Anda di halaman 1dari 142

ICD-10

CHAPTER 1 – 5

BAB A-B,
C-D,
D,
E&F

1
CHAPTER I

BAB A – B
Penyakit infeksi
dan
Parasitk tertentu

2
KEKHUSUSAN BAB 1
Certain Infectious and Parasitic Diseases
(Penyakit Infeksi dan Parasitik Tertentu)
(A00 – B99) [107-180; 99-163]

• Includes (termasuk Bab I ini): penyakit-2 yang dikenal dapat


menular atau ditularkan, dapat menyerang masyarakat luas.

• Excludes: yang tidak termasuk ke Bab ini adalah:


- carrier/diduga carrier penyakit infeksi.
- penyakit infeksi tertentu – (lihat di Bab-bab terkait sistem
organ tubuh)
- penyakit infeksi dan parasitik yang menimbulkan komplikasi
pada kehamilan, kelahiran dan nifas [kecuali tetanus
obstetrik dan penyakit HIV] (O98.-)
- penyakit infeksi dan parasitik khusus pada masa perinatal
[kecuali tetanus neonatorum, sifilis kongenital, infeksi
GO perinatal dan penyakit HIV perinatal] (P35-P39)
- influenza dan infeksi saluran napas akut (J00-J22)
3
Bab I terbagi dalam Blok-2

• A00-A09 Penyakit infeksi usus


• A15-A19 Tuberkulosis (TB)
• A20-A28 Penyakit bakterial tertentu yang ditularkan melalui
hewan perantara
• A30-A49 Penyakit bakterial lain-2
• A50-A64 Penakit infeksi yang ditularkan utama melalui
hubungan seksual
• A65-A69 Penyakit spirochaetal lain
• A70-A74 Penyakit lain yang disebabkan oleh chlamydia
• A75-A79 Rickettsioses
• A80-A89 Penyakit infeksi viral susunan saraf pusat
• A90-A99 Demam yang ditularkan melalui serangga dan demam
berdarah viral

4
Bab I terbagi dalam Blok-2 (Lanjutan)

• B00-B09 Infeksi viral dengan gejala khas pada kulit dan lesi
pada selaput mukosa
• B15-B19 Hepatitis viral
• B20-B24 Penyakit defisiensi imunitas akibat virus [HIV]
• B25-B34 Penyakit viral lain
• B35-B49 Mikoses (penyakit jamur)
• B50-B64 Penyakit protozoal
• B65-B83 Penyakit cacingan
• B85-B89 Pediculosis (kutu kepala), acariasis (cacing perut) dan
infestasi lain-lain
• B90-B94 Sequelae (gejala sisa) penyakit infeksi dan parasitik
• B95-B97 Bakteri, virus dan agen-agen infeksi lain-lian
• B99 Penyakit infeksi lain-2

5
Tuberculosis (A15-A19)
• Includes: termasuk di sini adalah infeksi Mycobacterium
tuberculosis dan Mycobacterium bovis
Excludes: tidak termasuk adalah:
- TB kongenital (P37.1)
- pneumoconiosis associated dengan TB (J65)
- sequalae of TB (B90.-)
- silicotuberculosis (J65)
A15 untuk TB pernapasan yang terkonfirmasi dengan hasil
pemeriksaan bakteriologik dan histologik
A16 untuk TB pernapasan yang tidak dikonfirmasi dengan hasil
pemeriksaan bakteriologik dan histologik
A17! TB sistem saraf (Semua subkategori digit ke4 dengan tanda *)
A18 TB organ-2 lain: (Tidak semua ber-!)
A18.0!, A18.1!, A18.5!, A18.6!, A18.7!, A18.8!

Perhatikan bahwa A18.2 tidak berdagger, anggotanya juga tidak


ber- ! Maka tidak ada yang ber (*).
A18.3 tidak ada !, namun anggotanya ada yang ber-! maka ada
pasangan yang berasterisk (*)
6
Other Bacterial Diseases (A30 – A49)
A30 Leprosy [Hansen’s disease]

• A30 Leprosy [Hansen’s disease]


Includes: infeksi karena Mycobacterium leprae
Excludes: sequelae of leprosy (B92)
A30.0 Indeterminate leprosy (I leprosy)
A30.1 Tuberculoid leprosy (TT leprosy)
A30.2 Boderline tuberculoid leprosy (BT leprosy)
A30.3 Boderline leprosis (BB leprosy)
A30.4 Boderline lepromatous leprosy (BL leprosy)
A30.5 Lepromatous leprosy (LL leprosy)
A30.8 Other forms of leprosy
A30.9 Leprosy, unspecified

• A31 Infection due to other mycobacteria


Excludes: leprosy (A30.-)
tuberculosis (A15 – A19)
7
A32, A33, A34, A35, A36, A37 dan A38

• A32 Listeriosis
Includes: termasuk ini infeksi listeriosis dari makanan
Excludes: neonatal (dissiminated) listeriosis (P37.2)
(Rincian digit ke 4 sesuai site infeksi/gangguannya)

Ada 3 nomor code untuk tetanus:


• A33 Tetanus neonatorum
• A34 Obstretrical tetanus
• A35 Other tetanus (tetanus NOS)
Tetanus NOS
Excludes: tetanus: - neonatorum (A33)
- obstetrical (A34)

• A36 Diphtheria (rincian digit ke 4 sesuai site infeksinya)


• A37 Whooping cough (rincian digit ke 4 sesuai jenis kumannya)
• A38 Scarlet fever (Excludes: streptococcal sore throat J02.0)
8
A39, A40
• A39: Meningococcal infection
A39.0!; A39.1! dan A39.5! semua berdagger (!)
A39.2; A39.3; A39.4; A39.9 tidak berdagger.
A39.8 tak berdagger namun anggotanya berasterisk (*)

• A40: Streptococal septicaemia


Excludes (Tidak termasuk ini) adalah:
saat melahirkan (O75.3)
yang mengikuti:
- abortus/ektra-uterine/kehamilan mola (O03-O07.- O08.0)
- post imunisasi (T88.0)
- infus, transfusi atau suntikan terapeutis (T80.2)
neonatal (P36.0 – P36,1)
postprocedural (T81.4)
nifas (puerperal) (O85)
Rincian pada digit ke-4 sesuai jenis kuman streptokokalnya
9
A41 Septicaemia
• A41 Septicaemia lain-2
Excludes: tidak termasuk di sini septicaemia yang:
bacteriemia NOS (A49.9)
saat bersalin (O75.3)
mengikuti:
- abortion/ectopic/molar pregnancy (O03 - O07.- O08.0)
- immunisasi (T88.0)
- infus/transfusi/suntikan terapuetik (T80.2)
septicaemia akibat/pada (due-to) (in):
- actinomycotic
- anthrax
dst.
septicaemic:
- melioidosis (A24.1)
- plague (A20.7)
toxic shock syndrome (A48.3)
10
Infeksi akibat mode penularan kontak seksual
(A50-A64)

• Excludes: peyakit HIV (B20-B24)


urethritis non-GO dan nonspecific (N34.1)
Reiter’s disease (M02.3) (anggota Reactive
arthropathies)
• A50 perhatikan keterangan waktu yang mengikuti nomor codenya.
• A51 ada yang berdagger (!) pada anggota berdigit ke-4. Perhatikan
A51.3 dan A51.4
• A52 Late syphilis juga ada yang berdagger.
• A53 untuk sifilis lain-lain yang tidak dirinci tentang waktu timbulnya.
• A54 Infeksi GO, pada ini juga ada yang berdagger, juga ada yang
tidak berdagger namun beberapa anggotanya berasterisk.
• A55 tunggal
• A56 penyakit seksual chlamydia.
Perhatikan excludes dan includesnya.
Rincian di digit ke 4 menjelaskan site infeksi pada organ
kemih-kelamin, anus, rectum dan pharynx, atau site lain-2. 11
Infeksi akibat penularan dari mode kontak seksual (Lanjutan-1)

• A57 (ulcus molle); A58 (donovanosis) adalah tunggal


• A59 Trichomoniasis
Tidak termasuk di sini adalah: trichomoniasis intestinal (A07.8)
Rincian digit ke 4 hanya 3 site:
A59.0 urogenital, A59.8 site lain-2 dan
A59.9 yang unspecified namun ada yang berasterisk (*)
• A60 Infeksi herpesviral [herpes simplex] anogenital
A60.0 tidak berdagger (!), anggota ada yang berasterisk (*)
A60.1 infeksi herpes pada kulit perianal dan rectum
A60.9 unspecified (terkait site infeksi)
• A63 Penyakit menular seksual lain-2 yang tak terklasifikasi di
Bab lain (NEC)
Excludes: molluscum contagiosum (B08.1)
papilloma of cervix (D26.0)
A63.0 Anogenital veneral warts. A63.8 yang lain-2.
• A64 Penyakit penularan kontak seksual lain yang tidak dirinci
Veneral disease (NOS)
12
Penyakit Spirocheatal lain-2 (A65-A69)
& Penyakit Chlamydiae lain-2 (A70-A74)

• Other spirochaetal diseases (A65 – A69)


Excludes: leptospirosis (A27.-)
syphilis (A50 – A53)
Kedua kuman penyebab penyakit di atas ini bentuk fisiknya
spirochaetal.
Perhatikan setiap Excludes dan Includes yang ada, tanda baca }, [ ]

Penyakit lain akibat chlamydia (A70 – A74)


• A70 Chlamydial psittaci infection. (Tunggal, tidak bersubdivisi)
• A71 Trachoma (Mata) Excludes: sequelae of trachoma (B94.0)
Rincian pada digit-4 menjelaskan stadium gangguannya.
• A74 Penyakit-2 lain disebabkan infeksi chlamydia
Excludes: …
A74.0 ! maka pasangannya harus ber *
A74.8 Other chlamydial disease. (anggota bisa ber *)
A74.9 Chlamydial infection, unspecified
Chlamydiosis NOS
13
Rickettsioses (A75-A79) & Infeksi Viral
Susunan Saraf Pusat (A80 – A89)

• A75 Typhus fever  Ini bukan Febris Tifoid atau demam tifoid
Excludes: …
Punya subdivisi: A75.0; A75.1; A75.2; A75.3; A75.9
• A77 Spotted fever [tick-borne rickettsioses]
Punya subdivisi: A77.1; A77.1; A77.2; A77.3; A77.8; A77.9
• A78 Q fever (tidak ada subdivisi digit ke 4)
• A79 Other rickettsiosis
Punya subdivisi: A79.0; A79.1; A79.8; A79

A80 – A89 Excludes: sequelae dari: - poliomyelitis (B91)


- viral encephalitis (B94,1)
• A80 Poliomyelitis akut  punya subdivisi:
A80.0 ada kaitan dengan vaksin
A80.1; A80.2; ada kaitan dengan jenis virusnya
A80.3 yang dengan paralitik
A80.4 non paralitik
A80.9 yang unspecified 14
A81 – A89 (Lanjutan)

• A81 Infeksi viral lambat CNS  Termasuk di sini:


A81.0 Creutfeldt-Jakob disease [Penyakit sapi gila]
Subdivisi lain-2: A81.1; A81.2; A81.8; A81.9
• A82 Rabies [penyakit anjing gila]
Subdivisi-2: A82.0; A82.1; A82.9
• A83 Encephalitis akibat gigitan nyamuk
Includes: meningoencephalitis viral akibat gigitan nyamuk
Excludes: Venezuelan equine encephalitis (A92.2)
• A84 Encephalitis gigitan kutu
Termasuk di sini: meningoencephalitis karena viral kutu.
Rincian di digit-4 sesuai jenis/sifat hidup virusnya.
• A85 Encephalitis viral lain-2 yang istilah penyakitnya tidak
terklasifikasi di Bab lain.
Perhatikan Includes dan Excludes yang ada : …
Perhatikan code bertanda dagger dan asterisk!
15
A81-A89 (Lanjutan-2)

• A86 Encephalitis viral yang unspecified


Code ini untuk: - viral encephalomyelitis NOS
- viral meningoencephalitis NOS
• A87 Viral meningitis
Excludes: meningitis karena:
- herpes virus [herpes simple] (B00.3)
- measle virus (campak) (B05.1)
- mumps virus (gondongan) (B26.1)
- poliomyelitis virus (A80.-)
- zoster (B02.1)
2 Subdivisi yang ber-dagger A87.0! Dan A87.1!, 3 yang lain tidak
ber-dagger: A87.2; A87.8; dan A87.9 rincian sesuai jenis virusnya,
tidak termasuk jenis virus yang disebut di Excludes: …
• A88 infeksi viral lain-2 CNS  perhatikan Excludes: …
Punya 3 anggota, A88.0; A88.1; A88.8 other specified viral …
• A89 ini tunggal
16
Arthropod-borne viral fevers and viral haemorrhage
(A90-A99)

Penyakit demam berdarah termasuk ke grup penyakit ini:

• A90 Dengue fever [classical dengue] Excludes: Dengue pada A91


• A91 DHF
• A92 Demam viral gigitan nyamuk lain-2. Temasuk ini Chikungunya
Sebagian rincian pada digit ke-4 sesuai nama daerahnya.
• A93 Demam viral lain-2 yang NEC
• A94 Demam viral gigitan nyamuk unspecified
• A95 Yellow fever (demam kuning)
• A96 Arenaviral haemorrhagic fever
• A98 Demam berdarah viral lain-2, NEC
Perhatikan Excludes: A92.0 dan A91
• A99 Demam berdarah viral unspecified.
17
Infeksi Viral dengan Tanda Khusus
pada Kulit dan Selaput Lendir (B00-B09) [Hal. 145-152]

• B00 Herpesviral [herpes simplex] infections


Perhatikan Excludes: …
Terinci dalam subdivisi penuh dari .0 - .9 ada yang berdagger.
• B01 Varicella [chickenpox] terinci dalam 5 subdivisi komplikasi
• B02 Zoster [herpes zoster] ada includes dan 7 subdivisi
• B03 Smallpox (cacar) ini tunggal (Baca pernyataan WHO di
bagian bawah hal. 150)
• B04 Monkey pox ini juga tunggal
• B05 Measle (Morbilli, campak) punya 7 subdivisi komplikasinya.
• B06 Rubella [German measles] Excludes: ... Punya 3 subdivisi.
• B07 Viral warts, perhatikan Excludes: ..
• B08 Infeksi viral lain dengan gejala lesi kulit dan membrane
mukosa NEC. Ada Excludes: …, Punya 7 subdivisi.
• B09 Ini tunggal: Viral enanthema NOS dan Viral exanthema NOS.
18
Viral Hepatitis (B15 - B19) [Hal. 152 – 153]

• Ini khusus untuk hepatitis karena infeksi virus.


Excludes: cytomegaloviral hepatitis (B25.1)
herpesviral [herpes simpelx] hepatitis (B00.8)
sequelae of viral hepatitis (B94.2)

• Hepatitis non-viral akan ditemukan di Bab Sistem Digestif


(Bab XI) atau Chapter XI Diseases of the digestive
system (K00-K93) pada halaman 585 Diseases of liver
(K70-K77)
• B15 Hepatitis A akut
• B16 Hepatitis B akut
• B17 Hepatitis viral akut lain-lain
• B18 Chronic viral hepatitis
• B19 Unspecified viral hepatitis

Hasil pemeriksaan lab. tentang delta-agent (co-infection) dan coma


menjadi patokan rincian nomor kode digit ke 4.
19
HIV Disease (B20 – B24) [Hal. 153 -155]

• Note: Karakter (digit) ke 4 melengkapi B20-B23, disediakan untuk


kegunaan optional (sesuai pilihan) apabila tidak mungkin atau
tidak menginginkan menggunakan kode ganda (multiple
coding), untuk memperjelas kondisi yang ditemukan.
• Excludes: Infeksi HIV asimtomatik (Z21)
• B20 Penyakit HIV pada penyakit infeksi dan parasitik
Excludes: sindroma infeksi HIV akut (B23.0)
Punya 10 subdivisi, rincian sesuai jenis infeksi/parasitnya
• B21 Penyakit HIV pada neoplasma malignant
Punya 7 subdivisi, rincian sesuai neoplasmnya
• B22 Penyakit HIV pada penyakit khusus lain-lian
Punya 4 subdivisi. Ada Note di B22.7
• B23 Penyakit HIV pada kondisi-2 lain
Punya 4 subdivisi, merinci HIV pada berbagai kondisi
• B24 AIDS NOS, dan ARC NOS
20
Penyakit Viral Lain-2 (B25 – B34)

• B25 Penyakit cytomegaloviral


Excludes: infeksi megaloviral kogenital (P35.1)
mononucleosis cytomegaloviral (B27.1)
Punya 5 subdivisi, 3 di antaranya mempunyai tanda !
(B25.0!; B25.1!; B25.2!)
• B26 Mumps, termasuk: parotitis epidemic dan parotitis infectious
Punya 6 subdivisi sesuai rincian komplikasinya.
Ada 4 berdagger dan satu (B26.8) tak berdagger namun
anggotanya ber-asterisk.
• B27 Infectious mononucleosis. Termasuk ini: glandular fever,
monocytic angina dan Pfeifer’s disease
• B30 Konjungtivitis viral. Excludes:
ocular disease:
- herpesviral [herpes simplex] (B00.3)
- zoster (B02.3)
Punya subdivisi 6, B30.2 dan B30,9 tidak berdagger.
• B33 Penyakit viral lain-2 NEC
• B34 Penyakit viral yang sitenya tidak dirinci. 21
Mycoses (B35 - B49)

• Excludes: hipersensitivitis pneumonitis akibat debu organik (J67.-)


mycosis fungoides (C84.0)
• B35 Dermatophytosis
Includes: favus
infeksi akibat jenis Epidermophyton, Microsporum
dan Trichophyton.
tinea, tipe apapun kecuali yang ada di B36.-
• B36 Mycoses superfisial lain-2 (termasuk di sini panu)
• B37 Candidiasis Includes: candidasis; moniliasis
Excludes: neonatal conditions (P37.5)
Ada B37.3 !; B37.4 !; B37.5; B37.6 ! (berdagger)
• B38 Coccidomycosis Ada satu subdivisi B38.4 ! (berdagger)
• B39 Histoplasmosis Punya 7 subdivisi. Tidak ada yang bertanda !
• B40 Blastomycosis Excludes: Brazilian blastomycosis (B41.-)
Keloidal blastomycosis (B48.0)
22
Mycoses (Lanjutan)

• B41 Paracoccidiodomycosi Includes: Brazilian blastomycosis


Lutz’ disease
Punya 4 subdivisi digit ke 4 rincian sesuai site gangguan.
• B42 Sporotrichosis Punya 5 subdivisi, B42.0 ! Berdagger.
• B43 Chromomycosis & phaemycotic abscess
Punya 5 subdivisi
• B44 Aspergillosis Punya 6 subdivisi
Includes: aspergilloma
• B45 Cryptococcosis Subdivisi B45.1 tak berdagger namun
Cryptococcal meningitids (G02.1*) maka
kalau digunakan harus ditulis: B45.1! G02.1*
Total ada 7 subdivisi
• B46 Zygomycosis Punya 8 subdivisi.
• B47 Mycetoma Punya 3 subdivisi
• B48 Mycosis lain-2 NEC Punya 7 subdivisi
B48.7 memiliki definisi yang cukup panjang (Hal. 164)
• B49 Unspecified mycosis (tunggal)
23
Protozoal diseases (B50 – B64) [Hal. 165 – 168]

Excludes: amoebiasis (A06.-)


other protozoal intestinal diseases (A07.-)

• B50 Plasmodium falciparum malaria


Includes: mixed infections of Plas. F. with any other Plas. Sp.
B50.0 Plasmodium f. m. with cerebral complications
B50.8 Other severe & complicated Plas. F. m.
B50.9 Plas. F. m, unspecified.
• B51 Plasmodium vivax malaria
Perhatikan Includes dan Excludes yang ada: …
B51.0 dengan ruptur lien
B51.8 dengan komplikasi lain
B51.9 tanpa komplikasi
• B52 Plasmodium malariae malaria
Perhatikan includes dan Excludes yang ada: …
B52.0 dengan nephropathy
B52.8 dan B52.9
24
Protozoal diseases (lanjutan-1)

• B53 Other parasitologically confirmed malaria


B53.0 Plas. Ovale malaria
Excludes: when mixed with Plasmodium:
- falsiparum (B50.-), malariae (B52.-), vivax (B51.-)
B53.1 Malaria due to simian plasmodia
Excludes: …
B53.8 Other parasitologiccaly confirmed malaria NEC

• B54 Unspecified malaria


Diagnosis secara klinis tanpa ada confirmasi hasil
pemeriksaan parasitologik.

• B55 Leishmaniasis (Sesuai site serangan dibagi 4 Subdivisi)


• B56 African trypanosomiasis (termasuk di sini adalah penyakit
tidur Afrika) (Sesuai hewan perantara dibagi 3 subdivisi)
25
Protozoal diseases (Lanjutan -2)

• B57 Chagas’ disease ( Includes: …)


B57.0 !, B57.2 !, sedangkan B57.1, B57.3, B57.4, B57.5,
tidak bertanda dagger (!)

• B58 Toxoplasmosis ( Includes: … Excludes: …)


4 subdivisi berdagger (!): 58.0 !, B58.1 !, B58.2 !, B58.3 !
B58.8 tak berdagger, namun anggotanya ada yang
berasterisk.
B58.9 tidak berdagger.

• B59 Pneumocystosis (Pneumonia due to Pneumocystis carinii)

• B60 Penyakit protozoal lain-2 NEC (ada 4 subdivisi)


Anggota B60.1 dan B60.2 ada yang ber-asterisk (*)

• B64 Unspecifie protozoal disease. (Gangguan ini tunggal)


26
Helminthiases (Cacingan) (B65 – B83)

• B65 Schistosomiasis [bilharziasis] Includes: snail fever


B65.0, B65.1, B65.2, B65.3, B65.8, B65.9
• B66 Other fluke (cacing pipih) infections
B66.0, B66.1, B66.2, B66.3, B66.4, B66.5, B66.8, B66.9
• B67 Echinococcosis (Includes: hydatidosis)
Punya lengkap 10 subdivisi.
• B68 Taeniasis (Caning pita) Excludes: cysticercosis (B69.-)
Hanya punya 3 subdivisi B68.0, B68.1, B68.9
• B69 Cysticercosis (Includes: cysticerciasis infection due to larval
form of Taenia solium)
Punya 4 subdivisi: B69.0, B69.1, B69.8, B69.9
• B70 Diphyllobothriasis & sparganosis Termasuk di sini infeksi
cacing pita ikan (Fish tapeworm infection)
Hanya dibagi 2 subdivisi.
27
Helminthiqasis (Lanjutan-1)

• B71 Infeksi cestoda lain-lain (Termasuk di sini cacing pita anjing,


tikus dll)
Dibagi 4 subdivisi sesuai jenis cacingnya.
• B72 Dracunculiasis(infeksi cacing babi)
• B73 Onchocerciasis (Onchocerca volvulus infection,
onchocercosis dan river blindness)
• B74 Filariasis Excludes: … (Termasuk di sini kaki gajah)
B74.0, B74.1, B74.2, B74.3, B74.4, B74.8, dan B74.9
Rincian sesuai jenis cacing filarianya
• B75 Tricfinellosis (tunggal)
• B76 Hookworm (Cacing tambang) diseases
termasuk uncinariasis, Ankylostomiasis) Punya 4 subdivisi.
• B77 Ascariasis (Cacing perut, cacing gilik) Ada 3 subdivisi,
rincian sesuai komplikasi yang diakibatkannya.
• B78 Strongyloidiasis Excludes: trichostrongyliasis (B81.2)
Punya 4 subdivisi, rincian sesuai site infestasinya.
28
Helminthiasis (Lanjutan -2)

• B79 Tricuriasis:
Trichocephaliasis;
Whipworm (infection) (diseases)
• B80 Enterobiasis (Cacing kremi)
Oxyuriasis,
Pinworm infection,
Threadworm infection
• B81 Helminthiasis intestinal lain-2 NEC
B81.0, B81.1, B81.2, B81.3, B81.4, B81.8
• B82 Unspecified intestinal p-arasitism (Cacingan)
B82.0 Intestinal helminthiasis unspecified
B82.9 Intestinal parasitism unspecified.
• B83 Other heminthiasis Excludes: … Punya 7 subdivisi.
B83.2 tidak berdagger, namun anggotanya berastrerisk (*)

29
Pediculosis, acariasis & infestasi lain-2 (B85-B89)
[Hal. 175-177]

• B85 Pediculosis & Phthiriasis (Kutu kepala)


Rincian di subdivisi sesuai site infestasinya.
Punya 5 subdivisi, B85.0, B85.1, B85.2, B85.3, B85.4
• B86 Scabies (Sarcoptic itch)
• B87 Myasis Includes: infestasi oleh larva lalat
Rincian di subdivisi sesuai site infestasinya di tubuh.
Punya 7 subdivisi, B87.0, B87.1, B87.2, B87.3, B87.4
B87.8, B87.9
• B88 Infestasi lain-2
Rincian di subdivisi sesuai jenis kutunya di luar scabies (B86)
dan internal hirudiniasis (B83.4)
Punya 6 subdivisi, B88.0, B88.1, B88.2, B88.3, B88.8, B88.9
• B89 Unspecified parasitic disease.
Penyakit/gangguan parasit yang tidak disertai keterangan lain.
30
Sequelae Penyakit Infeksi dan Parasitik (B90-B94)

• Note: Kategori ini digunakan untuk menjelaskan kondisi


kategori-2 pada A00-A89 sebagai causa/penyebab sequelae
terkait (gejala sisa terkait), yang mereka sendiri terklasifikasi
di Bab//bagian lain ICD-10.
• Istilah sequelae meliputi kondisi yang disebut sebagai gejala sisa;
termasuk juga pernyataan efek penyakit yang terklasifikasi ke
kategori di atas apabila disertai bukti bahwa penyakit penyebabnya
sudah tidak ada lagi/tidak diderita pasiennya lagi.
• Untuk penggunaan kategori sequelae ini, silahkan merujuk
ke Rules Morbiditas (Hal. 114, 117, 123) dan Mortalitas
(Hal. 43. 49, dan 70 aliena 4.2.4) yang ada di volume 2, ICD-10.

• B90 Sequelae of TB Punya 5 subdivisi sesuai site organnya.


• B91 Sequelae of Poliomyelitis
• B92 Sequelae of leprosy
• B94 Sequelae lain-2 yang tidak dirinci penyakit infeksi &
parasitnya Punya 5 subdivisi 31
Agen infeksi bakterial, viral dan lain-lain (B95-B97)
dan Penyakit-2 Infeksi lain (B99)

• Note: Kategori-2 ini tidak boleh digunakan untuk primary coding


(kode utama).
Mereka disediakan sebagai code supplementary atau code
tambahan (additional codes) bila diperlukan untuk
merinci jenis agen (kuman) penyebab infeksi pada
penyakit yang penyakitnya sendiri terklasifikasi di
Bab/bagian lain ICD-10.
• B95 Streptococcus dan staphylococcus sebagai penyebab.
Punya 9 subdivisi sesuai jenis coccennya.
• B96 Agen bakekterial lain sebagai penyebab
Punya 9 subdivisi sesuai jenis kumannya di luar
bakteri coccen
• B97 Agen viral sebagai penyebab Punya subdivisi 9

Other infectious diseases (B99) 32


SOAL-SOAL LATIHAN
1. Gastro-enteritis (harus ada penjelasan infeksi atau noninfeksi)
Lihat hal. 112.
Bila diyakini/dipastikan infeksi No: A09.x
Bila dipastikan non-infeksi (bayi perinatal) No: P78.3
usia lain-2 No: K52.9
2. Dysentri amebiasis (harus dibedakan akut No: A06.0
atau kronik) No: A06.1
3. Meningitis TB No: A17.0 ! G01.x*
4. TB tulang punggung torakal No: A18.0! M49.0* 4
5. TB paru aktif, BTA + pada biakan sputum No: A15.1
6. GO orchitis No: A54.2 ! N51.1*
7. Infeksi sapi gila subaktif (encephalopathy
spongioform subactive) A81.0
8. Toxoplasmosis kongenital P37.1
9. Filariasis Broncroftian dengan kaki gajah B74.0
10. Kutu kepala B85.0
33
SOAL-SOAL LATIHAN MANDIRI

1. GE akut infectious No:


2. GE akut akibat Eltor No:
3. GE akut akibat gangguan pencernaan No:
4. Demam Typhoid No:
5. Hepatitis B dengan coma No:
5. AIDS dengan TB paru, kuman BTA + pada sputum No:
7. Abses hati amoebiasis No:
8. DHF No:
9. Poliomyelitis akut No:
10. Cacar air dengan konjungtivitis No:
11. Panu No:
12. Infestasi cacing tambang No:
13. TB paru, bakteri - No:
14. Septicaemia meningococcal acute No:

34
JAWABAN SOAL-SOAL LATIHAN MANDIRI

1. GE akut infectious No: A09


2. GE akut akibat Eltor No: A00.1
3. GE akut akibat gangguan pencernaan No: K52.9
4. Demam Typhoid No: A01.0
5. Hepatitis B dengan coma No: ? No: ? No: ?
6. AIDS dengan TB paru, kuman BTA + No: B22.0
pada sputum No: B20.0 (A15.0)
7. Abses hati amoebiasis No: A06.4
8. DHF No: B94
9. Poliomyelitis akut No: A80.9
10.Cacar air dengan konjungtivitis No: B01.9
atau B01.8
11.Panu No: B35.9
12.Infestasi cacing tambang No: B76.0
13. TB paru, bakteri - No: A16.0
14. Septicaemia meningococcal acute No: A39.2
Septicaemia  see Sepsis
35
CHAPTER II

BAB C – D
NEOPLASMA

36
Kekhususan Bab Neoplasms

• Bab ini memuat grup-grup besar neoplasma:


C00-C75 Neoplasma malignant, dinyatakan atau
diduga primer, asal dari site tertentu yang diketahui,
kecuali jaringan lymphoid, haematopoietic dan
jaringan yang terkait.

C00-C14 Lip (Bibir), oral cavity (rongga mulut),


and pharynx (faring = tenggorokan)
C15-C26 Digestive organs (organ-2
pencernaan)
C30-C39 Respiratory and intrathoracic organs
(Organ pernapasan dan organ di
dalam rongga torak =dada)
37
Kekhususan Bab II (lanjutan -1)

C40-C41 Bone and articular cartilage (Tulang dan


tulang rawan persendian)
C43-C44 Skin (Kulit)
C45-C49 Mesothelial and soft tissue
(Jaringan mesotelial dan jaringan lunak)
C50 Breast (Payu dara)
C51-C58 Female genital organs
(Organ-2 kelamin wanita)
C60-C63 Male genital organs
(Organ-2 kelamin laki-2)
C64-C68 Urinary tract (Saluran kemih)

38
Kekhususan Bab II (lanjutan -2)

C69-C72 Eye, brain and other parts of central


nervous system
(Mata, otak dan bagian lain sistem
saraf pusat)

C73-C75 Thyroid and other endocrine glands


(Kelenjar tiroid dan kelenjar endokrin
lain-2)

C76-C80 Malignant neoplasms of ill-defined,


secondary and unspecified sites
(Neoplasma dinyatakan ganas,
sekunder dan tidak ada dirincian site
primer (asal)-nya) 39
Kekhususan Bab II (lanjutan -3)

C81-C96 Malignant neoplasms, stated or


presumed to be primary of lymphoid,
haematopoietic and related tissue
(Neoplasma ganas, dinyatakan atau
diduga primer dari jaringan limfoid,
haematopoietic dan jaringan yang terkait).

C97 Malignant neoplasms of independent


(primary) multiple sites (Neoplasma
ganas yang independen (primer) terkait
site multipel (banyak)

40
Kekhususan Bab II (lanjutan -4)

D00-D09 In situ neoplasms (Neoplasma in situ)

D10-D36 Benign neoplasms (Neoplasma jinak)

D37-D48 Neoplasms of uncertain or unknown


behaviour (Neoplasma yang sifatnya belum
dapat ditentukan)
[see note page 240]

41
Kekhususan Bab II (lanjutan – 5)

Notes: (Hal. 181 – 184; 165-167)

1, Primary, ill-defined, secondary and unspecified sites


of malignant neoplasms
(Primer, dinyatakan sebagai tumor ganas, sekunder
dan site keganasan tidak dirinci).
Kategori C76 - C80 termasuk neoplasm malignant,
yang tidak jelas site asalnya kanker terkait, atau kanker
dinyatakan sebagai:
“disseminated” = tersebar,
“scattered” = tercecer,
“spread” = menjalar/MENYEBAR tanpa dijelaskan site
primernya.
Ini semua dinyatakan sebagai: site primernya tidak
diketahui. 42
Kekhususan Bab II (lanjutan – 6)

2. Functional Activity (Aktivitas fungsional)


Semua neoplasma tertampung di Bab II ini,
apa ia fungsional aktif atau tidak. Code tambahan
dari Bab IV bisa digunakan untuk mewakili activitas
fungsi neoplasma terkait (kelenjar endokrin).

Contoh: Hal [182] Note: 2


Catecholamine-producing malignant phaechroma-
cytoma of adrenal gland C74 dengan kode tam-
bahan E27.5
Basophil adenoma of pituitary gland with Cushing’s
syndrome  D35.2 E24.0 43
Kekhususan Bab II (lanjutan-7)

3. Morfologi

Sesuai dengan morfologi histologis jenis celnya,


grup neoplasms malignant dibagi dalam:

- Carcinoma: Contoh: squamous,


adenocarcinoma;
- Sarcoma: Contoh: mesothelioma,
lymphoma (Hodgkin’s &
non-Hodgkin’s;
- Leukaemia;
- Other specified and side-specific types;
- Uncpecified cancers

44
Kekhususan Bab II (lanjutan-8)

Cancer adalah istilah generik dan dapat digunakan


untuk yang mana saja, walau jarang sekali digunakan
untuk sebutan neoplasm ganas lymphotic, jaringan
haemopoietik berserta jaringan lain yang terkait

Terkadang kata “Carcinoma” digunakan salah sebagai


kata ganti lain dari “cancer”

Perlu diperhatikan bahwa klasifikasi neoplasms di


Bab II ini, adalah sesuai site lokasi organ yang terkena
neoplasm terkait, di kelompokan ke grup besar sesuai
“behaviour” (sifat, prilaku)-nya.

Pada kasus tertentu sifat morfologisnya akan terpapar


pada judul kategori dan judul sub-kategori. 45
Kekhususan Bab II (lanjutan -9)

Klasifikasi histologis neoplasma ada terpisah di Bagian


Morphology Codes, pada halaman 1177-1204 Vol. 1,
yang diambil dari ICD-O, dan merupakan klasifikasi
ganda untuk keperluan sistem coding atas dasar
topografik dan morfologik neoplasmnya.
Code morfologi menggunakan 6 digits: 4 digits pertama
mengidentifikasi tipe histologi selnya; digit ke 5 adalah
code behaviournya:
- malignant primary,
- malignant secondary (metastasis), in situ, benign
atau uncertain whether malignant atau benign);
digit ke 6 adalah code untuk grading (differensiasi)
tumor solid, yang juga merupakan code khusus bagi
lymphoma dan leukemia. 46
Kekhususan Bab II (lanjutan -10)

4. Cara penggunaan subkategori-2 di Bab II


Perhatikan: aturan penggunaan subkategori (,8)
pada Bab II [Baca note 5].
Apabila diperlukan penggunaan subkategori untuk
“other” (lain-lain) umumnya disediakan nomor code
pada subkategori (.7)

47
Kekhususan Bab II (lanjutan -11)

5. Neoplasma ganas yang tumpang-tindih batas


site lokasinya dan aturan penggunaan
subkategori ber- code (.8)
Kategori C00-C75 mengklasifikasi neoplasm
malignant primer sesuai titik asal neoplasmnya.

Ada banyak kategori 3-karakter yang dibagi lebih


lanjut sesuai sebutan bagian subkategori dari
organ terkait.
Suatu neoplasm yang tumpang-tindih menyerang
2 (dua) atau > 2 sites yang saling bersambungan
namun titik mula site asal neoplasmnya tidak
dapat ditentukan yang mana, beri code -> (.8),
kecuali kombinasi terkait diberi indeks khusus
tersendiri. 48
Kekhususan Bab II (lanjutan -11)

Contoh: [Hal. 190, 197-174]


Carcinoma of oesophagus and stomach mempunyai
code khusus C16.0 (cardia), sedangkan Carcinoma
permukaan ujung dan ventral (tengah) lidah harus
diberi code C02.8 [Hal. 185; 169].

Sebaliknya: Carcinoma ujung lidah yang ekstensi


(meluas) ke bagian tengah (ventral) lidah harus di
code C02.1, ujung lidah sebagai titik mula carcino-
manya.

Yang dimaksud dengan tumpang-tindih


(overlapping) adalah site-2 yang terlibat saling
bersebelahan (kontinues bersambungan),
49
Kekhususan Bab II (lanjutan -12)

Secara urut numerik subkategori-2 secara anatomik


bersambungan, namun tidak semua demikian, untuk
menentukan apakah ada hubungan topografik,
hendaknya coder merujuk ke hubungan antara
istilah-2 anatomi yang terkait.
[Lihat contoh di Hal. 183; 166, note 5 Vol, 1]

6. Neoplasma malignant jaringan ektopik


Ini diberi code site yang disebut dalam istilah
diagnosisnya.
Contoh: ectopic pancreatic malignant neoplasms
dikode  Pancreas unspecified (25.9)
50
Kekhususan Bab II (lanjutan -13)

7. Pemanfaatan Indeks alfebetik Volume 3


Kecuali site, maka harus juga dilengkapi code
morfologi dan behaviour neoplasmanya.

Baca peraturan di Vol. 3 di bawah:


Neoplasms (Hal. 369 – 401) -> perhatikan Note:
(437)
Carcinoma (Hal. 85-89; 92-97);
Sarcoma (Hal. 485; 564-565)
Lymphoma (Hal. 340-241; 405-407)
Tumor (Hal. 548 -552; 634-638);
Adenoma (Hal.31-32; 32-34) dst.
51
Kekhususan Bab II (lanjutan -14)

8. Penggunaan ICD-O edisi ke 2 (sekarang sudah


edisi ke 3) [Hal.184 Vol. 1]
Untuk tipe morfologi tertentu, Bab II ini menyediakan
klasifikasi topografik yang terbatas, atau kadang tidak
disertai keterangan topografiknya.
Code topografik ICD-O digunakan untuk semua
neoplasma sesuai yang kategori bercode 3 (tiga) dan
4 (empat) karakter yang di Bab II diperuntukkan bagi
neoplasm malignant (C00-C77, C80), dengan
demikian memungkinkan pendataan lebih specifik
terkait site untuk neoplama lain-2 (maligant, secondary
(metastatic), benign, in situ dan uncertain or unknown)

52
Kekhususan Bab II (lanjutan -15)

Oleh karenanya direkomendasi bahwa untuk


agen-agen yang berminat mengidentifikasi site
berikut morfologi tumornya,
Contoh: - agensi register kanker,
- kanker RS,
- unit kerja patologi and agensi lain terkait
kanker, gunakanlah ICD-O.

Contoh: di Indonesia Y(Yayasan) K(kanker) I(Indonesia)


menggunakan ICD-O 3rd ed.

53
Kekhususan Indeks Alfabetik ICD-10 Vol, 3, NEOPLAMS

(Hal 369-401 Vol. 3; 437- 471)


Contoh: Tumor paru (Hal. 548) Tumor -> Neoplasm (Hal.385, lung ….)
_____________________________________
Malignancy Uncertain
________________ or unknown
Primary Secondary Insitu Benign behaviour
________________________________________
Neoplasm, neoplastic … C80 C80 D09.9 D36.9 D48.9
- lung C34.9 C78.0 D02.2 D14.3 D38.1
- low.lobe C34.3 C78.0 D02.0 D14.3 D38.1
- - hilus C34.0 C78.0 D02.0 D14.3 D38.1
Di atas nampak jelas bahwa nomor code hanya bisa ditentukan
apabila diketahui sifat tumornya, ganas? Primer? Sekunder? Dsb.
Kata generik “Cancer” sering disalahgunakan bagi sebutan carcinoma.
Sesuai asal sel, ada dua jenis cancer: Carcinoma dan Sarcoma. 54
Kekhususan Indeks Alfabet Vol. 3 (lanjutan 1)

Hal. 369 Vol. 3; 437


Note:
1. Daftar urut alfabetik dimulai di halaman 370 disusun
berdasarkan sebutan istilah anatomik organ tubuh.
Tersedia 5 lajur code yang mungkin dipilih sesuai primer,
sekunder, ganas tidak ganas dsb dari neoplasm terkait.
Biasanya dari sebutan neoplasmnya bisa diketahui sifat
neoplasm
terkait. Contoh: malignant melanoma kulit
carcinoma in situ cervix uteri
benign fibroadenoma payu dara

55
Kekhususan Indeks Alfabet Vol. 3 (lanjutan 2)

Bila sebutan tidak menolong untuk menentukan


pilihan, maka telusuri melalui Indeks. Padanya ada
panduan untuk setiap sifat morfologic (histologik)-
nya.

Contoh:
Mesonephroma – see Neoplasm, malignant,
Bowen’s disease – see Neoplasm, skin, in
situ.

56
Kekhususan Indeks Alfabetik Vol. 3 (lanjutan 3)

2. Tanda site dengan tanda baca # (ump. Face NEC #)


harus diklasifikasi ke:

a. neoplasm malignant kulit site terkait apabila sel


neoplasmnya adalah squameous cell carcinoma
atau epidermoid carcinoma

b. adalah benign neoplasm dari site terkait apabila


jenis neoplasmnya adalah papilloma.
Contoh: Hal. 370 Vol 3
Neoplasm. Ankle NEC #

57
Kekhususan Indeks Alfabetik Vol. 3 (lanjutan 4)

3. Carcinoma dan adenocarcinoma tipe apapun kecuali


intraosseus atau odontogenic, dengan site bertanda ^
(ump. Ischium ^) harus diartikan metastatik dari site
primer yang unspecified (tak dijelejaskan/ tak dirinci)
dan diberi code C79,5 Contoh: Hal. 370 Vol. 3
Neoplasm, alveolar ridge or process ^

58
Kekhususan Indeks Alfabtik … (lanjutan -5)

Hal. 84 Vol. 3:

Cancer (M8000/3) – see also Neoplasm, malignant


Jelas bahwa kata “cancer” = Neoplasm malignant.

Note:
Istilah “cancer” bila dimodifikasi oleh suatu kata
keterangan adjective atau frasa adjective yang
menunjukkan tipe morfologisnya, harus diberi code
sama seperti code “carcinoma” yang berkata-
keterangan terkait.

59
Kekhususan Indeks Alfabtik … (lanjutan -6)

Contoh:
Squameous cell cancer = squameous cell carcinoma
-> cari nomor codenya di bawah kata “Carcinoma”

Liver cancer = carcinoma, hepatic cell; hepatocellular;


liver cell -> (M8170/3) C22.0
(Hal. 85 – 86 Vol. 3)

Lung cancer = carcinoma, lung -> Ini tidak dapat


ditemukan di bawah Carcinoma.

60
Kekhususan Indeks Alfabetik … (lanjutan -7)

ICD-10, Vol. 3  Carcinoma (M8010/3) – see also


Neoplasm, malignant

Code morfologi sel Hepatic cell: M8170/3


Code morfologi squameous cell M8070/3
squameous, large cell, nonkeratinizing M8072/3
squameous, small cell “ M8073/3
small cell M8041/3
small cell fusiform cell M8043/3
small cell large cell M8045/3
small cell squameous cell,
nonkeratinizing M8073/3
61
Kekhususan Indeks Alfabetik … (lanjutan -7)

Melalui istilah Carcinoma, kita tidak bisa menemukan


site organ yang terkena, kecuali:
- sel kanker organ-specific (hepatocelular) M8179/3
C22.0;
intraductal breast M8500/2 D05.1;
skin appendage M8390/3 -> see Neoplasm, skin,
malignant; renal cell (M8312/3 C64 )
small cell carcinoma, fusiform cell M8041/3 (C34.-)
basaloid carcinoma M8123/3 (C21.1)
basal cell carcinoma NOS M8090/3 (C44.-)

62
Kekhususan Indeks Alfabetik … (lanjutan -8)

ICD-10, Vol 3 (634)

Tumor (M8000/1) – see also Neoplasm,


uncertain behaviour

Dengan demikian istilah “Tumor” saja tidak


diperkenankan dikode dengan malignant atau
benign, harus uncertain behaviour.

Di bawah Lead-term tumor kita tidak menemukan site


organ yang terkena tumor terkait.

Yang ada di urut abjad adalah jenis sel tumor terkait


atau nama orang yang menemukan tumor terkait.
63
Kekhususan Indeks Alfabetik … (lanjutan -9)

Contoh: Tumor alfa-cell M8152/0


- - malignant M8152/3
- - - pancreas M8152/3 C25.4
- - pancreas M8152/0 D13.7
- brown fat -> see Lipoma
- Burkitt’s (M9687/3) C83.7
- Wilm’s (M8960/3) C64
- vagina, in pregnancy or chilbirth
O34.6 (dst)

(552; 634) Code M- nya?  (Hal 548; 634)  code


umum untuk sebutan tumor adalah M8000/1
64
Kekhususan Indeks Alfabetik … (lanjutan – 10)

Bagi tumor yang jenis selnya diketahui, sebutan jenis sel


terkait dapat langsung digunakan sebagai Lead-terms.
Contoh: (Hal.28; 30)
Adenocarcinoma (M8140) – see also Neoplasm,
malignant.
Note: - …
(336; 401)  Lipoma (M8850) D17.9
(416; 487)  Odontoma (M9280/0) D16.5
(485; 564)  Sarcoma (M8800) – see also
Neoplasm, connective tissue,
malignant
(416; 487)  Odontosarcoma, emaloblast
(M9290/3) C41.1
65
Kekhususan Indeks Alfabetik … (lanjutan – 11)

(420; 487)  Osteosarcoma (M9180/3) – see also


Neoplasm, bone malignant
(418; 490)  Osteoblastoma (M9200/0) see
Neoplasm, bone, benign
(426; 498)  Papilloma (M8050/0) – see also
Neoplasm, benign Note: … Dst.

66
Kekhususan Code M----/--
(1179 – 1204; 1027-1050)
Morphology of neoplasms

Di dalam ICD-O ada nomenklatur bercode untuk


merinci morfologi 4 digits di bagian depan
neoplasms.
Nomor code morfologi terdiri dari 5 digits: mewakili
tipe histologi neoplasmnya, dan digit ke 5 di
belakang garis / merinci sifat (behaviour) sel
neoplasm terkait.

Digit perinci behaviour adalah sebagai berikut:

67
Kekhususan Code M----/-- (Lanjutan)

/0 Benign
/1 Uncertain whether benign or malignant
Boderline malignancy dan Low malignant
potential
/2 Carcinoma in situ
Intraepithelial. Non-infiltrating. Noninvasive
/3 Malignant, primary site
/6 Malignant, metastatic site. Malignant secondary
site
/9 Malignant, uncertain whether primary or
metastatic site

68
Morphology of neoplasms (lanjutan-1)

[1180; 1027]
Hubungan antara code behaviour dengan berbagai seksi di Bab II

Behaviour code: Bab II kategori:


/0 Benign neoplasms D10-D36
/1 Neoplasms of uncertain or unmnown behaviour D37-D48
/2 In situ neoplasms D00-D09
/3 Malignant neoplasms, stated or presumed to be
primary C80-D97
/6 Malignant neoplasms, stated or presumed to be
secondary C77-C79
Digit /9 tak applicable pada kontek ICD, mengingat bahwa semua
neoplasm malignant diduga primary (/3) atau secondary (/6),
sesuai pelengkap informasi lain-lain yang diambil dari RM
pasien terkait.
[1181; 1028]
69
Contoh Soal-Soal

1. Adenocarcinoma gaster No: M


1 2
2. Tumor lobus kiri paru, mestastasis ke hati No: M
1 3 2 4 No: M
3. Hepatoma metastase ke pancreas No: M
1 2 3 No: M
4. Oat cell carcinoma bronchus kanan No: M
metastasis ke alveoli paru kanan No: M
5. Basal cell carcinoma, fibroepithelial pada No: M
kulit muka
6. Cystadenoma serosa malignant ovarium No: M
metastase ke tulang No: M
7. Paget’s disease kelenjar mammae No: M

70
Contoh Soal-soal (lanjutan)

8. Infiltrating duct carcinoma mamma quadrant kiri luar No:

1 2 M:
9. Fibromyoma uteri No: M:

10. Dermatofibroma di kulit leher No: M:


1 2 3
11. Osteosarcoma tulang tibia atas dan tulang rawan
sendi lulut No: M:

12. Neurofibromatosis No: Q


M:
13. Chronic lymphocytic leukaemia No:
M:
14. Mixed small and large cell diffuse, malignant lymphoma
No:
M:
71
CHAPTER III

BAB D
Penyakit Darah dan Organ
Pembentuk Darah dan Gangguan
Tertentu terkait
Mekanisme Imunitas

72
BAB 3
Diseases of Blood & Blood-forming Organs & Certain
Disorders Involving the Immune Mechanism
(D50-D89) [Hal. 249 – 270]
• Excludes:
- gangguan autoimune sistemik NOS (M35.9)
- kondisi tertentu yang berasal mula sejak periode perinatal
(P00-P96)
- komplikasi dari kehamilan, persalinan dan masa nifas (O00-O99)
- malformasi kongenital, deformasi, abnormalitas kromosomal
(Q00-Q99)
- gangguan endokrin, nutrisional, dan metabolik (E00-E90)
- HIV diseases (B20-B24)
- cedera, keracunan & konsekuensi tertentu dari akibat penyebab
dari luar (external causes) (S00-T98)
- neoplasms (C00-D48)
- gejala, tanda, hasil temuan klinis, lab. abnormal NEC (R00-R99) 73
Kekhususan Bab III
• Bab dibagi dalam Blok:
D50-D53 Anemia nutrisional
D55-D59 Anemia hemolitik
D60-D64 Anemia aplastik & anemia-2 lain
D65-D69 Defek pembekuan darah, purpura & kondisi
perdarahan lain-2
D70-D77 Penyakit darah dan gangguan organ pembentuk
darah lain-2
D80-D89 Gangguan tertentu yang melibatkan mekanisme
imune

• Kategori-2 berastesisk:
D63* Anemia pada penyakit kronik yang terklasifikasi di tempat lain
D77* Gangguan darah dan organ pembentuk darah lain-2 pada
penyakit terklasifikasi di tempat lain.
74
Nutritional anaemias (D50-D53)
Termasuk ke kelompok ini adalah:
D50 Anemia karena kekurangan zat besi
Includes: anemia aciderosik dan anemia hipokromik
Punya 4 subkategori
D50.0 anemia post-perdarahan
Excludes: anemia post-perdarahan akut (D62)
anemia kongenital akibat janin kehilangan darah
(P61.3)
D50.1 Sideropenic dysphagia
Kelly-Paterson syndrome
Plummer-Vinson syndrome
D50.8 Anemia def. zat besi lain-2
D50.9 Anemia def. zat besi, unspecified

75
Nutritional Anemia (Lanjutan)

• D51 Anemia karena defisiensi (kekurangan) Vitamin B12


Excludes: vitamin B12 deficiency (E53.8)
Punya 6 subkategori sesuai rincian sebab kekurangan
vitamin B12-nya:
D51.0; D51.2; D51.2; D51.3; D1.8; D51.9
• D52 Anemia defisiensi folate
Punya 4 subkategori sesuai rincian sebab defisiensi folatnya.
D52.0; D52.1; D52.8; D52.9 dengan D52.8 bisa dilengkapi
dengan additional external code (code sebab luar) untuk
menjelaskan obat penyebabnya bila diketahui.
• D53 Anemia nutritional lain-2
Includes: megaloblastic anaemia unresponsive to vitamin B12
or folate therapy
(anemia megaloblastik yang tidak dapat diatasi dengan terapi
vitamin B12 dan folat).
Punya 5 subkategori (semua memiliki excludes: …) 76
Haemolytic anaemias (D55-D59)

• D55 Anemia karena gangguan enzyme


Excludes: drug-induced enzyme deficiency anaemia (D59.2)
Punya 6 subkategori sesuai rincian enzyme penyebab
• D56 Thalassaemia
Excludes: hydrops fetalis due to haemolytic disease (P56,-)
Punya 7 subkategori, rincian sesuai jenis gangguannya.
• D57 Gangguan-2 Sickle-cell
• D58 Anemia lain hemolitik herediter
• D59 Anemia hemolitik acquired (didapat setelah lahir)
D59.0 Anemia hemolitik autoimune drug-induced.
D59.2 …
D59.6 …
Use additional … untuk merinci sebab luar
(code di Bab XX) untuk merinci jenis obat penyebabnya.
Apabila sebutan obatnya dalam istilah generiknya  telusuri
melalui Table of Drugs and Chemicals, di Seksi 3 ICD-10
volume 3.
77
Aplastic & other Anaemias (D60-D64)

• D60 Acquired pure red cell aplasia [erythroblastopenia]


Excludes: agranulocytosis (D70)
D61.1 dan D61.2 ada Use additional external cause code
(Chapter XX), if desired, to identify cause
• D62 Acute posthaemorrhagic anaemia
Excludes: congenital anaemia from fetal blood loss (P61.3)
• D63* Anaemia in chronic diseases classified elsewhere
D63.0* Anaemia in neoplastic disease (C00-D48!)
D63.8* Anaemia in other chronic disease classified
elsewhere
• D64 Other Anaemias Perhatikan Excludes: …
D64.1 dan D64,2 ada Use additional external …
D64.4 Congenital dyserythropoietic anaemia
Excludes: …
78
Coagulation Defects, Purpura and
Other Haemorrhagic Coditions (D65-D69)

• Gangguan pembekuan darah, purpura dan kondisi perdarahan


lain-lain.
• D65 Desseminated intravascular coagulation [defibrination
syndrome]
Termasuk di sini [DIC]
Perhatikan excludes: …
• D66 Kekurangan faktor VIII
Termasuk di sini Haemophilia NOS, A dan Classical
• D67 Hereditary factor IX deficiency
Termasuk di sini Christmas disease.
• D68 Other coagulation defects Perhatikan excludes: …
Punya 7 Subkategori. Rincian sesuai jenis Factor yang
deficient
(Factor I, II, V, VII, X, XII, XIII, XI, dan defisiensi VIII dengan
defect vaskuler)
79
Coagulation defects, … (Lanjutan)

• D69 Purpura & other haemorrhage conditions


Perhatikan excludes: …
D69.0 Allergic purpura
D69.1 ada Excludes: …
D69.2 Other nonthrombocytopenic purpura
D69.3 Idiopathic thrombocytopenic purpura
D69.4 Other primary thrombocytopenia
ada Excludes: …
D69.5 Secondary thrombocytopenia
Use additional external cause code …
D69 Thrombocytopenia, unspecified
Perhatikan perbedaan thrombocytopenia di nomor-2
code di atas.
D69.8 Other specified haemorrhagic conditions
D69.9 Haemorrhage condition, unspecified
80
Penyakit-2 Darah & Organ Pembentuk Darah Lain
(D70 - D77)
• D70 Agranulocytosis
Termasuk ini neutropenia, neutropenic splenomegaly
Ada perintah Use additional external cause code …
Ada Excludes: …
• D71 Fungsional disorders of polymorphonuclear neutrophils
Cell membrane receptor complex [CR3] defect
Chronic (childhood) granulomatous disease
Congenital dysphagocytosis
Progressive septic granulomatosis
• D72 Other disorders of white blood cells
Excludes: …
Punya 4 subkategori D72.0; D72.1; D72.8; D72.9
• 73 Penyakit limpa Termasuk di sini hiper- dan hiposplenism
Punya 8 subkategori dengan rincian jenis gangguannya.
81
(D70 – D77) (Lanjutan)

• D74 Methaemoglobiaemia
Gangguan bisa kongenital atau acquired (lengkapi dengan
Bab XX untuk rincian external cause)
Hanya punya 3 subkategori
• D75 Other diseases of blood and blood-forming organs
Excludes: …
Punya 5 subkategori D75.0; D75.1; D75.2 ada Excludes.
• D76 Penyakit tertentu yang melibatkan jaringan
lymphoreticular & system reticulohistiocytic
Excludes: … Punya 4 subdivisi.
D76.2 Use additional … to identify infectious agent/disease
• D77* Gangguan darah dan organ pembentuk darah pada
penyakit yang terklasifikasi di Bab lain ICD-10

82
Certain disorders involving the immune mechanism
(D80 – D89) [Hal. 266 – 270]

• Includes: defects in the complement system


immunodeficiency disorders, except [HIV] disease
sarcoidosis
• Excludes: autoimmune disease (systemic) NOS (M35.9)
functional disorders of polymorphonuclear neutrophils
(D71)
[HIV] disease (B20-B24)
• D80 Immunodeficiency with predominantly antibody defect
Punya 10 subkategori, rincian sesuai tipe herediternya (autosomal,
X-linked, atau tipe IG-nya (IgA, IgG, IgM, defisien atau hiper atau
hipo, atau defek.
• D81 Combined immunodeficiencies
Excludes: autosomal recessive agammaglobulinaemia (Swiss type)
(D80.0)
Punya 10 subkategori, rincian sesuai tipe defisiensinya.

83
Certain disorders involving the immune mechanism (Lanjutan)

• D82 Immunodeficiency associated with other major defects


(Defisiensi imune berkaitan dengan defek-2 menonjol lain)
Excludes: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
Punya 7 subkategori, rincian sesuai jenis defek utamanya.

• D83 Common variable immunodeficiency


Punya 5 subkategori, rincian sesuai tipe defisiensi imunitas yang
menonjol.
• D84 Imunodefisiensi lain-2
Punya 4 divisi, rincian sesuai tipe yang tidak terkelompok ke
nomor code D80-D83.
• D86 Sardcoidosis
Punya 6 subkategori, rincian sesuai site lokasi gangguannya.
• D89 Other disorders involving the immune mechanism, NEC
Excludes: …
Punya 5 subkategori
84
SOAL-SOAL LATIHAN

1. Anemia kekurangan zat besi (42- 42; 44-48) No:


2. Thrombocytopenia (533; 618) No:
3. Leukositosis (334; 399) No:
4. Thalasemia major (532; 617) No:
5. Sickle anemia dalam keadaan krisis (499; 579) No:
6. Polycythaemia pada altitude tinggi (447; 522) No:
7. Anemia haemolytic akibat racun ular (43; 44) No:
8. Sindroma haemolytic-uremia (520; 601-603) No:
9. Defisiensi vitamin K (137; 178) No:
10. Agranulocytosis karacunan chloramphenicol No:
11. Defisiensi [ADA] (134; 175 ) No:
12. Sarcoidosis myocarditis (485, 364; 654, 431 ) No:
13. Aplastic anemia akibat radiasi Cobalt-50 (42; 44) No:
14. Purpura alergi (467; 545) No:
15. Anemia pada carcinoma mammae (46) No:
85
CHAPTER IV

BAB E
Penyakit Endokrine,
Nutrisi
dan
Metabolisme

86
BAB 4
ENDOCRINE, NUTRITIONAL AND METABOLIC
DISEASES (E00-E90) [Hal. 271-309]

• Note: Semua neoplasma, apakah aktif secara


fungsional atau tidak, akan terklasifikasi
di Chapter (Bab) II ini.
Code-code yang tepat di Bab IV ini (yakni:
S05.8, E07.0, E16-E31, E34.-) boleh digunakan,
apabila dikehendaki, sebagai code tambahan
(additional codes) untuk menjelaskan aktivitas
fungsional neoplasmnya dan jaringan endokrin
yang ectopic, atau hiperfungsi dan hipofungsi
kelenjar endokrin terkait neoplasmnya, dan
kondisi lain-2 yang terklasifikasi di tempat lain.
87
Bab IV (Lanjutan)

• Excludes:
Komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas
(O00-O99)
Simtoma, tanda-2 dan temuan klinik, laboratoris
yang abnormal yang tidak terklasifikasi di
tempat lain (R00-R99)
Gangguan endokrin dan metabolism yang transitory
(sepintas) khusus terkait fetus dan bayi baru
lahir (P70-74).

88
KEKHUSUSAN BAB IV

• Bab IV terbagi dalam blok-blok:

E00-E07 Gangguan kelenjar tiroid


E10-E14 Diabetes mellitus
E15-E16 Gangguan-2 lain regulasi glukosa dan
sekresi pankreatik internal
E20-E35 Gangguan-2 kelenjar-2 endokirn lain
E40-E46 Malnutrisi
E50-E64 Defisiensi-2 nutrisi lain.
E65-E68 Obesitas dan hiper-alimentasi lain
E70-E90 Gangguan-2 metabolik
89
Kekhususan Bab IV (Lanjutan)

• Code-2 yang bertanda Asterisk (*) ada:

E35* Gangguan-2 kelenjar-2 endokrin pada


penyakit yang terklasifikasi di tempat lain

E90* Gangguan-2 nutrisional dan metabolik pada


penyakit yang terklasifikasi di tempat lain.

90
Diabetes Mellitus (E10-E14) [Hal. 276-280]

Perhatikan Cara Pemberian Nomor Kode


untuk Diabetes Mellitus (DM)
• Use additional external cause code (Chapter XX), if
desired, to identify drug, if drug-induced.
(Apabila DM-nya akibat obat, maka gunakanlah code
tambahan untuk menjelaskan nama obatnya
(Bisa ditemukan di Bab XX)

• Disediakan subdivisi karakter ke-4 untuk digunakan


melengkapi kategori E10-E14
[Lihat halaman 277]
91
Subdivisi karakter ke 4 untuk melengkapi E10-E14

.0 DM dengan koma
.1 DM dengan keto-acidosis
.2 ! DM dengan komplikasi renal
.3 ! DM dengan komplikasi ophthalmic (mata)
.4 ! DM dengan komplikasi neurologik
.5 DM dengan komplikasi sirkulasi tepi
.6 DM dengan komplikai lain (yang tidak termasuk ke
subkategori .5)
.7 DM dengan komplikasi ganda (multiple)
.8 DM dengan komplikasi yang tidak dirinci jenis
komplikasinya.
.9 DM tanpa komplikasi

Perhatikan ada 3 ber-dagger .2!, .3!, .4!, .5 dan .6


ada yang ber-* 92
DM (Lanjutan)

• E10 IDDM (Insulin-dependent diabetes mellitus)


[See page 277 for subdivision]
Ada Includes: diabetes (mellitus)
-
Excludes: diabetes mellitus (in):
-
glycosuria:
-
• E11 NIDDM (Non-insulin-dependent diabetes
mellitus)
[See page 277 for subdivision]
Ada Includes: … Excludes: …
93
DM (Lanjutan)

• E12 Malnutrition-related DM (DM terkait Malnutrisi)


[ See page …. - idem -]
Ada Includes: … dan Excludes: …

• E13 Other specified DM (DM dengan keterangan


khusus lain)
[See page …..- idem - ]
Hanya ada Excludes: …

• E14 Unspecified DM (DM tanpa keterangan lebih


lanjut)
[See page …. - idem - ]
Ada Includes: …(hanya 1) dan
Excludes: …
94
Malnutrition
(E40-E46)

• Note: Derajat malnutrisi diukur berdasarkan istilah


berat badan, dinyatakan dalam standard
deviasi dari “mean” (rata-rata) populasi
rujukan yang relevans.

Apabila ada satu atau lebih dari satu dasar


pengukuran yang tersedia, tidak terjadi
penambahan berat badan pada anak,
atau terbukti ada penurunan berat badan
pada anak atau dewasa, ini biasanya
menunjukkan adanya indikasi malnutrition.

95
Malnutrisi (E40-E46) (Lanjutan-1)

Apabila hanya ada satu jenis hasil pengukuran,


diagnosis didasarkan probabilitas dan tidak dianggap
definitif tanpa bukti klinis atau test laboratoris.

Pada sikon tertentu yang tidak ditemui hasil pengukuran


berat badan, patokan ditentukan atas bukti klinis yang
nyata.

Bila berat badan yang dipantau ada di bawah nilai


“mean” populasi rujukan, apabila nilai yang terpantau
adalah 3 atau lebih standard deviasi di bawah nilai
populasi rujukan, ini berarti probabilitas tinggi ada
malnutrisi berat.
96
Malnutrisi (Lanjutan-2)

• Patokan probabilitas tinggi adanya malnutrisi


moderat adalah bila ditemukan nilai di antara 2
dan kurang dari 3 standard deviasi di bawah “mean”.

• Patokan probabilitas tinggi malnutrisi mild (ringan)


adalah ditemukannya nilai antara 1 dan kurang dari 2
standard deviasi di bawah “mean”.

Excludes: intestinal malabsorbtion (K90.-)


nutritional anaemia (D50-D53)
sequelae of proteinenergy malnutrition (E64.0)
slim disease (B22.2)
starvation (T73.0)
97
Malnutrition (Lanjutan -3)

• Blok ini disertai definisi yang panjang yang


menjelaskan batasan pengertian dari gangguan
yang akan diberi nomor code ICD-10.

• Meningat pada umumnya coder tidak menguasai


istilah medis dengan baik serta kurang paham tentang
arti kalimat panjang berbahasa Inggris, maka di
lapangan kerja, hendaknya definisi statistikal di
IDC-10 ini diketahui dan dipahami oleh para dokter
di klinik, khususnya dokter-2 spesialis anak yang
bekerja di bangsal dan pelayanan poliklinik pediatrik.

98
Malnutrition (Lanjutan -4)

• E40 Kwashiorkor (malnutrisi berat disertai edem


nutrisi dengan dyspigmentasi kulit dan
rambut)
Ada Excludes: …

• E41 Nutritional marasmus (malnutrisi berat dengan


marasmus)
Ada Excludes: …
Marasmus = berat badan di bawah 75% berat yang
diharapkan.

• E42Marasmic kwashiorkor (malnutrisi protein-energi


berat) ada
- intermediate form
- with signs of both kwashiorkor dan marasmus 99
Malnutrition (Lanjutan-5)

• E43 Unspecified severe protein-energy malnutrition


“Wasting” (kehilangan berat badan yang drastis)
pada anak atau dewasa, atau kekurangan
penambahan berat badan pada anak yang
menjurus sampai berat badannya kurang dari
3 standard deviasi di bawah nilai “mean” populasi
rujukan (atau bisa juga hasil dari suatu pendekatan
statsistik lain).
Apabila hanya menggunakan satu cara pengukuran,
hasil observasi berat badan dengan nilai 3 atau lebih
standard deviasi di bawah mean populasi rujukan
menunjukkan probabilitas adanya “severe wasting”
Sebutan lain: Starvation oedema
100
Malnutrition (Lanjutan-6)

• E44 Protein-energy malnutrition of moderate


and mild degree
Kehilangan berat badan pada anak atau dewasa,
atau kekurangan berat badan menjurus ke 2 atau
lebih namun di bawah 3 standard deviasi di
bawah nilai mean populasi rujukan (atau
keadaan yang sama melalui pendekatan statistik
lain).
Apabila hanya ada satu hasil pengukuran, hasil ukuran
berat badan 2 atau lebih namun kurang dari 3 standard
deviasi di bawah mean populasi rujukan, secara
probabiltas bisa diartikan kemungkinan besar terjadi
malnutrisi protein-energi yang moderat.
101
Malnutrition (Lanjutan-7)

E44.1 Mild protein-energy malnutrition


Kehilangan berat badan pada anak atau
dewasa, atau kekurangan berat badan pada
anak menjurus ke berat badan terpantau
adalah 1 atau lebih namun kurang dari 2
standard deviasi di bawah nilai mean
populasi rujukan (atau kehilangan berat badan
yang sama dinyatakan dengan pendekatan
statistik lain).
Apabila hanya ada satu jenis pengukuran, berat
badan terpantau adalah 1 atau lebih namun
kurang dari 2 standard deviasi di bawah mean
rujukan populasi, probabilitas terjadi protein-
energi malnutrisi yang mild. 102
Malnutrition (Lanjutan-8)

• E45 Retarded development following protein-


energy malnutrition
Nutritional:
- short statue
- stunting
Physical retardation due to malnutrition

(Stunting di sini berarti keterlambatan (retardasi)


ketangkasan)

• E46 Unspecified protein-energy malnutrition


Malnutrition NOS
Protein-energy imbalance NOS

103
Other Nutritional Deficiencies (E50-E64)

• E65Localized adiposity (Fat pad)


(Adiposity = timbunan jaringan lemak)

• E66Obesity
Ada excludes: …
(Obesity = peningkatan jumlah lemak yang
abnormal, utamanya di perut, usus dan di
bawah kulit).
Punya 5 subdivisi: rincian sesuai penyebabnya.
E66.0, E66.1 (ada Use additional …) E66.2,
E66.8 dan E66.9
104
Other Nutritional Deficiencies (E50-E64)

• E67 Other hyperalimentation


Ada Excludes: hyperalimentation NOS (R63.2)
sequelae of hyperalimentation (E68)
Punya 5 subdivisi:
E67.0,
E67.1,
E67.2,
E67.3,
dan E67.8

Rincian sesuai jenis Vitamin/zat gisi yang


berlebih.
105
Metabolic disorders (E70-E90)

• E68 Sequelae of hyperalimentation


(gejala sisa suatu keadaan hiperalimentasi)

Excludes: androgen resistance syndrome (E34.5)


congenital adrenal hyperplasia (E25.0)
Ehlers-Danlos syndrome (Q79.6)
haemolytic anemias due to enzyme
disorders (D55.-)
Marfan’s syndrome (Q87.4)
5-alfa-reductase deficiency (E29.1)

106
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Kekurangan jodium terkait multinoduler goitre endemik
No: E01.1
Bedakan dengan:
Kerdil kongenital akibat kekurangan jodium endemik No: E00.0
2. Hyperfungsi kelenjar tiroid disertai exophthalmos No: E05.0
3 Tiroiditis akut dengan abses akibat kuman No: E06.0
.Staphylococcus No: B95.8
4. Malnutrisi IDDM dengan autonomik polyneuropathy
No: E12.4 ! G90.0*
5. DM dengan komplikasi gangrene dan
periferal angiopathy No: E14.5
dan E14.5 ! I79.2*
atau E14.7
6. Hypoglycaemia No: E16.2
Use additional external cause code ….
Hypoglycaemia coma, pasien tidak DM No:E15.x
8. Protein, kalori malnutrisi berat No: E42.x
9. Beri-2 basah No: E51.1 !
I98.8* 107
SOAL-SOAL LATIHAN MANDIRI

1. NIDDM dengan cataract No:


Cataract (lansia 70 tahun) No:
2. Xeroderma akibat kurang vitamin A No:
3. Osteomalacia, juvenil No:
Bedakan dengan: Osteoporosis No:
5. Dehydration No:
6. Tetany hypoparatiroid post operasi tyroid No:
7. Respiratoris acidosis No:
8. Hyperglycaemia post pancreatectomy No:
9. TB paru kronik dengan gangguan nutrisi No:
dan metabolisme, kuman BTA + mikroskopik No:
9. Gejala sisa kekurangan vitamin C No:
10. Obesitas akibat pil KB No: No:

108
Jawaban Soal-Soal Latihan Mandiri

1. NIDDM dengan cataract No: E11.3! H28.0*


Cataract (lansia 70 tahun) No: H25.9
2. Xeroderma akibat kurang vitamin A No: E50.8! L86*
3. Osteomalacia, juvenil No: E55.0 Dewasa?
Bedakan dengan: Osteoporosis No: M81.9
5. Dehydration No: E86 Bayi?
6. Tetany hypoparatiroid post operasi tyroid No: E20.0
R29.0
7. Respiratoris acidosis No: E87.2
8. Hyperglycaemia post pancreatectomy No: E89.1
9. TB paru kronik dengan gangguan nutrisi No: A15.0!
E90*
dan metabolisme, kuman BTA + mikroskopik
9. Gejala sisa kekurangan vitamin C No: E64.2
10. Obesitas akibat pil KB No: E66.1 No: T38.4
Y42.8 109
CHAPTER V

BAB F
Gangguan Mental dan Prilaku

110
KEKHUSUSAN BAB 5
Mental and behavioural disorders
(F00-F99)

Includes: gangguan perkembangan psikologikal

Excludes: simtoma,
tanda-tanda dan
temuan klinik dan laboratori yang abnormal
NEC (R00-R99)

111
Bab ini dikelompokan dalam
11 (sebelas) Blocks (blok):

F00-F09 Gangguan mental organik termasuk simtomatik


F10-F1 Gangguan mental & prilaku akibat menggunakan
obat psikoaktif
F20-F29 Gangguan schizophrenia, schizotypal, delusion-.
F30-F39 Gangguan mood [affective]
F40-F48 Gangguan neurotik, terkait-stress dan
somatoform
F50-F59 Sindroma prilaku terkait gangguan fisiologis dan
faktor fisik.
F60-F69 Gangguan personalitas dan prilaku dewasa
F70-F79 Retardasi mental
F80-F89 Gangguan perkembangan psikologis
112
Kekhususan Bab V, Blok: …(lanjutan-1)

F90-F98 Gangguan prilaku dan emotional yang


biasanya timbul saat masa kanak-2 dan akil
balik.
F99 Gangguan mental unspecified

Ada 2 (dua) codes yang bertanda *


F00* Dementia pada penyakit Alzheimer’s
F02* Dementia pada penyakit lain yang
terklasifikasi di bagian lain

113
Kekhususan Bab V
BAB V ini adalah satu Bab yang masing-
masing blok dan kategorinya didefinisikan
dengan kalimat-kalimat yang cukup panjang.

Keterangan terkait bukan konsumsi


pengkode namun disediakan untuk para
klinikus yang mendiagnosis pasiennya.

Indonesia memiliki PPDGJI dan S-PPDGJI


yang merupakan terjemahan BaB V ini dalam
bahasa Indonesia.
114
PPDGJ-III

• PPDGJ = Pedoman Penggolongan dan Diagnosis


Gangguan Jiwa, di Indonesia

• PPDGJ-III merupakan alat bantu utama penegakkan


diagnosis gangguan jiwa di Indonesia.

Disebut di dalam PPDGJ-III bahwa:


Diagnosis adalah kunci terapi.
Penegakkan diagnosis yang benar mengarahkan
upaya terapi yang tepat.

115
(Lanjutan)

Di samping mempunyai arti klinis, sebutan diagnosis


yang dibakukan dengan nomenklatur, kodefikasi serta
klasifikasi merupakan instrumen penting bagi komunikasi
medis antar pakar yang terlibat dan juga akan memper-
mudah pengelolaan data bagi kepentingan statistik
dan epidemiologi.

• S-PPDGJ III = Suplemen-PPDGJ III disusun sebagai


pelengkap untuk mempermudah penggunaan
PPDGJ-III, dengan melengkapi beberapa informasi
tambahan terkait diagnosis, klasifikasi dan
nomenklaturnya.

116
Perbedaan dasar antara PPDGJ II dengan PPDGJ I

1. Sistem code alfanumerik memberi cakupan yang lebih luas


2. Deskripsi klinis dan pedoman tanpa kriteria
3. Ada istilah yang tidak digunakan lagi,di antaranya: ‘psikosis’
‘neurosis’, ‘psikosomatik’, ‘psikogenik’, ‘endogenik’
Sedangkan istilah-2 gangguan jiwa/gangguan mental tetap
dipertahankan untuk menggantikan dan menghindari penggunaan
penyakit jiwa (mental disease atau mental illness).
4. Diagnosis dan evaluasi multiaksial disempurnakan
5. Pengelompokan dalam blok diagnosis lebih mudah.

Perbedaan lain yang bersifat rinci dan terkait pada setiap


penggolongan dan diagnosis tidak diuraikan di PPDGJI

117
SUPLEMEN - PPDGJ-III

PERISTILAHAN DAN SINGKATAN


Istilah-istilah yang digunakan di dalam buku
ICD 10/PPDGJ-III ditetapkan:
1. Disorder  gangguan
2. Disease, illness  penyakit
3. Clinical Description  gambaran klinis
4. Diagnostic Guidelines  pedoman
diagnostik
5. Undifferentiated  yang tak dirinci
6. Behaviour  perilaku
7. Conduct  tingkah laku
8. Anxietas  anxietas
9. Onset  onset
118
Peristilahan dan Singkatan (lanjutan -1)

10. Classification  penggolongan


11. Transient  sementara
12. Block  blok
13. Group  kelompok
14. Impairment  hendaya
15. Disability  diabilitas
16. Handicap  cacat
17. Dissociation  disosiasi
18. Multiple  mutipel
19. Oppositional disorder  gangguan sIkap
menentang

119
Peristilahan dan Singkatan (lanjutan -2)

Beberapa singkatan yang distandarisasi, yang


digunakan di dalam buku ICD-10 / PPDGJ-III:

1. YDT: yang ditentukan, untuk menggantikan


istilah “specified”
2. YTT: yang tidak ditentukan, untuk menggan-
tikan istilah:
- “unspecified”
- “not otherwise specified (NOS)”
3. YDK: yang diklasifikasikan di tempat lain, untuk
ganti istilah “classified elsewhere”
4. YTK: yang tak diklasifikasikan di tempat lain,
untuk ganti istilah “not elsewhere classified”
(NEC)”

120
Peristilahan dan Singkatan (lanjutan -3)

5. SSP: Susunan saraf pusat


6. Lir: istilah prefix untuk menyatakan “-like”
dalam bahasa Inggris, berarti ‘sejenis’
Misalnya:
* “morphine-like substance”  zat
lir-morpfin
* “schizophrenia-like”  lir-skizofrenia
7. Nir: istilah prefix untuk menyatakan “un-”
dalam bahasa Inggris, yang menyatakan
‘tidak’

121
Instrumen Diagnosis Gangguan Jiwa Internasional
Berbagai instrumen dan publikasi internasional terkait ICD-
10, Chapter V, WHO, yang kita kenal:
1. The ICD-10 classification of Mental and Behavioural Disorders:
Clinical descriptions and diagnostic guidelines, WHO, 1992
2. The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders:
Conversion tables between ICD-8, ICD-9, and ICD-10. WHO.
1992
3. Lexicon of Psychiatric and Mental Health Terms. 2nd edition.
WHO, 1994
4. Composite International Diagnostic Interview 1.1 (CIDI). WHO,
1993
5. DSM-IV (Diagnostic Statistical manual for Mental and Behavioural
Disorders), APA, 1994
6. DCR-10 (The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural
Disorders, Diagnostic Criteria for Research), WHO, 1994
7. ICD-10: DCR-10 (Pocket Guide to the ICD-10 Classification of
Mental and Behavioural Disorders with Glossary and Diagnostic
Criteria for Research), WHO-Churchill Livingstone. 1994 122
Hierarki Diagnosis

• Urutan hierarki adalah urutan organisasi yang bersifat


vertikal dari atas ke bawah, dengan pengertian
bahwa yang terletak di atas, mengandung unsur dari
yang lebih bawah, tetapi mempunyai kelebihan yang
spesifik;

• Urutan diagnosis adalah menurut tingkat “organicity”,


dari diagnosis yang bersifat organik ke arah yang
bersifat nonorganik (psikologis/ edukatif/
psikodinamik). Nomor di dalam PPDGJ III/ICD-10
disusun secara berurutan sesuai hierarki tersebut,

123
• Urutan hierarki kategori gangguan jiwa juga berdasar-
kan konsep ini. Kita mengetahui seringkali upaya
penegakkan diagnosis gangguan jiwa sukar,
karena:
1. Banyak sekali gangguan jiwa mempunyai
gejala-gejala yang serupa, misalnya:
- sukar tidur,
- gelisah,
- palpitasi dll.

2. Jumlah gangguan jiwa ada ratusan macam

124
Hierarki Diagnosis (lanjutan)

• Standar urutan hierarki akan:

(1) mempermudah pertimbangan pelbagai kemungkinan


diagnosis banding gangguan jiwa terkait kategori,
karena masing kategori secara urutan dari atas
ke bawah memiliki keunikan khusus walaupun
mempunyai persamaan gejala/keluhan dengan
kategori yang berada di bawahnya.

125
(Lanjutan)

(2) Mengurangi kemungkinan luputnya dari perhatian


gangguan jiwa (walau jarang ditemukan) yang
terletak di urutan hierarki lebih atas.

Suatu diagnosis atau kategori diagnosis baru dapat


dipastikan setelah kemungkinan
diagnosis/diagnosis banding dalam kelas/kategori di
atasnya dapat ditiadakan secara pasti.

126
URUTAN HIERARKI KATEGORI DIAGNOSTIK GANGGUAN
BERDASARKAN PPDGJ-III ( dan DSM-IV)

I. Gangguan mental organik


II. Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham
(serta gangguan psikotik lain)
III. Gangguan suasana perasaan (Mood/Afektif)
IV. Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan
yang berkaitan dengan stress.
V. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan
fisiologis dan faktor fisik (F50-F59)
VI. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa (F60-
F69)
VII. Retardasi mental (F70-F79)
VIII. Ganguan perkembangan psikologis (F80-F89)
IX. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya
pada masa kanak dan remaja (F90-F98)

127
KODE Z & URUTAN HIERARKI BLOK DIAGNOSTIK
GANGGUAN JIWA

Kode Z ; Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan

berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan


(Kondisi Tambahan yg mungkin merupakan fokus
perhatian, DSM-IV

Urutan hierarki blok diagnostik gangguan jiwa


1. Ganguan Mental Organik termasuk Gangguan Mental Simtomatik
(F00-F09)
2. Skizofrenia, gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham (F20-F29)
3. Gangguan suasana perasaan (Mood Afektif)(F30-F39)
4. Gangguan neuroti, gangguan somatoform dan gangguan yang
berkaitan dengan stress (F40-F48)
5. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis
dan faktor fisik (F50-F59)
6. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa (F60-F69)
128
SINDROM TERKAIT BUDAYA
• PPDGJ-III membedakan ‘sindrom terkait budaya’ dalam 2
(dua) kelompok besar:

I. Yang tidak digolongkan sebagai ‘gangguan jiwa’ karena


tidak memenuhi definisi gangguan jiwa
II. Yang tergolong sebagai gangguan jiwa karena memenuhi
kriteria gangguan jiwa.
Golongan ini selanjutnya dapat dikelompokkan menjadi 2
(dua)
II.1 Fenomena atau ‘Sindrom Terkait Budaya’ yang
merupakan Gejala atau Nama lain dari Gangguan
Jiwa Spesifik
II.2 Fenomena atau ‘Sindrom Terkait budaya yang
merupakan Gangguan Jiwa spesifik
(pengelompokan dalam kategori II.1 dan II.2 tidak mudah
dapat dilakukan, karena sangat dipengaruhi oleh orientasi
dasar pertimbangannya)
129
SINDROM TERKAIT BUDAYA
• Beberapa istilah yang berkaitan dengan fenomena
aberasi perilaku atau kejiwaan yang dikenal di Indonesia
atau yang mempunyai nama khusus yang terkait dengan
budaya setempat antara lain:

1. Amok (Indonesia) -> Kesambet

2. Babainan (bebainan) -> Kesurupan, kemasukan roh


3. Kesurupan/Kemasukan (possession)
Di Indonesia, ada yang menyebut ‘kerasukan’ ‘kesambet’ dsb.

4. Kena Guna-guna (Diguna-guna)


Indonesia: penafsiran dilandasi kepercayaan setempat.

130
Sindrom Terkait Budaya (lanjutan -1)

5. Koro
Asal kata ‘koro’ diduga dari: Cina, Sulawesi, Malaysia.
Kaitan budaya dengan suku Asia Tenggara (> turunan Cina)
Kata lain: shuk yang, shook yang, suo yang (Cina) (CCMD-2)
jinjinia bemar (Assam), rok-joo (Thailand)
Kadang juga ditemukan di negara Barat.

Di ICD-10 ‘koro’ diklasifikasi ke dalam kategori Gangguan


Neurotik Lainnya YDT (F48.8)
Untuk ‘koro’ tidak diusulkan kategori diagnostik sendiri.
Untuk setiap kasus perlu pemeriksaan psikiatrik lebih lanjut
perihal kemungkinan ada gejala lain pelengkap sindrom psikiatrik
untuk memenuhi kriteria kategori diagnostik tertentu.

6. Latah
ICD-10: ‘latah’ masuk ke kategori Gangguan Neurotik Lainnya
YDT (F48.8)
131
Sindrom Terkait Budaya (lanjutan -2)

7. Ataque de nervios
Berteriak-teriak tak terkendali, serangan berulang menangis,
gemetaran, dada terasa panas menjalar ke kepala, agresi verbal
atau fisik

8. Bilis dan Colera (muina)


Dilatarbelakangi kesal dan marah yang sangat. (Bangsa Latin)

9. Boufee delirante
Keadaan mendadak perilaku agitasi agresif, kebingungan yang
mencolok, dan kegelisahan psikomotor. Kadang disertai
halusinasi visual dan auditorik atau ide paranoid
Di Afrika Barat, Haiti.
Episode menyerupai Gangguan Psikotik Singkat.

132
Sindrom Terkait Budaya (lanjutan -3)

10. Brain fag


> pada pelajar SLTA atau mahasiswa dalam menghadapi pelajaran
di sekolah.
Gejala terdiri dari kesulitan berkonsentrasi, mengingat dan berpikir.
Keluhannya otak lelah. Mirip Gangguan Anxietas, Gangguan
Depresi dan Gangguan Somatoform.
Di Afrika Barat.

11. Dhat
Anxietas berat dengan kekhawatiran hipokondrik yang berkaitan
dengan pengeluaran mani, warna urine menjadi keputihan, serta
perasaan lemas dan kelelahan.
Di India, jiryan (India), sukra prameha (Sri Lanka)
shen-k’uei (Cina)

12. Falling-out, blacking-out


Mendadak pingsan terjadi tanpa tanda-tanda, terkadang didahului
rasa pusing atau melayang. 133
Sindrom Terkait Budaya (lanjutan -4)

13. Ghost sickness


Preokupasi dengan kematian dan orang yang sudah meninggal.
Mimpi buruk, lemas/lelah, rasa terancam, anoreksia, pusing, rasa
mau jatuh/pingsan, takut, cemas, halusinasi, kehilangan
kesadaran, kebingungan, merasa tak berguna, dan seperti
kehabisan napas, rasa tercekik.
Kadang dikaitkan dengan sihir. Di suku Indian, Amerika.

14. Hwa-byung (wool-hwa-gyung) (‘sindrom amarah’)


(anger syndrome)
Menahan (supresi) amarah. Di Korea.

15. Locura
Psikotik kronis yang berat. Diduga ada kaitan dengan kepekaan
herediter, akibat kesulitan hidup yang bertubi-tubi atau gabungan
kedua hal tersebut.
Di imigran Latino di Amerika Serikat, dan Amerika Latin.
134
Sindrom Terkait Budaya (lanjutan -8)
16. Mal de ojo (Spanyol) = ‘evil eye’ (Inggris)
> pada anak-anak.
Gangguan tidur (tidak teratur), menangis tanpa sebab yang jelas,
diare, muntah-muntah, dan demam pada anak-anak atau bayi.
Kadang bisa terjadi pada orang dewasa, > wanita.
Di Mediterania (kawasan Laut Tengah) dan bagian lain dunia.

17. Nervios
Kepekaan umum terhadap pengalaman stres kehidupan dan juga
untuk sindrom yang terjadi oleh berbagai kesulitan hidup.
Mencakup rentang kondisi yang luas mulai dari tekanan
emosional, keluhan somatik, sampai pada kondisi malfungsi.
Gejala: sakit kepala, nyeri otak, mudah tersinggung, gangguan
perut, gangguan tidur, kegelisahan, mudah menangis, sulit
berkonsentrasi, gemetaran, kesemutan, dan mareos (pusing
dengan kadang-kadang disertai serangan seperti vertigo).
Pada Latino di Amerika Serikat dan Amerika Latin. = lemah saraf.
135
Sindrom Terkait Budaya (lanjutan -9)

18. Pibloktoq
Episode disosiatif akut/mendadak yang disertai gejala gaduh-
gelisah yang hebat selama kurang-lebih setengah jam, dan
seringkali diikuti serangan kejang konvulsif dan koma yang dapat
berlangsung sampai 12 jam. Selama serangan ybs dapat
merobek bajunya, merusak barang, memaki dengan kata kotor,
makan feces, keluar dari tempat berlindung, melakukan hal
irasional atau bahaya lain. Biasanya diikuti dengan amnesia total
mengenai keadaannya
Di Eskimo (daerah arctic & subarctic)

19. Qi-gong psychotic reaction


Episode akut dan terbatas dengan gejala disosiasi, paranoid atau
gejala psikotik, non-psikotik lainnya, setelah mengikuti qi-gong
(untuk peningkatan enersi vital) di kalangan masyarakat Cina.
Termasuk ke kategori di CCMD-2
136
Sindrom Budaya (lanjutan -10)

20. Rootwork
Gangguan atau gejala-2 anxietas menyeluruh, keluhan gastro-
intestinal (mual, muntah, diare) kelemahan, pusing, dan keluhan
lain seperti perasaan takut diracun, takut dibunuh, yang di
kalangan masyarakat tertentu diinterpretasikan sebagai akibat
dari perbuatan sihir, ilmu hitam, teluh, guna-guna, voodoo, atau
perbuatan jahat orang lain.
Individu yang terkena serangan harus ditolong oleh ‘root doctor’
Di Afrika, asal Eropa di bagian Selatan Amerika Serikat.
Karibia. Di kalangan Latin dikenal dengan mal questo atau
brujeria, dan guna-guna di Indonesia.

21. Sangue dormido (sleeping blood)


Rasa nyeri, baal, tremor, paralisis, konvulsi, stroke, kebutaan,
serangan jantung, infeksi dan keguguran
Di Portugis dari Cape Verde dan imigran asal sini di Amerika
Serikat.
137
Sindrom Terkait Budaya (lanjutan – 11)

22. Shenjing shuairuo (‘neurasthenia’)


Kelelahan fisik dan mental, pusing, sakit kepala, nyeri lain,
kesulitan berkonsentrasim gangguan tidur dan daya ingat
melemah/kehilangan ingatan. Bisa keluhan gastrointestinal,
disfungsi, seksual, peka dan gejala-2 lain menjurus ke gangguan
saraf otonom.
Di Cina masuk kriteria CCMD-2

23. Shen-k’uei (Taiwan) –shenkui (Cina)


Kondisi anxietas atau panik memuncak disertai keluhan somatik
tanpa penyebab kelainan fisik. Pusing, sakit punggung, mudah
lelah, lemah, insomnia, banyak mimpi, dan keluhan disfungsi
seksual (ejakulasi prematur, impotensi

24. Shin-byung (Korea)


Anxietas dan keluhan somatik yang diikuti fase disosiasi dan
kerasukan roh nenek moyang.
138
Sindrom Terkait Budaya (lanjutan -12)

25. Spell
Dalam keadaan trance berkomunikasi dengan sanak-keluarga
yang sudah meninggal atau dengan roh. Kadang keadaan ini
disertai perubahan kepribadian yang berlangsung singkat.
Masyarakat setempat tidak menganggap keadaan ini sebagai
masalah medis. Di kalangan medis ini disalahtafsirkan sebagai
episode psikotik.
Di masyarakat Amerika keturunan Afrika dan Eropa.

26. Susto - (“fright”, “soul lost”)


Setelah peristiwa menakutkan yang menyebabkan jiwa/roh/
sukma meninggalkan tubuh/raga dan mengakibatkan ketidak
bahagiaan dan penyakit. Gejala bisa segera timbul bisa juga baru
terjadi beberapa tahun kemudian setelah mengalami ketakutan.
Di Latino di Amerika Serikat, Meksiko, Amerika tengah dan
selatan. Espanto, pasmo, tripa ida, perdida del alma, chibih.
139
Sindrom Terkait Budaya (lanjutan – 13)

27. Taijin kyofusho


Perasaan takut bahwa badan, fungsi badan menimbulkan
ketidaksenangan, memalukan atau mengganggu orang lain:
penampilan, bau badan ekspresi wajah atau gerakan.
Satu bentuk phobia terkait budaya Jepang , menyerupai Phobia
sosial.
Kondisi termasuk ke sistem diagnostik gangguan jiwa di Jepang

28. Zar
Episode disosiatif dengan gejala berteriak, tertawa,
membenturkan kepala ke tembok, menyanyi atau menangis.
Jadi apatis, menarik diri, tidak mau makan, tidak mau men-
jalankan tugas sehar-hari.
Masyarakat menganggap ini sebagai kerasukan roh gaib.
Di Ethiopia, Somalia, Mesir, Sudan, Iran dan masyarakat di Afrika
Utara dan Timue Tengah.
140
CONTOH SOAL-SOAL BAB V

1. Takut ketinggian (cari di -> phobia, specified ) (439; 513)


No:
2. Type 2 Presenile Alzheimer disease (cari di -> Alzheimer,
early onset (presinile) (39; 41) No: No:
3. HIV dengan dementia (cari di Human IV ) (269; 324)
atau (di dementia) (149; 191-192) No:
4. Delirium masa nifas (post partum) (144; 187 ) No:
5. Sindroma post geger otak (syndrome, concussion) (519; 602) No:
5. Gangguan perilaku dan perilaku akibat
ketergantungan kokain (cari di disorder, mood
(178; 224)[324; 304-305 No:
6. Gangguan mental akibat keracunan alkohol akut
(cari di disorder, mental) (177; 223)  [323; 308-310] No:
7. Depresi psikogenik atipikal (151;194)  [336; 303] No:

141
CONTOH SOAL-SOAL (lanjutan)

8. Gastritis akibat banyak pikir No:


Bedakan dengan Gastralgia psikis No:
9. Sulit mengikuti pelajaran, IQ 56 No:
10. Gangguan bicara akibat gangguan artikulasio No:
Bedakan dengan:
Aphasia: No: Apraxia: No:
11. Asthma karena nervous No:
Bedakan dengan Asthma karena psikogenik No:
12. Gangguan pencernaan psikogenik No:
Cari di dyspepsi
13. Tidak nafsu makan karena putus cinta No:
Cari di loss of appetite
14. Psikosis post partum No:

142

Anda mungkin juga menyukai