinak kelenjar saliva
Sialometaplasia nekrotikans
Sialektasia,
Penyakit Mikulicz
Stenosis atau striktura saluran saliva
Kecuali: sindroma sicca (Sjögren) (M35.0)
K11.9 Penyakit kelenjar saliva, tak dijelaskan
Sialoadenopati NOS
K12 Stomatitis dan lesi yang terkait
Kecuali: cancrum oris (A69.0)
stomatitis gangrenosa (A69.0)
noma (A69.0)
gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2)
cheilitis (K13.0)
K12.0 Recurrent oral aphthae [ulkus mulut berulang]
Stomatitis aphtosa (mayor) (minor)

 724
Aphthae Bednar
Ulkus aphthosa rekurens
Periadenitis mukosa nekrotikans rekurens
Stomatitis herpetiformis
K12.1 Bentuk lain stomatitis
Stomatitis: NOS, gigi palsu, ulseratif, vesikularis
K12.2 Sellulitis dan abses mulut
Selulitis (lantai) mulut
Abses submandibula
Kecuali: abses:
periapex (K04.6-K04.7),
periodontium (K05.2)
kelenjar saliva (K11.3),
lidah (K14.0),
peritonsil (J36)
K13 Penyakit lain bibir dan mukosa mulut
Termasuk: kekacauan epitel lidah
Kecuali: penyakit tertentu pada gusi dan gusi edentulus (K05-K06),
kista mulut (K09.-)
stomatitis dan lesi terkait (K12.-),
penyakit lidah (K14.-)
K13.0 Penyakit bibir
Cheilitis: NOS, angularis, exfoliatif, glandularis
Cheilodynia
Cheilosis
Perlēche NEC
Kecuali:
ariboflavinosis
perlēche defisiensi riboflavin (E53.0)
perlēche akibat kandidiasis (B37.8)
cheilitis akibat kelainan radiasi (L55-L59)
K13.1 Menggigit pipi dan bibir
K13.2 Leukoplakia dan kerusakan lain epitel mulut, termasuk lidah
Erythroplakia pada epitel mulut, termasuk lidah
Leukoedema pada epitel mulut, termasuk lidah
Leukokeratosis nikotina palati
Palatum perokok (smoker's palate)
Kecuali: leukoplakia berambut (K13.3)
K13.3 Hairy leukoplakia (berambut)
K13.4 Granuloma dan lesi mirip granuloma pada mukosa mulut
Granuloma eosinofilia mukosa mulut
Granuloma piogenik mukosa mulut,
Xanthoma verrukosa mukosa mulut
K13.5 Fibrosis submukosa mulut
Fibrosis submukosa lidah
K13.6 Hiperplasia iritatif mukosa mulut
Kecuali: hiperplasia iritatif gusi edentulous [hiperplasia gigi palsu] (K06.2)

 725
K13.7 Lesi lain dan tak dijelaskan pada mukosa mulut
Musinosis mulut terfokus
K14 Penyakit lidah
Kecuali: eritroplakia, leukoplakia, leukoedema, hiperplasia epitel terfokus: lidah (K13.2)
leukoplakia berambut (K13.3)
fibrosis submukosa lidah (K13.5)
makroglosia (kongenital) (Q38.2)
K14.0 Glossitis
Abses lidah
Ulserasi (traumatika) pada lidah
Kecuali: glositis atrofik (K14.4)
K14.1 Geographic tongue – lidah terkelupas
Glositis migrasi jinak
Glositis areata exfoliativa
K14.2 Median rhomboid glossitis [radang lidah dengan nodul di tengah lidah]
K14.3 Hipertrofi papilla lidah
Lidah hitam berambut
Lingua villosa nigra
Lidah berselaput
Hipertrofi papilla foliata
K14.4 Atrofi papilla lidah
Glossitis atrofika
K14.5 Plicated tongue (lidah dengan lipatan-lipatan paralel
Lidah: retak, berlekuk, berkantong
Kecuali: lidah retak kongenita (Q38.3)
K14.6 Glossodinia
Glossopirosis
Lidah nyeri
K14.8 Penyakit lain lidah
Lidah atrofi
Lidah renasi [(pinggir denga blatan-bulatan]
Lidah dengan pembesaran
Lidah dengan hipertrofi
K14.9 Penyakit lidah, tak dijelaskan:
Glossopati NOS

Penyakit esofagus, lambung dan duodenum (K20-K31)


Kecuali: hiatus hernia (K44.-)
K20 Esofagitis
Abses esofagus
Esofagitis: NOS, zat kimia, peptik
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi penyebab.
Kecuali: esofagitis reflux (K21.0)
dengan gastroesophageal reflux disease (GERD) (K21.0)
erosi esofagus (K22.1)
K21 Gastroesophageal reflux disease (GERD)

 726
K21.0 Penyakit reflux gastro-esofagus dengan esofagitis:
Esofagitis reflux
K21.9 Penyakit reflux gastro-esofagus tanpa esofagitis:
Reflux esofagus NOS
K22 Penyakit lain esofagus
Kecuali: varises esofagus(I85.-)
K22.0 Akhalasia kardia:
Akhalasia NOS [akibat peristalsis esofagus gagal, sfingter esofagus kurang relaksasi]
Kardiospasme [spasme singter esofagus dekat lambung]
Kecuali: kardiospasme kongenital (Q39.5***)
K22.1 Ulkus esofagus:
Erosi esofagus
Ulkus esofagus: NOS, ,akibat menelan: zat kimia, obat-obatan, jamur, peptik
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi penyebab
K22.2 Obstruksi esofagus
Kompresi esofagus
Konstriksi esofagus
Stenosis esofagus
Striktura esofagus
Kecuali: stenosis atau striktura kongenital esofagus (Q39.3)
K22.3 Perforasi esofagus
Ruptura esofagus
Kecuali: perforasi traumatika esofagus (torakalis) (S27.8)
K22.4 Diskinesia esofagus
Esofagus ‘corkscrew’ (pembuka sumbat botol)
Spasme esofagus diffusa
Spasme esofagus
Kecuali: kardiospasme (K22.0)
K22.5 Divertikulum esofagus, didapat
Esophageal pouch, didapat [kantong esofagus]
Kecuali: divertikulum esofagus (kongenital) (Q39.6)
K22.6 Sindroma laserasi-perdarahan gastro-esofagus:
Sindroma Mallory-Weiss
K22.8 Penyakit esofagus lain yang dijelaskan:
Perdarahan esofagus NOS
K22.9 Penyakit esofagus, tak dijelaskan
K23* Kelainan esofagus pada penyakit c. e.
K23.0* Esofagitis tuberkolusa (A18.8†)
K23.1* Megaesofagus pada penyakit Chagas (B57.3†)
K23.8* Kelainan esofagus penyakit lain c. e..

Subdivisi karakter keempat berikut digunakan untuk kategori K25-K28:


.0 Akut dengan perdarahan
.1 Akut dengan perforasi
.2 Akut dengan perdarahan tambah perforasi
.3 Akut tanpa perdarahan atau perforasi

 727
.4 Kronik atau tak dijelaskan dengan perdarahan
.5 Kronik atau tak dijelaskan dengan perforasi
.6 Kronik atau tak dijelaskan dengan perdarahan tambah perforasi
.7 Kronik tanpa perdarahan atau perforasi
.9 Tidak jelas akut atau kronik, tanpa perdarahan atau perforasi
K25 Gastric ulcer [tukak lambung]
Termasuk: erosi (akut) lambung
ulkus (peptikum): pilorus, lambung
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat, kalau
disebabkan obat
Kecuali: gastritis erosif hemoragika akut (K29.0)
ulkus peptikum NOS (K27.-)
K26 Duodenal ulcer [tukak duodenum]
Termasuk: erosi (akut) duodenum
ulkus (peptikum): duodenum, postpilorika
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat, kalau
disebabkan obat
Kecuali: ulkus peptikum NOS (K27.-)
K27 Ulkus peptikum, situs tak dijelaskan
Termasuk: ulkus gastroduodenum NOS, ulkus peptikum NOS
Kecuali: ulkus peptikum neonatus (P78.8)
K28 Ulkus gastrojejunum
Termasuk: ulkus (peptikum) atau erosi:
- gastrokolika
- gastrointestinum
- gastrojejunum
- jejunum
- anastomotik
- marginal
- stoma
Kecuali: ulkus primer usus halus (K63.3)
K29 Gastritis dan duodenitis
Kecuali: gastritis atau gastroenteritis eosinophilika (K52.8)
sindroma Zollinger-Ellison (E16.4)
K29.0 Gastritis hemoragika akut
Gastritis akut (erosif) dengan perdarahan
Kecuali: erosi (akut) lambung (K25.-)
K29.1 Gastritis akut lain
K29.2 Gastritis alkoholik
K29.3 Gastritis kronik superfisialis
K29.4 Gastritis atrofika kronik
Atrofi lambung
K29.5 Gastritis kronik, tak dijelaskan
Gastritis kronik: antrum, fundus

 728
K29.6 Gastritis lain
Gastritis hipertrofi raksasa
Gastritis granulomatosa
Penyakit Ménétrier
K29.7 Gastritis, tak dijelaskan
K29.8 Duodenitis
K29.9 Gastroduodenitis, tak dijelaskan
K30 Dyspepsia
Indigestion
Kecuali: dispepsia:
- nervosa (F45.3)
- neurotik (F45.3)
- psikogenik (F45.3)
heartburn (R12)
K31 Penyakit lain lambung dan duodenum
Termasuk: kelainan fungsional lambung
Kecuali: divertikulum duodenum (K57.0-K57.1)
perdarahan lambung (K92.0-K92.2)
K31.0 Dilatasi akut lambung
Distensi akut lambung
K31.1 Stenosis pilorus hipertrofik dewasa
Stenosis pilorus NOS
Kecuali: stenosis pilorus kongenital atau infantil (Q40.0)
K31.2 Striktura dan stenosis ‘hourglass’ lambung
Kecuali: kontraksi hourglass lambung (K31.8)
lambung hourglass kongenital (Q40.2)
K31.3 Pylorospasm, not elsewhere classified
Kecuali: pilorospasme:
- neurotik (F45.3)
- psikogenik (F45.3)
- kongenital atau infantile (Q40.0)
K31.4 Divertikulum lambung
Kecuali: divertikulum lambung kongenital(Q40.2)
K31.5 Obstruksi duodenum
Konstriksi duodenum
Stenosis duodenum
Striktura duodenum
Ileus duodenum (kronik)
Kecuali: stenosis kongenital duodenum (Q41.0)
K31.6 Fistula lambung dan duodenum
Fistula gastrokolika; fistula gastrojejunokolika
K31.7 Polip lambung dan duodenum
Kecuali: polip adenomatosa lambung (D13.1)
K31.8 Penyakit lambung dan duodenum lain yang dijelaskan
Achlorhydria
Gastroptosis

 729
Kontraksi hourglass lambung
K31.9 Penyakit lambung dan duodenum, tak dijelaskan

Penyakit appendiks (K35-K38)


K35 Appendisitis akut
K35.0 Appendisitis akut dengan peritonitis umum
Appendisitis (akut) dengan:
- perforasi
- peritonitis (umum) (lokal) menyusul ruptur atau perforasi ***
- ruptura
K35.1 Appendisitis akut dengan abses peritoneum
Abses appendiks
K35.9 Appendisitis akut, tak dijelaskan
Appendisitis akut dengan peritonitis, lokal atau NOS ***
Appendisitis akut tanpa:
- abses peritoneum
- perforasi
- peritonitis umum ***
- ruptura
K36 Appendisitis lain
Appendisitis:
- kronik
- rekurens (berulang)
K37 Appendisitis yang tak dijelaskan
K38 Penyakit-penyakit appendiks lain
K38.0 Hyperplasia appendiks
K38.1 Appendicular concretions [massa padat appendiks]
Faekalith appendiks
Sterkolith appendiks
K38.2 Divertikulum appendiks
K38.3 Fistula appendiks
K38.8 Penyakit-penyakit appendiks lain yang dijelaskan
Intususepsi [dinding memasuki dinding lain, seperti teleskop] appendix
K38.9 Penyakit appendiks, tak dijelaskan

Hernia (K40-K46)
Note: Hernia dengan gangren tambah obstruksi diklasifikasikan pada hernia dengan gangren.
Termasuk: hernia: didapat, rekurens
hernia kongenital (kecuali hernia diafragma atau hiatus)
K40 Hernia inguinalis
Termasuk: bubonokel, hernia skrotalis
hernia inguinalis: NOS, direct, indirect, double, oblique
K40.0 Hernia inguinalis bilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren
K40.1 Hernia inguinalis bilateral, dengan gangren

 730
K40.2 Hernia inguinalis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia inguinalis bilateral NOS
K40.3 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia inguinalis (unilateral) tanpa gangren:
- inkarserata
- irreducible
- menyebabkan obstruksi
- strangulasi
K40.4 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan gangren
Hernia inguinalis NOS dengan gangren
K40.9 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia inguinalis (unilateral) NOS
K41 Hernia femoralis
K41.0 Hernia femoralis bilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren
K41.1 Hernia femoralis bilateral, dengan gangren
K41.2 Hernia femoralis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia femoralis bilateral NOS
K41.3 Hernia femoralis unilateral or tidak jelas, dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia femoralis (unilateral) tanpa gangren:
- inkarserata
- irreducible
- menyebabkan obstruksi
- strangulasi
K41.4 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, dengan gangren
K41.9 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia femoralis (unilateral) NOS
K42 Hernia umbilikalis
Termasuk: hernia paraumbilikalis
Kecuali: omphalocele (Q79.2)
K42.0 Hernia umbilikalis dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia umbilikalis tanpa gangren:
- inkarserata
- irreducible
- menyebabkan obstruksi
- strangulasi
K42.1 Hernia umbilikalis dengan gangren
Hernia umbilikalis gangrenosa
K42.9 Hernia umbilikalis tanpa obstruksi atau gangren
Hernia umbilikalis NOS
K43 Hernia ventralis
Termasuk: hernia: epigastrika, insisional [di tempat sayatan]
K43.0 Hernia ventralis dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia ventralis tanpa gangren:
- inkarserata
- irreducible
- menyebabkan obstruksi

 731
- strangulasi
K43.1 Hernia ventralis dengan gangren
Hernia ventralis gangrenosa
K43.9 Hernia ventralis tanpa obstruksi atau gangren
Hernia ventralis NOS
K44 Hernia diafragmatika
Termasuk: hiatus hernia (esofagus)(sliding)
hernia paraesofagus
Kecuali: hernia kongenital:
- hiatus (Q40.1)
- diaphragmatika: (Q79.0)
K44.0 Hernia diafragmatika dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia diafragmatika, tanpa gangren:
- inkarserata
- irreducible
- menyebabkan obstruksi
- strangulasi
K44.1 Hernia diafragmatika dengan gangren
Hernia diafragmatika gangrenosa
K44.9 Hernia diafragmatika tanpa obstruksi atau gangren
Hernia diafragmatika NOS
K45 Hernia abdominalis lainnya
Termasuk: Hernia:
- abdominalis dengan situs dijelaskan NEC
- lumbalis
- obturatorius
- pudendum
- retroperitoneum
- siatika
K45.0 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan obstruksi, tanpa gangren.
Kondisi pada K45, tanpa gangren:
- inkarserata
- irreducible
- menyebabkan obstruksi
- strangulasi
K45.1 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan gangren
Kondisi pada K45 yang dinyatakan gangrenosa
K45.8 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan tanpa obstruksi atau gangren
K46 Hernia abdominalis yang tak dijelaskan
Termasuk: enterokel
epiplokel
hernia: NOS, interstitialis, intestinum, intraabdomen
Kecuali: enterokel vaginalis (N81.5)
K46.0 Hernia abdominalis yang tidak jelas dengan obstruksi, tanpa gangren
Kondisi pada K46, tanpa gangren:
- inkarserata

 732
- irreducible
- menyebabkan obstruksi
- strangulasi
K46.1 Hernia abdominalis yang tidak jelas, dengan gangrene
Kondisi pada K46 yang dinyatakan gangrenosa
K46.9 Hernia abdominalis yang tidak jelas, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia abdominalis NOS

Enteritis dan kolitis non-infektif (K50-K52)


Termasuk: inflammatory bowel disease [penyakit radang usus] non-infektif
Kecuali: irritable bowel syndrome (K58.-)
megakolon (K59.3)
K50 Penyakit Crohn [regional enteritis]
Termasuk: enteritis granulomatosa
Kecuali: kolitis ulseratif (K51.-)
K50.0 Penyakit Crohn usus halus:
Penyakit Crohn [regional enteritis] pada:
- duodenum
- ileum
- jejunum
Ileitis:
- regionalis
- terminalis
Kecuali: kalau disertai penyakit Crohn usus besar (K50.8)
K50.1 Penyakit Crohn usus besar
Kolitis:
- granulomatosa
- regionalis
Penyakit Crohn [enteritis regionalis] pada:
- kolon
- usus besar
- rektum
Kecuali: kalau disertai penyakit Crohn usus halus (K50.8)
K50.8 Penyakit Crohn lainnya
Penyakit Crohn usus halus dengan usus besar
K50.9 Penyakit Crohn, tak dijelaskan
Regional enteritis NOS
K51 Kolitis ulseratif
K51.0 Enterokolitis ulseratif (kronik)
K51.1 Ileokolitis ulseratif (kronik)
K51.2 Proktitis ulseratif (kronik)
K51.3 Rektosigmoiditis ulseratif (kronik)
K51.4 Pseudopolyposis colon
K51.5 Proktokolitis mukosa
K51.8 Kolitis ulseratif lain
K51.9 Kolitis ulseratif, tak dijelaskan

 733
Enteritis ulseratif NOS
K52 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lain
K52.0 Gastroenteritis dan kolitis akibat radiasi
K52.1 Gastroenteritis dan kolitis toksik
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi agen toksik
K52.2 Gastroenteritis dan kolitis alergik dan dietetik
Gastrokolitis atau kolitis akibat hipersensitifitas makanan
K52.8 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lain yang dijelaskan
Gastritis atau gastroenteritis eosinofilik
K52.9 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif, tak dijelaskan
Enteritis, jejunitis, ileitis, sigmoiditis, diare:
- dinyatakan tidak menular, atau
- NOS di negara tempat asal usul kondisi ini bisa dianggap non-infeksi.
Kecuali: gastroenteritis, enteritis, kolitis atau, diare:
- infeksiosa (A09)
- tak dijelaskan, di negara kondisi ini bisa dianggap infeksi (A09)
diare psikogenik (F45.3)
diare fungsional (K59.1)
diare neonatus (non-infektif) (P78.3)

Penyakit-penyakit usus lain (K55-K63)


K55 Kelainan vaskular usus
Kecuali: enterokolitis nekrotikans pada fetus atau neonatus (P77)
K55.0 Kelainan vaskular akut pada usus
Kolitis iskemik fulminant akut
Infark usus akut
Iskemi usus halus akut
Emboli (arteri)(vena) mesenterika
Infark (arteri)(vena) mesenterika
Thrombosis (arteri)(vena) mesenterika
Kolitis iskemik subakut
K55.1 Kelainan vaskular kronik pada usus
Kolitis iskemik kronik
Enteritis iskemik kronik
Enterokolitis iskemik kronik
Striktura iskemik usus
Aterosklerosis mesenterika
Insuffisiensi vaskuler mesenterika
K55.2 Angiodisplasia kolon
K55.8 Kelainan vaskular usus lain
K55.9 Kelainan vaskular usus, tak dijelaskan
Kolitis iskemik NOS
Enteritis iskemik NOS
Enterokolitis iskemik NOS
K56 Ileus paralitika dan obstruksi usus tanpa hernia
Kecuali: ileus mekonium (E84.1)

 734
obstruksi duodenum (K31.5)
dengan hernia (K40-K46)
striktura iskemik usus (K55.1)
stenosis anus atau rektum (K62.4)
obstruksi usus pascabedah (K91.3)
striktura atau stenosis kongenital usus (Q41-Q42)
obstruksi usus neonatus yang bisa diklasifikasikan pada P76.-

K56.0 Ileus paralitika


Paralisis: usus, intestinum, kolon
Kecuali: ileus batu empedu (K56.3)
ileus obstruktif NOS (K56.6)
ileus NOS (K56.7)
K56.1 Intussusception
Intususepsi atau invaginasi: usus, intestinum, kolon, rektum
Kecuali: intususepsi appendix (K38.8)
K56.2 Volvulus
Strangulasi (cekikan) usus atau kolon
Torsio (bengkok) usus atau kolon
Twist (terpuntir) usus atau kolon
K56.3 Ileus batu empedu [gallstone]
Obstruksi usus oleh batu empedu
K56.4 Sumbatan [impaction] usus lain:
Enterolith, hambatan feses, hambatan pada kolon
K56.5 Adhesi usus [bands] dengan obstruksi
Adhesi [bands] peritoneum dengan obstruksi usus
K56.6 Obstruksi usus lain dan tak dijelaskan
Enterostenosis
Ileus obstruksi NOS
Oklusi usus atau kolon
Stenosis usus atau kolon
Striktura usus atau kolon
K56.7 Ileus, tak dijelaskan
K57 Penyakit divertikulum usus
Termasuk: divertikulitis usus (halus) (besar)
divertikulosis usus (halus) (besar)
divertikulum usus (halus) (besar)
Kecuali: divertikulum: appendix (K38.2)
divertikulum Meckel (Q43.0)
divertikulum kongenital usus (Q43.8)

K57.0 Penyakit divertikulum usus halus dengan perforasi dan abses


Penyakit divertikulum usus halus dengan peritonitis
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dgn kolon dengan perforasi dan abses (57.4)
K57.1 Penyakit divertikulum usus halus tanpa perforasi atau abses

 735
Penyakit divertikulum usus halus NOS
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dgn kolon tanpa perforasi atau abses (57.5)
K57.2 Penyakit divertikulum usus besar dengan perforasi dan abses
Penyakit divertikulum kolon dengan peritonitis
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dgn kolon dengan perforasi dan abses (57.4)
K57.3 Penyakit divertikulum usus besar tanpa perforasi atau abses
Penyakit divertikulum kolon NOS
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dgn kolon tanpa perforasi atau abses (57.5)
K57.4 Penyakit divertikulum usus halus dengan kolon dengan perforasi dan abses
Penyakit divertikulum usus halus dengan kolon dengan peritonitis
K57.5 Penyakit divertikulum usus halus dengan kolon tanpa perforasi atau abses
Penyakit divertikulum usus halus dengan kolon NOS
K57.8 Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas, dengan perforasi dan abses
Penyakit divertikulum usus NOS dengan peritonitis
K57.9 Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas, tanpa perforasi atau abses
Penyakit divertikulum usus NOS
K58 Irritable bowel syndrome [sindroma usus irritabel]
Termasuk: irritable colon
K58.0 Irritable bowel syndrome dengan diare
K58.9 Irritable bowel syndrome tanpa diare
Irritable bowel syndrome NOS
K59 Kelainan fungsional usus lainnya
Kecuali: kelainan usus psikogenik (F45.3)
kelainan fungsional lambung (K31.-)
malabsorbsi usus (K90.-)
perubahan kebiasaan usus NOS (R19.4)
K59.0 Konstipasi
K59.1 Diare fungsional
K59.2 Usus neurogenik [gangguan fungsi syaraf usus], not elsewhere classified
K59.3 Megakolon, not elsewhere classified
Dilatasi kolon, megakolon toksik
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi agen toksik
Kecuali: megakolon pada penyakit Chagas (B57.3),
megakolon pada penyakit Hirschsprung (Q43.1)
megakolon kongenital (aganglionik) (Q43.1)
K59.4 Spasme anus
Proktalgia fugax
K59.8 Kelainan fungsional usus lainnya yang dijelaskan
Atonia kolon
K59.9 Kelainan fungsional usus, tak dijelaskan
K60 Fissura dan fistula daerah anus dan rektum
Kecuali: dengan abses atau selulitis (K61.-)
K60.0 Fissura anus akut
K60.1 Fissura anus kronik
K60.2 Fissura anus, tak dijelaskan
K60.3 Fistula anus

 736
K60.4 Fistula rektum
Fistula rektum ke kulit
Kecuali: fistula vesikorektum (N32.1)
fistula rektovaginalis (N82.3).
K60.5 Fistula anorektum
K61 Abses daerah anus dan rektum
Termasuk: abses daerah anus dan rektum dengan atau tanpa fistula
selulitis daerah anus dan rektum dengan atau tanpa fistula
K61.0 Abses anus
Abses perianus
Kecuali: abses intrasfingter (K61.4)
K61.1 Abses rektum
Abses perirektum
Kecuali: abses iskiorektum (K61.3)
K61.2 Abses anorektum

K61.3 Abses iskiorektum


Abses fossa iskiorektum
K61.4 Abses intrasfingter
K62 Penyakit anus dan rektum lain
Termasuk: anal canal
Kecuali: hemoroid (I84.-)
proktitis ulseratif (K51.2),
malfungsi kolostomi dan enterostomi (K91.4)
inkontinensia feses (R15)
K62.0 Polip anus
K62.1 Polip rektum
Kecuali: polip adenomatosa (D12.8)
K62.2 Prolapsus ani
Prolapsus anal canal
K62.3 Prolapsus rekti
Prolapsus mukosa rektum
K62.4 Stenosis anus dan rektum
Striktura (sfingter) anus
K62.5 Perdarahan anus dan rektum
Kecuali: perdarahan rektum neonatus (P54.2)
K62.6 Ulkus anus dan rektum
Ulkus soliter
Ulkus sterkoralis
Kecuali: pada kolitis ulseratif (K51.-)
fissura dan fistula anus dan rektum (K60.-)
K62.7 Proktitis radiasi
K62.8 Penyakit anus dan rektum lain yang dijelaskan
Perforasi rektum (non-traumatika)
Proktitis NOS
K62.9 Penyakit anus dan rektum, tak dijelaskan

 737
K63 Penyakit-penyakit usus lain
K63.0 Abses usus
Kecuali: abses appendiks (K35.1)
abses daerah anus dan rektum (K61.-)
dengan penyakit divertikulum (K57.-)
K63.1 Perforasi usus (non-traumatika)
Kecuali: perforasi (non-traumatika) pada:
- duodenum (K26.-)
- appendiks (K35.0)
dengan penyakit divertikulum (K57.-)
K63.2 Fistula usus
Kecuali: fistula- duodenum (K31.6)
fistula appendiks (K38.3)
fistula daerah anus dan rektum (K60.-)
fistula vesiko-intestinum (N32.1)
fistula usus-genital perempuan (N82.2-N82.4)
K63.3 Ulkus usus
Ulkus primer usus halus
Kecuali: ulkus duodenum (K26.-)
ulkus peptikum, situs tak disebutkan (K27.-)
ulkus gastrointestinum (K28.-), gastrojejunum (K28.-), jejunum (K28.-)
ulkus anus dan rektum (K62.6)
kolitis ulseratif (K51.-)
K63.4 Enteroptosis
K63.5 Polip kolon
Kecuali: polip kolon adenomatosa (D12.6)
poliposis kolon (D12.6)
K63.8 Penyakit usus lain yang dijelaskan
K63.9 Penyakit usus, tak dijelaskan

Penyakit peritoneum (K65-K67)


K65 Peritonitis
Kecuali: Peritonitis:
- paroksismal ringan (E85.0), periodic familial (E85.0)
- pelvis wanita (N73.3-N73.5)
- nifas (O85)
- neonatus (P78.0-P78.1)
- aseptik (T81.6), kimiawi (T81.6), akibat talkum atau zat asing lain (T81.6)
- dengan atau menyusul:
appendisitis (K35.-)
penyakit divetikulum usus (K57.-)
abortus atau hamil ektopik atau hamil mola (O00-O07, O08.0)
K65.0 Peritonitis akut
Abses:
- peritoneum
- mesenterium
- omentum

 738
- subhepatika
- subdiaphragmatika
- subfrenika
- retroperitoneum
- retrokaekum
- abdominopelvis
Peritonitis (akut):
- generalisata
- pelvis laki-laki
- subfrenika
- suppuratif
K65.8 Peritonitis lain
Peritonitis proliferatif kronik,
Nekrosis lemak mesenterium
Saponifikasi mesenterium
Peritonitis akibat empedu
Peritonitis akibat urine
K65.9 Peritonitis, tak dijelaskan
K66 Kelainan lain pada peritoneum
Kecuali: asites (R18)
K66.0 Adhesi peritoneum
Adhesi:
- diafragma
- lambung
- usus
- mesenterium
- omentum
- (dinding) perut
- pelvis pria
Adhesive bands
Kecuali: [bands] adhesi dengan obstruksi usus (K56.5)
[bands] adhesi pada pelvis wanita (N73.6)
K66.1 Haemoperitoneum
Kecuali: haemoperitoneum traumatika (S36.8)
K66.8 Kelainan peritoneum lain yang dijelaskan
K66.9 Kelainan peritoneum, tak dijelaskan
K67* Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e.
K67.0* Peritonitis khlamidia (A74.8†)
K67.1* Peritonitis gonokokus (A54.8†)
K67.2* Peritonitis sifilitika (A52.7†)
K67.3* Peritonitis tuberkulosa (A18.3†)
K67.8* Kelainan peritoneum lain pada penyakit infeksi c. e.

Penyakit-penyakit hati (K70-K77)


Kecuali: hepatitis virus (B15-B19)
penyakit Wilson (E83.0)

 739
haemochromatosis (E83.1)
sindroma Reye (G93.7)
jaundice NOS (R17)
K70 Penyakit hati alkoholik [alcoholic liver disease]
K70.0 Hati berlemak alkoholik [alcoholic fatty liver]
K70.1 Hepatitis alkoholik [alcoholic hepatitis]
K70.2 Fibrosis dan sklerosis alkoholik hati
K70.3 Sirosis hepatis alkoholik [alcoholic cirrhosis of liver]
Sirosis alkoholik NOS [alcoholic cirrhosis NOS]
K70.4 Gagal hati alkoholik [alcoholic hepatic failure]
Gagal hati alkoholik:
- NOS
- akut
- subakut
- kronik
- dengan atau tanpa koma hepatika
K70.9 Penyakit hati alkoholik, tak dijelaskan
K71 Toxic liver disease [penyakit hati toksik]
Termasuk: penyakit hati idosinkratik (tak terduga) akibat obat
penyakit hati toksik (bisa diduga) akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi agen toksik
Kecuali: penyakit hati alkoholik (K70.-)
sindroma Budd-Chiari (I82.0) [sumbatan vena hepatika]
K71.0 Penyakit hati toksik dengan kholestasis
Kholestasis dengan cedera hepatosit
Kholestasis ‘murni’.
K71.1 Penyakit hati toksik dengan nekrosis hati
Gagal hati (akut)(kronik) akibat obat-obatan
K71.2 Penyakit hati toksik dengan hepatitis akut
K71.3 Penyakit hati toksik dengan hepatitis kronik persisten
K71.4 Penyakit hati toksik dengan hepatitis lobularis kronik
K71.5 Penyakit hati toksik dengan hepatitis aktif kronik
Penyakit hati toksik dengan hepatitis lupoid
K71.6 Penyakit hati toksik dengan hepatitis, not elsewhere classified
K71.7 Penyakit hati toksik dengan fibrosis dan sirrhosis hati
K71.8 Penyakit hati toksik dengan kelainan hati lain
Penyakit hati toksik dengan:
- hiperplasia nodul terfokus
- granuloma hepatika,
- peliosis hepatis
- penyakit hati veno-oklusif.
K71.9 Penyakit hati toksik, tak dijelaskan
K72 Hepatic failure, not elsewhere classified
Termasuk: koma hepatika NOS
ensefalopati hepatika NOS,
nekrosis (sel) hati dengan kegagalan hati

 740
atrofi atau distrofi hati kuning (yellow liver atrophy or dystrophy)
hepatitis dengan kegagalan hati: akut, fulminant, ganas
Kecuali: hepatitis virus (B15-B19)
gagal hati alkoholik (K70.4)
dengan penyakit hati toksik (K71.1)
ikterus pada janin dan bayi (P55-P59),
gagal hati yang mempersulit:
- abortus, hamil ektopik atau hamil mola (O00-O07, O08.8)
- hamil, melahirkan dan nifas (O26.6)
K72.0 Gagal hati akut dan subakut
K72.1 Gagal hati kronik
K72.9 Gagal hati, tak dijelaskan
K73 Hepatitis kronik, not elsewhere classified
Kecuali: hepatitis (kronik):
- virus (B15-B19)
- alkoholik (K70.1)
- akibat obat (K71.-),
- reaktif nonspesifik (K75.2)
- granulomatosa NEC (K75.3)
K73.0 Hepatitis persisten kronik, not elsewhere classified
K73.1 Hepatitis lobularis kronik, not elsewhere classified
K73.2 Hepatitis aktif kronik, not elsewhere classified
Hepatitis lupoid NEC
K73.8 Hepatitis kronik lain, not elsewhere classified
K73.9 Hepatitis kronik, tak dijelaskan
K74 Fibrosis dan sirosis hati
Kecuali: fibrosis hati alkoholik (K70.2)
dengan penyakit hati toksik (K71.7)
sklerosis hati kardiaka (K76.1)
sirosis (hati) alkoholik (K70.3)
sirosis (hati) kongenital (P78.8)
K74.0 Fibrosis hati
K74.1 Sklerosis hati
K74.2 Fibrosis hati dengan sklerosis hati
K74.3 Sirosis biliaris primer
Kholangitis destruktif non-suppuratif kronik
K74.4 Sirosis biliaris sekunder
K74.5 Sirosis biliaris, tak dijelaskan
K74.6 Sirosis hati lain dan tak dijelaskan
Sirrhosis (hati):
- NOS
- makronoduler
- mikronoduler
- jenis campuran
- kriptogenik
- portal

 741
- postnekrotik
K75 Penyakit radang hati lainnya
Kecuali: penyakit hati toksik (K71.-)
hepatitis kronik NEC (K73.-)
hepatitis:
- virus (B15-B19)
- akut atau subakut (K72.0)
K75.0 Abses hati
Abses hati:
- NOS
- kholangitika
- hematogenik
- limfogenik
- pileflebitik
Kecuali: abses hati amubika (A06.4)
pileflebitis tanpa abses hati (K75.1)
kholangitis tanpa abses hati (K83.0)
K75.1 Flebitis vena porta
Pileflebitis
Kecuali: abses hati pileflebitis (K75.0)
K75.2 Hepatitis reaktif non-spesifik
K75.3 Hepatitis granulomatosa, not elsewhere classified
K75.4 Hepatitis autoimmun
K75.8 Penyakit radang hati lain yang dijelaskan
K75.9 Penyakit radang hati, tak dijelaskan
Hepatitis NOS
K76 Penyakit-penyakit hati lainnya
Kecuali: degenerasi amiloid hati (E85.-),
trombosis vena porta (I81), trombosis vena hepatika (I82.0)
penyakit hati alkoholik (K70.-)
penyakit hati toksik (K71.-)
penyakit kista hati (kongenital) (Q44.6)
hepatomegali NOS (R16.0),
K76.0 Hati (berubah menjadi) berlemak, not elsewhere classified
K76.1 Bendungan pasif kronik hati
Sirosis hepatis (begitu disebutkan) kardiaka
Sklerosis hepatis kardiaka
K76.2 Nekrosis hemoragik sentral hati
Kecuali: nekrosis hepatis dengan kegagalan hati (K72.-)
K76.3 Infark hepatis
K76.4 Peliosis hepatis
Angiomatosis hepatis
K76.5 Penyakit oklusi vena hepatika
Kecuali: sindroma Budd-Chiari (I82.0)
K76.6 Hipertensi portal
K76.7 Sindroma hepatorenal

 742
Kecuali: menyusul persalinan dan melahirkan (O90.4)
K76.8 Penyakit hati lain yang dijelaskan
Hiperplasia nodul hati terfokus, hepatoptosis
K76.9 Penyakit hati, tak dijelaskan
K77* Kelainan hati pada penyakit c. e.
K77.0* Kelainan hati pada penyakit infeksi dan parasit c. e.
Penyakit hati sifilitika (A52.7†)
Hepatitis:
- herpesvirus [herpes simplex] (B00.8†)
- cytomegalovirus (B25.1†)
- toxoplasma (B58.1†)
Skistosomiasis hepatosplenik (B65.- †)
Hipertensi portal pada skistosomiasis (B65.- †)
K77.8* Kelainan hati pada penyakit lain c. e.
Granuloma hepatika pada:
- sarcoidosis (D86.8†)
- berylliosis (J63.2†)

Kelainan gallbladder, saluran empedu dan pankreas (K80-K87)


K80 Kholelithiasis
K80.0 Batu kantong empedu dengan kholesistitis akut
Setiap kondisi pada K80.2 dengan kholesistitis akut
K80.1 Batu kantong empedu dengan kholesistitis lain
Setiap kondisi pada K80.2 dengan kholesistitis (kronik)
Kholesistitis dengan kholelithiasis NOS
K80.2 Batu kantong empedu tanpa kholesistitis
Batu empedu (tertahan) di: }
- duktus sistikus }
- kantong empedu }
Kholelitiasis } tak dijelaskan atau tanpa kholesistitis
Kholesistolitiasis }
Kolik (rekuren) gallbladder }
K80.3 Batu duktus biliaris dengan kholangitis
Setiap kondisi pada K80.5 dengan kholangitis
K80.4 Batu duktus biliaris dengan kholesistitis
Setiap kondisi pada K80.5 dengan kholesistitis (dengan kholangitis)

K80.5 Batu duktus biliaris tanpa kholangitis or kholesistitis


Batu empedu (tertahan) di: }
- duktus biliaris NOS }
- duktus komunis }
- duktus hepatikus } tak dijelaskan, tanpa kholangitis,
Kholedokholitiasis } tanpa kholesistitis
Kholelitiasis hepatika }
Kolik (rekuren) hepatika }
K80.8 Kholelitiasis lain

 743
K81 Kholesistitis
Kecuali: dengan kholelitiasis (K80.-)
K81.0 Kholesistitis akut
Abses kantong empedu }
Angiokholesistitis }
Empyema kantong empedu }
Gangren kantong empedu: } tanpa kalkulus
Kholesistitis: emfisematosa (akut) }
Kholesistitis: gangrenosa }
Kholesistitis: supuratif }
K81.1 Kholesistitis kronik
K81.8 Kholesistitis lain
K81.9 Kholesistitis, tak dijelaskan
K82 Penyakit lain kantong empedu
Kecuali: sindroma pasca-kholesistektomi (K91.5)
nonvisualisasi kantong empedu (R93.2)
K82.0 Obstruksi kantong empedu
Oklusi }
Stenosis } pada ductus sisticus atau kantong empedu tanpa kalkulus
Striktura }
Kecuali: dengan kholelithiasis (K80.-)
K82.1 Hidrops kantong empedu
Mukokel kantong empedu
K82.2 Perforasi kantong empedu
Ruptura duktus sistikus atau kantong empedu
K82.3 Fistula kantong empedu
Fistula: kholesistokolika, kholesistoduodenalis
K82.4 Kholesterolosis kantong empedu
Kantong empedu strawberri
K82.8 Penyakit kantong empedu lainnya yang dijelaskan
Adhesi }
Atrofi }
Kista } pada duktus sistikus atau kantong empedu
Diskinesia }
Hipertrofi }
Tak berfungsi }
Ulkus }
K82.9 Penyakit kantong empedu, tak dijelaskan

K83 Penyakit-penyakit lain saluran empedu


Kecuali: kondisi berikut yang melibatkan:
- duktus sistikus (K81-K82)
- kantong empedu (K81-K82)
sindroma pasca-kholesistektomi (K91.5)
K83.0 Cholangitis

 744
Cholangitis:
- NOS
- asendens
- primer
- sekunder
- rekuren
- membentuk sklerosis
- membentuk stenosis
- suppuratif
Kecuali: kholangitis destruktif nonsuppuratif kronik (K74.3)
abses hati kholangitik (K75.0)
kholangitis dengan kholedokholitiasis (K80.3-K80.4)
K83.1 Obstruksi saluran empedu
Oklusi }
Stenosis } pada saluran empedu tanpa kalkulus
Striktura }
Kecuali: dengan kholelithiasis (K80.-)
K83.2 Perforasi saluran empedu
Ruptura saluran empedu
K83.3 Fistula saluran empedu
Fistula kholedokhoduodenalis
K83.4 Spasme sfingter Oddi
K83.5 Kista biliaris
K83.8 Penyakit saluran empedu lain yang dijelaskan
Adhesi }
Atrofi } saluran empedu
Hipertrofi }
Ulkus }
K83.9 Penyakit saluran empedu, tak dijelaskan
K85 Pankreatitis akut
Abses pankreas
Nekrosis pankreas:
- akut
- infektif
Pankreatitis:
- NOS
- akut (rekuren)
- subakut
- haemoragika
- suppuratif
K86 Penyakit lain pankreas
Kecuali: tumor sel islet (pankreas) (D13.7)
penyakit fibrokistik pankreas (E84.-)
steatorea pankreatika (K90.3)
K86.0 Pankreatitis kronik akibat alkohol
K86.1 Pankreatitis kronik lain

 745
Pankreatitis kronik:
- NOS
- infeksiosa
- rekuren
- relapsing
K86.2 Kista pancreas
K86.3 Pseudokista pancreas
K86.8 Penyakit pankreas lainnya yang dijelaskan
Atrofi }
Batu } pankreas
Sirosis }
Fibrosis }:
Infantilisme pankreatika
Nekrosis pankreas: NOS, aseptik, lemak
K86.9 Penyakit pankreas, tak dijelaskan
K87* Kelainan kantong empedu, saluran empedu dan pankreas pada penyakit c. e.
K87.0* Kelainan kantong empedu dan saluran empedu pada penyakit c. e.
K87.1* Kelainan pankreas pada penyakit c. e.
Pankreatitis sitomegalovirus (B25.2†)
Pankreatitis mumps (B26.3†)

Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan (K90-K93)


K90 Malabsorpsi usus
Kecuali: menyusul bedah gastrointestinum (K91.2)
K90.0 Coeliac disease
Gluten-sensitive enteropathy
Steatorea idiopatik
Sprue nontropis
K90.1 Sprue tropis
Sprue NOS
Steatorrhoea tropis
K90.2 Blind loop syndrome, not elsewhere classified
Blind loop syndrome NOS
Kecuali: blind loop syndrome:
- pascabedah (K91.2)
- kongenital (Q43.8)
K90.3 Steatorea pankreatika
K90.4 Malabsorpsi akibat intoleransi, not elsewhere classified
Malabsorpsi akibat intoleransi: karbohidrat, lemak, protein, starch
Kecuali: intoleransi laktosa (E73.-)
gluten-sensitive enteropathy (K90.0)
K90.8 Malabsorpsi usus lainnya
Penyakit Whipple† (M14.8*)
K90.9 Malabsorpsi usus, tak dijelaskan

 746
K91 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, not elsewhere classified
Kecuali: ulkus gastrojejunum (K28.-)
kolitis radiasi (K52.0)
gastroenteritis radiasi (K52.0)
proktitis radiasi (K62.7)
K91.0 Muntah menyusul bedah gastrointestinum
K91.1 Sindroma pasca-bedah lambung
Sindroma:
- dumping
- pasca-gastrektomi
- pasca-vagotomi
K91.2 Malabsorbsi pascabedah, not elsewhere classified
Blind loop syndrome pasca-bedah
Kecuali: osteoporosis malabsorbsi pascabedah (M81.3)
osteomalasia malabsorbsi dewasa (M83.2)
K91.3 Obstruksi usus pasca-bedah
K91.4 Malfungsi kolostomi dan enterostomi
K91.5 Sindroma pasca-kholesistektomi
K91.8 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur lainnya, n. e. c.
K91.9 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, tak dijelaskan
K92 Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan
Kecuali: pPerdarahan gastrointestinum neonatus (P54.0-P54.3)
K92.0 Haematemesis
K92.1 Melaena
K92.2 Perdarahan gastrointestinum, tak dijelaskan
Perdarahan: lambung NOS, usus NOS
Kecuali: dengan ulkus peptikum (K25-K28)
gastritis hemoragika akut (K29.0)
perdarahan anus dan rectum (K62.5)
K92.8 Penyakit sistem pencernaan lain yang dijelaskan
K92.9 Penyakit sistem pencernaan, tak dijelaskan
K93* Kelainan organ pencernaan lain pada penyakit c. e.
K93.0* Kelainan tuberkulosis usus, peritoneum dan kelenjar mesenterika (A18.3†)
Kecuali: peritonitis tuberkulosa (K67.3*)
K93.1* Megakolon pada penyakit Chagas (B57.3†)
K93.8* Kelainan organ pencernaan lain yang dijelaskan, pada penyakit c. e.

 747
BAB XII
PENYAKIT KULIT DAN JARINGAN
SUBKUTIS (L00 – L99)
Bab ini berisi kode untuk infeksi, radang lain seperti dermatitis, dan kondisi lain pada kulit,
jaringan subkutis, dan organ-organ pelengkap kulit (rambut, kuku, dan kelenjar-kelenjar sebasea dan
keringat). Kulit dan organ pelengkap disebut sistem integumen. Lapisan kulit terdiri dari epidermis
(pelidung tipis yang memiliki zat tanduk), dermis (jaringan ikat fibrosa padat berisi pembuluh darah
dan syaraf), dan subkutis (jaringan tebal mengandung lemak).

Kecuali:
penyakit infeksi dan parasit tertentu ( A00-B99 )
neoplasma ( C00-D48 )
penyakit endokrin, gizi, dan metabolik ( E00-E90 )
retikulosis lipomelanotik ( I89.8 )
kelainan jaringan ikat sistemik ( M30-M36 )
komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas ( O00-O99 )
kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal ( P00-P96 )
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital ( Q00-Q99 )
tanda, gejala, dan penemuan klinis dan labor abnormal, NEC ( R00-R99 )
cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab luar tertentu ( S00-T98 )

Blok-blok di dalam bab ini adalah:


L00-L08 Infeksi kulit dan jaringan subkutis
L10-L14 Kelainan bullosa
L20-L30 Dermatitis dan eczema
L40-L45 Kelainan papulosquamosa
L50-L54 Urtikaria and eritema
L55-L59 Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi
L60-L75 Kelainan pelengkap kulit (skin appendages)
L80-L99 Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sebagai berikut:


L14* Kelainan bullosa pada penyakit c.e.
L45* Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e
L54* Erythema pada penyakit c.e
L62* Kelainan kuku pada penyakit c.e
L86* Keratoderma pada penyakit c.e
L99* Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain pada penyakit c.e
[c. e. = classified elsewhere, yang diklasifikasikan di bagian lain]

Infeksi kulit dan jaringan subkutis (L00-L08)


Infeksi sistemik dan organisme infeksi dikode pada Bab I (Penyakit infeksi dan parasit
tertentu). Pada Bab XII ini infeksi yang dikode adalah yang khususnya terdapat pada kulit, tapi di
awal blok ini terdapat catatan yang menyatakan bahwa kode dari Bab I dapat ditambahkan untuk

 748
identifikasi organisme infeksi. Ini hendaknya selalu dilakukan kalau organismenya dikenal.
Perhatikan pula bahwa daftar kecuali disini cukup panjang.
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi.

Kecuali: infeksi lokal pada kulit yang diklasifikasikan pada Bab I:


erysipeloid [infeksi kulit, merah, karena menyentuh daging atau ikan] (A26.-)
erysipelas [infeksi Streptococcus pyogenes; muka merah, panas, nyeri] (A46)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] anogenital (A60.-)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.-)
viral warts (B07)
molluskum kontagiosum (B08.1)
mikosis (B35-B49)
pedikulosis, akariasis dan infestasi lain (B85-B89)
zoster (B02.-)
hordeolum [infeksi kelenjar di dasar bulu mata] (H00.0)
dermatitis infektif (L30.3)
granuloma piogenik (L98.0)
panniculitis [radang lemak subkutis] (pada):
lupus (L93.2)
relapsing [Weber-Christian] (M35.6),
leher dan punggung (M54.0)
NOS (M79.3);
perlèche [retak pada kulit kering di sudut mulut] (akibat):
kandidiasis (B37.-)
defisiensi riboflavin (E53.0)
NOS (K13.0)
L00 Sindroma kulit melepuh akibat staphylococcus
Pemphigus neonatorum
Penyakit Ritter
Kecuali: toxic epidermal necrolysis [Lyell] (L51.2)
L01 Impetigo
Kecuali: pemphigus neonatorum (L00)
impetigo herpetiformis (L40.1)
L01.0 Impetigo [any organism] [any site]
Impetigo Bockhart
L01.1 Impetiginisasi pada dermatosis lain
L02 Abses, furunkel dan karbunkel kulit
Termasuk: boil, furunkulosis
Kecuali: daerah anus dan rektum (K61.-)
organ genital (eksternal) pria (N48.2, N49.-)
organ genital (eksternal) wanita (N76.4)
L02.0 Abses, furunkel dan karbunkel kulit muka
Kecuali: kelopak (H00.0),
kelenjar lakrimalis (H04.0)

 749
saluran lakrimalis (H04.3)
orbita (H05.0)
telinga, external (H60.0)
hidung (J34.0)
mulut (K12.2)
submandibula (K12.2)
kepala [semua bagian, kecuali muka] (L02.8)
L02.1 Abses, furunkel dan karbunkel kulit leher

L02.2 Abses, furunkel dan karbunkel kulit badan


Dinding abdomen
Punggung [semua bagian, selain panggul]
Dinding thoraks
Groin [lipat paha dengan perut bawah, inguinal]
Perineum [daerah antara urethra dan anus]
Umbilikus
Kecuali: panggul (L02.4)
mammae (N61)
omphalitis pada neonatus (P38)
L02.3 Abses, furunkel dan karbunkel kulit bokong
Regio gluteus
Kecuali: kista pilonida dengan abses (L05.0)
L02.4 Abses, furunkel dan karbunkel kulit anggota
Axilla, panggul, bahu
L02.8 Abses, furunkel dan karbunkel kulit di tempat lain
Kepala [semua bagian selain muka]
Kulit kepala [scalp]
L02.9 Abses, furunkel dan karbunkel kulit, tak dijelaskan
Furunkulosis NOS
L03 Sellulitis
Termasuk: limfangitis akut
Kecuali: sellulitis pada:
- kelopak (H00.0)
- apparatus lakrimalis (H04.3),
- liang telinga luar (H60.1)
- hidung (J34.0)
- mulut (K12.2),
- anus dan rektum (K61.-)
- organ genital eksternal pria (N48.2, N49.-)
- organ genital eksternal wanita (N76.4)
limfangitis (kronik)(subakut) (I89.1)
dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet] (L98.2)
selulitis eosinofilik [Wells] (L98.3)
L03.0 Sellulitis jari tangan dan kaki
Infeksi kuku, onikhia, paronikhia, perionikhia
L03.1 Sellulitis bagian lain anggota
Axilla, panggul, bahu

 750
L03.2 Sellulitis muka
L03.3 Sellulitis badan
Dinding abdomen
Punggung [semua bagian, selain panggul]
Dinding thoraks
Groin [lipat paha, inguinal]
Perineum [daerah antara urethra dan anus]
Umbilikus
Kecuali: omphalitis neonatus (P38)
L03.8 Sellulitis tempat lain
Kepala [semua bagian selain muka]
Kulit kepala [scalp]
L03.9 Cellulitis, tak dijelaskan
L04 Limfadenitis akut
Termasuk: abses (akut) } pada kelenjar limfe apa saja, selain mesenterika
limfadenitis akut }
Kecuali: penyakit HIVyang menyebabkan limfadenopati umum (B23.1)
pembesaran kelenjar limfe (R59.-)
limfadenitis:
- mesenterika, nonspesifik (I88.0)
- kronik or subakut, selain mesenterika (I88.1)
- NOS (I88.9)
L04.0 Limfadenitis akut muka, kepala dan leher
L04.1 Limfadenitis akut badan
L04.2 Limfadenitis akut anggota atas
Axilla, bahu
L04.3 Limfadenitis akut anggota bawah
Panggul
L04.8 Limfadenitis akut di tempat lain
L04.9 Limfadenitis akut, tak dijelaskan
L05 Kista pilonida
Termasuk: fistula } koksigis atau pilonida
sinus }
L05.0 Kista pilonida dengan abses
L05.9 Kista pilonida tanpa abses
Kista pilonida NOS
L08 Infeksi lokal lain pada kulit dan jaringan subkutis
L08.0 Pyoderma
Dermatitis: purulenta, septik, suppuratif
Kecuali: pioderma gangrenosum (L88)
L08.1 Erythrasma [kondisi radang kronis bakteri di lipatan kulit]
L08.8 Infeksi lokal lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan subkutis
L08.9 Infeksi lokal pada kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan

Kelainan-kelainan bullosa (L10-L14)


Kecuali: sindroma kulit melepuh akibat stafilokokus (L00)

 751
nekrolisis epidermis toksik [Lyell] (L51.2)
pemfigus familial jinak [Hailey-Hailey] (Q82.8)
L10 Pemfigus
Kecuali: pemfigus neonatorum (L00)
L10.0 Pemfigus vulgaris
L10.1 Pemfigus vegetans
L10.2 Pemfigus foliaseus
L10.3 Pemfigus Brazil [fogo selvagem]
L10.4 Pemfigus erythematosus
Senear-Usher syndrome
L10.5 Pemfigus akibat obat
Gunakan kode tambahan (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
L10.8 Pemfigus lain
L10.9 Pemfigus, tak dijelaskan
L11 Kelainan acantholytic (jaringan tanduk) lainnya
L11.0 Keratosis follikularis yang didapat
Kecuali: keratosis follikularis (kongenital) [Darier-White] (Q82.8)
L11.1 Dermatosis akantolitik sementara [Grover]
L11.8 Kelainan akantolitik lain yang dijelaskan
L11.9 Kelainan akantolitik, tak dijelaskan
L12 Pemfigoid
Kecuali: impetigo herpetiformis (L40.1)
herpes gestationis (O26.4)
L12.0 Pemfigoid bullosa
L12.1 Pemfigoid sikatriks
Pemfigoid jinak membran mukosa
L12.2 Penyakit bulla kronis kanak-kanak
Dermatitis herpetiformis remaja
L12.3 Epidermolisis bullosa didapat
Kecuali: epidermolisis bullosa (kongenital) (Q81.-)
L12.8 Pemfigoid lain
L12.9 Pemfigoid, tak dijelaskan
L13 Kelainan bullosa lainnya
L13.0 Dermatitis herpetiformis
Penyakit Duhring
L13.1 Dermatitis pustularis subkornea
Penyakit Sneddon-Wilkinson
L13.8 Kelainan bullosa lain yang dijelaskan
L13.9 Kelainan bullosa, tak dijelaskan
L14* Kelainan bullosa pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain

Dermatitis dan eczema (L20-L30)


Catatan: Pada blok ini istilah dermatitis dan eczema digunakan dengan arti yang sama.
Kecuali: Penyakit granulomatosa kronik (kanak-kanak) (D71)

 752
Dermatitis:
- stasis (I83.1-I83.2)
- herpetiformis (L13.0)
- perioral (L71.0)
- kulit kering (L85.3)
- gangrenosa (L88)
- faktisia (L98.1)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
L20 Dermatitis atopik
Kecuali: neurodermatitis berbatas tegas [sirkumskripta] (L28.0)
L20.0 Prurigo Besnier
L20.8 Dermatitis atopik lainnya
Eczema: flexural NEC, infantil (akut)(kronik), intrinsik (allergik)
Neurodermatitis: atopik, diffus
L20.9 Dermatitis atopik, tak dijelaskan
L21 Dermatitis seborrhoeika
Kecuali: dermatitis infektif (L30.3)

L21.0 Seborrhoea capitis


Cradle cap
L21.1 Dermatitis seborrhoeik infantil
L21.8 Dermatitis seborrhoeika lainnya
L21.9 Dermatitis seborrhoeika, tak dijelaskan
L22 Dermatitis diaper [popok]
Eritema atau rash akibat diaper
Rash popok psoriasiformis
L23 Dermatitis kontak allergi
Termasuk: eksim kontak allergika
Kecuali: eksim telinga luar (H60.5)
dermatitis (pada):
- kelopak mata (H01.1)
- diaper [napkin] (L22)
- kontak irritan (L24.-)
- kontak NOS (L25.9)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
alergi NOS (T78.4)
L23.0 Dermatitis kontak alergi akibat logam
Khrom, nikel
L23.1 Dermatitis kontak alergi akibat zat adhesif
L23.2 Dermatitis kontak alergi akibat kosmetika
L23.3 Dermatitis kontak alergi akibat obat yang berkontak dengan kulit
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat

 753
Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7),
dermatitis akibat obat-obatan yang ditelan (L27.0-L27.1)
L23.4 Dermatitis kontak alergi akibat zat pewarna
L23.5 Dermatitis kontak alergi akibat produk kimia lainnya
Semen, insektisida, plastik, karet
L23.6 Dermatitis kontak alergi akibat kontak makanan dengan kulit
Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)
L23.7 Dermatitis kontak alergi akibat tanaman, selain makanan
L23.8 Dermatitis kontak alergi akibat agen lain
L23.9 Dermatitis kontak alergi, penyebab tak dijelaskan
Eksim kontak alergi NOS
L24 Dermatitis kontak irritan
Termasuk: eksim kontak irritan
Kecuali: eksim telinga luar (H60.5)
dermatitis (pada):
- kelopak (H01.1)
- diaper [popok] (L22)
- kontak alergi (L23.-)
- contact NOS (L25.9)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
alergi NOS (T78.4),
L24.0 Dermatitis kontak irritan akibat detergents
L24.1 Dermatitis kontak irritan akibat minyak dan gemuk [greases]
L24.2 Dermatitis kontak irritan akibat pelarut
Pelarut: chlorocompound, siklohexane, ester, glikol, hydrocarbon, keton
L24.3 Dermatitis kontak irritan akibat kosmetika
L24.4 Dermatitis kontak irritan akibat obat yang berkontak dengan kulit
Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7)
dermatitis akibat obat yang ditelan (L27.0-L27.1)
L24.5 Dermatitis kontak irritan akibat produk kimia lainnya
Semen, insektisida
L24.6 Dermatitis kontak irritan akibat makanan yang berkontak dengan kulit
Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)
L24.7 Dermatitis kontak irritan akibat tanaman selain makanan
L24.8 Dermatitis kontak irritan akibat agen lain
Zat pewarna
L24.9 Dermatitis kontak irritan, penyebab tak dijelaskan
Eksim kontak irritan NOS
L25 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan
Termasuk: eksim kontak yang tak dijelaskan
Kecuali eksim telinga luar (H60.5)
alergi NOS (T78.4)
dermatitis (pada):

 754
- kelopak (H01.1)
- kontak alergi (L23.-)
- kontak irritan (L24.-)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
L25.0 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat kosmetika
L25.1 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat obat yangberkontak dengan kulit
Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7)
dermatitis akibat obat yang ditelan (L27.0-L27.1)
L25.2 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat zat pewarna
L25.3 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat produk kimia lainnya
Semen, insektisida
L25.4 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat makanan yang berkontak dengan kulit
Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)
L25.5 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat tanaman selain makanan
L25.8 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat agen lain
L25.9 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan, penyebab tak dijelaskan
Dermatitis kontak (pekerjaan) NOS
Eksim kontak (pekerjaan) NOS
L26 Dermatitis eksfoliativa
Pityriasis Hebra
Kecuali: penyakit Ritter (L00)
L27 Dermatitis akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan
Kecuali: contact dermatitis (L23-L25)
urticaria (L50.-)
respons fototoksik dari obat (L56.0)
respons fotoalergi dari obat (L56.1)
reaksi makanan yang tidak diinginkan, selain dermatitis (T78.0-T78.1)
allergy NOS (T78.4)
efek yang tidak diinginkan NOS dari obat (T88.7),
L27.0 Erupsi umum kulit akibat obat-obatan
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
L27.1 Erupsi lokal kulit akibat obat-obatan
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
L27.2 Dermatitis akibat makanan yang dimakan
Kecuali: akibat kontak makanan dengan kulit (L23.6, L24.6, L25.4)
L27.8 Dermatitis akibat zat lain yang dimasukkan ke dalam badan
L27.9 Dermatitis akibat zat yang tak dijelaskan yang dimasukkan ke dalam badan
L28 Lichen simplex kronis dan prurigo
L28.0 Lichen simplex kronik [lesi kecil-kecil pada kulit yang menebal]
Neurodermatitis berbatas tegas, lichen NOS
L28.1 Prurigo nodularis
L28.2 Prurigo lain
Prurigo: NOS, Hebra, mitis

 755
Urtikaria papulosa
L29 Pruritus
Kecuali: exkoriasi neurotik (L98.1), pruritus psikogenik (F45.8)
L29.0 Pruritus ani
L29.1 Pruritus scroti
L29.2 Pruritus vulvae
L29.3 Pruritus anogenitalis, tak dijelaskan
L29.8 Pruritus lain
L29.9 Pruritus, tak dijelaskan
Gatal NOS
L30 Dermatitis lain
Kecuali: dermatitis:
- kontak (L23-L25)
- kulit kering (L85.3)
parapsoriasis plak kecil (L41.3)
stasis dermatitis (I83.1-I83.2)
L30.0 Dermatitis nummularis
L30.1 Dyshidrosis [pompholyx]
L30.2 Autosensitisasi kulit
Kandidid [levurid], dermatofitid, eksimatid
L30.3 Dermatitis infektif
Dermatitis eksimatoid infeksiosa
L30.4 Eritema intertrigo
L30.5 Pityriasis alba
L30.8 Dermatitis lain yang dijelaskan
L30.9 Dermatitis, tak dijelaskan
Eksim NOS

Kelainan-kelainan papuloskuamosa (L40-L45)


L40 Psoriasis [patch merah dilapisi sisik keputihan]
L40.0 Psoriasis vulgaris
Psoriasis nummularis, plak psoriasis
L40.1 Psoriasis pustularis generalisata
Impetigo herpetiformis, penyakit Von Zumbusch
L40.2 Acrodermatitis kontinua
L40.3 Pustulosis palmaris et plantaris
L40.4 Psoriasis guttata
L40.5† Psoriasis arthropatik (M07.0-M07.3*, M09.0*)
L40.8 Psoriasis lain
Psoriasis flexura
L40.9 Psoriasis, tak dijelaskan
L41 Parapsoriasis
Kecuali: poikiloderma vasculare atrophicans (L94.5)
L41.0 Pityriasis lichenoides et varioliformis acuta
Penyakit Mucha-Habermann

 756
L41.1 Pityriasis lichenoides kronik
L41.2 Limfomatoid papulosis
L41.3 Parapsoriasis plak kecil
L41.4 Parapsoriasis plak besar
L41.5 Parapsoriasis retiformis
L41.8 Parapsoriasis lain
L41.9 Parapsoriasis, tak dijelaskan
L42 Pityriasis rosea [radang ringan kulit dengan lesi bersisik, idiopatik]
L43 Liken planus [papul dengan plak keunguan poligonal]
Kecuali: liken planopilaris (L66.1)
L43.0 Liken planus hipertrofik
L43.1 Liken planus bullosa
L43.2 Reaksi obat likenoid
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
L43.3 Liken planus subakut (aktif)
Liken planus tropikus
L43.8 Liken planus lainnya
L43.9 Liken planus, tak dijelaskan
L44 Kelainan papulosquamosa lainnya
L44.0 Pityriasis rubra pilaris
L44.1 Liken nitidus
L44.2 Liken striatus
L44.3 Liken ruber moniliformis
L44.4 Akrodermatitis papularis infantil [Giannotti-Crosti]
L44.8 Kelainan papulosquamosa lain yang dijelaskan
L44.9 Kelainan papulosquamosa, tak dijelaskan
L45* Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e.

Urtikaria dan eritema (L50-L54)


Kecuali: penyakit Lyme (A69.2),
rosasea (L71.-)
L50 Urtikaria
Kecuali: angio-edema herediter (E84.1)
dermatitis kontak allergika (L23.-)
urtikaria:
- papulosa (L28.2)
- solaris (L56.3)
- neonatorum (P83.8),
- pigmentosa (Q82.2)
- giant (T78.3)
- serum (T80.6)
edema angioneurotik (T78.3)
edema Quincke (T78.3)
L50.0 Urtikaria allergika
L50.1 Urtikaria idiopatik

 757
L50.2 Urtikaria akibat dingin dan panas
L50.3 Urtikaria dermatografik
L50.4 Urtikaria getaran [vibratory]
L50.5 Urtikaria kolinergik
L50.6 Urtikaria kontak
L50.8 Urtikaria lain
Urtikaria:
- kronik
- periodik rekuren
L50.9 Urtikaria, tak dijelaskan
L51 Eritema multiforme [erupsi radang dengan eritem, edema, dan bulla simetris]
L51.0 Eritema multiforme non-bullosa
L51.1 Eritema multiforme bullosa
Sindroma Stevens-Johnson
L51.2 Nekrolisis epidermis toksik [Lyell]
L51.8 Eritema multiforme lainnya
L51.9 Eritema multiforme, tak dijelaskan
L52 Erythema nodosum
L53 Kondisi eritematosa lain
Kecuali: erythema:
- ab igne (L59.0),
- akibat kontak kulit dengan agen eksternal (L23-L25)
- intertrigo (L30.4)
L53.0 Eritema toksik
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi agen eksternal
Kecuali: eritema toksik neonatus (P83.1)
L53.1 Eritema annulare centrifugum
L53.2 Eritema marginatum
L53.3 Eritema figuratum kronis lain
L53.8 Kondisi eritema lain yang dijelaskan
L53.9 Kondisi eritema, tak dijelaskan
Eritema NOS
Eritroderma NOS
L54* Eritema pada penyakit c.e.
L54.0* Eritema marginatum pada demam rematik akut (I00†)
L54.8* Eritema pada penyakit lain c.e.

Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)


L55 Sunburn
L55.0 Sunburn tingkat satu
L55.1 Sunburn tingkat dua
L55.2 Sunburn tingkat tiga
L55.8 Sunburn lainnya
L55.9 Sunburn, tak dijelaskan

 758
L56 Perubahan akut lain pada kulit akibat radiasi ultraviolet
L56.0 Respons fototoksik obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Chapter XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
L56.1 Respons photoallergik obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Chapter XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
L56.2 Dermatitis fotokontak [berloque dermatitis]
L56.3 Urtikaria solaris
L56.4 Erupsi polimorfik akibat cahaya
L56.8 Perubahan akut kulit lain yang dijelaskan akibat radiasi ultraviolet
L56.9 Perubahan akut kulit akibat radiasi ultraviolet, tak dijelaskan
L57 Perubahan kulit akibat terpapar radiasi non-ionisasi kronis
L57.0 Keratosis aktinik
Keratosis: NOS, senile, solar
L57.1 Retikuloid aktinik
L57.2 Nuchae rhomboidalis kulit
L57.3 Poikiloderma Civatte
L57.4 Cutis laxa senilis
Elastosis senilis
L57.5 Granuloma aktinik
L57.8 Perubahan lain kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi kronis
Kulit petani
Kulit pelaut
Dermatitis solaris
L57.9 Perubahan kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi kronis, tak dijelaskan
L58 Radiodermatitis
L58.0 Radiodermatitis akut
L58.1 Radiodermatitis kronis
L58.9 Radiodermatitis, tak dijelaskan
L59 Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain akibat radiasi
L59.0 Eritema ab igne [dermatitis ab igne]
L59.8 Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain yang dijelaskan akibat radiasi
L59.9 Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi, tak dijelaskan

Kelainan-kelainan pelengkap kulit (skin appendages) (L60-L75)


Kecuali: malformasi integumen kongenital (Q84.-)
L60 Kelainan kuku
Kecuali: onychia and paronychia (L03.0)
clubbing of nails (R68.3)
L60.0 Ingrowing nail [ kuku tumbuh ke dalam]
L60.1 Onycholysis [kuku terpisah dari dasar, tapi tidak lepas]
L60.2 Onychogryphosis [kuku mengikuti bengkokan ujung jari]
L60.3 Nail dystrophy
L60.4 Beau's lines
L60.5 Yellow nail syndrome
L60.8 Kelainan kuku lainnya

 759
L60.9 Kelainan kuku, tak dijelaskan
L62* Kelainan kuku pada penyakit c.e.
L62.0* Pachydermoperiostosis dengan ‘clubbed nail’ (M89.4†)
L62.8* Kelainan kuku pada penyakit lain c.e.
L63 Alopesia areata
L63.0 Alopesia (capitis) totalis [rambut lepas, tanpa penyakit kulit atau sistemik]
L63.1 Alopesia universalis [rambut lepas dari seluruh tubuh]
L63.2 Ophiasis
L63.8 Alopesia areata lainnya
L63.9 Alopesia areata, tak dijelaskan
L64 Alopesia androgenik
Termasuk: botak pada pria
L64.0 Alopesia androgenik akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat.
L64.8 Alopesia androgenik lainnya
L64.9 Alopesia androgenik, tak dijelaskan
L65 Rambut lepas tanpa-parut lainnya
Kecuali: trikhotillomania (F63.3)
L65.0 Telogen effluvium
L65.1 Anagen effluvium
L65.2 Alopesia musinosa
L65.8 Rambut lepas tanpa parut lain
L65.9 Rambut lepas tanpa parut, tak dijelaskan
Alopecia NOS
L66 Alopesia sikatriks [rambut hilang dengan parut]
L66.0 Pseudopelade
L66.1 Liken planopilaris
Liken planus follikularis
L66.2 Follikulitis decalvans
L66.3 Perifollikulitis kapitis abscedens
L66.4 Follikulitis uleritematosa retikulata
L66.8 Alopesia sikatriks lainnya
L66.9 Alopesia sikatriks, tak dijelaskan
L67 Kelainan warna rambut dan batang rambut
Kecuali: telogen effluvium (L65.0)
monilethrix (Q84.1)
pili annulati (Q84.1)
L67.0 Trichorrhexis nodosa
L67.1 Variasi warna rambut
Ubanan (premature);
Canities [pigmen hilang sehingga jadi putih]
Heterokhromia rambut [warna rambut berbeda-beda]
Poliosis:
- NOS

 760
- circumscripta didapat
L67.8 Kelainan lain warna rambut dan batang rambut
Fragilitas crinium [retak rambut di batas dahi]
L67.9 Kelainan warna rambut dan batang rambut, tak dijelaskan
L68 Hipertrikosis
Termasuk: rambut berlebihan
Kecuali: hipertrikosis kongenital (Q84.2)
lanugo persistent (Q84.2)
L68.0 Hirsutism
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat.
L68.1 Hipertrikosis lanuginosa didapat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat.
L68.2 Hipertrikosis lokal
L68.3 Politrikia
L68.8 Hipertrikosis lain
L68.9 Hipertrikosis, tak dijelaskan
L70 Akne [radang kelenjar sebasea, jerawat
Kecuali: akne keloid (L73.0)
L70.0 Akne vulgaris
L70.1 Akne konglobata
L70.2 Akne varioliformis
Akne nekrotika miliaris
L70.3 Akne tropika
L70.4 Infantile akne
L70.5 Acnè excorièe des jeunes filles
L70.8 Akne lainnya
L70.9 Akne, tak dijelaskan
L71 Rosasea
L71.0 Dermatitis perioral
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat.
L71.1 Rhinophyma
L71.8 Rosacea lainnya
L71.9 Rosacea, tak dijelaskan
L72 Kista folikel kulit dan jaringan subkutis
L72.0 Kista epidermis
L72.1 Kista trikilemma
Kista pilar, kista sebasea
L72.2 Steatokistoma multiplex
L72.8 Kista folikel lain pada kulit dan jaringan subkutis
L72.9 Kista folikel kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan
L73 Kelainan folikel lainnya
L73.0 Akne keloid
L73.1 Pseudofollikulitis barbae
L73.2 Hidradenitis suppurativa

 761
L73.8 Kelainan folikel lain yang dijelaskan
Sycosis barbae
L73.9 Kelainan folikel, tak dijelaskan
L74 Kelainan keringat ekrin
Kecuali: hiperhidrosis (R61.-)
L74.0 Miliaria rubra
L74.1 Miliaria crystallina
L74.2 Miliaria profunda
Miliaria tropikalis
L74.3 Miliaria, tak dijelaskan
L74.4 Anhidrosis
Hipohidrosis
L74.8 Kelainan keringat eccrine lainnya
L74.9 Kelainan keringat ekrin, tak dijelaskan
Kelainan kelenjar keringat NOS
L75 Kelainan keringat apokrin
Kecuali: dyshidrosis [pompholyx] (L30.1),
hidradenitis suppurativa (L73.2)
L75.0 Bromhidrosis
L75.1 Chromhidrosis
L75.2 Apocrine miliaria
Penyakit Fox-Fordyce
L75.8 Kelainan keringat apokrin lainnya
L75.9 Kelainan keringat apokrin, tak dijelaskan

Kelainan lain pada kulit dan jaringan subkutis (L80-L99)


L80 Vitiligo
L81 Kelainan pigmentasi lainnya
Kecuali: birthmark NOS (Q82.5)
sindroma Peutz-Jeghers (Q85.8),
naevus - lihat Vol.3.
L81.0 Hiperpigmentasi pasca peradangan
L81.1 Chloasma [bintik-bintik coklat gelap di kulit]
L81.2 Freckles [spot coklat]
L81.3 Cafè au lait spots [coklat muda, spserti freckle]
L81.4 Hiperpigmentasi melanin lainnya
Lentigo
L81.5 Leukoderma, not elsewhere classified
L81.6 Kelainan pengurangan pembentukan melanin lainnya
L81.7 Dermatosis purpurik berpigmen
Angioma serpiginosum
L81.8 Kelainan pigmentasi lain yang dijelaskan
Pigmentasi besi
Pigmentasi tattoo
L81.9 Kelainan pigmentasi, tak dijelaskan

 762
L82 Keratosis seborrhoeika
Dermatosis papulosa nigra
Penyakit Leser-Trèlat
L83 Akantosis nigrikans
Papillomatosis yang menyatu dan membentuk jaring-jaring
L84 Corns and callosities
Callus [penebalan karena tekanan beban]
Clavus [penebalan karena tekanan sepatu yang tidak pas]
L85 Penebalan epidermis lainnya
Kecuali: kelainan hipertrofik kulit (L91.-)
L85.0 Ikhtiosis didapat
Kecuali: ikhtiosis kongenital (Q80.-)
L85.1 Keratosis didapat [keratoderma] palmaris et plantaris
Kecuali: keratosis palmaris et plantaris yang diwarisi (Q82.8)
L85.2 Keratosis punktata (palmaris et plantaris)
L85.3 Xerosis kutis
Dermatitis kulit kering
L85.8 Penebalan epidermis lain yang dijelaskan
Cutaneous horn [‘mata ikan’]
L85.9 Penebalan epidermis, tak dijelaskan
L86* Keratoderma pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain
Keratosis follikularis, xeroderma: akibat defisiensi vitamin A (E50.8†)
L87 Kelainan dengan eliminasi transepidermis
Kecuali: granuloma annulare (perforans) (L92.0)
L87.0 Keratosis follikularis et parafollikularis in cutem penetrans [Kyrle]
Hiperkeratosis follikularis penetrans
L87.1 Kolagenosis reaktif perforans
L87.2 Elastosis perforans serpiginosa
L87.8 Kelainan dengan eliminasi transepidermis lain
L87.9 Kelainan dengan eliminasi transepidermis, tak dijelaskan
L88 Pyoderma gangrenosum
Dermatitis gangrenosa
Phagedenic pyoderma
L89 Ulkus dekubitus
Bedsore
Plaster ulcer
Pressure ulcer
Kecuali: ulkus dekubitus (trofik) servix (uteri) (N86)
L90 Kelainan atrofik kulit
L90.0 Lichen sclerosus et atrophicus
Kecuali: lichen sclerosis pada organ genitalia eksterna:***
- pria (N48.0)

 763
- wanita (90.4)
L90.1 Anetoderma Schweninger-Buzzi
L90.2 Anetoderma of Jadassohn-Pellizzari
L90.3 Atrophoderma Pasini and Pierini
L90.4 Acrodermatitis chronica atrophicans
L90.5 Kondisi parut dan fibrosis kulit
Adherent scar [parut lengket] (kulit)
Cicatrix
Kerusakan bentuk akibat parut
Scar NOS
Kecuali: parut hipertrofik (L91.0)
parut keloid (L91.0)
L90.6 Striae atrophicae
L90.8 Kelainan atrofik lain pada kulit
L90.9 Kelainan atrofik kulit, tak dijelaskan
L91 Kelainan hipertrofik kulit
L91.0 Parut keloid
Parut hipertrofik
Keloid
Kecuali: keloid acne (L73.0)
scar NOS (L90.5)
L91.8 Kelainan hipertrofik lain pada kulit
L91.9 Kelainan hipertrofik pada kulit, tak dijelaskan
L92 Kelainan granulomatosa kulit dan jaringan bwah kulit
Kecuali: granuloma aktinik (L57.5)
L92.0 Granuloma annulare
granuloma annulare perforans
L92.1 Neckrobiosis lipoidika, not elsewhere classified
Kecuali: disebabkan diabetes mellitus (E10-E14)
L92.2 Granuloma fasiale [granuloma eosinofilik kulit]
L92.3 Granuloma benda asing pada kulit dan jaringan subkutis
L92.8 Kelainan granulomatosa lain padakulit dan jaringan subkutis
L92.9 Kelainan granulomatosa pada kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan
L93 Lupus eritematosus
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat.
Kecuali: lupus:
- exedens (A18.4)
- vulgaris (A18.4)
systemic lupus erythematosus (M32.-)
skleroderma (M34.-)
L93.0 Lupus eritematosus diskoid
Lupus eritematosus NOS
L93.1 Lupus eritematosus kulit subakut
L93.2 Lupus eritematosus lokal lainnya
Lupus:
- eritematosus profundus

 764
- panniculitis
L94 Kelainan jaringan penyambung lokal lainnya
Kecuali: kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36)
L94.0 Skleroderma lokal [morphea] –
Circumscribed scleroderma [berbatas tegas]
L94.1 Linear scleroderma
En coup de sabre lesion
L94.2 Kalsinosis kutis
L94.3 Sklerodaktyly
L94.4 Papula Gottron
L94.5 Poikiloderma vasculare atrophicans
L94.6 Ainhum
L94.8 Kelainan jaringan ikat lokal lain yang dijelaskan
L94.9 Kelainan jaringan ikat lokal, tak dijelaskan
L95 Vaskulitis yang terbatas pada kulit, not elsewhere classified
Kecuali: purpura Henoch(-Schönlein) (D69.0)
urtikaria (L50.-),
angioma serpiginosum (L81.7)
vaskulitis rematoid (M05.2)
polyarteritis nodosa (M30.0),
angiitis hipersensitif (M31.0)
granulomatosis Wegener (M31.3)
pannikulitis (pada):
- lupus (L93.2)
- relapsing [Weber-Christian] (M35.6),
- neck and back (M54.0)
- NOS (M79.3),
serum sickness (T80.6)
L95.0 Livedoid vasculitis
Atrophie blanche (en plaque)
L95.1 Erythema elevatum diutinum
L95.8 Vaskulitis kulit lainnya
L95.9 Vaskulitis kulit, tak dijelaskan
L97 Ulkus anggota bawah, not elsewhere classified
Kecuali: infeksi spesifik yang diklasifikasikan pada A00-B99
varicose ulcer (I83.0, I83.2)
skin infections (L00-L08),
decubitus ulcer (L89)
gangrene (R02)
L98 Kelainan lain kulit dan jaringan subkutis, not elsewhere classified
L98.0 Granuloma piogenik
L98.1 Dermatitis faktisia
Exkoriasi neurotik
L98.2 Dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet]
L98.3 Sellulitis eosinofilik [Wells]

 765
L98.4 Ulkus kronis kulit, not elsewhere classified
Ulkus kulit NOS
Ulkus kronis kulit NOS
Ulkus tropis NOS
Kecuali: infeksi spesifik yang diklasifikasikan pada A00-B99
varicose ulcer (I83.0, I83.2)
infeksi kulit (L00-L08)
ulkus dekubitus (L89)
ulkus anggota bawah NEC (L97)
gangrene (R02)

L98.5 Musinosis kulit


Musinosis terfokus
Lichen myxoedematosus
Kecuali: musinosis terfokus pada oral (K13.7)
myxoedema (E03.9)
L98.6 Kelainan infiltratif lain pada kulit dan jaringan subkutis
Kecuali: hyalinosis cutis et mucosae (E78.8)
L98.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan subkutis
L98.9 Kelainan kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan
L99* Kelainan lain pada kulit dan jaringan subkutis pada penyakit c.e. lain
L99.0* Amyloidosis kulit (E85.-†)
Lichen amiloidosis
Macular amiloid
L99.8* Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain yang dijelaskan pada penyakit c.e.
Alopecia sifilitika (A51.3†)
Lukoderma sifilitika (A51.3†, A52.7†)

 766
BAB XIII
PENYAKIT-PENYAKIT MUSKULOSKELETON DAN
JARINGAN PENYAMBUNG (M00 – M99)
Kecuali:
penyakit infeksi dan parasit trertentu (A00-B99)
neoplasma (C00-D48)
penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
kondisi tertentu yang berawal dari masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
gejala, tanda, dan penemuan abnormal klinis dan laboratoris NEC (R00-R99)
cedera, keracunan, dan akibat lain penyebab eksternal (S00-T98)
sindroma kompartemen (T79.6)

Blok-blok di dalam bab ini adalah:

M00-M25. Arthropati (penyakit-penyakit sendi anggota)


M00-M03. Arthropati infeksi
M05-M14. Poliarthropati radang
M15-M19. Arthrosis
M20-M25. Penyakit sendi lain
M30-M36. Kelainan jaringan ikat sistemik (penyakit autoimmun dan kolagen)
M40-M54. Dorsopati (penyakit pada vertebra)
M40-M43. Dorsopati yang merusak bentuk
M45-M49. Spondilopati
M50-M54. Dorsopati lain
M60-M79. Kelainan jaringan lunak (penyakit otot, synovium dan tendon)
M60-M63. Kelainan otot
M65-M68. Kelainan sinovium dan tendon
M70-M79. Kelainan jaringan lunak lain
M80-M94. Osteopati dan kondropati (penyakit tulang dan rawan)
M80-M85. Kelainan kepadatan dan struktur tulang
M86-M90. Osteopati lain
M91-M94. Kondropati
M95-M99. Kelainan lain pada sistem musculoskeletal dan jaringan ikat

Kategori asterisk pada bab ini adalah sebagai berikut:


M01* Infeksi langsung terhadap sendi pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
M03* Arthropati pasca infeksi dan reaktif pada penyakit c.e.
M07* Arthropati psoriatik dan enteropatik
M09* Arthritis remaja pada penyakit c.e.
M14* Arthropati pada penyakit lain c.e.
M36* Kelainan sistemik jaringan ikat pada penyakit c.e.
M49* Spondilopati pada penyakit c.e.

 767
M63* Kelainan otot pada penyakit c.e.
M68* Kelainan sinovium dan tendon pada penyakit c.e.
M73* Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e.
M82* Osteoporosis pada penyakit c.e.
M90* Osteopathies pada penyakit c.e.

Tempat keterlibatan muskuloskeleton


Subklasifikasi penunjuk situs keterlibatan berikut disediakan untuk penggunaan pilihan pada
kategori yang sesuai pada bab XIII. Karena jumlah karakter yang digunakan ekstensi lokal atau
adaptasi spesialisasi bisa bervariasi, disarankan agar tambahan subklasifikasi situs ini diletakkan pada
posisi terpisah yang bisa diidentifikasi (misal box tambahan, [1]). Subklasifikasi lain untuk kerusakan
lutut, dorsopati, dan lesi biomekanis yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, masing-masing
disediakan pada M23, sebelum M40, dan pada M99.
0. Situs ganda
1. Daerah bahu:
klavikula
skapula
sendi akromio-klavikularis
sendi gleno-humerus
sendi sterno-klavikularis
2. Lengan atas:
humerus
sendi siku
3. Lengan bawah
radius, ulna
sendi pergelangan
4. Tangan:
karpus, metakarpus
jari tangan
sendi-sendi di antara tulang-tulang ini
5. Pelvik dan paha:
bokong
pelvis
femur
(sendi) panggul
sendi sakroiliaka
6. Tungkai bawah:
tibia, fibula
sendi lutut
7. Tumit dan kaki:
tarsus, metatarsus
jari kaki
sendi tumit
sendi-sendi lain di kaki
8. Lain-lain:
kepala
tengkorak

 768
leher
batang tubuh
iga
kolom vertebra
9. Situs tak dijelaskan

Arthropathy (M00-M25)
Kelainan yang terutama mengganggu sendi-sendi perifer (anggota).

Arthropati infeksi (M00-M03)


Catatan: : Blok ini berisi arthropati akibat agen mikrobiologis.
Perbedaan yang dibuat antara jenis-jenis hubungan etiologis berikut adalah:
- Infeksi langsung pada sendi, dengan terdapatnya organisme yang menyerang
jaringan synovium dan antigen mikroba di dalam sendi
- Infeksi tidak langsung terbagi atas
a. arthropati reaktif, dengan terbukti adanya infeksi mikroba di dalam tubuh,
tapi organisme atau antigennya tidak terdapat di dalam sendi
b. arthropati pascainfeksi, dengan terdapatnya antigen mikroba tapi penemuan
organisme tidak konstan dan tidak ada bukti perbanyakan lokal.
M00 Arthritis piogenik
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M00.0 Arthritis dan poliarthritis stafilokokus
M00.1 Arthritis dan poliarthritis pneumokokus
M00.2 Arthritis dan poliarthritis streptokokus lain
M00.8 Arthritis dan poliarthritis akibat bakteri lain yang dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B96), kalau perlu, untuk identifikasi agen bakteri.
M00.9 Arthritis piogenik, tak dijelaskan
Arthritis infektif NOS
M01* Infeksi sendi langsung pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati pada sarkoidosis (M14.8*)
arthropati pascainfeksi dan reaktif (M03.-*)
M01.0*Arthritis meningokokus (A39.8†)
Kecuali: arthritis postmeningokokus (M03.0*)
M01.1* Arthritis TB (A18.0†)
Kecuali: pada vertebra (M49.0*)
M01.2*Arthritis pada penyakit Lyme (A69.2†)
M01.3*Arthritis pada penyakit bakteri lain c.e.
Arthritis pada:
- demam tifoid atau paratifoid (A01.-†),
- infeksi lokal salmonella (A02.2†)
- lepra [penyakit Hansen] (A30.-†),
Arthritis gonokokus (A54.4†)

 769
M01.4*Arthritis rubella (B06.8†)
M01.5*Arthritis pada penyakit virus lain c.e.
arthritis pada:
- mumps (B26.8†)
- demam O'nyong-nyong (A92.1†)
M01.6*Arthritis pada mikosis (B35-B49†)
M01.8*Arthritis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.
M02 Arthropati reaktif
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: demam rematik (I00)
penyakit Behçet (M35.2)
M02.0 Arthropati menyusul operasi bypass usus
M02.1 Arthropati pascadisenteri
M02.2 Arthropati pascaimunisasi
M02.3 Penyakit Reiter
M02.8 Arthropati reaktif lainnya
M02.9 Arthropati reaktif, tak dijelaskan
M03* Arthropati pascainfeksi dan reaktif pada penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali:: infeksi langsung sendi dari penyakit infeksi dan parasit c.e. (M01.-*)
M03.0*Arthritis postmeningokokus (A39.8†)
Kecuali: arhritis meningokokus (M01.0*)
M03.1*Arthropati pascainfeksi pada sifilis
Sendi Clutton (A50.5†)
Kecuali: arthropati Charcot atau tabetik (M14.6*)
M03.2*Arthropati pascainfeksi lain pada penyakit c.e.
Arthropati pascainfeksi pada:
- enteritis akibat Yersinia enterocolitica (A04.6†)
- hepatitis virus (B15-B19†)
Kecuali: arthropati virus (M01.4-M01.5*)
M03.6*Arthropati reaktif pada penyakit lain c.e.
Arthropati pada endokarditis infektif (I33.0†)

Poliarthropati inflamasi (M05-M14)


M05 Rematoid arthritis seropositif
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: demam rematik (I00),
arthritis rematoid (pada):
- remaja (M08.-)
- spina (M45)
M05.0 Sindroma Felty
Arthritis rematoid dengan splenoadenomegali dan leukopenia
M05.1†Penyakit paru-paru rematoid (J99.0*)
M05.2 Vaskulitis rematoid
M05.3†Arthritis rematoid dengan keterlibatan organ dan sistem lain
Polineuropati rematoid (G63.6*)

 770
Miopati rematoid (G73.7*)
Pericarditis rematoid (I32.8*)
Endokarditis rematoid (I39.-*)
Miokarditis rematoid (I41.8*)
Karditis rematoid (I52.8*)
M05.8 Arthritis rematoid seropositif lain
M05.9 Arthritis rematoid seropositif, tak dijelaskan
M06 Rematoid arthritis lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M06.0 Arthritis rematoid seronegatif
M06.1 Penyakit Still yang muncul pada usia dewasa
Kecuali: penyakit Still NOS (M08.2)
M06.2 Bursitis rematoid
M06.3 Nodul rematoid
M06.4 Poliarthropati radang
Kecuali: poliarthritis NOS (M13.0)
M06.8 Arthritis rematoid lain yang dijelaskan
M06.9 Arthritis rematoid, tak dijelaskan
M07* Arthropati psoriatik dan enteropatik
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati psoriatik dan enteropatik remaja (M09.-*)
M07.0*Arthropati psoriatik interphalanx distal (L40.5†)
M07.1*Arthritis mutilans (L40.5†)
M07.2*Spondilitis psoriatik (L40.5†)
M07.3*Arthropati psoriatik lain(L40.5†)
M07.4*Arthropati pada penyakit Crohn [regional enteritis] (K50.-†)
M07.5*Arthropati pada kolitis ulseratif (K51.-†)
M07.6*Arthropati entropati lain
M08 Arthritis remaja [juvenile arthritis]
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: arthritis anak, dimulai pada usia <16 tahun, berlangsung lebih dari 3 bulan
Kecuali: sindroma Felty (M05.0)
dermatomyositis remaja (M33.0)
M08.0 Arthritis rematoid remaja
Arthritis rematoid dengan atau tanpa faktor rheumatoid
M08.1 Ankylosing spondylitis pada remaja
Kecuali: ankylosing spondylitis pada dewasa (M45)
M08.2 Arthritis remaja dengan yang onsetnya sistemik
Penyakit Still NOS
Kecuali: penyakit Still yang dimulai pada dewasa (M06.1)
M08.3 Poliarthritis remaja (seronegatif)
Poliarthritis remaja kronis
M08.4 Arthritis remaja pauciarticularis
M08.8 Arthritis remaja lainnya
M08.9 Arthritis remaja, tak dijelaskan

 771
M09* Arthritis remaja pada penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati pada penyakit Whipple (M14.8*)
M09.0*Arthritis remaja pada psoriasis (L40.5†)
M09.1*Arthritis remaja pada penyakit Crohn [enteritis regionalis] (K50.-†)
M09.2*Arthritis remaja pada kolitis ulseratif (K51.-†)
M09.8*Arthritis remaja pada penyakit lain c.e.
M10 Gout
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M10.0 Gout idiopatik
Bursitis gout
Gout primer
Tophus garam urat pada jantung† (I43.8*)
M10.1 Gout akibat timah hitam (Pb, lead)
M10.2 Gout akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat.
M10.3 Gout akibat kerusakan fungsi ginjal
M10.4 Gout sekunder lainnya
M10.9 Gout, tak dijelaskan
M11 Arthropati kristal lainnya
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M11.0 Penyakit deposisi hydroxyapatite
M11.1 Chondrocalcinosis keturunan
M11.2 Chondrocalcinosis lainnya
Chondrocalcinosis NOS
M11.8 Arthropati kristal lain yang dijelaskan
M11.9 Arthropati kristal, tak dijelaskan
M12 Arthropati spesifik lainnya
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati NOS (M13.9)
arthrosis (M15-M19)
arthropati cricoarytenoid (J38.7)
M12.0 Arthropati kronis pasca-rematik [Jaccoud]
M12.1 Penyakit Kaschin-Beck
M12.2 Sinovitis villonodular (berpigment)
M12.3 Palindromic rheumatism
M12.4 Intermittent hydrarthrosis
M12.5 Arthropati traumatika
Kecuali: arthrosis post-traumatika (dari):
- panggul (M16.4-M16.5)
- lutut (M17.2-M17.3),
- sendi carpometacarpal pertama (M18.2-M18.3),
- sendi tunggal lain (M19.1),
- NOS (M19.1)
M12.8 Arthropati spesifik lainnya, not elsewhere classified

 772
Arthropati transient (sementara)
M13 Arthritis lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthrosis (M15-M19)
M13.0 Poliarthritis, tak dijelaskan
M13.1 Monoarthritis, not elsewhere classified
M13.8 Arthritis lain yang dijelaskan
Arthritis alergika
M13.9 Arthritis, tak dijelaskan
Arthropati NOS
M14* Arthropati pada penyakit lain c.e.
Kecuali: arthropati pada:
- penyakit neoplasma (M36.1*),
- kelainan darah (M36.2-M36.3*)
- reaksi hipersensitif (M36.4*),
spondilopati neuropatik (M49.4*)
arthropati psoriatik dan enteropatik (M07.-*)
arthropati psoriatik dan enteropatik remaja (M09.-*)
M14.0*Arthropati gout akibat cacad enzim dan kelainan keturunan lainnya
Arthropati gout pada:
- sindroma Lesch-Nyhan (E79.1†),
- kelainan sickle-cell (D57.-†)

M14.1* Crystal arthropati in other metabolic disorders


Arthropati kristal pada hiperparatiroidisme (E21.-†)
M14.2*Arthropati diabetik (E10-E14† dengan karakter keempat .6)
Kecuali: arthropati neuropatik diabetik (M14.6*)
M14.3*Dermatoarthritis lipoid (E78.8†)
M14.4*Arthropati pada amiloidosis (E85.-†)
M14.5*Arthropati pada kelainan lain endokrin, gizi dan metabolik
Arthropati pada:
- hipotiroid (E00-E03†)
- tirotoksikosis [hipertiroid] (E05.-†)
- akromegali dan gigantisme pituitary (E22.0†)
- hemokromatosis (E83.1†),
M14.6*Arthropati neuropatik
Arthropati Charcot atau tabetik (A52.1†)
Arthropati neuropatik diabetis (E10-E14† dengan karakter keempat .6)
M14.8*Arthropati pada penyakit yang dijelaskan yang c.e.
Arthropati pada:
- sarkoidosis (D86.8†)
- eritema: multiforme (L51.-†),
- eritema nodosum (L52†)
- penyakit Whipple (K90.8†)

 773
Arthrosis (M15-M19)
Catatan: Pada blok ini istilah osteoarthritis digunakan sebagai sinonim arthrosis atau
osteoarthrosis. Istilah primer digunakan sesuai dengan arti klinis yaitu tidak ditemukan
kondisi dasar yang menyebabkan timbulnya penyakit ini
Kecuali: osteoarthritis vertebra (M47.-)
M15 Poliarthrosis
Termasuk: arthrosis dengan disebutkan lebih dari satu situs
Kecuali: keterlibatan sendi tunggal yang bilateral (M16-M19)
M15.0 (Osteo)arthrosis generalisata primer
M15.1 Nodus Heberden (dengan arthropati)
M15.2 Nodus Bouchard (dengan arthropati)
M15.3 Arthrosis multipel sekunder
Poliarthrosis pasca-trauma
M15.4 (Osteo)arthrosis erosif
M15.8 Poliarthrosis lain
M15.9 Poliarthrosis, tak dijelaskan
Osteoarthritis generalisata NOS
M16 Koksarthrosis [arthrosis panggul]
M16.0 Koksarthrosis primer, bilateral
M16.1 Koksarthrosis primer lainnya
Koksarthrosis primer: NOS, unilateral
M16.2 Koksarthrosis akibat displasia, bilateral
M16.3 Koksarthrosis displasia lainnya
Koksarthrosis displasia: NOS, unilateral
M16.4 Koksarthrosis pasca-trauma, bilateral
M16.5 Koksarthrosis pasca-trauma lainnya
Koksarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral
M16.6 Koksarthrosis sekunder lainnya, bilateral
M16.7 Koksarthrosis sekunder lainnya:
Koksarthrosis sekunder: NOS, unilateral
M16.9 Koksarthrosis, tak dijelaskan
M17 Gonarthrosis [arthrosis lutut]
M17.0 Gonarthrosis primer, bilateral
M17.1 Gonarthrosis primer lainnya
Gonarthrosis primer: NOS, unilateral
M17.2 Gonarthrosis pasca-trauma, bilateral
M17.3 Gonarthrosis pasca-trauma lainnya
Gonarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral
M17.4 Gonarthrosis sekunder lainnya, bilateral
M17.5 Gonarthrosis sekunder lainnya
Gonarthrosis sekunder: NOS, unilateral
M17.9 Gonarthrosis, tak dijelaskan
M18 Arthrosis sendi carpometacarpal I
M18.0 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I, bilateral
M18.1 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I lainnya

 774
Arthrosis primer sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.2 Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I, bilateral
M18.3 Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I lainnya
Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.4 Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I lainnya, bilateral
M18.5 Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I lainnya
Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.9 Arthrosis sendi carpometacarpal I, tak dijelaskan
M19 Arthrosis lainnya
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthrosis spina (M47.-)
hallux rigidus (M20.2)
polyarthrosis (M15.-)
M19.0 Arthrosis primer sendi lain
Arthrosis primer NOS
M19.1 Arthrosis pasca-trauma sendi lain
Arthrosis pasca-trauma, NOS
M19.2 Arthrosis sekunder lain
Arthrosis sekunder, NOS
M19.8 Arthrosis lain yang dijelaskan
M19.9 Arthrosis, tak dijelaskan

Kelainan sendi lainnya (M20-M25)


Kecuali: sendi-sendi vertebra (M40-M54)
M20 Deformitas didapat pada jari tangan dan kaki
Kecuali: absen kongenital pada jari tangan dan kaki (Q71.3, Q72.3)
deformitas dan malformasi kongenital jari tangan dan kaki (Q66.-, Q68-Q70, Q74.-)
absen didapat pada jari tangan dan kaki (Z89.-),
M20.0 Deformitas jari tangan
Deformitas Boutonniêre dan swan-neck (“leher angsa”)
Kecuali: trigger finger (M65.3)
fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren] (M72.0),
clubbing of fingers (R68.3)
M20.1 Hallux valgus (didapat):
Bunion
M20.2 Hallux rigidus
M20.3 Deformitas lain hallux (didapat):
Hallux varus
M20.4 Jari kaki gada [hammertoes] lainnya (didapat)
M20.5 Deformitas lain jari kaki (didapat)
M20.6 Deformitas didapat jari kaki, tak dijelaskan
M21 Deformitas didapat lainnya pada anggota
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: deformitas didapat jari tangan atau kaki (M20.-)
coxa plana (M91.2)
deformitas dan malformasi kongenital angota (Q65-Q66, Q68-Q74)

 775
absen kongenital anggota (Q71-Q73)
abses didapat anggota (Z89.-)
M21.0 Deformitas valgus, not elsewhere classified
Kecuali: talipes calcaneovalgus (Q66.4)
metatarsus valgus (Q66.6)
M21.1 Deformitas varus, not elsewhere classified
Kecuali: tibia vara (M92.5)
metatarsus varus (Q66.2)
M21.2 Deformitas flexi
M21.3 Wrist or foot drop (didapat) – [pergelangan atau kaki jatuh]
M21.4 Flat foot [pes planus] (didapat)
Kecuali: congenital pes planus (Q66.5)
M21.5 Claw hand, clubhand, clawfoot dan clubfoot didapat
Kecuali: clubfoot, tidak dinyatakan sebagai didapat (Q66.8)
M21.6 Deformitas didapat lain pada tumit dan kaki
Kecuali: deformitas jari kaki (didapat) (M20.1-M20.6)
M21.7 Panjang anggota tidak sama (didapat)
M21.8 Deformitas didapat lain yang dijelaskan pada anggota
M21.9 Deformitas didapat pada anggota, tak dijelaskan
M22 Kelainan patella
Kecuali: dislokasi patella (S83.0)
M22.0 Dislokasi rekuren pada patella
M22.1 Subluksasio rekuren pada patella
M22.2 Kelainan patellofemoralis
M22.3 Kelainan bentuk lain pada patella
M22.4 Kondromalacia patellae
M22.8 Kelainan lain pada patella
M22.9 Kelainan patella, tak dijelaskan
M23 Kerusakan internal lutut
Subklasifikasi tambahan untuk tempat keterlibatan berikut disediakan untuk
pemakaian tambahan pada subkategori yang sesuai pada M23.-, lihat juga note pada
awal bab ini.
0. Banyak tempat
1. Ligamen cruciata anterior atau Cornu anterior meniskus medialis,
2. Ligamen cruciata posterior atau Cornu posterior meniskus medialis,
3. Ligamen collateral medial atau Meniskus medialis yang lain atau tak dijelaskan
4. Ligamen collateral lateral atau Cornu anterior meniskus lateralis,
5. Cornu posterior meniskus lateralis,
6. Meniskus lateralis yang lain atau tak dijelaskan
7. Ligamen kapsularis
9. Ligamen tak dijelaskan atau Meniskus yang tak dijelaskan
Kecuali: deformitas lutut (M21.-)
kelainan patella (M22.-)
dislokasi atau subluksasi rekurens patella (M22.0-M22.1)
dislokasi atau subluksasi rekurens (M24.4)
ankylosis (M24.6)

 776
osteochondritis dissecans (M93.2)
cedera saat ini - lihat cedera lutut dan tungkai bawah (S80-S89)
M23.0 Meniskus sistikus
M23.1 Meniskus diskoid (congenital)
M23.2 Kerusakan meniskus akibat robek atau cedera lama
Robekan lama pada ‘bucket-handle’
M23.3 Kerusakan lain pada meniskus
Degenerasi }
Detachment [lepas] } meniskus
Retensi [tertahan] }
M23.4 Benda-benda lepas [loose body] di lutut
M23.5 Ketidakstabilan lutut kronis
M23.6 Kerusakan spontan lain pada ligamen lutut
M23.8 Kerusakan internal lain pada lutut
Kelonggaran [laxity] ligamen lutut
Snapping knee [retak, pecah]
M23.9 Kerusakan internal lutut, tak dijelaskan
M24 Kerusakan sendi spesifik lainnya
Kecuali: cedera saat ini - lihat cedera sendi menurut bagian tubuh
kelainan sendi temporomandibularis (K07.6)
snapping knee (M23.8)
ganglion (M67.4)
M24.0 Benda-benda lepas pada sendi
Kecuali: benda-benda lepas di lutut (M23.4)
M24.1 Kelainan rawan sendi lainnya
Kecuali: ochronosis (E70.2)
kalsifikasi metastatik (E83.5)
chondrocalcinosis (M11.1-M11.2)
kerusakan internal lutut (M23.-)
M24.2 Kelainan ligamen
Ketidakstabilan akibat cedera lama pada ligamen
Kelonggaran [laxity] ligamen NOS
Kecuali: kelonggaran ligamen keturunan (M35.7)
lutut (M23.5-M23.8)
M24.3 Dislokasi dan subluksasi patologis sendi, not elsewhere classified
Kecuali: rekuren (M24.4)
dislokasi atau pergeseran sendi kongenital - lihat malformasi dan deformasi
kongenital sistem muskuloskeleton (Q65-Q79)
dislokasi atau pergeseran sendi pada cedera sekarang - lihat cedera sendi dan
ligamen menurut regio tubuh
M24.4 Dislokasi dan subluksasi rekurens sendi
Kecuali: patella (M22.0-M22.1)
subluksasi vertebral (M43.3-M43.5)
M24.5 Kontraktur sendi
Kecuali: deformitas didapat pada anggota (M20-M21)
kontraktur (pelapis) tendon tanpa kontraktur sendi (M67.1)
kontraktur Dupuytren (M72.0)

 777
M24.6 Ankylosis sendi
Kecuali: kekakuan sendi tanpa ankylosis (M25.6)
ankylosis spina (M43.2)
M24.7 Protrusio acetabuli
M24.8 Kerusakan sendi spesifik lain, not elsewhere classified
Irritable hip
M24.9 Kerusakan sendi, tak dijelaskan
M25 Kelainan lain pada sendi, not elsewhere classified
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: deformitas yang diklasifikasikan pada M20-M21,
kalsifikasi:
- bursa (M71.4)
- (sendi) bahu (M75.3)
- tendon (M65.2)
kelainan lenggang [gait] dan mobilitas (R26.-)
kesulitan berjalan (R26.2)
M25.0 Haemarthrosis
Kecuali: cedera sekarang - lihat cedera sendi menurut regio tubuh
M25.1 Fistula sendi
M25.2 Flail joint – sendi tidak stabil
M25.3 Ketidakstabilan lain sendi
Kecuali: ketidakstabilan sendi akibat:
- cedera lama ligamen (M24.2)
- pengangkatan prosthesis sendi (M96.8)
M25.4 Effusi sendi
Kecuali: hydrarthrosis rahang (A66.6)
M25.5 Nyeri pada sendi
M25.6 Kekakuan sendi, not elsewhere classified
M25.7 Osteophyte – [pertumbuhan tulang]
M25.8 Kelainan lain sendi yang dijelaskan
M25.9 Kelainan sendi, tak dijelaskan

Kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36)


Termasuk: penyakit autoimmun:
- NOS
- sistemik
penyakit kolagen (vaskuler):
- NOS
- sistemik
Kecuali: penyakit autoimmun, jenis organ tunggal atau sel tunggal (kode ke kategori kondisi
yang relevant)
M30 Poliarteritis nodosa dan kondisi yang berhubungan
M30.0 Poliarteritis nodosa
M30.1 Poliarteritis dengan keterlibatan paru-paru [Churg-Strauss]
Angiitis granulomatosa allergika
M30.2 Juvenile polyarteritis

 778
M30.3 Sindroma kelenjar limfe mukokutan [Kawasaki]
M30.8 Kondisi lain yang berhubungan dengan poliarteritis nodosa
Sindroma poliangiitis overlap
M31 Vaskulopati nekrotikans lain
M31.0 Angiitis hipersensitivitas
Sindroma Goodpasture
M31.1 Mikroangiopati trombotik
Thrombotic thrombocytopenic purpura
M31.2 Lethal midline granuloma
M31.3 Granulomatosis Wegener
Necrotizing respiratory granulomatosis
M31.4 Sindroma arkus aorta [Takayasu]
M31.5 Giant cell arteritis dengan polymyalgia rheumatica
M31.6 Giant cell arteritis lainnya
M31.8 Vaskulopati nekrotikans lain yang dijelaskan
Vaskulitis hipokomplementemia
M31.9 Vaskulopati nekrotikans, tak dijelaskan
M32 Systemic lupus erythematosus [SLE]
Kecuali: lupus eritematosus (diskoid) (NOS) (L93.0)
M32.0 Systemic lupus erythematosus akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
M32.1†Systemic lupus erythematosus dengan keterlibatan organ atau sistem
Penyakit Libman-Sacks (I39.-*)
Perikarditis lupus (I32.8*)
Systemic lupus erythematosus dengan:
- keterlibatan ginjal (N08.5*, N16.4*),
- keterlibatan paru-paru (J99.1*)
M32.8 Bentuk lain systemic lupus erythematosus
M32.9 Systemic lupus erythematosus, tak dijelaskan
M33 Dermatopolimiositis
M33.0 Dermatomyositis remaja
M33.1 Dermatomiositis lainnya
M33.2 Polimiositis
M33.9 Dermatopolimiositis, tak dijelaskan
M34 Sklerosis sistemik
Termasuk: skleroderma
Kecuali: skleroderma sirkumskripta (L94.0)
skleroderma neonatus (P83.8)
M34.0 Sklerosis sistemik progresif
M34.1 Sindroma CR(E)ST
Kombinasi calcinosis, fenomena Raynaud, disfungsi esofagus, sklerodaktili, telangiectasia.

M34.2 Sklerosis sistemik akibat obat dan zat kimia


Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi penyebab
M34.8 Bentuk lain sklerosis sistemik

 779
Sklerosis sistemik dengan:
- myopati† (G73.7*)
- melibatkan paru-paru† (J99.1*)
M34.9 Sklerosis sistemik, tak dijelaskan
M35 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lainnya
Kecuali: kolagenosis perforata reaktif (L87.1)
M35.0 Sindroma Sicca [Sjögren]
Sindroma Sjögren dengan:
- miopati† (G73.7*)
- keratokonjungtivitis† (H19.3*),
- keterlibatan paru-paru† (J99.1*)
- kelainan tubulo-interstitial ginjal† (N16.4*)
M35.1 Sindorma overlap lain
Penyakit jaringan ikat campuran
Kecuali: polyangiitis overlap syndrome (M30.8)
M35.2 Penyakit Behçet
M35.3 Polimialgia rematika
Kecuali: polimialgia reumatika dengan giant cell arteritis (M31.5)
M35.4 Fasiitis diffusa (eosinophilic)
M35.5 Fibrosklerosis multifokus
M35.6 Relapsing panniculitis [Weber-Christian]
Kecuali: panniculitis: lupus (L93.2), NOS (M79.3)
M35.7 Sindroma hipermobilitas
Familial ligamentous laxity [kelonggaran ligamen keturunan]
Kecuali: kelonggaran ligamen NOS (M24.2)
sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6)
M35.8 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lain yang dijelaskan
M35.9 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lain, tak dijelaskan
Penyakit autoimmun (sistemik) NOS
Penyakit kolagen (vaskular) NOS
M36* Kelainan jaringan ikat sistemik pada penyakit c.e.
Kecuali: arthropati pada penyakit c.e. (M14.-*)
M36.0*Dermato(poli)miositis in penyakit neoplastik (C00-D48†)
M36.1*Arthropati pada penyakit neoplastik (C00-D48†)
Arthropati pada:
- multiple myeloma (C90.0†)
- leukaemia (C91-C95†)
- histiositosis maligna (C96.1†),
M36.2* Arthropati hemofilik (D66-D68†)
M36.3*Arthropati pada kelainan darah lain (D50-D76†)
Kecuali: arthropati pada purpura Henoch(-Schönlein) (M36.4*)
M36.4*Arthropati pada reaksi hipersensitif c.e.
Arthropati pada purpura Henoch(-Schönlein) (D69.0†)
M36.8*Kelainan sistemik jaringan ikat pada penyakit lain c.e.
Kelainan sistemik jaringan ikat pada:
- hypogammaglobulinaemia (D80.-†)

 780
- ochronosis (E70.2†)

Dorsopati (M40-M54)
Subklasifikasi tambahan untuk menunjukkan situs penyakit berikut ini disediakan
untuk pilihan pemakaian pada kategori yang sesuai di dalam blok dorsopati, kecuali
M50 dan M51. Lihat juga catatan di awal bab ini
0 Situs ganda pada vertebra
1 Regio oksipito-atlanto-axial
2 Regio servikalis
3 Regio servikotoraks
4 Regio toraks
5 Regio torakolumbalis
6 Regio lumbalis
7 Regio lumbosakrum
8 Regio sakrum dan sakrokoksigis
9 Situs tak dijelaskan

Dorsopati deformans (M40-M43)


M40 Kiposis dan lordosis
[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: kiposkoliosis (M41.-)
kiposis dan lordosis:
- kongenital (Q76.4)
- pasca-prosedur (M96.-)
M40.0 Kiposis postural
Kecuali: osteokondrosis vertebra (M42.-)
M40.1 Kiposis sekunder lain
M40.2 Kiposis lain dan tak dijelaskan
M40.3 Flatback syndrome [sindroma punggung datar]
M40.4 Lordosis lain
Lordosis:
- didapat
- postural
M40.5 Lordosis, tak dijelaskan
M41 Scoliosis
[Lihat kode situs sebelum M40]
Termasuk: kiposkoliosis
Kecuali: skoliosis kongenital:
- NOS (Q67.5),
- postural (Q67.5),
- akibat malformasi tulang (Q76.3)
penyakit jantung kiposkoliosis (I27.1)
pasca-prosedur (M96.-)
M41.0 Skoliosis idiopatik infantil
M41.1 Skoliosis idiopatik remaja
Skoliosis remaja

 781
M41.2 Skoliosis idiopatik lain
M41.3 Skoliosis torakogenik
M41.4 Skoliosis neuromuskuler
Skoliosis akibat cerebral palsy, ataxia Friedreich, poliomyelitis, dan kelainan
neuromuskuler lain.
M41.5 Skoliosis sekunder lain
M41.8 Bentuk-bentuk lain skoliosis
M41.9 Skoliosis, tak dijelaskan
M42 Osteokondrosis vertebra
[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: kiposis postural (M40.0)
M42.0 Osteokondrosis vertebra remaja:
Penyakit Calvē
Penyakit Scheuermann
Kecuali: kiposis postural (M40.0)
M42.1 Osteokondrosis vertebra dewasa
M42.9 Osteokondrosis vertebra, tak dijelaskan
M43 Dorsopati deformans lainnya
[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: spina bifida occulta (Q76.0)
sindroma Klippel-Feil (Q76.1)
spondilolisis dan spondilolistesis kongenital (Q76.2)
hemivertebra (Q76.3-Q76.4)
lumbarisasi dan sakralisasi (Q76.4)
platispondilisis (Q76.4)
kurvatura spina pada:
- osteoporosis (M80-M81),
- penyakit Paget tulang [osteitis deformans] (M88.-)
M43.0 Spondilolisis
M43.1 Spondilolistesis
M43.2 Fusi lain pada spina; ankilosis sendi spina
Kecuali: ankylosing spondylitis (M45)
pseudoarthrosis setelah fusi atau arthrodesis (M96.0)
status arthrodesis (Z98.1)
M43.3 Subluksasio atlantoaxial rekuren dengan myelopati
M43.4 Subluksasio atlantoaxial rekuren lain
M43.5 Subluksasio vertebra rekuren lain
Kecuali: lesi biomekanik NEC (M99.-)
M43.6 Tortikollis [leher tertarik ke satu sisi oleh m. sternocleidomastoideus]
Kecuali: tortikollis:
- cedera sekarang – lihat cedera vertebra menurut regio tubuh
- psikogenik (F45.8)
- spasmodik (G24.3)
- akibat cedera lahir (P15.2)
- kongenital (sternomastoid) (Q68.0)
M43.8 Dorsopati deformans lain yang dijelaskan

 782
Kecuali: kyphosis dan lordosis (M40.-)
skoliosis (M41.-)
M43.9 Dorsopati deformans, tak dijelaskan
Kurvature spina NOS

Spondilopathi (M45-M49)
M45 Ankylosing spondylitis
[Lihat kode situs sebelum M40]
Arthritis rheumatoid vertebra
Kecuali: arthropati pada penyakit Reiter (M02.3)
spondylitis (ankylosing) remaja (M08.1)
penyakit Behçet (M35.2)
M46 Spondylopati radang lain
[Lihat kode situs sebelum M40]
M46.0 Entesopati spina
Kelainan perlekatan ligamen atau otot ke vertebra
M46.1 Sakroiliitis, not elsewhere classified
M46.2 Osteomielitis vertebra
M46.3 Infeksi diskus intervertebralis (pyogenic)
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
M46.4 Diskitis, tak dijelaskan
M46.5 Spondilopati infektif lainnya
M46.8 Spondilopati radang lain yang dijelaskan
M46.9 Spondilopati radang, tak dijelaskan
M47 Spondylosis
[Lihat kode situs sebelum M40]
[Kaku spina dan degenerasi diskus intevertebra, dengan osteoarthritis (sering pada orang tua)]
Termasuk: arthrosis atau osteoarthritis spina
degenerasi pertemuan sendi
M47.0†Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri vertebralis (G99.2*)

M47.1 Spondylosis lain dengan myelopati


Kompresi spondilogenik medulla spinalis† (G99.2*)
Kecuali: subluksasio vertebralis (M43.3-M43.5)
M47.2 Spondylosis lain dengan radiculopati
M47.8 Spondylosis lain
Spondylosis servikal }
Spondylosis lumbosakral } tanpa myelopati atau radikulopati
Spondylosis thorakal }
M47.9 Spondylosis, tak dijelaskan
M48 Spondilopati lainnya

 783
[Lihat kode situs sebelum M40]
M48.0 Spinal stenosis
Stenosis kaudalis
M48.1 Hiperostosis ankilosis [Forestier]
Diffuse idiopathic skeletal hyperostosis [DISH]
M48.2 Kissing spine
M48.3 Spondilopati traumatika
M48.4 Fatigue fracture of vertebra
Fraktur stress pada vertebra
M48.5 Kolaps vertebra, NEC;
Kolaps vertebra NOS
Vertebra membentuk baji NOS

Kecuali: kolaps vertebra pada osteoporosis (M80.-)


cedera sekarang – lihat cedera vertebra menurut regio tubuh
M48.8 Spondilopati lain yang dijelaskan
Osifikasi ligamen longitudinalis posterior
M48.9 Spondilopati, tak dijelaskan
M49* Spondilopati pada penyakit c.e.
[[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: arthropati psoriatik dan enteropatik (M07.-*, M09.-*)
M49.0*Tuberkulosis spina (A18.0†)
Kurvatura Pott
M49.1*Spondilitis brusella (A23.-†)
M49.2*Spondilitis enterobakterium (A01-A04†)
M49.3*Spondilopati pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kecuali: spondilopati neuropatik pada tabes dorsalis (M49.4*)
M49.4*Spondilopati neuropatik
Spondylopati neuropatik pada:
- syringomyelia dan syringobulbia (G95.0†),
- spondylopati pada tabes dorsalis (A52.1†)
M49.5*Kolaps vertebra pada penyakit c.e.
Fraktur metastatik vertebra (C79.5†)
M49.8*Spondilopati pada penyakit lainc.e.

Dorsopati lain (M50-M54)


Kecuali: cedera sekarang – lihat cedera menurut regio tubuh
diskitis NOS (M46.4)
M50 Kelainan diskus servikalis
Termasuk: kelainan diskus servikalis dengan servikalgia,
kelainan diskus servikotorakalis
M50.0†Kelainan diskus servikalis dengan myelopati (G99.2*)
M50.1 Kelainan diskus servikalis dengan radiculopati
Kecuali: radikulitis brachialis NOS (M54.1)
M50.2 Pergeseran letak lain diskus servikalis
M50.3 Degenerasi lain diskus servikalis

 784
M50.8 Kelainan diskus servikalis lainnya
M50.9 Kelainan diskus servikalis, tak dijelaskan
M51 Kelainan diskus intervertebralis lain
Termasuk: kelainan diskus torakalis, torakolumbalis dan lumbosakralis
M51.0†Kelainan diskus lumbalis dan intervetebralis lain dengan myelopati (G99.2*)
M51.1 Kelainan diskus lumbalis dan intervetebralis lain dengan radikulopati
Sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis
Kecuali: radikulitis lumbalis NOS (M54.1)
M51.2 Pergeseran letak [displacement] diskus intervertebralis lain yang dijelaskan
Lumbago akibat pergeseran letak diskus intervertebralis
M51.3 Degenerasi diskus intervertebralis lain yang dijelaskan
M51.4 Nodus Schmorl
M51.8 Kelainan diskus intervertebralis lain yang dijelaskan
M51.9 Kelainan diskus intervertebralis, tak dijelaskan

M53 Dorsopati lain, not elsewhere classified


M53.0 Sindroma servikokranialis;
Sindroma simpatis servikalis posterior
M53.1 Sindroma servikobrakhialis
Kecuali: kelainan diskus servikalis (M50.-)
thoracic outlet syndrome (G54.0)
M53.2 Spinal instabilities [ketidakstabilan vertebra]
M53.3 Kelainan sakrokoksigeus, not elsewhere classified;
Coccygodynia
M53.8 Dorsopati lain yang dijelaskan
M53.9 Dorsopati, tak dijelaskan
M54 Dorsalgia
Kecuali: dorsalgia psikogenik (F45.4)
M54.0 Panniculitis yang mengganggu regio leher dan punggung
Kecuali: panniculitis: lupus (L93.2)
relapsing (M35.6)
NOS (M79.3)
M54.1 Radikulopati
Neuritis atau radiculitis:
- brakialis NOS
- lumbalis NOS
- lumbosakralis NOS
- torakalis NOS
Radikulitis NOS
Kecuali: neuralgia dan neuritis NOS (M79.2)
radikulopati dengan:
- spondylosis (M47.2)
- kelainan diskus servikalis (M50.1)
- kelainan diskus lumbalis dan intervertebralis lain (M51.1)
M54.2 Servikalgia
Kecuali: servikalgia akibat kelainan diskus servikalis intervertebralis (M50.-)

 785
M54.3 Sciatica
Kecuali: lesi sciatic nerve (G57.0)
sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
sciatica dengan lumbago (M54.4)
M54.4 Lumbago dengan sciatica
Kecuali: akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
M54.5 Low back pain
Loin pain
Low back strain
Lumbago NOS
Kecuali: lumbago akibat pergeseran diskus intervetebralis (M51.2),
lumbago dengan sciatica (M54.4)
M54.6 Nyeri vertebra torakalis
Kecuali: nyeri akibat kelainan diskus intervetebralis (M51.-)
M54.8 Dorsalgia lainnya
M54.9 Dorsalgia, tak dijelaskan
Backache [sakit punggung] NOS

Kelainan Jaringan Junak (M60-M79)

Kelainan otot (M60-M63)


Kecuali: distrofi otot dan miopati (G71-G72)
dermatopolimiositis (M33.-)
miopati pada:
- amyloidosis (E85.-),
- arthritis rheumatoid (M05.3)
- polyarteritis nodosa (M30.0)
- systemic lupus erythematosus (M32.-),
- scleroderma (M34.-)
- sindroma Sjögren's (M35.0)
M60 Miositis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M60.0 Miositis infektif
Piomiositis tropis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
M60.1 Miositis interstitialis
M60.2 Granuloma benda asing jaringan lunak, not elsewhere classified
Kecuali: granuloma benda asing di kulit dan jaringan subkutis (L92.3)
M60.8 Miositis lain
M60.9 Miositis, tak dijelaskan
M61 Kalsifikasi dan ossifikasi otot
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M61.0 Miositis ossifikans akibat trauma
M61.1 Miositis ossifikans progresif
Fibrodisplasia ossifikans progressif
M61.2 Kalsifikasi dan ossifikasi otot akibat paralisis

 786
Miositis ossifikans akibat quadriplegia atau paraplegia
M61.3 Kalsifikasi dan ossifikasi otot akibat luka bakar
Miositis ossifikans akibat luka bakar
M61.4 Kalsifikasi lainnya pada otot
Kecuali: calcific tendinitis (M65.2)
calcific tendinitis pada bahu (M75.3)
M61.5 Ossifikasi lain pada otot
M61.9 Kalsifikasi dan ossifikasi pada otot, tak dijelaskan
M62 Kelainan lain otot
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: sindroma stiff-man [orang kaku] (G25.8)
miopati alkoholik (G72.1)
miopati akibat obat (G72.0)
mialgia (M79.1)
kramp dan spasme (R25.2)
M62.0 Diastasis otot [pemisahan otot atas bagian-bagiannya]
M62.1 Ruptura lain pada otot (nontraumatika)
Kecuali: ruptur tendon (M66.-)
ruptur otot karena trauma - lihat cedera otot menurut regio tubuh
M62.2 Infark iskemik otot
Kecuali: sindroma kompartemen (T79.6)
iskemia traumatika otot (T79.6)
kontraktur iskemik Volkmann (T79.6)
M62.3 Sindroma immobilitas (paraplegia)
M62.4 Kontraktur otot
Kecuali: kontraktur sendi (M24.5)
M62.5 Penipisan (wasting) dan atrofi otot, not elsewhere classified
Disuse atrophy NEC
M62.6 Muscle strain
Kecuali: cedera sekarang - lihat cedera otot menurut regio tubuh
M62.8 Kelainan otot lainnya yang dijelaskan
Hernia (pembungkus [sheath]) otot
M62.9 Kelainan otot, tak dijelaskan
M63* Kelainan otot pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain [c.e. ]
Kecuali: miopati pada:
- penyakit endokrin (G73.5*)
- penyakit metabolik (G73.6*)
M63.0*Miositis pada penyakit bakteri c.e.
Miositis pada:
- leprosy [penyakit Hansen] (A30.-†)
- syphilis (A51.4†, A52.7†)
M63.1*Miositis pada infeksi protozoa dan parasit c.e.
Miositis pada:
- toxoplasmosis (B58.8†)
- schistosomiasis (B65.-†),
- cysticercosis (B69.8†)

 787
- trichinellosis (B75†)
M63.2*Miositis pada penyakit infeksi lain c.e.;
Miositis pada mikosis (B35-B49†)
M63.3*Miositis pada sarkoidosis (D86.8†)
M63.8*Kelainan lain otot pada penyakit c.e.

Kelainan synovium dan tendon (M65-M68)


M65 Sinovitis dan tenosinovitis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: sinovitis krepitan kronik pada tangan dan pergelangan (M70.0)
kelainan jaringan lunak akibat penggunaan, penggunaan berlebihan dan tekanan
(M70.-)
cedera sekarang - lihat cedera ligamen atau tendon menurut regio tubuh
M65.0 Abses pembungkus tendon
Gunakan kode tambahan (B95-B96), kalau perlu, untuk identifikasi agen bakteri
M65.1 (Teno)sinovitis infektif lain
M65.2 Tendinitis kalsifik
Kecuali: pada bahu (M75.3)
tendinitis yang dijelaskan (M75-M77)
M65.3 Trigger finger
Penyakit tendinosa nodularis
M65.4 Tenosinovitis stiloideus os. radialis [de Quervain]
M65.8 Sinovitis dan tenosinovitis lain
M65.9 Sinovitis dan tenosinovitis, tak dijelaskan
M66 Ruptur spontan sinovium dan tendon
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: ruptur yang terjadi ketika tekanan normal diberikan pada jaringan yang kekuatannya
dianggap di bawah normal
Kecuali: rotator cuff syndrome (M75.1)
ruptur di tempat tekanan normal diberikan pada jaringan normal – lihat cedera tendon
menurut regio tubuh
M66.0 Ruptur kista poplitea
M66.1 Ruptur sinovium
Ruptur kista synovium
Kecuali: ruptur kista poplitea (M66.0)
M66.2 Ruptur spontan tendon extensor
M66.3 Ruptur spontan tendon flexor
M66.4 Ruptur spontan tendon lainnya
M66.5 Ruptur spontan tendon yang tak dijelaskan
Ruptur pada pertemuan musculotendinosa, nontraumatika
M67 Kelainan synovium dan tendon lain
Kecuali: fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren] (M72.0)
tendinitis NOS (M77.9)
xanthomatosis lokal pada tendon (E78.2)
M67.0 Tendon Achilles pendek (didapat)
M67.1 Kontraktur (pembungkus) tendon lain

 788
Kecuali: dengan kontractur sendi (M24.5)
M67.2 Hipertrofi sinovium, not elsewhere classified
Kecuali: sinovitis villonodularis (berpigment) (M12.2)
M67.3 Synovitis sementara; synovitis toxik
Kecuali: rheumatisme palindromik [berulang] (M12.3)
M67.4 Ganglion; ganglion sendi atau (pembungkus) tendon
Kecuali: kista:
- bursa (M71.2-M71.3)
- synovium (M71.2-M71.3)
ganglion pada yaws (A66.6)
M67.8 Kelainan lain synovium dan tendon yang dijelaskan
M67.9 Kelainan synovium dan tendon, tak dijelaskan
M68* Kelainan synovium dan tendon pada penyakit c.e.
M68.0*Synovitis dan tenosynovitis pada penyakit bakteri c.e.
Synovitis dan tenosynovitis pada:
- tuberculosis (A18.0†)
- syphilis (A52.7†)
- gonorrhoea (A54.4†)
M68.8*Kelainan lain sinovium dan tendon pada penyakit c.e.

Kelainan lain jaringan lunak (M70-M79)


M70 Kelainan jaringan lunak akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: kelainan jaringan lunak akibat pekerjaan
Kecuali: bursitis (pada): NOS (M71.9), bahu (M75.5), entesopati (M76-M77)
M70.0 Sinovitis krepitan kronik pada tangan dan pergelangan
M70.1 Bursitis tangan
M70.2 Bursitis olekranon
M70.3 Bursitis lain pada siku
M70.4 Bursitis prepatella
M70.5 Bursitis lain pada lutut
M70.6 Bursitis trokanter
Tendinitis trokanterik
M70.7 Bursitis lain pada panggul,
Bursitis iskium
M70.8 Kelainan jaringan lunak lain akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan
M70.9 Kelainan jaringan lunak akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan, tak dijelaskan
M71 Bursopati lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: bunion (M20.1)
bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
enthesopathies (M76-M77)
M71.0 Abses bursa
M71.1 Bursitis infektif lain
M71.2 Kista sinovium rongga poplitea [Baker]
Kecuali: dengan ruptur (M66.0)

 789
M71.3 Kista lain pada bursa
Kista sinovium NOS
Kecuali: kista sinovium dengan ruptur (M66.1)
M71.4 Penumpukan kalsium di bursa
Kecuali: pada bahu (M75.3)
M71.5 Bursitis lain, not elsewhere classified
Kecuali: bursitis (pada):
- NOS (M71.9),
- bahu (M75.5)
- kolateral tibia [Pellegrini-Stieda] (M76.4)
M71.8 Bursopati lain yang dijelaskan
M71.9 Bursopati yang tak dijelaskan
Bursitis NOS
M72 Kelainan-kelainan fibroblastik
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: fibromatosis retroperitoneum (D48.3)
M72.0 Fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren]
M72.1 Knuckle pads [tonjolan pada sendi tinju]
M72.2 Fibromatosis fasia plantaris
Fasiitis plantaris
M72.3 Fasiitis nodularis
M72.4 Fibromatosis pseudosarkomatosa
M72.5 Fasiitis, not elsewhere classified
Kecuali: fasciitis: diffusa (eosinofilik) (M35.4), plantaris (M72.2), nodularis (M72.3)
M72.6 Fasiitis nekrotikans
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
M72.8 Kelainan fibroblastik lain
Abses fasia } ***
Kecuali: fasiitis: }
- diffusa (eosinofilik) (M35.4) }
- nekrotikans (M72.6) }
- nodularis (M72.4) }
- perirenal: } ***
- NOS (N13.5) }
- dengan infeksi (N13.6) }
- plantaris (M72.2) }
M72.9 Kelainan fibroblastik, tak dijelaskan
Fasiitis NOS ***
Fibromatosis NOS ***
M73* Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M73.0*Bursitis gonococcus (A54.4†)
M73.1*Bursitis sifilitika (A52.7†)
M73.8*Kelainan jaringan lunak lain pada penyakit c.e.
M75 Lesi bahu
Kecuali: shoulder-hand syndrome (M89.0)

 790
M75.0 Kapsulitis adhesif bahu
Frozen shoulder
Periarthritis bahu
M75.1 Rotator cuff syndrome
Robek atau ruptur (komplit)(inkomplit) rotator cuff atau supraspinatus, tidak dinyatakan
akibat trauma
Sindroma supraspinatus
M75.2 Tendinitis biseps
M75.3 Tendinitis kalsifik bahu
Kalsifikasi bursa bahu
M75.4 Impingement syndrome of shoulder
M75.5 Bursitis bahu
M75.8 Lesi lain pada bahu
M75.9 Lesi bahu, tak dijelaskan
M76 Enthesopati anggota bawah, kecuali kaki
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Note: Istilah yang kelihatannya spesifik seperti bursitis, kapsulitis dan tendinitis cenderung
digunakan seenaknya pada berbagai kelainan ligamen atau perlekatan otot perifer;
hampir semua keadaan ini telah digabungkan sebagai enthesopati yang merupakan
istilah umum untuk lesi di tempat-tempat ini.
Kecuali: bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
M76.0 Tendinitis gluteus
M76.1 Tendinitis psoas
M76.2 Spur krista iliaka
M76.3 Sindroma band iliotibialis
M76.4 Bursitis kolateral tibia [Pellegrini-Stieda]
M76.5 Tendinitis patella
M76.6 Tendinitis Achilles
Bursitis Achilles
M76.7 Tendinitis peroneus
M76.8 Enthesopati lain anggota bawah, kecuali kaki
Sindroma tibialis anterior
Tensinitis tibialis posterior
M76.9 Enthesopati anggota bawah, tak dijelaskan
M77 Enthesopati lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: bursitis:
- akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
- NOS (M71.9),
osteophyte (M25.7),
enthesopati spinal (M46.0)
M77.0 Epikondilitis medialis
M77.1 Epikondilitis lateralis
Tennis elbow
M77.2 Periarthritis pergelangan
M77.3 Spur kalkaneus

 791
M77.4 Metatarsalgia
Kecuali: metatarsalgia Morton (G57.6)
M77.5 Enthesopati lain pada kaki
M77.8 Enthesopati lain, not elsewhere classified
M77.9 Enthesopati, tak dijelaskan
Spur tulang NOS
Kapsulitis NOS
Periarthritis NOS
Tendinitis NOS
M79 Kelainan jaringan lunak lain, not elsewhere classified
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: nyeri jaringan lunak, psikogenik (F45.4)
M79.0 Rheumatism, tak dijelaskan
Fibromialgia
Fibrositis
Kecuali: palindromic rheumatism (M12.3)
M79.1 Mialgia
Kecuali: miositis (M60.-)
M79.2 Neuralgia dan neuritis, tak dijelaskan
Kecuali: radikulitis: }
- NOS }
- brakialis NOS } NOS (M54.1)
- lumbosakralis }
mononeuropathies (G56-G58)
sciatica (M54.3-M54.4)
M79.3 Pannikulitis, tak dijelaskan
Kecuali: panniculitis:
- lupus (L93.2)
- leher dan punggung (M54.0)
- relapsing [Weber-Christian] (M35.6)
M79.4 Hipertrofi fat pad (infrapatella)
M79.5 Sisa benda asing di jaringan lunak
Kecuali: granuloma benda asing di:
- kulit dan subkutis (L92.3)
- jaringan lunak (M60.2)
M79.6 Nyeri di anggota
M79.8 Kelainan lain jaringan lunak yang dijelaskan
M79.9 Kelainan jaringan lunak, tak dijelaskan

Osteopati dan Khondropati (M80-M94)

Kelainan kepadatan dan struktur tulang (M80-M85)


M80 Osteoporosis dengan fraktur patologis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: kolaps dan pembentukan baji pada vertebra osteoporosis
Kecuali: kolaps vertebra NOS (M48.5)

 792
pembentukan baji vertebra NOS (M48.5)
fraktur patologis NOS (M84.4),
M80.0 Osteoporosis post-menopause dengan fraktur patologis
M80.1 Osteoporosis post-oophorectomy dengan fraktur patologis
M80.2 Osteoporosis disuse (tak digunakan) dengan fraktur patologis
M80.3 Osteoporosis malabsorpsi pascabedah dengan fraktur patologis
M80.4 Osteoporosis akibat obat dengan fraktur patologis
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
M80.5 Osteoporosis idiopathic dengan fraktur patologis
M80.8 Osteoporosis lain dengan fraktur patologis
M80.9 Osteoporosis dengan fraktur patologis, tak dijelaskan
M81 Osteoporosis tanpa fraktur patologis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteoporosis dengan fraktur patologis (M80.-)
M81.0 Osteoporosis postmenopause
M81.1 Osteoporosis postoophorectomy
M81.2 Osteoporosis disuse (tak digunakan)
Kecuali: atrofi Sudeck (M89.0)
M81.3 Osteoporosis malabsorpsi pascabedah
M81.4 Osteoporosis akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
M81.5 Osteoporosis idiopatik
M81.6 Osteoporosis terlokalisir [Lequesne]
Kecuali: atrofi Sudeck (M89.0)
M81.8 Osteoporosis lain
Osteoporosis senilis
M81.9 Osteoporosis, tak dijelaskan
M82* Osteoporosis in penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M82.0*Osteoporosis pada multiple myelomatosis (C90.0†)
M82.1*Osteoporosis pada kelainan endokrin (E00-E34†)
M82.8*Osteoporosis pada penyakit lain c.e.
M83 Osteomalasia dewasa
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteomalasia:
- bayi dan remaja (E55.0)
- vitamin-D-resistant (E83.3)
rickets (active) (E55.0)
- sequel (E64.3)
- vitamin-D-resistant (E83.3)
osteodistrofi ginjal (N25.0)
M83.0 Osteomalasia nifas
M83.1 Osteomalasia senilis
M83.2 Osteomalasia dewasa akibat malabsorpsi
Osteomalasia malabsorpsi pascabedah pada dewasa
M83.3 Osteomalasia dewasa akibat malnutrisi

 793
M83.4 Penyakit tulang akibat aluminium
M83.5 Osteomalasia lain akibat obat pada dewasa
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
M83.8 Osteomalasia dewasa lainnya
M83.9 Osteomalasia dewasa, tak dijelaskan
M84 Kelainan kontinuitas tulang
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M84.0 Malunion of fracture [penyatuan fraktur tidak benar]
M84.1 Nonunion of fracture [pseudarthrosis] [penyatuan fraktur tidak terjadi]
Kecuali: pseudarthrosis setelah fusi atau arthrodesis (M96.0)
M84.2 Delayed union of fracture [penyatuan fraktur terlambat]
M84.3 Fraktur stress, not elsewhere classified
Fraktur stress NOS
Kecuali: fraktur stress pada vertebra (M48.4)
M84.4 Fraktur patologis, not elsewhere classified;
Fraktur patologis NOS
Kecuali: kolaps vertebra NEC (M48.5)
fraktur patologis pada osteoporosis (M80.-)
M84.8 Kelainan lain kontinuitas tulang
M84.9 Kelainan kontinuitas tulang, tak dijelaskan
M85 Kelainan kepadatan dan struktur tulang
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteogenesis imperfecta (Q78.0)
polyostotic fibrous dysplasia (Q78.1)
osteopetrosis (Q78.2)
osteopoikilosis (Q78.8)
M85.0 Displasia fibrosa (monostotik)
Kecuali: displasia fibrosa pada rahang (K10.8)
M85.1 Fluorosis tulang
M85.2 Hiperostosis tengkorak
M85.3 Osteitis kondensans
M85.4 Kista soliter tulang
Kecuali: kista soliter rahang (K09.1-K09.2)
M85.5 Kista aneurisma tulang
Kecuali: kista aneurisma rahang (K09.2)
M85.6 Kista lain pada tulang
Kecuali: kista rahang NEC (K09.1-K09.2)
osteitis fibrosa kistika generalisata [penyakit tulang von Recklinghausen] (E21.0)
M85.8 Kelainan lain kepadatan dan struktur tulang yang dijelaskan
Hiperostosis tulang, selain tengkorak
Kecuali: diffuse idiopathic skeletal hyperostosis [DISH] (M48.1)
M85.9 Kelainan kepadatan dan struktur tulang, tak dijelaskan

Osteopati lain (M86-M90)


Kecuali: osteopati pascaprosedur (M96.-)
M86 Osteomielitis

 794
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteomielitis (pada):
- akibat salmonella (A01-A02)
- rahang (K10.2)
- vertebra (M46.2)
M86.0 Osteomielitis hematogen akut
M86.1 Osteomielitis akut lainnya
M86.2 Osteomielitis subakut
M86.3 Osteomielitis multifokus kronik
M86.4 Osteomielitis kronik dengan draining sinus
M86.5 Osteomielitis hematogen kronik lainnya
M86.6 Osteomielitis kronik lainnya
M86.8 Osteomielitis lain
Abses Brodie
M86.9 Osteomielitis, tak dijelaskan
Infeksi tulang NOS
Periostitis tanpa disebutkan osteomyelitis
M87 Osteonekrosis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: nekrosis avaskuler tulang
Kecuali: osteokondropati (M91-M93)
M87.0 Nekrosis aseptik idiopatik tulang
M87.1 Osteonekrosis akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
M87.2 Osteonekrosis akibat trauma sebelumnya
M87.3 Osteonekrosis sekunder lain
M87.8 Osteonekrosis lain
M87.9 Osteonekrosis, tak dijelaskan
M88 Penyakit Paget pada tulang [osteitis deformans]
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M88.0 Penyakit Paget tengkorak
M88.8 Penyakit Paget tulang lain
M88.9 Penyakit Paget tulang, tak dijelaskan
M89 Kelainan tulang lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M89.0 Algoneurodystrophy
Shoulder-hand syndrome
Atrofi Sudeck
Distrofi reflex simpatis
M89.1 Epiphyseal arrest [pertumbuhan tulang di epifisis terhenti]
M89.2 Kelainan perkembangan dan pertumbuhan tulang lain
M89.3 Hipertrofi tulang
M89.4 Osteoarthropati hipertrofik lainnya
Penyakit Marie-Bamberger
Pachydermoperiostosis
M89.5 Osteolisis

 795
M89.6 Osteopati setelah poliomielitis
M89.8 Kelainan tulang lain yang dijelaskan
Hiperostosis korteks infantil
Ossifikasi subperiosteum pascatrauma
M89.9 Kelainan tulang, tak dijelaskan
M90* Osteopathies in penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M90.0*Tuberkulosis tulang (A18.0†)
Kecuali: tuberkulosis vertebra (M49.0*)
M90.1*Periostitis pada penyakit infeksi lain c.e.
Periostitis sifilitika sekunder (A51.4†)
M90.2*Osteopati pada penyakt infeksi lain c.e.
Osteomielitis:
- salmonella (A02.2†)
- gonokokus (A54.4†)
- ekhinokokus (B67.2†)
Osteopati atau osteokondropati sifilitika (A50.5†, A52.7†)
M90.3*Osteonekrosis pada penyakit caisson (T70.3 †)
M90.4*Osteonekrosis akibat haemoglobinopati (D50-D64†)
M90.5*Osteonekrosis pada penyakit lain c.e.
M90.6*Osteitis deformans pada penyakit neoplasma (C00-D48†)
Osteitis deformans pada neoplasma ganas tulang (C40-C41†)
M90.7*Fraktur tulang pada penyakit neoplasma (C00-D48†)
Kecuali: kolaps vertebra pada penyakit neoplasma (M49.5*)
M90.8*Osteopati padapenyakit lain c.e.
Osteopati pada osteodystrophy ginjal (N25.0†)

Kondropati (M91-M94)
Kecuali: Kondropati pasca-prosedur (M96.-)
M91 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja
Kecuali: Epifisis femoralis atas bergeser (nontrauma) (M93.0)
M91.0 Osteokondrosis pelvis remaja
Osteokondrosis (remaja) pada:
- acetabulum
- krista iliaka [Buchanan]
- sinkondrosis iskiopubika [van Neck]
- simfisis pubis [Pierson]
M91.1 Osteokondrosis kaput femoris remaja [Legg-Calv,-Perthes]
M91.2 Koxa plana
Deformitas panggul akibat osteokondrosis remaja sebelumnya
M91.3 Pseudokoxalgia
M91.8 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja lain
Osteokondrosis remaja setelah reduksi terhadap dislokasi kongenital panggul
M91.9 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja, tak dijelaskan
M92 Osteokondrosis remaja lain
M92.0 Osteokondrosis remaja pada humerus

 796
Osteokondrosis (remaja) pada:
- kapitulum humeri [Panner]
- kaput humeri[Haas]
M92.1 Osteokondrosis remaja pada radius dan ulna
Osteokondrosis (remaja) pada:
- ulna bawah [Burns]
- kaput radii [Brailsford]
M92.2 Osteokondrosis remaja pada tangan
Osteokondrosis (remaja) pada:
- lunatum karpal [Kienböck]
- kaput metakarpal [Mauclaire]
M92.3 Osteokondrosis remaja lain pada anggota atas
M92.4 Osteokondrosis remaja pada patella
Osteokondrosis (remaja) pada:
- pusat primer patella [Köhler]
- pusat sekunder patella [Sinding-Larsen]
M92.5 Osteokondrosis remaja pada tibia dan fibula
Osteokondrosis (remaja) pada:
- tibia proximal [Blount]
- tuberkulum tibiae [Osgood-Schlatter]
- tibia vara
M92.6 Osteokondrosis remaja pada tarsus
Osteokondrosis (remaja) pada:
- os tibia externa [Haglund]
- kalkaneus [Sever]
- talus [Diaz]
- navikularis tarsus [Köhler]
M92.7 Osteokondrosis remaja pada metatarsus
Osteokondrosis (remaja) pada:
- metatarsus II [Freiberg]
- metatarsus V [Iselin]
M92.8 Osteokondrosis remaja lain yang dijelaskan
Apofisitis kalkaneus
M92.9 Osteokondrosis remaja, tak dijelaskan
Apofisitis }
Epifisitis } dinyatakan remaja,
Osteokondritis } situs tak dijelaskan
Osteokondrosis }
M93 Osteokondropati lainnya
Kecuali: osteokondrosis vertebra (M42.-)
M93.0 Pergeseran epifisis femoralis atas (nontraumatika)
M93.1 Penyakit Kienböck dewasa
Osteokondrosis lunatum karpal dewasa
M93.2 Osteokondritis dissekans
M93.8 Osteokondropati lain yang dijelaskan
M93.9 Osteokondropati, tak dijelaskan
Apofisitis }

 797
Epifisitis } tidak dinyatakan dewasa atau remaja,
Osteokondritis } situs tak dijelaskan
Osteokondrosis }
M94 Kelainan tulang rawan lain
M94.0 Chondrocostal junction syndrome [Tietze]
M94.1 Relapsing polychondritis
M94.2 Kondromalasia
Kecuali: kondromalasia patellae (M22.4)
M94.3 Kondrolisis
M94.8 Kelainan tulang rawan lain yang dijelaskan
M94.9 Kelainan tulang rawan, tak dijelaskan

Kelainan muskuloskeleton dan jaringan ikat lain (M95-M99)


M95 Deformitas didapat sistem muskuloskeleton system dan jaringan ikat lain
Kecuali: kelainan dentofasialis [termasuk maloklusi] (K07.-)
deformitas anggota, didapat (M20-M21)
dorsopati deformans (M40-M43)
kelainan muskuloskeleton pascaprosedur (M96.-)
malformasi dan deformasi kongenital sistem musculoskeleton (Q65-Q79)
absen anggota dan organ, didapat (Z89-Z90)
M95.0 Deformitas hidung didapat
Kecuali: deviasi septum hidung (J34.2)
M95.1 Cauliflower ear
Kecuali: deformitas telinga didapat lain (H61.1)
M95.2 Deformitas kepala didapat lain
M95.3 Deformitas leher didapat
M95.4 Deformitas dada dan rusuk didapat
M95.5 Deformitas pelvis didapat
Kecuali: asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai (O33.-)
M95.8 Deformitas sistem muskuloskeleton didapat lain yang dijelaskan
M95.9 Deformitas sistem muskuloskeleton didapat, tak dijelaskan
M96 Kelainan muskuloskeleton pascaprosedur, not elsewhere classified
Kecuali: arthropati setelah bypass usus (M02.0)
kelainan akibat osteoporosis (M80-M81)
kehadiran implant fungsional dan peralatan lain (Z95-Z97)
M96.0 Pseudarthrosis setelah fusi atau arthrodesis
M96.1 Sindroma pasca-laminectomi, not elsewhere classified
M96.2 Kifosis pasca-radiation
M96.3 Kifosis pasca-laminektomi
M96.4 Lordosis pasca-bedah
M96.5 Skoliosis pasca-radiasi
M96.6 Fraktur tulang setelah pemasangan implant ortopedi, prosethesis sendi,atau plat tulang
Kecuali: komplikasi peralatan, implant, atau graft ortopedik internal (T84.-)
M96.8 Kelainan muskuloskeleton pasca-prosedur lainnya
Ketidakstabilan sendi akibat pembuangan prosthesis sendi
M96.9 Kelainan muskuloskeleton pasca-prosedur, tak dijelaskan

 798
M99 Lesi biomekanis, not elsewhere classified
Note: Kategori ini jangan dipakai kalau kondisi dapat diklasifikasikan di tempat lain.
Subklasifikasi tambahan yang menunjukkan situs lesi berikut disediakan untuk penggunaan
pilihan dengan subkategori yang sesuai pada M99.-; lihat juga catatan pada awal bab ini.
0 Daerah kepala oksipitoservikalis
1 Daerah leher servikotorakalis
2 Daerah toraks torakolumbalis
3 Daerah lumbalis lumbosakralis
4 Daerah sakrum sakrokoksigis, sakroiliaka
5 Daerah pelvik panggul, pubis
6 Anggota bawah
7 Anggota atas acromioklavikularis, sternoklavikularis
8 Dada kostokondralis, kostovertebralis, sternokondralis
9 Abdomen dan lainnya

M99.0 Disfungsi segmen dan somatik


M99.1 Kompleks subluksasio (vertebra)
M99.2 Stenosis subluksasio pada neural canal
M99.3 Stenosis osseosa pada neural canal
M99.4 Stenosis jaringan ikat pada neural canal
M99.5 Stenosis diskus intervertebralis pada neural canal
M99.6 Stenosis osseosa dan subluksasio pada foramina intervertebralis
M99.7 Stenosis jaringan ikat dan diskus pada foramina intervertebralis
M99.8 Lesi biomekanis lain
M99.9 Lesi biomekanis, tak dijelaskan

 799
BAB XIV.
PENYAKIT-PENYAKIT SISTEM
GENITOURINARIUS (N00-N99)

Kecuali:
penyakit-penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
neoplasma (C00-D48)
penyakit endokrin, gizi, dan metabolik (E00-E90)
komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas (O00-O99)
kondisi tertentu yang berawal pada masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
gejala, tanda, temuan klinis dan laboratoris abnormal, nec (R00-R99)
cedera, keracunan dan akibat lain penyebab eksternal injury (S00-T98)

Blok-blok pada Bab ini:


N00-N08 Penyakit-penyakit glomerulus
N10-N16 Penyakit-penyakit tubulo-interstitial ginjal
N17-N19 Kegagalan ginjal
N20-N23 Urolithiasis
N25-N29 Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter
N30-N39 Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan
N40-N51 Penyakit-penyakit organ-organ genital pria
N60-N64 Kelainan-kelainan mammae
N70-N77 Penyakit-penyakit peradangan organ panggul wanita
N80-N98 Kelainan-kelainan bukan-radang pada organ panggul wanita
N99 Kelainan-kelainan lain saluran genitourinarius

Kategori asterisk pada bab ini:


N08* Kelainan-kelainan glomerulus pada penyakit-penyakit c.e.
N16* Kelainan-kelainan tubulo-interstitium ginjal pada penyakit-penyakit c.e.
N22* Batu saluran kemih pada penyakit-penyakit c.e.
N29* Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter pada penyakit c.e.
N33* Kelainan-kelainan bladder pada penyakit-penyakit c.e.
N37* Kelainan-kelainan uretra pada penyakit-penyakit c.e.
N51* Kelainan-kelainan organ genital pria pada penyakit-penyakit c.e.
N74* Kelainan-kelainan peradangan organ panggul wanita pada penyakit-penyakit c.e.
N77* Ulkus dan peradangan vulvovagin pada penyakit-penyakit c.e.

 800
Penyakit-penyakit glomerulus (N00-N08)
Gunakan kode tambahan untuk penyebab luar (Bab XX) atau
adanya kegagalan ginjal (N17-N19).
Kecuali: penyakit ginjal hipertensi (I12.-)
Subdivisi karakter keempat berikut mengklasifikasikan perubahan morfologis dan
digunakan pada kategori N00-N07. Subdivisi .0-.8 biasanya tidak digunakan kecuali kalau
diidentifikasi secara spesifik (misalnya dengan biopsi atau autopsi ginjal). Kategori tiga karakter itu
sendiri berhubungan dengan sindroma klinis.
.0 Kelainan glomerular minor
Lesi dengan perubahan minimal
.1 Lesi glomerulus pada fokus dan segmen
Focal glomerulonefritis
Focal dan segmental: hyalinosis, sclerosis
.2 Glomerulonefritis membranosa diffusa
.3 Glomerulonefritis proliferatif mesangium diffusa
.4 Glomerulonefritis proliferatif endokapiler diffusa
.5 Glomerulonefritis mesangiokapiler diffusa
Glomerulonefritis membranoproliferatif, type 1 dan 3, atau NOS
.6 Penyakit deposit padat – dense deposit disease
Glomerulonefritis membranoproliferatif, type 2
.7 Glomerulonefritis crescent diffusa
Glomerulonefritis ekstrakapiler
.8 Lainnya
Glomerulonefritis proliferatif NOS
.9 Tidak dijelaskan
N00 Sindroma nefritik akut
Termasuk: penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis, penyakit ginjal NOS: akut
Kecuali nefritis tubulo-interstitial infeksiosa akut (N10)
sindroma nephritic NOS (N05.-)
N01 Sindroma nefritik progresif cepat
Termasuk penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis: yang berkembang cepat
Kecuali sindroma nefritik NOS (N05.-)
N02 Hematuria rekurens dan persisten
Termasuk haematuria: benign (familial)(kanak-kanak), dengan lasi morfologis menurut .0-.8
Kecuali haematuria NOS (R31)
N03 Sindroma nefritik kronik
Termasuk penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis, penyakit ginjal NOS: kronis
Kecuali sindroma nefritik NOS (N05.-), nefritis tubulo-interstitialis kronis (N11.-)
glomerulonefritis sklerosa diffusa(N18.-),
N04 Sindroma nefrotik
Termasuk sindroma nefrotik kongenital, nefrosis lipoid

 801
N05 Sindroma nefritik yang tidak dijelaskan
Termasuk penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis: NOS
nefropati NOS dan penyakit ginjal NOS dengan lesi morfologis.0-.8
Kecuali nefropati NOS tanpa disebutkan lesi morfologis (N28.9)
penyakit ginjal NOS tanpa disebutkan lesi morfologis (N28.9)
nefritis tubulo-interstitialis NOS (N12)
N06 Proteinuria tersendiri [isolated] dengan lesi morfologis dijelaskan
Termasuk proteinuria (tersendiri)(ortostatik)(persistent) dengan lesi morfologis .0-.8
Kecuali: proteinuria: NOS (R80), Bence Jones (R80), isolated NOS (R80),
persistent NOS (N39.1), ortostatik NOS (N39.2), gestasi (O12.1),
N07 Nefropati herediter, not elsewhere classified
Kecuali: nefropati amiloid herediter (E85.0),
amiloidosis heredofamilial non-neuropatik (E85.0),
sindroma nail patella (Q87.2), sindroma Alport (Q87.8)
N08* Kelainan-kelainan glomerulus pada penyakit c.e.
Termasuk nefropati pada penyakit c.e.
Kecuali kelainan tubulo-interstitial ginjal pada penyakit c.e. (N16.-*)
N08.0* Kelainan glomerulus pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kelainan glomerulus pada: septikemia (A40-A41†), sifilis (A52.7†), mumps (B26.8†),
strongyloidiasis (B78.-†), malaria Plasmodium malariae (B52.0†),
schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-†)
N08.1* Kelainan glomerulus pada penyakit-penyakit neoplasma
Kelainan-kelainan glomerulus pada: makroglobulinaemia Waldenström (C88.0†),
multiple myeloma (C90.0†)
N08.2* Kelainan glomerulus pada penyakit darah dan kelainan yang melibatkan imun
Kelainan glomerulus pada: kelainan sickle-cell (D57.-†), cryoglobulinaemia (D89.1†),
sindroma haemolytic-uraemic (D59.3†), purpura Henoch(-Schönlein) (D69.0†),
disseminated intravascular coagulation [sindroma defibrinasi] (D65†)
N08.3* Kelainan glomerulus pada diabetes mellitus (E10-E14† dengan karakter keempat .2)
N08.4* Kelainan glomerulus pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik lainnya
Kelainan glomerulus pada: penyakit Fabry(-Anderson) (E75.2†), amyloidosis (E85.- †),
defisiensi lecithin-cholesterol acyltransferase (E78.6†)
N08.5* Kelainan glomerulus pada kelainan jaringan ikat sistemik
Kelainan glomerulus pada: polyarteritis nodosa (M30.0†),
sindroma Goodpasture (M31.0†), purpura trombotik trombositopenia (M31.1†),
granulomatosis Wegener (M31.3†), systemic lupus erythematosus (M32.1†)
N08.8* Kelainan glomerulus pada penyakit-penyakit lain c.e.
Kelainan glomerulus pada endokarditis bakteri subakut (I33.0†)

Penyakit-penyakit tubulo-interstitium ginjal (N10-N16)


Termasuk pielonefritis
Kecuali pieloureteritis cystica (N28.8)
N10 Nefritis tubulo-interstitialis akut
Termasuk: Nefritis interstitialis infeksiosa, pielitis, atau pielonefritis: akut

 802
N11 Chronic tubulo-interstitial nefritis
Termasuk: Nefritis interstitialis infeksiosa, pielitis, atau pielonefritis: kronis
N11.0 Pielonefritis kronis akibat refluks non-obstruktif
Pielonefritis (kronis) akibat reflux (vesikoureter)
Kecuali reflux vesikoureter NOS (N13.7)
N11.1 Pielonefritis obstruktif kronis
Pielonefritis (kronis) akibat anomali, patahan (kinking), obstruksi, atau striktura
pada: pyeloureteric junction, ureter, atau pelviureteric junction
Kecuali uropati obstruktif (N13.-), pielonefritis kalkulus (N20.9)

N11.8 Nefritis tubulo-interstitium kronis lain


Pielonefritis kronis non-obstruktif NOS
N11.9 Nefritis tubulo-interstitium kronis, tidak dijelaskan
Nefritis interstitialis NOS, pielitis NOS, atau pielonefritis NOS: kronis
N12 Nefritis tubulo-interstitium, tidak dijelaskan akut atau kronis
Termasuk: Nefritis interstitialis NOS, pielitis NOS, pielonefritis NOS
Kecuali pielonefritis kalkulus (N20.9)
N13 Uropati obstruktif dan reflux
Kecualipielonefritis obstruktif (N11.1), batu ginjal dan ureter tanpa hidronefrosis (N20.-)
cacad obstruksi kongenital pelvis ginjal dan ureter (Q62.0-Q62.3)
N13.0 Hidronefrosis dengan obstruksi ureteropelvic junction
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.1 Hidronefrosis dengan striktura ureter, not elsewhere classified
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.2 Hidronefrosis dengan obstruksi batu ginjal dan ureter
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.3 Hidronefrosis lain dan tidak dijelaskan
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.4 Hidroureter
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.5 Patahan dan striktura ureter tanpa hidronefrosis
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.6 Pionefrosis
Kondisi pada N13.0-N13.5 dengan infeksi, uropati obstruktif dengan infeksi
N13.7 Uropati akibat reflux vesiko-ureter
Vesicoureteral reflux: NOS, dengan parut (scarring)
Kecuali: pielonefritis akibat reflux (N11.0)
N13.8 Uropati obstruktif dan reflux lain
N13.9 Uropati obstruktif dan reflux, tidak dijelaskan
Obstruksi saluran kemih NOS
N14 Kondisi tubulo-interstitium dan tubulus akibat obat dan logam berat
N14.0 Nefropati analgesik
N14.1 Nefropati akibat obat atau zat biologis lain
N14.2 Nefropati akibat obat atau zat biologis yang tidak dijelaskan
N14.3 Nefropati akibat logam berat

 803
N14.4 Nefropati toksik, not elsewhere classified
N15 Penyakit tubulo-interstitium ginjal lainnya
N15.0 Nefropati Balkan
Balkan endemic nefropathy
N15.1 Abses ginjal dan perinephrik
N15.8 Penyakit ginjal dan tubulo-interstitium ginjal yang dijelaskan
N15.9 Penyakit tubulo-interstitium ginjal, tidak dijelaskan
Infeksi ginjal NOS
Kecuali infeksi saluran kemih NOS (N39.0)
N16* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit c.e.
N16.0* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kelainan tubulo-intersititium ginjal (akibat)(pada):
infeksi salmonella (A02.2†), bruselosis (A23.- †), difteria (A36.8†),
septikemia (A40-A41†), toxoplasmosis (B58.8†)
N16.1* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit-penyakit neoplasma
Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada:
limfoma (C81-C85†, C96.- †), multiple myeloma (C90.0†), leukaemia (C91-C95†)
N16.2* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit darah dan kelainan mekanisme imun
Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada:
sarkoidosis (D86.- †), mixed cryoglobulinaemia (D89.1†)
N16.3* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit-penyakit metabolik
Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada:
cystinosis (E72.0†), penyakit glycogen storage (E74.0†), penyakit Wilson (E83.0†)
N16.4* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada kelainan sistemik jaringan ikat
Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada:
sindroma sicca [Sjögren] (M35.0†), systemic lupus erythematosus (M32.1†)
N16.5* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penolakan transplant (T86.- †)
N16.8* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit-penyakit lain c.e.

Gagal ginjal (N17-N19)


Kecuali sindroma haemolytic-uraemic (D59.3), gagal ginjal kongenital (P96.0)
sindroma hepatorenal (K76.7), sindroma hepatorenal postpartum (O90.4)
kondisi tubulo-intersitium dan tubulus akibat obat dan logam berat (N14.-)
komplikasi abortus atau hamil mola dan ektopik (O00-O07, O08.4)
setelah persalinan dan melahirkan (O90.4), pascaprosedur (N99.0)
uraemia extrarenal (R39.2), uraemia prerenal (R39.2)
N17 Gagal ginjal akut
N17.0 Gagal ginjal akut dengan nekrosis tubuli
Nekrosis tubuli: NOS, akut, renal
N17.1 Gagal ginjal akut dengan nekrosis korteks
Nekrosis korteks: NOS, akut,. renal
N17.2 Gagal ginjal akut dengan nekrosis medulla
Nekrosis medulla [papilla]: NOS, akut, renal
N17.8 Gagal ginjal akut lainnya
N17.9 Gagal ginjal akut, tidak dijelaskan

 804
N18 Gagal ginjal kronis
Termasuk uraemia kronis, glomerulonefritis diffusa sclerosis
Kecuali gagal ginjal kronis dengan hipertensi (I12.0)
N18.0 End-stage renal disease – penyakit ginjal stadium akhir
N18.8 Gagal ginjal kronis lainnya
Neuropati uremik † (G63.8*), perikarditis uremik † (I32.8*)
N18.9 Gagal ginjal kronis, tidak dijelaskan
N19 Gagal ginjal, tidak dijelaskan
Uraemia NOS
Kecuali Gagal ginjal dengan hipertensi (I12.0), uraemia bayi baru lahir (P96.0)

Urolitiasis (N20-N23)
N20 Kalkulus ginjal dan ureter
Kecuali dengan hidronefrosis (N13.2)
N20.0 Kalkulus ginjal
Nefrolithiasis NOS, kalkulus atau batu ginjal, kalkulus staghorn, batu dalam ginjal
N20.1 Kalkulus ureter
N20.2 Kalkulus ginjal dengan kalkulus ureter
N20.9 Kalkulus urin, tidak dijelaskan
Pielonefritis kalkulus
N21 Kalkulus saluran urin bawah
Termasuk dengan cystitis dan urethritis
N21.0 Kalkulus kandung kemih
Kalkulus pada divertikulum bladder, batu kandung kemih
Kecuali staghorn calculus (N20.0)
N21.1 Kalkulus di uretra
N21.8 Kalkulus saluran urin bawah lainnya
N21.9 Kalkulus saluran urin bawah, tidak dijelaskan
N22* Kalkulus saluran kemih pada penyakit c.e.
N22.0* Kalkulus urin pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-†)
N22.8* Kalkulus saluran urin pada penyakit lain c.e.
N23 Kolik ginjal yang tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter (N25-N29)


Kecuali dengan urolithiasis (N20-N23)
N25 Kelainan-kelainan akibat kerusakan fungsi tubuli ginjal
Kecuali kelainan metabolic yang bisa diklasifikasikan pada E70-E90
N25.0 Renal osteodystrophy
Osteodystrophy azotemik, kelainan tubuli yang melepaskan fosfat ke urin
Rickets ginjal, pendek akibat ginjal
N25.1 Diabetes insipidus nefrogenik
N25.8 Kelainan-kelainan lain akibat kerusakan fungsi tubuli ginjal
Sindroma Lightwood-Albright, asidosis tubuli ginjal NOS
Hiperparatiroidisme sekunder akibat ginjal

 805
N25.9 Kelainan akibat kerusakan fungsi tubuli ginjal, tidak dijelaskan
N26 Pengerutan ginjal [contracted kidney] yang tidak dijelaskan
Atrofi ginjal (terminal), sklerosis ginjal NOS
Kecuali pengerutan ginjal dengan hipertensi (I12.-)
nefrosklerosis (arteriolar) (arteriosclerotic) hipertensif (I12.-)
glomerulonefritis sklerosa diffusa (N18.-)
ginjal kecil dengan penyebab yang tidak diketahui (N27.-)
N27 Ginjal kecil dengan penyebab yang tidak diketahui
N27.0 Ginjal kecil, unilateral
N27.1 Ginjal kecil, bilateral
N27.9 Ginjal kecil, tidak dijelaskan
N28 Kelainan lain ginjal dan ureter, not elsewhere classified
Kecuali penyakit ginjal: akut NOS (N00.9), kronis NOS (N03.9))
hidroureter (N13.4
patahan dan striktura ureter:
dengan hidronefrosis (N13.1), tanpa hidronefrosis (N13.5)
N28.0 Iskemia dan infark ginjal
Embolisme, obstruksi, oklusi, atau trombosis pada arteri renalis
Infark ginjal
Kecuali ginjal Goldblatt (I70.1)
atherosclerosis (I70.1) atau stenosis kongenital (Q27.1)
pada a. renalis (di bagian luar ginjal):
N28.1 Kista ginjal, didapat
Kista ginjal (multipel)(soliter), didapat
Kecuali: penyakit kistik ginjal (kongenital) (Q61.-)
N28.8 Kelainan-kelainan lain ginjal dan ureter yang dijelaskan
Hipertrofi ginjal, megaloureter, nefroptosis, ureterokel
Pielitis, pieloureteritis, atau ureteritis yang berkista
N28.9 Kelainan ginjal dan ureter, tidak dijelaskan
Nefropati NOS, penyakit ginjal NOS
Kecuali nefropati NOS dan penyakit ginjal NOS,
dengan lesi morfologis.0-.8 pada blok penyakit glomerulus (N05.-)
N29* Kelainan-kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit-penyakit c.e.
N29.0* Sifilis lanjut pada ginjal (A52.7†)
N29.1* Kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kelainan ginjal dan ureter pada: TB (A18.1†), schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-†)
N29.8* Kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit lain c.e.

Penyakit-penyakit lain sistem perkemihan (N30-N39)


Kecuali: infeksi perkemihan (sebagai komplikasi): dengan urolithiasis (N20-N23),
abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.8)
hamil, melahirkan dan nifas (O23.-, O75.3, O86.2)
N30 Cystitis
Kecuali: prostatocystitis (N41.3)

 806
N30.0 Cystitis akut
Kecuali trigonitis (N30.3), cystitis radiasi (N30.4)
N30.1 Cystitis interstitialis (kronis)
N30.2 Cystitis kronis lainnya
N30.3 Trigonitis
Uretrotrigonitis
N30.4 Cystitis radiasi
N30.8 Cystitis lain
Abses kandung kemih
N30.9 Cystitis, tidak dijelaskan
N31 Gangguan fungsi neuromuskuler bladder, not elsewhere classified
Kecuali neurogenic bladder akibat sindroma cauda equina (G83.4)
akibat lesi medulla spinalis (G95.8), cord bladder NOS (G95.8)
inkontinensia urin: NOS (R32), yang dijelaskan (N39.3-N39.4)
N31.0 Bladder neuropatik tanpa inhibisi, not elsewhere classified
N31.1 Bladder neuropatik reflex, not elsewhere classified
N31.2 Bladder neuropatik flaccid, not elsewhere classified
Bladder neuropatik: atonik (motorik)(sensorik), autonom, nonreflex
N31.8 Gangguan fungsi neuromuskuler bladder lainnya
N31.9 Gangguan fungsi neuromuskuler bladder, tidak dijelaskan
Gangguan fungsi neurogenik bladder NOS
N32 Kelainan-kelainan lain kandung kemih [bladder]
Kecuali: kalkulus di dalam bladder (N21.0)
cystocele (N81.1), hernia atau prolapsus bladder, wanita (N81.1)

N32.0 Obstruksi leher bladder


Stenosis leher bladder (didapat)
N32.1 Fistula vesiko-intestinum
Fistula vesiko-rectum fistula
N32.2 Fistula vesika, not elsewhere classified
Kecuali fistula antara bladder dan saluran genital wanita (N82.0-N82.1)
N32.3 Divertikulum bladder
Divertikulitis bladder
Kecuali calculus dalam divertikulum of bladder (N21.0)
N32.4 Ruptura bladder, nontraumatika
N32.8 Kelainan-kelainan lain bladder yang dijelaskan
Kalsifikasi bladder, pengerutan [kontraksi, pengecilan] bladder
N32.9 Kelainan bladder, tidak dijelaskan
N33* Kelainan-kelainan bladder pada penyakit-penyakit c.e.
N33.0* Cystitis TB (A18.1†)
N33.8* Kelainan bladder pada penyakit lain c.e.
Kelainan bladder pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-†)
N34 Sindroma uretritis dan uretra
Kecuali: uretritis pada penyakit yang transmisi utamanya secara seksual (A50-A64)
penyakit Reiter (M02.3), uretrotrigonitis (N30.3)

 807
N34.0 Abses uretra
Abses (dari): kelenjar Cowper, kelenjar Littrē, periuretra, (kelenjar) uretra
Kecuali: karunkulus uretra (N36.2)
N34.1 Uretritis nonspecifik
Uretritis: non-gonokokus, non-venereal
N34.2 Uretritis lain
Meatitis uretra, ulkus uretra (meatus)
Uretritis: NOS, pascamenopause
N34.3 Sindroma uretra, tidak dijelaskan
N35 Striktura uretra
Kecuali: striktura uretra pascaprosedur (N99.1)
N35.0 Striktura uretra pasca-trauma
Striktura uretra sebagai sekuel dari: melahirkan, cedera
N35.1 Striktura uretra pasca-infeksi, not elsewhere classified
N35.8 Striktura uretra lainnya
N35.9 Striktura uretra, tidak dijelaskan
Pinhole meatus NOS [lobang sebesar jarum]
N36 Kelainan-kelainan lain uretra
N36.0 Fistula uretra
Saluran uretra palsu; fistula: uretroperineum, uretrorektum, urinarius NOS
Kecuali: fistula uretro-skrotalis (N50.8), fistula uretro-vaginalis (N82.1)
N36.1 Divertikulum uretra
N36.2 Karunkulus uretra
N36.3 Prolapsus mukosa uretra
Prolapsus uretra, uretrokel, pria
Kecuali: uretrokel, wanita (N81.0)
N36.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada uretra
N36.9 Kelainan uretra, tidak dijelaskan
N37* Kelainan-kelainan uretra pada penyakit-penyakit c.e.
N37.0* Uretritis pada penyakit-penyakit c.e.
Uretritis kandida (B37.4†)
N37.8* Kelainan-kelainan lain uretra pada penyakit-penyakit c.e.
N39 Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan
Kecualihaematuria: rekuren dan persisten (N02.-), proteinuria NOS (R80)
dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N02.-), NOS (R31)
N39.0 Infeksi saluran kemih, situs tidak dijelaskan
N39.1 Proteinuria persisten, tidak dijelaskan
Kecuali sebagai komplikasi hamil, melahirkan dan nifas (O11-O15)
dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N06.-)
N39.2 Proteinuria orthostatik, tidak dijelaskan
Kecuali dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N06.-)
N39.3 Inkontinensia stress
N39.4 Inkontinensia urin lain yang dijelaskan
Inkontinensia: overflow [kelebihan kapasitas], reflex, urge [mendesak]
Kecuali enuresis NOS (R32)

 808
inkontinensia urin: NOS (R32), penyebab nonorganik (F98.0)
N39.8 Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan yang dijelaskan
N39.9 Kelainan sistem perkemihan, tidak dijelaskan

Penyakit-penyakit organ-organ genital pria (N40-N51)


N40 Hiperplasia prostat
Prostat:: pembesaran (jinak), hipertrofi (jinak), adenoma (jinak), hipertrofi
adenofibromatosa, fibroma, fibroadenoma, mioma
Median bar (prostate), obstruksi prostat NOS
Kecuali neoplasma jinak selain adenoma, fibroma dan myoma prostate (D29.1)
N41 Penyakit-penyakit peradangan prostat
N41.0 Prostatitis akut
N41.1 Prostatitis kronis
N41.2 Abses prostat
N41.3 Prostatocystitis
N41.8 Penyakit-penyakit peradangan prostat lainnya
N41.9 Penyakit peradangan prostat, tidak dijelaskan Prostatitis NOS
N42 Kelainan-kelainan lain pada prostat
N42.0 Kalkulus prostat
Batu prostat
N42.1 Bendungan dan perdarahan prostat
N42.2 Atrofi prostat
N42.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada prostat
N42.9 Kelainan prostat, tidak dijelaskan
N43 Hydrocele dan spermatocele
Termasuk hidrokel spermatic cord, testis atau tunica vaginalis
Kecuali hidrokel kongenital (P83.5)
N43.0 Hidrokel berkista
N43.1 Hidrokel terinfeksi
N43.2 Hidrokel lain

N43.3 Hidrokel, tidak dijelaskan


N43.4 Spermatokel
N44 Torsio testis
Torsio epididymis, spermatic cord, testis
N45 Orchitis dan epididymitis
N45.0 Orchitis, epididymitis dan epididymo-orchitis dengan abses
Abses epididimis atau testis
N45.9 Orchitis, epididymitis dan epididymo-orchitis tanpa abses
Epididymitis NOS, orchitis NOS
N46 Iinfertility pria
Azoospermia NOS, oligospermia NOS

 809
N47 Preputium berlebih, phimosis dan paraphimosis
Preputium melengket, kulit depan kaku
N48 Kelainan-kelainan lain penis
N48.0 Leukoplakia penis
Kraurosis [kulit/mukosa menyusut dan kering] penis
Kecuali karsinoma in situ penis (D07.4)
N48.1 Balanoposthitis
Balanitis
N48.2 Kelainan-kelainan peradangan lain penis
abses, vesikel, karbunkel, atau selulitis: pada korpus kavernosum dan penis
kavernitis (penis)
N48.3 Priapismus
Ereksi menyakitkan
N48.4 Impoten dengan penyebab organik
Kecuali: impoten psikogenik (F52.2)
N48.5 Ulkus penis
N48.6 Balanitis xerotica obliterans
Iindurasi [penebalan patologis] penis
N48.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada penis
Atrofi, hipertrofi, atau trombosis: pada korpus kavernosum dan penis
N48.9 Kelainan penis, tidak dijelaskan
N49 Kelainan-kelainan radang organ genital pria, n.e.c.
Kecuali: orchitis dan epididymitis (N45.-), radang penis (N48.1-N48.2)
N49.0 Kelainan peradangan vesikula seminalis
Vesiculitis NOS
N49.1 Kelainan peradangan spermatic cord, tunica vaginalis dan vas deferens
Vasitis
N49.2 Kelainan peradangan skrotum
N49.8 Kelainan peradangan lain yang dijelaskan pada organ genital pria
Radang pada situs ganda di organ genital pria
N49.9 Kelainan peradangan organ genital pria yang tidak dijelaskan
Abses, vesikel, karbunkel, selulitis: pada organ genital pria yang tidak dijelaskan
N50 Kelainan-kelainan lain pada organ genital pria
Kecualitorsio testis (N44)
N50.0 Atrofi testis

N50.1 Kelainan-kelainan vaskuler organ genital pria


Hematokel NOS, perdarahan, atau trombosis: pada organ genital pria
N50.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada organ genital pria
Atrofi, hipertrofi, edema, dan ulkus pada:
skrotum, vesikula seminalis, spermatic cord, tunica vaginalis, dan vas deferens
Hipertrofi, edema, ulkus: pada testes
Chylocele pada tunica vaginalis (nonfilarial) NOS
Fistula uretro-scrotum
Striktura pada: spermatic cord, tunica vaginalis, vas deferens

 810
N50.9 Kelainan organ genital pria, tidak dijelaskan
N51* Kelainan-kelainan organ genital pria pada penyakit c.e.
N51.0* Kelainan-kelainan prostat pada penyakit c.e.
Prostatitis: TB (A18.1†), gonokokus (A54.2†), trikhomonas (A59.0†)
51.1* Kelainan-kelainan testis dan epididymis pada penyakit c.e.
N Gonococcal: epididymitis (A54.2†), orchitis (A54.2†)
Tuberkulosis pada: epididymis (A18.1†), testis (A18.1†)
Chlamydial: epididymitis (A56.1†), orchitis (A56.1†)
Mumps: orchitis (B26.0†)
N51.2* Balanitis pada penyakit c.e.
Balanitis: amoeba (A06.8†), kandida (B37.4†)

N51.8* Kelainan-kelainan lain organ genital pria pada penyakit-penyakit c.e.


TB vesikula seminalis (A18.1†)
Infeksi herpesvirus [herpes simplex] saluran genital pria (A60.0†)
Chylocele filaria, tunica vaginalis (B74.-†)

Kelainan-kelainan mammae (N60-N64)


Kecuali: kelainan-kelainan mammae yang berhubungan dengan melahirkan (O91-O92)
N60 Displasia jinak mammae
Termasuk mastopati fibrokistik
N60.0 Kista soliter mammae
Kista mammae
N60.1 Mastopati kistik diffusa mammae
Mammae kistik
Kecuali: dengan proliferasi epitel (N60.3)
N60.2 Fibroadenosis mammae
Kecuali: fibroadenoma mammae (D24)
N60.3 Fibrosclerosis mammae
Mastopati kistik dengan proliferasi epitel
N60.4 Ektasia saluran mammae
N60.8 Displasia jinak lainnya pada mammae
N60.9 Displasia jinak mammae, tidak dijelaskan
N61 Kelainan-kelainan peradangan pada mammae
Abses (akut)(kronis)(nonpuerperal) pada: areola, mammae
Karbunkulus mammae
Mastitis (akut)(subakut)(nonpuerperal): NOS,. infektif
Kecualimastitis infektif neonatus (P39.0)

N62 Hipertrofi mammae


Ginekomastia
Hipertrofi mammae: NOS, masif pada pubertas
N63 Benjolan yang tidak dijelaskan pada mammae
Nodule(s) pada mammae NOS

 811
N64 Kelainan-kelainan lain pada mammae
N64.0 Fissura dan fistula pada nipple
N64.1 Nekrosis lemak pada mammae
Nekrosis lemak (segmental) pada mammae
N64.2 Atrofi mammae
N64.3 Galaktorrhoea yang tidak berhubungan dengan melahirkan
N64.4 Mastodynia
N64.5 Tanda dan gejala lain pada mammae
Indurasi [penebalan jaringan] mammae, discharge puting, retraksi puting
N64.8 Kelainan-kelainan lain mammae yang dijelaskan
Galaktokel, subinvolusi mammae (pasca-laktasi)
N64.9 Kelainan mammae, tidak dijelaskan

Penyakit-penyakit radang organ pelvis wanita (N70-N77)


Kecuali: sebagai komplikasi dari
Abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.0)
Hamil, melahirkan dan nifas (O23.-, O75.3, O85, O86.-)
N70 Salpingitis dan oophoritis
Termasuk Abses (dari): tuba fallopia, ovarium, tubo-ovarium
Pyosalpinx, salpingo-oophoritis, penyakit radang tubo-ovarium
N70.0 Salpingitis dan oophoritis akut
N70.1 Salpingitis dan oophoritis kronis
Hidrosalpinx
N70.9 Salpingitis dan oophoritis, tidak dijelaskan
N71 Penyakit radang uterus, selain cervix
Termasuk: endo(myo)metritis, metritis, myometritis, pyometra, abses uterus
N71.0 Penyakit radang akut uterus
N71.1 Penyakit radang kronis uterus
N71.9 Penyakit radang uterus, tidak dijelaskan
N72 Penyakit radang cervix uteri
Cervicitis, endocervicitis, exocervicitis:
dengan atau tanpa: erosi atau ektropion serviks
Kecuali: erosi dan ektropion serviks tanpa cervicitis (N86)
N73 Penyakit peradangan lain pelvis wanita
N73.0 Parametritis dan selulitis pelvis akut
Abses ligamentum latum, abses parametrium, selulitis pelvis wanita:
yang dinyatakan akut
N73.1 Parametritis dan selulitis pelvis kronis
Abses ligamentum latum, abses parametrium, selulitis pelvis wanita:
yang dinyatakan kronis

N73.2 Parametritis dan selulitis pelvis, tidak dijelaskan


Abses ligamentum latum, abses parametrium, selulitis pelvis wanita:
yang tidak dijelaskan apakah akut atau kronis

 812
N73.3 Peritonitis pelvis akut wanita
N73.4 Peritonitis pelvis kronis wanita
N73.5 Peritonitis pelvis wanita, tidak dijelaskan akut atau kronis
N73.6 Adhesi peritoneum pelvis wanita
Kecuali: adhesi peritoneum pelvis pasca-prosedur (N99.4)
N73.8 Penyakit peradangan lain yang dijelaskan pada pelvis wanita
N73.9 Penyakit peradangan pelvis wanita, tidak dijelaskan
Infeksi atau radang pelvis wanita NOS
N74* Kelainan peradangan pelvis wanita pada penyakit c.e.
N74.0* Infeksi TB servikss uteri (A18.1†)
N74.1* Penyakit radang TB pelvis wanita (A18.1†)
Endometritis TB
N74.2* Penyakit radang sifilis pelvis wanita (A51.4†, A52.7†)
N74.3* Penyakit radang gonokokus pelvis wanita (A54.2†)
N74.4* Penyakit radang khlamidia pelvis wanita (A56.1†)
N74.8* Kelainan-kelainan radang pelvis wanita pada penyakit lain c.e.
N75 Penyakit-penyakit kelenjar Bartholini
N75.0 Kista kelenjar Bartholini
N75.1 Abses kelenjar Bartholini
N75.8 Penyakit-penyakit lain kelenjar Bartholini
Bartholinitis
N75.9 Penyakit kelenjar Bartholini, tidak dijelaskan
N76 Peradangan lain pada vagina dan vulva
Kecualivaginitis (atrofi) senilis (N95.2)
N76.0 Vaginitis akut
Vaginitis NOS; vulvovaginitis: NOS, akut
N76.1 Vaginitis subakut dan kronis
Vulvovaginitis: kronis, subakut
N76.2 Vulvitis akut
Vulvitis NOS
N76.3 Vulvitis subakut dan kronis
N76.4 Abses vulva
Furunkel vulva
N76.5 Ulkus vagina
N76.6 Ulkus vulva
N76.8 Peradangan lain yang dijelaskan pada vagina dan vulva
N77* Ulserasi dan peradangan vulvovagina pada penyakit c. e.
N77.0* Ulserasi vulva pada penyakit infeksi dan parasitik c.e.
Ulkus vulva pada: TB (A18.1†), infeksi herpesvirus [herpes simplex] (A60.0†)
N77.1* Vaginitis, vulvitis dan vulvovaginitis pada penyakit infeksi dan parasitik c.e.
Vaginitis, vulvitis dan vulvovaginitis pada: kandidiasis (B37.3†),
infeksi pinworm (B80†), infeksi herpesvirus [herpes simplex] (A60.0†)
N77.8* Ulserasi dan peradangan vulvovagina pada penyakit lain c.e.
Ulserasi vulva pada penyakit Behçet (M35.2†).

 813
Kelainan bukan radang pada saluran genital wanita (N80-N98)
N80 Endometriosis
N80.0 Endometriosis uterus
Adenomyosis
N80.1 Endometriosis ovarium
N80.2 Endometriosis tuba fallopii
N80.3 Endometriosis peritoneum pelvis
N80.4 Endometriosis septum rektovagina dan vagina
N80.5 Endometriosis usus
N80.6 Endometriosis pada jaringan parut kulit
N80.8 Endometriosis lain
N80.9 Endometriosis, tidak dijelaskan
N81 Prolaps genital wanita
Kecuali prolaps genital pada komplikasi hamil atau melahirkan (O34.5)
prolaps dan hernia pada ovarium dan tuba fallopii (N83.4)
prolaps atap vagina setelah hysterectomy (N99.3)
N81.0 Uretrokel wanita
Kecuali: uretrokel dengan: cystocele (N81.1), prolaps uterus (N81.2-N81.4)
N81.1 Cystokel
Cystokel dengan uretrokel;
Prolapse (dinding) vaginal (anterior) NOS
Kecuali cystocele dengan prolaps uterus (N81.2-N81.4)
N81.2 Prolaps uterovaginalis inkomplit
Prolaps serviks NOS; prolaps uterus: tingkat satu atau tingkat dua
N81.3 Prolaps uterovaginalis komplit
Procidentia (uteri) NOS [uterus turun ke bawah melewati vagina]
Prolaps uterus tingkat tiga
N81.4 Prolaps uterovaginalis, tidak dijelaskan
Prolaps uterus NOS
N81.5 Enterokel vaginalis
Kecuali enterokel dengan prolaps uterus (N81.2-N81.4)
N81.6 Rektokel
Prolapsus dinding posterior vagina
Kecuali prolapsus rektum (K62.3), rektokel dengan prolaps uterus (N81.2-N81.4)
N81.8 Prolaps lain genital wanita
Perineum defisien, laserasi lama otot dasar panggul
N81.9 Prolaps genital wanita, tidak dijelaskan
N82 Fistulae yang melibatkan saluran genital wanita
Kecuali: fistulae vesiko-intestinalis (N32.1)
N82.0 Fistula vesico-vaginalis
N82.1 Fistula lain saluran uro-genital wanita
Fistula: servikovesikalis, ureterovaginalis, uretrovaginalis, uteroureterika, uterovesikalis
N82.2 Fistula vagina ke usus halus
N82.3 Fistula vagina ke usus besar
Fistula rektovaginalis

 814
N82.4 Fistula usus-genital lain pada wanita
Fistula intestino-uterus
N82.5 Fistula saluran genital wanita ke kulit
Fistula: uterus ke dinding abdomen, vagino-perineum
N82.8 Fistula lain saluran genital wanita
N82.9 Fistula saluran genital wanita, tidak dijelaskan
N83 Kelainan bukan radang pada ovarium, tuba fallopii dan ligamentum latum
Kecuali hydrosalpinx (N70.1)
N83.0 Kista follikularis ovarium
Kista folikel graaf, kista haemoragika follikel (ovarium)
N83.1 Kista korpus luteum
Kista haemoragika korpus luteum
N83.2 Kista lain dan yang tidak dijelaskan pada ovarium
Kista retensi atau kista simplex: ovarium
Kecuali kista ovarium: neoplastik (D27), developmental (Q50.1)
polycystic ovarian syndrome (E28.2)
N83.3 Atrofi didapat pada ovarium dan tuba fallopii
N83.4 Prolaps dan hernia pada ovarium dan tuba fallopii
N83.5 Torsi ovarium, pedikulus ovarium dan tuba fallopii
Torsi: tuba aksesorius, hydatid of Morgagni
N83.6 Haematosalpinx
Kecuali: haematosalpinx dengan: haematometra (N85.7) atau haematocolpos (N89.7)
N83.7 Haematoma ligamentum latum
N83.8 Kelainan bukan radang lainnya pada ovarium, tuba fallopii dan ligamentum latum
Sindroma laserasi ligamentum latum [Allen-Masters]
N83.9 Kelainan bukan pada radang ovarium, tuba dan broad ligament, tidak dijelaskan
N84 Polyp saluran genital wanita
Kecuali: polyp adenomatosa (D28.-), polyp plasenta (O90.8)
N84.0 Polyp korpus uteri
Polyp: endometrium, uterus NOS
Kecuali hyperplasia polypoid endometrium (N85.0)
N84.1 Polyp cervix uteri
Polyp mukosa serviks
N84.2 Polyp vagina
N84.3 Polyp vulva
Polyp labia
N84.8 Polyp pada bagian lain saluran genital wanita
N84.9 Polyp saluran genital wanita, tidak dijelaskan
N85 Kelainan-kelainan bukan radang lain pada uterus selain cervix
Kecuali: penyakit radang uterus (N71.-), endometriosis (N80.-), prolaps uterus (N81.-)
polyp korpus uteri (N84.0), kelainan bukan radang pada cervix (N86-N88)
N85.0 Hiperplasia kelenjar endometrium
Hiperplasia endometrium: NOS, kistik, glandular-kistik, polypoid
N85.1 Hiperplasia adenomatosa endometrium
hiperplasia endometrium, atypical (adenomatosa)
N85.2 Hipertrofi uterus

 815
Pembesaran uterus
Kecuali hipertrofi uterus sewaktu nifas (O90.8)
N85.3 Subinvolusi uterus
Kecuali subinvolusi uterus sewaktu nifas (O90.8)
N85.4 Malposisi uterus
Anteversi, retroflexi, retroversi uterus
Kecuali komplikasi hamil, persalinan atau melahirkan (O34.5, O65.5)
N85.5 Inversi uterus
Kecuali trauma obstetri sekarang (O71.2), inversi uterus postpartum (O71.2)
N85.6 Synechiae perlengketan-perlengketan] intrauterus
N85.7 Haematometra
Haematosalpinx dengan haematometra
Kecuali: haematometra dengan haematokolpos (N89.7)
N85.8 Kelainan-kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada uterus
Atrofi uterus yang didapat, fibrosis uterus NOS
N85.9 Kelainan bukan radang uterus, tidak dijelaskan
Kelainan uterus NOS
N86 Erosi dan ectropion serviks uteri
Ulkus dekubitus (trophic) serviks, eversi cervix [bagian dalam berada di luar]
Kecuali dengan cervicitis (N72)
N87 Displasia serviks uteri
Kecuali: karsinoma in situ serviks (D06.-)
N87.0 Displasia serviks ringan
Cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade I
N87.1 Displasia serviks sedang
Cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade II
N87.2 Displasia serviks berat, not elsewhere classified
Displasia serviks berat NOS
Kecuali CIN III, dengan atau tanpa disebut dysplasia berat (D06.-)
N87.9 Displasia serviks uteri, tidak dijelaskan
N88 Kelainan non-radang lainnya pada serviks uteri
Kecuali penyakit radang serviks (N72), polip serviks (N84.1)
N88.0 Leukoplakia serviks uteri
N88.1 Laserasi serviks uteri
Adhesi cervix
Kecuali: trauma obstetrik sekarang (O71.3)
N88.2 Striktura dan stenosis serviks uteri
Kecuali: komplikasi melahirkan (O65.5)
N88.3 Inkompetensi serviks uteri
Pemeriksaan dan penanganan (dugaan) inkompetensi serviks pada wanita tidak hamil
Kecuali: komplikasi kehamilan (O34.3), mempengaruhi janin atau bayi (P01.0)
N88.4 Pemanjangan hipertrofi serviks uteri
N88.8 Kelainan-kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada serviks uteri
Kecuali: trauma obstetrik sekarang (O71.3)
N88.9 Kelainan bukan radang serviks uteri, tidak dijelaskan

 816
N89 Kelainan-kelainan bukan radang lainnya pada vagina
Kecuali: leukorrhoea trichomonas (A59.0), karsinoma in situ vagina (D07.2)
peradangan vagina (N76.-), vaginitis (atrophic) senilis (N95.2)
N89.0 Displasia vagina ringan
Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN], grade I
N89.1 Displasia vagina sedang
Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN] grade II
N89.2 Displasia vagina berat, not elsewhere classified
Displasia vagina berat NOS
Kecuali VAIN III, dengan atau tanpa disebutkan displasia berat (D07.2)
N89.3 Displasia vagina, tidak dijelaskan
N89.4 Leukoplakia vagina
N89.5 Striktura dan atresia vagina
Adhesi atau stenosis vagina
Kecuali adhesi vagina pasca-bedah (N99.2)
N89.6 Cincin hymen ketat
Hymen kaku, introitus ketat
Kecuali: hymen imperforata (Q52.3)
N89.7 Haematokolpos
Haematokolpos dengan haematometra atau haematosalpinx
N89.8 Kelainan-kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada vagina
Leukorrhoea NOS, laserasi lama vagina,
Ulkus pessary vagina [alat di vagina: untuk KB, obat, atau pencegah prolaps uterus]
Kecuali trauma obstetrik sekarang (O70.-, O71.4, O71.7-O71.8)
laserasi lama yang melibatkan otot dasar panggul (N81.8)
N89.9 Kelainan bukan radang pada vagina, tidak dijelaskan
N90 Kelainan-kelainan bukan radang lainnya pada vulva dan perineum
Kecuali karsinoma in situ vulva (D07.1), peradangan vulva (N76.-),
trauma obstetrik sekarang (O70.-, O71.7-O71.8)
N90.0 Displasia vulva ringan
Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade I
N90.1 Displasia vulva sedang
Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade II
N90.2 Dyisplasia vulva berat, not elsewhere classified
Displasia vulva berat NOS
Kecuali VIN III dengan atau tanpa disebutkan displasia berat (D07.1)
N90.3 Displasia vulva, tidak dijelaskan
N90.4 Leukoplakia vulva
Distrofi atau kraurosis [kering] vulva
N90.5 Atrofi vulva
Stenosis of vulva
N90.6 Hipertrofi vulva
Hipertrofi labia
N90.7 Kista vulva
N90.8 Kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada vulva dan perineum
Adhesi vulva, hipertrofi clitoris
N90.9 Kelainan bukan radang pada vulva dan perineum, tidak dijelaskan

 817
N91 Menstruasi absen, sedikit, dan jarang
Kecuali: disfungsi ovarium (E28.-)
N91.0 Amenorrhoea primer
Kegagalan mulainya menstruasi pada pubertas.
N91.1 Amenorrhoea sekunder
Menstruasi absen pada wanita yang sebelumnya pernah menstruasi.
N91.2 Amenorrhoea, tidak dijelaskan
Menstruasi absen NOS
N91.3 Oligomenorrhoea primer
Menstruasi yang sejak awal mulainya sedikit atau jarang.
N91.4 Oligomenorrhoea sekunder
Menstruasi yang sedikit atau jarang pada wanita yang sebelumnya menstruasi normal.
N91.5 Oligomenorrhoea, tidak dijelaskan
Hipomenorrhoea NOS
N92 Menstruation berlebihan, sering, dan tidak teratur
Kecuali perdarahan pasca-menopause (N95.0)
N92.0 Menstruation berlebihan dan sering dengan siklus teratur
Mens berat NOS, menorrhagia NOS, polymenorrhoea
N92.1 Menstruation berlebihan dan sering dengan siklus tidak teratur
Perdarahan inter-menstruasi tidak teratur
Interval singkat dan tidak teratur antara perdarahan menstruasi
Menometrorrhagia, metrorrhagia
N92.2 Menstruation berlebihan ketika pubertas
Perdarahan berlebihan yang berhubungan dengan dimulainya periode menstruasi
Penorrhagia pubertas, perdarahan pubertas
N92.3 Perdarahan ovulasi
Perdarahan inter-menstruasi yang teratur
N92.4 Perdarahan berlebihan pada periode pre-menopause
Menorrhagia atau metrorrhagia:
climacteric, preclimacteric, menopausal, premenopausal
N92.5 Menstruasi tidak teratur lain yang dijelaskan
N92.6 Menstruasi tidak teratur, tidak dijelaskan
Perdarahan tak teratur NOS, periode tak teratur NOS
Kecuali menstruasi tidak teratur dengan:
. interval memanjang atau perdarahan sedikit (N91.3-N91.5)
. interval memendek atau perdarahan berlebihan (N92.1)
N93 Perdarahan abnormal lain pada uterus dan vagina
Kecualiperdarahan vagina neonatus (P54.6), pseudomenstruasi (P54.6)
N93.0 Perdarahan pasca-coitus dan kontak
N93.8 Perdarahan abnormal lain yang dijelaskan pada uterus dan vagina
Perdarahan disfungsional atau fungsional pada uterus dan vagina NOS
N93.9 Perdarahan abnormal pada uterus dan vagina, tidak dijelaskan
N94 Nyeri dan kondisi lain pada organ genital wanita dan siklus menstruasi
N94.0 Mittelschmerz [nyeri abdomen bawah ketika ovulasi]
N94.1 Dyspareunia [hubungan seksual menyakitkan atau sulit pada wanita]

 818
Kecuali dispareunia psikogenik (F52.6)
N94.2 Vaginismus [kontraksi vagina menyakitkan, menyulitkan hubungan seksual]
Kecuali vaginismus psikogenik (F52.5)
N94.3 Premenstrual tension syndrome [sindroma ketegangan menjelang menstruasi]
N94.4 Dismenorrhoea primer
N94.5 Dismenorrhoea sekunder
N94.6 Dismenorrhoea, tidak dijelaskan
N94.8 Kondisi lain yang dijelaskan pada organ genital wanita dan siklus menstruasi
N94.9 Kondisi yang tidak dijelaskan pada organ genital wanita dan siklus menstruasi
N95 Kelainan menopause dan perimenopause lainnya
Kecuali: menopause prematur NOS (E28.3), urethritis pasca-menopause (N34.2):
osteoporosis pasca-menopause (M81.0); dengan fraktur patologis (M80.0)
perdarahan berlebihan pada periode menopause (N92.4)
N95.0 Perdarahan pasca-menopause
Kecuali: yang terkait dengan menopause buatan (N95.3)
N95.1 Keadaan menopause dan klimakterik wanita
Gejala terkait menopause: flushing, susah tidur, sakit kepala, kurang konsentrasi
Kecuali yang terkait dengan menopause buatan (N95.3)
N95.2 Vaginitis atrofik pasca-menopause
Vaginitis (atrophic) senilis
Kecuali: yang terkait dengan menopause buatan (N95.3)
N95.3 Keadaan yang terkait dengan menopause buatan
Sindroma pascamenopause buatan
N95.8 Kelainan lainnya yang dijelaskan pada menopause dan perimenopause
N95.9 Kelainan-kelainan menopause dan perimenopause, tidak dijelaskan
N96 Habitual aborter
Pemeriksaan atau perawatan wanita tidak hamil
Infertilitas relatif
Kecuali: dengan abortus saat ini (O03-O06), sedang hamil (O26.2)
N97 Infertilitas wanita
Termasuk: tidak mampu mencapai kehamilan, sterilitas wanita NOS
Kecuali infertilitas relatif (N96)
N97.0 Infertilitas wanita akibat anovulasi
N97.1 Infertilitas wanita dengan penyebab pada tuba
Akibat kelainan kongenital tuba
Blok, oklusi, atau stenosis pada tuba
N97.2 Infertilitas wanita dengan penyebab pada uterus
Akibat kelainan kongenital uterus, monimplantasi ovum
N97.3 Infertilitas wanita dengan penyebab pada serviks
N97.4 Infertilitas wanita akibat faktor pria
N97.8 Infertilitas wanita dengan penyebab lain
N97.9 Infertilitas wanita, tidak dijelaskan
N98 Komplikasi fertilisasi buatan
N98.0 Infeksi akibat inseminasi buatan
N98.1 Hiperstimulasi ovarium

 819
Hiperstimulasi ovarium: NOS, akibat ovulasi yang diinduksi
N98.2 Komplikasi usaha memasukkan telur setelah fertilisasi in vitro
N98.3 Komplikasi usaha memasukkan embryo pada embryo transfer
N98.8 Komplikasi lain fertilisasi buatan
Komplikasi inseminasi buatan dari: donor atau suami
N98.9 Komplikasi fertilisasi buatan, tidak dijelaskan

Kelainan lain sistem genitourinarius (N99)


N99 Kelainan sistem genitourinarius pasca-prosedur, n.e.c.
Kecuali: osteoporosis pasca-oophorectomy (M81.1), dengan fraktur patologis (M80.1)
cystitis irradiasi (N30.4), keadaan yang terkait dengan menopause buatan (N95.3)
N99.0 Gagal ginjal pasca-prosedur
N99.1 Striktura uretra pasca-prosedur
Striktura uretra pasca-kateterisasi
N99.2 Adhesi vagina pasca-bedah
N99.3 Prolaps atap vagina setelah histerectomi
N99.4 Adhesi peritoneum pelvis pasca-prosedur
N99.5 Malfungsi stoma external saluran kemih
N99.8 Kelainan pasca-prosedur lain pada sistem genitourinarius
Residual ovary syndrome
N99.9 Kelainan sistem genitourinarius pasca-prosedur, tidak dijelaskan

 820
BAB XV.
KEHAMILAN, MELAHIRKAN,
DAN NIFAS (O00-O99)

Bab ini berisi kode yang menjelaskan semua kondisi obstetrik. Masa obstetrik adalah dari
konsepsi sampai dengan 42 hari (6 minggu) setelah melahirkan. Blok-blok kode tersusun menurut
kemajuan kehamilan, yaitu sejak pembentukan awal janin sampai melahirkan dan selanjutnya masa
nifas. Cara lain untuk mengingat urutan adalah menurut pembagian periode antenatal, kelahiran,
dan postnatal.
Pencarian entri beberapa kondisi obstetrik pada volume 3 (Indeks Alfabet) tidak selalu
menuju sasaran secara langsung. Term terbaik yang dipakai untuk mulai adalah abortion (terdapat
Tabel untuk membantu menentukan kode komplikasi), pregnancy (terutama pada ‘complicated by’
dan ‘management affected by’), labour (usaha melahirkan), delivery (kelahiran), dan puerperal
(nifas).

Kecuali: penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)


cedera, keracunan dan akibat lain tertentu dari penyebab luar (S00-T98)
kelainan jiwa dan tingkah laku yang berhubungan dengan nifas (F53.-)
tetanus obstetris (A34)
nekrosis kelenjar pituitary postpartum (E23.0)
osteomalasia nifas (M83.0)
supervisi: kehamilan resiko tinggi (Z35.-), kehamilan normal (Z34.-)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


O00-O08 Edema, proteinuria dan hipertensi pada hamil, melahirkan dan nifas
O20-O29 Kelainan maternal lain yang umumnya berhubungan dengan kehamilan
O30-O48 Asuhan ibu yang berhubungan dengan fetus dan cairan amnion, dan kemungkinan
timbulnya masalah melahirkan
O60-O75 Komplikasi labour dan delivery
O80-O84 Delivery
O85-O92 Komplikasi yang terutama berhubungan dengan nifas
O95-O99 Kondisi obstetrik lain, not elsewhere classified

Kehamilan yang berakhir dengan abortus (O00-O08)


Kecuali: penerusan hamil gestasi ganda yang satu janin atau lebih telah abortus (O31.1)
O00. Ectopic pregnancy
Termasuk: ruptured ectopic pregnancy – kehamilan ektopik terganggu (KET)
Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk identifikasi komplikasi.

O00.0 Kehamilan abdomen


Kecuali: lahir hidup pada kehamilan abdomen (O83.3)
asuhan ibu untuk janin hidup pada hamil abdomen (O36.7)

 821
O00.1 Kehamilan tuba
Kehamilan Fallopii, ruptur tuba akibat hamil, abortus tuba
O00.2 Kehamilan ovarium
O00.8 Kehamilan ektopik lain
Kehamilan pada servix, kornu (instersititalis), interligamen, mural (dinding).
O00.9 Kehamilan ektopik, tidak dijelaskan

O01 Hydatidiform mole


Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk identifikasi komplikasi.
Kecuali: malignant hydatidiform mole (D39.2)
O01.0 Hydatidiform mole klasik
Hhydatidiform mole komplit
O01.1 Hydatidiform mole tidak komplit dan parsial
O01.9 Hydatidiform mole, tidak dijelaskan
Penyakit trofoblast NOS, mola vesicularis NOS

O02 Produk abnormal lain dari pembuahan


Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk identifikasi komplikasi.
Kecuali: Papyraceous fetus (O31.0)
O02.0 Blighted ovum dan mola non-hydatidiformis
Mole: carneous, fleshy, intrauterine NOS,
Ovum patologis
O02.1 Missed abortion
Kematian janin dini dengan retensi janin mati
Kecuali: missed abortion dengan:
blighted ovum (O02.0)
mola: hydatidiformis (O01.-), non-hydatidiformis (O02.0)
O02.8 Produk abnormal lain pembuahan yang disebutkan
Kecuali: dengan:
blighted ovum (O02.0)
mola: hydatidiformis (O01.-), non-hydatidiformis (O02.0)
O02.9 Produk abnormal pembuahan, tidak dijelaskan

Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori O03-O06:


Note: Abortus inkomplit melibatkan hasil konsepsi yang tertinggal setelah abortus
.0. Inkomplit, dengan komplikasi infeksi saluran genital dan pelvik
dengan kondisi pada O08.0
.1. Inkomplit, dengan komplikasi perdarahan terlambat dan berlebihan
dengan kondisi pada O08.1
.2. Inkomplit, dengan komplikasi embolisme
dengan kondisi pada O08.2
.3. Inkomplit, dengan komplikasi lain dan tidak dijelaskan
dengan kondisi pada O08.3 – O08.9
.4. Inkomplit, tanpa komplikasi
.5. Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi infeksi saluran genital dan pelvik
dengan kondisi pada O08.0
.6. Komplit atau tidak jelas, komplikasi perdarahan terlambat dan berlebihan

 822
dengan kondisi pada O08.1
.7. Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi embolisme
dengan kondisi pada O08.2
.8. Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi lain dan tidak jelas
dengan kondisi pada O08.3 – O08.9
.9. Komplit atau tidak jelas, tanpa komplikasi
O03 Abortus spontan
Termasuk: keguguran:

O04 Abortus medis


Termasuk: pengakhiran kehamilan secara legal atau untuk terapi:

O05 Abortus lain

O06 Abortus yang tidak dijelaskan


Termasuk: abortus induksi NOS

O07 Usaha abortus yang gagal


Termasuk: usaha induksi abortus yang gagal
Kecuali: abortus inkomplit (O03-O06)
O07.0 Abortus medis gagal, komplikasi infeksi saluran genital dan pelvis
O07.1 Abortus medis gagal, komplikasi perdarahan terlambat atau berlebihan
O07.2 Abortus medis gagal, komplikasi embolisme
O07.3 Abortus medis gagal, komplikasi lain dan tidak dijelaskan
O07.4 Abortus medis gagal, tanpa komplikasi, NOS
O07.5 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi infeksi saluran genital dan pelvis.
O07.6 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi perdarahan terlambat atau berlebihan
O07.7 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi embolism
O07.8 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi tidak jelas
O07.9 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, tanpa komplikasi.
Usaha abortus yang gagal NOS

O08 Komplikasi abortus dan hamil ektopik atau mola


Catatan: Kode ini disediakan terutama untuk pengkodean morbiditas
O08.0 Infeksi saluran genital dan pelvik setelah abortus, hamil ektopik dan mola.
Endometritis, parametritis, salpingitis, salpingo-oophoritis, oophoritis,
Pelvic peritonitis, sepsis, septicaemia, septic shock;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
Kecuali: embolisme septik atau septikopyemik (O08.2)
infeksi saluran kemih (O08.8)
O08.1 Perdarahan terlambat atau berlebihan setelah abortus, hamil ektopik dan mola.
Afibrinogenaemia, defibrination syndrome, intravascular coagulation;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.2 Embolisme setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola.
Embolism: NOS, udara, bekuan darah, pulmonary,
septic or septicopyaemic, amniotic fluid, pyaemic, soap;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07

 823
O08.3 Shock setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
Circulatory collapse, shock (postoperative), )
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
Kecuali: septic shock (O08.0)
O08.4 Gagal ginjal setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
Oliguria, uraemia,
Gagal ginjal (akut), renal shutdown, renal tubulkar necrosis;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07)

O08.5 Kelainan metabolik setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola


Gangguan keseimbangan elektrolit
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.6 Kerusakan pada organ dan jaringan pelvik yang mengikuti kondisi pada O00-O07
Lacserasi, perforasi, tear atau kerusakan kimiawi pada
bladder, bowel, broad ligament, cervix, periurethral tissue, uterus;
yang mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.7 Komplikasi lain vena setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
O08.8 Komplikasi lain setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
Cardiac arrest (serangan jantung), infeksi saluran kemih;
yang mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.9 Komplikasi setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola, tidak dijelaskan
Komplikasi tidak dijelaskan yang mengikuti kondisi pada O00-O07

O08 Komplikasi setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola


Kode-kode ini tidak digunakan untuk ‘KU’, Kecuali kalau episode perawatan adalah untuk
mengatasi komplikasi, misalnya komplikasi abortus sebelumnya. Ia bisa digunakan sebagai kode
tambahan pada kategori O00-O02 untuk identifikasi komplikasi, atau O03-O07 untuk memberikan
detil komplikasi yang lebih jelas.

Contoh
Kondisi utama : Ruptura kehamilan tuba dengan syok.
Spesialisasi: Ginekologi.
Kode : Kehamilan tuba yang ruptur (O00.1) sebagai ‘KU’. Untuk kode tambahan bisa
dipakai O08.3 (syok setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola).

KU : Abortus inkomplit dengan rahim tembus.


Spesialisasi : Ginekologi.
Kode : Abortus tidak komplit dengan komplikasi lain atau tidak dijelaskan (O06.3)
sebagai ‘KU’. Sebagai kode tambahan dipilih O08.6 (kerusakan organ dan
jaringan pelvis setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola).

KU : Disseminated intravascular coagulation setelah abortus di tempat lain.


Spesialisasi : Ginekologi.
Kode : Perdarahan terlambat dan berlebihan setelah abortus dan kehamilan ektopik dan
mola (O08.1) sebagai ‘KU’. Kode lain tidak perlu karena abortus dilakukan pada
episode perawatan yang berbeda.

 824
Edema, proteinuria dan kelainan hipertensi pada kehamilan, melahirkan dan nifas
(“KMN”) (O10-O16)
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi dengan albuminuria atau edema antara kehamilan
20 minggu dan akhir minggu pertama pascalahir. Eklampsia adalah kejang atau koma tanpa
penyebab lain yang terjadi pada periode waktu yang sama.
Wanita hamil dengan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, edema muka atau tangan,
albuminuria >1+, atau tekanan darahnya naik 30 mmHg (sistolik) atau 15 mmHg (diastolik) walau
pun tidak melebihi 140/90 mmHg harus dianggap preeklampsia. Preeklampsia ringan muncul
sebagai hipertensi perbatasan, edema yang tidak responsif, atau albuminuria. Pasien dengan tekanan
darah 150/110 mmHg, edema yang nyata, albuminuria >3+, gangguan penglihatan, atau nyeri perut
memiliki preeklampsia berat.

O10 Hipertensi yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN


Termasuk: kondisi berikut dengan proteinuria yang telah ada sebelumnya
Kecuali: yang terjadi dengan proteinuria yang meningkat atau yang timbul kemudian (O11)
O10.0 Hipertensi esensial yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I10 sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN
O10.1 Penyakit jantung hipertensif yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I11.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN
O10.2 Penyakit ginjal hipertensif yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I12.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN
O10.3 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I13.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN
O10.4 Hipertensi sekunder yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I15.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN
O10.9 Hipertensi yang tidak jelas yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN

O11 Kelainan hipertensi yang sebelumnya telah ada diperberat oleh proteinuria
Kondisi pada O10.- yang dipersulit oleh peningkatan proteinuria
Pre-eclampsia yang timbul pada masalah lain (superimposed pre-eclampsia)

O12 Edema dan proteinuria akibat kehamilan [gestational] tanpa hipertensi


O12.0 Edema akibat kehamilan (gestational oedema)
O12.1 Proteinuria akibat kehamilan (gestational proteinuria)
O12.2 Edema akibat kehamilan dengan proteinuria

O13 Hipertensi akibat kehamilan tanpa proteinuria yang nyata


Hipertensi akibat kehamilan (gestational hypertension) NOS;
Pre-eklampsia ringan

O14 Hipertensi akibat kehamilan dengan proteinuria yang nyata


Kecuali: pre-eklampsia yang timbul pada masalah lain (superimposed pre-eclampsia) (O11)
O14.0 Pre-eklampsia sedang
O14.1 Pre-eklampsia berat
O14.9 Pre-eklampsia, tidak dijelaskan

 825
O15 Eklampsia
Termasuk: kejang yang terjadi setelah timbulnya kondisi O10-O14 dan O16
O15.0 Eklampsia pada kehamilan
O15.1 Eklampsia pada waktu melahirkan
O15.2 Eklampsia pada nifas
O15.9 Eklampsia: tidak dijelaskan waktunya, NOS

O16 Hipertensi maternal yang tidak dijelaskan


Hipertensi sementara pada kehamilan

Kelainan maternal lain pada kehamilan (O20-O29)


Catatan: Kategori-kategori O24.- dan O25 melibatkan kondisi berikut walau pun terjadinya
bisa pada waktu melahirkan atau nifas..
Kecuali: Asuhan ibu untuk masalah janin, amnion, dan mungkin melahirkan (O30-O48)
Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di tempat lain, tapi mempersulit KMN (O98-
O99)
O20 Perdarahan pada kehamilan dini
Kecuali: hamil yang berakhir dengan abortus (O00-O08)
O20.0 Threatened abortion (ancaman abortus:, abortus imminens)
Perdarahan yang dinyatakan sebagai akibat ancaman abortus
O20.8 Perdarahan lain pada kehamilan dini
O20.9 Perdarahan pada kehamilan dini, tidak dijelaskan

O21 Muntah berlebihan pada kehamilan


Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah selama hamil yang menyebabkan berat
badan berkurang, dehidrasi dan asidosis/ketosis. Keadaan ini berbeda dari ‘morning sickness’
dengan mual dan muntah, tapi berat badan terus bertambah dan tanpa dehidrasi.
O21.0 Hyperemesis gravidarum ringan
Hyperemesis gravidarum, ringan atau tidak dijelaskan, dimulai sebelum akhir minggu ke-22
kehamilan
O21.1 Hyperemesis gravidarum dengan kekacauan metabolik
Hyperemesis gravidarum, ringan atau tidak dijelaskan, dimulai sebelum akhir minggu ke-22
kehamilan, dengan kekacauan metabolik seperti: kehabisan karbohidrat,
dehidrasi, atau gangguan keseimbangan elektrolit
O21.2 Late vomiting of pregnancy
Muntah berlebihan yang dimulai setelah 22 minggu kehamilan
O21.8 Muntah lain yang mempersulit kehamilan
Muntah akibat penyakit c.e.; mempersulit kehamilan
Gunakan kode tambahan, kalau diinginkan, untuk identifikasi penyebab
O21.9 Muntah pada kehamilan, tidak dijelaskan

O22 Komplikasi vena pada kehamilan


Kecuali: embolisme pulmonalis pada obstetri (O88.-),
sebagai komplikasi dari:
abortus, hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7),
melahirkan dan nifas (O87.-)

 826
O22.0 Pelebaran vena (varicose vein) anggota bawah pada kehamilan
Pelebaran vena NOS pada kehamilan
O22.1 Varises genitalia pada kehamilan
Varises perineum, vagina, atau vulva pada kehamilan
O22.2 Thrombophlebitis superfisial pada kehamilan
Thrombophlebitis tungkai pada kehamilan
O22.3 Phlebothrombosis profunda pada kehamilan
Thrombosis vena profundus, antepartum
O22.4 Haemorrhoids pada kehamilan
O22.5 Thrombosis vena serebrealis pada kehamilan
Thrombosis sinus serebro-venosa pada kehamilan
O22.8 Komplikasi vena lainnya pada kehamilan
O22.9 Komplikasi vena pada kehamilan, tidak dijelaskan
Gestational: phlebitis NOS, phlebopati NOS, thrombosis NOS

O23 Infeksi saluran genitourinarius pada kehamilan


O23.0 Infeksi ginjal pada kehamilan
O23.1 Infeksi kandung kemih pada kehamilan
O23.2 Infeksi urethra pada kehamilan
O23.3 Infeksi bagian lain saluran urinarius pada kehamilan
O23.4 Infeksi saluran urinarius yang tidak dijelaskan pada kehamilan
O23.5 Infeksi saluran genital pada kehamilan
O23.9 Infeksi saluran genitourinarius lain dan tidak dijelaskan pada kehamilan
Infeksi saluran genitourinarius pada kehamilan NOS

O24 Diabetes mellitus pada kehamilan


Termasuk: pada kelahiran dan nifas
O24.0 Diabetes mellitus yang sebelumnya telah ada, insulin-dependent
O24.1 Diabetes mellitus yang sebelumnya telah ada, non-insulin-dependent
O24.2 Diabetes mellitus akibat malnutrisi yang sebelumnya telah ada
O24.3 Diabetes mellitus yang tidak dijelaskan yang sebelumnya telah ada
O24.4 Diabetes mellitus yang muncul sewaktu hamil
Gestational diabetes mellitus (diabetes mellitus akibat kehamilan) NOS
O24.9 Diabetes mellitus pada kehamilan, tidak dijelaskan

O25 Malnutrisi pada kehamilan


Malnutrisi pada kelahiran dan nifas

O26 Asuhan ibu untuk kondisi lain yang banyak berhubungan dengan kehamilan
O26.0 Peningkatan berat badan berlebihan pada kehamilan
Kecuali: gestational oedema (edema akibat kehamilan) (O12.0, O12.2)
O26.1 Peningkatan berat badan kurang pada kehamilan
O26.2 Perawatan kehamilan untuk abortus habitualis
Kecuali: orang dengan abortus habitualis:
yang sekarang abortus (O03-O06),
yang sekarang tidak hamil (N96)
O26.3 Intrauterine contraceptive device (IUD – ‘spiral’) tertahan pada kehamilan

 827
O26.4 Herpes gestationis – herpes akibat kehamilan
O26.5 Sindroma hipotensi ibu
Sindroma hipotensi pada posisi telentang
O26.6 Kelainan hati pada KMN
Kecuali: sindroma hepatorenal setelah melahirkan (O90.4)
O26.7 Subluxasio symphysis (pubis) in KMN
Kecuali: pemisahan traumatika symphysis (pubis) waktu melahirkan (O71.6)
O26.8 Kondisi lain yang dijelaskan akibat kehamilan
Lemah dan lelah, neuritis perifer, atau penyakit ginjal akibat kehamilan
O26.9 Kondisi akibat kehamilan, tidak dijelaskan

O28 Penemuan abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu


Kecuali: penemuan diagnostik c.e. – see Alphabetical Index
perawatan ibu untuk masalah janin, amnion atau melahirkan (O30-O48)
O28.0 Penemuan hematologis abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.1 Penemuan biokimiawi abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.2 Penemuan sitologis abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.3 Penemuan ultrasonik abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.4 Penemuan radiologis abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.5 Penemuan kromosom dan genetik abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.8 Penemuan abnormal lain pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.9 Penemuan abnormal lain pada pemeriksaan antenatal ibu, tidak dijelaskan

O29 Komplikasi anaesthesia selama kehamilan


Termasuk: komplikasi ibu akibat pemberian anestetik umum atau lokal, analgesik atau penenang
lain selama kehamilan.
Kecuali: komplikasi anestesia sewaktu:
abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O08),
melahirkan (O74.-)
nifas (O89.-)
O29.0 Komplikasi anestesia pada paru-paru selama kehamilan
Akibat anestesia selama kehamilan
pneumonitis aspirasi,
inhalasi isi atau sekresi lambung NOS,
sindroma Mendelson (pneumonitis setelah aspirasi asam lambung),
atau kolaps paru-paru akibat tekanan,
O29.1 Komplikasi anestesia pada jantung selama kehamilan
Gagal jantung, cardiac arrest atau failure akibat anestesia selama kehamilan
O29.2 Komplikasi anestesia pada sistem syaraf pusat selama kehamilan
Anoksia serebri akibat anestesia selama kehamilan
O29.3 Reaksi toksik terhadap anestesia lokal selama kehamilan
O29.4 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidural selama kehamilan
O29.5 Komplikasi lain akibat anestesia spinal dan epidural selama kehamilan
O29.6 Intubasi (pemasukan tabung/selang) yang gagal atau sulit selama kehamilan
O29.8 Komplikasi lain anestesia selama kehamilan
O29.9 Komplikasi anestesia selama kehamilan, tidak dijelaskan

 828
Asuhan ibu sehubungan dengan masalah janin, amnion dan mungkin melahirkan (O30-
O48)
Blok ini cukup besar dan mencakup berbagai kondisi yang digunakan untuk kode alasan
asuhan untuk ibu. Kondisi tersebut adalah kehamilan ganda, kelainan presentasi (letak dan bagian
terdepan) janin, disproporsi (kesenjangan perbandingan ibu dan janin), kelainan organ pelvik,
kelainan dan masalah janin, kelainan cairan dan selaput amnion, kelainan plasenta, persalinan palsu,
dan kehamilan memanjang (lebih dari 42 minggu).
Kode ini bisa dipakai untuk menjelaskan alasan asuhan saat admisi untuk pengakhiran
kehamilan, antenatal care, induksi persalinan, dan intervensi prosedur sewaktu melahirkan.

O30 Multiple gestation (kehamilan ganda)


Kecuali: komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda (O31.-)
O30.0 Twin pregnancy – hamil kembar dua
O30.1 Triplet pregnancy – hamil kembar tiga
O30.2 Quadruplet pregnancy – hamil kembar empat
O30.8 Kehamilan ganda lainnya
O30.9 Kehamilan ganda, tidak dijelaskan,
Kehamilan ganda NOS

O31 Komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda


Kecuali:
malpresentasi dari satu atau lebih janin (O32.5),
kembar siam penyebab disproporsi (O33.7),
kelahiran tertunda kembaran kedua dari kehamilan ganda. (O63.2),
dengan obstructed labour – kelahiran terhalang (O64-O66)
O31.0 Papyraceous fetus,
Fetus compressus
O31.1 Penerusan kehamilan setelah satu janin atau lebih abortus.
O31.2 Penerusan kehamilan setelah kematian intrarahim satu janin atau lebih
O31.8 Komplikasi lain khusus untuk kehamilan ganda

O32 Asuhan ibu untuk malpresentasi fetus yang diketahui atau dicurigai.
Presentasi normal adalah ‘occiput anterior’, yaitu ubun-ubun kecil di anterior ibu.
Presentasi lain bisa ‘occiput posterior’, muka, dahi, dan bokong (‘breech’) atau sungsang. Presentasi
bahu bisa terjadi ketika janin melintang (oblique or transverse) terhadap ibu.
Termasuk: kondisi berikut sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali: kondisi berikut dengan obstruksi persalinan (O64.-)
O32.0 Asuhan ibu untuk letak (lie) anak yang tidak stabil
O32.1 Asuhan ibu untuk presentasi sungsang
O32.2 Asuhan ibu untuk letak transversa dan oblique (‘lintang’)
Presentasi: transversa, oblique
O32.3 Asuhan ibu untuk presentasi muka, dahi, dan dagu
O32.4 Asuhan ibu untuk kepala yang masih tinggi di saat term (cukup bulan)
Kegagalan kepala janin memasuki pelvic brim (pinggir atas panggul)

 829
O32.5 Asuhan ibu untuk hamil ganda dengan malpresentasi 1 janin atau lebih
O32.6 Asuhan ibu untuk presentasi campuran (‘compound’)
O32.8 Asuhan ibu untuk malpresentasi lain janin
O32.9 Asuhan ibu untuk malpresentasi janin yang tidak dijelaskan

O33 Asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai


Termasuk: kondisi berikut sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali: kondisi berikut dengan dengan obstruksi persalinan (O65-O66)
O33.0 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat deformasi tulang pelvik ibu
Deformitas pelvik menyebabkan disproporsi NOS
O33.1 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan panggul secara umum
Penyempitan pelvis NOS menyebabkan disproporsi
O33.2 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan inlet panggul
Penyempitan pintu atas (inlet) panggul menyebabkan disproporsi
O33.3 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan outlet panggul
Penyempitan rongga tengah panggul menyebabkan disproporsi
Penyempitan pintu bawah panggul (outlet) menyebabkan disproporsi
O33.4 Asuhan ibu untuk disproporsi campuran yang berasal dari ibu dan janin
O33.5 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat janin yang besar dari biasanya
Disproporsi akibat janin dengan janin yang terbentuk normal, disproporsi janin NOS
O33.6 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat janin hydrocephalus
O33.7 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat deformitas janin lainnya
Disproporsi akibat: kembar siam
janin dengan: asites, hidrops, meningomyelocele, teratoma sakrum, tumor
O33.8 Asuhan ibu untuk disproporsi dengan penyebab lain
O33.9 Asuhan ibu untuk disproporsi, tidak dijelaskan
Disproporsi: sefalopelvik NOS, fetopelvik NOS

O34 Asuhan ibu untuk known or suspected abnormality of pelvic organs


Termasuk: kondisi berikut sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali: kondisi berikut dengan dengan obstruksi persalinan (O65.5)
O34.0 Asuhan ibu untuk malformasi kongenital uterus
Asuhan ibu untuk: double uterus, uterus bicornis
O34.1 Asuhan ibu untuk tumor korpus uteri
Asuhan ibu untuk: polip korpus uteri, fibroid uterus
Kecuali: asuhan ibu untuk tumor servix (O34.4)
O34.2 Asuhan ibu akibat jaringan parut dari pembedahan sebelumnya
Asuhan ibu untuk jaringan parut seksio sesar sebelumnya
Kecuali: kelahiran per vaginam setelah seksio sesar sebelumnya NOS (O75.7)
O34.3 Asuhan ibu untuk inkompetensi servix
Asuhan ibu untuk cerclage (penjahitan servix) atau sutura Shirodkar
dengan or tanpa disebutkan inkompetensi servix
O34.4 Asuhan ibu untuk kelainan lain servix
Asuhan ibu untuk: polyp, tumor, operasi sebelumnya, striktura atau stenosis servix

 830
O34.5 Asuhan ibu untuk kelainan lain pada uterus hamil
Asuhan ibu untuk: inkarserasi (terjepit), prolaps, atau retroversi uterus hamil
O34.6 Asuhan ibu untuk kelainan vagina
Asuhan ibu untuk: stenosis vagina (didapat)(kongenital), septate vagina (berseptum)
striktura, tumor, operasi sebelumnya pada vagina,
Kecuali: asuhan untuk varises vagina pada kehamilan (O22.1)
O34.7 Asuhan ibu untuk kelainan vulva dan perineum
Asuhan ibu untuk: fibrosis perineum, perineum kaku, tumor vulva,
operasi sebelumnya pada perineum atau vulva,
Kecuali: asuhan untuk varises perineum dan vulva pada kehamilan (O22.1)
O34.8 Asuhan ibu untuk kelainan lain pada organ pelvik
Asuhan ibu untuk: cystocele, rectocele, lantai pelvik kaku,
perbaikan lantai pelvik (sebelumnya), pendulous abdomen (berayun)
O34.9 Asuhan ibu untuk kelainan organ pelvik yang tidak dijelaskan

O35 Asuhan ibu untuk kelainan dan kerusakan janin yang diketahui atau dicurigai
Termasuk: kondisi berikut pada janin sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali: asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai (O33.-)
O35.0 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) malformasi sistem syaraf pusat pada janin
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) fetal: anencephaly, spina bifida
Kecuali: kelainan kromosom pada janin (O35.1)
O35.1 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan kromosom pada janin
O35.2 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) penyakit herediter pada janin
Kecuali: kelainan kromosom pada janin (O35.1)
O35.3 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat penyakit virus ibu
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat
infeksi cytomegalovirus atau rubella pada ibu
O35.4 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat alkohol
O35.5 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat obat-obatan
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat addiksi obat
Kecuali: fetal distress ketika melahirkan akibat pemberian obat (O68.-)
O35.6 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat radiasi
O35.7 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat prosedur medis lain
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat:
amniocentesis, biopsi, pemeriksaan darah, IUD, operasi intra-uterus
O35.8 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan dan kerusakan lain pada janin
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat listeriosis atau toxoplasmosis ibu
O35.9 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan dan kerusakan janin yang tidak dijelaskan

O36 Asuhan ibu untuk masalah lain yang diketahui atau dicurigai pada janin
Termasuk: kondisi berikut pada janin sebagai alasan untuk: observasi, perawatan atau asuhan
obstetri lain, atau untuk pengakhiran kehamilan.
Kecuali: kelahiran yang dipersulit oleh stress [distress] janin (O68.-)
sindroma transfusi plasenta (O43.0)
O36.0 Asuhan ibu untuk isoimunisasi rhesus
Antibodi Anti-D [Rh], inkompatibilitas Rh (dengan hydrops fetalis)

 831
O36.1 Asuhan ibu untuk other isoimunisasi
Isoimunisasi ABO, isoimunisasi NOS (dengan hydrops fetalis)
O36.2 Asuhan ibu untuk hydrops fetalis
Hydrops fetalis: NOS, tidak berhubungan dengan isoimunisasi
O36.3 Asuhan ibu untuk tanda-tanda hipoksia janin
O36.4 Asuhan ibu untuk kematian intrauterus
Kecuali: missed abortion (O02.1)
O36.5 Asuhan ibu untuk pertumbuhan janin yang lambat
Asuhan ibu untuk berat badan rendah (light-for-dates), ukuran badan kecil (small-for-
dates), atau insufisiensi plasenta, yang diketahui atau dicurigai
O36.6 Asuhan ibu untuk pertumbuhan janin berlebihan
Asuhan ibu untuk janin large-for-dates yang diketahui atau dicurigai
O36.7 Asuhan ibu untuk janin hidup pada kehamilan abdomen
O36.8 Asuhan ibu untuk masalah lain janin yang diketahui
O36.9 Asuhan ibu untuk masalah janin yang tidak dijelaskan

O40 Polyhydramnios
Hydramnios

O41 Kelainan lain pada cairan dan selaput ketuban


Kecuali: ketuban pecah dini – premature rupture of membranes (O42.-)
O41.0 Oligohydramnios
Oligohydramnios tanpa disebutkan ketuban pecah
O41.1 Infeksi kantong dan selaput ketuban (amnion)
Amnionitis, chorioamnionitis, membranitis, placentitis
O41.8 Kelainan lain cairan dan selaput ketuban yang dijelaskan
O41.9 Kelainan cairan dan selaput ketuban yang tidak dijelaskan

O42 Premature rupture of membranes - ketuban pecah dini


O42.0 Premature rupture of membranes, persalinan dimulai dalam 24 jam
O42.1 Premature rupture of membranes, persalinan dimulai setelah 24 jam
Kecuali: dengan persalinan diperlambat oleh terapi (O42.2)
O42.2 Premature rupture of membranes, persalinan diperlambat oleh terapi
O42.9 Premature rupture of membranes, tidak dijelaskan

O43 Kelainan plasenta


Kecuali: asuhan ibu untuk pertumbuhan janin yang lambat akibat insufisiensi plasenta (O36.5),
placenta praevia (O44.-),
pemisahan prematur plasenta [abruptio placentae] (O45.-)
O43.0 Placental transfusion syndromes
Transfusi: fetomaternal, maternofetal, twin-to-twin
O43.1 Malformasi plasenta
Plasenta abnormal NOS, plasenta circumvallata
O43.8 Kelainan lain plasenta: disfungsi plasenta, infark plasenta
O43.9 Kelainan plasenta, tidak dijelaskan

O44 Placenta praevia

 832
O44.0 Placenta praevia yang dinyatakan tanpa perdarahan
Implantasi rendah plasenta yang dinyatakan tanpa perdarahan
O44.1 Placenta praevia dengan perdarahan
Implantasi rendah plasenta, NOS atau dengan perdarahan,
Placenta praevia: marginal, partial atau total, NOS atau dengan perdarahan
Kecuali: persalinan yang dipersulit oleh perdarahan dari vasa praevia (O69.4)

O45 Pemisahan prematur plasenta [abruptio placentae]


O45.0 Pemisahan prematur plasenta dengan cacad koagulasi
Abruptio placentae dengan perdarahan (berlebihan) akibat:
afibrinogenaemia, DIC, hyperfibrinolysis, hypofibrinogenaemia
O45.8 Pemisahan prematur lainnya pada plasenta
O45.9 Pemisahan prematur plasenta, tidak dijelaskan
Abruptio placentae NOS

O46 Perdarahan antepartum, not elsewhere classified


Kecuali: perdarahan pada kehamilan dini (O20.-), perdarahan intrapartum NEC (O67.-)
placenta praevia (O44.-), pemisahan prematur [abruptio] plasenta (O45.-)
O46.0 Perdarahan antepartum dengan cacad koagulasi
Perdarahan antepartum (berlebihan) akibat:
afibrinogenaemia, DIC, hyperfibrinolysis, hypofibrinogenaemia
O46.8 Perdarahan antepartum lainnya
O46.9 Perdarahan antepartum, tidak dijelaskan

O47 False labour – persalinan palsu


O47.0 False labour sebelum 37 minggu kehamilan
O47.1 False labour pada atau setelah 37 minggu kehamilan
O47.9 False labour, tidak dijelaskan

O48 Prolonged pregnancy


Post-dates, post-term

Komplikasi persalinan dan kelahiran (O60-O75)


O60. Kelahiran preterm
Awal persalinan (spontan) sebelum lengkap 37 minggu kehamilan

O61. Kegagalan induksi persalinan


O61.0 Kegagalan induksi persalinan medis
Kegagalan induksi (persalinan) medis dengan: oxytocin, prostaglandins
O61.1 Kegagalan induksi persalinan dengan instrumen
Kegagalan induksi (persalinan) medis secara: mekanis, bedah
O61.8 Kegagalan induksi persalinan lainnya.
O61.9 Kegagalan induksi persalinan, tidak dijelaskan

O62. Kelainan tenaga persalinan


O62.0 Kontraksi inadekuat primer

 833
Kegagalan dilatasi servix
Disfungsi hipotonik primer uterus
O62.1 Inersia uterus sekunder
Fase aktif persalinan terhenti
Disfungsi hipotonik sekunder uterus
O62.2 Inersi lain uterus
Atonia uterus, persalinan irreguler, persalinan desultory (kontraksi tak teratur)
kontraksi lemah, inersia uterus NOS, disfungsi hipotonik uterus NOS
O62.3 Precipitate labour – persalinan yang cepat [partus presipitatus]
O62.4 Kontraksi hipertonik uterus, tidak teratur dan waktunya memanjang
Distosia uterus NOS, distosia cincin kontraksi [distosia = susah melalui jalan lahir]
Kontraksi tetanik, kontraksi hour-glass uterus, disfungsi hipertonik uterus
Partus tidak teratur, kerja uterus tak teratur
Kecuali: distosia (janin)(maternal) NOS (O66.9)
O62.8 Kelainan lain tenaga persalinan
O62.9 Kelainan tenaga persalinan, tidak dijelaskan

O63. Long labour – partus memanjang


O63.0 Kala I (persalinan) memanjang – sejak kontraksi dimulai
O63.1 Kala II (persalinan) memanjang – sejak pembukaan lengkap sampai lahir
O63.2 Kelahiran bayi kedua.pada twin, triplet, dst. tertunda
O63.9 Partus memanjang (long labour): tidak dijelaskan, NOS
[Partus lama sering berarti “partus terlantar” yang kodenya bukan disini]

O64. Persalinan terhambat (obstructed labour) akibat malposisi dan malpresentasi fetus
O64.0 Persalinan terhambat akibat rotasi kepala janin tidak sempurna
Deep transverse arrest
Persalinan terhambat akibat (posisi) persisten:
oksipito-iliaka, oksipito-posterior, oksipito-sakrum, oksipito-transversa
O64.1 Persalinan terhambat akibat presentasi sungsang
O64.2 Persalinan terhambat akibat presentasi muka
Persalinan terhambat akibat presentasi dagu
O64.3 Persalinan terhambat akibat presentasi dahi
O64.4 Persalinan terhambat akibat presentasi bahu
Prolapsed arm (lengan ‘menumbung’)
Kecuali: bahu terhambat atau distosia bahu (O66.0)
O64.5 Persalinan terhambat akibat presentasi campuran
O64.8 Persalinan terhambat akibat malposisi dan malpresentasi lain
O64.9 Persalinan terhambat akibat malposisi dan malpresentasi yang tidak dijelaskan

O65. Persalinan terhambat akibat kelainan pelvik ibu


O65.0 Persalinan terhambat akibat deformasi pelvis
O65.1 Persalinan terhambat akibat panggul secara umum sempit
O65.2 Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu atas panggul
O65.3 Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu bawah dan rongga panggul
O65.4 Persalinan terhambat akibat disproporsi feto-pelvik, tidak dijelaskan
Kecuali: distosia akibat kelainan janin (O66.2-O66.3)
O65.5 Persalinan terhambat akibat kelainan organ pelvik ibu

 834
Persalinan terhambat akibat kondisi yang tercantum pada O34.-
O65.8 Persalinan terhambat akibat kelainan lain pelvik ibu
O65.9 Persalinan terhambat akibat kelainan pelvik ibu yang tidak dijelaskan

O66. Persalinan terhambat lainnya


O66.0 Persalinan terhambat akibat distosia bahu
Impacted shoulders
O66.1 Persalinan terhambat akibat locked twins – si kembar saling mengunci
O66.2 Persalinan terhambat akibat janin sangat besar
O66.3 Persalinan terhambat akibat kelainan lain pada janin
Distosia akibat: kembar siam, janin hidrosefalus,
asites, hydrops, meningomyelocele, sacral teratoma, atau tumor pada janin
O66.4 Kegagalan percobaan persalinan, tidak dijelaskan
Kegagalan percobaan persalinan dengan kelahiran kemudian secara seksio sesar
O66.5 Kegagalan penggunaan ekstraksi vakum dan forseps, tidak dijelaskan
Kegagalan ekstraksi vakum disusul dengan penggunaan forseps,
atau kegagalan ekstraksi forceps disusul dengan seksio sesar
O66.8 Persalinan terhambat lain yang dijelaskan
O66.9 Persalinan terhambat, tidak dijelaskan
Dystocia: NOS, fetal NOS, maternal NOS

O67. Persalinan dipersulit oleh perdarahan intrapartum, n.e.c.


Kecuali: placenta praevia (O44.-), abruptio placentae (O45.-),
perdarahan antepartum NEC (O46.-), perdarahan postpartum (O72.-)
O67.0 Perdarahan intrapartum dengan cacad koagulasi
Perdarahan (berlebihan) intrapartum akibat:
DIC, afibrinogenaemia, hypofibrinogenaemia, hyperfibrinolysis
O67.8 Perdarahan intrapartum lainnya -
Perdarahan intrapartum berlebihan
O67.9 Perdarahan intrapartum, tidak dijelaskan

O68. Persalinan dipersulit oleh fetal stress [distress]


Termasuk: “fetal distress” pada persalinan dan kelahiran akibat pemberian obat
O68.0 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh kelainan fetal heart rate (FHR)
Fetal: bradycardia, tachycardia, irama jantung tidak teratur
Kecuali: dengan meconium di dalam cairan amnion (O68.2)
O68.1 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh meconium di dalam cairan amnion
Kecuali: dengan kelainan FHR (O68.2)
O68.2 Persalinan dan kelahiran dipersulit kelainan FHR dengan meconium di cairan amnion
O68.3 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti biokimiawi fetal stress
Asidemia atau gangguan keseimbangan asam basa pada janin
O68.8 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti lain fetal stress
Bukti fetal distress pada: EKG, USG
O68.9 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh fetal stress, tidak dijelaskan

O69. Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi tali pusat


O69.0 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh prolaps umbilikus

 835
O69.1 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus melilit leher, dengan penekanan
O69.2 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus tersangkut lainnya
Umbilikus tersangkut kusut pada kembar dengan kantong amnion tunggal
Simpul pada umbilikus
O69.3 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus pendek
O69.4 Persalinan dan kelahiran dipersulit vasa praevia [perdarahan dari vasa praevia]
O69.5 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh lesi pembuluh darah umbilikus
Lecet atau haematoma umbilikus, thrombosis pembuluh darah umbilikus
O69.8 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi umbilikus lainnya
O69.9 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi umbilikus, tidak dijelaskan

O70. Laserasi perineum sewaktu melahirkan


Termasuk: episiotomy yang diperlebar oleh laserasi
Kecuali: laserasi obstetrik tinggi tersendiri di vagina (O71.4)
O70.0 Luka perineum tingkat satu sewaktu melahirkan
Luka, ruptur, atau robek ketika melahirkan (melibatkan)
fourchette (lipatan kulit di balik vulva), vulva, vagina, labia, kulit
O70.1 Luka perineum tingkat dua sewaktu melahirkan
Luka, ruptur, atau robek ketika melahirkan seperti O70.0, yang melibatkan:
lantai pelvik, otot perineum, otot vagina
Kecuali: melibatkan sphincter anus (O70.2)
O70.2 Luka perineum tingkat tiga sewaktu melahirkan
Luka, ruptur, atau robekan ketika melahirkan seperti O70.1, yang melibatkan:
septum rektovaginalis, sphincter anus, sphincter NOS,
Kecuali: yang melibatkan mukosa anus atau rektum (O70.3)
O70.3 Luka perineum tingkat empat sewaktu melahirkan
Luka, ruptur, atau robekan ketika melahirkan seperti O70.2, yang melibatkan:
mukosa anus atau mukosa rektum,
O70.9 Luka perineum sewaktu melahirkan, tidak dijelaskan

O71. Trauma obstetrik lainnya


Termasuk: kerusakan oleh instrumen
O71.0 Ruptur uterus sebelum awal persalinan
O71.1 Ruptur uterus selama persalinan
Ruptur uterus yang tidak dinyatakan terjadi sebelum awal persalinan
O71.2 Inversi uterus postpartum
O71.3 Luka obstetrik pada serviks
Annular detachment of cervix - lepasnya serviks seperti cincin
O71.4 Luka obstetrik tinggi tersendiri di vagina
Luka dinding vagina tanpa disebutkan luka perineum
Kecuali: dengan luka perineum (O70.-)
O71.5 Cedera obstetrik lain pada organ pelvik
Cedera obstetrik pada bladder atau urethra
O71.6 Kerusakan obstetrik terhadap sendi dan ligamen pelvik
Avulsi (lepas) obstetrik rawan bagian dalam simfisis,
Pemisahan traumatika obstetrik simfisis (pubis), kerusakan obstetrik koksigis
O71.7 Haematoma obstetrik pada pelvis
Haematoma obstetrik: pada perineum, vagina, vulva

 836
O71.8 Trauma obstetrik lain yang dijelaskan
O71.9 Trauma obstetrik, tidak dijelaskan

O72. Postpartum haemorrhage


Termasuk: perdarahan setelah kelahiran janin atau bayi
O72.0 Perdarahan kala III
Perdarahan akibat plasenta tertinggal, terperangkap, atau melekat
Plasenta tertinggal [retained placenta] NOS
O72.1 Perdarahan postpartum segera lainnya
Perdarahan setelah kelahiran plasenta, perdarahan postpartum (atonik) NOS
O72.2 Perdarahan postpartum terlambat dan sekunder
Perdarahan akibat tertahannya bagian plasenta atau membran
Tertahannya produk konsepsi NOS, setelah kelahiran
O72.3 Cacad koagulasi postpartum
Afibrinogenaemia atau fibrinolysis postpartum:

O73. Tertahannya plasenta dan selaput ketuban, tanpa perdrahan


O73.0 Plasenta terahan tanpa perdarahan
Placenta accreta (melekat erat) tanpa perdarahan
O73.1 Bagian plasenta dan membran tertahan, tanpa perdarahan
Produk konsepsi tertahan setelah kelahiran, tanpa perdarahan

O74. Komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran


Termasuk: komplikasi maternal akibat pemberian anestetik umum atau lokal, analgesia atau
sedasi lain sewaktu persalinan dan melahirkan
O74.0 Pneumonitis aspirasi akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran
Inhalasi isi atau sekresi lambung NOS selama persalinan dan kelahiran
Sindroma Mendelson akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran
O74.1 Kompilasi paru-paru lainnya selama persalinan dan kelahiran
Kolaps tekanan pada paru-paru akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran
O74.2 Komplikasi anestesia terhadap jantung selama persalinan dan kelahiran
Gagal jantung akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran
O74.3 Komplikasi anestesia terhadap sistem syaraf pusat selama persalinan dan kelahiran
Anoksia otak akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran
O74.4 Reaksi toksik terhadap anestesia lokal selama persalinan dan kelahiran
O74.5 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidural selama persalinan dan kelahiran
O74.6 Komplikasi lain anestesia spinal dan epidural selama persalinan dan kelahiran
O74.7 Intubasi gagal atau sulit selama persalinan dan kelahiran
O74.8 Komplikasi lain anestesia selama persalinan dan kelahiran
O74.9 Komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran, tidak dijelaskan

O75. Komplikasi lain persalinan dan kelahiran, not elsewhere classified


Kecuali: sepsis nifas(O85), infeksi nifas (O86.-)
O75.0 Maternal distress selama persalinan dan kelahiran
O75.1 Shock selama atau sesudah persalinan dan kelahiran
Obstetric shock
O75.2 Pyrexia selama persalinan dan kelahiran, not elsewhere classified

 837
O75.3 Infeksi lain selama persalinan
Septikemia selama persalinan
O75.4 Komplikasi lain dari operasi dan prosedur obstetrik
Gagal jantung atau anoksia serebri setelah operasi sesar atau operasi dan prosedur
obstetrik lainnya, Termasuk kelahiran NOS
Kecuali: komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran (O74.-)
pada luka (bedah) obstetri dengan:
infeksi (O86.0), disrupsi (O90.0-O90.1), hematoma (O90.2)
O75.5 Kelahiran terlambat setelah membran dipecahkan secara artifisial
O75.6 Kelahiran terlambat setelah membran pecah spontan atau tidak dijelaskan
Kecuali: ketuban pecah dini spontan (O42.-)
O75.7 Kelahiran per vaginam setelah seksio sesar sebelumnya
O75.8 Komplikasi lain persalinan yang dijelaskan
O75.9 Komplikasi persalinan, tidak dijelaskan

Kelahiran (O80-O84)
Note: Kode O80-O84 disediakan untuk tujuan pengkodean morbiditas. Kode-kode
dari blok ini digunakan untuk pengkodean morbiditas primer hanya kalau tidak
tercatat adanya kondisi lain yang bisa diklasifikasikan pada Chapter XV. Untuk
penggunaan kategori ini rujukan hendaknya diarahkan pada aturan dan pedomen
pengkodean morbiditas pada Volume 2.
Jadi penggunaan kode-kode ini untuk ‘Kondisi Utama’ terbatas untuk kasus-kasus yang
hanya memiliki catatan informasi berupa pernyataan tentang kelahiran atau cara kelahiran. Kode-
kode O80-O84 bisa dipakai sebagai kode tambahan untuk menunjukkan cara atau jenis kelahiran,
kalau tidak ada data atau klasifikasi prosedur lain yang digunakan untuk tujuan ini.
Contoh 1
Kondisi utama : Kehamilan.
Kondisi lain :-
Prosedur : Kelahiran dengan forseps rendah
Kode : Kelahiran dengan forseps rendah (O81.0) sebagai ‘KU’, karena informasi lain
tidak tersedia.
Contoh 2
Kondisi utama : Melahirkan
Kondisi lain : Kegagalan percobaan persalinan
Prosedur : Seksio sesar
Kode : Kegagalan percobaan persalinan (O66.4) sebagai ‘KU’.
Seksio Sesar yang tidak dijelaskan (O82.9). dipakai sebagai kode tambahan
Contoh 3
Kondisi utama : Melahirkan anak kembar.
Kondisi lain :-
Prosedur : Kelahiran spontan
Kode : Kehamilan kembar (O30.0) sebagai ‘KU’.
Kehamilan ganda, semua spontan (O82.9). dipakai sebagai kode tambahan
Contoh 4
Kondisi utama : Hamil cukup bulan, melahirkan janin mati 2800 g.
Kondisi lain :-

 838
Prosedur : Kelahiran spontan
Kode : Perawatan ibu dengan kematian dalam rahim (O36.4) karena penyebab spesifik
kematian janin tidak bisa ditentukan.
O80. Kelahiran spontan tunggal
Termasuk: kasus dengan bantuan tidak ada atau minimal, dengan or tanpa episiotomy
kelahiran pada kasus yang sama sekali normal
O80.0 Kelahiran verteks spontan
O80.1 Kelahiran sungsang spontan
O80.8 Kelahiran spontan tunggal lainnya
O80.9 Kelahiran spontan tunggal, tidak dijelaskan
Lahir spontan NOS

O81. Kelahiran tunggal dengan forsep dan ekstraktor vakum


Kecuali: kegagalan penggunaan ekstraktor vakum atau forseps (O66.5)
O81.0 Kelahiran forseps rendah
O81.1 Kelahiran forseps rongga tengah
O81.2 Forseps rongga tengah dengan rotasi
O81.3 Kelahiran forseps lain dan tidak dijelaskan
O81.4 Kelahiran dengan ekstraksi vakum
Ventouse delivery
O81.5 Kelahiran dengan kombinasi forseps dan ekstraktor vakum
Forceps and ventouse delivery

O82. Kelahiran tunggal dengan seksio sesar


O82.0 Kelahiran dengan seksio sesar elektif
Seksio sesar berulang NOS
O82.1 Kelahiran dengan seksio sesar darurat
O82.2 Kelahiran dengan histerektomi sesar
O82.8 Kelahiran tunggal lainnya dengan seksio sesar
O82.9 Kelahiran dengan seksio sesar, tidak dijelaskan

O83. Kelahiran tunggal lain yang terbantu


O83.0 Ekstraksi sungsang
O83.1 Kelahiran sungsang lain yang dibantu
Kelahiran sungsang NOS
O83.2 Kelahiran yang dibantu oleh manipulasi lainnya
Version dengan extraction
O83.3 Kelahiran janin hidup pada kehamilan abdomen
O83.4 Operasi destruktif untuk kelahiran
Cleidotomy, craniotomy, embryotomy untuk memudahkan kelahiran
O83.8 Kelahiran tunggal terbantu lain yang dijelaskan
O83.9 Kelahiran tunggal terbantu, tidak dijelaskan
Kelahiran terbantu NOS

O84 Kelahiran ganda


Gunakan kode tambahan (O80-O83), kalau perlu,
untuk menunjukkan cara kelahiran masing-masing janin atau bayi. .

 839
O84.0 Kelahiran ganda, semua spontan
O84.1 Kelahiran ganda, semua dengan forseps dan ekstraktor vakum
O84.2 Kelahiran ganda, semua dengan seksio sesar
O84.8 Kelahiran ganda lainnya
Kelahiran ganda dengan kombinasi metode
O84.9 Kelahiran ganda, tidak dijelaskan

Komplikasi yang berhubungan dengan nifas (O85-O92)


Note: Kategori O88.-, O91.- and O92.- melibatkan kondisi yang tercantum walau pun
kalau ini terjadi di waktu hamil dan melahirkan..
Kecuali: kelainan jiwa dan tingkah-laku yang berhubungan dengan nifas (F53.-),
tetanus obstetri (A34), osteomalasia nifas (M83.0)
O85. Puerperal sepsis
Endometritis, demam, peritonitis, atau septikemia pada masa nifas
Gunakan kode tambahan dari (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen menular.
Kecuali: septikaemia selama persalinan (O75.3),
emboli obstetrik bersifat pyaemik dan septik (O88.3)

O86. Infeksi nifas lainnya


Kecuali: infeksi selama persalinan (O75.3)
O86.0 Infeksi luka bedah obstetrik
Infeksi setelah kelahiran pada: luka seksio sesar, perbaikan perineum
O86.1 Infeksi lain saluran genital setelah kelahiran
Servisitis atau vaginitis setelah kelahiran
O86.2 Infeksi saluran kemih setelah kelahiran
Kondisi pada N10-N12, N15.-, N30.-, N34.-, N39.0 setelah kelahiran
O86.3 Infeksi genitourinarius setelah setelah kelahiran
Infeksi genitourinarius nifas NOS
O86.4 Pyrexia setelah kelahiran dengan penyebab tidak diketahui
Infeksi atau pireksia nifas:
Kecuali: pyrexia selama persalinan (O75.2), demam nifas (O85)
O86.8 Infeksi nifas lain yang dijelaskan

O87. Komplikasi vena di saat nifas


Termasuk: pada saat persalinan, melahirkan dan nifas
Kecuali: komplikasi vena pada kehamilan (O22.-), embolisme obstetrik (O88.-)
O87.0 Thrombophlebitis superfisialis pada waktu nifas
O87.1 Phlebothrombosis profunda pada waktu nifas
Thrombosis vena dalam, postpartum;
Thrombophlebitis pelvik, postpartum
O87.2 Haemorrhoids pada waktu nifas
O87.3 Thrombosis vena cerebralis pada waktu nifas
Thrombosis sinus cerebrovenosa pada waktu nifas
O87.8 Komplikasi lain pada vena pada waktu nifas
Varises genitalia pada waktu nifas
O87.9 Komplikasi vena pada waktu nifas, tidak dijelaskan
Phlebitis nifas NOS, phlebopati nifas NOS, thrombosis nifas NOS

 840
O88 Obstetric embolism
Termasuk: emboli paru-paru pada kehamilan, melahirkan dan nifas
Kecuali: embolisme pada abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
O88.0 Embolisme udara obstetrik
O88.1 Embolisme cairan amnion
O88.2 Embolisme bekuan darah obstetrik
Embolisme (pulmonalis): obstetrik NOS, nifas NOS
O88.3 Embolisme pyaemik and septik obstetrik
O88.8 Embolisme obstetrik lain
Embolisme lemak obstetrik
O89 Komplikasi anestesia pada waktu nifas
Termasuk: Komplikasi maternal akibat anestetik umum atau lokal, analgesik atau sedasi lain yang
diberikan pada waktu nifas
089.0 Komplikasi anestesia pada paru-paru pada waktu nifas
Akibat anestesia pada waktu nifas:
sindroma Mendelson, inhalasi isi atau sekresi lambung NOS,
pneumonitis aspirasi,kolaps tekanan pada paru-paru
O89.1 Komplikasi anestesia pada jantung pada waktu nifas
Gagal jantung akibat anestesia pada waktu nifas
O89.2 Komplikasi anestesia pada sistem syaraf pusat pada waktu nifas
Anoksia otak akibat anestesia pada waktu nifas
O89.3 Reaksi toksik anestesia lokal pada waktu nifas
O89.4 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidura pada waktu nifas
O89.5 Komplikasi lain anestesia spinal dan epidura pada waktu nifas
O89.6 Intubasi sulit atau gagal pada waktu nifas
O89.8 Komplikasi lain dari anestesia pada waktu nifas
O89.9 Komplikasi anestesia pada waktu nifas, tidak dijelaskan

O90 Komplikasi nifas, not elsewhere classified


O90.0 Disrupsi luka seksio sesar
O90.1 Disrupsi luka obstetrik pada perineum
Disrupsi luka: episiotomi, laserasi perineum,
Robekan sekunder perineum
O90.2 Haematoma luka obstetrik
O90.3 Kardiomiopati dalam nifas
Kondisi pada I42.-
O90.4 Gagal ginjal akut postpartum
Sindroma hepatorenal setelah persalinan dan melahirkan
O90.5 Tiroiditis postpartum
O90.8 Komplikasi lain nifas, not elsewhere classified
Polip plasenta
O90.9 Komplikasi nifas, tidak dijelaskan

O91 Infeksi mammae sehubungan dengan melahirkan


Termasuk: kondisi berikut ini sewaktu kehamilan, nifas, atau laktasi
O91.0 Infeksi papilla mammae sehubungan dengan melahirkan
Abses papilla mammae pada: hamil, nifas

 841
O91.1 Abses mammae sehubungan dengan melahirkan
Aabses mammae, mastitis purulenta, abses subareola: akibat hamil atau nifas
O91.2 Mastitis nonpurulenta sehubungan dengan melahirkan
Limfangitis mammae pada hamil atau nifas
Mastitis: NOS, interstitialis, atau parenkimatosa pada hamil atau nifas

O92 Kelainan lain mammae dan laktasi sehubungan dengan melahirkan


Termasuk: kondisi yang tercantum selama kehamilan, nifas, atau laktasi
O92.0 Retraksi papilla mammae sehubungan dengan melahirkan
O92.1 Retak papilla mammae sehubungan dengan melahirkan
Fissura papilla mammae pada hamil atau nifas
O92.2 Kelainan lain dan tidak dijelaskan pada mammae sehubungan dengan melahirkan
O92.3 Agalactia – [tidak mampu memproduksi ASI]
Agalactia primer
O92.4 Hypogalactia – [produksi ASI kurang]
O92.5 Suppressed lactation – [penekanan laktasi]
Agalactia: elektif, sekunder, terapeutika
O92.6 Galactorrhoea – produksi ASI berlebihan
Kecuali: galactorrhoea yang tidak berhubungan dengan melahirkan (N64.3)
O92.7 Kelainan laktasi lainnya dan tidak dijelaskan
Galactocele nifas – tumor mammae berisi ASI

Kondisi obstetrik lain, not elsewhere classified (O95-O99)


Note: Untuk penggunaan kategori O95-O97, rujukan perlu dibuat pada Volume 2.
Subkategori yang ada pada O98-O99 (Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di tempat lain,
tapi mempersulit KMN) harus diutamakan untuk ‘KU’, dibandingkan dengan kategori di luar Bab
XV, kalau dinyatakan mempersulit kehamilan, diperberat oleh kehamilan, atau merupakan alasan
perawatan obstetri. Kode yang relevan dari bab lain bisa digunakan sebagai kode tambahan untuk
memperjelas kondisi.
Kondisi utama : Toxoplasmosis.
Kondisi lain : Hamil
Spesialisasi : Klinik perawatan antenatal beresiko tinggi
Kode : Penyakit protozoa yang mempersulit KMN (O98.6) sebagai ‘KU’.
B58.9 (toxoplasmosis, tidak dijelaskan) digunakan untuk kode tambahan

O95 Kematian obstetrik yang penyebabnya tidak dijelaskan


Kematian ibu akibat penyebab yang tidak dijelaskan sewaktu KMN

O96 Kematian akibat obstetri yang terjadi >42 hari tapi <1 tahun setelah melahirkan
Gunakan kode tambahan bila perlu untuk identifikasi penyebab kematian obstetrik.

O97 Kematian akibat sekuel dari penyebab obstetrik langsung


Kematian akibat obstetrik langsung yang terjadi 1 tahun atau lebih setelah melahirkan.

O98 Penyakit infeksi dan parasit ibu c.e. tapi mempersulit KMN

 842
Termasuk: kondisi berikut kalau mempersulit kehamilan, dipersulit oleh kehamilan, atau
menjadi alasan untuk asuhan obstetrik.
Gunakan kode tambahan bila perlu (Chapter I), untuk identifikasi kondisi spesifik.
Kecuali: tetanus obstetrik (A34),
kalau alasan perawatan ibu adalah bahwa penyakit diketahui atau dicurigai telah
mengganggu janin (O35-O36)
penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium HIV (R75),
status infeksi asymptomatic HIV (Z21),
sepsis nifas (O85), infeksi nifas (O86.-)
O98.0 Tuberkulosis yang mempersulit KMN
Kondisi pada A15-A19
O98.1 Sifilis yang mempersulit KMN
Kondisi pada A50-A53
O98.2 Gonorrhoea yang mempersulit KMN
Kondisi pada A54.-
O98.3 Infeksi lain dengan transmisi utama secara seksual yang mempersulit KMN
Kondisi pada A55-A64
O98.4 Hepatitis virus yang mempersulit KMN
Kondisi pada B15-B19
O98.5 Penyakit virus lain yang mempersulit KMN
Kondisi pada A80-B09, B25-B34
O98.6 Penyakit protozoa yang mempersulit KMN
Kondisi pada B50-B64
O98.8 Penyakit infeksi dan parasit lain yang mempersulit KMN
O98.9 Penyakit infeksi dan parasit ibu yang tidak dijelaskan yang mempersulit KMN

O99 Penyakit maternal lainnya c.e. tapi mempersulit KMN


Note: Kategori ini mencakup kondisi yang mempersulit kehamilan, diperberat oleh
kehamilan, atau menjadi alasan utama asuhan obstetri, namun Indeks Alfabet
tidak menunjuk rubrik spesifik di Chapter XV.
Gunakan kode tambahan, kalau diperlukan untuk mengidentifikasi kondisi spesifik.
Kecuali: penyakit infeksi dan parasit (O98.-);
cedera, keracunan dan konsekwensi tertentu lain dari penyebab luar (S00-T98)
kalau alasan asuhan ibu adalah kondisi ini diketahui atau dicurigai telah mengganggu
janin (O35-O36).
O99.0 Anemia yang mempersulit KMN
Kondisi pada D50-D64
O99.1 Penyakit lain pada darah dan organ pembentuk darah serta kelainan tertentu yang
melibatkan mekanisme imun yang mempersulit KMN
Kondisi pada D65-D89
Kecuali: perdarahan dengan cacad koagulasi (O46.0, O67.0, O72.3)
O99.2 Penyakit endokrin, gizi dan metabolik yang mempersulit KMN
Kondisi pada E00-E90
Kecuali: diabetes mellitus (O24.-), malnutrisi (O25), tiroiditis postpartum (O90.5)
O99.3 Kelainan jiwa dan penyakit sistem syaraf yang mempersulit KMN
Kondisi pada F00-F99 and G00-G99
Kecuali: depresi postnatal (F53.0), psikosis nifas (F53.1)
neuritis perifer akibat kehamilan (O26.8),

 843
O99.4 Penyakit sistem sirkulasi yang mempersulit KMN
Kondisi pada I00-I99
Kecuali: kelainan hipertensif (O10-O16), embolisme obstetrik (O88.-),
komplikasi vena dan trombosis sinus serebrovenosa pada:
kehamilan (O22.-), persalinan, kelahiran dan nifas (O87.-),
kardiomyopati pada nifas (O90.3),
O99.5 Penyakit sistem pernafasan yang mempersulit KMN
Kondisi pada J00-J99
O99.6 Penyakit sistem pencernaan yang mempersulit KMN
Kondisi pada K00-K93
Kecuali: kelainan hati pada KMN (O26.6)
O99.7 Penyakit kulit dan jaringan subkutis yang mempersulit KMN
Kondisi pada L00-L99
Kecuali: herpes gestationis (O26.4)
O99.8 Penyakit dan kondisi lain yang dijelaskan yang mempersulit KMN
Kombinasi dari kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O99.0-O99.7
Kondisi pada C00-D48, H00-H95, M00-M99, N00-N99, dan Q00-Q99
Kecuali: infeksi genitourinarius pada kehamilan (O23.-),
infeksi genitourinarius setelah melahirkan (O86.0-O86.3),
asuhan ibu untuk kelainan organ pelvis yang diketahui atau dicurigai (O34.-),
gagal ginjal akut postpartum (O90.4)

Definisi-definisi
Kelahiran hidup:
Kelahiran hidup adalah pengeluaran hasil konsepsi dari ibunya, yang setelah pemisahan
tersebut bernafas atau menunjukkan bukti lain kehidupan, misalnya denyut jantung, denyut tali
pusat, atau gerakan nyata otot rangka, berapa pun usia kehamilan, baik tali pusat telah dipotong atau
pun plasenta masih melekat.
Kematian janin (janin lahir mati)
Kematian janin adalah kematian sebelum pengeluaran atau penarikan lengkap hasil konsepsi
dari ibunya, berapa pun lama kehamilan; kematian ditunjukkan oleh fakta bahwa setelah pemisahan
tersebut janin tidak bernafas atau menunjukkan bukti lain kehidupan, misalnya denyut jantung,
denyut tali pusat, atau gerakan nyata otot rangka.
Berat lahir
Berat lahir adalah berat janin atau bayi yang didapatkan setelah lahir.
Untuk lahir hidup, berat lahir hendaknya ditimbang pada jam pertama kehidupan sebelum
terjadi penurunan nyata berat badan pasca kelahiran. Walau pun tabulasi statistik membuat
pengelompokan 500-an gram untuk berat lahir, pencatatan jangan menurut pengelompokan
tersebut. Berat sesungguhnya harus dicatat menurut hasil penimbangan.
Definisi berat lahir “rendah”, “sangat rendah”, dan “sangat rendah sekali” tidak membentuk
kategori eksklusif. Di bawah batas setiap kelompok tercakup kelompok di bawahnya, sehingga
tumpang-tindih. Misalnya “rendah” juga berarti “sangat rendah” dan “sangat rendah sekali”, dan
“sangat rendah” juga mencakup “sangat rendah sekali”.
Berat lahir rendah: <2500 g
Berat lahir sangat rendah: <1500 g

 844
Berat lahir sangat rendah sekali: <1000 g.
Usia kehamilan
Lama kehamilan diukur dari hari pertama ‘last normal menstrual period’ atau hari pertama
haid terakhir (HPHT). Usia kehamilan dinyatakan dalam hari penuh atau minggu penuh (misalnya
280-286 hari penuh setelah HPHT dianggap 40 minggu kehamilan).
Untuk menghitung usia kehamilan dari tanggal HPHT dan hari lahir, harus diingat bahwa
hari pertama adalah hari ‘0’ dan bukan hari ‘1’; jadi hari 0-6 adalah ‘minggu 0’; hari 7-13 adalah
‘minggu 1’; dan minggu ke-40 adalah ‘minggu 39’. Kalau tanggal HPHT tidak diketahui, usia
kehamilan harus didasarkan pada perkiraan klinis terbaik. Untuk mencegah kesalahpahaman,
tabulasi hendaknya berisi minggu dan hari.
Pre-term : <37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari) kehamilan.
Term : 37 minggu lengkap sampai <42 minggu (259-293 hari) kehamilan.
Post-term : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih) kehamilan.
Masa perinatal dimulai dari 22 minggu lengkap (154 hari) kehamilan (saat berat lahir biasanya
500 g), sampai 7 hari lengkap setelah lahir.
Masa neonatal dimulai sejak lahir sampai 28 hari lengkap. Kematian neonatus dini terjadi
dalam 7 hari pertama kehidupan, dan lanjut setelah 7 hari tapi belum lengkap 28 hari kehidupan.
Usia kematian pada hari pertama kehidupan (hari 0) harus dicatat dalam menit atau jam
lengkap kehidupan. Untuk hari kedua (hari 1), ketiga (hari 2) dan selama 27 hari lengkap kehidupan,
usia pada waktu meninggal harus dicatat dalam satuan hari.

 845
BAB XVI
KONDISI TERTENTU YANG DIMULAI
PADA PERIODE PERINATAL (P00-P96)
Termasuk: kondisi yang awalnya pada masa perinatal dan morbiditas terjadi kemudian.
Kecuali: tetanus neonatorum (A33), neoplasma (C00-D48),
penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90),
malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99),
cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lain penyebab eksternal (S00-T98)

Blok-blok pada Bab ini adalah sebagai berikut:


P00-P04 Janin dan neonatus terganggu oleh faktor-faktor maternal dan komplikasi kehamilan,
persalinan dan kelahiran.
P05-P08 Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan dan pertumbuhan janin.
P10-P15 Trauma lahir.
P20-P29 Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus pada masa perinatal.
P35-P39 Infeksi yang khusus pada masa perinatal.
P50-P61 Kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan neonatus.
P70-P74 Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus pada janin dan neonatus.
P75-P78 Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus.
P80-P83 Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan suhu janin dan neonatus.
P90-P96 Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal.

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:


P75* Meconium ileus

Janin dan neonatus terganggu oleh faktor maternal dan komplikasi kehamilan,
persalinan dan kelahiran (P00-P04)
Termasuk: kondisi maternal berikut kalau dinyatakan sebagai penyebab kematian atau kesakitan
pada janin atau neonatus.
P00. Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang mungkin tidak berhubungan
dengan kehamilan sekarang.
Kecuali: Janin dan neonatus terganggu oleh: komplikasi maternal kehamilan (P01.-);
pengaruh merusak yang dikirimkan melalui plasenta atau ASI (P04.-);
kelainan endokrin dan metabolik ibu (P70-P74)
P00.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan hipertensif maternal
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi O10-O11, O13-O16 maternal
P00.1 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit ginjal dan saluran kemih maternal.
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi N00-N39 maternal
P00.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit infeksi dan parasit maternal.

 846
Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit infeksi A00-B99 and J10-J11 maternal
Kecuali: infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-P39)
infeksi saluran genital dan infeksi lokal lain pada ibu (P00.8)
P00.3 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit sirkulasi dan respirasi maternal lain.
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi I00-I99, J00-J99, Q20-Q34 maternal dan tidak
Termasuk dalam P00.0, P00.2
P00.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan gizi ibu
Janin dan neonatus terganggu oleh:
kelainan E40-E64 maternal; manutrisi maternal NOS
P00.5 Janin dan neonatus terganggu oleh cedera maternal
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi S00-T79 maternal
P00.6 Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur bedah maternal
Kecuali: kerusakan plasenta akibat amniocentesis, seksio atau induksi bedah (P02.1)
seksio sesar untuk kelahiran sekarang (P03.4)
bedah sebelumnya pada uterus atau organ pelvis (P03.8)
pengakhiran kehamilan, janin (P96.4)
P00.7 Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur medis maternal lain, n.e.c.
Janin dan neonatus terganggu oleh pemeriksaan radiologis maternal
Kecuali:
kerusakan plasenta akibat amniocentesis, seksio atau induksi bedah (P02.1);
janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain persalinan (P03.-)
P00.8 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal lain
Janin dan neonatus terganggu oleh:
kondisi pada T80-T88; systemic lupus erythematosus ibu
infeksi saluran genital ibu dan infeksi lokal lainnya ;
Kecuali: kelainan endokrin dan metabolik neonatus sementara (P70-P74)
P00.9 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang tidak dijelaskan

P01 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan maternal


P01.0 Janin dan neonatus terganggu oleh serviks inkompeten
P01.1 Janin dan neonatus terganggu oleh ketuban pecah dini
P01.2 Janin dan neonatus terganggu oleh oligohydramnios
Kecuali: kalau disebabkan oleh ketuban pecah dini (P01.1)
P01.3 Janin dan neonatus terganggu oleh polyhydramnios
Janin dan neonatus terganggu oleh hydramnios
P01.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ektopik
Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan abdomen
P01.5 Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ganda
Janin dan neonatus terganggu oleh: triplet (kehamilan) triplet, (kehamilan) kembar dua
P01.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kematian ibu
P01.7 Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi sebelum persalinan
Janin dan neonatus terganggu sebelum lahir oleh:
presentasi muka, presentasi sungsang, letak lintang, letak tak stabil, versi eksternal
P01.8 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan lain pada ibu
Janin dan neonatus terganggu oleh abortus spontan
P01.9 Janin dan neonatus terganggu komplikasi kehamilan pada ibu, tidak dijelaskan

P02 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi plasenta, umbilikus, dan membran

 847
P02.0 Janin dan neonatus terganggu oleh plasenta praevia
P02.1 Janin dan neonatus terganggu oleh pemisahan dan perdarahan lain plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh:
abruptio placentae, pemisahan prematur plasenta
perdarahan tak sengaja, haemorrhagia antepartum, kehilangan darah ibu
kerusakan plasenta akibat amniosentesis, seksio sesar atau induksi bedah
P02.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan bentuk dan fungsi lain dan yang tidak
dijelaskan pada plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh: gangguan fungsi, insuffisiensi, atau infark plasenta
P02.3 Janin dan neonatus terganggu oleh sindroma transfusi plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan plasenta dan umbilikus yang menyebabkan
transfusi twin-to-twin atau transplasenta lainnya
Gunakan kode tambahan untuk kondisi akibatnya pada janin atau neonatus.
P02.4 Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus yang turun (prolapsed cord)
P02.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penekanan lain umbilikus
Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus: (melilit ketat) di leher, kusut, bersimpul
P02.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi umbilikus lain dan tidak dijelaskan
Janin dan neonatus terganggu oleh: umbilikus pendek, vasa previa
Kecuali: arteri umbilikalis tunggal (Q27.0)
P02.7 Janin dan neonatus terganggu oleh chorioamnionitis
Janin dan neonatus terganggu oleh amnionitis, membranitis, plasentitis
P02.8 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan lain pada membran
P02.9 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan membran yang tidak dijelaskan

P03 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain persalinan dan kelahiran
P03.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran dan ekstraksi sungsang
P03.1 Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi, malposisi dan disproporsi lain selama
persalinan dan kelahiran
Janin atau neonatus terganggu oleh :
kondisi pada O64-O66, pelvis sempit, oksipito-posterior persisten, letak lintang
P03.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran forseps
P03.3 Janin dan neonatus terganggu kelahiran dengan ekstraksi vakum [ventouse]
P03.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran sesar
P03.5 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran presipitatus
Janin dan neonatus terganggu oleh kala II yang berlangsung cepat
P03.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kontraksi abnormal rahim
Janin atau neonatus terganggu oleh:
persalinan hipertonik, inersia uterus, kondisi pada O62.- selain O62.3
P03.8 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain melahirkan yang dijelaskan
Janin dan neonatus terganggu oleh: kelainan jaringan lunak ibu, induksi persalinan
operasi destruktif untuk memudahkan kelahiran, kondisi pada O60-O75
prosedur partus yang tidak tercakup oleh P02.- and P03.0-P03.6
P03.9 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi partus yang tidak dijelaskan

P04 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh buruk yang masuk melalui plasenta atau ASI
Termasuk: efek non-teratogenik dari zat-zat yang dikirim melalui plasenta
Kecuali: malformasi kongenital (Q00-Q99); neonatal jaundice pada hemolisis berlebihan lain akibat
obat atau toksin yang dikirimkan dari ibu (P58.4)

 848
P04.0 Janin dan neonatus terganggu oleh anestesia dan analgesia ibu pada hamil dan partus
Janin dan neonatus terganggu oleh reaksi dan intoksikasi opiat dan penenang maternal
yang diberikan sewaktu partus
P04.1 Janin dan neonatus terganggu oleh obat-obatan maternal lain
Janin dan neonatus terganggu oleh kemoterapi kanker, obat-obat sitotoksik
Kecuali: penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu (P04.4),
sindroma hidantoin janin (Q86.1), dismorfisme akibat warfarin (Q86.2)
P04.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan tembakau oleh ibu
P04.3 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan alkohol oleh ibu
Kecuali: fetal alcohol syndrome (Q86.0)
P04.4 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu
Kecuali: anestesia dan analgesia maternal (P04.0),
gejala putus obat akibat penggunaan obat-obat addiksi oleh ibu (P96.1)
P04.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan zat-zat kimia nutrisi oleh ibu
P04.6 Janin dan neonatus terganggu oleh pendedahan ibu pada zat-zat kimiawi lingkungan
P04.8 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh merusak lain terhadap ibu
P04.9 Janin dan neonatus terganggu pengaruh merusak terhadap ibu, tidak dijelaskan

Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan dan pertumbuhan janin (P05-P08)
P05. Pertumbuhan janin lambat dan malnutrisi janin
P05.0 Light for gestational age
Biasanya berat <10 persentil, tapi panjang >10 persentil untuk usia kehamilan.
Light-for-dates – ringan untuk usia kehamilan
P05.1 Small for gestational age
Biasanya berat dan panjang <10 persentil untuk usia kehamilan.
Small-for-dates; small-and-light-for-dates – kecil untuk usia kehamilan
P05.2 Malnutrisi janin tanpa disebutkan ringan atau kecil untuk usia kehamilan
Neonatus, untuk usia kehamilan tidak ringan atau kecil, tapi dengan tanda-tanda malnutrisi
seperti kulit kering, mengelupas, dan hilangnya jaringan subkutis.
P05.9 Pertumbuhan lambat janin, tidak dijelaskan
Retardasi pertumbuhan janin NOS

P07. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan singkat dan berat lahir rendah, n.e.c.
Note: Kalau berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada, prioritas harus pada berat lahir.
Termasuk: kondisi berikut, tanpa spesifikasi lebih lanjut, sebagai penyebab kematian, kesakitan,
atau asuhan tambahan pada neonatus.
Kecuali: berat lahir rendah akibat pertumbuhan lambat janin dan malnutrisi janin(P05.-)
P07.0 Berat lahir sangat rendah
Berat lahir 999 gram atau kurang
P07.1 Berat lahir rendah lainnya
Berat lahir antara 1000-2499 g.
P07.2 Immaturitas ekstrim
Kehamilan kurang dari 28 minggu lengkap (<196 hari lengkap)
P07.3 Neonatus preterm lainnya
Kehamilan 28 sampai <37 minggu lengkap (196 sampai <259 hari lengkap).
Prematuritas NOS

 849
P08. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan lama dan berat lahir tinggi
Note: Kalau berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada, prioritas harus pada berat lahir.
Termasuk: kondisi berikut, tanpa spesifikasi lebih lanjut, sebagai penyebab kematian, kesakitan,
atau asuhan tambahan pada janin atau neonatus.
P08.0 Bayi sangat besar
Biasanya berarti berat lahir 4500 g atau lebih
Kecuali: sindroma: bayi dari ibu diabetes (P70.1), bayi dari ibu diabetes gestasi (P70.0)
P08.1 Bayi berat untuk usia kehamilan lainnya
Janin atau bayi berat atau besar lainnya tanpa memperhatikan usia kehamilannya.
P08.2 Bayi post-term, tapi tidak berat untuk usia kehamilannya
Janin atau bayi dengan kehamilan 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih), tidak
berat atau besar untuk usia kehamilan.
Postmaturitas NOS

Trauma lahir (P10-P15)


P10. Luka dan perdarahan intrakranium akibat cedera lahir
Kecuali: perdarahan intrakranial janin atau neonatus:
NOS (P52.9), akibat anoxia atau hypoxia (P52.-)
P10.0 Perdarahan subdura akibat trauma lahir
Haematoma subdura (terlokalisir) akibat trauma lahir
Kecuali: perdarahan subdura yang menyertai robekan tentorium (P10.4)
P10.1 Perdarahan otak akibat trauma lahir
P10.2 Perdarahan intraventrikel akibat trauma lahir
P10.3 Perdarahan subarakhnoid akibat trauma lahir
P10.4 Robekan tentorium akibat trauma lahir
[tentorium: bagian subdura yang memisahkan serebellum dari hemisfer serebri]
P10.8 Luka dan perdarahan intrakranium lain akibat trauma lahir
P10.9 Luka dan perdarahan intrakranium yang tidak dijelaskan akibat trauma lahir

P11. Cedera lahir lainnya terhadap sistem syaraf pusat


P11.0 Edema serebri akibat trauma lahir
P11.1 Kerusakan lain yang dijelaskan pada otak akibat trauma lahir
P11.2 Kerusakan yang tidak dijelaskan pada otak akibat trauma lahir
P11.3 Cedera lahir terhadap n. facialis
Facial palsy (kelumpuhan otot muka) akibat trauma lahir
P11.4 Cedera lahir terhadap n. craniales lainnya
P11.5 Cedera lahir terhadap vertebra dan medulla spinalis
Fraktur vertebra akibat trauma lahir
P11.9 Cedera lahir terhadap sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan

P12 Cedera lahir terhadap kepala


P12.0 Cephalhaematoma akibat trauma lahir
P12.1 Chignon akibat trauma lahir
P12.2 Perdarahan sub-aponeurosis epikranium akibat trauma lahir
P12.3 Lecet pada kepala akibat trauma lahir

 850
P12.4 Cedera pengamatan pada kepala neonatus
Insisi untuk pengambilan sampel, cedera klip (elektroda) pada kepala
P12.8 Cedera lahir lainnya terhadap kepala
P12.9 Cedera lahir terhadap kepala, tidak dijelaskan

P13 Cedera lahir terhadap skeleton


Kecuali: cedera lahir terhadap vertebra (P11.5)
P13.0 Fraktur tengkorak akibat trauma lahir
P13.1 Cedera lahir lain terhadap tengkorak
Kecuali: cephalhaematoma (P12.0)
P13.2 Cedera lahir terhadap femur
P13.3 Cedera lahir terhadap tulang panjang lainnya
P13.4 Fraktur klavikula akibat trauma lahir
P13.8 Cedera lahir terhadap skeleton lain
P13.9 Cedera lahir terhadap skeleton, tidak dijelaskan

P14 Cedera lahir terhadap sistem syaraf tepi


P14.0 Paralysis Erb akibat cedera lahir – [paralisis lengan pleksus brakhialis]
P14.1 Paralysis Klumpke akibat cedera lahir – [paralisis lengan bawah dan tangan]
P14.2 Paralysis n. phrenicus akibat cedera lahir
P14.3 Cedera lahir lain terhadap pleksus brakhialis
P14.8 Cedera lahir terhadap bagian sistem syaraf perifer
P14.9 Cedera lahir terhadap sistem syaraf perifer, tidak dijelaskan

P15. Cedera lahir lainnya


P15.0 Cedera lahir terhadap hati
Ruptur hati akibat cedera lahir
P15.1 Cedera lahir terhadap limpa
Ruptur limpa akibat cedera lahir
P15.2 Cedera sternomastoid akibat cedera lahir
P15.3 Cedera lahir terhadap mata
Cedera lahir menyebabkan: perdarahan subkonjungtiva, glaukoma traumatika
P15.4 Cedera lahir terhadap muka
Kongesti muka (sembab karena aliran darah terhambat) akibat trauma lahir
P15.5 Cedera lahir terhadap genitalia externa
P15.6 Nekrosis lemak subkutis akibat cedera lahir
P15.8 Cedera lahir lain yang dijelaskan
P15.9 Cedera lahir, tidak dijelaskan

Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus perinatal (P20-P29)


P20. Hipoksia intrauterus
Termasuk: bunyi jantung anak (BJA) abnormal, meconium dalam liquor (amnion)
asidosis, anoxia, asphyxia, distress, hypoxia: pada janin atau intrauterus
pengeluaran mekonium (feses pertama hijau gelap pada neonatus)
Kecuali: perdarahan intrakranium akibat anoxia atau hypoxia (P52.-)
P20.0 Hipoksia intrauterus pertama diketahui sebelum awal persalinan

 851
P20.1 Hipoksia intrauterus pertama diketahui sewaktu persalinan dan kelahiran
P20.9 Hipoksia intrauterus, tidak dijelaskan

P21. Asphyxia lahir


Note: Kategori ini jangan digunakan pada nilai Apgar rendah yang tidak menyebutkan asphyxia
atau masalah pernafasan lain.
Kecuali: hypoxia atau asphyxia intrauterus (P20.-)
P21.0 Asphyxia lahir berat
Nadi <100/menit ketika lahir dan menurun atau tetap, pernafasan tidak ada atau megap-
megap, warna kulit pucat, tonus tidak ada.
Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 0-3;
Asphyxia putih
P21.1 Asphyxia lahir ringan dan sedang
Pernafasan normal tidak muncul dalam 1 menit, tapi nadi 100/>, terdapat beberapa tonus
otot, dan beberapa respons terhadap rangsangan.
Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 4-7;
Asphyxia biru

P21.9 Asphyxia lahir, tidak dijelaskan


Anoxia, asphyxia, hypoxia: NOS

P22. Respiratory distress of newborn – kesulitan bernafas neonatus


Kecuali: kegagalan pernafasan neonatus (P28.5)
P22.0 Respiratory distress syndrome [RDS] pada neonatus
Hyaline membrane disease [HMD]
P22.1 Transient tachypnoea pada neonatus
P22.8 Distress pernafasan lain pada neonatus
P22.9 Distress pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan

P23. Pneumonia kongenital


Termasuk: pneumonia infektif yang didapatkan dalam rahim atau sewaktu lahir
Kecuali: pneumonia neonatus akibat aspirasi (P24.-)
P23.0 Pneumonia kongenital akibat virus
Kecuali: pneumonitis rubella kongenital (P35.0)
P23.1 Pneumonia kongenital akibat Chlamydia
P23.2 Pneumonia kongenital akibat staphylococcus
P23.3 Pneumonia kongenital akibat streptococcus, group B
P23.4 Pneumonia kongenital akibat Escherichia coli
P23.5 Pneumonia kongenital akibat Pseudomonas
P23.6 Pneumonia kongenital akibat agen bakteri lainnya
Pneumonia kongenital akibat:
Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Mycoplasma
Streptococcus, Kecuali group B
P23.8 Pneumonia kongenital akibat organisme lain
P23.9 Pneumonia kongenital, tidak dijelaskan

P24. Sindroma aspirasi neonatus

 852
Termasuk: pneumonia neonatus akibat aspirasi
P24.0 Aspirasi mekonium oleh neonatus
P24.1 Aspirasi cairan amnion dan mukus oleh neonatus
Aspirasi liquor (ketuban)
P24.2 Aspirasi darah oleh neonatus
P24.3 Aspirasi susu dan makanan yang dimuntahkan oleh neonatus
P24.8 Sindroma aspirasi oleh neonatus lainnya
P24.9 Sindroma aspirasi oleh neonatus, tidak dijelaskan
Pneumonia aspirasi pada neonatus NOS

P25. Emfisema interstitialis dan kondisi terkait yang dimulai pada masa perinatal
P25.0 Emfisema interstitialis yang dimulai pada masa perinatal
P25.1 Pneumothorax yang dimulai pada masa perinatal
P25.2 Pneumomediastinum yang dimulai pada masa perinatal
P25.3 Pneumoperikardium yang dimulai pada masa perinatal
P25.8 Kondisi lain yang terkait emfisema interstitialis yang dimulai pada masa perinatal

P26. Perdarahan paru-paru yang dimulai pada masa perinatal


P26.0 Perdarahan trakheobronkhialis yang dimulai pada masa perinatal
P26.1 Perdarahan paru-paru masif yang dimulai pada masa perinatal
P26.8 Perdarahan paru-paru lainnya yang dimulai pada masa perinatal
P26.9 Perdarahan paru-paru, tidak dijelaskan, yang dimulai pada masa perinatal

P27. Penyakit pernafasan kronis yang dimulai pada masa perinatal


P27.0 Sindroma Wilson-Mikity
Dismaturitas paru-paru
P27.1 Displasia bronkhopulmonalis yang dimulai pada masa perinatal
P27.8 Penyakit pernafasan kronis lain yang dimulai pada masa perinatal
Fibrosis kongenital paru-paru, paru-paru ventilator pada neonatus
P27.9 Penyakit pernafasan kronis, tidak dijelaskan, yang dimulai pada masa perinatal

P28. Kondisi pernafasan lain yang dimulai pada masa perinatal


Kecuali: malformasi kongenital sistem pernafasan (Q30-Q34)
P28.0 Atelektasis primer neonatus
Kegagalan primer melebarkan unit-unit terminal pernafasan
Hipoplasia paru-paru yang berhubungan dengan kehamilan singkat
Immaturitas paru-paru NOS
P28.1 Atelektasis neonatus lainnya dan yang tidak dijelaskan
Atelektasis: NOS, partial, sekunder
Atelektasis resorpsi tanpa respiratory distress syndrome [RDS]
P28.2 Serangan sianotik pada neonatus
Kecuali: apnoea neonatus (P28.3-P28.4)
P28.3 Apnoea tidur primer pada neonatus
Apnoea tidur pada neonatus NOS
P28.4 Apnoea lain pada neonatus
P28.5 Kegagalan pernafasan pada neonatus
P28.8 Kondisi pernafasan lain yang dijelaskan pada neonatus

 853
Snuffles pada neonatus (nafas ribut melalui hidung penuh mukus)
Kecuali: rhinitis sifilis kongenital dini (A50.0)
P28.9 Kondisi pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan

P29. Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal


Kecuali: malformasi kongenital sistem sirkulasi (Q20-Q28)
P29.0 Gagal jantung neonatus
P29.1 Disritmia jantung neonatus
P29.2 Hipertensi neonatus
P29.3 Sirkulasi janin persisten
Penutupan duktus arteriosus terlambat
P29.4 Iskemia miokardium sementara pada neonatus
P29.8 Kelainan kardiovaskuler lain yang dimulai pada masa perinatal
P29.9 Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal, tidak dijelaskan

Infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-P39)


Termasuk: infeksi yang diperoleh dalam rahim atau sewaktu lahir
Kecuali: sifilis (A50.-), infeksi gonokokus (A54.-), pneumonia (P23.-): kongenital
penyakit menular usus (A00-A09), tetanus neonatorum (A33),
penyakit menular yang diperoleh setelah lahir (A00-B99, J10-J11)
penyakit menular ibu sebagai penyebab kematian atau kesakitan janin atau neonatus
yang tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut (P00.2)
penyakit HIV (B20-B24),
bukti laboratorium HIV (R75), status infeksi HIV asymptomatik (Z21)

P35. Penyakit viral kongenital


P35.0 Sindroma rubella kongenital
Pneumonitis rubella kongenital
P35.1 Infeksi cytomegalovirus kongenital
P35.2 Infeksi herpesvirus [herpes simplex] kongenital
P35.3 Hepatitis virus kongenital
P35.8 Penyakit virus kongenital lainnya
Varicella [chickenpox] kongenital
P35.9 Penyakit virus kongenital, tidak dijelaskan

P36. Sepsis bakteri pada neonatus


Termasuk: septikemia kongenital
P36.0 Sepsis neonatus akibat streptokokus, group B
P36.1 Sepsis neonatus akibat streptokoki lain dan tidak dijelaskan
P36.2 Sepsis neonatus akibat Staphylococcus aureus
P36.3 Sepsis neonatus akibat stafilokoki lain dan tidak dijelaskan
P36.4 Sepsis neonatus akibat Escherichia coli
P36.5 Sepsis neonatus akibat kuman anaerob
P36.8 Sepsis bakteri lain pada neonatus
P36.9 Sepsis bakteri pada neonatus, tidak dijelaskan

 854
P37. Penyakit infeksi dan parasit kongenital lainnya
Kecuali: sifilis kongenital (A50.-), ophthalmia neonatorum akibat gonokokus (A54.3)
tetanus neonatorum (A33), enterokolitis nekrotikans janin dan neonatus (P77)
diare neonatus: menular (A00-A09), tidak menular (P78.3)
P37.0 Tuberkulosis kongenital
P37.1 Toxoplasmosis kongenital
Hydrocephalus akibat toxoplasmosis kongenital
P37.2 Listeriosis neonatus (disseminata)
P37.3 Malaria falsiparum kongenital
P37.4 Malaria kongenital lainnya
P37.5 Kandidiasis neonatus
P37.8 Penyakit infeksi dan parasit kongenital lain yang dijelaskan
P37.9 Penyakit infeksi dan parasit kongenital, tidak dijelaskan

P38. Omphalitis neonatus dengan atau tanpa perdarahan ringan

P39. Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal


P39.0 Mastitis infektif neonatus
Kecuali: pembesaran saluran mammae neonatus, mastitis noninfektif neonatus (P83.4)
P39.1 Konjungtivitis and dakriosistitis neonatus
Konjungtivitis chlamydia neonatus, ophthalmia neonatorum NOS
Kecuali: konjungtivitis gonokokus (A54.3)
P39.2 Infeksi janin intra-amnion, not elsewhere classified
P39.3 Infeksi saluran kemih neonatus
P39.4 Infeksi kulit neonatus
Pioderma neonatus
Kecuali: pemphigus neonatorum (L00), sindroma kulit melepuh stafilokokus (L00)
P39.8 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, yang dijelaskan
P39.9 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, tidak dijelaskan

Kelainan perdarahan dan hematologis janin dan neonatus (P50-P61)


Kecuali: anemia hemolitika herediter (D55-D58)
sindroma Gilbert's (E80.4) – gangguan penangkapan bilirubin plasma oleh hati
sindroma Crigler-Najjar (E80.5) – defisiensi glukoronil transferase
sindroma Dubin-Johnson (E80.6) – gangguan ekskresi bilirubin
stenosis dan striktura kongenital saluran empedu (Q44.3)
P50. Kehilangan darah janin – fetal blood loss
Kecuali: anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3)
P50.0 Kehilangan darah janin dari vasa praevia
P50.1 Kehilangan darah janin dari ruptur umbilikus
P50.2 Kehilangan darah janin dari plasenta
P50.3 Perdarahan ke dalam saudara kembar
P50.4 Perdarahan ke dalam sirkulasi ibu
P50.5 Kehilangan darah janin dari ujung terpotong umbilikus saudara kembarnya
P50.8 Kehilangan darah janin lainnya
P50.9 Kehilangan darah janin dari, tidak dijelaskan
Perdarahan janin NOS

 855
P51. Perdarahan dari umbilikus neonatus
Kecuali: omphalitis dengan perdarahan ringan (P38)
P51.0 Perdarahan massif dari umbilikus neonatus
P51.8 Perdarahan dari umbilikus neonatus lainnya
Kebocoran ligatur (pengikat) umbilikus NOS
P51.9 Perdarahan dari umbilikus neonatus, tidak dijelaskan

P52. Perdarahan non-traumatika intrakranium janin dan neonatus


Termasuk: Perdarahan intrakranium akibat anoxia atau hypoxia
Kecuali: Perdarahan intrakranium akibat cedera: lahir (P10.-), maternal (P00.5), lain (S06.-)
P52.0 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 1, janin dan neonatus
Perdarahan subependyma (tanpa perluasan ke intraventrikel)
[ependima: selaput pelapis ventrikel otak dan kanalis sentralis medulla spinalis]
P52.1 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 2, janin dan neonatus
Perdarahan subependyma dengan perluasan ke intraventrikel
P52.2 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 3, janin dan neonatus
Perdarahan subependyma dengan perluasan ke intraventrikel dan intraserebri
P52.3 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika) janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P52.4 Perdarahan intraserebri (nontraumatika) janin dan neonatus
P52.5 Perdarahan subarakhnoid (nontraumatika) janin dan neonatus
P52.6 Perdarahan serebellum (nontraumatika) dan fossa posterior janin dan neonatus
P52.8 Perdarahan intrakranium (nontraumatika) lain janin dan neonatus
P52.9 Perdarahan intrakranium (nontraumatika) janin dan neonatus, tidak dijelaskan

P53. Penyakit perdarahan janin dan neonatus


Defisiensi vitamin K neonatus

P54. Perdarahan neonatus lainnya


Kecuali: kehilangan darah janin (P50.-), perdarahan paru yang dimulai pada perinatal (P26.-)
P54.0 Haematemesis neonatus
Kecuali: disebabkan darah ibu yang tertelan (P78.2)
P54.1 Melaena neonatus
Kecuali: disebabkan darah ibu yang tertelan (P78.2)
P54.2 Perdarahan rektum neonatus
P54.3 Perdarahan gastrointestinal neonatus lainnya
P54.4 Perdarahan adrenal neonatus
P54.5 Perdarahan kulit neonatus
Lecet, ecchymoses, petechiae, hematomata superfisial: janin dan neonatus
Kecuali: cephalhematoma (P12.0), lecet pada kepala(P12.3): akibat cedera lahir
P54.6 Perdarahan vagina neonatus
Pseudomenses
P54.8 Perdarahan neonatus lain yang dijelaskan
P54.9 Perdarahan neonatus, tidak dijelaskan

P55. Penyakit haemolitika janin dan neonatus


P55.0 Isoimmunisasi Rh janin dan neonatus

 856
P55.1 Isoimmunisasi ABO janin dan neonatus
P55.8 Penyakit hemolitika lain janin dan neonatus
P55.9 Penyakit hemolitika janin dan neonatus, tidak dijelaskan

P56. Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika


Kecuali: hidrops fetalis: NOS (P83.2), bukan kaibat penyakit hemolitika (P83.2)
P56.0 Hidrops fetalis akibat isoimmunization
P56.9 Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika lain dan tidak dijelaskan

P57. Kernikterus
[pigmentasi kuning ganglion basalis dan sel syaraf lain di otak dan medulla spinalis]
P57.0 Kernikterus akibat isoimunisasi
P57.8 Kernikterus lain yang dijelaskan
Kecuali: Crigler-Najjar syndrome (E80.5)
P57.9 Kernikterus, tidak dijelaskan

P58. Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lainnya


Kecuali: jaundice akibat isoimunisasi (P55-P57)
P58.0 Jaundice neonatus akibat lecet
P58.1 Jaundice neonatus akibat perdarahan
P58.2 Jaundice neonatus akibat infeksi
P58.3 Jaundice neonatus akibat polisitemia
P58.4 Jaundice neonatus akibat obat atau toksin dari ibu atau yang diberi pada neonatus
Gunakan kode tambahan untuk penyebab luar (Chapter XX) atau obat
P58.5 Jaundice neonatus akibat darah maternal
P58.8 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lain yang dijelaskan
P58.9 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan, tidak dijelaskan

P59. Jaundice neonatus akibat penyebab lain dan tidak dijelaskan


Kecuali: akibat kesalahan metabolisme sejak lahir (E70-E90), kernikterus (P57.-)
P59.0 Jaundice neonatus yang terkait dengan kelahiran preterm
Hiperbilirubinaemia pada prematuritas
Jaundice akibat konjugasi terlambat yang terkait dengan kelahiran preterm
P59.1 Inspissated bile syndrome – [sindroma pemekatan empedu]
P59.2 Jaundice neonatus akibat kerusakan lain dan tidak dijelaskan pada sel-sel hati
Kecuali: hepatitis virus kongenital (P35.3)
P59.3 Jaundice neonatus akibat inhibitor ASI
P59.8 Jaundice neonatus akibat penyebab lain yang dijelaskan
P59.9 Jaundice neonatus, tidak dijelaskan
Jaundice fisiologis (berat)(berlangsung lama) NOS

P60. Disseminated intravascular coagulation [DIC] pada janin dan neonatus


Sindroma defibrinasi janin dan neonatus

P61. Kelainan hematologis perinatal lain


Kecuali: hipogammaglobulinaemia sementara bayi (D80.7)
P61.0 Trombositopenia neonatus sementara

 857
Trombositopenia neonatus akibat: idiopathic maternal thrombocytopenia
isoimmunisasi, exchange transfusion – [penukaran darah]
P61.1 Polycythaemia neonatorum
P61.2 Anaemia pada prematuritas
P61.3 Anemia kongenital akibat kehilangan darah janin
P61.4 Anemia kongenital lain, not elsewhere classified
Anemia kongenital NOS
P61.5 Neutropenia neonatus sementara
P61.6 Kelainan koagulasi neonatus sementara lainnya
P61.8 Kelainan hematologis perinatal lain yang dijelaskan
P61.9 Kelainan hematologis perinatal, tidak dijelaskan

Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus pada janin dan neonatus (P70-P74)
Termasuk: kekacauan endokrin dan metabolik sementara akibat respons bayi terhadap faktor
endokrin dan metabolik ibu, atau penyesuaiannya pada kehidupan luar rahim.

P70 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat khusus pada janin dan neonatus
P70.0 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes gestasional
P70.1 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes
Diabetes mellitus maternal (ada sebelumnya) mengganggu janin atau neonatus (dengan
hipoglikemia)
P70.2 Diabetes mellitus neonatus
P70.3 Hipoglikemia neonatus iatrogenik
P70.4 Hipoglikemia neonatus lainnya
Hipoglikemia neonatus sementara
P70.8 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan neonatus lainnya
P70.9 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan neonatus, tidak dijelaskan

P71 Kelainan sementara metabolisme kalsium dan magnesium pada neonatus


P71.0 Hipokalsemia susu sapi pada neonatus
P71.1 Hipokalsemia neonatus lainnya
Kecuali: hipoparatiroidisme neonatus (P71.4)
P71.2 Hipomagnesaemia neonatus
P71.3 Tetani neonatus tanpa defisiensi kalsium atau magnesium
Tetani neonatus NOS
P71.4 Hipoparatiroidism neonatus sementara
P71.8 Kelainan metabolisme Ca dan Mg neonatus sementara lainnya
P71.9 Kelainan metabolisme Ca dan Mg sementara pada neonatus, tidak dijelaskan

P72 Kelainan sementara endokrin neonatus lainnya


Kecuali: hipotiroidisme kongenital dengan atau tanpa goitre (E03.0-E03.1)
dyshormogenetic goitre (E07.1), sindroma Pendred (E07.1)
P72.0 Goiter neonatus, not elsewhere classified
Goiter kongenital sementara dengan fungsi normal
P72.1 Hyperthyroidisme neonatus sementara
Tirotoksikosis neonatus

 858
P72.2 Kelainan fungsi tiroid neonatus sementara lainnya , not elsewhere classified
Hipotiroidism neonatus sementara
P72.8 Kelainan endokrin neonatus sementara lainnya yang dijelaskan
P72.9 Kelainan endokrin pada neonatus neonatus, tidak dijelaskan

P74 Kekacauan sementara elektrolit dan metabolik neonatus lainnya


P74.0 Asidosis metabolik terlambat pada neonatus
P74.1 Dehidrasi neonatus
P74.2 Kekacauan keseimbangan sodium neonatus
P74.3 Kekacauan keseimbangan potassium neonatus
P74.4 Kekacauan elektrolit neonatus sementara lainnya
P74.5 Tirosinaemia neonatus sementara
P74.8 Kekacauan metabolik neonatus sementara lainnya
P74.9 Kekacauan metabolik neonatus sementara, tidak dijelaskan

Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus (P75-P78)


P75* Ileus mekonium (E84.1†)

P76. Obstruksi usus lain pada neonatus


Kecuali: obstruksi usus yang bisa diklasifikasikan pada K56.-
P76.0 Meconium plug syndrome – [sindroma sumbatan mekonium]
P76.1 Ileus neonatus sementara
Kecuali: penyakit Hirschsprung (Q43.1)
P76.2 Obstruksi usus akibat susu yang merembes
P76.8 Obstruksi usus neonatus lain yang dijelaskan
P76.9 Obstruksi usus neonatus, tidak dijelaskan

P77. Enterokolitis nekrotikans janin dan neonatus

P78. Kelainan sistem pencernaan perinatal lainnya


Kecuali: perdarahan gastrointestinum neonatus (P54.0-P54.3)
P78.0 Perforasi usus perinatal
Peritonitis mekonium
P78.1 Peritonitis neonatus lainnya
Peritonitis neonatus NOS
P78.2 Hematemesis dan melena neonatus akibat darah ibu tertelan
P78.3 Diare neonatus non-infektif
Diare neonatus NOS
Kecuali: di negara tempat kondisi ini dianggap menular (A09)
P78.8 Kelainan sistem pencernaan perinatal lain yang dijelaskan
Sirosis (hepatis) kongenital, ulkus peptikum neonatus
P78.9 Kelainan sistem pencernaan perinatal, tidak dijelaskan
Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan suhu janin dan neonatus (P80-
P83)

P80. Hipotermia neonatus

 859
P80.0 Cold injury syndrome – sindroma cedera dingin
Hipotermia berat dan biasanya kronis, dengan kulit pink (pink flushed appearance),
edema, serta kelainan neurologis dan biokimiawi.
Kecuali: hipotermia ringan neonatus (P80.8)
P80.8 Hipotermia neonatus lainnya
Hipotermia ringan neonatus
P80.9 Hipotermia neonatus, tidak dijelaskan
P81. Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya
P81.0 Hipertermia lingkungan pada neonatus
P81.8 Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya yang dijelaskan
P81.9 Kekacauan pengaturan suhu neonatus, tidak dijelaskan
Demam neonatus NOS

P83. Kondisi integumen lain yang khusus pada janin dan neonatus
Kecuali: sindroma kulit melepuh (scalded skin) akibat staphylococcus (L00)
cradle cap (L21.0) – deposit kuning pada scalp bayi, akibat seborrhoea
dermatitis diaper [napkin] (L22), infeksi kulit neonatus (P39.4),
hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika (P56.-)
malformasi kongenital kulit dan integumen (Q80-Q84)
P83.0 Sclerema neonatorum
P83.1 Erythema toxicum neonatorum
P83.2 Hidrops fetalis yang bukan akibat penyakit hemolitika
Hidrops fetalis NOS
P83.3 Edema lain dan tidak dijelaskan khusus pada janin dan neonatus
P83.4 Breast engorgement of newborn – pembesaran mammae neonatus
Mastitis noninfektif neonatus
P83.5 Hidrokel kongenital
P83.6 Polip umbilikus neonatus
P83.8 Kondisi integumen lain yang dijelaskan yang khusus pada janin dan neonatus
Bronze baby syndrome, skleroderma neonatus, urtikaria neonatorum
P83.9 Kondisi integumen yang khusus pada janin dan neonatus, tidak dijelaskan

Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal (P90-P96)


P90. Konvulsi neonatus
Kecuali: konvulsi ringan neonatus - benign neonatal convulsions (familial) (G40.3)

P91. Kekacauan status serebri lain pada neonatus


P91.0 Iskemia serebri neonatus
P91.1 Kista periventrikel neonatus yang didapat
P91.2 Leukomalasia serebri neonatus
P91.3 Irritabilitas serebri neonatus
P91.4 Depresi serebri neonatus
P91.5 Koma neonatus
P91.8 Kekacauan status serebri lain yang dijelaskan pada neonatus
P91.9 Kekacauan status serebri lain neonatus, tidak dijelaskan
P92. Masalah pemberian makanan neonatus - Feeding problems of newborn

 860
P92.0 Muntah pada neonatus
P92.1 Regurgitasi dan ruminasi pada neonatus
P92.2 Pemberian makanan lambat pada neonatus
P92.3 Pemberian makanan sedikit pada neonatus
P92.4 Pemberian makanan berlebihan pada neonatus
P92.5 Kesulitan pemberian ASI pada neonatus
P92.8 Masalah pemberian makanan neonatus lainnya
P92.9 Masalah pemberian makanan neonatus, tidak dijelaskan

P93. Reaksi dan intoksikasi akibat obat yang diberikan kepada janin dan neonatus
Grey syndrome akibat pemberian chloramphenicol kepada neonatus
Kecuali: gejala putus obat dari penggunaan obat terapi pada neonatus (P96.2)
jaundice akibat obat atau toksin dari ibu atau diberikan kepada neonatus (P58.4)
reaksi dan intoksikasi akibat opiat, penenang, dan pengobatan lain pada ibu (P04.0-
P04.1, P04.4)

P94. Kelainan tonus otot neonatus


P94.0 Myasthenia gravis neonatus sementara
Kecuali: myasthenia gravis (G70.0)
P94.1 Hipertonia kongenital
P94.2 Hipotonia kongenital
Nonspecific floppy baby syndrome
P94.8 Kelainan lain tonus otot neonatus
P94.9 Kelainan tonus otot neonatus, tidak dijelaskan

P95. Kematian janin dengan penyebab yang tidak dijelaskan


Deadborn fetus NOS, stillbirth NOS

P96. Kondisi lain yang berawal dari masa perinatal


P96.0 Kegagalan ginjal kongenital
Uremia neonatus
P96.1 Gejala putus obat neonatus akibat penggunaan obat addiksi oleh ibu
Sindroma putus obat pada janin dari ibu yang tergantung obat tersebut
Kecuali: reaksi dan intoksikasi akibat opiat dan penenang waktu melahirkan (P04.0)
P96.2 Gejala putus obat dari penggunaan obat untuk terapi neonatus
P96.3 Sutura kranialis lebar pada neonatus
Kraniotabes neonatus
P96.4 Pengakhiran kehamilan, janin dan neonatus
Kecuali: pengakhiran kehamilan (ibu) (O04.-)
P96.5 Komplikasi prosedur intrauterus, not elsewhere classified
P96.8 Kondisi lain yang dijelaskan yang dimulai pada masa perinatal
P96.9 Kondisi yang dimulai pada masa perinatal, tidak dijelaskan
Debilitas kongenital NOS

 861
BAB XVII
MALFORMASI, DEFORMASI DAN KELAINAN
KROMOSOM KONGENITAL (Q00-Q99)
Kecuali: kesalahan metabolisme sejah lahir (E70-E90)

Blok-blok pada bab ini adalah sebagai berikut:


Q00-Q07 Malformasi kongenital sistem syaraf
Q10-Q18 Malformasi kongenital mata, telinga, muka dan leher
Q20-Q28 Malformasi kongenital sistem sirkulasi
Q30-Q34 Malformasi kongenital sistem pernafasan
Q35-Q37 Cleft lip dan cleft palate
Q38-Q45 Malformasi kongenital sistem pencernaan lain
Q50-Q56 Malformasi kongenital organ-organ genital
Q60-Q64 Malformasi kongenital sistem perkemihan
Q65-Q79 Malformasi dan deformasi kongenital sistem muskuloskeleton
Q80-Q89 Malformasi kongenital lainnya
Q90-Q99 Kelainan kromosom, not elsewhere classified

Malformasi kongenital sistem syaraf (Q00-Q07)


Q00. Anencephaly dan malformasi yang mirip dengannya
Q00.0 Anensefali
Acephaly, hemianencephaly, hemicephaly, amyelencephaly, acrania
Q00.1 Kraniorakhiskhisis – (kepala terbuka penuh, cacad penutupan kepala)
Q00.2 Iniensefali – (pembesaran foramen magnum, otak dan medulla spinalis menyatu)

Q01. Ensefalokel
Termasuk: meningokel serebri; hidromeningokel kranialis
meningoensefalokel, ensefalomielokel; hidroensefalokel;
Kecuali: sindroma Meckel-Gruber (Q61.9)
Q01.0 Ensefalokel frontalis
Q01.1 Ensefalokel nasofrontalis
Q01.2 Ensefalokel oksipitalis
Q01.8 Ensefalokel pada situs lain
Q01.9 Ensefalokel, tidak dijelaskan

Q02. Microcephaly
Hidromikrosefali, mikrensefalon
Kecuali: sindroma Meckel-Gruber (Q61.9)

Q03. Hidrosefalus kongenital

 862
Termasuk: hidrosefalus neonatus
Kecuali: sindroma Arnold-Chiari (Q07.0),
hidrosefalus:
didapat (G91.-),
akibat toxoplasmosis kongenital (P37.1),
dengan spina bifida (Q05.0-Q05.4)
Q03.0 Malformasi aquaeduktus Sylvii
Anomali; obstruksi kongenital, stenosis: aqueductus Sylvii
Q03.1 Atresia foramen Magendie dan foramen Luschka
Sindroma Dandy-Walker
Q03.8 Hidrosefalus kongenital lainnya
Q03.9 Hidrosefalus kongenital, tidak dijelaskan

Q04. Malformasi otak kongenital lainnya


Kecuali: siklopia (Q87.0), makrosefali (Q75.3)
Q04.0 Malformasi kongenital korpus kallosum
Agenesis korpus kallosum
Q04.1 Arhinensefali
Q04.2 Holoprosensefali – kegagalan forebrain membelah dengan benar
Q04.3 Deformitas reduksi lain pada otak
Suatu bagian otak: absen, agenesis, aplasia, hipoplasia
Agyria, mikrogyria, pachygyria
Hidranensefali, lissensefali,
Kecuali: malformasi kongenital korpus kallosum (Q04.0)
Q04.4 Septo-optic displasia
Q04.5 Megalensefali
Q04.6 Kista serebri kongenital
Porensefali, skizensefali
Kecuali: acquired porencephalic cyst (G93.0)
Q04.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada otak
Makrogyria
Q04.9 Malformasi kongenital otak, tidak dijelaskan
Anomali, anomali ganda, deformasi, penyakit atau lesi: kongenital otak NOS

Q05 Spina bifida


Termasuk: hidromeningokel (spinal), meningokel (spinal)
mielokel, meningomielokel, mielomeningokel, siringomielokel
rachischisis, spina bifida (aperta)(cystica)
Kecuali: sindroma Arnold-Chiari (Q07.0), spina bifida occulta (Q76.0)
Q05.0 Spina bifida servikalis dengan hidrosefalus
Q05.1 Spina bifida torakalis dengan hidrosefalus
Spina bifida dorsalis atau torakolumbalis dengan hidrosefalus
Q05.2 Spina bifida lumbalis dengan hidrosefalus
Spina bifida lumbosakralis dengan hidrosefalus
Q05.3 Spina bifida sakralis dengan hidrosefalus
Q05.4 Spina bifida tidak dijelaskan dengan hidrosefalus
Q05.5 Spina bifida servikalis tanpa hidrosefalus
Q05.6 Spina bifida torakalis tanpa hidrosefalus

 863
Spina bifida: dorsalis NOS, torakolumbalis NOS
Q05.7 Spina bifida lumbalis tanpa hidrosefalus
Spina bifida lumbosakralis NOS
Q05.8 Spina bifida sakralis tanpa hidrosefalus
Q05.9 Spina bifida, tidak dijelaskan

Q06 Malformasi medulla spinalis kongenital lainnya


Q06.0 Amyelia
Q06.1 Hypoplasia and dysplasia of spinal cord
Atelomyelia, myelatelia, myelodysplasia medulla spinalis
Q06.2 Diastematomyelia
Q06.3 Malformasi kauda equina kongenital lainnya
Q06.4 Hydromyelia
Hydrorachis
Q06.8 Malformasi medulla spinalis kongenital lain yang dijelaskan
Q06.9 Malformasi medulla spinalis kongenital, tidak dijelaskan
Medulla spinalis atau meningen:
anomali, deformitas, penyakit atau lesi kongenital: NOS

Q07 Malformasi sistem syaraf kongenital lainnya


Kecuali: familial dysautonomia [Riley-Day] (G90.1)
neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0)
Q07.0 Sindroma Arnold-Chiari– [malformasi basis tengkorak sehingga bagian serebellum masuk
ke kanalis spinalis]
Q07.8 Malformasi sistem syaraf kongenital lain yang dijelaskan
Agenesis syaraf, pergeseran posisi pleksus brakhialis
Sindroma jaw-winking, sindroma Marcus Gunn
Q07.9 Malformasi sistem syaraf kongenital, tidak dijelaskan
Sistem syaraf dengan: anomali, deformitas, penyakit atau lesi: kongenital NOS

Malformasi kongenital mata, telinga, muka dan leher (Q10-Q18)


Kecuali: cleft lip dan cleft palate (Q35-Q37)
malformasi kongenital pada: parathyroid gland (Q89.2), thyroid gland (Q89.2)
vertebra servikalis (Q05.0, Q05.5, Q67.5, Q76.0-Q76.4)
hidung (Q30.-), larynx (Q31.-), lip NEC (Q38.0)
Q10 Malformasi kongenital pada kelopak, aparatus lakrimalis, dan orbita
Kecuali: cryptophthalmos: NOS (Q11.2), syndrome (Q87.0) [crypto- = tersembunyi]
Q10.0 Ptosis kongenital
Q10.1 Ektropion kongenital
Q10.2 Entropion kongenital
Q10.3 Malformasi kongenital lain pada kelopak mata
Absen atau agenesis: cilia (bulu mata), kelopak mata
Kelopak mata atau otot mata tambahan (accessory)
Ablepharon, blepharophimosis kongenital, koloboma kelopak mata
Malformasi kongenital kelopak mata NOS

 864
Q10.4 Absen dan agenesis apparatus lakrimalis
Absen punctum lacrimale
Q10.5 Stenosis dan striktur kongenital duktus lakrimalis
Q10.6 Malformasi kongenital lain apparatus lakrimalis
Malformasi kongenital apparatus lakrimalis NOS
Q10.7 Malformasi kongenital orbita

Q11 Anophthalmos, microphthalmos dan macrophthalmos


Q11.0 Cystic eyeball
Q11.1 Anophthalmos lain: agenesis atau aplasia mata
Q11.2 Microphthalmos
Dysplasia, hipoplasia: mata
Cryptophthalmos NOS, mata rudimenter
Kecuali: Sindroma cryptophthalmos (Q87.0)
Q11.3 Macrophthalmos
Kecuali: macrophthalmos pada glaukoma kongenital (Q15.0)

Q12 Malformasi kongenital lensa


Q12.0 Katarak kongenital
Q12.1 Displasia lensa kongenital
Q12.2 Koloboma (fissura) lensa
Q12.3 Aphakia kongenital
Q12.4 Spherophakia
Q12.8 Malformasi kongenital lensa lainnya
Q12.9 Malformasi kongenital lensa, tidak dijelaskan

Q13 Malformasi kongenital segmen anterior mata


Q13.0 Koloboma iris
Koloboma NOS
Q13.1 Absen iris - aniridia
Q13.2 Malformasi kongenital lain pada iris
Anisokoria kongenital, atresia pupil, corectopia (ektopia pupil)
Malformasi kongenital of iris NOS
Q13.3 Congenital corneal opacity
Q13.4 Malformasi kongenital lain pada kornea
Malformasi kongenital kornea NOS, microcornea, anomali Peter
Q13.5 Blue sclera
Q13.8 Malformasi kongenital lain pada segmen anterior mata
Anomali Rieger
Q13.9 Malformasi kongenital segmen anterior mata, tidak dijelaskan

Q14 Malformasi kongenital segmen posterior mata


Q14.0 Malformasi kongenital vitreous humour
Vitreous opak kongenital
Q14.1 Malformasi kongenital retina
Aneurysma retina kongenital
Q14.2 Malformasi kongenital optic disc

 865
Koloboma diskus optikus
Q14.3 Malformasi kongenital khoroid
Q14.8 Malformasi kongenital lain segmen posterior mata
Koloboma fundus
Q14.9 Malformasi kongenital segmen posterior mata, tidak dijelaskan

Q15 Malformasi kongenital lain pada mata


Kecuali: ocular albinism (E70.3), nystagmus kongenital (H55), retinitis pigmentosa (H35.5)
Q15.0 Glaukoma kongenital
Buphthalmos, hydrophthalmos, glaukoma neonatus
Macrophthalmos pada glaukoma kongenital
Keratoglobus kongenital, megalokornea
Q15.8 Malformasi kongenital lain pada mata yang dijelaskan
Q15.9 Malformasi kongenital mata, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital pada mata:

Q16 Malformasi kongenital telinga sehingga mengganggu pendengaran


Kecuali: congenital deafness (H90.-)
Q16.0 Absen kongenital aurikula (telinga)
Q16.1 Absen kongenital, atresia dan striktura kanalis auditorius (external)
Atresia atau striktura osseous meatus (saluran tulang)
Q16.2 Absen tuba eustachia
Q16.3 Malformasi kongenital tulang-tulang pendengaran
Fusi tulang-tulang pendengaran
Q16.4 Malformasi kongenital lain telinga tengah
Malformasi kongenital telinga tengah NOS
Q16.5 Malformasi kongenital telinga dalam
Anomaly: labirinth membranosa, organ Corti
Q16.9 Malformasi kongenital telinga yang mengganggu pendengaran, tidak dijelaskan
Absen telinga kongenital NOS

Q17 Malformasi kongenital lain ear


Kecuali: sinus preauricular (Q18.1)
Q17.0 Accessory auricle [daun telingan berlebih]
Tragus (rawan di depan liang telinga luar) tambahan; polyotia,
Preauricular appendage or tag; telinga atau lobulus berjumlah banyak
Q17.1 Makrotia
Q17.2 Mikrotia
Q17.3 Other misshapen ear:
Pointed ear (telinga runcing)
Q17.4 Misplaced ear [telinga salah letak]
Low-set ears
Kecuali: cervical auricle (Q18.2)
Q17.5 Prominent ear [telinga menonjol,
Bat ear
Q17.8 Malformasi kongenital lain pada telinga yang dijelaskan
Absen kongenital lobus telinga
Q17.9 Malformasi kongenital telinga, tidak dijelaskan

 866
Congenital anomaly of ear NOS

Q18 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher


Kecuali:
kelainan dentofasial [Termasuk maloklusi] (K07.-)
cleft lip and cleft palate (Q35-Q37), kondisi pada Q67.0-Q67.4,
malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka (Q75.-)
cyclopia (Q87.0), sindroma malformasi yang mengganggu tampilan muka (Q87.0)
duktus tiroglosus persisten (Q89.2)
Q18.0 Sinus, fistula dan kista pada branchial cleft
Branchial vestige
Q18.1 Preauricular sinus and cyst
Fistula (pada): aurikula (kongenital), cervicoaura
Q18.2 Malformasi lain branchial cleft
Malformasi branchial cleft NOS, cervical auricle, otocephaly

Q18.3 Webbing of neck –


Pterygium colli
Q18.4 Macrostomia
Q18.5 Microstomia
Q18.6 Macrocheilia [hipertrofi bibir kongenital]
Q18.7 Microcheilia
Q18.8 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher, dijelaskan
Kista, fistula atau sinus mdialis pada muka dan leher:
Q18.9 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher, tidak dijelaskan
Kelainan kongenital NOS pada muka dan leher

Malformasi kongenital sistem sirkulasi (Q20-Q28)


Q20 Malformasi kongenital rongga dan koneksi jantung
Kecuali: dextrocardia dengan situs inversus (Q89.3)
mirror-image atrial arrangement dengan situs inversus (Q89.3)
Q20.0 Common arterial trunk
Truncus arteriosus persistent
Q20.1 Double outlet right ventricle [ lobang keluar kembar pada ventrikel kanan]
Sindroma Taussig-Bing
Q20.2 Double outlet left ventricle [lobang keluar kembar pada ventrikel kiri]
Q20.3 Discordant ventriculoarterial connection
Dextrotransposisi aorta, transposisi pembuluh besar (komplit)
Q20.4 Double inlet ventricle [lobang masuk kembar pada ventrikel]
Common ventricle, cor triloculare biatriatum, ventrikel tunggal
Q20.5 Koneksi atrioventricular tidak semestinya
Transposisi terkoreksi, laevotransposition, inversi ventrikel
Q20.6 Isomerisme pada atrial appendages
Isomerisme pada atrial appendages dengan asplenia atau polysplenia
Q20.8 Malformasi kongenital lain rongga jantung dan konneksinya

 867
Q20.9 Malformasi kongenital rongga jantung dan koneksinya, tidak dijelaskan

Q21 Malformasi kongenital septum jantung


Kecuali: Cacad katup jantung didapat (I51.0)
Q21.0 Ventricular septal defect – cacad septum ventrikel
Q21.1 Atrial septal defect – cacad septum atrium
Cacad sinus koronarius, cacad sinus venosus
Foramen ovale patent atau persisten
Ostium secundum defect (type II) patent atau persisten
Q21.2 Atrioventricular septal defect – cacad septum AV
Common atrioventricular canal – ventrikel menyatu
Endocardial cushion defect – cacad lapisan endokardium
Ostium primum atrial septal defect (type I)
Q21.3 Tetralogy Fallot
Cacad septum ventrikel dengan
stenosis atau atresia pulmonalis, dextroposisi aorta dan hipertrofi ventrikel kanan.
Q21.4 Aortopulmonary septal defect – cacad batas aorta dan a. Pulmonalis
Aortic septal defect
Aortopulmonary window
Q21.8 Malformasi septum jantung kongenital lain
Eisenmenger's syndrome
Pentalogy of Fallot
Q21.9 Malformasi kongenital septum jantung, tidak dijelaskan
Septal (heart) defect NOS

Q22 Malformasi kongenital katup pulmonalis dan trikuspid


Q22.0 Atresia katup pulmonalis
Q22.1 Stenosis kongenital katup pulmonalis
Q22.2 Insufisiensi kongenital katup pulmonalis
Regurgitasi kongenital katup pulmonalis
Q22.3 Malformasi kongenital lain katup pulmonalis
Malformasi kongenital katup pulmonalis NOS
Q22.4 Stenosis kongenital trikuspid
Atresia trikuspid
Q22.5 Anomaly Ebstein
Q22.6 Sindroma jantung kanan hipoplastik
Q22.8 Malformasi kongenital lain katup trikuspid
Q22.9 Malformasi kongenital katup trikuspid, tidak dijelaskan

Q23 Malformasi kongenital katup aorta and mitral


Q23.0 Stenosis kongenital katup aorta
Atresia atau stenosis kongenital katup aorta:
Kecuali: stenosis kongenital subaorta (Q24.4)
pada hypoplastic left heart syndrome (Q23.4)
Q23.1 Insufisiensi kongenital katup aorta
Katup aorta bikuspid
Insufisiensi kongenital aorta
Q23.2 Stenosis kongenital katup mitral

 868
Atresia kongenital katup mitral
Q23.3 Insufisiensi kongenital katup mitral
Q23.4 Sindroma jantung kiri hipoplastik
Atresia atau hipoplasia nyata pada lobang atau katup aorta,
dengan hipoplasia aorta asendens dan
cacad perkembangan ventrikel kiri (dengan stenosis atau atresia katup mitral).
Q23.8 Malformasi kongenital lain katup aorta and mitral
Q23.9 Malformasi kongenital katup aorta and mitral, tidak dijelaskan

Q24 Malformasi kongenital lain pada jantung


Kecuali: endocardial fibroelastosis (I42.4)
Q24.0 Dextrocardia
Kecuali: isomerisme pada atrial appendages (Q20.6)
dextrocardia dengan situs inversus (Q89.3)
susunan mirror-image atrium dengan situs inversus (Q89.3)
Q24.1 Laevocardia
Q24.2 Cor triatriatum – jantung dengan tiga atrium
Q24.3 Stenosis infundibularis pulmonalis
Q24.4 Stenosis kongenital subaorta
Q24.5 Malformasi pembuluh koroner
Aneurisma kongenital (arteri) koronaria
Q24.6 Congenital heart block
Q24.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada jantung
Diverticulum kongenital ventrikel kiri
Malformasi kongenital: miokardium, perikardium
Malposisi jantung, penyakit Uhl
Q24.9 Malformasi kongenital jantung, tidak dijelaskan
Anomali atau penyakit kongenital NOS pada jantung

Q25 Malformasi kongenital arteri besar


Q25.0 Patent duktus arteriosus
Patent ductus Botallo
Persistent ductus arteriosus
Q25.1 Coarctatio aorta – penyempitan aorta
Coarctatio aorta (preductal)(postductal) – sebelum/sesudah duktus arterosus
Q25.2 Atresia aorta
Q25.3 Stenosis aorta
Supravalvular aortic stenosis
Kecuali: stenosis kongenital aorta (Q23.0)
Q25.4 Malformasi kongenital lain aorta
Aorta: absen, aplasia, aneurisma kongenital, dilatasi kongenital
Hipoplasia aorta
Konvolusi arkus aorta atau arkus aorta kanan yang menetap (persistent)
Double aortic arch [cincin vaskuler aorta]
Aneurisma sinus Valsalva (mengalami ruptur)
Kecuali: hipoplasia aorta pada hypoplastic left heart syndrome (Q23.4)
Q25.5 Atresia arteri pulmonalis
Q25.6 Stenosis arteri pulmonalis

 869
Q25.7 Malformasi kongenital lain arteri pulmonalis
Arteri pulmonalis: agenesis, aneurisma, anomali, hipoplasia
Arteri pulmonalis aberrant (salah letak),
Aneurisma arteriovena pulmonalis
Q25.8 Malformasi kongenital lain arteri besar
Q25.9 Malformasi kongenital arteri besar, tidak dijelaskan

Q26 Malformasi kongenital vena besar


Q26.0 Stenosis kongenital vena cava
Stenosis kongenital vena cava (inferior)(superior)
Q26.1 Superior vena cava kiri menetap (persistent)
Q26.2 Anomali total koneksi vena pulmonalis
Q26.3 Anomali partial koneksi vena pulmonalis
Q26.4 Anomali koneksi vena pulmonalis, tidak dijelaskan
Q26.5 Anomali koneksi vena porta
Q26.6 Fistula vena porta – arteri hepatika
Q26.8 Malformasi kongenital lain vena besar
Absen v. cava (inferior)(superior),
Penerusan vena cava inferior ke v. Azygos,
Vena kardinalis sinistro-posterior persistent,
Sindroma scimitar (seperti golok)
Q26.9 Malformasi kongenital vena besar, tidak dijelaskan
Anomali vena cava (inferior)(superior) NOS

Q27 Malformasi kongenital lain sistem pembuluh darah perifer


Kecuali: aneurisma retina kongenital (Q14.1), anomali av coronaria (Q24.5),
anomali arteri pulmonalis (Q25.5-Q25.7)
anomali av cerebralis dan precerebralis (Q28.0-Q28.3)
haemangioma dan lymphangioma (D18.-)
Q27.0 Absen dan hipoplasia kongenital arteri umbilikalis
Single umbilical artery – a. umbilikalis tunggal
Q27.1 Stenosis kongenital arteri renalis
Q27.2 Malformasi kongenital lain arteri renalis
Malformasi kongenital arteri renalis NOS,
Arteri renalis ganda
Q27.3 Malformasi arteriovena perifer
Aneurisma arteriovena
Kecuali: aneurisma arteriovena didapat (I77.0)
Q27.4 Phlebektasia kongenital
Q27.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem vaskuler perifer
A. subclavia aberrant,
Absen arteri atau vena NEC, atresia arteri atau vena NEC
Striktura arteri kongenital
Aneurisma (perifer) kongenital
Varix kongenital:
Q27.9 Malformasi kongenital sistem vaskuler perifer, tidak dijelaskan
Anomali arteri atau vena NOS

 870
Q28 Malformasi kongenital lain sistem sirkulasi
Kecuali: aneurisma kongenital:
NOS (Q27.8), perifer (Q27.8)
retina (Q14.1), koroner (Q24.5), pulmonalis (Q25.7),
ruptur pada:
malformasi arteriovena serebralis (I60.8)
malformasi pembuluh preserebralis (I72.-)
Q28.0 Malformasi arteriovena pembuluh preserebralis
Aneurisma arteriovena preserebralis kongenital (nonruptured)
Q28.1 Malformasi lain pembuluh preserebralis
Malformasi kongenital av. preserebralis NOS
Aneurisma kongenital preserebralis (nonruptured)
Q28.2 Malformasi arteriovena pembuluh cerebralis
Malformasi arteriovena otak NOS,
Aneurisma kongenital av serebralis (nonruptured)
Q28.3 Malformasi lain pembuluh serebralis
Malformasi kongenital av serebralis NOS
Aneurisma serebralis kongenital (nonruptured)
Q28.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem sirkulasi
Aneurisma kongenital, situs dijelaskan NEC
Q28.9 Malformasi kongenital sistem sirkulasi, tidak dijelaskan

Malformasi kongenital sistem pernafasan (Q30-Q34)


Q30 Malformasi kongenital hidung
Kecuali: deviasi kongenital septum hidung(Q67.4)
Q30.0 Atresia choanae
Atresia nares (anterior)(posterior)
Stenosis kongenital nares (anterior)(posterior)
Q30.1 Hidung agenesis dan kurang berkembang
Absen kongenital hidung
Q30.2 Hidung retak, cekung dan belah
Q30.3 Perforasi kongenital septum nasalis
Q30.8 Malformasi kongenital lain hidung
Accessory nose – hidung tambahan
Anomali kongenital dinding sinus hidung
Q30.9 Malformasi kongenital hidung, tidak dijelaskan

Q31 Malformasi kongenital larynx


Q31.0 Web pada larynx
Web pada: larynx: NOS, glottis, subglottis
Q31.1 Stenosis kongenital subglottis

 871
Q31.2 Hipoplasia larynx
Q31.3 Laryngokel
Q31.4 Stridor larynx kongenital
Stridor kongenital (larynx) NOS
Q31.8 Malformasi kongenital lain pada larynx
rawan cricoid, thyroid, epiglottis, glottis, larynx::
absen, agenesis, atau atresia
cleft thyroid cartilage – rawan tiroid belah
posterior cleft of cricoid cartilage – rawan cricoid belah di belakang
fissura epiglottis
stenosis kongenital larynx NEC,
Q31.9 Malformasi kongenital larynx, tidak dijelaskan

Q32 Malformasi kongenital trachea dan bronchus


Kecuali: bronkhiektasis kongenital (Q33.4)
Q32.0 Tracheomalasia kongenital
Q32.1 Malformasi kongenital lain pada trachea
Anomali rawan trakhea
Atresia trakhea
Trakheokel kongenital
Trakhea dengan dilatasi, malformasi, dan stenosis kongenital
Q32.2 Bronchomalasia kongenital
Q32.3 Stenosis kongenital bronkhus
Q32.4 Malformasi kongenital lain bronkhus
Bronkhus: absen, agenesis, atresia, divertikulum, malformasi kongenital NOS

Q33 Malformasi kongenital paru-paru


Q33.0 Congenital cystic lung - paru-paru berisi kista kongential
Congenital honeycomb lung
Congenital cystic atau polycystic lung disease
Kecuali: cystic lung disease, didapat atau tidak dijelaskan (J98.4)
Q33.1 Accessory lobe pada paru-paru – lobus tambahan
Q33.2 Sequestrasi paru-paru - pemisahan
Q33.3 Agenesis paru-paru
Absen (lobus) paru-paru
Q33.4 Bronkhiektasia kongenital
Q33.5 Jaringan ektopik dalam paru-paru
Q33.6 Hipoplasia dan displasia paru-paru
Kecuali: hipoplasia paru-paru yang terkait dengan kehamilan singkat (P28.0)
Q33.8 Malformasi kongenital lain pada paru-paru
Q33.9 Malformasi kongenital paru-paru, tidak dijelaskan

Q34 Malformasi kongenital lain pada sistem pernafasan


Q34.0 Anomali pleura
Q34.1 Kista kongenital mediastinum
Q34.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem pernafasan
Atresia nasopharynx
Q34.9 Malformasi kongenital sistem pernafasan, tidak dijelaskan

 872
Absen kongenital organ pernafasan
Anomali kongenital NOS organ pernafasan

Cleft lip dan cleft palate (Q35-Q37)


Kecuali: Sindroma Robin (Q87.0)
Q35 Cleft palate
Termasuk: fissura palatum, palatoskhisis
Kecuali: cleft palate dengan cleft lip (Q37.-)
Q35.0 Cleft hard palate, bilateral
Q35.1 Cleft hard palate, unilateral, NOS
Q35.2 Cleft soft palate, bilateral
Q35.3 Cleft soft palate, unilateral, NOS
Q35.4 Cleft hard palate dengan cleft soft palate, bilateral
Q35.5 Cleft hard palate dengan cleft soft palate, unilateral; NOS
Q35.6 Cleft palate, medial
Q35.7 Cleft uvula
Q35.8 Cleft palate, tidak dijelaskan, bilateral
Q35.9 Cleft palate, tidak dijelaskan, unilateral, NOS

Q36 Cleft lip


Termasuk: cheiloschisis, labioskhisis, fissura kongenital bibir, harelip, labium leporinum
Kecuali: cleft lip dengan cleft palate (Q37.-)
Q36.0 Cleft lip, bilateral
Q36.1 Cleft lip, medial
Q36.9 Cleft lip, unilateral, NOS

Q37 Cleft palate dengan cleft lip


Q37.0 Cleft hard palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.1 Cleft hard palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.2 Cleft soft palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.3 Cleft soft palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.4 Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.5 Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.8 Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip, bilateral
Q37.9 Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip, unilateral, NOS

Malformasi kongenital sistem pencernaan lain (Q38-Q45)


Q38 Malformasi kongenital lain tongue, mouth and pharynx
Kecuali: macrostomia (Q18.4), microstomia (Q18.5)
Q38.0 Malformasi kongenital bibir, not elsewhere classified
Fistula kongenital bibir, malformasi kongenital bibir NOS
Sindroma Van der Woude
Kecuali: cleft lip (Q36.-), cleft lip dengan cleft palate (Q37.-)

 873
macrocheilia (Q18.6), microcheilia (Q18.7)
Q38.1 Ankiloglossia
Tongue tie [lidah kaku, seperti dasi]
Q38.2 Makroglossia
Q38.3 Malformasi kongenital lidah lainnya
Aglossia, hipoglossia, mikroglossia
Hipoplasia lidah, lidah bifida [belah seperti bercabang]
Adhesi kongenital lidah, fissura kongenital lidah
Malformasi kongenital lidah NOS
Q38.4 Malformasi kongenital kelenjar dan saluran saliva
Kelenjar atau saluran saliva: absen, atresia, tambahan
Fistula kongenital kelenjar saliva
Q38.5 Malformasi palatum kongenital, n.e.c.
Absen uvula, high arched palate [palatum melengkung tinggi]
Malformasi kongenital palatum NOS,
Kecuali: cleft palate (Q35.-), cleft palate dengan cleft lip (Q37.-)
Q38.6 Malformasi kongenital mulut lainnya
Malformasi kongenital mulut NOS
Q38.7 Pharyngeal pouch
Divertikulum pharynx
Kecuali: pharyngeal pouch syndrome (D82.1)
Q38.8 Malformasi kongenital pharynx lainnya, NOS

Q39 Malformasi kongenital oesophagus


Q39.0 Atresia esophagus tanpa fistula
Atresia esophagus NOS
Q39.1 Atresia esophagus dengan fistula trakheo-esophagus
Atresia esophagus dengan fistula bronkho-oesophagus
Q39.2 Fistula kongenital trakheo-oesophagus tanpa atresia
Fistula kongenital trakheo-oesophagus NOS
Q39.3 Stenosis dan striktura kongenital esophagus
Q39.4 Web esophagus
Q39.5 Dilatasi kongenital esophagus
Q39.6 Divertikulum esophagus
Esophageal pouch

Q39.8 Malformasi kongenital oesophagus lainnya


Esophagus: absen, tergeser secara kongenital, atau duplikasi
Q39.9 Malformasi kongenital esophagus, tidak dijelaskan

Q40 Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas


Q40.0 Stenosis pilorus hipertrofika kongenital
Pilorus dengan kelainan kongenital atau infantil beurpa:
hipertrofi, stenosis, konstriksi, spasme, atau striktura
Q40.1 Hiatus hernia kongenital
Masuknya cardia [bagian lambung] melalui hiatus esophagus
Kecuali: hernia diaphragma kongenital (Q79.0)
Q40.2 Malformasi kongenital laimbung lainnya

 874
Duplikasi lambung
Megalogastria, mikrogastria
Kardiospasme kongenital lambung
Mentuk ‘hourglass’ kongenital lambung
Pergeseran atau divertikulum kongenital lambung
Q40.3 Malformasi kongenital lambung, tidak dijelaskan
Q40.8 Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas
Q40.9 Malformasi kongenital saluran pencernaan atas, tidak dijelaskan
anomali atau deformitas kongenital saluran pencernaan atas NOS

Q41 Absen, atresia and stenosis kongenital usus halus


Termasuk: obstruksi, oklusi dan striktura kongenital pada usus halus atau usus NOS
Kecuali: ileus mekonium (E84.1)
Q41.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital duodenum
Q41.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital jejunum
Jejunum imperforata, apple peel syndrome,
Q41.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital ileum
Q41.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus halus
Q41.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus halus, tidak dijelaskan, NOS

Q42 Absen, atresia and stenosis kongenital usus besar


Termasuk: obstruksi, oklusi dan striktura kongenital usus besar
Q42.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum dengan fistula
Q42.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum tanpa fistula,
Rektum imperforata
Q42.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus dengan fistula
Q42.3 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus tanpa fistula,
Anus imperforata
Q42.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus besar
Q42.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus besar, tidak dijelaskan

Q43 Malformasi kongenital lain usus


Q43.0 Diverticulum Meckel
Duktus omphalomesenterika atau duktus vitelline persisten
Q43.1 Penyakit Hirschsprung
Aganglionosis
Megakolon (aganglionik) kongenital
Q43.2 Kelainan fungsional kongenital lain kolon
Dilatasi kongenital kolon
Q43.3 Malformasi kongenital fiksasi usus
Adhesi [band] kongenital: anomali omentum, peritoneum
Membran Jackson, malrotasi kolon, mesenterium universal
Rotasi caecum dan kolon yang gagal, inkomplit, tidak memadai
Q43.4 Duplikasi usus
Q43.5 Anus ektopik
Q43.6 Fistula kongenital rektum dan anus
Kecuali: fistula kongenital: rectovagina (Q52.2), urethrorektum (Q64.7)
fistula atau sinus pilonida (L05.-)

 875
disertai oleh absen, atresia dan stenosis (Q42.0, Q42.2)
Q43.7 Kloaka persisten
Kloaka NOS
Q43.8 Malformasi kongenital lain usus
Dolichocolon [kolon panjang], microcolon, megaloappendix, megaloduodenum
Transposisi: appendix, usus halus, kolon
Blind loop syndrome kongenital
Divertikulitis kongenital kolon, divertikulum kongenital usus:
Q43.9 Malformasi kongenital usus, tidak dijelaskan

Q44 Malformasi kongenital kantong empedu, saluran empedu dan hati


Q44.0 Agenesis, aplasia dan hypoplasia kantong empedu
Absen kongenital kantong empedu
Q44.1 Malformasi kongenital lain kantong empedu
Malformasi kongenital kantong empedu NOS
Kantong empedu intrahepatik
Q44.2 Atresia saluran empedu
Q44.3 Stenosis dan striktura kongenital saluran empedu
Q44.4 Choledochal cyst [kista saluran empedu]
Q44.5 Malformasi kongenital lain saluran empedu
Duktus hepatikus tambahan
Duplikasi duktus biliaris atau duktus kistikus
Malformasi kongenital saluran empedu NOS
Q44.6 Penyakit kista hati
Penyakit fibrokista hati
Q44.7 Malformasi kongenital lain hati
Hati tambahan
Sindroma Alagille
Absen kongenital hati, hepatomegali kongenital
Malformasi kongenital hati NOS

Q45 Malformasi kongenital lain sistem pencernaan


Kecuali: hernia diafragmatika kongenital (Q79.0), hiatus hernia kongenital (Q40.1)
Q45.0 Agenesis, aplasia dan hypoplasia pankreas
Absen kongenital pankreas
Q45.1 Pankreas annularis[pankreas seperti cincin]
Q45.2 Kista kongenital pankreas
Q45.3 Malformasi kongenital lain pankreas and duktus pankreatikus
Pankreas tambahan
Malformasi kongenital pankreas atau duktus pankreatikus NOS
Kecuali: diabetes mellitus kongenital (E10.-) atau neonatus (P70.2)
penyakit fibrokista pankreas (E84.-)
Q45.8 Malformasi kongenital sistem pencernaan lainnya
Absen (komplit)(parsial) saluran pencernaan NOS
Duplikasi atau malposisi kongenital organ pencernaan NOS
Q45.9 Malformasi kongenital sistem pencernaan, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital sistem pencernaan NOS

 876
Malformasi kongenital organ-organ genital (Q50-Q56)
Kecuali: sindroma resistensi androgen (E34.5); sindroma femininasi testis (E34.5)
sindroma yang terkait dengan anomali jumlah dan bentuk kromosom (Q90-Q99)
Q50 Malformasi kongenital ovarium, tuba fallopii dan ligamentum latum
Q50.0 Absen kongenital ovarium
Kecuali: sindroma Turner (Q96.-)
Q50.1 Developmental ovarian cyst [ kista ovarium masa perkembangan]
Q50.2 Torsi kongenital ovarium
Q50.3 Malformasi kongenital lain ovarium
Ovarium tambahan, ovarian streak (berbentuk khas),
Malformasi kongenital ovarium NOS
Q50.4 Kista embronik tuba fallopii
Kista fimbria
Q50.5 Kista embronik ligamentum latum
Kista epoophoron, kista parovarium, kista saluran Gartner
Q50.6 Malformasi kongenital lain tuba fallopii dan ligamentum latum
Absen, atresia atautambahan tuba fallopii dan ligamentum latum
Malformasi kongenital tuba fallopii dan ligamentum latum NOS

Q51 Malformasi kongenital uterus dan cervix


Q51.0 Agenesis dan aplasia uterus
Absen kongenital uterus
Q51.1 Uterus kembar dengan cervix dan vagina kembar
Q51.2 Uterus kembar lainnya
Uterus kembar NOS
Q51.3 Bicornate uterus – bercabang dua
Q51.4 Unicornate uterus – seperti bertanduk satu
Q51.5 Agenesis dan aplasia cervix
Absen kongenital cervix
Q51.6 Kista embrionik cervix
Q51.7 Fistula kongenital antara uterus dengan saluran pencernaan dan saluran urin
Q51.8 Malformasi kongenital lain uterus dan cervix:
Hipoplasia uterus dan cervix
Q51.9 Malformasi kongenital uterus dan cervix, tidak dijelaskan

Q52 Malformasi kongenital lain genitalia wanita


Q52.0 Absen kongenital vagina
Q52.1 Vagina kembar
Septate vagina [vagina berseptum]
Kecuali: vagina kembar dengan uterus dan cervix kembar (Q51.1)
Q52.2 Fistula rektovaginalis kongenital
Kecuali: kloaka (Q43.7)
Q52.3 Hymen imperforata
Q52.4 Malformasi kongenital vagina lainnya
Malformasi kongenital vagina NOS

 877
Kista kongenital kanalis Nucki atau kista vagina embrionik
Q52.5 Fusi labia
Q52.6 Malformasi kongenital clitoris
Q52.7 Malformasi kongenital vulva lainnya
Absen kongenital, kista kongenital, atau malformasi kongenital NOS pada vulva
Q52.8 Malformasi kongenital genitalia wanita lainnya
Q52.9 Malformasi kongenital genitalia wanita, tidak dijelaskan

Q53 Undescended testicle


Q53.0 Testis ektopik
Testes ektopik unilateral atau bilateral
Q53.1 Undescended testicle, unilateral
Q53.2 Undescended testicle, bilateral
Q53.9 Undescended testicle, tidak dijelaskan
Cryptorchism NOS

Q54 Hypospadias [muara uretra di permukaan bawah penis]


Kecuali: epispadias (Q64.0) [muara uretra di permukaan atas penis]
Q54.0 Hipospadias, balanic [muara di glans penis bagian bawah]
Hipospadias: koronalis, glandularis
Q54.1 Hipospadias, penis
Q54.2 Hipospadias, penoskrotum[muara di bawah di dekat skrotum]
Q54.3 Hipospadias, perineum [muara di bawah di dekat perineum]
Q54.4 Congenital chordee [penis ereksi membengkok dan nyeri]
Q54.8 Hipospadias lain
Q54.9 Hipospadias, tidak dijelaskan

Q55 Malformasi kongenital lain organ genitalia pria


Kecuali: hidrokel kongenital (P83.5); hipospadias (Q54.-)
Q55.0 Absen dan aplasia testis
Monorkhism
Q55.1 Hipoplasia testis dan skrotum
Fusi testes
Q55.2 Malformasi kongenital testis dan skrotum lainnya
Malformasi kongenital testis atau skrotum NOS
Poliorkhismus, testis retraktil, testis migrans
Q55.3 Atresia vas deferens
Q55.4 Malformasi kongenital lain vas deferens, epididimis, vesikula seminalis, dan prostat
Malformasi kongenital NOS vas deferens, epididimis, vesikula seminalis, dan prostat
Absen atau aplasia prostat atau spermatic cord
Q55.5 Absen and aplasia kongenital penis
Q55.6 Malformasi kongenital penis lainnya
Malformasi kongenital penis NOS
Kurvatura penis (lateral), hipoplasia penis
Q55.8 Malformasi kongenital organ genitalia pria lainnya
Q55.9 Malformasi kongenital organ genitalia pria, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital NOS organ genitalia pria

 878
Q56 Indeterminate sex dan pseudohermafroditism
Kecuali: pseudohermafroditism dengan anomali kromosom yang dijelaskan (Q96-Q99)
pseudohermafroditism wanita, dengan kelainan korteks adrenal (E25.-)
pseudohermafroditism pria, dengan resistensi androgen (E34.5)
Q56.0 Hermafroditism, n.e.c [memiliki ciri-ciri pria dan wanita]
Ovotestis
Q56.1 Pseudohermafhroditism pria, n.e.c
Pseudohermafroditism pria NOS
Q56.2 Pseudohermafroditism wanita, n.e.c
Pseudohermafroditism wanita NOS
Q56.3 Pseudohermafroditism, tidak dijelaskan
Q56.4 Indeterminate sex, tidak dijelaskan
Ambiguous genitalia

Malformasi kongenital sistem perkemihan (Q60-Q64)


Q60 Agenesis ginjal dan defek reduksi ginjal lainnya
Termasuk: atrofi kongenital atau infantil ginjal
absen kongenital ginjal
Q60.0 Agenesis ginjal, unilateral
Q60.1 Agenesis ginjal, bilateral
Q60.2 Agenesis ginjal, tidak dijelaskan
Q60.3 Hipoplasia ginjal, unilateral
Q60.4 Hipoplasia ginjal, bilateral
Q60.5 Hipoplasia ginjal, tidak dijelaskan
Q60.6 Potter's syndrome [kedua ginjal absen]

Q61 Cystic kidney disease


Kecuali: kista ginjal didapat (N28.1), sindroma Potter (Q60.6)
Q61.0 Kista tunggal kongenital ginjal
Kista ginjal (kongenital) (tunggal)
Q61.1 Ginjal polikista, jenis infantil
Q61.2 Ginjal polikista, jenis dewasa
Q61.3 Ginjal polikista, tidak dijelaskan
Q61.4 Displasia ginjal
Q61.5 Medullary cystic kidney [kista medulla ginjal]
Sponge kidney NOS
Q61.8 Penyakit kista ginjal lainnya
Ginjal fibrokista, degenerasi atau penyakit ginjal fibrokista
Q61.9 Penyakit kista ginjal, tidak dijelaskan
Sindroma Meckel-Gruber

Q62 Cacad obstruktif kongenital pelvis ginjal dan malformasi kongenital ureter
Q62.0 Hidronefrosis kongenital
Q62.1 Atresia dan stenosis ureter
Oklusi kongenital ureter, ureteropelvic junction dan muara ureterovesikalis

 879
Impervious ureter [ureter tak bisa dilalui cairan]
Q62.2 Megaloureter kongenital
Dilatasi kongenital ureter
Q62.3 Cacad obstruktif pelvis ginjal dan ureter lainnya
Ureterokel kongenital
Q62.4 Agenesis ureter
Ureter absen
Q62.5 Ureter kembar
Ureter tambahan atau kembar
Q62.6 Malposisi ureter
Ureter atau muara ureter deviasi, bergeser, ektopik, kelainan implantasi
Q62.7 Reflux kongenital vesiko-uretero-renal
Q62.8 Malformasi kongenital ureter lainnya
Anomali ureter NOS

Q63 Malformasi kongenital lain ginjal


Kecuali: sindroma nefrotik kongenital (N04.-)
Q63.0 Accessory kidney [ginjal tambahan]
Q63.1 Lobulated, fused and horseshoe kidney – [berlobus, menyatu, ‘sepatu kuda’]
Q63.2 Ectopic kidney
Ginjal salah letak kongenital, malrotasi ginjal
Q63.3 Ginjal hyperplastik dan raksasa
Q63.8 Malformasi kongenital ginjal lainnya
Batu ginjal kongenital
Q63.9 Malformasi kongenital ginjal, tidak dijelaskan

Q64 Malformasi kongenital lain sistem perkemihan


Q64.0 Epispadias [muara uretra di permukaan atas penis]
Kecuali: hypospadias (Q54.-)
Q64.1 Exstrophy kandung kemih
Ektopia vesikae; extroversi kandung kemih
Q64.2 Congenital posterior urethral valves [katup uretra posterior kongenital]
Q64.3 Atresia dan stenosis urethra dan leher bladder lainnya
Obstruksi kongenital leher bladder
Striktura kongenital urethra, meatus urinarius, dan orifisium vesikourethrae
Impervious urethra [urethra tak bisa dilewati cairan]
Q64.4 Malformasi urachus
Kista urachus, urachus paten, prolaps urachus
Q64.5 Absen kongenital bladder dan urethra
Q64.6 Divertikulum kongenital bladder
Q64.7 Malformasi kongenital lain bladder dan urethra
Bladder dan urethra tambahan
Urethra atau meatus urinarius kembar
Hernia kongenital bladder
Malformasi kongenital bladder atau urethra NOS
Prolaps kongenital bladder (mukosa), urethra, dan meatus urinarius
Fistula kongenital urethrorektum
Q64.8 Malformasi kongenital sistem perkemihan lainnya

 880
Q64.9 Malformasi kongenital sistem perkemihan, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital sistem perkemihan NOS

Malformasi dan deformasi kongenital muskuloskeleton (Q65-Q79)


Q65 Deformitas kongenital panggul
Kecuali: clicking hip (R29.4)
Q65.0 Dislokasi kongenital panggul, unilateral
Q65.1 Dislokasi kongenital panggul, bilateral
Q65.2 Dislokasi kongenital panggul, tidak dijelaskan
Q65.3 Subluksasio kongenital panggul, unilateral
Q65.4 Subluksasio kongenital panggul, bilateral
Q65.5 Subluksasio kongenital panggul, tidak dijelaskan
Q65.6 Unstable hip
Dislocatable or subluxatable hip [mudah dislokasi atau subluksasi]
Q65.8 Deformitas kongenital panggul lainnya
Anteversi leher femur, displasia kongenital acetabulum
Koxa valga kongenital [koksa saling mendekat, kaki jadi menjauhi sumbu tubuh]
Koxa vara kongenital [koksa saling menjauh, kaki jadi mendekati sumbu tubuh]
Q65.9 Deformitas kongenital panggul, tidak dijelaskan

Q66 Congenital deformities of feet


Kecuali: cacad reduksi kaki (Q72.-), deformitas (didapat) valgus (M21.0) atau varus (M21.1)
Q66.0 Talipes equinovarus [berjalan di jari, kaki bengkok permanen ke depan]
Q66.1 Talipes calcaneovarus [berjalan pada tumit, kaki bengkok ke atas]
Q66.2 Metatarsus varus [kaki menghadap ke dalam]
Q66.3 Deformitas varus kongenital kaki lainnya
Hallux varus, kongenital [ibu jari kaki membengkok ke garis tengah]
Q66.4 Talipes calcaneovalgus [kaki menghadap ke luar, berjalan pada tumit]
Q66.5 Pes planus kongenital [kaki datar]
Flat foot kongenital, rigid, atau spastic (eversi)
Q66.6 Deformitas valgus kongenital kaki lainnya
Metatarsus valgus [kaki menghadap ke luar]
Q66.7 Pes cavus – [kaki sangat cekung, (claw foot)]
Q66.8 Deformitas kongenital kaki lainnya
Talipes NOS, talipes asimetris (talipes = tak bisa berjalan pada telapak kaki):
Clubfoot NOS, hammer toe kongenital [jari seperti palu]
Koalisi tarsus, talus vertikal
Q66.9 Deformitas kongenital kaki, tidak dijelaskan

Q67 Deformitas muskuloskeleton kongenital pada kepala, muka, spina dan dada
Kecuali: sindroma malformasi kongenital yang diklasifikasi pada Q87.-
Potter's syndrome (Q60.6) – bilateral renal agenesis
Q67.0 Facial asymmetry [muka tidak simetris]
Q67.1 Compression facies [muka seperti terjepit]
Q67.2 Dolichocephaly [kepala lebih lonjong daripada normal]

 881
Q67.3 Plagiocephaly [bentuk kepala kacau (‘distorted’)]
Q67.4 Deformitas kongenital tengkorak, muka dan rahang lainnya
Depresi [cekungan] pada tengkorak
Deviasi kongenital septum nasalis,
Squash or bent nose, congenital [hidung tergencet atau bengkok kongenital]
Atrofi atau hipertrofi hemifasial (separo muka)
Kecuali: dentofasial anomalies [Termasuk maloklusi] (K07.-)
syphilitic saddle nose (A50.5)
Q67.5 Deformitas kongenital tulang punggung
Skoliosis kongenital: postural atau NOS
Kecuali: skoliosis idopatik infantil (M41.0 )
skoliosis akibat malformasi kongenital tulang (Q76.3)
Q67.6 Pectus excavatum
Congenital funnel chest (dada seperti cerocok)
Q67.7 Pectus carinatum
Congenital pigeon chest (dada seperti merpati)
Q67.8 Deformaitas kongenital dada lainnya
Deformitas kongenital dinding dada NOS

Q68 Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya


Kecuali: cacad reduksi anggota (Q71-Q73)
Q68.0 Deformitas kongenital m. sternocleidomastoideus
Torticollis (sternomastoid) kongenital –kepala tertarik ke satu sisi
Kontraktur (m.) sternocleidomastoid, tumor (kongenital) sternomastoid
Q68.1 Deformitas kongenital tangan
Congenital clubfinger – jari seperti gada
Spade-like hand (congenital) – tangan seperti ‘spade’
Q68.2 Deformitas kongenital lutut
Dislokasi kongenital lutut, genu recurvatum kongenital:
Q68.3 Congenital bowing pada femur [femur seperti busur]
Kecuali: anteversi (leher) femur (Q65.8)
Q68.4 Congenital bowing pada tibia dan fibula
Q68.5 Bengkok kongenital tulang panjang tungkai, tidak dijelaskan
Q68.8 Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya
Deformitas kongenital klavikula, siku, lengan bawah, dan skapula
Dislokasi kongenital siku dan bahu

Q69 Polidaktili
Q69.0 Accessory finger(s) – jari tangan tambahan
Q69.1 Accessory thumb(s) – ibu jari tangan tambahan
Q69.2 Accessory toe(s) [jari kaki tambahan]
Accessory hallux [ibu jari kaki tambahan]
Q69.9 Polidaktili, tidak dijelaskan
Supernumerary digit(s) NOS [jari banyak]

Q70 Sindactili
Q70.0 Fused fingers [jari bersatu]
Sindaktili kompleks jari tangan dengan sinostosis

 882
Q70.1 Webbed fingers [jari seperti jaring]
Sindakctili simpleks jari tangan tanpa sinostosis
Q70.2 Fused toes [jari kaki bersatu]
Sindaktili kompleks jari kaki dengan sinostosis
Q70.3 Webbed toes [jari kaki seperti jaring]
Sindaktili simpleks jari kaki tanpa sinostosis
Q70.4 Polisindaktili
Q70.9 Sindaktili, tidak dijelaskan
Symphalangy NOS

Q71 Cacad reduksi anggota atas


Q71.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) atas
Q71.1 Absen kongenital lengan atas dan bawah, tangan ada [INGAT: DAN = DAN/ATAU]
Q71.2 Absen kongenital lengan bawah dan tangan keduanya
Q71.3 Absen kongenital tangan dan jari (-jari)
Q71.4 Cacad reduksi longitudinal radius
Clubhand (congenital), radial clubhand
Q71.5 Cacad reduksi longitudinal ulna
Q71.6 Lobster-claw hand
Q71.8 Cacad reduksi lain anggota (-anggota) atas
Pemendekan kongenital anggota (-anggota) atas
Q71.9 Cacad reduksi lain anggota atas, tidak dijelaskan

Q72 Cacad reduksi anggota bawah


Q72.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) bawah
Q72.1 Absen kongenital paha dan tungkai bawah, kaki ada
Q72.2 Absen kongenital tungkai bawah dan kaki keduanya
Q72.3 Absen kongenital kaki dan jari (-jari) kaki
Q72.4 Cacad reduksi longitudinal femur
Defisiensi fokal femur proksimal
Q72.5 Cacad reduksi longitudinal tibia
Q72.6 Cacad reduksi longitudinal fibula
Q72.7 Split foot [kaki belah]
Q72.8 Cacad reduksi lain anggota (-anggota) bawah
Pemendekan kongenital anggota (-anggota) bawah
Q72.9 Cacad reduksi lain anggota bawah, tidak dijelaskan

Q73 Cacad reduksi pada anggota yang tidak dijelaskan


Q73.0 Absen kongenital anggota (-anggota) yang tidak dijelaskan
Amelia NOS [absen kongenital anggota, atau anggota sangat pendek]
Q73.1 Phocomelia, anggota tidak dijelaskan limb(s)
Phocomelia NOS [anggota proksimal tidak berkembang, tangan atau kaki melekat ke
badan; proksimal absen atau kurang berkembang, distal normal]
Q73.8 Cacad reduksi lain pada anggota (-anggota) yang tidak dijelaskan
Cacad reduksi longitudinal pada anggota yang tidak dijelaskan
Ectromelia anggota NOS (absen satu anggota atau lebih)
Hemimelia anggota NOS (lengan dan tungkai sangat pendek)

 883
Cacad reduksi anggota NOS

Q74 Malformasi kongenital anggota lainnya


Kecuali: polidaktili (Q69.-), sindaktili (Q70.-), cacad reduksi anggota (Q71-Q73)
Q74.0 Malformasi kongenital anggota atas lainnya, Termasuk gelang bahu
Disostosis kleidocranialis, pseudarthrosis kongenital klavikula
Sinostosis radioulnaris, tulang karpal tambahan
Makrodaktilia (fingers), triphalangeal thumb [ibu jari dengan tiga phalanks]
Deformitas Madelung, deformitas Sprengel
Q74.1 Malformasi kongenital lutut
Absen kongenital patella, patella rudimenter
Dislokasi kongenital patella
Genu valgum kongenital, genu varum kongenital
Kecuali: dislokasi kongenital lutut (Q68.2),
genu recurvatum kongenital (Q68.2)
nail patella syndrome (Q87.2)
Q74.2 Malformasi kongenital anggota bawah lainnya), Termasuk lingkaran panggul
Fusi kongenital sendi sacroiliaca
Malformasi kongenital (sendi) tumit dan sakroiliaka
Kecuali: anteversi (leher) femur (Q65.8)
Q74.3 Arthrogryposis multiplex congenita [sendi terfiksir dalam fleksi (kontraktur)]
Q74.8 Malformasi kongenital anggota lainnya
Q74.9 Malformasi kongenital anggota, tidak dijelaskan
Anomali kongenital anggota NOS
Q75 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka lainnya
Kecuali: anomali dentofasialis [Termasuk maloklusi] (K07.-)
cacad tengkorak yang terkait dengan anomali kongenital otak seperti
anensefali (Q00.0), ensefalokel (Q01.-),
mikrosefali (Q02), hidrosefalus (Q03.-)
malformasi kongenital muka NOS (Q18.-)
deformitas muskuloskeleton kepala dan muka (Q67.0-Q67.4)
sindroma malformasi kongenital yang diklasifikasi pada Q87.-
Q75.0 Kraniosinostosis
Fusi tidak sempurna tengkorak
Akrosefali, trigonosefali, oxysefali,
Q75.1 Disostosis kraniofasialis
Penyakit Crouzon
Q75.2 Hypertelorism [jarak orbita jauh, akibat pertumbuhan berlebihan]
Q75.3 Makrosefali
Q75.4 Disostosis mandibulofasialis
Q75.5 Disostosis okulomandibularis
Q75.8 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka lainnya
Absen kongenital tulang tengkorak
Deformitas kongenital dahi, platybasia [lesi basis meningen oksipitalis]
Q75.9 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka, tidak dijelaskan
Anomali kongenital: tulang muka NOS, tulang tengkorak NOS

Q76 Malformasi kongenital spina dan tulang rongga dada

 884
Kecuali: deformitas kongenital muskuloskeleton spina dan dada (Q67.5-Q67.8)
Q76.0 Spina bifida occulta – [tersembunyi]
Kecuali: meningokel (spinal) (Q05.-), spina bifida (aperta)(cystica) (Q05.-)
Q76.1 Klippel-Feil syndrome
Sindroma fusi vertebra servikalis
Q76.2 Spondilolisthesis kongenital
Spondilolisis kongenital
Kecuali: spondilolisis (acquired) (M43.0),
spondilolisthesis (acquired) (M43.1)
Q76.3 Skoliosis kongenital akibat malformasi kongenital tulang
Fusi hemivertebra atau kegagalan segmentasi dengan skoliosis
Q76.4 Malformasi kongenital spina lainnya, tidak terkait dengan skoliosis
Kelainan yang tidak dijelaskan atau tidak terrkait dengan skoliosis pada:
absen kongenital vertebra, fusi kongenital spina
kyphosis kongenital, lordosis kongenital
malformasi kongenital (sendi) (regio) lumbosakral
hemivertebra, malformasi vertebra, platispondylisis, supernumerary vertebra
Q76.5 Cervical rib
Iga berlebih pada regio cervicalis
Q76.6 Malformasi kongenital iga lainnya
Iga tambahan, absen kongenital iga, fusi kongenital iga
Malformasi kongenital iga NOS
Kecuali: short rib syndrome (Q77.2)
Q76.7 Malformasi kongenital sternum
Absen kongenital sternum, sternum bifidum
Q76.8 Malformasi kongenital lain tulang rongga dada
Q76.9 Malformasi kongenital tulang rongga dada, tidak dijelaskan

Q77 Osteochondrodysplasia dengan cacad pertumbuhan tulang panjang dan vertebra


Kecuali: mucopolysaccharidosis (E76.0-E76.3)
Q77.0 Akhondrogenesis [anggota sangat pendek]
Hipokhondrogenesis [ossifikasi vertebra dan pelvis terlambat]
Q77.1 Thanatophoric short stature [vertebra seperti H, femur seperti telepon]
Q77.2 Short rib syndrome
Asphyxiating thoracic dysplasia [Jeune] [toraks atas sangat sempit]
Q77.3 Khondrodisplasia punktata [pemendekan anggota proksimal]
Q77.4 Achondroplasia [dahi menonjol, saddle nose, lordosis lumbal, bowlegs]
Hipokhondroplasia [agak ringan]
Q77.5 Diastrophic dysplasia [cebol, ibu jari pendek, talipes equinovarus terfiksir]
Q77.6 Displasi khondroektodermal
Ellis-van Creveld syndrome [pemendekan anggota distal]
Q77.7 Spondyloepiphyseal dysplasia – kyphoskoliosis, muka datar. myopia
Q77.8 Osteokhondrodisplasia lain dengan cacad pertumbuhan tulang panjang dan vertebra
Q77.9 Osteokhondrodisplasia dengan cacad pertumbuhan tulang panjang dan vertebra, tidak
dijelaskan

Q78 Osteokhondrodisplasia lainnya


Q78.0 Osteogenesis imperfecta [pembentukan tulang tidak sempurna]

 885
Fragilitas ossium, osteopsathyrosis
Q78.1 Displasia fibrosa poliostotik
Sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg)
Q78.2 Osteopetrosis
Sindroma Albers-Schönberg
Q78.3 Progressive diaphyseal dysplasia [displasia diafisis progresif]
Sindroma Camurati-Engelmann
Q78.4 Enkhondromatosis
Sindroma Maffucci, penyakit Ollier
Q78.5 Metaphyseal dysplasia
Sindroma Pyle
Q78.6 Multiple congenital exostoses
Diaphyseal aclasis
Q78.8 Osteokhondrodisplasia lainnya
Osteopoikilosis
Q78.9 Osteokhondrodisplasia, tidak dijelaskan
Khondrodistrofi NOS, osteodistrofi NOS

Q79 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, not elsewhere classified


Kecuali: tortikollis (sternomastoid) kongenital (Q68.0)
Q79.0 Hernia diafragmatika kongenital
Kecuali: hiatus hernia kongenital (Q40.1)
Q79.1 Malformasi kongenital diafragma lainnya
Absen diafragma, eventrasi diafragma,
Malformasi kongenital diafragma NOS
Q79.2 Exomphalos
Omphalocele
Kecuali: hernia umbilikalis (K42.-)
Q79.3 Gastroskhisis [lambung belah]
Q79.4 Prune belly syndrome [lapisan otot abdomen absen]
Q79.5 Malformasi kongenital dinding abdomen lainnya
Kecuali: hernia umbilikalis (K42.-)
Q79.6 Sindrome Ehlers-Danlos [kelainan jaringan ikat, semua jaringan melemah]
Q79.8 Malformasi kongenital lain sistem muskuloskeleton
Absen otot atau tendon, amyotrophia congenita
Pemendekan tendon kongenital, band konstriksi kongenital
Otot tambahan (aksesoris),
Sindroma Poland [kelainan ukuran dan bentuk tangan kongenital]
Q79.9 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas NOS sistem muskuloskeleton kongenital

Malformasi kongenital lainnya (Q80-Q89)


Q80 Congenital ichthyosis

 886
[ichthyosis: kulit kering bersisik]
Kecuali: penyakit Refsum (G60.1)
Q80.0 Ichthyosis vulgaris
Q80.1 X-linked ichthyosis
Q80.2 Lamellar ichthyosis
Collodion baby
Q80.3 Congenital bullous ichthyosiform erythroderma
Q80.4 Harlequin fetus [Harlequin ichthyosis]
Q80.8 Ichthyosis kongenital lainnya
Q80.9 Ichthyosis kongenital, tidak dijelaskan

Q81 Epidermolysis bullosa


Q81.0 Epidermolysis bullosa simplex
Kecuali: Cockayne's syndrome (Q87.1)
Q81.1 Epidermolysis bullosa letalis
Sindroma Herlitz
Q81.2 Epidermolysis bullosa dystrophica
Q81.8 Epidermolysis bullosa lainnya
Q81.9 Epidermolysis bullosa, tidak dijelaskan

Q82 Malformasi kongenital kulit lainnya


Kecuali: congenital erythropoietic porphyria (E80.0)
acrodermatitis enteropathica (E83.2)
pilonidal cyst or sinus (L05.-)
Sturge-Weber(-Dimitri) syndrome (Q85.8)
Q82.0 Hereditary lymphoedema
Q82.1 Xeroderma pigmentosum
Q82.2 Mastocytosis
Urticaria pigmentosa
Kecuali: malignant mastocytosis (C96.2)
Q82.3 Incontinentia pigmenti [pigment tidak merata]
Q82.4 Ectodermal dysplasia (anhidrotic)
Kecuali: Ellis-van Creveld syndrome (Q77.6)
Q82.5 Naevus non-neoplastik kongenital
Birthmark NOS [tanda lahir]
Naevus: flammeus, portwine, sanguinosa, strawberry, verrukosa
Naevus vascular NOS
Kecuali: café au lait spots (L81.3), lentigo (L81.4)
naevus: NOS (D22.-), melanocytic (D22.-), pigmented (D22.-)
naevus: araneus (I78.1), spider (I78.1), stellar (I78.1)
Q82.8 Malformasi kongenital kulit lainnya
Garis tangan abnormal, tonjolan aksesoris kulit, anomali dermatografia
Keratosis palmaris et plantaris yang diwariskan, cutis laxa (hyperelastica)
Benign familial pemphigus [Hailey-Hailey]
Keratosis follicularis [Darier-White]
Kecuali: sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6)
Q82.9 Malformasi kongenital kulit, tidak dijelaskan

 887
Q83 Malformasi kongenital mammae
Kecuali: absen m. pectoralis (Q79.8)
Q83.0 Absen kongenital mammae dengan absen papilla mammae
Q83.1 Mammae tambahan
Supernumerary breast
Q83.2 Absent papilla mammae
Q83.3 Papilla mammae tambahan
Supernumerary nipple
Q83.8 Malformasi kongenital mammae lainnya
Hipoplasia mammae
Q83.9 Malformasi kongenital mammae, tidak dijelaskan

Q84 Malformasi kongenital lain integumen


Q84.0 Alopesia kongenital
Atrikhosis kongenital
Q84.1 Kekacauan morfologis rambut kongenital, n.e.c.
Rambut berbutir (beaded hair), monilethrix, pili annulati
Kecuali: Menkes' kinky hair syndrome (E83.0)
Q84.2 Malformasi kongenital lain rambut
Hipertrichosis kongenital, lanugo persisten
Malformasi kongenital rambut NOS
Q84.3 Anonikhia – kuku absen
Kecuali: nail patella syndrome (Q87.2)
Q84.4 Leukonikhia kongenital – kuku putih
Q84.5 Enlarged and hypertrophic nails – kuku besar dan hipertrofi
Onikhauxis kongenital, pakhionikhia
Q84.6 Malformasi kongenital kuku lainnya
Clubnail, koilonychia (retak dan cekung),
Malformasi kongenital kuku NOS
Q84.8 Malformasi kongenital integumen lain yang dijelaskan
Aplasia kutis kongenita
Q84.9 Malformasi kongenital integumen, tidak dijelaskan
Anomaly atau deformitas kongenital integumen NOS

Q85 Phakomatoses, not elsewhere classified – bercak-bercak kulit


Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
familial dysautonomia [Riley-Day] (G90.1)
Q85.0 Neurofibromatosis (nonmalignant)
Penyakit Von Recklinghausen [neurofibroma dengan bintik coklat pucat]
Q85.1 Tuberous sclerosis
Penyakit Bourneville, epiloia
Q85.8 Phakomatoses lainnya, n.e.c.
Sindroma:
Peutz-Jeghers – bintik melanin hitam kecoklatan, dengan poliposis GI tract
Sturge-Weber(-Dimitri) – lesi merah, pink atau ungu di daerah trigeminus
von Hippel-Lindau – kista berupa tumor jinak yang isinya organ apa saja
Kecuali: Meckel-Gruber syndrome (Q61.9)
Q85.9 Phakomatosis, tidak dijelaskan;

 888
Hamartosis NOS

Q86 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang diketahui, n.e.c.
Kecuali: hipotiroidism yang terkait dengan defisiensi iodin (E00-E02)
efek nonteratogenik zat yang masuk melalui plasenta atau ASI (P04.-)
Q86.0 Fetal alcohol syndrome (dysmorphic)
Q86.1 Fetal hydantoin syndrome
Meadow's syndrome
Q86.2 Dismorfisme akibat warfarin
Q86.8 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang diketahui lainnya

Q87 Sindroma malformasi kongenital lain yang mengganggu berbagai sistem


Q87.0 Sindroma malformasi kongenital yang terutama mengganggu bentuk muka
Akroefalopolisindaktili, akroefalosindaktili [Apert]
Sindroma kriptoftalmos, cyclopia, whistling face [wajah bersiul]
Sindroma: oro-facial-digital,
Sindroma: Goldenhar, Moebius, Robin, Treacher Collins
Q87.1 Sindroma malformasi kongenital yang terutama berhubungan dengan tubuh pendek
Sindroma: Aarskog, Cockayne, De Lange, Dubowitz, Noonan, Prader-Willi,
Sindroma: Robinow-Silverman-Smith, Russell-Silver, Seckel, Smith-Lemli-Opitz
Kecuali: sindroma Ellis-van Creveld (Q77.6)
Q87.2 Sindroma malformasi kongenital yangterutama mengenai anggota
Sindroma: nail patella, sirenomelia
Sindroma: Holt-Oram, Klippel-Trénaunay-Weber, Rubinstein-Taybi
Sindroma: Trombositopenia dengan Absent Radius [TAR]
Sindroma VATER (cacad Vertebra, Anus imperforata, fistula TrakheoEsophagus, dan
displasia Radius and Renal)
Q87.3 Sindroma malformasi kongenital yang mencakup pertumbuhan awal berlebihan
Sindroma: Beckwith-Wiedemann, Sotos, Weaver
Q87.4 Sindroma Marfan
Q87.5 Sindroma malformasi kongenital dengan perubahan lain pada tulang lainnya
Q87.8 Sindroma malformasi kongenital lain yang dijelaskan, n.e.c.
Sindroma: Alport, Laurence-Moon(-Bardet)-Biedl, Zellweger

Q89 Malformasi kongenital lain, n.e.c.


Q89.0 Malformasi kongenital limpa
Asplenia (kongenital),
Splenomegaly kongenital
Kecuali: isomerisme atrial appendages (dengan asplenia atau polysplenia) (Q20.6)
Q89.1 Malformasi kongenital kelenjar adrenal
Kecuali: hiperplasia kongenital adrenal (E25.0)
Q89.2 Malformasi kongenital kelenjar endokrin lain
Malformasi kongenital kelenjar parathyroid atau thyroid
Duktus thyroglossus persisten; kista thyroglossus
Q89.3 Situs inversus
Dextrocardia dengan situs inversus
Mirror-image atrial arrangement dengan situs inversus
Situs inversus: abdominalis, thoracis

 889
Situs transversus: abdominalis, thoracis
Transposisi visera: abdomen, thoraks
Kecuali: dextrocardia NOS (Q24.0)
Q89.4 Conjoined twins – kembar siam
Kraniopagus, disefali, double monster, pigopagus, torakopagus
Q89.7 Malformasi kongenital ganda, n.e.c.
Monster NOS
Anomali atau deformitas kongenital ganda NOS
Kecuali: sindroma malformasi kongenital yang mengganggu banyak sistem (Q87.-)
Q89.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan
Q89.9 Malformasi kongenital, tidak dijelaskan
Anomali kongenital NOS, deformitas kongenital NOS

Kelainan kromosom, not elsewhere classified (Q90-Q99)


Q90 Sindroma Down
Q90.0 Trisomi 21, nondisjunction meiosis
Q90.1 Trisomi 21, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q90.2 Trisomi 21, translokasi
Q90.9 c Down, tidak dijelaskan
Trisomi 21 NOS [pada posisi 21 terdapat 3 kromosom, bukan sepasang]

Q91 Sindroma Edwards and Sindroma Patau


Q91.0 Trisomi 18, nondisjunction meiosis
Q91.1 Trisomi 18, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q91.2 Trisomi 18, translokasi
Q91.3 Sindroma Edwards, tidak dijelaskan
Q91.4 Trisomi 13, nondisjunction meiosis
Q91.5 Trisomi 13, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q91.6 Trisomi 13, translokasi
Q91.7 Sindroma Patau, tidak dijelaskan

Q92 Trisomi dand trisomi parsial pada autosome, not elsewhere classified
Termasuk: translokasi dan insersi yang tidak berimbang
Kecuali: trisomi kromosom 13, 18, 21 (Q90-Q91)
Q92.0 Trisomi whole chromosome, nondisjunction meiosis
Q92.1 Trisomi whole chromosome, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q92.2 Trisomi parsial mayor
Duplikasi whole arm atau lebih.
Q92.3 Trisomi parsial minor
Duplikasi kurang dari whole arm
Q92.4 Duplikasi hanya terlihat pada prometafase
Q92.5 Duplikasi dengan complex rearrangements lainnya
Q92.6 Kromosom extra marker
Q92.7 Triploidi dan poliploidi [sel atau organ dengan kromosom 3N atau lebih]
Q92.8 Trisomi dan trisomi parsial lain pada autosome yang dijelaskan
Q92.9 Trisomi dan trisomi parsial pada autosom, tidak dijelaskan

 890
Q93 Monosomi dan penghapusan dari autosom, n.e.c.
Q93.0 Monosomi whole chromosome, nondisjunction meiosis
Q93.1 Monosomi whole chromosome, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q93.2 Kromosome diganti dengan ring or disentrik
Q93.3 Penghapusan short arm of chromosome 4
Sindroma Wolff-Hirschorn
Q93.4 Penghapusan of short arm of chromosome 5
Cri-du-chat syndrome
Q93.5 Penghapusan lain dari bagian chromosome
Q93.6 Penghapusan hanya terlihat pada prometafase
Q93.7 Penghapusan dengan complex rearrangements lainnya
Q93.8 Penghapusan dari autosom lainnya
Q93.9 Penghapusan dari autosom, tidak dijelaskan

Q95 Balanced rearrangements dan structural markers, n.e.c.


Termasuk: Translokasi dan insersi timbal balik berimbang dan Robertson
Q95.0 Translokasi dan insersi berimbang pada individu normal
Q95.1 Inversi kromosom pada individu normal
Q95.2 Balanced autosomal rearrangement pada individu abnormal
Q95.3 Balanced sex/autosomal rearrangement pada individu abnormal
Q95.4 Individu dengan marker heterokromatin
Q95.5 Individu dengan autosomal fragile site
Q95.8 Balanced rearrangements dan structural markers lainnya
Q95.9 Balanced rearrangement dan structural marker, tidak dijelaskan

Q96 Turner's syndrome


[Perkembangan seksual wanita terhalang, ovarium tidak berkembang]
Kecuali: sindroma Noonan (Q87.1)
Q96.0 Karyotype 45,X
Q96.1 Karyotype 46,X iso (Xq)
Q96.2 Karyotype 46,X dengan kromosom sex abnormal, Kecuali iso (Xq)
Q96.3 Mosaicism, 45,X/46,XX or XY
Q96.4 Mosaicism, 45,X/baris sel lain dengan kromoom sex abnormal
Q96.8 Varian lain sindroma Turner
Q96.9 Sindroma Turner, tidak dijelaskan

Q97 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe wanita, n.e.c.


Kecuali: Sindroma Turner (Q96.-)
Q97.0 Karyotype 47,XXX
Q97.1 Female dengan lebih dari 3 chromosomes X
Q97.2 Mosaicism, barisan dengan berbagai jumlah chromosomes X
Q97.3 Female dengan karitipe 46,XY
Q97.8 Kelainan kromosom sex lainnya yang dijelaskan, fenotipe wanita,
Q97.9 Kelainan kromosom sex, fenotipe wanita, tidak dijelaskan

Q98 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe pria, n.e.c.


[Sindroma Klinefelter: pria dengan kromosom X ektra, steril, berciri wanita]

 891
Q98.0 Sindroma Klinefelter kariotipe 47,XXY
Q98.1 Sindroma Klinefelter, pria dengan lebih dari 2 kromosom X
Q98.2 Sindroma Klinefelter, pria dengan kariotipe 46,XX
Q98.3 Pria dengan kariotipe 46,XX lainnya
Q98.4 Sindroma Klinefelter, tidak dijelaskan
Q98.5 Kariotipe 47,XYY
Q98.6 Pria dengan kromosom sex berstruktur abnormal
Q98.7 Pria dengan mosaicism kromosom sex
Q98.8 Kelainan kromosom sex lain yang dijelaskan, male phenotype
Q98.9 Kelainan kromosom sex, male phenotype, tidak dijelaskan

Q99 Kelainan kromosom lain, n.e.c.


Q99.0 Chimera 46,XX/46,XY
Chimera 46,XX/46,XY true hermaphrodite
Q99.1 46,XX true hermaphrodite
46,XX dengan streak gonads
46,XY dengan streak gonads
Disgenesis gonad murni
Q99.2 Fragile X chromosome
Sindroma fragilitas X
Q99.8 Kelainan kromosom lain yang dijelaskan
Q99.9 Kelainan kromosom, tidak dijelaskan

 892
BAB XVIII
GEJALA, TANDA, DAN HASIL ABNORMAL
KLINIS DAN LABORATORIUM, NOT ELSEWHERE
CLASSIFIED (R00-R99)

Bab ini berisi gejala, tanda, hasil pemeriksaan yang abnormal dari prosedur klinis dan
penyelidikan lain, dan kondisi tidak jelas tanpa diagnosis yang bisa diklasifikasi di bagian lain.
Tanda dan gejala yang memberi diagnosis diletakkan pada suatu kategori pada bab lain.
Secara umum, kategori pada bab ini mencakup kondisi dan gejala yang kabur, sehingga tanpa
pemeriksaan lebih lanjut kasus ini mungkin memiliki diagnosis yang seimbang pada dua atau lebih
penyakit atau sistem tubuh. Hampir semua kategori dalam bab ini bisa dianggap “NOS”, “etiologi
tak diketahui” atau “sementara”. Indeks Alfabet harus dirujuk untuk menentukan gejala dan tanda
yang akan dialokasikan pada bab ini atau bab lain. Subkategori sisa, ”.8”, umumnya disediakan untuk
gejala relevan lain yang tidak bisa diklasifikasi di tempat lain.
Kondisi dan tanda atau gejala yang termasuk dalam kategori R00-R99 terdiri dari:
a. kasus yang tidak bisa diberi diagnosis yang lebih spesifik setelah semua fakta yang
berhubungan dengan kasus ini diperiksa,
b. tanda atau gejala yang ditemukan pada pemeriksaan awal ternyata bersifat sementara dan
penyebabnya tidak bisa ditentukan,
c. diagnosis sementara pada pasien yang tidak kembali untuk pemeriksaan atau asuhan lebih
lanjut,
d. kasus yang dirujuk ke tempat lain untuk penyelidikan atau pengobatan sebelum diagnosis
berdiri,
e. kasus yang karena suatu alasan tidak bisa diberi diagnosis yang lebih tepat,
f. gejala tertentu, yang memiliki informasi tambahan, yang merupakan masalah penting
tersendiri dalam asuhan medis.

Kecuali: penemuan abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)


kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)

Blok-blok dalam bab ini adalah sebagai berikut:


R00-R09 Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan
R10-R19 Tanda dan gejala pada sistem pencernaan dan abdomen
R20-R23 Tanda dan gejala pada kulit dan jaringan subkutis
R25-R29 Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeleton
R30-R39 Tanda dan gejala pada sistem perkemihan
R40-R46 Tanda dan gejala pada kognisi, persepsi, emosi dan tingkah laku
R47-R49 Tanda dan gejala pada bicara dan suara
R50-R69 Tanda dan gejala umum
R70-R79 Hasil abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa diagnosis
R80-R82 Hasil abnormal pada pemeriksaan urin, tanpa diagnosis
R83-R89 Hasil abnormal pada pemeriksaan cairan tubuh, zat dan jaringan lain, tanpa diagnosis
R90-R94 Hasil abnormal pada citra diagnostik dan pemeriksaan fungsi, tanpa diagnosis
R95-R99 Penyebab kematian yang kabur dan tidak diketahui

 893
Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan (R00-R09)
R00 Kelainan denyut jantung
Kecuali: kelainan yang dimulai pada masa perinatal (P29.1)
arrhythmias yang dijelaskan (I47-I49)
R00.0 Takikardia, tidak dijelaskan
Denyut jantung cepat
Takikardia:
- sinoaurikuler NOS
- sinus NOS
R00.1 Bradikardia, tidak dijelaskan
Denyut jantung lambat
Bradikardia:
- sinoatrial
- sinus
- vagus
Gunakan kode tambahan (Bab XX) untuk identifikasi obat, kalau disebabkan obat
R00.2 Palpitasi
Sadar akan denyut jantung
R00.8 Kelainan denyut jantung lain dan tidak dijelaskan

R01 Cardiac murmurs [bising jantung] dan suara jantung lainnya


Kecuali: yang dimulai pada masa perinatal (P29.8)
R01.0 Cardiac murmurs ringan dan tidak berbahaya
Cardiac murmurs fungsional
R01.1 Cardiac murmur, tidak dijelaskan
Cardiac bruit NOS
R01.2 Suara jantung lainnya
Cardiac dullness [pekak jantung], meningkat atau menurun;
Friksi prekordial

R02 Gangrene, not elsewhere classified


Kecuali: gas gangrene (A48.0)
pyoderma gangrenosum (L88)
gangrene pada:
- diabetes mellitus (E10-E14 dengan karakter keempat .5)
- atherosclerosis (I70.2)
- penyakit pembuluh darah perifer lain (I73.-)
gangrene pada situs tertentu yang dijelaskan - lihat Index Alfabet

R03 Pembacaan tekanan darah abnormal, tanpa diagnosis


R03.0 Tekanan darah terbaca meningkat, tanpa diagnosis hipertensi

 894
Note: kategori ini digunakan untuk mencatatat episode peningkatan tekanan darah pada
pasien yang tidak mendapatkan diagnosa hipertensi, atau sebagai penemuan
insidentil terpisah.
R03.1 Tekanan darah terbaca rendah yang tidak spesifik
Kecuali: hipotensi (I95.-)
hipotensi neurogenik orthostatik (G90.3)
sindroma hipotensi maternal (O26.5)

R04 Perdarahan dari saluran pernafasan


R04.0 Epistaxis
Perdarahan dari hidung
Mimisan
R04.1 Perdarahan dari tenggorokan
Kecuali: haemoptysis (R04.2)
R04.2 Haemoptysis
Sputum bercampur darah
Batuk dengan perdarahan
R04.8 Perdarahan dari situs lain pada saluran pernafasan
Perdarahan paru-paru NOS
Kecuali: perdarahan paru-paru perinatal (P26.-)
R04.9 Perdarahan dari saluran pernafasan, tidak dijelaskan

R05 Batuk
Kecuali: batuk psikogenik (F45.3)
batuk dengan perdarahan (R04.2)

R06 Kelainan pernafasan


Kecuali: respiratory:
- arrest (R09.2)
- distress (syndrome)(of):
- adult (J80)
- newborn (P22.-)
- failure (J96.-)
- of newborn (P28.5)
R06.0 Dyspnoea
Orthopnoea
Shortness of breath [sesak nafas]
Kecuali: sesak nafas sementara pada bayi neonatus (P22.1)
R06.1 Stridor [nafas berbunyi seperti air menggelegak]
Kecuali: laryngismus (stridulus) (J38.5)
stridor larynx kongenital (P28.8)
R06.2 Wheezing [nafas menciok]
R06.3 Periodic breathing [nafas periodik]
Pernafasan Cheyne-Stokes
R06.4 Hyperventilasi [nafas dalam]
Kecuali: hiperventilasi psikogenik (F45.3)

 895
R06.5 Mouth breathing
Snoring [bunyi mendengkur, nafas melalui mulut]
Kecuali: mulut kering NOS (R68.2)
R06.6 Hiccough [‘sadu?’]
Kecuali: hiccough psikogenik (F45.3)
R06.7 Sneezing [bersin]
R06.8 Kelainan bernafas lain dan tidak dijelaskan
Apnoea NOS [nafas berhenti]
Breath-holding (spells) [menahan nafas]
Choking sensation [rasa tercekik]
Sighing [nafas bunyi mengeluh]
Kecuali: apnoea (pada):
- tidur (G47.3)
- neonatus (primer) (P28.3)
- neonatus (P28.4),

R07 Nyeri tenggorokan dan rongga dada


Kecuali: mialgia epidemik (B33.0)
sore throat (akut) NOS (J02.9)
nyeri pada:
- leher (M54.2)
- mammae (N64.4)
disfagia (R13)
R07.0 Nyeri tenggorokan
R07.1 Nyeri rongga dada ketika bernafas
Painful respiration
R07.2 Nyeri precordial
R07.3 Nyeri rongga dada lainnya
Nyeri dinding depan rongga dada NOS
R07.4 Nyeri rongga dada, tidak dijelaskan

R09 Tanda dan gejala lain yang melibatkan sistem sirkulasi dan pernafasan
Kecuali: respiratory
- distress (syndrome)(of):
- adult (J80)
- newborn (P22.-)
- respiratory: failure (J96.-)
- of newborn (P28.5)
R09.0 Asphyxia [tercekik]
Kecuali: asphyxia (akibat):
- intrauterus (P20.-)
- asphyxia lahir (P21.-)
- benda asing do saluran pernafasan (T17.-)
- trauma (T71)
- karbon monoxida (T58)
R09.1 Pleurisy [pleuritis]

 896
Kecuali: pleurisy dengan effusi (J90)
R09.2 Respiratory arrest
Cardiorespiratory failure [kegagalan kardiorespirasi]
R09.3 Sputum abnormal
Kelainan: jumlah, warna, bau
Sputum berlebihan
Kecuali: sputum campur darah (R04.2)
R09.8 Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem sirkulasi dan pernafasan
Bruit (arterial)
Rales [rhonchi]
Weak pulse [nadi lemah]
Rongga dada dengan:
- suara perkusi abnormal
- suara friksi (bunyi gesekan)
- timpani

Tanda dan gejala pada sistem pencernaan dan abdomen (R10-R19)


Kecuali: pylorospasme (K31.3)
- kongenital atau infantil (Q40.0)
obstruksi usus (K56.-),
- bayi (P76.-)
perdarahan gastrointestinum (K92.0-K92.2)
- pada bayi (P54.0-P54.3),
gejala yang dapat dirujuk ke organ genital:
- pria (N48-N50)
- wanita (N94.-)
tanda dan gejala yang melibatkan sistem perkemihan (R30-R39)

R10 Nyeri abdomen dan pelvis


Kecuali: dorsalgia (M54.-)
kolik ginjal (N23)
kembung dan kondisi terkait (R14)
R10.0 Acute abdomen
Nyeri hebat abdomen (umum)(lokal)(dengan kejang abdomen)
R10.1 Nyeri lokal di abdomen atas
Nyeri epigastrium
R10.2 Nyeri pelvis dan perineum
R10.3 Nyeri lokal di bagian lain abdomen bawah
R10.4 Nyeri abdomen lain dan tidak dijelaskan
Abdominal tenderness [nyeri tekan] NOS
Kolik:
- NOS
- kolik infantil

R11 Mual dan muntah


Kecuali: haematemesis (K92.0),

 897
- haematemesis neonatus (P54.0)
muntah (pada):
- psikogenik (F50.5),
- setelah operasi gastrointestinum (K91.0)
- muntah berlebihan: pada kehamilan (O21.-)
- muntah pada bayi (P92.0)

R12 Heartburn
Kecuali: dyspepsia (K30)

R13 Dysphagia
Sulit menelan

R14 Flatulence [kembung] dan kondisi terkait


Distensi perut (berisi gas)
Bloating
Eructation
Gas pain
Tympanites (perut)(usus)
Kecuali: aerophagy psikogenik (F45.3)

R15 Faecal incontinence


Encopresis NOS
Kecuali: yang penyebabnya nonorganik (F98.1)

R16 Hepatomegali dan splenomegali, not elsewhere classified


R16.0 Hepatomegaly, not elsewhere classified
Hepatomegaly NOS
R16.1 Splenomegaly, not elsewhere classified
Splenomegaly NOS
R16.2 Hepatomegaly dengan splenomegaly, not elsewhere classified
Hepatosplenomegaly NOS

R17 Jaundice yang tidak dijelaskan


Kecuali: Jaundice neonatus (P55, P57-P59)

R18 Ascites
Cairan dalam rongga peritoneum

R19 Tanda dan gejala lain pada sistem pencernaan dan abdomen
Kecuali: acute abdomen (R10.0)
R19.0 Sembab, massa atau bengkak intraabdomen dan pelvik
Sembab atau bengkak difus atau umum:
- intra-abdomen NOS
- pelvik NOS
- umbilikus
Kecuali: distensi abdomen (gas) (R14)

 898
ascites (R18)
R19.1 Abnormal bowel sounds [bising usus abnormal]
Bisng usus absen
Bising usus hiperaktif
R19.2 Visible peristalsis [peristalsis terlihat]
Hiperperistalsis
R19.3 Abdominal rigidity [kejang abdomen]
Kecuali: yang disertai nyeri hebat abdomen (R10.0)
R19.4 Change in bowel habit [perubahan kebiasaan usus]
Kecuali: konstipasi (K59.0)
diare fungsional (K59.1)
R19.5 Kelainan feses lainnya
Warna feses abnormal, feses banyak sekali, mukus pada feses
Kecuali: melaena (K92.1)
- pada neonatus (P54.1)
R19.6 Halitosis [bau nafas tidak menyenangkan]
R19.8 Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem pencernaan dan abdomen

Tanda dan gejala gejala pada kulit dan jaringan subkutis (R20-R23)
R20 Kekacauan sensasi kulit
Kecuali: anestesia dan kehilangan sensasi disosiatif (F44.6)
kekacauan psikogenik (F45.8)
R20.0 Anaesthesia kulit
R20.1 Hypoaesthesia kulit
R20.2 Paraesthesia kulit kesemutan]
Formikasi
Pins and needles’
Tingling skin
Kecuali: acroparaesthesia (I73.8)
R20.3 Hyperaesthesia
R20.8 Kekacauan sensasi kulit lain dan tidak dijelaskan

R21 Rash dan erupsi kulit nonspesifik lain

R22 Sembab, massa dan benjol lokal pada kulit dan jaringan subkutis
Termasuk: nodul subkutis (lokal)(superficial)
Kecuali: adipositas lokal (E65)
pembesaran kelenjar limfe (R59.-)
oedema (R60.-)
massa dan bengkak pada:
- breast (N63)
- intra-abdomen atau pelvik (R19.0)
sembab (pada):
- joint (M25.4)

 899
- intra-abdomen atau pelvik (R19.0)
hasil abnormal pada citra diagnostik (R90-R93).
R22.0 Sembab, massa dan benjol lokal pada kepala
R22.1 Sembab, massa dan benjol lokal pada leher
R22.2 Sembab, massa dan benjol lokal pada badan
R22.3 Sembab, massa dan benjol lokal pada anggota atas
R22.4 Sembab, massa dan benjol lokal pada anggota bawah
R22.7 Sembab, massa dan benjol lokal pada situs ganda
R22.9 Sembab, massa dan benjol lokal, tidak dijelaskan

R23 Perubahan kulit lainnya


R23.0 Cyanosis
Kecuali: acrocyanosis (I73.8)
serangan sianosis pada neonatus (P28.2)
R23.1 Pallor [pucat]
Clammy skin
R23.2 Flushing [kemerahan menjalar]
Blushing berlebihan
Kecuali: pada keadaan menopause dan klimakterik wanita (N95.1)
R23.3 Ecchymoses spontan
Petechiae
Kecuali: purpura (D69.-), ecchymoses pada janin dan bayi (P54.5),
R23.4 Perubahan texture kulit
Desquamasi [epitel epidermis lepas]
Indurasi [pengerasan]
Scaling [sisik]
Kecuali: penebalan epidermis NOS (L85.9)
R23.8 Perubahan kulit lainnya dan tidak dijelaskan

Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeleton (R25-R29)


R25 Pergerakan bawah sadar abnormal
Kecuali: kelainan tic (F95.-), kelainan pergerakan stereotype (F98.4)
kelainan pergerakan spesifik (G20-G26)
R25.0 Pergerakan abnormal kepala
R25.1 Tremor, tidak dijelaskan
Kecuali: chorea NOS (G25.5)
tremor:
- hysterical (F44.4)
- essential (G25.0)
- intention (G25.2)
R25.2 Cramp and spasm
Kecuali: spasme karpopedal (R29.0)
spasme infantil (G40.4)

 900
R25.3 Fasciculation
Twitching NOS
R25.8 Pergerakan bawah sadar abnormal lain dan yang tidak dijelaskan

R26 Kelainan gait dan mobilitas


Kecuali: ataxia:
- lokomotor (sifilitika) (A52.1)
- herediter (G11.-)
- NOS (R27.0)
sindroma immobilitas (paraplegia) (M62.3)
R26.0 Ataxic gait [lenggang ataksia]
Staggering gait
R26.1 Paralytic gait [lenggang lumpuh]
Spastic gait
R26.2 Kesulitan berjalan, not elsewhere classified
R26.8 Kelainan gait dan mobilitas lain dan tidak dijelaskan
Unsteadiness on feet NOS

R27 Kehilangan koordinasi lainnya


Kecuali: hereditary ataxia (G11.-)
ataxic gait (R26.0)
vertigo NOS (R42)
R27.0 Ataxia, tidak dijelaskan
R27.8 Kehilangan koordinasi lainnya dan tidak dijelaskan

R29 Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeletal lainnya
R29.0 Tetany
Spasme karpopedal
Kecuali: tetani:
- parathyroid (E20.9),
- post-thyroidectomy (E89.2)
- histeria (F44.5),
- neonatus (P71.3),
R29.1 Meningismus
R29.2 Reflex abnormal
Kecuali: reflex pupil abnormal (H57.0),
reflex gag [‘muntah’] hiperaktif (J39.2)
reaksi vasovagus atau syncope (R55)
R29.3 Postur abnormal
R29.4 Clicking hip
Kecuali: deformitas kongenital panggul (Q65.-)
R29.6 Tendency to fall, not elsewhere classified
Tendensi jatuh karena usia tua atau masalah kesehatan lain yang tidak jelas.
Kecuali: kecelakaan NOS (X59)
sulit berjalan (R26.2)

 901
dizziness and giddiness (R42) [pusing dan merasa kepala ringan]
jatuh yang menyebabkan cedera (W00-W19)
jatuh akibat penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
syncope and collapse (R55) [pingsan]
R29.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sistem syaraf dan
muskuloskeletal

Tanda dan gejala pada sistem perkemihan (R30-R39)


R30 Nyeri yang berhubungan dengan berkemih
Kecuali: nyeri psikogenik (F45.3)
R30.0 Dysuria
Strangury
R30.1 Vesical tenesmus [nyeri vesika urinaria]
R30.9 Nyeri berkemih, tidak dijelaskan
Painful urination NOS

R31 Haematuria yang tidak dijelaskan


Kecuali: haematuria rekurent atau persistent (N02.-)

R32 Inkontinensia urin yang tidak dijelaskan


Enuresis NOS
Kecuali: enuresis nonorganik (F98.0)
inkontinensia stress dan inkontinensia urin lain yang dijelaskan (N39.3-N39.4)

R33 Retentio urin [urin tidak bisa keluar]

R34 Anuria dan oliguria [produksi urin tidak ada atau sedikit]
Kecuali: yang merupakan komplikasi:
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.4)
hamil, melahirkan dan nifas (O26.8, O90.4)

R35 Polyuria [produksi urin berlebihan]


Sering berkemih
Nocturia [berkemih malam]
Kecuali: polyuria psikogenik(F45.3)

R36 Urethral discharge [keluar cairan dari uretra]


Penile discharge
Urethrorrhoea

R39 Tanda dan gejala lain pada sistem perkemihan


R39.0 Extravasation of urine [lewat di luar pembuluhnya]
R39.1 Kesulitan berkemih lainnya
Enggan berkemih
Aliran kemih lambat
Aliran kemih bercabang

 902
R39.2 Uraemia extrarenal
Uraemia prerenal
R39.8 Tanda dan gejala lain tidak dijelaskan pada sistem perkemihan

Tanda dan gejala pada kognisi, persepsi, keadaan emosi, dan tingkah laku
(R40-R46)
Kecuali: yang merupakan bagian dari pola kelainan jiwa (F00-F99)

R40 Somnolens, stupor dan koma


Kecuali: koma:
- diabetik (E10-E14, karakter keempat .0)
- hipoglikemik (nondiabetik) (E15)
- hepatik (K72.-)
- uraemik (N19)
- neonatus (P91.5)
R40.0 Somnolens [mengantuk]
Drowsiness
R40.1 Stupor
Semicoma
Kecuali: stupor:
- katatonik (F20.2)
- manik (F30.2)
- depresi (F31-F33)
- disosiatif (F44.2)
R40.2 Koma, tidak dijelaskan
Tidak sadar NOS [pingsan]

R41 Tanda dan gejala lain pada fungsi kognitif dan kewaspadaan
Kecuali: kelainan disosiatif [konversi] (F44.-)
R41.0 Disorientasi, tidak dijelaskan
Confusion NOS [kebingungan]
Kecuali: disorientasi psikogenik (F44.8)
R41.1 Amnesia anterograde
R41.2 Amnesia retrograde
R41.3 Amnesia lain
Amnesia NOS
Kecuali: transient global amnesia (G45.4),
sindroma amnesia:
- organik (F04)
- akibat zat psikoaktif (F10-F19, karakter keempat .6)
R41.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada fungsi kognitif dan kesadaran

R42 Dizziness and giddiness


Light-headedness
Vertigo NOS
Kecuali: sindroma vertiginosa (H81.-)

 903
R43 Kekacauan bau dan pengecapan
R43.0 Anosmia
R43.1 Parosmia
R43.2 Parageusia [kelainan sensasi pengecapan]
R43.8 Kekacauan bau dan pengecapan lain dan tidak dijelaskan
Kekacauan campuran bau dan pengecapan

R44 Tanda dan gejala lain pada sensasi dan persepsi umum
Kecuali: kekacauan sensasi kulit (R20.-)
R44.0 Halusinasi auditorius
R44.1 Halusinasi visual
R44.2 Halusinasi lain
R44.3 Halusinasi, tidak dijelaskan
R44.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sensasi dan persepsi umum

R45 Tanda dan gejala pada keadan emosi


R45.0 Nervousness
Nervous tension [tegang]
R45.1 Restlessness and agitation – [gelisah dan ingin ribut]
R45.2 Unhappiness
Worries NOS [khawatir]
R45.3 Demoralisasi dan apati [kehilangan semangat dan tidak pedulian]
R45.4 Irritability and anger [tegang dan marah]
R45.5 Hostility [sikap bermusuhan]
R45.6 Physical violence [kekerasan fisik]
R45.7 Keadaan syok dan stress emosi, tidak dijelaskan
R45.8 Tanda dan gejala lain yang melibatkan keadaan emosi
Suicidal ideation (tendencies) [ingin bunuh diri]
Kecuali: suicidal ideation yang merupakan bagian kelainan jiwa (F00-F99)

R46 Tanda dan gejala pada penampilan dan tingkah laku


R46.0 Kebersihan pribadi sangat rendah
R46.1 Penampilan pribadi sangat aneh
R46.2 Tingkah laku ganjil dan tak bisa dijelaskan]
R46.3 Overaktifitas
R46.4 Lamban dan kurang respons
Kecuali: stupor (R40.1)
R46.5 Curiga dan sangat menghindar
R46.6 Keprihatinan dan memikirkan event penyebab stress secara berlebihan
R46.7 Terlalu banyak bicara dan detil terkait mengaburkan alasan kontak
R46.8 Tanda dan gejala lain pada penampilan dan tingkah laku

 904
Tanda dan gejala pada bicara dan suara (R47-R49)
R47 Kekacauan bicara, not elsewhere classified
Kecuali: gangguan perkembangan spesifik pada bicara dan bahasa (F80.-)
autisma (F84.0-F84.1)
stuttering [stammering] (F98.5)
cluttering (F98.6)
R47.0 Dysphasia and aphasia
Kecuali: progressive isolated aphasia (G31.0)
R47.1 Dysarthria dan anarthria [susah menyusun suku kata]
R47.8 Kekacauan bicara lainnya dan tidak dijelaskan

R48 Dyslexia dan gangguan fungsi simbolik lain, not elsewhere classified
Kecuali: kelainan perkembangan spesifik keterampilan sekolah (F81.-)
R48.0 Dyslexia [huruf terbalik-balik] dan alexia [tak mengerti kata yang tertulis]
R48.1 Agnosia [tak kenal tempat, person, rasa, atau bau yang pernah dikenal]
R48.2 Apraxia [tak bisa membuat gerakan yang biasa]
R48.8 Gangguan fungsi simbolik lain dan tidak dijelaskan
Acalculia [tak bisa berhitung]
Agraphia [tak bisa menulis]

R49 Kekacauan suara


Kecuali: kekacauan suara psikogenik (F44.4)
R49.0 Dysphonia
Hoarseness [suara kasar]
R49.1 Aphonia
Loss of voice [suara hilang]
R49.2 Hypernasality and hyponasality
R49.8 Kekacauan suara lainnya dan tidak dijelaskan
Perubahan suara NOS

Tanda dan gejala umum (R50-R69)


R50 Demam dengan asal-usul lain dan tidak diketahui
Kecuali: demam dengan asal-usul tidak diketahui (sewaktu)(pada):
- persalinan (O75.2)
- newborn (P81.9)
puerperal pyrexia NOS (O86.4)
R50.2 Demam akibat obat
Gunakan kode tambahan (Bab XX) untuk identifikasi obat, kalau disebabkan obat
R50.8 Demam lain yang dijelaskan
Demam dengan menggigil
Demam dengan kaku
Demam persisten
R50.9 Demam, tidak dijelaskan

 905
Hyperpyrexia NOS,
Pyrexia NOS
Kecuali: hyperthermia maligna akibat anaesthesia (T88.3)

R51 Headache
Nyeri muka NOS
Kecuali: nyeri muka tidak khas (G50.1)
migraine dan sindroma sakit kepala lainnya (G43-G44)
neuralgia trigeminus (G50.0)

R52 Nyeri, not elsewhere classified


Termasuk: nyeri yang tidak bisa dirujuk pada organ atau regio tubuh mana pun
Kecuali: chronic pain personality syndrome (F62.8),
kolik ginjal (N23),
sakit kepala (R51)
nyeri (pada):
- psikogenik (F45.4)
- mata (H57.1)
- telinga (H92.0)
- gigi (K08.8)
- lidah (K14.6)
- sendi (M25.5)
- tulang punggung (M54.-)
- pinggang (M54.5)
- punggung (M54.9)
- bahu (M75.8)
- anggota (M79.6)
- mammae (N64.4)
- tenggorokan (R07.0)
- rongga dada (R07.1-R07.4)
- abdomen (R10.-)
- pelvik and perineum (R10.2)
R52.0 Nyeri akut
R52.1 Nyeri kronis ‘intractable’ – [tak bisa hilang]
R52.2 Nyeri kronis lain
R52.9 Nyeri, tidak dijelaskan
Nyeri umum NOS

R53 Malaise and fatigue


Asthenia NOS
Lethargy
Tiredness
Penurunan fisik umum
Debilitas:
- NOS
- kronis
- nervosa

 906
Kecuali: debilitas:
- kongenital (P96.9),
- senilis (R54)
exhaustion and fatigue (akibat)(pada):
- pertempuran (F43.0),
- neurasthenia (F48.0),
- kehamilan (O26.8),
- asthenia senilis(R54),
- exposure (T73.2),
- olahraga berlebihan (T73.3),
- panas (T67.-)
fatigue syndrome (F48.0)
- fatigue syndrome pascavirus (G93.3)

R54 Senilitas
Tua; tanpa disebutkan psikosis
Usia senja; tanpa disebutkan psikosis
Asthenia senilis
Debilitas senilis
Kecuali: psikosis senilis (F03)

R55 Syncope and collapse


Blackout [penglihatan tiba-tiba menghitam]
Fainting [tidak sadar tiba-tiba, sebentar, karena penurunan aliran darah ke otak]
Kecuali: astenia neurosirkulasi (F45.3)
hipotensi ortostatik (I95.1)
- neurogenik (G90.3)
syok:
- kardiogenik (R57.0),
- NOS (R57.9),
- pascabedah (T81.1)
- mempersulit atau menyertai:
- - abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.3)
- - persalinan dan melahirkan (O75.1)
Stokes-Adams attack (I45.9) – [akibat asistole atau fibrillasi jantung]
syncope:
- psikogenik (F48.8),
- sinus karotid (G90.0),
- panas (T67.1)
pingsan NOS (R40.2)

R56 Konvulsi, not elsewhere classified


Kecuali: konvulsi [kontraksi dan relaksasi cepat berulang] dan kejang (pada):
- disosiatif (F44.5)
- epilepsi (G40-G41)
- bayi baru lahir(P90)
R56.0 Konvulsi demam
R56.8 Konvulsi lain dan tidak dijelaskan

 907
Fit NOS
Seizure (convulsive) NOS

R57 Shock, not elsewhere classified


Kecuali: toxic shock syndrome (A48.3)
shock (akibat):
- septik (A41.9)
- psikis (F43.0)
- petir (T75.0)
- listrik (T75.4)
- traumatika (T79.4)
- komplikasi atau setelah abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.3)
- obstetrik (O75.1)
- pascabedah (T81.1)
- anaesthesia (T88.2)
- anaphylactik (akibat):
- - NOS (T78.2)
- - reaksi makanan (T78.0)
- - serum (T80.5)
R57.0 Syok kardiogenik
R57.1 Syok hipovolemik
R57.8 Syok lain
Syok endotoxik
R57.9 Syok, tidak dijelaskan
Kegagalan sirkulasi perifer NOS

R58 Haemorrhage, not elsewhere classified


Perdarahan NOS

R59 Pembesaran kelenjar limfe


Termasuk: pembesaran kelenjar
Kecuali: lymphadenitis:
- mesenterika (akut)(kronik) (I88.0),
- kronic (I88.1)
- NOS (I88.9)
- akut (L04.-)
R59.0 Pembesaran kelenjar limfe lokal
R59.1 Pembesaran kelenjar limfe umum
Lymphadenopathy NOS
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (persistent) (B23.1)
R59.9 Pembesaran kelenjar limfe, tidak dijelaskan

R60 Oedema, not elsewhere classified


Kecuali: hydrothorax (J94.8)
hydrops fetalis NOS (P83.2)
ascites (R18)
oedema (pada):

 908
- malnutrisi (E40-E46)
- serebri (G93.6)
- - akibat cedera lahir (P11.0)
- larynx (J38.4)
- pharynx (J39.2)
- nasopharynx (J39.2)
- paru-paru (J81)
- hamil (O12.0)
- bayi baru lahir (P83.3)
- herediter (Q82.0)
- angioneurotic (T78.3)
R60.0 Oedema lokal
R60.1 Oedema umum
R60.9 Oedema, tidak dijelaskan
Retensi cairan NOS

R61 Hiperhidrosis
R61.0 Hiperhidrosis lokal
R61.1 Hiperhidrosis umum
R61.9 Hiperhidrosis, tidak dijelaskan
Keringat berlebihan
Keringat malam

R62 Perkembangan fisiologis tidak seperti diharapkan


Kecuali: pubertas terlambat (E30.0)
R62.0 Delayed milestone
Tingkat perkembangan fisiologis yang diharapkan terlambat
Terlambatnya:
- berbicara
- berjalan
R62.8 Perkembangan fisiologis tidak seperti diharapkan lainnya
Kegagalan:
- pertambahan berat bada
- bertumbuh
Infantilisme NOS
Pertumbuhan tidak ada
Retardasi fisik
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan gagal bertumbuh (B22.2)
retardasi fisik akibat malnutrisi (E45)
R62.9 Perkembangan fisiologis tidak seperti diharapkan, tidak dijelaskan

R63 Tanda dan gejala sehubungan dengan makan dan minum


Kecuali: malnutrisi (E40-E46),
kelainan makan dengan penyebab non-organik (F50.-)
bulimia NOS (F50.2)
R63.0 Anorexia

 909
Hilang selera makan
Kecuali: anorexia nervosa (F50.0)
hilang selera dengan penyebab non-organik (F50.8)
R63.1 Polydipsia
Minum berlebihan
R63.2 Polyphagia
Makan berlebihan
Hiperalimentasi NOS
R63.3 Kesulitan dan kesalahan pengaturan makan
Masalah pemberian makanan NOS
Kecuali: masalah pemberian makanan pada bayi(P92.-)
kelainan pemberian makanan bayi dengan penyebab non-organik (F98.2)
R63.4 Penurunan abnormal berat badan
R63.5 Peningkatan abnormal berat badan
Kecuali: peningkatan berat badan berlebihan pada kehamilan (O26.0)
obesitas (E66.-)
R63.8 Tanda dan gejala lain sehubungan dengan makan dan minum

R64 Cachexia
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan wasting syndrome (B22.2)
malignant cachexia (C80)
marasmus gizi (E41)

R68 Gejala dan tanda umum lainnya


R68.0 Hypothermia, tidak ada hubungannya dengan suhu lingkungan yang dingin
Kecuali: hypothermia (akibat)(pada):
- neonatus (P80.-)
- suhu lingkungan rendah (T68)
- NOS (kecelakaan) (T68)
- anaesthesia (T88.5)
R68.1 Gejala non-spesifik yang khas pada bayi
Tangis bayi berlebihan
Bayi irritable
Kecuali: teething syndrome (K00.7)
iritabilitas serebri neonatus (P91.3)
R68.2 Mulut kering, tidak dijelaskan
Kecuali: mulut kering akibat:
- dehidrasi (E86)
- sicca syndrome [Sjögren] (M35.0)
hiposekresi kelenjar saliva (K11.7)
R68.3 Clubbing of fingers
Clubbing of nails
Kecuali: clubfinger kongenital (Q68.1)
R68.8 Gejala dan tanda umum lainnya yang dijelaskan

R69 Penyebab sakit yang tidak diketahui dan tidak dijelaskan

 910
Sakit NOS
Penyakit yang tidak terdiagnosa, tidak dijelaskan situs atau sistem yang terlibat

Hasil abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa diagnosis (R70-R79)


Kecuali: kelainan (dari)(pada):
- koagulasi (D65-D68)
- platelets dan trombosit (D69.-)
- lekosit yang diklasifikasikan di tempat lain (D70-D72)
- lipids (E78.-)
- pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)
hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasi di tempat lain - lihat Index Alfabet
kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan bayi (P50-P61)

R70 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate dan kelainan kepekatan plasma


R70.0 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate [laju endap darah]
R70.1 Kelainan kepekatan plasma

R71 Kelainan sel darah merah


Kelainan: morfologi eritrosit NOS
volume eritrosit NOS
Anisocytosis
Poikilocytosis
Kecuali: anaemia (D50-D64)
polycythaemia:
- vera (D45)
- ringan (familial) (D75.0)
- sekunder (D75.1)
- neonatorum (P61.1)

R72 Kelainan white blood cells, not elsewhere classified


Hitung jenis lekosit abnormal NOS
Kecuali: leukocytosis (D72.8)

R73 Peningkatan kadar gula darah


Kecuali: diabetes mellitus (E10-E14),
- pada kehamilan, melahirkan dan nifas (O24.-)
hypoinsulinaemia pascabedah (E89.1)
kelainan neonatus (P70.0-P70.2)
R73.0 Glucose tolerance test abnormal
Diabetes:
- kimiawi
- laten
Toleransi glukosa terganggu
Prediabetes
R73.9 Hyperglycaemia, tidak dijelaskan

R74 Kadar abnormal enzim serum

 911
R74.0 Peningkatan kadar transaminase dan lactic acid dehydrogenase [LDH]
R74.8 Kadar abnormal enzim serum lainnya
Kada abnormal:
- acid phosphatase
- alkaline phosphatase
- amylase
- lipase [triacylglycerol lipase]
R74.9 Kadar abnormal enzim serum yang tidak dijelaskan

R75 Bukti laboratorium akan human immunodeficiency virus [HIV]


Hasil uji HIV bayi yang tidak memberikan kesimpulan
Kecuali: status infeksi human immunodeficiency virus [HIV] asymptomatik (Z21)
penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)

R76 Hasil immunologis serum abnormal lainnya


R76.0 Peningkatan titer antibodi
Kecuali: isoimmunisasi, pada kehamilan (O36.0-O36.1)
- mengganggu janin atau bayi (P55.-)
R76.1 Reaksi abnormal terhadap test tuberkulin
Hasil abnormal test Mantoux
R76.2 Hasil serological test for syphilis (STS) positif palsu
Reaksi Wassermann positif palsu
R76.8 Hasil immunologis serum abnormal lain yang dijelaskan
Peningkatan kadar immunoglobulins NOS
R76.9 Hasil immunologis serum abnormal, tidak dijelaskan

R77 Kelainan protein plasma lainnya


Kecuali: kelainan metabolisme protein plasma (E88.0)
R77.0 Kelainan albumin
R77.1 Kelainan globulin
Hiperglobulinaemia NOS
R77.2 Kelainan alphafetoprotein
R77.8 Kelainan protein plasma lain yang dijelaskan
R77.9 Kelainan protein plasma, tidak dijelaskan

R78 Penemuan obat dan zat lain, yang biasanya tidak terdapat di dalam darah
Kecuali: Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-F19)
R78.0 Penemuan alkohol di dalam darah
Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Y90.-), untuk detail kadar alkohol
R78.1 Penemuan obat opiat di dalam darah
R78.2 Penemuan kokain di dalam darah
R78.3 Penemuan hallusinogen di dalam darah
R78.4 Penemuan obat lain yang berpotensi adiktif di dalam darah
R78.5 Penemuan obat psikotropika di dalam darah

 912
R78.6 Penemuan zat steroid di dalam darah
R78.7 Penemuan kadar abnormal logam berat di dalam darah
R78.8 Penemuan zat lain yang dijelaskan, yang biasanya tidak t di dalam darah
Penemuan kadar abnormal lithium di dalam darah
R78.9 Penemuan zat yang tidak dijelaskan, yang biasanya tidak ada di dalam darah

R79 Hasil abnormal lain pada kimia darah


Kecuali: kelainan cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam basa (E86-E87)
hiperurikemia asimtomatik (E79.0)
hiperglikemia NOS (R73.9)
hipoglikemia NOS (E16.2)
- neonatus (P70.3-P70.4)
hasil spesifik yang menunjukkan kelainan metabolisme:
- asam amino (E70-E72)
- karbohidrat (E73-E74)
- lipid (E75.-)
R79.0 Kadar abnormal mineral darah
Kadar abnormal:
- cobalt (Co)
- copper (Cu)
- iron (Fe)
- magnesium (Mg)
- zinc (Zn)
- mineral NEC
Kecuali: defisiensi mineral gizi (E58-E61)
kelainan metabolisme mineral (E83.-)
hipomagnesaemia neonatus (P71.2)
kadar abnormal lithium (R78.8)
R79.8 Hasil abnormal lain yang dijelaskan pada kimia darah
Kadar abnormal gas darah
R79.9 Hasil abnormal kimia darah, tidak dijelaskan

Hasil abnormal pada pemeriksaan urin, tanpa diagnosis (R80-R82)


Kecuali: hasil abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)
hasisl abnormal diagnostik yang diklasifikasi di tempat lain
hasil spesifik yang menunjukkan kelainan metabolisme::
- asam amino (E70-E72)
- karbohidrat (E73-E74)

R80 Isolated proteinuria [proteinuria tersendiri]


Albuminuria NOS
Proteinuria Bence Jones
Proteinuria NOS
Kecuali: proteinuria:
- persistent (N39.1)
- orthostatik (N39.2)

 913
- gestasi (O12.1)
- tersendiri, dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N06.-)

R81 Glycosuria
Kecuali: glikosuria ginjal (E74.8)

R82 Hail abnormal lainnya pada urin


Kecuali: haematuria (R31)
R82.0 Chyluria
Kecuali: chyluria filaria (B74.-)
R82.1 Mioglobinuria
R82.2 Biliuria
R82.3 Haemoglobinuria
Kecuali: haemoglobinuria:
- paroxysmal nocturnal [Marchiafava-Micheli] (D59.5)
- pada hemolisis akibat faktor eksternal NEC (D59.6)
R82.4 Acetonuria
Ketonuria
R82.5 Peningkatan kadar obat dan zat biologis urin
Peningkatan kadar urin:
- katekolamin
- indoleacetic acid
- 17-ketosteroids
- steroids
R82.6 Kadar abnormal urin untuk zat yang sumbernya bukan obat-obatan
Kadar abnormal logam berat urin
R82.7 Hasil abnormal pada pemeriksaan mikrobiologi urin
Hasil kultur positif
R82.8 Hasil abnormal pada pemeriksaan sitologis dan histologis urin
R82.9 Hasil abnormal lain dan tidak dijelaskan pada urine
Sel dan casts pada urine
Crystalluria
Melanuria

Hasil abnormal pemeriksaan cairan tubuh, zat dan jaringan lain, tanpa diagnosis (R83-
R89)
Kecuali: hasil abnormal pada:
- pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)
- hasil pemeriksaan:
- - darah, tanpa diagnosis: (R70-R79)
- - urine, tanpa diagnosis (R80-R82)
hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasi di tempat lain – lihat Index Alfabet

Subdivisi karakter keempat berikut digunakan dengan kategori R83-R89:


.0 Kadar abnormal enzym

 914
.1 Kadar abnormal hormon
.2 Kadar abnormal obat dan zat biologis lain
.3 Kadar abnormal zat yang sumbernya bukan obat-obatan
.4 Hasil abnormal immunologis
.5 Hasil abnormal mikrobiologis
Hasil kultur positif
.6 Hasil abnormal sitologis
Apusan abnormal Papanicolaou
.7 Hasil abnormal histologis
.8 Hasil abnormal lainnya
Hasil abnormal chromosom
.9 Hasil abnormal yang tidak dijelaskan

R83 Hasil abnormal pada cerebrospinal fluid

R84 Hasil abnormal pada specimens dari organ respirasidan thorax


Hasil abnormal pada:
- apusan bronkus
- sekresi hidung
- cairan pleura
- sputum
- apusan tenggorokan
Kecuali: sputum bercampur darah (R04.2)

R85 Hasil abnormal pada specimens dari organ pencernaan dan rongga abdomen
Hasil abnormal pada:
- cairan peritoneum
- saliva
Kecuali: kelainan feses (R19.5)

R86 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia pria


Hasil abnormal pada:
- sekresi prostat
- semen, cairan seminal
Spermatozoa abnormal
Kecuali: azoospermia (N46)
oligospermia (N46)

R87 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia wanita


Hasil abnormal pada sekresi dan apusan dari:
- cervix uteri
- vagina
- vulva
Kecuali: carcinoma in situ (D05-D07.3)
displasia:
- cervix uteri (N87.-)

 915
- vagina (N89.0-N89.3)
- vulva (N90.0-N90.3)

R89 Hasil abnormal pada specimens dari organ, sistem dan jaringan lain
Hasil abnormal pada:
- cairan nipple [papilla mammae]
- cairan synovium [pada sendi]
- sekresi luka

Hasil abnormal citra diagnostik dan function studies, tanpa diagnosis (R90-
R94)
Termasuk: hasil abnormal nonspecifik pada citra diagnostik
menggunakan:
- computerized axial tomography [CAT scan]
- ultrasound [echogram]
- magnetic resonance imaging [MRI][NMR]
- thermography
- positron emission tomography [PET scan]
- pemeriksaan X-ray
Kecuali: hasil abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)
hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasikan di tempat lain

R90 Hasil abnormal pada citra diagnostik sistem syaraf pusat


R90.0 Lesi intrakranium yang memakan tempat
R90.8 Hasil abnormal lain pada citra diagnostik sistem syaraf pusat
Echoencephalogram abnormal

R91 Hasil abnormal pada citra diagnostik paru-paru


Coin lesion NOS [lesi seperti mata uang logam]
Lung mass NOS [massa di paru-paru]

R92 Hasil abnormal pada citra diagnostik mammae

R93 Hasil abnormal pada citra diagnostik struktur tubuh lainnya


R93.0 Hasil abnormal pada citra diagnostik tengkorak dan kepala, n.e.c.
Kecuali: lesi intrakranium yang memakan tempat (R90.0)
R93.1 Hasil abnormal pada citra diagnostik jantung dan sirkulasi koroner
Abnormal:
- echocardiogram NOS
- bayangan jantung
R93.2 Hasil abnormal pada citra diagnostik hati dan saluran empedu
Nonvisualisasi kandung empedu
R93.3 Hasil abnormal pada citra diagnostik bagian lain saluran pencernaan
R93.4 Hasil abnormal pada citra diagnostik organ perkemihan
Cacad pengisian pada:
- bladder

 916
- kidney
- ureter
Kecuali: hipertrofi ginjal (N28.8)
R93.5 Hasil abnormal pada citra diagnostik daerah abdomen lain, termasuk
retroperitoneum
R93.6 Hasil abnormal pada citra diagnostik anggota
Kecuali: hasil abnormal pada kulit dan jaring subkutis (R93.8)
R93.7 Hasil abnormal pada citra diagnostik bagian lain sistem musculoskeleton
Kecuali: hasil abnormal pada citra diagnostik tengkorakl (R93.0)
R93.8 Hasil abnormal pada citra diagnostik struktur tubuh lain yang dijelaskan
Hasil radiologis abnormal kulit dan jaringan subkutis
Shift mediastinum

R94 Hasil abnormal function studies [penelitian fungsi]


Termasuk: hasil abnormal pada:
- pemeriksaan tangkapan radionuclide [radioisotope]
- scintigraphy
R94.0 Hasil abnormal function studies sistem syaraf pusat
Electroencephalogram [EEG] abnormal
R94.1 Hasil abnormal function studies sistem syaraf perifer dan indera khusus
Abnormal:
- electromyogram [EMG]
- electro-oculogram [EOG]
- electroretinogram [ERG]
- response to nerve stimulation
- visually evoked potential [VEP]
R94.2 Hasil abnormal function studies paru-paru
Penurunan:
- kapasitas ventilasi
- kapasitas vital
R94.3 Hasil abnormal function studies kardiovaskuler
Abnormal:
- electrocardiogram [ECG][EKG]
- electrophysiological intracardiac studies
- phonocardiogram
- vectorcardiogram
R94.4 Hasil abnormal function studies ginjal
Uji fungsi ginjal abnormal
R94.5 Hasil abnormal function studies hati
R94.6 Hasil abnormal function studies tiroid
R94.7 Hasil abnormal function studies endokrin lainnya
Kecuali: uji toleransi glukosa abnormal (R73.0)
R94.8 Hasil abnormal function studies organ dan sistem lain
Abnormal:
- basal metabolic rate [BMR]

 917
- uji fungsi kandung kemih
- uji fungsi limpa

Penyebab kematian yang tidak jelas dan tidak diketahui (R95-R99)


Kecuali: fetal death dengan penyebab tidak dijelaskan (P95)
kematian obstetri NOS (O95)

R95 Sudden infant death syndrome [SIDS]

R96 Mati mendadak lainnya, penyebab tidak diketahui


Kecuali: sudden cardiac death, begitu tertulis (I46.1)
sudden infant death syndrome (R95)
R96.0 Instantaneous death [mati mendadak]
R96.1 Kematian kurang dari 24 jam sejak awal gejala, tanpa penjelasan lain
Kematian yang tidak ‘violent’ atau mendadak, tapi penyebabnya tidak diketahui
Kematian tanpa tanda-tanda penyakit

R98 Unattended death [kematian yang tidak dihadiri]


Kematian dengan ditemukan mayat dan tidak ditemukan penyebabnya
Found dead

R99 Penyebab kematian yang kabur dan tidak dijelaskan


Kematian NOS
Penyebab kematian tidak diketahui

 918
BAB XIX.
CEDERA, KERACUNAN, DAN AKIBAT LAIN
TERTENTU PENYEBAB EKSTERNAL (S00-T98)
Kecuali: trauma obstetrik (O70-O71), trauma lahir (P10-P15)
Bab ini berisi blok-blok berikut:
S00-S09 Cedera kepala
S10-S19 Cedera leher
S20-S29 Cedera thorax
S30-S39 Cedera abdomen, punggung bawah, spina lumbalis, dan pelvis
S40-S49 Cedera bahu dan lengan atas
S50-S59 Cedera siku dan lengan bawah
S60-S69 Cedera pergelangan dan tangan
S70-S79 Cedera panggul dan paha
S80-S89 Cedera lutut dan tungkai bawah
S90-S99 Cedera tumit dan kaki

T00-T07 Cedera yang melibatkan regio ganda pada tubuh


T08-T14 Cedera bagian yang tidak dijelaskan pada badan, anggota atau regio tubuh
T15-T19 Efek dari benda asing yang masuk melalu lobang alamiah
T20-T32 Luka bakar dan korosi
T33-T35 Cedera dingin [frostbite]
T36-T50 Keracunan oleh drugs, obat medis dan zat-zat biologis
T51-T65 Efek toksik dari zat yang peran utamanya bukan obat medis
T66-T78 Efek lain dan yang tidak dijelaskan dari penyebab eksternal
T79 Komplikasi dini tertentu dari trauma
T80-T88 Komplikasi asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified
T90-T98 Sequelae dari cedera, keracunan dan konsekuensi lain penyebab eksternal

Bab ini menggunakan huruf S untuk pengkodean berbagai jenis cedera regio tunggal tubuh,
dan huruf T untuk cedera regio ganda atau regio yang tidak dijelaskan pada tubuh, di samping untuk
keracunan dan konsekuensi lain tertentu dari penyebab luar.
Kalau situs cedera ganda terdapat pada judul, kata “dengan” menunjukkan melibatkan kedua
situs, sedangkan kata “dan” menunjukkan melibatkan salah satu atau kedua situs.
Prinsip pengkodean ganda pada cedera harus diikuti sedapat mungkin. Kategori-kategori
kombinasi untuk cedera ganda disediakan untuk digunakan ketika detil masing-masing kondisi tidak
memadai, atau untuk tujuan tabulasi primer ketika pengkodean satu kode lebih mudah dilakukan
untuk cedera ganda tersebut. Kalau tidak, maka cedera komponen ini hendaknya dikode secara
terpisah. Rujukan hendaknya juga dilakukan pada aturan dan pedoman pengkodean pada Volume
2.
Blok-blok pada bagian S di samping pada T00-T14 dan T90-T98 berisi cedera pada level
tiga karakter yang diklasifikasikan menurut jenisnya sebagai berikut.
Cedera permukaan, termasuk:

 919
Abrasio [lecet], blister [melepuh] (nonthermal)
Kontusio, termasuk memar dan haematoma
Cedera akibat benda asing permukaan (serpihan) tanpa luka besar terbuka
Gigitan serangga (tak berbisa)
Luka terbuka, termasuk:
Gigitan binatang, tersayat, laserasi
Luka tembus NOS , dengan benda asing (tembus)
Fraktur, termasuk:
Fraktur tertutup:
comminuted, depressed, elevated, fissured, greenstick, impacted, linear
march, simple, slipped epiphysis, spiral:
dengan atau tanpa kesembuhan yang tertunda
Fraktur dislokasi, fraktur dengan displacement
Fraktur:terbuka:
compound, infected, missile, puncture, dengan benda asing
dengan atau tanpa kesembuhan yang tertunda
Kecuali:
Fraktur: dengan osteoporosis (M80.-), stress (M84.3), pathological (M84.4)
Fraktur malunion (M84.0)
Fraktur nonunion [pseudoarthrosis] (M84.1)
Dislokasi, sprain dan strain, termasuk
Sendi (kapsul) atau ligamen yang mengalami:
avulsi, laserasi, sprain, strain,
haemarthrosis, ruptur, subluxasio, robek: akibat trauma
Cedera syaraf dan medulla spinalis, termasuk:
Lesi komplit atau inkomplit pada medulla spinalis
Lesi pada kesinambungan syaraf dan medulla spinalis
Syaraf putus, hematomielia, paralisis (sementara), paraplegia, quadriplegia: akibat trauma
Cedera pembuluh darah, termasuk:
Pembuluh darah mengalami:
avulsi, terpotong, laserasi
aneurisma atau fistula (arteriovena), hematoma arteri, ruptur: akibat trauma
Cedera otot dan tendon, termasuk:
Otot dan tendon mengalami: avulsi, terpotong, laserasi, ruptur trauma
Cedera remuk
Amputasi trauma
Cedera organ internal, termasuk:
Organ internal mengalami:
cedera blast, cedera konkusio, memar, crushing, laserasi
hematoma, tertusuk, ruptur, robek: akibat trauma
Cedera lain dan yang tidak dijelaskan

 920
Cedera kepala (S00-S09)
Termasuk: cedera: telinga, mata, periokuler, muka (semua bagian), kulit kepala (kulit kepala),
rahang, rongga mulut, gusi, gigi, palatum, lidah, area temporomandibularis
Kecuali: frostbite (T33-T35), efek benda asing terhadap mata bagian luar (T15.-)
efek benda asing di: hidung (T17.0-T17.1), farings (T17.2), larings (T17.3), telinga (T16),
mulut (T18.0)
luka bakar dan korosi (T20-T32), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S00 Cedera permukaan kepala
Kecuali: kontusio serebri (diffus) (S06.2), kontusio serebri fokus (S06.3)
cedera mata dan orbita (S05.-)
S00.0 Cedera permukaan kulit kepala
S00.1 Kontusio kelopak dan area periokuler
Black eye
Kecuali: kontusio bola mata dan jaringan orbita (S05.1)
S00.2 Cedera permukaan lain pada kelopak dan area periokuler
Kecuali: cedera permukaan konjungtiva dan kornea (S05.0)
S00.3 Cedera permukaan hidung
S00.4 Cedera permukaan telinga
S00.5 Cedera permukaan bibir dan rongga mulut
S00.7 Cedera permukaan ganda pada kepala
S00.8 Cedera permukaan bagian lain kepala
S00.9 Cedera permukaan kepala, bagian tidak dijelaskan
S01 Luka terbuka kepala
Kecuali: Cedera mata dan orbita (S05.-),
Amputasi trauma bagian kepala (S08.-), dekapitasi (S18)
S01.0 Luka terbuka kulit kepala
Kecuali: avulsi kulit kepala (S08.0)
S01.1 Luka terbuka kelopak dan area periokuler
Luka terbuka kelopak dan area periokuler
dengan atau tanpa melibatkan duktus lakrimalis
S01.2 Luka terbuka hidung
S01.3 Luka terbuka telinga
S01.4 Luka terbuka pipi dan area temporomandibularis
S01.5 Luka terbuka bibir dan rongga mulut
Kecuali: dislokasi gigi (S03.2), fraktur gigi (S02.5)
S01.7 Luka terbuka ganda pada kepala
S01.8 Luka terbuka bagian lain kepala
S01.9 Luka terbuka kepala, bagian tidak dijelaskan
S02 Fraktur tengkorak dan tulang muka
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open

 921
Untuk kode utama fraktur tengkorak dan tulang muka dengan cedera intrakranial yang
terkait, rujuk aturan dan pedoman pengkodean morbiditas dan mortalitas pada Volume 2.
S02.0 Fraktur atap tengkorak
Fraktur os. frontalis, os. parietal
S02.1 Fraktur basis tengkorak
Fraktur occiput, os. temporalis, sphenoid, atap orbita
Fraktur fossa: anterior, middle, posterior
Fraktur sinus: ethmoid, frontal
Kecuali: lantai orbita (S02.3), orbita NOS (S02.8)
S02.2 Fraktur os. nasalis
S02.3 Fraktur lantai orbita
Kecuali: fraktur atap orbita (S02.1), orbita NOS (S02.8)
S02.4 Fraktur tulang malaris dan maxillaris
Fraktur maxilla superior, (tulang) rahang atas, zygoma
S02.5 Fraktur gigi
Gigi patah
S02.6 Fraktur mandibula
Fraktur (os.) rahang bawah
S02.7 Fraktur ganda melibatkan tengkorak dan tulang muka
S02.8 Fraktur tengkorak dan tulang muka lainnya
Fraktur alveolus, palatum, orbita NOS
Kecuali: fraktur atap orbita (S02.1), lantai orbita (S02.3)
S02.9 Fraktur tulang tengkorak dan muka, bagian tidak dijelaskan
S03 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen kepala
S03.0 Dislokasi rahang
Dislokasi rahang (rawan)(meniskus), mandibula,
S03.1 Dislokasi rawan septum hidung
S03.2 Dislokasi gigi
S03.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kepala
S03.4 Sprain dan strain rahang
Sprain dan strain (sendi)(ligamen) temporomandibula
S03.5 Sprain dan strain sendi dan ligamen bagian lain dan tidak dijelaskan pada kepala
S04 Cedera nervi kraniales
S04.0 Cedera n. optikus dan jaras optik
Cedera khiasma optikum, NC II, korteks visual
S04.1 Cedera n. okulomotorius
Cedera NC III
S04.2 Cedera n. trokhlearis
Cedera NC IV
S04.3 Cedera n. trigeminus
Cedera NC V
S04.4 Cedera n. abdusens
Cedera NC VI
S04.5 Cedera n. fasialis
Cedera NC VII
S04.6 Cedera n. akustikus

 922
Cedera NC VIII, n. auditorius
S04.7 Cedera n. aksessorius
Cedera NC XI
S04.8 Cedera nervi kraniales lain
Cedera nn. olfaktorius [I], vagus [X], glossofaringeus [IX], hipoglossus [XII]
S04.9 Cedera tidak dijelaskan pada syaraf kepala
S05 Cedera mata dan orbita
Kecuali: cedera permukaan kelopak (S00.1-S00.2), luka terbuka kelopak dan area periokuler
(S01.1), fraktur tulang orbita (S02.1, S02.3, S02.8), cedera: nn. optikus [II] (S04.0),
okulomotorius [III] (S04.1)
S05.0 Cedera konjungtiva dan abrasi kornea tanpa disebut benda asing
Kecuali: benda asing dalam: sakkus konjungtiva (T15.1), kornea (T15.0)
S05.1 Kontusio bola mata dan jaringan orbita
Hifema traumatika [hifema = perdarahan ke dalam ruang anterior mata]
Kecuali: black eye (S00.1), kontusio kelopak dan area periokuler (S00.1)
S05.2 Laserasi dan ruptur okuler dengan prolaps atau hilangnya jaringan intraokuli
S05.3 Laserasi okuler tanpa prolaps atau hilangnya jaringan intraokuli
Laserasi mata NOS
S05.4 Luka tembus orbita dengan atau tanpa benda asing
Kecuali: benda asing (lama) yang tertahan setelah luka tembus orbita (H05.5)
S05.5 Luka tembus bola mata dengan benda asing
Kecuali: benda asing ditraokuli (lama) tertahan (H44.6-H44.7)
S05.6 Luka tembus bola mata tanpa benda asing
Penetrasi okuli NOS
S05.7 Avulsi mata
Enukleasi traumatika
S05.8 Cedera lain pada mata dan orbita
Cedera duktus lakrimalis
S05.9 Cedera mata dan orbita, bagian tidak dijelaskan
Cedera mata NOS
S06 Cedera intrakranium
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi cedera dan luka terbuka intrakranium tidak mungkin atau tidak diinginkan.
0 tanpa luka terbuka intrakranium
1 dengan luka terbuka intrakranium
Untuk kode utama pada cedera intrakranium dengan fraktur yang terkait, kode utama harus
pada fraktur intrakranium(S02.-)
S06.0 Konkusio
Commotio cerebri
S06.1 Edema traumatika otak
S06.2 Cedera diffus otak
Kontusio otak NOS, laserasi otak NOS, kompresi traumatika otak NOS
S06.3 Cedera otak pada fokus
Kontusio dan laserasi serebri, perdarahan intraserebri traumatika: pada fokus
S06.4 Perdarahan epidura
Perdarahan extradura (traumatika)

 923
S06.5 Perdarahan traumatika subdura
S06.6 Perdarahan traumatika subarakhnoid
S06.7 Cedera intrakranium dengan koma berlangsung lama
S06.8 Cedera intrakranium lainnya
Perdarahan traumatika: serebellum, intrakranium NOS
S06.9 Cedera intrakranium, tidak dijelaskan
Cedera otak NOS
Kecuali: cedera kepala NOS (S09.9)
S07 Cedera remuk kepala
S07.0 Cedera remuk muka
S07.1 Cedera remuk tengkorak
S07.8 Cedera remuk bagian lain kepala
S07.9 Cedera remuk kepala, bagian tidak dijelaskan
S08 Amputasi trauma bagian kepala
S08.0 Avulsi kulit kepala
S08.1 Amputasi trauma telinga
S08.8 Amputasi trauma bagian lain kepala
S08.9 Amputasi trauma bagian kepala yang tidak dijelaskan
Kecuali: dekapitasi (S18)
S09 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada kepala
S09.0 Cedera pembuluh darah kepala, not elsewhere classified
Kecuali: cedera: pembuluh darah: otak (S06.-), pra-otak (S15.-)
S09.1 Cedera otot dan tendon kepala
S09.2 Ruptur traumatika gendang telinga
S09.7 Cedera ganda pada kepala
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu kategori pada S00-S09.2
S09.8 Cedera lain yang dijelaskan pada kepala
S09.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada kepala
Cedera: muka NOS, telinga NOS, nose NOS

Cedera leher (S10-S19)


Termasuk: Cedera: tengkuk, supraklavikula, tenggorok
Kecuali: Fraktur vertebra NOS (T08), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
Cedera: badan NOS (T09.-), medulla spinalis NOS (T09.3),
Efek benda asing pada:
farings (T17.2), larings (T17.3), trakhea (T17.4), esofagus (T18.1)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
S10 Cedera permukaan leher
S10.0 Kontusio tenggorokan
Kontusio esofagus bagian leher, larings, farings, trakhea
S10.1 Cedera permukaan lain dan tidak dijelaskan pada tenggorokan
S10.7 Cedera permukaan ganda pada leher
S10.8 Cedera permukaan other parts pada leher
S10.9 Cedera permukaan leher, bagian tidak dijelaskan
S11 Luka terbuka leher

 924
Kecuali: dekapitasi (S18)
S11.0 Luka terbuka melibatkan larings dan trakhea
Luka terbuka rakhea: NOS, servikalis
Kecuali: trakhea torakalis (S27.5)
S11.1 Luka terbuka melibatkan kelenjar tiroid
S11.2 Luka terbuka melibatkan farings dan esofagus servikalis
Kecuali: oesophagus NOS (S27.8)
S11.7 Luka terbuka ganda pada leher
S11.8 Luka terbuka bagian lain leher
S11.9 Luka terbuka leher, bagian tidak dijelaskan
S12 Fraktur leher
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
Termasuk: vertebra, prosesus spinosus/transversus, arkus vertebralis/neural: servikalis

S12.0 Fraktur vertebra servikalis I


Fraktur atlas
S12.1 Fraktur vertebra servikalis II
Fraktur axis
S12.2 Fraktur vertebra servikalis lain yang dijelaskan
Kecuali: fraktur ganda spina servikalis (S12.7)
S12.7 Fraktur ganda spina servikalis
S12.8 Fraktur bagian lain leher
Fraktur os. hyoid, larings, kartilago tiroid, trakhea
S12.9 Fraktur leher, bagian tidak dijelaskan
Fraktur spina atau vertebra servikalis NOS:
S13 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen setinggi leher
Kecuali: ruptur atau pergeseran diskus intervertebralis (nontraumatika) servikalis (M50.-)
S13.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis servikalis
S13.1 Dislokasi vertebra servikalis
Dislokasi spina servikalis NOS
S13.2 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada leher
S13.3 Dislokasi ganda pada leher
S13.4 Sprain dan strain spina servikalis
Sprain dan strain: servikalis, (ligamen) longitudinalis anterior, (sendi) atlanto-axial, (sendi)
atlantooksipitalis
Cedera whiplash
S13.5 Sprain dan strain daerah tiroid
Sprain dan strain: (sendi)(ligamen) cricoarytenoid, (sendi)(ligamen) cricotiroid, kartilago
tiroid
S13.6 Sprain dan strain sendi dan ligamen di bagian lain dan tidak dijelaskan pada leher
S14 Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi leher
S14.0 Konkusio dan edema of medulla spinalis servikalis

 925
S14.1 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada medulla spinalis servikalis
Cedera medulla spinalis servikalis NOS
S14.2 Cedera radiks syaraf spina servikali
S14.3 Cedera plexus brakhialis
S14.4 Cedera syaraf perifer leher
S14.5 Cedera syaraf simpatis servikalis
S14.6 Cedera syaraf lain dan tidak dijelaskan pada leher
S15 Cedera pembuluh darah setinggi leher
S15.0 Cedera a. carotid
Cedera a. carotid (common) (external) (internal)
S15.1 Cedera a. vertebralis
S15.2 Cedera v. jugularis externa
S15.3 Cedera v. jugularis interna
S15.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi leher
S15.8 Cedera pembuluh darah lain setinggi leher
S15.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan setinggi leher
S16 Cedera otot dan tendon setinggi leher
S17 Cedera remuk leher
S17.0 Cedera remuk larings dan trakhea
S17.8 Cedera remuk bagian lain leher
S17.9 Cedera remuk leher, bagian tidak dijelaskan
S18 Amputasi trauma setinggi leher
Dekapitasi
S19 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada leher
S19.7 Cedera gandapada leher
Cedera yang dengan klasifikasi lebihdari satu kategori pada S10-S18
S19.8 Cedera lain yang dijelaskan pada leher
S19.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada leher

Cedera thorax (S20-S29)


Termasuk: Cedera: dada depan, area interskapula, (dinding) dada
Kecuali: Fraktur spina NOS (T08), luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Efek benda asing di: trakhea (T17.4), bronkus (T17.5), lung (T17.8), esofagus (T18.1)
Gigitan atau sengatan serangga, beracun (T63.4)
Cedera: axilla, klavikula, daerah skapula, bahu (S40-S49), medulla spinalis NOS (T09.3),
badan NOS (T09.-)
S20 Cedera permukaan thorax
S20.0 Kontusio thorax
S20.1 Cedera permukaan lain dan tidak dijelaskan pada thorax
S20.2 Kontusio thorax
S20.3 Cedera permukaan lain pada dinding depan thorax
S20.4 Cedera permukaan lain pada dinding belakang thorax
S20.7 Cedera permukaan ganda pada thorax
S20.8 Cedera permukaan bagian lain dan tidak dijelaskan pada thorax

 926
Cedera permukaan dinding dada NOS
S21 Luka terbuka thorax
Kecuali: pneumothorax (S27.0), haemothorax (S27.1), hemopneumothorax (S27.2): trauma
S21.0 Luka terbuka thorax depan
S21.1 Luka terbuka dinding depan thorax
S21.2 Luka terbuka dinding belakang thorax
S21.7 Luka terbuka ganda pada dinding thorax
S21.8 Luka terbuka bagian lain thorax
S21.9 Luka terbuka thorax, bagian tidak dijelaskan
Luka terbuka dinding thorax NOS
S22 Fraktur iga, sternum dan spina torakalis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
Termasuk: arkus neural/vertebralis, vertebra, prosesus spinosus/transversus: torakalis
Kecuali: fraktur: klavikula (S42.0), skapula (S42.1)
S22.0 Fraktur vertebra torakalis
Fraktur spina torakalis NOS
S22.1 Fraktur ganda spina torakalis
S22.2 Fraktur sternum
S22.3 Fraktur iga
S22.4 Fraktur ganda pada iga
S22.5 Flail chest – dada tak stabil
S22.8 Fraktur bagian lain tulang torak
S22.9 Fraktur tulang thorax, bagian tidak dijelaskan
S23 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen thorax
Kecuali: dislokasi, sprain dan strain sendi sterno-klavikulais(S43.2, S43.6)
ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus intervertebralis thorax (M51.-)
S23.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis thorax
S23.1 Dislokasi vertebra torakalis
Dislokasi spina torakalis NOS
S23.2 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada thorax
S23.3 Sprain dan strain spina torakalis
S23.4 Sprain dan strain iga dan sternum
S23.5 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan paa thorax
S24 Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi thorax
Kecuali: cedera plexus brakhialis (S14.3)
S24.0 Konkusio dan edema pada medulla spinalis thorax
S24.1 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada medulla spinalis thorax
S24.2 Cedera radix syaraf spina torakalis
S24.3 Cedera syaraf perifer thorax
S24.4 Cedera syaraf simpatis thorax
Cedera : plexus kardiaka, esophagus, pulmonalis; ganglion: stellata, simpatis torakalis
S24.5 Cedera syaraf lain thorax

 927
S24.6 Cedera syaraf thorax yang tidak dijelaskan
S25 Cedera pembuluh darah thorax
S25.0 Cedera aorta torakalis
Cedera aorta NOS
S25.1 Cedera a. innominata atau a. subclavia
S25.2 Cedera vena kava superior
Cedera vena kava NOS
S25.3 Cedera v. innominata atau v. subclavia
S25.4 Cedera pembuluh darah pulmonalis
S25.5 Cedera pembuluh darah interkostalis
S25.7 Cedera pembuluh darah ganda pada thorax
S25.8 Cedera other pembuluh darah thorax
Cedera v. azygos, av. mammaria
S25.9 Cedera pembuluh darah thorax yang tidak dijelaskan
S26 Cedera jantung
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi cedera dan luka terbuka intrakranium tidak mungkin atau tidak diinginkan.
0 tanpa luka terbuka ke dalam rongga toraks
1 dengan luka terbuka ke dalam rongga toraks
Termasuk: kontusio, laserasi , tusukan, ruptur traumatika pada jantung
S26.0 Cedera jantung dengan haemoperikardium
S26.8 Cedera lain pada jantung
S26.9 Cedera jantung, tidak dijelaskan
S27 Cedera organ intratoraks yang lain dan tidak dijelaskan
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi cedera dan luka terbuka intrakranium tidak mungkin atau tidak diinginkan.
0 tanpa luka terbuka ke dalam rongga toraks
1 dengan luka terbuka ke dalam rongga toraks
Kecuali: cedera: esofagus servikalis (S10-S19), trakhea (servikalis) (S10-S19)
S27.0 Pneumothorax traumatika
S27.1 Haemothorax traumatika
S27.2 Haemopneumothorax traumatika
S27.3 Cedera lain paru-paru
S27.4 Cedera bronchus
S27.5 Cedera trakhea torakalis
S27.6 Cedera pleura
S27.7 Cedera ganda pada organ intratoraks
S27.8 Cedera organ intratoraks lain yang dijelaskan
Cedera: diafragma, duktus torasikus limfatikus, esofagus (torakalis), kelenjar timus
S27.9 Cedera organ intratoraks yang tidak dijelaskan
S28 Cedera remuk thorax dan amputasi trauma bagian thorax
S28.0 Dada remuk
Kecuali: flail chest (S22.5)
S28.1 Amputasi trauma bagian thorax
Kecuali: transeksi thorax (T05.8)

 928
S29 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada thorax
S29.0 Cedera otot dan tendon setinggi thorax
S29.7 Cedera ganda pada thorax
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu kategori S20-S29.0
S29.8 Cedera lain yang dijelaskan pada thorax
S29.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada thorax

Cedera abdomen, punggung bawah, spina lumbal dan pelvis (S30-S39)


Termasuk: dinding abdomen, anus, bokong, genitalia external, rusuk, sela paha
Kecuali: fraktur spina NOS (T08), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
efek benda asing pada: lambung, usus halus dan kolon (T18.2-T18.4), anus dan rektum
(T18.5), traktus genitourinarius (T19.-)
cedera: punggung NOS (T09.-), badan NOS (T09.-), medulla spinalis NOS (T09.3)
luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
S30 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis
Kecuali: cedera permukaan panggul (S70.-)
S30.0 Kontusio punggung bawah dan pelvis
Kontusio bokong
S30.1 Kontusio dinding abdomen
Kontusio rusuk, sela paha
S30.2 Kontusio organ genital external
Kontusio labium (majus)(minus), vagina, vulva; penis, skrotum, testis, perineum
S30.7 Cedera permukaan ganda pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S30.8 Cedera permukaan lain pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S30.9 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis, bagian tidak dijelaskan
S31 Luka terbuka abdomen, punggung bawah dan pelvis
Kecuali: Amputasi trauma bagian abdomen, punggung bawah, pelvis (S38.2-S38.3),
Luka terbuka panggul (S71.0)
S31.0 Luka terbuka punggung bawah dan pelvis
Luka terbuka bokong
S31.1 Luka terbuka dindingabdomen
Luka terbuka: rusuk, sela paha
S31.2 Luka terbuka penis
S31.3 Luka terbuka skrotum dan testes
S31.4 Luka terbuka vagina dan vulva
S31.5 Luka terbuka organ genitalia external lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: Amputasi trauma organ genitalia external (S38.2)
S31.7 Luka terbuka ganda pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S31.8 Luka terbuka bagian lain dan tidak dijelaskan pada abdomen
S32 Fraktur spina lumbal dan pelvis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
Termasuk: arkus vertebralis/neural, vertebra, prosesus spinosus/transversus: lumbosakralis

 929
Kecuali: fraktur panggul NOS (S72.0)
S32.0 Fraktur vertebra lumbalis
S32.1 Fraktur sacrum
S32.2 Fraktur coccyx
S32.3 Fraktur ilium
S32.4 Fraktur acetabulum
S32.5 Fraktur pubis
S32.7 Fraktur ganda spina lumbalis dan pelvis
S32.8 Fraktur bagian lain dan tidak dijelaskan pada spina lumbalis dan pelvis
Fraktur: ischium, spina lumbosacral NOS, pelvis NOS
S33 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada spina lumbalis dan pelvis
Kecuali: dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen panggul (S73.-)
ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus intervertebralis lumbalis (M51.-)
kerusakan obstetrik pada sendi dan ligamen pelvik (O71.6),
S33.0 Ruptur traumatika diskus intervertebralis lumbalis
S33.1 Dislokasi vertebra lumbalis
Dislokasi spina lumbalis NOS
S33.2 Dislokasi sendi sakroiliaka dan sakrokoksigeus
S33.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan dari spina lumbalis dan pelvis
S33.4 Ruptur traumatika symphysis pubis
S33.5 Sprain dan strain spina lumbalis
S33.6 Sprain dan strain sendi sakroiliaka
S33.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan dari spina lumbalis dan pelvis
S34 Cedera syaraf dan medulla spinalis lumbal setinggi abdomen, punggung bawah
dan pelvis
S34.0 Konkusio dan edema medulla spinalis lumbalis
S34.1 Cedera lain pada medulla spinalis lumbalis
S34.2 Cedera radiks syaraf spina lumbarlis dan sakralis
S34.3 Cedera cauda equina
S34.4 Cedera plexus lumbosacralis
S34.5 Cedera syaraf simpatis lumbalis, sakralis dan pelvik
Cedera ganglion atau plexus seliaka, plexus hypogastrika
Cedera plexus mesenterika (inferior)(superior), n. splanchnikus
S34.6 Cedera peripheral nerve(s) of abdomen, punggung bawah dan pelvis
S34.8 Cedera syaraf lain dan tidak dijelaskan setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis
S35 Cedera pembuluh darah setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis
S35.0 Cedera aorta abdominalis
Kecuali: cedera aorta NOS (S25.0)
S35.1 Cedera inferior vena cava
Cedera v. hepatika
Kecuali: cedera vena cava NOS (S25.2)
S35.2 Cedera coeliac or mesenteric artery
Cedera: aa. gastrika, gastroduodenalis, hepatika, mesenterika, lienalis
S35.3 Cedera v. portal atau v. lienalis
Cedera v. mesenterika (inferior)(superior)
S35.4 Cedera pembuluh darah ginjal

 930
Cedera av. renalis
S35.5 Cedera pembuluh darah iliaka
Cedera av. hipogastrika, av. iliaka, av. uterina
S35.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis
S35.8 Cedera pembuluh darah lain setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera a. ovarika
S35.9 Cedera pembuluh darah yang tak jelas setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis
S36 Cedera organ intra-abdomen
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi cedera dan luka terbuka intrakranium tidak mungkin atau tidak diinginkan.
0 tanpa luka terbuka ke dalam rongga
1 dengan luka terbuka ke dalam rongga
S36.0 Cedera limpa
S36.1 Cedera hati atau kandung empedu
Cedera saluran empedu
S36.2 Cedera pankreas
S36.3 Cedera lambung
S36.4 Cedera usus halus
S36.5 Cedera kolon
S36.6 Cedera rektum
S36.7 Cedera organ ganda intra-abdomen
S36.8 Cedera organ intra-abdomen lainnya
Cedera: peritoneum, retroperitoneum
S36.9 Cedera organ intra-abdomen yang tidak dijelaskan
S37 Cedera organ-organ pelvik
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi cedera dan luka terbuka intrakranium tidak mungkin atau tidak diinginkan.
0 tanpa luka terbuka ke dalam rongga
1 dengan luka terbuka ke dalam rongga
Kecuali: Cedera peritoneum dan retroperitoneum (S36.8)
S37.0 Cedera ginjal
S37.1 Cedera ureter
S37.2 Cedera bladder
S37.3 Cedera urethra
S37.4 Cedera ovary
S37.5 Cedera tuba fallopii
S37.6 Cedera uterus
S37.7 Cedera organ pelvik ganda
S37.8 Cedera organ pelvik lainnya
Cedera: kelenjar adrenal, prostate, vesikula seminalis, vas deferens
S37.9 Cedera organ pelvik yang tidak dijelaskan
S38 Cedera remuk dan amputasi trauma abdomen, punggung bawah dan pelvis
S38.0 Cedera remuk organ genital external
S38.1 Cedera remuk bagian lain dan tak dijelaskan di abdomen, punggung bawah, pelvis

 931
S38.2 Amputasi trauma organ genital external
Amputasi trauma labium (majus)(minus), vulva, penis, skrotum, testis
S38.3 Amputasi trauma bagian lain dan tak dijelaskan di abdomen, punggung bawah, pelvis
Kecuali: transeksi abdomen (T05.8)
S39 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S39.0 Cedera otot dan tendon pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S39.6 Cedera intra-abdominal organ(s) dengan pelvic organ(s)
S39.7 Cedera ganda lain pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu kategori S30-S39.6
Kecuali: Cedera S36.- dengan cedera in S37.- (S39.6)
S39.8 Cedera lain yang dijelaskan pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S39.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada abdomen, punggung bawah dan pelvis

Cedera bahu dan lengan atas (S40-S49)


Termasuk: Cedera axilla atau regio skapula
Kecuali: Cedera siku (S50-S59), cedera bahu dan lengan atas bilateral (T00-T07)
Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11), luka bakar dan korosi (T20-T32)
Frostbite (T33-T35), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S40 Cedera permukaan bahu dan lengan atas
S40.0 Kontusio bahu dan lengan atas
S40.7 Cedera permukaan ganda pada bahu dan lengan atas
S40.8 Cedera permukaan lainnya pada bahu dan lengan atas
S40.9 Cedera permukaan bahu dan lengan atas, tidak dijelaskan
S41 Luka terbuka bahu dan lengan atas
Kecuali: Amputasi trauma bahu dan lengan atas (S48.-)
S41.0 Luka terbuka bahu
S41.1 Luka terbuka lengan atas
S41.7 Luka terbuka ganda pada bahu dan lengan atas
S41.8 Luka terbuka bagian lain dan tidak dijelaskan pada gelang bahu
S42 Fraktur bahu dan lengan atas
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
S42.0 Fraktur klavikula
Ujung akromion atau batang klavikula; tulang leher
S42.1 Fraktur skapula
Processus acromialis, (processus) akromion, (korpus)(leher) skapula; shoulder blade
S42.2 Fraktur ujung atas humerus
Ujung proximal, tuberositas mayor, leher anatomis, leher surgical, epifisis atas
S42.3 Fraktur batang humerus
Humerus NOS, lengan atas NOS
S42.4 Fraktur ujung bawah humerus
Ujung distal, epifisis bawah, prosessus artikularis
Kondilus external, epicondilus internal, interkondilus, suprakondilus

 932
Kecuali: fraktur siku NOS (S52.0)
S42.7 Fraktur ganda pada klavikula, skapula dan humerus
S42.8 Fraktur bagian lain bahu dan lengan atas
S42.9 Fraktur gelang bahu, bagian tidak dijelaskan
Fraktur bahu NOS
S43 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada gelang bahu
S43.0 Dislokasi sendi bahu
S43.1 Dislokasi sendi akromioklavikula
S43.2 Dislokasi sendi sternoklavikula
S43.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada gelang bahu
Dislokasi gelang bahu NOS
S43.4 Sprain dan strain sendi bahu
(Ligamen) korakohumerus, (kapsul) rotator cuff
S43.5 Sprain dan strain sendi acromioklavikula
Sprain dan strain ligamen Acromioklavikula
S43.6 Sprain dan strain sendi sternoklavikula
S43.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada gelang bahu
Sprain dan strain gelang bahu NOS
S44 Cedera syaraf pada level bahu dan lengan atas
Kecuali: cedera plexus brakhialis (S14.3)
S44.0 Cedera n. ulnaris pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. ulnaris NOS (S54.0)
S44.1 Cedera n. medianus pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. medianus NOS (S54.1)
S44.2 Cedera n. radialis pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. radialis NOS (S54.2)
S44.3 Cedera n. axillaris
S44.4 Cedera n. musculocutaneous
S44.5 Cedera syaraf sensoris kulit pada level bahu dan lengan atas
S44.7 Cedera syaraf ganda pada level bahu dan lengan atas
S44.8 Cedera syaraf lain pada level bahu dan lengan atas
S44.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan atas
S45 Cedera pembuluh darah pada level bahu dan lengan atas
Kecuali: cedera arteri subklavia (S25.1) atau vena subklavia (S25.3)
S45.0 Cedera a. axillaris
S45.1 Cedera a. brakhialis
S45.2 Cedera v. axillaris atau v. brakhialis
S45.3 Cedera vena superficial vein pada level bahu dan lengan atas
S45.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level bahu dan lengan atas
S45.8 Cedera pembuluh darah lain pada level bahu dan lengan atas
S45.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan atas
S46 Cedera otot dan tendon pada level bahu dan lengan atas
Kecuali: cedera otot dan tendon pada atau di bawah siku (S56.-)
S46.0 Cedera tendon rotator cuff pada bahu
S46.1 Cedera otot dan tendon pada long kepala of biceps

 933
S46.2 Cedera otot dan tendon pada bagian lain biceps
S46.3 Cedera otot dan tendon pada triceps
S46.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level bahu dan lengan atas
S46.8 Cedera otot dan tendon lain pada level bahu dan lengan atas
S46.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan atas
S47 Cedera remuk bahu dan lengan atas
Kecuali: cedera remuk siku (S57.0)
S48 Amputasi trauma bahu dan lengan atas
Kecuali: Amputasi trauma: siku (S58.0), lengan atas, level tak jelas (T11.6)
S48.0 Amputasi trauma sendi bahu
S48.1 Amputasi trauma level antara bahu dan siku
S48.9 Amputasi trauma bahu dan lengan atas, level tak jelas
S49 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas
S49.7 Cedera ganda pada bahu dan lengan atas
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S40-S48
S49.8 Cedera lain yang dijelaskan pada bahu dan lengan atas
S49.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas

Cedera siku dan lengan bawah (S50-S59)


Kecuali: Cedera pergelangan dan tangan (S60-S69), siku dan lengan bawah bilateral (T00-T07),
lengan atas, level tak jelas (T10-T11); luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite
(T33-T35), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S50 Cedera permukaan lengan bawah
Kecuali: cedera permukaan pergelangan dan tangan (S60.-)
S50.0 Kontusio siku
S50.1 Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada lengan bawah
S50.7 Cedera permukaan ganda pada lengan bawah
S50.8 Cedera permukaan lain pada lengan bawah
S50.9 Cedera permukaan lengan bawah, tidak dijelaskan
Cedera permukaan siku NOS
S51 Luka terbuka lengan bawah
Kecuali: luka terbuka pergelangan dan tangan (S61.-), amputasi trauma lengan bawah (S58.-)
S51.0 Luka terbuka siku
S51.7 Luka ganda terbuka pada lengan bawah
S51.8 Luka terbuka bagian lain lengan bawah
S51.9 Luka terbuka lengan bawah, bagian tidak dijelaskan
S52 Fraktur lengan bawah
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
Kecuali: fraktur pada level pergelangan dan tangan (S62.-)
S52.0 Fraktur ujung atas ulna

 934
Fraktur: siku NOS, processus coronoideus, processus olecranon, ujung proximal
Fraktur-dislokasi Monteggia
S52.1 Fraktur ujung atas radius
Fraktur: kepala, leher, atau ujung proximal radius
S52.2 Fraktur batang ulna
S52.3 Fraktur batang radius
S52.4 Fraktur batang ulna dan radius
S52.5 Fraktur ujung bawah radius
Fraktur Colles, fraktur Smith
S52.6 Fraktur ujung bawah ulna dan radius
S52.7 Fraktur ganda pada lengan bawah
Kecuali: fraktur ujung bawah ulna dan radius: (S52.6), batang (S52.4)
S52.8 Fraktur bagian lain lengan bawah
Kepala ulna, ujung bawah ulna
S52.9 Fraktur lengan bawah, bagian tidak dijelaskan
S53 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen of siku
S53.0 Dislokasi kepala radius
Dislokasi sendi radiohumerus
Kecuali: fraktur-dislokasi Monteggia (S52.0)
S53.1 Dislokasi siku, tidak dijelaskan
Dislokasi sendi ulnohumerus
Kecuali: dislokasi kepala radius tersendiri (S53.0)
S53.2 Rupture traumatika ligamen collateral radius
S53.3 Rupture traumatika ligamen collateral ulna
S53.4 Sprain dan strain siku
S54 Cedera syaraf pada level lengan bawah
Kecuali: Cedera syaraf di pergelangan dan tangan (S64.-)
S54.0 Cedera n. ulnaris di lengan bawah
Cedera n. ulnaris NOS
S54.1 Cedera n. medianus di lengan bawah
Cedera n. medianus NOS
S54.2 Cedera n. radialis di lengan bawah
Cedera n. radialis NOS
S54.3 Cedera cutaneous sensory nerve di lengan bawah
S54.7 Cedera syaraf ganda di lengan bawah
S54.8 Cedera syaraf lain di lengan bawah
S54.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan di lengan bawah
S55 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah
Kecuali: Cedera: pembuluh darah brakhialis (S45.1-S45.2), pergelangan dan tangan (S65.-)
S55.0 Cedera a. ulnaris di lengan bawah
S55.1 Cedera a. radialis di lengan bawah
S55.2 Cedera vena di lengan bawah
S55.7 Cedera pembuluh darah ganda di lengan bawah
S55.8 Cedera pembuluh darah lain di lengan bawah
S55.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan di lengan bawah

 935
S56 Cedera otot dan tendon pada level lengan bawah
Kecuali: Cedera otot dan tendon pada atau di bawah pergelangan (S66.-)
S56.0 Cedera otot dan tendon flexor ibu jari di lengan bawah
S56.1 Cedera long otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V di lengan bawah
S56.2 Cedera otot dan tendon flexor lain di lengan bawah
S56.3 Cedera otot dan tendon extensor atau abductor ibu jari di lengan bawah
S56.4 Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V di lengan bawah
S56.5 Cedera otot dan tendon extensor lain di lengan bawah
S56.7 Cedera otot dan tendon ganda di lengan bawah
S56.8 Cedera otot dan tendon yang lain dan tidak dijelaskan di lengan bawah
S57 Cedera remuk lengan bawah
Kecuali: Cedera remuk pergelangan dan tangan (S67.-)
S57.0 Cedera remuk siku
S57.8 Cedera remuk bagian lain lengan bawah
S57.9 Cedera remuk lengan bawah, bagian tidak dijelaskan
S58 Amputasi trauma lengan bawah
Kecuali: Amputasi trauma pergelangan dan tangan (S68.-)
S58.0 Amputasi trauma level siku
S58.1 Amputasi trauma level antara siku dan pergelangan
S58.9 Amputasi trauma lengan bawah, level tak jelas
S59 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada lengan bawah
Kecuali: Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan (S69.-)
S59.7 Cedera ganda pada lengan bawah
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S50-S58
S59.8 Cedera lain yang dijelaskan pada lengan bawah
S59.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada lengan bawah

Cedera pergelangan dan tangan (S60-S69)


Kecuali: Cedera bilateral pergelangan dan tangan (T00-T07), cedera lengan atas, level tak jelas
(T10-T11), luka bakar dan korosi (T20-T32),
frostbite (T33-T35), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S60 Cedera permukaan pergelangan dan tangan
S60.0 Kontusio jari tanpa kerusakan kuku
Kontusio jari NOS
Kecuali: kontusio yang melibatkan kuku (matrix) (S60.1)
S60.1 Kontusio jari dengan kerusakan kuku
S60.2 Kontusio bagian lain pergelangan dan tangan
S60.7 Cedera permukaan ganda pada pergelangan dan tangan
S60.8 Cedera permukaan lain pada pergelangan dan tangan
S60.9 Cedera permukaan pergelangan dan tangan, tidak dijelaskan
S61 Luka terbuka pergelangan dan tangan
Kecuali: Amputasi trauma pergelangan dan tangan (S68.-)
S61.0 Luka terbuka jari tanpa kerusakan kuku
Luka terbuka jari NOS

 936
Kecuali: luka terbuka melibatkan kuku (matrix) (S61.1)
S61.1 Luka terbuka jari dengan kerusakan kuku
S61.7 Luka terbuka ganda pada pergelangan dan tangan
S61.8 Luka terbuka bagian lain pergelangan dan tangan
S61.9 Luka terbuka pergelangan dan tangan part, bagian tidak dijelaskan
S62 Fraktur pada level pergelangan dan tangan
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
Kecuali: fraktur bagian distal ulna dan radius (S52.-)
S62.0 Fraktur os. naviculare [scaphoidea] tangan
S62.1 Fraktur tulang karpal lainnya
Fraktur os.: kapitatum [magnum], hamatum [unsiformis], lunatum [semilunaris],
triquetrum [cuneiformis karpus], pisiformis, trapezium [multangularis mayor],
trapezoid [multangularis minor],
S62.2 Fraktur os. metakarpal I
Fraktur Bennett
S62.3 Fraktur os. metakarpal lainnya
S62.4 Fraktur ganda pada tulang metakarpal
S62.5 Fraktur ibu jari
S62.6 Fraktur jari II, III, IV atau V
S62.7 Fraktur ganda pada jari-jari
S62.8 Fraktur bagian lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
S63 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen level pergelangan dan tangan
S63.0 Dislokasi pergelangan
Dislokasi: ujung distal radius, ujung distal ulna, (sendi) distal radioulnaris, (sendi)
radiokarpal, (tulang) karpal, (sendi) karpometakarpal, (sendi) midkarpal, ujung
proximal (tulang) metakarpal
S63.1 Dislokasi jari
Dislokasi: ujung distal (tulang) metakarpal, (sendi) interphalanx tangan, (sendi)
metakarpophalangeal, phalanx tangan, ibu jari
S63.2 Dislokasi ganda jari-jari
S63.3 Ruptur traumatika ligamen pergelangan dan karpus
Ruptur traumatika: kollateral pergelangan, (ligamen) radiokarpal, ulnokarpal (palmaris)
S63.4 Ruptur traumatika ligamen jari pada sendi metakarpo-phalanx dan interphalanx
Ruptur traumatika: kollateral, palmaris, plat volar
S63.5 Sprain dan strain pergelangan
Sprain dan strain: (sendi) karpal, (sendi) (ligamen) radiokarpal
S63.6 Sprain dan strain jari-jari
Sprain dan strain: (sendi) metakarpophalanx, (sendi) interphalanx tangan, phalanx tangan,
ibu jari
S63.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada tangan
S64 Cedera syaraf pada level pergelangan dan tangan
S64.0 Cedera n. ulnaris pada level pergelangan dan tangan

 937
S64.1 Cedera n. medianus pada level pergelangan dan tangan
S64.2 Cedera n. radialis pada level pergelangan dan tangan
S64.3 Cedera n. digitalis ibu jari
S64.4 Cedera n. digitalis jari II, III, IV atau V
S64.7 Cedera syaraf ganda pada level pergelangan dan tangan
S64.8 Cedera syaraf lain pada level pergelangan dan tangan
S64.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level pergelangan dan tangan
S65 Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan
S65.0 Cedera a. ulnaris pada level pergelangan dan tangan
S65.1 Cedera a. radialis pada level pergelangan dan tangan
S65.2 Cedera arkus palmaris superfisialis
S65.3 Cedera arkus palmaris profunda
S65.4 Cedera pembuluh darah ibu jari
S65.5 Cedera pembuluh darah jari II, III, IV atau V
S65.7 Cedera pembuluh darah ganda di level pergelangan dan tangan
S65.8 Cedera pembuluh darah lain di level pergelangan dan tangan
S65.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan di level pergelangan dan tangan
S66 Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan
S66.0 Cedera otot dan tendon flexor longus ibu jari di level pergelangan dan tangan
S66.1 Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan tangan
S66.2 Cedera otot dan tendon extensor ibu jari di level pergelangan dan tangan
S66.3 Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan tangan
S66.4 Cedera otot dan tendon intrinsik ibu jari di level pergelangan dan tangan
S66.5 Cedera otot dan tendon intrinsik jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan tangan
S66.6 Cedera otot dan tendon flexor ganda pada level pergelangan dan tangan
S66.7 Cedera otot dan tendon extensor ganda pada level pergelangan dan tangan
S66.8 Cedera otot dan tendon lain pada level pergelangan dan tangan
S66.9 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan
S67 Cedera remuk pergelangan dan tangan
S67.0 Cedera remuk ibu jari dan jari-jari lainnya
S67.8 Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
S68 Amputasi trauma pergelangan dan tangan
S68.0 Amputasi trauma ibu jari (komplit)(parsial)
S68.1 Amputasi trauma jari II, III, IV atau V (komplit)(parsial)
S68.2 Amputasi trauma dua atau lebih, jari saja (komplit)(parsial)
S68.3 Amputasi trauma gabungan (bagian) jari dengan bagian lain pergelangan dan tangan
S68.4 Amputasi trauma tangan pada level pergelangan
S68.8 Amputasi trauma bagian lain pergelangan dan tangan
S68.9 Amputasi trauma pergelangan dan tangan, level tak jelas
S69 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
S69.7 Cedera ganda pada pergelangan dan tangan
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S60-S68
S69.8 Cedera lain yang dijelaskan pada pergelangan dan tangan
S69.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan

 938
Cedera panggul dan paha (S70-S79)
Kecuali: Cedera bilateral panggul dan paha (T00-T07), tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35), gigitan atau sengatan serangga,
berbisa (T63.4)
S70 Cedera permukaan panggul dan paha
S70.0 Kontusio panggul
S70.1 Kontusio paha
S70.7 Cedera permukaan ganda pada panggul dan paha
S70.8 Cedera permukaan lain pada panggul dan paha
S70.9 Cedera permukaan panggul dan paha, tidak dijelaskan
S71 Luka terbuka panggul dan paha
Kecuali: Amputasi trauma panggul dan paha (S78.-)
S71.0 Luka terbuka panggul
S71.1 Luka terbuka paha
S71.7 Luka terbuka ganda pada panggul dan paha
S71.8 Luka terbuka bagian lain dan tidak dijelaskan pada lingkaran panggul
S72 Fraktur femur
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
S72.0 Fraktur leher femur
Fraktur panggul NOS
S72.1 Fraktur pertrokanter
Fraktur intertrokanter, fraktur trokanter
S72.2 Fraktur subtrokanter
S72.3 Fraktur batang femur
S72.4 Fraktur ujung bawah femur
S72.7 Fraktur ganda pada femur
S72.8 Fraktur pada bagian lain femur
S72.9 Fraktur femur, bagian tidak dijelaskan
S73 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen of panggul
S73.0 Dislokasi panggul
S73.1 Sprain dan strain panggul
S74 Cedera syaraf pada level panggul dan paha
S74.0 Cedera sciatic nerve [n. iskiadikus] pada level panggul dan paha
S74.1 Cedera n. femoralis pada level panggul dan paha
S74.2 Cedera syaraf sensoris kulit pada level panggul dan paha
S74.7 Cedera syaraf ganda pada level panggul dan paha
S74.8 Cedera syaraf lain pada level panggul dan paha
S74.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level panggul dan paha
S75 Cedera pembuluh darah pada level panggul dan paha
Kecuali: a. poplitea (S85.0)

 939
S75.0 Cedera a. femoralis
S75.1 Cedera v. femoralis pada level panggul dan paha
S75.2 Cedera v. saphena magna pada level panggul dan paha
Kecuali: cedera v. saphena magna NOS (S85.3)
S75.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level panggul dan paha
S75.8 Cedera pembuluh darah lain pada level panggul dan paha
S75.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level panggul dan paha
S76 Cedera otot dan tendon pada level panggul dan paha
S76.0 Cedera otot dan tendon pada panggul
S76.1 Cedera m. quadriceps dan tendon
S76.2 Cedera otot dan tendon adduktor pada paha
S76.3 Cedera otot dan tendon group otot posterior pada level paha
S76.4 Cedera otot dan tendon lain dan tidak dijelaskan pada level paha
S76.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level panggul dan paha
S77 Cedera remuk panggul dan paha
S77.0 Cedera remuk panggul
S77.1 Cedera remuk paha
S77.2 Cedera remuk panggul dengan paha
S78 Amputasi trauma panggul dan paha
Kecuali: Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas (T13.6)
S78.0 Amputasi trauma panggul sendi
S78.1 Amputasi trauma level antara panggul dan lutut
S78.9 Amputasi trauma panggul dan paha, level tak jelas
S79 Cedera lain dan dijelaskan pada panggul dan paha
S79.7 Cedera ganda pada panggul dan paha
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S70-S78
S79.8 Cedera lain yang dijelaskan pada panggul dan paha
S79.9 Cedera panggul dan paha yang tidak dijelaskan

Cedera lutut dan tungkai bawah (S80-S89)


Termasuk: Fraktur tumit dan malleolus
Kecuali: Cedera tumit dan kaki (S90-S99), cedera bilateral lutut dan tungkai bawah (T00-T07),
cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13), luka bakar dan korosi (T20-T32),
frostbite (T33-T35), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S80 Cedera permukaan tungkai bawah
Kecuali: Cedera permukaan tumit dan kaki (S90.-)
S80.0 Kontusio lutut
S80.1 Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah
S80.7 Cedera permukaan ganda pada tungkai bawah
S80.8 Cedera permukaan lain pada tungkai bawah
S80.9 Cedera permukaan tungkai bawah, tidak dijelaskan
S81 Luka terbuka tungkai bawah
Kecuali: Amputasi trauma tungkai bawah (S88.-), luka terbuka tumit dan kaki (S91.-)
S81.0 Luka terbuka lutut

 940
S81.7 Luka ganda terbuka pada tungkai bawah
S81.8 Luka terbuka bagian lain tungkai bawah
S81.9 Luka terbuka tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan
S82 Fraktur tungkai bawah, termasuk tumit
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
Termasuk: malleolus
Kecuali: fraktur kaki, selain tumit (S92.-)
S82.0 Fraktur patella
Fraktur knee cap
S82.1 Fraktur ujung atas tibia
Fraktur: kepala, kondilus,ujung proximal,atau tuberositas dari tibia
dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula
S82.2 Fraktur batang tibia
Fraktur batang tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula
S82.3 Fraktur ujung bawah tibia
Fraktur ujung bawah tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula
Kecuali: fraktur malleolus medialis (S82.5)
S82.4 Fraktur fibula alone
Kecuali: fraktur malleolus lateralis (S82.6)
S82.5 Fraktur malleolus medialis
Fraktur tibia yang melibatkan: tumit, malleolus
S82.6 Fraktur malleolus lateralis
Fraktur fibula yang melibatkan: tumit, malleolus
S82.7 Fraktur ganda pada tungkai bawah
Kecuali: fraktur tibia dan fibula pada:
ujung atas (S82.1), batang (S82.2), atau ujung bawah (S82.3):
S82.8 Fraktur bagian lain tungkai bawah
Fraktur (pada): tumit NOS, bimalleolaris, trimalleolaris
S82.9 Fraktur tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan

S83 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen lutut
Kecuali: kerusakan: patella (M22.0-M22.3), lutut, internal (M23.-)
dislokasi lutut: lama (M24.3), patologis (M24.3), rekuren (M24.4)
S83.0 Dislokasi patella
S83.1 Dislokasi lutut
Dislokasi (sendi) tibiofibula
S83.2 Robekan meniskus, sekarang
Bucket-handle tear (pada): NOS, meniskus lateralis, meniskus medialis
Kecuali: old bucket-handle tear (M23.2)
S83.3 Robekan kartilago artikularis lutut, sekarang
S83.4 Sprain dan strain melibatkan ligamen kolateral (fibularis)(tibialis) lutut
S83.5 Sprain dan strain melibatkan ligamen krusiata (anterior)(posterior) lutut

 941
S83.6 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada lutut
Sprain dan strain: ligamen patella, sendi dan ligamen tibiofibularis superior
S83.7 Cedera pada struktur ganda lutut
Cedera pada meniskus (lateralis)(medialis) bersama ligamen (collateral)(cruciate)
S84 Cedera syaraf pada level tungkai bawah
Kecuali: cedera syaraf pada level tumit dan kaki (S94.-)
S84.0 Cedera n. tibialispada level tungkai bawah
S84.1 Cedera n. peroneuspada level tungkai bawah
S84.2 Cedera syaraf sensoris kulit pada level tungkai bawah
S84.7 Cedera syaraf ganda pada level tungkai bawah
S84.8 Cedera syaraf lain pada level tungkai bawah
S84.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tungkai bawah
S85 Cedera pembuluh darah pada tungkai bawah level
Kecuali: cedera pembuluh darah pada level tumit dan kaki (S95.-)
S85.0 Cedera a. poplitea
S85.1 Cedera a tibialis (anterior)(posterior)
S85.2 Cedera a. peronealis
S85.3 Cedera v. saphena magna pada level tungkai bawah
Cedera v. saphena magna NOS
S85.4 Cedera v. saphena parva pada level tungkai bawah
S85.5 Cedera v. poplitea
S85.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level tungkai bawah
S85.8 Cedera pembuluh darah lain pada level tungkai bawah
S85.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level tungkai bawah
S86 Cedera otot dan tendon pada level tungkai bawah
Kecuali: cedera otot dan tendon pada di bawah tumit (S96.-)
S86.0 Cedera tendon Achilles
S86.1 Cedera otot dan tendon lain group otot posterior pada level tungkai bawah
S86.2 Cedera otot dan tendon group otot anterior pada level tungkai bawah
S86.3 Cedera otot dan tendon group otot peroneus pada level tungkai bawah level
S86.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tungkai bawah
S86.8 Cedera otot dan tendon lain pada level tungkai bawah
S86.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level tungkai bawah
S87 Cedera remuk tungkai bawah
Kecuali: cedera remuk tumit dan kaki (S97.-)
S87.0 Cedera remuk lutut
S87.8 Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah
S88 Amputasi trauma tungkai bawah
Kecuali: Amputasi trauma: tumit dan kaki (S98.-), tungkai, level tak jelas (T13.6)
S88.0 Amputasi trauma level lutut
S88.1 Amputasi trauma level antara lutut dan tumit
S88.9 Amputasi trauma tungkai bawah, level tak jelas
S89 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah
Kecuali: cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki (S99.-)

 942
S89.7 Cedera ganda pada tungkai bawah
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S80-S88
S89.8 Cedera lain yang dijelaskan pada tungkai bawah
S89.9 Cedera tungkai bawah yang tidak dijelaskan

Cedera tumit dan kaki (S90-S99)


Kecuali: Fraktur tumit dan malleolus (S82.-), frostbite (T33-T35)
Cedera bilateral of tumit dan kaki (T00-T07), tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S90 Cedera permukaan tumit dan kaki
S90.0 Kontusio tumit
S90.1 Kontusio jempol kaki tanpa kerusakan kuku
Kontusio jempol kaki NOS
S90.2 Kontusio jempol kaki dengan kerusakan kuku
S90.3 Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada kaki
S90.7 Cedera permukaan ganda pada tumit dan kaki
S90.8 Cedera permukaan lain pada tumit dan kaki
S90.9 Cedera permukaan tumit dan kaki, tidak dijelaskan
S91 Luka terbuka tumit dan kaki
Kecuali: Amputasi trauma tumit dan kaki (S98.-)
S91.0 Luka terbuka tumit
S91.1 Luka terbuka jempol kaki tanpa kerusakan kuku
Luka terbuka jempol kaki NOS
S91.2 Luka terbuka jempol kaki dengan kerusakan pada kuku
S91.3 Luka terbuka bagian lain kaki
Luka terbuka kaki NOS
S91.7 Luka ganda terbuka pada tumit dan kaki
S92 Fraktur kaki, selain tumit
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
Kecuali: tumit (S82.-). malleolus (S82.-)
S92.0 Fraktur calcaneus
Fraktur tulang tumit, fraktur os calcis
S92.1 Fraktur talus
Fraktur astragalus
S92.2 Fraktur other tarsal tulang(s)
Fraktur: kuboid, kuneiformis kaki (intermedia)(lateral)(medial), navikulare kaki
S92.3 Fraktur metatarsal tulang
S92.4 Fraktur jempol kaki
S92.5 Fraktur jari II, III, IV atau V pada kaki
S92.7 Fraktur ganda pada kaki
S92.9 Fraktur kaki, tidak dijelaskan
S93 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada level tumit dan kaki

 943
S93.0 Dislokasi tumit sendi
Dislokasi: astragalus, ujung bawah fibula, talus, ujung bawah tibia
S93.1 Dislokasi jari kaki
Dislokasi (sendi) interphalanx, (sendi) metatarsophalanx
S93.2 Ruptur ligamen pada level tumit dan kaki
S93.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kaki
Dislokasi: navikulare kaki, (sendi) tarsus, (sendi) tarsometatarsus
S93.4 Sprain dan strain tumit
Sprain dan strain (ligamen): kalkaneofibularis, kolateral internal, deltoideus, talofibularis,
tibiofibularis distal
Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0)
S93.5 Sprain dan strain jempol kaki
Sprain dan strain: (sendi) metatarsophalanx, (sendi) interphalanx
S93.6 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan of kaki
Sprain dan strain (ligamen) : tarsus, tarsometatarsus
S94 Cedera syaraf pada level tumit dan kaki
S94.0 Cedera n. plantar lateralis
S94.1 Cedera n. plantar medialis
S94.2 Cedera n. peroneus profunda pada level tumit dan kaki
Cedera cabang lateralis terminal dari n. peroneus profunda
S94.3 Cedera syaraf sensoris kulit pada level tumit dan kaki
S94.7 Cedera syaraf ganda pada level tumit dan kaki
S94.8 Cedera syaraf lain pada level tumit dan kaki
S94.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki
S95 Cedera pembuluh darah pada tumit dan kaki level
Kecuali: cedera av. tibialis posterior (S85.-)
S95.0 Cedera a. dorsalis pedis
S95.1 Cedera a. plantaris pedis
S95.2 Cedera v. dorsalis pedis
S95.7 Cedera pembuluh darah gandapada level tumit dan kaki
S95.8 Cedera pembuluh darah lain pada level tumit dan kaki
S95.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki
S96 Cedera otot dan tendon pada tumit dan kaki level
Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0)
S96.0 Cedera otot dan tendon pada m. flexor longus jempol kaki pada level tumit dan kaki
S96.1 Cedera otot dan tendon pada m. extensor longus jempol kaki pada level tumit dan kaki
S96.2 Cedera otot dan tendon intrinsik pada level tumit dan kaki
S96.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tumit dan kaki
S96.8 Cedera otot dan tendon lain pada level tumit dan kaki
S96.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki
S97 Cedera remuk tumit dan kaki
S97.0 Cedera remuk tumit
S97.1 Cedera remuk jari kaki
S97.8 Cedera remuk bagian lain tumit dan kaki
Cedera remuk kaki NOS

 944
S98 Amputasi trauma tumit dan kaki
S98.0 Amputasi trauma kaki pada tumit level
S98.1 Amputasi trauma satu jari kaki
S98.2 Amputasi trauma dua atau lebih jari kakis
S98.3 Amputasi trauma bagian lain kaki
Amputasi trauma gabugan jari kaki dan bagian lain kaki
S98.4 Amputasi trauma kaki, level tak jelas
S99 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
S99.7 Cedera ganda pada tumit dan kaki
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S90-S98
S99.8 Cedera lain yang dijelaskan pada tumit dan kaki
S99.9 Cedera tumit dan kaki, tidak dijelaskan

Cedera yang melibatkan daerah ganda pada tubuh (T00-T07)


Termasuk: Cedera bilateral anggota pada daerah tubuh yang sama
Cedera menurut jenis pada dua atau lebih daerah tubuh pada S00-S99
Kecuali: Sunburn (L55.-), luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
Cedera ganda yang hanya melibatkan satu daerah tubuh – lihat bagian-S
T00 Cedera permukaan yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T00.0 Cedera permukaan kepala dengan leher
Cedera permukaan pada situs-situs S00.- dan S10.-
Kecuali: melibatkan daerah tubuh lainnya (T00.8)
T00.1 Cedera permukaan thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera permukaan pada situs-situs S20.-, S30.- dan T09.0
Kecuali: melibatkan daerah tubuh lainnya (T00.8)
T00.2 Cedera permukaan daerah ganda anggota atas
Cedera permukaan pada situs-situs S40.-, S50.-, S60.- dan T11.0
Kecuali: melibatkan anggota bawah (T00.6)
melibatkan:thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T00.8)
T00.3 Cedera permukaan daerah ganda anggota bawah
Cedera permukaan pada situs-situs S70.-, S80.-, S90.- dan T13.0
Kecuali: melibatkan anggota atas (T00.6)
melibatkan thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T00.8)
T00.6 Cedera permukaan daerah ganda anggota atas dan anggota bawah
Cedera permukaan pada situs-situs T00.2 dan T00.3
Kecuali: melibatkan thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T00.8)
T00.8 Cedera permukaan pada kombinasi daerah tubuh lainnya
T00.9 Cedera permukaan ganda, tidak dijelaskan
Abrasi, blisters (nonthermal), bruises, kontusio, haematomas, dan gigitan serangga (tak
berbisa): ganda, NOS
T01 Luka terbuka yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Kecuali: Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada tubuh (T05.-)
T01.0 Luka terbuka kepala dengan leher
Luka terbuka pada situs-situs S01.- dan S11.-

 945
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T01.8)
T01.1 Luka terbuka thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis
Luka terbuka pada situs-situs S21.-, S31.- dan T09.1
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T01.8)

T01.2 Luka terbuka daerah ganda pada anggota atas


Luka terbuka pada situs-situs S41.-, S51.-, S61.- dan T11.1
Kecuali: melibatkan anggota bawah (T01.6)
melibatkan thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T01.8)
T01.3 Luka terbuka daerah ganda pada anggota bawah
Luka terbuka pada situs-situs S71.-, S81.-, S91.- dan T13.1
Kecuali: melibatkan anggota atas (T01.6)
melibatkan thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T01.8)
T01.6 Luka terbuka daerah ganda anggota atas dan anggota bawah
Luka terbuka pada situs-situs T01.2 dan T01.3
Kecuali: melibatkan thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T01.8)
T01.8 Luka terbuka kombinasi daerah tubuh lainnya
T01.9 Luka ganda terbuka, tidak dijelaskan
Gigitan serangga, sayatan, laserasi, dan luka tusuk: ganda, NOS
T02 Fraktur yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
T02.0 Fraktur kepala dengan leher
Fraktur pada situs-situs S02.- dan S12.-
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T02.8)
T02.1 Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis
Fraktur pada situs-situs S22.-, S32.- dan T08
Kecuali: bersama: fraktur: anggota (T02.7), daerah tubuh lainnya (T02.8)
T02.2 Fraktur daerah ganda satu anggota atas
Fraktur pada situs-situs S42.-, S52.-, S62.- dan T10 dari satu anggota atas
Kecuali: bersama: fraktur: anggota atas yang lain (T02.4), anggota bawah (T02.6)
fraktur thorax, punggung bawah dan pelvis (T02.7)
T02.3 Fraktur daerah ganda satu anggota bawah
Fraktur pada situs-situs S72.-, S82.-, S92.- dan T12 dari satu anggota bawah
Kecuali: bersama: fraktur anggota bawah yang lain (T02.5), anggota atas (T02.6)
fraktur thorax, punggung bawah dan pelvis (T02.7)
T02.4 Fraktur daerah ganda kedua anggota atas
Fraktur pada situs-situs S42.-, S52.-, S62.- dan T10 yang dinyatakan bilateral
Kecuali: bersama: fraktur anggota bawah (T02.6),
fraktur thorax, punggung bawah dan pelvis (T02.7)
T02.5 Fraktur daerah ganda kedua anggota bawah
Fraktur pada situs-situs S72.-, S82.-, S92.- dan T12 yang dinyatakan bilateral
Kecuali: bersama fraktur anggota atas (T02.6),
fraktur thorax, punggung bawah dan pelvis (T02.7)
T02.6 Fraktur daerah ganda anggota atas dengan anggota bawah

 946
Kecuali: bersama: fraktur: thorax, punggung bawah dan pelvis (T02.7)
T02.7 Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis, dan dengan anggota
T02.8 Fraktur yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya
T02.9 Fraktur ganda, tidak dijelaskan
T03 Dislokasi, sprain dan strain yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T03.0 Dislokasi, sprain dan strain kepala dengan leher
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S03.- dan S13.-
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain daerah lainnya (T03.8)
T03.1 Dislokasi, sprain dan strain thorax dengan punggung bawah dan pelvis
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S23.-, S33.- dan T09.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain daerah lainnya (T03.8)
T03.2 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota atas
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S43.-, S53.-, S63.- dan T11.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain:
anggota bawah (T03.4), thorax, punggung bawah dan pelvis (T03.8)
T03.3 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota bawah
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S73.-, S83.-, S93.- dan T13.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain:
anggota atas (T03.4), thorax, punggung bawah dan pelvis (T03.8)
T03.4 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota atas dengan anggota bawah
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain
thorax, punggung bawah dan pelvis (T03.8)
T03.8 Dislokasi, sprain dan strain kombinasi daerah tubuh lainnya
T03.9 Dislokasi, sprain dan strain yang ganda, tidak dijelaskan
T04 Cedera remuk melibatkan daerah ganda pada tubuh
T04.0 Cedera remuk kepala dengan leher
Cedera remuk pada situs-situs S07.- dan S17.-
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T04.8)
T04.1 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera remuk: pada situs-situs S28.- dan S38.-, badan NOS
Kecuali: bersama: anggota (T04.7), daerah tubuh lainnya (T04.8)
T04.2 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas
Cedera remuk: anggota atas NOS, pada situs-situs S47.-, S57.- dan S67.-
Kecuali: bersama: anggota bawah (T04.4)
thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T04.7)
T04.3 Cedera remuk daerah ganda pada anggota bawah
Cedera remuk: anggota bawah NOS, pada situs-situs S77.-, S87.- dan S97.-
Kecuali: bersama: anggota atas (T04.4)
thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T04.7)
T04.4 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas dengan anggota bawah
Kecuali: melibatkan thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T04.7)
T04.7 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis dengan anggota
T04.8 Cedera remuk yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya
T04.9 Cedera remuk ganda, tidak dijelaskan
T05 Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Termasuk: Avulsion yang melibatkan daerah ganda pada tubuh

 947
Kecuali: Dekapitasi (S18), luka terbuka melibatkan daerah ganda pada tubuh (T01.-)
Amputasi trauma: badan NOS (T09.6), lengan atas NOS (T11.6), tungkai NOS (T13.6)
T05.0 Amputasi trauma kedua tangan
T05.1 Amputasi trauma satu tangan dan lengan atas yang lain [semua level, selain tangan]
T05.2 Amputasi trauma kedua lengan [semua level]
T05.3 Amputasi trauma kedua kaki
T05.4 Amputasi trauma satu kaki dan tungkai yang lain [semua level, selain kaki]
T05.5 Amputasi trauma kedua tungkai [semua level]
T05.6 Amputasi trauma anggota atas dan bawah, semua kombinasi [semua level]
T05.8 Amputasi trauma yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya
Transeksi: abdomen, thorax
T05.9 Amputasi trauma ganda, tidak dijelaskan
T06 Cedera lain pada daerah ganda tubuh, not elsewhere classified
T06.0 Cedera otak dan syaraf kepala dengan cedera syaraf dan medulla spinalis pada leher
Cedera pada S04.- dan S06.- dengan cedera pada S14.-
T06.1 Cedera syaraf dan medulla spinalis yang melibatkan daerah tubuh lainnya
T06.2 Cedera syaraf yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Cedera ganda pada syaraf NOS
Kecuali: dengan keterlibatan medulla spinalis (T06.0-T06.1)
T06.3 Cedera pembuluh darah yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T06.4 Cedera otot dan tendon yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T06.5 Cedera organ intrathorax dengan intra-abdominal dan organ pelvik
T06.8 Cedera lain yang dijelaskan yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T07 Cedera ganda yang tidak dijelaskan
Kecuali: Cedera NOS (T14.9)

Cedera bagian badan, anggota atau daerah yang tidak jelas (T08-T14)
Kecuali: Cedera pada daerah ganda tubuh (T00-T07), luka bakar dan korosi (T20-T32),
frostbite (T33-T35), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
T08 Fraktur spina, level tak jelas
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
Kecuali: fraktur ganda pada spina, level tak jelas (T02.1)
T09 Cedera lain pada spina dan badan, level tak jelas
Kecuali: Cedera remuk badan NOS (T04.1), transeksi badan (T05.8), cedera ganda pada badan
(T00-T06)
T09.0 Cedera permukaan badan, level tak jelas
T09.1 Luka terbuka badan, level tak jelas
T09.2 Dislokasi, sprain dan strain yang tidak dijelaskan sendi dan ligamen badan
T09.3 Cedera medulla spinalis, level tak jelas
T09.4 Cedera tidak dijelaskan nerve, spinal nerve root dan plexus badan
T09.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada badan
T09.6 Amputasi trauma badan, level tak jelas

 948
T09.8 Cedera lain yang dijelaskan pada badan, level tak jelas
T09.9 Cedera badan yang tidak dijelaskan, level tak jelas
T10 Fraktur anggota atas, level tak jelas
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
Patah lengan atas NOS
Fraktur lengan atas NOS
Kecuali: Fraktur ganda lengan atas, level tak jelas (T02.-)
T11 Cedera lain pada anggota atas, level tak jelas
Kecuali: Cedera remuk: anggota atas NOS (T04.2), daerah ganda tubuh (T00-T06)
Fraktur anggota atas, level tak jelas (T10)
T11.0 Cedera permukaan anggota atas, level tak jelas
T11.1 Luka terbuka anggota atas, level tak jelas
T11.2 Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan ligamen anggota atas, level tak jelas
T11.3 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas
T11.4 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas
T11.5 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas
T11.6 Amputasi trauma anggota atas, level tak jelas
Amputasi trauma lengan NOS
T11.8 Cedera lain yang dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas
T11.9 Cedera anggota atas yang tidak dijelaskan, level tak jelas
Cedera lengan NOS
T12 Fraktur anggota bawah, level tak jelas
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
Patah tungkai NOS, fraktur tungkai NOS
Kecuali: Fraktur ganda pada tungkai, level tak jelas (T02.-)
T13 Cedera lain pada anggota bawah, level tak jelas
Kecuali: Cedera remuk anggota bawah NOS (T04.3), cedera ganda daerah tubuh (T00-T06),
fraktur anggota bawah, level tak jelas (T12)
T13.0 Cedera permukaan anggota bawah, level tak jelas
T13.1 Luka terbuka anggota bawah, level tak jelas
T13.2 Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan ligamen anggota bawah, level tak jelas
T13.3 Cedera syaraf yang tidak jelas pada anggota bawah, level tak jelas
T13.4 Cedera pembuluh darah yang tak jelas pada anggota bawah, level tak jelas
T13.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada anggota bawah, level tak jelas
T13.6 Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas
Amputasi trauma tungkai NOS
T13.8 Cedera lain yang dijelaskan pada anggota bawah, level tak jelas
T13.9 Cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan, level tak jelas
Cedera tungkai NOS

 949
T14 Cedera di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Kecuali: Cedera pada daerah ganda tubuh (T00-T07)
T14.0 Cedera permukaan di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Abrasio [lecet], blister [melepuh] (nonthermal), kontusio, memar, haematoma: NOS
Ccedera akbat benda asing permukaan (serpihan) tanpa luka besar terbuka NOS
Gigitan serangga (tak berbisa), atau cedera permukaan: NOS
Kecuali: cedera permukaan ganda NOS (T00.9)
T14.1 Luka terbuka di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Sayatan, laserasi , luka terbuka, gigitan binatang, NOS
Luka tembus dengan benda asing (menembus) NOS
Kecuali: luka terbuka ganda NOS (T01.9)
amputasi trauma ganda NOS (T05.9), amputasi trauma NOS (T14.7)
T14.2 Fraktur di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda untuk
identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas
tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai terbuka
0 closed 1 open
Fraktur: NOS, tertutup NOS, dislokasi NOS, displaced NOS, terbuka NOS
Kecuali: fraktur ganda NOS (T02.9)
T14.3 Dislokasi, sprain dan strain tidak dijelaskan daerah tubuh
Avulsi, laserasi, sprain, atau strain pada (kapsul)(ligamen) sendi NOS
Hemarthrosis, ruptur, subluxatio, robekan: traumatika (kapsul)(ligamen) sendi NOS
Kecuali: dislokasi, sprain dan strain ganda NOS (T03.9)
T14.4 Cedera syaraf di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Cedera syaraf NOS; Putus syaraf, hematomielia, paralisis (sementara): traumatika NOS
Kecuali: cedera ganda pada syaraf NOS (T06.2)
T14.5 Cedera pembuluh darah di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Avuksi, sayatan, laserasi, cedera pada pembuluh darah NOS
Aneurisma atau fistula (arteriovena), hematoma, ruptur: pada pembuluh darah NOS
Kecuali: cedera ganda pada pembuluh darah NOS (T06.3)
T14.6 Cedera otot dan tendon di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Avulsi, sayatan, laserasi, ruptur trauma, cedera: pada otot NOS dan tendon NOS
Kecuali: cedera ganda pada tendon dan otot NOS (T06.4)
T14.7 Cedera remuk dan amputasi trauma di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Cedera remuk NOS, amputasi trauma NOS
Kecuali: cedera remuk ganda NOS (T04.9), amputasi trauma ganda NOS (T05.9)
T14.8 Cedera lain pada di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T14.9 Cedera, tidak dijelaskan
Kecuali: cedera ganda NOS (T07)

Efek benda asing yang masuk melalui lobang alamiah (T15-T19)


Kecuali: benda asing: tertinggal pada luka operasi (T81.5), residual di jaringan lunak
(M79.5)
pada luka tembus - lihat luka terbuka menurut daerah tubuh
serpihan tanpa luka major terbuka: lihat cedera permukaan menurut daerah tubuh
T15 Benda asing di bagian luar mata

 950
Kecuali: benda asing pada luka tembus: tertahan (lama) (H05.5, H44.6-H44.7),
benda asing pada luka tembus tertahan (lama) orbita dan bola mata (S05.4-S05.5)
benda asing tertahan di kelopak (H02.8)
T15.0 Benda asing di kornea
T15.1 Benda asing di sakus konjungtiva
T15.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada bagian luar mata
Benda asing di punktum lakrimalis
T15.9 Benda asing di bagian luar mata, bagian tidak dijelaskan
T16 Benda asing di telinga
Benda asing di kanalis auditorius
T17 Benda asing di saluran pernafasan
Termasuk: asphyxia akibat benda asing, inhalasi cairan atau muntahan NOS
tercekik oleh: makanan (regurgitasi), phlegma [mukus pernafasan]
T17.0 Benda asing di sinus nasalis
T17.1 Benda asing di cuping hidung
Benda asing di hidung NOS
T17.2 Benda asing di farings
Benda asing di: nasofarings, tenggorokan NOS
T17.3 Benda asing di larings
T17.4 Benda asing di trakhea
T17.5 Benda asing di bronkhus
T17.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran pernafasan
Benda asing di bronkhiolus, paru-paru
T17.9 Benda asing di saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan
T18 Benda asing saluran pencernaan
Kecuali: benda asing di farings (T17.2)
T18.0 Benda asing di mulut
T18.1 Benda asing di esofagus
T18.2 Benda asing di lambung
T18.3 Benda asing di usus halus
T18.4 Benda asing di kolon
T18.5 Benda asing di anus dan rektum
Benda asing di (pertemuan) rektosigmoid
T18.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran pencernaan
T18.9 Benda asing di saluran pencernaan, bagian tidak dijelaskan
Benda asing di sistem pencernaan NOS, tertelan benda asing NOS
T19 Benda asing di saluran genitourinarius
Kecuali: Alat kontrasepsi (intrauterus)(vagina): komplikasi mekanis (T83.3), kehadiran (Z97.5)
T19.0 Benda asing di uretra
T19.1 Benda asing di kandung kemih
T19.2 Benda asing di vulva dan vagina
T19.3 Benda asing di uterus [semua bagian]
T19.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran genitourinarius
T19.9 Benda asing di saluran genitourinarius, bagian tidak dijelaskan

 951
Luka bakar dan korosi (T20-T32)
Termasuk Scalds [terkena air panas atau uap panas]
Luka bakar akibat: api, air panas, gas panas, gesekan, objek panas, listrik, petir, radiasi
Luka bakar kimiawi [korosi] (external)(internal)
Kecuali: Sunburn (L55.-), erythema [dermatitis] ab igne (L59.0)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)

Luka bakar dan korosi permukaan luar tubuh, menurut situs (T20-T25)
Termasuk luka bakar dan korosi:
tingkat I [erythema], tingkat II [blisters, melepuh] [epidermis lenyap]
tingkat III [nekrosis dalam pada jaringan di bawahnya] [full-thickness skin loss]
T20 Luka bakar dan korosi kepala dan leher
Termasuk: Kulit kepala [semua bagian], (daerah) dahi, telinga [semua bagian], hidung (septum),
bibir, mata dengan bagian lain muka, kepala dan leher
Kecuali: Terbatas pada mata dan adnexa (T26.-), pada mulut dan farings (T28.-)
T20.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T20.1 Luka bakar tingkat I pada kepala dan leher
T20.2 Luka bakar tingkat II pada kepala dan leher
T20.3 Luka bakar tingkat III pada kepala dan leher
T20.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T20.5 Korosi tingkat I pada kepala dan leher
T20.6 Korosi tingkat II pada kepala dan leher
T20.7 Korosi tingkat III pada kepala dan leher
T21 Luka bakar dan korosi badan
Termasuk: Dinding dada, mammae, punggung (semua), daerah interskapula, dinding perut,
pinggang, perineum, penis, testis, skrotum, vulva, labium (majus)(minus), anus
Kecuali: Luka bakar dan korosi: axilla (T22.-), daerah skapula (T22.-)
T21.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada badan
T21.1 Luka bakar tingkat I pada badan
T21.2 Luka bakar tingkat II pada badan
T21.3 Luka bakar tingkat III pada badan
T21.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada badan
T21.5 Korosi tingkat I pada badan
T21.6 Korosi tingkat II pada badan
T21.7 Korosi tingkat III pada badan
T22 Luka bakar dan korosi bahu dan lengan
Termasuk: Lengan [semua, selain pergelangan dan tangan saja], axilla, daerah skapula
Kecuali: Luka bakar dan korosi: interskapula (T21.-), pergelangan dan tangan saja (T23.-)
T22.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pada bahu dan lengan
T22.1 Luka bakar tingkat I pada bahu dan lengan
T22.2 Luka bakar tingkat II pada bahu dan lengan
T22.3 Luka bakar tingkat III pada bahu dan lengan
T22.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada bahu dan lengan
T22.5 Korosi tingkat I pada bahu dan lengan
T22.6 Korosi tingkat II pada bahu dan lengan

 952
T22.7 Korosi tingkat III pada bahu dan lengan
T23 Luka bakar dan korosi pergelangan dan tangan
Termasuk: telapak tangan, (kuku) jari, (kuku) ibu jari
T23.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
T23.1 Luka bakar tingkat I pada pergelangan dan tangan
T23.2 Luka bakar tingkat II pada pergelangan dan tangan
T23.3 Luka bakar tingkat III pada pergelangan dan tangan
T23.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
T23.5 Korosi tingkat I pada pergelangan dan tangan
T23.6 Korosi tingkat II pada pergelangan dan tangan
T23.7 Korosi tingkat III pada pergelangan dan tangan
T24 Luka bakar dan korosi panggul dan tungkai
Termasuk: Tungkai [semua bagian, selain tumit dan kaki saja]
Kecuali: Luka bakar dan korosi tumit dan kaki saja (T25.-)
T24.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada panggul dan tungkai
T24.1 Luka bakar tingkat I pada panggul dan tungkai
T24.2 Luka bakar tingkat II pada panggul dan tungkai
T24.3 Luka bakar tingkat III pada panggul dan tungkai
T24.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada panggul dan tungkai
T24.5 Korosi tingkat I pada panggul dan tungkai
T24.6 Korosi tingkat II pada panggul dan tungkai
T24.7 Korosi tingkat III pada panggul dan tungkai
T25 Luka bakar dan korosi tumit dan kaki
Termasuk: Jempol kaki
T25.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
T25.1 Luka bakar tingkat I pada tumit dan kaki
T25.2 Luka bakar tingkat II pada tumit dan kaki
T25.3 Luka bakar tingkat III pada tumit dan kaki
T25.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
T25.5 Korosi tingkat I pada tumit dan kaki
T25.6 Korosi tingkat II pada tumit dan kaki
T25.7 Korosi tingkat III pada tumit dan kaki

Luka bakar dan korosi pada mata dan organ internal (T26-T28)
T26 Luka bakar dan korosi pada mata dan adnexa
T26.0 Luka bakar pada kelopak dan area periokuler
T26.1 Luka bakar pada kornea dan sakus konjungtiva
T26.2 Luka bakar dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata
T26.3 Luka bakar pada bagian lain mata dan adnexa
T26.4 Luka bakar pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan
T26.5 Korosi pada kelopak dan area periokuler
T26.6 Korosi pada kornea dan sakus konjungtiva
T26.7 Korosi dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata
T26.8 Korosi pada bagian lain mata dan adnexa
T26.9 Korosi pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan

 953
T27 Luka bakar dan korosi saluran pernafasan
T27.0 Luka bakar pada larings dan trakhea
T27.1 Luka bakar yang melibatkan larings dan trakhea dengan paru-paru
Kecuali: sindroma cedera ledakan (T70.8)
T27.2 Luka bakar pada bagian lain saluran pernafasan
Luka bakar pada rongga thorax
T27.3 Luka bakar pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan
T27.4 Korosi pada larings dan trakhea
T27.5 Korosi yang melibatkan larings dan trakhea dengan paru-paru
T27.6 Korosi pada bagian lain saluran pernafasan
T27.7 Korosi pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan
T28 Luka bakar dan korosi organ-organ internal lainnya
T28.0 Luka bakar pada mulut dan farings
T28.1 Luka bakar pada esofagus
T28.2 Luka bakar pada bagian lain saluran pencernaan
T28.3 Luka bakar pada organ genitourinarius internal
T28.4 Luka bakar pada organ-organ internal lain dan tidak dijelaskan
T28.5 Korosi pada mulut dan farings
T28.6 Korosi pada esofagus
T28.7 Korosi pada bagian lain saluran pencernaan
T28.8 Korosi pada organ genitourinarius internal
T28.9 Korosi pada organ-organ internal lain dan tidak dijelaskan

Luka bakar dan korosi daerah tubuh ganda dan tidak jelas (T29-T32)
T29 Luka bakar dan korosi daerah ganda pada tubuh
Termasuk: Luka bakar dan korosi pada lebih dari satu kategori pada T20-T28
T29.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada daerah ganda, tingkat tidak jelas
Luka bakar ganda NOS
T29.1 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat I
T29.2 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat II
T29.3 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu luka bakar tingkat III
T29.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada daerah ganda
Korosi ganda NOS
T29.5 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat I
T29.6 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat II
T29.7 Korosi pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu korosi tingkat III
T30 Luka bakar dan korosi, daerah tubuh tidak dijelaskan
Kecuali: Luka bakar dan korosi, luas permukaan tubuh yang terlibat dinyatakan (T31-T32)
T30.0 Luka bakar dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat tidak dijelaskan
Luka bakar NOS
T30.1 Luka bakar tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat I NOS
T30.2 Luka bakar tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat II NOS
T30.3 Luka bakar tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan

 954
Luka bakar tingkat III NOS
T30.4 Korosi dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat tidak dijelaskan
Korosi NOS
T30.5 Korosi tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat I NOS
T30.6 Korosi tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat I NOS
T30.7 Korosi tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat III NOS
T31 Luka bakar yang diklasifikasikan menurut luas permukaan tubuh yang terlibat
Kategori ini hanya digunakan untuk kode primer kalau situs luka bakar tidak jelas. Ia bisa
digunakan sebagai kode tambahan bersama kategori T20-T29 kalau situsnya dijelaskan.
T31.0 Luka bakar yang melibatkan kurang dari 10% permukaan tubuh
T31.1 Luka bakar yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh
T31.2 Luka bakar yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh
T31.3 Luka bakar yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh
T31.4 Luka bakar yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh
T31.5 Luka bakar yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh
T31.6 Luka bakar yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh
T31.7 Luka bakar yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh
T31.8 Luka bakar yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh
T31.9 Luka bakar yang melibatkan 90% atau lebih permukaan tubuh
T32 Korosi classified according to extent of body surface involved
Kategori ini hanya digunakan untuk kode primer kalau situs luka bakar tidak jelas. Ia bisa
digunakan sebagai kode tambahan bersama kategori T20-T29 kalau situsnya dijelaskan.
T32.0 Korosi yang melibatkan kurang dari 10% permukaan tubuh
T32.1 Korosi yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh
T32.2 Korosi yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh
T32.3 Korosi yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh
T32.4 Korosi yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh
T32.5 Korosi yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh
T32.6 Korosi yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh
T32.7 Korosi yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh
T32.8 Korosi yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh
T32.9 Korosi yang melibatkan 90% atau lebih permukaan tubuh

Frostbite (T33-T35)
Kecuali: Hypothermia dan efek lain penurunan suhu (T68-T69)
T33 Frostbite permukaan
Termasuk: Frostbite dengan kehilangan sebagian ketebalan kulit
Kecuali: Frostbite permukaan yang melibatkan daerah ganda pada tubuh (T35.0)
T33.0 Frostbite permukaan pada kepala
T33.1 Frostbite permukaan pada leher
T33.2 Frostbite permukaan pada thorax
T33.3 Frostbite permukaan pada abdominal wall, punggung bawah dan pelvis

 955
T33.4 Frostbite permukaan pada lengan atas
Kecuali: frostbite permukaan pada pergelangan dan tangan alone (T33.5)
T33.5 Frostbite permukaan pada pergelangan dan tangan
T33.6 Frostbite permukaan pada panggul dan paha
T33.7 Frostbite permukaan pada lutut dan tungkai bawah
Kecuali: frostbite permukaan pada tumit dan kaki saja (T33.8)
T33.8 Frostbite permukaan pada tumit dan kaki
T33.9 Frostbite permukaan pada situs-situs yang lain dan tidak dijelaskan
Frostbite permukaan (pada): NOS, badan NOS, tungkai NOS
T34 Frostbite dengan nekrosis jaringan
Kecuali: Frostbite dengan nekrosis jaringan daerah ganda pada tubuh (T35.1)
T34.0 Frostbite dengan nekrosis jaringan kepala
T34.1 Frostbite dengan nekrosis jaringan pada leher
T34.2 Frostbite dengan nekrosis jaringan thorax
T34.3 Frostbite dengan nekrosis jaringan dinding perut, punggung bawah dan pelvis
T34.4 Frostbite dengan nekrosis jaringan lengan
Kecuali: frostbite dengan nekrosis jaringan pergelangan dan tangan saja (T34.5)
T34.5 Frostbite dengan nekrosis jaringan pergelangan dan tangan
T34.6 Frostbite dengan nekrosis jaringan panggul dan paha
T34.7 Frostbite dengan nekrosis jaringan lutut dan tungkai bawah
Kecuali: frostbite dengan nekrosis jaringan tumit dan kaki saja (T34.8)
T34.8 Frostbite dengan nekrosis jaringan tumit dan kaki
T34.9 Frostbite dengan nekrosis jaringan pada situs-situs yang lain dan tidak dijelaskan
Frostbite dengan nekrosis jaringan (pada): NOS, badan NOS, tungkai NOS
T35 Frostbite daerah ganda pada tubuh dan frostbite yang tidak dijelaskan
T35.0 Frostbite permukaan daerah ganda pada tubuh
Frostbite permukaan ganda NOS
T35.1 Frostbite dengan nekrosis jaringan daerah ganda pada tubuh
Frostbite ganda dengan nekrosis jaringan NOS
T35.2 Frostbite yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T35.3 Frostbite yang tidak dijelaskan pada thorax, abdomen, punggung bawah dan pelvis
Frostbite badan NOS
T35.4 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota atas
T35.5 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota bawah
T35.6 Frostbite yang tidak dijelaskan pada daerah ganda tubuh
Frostbite ganda NOS
T35.7 Frostbite yang tidak dijelaskan pada situs yang tidak dijelaskan
Frostbite NOS

Keracunan oleh drugs, medikamen dan zat-zat biologis (T36-T50)


Termasuk: Overdois zat-zat terkait, zat yang diberikan atau dimakan secara salah
Kecuali: Ketergantungan obat dan kelainan mental dan tingkah laku yang terkait akibat:
penggunaan zat psikoaktif (F10-F19), intoxikasi obat yang patologis (F10-F19),
reaksi dan keracunan obat yang mengganggu janin dan neonatus (P00-P96)
Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan (F55)

 956
Efek tidak diharapkan [hipersensitifitas, reaksi, dsb.] dari zat yang diberikan secara
benar, diklasifikasikan menurut bentuk efek yang tidak diharapkan, yaitu:
kelainan darah (D50-D76), gastritis aspirin (K29.-),
dermatitis karena zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-),
dermatitis kontak (L23-L25), nefropati (N14.0-N14.2),
dan efek tak diharapkan yang tidak dijelaskan dari obat (T88.7)
T36 Keracunan oleh antibitika sistemik
Kecuali: Antibiotika antineoplastik (T45.1), antibiotika lokal NEC (T49.0), antibiotika topikal
untuk telinga, hidung dan tenggorokan (T49.6), mata (T49.5)
T36.0 Penisillin
T36.1 Cefalosporin dan antibiotika beta-laktam lainnya
T36.2 Group khloramphenicol
T36.3 Macrolida
T36.4 Tetrasiklin
T36.5 Aminoglikosida
Streptomisin
T36.6 Rifamisin
T36.7 Antibiotika antif, digunakan secara sistemik
T36.8 Antibitika sistemik lainnya
T36.9 Antibitika sistemik, tidak dijelaskan
T37 Keracunan oleh obat anti-infeksi dan antiparasit lainnya
Kecuali: Obat anti-infeksi: lokal NEC (T49.0), topikal: mata (T49.5), THT (T49.6)
T37.0 Sulfonamida
T37.1 Obat anti mikobakteria
Kecuali: rifamisin (T36.6), streptomisin (T36.5)
T37.2 Obat antimalarial dan obat yang bekerja pada protozoa darah lainnya
Kecuali: derivat hydroxyquinoline (T37.8)
T37.3 Obat antiprotozoa lainnya
T37.4 Anthelminthika
T37.5 Obat antivirus
Kecuali: amantadine (T42.8), cytarabine (T45.1)
T37.8 Obat anti-infeksi dan antiparasit lain yang dijelaskan
Derivat hidroksiquinolin
Kecuali: obat antimalaria (T37.2)
T37.9 Obat anti-infeksi dan antiparasit, tidak dijelaskan
T38 Keracunan oleh hormon, substitusi dan antagonis sintetiknya, n. e. c.
Kecuali: oxitosin (T48.0), mineralokortikoid dan antagonisnya (T50.0)
hormon paratiroid dan derivatnya (T50.9)
T38.0 Glucokortikoids dan analog sintetik
Kecuali: glukokortikoid topikal (T49.-)
T38.1 Hormon tiroid dan substitusinya
T38.2 Obat antitiroid
T38.3 Insulin dan obat hipoglikemik [antidiabetik] oral
T38.4 Kontrasepsi oral
Preparat kontrasepsi oral berbahan tunggal atau ganda
T38.5 Estrogen dan progestogen lainnya

 957
Campuran dan substitusi estrogen dan progestogen
T38.6 Antigonadotrophin, antiestrogen, antiandrogen, n. e. c.
Tamoxifen
T38.7 Androgen dan obat anabolik
T38.8 Hormon dan substitusi sintetiknya yang lain dan tidak dijelaskan
Hormon pituitari anterior [adenohipofisis]
T38.9 Antagonis hormon lain dan tidak dijelaskan
T39 Keracunan oleh analgesik, antipiretik dan antirematik nonopioid
T39.0 Salisilat
T39.1 Derivat 4-aminofenol
T39.2 Derivat pirazolon
T39.3 Nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] lainnya
T39.4 Antirematik, not elsewhere classified
Kecuali: glucocorticoids (T38.0), salisilat (T39.0)
T39.8 Analgesik dan antipiretik non-opioid lainnya, not elsewhere classified
T39.9 Analgesik, antipiretik dan antirematik non-opioid, tidak dijelaskan
T40 Keracunan oleh narkotika dan psikodisleptika [hallusinogens]
Kecuali: Ketergantungan obat dan kelainan mental dan tingkah laku terkait akibat penggunaan
zat psikoaktif (F10-F19)
T40.0 Opium
T40.1 Heroin
T40.2 Opioid lainnya
Codeine, morphine
T40.3 Methadone
T40.4 Narkotik sintetik lainnya
Pethidine
T40.5 Cocaine
T40.6 Narcotik lain dan tidak dijelaskan
T40.7 (Derivat) cannabis
T40.8 Lysergide [LSD]
T40.9 Psychodysleptics [hallucinogens] lain dan tidak dijelaskan
Mescaline, psilocin, psilocybine
T41 Keracunan oleh gas-gas anestetik dan terapi
Kecuali: opioid (T40.0-T40.2), cocaine (T40.5), benzodiazepines (T42.4)
T41.0 Anestetik yang dihirup
Kecuali: oksigen (T41.5)
T41.1 Anestetik intravena
Thiobarbiturates
T41.2 Anestetik umum lain dan tidak dijelaskan
T41.3 Anestetik lokal
T41.4 Anestetik, tidak dijelaskan
T41.5 Gas-gas terapi
Karbon dioxida, oksigen
T42 Keracunan oleh obat antiepilepsi, sedatif-hipnotik dan antiparkinsonisme
Kecuali: Dependensi obat dan kelainan jiwa dan tingkah laku akibat zat psikoaktif (F10-F19)

 958
T42.0 Derivat hidantoin
T42.1 Iminostilbenes
Carbamazepine
T42.2 Suksinimida dan oxazolidinediones
T42.3 Barbiturat
Kecuali: thiobarbiturates (T41.1)
T42.4 Benzodiazepines
T42.5 Antiepileptik campuran, not elsewhere classified
T42.6 Obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik lainnya
Methaqualone, valproic acid
Kecuali: carbamazepine (T42.1)
T42.7 Obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik, tidak dijelaskan
Sleeping: draught, tablet, drug NOS
T42.8 Obat antiparkinsonisme dan depresan tonus otot pusat lainnya
Amantadine
T43 Keracunan oleh obat psikotropika, not elsewhere classified
Kecuali: Dependensi obat dan kelainan jiwa dan tingkah laku akibat zat psikoaktif (F10-F19),
psikodisleptika [hallusinogen] (T40.7-T40.9), depresan nafsu makan (T50.5),
barbiturat (T42.3), benzodiazepin (T42.4), methaqualon (T42.6)
T43.0 Antidepresan tricyclic dan tetracyclic
T43.1 Antidepresan monoamine-oxidase-inhibitor
T43.2 Antidepresan lain dan tidak dijelaskan
T43.3 Antipsikotik dan neuroleptik phenothiazine
T43.4 Neuroleptik butyrophenone dan thioxanthene
T43.5 Antipsychotics dan neuroleptics lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: rauwolfia (T46.5)
T43.6 Psikostimulan dengan potential penyalahgunaan
Kecuali: cocaine (T40.5)
T43.8 Obat psikotropika lain, not elsewhere classified
T43.9 Obat psikotropika, tidak dijelaskan
T44 Keracunan oleh obat-obat sistem syaraf otonom
T44.0 Agen antikolinesterase
T44.1 Parasimpatomimetika lain [cholinergics]
T44.2 Obat penghambat ganglion, not elsewhere classified
T44.3 Parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitika lain, n. e. c.
Papaverine
T44.4 Agonists alpha-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Metaraminol
T44.5 Agonists beta-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Kecuali: salbutamol (T48.6)
T44.6 Antagonis alpha-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Kecuali: ergot alkaloids (T48.0)
T44.7 Antagonis beta-adrenoreseptor, not elsewhere classified
T44.8 Agen yang bekerja sentral dan penghambat neuron adrenergika, n. e. c.
Kecuali: clonidine (T46.5), guanethidine (T46.5)
T44.9 Obat sistem syaraf otonom lain dan tidak dijelaskan.

 959
Obat yang merangsang adrenoreseptor alpha- dan beta-
T45 Keracunan oleh obat-obat sistemik dan hematologis, n. e. c.
T45.0 Obat antiallergik dan antiemetik
Kecuali: neuroleptik berbasis phenothiazine (T43.3)
T45.1 Obat antineoplastik dan immunosuppressif
Antibiotika antineoplastik, cytarabine
Kecuali: tamoxifen (T38.6)
T45.2 Vitamins, n. e. c.
Kecuali: vitamin K (T45.7), (derivat) nicotinic acid (T46.7)
T45.3 Enzim, not elsewhere classified
T45.4 Iron dan compundnya
T45.5 Antikoagulan
T45.6 Obat yang mempengaruhi fibrinoliysis
T45.7 Antagonists antikoagulan, vitamin K dan koagulan lainnya
T45.8 Agen lain yang primernya sistemik dan hematologis
Preparat hepar, agen antianemia lain, darah alami, produk darah, pengganti plasma
Kecuali: iron (T45.4), immunoglobulin (T50.9)
T45.9 Agen yang primernya sistemik dan hematologis, tidak dijelaskan
T46 Keracunan oleh obat-obat sistem kardiovaskuler
Kecuali: metaraminol (T44.4)
T46.0 Cardiac-stimulant glycosides dan drugs of similar action
T46.1 Calcium-channel blockers
T46.2 Obat antidisritmik lain, n. e. c.
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (T44.7)
T46.3 Vasodilators koronaria, not elsewhere classified
Dipyridamole
Kecuali: antagonis beta-adrenoreceptor (T44.7), calcium-channel blockers (T46.1)
T46.4 Angiotensin-converting-enzyme inhibitors
T46.5 Obat antihipertensi lain, n. e. c.
Clonidine, guanethidine, rauwolfia
Kecuali: antagonis β-adrenoseptor (T44.7), Ca blocker (T46.1), diuretik (T50.0-T50.2)
T46.6 Obat antihiperlipidemik dan antiarteriosklerotik
T46.7 Vasodilator perifer
(Derivat) nicotinic acid
Kecuali: papaverine (T44.3)
T46.8 Obat antivarises, termasuk obat sklerosis
T46.9 Obat sistem kardiovaskuler lain dan tidak dijelaskan agents
T47 Keracunan oleh obat-obat sistem gastrointestinal
T47.0 Antagonists H2-receptor histamin
T47.1 Obat antasida dan anti sekresi lambung lainnya
T47.2 Laxatif stimulan
T47.3 Laxatif salin dan osmotik
T47.4 Laxatif lain
Obat atonia usus
T47.5 Digestan
T47.6 Obat antidiare

 960
Kecuali: antibiotika dan anti-infeksi sistemik lainnya (T36-T37)
T47.7 Emetika
T47.8 Obat sistem gastrointestinal lainnya
T47.9 Obat sistem gastrointestinal, tidak dijelaskan
T48 Keracunan oleh obat otot polos dan skeletal dan sistem pernafasan
T48.0 Obat oksitosin
Kecuali: estrogen, progestogen dan antagonis (T38.4-T38.6)
T48.1 Relaxant otot skeletal [neuromuscular blocking agents]
T48.2 Obat otot lain dan tidak dijelaskan
T48.3 Antitusif
T48.4 Expektoran
T48.5 Obat anti-common-cold
T48.6 Antiasmatika, n. e. c.
Salbutamol
Kecuali: hormon [adenohipofisis] (T38.8), agonists beta-adrenoreseptor (T44.5)
T48.7 Obat sistem pernafasan lain dan tidak dijelaskan
T49 Keracunan obat topikal kulit, membran mukosa, mata, THT dan gigi
Termasuk: Glukokortikoid yang dipakai secara topikal
T49.0 Obat antifungus, anti-infeksi dan anti-inflammasi lokal, n. e. c.
T49.1 Antipruritika
T49.2 Astringen lokal dan detergen lokal
T49.3 Emollients, demulcents dan protectants
T49.4 Keratolitik, keratoplastik serta obat dan preparat pengobatan rambut lainnya
T49.5 Obat dan preparat ophthalmologis
Anti-infektif mata
T49.6 Obat dan preparat otorhinolaringologis
Anti-infektif telinga, hidung dan tenggorokan
T49.7 Obat gigi, diberikan secara topikal
T49.8 Obat topikal lainnya
Spermisida
T49.9 Obat topikal, tidak dijelaskan
T50 Keracunan diuretika dan obat dan zat biologis yang lain dan tidak dijelaskan
T50.0 Mineralocorticoids dan antagonisnya
T50.1 Loop [high-ceiling] diuretics
T50.2 Inhibitor carbonic-anhydrase, benzothiadiazides dan diuretika lainnya
Asetazolamide
T50.3 Obat elektrolit, kalorik dan keseimbangan air
Garam rehidrasi oral, oralit
T50.4 Obat metabolisme asam urat
T50.5 Depressan nafsu makan
T50.6 Antidotum dan chelating agents, n. e. c.
Alcohol deterrents
T50.7 Analeptika dan antagonists reseptor opioid
T50.8 Obat diagnostick
T50.9 Drug, obat medis dan zat biologis lain dan tidak dijelaskan
Obat: pengasam, pengalkali, lipotropik, immunoglobulin, immunologis

 961
Hormon paratiroid dan derivatnya

Efek toksik zat yang bukan obat medis (T51-T65)


Kecuali: Efek toksik lokal yang diklasifikasikan di tempat lain (A00-R99),
Kondisi pernafasan akibat agen luar (J60-J70), korosi (T20-T32)
T51 Efek toksik alcohol
T51.0 Efek toksik ethanol
Efek toksik ethyl alcohol
Kecuali: intoksikasi (patologis) alkohol atau efek “hangover” (F10.0), mabuk (F10.0)
T51.1 Efek toksik methanol
Efek toksik methyl alcohol
T51.2 Efek toksik 2-propanol
Efek toksik isopropyl alcohol
T51.3 Efek toksik fusel oil
Efek toksik amyl alkohol, butyl alkohol [1-butanol], propyl alkohol [1-propanol]
T51.8 Efek toksik alkohol lain
T51.9 Efek toksik alkohol yang tidak dijelaskan
T52 Efek toksik pelarut organik
Kecuali: Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan aromatik (T53.-)

T52.0 Efek toksik produk minyak bumi [petroleum]


Efek toksik gasoline [bensin], kerosine [paraffin oil, minyak tanah], lilin paraffin
Efek toksik petroleum: ether, naphtha, spirits
T52.1 Efek toksik benzene
Kecuali: efek toksik: homolog benzene (T52.2),
derivat nitro dan amino dari benzene dan homolognya (T65.3)
T52.2 Efek toksik homolog benzene
Efek toksik toluene [methylbenzene], xylene [dimethylbenzene]
T52.3 Efek toksik glikol
T52.4 Efek toksik keton
T52.8 Efek toksik pelarut organik lainnya
T52.9 Efek toksik pelarut organik yang tidak dijelaskan
T53 Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan aromatik
T53.0 Efek toksik carbon tetrachloride
Efek toksik tetrachloromethane
T53.1 Efek toksik chloroform
Efek toksik trichloromethane
T53.2 Efek toksik trichloroethylene
Efek toksik trichloroethene
T53.3 Efek toksik tetrachloroethylene
Efek toksik Perchloroethylene, tetrachloroethene
T53.4 Efek toksik dichloromethane
Efek toksik methylene chloride
T53.5 Efek toksik chlorofluorocarbons
T53.6 Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon alifatik
T53.7 Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon aromatik

 962
T53.9 Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan aromatik, tidak dijelaskan
T54 Efek toksik corrosive substances
T54.0 Efek toksik fenol dan homolog fenol
T54.1 Efek toksik compund organik korosif lainnya
T54.2 Efek toksik zat asam dan mirip asam yang bersifat korosif
Efek toksik acid hydrochloric, acid sulfuric
T54.3 Efek toksik zat alkali dan mirip alkali yang bersifat korosif
Efek toksik: potassium hydroxide, sodium hydroxide
T54.9 Efek toksik zat korosif yang tidak dijelaskan
T55 Efek toksik sabun dan detergent
T56 Efek toksik logam
Termasuk: Efek toksik: asap dan uap logam, semua logam kecuali untuk pengobatan
Kecuali: Efek toksik: arsen (T57.0), mangan (T57.2), thallium (T60.4)
T56.0 Efek toksik lead dan compoundnya
T56.1 Efek toksik mercury dan compoundnya
T56.2 Efek toksik chromium dan compoundnya
T56.3 Efek toksik cadmium dan compoundnya
T56.4 Efek toksik copper dan compoundnya
T56.5 Efek toksik zinc dan compoundnya
T56.6 Efek toksik tin dan compoundnya
T56.7 Efek toksik beryllium dan compoundnya
T56.8 Efek toksik logam lainnya
T56.9 Efek toksik logam yang tidak dijelaskan
T57 Efek toksik zat inorganik lainnya
T57.0 Efek toksik arsenic dan compoundnya
T57.1 Efek toksik phosphorus dan compoundnya
Kecuali: efek toksik insektisida organophosphat (T60.0)
T57.2 Efek toksik manganese dan compoundnya
T57.3 Efek toksik hydrogen cyanide
T57.8 Efek toksik zat inorganik lain yang dijelaskan
T57.9 Efek toksik zat inorganik yang tidak dijelaskan
T58 Efek toksik carbon monoxide
Efek toksik carbon monoxide dari semua sumber
T59 Efek toksik gas, asap, dan uap lainnya
Termasuk: Efek toksik propellant aerosol
Kecuali: Efek toksik chlorofluorocarbons (T53.5)
T59.0 Efek toksik nitrogen oxides
T59.1 Efek toksik sulfur dioxide
T59.2 Efek toksik formaldehyde
T59.3 Efek toksik lacrimogenic gas
Efek toksik tear gas
T59.4 Efek toksik chlorine gas
T59.5 Efek toksik fluorine gas dan hydrogen fluoride
T59.6 Efek toksik hydrogen sulfide

 963
T59.7 Efek toksik carbon dioxide
T59.8 Efek toksik gas, asap, dan uap lain yang dijelaskan
T59.9 Efek toksik gas, asap, dan uap yang tidak dijelaskan
T60 Efek toksik pestisida
Termasuk: Efek toksik pengawet kayu
T60.0 Efek toksik insektisida organophosphate dan carbamate
T60.1 Efek toksik insektisida halogen
Kecuali: efek toksik chlorinated hydrocarbons (T53.-)
T60.2 Efek toksik insektisida lainnya
T60.3 Efek toksik herbisida dan fungisida
T60.4 Efek toksik rodentisida
Efek toksik thallium
Kecuali: strychnine dan garamnya (T65.1)
T60.8 Efek toksik insektisida lain
T60.9 Efek toksik insektisida yang tidak dijelaskan
T61 Efek toksik zat beracun yang termakan sebagai seafood
Kecuali: intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-)
reaksi alergi makanan, seperti: gastroenteritis (noninfektif) (K52.-), dermatitis (L23.6,
L25.4, L27.2), syok anafilaktik akibat reaksi makanan (T78.0)
efek toksik kontaminan makanan, seperti: mercury (T56.1), hydrogen cyanide (T57.3),
aflatoxin dan mikotoksin lainnya (T64), cyanides (T65.0)
T61.0 Keracunan ikan Ciguatera
T61.1 Keracunan ikan Scombroid
Histamine-like syndrome
T61.2 Keracunan ikan dan dan shellfish lainnya
T61.8 Efek toksik seafoods lainnya
T61.9 Efek toksik dari yang seafood tidak dijelaskan
T62 Efek toksik zat beracun lain yang termakan sebagai makanan
Kecuali: intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-)
reaksi alergi makanan, seperti: gastroenteritis (noninfektif) (K52.-), dermatitis (L23.6,
L25.4, L27.2), syok anafilaktik akibat reaksi makanan (T78.0)
efek toksik kontaminan makanan, seperti: mercury (T56.1), hydrogen cyanide (T57.3),
aflatoxin dan mikotoksin lainnya (T64), cyanides (T65.0)
T62.0 Efek toksik cendawan yang ditelan
T62.1 Efek toksik berry yang ditelan
T62.2 Efek toksik (bagian) tanaman lain yang ditelan
T62.8 Efek toksik zat beracun lain yang dijelaskan yang dimakan sebagai makanan
T62.9 Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan, tidak dijelaskan
T63 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa
T63.0 Efek toksik bisa ular
Efek toksik bisa ular-laut
T63.1 Efek toksik bisa reptil lainnya
Efek toksik bisa lizard
T63.2 Efek toksik bisa scorpion
T63.3 Efek toksik bisa spider

 964
T63.4 Efek toksik bisa arthropoda lainnya
Efek toksik gigitan atau sengatan serangga berbisa
T63.5 Efek toksik kontak dengan ikan
Kecuali: keracunan akibat memakan ikan (T61.0-T61.2)
T63.6 Efek toksik kontak dengan binatang laut lainnya
Efek toksik kontak dengan jellyfish, anemone laut, shellfish, starfish
Kecuali: keracunan akibat memakan shellfish (T61.2), bisa ular-laut (T63.0)
T63.8 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa lainnya
Efek toksik bisa amfibi
T63.9 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa yang tidak dijelaskan
T64 Efek toksik aflatoxin dan kontaminan mikotoksin makanan lainnya
T65 Efek toksik zat lain dan tidak dijelaskan
T65.0 Efek toksik cyanide
Kecuali: efek toksik hydrogen cyanide (T57.3)
T65.1 Efek toksik strychnine dan garamnya
T65.2 Efek toksik tembakau dan nikotin
T65.3 Efek toksik derivat nitro dan amino dari benzene dan homolognya
Efek toksik: aniline [benzenamine], nitrobenzene, trinitrotoluene
T65.4 Efek toksik carbon disulfide
T65.5 Efek toksik nitroglycerin dan asam dan ester nitrit lainnya
Efek toksik 1,2,3-propanetriol trinitrate
T65.6 Efek toksik cat dan pewarna, not elsewhere classified
T65.8 Efek toksik zat lain yang dijelaskan
T65.9 Efek toksik zat yang tidak dijelaskan
Keracunan NOS

Efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab luar (T66-T78)


T66 Efek yang tidak dijelaskan dari radiasi
Radiation sickness
Kecuali: Efek radiasi yang dijelaskan, seperti: sunburn (L55.-), luka bakar (T20-T31), leukaemia
(C91-C95), pneumonitis radiasi (J70.0), gastroenteritis dan kolitis radiasi (K52.0),
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
T67 Efek panas dan cahaya
Kecuali: erythema [dermatitis] ab igne (L59.0), kelainan keringat akibat panas (L74-L75)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59), sunburn (L55.-)
luka bakar (T20-T31), hipertermia maligna akibat anaestesia (T88.3)
T67.0 Heatstroke dan sunstroke
Heat apoplexy, heat pyrexia, thermoplegia, siriasis,
T67.1 Heat syncope
Heat collapse

 965
T67.2 Heat cramp
T67.3 Heat exhaustion, anhydrotic
Heat prostration akibat kehabisan air
Kecuali: heat exhaustion akibat kehabisan garam (T67.4)
T67.4 Heat exhaustion akibat kehabisan garam
Heat prostration akibat kehabisan garam (dan air)
T67.5 Heat exhaustion, tidak dijelaskan
Heat prostration NOS
T67.6 Heat fatigue, sementara
T67.7 Heat edema
T67.8 Efek lain panas dan cahaya
T67.9 Efek panas dan cahaya, tidak dijelaskan
T68 Hypothermia
Accidental hypothermia
Kecuali: hipotermia neonatus (P80.-), frostbite (T33-T35), hipotermia setelah anestesia (T88.5)
hipotermia yang tidak berhubungan dengan suhu lingkungan rendah (R68.0)
T69 Efek lain penurunan suhu
Kecuali: Frostbite (T33-T35)
T69.0 Immersi tangan dan kaki
Trench foot
T69.1 Chilblains
T69.8 Efek lain yang dijelaskan dari penurunan suhu
T69.9 Efek penurunan suhu, tidak dijelaskan
T70 Efek tekanan udara dan tekanan air
T70.0 Otitic barotrauma
Aero-otitis media, efek perubahan tekanan atmosfir atau tekanan air terhadap telinga
T70.1 Sinus barotrauma
Aerosinusitis, efek perubahan tekanan atmosfir terhadap sinus
T70.2 Efek lain dan tidak dijelaskan dari high altitude
Alpine atau mountain sickness, anoxia high altitude, hipobaropati, barotrauma NOS
Kecuali: polycythaemia due to high altitude (D75.1)
T70.3 Caisson disease [decompression sickness]
Penyakit compressed-air, palsy or paralysis penyelam [perubahan tekanan mendadak]
T70.4 Efek dari cairan bertekanan tinggi
Traumatic jet injection (industri)
T70.8 Efek lain dari tekanan udara dan air
Sindroma cedera ledakan
T70.9 Efek dari tekanan udara dan air, tidak dijelaskan
T71 Asphyxia
Tercekik (oleh cekikan)
Defisiensi oksigen sistemik akibat: oksigen rendah di udara, tekanan mekanis pada pernafasan
Kecuali: anoxia akibat high altitude (T70.2), asphyxia akibat gas, asap atau uap lainnya (T59.-)
asphyxia akibat: carbon monoxide (T58), inhalasi makanan atau benda asing ((T17.-),
respiratory distress (syndrome) pada: adult (J80), newborn (P22.-)
T73 Efek deprivasi lain

 966
T73.0 Efek kelaparan
Deprivasi makanan, kelaparan
T73.1 Efek haus
Deprivasi air
T73.2 Exhaustion akibat exposure
T73.3 Exhaustion akibat olahraga berlebihan
Overexertion
T73.8 Efek-efek lain deprivasi
T73.9 Efek deprivasi, tidak dijelaskan
T74 Maltreatment syndromes [sindroma salah tindak]
Kalau perlu gunakan kode tambahan untuk identifikasi cedera sekarang.
T74.0 Neglect or abandonment – ditinggalkan atau tidak dipedulikan
T74.1 Pelecehan fisik
Battered [dipukuli]: baby or child syndrome NOS, spouse syndrome NOS
T74.2 Pelecehan sexual
T74.3 Pelecehan psikologis
T74.8 Sindroma salah tindak lainnya
Bentuk-bentuk campuran
T74.9 Sindroma salah tindak, tidak dijelaskan
Efek dari: pelecehan adult NOS, pelecehan anakNOS
T75 Efek penyebab luar lainnya
Kecuali: Efek tidak diharapkan NEC (T78.-), luka bakar (listrik) (T20-T31)
T75.0 Efek petir
Syok akibat petir , disambar petir NOS
T75.1 Tenggelam dan perendaman non-fatal
Immersi, kramp perenang
T75.2 Efek getaran
Vertigo akibat infrasound, sindroma: pneumatic hammer, vasospastik traumatika
T75.3 Motion sickness
Mabuk udara, mabuk laut, mabuk darat
T75.4 Efek arus listrik
Tersengat listrik (electrocution), syok akibat arus listrik
T75.8 Efek lain yang dijelaskan dari penyebab luar
Efek: daya gravitasi [G] abnormal, keadaan tanpa bobot
T78 Efek yang tidak diharapkan, not elsewhere classified
Kategori ini digunakan sebagai kode primer untuk identifikasi efek yang tidak bisa
diklasifikasikan di tempat lain, dari penyebab yang tidak diketahui, tidak bisa ditentukan, atau tidak
jelas. Untuk pengkodean ganda ia bisa dipakai sebagai kode tambahan yang menunjukkan efek-efek
dari kondisi yang diklasifikasikan di tempat lain.
Kecuali: komplikasi asuhan bedah dan medis NEC (T80-T88)
T78.0 Syok anafilaktik akibat reaksi makanan yang tidak diharapkan
T78.1 Reaksi makanan lainnya yang tidak diharapkan, not elsewhere classified
Kecuali: intoksikasi akibat bakteri yang berasal dari makanan (A05.-),
dermatitis akibat makanan (L27.2),
dermatitis akibat makanan yang menyentuh kulit (L23.6, L24.6, L25.4)

 967
T78.2 Syok anafilaksis, tidak dijelaskan
Syok alergi NOS, reaksi anafilaksis NOS, anafilaksis NOS
Kecuali: syok anafilaksis akibat:
reaksi makanan yang tak diharapkan (T78.0), serum (T80.5),
efek yang tak diharapkan dari obat yang diberikan dengan benar (T88.6)
T78.3 Edema angioneurotik
Giant urticaria, edema Quincke
Kecuali: urtikaria (L50.-), urtikaria serum (T80.6)
T78.4 Alergi, tidak dijelaskan
Reaksi alergi NOS, hipersensitivitas NOS, idiosyncracy NOS
Kecuali: reaksi alergi NOS terhadap obat yang diberikan dengan benar (T88.7)
jenis reaksi alergi yang dijelaskan seperti: dermatitis (L23-L25, L27.-)
gastroenteritis dan colitis alergi (K52.2), hay fever (J30.1),
T78.8 Efek lain yang tidak diharapkan, not elsewhere classified
T78.9 Efek yang idtak diharapkan, tidak dijelaskan
Kecuali: efek yang tak diharapkan dari asuhan bedah dan medis NOS (T88.9)

Komplikasi dini tertentu dari trauma (T79)


T79 Komplikasi dini tertentu dari trauma, not elsewhere classified
Kecuali: Respiratory distress syndrome pada: dewasa (J80), neonatus (P22.0)
Komplikasi asuhan bedah dan medis NEC (T80-T88)
Kalau terjadi sewaktu atau setelah prosedur medis (T80-T88)
T79.0 Embolisme udara (traumatika)
Kecuali: embolisme udara sebagai komplikasi:
abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
hamil, melahirkan dan nifas (O88.0)
T79.1 Embolisme lemak (traumatika)
Kecuali: embolisme lemak sebagai komplikasi:
abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
hamil, melahirkan dan nifas (O88.8)
T79.2 Perdarahan sekunder dan rekuren traumatika
T79.3 Infeksi luka pasca-trauma, not elsewhere classified
T79.4 Syok traumatika
Syok (segera)(tertunda) setelah cedera
Kecuali: syok:
sebagai komplikasi abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.3)
obstetric (O75.1), nontraumatika NEC (R57.-), petir (T75.0), listrik (T75.4)
pascabedah (T81.1), anestetik (T88.2), anafilaktik NOS (T78.2)
anafilaktik akibat: reaksi makanan yang tidak diharapkan (T78.0),
serum (T80.5), obat yang diberikan dengan benar (T88.6)
T79.5 Anuria traumatika
Crush syndrome, gagal ginjal setelah crushing [tabrakan]
T79.6 Iskemia traumatika pada otot
Compartment syndrome, kontraktur iskemik Volkmann
Kecuali: sindroma tibialis anterior (M76.8)
T79.7 Traumatika subcutaneous emphysema
Kecuali: emfisema (subkutis) akibat suatu prosedur (T81.8)

 968
T79.8 Komplikasi dini lain dari trauma
T79.9 Komplikasi dini dari trauma, tidak dijelaskan

Komplikasi asuhan bedah dan medis, NEC (T80-T88)


Kecuali:
efek tidak diharapkan dari drugs dan obat medis (A00-R99, T78.-)
encounter dengan asuhan medis untuk kondisi pascabedah tanpa komplikasi, seperti:
status lobang buatan (Z93.-), penutupan stoma eksternal (Z43.-)
pemasangan dan penyesuaian alat prostetik eksternal (Z44.-)
komplikasi prosedur bedah selama kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
luka bakar dan korosi akibat pemakaian lokal dan raidasi (T20-T32)
keracunan dan efek toksik dari obat dan zat kimiawi (T36-T65)
komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti:
kelainan keseimbangan cairan dan elektrolit (E86-E87)
kebocoran cerebrospinal fluid dari pungsi spinalis (G97.0)
kekacauan fungsi setelah bedah jantung (I97.0-I97.1)
sindroma lymphoedema pasca-mastektomi (I97.2)
sindroma pascabedah lambung (K91.1), malfungsi kolostomi (K91.4)
sindroma blind-loop pascabedah (K91.2)
sindroma pasca-laminektomi NEC (M96.1)
T80 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik
Termasuk: perfusi
Kecuali: penolakan transplantasi sumsum-tulang (T86.0)
T80.0 embolisme udara setelah infusion, transfusion dan therapeutic injection
T80.1 Vascular komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik
Phlebitis, thromboembolism, dan thrombophlebitis
setelah pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik
Kecuali: kondisi yang tertulis kalau dinyatakan sebagai: pasca-prosedur (T81.7)
akibat peralatan prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8, T85.8)
T80.2 Infeksi setelah pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik
Infeksi, sepsis, septikemia, syok septik setelah
pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik
Kecuali: kondisi yang tertulis kalau dinyatakan sebagai:
pasca-prosedur (T81.4), akibat alat prostetik, implant dan graft (T82.6-T82.7, T83.5-
T83.6, T84.5-T84.7, T85.7)
T80.3 Reaksi inkompatibilitas ABO
Transfusi darah inkompatibel
Reaksi terhadap inkompatibilitas golongan darah pada pemberian infus atau transfusi
T80.4 Reaksi inkompatibilitas Rh
Reaksi akibat faktor Rh pada pemberian infus atau transfusi
T80.5 Syok anafilaksis akibat serum
Kecuali: syok: alergi NOS (T78.2), anafilaktik NOS (T78.2),
anafilaktik akibat obat yang diberikan dengan benar (T88.6)
T80.6 Reaksi serum lainnya
Intoksikasi oleh serum; protein sickness; Serum: rash, sickness, urticaria
Kecuali: hepatitis serum (B16.-)
T80.8 Komplikasi lain pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik

 969
T80.9 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik, tidak dijelaskan
Transfusion reaction NOS
T81 Komplikasi prosedur, not elsewhere classified
Kecuali: komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik (T80.-)
komplikasi: immunisasi (T88.0-T88.1),
efek tidak diharapkan dari obat NOS (T88.7)
komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti:
komplikasi prostetik, implant dan graft (T82-T85)
dermatitis akibat drugs dan obat medis (L23.3, L24.4, L25.1, L27.0-L27.1)
keracunan dan efek toksik obat dan zat kimiawi (T36-T65)
T81.0 Perdarahan dan haematoma sebagai komplikasi prosedur, n. e. c.
Perdarahan pada semua situs akibat prosedur
Kecuali: haematoma of obstetric luka (O90.2),
perdarahan akibat prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8, T85.8)
T81.1 Shock selama atau akibat prosedur, n. e. c.
Kolaps NOS, syok (endotoksik)(hipovolemik)(septik): ketika atau setelah prosedur
Syok pasca-bedah NOS
Kecuali: syok:
obstetrik (O75.1), setelah abortus, hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.3)
electric (T75.4), anafilaktik NOS (T78.2), traumatika (T79.4), anestetik (T88.2)
anafilaktik akibat: serum (T80.5), obat medis yang diberikan secara benar (T88.6)
T81.2 Pungsi dan laserasi sewaktu prosedur dilakukan, not elsewhere classified
Perforasi tak sengaja pada: pembuluh darah, syaraf, atau organ,
oleh kateter, endoskop, instrumen, atau probe, sewaktu prosedur dilakukan
Kecuali: kerusakan akibat instrumen sewaktu melahirkan (O70-O71)
perforasi, pungsi atau laserasi akibat alat atau implant yang sengaja ditinggalkan di
dalam luka operasi (T82-T85)
komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti sindroma laserasi ligamentum
latum [Allen-Masters] (N83.8)
T81.3 Disrupsi luka operasi, not elsewhere classified
Dehiscence [benang jahitan lepas] atau ruptur luka operasi
Kecuali: disrupsi: luka seksio sesar (O90.0), luka obstetrik perineum (O90.1)
T81.4 Infeksi setelah prosedur, not elsewhere classified
Abscess: intra-abdomen, subfrenik, jahitan atau luka: pasca-prosedur
Septikemia: pasca-prosedur
Kecuali: infeksi akibat: pemberian infus, transfusi dan injeksi terapeutika (T80.2)
alat prostetik, implant dan graft (T82.6-T82.7, T83.5-T83.6, T84.5-T84.7, T85.7)
infeksi luka bedah obstetrik (O86.0)
T81.5 Benda asing yang tertinggal di rongga tubuh atau luka operasi setelah suatu prosedur
Adhesi, obstruksi, atau perforasi akibat benda asing
yang tertinggal pada luka operasi atau rongga tubuh
Kecuali: obstruksi atau perforasi akibat alat prostetik dan implant yang sengaja
ditinggalkan dalam tubuh (T82.0-T82.5, T83.0-T83.4, T84.0-T84.4, T85.0-T85.6)
T81.6 Reaksi akut terhadap benda asing yang tertinggal sewaktu prosedur
Peritonitis: aseptik, kimiawi
T81.7 Komplikasi vaskuler setelah prosedur, not elsewhere classified
Embolisme udara setelah prosedur NEC

 970
Kecuali: embolisme:
sebagai komplikasi: hamil, melahirkan dan nifas (O88.-)
abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
akibat alat prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8, T85.8)
setelah pemberian infus, transfusi dan injeksi terapeutika (T80.0)
traumatika (T79.0)
T81.8 Komplikasi lain prosedur, not elsewhere classified
Komplikasi terapi inhalasi
Emfisema (subkutis) akibat prosedur
Fistula pasca-bedah persisten
Kecuali: hipotermia setelah anestesia (T88.5)
hipertermia maligna akibat anestesia (T88.3)
T81.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari prosedur
T82 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft jantung dan pembuluh darah
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant (T86.-)
T82.0 Komplikasi mekanis dari prostesis katup jantung
Jantung dan pembuluh darah rusak (mekanis), obstruksi mekanis, malposisi, bocor,
perforasi, pergeseran letak, menonjol keluar, akibat prostesis katup jantung
T82.1 Komplikasi mekanis alat elektronik jantung
Kondisi pada T82.0 akibat: elektroda, pulse generator (battery)
T82.2 Komplikasi mekanis dari bypass a. koronaria dan graft katup
Kondisi pada T82.0 akibat bypass a. koronaria dan graft katup
T82.3 Komplikasi mekanis dari graft vaskuler lainnya
Kondisi pada T82.0 akibat:
graft (penggantian) (bifurkasio) aorta, graft (bypass) arteri (karotid) (femoralis)
T82.4 Komplikasi mekanis dari kateter dialisis vaskuler
Kondisi pada T82.0 akibat kateter dialisis vaskuler
Kecuali: komplikasi mekanis kateter dialisis intraperitoneum (T85.6)
T82.5 Komplikasi mekanis dari alat dan implant jantung dan pembuluh darah lainnya
Kondisi pada T82.0 akibat: kateter infus, jantung buatan, fistula atau shunt arterio-vena
akibat pembedahan, umbrella device, balloon (counterpulsation) device
Kecuali: komplikasi mekanis kateter infus epidura dan subdura (T85.6)
T82.6 Infeksi dan reaksi radang akibat prostesis katup jantung
T82.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat, implant, dan graft jantung dan vaskuler lainnya
T82.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis, atau stenosis
akibat alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler
T82.9 Komplikasi alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler, tidak dijelaskan
T83 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft genitourinarius
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant (T86.-)
T83.0 Komplikasi mekanis kateter (indwelling) urinarius
Kondisi pada T82.0 akibat kateter: cystostomy, indwelling uretra
T83.1 Komplikasi mekanis alat dan implant urinarius lainnya
Kondisi pada T82.0 akibat:
alat perangsang elektronik, implant sfingter, dan stent: urinarius
T83.2 Komplikasi mekanis graft organ urinarius

 971
Kondisi pada T82.0 akibat graft organ urinarius
T83.3 Komplikasi mekanis alat kontrasepsi dalam rahim
Kondisi pada T82.0 akibat alat kontrasepsi dalam rahim
T83.4 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft lain di traktus genitalis
Kondisi pada T82.0 akibat prosthesis penis (yang diimplantasi)
T83.5 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft dalam sistem urinarius
T83.6 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft dalam traktus genitalis
T83.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft genitourinarius
Kondisi pada T82.0 akibat alat prostetik, implant dan graft genitourinarius
T83.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik, implant dan graft genitourinarius
T84 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft orthopaedik internal
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant (T86.-)
Fraktur setelah pemasangan implant ortopedik, prostesis sendi atau plat (M96.6)
T84.0 Komplikasi mekanis internal prosthesis sendi
Kondisi pada T82.0 akibat prosthesis sendi
T84.1 Komplikasi mekanis alat fiksasi internal tulang anggota
Kondisi pada T82.0 akibat alat fiksasi internal tulang anggota
T84.2 Komplikasi mekanis internal alat fiksasi tulang lain
Kondisi pada T82.0 akibat alat fiksasi internal tulang lain
T84.3 Komplikasi mekanis alat tulang, implant dan graft lainnya
Kondisi pada T82.0 akibat: graft tulang, electronic bone stimulator
T84.4 Komplikasi mekanis alat ortopedik internal, implants dan grafts lainnya
Kondisi pada T82.0 akibat graft otot dan tendon
T84.5 Infeksi dan reaksi radang akibat internal sendi prosthesis
T84.6 Infeksi dan reaksi radang akibat alat fiksasi internal [semua tempat]
T84.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal lain
T84.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal
Kondisi pada T82.0 akibat alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal
T84.9 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal. tidak dijelaskan
T85 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft orthopaedik internal
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant (T86.-)
T85.0 Komplikasi mekanis shunt (komunickans) ventrikel intrakranium
Kondisi pada T82.0 akibat shunt (komunickans) ventrikel intrakranium
T85.1 Komplikasi mekanis stimulator sistem syaraf elektronik yang diimplantasi
Kondisi pada T82.0 akibat neurostimulator elektronik (elektroda):
otak, syaraf perifer, medulla spinalis
T85.2 Komplikasi mekanis lensa intraokuler
Kondisi pada T82.0 akibat lensa intraokuler
T85.3 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft okuler lainnya
Kondisi pada T82.0 akibat: graft kornea, orbita prostetik mata
T85.4 Komplikasi mekanis prostesis dan implant mammae
Kondisi pada T82.0 akibat prostesis dan implant mammae
T85.5 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft gastrointestinum
Kondisi pada T82.0 akibat: prostesis saluran empedu, alat anti-reflux esofagus
T85.6 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft internal lain yang dijelaskan

 972
Kondisi pada T82.0 akibat: kateter infus epidura dan subdura, kateter dialisis
intraperitoneum, material bedah non-absorbable NOS, jahitan permanen
Kecuali: komplikasi mekanis dari sutura [jahitan] permanen (kawat) yang dipakai pada
perbaikan tulang (T84.1-T84.2)
T85.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft internal lainnya
T85.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft internal, not elsewhere classified
Kondisi pada T82.0 akibat alat prostetik, implant dan graft internal NEC
T85.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik, implant dan graft internal
Komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal NOS
T86 Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant
T86.0 Penolakan transplant sumsum tulang
Raksi atau penyakit graft-versus-host
T86.1 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant ginjal
T86.2 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantung
Kecuali: komplikasi dari: jantung buatan (T82.5), transplant jantung-paru(T86.3)
T86.3 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantung-paru
T86.4 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant hepar
T86.8 Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant lainnya
Kegagalan dan penolakan terhadap transplant:
tulang, usus, paru-paru, pankreas, kulit (allograft) (autograft)
T86.9 Kegagalan dan penolakan yang tidak dijelaskan terhadap organ dan jaringan transplant
T87 Komplikasi yang hanya pada penyambungan kembali dan amputasi
T87.0 Komplikasi (bagian) anggota atas yang disambungkan kembali
T87.1 Komplikasi (bagian) anggota bawah yang disambungkan kembali
T87.2 Komplikasi bagian tubuh disambungkan kembali
T87.3 Neuroma tunggul amputasi
T87.4 Infeksi tunggul amputasi
T87.5 Nekrosis tunggul amputasi
T87.6 Komplikasi lain dan tidak dijelaskan pada tunggul amputasi
Kontraktur (flexi)(sendi proximal), hematoma, atau edema, pada tunggul amputasi:
Kecuali: phantom limb syndrome (G54.6-G54.7)
T88 Komplikasi lain asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified
Kecuali: dermatitis akibat drugs dan obat medis (L23.3, L24.4, L25.1, L27.0-L27.1)
komplikasi anestesia: hamil (O29.-), persalinan dan melahirkan (O74.-), nifas (O89.-)
komplikasi operasi dan prosedur obstetri (O75.4)
keracunan dan efek toksik obat dan zat kimia (T36-T65)
komplikasi: pemberian infus, transfusi dan injeksi terapeutik (T80.-)
komplikasi procedure NEC (T81.-)
pungsi dan laserasi tak sengaja sewaktu prosedur dilakukan (T81.2)
komplikasi alat, implant dan graft (T82-T85)
T88.0 Infeksi setelah immunisasi
Sepsis, septikemia setelah immunisasi
T88.1 Komplikasi lain setelah immunisasi, not elsewhere classified
Rash setelah immunisasi
Kecuali: ensefalitis pascaimmunisasi (G04.0), artropati pascaimmunisasi (M02.2)

 973
syok anafilaktik akibat serum (T80.5), reaksi serum lainnya (T80.6)
T88.2 Syok akibat anestesia
Syok akibat anestesia dengan zat yang benar telah diberikan dengan benar
Kecuali: komplikasi anestesia (pada):
persalinan dan melahirkan (O74.-), hamil (O29.-), nifas (O89.-)
akibat overdosis zat yang salah (T36-T50), syok pasca-bedah NOS (T81.1)
T88.3 Hipertermia maligna akibat anestesia
T88.4 Intubasi gagal atau sulit
T88.5 Komplikasi lain anestrsia
Hipotermia setelah anestesia
T88.6 Syok anafilaktik akibat efek tidak diharapkan dari obat yang diberikan dengan benar
Kecuali: syok anafilaktik akibat serum (T80.5)
T88.7 Efek tidak diharapkan yang tidak dijelaskan dari drugs atau obat medis
Efek tidak diharapkan, reaksi alergi, hipersensitivitas, atau idiosinkrasi (dari) (terhadap)
drugs atau obat medis yang dibeikan dengan benar
Hipersensitivitas obat NOS, reaksi obat NOS
Kecuali: efek tidak diharapkan dari drugs dan obat medis (A00-R99,T80-T88.6, T88.8)
T88.8 Komplikasi lain yang dijelaskan dari asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified
T88.9 Komplikasi asuhan bedah dan medis, tidak dijelaskan
Kecuali: efek tidak diharapkan NOS (T78.9)

Sequela cedera,keracunan dan akibat lain dari penyebab luar (T90-T98)


Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada S00-S99 dan T00-T88 sebagai
penyebab efek jangka panjang, yang diklasifikasikan di bagian lain. Sequelae mencakup semua yang
dinyatakan demikian, atau efek jangka panjang, dan yang terjadi satu tahun atau lebih setelah cedera
akut.
T90 Sequelae cedera kepala
T90.0 Sequela cedera permukaan kepala
Sequela cedera dengan klasifikasi S00.-
T90.1 Sequela luka terbuka kepala
Sequela cedera dengan klasifikasi S01.-
T90.2 Sequela fraktur tulang tengkorak dan muka
Sequela cedera dengan klasifikasi S02.-
T90.3 Sequela cedera nervi kraniales
Sequela cedera dengan klasifikasi S04.-
T90.4 Sequela cedera mata dan orbita
Sequela cedera dengan klasifikasi S05.-
T90.5 Sequela cedera intrakranium
Sequela cedera dengan klasifikasi S06.-
T90.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada kepala
Sequela cedera dengan klasifikasi S03.-, S07-S08 dan S09.0-S09.8
T90.9 Sequela cedera kepala yang tidak dijelaskan
Sequela cedera dengan klasifikasi S09.9
T91 Sequela cedera leher dan badan
T91.0 Sequela cedera permukaan dan luka terbuka pada leher dan badan
Sequela cedera dengan klasifikasi S10-S11, S20-S21, S30-S31 dan T09.0-T09.1

 974
T91.1 Sequela fraktur vertebra
Sequela cedera dengan klasifikasi S12.-, S22.0-S22.1, S32.0, S32.7 dan T08
T91.2 Sequela fraktur thorax dan pelvis lainnya
Sequela cedera dengan klasifikasi S22.2-S22.9, S32.1-S32.5 dan S32.8
T91.3 Sequela cedera medulla spinalis
Sequela cedera dengan klasifikasi S14.0-S14.1, S24.0-S24.1, S34.0-S34.1 dan T09.3
T91.4 Sequela cedera organ intrathorax
Sequela cedera dengan klasifikasi S26-S27
T91.5 Sequela cedera organ intra-abdomen dan pelvik
Sequela cedera dengan klasifikasi S36-S37
T91.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada leher dan badan
Sequela cedera dengan klasifikasi S13.-, S14.2-S14.6, S15-S18, S19.7-S19.8, S23.-, S24.2-
S24.6, S25.-, S28.-, S29.0-S29.8, S33.-, S34.2-S34.8, S35.-, S38.-, S39.0-S39.8,
T09.2 dan T09.4 -T09.8
T91.9 Sequela cedera leher dan badan yang tidak dijelaskan
Sequela cedera dengan klasifikasi S19.9, S29.9, S39.9 dan T09.9
T92 Sequela Cedera anggota atas
T92.0 Sequela luka terbuka anggota atas
Sequela cedera dengan klasifikasi S41.-, S51.-, S61.- dan T11.1
T92.1 Sequela fraktur lengan atas
Sequela cedera dengan klasifikasi S42.-, S52.- dan T10
T92.2 Sequela fraktur setinggi pergelangan dan tangan
Sequela cedera dengan klasifikasi S62.-

T92.3 Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota atas


Sequela cedera dengan klasifikasi S43.-, S53.-, S63.- dan T11.2
T92.4 Sequela cedera syaraf anggota atas
Sequela cedera dengan klasifikasi S44.-, S54.-, S64.- dan T11.3
T92.5 Sequela cedera otot dan tendon pada anggota atas
Sequela cedera dengan klasifikasi S46.-, S56.-, S66.- dan T11.5
T92.6 Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota atas
Sequela cedera dengan klasifikasi S47-S48, S57-S58, S67-S68 dan T11.6
T92.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota atas
Sequela cedera dengan klasifikasi S40.-, S45.-, S49.7-S49.8, S50.-,S55.-, S59.7-S59.8, S60.-,
S65.-, S69.7-S69.8, T11.0, T11.4 dan T11.8
T92.9 Sequela cedera anggota atas yang tidak dijelaskan
Sequela cedera dengan klasifikasi S49.9, S59.9, S69.9 dan T11.9
T93 Sequela cedera anggota bawah
T93.0 Sequela luka terbuka anggota bawah
Sequela cedera dengan klasifikasi S71.-, S81.-, S91.- dan T13.1
T93.1 Sequela fraktur femur
Sequela cedera dengan klasifikasi S72.-
T93.2 Sequela fraktur lain anggota bawah
Sequela cedera dengan klasifikasi S82.-, S92.- dan T12
T93.3 Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota bawah
Sequela cedera dengan klasifikasi S73.-, S83.-, S93.- dan T13.2

 975
T93.4 Sequela cedera syaraf anggota bawah
Sequela cedera dengan klasifikasi S74.-, S84.-, S94.- dan T13.3
T93.5 Sequela cedera otot dan tendon pada anggota bawah
Sequela cedera dengan klasifikasi S76.-, S86.-, S96.- dan T13.5
T93.6 Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota bawah
Sequela cedera dengan klasifikasi S77-S78, S87-S88, S97-S98 dan T13.6
T93.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota bawah
Sequela cedera dengan klasifikasi S70.-, S75.-, S79.7-S79.8, S80.-,S85.-, S89.7-S89.8, S90.-,
S95.-, S99.7-S99.8, T13.0, T13.4 dan T13.8
T93.9 Sequela cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan
Sequela cedera dengan klasifikasi S79.9, S89.9, S99.9 dan T13.9
T94 Sequela cedera yang melibatkan daerah tubuh ganda dan tidak dijelaskan
T94.0 Sequela cedera yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Sequela cedera dengan klasifikasi T00-T07
T94.1 Sequela cedera pada daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Sequela cedera dengan klasifikasi T14.-
T95 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite
T95.0 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite kepala dan leher
Sequela cedera dengan klasifikasi T20.-, T33.0-T33.1, T34.0-T34.1 dan T35.2
T95.1 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite of badan
Sequela cedera dengan klasifikasi T21.-, T33.2-T33.3, T34.2-T34.3 dan T35.3
T95.2 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota atas
Sequela cedera dengan klasifikasi T22-T23, T33.4-T33.5, T34.4-T34.5 dan T35.4
T95.3 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota bawah
Sequela cedera dengan klasifikasi T24-T25, T33.6-T33.8, T34.6-T34.8 dan T35.5
T95.4 Sequela luka bakar dan korosi yang hanya bisa diklasifikasikan menurut luas keterlibatan
permukaan tubuh
Sequela cedera dengan klasifikasi T31-T32
T95.8 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite lain yang dijelaskan
Sequela cedera classifiable T26-T29, T35.0-T35.1 dan T35.6
T95.9 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite yang tidak dijelaskan
Sequela cedera dengan klasifikasi T30.-, T33.9, T34.9 dan T35.7
T96 Sequela keracunan oleh drugs, medis dan zat biologis
Sequela keracunan dengan klasifikasi T36-T50
T97 Sequela toxic effects of substances chiefly nonmedicinal as to source
Sequela efek toksik dengan klasifikasi T51-T65
T98 Sequela other dan tidak dijelaskan effects of penyebab luar
T98.0 Sequela efek benda asing yang masuk melalui lobang alamiah
Sequela dari efek dengan klasifikasi T15-T19
T98.1 Sequela efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab luar
Sequela dari efek dengan klasifikasi T66-T78
T98.2 Sequela komplikasi dini tertentu trauma
Sequela komplikasi dengan klasifikasi T79.-
T98.3 Sequela komplikasi asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified

 976
Sequela komplikasi dengan klasifikasi T80-T88

 977
BAB XX.
PENYEBAB-PENYEBAB LUAR MORBIDITAS
DAN MORTALITAS (V01-Y98)

Bab ini, yang pada edisi ICD sebelumnya merupakan klasfikasi suplemen, memungkinkan
klasifikasi peristiwa di lingkungan sebagai penyebab cedera, keracunan, dan efek lain yang tidak
diinginkan. Penggunaan kode dari bagian ini ditujukan sebagai tambahan pada kode dari bab lain
yang menunjukkan bentuk kondisi, yang sering bisa diklasifikasikan pada Bab XIX [Cedera,
keracunan dan konsekuensi tertentu lain penyebab luar (S00-T98)]. Penyebab kematian sebaiknya
dikode menurut Bab XIX dan XX, tapi kalau hanya satu kode yang dipakai maka kode dari Bab XX
diutamakan. Kondisi lain yang mungkin dinyatakan akibat penyebab luar diklasifikasikan pada Bab
I-XVIII, untuk kondisi ini kode dari Bab XX hendaknya hanya digunakan untuk informasi
tambahan pada analisis kondisi ganda.

BAB INI BERISI BLOK-BLOK BERIKUT:


V01-X59. Kecelakaan
V01-V99 Kecelakaan transport
V01-V09 Pejalan kaki cedera dalam kecelakaan transport
V20-V19 Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan transport
V20-V29 Penunggang sepeda motor cedera dalam kecelakaan transport
V30-V39 Pengguna kendaraan bermotor roda 3 cedera dalam kecelakaan transport
V40-V49 Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport
V50-V59 Pengguna truk atau van pick-up cedera dalam kecelakaan transport
V60-V69 Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam kecelakaan transport
V70-V79 Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport
V80-V89 Kecelakaan transport darat lainnya
V90-V94 Kecelakaan transport air
V95-V97 Kecelakaan transport udara dan angkasa luar
V98-V99 Kecelakaan transport yang lain dan tidak dijelaskan
W00-X59 Penyebab luar lain pada cedera kecelakaan
W00-W19 Jatuh
W20-W49 Dihadapkan pada tenaga mekanis bukan makhluk
W50-W64 Dihadapkan pada tenaga mekanis makhluk
W65-W74 Kecelakaan menghirup air dan tenggelam
W75-W84 Ancaman kecelakaan lain terhadap pernafasan
W85-W99 Dihadapkan pada arus listrik, radiasi, serta suhu dan tekanan ekstrim udara
X00-X09 Dihadapkan pada asap dan api
X10-X19 Kontak dengan panas dan benda panas
X20-X29 Kontak dengan hewan dan tanaman beracun
X30-X39 Dihadapkan pada kekuatan alam
X40-X49 Kecelakaan keracunan oleh dan dihadapkan pada zat-zat beracun
X50-X57 Latihan berlebihan, perjalanan dan kekurangan
X58-X59 Kecelakaan karena dihadapkan pada faktor yang lain dan tidak dijelaskan

 978
X60-X84. Sengaja menyakiti diri sendiri
X85-Y09. Assault [serangan]
Y10-Y34. Kejadian yang niatnya tidak diketahui
Y35-Y36. Intervensi hukum dan operasi perang
Y40-Y84. Komplikasi asuhan medis dan bedah
Y40-Y59 Drugs, medikamen dan zat biologis penyebab efek yang tidak diinginkan dalam
penggunaan terapi
Y60-Y69 Salah tindak terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan medis
Y70-Y82 Peralatan medis dihubungkan dengan insiden yang tidak diinginkan dalam
penggunaan diagnostik dan terapi
Y83-Y84 Pembedahan dan prosedur medis lainnya sebagai penyebab reaksi abnormal pasien,
atau komplikasi kemudian, tanpa disebutkan adanya kesalahan tindakan pada waktu
prosedur dilakukan
Y85-Y89. Sekuel penyebab luar morbiditas dan mortalitas
Y90-Y98. Faktor tambahan yang berhubungan dengan penyebab morbiditas dan
mortalitas yang diklasifikasikan di tempat lain.

KODE TEMPAT KEJADIAN


Subdivisi karakter keempat berikut digunakan dengan kategori W00-Y34, kecuali Y06.-dan
Y07.-, untuk menunjukkan tempat kejadian penyebab luar kalau relevan:
.0 Rumah tempat tinggal
Rumah, rumah kost, halaman atau jalan privat, kolam renang di rumah atau taman pribadi
Apartemen, tempat tinggal yang bukan institusi, karavan [trailer] di taman atau tempat tinggal,
Kecuali: tempat tinggal institusi (.1), rumah yang ditinggalkan atau ditelantarkan (.8), rumah
yang sedang dibangun tapi belum ditempati (.6)
.1 Institusi residensial
Rumah singgah, asrama, kamp militer, penjara, panti yatim piatu, hospice,
.2 Sekolah, institusi lain dan area administratif umum
Bangunan (dan halaman) yang digunakan masyarakat seperti: aula pertemuan, pusat remaja,
pustaka, kampus, universitas, sekolah, teater,rumah sakit, kantor pos, menjid, gereja, pustaka
Kecuali: Tempat tinggal institusi (.1), area sport dan atletik (.3) gedung dalam konstruksi (.6)
.3 Area sport dan atletik
Lapangan basket, baseball, sepakbola, golf, hockey, stadion
Tempat skating, tempat menunggang kuda, kolam renang publik
Kecuali: Kolam renang atau lapangan tennis di rumah atau taman pribadi (.0)
.4 Jalanan
Jalan bebas hambatan, jalan kendaraan bermotor (ranmor), trotoar, jalan setapak
.5 Area perdagangan dan jasa
Airport, stasiun (bus)(kereta api), restoran, pasar, bank, hotel, perkantoran,
Kafe, restoran, kasino, gudang komersial, garase komersial, stasiun pompa bensin

 979
Kecuali: Garase di rumah pribadi (.0)
.6 Area industri dan konstruksi
Gedung yang sedang dibangun, terowongan yang sedang dibangun,
Pembangkit tenaga listrik, tambang minyak, galangan kapal, pabrik
.7 Area pertanian
Bangunan dan tanah pertanian, peternakan
Kecuali: Rumah tempat tinggal di area pertanian (.0)
.8 Tempat-tempat lain yang dijelaskan
Rumah terlantar, taman (hiburan) (umum), tempat parkir, perkemahan, pegunungan, hutan,
sungai, danau, rawa, pantai; kebun binatang, pelabuhan, jalan kereta api, tempat latihan militer
Tempat karavan NOS, dock NOS, tempat umum NOS
.9 Tempat tidak dijelaskan

KODE AKTIFITAS
Subklasifikasi berikut disediakan untuk karakter tambahan pada kategori V01-Y34 untuk
menunjukkan aktifitas orang yang cedera pada saat kejadian berlangsung. Subklasifikasi ini jangan
dikaburkan dengan, atau digunakan untuk mengganti subdivisi karakter keempat yang tersedia
untuk tempat kejadian yang diklasifikasikan pada W00-Y34
0 Ketika sedang melakukan aktifitas olahraga
Olahraga fisik dengan elemen fungsional yang jelas seperti:
golf, atletik, jogging, menunggang kuda, trekking, skiing, water-skiing,
berenang
1 Ketika sedang melakukan aktifitas santai
Aktifitas hobbi, sedang ikut sesi dan aktifitas organisasi sukarela, menonton, pesta
Kecuali: Aktifitas olahraga (0)
2 Ketika bekerja mencari penghasilan
Pekerjaan yang dibayar (manual)(professional), (saat) transportasi ke dan dari aktifitas
tersebut
Bkererja untuk gaji, bonus dan bentuk penghasilan lainnya
3 Ketika sedang melakukan pekerjaan lainnya
Tugas rumahtangga: mengasuh anak, mencuci, memasak, bertaman, memperbaiki rumah
Tugas-tugas yang biasanya tidak mendapatkan upah
Aktifitas belajar, misalnya menghadiri pelajaran sekolah, sedang menjalani pendidikan
4 Ketika sedang istirahat, tidur, makan, atau melakukan aktifitas vital lainnya
Kebersihan pribadi

 980
8 Ketika sedang melakukan aktifitas lain yang dijelaskan
9 Ketika sedang melakukan aktifitas yang tidak dijelaskan

KECELAKAAN TRANSPORT (V01-V99)


Bagian ini terbagi atas 12 kelompok. Kelompok yang berhubungan dengan kecelakaan
transport darat (V01-V89) menunjukkan bentuk transport dan dibagi untuk menunjukkan ‘lawan’
korban atau jenis kejadian. Kendaraan yang ditumpangi diidentifikasi pada dua karakter pertama
karena dianggap faktor identifikasi terpenting untuk tujuan pencegahan.
Kecuali: kecelakaan transport akibat tanah longsor (X34-X38), sengaja menyaktii diri sendiri
(X82-X83), serangan dengan menabrakkan ranmor (Y03.-), kejadian yang niatnya
tidak diketahui (Y32-Y33)
Definisi-definisi yang berhubungan dengan kecelakaan transport
(a) Kecelakaan transport (V01-V99) adalah kecelakaan yang melibatkan peralatan yang dirancang
terutama untuk, atau saat itu digunakan untuk membawa orang atau- barang dari satu tempat ke
tempat lain.
(b) Jalan raya (highway [trafficway]) atau jalan (street) umum adalah seluruh lebar antara batas hak
milik (atau garis batas) tanah yang tersedia untuk umum sebagai hak atau kebiasaan untuk
memindahkan orang atau harta benda dari satu tempat ke tempat lain. Roadway adalah bagian
jalan umum yang dirancang, ditingkatkan mutunya, dan biasanya digunakan untuk lalulintas
kendaraan.
(c) Kecelakaan lalulintas (lakalantas) adalah kecelakaan kendaraan yang terjadi di jalan umum
[misalnya berangkat dari, tiba di, atau melibatkan kendaraan yang sebagian berada dijalan].
Kecelakaan kendaraan dianggap terjadi dijalan umum kecuali kalau tempat lain disebutkan,
kecuali pada kecelakaan yang hanya melibatkan ranmor off-road yang dinyatakan non-lakalantas
kecuali dinyatakan sebaliknya.
(d) Kecelakaan bukan-lalulintas (bukan lakalantas) adalah kecelakaan kendaraan yang seluruhnya
terjadi selain di jalan umum.
(e) Pejalan kaki adalah orang yang terlibat kecelakaan yang pada saat itu tidak berada di dalam atau
di atas ranmor, kereta api, trem, kendaraan yang ditarik binatang atau lainnya, atau di atas sepeda
atau binatang.
Termasuk: orang yang: sedang berdiri, mengganti roda, memperbaiki kendaraan, pengguna alat
bawaan pejalan kaki seperti: pembawa bayi, kursi roda, ice-skates, skateboard, roller-skates, skis,
sled, scooter (beroda kecil, untuk anak-anak)
(f) Pengemudi adalah yang menjalankan atau bermaksud menjalankan kendaraan.
(g) Penumpang adalah pengguna kendaraan transport selain pengemudi.
Kecuali: pengguna yang berada di bagian luar kendaraan – lihat definisi (h)
(h) Pengguna yang berada di bagian luar kendaraan adalah orang yang sedang dibawa oleh kendaraan
tapi tidak mengisi ruangan yang biasanya disediakan untuk pengemudi atau penumpang, atau
ruangan yang disediakan untuk transport barang-barang.
Termasuk: orang-orang (yang berkendara pada): dinding, bumper [fender], bergantung di luar,
atap, tangga, papan luncuran
(i) Sepeda adalah kendaraan transport darat yang hanya dijalankan dengan pedal.
Termasuk: sepeda roda dua atau roda tiga

 981
Kecuali: sepeda yang bermotor – lihat definisi (k)
(j) Pengemudi sepeda adalah orang yang mengendarai sepeda atau atau becak atau trailer yang
dilekatkan pada sepeda tersebut.
(k) Sepeda motor adalah ranmor roda dua dengan satu atau dua sadel penunggang dan kadang-
kadang dengan roda ketiga untuk menunjang becak sampingnya. Becak samping dianggap bagian
dari sepeda motor.
Termasuk: sepeda motor NOS, kombinasi, dengan becak samping; sepeda yang diberi motor,
moped, motor scooter
Kecuali: tricyle bermotor – lihat definisi (m)
(l) Penunggang (rider) sepeda motor adalah orang yang berkendara di atas sepeda motor, atau di
dalam becak samping atau trailer yang dilekatkan pada kendaraan tersebut.
(m) Ranmor beroda tiga adalah tricycle bermotor yang dirancang untuk penggunaan di jalan.
Termasuk: tricyle bermotor, rickshaw bermotor, mobil beroda tiga
Kecuali: sepeda motor dengan becak samping - lihat definisi (k), kendaraan khusus segala
medan (all-terrain) - lihat definisi (w)
(n) Mobil adalah ranmor roda empat untuk membawa sampai 10 orang
Termasuk: minibus
(o) Truk atau van pick up adalah ranmor untuk membawa barang, beratnya di bawah batas
kendaraan barang berat lokal, dan tidak memerlukan surat izin mengemudi (SIM) khusus.
(p) Kendaraan transport berat adalah ranmor untuk membawa barang, memenuhi semua kriteria
klasifikasi kendaraan barang berat lokal berdasarkan berat ‘kerbside’ (biasanya di atas 3500 kg),
dan memerlukan SIM khusus.
(q) Bus adalah ranmor yang dirancang atau disesuaikan terutama untuk mengangkut lebih dari 10
orang, dan memerlukan SIM khusus.
Termasuk: bus besar
(r) Kereta api atau kendaraan di atas rel adalah alat, dengan atau tanpa gerbong, dirancang untuk
lalulintas di atas rel.
Termasuk: trem interurban yang hanya boleh berjalan di jalurnya saja, kereta rel (diesel)(listrik)(
uap): funicular [berkabel], monorail, dua rel, bawah tanah atau di atas rel layang, kendaraan lain
yang dirancang untuk berjalan di atas jalur rel
Kecuali: trem interurban yang beroperasi di jalan umum - lihat definisi (s)
(s) Trem (trem) adalah alat yang dirancang dan digunakan untuk membawa orang di dalam kota,
berjalan di atas rel, biasanya mematuhi signal lalulintas, dan beroperasi di jalan sendiri yang
merupakan bagian jalan kendaraan. Trailer yang ditarik dianggap bagian dari trem
Termasuk: trem interurban , kalau dibolehkan beroperasi di jalan umum
(t) Kendaraan khusus wilayah industri adalah ranmor yang dirancang untuk digunakan di dalam
bangunan dan wilayah industri atau perdagangan
Termasuk: pembawa batubara, truk, tub [pembawa cairan] pertambangan, tram, mobil logging
(kayu), (truk) forklift, truk berjalan sendiri di industri, truk (bagasi) (barang)(surat), kendaaan
penumpang airport bertenaga batere
(u) Kendaraan khusus daerah pertanian adalah ranmor yang dirancang untuk digunakan secara
khusus di pertanian dan perkebunan (hortikultura), misalnya untuk mengolah tanah, menyebar
benih, menuai panen, dan membawa barang-barang di pertanian.

 982
Termasuk: mesin panen, mesin pertanian bergerak sendiri, traktor (dan trailer)
(v) Kendaraan konstruksi khusus adalah ranmor yang dirancang secara khusus untuk digunakan
dlam konstruksi (dan demolisi) jalan, bangunan, dan struktur lain.
Termasuk: bulldozer, digger dumper truck, earth-leveller (perata tanah), mechanical shovel
(sekop mekanis), road-roller (mesin giling)
(w) Kendaraan semua medan (special all-terrain vehicle) adalah ranmor yang dirancang khusus
untuk menempuh medan kasar atau lunak atau salju. Contoh rancangan khusus adalah konstruksi
tinggi, roda dan ban khusus, tracks, dan sokongan bantalan udara.
Termasuk: hovercraft tanah dan rawa, mobil salju
Kecuali: hovercraft air terbuka – lihat definisi (x)
(x) Watercraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di atas air.
Termasuk: hovercraft NOS
(y) Aircraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di udara.
Klasifikasi dan instruksi pengkodean kecelakaan transport
1. Kalau suatu kejadian tidak jelas sebagai kecelakaan lalulintas (lakalantas) atau bukan, anggap:
(a) Lakalantas kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V10-V82 and V87.
(b) Non-lakalantas kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V83-V86. Untuk kategori ini
korbannya bisa pejalan kaki, atau pengguna kendaraan yang dirancang untuk pemakaian di luar
jalan (off-road)
2. Kalau kecelakaan melibatkan lebih dari satu jenis transportasi, gunakan urutan berikut:
watercraft (V90-V94), aircraft dan spacecraft (V95-V97),
mode transport lainnya (V01-V89, V98-V99)
3. Kalau kecelakaan tidak menyatakan korban sebagai pengguna kendaraan tapi dikatakan:
tertabrak, terseret, cedera, remuk, terbunuh oleh kendaraan apa saja termasuk mobil, bus, sepeda
motor, tricycle bermotor, (truk) pick up, truk, van, kereta api, trem, traktor, bulldozer, kendaraan
rekreasi, sepeda, kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, maka klasifikasikan korban
sebagai pejalan kaki (kategori V01-V09).
4. Kalau kecelakaan tidak menunjukkan peranan korban, seperti kecelakaan NOS pada mobil, bus,
sepeda motor, tricycle bermotor, (truk) pick up, truk, van, kereta api, trem, traktor, bulldozer,
kendaraan rekreasi, sepeda, kapal, watercraft, aircraft, bus, maka klasifikasikan korban sebagai
pengguna atau pengendara kendaraan tersebut. Kalau lebih dari satu kendaraan terlibat,
kendaraan yang digunakan korban jangan ditebak kecuali kalau kendaraannya sama, tapi kodelah
pada kategori yang sesuai pada V87-V88, V90-V94, V95-V97, dengan memperhatikan urutan
preseden yang diberikan pada catatan 2 di atas.
5. Kecelakaan transport, seperti: kendaraan (motor)(nonmotor) gagal berbelok, atau lepas dari
kontrol (akibat) ban pecah, pengemudi tertidur, pengemudi lengah, kecepatan berlebihan atau
kegagalan bagian mekanis, menyebabkan tabrakan, klasifikasikan sebagai tabrakan. Kalau yang
terjadi kecelakaan bukan tabrakan, klasifikasikan sebagai kecelakaan non-tabrakan sesuai dengan
jenis kendaraan yang terlibat.
6. Kalau kecelakaan transport melibatkan kendaraan yang sedang bergerak, seperti pecah atau
meledaknya suatu bagian dari; cedera akibat bagian yang bergerak dari; cedera karena terdorong
ke bagian atau objek pada; dihantam oleh benda yang dilemparkan ke; atau objek yang jatuh ke;

 983
jatuh, melompat, atau terdorong dari; keracunan akibat gas buangan yang dihasilkan oleh; atau
api yang berasal dari kendaraan yang sedang bergerak, sehingga
menyebabkan tabrakan, klasifikasikan sebagai tabrakan.
kecelakaan lain, klasifikasikan menurut jenis kendaraan.
7. Kecelakaan transport darat yang dijelaskan sebagai:
tabrakan (akibat hilangnya kontrol)(di jalan raya) antara kendaraan dengan:
tiang penunjang (jembatan)(overpass); longsoran (tidak bergerak); gerbang kereta api atau
pagar pembatas; pembatas antara jalan raya;utility pole; daerah aman (safety island); objek yang
dilemparkan ke depan ranmor); pohon, batu yang jatuh, rambu-rambu lalulintas atau marker
(sementara); objek lain, tetap, bisa dipindahkan, atau sedang bergerak; termasuk dalam V17.-,
TV27.-,V37.-, V47.-, V57.-, V67.- and V77.-
terbalik (tanpa tabrakan) pada V18.-, V28.-, V38.-, V48.-, V58.-, V68.-, dan V78.-
tabrakan dengan hewan (kumpulan gembala)(tak digembalakan)
termasuk dalam V10.-, V20.-, V30.-, V40.-, V50.-, V60.- and V70.-
tabrakan dengan kendaraan yang ditarik hewan atau hewan yang sedang ditunggangi
termasuk dalam V16.-, V26.-, V36.-, V46.-, V56.-, V66.- and V76.-.

PEJALAN KAKI CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT (V01-V09)


Kecuali: tabrakan antara (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan kaki lain (W51.-
), disusul dengan jatuh (W03.-)
Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan dengan kategori V01-V06:
.0 Bukan lakalantas .1 Lakalantas
.9 Tidak dijelaskan apakah lakalantas atau bukan lakalantas
V01. Pejalan kaki cedera dalam tabrakan dengan sepeda
V02. Pejalan kaki cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3
V03. Pejalan kaki cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V04. Pejalan kaki cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V05. Pejalan kaki cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V06. Pejalan kaki cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tak bermotor lain
Termasuk: Tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, trem
V09. Pejalan kaki cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan
Termasuk: Pejalan kaki dicederai oleh kendaraan khusus
V09.0 Pejalan kaki cedera dalam non-lakalantas yang melibatkan ranmor lain dan tidak
dijelaskan
V09.1 Pejalan kaki cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan
V09.2 Pejalan kaki cedera dalam lakalantas yang melibatkan ranmor lain dan tidak
dijelaskan
V09.3 Pejalan kaki cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan
V09.9 Pejalan kaki cedera dalam kecelakaan transport yang tidak dijelaskan

PENUNGGANG SEPEDA CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT (V10-V19)


Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori V10-V18:

 984
.0 Pengemudi sepeda cedera dalam bukan lakalantas
.1 Penumpang sepeda cedera dalam bukan lakalantas
.2 Pengguna sepeda yang tidak dijelaskan cedera dalam bukan lakalantas
.3 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari sepeda
.4 Pengemudi sepeda cedera dalam lakalantas
.5 Penumpang sepeda cedera dalam lakalantas
.9 Pengguna sepeda yang tidak dijelaskan cedera dalam lakalantas
V10. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan yang ditunggangi (V16.-)
V11. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan sepeda lain
V12. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3
V13. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V14. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat atau
bus
V15. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V16. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tak bermotor lain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V17. Penunggang sepeda cedera dalam tabrakan dengan objek tak bergerak
V18. Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda (tanpa didahului tabrakan)
sepeda rebah: NOS, tanpa tabrakan
V19. Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan
V19.0 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
bukan lakalantas
V19.1 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
bukan lakalantas
V19.2 Penunggang sepeda yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor
lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas
Tabrakan sepeda NOS, nontraffic
V19.3 Penunggang sepeda cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan
Kecelakaan sepeda NOS, nontraffic
Penunggang sepeda cedera dalam non-lakalantas NOS
V19.4 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
lakalantas
V19.5 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
lakalantas
V19.6 Penunggang sepeda yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor
lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas
Tabrakan sepeda NOS (lalulintas)
V19.8 Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh bagian sepeda
V19.9 Penunggang sepeda cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan

 985
Kecelakaan sepeda NOS

PENUNGGANG SEPEDA MOTOR CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT


(V20-V29)
Termasuk: moped, sepeda motor dengan becak samping, sepeda bermotor, skooter
motor
Kecuali: ranmor roda tiga (V30-V39)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V20-V28:
.0 Pengemudi cedera dalam bukan lakalantas
.1 Penumpang cedera dalam bukan lakalantas
.2 Penunggang sepeda motor yang tidak dijelaskan cedera dalam bukan lakalantas
.3 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari sepeda motor
.4 Pengemudi cedera dalam lakalantas
.5 Penumpang cedera dalam lakalantas
.9 Penunggang sepeda motor yang tidak dijelaskan cedera dalam lakalantas
V20. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan yang ditunggangi (V26.-)
V21. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan sepeda
V22. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3
V23. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau
van
V24. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat
atau bus
V25. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan
rel
V26. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan kendaraan nonmotor
lainnya
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, trem
V27. Penunggang sepeda motor cedera dalam tabrakan dengan objek tak bergerak
V28. Penunggang sepeda motor cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda motor (tanpa didahului tabrakan) yang
rebah:
. NOS, tanpa tabrakan
V29. Penunggang sepeda motor cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak
dijelaskan
V29.0 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
bukan lakalantas
V29.1 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
bukan lakalantas
V29.2 Penunggang sepeda motor yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan
ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas
Tabrakan sepeda motor NOS, nontraffic

 986
V29.3 Penunggang sepeda motor cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan
Kecelakaan sepeda motor NOS, nontraffic
Penunggang sepeda motor cedera dalam non-lakalantas NOS
V29.4 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
lakalantas
V29.5 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
lakalantas
V29.6 Tidak dijelaskan motorcycle rider cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan
tidak dijelaskan dalam lakalantas
Tabrakan sepeda motor NOS (lalulintas)
V29.8 Motorcycle rider [any] cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh bagian sepeda motor
V29.9 Motorcycle rider [any] cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan
Kecelakaan sepeda motor NOS

PENUMPANG RANMOR RODA 3 CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT


(V30-V39)
Termasuk: tricycle bermotor
Kecuali: sepeda motor dengan becak samping (V20-V29)
kendaraan yang dirancang terutama untuk penggunaan di luar jalan
(V86.-)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V30-V38:
.0 Pengemudi cedera dalam bukan lakalantas
.1 Penumpang cedera dalam bukan lakalantas
.2 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam bukan lakalantas
.3 Penumpang yang tidak dijelaskan pada ranmor roda 3 cedera dalam bukan
lakalantas
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun
.5 Pengemudi cedera dalam lakalantas
.6 Penumpang cedera dalam lakalantas
.7 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam lakalantas
.9 Penumpang yang tidak dijelaskan pada ranmor roda 3 cedera dalam lakalantas
V30. Pengguna three-wheeled motor vehicle cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki
or animal
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang ditunggangi (V36.-)
V31. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan sepeda
V32. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3
V33. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau
van
V34. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat
atau bus

 987
V35. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kedaraan
rel
V36. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor
lainnya
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, trem
V37. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan dengan benda tak bergerak
V38. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari ranmor roda 3 yang rebah: NOS, tanpa tabrakan
V39. Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak
dijelaskan
V39.0 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
bukan lakalantas
V39.1 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
bukan lakalantas
V39.2 Penumpang yang tidak dijelaskan pada ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan
dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas
Tabrakan NOS yang melibatkan ranmor roda 3, bukan lalulintas
V39.3 Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan
Kecelakaan NOS yang melibatkan ranmor roda 3, bukan lalulintas
Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam non-lakalantas NOS
V39.4 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
lakalantas
V39.5 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
lakalantas
V39.6 Penumpang yang tidak dijelaskan pada ranmor roda 3 cedera dalam tabrakan
dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas
Tabrakan NOS yang melibatkan ranmor roda 3 (lalulintas)

V39.8 Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain ranmor roda 3
V39.9 Penumpang ranmor roda 3 cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan
Kecelakaan NOS yang melibatkan ranmor roda 3

PENGGUNA MOBIL CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT (V40-V49)


Termasuk: minibus
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V4O-V48:
.0 Pengemudi cedera dalam bukan lakalantas
.1 Penumpang cedera dalam bukan lakalantas
.2 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam bukan lakalantas
.3 Pengguna mobil yang tidak dijelaskan cedera dalam bukan lakalantas
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun
.5 Pengemudi cedera dalam lakalantas
.6 Penumpang cedera dalam lakalantas
.7 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam lakalantas

 988
.9 Pengguna mobil yang tidak dijelaskan cedera dalam lakalantas
V40. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang ditunggangi (V46.-)
V41. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan sepeda
V42. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3
V43. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V44. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V45. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V46. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan other nonmotor vehicle
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V47. Pengguna mobil cedera dalam tabrakan dengan objek tidak bergerak
V48. Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan
Termasuk: terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V49. Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan
V49.0 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
bukan lakalantas
V49.1 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
bukan lakalantas
V49.2 Pengguna mobil yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain
dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas
Tabrakan mobil NOS, bukan lalulintas
V49.3 Pengguna mobil cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan
Kecelakaan mobil, bukan lalulintas; pengguna mobil cedera dalam non-
lakalantas NOS
V49.4 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
lakalantas
V49.5 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
lakalantas
V49.6 Pengguna mobil yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain
dan tidak dijelaskan dalam lakalantas
Tabrakan mobil NOS (lalulintas)
V49.8 Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain mobil
V49.9 Pengguna mobil cedera dalam tidak dijelaskan lakalantas
Kecelakaan mobil NOS

PENGGUNA TRUK PICK-UP ATAU VAN CEDERA DALAM KECELAKAAN


TRANSPORT (V50-V59)
Kecuali: kendaraan transport berat (V60-V69)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V50-V58:
.0 Pengemudi cedera dalam bukan lakalantas
.1 Penumpang cedera dalam bukan lakalantas

 989
.2 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam bukan lakalantas
.3 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak dijelaskan cedera dalam bukan
lakalantas
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun
.5 Pengemudi cedera dalam lakalantas
.6 Penumpang cedera dalam lakalantas
.7 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam lakalantas
.9 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak dijelaskan cedera dalam lakalantas
V50. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki atau
hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang ditunggangi (V56.-)
V51. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan sepeda
V52. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3
V53. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up
atau van

V54. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport
berat atau bus
V55. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau
kendaraan rel
V56. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tidak
bermotor lain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V57. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan dengan objek tidak bergerak
V58. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan
Termasuk: terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V59. Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak
dijelaskan
V59.0 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
bukan lakalantas
V59.1 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
bukan lakalantas
V59.2 Pengguna yang tidak dijelaskan dari truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan
dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas
Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van, bukan lalulintas
V59.3 Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan
Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van, bukan lalulintas
Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam non-lakalantas NOS
V59.4 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
lakalantas
V59.5 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
lakalantas

 990
V59.6 Pengguna yang tidak dijelaskan dari truk pick-up atau van cedera dalam tabrakan
dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas
Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van (lalulintas)
V59.8 Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam kecelakaan transport lain yang
dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain truk pick-up atau van
V59.9 Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan
Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van

PENGGUNA KENDARAAN TRANSPORT BERAT CEDERA DALAM


KECELAKAAN TRANSPORT (V60-V69)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V60-V68:
.0 Pengemudi cedera dalam bukan lakalantas
.1 Penumpang cedera dalam bukan lakalantas
.2 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam bukan lakalantas
.3 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak dijelaskan cedera dalam bukan
lakalantas
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun
.5 Pengemudi cedera dalam lakalantas
.6 Penumpang cedera dalam lakalantas
.7 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam lakalantas
.9 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak dijelaskan cedera dalam
lakalantas
V60. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki
atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang ditunggangi (V66.-)
V61. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan sepeda
V62. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2
atau 3
V63. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk
pick-up atau van
V64. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan kendaraan
transport berat atau bus
V65. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau
kendaraan rel
V66. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tidak
bermotor lain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V67. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam tabrakan dengan n objek tidak
bergerak
V68. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam kecelakaan transport bukan
tabrakan

 991
Termasuk: Terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V69. Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam kecelakaan transport lain dan
tidak dijelaskan
V69.0 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
bukan lakalantas
V69.1 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
bukan lakalantas
V69.2 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan
dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas
Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat, bukan lalulintas
V69.3 Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam non-lakalantas yang tidak
dijelaskan
Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat, bukan
lalulintas
Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam non-lakalantas NOS
V69.4 Pengemudi cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
lakalantas
V69.5 Penumpang cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam
lakalantas
V69.6 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan
dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan dalam lakalantas
Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat (lalulintas)
V69.8 Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam kecelakaan transport lain yang
dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain kendaraan transport berat
V69.9 Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam kecelakaan transport yang tidak
dijelaskan
Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat

PENGGUNA BUS CEDERA DALAM KECELAKAAN TRANSPORT (V70-V79)


Kecuali: minibus (V40-V49)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V7O-V78:
.0 Pengemudi cedera dalam bukan lakalantas
.1 Penumpang cedera dalam bukan lakalantas
.2 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam bukan lakalantas
.3 Pengguna bus yang tidak dijelaskan cedera dalam bukan lakalantas
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun
.5 Pengemudi cedera dalam lakalantas
.6 Penumpang cedera dalam lakalantas
.7 Seseorang di bagian luar kendaraan cedera dalam lakalantas
.9 Pengguna bus yang tidak dijelaskan cedera dalam lakalantas
V70. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: Tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang ditunggangi (V76.-)
V71. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan sepeda

 992
V72. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda 2 atau 3
V73. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V74. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V75. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V76. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tak bermotor lainnya
Termasuk: Tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V77. Pengguna bus cedera dalam tabrakan dengan objek tak bergerak
V78. Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan
Termasuk: terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V79. Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan
V79.0 Pengemudi bus cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan
dalam bukan lakalantas
V79.1 Penumpang bus cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan
dalam bukan lakalantas
V79.2 Pengguna bus yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan
tidak dijelaskan dalam bukan lakalantas
Bus collision NOS, nontraffic
V79.3 Pengguna bus cedera dalam non-lakalantas yang tidak dijelaskan
Kecelakaan bus NOS, bukan lalulintas
Pengguna bus cedera dalam non-lakalantas NOS
V79.4 Pengemudi bus cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan
dalam lakalantas
V79.5 Penumpang bus cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan tidak dijelaskan
dalam lakalantas
V79.6 Pengguna bus yang tidak dijelaskan cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain dan
tidak dijelaskan dalam lakalantas
Tabrakan bus NOS (lalulintas)
V79.8 Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain bus
V79.9 Pengguna bus cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan
Kecelakaan bus NOS

KECELAKAAN TRANSPORT DARAT LAINNYA (V80-V89)


V80. Penunggang hewan atau pengguna kendaraan ditarik hewan cedera dalam
kecelakaan transport
V80.0 Penunggang atau pengguna cedera akibat jatuh atau terlempar dari hewan atau
kendaraan ditarik hewan dalam kecelakaan bukan tabrakan
Terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V80.1 Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang
ditunggangi (V80.7)
V80.2 Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan sepeda
V80.3 Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan ranmor roda dua atau 3

 993
V80.4 Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan mobil, truk pick-up. van,
kendaraan transport berat atau bus
V80.5 Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan ranmor lain yang
dijelaskan
V80.6 Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan kereta api atau kendaraan
rel
V80.7 Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan kendaraan tidak
bermotor lain
Tabrakan dengan: binatang yang ditunggangi, kendaraan ditarik hewan, trem
V80.8 Penunggang atau pengguna cedera dalam tabrakan dengan objek tak bergerak
V80.9 Penunggang atau pengguna cedera dalam kecelakaan transport lain dan tidak
dijelaskan
Kcelakaan kendaraan ditarik hewan NOS, kecelakaan penunggang hewan
NOS
V81. Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam kecelakaan transport
Termasuk: seseorang di bagian luar kereta api
V81.0 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam tabrakan dengan ranmor
dalam bukan lakalantas
V81.1 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam dengan ranmor dalam
lakalantas
V81.2 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam tabrakan dengan atau
dihantam oleh rolling stock [kumpulan kendaraan beroda]
V81.3 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam tabrakan dengan objek lain
Tabrakan kereta api NOS
V81.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari kereta api atau kendaraan rel
V81.5 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera akibat jatuh di dalam kereta api atau
kendaraan rel
Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3), tanpa didahului
tabrakan (V81.7)
ketika naik atau turun (V81.4)
V81.6 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera akibat jatuh dari kereta api atau
kendaraan rel
Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel [derailment]:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3), tanpa didahului
tabrakan (V81.7)
ketika naik atau turun (V81.4)
V81.7 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam derailment tanpa tabrakan
V81.8 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam kecelakaan kereta api lain
yang dijelaskan
Ledakan atau api; dihantam oleh: tanah/batu longsor, pohon tumbang
Kecuali: derailment: didahului tabrakan (V81.0-V81.3), tanpa tabrakan
(V81.7
V81.9 Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam kecelakaan kereta api yang
tidak dijelaskan
Kecelakaan kereta api NOS

 994
V82. Pengguna trem cedera dalam kecelakaan transport
Termasuk: seseorang di bagian luar trem
V82.0 Pengguna trem cedera dalam tabrakan dengan ranmor dalam bukan lakalantas
V82.1 Pengguna trem cedera dalam tabrakan dengan ranmor dalam lakalantas
V82.2 Pengguna trem cedera dalam tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock
V82.3 Pengguna trem cedera dalam tabrakan dengan objek lain
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang
ditunggangi (V82.8)
V82.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari trem
V82.5 Pengguna trem cedera akibat jatuh di dalam trem
Kecuali: jatuh ketika naik atau turun (V82.4), didahului oleh tabrakan
(V82.0-V82.3)
V82.6 Pengguna trem cedera akibat jatuh dari trem
Kecuali: jatuh ketika naik atau turun (V82.4), didahului oleh tabrakan
(V82.0-V82.3)
V82.7 Pengguna trem cedera dalam derailment tanpa didahului tabrakan
V82.8 Pengguna trem cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan
Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan tak bermotor lain
V82.9 Pengguna trem cedera dalam lakalantas yang tidak dijelaskan
Kecelakaan trem NOS
V83. Pengguna kendaraan khusus industri cedera dalam kecelakaan transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W31.-)
V83.0 Pengemudi kendaraan khusus industri cedera dalam lakalantas
V83.1 Penumpang kendaraan khusus industri cedera dalam lakalantas
V83.2 Seseorang di bagian luar kendaraan khusus industri cedera dalam lakalantas
V83.3 Pengguna yang tidak dijelaskan pada kendaraan khusus industri cedera dalam
lakalantas
V83.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus industri
V83.5 Pengemudi kendaraan khusus industri cedera dalam bukan lakalantas
V83.6 Penumpang kendaraan khusus industri cedera dalam bukan lakalantas
V83.7 Seseorang di bagian luar kendaraan khusus industri cedera dalam bukan lakalantas
V83.9 Pengguna yang tidak dijelaskan pada kendaraan khusus industri cedera dalam bukan
lakalantas
Kecelakaan kendaraan khusus industri NOS
V84. Pengguna kendaraan khusus pertanian cedera dalam kecelakaan transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W30.-)
V84.0 Pengemudi kendaraan khusus pertanian cedera dalam lakalantas
V84.1 Penumpang kendaraan khusus pertanian cedera dalam lakalantas
V84.2 Seseorang di bagian luar kendaraan khusus pertanian cedera dalam lakalantas
V84.3 Pengguna yang tidak dijelaskan pada kendaraan khusus pertanian cedera dalam
lakalantas
V84.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus pertanian
V84.5 Pengemudi kendaraan khusus pertanian cedera dalam bukan lakalantas
V84.6 Penumpang kendaraan khusus pertanian cedera dalam bukan lakalantas
V84.7 Seseorang di bagian luar kendaraan khusus pertanian cedera dalam bukan lakalantas

 995
V84.9 Pengguna yang tidak dijelaskan pada kendaraan khusus pertanian cedera dalam
bukan lakalantas
Kecelakaan kendaraan khusus pertanian NOS
V85. Pengguna kendaraan khusus konstruksi cedera dalam kecelakaan transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W31.-)
V85.0 Pengemudi kendaraan khusus konstruksi cedera dalam lakalantas
V85.1 Penumpang of special construction vehicle cedera dalam lakalantas
V85.2 Seseorang di bagian luar kendaraan khusus konstruksi cedera dalam lakalantas
V85.3 Pengguna yang tidak dijelaskan pada kendaraan khusus konstruksi cedera dalam
lakalantas
V85.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus konstruksi
V85.5 Pengemudi kendaraan khusus konstruksi cedera dalam bukan lakalantas
V85.6 Penumpang kendaraan khusus konstruksi cedera dalam bukan lakalantas
V85.7 Seseorang di bagian luar kendaraan khusus konstruksi cedera dalam bukan
lakalantas
V85.9 Pengguna yang tidak dijelaskan pada kendaraan khusus konstruksi cedera dalam
bukan lakalantas
Kecelakaan kendaraan khusus konstruksi NOS
V86. Pengguna kendaraan khusus segala medan (all-terrain) atau ranmor lain yang
dirancang terutama untuk penggunaan off-road, cedera dalam cedera dalam kecelakaan
transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W31.-)
V86.0 Pengemudi ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam lakalantas
V86.1 Penumpang ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam lakalantas
V86.2 Seseorang di bagian luar ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam
lakalantas
V86.3 Pengguna yang ridak dijelaskan pada ranmor segala medan dan off-road lain cedera
dalam lakalantas
V86.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari from ranmor segala medan dan off-
road lain
V86.5 Pengemudi ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam bukan lakalantas
V86.6 Penumpang of ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam bukan
lakalantas
V86.7 Seseorang di bagian luar ranmor segala medan dan off-road lain cedera dalam bukan
lakalantas
V86.9 Pengguna yang ridak dijelaskan pada ranmor segala medan dan off-road lain cedera
dalam bukan lakalantas
Kecelakaan ranmor segala meda NOS
Kecelakaan ranmor off-road NOS
V87. Lakalantas yang jenisnya dijelaskan tapi bentuk transportasi korban tak diketahui
Kecuali: tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19), pejalan kaki (V01-V09)
V87.0 Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan ranmor roda 2 atau 3
(lalulintas)
V87.1 Seseorang cedera dalam tabrakan antara ranmor lain dengan ranmor roda 2 atau 3
(lalulintas)

 996
V87.2 Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van
(lalulintas)
V87.3 Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan bus (lalulintas)
V87.4 Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport berat
(lalulintas)
V87.5 Seseorang cedera dalam tabrakan antara kendaraan transport berat dengan bus
(lalulintas)
V87.6 Seseorang cedera dalam tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan mobil
(lalulintas)
V87.7 Seseorang cedera dalam tabrakan antara ranmor-ranmor lain yang dijelaskan
(lalulintas)
V87.8 Seseorang cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan lain yang dijelaskan
yang melibatkan ranmor (lalulintas)
V87.9 Seseorang cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan (tabrakan)(bukan
tabrakan) yang melibatkan kendaraan tak bermotor (lalulintas)
V88. Non-lakalantas dengan jenis yang dijelaskan tapi bentuk transportasi korban tak
diketahui
Kecuali: tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19), pejalan kaki (V01-V09)
V88.0 Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan ranmor roda 2 atau 3, bukan
lalulintas
V88.1 Seseorang cedera dalam tabrakan antara ranmor lain dengan ranmor roda 2 atau 3,
bukan lalulintas
V88.2 Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van, bukan
lalulintas
V88.3 Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan bus, bukan lalulintas
V88.4 Seseorang cedera dalam tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport berat,
bukan lalulintas
V88.5 Seseorang cedera dalam tabrakan antara kendaraan transport berat dengan bus,
bukan lalulintas
V88.6 Seseorang cedera dalam tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan mobil,
bukan lalulintas
V88.7 Seseorang cedera dalam tabrakan antara ranmor-ranmor lain yang dijelaskan, bukan
lalulintas
V88.8 Seseorang cedera dalam kecelakaan transport bukan tabrakan lain yang dijelaskan
yang melibatkan ranmor, bukan lalulintas
V88.9 Seseorang cedera dalam kecelakaan transport lain yang dijelaskan (tabrakan)(bukan
tabrakan) yang melibatkan kendaraan tak bermotor, bukan lalulintas

V89. Kecelakaan kendaraan bermotor atau tidak bermotor, jenis kendaraan tidak
dijelaskan
V89.0 Seseorang cedera dalam kecelakaan ranmor yang tidak dijelaskan, bukan lalulintas
Kecelakaan ranmor NOS, nontraffic
V89.1 Seseorang cedera dalam kecelakaan kendaraan tak bermotor yang tidak dijelaskan,
bukan lalulintas

 997
Kecelakaan kendaraan tak bermotor NOS (bukan lalulintas)
V89.2 Seseorang cedera dalam kecelakaan ranmor yang tidak dijelaskan, lalulintas
Kecelakaan ranmor (Motor-vehicle accident [MVA]) NOS
Kecelakaan lalulintas jalan raya (Road (traffic) accident [RTA]) NOS
V89.3 Seseorang cedera dalam kecelakaan kendaraan tak bermotor yang tidak dijelaskan,
lalulintas
Lakalantas kendaraan tak bermotor NOS
V89.9 Seseorang cedera dalam kecelakaan kendaraan yang tidak dijelaskan
Tabrakan NOS

KECELAKAAN TRANSPORT AIR (V90-V94)


Termasuk: kecelakaan watercraft dalam rangka aktifitas rekreasi
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V90-V94:
.0 Kapal dagang
.1 Kapal penumpang; kapal ferry; liner
.2 Kapal ikan
.3 Watercraft lain dengan mesin; hovercraft (di perairan terbuka); jet skis
.4 Kapal layar; yacht
.5 Canoe atau kayak
.6 Inflatable craft (tak bermesin)
.7 Water-skis
.8 Watercraft tanpa mesin lainnya; surf-board; windsurfer
.9 Watercraft yang tidak dijelaskan; boat NOS; ship NOS; watercraft NOS
V90. Kecelakaan pada watercraft yang menyebabkan tenggelam
Termasuk: tenggelam (drowning and submersion) akibat:
kapal terbalik atau tenggelam, jatuh atau melompat dari: kapal terbakar,
tabrakan watercraft, kecelakaan lain pada watercraft
Kecuali: tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan watercraft (V92.-)
V91. Kecelakaan pada watercraft yang menyebabkan cedera lainnya
Termasuk: setiap cedera selain tenggelam sebagai akibat dari kecelakaan pada
watercraft:
terbakar ketika kapal terbakar, remuk di antara kapal yang tabrakan,
remuk oleh sekoci setelah meninggalkan kapal, jatuh akibat tabrakan atau
kecelakaan lain pada watercraft, terpukul oleh objek yang jatuh akibat kecelakaan
watercraft, cedera dalam kecelakaan watercraft yang melibatkan tabrakan
watercraft, dihantam oleh kapal atau bagiannya setelah jatuh atau melompat dari
kapal yang rusak
Kecuali: luka akibat api atau ledakan lokal di atas kapal (V93.-)
V92. Tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan watercraft
Termasuk: tenggelam akibat kecelakaan seperti:
. jatuh: dari papan penghubung kapal ke dermaga, dari kapal, ke air
. terlempar ke air akibat gerakan kapal, diterpa air sehingga jatuh ke air
Kecuali: tenggelamnya perenang atau penyelam yang dengan sukarela melompat dari kapal
ke air tapi tidak terlibat dalam kecelakaan (W69.-, W73.-)

 998
V93. Kecelakaan di atas kapal tanpa kecelakaan watercraft, tidak menyebabkan
tenggelam
Termasuk: kecelakaan keracunan oleh gas atau asap di kapal
kerusakan reaktor atom pada watercraft
remuk oleh objek yang jatuh di atas kapal
panas berlebihan di: kamar boiler, kamar mesin, kamar penguapan, kamar
api
ledakan boiler pada kapal uap
jatuh dari satu tingkat ketingkat lain di watercraft
jatuh pada tangga atau jenjang pada watercraft
cedera di watercraft yang disebabkan oleh peralatan mesin di :
. deck, kamar mesin, galley (tempat pendayung), laundry, pemuat
api lokal di atas kapal
kecelakaan mesin pada watercraft
V94. Kecelakaan transport air lain dan tidak dijelaskan
Termasuk: kecelakaan yang terjadi bukan pada pengguna watercraft
dihantam kapal ketika bermain ski air

KECELAKAAN TRANSPORT UDARA DAN ANGKASA LUAR (V95-V97)


V95. Kecelakaan pada aircraft bermesin yang menyebabkan cedera pada pengguna
Termasuk: kecelakaan pada aircraft (bermesin) yang
tabrakan dengan objek apa pun, tak bergerak, bisa digerakkan,
atau bergerak
jatuh, meledak, terbakar, mendarat darurat
V95.0 Kecelakaan helikopter yang mencederai pengguna
V95.1 Kecelakaan glider ultralight, microlight atau bermesin yang mencederai pengguna
V95.2 Kecelakaan aircraft pribadi bersayap tetap lainnya, mencederai pengguna
V95.3 Kecelakaan aircraft komersial bersayap tetap, mencederai pengguna
V95.4 Kecelakaan spacecraft yang mencederai pengguna
V95.8 Kecelakaan aircraft lain yang mencederai pengguna
V95.9 Kecelakaan aircraft yang tidak dijelaskan yang mencederai pengguna
Kecelakaan aircraft NOS, kecelakaan transport udara NOS
V96. Kecelakaan pada aircraft tak bermesin yang menyebabkan cedera pada pengguna
Termasuk: kecelakaan pada aircraft tak bermesin yang:
tabrakan dengan objek apa pun, tak bergerak, bisa digerakkan,
atau bergerak
jatuh, meledak, terbakar, mendarat darurat
V96.0 Kecelakaan balon yang mencederai pengguna
V96.1 Kecelakaan hang-glider yang mencederai pengguna
V96.2 Kecelakaan glider (tak bermesin) yang mencederai pengguna
V96.8 Kecelakaan aircraft tak bermesin lain yang mencederai pengguna
Layang-layang yang membawa seseorang
V96.9 Kecelakaan aircraft tak bermesin yang tidak dijelaskan yang mencederai pengguna

 999
Kecelakaan aircraft tak bermesin NOS
V97 Kecelakaan transport udara lain yang dijelaskan
Termasuk: Kecelakaan pada bukan pengguna aircraft
V97.0 Pengguna aircraft cedera dalam kecelakaan transport udara lain yang dijelaskan
Jatuh dalam, pada, atau dari pada kecelakaan transport udara
Kecuali: kecelakaan ketika naik atau turun (V97.1)
V97.1 Seseorang cedera ketika naik atau turun aircraft
V97.2 Parachutist cedera dalam kecelakaan transport udara
Kecuali: seseorang yang sedang menuju bumi setelah kecelakaan aircraft
(V95-V96)

V97.3 Seseorang di bumi cedera dalam kecelakaan transport udara


Terhisap oleh mesin jet
Dihantam oleh objek yang jatuh dari aircraft
Cedera karena baling-baling yang sedang berputar
V97.8 Kecelakaan transport udara lainnya, not elsewhere classified
Cedera akibat mesin-mesin pada aircraft
Kecuali: kecelakaan aircraft NOS (V95.9)
menghadapi perubahan tekanan udara ketika naik atau turun
(W94.-)

KECELAKAAN TRANSPORT LAIN DAN TIDAK DIJELASKAN (V98-V99)


Kecuali: kecelakaan kendaraan, jenis kendaraan tidak dijelaskan (V89.-)
V98 Kecelakaan transport lain yang dijelaskan
Termasuk: kecelakaan terhadap, pada,atau melibatkan:
kereta kabel yang tidak di atas rel, ice-yacht, land-yacht,
ski chair-lift, ski-lift dengan gondola
terperangkap atau diseret oleh )
jatuh atau melompat dari ) kereta kabel yang tidak di atas
rel
objek yang dilemparkan dari atau di dalam)
V99 Kecelakaan transport yang tidak dijelaskan

 1000
PENYEBAB EKSTERNAL LAIN PADA CEDERA KECELAKAAN (W00-X59)

JATUH (W00-W19)
Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
Kecuali: serangan (Y01-Y02), melukai diri sendiri dengan sengaja (X80-X81)
jatuh (dalam)(dari): kendaraan transport (V01-V99), hewan (V80.-),
mesin (yang bekerja) (W28-W31),
ke dalam air (dengan tenggelam) (W65-W74), bangunan
terbakar (X00.-),
ke dalam api (X00-X04, X08-X09)
W00. Jatuh pada level yang sama melibatkan es dan salju
Kecuali: jatuh dengan disebutkan: ice-skates and skis (W02.-), jenjang (W10.-)
W01. Jatuh pada level yang sama akibat tergelincir, tersandung, dan terantuk
Kecuali: jatuh melibatkan es atau salju snow (W00.-)
W02. Jatuh melibatkan ice-skates, skis, roller-skates atau skateboards
W03. Jatuh lainnya pada level yang sama akibat tabrakan dengan, atau didorong oleh
orang lain
Termasuk: jatuh akibat tabrakan (pengangkut) pejalan kaki dengan (pengangkut)
pejalan kaki lainnya
Kecuali: remuk atau terdorong oleh keramaian atau human stampede (W52.-)
jatuh melibatkan es atau salju (W00.-)
W04. Jatuh ketika dibawa atau ditunjang oleh orang lain
Termasuk: tidak sengaja terjatuh ketika sedang digotong
W05. Jatuh yang melibatkan kursi roda
W06. Jatuh yang melibatkan tempat tidur
W07. Jatuh yang melibatkan kursi
W08. Jatuh yang melibatkan furnitur lainnya
W09. Jatuh yang melibatkan peralatan playground
Kecuali: jatuh yang melibatkan mesin-mesin rekreasi (W31.-)
W10. Jatuh dari jenjang
Termasuk jatuh (di atas)(dari):
eskalator, ramp [jalan mendaki di dalam gedung, untuk alat beroda],
incline [belokan yang mengalihkan lintasan dari satu level ke level lain]
melibatkan es atau salju pada jenjang
W11. Jatuh dari ladder (tangga dengan dua sisi tegak)
W12. Jatuh dari scaffold (tempat tukang bekerja lebih tinggi di sekitar gedung)
W13. Jatuh dari, keluar dari, atau melalui bangunan atau suatu struktur
Termasuk jatuh dari, keluar dari, atau melalui:

 1001
balkon, dinding, jendela, atap, lantai, railing (pembatas/pagar lantai), tiang
bendera,
jembatan, viaduct (jembatan lengkung), bangunan, menara, turret (menara
kecil)
Kecuali: kolapsnya suatu bangunan atau struktur (W20.-)
jatuh atau melompat dari bangunan yang terbakar (X00.-)
W14. Jatuh dari pohon
W15. Jatuh dari tebing batu
W16. Terjun atau melompat ke air yang menyebabkan cedera selain tenggelam
Termasuk menghantam: permukaan air, dasar air ketika melompat atau terjun ke air dangkal,
dinding atau papan loncat di kolam renang
Kecuali: kecelakaan tenggelam (W65-W74), menyelam dengan suplai udara tidak memadai
(W81.-), efek tekanan udara pada menyelam (W94.-)
W17. Jatuh lainnya dari satu level ke level lain
Termasuk: Jatuh dari atau ke dalam:
rongga, lobang, cekungan, sumur, lobang galian terbuka, dock
tumpukan jerami, tiang batang, tanki
W18. Jatuh lainnya pada level yang sama
Termasuk: Jatuh: akibat menabrak suatu objek, di toilet, pada level yang sama
NOS
W19. Jatuh yang tidak dijelaskan
Termasuk: Jatuh kecelakaan NOS

BERHADAPAN DENGAN DAYA MEKANIS BENDA MATI (W20-W49)


Gunakan subdivisi karakter keempat pada halaman 1013-1017 [tempat kejadian]
Kecuali: serangan (X85-Y09), sengaja melukai diri sendiri (X60-X84)
kontak atau tabrakan dengan binatang atau orang (W50-W64)
W20. Dihantam oleh objek yang dilemparkan, diproyeksikan atau jatuh
Termasuk: terkurung reruntuhan tanpa asfiksia [tercekik] atau tak bisa bernafas
bangunan runtuh, kecuali pada kebakaran
jatuhan: batu, pohon
Kecuali: objek yang berjatuhan pada: kecelakaan transport (V01-V99),
kolapsnya bangunan yang terbakar (X00.-), tanah longsor (X34-X39)
peralatan olahraga (W21.-), senjata api (W32-W34)
kecelakaan mesin (W24.-, W28-W31), objek yang digerakkan ledakan
(W35-W40),
W21. Menghantam atau dihantam oleh peralatan olahraga
Termasuk dihantam oleh: bola yang dipukul atau dilemparkan, tongkat hockey
W22. Menghantam atau dihantam oleh objek lain
Termasuk: berjalan ke dinding
W23. Terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit di dalam atau di antara objek

 1002
Termasuk: terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit di antara objek-objek bergerak,
objek bergerak dan diam, atau di dalam objek: seperti di antara
objek melipat (folding), krat pengepakan dan lantai setelah pegangan
terlepas, pintu geser dan rangkanya, lingkaran pengering mesin cuci
Kecuali: cedera akibat: kendaraan transport (V01-V99), alat pengangkat dan transmisi
(W24.-), dihantam oleh objek yang dilemparkan, diproyeksikan atau jatuh (W20.-),
instrumen pemotong dan pelobang (W25-W27), perkakas tangan tanpa mesin
(W27.-), mesin-mesin (W28-W31)
W24. Kontak dengan alat pengangkat dan transmisi, not elsewhere classified
Termasuk: tali besar, kawat, rantai pengangkat, drive belt [lantai berjalan], pulley
(block) [balok penarik], transmission belt or cable – kabel transmisi, winch –
silinder horizontal tempat kabel diputarkan
Kecuali: kecelakaan transport (V01-V99)
W25. Kontak dengan kaca tajam
Kecuali: jatuh yang melibatkan kaca (W00-W19)
kaca terbang akibat ledakan atau letusan senjata api (W32-W40)
W26. Kontak dengan pisau, pedang, atau belati
W27. Kontak dengan perkakas tangan tanpa mesin
Termasuk:
hoe [obeng bengkok tegak lurus], obeng, pitchfork garpu [pengangkat
jerami],
rake [sapu dengan ujung-ujung baja untuk mengumpulkan sampah kering],
pemotong kertas, garpu, gunting, mesin jahit tanpa mesin, jarum, gergaji
tangan, kapak
chisel [dengan baja datar tajam di ujungnya], ice-pick [pengambil es], shovel
[sekop]
pembuka kaleng NOS
W28. Kontak dengan pembersih halaman bermesin [lawnmower]
Kecuali: berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
W29. Kontak dengan perkakas tangan bermesin dan mesin rumah tangga lainnya
Termasuk: blender, mesin cuci
alat bermesin seperti: pengering putar, mesin jahit, pembuka kaleng,
gergaji, pisau, perkakas taman, pemangkas tanaman, perkakas pertukangan sendiri
Kecuali: berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
W30. Kontak dengan mesin-mesin pertanian
Termasuk: mesin pertanian bertenaga hewan, pemanen gabungan, reaper [pembantu
panenan], thresher [alat pemisah apdi dari jerami], pengangkat jerami, mesin-mesin
pertanian NOS
Kecuali: kontak dengan mesin pertanian yang sedang dibawa dengan tenaganya sendiri atau
ditarik kendaraan lain (V01-V99), berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
W31. Kontak dengan mesin lain dan tidak dijelaskan
Termasuk: mesin NOS, mesin rekreasi

 1003
Kecuali: kontak dengan mesin pertanian yang sedang dibawa dengan tenaganya sendiri atau
ditarik kendaraan lain (V01-V99), berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
W32. Tembakan senjata api genggam
Termasuk: Senjata api untuk penggunaan dengan satu tangan: pistol, revolver
Kecuali: Very pistol [pistol untuk sinyal cahaya] (W34.-)
W33. Tembakan bedil, shotgun dan senjata api yang lebih besar
Termasuk: bedil tentara, bedil berburu, senapan mesin
Kecuali: senapan angin (W34.-)
W34. Tembakan senjata api lain dan tidak dijelaskan
Termasuk: Senapan angin, BB gun, luka tembakan NOS, tertembak NOS, very pistol
[flare]
W35. Ledakan dan pecahan boiler
W36. Ledakan dan pecahan silinder gas
Termasuk: kaleng aerosol, tanki udara, tanki gas bertekanan
W37. Ledakan dan pecahan ban, pipa, atau selang bertekanan
W38. Ledakan dan pecahan peralatan bertekanan lain yang dijelaskan
W39. Tembakan kembang api
W40. Ledakan material lain
Termasuk: bahan peledak, gas yang eksplosif
ledakan (dalam): NOS, tempat pembuangan, pabrik, gudang gandum,
amunisi
W41. Dihadapkan pada jet bertekanan tinggi
Termasuk: jet hydraulik, jet pneumatik
W42 Dihadapkan pada kebisingan
Termasuk: gelombang suara, gelombang supersonik
W43. Dihadapkan pada getaran
Termasuk: gelombang suara infra
W44. Benda asing yang mausk melalui mata atau lobang alamiah
Kecuali: cairan korosif (X49.-), menghirup atau menelan benda asing dengan obstruksi
saluran pernafasan (W78-W80)
W45. Benda atau objek asing yang masuk melalui kulit
Termasuk: pinggir kertas yang kaku, kuku, serpihan, pinggir kaleng
Kecuali: kontak dengan: kaca tajam (W25.-), pisau, pedang, atau belati (W26.-), perkakas
tangan (tanpa listrik)(berlistrik) (W27-W29), dihantam objek-objek (W20-W22)
W49. Dihadapkan pada daya mekanis lain and tidak dijelaskan dari benda mati
Termasuk: daya gravitasi (G) abnormal

 1004
DIHADAPKAN PADA DAYA MEKANIS MAKHLUK HIDUP (W50-W64)
Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
Kecuali: gigitan, berbisa (X20-X29), sengatan (berbisa) (X20-X29)
W50. Dipukul, ditendang, dipuntir, digigit, atau dicakar oleh orang lain
Kecuali: serangan (X85-Y09), dihantam oleh objek-objek (W20-W22)
W51. Diserang atau dihantam badan oleh orang lain
Kecuali: jatuh akibat tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan kaki
lainnya (W03.-)
W52. Diremuk, didorong, atau diinjak oleh kerumunan manusia
W53. Digigit tikus
W54. Digigit atau diserang anjing
W55. Digigit atau diserang mamalia lainnya
Kecuali: kontak dengan mamalia laut (W56.-)
W56. Kontak dengan mamalia laut
Digigit atau diserang binatang laut
W57. Digigit atau disengat oleh insekta tak berbisa atau artropoda tak berbisa lainnya
W58. Digigit atau diserang oleh buaya
W59. Digigit atau diremukkan oleh reptil lainnya
Termasuk: lizard, ular yang tak berbisa
W60. Kontak dengan duri dan tonjolan dan daun tajam tanaman
W64. Dihadapkan dengan daya mekanis makhluk hidup lain dan tidak dijelaskan

KECELAKAAN TENGGELAM (W65-W74)


Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
Kecuali tenggelam akibat kecelakaan transport (V01-V99), kecelakaan transport air (V90.-,
V92.-), tanah longsor (X34-X39)
W65. Tenggelam ketika di bak mandi
W66. Tenggelam setelah jatuh ke dalam bak mandi
W67. Tenggelam ketika di kolam renang
W68. Tenggelam setelah jatuh ke kolam renang
W69. Tenggelam ketika di perairan alam
Termasuk: danau, sungai, jeram, laut terbuka
W70. Tenggelam setelah jatuh ke perairan alam
W73. Tenggelam lain yang dijealskan
Termasuk: tanki pemadam kebakaran, reservoir
W74. Tenggelam yang tidak dijelaskan

 1005
Termasuk: tenggelam NOS, jatuh ke air NOS

KECELAKAAN LAIN YANG MENGANCAM PERNAFASAN (W75-W84)


Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
W75. Tercekik (suffocation and strangulation) karena kecelakaan di tempat tidur
Termasuk: tercekik oleh alasa kasur, bantal, badan ibu:
W76. Tercekik dan tergantung karena kecelakaan ainnya (hanging and strangulation)
W77. Ancaman pernafasan akibat terkurung, tanah longsor dan benda jatuh lainnya
Termasuk: terkurung (cave-in) NOS
Kecuali: cave-in akibat permukaan tanah berubah – cataclysm (X34-X39)
cave-in tanpa sesak nafas atau tercekik (W20.-)
W78. Inhalasi isi lambung
Termasuk:
asfiksia atau tercekik oleh vomitus (makanan yang dikeluarkan dari
lambung)
aspirasi dan inhalasi vomitus (ke dalam saluran pernafasan) NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat vomitus di
esofagus
Kecuali:
cedera, selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas, akibat vomitus (W44.-)
obstruksi esofagus oleh vomitus tanpa disebutkan asfiksia atau obstruksi
saluran nafas (W44.-)
W79. Inhalasi dan menelan makanan menyebabkan obstruksi saluran pernafasan
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh makanan (termasuk tulang atau biji-bijian)
aspirasi dan inhalasi makanan (ke dalam saluran nafas) NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat makanan di
esofagus
obstruksi farings oleh (bolus) makanan
Kecuali: inhalasi vomitus (W78.-)
cedera, selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas, akibat makanan
(W44.-)
obstruksi esofagus oleh makanan tanpa disebutkan asfiksia atau
obstruksi saluran nafas (W44.-)
W80. Inhalation and ingestion of other objects causing obstruction of respiratory tract
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh objek selain makanan atau vomitus, yang
memasuki mulut atau hidung
aspirasi dan inhalasi benda asing, kecuali makanan atau vomitus (ke
dalam saluran nafas), NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat benda asing
di esofagus
benda asing di hidung, obstruksi farings oleh benda asing
Kecuali: inhalasi vomitus atau makanan(W78-W79)

 1006
cedera, selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas, akibat benda
asing(W44.-)
obstruksi esofagus oleh benda asing tanpa disebutkan asfiksia atau
obstruksi saluran nafas (W44.-)
W81. Terkurung atau terjebak di dalam lingkungan dengan kadar oksigen rendah
Termasuk: terkurung di dalam refrigerator atau rongga kedap udara lainnya
menyelam dengan suplai udara yang tidak memadai
Kecuali: nafas dihambat oleh kantong plastik (W83.-)
W83. Ancaman lain terhadap pernafasan
Termasuk: nafas dihambat oleh kantong plastik
W84. Ancaman bernafas yang tidak dijelaskan
Termasuk: asfiksia NOS, aspirasi NOS, nafas dihambat (suffocation) NOS

DIHADAPKAN PADA ARUS LISTRIK, RADIASI DAN UDARA DENGAN SUHU


DAN TEKANAN EKSTRIM (W85-W99)
Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
Kecuali: dihadapkan pada alam yang dingin (X31.-), panas (X30.-), radiasi NOS (X39.-),
cahaya matahari (X32.-)
korban petir (X33.-)
W85. Dihadapkan pada kabel transmisi listrik
W86. Dihadapkan pada arus listrik lain yang dijelaskan
W87. Dihadapkan pada arus listrik yang tidak dijelaskan
Termasuk: luka atau cedera lian akibat arus listrik NOS, syok listrik NOS, elektrokusi
NOS
W88. Dihadapkan pada radiasi isonisasi
Termasuk: isotop radioaktif, sinar X
W89. Dihadapkan pada sinar terlihat dan ultraviolet buatan manusia
Termasuk: cahaya (arc = arus listirk melalui gas) pengelasan
W90. Dihadapkan pada radiasi non-ionisasi lainnya
Termasuk: radiasi infrared, laser, frekuensi radio
W91. Dihadapkan pada jenis radiasi yang tidak dijelaskan
W92. Dihadapkan pada panas berlebihan yang berasal dari buatan manusia
W93. Dihadapkan pada dingin berlebihan yang berasal dari buatan manusia
Termasuk: kontak dengan atau inhalasi udara, hidrogen atau nitrogen cair, es kering
berada di dalam unit deep-freeze dalam waktu lama
W94. Dihadapkan pada tekanan udara tinggi, rendah dan berubah-ubah
Termasuk:

 1007
tekanan udara tinggi [akibat pengurangan air yang cepat dalam tekanan
atmosfir ?] ketika muncul ke permukaan dari menyelam di air dalam atau dari
bawah tanah
bertempat tinggal atau berkunjung lama di tempat tinggi sebagai penyebab
anoxia, barodontalgia, barotitis, hypoxia, mountain sickness
perubahan mendadak dalam tekanan udara di dalam aircraft sewaktu naik
atau turun
W99. Dihadapkan pada faktor lingkungan lain dan tidak dijelaskan buatan manusia

 1008
DIHADAPKAN PADA ASAP, API DAN BENDA MEMBARA [FLAME] (X00-X09)
Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
Termasuk: api akibat petir
Kecuali: kecelakaan transport (V01-V99), api yang muncul akibat ledakan (W35-W40)
arson [pembakaran sebagai kejahatan] (X97.-)
X00. Dihadapkan pada api tak terkontrol di dalam bangunan atau struktur
runtuhan, dihantam objek yang jatuh dari, jatuh atau melompat dari: bangunan yang terbakar
api yang sangat panas dan tak terkontrol (conflagration)
api, lelehan, api membara (smouldering ) pada perabot
X01. Dihadapkan pada api tak terkontrol, bukan di dalam bangunan atau struktur
Termasuk: api kebakaran hutan
X02. Dihadapkan pada api terkontrol, bukan di dalam bangunan atau struktur
Termasuk: api di perapian atau tungku
X03. Dihadapkan pada api terkontrol, bukan di dalam bangunan atau struktur
Termasuk: api perkemahan
X04. Dihadapkan pada kebakaran material yang sangat mudah terbakar
Termasuk: pembakanan bensin, minyak tanah, minyak bakar
X05. Dihadapkan pada kepakaran atau pelelehan pakaian malam
X06. Dihadapkan pada pakaian lain yang terbakar dan meleleh
Termasuk: pembakaran atau pelelehan perhiasan plastik
X08. Dihadapkan pada asap, api dan flame lain yang dijelaskan
X09. Dihadapkan pada asap, api dan flame yang tidak dijelaskan
Termasuk: kebakaran NOS, insinerasi NOS

KONTAK DENGAN PANAS DAN BENDA-BENDA PANAS (X10-X19)


Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
Kecuali: dihadapkan pada panas alam berlebihan (X30.-), api dan flame (X00-X09)
X10. Kontak dengan minuman, makanan, lemak dan minyak makan panas
X11. Kontak dengan air keran panas
Termasuk: air panas di bak mandi, ember, wadah perendaman; mengalir dari selang,
keran
X12, Kontak dengan cairan panas lainnya
Termasuk: air yang dipanaskan di tungku
Kecuali: logam panas (cair) (X18.-)
X13. Kontak dengan uap air dan uap panas lain (vapour)
X14. Kontak dengan udara dan gas panas
Termasuk: inhalasi udara dan gas panas
X15. Kontak dengan peralatan rumah tangga yang panas

 1009
Termasuk: pemasak, plat panas, pemasak air, pan (kaca) (logam), tungku, pemanggang
roti
Kecuali: alat pemanas (X16.-)
X16. Kontak dengan alat, radiator, dan pipa pemanas yang panas
X17. Kontak dengan mesin dan perkakas panas
Kecuali: alat, radiator, dan pipa pemanas yang panas (X16.-)
peralatan rumah tangga yang panas (X15.-)
X18. Kontak dengan logam panas lainnya
Termasuk: logam cair
X19. Kontak dengan benda panas dan pemanas lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: objek yang biasanya tidak panas, seperti yang dipanaskan api rumah (X00-X09)

KONTAK DENGAN HEWAN DAN TANAMAN BERBISA (X20-X29)


Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
Termasuk: zat kimia yang dilepaskan binatang, serangga; gigitan dan sengatan berbisa
pelepasan bisa dari taring, rambut, spina, lengan (tentacles) dan
perangkat lainnya
Kecuali: menelan hewan atau tanaman berbisa (X49.-)
X20. Kontak dengan ular dan kadal berbisa
Termasuk: ular (berbisa), ular laut, kobra, rattlesnake, krait (ular berbisa bewarna
terang)
viper (ular Eropa), fer de lance (viper besar yang sangat berbisa)
Gila monster (Heloderma suspectum – kadal besar orange-hitam)
Kecuali: kadal (tak berbisa) (W59.-), ular tak berbisa (W59.-)
X21. Kontak dengan laba-laba berbisa
Termasuk: black widow spider, tarantula
X22. Kontak dengan kalajengking
X23. Kontak dengan wasps [hymenoptera], hornets [wasp besar berbisa] dan lebah
Termasuk: yellow jacket [wasp kecil bertanda kuning berkelompok, biasa bersarang di tanah]
X24. Kontak dengan centipedes [kaki seratus] dan millipedes (tropis) berbisa
X25. Kontak dengan arthropoda berbisa lain yang dijelaskan
Termasuk: semut, caterpillar (ulat)
X26. Kontak dengan binatang dan tanaman laut berbisa
Termasuk: coral, jellyfish, nematocysts
sea: anemone, cucumber, urchin
Kecuali: binatang laut tidak berbisa (W56.-), ular laut (X20.-)
X27. Kontak dengan binatang berbisa lain yang dijelaskan
X28. Kontak dengan tanaman berbisa lain yang dijelaskan

 1010
Termasuk: penyuntikan racun atau toksin ke dalam atau melalui kulit oleh duri, spina
atau cara lain oleh tanaman
Kecuali: menelan tanaman beracun (X49.-),
luka tusuk NOS akibat duri atau spina tanaman (W60.-)
X29. Kontak dengan binatang atau tanaman berbisa yang tidak dijelaskan
Termasuk: sengatan (berbisa) NOS, gigitan berbisa NOS

DIHADAPKAN PADA KEKUATAN ALAM (X30-X39)


Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
X30. Dihadapkan pada panas alam berlebihan
Termasuk: panas berlebihan sebagai penyebab sunstroke, dihadapkan pada panas NOS
Kecuali: panas berlebihan buatan manusia (W92.-)
X31. Dihadapkan pada dingin alam berlebihan
Termasuk: dingin berlebihan sebagai penyebab: chilblains NOS, imersi kaki atau tangan
dihadapkan pada: dingin NOS, kondisi cuaca
Kecuali: dingin berlebihan buatan manusia (W93.-)
kontak dengan atau inhalasi: es kering (W93.-), gas cair (W93.-)
X32. Dihadapkan pada cahaya matahari
X33. Korban petir
Kecuali: api akibat petir (X00-X09)
cedera akibat pohon atau objek lain yang jatuh akibat petir (W20.-)
X34. Korban gempa bumi
X35. Korban letusan gunung berapi
X36. Korban longsor, tanah bergeser dan gerakan bumi lainnya
Termasuk: longsoran lumpur dalam jumlah yang sangat besar
Kecuali: gempa bumi (X34.-)
tabrakan dengan longsoran yang sedang tidak bergerak (V01-V99)
X37. Korban hujan badai yang menghancurkan
Termasuk: hujan lebat, blizzard [badai salju], tornado [angin putting beliung]
cyclone [angin berputar], hurricane cyclone dengan hujan dan angin
kencang
gelombang pasang akibat hujan badai
kendaraan transport terdorong ke luar jalan oleh hujan badaibadai
Kecuali: kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan pergerakan tanah (X36.-)
kecelakaan transport setelah hujan badai (V01-V99)
X38. Korban banjir
Termasuk: banjir akibat hujan badai setempat atau di tempat lain:
banjir hebat akibat salju meleleh
Kecuali: kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan pergerakan tanah (X36.-)
gelombang pasang NOS (X39.-), akibat hujan badai (X37.-)

 1011
X39. Dihadapkan pada kekuatan alam lainnya dan tidak dijelaskan
Termasuk: radiasi alam NOS, gelombang pasang NOS
Kecuali: exposure NOS (X59.-)

KERACUNAN OLEH DAN DIHADAPKAN PADA ZAT-ZAT BERACUN (X40-X49)


Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
Untuk daftar obat dan zat lain pada kategori 3 karakter, lihat Table of drugs and
chemicals pada Alphabetical Index. Bukti keterlibatan alkohol bersama zat yang dinyatakan di
bawah bisa diidentifikasi dengan kode tambahan Y90-Y91.
Termasuk: overdosis tak sengaja dari obat, obat yang salah pemberian, dan obat yang
digunakan secara tidak sengaja
kecelakaan dalam penggunaan obat, medikamentosa, dan zat biologis
lain dalam prosedur medis dan bedah
keracunan, kalau tidak dinyatakan apakah kecelakaan atau dengan niat
melukai
Kecuali: pemberian dengan maksud bunuh diri atau membunuh, atau berniat melukai, atau
dalam situasi yang bisa diklasifikasikan pada X60-X69, X85-X90, Y10-Y19;
obat yang benar yang diberikan secara benar dalam dosis pengobatan
atau pencegahan sebagai penyebab efek yang tidak diinginkan (Y40-Y59)
X40. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada obat analgetika, antipiretika,
dan antirematik non-opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID]
derivat pirazolone, salisilat
X41. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada obat antiepileptika, sedatif-
hipnotik, antiparkinson, dan psikotropika, not elsewhere classified
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat
hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan
oxazolidinedion
X42. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada narkotika dan psikodisleptik
[hallusinogen], not elsewhere classified
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
X43. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada obat lain yang bekerja pada
sistem syaraf otonom
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik]
X44. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada obat, medikament, dan zat
biologis lain dan tidak dijelaskan
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem
pernafasan

 1012
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi
lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis
X45. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada alkohol
Termasuk: alcohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
X46. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada pelarut organik dan
hidrokarbon berhalogen dan uapnya
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum
X47. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada gas dan uap lainnya
Termasuk: carbon monoxide, nitrogen oxides, sulfur dioxide, utility gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor
(kendaraan)
Kecuali: asap dan uap logam (X49.-)
X48. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada pestisida
Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-)
X49. Keracunan dan dihadapkan secara tidak sengaja pada zat kimia dan beracun lain
dan tidak dijelaskan
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif, cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam termasuk asap dan
uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan tanaman beracun
keracunan NOS
Kecuali: kontak dengan binatang dan tanaman berbisa (X20-X29)

OLAHRAGA BERLEBIHAN, PERJALANAN DAN KEADAAN KEKURANGAN (X50-


X57)
Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
Kecuali: kecelakaan transport (V01-V99), assault (X85-Y09)
X50. Olahraga berlebihan dan gerakan yang berat dan berulang
Termasuk: mengangkat objek berat atau angkatberat, lari maraton, mendayung
X51. Travel dan berpindah
X52. Tinggal terlalu lama di lingkungan tanpa bobot
Termasuk: keadaan tanpa bobot di (simulator) pesawat ruang angkasa
X53. Kehabisan makanan

 1013
Termasuk: kehabisan makanan sebagai penyebab: tanpa daya, kelaparan, makan tak
cukup
Kecuali: tidak diacuhkan atau ditinggalkan (Y06.-)
X54. Kehabisan air
Termasuk: kehabisan air sebagai penyebab dehidrasi atau tanpa daya
Kecuali: tidak diacuhkan atau ditinggalkan (Y06.-)
X57. Privasi [kekurangan] lain yang tidak dijelaskan
Termasuk: destitution [tanpa teman, uang, atau masa depan]

DIHADAPKAN SECARA TIDAK SENGAJA PADA FAKTOR LAIN DAN TIDAK


DIJELASKAN (X58-X59)
Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
X58. Dihadapkan pada faktor lain yang dijelaskan
X59. Dihadapkan pada faktor yang tidak dijelaskan
Termasuk: kecelakaan NOS, exposure NOS

MELUKAI DIRI SENDIRI DENGAN SENGAJA (X60-X84)


Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
Termasuk: meracuni atau mencederai diri sendiri dengan sengaja, (usaha) bunuh diri
X60. Sengaja meracuni diri dengan analgetik, antipiretik, dan antirematik non-opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat
X61. Sengaja meracuni diri dengan obat antiepilepsi, sedatif hipnotik, antiparkinson dan
psikotropika, not elsewhere classified
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat
hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan
oxazolidinedion
X62. Sengaja meracuni diri dengan narcotika dan psikodisleptika [hallucinogens], not
elsewhere classified
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
X63. Sengaja meracuni diri dengan obat lain yang bekerja pada sistem syaraf otonom
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik]
X64. Sengaja meracuni diri dengan obat, medikament, dan zat biologis yang lain dan
tidak dijelaskan
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem
pernafasan

 1014
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi
lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis

X65. Sengaja meracuni diri dengan alcohol


Termasuk: alcohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
X66. Sengaja meracuni diri dengan pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen dan
uapnya
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum
X67. Sengaja meracuni diri dengan gas dan uap lainnya
Termasuk: carbon monoxide, nitrogen oxides, sulfur dioxide, utility gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor
(kendaraan)
Kecuali: asap dan uap logam (X49.-)
X68. Sengaja meracuni diri dengan pesticides
Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-)
X69. Sengaja meracuni diri dengan zat kimia dan beracun lain dan tidak dijelaskan
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif, cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam termasuk asap dan
uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan tanaman beracun
keracunan NOS
X70. Sengaja melukai diri dengan bergantung, mencekik, dan menutup nafas
X71. Sengaja melukai diri dengan tenggelam
X72. Sengaja melukai diri dengan tembakan pistol
X73. Sengaja melukai diri dengan tembakan bedil, shotgun dan senjata lebih besar
X74. Sengaja melukai diri dengan tembakan senjata api lain dan tidak dijelaskan
X75. Sengaja melukai diri dengan bahan peledak
X76. Sengaja melukai diri dengan asap, api, dan flames
X77. Sengaja melukai diri dengan uap air, uap panas dan objek panas
X78. Sengaja melukai diri dengan benda tajam

 1015
X79. Sengaja melukai diri dengan benda tumpul
X80. Sengaja melukai diri dengan melompat dari tempat tinggi
Termasuk: sengaja jatuh dari satu level ke level lainnya
X81. Sengaja melukai diri dengan melompat atau erbaring di depan onjek bergerak
X82. Sengaja melukai diri dengan menabrakkan ranmor
Termasuk: tabrakan yang disengaja dengan: ranmor, kereta api, trem
Kecuali: tabrakan pesawat (X83.-)
X83. Sengaja melukai diri dengan cara lain yang dijelaskan
Termasuk: sengaja melukai diri dengan
zat kaustik [zat kimia yang bisa merusak jaringan] selain
keracunan, :
menabrakkan aircraft, electrocution
X84. Sengaja melukai diri dengan cara yang tidak dijelaskan

ASSAULT (X85-Y09)
Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
Termasuk: pembunuhan; cedera yang disebabkan orang lain dengan tujuan untuk
mencederai atau membunuh, dengan cara apa pun
Kecuali: cedera akibat: intervensi hukum (Y35.-) ,peperangan (Y36.-)
X85. Serangan dengan obat, medikamen, dan zat biologis
Termasuk: pembunuhan beracun menggunakan zat biologis, obat, dan medikamen apa
saja
X86. Serangan dengan zat korosif
Kecuali: gas korosif (X88.-)
X87. Serangan dengan pestisida
Termasuk: pengawet kayu
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X89.-)
X88. Serangan dengan gas dan uap
X89. Serangan dengan zat kimia dan beracun lain yang dijelaskan
Termasuk: makanan dan pupuk tanaman
X90. Serangan dengan zat kimia atau beracun yang tidak dijelaskan
Termasuk: pembunhan beracun NOS
X91. Serangan dengan menggantung, mencekik, dan menutup pernafasan
X92. Serangan dengan penenggelaman
X93. Serangan dengan tembakan pistol
X94. Serangan dengan tembakan bedil, shotgun dan senjata api lebih besar
X95. Serangan dengan tembakan senjata api lain dan tidak dijelaskan
X96. Serangan dengan bahan peledak

 1016
Kecuali: alat pembakar (X97.-)
X97. Serangan dengan asap, api dan flames
Termasuk: pembakaran yang disengaja, rokok, alat pembakar
X98. Serangan dengan uap air, uap panas dan benda panas
X99. Serangan dengan benda tajam
Termasuk: ditusuk NOS
Y00. Serangan dengan benda tumpul
Y01. Serangan dengan pendorongan dari tempat tinggi
Y02. Serangan dengan mendorong atau meletakkan korban di depan objek bergerak
Y03. Serangan dengan menabrakkan kendaraan bermotor
Termasuk: sengaja menabrak atau melindas dengan ranmor
Y04. Serangan dengan kekuatan badan
Termasuk: perkelahian tangan kosong
Kecuali: serangan dengan:
pencekikan (X91.-), penenggelaman (X92.-),
penggunaan senjata (X93-X95, X99.-, Y00.-),
serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-)
Y05. Serangan seksual dengan kekuatan badan
Termasuk: (usaha) perkosaan, (usaha) sodomi
Y06. Tidak diacuhkan dan ditinggalkan [neglect and abandonment]
Y06.0 Oleh pasangan hidup atau partner
Y06.1 Oleh orang tua
Y06.2 Oleh kenalan atau teman
Y06.8 Oleh orang lain yang dijelaskan
Y06.9 Oleh orang yang tidak dijelaskan
Y07. Sindroma salah perlakuan [maltreatment] lainnya
Termasuk: kekejaman mental, pelecehan fisik, pelecehan seksual, penyiksaan
Kecuali: tidak diacuhkan dan ditinggalkan (Y06.-),
serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-)
Y07.0 Oleh pasangan hidup atau partner
Y07.1 Oleh orang tua
Y07.2 Oleh kenalan atau teman
Y07.3 Oleh penguasa resmi
Y07.8 Oleh orang lain yang dijelaskan
Y07.9 Oleh orang yang tidak dijelaskan
Y08. Serangan dengan cara lain yang dijelaskan
Y09. Serangan dengan cara yang tidak dijelaskan
Termasuk: (usaha) pembunuhan NOS

 1017
KEJADIAN YANG NIATNYA TIDAK DIKETAHUI (Y10-Y34)
Gunakan subdivisi karakter keempat sesuai dengan tempat kejadian
Bagian ini mencakup kejadian dengan informasi yang tidak memadai bagi petugas medis
atau hukum dalam menentukan perbedaan antara kecelakaan, melukai diri sendiri atau serangan.
Disini termasuk cedera yang dilakukan sendiri, tapi bukan peracunan, kalau tidak dinyatakan
kecelakaan atau dengan tujuan melukai
Y10. Peracunan oleh dan dihadapkan pada analgetik, antipiretik, dan antirematik non-
opioid, niat tidak diketahui
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat
Y11. Peracunan oleh dan dihadapkan pada obat antiepilepsi, sedatif hipnotik,
antiparkinson dan psikotropika, not elsewhere classified, niat tidak diketahui
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat
hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan
oxazolidinedion
Y12. Peracunan oleh dan dihadapkan pada narkotika dan psikodisleptika [hallucinogens],
not elsewhere classified, niat tidak diketahui
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
Y13. Peracunan oleh dan dihadapkan pada obat lain yang bekerja pada sistem syaraf
otonom, niat tidak diketahui
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik
parasimpatomimetik [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik]
Y14. Peracunan oleh dan dihadapkan pada obat, medikamen, dan zat biologis lain dan
tidak dijelaskan, niat tidak diketahui
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem
pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi
lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis
Y15. Peracunan oleh dan dihadapkan pada alkohol, niat tidak diketahui
Termasuk: alkohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
Y16. Peracunan oleh dan dihadapkan pada pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen
dan uapnya, niat tidak diketahui
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane],

 1018
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum
Y17. Peracunan oleh dan dihadapkan pada gas dan uap lainnya, niat tidak diketahui
Termasuk: carbon monoxide, nitrogen oxides, sulfur dioxide, utility gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor
(kendaraan)
Kecuali: asap dan uap logam (Y19.-)
Y18. Peracunan oleh dan dihadapkan pada pesticides, niat tidak diketahui
Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-)
Y19. Peracunan oleh dan dihadapkan pada zat kimia dan zat beracun lain dan tidak
dijelaskan, niat tidak diketahui
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif, cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam termasuk asap dan
uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan tanaman beracun
keracunan NOS
Y20. Penggantungan, pencekikan, dan penutupan jalan nafas, niat tidak diketahui
Y21. Tenggelam, niat tidak diketahui
Y22. Tembakan senjata genggam, niat tidak diketahui
Y23. Tembakan bedil, shotgun, dan senjata api yang lebih besar, niat tidak diketahui
Y24. Tembakan senjata api lain dan tidak dijelaskan, niat tidak diketahui
Y25. Kontak dengan bahan peledak, niat tidak diketahui
Y26. Dihadapkan pada asap, api, dan flames, niat tidak diketahui
Y27. Kintak dengan uap air, uap panas dan objek panas, niat tidak diketahui
Y28. Kontak dengan benda tajam, niat tidak diketahui
Y29. Kontak dengan benda tumpul, niat tidak diketahui
Y30. Jatuh, melompat, atau didorong dari tempat tinggi, niat tidak diketahui
Termasuk: korban yang jatuh dari satu tingkat ke tingkat lain, niat tidak diketahui
Y31. Jatuh, berbaring, atau lari ke depan atau ke objek bergerak, niat tidak diketahui
Y32. Tabrakan ranmor, niat tidak diketahui
Y33. Kejadian lain yang dijelaskan, niat tidak diketahui
Y34. Kejadian yang tidak dijelaskan, niat tidak diketahui

INTERVENSI HUKUM DAN PEPERANGAN (Y35-Y36)


Y35. Intervensi hukum
Y35.0 Intervensi hukum yang melibatkan tembakan senjata api

 1019
Intervensi hukum dengan: senapan mesin, revolver, pelet bedil atau peluru
karet
Y35.1 Intervensi hukum yang melibatkan peledak
Intervensi hukum dengan: dinamit, tembakan peledak, granat, bom mortir
Y35.2 Intervensi hukum yang melibatkan gas
Asfiksia atau dengan gas, cedera dengan gas air mata, pada intervensi hukum
Y35.3 Intervensi hukum yang melibatkan benda tumpul
Dipukul dengan tongkat, kaki kursi, benda tumpul, sewaktu intervensi
hukum
Y35.4 Intervensi hukum yang melibatkan benda tajam
Tersayat, tertusuk, dicederai bayonet, sewaktu intervensi hukum
Y35.5 Eksekusi hukum
Setiap eksekusi atas perintah hakim atau pemerintah, seperti: hukuman mati,
ditembak, dicekik dengan gas, diracun, digantung, dipancung, disengat dengan
listrik
Y35.6 Intervensi hukum yang melibatkan cara-cara yang dijelaskan
Diperlakukan dengan kasar
Y35.7 Intervensi hukum, cara-cara tidak dijelaskan
Y36. Peperangan
Note: Cedera akibat perang yang terjadi setelah genjatan senjata diklasifikasikan pada
Y36.8.
Termasuk: cedera pada personil militer dan sipil akibat perang dan pemberontakan
Y36.0 Perang yang melibatkan ledakan senjata laut
Bom yang meledak pada kedalaman tertentu, ledakan bawah laut, tembakan
artilleri dari laut, torpedo, ranjau laut, ranjau NOS di laut atau pelabuhan
Y36.1 Perang yang melibatkan penghancuran pesawat terbang
Pesawat terbang: terbakar, meledak, ditembak jatuh
Remuk akibat pesawat terbang yang jatuh
Y36.2 Perang yang melibatkan ledakan dan fragmen lain
Di saat perang:
Ledakan tak sengaja dari: mesiu yang digunakan dalam perang, senjata
sendiri
Bom (fragmen) antipersonil, ranjau NOS
Ledakan (dari): peluru artilleri, blok meriam, bom mortir
Fragmen dari: peluru (artilleri), ranjau darat, pecahan tajam, granat,
bom, rudal
Y36.3 Perang yang melibatkan api, kebakaran hebat, dan zat panas
Asfiksia, luka bakar, cedera lain akibat api yang ditimbulkan langsung oleh
alat pembuat api atau secara tidak langsung oleh senjata konventsional apa pun
Bom minyak
Y36.4 Perang yang melibatkan tembakan senjata api dan bentuk lain perang konvensional
Luka pertempuran, cedera bayonet, pellet shotgun, tenggelamdalam perang
NOS
Peluru: karaben, senapan mesin, pistol, bedil, peluru karet
Y36.5 Perang yang melibatkan senjata nuklir

 1020
Efek ledakan, efek bola api, panas, dihadapkan pada radiasi ionisasi senjata
nuklir
Efek langsung dan sekunder lain dari senjata nuklir
Y36.6 Perang yang melibatkan senjata biologis
Y36.7 Perang yang melibatkan senjata kimia dan bentuk lain perang non-konvensional
Gas, asap dan zat kimia; laser
Y36.8 Perang yang terjadi setelah genjatan senjata
Cedera akibat ledakan bom atau ranjau yang dipasang sewaktu perang, kalau
terjadi setelah gencatan senjata
Cedera yang diklasifikasikan Y36.0-Y36.7 atau Y36.9, terjadi setelah
gencatan senjata
Y36.9 Perang, tidak dijelaskan

KOMPLIKASI ASUHAN MEDIS DAN BEDAH (Y40-Y84)


Termasuk: komplikasi peralatan medis
obat yang benar yang diberikan dengan dosis terapi atau pencegahan secara
benar sebagai penyebab efek yangtidak diinginkan
kecelakaan pada pasien sewaktu asuhan bedah dan medis
prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi abnormal dari pasien,
atau komplikasi kemudian, tanpa disebutkan kecelakaan pada saat prosedur
dilakukan
Kecuali: overdosis obat atau obat yang salah diberikan secara tidak sengaja (X40-X44)

OBAT, MEDIKAMEN DAN ZAT BIOLOGIS YANG MENYEBABKAN EFEK YANG


TIDAK DIINGINKAN DALAM PENGOBATAN (Y40-Y59)
Note: Untuk daftar obat yang diberikan dalam subdivisi karakter ke-4, lihat Table
of drugs and chemicals di Alphabetical Index.
Kecuali: Kecelakaan dalam cara pemberian obat, medikamen dan zat biologis dalam
prosedur bedah dan medis (Y60-Y69)
Y40. Antibiotika sistemik
Kecuali: antibiotika antineoplastik (Y43.3), antibiotika yang dipakai secara topis (Y56.-)
Y40.0 Penicillins
Y40.1 Cefalosporins dan antibiotika beta-lactam lainnya
Y40.2 Chloramphenicol group
Y40.3 Macrolides
Y40.4 Tetracyclines
Y40.5 Aminoglycosides
Streptomycin
Y40.6 Rifamycins
Y40.7 Antifungal antibiotics, systemically used
Y40.8 Antibiotika sistemik lainnya
Y40.9 Antibiotika sistemik, tidak dijelaskan
Y41. Antiinfeksi dan antiparasit sistemik lainnya
Kecuali: anti-infektif, digunakan secara topis (Y56.-)
Y41.0 Sulfonamides

 1021
Y41.1 Obat antimikobakteria
Kecuali: streptomycin (Y40.5), rifamycins (Y40.6)
Y41.2 Antimalarials dan obat yang bekerja pada protozoa darah lainnya
Kecuali: derivat hydroxyquinoline (Y41.8)
Y41.3 Obat antiprotozoa lainnya
Y41.4 Anthelminthics
Y41.5 Obat antivirus
Kecuali: cytarabine (Y43.1), amantadine (Y46.7)
Y41.8 Antiinfektif dan antiparasit sistemik lain yang dijelaskan
Derivat hydroxyquinoline
Kecuali: obat antimalaria (Y41.2)
Y41.9 Antiinfektif dan antiparasit sistemik, tidak dijelaskan
Y42. Hormon dan substitusi sintetik serta antagonisnya, not elsewhere classified
Kecuali: mineralocorticoid dan antagonistnya (Y54.0-Y54.1),
hormon paratiroid danderivatnya (Y54.7), hormon oksitosin (Y55.0)
Y42.0 Glucocorticoids dan analog sintetiknya
Kecuali: glucocorticoids, dipakai secara topis (Y56.-)
Y42.1 Hormon tiroid dan substitusinya
Y42.2 Obat antitiroid
Y42.3 Insulin dan obat hypoglycaemic [antidiabetic] oral
Y42.4 Kontrasepsi oral
Preparat barbahan ganda dan tunggal
Y42.5 Estrogens dan progestogens lainnya
Campuran dan substitusinya
Y42.6 Antigonadotrophins, antiestrogens, antiandrogens, not elsewhere classified
Tamoxifen
Y42.7 Androgens dan zat anabolik lainnya
Y42.8 Hormon dan substitusi sintetik lain dan tidak dijelaskan
Hormon pituitary anterior [adenohypophyseal]
Y42.9 Antagonis hormon lainnya dan tidak dijelaskan
Y43. Agen-agen yang terutama bersifat sistemik
Kecuali: vitamins NEC (Y57.7)
Y43.0 Obat antiallergi dan antiemetik
Kecuali: neuroleptika berbasis phenothiazine (Y49.3)
Y43.1 Antimetabolite yang bersifat antineoplastik
Cytarabine
Y43.2 Produk alamiah antineoplastik
Y43.3 Obat antineoplastik lainnya
Antibiotika antineoplastik
Kecuali: tamoxifen (Y42.6)
Y43.4 Agen-agen Immunosuppressive
Y43.5 Agen-agen pengasaman dan pembasaan
Y43.6 Enzymes, not elsewhere classified
Y43.8 Agen lainnya yang secara primer adalah sistemik, not elsewhere classified
Antagonis logam berat (heavy-metal)

 1022
Y43.9 Agen yang secara primer adalah sistemik, tidak dijelaskan
Y44. Agen-agen yang terutama mempengaruhi konstituen darah
Y44.0 Preparat besai dan preparat anti-anaemia hypochromik
Y44.1 Vitamin B12, folic acid dan preparat anti-anaemia megaloblastic
Y44.2 Antikoagulan
Y44.3 Antagonis antikoagulant, vitamin K dan koagulan lainnya
Y44.4 Obat antitrombotik [inhibitor aggregasi platelet]
Kecuali: acetylsalicylic acid (Y45.1), dipyridamole (Y52.3)
Y44.5 Obat-obat trombolitik
Y44.6 Darah alam dan produk darah
Kecuali: immunoglobulin (Y59.3)
Y44.7 Substitusi plasma
Y44.9 Agen lain dan tidak dijelaskan yang mempengaruhi konstituen darah
Y45. Obat analgesik, antipiretik dan antiperadangan
Y45.0 Opioids da analgesics yang berhubungan
Y45.1 Salicylates
Y45.2 Derivat propionic acid
Derivat propanoic acid
Y45.3 Nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] lainnya
Y45.4 Antirheumatics
Kecuali: chloroquine (Y41.2), glucocorticoids (Y42.0), salicylates (Y45.1)
Y45.5 Derivat 4-aminophenol
Y45.8 Analgesics dan antipyretics lainnya
Y45.9 Analgesic, antipyretic and anti-inflammatory drug, tidak dijelaskan
Y46. Obat antiepilepsi dan antiparkinsonisme
Kecuali: barbiturates NEC (Y47.0), benzodiazepines (Y47.1)
paraldehyde (Y47.3), acetazolamide (Y54.2)
Y46.0 Succinimides
Y46.1 Oxazolidinediones
Y46.2 Derivat hydantoin
Y46.3 Deoxybarbiturates
Y46.4 Iminostilbenes
Carbamazepine
Y46.5 Valproic acid
Y46.6 Antiepileptics lain dan tidak dijelaskan
Y46.7 Obat antiparkinsonism
Amantadine
Y46.8 Obat antispasticity
Kecuali: benzodiazepines (Y47.1)
Y47. Obat sedatif, hipnotik dan anticemass
Y47.0 Barbiturates, not elsewhere classified
Kecuali: deoxybarbiturates (Y46.3), thiobarbiturates (Y48.1)
Y47.1 Benzodiazepines
Y47.2 Cloral derivatives

 1023
Y47.3 Paraldehyde
Y47.4 Komponen bromine
Y47.5 Sedatives dan hypnotics campuran, not elsewhere classified
Y47.8 Obat sedatives, hypnotics dan antianxiety lainnyaa
Methaqualone
Y47.9 Obat sedatives, hypnotic dan antianxiety, tidak dijelaskan
Sleeping: draught NOS, drug NOS, tablet NOS
Y48. Gas anestesi dan terapi
Y48.0 Inhaled anaesthetics
Y48.1 Parenteral anaesthetics
Thiobarbiturates
Y48.2 General anaesthetics lain dan tidak dijelaskan
Y48.3 Local anaesthetics
Y48.4 Anaesthetic, tidak dijelaskan
Y48.5 Therapeutic gases
Y49. Obat psikotropika, not elsewhere classified
Kecuali: barbiturates NEC (Y47.0), benzodiazepines (Y47.1), methaqualone (Y47.8)
cocaine (Y48.3), caffeine (Y50.2), appetite depressants [anorectics]
(Y57.0)
Y49.0 Antidepressants tricyclic dan tetracyclic
Y49.1 Antidepressants monoamine-oxidase-inhibitor
Y49.2 Antidepressants lain dan tidak dijelaskan
Y49.3 Antipsychotics dan neuroleptics phenothiazine
Y49.4 Neuroleptics butyrophenone dan thioxanthene
Y49.5 Antipsychotics dan neuroleptics lainnya
Kecuali: rauwolfia (Y52.5)
Y49.6 Psychodysleptics [hallucinogens]
Y49.7 Psychostimulants dengan potensi abuse
Y49.8 Obat psikotropika lainnya, not elsewhere classified
Y49.9 Obat psikotropika, tidak dijelaskan

Y50. Perangsang sistem syaraf pusat, not elsewhere classified


Y50.0 Analeptics
Y50.1 Antagonis reseptor opioid
Y50.2 Methylxanthines, not elsewhere classified
Caffeine
Kecuali: aminophylline (Y55.6), theobromine (Y55.6), theophylline (Y55.6)
Y50.8 Perangsang sistem syaraf pusat lainnya
Y50.9 Perangsang sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan
Y51. Obat yang terutama mempengaruhi sistem syaraf otonom
Y51.0 Agen anticholinesterase
Y51.1 Parasympathomimetics [cholinergics] lainnya
Y51.2 Ganglionic blocking drugs, not elsewhere classified

 1024
Y51.3 Parasympatholytics [anticholinergics and antimuscarinics] dan spasmolytics lain,
NEC
Papaverine
Y51.4 Agonist predominant alpha-adrenoreceptor, not elsewhere classified
Metaraminol
Y51.5 Agonist predominant beta-adrenoreceptor, not elsewhere classified
Kecuali: salbutamol (Y55.6)
Y51.6 Antagonist alpha-adrenoreceptor, not elsewhere classified
Kecuali: ergot alkaloids (Y55.0)
Y51.7 Antagonists beta-adrenoreceptor, not elsewhere classified
Y51.8 Centrally acting and adrenergic-neuron-blocking agents, not elsewhere classified
Kecuali: clonidine (Y52.5), guanethidine (Y52.5)
Y51.9 Obat lain dan tidak dijelaskan yang primernya mempengaruhi sistem syaraf otonom
Obat yang merangsang adrenoreceptors alpha- dan beta-
Y52. Agen-agen yang primernya mempengaruhi sistem kardiovaskuler
Kecuali: metaraminol (Y51.4)
Y52.0 Glycosida perangsang jantung dan obat yang memiliki cara kerja yang sama
Y52.1 Calcium-channel blockers
Y52.2 Obat antidysrhythmic lainnya, not elsewhere classified
Kecuali: antagonist beta-adrenoreceptor (Y51.7)
Y52.3 Vasodilators a. coronaria, not elsewhere classified
Dipyridamole
Kecuali: antagonists beta-adrenoreceptor (Y51.7), calcium-channel blockers
(Y52.1)
Y52.4 Angiotensin-converting-enzyme inhibitors
Y52.5 Obat antihypertensive lainnya, not elsewhere classified
Clonidine, guanethidine, rauwolfia
Kecuali: antagonists β-adrenoreceptor (Y51.7), Ca-channel blockers
(Y52.1)
diuretics (Y54.0-Y54.5)
Y52.6 Obat antihyperlipidaemic dan antiarteriosclerotic
Y52.7 Vasodilator perifer
(Derivat) nicotinic acid
Kecuali: papaverine (Y51.3)
Y52.8 Obat antivarises, termasuk sclerosing agents
Y52.9 Agen lain dan tidak dijelaskan yang primernya mempengaruhi sistem
kardiovaskuler
Y53. Agen yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum
Y53.0 Antagonists histamine H2-receptor
Y53.1 Obat antacid dan antisekresi lambung lainnya
Y53.2 Laxatives Stimulant
Y53.3 Laxatives Saline and osmotic
Y53.4 Laxatives lain
Intestinal atonia drugs
Y53.5 Digestants

 1025
Y53.6 Antidiarrhoeal drugs
Kecuali: antibiotik dan anti-infektif sistemik lainnya(Y40-Y41)
Y53.7 Emetics
Y53.8 Agen lain yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum
Y53.9 Agen yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum, tidak dijelaskan
Y54. Agen-agen yang primernya mempengaruhi keseimbangan air dan mineral serta
metabolisme asam urat
Y54.0 Mineralocortikoids
Y54.1 Antagonists mineralocortikoid [antagonist aldosteron]
Y54.2 Inhibitor carbonic-anhydrase
Acetazolamide
Y54.3 Derivat benzothiadiazine
Y54.4 Diuretik loop [high-ceiling]
Y54.5 Diuretik lainnya
Y54.6 Agen keseimbangan elektrolit, kalorik dan air
Garam rehidrasi oral
Y54.7 Agen yang mempengaruhi kalsifikasi
Parathyroid hormones and derivat, group vitamin D
Y54.8 Agen yang mempengaruhi metabolisme asam urat
Y54.9 Garam mineral, not elsewhere classified
Y55. Agen yang primernya bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan
Y55.0 Obat oxytocic
Alkaloids ergot
Kecuali: estrogens, progestogens and antagonists (Y42.5-Y42.6)
Y55.1 Relaxant otot skeletal [neuromuscular blocking agents]
Kecuali: antispasticity drugs (Y46.8)
Y55.2 Agen lain dan tidak dijelaskan yang primernya bekerja pada otot
Y55.3 Antitussives
Y55.4 Expectorants
Y55.5 Obat anti-common-cold
Y55.6 Antiasthmatics, not elsewhere classified
Aminophylline, salbutamol, theobromine, theophylline
Kecuali: agonists beta-adrenoreceptor (Y51.5)
hormon pituitary anterior [adenohypophyseal] (Y42.8)
Y55.7 Agen lain dan tidak dijelaskan yang primernya bekerja pada sistem pernafasan
Y56. Agen-agen topis yang terutama mempengaruhi kulit dan membran mukosa, serta
obat mata, telinga, hidung dan tenggorokan (THT), dan gigi
Termasuk: glucocorticoids, topically used
Y56.0 Obat antifungal, anti-infective and anti-inflammatory lokal, not elsewhere classified
Y56.1 Antipruritics
Y56.2 Astringents lokal dan detergents lokal
Y56.3 Emollients, demulcents dan protectants
Y56.4 Keratolytics, keratoplastics serta obat dan preparat pengobatan rambut lainnya
Y56.5 Obat dan preparat ophthalmological
Y56.6 Obat dan preparat otorhinolaryngological

 1026
Y56.7 Obat gigi, yang dipasang secara topis

Y56.8 Agen topis lainnya


Spermicides
Y56.9 Agen topis, tidak dijelaskan
Y57. Obat dan medikamen lain dan tidak dijelaskan
Y57.0 Appetite depressants [anorectics]
Y57.1 Obat lipotropik
Y57.2 Antidotes dan agen chelating, not elsewhere classified
Y57.3 Alcohol deterrents
Y57.4 Pharmaceutical excipients
Y57.5 X-ray contrast media
Y57.6 Agen diagnostik lainnya
Y57.7 Vitamins, not elsewhere classified
Kecuali: vit. B12 (Y44.1), vit. K (Y44.3), nicotinic acid (Y52.7), vit. D
(Y54.7)
Y57.8 Obat dan medikamen lainnya
Y57.9 Obat atau medikamen, tidak dijelaskan
Y58. Vaksin-vaksin bakteri
Y58.0 BCG vaccine
Y58.1 Typhoid and paratyphoid vaccine
Y58.2 Cholera vaccine
Y58.3 Plague vaccine
Y58.4 Tetanus vaccine
Y58.5 Diphtheria vaccine
Y58.6 Pertussis vaccine, termasuk kombinasi dengan sebuah komponen pertussis
Y58.8 Vaksin bakteri campuran, kecuali kobinasi dengan sebuah komponen pertussis
Y58.9 Vaksin-vaksin bakteri lain dan tidak dijelaskan
Y59. Vaksin dan zat biologis lain dan tidak dijelaskan
Y59.0 Viral vaccines
Y59.1 Rickettsial vaccines
Y59.2 Protozoal vaccines
Y59.3 Immunoglobulin
Y59.8 Vaccines dan zat biologis lain yang dijelaskan
Y59.9 Vaccine atau zat biologis, tidak dijelaskan

KESALAHAN TERHADAP PASIEN SEWAKTU ASUHAN BEDAH DAN MEDIS


(Y60-Y69)
Kecuali: peralatan medis yang berhubungan dengan insiden yang tidak diharapkan dalam
penggunaan diagnostik dan terapi (Y70-Y82)
prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi abnormal pasien,
tanpa disebutkan kesalahan pada saat prosedur (Y83-Y84)
Y60. Terpotong, tertusuk, perforasi atau perdarahan yang tidak diinginkan sewaktu
asuhan bedah dan medis

 1027
Y60.0 Sewaktu operasi bedah
Y60.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y60.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y60.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y60.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y60.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y60.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y60.7 Sewaktu pemberian enema
Y60.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y60.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak dijelaskan
Y61. Benda asing tertinggal di dalam tubuh sewaktu asuhan bedah dan medis
Y61.0 Sewaktu operasi bedah
Y61.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y61.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y61.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y61.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y61.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y61.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y61.7 Sewaktu pengeluaran kateter atau packing
Y61.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y61.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak dijelaskan
Y62. Kesalahan dalam sterilisasi sewaktu asuhan bedah dan medis
Y62.0 Sewaktu operasi bedah
Y62.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y62.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y62.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y62.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y62.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y62.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y62.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y62.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak dijelaskan
Y63. Kesalahan dosis sewaktu asuhan bedah dan medis
Kecuali: kesalahan overdosis dari obat atau obat yang diberikan secara salah (X40-X44)
Y63.0 Darah dan cairan lain diberikan berlebihan sewaktu transfusi atau infusi
Y63.1 Kesalahan pengenceran cairan yang digunakan sewaktu infusi
Y63.2 Overdosis radiasi yang diberikan dalam pengobatan
Y63.3 Tak sengaja menghadapkan pasien pada radiasi sewaktu asuhan medis
Y63.4 Kesalahan dosis dalam terapi electroshock atau insulin-shock
Y63.5 Kesalah nsuhu pada aplikasi dan packing lokal
Y63.6 Tidak diberikannya obat, medikamen atau zat biologis yang diperlukan
Y63.8 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis lainnya
Y63.9 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis yangtidak dijelaskan
Y64. Zat medis atau biologis yang terkontaminasi
Y64.0 Zat medis atau biologis terkontaminasi, ditransfusikan atau diinfuskan

 1028
Y64.1 Zat medis atau biologis terkontaminasi, disuntikkan atau digunakan untuk imunisasi
Y64.8 Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan dengan cara lain
Y64.9 Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan dengan cara yang tidak dijelaskan
Pemberian zat medis atau biologis terkontaminasi substance NOS
Y65. Kesalahan lain sewaktu asuhan bedah dan medis
Y65.0 Kesalahan dalam kecocokan darah yang dipakai dalam transfusi
Y65.1 Cairan yang salah digunakan dalam infusi
Y65.2 Kesalahan dalam sutura atau ligatur sewaktu operasi bedah
Y65.3 Selang endotrakhea yang dipasang pada tempat yang salah sewaktu prosedur
anestesi
Y65.4 Keslahan dalam memasang atau melepas selang atau instrumen lain
Y65.5 Pelaksanaan operasi yang tidak semestinya
Y65.8 Kesalahan lain yang dijelaskan sewaktu asuhan bedah dan medis
Y66. Tidak diberikannya asuhan bedah dan dan medis
Pengehentian asuhan bedah dan medis secara prematur
Y69. Kesalahan yang tidak dijelaskan sewaktu asuhan bedah dan dan medis

PERALATAN MEDIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDEN YANG TIDAK


DIINGINKAN DALAM PENGGUNAAN DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN (Y70-
Y82)
Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan untuk kategori Y70-Y82:
.0 Peralatan diagnostik dan monitoring
.1 Peralatan terapi (nonbedah) dan rehabilitatif
.2 Peralatan prosthetik dan implant, material dan aksesoris lainnya
.3 Instrumen, material dan peralatan bedah (termasuk benang jahitan)
.8 Peralatan lain-lain (miscellaneous), not elsewhere classified
Y70. Peralatan anestesiologi berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan
Y71. Peralat kardiovaskuler berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan
Y72. Peralatan THT berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan
Y73. Peralatan gastroenterologi dan urologi berhubungan dengan insiden yang tidak
diinginkan
Y74. Peralatan untuk penggunaan rumah sakit atau sendiri secara umum berhubungan
dengan insiden yang tidak diinginkan
Y75. Peralatan neurologis berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan
Y76. Peralatan obstetrik dan ginekologi berhubungan dengan insiden yang tidak
diinginkan
Y77. Peralatan oftalmologis berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan
Y78. Peralatan radiologis berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan
Y79. Peralatan ortopedik berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan
Y80. Peralatan pengobatan fisik berhubungan dengan insiden yang tidak diinginkan

 1029
Y81. Peralatan bedah umum dan plastik berhubungan dengan insiden yang tidak
diinginkan
Y82. Peralatan medis lain dan tidak dijelaskan berhubungan dengan insiden yang tidak
diinginkan

PEMBEDAHAN DAN PROSEDUR MEDIS LAINNYA SEBAGAI PENYEBAB


REAKSI ABNORMAL PASIEN, KOMPLIKASI DI KEMUDIAN HARI, TANPA
DISEBUTKAN KESALAHAN PADA SAAT PROSEDUR (Y83-Y84)
Y83. Operasi bedah dan prosedur bedah lainnya sebagai penyebab reaksi abnormal
pasien, atau komplikasi di kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan pada saat
prosedur
Y83.0 Operasi bedah dengan transplantasi organ secara utuh (whole organ)
Y83.1 Operasi bedah dengan implantasi peralatan internal lainnya
Y83.2 Operasi bedah dengan anastomosis, bypass atau graft
Y83.3 Operasi bedah dengan pembuatan stoma external
Y83.4 Bedah rekonstruksi lainnya
Y83.5 Amputasi anggota (anggota)
Y83.6 Pembuangan organ lain (partial) (total)
Y83.8 Prosedur bedah lainnya
Y83.9 Prosedur bedah, tidak dijelaskan

Y84. Prosedur medis lain sebagai penyebab rekasi abnormal pasien, atau komplikasi di
kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan pada saat prosedur dilakukan
Y84.0 Kateterisasi jantung
Y84.1 Dialisis ginjal
Y84.2 Prosedur radiologis dan radiotherapy
Y84.3 Shock therapy
Y84.4 Aspirasi cairan
Y84.5 Insersi sonde (saluran) lambung atau duodenum
Y84.6 Kateterisasi urin
Y84.7 Pengambilan contoh darah
Y84.8 Prosedur medis lainnya
Y84.9 Prosedur medis, tidak dijelaskan

SEQUELAE DARI PENYEBAB EKSTERNAL MORBIDITAS DAN MORTALITAS


(Y85-Y89)
Note: Kategori Y85-Y89 digunakan untuk menunjukkan berbagai hal sebagai
penyebab kematian, cacad atau ketidakmampuan akibat sequelae atau “late effects”,
yang merekasendiri diklasifikasikan di tempat lain. Sequelae melibatkan kondisi
yang dinyatakan demikian, atau terjadi sebagai “late effects” stu tahun atau lebih
setelah kejadian aslinya.
Y85. Sequelae kecelakaan transport
Y85.0 Sequelae kecelakaan kendaraan bermotor
Y85.9 Sequelae kecelakaan transport lain dan tidak dijelaskan

 1030
Y86. Sequelae kecelakaan lainnya
Y87. Sequelae dari menyakiti diri sendiri, serangan dan kejadian yang tujuannya tidak
diketahui
Y87.0 Sequelae dari sengaja menyakiti diri sendiri
Y87.1 Sequelae serangan
Y87.2 Sequelae dari kejadian yang tujuannya tidak diketahui
Y88. Sequelae dengan asuhan bedah dan medis sebagai penyebab eksternal
Y88.0 Sequelae efek yang tidak diinginkan dari obat, medikamen dan zat biologis dalam
pengobatan
Y88.1 Sequelae dari kesalahan terhadap pasien sewaktu prosedur bedah dan medis
Y88.2 Sequelae dari insiden yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan peralatan
medis dalam penggunaan diagnostik dan pengobatan
Y88.3 Sequelae dari prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi abnormal pasien,
atau komplikasi kemudian, tanpa disebutkan kesalahan pada waktu prosedur
dilakukan

Y89. Sequelae penyebab eksternal lain


Y89.0 Sequelae intervensi hukum
Y89.1 Sequelae pelaksanaan peperangan
Y89.9 Sequelae penyebab eksternal yang tidak dijelaskan

SUPPLEMENTARY FACTORS RELATED TO CAUSES OF MORBIDITY AND


MORTALITY CLASSIFIED ELSEWHERE (Y90-Y98)
Note: Kategori ini dapat digunakan, kalau diinginkan, untuk menyediakan informasi
tambahan mengenai penyebab morbiditas dan mortalitas. Mereka bukan untuk
pengkodean kondisi tunggal dalam morbiditas dan mortalitas.
Y90. Bukti keterlibatan alkohol ditentukan oleh kadar alkohol darah
Y90.0 Kadar alkohol darah kurang dari 20 mg/100 ml
Y90.1 Kadar alkohol darah 20-39 mg/100 ml
Y90.2 Kadar alkohol darah 40-59 mg/100 ml
Y90.3 Kadar alkohol darah 60-79 mg/100 ml
Y90.4 Kadar alkohol darah 80-99 mg/100 ml
Y90.5 Kadar alkohol darah 100-119 mg/100 ml
Y90.6 Kadar alkohol darah 120-199 mg/100 ml
Y90.7 Kadar alkohol darah 200-239 mg/100 ml
Y90.8 Kadar alkohol darah 240 mg/100 ml or more
Y90.9 Terdapatnya alkohol dalam darah, kadar tidak dijelaskan
Y91. Bukti keterlibatan alkohol ditentukan oleh tingkat intoksikasi
Kecuali: Bukti keterlibatan alkohol ditentukan oleh kadar alkohol darah (Y90.-)
Y91.0 Intoksikasi alkohol ringan

 1031
Bau alkohol pada nafas, sedikit kekacauan perilaku dalam fungsi dan
respons, atau sedikit sukar dalam koordinasi.
Y91.1 Intoksikasi alkohol moderat
Bau alkohol pada nafas, kekacauan perilaku yang moderat dalam fungsi dan
respons, atau cukup sukar dalam koordinasi.
Y91.2 Intoksikasi alkohol berat
Kekacauan berat dalam fungsi dan respons, koordinasi sulit, atau rusaknya
kemampuan untuk kerjasama.
Y91.3 Intoksikasi alkohol sangat berat
Kekacauan sangat berat dalam fungsi dan respons, koordinasi sangat sulit,
atau hilangnya kemampuan untuk kerjasama.
Y91.9 Keterlibatan alkohol, not otherwise specified
Kecurigaan akan keterlibatan alkohol NOS
Y95. Kondisi nosokomial
Y96. Kondisi yangberhubungan dengan pekerjaan
Y97. Kondisi yang berhubungan dengan polusi lingkungan
Y98. Kondisi yang berhubungan dengan gaya hidup

 1032
BAB XXI.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STATUS KESEHATAN DAN KONTAK DENGAN
PELAYANAN KESEHATAN (Z00-Z99)
Catatan: Bab ini jangan digunakan untuk perbandingan internasional atau untuk pengkodean
mortalitas primer.
Kategori Z00-Z99 disediakan untuk saat-saat ketika keadaan selain penyakit, cedera atau
penyebab eksternal yang bisa diklasifikasikan pada kategori A00-Y89 tercatat sebagai ‘diagnosis’
atau ‘masalah’. Ini bisa muncul dalam dua macam cara:
(a) Ketika seseorang yang mungkin sakit atau tidak sakit mengunjungi sarana pelayanan
kesehatan (SPK) untuk suatu tujuan khusus, misalnya untuk mendapatkan asuhan
atau pelayanan terbatas untuk kondisi sekarang, untuk menyumbangkan organ atau
jaringan, untuk mendapatkan vaksinasi pencegahan, atau untuk membicarakan
masalah yang bukan penyakit atau pun cedera.
(b) Ketika terdapat keadaan atau masalah yang mempengaruhi status kesehatan seseorang
tapi keadaan atau masalah itu bukan merupakan penyakit atau cedera sekarang. Faktor
seperti ini bisa muncul ke permukaan pada survei kependudukan, ketika seseorang
mungkin sedang sakit atau tidak sakit, atau tercatat sebagai suatu faktor tambahan
yang harus dipikirkan ketika seseorang memperoleh asuhan untuk suatu penyakit atau
cedera.
Blok-blok pada bab ini adalah:
Z00-Z13 Orang-orang yang mendatangi SPK untuk pemeriksaan dan penyelidikan.
Z20-Z29 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan penyakit
menular.
Z30-Z39 Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan reproduksi.
Z40-Z54 Orang-orang yang mendatangi SPK untuk prosedur dan asuhan kesehatan spesifik.
Z55-Z65 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan sosioekonomik
dan psikososial
Z70-Z76 Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan hal-hal lainnya
Z80-Z99 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan riwayat keluarga
dan pribadi serta kondisi tertentu yang mempengaruhi status kesehatan.

ORANG-ORANG YANG MENDATANGI SPK UNTUK PEMERIKSAAN DAN


PENYELIDIKAN (Z00-Z13)
Catatan: Penemuan abnormal nonspesifik yang didapatkan pada waktu pemeriksaan ini
diklasifikasikan pada kategori R70-R94.
Kecuali: Pemeriksaan sehubungan dengan kehamilan dan reproduksi (Z30-Z36, Z39.-)
Z00. Pemeriksaan dan penelitian umum terhadap orang-orang tanpa keluhan atau
laporan diagnosis
Kecuali: Untuk tujuan administratif (Z02.-),
Pemeriksaan penyaring khusus (Z11-Z13)
Z00.0 Pemeriksaan medis umum

 1033
Health check-up NOS, pemeriksaan berkala (tahunan)(fisik)
Kecuali: general health check-up:
bayi atau anak (Z00.1),
subpopulasi tertentu (Z10.-)
Z00.1 Pemeriksaan rutin kesehatan anak
Uji perkembangan bayi atau anak
Kecuali: pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak sehat lainnya (Z76.1-Z76.2)
Z00.2 Pemeriksaan untuk periode pertumbuhan cepat kanak-kanak
Z00.3 Pemeriksaan untuk status perkembangan remaja
Status perkembangan remaja
Z00.4 Pemeriksaan psikiatrik umum, not elsewhere classified
Kecuali: pemeriksaan yang diminta untuk alasan medicolegal (Z04.6)
Z00.5 Pemeriksaan calon donor organ atau jaringan
Z00.6 Pemeriksaan untuk perbandingan normal dan kontrol dalam program riset klinis
Z00.8 Pemeriksaan umum lainnya
Pemeriksaan kesehatan dalam survei kependudukan
Z01. Pemeriksaan dan penelitian khusus lain pada orang tanpa keluhan atau laporan
diagnosis
Termasuk: Pemeriksaan rutin sistem khusus
Kecuali: Pemeriksaan untuk:
. tujuan administratif (Z02.-), kondisi yang dicurigai, tidak terbukti (Z03.-)
Pemeriksaan penyaring khusus (Z11-Z13)
Z01.0 Pemeriksaan mata dan penglihatan
Kecuali: pemeriksaan untuk surat izin mengemudi (Z02.4)
Z01.1 Pemeriksaan telinga dan pendengaran
Z01.2 Pemeriksaan gigi
Z01.3 Pemeriksaan tekanan darah
Z01.4 Pemeriksaan ginekologis(umum)(rutin)
Papanicolaou smear of cervix, pemeriksaan pelvik (tahunan) (periodik)
Kecuali: pemeriksaan atau uji kehamilan (Z32.-)
pemeriksaan rutin untuk mempertahankan kontrasepsi (Z30.4-Z30.5)
Z01.5 Uji kulit untuk diagnostik dan sensitisasi
Uji alergi, uji kulit untuk penyakit bakteri atau hipersensitifitas
Z01.6 Pemeriksaan radiologis, not elsewhere classified
Routine: chest X-ray, mammogram
Z01.7 Pemeriksaan laboratorium
Z01.8 Pemeriksaan khusus lain yang dijelaskans
Z01.9 Pemeriksaan khusus, tidak dijelaskan
Z02. Pemeriksaan kontakdengan SPK untuk tujuan administratif
Z02.0 Pemeriksaan untuk admisi institusi pendidikan
Pemeriksaan untuk admisi (pendidikan) prasekolah
Z02.1 Pemeriksaan untuk masuk bekerja
Kecuali: pemeriksaan kesehatan kerja (Z10.0)
Z02.2 Pemeriksaan admisi pada institusi residensial
Kecuali: pemeriksaan untuk admisi ke penjara (Z02.8)
general health check-up terhadap penghuni institusi Z10.1)

 1034
Z02.3 Pemeriksaan untuk memasuki angkatan bersenjata
Kecuali: general health check-up angkatan bersenjata (Z10.2)
Z02.4 Pemeriksaan untuk surat izin mengemudi
Z02.5 Pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga
Kecuali: uji alkohol darah dan obat di dalam darah (Z04.0)
general health check-up tim olahraga (Z10.3)
Z02.6 Pemeriksaan untuk tujuan asuransi
Z02.7 Penerbitan sertifikat medis
Penerbitan sertifikat medis pada: penyebab kematian, cacad, tidak mampu, sehat
Kecuali: pemeriksaan medis umum (Z00-Z01, Z02.0-Z02.6, Z02.8-Z02.9, Z10.-)
Z02.8 Pemeriksaan untuk tujuan administratif lainnya
Pemeriksaan (untuk):
. admisi ke penjara, summer camp
. adopsi, imigrasi, naturalisasi, sebelum menikah
Kecuali: pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak sehat lainnya (Z76.1-Z76.2)
Z02.9 Pemeriksaan untuk tujuan administratif, tidak dijelaskan
Z03. Observasi dan evaluasi medis untuk penyakit dan kondisi yang dicurigai
Termasuk: orang yang memiliki gejala atau bukti kondisi abnormal yang memerlukan penelitian,
tapi yang setelah pemeriksaan dan pengamatan ternyata tidak memerlukan
pengobatan atau asuhan medis lebih lanjut
Kecuali: orang dengan keluhan yang ditakutkan tapi tidak ada diagnosis untuknya (Z71.1)
Z03.0 Pengamatan untuk kecurigaan tuberkulosis
Z03.1 Pengamatan untuk kecurigaan neoplasma ganas
Z03.2 Pengamatan untuk kecurigaan kelainan jiwa dan tingkah laku
Pengamatan untuk: tingkah laku dissosial, membakar-bakar, aktifitas gang, atau maling
toko, tanpa kelainan psikiatrik yang jelas
Z03.3 Pengamatan untuk kecurigaan kelainan sistem syaraf
Z03.4 Pengamatan untuk kecurigaan myocardial infarction
Z03.5 Pengamatan untuk kecurigaan penyakit kardiovaskuler lainnya
Z03.6 Pengamatan untuk kecurigaan efek toksik zat yang ditelan
Pengamatan untuk kecurigaan: efek yang tidak diinginkan dari obat, keracunan
Z03.8 Pengamatan untuk kecurigaan penyakit dan kondisi lainnya
Z03.9 Pengamatan untuk kecurigaan penyakit dan kondisi, tidak dijelaskan
Z04. Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain
Termasuk: pemeriksaan untuk alasan medicolegal
Z04.0 Uji alkohol darah dan obat di dalam darah
Kecuali: terdapatnya: alkohol di dalam darah (R78.0), obat di dalam darah (R78.-)
Z04.1 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan transportasi
Kecuali: setelah kecelakaan kerja (Z04.2)
Z04.2 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan kerja
Z04.3 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan lain
Z04.4 Pemeriksaan dan pengamatan setelah tuduhan perkosaan dan seduction (‘jebakan’)
Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah tuduhan perkosaan dan seduction
Z04.5 Pemeriksaan dan pengamatan setelah cedera lain yang ditimbulkan
Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah cedera lain yang ditimbulkan
Z04.6 Pemeriksaan psikiatrik umum, diminta oleh pemerintah

 1035
Z04.8 Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain yang dijelaskan
Permintaan bukti dari ahli
Z04.9 Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan yang tidak dijelaskan
Observasi NOS
Z08. Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan untuk neoplasma ganas
Termasuk: pengawasan medis setelah pengobatan
Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Z08.0 Pemeriksaan follow-up setelah pembedahan untuk neoplasma ganas
Z08.1 Pemeriksaan follow-up setelah radioterapi untuk neoplasma ganas
Kecuali: sesi radioterapi (Z51.0)
Z08.2 Pemeriksaan follow-up setelah khemoterapi untuk neoplasma ganas
Kecuali: sesi khemoterapi session (Z51.1)
Z08.7 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan kombinasi untuk neoplasma ganas
Z08.8 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan lain untuk neoplasma ganas
Z08.9 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan untuk neoplasma ganas, tidak dijelaskan
Z09. Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan kondisi selain neoplasma ganas
Termasuk: pengawasan medis setelah pengobatan
Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyadaran (Z42-Z51, Z54.-)
pengawasan medis setelah pengobatan neoplasma ganas (Z08.-)
pengawasan: kontrasepsi (Z30.4-Z30.5), prostetik dan alat medis lain (Z44-Z46)
Z09.0 Pemeriksaan follow-up setelah pembedahan untuk kondisi lain
Z09.1 Pemeriksaan follow-up setelah radioterapi untuk kondisi lain
Kecuali: sesi radioterapi (Z51.0)
Z09.2 Pemeriksaan follow-up setelah khemoterapi untuk kondisi lain
Kecuali: khemoterapi ruminasi [maintenance] (Z51.1-Z51.2)
Z09.3 Pemeriksaan follow-up setelah psikoterapi
Z09.4 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan fraktur
Z09.7 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan gabungan untuk kondisi lain
Z09.8 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan lain untuk kondisi lain
Z09.9 Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan yang tidak dijelaskan untuk kondisi lain
Z10. General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu
Kecuali: pemeriksaan medis untuk tujuan administratif (Z02.-)
Z10.0 Pemeriksaan kesehatan kerja
Kecuali: pemeriksaan sebelum kerja (Z02.1)
Z10.1 General health check-up rutin pada penghuni institusi
Kecuali: pemeriksaan admisi (Z02.2)
Z10.2 General health check-up rutin angkatan bersenjata
Kecuali: pemeriksaan waktu rekruitmen (Z02.3)
Z10.3 General health check-up rutin tim olahraga
Kecuali: alkohol darah dan obat di dalam darah (Z04.0)
pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga (Z02.5)
Z10.8 General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu lainnya
Anak sekolah, mahasiswa
Z11. Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit infeksi dan parasit
Z11.0 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit infeksi usus

 1036
Z11.1 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap tuberkulosis pernafasan
Z11.2 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit bakteri lainnya
Z11.3 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap infeksi akibat hubungan sexual
Z11.4 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap human immunodeficiency virus [HIV]
Z11.5 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit virus lainnya
Kecuali: penyakit usus karena virus (Z11.0)
Z11.6 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit protozoa lain dan cacingan
Kecuali: penyakit usus karena protozoa(Z11.0)
Z11.8 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit infeksi dan parasit lainnya
Penyakit khlamydia, riketsia, spirokhaeta, mikosis
Z11.9 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit infeksi dan parasit, tidak dijelaskan
Z12. Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma
Z12.0 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma lambung
Z12.1 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma saluran usus
Z12.2 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma organ pernafasan
Z12.3 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma payudara
Kecuali: mammogram rutin (Z01.6)
Z12.4 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma serviks
Kecuali: ketika test rutin atau bagian dari pemeriksaan ginekologis umum(Z01.4)
Z12.5 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma prostat
Z12.6 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma kandung kemih
Z12.8 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma pada situs lainnya
Z12.9 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma, tidak dijelaskan
Z13. Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit dan kelainan lainnya
Z13.0 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit darah dan organ pembentuk darah dan
kelainan yang melibatkan mekanisme imun
Z13.1 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap diabetes mellitus
Z13.2 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap kelainan gizi
Z13.3 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap kelainan jiwa dan tingkah laku
Alkoholisme, depresi, retardasi mental
Z13.4 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap kelainan perkembangan tertentu kanak-kanak
Kecuali: uji perkembangan rutin pada bayi atau anak (Z00.1)
Z13.5 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap kelainan mata dan telinga
Z13.6 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap kelainan kardiovaskuler
Z13.7 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap malformasi, deformasi dan kelainan kromosom
kongenital
Z13.8 Pemeriksaan penyaring khusus terhadap penyakit dan kelainan lain yang dijelaskan
Kelainan gigi, kelainan endokrin dan metabolik
Kecuali: diabetes mellitus (Z13.1)
Z13.9 Pemeriksaan penyaring khusus, tidak dijelaskan

ORANG-ORANG DENGAN POTENSI ANCAMAN KESEHATAN SEHUBUNGAN


DENGAN PENYAKIT MENULAR (Z20-Z29)
Z20. Kontak dengan dan dihadapkan pada penyakit menular
Z20.0 Kontak dengan dan dihadapkan pada penyakit infeksi usus
Z20.1 Kontak dengan dan dihadapkan pada tuberkulosis

 1037
Z20.2 Kontak dengan dan dihadapkan pada infeksi akibat hubungan sexual
Z20.3 Kontak dengan dan dihadapkan pada rabies
Z20.4 Kontak dengan dan dihadapkan pada rubella
Z20.5 Kontak dengan dan dihadapkan pada hepatitis virus
Z20.6 Kontak dengan dan dihadapkan pada human immunodeficiency virus [HIV]
Kecuali: status infesi asimptomatik human immunodeficiency virus [HIV] (Z21)
Z20.7 Kontak dengan dan dihadapkan pada pediculosis, acariasis dan infestasi lainnya
Z20.8 Kontak dengan dan dihadapkan pada penyakit menular lainnya
Z20.9 Kontak dengan dan dihadapkan pada penyakit menular yang tidak dijelaskan
Z21. Status infesi asimptomatik human immunodeficiency virus
HIV positive NOS
Kecuali: Penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium adanya HIV (R75)
Kontak dengan dan dihadapkan pada HIV (Z20.6)
Z22. Carrier penyakit infeksi
Termasuk: tersangka carrier
Z22.0 Carrier typhoid
Z22.1 Carrier penyakit infeksi usus lainnya
Z22.2 Carrier diphtheria
Z22.3 Carrier penyakit bakteri lain yang dijelaskan
Carrier penyakit bakteri akibat: meningococci, staphylococci, streptococci
Z22.4 Carrier infeksi hubungan sexual
Carrier: gonorrhoea, syphilis
Z22.5 Carrier hepatitis virus
Carrier hepatitis B surface antigen [HBsAg]
Z22.6 Carrier infeksi human T-lymphotropic virus type- 1 [HTLV-1]
Z22.8 Carrier penyakit infeksi lainnya
Z22.9 Carrier penyakit infeksi, tidak dijelaskan
Z23. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal
Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-), tidak dilakukan (Z28.-)
Z23.0 Memerlukan imunisasi terhadap cholera saja
Z23.1 Memerlukan imunisasi terhadap typhoid-paratyphoid [TAB] saja
Z23.2 Memerlukan imunisasi terhadap tuberculosis [BCG]
Z23.3 Memerlukan imunisasi terhadap plague
Z23.4 Memerlukan imunisasi terhadap tularaemia
Z23.5 Memerlukan imunisasi terhadap tetanus saja
Z23.6 Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria saja
Z23.7 Memerlukan imunisasi terhadap pertussis saja
Z23.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal lainnya
Z24. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal tertentu
Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-), tidak dilakukan (Z28.-)
Z24.0 Memerlukan imunisasi terhadap poliomyelitis
Z24.1 Memerlukan imunisasi terhadap arthropod-borne viral encephalitis
Z24.2 Memerlukan imunisasi terhadap rabies
Z24.3 Memerlukan imunisasi terhadap yellow fever
Z24.4 Memerlukan imunisasi terhadap measles saja

 1038
Z24.5 Memerlukan imunisasi terhadap rubella saja
Z24.6 Memerlukan imunisasi terhadap hepatitis virus
Z25. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lainnya
Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-), tidak dilakukan (Z28.-)
Z25.0 Memerlukan imunisasi terhadap mumps saja
Z25.1 Memerlukan imunisasi terhadap influenza
Z25.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lain yang dijelaskan
Z26. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi tunggal lainnya
Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-), tidak dilakukan (Z28.-)
Z26.0 Memerlukan imunisasi terhadap leishmaniasis
Z26.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lain yang dijelaskan
Z26.9 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi yang tidak dijelaskan
Memerlukan imunisasi NOS
Z27. Memerlukan imunisasi terhadap combinations of infectious diseases
Kecuali: immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z27.0 Memerlukan imunisasi terhadap cholera dengan typhoid-paratyphoid [cholera + TAB]
Z27.1 Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria-tetanus-pertussis, kombinasi [DTP]
Z27.2 Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria-tetanus-pertussis dengan typhoid-paratyphoid
[DTP + TAB]
Z27.3 Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria-tetanus-pertussis dengan poliomyelitis [DTP +
polio]
Z27.4 Memerlukan imunisasi terhadap measles-mumps-rubella [MMR]
Z27.8 Memerlukan imunisasi terhadap kombinasi penyakit infeksi lainnya
Z27.9 Memerlukan imunisasi terhadap kombinasi penyakit infeksi yang tidak dijelaskan
Z28. Imunisasi tidak dilakukan
Z28.0 Imunisasi tidak dilakukan karena kontraindikasi
Z28.1 Imunisasi tidak dilakukan karena alasan kepercayaan dan tekanan kelompok dari pasien
Z28.2 Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain dan tidak dijelaskan dari pasien
Z28.8 Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain
Z28.9 Imunisasi tidakdilakukan karena alasan yang tidak dijelaskan
Z29. Memerlukan cara-cara pencegahan [profilaksis] lainnya
Kecuali: desensitisasi terhadap allergens (Z51.6), bedah profilaksis (Z40.-)
Z29.0 Isolasi
Admisi untuk melindungi seseorang dari lingkungannya, atau untuk isolasi seseorang
setelah berkontak dengan penyakit infeksi
Z29.1 Imunoterapi profilaksis
Pemberian immunoglobulin
Z29.2 Khemoterapi profilaksis lainnya
Chemoprophylaxis, terapi antibiotika profilaksis
Z29.8 Cara profilaksis lain yang dijelaskan
Z29.9 Cara profilaksis, tidak dijelaskan

 1039
ORANG-ORANG YANG MENDATANGI SPK SEHUBUNGAN DENGAN
REPRODUKSI (Z30-Z39)
Z30. Penatalaksanaan kontrasepsi
Z30.0 Konsultasi dan nasehat umum tentang kontrasepsi
Nasehat keluarga berencana NOS, pemberian awal kontrasepsi
Z30.1 Pemasangan alat kontrasepsi (dalam rahim) (IUD [intrauterine contraceptive device])
Z30.2 Sterilisasi
Admisi untuk pemotongan tuba fallopia atau vas deferens
Z30.3 Menstrual extraction
Interception of pregnancy – penghentian kehamilan
Menstrual regulation
Z30.4 Pengawasan obat-obat kontrasepsi
Peresepan ulang pil kontrasepsi atau obat kontrasepsi lainnya
Pemeriksaan rutin untuk mempertahankan kontrasepsi
Z30.5 Pengawasan alat kontrasepsi (dalam rahim)
Pemeriksaan, pemasangan kembali, atau pengeluaran alat kontrasepsi (dalam rahim)
Z30.8 Penatalaksanaan kontrasepsi lainnya
Hitung sperma pasca-vasektomi
Z30.9 Penatalaksanaan kontrasepsi, tidak dijelaskan
Z31. Penatalaksanaan prokreatif [usaha memperoleh keturunan]
Kecuali: komplikai yang berhubungan dengan fertilisasi buatan (N98.-)
Z31.0 Tuboplasty atau vasoplasty setelah sterilisasi sebelumnya
Z31.1 Inseminasi buatan
Z31.2 Fertilisasi in vitro
Admisi untuk mengambil atau menanam ova
Z31.3 Metode fertilisasi terbantu lainnya
Z31.4 Penelitian dan pengujian prokreatif
Fallopian insufflation (‘ditiup’), hitung sperma
Kecuali: hitung sperma pasca-vasektomi (Z30.8)
Z31.5 Genetic counselling [konsultasi genetik]
Z31.6 Konsultasi dan nasehat genetik tentang prokreasi
Z31.8 Penatalaksanaan prokreatif lainny
Z31.9 Penatalaksanaan prokreatif, tidak dijelaskan
Z32. Pemeriksaan dan uji kehamilan
Z32.0 Hamil, tidak atau belum dipastikan
Z32.1 Hamil, dipastikan
Z33. Keadaan hamil, insidentil
Keadaan hamil NOS
Z34. Pengawasan kehamilan normal
Z34.0 Pengawasan hamil pertama yang normal
Z34.8 Pengawasan hamil lain yang normal
Z34.9 Pengawasan hamil normal, tidak dijelaskan
Z35. Pengawasan kehamilan beresiko tinggi
Z35.0 Pengawasan kehamilan dengan riwayat infertilitas

 1040
Z35.1 Pengawasan kehamilan dengan riwayat abortus
Pengawasan kehamilan dengan riwayat: hydatidiform mole, vesicular mole
Kecuali: habitual aborter: asuhan selama hamil (O26.2), sekarang tidak hamil (N96)
Z35.2 Pengawasan kehamilan dengan riwayat reproduksi atau obstetri lain yang buruk
Pengawasan kehamilan dengan riwayat:
kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O10-O92, kematian neonatus, lahir mati
Z35.3 Pengawasan kehamilan dengan riwayat antenatal care tidak memadai
Kehamilan: tersembunyi [concealed, hidden]
Z35.4 Pengawasan kehamilan dengan grand multiparity (jumlah anak telah banyak)
Kecuali: banyak anak, sekarang tidak hamil (Z64.1)
Z35.5 Pengawasan primigravida tua
Z35.6 Pengawasan primigravida sangat muda
Z35.7 Pengawasan kehamilan beresiko tinggi akibat masalah sosial
Z35.8 Pengawasan kehamilan beresiko tinggi lainnya
Z35.9 Pengawasan kehamilan beresiko tinggi, tidak dijelaskan
Z36. Antenatal screening
Kecuali: penemuan abnormal pada antenatal screening ibu (O28.-),
asuhan prenatal rutin (Z34-Z35)
Z36.0 Antenatal screening untuk kelainan kromosom
Amniocentesis, sampel plasenta (diambil melalui vagina)
Z36.1 Antenatal screening untuk kadar alphafetoprotein yang meningkat
Z36.2 Antenatal screening lain didasarkan pada amniocentesis
Z36.3 Antenatal screening malformasi dengan ultrasound dan cara fisik lainnya
Z36.4 Antenatal screening retardasi pertumbuhan dengan ultrasound dan cara fisik lainnya
Z36.5 Antenatal screening untuk isoimunisasi
Z36.8 Antenatal screening lainnya
Screening terhadap haemoglobinopathy
Z36.9 Antenatal screening, tidak dijelaskan
Z37. Hasil melahirkan [delivery]
Note: Kategori ini dimaksudkan sebagai kode tambahan untuk identifikasi hasil melahirkan pada
catatan medis ibu
Z37.0 Tunggal lahir hidup
Z37.1 Tunggal lahir mati
Z37.2 Kembar dua, keduanya lahir hidup
Z37.3 Kembar dua, satu lahir hidup dan satu lahir mati
Z37.4 Kembar dua, kedunya lahir mati
Z37.5 Kembar lainnya, semua lahir hidup
Z37.6 Kembar lainnya, beberapa lahir hidup
Z37.7 Kembar lainnya, semua lahir mati
Z37.9 Hasil kehamilan, tidak dijelaskan
Kelahiran kembar NOS, kelahiran tunggal NOS
Z38. Bayi lahir hidup menurut tempat lahir
Z38.0 Singleton, lahir di rumah sakit
Z38.1 Singleton, lahir di luar rumah sakit
Z38.2 Singleton, tempat lahir tidak dijelaskan
Bayi lahir hidup NOS

 1041
Z38.3 Kembar dua, lahir di rumah sakit
Z38.4 Kembar dua, lahir di luar rumah sakit
Z38.5 Kembar dua, tempat lahir tidak dijelaskan
Z38.6 Kembar lainnya, lahir di rumah sakit
Z38.7 Kembar lainnya, lahir di luar rumah sakit
Z38.8 Kembar lainnya, tempat lahir tidak dijelaskan
Z39. Asuhan dan pemeriksaan postpartum
Z39.0 Asuhan dan pemeriksaan segera setelah melahirkan
Asuhan dan pengamatan pada kasus tanpa komplikasi
Kecuali: asuhan untuk komplikasi postpartum - see Alphabetical Index
Z39.1 Asuhan dan pemeriksaan ibu menyusui
Pengawasan laktasi
Kecuali: kelainan laktasi (O92.-)
Z39.2 Follow-up rutin postpartum

ORANG-ORANG YANG MENDATANGI SPK UNTUK PROSEDUR DAN ASUHAN


KESEHATAN SPESIFIK (Z40-Z54)
Note: Kategori Z40-Z54 ditujukan untuk menunjukkan alasan memperoleh asuhan. Mereka
bisa digunakan untuk pasien yang telah diobati untuk suatu penyakit atau cedera,
tapi sedang memperoleh asuhan follow-up atau profilaksis, asuhan
penyembuhan, atau asuhan untuk memantapkan pengobatan, untuk menghadapi
keadaan sisa, untuk memastikan bahwa kondisi tersebut tidak kembali, atau untuk
mencegah kembalinya (recurrence) kondisi tersebut.
Kecuali: pemeriksaan follow-up untuk pengawasan medis setelah pengobatan (Z08-Z09)
Z40. Bedah profilaksis
Z40.0 Bedah profilaksis terhadap faktor resiko yang terkait dengan neoplasma
Admisi untuk pembuangan profilaksis suatu organ
Z40.8 Bedah profilaksis lainnya
Z40.9 Bedah profilaksis, tidak dijelaskan
Z41. Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan
Z41.0 Transplantasi rambut
Z41.1 Bedah plastik lain untuk tampilan kosmetik yang tidak terterima
Implantasi payudara
Kecuali: bedah plastik dan rekonstruksi setelah sembuhnya cedera atau operasi (Z42.-)
Z41.2 Sirkumsisi rutin dan keagamaan
Z41.3 Penusukan daun telinga
Z41.8 Prosedur lain untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan
Z41.9 Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan, tidak dijelaskan
Z42. Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik
Termasuk: bedah plastik dan rekonstruksi setelah sembuhnya cedera atau operasi
perbaikan jaringan yang menjadi parut
Kecuali: bedah plastik: untuk tampilan kosmetik yang tidak terterima (Z41.1)
untuk pengobatan cedera sekarang - kode menurut cedera - [Vol. 3]
Z42.0 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik kepala dan leher
Z42.1 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik payudara

 1042
Z42.2 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian lain badan
Z42.3 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota atas
Z42.4 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota bawah
Z42.8 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian tubuh lainnya
Z42.9 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik, tidak dijelaskan
Z43. Perawatan lobang buatan
Termasuk: penutupan, pemasukan sonde atau ‘bougies’,
perubahan, pengeluaran kateter, pembersihan
Kecuali: status adanya lobang buatan saja, tanpa diperlukan perawatan (Z93.-)
komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46)
Z43.0 Perawatan tracheostomy
Z43.1 Perawatan gastrostomy
Z43.2 Perawatan ileostomy
Z43.3 Perawatan colostomy
Z43.4 Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran pencernaan
Z43.5 Perawatan cystostomy
Z43.6 Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran kemih
Nephrostomy, ureterostomy, urethrostomy
Z43.7 Perawatan vagina buatan
Z43.8 Perawatan lobang buatan lainnya
Z43.9 Perawatan lobang buatan yang tidak dijelaskan
Z44. Perbaikan dan penyesuaian alat prostetik eksternal
Kecuali: kehadiran alat prostetik (Z97.-)
Z44.0 Perbaikan dan penyesuaian lengan buatan (komplit)(sebagian)
Z44.1 Perbaikan dan penyesuaian tungkai buatan (komplit)(sebagian)
Z44.2 Perbaikan dan penyesuaian mata buatan
Kecuali: komplikasi mekanis prostesis okuler (T85.3)
Z44.3 Perbaikan dan penyesuaian prosthesis eksternal payudara
Z44.8 Perbaikan dan penyesuaian alat prostetik eksternal lainnya
Z44.9 Perbaikan dan penyesuaian alat prostetik eksternal yang tidak dijelaskan
Z45. Penyesuaian dan penatalaksanaan alat yang ditanamkan
Kecuali: malfungsi atau komplikasi lain peralatan – see Alphabetical Index
Z45.0 Penyesuaian dan penatalaksanaan pacemaker jantung
Pemeriksaan dan pengujian generator [battery] pulsa
Z45.1 Penyesuaian dan penatalaksanaan pompa infusi
Z45.2 Penyesuaian dan penatalaksanaan alat akses pembuluh darah [vascular access device]
Z45.3 Penyesuaian dan penatalaksanaan alat pendengaran yang ditanamkan
Peralatan konduksi suara melalui tulang, peralatan cochlea
Z45.8 Penyesuaian dan penatalaksanaan alat yang ditanamkan lainnya
Z45.9 Penyesuaian dan penatalaksanaan alat yang ditanamkan yang tidak dijelaskan
Z46. Perbaikan dan penyesuaian peralatan lainnya
Kecuali: pemberian resep ulangan (Z76.0), kehadiran prostetik dan alat lain (Z95-Z97)
malfungsi atau komplikasi lain peralatan – see Alphabetical Index
Z46.0 Perbaikan dan penyesuaian kaca mata dan lensa kontak

 1043
Z46.1 Perbaikan dan penyesuaian alat bantu pendengaran
Z46.2 Perbaikan dan penyesuaian alat lain yang terkait dengan sistem syaraf dan panca indera
Z46.3 Perbaikan dan penyesuaian alat prostetik gigi
Z46.4 Perbaikan dan penyesuaian alat ortodontik
Z46.5 Perbaikan dan penyesuaian ileostomy dan perlengkapan lain pada usus
Z46.6 Perbaikan dan penyesuaian alat perkemihan
Z46.7 Perbaikan dan penyesuaian alat ortopedik
Orthopaedic: brace, cast [gips], corset, shoes
Z46.8 Perbaikan dan penyesuaian alat lain yang dijelaskan
Kursi roda
Z46.9 Perbaikan dan penyesuaian alat yang tidak dijelaskan
Z47. Asuhan follow-up ortopedik lainnya
Kecuali: pemeriksaan follow-up setelah pengobatan fraktur (Z09.4), asuhan yang melibatkan
prosedur rehabilitasi (Z50.-), komplikasi alat ortopedik internal, implants dan
grafts (T84.-)
Z47.0 Asuhan follow-up dengan pengeluaran plat fraktur dan alat fiksasi internal lainnya
Pengeluaran: pins, plates, rods, screws
Kecuali: pengeluaran alat fiksasi eksternal (Z47.8)
Z47.8 Asuhan follow-up ortopedik lain yang dijelaskan
Pengubahan, pemeriksaan, atau pengeluaran:
alat fikasasi eksternal atau traksi, plaster cast [gips]
Z47.9 Asuhan follow-up ortopedik, tidak dijelaskan
Z48. Asuhan follow-up bedah lainnya
Kecuali: pemeriksaan follow-up: pembedahan (Z09.0), pengobatan fraktur (Z09.4)
perawatan lobang buatan (Z43.-), asuhan follow-up ortopedik (Z47.-)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46)
Z48.0 Perawatan dressing dan sutura bedah
Perubahan dressing, pembuangan sutura
Z48.8 Asuhan follow-up bedah lain yang dijelaskan
Z48.9 Asuhan follow-up bedah, tidak dijelaskan
Z49. Asuhan yang melibatkan dialisis
Termasuk: persiapan dan pengobatan dialisis
Kecuali: status dialisis ginjal (Z99.2)
Z49.0 Asuhan persiapan untuk dialisis
Z49.1 Extracorporeal dialisis
Dialisis (ginjal) NOS
Z49.2 Dialisis lainnya
Peritoneal dialisis
Z50 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi
Kecuali: counselling [konsultasi] (Z70-Z71)
Z50.0 Rehabilitasi jantung
Z50.1 Terapi fisik lainnya
Latihan terapi dan pemulihan [therapeutic and remedial exercises]
Z50.2 Rehabilitasi alkohol
Z50.3 Rehabilitasi obat

 1044
Z50.4 Psychotherapy, not elsewhere classified
Z50.5 Terapi wicara [speech therapy]
Z50.6 Orthoptic training
Z50.7 Terapi kerja dan rehabilitasi kemampuan kerja, not elsewhere classified
Z50.8 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi lainnya
Rehabilitasi tembakau, latihan dalam activities of daily living [ADL] NEC
Z50.9 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi, tidak dijelaskan
Rehabilitasi NOS
Z51. Asuhan medis lainnya
Kecuali: pemeriksaan follow-up setelah pengobatan (Z08-Z09)
Z51.0 Sesi radioterapi
Z51.1 Sesi khemoterapi untuk neoplasma
Z51.2 Khemoterapi lainnya
Khemoterapi ruminasi [maintenance] NOS
Kecuali: khemoterapi profilaksis untuk tujuan imunisasi (Z23-Z27, Z29.-)
Z51.3 Transfusi darah tanpa adalanya laporan diagnosis
Z51.4 Asuhan persiapan untuk pengobatan selanjutnya, not elsewhere classified
Kecuali: asuhan persiapan untuk dialisis (Z49.0)
Z51.5 Palliative care – asuhan untuk meringankan penderitaan
Z51.6 Desensitisasi terhadap allergen
Z51.8 Asuhan medis lain yang dijelaskan
Kecuali: holiday relief care (Z75.5)
Z51.9 Asuhan medis, tidak dijelaskan
Z52. Donor organ dan jaringan
Kecuali: pemeriksaan calon donor (Z00.5)
Z52.0 Donor darah
Z52.1 Donor kulit
Z52.2 Donor tulang
Z52.3 Donor sumsum tulang
Z52.4 Donor ginjal
Z52.5 Donor kornea
Z52.8 Donor organ dan jaringan lainnya
Z52.9 Donor organ dan jaringan yang tidak dijelaskan
Donor NOS
Z53. Orang yang mendatangi SPK untuk prosedur dan asuhan kesehatan spesifik, tapi
tidak dilaksanakan
Kecuali: imunisasi tidak dilaksanakan (Z28.-)
Z53.0 Prosedur tidak dilaksanakan karena kontraindikasi
Z53.1 Prosedur tidak dilaksanakan karena alasan kepercayaan dan tekanan kelompok dari pasien
Z53.2 Prosedur tidak dilaksanakan karena alasan lain dan tidak dijelaskan dari pasien
Z53.8 Prosedur tidak dilaksanakan karena alasan lainnya
Z53.9 Prosedur tidak dilaksanakan, alasan tidak dijelaskan
Z54. Penyembuhan
Z54.0 Penyembuhan setelah pembedahan
Z54.1 Penyembuhan setelah radioterapi

 1045
Z54.2 Penyembuhan setelah khemoterapi
Z54.3 Penyembuhan setelah psikoterapi
Z54.4 Penyembuhan setelah pengobatan fraktur
Z54.7 Penyembuhan setelah pengobatan kombinasi
Penyembuhan setelah kombinasi pengobatan yang diklasifikasikan pada Z54.0-Z54.4
Z54.8 Penyembuhan setelah pengobatan lainnya
Z54.9 Penyembuhan setelah pengobatan yang tidak dijelaskan

ORANG-ORANG DENGAN POTENSI ANCAMAN KESEHATAN SEHUBUNGAN


DENGAN SOSIOEKONOMIK DAN PSIKOSOSIAL (Z55-Z65)
Z55. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan kemampuan membaca
Kecuali: kelainan perkembangan psikologis (F80-F89)
Z55.0 Buta huruf dan kemampuan membaca rendah
Z55.1 Sekolah tidak tersedia atau tak tersanggupi
Z55.2 Ujian gagal
Z55.3 Prestasi rendah di sekolah
Z55.4 Gangguan penyesuaian pendidikan dan tidak cocok dengan guru dan kawan sekelas
Z55.8 Masalah lain yang berhubungan dengan pendidikan dan kemampuan membaca
Pengajaran tidak memadai
Z55.9 Masalah pendidikan dan kemampuan membaca, tidak dijelaskan
Z56. Masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dan pengangguran
Kecuali: dihadapkan pada faktor resiko oleh pekerjaan (Z57.-)
masalah yang berhubungan dengan perumahan dan keadaan ekonomik (Z59.-)
Z56.0 Pengangguran, tidak dijelaskan
Z56.1 Perubahan pekerjaan
Z56.2 Ancaman kehilangan pekerjaan
Z56.3 Jadwal kerja yang menyebabkan stress
Z56.4 Ketidaksesuaian dengan pimpinan dan rekan sekerja
Z56.5 Pekerjaan yang tidak diinginkan
Kondisi pekerjaan yang sulit
Z56.6 Tekanan fisik dan mental lain yang berhubungan dengan pekerjaan
Z56.7 Masalah lain tidak dijelaskan yang berhubungan dengan pekerjaan
Z57. Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resikofactors
Z57.0 Dihadapkan oleh pekerjaan pada kebisingan
Z57.1 Dihadapkan oleh pekerjaan pada radiasi
Z57.2 Dihadapkan oleh pekerjaan pada debu
Z57.3 Dihadapkan oleh pekerjaan pada kontaminan udara lainnya
Z57.4 Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam pertanian
Agen padat, cair, gas atau uap
Z57.5 Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam industri lain
Agen padat, cair, gas atau uap
Z57.6 Dihadapkan oleh pekerjaan pada suhu ekstrim
Z57.7 Dihadapkan oleh pekerjaan pada getaran
Z57.8 Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko lainnya
Z57.9 Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko yang tidak dijelaskan

 1046
Z58. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik
Kecuali: dihadapkan oleh pekerjaan (Z57.-)
Z58.0 Dihadapkan pada kebisingan
Z58.1 Dihadapkan pada polusi udara
Z58.2 Dihadapkan pada polusi air
Z58.3 Dihadapkan pada polusi tanah
Z58.4 Dihadapkan pada radiasi
Z58.5 Dihadapkan pada polusi lain
Z58.6 Suplai air minum tidak memadai
Kecuali: efek dari haus (T73.1)
Z58.8 Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan fisik
Z58.9 Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik, tidak dijelaskan
Z59. Masalah yang berhubungan dengan perumahan dan keadaan ekonomik
Kecuali: suplai air minum tidak memadai (Z58.6)
Z59.0 Tuna wisma
Z59.1 Perumahan yang tidak memadai
Rumah tanpa pemanas, ruangan sempit, cacad teknis rumah yang menghambat asuhan
memadai, lingkungan yang tidak memuaskan
Kecuali: masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik (Z58.-)
Z59.2 Ketidaksesuaian dengan tetangga, penyewa kamar [lodger], dan pemilik rumah

Z59.3 Masalah yang berhubungan dengan kehidupan di institusi residensial


Residen boarding-school
Kecuali: institutional upbringing – anak dibesarkan di institusi (Z62.2)
Z59.4 Makanan tidak memadai
Kecuali: malnutrisi (E40-E46), efek kelaparan (T73.0)
diet atau kebiasan makan yang tidak memadai (Z72.4)
Z59.5 Sangat miskin
Z59.6 Penghasilan rendah
Z59.7 Jaminan sosial dan tunjangan kesejahteraan tidak memadai
Z59.8 Masalah lain yang berhubungan dengan perumahan dan keadaan ekonomik
Penyitaan karena hutang, masalah dengan kreditor, tempat tinggal terisiolir
Z59.9 Masalah perumahan dan keadaan ekonomik, tidak dijelaskan
Z60. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan sosial
Z60.0 Masalah penyesuaian pada transisi siklus kehidupan
Penyesuaian pada pensiun, empty nest syndrome [anak-anak sudah pergi]
Z60.1 Situasi orangtua tidak khas
Masalah yang berhubungan dengan situasi orangtua (membesarkan anak) dengan orangtua
tunggal atau dengan selain dua orangtua biologis
Z60.2 Hidup sendirian
Z60.3 Acculturation difficulty – kesulitan penyesuaian di tempat budaya baru
Migrasi, transplantasi sosial [transmigrasi]
Z60.4 Ekslusi dan penolakan sosial
Ekslusi dan penolakan berdasarkan ciri-ciri pribadi, seperti bentuk fisik, penyakit, atau
tingkah laku yang tak biasa.
Kecuali: sasaran diskriminasi yang tidak diinginkan seperti ras atau agama (Z60.5)

 1047
Z60.5 Sasaran dari anggapan diskriminasi dan pelecehan
Pelecehan atau diskriminasi, anggapan atau sebenarnya, berdasarkan keanggotaan dalam
satu kelompok (kulit, agama, asal etnik, dsb), selain ciri-ciri pribadi.
Kecuali: ekslusi dan penolakan sosial (Z60.4)
Z60.8 Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan sosial
Z60.9 Masalah lingkungan sosial, tidak dijelaskan
Z61 Masalah yang berhubungan dengan kejadian negatif pada kehidupan anak
Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-)
Z61.0 Hilangnya hubungan kasih sayang pada kanak-kanak
Hilangnya hubungan emosional akrab, seperti orangtua, saudara, teman dekat, atau
binatang kesayangan, akibat kepergian atau penolakan permanen, atau kematian.
Z61.1 Keluar dari rumah di masa kanak-kanak
Memasuki rumah asuh, rumah sakit atau institusi lain menyebabkan stress psikologis, atau
dipaksa ikut aktifitas jauh dari rumah untuk waktu yang lama.
Z61.2 Perubahan pola hubungan keluarga pada kanak-kanak
Datangnya orang baru ke dalam keluarga yang menyebabkan perubahan yang tidak
diinginkan dalam hubungan-hubungan si anak. Bisa mencakup orangtua kawin
lagi atau pun kelahiran adiknya.
Z61.3 Kejadian yang menyebabkan hilangnya perasaa dihormati pada kanak-kanak
Kejadian yang menyebabkan merasa diri negatif oleh anak seperti gagal dalam tugas yang
yang merupakan investasi pribadi yang tinggi, terbukanya masalah pribadi atau
keluarga yang memalukan atau memberikan stigma, dan pengalaman lain yang
membuat rasa terhina.
Z61.4 Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan seksual terhadap anak oleh orang
yang berada di dalam kelompok penunjang primer
Masalah yang berhubungan dengan setiap bentuk kontak atau penghadapan fisik antara
anggota dewasa di rumah si anak dan anak tersebut yang menyebabkan
bangkitnya keinginan seksual, baik si anak terlibat dalam tindakan seksual dengan
sukarela atau tidak (misalnya kontak atau manipulasi genital atau membukakan
payudara atau genital dengan sengaja)
Z61.5 Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan seksual terhadap anak oleh orang
yang berada di luar kelompok penunjang primer
Masalah yang berhubungan dengan kontak atau usaha kontak dengan payudara atau
genital anak atau orang lain, pembukaan alat seksual di hadapan anak, atau usaha
untuk menelanjangi atau merayu anak, oleh orang yang jelas lebih dewasa di luar
keluarga anak, baik berdasarkan posisi atau status orang tersebut, atau dengan
melawan kehendak anak
Z61.6 Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan fisik terhadap anak
Masalah yang berhubungan dengan insidien ketika si anak dicederai di masa lalu oleh
orang dewasa di dalam rumahtangga, sampai dengan kejadian yang secara medis
nyata (misalnya fraktur, lecet) atau yang melibatkan bentuk kekerasan abnormal
(misalnya memukul anak dengan benda keras atau tajam, membakar atau
mengikat si anak)
Z61.7 Pengalaman pribadi yang menakutkan di masa kanak-kanak
Pengalaman yang membawa ancaman akan masa depan anak, seperti penculikan, bencana
alam dengan ancaman nyawa, cedera dengan ancaman harga diri, atau
menyaksikan trauma yang berat pada orang yang disayangi

 1048
Z61.8 Kejadian negatif lainnya dalam kehidupan anak
Z61.9 Kejadian negatif dalam kehidupan anak, tidak dijelaskan
Z62. Masalah lain yang berhubungan dengan membesarkan anak
Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-)
Z62.0 Pengawasan dan kontrol orangtua tidak memadai
Tidak tahunya orangtua akan apa yang dilakukan anak atau dimana anaknya, kontrol yang
jelek, tidak peduli atau tidak adanya usaha intervensi ketika anak dalam situasi
beresiko.
Z62.1 Perlindungan berlebihan dari orangtua
Pola membesarkan anak yang menyebabkan infantilisasi dan tingkah laku tidak mandiri
Z62.2 Anak dibesarkan di institusi
Asuhan angkat kelompok tempat tanggungjawab orangtua sebagian besar diambil-alih oleh
semacam institusi (misalnya panti residensial, panti yatim piatu, atau rumah
kanak-kanak), atau asuhan terapi dalam periode lama di rumah sakit, rumah
penyembuhan dan semacamnya, tanpa adanya orangtua yang mendampingi
Z62.3 Kekasaran terhadap dan melempar kesalahan ke anak
Sikap orangtua negatif yang khusus terfokus terhadap anak sebagai individu, selalu dalam
waktu lama dan melibatkan beberapa tingkah laku anak (misalnya secara otomatis
menyalahkan anak untuk setiap masalah di rumahtangga atau memberikan ciri-
ciri negatif kepada anak)
Z62.4 Ketidakpedulian emosional terhadap anak
Orangtua bicara kepadaanak dengan cara merendahkan atau kasar. Tidak adanya
ketertarikan pada anak, simpati pada kesulitan anak, atau memuji dan mendorong
anak. Reaksi marah terhadap tingkah laku cemas dan tidak adanya rangkulan fisik
atau kehangatan emosi
Z62.5 Masalah lain yang berhubungan dengan ketidakpedulian dalam membesarkan anak
Tidak adanya pengalaman belajar dan bermain

Z62.6 Tekanan orang tua yang tidak semestinya dan membesarkan anak secara abnormal.
Orangtua memaksa anak untuk berbeda dari norma lokal, baik menurut kelamin (seperti
memberi pakaian perempuan pada anak lelaki), menurut usia (seperti memaksa
anak mengambil tanggung jawab di atas usianya), atau lainnya (seperti menekan
anak untuk ikut aktifitas yang tidak diinginkannya atau terlalu sulit)
Z62.8 Masalah lain yang dijelaskan sehubungan dengan membesarkan anak
Z62.9 Masalah yang berhubungan dengan membesarkan anak, tidak dijelaskan
Z63. Masalah lain sehubungan dengan group penunjang utama, Termasuk keluarga
Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-)
masalah sehubungan dengan:
kejadian negatif pada kanak-kanak.(Z61.-), membesarkan anak (Z62.-)
Z63.0 Masalah dalam hubungan dengan spouse atau partner
Ketidakcocokan antara partner menyebabkan kehilangan kontrol yang berat atau
berkepanjangan, perasaan umum untuk kasar atau kritis, atau suasana kekerasan
antar-personal yang berat (memukul atau meninju)
Z63.1 Masalah dalam hubungan dengan orang tua dan ipar
Z63.2 Sokongan keluarga yang tidak memadai

 1049
Z63.3 Ketidakhadiran anggota keluarga
Z63.4 Kehilangan atau kematian anggota keluarga
Anggota keluarga diduga telah meninggal dunia
Z63.5 Pecahnya keluarga akibat perpisahan atau perceraian
Ditinggalkan
Z63.6 Anggota keluarga jauh yang tergantung memerlukan asuhan di rumah
Z63.7 Kejadian yang menimbulkan stress mempengaruhi keluarga dan rumahtangga
Kecemasan (normal) akan seorang yang sakit di dalam keluarga, masalah kesehatan di
dalam keluarga, anggota keluarga sakit atau terganggu, keluarga yang terisiolasi
Z63.8 Masalah lain yang dijelaskan sehubungan dengan group penunjang utama
Ketidakcocokan dalam keluarga NOS
Tingkat emosional tinggi di dalam keluarga
Komunikasi tidak memadai atau rusak di dalam keluarga
Z63.9 Masalah sehubungan dengan group penunjang utama, tidak dijelaskan
Z64. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial tertentu
Z64.0 Masalah sehubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan
Kecuali: pengawasan kehamilan beresiko tinggi akibat masalah sosial (Z35.7)
Z64.1 Masalah sehubungan dengan banyak anak [multiparity]
Kecuali: pengawasan kehamilan dengan with grand multiparity (Z35.4)
Z64.2 Mencari dan mendapat intervensi fisik, makanan, dan kimia yang diketahui berbahaya
Kecuali: ketergantungan pada zat - see Alphabetical Index
Z64.3 Mencari dan mendapat intervensi tingkah laku dan psikologis yang diketahui berbahaya
Z64.4 Ketidaksesuaian dengan counsellors
Ketidaksesuaian dengan: probation officer, social worker
Z65. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial lainnya
Kecuali: cedera sekarang - see Alphabetical Index
Z65.0 Terbukti bersalah dalam pengadilan sipil dan kriminal tanpa hukuman penjara
Z65.1 Dikhukum penjara dan hukuman kurungan lainnya
Z65.2 Masalah sehubungan dengan pembebasan dari penjara
Z65.3 Masalah sehubungan dengan hukum lainnya
Penangkapan, pengadilan hak untuk memelihara anak, pengadilan

Z65.4 Korban kejahatan dan terorisme


Korban penyiksaan
Z65.5 Dihadapkan pada malapetaka, perang, dan kekerasan lainnya
Kecuali: target dari persepsi diskriminasi dan penderitaan (Z60.5)
Z65.8 Masalah lain yang dijelaskan sehubungan dengan keadaan psikososial
Z65.9 Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial yang tidak dijelaskan

ORANG-ORANG YANG MENDATANGI SPK SEHUBUNGAN DENGAN HAL-HAL


LAINNYA (Z70-Z76)
Z70. Counselling sehubungan dengan sikap, tingkah laku dan orientasi seksual
Kecuali: counselling untuk kontrasepsi atau prokreasi (Z30-Z31)
Z70.0 Counselling sehubungandengan sikap seksual
Seseorang yang khawatir akan salah tingkah, ragu-ragu atau respons negatif lain dalam
masalah seksual

 1050
Z70.1 Counselling sehubungan dengan tingkah laku dan orientasi seksual pasien
Pasien khawatir tentang: impotensi, tak-berespons, seks bebas, orientasi seksual
Z70.2 Counselling sehubungan dengan tingkah laku dan orientasi pihak ketiga
Mencari nasehat tentang tingkah laku dan orientasi seksual : anak, partner, spouse
Z70.3 Counselling sehubungan dengan berbagai kekhawatiran dalam sikap, tingkah laku dan
orientasi seksual
Z70.8 Sex counselling lainnya
Sex education
Z70.9 Sex counselling, tidak dijelaskan
Z71. Orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan counselling dan nasehat medis
lainnya, not elsewhere classified
Kecuali: counselling untuk kontrasepsi atau prokreasi (Z30-Z31)
sex counselling (Z70.-)
Z71.0 Orang yang berkonsultasi atas nama orang lainnya
Nasehat dan pengobatan untuk piohak ketiga yang tidak hadir
Kecuali: kekhawatiran (normal) tentang orang sakit di dalam keluarga
(Z63.7)
Z71.1 Orang keluhan yang ditakutkan yang untuknya tidak ada diagnosis dibuat
Kondisi takut yang tidak terlihat, masalah adalah hal yang norma, baik tapi khawatir
Kecuali: observasi dan evaluasi medis untuk sangkaan penyakit dan kondisi (Z03.-)
Z71.2 Orang yang berkonsultasi untuk penjelasan hasil penelitian
Z71.3 Konsultasi dan pengawasan diet
Konsultasi dan pengawasan diet (untuk):
NOS, gastritis, colitis, diabetes mellitus, obesity, hypercholesterolaemia
alergi atau intoleransi makanan
Z71.4 Konsultasi dan pengawasan penyalahgunaan alkohol
Kecuali: prosedur rehabilitasi alkohol (Z50.2)
Z71.5 Konsultasi dan pengawasan penyalahgunaan obat
Kecuali: prosedur rehabilitasi obat(Z50.3)
Z71.6 Konsultasi penyalahgunaan tembakau
Kecuali: prosedur rehabilitasi tembakau (Z50.8)
Z71.7 Konsultasi Human immunodeficiency virus [HIV]
Z71.8 Konsultasi lain yang dijelaskan
Konsultasi hubungan seksual sedarah (consanguinity)
Z71.9 Konsultasi, tidak dijelaskan
Nasehat medis NOS
Z72. Masalah sehubungan dengan gaya hidup [lifestyle]
Kecuali: masalah sehubungan dengan:
kesulitan manajemen kehidupan (Z73.-)
keadaan sosioekonomik dan psikologis (Z55-Z65)
Z72.0 Penggunaan tembakau
Kecuali: tobacco dependence (F17.2)
Z72.1 Penggunaan alkohol
Kecuali: alcohol dependence (F10.2)
Z72.2 Penggunaan obat
Kecuali: penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan (F55)

 1051
ketergantungan obat (F11-F16, F19 dengan karakter keempat .2)
Z72.3 Tidak ada berolahraga
Z72.4 Diet dan kebiasaan makan yang tidak baik
Kecuali: malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E40-E64), kelainan makan (F50.-)
kelainan tingkah laku makan bayi atau anak (F98.2-F98.3)
makanan tidak memadai (Z59.4)
Z72.5 Tingkah laku seksual beresiko tinggi
Z72.6 Berjudi dan taruhan
Kecuali: judi kompulsif atau patologis (F63.0)
Z72.8 Masalah lain sehubungan dengan lifestyle
Tingkah laku merusak diri sendiri
Z72.9 Masalah yang berhubungan dengan lifestyle, tidak dijelaskan
Z73. Masalah yang berhubungan dengan kesulitan manajemen kehidupan
Kecuali: masalah sehubungan dengan keadaan sosioekonomik dan psikososial (Z55-Z65)
Z73.0 Burn-out
Keadaan dengan kelelahan vital
Z73.1 Penguatan [accentuation] ciri-ciri kepribadian
Pola tingkah laku Type A (khas dengan ambisi tak terkontrol, butuh prestasi tinggi, tidak
sabar, sangat bersaing, dan mendesak)
Z73.2 Tidak adanya relaksasi dan santai
Z73.3 Stress, not elsewhere classified
Ketegangan fisik dan mental NOS
Kecuali: berhubungan dengan pekerjaan atau pengangguran (Z56.-)
Z73.4 Keterampilan sosial tidak memadai, not elsewhere classified
Z73.5 Konflik peran sosial, not elsewhere classified
Z73.6 Keterbatasan aktifitas akibat cacad
Kecuali: tergantung pada pemberi asuhan (Z74.-)
Z73.8 Masalah lain yang berhubungan dengan kesulitan manajemen kehidupan
Z73.9 Masalah sehubungan dengan kesulitan manajemen kehidupan, tidak dijelaskan
Z74. Masalah yang berhubungan dengan ketergantungan pada pemberi asuhan
Kecuali: ketergantungan pada mesin atau alat yang memberi kemampuan NEC (Z99.-)
Z74.0 Pengurangan mobilitas
Bedfast [harus selalu di bed], chairfast [harus selalu di kursi]
Z74.1 Memerlukan bantuan untuk perawatan personal
Z74.2 Memerlukan bantuan di rumah dan tidak ada anggota keluarga yang bisa merawat
Z74.3 Memerlukan pengawasan terus menerus
Z74.8 Masalah lain yang berhubungan dengan ketergantungan pada pemberi asuhan
Z74.9 Masalah sehubungan dengan ketergantungan pada pemberi asuhan, tidak dijelaskan

Z75. Masalah yang berhubungan dengan fasilitas medis dan asuhan kesehatan lainnya
Z75.0 Pelayanan medis tidak tersedia di rumah
Kecuali: tak ada anggota keluarga lain yang bisa memberikan asuhan (Z74.2)
Z75.1 Orang yang sedang menunggu admisi untuk fasilitas yang memadai di tempat lain
Z75.2 Waktu tunggu lainnya untuk penelitian dan pengobatan
Z75.3 Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya fasilitas asuhan kesehatan

 1052
Kecuali: bed tak tersedia (Z75.1)
Z75.4 Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya badan pembantu lainnya
Z75.5 Holiday relief care
Respite care: penyediaan fasilitas asuhan kesehatan untuk seseorang yang biasanya dirawat
di rumah, supaya keluarganya dapat berlibur.
Z75.8 Masalah lain yang berhubungan dengan fasilitas medis dan asuhan kesehatan lainnya.
Z75.9 Masalah yang tidak dijelaskan sehubungan dengan fasilitas medis dan asuhan kesehatan
lainnya.
Z76. Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal lain
Z76.0 Pemberian resep ulangan
Pemberian resep ulangan untuk: peralatan, obata-obatan, kaca mata
Kecuali: pemberian sertifikat medis (Z02.7)
resep ulangan untuk kontrasepsi(Z30.4)
Z76.1 Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk anak terlantar
Z76.2 Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk bayi dan anak sehat lainnya
Asuhan medis atau perawatan untuk bayi sehat dalam keadaan seperti :
kondisi sosioekonomik yang tidak baik di rumah, menunggu penempatan sebagai
anak asuh atau anak angkat, penyakit ibu, jumlah anak di rumah menghambat
asuhan normal
Z76.3 Orang sehat yang menemani orang sakit
Z76.4 Orang lain yang menginap di fasilitas asuhan kesehatan
Kecuali: orang tak berumah (Z59.0)
Z76.5 Malingerer [berpura-pura secara sadar]
Orang yang pura-pura sakit (dengan motivasi yang jelas)
Kecuali: factitious disorder [kelainan yang bukan akibat alam] (F68.1),
peregrinating patient [pasien yang berjalan terus] (F68.1)
Z76.8 Orang yang mendatangi SPK untuk hal lain yang dijelaskan
Z76.9 Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal yang tidak dijelaskan

ORANG-ORANG DENGAN POTENSI ANCAMAN KESEHATAN SEHUBUNGAN


DENGAN RIWAYAT KELUARGA DAN PRIBADI SERTA KONDISI TERTENTU
YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN (Z80-Z99)
Kecuali: pemeriksaan follow-up (Z08-Z09)
asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
ketika riwayat keluarga atau pribadi merupakan alasan untuk screening khusus atau
pemeriksaan lain atau penelitian (Z00-Z13)
ketika kemungkinan bahwa janin bisa terganggu adalah alasan untuk observasi dan
tindakan sewaktu kehamilan (O35.-)
Z80. Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga
Z80.0 Riwayat neoplasma ganas organ pencernaan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26
Z80.1 Riwayat neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-paru dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34
Z80.2 Riwayat neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39
Z80.3 Riwayat neoplasma ganas payudara dalam keluarga

 1053
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.-
Z80.4 Riwayat neoplasma ganas organ genital dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63
Z80.5 Riwayat neoplasma ganas saluran kemih dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68
Z80.6 Riwayat leukaemia dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95
Z80.7 Riwayat neoplasma ganas lain dari jarirngan limfoid, haematopoietik dan jaringan terkait
dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.-
Z80.8 Riwayat neoplasma ganas organ atau sistem lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49, C69-C79, C97
Z80.9 Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga, tidak dijelaskan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80
Z81. Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku dalam keluarga
Z81.0 Riwayat retardasi mental dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F70-F79
Z81.1 Riwayat penyalahgunaan alkohol dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10.-
Z81.2 Riwayat penyalahgunaan tembakau dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F17.-
Z81.3 Riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F11-F16, F18-F19
Z81.4 Riwayat penyalahgunaan zat lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F55
Z81.8 Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan di bagian lain pada F00-F99
Z82. Riwayat cacad tertentu dan penyakit kronis penyebab cacad dalam keluarga
Z82.0 Riwayat epilepsi dan penyakit lain sistem syaraf dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99
Z82.1 Riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H54.-
Z82.2 Riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H90-H91
Z82.3 Riwayat stroke dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I60-I64
Z82.4 Riwayat penyakit jantung iskemik dan penyakit lain sistem sirkulasi dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I52, I65-I99
Z82.5 Riwayat asma dan penyakit pernafasan bawah kronis lainnya dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J40-J47
Z82.6 Riwayat artritis dan penyakit sistem musculoskeletal dan jaringan ikat dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99
Z82.7 Riwayat malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99
Z82.8 Riwayat cacad lain dan penyakit kronis penyebab cacad dalam keluarga, n. e. c.
Z83. Riwayat kelainan spesifik lain dalam keluarga

 1054
Kecuali: kontak dengan atau dihadapkan pada penyakit menular dalam keluarga (Z20.-)
Z83.0 Riwayat penyakit human immunodeficiency virus [HIV] dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada B20-B24
Z83.1 Riwayat penyakit infeksi dan parasit lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B19, B25-B94, B99
Z83.2 Riwayat penyakit darah dan organ pembentuk darah dan kelainan tertentu yang melibatkan
mekanisme imun dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89
Z83.3 Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E10-E14
Z83.4 Riwayat penyakit endokrin, gizi dan metabolik lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E07, E15-E90
Z83.5 Riwayat kelainan mata dan telinga dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H00-H53, H55-H83, H92-H95
Kecuali: riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan dalam keluarga (Z82.1)
riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam keluarga (Z82.2)
Z83.6 Riwayat penyakit sistem pernafasan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J39, J60-J99
Kecuali: riwayat asma dan peny pernafasan bawah kronis lain dalam keluarga (Z82.5)
Z83.7 Riwayat penyakit sistem pencernaan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93
Z84. Riwayat kondisi lain dalam keluarga
Z84.0 Riwayat penyakit kulit dan jaringan subkutis dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99
Z84.1 Riwayat kelainan ginjal dan ureter dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N29
Z84.2 Riwayat penyakit lain sistem genitourinarius dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N30-N99
Z84.3 Riwayat consanguinity [hubungan seksual sedarah] dalam keluarga
Z84.8 Riwayat kondisi lain yang dijelaskan dalam keluarga
Z85. Riwayat pribadi neoplasma ganas
Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
pemeriksaan follow-up setelah pengobatan neoplasma ganas (Z08.-)
Z85.0 Riwayat pribadi neoplasma ganas organ pencernaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26
Z85.1 Riwayat pribadi neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-paru
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34
Z85.2 Riwayat pribadi neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks lain
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39
Z85.3 Riwayat pribadi neoplasma ganas payudara
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.-
Z85.4 Riwayat pribadi neoplasma ganas organ genital
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63
Z85.5 Riwayat pribadi neoplasma ganas saluran kemih
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68
Z85.6 Riwayat pribadi leukaemia

 1055
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95
Z85.7 Riwayat pribadi neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan jaringan terkait lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.-
Z85.8 Riwayat pribadi neoplasma ganas organ dan sistem lain
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49, C69-C79, C97
Z85.9 Riwayat pribadi neoplasma ganas, tidak dijelaskan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80
Z86. Riwayat pribadi penyakit tertentu lainnya
Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Z86.0 Riwayat pribadi neoplasma lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D00-D48
Kecuali: neoplasma ganas (Z85.-)
Z86.1 Riwayat pribadi penyakit infeksi dan parasit
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B89, B99
Kecuali: sequelae penyakit infeksi dan parasit (B90-B94)
Z86.2 Riwayat pribadi penyakit darah dan organ pembentuk darah dan kelainan tertentu yang
melibatkan mekanisme imun
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89
Z86.3 Riwayat pribadi endokrin, gizi dan metabolik
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E90
Z86.4 Riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10-F19
Kecuali: sedang tergantung (F10-F19 dengan karakter keempat .2)
masalah sehubungan dengan penggunaan:
alkohol (Z72.1), obat (Z72.2), tembakau (Z72.0)
Z86.5 Riwayat pribadi kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F00-F09, F20-F99
Z86.6 Riwayat pribadi penyakit sistem syaraf dan organ penginderaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99, H00-H95
Z86.7 Riwayat pribadi penyakit sistem sirkulasi
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I99
Kecuali: sindroma pasca MCI (I24.1), MCI lama (I25.2),
sequelae penyakit serebrovascular (I69.-)
Z87. Riwayat pribadi penyakit dan kondisi lainnya
Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Z87.0 Riwayat pribadi penyakit sistem pernafasan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J99
Z87.1 Riwayat pribadi penyakit sistem pencernaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93
Z87.2 Riwayat pribadi penyakit kulit dan jaringan subkutis
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99
Z87.3 Riwayat pribadi penyakit sistem muskuloskeleton dan jaringan ikat
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99
Z87.4 Riwayat pribadi penyakit sistem genitourinarius
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N99
Z87.5 Riwayat pribadi komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas

 1056
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O00-O99
Riwayat pribadi penyakit trophoblast
Kecuali: habitual aborter (N96)
pengawasan kehamilan sekarang dengan riwayat obstetrik kabur (Z35.-)
Z87.6 Riwayat pribadi kondisi tertentu yang timbul pada masa perinatal
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada P00-P96
Z87.7 Riwayat pribadi malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99
Z87.8 Riwayat pribadi kondisi lain yang dijelaskan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada S00-T98

Z88. Riwayat pribadi alergi pada obat, medikamen dan zat biologis
Z88.0 Riwayat pribadi alergi penicillin
Z88.1 Riwayat pribadi alergi agen antibiotika lain
Z88.2 Riwayat pribadi alergi sulfonamides
Z88.3 Riwayat pribadi alergi agen antiinfeksi lain
Z88.4 Riwayat pribadi alergi agen anestetik
Z88.5 Riwayat pribadi alergi agen narkotika
Z88.6 Riwayat pribadi alergi agen analgesik
Z88.7 Riwayat pribadi alergi serum dan vaksin
Z88.8 Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis lain
Z88.9 Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis yang tidak dijelaskan
Z89. Hilangnya anggota yang dialami setelah lahir
Termasuk: kehilangan anggota: pascabedah, pascatrauma
Kecuali: cacad anggota didapat (M20-M21), cacad kongenital anggota (Q71-Q73)
Z89.0 Hilangnya jari(-jari) tangan [Termasuk ibu jari], unilateral
Z89.1 Hilangnya tangan dan pergelangan
Z89.2 Hilangnya anggota atas di atas pergelangan
Hilangnya lengan NOS
Z89.3 Hilangnya kedua anggota atas [semua level]
Hilangnya jari(-jari), bilateral
Z89.4 Hilangnya kaki dan tumit
Hilangnya jari(-jari) kaki
Z89.5 Hilangnya tungkai pada atau di bawah lutut
Z89.6 Hilangnya tungkai di atas lutut
Hilangnya tungkai NOS
Z89.7 Hilangnya kedua anggota bawah [semua level, kecuali jari kaki saja]
Z89.8 Hilangnya anggota atas dan bawah [semua level]
Z89.9 Hilangnya anggota, tidak dijelaskan
Z90. Hilangnya organ yang dialami setelah lahir, not elsewhere classified
Termasuk: kehilangan bagian tubuh pascabedah atau pascatrauma NEC
Kecuali: absen kongenital - see Alphabetical Index
absen pascabedah pada kelenjar endokrin (E89.-), limpa (D73.0)
Z90.0 Hilangnya bagian dari kepala dan leher
Hilangnya mata, larynx, hidung,

 1057
Kecuali: hilangnya gigi (K08.1)
Z90.1 Hilangnya payudara
Z90.2 Hilangnya paru-paru [bagiannya]
Z90.3 Hilangnya bagian lambung
Z90.4 Hilangnya bagian lain saluran pencernaan
Z90.5 Hilangnya ginjal
Z90.6 Hilangnya organ lain saluran kemih
Z90.7 Hilangnya organ(-organ) genital
Z90.8 Hilangnya organ lain
Z91. Riwayat faktor resiko pribadi, not elsewhere classified
Kecuali: dihadapkan pada polusi dan masalah lain lingkungan fisik (Z58.-)
dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko (Z57.-)
riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif (Z86.4)
Z91.0 Riwayat pribadi alergi, selain pada obat dan zat biologis
Kecuali: riwayat pribadi alergi pada obat dan zat biologis (Z88.-)
Z91.1 Riwayat pribadi ketidakpatuhan pada pengobatan dan regimen medis
Z91.2 Riwayat pribadi kebersihan pribadi yang buruk
Z91.3 Riwayat pribadi jadwal tidur-bangun tidak sehat
Kecuali: kelainan tidur (G47.-)
Z91.4 Riwayat pribadi trauma psikologis, not elsewhere classified
Z91.5 Riwayat pribadi melukai diri sendiri
Parasuicide, meracunidiri sendiri, usaha bunuh diri
Z91.6 Riwayat pribadi truma fisik lainnya
Z91.8 Riwayat faktor resiko pribadi lainnya, not elsewhere classified
Abuse NOS, maltreatment NOS
Z92. Riwayat pribadi pengobatan medis
Z92.0 Riwayat pribadi kontrasepsi
Kecuali: konsultasi atau manajemen praktek kontrasepsi sekarang (Z30.-)
kehadiran (intrauterine) contraceptive device (Z97.5)
Z92.1 Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) antikoagulan jangka panjang
Z92.2 Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) medikamen lain jangka panjang
Riwayat pribadi penggunaan aspirin
Z92.3 Riwayat pribadi irradiasi
Riwayat pribadi radiasi terapi
Kecuali: dihadapkan pada radiasi dalam lingkungan fisik (Z58.4)
dihadapkan oleh pekerjaan pada radiasi (Z57.1)
Z92.4 Riwayat pribadi pembedahan mayor, not elsewhere classified
Kecuali: status lobang buatan (Z93.-), status transplantasi organ atau jaringan (Z94.-)
adanya implant dan graft fungsional (Z95-Z96), status pascabedah (Z98.-)
Z92.5 Riwayat pribadi tindakan rehabilitasi
Z92.8 Riwayat pribadi pengobatan medis lainnya
Z92.9 Riwayat pribadi pengobatan medis, tidak dijelaskan
Z93. Status lobang buatan
Kecuali: lobang buatan memerlukan perhatian dan penatalaksanaan (Z43.-)
komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5)
Z93.0 Status tracheostomy

 1058
Z93.1 Status gastrostomy
Z93.2 Status ileostomy
Z93.3 Status colostomy
Z93.4 Status lobang buatan lain pada saluran gastrointestinum
Z93.5 Status cystostomy
Z93.6 Status lobang buatan lain pada saluran kemih
nephrostomy, ureterostomy, urethrostomy
Z93.8 Status lobang buatan lainnya
Z93.9 Status lobang buatan, tidak dijelaskan
Z94. Status transplantasi organ dan jaringan
Termasuk: organ atau jaringan diganti dengan transplant heterogen atau homogen
Kecuali: komplikasi organ atau jaringan yang ditransplantasikan – see Alphabetical Index
adanya: graft vaskuler (Z95.-), katup jantung xenogenik (Z95.3)
Z94.0 Status transplantasi ginjal
Z94.1 Status transplantasi jantung
Kecuali: status penggantian katup jantung (Z95.2-Z95.4)
Z94.2 Status transplantasi paru-paru
Z94.3 Status transplantasi jantung dan paru-paru
Z94.4 Status transplantasi hati

Z94.5 Status transplantasi kulit


Status transplantasi kulit autogen
Z94.6 Status transplantasi tulang
Z94.7 Status transplantasi kornea
Z94.8 Status transplantasi organ dan jaringan lainnya
Status transplantasi sumsum tulang, usus, pankreas
Z94.9 Status transplantasi organ dan jaringan, tidak dijelaskan
Z95. Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah
Kecuali: komplikasi alat, implant, dan graft jantung dan pembuluh darah (T82.-)
Z95.0 Adanya pacemaker jantung
Kecuali: adjustment or management of cardiac pacemaker (Z45.0)
Z95.1 Adanya graft bypass aortokoronaria
Z95.2 Adanya katup jantung prostetik
Z95.3 Adanya katup jantung xenogenic
Z95.4 Adanya penggantian katup jantung lainnya
Z95.5 Adanya implant dan graft angioplasti koronaria
Adanya prosthesis arteri koronaria
Status setelah angioplasti koronaria NOS
Z95.8 Adanya implants dan graft jantung dan pembuluh darah lainnya
Adanya prosthesis intravaskular NEC
Status setelah angioplasti perifer NOS
Z95.9 Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah, tidak dijelaskan
Z96. Adanya implant fungsional lainnya
Kecuali: komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal (T82-T85)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46)
Z96.0 Adanya implant urogenital

 1059
Z96.1 Adanya lensa intraokular
Pseudophakia
Z96.2 Adanya implant otologis dan audiologis
tabung myringotomy, penggantian stapes, stent tuba Eustachia, alat pendengaran konduksi
tulang, implantasi kokhlea
Z96.3 Adanya larynx buatan
Z96.4 Adanya implant endokrin
Pompa insulin
Z96.5 Adanya impant akar-gigi dan mandibula
Z96.6 Adanya implant sendi orthopaedik
Penggantian sendi jari, penggantian sendi panggul (partial)(total)
Z96.7 Adanya implant tulang dan tendon lainnya
Adanya plat tengkorak
Z96.8 Adanya implant fungsional lain yang dijelaskan
Z96.9 Adanya implant fungsional, tidak dijelaskan
Z97. Adanya peralatan lain
Kecuali: komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal (T82-T85)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46)
adanya alat drainase cairan serebrospinalis (Z98.2)
Z97.0 Adanya artificial eye
Z97.1 Adanya artificial limb (complete)(partial)
Z97.2 Adanya alat prostetik gigi (complete)(partial)
Z97.3 Adanya kaca mata dan lensa kontak
Z97.4 Adanya hearing-aid eksternal
Z97.5 Adanya (intrauterine) contraceptive device
Kecuali: pemeriksaan pemasangan kembali atau pengeluaran alat kontrasepsi (Z30.5)
pemasangan alat kontrasepsi (Z30.1)
Z97.8 Adanya peralatan lain yang dijelaskan
Z98. Keadaan pascabedah lainnya
Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
komplikasi pascaprosedur atau pascabedah – see Alphabetical Index
Z98.0 Status baypass dan anastomosis usus
Z98.1 Status arthrodesis
Z98.2 Adanya alat drainase cairan serebrospinalis
Adanya CSF shunt
Z98.8 Keadaan pascabedah lain yang dijelaskan
Z99. Ketergantungan pada mesin dan alat yang memberi kemampuan, n. e. c.
Z99.0 Ketergantungan pada aspirator
Z99.1 Ketergantungan pada respirator
Z99.2 Ketergantungan pada dialisis ginjal
Adanya shunt arteriovena utnuk dialisis, status dialisis ginjal
Kecuali: persiapan, pengobatan atau sesi dialisis (Z49.-)
Z99.3 Ketergantungan pada kursi roda
Z99.8 Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi kemampuan
Z99.9 Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi kemampuan yang tidak dijelaskan

 1060
BAB XXII
KODE UNTUK TUJUAN KHUSUS (U00-U99)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


U00-U49 Kode sementara penyakit baru yang etiologinya tidak pasti
U80-U89 Agen bakteri yang resisten terhadap antibiotika

Provisional assignment of new diseases of uncertain etiology (U00-49)


U04 Severe acute respiratory syndrome [SARS]
U04.9 Severe acute respiratory syndrome [SARS], unspecified

Bacterial agents resistant to antibiotics (U80-U89)


Note: Kategori ini jangan sekali-kali digunakan untuk kode primer. Mereka disediakan untuk
digunakan sebagai kode tambahan kalau dinginkan untuk mengidentifikasi antibiotika
yang bakteri resisten terhadapnya, pada infeksi bakteri yang diklasifikasikan di tempat
lain.

U80 Agen yang kebal terhadap penisilin dan antibiotika terkait


U80.0 Agen yang kebal terhadap penicillin
U80.1 Agen yang kebal terhadap methicillin
U80.8 Agen yang kebal terhadap antibiotika terkait penicillin lain

U81 Agen yang kebal terhadap vancomycin dan antibiotika terkait


U81.0 Agen yang kebal terhadap vancomycin
U81.8 Agen yang kebal terhadap antibiotika terkait vancomycin lain

U88 Agen yang kebal terhadap antibiotika ganda


Note: Kategori ini disediakan untuk digunakan kalau suatu agen bakteri resisten terhadap
dua atau lebih antibiotika, tapi tidak cukup informasi untuk menentukan antibiotika
mana yang paling menyumbang pada ‘kondisi utama’ ini. Kategori ini hendaknya juga
digunakan untuk tujuan tabulasi primer kalau pengkodean tunggal lebih memudahkan.
Kalau tidak, maka setiap agen spesifik yang resisten terhadap antibiotika ini hendaknya
dikode secara terpisah.

U89 Agen yang kebal terhadap antibiotika lain dan tidak dijelaskan
U89.8 Agen yang kebal terhadap antibiotika tunggal lain yang dijelaskan
U89.9 Agen yang kebal terhadap antibiotika yang tida

 1061
1062

Anda mungkin juga menyukai