Anda di halaman 1dari 793

CHAPTER I.

PENYAKIT-PENYAKIT INFEKSI DAN


PARASIT TERTENTU
Bab ini berisi penyakit-penyakit yang umumnya dikenal sebagai
penyakit menular.

Hal-hal penting pada bab ini:

Bab ini adalah satu dari bab-bab terbesar ICD-10, terbagi atas 21
blok, dengan kategori berkisar dari A00 to B99.Dari 200 kategori yang
tersedia, 171 telah digunakan. Terdapat lima eksklusi yang berada pada
level bab.
Penggunaan modifier certain atau tertentu pada judul
menunjukkan bahwa beberapa penyakit infeksi dan parasit
diklasifikasikan di tempat lain.
Perhatikan bahwa terdapat beberapa pengecualian terhadap
eksklusi. Mereka berhubungan dengan tetanus obstetri dan neonatus,
sifilis kongenital, infeksi gonokokus perinatal, serta penyakit HIV
obstetrik dan neonatus.
Terdapat sebuah aturan mengenai dugaan asal-usul infeksi atau
bukan infeksi pada diare, yang tergantung pada negara tempat diare ini
didapatkan. Aturan ini hanya berlaku kalau tidak ada penjelasan
mengenai apakah diare ini asalnya infeksi atau bukan. Kalau diare
dianggap bukan infeksi, kodenya K52.9 (pada bab Penyakit-penyakit
Sistem Pencernaan). Kalau diare dianggap infeksi, ia dikode pada bab I.
Ketika mengkode tuberkulosis, kategori A15-A16 menunjukkan
apakah tuberkulosis ini telah dipastikan dan metode apa yang digunakan
untuk pemastiannya, misalnya pemeriksaan sputum di bawah mikroskop,
atau x-ray dada.
Blok B20-B23 memiliki catatan di bagian awal tentang penggunaan
subkategori karakter ke-4. Kategori ini disediakan untuk penggunaan opsi
kalau tidak mungkin dilakukan pengkodean ganda.
Blok B50- B64 menyediakan pedoman melalui catatan inklusi dan
eksklusi mengenai tindakan yang diambil dalam kasus infeksi plasmodium
campuran..
Kode-kode B90-B94 codes digunakan kalau kondisi yang diobati
merupakan sekuel dari penyakit infeksi
B95-B97 merupakan blok kode tambahan yang memungkinkan
organisme infeksi dicatat sebagai penyebab kondisi yang diklasifikan
terutama pada bab lain. Kode-kode tidak boleh digunakan untuk kondisi
perimer/utama, karena mereka adalah kode tambahan atau pelengkap.

Gunakan kode tambahan, bila perlu, untuk identifikasi antibiotika


yang kuman itu resisten (U80-U89)
Mencakup: Penyakit-penyakit yang umumnya dianggap
menular
Kecuali: Carrier atau diduga carrier penyakit menular
(Z22.-)
Infeksi lokal tertentu lihat bab tentang sistem tubuh
Penyakit infeksi dan parasit yang mempersulit kehamilan,
persalinan dan nifas [kecuali tetanus obstetri dan penyakit
human immunodeficiency virus (HIV)] (O98.-).
Penyakit infeksi dan parasit yang khusus pada masa
perinatal [kecuali tetanus neonatorum, sifilis kongenital,
infeksi gonokokus perinatal dan penyakit HIV perinatal]
(P35-P39).
Influenza dan infeksi pernafasan akut lainnya (J00-J22)

Bab ini berisi blok-blok sebagai berikut:

Penyakit-penyakit akibat bakteria, chlamydia, dan rickettsia


A00-A09 Penyakit infeksi usus
A15-A19 Tuberculosis
A20-A28 Penyakit bakteri zoonotik tertentu
A30-A49 Penyakit bakteri lainnya
A50-A64 Infeksi dengan penularan terutama melalui
hubungan seksual
A65-A69 Penyakit akibat spirochaeta lainnya
A70-A74 Penyakit lain akibat chlamydia
A75-A79 Rickettsioses

Penyakit-penyakit akibat infeksi virus


A80-A89 Infeksi virus sistem syaraf pusat
A90-A99 Demam akibat virus asal-arthropoda dan demam
berdarah akibat virus
B00-B09 Infeksi virus yang khas dengan lesi kulit dan
membran mukosa
B15-B19 Hepatitis virus
B20-B24 Penyakit human immunodeficiency virus
[HIV]
B25-B34 Penyakit virus lainnya

Penyakit-penyakit akibat jamur, protozoa, cacing, dan kutu


B35-B49 Mikosis
B50-B64 Penyakit akibat protozoa
B65-B83 Penyakit akibat cacing (helminthiases)
B85-B89 Pediculosis, acariasis dan infestasi lainnya

Hal-hal lain sehubungan dengan penyakit infeksi dan parasit


B90-B94 Sequelae penyakit-penyakit infeksi dan
parasit
B95-B97 Bakteria, virus dan agen infeksi lainnya
B99 Penyakit-penyakit menular lainnya

Penyakit-penyakit infeksi pada usus (A00-A09)


A00 Cholera
Cholera adalah infeksi akut yang melibatkan semua bagian usus
halus, khas dengan berak encer yang sangat banyak, muntah, kejang otot,

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
dehidrasi, oliguria, dan pingsan. Penularannya melalui makan dan minum
bahan yang tercemar dengan kotoran orang yang terinfeksi Vibrio
cholerae serogroup 01.
Masa inkubasi adalah 1-3 hari, yang bisa memberikan gejala ringan
atau berat, disusul oleh diare mendadak tanpa nyeri yang bisa mencapai 1
liter/jam. Kehilangan cairan dan elektrolit akibat toksin kuman ini
merupakan penyebab gejala yang lebih berat. Pengobatan terutama
dengan mengganti cairan dan elektrolit sesegera mungkin, dan
antibiotika.
A00.0 Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar cholerae
Cholera klasik
A00.1 Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar eltor
Cholera El Tor
A00.9 Cholera, tidak dijelaskan

A01 Demam typhoid and paratyphoid


Salmonella adalah penyebab utama penyakit diare di seluruh dunia.
Kelompok yang menyerang manusia dan adalah Salmonella typhi, S.
paratyphi A, B, dan C, serta S. sendai.
Salmonella typhi dan S. paratyphi menyebabkan demam tifoid dan
paratifoid yang khas dengan demam, lemah, nyeri perut, dan kulit
kemerahan. Keadaan ini disebut juga demam usus (enteric fever).
Penularannya melalui makanan yang tercemar oleh kotoran atau urin
penderita, menembus dinding usus ke kelenjar limfe dan masuk ke aliran
darah.
Masa inkubasi 8-14 hari, dan gejala diawali oleh demam, sakit
kepala, nyeri sendi, radang tenggorokan, konstipasi, anoreksia, nyeri dan
nyeri tekan perut. Gejala ini bisa diikuti dysuria, batuk kering, dan
epistaxis. Suhu tubuh 39-40oC selama 10-14 hari, menurun pada minggu
ketiga. Gejala sistem syaraf pusat adalah delirium, stupor, atau koma.
Nekrosis jaringan usus bisa terjadi, di samping ulkus, perdarahan
dan perforasi usus. Kuman yang beredar di darah menyebabkan infeksi
organ seperti osteomyelitis, endocarditis, meningitis, abses jaringan
lunak, glomerulonefritis, dan radang daerah reproduksi.
A01.0 Typhoid fever
Infeksi oleh Salmonella typhi
A01.1 Paratyphoid fever A
A01.2 Paratyphoid fever B
A01.3 Paratyphoid fever C
A01.4 Paratyphoid fever, tak dijelaskan
Infeksi oleh S. paratyphi NOS

A02 Infeksi salmonella lainnya


Termasuk: Infeksi atau keracunan makanan oleh Salmonella selain
S. typhi dan S. paratyphi
A02.0 Salmonella enteritis
Salmonellosis
A02.1 Salmonella septicaemia
A02.2 Infeksi salmonella terlokalisir
meningitis salmonella (G01*),

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
pneumonia salmonella (J17.0*),
arthritis salmonella (M01.3*),
osteomyelitis salmonella (M90.2*),
penyakit tubulo-interstitial ginjal salmonella (N16.0*)
A02.8 Infeksi salmonella lain yang dijelaskan
A02.9 Infeksi salmonella, tidak dijelaskan

A03 Shigellosis
Shigellosis adalah infeksi akut usus akibat Shigella, yang tersebar di
seluruh dunia. Jenis yang paling umum adalah Shigella flexneri (B) dan S.
sonnei (D), disusul oleh S. boydii (C) dan yang paling ganas, S.
dysenteriae (A). Penyebarannya melalui makanan yang tercemar oleh
kotoran. Disentri basiler akibat Shigella paling umum pada anak-anak di
daerah endemi, sedangkan orang dewasa agak lebih tahan terhadap
serangannya.
Shigella menembus mukosa kolon dan ujung ileum, menyebabkan
sekresi lendir, hiperemia, infiltrasi lekosit, edema, dan ulkus dangkal
mukosa. Gejalanya berupa diare encer yang disusul gejala disentri berupa
sakit perut, mual dan muntah, serta berak bercampur lendir, darah dan
pus. Pengobatan dengan penggantian cairan tubuh dan pemberian
antibiotika.
A03.0 Shigellosis akibat S. dysenteriae; Group A [dysentery
Shiga-Kruse]
A03.1 Shigellosis akibat Shigella flexneri; Group B
A03.2 Shigellosis akibat Shigella boydii; Group C
A03.3 Shigellosis akibat Shigella sonnei; Group D
A03.8 Shigellosis lain
A03.9 Shigellosis, tidak dijelaskan; disentri basiler NOS

A04 Infeksi usus akibat bakteri lainnya


Escherichia coli biasanya tinggal di saluran pencernaan. Kalau
pembatas anatomis yang menghalanginya rusak, ia menyebar ke struktur
sekitar atau memasuki aliran darah. Situs yang paling sering diserang E.
coli adalah saluran kemih yang dimasuki dari luar; di samping yang dari
dalam seperti hati dan empedu, peritoneum, kulit, dan paru-paru.
Kecuali: keracunan makanan akibat bakteri (A05.-);
enteritis tuberkulosa (A18.3)
A04.0 Infeksi E. coli enteropathogenik
A04.1 Infeksi E. coli enterotoxigenik
A04.2 Infeksi E. coli enteroinvasif
A04.3 Infeksi E. coli enterohaemorrhagik
A04.4 Infeksi E. coli lain pada usus;
Enteritis Escherichia coli NOS
A04.5 Enteritis Campylobacter
A04.6 Enteritis akibat Yersinia enterocolitica
Kecuali: yersiniosis extraintestinum (A28.2)
A04.7 Enterokolitis akibat Clostridium difficile
Keracunan makanan akibat Clostridium difficile
A04.8 Infeksi usus akibat bakteri lain yang dijelaskan
A04.9 Infeksi usus akibat bakteri, tidak dijelaskan;

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Enteritis bakteri NOS

A05 Keracunan makanan akibat bakteri lainnya, nec


Keracunan makanan oleh enterotoksin (racun yang menyerang
usus) kuman menyebabkan gastroenteritis, misalnya akibat V. cholerae
atau non-cholerae, E. coli, staphylococcus, Clostridium. botulinum, Cl.
perfringens, salmonella, dsb.
Keracunan stafilokokus menyebabkan muntah, diare, sakit perut,
kadang-kadang demam dan sakit kepala. Keracunan Cl. botulinum
memberi gejala syaraf yang dimulai dari kelemahan syaraf kepala, lalu
diikuti syaraf spinal. Gejala antara lain mual, muntah dan sakit perut,
disusul mulut kering, diplopia, blepharoptosis dan penurunan refleks
pupil.
Keracunan makanan oleh Cl. perfringens biasanya ringan, namun
sakit perut, diare berat, penumpukan gas dan perut kembung bisa
menyebabkan kolaps.
Kecuali: keracunan makanan dan infeksi akibat salmonella
(A02.-)
infeksi E. coli (A04.0-A04.4); listeriosis (A32.-);
efek toxik makanan beracun (T61-T62)
A05.0 Keracunan makanan akibat staphylococcus
A05.1 Botulismus
Keracunan makanan klasik akibat Clostridium botulinum
A05.2 Keracunan makanan akibat Cl. perfringens [Cl. welchii];
Enteritis necroticans; Pig-bel
A05.3 Keracunan makanan akibat Vibrio parahaemolyticus
A05.4 Keracunan makanan akibat Bacillus cereus
A05.8 Keracunan makanan akibat kuman lain yang dijelaskan
A05.9 Keracunan makanan akibat kuman, tidak dijelaskan

A06 Amoebiasis
Amoebiasis adalah infeksi kolon oleh protozoa Entamoeba
histolytica. Biasanya tanpa gejala, tapi bisa berupa diare ringan sampai
disentri. Penularan melalui kontak makanan dengan kotoran manusia.
Bentuknya bisa berupa trofozoit hidup yang mudah mati, atau kista yang
sangat menular. Kista akan menghasilkan trofozoit di usus halus yang
kemudian dibawa ke kolon, cecum dan appendix.
Trofozoit menembus mukosa kolon, membentuk abses-abses kecil
yang kemudian menyatu dan merusak jaringan sehingga terjadi
perdarahan, edema dan ulkus. Mereka bisa dibawa vena porta ke hati dan
membentuk abses hati, atau menyebar ke paru-paru dan pleura kanan.
Penularan melalui darah bisa mencapai paru-paru, perikardium dan otak.
Gejala bisa berupa diare atau konstipasi, kembung, nyeri perut, berak
berlendir dan berdarah, dan nyeri tekan di hati. Pengobatan mencakup
kemoterapi dan penggantian darah, cairan dan elektrolit.
Termasuk:: infeksi akibat Entamoeba histolytica
Kecuali: penyakit usus lain akibat protozoa (A07.-)
A06.0 Disentri amubik akut;
Amubiasis akut,
Amubiasis usus NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
A06.1 Amubiasis usus kronis
A06.2 Kolitis amuba non-disentri
A06.3 Amuboma usus;
Amuboma NOS
A06.4 Abses hati akibat amuba;
Amubiasis hati
A06.5 Abses paru-paru akibat amoeba (J99.8*);
Abses paru (dan hati)
A06.6 Abses otak amuba (G07*);
Abses amuba otak (dan hati) (dan paru-paru)
A06.7 Amubiasis kulit
A06.8 Infeksi amuba di situs lain;
Appendisitis amuba,
Balanitis amuba (N51.2*)
A06.9 Amubiasis, tak dijelaskan

A07 Penyakit usus akibat protozoa lainnya


Penyakit protozoa usus lain balantidiasis, giardiasis, dan
kriptosporidiosis. Balantidiasis akibat Balantidium coli menyebabkan
ulkus dinding usus, diare, dan disentri. Giardiasis (lambliasis) akibat
Giardia lamblia menyebabkan gangguan penyerapan lemak sehingga
timbul diare. Kriptosporidiosis akibat Cryptosporidia berupa diare akut
tapi berlangsung singkat. Isospora dan protozoa lain juga dapat
menimbulkan gejala pada saluran pencernaan.
A07.0 Balantidiasis
Disentri balantidia
A07.1 Giardiasis [lambliasis]
A07.2 Cryptosporidiosis
A07.3 Isosporiasis
Infeksi Isospora belli dan I. hominis;
Coccidiosis usus
Isosporosis usus
A07.8 Penyakit usus akibat protozoa lain yang dijelaskan
Trichomoniasis usus
Sarkositosis
Sarkosporidiosis
A07.9 Penyakit usus akibat protozoa, tidak dijelaskan
Diare flagellata
Kolitis protozoa, diare protozoa, disentri protozoa.

A08 Infeksi usus oleh virus dan infeksi lain yang dijelaskan
Virus adalah parasit terkecil, partikel molekul intrasel, yang
memiliki inti asam nukleat dan dilapisi protein, yang tergantung pada sel
(bakteri, tanaman, hewan) untuk reproduksi. Virus group enterik terbagi
atas kategori poliomyelitis, coxsackievirus, echovirus dan enterovirus, dan
virus gastroenteritis epidemik. Kategori terakhir ini yang memberikan
gejala pada saluran pencernaan berupa mual dan muntah, dan bisa
berupa rotavirus, Norwalk agents, astrovirus, adenovirus tipe 40 dan
41, calicivirus, dan agen-agen mirip coronavirus.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kecuali: Influenza yang melibatkan saluran pencernaan
(J10.8, J11.8)
A08.0 Enteritis akibat rotavirus
A08.1 Gastroenteropati akut akibat Norwalk agent;
Enteritis virus dengan struktur kecil bulat
A08.2 Enteritis adenovirus
A08.3 Enteritis virus lainnya
A08.4 Infeksi usus oleh virus, tidak dijelaskan
Enteritis NOS, gastroenteritis NOS, gastroenteropati NOS
akibat virus.
A08.5 Infeksi usus lain yang dijelaskan

A09 Diare dan gastroenteritis dan kolitis yang berawal dari infeksi
atau tidak jelas
Kecuali: akibat bakteri, protozoa, virus dan agen infeksi lain yang
dijelaskan (A00-A08)
diare non-infektif (see noninfectious) (K52.9)
diare non-infektif neonatus (P78.3)
A09.0 Gastroenteritis dan kolitis lain dan tidak dijelaskan yang
asalnya menular
Kataralis usus
Diare: akut berdarah, akut encer, disenteri, epidemik
Diare menular
Kolitis menular atau septik: NOS, hemoragik
Enteritis menular atau septik: NOS, hemoragik
A09.0 Gastroenteritis dan kolitis asalnya tidak jelas

Tuberkulosis (A15-A19)
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi akut atau kronis akibat
Mycobacterium tuberculosis, dan kadang-kadang oleh M. bovis. Penyakit
ini khas dengan keseimbangan antara ketahanan tubuh dan infeksi, fokus
infeksi (di dalam atau di luar paru-paru) bisa aktif kembali kapan saja,
dan sering setelah periode laten yang cukup lama. Fokus TB memiliki
tuberkel berisi sel-sel raksasa dan epitelioid, cenderung fibrosis, dan
perkejuan (caseation) yaitu nekrosis yang tidak mencair.
Infeksi dengan menghirup bulir cairan (droplet) yang dikeluarkan
batuk dan mengering di udara. Piring dan sprei juga sumber penularan
yang penting. Pada M. bovis, susu sapi menjadi sumber penyebaran.
Pekerja laboratorium bisa terinfeksi melalui inokulasi langsung.
Tubuh yang belum disensitisasi tidak memiliki pertahanan terhadap
TB. Infeksi biasa dimulai pada paru-paru bagian bawah dan tengah,
kuman menyebar ke kelenjar limfe, terus ke aliran darah dan seluruh
tubuh. Dalam 4-10 minggu timbul hipersensitivitas tuberkulin, area
pneumonitis kecil, perbanyakan kuman dihambat, dan infeksi terhenti.
Perkembangan infeksi selanjutnya tergantung pada usia dan
intensitas kontak. Kasus yang paling menular adalah yang sputumnya
mengandung kuman. Infeksi paling mudah mengenai bayi, disusul oleh
anak-anak dan remaja. Pada usia tua kemungkinan terinfeksi kembali
meningkat.
Termasuk:: infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dan M.
bovis
Kecuali: sequel TB (B90.-),

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
TB kongenital (P37.0)
pneumokoniosis dengan TB (J65), silicotuberculosis (J65)

A15 TB pernafasan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis


A15.0 TB paru, dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau
tanpa kultur.
Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB ,
pneumothoraks TB,
dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur
A15.1 TB paru, dipastikan oleh kultur saja
Kondisi pada A15.0, dipastikan oleh kultur saja
A15.2 TB paru, dipastikan secara histologis
Kondisi pada A15.0, dipastikan secara histologis
A15.3 TB paru, dipastikan melalui cara yang tidak dijelaskan
Kondisi pada A15.0, dipastikan tapi tidak jelas secara
bakteriologis atau histologis
A15.4 TB kelenjar limfe intratoraks, dipastikan secara
bakteriologis dan histologis
TB kelenjar limfe hilus, mediastinum, trakheobronkus,
dipastikan secara bakteriologis dan histologis
Kecuali: dinyatakan primer (A15.7)
A15.5 TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, dipastikan secara
bakteriologis dan histologis
TB bronkus, glottis, larings, trakhea, dipastikan secara
bakteriologis dan histologis
A15.6 Pleuritis TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB pleura, empyema TB, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan
histologis (A15.7)
A15.7 TB pernafasan primer, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
A15.8 TB pernafasan lain, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung,
dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.9 TB pernafasan yang tidak dijelaskan, dipastikan secara
bakteriologis dan histologis

A16 TB pernafasan, tidak dipastikan secara bakteriologis atau


histologis
A16.0 TB paru, secara bakteriologis dan histologis negatif.
Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB ,
pneumothoraks TB,
secara bakteriologis dan histologis negatif.
A16.1 TB paru, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak
dilakukan
Kondisi pada A16.0, pemeriksaan bakteriologis dan histologis
tidak dilakukan
A16.2 TB paru, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
TB paru, bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB ,
pneumothoraks TB, NOS (tanpa disebutkan konfirmasi
bakteriologis atau histologis)
A16.3 TB kelenjar limfe intratoraks, tanpa disebutkan konfirmasi
bakteriologis atau histologis
TB kelenjar limfe hilus, intratoraks, mediastinum,
trakheobronkus,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis)
Kecuali: dinyatakan primer (A15.7)
A16.4 TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, tanpa disebutkan
konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB bronkus, glottis, larings, trakhea,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis)
A16.5 Pleuritis TB, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis
atau histologis
TB pleura, empyema TB, pleuritis TB,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis)
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan
histologis (A15.7)

A16.7 TB pernafasan primer, tanpa disebutkan konfirmasi


bakteriologis atau histologis
TB pernafasan primer NOS
Kompleks TB primer
A16.8 TB pernafasan lain, tanpa disebutkan konfirmasi
bakteriologis atau histologis
TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis)
A16.9 TB pernafasan yang tidak dijelaskan, tanpa disebutkan
konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB pernafasan NOS
Tuberkulosis NOS

A17 TB sistem syaraf


A17.0 Meningitis TB(G01*)
TB meningen, leptomeningitis TB
A17.1 Tuberkuloma meningen (G07*)
A17.8 TB lain sistem syaraf
Meningoensepfalitis TB (G05.0*), myelitis TB (G05.0*),
Tuberkuloma otak atau medulla spinalis, TB otak atau
medulla spinalis (G07*),
Abses TB otak (G07*),
Polyneuropathy TB (G63.0*)
A17.9 TB sistem syaraf, tidak dijelaskan (G99.8*)

A18 TB organ lain

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
A18.0 TB tulang dan sendi
TB panggul (M01.1*), TB lutut (M01.1*), arthritis TB
(M01.1*),
TB kolom vertebra (M49.0*)
Synovitis TB (M68.0*), tenosynovitis TB (M68.0*)
Mastoiditis TB (H75.0*),
Osteitis TB (M90.0*), osteomyelitis TB (M90.0*), nekrosis TB
tulang (M90.0*),
A18.1 TB sistem genitourinarius
TB ginjal (N29.1*), TB ureter (N29.1*),
TB bladder (N33.0*),
TB organ genital pria (N51.-*),
TB cervix (N74.0*),
Pelvic inflammatory disease TB wanita (N74.1*)
A18.2 Limfadenopati perifer TB,
Adenitis TB
Kecuali: Adenopati trakheobronkus TB, TB kelenjar limfe
intratoraks (A15.4, A16.3)
TB kelenjar limfe mesenterik dan retroperitoneum
(A18.3),
A18.3 TB usus, peritoneum, dan kelenjar mesenterika
Asites TB, TB kelenjar limfe retroperitoneum
Peritonitis TB (K67.3*)
TB anus dan rektum, TB usus (halus, besar), enteritis TB
(K93.0*),
A18.4 TB kulit dan jaringan subkutis
Erythema induratum TB, scrofuloderma
Lupus exedens, lupus vulgaris NOS,
Lupus vulgaris kelopak mata (H03.1*),
Kecuali: lupus erythematosus (L93.-),
lupus erythematosus systemic (M32.-)
A18.5 TB mata
Episcleritis TB (H19.0*),
Keratitis interstitialis TB (H19.2*), keratoconjunctivitis TB
(H19.2*)
Iridocyclitis TB (H22.0*),
Chorioretinitis TB (H32.0*),
Kecuali: lupus vulgaris kelopak (A18.4)
A18.6 TB telinga
Otitis media TB (H67.0*)
Kecuali: TB mastoiditis (A18.0)
A18.7 TB kelenjar adrenal (E35.1*),
Penyakit Addison pada TB
A18.8 TB organ lain yang dijelaskan:
TB kel. tiroid (E35.0*),
TB perikardium (I32.0*),
TB endokardium (I39.8*),
TB miokardium (I41.0*),

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Arteritis serebri TB (I68.1*)
TB esofagus (K23.0*)

A19 TB miliaris
Termasuk: TB disseminata, TB generalisata, poliserositis TB
A19.0 TB miliaris akut pada situs tunggal yang disebutkan
A19.1 TB miliaris akut pada situs ganda
A19.2 TB miliaris akut, tidak dijelaskan
A19.8 TB miliaris lainnya
A19.9 TB miliaris, tidak dijelaskan

Penyakit kuman zoonotik tertentu (A20-A28)


Penyebab: kuman yang biasa hidup pada hewan dan kemudian
ditularkan ke manusia

A20 Plague
Plague adalah penyakit infeksi akut berat yang dikenal sebagai
epidemi Black Death pada abad pertengahan, akibat Yersinia
(Pasteurella) pestis yang masuk melalui gigitan kutu tikus terinfeksi,
diikuti demam, delirium dan muntah. Jenis yang menonjol adalah bubonic
dengan pembesaran padat kelenjar limfe aksilla atau perineum yang
sangat nyeri, kulit di atasnya merah, hati dan limpa membesar, gelisah
dan bingung, dengan kematian 60% dalam 3-5 hari Bentuk pneumonic
(pada kelenjar limfe paru-paru) plague menyebabkan batuk darah dan
dapat membunuh penderitanya dalam 48 jam.
Termasuk: infeksi akibat Yersinia pestis
A20.0 Bubonic plague
A20.1 Cellulocutaneous plague
A20.2 Pneumonic plague
A20.3 Plague meningitis
A20.7 Septicaemic plague
A20.8 Bentuk-bentuk lain plague
Plague abortif
Plague asimptomatik
Pestis minor
A20.9 Plague, tidak dijelaskan

A21 Tularaemia
Tularemia adalah penyakit infeksi akut yang biasanya khas dengan
lesi ulseratif lokal, gejala sistemik yang menonjol, dan keadaan seperti
demam tifus, bakteremia, dan pneumonia. Penyebabnya Francisella
(Pasteurella, Brucella) tularensis yang memasuki tubuh melalui makanan,
inokulasi, atau kontaminasi. Ia bisa menembus kulit yang utuh. Type A
yang ganas hidup pada kelinci, dan type B yang lebih jinak hidup pada
tikus.
Empat jenis klinis tularemia adalah ulceroglandular (87%) dengan
lesi utama di tangan dan jari, oculoglandular dengan infeksi pada mata
dan radang pada kelenjar limfe di sisi tubuh yang sama, glandular dengan
limfadenitis regional, mungkin akibat termakan, dan jenis tifoid dengan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
nyeri perut dan demam. Gejalanya nyeri kepala berat, demam tinggi dan
pembesaran kelenjar limfe. Kematian 6% pada kasus yang tidak diobati.
Termasuk: deer-fly fever, infeksi akibat Francisella tularensis,
rabbit fever
A21.0 Ulceroglandular tularaemia
A21.1 Oculoglandular tularaemia
Ophthalmic tularaemia
A21.2 Pulmonary tularaemia
A21.3 Gastrointestinal tularaemia
Abdominal tularaemia
A21.7 Generalized tularaemia
A21.8 Bentuk-bentuk lain tularaemia
A21.9 Tularaemia, tidak dijelaskan

A22 Anthrax
Disebabkan oleh Bacillus anthracis, anthrax sangat menular pada
hewan ternak. Infeksi pada manusia biasanya melalui kulit, selain
menelan dan menghirup sporanya. Pada infeksi kulit timbul papula,
vesikula dan eksudasi. Bisa terjadi limfadenopati, lemah, myalgia, sakit
kepala, demam, mual dan muntah. Jenis pernafasan paling berbahaya
karena spora dengan cepat memperbanyak diri, diikuti oleh nekrosis pada
kelenjar limfe paru-paru, dan menyebar ke meningen dan otak.
Termasuk: infeksi akibat Bacillus anthracis
A22.0 Anthrax kulit
Karbunkel ganas, pustula ganas
A22.1 Anthrax pernafasan
Anthrax inhalasi
Penyakit Ragpicker
Penyakit Woolsorter
A22.2 Anthrax gastrointestinum
A22.7 Septikaemia anthrax
A22.8 Bentuk-bentuk lain anthrax
Meningitis anthrax (G01*)
A22.9 Anthrax, tidak dijelaskan

A23 Brucellosis
Brucellosis disebabkan oleh Brucella melitensis (kambing dan
domba), B. suis (caribou), dan B. canis (anjing). Infeksi terjadi akibat
menelan susu atau produk susu (butter dan keju) hewan terinfeksi.
Penyakit ini khas dengan stadium demam akut dengan sedikit tanda lokal,
dan stadium kronis dengan demam naik turun (undulant fever), lemah,
dan keringatan, namun jarang membawa kematian.

Termasuk: Demam: Malta, Mediterranean, undulant


A23.0 Brucellosis akibat B. melitensis
A23.1 Brucellosis akibat B. abortus
A23.2 Brucellosis akibat B. suis
A23.3 Brucellosis akibat B. canis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
A23.8 Brucellosis lain
A23.9 Brucellosis, tidak dijelaskan

A24 Glanders and melioidosis


Glanders disebabkan oleh Pseudomonas mallei, yaitu bakteri kuda,
dengan gejala demam tinggi dan radang kelenjar limfe. Melioidosis
disebabkan oleh Ps. pseudomallei melalui kulit yang lecet; jarang secara
langsung dari hewan atau pasien yang terinfeksi. Gejala yang paling
umum pada infeksi pernafasan akut adalah pneumonia nekrotikans. Pada
infeksi septikemik, bisa terjadi kebingungan, sesak nafas, faringitis,
demam tinggi, dan sianosis, serta nyeri hebat pada otot. Kematian
biasanya <10%.
A24.0 Glanders
Infeksi akibat Pseudomonas mallei
Malleus
A24.1 Melioidosis akut dan fulminant
Melioidosis: pneumonia, septicaemia
A24.2 Melioidosis subakut dan kronis
A24.3 Melioidosis lain
A24.4 Melioidosis, tidak dijelaskan
Infeksi Pseudomonas pseudomallei NOS;
Penyakit Whitmore

A25 Rat-bite fevers demam gigitan tikus


Terdapat dua jenis demam yang timbul setelah gigitan tikus ini,
yaitu spirillosis dan streptobacillosis. Spirillosis disebabkan oleh Spirillum
minus, yang menimbulkan radang di tempat gigitan 10 hari kemudian,
setelah luka gigitan itu sembuh, diikuti oleh demam berulang dan
limfadenitis regional. Jenis streptobacillosis disebabkan oleh
Streptobacillus moniliformis, yang menimbulkan gejala 10 hari setelah
gigitan berupa demam menggigil, muntah, sakit kepala, dan nyeri
punggung dan sendi.
A25.0 Spirillosis
Sodoku
A25.1 Streptobacillosis
Erythema arthritik epidemik,
Demam Haverhill,
Streptobacillary rat-bite fever
A25.9 Rat-bite fever, tidak dijelaskan

A26 Erysipeloid
Erysipeloid adalah infeksi akut kulit akibat Erysipelothrix
rhusiopathiae yang biasa menyerang babi. Infeksi sering melalui luka
pada tangan yang mengolah jaringan hewan ini. Gejala berupa sembab
lokal yang mengganggu pekerjaan selama 2-3 minggu.
A26.0 Cutaneous erysipeloid; Erythema migrans
A26.7 Erysipelothrix septicaemia
A26.8 Bentuk-bentuk lain erysipeloid

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
A26.9 Erysipeloid, tidak dijelaskan

A27 Leptospirosis
Leptospirosis adalah infeksi akibat Leptospira yang hidup pada
hewan piaraan atau liar, yang menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
Kontak terjadi melalui urine, jaringan tubuh, dan tanah atau air. Gejala
sakit kepala, nyeri otot, demam dan menggigil pada fase leptospiremia;
disusul oleh fase imun. Pada infeksi berat bisa terjadi jaundice, azotemia
(terdapatnya urea dan komponen nitrogen lain di darah), perdarahan,
gangguan kesadaran dan demam. Gejala pada ginjal berupa proteinuria,
pyuria, dan hematuria.
A27.0 Leptospirosis icterohaemorrhagica
Leptospirosis akibat L. interrogans serovar
icterohaemorrhagiae
A27.8 Bentuk-bentuk lain leptospirosis
A27.9 Leptospirosis, tidak dijelaskan

A28 Penyakit bakteri zoonotik lain, not elsewhere classified


A28.0 Pasteurellosis
A28.1 Cat-scratch disease
Cat-scratch fever
A28.2 Extraintestinal yersiniosis
Kecuali: enteritis akibat Y. enterocolitica (A04.6)
plague (A20.-)
A28.8 Penyakit bakteri zoonotik lain yang dijelaskan, not
elsewhere classified
A28.9 Penyakit bakteri zoonotik, tidak dijelaskan

Penyakit bakteri lainnya (A30-A49)


A30 Leprosy [Hansen's disease]
Lepra adalah penyakit infeksi Mycobacterium leprae, diduga sangat
menular tapi keganasannya rendah dan menyukai daerah tubuh yang
lebih sejuk seperti kulit, membran mukosa dan syaraf perifer. Lesi kulit
dan lesi syaraf perifer mendominasi penemuan klinis awal. Lepra dibagi
menurut derajat imunitas penderitanya.
Lepra indeterminata sulit didiagnosa. Lesi awal pada kulit biasanya
berupa makula berbatas kabur, agak pucat atau kemerahan dengan
diameter 1-2 cm. Ini adalah radang tidak khas yang melibatkan pembuluh
darah, kelenjar keringat dan sebasea, folikel rambut, dan syaraf kulit.
Lesi ini cenderung sembuh spontan, tapi bisa pula menjadi tiga bentuk,
yaitu lepra tuberkuloid (TT), lepromatosa (LL), dan borderline
(dimorpheus).
Lepra TT khas dengan lesi kulit yang awalnya terlokalisir pada kulit
atau syaraf perifer. Lesi kulit cenderung besar berbatas tegas, berjumlah
satu atau beberapa, tidak berasa, dan tidak simetris. Respons radang
sangat aktif, dengan sel-sel epitelioid dan sel-sel Langhan mirip dengan
tuberkel yang dikelilingi banyak sel limfosit. Basil sedikit dan sulit
ditemukan. Nekrosis kaseasi (perkejuan) dapat merusak bundel syaraf
dengan akibat paralisis yang terfokus pada daerah tertentu. Pertahanan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
tubuh cukup tinggi dan kesembuhan spontan bisa terjadi; namun, syaraf
perifer dapat rusak.
Lepra LL. adalah infeksi umum yang melibatkan kulit, mulut, hidung
dan membran mukosa pada pernafasan atas, permukaan depan hidung,
syaraf kulit dan perifer, sistem retikulo-endotel, kelenjar adrenal, dan
testes. Seluruh permukaan tubuh bisa terlibat begitu luas, disertai oleh
basilemia lepra berkadar tinggi. Makula paling banyak, disertai oleh
papula, nodula, atau plak. Basil mudah ditemukan pada sampel jaringan.
Resistensi pasien terhadap basil rendah, dan penyakit yang tidak diobati
akan progresif.
Lepra borderline memiliki kombinasi gambaran klinis dan patologis
TT dan LL, yaitu borderline-tuberkuloid (BT), mid-borderline (BB), dan
borderline-lepromatosa (BL), tergantung pada jumlah relatif basil,
limfosit, sel epitelioid, dan makrofag. Jenis borderline ini tidak stabil dan
bisa berubah menjadi TT atau LL.
Lesi syaraf kulit sering menimbulkan anestesia pada lesi tersebut.
Lesi pada serat syaraf yang lebih besar akan menyebabkan anestesi pada
seluruh daerah yang disyarafinya. Anestesia ini menyebabkan pasien
tidak menyadari kerusakan yang terjadi pada anggota tubuh. Lepra juga
bisa merusak hidung, daun telinga, alis mata, atau testis.
Termasuk: infeksi akibat Mycobacterium leprae
Kecuali: Sekuel lepra (B92)
A30.0 Indeterminate leprosy
Lepra I
A30.1 Tuberculoid leprosy
Lepra TT
A30.2 Borderline tuberculoid leprosy
Lepra BT
A30.3 Borderline leprosy
Lepra BB
A30.4 Borderline lepromatous leprosy
Lepra BL
A30.5 Lepromatous leprosy
Lepra LL
A30.8 Bentuk lain leprosy
A30.9 Lepra, tidak dijelaskan

A31 Infeksi akibat mikobakteria lain


Kecuali : tuberculosis (A15-A19), leprosy (A30.-)
A31.0 Infeksi mikobakterium pada paru-paru
Infeksi akibat M. avium, M. intracellulare [Battey bacillus],
M. kansasii
A31.1 Infeksi mikobakterium pada kulit
Buruli ulcer
Infeksi akibat M. marinum, M. ulcerans
A31.8 Infeksi mikobakterium lainnya
A31.9 Infeksi mikobakterium, tidak dijelaskan
Infeksi mikobakterium tidak khas NOS
Mycobacteriosis NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
A32 Listeriosis
Listeriosis disebabkan oleh Listeria monocytogenes dengan
manifestasi yang bervariasi menurut patogenesis, situs, dan usia pasien.
Infeksi terjadi melalui minum susu atau produk keju yang terinfeksi, atau
kontak langsung. Pada orang dewasa, meningitis merupakan bentuk
umum listeriosis, sedangkan endokarditis dan listeriosis typhoid (dengan
bakteremia dan demam tinggi) jarang terjadi. Kontak pada konjungtiva
bisa menyebabkan infeksi kelenjar mata dengan oftalmitis.
Termasuk: infeksi listeria melalui makanan
Kecuali: listeriosis neonatus (disseminata) (P37.2)
A32.0 Listeriosis kulit
A32.1 Meningitis and meningoencephalitis listeria
Meningitis listeria (G01*); meningoencephalitis listeria
(G05.0*)
A32.7 Septikemia listeria
A32.8 Bentuk lain listeria
Endocarditis listeria (I39.8*)
Arteritis cerebri Listeria (I68.1*),
Listeriosis okuloglandular
A32.9 Listeriosis, tidak dijelaskan

A33 Tetanus neonatorum


Tetanus khas dengan spasme tonik berulang otot sadar, terjadi
setelah luka, dan bisa terjadi pada prosedur kebidanan dan bayi baru
lahir. Spasme otot rahang memberinya nama lockjaw atau rahang
terkunci. Penyebabnya exotoksin (tetanospasmin) Clostridium tetani, basil
anaerob yang sporanya stabil bertahun-tahun, bisa terdapat di tanah dan
kotoran binatang..
Tetanospasmin memasuki syaraf pusat melalui syaraf motorik atau
aliran darah. Toksin berikatan pada sinaps dan menyebabkan kekakuan
umum, dengan masa inkubasi 2-50 (biasanya 5-10) hari. Gejala yang
paling sering kekakuan rahang sehingga sulit membuka mulut (trismus),
di samping spasme otot muka sehingga terlihat seperti senyum terfiksir
dengan alis mata naik (risus sardonicus). Kekakuan otot perut, leher dan
punggung malah opisthotonus bisa terjadi. Spasme sfingter
menyebabkan retensi urin dan konstipasi. Sensoris biasanya jernih, tapi
koma bisa segera timbul setelah kejang.

A34 Tetanus obstetri

A35 Tetanus lain, Tetanus NOS

A36 Diphtheria
Difteri adalah penyakit menular akut akibat Corynebacterium
diphtheriae, khas dengan pseudomembran fibrinosa pada mukosa
pernafasan, dan kerusakan jaringan miokardium dan syaraf akibat
eksotoksin. Difteri kulit juga umum terjadi. Tiga jenis C. diphtheriae, yaitu
mitis, intermedius, dan gravis, yang menyebar melalui sekresi orang yang
terinfeksi. Biasanya kuman bersarang di tonsil atau nasofarings. Jenis
toksigenik menghasilkan eksotoksin yang mematikan sel-sel di sekitarnya

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
dan sel-sel yang jauh karena dibawa oleh darah. Lesi patologis ditemukan
di saluran nafas, orofarings, miokardium, sistem syaraf, dan ginjal.
Membran di daerah tonsil, bewarna abu-abu kotor, keras dan
berfibrin, melekat dengan erat sehingga pembuangannya menyebabkan
perdarahan. Edema larings dan farings bisa menyumbat pernafasan.
Tanpa antitoksin bisa terjadi miokarditis dan kegagalan jantung, serta
kelumpuhan otot mulut, rahang dan tenggorok (bulbar paralysis)
A36.0 Difteri farings
Angina membranosa difteri
Difteri tonsil
A36.1 Difteri nasofarings
A36.2 Difteri larings,
Laringotrakheitis difteri
A36.3 Difteri kulit
Kecuali: erythrasma (L08.1)
A36.8 Difteri lain
Konjungtivitis difteri (H13.1*); miokarditis difteri (I41.0*),
polyneuritis difteri (G63.0*)
A36.9 Diphtheria, tidak dijelaskan

A37 Whooping cough


Batuk rejan atau pertussis ini akut, sangat menular, khas dengan
batuk paroksismal spasmodik (tiba-tiba dan terus-menerus) yang biasanya
berakhir dengan inspirasi panjang, berbunyi dengan nada tinggi
(whoop). Penyebabnya adalah Bordetella pertussis. Bentuk yang lebih
ringan disebabkan oleh B. parapertussis.
Infeksi karena menghirup kuman yang disebarkan pasien lain ke
udara. Pertussis bisa menyerang setiap usia, walaupun lebih dari separo
berusia di bawah 2 tahun. Masa inkubasi 7-14 hari, penyakit berlangsung
selama 6 minggu. Stadium kataralis berlangsung ringan, dengan batuk,
air mata, dan tanda pilek lain. Stadium paroksismal terjadi setelah 10-14
hari, dengan 5 sampai >15 batuk berturut-turut dengan cepat, diakhiri
dengan pernafasan dalam dan berbunyi. Setelah beberapa pernafasan
normal, paroksisma dimulai kembali. Stadium kataralis dan paroksismal
awal sangat menular. Stadium penyembuhan terjadi setelah 4 minggu,
batuk menurun frekuensi dan beratnya. Lama penyakit rata-rata 51 hari
(3 minggu 3 bulan).
A37.0 Whooping cough disebabkan Bordetella pertussis
A37.1 Whooping cough disebabkan Bordetella parapertussis
A37.8 Whooping cough disebabkan spesies Bordetella lain
A37.9 Whooping cough, tidak dijelaskan

A38 Scarlet fever


Skarlatina
Kecuali: sore throat akibat streptokokus
Skarlatina disebabkan Streptokokus group A yang membuat
erythrotoxin, menyebabkan warna merah pada kulit. Gejala yang khas
antara lain circumoral pallor yaitu kelihatan pucat di sekitar mulut
karena muka sangat merah, lidah strawberry karena papilla menonjol

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
pada lapisan merah terang, dan Pastias lines berupa garis merah gelap di
lipatan kulit.

A39 Infeksi meningokokus


Meningokokus dapat menyebabkan infeksi pada meningen, adrenal,
jantung, dan sebagainya. Ia juga menyebabkan bakteremia dengan sifat
akut atau kronis.
A39.0 Meningitis meningokokus (G01*)
A39.1 Sindroma Waterhouse-Friderichsen (E35.1*);
Adrenalitis haemoragika meningokokus
Sindroma adrenal meningokokus
A39.2 Acute meningococcaemia
A39.3 Chronic meningococcaemia
A39.4 Meningokokaemia, tidak dijelaskan;
Bakteremia meningokokus NOS
A39.5 Penyakit jantung meningokokus
Pericarditis meningokokus (I32.0*)
Endocarditis meningokokus (I39.8*),
Myocarditis meningokokus (I41.0*),
Karditis meningokokus NOS (I52.0*)
A39.8 Infeksi meningokokus lain
Encephalitis meningokokus meningokokus (G05.0*)
Konjunctivitis meningokokus (H13.1*)
Retrobulbar neuritis meningokokus (H48.1*)
Arthritis meningokokus (M01.0*)
Artritis pasca-meningokokus (M03.0*)
A39.9 Infeksi meningokokus , tidak dijelaskan
Penyakit meningokokus NOS

A40 Septikemia streptokokus


Septikemia adalah terdapatnya kuman di dalam darah (bakteremia)
yang disertai oleh manifestasi klinis infeksi tersebut. Bakteremia
umumnya, dan biasanya sementara, menyertai berbagai tindakan bedah
(misalnya insisi abses); atau akibat kolonisasi kuman pada saluran infus
atau kateter kandung kemih yang terpasang lama Demam hampir selalu
menyertai septikemia, dengan awalnya menggigil. Erupsi pada kulit
sering terjadi
Kecuali: setelah: abortus atau hamil ektopik atau mola
(O03-O07, O08.0),
infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2),
immunisasi (T88.0),
ketika melahirkan (O75.3), masa nifas (puerperal) (O85)
pada neonatus (P36.0-P36.1)
pasca-prosedur (T81.4),
A40.0 Septikemia akibat streptokokus, group A
A40.1 Septikemia akibat streptokokus, group B
A40.2 Septikemia akibat streptokokus, group D
A40.3 Septikemia akibat Streptococcus pneumoniae,

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Septikemia pneumokokus
A40.8 Septikemia akibat streptokokus lainnya
A40.9 Septikemia akibat streptokokus, tidak dijelaskan

A41 Septikemia lain


Kecuali: melioidosis septikemik (A24.1), plague septikemik
(A20.7)
toxic shock syndrome (A48.3), bacteraemia NOS (A49.9)
setelah: abortus atau hamil ektopik atau mola (O03-
O07, O08.0),
infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2),
immunisasi (T88.0),
selama melahirkan (O75.3)
septikemia (akibat)(pada):
tularaemia (A21.7), anthrax (A22.7), Erysipelothrix (A26.7),
yersiniosis extraintestinum (A28.2), listeria (A32.7),
meningokokus (A39.2-A39.4), streptokokus (A40.-),
aktinomikotik (A42.7), gonokokus (A54.8),
herpesvirus (B00.7), kandida (B37.7),
puerperal (O85), neonatal (P36.-), pasca-prosedur (T81.4),
A41.0 Septikemia akibat Staphylococcus aureus
A41.1 Septikemia akibat stafilokokus lain yang disebutkan
Septikemia akibat stafilokokus koagulase-negatif
A41.2 Septikemia akibat stafilokokus yang tidak dijelaskan
A41.3 Septikemia akibat Haemophilus influenzae
A41.4 Septikemia akibat kuman anaerob
Kecuali: gas gangrene (A48.0)
A41.5 Septikemia akibat organisme Gram-negative lain
Septikemia Gram-negative NOS
A41.8 Septikemia lain yang dijelaskan
A41.9 Septicaemia, tidak dijelaskan;
Septic shock

A42 Actinomycosis
Aktinomikosis adalah penyakit infeksi kronis yang khas dengan
banyak sinus yang mengalirkan cairan dan disebabkan mikroorganisme
gram positif anaerob yang sering terdapat pada gusi, tonsil, dan gigi,
yaitu Actinomyces israelii..
Penyakit ini sering terdapat pada pria dewasa. Pada bentuk yang
paling umum, cervicofacialis, tempat masuk utama adalah gigi yang
membusuk. Bentuk lain adalah pulmonalis akibat terhirupnya sekresi
mulut; dan abdominalis akibat pecahnya mukosa suatu divertikulum atau
appendix. Lesi yang khas berupa daerah mengeras berisi abses kecil-kecil
yang saling berhubungan dikelilingi oleh jaringan granulasi. Penyakit
menyebar ke jaringan yang berdekatan, dan kadang-kadang melalui aliran
darah.
Bentuk servikofasialis dimulai dengan bengkak di bawah mukosa
mulut atau kulit leher. Area yang melunak akan menjadi sinus dengan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
fistula berisi cairan seperti granul sulfur kuning, dengan diameter 1 mm.
Pada bentuk pulmonalis, serangan diikuti oleh nyeri dada, demam, batuk
produktif, dan perforasi dinding dada oleh saluran sinus. Bentuk
abdominalis menyerang cecum, appendix, dan peritoneum; khas dengan
nyeri, demam, muntah, diare atau konstipasi, dan kurus. Massa abdomen
biasa terdapat, dan pada dinding bisa muncul sinus dan fistula. Bentuk
generalisata disebabkan oleh septikemia, menyebar melalui darah ke
kulit, vertebrae, otak, hati, ginjal, ureter dan organ pelvis (wanita).
Kecuali : Kecuali: actinomycetoma (B47.1)
A42.0 Aktinomikosis pulmonalis
A42.1 Aktinomikosis abdominalis
A42.2 Aktinomikosis servikofasialis
A42.7 Septikemia aktinomikosis
A42.8 Bentuk lain aktinomikosis
A42.9 Aktinomikosis, tidak dijelaskan

A43 Nocardiosis
Nokardiosis adalah penyakit infeksi akut atau kronis yang
menimbulkan granuloma dan nanah di seluruh tubuh, akibat Nocardia
asteroides, suatu saprofit tanah. Organisme ini biasanya masuk melalui
paru-paru, sering menyerang orang tua yang lemah. Penyebaran melalui
aliran darah dan menimbulkan abses di otak, kadang-kadang di ginjal
atau organ lain.
A43.0 Nokardiosis pulmonalis
A43.1 Nokardiosis kulit
A43.8 Bentuk lain nokardiosis
A43.9 Nokardiosis, tidak dijelaskan

A44 Bartonellosis
Disebabkan Bartonella bacilliformis dan hanya di Amerika Selatan,
khas dengan anemia dan demam (demam Oraya) atau erupsi kulit yang
kronis (Verruga peruana)
A44.0 Bartonellosis sistemik
Demam Oroya
A44.1 Bartonellosis kulit dan mukosa kulit
Verruga peruana
A44.8 Bentuk lain bartonellosis
A44.9 Bartonellosis, tidak dijelaskan

A46 Erysipelas
Erisipelas adalah selulitis permukaan akibat Streptokokus
hemolitikus Group A, sering melibatkan muka, lengan atau tungkai.
Selulitis adalah radang akut menyebar rata pada jaringan padat seperti
kulit atau bawah kulit, jarang pada struktur yang lebih dalam, dan khas
dengan hiperemia, infiltrasi lekosit, dan edema tanpa nekrosis atau
pernanahan Lesi berbatas tegas, sembab, merah mengkilat, dan nyeri
tekan; sering disertai oleh vesikel dan bulla. Garis-garis merah perifer

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
dan limfadenopati regional kadang-kadang muncul; sedangkan demam
tinggi, menggigil dan lesu umum terjadi. Erisipelas bisa muncul berulang
dan menyebabkan limfedema kronis. Tempat masuk kuman bisa dari
infeksi jamur pada sela jari kaki.
Kecuali : erisipelas nifas (O86.8)

A48 Penyakit bakteri lain, not elsewhere classified


Gas gangrene disebabkan oleh Clostridium perfringens dengan
nekrosis pada otot dan selulitis, sering pada kaki. Penyakit Legionnnaires
disebabkan oleh Legionella pneumophila, menyerang American Legion di
Philadelphia tahun 1976, menyebabkan gejala pernafasan berupa
pneumonia. Bentuk yang lebih ringan tidak menyebabkan pneumonia,
cuma mirip flu.
TSS atau toxic shock syndrome khas dengan demam tinggi, muntah,
diare, bingung, kulit merah, dan bisa syok; diduga akibat Staphylococcus
aureus, sering pada wanita menstruasi akibat pemakaian tampon, atau
laki-laki pascabedah. Muncul tahun 1978, menurut drastis tahun 1981
setelah penarikan beberapa jenis tampon dari pasaran. Demam purpura
(kulit keunguan seperti lecet) Brazilia disebabkan oleh infeksi sistemik
Hemophilus aegyptus
Kecuali : actinomycetoma (B47.1)
A48.0 Gas gangrene
Clostridial: cellulitis, myonecrosis
A48.1 Penyakit Legionnaires
A48.2 Penyakit Legionnaires Nonpneumonic [demam Pontiac]
A48.3 Toxic shock syndrome
Kecuali: septikemia NOS (A41.9), syok endotoxik NOS (R57.8)
A48.4 Brazilian purpuric fever;
Infeksi sistemik Haemophilus aegyptius
A48.8 Penyakit bakteri lain yang dijelaskan

A49 Infeksi bakteri, situs tidak dijelaskan


Kecuali: infeksi meningokokus NOS (A39.9),
infeksi spirokhaeta NOS (A69.9)
infeksi chlamydia NOS (A74.9),
infeksi rickettsia NOS (A79.9),
bakteri penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada bab
lain (B95-B96),
A49.0 Infeksi stafilokokus, tidak dijelaskan
A49.1 Infeksi streptokokus, tidak dijelaskan
A49.2 Infeksi Haemophilus influenzae, tidak dijelaskan
A49.3 Infeksi Mycoplasma, tidak dijelaskan
A49.8 Infeksi bakteri lain dengan situs tidak dijelaskan
A49.9 Infeksi bakteri, tidak dijelaskan;
Bacteraemia NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Infeksi yang terutama ditularkan hubungan seks (A50-
A64)
Kecuali: penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-
B24)
uretritis nonspesifik and uretritis non-gonokokus (N34.1)
penyakit Reiter's (M02.3)

A50 Sifilis kongenital


Sifilis (lues) adalah penyakit sistemik menular akibat spirochete
Treponema pallidum, khas dengan stadium klinis dan laten (tanpa gejala)
bertahun-tahun. T. pallidum bisa menyerang semua jaringan dan organ,
atau ditularkan ibu ke janin melalui plasenta (sifilis kongenital). Sifilis
dapat dideteksi oleh uji serologik sifilis (Serologic Tests for Syphilis - STS)
pada wanita hamil sehingga penularan ke anak dapat dicegah.
Sifilis kongenital terbagi atas jenis dini, yang gejalanya muncul
sebelum usia 2 tahun, dan jenis lanjut. Pada sifilis kongenital dini, lesi
kulit berupa erupsi bullosa atau rash makula merah tembaga di telapak
tangan dan kaki, dan papula di hidung, mulut dan daerah diaper. Berat
badan sulit naik, terlihat seperti orang tua, retak-retak di sekitar mulut
(rhagades), hidung mengeluarkan sekret mukopurulenta atau bernoda
darah, hati dan limpa membesar, dan limfadenopati umum. Bisa timbul
meningitis, choroiditis (pada mata), hydrocephalus, kejang, atau retardasi
mental. Pada 3 bulan pertama kelahiran bisa terjadi pseudoparalysis
akibat osteochondritis (chondroepiphysitis). Gejala yang khas adalah
Triad Hutchinson, yaitu (1) keratitis interstitialis yang dapat
menyebabkan parut kornea, (2) insisor Hutchinson (insisor atas sempit
dengan cekungan), dan (3) tuli syaraf akibat kerusakan NC VIII (n.
auditorius).
Tahap laten bisa berlangsung seumur hidup. Stadium lanjut ditandai
ulkus gusi yang dapat menyerang hidung, septum dan palatum durum,
penonjolan os frontalis dan parietalis, tibia mirip pedang (saber shins),
neurosifilis meningen atau otak, dan atrofi mata. Bisa juga terjadi
gangguan perkembangan maksilla sehingga wajah mirip bulldog

A50.0 Sifilis kongenital dini, dengan gejala


Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan dini atau
muncul dalam waktu kurang dari dua tahun sejak lahir
Sifilis kongenital dini: kulit, mukokutan, viseral
Rhinitis, faringitis, laringitis, pneumonia: sifilitika kongenital
dini
Okulopati, osteokondrodistrofi: sifilitika kongenital dini
A50.1 Sifilis kongenital dini, latent
Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi
serologis positif dan uji cairan spinal negatif, kurang dari dua
tahun sejak lahir.
A50.2 Sifilis kongenital dini, tidak dijelaskan
Sifilis kongenital NOS kurang dari dua tahun sejak lahir
A50.3 Okulopati sifilitika kongenital lanjut
Keratitis interstitialis sifilitika kongenital lanjut
(H19.2*)
Okulopati sifilitika kongenital lanjut NEC (H58.8*)
Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
A50.4 Neurosifilis kongenital lanjut [neurosifilis juvenile]
Dementia paralytica juvenilis
Juvenile: general paresis, tabes dorsalis, taboparetic
neurosyphilis
Meningitis (G01*), encephalitis (G05.0*): sifilitika
kongenital lanjut
Polyneuropathy (G63.0*) sifilitika kongenital lanjut
Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5)
A50.5 Sifilis kongenital lanjut lain dengan gejala klinis
Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan lanjut atau
muncul dua tahun atau lebih sejak lahir
Syphilitic saddle nose [pangkal hidung mencekung seperti
sadel]
Gigi atau triad Hutchinson
Clutton's joints (M03.1*): [sendi lutut membengkak]
Artropati sifilitika (M03.1*), osteokhondropati sifilitika
(M90.2*)
Sifilis kardiovaskuler kongenital lanjut (I98.0*),
A50.6 Sifilis kongenital lanjut, latent
Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi
serologis positif dan uji cairan spinal negatif, dua tahun atau
lebih sejak lahir
A50.7 Sifilis kongenital lanjut, tidak dijelaskan
Sifilis kongenital NOS dua tahun atau lebih sejak lahir
A50.9 Sifilis kongenital, tidak dijelaskan

A51 Sifilis dini


T. pallidum masuk melalui membran mukosa atau kulit pada kontak
seksual, termasuk orogenital, anorektum, ciuman atau kontak tubuh.
Dalam beberapa jam ia mencapai kelenjar limfe regional dan menyebar ke
seluruh tubuh. Masa inkubasi biasanya 3-4 minggu. Gejala bisa muncul
pada berbagai stadium tanpa didahului stadium yang lebih ringan, atau
lama setelah infeksi awal.
Lesi primer muncul setelah 4 minggu berupa papula merah yang
menjadi ulkus tanpa nyeri dengan dasar keras yang disebut chancre., dan
pembesaran tanpa nyeri kelenjar limfe regional. Chancre primer terdapat
di penis, anus, rektum; vulva, servix, dan perineum; di samping bibir,
lidah, mukosa pipi, tonsil, atau jari. Penyembuhan disertai oleh jaringan
parut dalam waktu4-8 minggu.
Sifilis sekunder berupa rash muncul 6-12 minggu setelah infeksi.
Rash umumnya tersebar simetris, dapat menjadi makula, papula, pustula,
atau skuamosa, sering sembuh tanpa parut, atau hanya dengan bekas-
bekas bewarna hitam atau putih. Papula di perbatasan mukosa dan kulit,
misalnya vulva, hipertrofi dengan permukaan datar, bewarna merah pucat
atau abu-abu, yang disebut kondiloma latum. Selain kulit dan mukosa,
terdapat pembesaran kelenjar limfe dimana-mana, disertai keterlibatan
mata, tulang, sendi, meningen, ginjal, hati, dan limpa.
Penularan sangat mudah pada sifilis primer atau sekunder, tapi
sukar pada sifilis tertier. Pada sifilis laten, infeksi kulit dan mukosa terjadi
pada tahun pertama, lalu hilang bertahun-tahun atau seumur hidup.
Kemunculan kembali sering dalam stadium tertier.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
A51.0 Sifilis genital primer
Syphilitic chancre NOS
A51.1 Sifilis primer anus
A51.2 Sifilis primer di tempat lain
A51.3 Sifilis sekunder kulit dan membran mukosa
Condyloma latum
alopecia sifilitika (L99.8*), leukoderma sifilitika (L99.8*),
patch mukosa sifilitika
A51.4 Sifilis sekunder lain
Meningitis sifilitika sekunder (G01*),
iridosiklitis sifilitika sekunder (H22.0*), okulopati sifilitika
sekunder NEC (H58.8*)
myositis sifilitika sekunder (M63.0*), periostitis sifilitika
sekunder (M90.1*)
pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika sekunder
(N74.2*),
limfadenopati sifilitika sekunder,
A51.5 Sifilis dini, latent
Sifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi
serologis positif dan uji cairan spinal negatif, kurang dari dua
tahun sejak infeksi
A51.9 Sifilis dini, tidak dijelaskan

A52 Sifilis lanjut


Sifilis lanjut atau tertier terbagi secara klinis atas (1) sifilis tertier
ringan pada kulit, tulang dan visera, (2) sifilis kardiovaskuler, dan (3)
sifilis syaraf (neurosifilis). Sifilis tertier ringan memiliki lesi khas berupa
gumma, yaitu reaksi granuloma kronis yang menyebabkan nekrosis dan
fibrosis, dan ulkus tanpa nyeri yang membesar dan meninggalkan parut.
Gumma terjadi di kulit, jaringan bawah kulit, submukosa, dan organ-
organ dalam seperti lambung, paru-paru, hati, testis, atau khoroid mata.
Pada keadaan lanjut bisa timbul artropati Charcot berupa kerusakan
sendi tanpa nyeri, pembesaran tulang dan terbatasnya gerakan.
Sifilis kardiovaskuler menyebabkan timbulnya aneurisma aorta,
penyempitan pangkal a. koronaria, insufisiensi katup aorta. Sifilis syaraf
muncul sebagai neurosifilis meningovaskuler dengan berbagai gejala
gangguan syaraf mulai dari sakit kepala sampai lumpuh. Khas disini
adalah pupil Argyll Robertson, yaitu pupil kecil tidak beraturan yang
bereaksi normal pada akomodasi atau rangsangan cahaya. Kerusakan
medulla spinalis menimbulkan tabes dorsalis (ataxia lokomotor) dengan
nyeri, ataksia (kontrol gerakan berkurang), gangguan sensoris, dan
hilangnya refleks tendon.
A52.0 Cardiovascular syphilis
Sifilis kardiovaskuler NOS (I98.0*)
Inkompetensi aorta (I39.1*), regurgitasi pulmonalis (I39.3*)
sifilitika
Perikarditis (I32.0*), endokarditis NOS (I39.8*), myokarditis
(I41.0*), sifilitika
Arteritis serebri (I68.1*), aneurisma aorta (I79.0*), aortitis
(I79.1*), sifilitika
A52.1 Neurosifilis simptomatik
Syphilitic parkinsonism (G22*),

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Tabes dorsalis
Charcot's arthropathy (M14.6*)
[sendi rusak karena nyeri di dalamnya tak bisa dirasakan
pasien]
Meningitis sifilitika lanjut (G01*), encephalitis sifilitika
lanjut (G05.0*),
Polyneuropathy sifilitika lanjut (G63.0*),
Optic atrophy sifilitika lanjut (H48.0*),
Retrobulbar neuritis sifilitika lanjut (H48.1*) radang n.
opticus,
Acoustic neuritis sifilitika lanjut (H94.0*)
A52.2 Neurosifilis asimptomatik (tanpa gejala)
A52.3 Neurosifilis, tidak dijelaskan
Gumma sifilis pada sistem syaraf pusat NOS
Sifilis (lanjut) pada sistem syaraf pusat NOS
Syphiloma pada sistem syaraf pusat NOS
A52.7 Sifilis lanjut dengan gejala lainnya
Penyakit glomerulus pada syphilis (N08.0*)
Gumma (sifilitika), sifilis lanjut atau tertier:
semua tempat, kecuali yang diklasifikasikan pada A52.0-
A52.3
Episcleritis sifilitika lanjut (H19.0*), chorioretinitis sifilitika
lanjut (H32.0*),
Okulopathy sifilitika lanjut NEC (H58.8*), peritonitis
sifilitika lanjut (K67.2*)
Leukoderma sifilitika lanjut (L99.8*), bursitis sifilitika lanjut
(M73.1*),
Pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika lanjut
(N74.2*).
Sifilis [stadium tidak dijelaskan] pada:
paru-paru (J99.8*), hati (K77.0*),
otot (M63.0*), synovium (M68.0*), tulang (M90.2*)
A52.8 Sifilis lanjut, latent
Sifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi
serologis positif fan uji cairan spinal negatif, dua tahun atau
lebih sejak lahir.
A52.9 Sifilis lanjut, tidak dijelaskan

A53 Sifilis lain dan tidak dijelaskan


A53.0 Sifilis, tidak dijelaskan dini atau lanjut
Sifilis laten NOS
Reaksi serologis sifilis positif
A53.9 Sifilis, tidak dijelaskan
Infeksi Treponema pallidum NOS
Sifilis (didapat) NOS
Kecuali: sifilis NOS penyebab kematian pada usia <2 tahun
(A50.2)

A54 Infeksi gonokokus

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Gonorrhea adalah penyakit infeksi Neisseria gonorrhoeae pada
epitel urethra, servix, rektum, farings, atau mata, yang dapat
menyebabkan bakteremia dan komplikasi yang luas, dengan penyebaran
biasanya melalui kontak seksual. Wanita sering merupakan carrier
tanpa gejala selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Infeksi
tanpa gejala juga sering terdapat pada orofarings dan rektum lelaki
homoseksual.
Masa inkubasi pada laki-laki 2-14 hari, diikuti rasa tidak nyaman di
urethra, dysuria, dan sekret bernanah dari muara urethra yang merah
dan sembab. Sering berkemih (frequency) dan tersesak (urgency)
muncul ketika infeksi makin ke pangkal urethra. Pada wanita masa
inkubasi 7-21 hari, ringan; kadang-kadang dengan dysuria, sering
berkemih, dan sekret vagina akibat nanah di kelenjar Bartholini.. Infeksi
sering pada servix dan organ reproduksi dalam, disusul urethra dan
rektum, dengan komplikasi salpingitis. Gonorrhea rektum timbul akibat
hubungan seks melalui anus, dan.faringitis gonorrhea akibat hubungan
seks melalui mulut.
A54.0 Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah
tanpa abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius.
Servisitis gonokokus NOS, vulvovaginitis gonokokus NOS
Cystitis gonokokus NOS, urethritis gonokokus NOS,
A54.1 Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah
dengan abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius
Abses gonokokus kelenjar Bartolini
A54.2 Pelviperitonitis gonokokus dan infeksi gonokokus lainnya
Prostatitis gonokokus (N51.0*), orchitis atau epididymitis
gonokokus (N51.1*)
Pelvic inflammatory disease [PID] gonokokus wanita
(N74.3*)
Kecuali: peritonitis gonokokus (A54.8)
A54.3 Infeksi gonokokus pada mata
Konjungtivitis gonokokus (H13.1*), iridocyclitis gonokokus
(H22.0*)
Ophthalmia neonatorum akibat gonokokus
A54.4 Infeksi gonokokus pada sistem muskuloskeletonl
Arthritis gonokokus (M01.3*), synovitis atau tenosynovitis
gonokokus (M68.0*)
Bursitis gonokokus (M73.0*), osteomyelitis (M90.2*)
gonokokus
A54.5 Faringitis gonokokus
A54.6 Infeksi gonokokus pada anus dan rektum
A54.8 Infeksi gonokokus lainnya
Meningitis gonokokus (G01*), abses gonokokus otak
(G07*),
Perikarditis gonokokus (I32.0*), endokarditis gonokokus
(I39.8*),
Miokarditis gonokokus (I41.0*), pneumonia gonokokus
(J17.0*),
Peritonitis gonokokus (K67.1*),
Septikemia gonokokus, dan lesi kulit gonokokus
Kecuali: pelviperitonitis gonokokus (A54.2)
A54.9 Infeksi gonokokus, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
A55 Limfogranuloma chlamydia (venereum)
Penyakit akibat chlamydia ini memiliki lesi primer sementara yang
diikuti limfangitis suppuratif dan komplikasi lokal yang serius. Gejala
awal biasanya limfadenopati inguinalis unilateral dengan nyeri tekan,
kemudian membesar dan melekat ke struktur sekitar dan menyebabkan
radang kulit setempat. Sinus-sinus kecil terbentuk dengan cairan
purulenta atau mukopurulenta.
Bubo iklim atau tropis
Penyakit Durand-Nicolas-Favre
Esthiomene
Lymphogranuloma inguinale

A56 Penyakit chlamydia lain yang ditularkan melalui hubungan


seksual
Termasuk: infeksi hubungan seksual akibat Chlamydia
trachomatis
Kecuali: lymphogranuloma chlamydia (A55), kondisi pada A74.-
pneumonia chlamydia neonatus (P23.1), konjungtivitis
chlamydia neonatus (P39.1),
A56.0 Infeksi chlamydia pada saluran genitourinarius bawah
Servisitis chlamydia, vulvovaginitis chlamydia
Cystitis chlamydia, urethritis chlamydia
A56.1 Infeksi chlamydia pada pelviperitoneum dan organ
genitourinarius lain
Orchitis atau epididymitis chlamydia (N51.1*)
Pelvic inflammatory disease [PID] chlamydia wanita
(N74.4*),
A56.2 Infeksi chlamydia saluran genitourinarius, tidak dijelaskan
A56.3 Infeksi chlamydia anus dan rektum
A56.4 Infeksi chlamydia farings
A56.8 Infeksi chlamydia melalui hubungan seksual pada tempat
lain

A57 Chancroid
Penyakit lokal akut akibat Haemophylus ducreyi, khas dengan ulkus
genital yang nyeri dan pernanahan kelenjar limfe inguinalis..
Ulcus molle

A58 Granuloma inguinale


Granuloma kronis akibat Donovania granulomatis, biasanya
melibatkan genitalia dan mungkin disebabkan oleh kontak seksual.
Donovanosis

A59 Trikhomoniasis
Infeksi yang biasanya bersama gonorrhea ini disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis, lebih sering pada wanita dengan akibat vaginitis,

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
urethritis, dan cystitis.. Awal penyakit ditandai oleh cairan kuning
kehijauan dan berbusa. Pada pria biasanya tanpa gejala, cairan uretra
berbusa atau bernanah, dysuria dan frequency, dengan komplikasi
epididymitis dan prostatitis.
Kecuali: trikhomoniasis usus (A07.8)
A59.0 Trikhomoniasis urogenital;
Leukorrhoea (vaginalis); Prostatitis (N51.0*) akibat T.
vaginalis
A59.8 Trikhomoniasis di tempat lain
A59.9 Trikhomoniasis, tidak dijelaskan

A60 Infeksi herpesviral [herpes simplex] anogenital


Herpes genitalis adalah infeksi kulit genital oleh herpes simplex
virus (HSV), yang menyebar melalui hubungan seksual. Lesi muncul
dalam 4-7 hari setelah kontak berupa lesi primer yang nyeri. Lesi sering
menyerang preputium, glans dan batang penis; atau labia, clitoris,
perineum, vagina dan cervix, serta pada rektum dan anus akibat anal
sex.. Selain itu terjadi kelelahan umum, demam, dan sulit berkemih atau
berjalan.
A60.0 Infeksi herpesvirus saluran genitalia dan urogenitalis
Infeksi herpesvirus saluran genital: wanita (N77.0-N77.1*);
pria (N51.-*)
A60.1 Infeksi herpesvirus kulit perianus dan rektum
A60.9 Infeksi herpesvirus anogenita;, tidak dijelaskan

A63 Penyakit hubungan seksual lain, tidak diklasifikasi di tempat


lain
Kecuali: molluscum contagiosum (B08.1), papilloma servix
(D26.0)
Genital warts (condylomata acuminata, jerawat kelamin) disebabkan
oleh human papilloma virus (HPV) di daerah lembab pangkal preputium,
muara uretra, dan batang penis; serta vulva, dinding vagina, servix. dan
perineum. Munculannya berupa sembab kecil yang lembab, lunak, pink
atau merah yang tumbuh dengan cepat dan bertangkai.
A63.0 Anogenital (venereal) warts
A63.8 Penyakit hubungan kelamin lain yang dijelaskan

A64 Penyakit hubungan kelamin yang tidak dijelaskan


Penyakit kelamin NOS

Penyakit akibat spirochaeta lainnya (A65-A69)


Kecuali: leptospirosis (A27.-); syphilis (A50-A53)

A65 Sifilis nonvenereal


Bejel; sifilis endemic; Njovera
Sifilis endemik disebabkan oleh Treponema pallidum II, dimulai
sejak kanak-kanak sebagai patch mukosa pipi, disusul oleh lesi
papulosquamosa dan erosi di badan dan anggota. Periostitis tungkai

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
bawah sering terjadi. Lesi gumma pada hidung dan palatum molle
berkembang pada tingkat lanjut.

A66 Yaws
Termasuk: Bouba, framboesia (tropica), pian
Yaws disebabkan oleh T. pertenue sebagai granuloma atau makula
di tempat inokulasi, biasanya tungkai bawah. Lesi telapak kaki berupa
ulkus nyeri (crab yaws). Kesembuhan lesi diikuti oleh erupsi di muka,
anggota, dan panggul. Lesi destruktif muncul pada stadium lanjut, yaitu
periostitis (terutama tibia), exostosis maksilla bagian hidung, nodul
disekitar sendi, lesi gumma kulit, dan ulkus mutilans di muka, terutama
sekitar hidung (gangosa).
A66.0 Yaw, lesi awal
Chancre of yaws;
Framboesia, awal atau primer;
Mother yaw
Ulkus framboesia awal
A66.1 Yaw papillomata ganda dan wet crab
Framboesioma
Pianoma;
Papilloma plantaris atau palmaris yaws
A66.2 Lesi awal kulit lain pada yaws
Yaws kulit <5 tahun setelah infeksi;
Yaws (kulit) (makularis) (makulopapularis) (mikropapularis)
(papularis) dini
Framboeside pada yaws dini
A66.3 Hiperkeratosis pada yaws
Ghoul hand
Worm-eaten soles
Hyperkeratosis, palmaris atau plantaris (dini) (lanjut) akibat
yaws
A66.4 Gummata dan ulkus pada yaws
Framboeside gummatosa
Yaws nodularis (bertukak) lanjut
A66.5 Gangosa
Rhinopharyngitis mutilans
A66.6 Lesi tulang dan kulit pada yaws
Ganglion, hydrarthrosis, osteitis, periostitis (hipertrofik):
pada yaws (dini) (lanjut)
Goundou, gumma tulang, osteitis atau periostitis gummatosa:
pada yaws (lanjut)
A66.7 Manifestasi lain yaws
Nodul yaws juxta-articularis
Yaws mukosa
A66.8 Yaws laten
Yaws tanpa gejala klinis, dengan serologis positif
A66.9 Yaws, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
A67 Pinta [carate]
Disebabkan oleh T. carateum, pinta dimulai di tempat inokulasi
sebagai papula kecil yang berkembang menjadi plak eritematosa, lalu
menjadi patch di muka, leher dan anggota. Setelah beberapa tahun
muncul patch kebiruan yang simetris di muka dan anggota serta tonjolan
tulang, kemudian menjadi putih seperti vitiligo.
A67.0 Lesi primer pinta
Chancre (primer) atau papula (primer): dari pinta (carate)
A67.1 Lesi intermedia pinta
Plak eritematosa, lesi hiperkromik, hiperkeratosis; pintids:
dari pinta (carate)
A67.2 Lesi lanjut pinta
Lesi kardiovaskuler (I98.1*) dari pinta (carate)
Lesi kulit akromik, sikatriks, atau diskromik: dari pinta
(carate)
A67.3 Lesi campuran dari pinta
Lesi kulit akromik bercampur dengan hiperkromik dari pinta
(carate)
A67.9 Pinta, tidak dijelaskan

A68 Relapsing fevers demam berulang


Relapsing fever adalah infeksi akut akibat spirochaeta jenis Borrelia
yang ditularkan oleh kutu (tick atau lice). Masa inkubasi 3-11 hari, lalu
menggigil, demam tinggi, takikardia, sakit kepala berat, muntah, nyeri
otot dan sendi, dan sering meracau (delirium). Rash makula atau papula
muncul di badan dan anggota; dan bisa disertai perdarahan konjungtiva,
subkutis atau submukosa. Demam berlangsung 3-5 hari, sembuh dan
berulang lagi 2-10 kali setiap 1-2 minggu. Jaundice, hepatomegaly,
splenomegaly, myocarditis, dan kegagalan jantung bisa menyertainya.
Kesembuhan terjadi setelah pasien memperoleh kekebalan alamiah.
Termasuk : Recurrent fever
Kecuali : Lyme disease (A69.2)
A68.0 Louse-borne relapsing fever
Relapsing fever akibat Borrelia recurrentis
A68.1 Tick-borne relapsing fever
Relapsing fever akibat spesies Borrelia. selain Borrelia
recurrentis
A68.9 Relapsing fever, tidak dijelaskan

A69 Infeksi spirochaeta lainnya


Infeksi Vincent adalah infeksi mulut tak menular akibat Bacillus
fusiformis dan spirochaeta, dimulai dari papilla interdentin dan bisa
merusak gusi secara langsung. Penyakit atau arthritis Lyme disebabkan
oleh Borrelia burgdorferi yang dibawa kutu Ixodes dammini dan
sejenisnya. Penyakit ini dikenal tahun 1975, dengan lesi dini kulit, eritema
kronis berpindah (erythema chronicum migrans = ECM), yang disusul
oleh kelainan neurologis, jantung atau sendi.
A69.0 Stomatitis ulseratif nekrotikans [infeksi Vincent]
Cancrum oris
Gangrene fusospirochaeta

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Noma
Stomatitis gangrenosa
A69.1 Infeksi Vincent lainnya
Gingivitis atau gingivostomatitis ulseratif nekrotikans (akut)
Angina atau gingivitis Vincent, stomatitis spirochaeta, trench
mouth
Faringitis fusospirochaeta
A69.2 Penyakit Lyme
Erythema kronis migrans akibat Borrelia burgdorferi
A69.8 Infeksi spirochaeta lain yang dijelaskan
A69.9 Infeksi spirochaeta, tidak dijelaskan

Penyakit lain yang disebabkan chlamydiae (A70-A74)


Chlamydia adalah parasit intrasel, memperbanyak diri dalam
sitoplasma, namun bukan virus karena memiliki sifat-sifat bakteria. C.
psittaci menyebabkan psittacosis, dan C. trachomatis menyebabkan
limfogranuloma venereum (LGV), trachoma dan konjungtivitis inklusi.
Psittacosis adalah pneumonia tidak khas yang ditularkan burung
psittacine (parrots, karakeet, dan love-birds). Trachoma (konjungtivitis
granularis) bersifat kronis dengan hiperplasia folikel subkonjungtiva,
dengan akibat jaringan parut pada konjungtiva, kornea, dan kelopak.

A70 Infeksi Chlamydia psittaci


Ornithosis; parrot fever, Psittacosis

A71 Trachoma
Kecuali: sequelae of trachoma (B94.0)
A71.0 Stadium awal trachoma
Trachoma dubium
A71.1 Stadium aktif trachoma
Konjungtivitis granularis trachomatosa, konjungtivitis
folikularis trachomatosa
Pannus trachomatosa
A71.9 Trachoma, tidak dijelaskan

A74 Penyakit lain akibat chlamydiae


Kecuali: penyakit chlamydia yang ditularkan melalui hubungan
seksual (A55-A56)
pneumonia chlamydia (J16.0)
pneumonia chlamydia neonatus (P23.1)
conjunctivitis chlamydia neonatus (P39.1)
A74.0 Konjungtivitis chlamydia (H13.1*);
Paratrachoma
A74.8 Penyakit chlamydia lain
Peritonitis chlamydia (K67.0*)
A74.9 Infeksi chlamydia, tidak dijelaskan
Chlamydiosis NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Rickettsioses (A75-A79)
Penyakit rickettsia memiliki gejala demam, sakit kepala, letih,
kurus, radang pembuluh darah perifer, dan rash. Rickettsia umumnya
menggunakan siklus kehidupan hewan dan insekta yang menularkannya
ke manusia.
Tifus epidemi disebabkan oleh R. prowazekii yang ditularkan oleh
kutu. Penyakit Brill-Zinser bersifat rekrudesen (timbul lama, bertahun-
tahun setelah infeksi), ringan karena daya tahan tubuh terhadap R.
prowazekii. Tifus murine disebabkan oleh R. typhi yang dibawa oleh kutu
tikus, sedangkan tifus scrub disebabkan R. tsutsugamushi yang dibawa
oleh mite (sejenis arachnida kecil yang sering berkelompok).
Spotted fever disebabkan oleh R. rickettsii yang juga ditularkan
kutu dan menyebabkan demam tinggi, batuk, dan rash pada hampir
seluruh tubuh. Rash ini bisa menjadi makulopapula, petechiae, atau
bergabung membentuk ulkus. Rocky Mountain Spotted Fever jauh lebih
ganas daripada jenis Afrika, Asia dan Australia.
Jenis lain adalah demam Q, yaitu penyakit akut dengan demam dan
pneumonitis interstitialis, akibat R burnetti (Coxiella burnetti). Mereka
tidak memiliki gejala pada kulit.

A75 Typhus fever


Kecuali: rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu (A79.8)
A75.0 Demam tifus louse-borne epidemik akibat Rickettsia
prowazekii
(Demam) tifus klasik
Tifus (louse-borne) epidemik
A75.1 Recrudescent typhus [penyakit Brill];
Penyakit Brill-Zinsser
A75.2 Demam tifus akibat R. typhi;
Murine (flea-borne) typhus [tifus tikus yang dibawa kutu]
A75.3 Demam tifus akibat R. tsutsugamushi;
Scrub (mite-borne) typhus
A75.9 Demam tifus, tidak dijelaskan;
(Demam) typhus NOS

A77 Spotted fever [tick-borne rickettsioses]


A77.0 Spotted fever akibat R. rickettsii:
Rocky Mountain spotted fever, demam Sao Paulo
A77.1 Spotted fever akibat R. conorii
Tick typhus: Afrika, India, Kenya
Tick fever: Bouton, Marseilles, Mediterran
A77.2 Spotted fever akibat R. siberica
North Asian tick fever, Siberian tick typhus
A77.3 Spotted fever akibat R. australis
Queensland tick typhus
A77.8 Spotted fever lain
A77.9 Spotted fever, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Tick-borne typhus NOS

A78 Q fever
Infeksi akibat Coxiella burnetii,
Nine Mile fever, quadrilateral fever

A79 Rickettsioses lain


A79.0 Trench fever,
Quintan fever, Wolhynian fever
A79.1 Rickettsial pox akibat Rickettsia akari:
Kew Garden fever, rickettsiosis vesikularis
A79.8 Rickettsioses lain yang dijelaskan
: Rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu
A79.9 Rickettsiosis, tidak dijelaskan;
Infeksi Rickettsia NOS

Infeksi virus sistem syaraf pusat (A80-A89)


Virus adalah parasit terkecil berupa molekul intrasel dengan inti
asam nukleat yang dilapisi protein. Mereka sangat tergantung pada sel
(bakteri, tanaman, atau hewan) untuk reproduksi. Inti asam nukleat (RNA
atau DNA) merupakan material penginfeksi yang sering dapat menembus
sel.
Ensefalitis disebabkan oleh virus atau reaksi hipersensitif
terhadapnya atau protein asing, dan kalau menyerang medulla spinalis
disebut ensefalomielitis. Meningitis aseptik adalah peradangan meningen
tanpa adanya bakteri. Ensefalitis primer akibat virus bisa epidemik atau
sporadik. Ensefalitis sekunder disebabkan oleh mekanisme imunologis
setelah measles, chickenpox, rubella, vaksinasi smallpox, vaccinia
(cowpox), dsb.
Arbovirus (arthropode-borne virus) hidup melalui transmisi
vertebrata dan artropoda, dan memperbanyak diri di dalam keduanya.
Arbovirus yang dibawa nyamuk menyerang manusia di musim panas.
Arenavirus penyebab khoriomeningitis limfositik ditularkan melalui
rodent (binatang pengerat), kadang-kadang secara langsung antara
manusia.

A80 Poliomielitis akut


Poliomyelitis adalah infeksi akut virus dengan gejala mulai dari
minor sampai kelumpuhan otot. Virus masuk melalui mulut, memasuki
darah dan sistem retikuloendotel dan bereproduksi. Mereka menyerang
neuron motorik medulla spinalis, medulla oblongata, cerebellum, dan
korteks motoris. Umumnya infeksi berakibat minor, sisanya menyebabkan
kelumpuhan yang hampir semuanya terjadi pada anak balita.
A80.0 Poliomyelitis paralitika akut, akibat vaksin
A80.1 Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari luar
negeri
A80.2 Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari dalam
negeri
A80.3 Poliomyelitis paralitika akut, jenis lain dan tidak dijelaskan
A80.4 Poliomyelitis non-paralitika akut
A80.9 Poliomyelitis akut, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
A81 Infeksi virus tidak khas pada sistem syaraf pusat
Penyakit Creutzfeldt-Jakob bersifat fatal dengan dementia dan
kejang mioklonik. Subacute sclerosing panencephalitis terjadi setelah
measles, dengan mental kacau dan kejang. Progressive multifocal
leukoencephalopathy terjadi pada pasien dengan penurunan kekebalan.
Termasuk: penyakit-penyakit prion pada sistem syaraf pusat
A81.0 Penyakit Creutzfeldt-Jakob:
Ensefalopati spongiformis subakut
A81.1 Panensefalitis sklerosa aubakut
Dawson's inclusion body encephalitis
Van Bogaert's sclerosing leukoencephalopathy
A81.2 Leukoensefalopati multifokus progresif
Leukoensefalopati multifokus NOS
A81.8 Infeksi virus tidak khas lain pada SSP
Kuru
A81.9 Infeksi virus tidak khas pada SSP, tidak dijelaskan
Penyakit prion sistem syaraf pusat

A82 Rabies
Rabies atau hidrofobia disebabkan virus neurotropik yang hidup di
saliva karnivora. Jenis furious disebakan oleh iritasi SSP yang diikuti oleh
lumpuh dan kematian, jenis dumb didominasi oleh kelumpuhan. Kejang
mudah terjadi ketika menelan, sehingga mereka tidak bisa minum walau
pun sangat haus.
A82.0 Rabies sylvatika
A82.1 Rabies urban
A82.9 Rabies, tidak dijelaskan

A83 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk


Termasuk: meningoencephalitis virus yang ditularkan melalui
nyamuk
Kecuali: Venezuelan equine encephalitis (A92.2)
A83.0 Japanese encephalitis
A83.1 Western equine encephalitis
A83.2 Eastern equine encephalitis
A83.3 St Louis encephalitis
A83.4 Australian encephalitis;
Kunjin virus disease
A83.5 California encephalitis
California meningoencephalitis
La Crosse encephalitis
A83.6 Rocio virus disease
A83.8 Ensefalitis virus lain yang ditularkan melalui nyamuk
A83.9 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk, tidak
dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
A84 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui kutu
Termasuk: tick-borne viral meningoencephalitis
A84.0 Tick-borne ensefalitis Timur Jauh [Russian spring-summer
encephalitis]
A84.1 Tick-borne ensefalitis Eropa Tengah
A84.8 Tick-borne ensefalitis virus lain:
Louping ill, Powassan virus disease
A84.9 Tick-borne ensefalitis virus, tidak dijelaskan

A85 Ensefalitis virus lain, not elsewhere classified


Termasuk: dinyatakan: ensefalomielitis virus NEC,
meningoensefalitis virus NEC
Kecuali: khoriomeningitis limfositik (A87.2)
ensefalomielitis myalgika ringan (G93.3)
ensefalitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.4), zoster (B02.0)
virus measles (B05.0), virus mumps (B26.2),
A85.0 Ensefalitis enterovirus (G05.1*);
Ensefalomielitis enterovirus
A85.1 Ensefalitis adenovirus (G05.1*);
Meningoensefalitis adenovirus
A85.2 Ensefalitis virus yang dibawa arthropoda, tidak dijelaskan
A85.8 Ensefalitis virus lain yang dijelaskan

A86 Ensefalitis virus, tidak dijelaskan


Ensefalomielitis virus NOS, meningoensefalitis virus NOS

A87 Meningitis virus


Kecuali: meningitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.3), zoster (B02.1)
virus measles (B05.1), virus mumps (B26.1),
A87.0 Meningitis enterovirus (G02.0*):
Meningitis Coxsackievirus,
Meningitis Echovirus
A87.1 Meningitis adenovirus (G02.0*)
A87.2 Khoriomeningitis limfositik,
Meningoensefalitis limfositik
A87.8 Meningitis virus lain
A87.9 Meningitis virus, tidak dijelaskan

A88 Infeksi virus sistem syaraf pusat lainnya, not elsewhere


classified
Kecuali: encephalitis virus NOS (A86),
meningitis virus NOS (A87.9)
A88.0 Demam eksantema enterovirus [Boston exanthem]
A88.1 Epidemic vertigo
A88.8 Infeksi virus sistem syaraf pusat lain yang dijelaskan

A89 Infeksi virus sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Demam arbovirus dan demam berdarah virus (A90-A99)
A90 Demam dengue [dengue klasik]
Dengue (breakbone fever, dandy fever) adalah penyakit akut akibat
virus yang dibawa nyamuk Aedes. Penyakit ini khas dengan awal
mendadak, sakit kepala, demam, gelisah, nyeri sendi dan otot,
limfadenopati, dan rash. Demam dengan suhu 40oC berlangsung 48-96
jam, lalu 24 jam tanpa demam. Rash pada demam berikutnya berupa
erupsi makulopapula dari anggota terus ke badan, kecuali muka. Sembuh
dalam beberapa minggu dengan kelelahan.

A91 Demam berdarah dengue


Dengue hemorrhagic fever (DHF) terutama terjadi pada anak-anak,
khas dengan demam mendadak yang diikuti perdarahan dan kolaps
sirkulasi atau syok dalam 2-6 hari. Perdarahan biasanya berupa purpura
(kebiruan), petechiae (bintik merah kecil) atau ecchymoses (warna gelap);
kadang-kadang hematemesis, melena, atau epistaxis.

A92 Demam akibat virus yang dibawa nyamuk lainnya


Kecuali: Penyakit Ross River (B33.1)
A92.0 Penyakit virus Chikungunya;
Demam (berdarah) Chikungunya
A92.1 Demam O'nyong-nyong
A92.2 Demam equine Venezuela
Venezuelan equine encephalitis
Venezuelan equine encephalomyelitis virus disease
A92.3 Demam West Nile
A92.4 Demam Rift Valley
A92.8 Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk lainnya
A92.9 Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk, tidak
dijelaskan

A93 Demam arbovirus lain, not elsewhere classified


A93.0 Demam virus Oropouche,
Demam Oropouche
A93.1 Demam Sandfly
Demam Pappataci
Demam Phlebotomus
A93.2 Colorado tick fever
A93.8 Demam arbovirus lain yang dijelaskan
Penyakit virus Piry
Penyakit virus stomatitis vesikularis (demam Indiana)

A94 Demam arbovirus, tidak dijelaskan


Demam atau infeksi arbovirus NOS

A95 Yellow fever

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Yellow fever adalah infeksi akut dengan demam mendadak, nadi
lambat, dan sakit kepala. Pada kasus berat terjadi albuminuria, jaundice,
dan hematemesis. Pada jenis urban, virus diantarkan oleh Aedes aegypti;
sedangkan pada jenis sylvatic (rimba), virus ditularkan oleh nyamuk liar
Haemogogus yang memperolehnya dari primata liar. Yellow fever
endemikk di Afrika Tengah dan Amerika Selatan.
A95.0 Sylvatic yellow fever;
Jungle yellow fever
A95.1 Urban yellow fever
A95.9 Yellow fever, tidak dijelaskan

A96 Demam berdarah arenavirus


A96.0 Demam berdarah Junin
Demam berdarah Argentina
A96.1 Demam berdarah Machupo
Demam berdarah Bolivia
A96.2 Demam Lassa
A96.8 Demam berdarah arenavirus lain
A96.9 Demam berdarah arenavirus, tidak dijelaskan

A98 Demam berdarah virus lain, not elsewhere classified


Kecuali: Demam berdarah dengue (A91)
Demam berdarah chikungunya (A92.0)
A98.0 Demam berdarah Crimea-Congo:
Demam berdarah Asia tengah
A98.1 Demam berdarah Omsk
A98.2 Penyakit Kyasanur Forest
A98.3 Penyakit virus Marburg
A98.4 Penyakit virus Ebola
A98.5 Demam berdarah dengan gejala ginjal
Demam berdarah epidemik, demam berdarah Korea, demam
berdarah Russia
Penyakit virus Hantaan
Nephropathia epidemica
Penyakit hantavirus dengan manisfestasi ginjal
Kecuali: sindroma (kardio)pulomonalis hantavirus
A98.8 Demam berdarah virus lain yang dijelaskan

A99 Demam berdarah akibat virus yang tidak dijelaskan

Infeksi virus dengan lesi kulit dan mukosa (B00-B09)


B00 Infeksi herpesvirus [herpes simplex]
Herpes simplex virus (HSV) strain HSV-1 menyebabkan herpes
labialis dan keratitis, dan HSV-2 menyebabkan herpes genitalis. Penyakit

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
ini khas dengan kumpulan vesikel kecil di kulit atau membran mukosa,
berisi cairan jernih, di atas dasar radang yang agak menaik. Vesikel
kering dalam beberapa hari, membentuk kerak kekuningan.
Kecuali: Infeksi herpesvirus anogenital (A60.-),
Herpangina (B08.5), mononucleosis gammaherpesvirus
(B27.0),
Infeksi herpesvirus kongenital (P35.2)
B00.0 Eczema herpeticum;
Erupsi variselliformis Kaposi
B00.1 Dermatitis vesikularis herpesvirus
Herpes simplex fasialis, herpes simplex labialis
Dermatitis vesikularis pada telinga atau bibir akibat human
() herpesvirus 2
B00.2 Gingivostomatitis dan pharyngotonsillitis herpesvirus;
Pharyngitis herpesvirus
B00.3 Meningitis herpesvirus (G02.0*)
B00.4 Encephalitis herpesvirus (G05.1*):
Meningoencephalitis herpesvirus,
Penyakit Simian B [simian = monyet]
B00.5 Penyakit mata herpesvirus:
Dermatitis herpesvirus kelopak mata (H03.1*),
Konjungtivitis herpesvirus (H13.1*)
Keratitis herpesvirus (H19.1*), keratoconjunctivitis
herpesvirus (H19.1*)
Iridocyclitis herpesvirus (H22.0*), iritis herpesvirus
(H22.0*)
Uveitis anterior herpesvirus (H22.0*)
B00.7 Penyakit herpesvirus disseminata,
Septikemia herpesvirus
B00.8 Bentuk lain infeksi herpesvirus
hepatitis herpesvirus (K77.0*), whitlow herpesvirus
B00.9 Infeksi herpesvirus, tidak dijelaskan
Infeksi herpes simplex NOS

B01 Varicella [chickenpox]


Chickenpox adalah infeksi akut virus dengan gejala konstitusi,
diikuti oleh erupsi di banyak tempat berupa makula, papula, vesikel, dan
kerak. Chickenpox dan herpes zoster disebabkan oleh virus varicella-
zoster; dengan chickenpox pada fase serangan akut, dan zoster sebagai
reaktifasi terhadap fase laten. Penularan diduga melalui droplet terinfeksi
dari hidung dan tenggorokan, dan paling menular pada saat awal erupsi.
Masa inkubasi 14-16 hari, dan menjadi menular kepada orang lain setelah
10-21 hari terkena infeksi.
B01.0 Meningitis varicella (G02.0*)
B01.1 Ensefalitis varicella (G05.1*)
Ensefalitis postchickenpox; ensefalomyelitis varicella
B01.2 Pneumonia varicella (J17.1*)
B01.8 Varicella dengan komplikasi lain
B01.9 Varicella tanpa komplikasi

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Varicella NOS

B02 Zoster [herpes zoster]


Shingles, zona, atau ganglionitis posterior akut ini adalah infeksi
akut SSP yang melibatkan ganglion dorsalis. Gejalanya khas dengan
vesikel dan nyeri neuralgia di kulit yang dilayani oleh syaraf sensoris dari
ganglion yang terlibat. Pengaktifan virus ini mungkin karena penyakit
sistemik, terutama penyakit Hodgkin; atau pengobatan yang menekan
sistem imun.
Gejala awal berupa demam menggigil dan gangguan pencernaan,
disusul kelompok vesikel di atas basis eritema yang mengikuti distribusi
syaraf ganglion dorsalis di kulit. Daerah yang terlibat sangat peka, nyeri
yang timbul sangat hebat. Erupsi sering di dada dan menyebar pada satu
sisi, kering setelah 5 hari, disusul oleh neuralgia pascaherpes bertahun-
tahun.
B02.0 Ensefalitis zoster (G05.1*);
Meningoensefphalitis zoster
B02.1 Meningitis zoster (G02.0*)
B02.2 Zoster yang melibatkan sistem syaraf lainnya
Ganglionitis genikulata pascaherpes (G53.0*)
Neuralgia trigeminus pascaherpes (G53.0*)
Polyneuropathy pascaherpes (G63.0*)
B02.3 Penyakit mata zoster
Blefaritis zoster (H03.1*), konjungtivitis zoster (H13.1*),
skleritis zoster (H19.0*),
Keratitis zoster (H19.2*), keratokonjungtivitis zoster
(H19.2*),
Iritis zoster (H22.0*), dan iridosiklitis zoster (H22.0*)
B02.7 Zoster disseminata
B02.8 Zoster dengan komplikasi lain
B02.9 Zoster tanpa komplikasi, zoster NOS

B03 Smallpox
Tahun 1980 World Health Assembly ke-33 menyatakan smallpox
telah hapus.
Klasifikasi ini masih dipertahankan untuk tujuan pengawasan.

B04 Monkeypox

B05 Measles
Measles (rubeola, morbilli, measles 9-hari, campak) sangat menular,
khas dengan demam, batuk, hidung berair, konjungtivitis, erupsi mukosa
bibir atau pipi (Kopliks spot), dan rash makulopapula tersebar pada kulit.
Penularan melalui droplet dari hidung, tenggorok dan mulut pada stadium
prodroma atau erupsi dini. Virus menghilang dari sekresi hidung dan
tenggorok ketika rash.menghilang
Termasuk : morbilli
Kecuali : subacute sclerosing panencephalitis (A81.1)
B05.0 Measles dengan komplikasi encephalitis (G05.1*),
Ensefalitis pasca measles

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
B05.1 Measles dengan komplikasi meningitis (G02.0*),
meningitis pasca measles
B05.2 Measles dengan komplikasi pneumonia (J17.1*),
Pneumonia pasca measles
B05.3 Measles dengan pasca measles komplikasi otitis media
(H67.1*),
Otitis media pasca measles
B05.4 Measles dengan komplikasi usus
B05.8 Measles dengan komplikasi lain,
Keratitis dan keratoconjunctivitis measles (H19.2*)
B05.9 Measles tanpa komplikasi,
Measles NOS

B06 Rubella [German measles]


Rubella adalah penyakit eksantema yang menular, dengan gejala
konstitusi ringan tapi bisa menyebabkan abortus, lahir mati, atau cacad
kongenital pada bayi yang ibunya terinfeksi. Rash mirip dengan measles
tapi agak ringan, dimulai dari leher dan menyebar ke badan dan anggota,
dengan pembesaran limfe di tengkuk dan belakang telinga.
Kecuali : rubella kongenital (P35.0)
B06.0 Rubella dengan komplikasi neurologis
Meningitis rubella (G02.0*),
Ensefalitis rubella (G05.1*), meningoensefalitis
rubella(G05.1*)
B06.8 Rubella dengan komplikasi lain
Arthritis rubella (M01.4*),
Pneumonia rubella (J17.1*)
B06.9 Rubella tanpa komplikasi
Rubella NOS

B07 Viral warts jerawat virus


Warts adalah tumor epitel yang umum terjadi, kadang-kadang
menjadi ganas, ditularkan oleh human papillomavirus (HPV). Sering
terjadi menjelang remaja, dan jarang sekali di usia tua. Bentuk dan
ukuran tergantung pada lokasi dan adanya iritasi atau trauma di tempat
ia tumbuh. Infeksi bisa berupa lesi tunggal atau ganda, sembuh total
dalam beberapa bulan tapi bisa timbul lagi pada tempat yang sama atau
berbeda.
Verruca: simplex, vulgaris
Kecuali anogenital (venereal) warts (A63.0)
papilloma pada: larynx (D14.1), cervix (D26.0), atau
bladder (D41.4)

B08 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa,
N.E.C.
Kecuali: penyakit virus stomatitis vesikularis (A93.8)
B08.0 Infeksi orthopoxvirus lain:
Cowpox, Pseudocowpox [milker's node],
Penyakit virus Orf, Vaccinia

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kecuali: monkeypox (B04)
B08.1 Molluscum contagiosum
B08.2 Exanthema subitum [sixth disease]
B08.3 Erythema infectiosum [fifth disease]
B08.4 Stomatitis vesikularis enterovirus dengan eksantema
Penyakit tangan, mulut dan kaki
B08.5 Faringitis vesikularis enterovirus ,
Herpangina
B08.8 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa
yang dijelaskan
Faringitis limfonodularis enterovirus, penyakit kaki dan
mulut
Penyakit virus Tanapox, penyakit virus Yaba pox.

B09 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa,
tidak dijelaskan
Enanthema virus NOS, exanthema virus NOS

Hepatitis virus(B15-B19)
Hepatitis adalah peradangan hati dengan nekrosis sel. Penyebab
utamanya hepatitis virus Type A, B, dan C (non-A non-B), gejala bisa
bervariasi dari ringan seperti flu sampai gagal hati fulminant
(berkembang cepat, sangat berbahaya) yang fatal. Gejala awal anoreksia,
tidak enak badan (malaise), mual dan muntah, dan demam. Hepatitis
biasanya sembuh spontan setelah 4-8 minggu, dan bisa menjadi kronis
atau menjadi lebih berat.
Kecuali: hepatitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.8)
hepatitis cytomegalovirus (B25.1), sequelae hepatitis virus
(B94.2)

B15 Hepatitis akut A


B15.0 Hepatitis A dengan koma hepatika
B15.9 Hepatitis A tanpa koma hepatika,
Hepatitis A (akut) (virus) NOS

B16 Hepatitis akut B


B16.0 Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), dengan
koma hepatika
B16.1 Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), tanpa
koma hepatika
B16.2 Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dengan koma hepatika
B16.9 Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dan tanpa koma
hepatika
Hepatitis B (akut) (virus) NOS

B17 Hepatitis virus akut lain


B17.0 Delta-(super)infection akut terhadap carrier hepatitis B
B17.1 Hepatitis akut C
B17.2 Hepatitis akut E
B17.8 Hepatitis virus akut lain yang dijelaskan,
Hepatitis non-A non-B (akut) (virus) NEC

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
B18 Hepatitis virus kronis
B18.0 Hepatitis virus B kronis dengan delta-agent
B18.1 Hepatitis virus B kronis tanpa delta-agent,
Hepatitis (virus) kronis B
B18.2 Hepatitis virus C kronis
B18.8 Hepatitis virus kronis lain
B18.9 Hepatitis virus kronis, tidak dijelaskan

B19 Hepatitis virus, tidak dijelaskan


B19.0 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan dengan koma
B19.9 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan tanpa koma hepatika
Hepatitis virus NOS

Penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)


Penyakit akibat virus immunodefisiensi manusia (HIV) ini memberi
kumpulan gejala yang dikenal dengan Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS), atau kumpulan gejala penurunan kekebalan yang
diperoleh setelah lahir. Penurunan kekebalan menyebabkan berbagai
penyakit yang seharusnya dapat dihambat oleh tubuh normal. Penularan
virus HIV terjadi melalui cairan tubuh, dan paling sering melalui
penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, hubungan seksual melalui
anus, dan transfusi darah.
Kecuali: Status infeksi HIV asimptomatik (Z21)

B20 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit


Kecuali: sindroma infeksi akut HIV (B23.0)
B20.0 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi mycobacteria
Penyakit HIV yang menyebabkan tuberkulosis
B20.1 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi bakteri lain
B20.2 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit cytomegalovirus
B20.3 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi virus lain
B20.4 Penyakit HIV yang menyebabkan kandidiasis
B20.5 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit jamur lain
B20.6 Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonia Pneumocystis
carinii
B20.7 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda
B20.8 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan
parasit lain
B20.9 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan
parasit yang tidak dijelaskan
Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi NOS

B21 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas


B21.0 Penyakit HIV yang menyebabkan sarkoma Kaposi
B21.1 Penyakit HIV yang menyebabkan limfoma Burkitt
B21.2 Penyakit HIV yang menyebabkan jenis lain limfoma non-
Hodgkin
B21.3 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain
pada jaringan limfoid, hematopoietik dan yang terkait

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
B21.7 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas ganda
B21.8 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain
B21.9 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas yang
tidak dijelaskan

B22 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit lain yang


dijelaskan
B22.0 Penyakit HIV yang menyebabkan ensefalopati
Dementia HIV
B22.1 Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonitis interstitialis
llimfoid
B22.2 Penyakit HIV yang menyebabkan wasting syndrome
Penyakit HIV yang menyebabkan gagal bertumbuh
Penyakit kurus (Slim disease)
B22.7 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda yang
diklasifikasi di tempat lain
Catatan: Untuk pemakaian kategori ini, perlu rujukan ke
aturan pengkodean morbiditas dan mortalitas di Volume 2.

B23 Penyakit HIV yangmenyebabkan kondisi lain


B23.0 Sindroma infeksi HIV akut
B23.1 Penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum
(persistent)
B23.2 Penyakit HIV yang menyebabkan kelainan haematologis
dan immunologis, n.e.c.
B23.8 Penyakit HIV yang menyebabkan kondisi lain yang
dijelaskan

B24 Penyakit HIV, tidak dijelaskan


Acquired immunodeficiency syndrome [AIDS] NOS
AIDS-related complex [ARC] NOS

Catatan dari volume 2:


Pasien dengan kerusakan sistem imun akibat penyakit HIV kadang-
kadang memerlukan pengobatan untuk lebih dari satu penyakit pada
satu periode perawatan, misalnya infeksi mycobacterium dan
cytomegalovirus. Kodelah subkategori yang sesuai untuk kondisi utama
yang dipilih oleh praktisi asuhan kesehatan.
Seandainya kondisi utama adalah penyakit HIV dengan banyak penyakit
penyerta, maka gunakan subkategori .7 dari B20-B22. Kondisi yang
bisa diklasifikasi pada dua subkategori atau lebih harus dikode pada
subkategori .7 pada kategori yang relevan (misalnya B20 atau B21).
Subkategori B22.7 digunakan kalau terdapat kondisi yang bisa
diklasifikasikan pada dua kategori atau lebih pada B20-B22. Kode
tambahan dari dalam blok B20-B24 bisa digunakan, kalau perlu, untuk
menjelaskan setiap kondisi yang terdaftar.
Kadang-kadang kalau kondisi yang berhubungan jelas muncul lebih
dahulu daripada infeksi HIV, kombinasinya tidak boleh dikode dan
Selection Rules harus diikuti.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
1. KU: Penyakit HIV dan sarkoma Kaposi
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan Sarkoma Kaposi
(B21.0).

2. KU: Toxoplasmosis dan cryptococcosis pada pasien HIV


Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda (B20.7).
Kode B20.8 (penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi
dan parasit lain) dan B20.5 (penyakit HIV yang menyebabkan
mikosis lain) bisa digunakan sebagai kode tambahan, kalau
diinginkan.

3. KU: Penyakit HIV dengan pneumonia Pneumocystis carinii,


limfoma Burkitt dan kandidiasis mulut.
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda
(B22.7).
Kode tambahan B20.6 (penyakit HIV penyebab pneumonia
Pneumocystis carinii), B21.1 (penyakit HIV penyebab limfoma
Burkitt), dan B20.4 (penyakit HIV penyebab kandidiasis) bisa
diberikan kalau diinginkan.

Subkategori pada B20-B23 adalah satu-satunya kode 4-karakter pilihan.


Kalau penggunaan pilihan ini tidak diinginkan, kode lain harus
digunakan sebagai kode tambahan untuk identifikasi kondisi spesifik
yang timbul. Pada contoh 1, kondisi utama B21 (penyakit HIV penyebab
neoplasma ganas), dan C46.9 (sarkoma Kaposi) sebagai kode
tambahan. Pada contoh 2, kondisi utama B20 (penyakit HIV penyebab
penyakit infeksi dan parasit), sedangkan B58.9 (Toxoplasmosis, tidak
dijelaskan) dan B45.9 (Cryptococcosis, tidak dijelaskan) dipakai
sebagai kode tambahan.
Penentuan penggunaan subkategori 4-karakter pada B20-B23 atau kode
penyebab ganda untuk mengidentifikasi kondisi spesifik, harus
diputuskan pada waktu ICD 10 diimplementasikan di negara yang
bersangkutan.
Penyakit virus lain (B25-B34)
B25 Penyakit Cytomegalovirus (CMV)
Penyakit CMV bisa mengenai janin, neonatus, atau pada segala usia.
Penularan melalui saliva, urin, feses, semen, ASI, dan sekresi serviks.
Akibatnya berkisar dari infeksi ringan, demam, hepatitis, pneumonitis,
kerusakan otak, sampai lahir mati dan kematian perinatal.
Kecuali: infeksi CMV kongenital (P35.1),
mononucleosis CMV (B27.1)
B25.0 Pneumonitis CMV (J17.1*)
B25.1 Hepatitis CMV (K77.0*)
B25.2 Pancreatitis CMV (K87.1*)
B25.8 Penyakit CMV lain
B25.9 Penyakit CMV, tidak dijelaskan

B26 Mumps
Mumps (parotitis epidemika, infeksiosa) adalah penyakit menular
yang akut, dengan pembesaran kelenjar saliva, terutama parotid yang
disertai nyeri. Virus disebarkan melalui droplet atau kontak langsung
dengan material yang tercemar oleh saliva terinfeksi. Komplikasi yang
sering adalah orkhitis, meningoensefalitis, dan pankreatitis.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
B26.0 Orchitis mumps (N51.1*)
B26.1 Meningitis mumps (G02.0*)
B26.2 Encephalitis mumps (G05.1*)
B26.3 Pancreatitis mumps (K87.1*)
B26.8 Mumps dengan komplikasi lain:
Polyneuropathy mumps (G63.0*), myocarditis mumps
(I41.1*)
Arthritis mumps (M01.5*), nephritis mumps (N08.0*)
B26.9 Mumps tanpa komplikasi
Mumps NOS, Parotitis NOS

B27 Mononucleosis infeksiosa


Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi, tenggorok sakit,
limfadenopati umum; hiperplasia jaringan limfe, dan limfositosis.
Termasuk: glandular fever, monocytic angina, penyakit
Pfeiffer'
B27.0 Mononucleosis gammaherpesvirus;
Mononucleosis akibat virus Epstein-Barr
B27.1 Mononucleosis CMV
B27.8 Mononucleosis infeksiosa lain
B27.9 Mononucleosis infeksiosa, tidak dijelaskan

B30 Konjungtivitis virus


Penyakit akibat adenovirus ini terutama menyerang orang dewasa.
Serangan pada anak-anak berhubungan dengan efeknya pada pernafasan
dan sistemik.
Kecuali: penyakit mata herpesvirus [herpes simplex] (B00.5),
penyakit mata zoster (B02.3)

B30.0 Keratoconjunctivitis akibat adenovirus (H19.2*);


Keratoconjunctivitis epidemika,
Shipyard eye
B30.1 Konjungtivitis akibat adenovirus (H13.1*),
Konjungtivitis folikularis adenovirus akut,
Swimming-pool conjunctivitis
B30.2 Faringokonjungtivitis virus
B30.3 Konjungtivitis hemoragika epidemik akut (enterovirus)
(H13.1*);
Konjungtivitis akibat coxsackievirus 24,
Konjungtivitis akibat enterovirus 70
Konjungtivitis hemoragika (akut) (epidemik)
B30.8 Konjungtivitis virus lainnya (H13.1*);
Konjungtivitis Newcastle
B30.9 Konjungtivitis virus, tidak dijelaskan

B33 Penyakit virus lain, not elsewhere classified


B33.0 Myalgia epidemik

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Penyakit Bornholm
B33.1 Penyakit Ross River
Demam Ross River
Poliartritis dan exantema epidemik
B33.2 Karditis virus
B33.3 Infeksi retrovirus, not elsewhere classified;
Infeksi retrovirus NOS
B33.4 Hantavirus (cardio)-pulmonary syndrome [HPS] [HCPS]
(J17.1*)
Hantavirus dengan manifestasi pulmonalis
Penyakit virus Sin Nombre
Gunakan kode tambahan (N17.9) kalau perlu, untuk
identifikasi kegagalan ginjal yang berhubungan dengan HPS
yang disebabkan oleh etiologi hantavirus Andes, Bayou, dan
Black Creek Canal
Kecuali: demam berdarah dengan manifestasi ginjal (A98.5
N08.0*)
B33.8 Penyakit virus lain yang dijelaskan.

B34 Penyakit virus dengan situs tidak dijelaskan


Kecuali: infeksi herpesvirus NOS (B00.9)
penyakit CMV NOS (B25.9)
infeksi retrovirus NOS (B33.3)
virus sebagai penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada
bab lain (B97.-)
B34.0 Infeksi adenovirus, tidak dijelaskan
B34.1 Infeksi enterovirus, tidak dijelaskan
Infeksi coxsackievirus NOS
Infeksi echovirus NOS
B34.2 Infeksi coronavirus, tidak dijelaskan
B34.3 Infeksi parvovirus, tidak dijelaskan
B34.4 Infeksi papovavirus, tidak dijelaskan
B34.8 Infeksi virus lain yang situsnya tidak dijelaskan
B34.9 Infeksi virus, tidak dijelaskan;
Viraemia NOS

Mycoses (B35-B49)
Kecuali: mycosis fungoides (C84.0)
pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-)

B35 Dermatophytosis
Dermatophyta adalah jamur jaringan mati pada kulit atau bagiannya
(stratum korneum, kuku, rambut). Microsporum, Trichophyton dan
Epidermophyton paling sering terlibat. Beberapa dermatophyta
menyebabkan radang ringan atau tanpa radang. Infeksi akut bisa terjadi,
misalnya vesikel dan bulla di kaki, atau lesi lunak berair (kerion) di kepala
akibat reaksi imunologis terhadap jamur yang biasanya diikuti oleh remisi
atau kesembuhan.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Tinea barbae adalah infeksi jamur pada jenggot yang jarang terjadi.
Tinea kapitis pada kepala yang disebabkan Trichophyton sering mengenai
anak-anak, menular dan bisa menjadi epidemik. Area yang terlibat
memiliki bintik-bintik hitam akibat rambut yang patah. Lesi Microsporum
audouini berupa patch abu-abu, bersisik, dan agak botak dengan rambut
kusam dan patah-patah. Lesi akibat M. canis dan M. gypseum lebih
bersifat radang, dengan lepasnya rambut terinfeksi, dan bisa disertai
granuloma radang yang menonjol (kerion), lalu segera sembuh.
Tinea unguium atau jamur kuku adalah salah satu bentuk
onychomycosis, biasanya disebabkan oleh Trichophyton. Kuku menebal
dan kusam, debris berkumpul di bawah ujung bebasnya. Plat kuku bisa
menjadi terpisah, dan kuku bisa hancur.
Tinea manuum adalah jamur tangan, dan tinea pedis di sela-sela jari
kaki dikenal dengan nama athletes foot. Lesi Trichophyton ini sering
lecet dengan vesikel dipinggirnya.
Tinea korporis disebabkan oleh Trichophyton dengan lesi
papuloskuamosa berbentuk lingkaran dengan pinggir yang naik, meluas
ke pinggir, dan bagian tengah cenderung bersih. Tinea cruris melebar
dari lipatan paha menuju paha dalam bagian atas. Bentuk-bentuk lain
jamur adalah Pityriasis versikolor, Pityriasis nigra, white piedra dan black
piedra..

Termasuk: favus
infeksi Epidermophyton, Microsporum and Trichophyton
tinea, semua jenis kecuali yang ada pada B36.-
B35.0 Tinea barbae dan tinea capitis
Ringworm (jamur) jenggot, ringworm kulit kepala, kerion,
sycosis jamur
B35.1 Tinea unguium
Onychomycosis, onychia dermatophyta, dermatophytosis
kuku, ringworm kuku
B35.2 Tinea manuum
Dermatophytosis tangan, hand ringworm
B35.3 Tinea pedis
Athlete's foot, dermatophytosis kaki, foot ringworm
B35.4 Tinea corporis
Ringworm badan
B35.5 Tinea imbricata
Tokelau
B35.6 Tinea cruris;
Dhobi itch, groin ringworm, jock itch
B35.8 Dermatophytosis lain
Dermatophytosis disseminata, dermatophytosis
granulomatosa
B35.9 Dermatophytosis, tidak dijelaskan;
Ringworm NOS

B36 Mikosis permukaaan lainnya


B36.0 Pityriasis versicolor
Tinea flava, tinea versicolor, [panu]

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
B36.1 Tinea nigra;
Microsporosis nigra, pityriasis nigra
Keratomycosis nigricans palmaris
B36.2 White piedra
Tinea blanca
B36.3 Black piedra
B36.8 Mikosis superfisialis lain yang dijelaskan
B36.9 Mikosis superfisialis, tidak dijelaskan

B37 Candidiasis
Kandidiasis biasanya pada kulit dan membran mukosa, infeksi
sistemik menyebabkan lesi visera yang fatal. Penyebabnya, Candida
albicans adalah jamur ragi saprofit yang menjadi patogen kalau
lingkungan memungkinkan atau pertahanan tubuh melemah. Daerah
hangat dan lecet adalah tempat yang rentan. Kerentanan ditingkatkan
oleh antibiotik, kortikosteroid, antimetabolik, kehamilan, obesitas,
diabetes mellitus dan cacad imunologis. Pada dewasa muda kandidiasis
bisa merupakan tanda awal AIDS.
Kandidiasis intertrigo (lipatan) berupa patch berbatas tegas, merah,
bisa gatal dan eksudat. Kandidiasis perianus menyebabkan pruritus ani
yang lecet bewarna putih. Vulvovaginitis kandida sering ketika hamil atau
diabetes mellitus, berupa cairan putih kekuningan. Infeksi glans penis
dan preputium terdapat pasangan seksual penderita vulvovaginitis
kandida. Kandidiasis mulut (oral thrush) berupa patch eksudat putih krem
yang bisa dikikis dari lidah atau mukosa pipi. Perleche, yaitu radang dan
retak sudut mulut, bisa disebabkan oleh kandida atau gigi palsu yang
letaknya tidak benar.

Termasuk: candidosis, miniliasis


Kecuali: kandidiasis neonatus (P37.5)
B37.0 Stomatitis kandida
Oral thrush
B37.1 Kandidiasis pulmonalis
B37.2 Kandidiasis kulit dan kuku;
Onychia kandida, paronychia kandida
Kecuali: dermatitis diaper (L22)
B37.3 Kandidiasis vulva dan vagina (N77.1*);
Vulvovaginitis kandida, vulvovaginitis monilia; vaginal thrush
B37.4 Kandidiasis urogenital lain;
Balanitis kandida (N51.2*), urethritis kandida (N37.0*)
B37.5 Meningitis kandida(G02.1*)
B37.6 Endokarditis kandida (I39.8*)
B37.7 Septikemia kandida
B37.8 Kandidiasis pada situs lain;
Cheilitis kandida
Enteritis kandida
B37.9 Kandidiasis, tidak dijelaskan;
Thrush NOS

B38 Coccidioidomycosis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Bentuk primer infeksi Coccidioides immitis ini bisa tanpa gejala,
berupa infeksi saluran pernafasan, effusi pleura atau pneumonia. Bentuk
progresif muncul dari bentuk primer, menyerang kulit, kelenjar limfe,
limpa, hati, ginjal, meningen dan otak, dan sering fatal
B38.0 Koksidioidomikosis paru-paru akut
B38.1 Koksidioidomikosis paru-paru kronis
B38.2 Koksidioidomikosis paru-paru, tidak dijelaskan
B38.3 Koksidioidomikosis kulit
B38.4 Koksidioidomikosis meningitis (G02.1*)
B38.7 Koksidioidomikosis disseminata
Koksidioidomikosis generalisata
B38.8 Bentuk lain koksidioidomikosis
B38.9 Koksidioidomikosis, tidak dijelaskan

B39 Histoplasmosis
Disebabkan oleh Histoplasma capsulatum, khas dengan lesi paru-
paru primer dan bisa menyebar melalui darah dan menyebabkan ulkus
orofarings, saluran pencernaan, serta hepatomegali, splenomegali,
limfadenopati, dan nekrosis adrenal.
B39.0 Histoplasmosis capsulati paru-paru akut
B39.1 Histoplasmosis capsulati paru-paru kronis
B39.2 Histoplasmosis capsulati paru-paru, tidak dijelaskan
B39.3 Histoplasmosis capsulati disseminata
Histoplasmosis capsulati generalisata
B39.4 Histoplasmosis capsulati, tidak dijelaskan
Histoplasmosis Amerika
B39.5 Histoplasmosis duboisii
Histoplasmosis Afrika
B39.9 Histoplasmosis, tidak dijelaskan

B40 Blastomycosis
Penyakit Gilchrist ini disebabkan oleh Blastomyces dermatitidis,
terutama melibatkan paru-paru dan bisa menyebar secara hematogen ke
kulit.
Kecuali: Blastomikosis Brazilia (B41.-)
Blastomikosis keloid (B48.0)
B40.0 Blastomikosis paru-paru akut
B40.1 Blastomikosis paru-paru kronis
B40.2 Blastomikosis paru-paru, tidak dijelaskan
B40.3 Blastomikosis kulit
B40.7 Blastomikosis disseminata
Blastomikosis generalisata
B40.8 Bentuk lain blastomikosis
B40.9 Blastomikosis, tidak dijelaskan

B41 Parakoksidioidomikosis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Penyakit infeksi kulit, membran mukosa, kelenjar limfe, dan organ
internal ini disebabkan oleh jamur Paracoccidioides brasiliensis
(Blastomyces brasiliensis).
Termasuk: Blastomikosis Brazilia
Penyakit Lutz
B41.0 Parakoksidioidomikosis paru-paru
B41.7 Parakoksidioidomikosis disseminata
Parakoksidioidomikosis umum
B41.8 Bentuk lain parakoksidioidomikosis
B41.9 Parakoksidioidomikosis, tidak dijelaskan

B42 Sporotrichosis
Akibat saprofit tanaman Sporothrix schenckii, khas dengan nodul,
ulkus dan abses pada kulit dan saluran limfe permukaan, dan bisa
menyerang paru-paru atau membran sinovium. Ia sering menyerang
petani dan peladang, terutama yang menangani semak belukar.
B42.0 Sporotrikosis paru-paru (J99.8*)
B42.1 Sporotrikosis limfokutan
B42.7 Sporotrikosis disseminata
Sporotrikosis umum
B42.8 Bentuk lain sporotrikosis
B42.9 Sporotrikosis, tidak dijelaskan

B43 Chromomycosis and phaeomycotic abscess


Penyakit infeksi akibat Hormodendrum pedrosoi, H. compactum,
atau Phialophora verrucosa, khas dengan nodul kulit seperti wart yang
dengan perlahan menjadi vegetasi papillomatosa yang mudah membentuk
ulkus. Umum terjadi di daerah tropis pada laki-laki 30-50 tahun.
B43.0 Kromomikosis kulit
Dermatitis verrucosa
B43.1 Abses otak phaeomikotik
Kromomycosis otak
B43.2 Abses dan kista phaeomikotik subkutis
B43.8 Bentuk lain kromomikosis
B43.9 Kromomikosis, tidak dijelaskan

B44 Aspergillosis
Penyakit infeksi paru-paru yang bisa menyebar melalui darah,
disebabkan oleh Aspergillus spp, terutama A. fumigatus. Kelainan paru-
paru mungkin pula sebagai reaksi allergi terhadap jamur ini atau spesies
lainnya. Jamur ini muncul setelah pengobatan antibiotika bronkus yang
rusak oleh bronkitis, bronkiekstasis, atau TB. Bola jamur (aspergilloma,
fungus ball) adalah bentuk khas penyakit ini yang pada foto Rontgen
terlihat sebagai massa bulat padat dikelilingi oleh lapisan udara tipis,
biasanya di dalam rongga sisa TB.
Termasuk: Aspergilloma
B44.0 Aspergillosis paru-paru invasif
B44.1 Aspergillosis paru-paru lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
B44.2 Aspergillosis paru-paru tonsil
B44.7 Aspergillosis paru-paru disseminata
Aspergillosis umum
B44.8 Bentuk lain aspergillosis
B44.9 Aspergillosis, tidak dijelaskan

B45 Cryptococcosis
Penyakit infeksi Filobasidiella neoformans (dulu disebut
Cryptococcus neoformans) ini memiliki fokus primer pada paru-paru,
menyebar ke meningen atau ke ginjal, tulang dan kulit.
B45.0 Kriptokokosis paru-paru
B45.1 Kriptokokosis cerebralis
Kriptokokosis meningocerebralis
Meningitis cryptococcus (G02.1*)
B45.2 Kriptokokosis kulit
B45.3 Kriptokokosis tulang
B45.7 Kriptokokosis disseminata
Kriptokokosis umum
B45.8 Bentuk lain kriptokokosis
B45.9 Cryptococcosis, tidak dijelaskan

B46 Zygomycosis
Disebut juga phycomycosis atau mucormycosis, disebabkan oleh
hyphae (filamen jamur) lebar tanpa septum dari Rhizopus, Abdisia, atau
Basidiobolus spp. Mucormycosis kulit menyebabkan bengkak-bengkak
pada subkutis leher dan dada. Jenis rhinocerebralis adalah infeksi primer
fatal pada hidung, sinus atau orbita, sering pada penurunan daya tahan
tubuh.
B46.0 Mukormikosis paru-paru
B46.1 Mukormikosis rhinocerebralis
B46.2 Mukormikosis gastrointestinalis
B46.3 Mukormikosis kulit, mucormycosis subkutis
B46.4 Mukormikosis disseminata;
Mukormikosis umum
B46.5 Mukormikosis, tidak dijelaskan
B46.8 Zygomikoses lain;
Entomophthoromycosis
B46.9 Zygomikosis, tidak dijelaskan;
Phycomycosis NOS

B47 Mycetoma
Infeksi kaki (kadang-kadang anggota atas) yang kronis, agak
sembab, dengan banyak sinus; yang menyebar kecuali kalau dieksisi atau
diamputasi. Kasus yang dibiarkan bisa menyebabkan kematian akibat
serangan infeksi sekunder bakteria. Hampir separo kasus disebabkan
oleh Nocardia spp., dan sisanya oleh sekitar 20 macam jamur dan
bakteria. Paling sering terjadi di daerah tropis dan pada usia 21-40 tahun.
B47.0 Eumycetoma

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Madura foot jenis mikotik; Maduromycosis
B47.1 Actinomycetoma
B47.9 Mycetoma, tidak dijelaskan;
Madura foot NOS

B48 Mikosis lain, not elsewhere classified


B48.0 Lobomycosis
Penyakit Lobo;
Blastomikosis keloid
B48.1 Rhinosporidiosis
B48.2 Allescheriasis
Infeksi Pseudallescheria boydii
Kecuali: eumycetoma (B47.0)
B48.3 Geotrichosis;
Stomatitis geotrichum
B48.4 Penicillosis
B48.7 Mikoses oportunistik
disebabkan oleh jamur dengan keganasan rendah yang hanya
menginfeksi sebagai
akibat terdapatnya faktor-faktor seperti penyakit yang
melemahkan atau pemberian
obat penekan ketahanan dan obat lainnya, atau terapi
penyinaran. Hampir semua
jamur penyebab bersifat saprofit di tanah atau pada vegetasi
yang membusuk.
B48.8 Mikoses lain yang dijelaskan
Adiaspiromycosis

B49 Mycosis, tidak dijelaskan


Fungaemia NOS

Penyakit-penyakit akibat protozoa (B50-B64)

Kecuali: amoebiasis (A06.-),


penyakit usus akibat protozoal lain (A07.-)

Malaria
Malaria adalah penyakit akibat Plasmodium falciparum, P. vivax, P.
malariae, atau P. ovale. Infeksi terjadi melalui tusukan nyamuk anopheles,
transfusi darah, atau penggunaan jarum bersama di antara pengguna
narkoba.. Masa inkubasi 10-35 hari, disusul oleh masa prodroma berupa
demam ringan, lesu, sakit kepala, nyeri otot, dan rasa dingin, sehingga
sering diduga influenza. Serangan dimulai dengan menggigil, demam dan
keringatan, pada malaria vivax dan ovale setiap 48 jam, pada malaria
falciparum setiap 36-72 jam, dan pada malaria malariae setiap 72 jam.
Gejala diikuti anemia dan splenomegali, dengan perjalanan penyakit
kronis berulang.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Lingkaran hidup dimulai ketika anopheles betina menelan gametosit
malaria dari darah, yang berubah menjadi sporozoit yang akan bermukim
di kelenjar saliva nyamuk. Sporozoit yang disuntikkan ke manusia
memasuki sel-sel parenkim hati dan memperbanyak diri (fase
eksoeritrosit). Setelah 2-4 minggu, terbentuk merozoit yang memasuki
darah dan eritrosit (fase eritrosit). Mereka memperbanyak diri di dalam
eritrosit membentuk generasi merozoit baru. Eritrosit akan pecah,
merozoit dibebaskan ke dalam plasma dan memasuki eritrosit baru, lalu
memperbanyak diri. Gametosit yang juga terbentuk di eritrosit, tidak
mampu memperbanyak diri kalau tidak ditelan kembali oleh anopheles.

B50 Malaria Plasmodium falciparum


Termasuk: infeksi campuran P. falciparum dengan Pasmodium
spp. lain
B50.0 Malaria P. falciparum dengan komplikasi otak
Malaria otak NOS
B50.8 Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi lain
Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi NOS
B50.9 Malaria P. falciparum, tidak dijelaskan

B51 Malaria Plasmodium vivax


Termasuk: infeksi campuran P. vivax dengan Plasmodium spp.
lain
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
B51.0 Malaria P. vivax dengan ruptur limpa
B51.8 Malaria P. vivax dengan komplikasi lain
B51.9 Malaria P. vivax tanpa komplikasi
Malaria P. vivax NOS

B52 Malaria Plasmodium malariae


Termasuk: infeksi campuran P. malariae dengan Plasmodium
spp. lain
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
B52.0 Malaria P. malariae dengan nephropathy
B52.8 Malaria P. malariae dengan komplikasi lain
B52.9 Malaria P. malariae tanpa komplikasi
Malaria P. malariae NOS

B53 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan


B53.0 Malaria P. ovale
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
bercampur dengan P. malariae (B52.-)
B53.1 Malaria akibat plasmodia simian (monyet)
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
bercampur dengan P. malariae (B52.-)
bercampur dengan P. ovale (B53.0),
B53.8 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan, not
elsewhere classified;

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Malaria yang secara parasitologi dipastikan NOS.

B54 Malaria yang tidak dijelaskan


Malaria yang didiagnosa secara klinis tanpa konfirmasi
parasitologi

B55 Leishmaniasis
Leishmaniasis disebabkan oleh Leishmania spp. yang ditularkan
lalat Phlebotomus (sandfly). Manifestasinya bisa viseral, mukokutan, atau
kulit, tergantung strain yang menyerang dan kekebalan. Kala-azar
disebabkan oleh L. donovani, masuk aliran darah, bersarang di sistem
retikulo-endotel, menimbulkan demam, splenomegali, kurus dan
pansitopenia, dengan angka kematian 90% kalau tidak diobati.
Leishmaniasis kulit disebabkan oleh L. tropica atau L. major, dengan
ulkus granulomatosa berbatas tegas. Ulkus mukokutan di muka
disebabkan oleh L. mexicana., L. braziliensis peruvia, dan L. braziliensis
braziliensis. Jenis lain, L. mexicana amazonensis dan L. tropica aethiopica
menyebabkan lesi kulit tersebar luas menyerupai lepra lepromatosa.
B55.0 Leishmaniasis viseral;
Kala-azar;
Leishmaniasis kulit pasca-kala-azar
B55.1 Leishmaniasis kulit
B55.2 Leishmaniasis mukokutan
B55.9 Leishmaniasis, tidak dijelaskan

B56 Trypanosomiasis Afrika


Trypanosomiasis adalah penyakit kronis akibat T. brucei var.
gambiense dan T. brucei var. rhodesiense yang menyebabkan penyakit
tidur Afrika, ditularkan oleh lalat Tsetse (Glossina spp.). Tripanosomiasis
ini khas dengan demam, limfadenopati, erupsi kulit, dan edema-edema
lokal yang nyeri. Gejala SSP seperti tremor, sakit kepala, apathy, dan
kejang akan muncul kemudian dan menyebabkan koma dan kematian.
B56.0 Trypanosomiasis Gambia; West African sleeping sickness
B56.1 Trypanosomiasis Rhodesia; East African sleeping sickness
B56.9 Trypanosomiasis Afrika, tidak dijelaskan; Sleeping sickness
NOS

B57 Penyakit Chagas


Penyakit Chagas atau Trypanosomiasis Amerika terdapat di Amerika
Selatan dan Tengah, disebabkan oleh T. cruzi, ditularkan oleh insekta
reduviid (Triatoma). Gejala akut terutama pada anak-anak kecil, khas
dengan demam, limfadenopati, hepatosplenomegali, dan edema muka.
Kadang-kadang disertai meningoensefalitis dan kejang yang
menyebabkan cacad mental atau fisik yang permanen, atau kematian.
Termasuk: American trypanosomiasis;
Infeksi Trypanosoma cruzi
B57.0 Penyakit Chagas akut yang melibatkan jantung (I41.2*,
I98.1*)
Penyakit Chagas akut yang melibatkan kardiovaskuler NEC
(I98.1*)
Penyakit Chagas akut dengan miokarditis (I41.2*)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
B57.1 Penyakit Chagas akut tanpa melibatkan jantung;
Penyakit Chagas akut NOS
B57.2 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan jantung
Trypanosomiasis Amerika NOS
Penyakit Chagas (kronis) NOS
Penyakit Chagas (kronis) (dengan) melibatkan kardiovaskuler
NEC (I98.1*),
Penyakit Chagas (kronis) (dengan) myokarditis (I41.2*)
Trypanosomiasis NOS, di tempat penyakit Chagas prevalent
B57.3 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem
pencernaan
B57.4 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem syaraf
B57.5 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan organ lain

B58 Toxoplasmosis
Penyakit granulomatosa umum atau SSP akibat Toxoplasma gondii.
Infeksi asimptomatik di seluruh dunia menunjukkan variasi 7-94%. Ia
menyerang dan memperbanyak diri secara aseksual di dalam sitoplasma
sel-sel berinti, dan membentuk kista di jaringan. Perbanyakan secara
seksual terjadi pada sel-sel usus kucing, oosit yang dihasilkan keluar
bersama feses. Penularan bisa terjadi melalui plasenta, makan daging
berkista yang kurang masak, dan melalui oosit di tanah yang tercemar
kotoran kucing.
Termasuk: Infeksi Toxoplasma gondii
Kecuali: Toxoplasmosis kongenital (P37.1)
B58.0 Okulopati toxoplasma;
chorioretinitis toxoplasma (H32.0*)
B58.1 Hepatitis toxoplasma (K77.0*)
B58.2 Meningoencephalitis toxoplasma (G05.2*)
B58.3 Toxoplasmosis paru-paru (J17.3*)
B58.8 Toxoplasmosis yang melibatkan organ lain:
Miokarditis toxoplasma (I41.2*);
Miositis toxoplasma (M63.1*)
B58.9 Toxoplasmosis, tidak dijelaskan

B59 Pneumocystosis (J17.3*)


Pneumonia akibat Pneumocystis carinii

B60 Penyakit protozoa lain, not elsewhere classified


Kecuali: Kriptosporidiosis (A07.2);
Isosporiasis (A07.3)
Mikrosporidiosis usus (A07.8)
B60.0 Babesiosis
Piroplasmosis [infeksi intraeritrosit pada hewan]
B60.1 Acanthamoebiasis
Konjungtivitis akibat Acanthamoeba (H13.1*)
Keratokonjungtivitis akibat Acanthamoeba (H19.2*)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
B60.2 Naegleriasis
Meningoensefalitis amuba primer (G05.2*)
B60.8 Penyakit protozoa lain yang dijelaskan:
Mikrosporidiosis

B64 Penyakit protozoa yang tidak dijelaskan

Helminthiases (B65-B83)
B65 Schistosomiasis [bilharziasis]
Penyakit visera akibat cacing darah Schistosoma, yang hidup di
dalam vena mesenterium atau bladder. Telur yang menembus mukosa
usus atau bladder akan tiba di air, menetas, melepaskan miracidia yang
dengan cepat berubah menjadi ribuan cercaria di dalam keong. Cercaria
dapat menembus kulit, dan berubah menjadi skistosomula, pada saat ini
terjadi dermatitis. Skistosomula pindah ke vena bladder atau usus,
menjadi dewasa dan bertelur dalam waktu 1 3 bulan sejak memasuki
kulit.
Gejala penyakit mencakup demam, menggigil, mual, nyeri abdomen,
malaise, mialgia, urtikaria merah, dan eosininofilia. Kadang-kadang telur
nyasar ke SSP dan menyebabkan mielitis transversa atau kejang. Penyakit
lain termasuk akibat dari trematoda usus Fasciolopsis buski, Heteropyes
atau Metagonimus; trematoda hati seperti Fasciola hepatica dan
Clonorshis sinensis, dan trematoda paru seperti Paragonimus sp.
Termasuk: snail fever
B65.0 Skistosomiasis akibat Schistosoma haematobium
[schistosomiasis urine]
B65.1 Skistosomiasis akibat Schistosoma mansoni
[schistosomiasis usus]
B65.2 Skistosomiasis akibat Schistosoma japonicum:
Skistosomiasis Asia
B65.3 Dermatitis cercaria
Swimmer's itch
B65.8 Skistosomiasis lain:
Infeksi Schistosoma intercalatum, Schistosoma mattheei,
Schistosoma mekongi
B65.9 Skistosomiasis, tidak dijelaskan

B66 Infeksi cacing jaringan (fluke) lainnya


B66.0 Opisthorchiasis
Infeksi cacing hati kucing
Opisthorchis (felineus)(viverrini)
B66.1 Clonorchiasis
Penyakit cacing hati Cina,
Penyakit cacing hati oriental;
Infeksi Clonorchis sinensis
B66.2 Dicrocoeliasis
Infeksi Dicrocoelium dendriticum

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Infeksi cacing jaringan lancet
B66.3 Fascioliasis
Infeksi: Fasciola gigantica, F. hepatica, F. indica;
Penyakit cacing hati domba
B66.4 Paragonimiasis
Infeksi Paragonimus sp;
Penyakit cacing paru-paru
Distomiasis paru-paru
B66.5 Fasciolopsiasis
Infeksi Fasciolopsis buski;
Distomiasis usus
B66.8 Infeksi fluke lain
Echinostomiasis, Heterophyiasis, Metagonimiasis,
Nanophyetiasis, Watsoniasis
B66.9 Infeksi cacing jaringan, tidak dijelaskan

B67 Echinococcosis
Echinococcus adalah cacing dari jenis cestoda (cacing pita),
berbentuk panjang, pipih dan bersegmen, tidak memiliki pencernaan tapi
memperoleh makanan secara langsung dengan menyerapnya dari usus
tuan rumah. Echinococcosis adalah infeksi larva Echinococcus granulosus
yang bisa menimbulkan kista di dalam hati dan organ lain. Penularan
mulai dari telur yang ada dalam feses anjing, serigala atau kaninus lain,
ditelan oleh sapi, domba atau manusia, lalu diserap saluran pencernaan
dan memasuki hati, paru-paru, dan kadang-kadang otak, tulang, dsb.
Larva berkembang dengan lambat, bertahun-tahun, membentuk kista
hidatid yang akan berkembang lagi kalau dimakan anjing. Echinococcus
multilokularis memiliki siklus yang sama, dan umumnya berasal dari
serigala..
Termasuk: hydatidosis
B67.0 Infeksi Echinococcus granulosus pada liver
B67.1 Infeksi Echinococcus granulosus pada lung
B67.2 Infeksi Echinococcus granulosus pada bone
B67.3 Infeksi Echinococcus granulosus pada, other and multiple
sites
B67.4 Infeksi Echinococcus granulosus, tidak dijelaskan
B67.5 Infeksi Echinococcus multilocularis pada hati
B67.6 Infeksi Echinococcus multilocularis pada situs lain dan
ganda
B67.7 Infeksi Echinococcus multilocularis, tidak dijelaskan
B67.8 Echinococcosis pada hati, tidak dijelaskan
B67.9 Echinococcosis, di tempat lain and tidak
dijelaskan;Echinococcosis NOS

B68 Taeniasis
Infeksi saluran usus, sering tanpa gejala, akibat sestoda dewasa
Taenia saginata yang berasal dari sapi, atau Taenia solium yang berasal
dari babi. Infeksi stadium larva T. solium dapat menyebabkan
neurocysticercosis dengan kejang epilepsi.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kecuali: cysticercosis (B69.-)
B68.0 Taeniasis Taenia solium
(Infeksi) cacing pita babi
B68.1 Taeniasis Taenia saginata
(Infeksi) cacing pita sapi
Infeksi cacing pita Taenia saginata dewasa
B68.9 Taeniasis, tidak dijelaskan

B69 Cysticercosis
Termasuk: infeksi cysticerciasis akibat bentuk larva Taenia
solium
B69.0 Cysticercosis sistem syaraf pusat
B69.1 Cysticercosis mata
B69.8 Cysticercosis pada situs lain
B69.9 Cysticercosis, tidak dijelaskan

B70 Diphyllobothriasis and sparganosis


Infeksi Diphyllobothrium latum, atau cacing pita ikan, sering tanpa
gejala. Ia menyerap vitamin B12 dari usus sehingga timbul defisiensi
vitamin ini dan anemia megaloblastik..
B70.0 Diphyllobothriasis:
Infeksi Diphyllobothrium (dewasa) (latum) (pacificum),
(Infeksi) cacing pita ikan
Kecuali: diphyllobothriasis larva (B70.1)
B70.1 Sparganosis
Infeksi Sparganum (mansoni)(proliferum); infeksi larva
Spirometra
Diphyllobothriasis larva
Spirometrosis

B71 Infeksi cestoda lainnya


B71.0 Hymenolepiasis
(Infeksi) cacing pita cebol (dwarf)
(Infeksi) cacing pita tikus
B71.1 Dipylidiasis
(Infeksi) cacing pita anjing
B71.8 Infeksi cestoda lain yang dijelaskan
Coenurosis
B71.9 Infeksi cestoda, tidak dijelaskan:
(Infeksi) cacing pita NOS

B72 Dracunculiasis
Infeksi nematoda (cacing bulat) jenis Dracunculus medinensis yang
dapat menyebabkan ulkus nyeri pada kulit dan arthritis yang
melumpuhkan. Infeksi melalui air terkontaminasi, menembus usus, dan
menjadi dewasa di jaringan ikat. Bagian kepala muncul di kulit dan
membentuk papula merah, vesikula, dan ulkus.
Infeksi Dracunculus medinensis,
Infeksi cacing Guinea

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
B73 Onchocerciasis
Infeksi nematoda filaria yang menyebabkan penyakit kulit kronis
dan lesi mata yang dapat menyebabkan buta.
Infeksi Onchocerca volvulus,
Onchocercosis,
River blindness

B74 Filariasis
Filariasis limfatik adalah infeksi oleh 3 spesies Filarioidea,
Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, atau B. timori, yang menyebabkan
adenolimfangitis akut, limfedema kronik, hidrokel, dan chiluria. Larva
yang disuntikkan nyamuk memasuki darah dan saluran limfe, menjadi
dewasa dalam 6-12 bulan. Radang kelenjar limfe menyumbat aliran limfe
dan terjadinya penyakit kaki gajah. Loiasis adalah infeksi Loa loa,
menyebabkan angioedema lokal pada kulit dan sindroma hipereosinofilia
allergi. Ia disuntikkan oleh lalat Chrysops (deerfly atau horsefly).
Kecual: Onchocerciasis (B73);
Eosinofilia (pulmonalis) tropis NOS (J82)
B74.0 Filariasis akibat Wuchereria bancrofti:
Elefantiasis bancrofti,
Filariasis bancrofti
B74.1 Filariasis akibat Brugia malayi
B74.2 Filariasis akibat Brugia timori
B74.3 Loiasis
Infeksi Loa loa
Sembab Calabar
Penyakit cacing mata Afrika
B74.4 Mansonelliasis:
Infeksi Mansonella ozzardi, M. perstans, M. streptocerca
B74.8 Filariasis lain
Dirofilariasis
B74.9 Filariasis, tidak dijelaskan

B75 Trichinellosis
Infeksi Trichinella spiralis, yang dapat menyebabkan gejala
pencernaan ringan diikuti oleh edema periorbita, nyeri otot, demam, dan
eosinofilia.
Infeksi Trichinella spp;
Trichiniasis

B76 Hookworm diseases


Penyakit cacing tambang disebabkan oleh Ankylostoma duodenale
atau Necator americanus, menyebabkan nyeri perut dan anemia defisiensi
besi. Larva Ankylostoma braziliense pada anjing atau kucing dapat masuk
tubuh manusia melalui kulit, menyebabkan cutaneous larva migrans.
Termasuk: Uncinariasis
B76.0 Ancylostomiasis
Infeksi Ancylostoma sp.
B76.1 Necatoriasis
Infeksi Necator americanus

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
B76.8 Penyakit cacing tambang lain
B76.9 Penyakit cacing tambang, tidak dijelaskan:
Cutaneous larva migrans NOS

B77 Ascariasis
Telur Ascaris lumbricoides menetas di duodenum, menembus
dinding usus dan dibawa darah ke jantung dan paru-paru. Selanjutnya
melalui bronkus mereka tiba di orofarings dan tertelan, lalu menjadi
dewasa di usus.
Termasuk: Askaridiasis
Infeksi cacing gelang
B77.0 Askariasis dengan komplikasi usus
B77.8 Askariasis dengan komplikasi lain
B77.9 Askariasis, tidak dijelaskan

B78 Strongyloidiasis
Infeksi Strongyloides stercoralis, menyebabkan rash kulit,
eosinofilia, dan nyeri perut.
B78.0 Strongyloidiasis usus
B78.1 Strongyloidiasis kulit
B78.7 Strongyloidiasis disseminata
B78.9 Strongyloidiasis, tidak dijelaskan

B79 Trichuriasis - Trichocephaliasis;: Whipworm (penyakit)


(infeksi)
Trichocephaliasis
(Penyakit)(infeksi) whipworm [cacing cambuk]

B80 Enterobiasis - Oxyuriasis; Pinworm infection; infeksi


Threadworm
Oxyuriasis
Infeksi pinworm [cacing jarum]
Infeksi threadworm [cacing benang]

B81 Helminthiasis usus lainnya, not elsewhere classified


Kecuali: angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis
(B83.2)
B81.0 Anisakiasis
Infeksi larva Anisakis
B81.1 Capillariasis usus
Capillariasis NOS
Infeksi Capillaria philippinensis,
Kecuali: capillariasis hati (B83.8)
B81.2 Trichostrongyliasis
B81.3 Angiostrongyliasis usus
Infeksi Parastrongylus costaricensis
B81.4 Helminthiasis usus campuran
Helminthiasis campuran NOS
Infeksi cacing usus yang dapat diklasifikasikan pada lebih
dari satu di antara kategori B65.0-B81.3 dan B81.8.
B81.8 Helminthiasis usus lain yang dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Infeksi Oesophagostomum sp. [oesophagostomiasis]
Infeksi Ternidens diminutus [ternidensiasis]

B82 Parasitisme usus yang tidak dijelaskan


B82.0 Intestinal helminthiasis, tidak dijelaskan
B82.9 Intestinal parasitism, tidak dijelaskan

B83 Helminthiasis lain


Kecuali: Capillariasis NOS (B81.1), capillariasis usus (B81.1)
B83.0 Visceral larva migrans
Toxocariasis
B83.1 Gnathostomiasis:
Wandering swelling sembab berpindah
B83.2 Angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis
Eosinophilic meningoencephalitis (G05.2*)
Kecuali: angiostrongyliasis usus (B81.3)
B83.3 Syngamiasis
Syngamosis
B83.4 Hirudiniasis internal
Kecuali: Hirudiniasis eksternal (B88.3)
B83.8 Helminthiasis lain yang dijelaskan
Acanthocephaliasis
Gongylonemiasis
Hepatic capillariasis
Metastrongyliasis
Thelaziasis
B83.9 Helminthiasis, tidak dijelaskan:
Cacingan NOS
Kecuali: helminthiasis usus NOS (B82.0)

Pediculosis, acariasis and other infestations (B85-B89)


Pediculosis disebabkan oleh kutu kepala (Pediculus humanus
capitis), kutu badan (P. humanus corporis), atau kutu area genital
(Phthirus pubis). Kutu kepala dan pubis bisa hidup pada tubuh, sedangkan
kutu badan pada pakaian. Kutu badan adalah vektor penting penularan
organisme penyebab epidemic typhus, trench fever, dan relapsing fever

B85 Pediculosis and phthiriasis


B85.0 Pediculosis akibat Pediculus humanus capitis
Infestasi kutu kepala
B85.1 Pediculosis akibat Pediculus humanus corporis
Infestasi kutu badan
B85.2 Pediculosis, tidak dijelaskan
B85.3 Phthiriasis
Infestasi Phthirus pubis, infestasi crab-louse (kutu daerah
pubis)
B85.4 Campuran pediculosis and phthiriasis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Infestasi yang dapat diklasifikasikan pada lebih dari satu di
antara kategori B85.0-B85.3

B86 Scabies
Scabies disebabkan oleh kutu (mite) Sarcoptes scabiei. Kutu betina
membuat terowongan di stratum korneum kulit untuk meletakkan
telurnya yang menetas dalam beberapa hari.
Sarcoptic itch

B87 Myiasis
Termasuk: infestasi oleh larva lalat
B87.0 Myiasis kulit
Myiasis menjalar
B87.1 Myiasis luka
Myiasis traumatika
B87.2 Myiasis okuler
B87.3 Myiasis nasopharyngs
Myiasis laryngs
B87.4 Myiasis aural
B87.8 Myiasis tempat lain
Myiasis genitourinarius
Myiasis usus
B87.9 Myiasis, tidak dijelaskan

B88 Infestasi lain


B88.0 Acariasis lain:
Dermatitis acarine;
Trombiculosis
Dermatitis akibat: Demodex sp., Dermanyssus gallinae,
Liponyssoides sanguineus
Kecuali: scabies (B86)
B88.1 Tungiasis [sandflea infestation]
B88.2 Infestasi artropoda lain:
Scarabiasis
B88.3 Hirudiniasis eksternal:
Infestasi leech (lintah) NOS
Kecuali: hirudiniasis internal (B83.4)
B88.8 Infestasi lain yang dijelaskan
Ichthyoparasitism akibat Vandellia cirrhosa
Linguatulosis
Porocephaliasis
B88.9 Infestasi, tidak dijelaskan
Infestasi (kulit) NOS
Infestasi kutu NOS
Parasit kulit NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
B89 Penyakit parasit yang tidak dijelaskan

Sequel penyakit infeksi dan parasit (B90-B94)


Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada kategori
A00-B89 sebagai penyebab sekuel, sementara mereka diklasifikasikan di
tempat lain. Sekuel mencakup kondisi yang dinyatakan demikian; juga
mencakup efek lanjut dari penyakit yang dapat diklasifikasikan pada
kategori di atas kalau terdapat bukti bahwa penyakit itu tidak ada lagi.
Untuk penggunaan kategori ini, rujukan perlu dibuat ke aturan dan
pedoman pengkodean mortalitas dan morbiditas pada Volume 2.

B90 Sekuel tuberkulosis


B90.0 Sekuel TB sistem syaraf pusat
B90.1 Sekuel TB genitourinarius
B90.2 Sekuel TB tulang dan sendi
B90.8 Sekuel TB organ lain
B90.9 Sekuel TB paru-paru dan yang tidak dijelaskan
Sekuel TB NOS

B91 Sekuel poliomyelitis

B92 Sekuel leprosy

B94 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain dan yang tidak
dijelaskan
B94.0 Sekuel trakoma
B94.1 Sekuel ensefalitis virus
B94.2 Sekuel hepatitis virus
B94.8 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain yang dijelaskan
B94.9 Sekuel penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan

Bakteri, virus dan agen infeksi lain (B95-B97)


Kategori ini jangan sekali-kali digunakan untuk pengkodean primer.
Mereka disediakan untuk digunakan sebagai kode tambahan kalau dirasa
perlu mengidentifikasi agen infeksi penyebab penyakit yang
diklasifikasikan di bab lain

B95 Streptococcus and staphylococcus penyebab penyakit yang


diklasifikasikan di bab lain
B95.0 Streptokokus, group A
B95.1 Streptokokus, group B
B95.2 Streptokokus, group D
B95.3 Streptokokus pneumoniae
B95.4 Streptokokus lain
B95.5 Streptokokus yang tidak dijelaskan
B95.6 Stafilokokus aureus
B95.7 Stafilokokus lain
B95.8 Stafilokokus yang tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
B96 Bakteri lain penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab
lain.
B96.0 Mycoplasma pneumoniae [M. pneumoniae]
Pleuro-pneumonia-like-organism [PPLO]
B96.1 Klebsiella pneumoniae
B96.2 Escherichia coli
B96.3 Haemophilus influenzae
B96.4 Proteus (mirabilis)(morganii)
B96.5 Pseudomonas (aeruginosa)(mallei)(pseudomallei)
B96.6 Bacillus fragilis [B. fragilis]
B96.7 Clostridium perfringens [C. perfringens]
B96.8 Agen bakteri lain yang dijelaskan

B97 Agen virus penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab


lain
B97.0 Adenovirus
B97.1 Enterovirus: Coxsackievirus, Echovirus
B97.2 Coronavirus
B97.3 Retrovirus: Lentivirus, Oncovirus
B97.4 Respiratory syncytial virus
B97.5 Reovirus
B97.6 Parvovirus
B97.7 Papillomavirus
B97.8 Virus lainnya

Penyakit-penyakit in feksi lain (B99)


B99 Penyakit infeksi lain dan yang tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
CODING EXERCISES

1. Chronic viral hepatitis C


2. Congenital syphilis in an 18-month old child
3. Oral candidiasis in a HIV patient
4. Acute pneumococcal tracheitis
5. Dracunculiasis
6. Non-infective diarrhoea in a 3-week old infant
7. Tuberculosis of lung, confirmed
8. Axillary cutaneous abscess
9. Streptococcal sore throat
10. Cytomegalovirus pancreatitis
11. Internal hirudiniasis
12. Kaposi's sarcoma of skin of back in HIV patient
13. Infeksi Schistosoma mansoni dan Fasciolopsis buski dengan
nyeri perut yang berat
14. Epidemic typhus due to Rickettsia prowazekii
15. Granular trachomatous conjunctivitis
16. Mycotic Madura foot
17. Dwarf tapeworm infestation
18. Sequelae of leprosy
19. Classical cholera
20. Varicella meningitis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
CHAPTER I: CERTAIN INFECTIOUS AND PARASITIC DISEASES
1.Chronic viral hepatitis C
Look up hepatitis in the Index (Volume 3, page 263).
Hepatitis
- viral
- - chronic
- - - type
- - - - C -> B18.2

2.Congenital syphilis in an 18-month old child


Look up syphilis in the Index (Volume 3, page 524).
Syphilis
- congenital
- - early or less than two years after birth -> A50.2
Perhatikan bahwa tidak ada gejala yang dijelaskan dan sifilis tidak
dinyatakan sebagai laten. A50.2 pada volume 1 dianggap
Early congenital syphilis, unspecified.

3.Oral candidiasis in a HIV patient


Look up candidiasis in the Index (Volume 3, page 84)
Candidiasis
- resulting from HIV disease -> B20.4
Perhatikan bahwa kode ini adalah untuk penyakit HIV yang
menyebabkan kandidiasis dan harus digunakan kalau yang
dikode hanyalah penyebab tunggal. Kalau mengkode kondisi
ganda, bisa ditambahkan B37.0 untuk menjelaskan bahwa
manifestasi infeksi HIV adalah oral thrush (candidal
stomatitis). Untuk menemukan kode ini, look up
Candidiasis
- mouth -> B37.0

4.Acute pneumococcal tracheitis


Look up tracheitis in the Index (Volume 3, page 538)
Tracheitis -> J04.1
Perhatikan bahwa kata-kata "acute" and "pneumococcal"
tercantum dalam uraian tracheitis di dalam tanda kurung,
yang berarti bahwa ada tidaknya kata-kata ini dalam uraian
penyakit tidak mengubah kode. Untuk mengkode kondisi
ganda, bisa ditambahkan kode B95.3 untuk menunjukkan
pneumokokus. To find this code, you look up
Infection
- pneumococcal
- - as cause of disease classified elsewhere -> B95.3.
Kode J04.1 berasal dari bab pernafasan, bukan bab penyakit
infeksi. Lihat catatan eksklusi pada halaman 107 volume 1
untuk menjelaskan ini.

5.Dracunculiasis
Look up dracunculiasis in the Index (Volume 3, page 189)
Dracunculiasis, dracunculosis -> B72.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
6.Noninfective diarrhoea in a 3-week old infant
Cari diare pada indeks (Volume 3, page 158) perhatikan bahwa
istilah di dalam tanda kurung menunjukkan bahwa diare yang
tidak dijelaskan dianggap menular dan dikode pada bab I.
Karena kasus ini dinyatakan non-infectious, look up
Diarrhoea
- neonatal (non infective) -> P78.3.
Perhatikan bahwa usia pasien mengubah pemilihan kode. Kalau
pasien adalan neonatus, kodenya adalah K52.9 - diarrhoea,
non-infective.

7.Tuberculosis of lung, confirmed


Look up tuberculosis in the Index (Volume 3, page 545).
Tuberculosis
- lung - see Tuberculosis, pulmonary.
- pulmonary
- - confirmed (by)
- - - unspecified means -> A15.3.

8.Axillary cutaneous abscess


Look up Abscess in the Index (Volume 3, page 17)
Abscess
- axilla (region) -> L02.4.
Note that if you look up Abscess, cutaneous the Index suggests to
see also Abscess, by site. This indicates that there are other,
more specific, codes available for body sites. There is also a
code for the axillary lymph node under Abscess, axilla but the
diagnosis here is for a cutaneous abscess. The exclusion notes
on page 107 of volume 3 indicate that certain localised
infections, such as this one, are coded to the relevant body
system chapter and not to chapter 1.

9.Streptococcal sore throat


Look up Sore in the Index (Volume 3, page 501) or, if you know the
medical term for sore throat, look up pharyngitis.
Sore
- throat
- - streptococcal (ulcerative) -> J02.0.
Pharyngitis
- streptococcal -> J02.0.
The exclusion notes on page 107 of Volume 3 indicate that certain
localised infections, such as this one, are coded to the
relevant body system chapter and not to chapter 1.

10.Cytomegalovirus pancreatitis
Look up pancreatitis in the Index (Volume 3, page 425)
Pancreatitis
- cytomegaloviral -> B25.2 K87.1 *

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Note that this is a case where a dagger and asterisk are used to
indicate the underlying cause of the disease
(cytomegalovirus) and the manifestation (pancreatitis). If you
are only coding single conditions, use the dagger code only.

11.Internal hirudiniasis
Look up hirudiniasis in the Index (Volume 3, page 266)
Hirudiniasis
- internal -> B83.4.

12.Kaposi's sarcoma of back (skin) in HIV patient


Look up sarcoma in the Index (Volume 3, page 484).
Sarcoma
- Kaposi's (M9140/3)
- - resulting from HIV disease -> B21.0.
If you are coding multiple conditions, you can add a code for the
sarcoma of skin of back and a morphology code to indicate
Kaposi's sarcoma. Look these up this way:
Sarcoma
- Kaposi's (M9140/3)
- - skin -> C46.0
Note the morphology code in parentheses after the morphological
type in the Index. Check this also in the Morphology Table in
Volume 1 (page 1195) - next to the morphology code is the
Chapter 2 category (C46.-) that should be used with this
morphology.

13.Infection by schistosoma mansoni and fasciolopsis buski


causing severe abdominal pain
Look up Infection in the Index (Volume 3, pages 291-299).
Infection
- Schistosoma - see Infestation, Schistosoma
Infestation
- Schistosoma
- - mansoni -> B65.1
Infection
- fasciolopsis buski -> B66.5
If you are coding multiple conditions, use both these codes. There
is no need to code the abdominal pain as this is stated to be a
symptom of (caused by) the infection. If you are coding single
conditions only, you may wish to use either the first infection
code (B65.1) or B81.4 Mixed intestinal helminthiases. Read
the description for this code on page 174 of volume 1.

14.Epidemic typhus due to Rickettsia prowazekii


Look up typhus in the Index (Volume 3, page 552)
Typhus
- due to Rickettsia
- - prowazekii -> A75.0.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
15.Granular trachomatous conjunctivitis
Look up conjunctivitis in the Index (Volume 3, page 113)
Conjunctivitis
- granular (trachomatous) -> A71.1 H13.1*

16.Mycotic Madura Foot


Look up Madura foot in the Index (Volume 3, page 343).
Madura foot
- mycotic -> B47.0

17.Dwarf tapeworm infestation


Look up infestation in the Index (Volume 3, page 299).
Infestation
- dwarf tapeworm -> B71.0

18.Sequelae of leprosy
Look up sequelae in the Index (Volume 3, page 495).
Sequelae
- leprosy -> B92

19.Classical cholera
Look up cholera in the Index (Volume 3, page 97).
Cholera
- classical -> A00.0

20.Varicella meningitis
Look up meningitis in the Index (Volume 3, page 355).
Meningitis
- in
- - varicella -> B01.0 G02.0*

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
CHAPTER II. NEOPLASMA
Bab ini berisi kelompok-kelompok besar neoplasma sebagai
berikut:
C00-C75 Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap
primer, pada tempat yang dijelaskan, selain neoplasma
jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan.
C00-C14 Bibir, rongga mulut, dan farings
C15-C26 Organ pencernaan
C30-C39 Organ pernafasan dan intratoraks
C40-C41 Tulang dan rawan sendi
C43-C44 Kulit
C45-C49 Jaringan mesotel dan jaringan lunak
C50 Mammae
C51-C58 Organ genitalia wanita
C60-C63 Organ genitalia pria
C64-C68 Saluran kemih
C69-C72 Mata, otak, dan bagian lain sistem syaraf pusat
C73-C75 Thyroid dan kelenjar endokrin lain
C76-C80 Neoplasma ganas pada situs yang kurang jelas,
sekunder dan tidak dijelaskan
C81-C96 Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap
primer, pada jaringan limfoid, hematopoietik dan yang
berhubungan
C97 Neoplasma ganas pada situs-situs ganda yang independen
(primer)
D00-D09 Neoplasma in situ
D10-D36 Neoplasma jinak
D37-D48 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak
diketahui [lihat catatan]

Catatan
1. Neoplasma ganas primer, kurang jelas, sekunder dan situs tidak
dijelaskan.
Kategori C76-C80 melibatkan neoplasma ganas tanpa indikasi
yang jelas mengenai situs asalnya, atau kanker dinyatakan
disseminata, tersebar, atau meluas tanpa menyebutkan
situs primer. Pada kedua kasus ini situs primer dianggap tidak
diketahui.
2. Aktifitas fungsional.
Semua neoplasma diklasifikasikan di dalam bab ini, baik
mereka aktif atau tidak secara fungsional. Sebuah kode
tambahan dari Bab IV bisa digunakan, kalau diinginkan, untuk
mengidentifikasi aktifitas fungsional yang berhubungan
dengan setiap neoplasma. Misalnya, phaeochromocytoma
ganas kelenjar adrenal yang menghasilkan catecholamine
harus dikode pada C74 dengan kode tambahan E27.5;
adenoma basofil kelenjar pituitary harus dikode pada D35.2
dengan kode tambahan E24.0.
3. Morfologi.
Terdapat beberapa kelompok morfologis (histologis) utama
neoplasma ganas: karsinoma yang melibatkan karsinoma (sel)
skuamosa dan adenokarsinoma; sarkoma; tumor jaringan
lunak lain yang termasuk mesothelioma; limfoma (Hodgkin
and non-Hodgkin); leukaemia; jenis lain yang dijelaskan atau
spesifik pada suatu situs; dan kanker yang tidak dijelaskan.
Kanker adalah istilah umum dan dapat digunakan untuk
semua kelompok di atas, walau pun jarang digunakan untuk
neoplasma ganas pada jaringan limfatik, hematopoietik dan
yang berhubungan. Karsinoma kadang-kadang digunakan
secara salah sebagai sinonim kanker.
Pada Bab II hampir semua neoplasma diklasifikasikan
menurut situs dengan sifatnya dalam kelompok yang luas.
Pada beberapa kasus morfologinya ditunjukkan pada judul
kategori dan subkategori.
Untuk yang ingin mengidentifikasi jenis histologis, kode
morfologis komprehensif tersedia di halaman 1177-1204.
Kode-kode morfologi ini berasal dari International
Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua,
yang merupakan klasifikasi dua axis yang menyediakan sistem
pengkodean independent untuk topografi dan morfologi. Kode
morfologi memiliki enam digit: empat digit pertama
menunjukkan jenis histologis, digit ke-5 adalah kode sifat
(primer ganas, sekunder ganas [metastatik], in situ, jinak, tak
jelas keganasannya), dan kode ke-6 adalah peringkat
(differensiasi) untuk tumor padat, yang juga digunakan
sebagai kode khusus limfoma dan leukemia.
4. Penggunaan subkategori pada Bab II.
Perhatikan penggunaan khusus subkategori .8. Tempat untuk
subkategori yang lain umumnya diberikan sebagai
subkategori .7
5. Neoplasma ganas yang batas situsnya overlap dan subkategori .8
(lesi overlap)
Kategori C00-C75 mengklasifikasi neoplasma ganas menurut
titik asalnya. Banyak kategori 3-karakter dibagi lebih lanjut
atas bagian yang diberi nama atau subkategori dari organ
yang dipertanyakan. Sebuah neoplasma yang overlap pada
dua atau lebih situs yang berbatasan di dalam satu kategori 3-
karakter , dan yang titik asalnya tidak bisa ditentukan, harus
diklasifikasi pada subkategori .9 (lesi overlap), kecuali kalau
kombinasi ini secara jelas diindeks di tempat lain. Misalnya,
karsinoma esofagus dan lambung secara spesifik diindeks
pada C16.0 (cardia), sementara karsinoma ujung dan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
permukaan ventral lidah harus dikode pada C02.8.
Sebaliknya, karsinoma ujung lidah yang meluas dan
melibatkan permukaan ventral harus dikode pada C02.1
karena titik asalnya, ujung lidah, diketahui. Overlap berarti
bahwa situs yang terlibat bersambungan (saling berbatasan).
Subkategori yang dinomori secara berurutan sering secara
anatomis juga bersambungan, tapi ini tidak selalu demikian
(misalnya bladder C67.-) dan pengkode mungkin perlu
memeriksa buku anatomi untuk menentukan hubungan
topografisnya.
Kadang-kadang sebuah neoplasma overlap pada kategori 3-
karakter di dalam sistem tertentu. Untuk mengatasi ini,
subkategori berikut telah ditentukan:
C02.8 Lesi overlap pada lidah
C08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva utama
C14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan
lidah
C21.8 Lesi overlap pada rektum, anus, dan
saluran anus
C24.8 Lesi overlap pada saluran empedu
C26.8 Lesi overlap pada sistem pencernaan
C39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan
intratoraks
C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi
C49.8 Lesi overlap pada jaringan penyambung
dan jaringan lunak
C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita
C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria
C68.8 Lesi overlap pada organ perkemihan
C72.8 Lesi overlap pada sistem syaraf pusat
Sebuah contoh untuk ini adalah karsinoma lambung dan usus
halus, yang harus dikode pada C26.8 (lesi overlap pada sistem
pencernaan)
6. Neoplasma ganas jaringan ektopik.
Neoplasma ganas jaringan ektopik dikode pada situs yang
disebutkan, misalnya neoplasma ganas pankreas ektopik
dikode pankreas, tidak dijelaskan (C25.9).
7. Penggunaan indeks alfabet dalam pengkodean neoplasma.
Sebagai tambahan pada situs, morfologi dan sifat harus
dipertimbangkan ketika mengkode neoplasma, dan rujukan
harus dilakukan pertama kali pada entri indeks alfabet
untuk melihat uraian morfologis.
Halaman pengantar pada volume 3 melibatkan instruksi
umum mengenai penggunaan indeks alfabet secara benar.
Instruksi khusus dan contoh-contoh sehubungan dengan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
neoplasma harus dicari untuk memastikan penggunaan
kategori dan subkategori di dalam Bab II secara benar.
8. Penggunaan International Classification of Diseases for
Oncology (ICD-O) edisi kedua.
Untuk jenis morfologis tertentu, Bab II menyediakan
klasifikasi topografis yang agak terbatas, atau tidak ada
sama sekali. Kode topografi ICD-O yang digunakan untuk
semua neoplasma pada dasarnya adalah kategori 3- atau 4-
karakter yang digunakan Bab II untuk neoplasma ganas
(C00-C77, C80), sehingga memberikan peningkatan
kespesifikan situs untuk neoplasma lain (ganas sekunder
[metastatik], jinak, in situ, dan tidak pasti atau tidak
diketahui).
Jadi badan-badan yang tertarik untuk mengidentifikasi
situs dan morfologi tumor, seperti registri kanker, rumah
sakit kanker, bagian patologi, dan badan lain yang
mengkhususkan diri pada kanker, direkomendasikan untuk
menggunakan ICD-O.

Catatan khusus Bab II: Neoplasma


Ketika mengkode neoplasma, rujuk catatan pengantar Bab II
pada Volume 1 dan pada pendahuluan Volume 3 tentang pemberian
kode dan penggunaan deskripsi morfologis.
Suatu neoplasma, baik primer atau metastasis, yang merupakan
fokus perawatan selama perawatan kesehatan harus dicatat dan dikode
sebagai kondisi utama. Bisa saja kondisi utama yang dicatat oleh
praktisi asuhan kesehatan adalah neoplasma primer yang tidak
terdapat lagi (telah dibuang pada periode asuhan sebelumnya). Untuk
keadaan ini, kondisi utama dikode pada neoplasma situs sekunder,
komplikasi saat ini, atau keadaan yang bisa dikode pada Bab XXI
(Kontak dengan pelayanan kesehatan untuk alasan selain sakit) yang
merupakan fokus pengobatan atau penyelidikan saat itu. Kode yang
sesuai dari Bab XXI untuk riwayat neoplasma pribadi bisa digunakan
untuk kode tambahan.

Contoh 6
Kondisi utama : Karsinoma prostat
Kondisi lain : Bronkitis kronis
Prosedur : Prostatektomi
Kode: Neoplasma ganas prostat (C61) sebagai kondisi utama

Contoh 7
Kondisi utama : Karsinoma mammae - dibuang dua tahun yang
lalu
Kondisi lain : Karsinoma sekunder paru-paru

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Prosedur : Bronkoskopi dengan biopsi
Kode: Neoplasma ganas paru-paru (C78.0) sebagai kondisi
utama. Z85.3 (riwayat neoplasma mammae) bisa menjadi
kode tambahan.

Contoh 8
Kondisi utama : Kanker bladder telah dibuang - dirawat untuk
pemeriksaan follow-up dengan cystoscopy.
Kondisi lain :-
Prosedur : Cystoscopy
Kode: Pemeriksaan follow-up pasca operasi neoplasma ganas
(Z08.0) sebagai kondisi utama. Z85.5 (riwayat neoplasma
ganas saluran urin) sebagai kode tambahan.

Neoplasma ganas (C00-C97)


Neoplasma ganas bibir, rongga mulut dan farings (C00-C14)
C00 Neoplasma ganas bibir
Kecuali: kulit bibir (C43.0, C44.0)
C00.0 Bibir atas luar; bibir atas: NOS, area lipstik, batas
vermilion
C00.1 Bibir bawah luar: bibir bawah: NOS, area lipstik, batas
vermilion
C00.2 Bibir luar, tidak dijelaskan: batas vermilion NOS
C00.3 Bibir atas, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa,
permukaan oral
C00.4 Bibir bawah, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa,
permukaan oral
C00.5 Bibir, tak dijelaskan, permukaan dalam: buccal, frenulum,
mucosa, perm. oral
C00.6 Sudut bibir
C00.8 Lesi overlap pada bibir
C00.9 Lip, tidak dijelaskan
C01 Neoplasma ganas basis lidah
Permukaan dorsal basis lidah
Bagian lidah yang tidak bergerak
Sepertiga belakang lidah
C02 Neoplasma ganas lidah pada bagian lain dan yang tidak
dijelaskan
C02.0 Permukaan dorsal lidah dua-pertiga depan permukaan
bawah lidah
Kecuali: permukaan dorsal dasar lidah (C01)
C02.1 Pinggir lidah ujung lidah

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C02.2 Permukaan ventral lidah dua pertiga depan permukaan
atas lidah
Frenulum linguae
C02.3 Dua-pertiga depan lidah bagian tidak dijelaskan
Sepertiga tengah lidah NOS Bagian lidah yang bergerak
NOS
C02.4 Tonsilla lingualis
Kecuali: tonsil NOS (C09.9)
C02.8 Lesi overlap pada lidah
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C01-
C02.4
C02.9 Lidah, tidak dijelaskan
C03 Neoplasma ganas gusi
Termasuk: mukosa alveoli (tonjolan); gingiva
Kecuali: neoplasma odontogenik ganas (C41.0-C41.1)
C03.0 Gusi atas
C03.1 Gusi bawah
C03.9 Gusi, tidak dijelaskan
C04 Neoplasma ganas lantai mulut
C04.0 Lantai anterior mulut anterior dari pertemuan premolar
- caninus
C04.1 Lantai lateral mulut
C04.8 Lesi overlap pada lantai mulut
C04.9 Lantai mulut, tidak dijelaskan
C05 Neoplasma ganas palatum
C05.0 Palatum durum
C05.1 Palatum molle
Kecuali: permukaan nasofarings palatum molle (C11.3)
C05.2 Uvula
C05.8 Lesi overlap pada palatum
C05.9 Palate, tidak dijelaskan; atap mulut
C06 Neoplasma ganas mulut pada bagian lain dan yang tidak
dijelaskan
C06.0 Mukosa pipi; pipi dalam
C06.1 Vestibulum mulut; sulcus buccalis (upper)(lower), sulcus
labialis (upper)(lower)
C06.2 Area retromolar
C06.8 Lesi overlap mulut pada bagian lain dan yang tidak
dijelaskan
C06.9 Mulut, tidak dijelaskan
Kelenjar saliva minor, situs tidak dijelaskan; rongga mulut
NOS
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C07 Neoplasma ganas kelenjar parotid
C08 Neoplasma ganas kelenjar saliva mayor lain dan yang tidak
dijelaskan
Kecuali: kelenjar saliva minor yang dijelaskan, diklasifikasi
menurut lokasi anatomis
kelenjar saliva minor NOS (C06.9); kelenjar parotid (C07)
C08.0 Kelenjar submandibularis; kelenjar submaxillaris
C08.1 Kelenjar sublingualis
C08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva mayor
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C07-
C08.1
C08.9 Major salivary gland, tidak dijelaskan; kelenjar saliva
(mayor) NOS
C09 Neoplasma ganas tonsil
Kecuali: Tonsilla lingualis (C02.4); tonsilla pharyngealis
(C11.1)
C09.0 Fossa tonsillaris
C09.1 Tonsillar pillar (anterior)(posterior)
C09.8 Lesi overlap pada tonsil
C09.9 Tonsil, tidak dijelaskan
Tonsil: NOS, faucialis, palatina
C10 Neoplasma ganas orofarings
Kecuali: tonsil (C09.-)
C10.0 Vallecula
C10.1 Permukaan anterior epiglottis
Pinggir [batas] bebas epiglottis; plica glossoepiglottis
Kecuali: epiglottis (pars suprahyoidea) NOS (C32.1)
C10.2 Dinding lateral orofarings
C10.3 Dinding posterior orofarings
C10.4 Branchial cleft (fistula branchial); kista branchial [situs
neoplasma]
C10.8 Lesi overlap pada orofarings
C10.9 Orofarings, tidak dijelaskan
C11 Neoplasma ganas nasofarings
C11.0 Dinding superior nasofarings;
Atap nasofarings
C11.1 Dinding posterior nasofarings;
Adenoid; tonsilla farings
C11.2 Dinding lateral nasofarings;
Fossa Rosenmuller; muara tuba auditorius; recessus farings
C11.3 Dinding anterior nasofarings
Lantai nasofarings

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Permukaan nasofarings (anterior)(posterior) palatum molle
Pinggir posterior: choana, septum hidung
C11.8 Lesi overlap pada nasofarings
C11.9 Nasofarings, tidak dijelaskan; dinding nasofarings NOS
C12 Neoplasma ganas sinus piriformis
Fossa pyriformis
C13 Neoplasma ganas hipofarings
Kecuali: sinus pyriformis (C12)
C13.0 Regio postcricoidea
C13.1 Plika ariepiglottis, permukaan hipofarings, NOS, zona
pinggir
Kecuali: Plika ariepiglottis, permukaan larings (C32.1)
C13.2 Dinding posterior hipofarings
C13.8 Lesi overlap pada hipofarings
C13.9 Hipofarings, tidak dijelaskan; dinding hipofarings NOS
C14 Neoplasma ganas bibir, rongga mulut, dan farings lainnya,
dan yang situsnya kurang jelas
Kecuali: oral cavity NOS (C06.9)
C14.0 Farings, tidak dijelaskan
C14.2 Cincin Waldeyer
C14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan farings
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C00-
C14.2
Neoplasma ganas organ pencernaan (C15-C26)
C15 Neoplasma ganas esofagus
Catatan: Terdapat dua subklasifikasi alternatif diberikan,
yaitu .0-.2 secara anatomis, dan .3-.5 menurut pertigaan.
C15.0 Esofagus bagian leher
C15.1 Esofagus bagian toraks
C15.2 Esofagus bagian abdomen
C15.3 Esofagus sepertiga atas
C15.4 Esofagus sepertiga tengah
C15.5 Esofagus sepertiga bawah
C15.8 Lesi overlap pada esofagus
C15.9 Esofagus, tidak dijelaskan
C16 Neoplasma ganas lambung
C16.0 Cardia: pertemuan lambung-esofagus; mulut lambung,
esofagus dan lambung
C16.1 Fundus lambung
C16.2 Korpus lambung
C16.3 Antrum pilori; antrum lambung

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C16.4 Pylorus; prepylorus; canalis pylori
C16.5 Kurvatura minor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai
dengan C16.1-C16.4
C16.6 Kurvatura mayor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai
dengan C16.1-C16.4
C16.8 Lesi overlap pada lambung
C16.9 Lambung, tidak dijelaskan; kanker lambung NOS
C17 Neoplasma ganas usus halus
C17.0 Duodenum
C17.1 Jejunum
C17.2 Ileum
Kecuali: katup ileocaecum (C18.0)
C17.3 Divertikulum Meckel
C17.8 Lesi overlap pada usus halus
C17.9 Usus halus, tidak dijelaskan
C18 Neoplasma ganas kolon
C18.0 Caecum; katup ileocaecum
C18.1 Appendix
C18.2 Kolon asendens
C18.3 Fleksura hepatis
C18.4 Kolon transversa
C18.5 Fleksura lienalis/splenika
C18.6 Kolon desendens
C18.7 Kolon sigmoidea; fleksura sigmoidea
Kecuali: rectosigmoid junction (C19)
C18.8 Lesi overlap pada kolon
C18.9 Kolon, tidak dijelaskan; usus besar NOS
C19 Neoplasma ganas rectosigmoid junction
C20 Neoplasma ganas rektum
C21 Neoplasma ganas anus dan saluran anus anal
C21.0 Anus, tidak dijelaskan
Kecuali: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus (C43.5,
C44.5)
C21.1 Saluran anus; sphincter ani
C21.2 Zona kloakogenic
C21.8 Lesi overlap pada rektum, anus and saluran anus
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C20-
C21.2
C22 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik
Kecuali: saluran empedu NOS (C24.9); neoplasma ganas
sekunder hati (C78.7)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C22.0 Karsinoma sel hati; Ca hepatocellular; hepatoma
C22.1 Karsinoma saluran empedu intrahepatis;
cholangiocarcinoma
C22.2 Hepatoblastoma
C22.3 Angiosarkoma hati; sarkoma sel Kupffer
C22.4 Sarkoma lain pada hati
C22.7 Karsinoma lain yang dijelaskan pada hati
C22.9 Hati, tidak dijelaskan
C23 Neoplasma ganas kantong empedu
C24 Neoplasma ganas saluran empedu yang lain dan tidak
dijelaskan
Kecuali: saluran empedu intrahepatik (C22.1)
C24.0 Saluran empedu di luar hati
Saluran empedu NOS; ductus biliaris komunis; d. cysticus;
d. hepaticus
C24.1 Ampulla Vateri
C24.8 Lesi overlap pada saluran empedu
Termasuk saluran empedu intra dan ekstrahepatik
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori
C22.0-C24.1
C24.9 Saluran empedu, tidak dijelaskan
C25 Neoplasma ganas pankreas
C25.0 Caput pancreas
C25.1 Corpus pancreas
C25.2 Cauda pancreas
C25.3 Ductus pancreaticus
C25.4 Pankreas endokrin; pulau-pulau Langerhans
C25.7 Bagian lain pankreas; leher pankreas
C25.8 Lesi overlap pada pankreas
C25.9 Pankreas, tidak dijelaskan
C26 Neoplasma ganas organ pencernaan lain dan yang tidak
jelas
Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (C48.-)
C26.0 Saluran usus, bagiannya tidak dijelaskan; usus NOS
C26.1 Limpa
Kecuali: Penyakit Hodgkin (C81.-); Limfoma non-Hodgkin
(C82-C85)
C26.8 Lesi overlap pada saluran pencernaan
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C15-
C26.1
Kecuali: Cardio-oesophageal junction (C16.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C26.9 Situs yang tidak jelas di dalam saluran pencernaan
Saluran pencernaan NOS, gastrointestinal tract NOS
Neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks (C30-C39)
Termasuk: telinga tengah
Kecuali: mesothelioma (C45.-)
C30 Neoplasma ganas rongga hidung dan telinga tengah
C30.0 Rongga hidung
Rawan hidung, concha nasales, hidung dalam, septum,
vestibulum hidung
Kecuali: pinggir posterior septum nasi dan choana
(C11.3)
tulang hidung (C41.0), kulit hidung (C43.3,
C44.3),
bulbus olfaktorius (C72.2), hidung NOS (C76.0),
C30.1 Telinga tengah
Tuba Eustachius, telinga dalam, sel-sel udara mastoid
Kecuali: tulang telinga (meatus) (C41.0), rawan telinga
(C49.0)
liang atau kulit telinga (luar) (C43.2, C44.2)
C31 Neoplasma ganas sinus-sinus aksesorius
C31.0 Sinus maxillary: Antrum (Highmore)(maxillary)
C31.1 Sinus ethmoidalis
C31.2 Sinus frontalis
C31.3 Sinus sphenoidalis
C31.8 Lesi overlap pada sinus aksesorius
C31.9 Sinus aksesorius, tidak dijelaskan
C32 Neoplasma ganas larings
C32.0 Glottis
Intrinsic larynx; pita suara (sejati) NOS
C32.1 Supraglottis
Plica aryepiglottis, permukaan larings; epiglottis (pars
suprahyoidea) NOS; larings extrinsik; pita suara palsu;
permukaan posterior (larings) epiglottis; ventricular bands
Kecuali: permukaan anterior epiglottis (C10.1),
plika aryepiglottis: NOS (C13.1),
permukaan hipofarings (C13.1), zona pinggir
(C13.1)
C32.2 Subglottis
C32.3 Rawan larings
C32.8 Lesi overlap larings
C32.9 Larings, tidak dijelaskan
C33 Neoplasma ganas trachea

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C34 Neoplasma ganas bronchus dan paru-paru
C34.0 Bronkus utama: Carina; hilus (paru-paru)
C34.1 Lobus atas, bronkus atau paru-paru
C34.2 Lobus tengah, bronkus atau paru-paru
C34.3 Lobus bawah, bronkus atau paru-paru
C34.8 Lesi overlap bronkus dan paru-paru
C34.9 Bronkus atau paru-paru, tidak dijelaskan
C37 Neoplasma ganas thymus
C38 Neoplasma ganas jantung, mediastinum dan pleura
Kecuali: mesothelioma (C45.-)
C38.0 Jantung, perikardium
Kecuali: pembuluh-pembuluh besar (C49.3)
C38.1 Mediastinum anterior
C38.2 Mediastinum posterior
C38.3 Mediastinum, bagiannya tidak dijelaskan
C38.4 Pleura
C38.8 Lesi overlap pada jantung, mediastinum dan pleura
C39 Neoplasma ganas pernafasan dan intratoraks di situs lain
dan tidak jelas
Kecuali: intratoraks NOS (C76.1)
C39.0 Saluran pernafasan atas, bagian tidak dijelaskan
C39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraks
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C30-
C39.0
C39.9 Situs yang tidak jelas di dalam sistem pernafasan
Saluran pernafasan NOS
Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi (C40-C41)
Kecuali: sumsum tulang NOS (C96.7), sinovia (C49.-)
C40 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi anggota
C40.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas
C40.1 Tulang pendek anggota atas
C40.2 Tulang panjang anggota bawah
C40.3 Tulang pendek anggota bawah
C40.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi anggota
C40.9 Tulang dan rawan sendi anggota, tidak dijelaskan
C41 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi lain dan tidak
dijelaskan
Kecuali: tulang anggota (C40.-)
rawan: telinga (C49.0), larings (C32.3), anggota (C40.-),
hidung (C30.0)
C41.0 Tulang tengkorak dan muka
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Maxilla (superior), tulang orbita
Kecuali: semua jenis karsinoma pada: sinus maxillaris
(C31.0),
rahang atas (C03.0) kecuali intraossea atau
odontogenik
C41.1 Mandibula
Kecuali: semua jenis karsinoma pada: rahang NOS
(C03.9), rahang bawah (C03.1) kecuali intraossea atau
odontogenik
C41.2 Kolom vertebra
Kecuali: sacrum dan coccyx (C41.4)
C41.3 Iga, sternum dan klavikula
C41.4 Tulang pelvik, sacrum and coccyx
C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C40-
C41.4
C41.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
Melanoma dan neoplasma ganas lain kulit (C43-C44)
C43 Melanoma maligna kulit
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /3
Kecuali: melanoma maligna kulit organ genital (C51-C52,
C60.-, C63.-)
C43.0 Melanoma maligna bibir
Kecuali: batas vermillion bibir (C00.0-C00.2)
C43.1 Melanoma maligna kelopak mata, termasuk canthus
C43.2 Melanoma maligna telinga dan liang telinga luar
C43.3 Melanoma maligna pada bagian lain dan tidak dijelaskan
pada muka
C43.4 Melanoma maligna kulit kepala dan leher
C43.5 Melanoma maligna badan; pinggir atau kulit anus, kulit
perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (C21.0)
C43.6 Melanoma maligna anggota atas, termasuk bahu
C43.7 Melanoma maligna anggota bawah, termasuk panggul
C43.8 Lesi overlap melanoma maligna kulit
C43.9 Malignant melanoma kulit, tidak dijelaskan
Melanoma (malignant) NOS

C44 Neoplasma ganas lain pada kulit


Termasuk: Neoplasma ganas: kelenjar sebasea, kelenjar
keringat
Kecuali: Sarkoma Kaposi (C46.-)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Melanoma maligna kulit (C43.-), kulit genital (C51-C52,
C60.-, C63.-)
C44.0 Kulit bibir: basal cell carcinoma of lip
Kecuali: Neoplasma ganas bibir (C00.-)
C44.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
Kecuali: jaringan ikat kelopak mata (C49.0)
C44.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
Kecuali: jaringan ikat telinga (C49.0)
C44.3 Kulit bagian lain dan yang tidak dijelaskan pada muka
C44.4 Kulit kepala dan leher
C44.5 Kulit badan, pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit
mammae
Kecuali: anus NOS (C21.0)
C44.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
C44.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
C44.8 Lesi overlap pada kulit
C44.9 Neoplasma ganas kulit, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas jaringan mesotel dan jaringan lunak (C45-C49)
C45 Mesothelioma
Termasuk: morphology code M905 dengan kode sifat /3
C45.0 Mesothelioma pleura
Kecuali: neoplasma ganas lain pleura (C38.4)
C45.1 Mesothelioma peritoneum
Mesenterium, mesokolon, omentum, peritoneum (parietal)
(pelvic)
Kecuali: neoplasma ganas lain pada peritoneum (C48.-)
C45.2 Mesothelioma perikardium
Kecuali: neoplasma ganas lain perikardium (C38.0)
C45.7 Mesothelioma pada situs lain
C45.9 Mesothelioma, tidak dijelaskan
C46 Sarkoma Kaposi
Termasuk: kode morfologis M9140 dengan kode sifat /3
C46.0 Sarkoma Kaposi skin
C46.1 Sarkoma Kaposi soft tissue
C46.2 Sarkoma Kaposi palatum
C46.3 Sarkoma Kaposi kelenjar limfe
C46.7 Sarkoma Kaposi situs lain
C46.8 Sarkoma Kaposi organ ganda
C46.9 Sarkoma Kaposi, tidak dijelaskan
C47 Neoplasma ganas syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Termasuk: syaraf dan ganglion simpatis dan parasimpatis
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C47.0 Syaraf perifer head, face and neck
Kecuali: peripheral nerves of orbit (C69.6)
C47.1 Syaraf perifer anggota atas, termasuk bahu
C47.2 Syaraf perifer anggota bawah, termasuk panggul
C47.3 Syaraf perifer toraks
C47.4 Syaraf perifer abdomen
C47.5 Syaraf perifer pelvis
C47.6 Syaraf perifer badan, tidak dijelaskan
C47.8 Lesi overlap syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
C47.9 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan

C48 Neoplasma ganas retroperitoneum and peritoneum


Kecuali: Sarcoma Kaposi (C46.1); mesothelioma (C45.-)
C48.0 Retroperitoneum
C48.1 Bagian peritoneum yang dijelaskan: mesenterium,
mesokolon, omentum, peritoneum parietalis dan
peritoneum pelvik
C48.2 Peritoneum, tidak dijelaskan
C48.8 Lesi overlap pada retroperitoneum dan peritoneum
C49 Neoplasma ganas jaringan penyambung dan jaringan lunak
lainnya
Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, jaringan
lemak, ligament (kecuali rahim), pembuluh limfe, otot,
sinovia, tendon (pembungkus)
Kecuali: rawan (dari): sendi (C40-C41), larings (C32.3), hidung
(C30.0),
jaringan ikat mammae (C50.-); sarkoma Kaposi (C46.-);
mesothelioma (C45.-); syaraf perifer dan sistem syaraf
otonom (C47.-); peritoneum (C48.-); retroperitoneum
(C48.0)
C49.0 Jaringan ikat dan lunak kepala, muka dan leher
Jaringan ikat telinga, mata, kelopak mata
Kecuali: jaringan ikat orbita (C69.6)
C49.1 Jaringan ikat dan lunak anggota atas, termasuk bahu
C49.2 Jaringan ikat dan lunak anggota bawah, termasuk panggul
C49.3 Jaringan ikat dan lunak thorax
Axilla, diaphragm, pembuluh besar
Kecuali: mammae (C50.-), jantung (C38.0), mediastinum
(C38.1-C38.3), thymus (C37)
C49.4 Jaringan ikat dan lunak abdomen: Dinding abdomen,
hypochondrium
C49.5 Jaringan ikat dan lunak pelvis: Buttock; groin, perineum

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C49.6 Jaringan ikat dan lunak pada badan, tidak dijelaskan:
Punggung NOS
C49.8 Lesi overlap jaringan ikat dan lunak
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C47-
C49.6
C49.9 Jaringan ikat dan lunak, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas mammae (C50)
C50 Neoplasma ganas mammae
Termasuk: jaringan ikat mammae
Kecuali: kulit mammae (C43.5, C44.5)
C50.0 Nipple dan areola
C50.1 Bagian sentral mamma
C50.2 Kwadran dalam-atas mamma
C50.3 Kwadran dalam-bawah mamma
C50.4 Kwadran luar-atas mamma
C50.5 Kwadran luar-bawah mamma
C50.6 Ujung mamma arah aksilla
C50.8 Lesi overlap pada mamma
C50.9 Mamma, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas organ genital wanita (C51-C58)
Termasuk: kulit organ-organ genital wanita
C51 Neoplasma ganas vulva
C51.0 Labium mayora, kelenjar Bartholini [vestibula mayor]
C51.1 Labium minus
C51.2 Clitoris
C51.8 Lesi overlap pada vulva
C51.9 Vulva, tidak dijelaskan; genitalia external wanita NOS;
pudendum
C52 Neoplasma ganas vagina
C53 Neoplasma ganas servix uteri
C53.0 Endoservix
C53.1 Exoservix
C53.8 Lesi overlap pada servix uteri
C53.9 Servix uteri, tidak dijelaskan
C54 Neoplasma ganas korpus uteri
C54.0 Isthmus uteri; segmen bawah rahim
C54.1 Endometrium
C54.2 Myometrium
C54.3 Fundus uteri
C54.8 Lesi overlap pada korpus uteri
C54.9 Korpus uteri, tidak dijelaskan
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C55 Neoplasma ganas uterus, bagian tidak dijelaskan
C56 Neoplasma ganas ovarium
C57 Neoplasma ganas organ genitalia lain wanita dan yang
tidak dijelaskan
C57.0 Tuba Fallopii; oviduct; tuba uterus
C57.1 Broad ligament (ligamentum latum)
C57.2 Round ligament (ligamentum rotundum)
C57.3 Parametrium; ligamen uterus NOS
C57.4 Adnexa uterus, tidak dijelaskan
C57.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan; korpus atau
duktus Wolffian
C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C51-
C57.7, C58
Tubo-ovarium; utero-ovarium
C57.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius wanita NOS
C58 Neoplasma ganas plasenta
Choriocarcinoma NOS
Chorionepithelioma NOS
Kecuali: chorioadenoma (destruens) (D39.2)
mola hydatidiformis: NOS (O01.9), invasive (D39.2),
malignant (D39.2)
Neoplasma ganas organ genitalia pria (C60-C63)
Termasuk: kulit organ genitalia pria
C60 Neoplasma ganas penis
C60.0 Prepuce; foreskin (kulit depan)
C60.1 Glans penis
C60.2 Batang penis; korpus kavernosum
C60.8 Lesi overlap pada penis
C60.9 Penis, tidak dijelaskan; kulit penis NOS
C61 Neoplasma ganas prostat
C62 Neoplasma ganas testis
C62.0 Undescended testis: ectopic testis; testis tertahan[situs
neoplasma]
C62.1 Descended testis: testis di dalam skrotum
C62.9 Testis, tidak dijelaskan
C63 Neoplasma ganas organ genitalia pria lain dan tidak
dijelaskan
C63.0 Epididymis
C63.1 Spermatic cord

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C63.2 Skrotum, Kulit skrotum
C63.7 Organ genitalia pria lain yang dijelaskan: Vesikula
seminalis; tunika vaginalis
C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C60-
C63.7
C63.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius pria NOS
Neoplasma ganas saluran kemih (C64-C68)
C64 Neoplasma ganas ginjal, selain pelvis ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (C65), pelvis ginjal (C65)
C65 Neoplasma ganas pelvis ginjal
Pelviureteric junction; kaliks ginjal
C66 Neoplasma ganas ureter
Kecuali: muara ureter di kandung kemih (C67.6)
C67 Neoplasma ganas kandung kemih
C67.0 Trigonum vesicae
C67.1 Puncak bladder
C67.2 Dinding lateral bladder
C67.3 Dinding anterior bladder
C67.4 Dinding posterior bladder
C67.5 Leher bladder; lobang internal uretra
C67.6 Muara ureter
C67.7 Urachus
C67.8 Lesi overlap pada bladder
C67.9 Bladder, tidak dijelaskan
C68 Neoplasma ganas organ perkemihan lain dan yang tidak
dijelaskan
Kecuali: traktus genito-urinarius NOS: wanita (C57.9), pria
(C63.9)
C68.0 Urethra
Kecuali: lobang internal uretra (C67.5)
C68.1 Kelenjar paraurethra
C68.8 Lesi overlap pada organ perkemihan
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C64-
C68.1
C68.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan; sistem urinarius NOS
Neoplasma ganas mata, otak dan bagian lain SSP (C69-C72)
C69 Neoplasma ganas mata dan adnexa
Kecuali: jaringan ikat kelopak (C49.0), kelopak (kulit) (C43.1,
C44.1)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
nervus optikus (C72.3)
C69.0 Conjunctiva
C69.1 Cornea
C69.2 Retina
C69.3 Choroid
C69.4 Korpus siliaris; bola mata
C69.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; duktus nasolakrimalis
C69.6 Orbita: jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf
perifer orbita, jaringan retrobulbar, jaringan retrookuli
Kecuali: tulang orbita (C41.0)
C69.8 Lesi overlap pada mata dan adnexa
C69.9 Mata, tidak dijelaskan
C70 Neoplasma ganas meningen
C70.0 Meningen otak
C70.1 Meningen spinalis
C70.9 Meningen, tidak dijelaskan
C71 Neoplasma ganas otak
Kecuali: nervi kraniales (C72.2-C72.5)
jaringan retrobulbar (C69.6)
C71.0 Serebrum, selain lobus dan ventrikel
Corpus callosum; supratentorium NOS
C71.1 Lobus frontalis
C71.2 Lobus temporalis
C71.3 Lobus parietalis
C71.4 Lobus oksipitalis
C71.5 Ventrikel otak
Kecuali: ventrikel IV (C71.7)
C71.6 Serebellum
C71.7 Batang otak; ventrikel IV; infratentorium NOS
C71.8 Lesi overlap pada otak
C71.9 Otak, tidak dijelaskan
C72 Neoplasma ganas medulla spinalis, nervi craniales dan
bagian lain SSP
Kecuali: meningen (C70.-)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-)
C72.0 Medulla spinalis
C72.1 Cauda equina
C72.2 Nervus olfaktorius; bulbus olfaktorius
C72.3 Nervus optikus
C72.4 Nervus akustikus

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C72.5 Nervi kraniales lain dan yang tidak dijelaskan; nervi
kraniales NOS
C72.8 Lesi overlap pada otak dan bagian lain SSP
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C70-
C72.5
C72.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf NOS
Neoplasma ganas tiroid dan kelenjar endokrin lain (C73-C75)
C73 Neoplasma ganas kelenjar tiroid
C74 Neoplasma ganas kelenjar adrenal
C74.0 Kortex kelenjar adrenal
C74.1 Medulla kelenjar adrenal
C74.9 Kelenjar adrenal, tidak dijelaskan
C75 Neoplasma ganas kelenjar endokrin lain dan struktur
terkait
Kecuali: Kelenjar adrenal (C74.-), pankreas endokrin (C25.4),
ovarium (C56), testis (C62.-), thymus (C37), kelenjar tiroid
(C73)
C75.0 Kelenjar paratiroid
C75.1 Kelenjar pituitary
C75.2 Duktus kraniopharyngeus
C75.3 Kelenjar pineal
C75.4 Carotid body
C75.5 Aortic body dan paraganglia lain
C75.8 Keterlibatan banyak kelenjar (pluriglandular), tidak
dijelaskan
Catatan: Kalau situs diketahui, mereka harus dikode secara
terpisah.
C75.9 Kelenjar endokrin, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas pada situs yang tidak jelas, sekunder dan tidak
dijelaskan (C76-C80)
C76 Neoplasma ganas pada situs-situs lain dan tidak jelas
Kecuali: Neoplasma ganas: genitourinarius NOS: wanita
(C57.9), pria (C63.9)
jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan
(C81-C96)
situs yang tidak dijelaskan (C80)
C76.0 Kepala, muka dan leher: Pipi NOS, hidung NOS
C76.1 Thorax: Axilla NOS, intratoraks NOS, toraks NOS
C76.2 Abdomen
C76.3 Pelvis: Groin NOS; Situs yang overlap dengan sistem di
dalam pelvis, seperti rektovagina (septum) dan rektovesika
(septum)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C76.4 Anggota atas
C76.5 Anggota bawah
C76.7 Situs tidak jelas lainnya
C76.8 Lesi overlap pada situs-situs lain dan tidak jelas
C77 Neoplasma ganas lymph nodes sekunder dan tidak
dijelaskan
Kecuali: Neoplasma ganas kelenjar limfe, dinyatakan primer
(C81-C87, C96.-)
C77.0 Kelenjar limfe kepala, muka dan leher: Kelenjar limfe
supraklavikula
C77.1 Kelenjar limfe intratoraks
C77.2 Kelenjar limfe intra-abdominalis
C77.3 Kelenjar limfe aksillaris dan anggota atas: Kelenjar limfe
pektoralis
C77.4 Kelenjar limfe inguinalis dan anggota bawah
C77.5 Kelenjar limfe intrapelvik
C77.8 Kelenjar limfe di berbagai tempat
C77.9 Kelenjar limfe, tidak dijelaskan
C78 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan dan
pencernaan
C78.0 Neoplasma ganas sekunder paru-paru
C78.1 Neoplasma ganas sekunder mediastinum
C78.2 Neoplasma ganas sekunder pleura
C78.3 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan lain dan
yang tidak dijelaskan
C78.4 Neoplasma ganas sekunder usus halus
C78.5 Neoplasma ganas sekunder usus besar dan rektum
C78.6 Neoplasma ganas sekunder retroperitoneum dan
peritoneum
Malignant ascites NOS
C78.7 Neoplasma ganas sekunder hati
C78.8 Neoplasma ganas sekunder organ pencernaan lain dan
yang tidak dijelaskan
C79 Neoplasma ganas sekunder pada other sites
C79.0 Neoplasma ganas sekunder ginjal dan pelvis renalis
C79.1 Neoplasma ganas sekunder bladder, organ kemih lain dan
yang tidak dijelaskan
C79.2 Neoplasma ganas sekunder kulit
C79.3 Neoplasma ganas sekunder otak dan meningen otak
C79.4 Neoplasma ganas sekunder bagian sistem syaraf lain dan
yang tidak dijelaskan
C79.5 Neoplasma ganas sekunder tulang dan sumsum tulang

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C79.6 Neoplasma ganas sekunder pada ovarium
C79.7 Neoplasma ganas sekunder kelenjar adrenal
C79.8 Neoplasma ganas sekunder pada situs lain yang dijelaskan
C80 Neoplasma ganas tanpa penjelasan situs
C80 hanya digunakan untuk kondisi utama kalau neoplasma
ganas tercatat tanpa penjelasan mengenai situsnya. Kode
tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masing-
masing neoplasma ganas tersebut.
Contoh
Kondisi utama : Carcinomatosis
Kondisi lain :-
Kode : Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya
(80)).

Kanker, karsinoma, karsinomatosis, kanker umum, keganasan


umum, keganasan, dan kanker ganda yang situsnya tidak
dijelaskan (primary)(secondary)
Malignant cachexia
Situs primer tidak diketahui
Neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan jaringan yang
berhubungan (C81-C96)
Catatan: Istilah yang digunakan pada kategori C82-C85 untuk
limfoma non-Hodgkin adalah dari the Working
Formulation, yang berusaha untuk menemukan dasar
bersama di antara berbagai skema klasifikasi. Istilah yang
digunakan dalam skema-skema ini tidak diberikan pada
Daftar Tabulasi, tapi muncul pada Indeks Alfabetis;
persamaan yang pas dengan istilah yang terdapat pada
Daftar Tabulasi tidak selalu dimungkinkan.

Termasuk: kode morfologi M959-M994 dengan kode sifat /3


Kecuali: neoplasma kelenjar limfe sekunder dan yang tidak
dijelaskan (C77.-)
C81 Penyakit Hodgkin
Termasuk: kode morfologi M965-M966 dengan kode sifat /3
C81.0 Limfosit lebih menonjol: Limfosit-histiosit lebih menonjol
C81.1 Nodular sclerosis
C81.2 Sel-sel menonjol bercampur
C81.3 Limfosit sangat sedikit
C81.7 Penyakit Hodgkin lain
C81.9 Penyakit Hodgkin, tidak dijelaskan
C82 Limfoma follikuler [nodular] non-Hodgkin

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Termasuk: limfoma follikuler non-Hodgkin dengan atau
tanpa area yang diffus
kode morfologi M969 dengan kode sifat /3
C82.0 Small cleaved cell, follikuler (sel-sel kecil terbelah)
C82.1 Campuran sel kecil terbelah dan sel besar, follikuler
C82.2 Sel besar, follikuler
C82.7 Jenis lain limfoma follikuler non-Hodgkin
C82.9 Limfoma follikuler non-Hodgkin, tidak dijelaskan
Limfoma noduler non-Hodgkin NOS
C83 Limfoma diffus non-Hodgkin
Termasuk: kode morfologi M9593, M9595, M967-M968 dengan
kode sifat /3
C83.0 Sel kecil (diffus)
C83.1 Sel kecil terbelah (diffus)
C83.2 Campuran sel kecil dan besar (diffus)
C83.3 Sel besar (diffus); sarkoma sel retikulum
C83.4 Immunoblastik (diffus)
C83.5 Lymphoblastik (diffus)
C83.6 Undifferentiated (diffus)
C83.7 Tumor Burkitt
C83.8 Jenis lain limfoma diffus non-Hodgkin
C83.9 Limfoma diffus non-Hodgkin, tidak dijelaskan
C84 Limfoma sel-T perifer dan kulit
Termasuk: morphology code M970 dengan kode sifat /3
C84.0 Mycosis fungoides
C84.1 Penyakit Sezary
C84.2 Limfoma T-zone
C84.3 Limfoma limfo-epithelioid lymphoma; limfoma Lennert
C84.4 Limfoma sel-T perifer
C84.5 Limfoma sel-T lain dan yang tidak dijelaskan
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-T
disebutkan sehubungan dengan limfoma spesifik, kode
yang lebih spesifik.
C85 Limfoma non-Hodgkin dan jenis yang tidak dijelaskan
Termasuk: kode morfologi M9590-M9592, M9594, M971
dengan kode sifat /3
C85.0 Limfosarkoma
C85.1 Limfoma sel-B, tidak dijelaskan
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-B
disebutkan sehubungan dengan limfoma spesifik, kode
yang lebih spesifik.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C85.7 Limfoma non-Hodgkin jenis lain yang dijelaskan
Retikulo-endotheliosis maligna, retikulosis maligna,
mikroglioma
C85.9 Limfoma non-Hodgkin, jenis tidak dijelaskan
Limfoma NOS, limfoma maligna NOS, limfoma non-
Hodgkin NOS
C88 Penyakit immunoproliferatif maligna
Termasuk: kode morfologi M976 dengan kode sifat /3
C88.0 Makroglobulinaemia Waldenstrom
C88.1 Penyakit alpha heavy chain
C88.2 Penyakit gamma heavy chain; penyakit Franklin
C88.3 Penyakit immunoproliferatif usus halus; penyakit
Mediterranean
C88.7 Penyakit immunoproliferatif maligna lainnya
C88.9 Penyakit immunoproliferatif maligna, tidak dijelaskan
Penyakit immunoproliferatif NOS
C90 Myeloma multipel dan neoplasma sel plasma ganas
Termasuk: kode morfologi M973, M9830 dengan kode
sifat /3
C90.0 Myeloma multipel; penyakit Kahler, myelomatosis
C90.1 Leukaemia sel plasma
C90.2 Plasmacytoma, extramedulla
Tumor sel plasma ganas NOS, plasmacytoma NOS, myeloma
soliter
C91 Leukaemia limfoid
Termasuk: kode morfologi M982, M9940-M9941 dengan kode
sifat /3
C91.0 Leukaemia limfoblast akut
Kecuali: eksasebasi akut leukemia limfosit akut (C91.1)
C91.1 Leukaemia limfosit kronis
C91.2 Leukaemia limfosit subakut
C91.3 Leukaemia prolimfosit
C91.4 Leukaemia hairy-cell (sel-sel berambut):
retikuloendotheliosis leukemia
C91.5 Leukaemia sel-T dewasa
C91.7 Leukaemia limfoid lain
C91.9 Leukaemia limfoid, tidak dijelaskan
C92 Leukaemia myeloid
Termasuk: leukaemia: granulosit, myelogen
kode morfologi M986-M988, M9930 dengan kode sifat /3
C92.0 Leukaemia myeloid akut

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kecuali: eksaserbasi akut leukaemia myeloid kronis
(C92.1)
C92.1 Leukaemia myeloid kronis
C92.2 Leukaemia myeloid subakut
C92.3 Sarkoma myeloid; khloroma; sarkoma granulosit
C92.4 Leukaemia promyelosit akut
C92.5 Leukaemia myelomonosit akut
C92.7 Leukaemia myeloid lain
C92.9 Leukaemia myeloid, tidak dijelaskan
C93 Leukaemia monosit
Termasuk: leukaemia monositoid
kode morfologi M989 dengan kode sifat /3
C93.0 Leukaemia monosit akut
Kecuali: eksaserbasi akut leukaemia monosit kronis
(C93.1)
C93.1 Leukaemia monosit kronis
C93.2 Leukaemia monosit subakut
C93.7 Leukaemia monosit lain
C93.9 Leukaemia monosit, tidak dijelaskan
C94 Leukemia lain dengan jenis sel dijelaskan
Termasuk: kode morfologi M984, M9850, M9900, M9910,
M9931-M9932 dengan kode sifat /3
Kecuali: retikuloendoteliosis leukemik (C91.4) ; leukemia sel
plasma (C90.1)
C94.0 Eritremia dan eritroleukemia akut
Myelosis eritremik akut; penyakit Di Guglielmo
C94.1 Eritremia kronis; penyakit Heilmeyer-Schoner
C94.2 Leukemia megakaryoblast akut
Leukaemia: megakaryoblast (akut), megakaryocyt (akut)
C94.3 Leukemia sel mast
C94.4 Panmyelosis akut
C94.5 Myelofibrosis akut
C94.7 Leukemia lain yang dijelaskan; leukemia sel limfosarkoma
C95 Leukaemia dengan jenis sel tidak dijelaskan
Termasuk: kode morfologi M980 dengan kode sifat /3
C95.0 Leukemia akut dengan jenis sel tidak dijelaskan
Leukaemia sel blast, leukemia sel stem
Kecuali: eksaserbasi akut leukemia kronis yang tidak
dijelaskan (C95.1)
C95.1 Leukemia kronis dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.2 Leukemia subakut dengan jenis sel tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
C95.7 Leukemia lain dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.9 Leukaemia, tidak dijelaskan
C96 Neoplasma ganas lain dan tidak dijelaskan pada jaringan
limfoid, haematopoietik dan yang berhubungan
Termasuk: kode morfologi M972, M974 dengan kode sifat /
3
C96.0 Penyakit Letterer-Siwe
retikuloendotheliosis nonlipid:, retikulosis nonlipid:
C96.1 Histiositosis maligna
Retikulosis medulla histiosit
C96.2 Tumor maligna sel mast
Malignant: mastositoma, mastositosis, sarkoma sel mast
Kecuali: leukaemia sel mast (C94.3), mastositosis (kulit)
(Q82.2)
C96.3 Limfoma histiosit sejati
C96.7 Neoplasma ganas lain jaringan limfoid, haematopoietic
dan yang berhubungan
C96.9 Neoplasma ganas jaringan limfoid, haematopoietic dan
yang berhubungan, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97)
C97 Neoplasma ganas situs ganda independen (primer)
C97. Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang
independen
C97 digunakan kalau tercatat dua atau lebih neoplasma ganas
primer yang independen sebagai kondisi utama, tanpa ada
yang lebih menonjol. Kode tambahan bisa digunakan untuk
identifikasi masing-masing neoplasma ganas tersebut.
Contoh 10
Kondisi utama : Multiple myeloma dan adenokarsinoma prostat
primer
Kondisi lain :-
Kode: Neoplasma ganas situs ganda primer yang independen
(C97).
C90.0 (multiple myeloma) dan C61 (neoplasma ganas
prostat) bisa digunakan sebagai kode tambahan
Catatan: Untuk penggunaan kategori ini, hendaknya dirujuk
aturan dan pedoman pengkodean mortalitas pada volume 2.
Neoplasma in situ (D00-D09)
Catatan: Neoplasma in situ banyak dianggap sebagai berada
dalam masa perubahan morfologis antara displasia dan
kanker yang invasif. Misalnya, untuk cervical
intraepithelial neoplasia (CIN) dikenal tiga stadium, yang
ketiga (CIN III) termasuk pada displasia berat dan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
karsinoma in situ. Sistem peringkat ini telah diperluas ke
organ lain, seperti vulva dan vagina. Deskripsi neoplasia
intraepitel stadium III, dengan atau tanpa disebutkannya
displasia, diletakkan pada bagian ini. Stadium I dan II
diklasifikasikan sebagai displasia sistem organ yang
terlibat dan harus dikode pada bab sistem tubuh yang
relevan.
Termasuk: penyakit Bowen; erythroplasia; kode morfologi
dengan kode sifat /2
eritroplasia Queyrat
D00 Carcinoma in situ rongga mulut, esofagus, dan lambung
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D00.0 Bibir, rongga mulut dan farings
Plika ariepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, zona
pinggir
Batas vermillion bibir
Kecuali: plika ariepiglottik, permukaan larings (D02.0)
epiglottis: NOS (D02.0), pars suprahyoid (D02.0)
kulit bibir (D03.0, D04.0)
D00.1 Esofagus
D00.2 Lambung
D01 Carcinoma in situ organ pencernaan lain dan yang tidak
dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D01.0 Colon
Kecuali: pertemuan rektosigmoid (D01.1)
D01.1 Pertemuan rektosigmoid
D01.2 Rektum
D01.3 Anus dan saluran anus
Kecuali: pinggir anus (D03.5, D04.5), kulit anus (D03.5,
D04.5)
kulit sekitar anus (D03.5, D04.5)
D01.4 Bagian usus lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: ampulla Vateri (D01.5)
D01.5 Hati, kantong empedu dan saluran empedu; ampulla
Vateri
D01.7 Organ pencernaan lain yang dijelaskan; pankreas
D01.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan
D02 Carcinoma in situ of middle ear and respiratory system
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D02.0 Larings: Aryepiglottic fold, permukaan larings; Epiglottis
(pars suprahyoid)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kecuali: plika aryepiglottik: NOS, permukaan hipofarings,
pinggir (D00.0)
D02.1 Trakhea
D02.2 Bronkus dan paru-paru
D02.3 Bagian lain sistem pernafasan: Sinus aksesorius, telinga
tengah, rongga hidung
Kecuali: telinga (luar)(kulit) (D03.2, D04.2)
hidung: NOS (D09.7), kulit hidung (D03.3,
D04.3)
D02.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D03 Melanoma in situ
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /2
D03.0 Melanoma in situ bibir
D03.1 Melanoma in situ kelopak mata, termasuk canthus
D03.2 Melanoma in situ telinga dan liang telinga luar
D03.3 Melanoma in situ bagian lain muka dan yang tidak
dijelaskan
D03.4 Melanoma in situ kulit kepala dan leher
D03.5 Melanoma in situ badan
Pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, mammae (kulit)
(jaringan lunak)
D03.6 Melanoma in situ anggota atas, termasuk bahu
D03.7 Melanoma in situ anggota bawah, termasuk panggul
D03.8 Melanoma in situ tempat lain
D03.9 Melanoma in situ, tidak dijelaskan
D04 Carcinoma in situ kulit
Kecuali: erythroplasia Queyrat (penis) NOS (D07.4); melanoma
in situ (D03.-)
D04.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D00.0)
D04.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
D04.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
D04.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D04.4 Kulit kulit kepala dan leher
D04.5 Kulit badan; pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit
mammae
Kecuali: anus NOS (D01.3), kulit organ genital (D07.-)
D04.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
D04.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
D04.8 Kulit tempat lain
D04.9 Kulit, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
D05 Karsinoma in situ mammae
Kecuali: karsinoma in situ kulit mammae (D04.5)
melanoma in situ mammae (kulit) (D03.5)
D05.0 Karsinoma lobularis in situ
D05.1 Karsinoma intraductus in situ
D05.7 Karsinoma in situ lain mammae
D05.9 Karsinoma in situ mammae, tidak dijelaskan
D06 Karsinoma in situ servix uteri
Termasuk: cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade
III, dengan atau tanpa disebutkan displasia berat
Kecuali: melanoma in situ servix (D03.5); displasia berat servix
NOS (N87.2)
D06.0 Endoservix
D06.1 Exoservix
D06.7 Bagian lain servix
D06.9 Servix, tidak dijelaskan
D07 Karsinoma in situ organ genital lain dan yang tidak
dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.5)
D07.0 Endometrium
D07.1 Vulva: Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade III,
dengan atau tanpa disebutkan displasia berat
Kecuali: displasia berat vulva NOS (N90.2)
D07.2 Vagina: Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN], grade III,
dengan atau tanpa disebutkan displasia berat
Kecuali: displasia berat vagina NOS (N89.2)
D07.3 Organ genitalia wanita yang lain dan tidak dijelaskan
D07.4 Penis; eritroplasia Queyrat NOS
D07.5 Prostat
D07.6 Organ genitalia pria yang lain dan tidak dijelaskan
D09 Karsinoma in situ pada situs lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D09.0 Bladder
D09.1 Organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskan
D09.2 Mata
Kecuali: kulit kelopak (D04.1)
D09.3 Tiroid dan kelenjar endokrin lain
Kecuali: pankreas endocrine (D01.7); ovarium (D07.3),
testis (D07.6)
D09.7 Karsinoma in situ pada tempat lain yang dijelaskan
D09.9 Karsinoma in situ, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Neoplasma jinak (D10-D36)
Termasuk: kode morfologi dengan kode sifat /0
D10 Neoplasma jinak mulut dan farings
D10.0 Bibir; bibir (frenulum)(sisi dalam)(mucosa)(batas
vermilion)
Kecuali: kulit bibir (D22.0, D23.0)
D10.1 Lidah, tonsilla lingualis
D10.2 Lantai mulut
D10.3 Bagian mulut yang lain dan tidak dijelaskan; kelenjar
saliva minor NOS
Kecuali: neoplasma odontogenik jinak (D16.4-D16.5),
mukosa bibir (D10.0), permukaan nasofarings palatum
molle (D10.6)
D10.4 Tonsil; tonsil (faucial)(palatina)
Kecuali: tonsilla lingualis (D10.1), tonsil farings (D10.6),
tonsillar: fossa (D10.5), pillars (D10.5)
D10.5 Bagian lain orofarings
Epiglottis, permukaan anterior
Tonsillar: fossa, pillars
Vallecula
Kecuali: epiglottis: NOS (D14.1), pars suprahyoid (D14.1)
D10.6 Nasofarings
Tonsil farings, pinggir posterior septum dan choanae
D10.7 Hipofarings
D10.9 Farings, tidak dijelaskan
D11 Neoplasma jinak kelenjar saliva mayor
Kecuali: neoplasma jinak kelenjar saliva minor yang
dijelaskan, yang diklasifikasi menurut lokasi anatomisnya
neoplasma jinak kelenjar saliva minor NOS (D10.3)
D11.0 Kelenjar parotid
D11.7 Kelenjar saliva mayor lainnya; kelenjar: sublingualis,
submandibularis
D11.9 Kelenjar saliva mayor, tidak dijelaskan
D12 Neoplasma jinak kolon, rektum, anus dan saluran anus
D12.0 Caecum; katup ileocaecum
D12.1 Appendix
D12.2 Kolon asendens
D12.3 Kolon transversa; fleksura hepatis, fleksura splinikus
D12.4 Kolon desendens
D12.5 Kolon sigmoid
D12.6 Kolon, tidak dijelaskan: adenomatosis, polyposis
(herediter) kolon
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
D12.7 Pertemuan rektosigmoid
D12.8 Rektum
D12.9 Anus dan saluran anus
Kecuali: pinggir (D22.5, D23.5), kulit anus dan perianus
(D22.5, D23.5)
D13 Neoplasma jinak bagian sistem pencernaan yang lain dan
kurang jelas
D13.0 Esofagus
D13.1 Lambung
D13.2 Duodenum
D13.3 Bagian usus halus lain dan yang tidak dijelaskan
D13.4 Liver; saluran empedu intrahepatik
D13.5 Saluran empedu ekstrahepatik
D13.6 Pankreas
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7)
D13.7 Pankreas endokrin: tumor sel pulau, pulau Langerhans
D13.9 Situ yang tidak jelas pada sistem pencernaan
Sistem pencernaan NOS, usus NOS, limpa
D14 Neoplasma jinak telinga tengah dan sistem pernafasan
D14.0 Telinga tengah, rongga hidung dan sinus aksesorius;
rawan hidung
Kecuali: liang telinga (luar)(kulit) (D22.2, D23.2)
tulang: telinga (D16.4), hidung (D16.4)
rawan telinga (D21.0)
hidung: NOS (D36.7), kulit (D22.3, D23.3)
bulbus olfaktorius (D33.3)
polip: sinus aksesorius (J33.8), hidung (rongga)
(J33.-)
polip telinga (tengah) (H74.4),
pinggir posterior dan khoanae (D10.6)
D14.1 Larings; epiglottis (pars suprahyoid)
Kecuali: permukaan anterior epiglottis (D10.5)
polip pita suara dan larings (J38.1)
D14.2 Trachea
D14.3 Bronkus dan paru-paru
D14.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D15 Neoplasma jinak other and tidak dijelaskan intrathoracic
organs
Kecuali: jaringan mesotel (D19.-)
D15.0 Thymus
D15.1 Heart

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kecuali: pembuluh besar (D21.3)
D15.2 Mediastinum
D15.7 Organ intratoraks lain yang dijelaskan
D15.9 Organ intratoraks, tidak dijelaskan
D16 Neoplasma jinak tulang dan rawan sendi
Kecuali: synovia (D21.-)
D16.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas
D16.1 Tulang pendek anggota atas
D16.2 Tulang panjang anggota bawah
D16.3 Tulang pendek anggota bawah
D16.4 Tulang tengkorak dan muka: maxilla (superior), tulang
orbital
Kecuali: tulang rahang bawah (D16.5)
D16.5 Tulang rahang bawah
D16.6 Kolom vertebrae
Kecuali: sakrum dan koksigis (D16.8)
D16.7 Iga, sternum dan klavikula
D16.8 Tulang pelvis, sakrum dan koksigis
D16.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
D17 Neoplasma lipomatosa jinak
Termasuk: kode morfologi M885-M888 dengan kode sifat /0
D17.0 Kulit dan jaringan bawah kulit kepala, muka dan leher
D17.1 Kulit dan jaringan bawah kulit badan
D17.2 Kulit dan jaringan bawah kulit anggota
D17.3 Kulit dan jaringan bawah kulit pada situs lain dan tidak
dijelaskan
D17.4 Organ intratoraks
D17.5 Organ intra-abdomen
Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (D17.7)
D17.6 Spermatic cord
D17.7 Neoplasma lipomatosa jinak pada situs lain: peritoneum,
retroperitoneum
D17.9 Neoplasma lipomatosa jinak, tidak dijelaskan; lipoma NOS
D18 Haemangioma dan lymphangioma, semua situs
Termasuk: kode morfologi M912-M917 dengan kode sifat /0
Kecuali: nevus biru atau berpigmen (D22.-)
D18.0 Haemangioma, semua situs; angioma NOS
D18.1 Lymphangioma, semua situs
D19 Neoplasma jinak jaringan mesotel
Termasuk: kode morfologi M905 dengan kode sifat /0
D19.0 Jaringan mesotel pleura
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
D19.1 Jaringan mesotel peritoneum
D19.7 Jaringan mesotel situs lain
D19.9 Jaringan mesotel, tidak dijelaskan; mesotelioma jinak
NOS
D20 Neoplasma jinak jaringan lunak retroperitoneum dan
peritoneum
Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak peritoneum dan
retroperitoneum (D17.7)
jaringan mesotel (D19.-)
D20.0 Retroperitoneum
D20.1 Peritoneum
D21 Neoplasma jinak lain jaringan ikat dan jaringan lunak lain
Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, lemak,
ligamen [kecuali pada uterus], saluran limfe, otot, sinovia,
tendon (pelapis)
Kecuali: rawan: sendi (D16.-), larings (D14.1), hidung (D14.0)
uterus: leiomyoma (D25.-), ligamen (D28.2)
jaringan vaskuler (D18.-), haemangioma (D18.0),
lymphangioma (D18.1)
neoplasma lipomatosa (D17.-), jaringan ikat mammae
(D24)
peritoneum (D20.1), retroperitoneum (D20.0)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D36.1)
D21.0 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain kepala, muka dan
leher
Jaringan ikat: telinga, kelopak mata
Kecuali: jaringan ikat orbita (D31.6)
D21.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota atas,
termasuk bahu
D21.2 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota bawah,
termasuk panggul
D21.3 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain toraks: aksila,
diafragma, pembuluh besar
Kecuali: jantung (D15.1), mediastinum (D15.2), thymus
(D15.0)
D21.4 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain abdomen
D21.5 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain pelvis
Kecuali: leiomyoma uterus (D25.-), ligamen uterus (D28.2)
D21.6 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain badan, tidak
dijelaskan; punggung NOS
D21.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain, tidak dijelaskan
D22 Naevi melanosit

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /0
naevus: NOS, blue, hairy, pigmented
D22.0 Naevi melanosit bibir
D22.1 Naevi melanosit kelopak mata, termasuk canthus
D22.2 Naevi melanosit telinga dan liang telinga luar
D22.3 Naevi melanosit bagian lain muka dan yang tidak
dijelaskan
D22.4 Naevi melanosit kulit kepala dan leher
D22.5 Naevi melanosit badan: pinggir anus; kulit anus, perianus,
mammae
D22.6 Naevi melanosit anggota atas, termasuk bahu
D22.7 Naevi melanosit anggota bawah, termasuk panggul
D22.9 Naevi melanosit, tidak dijelaskan
D23 Neoplasma jinak lain pada kulit
Termasuk: neoplasma jinak: folikel rambut, kelenjar
sebasea, kelenjar keringat
Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak (D17.0-D17.3), naevi
melanosit (D22.-)
D23.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D10.0)
D23.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
D23.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
D23.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D23.4 Kulit kulit kepala dan leher
D23.5 Kulit badan; pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae
Kecuali: anus NOS (D12.9), skin of genital organs (D28-
D29)
D23.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
D23.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
D23.9 Kulit, tidak dijelaskan
D24 Neoplasma jinak breast
Mammae: jaringan ikat, bagian lunak
Kecuali: displasia jinak mammae (N60.-), kulit mammae
(D22.5, D23.5)
D25 Leiomyoma uterus
Termasuk: neoplasma jinak uterus dengan kode morfologi
M889 dan kode sifat /0
fibromyoma uterus
D25.0 Leiomyoma submukosa uterus
D25.1 Leiomyoma intramural uterus
D25.2 Leiomyoma subserosa uterus

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
D25.9 Leiomyoma uterus, tidak dijelaskan
D26 Neoplasma jinak lain uterus
D26.0 Servix uteri
D26.1 Korpus uteri
D26.7 Bagian lain uterus
D26.9 Uterus, tidak dijelaskan
D27 Neoplasma jinak ovarium
D28 Neoplasma jinak organ genitalia lain wanita dan yang tidak
dijelaskan
Termasuk: polip adenomatosa, kulit organ genitalia wanita
D28.0 Vulva
D28.1 Vagina
D28.2 Tuba dan ligamen uterus: tuba Fallopii, ligamen uterus
(latum)(rotundum)
D28.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan
D28.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan

D29 Neoplasma jinak organ genitalia pria


Termasuk: kulit organ genitalia pria
D29.0 Penis
D29.1 Prostat
Kecuali: hyperplasia prostate (adenomatosa) (N40)
prostatic:: adenoma (N40), pembesaran,
hipertrofi (N40)
D29.2 Testis
D29.3 Epididymis
D29.4 Skrotum; kulit skrotum
D29.7 Organ genitalia lain pria: vesikula seminalis, spermatic
cord, tunica vaginalis
D29.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan

D30 Neoplasma jinak organ perkemihan


D30.0 Ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (D30.1), pelvis ginjal (D30.1)
D30.1 Pelvis ginjal
D30.2 Ureter
Kecuali: muara ureter di bladder (D30.3)
D30.3 Bladder, muara ureter di bladder, lobang pangkal uretra di
bladder
D30.4 Urethra
Kecuali: lobang pangkal uretra di bladder (D30.3)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
D30.7 Organ perkemihan lainnya: kelenjar paraurethra
D30.9 Urinary organ, tidak dijelaskan; sistem perkemihan NOS
D31 Neoplasma jinak eye and adnexa
Kecuali: jaringan ikat kelopak (D21.0),
kulit kelopak (D22.1, D23.1)
N. Optikus (D33.3)
D31.0 Konjunctiva
D31.1 Kornea
D31.2 Retina
D31.3 Khoroid
D31.4 Korpus siliaris; bola mata
D31.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; saccus lacrimalis, ductus
nasolacrimalis
D31.6 Orbita, tidak dijelaskan:
jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer
orbita,
jaringan retrobulbar, jaringan retrookuler
Kecuali: tulang orbita (D16.4)
D31.9 Mata, tidak dijelaskan
D32 Neoplasma jinak meningen
D32.0 Meningen otak
D32.1 Meningen spinalis
D32.9 Meningen, tidak dijelaskan; meningioma NOS
D33 Neoplasma jinak otak dan bagian lain sistem syaraf pusat
Kecuali: angioma (D18.0), meningen (D32.-), syaraf perifer
dan sistem syaraf otonom (D36.1), jaringan retro-okuler
(D31.6)
D33.0 Supratentorium otak
Ventrikel otak, serebrum, lobus frontalis, oksipitalis,
parietalis, temporalis
Kecuali: ventrikel IV (D33.1)
D33.1 Infratentorium otak: batang otak, serebelum, ventrikel IV
D33.2 Otak, tidak dijelaskan
D33.3 Nervi craniales; bulbus olfaktorius
D33.4 Medulla spinalis
D33.7 Bagian lain sistem syaraf pusat yang dijelaskan
D33.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf
(pusat) NOS
D34 Neoplasma jinak kelenjar tiroid
D35 Neoplasma jinak kelenjar endokrin lain dan yang tidak
dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7), ovarium (D27), testis
(D29.2), thymus (D15.0)
D35.0 Kelenjar adrenal
D35.1 Kelenjar parathyroid
D35.2 Kelenjar pituitary
D35.3 Duktus kraniofarings
D35.4 Kelenjar pineal
D35.5 Carotid body
D35.6 Aortic body dan paraganglia lain
D35.7 Kelenjar endokrin lain yang dijelaskan
D35.8 Keterlibatan pluriglandular [berbagai kelenjar yang
berbeda]
D35.9 Kelenjar endocrine, tidak dijelaskan
D36 Neoplasma jinak padasitus lain dan yang tidak dijelaskan
D36.0 Kelenjar limfe
D36.1 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Kecuali: syaraf perifer orbita (D31.6)
D36.7 Situs lain yang idjelaskan; hidung NOS
D36.9 Neoplasma jinak pada situs yang tidak dijelaskan
Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui (D37-D48)
Catatan: Kategori D37-D48 mengklasifikasi neoplasma yang
sifatnya tidak jelas atau tidak diketahui, yaitu terdapat
keraguan apakah neoplasma ini ganas atau jinak, menurut
situs. Neoplasma semacam ini diberi kode sifat /1 dalam
klasifikasi morfologi neoplasma
D37 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
rongga mulut dan organ pencernaan
D37.0 Bibir, rongga mulut dan farings
Aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, zona
pinggir
Kelenjar saliva mayor dan minor, batas vermilion bibir
Kecuali: permukaan larings plika aryepiglottik (D38.0),
epiglottis: NOS atau pars suprahyoidea (D38.0), kulit bibir
(D48.5)
D37.1 Lambung
D37.2 Usus halus
D37.3 Appendix
D37.4 Kolon
D37.5 Rektum, pertemuan rektosigmoid
D37.6 Hati, kantong empedu dan saluran empedu, ampulla
Vateri

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
D37.7 Organ pencernaan lainnya:saluran anus, sfingter ani, anus
NOS, usus NOS
Kecuali: pinggir anus (D48.5), kulit anus, kulit perianus
(D48.5)
D37.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan
D38 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
telinga tengah dan organ pernafasan dan intratoraks
Kecuali: jantung (D48.7)
D38.0 Larynx
Aryepiglottic fold, permukaan larings; epiglottis (pars
suprahyoidea)
Kecuali: aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings,
pinggir (D37.0)
D38.1 Trachea, bronkus dan paru-paru
D38.2 Pleura
D38.3 Mediastinum
D38.4 Thymus
D38.5 Organ pernafasan lain: sinus, rawan hidung, rongga
hidung, telinga tengah
Kecuali: telinga (luar)(kulit) (D48.5), nose: NOS (D48.7),
kulit (D48.5)
D38.6 Organ pernafasan, tidak dijelaskan
D39 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
genitalia wanita
D39.0 Uterus
D39.1 Ovarium
D39.2 Plasenta
Chorioadenoma destruens, mola hydatidiformis invasif atau
maligna
Kecuali: mola hydatidiformis NOS (O01.9)
D39.7 Organ genitalia wanita lainnya; kulit organ genitalia
wanita
D39.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
D40 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
genitalia pria
D40.0 Prostat
D40.1 Testis
D40.7 Organ genitalia pria lainnya, kulit organ genitalia pria
D40.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
D41 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui organ
perkemihan
D41.0 Ginjal

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kecuali: pelvis ginjal (D41.1)
D41.1 Pelvis ginjal
D41.2 Ureter
D41.3 Urethra
D41.4 Bladder
D41.7 Organ perkemihan lain
D41.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan
D42 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
meningen
D42.0 Meningen serebri
D42.1 Meningen spinalis
D42.9 Meningen, tidak dijelaskan
D43 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
otak dan SSP
Kecuali: syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D48.2)
D43.0 Supratentorium otak:
Ventrikel serebri, serebrum, lobus frontal, oksipital,
parietal, temporal
Kecuali: ventrikel IV (D43.1)
D43.1 Infratentorium otak: batang otak, serebellum, ventrikel IV
D43.2 Otak, tidak dijelaskan
D43.3 Nervi kraniales
D43.4 Medulla spinalis
D43.7 Bagian lain sistem syaraf pusat
D43.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf
(pusat) NOS
D44 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui
kelenjar endokrin
Kecuali: pankreas endokrin (D37.7), ovarium (D39.1), testis
(D40.1), thymus (D38.4)
D44.0 Kelenjar tiroid
D44.1 Kelenjar adrenal
D44.2 Kelenjar parathyroid
D44.3 Kelenjar pituitary
D44.4 Duktus kraniofarings
D44.5 Kelenjar pineal
D44.6 Carotid body
D44.7 Aortic body dan paraganglia lain
D44.8 Keterlibatan pluriglandular; adenomatosis endokrin ganda
D44.9 Endocrine gland, tidak dijelaskan
D45 Polycythaemia vera

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kode morfologi M9950 dengan kode sifat /1
D46 Sindroma myelodysplastik
Termasuk: Kode morfologi M998 dengan kode sifat /1
D46.0 Anemia refrakter tanpa sideroblasts, begitu dinyatakan
D46.1 Anemia refrakter dengan sideroblasts
D46.2 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts
D46.3 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts dengan
transformasi
D46.4 Anemia refrakter, tidak dijelaskan
D46.7 Sindroma myelodysplastik lain
D46.9 Sindroma myelodysplastik, tidak dijelaskan;
Myelodysplasia NOS, Preleukaemia (syndrome) NOS
D47 Neoplasma lain dengan sifat tak jelas atau tak diketahui
pada limfoid, hematopoietik dan jaringan yang
berhubungan
Termasuk: kode morfologi M974, M976, M996-M997 dengan
kode sifat /1
D47.0 Tumor histiosit dan sel mast dengan sifat tidak jelas atau
tidak diketahui
tumor sel mast NOS, mastocytoma NOS
Kecuali: mastocytosis (kulit) (Q82.2)
D47.1 Penyakit myeloproliferatif kronis
Myelofibrosis (dengan myeloid metaplasia)
Penyakit myeloproliferatif, tidak dijelaskan
Myelosklerosis (megakaryocytic) dengan metaplasia
myeloid
D47.2 Monoclonal gammopathy
D47.3 Essential (haemorrhagic) thrombocythaemia
Idiopathic haemorrhagic thrombocythaemia
D47.7 Neoplasma lain dengan sifat tidak jelas atau tidak
diketahui lain yang dinyatakan pada limfoid, hematopoietik
dan jaringan yang berhubungan
D47.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui
lain yang dinyatakan pada limfoid, hematopoietik dan
jaringan yang berhubungan
Penyakit limfoproliferatif NOS
D48 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
situs lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0)
D48.0 Tulang dan rawan sendi
Kecuali: rawan telinga (D48.1), larings (D38.0), hidung
(D38.5)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
jaringan ikat kelopak mata (D48.1), synovia
(D48.1)
D48.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain; jaringan ikat
telinga, kelopak mata
Kecuali: rawan sendi (D48.0), larings (D38.0), hidung
(D38.5)
jaringan ikat mammae (D48.6)
D48.2 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Kecuali: suaraf perifer orbita (D48.7)
D48.3 Retroperitoneum
D48.4 Peritoneum
D48.5 Kulit: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit
mammae
Kecuali: anus NOS (D37.7), kulit organ genital (D39.7,
D40.7)
batas vermilion bibir (D37.0)
D48.6 Mammae
Jaringan ikat mammae, cystosarcoma phyllodes
Kecuali: kulit mammae (D48.5)
D48.7 Situs lain yang dijelaskan: mata, jantung, syaraf perifer
orabita
Kecuali: jaringan ikat (D48.1), kulit kelopak mata
(D48.5)
D48.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui,
tidak dijelaskan
" Pertumbuhan NOS", neoplasma NOS, pertumbuhan baru
NOS, tumor NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Catatan untuk bab-bab spesifik (Vol. 2 ICD-10)
B20-B24. Penyakit human immunodeficiency virus (HIV)
Pasien dengan sistem imun yang rusak akibat penyakit HIV
kadang-kadang butuh pengobatan untuk lebih dari satu
penyakit pada satu periode perawatan, misalnya infeksi
mycobacterium dan cytomegalovirus. Kategori dan
subkategori terdapat pada blok ini untuk penyakit HIV
dengan berbagai penyakit yang ditimbulkannya. Kodelah
subkategori yang sesuai untuk kondisi utama sebagaimana
dipilih oleh praktisi asuhan kesehatan.
Seandainya kondisi utama adalah penyakit HIV dengan banyak
penyakit penyerta, subkategori .7 dari B20-B22 harus
digunakan. Kondisi-kondisi yang bisa diklasifikasikan pada
2 subkategori atau lebih dikode pada subkategori .7 pada
kategori yang relevan (misalnya B20 atau B21).
Subkategori B22.7 digunakan kalau terdapat kondisi yang
bisa diklasifikasikan pada 2 kategori atau lebih pada B20-
B22. Kode tambahan dari blok B20-B24 bisa digunakan,
kalau perlu, untuk menjelaskan setiap kondisi yang
terdaftar.
Kadang-kadang kalau kondisi yang berhubungan muncul lebih
dahulu daripada infeksi HIV, kombinasinya tidak boleh
dikodekan dan Selection Rules harus diikuti.
Contoh 1
KU: Penyakit HIV dan sarkoma Kaposi
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan sarkoma Kaposi
(B21.0).
Contoh 2
KU: Toxoplasmosis dan cryptococcosis pada pasien HIV
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda
(B20.7). Kode B20.8 (penyakit HIV yang menyebabkan
penyakit infeksi dan parasit lain) dan B20.5 (penyakit HIV
yang menyebabkan mikosis lain) bisa digunakan sebagai
kode tambahan, kalau diinginkan.
Contoh 3
KU: Penyakit HIV dengan pneumonia Pneumocystis carinii,
limfoma Burkitt dan kandidiasis mulut.
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda
(B22.7). Kode B20.6 (penyakit HIV menyebabkan
pneumonia Pneumocystis carinii), B21.1 (penyakit HIV
menyebabkan limfoma Burkitt), dan B20.4 (penyakit HIV
menyebabkan kandidiasis) bisa ditambahkan kalau
diinginkan.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Subkategori pada B20-B23 adalah satu-satunya kode 4-karakter
pilihan pada negara yang menggunakan versi 4-karakter
ICD 10. Kalau tidak diinginkan penggunaan pilihan ini,
kode lain di dalam klasifikasi digunakan sebagai kode
tambahan untuk identifikasi kondisi spesifik yang
ditimbulkannya. Pada contoh 1 di atas, kondisi utama bisa
dikode B21 (penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma
ganas), dengan kode C46.9 (sarkoma Kaposi) digunakan
sebagai kode tambahan. Pada contoh 2, kondisi utama bisa
dikode B20 (penyakit HIV yang menyebabkan penyakit
infeksi dan parasit), dengan kode B58.9 (Toxoplasmosis)
dan B45.9 (Cryptococcosis) bisa dipakai sebagai kode
tambahan.
Penentuan subkategori 4-karakter pada B20-B23 atau kode
penyebab ganda untuk kondisi spesifik, diputuskan ketika
ICD 10 diimplementasikan di negara bersangkutan.
B90-B94. Sekuel penyakit infeksi dan parasit
Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk KU,
kalau sifat kondisi sisa tercatat. Pada saat mengkode
kondisi sisa, B90-B94 bisa digunakan sebagai kode
tambahan pilihan (lihat hal. 25, Pengkodean sekuel kondisi
utama).
B95-B97. Bakteri, virus, dan agen infeksi lain
Kode-kode ini dipakai sebagai tambahan untuk identifikasi
penyebab infeksi pada penyakit yang klasifikasinya di luar
Bab I.
Contoh 4
KU: Cystitis akut akibat E. coli
Kode: Cystitis akut (N30.0) sebagai KU. B96.2 (E. coli
sebagai penyebab penyakit c.e.) bisa digunakan sebagai
kode tambahan pilihan.
Contoh 5
KU: Infeksi kuman
Kode: Infeksi kuman, tidak dijelaskan (A49.9) sebagai KU.
Bab II: Neoplasma
Ketika mengkode neoplasma, rujuk catatan pengantar Bab II
Volume 1 dan pendahuluan Volume 3 tentang pemberian
kode dan penggunaan deskripsi morfologis.
Neoplasma, baik primer atau metastasis, yang merupakan fokus
perawatan selama perawatan kesehatan, harus dicatat dan
dikode sebagai KU. Bisa saja KU yang dicatat oleh
praktisi asuhan kesehatan adalah neoplasma primer yang
tidak terdapat lagi (telah dibuang pada periode asuhan
sebelumnya). Untuk ini, KU dikode pada neoplasma situs
sekunder, komplikasi saat ini, atau keadaan yang bisa
dikode pada Bab XXI (lihat halaman 21, Kontak dengan
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
pelayanan kesehatan untuk alasan selain sakit) yang
merupakan fokus pengobatan atau penyelidikan sekarang.
Kode yang sesuai dari Bab XXI untuk riwayat neoplasma
pribadi bisa digunakan untuk kode tambahan pilihan.
Contoh 6
KU: Karsinoma prostat
K. lain: Bronkitis kronis
Kode: Neoplasma ganas prostat (C61) sebagai kondisi utama
Contoh 7
KU: Karsinoma mammae - dibuang dua tahun yang lalu
K. lain: Karsinoma sekunder paru-paru
Kode: Kanker paru-paru (C78.0) sebagai KU. Z85.3 (riwayat
neoplasma mammae) untuk tambahan.
Contoh 8
KU: Kanker bladder telah dibuang, dirawat untuk follow-up
dengan cystoscopy.
Kode: Pemeriksaan pasca operasi neoplasma ganas (Z08.0)
sebagai KU. Z85.5 (riwayat kanker saluran urin) bisa
sebagai kode tambahan pilihan.
C80. Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya
C97. Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang
independen
C80 hanya digunakan untuk KU kalau neoplasma ganas tercatat
tanpa penjelasan mengenai situsnya. C97 digunakan kalau
tercatat dua atau lebih neoplasma ganas primer yang
independen sebagai KU, tanpa ada yang lebih menonjol.
Kode tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masing-
masing neoplasma ganas tersebut.
Contoh 9
KU: Carcinomatosis
Kode: Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya
(C80)).
Contoh 10
KU: Multiple myeloma dan adenokarsinoma prostat primer
Kode: Neoplasma ganas situs ganda primer yang independen
(C97). Kode C90.0 (multiple myeloma) dan C61 (kanker
prostat) bisa sebagai tambahan

Morfology neoplasma

International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O)


edisi kedua tahun 1990 berisi nomenklatur untuk kode

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
morfologi neoplasma. .Nomor ini terdiri dari lima digit,
jenis histologis pada 4 digit pertama, garis miring, dan
sifatnya pada digit ke-5.
Kode sifat tersebut menunjukkan arti sebagai berikut:
/0 Jinak
/1 Tidak jelas jinak atau ganas; perbatasan keganasan, potensi
keganasan rendah*
/2 Intraepithel, tidak menginfiltrasi, tidak invasif
/3 Ganas, situs primer
/6 Ganas, situs metastatik; ganas, situs sekunder
/9 Ganas, tidak pasti apakah situs primer atau metastatik
* Kecuali cystadenoma ovarium pada M844-M849, yang dianggap
ganas.
Kode morfologi berisi kode sifat (digit 5) yang sesuai dengan
jenis histologis (digit 1-4). Kode ini harus diubah kalau ada
informasi lain yang harus disesuaikan. Misalnya,
chordoma dianggap ganas (M9370/3), namun benign chordoma
M9370/0.
superficial spreading adenocarcinoma (M8143/3), yang
noninvasive M8143/2
melanoma (M8720/3), kalau dinyatakan secondary M8720/6.
Tabel berikut menunjukkan penyesuaian kode sifat dengan
bagian-bagian Bab II:

Behaviour code categories kategori Chapter II


kode sifat
/0 Neoplasma jinak D10-D36
/1 Neoplasma dengan sifat tidak pasti D37-D48
atau tidak diketahui
/2 Neoplasma in situ D00-D09
/3 Neoplasma ganas, dinyatakan atau C00-C76;
dianggap primer C80-C97
/6 Neoplasma ganas, dinyatakan atau C77-C79
dianggap sekunder

Digit /9 pada ICD-O tidak dipakai pada ICD karena semua


neoplasma ganas dianggap primer (/3) atau sekunder (/6),
sesuai dengan informasi rekam medis.
Kadang-kadang situs yang diberikan diagnosis berbeda dari
situs yang ditentukan oleh kode spesifik suatu situs. Dalam
hal ini, kode yang dipakai adalah yang sesuai dengan
diagnosis. Misalnya, C50.- (mammae) ditambahkan pada
Infiltrating duct carcinoma (M8500/3), karena biasanya
pada mammae. Namun, kalau Infiltrating duct carcinoma
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
timbul di pankreas, kode tambahan yang benar adalah
C25.9 (Pancreas, tidak dijelaskan).
Untuk neoplasma jaringan limfoid, hematopoietik dan terkait
(M959-M998) kode yang relevan dari C81-C96 dan D45-
D47 diberikan. Kode-kode dari Bab II ini harus digunakan
tanpa menghiraukan situs neoplasma.
Kesulitan pengkodean kadang-kadang muncul ketika diagnosis
morfologis mengandung dua adjective kualifikasi yang
memiliki nomor kode yang berbeda. Misalnya transitional
cell epidermoid carcinoma. Transitional cell carcinoma
NOS adalah M8120/3 dan epidermoid carcinoma NOS
adalah M8070/3. Dalam keadaan ini, nomor yang lebih
tinggi (M8120/3) harus digunakan, karena biasanya lebih
spesifik.

RINGKASAN

Kategori berkisar dari C00 sampai D48.


136 dari 149 kategori yang tersedia telah digunakan.
Bab ini berisi 7 blok, dengan blok tumor ganas primer dibagi
lagi atas 12 sub-blok.
Tiga aspek spesifik yang dipertimbangkan ketika mengkode
neoplasma adalah
situs tumour
bentuk tumour (jenis morfologi atau histologis),
sifat tumour.
Chapter II disusun menurut situs neoplsma, sesuai dengan
sifatnya:
D10-D36 /0 jinak
D37-D48 /1 dengan sifat tidak pasti dan tidak
diketahui
D00-D07 /2 in situ
C00-C75; C81-C97 /3 ganas, dinyatakan atau dianggap
primer
C76-C80 /6 ganas, dinyatakan atau dianggap
sekunder

Morphology menguraikan struktur dan jenis sel atau jaringan


seperti terlihat pada mikroskop. Jaringan asal dan jenis sel
yang membentuk neoplasma ganas sering menentukan
kecepatan pertumbuhan, berat penyakit, dan jenis
pengobatan yang akan diberikan. Morfologi diuraikan oleh
sistem pengkodean tambahan yang ada pada ICD-10.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Nomor kode morfologi terdiri dari 5 digit yang didahului
huruf M..

Behaviour menunjukkan sifat tumor, yaitu ganas (primer atau


sekunder), in situ, tidak jelas atau tidak diketahui, atau
jinak. Sifat terdapat pada digit terakhir kode morfologis.
Kadang-kadang Indeks ICD-10 (Volume 3) menunjukkan
sifat neoplasma (karena jenis histologis selalu muncul
dalam pola tertentu), tapi kalau sifat ini ditukar dokter
maka pertukaran tersebut harus diterima. Dalam kasus ini
misalnya adenoma biasanya benign, tapi kalau dokter
mendokumentasikan sebagai malignant adenoma maka
kodelah sebagaimana pendapat dokter.

Tabel Neoplasma terdapat pada Volume 3 dan berisi kode


Chapter II untuk setiap situs anatomis tumor. Untuk setiap
tempat, terdapat lima kemungkinan nomor kode sesuai
dengan sifat tumor. Kalau diagnosis tidak menyebutkan
sifat tumor, maka periksalah morfologi pada bagian lain
Index untuk pedoman pengkodean tumor tersebut.
Misalnya Mesonephroma - see Neoplasm, malignant., anda
kemudian akan menggunakan tumor ganas, baik primer
atau sekunder, tergantung diagnosis..

Periksa Table of Neoplasms pada halaman 370-401 Alphabetical


Index dan perhatikan srtrukturnya. Baca juga catatan pada
halaman 369.

Pada Chapter II, digit ke-4 .9 adalah untuk unspecified site dan
.8 adalah untuk lesi overlap pada situs yang
berkesinambungan.

Di bagian belakang Tabular List (Volume 1), terdapat Table of


Morphology of Neoplasms, berisi daftar jenis morfologis
neoplasma yang komprehensif tapi tidak mendetil. Kalau
jenis sifat tidak terdapat bersama jenis histologis, digit
terakhir bisa diubah (kalau secara klinis benar). Misalnya,
banyak neoplasma ganas hanya dituliskan disana bersama
kode morfologis untuk lesi primer, kalau lesi sekunder
perlu dikode, ubahlah digit terakhir dari /3 menjadi /6.
Contoh:

Mencari situs dan kode morfologi yang tepat untuk pasien


wanita yang menderita lobular carcinoma yang muncul di
kwadran bawah luar pada mammae kiri..

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Step 1:
Cari lead term, carcinoma, di Alphabetical Index.

Carcinoma
- lobular (infiltrating) (M8520/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant

Step 2:
Morphology yang didapatkan adalah M8520/3. Pastikan bahwa
sifat (/3) sesuai dengan tumor yang disebtukan. Kode /3
menunjukkan keganasan primer sehingga sesuai dengan
diagnosis.

Step 3:
Periksa morphology (M8520) pada Table of Morphology of
Neoplasms di Volume 1. Morphology ternyata benar untuk
kasus ini.

Step 4:
Lihat Table of Neoplasms pada Volume 3. Gunakan daftar alfabet
situs anatomis untuk menemukan breast. Perhatikan
pembagian di bawah lead term untuk berbagai bagian
mammae. Temukan bagian untuk kwadran bawah luar.

Step 5:
Temukan kode pada baris yang sesuai dengan kolom Malignant
primary tumour. Kita mengetahui bahwa tumor muncul
pada mammae pasien, sehingga ia adalah primer dan
bukan metastasis. Tempat yang benar pada Chapter II
adalah C50.5.

Step 6:
Pastikan pilihan kode anda pada Volume 1 ICD-10. Periksa
apakah terdapat catatan esclusion yang relevan.

Step 7:
Kode yang benar untuk kasus ini adalah C50.5, M8520/3

Pages 71-85 of Volume 2 provide a large amount of information


and direction for the coder in dealing with neoplasms. Read
these notes now.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Soal-soal latihan
1.Malignant bronchial adenoma
Lihat adenoma pada Index (volume 3, halaman 31)
Adenoma
- bronchial (M8140/1) D38.1
Pada kasus ini, kode sifat (/1) menunjukkan bahwa adenoma
umumnya adalah tumor yang sifatnya tidak pasti atau tidak
dijelaskan. Diagnosis adalah tumor ganas (malignant), dan
kita bisa menganggapnya kanker primer. Jadi lihat tabel
Neoplasms (Volume 3, halaman 374).
Neoplasm
- bronchus lihat pada kolom Malignant primary -> C34.9.
2.Cholangiocarcinoma
Cholangiocarcinoma -> (M8160/3) (volume 3, halaman 96)
- unspecified site -> C22.1
Walau pun situs tidak dijelaskan, uraian kode (volume 1 halaman
193) menunjukkan bahwa tumor ini berada pada saluran
empedu intrahepatik.
3.Polycythemia vera
Polycythemia (primary) (rubra) (vera) (M9950/1) -> D45.
(volume 3, halaman 447)
4.Acute myelomonocytic leukemia
Leukemia (volume 3, halaman 334)
- myelomonocytic
- - acute (M9867/3) -> C92.5.
Lihat lebih dahulu lekemia myelomonositik sebelum modifiers
acute atau chronic.
5.Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds of
vagina
Carcinoma (volume 3, halaman 89)
- squamous cell -> (M8070/3).
Catatan di bawah Carcinoma pada Index halaman 85
menyatakan bahwa, kecuali kalau dinyatakan lain,
carcinoma pada setiap situs harus dianggap neoplasma
ganas situs tersebut. Ketika mengkode diagnosis ganda,
situsnya dicari pada tabel Neoplasms.
Neoplasm
- cervix (uteri) -> C53.9
- vagina -> C52
Untuk kode tunggal, ini, gunakan C57.8 Overlapping lesion of
female genital organs.
6.Lesion on neck identified as metastatic from squamous cell
carcinoma of tonsil
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Pada kasus ini, diagnosis adalah kanker metastatik leher yang
menyebar dari Ca sel skuamosa pada tonsil. Dalam
mengkode kondisi ganda, kedua situs primer dan
metastasis dikode. Lihat carcinoma pada Index (Volume 3,
halaman 89).
Carcinoma
- squamous cell (M8070/3).
Kode sifat 3 menunjukkan kanker primer ganas dan harus
dilihat situs kanker primer (tonsil) pada tabel Neoplasma.
Neoplasm
- tonsil -> C02.4.
Pada daftar Tabulasi terdapat Excludes: tonsil NOS (C09.9).
Jadi kode adalah C09.9.
Untuk mengkode kanker metastatik, ubah kode sifat menjadi /6
yaitu tempat sekunder. Morfologi menjadi M8070/6. Lihat
situs sekunder pada tabel neoplasma.
Neoplasm
- neck NEC # -
Tanda # (hash) menunjukkan bahwa, kalau morfologi adalah Ca
sel skuamosa, situsnya harus dikode pada kulit daerah
tersebut. Lihat Note 2 pada halaman 369 Volume 3.
Neoplasm
- skin
- neck -> C79.2.
7.Malignant fibrous histiocytoma, knee
Histiocytoma (volume 3, halaman 266)
- fibrous
- - malignant (M8830/3) - see Neoplasm, connective tissue,
malignant
Neoplasm
- connective tissue
- - knee llihat pada kolom Malignant primary (halaman 377) ->
C49.2
8.Pleomorphic adenoma, salivary glands
Adenoma (volume 3, halaman 32)
- pleomorphic (M8940/0)
Tidak ada petunjuk untuk kode kelenjar saliva,. jadi lihat tabel
Neoplasma.
Neoplasm
- salivary gland (major) lihat kolom Benign [/0 adalah jinak]
(halaman 395) -> D11.9.
9.Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years old)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Lihat tumor atau Wilm's pada Index (Volume 3, halaman 552
atau 566)
Tumor
- Wilm's (M8960/3) -> C64.
Wilm's tumor adalah kanker ginjal, terutama terjadi pada anak-
anak.
10.Mycosis fungoides
Mycosis (volume 3, halaman 363)
- fungoides (M9700/3) -> C84.0.
Deskripsi kategori halaman 217 Volume 1 juga menunjukkan
kode morfologi.
11.Myxoma of larynx
Myxoma -> (M8840/0) see also Neoplasm, connective tissue,
benign. (vol. 3, hal. 366).
Neoplasm
-connective tissue (volume 3, halaman 376).
Perhatikan bahwa tidak terdapat daftar untuk larynx pada
connective tissue. Tapi di awal bagian connective tissue
terdapat catatan yang menunjukkan bahwa kalau tidak ada
kode situs pada daftar connective tissue maka neoplasma
harus dikode pada situs itu. Jadi kita perlu melihat pada
neoplasm, larynx.
Neoplasm
-larynx lihat di bawah kolom Benign (halaman 384) -> D14.1
12.Paget's diseases of nipple
Paget's disease (volume 3, halaman 423).
-nipple -> (M8540/3) C50.0
13.Periosteal chondroma of left humerus
Chondroma (volume 3, halaman 97).
-periosteal -> (M9221/0) - see Neoplasm, bone , benign
Neoplasm
- bone
- - humerus lihat pada kolom Benign (halaman 372)-> D16.0
14.Squamous cell carcinoma of vermilion border of lower lip
Carcinoma - see also Neoplasm Malignant (volume 3, halaman
89)
- squamous (cell) -> M8070/3
Neoplasm
-lip
- - vermilion border
- - - lower lihat pada kolom Malignant primary (halaman 385) >
C00.1

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
15.Burkitts lymphoma
Lymphoma (volume 3, halaman 340).
- Burkitts -> (M9687/3) C83.7
16.Transitional cell papilloma of the bladder
Papilloma (volume 3, halaman 426).
- transitional (cell)
- bladder (urinary) -> (M8120/1) D41.4
17.Metastatic carcinoma of brain
Carcinoma (volume 3, halaman 88).
- metastatic -> (M8010/6) - see Neoplasm, secondary
Neoplasm
brain NEC lihat pada kolom Malignant secondary (halaman
374) -> C79.3
18.Carcinoid tumour of small intestine
Carcinoid -> (M8240/3) - see also Neoplasm, malignant (volume
3, halaman 84).
Neoplasm
- intestine, intestinal
-- small lihat pada kolom Malignant primary (halaman
383) -> C17.9
19.Anaplastic seminoma, left testes
Seminoma (volume 3, halaman 492).
- anaplastic -> (M9062/3)
- - specified site see Neoplasm, malignant
Neoplasm
- testes lihat pada kolom Malignant primary (halaman 399)
-> C62.9
20. Secondary neoplasm in lung
Secondary (volume 3, halaman491)
- neoplasm -> (M8000/6) - see Table of Neoplasms, secondary
Neoplasm
- lung lihat pada kolom Malignant secondary (halaman 385)
-> C78.0

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Catatan Halaman 369 ICD 10 Volume 3

1. Daftar di bawah memberikan nomor kode untuk neoplasam


menurut situs anatomis. Untuk setiap situs terdapat lima
kemungkinan nomor kode sesuai dengan apakah
neoplasma tersebut ganas, primer; ganas, sekunder; in situ;
jinak; atau memiliki sifat yang tidak pasti atau tidak
disebutkan. Deskripsi neoplasma akan sering menunjukkan
bagian mana dari kolom ini yang sesuai, misalnya
melanoma maligna kulit, karsinoma in situ servix uterus,
fibroadenoma jinak mammae.
Kalau deskripsi ini tidak terdapat, bagian lain dari Index
harus diperiksa, tempat pedoman diberikan ke arah kolom
yang sesuai untuk setiap jenis morfologis (histologis) yang
tertulis. Misalnya Mesonephroma see Neoplasm,
malignant; Embryoma see also Neoplasm, uncertain
behavior; Bowen;s disease see Neoplasm, skin, in situ.
Akan tetapi, pedoman pada Index bisa diabaikan kalau satu
di antara deskriptor di atas terdapat. Misalnya malignant
adenoma of colon dikode pada C18.9 dan bukan pada
D12.6 karena adjective malignant dapat mengalahkan
entry Adenoma see also Neoplasm, benign.

2. Situs yang diberi tanda # (seperti NEC #) hendaknya


diklasifikasikan pada neoplasma ganas dari kulit situs
tersebut kalau jenisnya adalah squamous cell carcinoma
atau suatu epidermoid carcinoma; atau pada neoplasma
jinak dari kulit situs tersebut kalau jenisnya adalah
papilloma (semua jenis).

3. Carcinoma dan adenocarcinoma, selain dari jenis


intraosseous atau odontogenic, pada situs yang diberi
tanda (misalnya ischium ) hendaknya dianggap sebagai
metastasis dari situs primer yang tidak dijelaskan dan
dikode pada C79.5

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Interpretasi Penyebab Kematian pada Neoplasma ganas.
Aturan ini biasanya untuk menentukan penyebab dasar kematian
yang dipakai pada tabulasi kematian primer. Kalau
neoplasma ganas dianggap sebagai penyebab dasar
kematian, maka situs primernya sangat perlu ditentukan,
morfologi dan sifatnya perlu dipertimbangkan. Kanker
adalah istilah generik untuk semua kelompok morfologis,
walaupun jarang digunakan pada neoplasma ganas jaringan
limfatik, hematopoietik, dan terkait. Karsinoma kadang-
kadang secara salah digunakan untuk mengganti istilah
kanker. Sertifikat kematian bisa dipertanyakan kalau
terdapat keraguan akan situs primer atau ketidaktepatan
dalam menulis sertifikat. Pada keadaan ini, kalau mungkin,
penulis sertifikat hendaknya diwawancarai untuk
klarifikasi. Seandainya ini tidak bisa dilakukan, pedoman di
bawah hendaknya digunakan.
Jenis-jenis morfologis tumor yang diklasifikasikan pada halaman
1179-1204 pada Volume I bisa ditemukan pada indeks
alfabet (volume III) dengan kode morfologisnya dan
dengan indikasi kode menurut situs.
A. Implikasi keganasan
Neoplasma yang di sertifikat tertulis telah bermetastase harus
dikode sebagai ganas, walaupun kalau tidak disebutkan
bermetastase ia bisa diklasifikasikan ke bagian lain
Chapter II.
1. I (a) Keterlibatan kelenjar limfe dalam metastase
(b) Karsinoma mammae
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9).
B. Situs dengan prefiks atau definisi tidak pas
Neoplasma dengan situs yang didahului oleh prefix peri,
para, pre, supra, infra, dan sebagainya, atau
dituliskan di dalam area atau region suatu situs, harus
dikode sebagai berikut (kecuali kalau ia memiliki indeks
yang spesifik):
* jenis morfologi yang bisa diklasifikasi pada subkategori
dari kategori C40, C41 (tulang dan rawan sendi), C43
(melanoma maligna kulit), C44 (neoplasma ganas lain
kulit), C45 (mesothelioma), C47 (syaraf perifer dan
otonom), C49 (jaringan ikat dan lunak), C70 (meningen),
C71 (otak), dan C72 (bagian lain SSP), dikode pada
subdivisi yang sesuai dengan subkategori tersebut;
* kalau tidak bisa dikategorikan pada kode di atas maka
dikode pada subdivisi yang sesuai pada C76 (situs lain dan
tidak jelas).
2. I (a) Fibrosarkoma di daerah (region) kaki

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kode neoplasma ganas jaringan ikat dan lunak anggota bawah
(C49.2).
C. Neoplasma ganas dengan situs tidak jelas, dan kondisi lain
dilaporkan
Kalau situs neoplasma ganas primer tidak dijelaskan, jangan
diasumsikan situs tersebut berdasarkan lokasi kondisi lain
yang dilaporkan seperti perforasi, obstruksi, atau
perdarahan. Kondisi-kondisi ini bisa timbul pada situs-situs
yang tidak berhubungan dengan neoplasma, misalnya
obstruksi usus bisa akibat penyebaran keganasan ovarium.
3. I (a) Obstruksi usus
(b) Karsinoma
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
D. Neoplasma ganas dengan situs primer disebutkan
Kalau situs tertentu dinyatakan primer, ia harus dipilih (tanpa
peduli posisinya pada Part I atau II sertifikat). Kalau situs
primer dinyatakan tidak diketahui, maka lihat pada bagian
E berikut (situs primer tidak diketahui). Situs primer bisa
ditunjukkan oleh pernyataan satu di antara cara-cara
berikut:

a. Suatu situs dinyatakan sebagai primer baik pada Part I atau


pun II:
4. I (a) Karsinoma bladder
II Primer pada ginjal
Kode neoplasma ganas pada ginjal (C64).
b. Spesifikasi situs lain sebagai sekunder, metastase, spread,
atau carcinomatosis.
5. I (a) Karsinoma mammae
(b) Secondaries in brain
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), karena rule 2 berlaku.
c. Morfologi menunjukkan neoplasma ganas primer. Kalau jenis
morfologis memberi implikasi situs primer, misalnya
hepatoma, pertimbangkan ini seolah-olah kata primer
telah diikutkan.
6. I (a) Karsinoma metastase
(b) Adenokarsinoma pseudo-musinosa
Kode neoplasma ganas ovarium (C56), adenokarsinoma
pseudomusinosa dengan situs yang tidak jelas masuk ke
kelompok ovarium di Volume 3.
Kalau dua atau lebih situs primer atau morfologi ditentukan,
mereka harus dikode sesuai dengan bagian-bagian F, G,
dan H di bawah.
E. Situs primer tidak diketahui
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kalau dinyatakan situs primer tidak diketahui atau sejenisnya,
kodelah jenis morfologi yang terlibat (misal
adenokarsinoma C80, fibrosarkoma C49.9, osteosarkoma
C41.9) pada kategori situs yang tidak jelas.
7. I (a) Karsinoma sekunder hati
(b) Situs primer tidak diketahui
(c) ? Lambung ? Kolon
Kode karsinoma tanpa spesifikasi situs (C80).
8. I (a) Metastase umum
(b) Melanoma punggung
(c) Situs primer tidak diketahui
Kode neoplasma ganas dengan situs yang tidak dijelaskan
(C43.9).
F. Situs ganda independen/primer (C37)
Kehadiran lebih dari satu neoplasma primer bisa ditunjukkan
oleh adanya dua situs anatomis yang berbeda atau dua jenis
yang morfologinya sangat berbeda (seperti hipernefroma
dan karsinoma intraduktus); atau oleh campuran jenis
morfologi yang menunjukkan situs spesifik, tambah adanya
situs kedua. Sangat tidak mungkin suatu keganasan primer
disebabkan oleh keganasan primer lain, kecuali pada
neoplasma ganas limfoid, jaringan hematopoietik, dan
terkait (C81-C96), tempat bentuk keganasan bisa berakhir
pada keganasan lain (seperti lekemia bisa timbul setelah
limfoma non-Hodgkin).
Kalau dua atau lebih situs yang disebut pada bagian I berada
pada sistem organ yang sama, lihat penjelasan bagian H
(situs ganda). Kalau situs-situs ini tidak berada pada
sistem organ yang sama dan tidak jelas mana yang primer
atau sekunder, kodelah neoplasma ganas dengan situs
ganda independen (primer (C97), kecuali kalau semuanya
bisa diklasifikasikan pada C81-C96, atau satu dari situs
yang disebutkan adalah situs umum dari metastasis atau
paru-paru (lihat G: Neoplasma metastasis).
9. I (a) Kanker lambung
(b) Kanker mammae
Kodelah C97, karena dua situs anatomis yang berbeda disebut di
bagian I, dan rendahnya kemungkinan satu neoplasma
disebabkan oleh yang lain.

10. I (a) Penyakit Hodgkin


(b) Karsinoma kandung kemih
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independent (primer)
(C97), karena dua jenis morfologis yang jauh berbeda telah
disebutkan.
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
11. I (a) Lekemia limfositik akut
(b) Limfoma non-Hodgkin
Kode limfoma non-Hodgkin (C85.9), karena keduanya bisa
diklasifikasikan pada C81-C96 dan sekuensi (urutan
kejadiannya) dapat diterima.
12. I (a) Leukemia
(b) Limfoma non-Hodgkin
(c) Karsinoma ovarium
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independent (primer)
(C97),.karena, walaupun dua dari neoplasma ini bisa
diklasifikasikan pada C81-C96, terdapat pernyataan
mengenai situs di tempat lain.
13. I (a) Leukemia
II. Karsinoma mammae
Kode leukemia (C95.9) karena karsinoma mammae berada di
bagian II. Kalau berurusan dengan situs ganda, hanya situs
pada bagian I sertifikat kematian yang dipertimbangkan
(lihat H).

G. Neoplasma metastasis
Kalau neoplasma ganas bermetastasis, biasanya ia
mempertahankan morfologi yang sama walaupun
differensiasinya (perubahan bentuk sel-sel) berkurang.
Beberapa metastasis memiliki tampilan mikroskopis yang
khas sehingga ahli patologi dapat mengetahui situs
primernya dengan yakin, misalnya tiroid. Metastasis yang
luas dari suatu karsinoma sering disebut karsinomatosis.
Kalau satu term yang tidak spesifik seperti karsinoma
atau sarkoma muncul bersamaan dengan term yang
menunjukkan bentuk jaringan yang lebih spesifik yang
berada pada kelompok yang sama, kodelah situs dengan
morfologi yang lebih spesifik, sambil menganggap bahwa
yang satu lagi adalah metastasis.

Situs-situs umum metastasis:


Paru-paru Pleura Diafragma
Jantung Mediastinum Kelenjar limfe
Hati Peritoneum Retroperitoneum
Otak Medulla Spinalis Meningen
Tulang Situs susah dijelaskan (C76)
Paru-paru merupakan masalah khusus karena merupakan situs
umum neoplasma ganas metastasis dan primer. Paru-paru
harus dianggap sebagai situs umum metastasis kalau ia
dituliskan bersama situs lain yang tidak ada pada daftar di
atas. Akan tetapi kalau kanker bronkus atau bronkogenik

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
disebutkan, maka kanker ini harus dianggap primer. Kalau
paru-paru disebutkan dan situs lain hanya terdapat pada
daftar situs umum metastasis, pertimbangkanlah kanker
primer paru-paru.
Neoplasma ganas kelenjar limfe yang tidak dinyatakan sebagai
primer harus dianggap sebagai sekunder.

Walaupun sel-sel ganas dapat bermetastatis kemana saja di


seluruh tubuh, situs-situs tertentu merupakan tempat yang
lebih umum daripada situs lainnya dan harus diperlakukan
dengan berbeda. Namun, kalau satu di antara situs-situs ini
muncul sendirian pada sertifikat kematian dan tidak
dinyatakan sebagai metastasis, maka ia harus dianggap
primer.
14. I (a) Kanker otak
Kode neoplasma ganas otak (C71.9).

15. I (a) Kanker tulang


(b) Karsinoma metastatis pada paru-paru
Kode neoplasma ganas paru-paru (C34.9) karena tulang berada
pada daftar situs umum metastasis sehingga paru-paru
dapat dianggap sebagai primer.

Kata metastasis bisa digunakan dalam dua cara, kadang-


kadang berarti sekunder dari tempat primer lain dan
kadang-kadang menunjukkan kanker primer yang telah
memberi metastasis. Untuk menghindari keraguan, maka
pedoman berikut ini disarankan:

a. Neoplasma ganas yang dinyatakan bermetastasis dari suatu


tempat spesifik hendaknya dianggap primer dari tempat
tersebut.
16. I (a) Teratoma metastasis dari ovarium
Kode neoplasma ganas ovarium (C56).

b. Neoplasma ganas yang diuraikan sebagai bermetastasis ke


suatu tempat hendaknya dianggap sebagai sekunder pada
tempat tersebut, kecuali kalau morfologis menunjukkan
situs primer yang spesifik.
17. I (a) Karsinoma metastasis ke rektum
Kode neoplasma ganas sekunder rektum (C78.5). Kata ke
dengan jelas menunjukkan bahwa rektum adalah sekunder.
18. I (a) Osteosarkoma metastasis ke otak

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kode neoplasma ganas tulang (C41.9), karena ini merupakan
tempat osteosarkoma yang tidak dinyatakan dengan jelas.

c. Neoplasma ganas tunggal dinyatakan sebagai metastasis


(of).
Istilah metastatic dan metastatic of agar diartikan sebagai
berikut:
(i) Kalau suatu tempat disebutkan dan memenuhi syarat sebagai
metastasis, kodelah keganasan primer tempat tersebut
kalau jenis morfologis tidak disebutkan dan ia bukan
merupakan situs metastasis umum.
19. I (a) Kanker serviks, metastasis
Kode neoplasma ganas serviks (C53.9).
(ii) Kalau tempat tidak disebutkan tapi jenis morfologis
memenuhi syarat metastasis, kode sebagai situs primer
yang tidak dijelaskan dari jenis morfologis yang terlibat.
20. I (a) Karsinoma metastasis sel-sel oat
Kode neoplasma ganas paru-paru (C34.9).
(iii) Kalau jenis morfologis tunggal dan suatu situs, selain dari
situs metastasis umum, disebutkan sebagai metastasis,
kode kategori spesifik jenis morfologis dan situs yang
terlibat itu.
21. I (a) Melanoma metastasis lengan
Kode neoplasma ganas kulit lengan (C43.6), karena pada kasus
ini situs yang tidak dijelaskan dengan baik itu merupakan
situs spesifik untuk melanoma, bukan situs umum
metastasis yang bisa diklasifikasikan pada C76..

(iv) Kalau jenis morfologi tunggal dinyatakan metastasis


sedangkan situs yang disebut adalah satu di antara situs-
situs umum metastasis selain paru-paru, kodelah jenis
morfologis itu dengan situs tidak dijelaskan; kecuali kalau
situs yang tidak jelas itu diklasifikasikan pada C80
(neoplasma ganas dengan situs tidak jelas), karena disini
pengkodean adalah pada neoplasma ganas sekunder dari
situs tersebut.
22. I (a) Osteosarkoma metastasis otak
Kode neoplasma ganas tulang, tidak dijelaskan (C41.9), karena
otak berada pada daftar situs umum metastasis.

(v) Kalau satu di antara situs-situs umum metastasis, selain


paru-paru, dinyatakan sebagai metastasis, sedangkan situs
atau morfologis lain tidak disebutkan, kodelah neoplasma
sekunder situs tersebut (C77-C79).

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
23. I (a) Karsinoma metastasis otak
Kode neoplasma ganas sekunder otak (C79.3).

24. I (a) Karsinoma metastasis paru-paru


Kode neoplasma ganas paru-paru (C34.9).

d. Lebih dari satu neoplasma ganas memenuhi syarat sebagai


metastasis.
(i) Kalau dilaporkan dua atau lebih situs dengan morfologi yang
sama, dan semuanya memenuhi syarat sebagai metastasis
namun tidak berada pada daftar situs umum metastasis,
kodelah sebagaimana untuk situs primer yang tidak
dijelaskan pada sistem anatomis dan jenis morfologis yang
terlibat.
25. I (a) Karsinoma metastasis prostat
(b) Karsinoma metastasis kulit
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi tempat (C80), karena
karsinoma metastasis prostat tidak disebabkan oleh
karsinoma metastasis kulit; keduanya berkemungkinan
disebarkan dari neoplasma ganas dengan situs primer yang
tidak diketahui, yang semestinya telah tertulis pada baris
(c).
26. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma metastasis mammae
(c) Karsinoma metastasis paru-paru
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi tempat (C80), karena
mammae dan lambung tidak berada pada sistem anatomis
yang sama dan paru-paru berada pada daftar situs umum
metastatis.
(ii) Kalau dua atau lebih jenis morfologis dari kelompok
histologis berbeda memenuhi syarat sebagai metastasis,
kodelah neoplasma ganas situs-situs primer .ganda (C97)
(Lihat F)
27. I (a) Obstruksi usus
(b) Adenokarsinoma metastasis usus
(c) Sarkoma metastasis uterus
Kode neoplasma ganas situs-situs primer ganda (C97).
(iii) Kalau sebuah situs yang menunjukkan morfologi dan sebuah
situs anatomis independen memenuhi syarat sebagai
metastasis, kodelah neoplasma ganas tanpa spesifikasi
situs.
28. I (a) Karsinoma kolon dan sel-sel ginjal metastasis
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
(iv) Kalau lebih dari satu situs dengan morfologi yang sama
disebutkan dan hanya satu yang tidak memenuhi syarat
sebagai metastasis atau tidak terdapat pada daftar situs
umum metastasis, kodelah situs yang tidak memenuhi
syarat metastastik tersebut. Ini dilakukan tanpa peduli
urutan entri atau posisinya pada Bagian I atau II sertifikat.
Kalau semua situs memenuhi syarat sebagai metastasis
atau berada pada daftar situs umum metastasis, termasuk
paru-paru, kodelah neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs
(C80).
29. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma kandung empedu
(c) Karsinoma metastasis kolon
Kode neoplasma ganas kandung empedu (C23).
30. I (a) Karsinoma metastasis ovarium
(b) Karsinoma paru-paru
(c) Karsinoma metastasis serviks
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
31. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma metastasis paru-paru
II Karsinoma kolon
Kode neoplasma ganas kolon (C18.9), karena ini satu-satunya
diagnosis yang tidak memenuhi syarat sebagai metastasis,
walaupun letaknya di Bagian II.
(v) Kalau semua situs yang disebutkan berada pada daftar situs
umum metastasis, kode situs primer yang tidak diketahui
untuk jenis morfologis yang terlibat, kecuali kalau paru-
paru disebutkan, kodelah neoplasma ganas paru-paru
(C34.-)
32. I (a) Kanker hati
(b) Kanker abdomen
Kode neoplasma ganas dengan situs yang tidak dijelaskan (C80),
karena keduanya terdapat pada daftar situs umum
metastasis. (Abdomen adalah satu di antara situs kabur
yang termasuk pada C76.-)
33. I (a) Kanker otak
(b) Kanker paru-paru
Kode kanker paru-paru (C34.9), karena paru-paru disini
dianggap primer. Hal ini disebabkan karena otak, satu-
satunya situs lain yang disebutkan, berada pada daftar
situs umum metastasis.
(vi) Kalau hanya satu di antara situs yang disebutkan berada
pada daftar situs umum metastasis, kodelah situs yang
tidak terdapat pada daftar itu.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
34. I (a) Kanker paru-paru
(b) Kanker mammae
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), karena paru-paru
disini dianggap sebagai situs metastasis. Hal ini
disebabkan karena mammae tidak berada pada daftar situs
umum metastasis.
(vii) Kalau satu atau lebih situs yang disebutkan berada pada
daftar situs umum metastasis, tapi dua atau lebih situs
atau jenis morfologis yang berbeda juga disebutkan,
kodelah neoplasma ganas situs ganda independen (primer)
(C97).
35. I (a) Kanker hati
(b) Kanker kandung kencing
(c) Kanker kolon
Kode neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97),
karena hati berada pada daftar situs umum metastasis dan
terdapat pula dua situs independen lainnya.

(viii) Kalau terdapat campuran beberapa situs yang memenuhi


syarat sebagai metastasis dan beberapa situs lain
disebutkan, pedomanilah Rule-Rule untuk situs-situs ganda
(lihat bagian F di atas dan H di bawah).

H. Situs-situs ganda
Pada saat mengolah situs-situs ganda, hanya situs-situs pada
Bagian I sertifikat yang hendaknya diperhatikan.
Kalau neoplasma ganas dengan lebih dari satu situs terdapat
pada sertifikat, situs yang didaftarkan sebagai primer atau
tidak menunjukkan apakah primer atau sekunder yang
harus dipilih (Lihat bagian D, E, dan F di atas).
Situs ganda tanpa adanya spesifikasi sebagai primer.
a. Walaupun dinyatakan untuk hanya mempertimbangkan situs
yang ada pada Bagian I, kalau satu di antara situs umum
metastasis, selain paru-paru, dan situs atau jenis
morfologis lain disebutkan dimana saja pada sertifikat,
maka kodelah situs lain tersebut. Namun kalau suatu
neoplasma ganas pada jaringan limfatik, hematopoietik
atau yang berhubungan terdapat pada Bagian II, maka
hanya Bagian I saja yang hendaknya dipertimbangkan.
36. I (a) Kanker lambung
(b) Kanker hati
Kode neoplasma ganas lambung (C16.9). Walaupun urutannya
memberikan kesan bahwa hati adalah situs utama,
metastasis dari hati (yang sesungguhnya tempat umum
metastasis) ke lambung adalah kurang mungkin sehingga
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
perlu diasumsikan bahwa kanker lambung yang menyebar
ke hati.
37. I (a) Kanker peritoneum
II Karsinoma mammae
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), kanker peritoneum
dianggap sekunder karena ia berada di dalam daftar situs
umum metastasis.
b. Neoplasma ganas yang diuraikan sebagai suatu situs atau
situs lain, atau kalau ada kesan atau, harus dikode pada
kategori yang melibatkan kedua situs. Kalau tidak ada
kategori yang pantas untuk itu, kode situs yang tidak
dijelaskan untuk jenis morfologis yang terlibat. Rule ini
berlaku untuk semua situs, baik ada atau tidak ada pada
daftar situs umum metastasis.
38. I (a) Karsinoma kolon asendens atau desendens
Kode neoplasma ganas kolon, tidak dijelaskan (C18.9).
39. I (a) Karsinoma vertebra lumbalis atau sakrum
Kode neoplasma ganas tulang, tidak dijelaskan (C41.9).

c. Kalau dua atau lebih jenis neoplasma ganas terdapat pada


jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan,
(C81-C96), kode sesuai dengan urutan yang diberikan
karena neoplasma ini kadang-kadang berakhir sebagai
entitas lain di dalam C81-C96. eksaserbasi akut dari, atau
krisis blast di dalam, lekemia kronis, hendaknya dikode
menurut bentuk kronis.
40. I (a) Lekemia limfosit akut
(b) limfoma non-Hodgkin
Kode limfoma non-Hodgkin (C85.9).
41. I (a) Lekemia limfosit akut dan kronis
Kode lekemia limfosit kronis (C91.1).
Situs ganda pada sistem organ yang sama
Kalau situs-situs yang disebutkan berada pada sistem organ
yang sama dan berkesinambungan, subkategori .8,
termasuk yang tercantum di halaman 183 volume 1, harus
digunakan. Ini berlaku kalau sertifikat menjelaskan situs
sebagai satu situs dan situs lainnya, atau kalau situs-
situs disebutkan pada baris yang berbeda. Kode
subkategori .8 yang melibatkan kedua situs. Kalau ada
keraguan mengenai kesinambungan situs-situs yang
disebutkan, kode situs yang tidak dijelaskan untuk organ
yang disebutkan.
a. Kalau disebutkan adanya dua subsitus yang
berkesinambungan pada situs yang sama, kode subkategori
.8 untuk kategori tiga-karakternya.
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
42. I (a) Karsinoma kolon desendens dan sigmoid
Kode neoplasma ganas overlapping pada kolon (C18.8).
b. Kalau subsitus tidak berkesinambungan, kode subkategori .9
pada kategori tiga-karakternya
43. I (a) Karsinoma kepala pankreas
(b) Karsinoma ekor pankreas
Kode neoplasma ganas pankreas, tidak dijelaskan (C25.9).
c. Kalau disebutkan dua situs berkesinambungan yang
diklasifikasikan pada kategori tiga-karakter yang terpisah
pada sistem tubuh yang sama, kode subkategori .8 untuk
sistem tubuh umum (lihat daftar pada note 5 pada halaman
183 Volume 1)
44. I (a) Karsinoma vagina dan serviks
Kode neoplasma ganas situs-situ overlap pada organ genital
perempuan (C57.8).
d. Kalau dua situs disebutkan pada sertifikat dan keduanya
berada pada sistem organ yang sama dan memiliki jenis
morfologis yang sama, kode subkategori .9 pada sistem
organ tersebut, seperti pada daftar berikut:
C26.9 situs tidak jelas di dalam sistem pencernaan
C39.9 Situs tidak jelas di dalam sistem pernafasan
C41.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
C49.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak, tidak dijelaskan
C57.9 Organ genital perempuan, tidak dijelaskan
C63.9 Organ genital laki-laki, tidak dijelaskan
C68.9 Organ urinarius, tidak dijelaskan
C72.9 sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan.

45. I (a) Embolisme paru-paru


(b) Kanker lambung
(c) Kanker kandung empedu
Kode situs yang tidak jelas di dalam sistem pencernaan (C26.9).

e. Kalau tidak tersedia subkategori .8 atau .9, kode neoplasma


ganas dengan situs ganda independen (primer (C97).
46. I (a) Cardiac arrest (jantung berhenti mendadak)
(b) Karsinoma prostat atau kandung kencing
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independen (primer
(C97), karena tidak tersedia subkategori .8

I. Penyakit Infeksi dan Neoplasma Ganas

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
a. Akibat efek kemoterapi terhadap sistem imun, beberapa
pasien kanker menjadi mudah terserang penyakit infeksi
dan meninggal akibat infeksi tersebut. Jadi, setiap penyakit
infeksi yang diklasifikasikan pada A00-B19 atau B25-B64,
yang dilaporkan sebagai akibat kanker, akan merupakan
urutan yang bisa diterima baik di dalam Bagian I atau
Bagian II.
47. I (a) Zoster
(b) Lekemia limfosit kronis
Kode lekemia limfosit kronis (C91.1)

b. Kecuali untuk penyakit HIV, tidak satu pun penyakit infeksi


atau parasit yang bisa diterima sebagai penyebab
neoplasma ganas.
48. I (a) Karsinoma hepatosellular
(b) Virus Hepatitis B
Kode karsinoma hepatoseluler (C22.0)
49. I (a) Tumor Burkitt
(b) Virus Epstein-Barr
Kode tumor Burkitt (C83.7)
50. I (a) Cholangiokarsinoma hati
(b) Clonorchiasis
Kode neoplasma ganas saluran empedu intrahepatika (C22.1)
J. Neoplasma Ganas dan Penyakit Sirkulasi
Penyakit sirkulasi akut atau fatal berikut ini bisa diterima pada
Bagian I sebagai akibat neoplasma ganas:
I21 - I22 Infark miokardium akut
I24.- Penyakit jantung iskemik akut lainnya
I26.- Embolisme paru-paru
I30.- Perikarditis akut
I33.- Endokarditis akut dan subakut
I40.- Miokarditis akut
I44.- Blok atrioventrikel dan cabang bundel kiri
I45.- Kelainan konduksi lainnya
I46.- Serangan jantung (cardiac arrest)
I47.- Takikardia paroksismal
I48 Fibrillasi dan flutter atrium
I49.- Aritmia jantung lainnya
I50.- Kegagalan jantung
I51.8 Penyakit jantung lain yang tidak jelas
I60 I69 Penyakit serebro-vaskuler, kecuali I67.0,-I67.5, I67.9,
I69.-

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Penyakit-penyakit sirkulasi berikut ini tidak dianggap akibat
neoplasma ganas:
I00 I09 Demam rematik dan penyakit jantung rematik
I10 I15 Penyakit hipertensi (kecuali kalau dilaporkan sebagai
akibat neoplasma endokrin, neoplasma ginjal, dan tumor-
tumor karsinoid)
I20.- Angina pectoris
I25.- Penyakit jantung iskemik kronis
I70.- Aterosklerosis

This chapter covers the coding of all neoplastic tumours.


IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER
Categories range from C00 to D48.
136 of the 149 available categories have been allocated.
The chapter is divided into 7 blocks, with the block of primary
malignancy codes subdivided into 12 further sub-blocks.
It is especially important when coding neoplasms to use both
Volume 1 and Volume 3 in identifying the correct set of
codes
The three specific aspects to take into account when coding
neoplasms are
the site of the tumour
the nature of the tumour (also known as the morphology or
histological type),
and the behaviour of the tumour.
Chapter II is organised by tumour site along the following lines,
in terms of behaviour of neoplasms:
D10-D36 /0 benign neoplasms
D37-D48 /1 neoplasms of uncertain and
unknown behaviour
D00-D07 /2 in situ neoplasms
C00-C75 & /3 malignant neoplasms, stated
or presumed to C81-C97 be primary
lesions
C76-C80 /6 malignant neoplasms, stated or
presumed to be secondary lesions.
Morphology describes the structure and type of cells or tissues
as seen under the microscope. The tissue of origin and the
type of cells that make up a malignant neoplasm often
determine the expected rate of growth, the severity and the
type of treatment given. Morphology is described by an
additional coding system found in the ICD-10. The

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
morphology code numbers are 6 digits long, including the
prefix M.
Behaviour indicates how the tumour will behave ie. malignant
(primary or secondary), in situ, of uncertain or unknown
behaviour or benign. The behaviour is the final digit of the
morphology code. Sometimes the ICD-10 Index indicates
the behaviour of a neoplasm (because the histological type
always acts in a certain pattern) but, when coding, if the
clinician overrides the expected behaviour then accept the
override in that particular case e.g. adenoma is usually
benign, but if clinician documents a case with malignant
adenoma code the case as such.
The Table of Neoplasms is included in Volume 3 and includes the
Chapter II codes for each anatomical site of tumour. For
each site, there are five possible code numbers according to
the behaviour of the tumour. If the diagnosis you are
coding does not describe the behaviour of the tumour, you
should look up the morphology in the rest of the Index for
guidance as to how the tumour should be coded. E.g.
Mesonephroma - see Neoplasm, malignant. You would
therefore use the malignant primary tumour or malignant
secondary tumour, depending on the diagnosis.
Check the Table of Neoplasms on pages 370-401 of the
Alphabetical Index and look at how it is structured. Read
also the notes on page 369.
In Chapter II, the 4th digit .9 is for unspecified site and .8 is for
overlapping lesions of contiguous sites.
At the back of the Tabular List, is a Table of Morphology of
Neoplasms. This table consists of a comprehensive but not
exhaustive list of morphological types of neoplasms; the
coder should be aware that if the behaviour type being
sought is not listed with the histological type then the final
digit can be changed (if this is clinically correct) for
example, many malignant neoplasms are listed only with
the morphology code for the primary lesion; if a secondary
lesion needs to be coded, change the final 3 to 6 and
the code is correct.
Example:
To find the correct site and morphology codes for a female
patient suffering from lobular carcinoma arising in the
lower outer quadrant of the left breast.
Step 1:
Look up the lead term, carcinoma, in the Alphabetical Index.
Carcinoma
- lobular (infiltrating) (M8520/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Step 2:
The morphology you are given is M8520/3. Confirm that the
behaviour (/3) is appropriate for the tumour being
described. /3 indicates a primary malignancy and is
therefore appropriate for this case.
Step 3:
Check the morphology (M8520) in the Table of Morphology of
Neoplasms in Volume 1. The morphology is correct for this
case.
Step 4:
Look up the Table of Neoplasms in volume 3. Use the alphabetic
listing of anatomical sites to find the entry for breast.
Note the subdivisions under the lead term for different
parts of the breast. Find the section for the lower outer
quadrant.
Step 5:
Find the code across the row that corresponds to the column
Malignant primary tumour. We are told that the tumour
arose in the patients breast; it is therefore a primary
tumour and not a metastasis. The correct site or Chapter II
code is therefore
C50.5.
Step 6:
Confirm your code selection in Volume 1 of the ICD-10. Check
whether there are any relevant exclusion notes.
Step 7:
The codes for this case are C50.5, M8520/3
Pages 71-85 of Volume 2 provide a large amount of information
and direction for the coder in dealing with neoplasms. Read
these notes now.
CODING EXERCISES
1. Malignant bronchial adenoma

2. Cholangiocarcinoma

3. Polycythemia vera

4. Acute myelomonocytic leukaemia

5. Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds


of vagina

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
6. Lesion on neck identified as metastatic to squamous cell
carcinoma of tonsil

7. Malignant fibrous histiocytoma, knee

8. Pleomorphic adenoma, salivary glands

9. Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years


old)

10. Mycosis fungoides


11. Myxoma of larynx

12. Paget's disease of nipple


13. Periosteal chondroma of left humerus

Squamous cell carcinoma vermilion border of lower lip


Burkitts lymphoma
16. Transitional cell papilloma of bladder
17. Metastatic carcinoma of brain
Carcinoid tumour of small intestine
Anaplastic seminoma, left testes
20. Secondary neoplasm in the lung

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
NEOPLASMA

1.Malignant bronchial adenoma


Look up adenoma in the Index (see Volume 3, page 31)
Adenoma
- bronchial (M8140/1) D38.1
In this case, the behaviour code (/1) indicates that an adenoma is
generally a tumour of uncertain or unspecified nature.
Remember that it is possible to change the behaviour (that
is the fifth digit of the morphology code) to suit the
diagnosis you have been given. Our diagnosis states that, in
this case, the tumour is malignant and we can assume it is
a primary cancer. Therefore we can change the morphology
code to M8140/3. The /3 behaviour code indicates a
malignant primary tumour.
To find the Chapter 2 code for a primary cancer of the bronchus,
we need to look up the Neoplasms table (Volume 3, page
374). Look up
Neoplasm
- bronchus - see under Malignant primary -> C34.9.

2.Cholangiocarcinoma
Look up cholangiocarcinoma in the Index (see Volume 3, page
96)
Cholangiocarcinoma -> (M8160/3)
- unspecified site -> C22.1
Note that even though a site for the cancer is not specified, the
morphological description indicates that the tumour is in
the intrahepatic bile ducts - check the code description in
Volume 1, page 193.

3.Polycythemia vera
Look up polycythemia in the Index (Volume 3, page 447)
Polycythemia (primary) (rubra) (vera) (M9950/1) -> D45.
Don't forget that the modifiers in parentheses after the lead
term are words that may or may not be part of the diagnosis
description without changing the assignment of the code.

4.Acute myelomonocytic leukemia


Look up leukemia in the Index (Volume 3, page 334)
Leukemia
- myelomonocytic
- - acute (M9867/3) -> C92.5.
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Note that it is important to look up the complete morphological
description first - in this case, myelomonocytic leukemia -
before looking up the modifiers "acute" or "chronic".

5.Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds of


vagina
Look up carcinoma in the Index (Volume 3, page 89)
Carcinoma
- squamous cell -> (M8070/3).
Read the note under "Carcinoma" in the Index on page 85 which
states that, except where otherwise indicated, carcinomas
of any site should be coded to a malignant neoplasm of that
site. If you are coding multiple diagnoses, to find the sites
you should look up the Neoplasms table.
Neoplasm
- cervix (uteri) -> C53.9
- vagina -> C52
If you are only coding single conditions, it is important to read
Note 5 on page 182 of volume 1 which discusses the use of
one code to indicate overlapping sites. In this case, you
should use C57.8 Overlapping lesion of female genital
organs.

6.Lesion on neck identified as metastatic from squamous cell


carcinoma of tonsil
In this case, the diagnosis is a metastatic cancer of the neck
which has spread from a primary squamous cell carcinoma
of the tonsil. If you are coding multiple conditions, it is
important to code both the primary site and the site of
metastasis. Look up carcinoma in the Index (Volume 3,
page 89).
Carcinoma
- squamous cell (M8070/3).
The behaviour code of /3 indicates a malignant primary cancer
and you should look up the site of the primary cancer (the
tonsil) in the Neoplasm table.
Neoplasm
- tonsil -> C02.4.
But, if you check the entry for this code in the Tabular list, there
is an exclusion note. You cannot use this code if the disease
description is tonsil, not otherwise specified (NOS) - which
it is in this case. You are pointed to the correct code in
parentheses -> C09.9.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
To code the metastatic cancer, you change the behaviour code to
a /6 to indicate a secondary deposit. The morphology is
therefore M8070/6. Look up the secondary site in the
Neoplasm table.
Neoplasm
- neck NEC # -
the # (hash) sign indicates that, if the morphology is a squamous
cell carcinoma, the site should be coded to skin of that site.
See note 2 on page 369 in Volume 3.
Neoplasm
- skin
- neck -> C79.2.

7.Malignant fibrous histiocytoma, knee


Look up histiocytoma in the Index (Volume 3, page 266)
Histiocytoma
- fibrous
- - malignant (M8830/3) - see Neoplasm, connective tissue,
malignant
Neoplasm
- connective tissue
- - knee - look under the Malignant primary column -> C49.2

8.Pleomorphic adenoma, salivary glands


Look up adenoma in the Index (Volume 3, page 32)
Adenoma
- pleomorphic (M8940/0)
Note that there is no entry to indicate a Chapter 2 code for the
salivary glands under this Index entry. To find it, look up
the Neoplasms table.
Neoplasm
- salivary gland (major) - look under the Benign column (because
of the /0 behaviour code which indicates a benign tumour)
-> D11.9.
Remember that the term in parentheses (major) may or may not
be part of the description without changing the code.

9.Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years old)


Look up either tumor or Wilm's in the Index (Volume 3, page 552
or 566)
Tumor
- Wilm's (M8960/3) -> C64.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
You will note that the code description in the Tabular list is
"Malignant neoplasm of kidney, except renal pelvis". A
Wilm's tumor is a cancer of the kidney, mainly occurring in
children. Remember that the spelling used in the Index is
usually American whilst in the Tabular list, it is English.

10.Mycosis fungoides
Look up Mycosis in the Index (Volume 3, page 363)
Mycosis
- fungoides (M9700/3) -> C84.0.
Check the category description on page 217 of volume 1 - this
also indicates the morphology code to be used.

11.Myxoma of larynx
Look up myxoma in the Index, (Volume 3, page 366).
Myxoma -> (M8840/0) see also Neoplasm, connective tissue,
benign.
Refer to neoplasms in the Index, (Volume 3, page 376).
Neoplasm
-connective tissue
Note that there is no listing in connective tissue for the larynx.
There is a note at the beginning of the connective tissue
section stating that if there is no site code listed in the
connective tissue list then you should code to neoplasm of
that site. Therefore, we need to look under neoplasm,
larynx.
Neoplasm
-larynx - look under Benign column -> D14.1

12.Paget's diseases of nipple


Look up Paget's disease in the Index (Volume 3, page 423).
Paget's disease
-nipple -> (M8540/3) C50.0

13.Periosteal chondroma of left humerus


Look up chondroma in the Index (Volume 3, page 97).
Chondroma
-periosteal -> (M9221/0) - see Neoplasm, bone , benign
Refer to Neoplasm in the Index to find the site code for the
humerus.
Neoplasm
- bone

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
- - humerus - look under Benign column -> D16.0

14.Squamous cell carcinoma of vermilion border of lower lip


Look up carcinoma in the Index, (Volume 3, page 89)
Carcinoma - see also Neoplasm Malignant
- squamous (cell) -> M8070/3
Refer to neoplasms in the Index (Volume 3 , page 385)to assign
the site code.
Neoplasm
-lip
- - vermilion border
- - - lower -> C00.1

15.Burkitts lymphoma
Look up lymphoma in the Index (Volume 3, page 340).
Lymphoma
- Burkitts -> (M9687/3) C83.7

16.Transitional cell papilloma of the bladder


Look up papilloma in the Index (Volume 3, page 426).
Papilloma
- transitional (cell)
- bladder (urinary) -> (M8120/1) D41.4

17.Metastatic carcinoma of brain


Look up carcinoma in the Index (Volume 3, page 88).
Carcinoma
- metastatic -> (M8010/6) - see Neoplasm, secondary
Look up Neoplasm table in the Index (Volume 3, page 374).
Neoplasm
brain NEC - look under Malignant secondary column -> C79.3

18.Carcinoid tumour of small intestine


Look up carcinoid in the Index (Volume 3, page 84).
Carcinoid -> (M8240/3) - see also Neoplasm, malignant
Look up Neoplasm table (Volume 3, page 383).
Neoplasm
- small intestine -> C17.9

19.Anaplastic seminoma, left testes

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Look up seminoma in the Index (Volume 3, page 492).
Seminoma
- anaplastic -> (M9062/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant
Look up Neoplasm table in the Index (Volume 3, page 399).
Neoplasm
- testes -> C62.9

20. Secondary neoplasm in lung


Look up secondary in the Index (Volume 3, page491)
Secondary
- neoplasm -> (M8000/6) - see Table of Neoplasms, secondary
Neoplasm
- lung -> C78.0

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
CHAPTER III. PENYAKIT DARAH DAN
ORGAN PEMBUATNYA, SERTA
KELAINAN TERTENTU MEKANISME
KEKEBALAN (D50 - D89)
Kecuali:
Penyakit autoimmun (sistemik) NOS (M35.9)
Kondisi tertentu yang dimulai pada masa perinatal (P00-P96)
Komplikasi hamil, melahirkan, dan nifas (O00-O99)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-
Q99)
Penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
Penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)
Cedera, keracunan dan akibat lain tertentu penyebab eksternal
(S00-T98)
Neoplasma (C00-D48)
Tanda, gejala dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal,
nec (R00-R99)

Blok-blok pada Bab ini:


D50-D53 Anemia nutrisi
D55-D59 Anemia hemolitika
D60-D64 Anemia aplastika dan anemia lain
D65-D69 Cacad pembekuan, purpura dan kondisi perdarahan
lain
D70-D77 Penyakit darah dan organ pembentuk darah lain
D80-D89 Kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun

Kategori asterisk:
D63* Anemia pada penyakit kronis c. e. (classified elsewhere)
D77* Kelainan darah atau organ pembentuk darah pada
penyakit c. e.
Anemia adalah penurunan jumlah eritrosit atau kadar
hemoglobin, akibat kehilangan darah, kurangnya pembentukan darah
(eritropoiesis), pemecahan darah (hemolisis) berlebihan, atau
kombinasinya. Pada dewasa, kadar eritrosit normal pria 5.4 0.8
juta/L dan wanita 4.8 0.6 juta/L: kadar hemoglobin normal pria 16
2 g/dL dan wanita 14 2 g/dL.
Anemia defisiensi eritropoiesis khas dengan perubahan ukuran
dan bentuk eritrosit. Anemia sel kecil (mikrositik) menunjukkan
gangguan sintesis heme atau globin (anemia defisiensi besi,
thalassemia dan cacad sintesis Hb lain, dan anemia pada penyakit
kronis). Anemia sel normal (normokromik dan normositik)
menunjukkan kurangnya pembentukan (hipoplasia atau hipoplastika).
Anemia dengan eritrosit besar (makrositik) menunjukkan cacad pada
sintesis DNA; yang biasanya disebabkan oleh kurangnya vitamin B12
atau asam folat, atau gangguan sintesis DNA oleh obat-obat
kemoterapi.

Anemia nutrisi (D50-D53)


Kurangnya sisntesis heme atau globin menyebabkan eritrosit
berukuran kecil. Contohnya adalah anemia defisiensi besi (kekurangan
zat, transport, atau penggunaan besi), anemia pada penyakit kronis,
dan thalassemia (gangguan sintesis Hb). Anemia defisiensi besi,
umumnya disebabkan oleh kehilangan darah, kehamilan, atau
peningkatan kebutuhan besi pada remaja. Pada keadaan yang berat
bisa terjadi sideropenic dysphagia akibat jaring-jaring membran
mukosa tipis yang tumbuh di permukaan esofagus
Eritrosit besar pada anemia megaloblast disebabkan karena
rusaknya sintesis DNA, sehingga fungsi sel darah menurun dan lebih
cepat mati. Penyebabnya kekurangan vitamin B12, asam folat, obat
sitotoksik yang mengganggu sintesis DNA, dan bentuk neoplasma yang
jarang terjadi (Sindroma Di Guglielmo). Vitamin B12 tubuh berkurang
karena kekurangannya pada makanan atau terganggunya penyerapan
yang memerlukan Faktor Intrinsik lambung, dan menyebabkan anemia
pernisiosa. Asam folat berkurang kalau makanan dimasak terlalu lama,
penyerapan berkurang, penggunaan berkurang (akibat obat-obatan),
kebutuhan meningkat (hamil, menyusui, bayi, keganasan,.) dan
pembuangan meningkat (dialisis ginjal).

D50 Anemia defisiensi besi


Termasuk: Anaemia: asiderotic, hypochromic
D50.0 Anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah (kronis)
Anemia pasca perdarahan (kronis)
Kecuali: anemia pasca perdarahan akut (D62)
anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3)
D50.1 Sideropenic dysphagia
Sindroma Kelly-Paterson, sindroma Plummer-Vinson
D50.8 Anemia defisiensi besi lainnya
D50.9 Anemia defisiensi besi, tidak dijelaskan

D51 Anemia akibat defisiensi vitamin B12


Kecuali: Defisiensi vitamin B12 (E53.8)
D51.0 Anemia defisiensi vitamin B12 akibat defisiensi faktor
intrinsik
Anaemia: Addison, Biermer, pernicious (congenital)
Defisiensi faktor intrinsik kongenital
D51.1 Anemia def. vit. B12 akibat malabsorbsi selektif vit. B12
dengan proteinuria
Sindroma Imerslund(-Grsbeck); anaemia megaloblast herediter
D51.2 Defisiensi transcobalamin II
D51.3 Anemia defisiensi vitamin B12 makanan
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Anaemia Vegan
D51.8 Anemia defisiensi vitamin B12 lain
D51.9 Anemia defisiensi vitamin B12, tidak dijelaskan

D52 Anemia defisiensi asam folat


D52.0 Anemia defisiensi folat makanan
Anemia megaloblastik gizi
D52.1 Anemia defisiensi folat akibat obat-obatan
D52.8 Anemia defisiensi folat lainnya
D52.9 Anemia defisiensi folat, tidak dijelaskan

D53 Anemia nutrisi lainnya


Termasuk: Anemia megaloblastik yang tidak sembuh dengan terapi
vitamin B12 atau folat
D53.0 Anemia defisiensi protein
Anemia defisiensi asam amino, anemia orotaciduric
Kecuali: sindroma Lesch-Nyhan (E79.1)
D53.1 Anemia megaloblastik lain, n.e.c.; Anemia megaloblastik
NOS
Kecuali: penyakit Di Guglielmo (C94.0)
D53.2 Anemia skorbut
Kecuali: scurvy (E54) kekurangan vitamin C
D53.8 Anemia nutrisi lain yang dijelaskan
Kecuali: defisiensi gizi kalau tidak disebutkan anemia, seperti
defisiensi copper (E61.0), molybdenum (E61.5), atau zinc
(E60)
D53.9 Anemia gizi, tidak dijelaskan
Anemia kronis sederhana
Kecuali: anaemia NOS (D64.9)

Anemia hemolitika (D55-D59)


Pada usia sekitar 120 hari, eritrosit dihancurkan oleh sistem
fagosit di limpa, tempat pemecahan Hb. Hemolisis menyebabkan usia
eritrosit memendek, dan anemia hemolitika terjadi kalau produksi tidak
bisa lagi mengatasi kadar eritrosit. Anemia hemolitika disebabkan oleh
defisiensi herediter sistem enzim yang terlibat dalam metabolisme
glukosa menjadi asam laktat dan enerji, karena sumber enerji
utamanya adalah glukosa.

D55 Anemia akibat kelainan enzim


Kecuali: Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan (D59.2)
D55.0 Anemia akibat defisiensi glucose-6-phosphate
dehydrogenase [G6PD]
Favism, anemia defisiensi G6PD
D55.1 Anemia akibat kelainan lain metabolisme glutathione

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Anemia akibat defisiensi enzim jalur hexose monophosphate
(HMP)
Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type I
D55.2 Anemia akibat kelainan enzim-enzim glikolisis
Anaemia defisiensi hexokinase, pyruvate kinase, triose-P
isomerase
Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type II
D55.3 Anemia akibat kelainan metabolisme nukleotida
D55.8 Anemia akibat kelainan enzim lainnya
D55.9 Anemia akibat kelainan enzim, tidak dijelaskan

D56 Thalassaemia
Hemoglobinopathi adalah kelainan genetik molekul Hb.Molekul
Hb dewasa normal (Hb A) terdiri dari dua pasang rantai polipeptida
dan . Hb janin (Fetal Hb atau Hb F), tempat rantai (gamma)
menggantikan rantai , menurun perlahan dalam bulan-bulan pertama
kehidupan sampai <2% Hb total dewasa. Darah normal juga berisi
2,5% Hb A2 yang terdiri dari rantai dan (delta).
Hb abnormal diberi nama menurut abjad berdasarkan urutan
penemuannya (misalnya, A, B, C), walau pun yang pertama, sickle cell
Hb (Hb sel-sabit), disebut Hb S. Thalassemia adalah anemia mikrositik
yang khas dengan rusaknya sintesis Hb dan tidak efektifnya
eritropoiesis. Penyakit ini termasuk kelainan hemolitika yang paling
umum.
D56.0 Thalassaemia alpha
Kecuali: hydrops fetalis akibat penyakit hemolisis (P56.-)
D56.1 Thalassaemia beta
Cooley's anaemia
Thalassaemia intermedia, thalassemia major
D56.2 Thalassaemia delta-beta
D56.3 Thalassaemia trait
D56.4 Hereditary persistence of fetal haemoglobin [HPFH]
Hb fetus persisten herediter
D56.8 Thalassaemia lain
D56.9 Thalassaemia, tidak dijelaskan
Mediterranean anaemia (dengan haemoglobinopathy lain)
Thalassaemia (minor)(campuran)(dengan haemoglobinopathy
lain)

D57 Kelainan-kelainan sel sabit [sickle-cell]


Kelainan sel-sabit (penyakit Hb S; drepanocytic anemia;
meniscocytosis) ini adalah anemia hemolitika kronis S. Karena eritrosit
yang berbentuk sabit sangat rapuh, hemolisis terjadi tak lama setelah
mereka memasuki sirkulasi.
Kecuali: haemoglobinopathi lain (D58.-)
D57.0 Sickle-cell anaemia dengan krisis
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Penyakit Hb-SS dengan krisis
D57.1 Sickle-cell anaemia tanpa krisis
Sickle-cell: anaemia, penyakit, kelainan NOS
D57.2 Kelainan sabit heterozigot ganda
Penyakit: Hb-SC, Hb-SD, Hb-SE
Thalassemia sel sabit
D57.3 Sickle-cell trait (bakat sel sabit)
Hb-S trait, heterozygous haemoglobin S [HbAS]
D57.8 Kelainan sickle-cell lain

D58 Anemia hemolitika herediter lain


D58.0 Sferositosis herediter
Acholuric (familial) jaundice: congenital (spherocytic) haemolytic
icterus
Sindroma Minkowski-Chauffard
D58.1 Hereditary elliptocytosis
Elliptocytosis (congenital): ovalocytosis (congenital)(hereditary)
D58.2 Haemoglobinopati lain
Haemoglobin abnormal NOS, haemoglobinopathy NOS
Anaemia Heinz body congenital, penyakit: Hb-C, Hb-D, b-E,
Penyakit hemolitik hemoglobin tidak stabil
Kecuali: HPFH (D56.4), methaemoglobinaemia (D74.-),
penyakit Hb-M (D74.0), familial polycythaemia (D75.0),
high-altitude polycythaemia (D75.1)
D58.8 Anemia hemolitika herediter yang dijelaskan lainnya:
stomatocytosis
D58.9 Anemia hemolitika herediter, tidak dijelaskan

D59 Anemia hemolitika yang didapat


Anemia hemolitika autoimun disebabkan oleh auto-antibody yang
bereaksi dengan eritrosit, yang dibuktikan dengan test antibody
langsung (test Coombs). Jenis hangat (warm) bereaksi pada 37C, dan
tipe dingin (cold) pada suhu <37C. Antibody bisa timbul spontan,
akibat penyakit tertentu (Systemic Lupus Erythematosus/SLE, limfoma,
lekemia limfatik kronis), atau dirangsang obat-obatan. Anemia
hemolitika nonautoimun disebabkan oleh obat-obatan, trauma,
mikroangiopati, atau pun zat toksik.
Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria (PNH) adalah kelainan
yang jarang terjadi, khas dengan hemolisis dan hemoglobinuria, yang
terakhir ini menguat sewaktu tidur
D59.0 Anemia hemolitika autoimmun akibat obat-obatan
D59.1 Anemia hemolitika autoimmun lainnya
Penyakit hemolitika autoimun (cold type)(warm type)
Penyakit haemagglutinin cold kronis
Cold agglutinin: penyakit, haemoglobinuria
Anemia hemolitika: cold type (secondary)(symptomatic)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
. warm type (secondary)(symptomatic)
Kecuali: penyakit hemolitik fetus dan bayi (P55.-),
paroxysmal cold haemoglobinuria (D59.6),
sindroma Evans (D69.3)
D59.2 Anemia hemolitika nonautoimmune akibat obat-obatan
Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan
D59.3 Haemolytic-uraemic syndrome
D59.4 Anemia hemolitika nonautoimmune lainnya
Haemolytic anaemia: mekanis, mikroangiopati, toksik
D59.5 Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria [Marchiafava-
Micheli]
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)
D59.6 Haemoglobinuria pada haemolysis akibat faktor
eksternal lainnya
Haemoglobinuria: akibat olahraga, gerak jalan, dingin
paroksismal
Gunakan kode tambahan (Chapter XX), untuk identifikasi
penyebab.
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)
D59.8 Anemia hemolitika didapat lainnya
D59.9 Anemia hemolitika didapat, tidak dijelaskan
Anemia hemolitika idiopatik, kronis

Anemia aplastika dan anemia lainnya (D60-D64)


D60 Aplasia eritrosit murni yang didapat [erythroblastopenia]
Anemia aplastika disebabkan oleh kurangnya pendahulu eritrosit,
akibat rusaknya stem cell atau cedera mikro sumsum tulang, dan
sering dengan MCV (mean corpuscular volume volume eritrosit rata-
rata) yang agak tinggi. Anemia aplastika biasanya berarti
panhipoplasia sumsum tulang dengan leukopenia dan trombositopenia.
Keraguan ini memunculkan istilah baru, yaitu aplasia RBC murni, yaitu
penurunan selektif pendahulu eritroid.
Termasuk: aplasia eritrosit (acquired)(adult)(with thymoma)
D60.0 Aplasia eritrosit murni yang didapat kronis
D60.1 Aplasia eritrosit murni yang didapat sementara
D60.8 Aplasia eritrosit murni yang didapat lsinnys
D60.9 Aplasia eritrosit murni yang didapat, tidak dijelaskan

D61 Anemia aplastika lainnya


Kecuali: agranulocytosis (D70)
D61.0 Anemia aplastika konstitusional
aplasia eritrosit (murni) (pada): kongenital, bayi, primer
sindroma Blackfan-Diamond, familial hypoplastic anaemia
anemia Fanconi, pansitopenia dengan malformasi
D61.1 Anemia aplastika akibat obat-obatan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
D61.2 Anemia aplastika akibat agen eksternal
D61.3 Anemia aplastika idiopatik
D61.8 Anemia aplastika lain yang dijelaskan
D61.9 Anemia aplastika, tidak dijelaskan

D62 Anemia pasca perdarahan akut


Kecuali: anaemia kongenital dari kehilangan darah janin (P61.3)

D63* Anaemia pada penyakit kronis yang diklasifikasikan di


tempat lain
D63.0* Anaemia pada penyakit neoplasia (C00-D48)
D63.8* Anaemia pada penyakit kronis lain yang
diklasifikasikan di tempat lain

D64 Anemia lain


Kecuali: anemia refrakter:
tanpa sideroblasts (D46.0), dengan sideroblast (D46.1);
dengan kelebihan blasts (D46.2), dengan transformasi
(D46.3), NOS (D46.4)
D64.0 Anemia sideroblastik herediter
D64.1 Anemia sideroblastik sekunder akibat penyakit
D64.2 Anemia sideroblastik sekunder akibat obat dan toksin
D64.3 Anemia sideroblastik lain
Sideroblastic anaemia: NOS, responsif pada pyridoxine NEC
D64.4 Anemia diseritropoietik kongenital
Dishematopoietik anemia (kongenital)
Kecuali: sindroma Blackfan-Diamond (D61.0),
peny. Di Guglielmo (C94.0)
D64.8 Anemia lain yang dijelaskan
Infantile pseudoleukaemia, anemia leukoerythroblastic
D64.9 Anemia, tidak dijelaskan

Cacad koagulasi, purpura, kondisi perdarahan lain


(D65-D69)
Hemostasis adalah penghentian perdarahan dari pembuluh
cedera. Ia memerlukan gabungan aktifitas faktor-faktor vaskuler,
platelet, dan plasma, serta diimbangi oleh mekanisme yang membatasi
penumpukan platelet dan fibrin. Kelainan hemostasis menyebabkan
perdarahan berlebihan atau pun thrombosis.
Faktor vaskuler mengurangi aliran darah dengan vasokonstriksi
lokal (reaksi langsung terhadap cedera) dan penekanan pembuluh oleh
darah yang merembes ke jaringan sekitar.
Faktor platelet membuat perlengketan (sumbat hemostatik) yang
menutup luka, melepas faktor-faktor yang memperkuat vasokonstriksi
dan perbaikan pembuluh, dan memudahkan pembentukan reaksi
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
koagulasi. Platelet yang beredar tidak melekat pada endotel normal
atau sesamanya, tapi bisa melekat pada subendotel yang terbuka
ketika endotel robek. Perlengketan platelet memerlukan sekresi
endotel berupa Faktor von Willebrand. Penyakit Von Willebrand adalah
kelainan perdarahan dengan akibat kelainan Faktor von Willebrand.
Faktor plasma menentukan dalam pembentukan bekuan fibrin. Ia
melekat pada sumbat hemostasis, menyebar dan menambah bahan
penyumbat. Komponen-komponen reaksi ini adalah: I (fibrinogen), II
(prothrombin), V (proakselerin), VII (prokonvertin), VIII (globulin
antihemofilia), IX (faktor Christmas), X (fFaktor Stuart-Prower), XI
(Plasma Thromboplastin Antecedent), Prekallikrein (faktor Fletcher),
Kininogen berat molekul tinggi, XII (faktor Hageman, faktor kontak),
XIII (faktor penstabil fibrin), Protein C, Protein S, dan Tissue Factor
Pathway Inhibitor (TPFI).
Reaksi pembekuan darah juga memerlukan faktor-faktor dari
permukaan sel seperti faktor jaringan atau thromboplastin jaringan,
fosfolipid prokoagulan, dan thrombomodulin.
Disseminated intravascular coagulation (DIC) adalah peningkatan
abnormal fibrin di sirkulasi akibat munculnya material yang memiliki
aktifitas faktor jaringan dan memulai koagulasi, terutama pada
komplikasi kebidanan, endotoksin kuman Gram negatif, keganasan, dan
syok. Penyebab lain adalah trauma kepala berat, komplikasi bedah
prostat, dan bisa ular.
Thrombositopenia adalah jumlah platelet yang di bawah normal
(140.000 440.000/L). Keadaan ini bisa disebabkan oleh gagalnya
produksi platelet, penarikan oleh limpa, penghancuran atau pemakaian
berlebihan, atau pengenceran. Thrombositopenia menyebabkan
petechiae yang sering di kulit tungkai bawah; ecchymoses di tempat
trauma minor, perdarahan mukosa (epistaxis, perdarahan saluran
pencernaan dan genito-urinarius, perdarahan vagina), dan perdarahan
berlebihan ketika operasi. Namun trombositopenia tidak menyebabkan
perdarahan besar-besaran ke jaringan (misalnya hematoma viseral
atau hemarthrosis) yang khas pada perdarahan akibat kelainan
pembekuan (hemofilia).
Idiopathic (immunologic) thrombocytopenic purpura. ITP adalah
kelainan perdarahan akibat penyakit sistemik, pada dewasa biasanya
kronis, dan pada anak-anak akut dan terbatas. Pada dewasa, ITP
disebabkan oleh timbulnya antibodi yang melawan antigen struktur
platelet (auto-antibody). Pada anak-anak, antigen virus diduga memicu
sintesis antibodi yang bereaksi dengan antigen virus yang melekat di
permukaan antigen.

D65 Disseminated intravascular coagulation [sindroma


defibrinasi]
Afibrinogenaemia didapat; Koagulopati konsumsi,
Koagulasi intravaskuler diffusa atau disseminata (DIC),
Perdarahan fibrinolitik didapat, Purpura fibrinolitik, Purpura fulminans

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kecuali: pada (mempersulit):
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1), bayi
baru lahir (P60), hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0,
O67.0, O72.3)

D66 Defisiensi faktor VIII herediter


Defisiensi faktor VIII (dengan cacad fungsional)
Haemophilia: NOS, A, klasik
Kecuali: Defisiensi faktor VIII dengan cacad vaskuler (D68.0)

D67 Defisiensi faktor IX herediter


Penyakit Christmas, Haemophilia B
Defisiensi: faktor IX (dengan cacad fungsional), plasma
thromboplastin component [PTC]

D68 Other coagulation defects


Kecuali: yang mempersulit:
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1)
hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3)
D68.0 Penyakit Von Willebrand
Angiohaemophilia, def. faktor VIII dengan cacad vaskuler,
hemofilia vaskuler
Kecuali: defisiensi faktor VIII:NOS (D66), dengan cacad
fungsional (D66)
kerapuhan kapiler (herediter) (D69.8)
D68.1 Defisiensi faktor XI herediter
Haemophilia C
Defisiensi Plasma thromboplastin antecedent [PTA]
D68.2 Defisiensi herediter faktor pembekuan lainnya
Congenital afibrinogenaemia, Defisiensi: AC globulin,
proaccelerin
Defisiensi faktor: I , II, V, VII, X, XII, XIII,
Dysfibrinogenaemia (kongenital), Hypoproconvertinaemia,
Penyakit Owren
D68.3 Kelainan perdarahan akibat antikoagulansia yang beredar
Perdarahan sewaktu penggunaanantikoagulan jangka panjang
Hyperheparinaemia
Peningkatan: antithrombin, anti-VIIIa, anti-IXa, anti-Xa, anti-XIa
D68.4 Defisiensi faktor koagulasi yang didapat
Defisiensi faktor koagulasi akibat: liver penyakit, defisiensi
vitamin K
Kecuali: defisiensi vitamin K bayi (P53)
D68.5 Primary Thrombophilia
Activated protein C resistance [factor V Leiden mutation]
Deficiency: antithrombin, protein C, protein S
Prothrombin gene mutation
D68.6 Other Thrombophilia
Anticardiolipin syndrome

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Antiphospholipid syndrome
Presence of the lupus anticoagulant
Kecuali disseminated intravascular coagulation (D65)
hyperhomocysteinemia (E72.1)
D68.8 Cacad koagulasi lain yang dijelaskan
D68.9 Cacad koagulasi, tidak dijelaskan

D69 Purpura dan keadaan perdarahan lainnya


Kecuali: trombositemia essensial (haemorrhagic) (D47.3),
purpura fulminans (D65),
purpura hipergammaglobulinemia jinak (D89.0),
purpura cryoglobulinaemia (D89.1);
purpura thrombositopenik thrombotik (M31.1)
D69.0 Purpura alergi
Purpura: anaphylactoid, Henoch(-Schnlein), vascular
Purpura nonthrombocytopenic: haemorrhagic, idiopathic
Vasculitis, allergi
D69.1 Qualitative platelet defects cacad kualitatif platelet
Thrombocytopathy
Kecuali: penyakit von Willebrand (D68.0)
D69.2 Purpura nonthrombositopenik lainnya
Purpura: NOS, senile, simplex
D69.3 Idiopathic thrombocytopenic purpura
Sindroma Evans
D69.4 Trombositopenia primer lainnya
Kecuali: trombositopenia neonatus sementara (P61.0),
sindroma Wiskott-Aldrich (D82.0),
trombositopenia dengan radius absen (Q87.2)
D69.5 Trombositopenia sekunder
D69.6 Trombositopenia, tidak dijelaskan
D69.8 Kondisi perdarahan lain yang dijelaskan
Kerapuhan kapiler (herediter); pseudohaemophilia vaskuler
D69.9 Kondisi perdarahan, tidak dijelaskan

Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah (D70-


D77)
D70 Agranulocytosis
Agranulocytic angina; Infantile genetic agranulocytosis, Neutropenic
splenomegaly
Neutropenia: NOS, kongenital, akibat obat, periodik,
splenic (primer), toksik
Kecuali: transient neonatal neutropenia (P61.5)

D71 Kelainan fungsi netrofil polimorfonuklir (PMN)


Cacad kompleks reseptor [CR3] membran sel, Congenital
dysphagocytosis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Chronic (childhood) granulomatous penyakit, Progressive septic
granulomatosis

D72 Kelainan lain sel darah putih


Kecuali: preleukaemia (syndrome) (D46.9), basophilia (D75.8),
neutropenia (D70), kelainan-kelainan immunitas (D80-D89)
D72.0 Kelainan genetik lekosit
Anomaly (granulation)(granulocyte) atau sindroma:
Alder, May-Hegglin, Pelger-Hut
Hipersegmentasi lekosit, hiposegmentasi lekosit,
leukomelanopathy
Kecuali: Chediak(-Steinbrinck)-Higashi syndrome (E70.3)
D72.1 Eosinophilia
Eosinofilia: allergic, hereditary
D72.8 Kelainan sel darah putih lain yang dijelaskan
Reaksi lekemoid: limfositik, monositik, myelositik;
Leukositosis, limfositosis (symptomatic),
Limfopenia, monositosis (symptomatic), plasmasitosis
D72.9 Kelainan sel darah putih, tidak dijelaskan

D73 Penyakit-penyakit limpa


D73.0 Hiposplenismus
Asplenia, pasca-bedah; atrofi of spleen
Kecuali: asplenia (kongenital) (Q89.0)
D73.1 Hypersplenism
Kecuali: splenomegaly: NOS (R16.1), kongenital (Q89.0)
D73.2 Splenomegali kongestif kronis
D73.3 Abses limpa
D73.4 Kista limpa
D73.5 Infark limpa
Ruptur non-trauma limpa, limpa terpuntir
D73.8 Penyakit lain pada limpa
Fibrosis limpa NOS, Perisplenitis, Splenitis NOS
D73.9 Penyakit limpa, tidak dijelaskan

D74 Methaemoglobinaemia
D74.0 Methaemoglobinaemia kongenital
Defisiensi kongenital NADH-methaemoglobin reductase
Penyakit haemoglobin-M [Hb-M];
Methaemoglobinaemia, hereditary
D74.8 Methaemoglobinaemia lain
Methaemoglobinaemia didapat(dengan sulfhaemoglobinaemia)
Methaemoglobinaemia toksik
D74.9 Methaemoglobinaemia, tidak dijelaskan

D75 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kecuali: hypergammaglobulinaemia NOS (D89.2), pembesaran kelenjar
limfe (R59.-)
lymphadenitis: mesenteric (akut)(kronis) (I88.0),
lymphadenitis: kronis (I88.1), NOS (I88.9), akut (L04.-)
D75.0 Familial erythrocytosis
Polycythaemia: jinak, keturunan
Kecuali: hereditary ovalocytosis (D58.1)
D75.1 Polycythaemia sekunder
Eritrositosis NOS
Polycythaemia:
acquired, emotional, hypoxaemic, nefrogenous, relative
akibat: erythropoietin, volume plasma turun, high altitude,
stress
Kecuali: polycythaemia: neonatorum (P61.1), vera (D45)
D75.2 Essential thrombocytosis
Kecuali: essential (haemorrhagic) thrombocythaemia (D47.3)
D75.8 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah yang
dijelaskan
Basophilia
D75.9 Penyakit darah dan organ pembentuk darah, tidak
dijelaskan

D76 Penyakit yang melibatkan jar. limforetikulum dan sistem


retikulohistiosit
Kecuali: penyakit Letterer-Siwe (C96.0)
histiocytosis maligna (C96.1)
retikuloendotheliosis atau retikulosis:
. histiocytic medullary (C96.1); leukaemic (C91.4)
. lipomelanotic (I89.8); malignant (C85.7); nonlipid
(C96.0)
D76.0 Histiositosis sel Langerhans, not elsewhere classified
Granuloma eosinophilia,
Penyakit Hand-Schller-Christian, Histiocytosis X (chronic)
D76.1 Limfohistiosytosis hemofagositik
Retikulosis hemofagositik keturunan (familial)
Histiostoses fagosit mononuklit selain sel-sel Langerhans NOS
D76.2 Sindroma hemofagositik, berhubungan dengan infeksi
D76.3 Sindroma histiositoses lain
Retikulohistiositoma (giant-cell), histiositosis sinus dengan
limfadenopati luas
Xanthogranuloma

D77* Kelainan lain darah dan pembentuknya pada penyakit yang


diuraikan di tempat lain
Fibrosis limpa pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun
(D80-D89)
Sistem imun atau kekebalan terrdiri dari jaringan komponen sel
dan komponen terlarut yang berinteraksi. Fungsinya untuk
membedakan entitas di dalam tubuh sebagai sendiri dan asing, dan
untuk membuang yang asing. Mikroorganisme adalah entitas asing
utama, di samping neoplasma, transplant, dan zat asing tertentu
(misalnya beberapa toksin). Sistem imun memiliki mekanisme spesifik
dan non-spesifik, yang saling berkaitan dan mempengaruhi.
Imunitas non-spesifik terdapat sejak lahir, tidak memerlukan
encounter dengan substans yang mengganggu, dan tidak memiliki
memori. Disini termasuk kulit dan asam lambung. Komponen seluler
ada dua macam yaitu sistem fagositik yang berfungsi menelan dan
mencerna mikroorganisme yang masuk, dan sel-sel NK (natural killer)
yang fungsinya membunuh beberapa tumor, mikroorganisme, dan sel-
sel yang terinfeksi virus. Komponen larut terdiri dari protein
komplemen, reaktan fase akut, dan sitokin (cytokines).
Fagosit adalah netrofil dan monosit (darah), dan makrofag
(jaringan). Mereka berada dimana-mana, misalnya alveolus paru-paru,
hati, rongga sendi, perivaskuler sistem syaraf pusat, dan ginjal. Sitokin
adalah polipeptida non-imunoglobulin yang disekresi oleh monosit dan
limfosit akibat interaksinya dengan antigen (Ag) spesifik, Ag non-
spesifik, atau rangsangan zat terlarut seperti endotoksin atau sitokin
lain.
Imunitas spesifik (adaptif) memiliki kemampuan belajar,
menyesuaikan diri, dan mengingat. Komponen selulernya limfosit, dan
komponen terlarutnya imunoglobulin. Limfosit dibagi atas kelompok
yang berasal dari thymus (sel T) dan sumsum tulang (sel B).
Sistem komplemen adalah sistem yang terdiri dari lebih 34
macam protein yang berinteraksi dalam rangkaian reaksi cascade.
Pada reaksi ini, satu reaksi akan mengahsilkan puluhan reaksi atau
lebih, yang masing-masingnya juga akan menghasilkan puluhan
reaksilanjutan, berturut-turut hingga beberapa rangkaian reaksi.
Penyakit Imunodefisensi
Penyakit imunodefisiensi disebabkan oleh cacad satu sistem imun
atau lebih, meningkatkan kerentanan akan infeksi sehingga timbul
penyakit yang berat, akut, berulang, atau kronis. Imunodefisiensi
primer terbagi atas empat group berdasarkan kekurangan sel B, sel T,
sel fagosit, atau komplemen.
Imunodefisiensi sekunder disebabkan oleh suatu penyakit.
Kerusakan sering bisa diperbaiki kalau kondisi yang mendasarinya
membaik. Keadaan ini lebih umum daripada imunodefisiensi primer
dan terjadi pada berbagai pasien yang dirawat. Hampir setiap penyakit
serius yang berlangsung lama mengganggu sistem imun, apa pun
tingkat gangguannya.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Termasuk: cacad sistem komplemen, sarkoidosis,
kelainan imunodefisiensi, kecuali penyakit [HIV]
Kecuali: penyakit auto imun (sistemik) NOS (M35.9), kelainan fungsi
netrofil polimorfonuklir (D71), penyakit [HIV] (B20-B24)

D80 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi menonjol


D80.0 Hipogammaglobulinaemia herediter
Agammaglobulinaemia autosom resessif (Swiss type)
Agammaglobulinaemia X-link [Bruton] (dg defisiensi growth
hormon)
D80.1 Hipogammaglobulinaemia nonfamilial
Agammaglobulinaemia dengan limfosit B pembawa
immunoglobulin
Agammaglobulinaemia (common variable) [CVAgamma]
Hipogammaglobulinaemia NOS
D80.2 Defisiensi selektif immunoglobulin A [IgA]
D80.3 Defisiensi selektif sub-subklas immunoglobulin G [IgG]
D80.4 Defisiensi selektif immunoglobulin M [IgM]
D80.5 Immunodefisiensi dengan peningkatan immunoglobulin
M [IgM]
D80.6 Defisiensi antobodi dengan immunoglobulin mendekati
normal atau dengan hiperimmunoglobulinaemia
D80.7 Hipogammaglobulinaemia sementara pada bayi baru lahir
D80.8 Immunodefisiensi lain dengan cacad antibodi menonjol
Defisiensi rantai ringan Kappa (Kappa light chain)
D80.9 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi, tidak dijelaskan

D81 Immunodefisiensi gabungan


Kecuali: agammaglobulinaemia autosom resesif (Swiss type) (D80.0)
D81.0 Kelainan immunodefisiensi gabungan berat (Severe
combined immuno-deficiency [SCID]) dengan gangguan
pembentukan retikulum
D81.1 SCID dengan jumlah sel T dan B rendah
D81.2 SCID dengan jumlah sel B rendah atau normal
D81.3 Defisiensi adenosine deaminase [ADA]
D81.4 Sindroma Nezelof
D81.5 Defisiensi Purine nucleoside phosphorylase [PNP]
D81.6 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas I
Bare lymphocyte syndrome
D81.7 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas II
D81.8 Immunodefisiensi gabungan lainnya
Defisiensi karboksilase yang tergantung Biotin
D81.9 Immunodefisiensi gabungan, tidak dijelaskan
Severe combined immunodeficiency kelainan [SCID] NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
D82 Immunodefisiensi yang berhubungan dengan cacad mayor
lainnya
Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
D82.0 Sindroma Wiskott-Aldrich
Immunodefisiensi dengan trombositopenia dan eczema
D82.1 Di George's syndrome
Pharyngeal pouch syndrome sindroma saccus pharyngeus
Thymic: alymphoplasia, aplasia atau hypoplasia dengan
immunodefisiensi
D82.2 Immunodefisiensi dengan anggota tubuh yang pendek
D82.3 Immunodefisiensi setelah respons cacad herediter
terhadap
Virus Epstein-Barr, penyakit limfoproliferatif X-link
D82.4 Sindroma hiperimmunoglobulin E [IgE]
D82.8 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor lain
yang dijelaskan
D82.9 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor,
tidak dijelaskan

D83 Imunodefisiensi variabel bersama (common variable)


D83.0 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama jumlah dan
fungsi sel B
D83.1 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama
immunoregulatory T-cell
D83.2 Imunodefisiensi var. bersama: autoantibodi terhadap sel B
atau T
D83.8 Imunodefisiensi variabel bersama lain
D83.9 Imunodefisiensi variabel bersama, tidak dijelaskan

D84 Imunodefisiensi lainnya


D84.0 Cacad lymphocyte function antigen-1 [LFA-1]
D84.1 Cacad-cacad pada sistem komplement
Defisiensi C1 esterase inhibitor [C1-INH]
D84.8 Imunodefisiensi lain yang dijelaskan
D84.9 Imunodefisiensi, tidak dijelaskan

D86 Sarkoidosis
D86.0 Sarkoidosis paru-paru
D86.1 Sarkoidosis kelenjar limfe
D86.2 Sarkoidosis paru-paru dengan sarkoidosis kelenjar limfe
D86.3 Sarkoidosis kulit
D86.8 Sarkoidosis pada situs lain dan situs gabungan
Iridocyclitis pada sarkoidosis (H22.1*)
Kelumpuhan Nn. Craniales ganda pada sarkoidosis (G53.2*)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Sarcoid: artropati (M14.8*), miokarditis (I41.8*), miositis
(M63.3*)
Demam uveoparotid [Heerfordt]
D86.9 Sarkoidosis, tidak dijelaskan

D89 Kelainan lain yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c.


Kecuali: hyperglobulinaemia NOS (R77.1)
monoclonal gammopathy (D47.2)
kegagalan dan penolakan transplantasi (T86.-)
D89.0 Polyclonal hypergammaglobulinaemia
Benign hypergammaglobulinaemic purpura
Polyclonal gammopathy NOS
D89.1 Cryoglobulinaemia
Cryoglobulinaemia: essensial, idiopatik, campuran, primer,
sekunder
Cryoglobulinaemic: purpura, vaskulitis
D89.2 Hypergammaglobulinaemia, tidak dijelaskan
D89.8 Kelainan lain yang dijelaskan yang melibatkan
mekanisme imun, n.e.c.
D89.9 Kelainan yang melibatkan mekanisme, tidak dijelaskan
Penyakit imun NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
CHAPTER IV. PENYAKIT-PENYAKIT
ENDOKRIN, NUTRISI DAN
METABOLIK (E00-E90)
Catatan:
Semua neoplasma, baik secara fungsional aktif atau tidak,
diklasifikasi pada Bab II. Kode pada Bab ini (mis. E05.8, E07.0,
E16-E31, E34.-) bisa sebagai tambahan untuk aktifitas fungsional
neoplasma dan jaringan endokrin ektopik atau hipofungsi
kelenjar endokrin akibat neoplasma, dan keadaan lain yang
diklasifikasi di tempat lain.
Kecuali:
Komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
Gejala, tanda, dan kelainan klinis dan laboratorium, n.e.c. (R00-
R99)
Kelainan endokrin-metabolik sementara yang khas pada janin dan
neonatus (P70-P74)
Chapter ini berisi blok-blok berikut:
E00-E07 Gangguan pada kelenjar thyroid
E10-E14 Diabetes mellitus
E15-E16 Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi
internal pankreas
E20-E35 Gangguan pada kelenjar endokrin lain
E40-E46 Malnutrisi
E50-E64 Defisiensi nutrisi lain
E65-E68 Obesitas dan hiperalimentasi lain
E70-E90 Gangguan metabolik
Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
E35* Kelainan kelenjar endokrin pada penyakit yang diklasifikasi
di tempat lain
E90* Kelainan nutrisi dan metabolik pada penyakit yang
diklasifikasi di tempat lain

Gangguan pada kelenjar tiroid (E00-E07)


Hormon tiroid (T3/T4) dibentuk dari iodium (I2) makanan, yang
dirangsang oleh tirotropin (TSH, thyroid stimulating hormone) dari
hipofisis anterior. Peningkatan T3/T4 akan menekan TSH sehingga
produksi T3/T4 berkurang kembali ke arah normal.
Kekurangan iodium menurunkan produksi T3/T4, sehingga
sekresi TSH meningkat dan kelenjar tiroid membesar (goiter). TSI
(thyroid stimulating immunoglobulin) dapat merangsang sekresi
berlebihan T3/T4 (hipertiroidisme) yang menyebabkan tirotoksikosis
dan goiter. Tirotoksikosis akibat menelan hormon tiroid dalam jumlah
besar terjadi tanpa goiter, disebut tirotoksikosis factitia.
Goiter eutiroid adalah pembesaran kelenjar tiroid tanpa tanda-
tanda gangguan fungsi tiroid, yang sering pada pubertas, kehamilan,
dan menopause. Sick euthyroid syndrome khas pada pasien yang
menderita penyakit berat, yang secara klinis tiroidnya normal
(eutiroid), tapi uji fungsi tiroidnya abnormal. Tiroiditis subakut
mungkin disebabkan oleh virus, sedangkan tiroiditis auto-imun
(Hashimoto) khas dengan infiltrasi kronis limfosit pada kelenjar tiorid.

E00 Sindroma defisiensi iodin kongenital


Termasuk:: Defisiensi iodin yang langsung menyerang pasien atau
melalui ibu sewaktu hamil. Beberapa pasien kadar T3/T4-nya
normal, tapi penderitaannya adalah akibat defisiensi pada
masa janin. Goitrogen lingkungan bisa menyebabkan keadaan
ini.
Gunakan kode tambahan(F70-F79) untuk retardasi mental
yang berhubungan.
Kecuali: Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)
E00.0 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe neurologis
Kretin endemik, tipe neurologis
E00.1 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe mixedema
Kretin endemik: hipotiroid, jenis miksedematosa
E00.2 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe campuran
Kretin endemik, tipe campuan
E00.9 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tidak dinyatakan
Hipotiroidisme defisiensi iodin kongenital NOS, kretin endemik
NOS

E01 Kelainan tiroid dan keadaan terkait akibat defisiensi iodin


Kecuali: Sindroma defisiensi iodin kongenital (E00.-)
Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)
E01.0 Goiter difus (endemik) akibat defisiensi iodin
E01.1 Goiter multinodul (endemik) akibat defisiensi iodin
Goiter nodular akibat defisiensi iodin
E01.2 Goiter endemik akibat defisiensi iodin, tidak dijelaskan
Goiter endemik NOS
E01.8 Kelainan tiroid dan kondisi terkait akibat defisiensi iodin
lainnya
Hipotiroidisme defisiensi iodin yang didapat.

E02 Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis

E03 Hipotiroidisme lain


Kecuali:Hipotiroidisme: defisiensi iodin (E00-E02), pasca-prosedur
(E89.0)
E03.0 Hipotiroidisme kongenital dengan goiter difus
Goiter (nontoksik) kongenital: NOS, parenkimatosa
Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal
(P72.0)
E03.1 Hipotiroidisme kongenital tanpa goiter

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Aplasia tiroid (dengan miksedema), atrofi tiroid kongenital,
hipotiroid kongenital NOS
E03.2 Hipotiroidisme akibat obat dan zat dari luar lainnya
E03.3 Hipotiroidisme pasca-infeksi
E03.4 Atrofi tiroid (didapat)
Kecuali: atrofi tiroid kongenital (E03.1)
E03.5 Koma miksedema
E03.8 Hipotiroidisme lain yang dijelaskan
E03.9 Hipotiroidisme yang tidak dijelaskan
Myxedema NOS

E04 Goiter nontoksik lain


Kecuali: Goiter kongenital: NOS, diffus, parenkimatosa (E03.0)
Hipotiroidisme akibat defisiensi iodin (E00-E02)
E04.0 Goiter nontoksik difus
Goiter nontoxic: diffus (koloid), tunggal
E04.1 Nodul tunggal tiroid nontoksik
Nodul koloid (kistik) (tiroid); goiter uninoduler nontoksik, nodul
(kistik) tiroid
E04.2 Goiter nodul-ganda nontoksik
Goiter kistik, goiter (kistik) multinodularis
E04.8 Goiter nontoksik lain yang dijelaskan
E04.9 Goiter nontoksik yang tidak dijelaskan
Goiter NOS, goiter noduler (nontoksik) NOS

E05 Thyrotoxicosis [hyperthyroidism]


Kecuali: Tiroiditis kronis dengan tirotoksikosis sementara (E06.2)
Tirotoksikosis neonatus (P72.1)
E05.0 Tirotoksikosis dengan goiter diffus
Penyakit Graves, goiter eksoftalmus NOS
Goiter diffusa toksik, goiter toksik NOS
E05.1 Tirotoksikosis dengan tiroid nodul tunggal toksik
Tirotoksikosis dengan goiter toksik uninodular
E05.2 Tirotoksikosis dengan multinodular tiroid toksik
Goiter noduler toksik
E05.3 Tirotoksikosis akibat jaringan tiroid ektopik
E05.4 Tirotoksikosis factitia
E05.5 Krisis/ badai tiroid
E05.8 Tirotoksikosis lain
Kelebihan TSH (thyroid stimulating hormone)
E05.9 Tirotoksikosis, tak dijelaskan
Hipertiroidisme NOS, penyakit jantung tirotoksikosis (I43.8*)

E06 Tiroiditis
Kecuali:Tiroiditis pasca-persalinan (O90.5)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
E06.0 Tiroiditis akut
Abses tiroid, tiroiditis piogenik, tiroiditis suppuratif
E06.1 Tiroiditis subakut
Tiroiditis: de Quervain, giant-cell, granulomatosa, non-suppuratif
Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.2 Tiroiditis kronis dengan with thyrotoxicosis sementara
Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.3 Tiroiditis auto-imun
Tiroiditis Hashimoto, Hashitoksikosis (sementara)
Goiter limfadeniod, struma limfomatosa, tiroiditis limfositik,
E06.4 Tiroiditis yang disebabkan obat
E06.5 Tiroiditis kronis lain
Tiroiditis Riedel, tiroiditis ligneous, tiroiditis kronis fibrosa,
tiroiditis: kronis NOS
E06.9 Tiroiditis, tidak dijelaskan

E07 Gangguan lain pada tiroid


E07.0 Hipersekresi kalsitonin
Hiperplasia sel C tiroid; hipersekresi thyrocalcitonin
E07.1 Goiter akibat ketidakseimbangan hormon
(dyshormogenetic)
Goiter dishormogenetik keturunan, sindroma Pendred
Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal
(P72.0)
E07.8 Kelainan lain pada tiroid yang dijelaskan
Kelainan thyroid-binding globulin (TBG)
Perdarahan tiroid, infark tiroid
Sick-euthyroid syndrome
E07.9 Kelainan tiroid, tidak dijelaskan

Diabetes mellitus (E10-E14)


Diabetes mellitus disebabkan oleh gagalnya produksi insulin (tipe
I, insulin-dependent), atau gagalnya insulin bekerja (tipe II, non-
insulin-dependent) yang bisa juga terjadi pada malnutrisi, wanita
hamil, neonatus, atau akibat obat. Pada keadaan ini, glukosa tidak bisa
memasuki sel sehingga kadarnya dalam darah meningkat, dengan
berbagai komplikasinya. Gejala khas adalah glycosuria, haus dan lapar,
dan kadar glukosa darah tidak kembali ke normal dua jam setelah
makan (glucose tolerance test terganggu).

Karakter-keempat berikut digunakan bersama kategori E10-E14:


.0 Dengan koma
Koma diabetes: dengan atau tanpa ketoasidosis, hiperosmolar,
hipoglisemia
Koma hiperglisemia NOS
.1 Dengan ketoasidosis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Diabetes asidosis atau ketoasidosis tanpa disebutkan koma
.2 Dengan komplikasi ginjal
Nefropati diabetes (N08.3*), glomerulonefrosis intrakapiler
(N08.3*)
Sindroma Kimmerstiel-Wilson (N08.3)
.3 Dengan komplikasi mata
Katarak diabetes (H28.0*), retinopati diabetes (H36.0*)
.4 Dengan komplikasi neurologis
Dibabetic: mononeuropati (G59.0*), polineuropati (G63.2*),
amiotrofi (G73.0*)
Neuropati otonom diabetes (G99.0*), polineuropati otonom
diabetes (G99.0*)
.5 Dengan komplikasi sirkulasi perifer
Gangren diabetes, ulkus diabetes, angiopati perifer diabetes
(I79.2*)
.6 Dengan komplikasi lain yang dinyatakan
Arthropathy diabetes (M14.2*), dengan neuropati (M14.6*)
.7 Dengan komplikasi ganda
.8 Dengan komplikasi yang tidak dijelaskan
.9 Tanpa komplikasi

E10. Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM)


Termasuk: Diabetes (mellitus): brittle, juvenile-onset, ketosis-prone,
type I
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2),
malnutrisi (E12.-),
Glycosuria:: renal (E74.8), NOS (R81)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-
bedah (E89.1)

E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM)


Termasuk: Diabetes (mellitus)(nonobese)(obese): adult-onset,
nonketotic, stable, type II
Diabetes non-insulin-dependent pada remaja
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2),
malnutrisi (E12.-),
Glikosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia
pasca-bedah (E89.1)

E12 Diabetes mellitus akibat malnutrisi


Termasuk: Diabetes mellitus akibat malnutrisi: insulin-dependent,
non-insulin-dependent
Kecuali: Diabetes mellitus: (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-
bedah (E89.1)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
E13 Diabetes mellitus lain yang dijelaskan
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2),
Type I (E10.-), Type II (E11.-), akibat malnutrisi (E12.-)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-
bedah (E89.1)

E14 Diabetes mellitus yang tidak dijelaskan


Termasuk:Diabetes NOS
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus(P70.2),
Type I (E10.-), Type II (E11.-), akibat malnutrisi (E12.-)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-
bedah (E89.1)

Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi


pankreas (E15-E16)
E15 Koma hipoglikemik non-diabetik
Koma insulin akibat obat pada non-diabetik, koma hipoglikemik NOS
Hiperinsulinisme dengan koma hipoglikemia

E16 Kelainan lain sekresi internal pankreas


E16.0 Hipoglikemia akibat obat tanpa koma
E16.1 Hipoglikemia lain
Hipoglikemia nonhiperinsulinemik fungsional, hiperplasia sel
beta pankreas NOS
Hiperinsulinisme: NOS, fungsional; Ensefalopati pasca koma
hipoglikemik
E16.2 Hipoglikemia yang tidak dijelaskan
E16.3 Peningkatan sekresi glukagon
Hiperplasia sel endokrin pankreas dengan kelebihan glukagon
E16.4 Sekresi abnormal gastrin
Hipergastrinemia, sindroma Zollinger-Ellison
E16.8 Gangguan lain sekresi internal pankreas yang dijelaskan
Peningkatan sekresi dari endokrin pankreas:
growth hormone-releasing hormone (GHRH), somatostatin,
polipeptida pankreas (PP), vasoactive-intestinal polypeptide
(VIP)
E16.9 Gangguan sekresi hormon pankreas yang tidak
dijelaskan
Hiperplasia: sel-sel pulau pankreas NOS, sel-sel endokrin
pankreas NOS

Gangguan kelenjar endokrin lain (E20-E35)


Kecuali: galactorrhoea (N64.3): gynaecomastia (N62)

E20 Hipoparatiroidisme

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kecuali: Di George's syndrome (D82.1), hypoparatiroidisme
pascaproseur (E89.2)
Hypoparatiroidisme neonatus sementara (P71.4), tetani NOS
(R29.0 )
E20.0 Hipoparatiroidisme idiopatik
E20.1 Pseudohipoparatiroidisme
E20.8 Hipoparatiroidisme lain
E20.9 Hipoparatiroidisme yang tidak dijelaskan
Tetani paratiroid

E21 Hiperparatiroidisme dan kelainan lain kelenjar paratiroid


Kecuali: osteomalacia: dewasa (M83.-), bayi dan remaja (E55.0)
E21.0 Hiperparatiroidisme primer
Hiperplasia parathyroid
Osteitis fibrosa cystica generalisata [penyakit tulang von
Recklinghausen]
E21.1 Hiperparatiroidisme sekunder, not elsewhere classified
Kecuali: Hiperparatiroidisme sekunder akibat ginjal (N25.8)
E21.2 Hiperparatiroidisme lain
Kecuali: hiperkalsemia hipokalsiurik familial (E83.5)
E21.3 Hiperparatiroidisme yang tidak dijelaskan
E21.4 Kelainan lain kelenjar paratiroid yang dijelaskan
E21.5 Kelainan kelenjar paratiroid yang tidak dijelaskan

E22 Hiperfungsi kelenjar pituitary


Kecuali: Sindroma Cushing (E24.-), sindroma Nelson (E24.1)
Overproduksi: ACTH, tidak berhubungan dengan penyakit
Cushing (E27.0), pituitary ACTH (E24.0), thyroid-stimulating
hormone (E05.8)
E22.0 Akromegali dan gigantisme pituitari
Artropati sehubungan dengan akromegali (M14.5*),
overproduksi growth hormone
Kecuali: constitutional gigantism (E34.4), peningkatan GHRH
pankreas (E16.8)
E22.1 Hiperprolaktinaemia
E22.2 Sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya
E22.8 Hiperfungsi lain kelenjar pituitari
Pubertas precox sentral pubertas dini akibat pengaruh otak
E22.9 Hiperfungsi kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan

E23 Hipofungsi dan gangguan lain kelenjar pituitary


Termasuk: keadaan berikut, baik kelainannya di pituitari atau
hipotalamus
Kecuali: hipopituitarisme pasca-bedah (E89.3)
E23.0 Hipopituitarisme

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Defisiensi tersendiri pada: gonadotropin, growth hormone,
hormon pituitary
Pituitary: cachexia, short stature (pendek), insufisiensi NOS
Defisiensi growth hormone idiopatik, Lorain-Levi short stature
Hipogonadisme akibat hipogonadotropin, sindroma fertile
eunuch [kebiri-subur]
Nekrosis kelenjar pituitary (pasca melahirkan),
panhipopituitarisme
Sindroma Kallmann, sindroma Sheehan, penyakit Simmonds
E23.1 Hipopituitarisme akibat obat
E23.2 Diabetes insipidus
Kecuali: diabetes insipidus nefrogenik (N25.1)
E23.3 Gangguan fungsi hipothalamus, not elsewhere classified
Kecuali: Sindroma Prader-Willi (Q87.1), sindroma Russell-Silver
(Q87.1)
E23.6Gangguan lain kelenjar pituitary
Absess pituitari, distrofi adiposogenital
E23.7 Gangguan kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan

E24Sindroma Cushing
Kelebihan kortikosteroid adrenal akibat tumor korteks adrenal,
atau kelebihan ACTH dari pituitary, tumor paru-paru (small
cell carcinoma), dan pemberian ACTH dari luar. Terapi
adrenalektomi menyebabkan kelenjar pituitary membesar,
ACTH dan -MSH (melanocyte-stimulating hormone)
meningkat, sehingga timbul hiperpigmentasi. sindroma
Nelson
E24.0 Penyakit Cushing yang tergantung pituitari
Overproduksi ACTH pituitari, hiperadrenokortisisme yang
tergantung pituitari
E24.1 Sindroma Nelson
E24.2 Sindroma Cushing akibat obat
E24.3 Sindroma ACTH ektopik
E24.4 Sindroma pseudo-Cushing akibat alkohol
E24.8 Sindroma Cushing lainnya
E24.9Sindroma Cushing yang tidak dijelaskan

E25 Kelainan-kelainan adrenogenital


Termasuk: Sindroma adreno-genital penyebab virilisasi atau
femininasi, baik didapat atau sejak lahir karena cacad enzim
yang menyebabkan hiperplasia adrenal.
Wanita: Pseudohermaphroditisme adrenal, pseudopubertas praecox
heterosexual, virilisasi
Pria: Sexual precocity dengan hiperplasia adrenal, pseudopubertas
praecox isosexual, macrogenitosomia praecox

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
E25.0Kelainan adrenogenital kongenital akibat deficiensi
enzyme
Hiperplasia adrenal kongenital, defisiensi enzim 21-hydroxylase
Hiperplasia adrenal kongenital dengan kehilangan garam (salt-
losing)
E25.8Kalinan adrenogenital lain
Kelainan adrenogenital idiopatik
E25.9 Kelainan adrenogenital yang tidak dijelaskan
Sindroma adrenogenital NOS

E26 Hiperaldosteronism
E26.0Hiperaldosteronisme primer
Sindroma Conn, aldosteronisme primer akibat hiperplasia
adrenal (bilateral)
E26.1Hiperaldosteronisme sekunder
E26.8Hiperaldosteronisme lain
Sindroma Bartter
E26.9Hiperaldosteronisme yang tidak dijelaskan

E27 Gangguan lain kelenjar adrenal


E27.0Overaktifitas lain korteks adrenal
Overproduksi ACTH, tak terkait dengan penyakit Cushing,
adrenarche prematur
Kecuali: sindroma Cushing (E24.-)
E27.1Insufisiensi primer korteks adrenal
Penyakit Addison, adrenalitis autoimmune
Kecuali: amyloidosis (E85.-), penyakit Addison tuberkulosis
(A18.7)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.2 Krisis Addison
Krisis adrenal, krisis korteks adrenal
E27.3 Insufisiensi korteks adrenal akibat induksi obat
E27.4Insufisiensi lain dan tidak dijelaskan pada korteks adrenal
Hypoaldosteronism, insufisiensi korteks adrenal NOS,
perdarahan/infark adrenal
Kecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.5Hiperfungsi medula adrenal
Hiperplasia medula adrenal, hipersekresi katekholamin
E27.8Kelainan lain kelenjar adrenal yang dijelaskan
Kelainan cortisol-binding globulin
E27.9Kelainan kelenjar adrenal yang tidak dijelaskan

E28 Gangguan fungsi ovarium


Kecuali: Defisiensi gonadotropin tersendiri (E23.0), gagal ovarium
pasca-prosedur (E89.4)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
E28.0 Kelebihan estrogen
E28.1 Kelebihan androgen
Hipersekresi androgen ovarium
E28.2 Polycystic ovarian syndrome
Sindroma sclerocystic ovary, sindroma Stein-Leventhal
[menstruasi tidak teratur, sedikit gemuk, hirsutisme (rambut
berlebihan)]
E28.3 Kegagalan primer ovarium
Penurunan estrogen, menopause prematur NOS, resistant ovary
syndrome
Kecuali: keadaan menopause dan climacteric wanita (N95.1)
disgenesis murni gonad (Q99.1), sindroma Turner (Q96.-)
E28.8Gangguan lain fungsi ovarium
Hiperfungsi ovarium NOS
E28.9 Gangguan fungsi ovarium, tidak dijelaskan

E29 Kelainan fungsi testis


Kecuali: sindroma resistensi androgen (E34.5), (sindroma) femininasi
testis (E34.5),
defisiensi gonadotropin terpisah (E23.0), hipofungsi testis
pascaprosedur (E89.5)
zoo-/oligospermia NOS (N46), sindroma Klinefelter (Q98.0-
Q98.2, Q98.4)
E29.0 Hiperfungsi testis
E29.1 Hipofungsi testis
Defisiensi 5-alpha-reductase (dengan pseudohermaphroditisme
pria)
Defektif biosintesis androgen testis NOS, hipogonadisme testis
NOS
E29.8 Gangguan lain fungsi testis
E29.9 Gangguan fungsi testis, tidak dijelaskan

E30 Gangguan pubertas, not elsewhere classified


Precocious pubarche adalah munculnya rambut pubis, dan
precocious adrenarche adalah munculnya rambut aksila dan pubis
pada usia <8 tahun (wanita) dan <9 tahun (pria); precocious thelarche
adalah mulainya pertumbuhan mammae pada usia <8 tahun (wanita).
Kondisi ini menunjukkan awal pubertas precox, walau pun bisa tanpa
perkembangan lanjutan.
E30.0 Pubertas terlambat
Pubertas terlambat konstitusional, perkembangan seksual
terlambat
E30.1 Pubertas precox (terlalu cepat)
Menstruasi precox
Kecuali: pubertas precox sentral (E22.8), hiperplasia adrenal
kongenital (E25.0),
pseudopubertas precox heteroseksual wanita (E25.-),
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
pseudopubertas precox isoseksual pria (E25.-),
sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg) (Q78.1)
E30.8 Kelainan lain pubertas
Thelarche prematur
E30.9 Gangguan pubertas, tidak dijelaskan

E31 Disfungsi poliglandular


Fungsi subnormal beberapa kelenjar endokrin yang datang serentak.
Kecuali: Pseudohipoparatiroidisme (E20.1), ataxia telangiectasia
[Louis-Bar] (G11.3)
Dystrophia myotonica [Steinert] (G71.1)
E31.0 Kegagalan poliglandular autoimmun
Sindroma Schmidt
E31.1 Hiperfungsi poliglandular
Kecuali: multiple endocrine adenomatosis (D44.8)
E31.8 Disfungsi poliglandular lain
E31. 9 Disfungsi poliglandular, tidak dijelaskan

E32 Penyakit-penyakit thymus


Kecuali: A/hipoplasia thymus dengan defisiensi immun (D82.1),
myasthenia gravis (G70.0)
E32.0 Hiperplasia persisten thymus
Hipertrofi thymus
E32.1 Abses thymus
E32.8 Penyakit lain thymus
E32.9 Penyakit thymus, tidak dijelaskan

E34 Gangguan lain endokrin


Kecuali:Pseudohypoparathyroidism (E20.1)
E34.0 Sindroma karsinoid
Tumor sel-sel neuroendokrin saluran pencernaan (90%),
pankreas, dan bronkus.
Kode ini bisa sebagai tambahan untuk aktifitas fungsional tumor
karsinoid
E34.1 Hipersekresi lain hormon usus
E34.2 Sekresi hormon ektopik, not elsewhere classified
E34.3 Short stature (pendek), not elsewhere classified
Pendek: NOS, konstitusional, tipe Laron, psikososial
Kecuali: pendek: pituitary (E23.0), nutrisi (E45), renal (N25.0),
a/hipokondroplastik (Q77.4), pada sindroma dismorfik
khusus - Vol. 3
progeria (E34.8), sindroma Russell-Silver (Q87.1)
anggota tubuh pendek dengan defisiensi imun (D82.2)
E34.4 Constitutional tall stature
Gigantisme konstitusi
E34.5 Sindroma resistensi androgen

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Pseudohermafroditisme pria dengan resistensi androgen
Kelainan reseptor hormon perifer, sindroma Reifenstein,
(sindroma) femininasi testis
E34.8 Kelainan lain endokrin yang dijelaskan
Disfungsi kelenjar pineal, progeria
E34.9 Kelainan endokrin, tidak dijelaskan
Kekacauan: endokrin NOS, hormon NOS

E35* Kelainan kel. endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di


tempat lain
E35.0* Gangguan kelenjar tiroid pada penyakit yang
diklasifikasi di tempat lain
Tuberkulosis kelenjar tiroid (A18.8)
E35.1* Gangguan kelenjar adrenal pada penyakit yang
diklasifikasi di tempat lain
Penyakit Addison tuberkulosis (A18.7)
Sindroma Waterhouse-Friderichsen (meningokokus) (A39.1)
E35.8* Gangguan kelenjar endokrin lain pada penyakit yang
diklasifikasi di tempat lain

Malnutrisi (E40-E46)
Derajat malnutrisi biasanya dinyatakan dalam standard
deviasi (SD) dari berat badan rata-rata populasi yang relevan.
Kalau ada hasil pengukuran sebelumnya, maka tidak naiknya
berat badan anak, atau turunnya berat badan anak dan
dewasa merupakan indikasi malnutrisi. Kalau hanya berat
badan saat itu yang tersedia, diagnosis didasarkan pada
probabilitas (perkiraan statistik) dan tidak bersifat definitif
tanpa uji klinis lain atau laboratorium lainnya. Kalau hasil
pengukuran berat badan tidak ada, bukti klinis harus menjadi
sandaran utama.
Malnutrisi berat adalah kalau berat badan 3 SD, malnutrisi
sedang kalau antara 2 SD - <3 SD, malnutrisi ringan kalau 1
SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi.
Kecuali: anemia gizi (D50-D53), sekuel malnutrisi protein-enerji
(E64.0)
penyakit kurus (B22.2), gangguan penyerapan usus (K90.-),
kelaparan (T73.0)

E40 Kwashiorkor
Malnutrisi berat dengan edema dan dispigmentasi kulit dan rambut.
Defisiensi protein lebih menonjol daripada defisiensi enerji
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)

E41 Nutritional marasmus (defisiensi protein-energi)


Malnutrisi berat dengan marasmus, disebut juga bentuk kering atau
kurus
Defisiensi protein dan makanan nonprotein

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)

E42 Marasmic kwashiorkor


Protein-energy malnutrition berat [seperti pada E43]:
bentuk intermediate (pertengahan),
dengan tanda-tanda kwashiorkor dan marasmus

E43 Protein-energy malnutrition (PEM) berat yang tidak


dijelaskan
Berat badan berada pada 3 SD di bawah rata-rata.
Edema kelaparan (busung lapar)

E44 Protein-energy malnutrition sedang dan ringan


E44.0 PEM sedang
Berat badan 2 SD - <3 SD di bawah rata-rata populasi referensi.
E44.1 PEM ringan
Berat badan 1 SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi referensi.

E45 Retardasi perkembangan setelah PEM


Nutritional: short stature (pendek),stunting (terhalang waktu
bertumbuh)
Retardasi fisik akibat malnutrisi

E46 PEM yang tidak dijelaskan


Malnutrisi NOS, protein-energy imbalance NOS

Defisiensi gizi lainnya (E50-E64)


Kecuali: anemia akibat gizi (D50-D53)

E50 Defisiensi vitamin A


Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin A (E64.
E50.0Defisiensi vitamin A dengan xerosis konjungtiva
E50.1 Defisiensi vitamin A dengan Bitot's spot dan xerosis
konjungtiva
Bitots spot pada anak kecil
E50.2 Defisiensi vitamin A dengan xerosis kornea
E50.3 Defisiensi vitamin A dengan ulkus dan xerosis kornea
E50.4 Defisiensi vitamin A dengan keratomalasia
E50.5 Defisiensi vitamin A dengan rabun senja
E50.6 Defisiensi vitamin A dengan parut xerophthalmia kornea
E50.7 Manifestasi defisiensi vitamin A lainnya pada mata
Xerophthalmia NOS
E50.8 Manifestasi lain defisiensi vitamin A
Keratosis folikularis, xeroderma, akibat defisiensi vitamin A
(L86*)
E50.9 Defisiensi vitamin A, tidak dijelaskan
Hipovitaminosis A NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
E51 Defisiensi thiamine (Vitamin B1)
Kecuali: Sekuela deficiensi thiamine (E64.8)
E51.1 Beriberi
Beri-beri kering, beri-beri basah (I98.8*)
E51.2 Wernicke's encephalopathy
E51.8 Manifestasi lain defisiensi thiamin
E51.9 Defisiensi tiamin, tidak dijelaskan

E52 Defisiensi Niacin [pellagra]


Defisiensi niasin (-tryptophan), defisiensi nikotinamida, Pellagra
(alkoholik)
Kecuali: Sekuela defisiensi niacin (E64.8)

E53 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya


Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin B (E64.8), anemia karena defisiensi
vitamin B12 (D51.-)
E53.0 Defisiensi riboflavin (vitamin B2)
Ariboflavinosis
E53.1 Defisiensi pyridoxine (vitamin B6)
E53.8 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya
Defisiensi: biotin, sianokobalamin (B12), folic acid, panthotenic
acid
E53.9 Defisiensi vitamin B, tak dijelaskan

E54 Defisiensi ascorbic acid


Defisiensi vitamin C, scurvy
Kecuali: anemia skorbut (D53.2), sekuela defisiensi vitamin C (E64.2)

E55 Defisiensi vitamin D


Kecuali: sekuela rickets (E64.3), osteoporosis (M80-M81), osteomalacia
dewasa(M83.-)
E55.0 Rickets, aktif
Osteomalasia: bayi, remaja (juvenile)
Kecuali: rickets: inaktif (E64.3), resisten terhadap vitamin D
(E83.3),
Crohns (K50.-), coeliaca (K90.0), renal (N25.0),
E55.9 Defisiensi vitamin D, tidak dijelaskan
Avitaminosis D

E56 Other vitamin deficiencies


Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin lain (E64.8)
E56.0 Defisiensi vitamin E
E56.1 Defisiensi vitamin K
Kecuali: defisiensi faktor pembekuan karena defisiensi.
vitamin K (D68.4)
defisiensi vitamin K bayi (P53)
E56.8 Defisiensi vitamin lain
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
E56.9 Defisiensi vitamin, tidak dijelaskan

E58 Defisiensi kalsium (Ca) makanan


Kecuali: kelainan metabolisme kalsium (E83.5),
sequelae defisiensi kalsium deficiency (E64.8)

E59 Defisiensi selenium (Se) makanan


Penyakit Keshan
Kecuali: sequelae defisiensi selenium (E64.8)

E60 Defisiensi seng (Zn) diet

E61 Defisiensi elemen diet lainnya


Gunakan kode penyebab eksternal kapan perlu
Kecuali: kelainan tiroid akibat deifisiensi iodin (E00-E02),
sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-),
kelainan metabolisme mineral (E83.-)
E61.0 Defisiensi Copper (Cu)
E61.1 Defisiensi Iron (Fe)
Kecuali: anemia deifisiensi besi (D50.-)
E61.2 Defisiensi Magnesium (Mg)
E61.3 Defisiensi Manganese (Mn)
E61.4 Defisiensi Chromium (Cr)
E61.5 Defisiensi Molybdenum (Mo)
E61.6 Defisiensi Vanadium
E61.7 Defisiensi ganda elemen makanan
E61.8 Defisiensi elemen makanan lain yang dijelaskan
E61.9 Defisiensi elemen makanan, tidak dijelaskan

E63 Defisiensi gizi lainnya


Kecuali: sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-), dehidrasi
(E86)
masalah pemberian makanan bayi baru lahir (P92.-), gagal
bertumbuh (R62.8)
E63.0 Defisiensi asam lemak esensial (essential fatty acid
[EFA])
E63.1 Ketidakseimbangan konstituen makanan
E63.8 Defisiensi gizi lain yang dinyatakan
E63.9 Defisiensi gizi, tidak dijelaskan
Kardiomiopati gizi NOS (I43.2*)

E64 Sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya


E64.0 Sequelae malnutrisi protein-energy
Kecuali: perkembangan terhalang setelah PEM (E45)
E64.1 Sequelae defisiensi vitamin A
E64.2 Sequelae defisiensi vitamin C

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
E64.3 Sequelae rickets
Gunakan kode (M40.1, M40.5) kalau perlu, untuk identifikasi
deformitas vertebra
E64.8 Sequelae defisiensi gizi lain
E64.9 Sequelae defisiensi gizi, tidak dijelaskan

Obesitas dan makan berlebihan (hyperalimentasi)


lainnya (E65-E68)
E65 Localized adiposity
Fat pad penebalan lemak

E66 Obesity
Kecuali: adiposogenital dystrophy (E23.6), sindroma Prader-Willi
(Q87.1)
lipomatosis: NOS (E88.2), dolorosa [Dercum] (E88.2)
E66.0 Obesitas akibat kelebihan kalori
E66.1 Obesitas akibat obat
E66.2 Obesitas ekstrim dengan hipoventilasi alveoli
E66.8 Obesitas lain
E66.9 Obesity, tidak dijelaskan

E67 Hiperalimentasi lain


Kecuali:sekuel hiperalimentasi (E68), hiperalimentasi NOS (R63.2)
E67.0 Hipervitaminosis A
E67.1 Hipercarotenaemia
E67.2 Megavitamin-B6 syndrome
E67.3 Hipervitaminosis D
E67.8 Other specified hyperalimentation

E68 Sekuel hiperalimentasi

Kelainan Metabolik (E70-E90)


Kecuali: Anaemia haemolitika kelainan enzim (D55.-), defisiensi 5--
reductase (E29.1)
Hiperplasia adrenal kongenital (E25.0), sindroma resistensi
androgen (E34.5)
Sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6), sindroma Marfan (Q87.4).

E70 Kelainan metabolisme asam amino aromatik


E70.0 Phenylketonuria klasik
E70.1 Hiperphenilalaninaemias lain
E70.2 Kelainan metabolisme tirosin
Alkaptonuria, hipertirosinemia, ochronosis, tirosinemia,
tirosinosis
E70.3 Albinism

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Albinisme okuler, okulo-kutaneus
Sindroma: Chediaki (-Steinbrinck)-Higashi; Cross; Hermansky-
Pudlak
E70.8 Kelainan lain metabolisme asam amino aromatik
Kelainan metabolisme histidin, triptophan
E70.9 Kelainan metabolisme asam amino aromatik, tidak
dijelaskan

E71 Kelainan metabolisme asam amino bercabang dan asam


lemak
E71.0 Penyakit maple-syrup-urine
E71.1 Kelainan lain metabolisme asam amino bercabang
Hiperleusin-isoleusinemia, hipervalinemia;
Asidemia: isovalerat, metilmalonat, propionat
E71.2 Kelainan metabolisme asam amino, tidak dijelaskan
E71.3 Kelainan metabolisme asam lemak
Adrenoleukodistrofi (Addison-Schilder), defisiensi carnitine
palmityltransferase otot
Kecuali: penyakit Schilder (G37.0)

E72 Kelainan lain metabolisme asam amino


Kecuali: Gout (M10.-), penemuan abnormal tanpa manifestasi penyakit
(R70-R89)
Kelainan metabolisme: asam amino aromatik (E70.-), asam
amino bercabang (E71.0-E71.2), asam lemak (E71.3), purin
dan pirimidin (E79.-)
E72.0 Kelainan transport asam amino
Cystonosis, cystinuria,
Sindroma Fanconi (-de Toni) (-Debr), sindroma Lowe, penyakit
Hartnup
Kecuali: kelainan metabolisme triptophan (E70.8)
E72.1 Kelainan metabolisme asam amino yang mengandung
sulfur
Cystathioninuria, homocystinuria, methioninemia, defisiensi
sulfite oxidase
Kecuali: defisiensi transkobalamin II (D51.2)
E72.2 Kelainan metabolisme siklus urea
Argininemia, citrullinemia, hiperammonemia, asiduria
arginosuksinat
Kecuali: kelainan metabolisme ornitin (E72.4)
E72.3 Kelainan metabolisme lysine dan hydroxylysine
Asiduria glutarat, hidroksilisinemia, hiperlisinemia
Kecuali: penyakit Refsum (G60.1), penyakit Zelwegger
(Q87.8)
E72.4 Kelainan metabolisme ornithine
Ornithinemia (type I, type II)
E72.5 Kelainan metabolisme glycine
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Hiperhidroksiprolinemia, hiperprolinemia (type-type I, II)
Non-ketotic hiperglisinemia, sarkosinemia
E72.8 Kelainan metabolisme asam amino lain yang dijelaskan
Kelainan metabolisme: asam amino , siklus -glutamyl
E72.9 Kelainan metabolisme asam amino, tak dijelaskan

E73 Intoleransi laktosa


E73.0 Defisiensi laktase kongenital
E73.1 Defisiensi laktase sekunder
E73.8 Intoleransi laktosa lainnya
E73.9 Intoleransi laktosa, tidak dijelaskan

E74 Kelainan lain metabolisme karbohidrat


Kecuali: Peningkatan sekresi glukagon (E16.3), diabetes mellitus (E10-
E14)
Hipoglikemia NOS (E16.2), mucopolisakharidosis (E76.0-
E76.3)
E74.0 Glycogen storage disease
Glikogenosis jantung, defisiensi fosforilasi hati
Penyakit: Andersen, Cori, Forbes, Hers, McArdle, Pompe, Tarui,
Tauri, von Gierke
E74.1 Kelainan metabolisme fruktosa
Fruktosuria esensial, defisiensi fruktosa 1,6 difosfatase,
intoleransi fruktosa herediter
E74.2 Kelainan metabolisme galaktosa
Defisiensi galaktokinase, galaktosemia
E74.3 Kelainan lain penyerapan karbohidrat di usus
Malabsorbsi glukosa-galaktosa, defisiensi sukrosa
Kecuali: intoleransi laktosa (E73.-)
E74.4 Kelainan metabolisme piruvate dan glukoneogenesis
Defisiensi: phosphoenolpyruvate carboxykinase,
pyruvate carboxylase, pyruvate dehydrogenase
Kecuali: dengan anemia (D55.-)
E74.8 Kelainan lain metabolisme karbohidrat yang dijelaskan
Pentosuria essensial, oxalosis, oxaluria, glikosuria ginjal
E74.9 Kelainan metabolisme karbohidrat, tidak dijelaskan

E75 Kelainan metabolisme sphingolipid dan penyimpanan lipid


lainnya
Kecuali: Mucolipidosis, type-type I-III (E77.0-E77.1), penyakit Refsum
(G60.1)
E75.0 GM2 gangliosidosis
Penyakit: Sandhoff, Tay-Sachs
GM2 gangliosidosis: NOS, dewasa, remaja (juvenile)
E75.1 Gangliosidosis lain
Mukolipidosis IV

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Gangliosidosis: NOS, GM1, GM3;
E75.2 Sphingolipidosis lain
Penyakit: Fabry (-Anderson), Gaucher, Krabbe, Niemann-Pick
Sindroma Farber, leukodistrofi metakromatik, defisiensi sulfatase
Kecuali: adrenoleukodistrofi [Addison-Schilder] (E71.3)
E75.3 Sphingolipidosis, tidak dijelaskan
E75.4 Ceroid lipofusinosis neuronal
Penyakit: Batten, Bielschowsky-Jansky, Kufs, Spielmeyer-Vogt
E75.5 Kelainan lain penyimpanan lipid
Kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-Epstein],
penyakit Wolman
E75.6 Lipid storage disorder, tidak dijelaskan

E76 Kelainan metabolisme glycosaminoglycan


E76.0 Mukopolisakharidosis, type I
Sindroma Hurler, Hurler-Scheie, Scheie
E76.1 Mukopolisakharidosis, type II
Sindroma Hunter
E76.2 Mukopolisakharidosis lain
Defisiensi -glukoronidase
Mukopolisakharidosis type III, IV, V, VI
Sindroma: Maroteaux-Lamy (ringan)(berat), Morquio (mirip-)
(klasik),
Sanfilipo (type B) (type C) (type D)
E76.3 Mukopolisakharidosis, tidak dijelaskan
E76.8 Kelainan lain metabolisme glucosaminoglycan
E76.9 Kelainan metabolisme glucosaminoglycan, tidak
dijelaskan

E77 Kelainan metabolisme glycoprotein


E77.0 Cacad dalam modifikasi enzim lisosom pasca-translasi
Mukolipidosis II (penyakit I-cell), mokulipidosis III (polidistrofi
pseudo-Hurler)
E77.1 Cacad dalam degradasi glycoprotein
Aspartylglukosaminuria, fukosisdosis, mannosidosis, sialidosis
(mokulipidosis I)
E77.8 Kelainan lain metabolisme glycoprotein
E77.9 Kelainan of glycoprotein metabolism, tidak dijelaskan

E78 Kelainan metabolisme lipoprotein dan lipidaemia lainnya


Kecuali: Sphingolipidosis (E75.0-E75.3)
E78.0 Hiperkholesterolaemia murni
Hiperkholesterolemia keturunan, hiperlipidemia group A,
hiperbetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia: Frederickson IIa, jenis low-density-
lipoprotein [LDL]

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
E78.1 Hipergliseridaemia murni
Hipergliseridaemia endogen, hiperlipidemia group B,
hiperprebetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia: Frederickson IV, jenis very-low-density-
lipoprotein [VLDL]
E78.2 Hiperlipidaemia campuran
Broad- atau floating betalipoproteinemia, hiperlipidemia group C
Hiperbetalipoproteinemia dengan prebetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia Frederickson IIb atau III
Xanthoma tubo-eruptif, xanthoma tuberosum
Kecuali: kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-
Epstein] (E75.5)
E78.3 Hiperchylomicronaemia
Hiperlipoproteinemia Frederickson, type I atu V, hiperlipidemia
group D
Hipergliseridemia campuran
E78.4 Hiperlipidaemia lain
Hiperlipidemia gabungan keturunan
E78.5 Hiperlipidaemia, tidak dijelaskan
E78.6 Defisiensi lipoprotein
Abetalipoproteinaemia, defisiensi high-density lipoprotein [HDL]
Hipoalfalipoproteinaemia, hipobetalipoproteinaemia (keturunan)
Defisiensi lecithin cholesterol acyltransferase, penyakit Tangier
E78.8 Kelainan lain metabolisme lipoprotein
E78.9 Kelainan metabolisme lipoprotein, tidak dijelaskan

E79 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine


Kecuali: Orotaciduric anaemia (D53.0), kelainan imunodefisiensi
gabungan (D81.-)
Gout (M10.-), batu ginjal (N20.0), xeroderma pigmentosum
(Q82.1)
E79.0 Hyperuricaemia tanpa tanda-tanda radang arthritis dan
penyakit tophi
Hiperurikemia asimptomatik
E79.1 Lesch-Nyhan syndrome
E79.8 Kelainan lain metabolisme purine dan pyrimidine
Xanthinuria herediter
E79.9 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine, tidak
dijelaskan

E80 Kelainan metabolisme porphyrin dan bilirubin


Termasuk: Cacad katalase dan peroxidase
E80.0 Porphyria eritropoietik herediter
Porphyria eritropoietik kongenital, protoporphyria eritropoietik
E80.1 Porphyria cutanea tarda
E80.2 Porphyria lain

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Coproporphyria herediter; porphyria: NOS, intermitten akut
(hepatika)
E80.3 Cacad katalase dan peroxidase
Acatalasia [Takahara]
E80.4 Sindroma Gilbert
E80.5 Sindroma Crigler-Najjar
E80.6 Kelainan lain metabolisme bilirubin
Sindroma Dublin-Johnson, sindroma Rotor
E80.7 Kelainan metabolisme bilirubin, tidak dijelaskan

E83 Kelainan metabolisme mineral


Kecuali: Kelainan parathyroid (E20-E21), defisiensi mineral makanan
(E58-E61)
Deficiensi vitamin D (E55.-)
E83.0 Kelainan metabolisme tembaga [copper]
Penyakit: Menkes (rambut patah) (rambut kaku seperti baja
steely), Wilson
E83.1 Kelainan metabolisme besi [iron]
Hemokromatosis
Kecuali: anemia defisiensi besi (D50.-), anemia siderosis
(D64.0-D64.3)
E83.2 Kelainan metabolisme seng [zinc]
Acrodermatitis enteropatika
E83.3 Kelainan metabolisme phosphor dan phosphatase
Defisiensi acid phosphatase, hipofosfatemia keturunan,
hipofosfatasia
Osteomalasia atau rickets akibat resistensi vitamin D
Kecuali: osteoporosis (M80-M81), osteomalasia dewasa
(M83.-)
E83.4 Kelainan metabolisme magnesium
Hipermagenemia, hipomagnesemia
E83.5 Kelainan metabolisme calcium
Hiperkalsemia hipokalsiuria keturunan, hiperkalsiuria idiopatik
Kecuali: hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3), chondrocalcinosis
(M11.1-M11.2)
E83.8 Kelainan lainmetabolisme mineral
E83.9 Kelainan metabolisme mineral, tidak dijelaskan

E84 Cystic fibrosis


Termasuk: mucoviscidosis
E84.0 Cystic fibrosis dengan manifestasi paru-paru
E84.1 Cystic fibrosis dengan manifestasi usus
Ileus mekonium (P75*)
Kecuali: obstruksi mekonium pada kasus tempat cystic fibrosis
tidak terjadi (P76.0)
E84.8 Cystic fibrosis dengan manifestasi lain
Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Cystic fibrosis dengan manifestasi gabungan
E84.9 Cystic fibrosis, tak dijelaskan

E85 Amyloidosis
Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-)
E85.0 Heredofamilial amyloidosis, jenis non-neuropathic
Demam Mediterran keturunan, nefropati amiloid keturunan
E85.1 Heredofamilial amyloidosis, jenis neuropathic
Polineuropati amiloid (Portuguese)
E85.2 Heredofamilial amyloidosis, tidak dijelaskan
E85.3 Systemic amyloidosis sekunder
Amiloidosis yang berhubungan dengan hemodialisis
E85.4 Organ-limited amyloidosis
Amiloidosis lokal
E85.8 Amyloidosis lainnya
E85.9 Amyloidosis, tidak dijelaskan

E86 Volume depletion kehabisan cairan


Dehidrasi, kehabisan cairan plasma atau ekstraseluler, hipovolemia
Kecuali: dehidrasi pada bayi baru lahir (P74)
syok hipovolemia: NOS (R57.1), trauma (T79.4), pascabedah
(T81.1)

E87 Kelainan lain keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-


basa
E87.0 Hyperosmolality dan hypernatraemia
Peningkatan atau kelebihan sodium [Na]
E87.1 Hypo-osmolality dan hyponatraemia
Defisiensi sodium [Na]
Kecuali: sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya (E22.2)
E87.2 Asidosis
Asidosis: NOS, laktat, metabolik, respiratorik
Kecuali: DM (E10-E14 dengan karakter keempat .1)
E87.3 Alkalosis
Alkalosis: NOS, metabolik, respiratorik
E87.4 Kelainan campuran keseimbangan asam-basa
E87.5 Hyperkalaemia
Kelebihan kadar potassium [K]
E87.6 Hypokalaemia
Kekurangan kadar potassium [K]
E87.7 Fluid overload
Kecuali: edema (R80.-)
E87.8 Kelainan lain keseimbangan elektrolit dan cairan, not
elsewhere classified
Ketidak seimbangan elektrolit, hiperkhloremia, hipokhloremia

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
E88 Kelainan metabolik lain
Kecuali: Histiositosis X (chronic) (D76.0)
E88.0 Kelainan metabolisme protein plasma, not elsewhere
classified
Defisiensi -1-antitripsin, bisalbuminemia
Kecuali: kelainan metabolisme lipoprotein (E78.-), gammopati
monoklonal (D47.2)
hipergammaglonbulinemia (D89.0), makroglobulinemia
Waldenstrm (C88)
E88.1 Lipodystrophy, not elsewhere classified
Lipodistrofi NOS
Kecuali: penyakit Whipple (K90.8)
E88.2 Lipomatosis, not elsewhere classified
Lipomatosis: NOS, dolorosa
E88.8 Kelainan metabolisme lain yang dijelaskan
Adenolipomatosis Launois-Bensaude, trimethylaminuria
E88.9 Kelainan metabolisme, tidak dijelaskan

E89 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, not


elsewhere classified
E89.0 Hipotiroidisme pasca-prosedur
Hipotiroidisem pasca-radiasi, hipotiroidisme pasca-bedah
E89.1 Hipoinsulinaemia pasca-prosedur
Hiperglikemia pasca-pankreatektomi, hipoinsulinesmia pasca-
bedah
E89.2 Hipoparatiroidisme pasca-prosedur
Tetani paratiroprival
E89.3 Hipopituitarisme pasca-prosedur
Hipopituitarisme pasca-radiasi
E89.4 Kegagalan ovarium pasca-prosedur
E89.5 Hipofungsi testis pasca-prosedur
E89.6 Hipofungsi korteks (-medulla) adrenal pasca-prosedur
E89.8 Kelainan lain endokrin dan metabolik pasca-prosedur
E89.9 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, tidak
dijelaskan

E90* Kelainan-kelainan gizi dan metabolik pada penyakit yang


diklasifikasi di tempat lain

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
Catatan khusus Bab III:
Kondisi tertentu yang bisa diklasifikasikan ke dalam Bab ini bisa
disebabkan oleh obat atau penyebab eksternal lain. Kode
dari Bab XX bisa digunakan sebagai kode tambahan.
Contoh 11
Kondisi utama : Anemia defisiensi folat akibat trimethoprim.
Kondisi lain :-
Kode : Anemia defisiensi folat akibat obat (D52.1). Sebagai kode
tambahan bisa dipakai Y41.2 (Obat antimalaria dan
antiprotozoa darah lainnya, menyebabkan efek samping
dalam penggunaan terapi).

Catatan khusus Bab IV


Kondisi tertentu yang dapat diklasifikasikan pada Bab ini bisa
disebabkan oleh obat-obatan atau penyebab luar. Kode dari
Bab XX bisa digunakan sebagai kode tambahan.
(1) E10-E14. Diabetes Mellitus
Pemilihan subkategori yang tepat dari daftar yang berlaku bagi
seluruh kategori ini didasarkan pada KU yang tercatat.
Subkategori .7 hanya digunakan sebagai KU kalau
berbagai komplikasi diabetes dicatat sebagai KU tanpa
mengutamakan salah satu di antaranya. Untuk masing-
masing komplikasi bisa diberikan kode tambahan.
Contoh 12
Kondisi utama : Kegagalan ginjal akibat glomerulonefrosis
diabetes.
Kode : DM, tidak dijelaskan, dengan komplikasi ginjal (E14.2
dan N08.3 *).
Contoh 13
Kondisi utama : Diabetes tergantung insulin dengan nefropati,
gangren, dan katarak.
Kondisi lain :-
Kode : IDDM dengan komplikasi ganda (E10.7). Kode tambahan
E10.2 dan N08.3* (IDDM dengan nefropati), E10.5 (IDDM
dengan komplikasi sirkulasi perifer), dan E10.3 dan
H28.0* (IDDM dengan katarak) bisa diberi untuk
identifikasi masing-masing komplikasi
(2) E34.0 Sindroma karsinoid
Kode ini tidak dipakai untuk KU kalau tumor karsinoid tercatat,
kecuali kalau episode perawatan adalah untuk sindroma itu
sendiri. Pada pengkodean tumor ini, E34.0 bisa digunakan
sebagai kode tambahan untuk identifikasi aktifitas
fungsional.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
(3) E64.- Sekuel malnutrisi dan defisiensi gizi lain
E68 Sekuel hiperalimentasi
Kode-kode ini tidak untuk kode pilihan KU kalau sifat kondisi
sisa ini tercatat. Pada saat mengkode kondisi sisa ini, E64.-
atau E68 bisa digunakan sebagai kode tambahan.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM BPJS RSBK
CHAPTER V. KELAINAN-KELAINAN
JIWA DAN TINGKAH LAKU (F00-F99)
Blok-blok di dalam bab ini:
F00-F09 Kelainan jiwa organik, termasuk yang hanya berupa
gejala
F10-F19 Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan zat
psikoaktif
F20-F29 Schizophrenia, schizotype dan waham (delusion)
F30-F39 Kelainan alam perasaan (mood/affective]
F40-F48 Kelainan neurotik, berhubungan dengan stress-dan
somatoformis.
F50-F59 Sindroma tingkah laku akibat kekacauan fisiologis
dan faktor fisik
F60-F69 Kelainan kepribadian dan tingkah laku pada orang
dewasa.
F70-F79 Retardasi mental
F80-F89 Kelainan perkembangan psikologis
F90-F98 Kelainan tingkah laku dan emosi dengan onset
biasanya pada masa anak dan remaja
F99 Kelainan mental yang tidak dijelaskan

Kategori asterisk untuk bab ini:


F00* Dementia yang timbul pada penyakit Alzheimer
F02* Dementia yang timbul pada penyakit lain yang
klasifikasinya di tempat lain

Kelainan jiwa organik, termasuk hanya gejala (F00-


F09)
Blok ini berisi kelainan jiwa yang dikelompokkan karena sama-
sama memiliki etiologi yang jelas dalam penyakit otak, cedera otak,
atau serangan lain terhadap otak, yang menyebabkan gangguan fungsi
otak. Gangguan fungsi ini bisa primer, seperti pada penyakit, cedera
dan serangan yang langsung mengganggu otak, atau sekunder seperti
pada penyakit dan kelainan sistemik yang menyerang otak sebagai
satu dari organ atau sistem tubuh yang terlibat.
Dementia (F00-F03) adalah sindroma yang disebabkan oleh
penyakit otak, biasanya bersifat kronik atau progresif, dengan
terdapatnya kekacauan fungsi korteks yang lebih tinggi. Fungsi ini
mencakup daya ingat, berpikir, orientasi, pemahaman, penghitungan,
kemampuan belajar, bahasa, dan pengambilan keputuskan. Kesadaran
tidak terganggu. Kerusakan fungsi kognitif biasanya disertai, dan
kadang-kadang didahului, oleh memburuknya kontrol emosi, tingkah-
laku sosial, atau motivasi. Sindroma ini terjadi pada penyakit
Alzheimer, penyakit pembuluh darah otak, dan kondisi lain yang
mengganggu otak secara primer atau sekunder.
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi penyakit
yang mendasari.

F00* Dementia pada penyakit Alzheimer (G30.-)


Penyakit Alzheimer adalah penyakit otak degeneratif primer yang
etiologinya tidak diketahui dengan bentuk neurofisiologis dan
neurokimia yang khas. Kelainan ini biasanya memiliki awal yang tidak
jelas dan berkembang perlahan dalam periode betrtahun-tahun.
F00.0* Dementia pada penyakit Alzaheimer dengan awal dini
(G30.0)
Dementia pada penyakit Alzaheimer dengan awal sebelum usia
65 tahun, dengan pemberatan yang relatif cepat dan dengan
berbagai kelainan nyata pada fungsi korteks yang lebih tinggi.
Penyakit Alzheimer, type 2
Dementia presenilis, type Alzheimer
Dementia progresif primer dari jenis alzheimer, awal dini
F00.1* Dementia pada penyakit Alzheimer dengan awal lanjut
(G30.1)
Dementia pada penyakit Alzheimer dengan awal setelah usia 65
tahun, biasanya dalam usia 70-an akhir atau sesudahnya, dengan
pemberatan yang lambat, dan dengan gangguan daya ingat
sebagai bentuk utama
Penyakit Alzheimer, type 1
Dementia degeneratif primer dari jenis Alzheimer, awal waktu
tua
Dementia senilis, type Alzheimer
F00.2* Dementia pada penyakit Alzaheimer, type tidak khas atau
campuran (G30.8)
Dementia tidak khas, type Alzheimer
F00.9* Dementia pada penyakit Alzaheimer, tidak dijelaskan
(G30.9)

F01 Dementia vaskuler


Dementia vaskuler adalah akibat infark otak yang disebabkan
oleh penyakit pembuluh darah, termasuk penyakit serebrovaskuler
hipertensif. Infark-infark ini biasanya kecil tapi memiliki efek
kumulatif. Awal penyakit biasanya pada usia lanjut
Termasuk: dementia arteriosklerotik
F01.0 Dementia vaskuler dengan awal yang akut
Biasanya berkembang dengan cepat setelah stroke berturut-turut
akibat trombosis, embolisme atau perdarahan serebrovaskuler.
Kadang-kadang penyebabnya bisa infark tunggal yang besar.
F01.1 Dementia dengan banyak infark
Awal perlahan-lahan, menyusul sejumlah episode iskemik
sementara yang menghasilkan akumulasi infark di parenkim otak
Dementia korteks predominan
F01.2 Dementia vaskuler pada subkorteks

Achengrsbk@Gmail.com
Mencakup kasus dengan riwayat hipertensi dan fokus-fokus
kerusakan iskemik pada subtansia grisea dalam di hemisfer otak.
Korteks serebri biasanya aman, dan ini berlawanan dengan
gambaran klinis yang bisa mirip sekali dengan dementia pada
penyakit Alzheimer.
F01.3 Dementia vaskuler campuran korteks dan subkorteks
F01.8 Dementia vaskuler lain
F01.9 Dementia vaskuler ,tidak dijelaskan

F02* Dementia pada penyakit yang klasifikasinya di bagian lain


Kasus-kasus dementia yang disebabkan oleh, atau diduga
disebabkan oleh penyebab-penyebab selain penyakit Alzheimer atau
penyakit serebrovaskuler. Awal bisa kapan saja dalam kehidupan,
walau pun jarang pada usia tua.
F02.0* Dementia pada penyakit Pick (G31.0)
Dementia progresif, dimulai pada usia pertengahan, khas dengan
perubahan dini yang berlangsung lambat pada karakter dan
pemburukan hubungan sosial, diikuti dengan kerusakan fungsi-
fungsi intelek, ingatan, dan bahasa, dengan apati, euphoria, dan
kadang-kadang fenomena ekstrapiramid..
F02.1* Dementia pada penyakit Creutzfeldt-Jakob (A81.0)
Dementia progresif dengan tanda-tanda neurologis yang luas,
disebabkan oleh perubahan neuropatologis yang diduga akibat
agen yang ditularkan. Awal biasanya pada usia pertengahan atau
tua, tapi bisa pada usia dewasa. Perjalanannya subakut,
membawa ke kematian dalam satu sampai dua tahun.

F02.2* Dementia pada penyakit Huntington (G10)


Dementia yang terjadi sebagai bagian dari degenerasi luas tak.
Kelainan ini dibawa oleh sebuah gen autosom dominan tunggal.
Gejala biasanya muncul pada usia dekade ketiga atau keempat.
Perjalanan penyakit lambat, membawa ke kematian dalam 10-15
tahun.
Dementia pada khorea Huntington.
F02.3* Dementia pada penyakit Parkinson (G20)
Dementia yang berkembang dalam perjalanan penyakit Parkinson
yang telah berkembang. Belum ada gambaran klinis tertentu
yang menonjol ditentukan
Dementia pada
paralysis agitans
parkinsonisme
F02.4* Dementia pada penyakit human immunodeficiency virus
[HIV] (B22.0)
Dementia yang berkembang dalam perjalanan penyakit HIV,
tanpa adanya penyakit atau kondisi yang bersamaan selain
infeksi HIV yang bisa menjelaskan bentuk klinisnya.

Achengrsbk@Gmail.com
F02.8* Dementia pada penyakit lain yang klasifikasinya di
tempat lain
Dementia pada:
neurosyphilis ( A52.1 )
trypanosomiasis ( B56.- , B57.- )
hypothyroidism, acquired ( E01.- , E03.- )
niacin deficiency [pellagra] ( E52 ), vitamin B 12 deficiency (
E53.8 )
cerebral lipidosis ( E75.- )
hepatolenticular degeneration ( E83.0 ), hypercalcaemia (
E83.5 )
multiple sclerosis ( G35 ), epilepsy ( G40.- )
polyarteritis nodosa ( M30.0 ), systemic lupus erythematosus (
M32.- )
intoxications ( T36-T65 )

F03 Dementia yang tidak dijelaskan


Dementia presenilis NOS, psikosis presenilis NOS, dementia
degeneratif primer NOS
Dementia senilis: NOS, jenis depresi atau paranoid
Psikosis senilis NOS
Kecuali: dementia senilis dengan delirium atau kebingungan akut
(F05.1)
senilitas NOS (R54)

F04 Amnesia organik, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif


lain
Suatu sindroma kerusakan nyata daya ingat baru dan lama,
sementara ingatan terbaru masih ada, dengan penurunan kemampuan
mempelajari materi baru disorientasi waktu. Konfabulasi (bercerita
antara khayalan dan kenyataan biasanya yang hebat-hebat) bisa
merupakan bentuk yang menonjol, tapi persepsi dan fungsi kognitif
lain, intelek, biasanya utuh. Prognosis tergantung pada perjalanan lesi
yang mendasari.
Termasuk: Psikosis atau sindroma Korsakov, non-alkoholik
Kecuali: amnesia:
anterograde (R41.1), retrograde (R41.2), NOS (R41.3),
disosiatif (F44.0)
sindroma Korsakov:
akibat alkohol atau tidak dijelaskan ( F10.6 )
akibat zat psikoaktif lain (F11-F19 dengan karakter
keempat .6)

F05 Delirium, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lain


Suatu sindroma otak organik yang etiologinya tidak spesifik, khas
dengan kekacauan serentak dari kesadaran dan perhatian, persepsi,
pemikiran, daya ingat, tingkah-laku psikomotor, emosi, dan jadwal
tidur-bangun. Lama berlangsungnya bervariasi dan derajat beratnya
berkisar dari ringan sampai sangat berat.

Achengrsbk@Gmail.com
Termasuk: keadaan akut atau subakut dari:
sindroma otak, keadaan bingung (nonalkoholik), psikosis
infektif
reaksi organik, sindroma psiko-organik
Kecuali: delirium tremens, akibat alkohol atau tidak dijelaskan (F10.4)
F05.0 Delirium yang tidak terjadi pada dementia
F05.1 Delirium yang terjadi pada dementia
Kondisi yang memenuhi kriteria di atas tapi berkembang dalam
perjalanan dementia
F05.8 Delirium jenis lain
Delirium yang asal-usulnya campuran
F05.9 Delirium, tidak dijelaskan

F06 Kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit


badan
Mencakup kondisi minor yang secara sebab-akibat berhubungan
dengan kelainan otak akibat penyakit otak primer, penyakit sistemik
yang secara sekunder mengganggu otak, penyakit endokrin, atau
penyakit badan lainnya.
Kecuali: berhubungan dengan:
delirium (F05.-), dementia seperti yang diklasifikasikan
pada F00-F03
disebabkan penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lain (F10-
F19)
F06.0 Halusinosis organik diikuti banyak halusinasi
Kelainan berupa halusinasi persisten atau berulang, biasanya
visual atau auditorius, yang terjadi ketika sadar penuh dan bisa
diketahui atau tidak diketahui subjek sebagai halusinasi.
Pengolahan waham terhadap halusinasi dapat terjadi, tapi
waham tidak mendominasi gambaran klinis; pemikiran ke dalam
(insight) bisa utuh.
Keadaan halusinasi organik (nonalkoholik)
Kecuali: halusinosis alkoholik (F10.5), skizofrenia (F20.-)
F06.1 Kelainan katatonik organik aktifitas psikomotor
terganggu
Kelainan aktifitas psikomotor berupa penurunan (stupor) atau
peningkatan (eksitasi) yang berhubungan dengan gejala
katatonik. Kedua ujung ekstrim kekacauan psikomotor ini bisa
timbul bergantian.
Kecuali: catatonic schizophrenia (F20.2)
stupor: NOS (R40.1), dissosiatif (F44.2)
F06.2 Kelainan waham organik [mirip skizofrenia]
Kelainan dengan waham persisten atau berulang mendominasi
gambaran klinis. Waham bisa diikuti oleh halusinasi. Beberapa
gambaran yang menunjuk pada skizofrenia, seperti halusinasi
aneh atau kelainan pikiran, bisa terdapat.
Keadaan paranoid dan halusinasi paranoid organik

Achengrsbk@Gmail.com
Psikosis mirip-skizofrenia pada epilepsi
Kecuali:
kelainan:
psikotik akkiibat obat (F11-F19) dengan karakter keempat .
5)
waham persisten (F22.-), psikotik akut dan sementara
(F23.-)
schizophrenia (F20.-)
F06.3 Kelainan alam perasaan [afektif] organik
Kelainan yang khas dengan perubahan alam perasaan atau afek,
biasanya diikuti oleh perubahan dalam tingkat aktifitas
menyeluruh, depresif, hipomanik, manik, atau bipolar (lihat F30-
F38), tapi muncul sebagai akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan alam perasaan, non-organik atau tidak
dijelaskan (F30-F39)
F06.4 Kelainan anxietas [cemas] organik
Kelainan yang khas dengan bentuk kelainan cemas umum
(F41.1), kelainan panik (F41.0), atau kombinasi keduanya, tapi
muncul sebagai akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan anxietas, non-organik atau tidak dijelaskan
(F41.-)
F06.5 Kelainan disosiatif organik
Khas dengan kehilangan sebagianatau keseluruhan integrasi
normal antara daya ingat masa lalu, kesadaran identitas dan
indera saat ini, dan kontrol gerakan tubuh [lihat F44.-], tapi
muncul akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan disosiatif [konversi], non-organik atau tidak
dijelaskan (F44.-)
F06.6 Kelainan emosi labil [asthenic] organik
Khas dengan emosi tidak stabil, mudah lelah, dan berbagai
indera fisik yang tidak menyenangkan (misalnya pusing) dan
nyeri, tapi muncul akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan somatformis, nonorgani atau tidak dijelaskan
(F45.-_
F06.7 Kelainan kognitif ringan
Khas dengan kegagalan daya ingat, kesulitan belajar, dan
penurunan kemampuan berkonsentrasi pada suatu tugas selama
lebih dari perode-periode singkat.
F06.8 Kelainan jiwa lain yang dijelaskan akibat kerusakan dan
gangguan fungsi otak dan penyakit fisik
Psikosis epileptik NOS
F06.9 Kelainan jiwa yang tidak dijelaskan akibat kerusakan
dan gangguan fungsi otak atau penyakit badan
Sindroma otak organik NOS, kelainan jiwa organik NOS

F07 Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan


otak
F07.0 Kelainan kepribadian organik

Achengrsbk@Gmail.com
F07.1 Sindroma pasca ensefalitis
F07.2 Sindroma pasca-konkusio
F07.8 Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan
otak lainnya
F07.9 Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan
otak, tidak dijelaskan.

F09 Kelainan jiwa organik atau simptomatik, tidak dijelaskan.

Blok F10-F19: Kelainan jiwa akibat penggunaan zat


psikoaktif
Blok ini berisi kelainan akibat penggunaan zat psikoaktif, baik
melalui resep dokter atau tidak. Karakter ketiga pada kode
menunjukkan jenis zat, dan karakter keempat menunjukkan keadaan
klinis. Kode ini hendaknya digunakan untuk setiap zat yang diduga,
namun harus diperhatikan bahwa tidak semua kode karakter keempat
ini bisa digunakan pada semua zat. Subdivisi karakter keempat berikut
digunakan untuk kategori F10-F19:
.0 Intoksikasi akut
Kondisi setelah pemberian zat psikoaktif yang menyebabkan
kekacauan tingkat kesadaran, kognisi, persepsi, alam perasaan atau
tingkah-laku, atau fungsi dan respons psiko-fisiologis lain. Kekacauan
berbanding lurus dengan efek farmakologis dan berkurang menurut
waktu. Kesembuhan sempurna, kecuali kalau kerusakan jaringan atau
komplikasi lain telah terjadi. Komplikasi bisa berupa trauma, inhalasi
vomitus, delirium, koma, kejang, dan lain-lain. Sifat komplikasi
tergantung pada jenis farmakologis dan cara pemberian zat tersebut.
Contohnya adalah mabuk alkohol akut, "bad trips" (drugs), mabuk
NOS, intoksikasi patologis, kesurupan' dan kemasukan pada waktu
intoksikasi zat psikoaktif
.1 Penggunaan yang berbahaya
Sebuah pola penggunaan zat psikoaktif yang merusak kesehatan.
Kerusakan bisa berupa fisik (seperti hepatitis akibat penyuntikan zat
psikoaktif) atau mental (misalnya episode depresi setelah meminum
alkohol dalam jumlah besar).
.2 Sindroma ketergantungan
Campuran fenomena tingkah-laku, kognitif, dan fisiologis yang
muncul setelah pemakaian berulang, Sindroma ini khas dengan adanya
dorongan untuk menggunakan zat tersebut, sulit mengontrol
penggunaannya, tetap menggunakan walau mengetahui akibat yang
berbahaya, prioritas untuk menggunakan zat lebih besar dibandingkan
dengan kegiatan dan kewajiban lain, naiknya toleransi terhadap zat,
dan kadang-kadang gejala fisik akibat putus zat. Sindroma ini bisa
terjadi pada zat psikoaktif tertentu (tembakau, alkohol, atau

Achengrsbk@Gmail.com
diazepam), satu kelompok obat (opioid), atau berbagai jenis zat
psikoaktif yang secara farmakologis berbeda.
.3 Keadaan putus obat
Kelompok gejala yang terjadi akibat penarikan zat psikoaktif
setelah penggunaan yang menetap. Onset dan arah perjalanan gejala
ini terbatas dan tergantung pada zat psikoaktif dan dosis yang
digunakan sebelum penggunaannya dihentikan atau dikurangi.
Keadaan ini bisa diperberat oleh kejang-kejang.
.4 Keadaan putus obat dengan delirium
Keadaan putus obat yang diikuti oleh delirium (F05.-). Kejang
juga bisa timbul. Kalau penyebabnya diduga faktor organik, maka
harus diklasifikasikan pada F05.8. Contohnya delirium tremens
(diinduksi alkohol)
.5 Kelainan psikosis
Sekelompok fenomena psikosis yang terjadi selama atau sesudah
penggunaan zat psikoaktif tapi tidak bisa dijelaskan berdasarkan
intoksikasi akut saja dan tidak merupakan bentuk keadaan putus obat.
Kelainan ini khas dengan halusinasi (biasanya auditorius, tapi sering
lebih dari satu jenis sensoris), distorsi persepsi, waham (sering bersifat
paranoid atau curiga), kekacauan psikomotor (excitement atau stupor),
dan alam perasaan abnormal yang bisa berkisar dari sangat takut atau
sangat senang. Sensoris biasanya jernih, namun bisa terjadi penurunan
kesadaran walau pun tidak berat.
Contohnya adalah halusinosis, cemburu, paranoia dan psikosis
akibat alkohol
.6 Sindroma amnesia
Sebuah gejala dengan kerusakan pada ingatan baru dan lama.
Ingatan terbaru masih utuh, sedangkan ingatan baru lebih terganggu
daripada ingatan lama. Kekacauan sensasi waktu dan urutan kejadian
biasanya terdapat, di samping kesulitan mempelajari hal baru.
Konfabulasi bisa sangat menonjol walaupun tidak selalu ada. Fungsi
kognitif lain biasanya baik dan kerusakan amnesia tidak berimbang
dengan kekacauan lain. Misalnya kelainan amnesia akibat alkohol atau
obat, dan psikosis/sindroma Korsakov akibat alkohol atau zat psikoaktif
lain, atau tidak dijelaskan
.7 Kelainan psikotik sisa (residual) dan mulainya terlambat
(late-onset)
Perubahan kognisi, alam perasaan, kepribadian, atau tingkah
laku akibat alkohol atau zat psikoaktif berlangsung lebih lama daripada
mestinya. Awal terjadinya kelainan harus sesuai dengan penggunaan
zat psikoaktif. Kalau kelainan terjadi setelah episode penggunaan zat,
kelainan tersebut dikode kalau jelas merupakan efek sisa zat tersebut.
.8 Kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya
.9 Kelainan jiwa dan tingkah laku yang tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
F10.- Kelainan jiwa akibat penggunaan alkohol

F11.- Kelainan jiwa akibat penggunaan opioids

F12.- Kelainan jiwa akibat penggunaan kannabinoids

F13.- Kelainan jiwa akibat penggunaan sedatif atau hipnotik

F14.- Kelainan jiwa akibat penggunaan kokain

F15.- Kelainan jiwa akibat penggunaan stimulants lain,


termasuk caffeine

F16.- Kelainan jiwa akibat penggunaan hallusinogens

F17.- Kelainan jiwa akibat penggunaan tembakau

F18.- Kelainan jiwa akibat penggunaan pelarut mudah


menguap

F19.- Kelainan jiwa akibat penggunaan banyak obat dan zat


psikoaktif lain
Kategori ini digunakan kalau dua zat psikoaktif atau lebih, tapi
yang lebih berpengaruh tidak diketahui. Ia juga digunakan kalau
identitas zat psikoaktif yang digunakan tidak jelas atau tidak diketahui,
karena banyak pengguna obat ganda tidak tahu detil zat yang mereka
gunakan.
Includes: penggunaan obat secara salah NOS

Blok F20-F29: Schizophrenia, schizotype dand Waham


Blok ini menyatukan skhizofrenia, kelainan skhizotipe, waham
persisten, dan kelainan psikotik akut dan sementara. Kelainan
skhizoaktif masih masuk ke dalam kategori ini walau pun statusnya
masih diperdebatkan.

F20 Schizophrenia
Khas dengan distorsi pikiran dan persepsi, dan alam perasaan
yang tidak sesuai atau tumpul. Kesadaran dan kapasitas intelektual
biasanya baik walau pun defisit kognitif tertentu bisa muncul bersama
waktu. Fenomena psikopatologis yang paling penting adalah thought
echo (pikiran berulang); thought insertion or withdrawal (penyisipan
atau pembuangan bagian pikiran); thought broadcasting
(menyampaikan kemana-mana pikirannya); persepsi waham dan
waham kuasa; suka mempengaruhi atau pasif sama sekali; suara
halusinasi yang mengomentari atau membicarakan pasien; kelainan
pikiran dan gejala-gejala negatif.
Perjalanan skizofrenia bisa terus menerus, sewaktu-waktu
dengan defisit yang progresif atau stabil, atau satu-episode atau lebih
dengan remisi yang komplit atau tidak komplit. Diagnosis skizofrenia

Achengrsbk@Gmail.com
dihindarkan kalau ada gejala depresi atau manik yang luas, kecuali
kalau skizofrenia muncul lebih dulu. Juga skizofrenia tidak didiagnosa
kalau ada penyakit otak organik atau ketika keracunan atau putus
obat.
F20.0 Skizofrenia paranoid - curiga
F20.1 Skizofrenia hebefrenik alam perasaan
F20.2 Skizofrenia katatonik psikomotor: hiperkinensis atau
stupor
F20.3 Skizofrenia undifferentiated gejala di atas tidak tegas
F20.4 Depresi pasca skizofrenia tekanan perasaan
F20.5 Skizofrenia residual kronis, gejala sisa
F20.6 Skizofrenia simplex ringan tapi progresif
F20.8 Skizofrenia lain
F20.9 Skizofrenia, tidak dijelaskan

F21 Kelainan schizotype


Kelainan yang khas dengan tingkah laku eksentrik dan alam
perasaan yang mirip skizofrenia, walau pun tidak terdapat kelainan
yang merupakan ciri-ciri skizofrenia.. Tidak jelas saat mulai dan
evolusinya, arah penyakit biasanya kelainan kepribadian.

F22 Kelainan waham persisten


Mencakup berbagai kelainan dengan waham jangka panjang
merupakan gejala utama, namun tidak bisa diklasifikasikan sebagai
organik, skizofrenik, atau afektif.
F22.0 Kelainan waham waham tunggal atau kelompok waham
yang berhubungan
F22.8 Kelainan waham persisten lainnya
F22.9 Kelainan waham persisten, tidak dijelaskan

F23 Kelainan psikotik akut dan sementara


Kelainan dengan onset akut gejala psikotik (waham, halusinasi,
dan kekacauan persepsi), dan terhentinya tingkah laku yang biasa.
Onset akut adalah perkembangan gambaran klinis dalam dua minggu
atau kurang.
F23.0 Kelainan psikotis polimorf akut tanpa gejala skizofrenia
F23.1 Kelainan psikotik polimorf akut dengan gejala
skizofrenia
F23.2 Kelainan psikotik akut mirip-skizofrenia.
F23.3 Kelainan psikotik akut lain dengan waham sebagai
gejala utama.
F23.8 Kelainan psikotik akut dan sementara lain
F23.9 Kelainan psikotik akut dan sementara lain, tidak
dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
F24 Kelainan waham induksi
Kelainan waham yang dirasakan oleh dua orang atau lebih
dengan hubungan emosi yang erat. Hanya seorang yang benar-benar
menderita psikotik, waham terinduksi ke orang lain dan biasanya
hilang setelah mereka dipisahkan.

F25 Kelainan skizo-afektif


Kelainan yang muncul sewaktu-waktu dengan gejala afektif dan
skizofrenia, tapi tidak memenuhi syarat diagnosis skizofrenia atau
episode depresi atau manik.
F25.0 Kelainan skizoafektif, tipe manik
F25.1 Kelainan skizoafektif, tipe depresif
F25.2 Kelainan skizoafektif, tipe campuran
F25.8 Kelainan skizoafektif lain
F25.9 Kelainan skizoafektif, tidak dijelaskan

F28 Kelainan psikotik non-organik lain


Kelainan waham atau halusinasi, tapi tidak cukup untuk diagnosis
skizofrenia (F20.-), kelainan waham persisten (F22.-), kelainan psikotik
akut dan sementara (F23.-), episode manik jenis psikotik (F30.2), atau
episode depresi berat (F32.3).

F29 Psikosis non-organik yang tidak dijelaskan

Blok F30-F39: Kelainan alam perasaan (afektif/Mood)


Blok ini berisi kelainan dengan perubahan alam perasaan
menjadi tertekan (dengan atau tanpa kecemasan yang terkait) atau
menjadi sangat bebas. Perubahan mood biasanya diikuti oleh
perubahan level aktifitas menyeluruh, hampir semua gejala lain bisa
merupakan gejala sekunder dari, atau mudah dipahami dari bentuk
perubahan mood dan aktifitas. Hampir semua kelainan ini cenderung
berulang dan titik mulainya episode tersendiri sering berhubungkan
dengan kejadian atau situasi yang membuat stress.

F30 Episode mania


Semua subdivisi pada kategori ini digunakan hanya untuk satu
episode. Episode hipomanik atau manik pada seseorang yang memiliki
episode afektif sebelumnya (depresif, hipomanik, manik, atau
campuran) harus dikode sebagai kelainan afektif bipolar (F31.-).
Includes: kelainan bipolar, episode manik tunggal
F30.0 Hypomania
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
F30.2 Mania dengan gejala psikotik
F30.8 Episode mania lain
F30.9 Episode mania, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
F31 Kelainan afektif bipolar
Khas dengan dua atau lebih episode gangguan mood dan
aktifitas, gangguan ini pada suatu ketika berupa meningginya mood
dan peningkatan aktifitas (hipomania atau mania), dan pada
kesempatan lain berupa merendahnya mood dan penurunan aktifitas
(depresi).
Disini termasuk penyakit, psikosis, atau reaksi manik-depresi
F31.0 episode sekarang hipomania
F31.1 episode sekarang mania tanpa gejala psikotik
F31.2 episode sekarang mania dengan gejala psikotik
F31.3 episode sekarang depresi ringan atau sedang
F31.4 episode sekarang depresi berat tanpa gejala psikotik
F31.5 episode sekarang depresi berat dengan gejala psikotik
F31.6 episode sekarang campuran
F31.7 sekarang dalam remisi
F31.8 kelainan afektif bipolar lain
F31.9 kelainan afektif bipolar, tidak dijelaskan

F32 Episode depresi


Pada episode depresi umumnya terjadi penurunan daya untuk
menikmati, tertarik, dan konsentrasi, dan kelelahan setelah usaha
ringan. Tidur biasanya terganggu dan selera makan menurun. Harga
diri dan rasa percaya diri hampir selalu berkurang, dan bahkan dalam
bentuk yang paling ringan, perasaan bersalah atau merasa tak berguna
sering muncul.
Penurunan mood bervariasi dari hari ke hari, tidak berespons
pada keadaan sekitar dan bisa diikuti oleh gejala-gejala somatik
seperti hilangnya ketertarikan dan kesenangan, bangun pagi beberapa
jam sebelum biasanya, depresi paling berat di pagi hari, retardasi
psikomotor menonjol, tegang, hilang selera makan, berat badan
berkurang, dan hilangnya libido..
F32.0 Episode depresi ringan
F32.1 Episode depresi sedang
F32.2 Episode depresi berat tanpa gejala psikotik
F32.3 Episode depresi berat dengan gejala psikotik
F32.8 Episode depresi lain
F32.9 Episode depresi, tidak dijelaskan

F33 Depresi berulang


Khas dengan berulangnya episode depresi. Episode pertama bisa
pada semua usia, onset bisa akut atau perlahan, dan berlangsung
beberapa minggu sampai beberapa bulan.
F33.0 Depresi berulang, episode sekarang ringan

Achengrsbk@Gmail.com
F33.1 Depresi berulang, episode sekarang sedang
F33.2 Depresi berulang, episode sekarang berat tanpa gejala
psikotik
F33.3 Depresi berulang, episode sekarang berat dengan gejala
psikotik
F33.4 Depresi berulang, sedang dalam remisi
F33.8 Depresi berulang lainnya
F33.9 Depresi berulang, tidak dijelaskan

F34 Kelainan afektif persisten


Kelainan alam perasaan yang persisten dan biasanya naik turun,
tapi ringan. Berlangsung berbulan-bulan, kadang-kadang pada
sebagian besar kehidupan dewasanya. Kadang-kadang, episode
tunggal manik atau depresi bisa muncul.
F34.0 Cyclothymia mood tidak stabil; depresi dan perasaan
senang ringan
F34.1 Dysthymia - depresi mood kronis, berlangsung
sekurangnya beberapa tahun
F34.8 Kelainan afektif persisten lainnya
F34.9 Kelainan afektif persisten, tidak dijelaskan

F38 Kelainan afektif lainnya


Kelainan mood yang tidak cukup berat atau berlangsung tidak
cukup lama.
F38.0 Kelainan afektif tunggal lainnya
F38.1 Kelainan afektif berulang lainnya
F38.8 Kelainan afektif lainnya

F39 Kelainan afektif yang tidak dijelaskan

Blok F40-F49: Neurosis, DENGAN STRESS DAN


SOMATOFORMIS
F40 Cemas fobia (phobic anxiety)
Cemas muncul terhadap situasi yang jelas dan tidak berbahaya;
yang kalau bisa dihindari, atau kalau terpaksa akan dihadapi dengan
takut. Kekhawatiran bisa berupa gejala berdebar-debar atau rasa mau
jatuh, dan sering diikuti oleh khawatir akan kematian, kehilangan
kontrol, atau gila. Berpikir untuk masuk ke situasi fobia biasanya sudah
menimbulkan cemas. Cemas fobia sering hadir bersamaan dengan
depresi.
F40.0 Agoraphobia takut berada di tempat terbuka
F40.1 Fobia-fobia sosial - anthropophobia atau neurosis sosial

Achengrsbk@Gmail.com
F40.2 Fobia spesifik (isolated) - acrophobia (takut ketinggian),
claustrophobia (takut tempat tertutup), fobia binatang,
fobia sederhana
F40.8 Cemas fobia lainnya
F40.9 Cemas fobia, tidak dijelaskan

F41 Kelainan cemas lainnya


Cemas merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada situasi
tertentu..
F41.0 Panik [cemas paroksismal secara episodik]
F41.1 Kecemasan umum
F41.2 Cemas campur depresi
F41.3 Cemas campur lainnya
F41.8 Cemas lain yang dijelaskan
F41.9 Cemas, tidak dijelaskan

F42 Kelainan obsesi-kompulsi


Gambaran penting adalah pikiran obsesi dan tindakan kompulsi
yang timbul berulang-ulang. Pikiran obsesi adalah ide, bayangan, atau
dorongan yang memasuki pikiran berulang-ulang dalam bentuk yang
sama. Obsesi hampir selalu menekan perasaan dan pasien sering
berusaha untuk melawannya tapi gagal.
Tindakan kompulsi dilakukan berulang-ulang.. Tujuannya untuk
mencegah kejadian yang dianggap akan mencelakakan terhadap
dirinya atau disebabkan oleh dirinya, walau pun secara objektif tidak
akan terjadi. Biasanya, tingkah laku ini diketahui pasien sebagai tidak
berdasar, dan ia berusaha berulang-ulang untuk melawannya.
Nama lain keadaan ini: neurosis anankastik atau neurosis obsesif-
kompulsif
F42.0 Pikiran dengan obsesi yang menonjol
F42.1 Tindakan kompulsi yang menonjol
F42.2 Pikiran dan tindakan obsesi campuran
F42.8 Kelainan obsesi-kompulsi lainnya
F42.9 Kelainan obsesi-kompulsi, tidak dijelaskan

F43 Reaksi terhadap stress berat, dan gangguan penyesuaian


Kategori ini dikenal dengan kejadian yang sangat menekan
perasaan sehingga timbul reaksi stress akut, atau perubahan besar
kehidupan yang tidak menyenangkan sehingga timbul gangguan
penyesuaian. Kelainan dianggap sebagai respons maladaptive atau
adaptasi jelek terhadap stress berkepanjangan.
F43.0 Reaksi stress akut - reaksi sementara terhadap stress
fisik dan mental

Achengrsbk@Gmail.com
F43.1 Stress pasca trauma - respons lama terhadap stress fisik
dan mental
F43.2 Gangguan penyesuaian
F43.8 Reaksi lain terhadap stress berat
F43.9 Reaksi yang tidak dijelaskan terhadap stress berat

F44 Kelainan-kelainan dissosiasi (konversi)


Tema umum adalah hilangnya integrasi normal antara memori
masa lalu, kesadaran identitas dan sensasi langsung, serta kontrol
gerak tubuh. Kelainan yang lebih kronis, seperti paralisis dan
anestesia, bisa timbul kalau onsetnya berhubungan dengan masalah
yang tidak bisa diselesaikan dan kesulitan interpersonal. Gejala
kelainan sering mewakili konsep pasien tentang timbulnya penyakit.
Pemeriksaan medis tidak menunjukkan kelainan fisik atau neurologis,
karena hilangnya fungsi tubuh merupakan ekspresi konflik atau
kebutuhan emosi. Kelompok ini hanya melibatkan kelainan fungsi fisik
yang biasanya di bawah kontrol normal.
F44.0 Amnesia disosiasi
Gejala utama adalah hilangnya ingatan tentang kejadian penting
yang baru terjadi, bukan sekedar lupa atau lelah. Amnesia
terpusat pada kejadian yang menyakitkan, seperti kecelakaan
atau duka-cita, dan biasanya bersifat partial (sebagian) dan
selektif.
F44.1 Fugue disosiasi
Fugue disosiasi (kehilangan ingatan dan meninggalkan rumah)
memiliki semua gejala amnesia disosiasi, tambah berkelana
melebihi aktifitas harian biasa..
F44.2 Stupor disosiasi
Stupor disosiasi (keadaan setengah sadar) adalah penurunan
atau kehilangan gerakan sadar dan respons terhadap rangsangan
luar seperti cahaya, suara, dan rabaan.
F44.3 Trance and possession disorders
Trance (keadaan seperti dalam mimpi, tapi tidak tidur) adalah
kehilangan sementara identitas pribadi dan kesadaran akan
sekitar. Disini termasuk hanya trance yang tidak disadari atau
tidak diinginkan, di luar situasi keagamaan atau kebudayaan
yang dianutnya.
F44.4 Gangguan motorik disosiasi
Kemampuan untuk menggerakkan semua atau sebagian anggota
hilang. Bisa mirip sekali dengan berbagai variasi ataxia (gerak
tak terkontrol), apraxia (tak mampu bergerak dengan pantas),
akinesia (gerakan sadar berkurang), aphonia (tak bisa bersuara),
dysarthria (susah mengeluarkan kata-kata dengan jelas),
dyskinesia (tidak sanggup mengontrol gerakan sadar), seizures,
atau paralysis.
F44.5 Konvulsi disosiasi

Achengrsbk@Gmail.com
Mirip dengan epilepsi, tapi jarang disertai lidah tergigit, lecet
jatuh, atau inkontinensia urin, kesadaran bisa dipertahankan atau
diganti oleh stupor atau trance.
F44.6 Anestesia disosiasi dan kehilangan sensoris
Hilangnya rasa di kulit memiliki batas sesuai dengan pendapat
pasien mengenai fungsi tubuh, bukan pendapat medis.
Kehilangan sensasi bisa diikuti keluhan paresthesi (kesemutan).
Jarang diikuti oleh kehilangan total penglihatan atau
pendengaran.
F44.7 Kelainan disosiasi (konversi) campuran - gabungan
kelainan F44.0-F44.6
F44.8 Kelainan disosiasi (konversi) lainnya
F44.9 Kelainan disosiasi (konversi), tidak dijelaskan

F45 Kelainan somatoformis


Bentuk utama adalah berulang-ulang menyatakan keluhan fisik
bersama permintaan untuk pemeriksaan medis, walau pun
hasilnya selalu negatif dan dokter mengatakan bahwa gejalanya
tidak memiliki basis fisik. Kalau pun ada, kelainan fisik tidak
berhubungan dengan gejala dan keyakinan pasien mengenai
penyakitnya.
F45.0 Kelainan somatisasi
Gejala fisik yang banyak, berulang, dan sering berubah selama
paling kurang dua tahun. Kalau gejala jelas dan berlangsung <2
tahun, klasifikasikan pada F45.1.
Kelainan Briquet
F45.1 Gangguan somatoformis tidak khas
Keluhan somatoformis banyak, bervariasi, dan terus menerus,
namun tidak terdapat bentuk klinis kelainan somatisasi yang
jelas.
F45.2 Kelainan hipokondriak
Bentuk utama adalah keyakinan persisten adanya kelainan fisik
serius dan progresif. Perhatian biasanya terfokus pada satu atau
dua organ atau sistem tubuh.
F45.3 Gangguan fungsi otonom somatoformis
Keluhan pasien seolah-olah disebabkan penyakit sistem atau
organ yang dikontrol oleh syaraf otonom, seperti kardiovaskuler,
pencernaan, pernafasan, dan urogenital. Gejala biasanya dua
jenis, tanpa kelainan pada sistem atau organ tersebut. Pertama,
keluhan berdasarkan tanda-tanda objektif rangsangan otonom
seperti berdebar-debar, keringat, panas-panas, tremor, dan takut
akan kemungkinan kelainan fisik. Kedua, keluhan subjektif dan
berubah-ubah mengenai sakit dan nyeri, rasa terbakar, rasa
beban berat, rasa terjepit, dan perasaan desakan dari dalam,
yang dikatakan oleh pasien akibat organ atau sistem tertentu.
F45.4 Nyeri somatoformis persisten

Achengrsbk@Gmail.com
Keluhan utama adalah nyeri persisten, berat, dan menekan
perasaan, tapi tidak berdasarkan kelainan fisiologis atau fisik,
namun berhubungan dengan konflik emosi atau masalah
psikososial yang cukup besar.
F45.8 Gangguan somatoformis lain
Kelainan sensasi, fungsi, dan tingkah-laku yang tidak disebabkan
kelainan fisik, tidak melalui syaraf otonom, terbatas pada sistem
atau bagian spesifik tubuh.
F45.9 Gangguan somatoformis yang tidak dijelaskan kelainan
psikosomatik NOS

F48 Neurosis lainnya


F48.0 Neurasthenia
Kelelahan mudah terjadi setelah usaha mental atau setelah usaha
fisik minimal. Sering terdapat perasaan fisik umum yang tidak
menyenangkan seperti pusing, sakit kepala, dan rasa tidak stabil.
Nama lain penyakit ini adalah sindroma kelelahan (Fatigue
syndrome)
F48.1 Sindroma depersonalisasi - derealisasi
Pasien mengeluhkan perubahan mutu aktifitas mental, tubuh, dan
lingkungan, sehingga terasa seperti tidak nyata, jauh, dan serba
otomatis di luar kontrol. Pasien sering mengeluh tentang
hilangnya emosi dan merasa terasing dari pikiran, tubuh, atau
dunia nyata..
F48.8 Gangguan neurosis lain
F48.9 Gangguan neurosis, tidak dijelaskan - Neurosis NOS

Blok F50-F59: Sindroma akibat gangguan faal dan fisik


F50 Kelainan makan
F50.0 Anorexia nervosa
Khas dengan penurunan berat badan yang disengaja, sering pada
wanita muda, bisa juga laki-laki muda, anak menjelang pubertas dan
wanita menjelang menopause. Gejalanya mencakup pembatasan
makanan, olahraga berlebihan, merangsang muntah dan cuci perut,
serta penggunaan obat penekan selera dan diuretika.
F50.1 Anorexia nervosa tidak khas
Mirip anorexia nervosa namun gambaran klinis keseluruhan tidak
sesuai. Misalnya tidak terdapat gejala kunci seperti amenorrhea atau
sangat takut gemuk, walau pun berat badannya sangat berkurang dan
ia menunjukkan tingkah-laku menurunkan berat badan.

F50.2 Bulimia nervosa


Makan berlebihan dan sangat ingin mengontrol berat badan,
sehingga menyebabkan pola makan berlebihan yang disusul oleh

Achengrsbk@Gmail.com
muntah atau penggunaan pencahar. Nama lain keadaan ini adalah
Bulimia, dan Hyperorexia nervosa
F50.3 Bulimia nervosa tidak khas
Mirip bulimia nervosa, tapi gambaran klinis keseluruhan tidak
sesuai. Misalnya bisa terdapat makan berlebihan dan penggunaan
pencahar berlebihan tanpa perubahan berat badan yang nyata, atau
tidak adanya kekhawatiran berlebihan akan bentuk badan dan berat
badan.
F50.4 Makan berlebihan akibat kekacauan psikologis lain
Makan berlebihan akibat kejadian yang menyebabkan stress,
seperti ditinggal mati, kecelakaan, melahirkan, dsb. Nama lainnya
adalah Psychogenic overeating
F50.5 Muntah akibat kekacauan psikologis lain
Muntah berulang pada gangguan dissosiasi (F44.-) dan
hipokhondriaka (F45.2). Subkategori ini bisa sebagai tambahan pada
O21.- (muntah berlebihan waktu hamil). Nama lainnya adalah
Psychogenic vomiting.
F50.8 Kelainan makan lainnya
Pica (keinginan makan yang bukan makanan seperti kayu atau
kertas) pada dewasa; nama lain adalah Psychogenic loss of appetite.
Kecuali: pica pada bayi dan anak kecil (F98.3)
F50.9 Kelainan makan, tidak dijelaskan

F51 Kelainan tidur non-organik


Kelainan tidur sering merupakan gejala kelainan mental atau
fisik. Kalau kelainan tidur adalah salah satu keluhan utama dan
diyakini pasien sebagai penyakit tersendiri, maka kode ini harus
digunakan bersama diagnosa lain yang menguraikan psikopatologi dan
patofisiologi yang terlibat. Kategori ini hanya mencakup gangguan
tidur yang faktor primernya adalah emosi.
F51.0 Insomnia non-organik
Keadaan dengan tidur yang tidak memuaskan dan telah
berlangsung lama, misalnya susah tertidur, susah untuk tetap tidur,
atau bangun lebih dini.
F51.1 Hypersomnia non-organik
Hipersomnia adalah keadaan dengan siang sangat mengantuk,
serangan tidur, atau lamanya transisi dari bangun ke sadar penuh.
Kalau tidak ada faktor organik yang mendasari, maka keadaan ini
biasanya berhubungan dengan kelainan jiwa.
F51.2 Nonorganic disorder of the sleep-wake schedule
Tidak ada kesesuaian antara jadwal tidur-bangun dengan jadwal
yang diinginkan pada lingkungan tertentu, sehingga menyebabkan
insomnia atau hipersomnia.
F51.3 Sleepwalking [somnambulism]

Achengrsbk@Gmail.com
Perubahan kesadaran sehingga fenomena tidur dan bangun
bergabung. Pada episode tidur berjalan ini pasien bangkit dari tempat
tidur, biasanya pada sepertiga pertama tidur malam, dengan
rendahnya tingkat keawasan, reaksi dan keterampilan otot. Setelah
bangun biasanya ia tidak ingat kejadian tersebut.
F51.4 Sleep terrors [night terrors]
Episode terror dan panik di waktu malam dengan suara dan
gerakan yang hebat dan aktifitas otonom yang tinggi. Pasien akan
terduduk atau berdiri, biasanya pada sepertiga pertama tidur malam,
dengan teriakan panik. Sering juga ia lari ke pintu seolah-olah ingin
meloloskan diri, namun jarang meninggalkan kamar. Ingatan akan
kejadian tersebut sangat terbatas (biasanya satu atau dua bayangan
yang tidak utuh).
F51.5 Nightmares mimpi buruk
Mimpi berisi rasa cemas dan takut, yang bisa diingat dengan
jelas. Temanya sering mencakup ancaman nyawa, keamanan, atau
harga diri. Biasanya pada episode tersebut terdapat aktifitas otonom,
namun suara atau gerak tubuh tidak jelas. Pada waktu bangun ia
dengan cepat sadar dan berorientasi ke kenyataan.
F51.8 Kelainan tidur nonorganik lainnya
F51.9 Kelainan tidur nonorganik, tidak dijelaskan

F52 Gangguan fungsi seksual tanpa kelainan atau penyakit


organik
Mencakup berbagai keadaan yang berhubungan dengan
ketidakmampuan melakukan hubungan seksual seperti yang
diinginkan. Respons seksual adalah proses psikosomatik. Dalam
kelainan ini, proses psikologis dan somatik biasanya terlibat.
F52.0 Kurang atau hilangnya keinginan seksual frigiditas,
nafsu sex hipoaktif
F52.1 Penghindaran sex dan kurangnya kenikmatan seksual
anhedonia (sexual)
F52.2 Kegagalan respons genital gangguan ereksi atau
kekeringan vagina
F52.3 Gangguan fungsi orgasme - orgasme tidak terjadi atau
tercapai sangat lama
F52.4 Ejakulasi prematur
F52.5 Vaginismus nonorganic kejang otot sekitar sehingga
vagina tertutup
F52.6 Dyspareunia nonorganik - nyeri selama hubungan
seksual
F52.7 Nafsu seksual berlebihan nymphomania (perempuan),
satyriasis (laki-laki)
F52.8 Disfungsi seksual nonorganik lain
F52.9 Disfungsi seksual nonorganik, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
F53 Kelainan jiwa dan tingkah-laku pada puerperium, not
elsewhere classified
Kelainan jiwa yang berhubungan dengan nifas yang tidak bisa
diklasifikasikan di tempat lain pada bab ini, baik karena informasi tidak
cukup, atau karena adanya gambaran klinis khusus yang menyebabkan
klasifikasinya di tempat lain tidak sesuai.
F53.0 Kelainan ringan depresi postpartum
F53.1 Kelainan berat psikosis puerperium NOS
F53.8 Kelainan lain
F53.9 Kelainan yang tidak dijelaskan

F54 Kelainan psikologis pada kelainan yang klasifikasinya di


tempat lain
Kategori ini digunakan untuk mencatat pengaruh psikologis yang
diduga berperan dalam timbulnya kelainan fisik yang klasifikasinya
pada bab lain. Termasuk disini faktor-faktor psikologis yang
mempengaruhi keadaan fisik.
Contoh: asthma F54 and J45.-; dermatitis F54 and L23-L25;
gastric ulcer F54 and K25.-; mucous colitis F54 and K58.-; ulcerative
colitis F54 and K51.-; urticaria F54 and L50.-

F55 Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan


ketergantungan

F59 Sindroma tingkah-laku akibat faktor fisiologis dan fisik


yang tidak dijelaska

Blok F60-F69: Kelainan kepribadian dan tingkah-laku


dewasa
Blok ini berisi berbagai keadaan dan pola-pola tingkah-laku yang
nyata secara klinis dan cenderung menetap. Gejala ini muncul sebagai
ekspresi gaya hidup seseorang dan caranya berhubungan dengan diri
sendiri dan orang lain. Beberapa dari gejala ini muncul dini pada
perkembangan seseorang, dan yang lainnya didapatkan lebih lambat.
Kelainan kepribadian spesifik (F60), campuran (F61), dan
perubahan kepribadian (F62) merupakan pola tingkah-laku yang
tertanam dalam, dan muncul sebagai respons terhadap berbagai
situasi. Mereka melambangkan pembelokan tajam dalam memahami,
memikirkan, merasakan, dan terutama membandingkan dirinya dengan
orang lain. Mereka sering berhubungan dengan distress subjektif dan
masalah penampilan sosial.

F60 Kelainan kepribadian spesifik


Kekacauan berat kepribadian dan tingkah-laku, bukan akibat
langsung gangguan otak atau kelainan psikiatrik lain. Biasanya
melibatkan beberapa daerah kepribadian, berhubungan dengan

Achengrsbk@Gmail.com
ketegangan pribadi yang berat dan kerusakan hubungan sosial, dan
muncul sejak kanak-kanak atau remaja.
F60.0 Gangguan kepribadian paranoid
Sangat sensitif akan kemunduran, tidak bisa memaafkan hinaan,
curiga berlebihan, bersikap siap tempur dan sangat menjaga hak-hak
pribadi. Ia merasa dirinya sangat penting dan selalu membandingkan
segala sesuatu dengan diri sendiri.
F60.1 Gangguan kepribadian skizoid
Khas dengan menarik diri dari hubungan yang akrab, sosial dan
lainnya dan lebih menyukai khayalan, aktifitas sendiri, dan introspeksi.
F60.2 Gangguan kepribadian antisosial
Khas dengan tidak peduli akan kewajiban sosial dan perasaan
orang lain. Disebut juga kepribadian amoral, anti sosial, asosial,
psikopatik atau sosiopatik
F60.3 Kepribadian emosi labil
Bertendensi untuk bertindak tanpa memikir akibat, alam
perasaan mudah berubah. emosi mudah meledak dan tidak terkontrol.
Gejala lain adalah tendensi untuk merusak diri sendiri, atau bunuh diri.
Disebut juga kepribadian agresif atau eksplosif
F60.4 Kepribadian histrionik
Alam perasaan dangkal dan labil, mendramatisir diri sendiri,
ekspresi emosi berlebihan, mudah disugesti, egosentris, mudah
tersinggung, dan selalu mencari pujian, rangsangan, dan perhatian.
Disebut juga kepribadian histeris dan psikoinfantil
F60.5 Kepribadian anankastik
Selalu ragu-ragu; ingin serba sempurna (perfeksionisme),
perhatian akan detail berlebihan; bandel, sangat hati-hati, dan kaku.
Disebut juga kepribadian kompulsif, obsesif, obsesif-kompulsif
F60.6 Kepribadian hindaran atau cemas
Pasien memiliki perasaan tegang dan enggan, tidak percaya diri
dan rendah diri. Selalu ingin disenangi dan diterima, sangat sensitif
akan kritikan, dan bertendensi menghindari aktifitas rutin tertentu
dengan membesar-besarkan bahaya atau resikonya.
F60.7 Kepribadian tergantung
Tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan, patuh
pada keinginan orang yang lebih tua, dan respons yang lemah terhadap
tuntutan kehidupan harian.
F60.8 Kelainan kepribadian lainnya
Kepribadian eksentrik, narcissistic, immatur, pasif agresif,
psikoneurotik
F60.9 Kelainan kepribadian, tidak dijelaskan

F61 Kelainan kepribadian campuran dan lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
Kategori ini adalah untuk kelainan spesifik yang sering
menimbulkan gangguan tapi tidak memiliki pola spesifik dari gejala-
gejala pada F60.-.

F62 Perubahan kepribadian menetap, bukan karena kelainan


otak
Gangguan kepribadian yang berkembang setelah stress berat
atau penyakit jiwa yang berat. Perubahan kepribadian harus jelas dan
tidak terdapat sebelum kejadian.
F62.0 Perubahan kepribadian menetap setelah stress berat
F62.1 Perubahan kepribadian menetap setelah sakit jiwa
F62.8 Perubahan kepribadian menetap lainnya
F62.9 Perubahan kepribadian menetap, tidak dijelaskan

F63 Kelainan kebiasaan dan dorongan


Khas dengan tindakan berulang tanpa motivasi yang rasional,
tidak bisa dikontrol, dan umumnya merusak kepentingan pasien sendiri
dan orang lain.
F63.0 Judi yang patologis
Kelainan ini berupa episode perjudian yang mendominasi
kehidupan pasien sampai merusak nilai-nilai dan kewajiban sosial,
pekerjaan, dan keluarga.
F63.1 Pembakaran yang patologis [pyromania]
Khas dengan usaha membakar tanpa motif yang jelas, dan
pikiran tentang api dan kebakaran. Diawali peningkatan ketegangan
sebelum, dan kepuasan dalam sesudah tindakan
F63.2 Mencuri yang patologis [kleptomania]
Kelainan dengan kegagalan menahan dorongan untuk mencuri
objek yang tidak berguna untuk pribadi. Objek ini bisa dibuang,
diberikan kepada orang lain, atau dikoleksikan. Terdapat ketegangan
sebelum tindakan, dan sangat puas sesudahnya.
F63.3 Menarik rambut yang patologis (trichotillomania)
Khas dengan botak karena gagal menahan dorongan menarik
rambut. Penarikan rambut didahului oleh ketegangan yang tinggi dan
diikuti oleh perasaan lega atau puas.
F63.8 Kelainan kebiasaan dan dorongan lainnya
F63.9 Kelainan kebiasaan dan dorongan, tidak dijelaskan

F64 Kelainan identitas kelamin


F64.0 Transsexualisme
Khas dengan hasrat hidup sebagai anggota seks yang
berlawanan, biasanya diikuti perasaan tidak nyaman atau tidak pantas
pada kelompok seksnya sendiri, dan berharap memperoleh

Achengrsbk@Gmail.com
pembedahan dan pengobatan supaya tubuh sesuai dengan seks yang
diinginkan
F64.1 Transvestisme peran-ganda
Memakai pakaian jenis seks lain untuk menikmati rasa menjadi
anggota jenis seks tersebut, tanpa hasrat pergantian seks dan tidak
diikuti oleh kepuasan seksual.

F64.2 Kelainan identitas kelamin kanak-kanak


Pertama muncul di masa kanak-kanak, ingin menjadi jenis seks
yang berbeda. Pikiran selalu pada pakaian dan aktifitas jenis seks yang
berbeda dan kesal akan jenis seks sendiri.
F64.8 Kelainan identitas kelamin lainnya
F64.9 Kelainan identitas kelamin, tidak dijelaskan

F65 Kelainan nafsu seksual


F65.0 Fetishisme
Mengandalkan benda mati (fetish) untuk rangsangan dan
kepuasan seksual. Fetish sering merupakan bagian tambahan tubuh,
misalnya pakaian atau sepatu. Contoh umum lainnya khas dengan
texture tertentu seperti karet, plastik atau kulit. Objek-objek fetish
bisa hanya digunakan untuk meningkatkan rangsangan seksual
(misalnya dengan partner yang mengenakan pakaian tertentu).
F65.1 Transvestisme fetish
Pemakaian pakaian jenis seks yang berlawanan untuk
rangsangan seksual dan menciptakan penampilan jenis seks berbeda.
Berbeda dari transvestisme trans-seksual, transvestisme fetish
memiliki hubungan yang jelas dengan rangsangan seksual dan
keinginan kuat untuk menanggalkan pakaian tersebut ketika orgasme
telah dicapai. Keadaan ini bisa terjadi pada fase awal perkembangan
trans-seksualisme.
F65.2 Exhibitionisme
Tendensi untuk memperlihatkan genitalia kepada jenis seks yang
berbeda atau ke orang banyak di tempat umum, tanpa bermaksud
mengadakan kontak seksual. Biasanya, tapi tidak selalu, rangsangan
seksual pada waktu itu diikuti oleh masturbasi.
F65.3 Voyeurisme
Tendensi untuk mengintip orang yang sedang berhubungan
seksual atau membuka baju. Dilakukan tanpa setahu objek, dan diikuti
oleh rangsangan seksual dan masturbasi.
F65.4 Paedophilia
Nafsu seks pada anak lelaki dan/atau perempuan sebelum atau
awal pubertas.
F65.5 Sadomasochisme

Achengrsbk@Gmail.com
Aktifitas seksual yang melibatkan pemberian rasa nyeri, hinaan,
atau ikatan. Keinginan sebagai penerima disebut masochisme; sebagai
pemberi disebut sadisme.
F65.6 Kelainan ganda nafsu seksual
Lebih dari satu preferensi seksual abnormal dan tidak ada yang
lebih menonjol. Kombinasi yang sering adalah fetishisme,
transvestisme, dan sadomasochisme.
F65.8 Kelainan nafsu seksual lainnya
Melakukan telpon cabul, menggeserkan badan pada orang lain
untuk rangsangan seks di tempat ramai; aktifitas seksual dengan
binatang (zoophilia), mayat (necrophilia), dan penggunaan cekikan
atau anoksia untuk meningkatkan rangsangan seksual.
F65.9 Kelainan nafsu seksual, tidak dijelaskan

F66 Kelainan yang berhubungan dengan perkembangan dan


orientasi seksual
Note: Orientasi seksual saja tidak dianggap sebagai kelainan.

F66.0 Gangguan pematangan seksual


Pasien tidak yakin akan identitas gender atau orientasi
seksualnya. Sering pada remaja yang tidak pasti apakah ia homo-,
hetero- atau bi-seksual, atau pada orang dewasa yang setelah orientasi
seksualnya terlihat stabil, mendapatkan bahwa orientasi seksualnya itu
berubah.
F66.1 Orientasi seksual egodystonik
Identitas gender atau preferensi seksual (heterosexual,
homosexual, bisexual, atau prepubertal) tidak diragukan, tapi ia
berharap hal ini berbeda, dan mungkin mencari pengobatan untuk
mengubahnya.
F66.2 Gangguan hubungan seksual
Identitas gender atau orientasi seksual (hetero-, homo-, atau bi-
sexual) menyebabkan kesulitan dalam membentuk atau
mempertahankan hubungan dengan pasangan seksualnya.
F66.8 Kelainan perkembangan psikoseksual lainnya
F66.9 Kelainan perkembangan psikoseksual, tidak dijelaskan

F68 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya


F68.0 Penonjolan gejala fisik untuk alasan psikologis
Gejala-gejala fisik yang sudah pasti menjadi menonjol dan lama
akibat keadaan psikologis. Pasien umumnya tertekan oleh gejala ini.
Disebut juga neurosis kompensasi
F68.1 Menciptakan gejala atau cacad fisik atau psikologis

Achengrsbk@Gmail.com
Pasien berulang-ulang menciptakan gejala tanpa alasan yang
jelas, dan malah melukai diri sendiri untuk lebih meyakinkan.
Motivasinya kabur dan mungkin untuk mengambil peran sebagai orang
sakit. Disebut juga sindroma Munchhausen
F68.8 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya
yang dijelaskan

F69 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa , tidak


dijelaskan

Blok F70-F79: Retardasi Mental


Perkembangan pikiran terhenti atau tidak sempurna, khas
dengan kegagalan keterampilan pada masa perkembangan.
Keterampilan ini ikut menentukan level kecerdasan umum seperti daya
kognitif (pengenalan), bahasa, gerakan, dan sosial. Retardasi dapat
terjadi dengan atau tanpa keadaan mental dan fisik lainnya.
Derajat retardasi mental diukur dengan alat uji kecerdasan yang
distandarisasi. Ukuran ini memberi perkiraan derajat retardasi mental.
Kemampuan intelektual dan adaptasi sosial bisa membaik sebagai hasil
latihan dan rehabilitasi. Diagnosis harus didasarkan pada tingkat
kemampuan fungsi saat pemeriksaan.
Subdivisi berikut digunakan untuk menunjukkan luasnya
kerusakan tingkah laku.
.0 Kerusakan tingkah laku tidak ada atau minimal
.1 Kerusakan tingkah laku nyata dan memerlukan perhatian
dan pengobatan.
.8 Kerusakan tingkah laku lain
.9 Kerusakan tingkah laku tidak disebutkan
Kalau perlu gunakan kode tambahan untuk keadaan lain yang
berhubungan seperti autisma, gangguan perkembangan lain, epilepsi,
kelainan perangai, atau cacad fisik yang berat.

F70 Retardasi mental ringan


IQ 5069 (pada dewasa, usia mental 912 tahun). Cenderung
menyebabkan kesulitan belajar di sekolah. Banyak dewasa dengan IQ
ini masih mampu bekerja dan mempertahankan hubungan sosial yang
baik dan berguna untuk masyarakat.

F71 Retardasi mental sedang


IQ 3549 (pada dewasa, usia mental 6-9 tahun). Perkembangan
terlambat di masa kanak-kanak, tapi umumnya bisa mengurus diri
sendiri dengan komunikasi dan akademis yang memadai. Orang akan

Achengrsbk@Gmail.com
memerlukan berbagai sokongan untuk hidup dan bekerja di
masyarakat.

F72 Retardasi mental berat


IQ 20-34 (pada dewasa, usia mental 3-6 tahun), cenderung
membutuhkan sokongan terus menerus.

F73 Retardasi mental sangat berat


IQ di bawah 20 (pada dewasa, usia mental di bawah 3 tahun).
Menyebabkan sulit merawat diri sendiri, buang air besar dan kecil,
komunikasi dan gerakan.

F78 Retardasi mental lain

F79 Retardasi mental tidak dijelaskan

Blok F80-F89: Kelainan perkembangan psikologis


Dimulai pada masa bayi atau kanak-kanak, berhubungan dengan
pematangan sistem syaraf pusat, dan arah yang tetap tanpa remisi
atau relaps. Fungsi yang terganggu mencakup bahasa, keterampilan
visuo-spatial (penglihatan ruang), dan koordinasi gerak. Biasanya
kerusakan berkurang ketika bertumbuh, walau pun defisit ringan
sering ada pada usia dewasa.

F80 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa


Pola normal berbahasa terganggu sejak awal perkembangan..
Sering sulit membaca dan mengeja, kelainan hubungan antar-pribadi,
serta kelainan emosi dan tingkah laku.
F80.0 Gangguan artikulasi (membuat kata) waktu bicara
Penggunaan artikulasi di bawah level yang sesuai untuk usia, tapi
keterampilan bahasa normal. Disebut juga dyslalia
F80.1 Gangguan bahasa ekspresif
Penggunaan ekspresi bahasa rendah, tapi pemahaman normal.
Bisa diikuti kelainan artikulasi. Disebut juga dysphasia atau aphasia
perkembangan jenis ekspresif
F80.2 Gangguan bahasa reseptif
Pemahaman bahasa rendah, diikuti gangguan bahasa ekspresi
dan artikulasi. Disebut juga dysphasia, aphasia perkembangan jenis
reseptif, aphasia Wernicke, dan tuli kata-kata
F80.3 Aphasia didapat dengan epilepsy [Landau-Kleffner]
Perkembangan bahasa mulanya normal, lalu kemampuan bahasa
reseptif dan ekspresif menghilang, dengan inteligensia umum baik.
Awalnya disertai oleh kelainan otak atau epilepsi. Onset biasanya
antara usia 3-7 tahun.

Achengrsbk@Gmail.com
F80.8 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa lainnya
Lisping (susah mengeluarkan huruf s dan menggantinya dengan
ts
F80.9 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa, tidak
dijelaskan

F81 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah


Kelainan dengan gangguan keterampilan sejak tingkat awal
perkembangan. Hal ini bukan karena kurangnya kesempatan belajar,
tidak semata-mata akibat retardasi mental, dan tidak akibat trauma
atau penyakit pada otak.
F81.0 Kelainan khusus membaca - dyslexia perkembangan
F81.1 Kelainan khusus mengeja
F81.2 Kelainan khusus keterampilan berhitung
F81.3 Kelainan keterampilan sekolah campuran
F81.8 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah lainnya
F81.9 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah, tidak
dijelaskan

F82 Kelainan perkembangan fungsi gerak


Kelainan dengan gambaran utama kegagalan serius
perkembangan koordinasi motorik yang tidak bisa hanya dijelaskan
oleh retardasi intelektual umum atau kelainan neurologis baik
kongenital atau didapat.

F83 Kelainan perkembangan campuran


Kategori sisa yang berisi campuran gangguan perkembangan
spesifik bicara dan bahasa, keterampilan belajar, dan fungsi motoris,
tapi tidak ada yang lebih menonjol untuk diagnosa utama. Kategori ini
dipakai kalau gangguan fungsi memenuhi kriteria untuk dua atau lebih
dari F80, F81, dan F82.

F84 Kelainan perkembangan pervasif


Khas dengan kelainan interaksi sosial timbal-balik dan pola
komunikasi, dan oleh minat dan aktifitas yang terbatas, berbentuk
khas, dan berulang-ulang. Kelainan ini merupakan bentuk pervasif
fungsi seseorang dalam semua situasi.
F84.0 Autisma kanak-kanak
Ditentukan oleh adanya perkembangan abnormal sebelum usia
tiga tahun, dan ciri-ciri khas fungsi abnormal pada ketiga area
psikopatologi (interaksi sosial timbal-balik, komunikasi, dan tingkah
laku yang terbatas, khas dan berulang).
F84.1 Autisma tidak khas

Achengrsbk@Gmail.com
Berbeda dari autisma kanak-kanak dalam usia onset atau tidak
terpenuhinya ketiga set kriteria diagnosa.
F84.2 Sindroma Rett
Pada anak perempuan, perkembangan awal normal lalu diikuti
penurunan kemampuan bicara, keterampilan gerakan dan penggunaan
tangan, bersama dengan perlambatan pertumbuhan kepala, biasanya
dengan onset antara usia 7-24 bulan.
F84.3 Kelainan disintegrasi kanak-kanak lainnya
Periode perkembangan yang normal sebelum onset kelainan,
diikuti oleh hilangnya keterampilan yang telah diperoleh dalam waktu
beberapa bulan saja.
F84.4 Kelainan overaktif sehubungan dengan retardasi mental
dan gerakan stereotype
Kategori ini melibatkan anak-anak dengan retardasi mental berat
(IQ <34) dengan masalah utama pada hiperaktifitas dan perhatian, di
samping tingkah laku stereotype.
F84.5 Sindroma Asperger
Interaksi sosial seperti autisma, minat dan aktifitas terbatas,
stereotype, dan berulang. Tidak terdapat retardasi perkembangan
bahasa atau kognitif. Kelainan ini sering berhubungan dengan gerakan
yang kacau.
F84.8 Kelainan perkembangan pervasif lainnya
F84.9 Kelainan perkembangan pervasif, tidak dijelaskan

F88 Gangguan perkembangan psikologis lainnya - agnosia


perkembangan

F89 Gangguan perkembangan psikologis yang tidak dijelaskan

Kelainan tingkah-laku dan emosi dengan onset


biasanya pada masa kanak-kanak dan remaja (F90-98)
F90 Kelainan hiperkinetik
Onset dini (biasanya balita), kurangnya usaha aktifitas kognitif,
suka berganti aktifitas tanpa penyelesaian, dan aktifitas tidak teratur
dan berlebihan.. Tidak memiliki rasa sungkan pada orang dewasa,
tidak disukai oleh anak lain dan mungkin tersisih. Terdapat kegagalan
fungsi kognitif umum, dan keterlambatan perkembangan motorik dan
bahasa.
F90.0 Kekacauan aktifitas dan perhatian
F90.1 Kelainan hiperkinetik disertai kelainan perangai
F90.8 Kelainan hiperkinetik lain
F90.9 Kelainan hiperkinetik, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
F91 Kelainan perangai (conduct disorders)
Pola kelakuan dissosial, agresif, atau bandel yang berulang dan
persisten, yang lebih berat daripada kenakalan anak-anak atau remaja,
berlangsung lama (enam bulan atau lebih). Contohnya berkelahi atau
menjajah (bullying) yang berlebihan, kasar pada orang lain atau
binatang, merusak harta benda, membakar, mencuri, berbohong, bolos
sekolah dan lari dari rumah, temper tantrum sangat sering dan berat,
dan tidak patuh. Satu saja dari tingkah laku ini, kalau menonjol, cukup
untuk menegakkan diagnosa.
F91.0 Kelainan perangai yang hanya di dalam keluarga
Agresif (juga melawan, bandel dan disruptif [menghambat
kegiatan]) yang hampir selalu terjadi di rumah dan dengan anggota
keluarga inti atau anggota di rumah tangga.
F91.1 Kelainan perangai tanpa sosialisasi
Khas dengan kombinasi tingkah laku dissosial atau agresif
dengan pervasif yang nyata dalam hubungannya dengan anak-anak
lain.
F91.2 Kelainan perangai sosialisasi
Mencakup tingkah laku dissosial atau agresif pada orang-orang
yang umumnya menyatu dengan baik dengan teman sebayanya.

F91.3 Kelainan bandel oposisional


Kelainan perangai khas dengan tingkah laku melawan, tidak
patuh atau disruptif tapi tidak melibatkan tindakan yang lebih ekstrim.
F91.8 Kelainan perangai lainnya
F91.9 Kelainan perangai, tidak dijelaskan

F92 Kelainan campuran perangai dan emosi


Kelompok kelainan yang khas dengan kombinasi tingkah laku
agresif, dissosial atau bandel, dengan gejala-gejala nyata depresi,
cemas atau gangguan emosi lain.
F92.0 Kelainan perangai depresif
Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan depresi (F32.-),
kehilangan minat akan aktifitas, menyalahkan diri, dan putus asa. Bisa
terdapat gangguan tidur atau selera makan.
F92.8 Kelainan perangai dan emosi campuran lainnya
Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan gejala emosi yang
persisten dan nyata seperti cemas, obsesi atau kompulsi,
depersonalisasi atau derealisasi, fobia, atau hipokondria.
F92.9 Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan

F93 Kelainan emosi dengan onset pada masa kanak-kanak

Achengrsbk@Gmail.com
Terutama pemberatan terhadap trend perkembangan normal,
bukan fenomena abnormal itu sendiri. Kesesuaian perkembangan
digunakan sebagai gambaran kunci dalam perbedaan kelainan emosi
ini dari kelainan neurosis (F40-F48).
F93.0 Kelainan cemas perpisahan pada anak
Didiagnosa kalau takut berpisah merupakan fokus kecemasan
dan kecemasan tersebut muncul pertama kali pada tahun-tahun awal
masa kanak-kanak.
F93.1 Kelainan cemas fobia pada anak
Ketakutan masa kanak-kanak yang menunjukkan kespesifikan
fase perkembangan dan terdapat pada sebagian besar anak, tapi
derajatnya abnormal.
F93.2 Kelainan cemas sosial anak
Disini terdapat kekhawatiran akan orang asing dan keengganan
sosial, atau cemas kalau bertemu dengan situasi yang baru, asing, atau
secara sosial mengancam. Misalnya kelainan hindaran masa kanak-
kanak dan remaja
F93.3 Kelainan persaingan pada saudara
Kekacauan emosi yang biasanya mengikuti kelahiran adik
diperlihatkan oleh sebagian besar anak yang masih kecil. Disebut juga
Sibling jealousy
F93.8 Kelainan emosi kanak-kanak lainnya
F93.9 Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan

F94 Kelainan fungsi sosial yang dimulai di masa kanak-kanak


atau remaja
Merupakan kelompok yang memiliki kelainan fungsi sosial sama
yang dimulai sewaktu perkembangan, tapi tidak melibatkan semua
area fungsi sosial. Distorsi lingkungan yang serius mungkin
memainkan peranan penting dalam etiologi sebagian besar kasus.

F94.0 Mutisme elektif


Keadaan bisu elektif ini khas dengan selektifnya kemampuan
bicara yang ditentukan oleh emosi, misalnya anak mampu berbicara
pada satu situasi namun tidak bisa bicara pada situasi (tertentu)
lainnya.
F94.1 Kelainan tambahan bersifat reaktif pada anak
Dimulai pada usia balita dan khas dengan kelainan persisten
hubungan sosial.
F94.2 Kelainan tambahan anak-anak bersifat disinhibisi (tanpa
hambatan)

Achengrsbk@Gmail.com
Merupakan pola fungsi sosial abnormal yang muncul pada usia
balita dan cenderung bertahan walau pun keadaan lingkungan telah
berubah.
F94.8 Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak lainnya
F94.9 Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak, tidak
dijelaskan

F95 Kelainan Tic


Manifestasi utama suatu bentuk tic, yaitu gerakan motor yang
tidak berirama atau suara tiba-tiba dan tanpa tujuan. Tic motorik
umum sederhana hanya melibatkan pengedipan mata, getaran leher,
mengangkat bahu, dan mengerutkan wajah. Tic vokalis umum
sederhana mencakup pembersihan tenggorok, menghardik, membau-
bau, dan mendesis.
F95.0 Kelainan tic sementara
Tic berlangsung kurang dari 12 bulan. biasanya berbentuk
kedipan mata, kerutan wajah, dan getaran kepala.
F95.1 Kelainan tic motor atau vocal kronis
Berupa tic motorik atau vokal tapi tidak keduanya, yang masing-
masing bisa tunggal atau ganda, dan berlangsung lebih dari satu
tahun.
F95.2 Kelainan tic motor atau vocal gabungan [de la Tourette]
Suatu bentuk kelainan tic dengan satu atau lebih tic vokal, yang
tidak harus muncul bersamaan. Biasanya makin berat selama remaja
dan cenderung menetap di usia dewasa. Tic vokal sering muncul ganda
dengan vokalisasi berulang yang meledak-ledak, pembersihan
tenggorokan, dan menyumpah, dan bisa dengan penggunaan kata-kata
atau ungkapan cabul. Bisa terdapat echopraxia dengan gerakan
badan yang bisa saja bersifat cabul (copropraxia)
F95.8 Kelainan tic lainnya
F95.9 Kelainan tic, tidak dijelaskan

F98 Kelainan tingkah laku dan emosi lain dengan awalnya anak
atau remaja
Kelompok kelainan heterogen yang memiliki onset di masa kanak-
kanak. Beberapa dari keadaan ini mewakili sindroma yang sudah jelas,
namun pada yang lain tidak lebih daripada kompleks gejala yang perlu
dimasukkan karena keseringannya dan hubungannya dengan masalah
psikososial, dan karena tidak bisa dimasukkan ke dalam sindroma lain.
F98.0 Enuresis non-organik
Khas dengan kencing di luar kesadaran baik siang atau malam,
tidak sesuai dengan usia mentalnya, dan tidak karena kurangnya
kontrol bladder akibat kelainan neurologis, serangan epilepsi, atau
kelainan struktur saluran kencing.
F98.1 Enkopresis nonorganis

Achengrsbk@Gmail.com
Berak berulang baik sadar atau tidak, dengan kepadatan normal
atau mendekati normal, pada tempat yang tidak sesuai dengan setting
sosiokultural.
F98.2 Feeding disorder of infancy and childhood
Kelainan pemberian makanan pada masa bayi atau kanak-kanak
kecil.
F98.3 Pica pada bayi dan anak
Memakan zat-zat bukan makanan (seperti tanah, cat, pecahan
kayu, dsb.) secara persisten. Ini bisa merupakan bagian dari kelainan
psikiatrik yang lebih luas (misalnya autisma), atau tingkah laku
psikopatologis terpisah seperti pada klasifikasi ini.
F98.4 Kelainan gerakan stereotypical
Gerakan sadar, berulang, stereotype, tanpa fungsi (dan sering
berirama) yang bukan bagian dari keadaan psikiatrik atau neurologis
yang dikenal. Gerakan yang tidak membahayakan diri sendiri antara
lain body-rocking, head rocking, mencabut rambut, memutar
rambut, finger-flicking, dan hand-flapping.
F98.5 Stuttering [stammering] - gagap
Bicara khas dengan pengulangan atau pemanjangan suara suku
kata atau kata, atau oleh seringnya keraguan atau penghentian yang
mengganggu alur irama bicara.
F98.6 Cluttering
Bicara yang cepat dengan gangguan kelancaran, tapi tidak
disertai pengulangan atau keraguan, yang beratnya sampai
menyebabkan pembicaraan tidak bisa dimengerti. Bicara sering salah
dan tidak berirama, dengan getaran-getaran cepat yang biasanya
menunjukkan pola kalimat yang tidak benar.
F98.8 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-
kanak dan remaja
F98.9 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-
kanak dan remaja
Kelainan tingkah laku dan emosional yang tidak dijelaskan,
dengan onset biasanya di masa kanak-kanak dan remaja

Kelainan mental yang tidak dijelaskan (F99)


F99 Kelainan mental, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
HAL-HAL PENTING PADA BAB INI

Kategori berkisar dari F00-F99.

Dari 100 kategori yang tersedia, 78 kategori telah berisi.

Bab ini terdiri atas 11 blok.

Terdapat dua kategori asterisk, yang berhubungan dengan dementia


(1) pada penyakit Alzheimer dan (2) pada penyakit lain
yang klasifikasinya di bagian lain.

Setiap kategori didahului oleh uraian komprehensif kelainan yang


ada di dalamnya

Terdapat penekanan pada kelainan tingkah laku di samping kelainan


jiwa

Blok F00-F09 mencakup kelainan jiwa organik. Maksudnya, kelainan


ini disebabkan oleh penyebab fisik (misalnya dementia pada
penyakit Alzheimer).

Blok F10-F19 mencakup kelainan akibat penggunaan zat psikoaktif


dan zat lainnya. Karakter ketiga menunjukkan zat tersebut,
dan karakter keempat menunjukkan keadaan klinisnya.
Contoh:

F12.2

Menunjukkan bahwa Menunjukkan bahwa pasien


zat yang terlibat adalah secara klinis tergantung
pada
suatu cannabinoid obat tersebut

Achengrsbk@Gmail.com
LATIHAN
a. 1. Trichotillomania
b. 2. Impotensia psikogenik - Psychogenic impotence
c. 3. Psikosis Korsakof - Korsakov's psychosis
d. 4. Penyakit Akzheimer dengan dementia, 72 tahun. Alzheimer's
disease with dementia, 72 years old
e. 5. Penyakit Huntington dengan dementia - Huntington's disease
with dementia
f. 6. Dyslexia, dikenali oleh guru di sekolah Dyslexia, identified by
school teacher (grade 3)
g. 7. Flashback dan episode tingkah laku aneh setelah penggunaan
LSD, digunakan terakhir 25 tahun yll.
h. 8. Serangan panik - Panic attack
i. 9. Kelainan bipolar, depresi berat tapi tidak psikotik - Bipolar
disorder, severely depressed but not psychotic
j. 10. Skizofrenia paranoid - Paranoid schizophrenia
k. 11. Keadaan cemas - Anxiety state
12. Dementia (tanpa sebab organik) pada penderita HIV - Dementia (without organic
cause) in HIV patient
13. Episode hipomania - Hypomanic episode
14. Dysthymia Dysthymia
15. Retardasi mental, dengan bentuk-bentuk autisma - Mental retardation, with
autistic features
16. Reaksi stress akut - Acute stress reaction
17. Ketergantungan pada heroin - Heroin dependence
18. Delirium akut akibat alkohol - Acute alcoholic delirium
19. Waham paranoid - Paranoid delusions
20. Syncope psikogenik - Psychogenic syncope

Achengrsbk@Gmail.com
Jawaban Latihan Bab V

Achengrsbk@Gmail.com
1. Trichotillomania

Lihat trichotillomania pada Index (Volume 3, halaman


541).

Trichotillomania ->F63.3

2. Psychogenic impotence

Lihat impotence pada Index (Volume 3, halaman


287).

Impotence(sexual)(psychogenic) -> F52.2

3. Korsakov's psychosis

Lihat psychosis pada Index (Volume 3, halaman 464).

Psychosis

-Korsakov's(alcoholic) F10.6

Halaman 323 Daftar Tabulasi untuk F10, berisi


catatan yang menyuruh perhatikan hal. 321-323 untuk
subdivisi karakter ke-4t. Kita harus memastikan bahwa .
6 adalah kode yang tepat. Catatan pada ..6 (Vol. 1, hal.
322) menunjukkan bahwa psikosis Korsakov ada disana.
Jadi kode yang tepat adalah F10.6.

4. Alzheimer's disease with dementia, first identified


at age 72 years old

Lihat Alzheimer's disease pada Index (Volume 3,


halaman 39).

Alzheimer's disease or sclerosis

-dementia in G30.9 F00.9*

Kategori F00 di hal. 312-313 Daftar Tabulasi


menunjukkan bahwa F00.1 berarti awal penyakit di usia
lanjut (di atas 65 tahun). Usia awal penyakit pasien ini
72 tahun, jadi hendaknya digunakan F00.1*. Disini
terlihat kode yang digunakan bersama F00.1. Jadi
kodenya adalah G30.1 and F00.1*

Achengrsbk@Gmail.com
5. Huntington's disease with dementia

Lihat Huntington's disease or chorea pada Index


(Volume 3, halaman 270).

Huntington's disease or chorea

- with dementia -> G10 F02.2*

6. Dyslexia - identified by school teacher (grade 3)

Lihat dyslexia pada Index (Volume 3, halaman 193)

Dyslexia

-developmental F81.0

Kode perkembangan digunakan karena dyslexia


dikenali oleh gurunya, sehingga bisa dianggap terjadi
pada masa perkembangan kanak-kanak.

7. Flashbacks and episodes of bizarre behaviour


secondary to use of the drug LSD (lysergic acid
diethylamide), last used 25 years ago.

Pastikan LSD itu zat apa pada Table of Drugs and


Chemicals (Section III) di Index (Hal. 693). Tabel ini
mengirim kita ke Daftar Tabulasi (Volume 1, hal. 972),
dan terlihat bahwa LSD adalah zat halusinogen.

Lihat Flashbacks pada Index, halaman 232.

Flashbacks (residual to alcohol or drug use) - code


to F10 - F19 with a fourth character of .7

F10-F19 pada Daftar Tabulasi (Vol. 1) memiliki kode


untuk Mental and behavioural disorders due to the use
of hallucinogens, F16. Catatan pada F16 menyuruh lihat
hal. 321-323 untuk subdivisi karakter ke-4. Index
menunjukkan bahwa untuk flashbacks kita harus
menggunakan .7. Rujuk .7 untuk memastikan apakah
ia angka yang tepat. Flashback dimasukkan pada
deskripsi untuk penggunaan karakter keempat ini. Kode
yang benar jadinya adalah F16.7.

Achengrsbk@Gmail.com
Pada pengkodean ganda, tentukan jenis obat pada
Table of drugs and chemicals, halaman 693. Kita
memerlukan kode dari Chapter XX pada kolom 4, niat
tidak jelas, Y12.9, dengan kode aktifitas 9, memberi kita
Y12.99. Alasan memilih niat tidak jelas adalah bahwa
kita tidak tahu apakah pasien menggunakan LSD
dengan sengaja, dipaksa, atau akibat kecelakaan. Kita
tidak bisa membuat dugaan tentang apa yang telah
terjadi.

8. Panic attack

Lihat Panic pada Index, (Volume 3, halaman 425).

Panic(attack)(state) -> F41.0

9. Bipolar affective disorder, currently severely


depressed but not psychotic

Lihat disorder pada Index (Volume 3, halaman 174).

Disorder

-bipolar F31.9

Rujuk hal. 335 Daftar Tabulasi untuk F31.9,


kelainan afektif bipolar yang tidak spesifik. Kelainan
bipolar dan kelainan afektif bipolar itu sama. Perhatikan
kategori F31 untuk melihat apakah ada kode yang lebih
spesifik karena pasien ini sangat depresi tapi tidak
psikosis.. Kode yang benar adalah F31.4.
10. Paranoid schizophrenia; Lihat schizophrenia pada Index
(Volume 3, halaman 487).

Schizophrenia

-paranoid (type) -> F20.0

11. Anxiety state; Lihat anxiety pada Index (Volume 3,


halaman 54).

Anxiety

-state -> F41.1

Achengrsbk@Gmail.com
12. Dementia (without organic cause) in HIV patient

Lihat Dementia pada Index (Volume 3, halaman 149).

Dementia

-in (due to)

- - human immunodeficiency virus (HIV) disease ->


B22.0 F02.4*

13. Hypomanic episode

Lihat hypomania pada Index (Volume 3, halaman


280).

Hypomania, hypomanic reaction -> F30.0

14. Dysthymia

Lihat Dysthymia pada Index (Volume 3, halaman


194).

Dysthymia -> F34.1

15. Mental retardation with autistic features

Lihat retardation pada Index (Volume 3, halaman


476).

Retardation

- mental

- - with autistic features -> F84.1

16. Acute stress reaction - Lihat reaction pada Index


(Volume 3, halaman 473).

Reaction

- stress

- - acute -> F43.0

17. Heroin dependence - Lihat dependence pada Index


(Volume 3, halaman 150).

Achengrsbk@Gmail.com
Dependence

- due to

- - heroin -> F11.2

18. Acute alcohol delirium - Lihat delirium pada Index


(Volume 3, halaman 144).

Delirium

- alcohol(acute) -> F10.4

19. Paranoid delusions - Lihat delusions pada Index


(Volume 3, halaman 149).

Delusions - see Disorder, delusional.

Disorder

- delusional -> F22.0

20. Psychogenic syncope - Lihat syncope pada Index


(Volume 3, halaman 518).

Syncope

- psychogenic -> F48.8

Achengrsbk@Gmail.com
Latihan Tambahan:

Wanita, 47 tahun, admisi dengan depresi cemas


(anxiety depression). Selama admisi, dia mendapat
serangan panik yang berhubungan dengan depresinya.
Ia dipulangkan setelah satu minggu untuk follow up
kemudian di klinik. Diagnosis?
______________________________________________________

Seorang pasien admisi untuk psikoterapi kelompok.


Diagnosis adalah kelainan kepribadian ringan
(borderline personality disorder). Masalah yang juga
ada adalah gemuk yang tidak sehat. Diagnosis?
______________________________________________________

Laki-laki 84 tahun dengan penyakit Parkinson admisi


dengan depresi berulang dan kelainan afektif bipolar.
Ia memperoleh satu kali terapi kejang listrik.
Diagnosis?
______________________________________________________

Laki-laki 40 tahun admisi dengan eksaserbasi akut


pada skizofrenia kronisnya. Ini terjadi karena ia tidak
mematuhi pengobatan yang diberikan. Kondisi lain
termasuk riwayat melanoma di tumit kanannya.
Diagnosis?
______________________________________________________

Perempuan 9 tahun admisi untuk pemeriksaan tingkah


laku yang salah. Ibunya melaporkan bahwa ia bersikap
kasar dan bandel pada siapa pun dam umumnya tidak
terkontrol. Setelah pemeriksaan psikiatri ia
didiagnosis dengan kelainan bandel oposisi
(oppositional defiance disorder) dengan berkurangnya
perhatian dan dengan hiperaktifitas. Diagnosis?
______________________________________________________

Achengrsbk@Gmail.com
Perempuan 32 tahun datang setelah overdosis heroin
(usaha bunuh diri) melalui transfer dari fasilitas lain.
Terdapat bukti penggunaan narkotika sebelumnya
(penyalahgunaan obat). Ia memiliki perasaan depresi
tapi tidak bersifat ingin bunuh diri. Ia tidak
menggunakan heroin selama 12 bulan sebelumnya dan
hanya menggunakannya dua kali sebelum masa
tersebut. Diagnosis final adalah kelainan dysthymia
(dysthymic disorder). Diagnosis?
______________________________________________________

Seorang laki-laki alkoholik berusia 54 tahun dibawa ke


bagian Emergency setelah berkelahi di jalan.
Kepalanya luka akibat botol pecah. Pada pemeriksaan
ia sangat mabuk dan memaki anggota staf dengan
keras. Sambil menjahit lukanya, terlihat kepalanya
berkutu dan ini mulai diobati. Ia dipulangkan dalam
keadaan relatif sadar pagi harinya. Diagnosis?
______________________________________________________

This chapter deals with mental and behavioural


disorders of all origins.

IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER

Categories range from F00 to F99.

Of the 100 available categories, 78 have been allocated.

The chapter is divided into 11 blocks.

There are 2 asterisk categories, relating to dementia in


Alzheimers disease and in other diseases classified
elsewhere.

Each category is prefaced by a comprehensive


description of the disorders included therein.

Achengrsbk@Gmail.com
There is emphasis on behavioural disorders as well as
mental disorders.

Block F00-F09 covers organic mental disorder. That is,


those disorders resulting from a physical cause(e.g.
dementia in Alzheimers disease).

Block F10-F19 covers disorders due to the use of


psychoactive or other substances. The third character
indicates the substance involved and the fourth
character indicates the clinical state.

Example:

F12.2

Indicates that Indicates that the


patient is

the substance clinically


dependent on

involved is the drug

a cannabinoid

CODING EXERCISES

1. Trichotillomania

2. Psychogenic impotence

3. Korsakov's psychosis

4. Alzheimer's disease with dementia, 72 years old

5. Huntington's disease with dementia

6. Dyslexia - identified by school teacher (grade 3)

7. Flashbacks and episodes of bizarre behaviour akibat


penggunaan obat LSD (lysergic acid diethylamide),
terakhir digunakan 25 tahun yll.

Achengrsbk@Gmail.com
8. Panic attack

9. Bipolar disorder, severely depressed but not


psychotic

10. Paranoid schizophrenia

11. Anxiety state

12. Dementia (without organic cause) in HIV patient

13. Hypomanic episode

14. Dysthymia

15. Mental retardation, with autistic features

16. Acute stress reaction

17. Heroin dependence

18. Acute alcoholic delirium

19. Paranoid delusions

20. Psychogenic syncope

1.Trichotillomania

Look up trichotillomania in the Index (Volume 3, page


541).

Trichotillomania ->F63.3

2.Psychogenic impotence

Look up impotence in the Index (Volume 3, page 287).

Impotence(sexual)(psychogenic) -> F52.2

Achengrsbk@Gmail.com
3.Korsakov's psychosis

Look up psychosis in the Index (Volume 3, page 464).

Psychosis

-Korsakov's(alcoholic) F10.6

If you refer to page 323 of the Tabular List for F10, you
will see a note telling you to look at pages 321-323 for
a fourth character subdivision. However when we have
already been given a fourth character by the Index. We
should still confirm that the .6 is the correct code to
use. By reading the notes under .6 (Volume 1, page
322) we can see Korsakov's psychosis listed there.
Therefore the correct code is F10.6.

4.Alzheimer's disease with dementia, first identified at


age 72 years old

Look up Alzheimer's disease in the Index (Volume 3,


page 39).

Alzheimer's disease or sclerosis

-dementia in G30.9 F00.9*

If you refer to the F00 category on page 312-313 of the


Tabular List you will note that F00.1 refers to late onset
(meaning people over 65 years old). The age at onset
for this patient was 72 years, so we should use the
F00.1* code. In parentheses after the code is the
asterisk code that is to be used with F00.1. Therefore
our two codes will be G30.1 and F00.1*

5.Huntington's disease with dementia

Look up Huntington's disease or chorea in the Index


(Volume 3, page 270).

Huntington's disease or chorea

Achengrsbk@Gmail.com
- with dementia -> G10 F02.2*

6.Dyslexia - identified by school teacher (grade 3)

Look up dyslexia in the Index (Volume 3, page 193)

Dyslexia

-developmentalF81.0

We use the developmental code because the dyslexia


has been identified by the school teacher, therefore can
be considered to have occurred during childhood
development.

7.Flashbacks and episodes of bizarre behaviour


secondary to use of the drug LSD (lysergic acid
diethylamide), last used 25 years ago.

Firstly we need to determine what type of substance the


LSD is. We can find LSD in the Table of Drugs and
Chemicals (Section III) of the Index (Volume 3, page
693). The table sends us to T40 in the Tabular List
(Volume 1, page 972). We can see from the codes listed
that LSD is an hallucinogen.

Look up Flashbacks in the Index, page 232.

Flashbacks (residual to alcohol or drug use) - code to


F10 - F19 with a fourth character of .7

Achengrsbk@Gmail.com
If we refer to the F10-F19 section in the Tabular List
(Volume 1) we will find a code that refers to Mental and
behavioural disorders due to the use of hallucinogens,
F16. A note under F16 states to look at pages 321-323
for fourth character subdivisions. However the Index
has already indicated that for flashbacks we should
use .7 as our fourth character. We should refer to .7 to
determine if it is the correct character to use.
Flashbacks are included in the description for use of
this fourth digit. The correct code to use is therefore
F16.7.

If you are multiple coding, then you should identify the


type of drug using the Table of drugs and chemicals,
page 693. We need a code from Chapter XX which is
listed in column 4, undetermined intent, Y12.9, with an
activity code of 9, giving us Y12.99. The reason for
selecting undetermined intent is that we are not told
whether the patient deliberately took the LSD, if it was
forcibly ingested or if it was an accident. We cannot
make any assumptions about what happened.

8.Panic attack

Look up Panic in the Index, (Volume 3, page 425).

Panic(attack)(state) -> F41.0

9.Bipolar affective disorder, currently severely


depressed but not psychotic

Look up disorder in the Index (Volume 3, page 174).

Disorder

-bipolar F31.9

Achengrsbk@Gmail.com
Refer to page 335 of the Tabular List (Volume 1) for
F31.9. F31.9 is unspecified bipolar affective disorder.
We now know that bipolar disorder and bipolar
affective disorder are the same. Therefore we can look
in the F31 category to see if we can find a more specific
code as we has been told that this person is severely
depressed but not psychotic. The correct code is F31.4.

10.Paranoid schizophrenia

Look up schizophrenia in the Index (Volume 3, page


487).

Schizophrenia

-paranoid (type) -> F20.0

11.Anxiety state

Look up anxiety in the Index (Volume 3, page 54).

Anxiety

-state -> F41.1

12.Dementia (without organic cause) in HIV patient

Look up Dementia in the Index (Volume 3, page 149).

Dementia

-in (due to)

- - human immunodeficiency virus (HIV) disease ->


B22.0 F02.4*

13.Hypomanic episode

Look up hypomania in the Index (Volume 3, page 280).

Achengrsbk@Gmail.com
Hypomania, hypomanic reaction -> F30.0

14.Dysthymia

Look up Dysthymia in the Index (Volume 3, page 194).

Dysthymia -> F34.1

15.Mental retardation with autistic features

Look up retardation in the Index (Volume 3, page 476).

Retardation

- mental

- - with autistic features -> F84.1

16.Acute stress reaction

Look up reaction in the Index (Volume 3, page 473).

Reaction

- stress

- - acute -> F43.0

17.Heroin dependence

Look up dependence in the Index (Volume 3, page 150).

Dependence

- due to

- - heroin -> F11.2

Achengrsbk@Gmail.com
18.Acute alcohol delirium

Look up delirium in the Index (Volume 3, page 144).

Delirium

- alcohol(acute) -> F10.4

19.Paranoid delusions

Look up delusions in the Index (Volume 3, page 149).

Delusions - see Disorder, delusional.

Disorder

- delusional -> F22.0

20.Psychogenic syncope

Look up syncope in the Index (Volume 3, page 518).

Syncope

- psychogenic -> F48.8

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER VI. PENYAKIT-PENYAKIT
SISTEM PERSYARAFAN (G00-G99)
Kondisis tertentu yang bisa diklasifikasikan pada bab ini
bisa disebabkan oleh efek obat atau penyebab eksternal.
Kode dari Bab XX bisa digunakan sebagai kode tambahan.

Blok-blok di dalam Bab ini adalah:


G00-G09 Penyakit peradangan CNS
G10-G13 Atrofi sistemik yang terutama mengganggu CNS
G20-G26 Kelainan extrapyramid dan gerakan
G30-G32 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf
G35-G37 Penyakit-penyakit demielinasi CNS
G40-G47 Kelainan bersifat episode dan paroxysmal
G50-G59 Kelainan syaraf, urat syaraf, dan pleksus
G60-G64 Polineuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer
G70-G73 Penyakit-penyakit myoneural junction dan otot
G80-G83 Kelumpuhan otak dan sindroma kelumpuhan lainnya
G90-G99 Kelainan lain sistem syaraf

Kategori asterisk untuk Bab ini adalah sbb.:


G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.
G05* Encephalitis, myelitis dan encephalomyelitis pada
penyakit c.e.
G07* Abses dan granuloma intrakranial dan intraspinal
pada penyakit y c.e.
G13* Atrofi sistemik yang terutama ,mengganggu CNS
pada penyakit c.e.
G22* Parkinsonism pada peny. c.e.
G26* Kelainan extrapyramid dan gerakan pada penyakit
c.e.
G32* Kelainan degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit
c.e.
G46* Sindroma otak vaskuler pada CVD (cerebrovascular
diseases)
G53* Kelainan syaraf otak (nervus craniales) pada penyakit
c.e.
G55* Penekanan akar syaraf dan pleksus pada penyakit c.e.
G59* Mononeuropati pada peny. c.e.
G63* Polyneuropati pada peny. c.e.
G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit
c.e.
G94* Kelainan otak lainnya pada penyakit c.e.
G99* Kelainan sistem syaraf lainnya pada penyakit c.e.
(c.e. = classified elsewhere; yang klasifikasinya di
tempat lain).
Penyakit-penyakit peradangan sistem syaraf pusat
(G00-G09)
G00 Meningitis bakteri, not elsewhere classified
Termasuk: bacterial: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis,
pachymeningitis
Kecuali: bacterial:: meningoencephalitis (G04.2), meningomyelitis
(G04.2)
G00.0 Meningitis haemophilus
Meningitis akibat Haemophilus influenzae
G00.1 Meningitis pneumokokus
G00.2 Meningitis streptokokus
G00.3 Meningitis stafilokokus
G00.8 Meningitis bakteri lain
Meningitis akibat Escherichia koli, basil Friedlnder, Klebsiella
G00.9 Meningitis bakteri, tak dijelaskan
Meningitis: purulenta NOS, piogenik NOS, supuratif NOS

G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.


Meningitis (pada):
demam tifus (A01.0), infeksi salmonella (A02.2), tuberkulosa
(A17.0)
anthrax (A22.8), leptospirosis (A27.- ), listeria (A32.1),
meningococcus (A39.0)
sifilis: kongenital (A50.4), sekunder (A51.4)
neurosifilis (A52.1), gonokokus (A54.8), penyakit Lyme
(A69.2)
Kecuali: meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit bakteri
c.e. (G05.0*)

G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.


Kecuali: meningoensefalitis/meningomielitis pada penyakit infeksi dan
parasit c.e. (G05.1-G05.2*)
G02.0* Meningitis pada penyakit virus c. e.
Meningitis (akibat):
enterovirus (A87.0), adenovirus (A87.1), herpesvirus
[herpes simplex] (B00.3),
varicella [chickenpox] (B01.0), zoster (B02.1), measles
(B05.1),
rubella (B06.0), mumps (B26.1), mononukleosis infesiosa
(B27.- )
G02.1* Meningitis pada mikosis
Meningitis (pada):
kandida (B37.5), koksidioidomikosis (B38.4), kriptokokus
(B45.1)
G02.8* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.

Achengrsbk@Gmail.com
Meningitis akibat: tripanosomiasis Afrika (B56.-), penyakit
Chagas (kronis) (B57.4)

G03 Meningitis akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak


dijelaskan
Termasuk: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis dan
pachymeningitis,
akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan
Kecuali: meningoensefalitis (G04.-), meningomyelitis (G04.-)
G03.0 Meningitis nonpyogenik
Meningitis nonbakteri
G03.1 Meningitis kronis
G03.2 Meningitis berulang jinak [Mollaret]
G03.8 Meningitis akibat penyebab lain yang dijelaskan
G03.9 Meningitis, tidak dijelaskan
Arachnoiditis (spinal) NOS

G04 Ensefalitis, myelitis dan ensefalomyelitis


Termasuk: myelitis asendens akut, meningoensefalitis,
meningomyelitis
Kecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toksik (G92), NOS (G93.4)
mielitis transversa akut (G37.3), mielitis nekrotikans subakut
(G37.4)
multiple sclerosis (G35), ensefalomielitis mialgika jinak
(G93.3)
G04.0 Ensefalitis disseminata akut
Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-immunisasi
Gunakan kode eksternal Bab XX untuk identifikasi vaksin
G04.1 Paraplegia spastik tropis
G04.2 Meningoensefalitis dan meningomielitis bakteri, NEC
G04.8 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis lainnya
Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOS
G04.9 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis, tidak
dijelaskan
Ventrikulitis (serebri) NOS

G05* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit c. e.


Termasuk Meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit c.e.
G05.0* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit
bakteri c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada):
TB (A17.8), listeria (A32.1), meningococcus (A39.8),
sifilis kongenital (A50.4), sifilis lanjut (A52.1)
G05.1* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit
virus c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada):
enterovirus (A85.0), adenovirus (A85.1),

Achengrsbk@Gmail.com
herpesvirus [herpes simplex] (B00.4), postchickenpox
(B01.1),
zoster (B02.0), measles (B05.0), rubella (B06.0),
cytomegalovirus (B25.8), mumps (B26.2), influenza (J09,
J10.8, J11.8)
G05.2* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit
infeksi dan parasit lain, c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada):
tripanosomiasis afrika (B56.-), penyakit Chagas (kronis)
(B57.4),
toxoplasmosis (B58.2), naegleriasis (B60.2)
Meningoensefalitis eosinophilia (B83.2)
G05.8* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit
lain c.e.
Encephalitis pada systemic lupus erythematosus (M32.1)

G06 Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal


G06.0 Abses dan granuloma intrakranium
Abses (embolik)(dari): otak [bagian mana pun], serebellum,
serebrum, otogenik
Abses atau granuloma intrakranium: epidura, extradura, subdura
G06.1 Abses dan granuloma intraspinal
Abses (embolik) dari medulla spinalis [bagian mana pun]
Abses atau granuloma intraspinal: epidura, extradura, subdura
G06.2 Abses ekstradura dan subdura, tidak dijelaskan

G07* Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal pada


penyakit c.e.
Abses otak: amoebik (A06.6), gonokokus (A54.8), TB (A17.8)
Granuloma skistosomiasis di otak (B65.-)
Tuberkuloma: otak (A17.8), meninges (A17.1)

G08 Phlebitis dan thrombophlebitis intrakranium dan


intraspinal
Embolisme, endoflebitis, flebitis, thromboflebitis, atau thrombosis
dengan sepsis
pada sinus venosa dan vena-vena intrakranium atau
intraspinal
Kecuali: flebitis dan thromboflebitis intrakranium:
sebagai komplikasi: abortus atau hamil ektopik atau mola
(O00-O07, O08.7);
hamil, melahirkan dan nifas (O22.5, O87.3)
yang asalnya nonpyogenik (I67.6)
flebitis dan thromboflebitis intraspinal nonpyogenik (G95.1)

G09 Sequelae penyakit peradangan sistem syaraf pusat (SSP)

Achengrsbk@Gmail.com
Kategori ini digunakan untuk kondisi yang klasifikasi utamanya
pada G00-G08 (kecuali yang memiliki asterisk [*]) sebagai penyebab
dari sekuel yang bisa diklasifikasikan di tempat lain. Sekuel adalah
kondisi yang dinyatakan sebagai sekuel, atau efek jangka panjang, atau
yang terdapat satu tahun atau lebih setelah onset kondisi penyebab.
Kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau sifat kondisi
sisa tercatat. Ketika mengkode kondisi sisa, G09 bisa digunakan
sebagai kode tambahan. Perhatikan bahwa sekuel dari kategori G01*,
G02*, G05* dan G07* jangan dikode pada G09, tapi pada kategori yang
tersedia untuk sekuel kondisi yang mendasarinya, misalnya B90-B94.
Kalau tidak terdapat kategori sekuel untuk kondisi dasar, yang dikode
adalah kondisi dasar itu sendiri.

Contoh:

Kondisi utama: Tuli akibat meningitis TB


Spesialis: Klinik bicara dan pendengaran
Kode: Gangguan pendengaran yang tidak dijelaskan (H91.9) sebagai
kondisi utama. B90.0 (sekuel TB sistem syaraf pusat) bisa
digunakan sebagai kode tambahan.

KU: Epilepsi akibat abses otak


Spesialis: Neurologi
Kode: Epilepsi yang tidak dijelaskan (G40.9) sebagai kondisi utama.
G09 (sekuel penyakit peradangan sistem syaraf pusat) bisa
digunakan sebagai kode tambahan.

KU: Retardasi mental ringan menyusul ensefalitis pasca-


immunisasi
Spesialis: Psikiatri
Kode: Retardasi mental ringan (F70.9) sebagai kondisi utama. G09
bisa digunakan untuk kode tambahan.

Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP (G10-


G13)
G10 Penyakit Huntington
Khorea Huntington, khorea herediter progresif
[chorea = gerakan cepat yang tampaknya teratur tapi di luar
kesadaran]

G11 Ataxia herediter


[ataxia = kegagalan koordinasi otot, tidak teraturnya kerja otot]
Kecuali: kelainan metabolik (E70-E90),
neuropati herediter dan idiopatik (G60.-), cerebral palsy
(G80.-),
G11.0 Ataxia nonprogresif kongenital
G11.1 Ataxia serebellum onset-dini

Achengrsbk@Gmail.com
Note: onset biasanya sebelum usia 20 th
Ataxia serebellum onset-dini dengan tremor esensial, mioklonus
(ataxia Hunt), dan refleks tendon masih baik
Ataxia Friedrich (autosom resesif), ataxia spinoserebellum resesif
X-linked
G11.2 Ataxia serebellum onset-lanjut
Note: onset biasanya setelah usia 20 th
G11.3 Ataxia serebellum dengan DNA yang diperbaiki dengan
tidak sempurna
Ataxia telangiectasia (Louis-Bar)
Kecuali: sindroma Cockayne (Q87.1), xeroderma pigmentosum
(Q82.1)
G11.4 Paraplegia spastik herediter
G11.8 Ataxia herediter lain
G11.9 Ataxia herediter, tidak dijelaskan
Ataxia NOS, degenerasi, penyakit, atau sindroma serebellum
herediter

G12 Atrofi otot spinalis dan sindroma terkait


G12.0 Atrofi otot spinalis infantil, type I [Werdnig-Hoffman]
G12.1 Atrofi otot spinalis keturunan lainnya
Progressive bulbar palsy kanak-kanak [Fazio-Londe]
Atrofi otot spinalis: bentuk dewasa, bentuk remaja type III
[Kugelberg-Welander] , bentuk kanak-kanak type II, bentuk
skapuloperoneus, distal
G12.2 Penyakit neuron motoris
Penyakit neuron motoris familial, amyotrophic lateral sclerosis,
primary lateral sclerosis
Bulbar palsy progresif, atrofi otot spinalis progresif
G12.8 Atrofi otot spinalis lain dan sindroma yang terkait
G12.9 Atrofi otot spinalis, tidak dijelaskan

G13* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada


penyakit c.e.
G13.0* Neuromiopati dan neuropati paraneoplastik
Neuromiopati karsinomatosa (C00-C97)
Neuropati paraneoplastik sensoris [Denny Brown] (C00-D48)
G13.1* Atrofi sistemik lain yang terutama mengganggu SSP
pada penyakit neoplasma
Ensefalopati limbik paraneoplastik (C00-D48)
G13.2* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada
myxoedema (E00.1, E03.- )
G13.8* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada
penyakit lain c.e.

Achengrsbk@Gmail.com
Kelainan ekstrapiramid dan gerakan (G20-G26)
G20 Penyakit Parkinson
Hemiparkinsonisme, paralysis agitans
Parkinsonisme atau penyakit Parkinson: NOS, idiopatik, primer

G21 Parkinsonisme sekunder


G21.0 Sindroma neuroleptik berat
[neuroleptik = obat antipsikosis]
G21.1 Parkinsonisme sekunder akibat obat lainnya
G21.2 Parkinsonisme sekunder akibat agen eksternal lain
G21.3 Parkinsonisme pasca-ensefalitis
G21.4 Parkinsonisme vaskuler
G21.8 Parkinsonisme sekunder lain
G21.9 Parkinsonisme sekunder, tidak dijelaskan

G22* Parkinsonisme pada penyakit c.e.


Parkinsonisme sifilitika (A52.1)

G23 Penyakit degeneratif basal ganglia lain


Kecuali: degenerasi multi-sistem (G90.3)
G23.0 Penyakit Hallervorden-Spatz
Degenerasi pigmentosa korpus pallidum
G23.1 Ophthalmoplegia supranuklir progresif [Steele-
Richardson-Olszewski]
G23.2 Degenerasi striato-nigra
G23.8 Penyakit degeneratif basal ganglia lain yang dijelaskan
Kalsifikasi ganglion basalis
G23.9 Penyakit degeneratif basal ganglia, tidak dijelaskan

G24 Dystonia [tonus otot tidak teratur sehingga timbul


kontraksi bawah sadar]
Termasuk: dyskinesia
Kecuali athetoid cerebral palsy (G80.3)
G24.0 Dystonia akibat obat
G24.1 Idiopathic familial dystonia
Idiopathic dystonia NOS
G24.2 Idiopathic nonfamilial dystonia
G24.3 Spasmodic torticollis leher kaku dan posisi kepala tak
normal
Kecuali: torticollis NOS (M43.6)
G24.4 Idiopathic orofacial dystonia
Orofacial dyskinesia
G24.5 Blepharospasm
G24.8 Dystonia lain

Achengrsbk@Gmail.com
G24.9 Dystonia, tidak dijelaskan
Dyskinesia NOS

G25 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lainnya


G25.0 Essential tremor
Familial tremor [getaran otot berirama]
Kecuali: tremor NOS (R25.1)
G25.1 Tremor akibat obat
G25.2 Bentuk tremor lain yang dijelaskan
Intention tremor
G25.3 Myoclonus [kontraksi sangat cepat satu atau
sekelompok otot]
Myoclonus akibat obat
Kecuali: myoclonic epilepsy (G40.-), facial myokymia (G51.4)
G25.4 Chorea akibat obat
G25.5 Chorea
Chorea NOS
Kecuali: chorea Huntington (G10), chorea NOS dengan
keterlibatan jantung (I02.0)
chorea rheumatik (I02.-), chorea Sydenham (I02.-)
G25.6 Tic akibat obat dan tic lain dengan asal-usul organik
[tic = gerakan luar sadar berulang, terautr, sering pada
bahu dan muka]
Kecuali: sindroma de la Tourette (F95.2), tic NOS (F95.9)
G25.8 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lain yang
dijelaskan
Restless legs syndrome, stiff-man syndrome
G25.9 Kelainan extrapyramid dan pergerakan, tidak dijelaskan

G26* Kelainan extrapyramid dan pergerakan pada penyakit c.e.

Penyakit degeneratif lain sistem syaraf (G30-G32)


G30 Penyakit Alzheimer
Termasuk: : bentuk senilis dan presenilis
Kecuali : dementia NOS (F03), degenerasi senilis otak NEC (G31.1),
senilitas NOS (R54)
G30.0 Penyakit Alzheimer dengan onset dini onset biasanya
sebelum usia 65
G30.1 Penyakit Alzheimer dengan onset lanjut onset biasanya
sesudah usia 65
G30.8 Penyakit Alzheimer lainnya
G30.9 Penyakit Alzheimer, tidak dijelaskan

G31 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf, NEC


Kecuali: Sindroma Reye (G93.7)

Achengrsbk@Gmail.com
G31.0 Atrofi otak dengan batas tegas
Penyakit Pick, progressive isolated aphasia
G31.1 Degenerasi senilis otak, not elsewhere classified
Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-), senilitas NOS (R54)
G31.2 Degenerasi sistem syaraf akibat alkohol
Ataksia atau degenerasi serebellum akibat alkohol, degenerasi
alkoholik serebrum, ensefalopati alkoholik, disfungsi sistem
syaraf otonom akibat alkohol
G31.8 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan
Degenerasi grey-matter [Alpers],
Lewy body(ies)(dementia)(disease)
Ensefalopati nekrotikans subakut [Leigh]
G31.9 Penyakit degeneratif sistem syaraf, tidak dijelaskan

G32* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e.


G32.0* Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada
penyakit c.e.
Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada defisiensi
vitamin B12 (E53.8)
G32.8* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan
pada penyakit c.e.

Penyakit demielinasi SSP (G35-G37)


G35 Multiple sclerosis
Multiple sclerosis (pada): batang otak, medulla spinalis, disseminata,
generalisata, NOS

G36 Demielinasi luas akut lainnya


Kecuali: Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOS (G04.8)
G36.0 Neuromyelitis optikus [Devic]
Demielinasi pada neuritis optikus
Kecuali: neuritis optikus NOS (H46)
G36.1 Leukoensefalitis hemoragika akut dan subakut [Hurst]
G36.8 Demielinasi luas akut lainnya yang dijelaskan
G36.9 Demielinasi luas akut, tidak dijelaskan

G37 Penyakit-penyakit demielinasi lain pada SSP


G37.0 Diffuse sclerosis
Ensefalits periaksial, penyakit Schilder
Kecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3)
G37.1 Demielinasi sentral pada corpus callosum
G37.2 Mielinolisis sentral pada pons
G37.3 Mielitis transversa akut pada penyakit demielinasi SSP
Mielitis transversa akut NOS

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: multiple sclerosis (G35), neuromielitis optikus [Devic]
(G36.0)
G37.4 Mielitis nekrotikans subakut
G37.5 Sklerosis konsentrik [Bal]
G37.8 Penyakit demielinasi lain SSP yang dijelaskan
G37.9 Penyakit demielinasi SSP, tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan episodik dan paroxysmal (G40-G47)


G40 Epilepsy
Kecuali: sindroma Landau-Kleffner (F80.3), paralysis Todd (G83.8),
status epilepticus (G41.-), seizure (konvulsif) NOS (R56.8)
G40.0 Epilepsi idiopatik (fokal) (parsial) yang berhubungan
dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang yang onsetnya lokal
Epilepsi kanak-kanak ringan dengan spikes EEG sentro-
temporalis
Epilepsi kanak-kanak dengan paroksisme EEG oksipitalis
G40.1 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan
dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial sederhana
Serangan epilepsi tanpa perubahan kesadaran
Kejang parsial sederhana yang berkembang menjadi kejang
umum sekunder
G40.2 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan
dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial kompleks
Serangan epilepsi dengan perubahan kesadaran, sering dengan
otomatisme
Kejang parsial kompleks yang berkembang menjadi kejang umum
sekunder
G40.3 Epilepsi idiopatik umum dan sindroma epilepsi
Epilepsi mioklonik bayi dan kejang neonatus (familial) yang
ringan
Epilepsi absen (pyknolepsy] kanak-kanak
Epilepsi absen dan epilepsi mioklonik [petit mal impulsif]
remaja
Kejang epilepsi nonspesifik: atonik, klonik, mioklonik, tonik,
tonik-klonik
G40.4 Epilepsi umum dan sindroma epilepsi lainnya
Epilepsi dengan: absen mioklonik, kejang mioklonik-astatik
Sindroma Lennox-Gastaut, serangan Salaam, sndroma West
Ensefalopatimioklonik dini simptomatik
G40.5 Sindroma epilepsi khusus
Epilepsia partialis continua [Kozhevnikof]
Epilepsi sehubungan dengan: alkohol, obat, perubahan hormon,
kurang tidur, stress

Achengrsbk@Gmail.com
G40.6 Kejang grand mal, tidak dijelaskan (dengan atau tanpa
petit mal)
G40.7 Petit mal, tidak dijelaskan, tanpa kejang grand mal
G40.8 Epilepsi lain
Epilepsi dan sindroma epilepsi yang tidak jelas apakah lokal atau
umum
G40.9 Epilepsy, tidak dijelaskan
Epileptic: convulsions NOS, fits NOS, seizures NOS

G41 Status epilepticus


G41.0 Status epileptik grand mal
Status epileptik tonic-clonic
Kecuali: epilepsia partialis continua [Kozhevnikof] (G40.5)
G41.1 Status epileptik petit mal
Status absen epileptik
G41.2 Status epileptik parsial kompleks
G41.8 Status epileptik lainnya
G41.9 Status epileptik, tidak dijelaskan

G43 Migraine
Kecuali: sakit kepala NOS (R51)
G43.0 Migrain tanpa aura [common migraine]
G43.1 Migrain dengan aura [classical migraine]
Migrain aura tanpa sakit kepala, basilaris, ekivale, hemiplegik
familial
Migrain dengan aura onset dini, aura memanjang, aura khas
G43.2 Status migrain
G43.3 Migrain dengan komplikasi
G43.8 Migrain lain
Migrain ophthalmoplegik, migrain retina
G43.9 Migraine, tidak dijelaskan

G44 Sindroma sakit kepala lainnya


Kecuali: neuralgia trigeminus (G50.0), nyeri muka tak khas (G50.1),
sakit kepala NOS (R51)
G44.0 Cluster syndrome pada tempat tertentu
Hemikrania paroksismal kronik, cluster headache kronik, cluster
headache episodik
G44.1 Sakit kepala vaskuler, not elsewhere classified
Sakit kepala vaskuler NOS
G44.2 Sakit kepala jenis tension
Sakit kepala tension kronik, sakit kepala tension episodik, sakit
kepala tension NOS

Achengrsbk@Gmail.com
G44.3 Sakit kepala kronis pasca trauma
G44.4 Sakit kepala akibat obat, not elsewhere classified
G44.8 Sindroma sakit kepala lain yang dijelaskan

G45 Transient cerebral ischaemic attacks (TIAs) dan sindroma


yang terkait
Kecuali: iskemia serebri neonatus (P91.0)
G45.0 Sindroma arteri Vertebro-basilaris
G45.1 Sindroma arteri Carotid (hemisferik)
G45.2 Sindroma arteri preserebralis ganda dan bilateral
G45.3 Amaurosis fugax [buta sementara pada satu mata, akibat
gangguan sirkulasi]
G45.4 Amnesia global sementara
Kecuali: amnesia NOS (R41.3)
G45.8 Serangan iskemia serebri sementara dan sindroma
terkait lainnya
G45.9 Serangan iskemia serebri sementara, tidak dijelaskan
Spasme arteri serebralis, iskemia serebri sementara NOS

G46* Sindroma vaskuler otak pada penyakit serebrovaskuler


(I60-I67)
G46.0* Sindroma arteri serebralis media (I66.0)
G46.1* Sindroma arteri serebralis anterior (I66.1)
G46.2* Sindroma arteri serebralis posterior (I66.2)
G46.3* Sindroma stroke batang otak (I60-I67)
Sindroma: Benedikt, Claude, Foville, Millard-Gubler, Wallenberg,
Weber
G46.4* Sindroma satroke serebellum (I60-I67)
G46.5* Sindroma lakunaris motorik murni (I60-I67)
G46.6* Sindroma lakunaris sensorik murni (I60-I67)
G46.7* Sindroma lakunaris lainnya (I60-I67)
G46.8* Sindroma vaskuler otak dalam penyakit serebrovaskuler
lainnya (I60-I67)

G47 Kelainan-kelainan tidur


Kecuali: kelainan tidur nonorganik (F51.-), sleepwalking (F51.3),
sleep terrors (F51.4), nightmares (F51.5)
G47.0 Kelainan memulai dan mempertahankan tidur
[insomnia]
G47.1 Kelainan mengantuk berlebihan [hypersomnia]
G47.2 Kelainan jadwal tidur-bangun
Sindroma fase tidur tertunda, pola tidur-bangun tak beraturan
G47.3 Sleep apnoea apnoea waktu tidur
Apnoea tidur: sentral, obstruktif

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: sindroma pickwick (E66.2), apnoea tidur pada bayi baru
lahir (P28.3)
G47.4 Narcolepsy dan cataplexy lumpuh sementara ketika
tidur
G47.8 Kelainan tidur lainnya
Sindroma Kleine-Levin
G47.9 Kelainan tidur, tidak dijelaskan

Kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf (G50-


G59)
Kecuali: kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf akibat trauma
sekarang lihat cedera syaraf menurut regio tubuh
radiculitis NOS (M54.1), neuralgia atau neuritis NOS (M79.2)
neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)

G50 Kelainan nervus trigeminus (NC V)


Termasuk: kelainan nervus kranialis V
G50.0 Trigeminal neuralgia
Sindroma nyeri muka paroksismal, tic doloreux
G50.1 Nyeri muka tidak khas
G50.8 Kelainan lain nervus trigeminus
G50.9 Kelainan nervus trigeminus, tidak dijelaskan

G51 Kelainan nervus Fasialis


Termasuk: kelainan NC VII
G51.0 Bell's palsy
Facial palsy
G51.1 Ganglionitis genikulatum
Kecuali: ganglionitis genikulatum pasca-herpes (B02.2)
G51.2 Melkersson's syndrome
Sindroma Melkersson-Rosenthal
G51.3 Spasme klonik hemifasialis
G51.4 Myokymia fasialis [myokymia = twitching pada otot
tertentu]
G51.8 Kelainan lain n. Fasialis
G51.9 Kelainan n. Fasialis, tidak dijelaskan

G52 Kelainan nervi kraniales lainnya


Kecuali: kelainan n. akustikus [NC VIII] (H93.3) dan n. optikus [NC II]
(H46, H47.0):
strabismus paralytic akibat kelumpuhan syaraf (H49.0-H49.2)
G52.0 Kelainan n. olfaktorius
Kelainan NC I
G52.1 Kelainan n. glossofaringeus
Kelainan NC IX, neuralgia glossofaringeus
G52.2 Kelainan n. vagus nerve NC X

Achengrsbk@Gmail.com
Kelainan n.pneumogastrikus (NC X)
G52.3 Kelainan n. hypoglossal nerve NC XII
Kelainan NC XII
G52.7 Kelainan nn.kraniales ganda
Polyneuritis kranialis
G52.8 Kelainan n. kranialis lain yang dijelaskan
G52.9 Kelainan n. kranialis, tidak dijelaskan

G53* Kelainan n. kranialis pada penyakit yang klasifikasinya di


tempat lain
G53.0* Neuralgia pasca-zoster (B02.2)
Ganglionitis genikulatum atau neuralgia trigeminus pasca-herpes
G53.1* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit infeksi
dan parasit c.e. (A00-B99)
G53.2* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada sarcoidosis
(D86.8)
G53.3* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit
neoplasma (C00-D48)
G53.8* Kelainan nn. kraniales lain pada penyakit lain yang
klasifikasinya di tempat lain

G54 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf


Kecuali: akibat trauma sekarang lihat cedera syaraf menurut regio
tubuh
spondylosis (M47.-), kelainan diskus intervertebralis (M50-
M51)
neuralgia atau neuritis NOS (M79.2)
neuritis atau radikulitis NOS: brakhialis, lumbais,
lumbosacral, torakalis (M54.1)
radiculitis NOS, radiculopathy NOS (M54.1)
G54.0 Kelainan pleksus brakhialis
Thoracic outlet syndrome
G54.1 Kelainan pleksus lumbosakralis
G54.2 Kelainan urat servikalis, not elsewhere classified
G54.3 Kelainan urat torakalis, not elsewhere classified
G54.4 Kelainan urat lumbosakralis, not elsewhere classified
G54.5 Amyotrophy neuralgik
Sidroma Parsonage-Aldren-Turner, neuritis gelang bahu
G54.6 Phantom limb syndrome dengan nyeri
G54.7 Phantom limb syndrome tanpa nyeri
Phantom limb syndrome NOS
G54.8 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf lainnya
G54.9 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf, tidak dijelaskan

G55* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c. e.

Achengrsbk@Gmail.com
G55.0* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada neoplasma (C00-
D48)
G55.1* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada kelainan diskus
intervertebral (M50-M51)
G55.2* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada spondylosis
(M47.-)
G55.3* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada dorsopati lain
(M45-M46, M48.-, M53-M54)
G55.8* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c.
e.

G56 Mononeuropati anggota atas.


Kecuali: akibat trauma sekarang lihat cedera syaraf menurut regio
tubuh
G56.0 Carpal tunnel syndrome
G56.1 Lesi lain n. medianus
G56.2 Lesi n. ulnaris
Tardy ulnar nerve palsy
G56.3 Lesi n. radialis
G56.4 Causalgianyeri lengan bawah karena kerusakan syaraf
di atasnya
G56.8 Other mononeuropathies of upper limb
Neuroma interdigitalis anggota atas
G56.9 Mononeuropati anggota atas, tidak dijelaskan

G57 Mononeuropati anggota bawah


Kecuali: akibat trauma sekarang lihat cedera syaraf menurut regio
tubuh
G57.0 Lesi n. iskhiadikus
Kecuali: sciatica NOS (M54.3)
akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
G57.1 Meralgia paraesthetica
Sindroma n. cutaneous lateralis paha
G57.2 Lesi n. femoralis
G57.3 Lesi. n. popliteus lateralis
Kelumpuhan n. peroneus
G57.4 Lesi. n. popliteus medialis
G57.5 Tarsal tunnel syndrome
G57.6 Lesi n. plantaris
Metatarsalgia Morton
G57.8 Mononeuropati anggota bawah lainnya
Neuroma interdigitalis anggota bawah
G57.9 Mononeuropati anggota bawah, tidak dijelaskan

G58 Mononeuropati lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
G58.0 Neuropati interkostalis
G58.7 Mononeuritis multiplex
G58.8 Mononeuropati lain yang dijelaskan
G58.9 Mononeuropati, tidak dijelaskan

G59* Mononeuropati pada penyakit c.e.


G59.0* Mononeuropati diabetikum (E10-E14 , karakter
keempat .4)
G59.8* Mononeuropati lain pada penyakit c.e.

Polyneuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer


(G60-G64)
G60 Neuropati herediter dan idiopatik
Kecuali: radiculitis NOS (M54.1), neuralgia NOS (M79.2), neuritis NOS
(M79.2)
neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)
G60.0 Neuropati motorik dan sensorik herediter
Neuropati motorik dan sensorik herediter, tipe-tipe I-IV
Neuropati hipertrofi bayi, atrofi muskulus Peroneus (tipe axon)
(tiper hipertrofi)
Penyakit: Charcot-Marie-Tooth, Djerine-Sottas
Sindroma Roussy-Lvy
G60.1 Penyakit Refsum
G60.2 Neuropati yang berhubungan dengan ataxia herediter
G60.3 Neuropati progresif idiopatik
G60.8 Neuropati herediter dan idiopatik lainnya
Penyakit Morvan, sindroma Nelaton,
Neuropati sensoris:yang diwarisi secara dominan atau resesif
G60.9 Neuropati herediter dan idiopatik, tidak dijelaskan

G61 Polineuropati peradangan


G61.0 Guillain-Barr syndrome
Polineuritis (pasca-)infektif akut
G61.1 Neuropati serum
G61.8 Polineuropati peradangan lainnya
G61.9 Polineuropati peradangan, tidak dijelaskan

G62 Polineuropati lainnya


G62.0 Polineuropati akibat obat
G62.1 Polineuropati alkoholik
G62.2 Polineuropati akibat zat toksik lainnya
G62.8 Polineuropati lain yang dijelaskan
Polineuropati akibat radiasi
G62.9 Polineuropati, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
Neuropati NOS

G63* Polineuropati pada penyakit c.e.


G63.0* Polineuropati pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.
Polineuropati (pada):
TB (A17.8), lepra (A30.-), difteria (A36.8), penyakit Lyme
(A69.2)
sifilis: lanjut (A52.1), kongenital (A50.4)
pscaherpes (B02.2), mumps (B26.8), mononukleosis
infeksiosa (B27.-)
G63.1* Polineuropati pada penyakit neoplastik (C00-D48)
G63.2* Polineuropati diabetikum (E10-E14 , karakter keempat .
4)
G63.3* Polineuropati pada penyakit endokrin dan metabolik lain
(E00-E07, E15-E16, E20-E34, E70-E89)
G63.4* Polineuropati pada defisiensi gizi (E40-E64)
G63.5* Polineuropati pada kelainan jaringan ikat sistemik
(M30-M35)
G63.6* Polineuropati pada kelainan muskuloskeleton lain (M00-
M25, M40-M96)
G63.8* Polineuropati pada penyakit lain classified elsewhere
Polineuropati uremik (N18.8)

G64 Kelainan lain sistem syaraf perifer


Kelainan sistem syaraf perifer NOS

Penyakit myoneural junction dan otot (G70-G73)


G70 Myasthenia gravis dan kelainan mioneural lainnya
Kecuali: botulismus (A05.1), myasthenia gravis neonatus sementara
(P94.0)
G70.0 Myasthenia gravis
G70.1 Kelainan mioneural toksik
G70.2 Myasthenia kongenital dan masa perkembangan
G70.8 Kelainan mioneural lain yang dijelaskan
G70.9 Kelainan mioneural, tidak dijelaskan

G71 Kelainan primer pada otot


Kecuali: metabolic Kelainan-kelainan (E70-E90), myositis (M60.-)
arthrogryposis multiplex congenita (Q74.3)
G71.0 Muscular dystrophy
Muscular dystrophy:
ringan [Becker], berat [Duchenne], mirip Duchenne atau
Becker,
autosom resesif, tipe kanak-kanak, ocular, oculopharyngeal,
skapuloperoneus,

Achengrsbk@Gmail.com
skapuloperoneus ringan dengan kontraktur dini [Emery-
Dreifuss],
fasioskapulohumerus, distal, limb-girdle
Kecuali: muscular dystrophy kongenital: dengan kelainan
morfologis spesifik serat otot (G71.2), NOS (G71.2)
G71.1 Myotonic Kelainan-kelainan
Dystrophia myotonica [Steinert]
Myotonia: khondrodistrofik, akibat obat, simtomatik
Myotonia congenita: NOS, dominant [Thomsen], recessive
[Becker]
Neuromyotonia [Isaacs], paramyotonia kongenital,
pseudomyotonia
G71.2 Miopati kongenital
Muscular dystrophy kongenital: NOS, dengan kelainan morfologis
spesifik serat otot
Myopathy: myotubular (centronuclear), nemaline
Penyakit: central core, minicore, multicore
Dsisproporsi jenis serat [Fibre-type disproportion]
G71.3 Mitochondrial myopathy, not elsewhere classified
G71.8 Kelainan primer lainnya pada otot
G71.9 Kelainan primer pada otot, tidak dijelaskan
Miopati herediter NOS

G72 Miopati lainnya


Kecuali: dermatopolymyositis (M33.-), polymyositis (M33.2), myositis
(M60.-),
infark iskemik pada otot (M62.2), arthrogryposis multiplex
congenita (Q74.3)
G72.0 Miopati akibat obat
G72.1 Miopati alkoholik
G72.2 Miopati akibat agen toksik lain
G72.3 Periodic paralysis
Periodic paralysis (familial): miotonik, hipokalemik,
normokalemik, hiperkalemik
G72.4 Miopati peradangan, not elsewhere classified
G72.8 Miopati lain yang dijelaskan
G72.9 Miopati, tidak dijelaskan

G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e.


G73.0* Sindroma miastenik pada penyakit endokrin
Sindroma miastenik pada:
amiotrofi diabetikum (E10-E14 , karakter keempat .4)
tirotoxikosis [hyperthyroidism] (E05.-)
G73.1* Sindroma Eaton-Lambert (C80) [akibat keganasan]
G73.2* Sindroma miastenik lain pada penyakit neoplasma (C00-
D48)

Achengrsbk@Gmail.com
G73.3* Sindroma miastenik pada penyakit lain c.e.
G73.4* Myopathy pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
G73.5* Miopati pada penyakit endokrin
Miopati pada:
hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3), hipoparatioidisme (E20.-
)
thyrotoxic myopathy (E05.-)
G73.6* Miopati pada penyakit metabolik
Miopati pada:
glycogen storage disease (E74.0),
kelainan-kelainan lipid storage (E75.-)
G73.7* Miopati pada penyakit lain c.e.
Miopati pada:
rheumatoid arthritis (M05-M06), systemic lupus
erythematosus (M32.1)
scleroderma (M34.8), sicca syndrome [Sjogren] (M35.0)

Cerebral palsy dan sindroma lumpuh lainnya (G80-G83)


G80 Cerebral palsy
Kecuali: paraplegia spastik herediter (G11.4)
G80.0 Serebral palsi quadriplegik spastik
Spastic paralysis (cerebral) kongenital
Spastic tetraplegic cerebral palsy
G80.1 Diplegia spastik
Spastic cerebral palsy NOS
G80.2 Spastic hemiplegic cerebral palsy
G80.3 Dyskinetic cerebral palsy
Athetoid cerebral palsy
Dystonic cerebral palsy
G80.4 Ataxic cerebral palsy
G80.8 Infantile cerebral palsy lainnya
Sindroma cerebral palsy campuran
G80.9 Cerebral palsy, tidak dijelaskan
Cerebral palsy NOS

Catatan untuk G81-G83 Sindroma paralitik


Kode-kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau
penyebab kondisi sekarang diketahui, kecuali kalau episode perawatan
adalah untuk paralisis itu sendiri. Ketika mengkode penyebab, G81-
G83 bisa dipakai sebagai kode tambahan.
Contoh
KU: Cerebrovascular accident dengan hemiplegia.
Spesialis: Neurologi
Kode: Stroke, perdarahan atau infark tidak dijelaskan (I64) sebagai
kondisi utama. G81.9 (Hemiplegia, tidak dijelaskan) bisa
dipakai sebagai kode tambahan

Achengrsbk@Gmail.com
KU: Infark serebri tiga tahun yang lalu.
Kond lain: Paralisis tungkai kiri, pasien memperoleh terapi fisik.
Kode: Monoplegia anggota bawah (G83.1) sebagai kondisi utama.
I69.3 (sekuel infark serebri) bisa dipakai sebagai kode
tambahan

G81 Hemiplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia
dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah
lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada
pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Kecuali: cerebral palsy kongenital (G80.-)
G81.0 Flaccid hemiplegia [layu]
G81.1 Spastic hemiplegia [kaku]
G81.9 Hemiplegia, tidak dijelaskan

G82 Paraplegia dan tetraplegia


Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia
dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah
lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada
pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Kecuali: Cerebral palsy kongenital (G80.-)
G82.0 Flaccid paraplegia [layu]
G82.1 Spastic paraplegia [kaku]
G82.2 Paraplegia, tidak dijelaskan
Paralysis kedua anggota bawah NOS, paraplegia (bawah) NOS
G82.3 Flaccid tetraplegia [layu]
G82.4 Spastic tetraplegia [kaku]
G82.5 Tetraplegia, tidak dijelaskan
Quadriplegia NOS

G83 Sindroma paralitik lainnya


Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia
dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah
lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada
pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Termasuk: paralisis (komplit)(inkomplit), kecuali seperti pada G80-
G82
G83.0 Diplegia anggota atas
Diplegia (atas)
Paralisis kedua anggota atas
G83.1 Monoplegia anggota bawah
Paralisis anggota bawah
G83.2 Monoplegia anggota atas
Paralisis anggota atas

Achengrsbk@Gmail.com
G83.3 Monoplegia, tidak dijelaskan
G83.4 Sindroma cauda equina
Neurogenic bladder akibat sindroma cauda equina
Kecuali cord bladder NOS (G95.8)
G83.8 Sindroma paralitik lainnya yang dijelaskan
Paralisis Todd (pasca epilepsi)
G83.9 Sindroma paralitik, tidak dijelaskan

Kelainan lain pada sistem syaraf (G90-G99)


G90 Kelainan sistem syaraf otonom
Kecuali: disfungsi sistem syaraf otonom akibat alkohol (G31.2)
G90.0 Idiopathic peripheral autonomic neuropathy
Carotid sinus syncope [syncope tidak sadar sebentar akibat
penurunan aliran ke otak]
G90.1 Familial dysautonomia [Riley-Day]
G90.2 Sindroma Horner
Sindroma Bernard(-Horner)
G90.3 Multi-system degeneration
Hipotensi ortostatik neurogenik [Shy-Drager]
Kecuali: hipotensi ortostatik NOS (I95.1)
G90.4 Dysrefleksia otonom
G90.8 Kelainan lain sistem syaraf otonom
G90.9 Kelainan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan

G91 Hydrocephalus
Termasuk hidrosefalus didapat
Kecuali: hidrosefalus: kongenital (Q03.-), akibat toxoplasmosis
kongenital (P37.1)
G91.0 Hidrosefalus komunikans
G91.1 Hidrosefalus obstruktif
G91.2 Hidrosefalus dengan tekanan normal
G91.3 Hidrosefalus pasca trauma, tidak dijelaskan
G91.8 Hidrosefalus lain
G91.9 Hidrosefalus, tidak dijelaskan

G92 Toxic encephalopathy


Gunakan kode (Chapter XX) untuk identifikasi agen toksik.

G93 Kelainan-kelainan lain pada otak


G93.0 Kista serebri
Kista arakhnoid, kista porensefalik didapat
Kecuali: kista periventrikel didapat pada bayi (P91.1), kista
serebri kongenital (Q04.6)
G93.1 Anoxic brain damage, not elsewhere classified
Kecuali anoksia neonatus (P21.9)

Achengrsbk@Gmail.com
sebagai komplikasi pada:
. abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07,
O08.8)
. kehamilan, persalinan atau kelahiran (O29.2, O74.3,
O89.2)
. asuhan bedah dan medis (T80-T88)
G93.2 Hipertensi intrakranium ringan
Kecuali: ensefalopati hipertensif (I67.4)
G93.3 Sindroma kelelahan (fatigue) pasca-virus
Ensefalomielitis mialgika ringan
G93.4 Ensefalopati, tidak dijelaskan
Kecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toxik (G92)
G93.5 Kompresi otak
Kompresi atau herniasi (batang) otak
Kecuali: kompresi traumatika otak (diffusa) (S06.2), terfokus
(S06.3)
G93.6 Edema serebri
Kecuali edema serebri: akibat cedera lahir (P11.0),
traumatika (S06.1)
G93.7 Sindroma Reye
G93.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada otak
Ensefalopati pasca-radiasi
G93.9 Kelainan otak, tidak dijelaskan

G94* Kelainan lain otak pada penyakit c.e.


G94.0* Hidrosefalus pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.(A00-
B99)
G94.1* Hidrosefalus pada penyakit neoplasma (C00-D48)
G94.2* Hidrosefalus pada penyakit lain c.e.
G94.8* Kelainan lain otak yang dijelaskan pada penyakit c.e.

G95 Other Penyakit-penyakit spinal cord


Kecuali: mielitis (G04.-)
G95.0 Syringomyelia dan syringobulbia
[rongga neuroglia (syrinx) di medulla spinalis (syringomyelia)
atau batang otak (syringobulbia)]
G95.1 Mielopati vaskuler
Infark akut medulla spinalis (embolik)(nonembolik)
Trombosis arteri pada medulla spinalis
Haematomielia
Flebitis dan tromboflebitis intraspinalis nonpiogenik
Edema medulla spinalis
Mielopati nekrotikan subakut
Kecuali: flebitis dan tromboflebitis intraspinalis, selain non-
piogenic (G08)
G95.2 Kompresi medulla spinalis, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
G95.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada medulla spinalis
Cord bladder NOS, mielopati akibat obat atau akibat radiasi
Kecuali: neurogenic bladder: NOS (N31.9), akibat sindroma
cauda equina (G83.4)
disfungsi neuromuskuler bladder tanpa disebut lesi
medulla spinalis (N31.-)
G95.9 Penyakit medulla spinalis, tidak dijelaskan
Mielopati NOS

G96 Kelainan lain sistem syaraf pusat


G96.0 Cerebrospinal fluid leak [kebocoran cairan otak]
Kecuali akibat pungsi spinalis (G97.0)
G96.1 Kelainan meningen, not elsewhere classified
Adhesi meningen (serebral)(spinal)
G96.8 Kelainan lain yang dijelakan pada sistem syaraf pusat
G96.9 Kelainan sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan

G97 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, NEC


G97.0 Kebocoran cairan serebrospinalis akibat pungsi spinalis
G97.1 Reaksi lain terhadap pungsi spinalis dan lumbalis
G97.2 Hipotensi intrakranium menyusul shunting ventrikel
G97.8 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur lain
G97.9 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, tidak dijelaskan

G98 Kelainan lain pada sistem syaraf, not elsewhere classified


Kelainan sistem syaraf NOS

G99* Kelainan lain sistem syaraf pada penyakit c.e.


G99.0* Neuropati otonom pada penyakit endokrin dan
metabolik
Neuropati otonom amyloid (E85.-)
Neuropati otonom diabetik (E10-E14, karakter keempat .4)
G99.1* Kelainan lain sistem syaraf otonom pada penyakit lain
c.e.
G99.2* Mielopati pada penyakit c.e.
Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri vertebralis
(M47.0)
Mielopati pada: penyakit neoplasia (C00-D48), spondilosis
(M47.-)
kelainan diskus intervertebralis (M50.0,
M51.0)
G99.8* Kelainan lain sistem syaraf yang dijelaskan pada
penyakit c.e.

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER VII. PENYAKIT-PENYAKIT
MATA DAN ADNEXA (H00-H59)
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi hamil, melahirkan dan nifas (O00-O99)
Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital (Q00-
Q99)
Gejala, tanda, dan hasil klinis dan laboratorium abnormal, nec
(R00-R99)
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab external
(S00-T98)

Bab ini mengandung blok-blok berikut:


H00-H06 Kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita
H10-H13 Kelainan konjunctiva
H15-H22 Kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris
H25-H28 Kelainan lensa
H30-H36 Kelainan khoroid dan retina
H40-H42 Glaukoma
H43-H45 Kelainan korpus vitreous dan bola mata
H46-H48 Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan
H49-H52 Kelainan otot bola mata. gerakan binokuler,
akomodasi dan refraksi
H53-H54 Gangguan penglihatan dan kebutaan
H55-H59 Kelainan lain pada mata dan adnexa

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:


H03* Kelainan kelopak pada penyakit yang klasifikasinya di
tempat lain (c.e.)
H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.
H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.
H19* Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.
H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.
H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.
H32* Kelainan khorioretina pada penyakit c.e.
H36* Kelainan retina pada penyakit c.e.
H42* Glaukoma pada penyakit c.e.
H45* Kelainan korpus vitreus dan bola mata pada penyakit c.e.
H48* Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan pada penyakit
c.e.
H58* Kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.
Kelainan-kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan
orbita (H00-H06)
H00 Hordeolum dan chalazion
H00.0 Hordeolum dan peradangan-dalam lain di kelopak
Abses, furuncle, atau stye pada kelopak
[hordeolum = infeksi bernanah kelenjar kelopak]
H00.1 Chalazion [pembesaran kelenjar meibomi akibat saluran
tersumbat]

H01 Peradangan lain pada kelopak


H01.0 Blepharitis radang pinggir kelopak
Kecuali: blepharokonjungtivitis (H10.5)
H01.1 Dermatosis [penyakit kulit] non-infeksi kelopak
Lupus erythematosus diskoid, xeroderma pada kelopak
Dermatitis: allergi, kontak, eksimatosa pada kelopak
H01.8 Peradangan lain kelopak yang dijelaskan
H01.9 Peradangan kelopak, tidak dijelaskan

H02 Kelainan lain kelopak


Kecuali: malformasi kongenital malformations kelopak (Q10.0-Q10.3)
H02.0 Entropion dan trichiasis kelopak
[Entropion - melipat ke dalam)
[Trichiasis - bulu mata tumbuh ke dalam dan menggores mata]
H02.1 Ectropion kelopak
H02.2 Lagophthalmos [penutupan kelopak tidak sempurna]
H02.3 Blepharochalasis [kelopak kaku]
H02.4 Ptosis kelopak [kelopak atas lumpuh/jatuh]
H02.5 Kelainan lain yang mengganggu fungsi kelopak
Ankyloblepharon, blepharophimosis, retraksi kelopak
Kecuali: blepharospasm (G24.5), tic organic (G25.6), tic
psychogenic (F95.-)
H02.6 Xanthelasma kelopak [tumor sel-sel busa berisi lemak]
H02.7 Kelainan degeneratif lain kelopak dan daerah periokuli
Chloasma [bintik coklat], madarosis, vitiligo pada kelopak
H02.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kelopak
Hypertrichosis (rambut berlebihan) kelopak, benda asing
tertahan di kelopak
H02.9 Kelainan kelopak, tidak dijelaskan

H03* Kelainan kelopak pada penyakit c.e.


H03.0*Infestasi parasit di kelopak pada penyakit c.e.
Dermatitis kelopak akibat Demodex species (B88.0)
Infestasi parasit di kelopak pada: leishmaniasis (B55.-),
onchocerciasis (B73)
loiasis (B74.3), phthiriasis (B85.3)

Achengrsbk@Gmail.com
H03.1* Keterlibatan kelopak pada penyakit infeksi lain c.e.
Keterlibatan kelopak pada:
TB (A18.4), lepra (A30.-), yaws (A66.-), zoster (B02.3)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.5), molluscum
contagiosum (B08.1)
H03.8* Keterlibatan kelopak pada penyakit lain c.e
Keterlibatan kelopak pada impetigo (L01.0)

H04 Kelainan sistem lakrimalis


Kecuali: malformasi kongenital sistem lakrimalis (Q10.4-Q10.6)
H04.0 Dacryoadenitis
Pembesaran kronis kelenjar lakrimalis
H04.1 Kelainan lain kelenjar lakrimalis
Dacryops, sindroma mata kering, kista atau atrofi kelenjar
lakrimalis
H04.2 Epiphora [air mata mengalir terus]
H04.3 Radang akut dan tidak dijelaskan pada saluran
lakrimalis
Dacryocystitis (phlegmonosa), dacryopericystitis, canaliculitis
lakrimalis
akut, subakut, atau tak dijelaskan
Kecuali: dacryocystitis neonatus (P39.1)
H04.4 Radang kronis pada saluran lakrimalis
Dacryocystitis kronis, kanalikulits lakrimalis kronis, mukokel
lakrimalis kronis
H04.5 Stenosis dan insuficiensi saluran lakrimalis
Dacryolith, eversi [bagian dalam menghadap keluar] punctum
lakrimalis
Stenosis pada kanalikukus, duktus, atau sakkus lakrimalis
H04.6 Perubahan lain pada saluran lakrimalis
Fistula lakrimalis
H04.8 Kelainan lain sistem lakrimalis
H04.9 Kelainan sistem lakrimalis, tidak dijelaskan

H05 Kelainan orbita


Kecuali: malformasi kongenital orbita (Q10.7)
H05.0 Radang akut orbita
Abses, sellulitis, osteomielitis, periostitis, atau tenositis orbita
H05.1 Kelainan peradangan kronis orbita
Granuloma orbita
H05.2 Kondisi-kondisi eksophthalmik
Pergeseran letak bola mata NOS, perdarahan orbita, edema
orbita
H05.3 Deformitas orbita
Atrofi atau eksostosis orbita
H05.4 Enophthalmos

Achengrsbk@Gmail.com
H05.5 Retensi benda asing (lama) menyusul luka tembus orbita
Benda asing retrobulbar
H05.8 Kelainan lain orbita
Kista orbita
H05.9 Kelainan orbita, tidak dijelaskan

H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.


H06.0*Kelainan sistem lakrimalis pada penyakit c.e.
H06.1* Infestasi parasit di orbita pada penyakit c.e.
Infeksi Echinococcus di orbita (B67.-), myiasis orbita (B87.2)
H06.2*Dysthyroid exophthalmos (E05.-)
H06.3*Kelainan lain orbita pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan konjungtiva (H10-H13)


H10 Konjungtivitis
Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2)
H10.0 Konjungtivitis mukopurulenta
H10.1 Konjungtivitis atopika akut
H10.2 Konjungtivitis akut lainnya
H10.3 Konjungtivitis akut, tidak dijelaskan
Kecuali: ophthalmia neonatorum NOS (P39.1)
H10.4 Konjungtivitis kronis
H10.5 Blepharokonjungtivitis
H10.8 Konjungtivitis lain
H10.9 Konjungtivitis, tidak dijelaskan

H11 Kelainan lain pada konjungtiva


Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2)
H11.0 Pterygium
Kecuali: pseudopterygium (H11.8)
H11.1 Degenerasi dan deposit pada konjungtiva
Argyrosis [argyria], concretions [pemekatan], pigmentasi, xerosis
NOS di konjungtiva
H11.2 Parut konjungtiva
Symblepharon
H11.3 Perdarahan konjungtiva
Perdarahan subkonjungtiva
H11.4 Kelainan dan kista pembuluh darah konjungtiva lainnya
Aneurisma, hiperemia, edema pada konjungtiva
H11.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada konjungtiva
Pseudopterygium
H11.9 Kelainan konjungtiva, tidak dijelaskan

H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.

Achengrsbk@Gmail.com
H13.0* Infeksi filaria pada konjungtiva (B74.-)
H13.1* Konjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Konjungtivitis (akibat):
difteri (A36.8), meningokokus (A39.8), gonokokus (A54.3),
chlamydia (A74.0)
herpesvirus [herpes simplex] (B00.5), zoster (B02.3),
adenovirus follikularis (akut) (B30.1), perdarahan (akut)
(epidemik) (B30.3),
Newcastle (B30.8), Acanthamoeba (B60.1)
H13.2* Konjungtivitis pada penyakit lain c.e.
H13.3* Pemphigoid okuler (L12.-)
H13.8* Kelainan lain konjungtiva pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan sklera, kornea, iris dan korpus


siliaris (H15-H22)
H15 Kelainan sklera
H15.0 Scleritis
H15.1 Episcleritis
H15.8 Kelainan lain sklera
Staphyloma equator, ektasia sklera
Kecuali: myopia degeneratif (H44.2)
H15.9 Kelainan sklera, tidak dijelaskan

H16 Keratitis
H16.0 Ulkus kornea
Ulkus kornea, NOS, sentral, marginal, perforata, cincin, dengan
hypopyon
Ulkus Mooren
H16.1 Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis
Keratitis: areolaris, filamenter, nummularis, stellata, striata,
punktata superficialis
Photokeratitis, snow blindness
H16.2 Keratoconjunctivitis radang kornea dan konjungtiva
Keratoconjunctivitis: NOS, exposure, neurotrofika, phlyctenularis
Keratitis superfisialis lain dengan konjungtivitis, ophthalmia
nodosa,
H16.3 Keratitis interstitialis dan profunda
H16.4 Neovascularisasi kornea
Ghost vessels (kornea), pannus (kornea)
H16.8 Keratitis lain
H16.9 Keratitis, tidak dijelaskan

H17 Corneal scars dan opacities Parut dan keopakan kornea


H17.0 Adherent leukoma
H17.1 Keopakan kornea sentral lain

Achengrsbk@Gmail.com
H17.8 Parut dan keopakan kornea lain
H17.9 Parut dan keopakan kornea, tidak dijelaskan

H18 Kelainan lain pada kornea


H18.0 Pigmentasi dan deposit di kornea
Haematokornea, cincin Kayser-Fleischer, spindel Krukenberg,
garis Staehli
H18.1 Keratopati bullosa
H18.2 Edema kornea lainnya
H18.3 Perubahan pada membran kornea
Lipatan atau robekan pada membran Descemet
H18.4 Degenerasi kornea
Arcus senilis, band keratopathy
Kecuali: ulkus Mooren (H16.0)
H18.5 Hereditary corneal dystrophies
Distrofi Fuchs, Distrofi: kornea, epitel, granularis, lattice,
makularis
H18.6 Keratokonus
H18.7 Deformitas kornea lainnya
Ekatasia kornea, staophyloma kornea, Descemetocele
Kecuali: malformasi kongenital kornea (Q13.3-Q13.4)
H18.8 Kelainan lain kornea yang dijelaskan
Anaesthesia, hypaesthesia, atau erosi rekurens pada kornea
H18.9 Kelainan kornea, tidak dijelaskan

H19 Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.


H19.0* Skleritis dan episkleritis pada penyakit c.e.
Episkleritis TB (A18.5), episkleritis sifilitika (A52.7), skleritis
Zoster (B02.3)
H19.1* Keratitis dan keratokonjungtivitis Herpesvirus (B00.5)
Keratitis dendritic dan diskiformis
H19.2* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit infeksi
dan parasit lain c.e.
Keratokonjungtivitis epidemika (B30.0)
Keratitis dan keratoconjunctivitis (interstitialis) pada: TB
(A18.5), syphilis (A50.3), zoster (B02.3), measles (B05.8),
acanthamoebiasis (B60.1)
H19.3* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit lain c.e.
Keratokonjungtivitis sicca (M35.0)
H19.8* Kelainan lain sklera dan kornea pada penyakit c.e.
Keratokonus pada sindroma Down (Q90.-)

H20 Iridosiklitis
H20.0 Iridosiklitis akut dan subakut
Uveitis anterior, siklitis, atau iritis, yang akut, rekurens atau
subakut

Achengrsbk@Gmail.com
H20.1 Iridosiklitis kronis
H20.2 Iridosiklitis akibat lensa
H20.8 Iridosiklitis lain
H20.9 Iridosiklitis, tidak dijelaskan

H21 Kelainan lain pada iris dan korpus siliaris


Kecuali uveitis simpatis (H44.1)
H21.0 Hyphaema [perdarahan rongga depan (aqueous
humour)]
Kecuali hyphaema traumatika (S05.1)
H21.1 Kelainan pembuluh darah lain pada iris dan korpus
siliaris
Neovaskularizasasi of iris atau korpus siliaris, rubeosis iris
H21.2 Degenerasi iris dan korpus siliaris
Degenerasi: iris (pigment), pinggir pupil; iridoskisis, atrofi iris
(essensial)(progresif), miotic pupillary cyst, translusensi iris [iris
tembus pandang]
H21.3 Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber
Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber: NOS, eksudatif,
implaantasi, parasitik
Kecuali miotic pupillary cyst (H21.2)
H21.4 Pupillary membranes [selaput pada pupil]
Iris bomb, penyempitan pupil, penutupan pupil
H21.5 Adhesi dan disrupsi lain pada iris dan korpus siliaris
Goniosynechiae, iridodialysis, resesi sudut chamber
Synechiae (iris): NOS, anterior, posterior
Kecuali: corectopia (Q13.2) [ektopia pupil]
H21.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada iris dan korpus
siliaris
H21.9 Kelainan pada iris dan korpus siliaris, tidak dijelaskan

H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.


H22.0*Iridosiklitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Iridosiklitis pada: TB (A18.5), sifilis (sekunder) (A51.4), infeksi
gonokokus (A54.3) infeksi herpesvirus [herpes simplex]
(B00.5), zoster (B02.3)
H22.1* Iridosiklitis padap enyakit lain c.e.
Iridosiklitis pada: sarkoidosis (D86.8), ankylosing spondylitis
(M45)
H22.8*Kelainan lain iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e

Kelainan-kelainan lensa (H25-H28)


H25 Katarak senilis
Kecuali: glaukoma kapsularis dengan pseudoexfoliation lensa (H40.1)
H25.0 Katarak senilis insipiens (incipient = sedang terjadi)
Katarak senilis: koroner, korikalis, punktata

Achengrsbk@Gmail.com
Katarak senilis polaris subkapsularis (anterior)(posterior), water
clefts
H25.1 Katarak neuklearis senilis
Cataracta brunescens, katarak sklerosis nuklearis
H25.2 Katarak senilis, tipe morgagni
Katarak hipermatur senilis
H25.8 Katarak senilis lainnya
Bentuk-bentuk gabungan katarak senilis
H25.9 Katarak senilis, tidak dijelaskan

H26 Katarak lain


Kecuali katarak kongenital (Q12.0)
H26.0 Katarak infantil, juvenile [remaja] dan presenilis
H26.1 Katarak traumatika
H26.2 Katarak komplikasi
Katarak: pada iridosiklitis kronis, akibat kelainan mata
Glaucomatous flecks (subcapsular)
H26.3 Katarak akibat obat
H26.4 After-cataract
Katarak sekunder, cincin Soemmerring
H26.8 Katarak lain yang dijelaskan
H26.9 Katarak, tidak dijelaskan

H27 Kelainan lain pada lensa


Kecuali: malformasi kongenital lensa (Q12.-), pseudophakia (Z96.1),
komplikasi mekanis dari lensa intraokuli (T85.2)
H27.0 Aphakia [tanpa lensa]
H27.1 Dislokasi lensa
H27.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada lensa
H27.9 Kelainan lensa, tidak dijelaskan

H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.


H28.0*Katarak diabetes (E10-E14, karakter keempat .3)
H28.1* Katarak pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik
lainnya
Katarak pada hipoparatiroidisme (E20.-), katarak malnutrisi-
dehidrasi (E40-E46)
H28.2*Katarak pada penyakit lain c.e.
Katarak myotonik (G71.1)
H28.8*Kelainan lain lensa pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan khoroid dan retina (H30-H36)


H30 Peradangan khorioretina
H30.0 Peradangan khorioretina terfokus

Achengrsbk@Gmail.com
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis terfokus
H30.1 Peradangan khorioretina disseminata
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis disseminata
Kecuali retinopati exudatif (H35.0)
H30.2 Siklitis posterior
Pars planitis
H30.8 Peradangan khorioretina lainnya
Penyakit Harada
H30.9 Peradangan khorioretina, tidak dijelaskan
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis NOS

H31 Kelainan-kelainan lain khoroid


H31.0 Parut khorioretina
Parut makula di kutub posterior (pasca-radang)(pasca-trauma),
retinopati solaris
H31.1 Degenerasi khoroid
Atrofi atau sklerosis khoroid
Kecuali: angioid streaks (H35.3)
H31.2 Distrofi khoroid herediter
Choroideremia, gyrate atrophy pada choroid
Dystrophy, choroidal (central areolar)(umum)(peripapillaris)
Kecuali: ornithinaemia (E72.4)
H31.3 Perdarahan dan ruptur khoroid
Perdarahan khoroid: NOS, expulsif
H31.4 Pelepasan khoroid
H31.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada choroid
H31.9 Kelainan choroid, tidak dijelaskan

H32* Kelainan-kelainan khorioretina pada penyakit c.e.


H32.0*Radang khorio-retina pada penyakit infeksi dan parasit
c.e.
Chorioretinitis: TB (A18.5), sifilis lanjut (A52.7), toxoplasma
(B58.0)
H32.8*Kelainan lain khorio-retina pada penyakit c.e.

H33 Pelepasan dan robekan retina


Kecuali pelepasan epitel pigment retina (H35.7)
H33.0 Pelepasan retina dengan robekan retina
Pelepasan retina rhegmatogenosa
H33.1 Retinoschisis kista retina
Kista ora serrata, psudokista retina, kista parasit retina NOS
Kecuali: retinoskisis kongenital (Q14.1), degenerasi microkistoid
retina (H35.4)
H33.2 Pelepasan retina serosa
Pelepasan retina: NOS, tanpa robekan retina
Kecuali: khorioretinopati serosa sentralis (H35.7)

Achengrsbk@Gmail.com
H33.3 Robekan retina tanpa pelepasan
Robekan retina NOS, operkulum, robek horseshoe atau round
hole tanpa pelepasan
Kecuali: parut khorioretina menyusul bedah pelepasan retina
(H59.8)
degenerasi retina perifer tanpa robekan (H35.4)
H33.4 Pelepasan retina akibat tarikan (traksi)
Vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina
H33.5 Pelepasan retina lainnya

H34 Sumbatan pembuluh darah retina


Kecuali amaurosis fugax (G45.3)
H34.0 Sumbatan a. retina sementara
H34.1 Sumbatan a. retina sentralis
H34.2 Sumbatan a. retina lainnya
Sumbatan a. retina pada cabang, sebagian, dengan
mikroembolisme
Plaque Hollenhorst
H34.8 Sumbatan pembuluh darah retina lainnya
Sumbatan v. retina: sentralis, insipient, sebagian, cabang-cabang
H34.9 Sumbatan pembuluh darah retina, tidak dijelaskan

H35 Kelainan lain pada retina


H35.0 Background retinopathy dan perubahan pembuluh darah
retina
Perubahan bentuk pembuluh darah retina
Mikroaneurisma, neovaskularisasi, perivaskulitis, varises,
vascular sheathing, atau vasculitis pada retina
Retinopathy: NOS, background NOS, Coats, exudatif, hipertensif
H35.1 Retinopathy pada prematuritas
Fibroplasia retrolentis [belakang lensa]
H35.2 Retinopati proliferatif lainnya
Vitreo-retinopati proliferatif
Kecuali: vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina
(H33.4)
H35.3 Degenerasi makula dan kutub posterior
Angioid streaks, cyst, Drusen (degeneratif), hole, atau puckering
pada macula
Degenerasi Kuhnt-Junius, makulopati toksik
Degenerasi makula senilis (atrophic)(exudative)
H35.4 Degeneration retina perifer
Degeneration, retina: NOS, lattice, microcystoid, palisade, paving
stone, reticular
Kecuali: dengan robekan retina (H33.3)
H35.5 Hereditary retinal dystrophy
Dystrophy: tapetoretinal, vitreoretinal, retinal (albipunctate)
(pigmentary)(vitelliform)

Achengrsbk@Gmail.com
Retinitis pigmentosa, penyakit Stargardt
H35.6 Perdarahan retina
H35.7 Pemisahan lapisan-lapisan retina
Khorioretinopati serosa sentralis, pelepasan epitel pigment retina
H35.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada retina
H35.9 Kelainan retina, tidak dijelaskan

H36* Kelainan-kelainan pada penyakit c.e.


H36.0*Retinopati diabetikum (E10-E14 , angka keempat .3)
H36.8*Kelainan lain retina pada penyakit c.e.
Retinopati sickle-cell proliferatif (D57.- ), retinopati
aterosklerotik (I70.8)
Distrofi retina pada kelainan penyimpanan lipid (E75.- ),

Glaukoma (H40-H42)
H40 Glaukoma
Kecuali: glaukoma absolut (H44.5), traumatika akibat cedera lahir
(P15.3), kongenital (Q15.0)
H40.0 Glaukoma suspect [tersangka glaukoma]
Hipertensi okuli
H40.1 Primary open-angle glaukoma
Glaukoma (primer)(residual stage): kapsularis dengan
pseudoexfoliasi lensa, pigment, chronic simple, tekanan rendah
H40.2 Primary angle-closure glaukoma
Angle-closure glaukoma (primary)(residual stage):: akut, kronis,
intermittent
H40.3 Glaukoma akibat trauma mata
H40.4 Glaukoma akibat peradangan mata
H40.5 Glaukoma akibat kelainan-kelainan mata lainnya
H40.6 Glaukoma akibat obat-obatan
H40.8 Glaukoma lainnya
H40.9 Glaukoma, tidak dijelaskan

H42* Glaukoma pada penyakit c.e.


H42.0*Glaukoma pada penyakit endokrin, gizi, dan metabolik
Glaukoma pada: sindroma Lowe (E72.0), amyloidosis (E85.-)
H42.8*Glaukoma pada penyakit lain c.e.
Glaukoma in onchocerciasis (B73)

Kelainan-kelainan korpus vitreous dan bola mata (H43-


H45)
H43 Kelainan-kelainan korpus vitreous
H43.0 Prolaps vitreous

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: Sindroma vitreous menyusul operasi katarak (H59.0)
H43.1 Perdarahan vitreous
H43.2 Deposit kristal pada korpus vitreous
H43.3 Keopakan vitreous lainnya
Selaput dan benang-benang vitreous
H43.8 Kelainan-kelainan lain korpus vitreous
Degenerasi atau pelepasan vitreous
Kecuali: vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina
(H33.4)
H43.9 Kelainan korpus vitreous, tidak dijelaskan

H44 Kelainan bola mata


Termasuk kelainan-kelainan lain yang mengganggu berbagai
struktur mata
H44.0 Endophthalmitis purulenta
Panophthalmitis, abses vitreous
H44.1 Endophthalmitis lainnya
Endophthalmitis parasit NOS, uveitis simpatis
H44.2 Myopia degeneratif
H44.3 Kelainan degeneratif lain bola mata
Chalcosis, siderosis mata
H44.4 Hipotonia mata
H44.5 Kondisi-kondisi degenerasi bola mata
Glaukoma absolut, atrofi bola mata, phthisis [TB] bulbi
H44.6 Retensi benda asing (lama) intraokuli, magnetik
Retensi benda asing magnetik (lama) (pada): anterior chamber,
kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata, korpus
vitreous
H44.7 Retensi benda asing intraokuli, nonmagnetik
Retensi benda asing (lama) (nonmagnetik) (pada): anterior
chamber, kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata,
korpus vitreous
H44.8 Kelainan-kelainan lain bola mata
Haemophthalmos, luxasio bola mata
H44.9 Kelainan bola mata, tidak dijelaskan

H45* Kelainan korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e.
H45.0*Perdarahan vitreous pada penyakit c.e.
H45.1* Endophthalmitis pada penyakit c.e.
Endophthalmitis pada:
cysticercosis (B69.1), onchocerciasis (B73), toxocariasis
(B83.0)
H45.8* Kelainan-kelainan lain korpus vitreous dan bola mata
pada penyakit c.e

Achengrsbk@Gmail.com
Kelainan-kelainan n. optikus dan jaras penglihatan
(H46-H48)
H46 Neuritis optikus
Neuropati optik, kecuali jenis ischaemic; papillitis optik, neuritis
retrobulbar NOS
Kecuali: neuropati optik iskemik (H47.0), neuromyelitis optik [Devic]
(G36.0)

H47 Kelainan-kelainan lain n. optikus (NC II) dan jaras


penglihatan
H47.0 Kelainan-kelainan n. optikus, not elsewhere classified
Kompresi n. optikus, perdarahan pada pelapis optic nerve,
neuropati optik iskemik
H47.1 Papilloedema, tidak dijelaskan
H47.2 Atrofi optik
Temporal pallor [pucat sementara] pada diskus optikus
H47.3 Kelainan-kelainan lain diskus optikus
Drusen diskus optikus, pseudopapilloedema
H47.4 Kelainan chiasma opticum
H47.5 Kelainan lain jaras penglihatan
Kelainan traktus optikus, nc.geniculatum dan radiatio opticum
H47.6 Kelainan-kelainan visual cortex
H47.7 Kelainan jaras penglihatan, tidak dijelaskan

H48 Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit


c.e.
H48.0*Atrofi optik pada penyakit c.e.
Atrofi optik pada sifilis lanjut (A52.1)
H48.1* Neuritis retrobulbar pada penyakit c.e.
Neuritis retrobulbar pada:
infeksi meningokokus (A39.8), sifilis lanjut (A52.1), multiple
sclerosis (G35)
H48.8*Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit
c.e.

Kelainan otot mata, gerak binokuler, akomodasi,


refraksi (H49-H52)
Kecuali nystagmus dan gerakan irregular mata lainnya (H55)

H49 Strabismus paralitik


Kecuali: ophthalmoplegia: supranuklearis progresif (G23.1),
ophthalmoplegia internuklearis (H51.2), ophthalmoplegia
internal (H52.5)
H49.0 Kelumpuhan NC III [n. oculomotorius]
H49.1 Kelumpuhan NC IV [n. trochlearis]

Achengrsbk@Gmail.com
H49.2 Kelumpuhan NC VI [n. abducent]
H49.3 Ophthalmoplegia (external) total
H49.4 Ophthalmoplegia external progressif
H49.8 Strabismus paralitik lainnya
Ophthalmoplegia external NOS, sindroma Kearns-Sayre
H49.9 Strabismus paralitik, tidak dijelaskan

H50 Strabismus lainnya


H50.0 Strabismus konvergens konkomitant [serentak]
Esotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent
H50.1 Strabismus divergens konkomitant strabismus -
serentak
Exotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent
H50.2 Strabismus vertikal
Hypertropia, hypotropia
H50.3 Intermittent heterotropia
Intermittent esotropia atau exotropia (bergantian) (monocular)
H50.4 Heterotropia lainnya dan yang tidak dijelaskan
Strabismus konkomitant NOS, cyclotropia, microtropia, sindroma
monofixasi
H50.5 Heterophoria (phoria = strabismus laten)
Hyperphoria alternans, esophoria, exophoria
H50.6 Strabismus mekanis
Sindroma Brown's sheath, strabismus akibat adhesi,
Hambatan gerak otot mata akibat trauma
H50.8 Other specified strabismus
Sindroma Duane
H50.9 Strabismus, tidak dijelaskan

H51 Kelainan-kelainan lain gerakan binokuler (dua mata)


H51.0 Kelumpuhan conjugate gaze
H51.1 Insufisiensi dan berlebihannya konvergensi
H51.2 Ophthalmoplegia internuklearis
H51.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada gerakan
binokuler
H51.9 Kelainan gerakan binokuler, tidak dijelaskan

H52 Kelainan refraksi dan akomodasi


H52.0 Hypermetropia [titik fokus di belakang retina]
H52.1 Myopia [titik fokus di depan retina]
Kecuali myopia degeneratif (H44.2)
H52.2 Astigmatism [titik fokus tidak menyatu]
H52.3 Anisometropia [fokus tidak seimbang] dan aniseikonia
[ukuran bayangan berbeda]

Achengrsbk@Gmail.com
H52.4 Presbyopia [hypermetropia untuk pandangan dekat]
H52.5 Kelainan-kelainan akomodasi
Ophthalmoplegia internal (complete)(total)
Paresis atau spasme akomodasi
H52.6 Kelainan-kelainan refraksi lainnya
H52.7 Kelainan refraksi, tidak dijelaskan

Gangguan visus dan kebutaan (H53-H54)


H53 Gangguan visus
H53.0 Amblyopia (penurunan daya penglihatan) ex anopsia
Amblyopia: anisometropia, deprivasi, strabismik
H53.1 Gangguan penglihatan subjektif
Metamorphopsia [objek terlihat distorsi],
Scintillating scotoma [bintik buta berpindah-pindah],
Asthenopia [kelelahan mata],
Day blindness, hemeralopia [lebih mudah melihat pada cahaya
yang kurang],
Photophobia [tak menyukai cahaya],
Visual halos [area kosong penglihatan], sudden visual loss [visus
hilang mendadak],
Kecuali halusinasi visual (R44.1)
H53.2 Diplopia
Double vision [penglihatan kembar]
H53.3 Kelainan lain penglihatan binokuler
Korespondensi abnormal retina, suppresi penglihatan binokuler
Fusi dengan stereopsis cacad, persepsi visual simultan tanpa
fusi,
H53.4 Defek lapangan pandang
Pembesaran bintik buta
Penyempitan umum lapangan pandang
Hemianop(s)ia (heteronymous)(homonymous)
Quadrant anop(s)ia
Scotoma:. arkuata, Bjerrum, sentral, cincin
H53.5 Defisiensi penglihatan warna
Achromatopsia, defisiensi penglihatan warna didapat, buta warna
Deuteranomaly, deuteranopia [ buta hijau],
Protanomaly, protanopia [buta merah],
Tritanomaly, tritanopia [buta biru]
Kecuali day blindness (H53.1)
H53.6 Night blindness [rabun senja]
Kecuali akibat defisiensi vitamin A (E50.5)
H53.8 Gangguan penglihatan lainnya
H53.9 Gangguan penglihatan, tidak dijelaskan

H54 Gangguan penglihatan termausk kebutaan (binokuler atau


monokuler)

Achengrsbk@Gmail.com
Note: Untuk definisi kategori gangguan penglihatan lihat tabel di
halam terakhir bab ini.
Kecuali: amaurosis fugax (G45.3)
Catatan khusus dari Volume 2:
Kode ini tidak digunakan sebagai kode untuk keadaan utama
kalau penyebabnya tercatat, kecuali kalau episode perawatan
adalah untuk kebutaan itu sendiri. Ketika mengkode
penyebab, H54.- bisa digunakan sebagai kode tambahan.
H54.0 Buta, binokuler
Gangguan penglihatan kategori 5.
H54.1 Gangguan penglihatan berat, binokuler
Gangguan penglihatan kategori 2.
H54.2 Gangguan penglihatan sedang, binokuler
Gangguan penglihatan kategori 1.
H54.3 Gangguan penglihatan ringan atau tidak terdapat,
binokuler
Gangguan penglihatan kategori 0.
H54.4 Kebutaan, monokuler
Gangguan penglihatan kategori 3, 4, 5 pada satu mata, kategori
0, 1, 2, atau 9 pada mata lain.
H54.5 Gangguan penglihatan berat, monokuler
Gangguan penglihatan kategori 2 pada satu mata, kategori 0, 1
atau 9 pada mata lain.
H54.6 Gangguan penglihatan sedang, monokuler
Gangguan penglihatan kategori 1 pada satu mata, kategori 0 atau
9 pada mata lain.
H54.9 Gangguan penglihatan tidak dijelaskan (binokuler)
Gangguan penglihatan kategori 9.

Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa (H55-


H59)
H55 Nystagmus dan gerakan irregulaer lain pada mata
Nystagmus: NOS, kongenital, deprivasition, dissosiasi, latent

H57 Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa


H57.0 Kelainan fungsi pupil
H57.1 Nyeri mata
H57.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan
adnexa
H57.9 Kelainan mata dan adnexa, tidak dijelaskan

H58* Kelainan-kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.


H58.0*Kelainan fungsi pupil pada penyakit c.e.
Fenomena atau pupil Argyll Robertson, sifilis (A52.1)
H58.1* Gangguan penglihatan pada penyakit c.e.

Achengrsbk@Gmail.com
H58.8*Kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa pada
penyakit c.e.
Okulopati sifilitika NEC:
kongenital dini (A50.0), kongenital lanjut (A50.3)
dini (sekunder) (A51.4), lanjut (A52.7)

H59 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, NEC


Kecuali: komplikasi mekanis dari:
lensa intraokuli (T85.2), alat prostetik, implant, dan graft
mata lainnya (T85.3)
pseudophakia (Z96.1)
H59.0 Keratopati (aphakia bullosa) menyusul operasi katarak
Sindroma vitreus (Touch)
Sindroma kornea vitreus
H59.8 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur
lainnya
Parut khorioretina menyusul operasi terhadap pelepasan retina
H59.9 Kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, tidak
dijelaskan
Catatan:
Tabel di bawah memberikan klasifikasi beratnya gangguan
penglihatan yang direkomendasi the Resolution of the International
Council of Ophthalmology (2002) and the Recommendations of the
WHO Consultation on Development of Standards for Characterization
of Vision Loss and Visual Functioning" (Sept 2003).
Untuk menentukan gangguan penglihatan pada kode H54.0
sampai H54.3, ketajaman penglihatan hendaknya diukur dengan kedua
mata terbuka dengan pemberian koreksi kalau diperlukan. Untuk
menentukan gangguan penglihatan pada kode H54.4 sampai H54.6,
ketajaman penglihatan hendaknya diukur secara monokuler dengan
memberikan koreksi kalau diperlukan.
Kalau luas lapangan penglihatan diperhitungkan, pasien dengan
lapangan penglihatan pada mata yang lebih baik tidak lebih dari radius
10 di sekitar fiksasi sentral hendaknya diletakkan pada kategori 3.
Untuk buta monokuler (H54.4), derajat penurunan lapangan ini dapat
diberikan pada mata yang terlibat.

Tabel 1. Revisi kategori gangguan penglihatan


Kategori Jauh ketajaman penglihatan yang terdapat
Lebih buruk Sama atau lebih
daripada baik daripada
Gangguan 6/18
penglihatan 3/10 (0.3)
ringan atau 20/70
tidak terdapat
-0
Gangguan 6/18 6/60

Achengrsbk@Gmail.com
penglihatan 3/10 (0.3): 1/10 (0.1)
sedang - 1 20/70 20/200
Gangguan 6/60 3/60
penglihatan 1/10 (0.1) 1/20 (0.05)
berat - 2 20/200 20/400
Kebutaan - 3 3/60 1/60*
1/20 (0.05) 1/50 (20/1200)
20/400 5/300 (20/1200)
Kebutaan - 4 1/60* Persepsi cahaya
1/50 (0.02)
5/300
Kebutaan - 5 Tidak ada persepsi cahaya
9 Tidak bisa ditentukan atau tidak dinyatakan
* atau menghitung jari (count fingers CF) pada jarak 1 meter.

Catatan:
Istilah gangguan penglihatan pada kategori H54 mencakup
kategori 0 untuk gangguan penglihatan ringan atau tidak terdapat,
kategori 1 untuk gangguan penglihatan sedang, kategori 2 untuk
gangguan penglihatan berat, kategori-kategori 3, 4, dan 5 utnuk
kebutaan dan kategori 9 untuk gangguan penglihatan yang lain. Istilah
low vision (rabun) yang terdapat pada revisi sebelum ini telah
diganti dengan kategori 1 dan 2 untuk mencegah keraguan pada
orang-orang yang memerlukan asuhan penglihatan rendah.

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER VIII. PENYAKIT-PENYAKIT
TELINGA DAN PROSESUS
MASTOIDEUS (H60-H95)
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi hamil, melahirkan, dan puerperium (O00-O99)
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-
Q99)
Gejala, tanda, dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal,
NEC (R00-R99)
Injury, poisoning dan konsekuensi tertentu lain dari penyebab
eksterna (S00-T98)

Chapter ini berisi blok-blok berikut:


H60-H62 Penyakit-penyakit external ear
H65-H75 Penyakit-penyakit middle ear dan mastoid
H80-H83 Penyakit-penyakit inner ear
H90-H95 Other Kelainan-kelainan of ear

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:


H62* Gangguan telinga luar pada penyakit c.e
H67* Otitis media pada penyakit c.e
H75* Gangguan lain telinga tengah dan mastoid pada
penyakit c.e
H82* Sindorma vertiginosa pada penyakit c.e
H94* Gangguan lain telinga pada penyakit c.e

Penyakit-penyakit telinga luar (H60-H62)


H60 Otitis externa
H60.0 Abses telinga luar
Vesikel, karbunkel, furunkel pada aurikula atau liang telinga luar
H60.1 Sellulitis telinga luar
Sellulitis: aurikula, liang telinga luar
H60.2 Otitis externa maligna
H60.3 Otitis externa infektif lainnya
Otitis externa diffusa, otitis externa haemorrhagika, Swimmer's
ear
H60.4 Cholesteatoma telinga luar
Keratosis obturans (saluran) telinga luar
H60.5 Otitis externa akut, noninfektif
Otitis externa akut: NOS, aktinik, kimiawi, kontak, eksematoid,
reaktif
H60.8 Otitis externa lainnya
Otitis externa kronis NOS
H60.9 Otitis externa, tidak dijelaskan

H61 Kelainan-kelainan lain telinga luar


H61.0 Perikhondritis telinga luar
Chondrodermatitis nodularis chronica helicis
Perichondritis pada: aurikula, pinna
H61.1 Kelainan daun telinga non-infektif
Deformitas didapatpada: aurikula, pinna
Kecuali: cauliflower ear (M95.1)
H61.2 Impacted cerumen
Lilin dalam telinga
H61.3 Stenosis didapat pada liang telinga luar
Kollapse liang telinga luar
H61.8 Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada telinga luar
Exostosis liang telinga luar
H61.9 Kelainan telinga luar, tidak dijelaskan

H62* Kelainan telinga luar pada penyakit c.e.


H62.0*Otitis externa pada penyakit bakteri c.e
Otitis externa pada erysipelas (A46)
H62.1* Otitis externa pada penyakit virus c.e
Otitis externa pada infeksi herpesviral [herpes simplex] (B00.1),
zoster (B02.8)
H62.2*Otitis externa pada mikosis
Otitis externa pada aspergillosis (B44.8), candidiasis (B37.2)
Otomycosis NOS (B36.9)
H62.3*Otitis externa pada penyakit infeksi dan parasit lainnya
c.e.
H62.4*Otitis externa pada penyakit lainnya c.e.
Otitis externa pada impetigo (L01.-)
H62.8*Kelainan-kelainan lain telinga luar pada penyakit c.e.

Penyakit-penyakit telinga tengah dan mastoid (H65-


H75)
H65 Otitis media non-suppuratif
Termasuk: dengan myringitis (radang membran tympani)
Gunakan kode tambahan untuk identifikasi adanya perforasi membran
timpani (H72.-)
H65.0 Otitis media serosa akut
Otitis media sekretori akut dan subakut

Achengrsbk@Gmail.com
H65.1 Otitis media akut nonsuppuratif lainnya
Otitis media, akut dan subakut: allergika (mukoid)(sanguinosa)
(serosa), mukoid, nonsuppuratif NOS, sanguinosa, seromusinosa
Kecuali: otitis media (akut) NOS (H66.9), otitik barotrauma
(T70.0)
H65.2 Otitis media serosa kronis
Chronic tubotympanal catarrh
H65.3 Otitis media mukoid kronis
Otitis media, kronis: musinosa, sekretoris, transudatif; glue ear
Kecuali: penyakit telinga tengah adhesif (H74.1)
H65.4 Otitis media nonsuppuratif kronis lainnya
Otitis media, kronis: allergika, nonsuppuratif NOS, dengan effusi
(nonpurulenta), eksudatif, seromusinosa
H65.9 Otitis media nonsuppuratif, tidak dijelaskan
Otitis media: allergika, dengan effusi (nonpurulenta), katarrhalis,
eksudatif, mukoid, sekretoris, seromusinosa, serosa, transudatif

H66 Otitis media suppuratif dan tidak dijelaskan


Termasuk: dengan myringitis
Gunakan kode tambahan untuk identifikasi adanya perforasi membran
timpani (H72.-)
H66.0 Otitis media suppuratif akut
H66.1 Otitis media suppuratif tubotimpani kronis
Otitis media suppuratif kronis ringan
Penyakit tubotimpani kronis
H66.2 Otitis media suppuratif attico-antral kronis
Penyakit attico-antral kronis
H66.3 Otitis media suppuratif kronis lainnya
Otitis media suppuratif kronis NOS
H66.4 Otitis media suppuratif, tidak dijelaskan
Otitis media purulenta NOS
H66.9 Otitis media, tidak dijelaskan
Otitis media NOS, akut NOS, kronik NOS

H67* Otitis media pada penyakit c.e.


H67.0*Otitis media pada penyakit bakteri c.e
Otitis media pada: TB (A18.6), scarlet fever (A38)
H67.1* Otitis media pada penyakit virus c.e
Otitis media pada: measles (B05.3), influenza (J09-J11)
H67.8*Otitis media pada penyakit lain c.e

H68 Eustachian salpingitis dan obstruction


H68.0 Eustachian salpingitis peradangan tuba Eustachius
H68.1 Obstruksi tuba Eustachius
Kompresi, stenosis, striktura tuba Eustachius

Achengrsbk@Gmail.com
H69 Gangguan lain Eustachian tube
H69.0 Patulous Eustachian tube [terbuka karena regangan]
H69.8 Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada tuba Eustachius
H69.9 Kelainan tuba Eustachius, tidak dijelaskan

H70 Mastoiditis dan kondisi terkait


H70.0 Mastoiditis akut
Abses atau empyem masoid
H70.1 Mastoiditis kronis
Karies atau fistula mastoid
H70.2 Petrositis
Peradangan os. Petrosus (acute)(chronic)
H70.8 Mastoiditis dan kondisi terkait lainnya
H70.9 Mastoiditis, tidak dijelaskan

H71 Cholesteatoma telinga tengah


Cholesteatoma tympani
Kecuali: cholesteatoma telinga luar (H60.4)
cholesteatoma rekurens pada rongga pasca-mastoidektomi
(H95.0)

H72 Perforasi membrana timpani


Termasuk: perforasi gendang telinga: persisten pasca trauma, pasca
peradangan
Kecuali: ruptur traumatika gendang telinga (S09.2)
H72.0 Perforasi membran tympani bagian sentral
H72.1 Perforasi membran tympani bagian attic (atas)
Perforasi pars flaccida
H72.2 Perforasi pinggir lainnya pada membran tympani
H72.8 Perforasi lainnya pada membran tympani
Perforasi membran tympani: ganda atau total
H72.9 Perforasi membran tympani, tidak dijelaskan

H73 Kelainan-kelainan lain membran timpani


H73.0 Acute myringitis / Acute tympanitis
Timpanutis akut, miringitis bullosa
Kecuali: dengan otitis media (H65-H66)
H73.1 Myringitis kronis
Tympanitis kronis
Kecuali: dengan otitis media (H65-H66)
H73.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada membran
timpani
H73.9 Kelainan membran timpani, tidak dijelaskan

H74 Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid

Achengrsbk@Gmail.com
H74.0 Tympanosclerosis
H74.1 Penyakit telinga tengah adhesif
Otitis adhesif
Kecuali: glue ear (H65.3)
H74.2 Diskontinuitas dan dislokasi tulang-tulang pendengaran
H74.3 Kelainan tulang-tulang pendengaran didapat lainnya
Ankylosis atau kehilangan sebagian tulang-tulang pendengaran
H74.4 Polyp telinga tengah
H74.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga
tengah dan mastoid
H74.9 Kelainan telinga tengah dan mastoid, tidak dijelaskan

H75* Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid pada


penyakit c.e.
H75.0*Mastoiditis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Mastoiditis TB (A18.0)
H75.8*Kelainan lain telinga tengah dan mastoid yang dijelaskan
pada penyakit c.e.

Penyakit-penyakit telinga dalam (H80-H83)


H80 Otosklerosis
Termasuk: otospongiosis
H80.0 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale,
nonobliteratif
H80.1 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, obliteratif
H80.2 Otosklerosis kokhlearis
Otosklerosis yangmelibatkan: kapsul otik, foramen ovale
H80.8 Otosklerosis lainnya
H80.9 Otosklerosis, tidak dijelaskan

H81 Kelainan-kelainan fungsi vestibulum


Kecuali: vertigo: NOS (R42), epidemik (A88.1)
H81.0 Penyakit Mniere
Hidrops labirinth, sindroma atau vertigo Meniere
H81.1 Vertigo paroksismal ringan
H81.2 Neuronitis vestibularis
H81.3 Vertigo perifer lainnya
Sindroma Lermoyez
Vertigo: aura, otogenik, perifer NOS

Achengrsbk@Gmail.com
H81.4 Vertigo yang berasal dari sentral
Nystagmus posisional sentralis
H81.8 Kelainan-kelainan lain fungsi vestibulum
H81.9 Kelainan fungsi vestibulum, tidak dijelaskan
Sindroma vertiginosa NOS

H82* Sindroma vertiginosa pada penyakit c.e.

H83 Penyakit-penyakit telinga dalam lainnya


H83.0 Labyrinthitis
H83.1 Fistula labirinth
H83.2 Disfungsi labirinth
Hipersensitivitas, hipofungsi, hilangnya fungsi labirinth
H83.3 Efek-efek bising terhadap telinga dalam
Trauma akustik, penurunan pendengaran akibat bising
H83.8 Penyakit-penyakit lain yang dijelaskan pada telinga
dalam
H83.9 Penyakit-penyakit telinga dalam, tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan lain pada telinga (H90-H95)


Catatan khusus dari Volume 2 untuk H90-H91: Hearing loss
Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode kondisi utama kalau
penyebabnya diketahui, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk
kehilangan pendengaran itu sendiri. Untuk mengkode penyebab, H90.-
atau H91.- bisa digunakan sebagai kode tambahan.

H90 Tuli konduktif dan sensorineural


Termasuk: tuli kongenital
Kecuali: deaf mutism [bisu-tuli] NEC (H91.3), tuli NOS (H91.9)
tuli: akibat bising (H83.3), ototoksik (H91.0)
mendadak (idiopathic) (H91.2), NOS (H91.9)
H90.0 Tuli konduktif, bilateral
H90.1 Tuli konduktif unilateral; sisi kontralateral baik
H90.2 Tuli konduktif, tidak dijelaskan
Tuli konduktif NOS
H90.3 Tuli sensorineural, bilateral

Achengrsbk@Gmail.com
H90.4 Tuli sensorineural unilateral; sisi kontralateral baik
H90.5 Tuli sensorineural, tidak dijelaskan
Tuli sensorineural NOS, tuli kongenital NOS
Tuli: sentral, neural, perseptif, atau sensoris NOS
H90.6 Tuli campur konduktif dan sensorineural, bilateral
H90.7 Tuli campur konduktif dan sensorineural unilateral; sisi
kontralateral baik
H90.8 Tuli campur konduktif dan sensorineural, tidak
dijelaskan

H91 Tuli lainnya


Kecuali: tuli psikogenik (F44.6), impacted cerumen (H61.2), tuli akibat
bising (H83.3)
tuli menurut klasifikasi pada H90.-,tuli iskemik sementara
(H93.0),
persepsi pendengaran abnormal (H93.2)
H91.0 Tuli ototoksik
H91.1 Presbycusis [tuli sensorineural pada penuaan]
Presbyacusia
H91.2 Tuli idiopatik mendadak
Tuli mendadak NOS
H91.3 Bisu-tuli, not elsewhere classified
H91.8 Tuli lain yang dijelaskan
H91.9 Tuli, tidak dijelaskan
Deafness: NOS, frekuensi tinggi, frekuensi rendah

H92 Otalgia dan effusi telinga


H92.0 Otalgia
H92.1 Otorrhoea
Kecuali: bocoran cerebrospinal fluid melalui telinga (G96.0)
H92.2 Otorrhagia [perdarahan melalui telinga luar]
Kecuali: otorrhagia traumatika.

H93 Kelainan-kelainan lain telinga, not elsewhere classified


H93.0 Kelainan-kelainan degeneratif dan vaskular pada telinga
Tuli iskemik sementara
Kecuali: presbycusis (H91.1)
H93.1 Tinnitus
H93.2 Persepsi pendengaran abnormal lainnya
Auditory recruitment [pendengaran berlebih dari yang ada]
Diplacusis [pendengaran beda antara kedua telinga,
pendengaran ganda]
Hyperacusis [sangat sensitif terhadap suara]
Perubahan ambang pendengaran sementara
Kecuali: hallusinasi auditorius (R44.0)
H93.3 Kelainan-kelainan n. akustikus

Achengrsbk@Gmail.com
Kelainan NC VIII
H93.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga
H93.9 Kelainan telinga, tidak dijelaskan

H94* Kelainan-kelainan lain telinga pada penyakit c.e.


H94.0*Neuritis akustikus pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Neuritis akustikus pada sifilis (A52.1)
H94.8*Gangguan lain telinga yang dijelaskan pada penyakit c.e.

H95 Kelainan pasca-prosedur telinga dan prosesus mastoideus,


NEC
H95.0 Kholesteatoma rekuren pada rongga pasca-
mastoidectomi
H95.1 Kelainan lain menyusul mastoidectomi
Peradangan kronis, granulasi, kista mukosa: pada rongga pasca-
mastoidectomi
H95.8 Kelainan-kelainan pasca prosedur lain pada telinga dan
prosesus mastoideus
H95.9 Kelainan pasca prosedur pada telinga dan prosesus
mastoideus, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER IX. PENYAKIT-PENYAKIT
SISTEM SIRKULASI (I00-I99)
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
neoplasma (C00-D48)
menyakit endokrin, nutrisi dan metabolik (E00-E90)
serangan iskemik otak sementara dan sindroma yang terkait
(G45.-)
kelainan jaringan penyambung sistemik (M30-M36)
komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
kondisi tertentu yang dimulai pada masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital
(Q00-Q99)
tanda, gejala, dan penemuan klinis dan laboratorium
abnormal, n.e.c. (R00-R99)
cedera, keracunan dan konsekwensi lain tertentu dari
penyebab luar (S00-T98)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


I00-I02 Demam rematik akut
I05-I09 Penyakit jantung rematik kronik
I10-I15 Penyakit hipertensi
I20-I25 Penyakit jantung iskemik
I26-I28 Penyakit jantung paru dan penyakit sirkulasi paru-paru
I30-I52 Bentuk-bentuk lain penyakit jantung
I60-I69 Penyakit serebrovaskuler
I70-I79 Penyakit arteri, arteriol, dan kapiler
I80-I89 Penyakit vena, pembuluh limfe, dan kelenjar limfe, n.e.c.
I95-I99 Kelainan sistem sirkulasi lain dan tak dijelaskan

Kategori asterisk untuk bab ini tersedia sebagai


berikut:
I32* Perikarditis pada penyakit c. e.
I39* Endokarditis dan kelainan katup jantung pada penyakit
c. e.
I41* Miokarditis pada penyakit c. e.
I43* Kardiomiopati pada penyakit c. e.
I52* Kelainan jantung lainnya pada penyakit c. e.
I68* Kelainan serebrovaskuler pada penyakit c. e.
I79* Kelainan arteri, arteriol dan kapiler pada penyakit c. e.
I98* Kelainan sistem sirkulasi lain pada penyakit c. e.

Demam rematik akut (I00-I02)


Penyakit ini adalah komplikasi dari radang akut infeksi
Streptokokus hemolitikus Group A, khas dengan arthritis, khorea
Sydenham, karditis, dan kulit. Arthritis adalah manifestasi klinis paling
TIM Ina CBG RSBK BATAM

umum, biasanya melibatkan tumit, lutut, siku, dan pergelangan. Sendi


nyeri, bisa merah, panas, sembab, dan berisi cairan. Khorea Sydenham
adalah penyakit sistem syaraf pusat dengan gerakan bawah sadar
tanpa tujuan, tidak berulang-ulang, dan menghilang tanpa gejala sisa
neurologis. Karditis bisa berupa geseran perikardium, suara bising,
pembesaran jantung, atau kegagalan jantung. Nodul bawah kulit
biasanya di permukaan ekstensor sendi besar, tidak nyeri, dan
membaik dengan pengobatan sendi atau jantung. Eritema marginatum
kulit berupa merah berbelok-belok, tidak menonjol, dan tidak nyeri.

I00 Demam rematik tanpa disebutkan keterlibatan jantung.


Arthritis rematik, akut atau subakut

I01 Demam rematik dengan keterlibatan jantung


Kecuali: penyakit-penyakit kronik yang asal-usulnya rematik (I05-I09),
kecuali kalau demam rematik terdapat pula atau kalau ada
bukti munculnya kembali atau adanya aktifitas proses rematik.
Pada kasus dengan keraguan tentang aktifitas rematik pada
waktu kematian, rujuk aturan pengkodean mortalitas pada
Volume 2.

Catatan dari Volume 2


Demam rematik (I00-I02) atau penyakit jantung rematik
(I05-I09) penyebabnya selain demam skarlet (A38),
septikemia streptokokus (A40.-), radang farings
streptokokus (J02.0), dan tonsilitis akut (J03.-) adalah
sangat musykil.
Kalau proses rematik tidak dinyatakan aktif pada saat
kematian, kondisi itu dianggap aktif kalau kondisi jantung
(selain kondisi terminal dan endokarditis bakteri) yang
dianggap rematik atau akibat demam rematik dinyatakan
akut atau subakut.
Tanpa pernyataan ini, karditis, endokarditis, miokarditis,
pankarditis dan penyakit jantung dianggap akut kalau
interval antara onset dan kematian <1 tahun, atau kalau
interval tidak disebutkan, usia kematian < 15 tahun.
Perikarditis dapat dianggap akut pada usia berapa saja.

I01.0 Perikarditis rematik akut


Setiap kondisi pada I00 dengan perikarditis
Perikarditis rematik (akut)
Kecuali: kalau tidak dinyatakan rematik (I30.-)
I01.1 Endokarditis rematik akut
Setiap kondisi pada I00 dengan endokarditis or valvulitis
Valvulitis rematik akut
I01.2 Miokarditis rematik akut
Setiap kondisi pada I00 dengan miokarditis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I01.8 Penyakit jantung rematik akut lainnya (termasuk


keterlibatan ganda)
Setiap kondisi pada I00 dengan jenis keterlibatan jantung lain
atau ganda.
Pankarditis rematik akut
I01.9 Penyakit jantung rematik akut, tak dijelaskan
Setiap kondisi pada I00 dengan jenis keterlibatan jantung tak
dijelaskan
Karditis rematik, akut
Penyakit jantung rematik, aktif atau akut

I02 Khorea rematik


Termasuk: khorea Sydenham
Kecuali: khorea Huntington (G10), khorea NOS (G25.5)
I02.0 Khorea rematik yang keterlibatan jantung
Khorea NOS yang melibatkan jantung
Khorea rematik dengan semua keterlibatan jantung yang bisa
diklasifikasi pada I01.-
I02.9 Khorea rematik tanpa keterlibatan jantung
Khorea rematik NOS

Penyakit jantung rematik kronik (I05-I09)


I05 Penyakit katup mitral rematik
Termasuk: kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I05.0 atau I05.2-
I05.9, baik dinyatakan rematik atau tidak
Kecuali: kalau dinyatakan bukan-rematik (I34.-)
I05.0 Stenosis mitral
Obstruksi (katup) mitral (rematik)
I05.1 Insuffisiensi mitral rematik
Inkompetensi mitral rematik
Regurgitasi mitral rematik
I05.2 Stenosis mitral dengan insufisiensi
Stenosis mitral dengan inkompetensi atau regurgitasi
I05.8 Penyakit katup mitral lainnya
Kegagalan (katup) mitral
I05.9 Penyakit katup mitral, tak dijelaskan
Kelainan (katup) mitral (kronik) NOS

I06 Penyakit katup aorta rematik


Kecuali: kalau tidak dinyatakan rematik (I35.-)
I06.0 Stenosis aorta rematik
Obstruksi (katup) aorta rematik
I06.1 Insuffisiensi aorta rematik
Inkompetensi aorta rematik
Regurgitasi aorta rematik
I06.2 Stenosis aorta rematik dengan insufisiensi
Stenosis aorta rematik dengan inkompetensi atau regurgitasi

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I06.8 Penyakit katup aorta rematik lainnya


I06.9 Penyakit katup aorta rematik, tak dijelaskan
Penyakit (katup) aorta rematik NOS

I07 Penyakit katup trikuspid rematik


Termasuk: baik dinyatakan rematik atau tidak
Kecuali: kalau dinyatakan bukan-rematik (I36.-)
I07.0 Stenosis trikuspid
Stenosis (katup) trikuspid (rematik)
I07.1 Insufisiensi trikuspid
Insufisiensi (katup) trikuspid (rematik)
I07.2 Stenosis trikuspid dengan insufisiensi
I07.8 Penyakit katup trikuspid lainnya
I07.9 Penyakit katup trikuspid, tak dijelaskan
Penyakit katup trikuspid NOS

I08 Penyakit katup ganda


Termasuk: baik dinyatakan rematik atau tidak
Kecuali: endokarditis, katup tak dijelaskan(I38)
penyakit rematik endokardium, katup tak dijelaskan (I09.1)

I08.0 Penyakit katup-katup mitral dan aorta


Keterlibatan katup-katup mitral dengan aorta baik dinyatakan
rematik atau tidak
I08.1 Penyakit katup-katup mitral dengan trikuspid
I08.2 Penyakit katup-katup aorta dengan trikuspid
I08.3 Kelainan gabungan katup-katup mitral, aorta dan trikuspid
I08.8 Penyakit katup ganda lainnya
I08.9 Penyakit katup ganda, tak dijelaskan

I09 Penyakit jantung rematik lainnya


I09.0 Miokarditis rematik
Kecuali: miokarditis tidak dinyatakan sebagai rematik (I51.4)
I09.1 Penyakit rematik endokardium, katup tak dijelaskan
Endokarditis rematik (kronik)
Valvulitis rematik (kronik)
Kecuali: endokarditis, katup tak dijelaskan (I38)
I09.2 Perikarditis rematik kronik
Perikardium adherent rematik
Mediastinoperikarditis rematik kronik
Mioperikarditis rematik kronik
Kecuali: kalau tidak dinyatakan sebagai rematik (I31.-)
I09.8 Penyakit jantung rematik lain yang dijelaskan
Penyakit rematik pada katup pulmonalis
I09.9 Penyakit jantung rematik, tak dijelaskan
Karditis rematik

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Gagal jantung rematik


Kecuali: karditis rematoid (M05.3)

Penyakit-penyakit hipertensi (I10-I15)


Hipertensi adalah tekanan darah >140/90 mmHg, baik primer
(hipertensi essensial) yang penyebabnya tidak diketahui, atau
sekunder akibat penyakit di tempat lain.. Hipertensi bisa
menyebabkan kerusakan jantung atau ginjal, dan bisa pula
disebabkan oleh kerusakan ginjal, adrenal, tiroid, dsb. Hipertensi
renovaskuler adalah peningkatan kronik tekanan darah sistemik
akibat penyempitan arteri renalis atau cabang-cabangnya.
Kecuali: melibatkan pembuluh darah koroner (I20-I25)
hipertensi pulmonalis (I27.0)
mempersulit kehamilan, melahirkan dan nifas (O10-O11, O13-
O16)
hipertensi neonatus (P29.2)

I10 Hipertensi essensial (primer)


Tekanan darah tinggi
Hipertensi (arteri)(esensial)(primer)(sistemik)(ringan)(berat)
Kecuali: melibatkan pembuluh darah pada: mata (H35.0), otak (I60-
I69),

I11 Penyakit jantung hipertensif


Termasuk: semua keadaan pada I50.-, I51.4-I51.9 akibat hipertensi
I11.0 Penyakit jantung hipertensif dengan gagal jantung
(kongestif)
Gagal jantung hipertensif
I11.9 Penyakit jantung hipertensif tanpa kegagalan jantung
(kongestif)
Penyakit jantung hipertensif NOS

I12 Penyakit ginjal hipertensi


Termasuk: semua keadaan pada N00-N07, N18.-, N19 atau N26
bersama kondisi I10
arteriosklerosis ginjal, nefritis arteriosklerotik (kronik)
(intersitialis)
nefropati hipertensif, nefrosklerosis
Kecuali: hipertensi sekunder (I15.-)
I12.0 Penyakit ginjal hipertensif dengan gagal ginjal
Gagal ginjal hipertensif
I12.9 Penyakit ginjal hipertensif tanpa gagal ginjal
Penyakit ginjal hipertensi NOS

I13 Penyakit jantung dan ginjal hipertensi


Termasuk: semua kondisi pada I11.- bersama semua kondisi pada
I12.-
penyakit: kardiorenal, penyakit ginjal kardiovaskular

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I13.0 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal


jantung (kongestif)
I13.1 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal ginjal
I13.2 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal
jantung (kongestif) serta gagal ginjal
I13.9 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif, tak dijelaskan

I15 Hipertensi sekunder


Kecuali: melibatkan pembuluh darah: mata (H35.0)
melibatkan pembuluh darah: otak (I60-I69)
I15.0 Hipertensi renovaskuler
I15.1 Hipertensi akibat kelainan ginjal lainnya
I15.2 Hipertensi akibat kelainan endokrin
I15.8 Hipertensi sekunder lain
I15.9 Hipertensi sekunder, tak dijelaskan

Penyakit jantung iskemia (I20-I25)


Iskemia jantung umumnya disebabkan oleh penumpukan
atheroma di bawah lapisan intima a. koronaria. Komplikasi utamanya
adalah angina pektoris, infark miokardium, dan mati mendadak akibat
serangan jantung. Angina pektoris khas dengan episode perasaan tidak
enak atau tertekan di daerah jantung, timbul ketika bekerja dan
berkurang ketika istirahat, dengan ciri-ciri yang biasanya menetap.
Perubahan gejala angina seperti peningkatan intensitas, lebih lama,
terjadi lebih mudah ketika istirahat atau tidur, disebut unstable
angina, insufisiensi koroner akut, angina preinfark, atau sindroma
intermedia, yang sering menjadi infark miokardium. Angina variant
atau Prinzmetal disebabkan oleh spasme aorta sehingga aliran ke a.
koronaria berkurang dan menyebabkan iskemia jantung, khas dengan
nyeri ketika istirahat.

Catatan: Untuk morbiditas, durasi pada kategori I21-I25 adalah interval


antara awal episode iskemia dan admisi.
Untuk mortalitas, durasi adalah interval antara awal episode
iskemia dan kematian.
Termasuk: Kalau disebutkan hipertensi (I10-I15)

I20 Angina pektoris


I20.0 Unstable angina
Angina: crescendo, de novo effort, makin berat waktu bekerja
Sindroma: koroner intermediate, preinfark
I20.1 Angina pektoris dengan spasme terdokumentasi
Angina: angiospastik, Prinzmetal, akibat spasme, variant
I20.8 Bentuk lain angina pektoris
Angina ketika bekerja
Stenokardia

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I20.9 Angina pektoris, tak dijelaskan


Angona: NOS, kardiak
Sindroma angina
Nyeri dada iskemik

I21 Infark miokardium akut acute myocardial infarction


(MCI)
Termasuk: MCI yang dinyatakan akut, atau lamanya 4 mg (28 hari)
sejak onset.
Kecuali: komplikasi tertentu sekarang menyusul MCI akut (I23.-)
MCI: lama (I25.2), susulan (I22.-)
sindroma pasca MCI (I24.1),
MCI dinyatakan kronik atau durasi > 4 mg (28 hari) sejak
onset (I25.8)
I21.0 MCI transmural akut dinding anterior jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) depan NOS, anteroapikal, anterolateral, anteroseptum
I21.1 MCI transmural akut dinding inferior jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) inferior NOS, dinding diafragmatika, inferolateral,
inferoposterior
I21.2 MCI transmural akut pada bagian lain jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) lateral NOS, apical-lateral, basal-lateral, lateral tinggi
- posterior (sejati), posterobasal, posterolateral, posteroseptal,
septal NOS
I21.3 MCI transmural akut pada bagian jantung yang tak
dijelaskan
MCI transmural NOS
I21.4 MCI subendokardium akut,
MCI non-transmural NOS
I21.9 MCI akut, tak dijelaskan
MCI (akut) NOS

I22 MCI susulan


Termasuk: MCI rekurent
Kecuali: dinyatakan kronik atau durasi >4 minggu (28 hari) sejak onset
(I25.8)
I22.0 MCI susulan dinding jantung bagian anterior
Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) anterior NOS, anteroapikal, anterolateral,
anteroseptal
I22.1 MCI susulan dinding jantung bagian inferior
Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) inferior NOS, dinding diafragma, inferolateral,
inferoposterior
I22.8 MCI susulan pada bagian lain
Infark susulan (akut)(pada):

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

- (dinding) lateral NOS, apical-lateral, basal-lateral, lateral tinggi


- posterior (sejati), posterobasal, posterolateral, posteroseptal,
septal NOS
I22.9 MCI susulan pada bagian yang tak dijelaskan

I23 Komplikasi tertentu sekarang menyusul MCI akut


Kecuali: kondisi berikut ini, kalau:
- muncul bersama MCI akut (I21-I22)
- tidak dinyatakan sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI
akut (I31.-, I51.-)
I23.0 Hemoperikardium sebagai komplikasi sekarang menyusul
MCI akut
I23.1 Atrial septal defect (ASD) sebagai komplikasi sekarang
menyusul MCI akut
I23.2 Ventricular septal defect (VSD) sebagai komplikasi
sekarang menyusul MCI akut
I23.3 Ruptur dinding jantung tanpa hemoperikardium sebagai
komplikasi sekarang menyusul MCI akut
Kecuali: dengan hemoperikardium (I23.0)
I23.4 Ruptura khordae tendineae sebagai komplikasi sekarang
menyusul MCI akut
I23.5 Ruptur m. papillaris sebagai komplikasi sekarang menyusul
MCI akut
I23.6 Trombosis atrium, apendix aurikula, dan ventrikel sebagai
komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.8 Komplikasi sekarang lainnya menyusul MCI akut

I24 Penyakit jantung iskemik akut lainnya


Kecuali: angina pectoris (I20.-),
iskemia miokadium sementara pada bayi baru lahir (P29.4)
I24.0 Trombosis koroner yang tidak menyebabkan MCI
Embolisme, oklusi, tromboembolisme (arteri)(vena) koronaria:
yang tidak menyebabkan MCI
Kecuali: dinyatakan kronik atau durasi > 4 mg (28 hari) sejak
onset (I25.8)
I24.1 Sindroma Dressler
Sindorma pasca MCI
I24.8 Bentuk lain penyakit jantung iskemik akut:
Kegagalan koroner
Insufisiensi koroner
I24.9 Penyakit jantung iskemik akut, tak dijelaskan
Kecuali: penyakit jantung iskemik (kronik) NOS (I25.9)

I25 Penyakit jantung iskemik kronik


Kecuali: penyakit kardiovaskuler NOS (I51.6)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I25.0 Penyakit kardiovaskuler atherosklerotik, dinyatakan


demikian
I25.1 Penyakit jantung atherosklerotik koroner
Penyakit, sklerosis, ateroma, aterosklerosis:
pada (arteri) koronaria
I25.2 MCI lama
MCI sembuh
MCI sebelumnya didiagnosa dengan ECG atau pemeriksaan
khusus lain, tapi saat ini tidak menunjukkan gejala
I25.3 Aneurisma jantung
Aneurisma: mural, ventrikel
I25.4 Aneurisma arteri koronaria
Fistula arterio-vena koronaria, didapat
Kecuali: aneurisma (arteri) koronaria kongenital (Q24.5)
I25.5 Kardiomiopati iskemik
I25.6 Iskemia miokardium tenang (silent)
I25.8 Bentuk-bentuk lain penyakit jantung iskemik kronik
Setiap kondisi pada I21-I22 dan I24.- yang dinyatakan sebagai
kronik atau dengan durasi >4 mg (28 hari) sejak onset
I25.9 Penyakit jantung iskemik kronik, tak dijelaskan
Penyakit jantung iskemik (kronik) NOS

Penyakit jantung-paru dan penyakit sirkulasi


pulmonalis (I26-I28)
I26 Emboli pulmonalis
Cor pulmonale adalah pembesaran ventrikel kanan, dengan tekanan
darah yang tinggi ke paru-paru karena kesulitan memompakan
darah ke paru-paru yang mengalami kegagalan fungsi. Keadaan ini
disebabkan olehpenyakit paru, kelainan rongga dada, atau
peekanan usaha bernafas, tapi bukan karena kerusakan jantung
kiri. Biasanya kronik, tapi bisa menjadi akut.
Termasuk: (arteri)(vena) pulmonalis dengan:
- infark
- - tromboembolisme
- trombosis:
Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
- kehamilan, melahirkan dan nifas (O88.-)
I26.0 Emboli pulmonalis dengan disebutkan cor pulmonale akut
Cor pulmonale akut NOS
I26.9 Emboli pulmonalis tanpa disebutkan cor pulmonale akut
Emboli pulmonalis NOS

I27 Penyakit jantung-paru lainnya


I27.0 Hipertensi pulmonalis primer
I27.1 Penyakit jantung kifo-skoliotik

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I27.2 Hipertensi pulmonalis sekunder lain


Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi penyakit
dasar.
I27.8 Penyakit jantung-paru lain yang dijelaskan
Kecuali: Cacad Eisenmenger (Q21.8).
I27.9 Penyakit jantung-paru, tak dijelaskan
Penyakit kardiopulmonalis kronik
Kor pulmonale (kronik) NOS

I28 Penyakit pembuluh pulmonalis lain


I28.0 Fistula arteriovena pembuluh pulmonalis
I28.1 Aneurisma arteri pulmonalis
I28.8 Penyakit pembuluh pulmonalis lain yang dijelaskan:
Ruptur, stenosis, striktura:
pada pembuluh pulmonalis
I28.9 Penyakit pembuluh pulmonalis, tak dijelaskan

Bentuk-bentuk lain penyakit jantung (I30-I52)


I30 Perikarditis akut
Termasuk: effusi perikardium akut
Kecuali: perikarditis rematik (akut) (I01.0)
I30.0 Perikarditis idiopatik nonspesifik akut
I30.1 Perikarditis infeksi
Pericarditis: pneumokokus, stafilokokus, streptokokus, purulenta,
virus
Pioperikarditis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi.
I30.8 Bentuk-bentuk lain perikarditis akut
I30.9 Perikarditis akut, tak dijelaskan

I31 Penyakit lain pada perikardium


Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.2), komplikasi sekarang
menyusul MCI akut (I23.-),
sindroma pasca-kardiotomi (I97.0), trauma (S26.-)
I31.0 Perikarditis adhesif kronik
Accretio cordis
Perikardium adherent
Mediastinoperikarditis adhesif
I31.1 Perikarditis konstriktif kronik
Concretio cordis
Kalsifikasi perikardium
I31.2 Hemoperikardium, n.e.c.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I31.3 Effusi perikardium (bukan radang)


Chylopericardium
I31.8 Penyakit lain perikardium yang dijelaskan
Plaque epikardium
Adhesi perikardium pada fokus tertentu
I31.9 Penyakit perikardium, tak dijelaskan
Cardiac tamponade
Perikarditis (kronik) NOS

I32* Perikarditis pada penyakit c. e.


I32.0* Perikarditis pada penyakit bakteri c. e.
Pericarditis: TB (A18.8), meningokokus (A39.5), sifilis (A52.0),
gonokokus (A54.8)
I32.1* Perikarditis pada penyakit infeksi atau parasit lain c. e.
I32.8* Perikarditis pada penyakit lain c. e.
Perikarditis (pada ):
- rematoid (M05.3), systemic lupus erythematosus (M32.1),
uremik (N18.8)

I33 Endokarditis akut dan subakut


Kecuali: endokarditis rematik akut (I01.1)
endokarditis NOS (I38)
I33.0 Endokarditis infeksi akut dan subakut
Endokarditis (akut)(subakut):
- bakteri, infektif NOS
- lenta, ulseratif, malignant, septik
I33.9 Endokarditis akut, tak dijelaskan
Endokarditis, mioendokarditis, periendokarditis:
akut atau subakut

I34 Kelainan katup mitral non-rematik


Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I05.-)
katup mitral dengan: stenosis (I05.0), kegagalan (I05.8),
penyakit (I05.9)
kalau penyebab tidak jelas, tapi disebutkan:
- stenosis atau obstruksi mitral (I05.0)
- penyakit katup aorta (I08.0)
kalau dinyatakan kongenital (Q23.2, Q23.3)
I34.0 Insufisiensi (katup) mitral
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) mitral:
NOS atau penyebab dijelaskan selain rematik
I34.1 Prolapsus (katup) mitral
Sindroma katup mitral lembek [floppy]
Kecuali: sindroma Marfan (Q87.4)
I34.2 Stenosis (katup) mitral non-rematik
I34.8 Kelainan katup mitral non-rematik lain
I34.9 Kelainan lain katup mitral non-rematik, tak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I35 Kelainan katup aorta non-rematik


Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I06.-)
kalau sebab tak dijelaskan tapi disebutkan penyakit katup
mitral (I08.0)
stenosis subaorta hipertrofik (I42.1)
kalau dinyatakan kongenital (Q23.0, Q23.1)
I35.0 Stenosis (katup) aorta
I35.1 Insufisiensi (katup) aorta
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) aorta:
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik
I35.2 Stenosis (katup) aorta dengan insufisiensi
I35.8 Kelainan katup aorta lain
I35.9 Kelainan katup aorta, tak dijelaskan

I36 Kelainan katup trikuspid non-rematik


Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I07.-), kalau penyebab tak
dijelaskan (I07.-)
kalau dinyatakan kongenital (Q22.4, Q22.8, Q22.9)
I36.0 Stenosis (katup) trikuspid non-rematik
I36.1 Insufisiensi (katup) trikuspid non-rematik
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) trikuspid:
penyebab dijelaskan, selain rematik
I36.2 Stenosis (katup) trikuspid non-rematik dengan insufisiensi
I36.8 Kelainan katup trikuspid non-rematik lainnya
I36.9 Kelainan katup trikuspid non-rematik, tak dijelaskan

I37 Kelainan katup pulmonalis


Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.8)
kalau dinyatakan kongenital (Q22.1, Q22.2, Q22.3)
I37.0 Stenosis katup pulmonalis
I37.1 Insufisiensi katup pulmonalis
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) pulmonalis:
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik
I37.2 Stenosis katup pulmonalis dengan insufisiensi
I37.8 Kelainan katup pulmonalis lain
I37.9 Kelainan katup pulmonalis, tak dijelaskan

I38 Endokarditis, katup tak dijelaskan


Endokarditis (kronik) NOS
Katup yang inkompeten, insufisien, regurgitasi, atau stenosis:
jenis katup tidak disebutkan
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik atau kongenital
Valvulitis (kronik),
katup tidak disebutkan;
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik atau kongenital
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.1)
insufisiensi katup jantung kongenital NOS (Q24.8)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

stenosis kongenital katup jantung NOS (Q24.8)


fibroelastosis endokardium (I42.4)

I39* Endokarditis dan kelainan katup pada penyakit c. e.


Termasuk: keterlibatan endokardium pada:
- demam tifoid (A01.0), TB (A38.8), infeksi meningokokus
(A39.5)
- sifilis (A52.0), infeksi gonokokus (A54.8), infeksi kandida
(B37.6),
- arthritis rematoid (M05.3), penyakit Libman Sacks (M32.1)
I39.0* Kelainan katup mitral pada penyakit c. e.
I39.1* Kelainan katup aorta pada penyakit c. e.
I39.2* Kelainan katup trikuspid pada penyakit c. e.
I39.3* Kelainan katup pulmonalis pada penyakit c. e.
I39.4* Kelainan katup ganda pada penyakit c. e.
I39.8* Endokarditis, katup tidak jelas, pada peny. c. e.

I40 Miokarditis akut


I40.0 Miokarditis infeksi
Miokarditis septik
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi.
I40.1 Miokarditis tersendiri (isolated)
I40.8 Miokarditis akut lain
I40.9 Miokarditis akut, tak dijelaskan

I41* Miokarditis pada penyakit c. e.


I41.0* Miokarditis pada penyakit bakteri c. e.
Miokarditis:
- TB (A18.8), difteria (A36.8), meningokokus (A39.5),
- sifilis (A52.0), gonokokus (A54.8)

I41.1* Miokarditis pada penyakit virus c. e..


Miokarditis influenza (akut):
- virus flu burung teridentifikasi (J09)
- virus lain teridentifikasi (J10.8)
- virus tak teridentifikasi (J11.8)
Miocarditis mumps (B26.8)
I41.2* Miokarditis pada peny. infeksi dan parasit c. e.
Miokarditis pada:
- penyakit Chagas: akut (B57.0), (kronik) (B57.2)
- toxoplasmosis (B58.8)
I41.8* Miokarditis pada penyakit lain c. e.
Miokarditis sarkoid (D86.8)
Miokarditis rematoid (M05.3)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I42 Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah kerusakan akut miokardium, yang
penyebabnya bukan penyakit katup, pembuluh darah, sistem konduksi,
a. koronaria, atau cacad perkembangan. Jenis dilatasi atau hipertrofi
ventrikel disebabkan oleh kesulitan memompakan darah, dan jenis
restriktif adalah kurangnya pengembangan ventrikel dibandingkan
pengisian darah waktu diastolik.

Kecuali: kardiomiopati yang mempersulit: nifas (O90.3), kehamilan


(O99.4)
kardiomiopati iskemik (I25.5)
I42.0 Kardiomiopati dilatasi
Kardiomiopati kongestif
I42.1 Kardiomiopati hipertrofik obstruktif
Stenosis subaorta hipertrofik
I42.2 Kardiomiopati hipertrofik lainnya
Kardiomiopati hipertrofik non-obstruktif
I42.3 Penyakit endomiokardium (eosinofilik)
Fibrosis endomiokardium (tropik)
Endokarditis Lffler
I42.4 Fibroelastosis endokardium
Kardiomiopati kongenital
I42.5 Kardiomiopati restriktif lainnya
Kardiomiopati konstriktif NOS
I42.6 Kardiomiopati alkoholik
I42.7 Kardiomiopati akibat drugs dan agen luar lainnya
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi penyebab.
I42.8 Kardiomiopati lain
I42.9 Kardiomiopati, tak dijelaskan
Kardiomiopati (primer) (sekunder) NOS

I43* Kardiomiopati pada penyakit c. e.


I43.0* Kardiomiopati pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kardiomiopati pada difteria (A36.8)
I43.1* Kardiomiopati pada penyakit metabolik
Amiloidosis jantung (E85.-)

I43.2* Kardiomiopati pada penyakit gizi


Kardiomiopati nutrisi NOS (E63.9)
I43.8* Kardiomiopati pada penyakit lain c. e.
Penyakit jantung tirotoksikosis (E05.9),
Tofi gout pada jantung (M10.0)

I44 Blok atrioventrikel dan cabang bundel kiri

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Heart block (hambatan jantung) adalah lambatnya penyebaran


rangsangan listrik di jalur konduksi., seperti nodus sinoatrium (SA),
atrium, nodus atrioventrikel (AV), bundel His dan cabang-cabangnya,
atau ventrikel.
Blok atrioventrikel, yaitu terhambatnya impuls dari atrium ke
ventrikel, biasanya disebabkan oleh infark miokardium, rangsangan
parasimpatis, atau penyakit nodus AV primer. Semua ini menyebabkan
timbulnya gangguan irama jantung.

I44.0 Blok atrioventrikel, tingkat pertama


I44.1 Blok atrioventrikel, tingkat kedua
Blok atrioventrikel tipe I dan II
Blok tingkat kedua, tipe I dan II
Blok Mbitz tipe I dan II
Blok Wenckebach
I44.2 Blok atrioventrikel komplit
Blok jantung komplit NOS
Blok tingkat ketiga
I44.3 Blok atrioventrikel lain dan tak dijelaskan
Blok atrioventrikel NOS
I44.4 Blok fasikulus anterior kiri
I44.5 Blok fasikulus posterior kiri
I44.6 Blok fasikulus lain dan tak dijelaskan
Hemiblok cabang bundel kiri NOS
I44.7 Blok cabang bundel kiri, tak dijelaskan

I45 Kelainan konduksi lain


I45.0 Blok fasikulus kanan
I45.1 Blok cabang bundel kanan lain dan tak dijelaskan
Blok cabang bundel kanan NOS
I45.2 Blok bifasikulus
I45.3 Blok trifasikulus
I45.4 Blok intraventrikel non-spesifik
Blok cabang bundel NOS
I45.5 Blok jantung lain yang dijelaskan
Blok sinoatrium, blok sinoaurikulum
Kecuali: blok jantung NOS (I45.9)
I45.6 Sindroma pre-eksitasi
Eksitasi atrioventrikel anomali
Konduksi atrioventrikel: dipercepat, tambahan. pre-eksitasi
Sindroma Lown-Ganong-Levine
Sindroma Wolff-Parkinson-White
I45.8 Kelainan konduksi lain yang dijelaskan
Disosiasi atrioventrikel [AV]
Disosiasi interferensi

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Sindroma long QT
Kecuali: pemanjangan interval QT (R94.3)
I45.9 Kelainan konduksi, tak dijelaskan
Blok jantung NOS
Sindroma Stokes-Adams

I46 Cardiac arrest


Cardiac arrrest [serangan jantung] adalah tidak cukupnya
kontraksi ventrikel sehingga sirkulasi sistemik gagal. Penyebab
utamanya fibrillasi ventrikel, diikuti hilangnya kesadaran, pernafasan,
tekanan darah dan suara jantung, lalu kematian dengan sianosis dan
pupil melebar.

Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
syok kardiogenik (R57.0)
I46.0 Cardiac arrest dengan resusitasi berhasil
I46.1 Sudden cardiac death; begitu dituliskan
Kecuali: mati mendadak NOS (R96.-)
mati mendadak dengan:
- infark miokardium (I21-I22), kelainan konduksi (I44-I45)
I46.9 Cardiac arrest, tak dijelaskan

I47 Takikardia paroxismal


Takikardia paroksismal adalah peningkatan mendadak denyut
jantung.
Aritmia ventrikel re-entri terjadi karena masuknya impuls
kembali ke dalam sistem His-Purkinje dan otot ventrikel, yang
seharusnya menghilang dan diganti dengan impuls yang baru.
Takikardia paroksismal supraventrikel dimulai dari atrium atau
nodus AV dengan peningkatan denyut menjadi 100-200/menit, konduksi
atrium dan ventrikel sama banyak (1:1).
Takikardia ventrikel adalah kenaikan teratur denyut ventrikel
menjadi 100-200/menit.

Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
takikardia: NOS (R00.0), sinoaurikuler (R00.0), sinus NOS
(R00.0)
I47.0 Aritmia ventrikel re-entri
I47.1 Takikardia supraventrikel
Takikardia paroksismal:
- atrium
- atrioventrikel (AV)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

- junction [bundel His dan fasikulus]


- nodus
I47.2 Takikardia ventrikel
I47.9 Takikardia paroksismal, tak dijelaskan
Sindroma Bouveret(-Hoffmann)

I48 Fibrillasi dan flutter atrium


Flutter atrium adalah aritmia yang teratur di dalam atrium,
dengan aktifitas listrik terus menerus sehingga denyut mencapai 240-
400/menit. Fibrillasi atrium adalah aritmia yang kacau akibat reentri
impuls listrik ke atrium, walau pun umumnya 100-200/menit.

I49 Aritmia jantung lainnya


Fibrillasi ventrikel adalah aritmia tidak teratur berkecepatan
tinggi dengan penyebaran impuls yang tidak merata di otot ventrikel.
Depolarisasi prematur adalah depolarisasi yang terjadi sebelum
datangnya impuls berikut dari sinus. Sick sinus syndrome adalah
gangguan fungsi nodus SA, sering menyebabkan kepala rasa kosong,
pusing, dan pingsan.

Kecuali: disritmia neonatus (P29.1)


bradikardia: NOS (R00.1), sinoatrium (R00.1), sinus (R00.1),
vagus (R00.1)
mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
I49.0 Fibrillasi dan flutter ventrikel
I49.1 Depolarisasi prematur atrium
Denyut prematur atrium
I49.2 Depolarisasi prematur junction
I49.3 Depolarisasi prematur ventrikel
I49.4 Depolarisasi prematur lain dan tak dijelaskan:
Ekstrasistole, aritmia ekstrasistolik
Denyut ektopik, denyut prematur NOS, kontraksi prematur
I49.5 Sick sinus syndrome
Sindroma takikardia-bradikardia
I49.8 Aritmia jantung lainnya yang dijelaskan
Gangguan irama:
- nodus, sinus koronaria, ektopik,
I49.9 Aritmia jantung, tak dijelaskan
Aritmia (jantung) NOS

I50 Heart failure


Heart failure atau payah jantung (kongestif) adalah sindroma
umum penurunan kontraksi miokardium sehingga curah jantung
(cardiac output) tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Penurunan fungsi ini mula-mula hanya timbul pada olahraga, lalu


meningkat dengan muncul ketika istirahat. Penurunan daya kontraksi
diikuti oleh kongesti (bendungan) aliran darah yang menuju ke
jantung, dan kelelahan akibat kurangnya curah jantung.

Kecuali: akibat hipertensi (I11.0), akibat hipertensi dengan penyakit


ginjal (I13.-)
setelah bedah jantung atau akibat adanya prostesis jantung
(I97.1)
mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
kegagalan jantung neonatus (P29.0)
I50.0 Payah jantung kongestif
Penyakit jantung kongestif
Payah ventrikel kanan (akibat payah jantung kiri)
I50.1 Payah ventrikel kiri
Edema paru-paru dengan disebutkan:
penyakit jantung NOS atau payah jantung
Asma jantung
Payah jantung kiri
I50.9 Payah jantung, tak dijelaskan
Payah jantung atau miokardium NOS

I51 Komplikasi penyakit jantung dan penyakit jantung yang


deskripsinya kabur
Kecuali: setiap kondisi pada I51.4-I51.9 akibat hipertensi (I11.-),
- dengan penyakit ginjal (I13.-)
kalau dinyatakan rematik (I00-I09)
komplikasi yang timbul menyusul MCI akut (I23.-);
I51.0 Cacad septum jantung, didapat
Cacad septum didapat (lama): atrium, aurikuler, ventrikel
I51.1 Ruptur chordae tendineae, not elsewhere classified
I51.2 Ruptur m. papillaris, not elsewhere classified
I51.3 Rhrombosis intracardiak, not elsewhere classified
Thrombosis (lama): apex, atrium, aurikuler, ventrikel
I51.4 Miokarditis, tak dijelaskan
Fibrosis miokardium
Miokarditis: NOS, kronik (interstitium)
I51.5 Degenerasi miokardium
Degenerasi lemak pada jantung atau miokardium
Degenerasi senilis pada jantung atau miokardium
Penyakit miokardium
I51.6 Penyakit kardiovaskuler, tak dijelaskan
Cardiovascular accident NOS
Kecuali: penyakit kardiovaskuler aterosklerotik, begitu
dituliskan (I25.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I51.7 Kardiomegali
Dilatasi jantung,
Hipertrofi jantung,
Dilatasi ventrikel
I51.8 Penyakit jantung lain yang tidak jelas
Karditis (akut)(kronik)
Pankarditis (akut)(kronik)
I51.9 Penyakit jantung, tak dijelaskan

I52* Kelainan jantung lain pada penyakit c. e.


Kecuali: Kelainan kardiovascular NOS pada penyakit c. e. (I98.-*)
I52.0* Kelainan jantung lain pada penyakit bakteri c. e.
Karditis meningokokus NEC (A39.5)
I52.1* Kelainan jantung lain pada penyakit infeksi dan parasit
lain c. e.
Penyakit jantung-paru pada skhistosomiasis (B65.-)
I52.8* Kelainan jantung lain pada penyakit lain c. e.
Karditis rematoid (M05.3)

Penyakit-penyakit serebrovaskuler (I60-I69)


Termasuk: dengan disebutkan hipertensi (konditsi pada I10 dan I15.-)
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi adanya
hipertensi
Kecuali: dementia vaskuler (F01.-)
serangan iskemia otak sementara dan sindroma yang terkait
(G45.-)
perdarahan intrakranium akibat trauma (S06.-)

I60 Perdarahan subarakhnoid


Termasuk: ruptur aneurisma serebri
Kecuali: sequelae perdarahan subarakhnoid (I69.0)
I60.0 Perdarahan subarakhnoid dari aliran dan percabangan
karotid
I60.1 Perdarahan subarakhnoid dari a. serebri media
I60.2 Perdarahan subarakhnoid dari a. komunikans anterior
I60.3 Perdarahan subarakhnoid dari a. komunikans posterior
I60.4 Perdarahan subarakhnoid dari a. basilaris
I60.5 Perdarahan subarakhnoid dari a. vertebralis
I60.6 Perdarahan subarakhnoid dari arteri intrakranium lain
Keterlibatan ganda arteri-arteri intrakranium
I60.7 Perdarahan subarakhnoid dari arteri intrakranium, tak
dijelaskan
Ruptura aneurisma berry (kongenital) NOS
Perdarahan subarakhnoid dari:
- arteri serebri NOS, arteri komunikans NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I60.8 Perdarahan subarakhnoid lain


Perdarahan meningen
Ruptur malformasi arteriovena serebri
I60.9 Perdarahan subarakhnoid, tak dijelaskan
Ruptura aneurisma serebri (kongenital) NOS

I61 Perdarahan intraserebri


Kecuali: sequelae perdarahan intraserebri (I69.1)
I61.0 Perdarahan intraserebri di hemisfer, subkorteks
Perdarahan intraserebri profunda
I61.1 Perdarahan intraserebri di hemisfer, korteks
Perdarahan lobus serebri
Perdarahan intraserebri superfisialis
I61.2 Perdarahan intraserebri di hemisfer, tak dijelaskan
I61.3 Perdarahan intraserebri di batang otak
I61.4 Perdarahan intraserebri di serebellum
I61.5 Perdarahan intraserebri, intraventrikel
I61.6 Perdarahan intraserebri, lokalisasi ganda
I61.8 Perdarahan intraserebri lain
I61.9 Perdarahan intraserebri, tak dijelaskan

I62 Perdarahan intrakranium non-traumatika lainnya


Kecuali: sequelae perdarahan intrakranium (I69.2)
I62.0 Perdarahan subdura (akut) (non-traumatika)

I62.1 Perdarahan extradura non-traumatika


Perdarahan epidura non-traumatika
I62.9 Perdarahan intrakranium (non-traumatika), tak dijelaskan

I63 Infark serebri


Termasuk: oklusi dan stenosis arteri-arteri serebri dan preserebri,
menyebabkan infark serebri
Kecuali: sequelae infark serebri (I69.3)
I63.0 Infark serebri akibat trombosis arteri preserebralis
I63.1 Infark serebri akibat embolisme arteri preserebralis
I63.2 Infark serebri akibat oklusi atau stenosis yang tak jelas
pada arteri preserebralis
I63.3 Infark serebri akibat trombosis arteri serebralis
I63.4 Infark serebri akibat embolism arteri serebralis
I63.5 Infark serebri akibat oklusi atau stenosis yang tak jelas
pada arteri serebralis
I63.6 Infark serebri akibat trombosis vena serebralis,
nonpyogenic
I63.8 Infark serebri lain
I63.9 Infark serebri, tak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I64 Stroke, tak dijelaskan sebagai perdarahan atau infark


Cerebrovascular accident NOS
Kecuali: sequelae stroke (I69.4)

I65 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis, tidak


menyebabkan infark serebri
Termasuk: embolisme, penyempitan, obstruksi (komplit)(parsial) atau
trombosis,
pada aa. basilaris, karotis, atau vertebralis,
yang tidak menyebabkan infark serebri
Kecuali: kalau menyebabkan infark serebri (I63.-)
I65.0 Oklusi dan stenosis a. vertebralis
I65.1 Oklusi dan stenosis a. basilaris
I65.2 Oklusi dan stenosis a. karotid
I65.3 Oklusi dan stenosis arteri-arteri preserebralis ganda dan
bilateral
I65.8 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis lain
I65.9 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis yang tak dijelaskan
Oklusi dan stenosis arteri preserebralis NOS

I66 Oklusi dan stenosis arteri serebralis, tidak menyebabkan


infark serebri
Termasuk: embolisme, penyempitan, obstruksi (komplit)(parsial) atau
trombosis,
pada aa. serebrales media, anterior, dan posterior, serta
aa. serebellares,
yang tidak menyebabkan infark serebri
Kecuali: kalau menyebabkan infark serebri (I63.-)
I66.0 Oklusi dan stenosis a. serebralis media
I66.1 Oklusi dan stenosis a. serebralis anterior
I66.2 Oklusi dan stenosis a. serebralis posterior
I66.3 Oklusi dan stenosis aa. serebellares
I66.4 Oklusi dan stenosis arteri otak ganda dan bilateral
I66.8 Oklusi dan stenosis arteri otak lain
Oklusi dan stenosis arteriae perforans
I66.9 Oklusi dan stenosis arteri otak yang tak dijelaskan

I67 Penyakit-penyakit serebrovaskuler lain


Kecuali: sequelae dari kondisi pada daftar berikut (I69.8)
I67.0 Disseksi arteri-arteri serebri, tidak ruptur
Kecuali: ruptur arteri-arteri serebri (I60.7)
I67.1 Aneurisma otak, tidak ruptur
Aneurisma otak NOS
Fistula arteriovena serebri, didapat
Kecuali: aneurisma serebri kongenital, tidak ruptur (Q28.-)
ruptur aneurisma serebri (I60.-)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I67.2 Aterosklerosis serebri


Ateroma arteri serebralis
I67.3 Leukoensefalopati vaskuler progresif
Penyakit Binswanger
Kecuali: dementia vaskuler subkorteks (F01.2)
I67.4 Ensefalopati hipertensif
I67.5 Penyakit Moyamoya
I67.6 Trombosis non-piogenik pada sistem vena intrakranium
Trombosis non-piogenik pada:
- vena otak, sinus vena intrakranium
Kecuali: kalau meimbulkan infark (I63.6)
I67.7 Arteritis serebri, not elsewhere classified
I67.8 Penyakit serebrovaskuler lain yang dijelaskan
Insufisiensi serebrovaskuler akut NOS
Iskemia serebri (kronik)
I67.9 Penyakit serebrovaskuler, tak dijelaskan

I68* Kelainan-kelainan serebrovaskuler pada penyakit c. e.


I68.0* Angiopathy amyloid otak(E85.-)
I68.1* Arteritis serebri pada penyakit infeksi dan parasit c. e.
Arteritis serebri pada:
- TB (A18.8), listeria (A32.8), sifilis (A52.0)
I68.2* Arteritis serebri pada penyakit lain c. e.
Arteritis serebri pada systemic lupus erythematosus (M32.1)
I68.8* Kelainan serebrovaskuler lain pada penyakit c. e..

I69 Sequelae penyakit serebrovaskuler


Catatan: Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi-kondisi
pada I60-I67 sebagai penyebab sekuel, yang mereka sendiri
diklasifikasikan di bagian lain. Sekuel mencakup kondisi yang
disebut demikian atau efek jangka panjang, atau terdapat satu
tahun atau lebih setelah onset kondisi penyebab.
I69.0 Sekuel perdarahan subarakhnoid
I69.1 Sekuel perdarahan intraserebri
I69.2 Sekuel perdarahan intrakranium non-traumatika lain
I69.3 Sekuel infark serebri
I69.4 Sekuel stroke, yang tidak dinyatakan sebagai perdarahan
atau infark
I69.8 Sekuel penyakit serebrovaskuler lain dan tak dijelaskan

Penyakit-penyakit arteri, arteriol dan kapiler (I70-I79)


I70 Aterosklerosis
Termasuk: arteriolosklerosis, arteriosklerosis, penyakit vaskuler
arteriosklerotik
ateroma, endarteritis deformans atau obliterans

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

arteritis senilis, endarteritis senilis


degenerasi: arteri, arteriovaskuler, vaskuler
Kecuali: koronaria (I25.1), pulmonalis (I27.0), serebralis (I67.2),
mesenterika (K55.1)
I70.0 Aterosklerosis aorta
I70.1 Aterosklerosis a. renalis
Ginjal Goldblatt
Kecuali: aterosklerosis arteriol ginjal (I12.-)
I70.2 Aterosklerosis arteri anggota
Gangren aterosklerosis
Sklerosis (medial) Mnckeberg's
I70.8 Aterosklerosis arteri lainnya
I70.9 Aterosklerosis generalisata dan tak dijelaskan

I71 Aneurisma dan disseksi aorta


I71.0 Disseksi aorta (semua bagian)
Aneurisma dissekans aorta (ruptur)[semua bagian]
I71.1 Aneurisma aorta torakalis, ruptur
I71.2 Aneurisma aorta torakalis, tanpa disebutkan ruptur
I71.3 Aneurisma aorta abdominalis, ruptur
I71.4 Aneurisma aorta abdominalis, tanpa disebutkan ruptur
I71.5 Aneurisma aorta torako-abdominalis, ruptur
I71.6 Aneurisma aorta torako-abdominals, tanpa disebutkan
ruptur
I71.8 Aneurisma aorta dengan situs tak dijelaskan, ruptur;
Ruptur aorta NOS
I71.9 Aneurisma aorta dengan situs tak dijelaskan, tanpa
disebutkan ruptur
Aneurisma aorta, dilatasi aorta, nekrosis hialin aorta

I72 Aneurisma lain


Termasuk: aneurisma (cirsoid)(palsu)(ruptur)
Kecuali: aneurisma (pada):
- retina (H35.0)
- jantung (I25.3), koronaria (I25.4), a. pulmonalis (I28.1)
- serebri ruptur (I60.-), serebri (nonruptur) (I67.1)
- aorta (I71.-), varicose (I77.0)
- arteriovena: NOS (Q27.3), didapat (I77.0)
I72.0 Aneurisma a. karotid
I72.1 Aneurisma a. anggota atas
I72.2 Aneurisma a. renalis
I72.3 Aneurisma a. iliaka
I72.4 Aneurisma arteri anggota bawah
I72.8 Aneurisma arteri lain yang dijelaskan
I72.9 Aneurisma pada situs yang tak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I73 Penyakit pembuluh darah perifer lainnya


Kecuali: spasma arteri otak (G45.9),
frostbite (T33-T35), immersi tangan atau kaki (T69.0)
chilblains (T69.1) [merah, bengkak, gatal pada jari, hidung,
telinga karena dingin]
I73.0 Sindroma Raynaud
Penyakit, gangren, atau fenomenon (sekunder): Raynaud
I73.1 Thromboangiitis obliterans [Buerger]
I73.8 Penyakit pembuluh darah perifer lain yang dijelaskan
Acrocyanosis
Acroparaesthesia: simple [tipe Schultze], vasomotor [tipe
Nothnagel]
Erythrocyanosis [garis-garis merah ungu di paha, sering bersama
chilblain]
Erythromelalgia [pelebaran nyeri pada pembuluh darah anggota]
I73.9 Penyakit pembuluh darah perifer, tak dijelaskan
Claudicatio intermittent
Spasme arteri

I74 Embolisme dan trombosis arteri


Termasuk: infark: embolik, trombotik
oklusi: embolik, trombotik
Kecuali: embolisme dan trombosis:
- retina (H34.-), koronaria (I21-I25), pulmonalis (I26.-),
- mesenterika (K55.0), renalis (N28.0)
- vertebralis (I63.0-I63.2, I65.0), basilaris (I63.0-I63.2, I65.1),
- karotid (I63.0-I63.2, I65.2), preserebri (I63.0-I63.2, I65.9)
- serebri (I63.3-I63.5, I66.9),
- mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07,
O08.2)
- mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O88.-)
I74.0 Embolisme dan trombosis aorta abdominalis
Sindroma bifurkatio aorta
Sindroma Leriche
I74.1 Embolisme dan trombosis bagian aorta lain dan tak
dijelaskan
I74.2 Embolisme dan trombosis arteri anggota atas
I74.3 Embolisme dan trombosis arteri anggota bawah
I74.4 Embolisme dan trombosis arteri anggota, tak dijelaskan
Embolisme arteri perifer
I74.5 Embolisme dan trombosis arteri iliaka
I74.8 Embolisme dan trombosis arteri lain
I74.9 Embolisme dan trombosis arteri yang tak dijelaskan

I77 Kelainan lain arteri dan arteriol


Kecuali: a. pulmonalis (I28.-)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

angiitis hipersensitivitas (M31.0), penyakit kolagen (vaskuler)


(M30-M36)
I77.0 Fistula arterio-vena, didapat
Varix dengan aneurisma
Aneurisma arterio-vena, didapat
Kecuali: koronaria (I25.4), serebri (I67.1)
aneurisma arteriovena NOS (Q27.3)
traumatika - lihat cedera pembuluh darah menurut regio
tubuh.
I77.1 Striktura arteri
I77.2 Ruptura arteri
Fistula pada arteri
Kecuali: ruptur trauma arteri; lihat cedera pembuluh darah
menurut regio tubuh
I77.3 Displasia fibromuskuler arteri
I77.4 Sindroma kompresi arteri seliaka [Coeliac artery]
I77.5 Nekrosis arteri
I77.6 Arteritis, tak dijelaskan
Aortitis NOS
Endarteritis NOS
Kecuali: arteritis or endarteritis:
- koroner (I25.8), serebri NEC (I67.7)
- senilis (I70.-), deformans (I70.-), obliterans (I70.-)
- arkus aorta [Takayasu] (M31.4), giant cell (M31.5-
M31.6)
I77.8 Kelainan arteri dan arteriol lain yang dijelaskan
Erosi arteri, ulkus arteri
I77.9 Kelainan arteri dan arteriol, tak dijelaskan

I78 Penyakit-penyakit kapiler


I78.0 Telangiektasi hemoragika herediter
Penyakit Rendu-Osler-Weber
I78.1 Naevus, non-neoplastic
Naevus: araneus, spider, stellar
Kecuali: naevus: NOS, biru, melanositik, berambut, berpigmen
(D22.-)
naevus:
- flammeus, portwine, sanguinosa, strawberry, verrucosa
(Q82.5)
- vascular NOS (Q82.5)
I78.8 Penyakit-penyakit kapiler lain
I78.9 Penyakit-penyakit kapiler, tak dijelaskan

I79* Kelainan arteri, arteriol, dan kapiler pada penyakit c. e..


I79.0* Aneurisma aorta pada penyakit c. e..
Aneurisma aorta sifilitika (A52.0)
I79.1* Aortitis pada penyakit c. e.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Aortitis sifilitika (A52.0)


I79.2* Angiopati perifer pada penyakit c. e..
Angiopati perifer diabetetika (E10-E14 dengan karakter
keempat .5)
I79.8* Kelainan arteri, arteriol dan kapiler lain pada penyakit c.
e.

Penyakit vena, pembuluh limfatik dan kelenjar limfe,


NEC (I80-I89)
I80 Flebitis dan tromboflebitis
Termasuk: endoflebitis, periflebitis, flebitis supuratif, radang vena
Kecuali: tromboflebitis migrans (I82.1), sindroma postflebitik (I87.0)
flebitis and tromboflebitis (pada):
intrakranium dan intraspinal, septik atau NOS (G08),
(vena) porta (K75.1)
intraspinal, nonpiogenik (G95.1), intrakranium,
nonpiogenik (I67.6)
mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07,
O08.7)
mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O22.-, O87.-)
I80.0 Flebitis dan tromboflebitis vena superfisialis anggota
bawah
I80.1 Flebitis dan tromboflebitis vena femoralis
I80.2 Flebitis dan tromboflebitis vena profunda lain anggota
bawah
Deep vein thrombosis NOS
I80.3 Flebitis dan tromboflebitis anggota bawah, tak dijelaskan
Embolisme dan trombosis anggota bawah NOS
I80.8 Flebitis dan tromboflebitis pada situs lain
I80.9 Flebitis dan tromboflebitis pada situs yang tak
dijelaskansite

I81 Trombosis vena porta


Obstruksi (vena) porta
Kecuali: flebitis vena porta (K75.1)

I82 Embolisme dan trombosis vena lainnya


Kecuali: embolisme dan trombosis vena (pada):
- intrakranium dan intraspinal, septik atau NOS (G08),
- intraspinal, nonpiogenik (G95.1),
- intrakranium, nonpiogenik (I67.6)
- koronaria (I21-I25), pulmonalis (I26.-), otak (I63.6, I67.6)
- anggota bawah (I80.-), porta (I81), mesenterika (K55.0)
- mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07,
O08.7)
- mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O22.-, O87.-)
I82.0 Sindroma Budd-Chiari

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

I82.1 Thromboflebitis migrans


I82.2 Embolisme dan thrombosis vena cava
I82.3 Embolisme dan thrombosis v. renalis
I82.8 Embolisme dan thrombosis vena lain yang dijelaskan
I82.9 Embolisme dan thrombosis pada vena, tak dijelaskan
Embolisme vena NOS
Thrombosis (vena) NOS

I83 Varises vena anggota bawah


Kecuali: komplikasi:
- kehamilan (O22.0)
- nifas (O87.8)
I83.0 Varises vena anggota bawah dengan ulkus
Setiap kondisi pada I83.9 dengan ulkus atau dinyatakan bertukak
Varicose ulcer (anggota bawah, semua bagian)
I83.1 Varises vena anggota bawah dengan peradangan
Setiap kondisi pada I83.9 dengan peradangan atau dinyatakan
meradang
Stasis dermatitis NOS
I83.2 Varises vena anggota bawah dengan ulkus serta
peradangan
Setiap kondisi pada I83.9 dengan ulkus dan peradangan
I83.9 Varises vena anggota bawah tanpa ulkus atau peradangan
Flebektasia pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan
Varises vena pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan
Varix pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan

I84 Haemoroid
Termasuk: piles
varises vena anus dan rektum
Kecuali: mempersulit: kehamilan (O22.4), melahirkan dan nifas (O87.2)
I84.0 Haemoroid internal dengan trombosis
I84.1 Haemoroid internal dengan komplikasi lain
Haemoroid internal dengan:
- perdarahan, prolaps, strangulata, ulserasi
I84.2 Haemoroid internal tanpa komplikasi
Haemoroid internal NOS
I84.3 Haemoroid external dengan trombosis
Trombosis perianus
Hematoma perianus (nontraumatika)
I84.4 Haemoroid external dengan komplikasi lain
Haemoroid external dengan:
- perdarahan. prolaps, strangulata, ulserasi
I84.5 Haemoroid external tanpa komplikasi
Haemoroid external NOS
I84.6 Tonjolan kulit (skin tags) sisa haemoroid

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Skin tags pada anus atau rektum


I84.7 Haemoroid dengan trombosis yang tak dijelaskan
Haemoroid dengan trombosis, tak dijelaskan internal atau
external
I84.8 Haemoroid yang tak dijelaskan dengan komplikasi lain
Haemoroid yang tak dijelaskan internal atau external dengan:
- perdarahan, prolaps, strangulata, ulserasi
I84.9 Haemoroid yang tak dijelaskan tanpa komplikasi
Haemoroid NOS

I85 Varises esofagus


I85.0 Varises esofagus dengan perdarahan
I85.9 Varises esofagus tanpa perdarahan
Varises esofagus NOS

I86 Varises vena pada situs lain


Kecuali: varises retina (H35.0)
varises vena pada situs yang tak dijelaskan (I83.9)
I86.0 Varices sublingualis
I86.1 Varices skrotum
Varicocele
I86.2 Varices pelvis
I86.3 Varices vulva
Kecuali: mempersulit hamil (O22.1)
mempersulit melahirkan dan nifas (O87.8)
I86.4 Varises lambung
I86.8 Varises vena pada situs lain yang dijelaskan
Varises vena pada septum hidung

I87 Kelainan vena lain


I87.0 Sindroma pasca-flebitis
I87.1 Kompresi vena
Striktura vena
Sindroma vena kava (inferior) (superior)
Kecuali: pulmonalis (I28.8)
I87.2 Insuffisiensi vena (kronik) (periferal)
I87.8 Kelainan vena lain yang dijelaskan
I87.9 Kelainan vena, tak dijelaskan

I88 Limfadenitis nonspesifik


Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (B23.1)
limfadenitis akut, selain mesenterika (L04.-)
pembesaran nodus limfe NOS (R59.-)
I88.0 Limfadenitis mesenterika nonspesifik
Limfadenitis mesenterika (akut)(kronik)
I88.1 Limfadenitis kronik, selain mesenterika

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Adenitis kronik pada semua nodus limfe selain mesenterika


Limfadenitis kronik, pada semua nodus limfe selain mesenterika
I88.8 Limfadenitis nonspesifik lain
I88.9 Limfadenitis nonspesifik, tak dijelaskan
Limfadenitis NOS

I89 Kelainan non-infektif lain pembuluh limfatik dan nodus


limfe
Kecuali: chylocele: filaria (B74.-), tunica vaginalis (non-filaria) NOS
(N50.8)
limfoedema pasca-mastektomi (I97.2)
limfoedema herediter (Q82.0)
pembesaran kelenjar limfe NOS (R59.-)
I89.0 Limfoedema, not elsewhere classified
Limfangiektasis
I89.1 Limfangitis
Limfangitis: NOS, kronik, subakut
Kecuali: limfangitis akut(L03.-)
I89.8 Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar limfe
lain yang dijelaskan
Chylocele (nonfilaria), retikulosis lipomelanotik
I89.9 Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar
limfe, tak dijelaskan
Penyakit pembuluh limfatik NOS

Kelainan lain dan tak dijelaskan pada sistem sirkulasi


(I95-I99)
I95 Hipotensi
Kecuali: sindroma hipotensi maternal (O26.5)
kolaps kardiovaskuler (R57.9)
pembacaan tekanan darah rendah non-spesifik NOS (R03.1)
I95.0 Hipotensi idiopatik
I95.1 Hipotensi ortostatik
Hipotensi, postural
Kecuali: hipotensi ortostatik neurogenik [Shy-Drager] (G90.3)
I95.2 Hipotensi akibat obat
I95.8 Hipotensi lain
Hipotensi kronik
I95.9 Hipotensi, tak dijelaskan

I97 Kelainan sistem sirkulasi pasca-prosedur, not elsewhere


classified
Kecuali: syok pasca-bedah (T81.1)
I97.0 Sindroma pasca-kardiotomi
I97.1 Kekacauan fungsional lain menyusul operasi jantung

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Insufisiensi jantung menyusul bedah jantung atau akibat adanya


prostesis jantung
Payah jantung menyusul bedah jantung atau akibat adanya
prostesis jantung
I97.2 Sindroma limfoedema pasca-mastektomi
Elefantiasis akibat mastektomi
Obliterasi pembuluh limfatik akibat mastektomi
I97.8 Kelainan pasca-prosedur sistem sirkulasi lain, not
elsewhere classified
I97.9 Kelainan pasca-prosedur sistem sirkulasi, tak dijelaskan

I98* Kelainan lain sistem sirkulasi pada penyakit c. e.


Kecuali: kelainan yang diklasifikasikan pada kategori asterisk lain di
dalam bab ini
I98.0* Sifilis kardiovaskuler
Sifilis kardiovaskuler:
- kongenital, lanjut (A50.5)
- NOS (A52.0)
I98.1* Kelainan kardiovaskuler pada penyakit infeksi dan
parasit lain c. e..
Keterlibatan kardiovaskuler pada penyakit Chagas (kronik) NEC
(B57.2)
Lesi kardiovaskuler pada pinta [carate] (A67.2),
I98.2* Varises oesofagus tanp perdarahan pada penyakit c. e.
Varises oesofagus pada:
- skistosomiasis (B65.-),
- kelainan hati (K70-K71, K74.-)
I98.2* Varises oesofagus dengan perdarahan pada penyakit c. e.
Varises oesofagus pada:
- skistosomiasis (B65.-),
- kelainan hati (K70-K71, K74.-)
I98.8* Kelainan sistem sirkulasi lain yang dijelaskan pada
penyakit c. e.

I99 Kelainan sistem sirkulasi lain dan tak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER X. PENYAKIT-PENYAKIT
SISTEM PERNAFASAN (J00-J99)
Kalau suatu kondisi pernafasan dinyatakan berada pada lebih
dari satu tempat dan tidak memiliki indeks spesifik, maka ia harus
diklasifikasi pada situs anatomis yang lebih rendah (misalnya,
trakheobronkitis menjadi bronkitis pada J40).

Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolisme (E00-E90)
Komplikasi kehamilan, melahirkan dan puerperium (O00-O99)
Keadaan tertentu yang berawal dari masa perinatal (P00-P96)
Kelainan kongenital dan kromosom (Q00-Q99)
Gejala, tanda, dan penemuan klinis/lab abnormal (R00-R99)
Cedera, keracunan dan akibat faktor luar lainnya (S00-T98)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


J00-J06 Infeksi pernafasan atas akut
J09-J18 Influenza dan pneumonia
J20-J22 Infeksi pernafasan bawah akut lain
J30-J39 Penyakit lain pada saluran pernafasan atas
J40-J47 Penyakit saluran pernafasan bawah kronis
J60-J70 Penyakit paru akibat agen luar
J80-J84 Penyakit pernafasan lain yang terutama pada
interstitium
J85-J86 Kondisi supuratif dan nekrotik saluran pernafasan
bawah
J90-J94 Penyakit-penyakit lain pleura
J95-J99 Penyakit-penyakit lain sistem pernafasan

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sbb.:


J17* Pneumonia pada penyakit yang diklasifikasi di tempat
lain
J91* Effusi pleura pada keadaan yang diklasifikasi di
tempat lain
J99* Kelainan pernafasan pada penyakit yang diklasifikasi
di tempat lain

Infeksi saluran pernafasan atas (J00-J06)


Kecuali: Penyakit paru-paru obstruksi kronik (PPOK) dengan
eksaserbasi akut (J44.1)

J00 Nasofaringitis akut [common cold]


Coryza (akut); nasal catarrh [rhinitis katarrhalis], akut; rhinitis akut,
rhinitis infektif
Nasofaringitis: NOS, infektif NOS
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: rhinitis: vasomotor (J30.0), allergika (J30.1-J30.4), kronik


(J31.0), NOS (J31.0)
faringitis dan sore throat: NOS (J02.9), akut (J02.-), kronik
(J31.2)
nasofaringitis, kronik (J31.1)

J01 Sinusitis akut


Termasuk: abses, empyema, infeksi, radang, suppurasi
yang dinyatakan akut pada sinus (aksesorius)(nasalis):
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi
agen infeksi
Kecuali: sinusitis, kronik atau NOS (J32.-)
J01.0Sinusitis maksillaris akut
Antritis akut
J01.1Sinusitis frontalis akut
J01.2Sinusitis ethmoidalis akut
J01.3Sinusitis sfenoidalis akut
J01.4Pansinusitis akut
J01.8Sinusitis akut lainnya
Sinusitis akut yang melibatkan lebih dari satu sinus, tapi bukan
pansinusitis
J01.9Sinusitis akut, tidak dijelaskan

J02 Faringitis akut


Termasuk: sore throat akut
Kecuali: abses: retrofarings (J06.0), peritonsil (J36), farings (J39.1)
laringofaringitis akut (J06.0), faringitis kronis (J31.2)
J02.0Faringitis streptokokus
Sore throat streptokokus
Kecuali: scarlet fever (A38)
J02.8Faringitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi
Kecuali: faringitis (akibat):
herpesvirus [herpes simplex] (B00.2), vesikularis
enterovirus (B08.5),
mononukleosis infeksiosa (B27.-)
virus influenza: diidentifikasi (J09, J10.1), tak
diidentifikasi (J11.1)
J02.9Faringitis akut, tidak dijelaskan;
Faringitis (akut) NOS, gangrenosa, infektif NOS, supuratif,
ulseratif
Sore throat (akut) NOS

J03 Tonsillitis akut


Kecuali: abses peritonsil (J36)
sore throat: akut (J02.-), streptokokus (J02.0), NOS (J02.9)
J03.0Tonsillitis streptokokus

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

J03.8Tonsillitis akut karena organisme lain yang dijelaskan


Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi
Kecuali: faringotonsillitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.2)
J03.9Tonsillitis akut, tidak dijelaskan
Tonsillitis (akut) NOS, folikuler, gangrenosa, infektif, ulseratif

J04 Laryngitis dand trakheitis akut


Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi
agen infeksi
Kecuali: laringitis obstruktif akut [croup] dan epiglottitis (J05.-)
laringismus (stridulus) (J38.5)

J04.0Laryngitis akut
Laringitis (akut): NOS, edematosa, subglottis, supuratif, ulseratif
Kecuali: laringitis kronik (J37.0)
laringitis influenza, virus: diidentifikasi (J09, J10.1), tak
diidentifikasi (J11.1)
J04.1Trakheitis akut
Trakheitis (akut): NOS, kataralis
Kecuali: trakheitis kronik (J42)
J04.2Laryngotrakheitis akut
Laryngotrakheitis NOS;
Trakheitis (akut) dengan laringitis (akut)
Kecuali: laringotrakheitis kronik (J37.1)

J05 Laryngitis obstruksi akut [croup] dan epiglottitis akut


Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi
agen infeksi
J05.0Laryngitis obstruktif akut [croup]
Laryngitis obstruktif NOS
J05.1Epiglottitis akut
Epiglottitis NOS

J06 Infeksi saluran pernafasan atas akut ganda dan tempat


tidak dijelaskan
Kecuali: infeksi saluran pernafasan akut NOS (J22)
virus influenza: diidentifikasi (J09, J10.1), tak diidentifikasi
(J11.1)
J06.0Laryngopharyngitis akut
J06.8Infeksi saluran pernafasan atas akut lainnya dengan situs
ganda
J06.9Infeksi saluran pernafasan atas akut, tidak dijelaskan
Penyakit saluran pernafasan atas, akut
Infeksi saluran pernafasan atas NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Influenza dan pneumonia (J09-J18)


J09 Influenza akibat virus influenza burung yang diidentifikasi
Influenza akibat virus-virus influenza yang normalnya hanya
menginfeksi burung, dan kadang-kadang binatang lain.

J10 Influenza karena virus influenza lain yang diidentifikasi


Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae]:sebagai penyebab:
infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14)
J10.0Influenza dengan pneumonia, virus influenza lain
diidentifikasi
(Broncho) pneumonia influenza, virus influenza lain diidentifikasi
J10.1Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus
influenza lain diidentifikasi
Virus influenza lain diidentifikasi pada:
Influenza
Infeksi saluran pernafasan atas akut, faringitis, laringitis,
effusi pleura: influenza,
J10.8Influenza dengan manifestasi lain, virus influenza lain
diidentifikasi
Virus influenza lain diidentifikasi pada:
ensefalopati akibat influenza,
miokarditis (akut) influenza, gastroenteritis influenza:

J11 Influenza, virus tidak teridentifikasi


Termasuk: influenza, virus spesifik tidak dikatakan telah dikenal
influenza virus, virus spesifik tidak dikatakan telah dikenal
Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae]:sebagai penyebab
infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14)
J11.0Influenza dengan pneumonia, virus tidak diidentifikasi
(Bronkho) pneumonia influenza, virus spesifik tidak dikatakan
telah dikenal

J11.1Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus tidak


diidentifikasi
Influenza NOS
Infeksi saluran pernafasan atas akut influenza, faringitis
influenza, laringitis influenza, effusi pleura influenza, tidak
dijelaskan atas virus spesifik tidak diidentifikasi
J11.8Influenza dengan manifestasi lain, virus tidak diidentifikasi
Ensefalopati akibat influenza, miokarditis influenza,
gastroenteritis influenza, tidak dijelaskan atas virus spesifik tidak
diidentifikasi

J12 Pneumonia virus, not elsewhere classified


Termasuk: bronkhopneumonia akibat virus selain virus influenza
Kecuali: pneumonia pada influenza (J09, J10.0, J11.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

pneumonia: benda padat dan cairan (J69.-), lipoid (J69.1),


interstitialis NOS (J84.9)
pneumonia aspirasi (akibat):
NOS (J69.0)
anaesthesia sewaktu: hamil (O29.0), melahirkan (O74.0),
nifas (O89.0)
pneumonia: kongenital (P23.0), neonatus (P24.9),
pneumonitis rubella kongenital (P35.0)
severe acute respiratory syndrome [SARS] (U04.9)
J12.0Pneumonia adenovirus
J12.1Pneumonia virus sinsitium pernafasan (respiratory
syncytial virus)
J12.2Pneumonia virus parainfluenza
J12.8Pneumonia virus lainnya
J12.9Pneumonia virus, tidak dijelaskan

J13 Pneumonia akibat Streptococcus pneumoniae


Bronchopneumonia akibat S. pneumoniae
Kecuali: pneumonia kongenital akibat S. pneumoniae (P23.6)
pneumonia akibat streptokokus lain (J15.3-J15.4)

J14 Pneumonia akibat Haemophilus influenzae


Bronchopneumonia akibat H. influenzae
Kecuali: pneumonia kongenital akibat H. influenzae

J15 Pneumonia bakteri, not elsewhere classified


Termasuk: bronkhopneumonia akibat bakteri selain S. pneumoniae
and H. influenzae
Kecuali: penyakit Legionnaires (A48.1),
pneumonia khlamidia (J16.0), pneumonia kongenital (P23.-)
J15.0Pneumonia akibat Klebsiella pneumoniae
J15.1Pneumonia akibat Pseudomonas
J15.2Pneumonia akibat stafilokokus
J15.3Pneumonia akibat streptokokus, group B
J15.4Pneumonia akibat streptokoki lain
Kecuali pneumonia akibat: streptokokus, group B (J15.3), S
pneumoniae (J13)
J15.5Pneumonia akibat Escherichia coli
J15.6Pneumonia akibat bakteri Gram negatif aerobik lain:
Pneumonia akibat Serratia marcescens
J15.7Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae
J15.8Penumonia bakteri lainnya
J15.9Penumonia bakteri, tidak dijelaskan

J16 Penumonia akibat organisme menular lainnya, n e c.


Kecuali: ornithosis (A70), pneumocystosis (B59)
pneumonia: NOS (J18.9), kongenital (P23.-)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

J16.0Pneumonia khlamidia
J16.8Penumonia akibat organisme menular lainnya yang
dijelaskan

J17* Pneumonia pada penyakit yan diklasifikasi di tempat lain


J17.0* Pneumonia pada penyakit bakteri c.e.
Pneumonia (akibat)(dalam):
demam tifoid (A01.0), infeksi salmonella (A02.2), tularaemia
(A21.2),
anthrax (A22.1), whooping cough [batuk rejan] (A37.-),
aktinomikosis (A42.0),
nokardiosis (A43.0), gonorrhoea (A54.8)
J17.1* Pneumonia pada penyakit virus c.e.
Pneumonia pada: varisella (B01.2), measles (B05.2), rubella
(B06.8), penyakit cytomegalovirus (B25.0)
J17.2* Pneumonia pada penyakit jamur (mycoses)
Pneumonia dalam: kandidiasis (B37.1), kokidioidomikosis
(B38.0-B38.2), histoplasmosis (B39.-), aspergillosis (B44.0-
B44.1)
J17.3* Pneumonia pada penyakit parasit
Pneumonia dalam: toxoplasmosis (B58.3 ), skistosomiasis (B65.-

), askariasis (B77.8 )
J17.8* Pneumonia pada penyakit lain c.e.
Pneumonia (dalam): spirochaeta, not elsewhere classified
(A69.8), ornithosis (A70), Q fever (A78), demam rematik (I00)

J18 Pneumonia, organisme tidak dijelaskan


Kecuali: pneumonia aspirasi (akibat):
NOS (J69.0),
anaesthesia waktu: hamil (O29.0), melahirkan (O74.0),
nifas (O89.0)
pneumonia: solids and liquids (J69.-), lipoid (J69.1)
pneumonia: interstitialis biasa (J84.1), interstitialis NOS
(J84.9)
pneumonia: kongenital (P23.9), neonatus (P24.9)
pneumonitis, akibat agen eksternal (J67-J70)
kelainan interstitium paru-paru akibat obat (J70.2-J70.4)
abses paru-paru dengan pneumonia (J85.1)
J18.0Bronchopneumonia, tidak dijelaskan
Kecuali: bronkhiolitis (J21.-)
J18.1Pneumonia lobus, tidak dijelaskan
J18.2Pneumonia hipostatik, tidak dijelaskan
J18.8Pneumonia lain, organism tidak dijelaskan
J18.9Pneumonia, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Infeksi saluran pernafasan bawah akut lainnya (J20-


J22)
Kecuali: penyakit paru-paru obstruktif kronik dengan:
infeksi saluran pernafasan bawah akut (J44.0), exaserbasi
akut NOS (J44.1)

J20 Bronkhitis akut


Termasuk: bronkhitis NOS, pada orang yang berusia di bawah 15
tahun
bronkhitis akut dan subakut (dengan):
bronkhospasme, tracheitis, septik, fibrinosa, membranosa,
purulenta
tracheobronkhitis, akut
Kecuali: bronkhitis NOS, pada orang yang berusia 15 tahun atau lebih
(J40)
trakheobronkhitis: NOS (J40), kronik (J42), kronik obstruktif
(J44.-)
bronkhitis allergika NOS (J45.0)
bronkhitis kronik:
simpel (J41.0), mukopurulenta (J41.1), NOS (J42),
obstruktif (J44.-)
J20.0Bronkhitis akut akibat Mycoplasma pneumoniae
J20.1Bronkhitis akut akibat Haemophilus influenzae
J20.2Bronkhitis akut akibat streptococcus
J20.3Bronkhitis akut akibat coxsackievirus
J20.4Bronkhitis akut akibat virus parainfluenza
J20.5Bronkhitis akut akibat respiratory syncytial virus
J20.6Bronkhitis akut akibat rhinovirus
J20.7Bronkhitis akut akibat echovirus
J20.8Bronkhitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J20.9Bronkhitis akut, tidak dijelaskan

J21 Bronkhiolitis akut


Termasuk: dengan bronkhospasme
J21.0Bronkhiolitis akut akibat respiratory syncytial virus
J21.8Bronkhiolitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J21.9Bronkhiolitis akut, tidak dijelaskan
Bronkhiolitis (akut)

J22 Infeksi pernafasan bawah akut yang tidak dijelaskan


Infeksi (saluran) pernafasan (bawah) akut NOS
Kecuali: infeksi saluran pernafasan atas (akut) (J06.9)

Penyakit lain pada saluran pernafasan atas (J30-J39)


J30 Rhinits vasomotor dan allergi

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Termasuk: rhinorrhoea spasmodik


Kecuali: rhinitis NOS (J31.0), rhinitis allergi denganasthma (J45.0)
J30.0Rhinitis vasomotor
J30.1Rhinitis allergi akibat pollen
Allergi NOS akibat pollen; hay fever; pollinosis
J30.2Rhinitis allergi musiman lainnya
J30.3Rhinitis allergi lain
Rhinitis allergi perennial [berulang]
J30.4Rhinitis allergi, tidak dijelaskan

J31 Rhinitis, nasofaringitis, dan faringitis kronis


J31.0Rhinitis kronis
Rhinitis (kronik):
NOS, atrofika, hipertrofika, granulomatosa, obstruktif,
purulenta, ulseratif
Ozena
Kecuali: rhinitis allergi (J30.1-J30.4), rhinitis vasomotor
(J30.0)
J31.1Nasofaringitis kronis
Kecuali: nasofaringitis, akut atau NOS (J00)
J31.2Faringitis kronis
Sore throat kronik
Pharyngitis (kronik): atrofi, hipertrofi, granularis
Kecuali: faringitis, akut atau NOS (J02.9)

J32 Sinusitis kronis


Gunakan kode (B95-B97), kalau diinginkan, untuk mengidentifikasi
agen infeksi
Termasuk: abses, empiema, infeksi, suppurasi (kronik) dari sinus
(aksesorius) (nasalis)
Kecuali: sinusitis akut (J01.-)
J32.0Sinusitis maksillaris kronis, antritis kronis
Antritis (kronik), sinusitis maxillaris NOS
J32.1Sinusitis frontalis kronik
Sinusitis frontalis NOS
J32.2Sinusitis ethmoidalis kronik
Sinusitis ethmoidalis NOS
J32.3Sinusitis sfenoidalis kronik
Sinusitis sfenoidalis NOS
J32.4Sinusitis kronik; pansinusitis NOS
Pansinusitis NOS
J32.8Sinusitis kronis lainnya
Sinusitis (kronik) yang melibatkan lebih dari satu sinus tapi
bukan pansinusitis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

J32.9Sinusitis kronis, tidak dijelaskan


Sinusitis (kronik) NOS

J33 Polip nasi


Kecuali: polip adenomatosa (D14.0)
J33.0Polip rongga hidung
Polip: khoanae, nasofarings
J33.1Degenerasi sinus polipoid
Sindroma atau ethmoiditis Woakes
J33.8Polip sinus lainnya: accessory, ethmoid. maxilla, sphenoid
Polip sinus: aksesorius, athmoidalis, maksillaris, sfenoidalis
J33.9Polip nasi, tidak dijelaskan

J34 Kelainan lain pada hidung dan sinus hidung


Kecuali: ulkus varikose pada septum nasi (I86.8)
J34.0Abses, furunkel dan karbunkel hidung
Cellulitis, nekrosis, dan ulserasi dari: hidung (septum)
J34.1Kista dan mukokel hidung dan sinus hidung

J34.2Deviasi septum hidung


Defleksi atau deviasi septum (nasi)(didapat)
J34.3Hipertrofi turbin [conchae] hidung
J34.8Kelainan hidung dan sinus hidung lain yang dijelaskan
Perforasi septum nasi NOS, rhinolith

J35 Penyakit kronis tonsil dan adenoid


J35.0Tonsillitis kronis
Kecuali: tonsillitis NOS (J03.9), tonsilltis akut (J03.-)
J35.1Hipertrofi tonsil
Pembesaran tonsil
J35.2Hipertrofi adenoid
Pembesaran adenoid
J35.3Hipertrofi tonsil dengan hipertrofi adenoid
J35.8Penyakit kronis lain tonsil dan adenoid
Ulkus tonsil, vegetasi adenoid, amigdalolith, tag tonsil, sikatrix
tonsil (and adenoid)
J35.9Penyakit kronis tonsil dan adenoid, tidak dijelaskan
Penyakit (kronik) pada tonsils dan adenoid NOS

J36 Abses peritonsil


Abses tonsil, selulitis peritonsil, quincy
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau diinginkan, untuk
identifikasi agen infeksi.
Kecuali: abses retrofarings (J39.0),
tonsillitis: NOS (J03.9), akut (J03.-), kronik (J35.0)

J37 Laringitis dan laringotrakheitis kronis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau diinginkan, untuk


identifikasi agen infeksi.
J37.0Laringitis kronis; kataralis, hipertrofi, sicca (kering)
Laringitis: katarrhalis, hipertrofika, sikka
Kecuali: laryngitis: NOS (J04.0), akut (J04.0), obstruktif
(acute) (J05.0)
J37.1Laringotrakheitis kronis
Laringitis, kronik, dengan tracheitis (chronic)
Tracheitis, kronik, dengan laringitis
Kecuali: laringotrakheitis: NOS (J04.2), akut (J04.2)
trakheitis: NOS (J04.1), akut (J04.1), kronik (J42)

J38 Penyakit pita suara dan larings, n.e.c.


Kecuali: laringitis: ulseratif (J04.0), obstruktif (akut) (J05.0)
stenosis subglottik pasca-prosedur (J95.5)
stridor larings kongenital NOS (P28.8), stridor NOS (R06.1)
J38.0Paralisis pita suara dan larings: laryngoplegia, paralisis
glottis
Laringoplegia, paralisis glottis
J38.1Polip pita suara dan larings
Kecuali: polip adenomatosa (D14.1)
J38.2Nodul pita suara, Chorditis (fibrinous)(nodosa)(tuberosa),
Khorditis (fibrinosa)(nodosa)(tuberosa), nodus singer, nodus guru
[teacher]
J38.3Penyakit lain pita suara
Abses, sellulitis, granuloma, leukokeratosis, leukoplakia: pada
pita suara

J38.4Edema larings: glottis, subglottis, supraglottis


Edema (dari): glottis, subglottik, supraglottik
Kecuali: laringitis obstruktif akut [croup] (J05.0), laringitis
edematosa (J04.0)
J38.5Spasme larings, laryngismus (stridulus)
Laringismus (stridulus)
J38.6Stenosis larings
J38.7Penyakit lain pada larings
Abses, sellulitis, penyakit, nekrosi, pachyderma, perikhondiritis,
ulkus: pada larings

J39 Penyakit lain pada saluran pernafasan atas


Kecuali: infeksi saluran pernafasan atas akut (J06.9)
infeksi saluran pernafasan akut NOS (J22)
radang saluran pernafasan atas akibat zat kimawi, gas, asap,
atau uap (J68.2)
J39.0Abses retrofarings dan parafarings; abses perifarings
Abses perifarings
Kecuali: abses peritonsil (J36)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

J39.1Abses lain pada farings; selulitis farings, abses nasofarings


Sellulitis farings, abses nasofarings
J39.2Penyakit lain pada farings; kista dan edema
Kista dan edema pada farigns atau nasofarings
Kecuali: faringitis: ulseratif (J02.9), kronik (J31.2)
J39.3Reaksi hipersensitif saluran pernafasan atas, situs tidak
dijelaskan
J39.8Penyakit lain saluran pernafasan atas yang dijelaskan
J39.9Penyakit saluran pernafasan atas, tidak dijelaskan

Penyakit saluran pernafasan bawah kronis (J40-J47)


Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK), atau chronic
obstructive pulmonary disease (COPD) khas dengan hambatan aliran
udara yang umumnya progresif. Keadaan ini terdapat penyakit-
penyakit berikut:
Bronkitis kronis adalah batuk produktif kronis minimal tiga
bulan dalam dua tahun berurutan.
Emfisema adalah pembesaran abnormal rongga udara di distal
bronkioli terminal dengan kerusakan permanen di dindingnya.
Kerusakan berupa pembesaran rongga udara yang tidak
beraturan; dan lenyapnya keteraturan asinus dan
komponennya. Alveoli dapat membesar, robek, atau pecah,
sehingga luas tempat pertukaran udara berkurang, kadar
oksigen darah turun, dan pernafasan sulit
Asma khas dengan saluran udara yang meradang,
hiperresponsif terhadap berbagai rangsangan, dan mengalami
obstruksi.
Bronkiektasia adalah pelebaran bronkus pada fokus-fokus
tertentu yang tidak bisa mengecil, biasanya disertai infeksi
kronis. Bronkus yang melebar dan terinfeksi dapat berisi pus;
dan dapat menyebabkan pneumonia.

J40 Bronkhitis, tidak disebutkan akut atau kronis


Bronkhitis yang tidak disebutkan akut atau kronis pada usia di bawah
15 tahun dapat dianggap akut sehingga diklasifikasikan pada
J20.
Termasuk: bronkhitis: NOS, kataralis, dengan trakeitis NOS
trakheobronkhitis NOS
Kecuali: bronkhitis: allergi NOS (J45.0). asmatika NOS (J45.9). kimiawi
(akut) (J68.0)

J41 Bronkitis kronik sederhana dan mukopurulenta


Kecuali: bronkhitis kronis: NOS (J42). obstruktif (J44.-)
J41.0Bronkhitis kronik sederhana
J41.1Bronkhitis kronik purulenta
J41.8Bronkhitis kronik sederhana dan purulenta bercampur

J42 Bronkitis kronis yang tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Bronkhitis kronis NOS, trakeitis kronis, trakeobronkitis kronis


Kecuali: bronkhitis kronik simpel dan mucopurulent (J41.-)
bronkhitis asthmatika kronik, bronkhitis emfisematosa kronik
(J44.-)
bronkhitis kronik. dengan obstruksi jalan udara (J44.-)
penyakit paru-paru obstruktif kronik NOS (J44.9)

J43 Emfisema
Kecuali: emfisema dengan bronkhitis kronik (obstruktif) (J44.-)
bronkhitis emfisematosa (obstruktif) (J44.-)
emfisema akibat inhalasi zat kimia, gas, asap atau uap (J68.4)
emfisema: interstitialis (J98.2), mediastinum (J98.2),
kompensasi (J98.3)
emfisema subkutis traumatika (T79.7), surgical (subkutis)
(T81.8)
emfisema interstitialis neonatus (P25.0)
J43.0Sindroma MacLeod
Emfisema unilateral, transparensi paru-paru unilateral
J43.1Emfisema panlobular
Emfisema panasinus
J43.2Emfisema sentrilobularis
J43.8Emfisema lain
J43.9Emfisema, tidak dijelaskan
Emphysema (paru-paru): NOS, bullosa, vesicularis
Emphysematous bleb

J44 Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) lainnya


Termasuk: bronkitis asmatika kronik:, asma obstruktif kronis
bronkitis kronik dengan: sumbatan jalan udara
bronkitis emfisematosa kronik:, bronkitis kronik dengan
emfisema
bronkhitis obstruktif kronis, trakeobronkitis obstruktif kronis
Kecuali: bronkitis kronis simpel dan mukopurulenta (J41.-)
bronkitis kronis NOS , trakheitis kronis , trakheobronkitis
kronis (J42)
emfisema (J43.-), asma (J45.-), bronkitis asmatika NOS (J45.9),
bronkiektasia (J47)
penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70)
J44.0PPOK dengan infeksi saluran pernafasan bawah akut
Kecuali: dengan influenza (J09-J11)
J44.1PPOK dengan eksaserbasi akut, tidak dijelaskan
J44.8PPOK lain yang dijelaskan:
Bronkitis kronis: asmatika (obstruktif) NOS, emfisematosa NOS,.
obstruktif NOS
Excludes: dengan infeksi saluran pernafasan bawah (J44.0)
dengan eksaserbasi akut (J44.1)
J44.9PPOK yang tidak dijelaskan:
Obstruksi kronis saluran udara NOS, PPOK NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

J45 Asthma
Kecuali: bronkitis asmatika (obstruktif) kronis (J44.-), asma obstruktif
kronis (J44.-)
asma berat akut (J46), status asmatikus (J46)
penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70), asma
eosinifilika (J82)
J45.0Asma dengan alergi menonjol
Bronkitis alergika NOS, rhinitis alergika dengan asma
Asma atopik, asma alergika ekstrinsik, hay fever dengan asma
J45.1Asma non-allergi
Asma idiosinkratik, asma intrinsik non-alergika
J45.8Asma campuran
Kombinasi kondisi-kondisi pada J45.0 dan J45.1
J45.9Asma, tidak dijelaskan
Bronkitis asmatika NOS, late onset asthma

J46 Status asthmaticus


Asma berat akut

J47 Bronchiectasis
Bronchiolectasis
Kecuali: bronkiektasia dengan TB (saat ini) (A15-A16), bronkiektasia
kongenital (Q33.4)

Penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70)


Kecuali: asma yang diklasifikasikan pada J45.-

Efek zat yang terhirup tergantung pada berbagai faktor seperti


sifat fisika dan kimia, kerentanan bagian yang terlibat, tempat
penumpukan zat di bronkus, dan jumlahnya. Efek terhadap hidung bisa
berupa rhinitis alergi, perforasi septum, dan kanker hidung, sedangkan
terhadap trakhea dan bronkus bisa berupa bronkhokonstriksi,
bronkhitis, dan kanker paru-paru. Paru-paru bisa mengalami
pneumonitis hipersensitif, pneumokoniosis, dan kerusakan akut dengan
edema dan bronkiolitis.
Pneumokoniosis adalah penyakit parenkim paru-paru akibat
penghirupan kronis debu inorganik (mineral). Debu inorganik yang
bersifat fibrogenik mengandung silika, batubara, asbestos, atau
berillium. Kadang-kadang, debu logam berat dan aluminium
menyebabkan fibrosis paru-paru yang luas. Debu yang sulit bereaksi,
seperti besi oksida, barium, dan timah tidak bersifat fibrogenik;
masing-masing menyebabkan siderosis, baritosis, dan stannosis.
Silikosis adalah penyakit akibat pekerjaan yang paling lama
dikenal, biasanya setelah menghirup partikel halus silika pada industri
tambang logam (timah hitam, batubara, perak, emas), pengolahan
logam, pembuatan guci, dan pemotongan granit. Biasanya muncul

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

setelah 20-30 tahun menghadapi pekerjaan tersebut, tapi bisa <10


tahun di pertambangan.
Penumpukan debu organik yang bersifat antigen di dalam
parenkim paru-paru dapat menyebabkan terjadinya pneumonitis
hipersensitif. Penyakit lain yang bisa timbul adalah asma pekerjaan
(occupational asthma), yaitu penyumbatan saluran udara yang luas,
hilang-timbul, dan bisa membaik kembali, akibat alergen di tempat
bekerja. Asma pekerjaan ini terjadi kalau telah bekerja selama 1,5 s/d
5 tahun, dan bukan dalam bulan-bulan pertama bekerja. Byssinosis
misalnya, adalah bronkhokonstriksi yang terjadi pada pekerja yang
berhubungan dengan kapas, benang tenun (flax) dan serat tanaman
dari genus Cannabis (hemp).
Pneumomitis hipersensitif adalah penyakit granuloma
interstitium paru-paru akibat respons allergi terhadap debu organik,
atau zat-zat kimia sederhana seperti isosianat, vinil oksida, phtalic
anhidrida, dsb. Penyakit yang muncul bisa akibat jamur jerami
(farmers lung), serat tebu (bagassosis), kotoran burung (bird fanciers
lung), kulit kayu oak untuk sumbat botol (suberosis), jamur ragi
(maltworkers lung), jamur cendawan, kulit kayu maple, jamur pada
air-conditioner [AC] atau humidifier [pelembab udara], dan lainnya.
Kondisi pernafasan bisa juga dipengaruhi oleh inhalasi zat-zat
kimia, gas-gas, asap, dan uap. Zat-zat ini dapat menyebabkan iritasi
akut atau kronis. Penyakit yang ditimbulkan bervariasi menurut jenis
zat yang dihirup.

J60 Coalworker's pneumoconiosis


Anthrakosilikosis, anthrakosis,
Coalworkers lung (paru-paru pekerja batubara)
Kecuali: dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)

J61 Pneumokoniosis akibat asbes dan serat mineral lainnya


Asbestosis
Kecuali: plak pleura dengan asbestosis (J92.0),
dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)

J62 Pneumokoniosis akibat debu yang mengandung silika


Termasuk: Fibrosis silikotik (massif) paru-paru
Kecuali: Pneumokoniosis dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J62.0Pneumokoniosis akibat debu talkum
J62.8Pneumokoniosis akibat debu lain yang mengandung silika:
silikosis NOS
Silikosis NOS

J63 Pneumokoniosis akibat debu inorganik lainnya


Kecuali: dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J63.0Aluminosis (paru-paru)
J63.1Fibrosis bauksit (paru-paru)
J63.2Berylliosis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

J63.3Fibrosis grafit (paru-paru)


J63.4Siderosis
J63.5Stannosis
J63.8Pneumokoniosis akibat debu inorganik lain yang dijelaskan

J64 Pneumokoniosis yang tidak dijelaskan


Kecuali: dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)

J65 Pneumokoniosis yang berhubungan dengan tuberkulosis


Setiap kondisi pada J60-J64 dengan semua jenis tuberkulosis (A15-A16)

J66 Penyakit saluran udara akibat debu organik spesifik


Kecuali: pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-)
farmers lung (J67.0); bagassosis (J67.1)
sindroma disfungsi jalan nafas reaktif (J68.3)
J66.0Byssinosis
Penyakit saluran udara akibat debu kapas
J66.1Flax-dresser's disease [penyakit penenun]
J66.2Cannabinosis
J66.8Penyakit saluran udara akibat debu organik spesifik lainnya

J67 Pneumonitis hipersensitifitas akibat debu organik


Termasuk: alveolitis and pneumonitis allergi akibat menghirup debu
organik dan partikel dari jamur, aktinomises dan sumber
lainnya
Kecuali: pneumonitis akibat menghirup zat kimia, gas, asap atau uap
(J68.0)
J67.0Farmer's lung
Harvester's lung, haymaker's lung, penyakit mouldy hay
J67.1Bagassosis
Penyakit bagasse, pneumonitis bagasse
J67.2Penyakit atau paru-paru pecinta burung [bird fancier]
Penyakit atau paru-paru pecinta burung: budgerigar, pigeon
[merpati]
J67.3Suberosis
Penyakit atau paru-paru: corkhandler, corkworker [pekerja cork
(sumbat botol)]
J67.4Maltworker's lung
Alveolitis akibat Aspergillus clavatus
J67.5Mushroom-worker's lung [paru-paru pekerja ragi]
J67.6Maple-bark-stripper's lung [paru-paru pengelupas kulit
pohon maple]
Alveolitis akibat Cryptostroma corticale, cryptostromosis
J67.7Air-conditioner and humidifier lung [paru-paru AC dan
pelembab]
Alveolitis allergi akibat jamur, aktinomiseta termofilik dan
organisme lain yang hidup di dalam sistem-sistem ventilasi (AC)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

J67.8Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik lainnya


Paru-paru: cheese-washer, coffee-worker, fishmeal-worker, furrier
Sequoiosis
J67.9Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik yang tidak
dijelaskan
Alveolitis alergi (ekstrinsik) NOS, pneumonitis hipersensitif NOS.

J68 Kondisi pernafasan akibat menghirup zat kimia, gas, asap


dan uap
Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu,
untuk penyebab
J68.0Bronkitis and pneumonitis akibat zat kimia, gas, asap dan
uap
Bronkitis kimiawi (akut)
J68.1Edema paru-paru akibat zat kimia, gas, asap dan uap
Edema paru-paru kimiawi (akut)
J68.2Radang saluran pernafasan atas akibat zat kimia, gas, asap
dan uap, n.e.c.
J68.3Kondisi pernafasan akut dan subakut lain akibat zat kimia,
gas, asap dan uap
Sindroma disfungsi saluran udara reaktif
J68.4Kondisi pernafasan kronis akibat zat kimia, gas, asap dan
uap
Emfisema (diffusa) (kronik) akibat inhalasi zat kimia, gas, asap
dan uap
Bronkiolitis obliteratif (kronik) (subakut) akibat inhalasi zat
kimia, gas, asap dan uap
Ffibrosis paru-paru (kronik) akibat inhalasi zat kimia, gas, asap
dan uap
J68.8Kondisi pernafasan lain akibat zat kimia, gas, asap dan uap
J68.9Kondisi pernafasan yang tidak dijelaskan akibat zat kimia,
gas, asap dan uap

J69 Pneumonitis akibat benda padat dan cairan


Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau diinginkan, untuk
identifikasi penyebab
Kecuali: sindroma aspirasi neonatus (P24.-)

J69.0Pneumonitis akibat makanan dan muntahan


Pneumonia aspirasi (akibat):
NOS, susu, sekresi lambung, (regurgitasi) makanan, muntahan
Kecuali: sindroma Mendelson (J95.4)
J69.1Pneumonitis akibat minyak-minyak [oils and essences]
Pneumonia lipid
J69.8Pneumonitis akibat benda padat dan cairan lainnya
Pneumonitis akibat aspirasi darah

J70 Kondisi Pernafasan akibat agen eksternal Lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Bab XX), kalau


diinginkan, untuk penyebab
J70.0Manifestasi akut pada paru-paru akibat radiasi
Penumonitis radiasi
J70.1Manifestasi kronis dan lainnya pada paru-paru akibat
radiasi
Fibrosis paru-paru setelah radiasi
J70.2Penyakit intersititium paru-paru akut akibat obat
J70.3Penyakit intersititium paru-paru kronik akibat obat
J70.4Penyakit intersititium paru-paru yang tidak dijelaskan,
akibat obat
J70.8Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang
dijelaskan
J70.9Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang tidak
dijelaskan

Penyakit pernafasan lain yang terutama pada


interstitium (J80-J84)
ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) atau sindroma
kesulitan bernafas pada dewasa adalah kesulitan bernafas dan
hipoksemia akibat cedera akut paru-paru. Keadaan ini dipicu oleh
proses akut yang merusak paru-paru; misalnya pneumonia bakteri atau
virus, aspirasi isi lambung, trauma dada, syok berat atau lama, luka
bakar, hampir-tenggelam, emboli lemak, transfusi darah besar-besaran,
by-pass kardiopulmonalis, keracunan oksigen, atau pankreatitis
hemoragika akut. ARDS berbeda dari RDS [respiratory distress
syndrome] atau HMD [hyaline membrane disease] pada bayi baru lahir
dengan paru-paru tidak mengembang sebagaimana mestinya akibat
kurangnya surfactact (sering pada bayi prematur)
Eosinofilia paru-paru adalah kelompok penyakit dengan infiltrasi
eosinofil pada paru-paru dan, umumnya, diikuti oleh eosinofilia darah
perifer. Penyebabnya bisa parasit (cacing gelang, larva Toxocara,
filaria), obat (penisilin, asam aminosalisitlat, hidralazin, nitrofurantoin,
khlorpropamid, sulfonamida), zat kimia (uap karbonil nikel), dan jamur
(Aspergillus fumigatus). Penyebab lain umumnya tidak jelas, dan
diduga akibat hipersensitif. Sindroma Loffler (pneumonia eosinofilia
sederhana) kadang-kadang dianggap penyebab asma ringan.

J80 Adult respiratory distress syndrome [ARDS]


Adult hyaline membrane disease [penyakit membran hialin dewasa]

J81 Edema paru-paru


Edema akut paru-paru
Kongesti (pasif) paru-paru
Kecuali: pneumonia hipostatik (J18.2)
edema paru-paru:

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

dengan disebutkan sakit jantung NOS atau gagal jantung


(I50.1)
akibat zat eksternal (J60-J70), kimiawi (akut) (J68.1)

J82 Pulmonary eosinophilia, not elsewhere classified


Asma eosinophilia
Pneumonia Lffler
Eosinophilia (paru-paru) tropis NOS
Kecuali: akibat:
aspergillosis (B44.-), infeksi parasit yang dijelaskan (B50-
B83)
obat-obatan (J70.2-J70.4), kelainan jaringan ikat sistemik
(M30-M36)

J84 Penyakit interstitium paru-paru lainnya


Kecuali: penyakit paru-paru akibat benda asing (J60-J70)
kelainan insterstitium paru-paru akibat obat-obatan (J70.2-
J70.4)
emfisema intersitium (J98.2)
pneumonitis limfoid interstitium akibat penyakit HIV (B22.1)
J84.0Kondisi alveolus dan parieto-alveolus
Proteinosis alveolaris, mikrolithiasis alveoli paru-paru
J84.1Penyakit interstitium lain paru-paru dengan fibrosis
Fibrosis paru-paru idiopatik, alveolitis fibrosa (kriptogenik),
fibrosis diffusa paru-paru
Sindroma Hamman-Rich
Pneumonia interstitialis biasa
Kecuali: fibrosis paru (kronis) akibat menghirup zat kimia,
gas, asap dan uap (J68.4)
fibrosis paru (kronis) setelah radiasi (J70.1)
J84.8Penyakit interstitium paru-paru lain yang dijelaskan
J84.9Penyakit interstitium paru-paru, tidak dijelaskan
Pneumonia interstitium NOS

Kondisi pernanahan dan nekrosis saluran pernafasan


bawah (J85-J86)
J85 Abses paru-paru dan mediastinum
J85.0Gangren dan nekrosis paru-paru
J85.1Abses paru-paru dengan pneumonia
Kecuali: dengan pneumonia akibat organisme yang dijelaskan
(J09-J16)
J85.2Abses paru-paru tanpa pneumonia
Abses paru-paru NOS
J85.3Abses mediastinum

J86 Pyothorax

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Termasuk: abses pleura, abses thoraks, empyema,


pyopneumothoraks:
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi
agen infeksi
Kecuali: akibat tuberkulosis (A15-A16)
J86.0Pyothorax dengan fistula
J86.9Pyothorax tanpa fistula

Penyakit-penyakit lain pleura (J90-J94)


Pleurisi adalah peradangan pleura, biasanya menghasilkan effusi
(kelebihan cairan) eksudat di ruang pleura dan nyeri dada menusuk
yang makin berat ketika bernafas dan batuk. Penyebabnya penyakit
paru-paru (pneumonia, TB); masuknya agen infeksi atau zat iritan ke
ruang pleura (ruptur esofagus, empyema amuba, atau pankreas);
masuknya infeksi, zat beracun atau sel kanker melalui darah atau
limfe; cedera pleura parietalis (tertusuk), masuknya asbestos melalui
saluran pernafasan atau paru-paru, atau akibat obat-obatan. Pleura
mulanya sembab, diikuti oleh infiltrasi sel dan eksudat. Eksudat bisa
diserap atau menjadi jaringan fibrosa yang menyebabkan perlengketan
pleura. Penebalan atau kalsifikasi pleura bisa terjadi tanpa didahului
pleurisi akut (misalnya plak asbestos pleura, kalsifikasi pleura
idiopatik)
Pneumotoraks adalah terdapatnya udara bebas antara pleura
viseralis dan parietalis. Tension pneumothorax (rongga pleura
bertekanan positif) terjadi akibat udara yang memasuki ruang pleura
tapi tidak bisa keluar, sehingga paru-paru kolaps. Pneumotoraks
spontan, yaitu udara masuk tanpa didahului trauma, bisa terjadi ketika
menyelam dalam atau terbang tinggi, akibat perubahan tekanan udara
yang tidak merata ke seluruh paru-paru. Biasanya sembuh spontan,
tapi akan bermasalah kalau terjadi pada orang dengan penyakit paru-
paru yang luas.

J90 Effusi pleura, not elsewhere classified


Pleurisi dengan effusi
Kecuali: pada tuberkulosa (A15-A16),
effusi (pleura) limfe (J94.0);
pleurisy NOS (R09.1),

J91* Effusi pleura pada kondisi yang diklasifikasikan di tempat


lain

J92 Pleural plaque


Termasuk: penebalan pleura
J92.0Plak pleura dengan terdapatnya asbestos
J92.9Plak pleura tanpa asbestos
Plak pleura NOS

J93 Pneumothorax

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: pyopneumothorax (J86.-)


pneumotoraks:
TB (penyakit saat ini) (A15-A16)
kongenital atau perinatal (P25.1), traumatika (S27.0)
J93.0Tension pneumothorax spontan
J93.1Pneumothorax spontan lainnya
J93.8Pneumothorax lain
J93.9Pneumothorax, tidak dijelaskan

J94 Kondisi lain pada pleura


Kecuali: pleurisy NOS (R09.1), TB (A15-A16)
haemopneumothorax traumatika (S27.2),
haemothorax trauma traumatika (S27.1)
J94.0Chylous effusion effusi limfe
Effusi chyliformis [berisi cairan limfe]
J94.1Fibrothorax
J94.2Haemothorax
Haemopneumothorax
J94.8Kondisi lain pleura yang dijelaskan
Hydrothorax
J94.9Kondisi pleura, tidak dijelaskan

Penyakit lain sistem respirasi (J95-J99)


J95 Kelainan respirasi pasca-prosedur, not elsewhere classified
Kecuali: manifestasi akibat radiasi pada paru-paru (J70.0-J70.1)
emfisema (subkutis) akibat prosedur (T81.8)
J95.0Malfungsi trakheostomi
Perdarahan dari stoma trakheostomy
Sepsis pada stoma trakheostomi
Obstruksi jalan udara pada tracheostomy
Fistula trakheo-oesophagus pasca trakheostomy
J95.1Insuffisiensi pulmonalis akut pasca bedah thoraks
J95.2Insuffisiensi pulmonalis akut pasca bedah non-thoras
J95.3Insuffisiensi pulmonalis kronik setelah operasi
J95.4Sindroma Mendelson [pneumonitis asam setelah aspirasi
asam lambung]
Kecuali: komplikasi melahirkan (O74.0), kehamilan (O29.0),
nifas (O89.0)
J95.5Stenosis subglottis pasca-prosedur
J95.8Kelainan pernafasan pasca-prosedur lainnya
J95.9Kelainan pernafasan pasca-prosedur, tidak dijelaskan

J96 Kegagalan pernafasan, not elsewhere classified


Kecuali: kegagalan pernafasan pasca prosedur (J95.-)
respiratory distress:

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

sindroma dewasa (J80), pada bayi baru lahir (P22.-)


kegagalan kardio-respirasi (R09.2), respiratory arrest (R09.2)
J96.0Kegagalan pernafasan akut
J96.1Kegagalan pernafasan kronis
J96.9Kegagalan pernafasan, tidak dijelaskan

J98 Kelainan pernafasan lainnya


Kecuali: apnea tidur (G47.3)
apnea NOS (R06.8)
apnea tidur pada bayi baru lahir (P28.3), apnea bayi baru lahir
(P28.4)
J98.0Penyakit bronkus, not elsewhere classified
Kalsifikasi, stenosis, atau ulkus bronkhus
Bronkholithiasis
Kolaps trakheobronchus, diskinesia trakheobronchus
J98.1Kolaps pulmonalis
Atelektasis, kolaps paru-paru
Kecuali: atelectasis (pada): neonatus (P28.0-P28.1), TB
(penyakit saat ini) (A15-A16)
J98.2Emfisema interstitium
Emfisema mediastinum
Kecuali: emfisema:
NOS (J43.9)
pada janin dan neonatus (P25.0)
emfisema subkutis traumatika (T79.7)
emfisema bedah (subkutis) (T81.8)
J98.3Emfisema kompensasi

J98.4Kelainan paru-paru lainnya


Penyakit paru-paru NOS
Kalsifikasi paru-paru, penyakit kistika paru-paru (didapat),
pulmolithiasis
J98.5Penyakit mediastinum, not elsewhere classified
Fibrosis, hernia, atau retraksi mediastinum
Mediastinitis
Kecuali: abses mediastinum (J85.3)
J98.6Kelainan diaphragma
Diafragmatitis, paralisis diafragma, relaksasi diafragma
Kecuali: malformasi kongenital diafragma NEC (Q79.1)
hernia diafragmatika (K44.-)
hernia diafragmatika kongenital (Q79.0)
J98.8Kelainan pernafasan lain yang dijelaskan
J98.9Kelainan pernafasan, tidak dijelaskan
Penyakit pernafasan (kronik) NOS

J99* Kelainan pernafasan pada penyakit c.e.


J99.0* Penyakit paru-paru rheumatoid (M05.1)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

J99.1* Kelainan pernafasan pada kelainan diffus jaringan ikat


lainnya
Kelainan pernafasan pada
granulomatosis Wegener (M31.3),
systemic: lupus erythematosus (M32.1)
dermatomiositis (M33.0-M33.1),
polimiositis (M33.2),
sklerosis sistemik (M34.8),
sindroma sikka [Sjgren] (M35.0)
J99.8* Kelainan pernafasan pada penyakit lain yang
diklasifikasikan di tempat lain
Kelainan pernafasan pada:
amoebiasis (A06.5),
sifilis (A52.7),
sporotrikhosis (B42.0)
cryoglobulinaemia (D89.1),
ankylosing spondylitis (M45)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN


Infeksi akut saluran pernafasan atas diklasifikasikan pada
J00-J06 dan aksis klasifikasi adalah situs infeksi.
Influenza diklasifikasikan pada J10-J 11 dan hampir semua
pneumonia diklasifikasikan pada J12-J18 dengan aksis
klasifikasi adalah manifestasi influenza dan organisme
penyebab pneumonia.
Bronkitis tidak dijelaskan sebagai akut atau kronis, ia dianggap
akut kalau usia di bawah 15 tahun dan diklasifikasikan
pada J20.-.
Pneumoconiosis akibat penyebab eksternal diklasifikasikan pada
J60-J64 dengan karakter ketiga menunjukkan agen
eksternalnya.
Terdapat kode khusus untuk pneumoconiosis yang berhubungan
dengan TB pada J65.
Pneumoconioses yang terdapat pada J60-J64 juga
diklasifikasikan pada kategori J65 kalau mereka terjadi
bersama TB.
There is a new Australian code (J93.2) for Iatrogenic
pneurnothorax.

Exerdses
1 . This twenty-three year old male was admitted as a d~iv only
adinission for septoplasty and bilateral turbinectomies due
to nasal obstruction. Diagnoses:
Procedures:
1 0-AM Exercise Workbook 1CD-1 0-AM Exercise Workbook 25

2. An eighty-two year old male was referred to the hospital with a


productive cough, cl tightness and audible wheeze. He
underwent a chest X-ray which revealed double pneumonia.
The patient's sputum specimen grew Haemophilus
influenzae. He was giv extensive physiotherapy consisting
of breathing exercises and he also had an occupational
therapy assessment. Other current conditions Termasuk
hypertension, NIDDM and CCF.
Diagnoses:
Procedures:
3. A seventy-seven year old male was admitted with a productive
cough of two days length. He also suffers from obstructive
steep apnoea and hypertension. A chest X-r confirmed the
diagnosis of bilateral bronchial pneumonia. No organisms
were isolat from the sputum culture.
Diagnoses:

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

4. A fifty year old male was admitted to hospital with a diagnosis


of fibrosing alveolitis Other conditions present Termasukd
hypertension and CAD. The patient developed candidal
septicaemia with a necrotizing chronic candidal infection of
the trachea. 1 patient underwent a bilateral sequential lung
transplant with cardiopulmonary byp-, A tracheostorny was
performed and the patient was given mechanical
ventilation f( more than 10 days (initiated during the
operation). The only postoperative probler renal failure,
which was managed with haemodialysis (three sessions),
and fluid restriction.
Diagnoses:
Procedures:
5. This thirty year old male was admitted for an elective
correction of his deviated ii,septum by septoplasty and tip
correction. As lie had also been suffering froni chrot
laryngitis, he also had -a microlaryngoscopy at which
nodules on his left vocal cord removed.
Diagnoses:
Procedures:
26 IM-1 0-AM Exercise W

Diseases and procedures of the respiratory system


1. Diagnoses 134.8
Procedures 41671-02 [3791
2. Diagnoses J14 110 F11.90 150.0
Procedures 95550-03 95550-02 [21401
3. Diagnoses 118.0 G47.3 110
4. Diagnoses J84.1 110 125.10 B37.7 J42 B37.88 N99.0 Y83.0
Procedures 90172-00 [5551 38603-00 [6421 41883-00 15361
13882-02 [5691
13857-00 [5691 13100-00 [1059)
5. Diagnoses 134.2 J37.0 J38.2
Procedures 41671 -02 [3791 45632-00 [16791 41864-00 [5231

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER XI. PENYAKIT-PENYAKIT
SISTEM PENCERNAAN (K00-K93)
Kecuali: Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, gizi, dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas (O00-O99)
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-
P96)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital
(Q00-Q99)
Tanda, gejala, dan penemuan klinis dan labor abnormal,
NEC (R00-R99)
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab luar
tertentu (S00-T98)

Blok-blok di dalam bab ini adalah:


K00-K14 Penyakit rongga mulut, kelenjar saliva dan rahang
K20-K31 Penyakit esofagus, lambung dan duodenum
K35-K38 Penyakit appendix
K40-K46 Hernia
K50-K52 Enteritis dan kolitis non-infektif
K55-K63 Penyakit-penyakit usus lainnya
K65-K67 Penyakit-penyakit peritoneum
K70-K77 Penyakit-penyakit hati
K80-K87 Kelainan kandung empedu, saluran empedu, dan
pankreas.
K90-K93 Penyakit lain pada sistem pencernaan

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sebagai berikut:


K23* Kelainan esofagus pada penyakit c. e.
K67* Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e.
K77* Kelainan hati pada penyakit c. e.
K87* Kelainan kandung empedu, saluran empedu, dan pankreas
pada penyakit c. e..
K93* Kelainan lain organ pencernaan pada penyakit c. e.
[c. e. = classified elsewhere, yang diklasifikasikan di bagian lain]

Penyakit rongga mulut, kelenjar saliva dan rahang


(K00-K14)
K00 Kelainan perkembangan dan erupsi gigi
Kecuali: Gigi embedded dan impacted (K01.-)
K00.0 Anodontia
Hipodontia, oligodontia
K00.1 Supernumerary teeth
Distomolar, paramolar, molar IV,
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Mesiodens, gigi tambahan


K00.2 Kelainan ukuran dan bentuk gigi
Concrescence [penebalan], fusi, dan geminasi [kembaran] gigi
Dens: evaginatus, invaginatus, in dente [dalam gigi]
Enamel pearls, gigi berbentuk runcing, taurodontism,
Makrodontia, mikrodontia
Tuberkulum paramolare
Kecuali: tuberculum Carabelli dianggap variasi normal dan tidak
dikode
K00.3 Mottled teeth [gigi berbercak atau berbintik]
Fluorosis gigi, bercak enamel, keopakan enamel non-fluorida
[akibat minum air dengan fluorida >1 ppm, enamel opak putih
sampai coklat, dan gigi amat tahan terhadap karies]
Kecuali: deposits [accretions] pada gigi (K03.6)
K00.4 Kekacauan dalam pembentukan gigi
Aplasia dan hipoplasia sementum,
Dilaserasi gigi, odontoplasia regional, gigi Turner
Hipoplasia enamel (prenatal) (postnatal) (neonatal)
Kecuali: mottled teeth (K00.3)
gigi Hutchinson dan molar mulberry pada sifilis kongenital
(A50.5)
[gigi Hutchinson: insisor 1/3 tengah mengecil sehingga
ujungnya cekung]
[molar mulberry: pengecilan dan bentuk dengan lobulus
pada molar]
K00.5 Kekacauan herediter struktur gigi, NEC
Displasia dentin, shell teeth
Amelogenesis, dentinogenesis, dan odontogenesis: imperfecta
[penyakit autosom dominan yang menyebabkan hipoplasia berat
enamel]
K00.6 Kekacauan erupsi gigi
Dentia praecox
Erupsi prematur gigi, gigi (desidua) lepas prematur
Natal dan neonatal tooth [gigi pada waktu lahir dan neonatus]
Gigi primer persisten [retained, tidak lepas]
K00.7 Teething syndrome
K00.8 Kelainan lain perkembangan gigi
Perubahan warna sewaktu pembentukan gigi,
Staining [penodaan] intrinsik gigi NOS
[gigi gelap akibat tetrasiklin diakhir kehamilan atau pada usia
sampai 9 tahun]
K00.9 Kelainan perkembangan gigi, tidak dijelaskan
Kelainan odontogenesis NOS

K01 Gigi embedded dan impacted


Kecuali: Gigi embedded dan impacted, posisinya atau gigi di dekatnya
abnormal (K07.3)
K01.0 Gigi embedded

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

[gigi yang erupsinya gagal tanpa dihalangi oleh gigi lain]


K01.1 Gigi impacted
[gigi yang erupsinya gagal karena dihalangi oleh gigi lain]

K02 Dental caries


K02.0 Karies terbatas pada enamel
Lesi bintik putih (karies awal)
K02.1 Karies pada dentin
K02.2 Karies pada sementum
K02.3 Karies gigi terhenti
K02.4 Odontoklasia
Melanodontia infantil; melanodontoklasia
K02.8 Karies gigi lainnya
K02.9 Karies gigi, tidak dijelaskan

K03 Penyakit lain pada jaringan keras gigi


Kecuali: Bruxism (F45.8), teeth-grinding NOS (F45.8); karies gigi
(K02.-)
K03.0 Attrisi gigi berlebihan
Kerusakan akibat pemakaian pada bagian approximal atau
oklusal [gigitan] gigi
[bisa akibat diet abrasif, penuaan, atau bruxisme (menggesekkan
gigi)]
K03.1 Abrasio gigi
Abrasi gigi karena dentifrice (pasta atau bubuk pembersih gigi),
Abrasi gigi karena: kebiasaan, pekerjaan, agama, tradisi
Cacad baji (wedge) pada gigi
K03.2 Erosi gigi
Erosi gigi: NOS, idopatik, pekerjaan
Erosi gigi akibat: diet, drugs dan obat medis, muntah persisten
K03.3 Resorpsi patologis gigi
Resorpsi gigi (eksternal), granuloma internal pada pulpa
K03.4 Hipersementosis
Hiperplasia sementum
K03.5 Ankilosis gigi
K03.6 Deposits [accretions] pada gigi
Deposit pada gigi: betel (pinang) , tembakau, hitam, hijau,
materia alba, orange
Staining gigi: NOS, ekstrinsik NOS
Kalkulus [karang] gigi pada subgingiva atau supragingiva
[kalkulus: plak kalsifikasi dekat muara kelenjar saliva di
permukaan buccal molar atas, permukaan lingual gigi anterior
bawah]
K03.7 Perubahan warna pasca-erupsi pada jaringan keras gigi

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

[penuaan, merokok, nekrosis pulpa, deposit hemosiderin di pulpa


pasca-trauma]
Kecuali: deposit gigi (K03.6)
K03.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada jaringan keras gigi
Radiasi enamel, dentin sensitif
K03.9 Penyakit jaringan keras gigi, tidak dijelaskan

K04 Penyakit pulpa dan jaringan periapex


K04.0 Pulpitis
Abses atau polip pulpa
Pulpitis: akut, suppuratif, kronik (hiperplastik) (ulseratif)
[pulpitis dan sekuel lokalnya terjadi ketika karies menyebar ke
dalam dentin]
K04.1 Nekrosis pulpa
Gangren pulpa
K04.2 Degenerasi pulpa
Dentikel;
Kalsifikasi atau batu pulpa
K04.3 Pembentukan jaringan keras abnormal di dalam pulpa
Dentin sekunder atau irreguler
K04.4 Periodontitis apex akut yang berasal dari pulpa
Periodontitis apeks akut NOS
K04.5 Periodontitis apex kronik
Granuloma apex atau periapex, periodontitis apex NOS
K04.6 Abses periapex dengan sinus
Abses gigi atau alveolus gigi dengan sinus
K04.7 Abses periapex tanpa sinus
Abses NOS pada: gigi, alveolus gigi, periapex
K04.8 Kista radiks [akar gigi]
Kista: apex (periodontium), periapex, sisa akar
Kecuali: kista periodontium lateral (K09.0)
K04.9 Penyakit lain dan tidak dijelaskan pada jaringan pulpa
dan periapex

K05 Gingivitis dan penyakit periodontium


K05.0 Gingivitis akut
Kecuali: gingivitis ulseratif nekrotikans akut (A69.1)
gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2)
K05.1 Gingivitis kronik
Gingivitis (kronik): NOS, deskuamasi, hiperplastik, simple
marginal, ulseratif
K05.2 Periodontitis akut
Perikoronitis akut, abses parodontium, abses periodontium
Kecuali: periodontitis apex akut (K04.7)
abses periapex (K04.7), abses periapex dengan sinus
(K04.6)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K05.3 Periodontitis kronik


Perikoronitis kronik, periodontitis: NOS, kompleks, simplex
K05.4 Periodontosis
Periodontosis juvenile [remaja]
K05.5 Penyakit periodontium lain
K05.6 Penyakit periodontium, tidak dijelaskan
[periodontium mencakup ligamen periodontium, gingiva,
sementum, tulang alveolaris]

K06 Kelainan lain pada gingiva dan puncak alveolus tanpa gigi
(edentulous)
Kecuali: Atrofi puncak alveolus edentulous (K08.2) [gusi edentulous]
Gingivitis: akut (K05.0), NOS (K05.1), kronik (K05.1)
K06.0 Resesi gingiva
Resesi gingiva (umum) (lokal) (pasca infeksi) (pasca bedah)
K06.1 Pembesaran gingiva
Fibromatosis gingiva
K06.2 Lesi gingiva dan edentulous alveolar ridge akibat trauma
Hiperplasia iritatif puncak edentulus (hiperplasia karena gigi
palsu)
Gunakan kode bab dari XX untuk identifikasi penyebab eksternal.
K06.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada gingiva dan
edentulous alveolar ridge
Epulis fibrosa, epulis giant cells, flabby ridge [epulis = bengkak
kecil pada rahang]
Granuloma sel raksasa perifer, granuloma piogenik gusi
K06.9 Kelainan pada gingiva dan gusi edentulus, tidak
dijelaskan

K07 Anomali dentofasialis [Termasuk maloklusi]


Maloklusi adalah penyimpangan kontak normal gigi maksila dan
gigi mandibula. Keadaan ini bisa akibat rahang terlalu kecil atau gigi
terlalu besar. Crrossbite adalah posisi pinggir buccal gigi bawah lebih
eksternal daripada gigi di atasnya.
Kecuali: Hiperplasia atau hipoplasia kondilus unilateral (K10.8),
Atrofi atau hipertrofi hemifasial (Q67.4)

K07.0 Anomali mayor ukuran rahang


Hiperplasia atau hipoplasia mandibula atau maksilla
Makrognathism atau micrognathism (mandibula) (maxilla) [gnath
= rahang]
Kecuali: akromegali (E22.0), sindroma Robin (Q87.0)
K07.1 Anomali hubungan rahang dengan dasar tengkorak
Asimetri rahang,
Prognathism (mandibula) (maxilla)
Retrognathism (mandibula) (maxilla)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K07.2 Anomali hubungan arkus dentis (lengkung susunan gigi)


Crossbite (anterior) (posterior), openbite (anterior) (posterior);
Overbite (berlebihan): dalam, horizontal, vertikal
Disto-oklusi, mesio-oklusi,
Oklusi lingualis posterior pada gigi mandibula
Deviasi garis tengah arkus dentin, overjet
K07.3 Anomali posisi gigi
Gigi: bertumpuk, diastema, pergeseran, rotasi, jarak abnormal,
transposisi
Gigi embedded dan impacted, posisi gigi tersebut atau gigi di
dekatnya abnormal
Gigi impacted atau embedded, posisi gigi tersebut atau di
dekatnya abnormal
Kecuali: gigi embedded dan impacted tanpa posisi abnormal
(K01.-)
K07.4 Maloklusi, tidak dijelaskan
K07.5 Kelainan fungsional dentofasialis
Penutupan rahang abnormal
Maloklusi karena: menelan abnormal; bernafas di mulut;
kebiasaan lidah, bibir atau jari
Kecuali: bruxism (F45.8); teeth-grinding NOS (F45.8)
K07.6 Kelainan sendi temporomandibularis
Kompleks atau sindroma Costen, kerusakan sendi temporo-
mandibularis
Snapping jaw,
Sindroma sendi-nyeri-disfungsi temporomandibula
Kecuali: sendi temporomandibula saat ini: dislokasi (S03.0),
terkilir (S03.4)
K07.8 Anomali dentofasialis lainnya
K07.9 Anomali dentofasialis, tidak dijelaskan

K08 Kelainan lain pada gigi dan jaringan penyokongnya


K08.0 Exfoliasi gigi (lapisan terkelupas) akibat penyebab
sistemik
K08.1 Kehilangan gigi akibat kecelakaan, pencabutan atau
penyakit periodontal lokal
K08.2 Atrofi puncak alveolaris edentulus
K08.3 Akar gigi tertinggal
K08.8 Kelainan lain pada gigi dan struktur penyokong yang
dijelaskan
Pembesaran puncak alveolaris NOS, prosesus alveolaris irregular,
Sakit gigi NOS
K08.9 Kelainan pada gigi dan struktur penyokong, tidak
dijelaskan

K09 Kista daerah mulut, not elsewhere classified

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Termasuk: Lesi dengan gambaran histologis kista aneurisma dan lesi


fibro-ossea lain
Kecuali: Kista akar gigi (K04.8)
K09.0 Kista odontegik perkembangan
Kista: dentigerosa, erupsi, folikuler, gusi, periodontium lateralis,
primordial
Keratokista
K09.1 Kista perkembangan (non-odontogenik) daerah mulut
Kista: globulomaksilla, incisive canal, palatum median,
nasopalatina, papilla palatina
K09.2 Kista rahang lainnya
Kista rahang: NOS, aneurisma, perdarahan, traumatika
Kecuali: kista tulang laten pada rahang(K10.0), kista Stafne
(K10.0)
K09.8 Kista lain daerah mulut, not elsewhere classified
Kista dermoid, kista epidermoid, atau kista limfoepitel pada
mulut
Kista nasoalveolaris, kista nasolabialis, Epsteins pearl,
K09.9 Kista daerah mulut, tidak dijelaskan

K10 Penyakit rahang lainnya


K10.0 Kelainan perkembangan rahang
Kista tulang laten pada rahang, kista Stafne,
Torus mandibularis, torus palatinus
K10.1 Granuloma sel raksasa, sentral
Granuloma sel raksasa NOS
Kecuali: granuloma sel raksasa perifer (K06.8)
K10.2 Kondisi peradangan rahang
Osteitis, osteomielitis (neonatus), osteoradionekrosis, periostitis
pada rahang (akut) (kronik) (supuratif)
Sequestrum tulang rahang
Gunakan kode bab dari XX untuk identifikasi radiasi, kalau akibat
radiasi.
K10.3 Alveolitis rahang
Osteitis alveolaris, dry socket
K10.8 Penyakit lain rahang yang dijelaskan
Cherubismus
Rahang dengan: exostosis, displasia fibrosa:
Hiperplasia atau hipoplasia kondilus unilateral
K10.9 Penyakit rahang, tidak dijelaskan

K11 Penyakit kelenjar saliva


K11.0 Atrofi kelenjar saliva
K11.1 Hipertrofi kelenjar saliva
K11.2 Sialoadenitis
Kecuali: parotitis epidemika (B26.-), demam uveoparotid
[Heerfordt] (D86.8)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K11.3 Abses kelenjar saliva


K11.4 Fistula kelenjar saliva
Kecuali: fistula kongenital (Q38.4)
K11.5 Sialolithiasis
Kalkulus atau batu pada kelenjar atau saluran saliva
K11.6 Mucocele kelenjar saliva
Kista ekstravasasi mukus atau kista retensi mukus pada kelenjar
saliva,
Ranula
K11.7 Kekacauan sekresi saliva
Hipoptyalism, ptyalism, xerostomia (mulut kering)
Kecuali: mulut kering NOS (R68.2)

K11.8 Penyakit lain kelenjar saliva


Lesi limfoepitel jinak kelenjar saliva
Sialometaplasia nekrotikans, sialektasia, penyakit Mikulicz
Stenosis atau striktura saluran saliva
Kecuali: sindroma sicca (Sjgren) (M35.0)
[Sindroma Sjogren adalah radang sistemik kronik yang
penyebabnya tidak diketahui, khas dengan keringnya mulut, mata
dan membran mukosa lain.]
K11.9 Penyakit kelenjar saliva, tidak dijelaskan
Sialoadenopati NOS

K12 Stomatitis dan lesi yang terkait


Kecuali: Cancrum oris, stomatitis gangrenosa, noma (A69.0)
Gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2),
cheilitis (K13.0)
K12.0 Recurrent oral aphthae [ulkus mulut berulang]
Stomatitis aphtosa (mayor) (minor), aphthae Bednar, ulkus
aphthosa rekurens
Periadenitis mukosa nekrotikans rekurens, stomatitis
herpetiformis
[Stomatitis aphthosa rekurens (sariawan) biasanya aphthae
minor dengan
diameter <1 cm, tunggal atau dalam kelompok kecil, sembuh
tanpa bekas.]
K12.1 Bentuk lain stomatitis
Stomatitis: NOS, gigi palsu, ulseratif, vesikuler
K12.2 Sellulitis dan abses mulut
Selulitis (lantai) mulut,
Abses submandibula
Kecuali: abses: periapex (K04.6-K04.7), periodontium (K05.2)
abses: kelenjar saliva (K11.3), lidah (K14.0), peritonsil
(J36)

K13 Penyakit lain bibir dan mukosa mulut

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Termasuk: Kekacauan epitel lidah


Kecuali: Penyakit tertentu pada gusi dan gusi edentulus (K05-K06),
Kista mulut (K09.-), stomatitis dan lesi terkait (K12.-),
Penyakit lidah (K14.-)

K13.0 Penyakit bibir


Cheilitis:NOS, angularis, exfoliatif, glandularis
Cheilodynia, cheilosis, perlche NEC
Kecuali: ariboflavinosis, perlche defisiensi riboflavin (E53.0)
perlche akibat kandidiasis (B37.8), cheilitis akibat
kelainan radiasi (L55-L59)
K13.1 Menggigit pipi dan bibir
K13.2 Leukoplakia dan kerusakan lain epitel mulut, Termasuk
lidah
Erythroplakia atau leukoedema pada epitel mulut, Termasuk
lidah
Leukokeratosis nikotina palati, palatum perokok (smoker's
palate)
Kecuali: leukoplakia berambut (K13.3)
K13.3 Hairy leukoplakia (berambut)
K13.4 Granuloma dan lesi mirip granuloma pada mukosa mulut
Granuloma eosinofilia mukosa mulut, granuloma piogenik mukosa
mulut,
Xanthoma verrukosa mukosa mulut
K13.5 Fibrosis submukosa mulut
Fibrosis submukosa lidah

K13.6 Hiperplasia iritatif mukosa mulut


Kecuali: hiperplasia iritatif gusi edentulous [hiperplasia gigi
palsu] (K06.2)
K13.7 Lesi lain dan tidak dijelaskan pada mukosa mulut
Musinosis mulut terfokus

K14 Penyakit lidah


Kecuali: Eritroplakia, leukoplakia, leukoedema, hiperplasia epitel
terfokus: lidah (K13.2)
Leukoplakia berambut (K13.3), fibrosis submukosa lidah
(K13.5),
Makroglosia (kongenital) (Q38.2)
K14.0 Glossitis
Abses lidah, ulserasi (traumatika) pada lidah
Kecuali: glositis atrofi (K14.4)
K14.1 Geographic tongue lidah terkelupas
Glositis migrasi jinak, glositis areata exfoliativa
K14.2 Median rhomboid glossitis (radang lidah dengan nodul
di tengah lidah
K14.3 Hipertrofi papilla lidah

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Lidah hitam berambut, lingua villosa nigra, lidah berselaput,


hipertrofi papilla foliata
K14.4 Atrofi papilla lidah
Glossitis atrofika
K14.5 Plicated tongue (lidah dengan lipatan-lipatan paralel
Lidah: retak, berlekuk, berkantong
Kecuali: lidah retak kongenita (Q38.3)
K14.6 Glossodinia
Glossopirosis, lidah nyeri
K14.8 Penyakit lain lidah
Lidah dengan: atrofi, pembesaran atau hipertrofi lidah
K14.9 Penyakit lidah, tidak dijelaskan:
Glossopati NOS

Penyakit esofagus, lambung dan duodenum (K20-K31)


Kecuali: hiatus hernia (K44.-)

K20 Esofagitis
Abses esofagus; esofagitis: NOS, zat kimia, peptik
Kecuali: esofagitis reflux (K21.0), dengan gastroesophageal reflux
disease (GERD) (K21.0)
erosi esofagus (K22.1),

K21 Gastroesophageal reflux disease (GERD)


K21.0 Penyakit reflux gastro-esofagus dengan esofagitis:
Esofagitis reflux
K21.9 Penyakit reflux gastro-esofagus tanpa esofagitis:
Reflux esofagus NOS

K22 Penyakit lain esofagus


Kecuali: varises esofagus(I85.-)
K22.0 Akhalasia kardia:
Akhalasia NOS [akibat peristalsis esofagus gagal, sfingter
esofagus kurang relaksasi]
Kardiospasme [spasme singter esofagus dekat lambung]
Kecuali: kardiospasme kongenital (Q39.5)
K22.1 Ulkus esofagus:
Erosi esofagus
Ulkus esofagus: NOS, akibat jamur, peptik, makan zat kimia atau
obat-obatan
Esofagitis ulseratif
Gunakan kode tambahan (Champter XX) untuk identifikasi
penyebab
K22.2 Obstruksi esofagus
Esofagus dengan: kompresi, konstriksi, stenosis, atau striktura
Kecuali: stenosis atau striktura esofagus kongenital (Q39.3)
K22.3 Perforasi esofagus

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Ruptur esofagus
Kecuali: perforasi traumatika esofagus (torakalis) (S27.8)
K22.4 Diskinesia esofagus
Esofagus corkscrew (pembuka sumbat botol), spasme (diffus)
esofagus
Kecuali: kardiospasme (K22.0)
K22.5 Divertikulum esofagus, didapat
Esophageal pouch [kantong esofagus]
Kecuali: divertikulum esofagus (kongenital) (Q39.6)
K22.6 Sindroma laserasi-perdarahan gastro-esofagus:
Sindroma Mallory-Weiss
K22.7 Esophagus Barrett
Penyakit Barrett, sindroma Barrett
Kecuali: Ulkus Barrett (K22.1)
K22.8 Penyakit esofagus lain yang dijelaskan:
Perdarahan esofagus NOS
K22.9 Penyakit esofagus, tidak dijelaskan

K23* Kelainan esofagus pada penyakit c. e.


K23.0* Esofagitis tuberkolusa (A18.8)
K23.1* Megaesofagus pada penyakit Chagas (B57.3)
K23.8* Kelainan esofagus penyakit lain c. e..

Subdivisi karakter keempat berikut digunakan untuk kategori


K25-K28:
.0 Akut dengan perdarahan
.1 Akut dengan perforasi
.2 Akut dengan perdarahan dan perforasi
.3 Akut tanpa perdarahan atau perforasi
.4 Kronik atau tidak dijelaskan dengan perdarahan
.5 Kronik atau tidak dijelaskan dengan perforasi
.6 Kronik atau tidak dijelaskan dengan perdarahan dan
perforasi
.7 Kronik tanpa perdarahan atau perforasi
.9 Tidak jelas akut atau kronik, tanpa perdarahan atau
perforasi

K25 Gastric ulcer - tukak lambung


Termasuk: Erosi (akut) lambung, ulkus (peptik) pilorus, ulkus (peptik)
lambung
Kecuali: Gastritis erosif hemoragika akut (K29.0), ulkus peptikum NOS
(K27.-)

K26 Duodenal ulcer tukak duodenum


Termasuk: Erosi (akut) duodenum; ulkus (peptik): duodenum,
postpilorika
Kecuali: Ulkus peptikum NOS (K27.-)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K27 Peptic ulcer, situs tidak dijelaskan


Termasuk: Ulkus gastroduodenum NOS, ulkus peptikum NOS
Kecuali: Ulkus peptikum neonatus (P78.8)

K28 Gastrojejunal ulcer tukak gastrojejunum


Termasuk: Ulkus (peptik) atau erosi: gastrokolika, gastrointestinum,
gastrojejunum, jejunum, anastomotik, marginal, stoma
Kecuali: Ulkus primer usus halus (K63.3)

K29 Gastritis dan duodenitis


Kecuali: Gastritis atau gastroenteritis eosinophilika (K52.8)
Sindroma Zollinger-Ellison (E16.4)
K29.0 Gastritis hemoragika akut
Gastritis akut (erosif) dengan perdarahan
Kecuali: erosi (akut) lambung (K25.-)
K29.1 Gastritis akut lain
K29.2 Gastritis alkoholik
K29.3 Gastritis kronik superfisialis
K29.4 Gastritis atrofika kronik
Atrofi lambung
K29.5 Gastritis kronik, tidak dijelaskan
Gastritis kronik: antrum, fundus
K29.6 Gastritis lain
Gastritis hiperrofi raksasa, gastritis granulomatosa, penyakit
Mntrier
K29.7 Gastritis, tidak dijelaskan
K29.8 Duodenitis
K29.9 Gastroduodenitis, tidak dijelaskan

K30 Dyspepsia
Indigestion
Kecuali: Dispepsia nervosa, neurotik atau psikogenik (F45.3);
heartburn (R12)

K31 Penyakit lain lambung dan duodenum


Termasuk: Kelainan fungsional lambung
Kecuali: Divertikulum duodenum (K57.0-K57.1),
Perdarahan lambung (K92.0-K92.2)
K31.0 Dilatasi akut lambung
Distensi akut lambung
K31.1 Stenosis pilorus hipertrofik dewasa
Stenosis pilorus NOS
Kecuali: stenosis pilorus kongenital atau infantil (Q40.0)
K31.2 Penyempitan gelas-pasir (hourglass stricture) dan
stenosis lambung
Kecuali: kontraksi hourglass lambung (K31.8), lambung
hourglass kongenital (Q40.2);

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K31.3 Pylorospasm, not elsewhere classified


Kecuali: pylorospasm: neurotik atau psikogenik (F45.3),
kongenital/infantile (Q40.0)
K31.4 Divertikulum lambung
Kecuali: divertikulum lambung kongenital(Q40.2)

K31.5 Obstruksi duodenum


Duodenum dengan: penyempitan, stenosis, atau striktura; Ileus
duodenum (kronik)
Kecuali: stenosis kongenital duodenum (Q41.0)
K31.6 Fistula lambung dan duodenum
Fistula gastrokolika; fistula gastrojejunokolika
K31.7 Polip lambung dan duodenum
Kecuali: polip adenomatosa lambung (D13.1)
K31.8 Penyakit lambung dan duodenum lain yang dijelaskan
Achlorhydria, gastroptosis, kontraksi pasir-waktu (hourglass)
lambung
K31.9 Penyakit lambung dan duodenum, tidak dijelaskan

Penyakit appendiks (K35-K38)


K35 Appendisitis akut
K35.0 Appendisitis akut dengan peritonitis umum
Appendisitis (akut) dengan:
perforasi, rupture
peritonitis (umum)(lokal) menyusul ruptur atau perforasi,
K35.1 Appendisitis akut dengan abses peritoneum
Abses appendiks
K35.9 Appendisitis akut, tidak dijelaskan
Appendisitis akut dengan peritonitis, lokal atau NOS
Appendisitis akut tanpa: perforasi, abses peritoneum, peritonitis
umum, ruptur

K36 Appendisitis lain


Appendisitis: kronik, rekurens (berulang)

K37 Appendisitis yang tidak dijelaskan

K38 Penyakit lain appendiks


K38.0 Hyperplasia appendiks
K38.1 Concretions (massa padat) appendiks
Faekalith atau sterkolith appendiks
K38.2 Divertikulum (kantong kecil yang terbentuk di dinding)
appendiks
K38.3 Fistula appendiks
K38.8 Penyakit lain appendiks yang dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Intussusception (dinding memasuki dinding lain seperti


teleskop-) appendix
K38.9 Penyakit appendiks, tidak dijelaskan

Hernia (K40-K46)
Note: Hernia obstruksi dengan gangren yang diklasifikasikan pada
hernia dengan gangren.
Termasuk: Hernia: didapat, rekurens, kongenital (kecuali hernia
diafragma atau hiatus)

K40 Hernia inguinalis


Termasuk: Bubonokel, hernia skrotalis,
Hernia inguinalis: NOS, direct, indirect, double, oblique
K40.0 Hernia inguinalis bilateral, dengan obstruksi, tanpa
gangren
K40.1 Hernia inguinalis bilateral, dengan gangren
K40.2 Hernia inguinalis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia inguinalis bilateral NOS
K40.3 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan
obstruksi, tanpa gangren
Hernia inguinalis (unilateral), tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K40.4 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan
gangren
Hernia inguinalis NOS dengan gangren
K40.9 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, tanpa
obstruksi atau gangren
Hernia inguinalis (unilateral) NOS

K41 Hernia femoralis


K41.0 Hernia femoralis bilateral, dengan obstruksi, tanpa
gangren
K41.1 Hernia femoralis bilateral, dengan gangren
K41.2 Hernia femoralis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia femoralis bilateral NOS
K41.3 Hernia femoralis unilateral or tidak jelas, dengan
obstruksi, tanpa gangren
Hernia femoralis (unilateral), tanpa gangren: inkarserasi,
strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K41.4 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, dengan
gangren
K41.9 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, tanpa
obstruksi atau gangren
Hernia femoralis (unilateral) NOS

K42 Hernia umbilikalis


Termasuk: Hernia paraumbilikalis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: Omphalocele (Q79.2)


K42.0 Hernia umbilikalis dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia umbilikalis, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K42.1 Hernia umbilikalis dengan gangren
Hernia umbilikalis gangrenosa
K42.9 Hernia umbilikalis tanpa obstruksi atau gangren
Hernia umbilikalis NOS

K43 Hernia ventralis


Termasuk: Hernia: epigastrika atau insisional [tempat sayatan]
K43.0 Hernia ventralis dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia ventralis, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K43.1 Hernia ventralis dengan gangren
Hernia ventralis gangrenosa
K43.9 Hernia ventralis tanpa obstruksi atau gangren
Hernia ventralis NOS

K44 Hernia diafragmatika


Termasuk: Hiatus hernia (esofagus)(sliding); hernia paraesofagus
Kecuali: Hernia kongenital: hiatus (Q40.1), diaphragmatika: (Q79.0)

K44.0 Hernia diafragmatika dengan obstruksi, tanpa gangren


Hernia diafragmatika, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K44.1 Hernia diafragmatika dengan gangren
Hernia diafragmatika gangrenosa
K44.9 Hernia diafragmatika tanpa obstruksi atau gangren
Hernia diafragmatika NOS

K45 Hernia abdominalis lainnya


Termasuk: Hernia: abdominalis dengan situs dijelaskan NEC
Hernia: lumbalis, obturator, pudendum, retroperitoneum,
siatika
K45.0 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan
obstruksi, tanpa gangren.
Kondisi pada K45, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K45.1 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan gangren
Kondisi pada K45 yang dinyatakan gangrenosa
K45.8 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan tanpa obstruksi
atau gangren

K46 Hernia abdominalis yang tidak dijelaskan


Termasuk: Enterokel, epiplokel, hernia: NOS, interstitialis,
intestinum, intra-abdomen

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: Enterokel vaginalis (N81.5)


K46.0 Hernia abdominalis dengan obstruksi yang tidak jelas,
tanpa gangren
Kondisi pada K46, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K46.1 Hernia abdominalis yang tidak jelas, dengan gangrene
Kondisi pada K46 yang dinyatakan gangrenosa
K46.9 Hernia abdominalis yang tidak jelas, tanpa obstruksi
atau gangren
Hernia abdominalis NOS

Kolitis dan enteritis non-infektif (K50-K52)


Termasuk: Penyakit usus dengan radang non-infeksi
Kecuali: Irritable bowel syndrome (K58.-), megakolon (K59.3)

K50 Penyakit Crohn [enteritis regionalis]


Termasuk: enteritis granulomatosa
Kecuali: kolitis ulseratif (K51.-)
K50.0 Penyakit Crohn pada usus halus:
Penyakit Crohn [regional enteritis] pada: duodenum, ileum,
jejunum
Ileitis: regionalis, terminalis
Kecuali: kalau bersamaan dengan penyakit Crohn pada usus
besar (K50.8)
K50.1 Penyakit Crohn pada usus besar
Kolitis: granulomatosa, regionalis
Penyakit Crohn [enteritis regionalis] pada: kolon, usus besar,
rektum
Kecuali: penyakit Crohn pada usus halus dan usus besar
(K50.8)
K50.8 Penyakit Crohn lainnya
Penyakit Crohn pada usus halus dan usus besar
K50.9 Penyakit Crohn, tidak dijelaskan
Regional enteritis NOS

K51 Kolitis ulseratif


K51.0 Pankolitis ulseratif (kronik)
Termasuk: ileitis backwash
K51.2 Proktitis ulseratif (kronik)
K51.3 Rektosigmoiditis ulseratif (kronik)
K51.4 Polip radang
K51.5 Kolitis sisi kiri
Termasuk: hemikolitis kiri
K51.8 Kolitis ulseratif lainnya
K51.9 Kolitis ulseratif, tidak dijelaskan

K52 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K52.0 Gastroenteritis dan kolitis akibat radiasi


K52.1 Gastroenteritis dan kolitis toksik
K52.2 Gastroenteritis dan kolitis alergi dan dietetik
Gastrokolitis atau kolitis hipersensitifitas makanan
K52.3 Kolitis indeterminata
K52.8 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lain yang
dijelaskan
Gastritis atau gastroenteritis eosinofilik
K52.9 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif, tidak dijelaskan
Diare, enteritis, ileitis, jejunitis, atau sigmoiditis: dinyatakan
tidak menular.
Kecuali: kolitis, diare, enteritis, atau gastroenteritis:
infeksiosa (A09)
asal-usul tidak dijelaskan (A09)
diare psikogenik (F45.3), diare fungsional (K59.1),
diare neonatus (non-infektif) (P78.3)

Penyakit-penyakit lain usus (K55-K63)


K55 Kelainan vaskular usus
Kecuali: Enterokolitis nekrotikans fetus atau neonatus (P77)
K55.0 Kelainan vaskular akut pada usus
Kolitis iskemi fulminant, infark usus, iskemi usus halus: yang
dinyatakan akut
(Arteri)(vena) mesenterika dengan: emboli, infark, atau
thrombosis
Kolitis iskemik subakut
K55.1 Kelainan vaskular kronik pada usus
Kolitis, enteritis, enterokolitis: yang dinyatakan iskemia kronik
Striktura iskemik usus, aterosklerosis mesenterium, insuffisiensi
vaskuler mesenterium
K55.2 Angiodisplasia kolon
K55.8 Kelainan vaskular lain pada usus
K55.9 Kelainan vaskular usus, tidak dijelaskan
Kolitis iskemik NOS, enteritis iskemik NOS, enterokolitis iskemik
NOS

K56 Ileus paralitika dan obstruksi usus tanpa hernia


Kecuali: Obstruksi duodenum (K31.5), striktura iskemik usus (K55.1),
Stenosis anus atau rektum (K62.4), obstruksi usus pascabedah
(K91.3),
Ileus mekonium (E84.1), striktura atau stenosis kongenital
usus (Q41-Q42)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K56.0 Ileus paralitika


Paralisis: usus, kolon, usus besar
Kecuali: ileus batu empedu (K56.3), ileus obstruktif NOS
(K56.6), ileus NOS (K56.7)
K56.1 Intussusception
Intususepsi atau invaginasi: usus, usus besar, kolon, rektum
Kecuali: intususepsi appendix (K38.8)
K56.2 Volvulus
Kolon atau usus yang: terjepit (strangulasi), bengkok (torsio),
atau terpuntir
K56.3 Ileus batu empedu
Obstruksi usus oleh batu empedu
K56.4 Hambatan [impaction] lain pada usus:
Enterolith, hambatan feses, hambatan pada kolon
K56.5 Adhesi [bands] usus dengan obstruksi
Adhesi [bands] peritoneum dengan obstruksi usus
K56.6 Obstruksi usus lainnya dan tidak dijelaskan
Enterostenosis, ileus obstruksi NOS
Usus atau kolon dengan: oklusi, stenosis atau striktura
Kecuali: obstruksi usus neonatus lain atau tidak dijelaskan yang
bisadiklasifikasikan pada P76.8, P76.9
K56.7 Ileus, tidak dijelaskan

K57 Penyakit divertikulum usus


Termasuk: Usus (halus) (besar) dengan: divertikulitis, divertikulosis,
atau divertikulum
Kecuali: Divertikulum: appendix (K38.2), Meckel (Q43.0), kongenital
usus (Q43.8)
K57.0 Penyakit divertikulum usus halus dengan perforasi dan
abses
Penyakit divertikulum usus halus dengan peritonitis
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar dengan
perforasi dan abses ((57.4)
K57.1 Penyakit divertikulum usus halus tanpa perforasi atau
abses
Penyakit divertikulum usus halus NOS
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar tanpa
perforasi atau abses ((57.5)
K57.2 Penyakit divertikulum usus besar dengan perforasi dan
abses
Penyakit divertikulum kolon dengan peritonitis
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar dengan
perforasi dan abses ((57.4)
K57.3 Penyakit divertikulum usus besar tanpa perforasi atau
abses
Penyakit divertikulum kolon NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar tanpa


perforasi atau abses ((57.5)
K57.4 Penyakit divertikulum usus halus dan kolon dengan
perforasi dan abses
Penyakit divertikulum usus halus dan besar dengan peritonitis
K57.5 Penyakit divertikulum usus halus dan besar tanpa
perforasi atau abses
Penyakit divertikulum usus halus dan besar NOS
K57.8 Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas,
dengan perforasi dan abses
Penyakit divertikulum usus NOS dengan peritonitis
K57.9 Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas, tanpa
perforasi atau abses
Penyakit divertikulum usus NOS

K58 Irritable bowel syndrome [sindroma usus irritabel]


Termasuk: Irritable colon
K58.0 Irritable bowel syndrome dengan diare
K58.9 Irritable bowel syndrome tanpa diare
Irritable bowel syndrome NOS

K59 Kelainan fungsional usus lainnya


Kecuali: Kelainan fungsional lambung (K31.-), malabsorbsi usus (K90.-)
Kelainan usus psikogenik (F45.3), perubahan kebiasaan usus
NOS (R19.4)
K59.0 Konstipasi
K59.1 Diare fungsional
K59.2 Usus neurogenik (gangguan fungsi syaraf usus), not
elsewhere classified
K59.3 Megakolon, not elsewhere classified
Dilatasi kolon, megakolon toksik
Kecuali: megakolon: kongenital (aganglionik), pada penyakit
Hirschsprung (Q43.1)
megakolon pada penyakit Chagas (B57.3),
K59.4 Spasme anus
Proktalgia fugax
K59.8 Kelainan fungsional usus lainnya yang dijelaskan
Atonia kolon
K59.9 Kelainan fungsional usus, tidak dijelaskan

K60 Fissure dan fistula daerah anus dan rektum


Kecuali: Dengan abses atau selulitis (K61.-)
K60.0 Fissura anus akut
K60.1 Fissura anus kronik
K60.2 Fissura anus, tidak dijelaskan
K60.3 Fistula anus

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K60.4 Fistula rektum


Fistula rektum ke kulit
Kecuali: fistula: vesikorektum (N32.1), rektovaginalis (N82.3).
K60.5 Fistula anorektum

K61 Abses daerah anus dan rektum


Termasuk: Abses atau selulitis dengan atau tanpa fistula di daerah
anus dan rektum
K61.0 Abses anus
Abses perianus
Kecuali: abses intrasfingter (K61.4)
K61.1 Abses rektum
Abses perirektum
Kecuali: abses iskiorektum (K61.3)
K61.2 Abses anorektum
K61.3 Abses iskiorektum
Abses fossa iskiorektum
K61.4 Abses intrasfingter

K62 Penyakit lain pada anus dan rektum


Termasuk: Anal canal
Kecuali: Hemoroid (I84.-), proktitis ulseratif (K51.2),
Malfungsi kolostomi dan enterostomi (K91.4), inkontinensia
feses (R15)
K62.0 Polip anus
K62.1 Polip rektum
Kecuali: polip adenomatosa (D12.8)
K62.2 Prolapsus ani
Prolapsus anal canal
K62.3 Prolapsus rektum
Prolapsus mukosa rektum
K62.4 Stenosis anus dan rektum
Striktura anus (sfingter)
K62.5 Perdarahan anus dan rektum
Kecuali: perdarahan rektum neonatus (P54.2)
K62.6 Ulkus anus dan rektum
Ulkus soliter, ulkus sterkoralis
Kecuali: fissura dan fistula anus dan rektum (K60.-), pada
kolitis ulseratif (K51.-)
K62.7 Proktitis radiasi
K62.8 Penyakit anus dan rektum lainnya yang dijelaskan
K62.9 Penyakit anus dan rektum, tidak dijelaskan

K63 Penyakit-penyakit usus lainnya


K63.0 Abses usus

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: abses appendiks (K35.1), abses daerah anus dan


rektum (K61.-)
dengan penyakit divertikulum (K57.-)
K63.1 Perforasi usus (non-traumatika)
Kecuali: perforasi (non-traumatika) pada: duodenum (K26.-),
appendiks (K35.0)
dengan penyakit divertikulum (K57.-)
K63.2 Fistula usus
Kecuali: fistula (dari):
duodenum (K31.6), appendiks (K38.3), daerah anus dan
rektum (K60.-)
vesiko-intestinum (N32.1), usus-genital perempuan (N82.2-
N82.4)
K63.3 Ulkus usus
Ulkus primer usus halus
Kecuali: ulkus (dari):
duodenum (K26.-), peptik, situs tak disebutkan
(K27.-)
gastrointestinum, gastrojejunum, jejunum (K28.-),
anus dan rektum (K62.6), kolitis ulseratif (K51.-)
K63.4 Enteroptosis
K63.5 Polip kolon
Kecuali: polip kolon adenomatosa (D12.6), poliposis kolon
(D12.6)
K63.8 Penyakit usus lainnya yang dijelaskan
K63.9 Penyakit usus, tidak dijelaskan

Penyakit peritoneum (K65-K67)


K65 Peritonitis
Kecuali: Peritonitis:
paroksismal ringan (E85.0),, periodic familial (E85.0),
dengan: appendisitis (K35.-), penyakit divetikulum usus
(K57.-)
menyusul abortus atau hamil ektopik atau hamil mola (O00-
O07, O08.0)
pelvis:, wanita (N73.3-N73.5),
nifas (O85), neonatus (P78.0-P78.1)
aseptik, kimiawi, akibat talkum atau zat asing lain (T81.6)
K65.0 Peritonitis akut
Peritonitis (akut): generalisata, pelvis laki-laki, subfrenika,
suppuratif
Abses: peritoneum, mesenterium, omentum, subhepatika,
subdiaphragmatika,
subfrenika, retroperitoneum, retrokaekum, abdominopelvis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K65.8 Peritonitis lain


Peritonitis proliferatif kronik, nekrosis lemak atau saponifikasi
mesenterium
Peritonitis akibat: empedu, urine
K65.9 Peritonitis, tidak dijelaskan

K66 Kelainan lain pada peritoneum


Kecuali: asites (R18)
K66.0 Adhesi peritoneum
Adhesi: usus, lambung, mesenterium, omentum, dinding perut,
diafragma, pelvis pria
Adhesive bands
Kecuali: adhesi [bands] (pada): dengan obstruksi usus (K56.5)
, pelvis wanita (N73.6)
K66.1 Haemoperitoneum
Kecuali: haemoperitoneum traumatika (S36.8)
K66.8 Kelainan peritoneum lainnya yang dijelaskan
K66.9 Kelainan peritoneum, tidak dijelaskan

K67* Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e.


K67.0* Peritonitis khlamidia (A74.8)
K67.1* Peritonitis gonokokus (A54.8)
K67.2* Peritonitis sifilitika (A52.7)
K67.3* Peritonitis tuberkulosa (A18.3)
K67.8* Kelainan lain peritoneum pada penyakit infeksi c. e.

Penyakit-penyakit liver (K70-K77)


Kecuali: Hepatitis virus (B15-B19), sindroma Reye (G93.7), jaundice
NOS (R17)
Penyakit Wilson (E83.0), haemochromatosis (E83.1)

K70 Penyakit hati alkoholik [alcoholic liver disease]


K70.0 Hati berlemak alkoholik [alcoholic fatty liver]
K70.1 Hepatitis alkoholik [alcoholic hepatitis]
K70.2 Fibrosis dan sklerosis alkoholik pada hati
K70.3 Sirosis hepatis alkoholik [alcoholic cirrhosis of liver]
Sirosis alkoholik NOS [alcoholic cirrhosis NOS]

K70.4 Gagal hati alkoholik [alcoholic hepatic failure]


Gagal hati alkoholik: NOS, akut, subakut, kronik, dengan atau
tanpa koma hepatika
K70.9 Penyakit hati alkoholik, tidak dijelaskan

K71 Toxic liver disease penyakit hati toksik


Termasuk: Penyakit hati akibat obat: idosinkratik (tak terduga), toksik
(bisa diduga)
Kecuali: Penyakit hati alkoholik (K70.-), sindroma Budd-Chiari (I82.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K71.0 Penyakit hati toksik dengan kholestasis


Kholestasis dengan kerusakan hepatosit; cholestasis murni.
K71.1 Penyakit hati toksik dengan nekrosis hati
Gagal hati (akut)(kronik) akibat obat-obatan
K71.2 Penyakit hati toksik dengan hepatitis akut
K71.3 Penyakit hati toksik dengan hepatitis kronik persisten
K71.4 Penyakit hati toksik dengan hepatitis lobularis kronik
K71.5 Penyakit hati toksik dengan hepatitis aktif kronik
Penyakit hati toksik dengan hepatitis lupoid
K71.6 Penyakit hati toksik dengan hepatitis, not elsewhere
classified
K71.7 Penyakit hati toksik dengan fibrosis dan sirrhosis hati
K71.8 Penyakit hati toksik dengan kelainan hati lainnya:
Penyakit hati toksik dengan:
hiperplasia nodul terfokus, granuloma hepatika,
peliosis hepatis, penyakit hati veno-oklusif.
K71.9 Penyakit hati toksik, tidak dijelaskan

K72 Hepatic failure, not elsewhere classified


Termasuk: Koma hepatika NOS, ensefalopati hepatika NOS,
Nekrosis (sel) hati dengan kegagalan hati
Atrofi atau distrofi hati kuning (yellow liver atrophy or
dystrophy)
Hepatitis dengan kegagalan hati: akut, fulminant atau
ganas
Kecuali: Gagal hati alkoholik (K70.4), dengan penyakit hati toksik
(K71.1)
Ikterus pada janin dan bayi (P55-P59), hepatitis virus (B15-
B19)
Gagal hati pada:
abortus, hamil ektopik atau hamil mola (O00-O07, O08.8)
pada hamil, melahirkan dan nifas (O26.6)
K72.0 Gagal hati akut dan subakut
K72.1 Gagal hati kronik
K72.9 Gagal hati, tidak dijelaskan

K73 Hepatitis kronik, not elsewhere classified


Kecuali: Hepatitis (kronik):
virus (B15-B19), alkoholik (K70.1), akibat obat (K71.-),
reaktif nonspesifik (K75.2), granulomatosa NEC (K75.3)
K73.0 Hepatitis persisten kronik, not elsewhere classified
K73.1 Hepatitis lobularis kronik, not elsewhere classified
K73.2 Hepatitis aktif kronik, not elsewhere classified
Hepatitis lupoid NEC
K73.8 Hepatitis kronik lain, not elsewhere classified
K73.9 Hepatitis kronik, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K74 Fibrosis dan sirosis hati


Kecuali: Fibrosis hati alkoholik (K70.2), dengan penyakit hati toksik
(K71.7)
Sklerosis hati kardiaka (K76.1)
Sirosis (hati): alkoholik (K70.3), kongenital (P78.8)
K74.0 Fibrosis hati
K74.1 Sklerosis hati
K74.2 Fibrosis hati dengan sklerosis hati
K74.3 Sirosis biliaris primer
Kholangitis destruktif non-suppuratif kronik
K74.4 Sirosis biliaris sekunder
K74.5 Sirosis biliaris, tidak dijelaskan
K74.6 Sirosis hati yang lain dan tidak dijelaskan
Sirrhosis (hati): NOS, makronoduler, mikronoduler, jenis
campuran
kriptogenik, portal, postnekrotik

K75 Penyakit radang hati lainnya


Kecuali: Penyakit hati toksik (K71.-), hepatitis kronik NEC (K73.-)
Hepatitis: virus (B15-B19), akut atau subakut (K72.0)
K75.0 Abses hati
Abses hati: NOS, kholangitika, hematogenik, limfogenik,
pileflebitik
Kecuali: abses hati oleh amuba (A06.4)
pileflebitis tanpa abses hati (K75.1), kholangitis tanpa
abses hati (K83.0)
K75.1 Flebitis vena porta
Pileflebitis
Kecuali: abses hati pileflebitis (K75.0)
K75.2 Hepatitis reaktif non-spesifik
K75.3 Hepatitis granulomatosa, not elsewhere classified
K75.4 Hepatitis autoimmun
K75.8 Penyakit hati meradang lainnya yang dijelaskan
K75.9 Penyakit hati meradang, tidak dijelaskan
Hepatitis NOS

K76 Penyakit-penyakit hati lainnya


Kecuali: Degenerasi amiloid hati (E85.-),
Trombosis vena porta (I81), trombosis vena hepatika (I82.0)
Penyakit hati alkoholik (K70.-), penyakit hati toksik (K71.-)
Penyakit kista hati (kongenital) (Q44.6), hepatomegali NOS
(R16.0),
K76.0 Hati (berubah menjadi) berlemak, not elsewhere
classified
K76.1 Bendungan pasif kronik terhadap hati

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Sirosis hepatis (begitu disebutkan) kardiaka, sklerosis hepatis


kardiaka
K76.2 Nekrosis hemoragika sentralis hati
Kecuali: nekrosis hepatis dengan gagal hati (K72.-)
K76.3 Infark hepatis
K76.4 Peliosis hepatis
Angiomatosis hepatis
K76.5 Penyakit oklusi vena hepatika
Kecuali: sindroma Budd-Chiari (I82.0)
K76.6 Hipertensi portal
K76.7 Sindroma hepatorenal
Kecuali: setelah bersalin dan melahirkan (O90.4)
K76.8 Penyakit hati lainnya yang dijelaskan
Hiperplasia nodul hati terfokus, hepatoptosis
K76.9 Penyakit hati, tidak dijelaskan

K77* Kelainan hati pada penyakit c. e.


K77.0* Kelainan hati pada penyakit infeksi dan parasit c. e.
Penyakit hati sifilitika (A52.7)
Hepatitis: herpesvirus [herpes simplex] (B00.8),
cytomegalovirus (B25.1)
toxoplasma (B58.1)
Skistosomiasis hepatosplenika (B65.- ), hipertensi portal pada
skistosomiasis (B65.- )
K77.8* Kelainan hati pada penyakit lain c. e.
Granuloma hepatika pada: sarcoidosis (D86.8), berylliosis
(J63.2)

Kelainan gallbladder, saluran empedu dan pankreas


(K80-K87)
K80 Kholelithiasis batu empedu
K80.0 Batu gallbladder dengan kholesistitis akut
Setiap kondisi pada K80.2 dengan kholesistitis akut
K80.1 Batu gallbladder dengan kholesistitis lain
Setiap kondisi pada K80.2 dengan kholesistitis (kronik)
Kholesistitis dengan kholelithiasis NOS
K80.2 Batu gallbladder tanpa kholesistitis
Batu empedu (tertahan) di saluran atau gallbladder: NOS atau
tanpa kholesistitis
Kholelitiasis, kholesistolitiasis, kolik (rekuren) gallbladder: NOS
atau tanpa kholesistitis
K80.3 Batu saluran empedu dengan kholangitis
Setiap kondisi pada K80.5 dengan kholangitis
K80.4 Batu saluran empedu dengan kholesistitis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Setiap kondisi pada K80.5 dengan kholesistitis (dengan


kholangitis)
K80.5 Batu saluran empedu tanpa kholangitis or kholesistitis
Batu empedu (tertahan) di duktus komunis, duktus hepatika, atau
duktus biliaris NOS,
yang tidak dijelaskan, atau tanpa kholangitis atau kholesistitis
Kholedokholitiasis, kholelitiasis hepatika, kolik (rekuren)
hepatika:
yang tidak dijelaskan, atau tanpa kholangitis atau kholesistitis
K80.8 Kholelitiasis lain

K81 Kholesistitis
Kecuali: Dengan kholelitiasis (K80.-)
K81.0 Kholesistitis akut
Angiokholesistitis, gallbladder dengan: abses, empyema, atau
gangren: tanpa batu
Kholesistitis: emfisematosa (akut), gangrenosa, supuratif: tanpa
batu
K81.1 Kholesistitis kronik
K81.8 Kholesistitis lain
K81.9 Kholesistitis, tidak dijelaskan

K82 Penyakit lain gallbladder


Kecuali: Sindroma pasca-kholesistektomi (K91.5)
Nonvisualisasi gallbladder [pada pencitraan] (R93.2)
K82.0 Obstruksi gallbladder
Oklusi, stenosis, atau striktura: pada ductus cysticus atau
gallbladder tanpa kalkulus
Kecuali: dengan kholelithiasis (K80.-)
K82.1 Hidrops gallbladder
Mukokel gallbladder
K82.2 Perforasi gallbladder
Ruptura ductus cysticus atau gallbladder
K82.3 Fistula gallbladder
Fistula kholesistokolika, fistula kholesistoduodenalis
K82.4 Kholesterolosis gallbladder
Gallbladder strawberri
K82.8 Penyakit gallbladder lainnya yang dijelaskan
Ductus cysticus atau gallbladder dengan:
adhesi, atrofi, kista, diskinesia, hipertrofi, tak berfungsi, ulkus
K82.9 Penyakit gallbladder, tidak dijelaskan

K83 Penyakit-penyakit lain saluran empedu


Kecuali: Sindroma pasca-kholesistektomi (K91.5)
Kondisi berikut yang melibatkan: d. sistikus (K81-K82),
gallbladder (K81-K82)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K83.0 Cholangitis
Cholangitis: NOS, asendens, primer, sekunder, rekuren,
Cholangitis (yang membentuk): sklerosis, stenosis, suppuratif
Kecuali: kholangitis destruktif nonsuppuratif kronik (K74.3)
abses hati kholangitik (K75.0)
kholangitis dengan kholedokholitiasis (K80.3-K80.4)

Obstruksi saluran empedu


Oklusi, stenosis, atau striktura: pada saluran empedu tanpa batu
Kecuali: dengan kholelithiasis (K80.-)
K83.2 Perforasi saluran empedu
Ruptura saluran empedu
K83.3 Fistula saluran empedu
Fistula kholedokhoduodenalis
K83.4 Spasme sfingter Oddi
K83.5 Kista biliaris
K83.8 Penyakit saluran empedu lainnya yang dijelaskan
Saluran empedu dengan: adhesi, atrofi, hipertrofi, atau ulkus
K83.9 Penyakit saluran empedu, tidak dijelaskan

K85 Pankreatitis akut


Abses pankreas
Nekrosis akut pankreas, nekrosis infektif pankreas
Pancreatitis: NOS, akut (rekuren), subakut, haemoragika, suppuratif
K85.0 Pankreatitis akut idiopatik
K85.1 Pankreatitis biliaris akut
Pankreatitis batu empedu
K85.2 Pankreatitis akut akaibat alkohol
K85.3 Pankreatitis akut akibat obat
Gunakan kode tambahan (Chapter XX), kalau perlu untuk
identifikasi obat
K85.8 Pankreatitis akut lainnya
K85.9 Pankreatitis akut, tak dijelaskan

K86 Penyakit lain pankreas


Kecuali: Tumor sel islet (pankreas) (D13.7), penyakit fibrokistik
pankreas (E84.-),
Steatorea pankreatika (K90.3)
K86.0 Pankreatitis kronik akibat alkohol
K86.1 Pankreatitis kronik lainnya
Pankreatitis kronik: NOS, infeksiosa, rekuren, relapsing
K86.2 Kista pancreas
K86.3 Pseudokista pancreas

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K86.8 Penyakit pankreas lainnya yang dijelaskan


Pankreas dengan: atrofi, batu, sirosis, fibrosis
Nekrosis pankreas: NOS, aseptik, lemak
Infantilisme pankreatika
K86.9 Penyakit pankreas, tidak dijelaskan

K87* Kelainan gallbladder, saluran empedu dan pankreas pada


penyakit c. e.
K87.0* Kelainan gallbladder dan saluran empedu pada penyakit
c. e.
K87.1* Kelainan pankreas pada penyakit c. e.
Pankreatitis sitomegalovirus (B25.2), pankreatitis mumps
(B26.3)

Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan (K90-K93)


K90 Malabsorpsi usus
Kecuali: Menyusul bedah gastrointestinum (K91.2)
K90.0 Coeliac disease
Gluten-sensitive enteropathy, steatorea idiopatik, sprue nontropis
K90.1 Sprue tropis
Sprue NOS, steatorrhoea tropis
K90.2 Blind loop syndrome, not elsewhere classified
Blind loop syndrome NOS
Kecuali: blind loop syndrome: pascabedah (K91.2), kongenital
(Q43.8)
K90.3 Steatorea pankreatika
K90.4 Malabsorpsi akibat intoleransi, not elsewhere classified
Malabsorpsi akibat intoleransi terhadap: karbohidrat, lemak,
protein, starch
Kecuali: intoleransi laktosa (E73.-), gluten-sensitive
enteropathy (K90.0)
K90.8 Malabsorpsi usus lainnya
Penyakit Whipple (M14.8*)
K90.9 Malabsorpsi usus, tidak dijelaskan

K91 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, not elsewhere


classified
Kecuali: Ulkus gastrojejunum (K28.-)
Kolitis radiasi (K52.0), gastroenteritis radiasi (K52.0),
proktitis radiasi (K62.7)
K91.0 Muntah menyusul bedah gastrointestinum
K91.1 Sindroma pasca-bedah lambung
Sindroma: dumping, pasca-gastrektomi, pasca-vagotomi

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

K91.2 Malabsorbsi pascabedah, not elsewhere classified


Blind loop syndrome pasca-bedah
Kecuali: osteoporosis malabsorbsi pascabedah (M81.3)
osteomalasia malabsorbsi dewasa (M83.2)
K91.3 Obstruksi usus pasca-bedah
K91.4 Malfungsi kolostomi dan enterostomi
K91.5 Sindroma pasca-kholesistektomi
K91.8 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur lainnya, not
elsewhere classified
K91.9 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, tidak
dijelaskan

K92 Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan


Kecuali: Perdarahan gastrointestinum neonatus (P54.0-P54.3)
K92.0 Haematemesis
K92.1 Melaena
Kecuali: darah samar dalam feses (R19.5)
K92.2 Perdarahan gastrointestinum, tidak dijelaskan
Perdarahan: lambung NOS, usus NOS
Kecuali: dengan ulkus peptikum (K25-K28), gastritis
hemoragika akut (K29.0)
perdarahan anus dan rectum (K62.5)
K92.8 Penyakit sistem pencernaan lainnya yang dijelaskan
K92.9 Penyakit sistem pencernaan, tidak dijelaskan

K93* Kelainan lain organ pencernaan pada penyakit c. e.


K93.0* Kelainan usus, peritoneum dan kelenjar mesenterika
karena tuberkulosis (A18.3)
Kecuali: peritonitis tuberkulosa (K67.3*)
K93.1* Megakolon pada penyakit Chagas (B57.3)
K93.8* Kelainan organ pencernaan lainnya yang dijelaskan,
pada penyakit c. e.

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER XII. PENYAKIT-PENYAKIT
KULIT DAN JARINGAN SUBKUTIS
(L00L99)
Bab ini berisi kode untuk infeksi, radang lain seperti dermatitis,
dan kondisi lain pada kulit, jaringan subkutis, dan organ-organ
pelengkap kulit (rambut, kuku, dan kelenjar-kelenjar sebasea dan
keringat). Kulit dan organ pelengkap disebut sistem integumen.
Lapisan kulit terdiri dari epidermis (pelidung tipis yang memiliki zat
tanduk), dermis (jaringan ikat fibrosa padat berisi pembuluh darah dan
syaraf), dan subkutis (jaringan tebal mengandung lemak).
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu ( A00-B99 )
Neoplasma ( C00-D48 )
Penyakit endokrin, gizi, dan metabolik ( E00-E90 )
Retikulosis lipomelanotik ( I89.8 )
Kelainan jaringan ikat sistemik ( M30-M36 )
Komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas ( O00-O99 )
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal ( P00-P96 )
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital ( Q00-
Q99 )
Tanda, gejala, dan penemuan klinis dan labor abnormal, NEC
( R00-R99 )
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab luar tertentu
( S00-T98 )

Blok-blok di dalam bab ini adalah:


L00-L08 Infeksi kulit dan jaringan subkutis
L10-L14 Kelainan bullosa
L20-L30 Dermatitis dan eczema
L40-L45 Kelainan papulosquamosa
L50-L54 Urtikaria and eritema
L55-L59 Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi
L60-L75 Kelainan pelengkap kulit (skin appendages)
L80-L99 Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sebagai berikut:


L14* Kelainan bullosa pada penyakit c.e.
L45* Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e
L54* Erythema pada penyakit c.e
L62* Kelainan kuku pada penyakit c.e
L86* Keratoderma pada penyakit c.e
L99* Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain pada
penyakit c.e
[c. e. = classified elsewhere, yang diklasifikasikan di bagian lain]
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Infeksi kulit dan jaringan subkutis (L00-L08)


Infeksi sistemik dan organisme infeksi dikode pada Bab I
(Penyakit infeksi dan parasit tertentu). Pada Bab XII ini infeksi yang
dikode adalah yang khususnya terdapat pada kulit, tapi di awal blok ini
terdapat catatan yang menyatakan bahwa kode dari Bab I dapat
ditambahkan untuk identifikasi organisme infeksi. Ini hendaknya selalu
dilakukan kalau organismenya dikenal. Perhatikan pula bahwa daftar
kecuali disini cukup panjang.
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi
agen infeksi.
Kecuali: infeksi lokal pada kulit yang diklasifikasikan pada Bab I:
erysipeloid [infeksi kulit, merah, karena menyentuh daging
atau ikan] (A26.-)
erysipelas [infeksi Streptococcus pyogenes; muka merah,
panas, nyeri] (A46)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] anogenital (A60.-)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.-)
viral warts (B07)
molluskum kontagiosum (B08.1)
mikosis (B35-B49)
pedikulosis, akariasis dan infestasi lain (B85-B89)
zoster (B02.-)
hordeolum [infeksi kelenjar di dasar bulu mata] (H00.0)
dermatitis infektif (L30.3)
granuloma piogenik (L98.0)
panniculitis [radang lemak subkutis] (pada):
lupus (L93.2)
relapsing [Weber-Christian] (M35.6),
leher dan punggung (M54.0)
NOS (M79.3);
perlche [retak pada kulit kering di sudut mulut] (akibat):
kandidiasis (B37.-)
defisiensi riboflavin (E53.0)
NOS (K13.0)

L00 Sindroma kulit melepuh akibat staphylococcus


Pemphigus neonatorum
Penyakit Ritter
Kecuali: toxic epidermal necrolysis [Lyell] (L51.2)

L01 Impetigo
Kecuali: pemphigus neonatorum (L00)
impetigo herpetiformis (L40.1)
L01.0 Impetigo [any organism] [any site]
Impetigo Bockhart
L01.1 Impetiginisasi pada dermatosis lain

L02 Abses, furunkel dan karbunkel kulit


Termasuk: boil, furunkulosis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: daerah anus dan rektum (K61.-)


organ genital (eksternal) pria (N48.2, N49.-)
organ genital (eksternal) wanita (N76.4)
L02.0 Abses, furunkel dan karbunkel kulit muka
Kecuali: kelopak (H00.0),
kelenjar lakrimalis (H04.0)
saluran lakrimalis (H04.3)
orbita (H05.0)
telinga, external (H60.0)
hidung (J34.0)
mulut (K12.2)
submandibula (K12.2)
kepala [semua bagian, kecuali muka] (L02.8)
L02.1 Abses, furunkel dan karbunkel kulit leher
L02.2 Abses, furunkel dan karbunkel kulit badan
Dinding abdomen
Punggung [semua bagian, selain panggul]
Dinding thoraks
Groin [lipat paha dengan perut bawah, inguinal]
Perineum [daerah antara urethra dan anus]
Umbilikus
Kecuali: panggul (L02.4)
mammae (N61)
omphalitis pada neonatus (P38)
L02.3 Abses, furunkel dan karbunkel kulit bokong
Regio gluteus
Kecuali: kista pilonida dengan abses (L05.0)
L02.4 Abses, furunkel dan karbunkel kulit anggota
Axilla, panggul, bahu
L02.8 Abses, furunkel dan karbunkel kulit di tempat lain
Kepala [semua bagian selain muka]
Kulit kepala [scalp]
L02.9 Abses, furunkel dan karbunkel kulit, tak dijelaskan
Furunkulosis NOS

L03 Sellulitis
Sellulitis adalah radang akut terlokalisir pada kulit,. yang
menjadi merah, panas dan sembab, dan sering diikuti radang kelenjar
limfe di dekatnya. Kode pada kategori ini sering digunakan bersama
kode lain. Pada sellulitis akibat terbukanya kulit, luka atau ulkus
adalah kondisi utama, dan sellulitis sebagai kode tambahan. Kalau
pasien datang untuk pengobatan sellulitis tanpa pengobatan luka atau
ulkus, sellulitis menjadi diagnosis utama.
Kategori ini juga melibatkan limfangitis akut, tapi kalau terdapat
limfadenitis maka kode dari L04 (Limfadenitis akut) perlu pula
ditambahkan. Banyak situs spesifik yang dikecualikan dari kategori ini
dan dikode pada bab yang berhubungan dengan situs. Misalnya

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

sellulitis anus dikode pada bab pencernaan, dan sellulitis kelopak pada
bab mata. Catatan pengecualian hendaknya dibaca dengan hati-hati.
Perhatikan perbedaan antara sellulitis orbita dan periorbita.
Sellulitis orbita lebih serius karena resiko penyebaran radang ke mata
dan rongga intrakranium. Pastikan diagnosis ini dengan dokter untuk
menjamin kode yang semestinya. Selluitis orbita diberi kode H05.0
(radang akut orbita), dan sellulitis periorbita L03.2 (sellulitis muka)
dengan kode tambahan H00.0 (hordeolum dan radang dalam lain pada
kelopak) untuk keterlibatan kelopak.
Termasuk: limfangitis akut
Kecuali: sellulitis pada:
- kelopak (H00.0)
- apparatus lakrimalis (H04.3),
- liang telinga luar (H60.1)
- hidung (J34.0)
- mulut (K12.2),
- anus dan rektum (K61.-)
- organ genital eksternal pria (N48.2, N49.-)
- organ genital eksternal wanita (N76.4)
limfangitis (kronik)(subakut) (I89.1)
dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet] (L98.2)
selulitis eosinofilik [Wells] (L98.3)
L03.0 Sellulitis jari tangan dan kaki
Infeksi kuku, onikhia, paronikhia, perionikhia
L03.1 Sellulitis bagian lain anggota
Axilla, panggul, bahu
L03.2 Sellulitis muka
L03.3 Sellulitis badan
Dinding abdomen
Punggung [semua bagian, selain panggul]
Dinding thoraks
Groin [lipat paha, inguinal]
Perineum [daerah antara urethra dan anus]
Umbilikus
Kecuali: omphalitis neonatus (P38)
L03.8 Sellulitis tempat lain
Kepala [semua bagian selain muka]
Kulit kepala [scalp]
L03.9 Cellulitis, tak dijelaskan

L04 Limfadenitis akut


Termasuk: abses (akut) } pada kelenjar limfe apa saja, selain
mesenterika
limfadenitis akut }
Kecuali: penyakit HIVyang menyebabkan limfadenopati umum (B23.1)
pembesaran kelenjar limfe (R59.-)
limfadenitis:
- mesenterika, nonspesifik (I88.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

- kronik or subakut, selain mesenterika (I88.1)


- NOS (I88.9)
L04.0 Limfadenitis akut muka, kepala dan leher
L04.1 Limfadenitis akut badan
L04.2 Limfadenitis akut anggota atas
Axilla, bahu
L04.3 Limfadenitis akut anggota bawah
Panggul
L04.8 Limfadenitis akut di tempat lain
L04.9 Limfadenitis akut, tak dijelaskan

L05 Kista pilonida


[kista berisi rambut di ujung medulla spinalis dekat bokong]
Termasuk: fistula } koksigis atau pilonida
sinus }
L05.0 Kista pilonida dengan abses
L05.9 Kista pilonida tanpa abses
Kista pilonida NOS

L08 Infeksi lokal lain pada kulit dan jaringan subkutis


L08.0 Pyoderma
Dermatitis: purulenta, septik, suppuratif
Kecuali: pioderma gangrenosum (L88)
L08.1 Erythrasma [kondisi radang kronis bakteri di lipatan
kulit]
L08.8 Infeksi lokal lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan
subkutis
L08.9 Infeksi lokal pada kulit dan jaringan subkutis, tak
dijelaskan

Kelainan-kelainan bullosa (L10-L14)


[bulla = blister (kantong kulit berisi cairan) besar]
Kecuali: sindroma kulit melepuh akibat stafilokokus (L00)
nekrolisis epidermis toksik [Lyell] (L51.2)
pemfigus familial jinak [Hailey-Hailey] (Q82.8)

L10 Pemfigus
[blister-blister besar timbul di dalam kulit]
Kecuali: pemfigus neonatorum (L00)
L10.0 Pemfigus vulgaris
L10.1 Pemfigus vegetans
L10.2 Pemfigus foliaseus
L10.3 Pemfigus Brazil [fogo selvagem]
L10.4 Pemfigus erythematosus
Senear-Usher syndrome
L10.5 Pemfigus akibat obat

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Gunakan kode tambahan (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi


obat
L10.8 Pemfigus lain
L10.9 Pemfigus, tak dijelaskan

L11 Kelainan acantholytic (jaringan tanduk) lainnya


L11.0 Keratosis follikularis yang didapat
Kecuali: keratosis follikularis (kongenital) [Darier-White]
(Q82.8)
L11.1 Dermatosis akantolitik sementara [Grover]
L11.8 Kelainan akantolitik lain yang dijelaskan
L11.9 Kelainan akantolitik, tak dijelaskan

L12 Pemfigoid
Kecuali: impetigo herpetiformis (L40.1)
herpes gestationis (O26.4)
L12.0 Pemfigoid bullosa
L12.1 Pemfigoid sikatriks
Pemfigoid jinak membran mukosa
L12.2 Penyakit bulla kronis kanak-kanak
Sermatitis herpetiformis remaja
L12.3 Epidermolisis bullosa didapat
Kecuali: epidermolisis bullosa (kongenital) (Q81.-)
L12.8 Pemfigoid lain
L12.9 Pemfigoid, tak dijelaskan

L13 Kelainan bullosa lainnya


L13.0 Dermatitis herpetiformis
Penyakit Duhring
L13.1 Dermatitis pustularis subkornea
Penyakit Sneddon-Wilkinson
L13.8 Kelainan bullosa lain yang dijelaskan
L13.9 Kelainan bullosa, tak dijelaskan

L14* Kelainan bullosa pada penyakit yang diklasifikasikan di


tempat lain

Dermatitis dan eczema (L20-L30)


Dermatitis adalah peradangan kulit. Pada blok ini istilah
dermatitis dan eksim memiliki arti yang persis sama. Terdapat
sejumlah besar penyebab dermatitis dan mereka memiliki kode ICD
yang berbeda. Jadi perlu informasi sebanyak mungkin mengenai jenis
dermatitis sebelum kode dipilih. Jenis-jenis umum dermatitis pada blok
ini adalah:
atopik: kronik, gatal, pada muka, leher, badan atas, lipat siku dan
lutut; akibat alergi herediter

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

seborrhoeik: kronik, biasanya gatal, sisik kering dengan eritema,


sering pada kulit kepala
diaper:
kontak allergi: akibat paparan zat pada kulit yang sensitif atau allergi
terhadapnya
kontak irritan: akibat paparan zat non-allergi yang merusak kulit
exfoliatif: merah dan bersisik di atas seluruh permukaan kulit
lichen complex kronik dan prurigo: kronik, gatal, dengan plak lichen
yang tebal
pruritus: kulit gatal tanpa warna merah.
Detail ini diperlukan untuk mengkode dermatitis dengan akurat,
sehingga penting sekali bagi dokter untuk menuliskannya pada catatan
medis.

Catatan: Pada blok ini istilah dermatitis dan eczema digunakan dengan
arti yang sama.
Kecuali: Penyakit granulomatosa kronik (kanak-kanak) (D71)
Dermatitis:
- stasis (I83.1-I83.2)
- herpetiformis (L13.0)
- perioral (L71.0)
- kulit kering (L85.3)
- gangrenosa (L88)
- faktisia (L98.1)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)

L20 Dermatitis atopik


Kecuali: neurodermatitis berbatas tegas [sirkumskripta] (L28.0)
L20.0 Prurigo Besnier
L20.8 Dermatitis atopik lainnya
Eczema: flexural NEC, infantil (akut)(kronik), intrinsik (allergik)
Neurodermatitis: atopik, diffus
L20.9 Dermatitis atopik, tak dijelaskan

L21 Dermatitis seborrhoeika


Kecuali: dermatitis infektif (L30.3)
L21.0 Seborrhoea capitis
Cradle cap
L21.1 Dermatitis seborrhoeik infantil
L21.8 Dermatitis seborrhoeika lainnya
L21.9 Dermatitis seborrhoeika, tak dijelaskan

L22 Dermatitis diaper [popok]


Eritema atau rash akibat diaper
Rash popok psoriasiformis

L23 Dermatitis kontak allergi


Termasuk: eksim kontak allergika

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: eksim telinga luar (H60.5)


dermatitis (pada):
- kelopak mata (H01.1)
- diaper [napkin] (L22)
- kontak irritan (L24.-)
- kontak NOS (L25.9)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
alergi NOS (T78.4)
L23.0 Dermatitis kontak alergi akibat logam
Khrom, nikel
L23.1 Dermatitis kontak alergi akibat zat adhesif
L23.2 Dermatitis kontak alergi akibat kosmetika
L23.3 Dermatitis kontak alergi akibat obat yang berkontak
dengan kulit
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7),
dermatitis akibat obat-obatan yang ditelan (L27.0-
L27.1)
L23.4 Dermatitis kontak alergi akibat zat pewarna
L23.5 Dermatitis kontak alergi akibat produk kimia lainnya
Semen, insektisida, plastik, karet
L23.6 Dermatitis kontak alergi akibat kontak makanan dengan
kulit
Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)
L23.7 Dermatitis kontak alergi akibat tanaman, selain
makanan
L23.8 Dermatitis kontak alergi akibat agen lain
L23.9 Dermatitis kontak alergi, penyebab tak dijelaskan
Eksim kontak alergi NOS

L24 Dermatitis kontak irritan


Termasuk: eksim kontak irritan
Kecuali: eksim telinga luar (H60.5)
dermatitis (pada):
- kelopak (H01.1)
- diaper [popok] (L22)
- kontak alergi (L23.-)
- contact NOS (L25.9)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
alergi NOS (T78.4),

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

L24.0 Dermatitis kontak irritan akibat detergents


L24.1 Dermatitis kontak irritan akibat minyak dan gemuk
[greases]
L24.2 Dermatitis kontak irritan akibat pelarut
Pelarut: chlorocompound, siklohexane, ester, glikol, hydrocarbon,
keton
L24.3 Dermatitis kontak irritan akibat kosmetika
L24.4 Dermatitis kontak irritan akibat obat yang berkontak
dengan kulit
Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7)
dermatitis akibat obat yang ditelan (L27.0-L27.1)
L24.5 Dermatitis kontak irritan akibat produk kimia lainnya
Semen, insektisida
L24.6 Dermatitis kontak irritan akibat makanan yang
berkontak dengan kulit
Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)
L24.7 Dermatitis kontak irritan akibat tanaman selain
makanan
L24.8 Dermatitis kontak irritan akibat agen lain
Zat pewarna
L24.9 Dermatitis kontak irritan, penyebab tak dijelaskan
Eksim kontak irritan NOS

L25 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan


Termasuk: eksim kontak yang tak dijelaskan
Kecuali eksim telinga luar (H60.5)
alergi NOS (T78.4)
dermatitis (pada):
- kelopak (H01.1)
- kontak alergi (L23.-)
- kontak irritan (L24.-)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
L25.0 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat kosmetika
L25.1 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat obat
yangberkontak dengan kulit
Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7)
dermatitis akibat obat yang ditelan (L27.0-L27.1)
L25.2 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat zat
pewarna
L25.3 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat produk
kimia lainnya
Semen, insektisida
L25.4 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat makanan
yang berkontak dengan kulit

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)


L25.5 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat tanaman
selain makanan
L25.8 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat agen lain
L25.9 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan, penyebab tak
dijelaskan
Dermatitis kontak (pekerjaan) NOS
Eksim kontak (pekerjaan) NOS

L26 Dermatitis eksfoliativa


Pityriasis Hebra
Kecuali: penyakit Ritter (L00)

L27 Dermatitis akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan


Kecuali: contact dermatitis (L23-L25)
urticaria (L50.-)
respons fototoksik dari obat (L56.0)
respons fotoalergi dari obat (L56.1)
reaksi makanan yang tidak diinginkan, selain dermatitis
(T78.0-T78.1)
allergy NOS (T78.4)
efek yang tidak diinginkan NOS dari obat (T88.7),
L27.0 Erupsi umum kulit akibat obat-obatan
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
L27.1 Erupsi lokal kulit akibat obat-obatan
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
L27.2 Dermatitis akibat makanan yang dimakan
Kecuali: akibat kontak makanan dengan kulit (L23.6, L24.6,
L25.4)
L27.8 Dermatitis akibat zat lain yang dimasukkan ke dalam
badan
L27.9 Dermatitis akibat zat yang tak dijelaskan yang
dimasukkan ke dalam badan

L28 Lichen simplex kronis dan prurigo


L28.0 Lichen simplex kronik [lesi kecil-kecil pada kulit yang
menebal]
Neurodermatitis berbatas tegas
Lichen NOS
L28.1 Prurigo nodularis
L28.2 Prurigo lain
Prurigo: NOS, Hebra, mitis
Urtikaria papulosa

L29 Pruritus
Kecuali: exkoriasi neurotik (L98.1), pruritus psikogenik (F45.8)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

L29.0 Pruritus ani


L29.1 Pruritus scroti
L29.2 Pruritus vulvae
L29.3 Pruritus anogenitalis, tak dijelaskan
L29.8 Pruritus lain
L29.9 Pruritus, tak dijelaskan
Gatal NOS

L30 Dermatitis lain


Kecuali: dermatitis:
- kontak (L23-L25)
- kulit kering (L85.3)
parapsoriasis plak kecil (L41.3)
stasis dermatitis (I83.1-I83.2)
L30.0 Dermatitis nummularis
L30.1 Dyshidrosis [pompholyx]
L30.2 Autosensitisasi kulit
Kandidid [levurid], dermatofitid, eksimatid
L30.3 Dermatitis infektif
Dermatitis eksimatoid infeksiosa
L30.4 Eritema intertrigo
L30.5 Pityriasis alba
L30.8 Dermatitis lain yang dijelaskan
L30.9 Dermatitis, tak dijelaskan
Eksim NOS

Kelainan-kelainan papuloskuamosa (L40-L45)


L40 Psoriasis [patch merah dilapisi sisik keputihan]
L40.0 Psoriasis vulgaris
Psoriasis nummularis, plak psoriasis
L40.1 Psoriasis pustularis generalisata
Impetigo herpetiformis, penyakit Von Zumbusch
L40.2 Acrodermatitis kontinua
L40.3 Pustulosis palmaris et plantaris
L40.4 Psoriasis guttata
L40.5 Psoriasis arthropatik (M07.0-M07.3*, M09.0*)
L40.8 Psoriasis lain
Psoriasis flexura
L40.9 Psoriasis, tak dijelaskan

L41 Parapsoriasis
Kecuali: poikiloderma vasculare atrophicans (L94.5)
L41.0 Pityriasis lichenoides et varioliformis acuta
Ppenyakit Mucha-Habermann

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

L41.1 Pityriasis lichenoides kronik


L41.2 Limfomatoid papulosis
L41.3 Parapsoriasis plak kecil
L41.4 Parapsoriasis plak besar
L41.5 Parapsoriasis retiformis
L41.8 Parapsoriasis lain
L41.9 Parapsoriasis, tak dijelaskan

L42 Pityriasis rosea [radang ringan kulit dengan lesi bersisik,


idiopatik]

L43 Liken planus [papul dengan plak keunguan poligonal]


Kecuali: liken planopilaris (L66.1)
L43.0 Liken planus hipertrofik
L43.1 Liken planus bullosa
L43.2 Reaksi obat likenoid
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
L43.3 Liken planus subakut (aktif)
Liken planus tropikus
L43.8 Liken planus lainnya
L43.9 Liken planus, tak dijelaskan

L44 Kelainan papulosquamosa lainnya


L44.0 Pityriasis rubra pilaris
L44.1 Liken nitidus
L44.2 Liken striatus
L44.3 Liken ruber moniliformis
L44.4 Akrodermatitis papularis infantil [Giannotti-Crosti]
L44.8 Kelainan papulosquamosa lain yang dijelaskan
L44.9 Kelainan papulosquamosa, tak dijelaskan

L45* Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e.

Urtikaria dan eritema (L50-L54)


Kecuali: penyakit Lyme (A69.2),
rosasea (L71.-)

L50 Urtikaria
Kecuali: angio-edema herediter (E84.1)
dermatitis kontak allergika (L23.-)
urtikaria:
- papulosa (L28.2)
- solaris (L56.3)
- neonatorum (P83.8),
- pigmentosa (Q82.2)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

- giant (T78.3)
- serum (T80.6)
edema angioneurotik (T78.3)
edema Quincke (T78.3)
L50.0 Urtikaria allergika
L50.1 Urtikaria idiopatik
L50.2 Urtikaria akibat dingin dan panas
L50.3 Urtikaria dermatografik
L50.4 Urtikaria getaran [vibratory]
L50.5 Urtikaria kolinergik
L50.6 Urtikaria kontak
L50.8 Urtikaria lain
Urtikaria:
- kronik
- periodik rekuren
L50.9 Urtikaria, tak dijelaskan

L51 Eritema multiforme [erupsi radang dengan eritem, edema,


dan bulla simetris]
L51.0 Eritema multiforme non-bullosa
L51.1 Eritema multiforme bullosa
Sindroma Stevens-Johnson
L51.2 Nekrolisis epidermis toksik [Lyell]
L51.8 Eritema multiforme lainnya
L51.9 Eritema multiforme, tak dijelaskan

L52 Erythema nodosum

L53 Kondisi eritematosa lain


Kecuali: erythema:
- ab igne (L59.0),
- akibat kontak kulit dengan agen eksternal (L23-L25)
- intertrigo (L30.4)
L53.0 Eritema toksik
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi agen eksternal
Kecuali: eritema toksik neonatus (P83.1)
L53.1 Eritema annulare centrifugum
L53.2 Eritema marginatum
L53.3 Eritema figuratum kronis lain
L53.8 Kondisi eritema lain yang dijelaskan
L53.9 Kondisi eritema, tak dijelaskan
Eritema NOS
Eritroderma NOS

L54* Eritema pada penyakit c.e.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

L54.0* Eritema marginatum pada demam rematik akut (I00)


L54.8* Eritema pada penyakit lain c.e.

Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi


(L55-L59)
L55 Sunburn
L55.0 Sunburn tingkat satu
L55.1 Sunburn tingkat dua
L55.2 Sunburn tingkat tiga
L55.8 Sunburn lainnya
L55.9 Sunburn, tak dijelaskan

L56 Perubahan akut lain pada kulit akibat radiasi ultraviolet


L56.0 Respons fototoksik obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Chapter XX), kalau perlu,
untuk identifikasi obat
L56.1 Respons photoallergik obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Chapter XX), kalau perlu,
untuk identifikasi obat
L56.2 Dermatitis fotokontak [berloque dermatitis]
L56.3 Urtikaria solaris
L56.4 Erupsi polimorfik akibat cahaya
L56.8 Perubahan akut kulit lain yang dijelaskan akibat radiasi
ultraviolet
L56.9 Perubahan akut kulit akibat radiasi ultraviolet, tak
dijelaskan

L57 Perubahan kulit akibat terpapar radiasi non-ionisasi kronis


L57.0 Keratosis aktinik
[lesi keratotik pra-kanker, diduga karena sinar matahari
bertahun-tahun
Keratosis: NOS, senile, solar
L57.1 Retikuloid aktinik
L57.2 Nuchae rhomboidalis kulit
L57.3 Poikiloderma Civatte
L57.4 Cutis laxa senilis
[kulit longgar berlipat-lipat]
Elastosis senilis
L57.5 Granuloma aktinik
L57.8 Perubahan lain kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi
kronis
Kulit petani
Kulit pelaut
Dermatitis solaris

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

L57.9 Perubahan kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi


kronis, tak dijelaskan

L58 Radiodermatitis
L58.0 Radiodermatitis akut
L58.1 Radiodermatitis kronis
L58.9 Radiodermatitis, tak dijelaskan

L59 Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain akibat radiasi


L59.0 Eritema ab igne [dermatitis ab igne]
L59.8 Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain yang dijelaskan
akibat radiasi
L59.9 Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi, tak
dijelaskan

Kelainan-kelainan pelengkap kulit (skin appendages)


(L60-L75)
Kecuali: malformasi integumen kongenital (Q84.-)

L60 Kelainan kuku


Kecuali: onychia and paronychia (L03.0)
clubbing of nails (R68.3)
L60.0 Ingrowing nail [ kuku tumbuh ke dalam]
L60.1 Onycholysis [kuku terpisah dari dasar, tapi tidak lepas]
L60.2 Onychogryphosis [kuku mengikuti bengkokan ujung jari]
L60.3 Nail dystrophy
L60.4 Beau's lines
L60.5 Yellow nail syndrome
L60.8 Kelainan kuku lainnya
L60.9 Kelainan kuku, tak dijelaskan

L62* Kelainan kuku pada penyakit c.e.


L62.0* Pachydermoperiostosis dengan clubbed nail (M89.4)
[kulit dan tulang menebal]
L62.8* Kelainan kuku pada penyakit lain c.e.

L63 Alopesia areata


L63.0 Alopesia (capitis) totalis [rambut lepas, tanpa penyakit
kulit atau sistemik]
L63.1 Alopesia universalis [rambut lepas dari seluruh tubuh]
L63.2 Ophiasis
L63.8 Alopesia areata lainnya
L63.9 Alopesia areata, tak dijelaskan

L64 Alopesia androgenik

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Termasuk: botak pada pria


L64.0 Alopesia androgenik akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
L64.8 Alopesia androgenik lainnya
L64.9 Alopesia androgenik, tak dijelaskan

L65 Rambut lepas tanpa-parut lainnya


Kecuali: trikhotillomania (F63.3)
L65.0 Telogen effluvium
L65.1 Anagen effluvium
L65.2 Alopesia musinosa
L65.8 Rambut lepas tanpa parut lain
L65.9 Rambut lepas tanpa parut, tak dijelaskan
Alopecia NOS

L66 Alopesia sikatriks [rambut hilang dengan parut]


L66.0 Pseudopelade
L66.1 Liken planopilaris
Liken planus follikularis
L66.2 Follikulitis decalvans
L66.3 Perifollikulitis kapitis abscedens
L66.4 Follikulitis uleritematosa retikulata
L66.8 Alopesia sikatriks lainnya
L66.9 Alopesia sikatriks, tak dijelaskan

L67 Kelainan warna rambut dan batang rambut


Kecuali: telogen effluvium (L65.0)
monilethrix (Q84.1)
pili annulati (Q84.1)
L67.0 Trichorrhexis nodosa
L67.1 Variasi warna rambut
Ubanan (premature);
Canities [pigmen hilang sehingga jadi putih]
Heterokhromia rambut [warna rambut berbeda-beda]
Poliosis:
- NOS
- circumscripta didapat
L67.8 Kelainan lain warna rambut dan batang rambut
Fragilitas crinium [retak rambut di batas dahi]
L67.9 Kelainan warna rambut dan batang rambut, tak
dijelaskan

L68 Hipertrikosis
Termasuk: rambut berlebihan
Kecuali: hipertrikosis kongenital (Q84.2)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

lanugo persistent (Q84.2)


L68.0 Hirsutism
[rambut berlebihan, terutama di badan wanita mirip pria]
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
L68.1 Hipertrikosis lanuginosa didapat
[rambut halus berlebihan]
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
L68.2 Hipertrikosis lokal
[rambut berlebihan di lokasi tertentu]
L68.3 Politrikia
L68.8 Hipertrikosis lain
L68.9 Hipertrikosis, tak dijelaskan

L70 Akne [radang kelenjar sebasea, jerawat


Kecuali: akne keloid (L73.0)
L70.0 Akne vulgaris
L70.1 Akne konglobata
L70.2 Akne varioliformis
Akne nekrotika miliaris
L70.3 Akne tropika
L70.4 Infantile akne
L70.5 Acn excorie des jeunes filles
L70.8 Akne lainnya
L70.9 Akne, tak dijelaskan

L71 Rosasea
[radang kronis pada muka]
L71.0 Dermatitis perioral
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
L71.1 Rhinophyma
L71.8 Rosacea lainnya
L71.9 Rosacea, tak dijelaskan

L72 Kista folikel kulit dan jaringan subkutis


L72.0 Kista epidermis
L72.1 Kista trikilemma
Kista pilar, kista sebasea
L72.2 Steatokistoma multiplex
L72.8 Kista folikel lain pada kulit dan jaringan subkutis
L72.9 Kista folikel kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan

L73 Kelainan folikel lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

L73.0 Akne keloid


L73.1 Pseudofollikulitis barbae
L73.2 Hidradenitis suppurativa
L73.8 Kelainan folikel lain yang dijelaskan
Sycosis barbae
L73.9 Kelainan folikel, tak dijelaskan

L74 Kelainan keringat ekrin


Kecuali: hiperhidrosis (R61.-)
L74.0 Miliaria rubra
[bintik-bintik gatal merah, kelenjar keringat tersumbat]
L74.1 Miliaria crystallina
L74.2 Miliaria profunda
Miliaria tropikalis
L74.3 Miliaria, tak dijelaskan
L74.4 Anhidrosis
Hipohidrosis
L74.8 Kelainan keringat eccrine lainnya
L74.9 Kelainan keringat ekrin, tak dijelaskan
Kelainan kelenjar keringat NOS

L75 Kelainan keringat apokrin


[pada kelenjar axilla, perineum, anus]
Kecuali: dyshidrosis [pompholyx] (L30.1),
hidradenitis suppurativa (L73.2)
L75.0 Bromhidrosis
L75.1 Chromhidrosis
L75.2 Apocrine miliaria
Penyakit Fox-Fordyce
L75.8 Kelainan keringat apokrin lainnya
L75.9 Kelainan keringat apokrin, tak dijelaskan

Kelainan lain pada kulit dan jaringan subkutis (L80-


L99)
L80 Vitiligo

L81 Kelainan pigmentasi lainnya


Kecuali: birthmark NOS (Q82.5)
sindroma Peutz-Jeghers (Q85.8),
naevus - lihat Vol.3.
L81.0 Hiperpigmentasi pasca peradangan
L81.1 Chloasma [bintik-bintik coklat gelap di kulit]
L81.2 Freckles [spot coklat]
L81.3 Caf au lait spots [coklat muda, spserti freckle]

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

L81.4 Hiperpigmentasi melanin lainnya


Lentigo
L81.5 Leukoderma, not elsewhere classified
L81.6 Kelainan pengurangan pembentukan melanin lainnya
L81.7 Dermatosis purpurik berpigmen
Angioma serpiginosum
L81.8 Kelainan pigmentasi lain yang dijelaskan
Pigmentasi besi
Pigmentasi tattoo
L81.9 Kelainan pigmentasi, tak dijelaskan

L82 Keratosis seborrhoeika


Dermatosis papulosa nigra
Penyakit Leser-Trlat

L83 Akantosis nigrikans


Papillomatosis yang menyatu dan membentuk jaring-jaring

L84 Corns and callosities


Callus [penebalan karena tekanan beban]
Clavus [penebalan karena tekanan sepatu yang tidak pas]

L85 Penebalan epidermis lainnya


Kecuali: kelainan hipertrofik kulit (L91.-)
L85.0 Ikhtiosis didapat
[kulit kering dan bersisik]
Kecuali: ikhtiosis kongenital (Q80.-)
L85.1 Keratosis didapat [keratoderma] palmaris et plantaris
Kecuali: keratosis palmaris et plantaris yang diwarisi (Q82.8)
L85.2 Keratosis punktata (palmaris et plantaris)
L85.3 Xerosis kutis
Dermatitis kulit kering
L85.8 Penebalan epidermis lain yang dijelaskan
Cutaneous horn [mata ikan]
L85.9 Penebalan epidermis, tak dijelaskan

L86* Keratoderma pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat


lain
Keratosis follikularis, xeroderma: akibat defisiensi vitamin A (E50.8)

L87 Kelainan dengan eliminasi transepidermis


Kecuali: granuloma annulare (perforans) (L92.0)
L87.0 Keratosis follikularis et parafollikularis in cutem
penetrans [Kyrle]
Hiperkeratosis follikularis penetrans
L87.1 Kolagenosis reaktif perforans
L87.2 Elastosis perforans serpiginosa

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

L87.8 Kelainan dengan eliminasi transepidermis lain


L87.9 Kelainan dengan eliminasi transepidermis, tak
dijelaskan

L88 Pyoderma gangrenosum


Dermatitis gangrenosa
Phagedenic pyoderma

L89 Ulkus dekubitus dan area tekanan


Bedsore
Plaster ulcer
Kecuali: ulkus dekubitus (trofik) servix (uteri) (N86)
L89.0 Ulkus dekubitus stadium I dan area tekanan
Ulkus dekubitus [tekanan] terbatas pada eritema saja
Catatan: ulkus terliha sebagai area tegas dengan kemerahan
persisten (eritema) pada kulit yang berpigmentasi
rendah, sedangkan pada kulit yang lebih gelap ulkus bisa
terlihat dengan nada warna merah, biru atau ungu, tanpa
kehilangan kulit
L89.1 Ulkus dekubitus stadium II
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan:
abrasi, blister,
ketebalan kulit hilang sebagianmelibatkan epidermis
dan/atau dermis, skin loss NOS
L89.2 Ulkus dekubitus stadium III
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan kehilangan ketebalan kulit
seluruhnya termasuk kerusakan atau nekrosis jaringan
subkutis yang meluas ke fasia di bawahnya
L89.3 Ulkus dekubitus stadium IV
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan nekrosis otot, tulang atau
struktur penyokong (misalnya tendon atau kapsul sendi)
L89.9 Ulkus dekubitus dan area tekanan, tidak dijelaskan
Ulkus dekubitus [tekanan] tanpa disebutkan stadiumnya

L90 Kelainan atrofik kulit


L90.0 Lichen sclerosus et atrophicus
Kecuali: lichen sclerosis pada organ genitalia eksterna
- pria (N48.0)
- wanita (90.4)
L90.1 Anetoderma Schweninger-Buzzi
L90.2 Anetoderma of Jadassohn-Pellizzari
L90.3 Atrophoderma Pasini and Pierini
L90.4 Acrodermatitis chronica atrophicans
L90.5 Kondisi parut dan fibrosis kulit
Adherent scar [parut lengket] (kulit)
Cicatrix

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kerusakan bentuk akibat parut


Scar NOS
Kecuali: parut hipertrofik (L91.0)
parut keloid (L91.0)
L90.6 Striae atrophicae
L90.8 Kelainan atrofik lain pada kulit
L90.9 Kelainan atrofik kulit, tak dijelaskan

L91 Kelainan hipertrofik kulit


L91.0 Parut keloid
Parut hipertrofik
Keloid
Kecuali: keloid acne (L73.0)
scar NOS (L90.5)
L91.8 Kelainan hipertrofik lain pada kulit
L91.9 Kelainan hipertrofik pada kulit, tak dijelaskan

L92 Kelainan granulomatosa kulit dan jaringan bwah kulit


Kecuali: granuloma aktinik (L57.5)
L92.0 Granuloma annulare
granuloma annulare perforans
L92.1 Neckrobiosis lipoidika, not elsewhere classified
Kecuali: disebabkan diabetes mellitus (E10-E14)
L92.2 Granuloma fasiale [granuloma eosinofilik kulit]
L92.3 Granuloma benda asing pada kulit dan jaringan subkutis
L92.8 Kelainan granulomatosa lain padakulit dan jaringan
subkutis
L92.9 Kelainan granulomatosa pada kulit dan jaringan
subkutis, tak dijelaskan

L93 Lupus eritematosus


[radang kronis jaringan ikat sendi, ginjal, permukaan serosa, dan
dinding pembuluh darah;
terutama pada wanita]
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
Kecuali: lupus:
- exedens (A18.4)
- vulgaris (A18.4)
systemic lupus erythematosus (M32.-)
skleroderma (M34.-)
L93.0 Lupus eritematosus diskoid
Lupus eritematosus NOS
L93.1 Lupus eritematosus kulit subakut
L93.2 Lupus eritematosus lokal lainnya
Lupus:
- eritematosus profundus

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

- panniculitis

L94 Kelainan jaringan penyambung lokal lainnya


Kecuali: kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36)
L94.0 Skleroderma lokal [morphea]
Circumscribed scleroderma [berbatas tegas]
L94.1 Linear scleroderma
En coup de sabre lesion
L94.2 Kalsinosis kutis
L94.3 Sklerodaktyly
L94.4 Papula Gottron
L94.5 Poikiloderma vasculare atrophicans
L94.6 Ainhum
L94.8 Kelainan jaringan ikat lokal lain yang dijelaskan
L94.9 Kelainan jaringan ikat lokal, tak dijelaskan

L95 Vaskulitis yang terbatas pada kulit, not elsewhere classified


Kecuali: purpura Henoch(-Schnlein) (D69.0)
urtikaria (L50.-),
angioma serpiginosum (L81.7)
vaskulitis rematoid (M05.2)
polyarteritis nodosa (M30.0),
angiitis hipersensitif (M31.0)
granulomatosis Wegener (M31.3)
pannikulitis (pada):
- lupus (L93.2)
- relapsing [Weber-Christian] (M35.6),
- neck and back (M54.0)
- NOS (M79.3),
serum sickness (T80.6)
L95.0 Livedoid vasculitis
Atrophie blanche (en plaque)
L95.1 Erythema elevatum diutinum
L95.8 Vaskulitis kulit lainnya
L95.9 Vaskulitis kulit, tak dijelaskan

L97 Ulkus anggota bawah, not elsewhere classified


Kecuali: ulkus dekubitus [tekanan] dan area tekanan (L89.-)
infeksi spesifik yang diklasifikasikan pada A00-B99
varicose ulcer (I83.0, I83.2)
skin infections (L00-L08),
gangrene (R02)

L98 Kelainan lain kulit dan jaringan subkutis, not elsewhere


classified
L98.0 Granuloma piogenik
L98.1 Dermatitis faktisia

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Exkoriasi neurotik
L98.2 Dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet]
L98.3 Sellulitis eosinofilik [Wells]
L98.4 Ulkus kronis kulit, not elsewhere classified
Ulkus kulit NOS
Ulkus kronis kulit NOS
Ulkus tropis NOS
Kecuali: infeksi spesifik yang diklasifikasikan pada A00-B99
varicose ulcer (I83.0, I83.2)
infeksi kulit (L00-L08)
ulkus dekubitus [tekanan] dan area tekanan (L89.-)
ulkus anggota bawah NEC (L97)
gangrene (R02)
L98.5 Musinosis kulit
Musinosis terfokus
Lichen myxoedematosus
Kecuali: musinosis terfokus pada oral (K13.7)
myxoedema (E03.9)
L98.6 Kelainan infiltratif lain pada kulit dan jaringan subkutis
Kecuali: hyalinosis cutis et mucosae (E78.8)
L98.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan
subkutis
L98.9 Kelainan kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan

L99* Kelainan lain pada kulit dan jaringan subkutis pada


penyakit c.e. lain
L99.0* Amyloidosis kulit (E85.-)
Lichen amiloidosis
Macular amiloid
L99.8* Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain yang dijelaskan
pada penyakit c.e.
Alopecia sifilitika (A51.3)
Lukoderma sifilitika (A51.3, A52.7)

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER XIII. PENYAKIT-
PENYAKIT
MUSKULOSKELETON DAN
JARINGAN PENYAMBUNG (M00
M99)
Kecuali: penyakit infeksi dan parasit trertentu (A00-B99)
neoplasma (C00-D48)
penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
kondisi tertentu yang berawal dari masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital
(Q00-Q99)
gejala, tanda, dan penemuan abnormal klinis dan laboratoris
NEC (R00-R99)
cedera, keracunan, dan akibat lain penyebab eksternal (S00-
T98)
sindroma kompartemen (T79.6)

Blok-blok di dalam bab ini adalah:


M00-M25. Arthropati (penyakit-penyakit sendi anggota)
M00-M03. Arthropati infeksi
M05-M14. Poliarthropati radang
M15-M19. Arthrosis
M20-M25. Penyakit sendi lain
M30-M36. Kelainan jaringan ikat sistemik (penyakit autoimmun dan
kolagen)
M40-M54. Dorsopati (penyakit pada vertebra)
M40-M43. Dorsopati yang merusak bentuk
M45-M49. Spondilopati
M50-M54. Dorsopati lain
M60-M79. Kelainan jaringan lunak (penyakit otot, synovium dan
tendon)
M60-M63. Kelainan otot
M65-M68. Kelainan sinovium dan tendon
M70-M79. Kelainan jaringan lunak lain
M80-M94. Osteopati dan kondropati (penyakit tulang dan rawan)
M80-M85. Kelainan kepadatan dan struktur tulang
M86-M90. Osteopati lain
M91-M94. Kondropati
M95-M99. Kelainan lain pada sistem musculoskeletal dan jaringan ikat

Kategori asterisk pada bab ini adalah sebagai berikut:


M01* Infeksi langsung terhadap sendi pada penyakit infeksi dan
parasit c.e.
M03* Arthropati pasca infeksi dan reaktif pada penyakit c.e.
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M07* Arthropati psoriatik dan enteropatik


M09* Arthritis remaja pada penyakit c.e.
M14* Arthropati pada penyakit lain c.e.
M36* Kelainan sistemik jaringan ikat pada penyakit c.e.
M49* Spondilopati pada penyakit c.e.
M63* Kelainan otot pada penyakit c.e.
M68* Kelainan sinovium dan tendon pada penyakit c.e.
M73* Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e.
M82* Osteoporosis pada penyakit c.e.
M90* Osteopathies pada penyakit c.e.

Tempat keterlibatan muskuloskeleton


Subklasifikasi penunjuk situs keterlibatan berikut disediakan
untuk penggunaan pilihan pada kategori yang sesuai pada bab XIII.
Karena jumlah karakter yang digunakan ekstensi lokal atau adaptasi
spesialisasi bisa bervariasi, disarankan agar tambahan subklasifikasi
situs ini diletakkan pada posisi terpisah yang bisa diidentifikasi (misal
box tambahan, [1]). Subklasifikasi lain untuk kerusakan lutut,
dorsopati, dan lesi biomekanis yang tidak diklasifikasikan di tempat
lain, masing-masing disediakan pada M23, sebelum M40, dan pada
M99.
0. Situs ganda
1. Daerah bahu:
klavikula
skapula
sendi akromio-klavikularis
sendi gleno-humerus
sendi sterno-klavikularis
2. Lengan atas:
humerus
sendi siku
3. Lengan bawah
radius, ulna
sendi pergelangan
4. Tangan:
karpus, metakarpus
jari tangan
sendi-sendi di antara tulang-tulang ini
5. Pelvik dan paha:
bokong
pelvis
femur
(sendi) panggul
sendi sakroiliaka
6. Tungkai bawah:
tibia, fibula
sendi lutut
7. Tumit dan kaki:
tarsus, metatarsus

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

jari kaki
sendi tumit
sendi-sendi lain di kaki
8. Lain-lain:
kepala
tengkorak
leher
batang tubuh
iga
kolom vertebra
9. Situs tak dijelaskan

Arthropathy (M00-M25)
Kelainan yang terutama mengganggu sendi-sendi perifer (anggota).

Arthropati infeksi (M00-M03)


Catatan: : Blok ini berisi arthropati akibat agen mikrobiologis.
Perbedaan yang dibuat antara jenis-jenis hubungan etiologis
berikut adalah:
- Infeksi langsung pada sendi, dengan terdapatnya organisme
yang menyerang
jaringan synovium dan antigen mikroba di dalam sendi
- Infeksi tidak langsung terbagi atas
a. arthropati reaktif, dengan terbukti adanya infeksi mikroba
di dalam tubuh,
tapi organisme atau antigennya tidak terdapat di dalam
sendi
b. arthropati pascainfeksi, dengan terdapatnya antigen
mikroba tapi penemuan
organisme tidak konstan dan tidak ada bukti perbanyakan
lokal.

M00 Arthritis piogenik


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M00.0 Arthritis dan poliarthritis stafilokokus
M00.1 Arthritis dan poliarthritis pneumokokus
M00.2 Arthritis dan poliarthritis streptokokus lain
M00.8 Arthritis dan poliarthritis akibat bakteri lain yang
dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B96), kalau perlu, untuk
identifikasi agen bakteri.
M00.9 Arthritis piogenik, tak dijelaskan
Arthritis infektif NOS

M01* Infeksi sendi langsung pada penyakit infeksi dan parasit


c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati pada sarkoidosis (M14.8*)
arthropati pascainfeksi dan reaktif (M03.-*)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M01.0*Arthritis meningokokus (A39.8)


Kecuali: arthritis postmeningokokus (M03.0*)
M01.1* Arthritis TB (A18.0)
Kecuali: pada vertebra (M49.0*)
M01.2*Arthritis pada penyakit Lyme (A69.2)
M01.3*Arthritis pada penyakit bakteri lain c.e.
Arthritis pada:
- demam tifoid atau paratifoid (A01.-),
- infeksi lokal salmonella (A02.2)
- lepra [penyakit Hansen] (A30.-),
Arthritis gonokokus (A54.4)
M01.4*Arthritis rubella (B06.8)
M01.5*Arthritis pada penyakit virus lain c.e.
arthritis pada:
- mumps (B26.8)
- demam O'nyong-nyong (A92.1)
M01.6*Arthritis pada mikosis (B35-B49)
M01.8*Arthritis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.

M02 Arthropati reaktif


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: demam rematik (I00)
penyakit Behet (M35.2)
M02.0 Arthropati menyusul operasi bypass usus
M02.1 Arthropati pascadisenteri
M02.2 Arthropati pascaimunisasi
M02.3 Penyakit Reiter
M02.8 Arthropati reaktif lainnya
M02.9 Arthropati reaktif, tak dijelaskan

M03* Arthropati pascainfeksi dan reaktif pada penyakit c.e.


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali:: infeksi langsung sendi dari penyakit infeksi dan parasit
c.e. (M01.-*)
M03.0*Arthritis postmeningokokus (A39.8)
Kecuali: arhritis meningokokus (M01.0*)
M03.1*Arthropati pascainfeksi pada sifilis
Sendi Clutton (A50.5)
Kecuali: arthropati Charcot atau tabetik (M14.6*)
M03.2*Arthropati pascainfeksi lain pada penyakit c.e.
Arthropati pascainfeksi pada:
- enteritis akibat Yersinia enterocolitica (A04.6)
- hepatitis virus (B15-B19)
Kecuali: arthropati virus (M01.4-M01.5*)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M03.6*Arthropati reaktif pada penyakit lain c.e.


Arthropati pada endokarditis infektif (I33.0)

Poliarthropati inflamasi (M05-M14)


M05 Rematoid arthritis seropositif
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: demam rematik (I00),
arthritis rematoid (pada):
- remaja (M08.-)
- spina (M45)
M05.0 Sindroma Felty
Arthritis rematoid dengan splenoadenomegali dan leukopenia
M05.1Penyakit paru-paru rematoid (J99.0*)
M05.2 Vaskulitis rematoid
M05.3Arthritis rematoid dengan keterlibatan organ dan sistem
lain
Polineuropati rematoid (G63.6*)
Miopati rematoid (G73.7*)
Pericarditis rematoid (I32.8*)
Endokarditis rematoid (I39.-*)
Miokarditis rematoid (I41.8*)
Karditis rematoid (I52.8*)
M05.8 Arthritis rematoid seropositif lain
M05.9 Arthritis rematoid seropositif, tak dijelaskan

M06 Rematoid arthritis lain


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M06.0 Arthritis rematoid seronegatif
M06.1 Penyakit Still yang muncul pada usia dewasa
Kecuali: penyakit Still NOS (M08.2)
M06.2 Bursitis rematoid
M06.3 Nodul rematoid
M06.4 Poliarthropati radang
Kecuali: poliarthritis NOS (M13.0)
M06.8 Arthritis rematoid lain yang dijelaskan
M06.9 Arthritis rematoid, tak dijelaskan

M07* Arthropati psoriatik dan enteropatik


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati psoriatik dan enteropatik remaja (M09.-*)
M07.0*Arthropati psoriatik interphalanx distal (L40.5)
M07.1*Arthritis mutilans (L40.5)
M07.2*Spondilitis psoriatik (L40.5)
M07.3*Arthropati psoriatik lain(L40.5)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M07.4*Arthropati pada penyakit Crohn [regional enteritis]


(K50.-)
M07.5*Arthropati pada kolitis ulseratif (K51.-)
M07.6*Arthropati entropati lain

M08 Arthritis remaja [juvenile arthritis]


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: arthritis anak, dimulai pada usia <16 tahun, berlangsung
lebih dari 3 bulan
Kecuali: sindroma Felty (M05.0)
dermatomyositis remaja (M33.0)
M08.0 Arthritis rematoid remaja
Arthritis rematoid dengan atau tanpa faktor rheumatoid
M08.1 Ankylosing spondylitis pada remaja
Kecuali: ankylosing spondylitis pada dewasa (M45)
M08.2 Arthritis remaja dengan yang onsetnya sistemik
Penyakit Still NOS
Kecuali: penyakit Still yang dimulai pada dewasa (M06.1)
M08.3 Poliarthritis remaja (seronegatif)
Poliarthritis remaja kronis
M08.4 Arthritis remaja pauciarticularis
M08.8 Arthritis remaja lainnya
M08.9 Arthritis remaja, tak dijelaskan

M09* Arthritis remaja pada penyakit c.e.


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati pada penyakit Whipple (M14.8*)
M09.0*Arthritis remaja pada psoriasis (L40.5)
M09.1*Arthritis remaja pada penyakit Crohn [enteritis
regionalis] (K50.-)
M09.2*Arthritis remaja pada kolitis ulseratif (K51.-)
M09.8*Arthritis remaja pada penyakit lain c.e.

M10 Gout
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M10.0 Gout idiopatik
Bursitis gout
Gout primer
Tophus garam urat pada jantung (I43.8*)
M10.1 Gout akibat timah hitam (Pb, lead)
M10.2 Gout akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
M10.3 Gout akibat kerusakan fungsi ginjal
M10.4 Gout sekunder lainnya
M10.9 Gout, tak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M11 Arthropati kristal lainnya


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M11.0 Penyakit deposisi hydroxyapatite
M11.1 Chondrocalcinosis keturunan
M11.2 Chondrocalcinosis lainnya
Chondrocalcinosis NOS
M11.8 Arthropati kristal lain yang dijelaskan
M11.9 Arthropati kristal, tak dijelaskan

M12 Arthropati spesifik lainnya


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati NOS (M13.9)
arthrosis (M15-M19)
arthropati cricoarytenoid (J38.7)
M12.0 Arthropati kronis pasca-rematik [Jaccoud]
M12.1 Penyakit Kaschin-Beck
M12.2 Sinovitis villonodular (berpigment)
M12.3 Palindromic rheumatism
M12.4 Intermittent hydrarthrosis
M12.5 Arthropati traumatika
Kecuali: arthrosis post-traumatika (dari):
- panggul (M16.4-M16.5)
- lutut (M17.2-M17.3),
- sendi carpometacarpal pertama (M18.2-M18.3),
- sendi tunggal lain (M19.1),
- NOS (M19.1)
M12.8 Arthropati spesifik lainnya, not elsewhere classified
Arthropati transient (sementara)

M13 Arthritis lain


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthrosis (M15-M19)
M13.0 Poliarthritis, tak dijelaskan
M13.1 Monoarthritis, not elsewhere classified
M13.8 Arthritis lain yang dijelaskan
Arthritis alergika
M13.9 Arthritis, tak dijelaskan
Arthropati NOS

M14* Arthropati pada penyakit lain c.e.


Kecuali: arthropati pada:
- penyakit neoplasma (M36.1*),
- kelainan darah (M36.2-M36.3*)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

- reaksi hipersensitif (M36.4*),


spondilopati neuropatik (M49.4*)
arthropati psoriatik dan enteropatik (M07.-*)
arthropati psoriatik dan enteropatik remaja (M09.-*)
M14.0*Arthropati gout akibat cacad enzim dan kelainan
keturunan lainnya
Arthropati gout pada:
- sindroma Lesch-Nyhan (E79.1),
- kelainan sickle-cell (D57.-)
M14.1* Crystal arthropati in other metabolic disorders
Arthropati kristal pada hiperparatiroidisme (E21.-)
M14.2*Arthropati diabetik (E10-E14 dengan karakter keempat .
6)
Kecuali: arthropati neuropatik diabetik (M14.6*)
M14.3*Dermatoarthritis lipoid (E78.8)
M14.4*Arthropati pada amiloidosis (E85.-)
M14.5*Arthropati pada kelainan lain endokrin, gizi dan
metabolik
Arthropati pada:
- hipotiroid (E00-E03)
- tirotoksikosis [hipertiroid] (E05.-)
- akromegali dan gigantisme pituitary (E22.0)
- hemokromatosis (E83.1),
M14.6*Arthropati neuropatik
Arthropati Charcot atau tabetik (A52.1)
Arthropati neuropatik diabetis (E10-E14 dengan karakter
keempat .6)
M14.8*Arthropati pada penyakit yang dijelaskan yang c.e.
Arthropati pada:
- sarkoidosis (D86.8)
- eritema: multiforme (L51.-),
- eritema nodosum (L52)
- penyakit Whipple (K90.8)

Arthrosis (M15-M19)
Catatan: Pada blok ini istilah osteoarthritis digunakan sebagai sinonim
arthrosis atau osteoarthrosis. Istilah primer digunakan sesuai
dengan arti klinis yaitu tidak ditemukan kondisi dasar yang
menyebabkan timbulnya penyakit ini
Kecuali: osteoarthritis vertebra (M47.-)

M15 Poliarthrosis
Termasuk: arthrosis dengan disebutkan lebih dari satu situs
Kecuali: keterlibatan sendi tunggal yang bilateral (M16-M19)
M15.0 (Osteo)arthrosis generalisata primer
M15.1 Nodus Heberden (dengan arthropati)
M15.2 Nodus Bouchard (dengan arthropati)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M15.3 Arthrosis multipel sekunder


Poliarthrosis pasca-trauma
M15.4 (Osteo)arthrosis erosif
M15.8 Poliarthrosis lain
M15.9 Poliarthrosis, tak dijelaskan
Osteoarthritis generalisata NOS

M16 Koksarthrosis [arthrosis panggul]


M16.0 Koksarthrosis primer, bilateral
M16.1 Koksarthrosis primer lainnya
Koksarthrosis primer: NOS, unilateral
M16.2 Koksarthrosis akibat displasia, bilateral
M16.3 Koksarthrosis displasia lainnya
Koksarthrosis displasia: NOS, unilateral
M16.4 Koksarthrosis pasca-trauma, bilateral
M16.5 Koksarthrosis pasca-trauma lainnya
Koksarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral
M16.6 Koksarthrosis sekunder lainnya, bilateral
M16.7 Koksarthrosis sekunder lainnya:
Koksarthrosis sekunder: NOS, unilateral
M16.9 Koksarthrosis, tak dijelaskan

M17 Gonarthrosis [arthrosis lutut]


M17.0 Gonarthrosis primer, bilateral
M17.1 Gonarthrosis primer lainnya
Gonarthrosis primer: NOS, unilateral
M17.2 Gonarthrosis pasca-trauma, bilateral
M17.3 Gonarthrosis pasca-trauma lainnya
Gonarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral
M17.4 Gonarthrosis sekunder lainnya, bilateral
M17.5 Gonarthrosis sekunder lainnya
Gonarthrosis sekunder: NOS, unilateral
M17.9 Gonarthrosis, tak dijelaskan

M18 Arthrosis sendi carpometacarpal I


M18.0 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I, bilateral
M18.1 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I lainnya
Arthrosis primer sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.2 Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I,
bilateral

M18.3 Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I lainnya


Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M18.4 Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I lainnya,


bilateral
M18.5 Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I lainnya
Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.9 Arthrosis sendi carpometacarpal I, tak dijelaskan

M19 Arthrosis lainnya


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthrosis spina (M47.-)
hallux rigidus (M20.2)
polyarthrosis (M15.-)
M19.0 Arthrosis primer sendi lain
Arthrosis primer NOS
M19.1 Arthrosis pasca-trauma sendi lain
Arthrosis pasca-trauma, NOS
M19.2 Arthrosis sekunder lain
Arthrosis sekunder, NOS
M19.8 Arthrosis lain yang dijelaskan
M19.9 Arthrosis, tak dijelaskan

Kelainan sendi lainnya (M20-M25)


Kecuali: sendi-sendi vertebra (M40-M54)

M20 Deformitas didapat pada jari tangan dan kaki


Kecuali: absen kongenital pada jari tangan dan kaki (Q71.3, Q72.3)
deformitas dan malformasi kongenital jari tangan dan kaki
(Q66.-, Q68-Q70, Q74.-)
absen didapat pada jari tangan dan kaki (Z89.-),
M20.0 Deformitas jari tangan
Deformitas Boutonnire dan swan-neck (leher angsa)
Kecuali: trigger finger (M65.3)
fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren] (M72.0),
clubbing of fingers (R68.3)
M20.1 Hallux valgus (didapat):
Bunion
M20.2 Hallux rigidus
M20.3 Deformitas lain hallux (didapat):
Hallux varus
M20.4 Jari kaki gada [hammertoes] lainnya (didapat)
M20.5 Deformitas lain jari kaki (didapat)
M20.6 Deformitas didapat jari kaki, tak dijelaskan

M21 Deformitas didapat lainnya pada anggota


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: deformitas didapat jari tangan atau kaki (M20.-)
coxa plana (M91.2)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

deformitas dan malformasi kongenital angota (Q65-Q66, Q68-


Q74)
absen kongenital anggota (Q71-Q73)
abses didapat anggota (Z89.-)
M21.0 Deformitas valgus, not elsewhere classified
Kecuali: talipes calcaneovalgus (Q66.4)
metatarsus valgus (Q66.6)
M21.1 Deformitas varus, not elsewhere classified
Kecuali: tibia vara (M92.5)
metatarsus varus (Q66.2)
M21.2 Deformitas flexi
M21.3 Wrist or foot drop (didapat) [pergelangan atau kaki
jatuh]
M21.4 Flat foot [pes planus] (didapat)
Kecuali: congenital pes planus (Q66.5)
M21.5 Claw hand, clubhand, clawfoot dan clubfoot didapat
Kecuali: clubfoot, tidak dinyatakan sebagai didapat (Q66.8)
M21.6 Deformitas didapat lain pada tumit dan kaki
Kecuali: deformitas jari kaki (didapat) (M20.1-M20.6)
M21.7 Panjang anggota tidak sama (didapat)
M21.8 Deformitas didapat lain yang dijelaskan pada anggota
M21.9 Deformitas didapat pada anggota, tak dijelaskan

M22 Kelainan patella


Kecuali: dislokasi patella (S83.0)
M22.0 Dislokasi rekuren pada patella
M22.1 Subluksasio rekuren pada patella
M22.2 Kelainan patellofemoralis
M22.3 Kelainan bentuk lain pada patella
M22.4 Kondromalacia patellae
M22.8 Kelainan lain pada patella
M22.9 Kelainan patella, tak dijelaskan

M23 Kerusakan internal lutut


Subklasifikasi tambahan untuk tempat keterlibatan berikut
disediakan untuk pemakaian tambahan pada subkategori yang
sesuai pada M23.-, lihat juga note pada awal bab ini.
0. Banyak tempat
1. Ligamen cruciata anterior atau Cornu anterior meniskus
medialis,
2. Ligamen cruciata posterior atau Cornu posterior meniskus
medialis,
3. Ligamen collateral medial atau Meniskus medialis yang lain
atau tak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

4. Ligamen collateral lateral atau Cornu anterior meniskus


lateralis,
5. Cornu posterior meniskus lateralis,
6. Meniskus lateralis yang lain atau tak dijelaskan
7. Ligamen kapsularis
9. Ligamen tak dijelaskan atau Meniskus yang tak dijelaskan
Kecuali: deformitas lutut (M21.-)
kelainan patella (M22.-)
dislokasi atau subluksasi rekurens patella (M22.0-M22.1)
dislokasi atau subluksasi rekurens (M24.4)
ankylosis (M24.6)
osteochondritis dissecans (M93.2)
cedera saat ini - lihat cedera lutut dan tungkai bawah (S80-
S89)
M23.0 Meniskus sistikus
M23.1 Meniskus diskoid (congenital)
M23.2 Kerusakan meniskus akibat robek atau cedera lama
Robekan lama pada bucket-handle
M23.3 Kerusakan lain pada meniskus
Degenerasi }
Detachment [lepas] } meniskus
Retensi [tertahan] }
M23.4 Benda-benda lepas [loose body] di lutut
M23.5 Ketidakstabilan lutut kronis
M23.6 Kerusakan spontan lain pada ligamen lutut
M23.8 Kerusakan internal lain pada lutut
Kelonggaran [laxity] ligamen lutut
Snapping knee [retak, pecah]
M23.9 Kerusakan internal lutut, tak dijelaskan

M24 Kerusakan sendi spesifik lainnya


Kecuali: cedera saat ini - lihat cedera sendi menurut bagian tubuh
kelainan sendi temporomandibularis (K07.6)
snapping knee (M23.8)
ganglion (M67.4)
M24.0 Benda-benda lepas pada sendi
Kecuali: benda-benda lepas di lutut (M23.4)
M24.1 Kelainan rawan sendi lainnya
Kecuali: ochronosis (E70.2)
kalsifikasi metastatik (E83.5)
chondrocalcinosis (M11.1-M11.2)
kerusakan internal lutut (M23.-)
M24.2 Kelainan ligamen
Ketidakstabilan akibat cedera lama pada ligamen
Kelonggaran [laxity] ligamen NOS
Kecuali: kelonggaran ligamen keturunan (M35.7)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

lutut (M23.5-M23.8)
M24.3 Dislokasi dan subluksasi patologis sendi, not elsewhere
classified
Kecuali: rekuren (M24.4)
dislokasi atau pergeseran sendi kongenital - lihat
malformasi dan deformasi kongenital sistem
muskuloskeleton (Q65-Q79)
dislokasi atau pergeseran sendi pada cedera
sekarang - lihat cedera sendi dan ligamen menurut regio
tubuh
M24.4 Dislokasi dan subluksasi rekurens sendi
Kecuali: patella (M22.0-M22.1)
subluksasi vertebral (M43.3-M43.5)
M24.5 Kontraktur sendi
Kecuali: deformitas didapat pada anggota (M20-M21)
kontraktur (pelapis) tendon tanpa kontraktur sendi
(M67.1)
kontraktur Dupuytren (M72.0)
M24.6 Ankylosis sendi
Kecuali: kekakuan sendi tanpa ankylosis (M25.6)
ankylosis spina (M43.2)
M24.7 Protrusio acetabuli
M24.8 Kerusakan sendi spesifik lain, not elsewhere classified
Irritable hip
Kecuali: yang melibatkan sindroma band iliotibialis (M76.3)
M24.9 Kerusakan sendi, tak dijelaskan

M25 Kelainan lain pada sendi, not elsewhere classified


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: deformitas yang diklasifikasikan pada M20-M21,
kalsifikasi:
- bursa (M71.4)
- (sendi) bahu (M75.3)
- tendon (M65.2)
kelainan lenggang [gait] dan mobilitas (R26.-)
kesulitan berjalan (R26.2)
M25.0 Haemarthrosis
Kecuali: cedera sekarang - lihat cedera sendi menurut regio
tubuh
M25.1 Fistula sendi
M25.2 Flail joint sendi tidak stabil
M25.3 Ketidakstabilan lain sendi
Kecuali: ketidakstabilan sendi akibat:
- cedera lama ligamen (M24.2)
- pengangkatan prosthesis sendi (M96.8)
M25.4 Effusi sendi
Kecuali: hydrarthrosis rahang (A66.6)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M25.5 Nyeri pada sendi


M25.6 Kekakuan sendi, not elsewhere classified
M25.7 Osteophyte [pertumbuhan tulang]
M25.8 Kelainan lain sendi yang dijelaskan
M25.9 Kelainan sendi, tak dijelaskan

Kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36)


Termasuk: penyakit autoimmun:
- NOS
- sistemik
penyakit kolagen (vaskuler):
- NOS
- sistemik
Kecuali: sindroma antifosfolipid (D68.6)
penyakit autoimmun, jenis organ tunggal atau sel tunggal
(kode ke kategori kondisi yang relevant)

M30 Poliarteritis nodosa dan kondisi yang berhubungan


M30.0 Poliarteritis nodosa
[radang arteri di berbagai tempat, menyebabkan asma,
hipertensi dan kegagalan ginjal]
M30.1 Poliarteritis dengan keterlibatan paru-paru [Churg-
Strauss]
Angiitis granulomatosa allergika
M30.2 Juvenile polyarteritis
M30.3 Sindroma kelenjar limfe mukokutan [Kawasaki]
M30.8 Kondisi lain yang berhubungan dengan poliarteritis
nodosa
Sindroma poliangiitis overlap

M31 Vaskulopati nekrotikans lain


M31.0 Angiitis hipersensitivitas
Sindroma Goodpasture
M31.1 Mikroangiopati trombotik
Thrombotic thrombocytopenic purpura
M31.2 Lethal midline granuloma
M31.3 Granulomatosis Wegener
Necrotizing respiratory granulomatosis
M31.4 Sindroma arkus aorta [Takayasu]
M31.5 Giant cell arteritis dengan polymyalgia rheumatica
M31.6 Giant cell arteritis lainnya
M31.7 Microscopic polyangiitis
Microscopic polyarteritis
Excludes: polyarteritis nodosa (M30.0)
M31.8 Vaskulopati nekrotikans lain yang dijelaskan
Vaskulitis hipokomplementemia

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M31.9 Vaskulopati nekrotikans, tak dijelaskan

M32 Systemic lupus erythematosus [SLE]


Kecuali: lupus eritematosus (diskoid) (NOS) (L93.0)
M32.0 Systemic lupus erythematosus akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M32.1Systemic lupus erythematosus dengan keterlibatan organ
atau sistem
Penyakit Libman-Sacks (I39.-*)
Perikarditis lupus (I32.8*)
Systemic lupus erythematosus dengan:
- keterlibatan ginjal (N08.5*, N16.4*),
- keterlibatan paru-paru (J99.1*)
M32.8 Bentuk lain systemic lupus erythematosus
M32.9 Systemic lupus erythematosus, tak dijelaskan

M33 Dermatopolimiositis
M33.0 Dermatomyositis remaja
M33.1 Dermatomiositis lainnya
M33.2 Polimiositis
M33.9 Dermatopolimiositis, tak dijelaskan

M34 Sklerosis sistemik


Termasuk: skleroderma
Kecuali: skleroderma sirkumskripta (L94.0)
skleroderma neonatus (P83.8)
M34.0 Sklerosis sistemik progresif

M34.1 Sindroma CR(E)ST


Kombinasi calcinosis, fenomena Raynaud, disfungsi esofagus,
sklerodaktili, telangiectasia.
M34.2 Sklerosis sistemik akibat obat dan zat kimia
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi penyebab
M34.8 Bentuk lain sklerosis sistemik
Sklerosis sistemik dengan:
- myopati (G73.7*)
- melibatkan paru-paru (J99.1*)
M34.9 Sklerosis sistemik, tak dijelaskan

M35 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lainnya


Kecuali: kolagenosis perforata reaktif (L87.1)
M35.0 Sindroma Sicca [Sjgren]
Sindroma Sjgren dengan:
- miopati (G73.7*)
- keratokonjungtivitis (H19.3*),

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

- keterlibatan paru-paru (J99.1*)


- kelainan tubulo-interstitial ginjal (N16.4*)
M35.1 Sindorma overlap lain
Penyakit jaringan ikat campuran
Kecuali: polyangiitis overlap syndrome (M30.8)
M35.2 Penyakit Behet
[ulkus mulut, radang mata, dan poliarthritis]
M35.3 Polimialgia rematika
Kecuali: polimialgia reumatika dengan giant cell arteritis
(M31.5)
M35.4 Fasiitis diffusa (eosinophilic)
M35.5 Fibrosklerosis multifokus
M35.6 Relapsing panniculitis [Weber-Christian]
Kecuali: panniculitis: lupus (L93.2), NOS (M79.3)
M35.7 Sindroma hipermobilitas
Familial ligamentous laxity [kelonggaran ligamen keturunan]
Kecuali: kelonggaran ligamen NOS (M24.2)
sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6)
M35.8 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lain yang dijelaskan
M35.9 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lain, tak dijelaskan
Penyakit autoimmun (sistemik) NOS
Penyakit kolagen (vaskular) NOS

M36* Kelainan jaringan ikat sistemik pada penyakit c.e.


Kecuali: arthropati pada penyakit c.e. (M14.-*)
M36.0*Dermato(poli)miositis in penyakit neoplastik (C00-D48)
M36.1*Arthropati pada penyakit neoplastik (C00-D48)
Arthropati pada:
- multiple myeloma (C90.0)
- leukaemia (C91-C95)
- histiositosis maligna (C96.1),
M36.2* Arthropati hemofilik (D66-D68)
M36.3*Arthropati pada kelainan darah lain (D50-D76)
Kecuali: arthropati pada purpura Henoch(-Schnlein)
(M36.4*)
M36.4*Arthropati pada reaksi hipersensitif c.e.
Arthropati pada purpura Henoch(-Schnlein) (D69.0)
M36.8*Kelainan sistemik jaringan ikat pada penyakit lain c.e.
Kelainan sistemik jaringan ikat pada:
- hypogammaglobulinaemia (D80.-)
- ochronosis (E70.2)
[ochronosis rawan, ligamen, jaringan fibrosa lain menghitam
akibat kelainan metabolik, urin menghitam ketika terkena udara]

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Dorsopati (M40-M54)
Subklasifikasi tambahan untuk menunjukkan situs penyakit
berikut ini disediakan untuk pilihan pemakaian pada kategori
yang sesuai di dalam blok dorsopati, kecuali M50 dan M51.
Lihat juga catatan di awal bab ini
0 Situs ganda pada vertebra
1 Regio oksipito-atlanto-axial
2 Regio servikalis
3 Regio servikotoraks
4 Regio toraks
5 Regio torakolumbalis
6 Regio lumbalis
7 Regio lumbosakrum
8 Regio sakrum dan sakrokoksigis
9 Situs tak dijelaskan

Dorsopati deformans (M40-M43)


M40 Kiposis dan lordosis
[kiposis: kurvatura vertebra atas terlalu ke belakang]
[lordosis: kurvatura vertebra bawah terlalu ke depan]
[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: kiposkoliosis (M41.-)
kiposis dan lordosis:
- kongenital (Q76.4)
- pasca-prosedur (M96.-)
M40.0 Kiposis postural
Kecuali: osteokondrosis vertebra (M42.-)
M40.1 Kiposis sekunder lain
M40.2 Kiposis lain dan tak dijelaskan
M40.3 Flatback syndrome [sindroma punggung datar]
M40.4 Lordosis lain
Lordosis:
- didapat
- postural
M40.5 Lordosis, tak dijelaskan

M41 Scoliosis
[Skoliosis: kurvatura vertebra mengarah ke samping]
[Lihat kode situs sebelum M40]
Termasuk: kiposkoliosis
Kecuali: skoliosis kongenital:
- NOS (Q67.5),
- postural (Q67.5),
- akibat malformasi tulang (Q76.3)
penyakit jantung kiposkoliosis (I27.1)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

pasca-prosedur (M96.-)
M41.0 Skoliosis idiopatik infantil
M41.1 Skoliosis idiopatik remaja
Skoliosis remaja
M41.2 Skoliosis idiopatik lain
M41.3 Skoliosis torakogenik
M41.4 Skoliosis neuromuskuler
Skoliosis akibat cerebral palsy, ataxia Friedreich, poliomyelitis,
dan kelainan neuromuskuler lain.
M41.5 Skoliosis sekunder lain
M41.8 Bentuk-bentuk lain skoliosis
M41.9 Skoliosis, tak dijelaskan

M42 Osteokondrosis vertebra


[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: kiposis postural (M40.0)
M42.0 Osteokondrosis vertebra remaja:
Penyakit Calv
Penyakit Scheuermann
Kecuali: kiposis postural (M40.0)
M42.1 Osteokondrosis vertebra dewasa
M42.9 Osteokondrosis vertebra, tak dijelaskan

M43 Dorsopati deformans lainnya


[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: spina bifida occulta (Q76.0)
sindroma Klippel-Feil (Q76.1)
spondilolisis dan spondilolistesis kongenital (Q76.2)
hemivertebra (Q76.3-Q76.4)
lumbarisasi dan sakralisasi (Q76.4)
platispondilisis (Q76.4)
kurvatura spina pada:
- osteoporosis (M80-M81),
- penyakit Paget tulang [osteitis deformans] (M88.-)
M43.0 Spondilolisis
M43.1 Spondilolistesis
[satu vertebra lumbalis lebih maju ke depan dari yang di
bawahnya]
M43.2 Fusi lain pada spina; ankilosis sendi spina
Kecuali: ankylosing spondylitis (M45)
pseudoarthrosis setelah fusi atau arthrodesis (M96.0)
status arthrodesis (Z98.1)
M43.3 Subluksasio atlantoaxial rekuren dengan myelopati
M43.4 Subluksasio atlantoaxial rekuren lain
M43.5 Subluksasio vertebra rekuren lain
Kecuali: lesi biomekanik NEC (M99.-)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M43.6 Tortikollis [leher tertarik ke satu sisi oleh m.


sternocleidomastoideus]
Kecuali: tortikollis:
- cedera sekarang lihat cedera vertebra menurut regio tubuh
- psikogenik (F45.8)
- spasmodik (G24.3)
- akibat cedera lahir (P15.2)
- kongenital (sternomastoid) (Q68.0)
M43.8 Dorsopati deformans lain yang dijelaskan
Kecuali: kyphosis dan lordosis (M40.-)
skoliosis (M41.-)
M43.9 Dorsopati deformans, tak dijelaskan
Kurvature spina NOS

Spondilopathi (M45-M49)
M45 Ankylosing spondylitis
[Lihat kode situs sebelum M40]
Arthritis rheumatoid vertebra
Kecuali: arthropati pada penyakit Reiter (M02.3)
spondylitis (ankylosing) remaja (M08.1)
penyakit Behet (M35.2)

M46 Spondylopati radang lain


[Lihat kode situs sebelum M40]
M46.0 Entesopati spina
Kelainan perlekatan ligamen atau otot ke vertebra
M46.1 Sakroiliitis, not elsewhere classified
M46.2 Osteomielitis vertebra
M46.3 Infeksi diskus intervertebralis (pyogenic)
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi
M46.4 Diskitis, tak dijelaskan
M46.5 Spondilopati infektif lainnya
M46.8 Spondilopati radang lain yang dijelaskan
M46.9 Spondilopati radang, tak dijelaskan

M47 Spondylosis
[Lihat kode situs sebelum M40]
[Kaku spina dan degenerasi diskus intevertebra, dengan osteoarthritis
(sering pada orang tua)]
Termasuk: arthrosis atau osteoarthritis spina
degenerasi pertemuan sendi
M47.0Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri
vertebralis (G99.2*)

M47.1 Spondylosis lain dengan myelopati

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kompresi spondilogenik medulla spinalis (G99.2*)


Kecuali: subluksasio vertebralis (M43.3-M43.5)
M47.2 Spondylosis lain dengan radiculopati
M47.8 Spondylosis lain
Spondylosis servikal }
Spondylosis lumbosakral } tanpa myelopati atau radikulopati
Spondylosis thorakal }
M47.9 Spondylosis, tak dijelaskan

M48 Spondilopati lainnya


[Lihat kode situs sebelum M40]
M48.0 Spinal stenosis
Stenosis kaudalis
M48.1 Hiperostosis ankilosis [Forestier]
Diffuse idiopathic skeletal hyperostosis [DISH]
M48.2 Kissing spine
M48.3 Spondilopati traumatika
M48.4 Fatigue fracture of vertebra
Fraktur stress pada vertebra
M48.5 Kolaps vertebra, NEC;
Kolaps vertebra NOS
Vertebra membentuk baji NOS
Kecuali: kolaps vertebra pada osteoporosis (M80.-)
cedera sekarang lihat cedera vertebra menurut
regio tubuh
M48.8 Spondilopati lain yang dijelaskan
Osifikasi ligamen longitudinalis posterior
M48.9 Spondilopati, tak dijelaskan

M49* Spondilopati pada penyakit c.e.


[[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: arthropati psoriatik dan enteropatik (M07.-*, M09.-*)
M49.0*Tuberkulosis spina (A18.0)
Kurvatura Pott
M49.1*Spondilitis brusella (A23.-)
M49.2*Spondilitis enterobakterium (A01-A04)
M49.3*Spondilopati pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kecuali: spondilopati neuropatik pada tabes dorsalis (M49.4*)
M49.4*Spondilopati neuropatik
Spondylopati neuropatik pada:
- syringomyelia dan syringobulbia (G95.0),
- spondylopati pada tabes dorsalis (A52.1)
M49.5*Kolaps vertebra pada penyakit c.e.
Fraktur metastatik vertebra (C79.5)
M49.8*Spondilopati pada penyakit lainc.e.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Dorsopati lain (M50-M54)


Kecuali: cedera sekarang lihat cedera menurut regio tubuh
diskitis NOS (M46.4)

M50 Kelainan diskus servikalis


Termasuk: kelainan diskus servikalis dengan servikalgia,
kelainan diskus servikotorakalis
M50.0Kelainan diskus servikalis dengan myelopati (G99.2*)
M50.1 Kelainan diskus servikalis dengan radiculopati
Kecuali: radikulitis brachialis NOS (M54.1)
M50.2 Pergeseran letak lain diskus servikalis
M50.3 Degenerasi lain diskus servikalis
M50.8 Kelainan diskus servikalis lainnya
M50.9 Kelainan diskus servikalis, tak dijelaskan

M51 Kelainan diskus intervertebralis lain


Termasuk: kelainan diskus torakalis, torakolumbalis dan
lumbosakralis
M51.0Kelainan diskus lumbalis dan intervetebralis lain dengan
myelopati (G99.2*)
M51.1 Kelainan diskus lumbalis dan intervetebralis lain dengan
radikulopati (G55.1*)
Sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis
Kecuali: radikulitis lumbalis NOS (M54.1)
M51.2 Pergeseran letak [displacement] diskus intervertebralis
lain yang dijelaskan
Lumbago akibat pergeseran letak diskus intervertebralis
M51.3 Degenerasi diskus intervertebralis lain yang dijelaskan
M51.4 Nodus Schmorl
M51.8 Kelainan diskus intervertebralis lain yang dijelaskan
M51.9 Kelainan diskus intervertebralis, tak dijelaskan

M53 Dorsopati lain, not elsewhere classified


M53.0 Sindroma servikokranialis;
Sindroma simpatis servikalis posterior
M53.1 Sindroma servikobrakhialis
Kecuali: kelainan diskus servikalis (M50.-)
thoracic outlet syndrome (G54.0)
M53.2 Spinal instabilities [ketidakstabilan vertebra]
M53.3 Kelainan sakrokoksigeus, not elsewhere classified;
Coccygodynia
M53.8 Dorsopati lain yang dijelaskan
M53.9 Dorsopati, tak dijelaskan

M54 Dorsalgia
Kecuali: dorsalgia psikogenik (F45.4)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M54.0 Panniculitis yang mengganggu regio leher dan


punggung
Kecuali: panniculitis: lupus (L93.2)
relapsing (M35.6)
NOS (M79.3)

M54.1 Radikulopati
Neuritis atau radiculitis:
- brakialis NOS
- lumbalis NOS
- lumbosakralis NOS
- torakalis NOS
Radikulitis NOS
Kecuali: neuralgia dan neuritis NOS (M79.2)
radikulopati dengan:
- spondylosis (M47.2)
- kelainan diskus servikalis (M50.1)
- kelainan diskus lumbalis dan intervertebralis lain
(M51.1)
M54.2 Servikalgia
Kecuali: servikalgia akibat kelainan diskus servikalis
intervertebralis (M50.-)
M54.3 Sciatica
Kecuali: lesi sciatic nerve (G57.0)
sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis
(M51.1)
sciatica dengan lumbago (M54.4)
M54.4 Lumbago dengan sciatica
Kecuali: akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
M54.5 Low back pain
Loin pain
Low back strain
Lumbago NOS
Kecuali: lumbago akibat pergeseran diskus intervetebralis
(M51.2),
lumbago dengan sciatica (M54.4)
M54.6 Nyeri vertebra torakalis
Kecuali: nyeri akibat kelainan diskus intervetebralis (M51.-)
M54.8 Dorsalgia lainnya
M54.9 Dorsalgia, tak dijelaskan
Backache [sakit punggung] NOS

Kelainan Jaringan Junak (M60-M79)

Kelainan otot (M60-M63)


Kecuali: distrofi otot dan miopati (G71-G72)
dermatopolimiositis (M33.-)
miopati pada:

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

- amyloidosis (E85.-),
- arthritis rheumatoid (M05.3)
- polyarteritis nodosa (M30.0)
- systemic lupus erythematosus (M32.-),
- scleroderma (M34.-)
- sindroma Sjgren's (M35.0)

M60 Miositis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M60.0 Miositis infektif
Piomiositis tropis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi
M60.1 Miositis interstitialis
M60.2 Granuloma benda asing jaringan lunak, not elsewhere
classified
Kecuali: granuloma benda asing di kulit dan jaringan subkutis
(L92.3)
M60.8 Miositis lain
M60.9 Miositis, tak dijelaskan

M61 Kalsifikasi dan ossifikasi otot


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M61.0 Miositis ossifikans akibat trauma
M61.1 Miositis ossifikans progresif
Fibrodisplasia ossifikans progressif
M61.2 Kalsifikasi dan ossifikasi otot akibat paralisis
Miositis ossifikans akibat quadriplegia atau paraplegia
M61.3 Kalsifikasi dan ossifikasi otot akibat luka bakar
Miositis ossifikans akibat luka bakar
M61.4 Kalsifikasi lainnya pada otot
Kecuali: calcific tendinitis (M65.2)
calcific tendinitis pada bahu (M75.3)
M61.5 Ossifikasi lain pada otot
M61.9 Kalsifikasi dan ossifikasi pada otot, tak dijelaskan

M62 Kelainan lain otot


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: sindroma stiff-man [orang kaku] (G25.8)
miopati alkoholik (G72.1)
miopati akibat obat (G72.0)
mialgia (M79.1)
kramp dan spasme (R25.2)
M62.0 Diastasis otot [pemisahan otot atas bagian-bagiannya]
M62.1 Ruptura lain pada otot (nontraumatika)
Kecuali: ruptur tendon (M66.-)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

ruptur otot karena trauma - lihat cedera otot menurut


regio tubuh
M62.2 Infark iskemik otot
Sindroma kompartemen, non-traumatika
Kecuali: sindroma kompartemen, traumatika (T79.6)
iskemia traumatika otot (T79.6)
kontraktur iskemik Volkmann (T79.6)
M62.3 Sindroma immobilitas (paraplegia)
M62.4 Kontraktur otot
Kecuali: kontraktur sendi (M24.5)
M62.5 Penipisan (wasting) dan atrofi otot, not elsewhere
classified
Disuse atrophy NEC
M62.6 Muscle strain
Kecuali: cedera sekarang - lihat cedera otot menurut regio
tubuh
M62.8 Kelainan otot lainnya yang dijelaskan
Hernia (pembungkus [sheath]) otot
M62.9 Kelainan otot, tak dijelaskan

M63* Kelainan otot pada penyakit yang diklasifikasikan di


tempat lain [c.e. ]
Kecuali: miopati pada:
- penyakit endokrin (G73.5*)
- penyakit metabolik (G73.6*)
M63.0*Miositis pada penyakit bakteri c.e.
Miositis pada:
- leprosy [penyakit Hansen] (A30.-)
- syphilis (A51.4, A52.7)
M63.1*Miositis pada infeksi protozoa dan parasit c.e.
Miositis pada:
- toxoplasmosis (B58.8)
- schistosomiasis (B65.-),
- cysticercosis (B69.8)
- trichinellosis (B75)
M63.2*Miositis pada penyakit infeksi lain c.e.;
Miositis pada mikosis (B35-B49)
M63.3*Miositis pada sarkoidosis (D86.8)
M63.8*Kelainan lain otot pada penyakit c.e.

Kelainan synovium dan tendon (M65-M68)


M65 Sinovitis dan tenosinovitis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: sinovitis krepitan kronik pada tangan dan pergelangan
(M70.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

kelainan jaringan lunak akibat penggunaan, penggunaan


berlebihan dan tekanan (M70.-)
cedera sekarang - lihat cedera ligamen atau tendon menurut
regio tubuh
M65.0 Abses pembungkus tendon
Gunakan kode tambahan (B95-B96), kalau perlu, untuk
identifikasi agen bakteri
M65.1 (Teno)sinovitis infektif lain
M65.2 Tendinitis kalsifik
Kecuali: pada bahu (M75.3)
tendinitis yang dijelaskan (M75-M77)
M65.3 Trigger finger
Penyakit tendinosa nodularis
M65.4 Tenosinovitis stiloideus os. radialis [de Quervain]
M65.8 Sinovitis dan tenosinovitis lain
M65.9 Sinovitis dan tenosinovitis, tak dijelaskan

M66 Ruptur spontan sinovium dan tendon


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: ruptur yang terjadi ketika tekanan normal diberikan pada
jaringan yang kekuatannya dianggap di bawah normal
Kecuali: rotator cuff syndrome (M75.1)
ruptur di tempat tekanan normal diberikan pada jaringan
normal lihat cedera tendon menurut regio tubuh
M66.0 Ruptur kista poplitea

M66.1 Ruptur sinovium


Ruptur kista synovium
Kecuali: ruptur kista poplitea (M66.0)
M66.2 Ruptur spontan tendon extensor
M66.3 Ruptur spontan tendon flexor
M66.4 Ruptur spontan tendon lainnya
M66.5 Ruptur spontan tendon yang tak dijelaskan
Ruptur pada pertemuan musculotendinosa, nontraumatika

M67 Kelainan synovium dan tendon lain


Kecuali: fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren] (M72.0)
tendinitis NOS (M77.9)
xanthomatosis lokal pada tendon (E78.2)
M67.0 Tendon Achilles pendek (didapat)
M67.1 Kontraktur (pembungkus) tendon lain
Kecuali: dengan kontractur sendi (M24.5)
M67.2 Hipertrofi sinovium, not elsewhere classified
Kecuali: sinovitis villonodularis (berpigment) (M12.2)
M67.3 Synovitis sementara; synovitis toxik
Kecuali: rheumatisme palindromik [berulang] (M12.3)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M67.4 Ganglion; ganglion sendi atau (pembungkus) tendon


Kecuali: kista:
- bursa (M71.2-M71.3)
- synovium (M71.2-M71.3)
ganglion pada yaws (A66.6)
M67.8 Kelainan lain synovium dan tendon yang dijelaskan
M67.9 Kelainan synovium dan tendon, tak dijelaskan

M68* Kelainan synovium dan tendon pada penyakit c.e.


M68.0*Synovitis dan tenosynovitis pada penyakit bakteri c.e.
Synovitis dan tenosynovitis pada:
- tuberculosis (A18.0)
- syphilis (A52.7)
- gonorrhoea (A54.4)
M68.8*Kelainan lain sinovium dan tendon pada penyakit c.e.

Kelainan lain jaringan lunak (M70-M79)


M70 Kelainan jaringan lunak akibat penggunaan (berlebihan)
dan tekanan
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: kelainan jaringan lunak akibat pekerjaan
Kecuali: bursitis (pada):
- NOS (M71.9)
- bahu (M75.5)
entesopati (M76-M77)
M70.0 Sinovitis krepitan kronik pada tangan dan pergelangan
M70.1 Bursitis tangan
M70.2 Bursitis olekranon
M70.3 Bursitis lain pada siku
M70.4 Bursitis prepatella
M70.5 Bursitis lain pada lutut
M70.6 Bursitis trokanter
Tendinitis trokanterik
M70.7 Bursitis lain pada panggul,
Bursitis iskium
M70.8 Kelainan jaringan lunak lain akibat penggunaan
(berlebihan) dan tekanan
M70.9 Kelainan jaringan lunak akibat penggunaan (berlebihan)
dan tekanan, tak dijelaskan

M71 Bursopati lain


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: bunion (M20.1)
bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
enthesopathies (M76-M77)
M71.0 Abses bursa

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M71.1 Bursitis infektif lain


M71.2 Kista sinovium rongga poplitea [Baker]
Kecuali: dengan ruptur (M66.0)
M71.3 Kista lain pada bursa
Kista sinovium NOS
Kecuali: kista sinovium dengan ruptur (M66.1)
M71.4 Penumpukan kalsium di bursa
Kecuali: pada bahu (M75.3)
M71.5 Bursitis lain, not elsewhere classified
Kecuali: bursitis (pada):
- NOS (M71.9),
- bahu (M75.5)
- kolateral tibia [Pellegrini-Stieda] (M76.4)
M71.8 Bursopati lain yang dijelaskan
M71.9 Bursopati yang tak dijelaskan
Bursitis NOS

M72 Kelainan-kelainan fibroblastik


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: fibromatosis retroperitoneum (D48.3)
M72.0 Fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren]
M72.1 Knuckle pads [tonjolan pada sendi tinju]
M72.2 Fibromatosis fasia plantaris
Fasiitis plantaris
M72.4 Fibromatosis pseudosarkomatosa
Fasiitis nodularis
M72.6 Fasiitis nekrotikans
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi agen
infeksi
M72.8 Kelainan fibroblastik lain
Abses fasia }
Kecuali: fasiitis: }
- diffusa (eosinofilik) (M35.4) }
- nekrotikans (M72.6) }
- nodularis (M72.4) }
- perirenal: }
- NOS (N13.5) }
- dengan infeksi (N13.6) }
- plantaris (M72.2) }
M72.9 Kelainan fibroblastik, tak dijelaskan
Fasiitis NOS
Fibromatosis NOS

M73* Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e.


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M73.0*Bursitis gonococcus (A54.4)
M73.1*Bursitis sifilitika (A52.7)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M73.8*Kelainan jaringan lunak lain pada penyakit c.e.

M75 Lesi bahu


Kecuali: shoulder-hand syndrome (M89.0)
M75.0 Kapsulitis adhesif bahu
Frozen shoulder
Periarthritis bahu
M75.1 Rotator cuff syndrome
[rotator cuff = otot-otot yang memegang pangkal humerus]
Robek atau ruptur (komplit)(inkomplit) rotator cuff atau
supraspinatus, tidak dinyatakan akibat trauma
Sindroma supraspinatus
M75.2 Tendinitis biseps
M75.3 Tendinitis kalsifik bahu
Kalsifikasi bursa bahu
M75.4 Impingement syndrome of shoulder
[Sindroma bahu akibat regangan atau geseran kuat]
M75.5 Bursitis bahu
M75.8 Lesi lain pada bahu
M75.9 Lesi bahu, tak dijelaskan

M76 Enthesopati anggota bawah, kecuali kaki


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Note: Istilah yang kelihatannya spesifik seperti bursitis, kapsulitis
dan tendinitis cenderung digunakan seenaknya pada berbagai
kelainan ligamen atau perlekatan otot perifer; hampir semua
keadaan ini telah digabungkan sebagai enthesopati yang
merupakan istilah umum untuk lesi di tempat-tempat ini.
Kecuali: bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
M76.0 Tendinitis gluteus
M76.1 Tendinitis psoas
M76.2 Spur krista iliaka
M76.3 Sindroma band iliotibialis
M76.4 Bursitis kolateral tibia [Pellegrini-Stieda]
M76.5 Tendinitis patella
M76.6 Tendinitis Achilles
Bursitis Achilles
M76.7 Tendinitis peroneus
M76.8 Enthesopati lain anggota bawah, kecuali kaki
Sindroma tibialis anterior
Tensinitis tibialis posterior
M76.9 Enthesopati anggota bawah, tak dijelaskan

M77 Enthesopati lain


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: bursitis:

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

- akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)


- NOS (M71.9),
osteophyte (M25.7),
enthesopati spinal (M46.0)
M77.0 Epikondilitis medialis
M77.1 Epikondilitis lateralis
Tennis elbow
M77.2 Periarthritis pergelangan
M77.3 Spur kalkaneus
M77.4 Metatarsalgia
Kecuali: metatarsalgia Morton (G57.6)
M77.5 Enthesopati lain pada kaki
M77.8 Enthesopati lain, not elsewhere classified
M77.9 Enthesopati, tak dijelaskan
Spur tulang NOS
Kapsulitis NOS
Periarthritis NOS
Tendinitis NOS

M79 Kelainan jaringan lunak lain, not elsewhere classified


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: nyeri jaringan lunak, psikogenik (F45.4)
M79.0 Rheumatism, tak dijelaskan
Kecuali: palindromic rheumatism (M12.3), fibromialgia (M79.7)
M79.1 Mialgia
Kecuali: miositis (M60.-)
M79.2 Neuralgia dan neuritis, tak dijelaskan
Kecuali: radikulitis: }
- NOS }
- brakialis NOS } NOS (M54.1)
- lumbosakralis }
mononeuropathies (G56-G58)
sciatica (M54.3-M54.4)
M79.3 Pannikulitis, tak dijelaskan
Kecuali: panniculitis:
- lupus (L93.2)
- leher dan punggung (M54.0)
- relapsing [Weber-Christian] (M35.6)
M79.4 Hipertrofi fat pad (infrapatella)
M79.5 Sisa benda asing di jaringan lunak
Kecuali: granuloma benda asing di:
- kulit dan subkutis (L92.3)
- jaringan lunak (M60.2)
M79.6 Nyeri di anggota
M79.7 Fibromialgia
Fibromiositis, fibrositis, miofibrositis:

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M79.8 Kelainan lain jaringan lunak yang dijelaskan


M79.9 Kelainan jaringan lunak, tak dijelaskan

Osteopati dan Khondropati (M80-M94)

Kelainan kepadatan dan struktur tulang (M80-M85)


M80 Osteoporosis dengan fraktur patologis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: kolaps dan pembentukan baji pada vertebra osteoporosis
Kecuali: kolaps vertebra NOS (M48.5)
pembentukan baji vertebra NOS (M48.5)
fraktur patologis NOS (M84.4),
M80.0 Osteoporosis post-menopause dengan fraktur patologis
M80.1 Osteoporosis post-oophorectomy dengan fraktur
patologis
M80.2 Osteoporosis disuse (tak digunakan) dengan fraktur
patologis
M80.3 Osteoporosis malabsorpsi pascabedah dengan fraktur
patologis
M80.4 Osteoporosis akibat obat dengan fraktur patologis
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M80.5 Osteoporosis idiopathic dengan fraktur patologis
M80.8 Osteoporosis lain dengan fraktur patologis
M80.9 Osteoporosis dengan fraktur patologis, tak dijelaskan

M81 Osteoporosis tanpa fraktur patologis


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteoporosis dengan fraktur patologis (M80.-)
M81.0 Osteoporosis postmenopause
M81.1 Osteoporosis postoophorectomy
M81.2 Osteoporosis disuse (tak digunakan)
Kecuali: atrofi Sudeck (M89.0)
M81.3 Osteoporosis malabsorpsi pascabedah
M81.4 Osteoporosis akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M81.5 Osteoporosis idiopatik
M81.6 Osteoporosis terlokalisir [Lequesne]
Kecuali: atrofi Sudeck (M89.0)
M81.8 Osteoporosis lain
Osteoporosis senilis
M81.9 Osteoporosis, tak dijelaskan

M82* Osteoporosis in penyakit c.e.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

[Lihat kode situs pada awal bab ini]


M82.0*Osteoporosis pada multiple myelomatosis (C90.0)
M82.1*Osteoporosis pada kelainan endokrin (E00-E34)
M82.8*Osteoporosis pada penyakit lain c.e.

M83 Osteomalasia dewasa


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteomalasia:
- bayi dan remaja (E55.0)
- vitamin-D-resistant (E83.3)
rickets (active) (E55.0)
- sequel (E64.3)
- vitamin-D-resistant (E83.3)
osteodistrofi ginjal (N25.0)
M83.0 Osteomalasia nifas
M83.1 Osteomalasia senilis
M83.2 Osteomalasia dewasa akibat malabsorpsi
Osteomalasia malabsorpsi pascabedah pada dewasa
M83.3 Osteomalasia dewasa akibat malnutrisi
M83.4 Penyakit tulang akibat aluminium
M83.5 Osteomalasia lain akibat obat pada dewasa
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M83.8 Osteomalasia dewasa lainnya
M83.9 Osteomalasia dewasa, tak dijelaskan

M84 Kelainan kontinuitas tulang


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M84.0 Malunion of fracture [penyatuan fraktur tidak benar]
M84.1 Nonunion of fracture [pseudarthrosis] [penyatuan
fraktur tidak terjadi]
Kecuali: pseudarthrosis setelah fusi atau arthrodesis (M96.0)
M84.2 Delayed union of fracture [penyatuan fraktur terlambat]
M84.3 Fraktur stress, not elsewhere classified
Fraktur stress NOS
Kecuali: fraktur stress pada vertebra (M48.4)
M84.4 Fraktur patologis, not elsewhere classified;
Fraktur patologis NOS
Kecuali: kolaps vertebra NEC (M48.5)
fraktur patologis pada osteoporosis (M80.-)
M84.8 Kelainan lain kontinuitas tulang
M84.9 Kelainan kontinuitas tulang, tak dijelaskan

M85 Kelainan kepadatan dan struktur tulang


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteogenesis imperfecta (Q78.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

polyostotic fibrous dysplasia (Q78.1)


osteopetrosis (Q78.2)
osteopoikilosis (Q78.8)
M85.0 Displasia fibrosa (monostotik)
Kecuali: displasia fibrosa pada rahang (K10.8)
M85.1 Fluorosis tulang
M85.2 Hiperostosis tengkorak
M85.3 Osteitis kondensans
M85.4 Kista soliter tulang
Kecuali: kista soliter rahang (K09.1-K09.2)
M85.5 Kista aneurisma tulang
Kecuali: kista aneurisma rahang (K09.2)
M85.6 Kista lain pada tulang
Kecuali: kista rahang NEC (K09.1-K09.2)
osteitis fibrosa kistika generalisata [penyakit tulang
von Recklinghausen] (E21.0)
M85.8 Kelainan lain kepadatan dan struktur tulang yang
dijelaskan
Hiperostosis tulang, selain tengkorak
Osteosklerosis, didapat
Kecuali: diffuse idiopathic skeletal hyperostosis [DISH]
(M48.1)
Osteosklerosis: kongenita (Q77.4), myelofibrosis (D75.8)
M85.9 Kelainan kepadatan dan struktur tulang, tak dijelaskan

Osteopati lain (M86-M90)


Kecuali: osteopati pascaprosedur (M96.-)

M86 Osteomielitis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteomielitis (pada):
- akibat salmonella (A01-A02)
- rahang (K10.2)
- vertebra (M46.2)
M86.0 Osteomielitis hematogen akut
M86.1 Osteomielitis akut lainnya
M86.2 Osteomielitis subakut
M86.3 Osteomielitis multifokus kronik
M86.4 Osteomielitis kronik dengan draining sinus
M86.5 Osteomielitis hematogen kronik lainnya
M86.6 Osteomielitis kronik lainnya
M86.8 Osteomielitis lain
Abses Brodie
M86.9 Osteomielitis, tak dijelaskan
Infeksi tulang NOS
Periostitis tanpa disebutkan osteomyelitis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M87 Osteonekrosis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: nekrosis avaskuler tulang
Kecuali: osteokondropati (M91-M93)
M87.0 Nekrosis aseptik idiopatik tulang
M87.1 Osteonekrosis akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M87.2 Osteonekrosis akibat trauma sebelumnya
M87.3 Osteonekrosis sekunder lain
M87.8 Osteonekrosis lain
M87.9 Osteonekrosis, tak dijelaskan

M88 Penyakit Paget pada tulang [osteitis deformans]


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M88.0 Penyakit Paget tengkorak
M88.8 Penyakit Paget tulang lain
M88.9 Penyakit Paget tulang, tak dijelaskan

M89 Kelainan tulang lain


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M89.0 Algoneurodystrophy
Shoulder-hand syndrome
Atrofi Sudeck
Distrofi reflex simpatis
M89.1 Epiphyseal arrest [pertumbuhan tulang di epifisis
terhenti]
M89.2 Kelainan perkembangan dan pertumbuhan tulang lain
M89.3 Hipertrofi tulang
M89.4 Osteoarthropati hipertrofik lainnya
Penyakit Marie-Bamberger
Pachydermoperiostosis
M89.5 Osteolisis
M89.6 Osteopati setelah poliomielitis
M89.8 Kelainan tulang lain yang dijelaskan
Hiperostosis korteks infantil
Ossifikasi subperiosteum pascatrauma
M89.9 Kelainan tulang, tak dijelaskan

M90* Osteopathies in penyakit c.e.


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M90.0*Tuberkulosis tulang (A18.0)
Kecuali: tuberkulosis vertebra (M49.0*)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M90.1*Periostitis pada penyakit infeksi lain c.e.


Periostitis sifilitika sekunder (A51.4)
M90.2*Osteopati pada penyakt infeksi lain c.e.
Osteomielitis:
- salmonella (A02.2)
- gonokokus (A54.4)
- ekhinokokus (B67.2)
Osteopati atau osteokondropati sifilitika (A50.5, A52.7)
M90.3*Osteonekrosis pada penyakit caisson (T70.3 )
M90.4*Osteonekrosis akibat haemoglobinopati (D50-D64)
M90.5*Osteonekrosis pada penyakit lain c.e.
M90.6*Osteitis deformans pada penyakit neoplasma (C00-D48)
Osteitis deformans pada neoplasma ganas tulang (C40-C41)
M90.7*Fraktur tulang pada penyakit neoplasma (C00-D48)
Kecuali: kolaps vertebra pada penyakit neoplasma (M49.5*)
M90.8*Osteopati padapenyakit lain c.e.
Osteopati pada osteodystrophy ginjal (N25.0)

Kondropati (M91-M94)
Kecuali: Kondropati pasca-prosedur (M96.-)

M91 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja


Kecuali: Epifisis femoralis atas bergeser (nontrauma) (M93.0)
M91.0 Osteokondrosis pelvis remaja
Osteokondrosis (remaja) pada:
- acetabulum
- krista iliaka [Buchanan]
- sinkondrosis iskiopubika [van Neck]
- simfisis pubis [Pierson]
M91.1 Osteokondrosis kaput femoris remaja [Legg-Calv,-
Perthes]
M91.2 Koxa plana
Deformitas panggul akibat osteokondrosis remaja sebelumnya
M91.3 Pseudokoxalgia
M91.8 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja lain
Osteokondrosis remaja setelah reduksi terhadap dislokasi
kongenital panggul
M91.9 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja, tak
dijelaskan

M92 Osteokondrosis remaja lain


M92.0 Osteokondrosis remaja pada humerus
Osteokondrosis (remaja) pada:
- kapitulum humeri [Panner]
- kaput humeri[Haas]
M92.1 Osteokondrosis remaja pada radius dan ulna
Osteokondrosis (remaja) pada:

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

- ulna bawah [Burns]


- kaput radii [Brailsford]
M92.2 Osteokondrosis remaja pada tangan
Osteokondrosis (remaja) pada:
- lunatum karpal [Kienbck]
- kaput metakarpal [Mauclaire]
M92.3 Osteokondrosis remaja lain pada anggota atas
M92.4 Osteokondrosis remaja pada patella
Osteokondrosis (remaja) pada:
- pusat primer patella [Khler]
- pusat sekunder patella [Sinding-Larsen]
M92.5 Osteokondrosis remaja pada tibia dan fibula
Osteokondrosis (remaja) pada:
- tibia proximal [Blount]
- tuberkulum tibiae [Osgood-Schlatter]
- tibia vara
M92.6 Osteokondrosis remaja pada tarsus
Osteokondrosis (remaja) pada:
- os tibia externa [Haglund]
- kalkaneus [Sever]
- talus [Diaz]
- navikularis tarsus [Khler]
M92.7 Osteokondrosis remaja pada metatarsus
Osteokondrosis (remaja) pada:
- metatarsus II [Freiberg]
- metatarsus V [Iselin]
M92.8 Osteokondrosis remaja lain yang dijelaskan
Apofisitis kalkaneus
M92.9 Osteokondrosis remaja, tak dijelaskan
Apofisitis }
Epifisitis } dinyatakan remaja,
Osteokondritis } situs tak dijelaskan
Osteokondrosis }

M93 Osteokondropati lainnya


Kecuali: osteokondrosis vertebra (M42.-)
M93.0 Pergeseran epifisis femoralis atas (nontraumatika)
M93.1 Penyakit Kienbck dewasa
Osteokondrosis lunatum karpal dewasa
M93.2 Osteokondritis dissekans
M93.8 Osteokondropati lain yang dijelaskan
M93.9 Osteokondropati, tak dijelaskan
Apofisitis }
Epifisitis } tidak dinyatakan dewasa atau remaja,
Osteokondritis } situs tak dijelaskan
Osteokondrosis }

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M94 Kelainan tulang rawan lain


M94.0 Chondrocostal junction syndrome [Tietze]
Costochindritis
M94.1 Relapsing polychondritis
M94.2 Kondromalasia
Kecuali: kondromalasia patellae (M22.4)
M94.3 Kondrolisis
M94.8 Kelainan tulang rawan lain yang dijelaskan
M94.9 Kelainan tulang rawan, tak dijelaskan

Kelainan muskuloskeleton dan jaringan ikat lain (M95-


M99)
M95 Deformitas didapat sistem muskuloskeleton system dan
jaringan ikat lain
Kecuali: kelainan dentofasialis [termasuk maloklusi] (K07.-)
deformitas anggota, didapat (M20-M21)
dorsopati deformans (M40-M43)
kelainan muskuloskeleton pascaprosedur (M96.-)
malformasi dan deformasi kongenital sistem musculoskeleton
(Q65-Q79)
absen anggota dan organ, didapat (Z89-Z90)
M95.0 Deformitas hidung didapat
Kecuali: deviasi septum hidung (J34.2)
M95.1 Cauliflower ear
Kecuali: deformitas telinga didapat lain (H61.1)
M95.2 Deformitas kepala didapat lain
M95.3 Deformitas leher didapat
M95.4 Deformitas dada dan rusuk didapat
M95.5 Deformitas pelvis didapat
Kecuali: asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau
dicurigai (O33.-)
M95.8 Deformitas sistem muskuloskeleton didapat lain yang
dijelaskan
M95.9 Deformitas sistem muskuloskeleton didapat, tak
dijelaskan

M96 Kelainan muskuloskeleton pascaprosedur, not elsewhere


classified
Kecuali: arthropati setelah bypass usus (M02.0)
kelainan akibat osteoporosis (M80-M81)
kehadiran implant fungsional dan peralatan lain (Z95-Z97)
M96.0 Pseudarthrosis setelah fusi atau arthrodesis
M96.1 Sindroma pasca-laminectomi, not elsewhere classified
M96.2 Kifosis pasca-radiation
M96.3 Kifosis pasca-laminektomi

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M96.4 Lordosis pasca-bedah


M96.5 Skoliosis pasca-radiasi
M96.6 Fraktur tulang setelah pemasangan implant ortopedi,
prosethesis sendi,atau plat tulang
Kecuali: komplikasi peralatan, implant, atau graft ortopedik
internal (T84.-)
M96.8 Kelainan muskuloskeleton pasca-prosedur lainnya
Ketidakstabilan sendi akibat pembuangan prosthesis sendi
M96.9 Kelainan muskuloskeleton pasca-prosedur, tak
dijelaskan

M99 Lesi biomekanis, not elsewhere classified


Note: Kategori ini jangan dipakai kalau kondisi dapat
diklasifikasikan di tempat lain.

Subklasifikasi tambahan yang menunjukkan situs lesi berikut


disediakan untuk penggunaan pilihan dengan subkategori yang sesuai
pada M99.-; lihat juga catatan pada awal bab ini.

0 Daerah kepala oksipitoservikalis


1 Daerah leher servikotorakalis
2 Daerah toraks torakolumbalis
3 Daerah lumbalis lumbosakralis
4 Daerah sakrum sakrokoksigis, sakroiliaka
5 Daerah pelvik panggul, pubis
6 Anggota bawah
7 Anggota atas acromioklavikularis,
sternoklavikularis
8 Dada kostokondralis, kostovertebralis,
sternokondralis
9 Abdomen dan lainnya

M99.0 Disfungsi segmen dan somatik


M99.1 Kompleks subluksasio (vertebra)
M99.2 Stenosis subluksasio pada neural canal

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

M99.3 Stenosis osseosa pada neural canal


M99.4 Stenosis jaringan ikat pada neural canal
M99.5 Stenosis diskus intervertebralis pada neural canal
M99.6 Stenosis osseosa dan subluksasio pada foramina
intervertebralis
M99.7 Stenosis jaringan ikat dan diskus pada foramina
intervertebralis
M99.8 Lesi biomekanis lain
M99.9 Lesi biomekanis, tak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

CHAPTER XIV. PENYAKIT-PENYAKIT


SISTEM GENITOURINARIUS (N00-N99)
Kecuali:
penyakit-penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
neoplasma (C00-D48)
penyakit endokrin, gizi, dan metabolik (E00-E90)
komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas (O00-O99)
kondisi tertentu yang berawal pada masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital
(Q00-Q99)
gejala, tanda, temuan klinis dan laboratoris abnormal, nec
(R00-R99)
cedera, keracunan dan akibat lain penyebab eksternal injury
(S00-T98)

Blok-blok pada Bab ini:


N00-N08 Penyakit-penyakit glomerulus
N10-N16 Penyakit-penyakit tubulo-interstitial ginjal
N17-N19 Kegagalan ginjal
N20-N23 Urolithiasis
N25-N29 Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter
N30-N39 Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan
N40-N51 Penyakit-penyakit organ-organ genital pria
N60-N64 Kelainan-kelainan mammae
N70-N77 Penyakit-penyakit peradangan organ panggul wanita
N80-N98 Kelainan-kelainan bukan-radang pada organ panggul
wanita
N99 Kelainan-kelainan lain saluran genitourinarius

Kategori asterisk pada bab ini:


N08* Kelainan-kelainan glomerulus pada penyakit-penyakit c.e.
N16* Kelainan-kelainan tubulo-interstitium ginjal pada penyakit-
penyakit c.e.
N22* Batu saluran kemih pada penyakit-penyakit c.e.
N29* Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter pada penyakit c.e.
N33* Kelainan-kelainan bladder pada penyakit-penyakit c.e.
N37* Kelainan-kelainan uretra pada penyakit-penyakit c.e.
N51* Kelainan-kelainan organ genital pria pada penyakit-penyakit c.e.
N74* Kelainan-kelainan peradangan organ panggul wanita pada
penyakit-penyakit c.e.
N77* Ulkus dan peradangan vulvovagin pada penyakit-penyakit c.e.

Penyakit-penyakit glomerulus (N00-N08)


Gunakan kode tambahan untuk penyebab luar (Bab XX) atau
adanya kegagalan ginjal (N17-N19).

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali : penyakit ginjal hipertensi (I12.-)


Subdivisi karakter keempat berikut mengklasifikasikan
perubahan morfologis dan digunakan pada kategori N00-N07.
Subdivisi .0-.8 biasanya tidak digunakan kecuali kalau diidentifikasi
secara spesifik (misalnya dengan biopsi atau autopsi ginjal). Kategori
tiga karakter itu sendiri berhubungan dengan sindroma klinis.

.0 Kelainan glomerular minor


Lesi dengan perubahan minimal
.1 Lesi glomerulus pada fokus dan segmen
Focal glomerulonefritis
Focal dan segmental: hyalinosis, sclerosis
.2 Glomerulonefritis membranosa diffusa
.3 Glomerulonefritis proliferatif mesangium diffusa
.4 Glomerulonefritis proliferatif endokapiler diffusa
.5 Glomerulonefritis mesangiokapiler diffusa
Glomerulonefritis membranoproliferatif, type 1 dan 3, atau NOS
.6 Penyakit deposit padat dense deposit disease
Glomerulonefritis membranoproliferatif, type 2
.7 Glomerulonefritis crescent diffusa
Glomerulonefritis ekstrakapiler
.8 Lainnya
Glomerulonefritis proliferatif NOS
.9 Tidak dijelaskan
N00 Sindroma nefritik akut
Termasuk: penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis, penyakit
ginjal NOS: akut
Kecuali nefritis tubulo-interstitial infeksiosa akut (N10)
sindroma nephritic NOS (N05.-)
N01 Sindroma nefritik progresif cepat
Termasuk penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis: yang
berkembang cepat
Kecuali sindroma nefritik NOS (N05.-)
N02 Hematuria rekurens dan persisten
Termasuk haematuria: benign (familial)(kanak-kanak), dengan lasi
morfologis menurut .0-.8
Kecuali haematuria NOS (R31)
N03 Sindroma nefritik kronik
Termasuk penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis, penyakit
ginjal NOS: kronis
Kecuali sindroma nefritik NOS (N05.-), nefritis tubulo-interstitialis
kronis (N11.-)
glomerulonefritis sklerosa diffusa(N18.-),
N04 Sindroma nefrotik
Termasuk sindroma nefrotik kongenital, nefrosis lipoid

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

N05 Sindroma nefritik yang tidak dijelaskan


Termasuk penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis: NOS
nefropati NOS dan penyakit ginjal NOS dengan lesi
morfologis.0-.8
Kecuali nefropati NOS tanpa disebutkan lesi morfologis (N28.9)
penyakit ginjal NOS tanpa disebutkan lesi morfologis (N28.9)
nefritis tubulo-interstitialis NOS (N12)
N06 Proteinuria tersendiri [isolated] dengan lesi morfologis
dijelaskan
Termasuk proteinuria (tersendiri)(ortostatik)(persistent) dengan lesi
morfologis .0-.8
Kecuali: proteinuria: NOS (R80), Bence Jones (R80), isolated NOS
(R80),
persistent NOS (N39.1), ortostatik NOS (N39.2), gestasi
(O12.1),
N07 Nefropati herediter, not elsewhere classified
Kecuali: nefropati amiloid herediter (E85.0),
amiloidosis heredofamilial non-neuropatik (E85.0),
sindroma nail patella (Q87.2), sindroma Alport (Q87.8)
N08* Kelainan-kelainan glomerulus pada penyakit c.e.
Termasuk nefropati pada penyakit c.e.
Kecuali kelainan tubulo-interstitial ginjal pada penyakit c.e. (N16.-
*)
N08.0* Kelainan glomerulus pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kelainan glomerulus pada: septikemia (A40-A41), sifilis (A52.7),
mumps (B26.8),
strongyloidiasis (B78.-), malaria Plasmodium malariae
(B52.0),
schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)
N08.1* Kelainan glomerulus pada penyakit-penyakit neoplasma
Kelainan-kelainan glomerulus pada: makroglobulinaemia
Waldenstrm (C88.0),
multiple myeloma (C90.0)
N08.2* Kelainan glomerulus pada penyakit darah dan kelainan yang
melibatkan imun
Kelainan glomerulus pada: kelainan sickle-cell (D57.-),
cryoglobulinaemia (D89.1),
sindroma haemolytic-uraemic (D59.3), purpura Henoch(-
Schnlein) (D69.0),
disseminated intravascular coagulation [sindroma defibrinasi]
(D65)
N08.3* Kelainan glomerulus pada diabetes mellitus (E10-E14
dengan karakter keempat .2)
N08.4* Kelainan glomerulus pada penyakit endokrin, nutrisi dan
metabolik lainnya
Kelainan glomerulus pada: penyakit Fabry(-Anderson) (E75.2),
amyloidosis (E85.- ),
defisiensi lecithin-cholesterol acyltransferase (E78.6)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

N08.5* Kelainan glomerulus pada kelainan jaringan ikat sistemik


Kelainan glomerulus pada: polyarteritis nodosa (M30.0),
sindroma Goodpasture (M31.0), purpura trombotik
trombositopenia (M31.1),
granulomatosis Wegener (M31.3), systemic lupus
erythematosus (M32.1)
N08.8* Kelainan glomerulus pada penyakit-penyakit lain c.e.
Kelainan glomerulus pada endokarditis bakteri subakut (I33.0)

Penyakit-penyakit tubulo-interstitium ginjal (N10-N16)


Termasuk pielonefritis
Kecuali pieloureteritis cystica (N28.8)
N10 Nefritis tubulo-interstitialis akut
Termasuk: Nefritis interstitialis infeksiosa, pielitis, atau pielonefritis:
akut
N11 Chronic tubulo-interstitial nefritis
Termasuk: Nefritis interstitialis infeksiosa, pielitis, atau pielonefritis:
kronis
N11.0 Pielonefritis kronis akibat refluks non-obstruktif
Pielonefritis (kronis) akibat reflux (vesikoureter)
Kecuali reflux vesikoureter NOS (N13.7)
N11.1 Pielonefritis obstruktif kronis
Pielonefritis (kronis) akibat anomali, patahan (kinking), obstruksi,
atau striktura
pada: pyeloureteric junction, ureter, atau pelviureteric
junction
Kecuali uropati obstruktif (N13.-), pielonefritis kalkulus
(N20.9)

N11.8 Nefritis tubulo-interstitium kronis lain


Pielonefritis kronis non-obstruktif NOS
N11.9 Nefritis tubulo-interstitium kronis, tidak dijelaskan
Nefritis interstitialis NOS, pielitis NOS, atau pielonefritis NOS:
kronis
N12 Nefritis tubulo-interstitium, tidak dijelaskan akut atau
kronis
Termasuk: Nefritis interstitialis NOS, pielitis NOS, pielonefritis NOS
Kecuali pielonefritis kalkulus (N20.9)
N13 Uropati obstruktif dan reflux
Kecuali pielonefritis obstruktif (N11.1), batu ginjal dan ureter tanpa
hidronefrosis (N20.-)
cacad obstruksi kongenital pelvis ginjal dan ureter (Q62.0-
Q62.3)
N13.0 Hidronefrosis dengan obstruksi ureteropelvic junction
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.1 Hidronefrosis dengan striktura ureter, not elsewhere
classified

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali dengan infeksi (N13.6)


N13.2 Hidronefrosis dengan obstruksi batu ginjal dan ureter
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.3 Hidronefrosis lain dan tidak dijelaskan
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.4 Hidroureter
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.5 Patahan dan striktura ureter tanpa hidronefrosis
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.6 Pionefrosis
Kondisi pada N13.0-N13.5 dengan infeksi, uropati obstruktif
dengan infeksi
N13.7 Uropati akibat reflux vesiko-ureter
Vesicoureteral reflux: NOS, dengan parut (scarring)
Kecuali: pielonefritis akibat reflux (N11.0)
N13.8 Uropati obstruktif dan reflux lain
N13.9 Uropati obstruktif dan reflux, tidak dijelaskan
Obstruksi saluran kemih NOS
N14 Kondisi tubulo-interstitium dan tubulus akibat obat dan
logam berat
N14.0 Nefropati analgesik
N14.1 Nefropati akibat obat atau zat biologis lain
N14.2 Nefropati akibat obat atau zat biologis yang tidak dijelaskan
N14.3 Nefropati akibat logam berat
N14.4 Nefropati toksik, not elsewhere classified
N15 Penyakit tubulo-interstitium ginjal lainnya
N15.0 Nefropati Balkan
Balkan endemic nefropathy
N15.1 Abses ginjal dan perinephrik
N15.8 Penyakit ginjal dan tubulo-interstitium ginjal yang dijelaskan
N15.9 Penyakit tubulo-interstitium ginjal, tidak dijelaskan
Infeksi ginjal NOS
Kecuali infeksi saluran kemih NOS (N39.0)
N16* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit c.e.
N16.0* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit infeksi dan
parasit c.e.
Kelainan tubulo-intersititium ginjal (akibat)(pada):
infeksi salmonella (A02.2), bruselosis (A23.- ), difteria
(A36.8),
septikemia (A40-A41), toxoplasmosis (B58.8)
N16.1* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit-penyakit
neoplasma
Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada:
limfoma (C81-C85, C96.- ), multiple myeloma (C90.0),
leukaemia (C91-C95)
N16.2* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit darah dan
kelainan mekanisme imun
Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada:

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

sarkoidosis (D86.- ), mixed cryoglobulinaemia (D89.1)


N16.3* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit-penyakit
metabolik
Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada:
cystinosis (E72.0), penyakit glycogen storage (E74.0),
penyakit Wilson (E83.0)
N16.4* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada kelainan sistemik
jaringan ikat
Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada:
sindroma sicca [Sjgren] (M35.0), systemic lupus
erythematosus (M32.1)
N16.5* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penolakan transplant
(T86.- )
N16.8* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit-penyakit
lain c.e.

Gagal ginjal (N17-N19)


Kecuali sindroma haemolytic-uraemic (D59.3), gagal ginjal
kongenital (P96.0)
sindroma hepatorenal (K76.7), sindroma hepatorenal
postpartum (O90.4)
kondisi tubulo-intersitium dan tubulus akibat obat dan logam
berat (N14.-)
komplikasi abortus atau hamil mola dan ektopik (O00-O07,
O08.4)
setelah persalinan dan melahirkan (O90.4), pascaprosedur
(N99.0)
uraemia extrarenal (R39.2), uraemia prerenal (R39.2)
N17 Gagal ginjal akut
N17.0 Gagal ginjal akut dengan nekrosis tubuli
Nekrosis tubuli: NOS, akut, renal
N17.1 Gagal ginjal akut dengan nekrosis korteks
Nekrosis korteks: NOS, akut,. renal
N17.2 Gagal ginjal akut dengan nekrosis medulla
Nekrosis medulla [papilla]: NOS, akut, renal
N17.8 Gagal ginjal akut lainnya
N17.9 Gagal ginjal akut, tidak dijelaskan
N18 Gagal ginjal kronis
Termasuk uraemia kronis, glomerulonefritis diffusa sclerosis
Kecuali gagal ginjal kronis dengan hipertensi (I12.0)
N18.0 End-stage renal disease penyakit ginjal stadium akhir
N18.8 Gagal ginjal kronis lainnya
Neuropati uremik (G63.8*), perikarditis uremik (I32.8*)
N18.9 Gagal ginjal kronis, tidak dijelaskan
N19 Gagal ginjal, tidak dijelaskan
Uraemia NOS
Kecuali Gagal ginjal dengan hipertensi (I12.0), uraemia bayi baru
lahir (P96.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Urolitiasis (N20-N23)
N20 Kalkulus ginjal dan ureter
Kecuali dengan hidronefrosis (N13.2)
N20.0 Kalkulus ginjal
Nefrolithiasis NOS, kalkulus atau batu ginjal, kalkulus staghorn,
batu dalam ginjal
N20.1 Kalkulus ureter
N20.2 Kalkulus ginjal dengan kalkulus ureter
N20.9 Kalkulus urin, tidak dijelaskan
Pielonefritis kalkulus
N21 Kalkulus saluran urin bawah
Termasuk dengan cystitis dan urethritis
N21.0 Kalkulus kandung kemih
Kalkulus pada divertikulum bladder, batu kandung kemih
Kecuali staghorn calculus (N20.0)
N21.1 Kalkulus di uretra
N21.8 Kalkulus saluran urin bawah lainnya
N21.9 Kalkulus saluran urin bawah, tidak dijelaskan
N22* Kalkulus saluran kemih pada penyakit c.e.
N22.0* Kalkulus urin pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)
N22.8* Kalkulus saluran urin pada penyakit lain c.e.
N23 Kolik ginjal yang tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter (N25-


N29)
Kecuali dengan urolithiasis (N20-N23)
N25 Kelainan-kelainan akibat kerusakan fungsi tubuli ginjal
Kecuali kelainan metabolic yang bisa diklasifikasikan pada E70-
E90
N25.0 Renal osteodystrophy
Osteodystrophy azotemik, kelainan tubuli yang melepaskan fosfat
ke urin
Rickets ginjal, pendek akibat ginjal
N25.1 Diabetes insipidus nefrogenik
N25.8 Kelainan-kelainan lain akibat kerusakan fungsi tubuli ginjal
Sindroma Lightwood-Albright, asidosis tubuli ginjal NOS
Hiperparatiroidisme sekunder akibat ginjal
N25.9 Kelainan akibat kerusakan fungsi tubuli ginjal, tidak
dijelaskan
N26 Pengerutan ginjal [contracted kidney] yang tidak
dijelaskan
Atrofi ginjal (terminal), sklerosis ginjal NOS
Kecuali pengerutan ginjal dengan hipertensi (I12.-)
nefrosklerosis (arteriolar) (arteriosclerotic) hipertensif (I12.-)
glomerulonefritis sklerosa diffusa (N18.-)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

ginjal kecil dengan penyebab yang tidak diketahui (N27.-)


N27 Ginjal kecil dengan penyebab yang tidak diketahui
N27.0 Ginjal kecil, unilateral
N27.1 Ginjal kecil, bilateral
N27.9 Ginjal kecil, tidak dijelaskan
N28 Kelainan lain ginjal dan ureter, not elsewhere classified
Kecuali penyakit ginjal: akut NOS (N00.9), kronis NOS (N03.9))
hidroureter (N13.4
patahan dan striktura ureter:
dengan hidronefrosis (N13.1), tanpa hidronefrosis (N13.5)
N28.0 Iskemia dan infark ginjal
Embolisme, obstruksi, oklusi, atau trombosis pada arteri renalis
Infark ginjal
Kecuali ginjal Goldblatt (I70.1)
atherosclerosis (I70.1) atau stenosis kongenital (Q27.1)
pada a. renalis (di bagian luar ginjal):
N28.1 Kista ginjal, didapat
Kista ginjal (multipel)(soliter), didapat
Kecuali: penyakit kistik ginjal (kongenital) (Q61.-)
N28.8 Kelainan-kelainan lain ginjal dan ureter yang dijelaskan
Hipertrofi ginjal, megaloureter, nefroptosis, ureterokel
Pielitis, pieloureteritis, atau ureteritis yang berkista
N28.9 Kelainan ginjal dan ureter, tidak dijelaskan
Nefropati NOS, penyakit ginjal NOS
Kecuali nefropati NOS dan penyakit ginjal NOS,
dengan lesi morfologis.0-.8 pada blok penyakit glomerulus
(N05.-)
N29* Kelainan-kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit-
penyakit c.e.
N29.0* Sifilis lanjut pada ginjal (A52.7)
N29.1* Kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit infeksi dan
parasit c.e.
Kelainan ginjal dan ureter pada: TB (A18.1), schistosomiasis
[bilharziasis] (B65.-)
N29.8* Kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit lain c.e.

Penyakit-penyakit lain sistem perkemihan (N30-N39)


Kecuali: infeksi perkemihan (sebagai komplikasi): dengan urolithiasis
(N20-N23),
abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07,
O08.8)
hamil, melahirkan dan nifas (O23.-, O75.3, O86.2)
N30 Cystitis
Kecuali: prostatocystitis (N41.3)
N30.0 Cystitis akut
Kecuali trigonitis (N30.3), cystitis radiasi (N30.4)
N30.1 Cystitis interstitialis (kronis)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

N30.2 Cystitis kronis lainnya


N30.3 Trigonitis
Uretrotrigonitis
N30.4 Cystitis radiasi
N30.8 Cystitis lain
Abses kandung kemih
N30.9 Cystitis, tidak dijelaskan
N31 Gangguan fungsi neuromuskuler bladder, not elsewhere
classified
Kecuali neurogenic bladder akibat sindroma cauda equina (G83.4)
akibat lesi medulla spinalis (G95.8), cord bladder NOS
(G95.8)
inkontinensia urin: NOS (R32), yang dijelaskan (N39.3-N39.4)
N31.0 Bladder neuropatik tanpa inhibisi, not elsewhere classified
N31.1 Bladder neuropatik reflex, not elsewhere classified
N31.2 Bladder neuropatik flaccid, not elsewhere classified
Bladder neuropatik: atonik (motorik)(sensorik), autonom,
nonreflex
N31.8 Gangguan fungsi neuromuskuler bladder lainnya
N31.9 Gangguan fungsi neuromuskuler bladder, tidak dijelaskan
Gangguan fungsi neurogenik bladder NOS
N32 Kelainan-kelainan lain kandung kemih [bladder]
Kecuali: kalkulus di dalam bladder (N21.0)
cystocele (N81.1), hernia atau prolapsus bladder, wanita
(N81.1)

N32.0 Obstruksi leher bladder


Stenosis leher bladder (didapat)
N32.1 Fistula vesiko-intestinum
Fistula vesiko-rectum fistula
N32.2 Fistula vesika, not elsewhere classified
Kecuali fistula antara bladder dan saluran genital wanita
(N82.0-N82.1)
N32.3 Divertikulum bladder
Divertikulitis bladder
Kecuali calculus dalam divertikulum of bladder (N21.0)
N32.4 Ruptura bladder, nontraumatika
N32.8 Kelainan-kelainan lain bladder yang dijelaskan
Kalsifikasi bladder, pengerutan [kontraksi, pengecilan] bladder
N32.9 Kelainan bladder, tidak dijelaskan
N33* Kelainan-kelainan bladder pada penyakit-penyakit c.e.
N33.0* Cystitis TB (A18.1)
N33.8* Kelainan bladder pada penyakit lain c.e.
Kelainan bladder pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)
N34 Sindroma uretritis dan uretra
Kecuali: uretritis pada penyakit yang transmisi utamanya secara
seksual (A50-A64)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

penyakit Reiter (M02.3), uretrotrigonitis (N30.3)


N34.0 Abses uretra
Abses (dari): kelenjar Cowper, kelenjar Littr, periuretra,
(kelenjar) uretra
Kecuali: karunkulus uretra (N36.2)
N34.1 Uretritis nonspecifik
Uretritis: non-gonokokus, non-venereal
N34.2 Uretritis lain
Meatitis uretra, ulkus uretra (meatus)
Uretritis: NOS, pascamenopause
N34.3 Sindroma uretra, tidak dijelaskan
N35 Striktura uretra
Kecuali: striktura uretra pascaprosedur (N99.1)
N35.0 Striktura uretra pasca-trauma
Striktura uretra sebagai sekuel dari: melahirkan, cedera
N35.1 Striktura uretra pasca-infeksi, not elsewhere classified
N35.8 Striktura uretra lainnya
N35.9 Striktura uretra, tidak dijelaskan
Pinhole meatus NOS [lobang sebesar jarum]
N36 Kelainan-kelainan lain uretra
N36.0 Fistula uretra
Saluran uretra palsu; fistula: uretroperineum, uretrorektum,
urinarius NOS
Kecuali: fistula uretro-skrotalis (N50.8), fistula uretro-vaginalis
(N82.1)
N36.1 Divertikulum uretra
N36.2 Karunkulus uretra
N36.3 Prolapsus mukosa uretra
Prolapsus uretra, uretrokel, pria
Kecuali: uretrokel, wanita (N81.0)
N36.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada uretra
N36.9 Kelainan uretra, tidak dijelaskan
N37* Kelainan-kelainan uretra pada penyakit-penyakit c.e.
N37.0* Uretritis pada penyakit-penyakit c.e.
Uretritis kandida (B37.4)
N37.8* Kelainan-kelainan lain uretra pada penyakit-penyakit c.e.
N39 Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan
Kecuali haematuria: rekuren dan persisten (N02.-), proteinuria NOS
(R80)
dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N02.-), NOS (R31)
N39.0 Infeksi saluran kemih, situs tidak dijelaskan
N39.1 Proteinuria persisten, tidak dijelaskan
Kecuali sebagai komplikasi hamil, melahirkan dan nifas (O11-
O15)
dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N06.-)
N39.2 Proteinuria orthostatik, tidak dijelaskan
Kecuali dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N06.-)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

N39.3 Inkontinensia stress


N39.4 Inkontinensia urin lain yang dijelaskan
Inkontinensia: overflow [kelebihan kapasitas], reflex, urge
[mendesak]
Kecuali enuresis NOS (R32)
inkontinensia urin: NOS (R32), penyebab nonorganik
(F98.0)
N39.8 Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan yang dijelaskan
N39.9 Kelainan sistem perkemihan, tidak dijelaskan

Penyakit-penyakit organ-organ genital pria (N40-N51)


N40 Hiperplasia prostat
Prostat:: pembesaran (jinak), hipertrofi (jinak), adenoma (jinak),
hipertrofi adenofibromatosa, fibroma, fibroadenoma,
mioma
Median bar (prostate), obstruksi prostat NOS
Kecuali neoplasma jinak selain adenoma, fibroma dan myoma
prostate (D29.1)
N41 Penyakit-penyakit peradangan prostat
N41.0 Prostatitis akut
N41.1 Prostatitis kronis
N41.2 Abses prostat
N41.3 Prostatocystitis
N41.8 Penyakit-penyakit peradangan prostat lainnya
N41.9 Penyakit peradangan prostat, tidak dijelaskan Prostatitis
NOS
N42 Kelainan-kelainan lain pada prostat
N42.0 Kalkulus prostat
Batu prostat
N42.1 Bendungan dan perdarahan prostat
N42.2 Atrofi prostat
N42.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada prostat
N42.9 Kelainan prostat, tidak dijelaskan
N43 Hydrocele dan spermatocele
Termasuk hidrokel spermatic cord, testis atau tunica vaginalis
Kecuali hidrokel kongenital (P83.5)
N43.0 Hidrokel berkista
N43.1 Hidrokel terinfeksi
N43.2 Hidrokel lain

N43.3 Hidrokel, tidak dijelaskan


N43.4 Spermatokel
N44 Torsio testis
Torsio epididymis, spermatic cord, testis
N45 Orchitis dan epididymitis
N45.0 Orchitis, epididymitis dan epididymo-orchitis dengan abses

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Abses epididimis atau testis


N45.9 Orchitis, epididymitis dan epididymo-orchitis tanpa abses
Epididymitis NOS, orchitis NOS
N46 Iinfertility pria
Azoospermia NOS, oligospermia NOS
N47 Preputium berlebih, phimosis dan paraphimosis
Preputium melengket, kulit depan kaku
N48 Kelainan-kelainan lain penis
N48.0 Leukoplakia penis
Kraurosis [kulit/mukosa menyusut dan kering] penis
Kecuali karsinoma in situ penis (D07.4)
N48.1 Balanoposthitis
Balanitis
N48.2 Kelainan-kelainan peradangan lain penis
abses, vesikel, karbunkel, atau selulitis: pada korpus kavernosum
dan penis
kavernitis (penis)
N48.3 Priapismus
Ereksi menyakitkan
N48.4 Impoten dengan penyebab organik
Kecuali: impoten psikogenik (F52.2)
N48.5 Ulkus penis
N48.6 Balanitis xerotica obliterans
Iindurasi [penebalan patologis] penis
N48.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada penis
Atrofi, hipertrofi, atau trombosis: pada korpus kavernosum dan
penis
N48.9 Kelainan penis, tidak dijelaskan
N49 Kelainan-kelainan radang organ genital pria, n.e.c.
Kecuali: orchitis dan epididymitis (N45.-), radang penis (N48.1-N48.2)
N49.0 Kelainan peradangan vesikula seminalis
Vesiculitis NOS
N49.1 Kelainan peradangan spermatic cord, tunica vaginalis dan vas
deferens
Vasitis
N49.2 Kelainan peradangan skrotum
N49.8 Kelainan peradangan lain yang dijelaskan pada organ genital
pria
Radang pada situs ganda di organ genital pria
N49.9 Kelainan peradangan organ genital pria yang tidak dijelaskan
Abses, vesikel, karbunkel, selulitis: pada organ genital pria yang
tidak dijelaskan
N50 Kelainan-kelainan lain pada organ genital pria
Kecuali torsio testis (N44)
N50.0 Atrofi testis

N50.1 Kelainan-kelainan vaskuler organ genital pria

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Hematokel NOS, perdarahan, atau trombosis: pada organ genital


pria
N50.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada organ genital pria
Atrofi, hipertrofi, edema, dan ulkus pada:
skrotum, vesikula seminalis, spermatic cord, tunica vaginalis,
dan vas deferens
Hipertrofi, edema, ulkus: pada testes
Chylocele pada tunica vaginalis (nonfilarial) NOS
Fistula uretro-scrotum
Striktura pada: spermatic cord, tunica vaginalis, vas deferens
N50.9 Kelainan organ genital pria, tidak dijelaskan
N51* Kelainan-kelainan organ genital pria pada penyakit c.e.
N51.0* Kelainan-kelainan prostat pada penyakit c.e.
Prostatitis: TB (A18.1), gonokokus (A54.2), trikhomonas
(A59.0)
51.1* Kelainan-kelainan testis dan epididymis pada penyakit c.e.
N Gonococcal: epididymitis (A54.2), orchitis (A54.2)
Tuberkulosis pada: epididymis (A18.1), testis (A18.1)
Chlamydial: epididymitis (A56.1), orchitis (A56.1)
Mumps: orchitis (B26.0)
N51.2* Balanitis pada penyakit c.e.
Balanitis: amoeba (A06.8), kandida (B37.4)

N51.8* Kelainan-kelainan lain organ genital pria pada penyakit-


penyakit c.e.
TB vesikula seminalis (A18.1)
Infeksi herpesvirus [herpes simplex] saluran genital pria (A60.0)
Chylocele filaria, tunica vaginalis (B74.-)

Kelainan-kelainan mammae (N60-N64)


Kecuali: kelainan-kelainan mammae yang berhubungan dengan
melahirkan (O91-O92)
N60 Displasia jinak mammae
Termasuk mastopati fibrokistik
N60.0 Kista soliter mammae
Kista mammae
N60.1 Mastopati kistik diffusa mammae
Mammae kistik
Kecuali: dengan proliferasi epitel (N60.3)
N60.2 Fibroadenosis mammae
Kecuali: fibroadenoma mammae (D24)
N60.3 Fibrosclerosis mammae
Mastopati kistik dengan proliferasi epitel
N60.4 Ektasia saluran mammae
N60.8 Displasia jinak lainnya pada mammae
N60.9 Displasia jinak mammae, tidak dijelaskan
N61 Kelainan-kelainan peradangan pada mammae
Abses (akut)(kronis)(nonpuerperal) pada: areola, mammae

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Karbunkulus mammae
Mastitis (akut)(subakut)(nonpuerperal): NOS,. infektif
Kecuali mastitis infektif neonatus (P39.0)

N62 Hipertrofi mammae


Ginekomastia
Hipertrofi mammae: NOS, masif pada pubertas
N63 Benjolan yang tidak dijelaskan pada mammae
Nodule(s) pada mammae NOS
N64 Kelainan-kelainan lain pada mammae
N64.0 Fissura dan fistula pada nipple
N64.1 Nekrosis lemak pada mammae
Nekrosis lemak (segmental) pada mammae
N64.2 Atrofi mammae
N64.3 Galaktorrhoea yang tidak berhubungan dengan melahirkan
N64.4 Mastodynia
N64.5 Tanda dan gejala lain pada mammae
Indurasi [penebalan jaringan] mammae, discharge puting,
retraksi puting
N64.8 Kelainan-kelainan lain mammae yang dijelaskan
Galaktokel, subinvolusi mammae (pasca-laktasi)
N64.9 Kelainan mammae, tidak dijelaskan

Penyakit-penyakit radang organ pelvis wanita (N70-


N77)
Kecuali: sebagai komplikasi dari
Abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.0)
Hamil, melahirkan dan nifas (O23.-, O75.3, O85, O86.-)
N70 Salpingitis dan oophoritis
Termasuk Abses (dari): tuba fallopia, ovarium, tubo-ovarium
Pyosalpinx, salpingo-oophoritis, penyakit radang tubo-ovarium
N70.0 Salpingitis dan oophoritis akut
N70.1 Salpingitis dan oophoritis kronis
Hidrosalpinx
N70.9 Salpingitis dan oophoritis, tidak dijelaskan
N71 Penyakit radang uterus, selain cervix
Termasuk: endo(myo)metritis, metritis, myometritis, pyometra, abses
uterus
N71.0 Penyakit radang akut uterus
N71.1 Penyakit radang kronis uterus
N71.9 Penyakit radang uterus, tidak dijelaskan
N72 Penyakit radang cervix uteri
Cervicitis, endocervicitis, exocervicitis:
dengan atau tanpa: erosi atau ektropion serviks
Kecuali: erosi dan ektropion serviks tanpa cervicitis (N86)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

N73 Penyakit peradangan lain pelvis wanita


N73.0 Parametritis dan selulitis pelvis akut
Abses ligamentum latum, abses parametrium, selulitis pelvis
wanita:
yang dinyatakan akut
N73.1 Parametritis dan selulitis pelvis kronis
Abses ligamentum latum, abses parametrium, selulitis pelvis
wanita:
yang dinyatakan kronis

N73.2 Parametritis dan selulitis pelvis, tidak dijelaskan


Abses ligamentum latum, abses parametrium, selulitis pelvis
wanita:
yang tidak dijelaskan apakah akut atau kronis
N73.3 Peritonitis pelvis akut wanita
N73.4 Peritonitis pelvis kronis wanita
N73.5 Peritonitis pelvis wanita, tidak dijelaskan akut atau kronis
N73.6 Adhesi peritoneum pelvis wanita
Kecuali: adhesi peritoneum pelvis pasca-prosedur (N99.4)
N73.8 Penyakit peradangan lain yang dijelaskan pada pelvis wanita
N73.9 Penyakit peradangan pelvis wanita, tidak dijelaskan
Infeksi atau radang pelvis wanita NOS
N74* Kelainan peradangan pelvis wanita pada penyakit c.e.
N74.0* Infeksi TB servikss uteri (A18.1)
N74.1* Penyakit radang TB pelvis wanita (A18.1)
Endometritis TB
N74.2* Penyakit radang sifilis pelvis wanita (A51.4, A52.7)
N74.3* Penyakit radang gonokokus pelvis wanita (A54.2)
N74.4* Penyakit radang khlamidia pelvis wanita (A56.1)
N74.8* Kelainan-kelainan radang pelvis wanita pada penyakit lain c.e.
N75 Penyakit-penyakit kelenjar Bartholini
N75.0 Kista kelenjar Bartholini
N75.1 Abses kelenjar Bartholini
N75.8 Penyakit-penyakit lain kelenjar Bartholini
Bartholinitis
N75.9 Penyakit kelenjar Bartholini, tidak dijelaskan
N76 Peradangan lain pada vagina dan vulva
Kecuali vaginitis (atrofi) senilis (N95.2)
N76.0 Vaginitis akut
Vaginitis NOS; vulvovaginitis: NOS, akut
N76.1 Vaginitis subakut dan kronis
Vulvovaginitis: kronis, subakut
N76.2 Vulvitis akut
Vulvitis NOS
N76.3 Vulvitis subakut dan kronis
N76.4 Abses vulva
Furunkel vulva

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

N76.5 Ulkus vagina


N76.6 Ulkus vulva
N76.8 Peradangan lain yang dijelaskan pada vagina dan vulva
N77* Ulserasi dan peradangan vulvovagina pada penyakit c. e.
N77.0* Ulserasi vulva pada penyakit infeksi dan parasitik c.e.
Ulkus vulva pada: TB (A18.1), infeksi herpesvirus [herpes
simplex] (A60.0)
N77.1* Vaginitis, vulvitis dan vulvovaginitis pada penyakit infeksi dan
parasitik c.e.
Vaginitis, vulvitis dan vulvovaginitis pada: kandidiasis (B37.3),
infeksi pinworm (B80), infeksi herpesvirus [herpes simplex]
(A60.0)
N77.8* Ulserasi dan peradangan vulvovagina pada penyakit lain c.e.
Ulserasi vulva pada penyakit Behet (M35.2).

Kelainan bukan radang pada saluran genital wanita


(N80-N98)
N80 Endometriosis
N80.0 Endometriosis uterus
Adenomyosis
N80.1 Endometriosis ovarium
N80.2 Endometriosis tuba fallopii
N80.3 Endometriosis peritoneum pelvis
N80.4 Endometriosis septum rektovagina dan vagina
N80.5 Endometriosis usus
N80.6 Endometriosis pada jaringan parut kulit
N80.8 Endometriosis lain
N80.9 Endometriosis, tidak dijelaskan
N81 Prolaps genital wanita
Kecuali prolaps genital pada komplikasi hamil atau melahirkan
(O34.5)
prolaps dan hernia pada ovarium dan tuba fallopii (N83.4)
prolaps atap vagina setelah hysterectomy (N99.3)
N81.0 Uretrokel wanita
Kecuali: uretrokel dengan: cystocele (N81.1), prolaps uterus
(N81.2-N81.4)
N81.1 Cystokel
Cystokel dengan uretrokel;
Prolapse (dinding) vaginal (anterior) NOS
Kecuali cystocele dengan prolaps uterus (N81.2-N81.4)
N81.2 Prolaps uterovaginalis inkomplit
Prolaps serviks NOS; prolaps uterus: tingkat satu atau tingkat
dua
N81.3 Prolaps uterovaginalis komplit
Procidentia (uteri) NOS [uterus turun ke bawah melewati vagina]
Prolaps uterus tingkat tiga
N81.4 Prolaps uterovaginalis, tidak dijelaskan
Prolaps uterus NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

N81.5 Enterokel vaginalis


Kecuali enterokel dengan prolaps uterus (N81.2-N81.4)
N81.6 Rektokel
Prolapsus dinding posterior vagina
Kecuali prolapsus rektum (K62.3), rektokel dengan prolaps
uterus (N81.2-N81.4)
N81.8 Prolaps lain genital wanita
Perineum defisien, laserasi lama otot dasar panggul
N81.9 Prolaps genital wanita, tidak dijelaskan
N82 Fistulae yang melibatkan saluran genital wanita
Kecuali: fistulae vesiko-intestinalis (N32.1)
N82.0 Fistula vesico-vaginalis
N82.1 Fistula lain saluran uro-genital wanita
Fistula: servikovesikalis, ureterovaginalis, uretrovaginalis,
uteroureterika, uterovesikalis
N82.2 Fistula vagina ke usus halus
N82.3 Fistula vagina ke usus besar
Fistula rektovaginalis
N82.4 Fistula usus-genital lain pada wanita
Fistula intestino-uterus
N82.5 Fistula saluran genital wanita ke kulit
Fistula: uterus ke dinding abdomen, vagino-perineum
N82.8 Fistula lain saluran genital wanita
N82.9 Fistula saluran genital wanita, tidak dijelaskan
N83 Kelainan bukan radang pada ovarium, tuba fallopii dan
ligamentum latum
Kecuali hydrosalpinx (N70.1)
N83.0 Kista follikularis ovarium
Kista folikel graaf, kista haemoragika follikel (ovarium)
N83.1 Kista korpus luteum
Kista haemoragika korpus luteum
N83.2 Kista lain dan yang tidak dijelaskan pada ovarium
Kista retensi atau kista simplex: ovarium
Kecuali kista ovarium: neoplastik (D27), developmental (Q50.1)
polycystic ovarian syndrome (E28.2)
N83.3 Atrofi didapat pada ovarium dan tuba fallopii
N83.4 Prolaps dan hernia pada ovarium dan tuba fallopii
N83.5 Torsi ovarium, pedikulus ovarium dan tuba fallopii
Torsi: tuba aksesorius, hydatid of Morgagni
N83.6 Haematosalpinx
Kecuali: haematosalpinx dengan: haematometra (N85.7) atau
haematocolpos (N89.7)
N83.7 Haematoma ligamentum latum
N83.8 Kelainan bukan radang lainnya pada ovarium, tuba fallopii
dan ligamentum latum
Sindroma laserasi ligamentum latum [Allen-Masters]
N83.9 Kelainan bukan pada radang ovarium, tuba dan broad
ligament, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

N84 Polyp saluran genital wanita


Kecuali: polyp adenomatosa (D28.-), polyp plasenta (O90.8)
N84.0 Polyp korpus uteri
Polyp: endometrium, uterus NOS
Kecuali hyperplasia polypoid endometrium (N85.0)
N84.1 Polyp cervix uteri
Polyp mukosa serviks
N84.2 Polyp vagina
N84.3 Polyp vulva
Polyp labia
N84.8 Polyp pada bagian lain saluran genital wanita
N84.9 Polyp saluran genital wanita, tidak dijelaskan
N85 Kelainan-kelainan bukan radang lain pada uterus selain
cervix
Kecuali: penyakit radang uterus (N71.-), endometriosis (N80.-),
prolaps uterus (N81.-)
polyp korpus uteri (N84.0), kelainan bukan radang pada
cervix (N86-N88)
N85.0 Hiperplasia kelenjar endometrium
Hiperplasia endometrium: NOS, kistik, glandular-kistik, polypoid
N85.1 Hiperplasia adenomatosa endometrium
hiperplasia endometrium, atypical (adenomatosa)
N85.2 Hipertrofi uterus
Pembesaran uterus
Kecuali hipertrofi uterus sewaktu nifas (O90.8)
N85.3 Subinvolusi uterus
Kecuali subinvolusi uterus sewaktu nifas (O90.8)
N85.4 Malposisi uterus
Anteversi, retroflexi, retroversi uterus
Kecuali komplikasi hamil, persalinan atau melahirkan (O34.5,
O65.5)
N85.5 Inversi uterus
Kecuali trauma obstetri sekarang (O71.2), inversi uterus
postpartum (O71.2)
N85.6 Synechiae perlengketan-perlengketan] intrauterus
N85.7 Haematometra
Haematosalpinx dengan haematometra
Kecuali: haematometra dengan haematokolpos (N89.7)
N85.8 Kelainan-kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada
uterus
Atrofi uterus yang didapat, fibrosis uterus NOS
N85.9 Kelainan bukan radang uterus, tidak dijelaskan
Kelainan uterus NOS
N86 Erosi dan ectropion serviks uteri
Ulkus dekubitus (trophic) serviks, eversi cervix [bagian dalam berada
di luar]
Kecuali dengan cervicitis (N72)
N87 Displasia serviks uteri

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: karsinoma in situ serviks (D06.-)


N87.0 Displasia serviks ringan
Cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade I
N87.1 Displasia serviks sedang
Cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade II
N87.2 Displasia serviks berat, not elsewhere classified
Displasia serviks berat NOS
Kecuali CIN III, dengan atau tanpa disebut dysplasia berat
(D06.-)
N87.9 Displasia serviks uteri, tidak dijelaskan
N88 Kelainan non-radang lainnya pada serviks uteri
Kecuali penyakit radang serviks (N72), polip serviks (N84.1)
N88.0 Leukoplakia serviks uteri
N88.1 Laserasi serviks uteri
Adhesi cervix
Kecuali: trauma obstetrik sekarang (O71.3)
N88.2 Striktura dan stenosis serviks uteri
Kecuali: komplikasi melahirkan (O65.5)
N88.3 Inkompetensi serviks uteri
Pemeriksaan dan penanganan (dugaan) inkompetensi serviks
pada wanita tidak hamil
Kecuali: komplikasi kehamilan (O34.3), mempengaruhi janin atau
bayi (P01.0)
N88.4 Pemanjangan hipertrofi serviks uteri
N88.8 Kelainan-kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada
serviks uteri
Kecuali: trauma obstetrik sekarang (O71.3)
N88.9 Kelainan bukan radang serviks uteri, tidak dijelaskan
N89 Kelainan-kelainan bukan radang lainnya pada vagina
Kecuali: leukorrhoea trichomonas (A59.0), karsinoma in situ vagina
(D07.2)
peradangan vagina (N76.-), vaginitis (atrophic) senilis (N95.2)
N89.0 Displasia vagina ringan
Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN], grade I
N89.1 Displasia vagina sedang
Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN] grade II
N89.2 Displasia vagina berat, not elsewhere classified
Displasia vagina berat NOS
Kecuali VAIN III, dengan atau tanpa disebutkan displasia berat
(D07.2)
N89.3 Displasia vagina, tidak dijelaskan
N89.4 Leukoplakia vagina
N89.5 Striktura dan atresia vagina
Adhesi atau stenosis vagina
Kecuali adhesi vagina pasca-bedah (N99.2)
N89.6 Cincin hymen ketat
Hymen kaku, introitus ketat
Kecuali: hymen imperforata (Q52.3)
N89.7 Haematokolpos

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Haematokolpos dengan haematometra atau haematosalpinx


N89.8 Kelainan-kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada
vagina
Leukorrhoea NOS, laserasi lama vagina,
Ulkus pessary vagina [alat di vagina: untuk KB, obat, atau
pencegah prolaps uterus]
Kecuali trauma obstetrik sekarang (O70.-, O71.4, O71.7-O71.8)
laserasi lama yang melibatkan otot dasar panggul (N81.8)
N89.9 Kelainan bukan radang pada vagina, tidak dijelaskan
N90 Kelainan-kelainan bukan radang lainnya pada vulva dan
perineum
Kecuali karsinoma in situ vulva (D07.1), peradangan vulva (N76.-),
trauma obstetrik sekarang (O70.-, O71.7-O71.8)
N90.0 Displasia vulva ringan
Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade I
N90.1 Displasia vulva sedang
Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade II
N90.2 Dyisplasia vulva berat, not elsewhere classified
Displasia vulva berat NOS
Kecuali VIN III dengan atau tanpa disebutkan displasia berat
(D07.1)
N90.3 Displasia vulva, tidak dijelaskan
N90.4 Leukoplakia vulva
Distrofi atau kraurosis [kering] vulva
N90.5 Atrofi vulva
Stenosis of vulva
N90.6 Hipertrofi vulva
Hipertrofi labia
N90.7 Kista vulva
N90.8 Kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada vulva dan
perineum
Adhesi vulva, hipertrofi clitoris
N90.9 Kelainan bukan radang pada vulva dan perineum, tidak
dijelaskan
N91 Menstruasi absen, sedikit, dan jarang
Kecuali: disfungsi ovarium (E28.-)
N91.0 Amenorrhoea primer
Kegagalan mulainya menstruasi pada pubertas.
N91.1 Amenorrhoea sekunder
Menstruasi absen pada wanita yang sebelumnya pernah
menstruasi.
N91.2 Amenorrhoea, tidak dijelaskan
Menstruasi absen NOS
N91.3 Oligomenorrhoea primer
Menstruasi yang sejak awal mulainya sedikit atau jarang.
N91.4 Oligomenorrhoea sekunder
Menstruasi yang sedikit atau jarang pada wanita yang
sebelumnya menstruasi normal.
N91.5 Oligomenorrhoea, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Hipomenorrhoea NOS
N92 Menstruation berlebihan, sering, dan tidak teratur
Kecuali perdarahan pasca-menopause (N95.0)
N92.0 Menstruation berlebihan dan sering dengan siklus teratur
Mens berat NOS, menorrhagia NOS, polymenorrhoea
N92.1 Menstruation berlebihan dan sering dengan siklus tidak
teratur
Perdarahan inter-menstruasi tidak teratur
Interval singkat dan tidak teratur antara perdarahan menstruasi
Menometrorrhagia, metrorrhagia
N92.2 Menstruation berlebihan ketika pubertas
Perdarahan berlebihan yang berhubungan dengan dimulainya
periode menstruasi
Penorrhagia pubertas, perdarahan pubertas
N92.3 Perdarahan ovulasi
Perdarahan inter-menstruasi yang teratur
N92.4 Perdarahan berlebihan pada periode pre-menopause
Menorrhagia atau metrorrhagia:
climacteric, preclimacteric, menopausal, premenopausal
N92.5 Menstruasi tidak teratur lain yang dijelaskan
N92.6 Menstruasi tidak teratur, tidak dijelaskan
Perdarahan tak teratur NOS, periode tak teratur NOS
Kecuali menstruasi tidak teratur dengan:
. interval memanjang atau perdarahan sedikit (N91.3-
N91.5)
. interval memendek atau perdarahan berlebihan (N92.1)
N93 Perdarahan abnormal lain pada uterus dan vagina
Kecuali perdarahan vagina neonatus (P54.6), pseudomenstruasi
(P54.6)
N93.0 Perdarahan pasca-coitus dan kontak
N93.8 Perdarahan abnormal lain yang dijelaskan pada uterus dan
vagina
Perdarahan disfungsional atau fungsional pada uterus dan vagina
NOS
N93.9 Perdarahan abnormal pada uterus dan vagina, tidak
dijelaskan
N94 Nyeri dan kondisi lain pada organ genital wanita dan siklus
menstruasi
N94.0 Mittelschmerz [nyeri abdomen bawah ketika ovulasi]
N94.1 Dyspareunia [hubungan seksual menyakitkan atau sulit pada
wanita]
Kecuali dispareunia psikogenik (F52.6)
N94.2 Vaginismus [kontraksi vagina menyakitkan, menyulitkan
hubungan seksual]
Kecuali vaginismus psikogenik (F52.5)
N94.3 Premenstrual tension syndrome [sindroma ketegangan
menjelang menstruasi]
N94.4 Dismenorrhoea primer

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

N94.5 Dismenorrhoea sekunder


N94.6 Dismenorrhoea, tidak dijelaskan
N94.8 Kondisi lain yang dijelaskan pada organ genital wanita dan
siklus menstruasi
N94.9 Kondisi yang tidak dijelaskan pada organ genital wanita dan
siklus menstruasi
N95 Kelainan menopause dan perimenopause lainnya
Kecuali: menopause prematur NOS (E28.3), urethritis pasca-
menopause (N34.2):
osteoporosis pasca-menopause (M81.0); dengan fraktur
patologis (M80.0)
perdarahan berlebihan pada periode menopause (N92.4)
N95.0 Perdarahan pasca-menopause
Kecuali: yang terkait dengan menopause buatan (N95.3)
N95.1 Keadaan menopause dan klimakterik wanita
Gejala terkait menopause: flushing, susah tidur, sakit kepala,
kurang konsentrasi
Kecuali yang terkait dengan menopause buatan (N95.3)
N95.2 Vaginitis atrofik pasca-menopause
Vaginitis (atrophic) senilis
Kecuali: yang terkait dengan menopause buatan (N95.3)
N95.3 Keadaan yang terkait dengan menopause buatan
Sindroma pascamenopause buatan
N95.8 Kelainan lainnya yang dijelaskan pada menopause dan
perimenopause
N95.9 Kelainan-kelainan menopause dan perimenopause, tidak
dijelaskan
N96 Habitual aborter
Pemeriksaan atau perawatan wanita tidak hamil
Infertilitas relatif
Kecuali: dengan abortus saat ini (O03-O06), sedang hamil (O26.2)
N97 Infertilitas wanita
Termasuk: tidak mampu mencapai kehamilan, sterilitas wanita NOS
Kecuali infertilitas relatif (N96)
N97.0 Infertilitas wanita akibat anovulasi
N97.1 Infertilitas wanita dengan penyebab pada tuba
Akibat kelainan kongenital tuba
Blok, oklusi, atau stenosis pada tuba
N97.2 Infertilitas wanita dengan penyebab pada uterus
Akibat kelainan kongenital uterus, monimplantasi ovum
N97.3 Infertilitas wanita dengan penyebab pada serviks
N97.4 Infertilitas wanita akibat faktor pria
N97.8 Infertilitas wanita dengan penyebab lain
N97.9 Infertilitas wanita, tidak dijelaskan
N98 Komplikasi fertilisasi buatan
N98.0 Infeksi akibat inseminasi buatan
N98.1 Hiperstimulasi ovarium

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Hiperstimulasi ovarium: NOS, akibat ovulasi yang diinduksi


N98.2 Komplikasi usaha memasukkan telur setelah fertilisasi in vitro
N98.3 Komplikasi usaha memasukkan embryo pada embryo transfer
N98.8 Komplikasi lain fertilisasi buatan
Komplikasi inseminasi buatan dari: donor atau suami
N98.9 Komplikasi fertilisasi buatan, tidak dijelaskan

Kelainan lain sistem genitourinarius (N99)


N99 Kelainan sistem genitourinarius pasca-prosedur, n.e.c.
Kecuali: osteoporosis pasca-oophorectomy (M81.1), dengan fraktur
patologis (M80.1)
cystitis irradiasi (N30.4), keadaan yang terkait dengan
menopause buatan (N95.3)
N99.0 Gagal ginjal pasca-prosedur
N99.1 Striktura uretra pasca-prosedur
Striktura uretra pasca-kateterisasi
N99.2 Adhesi vagina pasca-bedah
N99.3 Prolaps atap vagina setelah histerectomi
N99.4 Adhesi peritoneum pelvis pasca-prosedur
N99.5 Malfungsi stoma external saluran kemih
N99.8 Kelainan pasca-prosedur lain pada sistem genitourinarius
Residual ovary syndrome
N99.9 Kelainan sistem genitourinarius pasca-prosedur, tidak
dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER XV. HAMIL, MELAHIRKAN,
DAN NIFAS (O00-O99)
Bab ini berisi kode yang menjelaskan semua kondisi obstetrik.
Masa obstetrik adalah dari konsepsi sampai dengan 42 hari (6 minggu)
setelah melahirkan. Blok-blok kode tersusun menurut kemajuan
kehamilan, yaitu sejak pembentukan awal janin sampai melahirkan dan
selanjutnya masa nifas. Cara lain untuk mengingat urutan adalah
menurut pembagian periode antenatal, kelahiran, dan postnatal.
Pencarian entri beberapa kondisi obstetrik pada volume 3 (Indeks
Alfabet) tidak selalu menuju sasaran secara langsung. Term terbaik
yang dipakai untuk mulai adalah abortion (terdapat Tabel untuk
membantu menentukan kode komplikasi), pregnancy (terutama pada
complicated by dan management affected by), labour (usaha
melahirkan), delivery (kelahiran), dan puerperal (nifas).
Kecuali: penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-
B24)
cedera, keracunan dan akibat lain tertentu dari
penyebab luar (S00-T98)
kelainan jiwa dan tingkah laku yang berhubungan
dengan nifas (F53.-)
tetanus obstetris (A34)
nekrosis kelenjar pituitary postpartum (E23.0)
osteomalasia nifas (M83.0)
supervisi: kehamilan resiko tinggi (Z35.-), kehamilan
normal (Z34.-)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


O00-O08 Hamil dengan akhir abortus
O10-O16 Edema, proteinuria dan hipertensi pada hamil,
melahirkan dan nifas
O20-O29 Kelainan maternal lain yang umumnya berhubungan
dengan kehamilan
O30-O48 Asuhan ibu yang berhubungan dengan fetus dan cairan
amnion, dan kemungkinan timbulnya masalah melahirkan
O60-O75 Komplikasi labour dan delivery
O80-O84 Delivery
O85-O92 Komplikasi yang terutama berhubungan dengan nifas
O95-O99 Kondisi obstetrik lain, not elsewhere classified

Kehamilan yang berakhir dengan (O00-O08)


Kecuali: penerusan hamil gestasi ganda yang satu janin atau
lebih telah abortus (O31.1)
TIM Ina CBG RSBK BATAM

O00. Ectopic pregnancy


Termasuk: ruptured ectopic pregnancy kehamilan ektopik
terganggu (KET)
Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk
identifikasi komplikasi.

O00.0 Kehamilan abdomen


Kecuali: lahir hidup pada kehamilan abdomen (O83.3)
asuhan ibu untuk janin hidup pada hamil
abdomen (O36.7)
O00.1 Kehamilan tuba
Kehamilan Fallopii, ruptur tuba akibat hamil, abortus tuba
O00.2 Kehamilan ovarium
O00.8 Kehamilan ektopik lain
Kehamilan pada servix, kornu (instersititalis),
interligamen, mural (dinding).
O00.9 Kehamilan ektopik, tidak dijelaskan

O01 Hydatidiform mole


Hydatidiform mole (mola hidatidosa) adalah kehamilan dengan
villinya menjadi hydropic dan elemen trofoblasnya memperbanyak diri.
Chorioadenoma destruens (invasive mole) adalah invasi lokal mola ke
miometrium. Choriocarcinoma adalah tumor invasif yang
bermetastasis, terdiri dari sel-sel trofoblast ganas tanpa villi yang
hydropic..

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk


identifikasi komplikasi.
Kecuali: malignant hydatidiform mole (D39.2)

O01.0 Hydatidiform mole klasik


Hhydatidiform mole komplit
O01.1 Hydatidiform mole tidak komplit dan parsial
O01.9 Hydatidiform mole, tidak dijelaskan
Penyakit trofoblast NOS, mola vesicularis NOS

O02 Produk abnormal lain dari pembuahan


Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk
identifikasi komplikasi.
Kecuali: Papyraceous fetus (O31.0)
O02.0 Blighted ovum dan mola non-hydatidiformis
Mole: carneous, fleshy, intrauterine NOS,
Ovum patologis
O02.1 Missed abortion
Kematian janin dini dengan retensi janin mati
Kecuali: missed abortion dengan:
blighted ovum (O02.0)
mola: hydatidiformis (O01.-), non-hydatidiformis
(O02.0)
O02.8 Produk abnormal lain pembuahan yang disebutkan
Kecuali: dengan:
blighted ovum (O02.0)
mola: hydatidiformis (O01.-), non-hydatidiformis
(O02.0)
O02.9 Produk abnormal pembuahan, tidak dijelaskan

Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori


O03-O06:
Note: Abortus inkomplit melibatkan hasil konsepsi yang
tertinggal setelah abortus

.0. Inkomplit, dengan komplikasi infeksi saluran genital dan


pelvik
dengan kondisi pada O08.0
.1. Inkomplit, dengan komplikasi perdarahan terlambat dan
berlebihan
dengan kondisi pada O08.1
.2. Inkomplit, dengan komplikasi embolisme
dengan kondisi pada O08.2

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

.3. Inkomplit, dengan komplikasi lain dan tidak dijelaskan


dengan kondisi pada O08.3 O08.9
.4. Inkomplit, tanpa komplikasi
.5. Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi infeksi saluran
genital dan pelvik
dengan kondisi pada O08.0
.6. Komplit atau tidak jelas, komplikasi perdarahan terlambat
dan berlebihan
dengan kondisi pada O08.1
.7. Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi embolisme
dengan kondisi pada O08.2
.8. Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi lain dan tidak
jelas
dengan kondisi pada O08.3 O08.9
.9. Komplit atau tidak jelas, tanpa komplikasi

O03 Abortus spontan


Termasuk: keguguran:

O04 Abortus medis


Termasuk: pengakhiran kehamilan secara legal atau untuk
terapi:

O05 Abortus lain

O06 Abortus yang tidak dijelaskan


Termasuk: abortus induksi NOS

O07 Usaha abortus yang gagal


Termasuk: usaha induksi abortus yang gagal
Kecuali: abortus inkomplit (O03-O06)
O07.0 Abortus medis gagal, komplikasi infeksi saluran genital
dan pelvis
O07.1 Abortus medis gagal, komplikasi perdarahan terlambat
atau berlebihan
O07.2 Abortus medis gagal, komplikasi embolisme
O07.3 Abortus medis gagal, komplikasi lain dan tidak
dijelaskan
O07.4 Abortus medis gagal, tanpa komplikasi, NOS
O07.5 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi
infeksi saluran genital dan pelvis.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

O07.6 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi


perdarahan terlambat atau berlebihan
O07.7 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi
embolism
O07.8 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi
tidak jelas
O07.9 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, tanpa
komplikasi.
Usaha abortus yang gagal NOS

O08 Komplikasi abortus dan hamil ektopik atau mola


Catatan: Kode ini disediakan terutama untuk pengkodean
morbiditas

O08.0 Infeksi saluran genital dan pelvik setelah abortus, hamil


ektopik dan mola.
Endometritis, parametritis, salpingitis, salpingo-oophoritis,
oophoritis,
Pelvic peritonitis, sepsis, septicaemia, septic shock;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
Kecuali: embolisme septik atau septikopyemik (O08.2)
infeksi saluran kemih (O08.8)
O08.1 Perdarahan terlambat atau berlebihan setelah abortus,
hamil ektopik dan mola.
Afibrinogenaemia, defibrination syndrome, intravascular
coagulation;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.2 Embolisme setelah abortus, kehamilan ektopik dan
mola.
Embolism: NOS, udara, bekuan darah, pulmonary,
septic or septicopyaemic, amniotic fluid,
pyaemic, soap;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.3 Shock setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
Circulatory collapse, shock (postoperative), )
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
Kecuali: septic shock (O08.0)
O08.4 Gagal ginjal setelah abortus, kehamilan ektopik dan
mola
Oliguria, uraemia,

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Gagal ginjal (akut), renal shutdown, renal tubulkar


necrosis;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07)
O08.5 Kelainan metabolik setelah abortus, kehamilan ektopik
dan mola
Gangguan keseimbangan elektrolit
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.6 Kerusakan pada organ dan jaringan pelvik yang
mengikuti kondisi pada O00-O07
Lacserasi, perforasi, tear atau kerusakan kimiawi pada
bladder, bowel, broad ligament, cervix, periurethral
tissue, uterus;
yang mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-
O07
O08.7 Komplikasi lain vena setelah abortus, kehamilan ektopik
dan mola
O08.8 Komplikasi lain setelah abortus, kehamilan ektopik dan
mola
Cardiac arrest (serangan jantung), infeksi saluran kemih;
yang mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-
O07
O08.9 Komplikasi setelah abortus, kehamilan ektopik dan
mola, tidak dijelaskan
Komplikasi tidak dijelaskan yang mengikuti kondisi pada
O00-O07

Untuk penggunaan kategori ini, rujukan pada aturan dan


pedoman pengkodean morbiditas pada volume 2 adalah sebagai
berikut:
O08 Komplikasi setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
Kode-kode ini tidak digunakan untuk KU, Kecuali kalau episode
perawatan adalah untuk mengatasi komplikasi, misalnya komplikasi
abortus sebelumnya. Ia bisa digunakan sebagai kode tambahan pada
kategori O00-O02 untuk identifikasi komplikasi, atau O03-O07 untuk
memberikan detil komplikasi yang lebih jelas.
Perhatikan bahwa syarat inklusi pada subkategori O08 harus
dirujuk sewaktu memberikan subkategori empat karakter pada O03-
O07.

Contoh 19
Kondisi utama : Ruptura kehamilan tuba dengan syok.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Spesialisasi: Ginekologi.
Kode : Kehamilan tuba yang ruptur (O00.1) sebagai KU.
Untuk kode tambahan bisa dipakai O08.3 (syok setelah
abortus, kehamilan ektopik dan mola).
Contoh 20
Kondisi utama : Abortus inkomplit dengan rahim tembus.
Spesialisasi : Ginekologi.
Kode : Abortus tidak komplit dengan komplikasi lain atau
tidak dijelaskan (O06.3) sebagai KU. Sebagai kode
tambahan dipilih O08.6 (kerusakan organ dan jaringan
pelvis setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola).
Contoh 21
KU : Disseminated intravascular coagulation setelah abortus di
tempat lain.
Spesialisasi : Ginekologi.
Kode : Perdarahan terlambat dan berlebihan setelah abortus
dan kehamilan ektopik dan mola (O08.1) sebagai KU.
Kode lain tidak perlu karena abortus dilakukan pada
episode perawatan yang berbeda.
Abortus umumnya didefiniskan sebagai kelahiran atau
kehilangan hasil konsepsi sebelum minggu ke-20
kehamilan (yang sesuai dengan berat sekitar 500 g).
Kelahiran antara usia 20-37 minggu disebut kelahiran
preterm (prematur).
Pembedaan dibuat antara abortus dini (< 12 minggu)
dan lanjut (12-20 minggu). Setelah 12 minggu, plasenta
definitif dengan aliran darah yang lebih besar dan
terorganisir telah terbentuk, sehingga perdarahan lebih
mudah terjadi. Tulang janin yang juga mulai terbentuk,
dapat menembus rahim sewaktu dikeluarkan. Abortus bisa
diklasifikasikan atas spontan atau diinduksi, mengancam
(imminens) atau tak terelakkan (insipiens), sempurna atau
tidak sempurna, habitualis, missed (tak diketahui), atau
septik.

Edema, proteinuria dan kelainan hipertensi pada


kehamilan, melahirkan dan nifas (KMN) (O10-O16)
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi dengan albuminuria
atau edema antara kehamilan 20 minggu dan akhir minggu pertama
pascalahir. Eklampsia adalah kejang atau koma tanpa penyebab lain
yang terjadi pada periode waktu yang sama.
Penyebab preeklampsia dan eklampsia tidak diketahui.
Preeklampsia berkembang pada 5% wanita hamil, biasanya
primigravida (pertama kali hamil) dan wanita dengan hipertensi atau
penyakit pembuluh darah sebelumnya Kalau tidak diobati,
preeklampsia akan berkembang menjadi eklampsia. Eklampsia

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

berkembang pada 1 dari 200 wanita dengan preeklampsia dan


biasanya fatal kalau tidak diobati.
Wanita hamil dengan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih,
edema muka atau tangan, albuminuria >1, atau tekanan darahnya
naik 30 mmHg (sistolik) atau 15 mmHg (diastolik) walau pun tidak
melebihi 140/90 mmHg harus dianggap preeklampsia. Preeklampsia
ringan muncul sebagai hipertensi perbatasan, edema yang tidak
responsif, atau albuminuria. Pasien dengan tekanan darah 150/110
mmHg, edema yang nyata, albuminuria >3, gangguan penglihatan,
atau nyeri perut memiliki preeklampsia berat.

O10 Hipertensi yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN


Termasuk: kondisi berikut dengan proteinuria yang telah
ada sebelumnya
Kecuali: yang terjadi dengan proteinuria yang meningkat atau
yang timbul kemudian (O11)
O10.0 Hipertensi esensial yang sebelumnya telah ada
mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I10 sebagai alasan asuhan obstetrik
selama KMN
O10.1 Penyakit jantung hipertensif yang sebelumnya telah ada
mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I11.- sebagai alasan asuhan obstetrik
selama KMN
O10.2 Penyakit ginjal hipertensif yang sebelumnya telah ada
mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I12.- sebagai alasan asuhan obstetrik
selama KMN
O10.3 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif yang sebelumnya
telah ada mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I13.- sebagai alasan asuhan obstetrik
selama KMN
O10.4 Hipertensi sekunder yang sebelumnya telah ada
mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I15.- sebagai alasan asuhan obstetrik
selama KMN
O10.9 Hipertensi yang tidak jelas yang sebelumnya telah ada
mempersulit KMN

O11 Kelainan hipertensi yang sebelumnya telah ada diperberat


oleh proteinuria
Kondisi pada O10.- yang dipersulit oleh peningkatan proteinuria

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Pre-eclampsia yang timbul pada masalah lain (superimposed


pre-eclampsia)

O12 Edema dan proteinuria akibat kehamilan [gestational]


tanpa hipertensi
O12.0 Edema akibat kehamilan (gestational oedema)
O12.1 Proteinuria akibat kehamilan (gestational proteinuria)
O12.2 Edema akibat kehamilan dengan proteinuria

O13 Hipertensi akibat kehamilan tanpa proteinuria yang nyata


Hipertensi akibat kehamilan (gestational hypertension) NOS;
Pre-eklampsia ringan

O14 Hipertensi akibat kehamilan dengan proteinuria yang nyata


Kecuali: pre-eklampsia yang timbul pada masalah lain
(superimposed pre-eclampsia) (O11)
O14.0 Pre-eklampsia sedang
O14.1 Pre-eklampsia berat
O14.9 Pre-eklampsia, tidak dijelaskan

O15 Eklampsia
Termasuk: kejang yang terjadi setelah timbulnya kondisi
O10-O14 dan O16
O15.0 Eklampsia pada kehamilan
O15.1 Eklampsia pada waktu melahirkan
O15.2 Eklampsia pada nifas
O15.9 Eklampsia: tidak dijelaskan waktunya, NOS

O16 Hipertensi maternal yang tidak dijelaskan


Hipertensi sementara pada kehamilan

Kelainan maternal lain pada kehamilan (O20-O29)


Catatan: Kategori-kategori O24.- dan O25 melibatkan kondisi
berikut walau pun terjadinya bisa pada waktu melahirkan
atau nifas..
Kecuali: Asuhan ibu untuk masalah janin, amnion, dan
mungkin melahirkan (O30-O48)
Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di tempat lain,
tapi mempersulit KMN (O98-O99)

O20 Perdarahan pada kehamilan dini


Kecuali: hamil yang berakhir dengan abortus (O00-O08)
O20.0 Threatened abortion (ancaman abortus:, abortus
imminens)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Perdarahan yang dinyatakan sebagai akibat ancaman


abortus
O20.8 Perdarahan lain pada kehamilan dini
O20.9 Perdarahan pada kehamilan dini, tidak dijelaskan

O21 Muntah berlebihan pada kehamilan


Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah selama hamil
yang menyebabkan berat badan berkurang, dehidrasi dan
asidosis/ketosis. Keadaan ini berbeda dari morning sickness dengan
mual dan muntah, tapi berat badan terus bertambah dan tanpa
dehidrasi.
O21.0 Hyperemesis gravidarum ringan
Hyperemesis gravidarum, ringan atau tidak dijelaskan,
dimulai sebelum akhir minggu ke-22 kehamilan
O21.1 Hyperemesis gravidarum dengan kekacauan metabolik
Hyperemesis gravidarum, ringan atau tidak dijelaskan,
dimulai sebelum akhir minggu ke-22 kehamilan, dengan
kekacauan metabolik seperti: kehabisan karbohidrat,
dehidrasi, atau gangguan keseimbangan elektrolit
O21.2 Late vomiting of pregnancy
Muntah berlebihan yang dimulai setelah 22 minggu
kehamilan
O21.8 Muntah lain yang mempersulit kehamilan
Muntah akibat penyakit c.e.; mempersulit kehamilan
Gunakan kode tambahan, kalau diinginkan, untuk
identifikasi penyebab
O21.9 Muntah pada kehamilan, tidak dijelaskan

O22 Komplikasi vena pada kehamilan


Kecuali: embolisme pulmonalis pada obstetri (O88.-),
sebagai komplikasi dari:
abortus, hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7),
melahirkan dan nifas (O87.-)
O22.0 Pelebaran vena (varicose vein) anggota bawah pada
kehamilan
Pelebaran vena NOS pada kehamilan
O22.1 Varises genitalia pada kehamilan
Varises perineum, vagina, atau vulva pada kehamilan
O22.2 Thrombophlebitis superfisial pada kehamilan
Thrombophlebitis tungkai pada kehamilan
O22.3 Phlebothrombosis profunda pada kehamilan
Thrombosis vena profundus, antepartum
O22.4 Haemorrhoids pada kehamilan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

O22.5 Thrombosis vena serebrealis pada kehamilan


Thrombosis sinus serebro-venosa pada kehamilan
O22.8 Komplikasi vena lainnya pada kehamilan
O22.9 Komplikasi vena pada kehamilan, tidak dijelaskan
Gestational: phlebitis NOS, phlebopati NOS, thrombosis
NOS

O23 Infeksi saluran genitourinarius pada kehamilan


O23.0 Infeksi ginjal pada kehamilan
O23.1 Infeksi kandung kemih pada kehamilan
O23.2 Infeksi urethra pada kehamilan
O23.3 Infeksi bagian lain saluran urinarius pada kehamilan
O23.4 Infeksi saluran urinarius yang tidak dijelaskan pada
kehamilan
O23.5 Infeksi saluran genital pada kehamilan
O23.9 Infeksi saluran genitourinarius lain dan tidak dijelaskan
pada kehamilan
Infeksi saluran genitourinarius pada kehamilan NOS

O24 Diabetes mellitus pada kehamilan


Termasuk: pada kelahiran dan nifas
O24.0 Diabetes mellitus yang sebelumnya telah ada, insulin-
dependent
O24.1 Diabetes mellitus yang sebelumnya telah ada, non-
insulin-dependent
O24.2 Diabetes mellitus akibat malnutrisi yang sebelumnya
telah ada
O24.3 Diabetes mellitus yang tidak dijelaskan yang sebelumnya
telah ada
O24.4 Diabetes mellitus yang muncul sewaktu hamil
Gestational diabetes mellitus (diabetes mellitus akibat
kehamilan) NOS
O24.9 Diabetes mellitus pada kehamilan, tidak dijelaskan

O25 Malnutrisi pada kehamilan


Malnutrisi pada kelahiran dan nifas

O26 Asuhan ibu untuk kondisi lain yang banyak berhubungan


dengan kehamilan
O26.0 Peningkatan berat badan berlebihan pada kehamilan
Kecuali: gestational oedema (edema akibat kehamilan)
(O12.0, O12.2)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

O26.1 Peningkatan berat badan kurang pada kehamilan


O26.2 Perawatan kehamilan untuk abortus habitualis
Kecuali: orang dengan abortus habitualis:
yang sekarang abortus (O03-O06),
yang sekarang tidak hamil (N96)
O26.3 Intrauterine contraceptive device (IUD spiral)
tertahan pada kehamilan
O26.4 Herpes gestationis herpes akibat kehamilan
O26.5 Sindroma hipotensi ibu
Sindroma hipotensi pada posisi telentang
O26.6 Kelainan hati pada KMN
Kecuali: sindroma hepatorenal setelah melahirkan (O90.4)
O26.7 Subluxasio symphysis (pubis) in KMN
Kecuali: pemisahan traumatika symphysis (pubis) waktu
melahirkan (O71.6)
O26.8 Kondisi lain yang dijelaskan akibat kehamilan
Lemah dan lelah, neuritis perifer, atau penyakit ginjal
akibat kehamilan
O26.9 Kondisi akibat kehamilan, tidak dijelaskan

O28 Penemuan abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu


Kecuali: penemuan diagnostik c.e. see Alphabetical Index
perawatan ibu untuk masalah janin, amnion atau
melahirkan (O30-O48)
O28.0 Penemuan hematologis abnormal pada pemeriksaan
antenatal ibu
O28.1 Penemuan biokimiawi abnormal pada pemeriksaan
antenatal ibu
O28.2 Penemuan sitologis abnormal pada pemeriksaan
antenatal ibu
O28.3 Penemuan ultrasonik abnormal pada pemeriksaan
antenatal ibu
O28.4 Penemuan radiologis abnormal pada pemeriksaan
antenatal ibu
O28.5 Penemuan kromosom dan genetik abnormal pada
pemeriksaan antenatal ibu
O28.8 Penemuan abnormal lain pada pemeriksaan antenatal
ibu
O28.9 Penemuan abnormal lain pada pemeriksaan antenatal
ibu, tidak dijelaskan

O29 Komplikasi anaesthesia selama kehamilan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Termasuk: komplikasi ibu akibat pemberian anestetik


umum atau lokal, analgesik atau penenang lain selama
kehamilan.
Kecuali: komplikasi anestesia sewaktu:
abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O08),
melahirkan (O74.-)
nifas (O89.-)

O29.0 Komplikasi anestesia pada paru-paru selama kehamilan


Akibat anestesia selama kehamilan
pneumonitis aspirasi,
inhalasi isi atau sekresi lambung NOS,
sindroma Mendelson (pneumonitis setelah aspirasi asam
lambung),
atau kolaps paru-paru akibat tekanan,
O29.1 Komplikasi anestesia pada jantung selama kehamilan
Gagal jantung, cardiac arrest atau failure akibat anestesia
selama kehamilan
O29.2 Komplikasi anestesia pada sistem syaraf pusat selama
kehamilan
Anoksia serebri akibat anestesia selama kehamilan
O29.3 Reaksi toksik terhadap anestesia lokal selama kehamilan
O29.4 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidural selama
kehamilan
O29.5 Komplikasi lain akibat anestesia spinal dan epidural
selama kehamilan
O29.6 Intubasi (pemasukan tabung/selang) yang gagal atau
sulit selama kehamilan
O29.8 Komplikasi lain anestesia selama kehamilan
O29.9 Komplikasi anestesia selama kehamilan, tidak dijelaskan

Asuhan ibu sehubungan dengan masalah janin, amnion


dan mungkin melahirkan (O30-O48)
Blok ini cukup besar dan mencakup berbagai kondisi yang
digunakan untuk kode alasan asuhan untuk ibu. Kondisi tersebut
adalah kehamilan ganda, kelainan presentasi (letak dan bagian
terdepan) janin, disproporsi (kesenjangan perbandingan ibu dan janin),
kelainan organ pelvik, kelainan dan masalah janin, kelainan cairan dan
selaput amnion, kelainan plasenta, persalinan palsu, dan kehamilan
memanjang (lebih dari 42 minggu).
Kode ini juga bisa digunakan untuk menjelaskan alasan asuhan
sewaktu admisi untuk pengakhiran kehamilan, antenatal care, induksi
persalinan, dan intervensi prosedur sewaktu melahirkan.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

O30 Multiple gestation (kehamilan ganda)


Kecuali: komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda
(O31.-)
O30.0 Twin pregnancy hamil kembar dua
O30.1 Triplet pregnancy hamil kembar tiga
O30.2 Quadruplet pregnancy hamil kembar empat
O30.8 Kehamilan ganda lainnya
O30.9 Kehamilan ganda, tidak dijelaskan,
Kehamilan ganda NOS

O31 Komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda


Kecuali:
malpresentasi dari satu atau lebih janin (O32.5),
kembar siam penyebab disproporsi (O33.7),
kelahiran tertunda kembaran kedua dari kehamilan ganda.
(O63.2),
dengan obstructed labour kelahiran terhalang (O64-O66)
O31.0 Papyraceous fetus,
Fetus compressus
O31.1 Penerusan kehamilan setelah satu janin atau lebih
abortus.
O31.2 Penerusan kehamilan setelah kematian intrarahim satu
janin atau lebih
O31.8 Komplikasi lain khusus untuk kehamilan ganda

O32 Asuhan ibu untuk malpresentasi fetus yang diketahui atau


dicurigai.
Presentasi normal adalah occiput anterior, yaitu ubun-ubun
kecil di anterior ibu. Presentasi lain bisa occiput posterior, muka,
dahi, dan bokong (breech) atau sungsang. Presentasi bahu bisa
terjadi ketika janin melintang (oblique or transverse) terhadap ibu.
Termasuk: kondisi berikut sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali: kondisi berikut dengan obstruksi persalinan (O64.-)
O32.0 Asuhan ibu untuk letak (lie) anak yang tidak stabil
O32.1 Asuhan ibu untuk presentasi sungsang
O32.2 Asuhan ibu untuk letak transversa dan oblique
(lintang)
Presentasi: transversa, oblique
O32.3 Asuhan ibu untuk presentasi muka, dahi, dan dagu

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

O32.4 Asuhan ibu untuk kepala yang masih tinggi di saat term
(cukup bulan)
Kegagalan kepala janin memasuki pelvic brim (pinggir atas
panggul)
O32.5 Asuhan ibu untuk hamil ganda dengan malpresentasi 1
janin atau lebih
O32.6 Asuhan ibu untuk presentasi campuran (compound)
O32.8 Asuhan ibu untuk malpresentasi lain janin
O32.9 Asuhan ibu untuk malpresentasi janin yang tidak
dijelaskan

O33 Asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai


Termasuk: kondisi berikut sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali: kondisi berikut dengan dengan obstruksi persalinan
(O65-O66)
O33.0 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat deformasi tulang
pelvik ibu
Deformitas pelvik menyebabkan disproporsi NOS
O33.1 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan
panggul secara umum
Penyempitan pelvis NOS menyebabkan disproporsi
O33.2 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan inlet
panggul
Penyempitan pintu atas (inlet) panggul menyebabkan
disproporsi
O33.3 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan outlet
panggul
Penyempitan rongga tengah panggul menyebabkan
disproporsi
Penyempitan pintu bawah panggul (outlet) menyebabkan
disproporsi
O33.4 Asuhan ibu untuk disproporsi campuran yang berasal
dari ibu dan janin
O33.5 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat janin yang besar
dari biasanya
Disproporsi akibat janin dengan janin yang terbentuk
normal, disproporsi janin NOS
O33.6 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat janin
hydrocephalus
O33.7 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat deformitas janin
lainnya
Disproporsi akibat: kembar siam

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

janin dengan: asites, hidrops, meningomyelocele,


teratoma sakrum, tumor
O33.8 Asuhan ibu untuk disproporsi dengan penyebab lain
O33.9 Asuhan ibu untuk disproporsi, tidak dijelaskan
Disproporsi: sefalopelvik NOS, fetopelvik NOS

O34 Asuhan ibu untuk known or suspected abnormality of pelvic


organs
Termasuk: kondisi berikut sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali: kondisi berikut dengan dengan obstruksi persalinan
(O65.5)
O34.0 Asuhan ibu untuk malformasi kongenital uterus
Asuhan ibu untuk: double uterus, uterus bicornis
O34.1 Asuhan ibu untuk tumor korpus uteri
Asuhan ibu untuk: polip korpus uteri, fibroid uterus
Kecuali: asuhan ibu untuk tumor servix (O34.4)
O34.2 Asuhan ibu akibat jaringan parut dari pembedahan
sebelumnya
Asuhan ibu untuk jaringan parut seksio sesar sebelumnya
Kecuali: kelahiran per vaginam setelah seksio sesar
sebelumnya NOS (O75.7)
O34.3 Asuhan ibu untuk inkompetensi servix
Asuhan ibu untuk cerclage (penjahitan servix) atau sutura
Shirodkar
dengan or tanpa disebutkan inkompetensi servix
O34.4 Asuhan ibu untuk kelainan lain servix
Asuhan ibu untuk: polyp, tumor, operasi sebelumnya,
striktura atau stenosis servix
O34.5 Asuhan ibu untuk kelainan lain pada uterus hamil
Asuhan ibu untuk: inkarserasi (terjepit), prolaps, atau
retroversi uterus hamil
O34.6 Asuhan ibu untuk kelainan vagina
Asuhan ibu untuk: stenosis vagina (didapat)(kongenital),
septate vagina (berseptum)
striktura, tumor, operasi sebelumnya pada vagina,
Kecuali: asuhan untuk varises vagina pada kehamilan
(O22.1)
O34.7 Asuhan ibu untuk kelainan vulva dan perineum
Asuhan ibu untuk: fibrosis perineum, perineum kaku,
tumor vulva,
operasi sebelumnya pada perineum atau vulva,

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: asuhan untuk varises perineum dan vulva pada


kehamilan (O22.1)
O34.8 Asuhan ibu untuk kelainan lain pada organ pelvik
Asuhan ibu untuk: cystocele, rectocele, lantai pelvik kaku,
perbaikan lantai pelvik (sebelumnya), pendulous
abdomen (berayun)
O34.9 Asuhan ibu untuk kelainan organ pelvik yang tidak
dijelaskan

O35 Asuhan ibu untuk kelainan dan kerusakan janin yang


diketahui atau dicurigai
Termasuk: kondisi berikut pada janin sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali: asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau
dicurigai (O33.-)
O35.0 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) malformasi sistem syaraf
pusat pada janin
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) fetal: anencephaly, spina
bifida
Kecuali: kelainan kromosom pada janin (O35.1)
O35.1 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan kromosom pada
janin
O35.2 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) penyakit herediter pada
janin
Kecuali: kelainan kromosom pada janin (O35.1)
O35.3 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat
penyakit virus ibu
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat
infeksi cytomegalovirus atau rubella pada ibu
O35.4 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat
alkohol
O35.5 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat
obat-obatan
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat
addiksi obat
Kecuali: fetal distress ketika melahirkan akibat
pemberian obat (O68.-)
O35.6 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat
radiasi
O35.7 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat
prosedur medis lain
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat:

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

amniocentesis, biopsi, pemeriksaan darah, IUD, operasi


intra-uterus
O35.8 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan dan kerusakan
lain pada janin
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat
listeriosis atau toxoplasmosis ibu
O35.9 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan dan kerusakan
janin yang tidak dijelaskan

O36 Asuhan ibu untuk masalah lain yang diketahui atau


dicurigai pada janin
Termasuk: kondisi berikut pada janin sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan atau asuhan obstetri lain, atau untuk
pengakhiran kehamilan.
Kecuali: kelahiran yang dipersulit oleh stress [distress] janin
(O68.-)
sindroma transfusi plasenta (O43.0)
O36.0 Asuhan ibu untuk isoimunisasi rhesus
Antibodi Anti-D [Rh], inkompatibilitas Rh (dengan hydrops
fetalis)
O36.1 Asuhan ibu untuk other isoimunisasi
Isoimunisasi ABO, isoimunisasi NOS (dengan hydrops
fetalis)
O36.2 Asuhan ibu untuk hydrops fetalis
Hydrops fetalis: NOS, tidak berhubungan dengan
isoimunisasi
O36.3 Asuhan ibu untuk tanda-tanda hipoksia janin
O36.4 Asuhan ibu untuk kematian intrauterus
Kecuali: missed abortion (O02.1)
O36.5 Asuhan ibu untuk pertumbuhan janin yang lambat
Asuhan ibu untuk berat badan rendah (light-for-dates),
ukuran badan kecil (small-for-dates), atau insufisiensi
plasenta, yang diketahui atau dicurigai
O36.6 Asuhan ibu untuk pertumbuhan janin berlebihan
Asuhan ibu untuk janin large-for-dates yang diketahui atau
dicurigai
O36.7 Asuhan ibu untuk janin hidup pada kehamilan abdomen
O36.8 Asuhan ibu untuk masalah lain janin yang diketahui
O36.9 Asuhan ibu untuk masalah janin yang tidak dijelaskan

O40 Polyhydramnios
Hydramnios

O41 Kelainan lain pada cairan dan selaput ketuban

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: ketuban pecah dini premature rupture of membranes


(O42.-)
O41.0 Oligohydramnios
Oligohydramnios tanpa disebutkan ketuban pecah
O41.1 Infeksi kantong dan selaput ketuban (amnion)
Amnionitis, chorioamnionitis, membranitis, placentitis
O41.8 Kelainan lain cairan dan selaput ketuban yang dijelaskan
O41.9 Kelainan cairan dan selaput ketuban yang tidak
dijelaskan

O42 Premature rupture of membranes - ketuban pecah dini


O42.0 Premature rupture of membranes, persalinan dimulai
dalam 24 jam
O42.1 Premature rupture of membranes, persalinan dimulai
setelah 24 jam
Kecuali: dengan persalinan diperlambat oleh terapi (O42.2)
O42.2 Premature rupture of membranes, persalinan
diperlambat oleh terapi
O42.9 Premature rupture of membranes, tidak dijelaskan

O43 Kelainan plasenta


Kecuali: asuhan ibu untuk pertumbuhan janin yang lambat
akibat insufisiensi plasenta (O36.5),
placenta praevia (O44.-),
pemisahan prematur plasenta [abruptio placentae]
(O45.-)
O43.0 Placental transfusion syndromes
Transfusi: fetomaternal, maternofetal, twin-to-twin
O43.1 Malformasi plasenta
Plasenta abnormal NOS, plasenta circumvallata
O43.8 Kelainan lain plasenta: disfungsi plasenta, infark
plasenta
O43.9 Kelainan plasenta, tidak dijelaskan

O44 Placenta praevia


O44.0 Placenta praevia yang dinyatakan tanpa perdarahan
Implantasi rendah plasenta yang dinyatakan tanpa
perdarahan
O44.1 Placenta praevia dengan perdarahan
Implantasi rendah plasenta, NOS atau dengan perdarahan,
Placenta praevia: marginal, partial atau total, NOS atau
dengan perdarahan
Kecuali: persalinan yang dipersulit oleh perdarahan dari
vasa praevia (O69.4)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

O45 Pemisahan prematur plasenta [abruptio placentae]


O45.0 Pemisahan prematur plasenta dengan cacad koagulasi
Abruptio placentae dengan perdarahan (berlebihan) akibat:
afibrinogenaemia, DIC, hyperfibrinolysis,
hypofibrinogenaemia
O45.8 Pemisahan prematur lainnya pada plasenta
O45.9 Pemisahan prematur plasenta, tidak dijelaskan
Abruptio placentae NOS

O46 Perdarahan antepartum, not elsewhere classified


Kecuali: perdarahan pada kehamilan dini (O20.-), perdarahan
intrapartum NEC (O67.-)
placenta praevia (O44.-), pemisahan prematur [abruptio]
plasenta (O45.-)
O46.0 Perdarahan antepartum dengan cacad koagulasi
Perdarahan antepartum (berlebihan) akibat:
afibrinogenaemia, DIC, hyperfibrinolysis,
hypofibrinogenaemia
O46.8 Perdarahan antepartum lainnya
O46.9 Perdarahan antepartum, tidak dijelaskan

O47 False labour persalinan palsu


O47.0 False labour sebelum 37 minggu kehamilan
O47.1 False labour pada atau setelah 37 minggu kehamilan
O47.9 False labour, tidak dijelaskan

O48 Prolonged pregnancy


Post-dates, post-term

Komplikasi persalinan dan kelahiran (O60-O75)


Induksi persalinan (labour, partus kala I) secara elektif jarang
dilakukan Kecuali untuk pasien yang akan sulit mencapai rumah sakit
untuk melahirkan pada waktunya. Pada induksi obstetris atau medis,
proses penyakit harus terkontrol, dan alasan induksi harus jelas dan
dicatat. Induksi biasanya menggunakan oksitosin intravena (IV) untuk
merangsang persalinan, atau untuk memperkuat persalinan kalau
kontraksi tidak teratur. Ketika persalinan telah dimulai (pembukaan 4
cm dengan effacement [penipisan serviks] hampir sempurna),
biasanya serviks akan membuka 1 cm/jam. Kalau persalinan tidak
terjadi, pasien dianggap menderita disfungsi hipotonik uterus. Kadang-
kadang kontraksi terlalu kuat, sering, atau keduanya yaitu disfungsi
persalinan hipertonik. Pada pasien ini pemberian oksitosin harus
segera dihentikan.

O60. Kelahiran preterm

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Awal persalinan (spontan) sebelum lengkap 37 minggu


kehamilan

O61. Kegagalan induksi persalinan


O61.0 Kegagalan induksi persalinan medis
Kegagalan induksi (persalinan) medis dengan: oxytocin,
prostaglandins
O61.1 Kegagalan induksi persalinan dengan instrumen
Kegagalan induksi (persalinan) medis secara: mekanis,
bedah
O61.8 Kegagalan induksi persalinan lainnya.
O61.9 Kegagalan induksi persalinan, tidak dijelaskan

O62. Kelainan tenaga persalinan


O62.0 Kontraksi inadekuat primer
Kegagalan dilatasi servix
Disfungsi hipotonik primer uterus
O62.1 Inersia uterus sekunder
Fase aktif persalinan terhenti
Disfungsi hipotonik sekunder uterus
O62.2 Inersi lain uterus
Atonia uterus, persalinan irreguler, persalinan desultory
(kontraksi tak teratur)
kontraksi lemah, inersia uterus NOS, disfungsi hipotonik
uterus NOS
O62.3 Precipitate labour persalinan yang cepat [partus
presipitatus]
O62.4 Kontraksi hipertonik uterus, tidak teratur dan waktunya
memanjang
Distosia uterus NOS, distosia cincin kontraksi [distosia =
susah melalui jalan lahir]
Kontraksi tetanik, kontraksi hour-glass uterus, disfungsi
hipertonik uterus
Partus tidak teratur, kerja uterus tak teratur
Kecuali: distosia (janin)(maternal) NOS (O66.9)
O62.8 Kelainan lain tenaga persalinan
O62.9 Kelainan tenaga persalinan, tidak dijelaskan

O63. Long labour partus memanjang


O63.0 Kala I (persalinan) memanjang sejak kontraksi dimulai
O63.1 Kala II (persalinan) memanjang sejak pembukaan
lengkap sampai lahir
O63.2 Kelahiran bayi kedua.pada twin, triplet, dst. tertunda
O63.9 Partus memanjang (long labour): tidak dijelaskan, NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

[Partus lama sering berarti partus terlantar yang


kodenya bukan disini]

O64. Persalinan terhambat (obstructed labour) akibat malposisi


dan malpresentasi fetus
O64.0 Persalinan terhambat akibat rotasi kepala janin tidak
sempurna
Deep transverse arrest
Persalinan terhambat akibat (posisi) persisten:
oksipito-iliaka, oksipito-posterior, oksipito-sakrum,
oksipito-transversa
O64.1 Persalinan terhambat akibat presentasi sungsang
O64.2 Persalinan terhambat akibat presentasi muka
Persalinan terhambat akibat presentasi dagu
O64.3 Persalinan terhambat akibat presentasi dahi
O64.4 Persalinan terhambat akibat presentasi bahu
Prolapsed arm (lengan menumbung)
Kecuali: bahu terhambat atau distosia bahu (O66.0)
O64.5 Persalinan terhambat akibat presentasi campuran
O64.8 Persalinan terhambat akibat malposisi dan
malpresentasi lain
O64.9 Persalinan terhambat akibat malposisi dan
malpresentasi yang tidak dijelaskan

O65. Persalinan terhambat akibat kelainan pelvik ibu


O65.0 Persalinan terhambat akibat deformasi pelvis
O65.1 Persalinan terhambat akibat panggul secara umum
sempit
O65.2 Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu atas
panggul
O65.3 Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu bawah
dan rongga panggul
O65.4 Persalinan terhambat akibat disproporsi feto-pelvik,
tidak dijelaskan
Kecuali: distosia akibat kelainan janin (O66.2-O66.3)
O65.5 Persalinan terhambat akibat kelainan organ pelvik ibu
Persalinan terhambat akibat kondisi yang tercantum pada
O34.-
O65.8 Persalinan terhambat akibat kelainan lain pelvik ibu
O65.9 Persalinan terhambat akibat kelainan pelvik ibu yang
tidak dijelaskan

O66. Persalinan terhambat lainnya


O66.0 Persalinan terhambat akibat distosia bahu

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Impacted shoulders
O66.1 Persalinan terhambat akibat locked twins si kembar
saling mengunci
O66.2 Persalinan terhambat akibat janin sangat besar
O66.3 Persalinan terhambat akibat kelainan lain pada janin
Distosia akibat: kembar siam, janin hidrosefalus,
asites, hydrops, meningomyelocele, sacral teratoma, atau
tumor pada janin
O66.4 Kegagalan percobaan persalinan, tidak dijelaskan
Kegagalan percobaan persalinan dengan kelahiran
kemudian secara seksio sesar
O66.5 Kegagalan penggunaan ekstraksi vakum dan forseps,
tidak dijelaskan
Kegagalan ekstraksi vakum disusul dengan penggunaan
forseps,
atau kegagalan ekstraksi forceps disusul dengan seksio
sesar
O66.8 Persalinan terhambat lain yang dijelaskan
O66.9 Persalinan terhambat, tidak dijelaskan
Dystocia: NOS, fetal NOS, maternal NOS

O67. Persalinan dipersulit oleh perdarahan intrapartum, n.e.c.


Kecuali: placenta praevia (O44.-), abruptio placentae (O45.-),
perdarahan antepartum NEC (O46.-), perdarahan
postpartum (O72.-)
O67.0 Perdarahan intrapartum dengan cacad koagulasi
Perdarahan (berlebihan) intrapartum akibat:
DIC, afibrinogenaemia, hypofibrinogenaemia,
hyperfibrinolysis
O67.8 Perdarahan intrapartum lainnya -
Perdarahan intrapartum berlebihan
O67.9 Perdarahan intrapartum, tidak dijelaskan

O68. Persalinan dipersulit oleh fetal stress [distress]


Termasuk: fetal distress pada persalinan dan kelahiran akibat
pemberian obat
O68.0 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh kelainan fetal
heart rate (FHR)
Fetal: bradycardia, tachycardia, irama jantung tidak teratur
Kecuali: dengan meconium di dalam cairan amnion
(O68.2)
O68.1 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh meconium di
dalam cairan amnion
Kecuali: dengan kelainan FHR (O68.2)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

O68.2 Persalinan dan kelahiran dipersulit kelainan FHR


dengan meconium di cairan amnion
O68.3 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti
biokimiawi fetal stress
Asidemia atau gangguan keseimbangan asam basa pada
janin
O68.8 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti lain fetal
stress
Bukti fetal distress pada: EKG, USG
O68.9 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh fetal stress,
tidak dijelaskan

O69. Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi tali


pusat
O69.0 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh prolaps
umbilikus
O69.1 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus melilit
leher, dengan penekanan
O69.2 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus
tersangkut lainnya
Umbilikus tersangkut kusut pada kembar dengan kantong
amnion tunggal
Simpul pada umbilikus
O69.3 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus pendek
O69.4 Persalinan dan kelahiran dipersulit vasa praevia
[perdarahan dari vasa praevia]
O69.5 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh lesi pembuluh
darah umbilikus
Lecet atau haematoma umbilikus, thrombosis pembuluh
darah umbilikus
O69.8 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi
umbilikus lainnya
O69.9 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi
umbilikus, tidak dijelaskan

O70. Laserasi perineum sewaktu melahirkan


Termasuk: episiotomy yang diperlebar oleh laserasi
Kecuali: laserasi obstetrik tinggi tersendiri di vagina (O71.4)
O70.0 Luka perineum tingkat satu sewaktu melahirkan
Luka, ruptur, atau robek ketika melahirkan (melibatkan)
fourchette (lipatan kulit di balik vulva), vulva, vagina,
labia, kulit
O70.1 Luka perineum tingkat dua sewaktu melahirkan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Luka, ruptur, atau robek ketika melahirkan seperti O70.0,


yang melibatkan:
lantai pelvik, otot perineum, otot vagina
Kecuali: melibatkan sphincter anus (O70.2)
O70.2 Luka perineum tingkat tiga sewaktu melahirkan
Luka, ruptur, atau robekan ketika melahirkan seperti
O70.1, yang melibatkan:
septum rektovaginalis, sphincter anus, sphincter NOS,
Kecuali: yang melibatkan mukosa anus atau rektum
(O70.3)
O70.3 Luka perineum tingkat empat sewaktu melahirkan
Luka, ruptur, atau robekan ketika melahirkan seperti
O70.2, yang melibatkan:
mukosa anus atau mukosa rektum,
O70.9 Luka perineum sewaktu melahirkan, tidak dijelaskan

O71. Trauma obstetrik lainnya


Termasuk: kerusakan oleh instrumen
O71.0 Ruptur uterus sebelum awal persalinan
O71.1 Ruptur uterus selama persalinan
Ruptur uterus yang tidak dinyatakan terjadi sebelum awal
persalinan
O71.2 Inversi uterus postpartum
O71.3 Luka obstetrik pada serviks
Annular detachment of cervix - lepasnya serviks seperti
cincin
O71.4 Luka obstetrik tinggi tersendiri di vagina
Luka dinding vagina tanpa disebutkan luka perineum
Kecuali: dengan luka perineum (O70.-)
O71.5 Cedera obstetrik lain pada organ pelvik
Cedera obstetrik pada bladder atau urethra
O71.6 Kerusakan obstetrik terhadap sendi dan ligamen pelvik
Avulsi (lepas) obstetrik rawan bagian dalam simfisis,
Pemisahan traumatika obstetrik simfisis (pubis), kerusakan
obstetrik koksigis
O71.7 Haematoma obstetrik pada pelvis
Haematoma obstetrik: pada perineum, vagina, vulva
O71.8 Trauma obstetrik lain yang dijelaskan
O71.9 Trauma obstetrik, tidak dijelaskan

O72. Postpartum haemorrhage


Termasuk: perdarahan setelah kelahiran janin atau bayi
O72.0 Perdarahan kala III

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Perdarahan akibat plasenta tertinggal, terperangkap, atau


melekat
Plasenta tertinggal [retained placenta] NOS
O72.1 Perdarahan postpartum segera lainnya
Perdarahan setelah kelahiran plasenta, perdarahan
postpartum (atonik) NOS
O72.2 Perdarahan postpartum terlambat dan sekunder
Perdarahan akibat tertahannya bagian plasenta atau
membran
Tertahannya produk konsepsi NOS, setelah kelahiran
O72.3 Cacad koagulasi postpartum
Afibrinogenaemia atau fibrinolysis postpartum:

O73. Tertahannya plasenta dan selaput ketuban, tanpa


perdrahan
O73.0 Plasenta terahan tanpa perdarahan
Placenta accreta (melekat erat) tanpa perdarahan
O73.1 Bagian plasenta dan membran tertahan, tanpa
perdarahan
Produk konsepsi tertahan setelah kelahiran, tanpa
perdarahan

O74. Komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran


Termasuk: komplikasi maternal akibat pemberian anestetik
umum atau lokal, analgesia atau sedasi lain sewaktu
persalinan dan melahirkan
O74.0 Pneumonitis aspirasi akibat anestesia selama persalinan
dan kelahiran
Inhalasi isi atau sekresi lambung NOS selama persalinan
dan kelahiran
Sindroma Mendelson akibat anestesia selama persalinan
dan kelahiran
O74.1 Kompilasi paru-paru lainnya selama persalinan dan
kelahiran
Kolaps tekanan pada paru-paru akibat anestesia selama
persalinan dan kelahiran
O74.2 Komplikasi anestesia terhadap jantung selama
persalinan dan kelahiran
Gagal jantung akibat anestesia selama persalinan dan
kelahiran
O74.3 Komplikasi anestesia terhadap sistem syaraf pusat
selama persalinan dan kelahiran
Anoksia otak akibat anestesia selama persalinan dan
kelahiran

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

O74.4 Reaksi toksik terhadap anestesia lokal selama persalinan


dan kelahiran
O74.5 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidural selama
persalinan dan kelahiran
O74.6 Komplikasi lain anestesia spinal dan epidural selama
persalinan dan kelahiran
O74.7 Intubasi gagal atau sulit selama persalinan dan
kelahiran
O74.8 Komplikasi lain anestesia selama persalinan dan
kelahiran
O74.9 Komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran,
tidak dijelaskan

O75. Komplikasi lain persalinan dan kelahiran, not elsewhere


classified
Kecuali: sepsis nifas(O85), infeksi nifas (O86.-)
O75.0 Maternal distress selama persalinan dan kelahiran
O75.1 Shock selama atau sesudah persalinan dan kelahiran
Obstetric shock
O75.2 Pyrexia selama persalinan dan kelahiran, not elsewhere
classified
O75.3 Infeksi lain selama persalinan
Septikemia selama persalinan
O75.4 Komplikasi lain dari operasi dan prosedur obstetrik
Gagal jantung atau anoksia serebri setelah operasi sesar
atau operasi dan prosedur obstetrik lainnya, Termasuk
kelahiran NOS
Kecuali: komplikasi anestesia selama persalinan dan
kelahiran (O74.-)
pada luka (bedah) obstetri dengan:
infeksi (O86.0), disrupsi (O90.0-O90.1),
hematoma (O90.2)
O75.5 Kelahiran terlambat setelah membran dipecahkan secara
artifisial
O75.6 Kelahiran terlambat setelah membran pecah spontan
atau tidak dijelaskan
Kecuali: ketuban pecah dini spontan (O42.-)
O75.7 Kelahiran per vaginam setelah seksio sesar sebelumnya
O75.8 Komplikasi lain persalinan yang dijelaskan
O75.9 Komplikasi persalinan, tidak dijelaskan

Kelahiran (O80-O84)
Note: Kode O80-O84 disediakan untuk tujuan
pengkodean morbiditas. Kode-kode dari blok ini digunakan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

untuk pengkodean morbiditas primer hanya kalau tidak


tercatat adanya kondisi lain yang bisa diklasifikasikan pada
Chapter XV. Untuk penggunaan kategori ini rujukan
hendaknya diarahkan pada aturan dan pedomen
pengkodean morbiditas pada Volume 2.
Jadi penggunaan kode-kode ini untuk Kondisi Utama terbatas
untuk kasus-kasus yang hanya memiliki catatan informasi berupa
pernyataan tentang kelahiran atau cara kelahiran. Kode-kode O80-O84
bisa dipakai sebagai kode tambahan untuk menunjukkan cara atau
jenis kelahiran, kalau tidak ada data atau klasifikasi prosedur lain yang
digunakan untuk tujuan ini.

Contoh 1
Kondisi utama : Kehamilan.
Kondisi lain :-
Prosedur : Kelahiran dengan forseps rendah
Kode : Kelahiran dengan forseps rendah (O81.0) sebagai
KU, karena informasi lain tidak tersedia.

Contoh 2
Kondisi utama : Melahirkan
Kondisi lain : Kegagalan percobaan persalinan
Prosedur : Seksio sesar
Kode : Kegagalan percobaan persalinan (O66.4) sebagai KU.

Seksio Sesar yang tidak dijelaskan (O82.9). dipakai sebagai


kode tambahan

Contoh 3
Kondisi utama : Melahirkan anak kembar.
Kondisi lain :-
Prosedur : Kelahiran spontan
Kode : Kehamilan kembar (O30.0) sebagai KU.
Kehamilan ganda, semua spontan (O82.9). dipakai sebagai
kode tambahan

Contoh 4
Kondisi utama : Hamil cukup bulan, melahirkan janin mati
2800 g.
Kondisi lain :-
Prosedur : Kelahiran spontan
Kode : Perawatan ibu dengan kematian dalam rahim (O36.4)
karena penyebab spesifik kematian janin tidak bisa
ditentukan.

O80. Kelahiran spontan tunggal

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Termasuk: kasus dengan bantuan tidak ada atau minimal,


dengan or tanpa episiotomy
kelahiran pada kasus yang sama sekali normal
O80.0 Kelahiran verteks spontan
O80.1 Kelahiran sungsang spontan
O80.8 Kelahiran spontan tunggal lainnya
O80.9 Kelahiran spontan tunggal, tidak dijelaskan
Lahir spontan NOS

O81. Kelahiran tunggal dengan forsep dan ekstraktor vakum


Kecuali: kegagalan penggunaan ekstraktor vakum atau forseps
(O66.5)
O81.0 Kelahiran forseps rendah
O81.1 Kelahiran forseps rongga tengah
O81.2 Forseps rongga tengah dengan rotasi
O81.3 Kelahiran forseps lain dan tidak dijelaskan
O81.4 Kelahiran dengan ekstraksi vakum
Ventouse delivery
O81.5 Kelahiran dengan kombinasi forseps dan ekstraktor
vakum
Forceps and ventouse delivery

O82. Kelahiran tunggal dengan seksio sesar


O82.0 Kelahiran dengan seksio sesar elektif
Seksio sesar berulang NOS
O82.1 Kelahiran dengan seksio sesar darurat
O82.2 Kelahiran dengan histerektomi sesar
O82.8 Kelahiran tunggal lainnya dengan seksio sesar
O82.9 Kelahiran dengan seksio sesar, tidak dijelaskan

O83. Kelahiran tunggal lain yang terbantu


O83.0 Ekstraksi sungsang
O83.1 Kelahiran sungsang lain yang dibantu
Kelahiran sungsang NOS
O83.2 Kelahiran yang dibantu oleh manipulasi lainnya
Version dengan extraction
O83.3 Kelahiran janin hidup pada kehamilan abdomen
O83.4 Operasi destruktif untuk kelahiran
Cleidotomy, craniotomy, embryotomy untuk memudahkan
kelahiran
O83.8 Kelahiran tunggal terbantu lain yang dijelaskan
O83.9 Kelahiran tunggal terbantu, tidak dijelaskan
Kelahiran terbantu NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

O84 Kelahiran ganda


Gunakan kode tambahan (O80-O83), kalau perlu,
untuk menunjukkan cara kelahiran masing-masing janin atau
bayi. .
O84.0 Kelahiran ganda, semua spontan
O84.1 Kelahiran ganda, semua dengan forseps dan ekstraktor
vakum
O84.2 Kelahiran ganda, semua dengan seksio sesar
O84.8 Kelahiran ganda lainnya
Kelahiran ganda dengan kombinasi metode
O84.9 Kelahiran ganda, tidak dijelaskan

Komplikasi yang berhubungan dengan nifas (O85-O92)


Note: Kategori O88.-, O91.- and O92.- melibatkan
kondisi yang tercantum walau pun kalau ini terjadi di
waktu hamil dan melahirkan..
Kecuali: kelainan jiwa dan tingkah-laku yang
berhubungan dengan nifas (F53.-),
tetanus obstetri (A34), osteomalasia nifas (M83.0)

O85. Puerperal sepsis


Endometritis, demam, peritonitis, atau septikemia pada masa
nifas
Gunakan kode tambahan dari (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen menular.
Kecuali: septikaemia selama persalinan (O75.3),
emboli obstetrik bersifat pyaemik dan septik (O88.3)

O86. Infeksi nifas lainnya


Kecuali: infeksi selama persalinan (O75.3)
O86.0 Infeksi luka bedah obstetrik
Infeksi setelah kelahiran pada: luka seksio sesar, perbaikan
perineum
O86.1 Infeksi lain saluran genital setelah kelahiran
Servisitis atau vaginitis setelah kelahiran
O86.2 Infeksi saluran kemih setelah kelahiran
Kondisi pada N10-N12, N15.-, N30.-, N34.-, N39.0 setelah
kelahiran
O86.3 Infeksi genitourinarius setelah setelah kelahiran
Infeksi genitourinarius nifas NOS
O86.4 Pyrexia setelah kelahiran dengan penyebab tidak
diketahui
Infeksi atau pireksia nifas:

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: pyrexia selama persalinan (O75.2), demam nifas


(O85)
O86.8 Infeksi nifas lain yang dijelaskan

O87. Komplikasi vena di saat nifas


Termasuk: pada saat persalinan, melahirkan dan nifas
Kecuali: komplikasi vena pada kehamilan (O22.-), embolisme
obstetrik (O88.-)
O87.0 Thrombophlebitis superfisialis pada waktu nifas
O87.1 Phlebothrombosis profunda pada waktu nifas
Thrombosis vena dalam, postpartum;
Thrombophlebitis pelvik, postpartum
O87.2 Haemorrhoids pada waktu nifas
O87.3 Thrombosis vena cerebralis pada waktu nifas
Thrombosis sinus cerebrovenosa pada waktu nifas
O87.8 Komplikasi lain pada vena pada waktu nifas
Varises genitalia pada waktu nifas
O87.9 Komplikasi vena pada waktu nifas, tidak dijelaskan
Phlebitis nifas NOS, phlebopati nifas NOS, thrombosis nifas
NOS

O88 Obstetric embolism


Termasuk: emboli paru-paru pada kehamilan, melahirkan
dan nifas
Kecuali: embolisme pada abortus, kehamilan ektopik atau
mola (O00-O07, O08.2)
O88.0 Embolisme udara obstetrik
O88.1 Embolisme cairan amnion
O88.2 Embolisme bekuan darah obstetrik
Embolisme (pulmonalis): obstetrik NOS, nifas NOS
O88.3 Embolisme pyaemik and septik obstetrik
O88.8 Embolisme obstetrik lain
Embolisme lemak obstetrik

O89 Komplikasi anestesia pada waktu nifas


Termasuk: Komplikasi maternal akibat anestetik umum
atau lokal, analgesik atau sedasi lain yang diberikan pada
waktu nifas
089.0 Komplikasi anestesia pada paru-paru pada waktu nifas
Akibat anestesia pada waktu nifas:
sindroma Mendelson, inhalasi isi atau sekresi lambung
NOS,
pneumonitis aspirasi,kolaps tekanan pada paru-paru

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

O89.1 Komplikasi anestesia pada jantung pada waktu nifas


Gagal jantung akibat anestesia pada waktu nifas
O89.2 Komplikasi anestesia pada sistem syaraf pusat pada
waktu nifas
Anoksia otak akibat anestesia pada waktu nifas
O89.3 Reaksi toksik anestesia lokal pada waktu nifas
O89.4 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidura pada
waktu nifas
O89.5 Komplikasi lain anestesia spinal dan epidura pada waktu
nifas
O89.6 Intubasi sulit atau gagal pada waktu nifas
O89.8 Komplikasi lain dari anestesia pada waktu nifas
O89.9 Komplikasi anestesia pada waktu nifas, tidak dijelaskan

O90 Komplikasi nifas, not elsewhere classified


O90.0 Disrupsi luka seksio sesar
O90.1 Disrupsi luka obstetrik pada perineum
Disrupsi luka: episiotomi, laserasi perineum,
Robekan sekunder perineum
O90.2 Haematoma luka obstetrik
O90.3 Kardiomiopati dalam nifas
Kondisi pada I42.-
O90.4 Gagal ginjal akut postpartum
Sindroma hepatorenal setelah persalinan dan melahirkan
O90.5 Tiroiditis postpartum
O90.8 Komplikasi lain nifas, not elsewhere classified
Polip plasenta
O90.9 Komplikasi nifas, tidak dijelaskan

O91 Infeksi mammae sehubungan dengan melahirkan


Termasuk: kondisi berikut ini sewaktu kehamilan, nifas,
atau laktasi
O91.0 Infeksi papilla mammae sehubungan dengan melahirkan
Abses papilla mammae pada: hamil, nifas
O91.1 Abses mammae sehubungan dengan melahirkan
Aabses mammae, mastitis purulenta, abses subareola:
akibat hamil atau nifas
O91.2 Mastitis nonpurulenta sehubungan dengan melahirkan
Limfangitis mammae pada hamil atau nifas
Mastitis: NOS, interstitialis, atau parenkimatosa pada
hamil atau nifas

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

O92 Kelainan lain mammae dan laktasi sehubungan dengan


melahirkan
Termasuk: kondisi yang tercantum selama kehamilan, nifas,
atau laktasi
O92.0 Retraksi papilla mammae sehubungan dengan
melahirkan
O92.1 Retak papilla mammae sehubungan dengan melahirkan
Fissura papilla mammae pada hamil atau nifas
O92.2 Kelainan lain dan tidak dijelaskan pada mammae
sehubungan dengan melahirkan
O92.3 Agalactia [tidak mampu memproduksi ASI]
Agalactia primer
O92.4 Hypogalactia [produksi ASI kurang]
O92.5 Suppressed lactation [penekanan laktasi]
Agalactia: elektif, sekunder, terapeutika
O92.6 Galactorrhoea produksi ASI berlebihan
Kecuali: galactorrhoea yang tidak berhubungan dengan
melahirkan (N64.3)
O92.7 Kelainan laktasi lainnya dan tidak dijelaskan
Galactocele nifas tumor mammae berisi ASI

Kondisi obstetrik lain, not elsewhere classified (O95-


O99)
Note: Untuk penggunaan kategori O95-O97, rujukan
perlu dibuat pada aturan dan pedoman pengkodean
mortalitas pada Volume 2.
Subkategori yang ada pada O98-O99 (Penyakit ibu yang bisa
diklasifikasikan di tempat lain, tapi mempersulit KMN) harus
diutamakan untuk KU, dibandingkan dengan kategori di luar Bab XV,
kalau dinyatakan mempersulit kehamilan, diperberat oleh kehamilan,
atau merupakan alasan perawatan obstetri. Kode yang relevan dari bab
lain bisa digunakan sebagai kode tambahan untuk memperjelas
kondisi.

Contoh 26
Kondisi utama : Toxoplasmosis.
Kondisi lain : Hamil
Spesialisasi : Klinik perawatan antenatal beresiko
tinggi
Kode : Penyakit protozoa yang mempersulit KMN (O98.6)
sebagai KU.

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

B58.9 (toxoplasmosis, tidak dijelaskan) digunakan


untuk kode tambahan

O95 Kematian obstetrik yang penyebabnya tidak dijelaskan


Kematian ibu akibat penyebab yang tidak dijelaskan sewaktu
KMN

O96 Kematian akibat obstetri yang terjadi >42 hari tapi <1
tahun setelah melahirkan
Gunakan kode tambahan bila perlu untuk identifikasi penyebab
kematian obstetrik.

O97 Kematian akibat sekuel dari penyebab obstetrik langsung


Kematian akibat obstetrik langsung yang terjadi 1 tahun atau
lebih setelah melahirkan.

O98 Penyakit infeksi dan parasit ibu c.e. tapi mempersulit KMN
Termasuk: kondisi berikut kalau mempersulit
kehamilan, dipersulit oleh kehamilan, atau menjadi alasan
untuk asuhan obstetrik.
Gunakan kode tambahan bila perlu (Chapter I), untuk
identifikasi kondisi spesifik.
Kecuali: tetanus obstetrik (A34),
kalau alasan perawatan ibu adalah bahwa penyakit
diketahui atau dicurigai telah mengganggu janin (O35-
O36)
penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium HIV (R75),
status infeksi asymptomatic HIV (Z21),
sepsis nifas (O85), infeksi nifas (O86.-)
O98.0 Tuberkulosis yang mempersulit KMN
Kondisi pada A15-A19
O98.1 Sifilis yang mempersulit KMN
Kondisi pada A50-A53
O98.2 Gonorrhoea yang mempersulit KMN
Kondisi pada A54.-
O98.3 Infeksi lain dengan transmisi utama secara seksual yang
mempersulit KMN
Kondisi pada A55-A64
O98.4 Hepatitis virus yang mempersulit KMN
Kondisi pada B15-B19
O98.5 Penyakit virus lain yang mempersulit KMN
Kondisi pada A80-B09, B25-B34
O98.6 Penyakit protozoa yang mempersulit KMN
Kondisi pada B50-B64

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

O98.8 Penyakit infeksi dan parasit lain yang mempersulit KMN


O98.9 Penyakit infeksi dan parasit ibu yang tidak dijelaskan
yang mempersulit KMN

O99 Penyakit maternal lainnya c.e. tapi mempersulit KMN


Note: Kategori ini mencakup kondisi yang
mempersulit kehamilan, diperberat oleh kehamilan, atau
menjadi alasan utama asuhan obstetri, namun Indeks
Alfabet tidak menunjuk rubrik spesifik di Chapter XV.
Gunakan kode tambahan, kalau diperlukan untuk
mengidentifikasi kondisi spesifik.
Kecuali: penyakit infeksi dan parasit (O98.-);
cedera, keracunan dan konsekwensi tertentu lain dari
penyebab luar (S00-T98)
kalau alasan asuhan ibu adalah kondisi ini diketahui
atau dicurigai telah mengganggu janin (O35-O36).
O99.0 Anemia yang mempersulit KMN
Kondisi pada D50-D64
O99.1 Penyakit lain pada darah dan organ pembentuk darah
serta kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun
yang mempersulit KMN
Kondisi pada D65-D89
Kecuali: perdarahan dengan cacad koagulasi (O46.0,
O67.0, O72.3)
O99.2 Penyakit endokrin, gizi dan metabolik yang mempersulit
KMN
Kondisi pada E00-E90
Kecuali: diabetes mellitus (O24.-), malnutrisi (O25),
tiroiditis postpartum (O90.5)
O99.3 Kelainan jiwa dan penyakit sistem syaraf yang
mempersulit KMN
Kondisi pada F00-F99 and G00-G99
Kecuali: depresi postnatal (F53.0), psikosis nifas (F53.1)
neuritis perifer akibat kehamilan (O26.8),
O99.4 Penyakit sistem sirkulasi yang mempersulit KMN
Kondisi pada I00-I99
Kecuali: kelainan hipertensif (O10-O16), embolisme
obstetrik (O88.-),
komplikasi vena dan trombosis sinus serebrovenosa
pada:
kehamilan (O22.-), persalinan, kelahiran dan
nifas (O87.-),
kardiomyopati pada nifas (O90.3),
O99.5 Penyakit sistem pernafasan yang mempersulit KMN

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kondisi pada J00-J99


O99.6 Penyakit sistem pencernaan yang mempersulit KMN
Kondisi pada K00-K93
Kecuali: kelainan hati pada KMN (O26.6)
O99.7 Penyakit kulit dan jaringan subkutis yang mempersulit
KMN
Kondisi pada L00-L99
Kecuali: herpes gestationis (O26.4)
O99.8 Penyakit dan kondisi lain yang dijelaskan yang
mempersulit KMN
Kombinasi dari kondisi yang bisa diklasifikasikan pada
O99.0-O99.7
Kondisi pada C00-D48, H00-H95, M00-M99, N00-N99, dan
Q00-Q99
Kecuali: infeksi genitourinarius pada kehamilan (O23.-),
infeksi genitourinarius setelah melahirkan (O86.0-
O86.3),
asuhan ibu untuk kelainan organ pelvis yang
diketahui atau dicurigai (O34.-),
gagal ginjal akut postpartum (O90.4)
Definisi-definisi

Kelahiran hidup:
Kelahiran hidup adalah pengeluaran hasil konsepsi dari ibunya,
yang setelah pemisahan tersebut bernafas atau menunjukkan bukti lain
kehidupan, misalnya denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan
nyata otot rangka, berapa pun usia kehamilan, baik tali pusat telah
dipotong atau pun plasenta masih melekat.

Kematian janin (janin lahir mati)


Kematian janin adalah kematian sebelum pengeluaran atau
penarikan lengkap hasil konsepsi dari ibunya, berapa pun lama
kehamilan; kematian ditunjukkan oleh fakta bahwa setelah pemisahan
tersebut janin tidak bernafas atau menunjukkan bukti lain kehidupan,
misalnya denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan nyata otot
rangka.

Berat lahir
Berat lahir adalah berat janin atau bayi yang didapatkan setelah
lahir.
Untuk lahir hidup, berat lahir hendaknya ditimbang pada jam
pertama kehidupan sebelum terjadi penurunan nyata berat badan
pasca kelahiran. Walau pun tabulasi statistik membuat pengelompokan
500-an gram untuk berat lahir, pencatatan jangan menurut

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

pengelompokan tersebut. Berat sesungguhnya harus dicatat menurut


hasil penimbangan.
Definisi berat lahir rendah, sangat rendah, dan sangat
rendah sekali tidak membentuk kategori eksklusif. Di bawah batas
setiap kelompok tercakup kelompok di bawahnya, sehingga tumpang-
tindih. Misalnya rendah juga berarti sangat rendah dan sangat
rendah sekali, dan sangat rendah juga mencakup sangat rendah
sekali.
Berat lahir rendah: <2500 g
Berat lahir sangat rendah: <1500 g
Berat lahir sangat rendah sekali: <1000 g.

Usia kehamilan
Lama kehamilan diukur dari hari pertama last normal menstrual
period atau hari pertama haid terakhir (HPHT). Usia kehamilan
dinyatakan dalam hari penuh atau minggu penuh (misalnya 280-286
hari penuh setelah HPHT dianggap 40 minggu kehamilan).
Untuk menghitung usia kehamilan dari tanggal HPHT dan hari
lahir, harus diingat bahwa hari pertama adalah hari 0 dan bukan hari
1; jadi hari 0-6 adalah minggu 0; hari 7-13 adalah minggu 1; dan
minggu ke-40 adalah minggu 39. Kalau tanggal HPHT tidak diketahui,
usia kehamilan harus didasarkan pada perkiraan klinis terbaik. Untuk
mencegah kesalahpahaman, tabulasi hendaknya berisi minggu dan
hari.
Pre-term : <37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari)
kehamilan.
Term : 37 minggu lengkap sampai <42 minggu (259-293 hari)
kehamilan.
Post-term : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih)
kehamilan.
Masa perinatal dimulai dari 22 minggu lengkap (154 hari)
kehamilan (saat berat lahir biasanya 500 g), sampai 7 hari lengkap
setelah lahir.
Masa neonatal dimulai sejak lahir sampai 28 hari lengkap.
Kematian neonatus dini terjadi dalam 7 hari pertama kehidupan, dan
lanjut setelah 7 hari tapi belum lengkap 28 hari kehidupan.
Usia kematian pada hari pertama kehidupan (hari 0) harus
dicatat dalam menit atau jam lengkap kehidupan. Untuk hari kedua
(hari 1), ketiga (hari 2) dan selama 27 hari lengkap kehidupan, usia
pada waktu meninggal harus dicatat dalam satuan hari.
HAL-HAL PENTING PADA CHAPTER INI

Bab ini mencakup kelainan dan komplikasi ketika hamil,


melahirkan, dan nifas..

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kategori berkisar dari O00 sampai O99; 75 dari 100 kategori


telah digunakan.
Chapter ini dimulai dengan daftar 8 exclusions.
Terdapat 8 block, 3 block pertama umumnya mengenai
kehamilan.
Inklusi dan exklusi terdapat di awal setiap block atau category.

Terdapat beberapa notes, beberapa di antaranya meminta rujukan


anda pada pedoman morbiditas atau mortalitas pada Volume 2.
O00-O08 mencakup semua abortus, Kecuali kehamilan yang
berlanjut pada kehamilan ganda setelah abortus satu janin atau
lebih. Komplikasi abortus dijelaskan oleh subdivisi karakter
keempat. Kategori O08 juga memiliki sebuah note untuk
menunjukkan bahwa kategori ini terutama adalah untuk
pengkodean morbiditas.
O20-O29, berisi kondisi yang berhubungan dengan kehamilan,
misalnya
O20 Perdarahan, O21 Muntah berlebihan, O22 Komplikasi vena
O60-O75, ditata sesuai perjalanan persalinan.
O80-O84, memungkinkan klasifikasi kelahiran tunggal pada tingkat
tiga karakter. Kode ini terutama untuk morbiditas, pedoman pada
Volume 2 harus dirujuk. Baca notes di halaman 121 Volume 2 yang
menunjukkan cara memilih Main Condition.
O85-O92 mencakup nifas dan melibatkan masalah dengan
laktasi.
O95-O99 mencakup kesehatan maternal.

Batas waktu setelah melahirkan pada O96 (>42 hr tapi <1 th),
dan O97 (1 th/>).

Rujuk hal. 1235-1238 Vol. 1 untuk definisi sehubungan dengan


kematian obstetrik.

CODING EXERCISES
1. Abortus spontan
2. Varicose veins, tungkai bawah, dalam hamil
3. Kelahiran kembar dua hidup
4. Cardiomyopati pada nifas
5. Fetal distress yang mengganggu persalinan
6. Premature separation of the placenta pemisahan plasenta
sebelum waktunya
7. Sepsis nifas
8. Tetanus obstetrik
9. Abses mammae pada kehamilan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

10. Post-partum acute renal failure


11. Complete spontaneous abortion dipersulit oleh embolism
12. Severe pre-eclampsia dengan significant proteinuria
13. Protein deficiency anaemia yang mempersulit kehamilan
14. Kelahiran spontan normal, setelah 2 caesarean sections
sebelumnya
15. Hyperemesis gravidarum
16. Breech presentation presentasi sungsang
17. Anemia pernisiosa dalam hamil
18. Postpartum haemorrhage
19. Retensi produk konsepsui dengan perdarahan setelah
kelahiran
20. Ruptura kehamilan pada tuba kanan
Jawaban pertanyaan
1. Abortus spontan
Cari abortion pada Index, (Volume 3, halaman 16).
Abortion
-spontaneous -> O03._
Rujuk halaman 724 volume 1 untuk subdivisi karakter ke-4.
Karena abortus tidak dijelaskan dan komplikasi tidak disebutkan, maka
kode yang benar adalah O03.9.

2. Varies vena. tungkai bawah, pada kehamilan


Cari varicose pada Index (Volume 3, halaman 560).
Varicose
-vein(lower limb)(ruptured)
- - pregnancy (lower limb) -> O22.0

3. Kelahiran kembar hidup


Jangan lupa bahwa yang dikode adalah catatan medis ibu .Cari
delivery pada Index (Volume 3, halaman 148). Karena tidak ada entri
untuk twin, pikirkan kata lain untuk menguraikan kembar ini. Jadi cari
pada kelahiran ganda (multiple delivery)
Delivery
-multiple -> O84.9

4. Kardiomiopati pada waktu nifas


Nifas adalah postpartum. Cari cardiomyopathy pada Index
(Volume 3, halaman 90).
Cardiomyopathy
-postpartum -> O90.3

5. Fetal distress mengganggu persalinan dan kelahiran

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Cari distress pada Index (Volume 3, halaman 186).


Distress
-fetal(syndrome)
- - affecting
- - - labour and delivery -> O68._
Rujuk halaman 748 Volume 1 untuk menentukan kode mana dari
kategori ini yang sesuai untuk pasien. Jenis fetal distress tidak
dijelaskan, sehingga digunakan O68.9.

6. Pemisahan prematur plasenta


Cari separation pada Index (Volume 3, halaman 492).
Separation
-placenta(normally implanted)(premature)(see also Abruptio
placentae) -> O45.9
Tidak ada detil lebih lanjut, jadi kita terima kode ini tanpa perlu
merujuk ke abruptio placentae seperti disarankan Index.

7. Sepsis waktu nifas


Cari sepsis pada Index (Volume 3, halaman 493).
Sepsis
-puerperal, postpartum, childbirth -> O85

8. Tetanus obstetrik
Cari tetanus pada Index (Volume 3, halaman 532).
Tetanus
-obstetric -> A34

9. Abses gestasi pada mammae


Cari abscess pada Index (Volume 3, halaman 19).
Abscess
-mammary gland - see Abscess breast
Abscess
-breast
- - gestational -> O91.1

10. Gagal ginjal akut post-partum


Cari failure pada Index (Volume 3, halaman 220).
Failure
-renal
- - following
- - - labour and delivery -> O90.4

11.Abortus spontan komplit dipersulit oleh embolism.e


Cari abortion pada Index (Volume 3, halaman 16).

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Abortion
-spontaneous -> O03._
Rujuk halaman 724 untuk menentukan subdivisi karakter ke-4.
Pilih .7 karena abortus komplit ini dipersulit oleh embolism. Jadi yang
benar adalah O03.7.

12. Pre-eklampsia berat dengan proteinuria.yang nyata


Cari pre-eclampsia pada Index (Volume 3, halaman 451).
Pre-eclampsia
- severe -> O14.1
Rujuk halaman 729 dan anda melihat bahwa judul untuk O14
melibatkan pre-eklampsia dengan proteinuria signifikan. Jadi tidak
perlu kode tersendiri untuk proteinuria.

13. Anemiadefisiensi protein mempersulit kehamilan.


Index (Volume 3, halaman 42) memberi kode D53 untuk anemia
defisiensi protein, tapi tidak dinyatakan mempersulit kehamilan. Kita
perlu mencari kode yang lebih spesifik.. Cari pregnancy pada Index,
halaman 451.
Pregnancy
-complicated by
- - conditions in
- - - D50-D64 -> O99.0
Kalau kita tidak bisa menemukan anemia defisiensi protein pada
Index untuk Pregnancy, maka cari pilihan lain. Karena anemia ini
dikode pada D53.0 maka kita bisa menggunakan kode O99.0 yang
mencakup kode-kode D50-D64. Untuk lebih spesifik, ketika melakukan
pengkodean ganda kita bisa menggunakan D53.0 untuk identifikasi
jenis anemia.

14. Kelahiran spontan normal per vaginam setelah sebelumnya


dua kali seksio sesar.
Karena pasien pernah seksio sesar sebelumnya, perhitungkan ini
dalam pengkodean. Cari kelahiran per vaginam setelah seksio sesar
sebelumnya..
Cari delivery pada Index (Volume 3, halaman 149).
Delivery
- vaginal, following previous cesarean section. -> O75.7

15. Hyperemesis gravidarum


Cari hyperemesis pada Index (Volume 3, halaman 273).
Hyperemesis
- gravidarum -> O21.0

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

16. Presentasi sungsang


Ingat bahwa disini kita mengkode catatan medis ibu! Cari
presentasi, fetal pada Index (Volume 3, halaman 457). Juga waspadai,
bahwa kita mengkode presentasi (posisi) bayi, BUKAN cara ia
dilahirkan.
Presentation, fetal
- breech (mother) -> O32.1

17. Anemia pernisiosa pada kehamilan


Cari anemia pada Index (Volume 3, halaman 44).
Anemia
- pernicious
- - of or complicating pregnancy -> O99.0

18. Hemorrhagia postpartum


Cari hemorrhage pada Index (Volume 3, halaman 260).
Hemorrhage
- postpartum NEC -> O72.1

19. Restensi produk konsepsi, dengan perdarahan setelah


kelahiran.
Cari retention pada Index (Volume 3, halaman 476).
Retention
- products of conception
- - following
- - - delivery(with hemorrhage) -> O72.2

20. Rupture right tubal pregnancy


Cari rupture pada Index (Volume 3, halaman 483).
Rupture
- tube, tubal
- - due to pregnancy -> O00.1

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER XVI. KONDISI TERTENTU
YANG DIMULAI PADA PERIODE
PERINATAL (P00-P96)
Note: [labour=persalinan; delivery=kelahiran, partus
[labourdelivery]=melahirkan]

Termasuk: kondisi yang awalnya pada masa perinatal dan


morbiditas terjadi kemudian.
Kecuali: tetanus neonatorum (A33), neoplasma (C00-D48),
penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90),
malformasi, deformasi dan kelainan kromosom
kongenital (Q00-Q99),
cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lain
penyebab eksternal (S00-T98)

Blok-blok pada Bab ini adalah sebagai berikut:


P00-P04 Janin dan neonatus terganggu oleh faktor-faktor
maternal dan komplikasi kehamilan, persalinan dan
kelahiran.
P05-P08 Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan
dan pertumbuhan janin.
P10-P15 Trauma lahir.
P20-P29 Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus pada
masa perinatal.
P35-P39 Infeksi yang khusus pada masa perinatal.
P50-P61 Kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan
neonatus.
P70-P74 Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus
pada janin dan neonatus.
P75-P78 Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus.
P80-P83 Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan
suhu janin dan neonatus.
P90-P96 Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal.

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:


P75* Meconium ileus
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Janin dan neonatus terganggu oleh faktor maternal dan


komplikasi kehamilan, persalinan dan kelahiran (P00-
P04)
Termasuk: kondisi maternal berikut kalau dinyatakan
sebagai penyebab kematian atau kesakitan pada janin atau
neonatus.

P00. Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang


mungkin tidak berhubungan dengan kehamilan sekarang.
Kecuali: Janin dan neonatus terganggu oleh: komplikasi
maternal kehamilan (P01.-);
pengaruh merusak yang dikirimkan melalui plasenta
atau ASI (P04.-);
kelainan endokrin dan metabolik ibu (P70-P74)
P00.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan hipertensif
maternal
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi O10-O11, O13-
O16 maternal
P00.1 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit ginjal dan
saluran kemih maternal.
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi N00-N39
maternal
P00.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit infeksi dan
parasit maternal.
Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit infeksi A00-
B99 and J10-J11 maternal
Kecuali: infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-
P39)
infeksi saluran genital dan infeksi lokal lain pada ibu
(P00.8)
P00.3 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit sirkulasi
dan respirasi maternal lain.
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi I00-I99, J00-
J99, Q20-Q34 maternal dan tidak Termasuk dalam P00.0,
P00.2
P00.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan gizi ibu
Janin dan neonatus terganggu oleh:
kelainan E40-E64 maternal; manutrisi maternal NOS
P00.5 Janin dan neonatus terganggu oleh cedera maternal
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi S00-T79
maternal
P00.6 Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur bedah
maternal

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: kerusakan plasenta akibat amniocentesis, seksio


atau induksi bedah (P02.1)
seksio sesar untuk kelahiran sekarang (P03.4)
bedah sebelumnya pada uterus atau organ pelvis
(P03.8)
pengakhiran kehamilan, janin (P96.4)
P00.7 Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur medis
maternal lain, n.e.c.
Janin dan neonatus terganggu oleh pemeriksaan radiologis
maternal
Kecuali:
kerusakan plasenta akibat amniocentesis, seksio atau
induksi bedah (P02.1);
janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain
persalinan (P03.-)
P00.8 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal lain
Janin dan neonatus terganggu oleh:
kondisi pada T80-T88; systemic lupus erythematosus ibu
infeksi saluran genital ibu dan infeksi lokal lainnya ;
Kecuali: kelainan endokrin dan metabolik neonatus
sementara (P70-P74)
P00.9 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal
yang tidak dijelaskan

P01 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan


maternal
P01.0 Janin dan neonatus terganggu oleh serviks inkompeten
P01.1 Janin dan neonatus terganggu oleh ketuban pecah dini
P01.2 Janin dan neonatus terganggu oleh oligohydramnios
Kecuali: kalau disebabkan oleh ketuban pecah dini
(P01.1)
P01.3 Janin dan neonatus terganggu oleh polyhydramnios
Janin dan neonatus terganggu oleh hydramnios
P01.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ektopik
Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan abdomen
P01.5 Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ganda
Janin dan neonatus terganggu oleh: triplet (kehamilan)
triplet, (kehamilan) kembar dua
P01.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kematian ibu
P01.7 Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi
sebelum persalinan
Janin dan neonatus terganggu sebelum lahir oleh:

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

presentasi muka, presentasi sungsang, letak lintang,


letak tak stabil, versi eksternal
P01.8 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi
kehamilan lain pada ibu
Janin dan neonatus terganggu oleh abortus spontan
P01.9 Janin dan neonatus terganggu komplikasi kehamilan
pada ibu, tidak dijelaskan

P02 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi plasenta,


umbilikus, dan membran
P02.0 Janin dan neonatus terganggu oleh plasenta praevia
P02.1 Janin dan neonatus terganggu oleh pemisahan dan
perdarahan lain plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh:
abruptio placentae, pemisahan prematur plasenta
perdarahan tak sengaja, haemorrhagia antepartum,
kehilangan darah ibu
kerusakan plasenta akibat amniosentesis, seksio sesar
atau induksi bedah
P02.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan bentuk dan
fungsi lain dan yang tidak dijelaskan pada plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh: gangguan fungsi,
insuffisiensi, atau infark plasenta
P02.3 Janin dan neonatus terganggu oleh sindroma transfusi
plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan plasenta dan
umbilikus yang menyebabkan transfusi twin-to-twin atau
transplasenta lainnya
Gunakan kode tambahan untuk kondisi akibatnya pada
janin atau neonatus.
P02.4 Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus yang turun
(prolapsed cord)
P02.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penekanan lain
umbilikus
Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus: (melilit
ketat) di leher, kusut, bersimpul
P02.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi umbilikus
lain dan tidak dijelaskan
Janin dan neonatus terganggu oleh: umbilikus pendek, vasa
previa
Kecuali: arteri umbilikalis tunggal (Q27.0)
P02.7 Janin dan neonatus terganggu oleh chorioamnionitis
Janin dan neonatus terganggu oleh amnionitis,
membranitis, plasentitis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P02.8 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan lain pada


membran
P02.9 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan membran
yang tidak dijelaskan

P03 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain


persalinan dan kelahiran
P03.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran dan
ekstraksi sungsang
P03.1 Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi,
malposisi dan disproporsi lain selama persalinan dan
kelahiran
Janin atau neonatus terganggu oleh :
kondisi pada O64-O66, pelvis sempit, oksipito-posterior
persisten, letak lintang
P03.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran forseps
P03.3 Janin dan neonatus terganggu kelahiran dengan
ekstraksi vakum [ventouse]
P03.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran sesar
P03.5 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran
presipitatus
Janin dan neonatus terganggu oleh kala II yang
berlangsung cepat
P03.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kontraksi abnormal
rahim
Janin atau neonatus terganggu oleh:
persalinan hipertonik, inersia uterus, kondisi pada O62.-
selain O62.3
P03.8 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain
melahirkan yang dijelaskan
Janin dan neonatus terganggu oleh: kelainan jaringan
lunak ibu, induksi persalinan
operasi destruktif untuk memudahkan kelahiran, kondisi
pada O60-O75
prosedur partus yang tidak tercakup oleh P02.- and
P03.0-P03.6
P03.9 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi partus
yang tidak dijelaskan

P04 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh buruk yang


masuk melalui plasenta atau ASI
Termasuk: efek non-teratogenik dari zat-zat yang dikirim
melalui plasenta

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: malformasi kongenital (Q00-Q99); neonatal jaundice


pada hemolisis berlebihan lain akibat obat atau toksin yang
dikirimkan dari ibu (P58.4)
P04.0 Janin dan neonatus terganggu oleh anestesia dan
analgesia ibu pada hamil dan partus
Janin dan neonatus terganggu oleh reaksi dan intoksikasi
opiat dan penenang maternal yang diberikan sewaktu
partus
P04.1 Janin dan neonatus terganggu oleh obat-obatan
maternal lain
Janin dan neonatus terganggu oleh kemoterapi kanker,
obat-obat sitotoksik
Kecuali: penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu
(P04.4),
sindroma hidantoin janin (Q86.1), dismorfisme akibat
warfarin (Q86.2)
P04.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan
tembakau oleh ibu
P04.3 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan alkohol
oleh ibu
Kecuali: fetal alcohol syndrome (Q86.0)
P04.4 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan obat-
obatan addiksi oleh ibu
Kecuali: anestesia dan analgesia maternal (P04.0),
gejala putus obat akibat penggunaan obat-obat addiksi
oleh ibu (P96.1)
P04.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan zat-zat
kimia nutrisi oleh ibu
P04.6 Janin dan neonatus terganggu oleh pendedahan ibu pada
zat-zat kimiawi lingkungan
P04.8 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh merusak
lain terhadap ibu
P04.9 Janin dan neonatus terganggu pengaruh merusak
terhadap ibu, tidak dijelaskan

Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan


dan pertumbuhan janin (P05-P08)
P05. Pertumbuhan janin lambat dan malnutrisi janin
P05.0 Light for gestational age
Biasanya berat <10 persentil, tapi panjang >10 persentil
untuk usia kehamilan.
Light-for-dates ringan untuk usia kehamilan
P05.1 Small for gestational age

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Biasanya berat dan panjang <10 persentil untuk usia


kehamilan.
Small-for-dates; small-and-light-for-dates kecil untuk usia
kehamilan
P05.2 Malnutrisi janin tanpa disebutkan ringan atau kecil
untuk usia kehamilan
Neonatus, untuk usia kehamilan tidak ringan atau kecil,
tapi dengan tanda-tanda malnutrisi seperti kulit kering,
mengelupas, dan hilangnya jaringan subkutis.
P05.9 Pertumbuhan lambat janin, tidak dijelaskan
Retardasi pertumbuhan janin NOS

P07. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan singkat dan


berat lahir rendah, n.e.c.
Note: Kalau berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada,
prioritas harus pada berat lahir.
Termasuk: kondisi berikut, tanpa spesifikasi lebih lanjut,
sebagai penyebab kematian, kesakitan, atau asuhan
tambahan pada neonatus.
Kecuali: berat lahir rendah akibat pertumbuhan lambat janin
dan malnutrisi janin(P05.-)
P07.0 Berat lahir sangat rendah
Berat lahir 999 gram atau kurang
P07.1 Berat lahir rendah lainnya
Berat lahir antara 1000-2499 g.
P07.2 Immaturitas ekstrim
Kehamilan kurang dari 28 minggu lengkap (<196 hari
lengkap)
P07.3 Neonatus preterm lainnya
Kehamilan 28 sampai <37 minggu lengkap (196 sampai
<259 hari lengkap).
Prematuritas NOS

P08. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan lama dan


berat lahir tinggi
Note: Kalau berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada,
prioritas harus pada berat lahir.
Termasuk: kondisi berikut, tanpa spesifikasi lebih lanjut,
sebagai penyebab kematian, kesakitan, atau asuhan
tambahan pada janin atau neonatus.
P08.0 Bayi sangat besar
Biasanya berarti berat lahir 4500 g atau lebih
Kecuali: sindroma: bayi dari ibu diabetes (P70.1), bayi
dari ibu diabetes gestasi (P70.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P08.1 Bayi berat untuk usia kehamilan lainnya


Janin atau bayi berat atau besar lainnya tanpa
memperhatikan usia kehamilannya.
P08.2 Bayi post-term, tapi tidak berat untuk usia kehamilannya
Janin atau bayi dengan kehamilan 42 minggu lengkap atau
lebih (294 hari atau lebih), tidak berat atau besar untuk
usia kehamilan.
Postmaturitas NOS

Trauma lahir (P10-P15)


P10. Luka dan perdarahan intrakranium akibat cedera lahir
Kecuali: perdarahan intrakranial janin atau neonatus:
NOS (P52.9), akibat anoxia atau hypoxia (P52.-)
P10.0 Perdarahan subdura akibat trauma lahir
Haematoma subdura (terlokalisir) akibat trauma lahir
Kecuali: perdarahan subdura yang menyertai robekan
tentorium (P10.4)
P10.1 Perdarahan otak akibat trauma lahir
P10.2 Perdarahan intraventrikel akibat trauma lahir
P10.3 Perdarahan subarakhnoid akibat trauma lahir
P10.4 Robekan tentorium akibat trauma lahir
[tentorium: bagian subdura yang memisahkan
serebellum dari hemisfer serebri]
P10.8 Luka dan perdarahan intrakranium lain akibat trauma
lahir
P10.9 Luka dan perdarahan intrakranium yang tidak dijelaskan
akibat trauma lahir

P11. Cedera lahir lainnya terhadap sistem syaraf pusat


P11.0 Edema serebri akibat trauma lahir
P11.1 Kerusakan lain yang dijelaskan pada otak akibat trauma
lahir
P11.2 Kerusakan yang tidak dijelaskan pada otak akibat
trauma lahir
P11.3 Cedera lahir terhadap n. facialis
Facial palsy (kelumpuhan otot muka) akibat trauma lahir
P11.4 Cedera lahir terhadap n. craniales lainnya
P11.5 Cedera lahir terhadap vertebra dan medulla spinalis
Fraktur vertebra akibat trauma lahir
P11.9 Cedera lahir terhadap sistem syaraf pusat, tidak
dijelaskan

P12 Cedera lahir terhadap kepala

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P12.0 Cephalhaematoma akibat trauma lahir


P12.1 Chignon akibat trauma lahir
P12.2 Perdarahan sub-aponeurosis epikranium akibat trauma
lahir
P12.3 Lecet pada kepala akibat trauma lahir
P12.4 Cedera pengamatan pada kepala neonatus
Insisi untuk pengambilan sampel, cedera klip (elektroda)
pada kepala
P12.8 Cedera lahir lainnya terhadap kepala
P12.9 Cedera lahir terhadap kepala, tidak dijelaskan

P13 Cedera lahir terhadap skeleton


Kecuali: cedera lahir terhadap vertebra (P11.5)
P13.0 Fraktur tengkorak akibat trauma lahir
P13.1 Cedera lahir lain terhadap tengkorak
Kecuali: cephalhaematoma (P12.0)
P13.2 Cedera lahir terhadap femur
P13.3 Cedera lahir terhadap tulang panjang lainnya
P13.4 Fraktur klavikula akibat trauma lahir
P13.8 Cedera lahir terhadap skeleton lain
P13.9 Cedera lahir terhadap skeleton, tidak dijelaskan

P14 Cedera lahir terhadap sistem syaraf tepi


P14.0 Paralysis Erb akibat cedera lahir [paralisis lengan
pleksus brakhialis]
P14.1 Paralysis Klumpke akibat cedera lahir [paralisis lengan
bawah dan tangan]
P14.2 Paralysis n. phrenicus akibat cedera lahir
P14.3 Cedera lahir lain terhadap pleksus brakhialis
P14.8 Cedera lahir terhadap bagian sistem syaraf perifer
P14.9 Cedera lahir terhadap sistem syaraf perifer, tidak
dijelaskan

P15. Cedera lahir lainnya


P15.0 Cedera lahir terhadap hati
Ruptur hati akibat cedera lahir
P15.1 Cedera lahir terhadap limpa
Ruptur limpa akibat cedera lahir
P15.2 Cedera sternomastoid akibat cedera lahir
P15.3 Cedera lahir terhadap mata
Cedera lahir menyebabkan: perdarahan subkonjungtiva,
glaukoma traumatika
P15.4 Cedera lahir terhadap muka

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kongesti muka (sembab karena aliran darah terhambat)


akibat trauma lahir
P15.5 Cedera lahir terhadap genitalia externa
P15.6 Nekrosis lemak subkutis akibat cedera lahir
P15.8 Cedera lahir lain yang dijelaskan
P15.9 Cedera lahir, tidak dijelaskan

Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus


perinatal (P20-P29)
P20. Hipoksia intrauterus
Termasuk: bunyi jantung anak (BJA) abnormal, meconium
dalam liquor (amnion)
asidosis, anoxia, asphyxia, distress, hypoxia: pada janin
atau intrauterus
pengeluaran mekonium (feses pertama hijau gelap pada
neonatus)
Kecuali: perdarahan intrakranium akibat anoxia atau hypoxia
(P52.-)
P20.0 Hipoksia intrauterus pertama diketahui sebelum awal
persalinan
P20.1 Hipoksia intrauterus pertama diketahui sewaktu
persalinan dan kelahiran
P20.9 Hipoksia intrauterus, tidak dijelaskan

P21. Asphyxia lahir


Note: Kategori ini jangan digunakan pada nilai Apgar rendah
yang tidak menyebutkan asphyxia atau masalah pernafasan
lain.
Kecuali: hypoxia atau asphyxia intrauterus (P20.-)
P21.0 Asphyxia lahir berat
Nadi <100/menit ketika lahir dan menurun atau tetap,
pernafasan tidak ada atau megap-megap, warna kulit
pucat, tonus tidak ada.
Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 0-3;
Asphyxia putih
P21.1 Asphyxia lahir ringan dan sedang
Pernafasan normal tidak muncul dalam 1 menit, tapi nadi
100/>, terdapat beberapa tonus otot, dan beberapa respons
terhadap rangsangan.
Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 4-7;
Asphyxia biru
P21.9 Asphyxia lahir, tidak dijelaskan
Anoxia, asphyxia, hypoxia: NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P22. Respiratory distress of newborn kesulitan bernafas


neonatus
Kecuali: kegagalan pernafasan neonatus (P28.5)
P22.0 Respiratory distress syndrome [RDS] pada neonatus
Hyaline membrane disease [HMD]
P22.1 Transient tachypnoea pada neonatus
P22.8 Distress pernafasan lain pada neonatus
P22.9 Distress pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan

P23. Pneumonia kongenital


Termasuk: pneumonia infektif yang didapatkan dalam
rahim atau sewaktu lahir
Kecuali: pneumonia neonatus akibat aspirasi (P24.-)
P23.0 Pneumonia kongenital akibat virus
Kecuali: pneumonitis rubella kongenital (P35.0)
P23.1 Pneumonia kongenital akibat Chlamydia
P23.2 Pneumonia kongenital akibat staphylococcus
P23.3 Pneumonia kongenital akibat streptococcus, group B
P23.4 Pneumonia kongenital akibat Escherichia coli
P23.5 Pneumonia kongenital akibat Pseudomonas
P23.6 Pneumonia kongenital akibat agen bakteri lainnya
Pneumonia kongenital akibat:
Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae,
Mycoplasma
Streptococcus, Kecuali group B
P23.8 Pneumonia kongenital akibat organisme lain
P23.9 Pneumonia kongenital, tidak dijelaskan

P24. Sindroma aspirasi neonatus


Termasuk: pneumonia neonatus akibat aspirasi
P24.0 Aspirasi mekonium oleh neonatus
P24.1 Aspirasi cairan amnion dan mukus oleh neonatus
Aspirasi liquor (ketuban)
P24.2 Aspirasi darah oleh neonatus
P24.3 Aspirasi susu dan makanan yang dimuntahkan oleh
neonatus
P24.8 Sindroma aspirasi oleh neonatus lainnya
P24.9 Sindroma aspirasi oleh neonatus, tidak dijelaskan
Pneumonia aspirasi pada neonatus NOS

P25. Emfisema interstitialis dan kondisi terkait yang dimulai


pada masa perinatal
P25.0 Emfisema interstitialis yang dimulai pada masa perinatal

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P25.1 Pneumothorax yang dimulai pada masa perinatal


P25.2 Pneumomediastinum yang dimulai pada masa perinatal
P25.3 Pneumoperikardium yang dimulai pada masa perinatal
P25.8 Kondisi lain yang terkait emfisema interstitialis yang
dimulai pada masa perinatal

P26. Perdarahan paru-paru yang dimulai pada masa perinatal


P26.0 Perdarahan trakheobronkhialis yang dimulai pada masa
perinatal
P26.1 Perdarahan paru-paru masif yang dimulai pada masa
perinatal
P26.8 Perdarahan paru-paru lainnya yang dimulai pada masa
perinatal
P26.9 Perdarahan paru-paru, tidak dijelaskan, yang dimulai
pada masa perinatal

P27. Penyakit pernafasan kronis yang dimulai pada masa


perinatal
P27.0 Sindroma Wilson-Mikity
Dismaturitas paru-paru
P27.1 Displasia bronkhopulmonalis yang dimulai pada masa
perinatal
P27.8 Penyakit pernafasan kronis lain yang dimulai pada masa
perinatal
Fibrosis kongenital paru-paru, paru-paru ventilator pada
neonatus
P27.9 Penyakit pernafasan kronis, tidak dijelaskan, yang
dimulai pada masa perinatal

P28. Kondisi pernafasan lain yang dimulai pada masa perinatal


Kecuali: malformasi kongenital sistem pernafasan (Q30-Q34)
P28.0 Atelektasis primer neonatus
Kegagalan primer melebarkan unit-unit terminal
pernafasan
Hipoplasia paru-paru yang berhubungan dengan kehamilan
singkat
Immaturitas paru-paru NOS
P28.1 Atelektasis neonatus lainnya dan yang tidak dijelaskan
Atelektasis: NOS, partial, sekunder
Atelektasis resorpsi tanpa respiratory distress syndrome
[RDS]
P28.2 Serangan sianotik pada neonatus
Kecuali: apnoea neonatus (P28.3-P28.4)
P28.3 Apnoea tidur primer pada neonatus

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Apnoea tidur pada neonatus NOS


P28.4 Apnoea lain pada neonatus
P28.5 Kegagalan pernafasan pada neonatus
P28.8 Kondisi pernafasan lain yang dijelaskan pada neonatus
Snuffles pada neonatus (nafas ribut melalui hidung penuh
mukus)
Kecuali: rhinitis sifilis kongenital dini (A50.0)
P28.9 Kondisi pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan

P29. Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal


Kecuali: malformasi kongenital sistem sirkulasi (Q20-Q28)
P29.0 Gagal jantung neonatus
P29.1 Disritmia jantung neonatus
P29.2 Hipertensi neonatus
P29.3 Sirkulasi janin persisten
Penutupan duktus arteriosus terlambat
P29.4 Iskemia miokardium sementara pada neonatus
P29.8 Kelainan kardiovaskuler lain yang dimulai pada masa
perinatal
P29.9 Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa
perinatal, tidak dijelaskan

Infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-P39)


Termasuk: infeksi yang diperoleh dalam rahim atau
sewaktu lahir
Kecuali: sifilis (A50.-), infeksi gonokokus (A54.-), pneumonia
(P23.-): kongenital
penyakit menular usus (A00-A09), tetanus neonatorum
(A33),
penyakit menular yang diperoleh setelah lahir (A00-B99,
J10-J11)
penyakit menular ibu sebagai penyebab kematian atau
kesakitan janin atau neonatus yang tidak menunjukkan
gejala penyakit tersebut (P00.2)
penyakit HIV (B20-B24),
bukti laboratorium HIV (R75), status infeksi HIV
asymptomatik (Z21)

P35. Penyakit viral kongenital


P35.0 Sindroma rubella kongenital
Pneumonitis rubella kongenital
P35.1 Infeksi cytomegalovirus kongenital
P35.2 Infeksi herpesvirus [herpes simplex] kongenital
P35.3 Hepatitis virus kongenital

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P35.8 Penyakit virus kongenital lainnya


Varicella [chickenpox] kongenital
P35.9 Penyakit virus kongenital, tidak dijelaskan

P36. Sepsis bakteri pada neonatus


Termasuk: septikemia kongenital
P36.0 Sepsis neonatus akibat streptokokus, group B
P36.1 Sepsis neonatus akibat streptokoki lain dan tidak
dijelaskan
P36.2 Sepsis neonatus akibat Staphylococcus aureus
P36.3 Sepsis neonatus akibat stafilokoki lain dan tidak
dijelaskan
P36.4 Sepsis neonatus akibat Escherichia coli
P36.5 Sepsis neonatus akibat kuman anaerob
P36.8 Sepsis bakteri lain pada neonatus
P36.9 Sepsis bakteri pada neonatus, tidak dijelaskan

P37. Penyakit infeksi dan parasit kongenital lainnya


Kecuali: sifilis kongenital (A50.-), ophthalmia neonatorum
akibat gonokokus (A54.3)
tetanus neonatorum (A33), enterokolitis nekrotikans
janin dan neonatus (P77)
diare neonatus: menular (A00-A09), tidak menular
(P78.3)
P37.0 Tuberkulosis kongenital
P37.1 Toxoplasmosis kongenital
Hydrocephalus akibat toxoplasmosis kongenital
P37.2 Listeriosis neonatus (disseminata)
P37.3 Malaria falsiparum kongenital
P37.4 Malaria kongenital lainnya
P37.5 Kandidiasis neonatus
P37.8 Penyakit infeksi dan parasit kongenital lain yang
dijelaskan
P37.9 Penyakit infeksi dan parasit kongenital, tidak dijelaskan

P38. Omphalitis neonatus dengan atau tanpa perdarahan ringan

P39. Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal


P39.0 Mastitis infektif neonatus
Kecuali: pembesaran saluran mammae neonatus, mastitis
noninfektif neonatus (P83.4)
P39.1 Konjungtivitis and dakriosistitis neonatus
Konjungtivitis chlamydia neonatus, ophthalmia neonatorum
NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: konjungtivitis gonokokus (A54.3)


P39.2 Infeksi janin intra-amnion, not elsewhere classified
P39.3 Infeksi saluran kemih neonatus
P39.4 Infeksi kulit neonatus
Pioderma neonatus
Kecuali: pemphigus neonatorum (L00), sindroma kulit
melepuh stafilokokus (L00)
P39.8 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, yang
dijelaskan
P39.9 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, tidak
dijelaskan

Kelainan perdarahan dan hematologis janin dan


neonatus (P50-P61)
Kecuali: anemia hemolitika herediter (D55-D58)
sindroma Gilbert's (E80.4) gangguan penangkapan
bilirubin plasma oleh hati
sindroma Crigler-Najjar (E80.5) defisiensi glukoronil
transferase
sindroma Dubin-Johnson (E80.6) gangguan ekskresi
bilirubin
stenosis dan striktura kongenital saluran empedu
(Q44.3)

P50. Kehilangan darah janin fetal blood loss


Kecuali: anemia kongenital akibat kehilangan darah janin
(P61.3)
P50.0 Kehilangan darah janin dari vasa praevia
P50.1 Kehilangan darah janin dari ruptur umbilikus
P50.2 Kehilangan darah janin dari plasenta
P50.3 Perdarahan ke dalam saudara kembar
P50.4 Perdarahan ke dalam sirkulasi ibu
P50.5 Kehilangan darah janin dari ujung terpotong umbilikus
saudara kembarnya
P50.8 Kehilangan darah janin lainnya
P50.9 Kehilangan darah janin dari, tidak dijelaskan
Perdarahan janin NOS

P51. Perdarahan dari umbilikus neonatus


Kecuali: omphalitis dengan perdarahan ringan (P38)
P51.0 Perdarahan massif dari umbilikus neonatus
P51.8 Perdarahan dari umbilikus neonatus lainnya
Kebocoran ligatur (pengikat) umbilikus NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P51.9 Perdarahan dari umbilikus neonatus, tidak dijelaskan

P52. Perdarahan non-traumatika intrakranium janin dan


neonatus
Termasuk: Perdarahan intrakranium akibat anoxia atau
hypoxia
Kecuali: Perdarahan intrakranium akibat cedera: lahir (P10.-),
maternal (P00.5), lain (S06.-)
P52.0 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 1,
janin dan neonatus
Perdarahan subependyma (tanpa perluasan ke
intraventrikel)
[ependima: selaput pelapis ventrikel otak dan kanalis
sentralis medulla spinalis]
P52.1 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 2,
janin dan neonatus
Perdarahan subependyma dengan perluasan ke
intraventrikel
P52.2 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 3,
janin dan neonatus
Perdarahan subependyma dengan perluasan ke
intraventrikel dan intraserebri
P52.3 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika) janin dan
neonatus, tidak dijelaskan
P52.4 Perdarahan intraserebri (nontraumatika) janin dan
neonatus
P52.5 Perdarahan subarakhnoid (nontraumatika) janin dan
neonatus
P52.6 Perdarahan serebellum (nontraumatika) dan fossa
posterior janin dan neonatus
P52.8 Perdarahan intrakranium (nontraumatika) lain janin dan
neonatus
P52.9 Perdarahan intrakranium (nontraumatika) janin dan
neonatus, tidak dijelaskan

P53. Penyakit perdarahan janin dan neonatus


Defisiensi vitamin K neonatus

P54. Perdarahan neonatus lainnya


Kecuali: kehilangan darah janin (P50.-), perdarahan paru yang
dimulai pada perinatal (P26.-)
P54.0 Haematemesis neonatus
Kecuali: disebabkan darah ibu yang tertelan (P78.2)
P54.1 Melaena neonatus
Kecuali: disebabkan darah ibu yang tertelan (P78.2)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P54.2 Perdarahan rektum neonatus


P54.3 Perdarahan gastrointestinal neonatus lainnya
P54.4 Perdarahan adrenal neonatus
P54.5 Perdarahan kulit neonatus
Lecet, ecchymoses, petechiae, hematomata superfisial:
janin dan neonatus
Kecuali: cephalhematoma (P12.0), lecet pada
kepala(P12.3): akibat cedera lahir
P54.6 Perdarahan vagina neonatus
Pseudomenses
P54.8 Perdarahan neonatus lain yang dijelaskan
P54.9 Perdarahan neonatus, tidak dijelaskan

P55. Penyakit haemolitika janin dan neonatus


P55.0 Isoimmunisasi Rh janin dan neonatus
P55.1 Isoimmunisasi ABO janin dan neonatus
P55.8 Penyakit hemolitika lain janin dan neonatus
P55.9 Penyakit hemolitika janin dan neonatus, tidak dijelaskan

P56. Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika


Kecuali: hidrops fetalis: NOS (P83.2), bukan kaibat penyakit
hemolitika (P83.2)
P56.0 Hidrops fetalis akibat isoimmunization
P56.9 Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika lain dan tidak
dijelaskan

P57. Kernikterus
[pigmentasi kuning ganglion basalis dan sel syaraf lain di otak
dan medulla spinalis]
P57.0 Kernikterus akibat isoimunisasi
P57.8 Kernikterus lain yang dijelaskan
Kecuali: Crigler-Najjar syndrome (E80.5)
P57.9 Kernikterus, tidak dijelaskan

P58. Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lainnya


Kecuali: jaundice akibat isoimunisasi (P55-P57)
P58.0 Jaundice neonatus akibat lecet
P58.1 Jaundice neonatus akibat perdarahan
P58.2 Jaundice neonatus akibat infeksi
P58.3 Jaundice neonatus akibat polisitemia
P58.4 Jaundice neonatus akibat obat atau toksin dari ibu atau
yang diberi pada neonatus
Gunakan kode tambahan untuk penyebab luar (Chapter XX)
atau obat

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P58.5 Jaundice neonatus akibat darah maternal


P58.8 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lain yang
dijelaskan
P58.9 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan, tidak
dijelaskan

P59. Jaundice neonatus akibat penyebab lain dan tidak


dijelaskan
Kecuali: akibat kesalahan metabolisme sejak lahir (E70-E90),
kernikterus (P57.-)
P59.0 Jaundice neonatus yang terkait dengan kelahiran
preterm
Hiperbilirubinaemia pada prematuritas
Jaundice akibat konjugasi terlambat yang terkait dengan
kelahiran preterm
P59.1 Inspissated bile syndrome [sindroma pemekatan
empedu]
P59.2 Jaundice neonatus akibat kerusakan lain dan tidak
dijelaskan pada sel-sel hati
Kecuali: hepatitis virus kongenital (P35.3)
P59.3 Jaundice neonatus akibat inhibitor ASI
P59.8 Jaundice neonatus akibat penyebab lain yang dijelaskan
P59.9 Jaundice neonatus, tidak dijelaskan
Jaundice fisiologis (berat)(berlangsung lama) NOS

P60. Disseminated intravascular coagulation [DIC] pada janin


dan neonatus
Sindroma defibrinasi janin dan neonatus

P61. Kelainan hematologis perinatal lain


Kecuali: hipogammaglobulinaemia sementara bayi (D80.7)
P61.0 Trombositopenia neonatus sementara
Trombositopenia neonatus akibat: idiopathic maternal
thrombocytopenia
isoimmunisasi, exchange transfusion [penukaran
darah]
P61.1 Polycythaemia neonatorum
P61.2 Anaemia pada prematuritas
P61.3 Anemia kongenital akibat kehilangan darah janin
P61.4 Anemia kongenital lain, not elsewhere classified
Anemia kongenital NOS
P61.5 Neutropenia neonatus sementara
P61.6 Kelainan koagulasi neonatus sementara lainnya
P61.8 Kelainan hematologis perinatal lain yang dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P61.9 Kelainan hematologis perinatal, tidak dijelaskan

Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus


pada janin dan neonatus (P70-P74)
Termasuk: kekacauan endokrin dan metabolik sementara
akibat respons bayi terhadap faktor
endokrin dan metabolik ibu, atau penyesuaiannya pada
kehidupan luar rahim.

P70 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat khusus pada


janin dan neonatus
P70.0 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes gestasional
P70.1 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes
Diabetes mellitus maternal (ada sebelumnya) mengganggu
janin atau neonatus (dengan hipoglikemia)
P70.2 Diabetes mellitus neonatus
P70.3 Hipoglikemia neonatus iatrogenik
P70.4 Hipoglikemia neonatus lainnya
Hipoglikemia neonatus sementara
P70.8 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan
neonatus lainnya
P70.9 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan
neonatus, tidak dijelaskan

P71 Kelainan sementara metabolisme kalsium dan magnesium


pada neonatus
P71.0 Hipokalsemia susu sapi pada neonatus
P71.1 Hipokalsemia neonatus lainnya
Kecuali: hipoparatiroidisme neonatus (P71.4)
P71.2 Hipomagnesaemia neonatus
P71.3 Tetani neonatus tanpa defisiensi kalsium atau
magnesium
Tetani neonatus NOS
P71.4 Hipoparatiroidism neonatus sementara
P71.8 Kelainan metabolisme Ca dan Mg neonatus sementara
lainnya
P71.9 Kelainan metabolisme Ca dan Mg sementara pada
neonatus, tidak dijelaskan

P72 Kelainan sementara endokrin neonatus lainnya


Kecuali: hipotiroidisme kongenital dengan atau tanpa goitre
(E03.0-E03.1)
dyshormogenetic goitre (E07.1), sindroma Pendred
(E07.1)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P72.0 Goiter neonatus, not elsewhere classified


Goiter kongenital sementara dengan fungsi normal
P72.1 Hyperthyroidisme neonatus sementara
Tirotoksikosis neonatus
P72.2 Kelainan fungsi tiroid neonatus sementara lainnya , not
elsewhere classified
Hipotiroidism neonatus sementara
P72.8 Kelainan endokrin neonatus sementara lainnya yang
dijelaskan
P72.9 Kelainan endokrin pada neonatus neonatus, tidak
dijelaskan

P74 Kekacauan sementara elektrolit dan metabolik neonatus


lainnya
P74.0 Asidosis metabolik terlambat pada neonatus
P74.1 Dehidrasi neonatus
P74.2 Kekacauan keseimbangan sodium neonatus
P74.3 Kekacauan keseimbangan potassium neonatus
P74.4 Kekacauan elektrolit neonatus sementara lainnya
P74.5 Tirosinaemia neonatus sementara
P74.8 Kekacauan metabolik neonatus sementara lainnya
P74.9 Kekacauan metabolik neonatus sementara, tidak
dijelaskan

Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus (P75-


P78)
P75* Ileus mekonium (E84.1)

P76. Obstruksi usus lain pada neonatus


Kecuali: obstruksi usus yang bisa diklasifikasikan pada K56.-
P76.0 Meconium plug syndrome [sindroma sumbatan
mekonium]
P76.1 Ileus neonatus sementara
Kecuali: penyakit Hirschsprung (Q43.1)
P76.2 Obstruksi usus akibat susu yang merembes
P76.8 Obstruksi usus neonatus lain yang dijelaskan
P76.9 Obstruksi usus neonatus, tidak dijelaskan

P77. Enterokolitis nekrotikans janin dan neonatus

P78. Kelainan sistem pencernaan perinatal lainnya


Kecuali: perdarahan gastrointestinum neonatus (P54.0-P54.3)
P78.0 Perforasi usus perinatal

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Peritonitis mekonium
P78.1 Peritonitis neonatus lainnya
Peritonitis neonatus NOS
P78.2 Hematemesis dan melena neonatus akibat darah ibu
tertelan
P78.3 Diare neonatus non-infektif
Diare neonatus NOS
Kecuali: di negara tempat kondisi ini dianggap menular
(A09)
P78.8 Kelainan sistem pencernaan perinatal lain yang
dijelaskan
Sirosis (hepatis) kongenital, ulkus peptikum neonatus
P78.9 Kelainan sistem pencernaan perinatal, tidak dijelaskan

Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan


suhu janin dan neonatus (P80-P83)
P80. Hipotermia neonatus
P80.0 Cold injury syndrome sindroma cedera dingin
Hipotermia berat dan biasanya kronis, dengan kulit pink
(pink flushed appearance), edema, serta kelainan
neurologis dan biokimiawi.
Kecuali: hipotermia ringan neonatus (P80.8)
P80.8 Hipotermia neonatus lainnya
Hipotermia ringan neonatus
P80.9 Hipotermia neonatus, tidak dijelaskan

P81. Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya


P81.0 Hipertermia lingkungan pada neonatus
P81.8 Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya yang
dijelaskan
P81.9 Kekacauan pengaturan suhu neonatus, tidak dijelaskan
Demam neonatus NOS

P83. Kondisi integumen lain yang khusus pada janin dan


neonatus
Kecuali: sindroma kulit melepuh (scalded skin) akibat
staphylococcus (L00)
cradle cap (L21.0) deposit kuning pada scalp bayi,
akibat seborrhoea
dermatitis diaper [napkin] (L22), infeksi kulit neonatus
(P39.4),
hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika (P56.-)
malformasi kongenital kulit dan integumen (Q80-Q84)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P83.0 Sclerema neonatorum


P83.1 Erythema toxicum neonatorum
P83.2 Hidrops fetalis yang bukan akibat penyakit hemolitika
Hidrops fetalis NOS
P83.3 Edema lain dan tidak dijelaskan khusus pada janin dan
neonatus
P83.4 Breast engorgement of newborn pembesaran mammae
neonatus
Mastitis noninfektif neonatus
P83.5 Hidrokel kongenital
P83.6 Polip umbilikus neonatus
P83.8 Kondisi integumen lain yang dijelaskan yang khusus
pada janin dan neonatus
Bronze baby syndrome, skleroderma neonatus, urtikaria
neonatorum
P83.9 Kondisi integumen yang khusus pada janin dan
neonatus, tidak dijelaskan

Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal (P90-


P96)
P90. Konvulsi neonatus
Kecuali: konvulsi ringan neonatus - benign neonatal convulsions
(familial) (G40.3)

P91. Kekacauan status serebri lain pada neonatus


P91.0 Iskemia serebri neonatus
P91.1 Kista periventrikel neonatus yang didapat
P91.2 Leukomalasia serebri neonatus
P91.3 Irritabilitas serebri neonatus
P91.4 Depresi serebri neonatus
P91.5 Koma neonatus
P91.8 Kekacauan status serebri lain yang dijelaskan pada
neonatus
P91.9 Kekacauan status serebri lain neonatus, tidak dijelaskan

P92. Masalah pemberian makanan neonatus - Feeding problems


of newborn
P92.0 Muntah pada neonatus
P92.1 Regurgitasi dan ruminasi pada neonatus
P92.2 Pemberian makanan lambat pada neonatus
P92.3 Pemberian makanan sedikit pada neonatus
P92.4 Pemberian makanan berlebihan pada neonatus
P92.5 Kesulitan pemberian ASI pada neonatus

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P92.8 Masalah pemberian makanan neonatus lainnya


P92.9 Masalah pemberian makanan neonatus, tidak dijelaskan

P93. Reaksi dan intoksikasi akibat obat yang diberikan kepada


janin dan neonatus
Grey syndrome akibat pemberian chloramphenicol kepada
neonatus
Kecuali: gejala putus obat dari penggunaan obat terapi pada
neonatus (P96.2)
jaundice akibat obat atau toksin dari ibu atau diberikan
kepada neonatus (P58.4)
reaksi dan intoksikasi akibat opiat, penenang, dan
pengobatan lain pada ibu (P04.0-P04.1, P04.4)

P94. Kelainan tonus otot neonatus


P94.0 Myasthenia gravis neonatus sementara
Kecuali: myasthenia gravis (G70.0)
P94.1 Hipertonia kongenital
P94.2 Hipotonia kongenital
Nonspecific floppy baby syndrome
P94.8 Kelainan lain tonus otot neonatus
P94.9 Kelainan tonus otot neonatus, tidak dijelaskan

P95. Kematian janin dengan penyebab yang tidak dijelaskan


Deadborn fetus NOS, stillbirth NOS

P96. Kondisi lain yang berawal dari masa perinatal


P96.0 Kegagalan ginjal kongenital
Uremia neonatus
P96.1 Gejala putus obat neonatus akibat penggunaan obat
addiksi oleh ibu
Sindroma putus obat pada janin dari ibu yang tergantung
obat tersebut
Kecuali: reaksi dan intoksikasi akibat opiat dan penenang
waktu melahirkan (P04.0)
P96.2 Gejala putus obat dari penggunaan obat untuk terapi
neonatus
P96.3 Sutura kranialis lebar pada neonatus
Kraniotabes neonatus
P96.4 Pengakhiran kehamilan, janin dan neonatus
Kecuali: pengakhiran kehamilan (ibu) (O04.-)
P96.5 Komplikasi prosedur intrauterus, not elsewhere
classified

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

P96.8 Kondisi lain yang dijelaskan yang dimulai pada masa


perinatal
P96.9 Kondisi yang dimulai pada masa perinatal, tidak
dijelaskan
Debilitas kongenital NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

RINGKASAN
Bab ini membahas kondisi yang mengganggu janin dan neonatus,
yang awalnya dimulai pada masa perinatal. Hal-hal penting pada bab
ini adalah:
1. Kategori berkisar dari P00 sampai P96
2. Dari 100 kategori yang tersedia, 59 telah digunakan
3. Terdapat 1 inklusi dan 5 eksklusi di awal bab ini
Pada kelainan yang berhubungan dengan lama gestasi dan
pertumbuhan janin, berat badan lebih diprioritaskan daripada usia
kehamilan
P07 Kelainan yang berhubungan dengan gestasi singkat dan berat
lahir rendah, not elsewhere classified, memiliki catatan di awal
kategori untuk membimbing pemberian kode kalau berat badan
dan lama gestasi keduanya diberikan.
P10-P15 Trauma lahir diklasifikasikan atas enam kategori yang
tersusun menurut efek fisik cedera, misalnya, e.g. P10.2
Intraventricular haemorrhage due to birth injury.
P35-P39 Infections specific to the perinatal period, hanya
mencakup infeksi dan penyakit parasit kongenital, dan infeksi ini
didapat di dalam uterus atau telah terdapat ketika lahir. Terdapat
beberapa pengecualian yang dengan jelas disebutkan pada
kategori yang sesuai.
Pengkode harus merujuk halaman 1235-1238 Volume 1 untuk
definisi yang terkait dengan kematian perinatal sebelum memulai
pengkodean.

LATIHAN
(Ingat bahwa yang dikode disini adalah catatan medis bayi)

1. Low birth weight - baby weighed 900g


2. Fetal death
3. Congenital hydrocele
4. Feeding problems of newborn
5. Birth injury to spine
6. Fetal malnutrition
7. Congenital renal failure
8. Congenital tuberculosis
9. Termination of pregnancy (coding newborns record)
10. Transient neonatal thrombocytopenia
11. Neonatal jaundice akibat kesalahan metabolisme sejak lahir,
dikenal sebagai phenylketonuria klasik
12. Baby born at 42 weeks gestation weighing 4000g.
13. Baby born showing ill-effects from the mothers
chemotherapy treatment (for cancer).

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

14. Premature baby (1450grams) with an Apgar score of 3 at 1


minute, subsequently developed pneumothorax, respiratory
distress syndrome and physiological jaundice.
15. Congenital left hip subluxation
16. Hyaline membrane disease of newborn
17. ABO incompatibility affecting newborn
18. Fetal sepsis
19. Partial facial paralysis in newborn
20. Erythroblastosis fetalis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

KONDISI TERTENTU YANG DIMULAI PADA MASA PERINATAL

1. Berat badan lahir rendah (BBLR) berat bayi 900 gram


Cari low pada Index (Volume 3, halaman 338).
Low
-birthweight
- - extreme (999 grams or less) -> P07.0

2. Kematian janin
Cari death pada Index (Volume 3, halaman 132).
Death
-fetus, fetal(cause not stated)(intrauterine) -> P95
Ini diagnosis yang buruk cari informasi lebih banyak tentang
sebab kematian.

3. Congenital hydrocele
Cari hydrocele pada Index (Volume 3, halaman 271).
Hydrocele
-congenital -> P83.5

4. Masalah pemberian makanan pada bayi baru lahir


Cari feeding pada Index (Volume 3, halaman 222).
Feeding
-problem
- - newborn -> P92.9

5. Cedera lahir pada tulang punggung


Cari injury pada Index (Volume 3, halaman 304).
Injury
-birth(see also Birth injury) P15.9
Cari kode yang lebih spesifik untuk tulang punggung pada Index,
halaman 72.
Birth
-injury
- - spine -> P11.5

6. Fetal malnutrition
Cari malnutrition pada Index (Volume 3, halaman 345).
Malnutrition
-intrauterine or fetal -> P05.2

7. Congenital renal failure


Cari failure pada Index (Volume 3, page220).

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Failure
-renal
- - congenital -> P96.0

8. Congenital tuberculosis
Cari tuberculosis pada Index (Volume 3, halaman 544).
Tuberculosis
-congenital -> P37.0

9. Pengakhiran Kehamilan (mengganggu bayi baru lahir)


Cari termination pada Index (Volume 3, halaman 531).
Termination
-pregnancy - see Abortion
Cari Abortion pada Index (Volume 3, halaman 16).
Abortion
-fetus or newborn -> P96.4

10. Transient neonatal thrombocytopenia


Cari thrombocytopenia pada Index (Volume 3, halaman 533).
Thrombocytopenia
-transient neonatal-> P61.0

11. Neonatal jaundice akibat cacad metabolisme sejak lahir,


dikenal sebagai phenylketonuria klasik
Cari phenylketonuria pada Index (Volume 3, halaman 438).
Phenylketonuria
-classical -> E70.0
Ini adalah penyakit yang terjadi pada masa perinatal, tapi tidak
dikode pada Bab XVI.

12. Bayi lahir pada usia kehamilan 42 minggu yang beratnya


4000g.
Karena 42 minggu dianggap kehamilan post-term, kita perlu
mencari kode yang menunjukkan kehamilan lama yang mengganggu
bayi baru lahir.
Cari post-term pada Index (Volume 3, halaman 450).
Post-term(pregnancy)(mother)
-infant -> P08.2
Berat lahir bayi dianggap dalam batas normal sehingga kita tidak
perlu mencari kode yang melibatkan berat lahir.

13. Bayi lahir dengan efek buruk dari pengobatan kemoterapi


ibu (untuk kanker maternal)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Cari chemotherapy pada Index (Volume 3, halaman 95).


Chemotherapy
-cancer
- - maternal, affecting fetus or newborn -> P04.1

14. Bayi prematur (berat lahir 1450 g) dengan Apgar score 3


pada 1 menit, kemudian timbul pneumothorax, respiratory
distress syndrome dan physiological jaundice.
Kita perlu mengkode prematuritas (berat lahir adalah 1450 g),
pneumothorax, respiratory distress syndrome dan jaundice.
Cari birth pada Index (Volume 3, halaman 72).
Birth
-weight
- - low (between 100 and 2499 grams) -> P07.1
Cari pneumothorax pada Index (Volume 3, halaman 446).
Pneumothorax
-perinatal period -> P25.1
Cari distress pada Index (Volume 3, halaman 186).
Distress
-respiratory
- - syndrome(idiopathic)(newborn) -> P22.0
Cari jaundice pada Index (Volume 3, halaman 322).
Jaundice
- fetus or newborn(physiological) -> P59.9

15. Subluksasio panggul kiri kongenital


Cari subluxation pada Index (Volume 3, halaman 514).
Subluxation
- congenital
- - hip
- - - unilateral -> Q65.3

16. Hyaline membrane disease pada bayi baru lahir


Cari disease pada Index (Volume 3, halaman 165).
Disease
- hyaline
- - membrane(newborn) -> P22.0

17. ABO incompatibility yang mengganggu bayi baru lahir


Cari incompatibility pada Index (Volume 3, halaman 288).
Incompatibility
- ABO
- - fetus or newborn -> P55.1

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

18. Sepsis fetus


Cari sepsis pada Index (Volume 3, halaman 493).
Sepsis
- newborn NEC -> P36.9

19. Paralisis fasialis parsial pada bayi baru lahir


Cari paralysis pada Index (Volume 3, halaman 428).
Paralysis
- facial
- - newborn -> P11.3

20. Erythroblastosis fetalis


Cari Erythroblastosis pada Index (Volume 3, halaman 213).
Erythroblastosis, fetalis -> P55.9

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER XVII. MALFORMASI,
DEFORMASI DAN KELAINAN
KROMOSOM KONGENITAL (Q00-Q99)
Kecuali: kesalahan metabolisme sejah lahir (E70-E90)

Blok-blok pada bab ini adalah sebagai berikut:


Q00-Q07 Malformasi kongenital sistem syaraf
Q10-Q18 Malformasi kongenital mata, telinga, muka dan leher
Q20-Q28 Malformasi kongenital sistem sirkulasi
Q30-Q34 Malformasi kongenital sistem pernafasan
Q35-Q37 Cleft lip dan cleft palate
Q38-Q45 Malformasi kongenital sistem pencernaan lain
Q50-Q56 Malformasi kongenital organ-organ genital
Q60-Q64 Malformasi kongenital sistem perkemihan
Q65-Q79 Malformasi dan deformasi kongenital sistem
muskuloskeleton
Q80-Q89 Malformasi kongenital lainnya
Q90-Q99 Kelainan kromosom, not elsewhere classified

Malformasi kongenital sistem syaraf (Q00-Q07)


Beberapa kelainan neurologis yang amat serius (anensefali,
ensefalokel, spina bifida) berkembang dalam 2 bulan pertama
kehamilan dan merupakan cacad pembentukan neural tube
(dysraphia). Lainnya (hidranensefali, porensefali) terjadi kemudian dan
tampaknya akibat proses destruktif setelah otak terbentuk. Beberapa
di antaranya relatif ringan (meningokel).
Anencephaly, absennya hemisferium serebri sehingga tidak bisa
memberikan kehidupan. Otak yang absen ini kadang-kadang diganti
oleh jaringan syaraf kistik yang bisa terbuka atau tertutup oleh kulit.
Malformasi hemisferium serebri bisa terjadi. Hemisfer bisa
besar, kecil, atau tidak simetris. Gyri bisa absen, sangat besar, atau
kecil-kecil tapi banyak. Pengecilan ukuran kepala (microcephaly)
sering terkait disini, dan diikuti oleh retardasi motorik dan mental.
Encephalocele, penonjolan jaringan syaraf dan meningen
melalui cacad tengkorak, terkait dengan penutupan atap tengkorak
(cranium bifidum). Ensefalokel biasanya terjadi di garis tengah dan
menonjol dari occiput atau ke dalam saluran hidung, tapi bisa juga
asimetris di daerah frontalis dan parietalis. Hampir semua ensefalokel
harus diperbaiki.
Porencephaly, suatu kista atau rongga di dalam hemisferium
yang berhubungan dengan ventrikel, bisa terdapat sebelum atau
TIM Ina CBG RSBK BATAM

setelah lahir. Cacad ini bisa disebabkan kelainan perkembangan,


peradangan, atau kerusakan pembuluh darah seperti perdarahan
intraventrikel yang melebar ke parenkim. Bentuk ekstrimnya adalah
Hydranencephaly dengan hemisferium hampir absen total. Biasanya
serebellum dan batang otak normal dan ganglion basalis utuh. Juga
meningen, tulang, dan kulit di atap tengkorak normal.
Hydrocephalus, umumnya disebabkan pembesaran ventrikel
akibat CSF (cerebro-spinal fluid) berlebihan, yang bisa karena produksi
CSF lebih besar daripada penyerapan. Ini biasanya akibat obstruksi
aqueductus Sylvii yang menghubungkan ventrikel, obstruksi pada
tempat pengeluarannya dari ventrikel IV (foramen Luschka dan
foramen Magendie) ke subarchnoid, atau obstruksi rongga
subarakhnoid di sekitar batang otak atau hemisferium.
Hydrocephalus sering berhubungan dengan yaitu malformasi
perkembangan ventrikel IV menjadi kista (kista Dandy-Walker),. atau
kelainan pembentukan batang otak (malformasi Arnold-Chiari) yang
sering diikuti spina bifida dan syringomyelia, tapi bisa sendirian.
Spina bifida atau cacad penutupan kolom vertebra adalah satu
di antara cacad neural tube yang paling serius yang bisa diselamatkan.
Beratnya berkisar dari jenis ringan tanpa gejala yang jelas, sampai
dengan spina yang terbuka lengkap (rachischisis) dengan cacad
neurologis berat dan kematian. Pada spina bifida cystica, kantong
yang menionjol bisa berisi meningen (meningocele), medulla spinalis
(myelocele), atau keduanya (myelomeningocele). Spina bifida paling
sering pada setinggi vertebra torakalis bawah, limbalis, atau sakralis
dan biasanya melibatkan 3 sampai 6 segemn vertebra.

Q00. Anencephaly dan malformasi yang mirip dengannya


Q00.0 Anensefali
Acephaly, hemianencephaly, hemicephaly, amyelencephaly,
acrania
Q00.1 Kraniorakhiskhisis (kepala terbuka penuh, cacad
penutupan kepala)
Q00.2 Iniensefali (pembesaran foramen magnum, otak dan
medulla spinalis menyatu)

Q01. Ensefalokel
Termasuk: meningokel serebri; hidromeningokel kranialis
meningoensefalokel, ensefalomielokel; hidroensefalokel;
Kecuali: sindroma Meckel-Gruber (Q61.9)
Q01.0 Ensefalokel frontalis
Q01.1 Ensefalokel nasofrontalis
Q01.2 Ensefalokel oksipitalis
Q01.8 Ensefalokel pada situs lain
Q01.9 Ensefalokel, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q02. Microcephaly
Hidromikrosefali, mikrensefalon
Kecuali: sindroma Meckel-Gruber (Q61.9)

Q03. Hidrosefalus kongenital


Termasuk: hidrosefalus neonatus
Kecuali: sindroma Arnold-Chiari (Q07.0),
hidrosefalus:
didapat (G91.-),
akibat toxoplasmosis kongenital (P37.1),
dengan spina bifida (Q05.0-Q05.4)
Q03.0 Malformasi aquaeduktus Sylvii
Anomali; obstruksi kongenital, stenosis: aqueductus Sylvii
Q03.1 Atresia foramen Magendie dan foramen Luschka
Sindroma Dandy-Walker
Q03.8 Hidrosefalus kongenital lainnya
Q03.9 Hidrosefalus kongenital, tidak dijelaskan

Q04. Malformasi otak kongenital lainnya


Kecuali: siklopia (Q87.0), makrosefali (Q75.3)
Q04.0 Malformasi kongenital korpus kallosum
Agenesis korpus kallosum
Q04.1 Arhinensefali
Q04.2 Holoprosensefali kegagalan forebrain membelah
dengan benar
Q04.3 Deformitas reduksi lain pada otak
Suatu bagian otak: absen, agenesis, aplasia, hipoplasia
Agyria, mikrogyria, pachygyria
Hidranensefali, lissensefali,
Kecuali: malformasi kongenital korpus kallosum (Q04.0)
Q04.4 Septo-optic displasia
Q04.5 Megalensefali
Q04.6 Kista serebri kongenital
Porensefali, skizensefali
Kecuali: acquired porencephalic cyst (G93.0)
Q04.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada otak
Makrogyria
Q04.9 Malformasi kongenital otak, tidak dijelaskan
Anomali, anomali ganda, deformasi, penyakit atau lesi:
kongenital otak NOS

Q05 Spina bifida

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Termasuk: hidromeningokel (spinal), meningokel (spinal)


mielokel, meningomielokel, mielomeningokel,
siringomielokel
rachischisis, spina bifida (aperta)(cystica)
Kecuali: sindroma Arnold-Chiari (Q07.0), spina bifida occulta
(Q76.0)
Q05.0 Spina bifida servikalis dengan hidrosefalus
Q05.1 Spina bifida torakalis dengan hidrosefalus
Spina bifida dorsalis atau torakolumbalis dengan
hidrosefalus
Q05.2 Spina bifida lumbalis dengan hidrosefalus
Spina bifida lumbosakralis dengan hidrosefalus
Q05.3 Spina bifida sakralis dengan hidrosefalus
Q05.4 Spina bifida tidak dijelaskan dengan hidrosefalus
Q05.5 Spina bifida servikalis tanpa hidrosefalus
Q05.6 Spina bifida torakalis tanpa hidrosefalus
Spina bifida: dorsalis NOS, torakolumbalis NOS
Q05.7 Spina bifida lumbalis tanpa hidrosefalus
Spina bifida lumbosakralis NOS
Q05.8 Spina bifida sakralis tanpa hidrosefalus
Q05.9 Spina bifida, tidak dijelaskan

Q06 Malformasi medulla spinalis kongenital lainnya


Q06.0 Amyelia
Q06.1 Hypoplasia and dysplasia of spinal cord
Atelomyelia, myelatelia, myelodysplasia medulla spinalis
Q06.2 Diastematomyelia
Q06.3 Malformasi kauda equina kongenital lainnya
Q06.4 Hydromyelia
Hydrorachis
Q06.8 Malformasi medulla spinalis kongenital lain yang
dijelaskan
Q06.9 Malformasi medulla spinalis kongenital, tidak dijelaskan
Medulla spinalis atau meningen:
anomali, deformitas, penyakit atau lesi kongenital: NOS

Q07 Malformasi sistem syaraf kongenital lainnya


Kecuali: familial dysautonomia [Riley-Day] (G90.1)
neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0)
Q07.0 Sindroma Arnold-Chiari [malformasi basis tengkorak
sehingga bagian serebellum masuk ke kanalis spinalis]
Q07.8 Malformasi sistem syaraf kongenital lain yang dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Agenesis syaraf, pergeseran posisi pleksus brakhialis


Sindroma jaw-winking, sindroma Marcus Gunn
Q07.9 Malformasi sistem syaraf kongenital, tidak dijelaskan
Sistem syaraf dengan: anomali, deformitas, penyakit atau
lesi: kongenital NOS

Malformasi kongenital mata, telinga, muka dan leher


(Q10-Q18)
Kecuali: cleft lip dan cleft palate (Q35-Q37)
malformasi kongenital pada: parathyroid gland (Q89.2),
thyroid gland (Q89.2)
vertebra servikalis (Q05.0, Q05.5, Q67.5, Q76.0-
Q76.4)
hidung (Q30.-), larynx (Q31.-), lip NEC (Q38.0)

Q10 Malformasi kongenital pada kelopak, aparatus lakrimalis,


dan orbita
Kecuali: cryptophthalmos: NOS (Q11.2), syndrome (Q87.0)
[crypto- = tersembunyi]
Q10.0 Ptosis kongenital
Q10.1 Ektropion kongenital
Q10.2 Entropion kongenital
Q10.3 Malformasi kongenital lain pada kelopak mata
Absen atau agenesis: cilia (bulu mata), kelopak mata
Kelopak mata atau otot mata tambahan (accessory)
Ablepharon, blepharophimosis kongenital, koloboma
kelopak mata
Malformasi kongenital kelopak mata NOS
Q10.4 Absen dan agenesis apparatus lakrimalis
Absen punctum lacrimale
Q10.5 Stenosis dan striktur kongenital duktus lakrimalis
Q10.6 Malformasi kongenital lain apparatus lakrimalis
Malformasi kongenital apparatus lakrimalis NOS
Q10.7 Malformasi kongenital orbita

Q11 Anophthalmos, microphthalmos dan macrophthalmos


Q11.0 Cystic eyeball
Q11.1 Anophthalmos lain: agenesis atau aplasia mata
Q11.2 Microphthalmos
Dysplasia, hipoplasia: mata
Cryptophthalmos NOS, mata rudimenter
Kecuali: Sindroma cryptophthalmos (Q87.0)
Q11.3 Macrophthalmos

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: macrophthalmos pada glaukoma kongenital


(Q15.0)

Q12 Malformasi kongenital lensa


Q12.0 Katarak kongenital
Q12.1 Displasia lensa kongenital
Q12.2 Koloboma (fissura) lensa
Q12.3 Aphakia kongenital
Q12.4 Spherophakia
Q12.8 Malformasi kongenital lensa lainnya
Q12.9 Malformasi kongenital lensa, tidak dijelaskan

Q13 Malformasi kongenital segmen anterior mata


Q13.0 Koloboma iris
Koloboma NOS
Q13.1 Absen iris - aniridia
Q13.2 Malformasi kongenital lain pada iris
Anisokoria kongenital, atresia pupil, corectopia (ektopia
pupil)
Malformasi kongenital of iris NOS
Q13.3 Congenital corneal opacity
Q13.4 Malformasi kongenital lain pada kornea
Malformasi kongenital kornea NOS, microcornea, anomali
Peter
Q13.5 Blue sclera
Q13.8 Malformasi kongenital lain pada segmen anterior mata
Anomali Rieger
Q13.9 Malformasi kongenital segmen anterior mata, tidak
dijelaskan

Q14 Malformasi kongenital segmen posterior mata


Q14.0 Malformasi kongenital vitreous humour
Vitreous opak kongenital
Q14.1 Malformasi kongenital retina
Aneurysma retina kongenital
Q14.2 Malformasi kongenital optic disc
Koloboma diskus optikus
Q14.3 Malformasi kongenital khoroid
Q14.8 Malformasi kongenital lain segmen posterior mata
Koloboma fundus
Q14.9 Malformasi kongenital segmen posterior mata, tidak
dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q15 Malformasi kongenital lain pada mata


Kecuali: ocular albinism (E70.3), nystagmus kongenital (H55),
retinitis pigmentosa (H35.5)
Q15.0 Glaukoma kongenital
Buphthalmos, hydrophthalmos, glaukoma neonatus
Macrophthalmos pada glaukoma kongenital
Keratoglobus kongenital, megalokornea
Q15.8 Malformasi kongenital lain pada mata yang dijelaskan
Q15.9 Malformasi kongenital mata, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital pada mata:

Q16 Malformasi kongenital telinga sehingga mengganggu


pendengaran
Kecuali: congenital deafness (H90.-)
Q16.0 Absen kongenital aurikula (telinga)
Q16.1 Absen kongenital, atresia dan striktura kanalis
auditorius (external)
Atresia atau striktura osseous meatus (saluran tulang)
Q16.2 Absen tuba eustachia
Q16.3 Malformasi kongenital tulang-tulang pendengaran
Fusi tulang-tulang pendengaran
Q16.4 Malformasi kongenital lain telinga tengah
Malformasi kongenital telinga tengah NOS
Q16.5 Malformasi kongenital telinga dalam
Anomaly: labirinth membranosa, organ Corti
Q16.9 Malformasi kongenital telinga yang mengganggu
pendengaran, tidak dijelaskan
Absen telinga kongenital NOS

Q17 Malformasi kongenital lain ear


Kecuali: sinus preauricular (Q18.1)
Q17.0 Accessory auricle [daun telingan berlebih]
Tragus (rawan di depan liang telinga luar) tambahan;
polyotia,
Preauricular appendage or tag; telinga atau lobulus
berjumlah banyak
Q17.1 Makrotia
Q17.2 Mikrotia
Q17.3 Other misshapen ear:
Pointed ear (telinga runcing)
Q17.4 Misplaced ear [telinga salah letak]
Low-set ears

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: cervical auricle (Q18.2)


Q17.5 Prominent ear [telinga menonjol,
Bat ear
Q17.8 Malformasi kongenital lain pada telinga yang dijelaskan
Absen kongenital lobus telinga
Q17.9 Malformasi kongenital telinga, tidak dijelaskan
Congenital anomaly of ear NOS

Q18 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher


Kecuali:
kelainan dentofasial [Termasuk maloklusi] (K07.-)
cleft lip and cleft palate (Q35-Q37), kondisi pada Q67.0-
Q67.4,
malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka (Q75.-)
cyclopia (Q87.0), sindroma malformasi yang mengganggu
tampilan muka (Q87.0)
duktus tiroglosus persisten (Q89.2)
Q18.0 Sinus, fistula dan kista pada branchial cleft
Branchial vestige
Q18.1 Preauricular sinus and cyst
Fistula (pada): aurikula (kongenital), cervicoaura
Q18.2 Malformasi lain branchial cleft
Malformasi branchial cleft NOS, cervical auricle,
otocephaly
Q18.3 Webbing of neck
Pterygium colli
Q18.4 Macrostomia
Q18.5 Microstomia
Q18.6 Macrocheilia [hipertrofi bibir kongenital]
Q18.7 Microcheilia
Q18.8 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher,
dijelaskan
Kista, fistula atau sinus mdialis pada muka dan leher:
Q18.9 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher, tidak
dijelaskan
Kelainan kongenital NOS pada muka dan leher

Malformasi kongenital sistem sirkulasi (Q20-Q28)


Q20 Malformasi kongenital rongga dan koneksi jantung
Kecuali: dextrocardia dengan situs inversus (Q89.3)
mirror-image atrial arrangement dengan situs inversus
(Q89.3)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q20.0 Common arterial trunk


Truncus arteriosus persistent
Q20.1 Double outlet right ventricle [ lobang keluar kembar
pada ventrikel kanan]
Sindroma Taussig-Bing
Q20.2 Double outlet left ventricle [lobang keluar kembar pada
ventrikel kiri]
Q20.3 Discordant ventriculoarterial connection
Dextrotransposisi aorta, transposisi pembuluh besar
(komplit)
Q20.4 Double inlet ventricle [lobang masuk kembar pada
ventrikel]
Common ventricle, cor triloculare biatriatum, ventrikel
tunggal
Q20.5 Koneksi atrioventricular tidak semestinya
Transposisi terkoreksi, laevotransposition, inversi ventrikel
Q20.6 Isomerisme pada atrial appendages
Isomerisme pada atrial appendages dengan asplenia atau
polysplenia
Q20.8 Malformasi kongenital lain rongga jantung dan
konneksinya
Q20.9 Malformasi kongenital rongga jantung dan koneksinya,
tidak dijelaskan

Q21 Malformasi kongenital septum jantung


Kecuali: Cacad katup jantung didapat (I51.0)
Q21.0 Ventricular septal defect cacad septum ventrikel
Q21.1 Atrial septal defect cacad septum atrium
Cacad sinus koronarius, cacad sinus venosus
Foramen ovale patent atau persisten
Ostium secundum defect (type II) patent atau persisten
Q21.2 Atrioventricular septal defect cacad septum AV
Common atrioventricular canal ventrikel menyatu
Endocardial cushion defect cacad lapisan endokardium
Ostium primum atrial septal defect (type I)
Q21.3 Tetralogy Fallot
Cacad septum ventrikel dengan
stenosis atau atresia pulmonalis, dextroposisi aorta dan
hipertrofi ventrikel kanan.
Q21.4 Aortopulmonary septal defect cacad batas aorta dan a.
Pulmonalis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Aortic septal defect


Aortopulmonary window
Q21.8 Malformasi septum jantung kongenital lain
Eisenmenger's syndrome
Pentalogy of Fallot
Q21.9 Malformasi kongenital septum jantung, tidak dijelaskan
Septal (heart) defect NOS

Q22 Malformasi kongenital katup pulmonalis dan trikuspid


Q22.0 Atresia katup pulmonalis
Q22.1 Stenosis kongenital katup pulmonalis
Q22.2 Insufisiensi kongenital katup pulmonalis
Regurgitasi kongenital katup pulmonalis
Q22.3 Malformasi kongenital lain katup pulmonalis
Malformasi kongenital katup pulmonalis NOS
Q22.4 Stenosis kongenital trikuspid
Atresia trikuspid
Q22.5 Anomaly Ebstein
Q22.6 Sindroma jantung kanan hipoplastik
Q22.8 Malformasi kongenital lain katup trikuspid
Q22.9 Malformasi kongenital katup trikuspid, tidak dijelaskan

Q23 Malformasi kongenital katup aorta and mitral


Q23.0 Stenosis kongenital katup aorta
Atresia atau stenosis kongenital katup aorta:
Kecuali: stenosis kongenital subaorta (Q24.4)
pada hypoplastic left heart syndrome (Q23.4)
Q23.1 Insufisiensi kongenital katup aorta
Katup aorta bikuspid
Insufisiensi kongenital aorta
Q23.2 Stenosis kongenital katup mitral
Atresia kongenital katup mitral
Q23.3 Insufisiensi kongenital katup mitral
Q23.4 Sindroma jantung kiri hipoplastik
Atresia atau hipoplasia nyata pada lobang atau katup aorta,
dengan hipoplasia aorta asendens dan
cacad perkembangan ventrikel kiri (dengan stenosis atau
atresia katup mitral).
Q23.8 Malformasi kongenital lain katup aorta and mitral
Q23.9 Malformasi kongenital katup aorta and mitral, tidak
dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q24 Malformasi kongenital lain pada jantung


Kecuali: endocardial fibroelastosis (I42.4)
Q24.0 Dextrocardia
Kecuali: isomerisme pada atrial appendages (Q20.6)
dextrocardia dengan situs inversus (Q89.3)
susunan mirror-image atrium dengan situs inversus
(Q89.3)
Q24.1 Laevocardia
Q24.2 Cor triatriatum jantung dengan tiga atrium
Q24.3 Stenosis infundibularis pulmonalis
Q24.4 Stenosis kongenital subaorta
Q24.5 Malformasi pembuluh koroner
Aneurisma kongenital (arteri) koronaria
Q24.6 Congenital heart block
Q24.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada jantung
Diverticulum kongenital ventrikel kiri
Malformasi kongenital: miokardium, perikardium
Malposisi jantung, penyakit Uhl
Q24.9 Malformasi kongenital jantung, tidak dijelaskan
Anomali atau penyakit kongenital NOS pada jantung

Q25 Malformasi kongenital arteri besar


Q25.0 Patent duktus arteriosus
Patent ductus Botallo
Persistent ductus arteriosus
Q25.1 Coarctatio aorta penyempitan aorta
Coarctatio aorta (preductal)(postductal) sebelum/sesudah
duktus arterosus
Q25.2 Atresia aorta
Q25.3 Stenosis aorta
Supravalvular aortic stenosis
Kecuali: stenosis kongenital aorta (Q23.0)
Q25.4 Malformasi kongenital lain aorta
Aorta: absen, aplasia, aneurisma kongenital, dilatasi
kongenital
Hipoplasia aorta
Konvolusi arkus aorta atau arkus aorta kanan yang
menetap (persistent)
Double aortic arch [cincin vaskuler aorta]
Aneurisma sinus Valsalva (mengalami ruptur)
Kecuali: hipoplasia aorta pada hypoplastic left heart
syndrome (Q23.4)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q25.5 Atresia arteri pulmonalis


Q25.6 Stenosis arteri pulmonalis
Q25.7 Malformasi kongenital lain arteri pulmonalis
Arteri pulmonalis: agenesis, aneurisma, anomali, hipoplasia
Arteri pulmonalis aberrant (salah letak),
Aneurisma arteriovena pulmonalis
Q25.8 Malformasi kongenital lain arteri besar
Q25.9 Malformasi kongenital arteri besar, tidak dijelaskan

Q26 Malformasi kongenital vena besar


Q26.0 Stenosis kongenital vena cava
Stenosis kongenital vena cava (inferior)(superior)
Q26.1 Superior vena cava kiri menetap (persistent)
Q26.2 Anomali total koneksi vena pulmonalis
Q26.3 Anomali partial koneksi vena pulmonalis
Q26.4 Anomali koneksi vena pulmonalis, tidak dijelaskan
Q26.5 Anomali koneksi vena porta
Q26.6 Fistula vena porta arteri hepatika
Q26.8 Malformasi kongenital lain vena besar
Absen v. cava (inferior)(superior),
Penerusan vena cava inferior ke v. Azygos,
Vena kardinalis sinistro-posterior persistent,
Sindroma scimitar (seperti golok)
Q26.9 Malformasi kongenital vena besar, tidak dijelaskan
Anomali vena cava (inferior)(superior) NOS

Q27 Malformasi kongenital lain sistem pembuluh darah perifer


Kecuali: aneurisma retina kongenital (Q14.1), anomali av
coronaria (Q24.5),
anomali arteri pulmonalis (Q25.5-Q25.7)
anomali av cerebralis dan precerebralis (Q28.0-Q28.3)
haemangioma dan lymphangioma (D18.-)
Q27.0 Absen dan hipoplasia kongenital arteri umbilikalis
Single umbilical artery a. umbilikalis tunggal
Q27.1 Stenosis kongenital arteri renalis
Q27.2 Malformasi kongenital lain arteri renalis
Malformasi kongenital arteri renalis NOS,
Arteri renalis ganda
Q27.3 Malformasi arteriovena perifer
Aneurisma arteriovena
Kecuali: aneurisma arteriovena didapat (I77.0)
Q27.4 Phlebektasia kongenital

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q27.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem


vaskuler perifer
A. subclavia aberrant,
Absen arteri atau vena NEC, atresia arteri atau vena NEC
Striktura arteri kongenital
Aneurisma (perifer) kongenital
Varix kongenital:
Q27.9 Malformasi kongenital sistem vaskuler perifer, tidak
dijelaskan
Anomali arteri atau vena NOS

Q28 Malformasi kongenital lain sistem sirkulasi


Kecuali: aneurisma kongenital:
NOS (Q27.8), perifer (Q27.8)
retina (Q14.1), koroner (Q24.5), pulmonalis (Q25.7),
ruptur pada:
malformasi arteriovena serebralis (I60.8)
malformasi pembuluh preserebralis (I72.-)
Q28.0 Malformasi arteriovena pembuluh preserebralis
Aneurisma arteriovena preserebralis kongenital
(nonruptured)
Q28.1 Malformasi lain pembuluh preserebralis
Malformasi kongenital av. preserebralis NOS
Aneurisma kongenital preserebralis (nonruptured)
Q28.2 Malformasi arteriovena pembuluh cerebralis
Malformasi arteriovena otak NOS,
Aneurisma kongenital av serebralis (nonruptured)
Q28.3 Malformasi lain pembuluh serebralis
Malformasi kongenital av serebralis NOS
Aneurisma serebralis kongenital (nonruptured)
Q28.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem
sirkulasi
Aneurisma kongenital, situs dijelaskan NEC
Q28.9 Malformasi kongenital sistem sirkulasi, tidak dijelaskan

Malformasi kongenital sistem pernafasan (Q30-Q34)


Q30 Malformasi kongenital hidung
Kecuali: deviasi kongenital septum hidung(Q67.4)
Q30.0 Atresia choanae
Atresia nares (anterior)(posterior)
Stenosis kongenital nares (anterior)(posterior)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q30.1 Hidung agenesis dan kurang berkembang


Absen kongenital hidung
Q30.2 Hidung retak, cekung dan belah
Q30.3 Perforasi kongenital septum nasalis
Q30.8 Malformasi kongenital lain hidung
Accessory nose hidung tambahan
Anomali kongenital dinding sinus hidung
Q30.9 Malformasi kongenital hidung, tidak dijelaskan

Q31 Malformasi kongenital larynx


Q31.0 Web pada larynx
Web pada: larynx: NOS, glottis, subglottis
Q31.1 Stenosis kongenital subglottis
Q31.2 Hipoplasia larynx
Q31.3 Laryngokel
Q31.4 Stridor larynx kongenital
Stridor kongenital (larynx) NOS
Q31.8 Malformasi kongenital lain pada larynx
rawan cricoid, thyroid, epiglottis, glottis, larynx::
absen, agenesis, atau atresia
cleft thyroid cartilage rawan tiroid belah
posterior cleft of cricoid cartilage rawan cricoid belah di
belakang
fissura epiglottis
stenosis kongenital larynx NEC,
Q31.9 Malformasi kongenital larynx, tidak dijelaskan

Q32 Malformasi kongenital trachea dan bronchus


Kecuali: bronkhiektasis kongenital (Q33.4)
Q32.0 Tracheomalasia kongenital
Q32.1 Malformasi kongenital lain pada trachea
Anomali rawan trakhea
Atresia trakhea
Trakheokel kongenital
Trakhea dengan dilatasi, malformasi, dan stenosis
kongenital
Q32.2 Bronchomalasia kongenital
Q32.3 Stenosis kongenital bronkhus
Q32.4 Malformasi kongenital lain bronkhus
Bronkhus: absen, agenesis, atresia, divertikulum,
malformasi kongenital NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q33 Malformasi kongenital paru-paru


Q33.0 Congenital cystic lung - paru-paru berisi kista kongential
Congenital honeycomb lung
Congenital cystic atau polycystic lung disease
Kecuali: cystic lung disease, didapat atau tidak dijelaskan
(J98.4)
Q33.1 Accessory lobe pada paru-paru lobus tambahan
Q33.2 Sequestrasi paru-paru - pemisahan
Q33.3 Agenesis paru-paru
Absen (lobus) paru-paru
Q33.4 Bronkhiektasia kongenital
Q33.5 Jaringan ektopik dalam paru-paru
Q33.6 Hipoplasia dan displasia paru-paru
Kecuali: hipoplasia paru-paru yang terkait dengan
kehamilan singkat (P28.0)
Q33.8 Malformasi kongenital lain pada paru-paru
Q33.9 Malformasi kongenital paru-paru, tidak dijelaskan

Q34 Malformasi kongenital lain pada sistem pernafasan


Q34.0 Anomali pleura
Q34.1 Kista kongenital mediastinum
Q34.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem
pernafasan
Atresia nasopharynx
Q34.9 Malformasi kongenital sistem pernafasan, tidak
dijelaskan
Absen kongenital organ pernafasan
Anomali kongenital NOS organ pernafasan

Cleft lip dan cleft palate (Q35-Q37)


Kecuali: Sindroma Robin (Q87.0)

Q35 Cleft palate


Termasuk: fissura palatum, palatoskhisis
Kecuali: cleft palate dengan cleft lip (Q37.-)
Q35.0 Cleft hard palate, bilateral
Q35.1 Cleft hard palate, unilateral, NOS
Q35.2 Cleft soft palate, bilateral
Q35.3 Cleft soft palate, unilateral, NOS
Q35.4 Cleft hard palate dengan cleft soft palate, bilateral
Q35.5 Cleft hard palate dengan cleft soft palate, unilateral;
NOS
Q35.6 Cleft palate, medial

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q35.7 Cleft uvula


Q35.8 Cleft palate, tidak dijelaskan, bilateral
Q35.9 Cleft palate, tidak dijelaskan, unilateral, NOS

Q36 Cleft lip


Termasuk: cheiloschisis, labioskhisis, fissura kongenital
bibir, harelip, labium leporinum
Kecuali: cleft lip dengan cleft palate (Q37.-)
Q36.0 Cleft lip, bilateral
Q36.1 Cleft lip, medial
Q36.9 Cleft lip, unilateral, NOS

Q37 Cleft palate dengan cleft lip


Q37.0 Cleft hard palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.1 Cleft hard palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.2 Cleft soft palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.3 Cleft soft palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.4 Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.5 Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, unilateral,
NOS
Q37.8 Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip,
bilateral
Q37.9 Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip,
unilateral, NOS

Malformasi kongenital sistem pencernaan lain (Q38-


Q45)
Q38 Malformasi kongenital lain tongue, mouth and pharynx
Kecuali: macrostomia (Q18.4), microstomia (Q18.5)
Q38.0 Malformasi kongenital bibir, not elsewhere classified
Fistula kongenital bibir, malformasi kongenital bibir NOS
Sindroma Van der Woude
Kecuali: cleft lip (Q36.-), cleft lip dengan cleft palate
(Q37.-)
macrocheilia (Q18.6), microcheilia (Q18.7)
Q38.1 Ankiloglossia
Tongue tie [lidah kaku, seperti dasi]
Q38.2 Makroglossia
Q38.3 Malformasi kongenital lidah lainnya
Aglossia, hipoglossia, mikroglossia
Hipoplasia lidah, lidah bifida [belah seperti bercabang]
Adhesi kongenital lidah, fissura kongenital lidah

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Malformasi kongenital lidah NOS


Q38.4 Malformasi kongenital kelenjar dan saluran saliva
Kelenjar atau saluran saliva: absen, atresia, tambahan
Fistula kongenital kelenjar saliva
Q38.5 Malformasi palatum kongenital, n.e.c.
Absen uvula, high arched palate [palatum melengkung
tinggi]
Malformasi kongenital palatum NOS,
Kecuali: cleft palate (Q35.-), cleft palate dengan cleft lip
(Q37.-)
Q38.6 Malformasi kongenital mulut lainnya
Malformasi kongenital mulut NOS
Q38.7 Pharyngeal pouch
Divertikulum pharynx
Kecuali: pharyngeal pouch syndrome (D82.1)
Q38.8 Malformasi kongenital pharynx lainnya, NOS

Q39 Malformasi kongenital oesophagus


Q39.0 Atresia esophagus tanpa fistula
Atresia esophagus NOS
Q39.1 Atresia esophagus dengan fistula trakheo-esophagus
Atresia esophagus dengan fistula bronkho-oesophagus
Q39.2 Fistula kongenital trakheo-oesophagus tanpa atresia
Fistula kongenital trakheo-oesophagus NOS
Q39.3 Stenosis dan striktura kongenital esophagus
Q39.4 Web esophagus
Q39.5 Dilatasi kongenital esophagus
Q39.6 Divertikulum esophagus
Esophageal pouch
Q39.8 Malformasi kongenital oesophagus lainnya
Esophagus: absen, tergeser secara kongenital, atau
duplikasi
Q39.9 Malformasi kongenital esophagus, tidak dijelaskan

Q40 Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas


Q40.0 Stenosis pilorus hipertrofika kongenital
Pilorus dengan kelainan kongenital atau infantil beurpa:
hipertrofi, stenosis, konstriksi, spasme, atau striktura
Q40.1 Hiatus hernia kongenital
Masuknya cardia [bagian lambung] melalui hiatus
esophagus
Kecuali: hernia diaphragma kongenital (Q79.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q40.2 Malformasi kongenital laimbung lainnya


Duplikasi lambung
Megalogastria, mikrogastria
Kardiospasme kongenital lambung
Bentuk hourglass kongenital lambung
Pergeseran atau divertikulum kongenital lambung
Q40.3 Malformasi kongenital lambung, tidak dijelaskan
Q40.8 Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas
Q40.9 Malformasi kongenital saluran pencernaan atas, tidak
dijelaskan
anomali atau deformitas kongenital saluran pencernaan
atas NOS

Q41 Absen, atresia and stenosis kongenital usus halus


Termasuk: obstruksi, oklusi dan striktura kongenital pada
usus halus atau usus NOS
Kecuali: ileus mekonium (E84.1)
Q41.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital duodenum
Q41.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital jejunum
Jejunum imperforata, apple peel syndrome,
Q41.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital ileum
Q41.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus
halus
Q41.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus halus, tidak
dijelaskan, NOS

Q42 Absen, atresia and stenosis kongenital usus besar


Termasuk: obstruksi, oklusi dan striktura kongenital usus
besar
Q42.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum dengan
fistula
Q42.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum tanpa
fistula,
Rektum imperforata
Q42.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus dengan
fistula
Q42.3 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus tanpa
fistula,
Anus imperforata
Q42.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus
besar
Q42.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus besar, tidak
dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q43 Malformasi kongenital lain usus


Q43.0 Diverticulum Meckel
Duktus omphalomesenterika atau duktus vitelline persisten
Q43.1 Penyakit Hirschsprung
Aganglionosis
Megakolon (aganglionik) kongenital
Q43.2 Kelainan fungsional kongenital lain kolon
Dilatasi kongenital kolon
Q43.3 Malformasi kongenital fiksasi usus
Adhesi [band] kongenital: anomali omentum, peritoneum
Membran Jackson, malrotasi kolon, mesenterium universal
Rotasi caecum dan kolon yang gagal, inkomplit, tidak
memadai
Q43.4 Duplikasi usus
Q43.5 Anus ektopik
Q43.6 Fistula kongenital rektum dan anus
Kecuali: fistula kongenital: rectovagina (Q52.2),
urethrorektum (Q64.7)
fistula atau sinus pilonida (L05.-)
disertai oleh absen, atresia dan stenosis (Q42.0,
Q42.2)
Q43.7 Kloaka persisten
Kloaka NOS
Q43.8 Malformasi kongenital lain usus
Dolichocolon [kolon panjang], microcolon,
megaloappendix, megaloduodenum
Transposisi: appendix, usus halus, kolon
Blind loop syndrome kongenital
Divertikulitis kongenital kolon, divertikulum kongenital
usus:
Q43.9 Malformasi kongenital usus, tidak dijelaskan

Q44 Malformasi kongenital kantong empedu, saluran empedu


dan hati
Q44.0 Agenesis, aplasia dan hypoplasia kantong empedu
Absen kongenital kantong empedu
Q44.1 Malformasi kongenital lain kantong empedu
Malformasi kongenital kantong empedu NOS
Kantong empedu intrahepatik
Q44.2 Atresia saluran empedu
Q44.3 Stenosis dan striktura kongenital saluran empedu
Q44.4 Choledochal cyst [kista saluran empedu]

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q44.5 Malformasi kongenital lain saluran empedu


Duktus hepatikus tambahan
Duplikasi duktus biliaris atau duktus kistikus
Malformasi kongenital saluran empedu NOS
Q44.6 Penyakit kista hati
Penyakit fibrokista hati
Q44.7 Malformasi kongenital lain hati
Hati tambahan
Sindroma Alagille
Absen kongenital hati, hepatomegali kongenital
Malformasi kongenital hati NOS

Q45 Malformasi kongenital lain sistem pencernaan


Kecuali: hernia diafragmatika kongenital (Q79.0), hiatus
hernia kongenital (Q40.1)
Q45.0 Agenesis, aplasia dan hypoplasia pankreas
Absen kongenital pankreas
Q45.1 Pankreas annularis[pankreas seperti cincin]
Q45.2 Kista kongenital pankreas
Q45.3 Malformasi kongenital lain pankreas and duktus
pankreatikus
Pankreas tambahan
Malformasi kongenital pankreas atau duktus pankreatikus
NOS
Kecuali: diabetes mellitus kongenital (E10.-) atau
neonatus (P70.2)
penyakit fibrokista pankreas (E84.-)
Q45.8 Malformasi kongenital sistem pencernaan lainnya
Absen (komplit)(parsial) saluran pencernaan NOS
Duplikasi atau malposisi kongenital organ pencernaan NOS
Q45.9 Malformasi kongenital sistem pencernaan, tidak
dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital sistem pencernaan
NOS

Malformasi kongenital organ-organ genital (Q50-Q56)


Kecuali: sindroma resistensi androgen (E34.5); sindroma
femininasi testis (E34.5)
sindroma yang terkait dengan anomali jumlah dan
bentuk kromosom (Q90-Q99)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q50 Malformasi kongenital ovarium, tuba fallopii dan


ligamentum latum
Q50.0 Absen kongenital ovarium
Kecuali: sindroma Turner (Q96.-)
Q50.1 Developmental ovarian cyst [ kista ovarium masa
perkembangan]
Q50.2 Torsi kongenital ovarium
Q50.3 Malformasi kongenital lain ovarium
Ovarium tambahan, ovarian streak (berbentuk khas),
Malformasi kongenital ovarium NOS
Q50.4 Kista embronik tuba fallopii
Kista fimbria
Q50.5 Kista embronik ligamentum latum
Kista epoophoron, kista parovarium, kista saluran Gartner
Q50.6 Malformasi kongenital lain tuba fallopii dan ligamentum
latum
Absen, atresia atautambahan tuba fallopii dan ligamentum
latum
Malformasi kongenital tuba fallopii dan ligamentum latum
NOS

Q51 Malformasi kongenital uterus dan cervix


Q51.0 Agenesis dan aplasia uterus
Absen kongenital uterus
Q51.1 Uterus kembar dengan cervix dan vagina kembar
Q51.2 Uterus kembar lainnya
Uterus kembar NOS
Q51.3 Bicornate uterus bercabang dua
Q51.4 Unicornate uterus seperti bertanduk satu
Q51.5 Agenesis dan aplasia cervix
Absen kongenital cervix
Q51.6 Kista embrionik cervix
Q51.7 Fistula kongenital antara uterus dengan saluran
pencernaan dan saluran urin
Q51.8 Malformasi kongenital lain uterus dan cervix:
Hipoplasia uterus dan cervix
Q51.9 Malformasi kongenital uterus dan cervix, tidak
dijelaskan

Q52 Malformasi kongenital lain genitalia wanita


Q52.0 Absen kongenital vagina
Q52.1 Vagina kembar
Septate vagina [vagina berseptum]

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kecuali: vagina kembar dengan uterus dan cervix kembar


(Q51.1)
Q52.2 Fistula rektovaginalis kongenital
Kecuali: kloaka (Q43.7)
Q52.3 Hymen imperforata
Q52.4 Malformasi kongenital vagina lainnya
Malformasi kongenital vagina NOS
Kista kongenital kanalis Nucki atau kista vagina embrionik
Q52.5 Fusi labia
Q52.6 Malformasi kongenital clitoris
Q52.7 Malformasi kongenital vulva lainnya
Absen kongenital, kista kongenital, atau malformasi
kongenital NOS pada vulva
Q52.8 Malformasi kongenital genitalia wanita lainnya
Q52.9 Malformasi kongenital genitalia wanita, tidak dijelaskan

Q53 Undescended testicle


Q53.0 Testis ektopik
Testes ektopik unilateral atau bilateral
Q53.1 Undescended testicle, unilateral
Q53.2 Undescended testicle, bilateral
Q53.9 Undescended testicle, tidak dijelaskan
Cryptorchism NOS

Q54 Hypospadias [muara uretra di permukaan bawah penis]


Kecuali: epispadias (Q64.0) [muara uretra di permukaan atas
penis]
Q54.0 Hipospadias, balanic [muara di glans penis bagian
bawah]
Hipospadias: koronalis, glandularis
Q54.1 Hipospadias, penis
Q54.2 Hipospadias, penoskrotum[muara di bawah di dekat
skrotum]
Q54.3 Hipospadias, perineum [muara di bawah di dekat
perineum]
Q54.4 Congenital chordee [penis ereksi membengkok dan
nyeri]
Q54.8 Hipospadias lain
Q54.9 Hipospadias, tidak dijelaskan

Q55 Malformasi kongenital lain organ genitalia pria


Kecuali: hidrokel kongenital (P83.5); hipospadias (Q54.-)
Q55.0 Absen dan aplasia testis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Monorkhism
Q55.1 Hipoplasia testis dan skrotum
Fusi testes
Q55.2 Malformasi kongenital testis dan skrotum lainnya
Malformasi kongenital testis atau skrotum NOS
Poliorkhismus, testis retraktil, testis migrans
Q55.3 Atresia vas deferens
Q55.4 Malformasi kongenital lain vas deferens, epididimis,
vesikula seminalis, dan prostat
Malformasi kongenital NOS vas deferens, epididimis,
vesikula seminalis, dan prostat
Absen atau aplasia prostat atau spermatic cord
Q55.5 Absen and aplasia kongenital penis
Q55.6 Malformasi kongenital penis lainnya
Malformasi kongenital penis NOS
Kurvatura penis (lateral), hipoplasia penis
Q55.8 Malformasi kongenital organ genitalia pria lainnya
Q55.9 Malformasi kongenital organ genitalia pria, tidak
dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital NOS organ genitalia
pria

Q56 Indeterminate sex dan pseudohermafroditism


Kecuali: pseudohermafroditism dengan anomali kromosom
yang dijelaskan (Q96-Q99)
pseudohermafroditism wanita, dengan kelainan korteks
adrenal (E25.-)
pseudohermafroditism pria, dengan resistensi androgen
(E34.5)
Q56.0 Hermafroditism, n.e.c [memiliki ciri-ciri pria dan wanita]
Ovotestis
Q56.1 Pseudohermafhroditism pria, n.e.c
Pseudohermafroditism pria NOS
Q56.2 Pseudohermafroditism wanita, n.e.c
Pseudohermafroditism wanita NOS
Q56.3 Pseudohermafroditism, tidak dijelaskan
Q56.4 Indeterminate sex, tidak dijelaskan
Ambiguous genitalia

Malformasi kongenital sistem perkemihan (Q60-Q64)


Q60 Agenesis ginjal dan defek reduksi ginjal lainnya
Termasuk: atrofi kongenital atau infantil ginjal

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

absen kongenital ginjal


Q60.0 Agenesis ginjal, unilateral
Q60.1 Agenesis ginjal, bilateral
Q60.2 Agenesis ginjal, tidak dijelaskan
Q60.3 Hipoplasia ginjal, unilateral
Q60.4 Hipoplasia ginjal, bilateral
Q60.5 Hipoplasia ginjal, tidak dijelaskan
Q60.6 Potter's syndrome [kedua ginjal absen]

Q61 Cystic kidney disease


Kecuali: kista ginjal didapat (N28.1), sindroma Potter (Q60.6)
Q61.0 Kista tunggal kongenital ginjal
Kista ginjal (kongenital) (tunggal)
Q61.1 Ginjal polikista, jenis infantil
Q61.2 Ginjal polikista, jenis dewasa
Q61.3 Ginjal polikista, tidak dijelaskan
Q61.4 Displasia ginjal
Q61.5 Medullary cystic kidney [kista medulla ginjal]
Sponge kidney NOS
Q61.8 Penyakit kista ginjal lainnya
Ginjal fibrokista, degenerasi atau penyakit ginjal fibrokista
Q61.9 Penyakit kista ginjal, tidak dijelaskan
Sindroma Meckel-Gruber

Q62 Cacad obstruktif kongenital pelvis ginjal dan malformasi


kongenital ureter
Q62.0 Hidronefrosis kongenital
Q62.1 Atresia dan stenosis ureter
Oklusi kongenital ureter, ureteropelvic junction dan muara
ureterovesikalis
Impervious ureter [ureter tak bisa dilalui cairan]
Q62.2 Megaloureter kongenital
Dilatasi kongenital ureter
Q62.3 Cacad obstruktif pelvis ginjal dan ureter lainnya
Ureterokel kongenital
Q62.4 Agenesis ureter
Ureter absen
Q62.5 Ureter kembar
Ureter tambahan atau kembar
Q62.6 Malposisi ureter
Ureter atau muara ureter deviasi, bergeser, ektopik,
kelainan implantasi

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q62.7 Reflux kongenital vesiko-uretero-renal


Q62.8 Malformasi kongenital ureter lainnya
Anomali ureter NOS

Q63 Malformasi kongenital lain ginjal


Kecuali: sindroma nefrotik kongenital (N04.-)
Q63.0 Accessory kidney [ginjal tambahan]
Q63.1 Lobulated, fused and horseshoe kidney [berlobus,
menyatu, sepatu kuda]
Q63.2 Ectopic kidney
Ginjal salah letak kongenital, malrotasi ginjal
Q63.3 Ginjal hyperplastik dan raksasa
Q63.8 Malformasi kongenital ginjal lainnya
Batu ginjal kongenital
Q63.9 Malformasi kongenital ginjal, tidak dijelaskan

Q64 Malformasi kongenital lain sistem perkemihan


Q64.0 Epispadias [muara uretra di permukaan atas penis]
Kecuali: hypospadias (Q54.-)
Q64.1 Exstrophy kandung kemih
Ektopia vesikae; extroversi kandung kemih
Q64.2 Congenital posterior urethral valves [katup uretra
posterior kongenital]
Q64.3 Atresia dan stenosis urethra dan leher bladder lainnya
Obstruksi kongenital leher bladder
Striktura kongenital urethra, meatus urinarius, dan
orifisium vesikourethrae
Impervious urethra [urethra tak bisa dilewati cairan]
Q64.4 Malformasi urachus
Kista urachus, urachus paten, prolaps urachus
Q64.5 Absen kongenital bladder dan urethra
Q64.6 Divertikulum kongenital bladder
Q64.7 Malformasi kongenital lain bladder dan urethra
Bladder dan urethra tambahan
Urethra atau meatus urinarius kembar
Hernia kongenital bladder
Malformasi kongenital bladder atau urethra NOS
Prolaps kongenital bladder (mukosa), urethra, dan meatus
urinarius
Fistula kongenital urethrorektum
Q64.8 Malformasi kongenital sistem perkemihan lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q64.9 Malformasi kongenital sistem perkemihan, tidak


dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital sistem perkemihan
NOS

Malformasi dan deformasi kongenital muskuloskeleton


(Q65-Q79)
Q65 Deformitas kongenital panggul
[dislokasi = terlepas dari sendi; subluksasio = dislokasi parsial]
Kecuali: clicking hip (R29.4)
Q65.0 Dislokasi kongenital panggul, unilateral
Q65.1 Dislokasi kongenital panggul, bilateral
Q65.2 Dislokasi kongenital panggul, tidak dijelaskan
Q65.3 Subluksasio kongenital panggul, unilateral
Q65.4 Subluksasio kongenital panggul, bilateral
Q65.5 Subluksasio kongenital panggul, tidak dijelaskan
Q65.6 Unstable hip
Dislocatable or subluxatable hip [mudah dislokasi atau
subluksasi]
Q65.8 Deformitas kongenital panggul lainnya
Anteversi leher femur, displasia kongenital acetabulum
Koxa valga kongenital [koksa saling mendekat, kaki jadi
menjauhi sumbu tubuh]
Koxa vara kongenital [koksa saling menjauh, kaki jadi
mendekati sumbu tubuh]
Q65.9 Deformitas kongenital panggul, tidak dijelaskan

Q66 Congenital deformities of feet


Kecuali: cacad reduksi kaki (Q72.-), deformitas (didapat)
valgus (M21.0) atau varus (M21.1)
Q66.0 Talipes equinovarus [berjalan di jari, kaki bengkok
permanen ke depan]
Q66.1 Talipes calcaneovarus [berjalan pada tumit, kaki
bengkok ke atas]
Q66.2 Metatarsus varus [kaki menghadap ke dalam]
Q66.3 Deformitas varus kongenital kaki lainnya
Hallux varus, kongenital [ibu jari kaki membengkok ke
garis tengah]
Q66.4 Talipes calcaneovalgus [kaki menghadap ke luar,
berjalan pada tumit]
Q66.5 Pes planus kongenital [kaki datar]
Flat foot kongenital, rigid, atau spastic (eversi)
Q66.6 Deformitas valgus kongenital kaki lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Metatarsus valgus [kaki menghadap ke luar]


Q66.7 Pes cavus [kaki sangat cekung, (claw foot)]
Q66.8 Deformitas kongenital kaki lainnya
Talipes NOS, talipes asimetris (talipes = tak bisa berjalan
pada telapak kaki):
Clubfoot NOS, hammer toe kongenital [jari seperti palu]
Koalisi tarsus, talus vertikal
Q66.9 Deformitas kongenital kaki, tidak dijelaskan

Q67 Deformitas muskuloskeleton kongenital pada kepala, muka,


spina dan dada
Kecuali: sindroma malformasi kongenital yang diklasifikasi
pada Q87.-
Potter's syndrome (Q60.6) bilateral renal agenesis
Q67.0 Facial asymmetry [muka tidak simetris]
Q67.1 Compression facies [muka seperti terjepit]
Q67.2 Dolichocephaly [kepala lebih lonjong daripada normal]
Q67.3 Plagiocephaly [bentuk kepala kacau (distorted)]
Q67.4 Deformitas kongenital tengkorak, muka dan rahang
lainnya
Depresi [cekungan] pada tengkorak
Deviasi kongenital septum nasalis,
Squash or bent nose, congenital [hidung tergencet atau
bengkok kongenital]
Atrofi atau hipertrofi hemifasial (separo muka)
Kecuali: dentofasial anomalies [Termasuk maloklusi]
(K07.-)
syphilitic saddle nose (A50.5)
Q67.5 Deformitas kongenital tulang punggung
Skoliosis kongenital: postural atau NOS
Kecuali: skoliosis idopatik infantil (M41.0 )
skoliosis akibat malformasi kongenital tulang (Q76.3)
Q67.6 Pectus excavatum
Congenital funnel chest (dada seperti cerocok)
Q67.7 Pectus carinatum
Congenital pigeon chest (dada seperti merpati)
Q67.8 Deformaitas kongenital dada lainnya
Deformitas kongenital dinding dada NOS

Q68 Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya


Kecuali: cacad reduksi anggota (Q71-Q73)
Q68.0 Deformitas kongenital m. sternocleidomastoideus

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Torticollis (sternomastoid) kongenital kepala tertarik ke


satu sisi
Kontraktur (m.) sternocleidomastoid, tumor (kongenital)
sternomastoid
Q68.1 Deformitas kongenital tangan
Congenital clubfinger jari seperti gada
Spade-like hand (congenital) tangan seperti spade
Q68.2 Deformitas kongenital lutut
Dislokasi kongenital lutut, genu recurvatum kongenital:
Q68.3 Congenital bowing pada femur [femur seperti busur]
Kecuali: anteversi (leher) femur (Q65.8)
Q68.4 Congenital bowing pada tibia dan fibula
Q68.5 Bengkok kongenital tulang panjang tungkai, tidak
dijelaskan
Q68.8 Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya
Deformitas kongenital klavikula, siku, lengan bawah, dan
skapula
Dislokasi kongenital siku dan bahu

Q69 Polidaktili
Q69.0 Accessory finger(s) jari tangan tambahan
Q69.1 Accessory thumb(s) ibu jari tangan tambahan
Q69.2 Accessory toe(s) [jari kaki tambahan]
Accessory hallux [ibu jari kaki tambahan]
Q69.9 Polidaktili, tidak dijelaskan
Supernumerary digit(s) NOS [jari banyak]

Q70 Sindactili
Q70.0 Fused fingers [jari bersatu]
Sindaktili kompleks jari tangan dengan sinostosis
Q70.1 Webbed fingers [jari seperti jaring]
Sindakctili simpleks jari tangan tanpa sinostosis
Q70.2 Fused toes [jari kaki bersatu]
Sindaktili kompleks jari kaki dengan sinostosis
Q70.3 Webbed toes [jari kaki seperti jaring]
Sindaktili simpleks jari kaki tanpa sinostosis
Q70.4 Polisindaktili
Q70.9 Sindaktili, tidak dijelaskan
Symphalangy NOS

Q71 Cacad reduksi anggota atas


Q71.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) atas

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q71.1 Absen kongenital lengan atas dan bawah, tangan ada


[INGAT: DAN = DAN/ATAU]
Q71.2 Absen kongenital lengan bawah dan tangan keduanya
Q71.3 Absen kongenital tangan dan jari (-jari)
Q71.4 Cacad reduksi longitudinal radius
Clubhand (congenital), radial clubhand
Q71.5 Cacad reduksi longitudinal ulna
Q71.6 Lobster-claw hand
Q71.8 Cacad reduksi lain anggota (-anggota) atas
Pemendekan kongenital anggota (-anggota) atas
Q71.9 Cacad reduksi lain anggota atas, tidak dijelaskan

Q72 Cacad reduksi anggota bawah


Q72.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) bawah
Q72.1 Absen kongenital paha dan tungkai bawah, kaki ada
Q72.2 Absen kongenital tungkai bawah dan kaki keduanya
Q72.3 Absen kongenital kaki dan jari (-jari) kaki
Q72.4 Cacad reduksi longitudinal femur
Defisiensi fokal femur proksimal
Q72.5 Cacad reduksi longitudinal tibia
Q72.6 Cacad reduksi longitudinal fibula
Q72.7 Split foot [kaki belah]
Q72.8 Cacad reduksi lain anggota (-anggota) bawah
Pemendekan kongenital anggota (-anggota) bawah
Q72.9 Cacad reduksi lain anggota bawah, tidak dijelaskan

Q73 Cacad reduksi pada anggota yang tidak dijelaskan


Q73.0 Absen kongenital anggota (-anggota) yang tidak
dijelaskan
Amelia NOS [absen kongenital anggota, atau anggota
sangat pendek]
Q73.1 Phocomelia, anggota tidak dijelaskan limb(s)
Phocomelia NOS [anggota proksimal tidak berkembang,
tangan atau kaki melekat ke badan; proksimal absen atau
kurang berkembang, distal normal]
Q73.8 Cacad reduksi lain pada anggota (-anggota) yang tidak
dijelaskan
Cacad reduksi longitudinal pada anggota yang tidak
dijelaskan
Ectromelia anggota NOS (absen satu anggota atau lebih)
Hemimelia anggota NOS (lengan dan tungkai sangat
pendek)
Cacad reduksi anggota NOS

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q74 Malformasi kongenital anggota lainnya


Kecuali: polidaktili (Q69.-), sindaktili (Q70.-), cacad reduksi
anggota (Q71-Q73)
Q74.0 Malformasi kongenital anggota atas lainnya, Termasuk
gelang bahu
Disostosis kleidocranialis, pseudarthrosis kongenital
klavikula
Sinostosis radioulnaris, tulang karpal tambahan
Makrodaktilia (fingers), triphalangeal thumb [ibu jari
dengan tiga phalanks]
Deformitas Madelung, deformitas Sprengel
Q74.1 Malformasi kongenital lutut
Absen kongenital patella, patella rudimenter
Dislokasi kongenital patella
Genu valgum kongenital, genu varum kongenital
Kecuali: dislokasi kongenital lutut (Q68.2),
genu recurvatum kongenital (Q68.2)
nail patella syndrome (Q87.2)
Q74.2 Malformasi kongenital anggota bawah lainnya),
Termasuk lingkaran panggul
Fusi kongenital sendi sacroiliaca
Malformasi kongenital (sendi) tumit dan sakroiliaka
Kecuali: anteversi (leher) femur (Q65.8)
Q74.3 Arthrogryposis multiplex congenita [sendi terfiksir
dalam fleksi (kontraktur)]
Q74.8 Malformasi kongenital anggota lainnya
Q74.9 Malformasi kongenital anggota, tidak dijelaskan
Anomali kongenital anggota NOS

Q75 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka lainnya


Kecuali: anomali dentofasialis [Termasuk maloklusi] (K07.-)
cacad tengkorak yang terkait dengan anomali kongenital
otak seperti
anensefali (Q00.0), ensefalokel (Q01.-),
mikrosefali (Q02), hidrosefalus (Q03.-)
malformasi kongenital muka NOS (Q18.-)
deformitas muskuloskeleton kepala dan muka (Q67.0-
Q67.4)
sindroma malformasi kongenital yang diklasifikasi pada
Q87.-
Q75.0 Kraniosinostosis
Fusi tidak sempurna tengkorak
Akrosefali, trigonosefali, oxysefali,

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q75.1 Disostosis kraniofasialis


Penyakit Crouzon
Q75.2 Hypertelorism [jarak orbita jauh, akibat pertumbuhan
berlebihan]
Q75.3 Makrosefali
Q75.4 Disostosis mandibulofasialis
Q75.5 Disostosis okulomandibularis
Q75.8 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka
lainnya
Absen kongenital tulang tengkorak
Deformitas kongenital dahi, platybasia [lesi basis meningen
oksipitalis]
Q75.9 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka,
tidak dijelaskan
Anomali kongenital: tulang muka NOS, tulang tengkorak
NOS

Q76 Malformasi kongenital spina dan tulang rongga dada


Kecuali: deformitas kongenital muskuloskeleton spina dan
dada (Q67.5-Q67.8)
Q76.0 Spina bifida occulta [tersembunyi]
Kecuali: meningokel (spinal) (Q05.-), spina bifida
(aperta)(cystica) (Q05.-)
Q76.1 Klippel-Feil syndrome
Sindroma fusi vertebra servikalis
Q76.2 Spondilolisthesis kongenital
Spondilolisis kongenital
Kecuali: spondilolisis (acquired) (M43.0),
spondilolisthesis (acquired) (M43.1)
Q76.3 Skoliosis kongenital akibat malformasi kongenital
tulang
Fusi hemivertebra atau kegagalan segmentasi dengan
skoliosis
Q76.4 Malformasi kongenital spina lainnya, tidak terkait
dengan skoliosis
Kelainan yang tidak dijelaskan atau tidak terrkait dengan
skoliosis pada:
absen kongenital vertebra, fusi kongenital spina
kyphosis kongenital, lordosis kongenital
malformasi kongenital (sendi) (regio) lumbosakral
hemivertebra, malformasi vertebra, platispondylisis,
supernumerary vertebra
Q76.5 Cervical rib

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Iga berlebih pada regio cervicalis


Q76.6 Malformasi kongenital iga lainnya
Iga tambahan, absen kongenital iga, fusi kongenital iga
Malformasi kongenital iga NOS
Kecuali: short rib syndrome (Q77.2)
Q76.7 Malformasi kongenital sternum
Absen kongenital sternum, sternum bifidum
Q76.8 Malformasi kongenital lain tulang rongga dada
Q76.9 Malformasi kongenital tulang rongga dada, tidak
dijelaskan

Q77 Osteochondrodysplasia dengan cacad pertumbuhan tulang


panjang dan vertebra
Kecuali: mucopolysaccharidosis (E76.0-E76.3)
Q77.0 Akhondrogenesis [anggota sangat pendek]
Hipokhondrogenesis [ossifikasi vertebra dan pelvis
terlambat]
Q77.1 Thanatophoric short stature [vertebra seperti H, femur
seperti telepon]
Q77.2 Short rib syndrome
Asphyxiating thoracic dysplasia [Jeune] [toraks atas sangat
sempit]
Q77.3 Khondrodisplasia punktata [pemendekan anggota
proksimal]
Q77.4 Achondroplasia [dahi menonjol, saddle nose, lordosis
lumbal, bowlegs]
Hipokhondroplasia [agak ringan]
Q77.5 Diastrophic dysplasia [cebol, ibu jari pendek, talipes
equinovarus terfiksir]
Q77.6 Displasi khondroektodermal
Ellis-van Creveld syndrome [pemendekan anggota distal]
Q77.7 Spondyloepiphyseal dysplasia kyphoskoliosis, muka
datar. myopia
Q77.8 Osteokhondrodisplasia lain dengan cacad pertumbuhan
tulang panjang dan vertebra
Q77.9 Osteokhondrodisplasia dengan cacad pertumbuhan
tulang panjang dan vertebra, tidak dijelaskan

Q78 Osteokhondrodisplasia lainnya


Q78.0 Osteogenesis imperfecta [pembentukan tulang tidak
sempurna]
Fragilitas ossium, osteopsathyrosis
Q78.1 Displasia fibrosa poliostotik
Sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q78.2 Osteopetrosis
Sindroma Albers-Schnberg
Q78.3 Progressive diaphyseal dysplasia [displasia diafisis
progresif]
Sindroma Camurati-Engelmann
Q78.4 Enkhondromatosis
Sindroma Maffucci, penyakit Ollier
Q78.5 Metaphyseal dysplasia
Sindroma Pyle
Q78.6 Multiple congenital exostoses
Diaphyseal aclasis
Q78.8 Osteokhondrodisplasia lainnya
Osteopoikilosis
Q78.9 Osteokhondrodisplasia, tidak dijelaskan
Khondrodistrofi NOS, osteodistrofi NOS

Q79 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, not


elsewhere classified
Kecuali: tortikollis (sternomastoid) kongenital (Q68.0)
Q79.0 Hernia diafragmatika kongenital
Kecuali: hiatus hernia kongenital (Q40.1)
Q79.1 Malformasi kongenital diafragma lainnya
Absen diafragma, eventrasi diafragma,
Malformasi kongenital diafragma NOS
Q79.2 Exomphalos
Omphalocele
Kecuali: hernia umbilikalis (K42.-)
Q79.3 Gastroskhisis [lambung belah]
Q79.4 Prune belly syndrome [lapisan otot abdomen absen]
Q79.5 Malformasi kongenital dinding abdomen lainnya
Kecuali: hernia umbilikalis (K42.-)
Q79.6 Sindrome Ehlers-Danlos [kelainan jaringan ikat, semua
jaringan melemah]
Q79.8 Malformasi kongenital lain sistem muskuloskeleton
Absen otot atau tendon, amyotrophia congenita
Pemendekan tendon kongenital, band konstriksi kongenital
Otot tambahan (aksesoris),
Sindroma Poland [kelainan ukuran dan bentuk tangan
kongenital]
Q79.9 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, tidak
dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Anomali atau deformitas NOS sistem muskuloskeleton


kongenital

Malformasi kongenital lainnya (Q80-Q89)


Q80 Congenital ichthyosis
[ichthyosis: kulit kering bersisik]
Kecuali: penyakit Refsum (G60.1)
Q80.0 Ichthyosis vulgaris
Q80.1 X-linked ichthyosis
Q80.2 Lamellar ichthyosis
Collodion baby
Q80.3 Congenital bullous ichthyosiform erythroderma
Q80.4 Harlequin fetus [Harlequin ichthyosis]
Q80.8 Ichthyosis kongenital lainnya
Q80.9 Ichthyosis kongenital, tidak dijelaskan

Q81 Epidermolysis bullosa


Q81.0 Epidermolysis bullosa simplex
Kecuali: Cockayne's syndrome (Q87.1)
Q81.1 Epidermolysis bullosa letalis
Sindroma Herlitz
Q81.2 Epidermolysis bullosa dystrophica
Q81.8 Epidermolysis bullosa lainnya
Q81.9 Epidermolysis bullosa, tidak dijelaskan

Q82 Malformasi kongenital kulit lainnya


Kecuali: congenital erythropoietic porphyria (E80.0)
acrodermatitis enteropathica (E83.2)
pilonidal cyst or sinus (L05.-)
Sturge-Weber(-Dimitri) syndrome (Q85.8)
Q82.0 Hereditary lymphoedema
Q82.1 Xeroderma pigmentosum
Q82.2 Mastocytosis
Urticaria pigmentosa
Kecuali: malignant mastocytosis (C96.2)
Q82.3 Incontinentia pigmenti [pigment tidak merata]
Q82.4 Ectodermal dysplasia (anhidrotic)
Kecuali: Ellis-van Creveld syndrome (Q77.6)
Q82.5 Naevus non-neoplastik kongenital
Birthmark NOS [tanda lahir]
Naevus: flammeus, portwine, sanguinosa, strawberry,
verrukosa

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Naevus vascular NOS


Kecuali: caf au lait spots (L81.3), lentigo (L81.4)
naevus: NOS (D22.-), melanocytic (D22.-), pigmented
(D22.-)
naevus: araneus (I78.1), spider (I78.1), stellar (I78.1)
Q82.8 Malformasi kongenital kulit lainnya
Garis tangan abnormal, tonjolan aksesoris kulit, anomali
dermatografia
Keratosis palmaris et plantaris yang diwariskan, cutis laxa
(hyperelastica)
Benign familial pemphigus [Hailey-Hailey]
Keratosis follicularis [Darier-White]
Kecuali: sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6)
Q82.9 Malformasi kongenital kulit, tidak dijelaskan

Q83 Malformasi kongenital mammae


Kecuali: absen m. pectoralis (Q79.8)
Q83.0 Absen kongenital mammae dengan absen papilla
mammae
Q83.1 Mammae tambahan
Supernumerary breast
Q83.2 Absent papilla mammae
Q83.3 Papilla mammae tambahan
Supernumerary nipple
Q83.8 Malformasi kongenital mammae lainnya
Hipoplasia mammae
Q83.9 Malformasi kongenital mammae, tidak dijelaskan

Q84 Malformasi kongenital lain integumen


Q84.0 Alopesia kongenital
Atrikhosis kongenital
Q84.1 Kekacauan morfologis rambut kongenital, n.e.c.
Rambut berbutir (beaded hair), monilethrix, pili annulati
Kecuali: Menkes' kinky hair syndrome (E83.0)
Q84.2 Malformasi kongenital lain rambut
Hipertrichosis kongenital, lanugo persisten
Malformasi kongenital rambut NOS
Q84.3 Anonikhia kuku absen
Kecuali: nail patella syndrome (Q87.2)
Q84.4 Leukonikhia kongenital kuku putih
Q84.5 Enlarged and hypertrophic nails kuku besar dan
hipertrofi

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Onikhauxis kongenital, pakhionikhia


Q84.6 Malformasi kongenital kuku lainnya
Clubnail, koilonychia (retak dan cekung),
Malformasi kongenital kuku NOS
Q84.8 Malformasi kongenital integumen lain yang dijelaskan
Aplasia kutis kongenita
Q84.9 Malformasi kongenital integumen, tidak dijelaskan
Anomaly atau deformitas kongenital integumen NOS

Q85 Phakomatoses, not elsewhere classified bercak-bercak


kulit
Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
familial dysautonomia [Riley-Day] (G90.1)
Q85.0 Neurofibromatosis (nonmalignant)
Penyakit Von Recklinghausen [neurofibroma dengan bintik
coklat pucat]
Q85.1 Tuberous sclerosis
Penyakit Bourneville, epiloia
Q85.8 Phakomatoses lainnya, n.e.c.
Sindroma:
Peutz-Jeghers bintik melanin hitam kecoklatan, dengan
poliposis GI tract
Sturge-Weber(-Dimitri) lesi merah, pink atau ungu di
daerah trigeminus
von Hippel-Lindau kista berupa tumor jinak yang isinya
organ apa saja
Kecuali: Meckel-Gruber syndrome (Q61.9)
Q85.9 Phakomatosis, tidak dijelaskan;
Hamartosis NOS

Q86 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang


diketahui, n.e.c.
Kecuali: hipotiroidism yang terkait dengan defisiensi iodin
(E00-E02)
efek nonteratogenik zat yang masuk melalui plasenta
atau ASI (P04.-)
Q86.0 Fetal alcohol syndrome (dysmorphic)
Q86.1 Fetal hydantoin syndrome
Meadow's syndrome
Q86.2 Dismorfisme akibat warfarin
Q86.8 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar
yang diketahui lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q87 Sindroma malformasi kongenital lain yang mengganggu


berbagai sistem
Q87.0 Sindroma malformasi kongenital yang terutama
mengganggu bentuk muka
Akroefalopolisindaktili, akroefalosindaktili [Apert]
Sindroma kriptoftalmos, cyclopia, whistling face [wajah
bersiul]
Sindroma: oro-facial-digital,
Sindroma: Goldenhar, Moebius, Robin, Treacher Collins
Q87.1 Sindroma malformasi kongenital yang terutama
berhubungan dengan tubuh pendek
Sindroma: Aarskog, Cockayne, De Lange, Dubowitz,
Noonan, Prader-Willi,
Sindroma: Robinow-Silverman-Smith, Russell-Silver,
Seckel, Smith-Lemli-Opitz
Kecuali: sindroma Ellis-van Creveld (Q77.6)
Q87.2 Sindroma malformasi kongenital yangterutama
mengenai anggota
Sindroma: nail patella, sirenomelia
Sindroma: Holt-Oram, Klippel-Trnaunay-Weber,
Rubinstein-Taybi
Sindroma: Trombositopenia dengan Absent Radius [TAR]
Sindroma VATER (cacad Vertebra, Anus imperforata, fistula
TrakheoEsophagus, dan displasia Radius and Renal)
Q87.3 Sindroma malformasi kongenital yang mencakup
pertumbuhan awal berlebihan
Sindroma: Beckwith-Wiedemann, Sotos, Weaver
Q87.4 Sindroma Marfan
Q87.5 Sindroma malformasi kongenital dengan perubahan lain
pada tulang lainnya
Q87.8 Sindroma malformasi kongenital lain yang dijelaskan,
n.e.c.
Sindroma: Alport, Laurence-Moon(-Bardet)-Biedl,
Zellweger

Q89 Malformasi kongenital lain, n.e.c.


Q89.0 Malformasi kongenital limpa
Asplenia (kongenital),
Splenomegaly kongenital
Kecuali: isomerisme atrial appendages (dengan asplenia
atau polysplenia) (Q20.6)
Q89.1 Malformasi kongenital kelenjar adrenal
Kecuali: hiperplasia kongenital adrenal (E25.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q89.2 Malformasi kongenital kelenjar endokrin lain


Malformasi kongenital kelenjar parathyroid atau thyroid
Duktus thyroglossus persisten; kista thyroglossus
Q89.3 Situs inversus
Dextrocardia dengan situs inversus
Mirror-image atrial arrangement dengan situs inversus
Situs inversus: abdominalis, thoracis
Situs transversus: abdominalis, thoracis
Transposisi visera: abdomen, thoraks
Kecuali: dextrocardia NOS (Q24.0)
Q89.4 Conjoined twins kembar siam
Kraniopagus, disefali, double monster, pigopagus,
torakopagus
Q89.7 Malformasi kongenital ganda, n.e.c.
Monster NOS
Anomali atau deformitas kongenital ganda NOS
Kecuali: sindroma malformasi kongenital yang
mengganggu banyak sistem (Q87.-)
Q89.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan
Q89.9 Malformasi kongenital, tidak dijelaskan
Anomali kongenital NOS, deformitas kongenital NOS

Kelainan kromosom, not elsewhere classified (Q90-Q99)


Q90 Sindroma Down
Q90.0 Trisomi 21, nondisjunction meiosis
Q90.1 Trisomi 21, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q90.2 Trisomi 21, translokasi
Q90.9 c Down, tidak dijelaskan
Trisomi 21 NOS [pada posisi 21 terdapat 3 kromosom,
bukan sepasang]

Q91 Sindroma Edwards and Sindroma Patau


Q91.0 Trisomi 18, nondisjunction meiosis
Q91.1 Trisomi 18, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q91.2 Trisomi 18, translokasi
Q91.3 Sindroma Edwards, tidak dijelaskan
Q91.4 Trisomi 13, nondisjunction meiosis
Q91.5 Trisomi 13, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q91.6 Trisomi 13, translokasi
Q91.7 Sindroma Patau, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q92 Trisomi dand trisomi parsial pada autosome, not elsewhere


classified
Termasuk: translokasi dan insersi yang tidak berimbang
Kecuali: trisomi kromosom 13, 18, 21 (Q90-Q91)
Q92.0 Trisomi whole chromosome, nondisjunction meiosis
Q92.1 Trisomi whole chromosome, mosaicism (nondisjunction
mitosis)
Q92.2 Trisomi parsial mayor
Duplikasi whole arm atau lebih.
Q92.3 Trisomi parsial minor
Duplikasi kurang dari whole arm
Q92.4 Duplikasi hanya terlihat pada prometafase
Q92.5 Duplikasi dengan complex rearrangements lainnya
Q92.6 Kromosom extra marker
Q92.7 Triploidi dan poliploidi [sel atau organ dengan
kromosom 3N atau lebih]
Q92.8 Trisomi dan trisomi parsial lain pada autosome yang
dijelaskan
Q92.9 Trisomi dan trisomi parsial pada autosom, tidak
dijelaskan

Q93 Monosomi dan penghapusan dari autosom, n.e.c.


Q93.0 Monosomi whole chromosome, nondisjunction meiosis
Q93.1 Monosomi whole chromosome, mosaicism
(nondisjunction mitosis)
Q93.2 Kromosome diganti dengan ring or disentrik
Q93.3 Penghapusan short arm of chromosome 4
Sindroma Wolff-Hirschorn
Q93.4 Penghapusan of short arm of chromosome 5
Cri-du-chat syndrome
Q93.5 Penghapusan lain dari bagian chromosome
Q93.6 Penghapusan hanya terlihat pada prometafase
Q93.7 Penghapusan dengan complex rearrangements lainnya
Q93.8 Penghapusan dari autosom lainnya
Q93.9 Penghapusan dari autosom, tidak dijelaskan

Q95 Balanced rearrangements dan structural markers, n.e.c.


Termasuk: Translokasi dan insersi timbal balik berimbang dan
Robertson
Q95.0 Translokasi dan insersi berimbang pada individu normal
Q95.1 Inversi kromosom pada individu normal
Q95.2 Balanced autosomal rearrangement pada individu
abnormal

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q95.3 Balanced sex/autosomal rearrangement pada individu


abnormal
Q95.4 Individu dengan marker heterokromatin
Q95.5 Individu dengan autosomal fragile site
Q95.8 Balanced rearrangements dan structural markers
lainnya
Q95.9 Balanced rearrangement dan structural marker, tidak
dijelaskan

Q96 Turner's syndrome


[Perkembangan seksual wanita terhalang, ovarium tidak
berkembang]
Kecuali: sindroma Noonan (Q87.1)
Q96.0 Karyotype 45,X
Q96.1 Karyotype 46,X iso (Xq)
Q96.2 Karyotype 46,X dengan kromosom sex abnormal, Kecuali
iso (Xq)
Q96.3 Mosaicism, 45,X/46,XX or XY
Q96.4 Mosaicism, 45,X/baris sel lain dengan kromoom sex
abnormal
Q96.8 Varian lain sindroma Turner
Q96.9 Sindroma Turner, tidak dijelaskan

Q97 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe wanita, n.e.c.


Kecuali: Sindroma Turner (Q96.-)
Q97.0 Karyotype 47,XXX
Q97.1 Female dengan lebih dari 3 chromosomes X
Q97.2 Mosaicism, barisan dengan berbagai jumlah
chromosomes X
Q97.3 Female dengan karitipe 46,XY
Q97.8 Kelainan kromosom sex lainnya yang dijelaskan, fenotipe
wanita,
Q97.9 Kelainan kromosom sex, fenotipe wanita, tidak
dijelaskan

Q98 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe pria, n.e.c.


[Sindroma Klinefelter: pria dengan kromosom X ektra, steril,
berciri wanita]
Q98.0 Sindroma Klinefelter kariotipe 47,XXY
Q98.1 Sindroma Klinefelter, pria dengan lebih dari 2 kromosom
X

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Q98.2 Sindroma Klinefelter, pria dengan kariotipe 46,XX


Q98.3 Pria dengan kariotipe 46,XX lainnya
Q98.4 Sindroma Klinefelter, tidak dijelaskan
Q98.5 Kariotipe 47,XYY
Q98.6 Pria dengan kromosom sex berstruktur abnormal
Q98.7 Pria dengan mosaicism kromosom sex
Q98.8 Kelainan kromosom sex lain yang dijelaskan, male
phenotype
Q98.9 Kelainan kromosom sex, male phenotype, tidak
dijelaskan

Q99 Kelainan kromosom lain, n.e.c.


Q99.0 Chimera 46,XX/46,XY
Chimera 46,XX/46,XY true hermaphrodite
Q99.1 46,XX true hermaphrodite
46,XX dengan streak gonads
46,XY dengan streak gonads
Disgenesis gonad murni
Q99.2 Fragile X chromosome
Sindroma fragilitas X
Q99.8 Kelainan kromosom lain yang dijelaskan
Q99.9 Kelainan kromosom, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

CODING EXERCISES
1. Patent ductus arteriosus

2. Cervical spina bifida with hydrocephalus

3. Von Recklinghausen's disease

4. Pentalogy of Fallot

5. Laryngocele

6. Marfan's syndrome

7. Cyclopia

8. Downs Syndrome

9. Extra marker chromosome

10. Chimera 46, XX/46,XY

11. Ibu mengalami rubella waktu hamil, bayi lahir dengan


cortical cataracts.

12. Medial cleft palate

13. Clubfoot

14. Ventricular septal defect with pulmonary stenosis,


dextraposition of aorta and hypertrophy of the right
ventricle (semua membentuk sindroma Tetralogy of Fallot).

15. Congenital polycystic kidneys

16.Accessory toe of left foot, congenital

17. Congenital ventricular septal defect

18. Prader-Willi Syndrome

19. Cystic paru-paru, congenital

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

20. Congenital, pyloric stenosis

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

PENYAKIT-PENYAKIT KONGENITAL

1. Patent ductus arteriosus


Cari patent pada Index (Volume 3, halaman 431).
Patent
- ductus arteriosus or botalli -> Q25.0

2. Cervical spina bifida dengan hydrocephalus


Cari spina bifida pada Index (Volume 3, halaman 503).
Spina bifida
- cervical
- - with hydrocephalus -> Q05.0

3. Penyakit Von Recklinghausen


Cari Von Recklinghausen's pada Index (Volume 3, halaman
563).
Von Recklinghausen's
- disease (neurofibromatosis) -> Q85.0

4. Pentalogy Fallot
Cari Pentalogy of Fallot pada Index (Volume 3, halaman 432).
Pentalogy of Fallot -> Q21.8

5. Laryngocele
Cari laryngocele pada Index (Volume 3, halaman 330).
Laryngocele (congenital)(ventricular) -> Q31.3

6. Marfan's syndrome
Cari Marfan's syndrome pada Index (Volume 3, halaman 348).
Marfan's syndrome -> Q87.4

7. Cyclopia
Cari Cyclopia pada Index (Volume 3, halaman 123).
Cyclopia, cyclops -> Q87.0
Uraian pada Volume 1 menunjukkan bahwa kondisi ini satu dari
sejumlah sindroma yang biasanya lebih mempengaruhi penampilan
muka. Cyclopia tidak memiliki kode tersendiri.

8. Down's Syndrome
Cari Down's pada Index (Volume 3, halaman 189).
Down's disease or syndrome (see also Trisomi, 21) -> Q90.9

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Trisomi 21 pada Index (Volume 3, halaman 541) memiliki


deskripsi lebih lanjut, tapi karena tidak ada informasi yang lebih
spesifik maka kodenya adalah Q90.9.

9. Extra marker chromosome


Cari Extra pada Index (Volume 3, halaman 218).
Extra
- marker chromosomes -> Q92.6

10. Chimera 46,XX/46,XY


Cari Chimera 46,XX/46,XY pada Index (Volume 3, halaman 96).
Chimera 46,XX/46,XY -> Q99.0
Pada tabular list kelainan ini juga disebut "true hermaphroditism"
Kode ini bisa juga diperoleh dengan mencari Hermaphrodite pada
Index (Volume 3, halaman 263).

11. Mother contracted rubella during pregnancy. Baby born with


cortical cataracts.
Pada bab ini kita hanya mengkode malformasi, deformasi dan
kelainan kromosom. Jadi yang kita kode hanya kondisi bayi.
Cari cataract pada Index (Volume 3, halaman 91).
Cataract (cortical)
- congenital -> Q12.0

12. Medial cleft palate


Cari cleft pada Index (Volume 3, halaman 100).
Cleft
- palate(unilateral)
- - medial -> Q35.6
Pada tabular list terdapat exclusion note halaman 815 untuk cleft
palate dengan cleft lip terdapat kategori lain untuk kombinasi kondisi
ini.

13. Clubfoot
Cari clubfoot pada Index (Volume 3, halaman 101).
Clubfoot (congenital) -> Q66.8
Tidak terdapat informasi lebih jauh tentang apakah clubfoot ini
congenital atau acquired, kita gunakan kode utnuk Other Congenital
Deformities of feet (Q66.8, halaman 831 pada Tabular List).

14. Ventricular septal defect dengan pulmonary stenosis,


dextraposisi aorta dan hypertrophy ventricle kanan (kondisi
ini membuat sindroma Tetralogy of Fallot).

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Terdapat beberapa kondisi yang akan dikode disini, tapi


semuanya memiliki kode yang sama. Kalau semua kondisi ini hadir,
mereka disebut Tetralogy of Fallot.
Cari defect pada Index (Volume 3, halaman 134).
Defect
- ventricular septal
- - in tetralogy of Fallot -> Q21.3
Cari dextraposition pada Index (Volume 3, halaman 157).
Dextraposition, aorta
- in tetralogy of Fallot -> Q21.3
Cari hypertrophy pada Index (Volume 3, halaman 279).
Hypertrophy
- ventricle, ventricular
- in tetralogy of Fallot -> Q21.3

15. Congenital polycystic kidneys


Cari polycystic pada Index (Volume 3, halaman 447).
Polycystic
- kidney -> Q61.3
Pada Index tedapat rujukan ke infantile polycytic disease, namun
istilah 'infantile' (muncul pada bayi) tidak sama dengan 'congenital'
(telah ada ketika lahir). Jadi kode yang benar adalah Q61.3.

16. Jari tambahan kaki kiri, kongenital


Cari accessory pada Index (Volume 3, halaman 25).
Accessory
- toe -> Q69.2

17. Congenital ventricular septal defect


Cari defect pada Index (Volume 3, halaman 134).
Defect
- ventricular septal -> Q21.0

18. Prader-Willi Syndrome


Cari Prader-Willi pada Index (Volume 3, halaman 450)
Prader-Willi Syndrome -> Q87.1

19. Cystic lung, congenital


Cari cyst pada Index (Volume 3, halaman 126).
Cyst
- lung

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

- - congenital -> Q33.0

20. Pyloric stenosis, congenital


Cari stenosis pada Index (Volume 3, halaman 509).
Stenosis
- pylorus

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER XVIII. GEJALA, TANDA, DAN
HASIL ABNORMAL KLINIS DAN
LABORATORIUM, NOT ELSEWHERE
CLASSIFIED (R00-R99)
Bab ini berisi gejala, tanda, hasil abnormal pemeriksaan klinis
dan laboratorium, dan kondisi meragukan, sehingga tidak terdapat
diagnosis yang bisa diklasifikasikan di bagian lain.
Tanda dan gejala yang menunjuk cukup definitif ke suatu
diagnosis telah diletakkan pada sebuah kategori di dalam bab lain.
Secara umum, kategori dalam bab ini melibatkan kondisi dan gejala
yang kurang jelas, sehingga tanpa studi kasus yang perlu untuk
menegakkan diagnosis, mungkin akan mengarah pada dua penyakit
atau lebih, atau pada dua sistem tubuh atau lebih. Secara praktis
semua kategori dalam bab ini bisa dianggap NOS, penyebab tidak
diketahui atau sementara. Indeks alfabet harus dirujuk untuk
menentukan gejala dan tanda mana yang dialokasikan pada bab ini
atau pada bab lain. Subkategori sisa, dengan nomor .8, umumnya
disediakan untuk gejala relevan lain yang tidak bisa diklasifikasikan di
tempat lain.
Kondisi dan tanda atau gejala yang termasuk dalam kategori R00-
R99 terdiri dari:
a. kasus yang tidak bisa diberi diagnosis yang lebih spesifik
walau pun semua fakta yang berhubungan dengan kasus ini
diperiksa,
b. tanda atau gejala yang ditemukan pada encounter awal ternyata
bersifat sementara dan penyebabnya tidak bisa ditentukan,
c. diagnosis sementara pada pasien yang tidak kembali untuk
pemeriksaan atau asuhan lebih lanjut,
d. kasus yang dirujuk ke tempat lain sebelum diagnosis ditegakkan,
e. kasus yang karena suatu alasan tidak bisa diberi diagnosis yang
lebih tepat,
f. gejala tertentu, dengan informasi tambahan tersedia, yang
merupakan masalah penting tersendiri dalam asuhan medis

Kecuali: penemuan abnormal pada pemeriksaan


antenatal ibu (O28.-)
kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-
P96)

Blok-blok dalam bab ini adalah sebagai berikut:


R00-R09 Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan
TIM Ina CBG RSBK BATAM

R10-R19 Tanda dan gejala pada sistem pencernaan dan


abdomen
R20-R23 Tanda dan gejala pada kulit dan jaringan subkutis
R25-R29 Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan
muskuloskeleton
R30-R39 Tanda dan gejala pada sistem perkemihan
R40-R46 Tanda dan gejala pada kognisi, persepsi, emosi dan
tingkah laku
R47-R49 Tanda dan gejala pada bicara dan suara
R50-R69 Tanda dan gejala umum
R70-R79 Hasil abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa
diagnosis
R80-R82 Hasil abnormal pada pemeriksaan urin, tanpa
diagnosis
R83-R89 Hasil abnormal pada pemeriksaan cairan tubuh, zat
dan jaringan, tanpa diagnosis
R90-R94 Hasil abnormal pada citra diagnostik dan
pemeriksaan fungsi, tanpa diagnosis
R95-R99 Penyebab kematian yang tidak jelas dan tidak
diketahui

Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan


(R00-R09)
R00 Kelainan denyut jantung
Kecuali: kelainan yang dimulai pada masa perinatal
(P29.1)
aritmia yang dijelaskan (I47-I49)
R00.0 Tachycardia [denyut jantung cepat], tidak dijelaskan
Tachycardia: sinoauricular NOS, sinus (sinusal) NOS
R00.1 Bradycardia [denyut jantung lambat], tidak dijelaskan
Bradycardia: sinoatrial, sinus, vagal
R00.2 Palpitasi
Sadar akan denyut jantungt
R00.8 Kelainan denyut jantung lain dan tidak dijelaskan

R01 Bising jantung (cardiac murmurs) dan suara jantung


lainnya
Kecuali: yang dimulai pada masa perinatal (P29.8)
R01.0 Bising jantung ringan dan tidak berbahaya
Bising jantung fungsional
R01.1 Bising jantung, tidak dijelaskan
Cardiac bruit NOS
R01.2 Suara jantung lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Cardiac dullness [pekak jantung] meningkat atau menurun;


friksi prekordial

R02 Gangrene, not elsewhere classified


Kecuali: gas gangrene (A48.0), pyoderma gangrenosum (L88)
gangrene pada: situs tertentu yang dijelaskan - see
Alphabetical Index
gangrene pada: diabetes mellitus (E10-E14 dengan
karakter keempat .5)
gangrene pada: aterosklerosis (I70.2),. penyakit pembuluh
darah perifer lain (I73.-)

R03 Pembacaan tekanan darah abnormal, tanpa diagnosis


R03.0 Tekanan darah terbaca meningkat, tanpa diagnosis
hipertensi
Note: kategori ini untuk episode peningkatan tekanan
darah pada pasien tanpa diagnosis resmi hipertensi, atau
sebagai penemuan insidentil terpisah.
R03.1 Tekanan darah terbaca rendah yang tidak spesifik
Kecuali: hipotensi (I95.-), hipotensi neurogenik
orthostatik (G90.3)
sindroma hipotensi maternal (O26.5)

R04 Perdarahan dari saluran pernafasan


R04.0 Epistaxis
Perdarahan dari hidung, mimisan
R04.1 Perdarahan dari tenggorokan
Kecuali: haemoptysis (R04.2)
R04.2 Haemoptysis
Sputum bercampur darah, batuk dengan perdarahan
R04.8 Perdarahan dari situs lain pada saluran pernafasan
Perdarahan paru-paru NOS
Kecuali: perdarahan paru-paru perinatal (P26.-)
R04.9 Perdarahan dari saluran pernafasan, tidak dijelaskan

R05 Batuk
Kecuali: batuk psikogenik (F45.3), batuk dengan
perdarahan (R04.2)

R06 Kelainan pernafasan


Kecuali: respiratory distress (syndrome)(of): adult (J80),
newborn (P22.-)
respiratory: failure (J96.-), failure of newborn (P28.5),
arrest (R09.2),
R06.0 Dyspnoea

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Orthopnoea, shortness of breath [sesak nafas]


Kecuali: transient tachypnoea of newborn (P22.1)
R06.1 Stridor nafas berbunyi seperti air menggelegak]
Kecuali: laryngismus (stridulus) (J38.5), stridor larynx
kongenital (P28.8)
R06.2 Wheezing [nafas menciok]
R06.3 Periodic breathing
Pernafasan Cheyne-Stokes, pernafasan periodik
R06.4 Hyperventilation [nafas dalam]
Kecuali: hiperventilasi psikogenik (F45.3)
R06.5 Mouth breathing
Snoring [bunyi mendengkur, nafas melalui mulut]
Kecuali: mulut kering NOS (R68.2)
R06.6 Hiccough
Kecuali: hiccough psikogenik (F45.3)
R06.7 Sneezing [bersin]
R06.8 Kelainan bernafas lain dan tidak dijelaskan
Apnoea NOS [nafas berhenti], breath-holding (spells)
[menahan nafas]
Choking sensation [rasa tercekik], sighing [nafas bunyi
mengeluh]
Kecuali: apnoea (pada): tidur (G47.3), newborn (primary)
(P28.3), newborn (P28.4),

R07 Nyeri di tenggorokan dan dada


Kecuali: mialgia epidemik (B33.0), sore throat (acute)
NOS (J02.9), disfagia (R13)
nyeri pada: leher (M54.2), mammae (N64.4)
R07.0 Nyeri di tenggorokan
R07.1 Nyeri dada ketika bernafas
Painful respiration
R07.2 Nyeri precordial
R07.3 Nyeri dada lainnya
Nyeri dada depan NOS
R07.4 Nyeri dada, tidak dijelaskan

R09 Tanda dan gejala lain pada sistem sirkulasi dan pernafasan
Kecuali: respiratory distress (syndrome)(of): adult (J80),
newborn (P22.-)
respiratory: failure (J96.-), failure of newborn (P28.5)
R09.0 Asphyxia [tercekik]
Kecuali: asphyxia intrauterine (P20.-), asphyxia lahir
(P21.-)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

asphyxia (akibat): benda asing (T17.-), trauma (T71),


karbon monoxida (T58)
R09.1 Pleurisy [pleuritis]
Kecuali: pleurisy dengan effusi (J90)
R09.2 Respiratory arrest
Cardiorespiratory failure [gagal kardiorespirasi]
R09.3 Sputum abnormal
Jumlah, warna, atau bau sputum abnormal; sputum
berlebihan
Kecuali: sputum bercampur darah (R04.2)
R09.8 Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem
sirkulasi dan pernafasan
Perkusi abnormal, suara friksi, suara timpani pada dada
Rales [rhonchi], bruit (arterial), weak pulse [nadi lemah]

Tanda dan gejala pada sistem pencernaan dan abdomen


(R10-R19)
Kecuali: pylorospasm (K31.3), obstruksi usus (K56.-),
obstruksi usus pada bayi (P76.-)
perdarahan gastrointestinum (K92.0-K92.2), pada bayi
(P54.0-P54.3),
gejala yang dapat dirujuk ke organ genital: pria (N48-
N50), wanita (N94.-)
pylorospasme kongenital atau infantil (Q40.0)
tanda dan gejala pada sistem perkemihan (R30-R39)

R10 Nyeri abdomen dan pelvis


Kecuali: dorsalgia (M54.-), kolik ginjal (N23),
kembung dan kondisi terkait (R14)
R10.0 Acute abdomen
Nyeri hebat abdomen (umum)(lokal)(dengan kejang
abdomen)
R10.1 Nyeri lokal di abdomen atas
Nyeri epigastrium
R10.2 Nyeri pelvis dan perineum
R10.3 Nyeri lokal di bagian lain abdomen bawah
R10.4 Nyeri abdomen lain dan tidak dijelaskan
Abdominal tenderness [nyeri tekan] NOS, kolik NOS, kolik
infantil

R11 Mual dan muntah


Kecuali: muntah (pada): psikogenik (F50.5), setelah
operasi gastrointestinum (K91.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

haematemesis (K92.0), haematemesis neonatus (P54.0)


muntah berlebihan: pada kehamilan (O21.-), muntah
pada bayi (P92.0)

R12 Heartburn
Kecuali: dyspepsia (K30)

R13 Dysphagia
Sulit menelan

R14 Flatulence [kembung] dan kondisi terkait


Distensi perut (berisi gas), bloating, eructation, gas pain,
tympanites (perut)(usus)
Kecuali: aerophagy psikogenik (F45.3)

R15 Faecal incontinence


Encopresis NOS
Kecuali: yang penyebabnya nonorganik (F98.1)

R16 Hepatomegali dan splenomegali, not elsewhere classified


R16.0 Hepatomegaly, not elsewhere classified
R16.1 Splenomegaly, not elsewhere classified
R16.2 Hepatomegaly dengan splenomegaly, not elsewhere
classified
Hepatosplenomegaly NOS

R17 Jaundice yang tidak dijelaskan


Kecuali: jaundice neonatus (P55, P57-P59)

R18 Ascites
Cairan dalam rongga peritoneum

R19 Tanda dan gejala lain pada sistem pencernaan dan


abdomen
Kecuali: acute abdomen (R10.0)
R19.0 Sembab, massa atau bengkak intraabdomen dan pelvik
Sembab atau bengkak difus atau umum: intra-abdomen
NOS, pelvik NOS, umbilikus
Kecuali: distensi abdomen (gas) (R14), ascites (R18)
R19.1 Abnormal bowel sounds [bising usus abnormal]
Bisng usus: absen, hiperaktif
R19.2 Visible peristalsis [peristalsis terlihat]
Hyperperistalsis
R19.3 Abdominal rigidity [kejang abdomen]
Kecuali: yang disertai nyeri hebat abdomen (R10.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

R19.4 Change in bowel habit [perubahan kebiasaan usus]


Kecuali: konstipasi (K59.0), diare fungsional (K59.1)
R19.5 Kelainan feses lainnya
Warna feses abnormal, feses banyak sekali, mukus pada
feses
Kecuali: melaena (K92.1), melaena pada neonatus (P54.1)
R19.6 Halitosis [bau nafas tidak menyenangkan]
R19.8 Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem
pencernaan dan abdomen

Tanda dan gejala pada kulit dan jaringan subkutis


(R20-R23)
R20 Kekacauan sensasi kulit
Kecuali: anestesia dan kehilangan sensasi disosiatif
(F44.6),
kekacauan psikogenik (F45.8)
R20.0 Anaesthesia kulit
R20.1 Hypoaesthesia kulit
R20.2 Paraesthesia kulit
Formikasi, pins and needles, tingling skin, kesemutan
Kecuali: acroparaesthesia (I73.8)
R20.3 Hyperaesthesia
R20.8 Kekacauan sensasi kulit lain dan tidak dijelaskan

R21 Rash dan erupsi kulit nonspesifik lainnya

R22 Sembab, massa dan bengkak lokal pada kulit dan jaringan
subkutis
Termasuk: nodul subkutis (lokal)(superficial)
Kecuali: adipositas lokal (E65), pembesaran kelenjar
limfe (R59.-), oedema (R60.-)
massa dan bengkak pada: breast (N63), intra-abdomen
atau pelvik (R19.0)
sembab (pada): sendi (M25.4), intra-abdomen atau
pelvik (R19.0)
hasil abnormal pada citra diagnostik (R90-R93).
R22.0 Sembab, massa dan bengkak lokal pada kepala
R22.1 Sembab, massa dan bengkak lokal pada leher
R22.2 Sembab, massa dan bengkak lokal pada badan
R22.3 Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota atas
R22.4 Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota bawah
R22.7 Sembab, massa dan bengkak lokal pada situs ganda
R22.9 Sembab, massa dan bengkak lokal, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

R23 Perubahan kulit lainnya


R23.0 Cyanosis
Kecuali: acrocyanosis (I73.8), serangan sianosis pada bayi
(P28.2)
R23.1 Pallor [pucat]
Clammy skin
R23.2 Flushing [kemerahan]
Blushing berlebihan
Kecuali: keadaan menopause dan klimakterik wanita
(N95.1)
R23.3 Ecchymoses spontan
Petechiae
Kecuali: purpura (D69.-), ecchymoses pada janin dan bayi
(P54.5),
R23.4 Perubahan texture kulit
Desquamasi, indurasi, persisikan pada kulit
Kecuali: penebalan epidermis NOS (L85.9)
R23.8 Perubahan kulit lainnya dan tidak dijelaskan

Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan


muskuloskeleton (R25-R29)
R25 Pergerakan bawah sadar abnormal
Kecuali: kelainan tic (F95.-), kelainan pergerakan
stereotype (F98.4)
kelainan pergerakan spesifik (G20-G26)
R25.0 Pergerakan abnormal kepala
R25.1 Tremor, tidak dijelaskan
Kecuali: chorea NOS (G25.5)
tremor: hysterical (F44.4), essential (G25.0), intention
(G25.2)
R25.2 Cramp and spasm
Kecuali: spasme karpopedal (R29.0), spasme infantil
(G40.4)
R25.3 Fasciculation
Twitching NOS
R25.8 Pergerakan bawah sadar abnormal lain dan yang tidak
dijelaskan

R26 Kelainan gait dan mobilitas


Kecuali: ataxia: lokomotor (sifilitika) (A52.1), herediter
(G11.-), NOS (R27.0)
sindroma immobilitas (paraplegia) (M62.3)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

R26.0 Ataxic gait


Staggering gait
R26.1 Paralytic gait
Spastic gait
R26.2 Kesulitan berjalan, not elsewhere classified
R26.8 Kelainan gait dan mobilitas lain dan tidak dijelaskan
Unsteadiness on feet NOS

R27 Kehilangan koordinasi lainnya


Kecuali: hereditary ataxia (G11.-), ataxic gait (R26.0),
vertigo NOS (R42)
R27.0 Ataxia, tidak dijelaskan
R27.8 Kehilangan koordinasi lainnya dan tidak dijelaskan

R29 Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeletal


lainnya
R29.0 Tetany
Spasme karpopedal
Kecuali: tetani: histeria (F44.5), neonatus (P71.3),
tetani: parathyroid (E20.9), post-thyroidectomy
(E89.2)
R29.1 Meningismus
R29.2 Reflex abnormal
Kecuali: reflex pupil abnormal (H57.0), reflex gag
[muntah] hiperaktif (J39.2)
reaksi vasovagus atau syncope (R55)
R29.3 Postur abnormal
R29.4 Clicking hip
Kecuali: deformitas kongenital panggul (Q65.-)
R29.6 Tendensi jatuh, NEC
Tendensi jatuh karena usia tua atau masalah kesehatan lain
yang tidak jelas
Kecuali: kecelakaan NOS (X59)
kesulitan berjalan (R26.2)
pusing dan sulit berdiri (R42)
jatuh karena cedera (W00-W19)
jatuh karena penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
pingsan dan kolaps (R55)
R29.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sistem
syaraf dan muskuloskeletal

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Tanda dan gejala pada sistem perkemihan (R30-R39)


R30 Nyeri yang berhubungan dengan berkemih
Kecuali: nyeri psikogenik (F45.3)
R30.0 Dysuria
Strangury
R30.1 Vesical tenesmus [nyeri vesika urinaria]
R30.9 Painful micturition, tidak dijelaskan
Painful urination NOS

R31 Haematuria yang tidak dijelaskan


Kecuali: haematuria rekurent atau persistent (N02.-)

R32 Inkontinensia urin yang tidak dijelaskan


Enuresis NOS
Kecuali: enuresis nonorganik (F98.0)
inkontinensia stress dan inkontinensia urin lain yang
dijelaskan (N39.3-N39.4)

R33 Retentio urin

R34 Anuria dan oliguria


Kecuali: yang merupakan komplikasi:
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07,
O08.4)
hamil, melahirkan dan nifas (O26.8, O90.4)

R35 Polyuria
Sering berkemih, nocturia [berkemih malam]
Kecuali: polyuria psikogenik(F45.3)

R36 Urethral discharge


Penile discharge, urethrorrhoea

R39 Tanda dan gejala lain pada sistem perkemihan


R39.0 Extravasation of urine [lewat di luar pembuluhnya]
R39.1 Kesulitan berkemih lainnya
Enggan berkemih, aliran kemih kurang, aliran kemih
bercabang
R39.2 Uraemia extrarenal
Uraemia prerenal
R39.8 Tanda dan gejala lain tidak dijelaskan pada sistem
perkemihan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Tanda dan gejala kognisi, persepsi, emosi, dan tingkah


laku (R40-R46)
Kecuali: yangmerupakan bagian dari poa kelainan jiwa (F00-
F99)

R40 Somnolens, stupor dan koma


Kecuali: koma: diabetik (E10-E14, karakter keempat .0),
hipoglikemik (nondiabetik) (E15)
koma: hepatik (K72.-), uraemik (N19), neonatus (P91.5)
R40.0 Somnolens
Drowsiness [mengantuk]
R40.1 Stupor
Semicoma
Kecuali: stupor: katatonik (F20.2), manik (F30.2),
depresif (F31-F33), disosiatif (F44.2)
R40.2 Koma, tidak dijelaskan
Tidak sadar NOS [pingsan NOS]

R41 Tanda dan gejala lain pada fungsi kognitif dan kesadaran
Kecuali: kelainan disosiatif [conversion] (F44.-)
R41.0 Disorientasi, tidak dijelaskan
Confusion [bingung] NOS
Kecuali: disorientasi psikogenik (F44.8)
R41.1 Amnesia anterograde
R41.2 Amnesia retrograde
R41.3 Amnesia lain
Amnesia NOS
Kecuali: transient global amnesia (G45.4), sindroma
amnesia organik (F04)
sindroma amnesia akibat zat psikoaktif (F10-F19,
karakter keempat .6)
R41.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada fungsi
kognitif dan kesadaran

R42 Dizziness and giddiness


Light-headedness, vertigo NOS
Kecuali: sindroma vertiginosa (H81.-)

R43 Kekacauan bau dan rasa


R43.0 Anosmia
R43.1 Parosmia
R43.2 Parageusia [kelainan sensasi rasa]
R43.8 Kekacauan bau dan rasa lain dan tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Kekacauan campuran bau dan rasa

R44 Tanda dan gejala lain pada sensasi dan persepsi umum
Kecuali: kekacauan sensasi kulit (R20.-)
R44.0 Halusinasi auditorius
R44.1 Halusinasi visual
R44.2 Halusinasi lain
R44.3 Halusinasi, tidak dijelaskan
R44.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sensasi
dan persepsi umum

R45 Tanda dan gejala pada keadan emosi


R45.0 Nervousness
Nervous tension
R45.1 Restlessness and agitation [gelisah dan ingin ribut]
R45.2 Unhappiness
Worries [khawatir] NOS
R45.3 Demoralization and apathy [kehilangan semangat dan
apati]
R45.4 Irritability and anger [tegang dan marah]
R45.5 Hostility [sikap bermusuhan]
R45.6 Physical violence [kekerasan fisik]
R45.7 Keadaan syok dan stress emosi, tidak dijelaskan
R45.8 Tanda dan gejala lain yang melibatkan keadaan emosi
Muncul keinginan (tendensi) bunuh diri
Kecuali: keinginan bunuh diri sebagai bagian dari kelainan
jiwa (F00-F99)

R46 Tanda dan gejala pada penampilan dan tingkah laku


R46.0 Very low level of personal hygiene [kotor]
R46.1 Bizarre personal appearance [penampilan pribadi
aneh]
R46.2 Strange and inexplicable behaviour [sikap aneh dan tak
bisa dijelaskan]
R46.3 Overactivity
R46.4 Slowness and poor responsiveness [lamban dan kurang
respons]
Kecuali: stupor (R40.1)
R46.5 Curiga dan jelas menghindar
R46.6 Perhatian berlebihan dan selalu memikirkan event yang
menyebabkan stress
R46.7 Terlalu banyak bicara detil kejadian sekitar
mengaburkan alasan kontak

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

R46.8 Tanda dan gejala lain pada penampilan dan tingkah laku

Tanda dan gejala pada bicara dan suara (R47-R49)


R47 Kekacauan bicara, not elsewhere classified
Kecuali: gangguan perkembangan spesifik pada
bicaradan bahasa (F80.-)
autisma (F84.0-F84.1), stuttering [stammering] (F98.5),
cluttering (F98.6)
R47.0 Dysphasia and aphasia
Kecuali: progressive isolated aphasia (G31.0)
R47.1 Dysarthria dan anarthria
R47.8 Kekacauan bicara lainnya dan tidak dijelaskan

R48 Dyslexia dan gangguan fungsi simbolik lain, not elsewhere


classified
Kecuali: specific developmental disorders of scholastic
skills (F81.-)
R48.0 Dyslexia [huruf terbalik-balik] and alexia [tak mengerti
kata yang tertulis]
R48.1 Agnosia [tak bisa mengenali tempat, person, rasa, atau
bau yang pernah dikenalnya]
R48.2 Apraxia [tak bisa membuat gerakan yang biasa]
R48.8 Gangguan fungsi simbolik lain dan tidak dijelaskan
Acalculia [tak bisa berhitung], agraphia [tak bisa
menulis]

R49 Kekacauan suara


Kecuali: kekacauan suara psikogenik (F44.4)
R49.0 Dysphonia
Hoarseness [suara kasar]
R49.1 Aphonia
Loss of voice [suara hilang]
R49.2 Hypernasality and hyponasality
R49.8 Kekacauan suara lainnya dan tidak dijelaskan
Perubahan suara NOS

Tanda dan gejala umum (R50-R69)


R50 Demam dengan asal-usul tidak diketahui
Kecuali: demam dengan asal-usul tidak diketahui
(ketika)(pada):
persalinan (O75.2), newborn (P81.9)
demam nifas NOS (O86.4)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

R50.2 Demam akibat obat


[gunakan kode tambahan (Bab XX), bila perlu, untuk
identifikasi obat]
R50.8 Demam lain yang dijelaskan
Demam dengan menggigil, demam dengan kaku, atau
demam persisten
R50.9 Demam, tidak dijelaskan
Hyperpyrexia NOS, pyrexia NOS
Kecuali: hyperthermia maligna akibat anaesthesia
(T88.3)

R51 Headache
Nyeri muka NOS
Kecuali: neuralgia trigeminus (G50.0), nyeri muka tidak
khas (G50.1)
migraine dan sindroma sakit kepala lainnya (G43-G44)

R52 Pain, not elsewhere classified


Termasuk: nyeri yang tidak bisa dirujuk pada organ atau regio
tubuh mana pun
Kecuali: chronic pain personality syndrome (F62.8), kolik
ginjal (N23), headache (R51)
nyeri (pada):
psikogenik (F45.4), mata (H57.1), telinga (H92.0),
gigi (K08.8), lidah (K14.6)
sendi (M25.5), anggota (M79.6), pinggang (M54.5),
punggung (M54.9)
bahu (M75.8), spina (M54.-), breast (N64.4),
tenggorokan (R07.0)
rongga dada (R07.1-R07.4), abdomen (R10.-), pelvik
and perineum (R10.2)
R52.0 Nyeri akut
R52.1 Nyeri kronis intractable [tak bisa hilang]
R52.2 Nyeri kronis lain
R52.9 Nyeri, tidak dijelaskan
Nyeri umum NOS

R53 Malaise and fatigue


Asthenia NOS, lethargy, tiredness, penurunan fisik umum
Debilitas: NOS, kronis, nervosa
Kecuali: fatigue syndrome (F48.0), fatigue syndrome
pascavirus (G93.3)
debilitas: kongenital (P96.9), senilis (R54)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

exhaustion and fatigue (akibat)(pada): pertempuran


(F43.0), neurasthenia (F48.0), kehamilan (O26.8), asthenia
senilis(R54), exposure (T73.2), olahraga berlebihan
(T73.3), panas (T67.-)

R54 Senilitas
Tua, usia senja tanpa disebutkan psikosis, asthenia atau
debilitas senilis
Kecuali: senile psychosis (F03)

R55 Syncope and collapse


Blackout, fainting [tidak sadar tiba-tiba, sebentar, karena
penurunan aliran darah ke otak]
Kecuali: astenia neurosirkulasi (F45.3), pingsan NOS
(R40.2)
hipotensi ortostatik (I95.1), hipotensi ortostatik
neurogenic (G90.3)
syok: kardiogenik (R57.0), NOS (R57.9), pascabedah
(T81.1)
syok yang mempersulit atau menyertai: abortus atau
hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.3), persalinan dan
melahirkan (O75.1)
Stokes-Adams attack (I45.9) [akibat asistole atau
fibrillasi jantung]
syncope: psikogenik (F48.8), sinus karotid (G90.0),
jantung (T67.1)

R56 Konvulsi, not elsewhere classified


Kecuali: konvulsi [kontraksi dan relaksasi cepat
berulang] dan kejang (pada):
disosiatif (F44.5), epilepsi (G40-G41), bayi (P90)
R56.0 Kejang demam
R56.8 Kejang lain dan tidak dijelaskan
Fit NOS, seizure (convulsive) NOS

R57 Shock, not elsewhere classified


Kecuali: toxic shock syndrome (A48.3)
syok (akibat): septik (A41.9), psikis (F43.0), obstetrik
(O75.1), komplikasi atau pasca abortus, hamil ektopik atau
mola (O00-O07, O08.3), petir (T75.0), listrik (T75.4),
trauma (T79.4), pascabedah (T81.1), anaestesia (T88.2)
syok anafilaktik (akibat): reaksi makanan (T78.0), NOS
(T78.2), serum (T80.5)
R57.0 Syok kardiogenik
R57.1 Syok hipovolemik

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

R57.8 Syok lain


Syok endotoksik
R57.9 Syok, tidak dijelaskan
Kegagalan sirkulasi perifer NOS

R58 Haemorrhage, not elsewhere classified


Perdarahan NOS

R59 Pembesaran kelenjar limfe


Termasuk: pembesaran kelenjar
Kecuali: limfadenitis: mesenterika (akut)(kronik) (I88.0),
kronik (I88.1), NOS (I88.9)
limfadenitis akut (L04.-)
R59.0 Pembesaran kelenjar limfe lokal
R59.1 Pembesaran kelenjar limfe umum
Lymphadenopathy NOS
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati
umum (persistent) (B23.1)
R59.9 Pembesaran kelenjar limfe, tidak dijelaskan

R60 Oedema, not elsewhere classified


Kecuali: hydrothorax (J94.8), hydrops fetalis NOS
(P83.2), ascites (R18)
oedema (pada): malnutrisi (E40-E46), serebri (G93.6),
larynx (J38.4), pharynx (J39.2), nasopharynx (J39.2), paru-
paru (J81), hamil (O12.0), serebri akibat cedera lahir
(P11.0), bayi (P83.3), herediter (Q82.0), angioneurotic
(T78.3)
R60.0 Oedema lokal
R60.1 Oedema umum
R60.9 Oedema, tidak dijelaskan
Retensi cairan NOS

R61 Hiperhidrosis
R61.0 Hiperhidrosis lokal
R61.1 Hiperhidrosis umum
R61.9 Hiperhidrosis, tidak dijelaskan
Keringat berlebihan, keringat malam

R62 Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan


Kecuali: pubertas terlambat (E30.0)
R62.0 Delayed milestone
Pencapaian tingkat perkembangan fisiologis yang
diharapkan terlambat

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Terlambatnya: berbicara, berjalan


R62.8 Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan lainnya
Kegagalan: pertambahan berat bada, bertumbuh
Infantilisme NOS, pertumbuhan tidak ada, retardasi fisik
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan gagal
bertumbuh (B22.2)
retardasi fisik akibat malnutrisi (E45)
R62.9 Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan, tidak
dijelaskan

R63 Tanda dan gejala sehubungan dengan makan dan minum


Kecuali: malnutrisi (E40-E46),
kelainan makan dengan penyebab non-organik (F50.-),
bulimia NOS (F50.2)
R63.0 Anorexia
Hilang selera makan
Kecuali: anorexia nervosa (F50.0), hilang selera dengan
penyebab non-organik (F50.8)
R63.1 Polydipsia
Minum berlebihan
R63.2 Polyphagia
Makan berlebihan, hiperalimentasi NOS
R63.3 Kesulitan dan kesalahan pengaturan makan
Masalah pemberian makanan NOS
Kecuali: masalah pemberian makanan pada bayi(P92.-)
kelainan pemberian makanan bayi dengan penyebab
non-organik (F98.2)
R63.4 Penurunan abnormal berat badan
R63.5 Peningkatan abnormal berat badan
Kecuali: obesitas (E66.-), berat badan naik berlebihan
pada kehamilan (O26.0)
R63.8 Tanda dan gejala lain sehubungan dengan makan dan
minum

R64 Cachexia
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan wasting
syndrome (B22.2)
malignant cachexia (C80), marasmus gizi (E41)

R68 Gejala dan tanda umum lainnya


R68.0 Hypothermia, tidak ada hubungannya dengan suhu
lingkungan yang dingin
Kecuali: hipotermia (akibat)(pada):

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

suhu lingkungan rendah (T68), NOS (accidental)


(T68)
newborn (P80.-), anaesthesia (T88.5)
R68.1 Gejala non-spesifik yang khas pada bayi
Tangis bayi berlebihan, bayi irritable
Kecuali: teething syndrome (K00.7), iritabilitas serebral
neonatus neonatal (P91.3)
R68.2 Mulut kering, tidak dijelaskan
Kecuali: mulut kering akibat: dehidrasi (E86), sicca
syndrome [Sjgren] (M35.0)
hiposekresi kelenjar saliva (K11.7)
R68.3 Clubbing of fingers
Clubbing of nails
Kecuali: club finger kongenital (Q68.1)
R68.8 Gejala dan tanda umum lainnya yang dijelaskan

R69 Penyebab sakit yang tidak diketahui dan tidak dijelaskan


Sakit NOS
Penyakit yang tidak terdiagnosa, tidak dijelaskan situs atau
sistem yang terlibat

Hasil abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa


diagnosis (R70-R79)
Kecuali: kelainan (dari)(pada): koagulasi (D65-D68),
platelets dan trombosit (D69.-), lekosit yang
diklasifikasikan di tempat lain (D70-D72), lipids (E78.-),
pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)
kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan
bayi (P50-P61)
diagnostic abnormal findings classified elsewhere - see
Alphabetical Index

R70 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate dan kelainan


kepekatan plasma
R70.0 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate
R70.1 Kelainan kepekatan plasma

R71 Kelainan red blood cells


Kelainan morfologi eritrosit NOS, kelainan volume eritrosit NOS
Anisocytosis, poikilocytosis
Kecuali: polycythaemia vera (D45), anaemias (D50-D64)
polycythaemia: jinak (familial) (D75.0), sekunder
(D75.1), neonatorum (P61.1)

R72 Kelainan white blood cells, not elsewhere classified

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Hitung jenis lekosit abnormal NOS


Kecuali: leukocytosis (D72.8)

R73 Peningkatan kadar gula darah


Kecuali: diabetes mellitus (E10-E14), DM pada hamil,
melahirkan dan nifas (O24.-)
hypoinsulinaemia pascabedah (E89.1), kelainan
neonatus (P70.0-P70.2)
R73.0 Glucose tolerance test abnormal
Diabetes: kimiawi, laten, kerusajan toleransi glukosa,
prediabetes
R73.9 Hyperglycaemia, tidak dijelaskan

R74 Kadar abnormal enzim serum


R74.0 Peningkatan kadar transaminase dan lactic acid
dehydrogenase [LDH]
R74.8 Kadar abnormal enzim serum lainnya
Kada abnormal: acid/alkaline phosphatase, amylase, lipase
[triacylglycerol lipase]
R74.9 Kadar abnormal enzim serum yang tidak dijelaskan

R75 Laboratory evidence of human immunodeficiency virus


[HIV]
Hasil uji HIV bayi yang tidak memberikan kesimpulan
Kecuali: status infeksi human immunodeficiency virus
[HIV] asymptomatik (Z21)
penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-
B24)

R76 Hasil immunologis serum abnormal lainnya


R76.0 Peningkatan titer antibodi
Kecuali: isoimmunisasi, pada kehamilan (O36.0-O36.1)
isoimmunisasi, pada kehamilan yang mengganggu
janin atau bayi (P55.-)
R76.1 Reaksi abnormal terhadap test tuberkulin
Hasil abnormal test Mantoux
R76.2 Hasil serological test for syphilis (STS) positif palsu
Reaksi Wassermann positif palsu
R76.8 Hasil immunologis serum abnormal lain yang dijelaskan
Peningkatan kadar immunoglobulins NOS
R76.9 Hasil immunologis serum abnormal, tidak dijelaskan

R77 Kelainan protein plasma lainnya


Kecuali: kelainan disorders metabolisme protein plasma
(E88.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

R77.0 Kelainan albumin


R77.1 Kelainan globulin, hiperglobulinaemia NOS
R77.2 Kelainan alphafetoprotein
R77.8 Kelainan protein plasma lain yang dijelaskan
R77.9 Kelainan protein plasma, tidak dijelaskan

R78 Findings of drugs and other substances, not normally found


in blood
Kecuali: Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat
penggunaan zat psikoaktif (F10-F19)
R78.0 Penemuan alkohol di dalam darah
R78.1 Penemuan obat opiat di dalam darah
R78.2 Penemuan kokain di dalam darah
R78.3 Penemuan hallusinogen di dalam darah
R78.4 Penemuan obat lain yang berpotensi adiktif di dalam
darah
R78.5 Penemuan obat psikotropika di dalam darah
R78.6 Penemuan zat steroid di dalam darah
R78.7 Penemuan kadar logam berat abnormal di dalam darah
R78.8 Penemuan zat lain yang dijelaskan, yang biasanya tidak
ada di dalam darah
Penemuan kadar abnormal lithium di dalam darah
R78.9 Penemuan zat yang tidak dijelaskan, yang biasanya tidak
ada di dalam darah

R79 Hasil abnormal lain pada kimia darah


Kecuali: hipoglikemia NOS (E16.2), hiperurikemia
asimtomatik (E79.0),
kelainan cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam basa
(E86-E87)
hasil spesifik yang menunjukkan kelainan metabolisme:
asam amino (E70-E72), karbohidrat (E73-E74), lipid
(E75.-)
hipoglikemia neonatus (P70.3-P70.4), hiperglikemia
NOS (R73.9)
R79.0 Kadar abnormal mineral darah
Kadar abnormal: cobalt, copper, iron, magnesium, mineral
NEC, zinc
Kecuali: defisiensi gizi mineral (E58-E61), kelainan
metabolisme mineral (E83.-)
hypomagnesaemia neonatus (P71.2), kadar abnormal
lithium (R78.8)
R79.8 Hasil abnormal lain yang dijelaskan pada kimia darah
Kadar abnormal gas darah

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

R79.9 Hasil abnormal kimia darah, tidak dijelaskan

Hasil abnormal pada pemeriksaan urin, tanpa


diagnosis (R80-R82)
Kecuali: hasil abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
(O28.-)
hasil abnormal pemeriksaan diagnostik yang
diklasifikasikan di tempat lain
hasil spesifik yang menunjukkan kelainan metabolisme::
asam amino (E70-E72), karbohidrat (E73-E74)

R80 Isolated proteinuria


Albuminuria NOS, proteinuria Bence Jones, proteinuria NOS
Kecuali: proteinuria: persistent (N39.1), orthostatik
(N39.2), gestasi (O12.1)
proteinuria terpisah, dengan lesi morfologis yang
dijelaskan (N06.-)

R81 Glycosuria
Kecuali: glycosuria ginjal (E74.8)

R82 Hail abnormal lainnya pada urin


Kecuali: haematuria (R31)
R82.0 Chyluria
Kecuali: chyluria filaria (B74.-)
R82.1 Myoglobinuria
R82.2 Biliuria
R82.3 Haemoglobinuria
Kecuali: haemoglobinuria pada hemolisis akibat faktor
eksternal NEC (D59.6)
paroxysmal nocturnal haemoglobinuria [Marchiafava-
Micheli] (D59.5)
R82.4 Acetonuria, ketonuria
R82.5 Peningkatan kadar obat dan zat biologis pada urin
Peningkatan kadar di urin: katekolamin, indoleacetic acid,
17-ketosteroids, steroids
R82.6 Kadar abnormal di urin untuk zat umumnya bukan obat-
obatan
Kadar abnormal logam berat di urin
R82.7 Hasil abnormal pada pemeriksaan mikrobiologi urin
Hasil kultur positif
R82.8 Hasil abnormal pada pemeriksaan sitologis dan
histologis urin
R82.9 Hasil abnormal lain dan tidak dijelaskan pada urine

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Cells and casts pada urine, crystalluria, melanuria

Hasil abnormal pemeriksaan cairan tubuh, zat dan


jaringan, tanpa diagnosis (R83-R89)
Kecuali: hasil abnormal pada: pemeriksaan antenatal ibu
(O28.-)
hasil pemeriksaan tanpa diagnosis: darah (R70-R79),
urine (R80-R82)
hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasikan di
tempat lain see Vol. 2
Subdivisi karakter keempat berikut digunakan dengan kategori
R83-R89:
.0 Kadar abnormal enzym
.1 Kadar abnormal hormon
.2 Kadar abnormal obat dan zat biologis lain
.3 Kadar abnormal zat yang bukan obat-obatan
.4 Hasil abnormal immunologis
.5 Hasil abnormal mikrobiologis: hasil kultur positif
.6 Hasil abnormal sitologis: apusan abnormal Papanicolaou
.7 Hasil abnormal histologis
.8 Hasil abnormal lainnya: hasil abnormal chromosom
.9 Hasil abnormal yang tidak dijelaskan

R83 Hasil abnormal pada cerebrospinal fluid

R84 Hasil abnormal pada specimens dari organ respirasidan


thorax
Hasil abnormal: apusan bronkus, sekresi hidung, cairan pleura,
sputum, apusan tenggorokan
Kecuali: sputum bercampur darah (R04.2)

R85 Hasil abnormal pada specimens dari organ pencernaan dan


rongga abdomen
Hasil abnormal pada: cairan peritoneum, saliva
Kecuali: kelainan feses (R19.5)

R86 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia pria


Hasil abnormal pada: sekresi prostat, semen, cairan seminalis;
spermatozoa abnormal
Kecuali: azoospermia (N46), oligospermia (N46)

R87 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia wanita


Hasil abnormal pada sekresi dan apusan dari: cervix uteri,
vagina, vulva
Kecuali: carcinoma in situ (D05-D07.3)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

displasia: cervix uteri (N87.-), vagina (N89.0-N89.3),


vulva (N90.0-N90.3)

R89 Hasil abnormal pada specimens dari organ, sistem dan


jaringan lain
Hasil abnormal pada: cairan nipple, cairan synovium, sekresi
luka

Hasil abnormal citra diagnostik dan function studies,


tanpa diagnosis (R90-R94)
Termasuk: hasil abnormal nonspecifik pada citra diagnostik
menggunakan:
computerized axial tomography [CAT scan],
ultrasound [echogram]
magnetic resonance imaging [MRI][NMR],
thermography
positron emission tomography [PET scan],
pemeriksaan X-ray
Kecuali: hasil abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
(O28.-)
hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasikan di
tempat lain

R90 Hasil abnormal pada citra diagnostik sistem syaraf pusat


R90.0 Lesi intrakranium yang memakan tempat
R90.8 Hasil abnormal lain pada citra diagnostik sistem syaraf
pusat
Echoencephalogram abnormal

R91 Hasil abnormal pada citra diagnostik paru-paru


Coin lesion NOS, lung mass NOS

R92 Hasil abnormal pada citra diagnostik dada

R93 Hasil abnormal pada citra diagnostik struktur tubuh


lainnya
R93.0 Hasil abnormal pada citra diagnostik tengkorak dan
kepala, not elsewhere classified
Kecuali: lesi intrakranium yang memakan tempat (R90.0)
R93.1 Hasil abnormal pada citra diagnostik jantung dan
sirkulasi koroner
Abnormal: echocardiogram NOS, bayangan jantung
R93.2 Hasil abnormal pada citra diagnostik hati dan saluran
empedu
Nonvisualisasi gallbladder

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

R93.3 Hasil abnormal pada citra diagnostik bagian lain saluran


pencernaan
R93.4 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada organ
perkemihan
Cacad pengisian pada: bladder, kidney, ureter
Kecuali: hypertrophy of kidney (N28.8)
R93.5 Hasil abnormal pada citra diagnostik daerah abdomen,
Termasuk retroperitoneum
R93.6 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada anggota
Kecuali: hasil abnormal pada kulit dan jaring sybkutis
(R93.8)
R93.7 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada bagian lain
sistem musculoskeleton
Kecuali: Hasil abnormal pada citra diagnostik pada
tengkorakl (R93.0)
R93.8 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada struktur
tubuh lain yang dijelaskan
Hasil radiologis kulit dan jaringan subkutis
Shift mediastinum

R94 Hasil abnormal pada function studies [penelitian fungsi]


Termasuk: hasil abnormal pada: radionuclide [radioisotope]
uptake studies, scintigraphy
R94.0 Hasil abnormal pada function studies sistem syaraf
pusat
Electroencephalogram [EEG] abnormal
R94.1 Hasil abnormal pada function studies sistem syaraf
perifer dan sensasi khusus
Abnormal: electromyogram [EMG], electro-oculogram
[EOG], electroretinogram [ERG], response to nerve
stimulation, visually evoked potential [VEP]
R94.2 Hasil abnormal pada pulmonary function studies
Penurunan: kapasitas ventilasi, kapasitas vital
R94.3 Hasil abnormal pada function studies kardiovascular
Abnormal: electrocardiogram [ECG][EKG],
electrophysiological intracardiac studies,
phonocardiogram, vectorcardiogram
R94.4 Hasil abnormal pada function studies ginjal
Abnormal renal function test
R94.5 Hasil abnormal pada function studies hati
R94.6 Hasil abnormal pada function studies tiroid
R94.7 Hasil abnormal pada function studies endokrin lainnya
Kecuali: abnormal glucose tolerance test (R73.0)

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

R94.8 Hasil abnormal pada function studies organ dan sistem


lain
Abnormal: basal metabolic rate [BMR], bladder function
test, splenic function test

Penyebab kematian yang tidak jelas dan tidak


diketahui (R95-R99)
Kecuali: fetal death dengan penyebab tidak dijelaskan (P95),
kematian obstetri NOS (O95)

R95 Sudden infant death syndrome

R96 Mati mendadak lainnya, penyebab tidak diketahui


Kecuali: sudden cardiac death, begitu tertulis (I46.1), sudden
infant death syndrome (R95)
R96.0 Instantaneous death [mati mendadak]
R96.1 Kematian terjadi kurang dari 24 jam sejak awal gejala,
tanpa penjelasan lain
Kematian yang tidak violent atau mendadak tapi
penyebabnya tidak diketahui
Kematian tanpa tanda-tanda penyakit

R98 Unattended death kematian yang tidak dihadiri


Kematian dengan ditemukan mayat dan tidak ditemukan
penyebabnya
Found dead

R99 Penyebab kematian yang kabur dan tidak dijelaskan


Kematian NOS
Penyebab kematian tidak diketahui

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Chapter XVIII. SYMPTOMS, SIGNS AND ABNORMAL


CLINICAL & LABORATORY FINDINGS, NOT
ELSEWHERE CLASSIFIED

Bab ini mencakup:


gejala
tanda
hasil abnormal prosedur klinis dan penyelidikan lain
kondisi yang sulit didefinisikan sehingga tidak bisa dibuat
diagnosis yang dapat diklasifikasikan di tempat lain

IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER


Kategori berkisar dari R00 sampai R99
90 dari 100 kategori yang tersedia telah berisi
Kognisis, persepsi, emosi dan tingkah laku berada pada R40 -R46,
Bicara dan suara berada pada R47-R49
Tidak terdapat kategori asterisk untuk Bab ini
Alphabetical Index (Volume 2) harus selalu digunakan untuk
klarifikasi tanda dan gejala mana yang dialokasikan pada Bab
XVIII dan mana yang ke Bab lain.

R10 Abdominal and pelvic pain dibagi menurut situs nyeri, misal
nyeri abdomen atas.

R47-R49 mengklasifikasi gejala dan tanda pada bicara dan suara,


dan kondisi seperti gangguan bicara yang tidak diklasifikasikan di
tempat lain, dan gangguan suara.

R70-R94 mengurusi penmuan abnormal. Kode ini untuk digunakan


kalau tidak terdapat diagnosis yang jelas sedangkan seseorang
telah menjalani follow up pemeriksaan yang menunjukkan adanya
penmuan abnormal.

R95-R99 penyebab mortalitas yang kabur dan tak diketahui,


digunakan untuk kode mortalitas. Kode ini hanya digunakan kalau
tidak ada kode spesifik lain yang bisa diberikan.

1. Pyrexia of unknown origin


2. False-positive Wassermann reaction for syphilis
3. Hyperglycemia
4. Scaling of skin of the hands

1. Pyrexia of unknown origin


2. False-positive Wassermann reaction for syphilis
3. Hyperglycemia
4. Scaling of skin of the hands
5. Petechiae

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

6. Hallucinations (visual)
7. Anorexia
8. Intracranial space-occupying lesion
9. Abnormal glucose tolerance test.
10. 25 year old patient was admitted for investigation of
debilitating malaise and fatigue.
11. Elderly woman admitted because of her concern about heart
palpitations.
12. Abnormal findings on semen tests.
13. Swelling of the glands in neck.
14. Syncope, cause undetermined
15. Right upper quadrant abdominal pain
16. Instantaneous death
17. Urinary incontinence
18. Dysphagia
19. Abnormal papanicolaou (pap) smear of cervix
20. Hematuria

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

CHAPTER 18 SYMPTOMS, SIGNS AND ABNORMAL


CLINICAL & LABORATORY FINDINGS, NOT
ELSEWHERE CLASSIFIED

1. Pyrexia of unknown origin

Look up pyrexia in the Index (Volume 3, page 469).

Pyrexia (of unknown origin) -> R50.9

Note that there are more specific codes shown in the Index and as
Exclusion notes in the Tabular list for pyrexia occurring in
conjunction with different conditions, but our diagnosis is pyrexia
of unknown origin.

2. False-positive Wassermann reaction for syphilis

Look up false in the Index (Volume 3, page 221).

False
- positive serological test for syphilis (Wassermann
reaction) -> R76.2

3. Hyperglycemia

Look up hyperglycemia in the Index (Volume 3, page


274).

Hyperglycemia, hyperglycemic -> R73.9

Again, note that there are more specific codes to use if you know
the cause of the hyperglycemia.

4. Scaling of skin of the hands

Look up scaling in the Index (Volume 3, page 486).

Scaling, skin -> R23.4

This condition is coded under Changes in Skin Texture.

5. Petechiae

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Look up Petechiae in the Index (Volume 3, page 437).

Petechia, petechiae -> R23.3

If the petechiae had been occurring in a newborn baby, we would


use code P54.5 from the Perinatal Conditions chapter.

6. Hallucinations (visual)

Look up hallucinations in the Index (Volume 3, page 252).

Hallucinations
- visual -> R44.1

There are individual codes for the differing types of hallucinations


- visual, auditory and other hallucinations.

7. Anorexia

Look up anorexia in the Index (Volume 3, page 53).

Anorexia -> R63.0

8. Intracranial space-occupying lesion

Look up lesion in the Index (Volume 3, page 333).

Lesion
- intracranial, space-occupying NEC -> R90.0

9. Abnormal glucose tolerance test.

Look up abnormal in the Index (Volume 3, page 12).

Abnormal
- glucose tolerance (test) -> R73.0

10. 25 year old patient was admitted for investigation of


debilitating malaise and fatigue.

Look up Malaise in the Index (Volume 3, page 344).

Malaise -> R53

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Look up Fatigue in the Index (Volume 3, page 221).

Fatigue -> R53

We only need to use the code once to describe both symptoms.

11. Elderly woman admitted because of her concern about heart


palpitations.

Look up palpitations in the Index (Volume 3, page 425).

Palpitations(heart) -> R00.2

12. Abnormal findings on semen tests.

Look up abnormal in the Index (Volume 3, page 13).

Abnormal
- semen -> R86._

Refer to page 886 of Volume 1 for the fourth character subdivision


needed for R86. On page 885 is a list of options for fourth
character subdivisions for the categories R83-R89. As we do not
know what the abnormal finding is for this patient we should use
the fourth character of .9. The code for this patient is therefore
R86.9.

13. Swelling of the glands in neck.

Look up swelling in the Index (Volume 3, page 517).

Swelling
-glands
- - localised -> R59.0

We code to localised as neck has been specified as the site of the


swelling without mention of any other lymph gland.

14. Syncope, cause undetermined

Look up syncope in the Index (Volume 3, page 518).

Syncope -> R55

15. Right upper quadrant abdominal pain

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Look up pain in the Index (Volume 3, page 423).

Pain
- abdominal
- - upper abdomen -> R10.1

16. Instantaneous death

Look up death in the Index (Volume 3, page 132).

Death
- instantaneous -> R96.0

This is a poor diagnosis - you should try to find out more details.

17. Urinary incontinence

Look up incontinence in the Index (Volume 3, page 288).

Incontinence
- urinary -> R32

You will note in the Index there are other options for the
incontinence, but as there is no more specification in our
diagnosis, the incontinence is coded to the symptoms chapter.

18. Dysphagia

Look up dysphagia in the Index (Volume 3, page 193).

Dysphagia -> R13

19. Abnormal papanicolaou (pap) smear of cervix

Look up abnormal in the Index (Volume 3, page 13).

Abnormal
- papanicolaou(smear)
- - cervix -> R87.6

20. Hematuria

Look up hematuria in the Index (Volume 3, page 255).

Achengrsbk@Gmail.com
TIM Ina CBG RSBK BATAM

Hematuria-> R31

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER XIX.
CEDERA, KERACUNAN, DAN AKIBAT
LAIN TERTENTU DARI PENYEBAB
EKSTERNAL (S00-T98)
Kecuali:
Trauma obstetrik (O70-O71)
Trauma lahir (P10-P15)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


S00-S09 Cedera kepala
S10-S19 Cedera leher
S20-S29 Cedera torak
S30-S39 Cedera abdomen, punggung bawah, vertebra
lumbalis, dan pelvis
S40-S49 Cedera bahu dan lengan atas
S50-S59 Cedera siku dan lengan bawah
S60-S69 Cedera pergelangan dan tangan
S70-S79 Cedera panggul dan paha
S80-S89 Cedera lutut dan tungkai bawah
S90-S99 Cedera tumit dan kaki
T00-T07 Cedera yang melibatkan regio ganda pada tubuh
T08-T14 Cedera bagian badan, anggota atau regio tubuh yang
tidak dijelaskan
T15-T19 Efek dari benda asing yang masuk melalu lobang
alamiah
T20-T32 Luka bakar dan korosi
T33-T35 Frostbite [cedera dingin]
T36-T50 Keracunan drugs, obat medis dan zat-zat biologis
T51-T65 Efek toksik zat yang peran utamanya bukan obat
medis
T66-T78 Efek penyebab eksternal lain dan yang tidak
dijelaskan
T79 Komplikasi dini tertentu dari trauma
T80-T88 Komplikasi asuhan bedah dan medis, not elsewhere
classified
T90-T98 Sequelae cedera, keracunan dan konsekuensi lain
penyebab eksternal

Bab ini menggunakan bagian S untuk mengkode berbagai cedera


pada daerah tubuh tunggal, dan bagian T untuk cedera daerah tubuh
ganda atau tidak dijelaskan di samping untuk keracunan dan
konsekuensi tertentu lain akibat penyebab luar.
Kalau cedera pada situs ganda dinyatakan pada judul, kata
dengan berarti kedua situs terlibat, dan kata dan berarti satu atau
kedua situs terlibat.
Prinsip pemberian kode ganda untuk cedera sedapat mungkin
harus diikuti. Kategori kombinasi untuk cedera ganda disediakan untuk
digunakan kalau detil masing-masing kondisi tidak memadai, atau
untuk tabulasi primer kalau pencatatan kode tunggal lebih disukai; di
luar itu, setiap cedera harus dikode secara tersendiri. Rujuk aturan
pengkodean morbiditas dan mortalitas pada Volume 2.

Catatan khusus dari Volume 2


Kalau terdapat cedera ganda dan tidak ada yang dipilih sebagai
Kondisi Utama (KU), maka kodelah mereka pada kategori yang
tersedia untuk cedera ganda yang::
sejenis, di daerah tubuh yang sama: biasanya karakter keempat .7
pada S0-S99.
tidak sejenis, tapi di daerah tubuh yang sama: biasanya karakter
keempat .7 pada kategori terakhir setiap blok, seperti S09, S19,
S29, dan seterusnya
sejenis, pada daerah tubuh yang berbeda: pada T00-T05

Perhatikan pengecualian berikut:


untuk cedera internal dengan cedera permukaan dan/atau luka
terbuka saja, pilih cedera internal sebagai KU.
untuk fraktur tengkorak dan tulang muka dengan cedera
intrakranium, kode cedera intrakranium sebagai KU.
untuk perdarahan intrakranium dengan cedera lain di kepala, kode
perdarahan intrakranium sebagai KU.
untuk fraktur dengan luka terbuka hanya di lokasi yang sama, kode
fraktur sebagai KU.

Kalau digunakan kategori cedera ganda, kode masing-masing


cedera bisa dipakai untuk kode tambahan. Pada kasus pengecualian di
atas, di samping kode KU, cedera terkait bisa diidentifikasi baik dengan
kode tambahan atau dengan angka yang disediakan untuk tujuan ini.
Contoh 1
KU Cedera kandung kemih dan urethra.
KL: -
Kode: Cedera ganda organ pelvis (S37.7) sebagai KU.
Kode tambahan: S37.2 (cedera kandung kemih) dan S37.3
(cedera urethra)
Contoh 2
KU: Luka terbuka intrakranium dengan perdarahan otak.
KL:

Achengrsbk@Gmail.com
Kode: Perdarahan otak akibat trauma (S06.8) sebagai KU.
Luka terbuka intrakranium: kode tambahan S01.9 (luka
terbuka kepala, tempat tidak dijelaskan) atau dengan
menambahkan angka 1 (luka terbuka) pada kode S06.8
(S06.8.1).
Kode-kode T90-T98 (Sekuel dari cedera, keracunan, dan akibat
penyebab eksternal lain) tidak digunakan sebagai KU, kalau bentuk
kondisi sisa itu telah tercatat. Ketika mengkode kondisi sisa, T90-T98
bisa digunakan sebagai kode tambahan.

Blok-blok pada bagian S, T00-T14 dan T90-T98 berisi cedera pada


level tiga karakter yang diklasifikasikan menurut jenis sebagai berikut.
Cedera permukaan, termasuk:
kontusio, termasuk memar dan haematoma
cedera akibat benda asing di permukaan (serpihan) tanpa luka
besar terbuka
abrasio [lecet], blister [melepuh] (nonthermal), gigitan serangga
(tak berbisa)
Luka terbuka, termasuk:
gigitan binatang, tersayat, laserasi [luka robek]
luka tembus: NOS , dengan benda asing (tembus)
Fraktur, termasuk:
Fraktur tertutup dengan atau tanpa penundaan kesembuhan
impacted, depressed, elevated, comminuted, fissured,
greenstick, linear
march, simple, slipped epiphysis, spiral
Fraktur:terbuka dengan atau tanpa penundaan kesembuhan:
compound, terinfeksi, missil, puncture, dengan benda asing
Fraktur dengan dislokasi
Fraktur dengan perpindahan tempat (displaced)
Kecuali:
fraktur patologis dengan osteoporosis (M80.-),
malunion fraktur (M84.0),
nonunion fraktur [pseudoarthrosis] (M84.1)
fraktur stress (M84.3), fraktur patologis (M84.4)
Dislokasi, sprain dan strain, termasuk
avulsi (lepas dari tulang), laserasi, sprain, strain,

Achengrsbk@Gmail.com
pada: (kapsul) sendi atau ligamen
haemarthrosis, ruptur, subluxasio, robek
akibat trauma (kapsul) sendi atau ligamen
Cedera syaraf dan medulla spinalis, termasuk:
lesi komplit atau inkomplit pada medulla spinalis
lesi kesinambungan syaraf dan medulla spinalis
trauma yang menyebabkan:
syaraf putus, hematomielia, paralisis (sementara), paraplegia,
quadriplegia
Cedera pembuluh darah, termasuk:
avulsi, terpotong, atau laserasi pada pembuluh darah mengalami:
trauma yang menyebabkan
aneurisma atau fistula (arteriovena), hematoma arteri, ruptur
pembuluh darah
Cedera pada otot, fasia dan tendon, termasuk:
avulsi, terpotong, laserasi, ruptur trauma
pada: otot, fasia dan tendon
Cedera remuk
Amputasi traumatika
Cedera organ internal, termasuk:
cedera ledakan, cedera konkusio, memar, crushing, laserasi:
pada organ internal
trauma yang menyebabkan
hematoma, tertusuk, ruptur, atau robek pada organ internal
Cedera lain dan cedera yang tidak dijelaskan

Cedera kepala (S00-S09)


Termasuk:: cedera pada:
telinga, mata, periokuler, muka (semua bagian), kulit kepala
(scalp),
rahang, rongga mulut, gusi, gigi, palatum, lidah, area sendi
temporomandibula
Kecuali:
efek benda asing pada:
mata bagian luar (T15.-), telinga (T16),
hidung (T17.0-T17.1), farings (T17.2), larings (T17.3),
mulut (T18.0)
luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S00 Cedera permukaan kepala


Kecuali: cedera mata dan orbita (S05.-),
kontusio serebri: (diffus) (S06.2), terfokus (S06.3)
S00.0 Cedera permukaan kulit kepala
S00.1 Kontusio kelopak dan area periokuler
Black eye
Kecuali: kontusio bola mata dan jaringan orbita (S05.1)

Achengrsbk@Gmail.com
S00.2 Cedera permukaan lain pada kelopak dan area
periokuler
Kecuali: cedera permukaan konjungtiva dan kornea (S05.0)
S00.3 Cedera permukaan hidung
S00.4 Cedera permukaan telinga
S00.5 Cedera permukaan bibir dan rongga mulut
S00.7 Cedera permukaan ganda pada kepala
S00.8 Cedera permukaan bagian lain kepala
S00.9 Cedera permukaan kepala, bagian tidak dijelaskan

S01 Luka terbuka kepala


Kecuali: cedera mata dan orbita (S05.-), amputasi traumatika bagian
kepala (S08.-)
dekapitasi (S18)
S01.0 Luka terbuka kulit kepala
Kecuali: avulsi kulit kepala (S08.0)
S01.1 Luka terbuka kelopak dan area periokuler
Luka terbuka kelopak dan area periokuler dengan atau tanpa
duktus lakrimalis
S01.2 Luka terbuka hidung
S01.3 Luka terbuka telinga
S01.4 Luka terbuka pipi dan area temporomandibularis
S01.5 Luka terbuka bibir dan rongga mulut
Kecuali: fraktur gigi (S02.5), dislokasi gigi (S03.2)
S01.7 Luka terbuka ganda pada kepala
S01.8 Luka terbuka bagian kepala lainnya
S01.9 Luka terbuka kepala, bagian tidak dijelaskan

S02 Fraktur tengkorak dan tulang muka


Untuk kode utama fraktur tengkorak dan tulang muka dengan
cedera intrakranial yang terkait, rujuk aturan dan pedoman
pengkodean morbiditas dan mortalitas.
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
S02.0 Fraktur atap tengkorak
Fraktur: os. frontalis, os. parietal
S02.1 Fraktur basis tengkorak
Fraktur occiput, os. temporalis, sphenoid, atap orbita
Fraktur fossa: anterior, media, posterior
Fraktur sinus: ethmoid, frontal
Kecuali: lantai orbita (S02.3), orbita NOS (S02.8)

Achengrsbk@Gmail.com
S02.2 Fraktur os. nasalis
S02.3 Fraktur lantai orbita
Kecuali: fraktur atap orbita (S02.1), orbita NOS (S02.8)
S02.4 Fraktur os. malaris dan maxilla
Fraktur maxilla superior, (tulang) rahang atas, zygoma
S02.5 Fraktur gigi
S02.6 Fraktur mandibula
Fraktur (os.) rahang bawah
S02.7 Fraktur ganda yang melibatkan tengkorak dan tulang
muka
S02.8 Fraktur tengkorak dan tulang muka lainnya
Fraktur alveolus, palatum, orbita NOS
Kecuali: fraktur atap orbita (S02.1), lantai orbita (S02.3)
S02.9 Fraktur tengkorak dan tulang muka, bagiannya tidak
dijelaskan

S03 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen kepala


S03.0 Dislokasi rahang
Dislokasi rahang (rawan)(meniskus), dislokasi mandibula,
S03.1 Dislokasi rawan septum hidung
S03.2 Dislokasi gigi
S03.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kepala
S03.4 Sprain dan strain rahang
Sprain dan strain (sendi)(ligamen) temporomandibula
S03.5 Sprain dan strain sendi dan ligamen bagian kepala lain
dan tidak dijelaskan

S04 Cedera nervi kraniales


S04.0 Cedera n. optikus dan jaras optik
Cedera NC II, khiasma optikum, korteks visual
S04.1 Cedera n. okulomotorius [NC III]
S04.2 Cedera n. trokhlearis [NC IV]
S04.3 Cedera n. trigeminus [NC V]
S04.4 Cedera n. abdusens [NC VI]
S04.5 Cedera n. fasialis [NC VII]
S04.6 Cedera n. akustikus [NC VIII]
Cedera n. auditorius
S04.7 Cedera n. aksessorius [NC XI]
S04.8 Cedera nervi kraniales lainnya
Cedera nn. olfaktorius [I], vagus [X], glossofaringeus [IX],
hipoglossus [XII]
S04.9 Cedera tidak dijelaskan pada syaraf kepala

S05 Cedera mata dan orbita

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: cedera permukaan kelopak (S00.1-S00.2),
luka terbuka kelopak dan area periokuler (S01.1),
fraktur tulang orbita (S02.1, S02.3, S02.8),
cedera pada n. optikus (S04.0), n. okulomotorius (S04.1)
S05.0 Cedera konjungtiva dan abrasi kornea tanpa disebutkan
benda asing
Kecuali: benda asing dalam: sakus konjungtiva (T15.1), kornea
(T15.0)
S05.1 Kontusio bola mata dan jaringan orbita
Hifema traumatika [hifema = perdarahan ke dalam ruang
anterior mata]
Kecuali: black eye (S00.1), kontusio kelopak dan area periokuler
(S00.1)
S05.2 Laserasi dan ruptur okuler dengan prolaps atau
hilangnya jaringan intraokuli
S05.3 Laserasi okuler tanpa prolaps atau hilangnya jaringan
intraokuli
Laserasi mata NOS
S05.4 Luka tembus orbita dengan atau tanpa benda asing
Kecuali: benda asing (lama) yang tertahan setelah luka tembus
orbita (H05.5)
S05.5 Luka tembus bola mata dengan benda asing
Kecuali: benda asing intraokuli (lama) yang tertahan (H44.6-
H44.7)
S05.6 Luka tembus bola mata tanpa benda asing
Penetrasi okuli NOS
S05.7 Avulsi mata
Enukleasi traumatika
S05.8 Cedera lainnya pada mata dan orbita
Cedera duktus lakrimalis
S05.9 Cedera mata dan orbita, bagian tidak dijelaskan
Cedera mata NOS

S06 Cedera intrakranium


Kalau diikuti fraktur terkait, kode utama harus pada fraktur
intrakranium(S02.-)
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau
penggunaan kode ganda tidak diinginkan untuk identifikasi cedera dan
luka terbuka intrakranium.
0 tanpa luka terbuka intrakranium 1 dengan luka terbuka
intrakranium
S06.0 Konkusio
Commotio cerebri
S06.1 Edema traumatika otak
S06.2 Cedera diffus otak

Achengrsbk@Gmail.com
Kontusio otak NOS, laserasi otak NOS, kompresi traumatika otak
NOS
S06.3 Cedera otak pada fokus
Kontusio dan laserasi serebri, perdarahan intraserebri
traumatika: pada fokus
S06.4 Perdarahan epidura
Perdarahan extradura (traumatika)
S06.5 Perdarahan traumatika subdura
S06.6 Perdarahan traumatika subarakhnoid
S06.7 Cedera intrakranium dengan koma berlangsung lama
S06.8 Cedera intrakranium lainnya
Perdarahan traumatika: serebellum, intrakranium NOS
S06.9 Cedera intrakranium, tidak dijelaskan
Cedera otak NOS
Kecuali: cedera kepala NOS (S09.9)

S07 Cedera remuk kepala


S07.0 Cedera remuk muka
S07.1 Cedera remuk tengkorak
S07.8 Cedera remuk bagian kepala lainnya
S07.9 Cedera remuk kepala, bagian tidak dijelaskan

S08 Amputasi trauma bagian kepala


S08.0 Avulsi kulit kepala
S08.1 Amputasi trauma telinga
S08.8 Amputasi trauma bagian kepala lainnya
S08.9 Amputasi trauma bagian kepala yang tidak dijelaskan
Kecuali: dekapitasi (S18)

S09 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada kepala


S09.0 Cedera pembuluh darah kepala, n.e.c.
Kecuali: cedera: pembuluh darah: otak (S06.-), pra-otak (S15.-)
S09.1 Cedera otot dan tendon kepala
S09.2 Ruptur traumatika gendang telinga
S09.7 Cedera ganda pada kepala
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari
kategori S00-S09.2
S09.8 Cedera kepala lainnya
S09.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada kepala
Cedera: muka NOS, telinga NOS, nose NOS

Cedera leher (S10-S19)


Termasuk: Cedera: tengkuk, supraklavikula, tenggorok
Kecuali: Fraktur vertebra NOS (T08), gigitan atau sengatan serangga,
berbisa (T63.4)

Achengrsbk@Gmail.com
Cedera badan NOS (T09.-), cedera medulla spinalis NOS
(T09.3),
Efek benda asing pada:
farings (T17.2), larings (T17.3), trakhea (T17.4), esofagus
(T18.1)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite [cedera dingin]
(T33-T35)

S10 Cedera permukaan leher


S10.0 Kontusio tenggorokan
Kontusio esofagus bagian leher, larings, farings, trakhea
S10.1 Cedera permukaan tenggorokan lainnya dan tidak
dijelaskan
S10.7 Cedera permukaan ganda pada leher
S10.8 Cedera permukaan bagian leher lainnya
S10.9 Cedera permukaan leher, bagian tidak dijelaskan

S11 Luka terbuka leher


Kecuali: dekapitasi (S18)
S11.0 Luka terbuka melibatkan larings dan trakhea
Luka terbuka trakhea: NOS, servikalis
Kecuali: trakhea torakalis (S27.5)
S11.1 Luka terbuka melibatkan kelenjar tiroid
S11.2 Luka terbuka melibatkan farings dan esofagus servikalis
Kecuali: luka terbuka esofagus NOS (S27.8)
S11.7 Luka terbuka ganda pada leher
S11.8 Luka terbuka bagian leher lainnya
S11.9 Luka terbuka leher, bagian tidak dijelaskan

S12 Fraktur leher


Termasuk: fraktur leher pada: vertebra, spina, prosesus spinosus,
prosesus transversus
fraktur leher pada: arkus vertebra, arkus neuralis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
S12.0 Fraktur vertebra servikalis I [axis]
S12.1 Fraktur vertebra servikalis II [atlas]
S12.2 Fraktur vertebra servikalis lainnya
Kecuali: fraktur ganda vertebra servikalis (S12.7)
S12.7 Fraktur ganda vertebra servikalis
S12.8 Fraktur bagian leher lainnya
Fraktur: os. hyoid, kartilago tiroid, larings, trakhea

Achengrsbk@Gmail.com
S12.9 Fraktur leher, bagian tidak dijelaskan
Fraktur: spina servikalis NOS, vertebra servikalis NOS:

S13 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen setinggi


leher
Kecuali: ruptur atau pergeseran diskus intervertebralis
(nontraumatika) servikalis (M50.-)
S13.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis
servikalis
S13.1 Dislokasi vertebra servikalis
Dislokasi spina servikalis NOS
S13.2 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada leher
S13.3 Dislokasi ganda pada leher
S13.4 Sprain dan strain spina servikalis
Sprain dan strain: (ligamen) longitudinalis anterior, servikalis
Sprain dan strain: (sendi) atlanto-oksipitalis servikalis, (sendi)
atlanto-axialis
Cedera whiplash [leher bergerak seperti lecutan cambuk]
S13.5 Sprain dan strain daerah tiroid
Sprain dan strain: (sendi)(ligamen) krikoaritenoid, (sendi)
(ligamen) krikotiroid
Sprain dan strain: kartilago tiroid
S13.6 Sprain dan strain sendi dan ligamen di bagian leher lain
dan tidak dijelaskan

S14 Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi leher


S14.0 Konkusio dan edema of medulla spinalis servikalis
S14.1 Cedera medulla spinalis servikalis lainnya dan tidak
dijelaskan
Cedera medulla spinalis servikalis NOS
S14.2 Cedera radiks syaraf spina servikali
S14.3 Cedera pleksus brakhialis
S14.4 Cedera syaraf perifer leher
S14.5 Cedera syaraf simpatis servikalis
S14.6 Cedera syaraf leher lainnya dan tidak dijelaskan

S15 Cedera pembuluh darah setinggi leher


S15.0 Cedera a. carotid
Cedera a. carotid (common) (external) (internal)
S15.1 Cedera a. vertebralis
S15.2 Cedera v. jugularis externa
S15.3 Cedera v. jugularis interna
S15.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi leher
S15.8 Cedera pembuluh darah setinggi leher lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
S15.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan setinggi
leher

S16 Cedera otot dan tendon setinggi leher

S17 Cedera remuk leher


S17.0 Cedera remuk larings dan trakhea
S17.8 Cedera remuk bagian lain leher
S17.9 Cedera remuk leher, bagian tidak dijelaskan

S18 Amputasi trauma setinggi leher


Dekapitasi

S19 Cedera leher lainnya dan tidak dijelaskan


S19.7 Cedera ganda pada leher
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari
kategori S10-S18
S19.8 Cedera lain yang dijelaskan pada leher
S19.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada leher

Cedera toraks (S20-S29)


Termasuk: Cedera: mammae, (dinding) dada, area interskapula
Kecuali: Cedera: axilla, klavikula, daerah skapula, bahu (S40-S49),
Fraktur spina NOS (T08)
Cedera: badan NOS (T09.-), medulla spinalis NOS (T09.3)
Efek benda asing di:
trakhea (T17.4), bronkus (T17.5), paru-paru (T17.8),
esofagus (T18.1)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, beracun (T63.4)

S20 Cedera permukaan toraks


S20.0 Kontusio mammae
S20.1 Cedera permukaan mammae lainnya dan tidak
dijelaskan
S20.2 Kontusio toraks
S20.3 Cedera permukaan dinding depan toraks lainnya
S20.4 Cedera permukaan dinding belakang toraks lainnya
S20.7 Cedera permukaan ganda pada toraks
S20.8 Cedera permukaan bagian lain dan tidak dijelaskan pada
toraks
Cedera permukaan dinding dada NOS

S21 Luka terbuka toraks


Kecuali: pneumotoraks traumatika (S27.0), haemotorak traumatika
(S27.1)

Achengrsbk@Gmail.com
hemopneumotoraks traumatika (S27.2):
S21.0 Luka terbuka mammae
S21.1 Luka terbuka dinding depan toraks
S21.2 Luka terbuka dinding belakang toraks
S21.7 Luka terbuka ganda pada dinding toraks
S21.8 Luka terbuka bagian toraks lainnya
S21.9 Luka terbuka toraks, bagian tidak dijelaskan
Luka terbuka dinding toraks NOS

S22 Fraktur iga, sternum dan spina torakalis


Termasuk: fraktur toraks pada: vertebra, spina, prosesus spinosus,
prosesus transversus
fraktur toraks pada: arkus vertebra, arkus neuralis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: fraktur: klavikula (S42.0), skapula (S42.1)
S22.0 Fraktur vertebra torakalis
Fraktur spina torakalis NOS
S22.1 Fraktur ganda spina torakalis
S22.2 Fraktur sternum
S22.3 Fraktur iga
S22.4 Fraktur ganda pada iga
S22.5 Flail chest [dada tak stabil, mudah goyang]
S22.8 Fraktur bagian tulang toraks lainnya
S22.9 Fraktur tulang toraks, bagian tidak dijelaskan

S23 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen toraks


Kecuali: dislokasi, sprain dan strain sendi sterno-klavikulais(S43.2,
S43.6)
ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus
intervertebralis toraks (M51.-)
S23.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis toraks
S23.1 Dislokasi vertebra torakalis
Dislokasi spina torakalis NOS
S23.2 Dislokasi bagian toraks lainnya dan tidak dijelaskan
S23.3 Sprain dan strain spina torakalis
S23.4 Sprain dan strain iga dan sternum
S23.5 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada
toraks

S24 Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi toraks

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: cedera pleksus brakhialis (S14.3)
S24.0 Konkusio dan edema pada medulla spinalis toraks
S24.1 Cedera medulla spinalis toraks lainnya dan tidak
dijelaskan
S24.2 Cedera radiks syaraf spina torakalis
S24.3 Cedera syaraf perifer toraks
S24.4 Cedera syaraf simpatis toraks
Cedera plexus: kardiaka, esophagus, pulmonalis;
Cedera ganglion: stellata, simpatis torakalis
S24.5 Cedera syaraf lain toraks
S24.6 Cedera syaraf toraks yang tidak dijelaskan

S25 Cedera pembuluh darah toraks


S25.0 Cedera aorta torakalis
Cedera aorta NOS
S25.1 Cedera a. innominata atau a. subclavia
S25.2 Cedera vena kava superior
Cedera vena kava NOS
S25.3 Cedera v. innominata atau v. subklavia
S25.4 Cedera pembuluh darah pulmonalis
S25.5 Cedera pembuluh darah interkostalis
S25.7 Cedera pembuluh darah ganda pada toraks
S25.8 Cedera pembuluh darah toraks lainnya
Cedera: v. azygos, av. mammaria
S25.9 Cedera pembuluh darah toraks yang tidak dijelaskan

S26 Cedera jantung


Termasuk: kontusio, laserasi , tusukan, ruptur traumatika pada
jantung
Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter
tambahan kalau penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak
diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke rongga toraks 1. dengan luka
terbuka ke rongga toraks
S26.0 Cedera jantung dengan haemoperikardium
S26.8 Cedera lain pada jantung
S26.9 Cedera jantung, tidak dijelaskan

S27 Cedera organ intratoraks yang lain dan tidak dijelaskan


Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter
tambahan kalau penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak
diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke rongga toraks 1. dengan luka
terbuka ke rongga toraks

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: cedera: esofagus servikalis (S10-S19), trakhea (servikalis)
(S10-S19)
S27.0 Pneumotoraks traumatika
S27.1 Haemotoraks traumatika
S27.2 Haemopneumotoraks traumatika
S27.3 Cedera paru-paru lainnya
S27.4 Cedera bronchus
S27.5 Cedera trakhea torakalis
S27.6 Cedera pleura
S27.7 Cedera ganda pada organ intratoraks
S27.8 Cedera organ intratoraks lainnya
Cedera: diafragma, duktus limfatikus toraks, esofagus (torakalis),
kelenjar timus
S27.9 Cedera organ intratoraks yang tidak dijelaskan

S28 Cedera remuk toraks dan amputasi trauma bagian toraks


S28.0 Dada remuk
Kecuali: flail chest (S22.5)
S28.1 Amputasi traumatika bagian toraks
Kecuali: transeksi toraks (T05.8)

S29 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada toraks


S29.0 Cedera otot dan tendon setinggi toraks
S29.7 Cedera ganda pada toraks
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari
kategori S20-S29.0
S29.8 Cedera toraks lainnya
S29.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada toraks

Cedera abdomen, punggung bawah, spina lumbalis dan


pelvis (S30-S39)
Termasuk: Dinding abdomen, anus, bokong, genitalia external, rusuk,
sela paha
Kecuali: Fraktur spina NOS (T08),
Cedera: punggung atau badan NOS (T09.-), medulla spinalis
NOS (T09.3)
Efek benda asing pada: lambung, usus halus dan kolon (T18.2-
T18.4),
Efek benda asing pada: anus dan rektum (T18.5), traktus
genitourinarius (T19.-)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S30 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis


Kecuali: cedera permukaan panggul (S70.-)
S30.0 Kontusio punggung bawah dan pelvis

Achengrsbk@Gmail.com
Kontusio bokong
S30.1 Kontusio dinding abdomen
Kontusio rusuk, sela paha
S30.2 Kontusio organ genital external
Kontusio: labium (majus)(minus), vagina, vulva; penis, skrotum,
testis, perineum
S30.7 Cedera permukaan ganda pada abdomen, punggung
bawah dan pelvis
S30.8 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan
pelvis lainnya
S30.9 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan
pelvis, bagiannya tidak dijelaskan

S31 Luka terbuka abdomen, punggung bawah dan pelvis


Kecuali: Amputasi trauma bagian abdomen, punggung bawah, pelvis
(S38.2-S38.3),
Luka terbuka panggul (S71.0)
S31.0 Luka terbuka punggung bawah dan pelvis
Luka terbuka bokong
S31.1 Luka terbuka dindingabdomen
Luka terbuka: rusuk, sela paha
S31.2 Luka terbuka penis
S31.3 Luka terbuka skrotum dan testes
S31.4 Luka terbuka vagina dan vulva
S31.5 Luka terbuka organ genitalia external lainnya dan tidak
dijelaskan
Kecuali: amputasi traumatika organ genitalia external (S38.2)
S31.7 Luka terbuka ganda pada abdomen, punggung bawah
dan pelvis
S31.8 Luka terbuka bagian abdomen lainnya dan tidak
dijelaskan

S32 Fraktur spina lumbal dan pelvis


Termasuk: fraktur lumbosakralis pada: vertebra, prosesus spinosus,
prosesus transversus
fraktur lumbosakralis pada: arkus vertebra, arkus neuralis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: fraktur panggul NOS (S72.0)
S32.0 Fraktur vertebra lumbalis
Fraktur spina lumbalis
S32.1 Fraktur sacrum

Achengrsbk@Gmail.com
S32.2 Fraktur koksigis
S32.3 Fraktur ilium
S32.4 Fraktur asetabulum
S32.5 Fraktur pubis
S32.7 Fraktur ganda spina lumbalis dan pelvis
S32.8 Fraktur bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan
tidak dijelaskan
Fraktur: iskium, spina lumbosakral NOS, pelvis NOS

S33 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada spina
lumbalis dan pelvis
Kecuali: dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen panggul (S73.-)
ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus
intervertebralis lumbalis (M51.-)
kerusakan obstetrik pada sendi dan ligamen pelvik (O71.6),
S33.0 Ruptur traumatika diskus intervertebralis lumbalis
S33.1 Dislokasi vertebra lumbalis
Dislokasi spina lumbalis NOS
S33.2 Dislokasi sendi sakroiliaka dan sakrokoksigeus
S33.3 Dislokasi bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan
tidak dijelaskan
S33.4 Ruptur traumatika simfisis pubis
S33.5 Sprain dan strain spina lumbalis
S33.6 Sprain dan strain sendi sakroiliaka
S33.7 Sprain dan strain bagian spina lumbalis dan pelvis
lainnya dan tidak dijelaskan

S34 Cedera syaraf dan medulla spinalis lumbalis setinggi


abdomen, punggung bawah dan pelvis
S34.0 Konkusio dan edema medulla spinalis lumbalis
S34.1 Cedera lain pada medulla spinalis lumbalis
S34.2 Cedera radiks syaraf spina lumbarlis dan sakralis
S34.3 Cedera kauda equina
S34.4 Cedera pleksus lumbosakralis
S34.5 Cedera syaraf simpatis lumbalis, sakralis dan pelvik
Cedera: ganglion atau plexus seliaka, plexus hypogastrika
Cedera: plexus mesenterika (inferior)(superior), n. splanchnikus
S34.6 Cedera peripheral nerve(s) of abdomen, punggung
bawah dan pelvis
S34.8 Cedera syaraf lain dan tidak dijelaskan setinggi
abdomen, punggung bawah dan pelvis

S35 Cedera pembuluh darah setinggi abdomen, punggung


bawah dan pelvis

Achengrsbk@Gmail.com
S35.0 Cedera aorta abdominalis
Kecuali: cedera aorta NOS (S25.0)
S35.1 Cedera vena kava inferior
Cedera v. hepatika
Kecuali: cedera vena kava NOS (S25.2)
S35.2 Cedera a. seliaka atau mesenterika
Cedera: aa. gastrika, gastroduodenalis, hepatika, mesenterika,
lienalis
S35.3 Cedera v. porta atau v. lienalis
Cedera v. mesenterika (inferior)(superior)
S35.4 Cedera pembuluh darah ginjal
Cedera av. renalis
S35.5 Cedera pembuluh darah iliaka
Cedera av. hipogastrika, av. iliaka, av. uterina
S35.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi abdomen,
punggung bawah dan pelvis
S35.8 Cedera pembuluh darah lain setinggi abdomen,
punggung bawah dan pelvis
Cedera a. ovarika
S35.9 Cedera pembuluh darah yang tak jelas setinggi
abdomen, punggung bawah dan pelvis

S36 Cedera organ intra-abdomen


Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter
tambahan kalau penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak
diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke dalam rongga 1. dengan luka terbuka
ke dalam rongga
S36.0 Cedera limpa
S36.1 Cedera hati atau kandung empedu
Cedera saluran empedu
S36.2 Cedera pankreas
S36.3 Cedera lambung
S36.4 Cedera usus halus
S36.5 Cedera kolon
S36.6 Cedera rektum
S36.7 Cedera organ ganda intra-abdomen
S36.8 Cedera organ intra-abdomen lainnya
Cedera: peritoneum, retroperitoneum
S36.9 Cedera organ intra-abdomen yang tidak dijelaskan

S37 Cedera organ-organ urinarius dan pelvik

Achengrsbk@Gmail.com
Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter
tambahan kalau penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak
diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke dalam rongga 1. dengan luka terbuka
ke dalam rongga
Kecuali: Cedera peritoneum dan retroperitoneum (S36.8)
S37.0 Cedera ginjal
S37.1 Cedera ureter
S37.2 Cedera kandung kemih
S37.3 Cedera uretra
S37.4 Cedera ovarium
S37.5 Cedera tuba fallopii
S37.6 Cedera uterus
S37.7 Cedera organ pelvik ganda
S37.8 Cedera organ pelvik lainnya
Cedera: kelenjar adrenal, prostat, vesikula seminalis, vas
deferens
S37.9 Cedera organ pelvik yang tidak dijelaskan

S38 Cedera remuk dan amputasi traumatika abdomen,


punggung bawah dan pelvis
S38.0 Cedera remuk organ genital external
S38.1 Cedera remuk bagian lain dan tak dijelaskan di
abdomen, punggung bawah, pelvis
S38.2 Amputasi trauma organ genital external
Amputasi trauma: labium (majus)(minus), vulva,
Amputasi trauma: penis, skrotum, testis
S38.3 Amputasi trauma bagian lain dan tak dijelaskan di
abdomen, punggung bawah, pelvis
Kecuali: transeksi abdomen (T05.8)

S39 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada abdomen, punggung


bawah dan pelvis
S39.0 Cedera otot dan tendon pada abdomen, punggung bawah
dan pelvis
S39.6 Cedera organ(-organ) intra-abdominal dengan organ(-
organ) pelvik
S39.7 Cedera ganda lain pada abdomen, punggung bawah dan
pelvis
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S30-S39.6
Kecuali: cedera pada S36.- dengan cedera pada S37.- (S39.6)
S39.8 Cedera abdomen, punggung bawah dan pelvis lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
S39.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada abdomen, punggung
bawah dan pelvis

Cedera bahu dan lengan atas (S40-S49)


Termasuk: Cedera axilla atau regio skapula
Kecuali: Cedera: siku (S50-S59), bahu dan lengan atas bilateral (T00-
T07)
Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11),
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S40 Cedera permukaan bahu dan lengan atas


S40.0 Kontusio bahu dan lengan atas
S40.7 Cedera permukaan ganda pada bahu dan lengan atas
S40.8 Cedera permukaan lainnya pada bahu dan lengan atas
S40.9 Cedera permukaan bahu dan lengan atas, tidak
dijelaskan

S41 Luka terbuka bahu dan lengan atas


Kecuali: Amputasi trauma bahu dan lengan atas (S48.-)
S41.0 Luka terbuka bahu
S41.1 Luka terbuka lengan atas
S41.7 Luka terbuka ganda pada bahu dan lengan atas
S41.8 Luka terbuka bagian lain dan tidak dijelaskan pada
gelang bahu

S42 Fraktur bahu dan lengan atas


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
S42.0 Fraktur klavikula
Fraktur ujung akromion atau batang klavikula, fraktur tulang
leher
S42.1 Fraktur skapula
Fraktur: processus acromialis, (processus) akromion,
Fraktur: (korpus)(leher) skapula; shoulder blade
S42.2 Fraktur ujung atas humerus
Fraktur: ujung proximal, tuberositas mayor, leher anatomis, leher
surgical, epifisis atas
S42.3 Fraktur batang humerus
Fraktur: humerus NOS, lengan atas NOS
S42.4 Fraktur ujung bawah humerus
Fraktur: ujung distal, epifisis bawah, prosessus artikularis

Achengrsbk@Gmail.com
Fraktur: kondilus external, epikondilus internal, interkondilus,
suprakondilus
Kecuali: fraktur siku NOS (S52.0)
S42.7 Fraktur ganda pada klavikula, skapula dan humerus
S42.8 Fraktur bagian bahu dan lengan atas lainnya
S42.9 Fraktur gelang bahu, bagian tidak dijelaskan
Fraktur bahu NOS

S43 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada gelang
bahu
S43.0 Dislokasi sendi bahu
S43.1 Dislokasi sendi akromioklavikula
S43.2 Dislokasi sendi sternoklavikula
S43.3 Dislokasi bagian gelang bahu lainnya dan tidak
dijelaskan
Dislokasi gelang bahu NOS
S43.4 Sprain dan strain sendi bahu
(Ligamen) korakohumerus, kapsul rotator cuff
S43.5 Sprain dan strain sendi acromioklavikula
Sprain dan strain ligamen akromioklavikula
S43.6 Sprain dan strain sendi sternoklavikula
S43.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada
gelang bahu
Sprain dan strain gelang bahu NOS

S44 Cedera syaraf pada level bahu dan lengan atas


Kecuali: cedera plexus brakhialis (S14.3)
S44.0 Cedera n. ulnaris pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. ulnaris NOS (S54.0)
S44.1 Cedera n. medianus pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. medianus NOS (S54.1)
S44.2 Cedera n. radialis pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. radialis NOS (S54.2)
S44.3 Cedera n. axillaris
S44.4 Cedera n. musculocutaneous
S44.5 Cedera syaraf sensoris kulit pada level bahu dan lengan
atas
S44.7 Cedera syaraf ganda pada level bahu dan lengan atas
S44.8 Cedera syaraf pada level bahu dan lengan atas lainnya
S44.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level bahu dan
lengan atas

S45 Cedera pembuluh darah pada level bahu dan lengan atas
Kecuali: cedera arteri subklavia (S25.1) atau vena subklavia (S25.3)
S45.0 Cedera a. aksillaris

Achengrsbk@Gmail.com
S45.1 Cedera a. brakhialis
S45.2 Cedera v. aksillaris atau v. brakhialis
S45.3 Cedera vena superfisialis pada level bahu dan lengan
atas
S45.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level bahu dan
lengan atas
S45.8 Cedera pembuluh darah lain pada level bahu dan lengan
atas
S45.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level
bahu dan lengan atas

S46 Cedera otot dan tendon pada level bahu dan lengan atas
Kecuali: cedera otot dan tendon pada atau di bawah siku (S56.-)
S46.0 Cedera tendon rotator cuff pada bahu
S46.1 Cedera otot dan tendon pada long kepala of biceps
S46.2 Cedera otot dan tendon pada bagian lain biceps
S46.3 Cedera otot dan tendon pada triceps
S46.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level bahu dan
lengan atas
S46.8 Cedera otot dan tendon lain pada level bahu dan lengan
atas
S46.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level
bahu dan lengan atas

S47 Cedera remuk bahu dan lengan atas


Kecuali: Cedera remuk siku (S57.0)

S48 Amputasi trauma bahu dan lengan atas


Kecuali: Amputasi traumatika: siku (S58.0), lengan atas, level tak jelas
(T11.6)
S48.0 Amputasi traumatika sendi bahu
S48.1 Amputasi traumatika level antara bahu dan siku
S48.9 Amputasi traumatika bahu dan lengan atas, level tak
jelas

S49 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas
S49.7 Cedera ganda pada bahu dan lengan atas
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S40-S48
S49.8 Cedera bahu dan lengan atas lainnya
S49.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas

Cedera siku dan lengan bawah (S50-S59)


Kecuali: Cedera pergelangan dan tangan (S60-S69)
Cedera siku dan lengan bawah bilateral (T00-T07)

Achengrsbk@Gmail.com
Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S50 Cedera permukaan lengan bawah


Kecuali: cedera permukaan pergelangan dan tangan (S60.-)
S50.0 Kontusio siku
S50.1 Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada lengan
bawah
S50.7 Cedera permukaan ganda pada lengan bawah
S50.8 Cedera permukaan lengan bawah lainnya
S50.9 Cedera permukaan lengan bawah, tidak dijelaskan
Cedera permukaan siku NOS

S51 Luka terbuka lengan bawah


Kecuali: luka terbuka pergelangan dan tangan (S61.-), amputasi
traumatika lengan bawah (S58.-)
S51.0 Luka terbuka siku
S51.7 Luka ganda terbuka pada lengan bawah
S51.8 Luka terbuka bagian lengan bawah lainnya
S51.9 Luka terbuka lengan bawah, bagian tidak dijelaskan

S52 Fraktur lengan bawah


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: fraktur pada level pergelangan dan tangan (S62.-)
S52.0 Fraktur ujung atas ulna
Fraktur: siku NOS, processus coronoideus, processus olecranon,
ujung proximal
Fraktur-dislokasi Monteggia
S52.1 Fraktur ujung atas radius
Fraktur: kepala, leher, atau ujung proximal radius
S52.2 Fraktur batang ulna
S52.3 Fraktur batang radius
S52.4 Fraktur batang ulna dan radius
S52.5 Fraktur ujung bawah radius
Fraktur Colles, fraktur Smith
S52.6 Fraktur ujung bawah ulna dan radius
S52.7 Fraktur ganda pada lengan bawah
Kecuali: fraktur kedua ulna dan radius: batang (S52.4), ujung
bawah (S52.6)
S52.8 Fraktur bagian lengan bawah lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
Kepala ulna, ujung bawah ulna
S52.9 Fraktur lengan bawah, bagian tidak dijelaskan

S53 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen of siku


S53.0 Dislokasi kaput radius
Dislokasi sendi radiohumerus
Kecuali: fraktur-dislokasi Monteggia (S52.0)
S53.1 Dislokasi siku, tidak dijelaskan
Dislokasi sendi ulnohumerus
Kecuali: dislokasi kepala radius tersendiri (S53.0)
S53.2 Ruptur traumatika ligamen kolateral radius
S53.3 Ruptur traumatika ligamen kolateral ulna
S53.4 Sprain dan strain siku

S54 Cedera syaraf pada level lengan bawah


Kecuali: Cedera syaraf di pergelangan dan tangan (S64.-)
S54.0 Cedera n. ulnaris pada level lengan bawah
Cedera n. ulnaris NOS
S54.1 Cedera n. medianus pada level lengan bawah
Cedera n. medianus NOS
S54.2 Cedera n. radialis pada level lengan bawah
Cedera n. radialis NOS
S54.3 Cedera n. sensoris kulit pada level lengan bawah
S54.7 Cedera syaraf ganda pada level lengan bawah
S54.8 Cedera syaraf pada level lengan bawah lainnya
S54.9 Cedera syaraf pada level lengan bawah, tidak dijelaskan

S55 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah


Kecuali: Cedera pembuluh darah brakhialis (S45.1-S45.2),
Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan
(S65.-)
S55.0 Cedera a. ulnaris pada level lengan bawah
S55.1 Cedera a. radialis pada level lengan bawah
S55.2 Cedera vena pada level lengan bawah
S55.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level lengan bawah
S55.8 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah lainnya
S55.9 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah, tidak
dijelaskan

S56 Cedera otot dan tendon pada level lengan bawah


Kecuali: Cedera otot dan tendon pada atau di bawah pergelangan
(S66.-)
S56.0 Cedera otot dan tendon flexor ibu jari pada level lengan
bawah

Achengrsbk@Gmail.com
S56.1 Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V pada
level lengan bawah
S56.2 Cedera otot dan tendon flexor pada level lengan bawah
lainnya
S56.3 Cedera otot dan tendon extensor atau abduktor ibu jari
di level lengan bawah
S56.4 Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V
pada level lengan bawah
S56.5 Cedera otot dan tendon extensor pada level lengan
bawah lainnya
S56.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level lengan bawah
S56.8 Cedera otot dan tendon pada level lengan bawah lainnya
dan tidak dijelaskan

S57 Cedera remuk lengan bawah


Kecuali: Cedera remuk pergelangan dan tangan (S67.-)
S57.0 Cedera remuk siku
S57.8 Cedera remuk bagian lain lengan bawah
S57.9 Cedera remuk lengan bawah, bagian tidak dijelaskan

S58 Amputasi trauma lengan bawah


Kecuali: Amputasi trauma pergelangan dan tangan (S68.-)
S58.0 Amputasi trauma level siku
S58.1 Amputasi trauma level antara siku dan pergelangan
S58.9 Amputasi trauma lengan bawah, level tak jelas

S59 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada lengan bawah


Kecuali: Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
(S69.-)
S59.7 Cedera ganda pada lengan bawah
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S50-S58
S59.8 Cedera pada lengan bawah lainnya
S59.9 Cedera pada lengan bawah, tidak dijelaskan

Cedera pergelangan dan tangan (S60-S69)


Kecuali: Cedera bilateral pergelangan dan tangan (T00-T07),
Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11),
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S60 Cedera permukaan pergelangan dan tangan


S60.0 Kontusio jari tanpa kerusakan kuku
Kontusio jari NOS
Kecuali: kontusio yang melibatkan kuku (matrix) (S60.1)
S60.1 Kontusio jari dengan kerusakan pada kuku

Achengrsbk@Gmail.com
S60.2 Kontusio bagian pergelangan dan tangan lainnya
S60.7 Cedera permukaan ganda pada pergelangan dan tangan
S60.8 Cedera permukaan lain pada pergelangan dan tangan
S60.9 Cedera permukaan pergelangan dan tangan, tidak
dijelaskan

S61 Luka terbuka pergelangan dan tangan


Kecuali: Amputasi traumatika pergelangan dan tangan (S68.-)
S61.0 Luka terbuka jari tanpa kerusakan kuku
Luka terbuka jari NOS
Kecuali: luka terbuka melibatkan kuku (matrix) (S61.1)
S61.1 Luka terbuka jari dengan kerusakan kuku
S61.7 Luka terbuka ganda pada pergelangan dan tangan
S61.8 Luka terbuka bagian pergelangan dan tangan lainnya
S61.9 Luka terbuka bagian pergelangan dan tangan, tidak
dijelaskan

S62 Fraktur pada level pergelangan dan tangan


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: Fraktur bagian distal ulna dan radius (S52.-)
S62.0 Fraktur os. navikularis [skafoid] tangan
S62.1 Fraktur tulang karpal lainnya
Fraktur os.: kapitatum [magnum], hamatum [unsiformis],
lunatum [semilunaris]
Fraktur os.: pisiformis, triquetrum [cuneiformis karpus],
Fraktur os.: trapezium [multangularis mayor], trapezoid
[multangularis minor],
S62.2 Fraktur os. metakarpal I
Fraktur Bennett
S62.3 Fraktur os. metakarpal lainnya
S62.4 Fraktur ganda pada tulang metakarpal
S62.5 Fraktur ibu jari
S62.6 Fraktur jari II, III, IV atau V
S62.7 Fraktur ganda pada jari-jari
S62.8 Fraktur bagian pergelangan dan tangan lainnya dan
tidak dijelaskan

S63 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen level


pergelangan dan tangan
S63.0 Dislokasi pergelangan
Dislokasi: (sendi) distal radioulnaris, (sendi) radiokarpal

Achengrsbk@Gmail.com
ujung distal radius dan ulna, (tulang) karpal, ujung proximal
(tulang) metakarpal,
(sendi) midkarpal, (sendi) karpometakarpal
S63.1 Dislokasi jari
Dislokasi: ujung distal (tulang) metakarpal, (sendi) interphalanx
tangan,
(sendi) metakarpophalangeal, phalanx tangan, ibu jari
S63.2 Dislokasi ganda jari-jari
S63.3 Ruptur traumatika ligamen pergelangan dan karpus
Ruptur traumatika: kollateral pergelangan, (ligamen)
radiokarpal, ulnokarpal (palmaris)
S63.4 Ruptur traumatika ligamen jari di sendi metakarpo-
phalanx dan interphalanx
Ruptur traumatika: kollateral, palmaris, plat volar
S63.5 Sprain dan strain pergelangan
Sprain dan strain: (sendi) karpal, (sendi) (ligamen) radiokarpal

S63.6 Sprain dan strain jari-jari


Sprain dan strain: (sendi) metakarpophalanx,
Sprain dan strain: (sendi) interphalanx tangan, phalanx tangan,
ibu jari
S63.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada
tangan

S64 Cedera syaraf pada level pergelangan dan tangan


S64.0 Cedera n. ulnaris pada level pergelangan dan tangan
S64.1 Cedera n. medianus pada level pergelangan dan tangan
S64.2 Cedera n. radialis pada level pergelangan dan tangan
S64.3 Cedera n. digitalis ibu jari
S64.4 Cedera n. digitalis jari II, III, IV atau V
S64.7 Cedera syaraf ganda pada level pergelangan dan tangan
S64.8 Cedera syaraf pada level pergelangan dan tangan lainnya
S64.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level
pergelangan dan tangan

S65 Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan


S65.0 Cedera a. ulnaris pada level pergelangan dan tangan
S65.1 Cedera a. radialis pada level pergelangan dan tangan
S65.2 Cedera arkus palmaris superfisialis
S65.3 Cedera arkus palmaris profunda
S65.4 Cedera pembuluh darah ibu jari
S65.5 Cedera pembuluh darah jari II, III, IV atau V
S65.7 Cedera pembuluh darah ganda di level pergelangan dan
tangan

Achengrsbk@Gmail.com
S65.8 Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan
tangan lainnya
S65.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan di level
pergelangan dan tangan

S66 Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan
S66.0 Cedera otot dan tendon flexor longus ibu jari di level
pergelangan dan tangan
S66.1 Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V di
level pergelangan dan tangan
S66.2 Cedera otot dan tendon extensor ibu jari di level
pergelangan dan tangan
S66.3 Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V di
level pergelangan dan tangan
S66.4 Cedera otot dan tendon intrinsik ibu jari di level
pergelangan dan tangan
S66.5 Cedera otot dan tendon intrinsik jari II, III, IV atau V di
level pergelangan dan tangan
S66.6 Cedera otot dan tendon flexor ganda pada level
pergelangan dan tangan
S66.7 Cedera otot dan tendon extensor ganda pada level
pergelangan dan tangan
S66.8 Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan
tangan lainnya
S66.9 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada level
pergelangan dan tangan

S67 Cedera remuk pergelangan dan tangan


S67.0 Cedera remuk ibu jari dan jari-jari lainnya
S67.8 Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada
pergelangan dan tangan

S68 Amputasi trauma pergelangan dan tangan


S68.0 Amputasi trauma ibu jari (komplit)(parsial)
S68.1 Amputasi trauma jari II, III, IV atau V (komplit)(parsial)
S68.2 Amputasi trauma dua atau lebih, jari saja (komplit)
(parsial)
S68.3 Amputasi trauma gabungan (bagian) jari dengan bagian
lain pergelangan dan tangan
S68.4 Amputasi trauma tangan pada level pergelangan
S68.8 Amputasi trauma bagian pergelangan dan tangan
lainnya
S68.9 Amputasi trauma pergelangan dan tangan, level tak jelas

Achengrsbk@Gmail.com
S69 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan
tangan
S69.7 Cedera ganda pada pergelangan dan tangan
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori
S60-S68
S69.8 Cedera pada pergelangan dan tangan lainnya
S69.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan
tangan

Cedera panggul dan paha (S70-S79)


Kecuali: Cedera bilateral panggul dan paha (T00-T07),
Cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S70 Cedera permukaan panggul dan paha


S70.0 Kontusio panggul
S70.1 Kontusio paha
S70.7 Cedera permukaan ganda pada panggul dan paha
S70.8 Cedera permukaan pada panggul dan paha lainnya
S70.9 Cedera permukaan panggul dan paha, tidak dijelaskan

S71 Luka terbuka panggul dan paha


Kecuali: Amputasi trauma panggul dan paha (S78.-)
S71.0 Luka terbuka panggul
S71.1 Luka terbuka paha
S71.7 Luka terbuka ganda pada panggul dan paha
S71.8 Luka terbuka bagian lingkaran panggul lainnya dan
tidak dijelaskan

S72 Fraktur femur


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
S72.0 Fraktur leher femur
Fraktur panggul NOS
S72.1 Fraktur pertrokanter
Fraktur intertrokanter, fraktur trokanter
S72.2 Fraktur subtrokanter
S72.3 Fraktur batang femur
S72.4 Fraktur ujung bawah femur
S72.7 Fraktur ganda pada femur

Achengrsbk@Gmail.com
S72.8 Fraktur pada bagian femur lainnya
S72.9 Fraktur femur, bagian tidak dijelaskan

S73 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen


panggul
S73.0 Dislokasi panggul
S73.1 Sprain dan strain panggul

S74 Cedera syaraf pada level panggul dan paha


S74.0 Cedera sciatic nerve [n. iskiadikus] pada level panggul
dan paha
S74.1 Cedera n. femoralis pada level panggul dan paha
S74.2 Cedera syaraf sensoris kulit pada level panggul dan paha
S74.7 Cedera syaraf ganda pada level panggul dan paha
S74.8 Cedera syaraf pada level panggul dan paha lainnya
S74.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level panggul
dan paha

S75 Cedera pembuluh darah pada level panggul dan paha


Kecuali: Cedera a. poplitea (S85.0)
S75.0 Cedera a. femoralis
S75.1 Cedera v. femoralis pada level panggul dan paha
S75.2 Cedera v. saphena magna pada level panggul dan paha
Kecuali: cedera v. saphena magna NOS (S85.3)
S75.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level panggul dan
paha
S75.8 Cedera pembuluh darah pada level panggul dan paha
lainnya
S75.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level
panggul dan paha

S76 Cedera otot dan tendon pada level panggul dan paha
S76.0 Cedera otot dan tendon pada panggul
S76.1 Cedera m. quadriseps dan tendon
Ligamen (tendon) patella
S76.2 Cedera otot dan tendon adduktor pada paha
S76.3 Cedera otot dan tendon group otot posterior pada level
paha
S76.4 Cedera otot dan tendon pada level paha lainnya dan
tidak dijelaskan
S76.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level panggul dan
paha

S77 Cedera remuk panggul dan paha


S77.0 Cedera remuk panggul

Achengrsbk@Gmail.com
S77.1 Cedera remuk paha
S77.2 Cedera remuk panggul dengan paha

S78 Amputasi trauma panggul dan paha


Kecuali: Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas (T13.6)
S78.0 Amputasi trauma panggul sendi
S78.1 Amputasi trauma level antara panggul dan lutut
S78.9 Amputasi trauma panggul dan paha, level tak jelas

S79 Cedera lain dan dijelaskan pada panggul dan paha


S79.7 Cedera ganda pada panggul dan paha
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S70-
S78
S79.8 Cedera pada panggul dan paha lainnya
S79.9 Cedera panggul dan paha yang tidak dijelaskan

Cedera lutut dan tungkai bawah (S80-S89)


Termasuk: Fraktur tumit dan malleolus
Kecuali: Cedera tumit dan kaki (S90-S99)
Cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Cedera bilateral lutut dan tungkai bawah (T00-T07)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S80 Cedera permukaan tungkai bawah


Kecuali: Cedera permukaan tumit dan kaki (S90.-)
S80.0 Kontusio lutut
S80.1 Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada tungkai
bawah
S80.7 Cedera permukaan ganda pada tungkai bawah
S80.8 Cedera permukaan pada tungkai bawah lainnya
S80.9 Cedera permukaan tungkai bawah, tidak dijelaskan

S81 Luka terbuka tungkai bawah


Kecuali: Amputasi trauma tungkai bawah (S88.-), luka terbuka tumit
dan kaki (S91.-)
S81.0 Luka terbuka lutut
S81.7 Luka ganda terbuka pada tungkai bawah
S81.8 Luka terbuka bagian tungkai bawah lainnya
S81.9 Luka terbuka tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan

S82 Fraktur tungkai bawah, Termasuk tumit


Termasuk: malleolus
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.

Achengrsbk@Gmail.com
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: Fraktur kaki, selain tumit (S92.-)
S82.0 Fraktur patella
Fraktur tempurung lutut
S82.1 Fraktur ujung atas tibia
Fraktur tibia bagian:kepala, kondilus,ujung proximal,atau
tuberositas
dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula
S82.2 Fraktur batang tibia
Fraktur batang tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula

S82.3 Fraktur ujung bawah tibia


Fraktur ujung bawah tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur
fibula
Kecuali: fraktur malleolus medialis (S82.5)
S82.4 Fraktur fibula saja
Kecuali: fraktur malleolus lateralis (S82.6)
S82.5 Fraktur malleolus medialis
Fraktur tibia yang melibatkan tumit dan malleolus
S82.6 Fraktur malleolus lateralis
Fraktur fibula yang melibatkan tumit dan malleolus
S82.7 Fraktur ganda pada tungkai bawah
Kecuali: fraktur tibia dan fibula pada:
ujung atas (S82.1), batang (S82.2), atau ujung bawah
(S82.3):
S82.8 Fraktur bagian tungkai bawah lainnya
Fraktur (pada): tumit NOS, bimalleolaris, trimalleolaris
S82.9 Fraktur tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan

S83 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen lutut
Kecuali: Kerusakan: patella (M22.0-M22.3), lutut, internal (M23.-)
Dislokasi lutut: lama (M24.3), patologis (M24.3), rekuren
(M24.4)
S83.0 Dislokasi patella
S83.1 Dislokasi lutut
Dislokasi (sendi) tibiofibula
S83.2 Robekan meniskus, sekarang
Bucket-handle tear (pada): NOS, meniskus lateralis, meniskus
medialis
Kecuali: bucket-handle tear lama (M23.2)
S83.3 Robekan rawan sendi lutut, sekarang
S83.4 Sprain dan strain melibatkan ligamen kolateral
(fibularis)(tibialis) lutut

Achengrsbk@Gmail.com
S83.5 Sprain dan strain melibatkan ligamen krusiata (anterior)
(posterior) lutut
S83.6 Sprain dan strain bagian lutut lainnya dan tidak dijaskan
Sprain dan strain:, sendi dan ligamen tibiofibularis superior
Kecuali: sprain ligamen patella (S76.1)
S83.7 Cedera pada struktur ganda lutut
Cedera pada meniskus (lateralis)(medialis) bersama ligamen
(collateral)(cruciate)

S84 Cedera syaraf pada level tungkai bawah


Kecuali: cedera syaraf pada level tumit dan kaki (S94.-)
S84.0 Cedera n. tibialis pada level tungkai bawah
S84.1 Cedera n. peroneus pada level tungkai bawah
S84.2 Cedera syaraf sensoris kulit pada level tungkai bawah
S84.7 Cedera syaraf ganda pada level tungkai bawah
S84.8 Cedera syaraf pada level tungkai bawah lainnya
S84.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tungkai
bawah

S85 Cedera pembuluh darah pada level tungkai bawah


Kecuali: Cedera pembuluh darah pada level tumit dan kaki (S95.-)
S85.0 Cedera a. poplitea
S85.1 Cedera a tibialis (anterior)(posterior)
S85.2 Cedera a. peronealis
S85.3 Cedera v. saphena magna pada level tungkai bawah
Cedera v. saphena magna NOS
S85.4 Cedera v. saphena parva pada level tungkai bawah
S85.5 Cedera v. poplitea
S85.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level tungkai bawah
S85.8 Cedera pembuluh darah pada level tungkai bawah
lainnya
S85.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level
tungkai bawah

S86 Cedera otot dan tendon pada level tungkai bawah


Kecuali: cedera: otot dan tendon pada atau di bawah tumit
(S96.-)
ligamen patella (S76.1)
S86.0 Cedera tendon Achilles
S86.1 Cedera otot dan tendon lain group otot posterior pada
level tungkai bawah
S86.2 Cedera otot dan tendon group otot anterior pada level
tungkai bawah
S86.3 Cedera otot dan tendon group otot peroneus pada level
tungkai bawah level

Achengrsbk@Gmail.com
S86.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tungkai bawah
S86.8 Cedera otot dan tendon pada level tungkai bawah lainnya
S86.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level
tungkai bawah

S87 Cedera remuk tungkai bawah


Kecuali: Cedera remuk tumit dan kaki (S97.-)
S87.0 Cedera remuk lutut
S87.8 Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada
tungkai bawah

S88 Amputasi traumatika tungkai bawah


Kecuali: Amputasi traumatika: tumit dan kaki (S98.-), tungkai, level tak
jelas (T13.6)
S88.0 Amputasi traumatika level lutut
S88.1 Amputasi traumatika level antara lutut dan tumit
S88.9 Amputasi traumatika tungkai bawah, level tak jelas

S89 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah


Kecuali: Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki (S99.-)
S89.7 Cedera ganda pada tungkai bawah
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S80-S88
S89.8 Cedera tungkai bawah lainnya
S89.9 Cedera tungkai bawah yang tidak dijelaskan

Cedera tumit dan kaki (S90-S99)


Kecuali: Fraktur tumit dan malleolus (S82.-),
Cedera bilateral tumit dan kaki (T00-T07),
Cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S90 Cedera permukaan tumit dan kaki


S90.0 Kontusio tumit
S90.1 Kontusio jari kaki tanpa kerusakan kuku
Kontusio jari kaki NOS
S90.2 Kontusio jari kaki dengan kerusakan kuku
S90.3 Kontusio bagian kaki lainnya dan tidak dijelaskan
S90.7 Cedera permukaan ganda pada tumit dan kaki
S90.8 Cedera permukaan pada tumit dan kaki lainnya
S90.9 Cedera permukaan tumit dan kaki, tidak dijelaskan

S91 Luka terbuka tumit dan kaki


Kecuali: Amputasi trauma tumit dan kaki (S98.-)

Achengrsbk@Gmail.com
S91.0 Luka terbuka tumit
S91.1 Luka terbuka jari kaki tanpa kerusakan kuku
Luka terbuka jari kaki NOS
S91.2 Luka terbuka jari kaki dengan kerusakan pada kuku
S91.3 Luka terbuka bagian lain kaki
Luka terbuka kaki NOS
S91.7 Luka ganda terbuka pada tumit dan kaki

S92 Fraktur kaki, selain tumit


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: tumit (S82.-), malleolus (S82.-)
S92.0 Fraktur kalkaneus
Fraktur tulang tumit, fraktur os kalsis
S92.1 Fraktur talus
Fraktur astragalus
S92.2 Fraktur tulang(-tulang ) tarsal lainnya
Fraktur: kuboid, kuneiformis kaki (intermedia)(lateral)(medial),
navikulare kaki
S92.3 Fraktur metatarsal tulang
S92.4 Fraktur jempol kaki
S92.5 Fraktur jari II, III, IV atau V kaki
S92.7 Fraktur ganda pada kaki
S92.9 Fraktur kaki, tidak dijelaskan

S93 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada level
tumit dan kaki
S93.0 Dislokasi tumit sendi
Dislokasi: astragalus, ujung bawah fibula, talus, ujung bawah
tibia
S93.1 Dislokasi jari kaki
Dislokasi (sendi) interphalanx, (sendi) metatarsophalanx
S93.2 Ruptur ligamen pada level tumit dan kaki
S93.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kaki
Dislokasi: navikulare kaki, (sendi) tarsus, (sendi) tarsometatarsus

S93.4 Sprain dan strain tumit


Sprain dan strain (ligamen): kalkaneofibularis, kolateral internal,
deltoideus,
Sprain dan strain (ligamen): talofibularis, tibiofibularis distal
Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0)

Achengrsbk@Gmail.com
S93.5 Sprain dan strain jari kaki
Sprain dan strain: (sendi) metatarsophalanx, (sendi) interphalanx
S93.6 Sprain dan strain bagian kaki lainnya dan tidak
dijelaskan
Sprain dan strain (ligamen): tarsus, tarsometatarsus

S94 Cedera syaraf pada level tumit dan kaki


S94.0 Cedera n. plantar lateralis
S94.1 Cedera n. plantar medialis
S94.2 Cedera n. peroneus profunda pada level tumit dan kaki
Cedera cabang lateralis terminal dari n. peroneus profunda
S94.3 Cedera syaraf sensoris kulit pada level tumit dan kaki
S94.7 Cedera syaraf ganda pada level tumit dan kaki
S94.8 Cedera syaraf pada level tumit dan kaki lainnya
S94.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tumit dan
kaki

S95 Cedera pembuluh darah pada tumit dan kaki level


Kecuali: Cedera av. tibialis posterior (S85.-)
S95.0 Cedera a. dorsalis pedis
S95.1 Cedera a. plantaris pedis
S95.2 Cedera v. dorsalis pedis
S95.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level tumit dan kaki
S95.8 Cedera pembuluh darah pada level tumit dan kaki
lainnya
S95.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level
tumit dan kaki

S96 Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki
Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0)
S96.0 Cedera otot dan tendon m. flexor longus jari kaki di level
tumit dan kaki
S96.1 Cedera otot dan tendon m. extensor longus jari kaki di
level tumit dan kaki
S96.2 Cedera otot dan tendon intrinsik pada level tumit dan
kaki
S96.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tumit dan kaki
S96.8 Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki
lainnya
S96.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level
tumit dan kaki

S97 Cedera remuk tumit dan kaki


S97.0 Cedera remuk tumit
S97.1 Cedera remuk jari kaki

Achengrsbk@Gmail.com
S97.8 Cedera remuk bagian lain tumit dan kaki
Cedera remuk kaki NOS

S98 Amputasi traumatika tumit dan kaki


S98.0 Amputasi traumatika kaki pada level tumit
S98.1 Amputasi traumatika satu jari kaki
S98.2 Amputasi traumatika dua atau lebih jari kaki
S98.3 Amputasi traumatika bagian lain kaki
Amputasi traumatika gabugan jari kaki dan bagian lain kaki
S98.4 Amputasi traumatika kaki, level tak jelas

S99 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
S99.7 Cedera ganda pada tumit dan kaki
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S90-S98
S99.8 Cedera pada tumit dan kaki lainnya
S99.9 Cedera tumit dan kaki, tidak dijelaskan

Cedera yang melibatkan daerah ganda pada tubuh


(T00-T07)
Termasuk: Cedera bilateral anggota pada daerah tubuh yang sama
Cedera menurut jenis pada dua atau lebih daerah tubuh yang
bisa diklasifikasikan pada S00-S99
Kecuali: Cedera ganda yang hanya melibatkan satu daerah tubuh
lihat bagian-S
Sunburn (L55.-), luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite
(T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

T00 Cedera permukaan yang melibatkan daerah ganda pada


tubuh
T00.0 Cedera permukaan kepala dengan leher
Cedera permukaan pada situs-situs S00.- dan S10.-
Kecuali: melibatkan daerah tubuh lainnya (T00.8)
T00.1 Cedera permukaan toraks dengan abdomen, punggung
bawah dan pelvis
Cedera permukaan pada situs-situs dengan klasifikasi S20.-,
S30.- dan T09.0
Kecuali: melibatkan daerah tubuh lainnya (T00.8)
T00.2 Cedera permukaan daerah ganda anggota atas
Cedera permukaan pada situs-situs S40.-, S50.-, S60.- dan T11.0
Kecuali: melibatkan anggota bawah (T00.6)
melibatkan: toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T00.8)
T00.3 Cedera permukaan daerah ganda anggota bawah
Cedera permukaan pada situs-situs S70.-, S80.-, S90.- dan T13.0
Kecuali: melibatkan anggota atas (T00.6)

Achengrsbk@Gmail.com
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T00.8)
T00.6 Cedera permukaan daerah ganda anggota atas dan
anggota bawah
Cedera permukaan pada situs-situs T00.2 dan T00.3
Kecuali: melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan
pelvis (T00.8)
T00.8 Cedera permukaan pada kombinasi daerah tubuh lainnya
T00.9 Cedera permukaan ganda, tidak dijelaskan
Abrasi, blisters (nonthermal), bruises, kontusio, atau haematoma
ganda NOS
Gigitan serangga (tak berbisa): ganda NOS

T01 Luka terbuka yang melibatkan daerah ganda pada tubuh


Kecuali: Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
(T05.-)
T01.0 Luka terbuka kepala dengan leher
Luka terbuka pada situs-situs S01.- dan S11.-
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T01.8)

T01.1 Luka terbuka toraks dengan abdomen, punggung bawah


dan pelvis
Luka terbuka pada situs-situs S21.-, S31.- dan T09.1
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T01.8)
T01.2 Luka terbuka daerah ganda pada anggota atas
Luka terbuka pada situs-situs S41.-, S51.-, S61.- dan T11.1
Kecuali: melibatkan anggota bawah (T01.6)
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T01.8)
T01.3 Luka terbuka daerah ganda pada anggota bawah
Luka terbuka pada situs-situs S71.-, S81.-, S91.- dan T13.1
Kecuali: melibatkan anggota atas (T01.6)
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T01.8)
T01.6 Luka terbuka daerah ganda anggota atas dan anggota
bawah
Luka terbuka pada situs-situs T01.2 dan T01.3
Kecuali: melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan
pelvis (T01.8)
T01.8 Luka terbuka kombinasi daerah tubuh lainnya
T01.9 Luka ganda terbuka, tidak dijelaskan
Gigitan serangga, sayatan, laserasi, dan luka tusuk: ganda, NOS

T02 Fraktur yang melibatkan daerah ganda pada tubuh


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.

Achengrsbk@Gmail.com
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
T02.0 Fraktur kepala dengan leher
Fraktur pada situs-situs S02.- dan S12.-
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T02.8)
T02.1 Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis
Fraktur pada situs-situs S22.-, S32.- dan T08
Kecuali: bersama fraktur: anggota (T02.7), daerah tubuh lainnya
(T02.8)
T02.2 Fraktur daerah ganda satu anggota atas
Fraktur pada situs-situs S42.-, S52.-, S62.- dan T10 dari satu
anggota atas
Kecuali: bersama fraktur: anggota atas yang lain (T02.4),
anggota bawah (T02.6)
bersama fraktur fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.3 Fraktur daerah ganda satu anggota bawah
Fraktur pada situs-situs S72.-, S82.-, S92.- dan T12 dari satu
anggota bawah
Kecuali: bersama fraktur anggota bawah yang lain (T02.5),
anggota atas (T02.6)
bersama fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.4 Fraktur daerah ganda kedua anggota atas
Fraktur pada situs-situs S42.-, S52.-, S62.- dan T10 yang
dinyatakan bilateral
Kecuali: bersama fraktur anggota bawah (T02.6),
bersama fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.5 Fraktur daerah ganda kedua anggota bawah
Fraktur pada situs-situs S72.-, S82.-, S92.- dan T12 yang
dinyatakan bilateral
Kecuali: bersama fraktur anggota atas (T02.6),
bersama fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.6 Fraktur daerah ganda anggota atas dengan anggota
bawah
Kecuali: bersama fraktur: toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.7 Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis, dan
dengan anggota
T02.8 Fraktur yang melibatkan kombinasi daerah tubuh
lainnya
T02.9 Fraktur ganda, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
T03 Dislokasi, sprain dan strain yang melibatkan daerah ganda
pada tubuh
T03.0 Dislokasi, sprain dan strain kepala dengan leher
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S03.- dan S13.-
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain daerah lainnya
(T03.8)
T03.1 Dislokasi, sprain dan strain toraks dengan punggung
bawah dan pelvis
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S23.-, S33.- dan
T09.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain daerah lainnya
(T03.8)
T03.2 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota
atas
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S43.-, S53.-, S63.-
dan T11.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain pada:
anggota bawah (T03.4), toraks, punggung bawah dan pelvis
(T03.8)
T03.3 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota
bawah
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S73.-, S83.-, S93.-
dan T13.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain pada:
anggota atas (T03.4), toraks, punggung bawah dan pelvis
(T03.8)
T03.4 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota
atas dengan anggota bawah
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain pada
thorax, punggung bawah dan pelvis (T03.8)
T03.8 Dislokasi, sprain dan strain kombinasi daerah tubuh
lainnya
T03.9 Dislokasi, sprain dan strain yang ganda, tidak dijelaskan

T04 Cedera remuk melibatkan daerah ganda pada tubuh


T04.0 Cedera remuk kepala dengan leher
Cedera remuk pada situs-situs S07.- dan S17.-
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T04.8)
T04.1 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah
dan pelvis
Cedera remuk: pada situs-situs S28.- dan S38.-, badan NOS
Kecuali: bersama: anggota (T04.7), daerah tubuh lainnya
(T04.8)
T04.2 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas
Cedera remuk: anggota atas NOS, pada situs-situs S47.-, S57.-
dan S67.-
Kecuali: bersama anggota bawah (T04.4)

Achengrsbk@Gmail.com
bersama toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T04.7)
T04.3 Cedera remuk daerah ganda pada anggota bawah
Cedera remuk: anggota bawah NOS, pada situs-situs S77.-, S87.-
dan S97.-
Kecuali: bersama anggota atas (T04.4)
bersama toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T04.7)
T04.4 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas dengan
anggota bawah
Kecuali: melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan
pelvis (T04.7)
T04.7 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah
dan pelvis dengan anggota
T04.8 Cedera remuk yang melibatkan kombinasi daerah tubuh
lainnya
T04.9 Cedera remuk ganda, tidak dijelaskan

T05 Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada


tubuh
Termasuk: Avulsi yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Kecuali: Dekapitasi (S18), luka terbuka melibatkan daerah ganda pada
tubuh (T01.-)
Amputasi traumatika: badan NOS (T09.6),
Amputasi traumatika: lengan atas NOS (T11.6), tungkai NOS
(T13.6)
T05.0 Amputasi trauma kedua tangan
T05.1 Amputasi trauma satu tangan dan lengan atas yang lain
[semua level, selain tangan]
T05.2 Amputasi trauma kedua lengan [semua level]
T05.3 Amputasi trauma kedua kaki
T05.4 Amputasi trauma satu kaki dan tungkai yang lain [semua
level, selain kaki]
T05.5 Amputasi trauma kedua tungkai [semua level]
T05.6 Amputasi trauma anggota atas dan bawah, semua
kombinasi [semua level]
T05.8 Amputasi trauma yang melibatkan kombinasi daerah
tubuh lainnya
Transeksi: abdomen, toraks
T05.9 Amputasi trauma ganda, tidak dijelaskan

T06 Cedera lain pada daerah ganda tubuh, not elsewhere


classified
T06.0 Cedera otak dan syaraf kepala dengan cedera syaraf dan
medulla spinalis pada leher

Achengrsbk@Gmail.com
Cedera pada S04.- dan S06.- dengan cedera pada S14.-
T06.1 Cedera syaraf dan medulla spinalis yang melibatkan
daerah tubuh lainnya
T06.2 Cedera syaraf yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Cedera ganda pada syaraf NOS
Kecuali: melibatkan medulla spinalis (T06.0-T06.1)
T06.3 Cedera pembuluh darah yang melibatkan daerah ganda
pada tubuh
T06.4 Cedera otot dan tendon yang melibatkan daerah ganda
pada tubuh
T06.5 Cedera organ intrathorax dengan intra-abdominal dan
organ pelvik
T06.8 Cedera lain yang dijelaskan yang melibatkan daerah
ganda pada tubuh

T07 Cedera ganda yang tidak dijelaskan


Kecuali: Cedera NOS (T14.9)

Cedera bagian badan, anggota atau daerah yang tidak


jelas (T08-T14)
Kecuali: Cedera pada daerah ganda tubuh (T00-T07)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

T08 Fraktur spina, level tak jelas


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka
tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup
atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai tertutup
0 closed 1 open
Kecuali: fraktur ganda pada spina, level tak jelas (T02.1)

T09 Cedera lain pada spina dan badan, level tak jelas
Kecuali: Cedera remuk badan NOS (T04.1), transeksi badan (T05.8),
Cedera ganda pada badan (T00-T06)
T09.0 Cedera permukaan badan, level tak jelas
T09.1 Luka terbuka badan, level tak jelas
T09.2 Dislokasi, sprain dan strain yang tidak dijelaskan sendi
dan ligamen badan
T09.3 Cedera medulla spinalis, level tak jelas
T09.4 Cedera tidak dijelaskan nerve, spinal nerve root dan
plexus badan
T09.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada badan

Achengrsbk@Gmail.com
T09.6 Amputasi trauma badan, level tak jelas
T09.8 Cedera pada badan lainnya, level tak jelas
T09.9 Cedera badan yang tidak dijelaskan, level tak jelas

T10 Fraktur anggota atas, level tak jelas


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka
tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup
atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai tertutup
0 closed 1 open

Patah lengan atas NOS, fraktur lengan atas NOS


Kecuali: Fraktur ganda lengan atas, level tak jelas (T02.-)

T11 Cedera lain pada anggota atas, level tak jelas


Kecuali: Cedera remuk: anggota atas NOS (T04.2), daerah ganda
tubuh (T00-T06)
Fraktur anggota atas, level tak jelas (T10)
T11.0 Cedera permukaan anggota atas, level tak jelas
T11.1 Luka terbuka anggota atas, level tak jelas
T11.2 Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan
ligamen anggota atas, level tak jelas
T11.3 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada anggota atas,
level tak jelas
T11.4 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada
anggota atas, level tak jelas
T11.5 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada
anggota atas, level tak jelas
T11.6 Amputasi trauma anggota atas, level tak jelas
Amputasi trauma lengan NOS
T11.8 Cedera anggota atas lainnya, level tak jelas
T11.9 Cedera anggota atas yang tidak dijelaskan, level tak jelas
Cedera lengan NOS

T12 Fraktur anggota bawah, level tak jelas


Patah tungkai NOS, fraktur tungkai NOS
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed 1 open
Kecuali: Fraktur ganda pada tungkai, level tak jelas (T02.-)

T13 Cedera lain pada anggota bawah, level tak jelas


Kecuali: Cedera remuk anggota bawah NOS (T04.3),

Achengrsbk@Gmail.com
Cedera ganda daerah tubuh (T00-T06),
Fraktur anggota bawah, level tak jelas (T12)
T13.0 Cedera permukaan anggota bawah, level tak jelas
T13.1 Luka terbuka anggota bawah, level tak jelas
T13.2 Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan
ligamen anggota bawah, level tak jelas
T13.3 Cedera syaraf yang tidak jelas pada anggota bawah, level
tak jelas
T13.4 Cedera pembuluh darah yang tak jelas pada anggota
bawah, level tak jelas
T13.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada anggota
bawah, level tak jelas
T13.6 Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas
Amputasi trauma tungkai NOS
T13.8 Cedera anggota bawah lainyan, level tak jelas
T13.9 Cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan, level tak
jelas

Cedera tungkai NOS

T14 Cedera di daerah tubuh yang tidak dijelaskan


Kecuali: Cedera pada daerah ganda tubuh (T00-T07)
T14.0 Cedera permukaan di daerah tubuh yang tidak
dijelaskan
Abrasio [lecet], blister [melepuh] (nonthermal), kontusio, memar,
haematoma: NOS
Cedera akbat benda asing permukaan (serpihan) tanpa luka
besar terbuka NOS
Gigitan serangga (tak berbisa), atau cedera permukaan: NOS
Kecuali: cedera permukaan ganda NOS (T00.9)
T14.1 Luka terbuka di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Sayatan, laserasi , luka terbuka, gigitan binatang, NOS
Luka tembus dengan benda asing (menembus) NOS
Kecuali: luka terbuka ganda NOS (T01.9)
amputasi trauma ganda NOS (T05.9), amputasi trauma
NOS (T14.7)
T14.2 Fraktur di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Fraktur: NOS, tertutup NOS, dislokasi NOS, displaced NOS,
terbuka NOS
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka
tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup
atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai tertutup
0 closed 1 open
Kecuali: fraktur ganda NOS (T02.9)

Achengrsbk@Gmail.com
T14.3 Dislokasi, sprain dan strain tidak dijelaskan daerah
tubuh
Avulsi, laserasi, sprain, atau strain pada (kapsul)(ligamen) sendi
NOS
Hemarthrosis, ruptur, subluxatio, robekan: traumatika (kapsul)
(ligamen) sendi NOS
Kecuali: dislokasi, sprain dan strain ganda NOS (T03.9)
T14.4 Cedera syaraf di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Cedera syaraf NOS; Putus syaraf, hematomielia, paralisis
(sementara): traumatika NOS
Kecuali: cedera ganda pada syaraf NOS (T06.2)
T14.5 Cedera pembuluh darah di daerah tubuh yang tidak
dijelaskan
Avuksi, sayatan, laserasi, cedera pada pembuluh darah NOS
Aneurisma atau fistula (arteriovena), hematoma, ruptur: pada
pembuluh darah NOS
Kecuali: cedera ganda pada pembuluh darah NOS (T06.3)
T14.6 Cedera otot dan tendon di daerah tubuh yang tidak
dijelaskan
Avulsi, sayatan, laserasi, ruptur trauma, cedera: pada otot NOS
dan tendon NOS
Kecuali: cedera ganda pada tendon dan otot NOS (T06.4)
T14.7 Cedera remuk dan amputasi trauma di daerah tubuh
yang tidak dijelaskan
Cedera remuk NOS, amputasi trauma NOS
Kecuali: cedera remuk ganda NOS (T04.9), amputasi trauma
ganda NOS (T05.9)
T14.8 Cedera lain pada di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T14.9 Cedera, tidak dijelaskan
Kecuali: cedera ganda NOS (T07)

Efek benda asing yang masuk melalui lobang alamiah


(T15-T19)
Kecuali: Benda asing tertinggal pada luka operasi (T81.5),
Sisa benda asing di jaringan lunak (M79.5)
Benda asing pada luka tembus - lihat luka terbuka menurut
daerah tubuh
Serpihan tanpa luka major terbuka: lihat cedera permukaan
menurut daerah tubuh

T15 Benda asing di bagian luar mata


Kecuali: Benda asing pada luka tembus:
orbita dan bola mata (S05.4-S05.5)
orbita dan bola mata tertahan (lama) (H05.5, H44.6-
H44.7),
Benda asing tertahan di kelopak (H02.8)
T15.0 Benda asing di kornea

Achengrsbk@Gmail.com
T15.1 Benda asing di sakus konjungtiva
T15.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada bagian luar
mata
Benda asing di punktum lakrimalis
T15.9 Benda asing di bagian luar mata, bagian tidak dijelaskan

T16 Benda asing di telinga


Benda asing di kanalis auditorius

T17 Benda asing di saluran pernafasan


Termasuk: Asfiksia akibat benda asing, inhalasi cairan atau muntahan
NOS
Tercekik oleh: makanan (regurgitasi), phlegma [mukus
pernafasan]
T17.0 Benda asing di sinus nasalis
T17.1 Benda asing di cuping hidung
Benda asing di hidung NOS
T17.2 Benda asing di farings
Benda asing di: nasofarings, tenggorokan NOS
T17.3 Benda asing di larings
T17.4 Benda asing di trakhea
T17.5 Benda asing di bronkhus
T17.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran
pernafasan
Benda asing di bronkhiolus, paru-paru
T17.9 Benda asing di saluran pernafasan, bagian tidak
dijelaskan

T18 Benda asing saluran pencernaan


Kecuali: Benda asing di farings (T17.2)
T18.0 Benda asing di mulut
T18.1 Benda asing di esofagus
T18.2 Benda asing di lambung
T18.3 Benda asing di usus halus
T18.4 Benda asing di kolon
T18.5 Benda asing di anus dan rektum
Benda asing di (pertemuan) rektosigmoid
T18.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran
pencernaan
T18.9 Benda asing di saluran pencernaan, bagian tidak
dijelaskan
Benda asing di sistem pencernaan NOS, tertelan benda asing
NOS

T19 Benda asing di saluran genitourinarius

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: Komplikasi mekanis alat kontrasepsi (intrauterus)(vagina):
(T83.3),
Kehadiran alat kontrasepsi (intrauterus)(vagina): (Z97.5)
T19.0 Benda asing di uretra
T19.1 Benda asing di kandung kemih
T19.2 Benda asing di vulva dan vagina
T19.3 Benda asing di uterus [semua bagian]
T19.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran
genitourinarius
T19.9 Benda asing di saluran genitourinarius, bagian tidak
dijelaskan

Luka bakar dan korosi (T20-T32)


Termasuk Scalds [terkena air panas atau uap panas]
Luka bakar (termal) akibat: api, air panas, gas panas,
gesekan, objek panas,
Luka bakar (termal) akibat: listrik, petir, radiasi
Luka bakar kimiawi [korosi] (external)(internal)
Kecuali: Sunburn (L55.-), erythema [dermatitis] ab igne (L59.0)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)

Luka bakar dan korosi permukaan luar tubuh, menurut


situs (T20-T25)
Termasuk: Luka bakar dan korosi:
Tingkat I [erythema], tingkat II [blisters, melepuh] [epidermis
lenyap]
Tingkat III [nekrosis dalam pada jaringan di bawahnya] [full-
thickness skin loss]

T20 Luka bakar dan korosi kepala dan leher


Termasuk: Kulit kepala [semua bagian], (daerah) dahi, telinga [semua
bagian],
Hidung (septum), bibir, mata dengan bagian lain muka, kepala
dan leher
Kecuali: Luka bakar dan korosi terbatas pada mata dan adnexa (T26.-),
Luka bakar dan korosi pada mulut dan farings (T28.-)
T20.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
kepala dan leher
T20.1 Luka bakar tingkat I pada kepala dan leher
T20.2 Luka bakar tingkat II pada kepala dan leher
T20.3 Luka bakar tingkat III pada kepala dan leher
T20.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala
dan leher
T20.5 Korosi tingkat I pada kepala dan leher
T20.6 Korosi tingkat II pada kepala dan leher
T20.7 Korosi tingkat III pada kepala dan leher

Achengrsbk@Gmail.com
T21 Luka bakar dan korosi badan
Termasuk: Dinding dada, mammae, punggung (semua), daerah
interskapula, perut
Dinding, pinggang, perineum, penis, testis, skrotum, vulva,
labium (majus)(minus), anus
Kecuali: Luka bakar dan korosi pada: axilla (T22.-), daerah skapula
(T22.-)
T21.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
badan
T21.1 Luka bakar tingkat I pada badan
T21.2 Luka bakar tingkat II pada badan
T21.3 Luka bakar tingkat III pada badan
T21.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada badan
T21.5 Korosi tingkat I pada badan
T21.6 Korosi tingkat II pada badan
T21.7 Korosi tingkat III pada badan

T22 Luka bakar dan korosi bahu dan lengan


Termasuk: Lengan [semua, selain pergelangan dan tangan saja],
axilla, daerah skapula
Kecuali: Luka bakar dan korosi: interskapula (T21.-), pergelangan dan
tangan saja (T23.-)
T22.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
pada bahu dan lengan
T22.1 Luka bakar tingkat I pada bahu dan lengan
T22.2 Luka bakar tingkat II pada bahu dan lengan
T22.3 Luka bakar tingkat III pada bahu dan lengan
T22.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada bahu
dan lengan
T22.5 Korosi tingkat I pada bahu dan lengan
T22.6 Korosi tingkat II pada bahu dan lengan
T22.7 Korosi tingkat III pada bahu dan lengan

T23 Luka bakar dan korosi pergelangan dan tangan


Termasuk: telapak tangan, (kuku) jari, (kuku) ibu jari
T23.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
pergelangan dan tangan
T23.1 Luka bakar tingkat I pada pergelangan dan tangan
T23.2 Luka bakar tingkat II pada pergelangan dan tangan
T23.3 Luka bakar tingkat III pada pergelangan dan tangan
T23.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
pergelangan dan tangan
T23.5 Korosi tingkat I pada pergelangan dan tangan
T23.6 Korosi tingkat II pada pergelangan dan tangan

Achengrsbk@Gmail.com
T23.7 Korosi tingkat III pada pergelangan dan tangan

T24 Luka bakar dan korosi panggul dan tungkai


Termasuk: Tungkai [semua bagian, selain tumit dan kaki saja]
Kecuali: Luka bakar dan korosi tumit dan kaki saja (T25.-)
T24.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
panggul dan tungkai
T24.1 Luka bakar tingkat I pada panggul dan tungkai
T24.2 Luka bakar tingkat II pada panggul dan tungkai
T24.3 Luka bakar tingkat III pada panggul dan tungkai
T24.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
panggul dan tungkai
T24.5 Korosi tingkat I pada panggul dan tungkai
T24.6 Korosi tingkat II pada panggul dan tungkai
T24.7 Korosi tingkat III pada panggul dan tungkai

T25 Luka bakar dan korosi tumit dan kaki


Termasuk: Jempol kaki
T25.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
tumit dan kaki
T25.1 Luka bakar tingkat I pada tumit dan kaki
T25.2 Luka bakar tingkat II pada tumit dan kaki
T25.3 Luka bakar tingkat III pada tumit dan kaki
T25.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada tumit
dan kaki
T25.5 Korosi tingkat I pada tumit dan kaki
T25.6 Korosi tingkat II pada tumit dan kaki
T25.7 Korosi tingkat III pada tumit dan kaki

Luka bakar dan korosi pada mata dan organ internal


(T26-T28)
T26 Luka bakar dan korosi pada mata dan adnexa
T26.0 Luka bakar pada kelopak dan area periokuler
T26.1 Luka bakar pada kornea dan sakus konjungtiva
T26.2 Luka bakar dengan akibat ruptur dan kehancuran bola
mata
T26.3 Luka bakar pada bagian lain mata dan adnexa
T26.4 Luka bakar pada mata dan adnexa, bagian tidak
dijelaskan
T26.5 Korosi pada kelopak dan area periokuler
T26.6 Korosi pada kornea dan sakus konjungtiva
T26.7 Korosi dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata
T26.8 Korosi pada bagian lain mata dan adnexa

Achengrsbk@Gmail.com
T26.9 Korosi pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan

T27 Luka bakar dan korosi saluran pernafasan


T27.0 Luka bakar pada larings dan trakhea
T27.1 Luka bakar yang melibatkan larings dan trakhea dengan
paru-paru
Kecuali: sindroma cedera ledakan (T70.8)
T27.2 Luka bakar pada bagian lain saluran pernafasan
Luka bakar pada rongga thorax
T27.3 Luka bakar pada saluran pernafasan, bagian tidak
dijelaskan
T27.4 Korosi pada larings dan trakhea
T27.5 Korosi yang melibatkan larings dan trakhea dengan
paru-paru
T27.6 Korosi pada bagian lain saluran pernafasan
T27.7 Korosi pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan

T28 Luka bakar dan korosi organ-organ internal lainnya


T28.0 Luka bakar pada mulut dan farings
T28.1 Luka bakar pada esofagus
T28.2 Luka bakar pada bagian lain saluran pencernaan
T28.3 Luka bakar pada organ genitourinarius internal
T28.4 Luka bakar pada organ-organ internal lain dan tidak
dijelaskan
T28.5 Korosi pada mulut dan farings
T28.6 Korosi pada esofagus
T28.7 Korosi pada bagian lain saluran pencernaan
T28.8 Korosi pada organ genitourinarius internal
T28.9 Korosi pada organ-organ internal lain dan tidak
dijelaskan

Luka bakar dan korosi daerah tubuh ganda dan tidak


jelas (T29-T32)
T29 Luka bakar dan korosi daerah ganda pada tubuh
Termasuk: Luka bakar dan korosi pada lebih dari satu kategori pada
T20-T28
T29.0 Luka bakar pada daerah ganda, tingkat tidak dijelaskan
Luka bakar ganda NOS
T29.1 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih
dari tingkat I
T29.2 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih
dari tingkat II

Achengrsbk@Gmail.com
T29.3 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan paling
kurang satu tingkat III
T29.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada daerah
ganda
Korosi ganda NOS
T29.5 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari
tingkat I
T29.6 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari
tingkat II
T29.7 Korosi pada daerah ganda, disebutkan paling kurang
satu tingkat III

T30 Luka bakar dan korosi, daerah tubuh tidak dijelaskan


Kecuali: Luka bakar dan korosi, luas permukaan tubuh yang terlibat
dinyatakan (T31-T32)
T30.0 Luka bakar dengan daerah tubuh tidak dijelaskan,
tingkat tidak dijelaskan
Luka bakar NOS
T30.1 Luka bakar tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat I NOS
T30.2 Luka bakar tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat II NOS
T30.3 Luka bakar tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat III NOS
T30.4 Korosi dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat
tidak dijelaskan
Korosi NOS
T30.5 Korosi tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat I NOS
T30.6 Korosi tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat I NOS
T30.7 Korosi tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat III NOS

T31 Luka bakar yang diklasifikasikan menurut luas permukaan


tubuh yang terlibat
Kategori ini hanya digunakan untuk kode primer kalau situs luka
bakar tidak jelas. Ia bisa digunakan sebagai kode tambahan bersama
kategori T20-T29 kalau situsnya dijelaskan.

T31.0 Luka bakar yang melibatkan kurang dari 10%


permukaan tubuh
T31.1 Luka bakar yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh
T31.2 Luka bakar yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh
T31.3 Luka bakar yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh

Achengrsbk@Gmail.com
T31.4 Luka bakar yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh
T31.5 Luka bakar yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh
T31.6 Luka bakar yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh
T31.7 Luka bakar yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh
T31.8 Luka bakar yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh
T31.9 Luka bakar yang melibatkan 90% atau lebih permukaan
tubuh

T32 Korosi yang diklasifikasikan menurut luas permukaan


tubuh yang terlibat
Kategori ini hanya digunakan untuk kode primer kalau situs
korosi tidak jelas. Ia bisa digunakan sebagai kode tambahan bersama
kategori T20-T29 kalau situsnya dijelaskan.
T32.0 Korosi yang melibatkan kurang dari 10% permukaan
tubuh
T32.1 Korosi yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh
T32.2 Korosi yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh
T32.3 Korosi yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh
T32.4 Korosi yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh
T32.5 Korosi yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh
T32.6 Korosi yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh
T32.7 Korosi yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh
T32.8 Korosi yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh
T32.9 Korosi yang melibatkan 90% atau lebih permukaan
tubuh

Frostbite (T33-T35)
Kecuali: Hipotermia dan efek lain penurunan suhu (T68-T69)

T33 Frostbite permukaan


Termasuk: Frostbite dengan kehilangan sebagian ketebalan kulit
Kecuali: Frostbite permukaan pada daerah ganda tubuh (T35.0)
T33.0 Frostbite permukaan kepala
T33.1 Frostbite permukaan leher
T33.2 Frostbite permukaan toraks
T33.3 Frostbite permukaan dinding abdomen, punggung
bawah dan pelvis
T33.4 Frostbite permukaan lengan atas
Kecuali: frostbite permukaan pada pergelangan dan tangan saja
(T33.5)
T33.5 Frostbite permukaan pergelangan dan tangan
T33.6 Frostbite permukaan panggul dan paha
T33.7 Frostbite permukaan lutut dan tungkai bawah
Kecuali: frostbite permukaan pada tumit dan kaki saja (T33.8)

Achengrsbk@Gmail.com
T33.8 Frostbite permukaan tumit dan kaki
T33.9 Frostbite permukaan situs-situs yang lain dan tidak
dijelaskan
Frostbite permukaan (pada): NOS, badan NOS, tungkai NOS

T34 Frostbite dengan nekrosis jaringan


Kecuali: Frostbite dengan nekrosis jaringan pada daerah ganda tubuh
(T35.1)
T34.0 Frostbite dengan nekrosis jaringan kepala
T34.1 Frostbite dengan nekrosis jaringan leher
T34.2 Frostbite dengan nekrosis jaringan toraks
T34.3 Frostbite dengan nekrosis jaringan dinding perut,
punggung bawah dan pelvis
T34.4 Frostbite dengan nekrosis jaringan lengan
Kecuali: frostbite dengan nekrosis jaringan pergelangan dan
tangan saja (T34.5)
T34.5 Frostbite dengan nekrosis jaringan pergelangan dan
tangan
T34.6 Frostbite dengan nekrosis jaringan panggul dan paha
T34.7 Frostbite dengan nekrosis jaringan lutut dan tungkai
bawah
Kecuali: frostbite dengan nekrosis jaringan tumit dan kaki saja
(T34.8)
T34.8 Frostbite dengan nekrosis jaringan tumit dan kaki
T34.9 Frostbite dengan nekrosis jaringan situs-situs yang lain
dan tidak dijelaskan
Frostbite dengan nekrosis jaringan (pada): NOS, badan NOS,
tungkai NOS

T35 Frostbite pada daerah ganda tubuh dan frostbite yang tidak
dijelaskan
T35.0 Frostbite permukaan pada daerah ganda tubuh
Frostbite permukaan ganda NOS
T35.1 Frostbite dengan nekrosis jaringan pada daerah ganda
tubuh
Frostbite ganda dengan nekrosis jaringan NOS
T35.2 Frostbite yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T35.3 Frostbite yang tidak dijelaskan pada toraks, abdomen,
punggung bawah dan pelvis
Frostbite badan NOS
T35.4 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota atas
T35.5 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota bawah
T35.6 Frostbite yang tidak dijelaskan pada daerah ganda tubuh
Frostbite ganda NOS

Achengrsbk@Gmail.com
T35.7 Frostbite yang tidak dijelaskan pada situs yang tidak
dijelaskan
Frostbite NOS

Keracunan obat-obatan dan zat-zat biologis (T36-T50)


Catatan: Obat-obatan adalah drugs and medicaments
Termasuk: Overdosis zat-zat ini
Zat salah yang diberikan atau termakan karena tidak sengaja.
Kecuali: Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Keracunan obat yang memberikan efek patologis (F10-F19)
Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan
(F55)
Reaksi dan keracunan obat yang mengganggu janin dan
neonatus (P00-P96)
Efek samping zat yang diberikan secara benar
[hipersensitifitas, reaksi, dsb.], yang diklasifikasikan menurut
sifatnya, seperti:
kelainan darah (D50-D76), gastritis aspirin (K29.-),
nefropati (N14.0-N14.2)
dermatitis kontak (L23-L25), dermatitis karena zat yang
masuk badan (L27.-),
efek samping obat yang tidak dijelaskan (T88.7)

T36 Keracunan antibiotika sistemik


Kecuali: Keracunan:
antibiotika antineoplastik (T45.1), antibiotika yang dioleskan
lokal NEC (T49.0),
antibiotika topikal untuk: mata (T49.5), antibiotika topikal
untuk THT (T49.6)
T36.0 Keracunan penisillin
T36.1 Keracunan sefalosporin dan antibiotika beta-laktam
lainnya
T36.2 Keracunan group khloramphenicol
T36.3 Keracunan makrolida
T36.4 Keracunan tetrasiklin
T36.5 Keracunan aminoglikosida
Keracunan streptomisin
T36.6 Keracunan rifamisin
T36.7 Keracunan antibiotika antifungus, digunakan secara
sistemik
T36.8 Keracunan antibitika sistemik lainnya
T36.9 Keracunan antibitika sistemik, tidak dijelaskan

T37 Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: Keracunan: anti-infeksi yang dioleskan secara lokal NEC
(T49.0), anti-infeksi topikal untuk mata (T49.5), anti-infeksi
topikal THT (T49.6)
T37.0 Keracunan sulfonamida
T37.1 Keracunan obat antimikobakteria
Kecuali: streptomisin (T36.5), rifamisin (T36.6)
T37.2 Keracunan obat antimalaria dan obat yang bekerja pada
protozoa darah lainnya
Kecuali: derivat hydroxyquinoline (T37.8)
T37.3 Keracunan obat antiprotozoa lainnya
T37.4 Keracunan anthelminthika
T37.5 Keracunan obat antivirus
Kecuali: amantadine (T42.8), cytarabine (T45.1)
T37.8 Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit lain yang
dijelaskan
Keracunan derivat hidroksiquinolin
Kecuali: obat antimalaria (T37.2)
T37.9 Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit, tidak
dijelaskan

T38 Keracunan hormon, substitusi dan antagonis sintetiknya, n.


e. c.
Kecuali:Keracunan:
hormon oxitosin (T48.0), mineralokortikoid dan antagonisnya
(T50.0),
hormon paratiroid dan derivatnya (T50.9)
T38.0 Keracunan glukokortikoid dan analog sintetik
Kecuali: glukokortikoid topikal (T49.-)
T38.1 Keracunan hormon tiroid dan substitusinya
T38.2 Keracunan obat antitiroid
T38.3 Keracunan insulin dan obat hipoglikemik [antidiabetik]
oral
T38.4 Keracunan kontrasepsi oral
Keracunan preparat kontrasepsi oral berbahan tunggal atau
ganda
T38.5 Keracunan estrogen dan progestogen lainnya
Keracunan campuran dan substitusi estrogen dan progestogen
T38.6 Keracunan antigonadotrofin, antiestrogen, antiandrogen,
n. e. c.
Keracunan tamoxifen
T38.7 Keracunan androgen dan obat anabolik
T38.8 Keracunan hormon dan substitusi sintetiknya yang lain
dan tidak dijelaskan
Keracunan hormon pituitari anterior [adenohipofisis]
T38.9 Keracunan antagonis hormon lain dan tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
T39 Keracunan analgesik, antipiretik dan antirematik non-
opioid
T39.0 Keracunan salisilat
T39.1 Keracunan derivat 4-aminofenol
T39.2 Keracunan derivat pirazolon
T39.3 Keracunan nonsteroidal anti-inflammatory drugs
[NSAID] lainnya
T39.4 Keracunan antirematik, not elsewhere classified
Kecuali: glukokortikoid (T38.0), salisilat (T39.0)
T39.8 Keracunan analgesik dan antipiretik non-opioid lainnya,
n.e.c.
T39.9 Keracunan analgesik, antipiretik dan antirematik non-
opioid, tidak dijelaskan

T40 Keracunan narkotika dan psikodisleptika [hallusinogens]


Kecuali: Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Ketergantungan obat akibat zat psikoaktif (F10-F19)
Kelainan jiwa dan tingkah laku terkait akibat zat psikoaktif
(F10-F19)
T40.0 Keracunan opium
T40.1 Keracunan heroin
T40.2 Keracunan opioid lainnya
Keracunan kodein, morfin
T40.3 Keracunan methadone
T40.4 Keracunan narkotik sintetik lainnya
Keracunan pethidine
T40.5 Keracunan kokain
T40.6 Keracunan narkotika lain dan tidak dijelaskan
T40.7 Keracunan (derivat) cannabis
T40.8 Keracunan lysergide [LSD]
T40.9 Keracunan psychodysleptics [hallucinogens] lain dan
tidak dijelaskan
Keracunan mescaline, psilocin, psilocybine

T41 Keracunan gas-gas anestetik dan terapi


Kecuali: Keracunan: opioid (T40.0-T40.2), kokain (T40.5),
benzodiazepin (T42.4)
T41.0 Keracunan anestetik yang dihirup
Kecuali: oksigen (T41.5)
T41.1 Keracunan anestetik intravena
Keracunan thiobarbiturat
T41.2 Keracunan anestetik umum lain dan tidak dijelaskan
T41.3 Keracunan anestetik lokal
T41.4 Keracunan anestetik, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
T41.5 Keracunan gas-gas terapi
Keracunan karbon dioxida, oksigen

T42 Keracunan obat antiepilepsi, sedatif-hipnotik dan


antiparkinsonisme
Kecuali: Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Kelainan jiwa dan tingkah laku yang terkait akibat zat
psikoaktif (F10-F19)
T42.0 Keracunan derivat hidantoin
T42.1 Keracunan iminostilbenes
Keracunan karbamazepin
T42.2 Keracunan suksinimida dan oxazolidinediones
T42.3 Keracunan barbiturat
Kecuali: thiobarbiturates (T41.1)
T42.4 Keracunan benzodiazepin
T42.5 Keracunan antiepileptik campuran, not elsewhere
classified
T42.6 Keracunan obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik lainnya
Keracunan methaqualone, valproic acid
Kecuali: carbamazepine (T42.1)
T42.7 Keracunan obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik, tidak
dijelaskan
Keracunan sleeping: draught, tablet, drug NOS
T42.8 Keracunan obat antiparkinsonisme dan depresan tonus
otot pusat lainnya
Keracunan amantadine

T43 Keracunan obat psikotropika, not elsewhere classified


Kecuali: Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Kelainan jiwa dan tingkah laku yang terkait akibat zat
psikoaktif (F10-F19)
Keracunan: psikodisleptika [hallusinogen] (T40.7-T40.9),
barbiturat (T42.3), benzodiazepin (T42.4), methaqualon
(T42.6), depresan nafsu makan (T50.5)
T43.0 Keracunan antidepresan tricyclic dan tetracyclic
T43.1 Keracunan antidepresan monoamine-oxidase-inhibitor
T43.2 Keracunan antidepresan lain dan tidak dijelaskan
T43.3 Keracunan antipsikotik dan neuroleptik phenothiazine
T43.4 Keracunan neuroleptik butyrophenone dan thioxanthene
T43.5 Keracunan antipsikotik dan neuroleptik lain dan tidak
dijelaskan
Kecuali: rauwolfia (T46.5)
T43.6 Keracunan psikostimulan dengan potential
penyalahgunaan
Kecuali: kokain (T40.5)

Achengrsbk@Gmail.com
T43.8 Keracunan obat psikotropika lain, not elsewhere
classified
T43.9 Keracunan obat psikotropika, tidak dijelaskan

T44 Keracunan obat-obat sistem syaraf otonom


T44.0 Keracunan agen antikolinesterase
T44.1 Keracunan parasimpatomimetika lain [kolinergics]
T44.2 Keracunan obat penghambat ganglion, not elsewhere
classified
T44.3 Keracunan parasimpatolitik
[antikolinergik/antimuskarinik] dan spasmolitik lain, n.e.c
Keracunan papaverine
T44.4 Keracunan agonists alpha-adrenoreseptor, n.e.c
Keracunan metaraminol

T44.5 Keracunan agonists beta-adrenoreseptor, n.e.c


Kecuali: agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi
asma (T48.6)
T44.6 Keracunan antagonis alfa-adrenoreseptor, n.e.c
Kecuali: alkaloid ergot (T48.0)
T44.7 Keracunan antagonis beta-adrenoreseptor, n.e.c
T44.8 Keracunan agen yang bekerja sentral dan penghambat
neuron adrenergika, nec
Kecuali: clonidine (T46.5), guanethidine (T46.5)
T44.9 Keracunan obat sistem syaraf otonom lain dan tidak
dijelaskan.
Keracunan obat yang merangsang adrenoreseptor alpha- dan
beta-

T45 Keracunan obat-obat sistemik dan hematologis, n. e. c.


T45.0 Keracunan obat antiallergik dan antiemetik
Kecuali: neuroleptik berbasis phenothiazine (T43.3)
T45.1 Keracunan obat antineoplastik dan immunosuppressif
Keracunan antibiotika antineoplastik, cytarabine
Kecuali: tamoxifen (T38.6)
T45.2 Keracunan vitamin, n.e.c.
Kecuali: vitamin K (T45.7), (derivat) nicotinic acid (T46.7)
T45.3 Keracunan enzim, not elsewhere classified
T45.4 Keracunan besi dan komponen yang dibentuknya
T45.5 Keracunan antikoagulan
T45.6 Keracunan obat yang mempengaruhi fibrinoliysis
T45.7 Keracunan antagonist antikoagulan, vitamin K dan
koagulan lainnya
T45.8 Keracunan agen lain yang primernya sistemik dan
hematologis

Achengrsbk@Gmail.com
Keracunan: preparat hepar dan agen antianemia lain, darah
alami, produk darah, pengganti plasma
Kecuali: besi (T45.4), immunoglobulin (T50.9)
T45.9 Keracunan agen yang primernya sistemik dan
hematologis, tidak dijelaskan

T46 Keracunan obat-obat sistem kardiovaskuler


Kecuali: Keracunan metaraminol (T44.4)
T46.0 Keracunan glikoida stimulan jantung dan obat yang
kerjanya serupa
T46.1 Keracunan calcium-channel blockers
T46.2 Keracunan obat antidisritmik lain, n.e.c
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (T44.7)
T46.3 Keracunan vasodilator koroner, n.e.c
Keracunan dipyridamole
Kecuali: antagonis beta-adrenoreceptor (T44.7), calcium-channel
blockers (T46.1)
T46.4 Keracunan inhibitor angiotensin-converting-enzyme
T46.5 Keracunan obat antihipertensi lain, n.e.c.
Keracunan klonidin, guanethidine, rauwolfia
Kecuali: antagonis -adrenoseptor (T44.7), Ca blocker (T46.1),
diuretik (T50.0-T50.2)
T46.6 Keracunan obat antihiperlipidemik dan
antiarteriosklerotik
T46.7 Keracunan vasodilator perifer
Keracunan (derivat) nicotinic acid
Kecuali: papaverine (T44.3)
T46.8 Keracunan obat antivarises, Termasuk obat sklerosis
T46.9 Keracunan obat sistem kardiovaskuler lain dan tidak
dijelaskan agents

T47 Keracunan obat-obat sistem gastrointestinal


T47.0 Keracunan antagonists H2-receptor histamin
T47.1 Keracunan obat antasida dan anti sekresi lambung
lainnya
T47.2 Keracunan laxatif stimulan
T47.3 Keracunan laxatif salin dan osmotik
T47.4 Keracunan laxatif lain
Keracunan obat atonia usus
T47.5 Keracunan digestan
T47.6 Keracunan obat antidiare
Kecuali: antibiotika dan anti-infeksi sistemik lainnya (T36-T37)
T47.7 Keracunan emetika
T47.8 Keracunan obat sistem gastrointestinal lainnya
T47.9 Keracunan obat sistem gastrointestinal, tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
T48 Keracunan obat yang primernya pada otot polos dan lurik
dan sistem pernafasan
T48.0 Keracunan obat oksitosin
Kecuali: estrogen, progestogen dan antagonisnya (T38.4-T38.6)
T48.1 Keracunan relaksan otot lurik [neuromuscular blocking
agents]
T48.2 Keracunan obat otot lain dan tidak dijelaskan
T48.3 Keracunan antitusif
T48.4 Keracunan expektoran
T48.5 Keracunan obat anti-common-cold
T48.6 Keracunan antiasmatika, n.e.c.
Agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi asma
keracunan salbutamol
Kecuali: hormon adenohipofisis (T38.8),
agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi asma
(T44.5)
T48.7 Keracunan obat sistem pernafasan lain dan tidak
dijelaskan

T49 Keracunan obat topikal kulit, membran mukosa, mata, THT


dan gigi
Termasuk: Glukokortikoid yang dipakai secara topikal
T49.0 Keracunan obat antifungus, anti-infeksi dan anti-
inflammasi lokal, n. e. c.
T49.1 Keracunan antipruritika
T49.2 Keracunan astringen lokal dan detergen lokal
T49.3 Keracunan emollients, demulcents dan protectants
T49.4 Keracunan keratolitik, keratoplastik, serta obat dan
preparat obat rambut lain
T49.5 Keracunan obat dan preparat ophthalmologis
Keracunan anti-infektif mata
T49.6 Keracunan obat dan preparat otorhinolaringologi
Keracunan anti-infektif telinga, hidung dan tenggorokan
T49.7 Keracunan obat gigi, diberikan secara topikal
T49.8 Keracunan obat topikal lainnya
Keracunan spermisida
T49.9 Keracunan obat topikal, tidak dijelaskan

T50 Keracunan diuretika dan obat dan zat biologis yang lain
dan tidak dijelaskan
T50.0 Keracunan mineralocorticoids dan antagonisnya
T50.1 Keracunan loop [high-ceiling] diuretics
T50.2 Keracunan inhibitor carbonic-anhydrase,
benzothiadiazides dan diuretika lain
Keracunan asetazolamide

Achengrsbk@Gmail.com
T50.3 Keracunan obat elektrolit, kalorik dan keseimbangan air
Keracunan garam rehidrasi oral, oralit
T50.4 Keracunan obat metabolisme asam urat
T50.5 Keracunan depressan nafsu makan
T50.6 Keracunan antidotum dan chelating agents, n. e. c.
Keracunan alkohol deterrents
T50.7 Keracunan analeptika dan antagonists reseptor opioid
T50.8 Keracunan obat diagnostik
T50.9 Keracunan drug, obat medis dan zat biologis lain dan
tidak dijelaskan
Keracunan obat: pengasam, pengalkali, lipotropik,
immunoglobulin, immunologis
Keracunan hormon paratiroid dan derivatnya

Efek toksik zat yang dasarnya bukan obat medis (T51-


T65)
Kecuali: Efek toksik lokal c.e. (A00-R99),
Keadaan pernafasan akibat agen luar (J60-J70),
Korosi (T20-T32)

T51 Efek toksik alkohol


T51.0 Efek toksik etanol [etil alkohol]
Kecuali: intoksikasi alkohol akut atau efek hangover (F10.0)
intoksikasi alkohol patologis (F10.0), mabuk (F10.0)
T51.1 Efek toksik methanol
Efek toksik metil alkohol
T51.2 Efek toksik 2-propanol [
Efek toksik isopropyl alcohol
T51.3 Efek toksik fusel oil
Efek toksik amyl alkohol, butyl alkohol [1-butanol], propyl
alkohol [1-propanol]
T51.8 Efek toksik alkohol lain
T51.9 Efek toksik alkohol, yang tidak dijelaskan

T52 Efek toksik pelarut organik


Kecuali: Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan
aromatik (T53.-)
T52.0 Efek toksik produk minyak bumi [petroleum]
Efek toksik gasoline [bensin], kerosine [paraffin oil, minyak
tanah], lilin paraffin
Efek toksik petroleum: ether, naphtha, spirits
T52.1 Efek toksik benzene
Kecuali: homolog benzene (T52.2),
derivat nitro dan amino dari benzene dan homolognya
(T65.3)
T52.2 Efek toksik homolog benzene

Achengrsbk@Gmail.com
Efek toksik toluene [methylbenzene], xylene
[dimethylbenzene]
T52.3 Efek toksik glikol
T52.4 Efek toksik keton
T52.8 Efek toksik pelarut organik lainnya
T52.9 Efek toksik pelarut organik yang tidak dijelaskan

T53 Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan


aromatik
T53.0 Efek toksik karbon tetraklorida
Efek toksik tetrakhloromethan
T53.1 Efek toksik khloroform
Efek toksik trikhloromethan
T53.2 Efek toksik trikhloroethylen
Efek toksik trikhloroethen
T53.3 Efek toksik tetrakhloroethylen
Efek toksik perkhloroethylen, tetrachloroethen
T53.4 Efek toksik dikhloromethan
Efek toksik methylene khlorida
T53.5 Efek toksik khlorofluorokarbon
T53.6 Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon alifatik
T53.7 Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon
aromatik
T53.9 Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan
aromatik, tidak dijelaskan

T54 Efek toksik zat-zat yang bersifat korosif


T54.0 Efek toksik fenol dan homolog fenol
T54.1 Efek toksik komponen organik korosif lainnya
T54.2 Efek toksik zat korosif asam dan mirip-asam
Efek toksik acid hydrochloric [HCl], acid sulfuric [[H2SO4]
T54.3 Efek toksik zat korosif alkali dan mirip alkali
Efek toksik: potassium hydroxide [KOH], sodium hydroxide
[NaOH]
T54.9 Efek toksik zat korosif yang tidak dijelaskan

T55 Efek toksik sabun dan deterjen

T56 Efek toksik logam


Termasuk: Efek toksik: asap dan uap logam, semua logam Kecuali
bersifat medis
Kecuali: Efek toksik: arsen [As] (T57.0), mangan [Mn] (T57.2), thallium
[Th] (T60.4)
T56.0 Efek toksik lead [Pb] dan komponen yang dibentuknya

Achengrsbk@Gmail.com
T56.1 Efek toksik mercury [Hg] dan komponen yang
dibentuknya
T56.2 Efek toksik chromium [Cr] dan komponen yang
dibentuknya
T56.3 Efek toksik cadmium [Cd] dan komponen yang
dibentuknya
T56.4 Efek toksik copper [Cu] dan komponen yang
dibentuknya
T56.5 Efek toksik zinc [Zn] dan komponen yang dibentuknya
T56.6 Efek toksik tin [Sn] dan komponen yang dibentuknya
T56.7 Efek toksik beryllium [Be] dan komponen yang
dibentuknya
T56.8 Efek toksik logam lainnya
T56.9 Efek toksik logam, yang tidak dijelaskan

T57 Efek toksik zat inorganik lainnya


T57.0 Efek toksik arsen[As] dan komponen yang dibentuknya
T57.1 Efek toksik phosphorus [P] dan komponen yang
dibentuknya
Kecuali: efek toksik insektisida organophosphat (T60.0)
T57.2 Efek toksik manganese [Mn] dan compoundnya
T57.3 Efek toksik hydrogen cyanide [HCN]
T57.8 Efek toksik zat inorganik lain yang dijelaskan
T57.9 Efek toksik zat inorganik, yang tidak dijelaskan

T58 Efek toksik carbon monoxide


Efek toksik carbon monoxide [CO] dari semua sumber

T59 Efek toksik gas, asap, dan uap lainnya


Termasuk: Efek toksik propellant aerosol
Kecuali: Efek toksik chlorofluorocarbons [CFC] (T53.5)
T59.0 Efek toksik nitrogen oxides [NO]
T59.1 Efek toksik sulfur dioxide [SO2]
T59.2 Efek toksik formaldehyde
T59.3 Efek toksik gas lakrimogenik
Efek toksik tear gas [gas air mata]
T59.4 Efek toksik gas chlorine [Cl]
T59.5 Efek toksik gas fluorine dan hydrogen fluoride [HF]
T59.6 Efek toksik hydrogen sulfide [H2S]
T59.7 Efek toksik carbon dioxide [CO2]
T59.8 Efek toksik gas, asap, dan uap lain yang dijelaskan
T59.9 Efek toksik gas, asap, dan uap yang tidak dijelaskan

T60 Efek toksik pestisida

Achengrsbk@Gmail.com
Termasuk: Efek toksik pengawet kayu
T60.0 Efek toksik insektisida organophosphate dan carbamate
T60.1 Efek toksik insektisida halogen
Kecuali: efek toksik chlorinated hydrocarbons (T53.-)
T60.2 Efek toksik insektisida lainnya
T60.3 Efek toksik herbisida dan fungisida
T60.4 Efek toksik rodentisida
Efek toksik thallium
Kecuali: strychnine dan garamnya (T65.1)
T60.8 Efek toksik insektisida lain
T60.9 Efek toksik insektisida yang tidak dijelaskan

T61 Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan


laut
Kecuali: Intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-)
Reaksi alergi makanan, seperti:
gastroenteritis (noninfektif) (K52.-), dermatitis (L23.6,
L25.4, L27.2),
syok anafilaktik akibat reaksi makanan (T78.0)
Efek toksik kontaminan makanan, seperti:
mercury (T56.1), hydrogen cyanide (T57.3),
aflatoxin dan mikotoksin lainnya (T64), cyanides (T65.0)
T61.0 Keracunan ikan ciguatera
T61.1 Keracunan ikan scombroid
Histamine-like syndrome
T61.2 Keracunan ikan dan dan shellfish lainnya
T61.8 Efek toksik seafood lainnya
T61.9 Efek toksik dari yang seafood tidak dijelaskan

T62 Efek toksik zat beracun lain yang termakan sebagai


makanan
Kecuali: Intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-)
Reaksi alergi makanan, seperti gastroenteritis (noninfektif)
(K52.-), dermatitis (L23.6, L25.4, L27.2), syok anafilaktik
akibat reaksi makanan (T78.0)
Efek toksik kontaminan makanan, seperti: mercury (T56.1),
hydrogen cyanide (T57.3), aflatoxin dan mikotoksin lainnya
(T64), sianida (T65.0)
T62.0 Efek toksik cendawan yang ditelan
T62.1 Efek toksik berry yang ditelan
T62.2 Efek toksik (bagian) tanaman lain yang ditelan

Achengrsbk@Gmail.com
T62.8 Efek toksik zat beracun lain yang dijelaskan, yang
dimakan sebagai makanan
T62.9 Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan,
tidak dijelaskan

T63 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa


T63.0 Efek toksik bisa ular
Efek toksik bisa ular-laut
T63.1 Efek toksik bisa reptil lainnya
Efek toksik bisa kadal
T63.2 Efek toksik bisa kalajengking
T63.3 Efek toksik bisa laba-laba
T63.4 Efek toksik bisa artropoda lainnya
Efek toksik gigitan atau sengatan serangga berbisa
T63.5 Efek toksik kontak dengan ikan
Kecuali: keracunan akibat memakan ikan (T61.0-T61.2)
T63.6 Efek toksik kontak dengan binatang laut lainnya
Efek toksik kontak dengan jellyfish, anemone laut, shellfish,
starfish
Kecuali: keracunan akibat memakan shellfish (T61.2), bisa ular-
laut (T63.0)
T63.8 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa lainnya
Efek toksik bisa amfibi
T63.9 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa yang tidak
dijelaskan

T64 Efek toksik aflatoxin dan kontaminan mikotoksin makanan


lainnya

T65 Efek toksik zat lain dan tidak dijelaskan


T65.0 Efek toksik sianida
Kecuali: efek toksik hydrogen cyanide [HCN] (T57.3)
T65.1 Efek toksik strychnine dan garamnya
T65.2 Efek toksik tembakau dan nikotin
T65.3 Efek toksik derivat nitro dan amino dari benzene dan
homolognya
Efek toksik: aniline [benzenamine], nitrobenzene, trinitrotoluene
T65.4 Efek toksik carbon disulfide
T65.5 Efek toksik nitroglycerin dan asam dan ester nitrit
lainnya
Efek toksik 1,2,3-propanetriol trinitrate
T65.6 Efek toksik cat dan pewarna, not elsewhere classified
T65.8 Efek toksik zat lain yang dijelaskan
T65.9 Efek toksik zat yang tidak dijelaskan
Keracunan NOS

Achengrsbk@Gmail.com
Efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab luar (T66-
T78)
T66 Efek yang tidak dijelaskan dari radiasi
Radiation sickness
Kecuali: Efek samping radiasi yang dijelaskan, seperti
leukaemia (C91-C95), pneumonitis radiasi (J70.0),
gastroenteritis dan kolitis radiasi (K52.0), sunburn (L55.-),
kelainan kulit dan jaringan subkutis radiasi (L55-L59),
luka bakar (T20-T31)

T67 Efek panas dan cahaya


Kecuali: sunburn (L55.-), kelainan kulit dan jaringan subkutis radiasi
(L55-L59),
erythema [dermatitis] ab igne (L59.0), kelainan keringat
akibat panas (L74-L75)
luka bakar (T20-T31), hipertermia maligna akibat anaestesia
(T88.3)
T67.0 Heatstroke dan sunstroke
Heat apoplexy, heat pyrexia, thermoplegia, siriasis
T67.1 Heat syncope
Heat collapse
T67.2 Heat cramp
T67.3 Heat exhaustion, anhydrotic
Heat prostration akibat kehabisan air
Kecuali: heat exhaustion akibat kehabisan garam (T67.4)
T67.4 Heat exhaustion akibat kehabisan garam
Heat prostration akibat kehabisan garam (dan air)
T67.5 Heat exhaustion, tidak dijelaskan
Heat prostration NOS
T67.6 Heat fatigue, sementara
T67.7 Heat edema
T67.8 Efek lain panas dan cahaya
T67.9 Efek panas dan cahaya, tidak dijelaskan

T68 Hypothermia
Hipotermia karena kecelakaan
Kecuali: hipotermia: neonatus (P80.-), frostbite (T33-T35), setelah
anestesia (T88.5)
hipotermia yang tidak berhubungan dengan suhu lingkungan
rendah (R68.0)

T69 Efek lain penurunan suhu


Kecuali: Frostbite (T33-T35)

Achengrsbk@Gmail.com
T69.0 Immersi tangan dan kaki
Trench foot[kulit kaki merah melepuh akibat dingin dan lembab,
hitam pada gangren]
T69.1 Chilblains [kulit jari, hidung, telinga menjadi merah,
sembab dan gatal karena dingin]
T69.8 Efek lain yang dijelaskan dari penurunan suhu
T69.9 Efek penurunan suhu, tidak dijelaskan

T70 Efek tekanan udara dan tekanan air


T70.0 Otitic barotrauma
Aero-otitis media, efek perubahan tekanan atmosfir atau tekanan
air terhadap telinga
T70.1 Sinus barotrauma
Aerosinusitis, efek perubahan tekanan atmosfir terhadap sinus
T70.2 Efek lain dan tidak dijelaskan dari tempat tinggi
Alpine or mountain sickness, anoxia high altitude, hipobaropati,
barotrauma NOS
Kecuali: polycythaemia akibat tempat tinggi (D75.1)
T70.3 Caisson disease [decompression sickness]
Compressed-air disease, palsy or paralysis penyelam [perubahan
tekanan mendadak]
T70.4 Efek dari cairan bertekanan tinggi
Traumatic jet injection (industri)
T70.8 Efek lain dari tekanan udara dan air
Sindroma cedera ledakan
T70.9 Efek dari tekanan udara dan air, tidak dijelaskan

T71 Asphyxia
Tercekik (oleh cekikan)
Defisiensi oksigen sistemik akibat: oksigen udara rendah, ancaman
mekanis pada pernafasan
Kecuali: anoxia akibat high altitude (T70.2),
asphyxia akibat: inhalasi makanan atau benda asing ((T17.-),
carbon monoxide (T58), gas, asap atau uap lainnya (T59.-)
respiratory: distress, syndrome pada: dewasa (J80), newborn
(P22.-)

T73 Efek deprivasi lain


T73.0 Efek kelaparan
Deprivasi makanan, kelaparan
T73.1 Efek haus
Deprivasi air
T73.2 Exhaustion akibat exposure
T73.3 Exhaustion akibat olahraga berlebihan
Overexertion
T73.8 Efek-efek lain deprivasi

Achengrsbk@Gmail.com
T73.9 Efek deprivasi, tidak dijelaskan

T74 Maltreatment syndromes [sindroma salah tindak]


Kalau perlu gunakan kode tambahan untuk identifikasi cedera yang
timbul sekarang.
T74.0 Neglect or abandonment ditinggalkan atau tidak
dipedulikan
T74.1 Pelecehan fisik
Battered [dipukuli]: baby or child syndrome NOS, spouse
syndrome NOS
T74.2 Pelecehan sexual
T74.3 Pelecehan psikologis
T74.8 Sindroma salah tindak lainnya
Bentuk-bentuk campuran
T74.9 Sindroma salah tindak, tidak dijelaskan
Efek dari: pelecehan adult NOS, pelecehan anakNOS

T75 Efek penyebab luar lainnyay


Kecuali: Efek tidak diharapkan NEC (T78.-), luka bakar (listrik) (T20-
T31)
T75.0 Efek petir
Syok akibat petir , disambar petir NOS
T75.1 Tenggelam dan perendaman non-fatal
Immersi, kramp perenang
T75.2 Efek getaran
Vertigo akibat infrasound,
Sindroma pneumatic hammer, sindroma vasospastik traumatika
T75.3 Motion sickness
Mabuk udara, mabuk laut, mabuk darat
T75.4 Efek arus listrik
Tersengat listrik (electrocution), syok akibat arus listrik
T75.8 Efek lain yang dijelaskan dari penyebab luar
Efek: daya gravitasi [G] abnormal, keadaan tanpa bobot

T78 Efek yang tidak diharapkan, not elsewhere classified


Kategori ini digunakan sebagai kode primer untuk identifikasi
efek yang tidak bisa diklasifikasikan di tempat lain, akibat penyebab
yang tidak diketahui, tidak bisa ditentukan, atau tidak jelas. Pada
pengkodean ganda ia dipakai sebagai kode tambahan yang
menunjukkan efek-efek dari kondisi yang diklasifikasikan di tempat
lain.
Kecuali: Komplikasi asuhan bedah dan medis NEC (T80-T88)
T78.0 Syok anafilaktik akibat reaksi makanan yang tidak
diharapkan
T78.1 Reaksi makanan lainnya yang tidak diharapkan, not
elsewhere classified

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: intoksikasi akibat bakteri yang berasal dari makanan
(A05.-),
dermatitis akibat makanan yang menyentuh kulit (L23.6,
L24.6, L25.4)
dermatitis akibat makanan yang dimakan (L27.2),
T78.2 Syok anafilaksis, tidak dijelaskan
Syok alergi NOS, reaksi anafilaksis NOS, anafilaksis NOS
Kecuali syok anafilaksis akibat:
reaksi makanan yang tak diharapkan (T78.0), serum
(T80.5),
efek samping obat yang diberikan dengan benar (T88.6)
T78.3 Edema angioneurotik
Giant urticaria, edema Quincke
Kecuali: urtikaria (L50.-), urtikaria serum (T80.6)
T78.4 Alergi, tidak dijelaskan
Reaksi alergi NOS, hipersensitivitas NOS, idiosyncracy NOS
Kecuali: reaksi alergi NOS terhadap obat yang diberikan
dengan benar (T88.7)
jenis reaksi alergi yang dijelaskan seperti:
hay fever (J30.1), gastroenteritis dan kolitis alergi
(K52.2),
dermatitis (L23-L25, L27.-)
T78.8 Efek samping lainnya, not elsewhere classified
T78.9 Efek samping, tidak dijelaskan
Kecuali: efek samping asuhan bedah dan medis NOS (T88.9)

Komplikasi dini tertentu dari trauma (T79)


T79 Komplikasi dini tertentu dari trauma, not elsewhere
classified
Kecuali: Respiratory: distress, syndrome pada dewasa (J80), pada
neonatus (P22.0)
Komplikasi asuhan bedah dan medis NEC (T80-T88)
Kalau terjadi sewaktu atau setelah prosedur medis (T80-T88)
T79.0 Embolisme udara (traumatika)
Kecuali: embolisme udara sebagai komplikasi: abortus atau
kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2), hamil,
melahirkan dan nifas (O88.0)
T79.1 Embolisme lemak (traumatika)
Kecuali: embolisme lemak sebagai komplikasi: abortus atau
kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2), hamil,
melahirkan dan nifas (O88.8)
T79.2 Perdarahan sekunder dan rekuren traumatika
T79.3 Infeksi luka pasca-trauma, not elsewhere classified
Kalau perlu gunakan kode dari (B95-B97) untuk identifikasi agen
infeksi
T79.4 Syok traumatika

Achengrsbk@Gmail.com
Syok (segera)(tertunda) setelah cedera
Kecuali syok:
sebagai komplikasi abortus, kehamilan ektopik atau mola
(O00-O07, O08.3)
obstetric (O75.1), nontraumatika NEC (R57.-)
petir (T75.0), listrik (T75.4), pascabedah (T81.1), anestetik
(T88.2),
anafilaktik (akibat): NOS (T78.2), reaksi makanan yang tidak
diharapkan (T78.0),
serum (T80.5), obat yang diberikan dengan benar (T88.6)
T79.5 Anuria traumatika
Crush syndrome, gagal ginjal setelah crushing [tabrakan]
T79.6 Iskemia traumatika pada otot
Compartment syndrome, kontraktur iskemik Volkmann
Kecuali: sindroma tibialis anterior (M76.8)
T79.7 Emfisema subkutis traumatika
Kecuali: emfisema (subkutis) akibat suatu prosedur (T81.8)
T79.8 Komplikasi dini lain dari trauma
T79.9 Komplikasi dini dari trauma, tidak dijelaskan

Komplikasi asuhan bedah dan medis, NEC (T80-T88)


Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Bab 20) untuk
identifikasi peralatan yang terlibat dan detil kejadian, atau kode
tambahan (B95-B97) untuk identifikasi agen infeksi.
Kecuali: efek samping obat-obatan (A00-R99, T78.-)
mendapat asuhan medis untuk kondisi pascabedah tanpa
komplikasi, seperti:
penutupan stoma eksternal (Z43.-) status lobang buatan
(Z93.-),
pemasangan dan penyesuaian alat prostetik eksternal
(Z44.-)
komplikasi prosedur bedah selama kehamilan, melahirkan dan
nifas (O00-O99)
luka bakar dan korosi akibat penggunaan lokal dan radiasi
(T20-T32)
keracunan dan efek toksik dari obat dan zat kimiawi (T36-T65)
komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti:
kelainan keseimbangan cairan dan elektrolit (E86-E87)
kebocoran cerebrospinal fluid dari pungsi spinalis (G97.0)
kekacauan fungsi setelah bedah jantung (I97.0-I97.1)
sindroma lymphoedema pasca-mastektomi (I97.2)
sindroma pascabedah lambung (K91.1), malfungsi
kolostomi (K91.4)

Achengrsbk@Gmail.com
sindroma blind-loop pascabedah (K91.2)
sindroma pasca-laminektomi NEC (M96.1)

T80 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi


terapeutik
Termasuk: Perfusi
Kecuali: Penolakan transplantasi sumsum-tulang (T86.0)
T80.0 Embolisme udara setelah pemberian infus, transfusion
dan injeksi
T80.1 Komplikasi vaskular pemberian infus, transfusi, dan
injeksi
Phlebitis, thromboembolism, dan thrombophlebitis setelah infus,
transfusi, dan injeksi
Kecuali kalau kondisi dinyatakan: pasca-prosedur (T81.7), akibat
peralatan prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8,
T85.8)
T80.2 Infeksi setelah pemberian infus, transfusi, dan injeksi
Infeksi, sepsis, septikemia, syok septik setelah pemberian infus,
transfusi, dan injeksi
Kecuali kalau kondisi dinyatakan: pasca-prosedur (T81.4), akibat
peralatan prostetik, implant, graft (T82.6-T82.7, T83.5-T83.6,
T84.5-T84.7, T85.7)
T80.3 Reaksi inkompatibilitas ABO
Transfusi darah inkompatibel,
Reaksi terhadap inkompatibilitas golongan darah pada infus atau
transfusi
T80.4 Reaksi inkompatibilitas Rh
Reaksi akibat faktor Rh pada infus atau transfusi
T80.5 Syok anafilaksis akibat serum
Kecuali: syok: alergi NOS (T78.2), syok anafilaktik NOS
(T78.2)
syok anafilaktik akibat obat yang diberikan dengan benar
(T88.6)
T80.6 Reaksi serum lainnya
Intoksikasi oleh serum; protein sickness;
Serum: rash, sickness, urticaria
Kecuali: hepatitis serum (B16.-)
T80.8 Komplikasi lain pemberian infus, transfusi, dan injeksi
T80.9 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi, tidak
dijelaskan
Reaksi transfusi NOS

T81 Komplikasi prosedur, not elsewhere classified


Kecuali: Komplikasi: infus, transfusi, dan injeksi(T80.-),: immunisasi
(T88.0-T88.1),
Efek samping obat NOS (T88.7)
Komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti:

Achengrsbk@Gmail.com
dermatitis akibat obat-obatan (L23.3, L24.4, L25.1, L27.0-
L27.1)
komplikasi prostetik, implant dan graft (T82-T85)
keracunan dan efek toksik obat dan zat kimiawi (T36-T65)
T81.0 Perdarahan dan haematoma sebagai komplikasi
prosedur, n. e. c.
Perdarahan pada situs mana saja akibat prosedur
Kecuali: haematoma luka obstetrik (O90.2),
perdarahan akibat prostetik, implant dan graft (T82.8,
T83.8, T84.8, T85.8)
T81.1 Shock selama atau akibat prosedur, n.e..
Kolaps NOS, syok (endotoksik)(hipovolemik)(septik): ketika atau
setelah prosedur
Syok pasca-bedah NOS
Kecuali: syok:
obstetrik (O75.1), setelah abortus, hamil ektopik atau mola
(O00-O07, O08.3)
electric (T75.4), anafilaktik NOS (T78.2), traumatika (T79.4),
anestetik (T88.2)
anafilaktik akibat: serum (T80.5), obat medis yang diberi
secara benar (T88.6)
T81.2 Pungsi dan laserasi sewaktu prosedur, not elsewhere
classified
Perforasi tak sengaja sewaktu prosedur pada pembuluh darah,
syaraf atau organ, oleh:
kateter, endoskop, instrumen, atau probe,
Kecuali:
kerusakan akibat instrumen sewaktu melahirkan (O70-O71)
perforasi, pungsi atau laserasi akibat alat atau implant yang
sengaja ditinggalkan di dalam luka operasi (T82-T85)
komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti
sindroma laserasi ligamentum latum [Allen-Masters] (N83.8)
T81.3 Disrupsi luka operasi, not elsewhere classified
Dehiscence [benang jahitan lepas] atau ruptur luka operasi
Kecuali disrupsi: luka seksio sesar (O90.0), luka obstetrik
perineum (O90.1)
T81.4 Infeksi setelah prosedur, n.e.c
Abscess pasca-prosedur: intra-abdomen, subfrenik, jahitan atau
luka
Septikemia pasca-prosedur
Kecuali:
infeksi luka bedah obstetrik (O86.0), infeksi akibat: infus,
transfusi, injeksi (T80.2),
alat prostetik, implant dan graft (T82.6-T82.7, T83.5-T83.6,
T84.5-T84.7, T85.7)
T81.5 Benda asing yang tertinggal di rongga tubuh atau luka
operasi setelah prosedur

Achengrsbk@Gmail.com
Adhesi, obstruksi, atau perforasi akibat benda asing yang
tertinggal dalam luka operasi atau rongga tubuh
Kecuali:
obstruksi atau perforasi akibat alat prostetik dan implant yang
tertinggal dalam tubuh (T82.0-T82.5, T83.0-T83.4, T84.0-T84.4,
T85.0-T85.6)
T81.6 Reaksi akut terhadap benda asing yang tertinggal
sewaktu prosedur
Peritonitis: aseptik, kimiawi
T81.7 Komplikasi vaskuler setelah prosedur, n.e.c.
Embolisme udara setelah prosedur NEC
Kecuali embolisme:
sebagai komplikasi: hamil, melahirkan dan nifas (O88.-)
abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
akibat alat prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8,
T85.8)
traumatika (T79.0), setelah infus, transfusi dan injeksi
(T80.0)
T81.8 Komplikasi lain dari prosedur, n.e.c.
Komplikasi terapi inhalasi, fistula pasca-bedah persisten
Emfisema (subkutis) akibat prosedur
Kecuali: hiperpyrexia maligna akibat anestesia (T88.3)
hipotermia setelah anestesia (T88.5)
T81.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari prosedur

T82 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft pada jantung


dan pembuluh darah
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant (T86.-)
T82.0 Komplikasi mekanis prostesis katup jantung
Prostesis katup menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T82.1 Komplikasi mekanis alat elektronik jantung
Elektroda atau generator denyut (baterai) menyebabkan jantung
dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi:
T82.2 Komplikasi mekanis dari bypass a. koronaria dan graft
katup
Bypass a. koronaria dan graft katup menyebabkan jantung dan
pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, Obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi:
T82.3 Komplikasi mekanis dari graft vaskuler lainnya
Graft (penggantian) (bifurkasio) aorta, graft (bypass) arteri
(karotid) (femoralis) menyebabkan jantung dan pembuluh:

Achengrsbk@Gmail.com
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T82.4 Komplikasi mekanis dari kateter dialisis vaskuler
Kateter dialisis vaskuler menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
Kecuali: komplikasi mekanis kateter dialisis intraperitoneum
(T85.6)
T82.5 Komplikasi mekanis dari alat dan implant jantung dan
pembuluh lainnya
Kateter infus, jantung buatan, fistula atau shunt arterio-vena
akibat bedah, alat
umbrella, alat balloon (counterpulsation)
menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
Kecuali: komplikasi mekanis kateter infus epidura dan subdura
(T85.6)
T82.6 Infeksi dan reaksi radang akibat prostesis katup jantung
T82.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat, implant, dan graft
jantung dan vaskuler lainnya
T82.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant, dan graft
jantung dan vaskuler
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis,
atau stenosis
akibat alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler
T82.9 Komplikasi alat prostetik, implant, dan graft jantung dan
vaskuler, tidak dijelaskan

T83 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft


genitourinarius
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant (T86.-)
T83.0 Komplikasi mekanis kateter (indwelling) urinarius
Kateter sistostomi dan kateter indwelling [tetap di tempat] uretra
menyebabkan:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T83.1 Komplikasi mekanis alat dan implant urinarius lainnya
Alat perangsang elektronik, implant sfingter, dan stent urinarius
menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T83.2 Komplikasi mekanis graft organ urinarius
Graft organ urinarius menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi

Achengrsbk@Gmail.com
T83.3 Komplikasi mekanis alat kontrasepsi dalam rahim
Alat kontrasepsi dalam rahim menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T83.4 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft
lain di traktus genitalis
Prosthesis penis (yang diimplantasi) menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T83.5 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant
dan graft dalam sistem urinarius
T83.6 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant
dan graft dalam traktus genitalis
T83.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft
genitourinarius
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis,
atau stenosis
akibat alat prostetik, implant dan graft genitourinarius
T83.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik,
implant dan graft genitourinarius

T84 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft orthopaedik


internal
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant (T86.-)
Fraktur setelah pemasangan implant ortopedik, prostesis
sendi atau plat (M96.6)
T84.0 Komplikasi mekanis internal prosthesis sendi
Prosthesis sendi menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T84.1 Komplikasi mekanis alat fiksasi internal tulang anggota
Alat fiksasi internal tulang anggota menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T84.2 Komplikasi mekanis internal alat fiksasi tulang lain
Alat fiksasi internal tulang lain menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T84.3 Komplikasi mekanis alat tulang, implant dan graft
lainnya
Graft tulang, electronic bone stimulator menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T84.4 Komplikasi mekanis alat ortopedik internal, implants
dan grafts lainnya
Graft otot dan tendon menyebabkan

Achengrsbk@Gmail.com
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T84.5 Infeksi dan reaksi radang akibat internal sendi
prosthesis
T84.6 Infeksi dan reaksi radang akibat alat fiksasi internal
[semua tempat]
T84.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant
dan graft ortopedik internal lain
T84.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft
ortopedik internal
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis,
atau stenosis
akibat alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal
T84.9 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft ortopedik
internal. tidak dijelaskan

T85 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft


orthopaedik internal
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant (T86.-)
T85.0 Komplikasi mekanis shunt (komunickans) ventrikel
intrakranium
Shunt (komunikans) ventrikel intrakranium menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.1 Komplikasi mekanis stimulator sistem syaraf elektronik
yang diimplantasi
Neurostimulator elektronik (elektroda) otak, syaraf perifer,
medulla spinalis
menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.2 Komplikasi mekanis lensa intraokuler
Lensa intraokuler menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.3 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft
okuler lainnya
Graft kornea, orbita prostetik mata menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.4 Komplikasi mekanis prostesis dan implant mammae
Prostesis dan implant mammae menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.5 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft
gastrointestinum

Achengrsbk@Gmail.com
Prostesis saluran empedu, alat anti-reflux esofagus
menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.6 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft
internal lain yang dijelaskan
Kateter infus epidura dan subdura, kateter dialisis
intraperitoneum, material bedah non-absorbable NOS, jahitan
permanen, menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
Kecuali: komplikasi mekanis dari sutura [jahitan] permanen
(kawat) yang dipakai pada perbaikan tulang (T84.1-T84.2)
T85.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant
dan graft internal lainnya
T85.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft
internal, not elsewhere classified
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis,
atau stenosis
akibat alat prostetik, implant dan graft internal NEC
T85.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik,
implant dan graft internal
Komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal NOS

T86 Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan


transplant
T86.0 Penolakan transplant sumsum tulang
Raksi atau penyakit graft-versus-host
T86.1 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant ginjal
T86.2 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantung
Kecuali komplikasi dari: jantung buatan (T82.5), transplant
jantung-paru(T86.3)
T86.3 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantung-
paru
T86.4 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant hepar
T86.8 Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant lainnya
Kegagalan atau penolakan terhadap transplant:
tulang, usus, paru-paru, pankreas, kulit (allograft) (autograft)
T86.9 Kegagalan dan penolakan yang tidak dijelaskan terhadap
organ dan jaringan transplant

T87 Komplikasi yang hanya pada penyambungan kembali dan


amputasi
T87.0 Komplikasi (bagian) anggota atas yang disambungkan
kembali

Achengrsbk@Gmail.com
T87.1 Komplikasi (bagian) anggota bawah yang disambungkan
kembali
T87.2 Komplikasi bagian tubuh disambungkan kembali
T87.3 Neuroma tunggul amputasi
T87.4 Infeksi tunggul amputasi
T87.5 Nekrosis tunggul amputasi
T87.6 Komplikasi lain dan tidak dijelaskan pada tunggul
amputasi
Kontraktur (flexi)(sendi proximal), hematoma, atau edema,
pada tunggul amputasi:
Kecuali: phantom limb syndrome (G54.6-G54.7)

T88 Komplikasi lain asuhan bedah dan medis, not elsewhere


classified
Kecuali: komplikasi setelah: infus, transfusi dan injeksi (T80.-),
prosedur NEC (T81.-)
pungsi dan laserasi tak sengaja sewaktu prosedur dilakukan
(T81.2)
komplikasi yang dijelaskan yang diklasifikasikan di tempat
lain, seperti:
dermatitis akibat obat-obatan (L23.3, L24.4, L25.1, L27.0-
L27.1)
keracunan dan efek toksik obat dan zat kimia (T36-T65)
komplikasi dari
anestesia: hamil (O29.-), persalinan dan melahirkan
(O74.-), nifas (O89.-)
operasi dan prosedur obstetri (O75.4),
alat, implant dan graft (T82-T85)
T88.0 Infeksi setelah immunisasi
Sepsis, septikemia setelah immunisasi
T88.1 Komplikasi lain setelah immunisasi, not elsewhere
classified
Rash setelah immunisasi
Kecuali: ensefalitis pascaimmunisasi (G04.0), artropati
pascaimmunisasi (M02.2)
syok anafilaktik akibat serum (T80.5), reaksi serum lainnya
(T80.6)
T88.2 Syok akibat anestesia
Syok akibat anestesia dengan zat yang benar telah diberikan
dengan benar
Kecuali: komplikasi anestesia (pada): akibat overdosis zat yang
salah (T36-T50),
kehamilan (O29.-), persalinan dan melahirkan
(O74.-), nifas (O89.-)
syok pasca-bedah NOS (T81.1)
T88.3 Hiperpyrexia maligna akibat anestesia
T88.4 Intubasi gagal atau sulit

Achengrsbk@Gmail.com
T88.5 Komplikasi lain anestrsia
Hipotermia setelah anestesia
T88.6 Syok anafilaktik akibat efek samping obat yang
diberikan dengan benar
Kecuali: syok anafilaktik akibat serum (T80.5)
T88.7 Efek samping yang tidak dijelaskan dari obat-obatan
Efek samping, reaksi alergi, hipersensitivitas, atau idiosinkrasi
(dari) (terhadap)
obat-obatan yang dibeikan dengan benar
Hipersensitivitas obat NOS, reaksi obat NOS
Kecuali: efek samping obat-obatan (A00-R99,T80-T88.6, T88.8)
T88.8 Komplikasi lain yang dijelaskan dari asuhan bedah dan
medis, nec
T88.9 Komplikasi asuhan bedah dan medis, tidak dijelaskan
Kecuali: efek tidak diharapkan NOS (T78.9)

Sequela cedera,keracunan dan akibat lain dari


penyebab luar (T90-T98)
Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada S00-S99
dan T00-T88 sebagai penyebab efek jangka panjang, yang
diklasifikasikan di bagian lain. Sequelae mencakup semua yang
dinyatakan demikian, atau efek jangka panjang, dan yang terjadi satu
tahun atau lebih setelah cedera akut.

T90 Sequelae cedera kepala


T90.0 Sequela cedera permukaan kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S00.-
T90.1 Sequela luka terbuka kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S01.-
T90.2 Sequela fraktur tulang tengkorak dan muka
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S02.-
T90.3 Sequela cedera nervi kraniales
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S04.-
T90.4 Sequela cedera mata dan orbita
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S05.-
T90.5 Sequela cedera intrakranium
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S06.-
T90.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S03.-, S07-S08 dan
S09.0-S09.8
T90.9 Sequela cedera kepala yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S09.9

T91 Sequela cedera leher dan badan


T91.0 Sequela cedera permukaan dan luka terbuka pada leher
dan badan

Achengrsbk@Gmail.com
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada:
S10-S11, S20-S21, S30-S31 dan T09.0-T09.1
T91.1 Sequela fraktur vertebra
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S12.-, S22.0-
S22.1, S32.0, S32.7 dan T08
T91.2 Sequela fraktur thorax dan pelvis lainnya
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S22.2-S22.9,
S32.1-S32.5 dan S32.8
T91.3 Sequela cedera medulla spinalis
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
S14.0-S14.1, S24.0-S24.1, S34.0-S34.1 dan T09.3
T91.4 Sequela cedera organ intrathorax
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S26-S27
T91.5 Sequela cedera organ intra-abdomen dan pelvik
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S36-S37
T91.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada leher dan
badan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada:
S13.-, S14.2-S14.6, S15-S18, S19.7-S19.8
S23.-, S24.2-S24.6, S25.-, S28.-, S29.0-S29.8
S33.-, S34.2-S34.8, S35.-, S38.-, S39.0-S39.8
T09.2 dan T09.4 -T09.8
T91.9 Sequela cedera leher dan badan yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S19.9, S29.9,
S39.9 dan T09.9

T92 Sequela cedera anggota atas


T92.0 Sequela luka terbuka anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S41.-, S51.-, S61.-
dan T11.1
T92.1 Sequela fraktur lengan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S42.-, S52.- dan
T10
T92.2 Sequela fraktur setinggi pergelangan dan tangan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S62.-
T92.3 Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S43.-, S53.-, S63.-
dan T11.2
T92.4 Sequela cedera syaraf anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S44.-, S54.-, S64.-
dan T11.3
T92.5 Sequela cedera otot dan tendon pada anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S46.-, S56.-, S66.-
dan T11.5
T92.6 Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota
atas

Achengrsbk@Gmail.com
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S47-S48, S57-
S58, S67-S68 dan T11.6
T92.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
S40.-, S45.-, S49.7-S49.8, S50.-,S55.-, S59.7-S59.8,
S60.-, S65.-, S69.7-S69.8, T11.0, T11.4 dan T11.8
T92.9 Sequela cedera anggota atas yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S49.9, S59.9,
S69.9 dan T11.9

T93 Sequela cedera anggota bawah


T93.0 Sequela luka terbuka anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S71.-, S81.-, S91.-
dan T13.1
T93.1 Sequela fraktur femur
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S72.-
T93.2 Sequela fraktur lain anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S82.-, S92.- dan
T12
T93.3 Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S73.-, S83.-, S93.-
dan T13.2
T93.4 Sequela cedera syaraf anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S74.-, S84.-, S94.-
dan T13.3
T93.5 Sequela cedera otot dan tendon pada anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S76.-, S86.-, S96.-
dan T13.5
T93.6 Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota
bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S77-S78, S87-
S88, S97-S98 dan T13.6
T93.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S70.-, S75.-,
S79.7-S79.8,
S80.-,S85.-, S89.7-S89.8, S90.-, S95.-, S99.7-S99.8, T13.0,
T13.4 dan T13.8
T93.9 Sequela cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S79.9, S89.9,
S99.9 dan T13.9

T94 Sequela cedera yang melibatkan daerah tubuh ganda dan


tidak dijelaskan
T94.0 Sequela cedera yang melibatkan daerah ganda pada
tubuh
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T00-T07
T94.1 Sequela cedera pada daerah tubuh yang tidak dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T14.-

T95 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite


T95.0 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite kepala dan leher
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T20.-, T33.0-T33.1, T34.0-T34.1 dan T35.2
T95.1 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite of badan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T21.-, T33.2-T33.3, T34.2-T34.3 dan T35.3
T95.2 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T22-T23, T33.4-T33.5, T34.4-T34.5 dan T35.4
T95.3 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T24-T25, T33.6-T33.8, T34.6-T34.8 dan T35.5
T95.4 Sequela luka bakar dan korosi yang hanya bisa
diklasifikasikan menurut luas keterlibatan permukaan
tubuh
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T31-T32
T95.8 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite lain yang
dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T26-T29, T35.0-
T35.1 dan T35.6
T95.9 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite yang tidak
dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T30.-, T33.9,
T34.9 dan T35.7

T96 Sequela Keracunan drugs, medis dan zat biologis


Sequela keracunan yang bisa diklasifikasikan pada T36-T50

T97 Sequela toxic effects of substances chiefly nonmedicinal as


to source
Sequela efek toksik yang bisa diklasifikasikan pada T51-T65

T98 Sequela other dan tidak dijelaskan effects of penyebab luar


T98.0 Sequela efek benda asing yang masuk melalui lobang
alamiah
Sequela dari efek yang bisa diklasifikasikan pada T15-T19
T98.1 Sequela efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab
luar
Sequela dari efek yang bisa diklasifikasikan pada T66-T78
T98.2 Sequela komplikasi dini tertentu trauma
Sequela komplikasi yang bisa diklasifikasikan pada T79.-
T98.3 Sequela komplikasi asuhan bedah dan medis, not
elsewhere classified
Sequela komplikasi yang bisa diklasifikasikan pada T80-T88

Achengrsbk@Gmail.com
Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER XX.
PENYEBAB-PENYEBAB LUAR DARI
MORBIDITAS DAN MORTALITAS (V01-
Y98)
Bab ini, yang pada ICD revisi sebelumnya adalah klasfikasi
suplemen, memungkinkan klasifikasi peristiwa dan situasi di
lingkungan sebagai penyebab cedera, keracunan, dan efek tak
diinginkan lainnya. Kode dari bab ini digunakan untuk tambahan pada
kode dari bab lain yang menunjukkan bentuk kondisi, yang sering
diklasifikasikan pada Bab XIX [Cedera, keracunan dan konsekuensi
tertentu lain penyebab luar (S00-T98)]. Penyebab kematian sebaiknya
dikode menurut Bab XIX dan XX, tapi kalau hanya satu kode yang
ditabulasikan maka kode dari Bab XX yang diutamakan. Kondisi lain
yang dapat dinyatakan sebagai akibat penyebab luar diklasifikasikan
pada Bab I-XVIII. Untuk kondisi ini, kode dari Bab XX hanya digunakan
untuk informasi tambahan pada analisis kondisi ganda.
Kategori-kategori untuk sekuel penyebab eksternal dari
morbiditas dan mortalitas dimasukkan pada Y85-Y89

Bab ini berisi blok-blok berikut:


V01-X59. Kecelakaan
V01-V99 Kecelakaan transport
V01-V09 Pejalan kaki cedera dalam kecelakaan transport
V20-V19 Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan
transport
V20-V29 Penunggang sepeda motor cedera dalam kecelakaan
transport
V30-V39 Pengguna MV roda 3 cedera dalam kecelakaan
transport
V40-V49 Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport
V50-V59 Pengguna truk atau van pick-up cedera dalam
kecelakaan transport
V60-V69 Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam
kecelakaan transport
V70-V79 Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport
V80-V89 Kecelakaan transport darat lainnya
V90-V94 Kecelakaan transport air
V95-V97 Kecelakaan transport udara dan angkasa luar
V98-V99 Kecelakaan transport yang lain dan tidak dijelaskan
W00-X59 Penyebab luar lain pada cedera kecelakaan
W00-W19 Jatuh
W20-W49 Terdedah tenaga mekanis bukan makhluk hidup
W50-W64 Terdedah tenaga mekanis makhluk hidup
W65-W74 Kecelakaan tenggelam
W75-W84 Ancaman pernafasan dari kecelakaan lain
W85-W99 Terdedah arus listrik, radiasi, serta suhu dan tekanan
ekstrim udara
X00-X09 Terdedah asap dan api
X10-X19 Kontak dengan panas dan benda panas
X20-X29 Kontak dengan hewan dan tanaman beracun
X30-X39 Terdedah kekuatan alam
X40-X49 Keracunan dan terdedah zat-zat beracun
X50-X57 Latihan berlebihan, perjalanan dan kekurangan
X58-X59 Kecelakaan karena terdedah faktor yang lain dan
tidak dijelaskan
X60-X84. Sengaja menyakiti diri sendiri
X85-Y09. Assault [serangan]
Y10-Y34. Kejadian yang niatnya tidak diketahui
Y35-Y36. Intervensi hukum dan pelaksanaan perang
Y40-Y84. Komplikasi asuhan medis dan bedah
Y40-Y59 Obat-obatan dan zat biologis penyebab efek tak
diinginkan dalam pengobatan
Y60-Y69 Salah tindak terhadap pasien sewaktu asuhan bedah
dan medis
Y70-Y82 Peralatan medis yang berhubungan dengan insiden
tak diinginkan dalam penggunaan diagnostik dan terapi
Y83-Y84 Pembedahan dan prosedur medis lainnya sebagai
penyebab reaksi abnormal pada pasien, atau komplikasi
kemudian, tanpa dinyatakan adanya kesalahan tindakan
pada waktu prosedur dilakukan
Y85-Y89. Sekuel penyebab luar morbiditas dan mortalitas
Y90-Y98. Faktor tambahan yang terkait dengan penyebab
morbiditas dan mortalitas c.e.

Kode aktifitas
Kategori berikut tersedia untuk digunakan sebagai variabel
terpisah penambah kategori V01-Y34 untuk menunjukkan aktifitas
korban pada saat kejadian berlangsung. Klasifikasi tambahan ini
jangan dikaburkan dengan, atau digunakan untuk mengganti kategori
yang tersedia untuk tempat kejadian yang dapat diklasifikasikan pada
W00-Y34

0. Ketika sedang melakukan aktifitas olahraga


Olahraga fisik dengan elemen fungsional yang jelas seperti:
golf, atletik sekolah, jogging, berkuda, trekking, skiing, water-
skiing, berenang

1. Ketika sedang melakukan aktifitas santai


Aktifitas hobbi,
Aktifitas waktu santai dengan elemen hiburan seperti ke bioskop,
menari, atau pesta

Achengrsbk@Gmail.com
Ikut dalam bagian atau aktifitas organisasi sukarela
Kecuali: Aktifitas olahraga (0)

2. Ketika bekerja mencari penghasilan


Pekerjaan yang dibayar (manual)(professional),
Transportasi (saat) ke dan dari aktifitas tersebut
Bekerja untuk gaji, bonus dan bentuk penghasilan lainnya

3. Ketika sedang melakukan pekerjaan lainnya


Tugas rumahtangga seperti: mengasuh anak dan keluarga lain,
mencuci, memasak, bertaman, memelihara rumah
Tugas-tugas yang biasanya seseorang tidak mendapatkan upah
Aktifitas belajar, misalnya menghadiri kegiatan atau pelajaran
sekolah
Sedang menjalani pendidikan

4. Ketika sedang istirahat, tidur, makan, atau melakukan


aktifitas vital lainnya
Melakukan aktifitas kebersihan pribadi

8. Ketika sedang melakukan aktifitas lain yang dijelaskan

9. Ketika sedang melakukan aktifitas yang tidak dijelaskan

Kecelakaan transport (V01-V99)


Bagian ini terbagi atas 12 kelompok. Kelompok yang
berhubungan dengan kecelakaan transport darat (V01-V89)
menunjukkan bentuk transport dan dibagi untuk menunjukkan lawan
korban atau jenis kejadian. Kendaraan tempat korban berada
diidentifikasi pada dua karakter pertama, karena dianggap sebagai
faktor yang perlu diidentifikasi untuk pencegahan.
Kecuali: kecelakaan pada orang yang sedang memperbaiki peralatan
transportasi atau kendaraan (tidak sedang bergerak) asalkan
tidak dicederai oleh kendaraan lain yang sedang bergerak
(W00-X59)
Kecelakaan yang melibatkan kendaraan, tapi tidak
berhubungan dengan bahaya yang terkait dengan bentuk
transportasi [misal cedera yang diperoleh dalam perkelahian
di atas kapal; kendaraan transport yang terlibat bencana; jari
terjepit ketika menutup pintu mobil] (W00-X49)
menyakiti diri sendiri dengan sengaja (X81-X83),
serangan dengan menabrakkan MV (Y03.-),
kejadian yang niatnya tidak diketahui (Y31-Y33)
Istilah yang digunakan dalam teks ini:
: MV: motor vehicle, kendaraan bermotor
TA: traffic accident, kecelakaan lalulintas
Non-TA: nontraffic accident, kecelakaan bukan lalulintas

Achengrsbk@Gmail.com
Definisi-definisi yang berhubungan dengan kecelakaan transport
(a) Kecelakaan transport (V01-V99) adalah kecelakaan yang
melibatkan alat yang terutama dirancang atau saat itu digunakan
untuk, membawa orang atau barang dari satu tempat ke tempat
lain.
(b) Public highway (jalan raya) atau street (jalan umum) adalah
bagian antara batas hak milik (atau garis batas) tanah, yang
biasanya tersedia bagi masyarakat untuk memindahkan orang
atau harta benda dari satu tempat ke tempat lain. Roadway
(badan jalan) adalah bagian jalan umum yang biasa digunakan
untuk lalulintas kendaraan.
(c) Kecelakaan lalulintas (TA) adalah kecelakaan kendaraan yang
terjadi di jalan umum [misalnya berangkat dari, tiba di, atau
melibatkan kendaraan yang sebagian badannya berada di jalan
umum]. Kecelakaan kendaraan dianggap terjadi di jalan umum
kalau tempat lain tidak disebutkan, kecuali pada kecelakaan yang
hanya melibatkan MV off-road yang diklasifikasikan sebagai Non-
TA kalau tidak dinyatakan sebaliknya.
(d) Kecelakaan bukan-lalulintas (Non-TA) adalah kecelakaan
kendaraan yang seluruh bagiannya terjadi di tempat selain jalan
umum.
(e) Pejalan kaki adalah orang yang terlibat kecelakaan yang saat itu
tidak berada di dalam atau di atas MV, kereta api, trem,
kendaraan ditarik hewan atau lainnya, atau sedang di atas
sepeda atau binatang.
Termasuk: orang yang: sedang berdiri, mengganti roda atau
memperbaiki kendaraan
pengguna alat pembawa pejalan kaki seperti:
push-cart, push-chair, kursi roda, perambulator,
pembawa bayi
skateboard, ice-skates, roller-skates, skis, sled,
scooter
(f) Pengemudi adalah pengguna kendaraan transport yang
menjalankan atau bermaksud menjalankan kendaraan tersebut
(g) Penumpang adalah pengguna kendaraan transport selain
pengemudi.
Kecuali: orang yang berkendara di bagian luar kendaraan
lihat definisi (h)
(h) Orang yang berada di bagian luar kendaraan adalah orang yang
sedang dibawa oleh kendaraan tapi tidak mengisi ruangan yang
biasanya disediakan untuk pengemudi atau penumpang, atau
ruangan yang disediakan untuk transport barang-barang.
Termasuk orang (yang berkendara pada): badan kendaraan,
tangga, bumper [fender], atap, bergantung di luar, papan
luncur kendaraan
(i) Sepeda adalah kendaraan transport darat yang hanya dijalankan
dengan pedal.

Achengrsbk@Gmail.com
Termasuk: sepeda roda dua atau roda tiga
Kecuali: sepeda yang bermotor lihat definisi (k)
(j) Pengemudi sepeda adalah orang yang mengendarai sepeda atau
becak atau trailer yang dilekatkan pada sepeda tersebut.
(k) Sepeda motor adalah MV roda dua dengan satu atau dua sadel
penunggang dan kadang-kadang dengan roda ketiga untuk
menunjang becak samping. Becak samping dianggap sebagai
bagian dari sepeda motor.
Termasuk: sepeda motor NOS, kombinasi, dengan becak
samping;
sepeda yang diberi motor, moped, motor scooter
Kecuali: tricyle bermotor lihat definisi (m)
(l) Penunggang (rider) sepeda motor adalah orang yang berkendara
di atas sepeda motor, atau di dalam becak samping atau trailer
yang dilekatkan pada kendaraan tersebut.
(m) MV beroda tiga adalah tricycle bermotor yang dirancang untuk
penggunaan di jalan.
Termasuk: tricyle bermotor, rickshaw bermotor, mobil beroda
tiga
Kecuali: sepeda motor dengan becak samping - lihat definisi (k),
kendaraan khusus segala medan (all-terrain) - lihat
definisi (x)
(n) Mobil adalah MV roda empat yang dirancang terutama untuk
membawa sampai 10 orang. Sebuah karavan atau trailer yang
sedang ditarik oleh mobil dianggap sebagai bagian dari mobil
tersebut.
Termasuk: minibus
(o) Kendaraan bermotor atau kendaraan bisa berarti berbagai
kendaraan transportasi. Penggunaan lokal istilah ini harus
ditentukan untuk mentukan kode yang sesuai. Kalau istilah
digunakan secara meragukan, gunakan kode yang tidak
dijelaskan. Sebuah karavan atau trailer yang sedang ditarik oleh
mobil dianggap sebagai bagian dari mobil tersebut
(p) Truk atau van pick up adalah MV beroda empat atau enam yang
dirancang terutama untuk membawa barang, beratnya kurang
dari batas lokal untuk kendaraan barang berat, dan tidak
memerlukan surat izin mengemudi (SIM) khusus.
(q) Kendaraan transport berat adalah MV yang dirancang terutama
untuk membawa barang, memenuhi kriteria lokal untuk
klasifikasi kendaraan barang berat berdasarkan berat kerbside
(biasanya di atas 3500 kg), dan memerlukan SIM khusus.
[kerbside = sisi yang naik ke atas badan timbangan MV]
(r) Bus adalah MV yang dirancang atau disesuaikan terutama untuk
membawa lebih dari 10 orang, dan memerlukan SIM khusus.
Termasuk: bus besar
(s) Kereta api atau kendaraan di atas rel adalah alat, dengan atau
tanpa gerbong, dirancang untuk lalulintas di atas rel.
Termasuk: mobil listrik atau trem interurban yang berjalan di

Achengrsbk@Gmail.com
jalur tersendiri,
kereta rel, apa pun sumber tenaganya [diesel] [listrik]
[uap]:
funicular [berkabel], monorail, dua rel, bawah
tanah, rel layang,
kendaraan lain yang dirancang untuk berjalan di atas rel
Kecuali: mobil listrik interurban [trem], yang berjalan di
jalur tersendiri yang merupakan bagian jalan umum - lihat
definisi (s)
(t) Trem (streetcar) adalah alat yang dirancang dan digunakan
terutama untuk membawa orang di dalam kota, berjalan di atas
rel, biasanya mematuhi signal lalulintas, dan berjalan di jalur
sendiri yang merupakan bagian badan jalan. Trailer yang ditarik
trem dianggap bagian dari trem tersebut.
Termasuk: trem listrik interurban, kalau disebutkan
beroperasi di jalan umum
(gerbong) tram, (gerbong) trolley
(u) Kendaraan khusus wilayah industri adalah MV yang dirancang
untuk digunakan terutama di dalam bangunan dan wilayah dari
tempat industri atau perdagangan
Termasuk: truk (bagasi) (surat) atau kendaaan penumpang
airport bertenaga batere
truk bergerak sendiri di tempat industri,
truk bagasi stasiun, bermotor
(truk) forklift, mobil logging (kayu), gerbong batubara di
pertambangan,
tram, truk, atau tub [pembawa cairan] (bermotor) di
tambang atau galian
(v) Kendaraan khusus daerah pertanian adalah MV yang dirancang
untuk digunakan secara khusus di pertanian dan perkebunan
(hortikultura), misalnya untuk mengolah tanah, menyebar benih,
menuai panen, dan membawa barang-barang di pertanian.
Termasuk: mesin panen, mesin pertanian bergerak sendiri,
traktor (dan trailer)
(w) Kendaraan konstruksi khusus adalah MV yang dirancang secara
khusus untuk digunakan dalam konstruksi (dan demolisi) jalan,
bangunan, dan struktur lainnya
Termasuk: bulldozer, digger, dumper truck, earth-leveller
(perata tanah),
mechanical shovel (sekop mekanis), road-roller (mesin
giling)
(x) Kendaraan semua medan (special all-terrain vehicle) adalah MV
yang dirancang khusus untuk menempuh medan kasar atau lunak
atau salju. Contoh rancangan khusus adalah konstruksi tinggi,
roda dan ban khusus, tracks, dan sokongan bantalan udara.
Termasuk: hovercraft tanah dan rawa, mobil salju
Kecuali: hovercraft di perairan terbuka lihat definisi (x)

Achengrsbk@Gmail.com
(x) Watercraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang
di atas air.
Termasuk: hovercraft NOS
(y) Aircraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di
udara.

Klasifikasi dan instruksi pengkodean kecelakaan transport


1. Kalau suatu kejadian tidak jelas sebagai TA atau Non-TA, anggap
sebagai:
a. TA kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V10-V82 and V87.
b. Non-TA kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V83-V86.
Untuk kategori ini korbannya bisa pejalan kaki, atau pengguna
kendaraan off-road
2. Kalau kecelakaan melibatkan lebih dari satu jenis transport,
gunakan urutan berikut:
a. aircraft dan spacecraft (V95-V97),
b. watercraft (V90-V94),
c. bentuk transport lainnya (V01-V89, V98-V99)
3. Kalau kecelakaan transport tidak menyatakan korban sebagai
pengguna kendaraan tapi dinyatakan tertabrak, terseret, cedera,
remuk, atau terbunuh oleh kendaraan termasuk
mobil, bus, sepeda motor, tricycle bermotor, (truk) pick up,
truk, van,
kereta api, trem, traktor, bulldozer, kendaraan rekreasi,
sepeda,
kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi,
maka klasifikasikan korban sebagai pejalan kaki (kategori V01-
V09).
4. Kalau deskripsi kecelakaan transport tidak menunjukkan peranan
korban, seperti
kecelakaan, tabrakan, menabrak, reruntuhan NOS pada:
pesawat terbang, pesawat angkasa luar, kapal, watercraft,
sepeda, sepeda motor, tricycle bermotor, kendaraan rekreasi,
bus, mobil, van, (truk) pick up, truk, kereta api, streetcar, trem,
traktor, buldozer,
maka klasifikasikan korban sebagai pengguna atau penunggang
kendaraan tersebut.
Kalau lebih dari satu kendaraan terlibat, kendaraan yang
digunakan korban jangan ditebak kecuali kalau kendaraannya
sama. Tapi kodelah pada kategori yang sesuai pada V87-V88,
V90-V94, V95-V97, dengan memperhatikan urutan pada catatan 2
di atas.
5. Kalau kecelakaan transport, seperti kendaraan (motor)
(nonmotor) gagal berbelok atau lepas kontrol (akibat) ban pecah,
kerusakan bagian mekanis, pengemudi tertidur atau lengah, atau
kecepatan berlebihan menyebabkan tabrakan, klasifikasikan
kecelakaan ini sebagai tabrakan. Kalau yang terjadi adalah

Achengrsbk@Gmail.com
kecelakaan selain tabrakan, klasifikasikan ini sebagai kecelakaan
non-tabrakan menurut jenis kendaraan yang terlibat.
6. Kalau kecelakaan transport terjadi pada kendaraan yang sedang
bergerak, seperti
jatuh, melompat, atau terdorong dari,
dihantam oleh benda yang dilemparkan ke,
cedera karena dilemparkan ke,
cedera akibat bagian yang bergerak dari;
keracunan akibat gas buangan yang dihasilkan oleh,
api yang berasal dari,
ledakan dari suatu bagian dari,
kerusakan suatu bagian dari,
objek yang jatuh ke dalam atau ke atas;
suatu bagian dari; atau objek di dalam
kendaraan yang sedang bergerak, menyebabkan tabrakan, maka
klasifikasikan kecelakaan ini sebagai tabrakan. Kalau kecelakaan
yang terjadi bukan tabrakan, klasifikasikan sebagai kecelakaan
non-tabrakan menurut jenis kendaraan yang terlibat
7. Kecelakaan transport darat yang dijelaskan sebagai:
tabrakan (akibat hilangnya kontrol) (di jalan raya) antara
kendaraan dengan:
tiang penunjang (jembatan)(overpass); tiang serbaguna;
pembatas antara jalan raya; daerah aman (safety island);
besi pengaman (guard rail) atau pagar pembatas;
rambu-rambu lalulintas atau marker (sementara);
dinding dari potongan yang dibuat untuk jalan
objek yang dilemparkan ke depan MV; batu jatuh, longsoran
(tak bergerak), pohon,
objek lain, baik tetap, bisa dipindahkan, atau sedang bergerak;

dimasukkan dalam V17.-, V27.-,V37.-, V47.-, V57.-, V67.- dan


V77.-
terbalik (tanpa tabrakan)
dimasukkan dalam V18.-, V28.-, V38.-, V48.-, V58.-, V68.-, dan
V78.-
tabrakan dengan hewan (kumpulan gembala)(tak digembalakan)
dimasukkan dalam V10.-, V20.-, V30.-, V40.-, V50.-, V60.- and
V70.-
tabrakan dengan kendaraan yang ditarik hewan atau hewan yang
sedang ditunggangi
dimasukkan dalam V16.-, V26.-, V36.-, V46.-, V56.-, V66.- and
V76.-.

Pejalan kaki cedera dalam laka-transport (V01-V09)


[Kecelakaan transport = laka-transport]
Kecuali: tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan
kaki lain (W51.-),

Achengrsbk@Gmail.com
tabrakan pejalan kaki dengan pejalan kaki lain disusul dengan
jatuh (W03.-)
Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan pada kategori V01-V06:
.0 Non-TA
.1 TA
.9 Tidak dijelaskan TA atau Non-TA

V01. Tabrakan dengan sepeda

V02. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V03. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V04. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V05. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V06. Tabrakan dengan non-MVlain


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang
ditunggangi, trem

V09. Pejalan kaki cedera dalam laka-transport lain dan tidak


jelas
Termasuk: pejalan kaki cedera akibat kendaraan khusus
V09.0 Cedera dalam Non-TA akibat MV lain dan tidak jelas
V09.1 Cedera dalam Non-TA yang tidak jelas
V09.2 Cedera dalam TA akibat MV lain dan tidak jelas
V09.3 Cedera dalam TA yang tidak jelas
V09.9 Cedera dalam laka-transport yang tidak jelas

Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport (V10-


V19)
Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori V10-V18:
.0 Pengemudi sepeda cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang sepeda cedera dalam Non-TA
.2 Penunggang sepeda yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.3 Seseorang cedera ketika sedang naik atau turun dari
sepeda
.4 Pengemudi sepeda cedera dalam TA
.5 Penumpang sepeda cedera dalam TA
.9 Penunggang sepeda yang tidak jelas cedera dalam TA

V10. Penunggang sepeda tabrakan dengan pejalan kaki atau


hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan yang
ditunggangi (V16.-)

V11. Tabrakan dengan sepeda lain

V12. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

Achengrsbk@Gmail.com
V13. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V14. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V15. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V16. Tabrakan dengan non-MVlain


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem

V17. Tabrakan dengan objek tak bergerak

V18. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan


Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda (tanpa didahului
tabrakan)
sepeda rebah: NOS, tanpa tabrakan

V19. Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport lain dan


tidak jelas
V19.0 Pengemudi sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak
jelas, Non-TA
V19.1 Penumpang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak
jelas, Non-TA
V19.2 Penunggang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak
jelas, Non-TA
Tabrakan sepeda NOS, Non-TA
V19.3 Penunggang sepeda Non-TA yang tidak jelas
Kecelakaan sepeda NOS, Non-TA
Penunggang sepeda cedera dalam Non-TA NOS
V19.4 Pengemudi sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak
jelas, TA
V19.5 Penumpang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak
jelas, TA
V19.6 Penunggang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak
jelas, TA
Tabrakan sepeda NOS (lalulintas)
V19.8 Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport lain
yang jelas
Terjepit oleh bagian sepeda
V19.9 Penunggang sepeda cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan sepeda NOS

Penunggang sepeda motor cedera dalam laka-transport


(V20-V29)
Termasuk: moped, sepeda motor dengan becak samping, sepeda
bermotor, skooter motor
Kecuali: MV roda tiga (V30-V39)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V20-V28:

Achengrsbk@Gmail.com
.0 Pengemudi sepeda motor cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang sepeda motor cedera dalam Non-TA
.2 Penunggang sepeda motor yang tidak jelas cedera dalam
Non-TA
.3 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari sepeda motor
.4 Pengemudi sepeda motor cedera dalam TA
.5 Penumpang sepeda motor cedera dalam TA
.9 Penunggang sepeda motor yang tidak jelas cedera dalam TA

V20. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan yang
ditunggangi (V26.-)

V21. Tabrakan dengan sepeda

V22. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V23. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V24. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V25. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V26. Tabrakan dengan kendaraan nonmotor lainnya


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang
ditunggangi, trem

V27. Tabrakan dengan objek tak bergerak

V28. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan


Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda motor (tanpa didahului
tabrakan)
sepeda motor rebah: NOS, tanpa tabrakan

V29. Cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas


V29.0 Pengemudi sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan
tak jelas dalam Non-TA
V29.1 Penumpang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan
tak jelas dalam Non-TA
V29.2 Penunggang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan
tak jelas dalam Non-TA
Tabrakan sepeda motor NOS, nontraffic
V29.3 Penunggang sepeda motor cedera dalam Non-TA yang
tak jelas
Kecelakaan sepeda motor NOS, nontraffic
Penunggang sepeda motor cedera dalam Non-TA NOS
V29.4 Pengemudi sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan
tak jelas, TA

Achengrsbk@Gmail.com
V29.5 Penumpang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan
tak jelas, TA
V29.6 Penunggang sepeda motor yang tak jelas tabrakan
dengan MV lain dan tak jelas, TA
Tabrakan sepeda motor NOS (lalulintas)
V29.8 Penunggang sepeda motor cedera dalam laka-transport
lain yang dijelaskan
Terjepit oleh bagian sepeda motor
V29.9 Penunggang sepeda motor cedera dalam TA yang tak
jelas
Kecelakaan sepeda motor NOS

Penumpang MV roda-tiga cedera dalam laka-transport


(V30-V39)
Termasuk: tricycle bermotor
Kecuali: sepeda motor dengan becak samping (V20-V29)
kendaraan yang dirancang terutama untuk penggunaan di
luar jalan (V86.-)
Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori V30-V38:
.0 Pengemudi MV roda-tiga cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang MV roda-tiga cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar MV roda-tiga cedera dalam Non-
TA
.3 Pengguna yang tidak jelas pada MV roda 3 cedera dalam
Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun MV roda-tiga
.5 Pengemudi MV roda-tiga cedera dalam TA
.6 Penumpang MV roda-tiga cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar MV roda-tiga cedera dalam TA
.9 Pengguna yang tidak jelas pada MV roda 3 cedera dalam TA

V30. Tabrakan dengan pejalan kaki or animal


Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang
yang ditunggangi (V36.-)

V31. Tabrakan dengan sepeda

V32. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V33. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V34. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V35. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V36. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang
ditunggangi, trem

Achengrsbk@Gmail.com
V37. Tabrakan dengan benda tak bergerak

V38. Pengguna MV roda 3 cedera dalam laka-transport bukan


tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari MV roda 3
MV roda 3 terbalik: NOS, tanpa tabrakan

V39. Pengguna MV roda 3 cedera dalam laka-transport lain dan


tidak jelas
V39.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tidak jela,s
Non-TA
V39.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas,
Non-TA
V39.2 Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-
TA
Tabrakan NOS yang melibatkan MV roda 3, bukan lalulintas
V39.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan MV roda 3, bukan
lalulintas
Penumpang MV roda 3 cedera dalam Non-TA NOS
V39.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V39.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V39.6 Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
Tabrakan NOS yang melibatkan MV roda 3 (lalulintas)
V39.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang
dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain MV roda 3
V39.9 Pengguna cedera dalam TA yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan MV roda 3

Pengguna mobil cedera dalam laka-transport (V40-V49)


Termasuk: minibus
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V4O-V48:
.0 Pengemudi mobil cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang mobil cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar mobil cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna mobil yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun mobil
.5 Pengemudi mobil cedera dalam TA
.6 Penumpang mobil cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar mobil cedera dalam TA
.9 Pengguna mobil yang tidak jelas cedera dalam TA

V40. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang
ditunggangi (V46.-)

Achengrsbk@Gmail.com
V41. Tabrakan dengan sepeda

V42. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V43. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V44. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V45. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V46. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lainnya


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem

V47. Tabrakan dengan objek tidak bergerak

V48. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan


Termasuk: mobil terbalik: NOS, tanpa tabrakan

V49. Cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas


V49.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-
TA
V49.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-
TA
V49.2 Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-
TA
Tabrakan mobil NOS, bukan lalulintas
V49.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan mobil, bukan lalulintas; pengguna mobil
cedera, Non-TA NOS
V49.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V49.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V49.6 Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
Tabrakan mobil NOS (lalulintas)
V49.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang
dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain mobil
V49.9 Pengguna cedera dalam TA yang tak jelas
Kecelakaan mobil NOS

Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam laka-


transport (V50-V59)
Kecuali: kendaraan transport berat (V60-V69)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V50-V58:
.0 Pengemudi truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA

Achengrsbk@Gmail.com
.2 Seseorang di bagian luar truk pick-up atau van cedera
dalam Non-TA
.3 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak jelas cedera
dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun truk pick-up atau
van
.5 Pengemudi truk pick-up atau van cedera dalam TA
.6 Penumpang truk pick-up atau van cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar truk pick-up atau van cedera
dalam TA
.9 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak jelas cedera
dalam TA

V50. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang
ditunggangi (V56.-)

V51. Tabrakan dengan sepeda

V52. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V53. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V54. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V55. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V56. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem

V57. Tabrakan dengan objek tidak bergerak

V58. Pengguna cedera dalam laka-transport bukan tabrakan


Termasuk: truk pick-up atau van terbalik: NOS, tanpa tabrakan

V59. Pengguna cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas


V59.0 Pengemudi abrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-
TA
V59.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas,
Non-TA
V59.2 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan
tdak jelas, Non-TA
Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van,
bukan lalulintas
V59.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van,
bukan lalulintas

Achengrsbk@Gmail.com
Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA NOS
V59.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V59.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V59.6 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan
tak jelas, TA
Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van
(lalulintas)
V59.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang
dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain truk pick-up atau van
V59.9 Pengguna cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van

Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam


laka-transport (V60-V69)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V60-V68:
.0 Pengemudi kendaraan transport berat cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang kendaraan transport berat cedera dalam Non-
TA
.2 Seseorang di bagian luar kendaraan transport berat cedera
dalam Non-TA
.3 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak jelas
cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun kendaraan
transport berat
.5 Pengemudi kendaraan transport berat cedera dalam TA
.6 Penumpang kendaraan transport berat cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar kendaraan transport berat cedera
dalam TA
.9 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak jelas
cedera dalam TA

V60. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang
ditunggangi (V66.-)

V61. Tabrakan dengan sepeda

V62. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V63. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V64. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V65. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V66. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem

Achengrsbk@Gmail.com
V67. Tabrakan dengan objek tidak bergerak

V68. Pengguna cedera dalam laka-transport bukan tabrakan


Termasuk: kendaraan transport berat terbalik: NOS, tanpa tabrakan

V69. Pengguna cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas


V69.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-
TA
V69.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-
TA
V69.2 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan
tak jelas, Non-TA
Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat,
bukan lalulintas

V69.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tidak dijelaskan


Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport
berat, bukan lalulintas
Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam Non-TA
NOS
V69.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V69.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V69.6 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan
tak jelas, TA
Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat
(lalulintas)
V69.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang
dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain kendaraan transport
berat
V69.9 Pengguna cedera dalam laka-transport yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport
berat

Pengguna bus cedera dalam laka-transport (V70-V79)


Kecuali: minibus (V40-V49)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V7O-V78:
.0 Pengemudi bus cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang bus cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar bus cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna bus yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun bus
.5 Pengemudi bus cedera dalam TA
.6 Penumpang bus cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar bus cedera dalam TA
.9 Pengguna bus yang tidak jelas cedera dalam TA

Achengrsbk@Gmail.com
V70. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: Tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang
ditunggangi (V76.-)

V71. Tabrakan dengan sepeda

V72. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3

V73. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

V74. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus

V75. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V76. Tabrakan dengan non-MVlainnya


Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem

V77. Tabrakan dengan objek tak bergerak

V78. Pengguna bus cedera dalam laka-transport bukan tabrakan


Termasuk: bus terbalik: NOS, tanpa tabrakan

V79. Pengguna bus cedera dalam laka-transport lain dan tidak


jelas
V79.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-
TA
V79.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-
TA
V79.2 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan
tak jelas, Non-TA
Tabrakan bus: NOS, nontraffic
V79.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan bus NOS, non-TA; pengguna bus cedera dalam
non-TA NOS
V79.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V79.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V79.6 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan
tak jelas, TA
Tabrakan bus NOS (lalulintas)
V79.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang
dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain bus
V79.9 Pengguna cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan bus NOS

Achengrsbk@Gmail.com
Laka-transport darat lainnya (V80-V89)
V80. Penunggang hewan atau pengguna kendaraan ditarik
hewan cedera dalam laka-transport
V80.0 Jatuh atau terlempar dari hewan atau kendaraan dalam
kecelakaan bukan tabrakan
Hewan atau kendaraan ditarik hewan terbalik: NOS, tanpa
tabrakan
V80.1 Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau
binatang ditunggangi (V80.7)
V80.2 Tabrakan dengan sepeda
V80.3 Tabrakan dengan MV roda dua atau 3
V80.4 Tabrakan dengan mobil, truk pick-up, van, kendaraan
transport berat atau bus
V80.5 Tabrakan dengan MV lain yang jelas
V80.6 Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V80.7 Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain
Tabrakan dengan: binatang yang ditunggangi, kendaraan
ditarik hewan, trem
V80.8 Tabrakan dengan objek tak bergerak
V80.9 Penunggang cedera dalam laka-transport lain dan tidak
jelas
Kecelakaan kendaraan ditarik hewan NOS,
Kecelakaan penunggang hewan NOS

V81. Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam laka-
transport
Termasuk: orang yang berada di bagian luar kereta api
V81.0 Tabrakan dengan MV dalam Non-TA
V81.1 Tabrakan dengan MV dalam TA
V81.2 Tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock
[kumpulan kendaraan beroda]
V81.3 Tabrakan dengan objek lain
Tabrakan kereta api NOS
V81.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari kereta api atau
kendaraan rel
V81.5 Cedera akibat jatuh di dalam kereta api atau kendaraan
rel
Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa
didahului tabrakan (V81.7)
jatuh ketika naik atau turun (V81.4)
V81.6 Cedera akibat jatuh dari kereta api atau kendaraan rel

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel [derailment]:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa
didahului tabrakan (V81.7)
jatuh ketika naik atau turun (V81.4)
V81.7 Cedera dalam derailment tanpa tabrakan
V81.8 Cedera dalam kecelakaan kereta api lain yang jelas
Ledakan atau api;
Dihantam oleh jatuhan: tanah, batu, pohon
Kecuali: jatuh ketika kereta lepas dari rel [derailment]:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa
didahului tabrakan (V81.7)
V81.9 Cedera dalam kecelakaan kereta api yang tidak jelas
Kecelakaan kereta api NOS

V82. Pengguna trem cedera dalam laka-transport


Termasuk: orang yang berada di bagian luar trem
V82.0 Tabrakan dengan MV dalam Non-TA
V82.1 Tabrakan dengan MV dalam TA
V82.2 Tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock
V82.3 Tabrakan dengan objek lain
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau
binatang ditunggangi (V82.8)
V82.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari trem
V82.5 Cedera akibat jatuh di dalam trem
Kecuali: jatuh: ketika naik atau turun (V82.4),
didahului tabrakan (V82.0-V82.3)
V82.6 Cedera akibat jatuh dari trem
Kecuali: jatuh: ketika naik atau turun (V82.4); didahului
tabrakan (V82.0-V82.3)
V82.7 Cedera dalam derailment tanpa didahului tabrakan
V82.8 Cedera dalam laka-transport lain yang jelas
Tabrakan dengan kereta api atau non-MVlain
V82.9 Cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan trem NOS

V83. Pengguna kendaraan khusus industri cedera dalam laka-


transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang
diperbaiki (W31.-)
V83.0 Pengemudi cedera dalam TA
V83.1 Penumpang cedera dalam TA
V83.2 Orang di bagian luar cedera dalam TA
V83.3 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA

Achengrsbk@Gmail.com
V83.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan
khusus industri
V83.5 Pengemudi cedera dalam Non-TA
V83.6 Penumpang cedera dalam Non-TA
V83.7 Seseorang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V83.9 Pengguna yang tidak jelas pada cedera dalam Non-TA
Kecelakaan kendaraan khusus industri NOS

V84. Pengguna kendaraan khusus pertanian cedera dalam


kecelakaan transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang
diperbaiki (W30.-)
V84.0 Cedera dalam TA
V84.1 Penumpang cedera dalam TA
V84.2 Orang di bagian luar cedera dalam TA
V84.3 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA
V84.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan
khusus pertanian
V84.5 Pengemudi cedera dalam Non-TA
V84.6 Penumpang cedera dalam Non-TA
V84.7 Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V84.9 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
Kecelakaan kendaraan khusus pertanian NOS

V85. Pengguna kendaraan khusus konstruksi cedera dalam laka-


transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang
diperbaiki (W31.-)
V85.0 Pengemudi cedera dalam TA
V85.1 Penumpang cedera dalam TA
V85.2 Orang di bagian luar cedera dalam TA
V85.3 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA
V85.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan
khusus konstruksi
V85.5 Pengemudi cedera dalam Non-TA
V85.6 Penumpang cedera dalam Non-TA
V85.7 Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V85.9 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
Kecelakaan kendaraan khusus konstruksi NOS

V86. Pengguna kendaraan khusus segala medan (all-terrain)


atau MV lain yang dirancang terutama untuk penggunaan off-
road, cedera dalam cedera dalam laka-transport

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang
diperbaiki (W31.-)
V86.0 Pengemudi cedera dalam TA
V86.1 Penumpang cedera dalam TA
V86.2 Orang di bagian luar cedera dalam TA
V86.3 Pengguna yang ridak jelas cedera dalam TA
V86.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari from MV
segala medan dan off-road lain
V86.5 Pengemudi cedera dalam Non-TA
V86.6 Penumpang cedera dalam Non-TA
V86.7 Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V86.9 Pengguna yang tidak jelas lain cedera dalam Non-TA
Kecelakaan MV segala medan NOS, kecelakaan MV off-road
NOS

V87. TA yang jenisnya jelas tapi bentuk transportasi korban tak


diketahui
Kecuali: tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19),
pejalan kaki (V01-V09)
V87.0 Tabrakan antara mobil dengan MV roda 2 atau 3 (TA)
V87.1 Tabrakan antara MV lain dengan MV roda 2 atau 3 (TA)
V87.2 Tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van
(TA)
V87.3 Tabrakan antara mobil dengan bus (TA)
V87.4 Tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport
berat (TA)
V87.5 Tabrakan antara kendaraan transport berat dengan bus
(TA)
V87.6 Tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan
mobil (TA)
V87.7 Tabrakan antara MV-MV lain yang jelas (TA)
V87.8 Laka-transport bukan tabrakan lain, melibatkan MV (TA)
V87.9 Laka- transport (tabrakan)(bukan tabrakan) lain,
melibatkan non-MV (TA)

V88. Non-TA yang jenisnya dijelaskan tapi bentuk transportasi


korban tak diketahui
Kecuali: tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19),
pejalan kaki (V01-V09)
V88.0 Tabrakan antara mobil dengan MV roda 2 atau 3 (Non-
TA)
V88.1 Tabrakan antara MV lain dengan MV roda 2 atau 3 (Non-
TA)
V88.2 Tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van
(Non-TA)

Achengrsbk@Gmail.com
V88.3 Tabrakan antara mobil dengan bus (Non-TA)
V88.4 Tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport
berat(Non-TA)
V88.5 Orang cedera dalam tabrakan antara kendaraan
transport berat dengan bus (Non-TA)
V88.6 Tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan
mobil (Non-TA)
V88.7 Tabrakan antara MV-MV lain yang jelas (Non-TA)
V88.8 Laka-transport bukan tabrakan lain, melibatkan MV
(Non-TA)
V88.9 Laka-transport (tabrakan)(bukan tabrakan) lain,
melibatkan non-MV(Non-TA)

V89. Kecelakaan MV atau non-MV, jenis kendaraan tidak jelas


V89.0 Orang cedera dalam kecelakaan MV yang tidak jelas,
Non-TA
Kecelakaan MV NOS (Non-TA)
V89.1 Orang cedera dalam kecelakaan non-MV yang tidak jelas
(Non-TA)
Kecelakaan non-MVNOS (Non-TA)
V89.2 Orang cedera dalam kecelakaan MV yang tidak jelas (TA)
Kecelakaan MV (motor-vehicle accident [MVA]) NOS
Kecelakaan lalulintas jalan raya (Road (traffic) accident
[RTA]) NOS
V89.3 Orang cedera dalam kecelakaan non-MVyang tidak jelas
(TA)
TA non-MV NOS
V89.9 Orang cedera dalam kecelakaan kendaraan yang tidak
jelas
Tabrakan NOS

Laka-transport air (V90-V94)


Termasuk: kecelakaan watercraft dalam rangka aktifitas rekreasi
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V90-V94:
.0 Kapal dagang
.1 Kapal penumpang; kapal ferry; liner
.2 Kapal ikan
.3 Kendaraan air lain dengan mesin; hovercraft (di perairan
terbuka); jet skis
.4 Kapal layar; yacht
.5 Canoe atau kayak
.6 Inflatable craft (tak bermesin)
.7 Water-skis
.8 Kendaraan air tanpa mesin lainnya; surf-board; windsurfer
.9 Kendaraan air yang tidak jelas; boat NOS; ship NOS;
watercraft NOS

Achengrsbk@Gmail.com
V90. Kecelakaan pada watercraft yang menyebabkan tenggelam
Termasuk: tenggelam (drowning and submersion) akibat:
jatuh atau melompat dari: kapal terbakar,
tabrakan watercraft,
kapal terbalik atau tenggelam, kecelakaan
lain pada watercraft
Kecuali: tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan
watercraft (V92.-)

V91. Kecelakaan watercraft yang menyebabkan cedera lainnya


Termasuk: cedera selain tenggelam akibat kecelakaan watercraft:
cedera dalam kecelakaan watercraft yang melibatkan
tabrakan,
jatuh akibat tabrakan atau kecelakaan lain terhadap
watercraft,
remuk di antara kapal tabrakan, dihantam sekoci setelah
meninggalkan kapal,
terbakar ketika kapal terbakar,
dihantam objek yang jatuh akibat kecelakaan watercraft,
dihantam oleh kapal atau bagiannya setelah jatuh atau
melompat dari kapal rusak
Kecuali: luka akibat api atau ledakan lokal di atas kapal (V93.-)

V92. Tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan


watercraft
Termasuk: tenggelam akibat kecelakaan seperti:
jatuh: dari papan penghubung kapal ke
dermaga, dari kapal, ke air
terlempar ke air akibat gerakan kapal,
diterpa air sehingga jatuh keluar kapal
Kecuali: tenggelamnya perenang atau penyelam yang melompat
dari kapal yang tidak mengalami kecelakaan (W69.-, W73.-)

V93. Kecelakaan di atas kapal yang tidak kecelakaan, tidak


menyebabkan tenggelam
Termasuk: keracunan gas atau asap di kapal, kerusakan reaktor atom
watercraft
panas berlebihan di: kamar boiler, kamar mesin, kamar
penguapan, kamar api
ledakan boiler kapal uap, api lokal di atas kapal,
kecelakaan mesin watercraft
cedera di watercraft yang disebabkan oleh peralatan
mesin di :
deck, kamar mesin, galley (tempat
pendayung), laundry, pemuat
jatuh dari satu tingkat ketingkat lain, di tangga atau
jenjang pada watercraft
remuk oleh objek yang jatuh di atas kapal

V94. Laka-transport air lain dan tidak jelas

Achengrsbk@Gmail.com
Termasuk: kecelakaan terhadap bukan pengguna watercraft
dihantam kapal ketika bermain ski air

Laka-transport udara dan angkasa luar (V95-V97)


V95. Kecelakaan pesawat udara bermesin yang mencederai
pengguna
Termasuk: kecelakaan pesawat udara (bermesin) yang: tabrakan
dengan objek bergerak, tak bergerak, atau bisa digerakkan;
jatuh, meledak, terbakar, mendarat darurat
V95.0 Kecelakaan helikopter yang mencederai pengguna
V95.1 Kecelakaan glider ultralight, microlight atau bermesin
yang mencederai pengguna
V95.2 Kecelakaan pesawat udara pribadi bersayap tetap
lainnya, mencederai pengguna
V95.3 Kecelakaan pesawat udara komersial bersayap tetap,
mencederai pengguna
V95.4 Kecelakaan pesawat angkasa luar yang mencederai
pengguna
V95.8 Kecelakaan pesawat udara lain yang mencederai
pengguna
V95.9 Kecelakaan pesawat udara yang tidak jelas mencederai
pengguna
Kecelakaan pesawat udara NOS, laka-transport udara NOS

V96. Kecelakaan pada pesawat udara tak bermesin yang


mencederai pengguna
Termasuk: kecelakaan pada aircraft tak bermesin yang:
tabrakan dengan objek bergerak, tak
bergerak, atau bisa digerakkan
jatuh, meledak, terbakar, mendarat darurat
V96.0 Kecelakaan balon yang yang mencederai pengguna
V96.1 Kecelakaan hang-glider yang mencederai pengguna
V96.2 Kecelakaan glider (tak bermesin) yang mencederai
pengguna
V96.8 Kecelakaan pesawat udara tak bermesin lain yang
mencederai pengguna
Kecelakaan layang-layang yang membawa orang
V96.9 Kecelakaan pesawat udara tak bermesin yang tidak
dijelaskan, mencederai pengguna
Kecelakaan pesawat udara tak bermesin NOS

V97 Laka-transport udara lain yang jelas


Termasuk: kecelakaan terhadap bukan pengguna pesawat udara
V97.0 Pengguna pesawat udara cedera dalam laka-transport
udara lain yang dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
Jatuh di dalam, ke atas, atau dari pesawat udara pada laka-
transport udara
Kecuali: kecelakaan ketika naik atau turun aircraft
(V97.1)
V97.1 Orang cedera ketika naik atau turun pesawat udara
V97.2 Penerjun payung cedera dalam laka-transport udara
Kecuali: orang yang terjun setelah kecelakaan pesawat
udara (V95-V96)
V97.3 Orang di atas tanah cedera dalam laka-transport udara
Dihantam oleh objek yang jatuh dari pesawat udara
Terhisap oleh mesin jet, cedera karena baling-baling yang
sedang berputar
V97.8 Laka-transport udara lainnya, not elsewhere classified
Cedera akibat mesin-mesin pada pesawat udara
Kecuali: kecelakaan pesawat udara NOS (V95.9)
menghadapi perubahan tekanan udara ketika naik
atau turun (W94.-)

Laka-transport lain dan tidak jelas (V98-V99)


Kecuali: kecelakaan kendaraan, jenis kendaraan tidak jelas (V89.-)

V98 Laka-transport lain yang dijelaskan


Termasuk: kecelakaan terhadap, pada, atau melibatkan:
ice-yacht, land-yacht, kereta kabel yang
tidak sedang di atas rel,
ski chair-lift [kursi gantung], ski-lift dengan
gondola
terperangkap atau diseret oleh kereta kabel yang tidak
sedang di atas rel
jatuh atau melompat dari kereta kabel yang tidak sedang
di atas rel
objek yang dilemparkan dari atau dalam kereta kabel yang
tidak sedang di atas rel

V99 Laka-transport yang tidak jelas

Penyebab eksternal lain pada cedera kecelakaan (W00-


X59)
Kode tempat kejadian
Kategori berikut tersedia untuk digunakan sebagai variabel
terpisah sebagai tambahan pada kategori W00-Y34 untuk menunjukkan
tempat kejadian penyebab luar kalau relevan:

.0. Rumah tempat tinggal


Rumah, perumahan, rumah kost, rumah dinas, rumah pertanian,
apartemen

Achengrsbk@Gmail.com
Tempat tinggal yang bukan asrama
Jalan pribadi ke rumah, halaman rumah, taman rumah, garasi rumah
Karavan [trailer] di tempat tinggal, kolam renang di rumah atau
taman pribadi
Kecuali: asrama atau panti (.1)
rumah sedang dibangun tapi belum ditempati (.6)
rumah yang ditinggalkan atau ditelantarkan (.8)

.1. Institusi residensial


Rumah titipan anak, panti yatim piatu, rumah orang tua, rumah
pensiunan
Asrama mahasiswa, sekolah reformasi, kamp militer, penjara
Hospice, rumah untuk orang sakit, rumah perawatan,

.2. Sekolah, institusi lain dan area administratif umum


Bangunan (dan halaman) yang digunakan masyarakat umum
atau kelompok tertentu seperti:
Clubhouse, dancehall, pusat remaja, teater, bioskop, music-hall,
opera-house
Taman kanak-kanak, sekolah (publik) (swasta) (pemda), college,
universitas, kampus
Institusi pendidikan tinggi, aula pertemuan, pustaka, gallery, public
hall
Kantor pos, museum, pengadilan, mesjid, gereja, rumah sakit, day
nursery
Kecuali: asrama atau panti (.1), area sport dan atletik
(.3), gedung sedang dibangun (.6)

.3. Area sport dan atletik


Lapangan basket, cricket, tennis, baseball, sepakbola, golf, hockey,
squash
Tempat skating, menunggang kuda, kolam renang publik, stadion
Kecuali: Kolam renang atau lapangan tennis di rumah atau
taman pribadi (.0)

.4. Jalanan
Jalan bebas hambatan, jalan MV, trotoar, jalan setapak

.5. Area perdagangan dan jasa


Airport, stasiun (bus)(kereta api), stasiun pompa bensin
Kafe, restoran, kasino, bank, hotel, perkantoran, pusat pelayanan,
stasiun TV atau radio
Pasar, pertokoan, shopping mall, supermarket, garase komersial,
gudang komersial
Kecuali: Garase di rumah pribadi (.0)

.6. Area industri dan konstruksi

Achengrsbk@Gmail.com
Bangunan [apa pun] yang sedang dibangun, terowongan yang sedang
dibangun,
Pembangkit tenaga listrik (batubara) (nuklir) (minyak)
Tambang minyak, oil rig dan instalasi offshore lainnya
Tempat penumpukan [pit] (batubara) (batu) (tanah)
Pelabuhan, galangan kapal, halaman pabrik, bangunan pabrik
Halaman industri, workshop, gasworks

.7. Area pertanian


Bangunan dan tanah pertanian, peternakan
Kecuali: Rumah tempat tinggal di area pertanian (.0)

.8. Tempat-tempat lain yang dijelaskan


Pegunungan, hutan, padang pasir, prairie, sungai, danau, rawa,
jeram, kanal, laut, pantai
Pelabuhan laut, dock [penambatan kapal/perahu] NOS, reservoir air,
tempat parkir
Kebun binatang, taman (hiburan) (umum), perkemahan, tempat umum
NOS
Tempat karavan NOS, jalan kereta api, rumah yang terlantar, tempat
latihan militer

.9. Tempat tidak dijelaskan

Jatuh (W00-W19)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian
(halaman XX: 18-19)
Kecuali: sengaja melukai diri sendiri (X80-X81), serangan fisik
[assault] (Y01-Y02)
jatuh (dalam) (dari):
kendaraan transport (V01-V99), hewan (V80.-),
mesin (yang bekerja) (W28-W31), ke air (dengan
tenggelam) (W65-W74),
bangunan terbakar (X00.-), ke dalam api (X00-X04, X08-
X09)
jatuh berulang yang tidak disebabkan kecelakaan (R29.6)

W00. Jatuh pada level sama yang melibatkan es dan salju


Kecuali: jatuh dengan disebutkan: ice-skates and skis (W02.-),
jenjang (W10.-)

W01. Jatuh pada level sama akibat tergelincir, tersandung, dan


terantuk
Kecuali: jatuh melibatkan es atau salju snow (W00.-)

W02. Jatuh yang melibatkan ice-skates, skis, roller-skates atau


skateboards

Achengrsbk@Gmail.com
W03. Jatuh pada level sama yang lainnya akibat tabrakan
dengan, atau didorong orang lain
Termasuk: jatuh akibat tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan
(pembawa) pejalan kaki lain
Kecuali: remuk atau terdorong oleh keramaian atau human
stampede (W52.-)
jatuh yang melibatkan es atau salju (W00.-)

W04. Jatuh ketika digotong atau dipapah orang lain


Termasuk: tidak sengaja terjatuh ketika sedang digotong

W05. Jatuh yang melibatkan kursi roda

W06. Jatuh yang melibatkan tempat tidur

W07. Jatuh yang melibatkan kursi

W08. Jatuh yang melibatkan furnitur lainnya

W09. Jatuh yang melibatkan peralatan playground


Kecuali: jatuh yang melibatkan mesin-mesin hiburan (W31.-)

W10. Jatuh dari jenjang


Termasuk jatuh (ke) (dari):
eskalator [jenjang berjalan], ramp [jalan mendaki dalam
gedung],
incline [belokan yang mengalihkan lintasan dari satu level
ke level lain]
melibatkan es atau salju pada jenjang

W11. Jatuh dari ladder (tangga dengan dua sisi tegak)

W12. Jatuh dari scaffold (tempat tukang bekerja lebih tinggi di


sekitar gedung)

W13. Jatuh dari, keluar dari, atau melalui bangunan atau suatu
struktur
Termasuk: jatuh dari, keluar dari, atau melalui:
lantai, dinding, atap, jendela, balkon,
railing (pembatas/pagar lantai), bangunan, tiang bendera,
menara, turret (menara kecil), jembatan, viaduct
(jembatan lengkung)
Kecuali: kolapsnya suatu bangunan atau struktur (W20.-)
jatuh atau melompat dari bangunan atau struktur yang
terbakar (X00.-)

W14. Jatuh dari pohon

W15. Jatuh dari tebing batu

Achengrsbk@Gmail.com
W16. Terjun atau melompat ke air menyebabkan cedera selain
tenggelam
Termasuk: menghantam permukaan air atau dasar air yang dangkal
menghantam dinding atau papan loncat di kolam renang
Kecuali: kecelakaan tenggelam (W65-W74), menyelam dengan
suplai udara kurang (W81.-),
efek tekanan udara waktu menyelam (W94.-)

W17. Jatuh lainnya dari satu level ke level lain


Termasuk: jatuh dari atau ke dalam:
rongga, lobang, cekungan, sumur, lobang
galian terbuka, dock
tumpukan jerami, tiang batang, tanki

W18. Jatuh lainnya pada level yang sama


Termasuk jatuh: akibat menabrak suatu objek, dari toilet, pada level
yang sama NOS

W19. Jatuh yang tidak jelas


Termasuk: jatuh NOS

Terdedah daya mekanis benda mati (W20-W49)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali: serangan (X85-Y09), sengaja melukai diri sendiri (X60-
X84)
kontak atau tabrakan dengan binatang atau orang (W50-
W64)

W20. Dihantam oleh objek yang dilemparkan, diarahkan atau


jatuh
Termasuk: terkurung reruntuhan tanpa asfiksia [tercekik] atau tak
bisa bernafas
bangunan runtuh, kecuali pada kebakaran
jatuhan: batu, pohon
Kecuali: objek yang berjatuhan pada: laka-transport (V01-V99),
bencana alam (X34-X39)
kecelakaan mesin (W24.-, W28-W31),
objek yang digerakkan oleh: ledakan (W35-W40),
senjata api (W32-W34)
kolapsnya bangunan yang terbakar (X00.-), peralatan
olahraga (W21.-),

W21. Menghantam atau dihantam oleh peralatan olahraga


Termasuk dihantam oleh: bola yang dipukul atau dilemparkan,
tongkat hockey

W22. Menghantam atau dihantam oleh objek lain


Termasuk: membentur dinding

Achengrsbk@Gmail.com
W23. Terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit di dalam atau
di antara objek
Termasuk: terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit
antara objek-objek bergerak, antara objek bergerak dan
diam,
di dalam objek
seperti:
antara krat pengepakan dan lantai. akibat pegangan
terlepas,
objek melipat (folding), pintu geser dan rangkanya,
lingkar pengering mesin cuci
Kecuali: cedera akibat:
kendaraan transport yang sedang digunakan untuk
transportasi (V01-V99),
alat pengangkat dan transmisi (W24.-),
alat pemotong dan pelobang (W25-W27),
perkakas tangan tanpa mesin (W27.-),
mesin-mesin (W28-W31)
dihantam oleh objek yang dilemparkan, diarahkan atau
jatuh (W20.-)

W24. Kontak dengan alat pengangkat dan transmisi, not


elsewhere classified
Termasuk: winch silinder horizontal tempat kabel diputarkan
tali besar, kawat, rantai pengangkat, pulley (block) [balok
penarik],
drive belt [lantai berjalan], transmission belt or cable
kabel transmisi,
Kecuali: laka-transport (V01-V99)

W25. Kontak dengan kaca tajam


Kecuali: jatuh yang melibatkan kaca (W00-W19)
kaca terbang akibat ledakan atau letusan senjata api
(W32-W40)

W26. Kontak dengan pisau, pedang, atau belati

W27. Kontak dengan perkakas tangan tanpa mesin


Termasuk: garpu, obeng, hoe [obeng bengkok tegak lurus], pembuka
kaleng NOS
gunting, mesin jahit tanpa mesin, jarum, pemotong kertas,
rake [sapu dengan ujung-ujung baja, untuk mengumpulkan
sampah kering],
pitchfork [garpu pengangkat jerami], ice-pick [pengambil
es], shovel [sekop]
chisel [pahat], kapak, gergaji tangan,
Kecuali: jarum hipodermik (W46.-)

W28. Kontak dengan pembersih halaman bermesin [lawnmower]


Kecuali: berhadapan dengan arus listrik (W86.-)

Achengrsbk@Gmail.com
W29. Kontak dengan perkakas tangan bermesin dan mesin
rumah tangga lainnya
Termasuk: blender, mesin cuci
alat bermesin seperti:
pengering putar, mesin jahit, pembuka
kaleng, gergaji, pisau,
perkakas taman, pemangkas tanaman,
perkakas pertukangan sendiri
Kecuali: terdedah arus listrik (W86.-)

W30. Kontak dengan mesin-mesin pertanian


Termasuk: mesin pertanian bertenaga hewan, mesin-mesin pertanian
NOS
pemanen gabungan, reaper [pembantu panenan],
thresher [alat pemisah padi dari jerami], pengangkat
jerami
Kecuali: kontak dengan mesin pertanian bertenaga atau ditarik
kendaraan lain (V01-V99),
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)

W31. Kontak dengan mesin lain dan tidak jelas


Termasuk: mesin NOS, mesin hiburan
Kecuali: kontak dengan mesin pertanian bertenaga atau ditarik
kendaraan lain (V01-V99),
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)

W32. Tembakan senjata api genggam


Termasuk: senjata api untuk penggunaan dengan satu tangan: pistol,
revolver
Kecuali: very pistol [pistol untuk sinyal cahaya] (W34.-)

W33. Tembakan bedil, shotgun dan senjata api yang lebih besar
Termasuk: bedil tentara, bedil berburu, senapan mesin
Kecuali: senapan angin (W34.-)

W34. Tembakan senjata api lain dan tidak jelas


Termasuk: senapan angin, BB gun, very pistol [flare], luka tembakan
NOS, tertembak NOS,

W35. Ledakan dan pecahan boiler

W36. Ledakan dan pecahan silinder gas


Termasuk: kaleng aerosol, tanki udara, tanki gas bertekanan

W37. Ledakan dan pecahan ban, pipa, atau selang bertekanan

W38. Ledakan dan pecahan peralatan bertekanan lain yang jelas

W39. Tembakan kembang api

W40. Ledakan material lain

Achengrsbk@Gmail.com
Termasuk: bahan peledak, gas eksplosif
ledakan (dalam): NOS, tempat pembuangan, pabrik,
gudang gandum, amunisi

W41. Dihadapkan pada jet bertekanan tinggi


Termasuk: jet hidraulik, jet pneumatik

W42 Dihadapkan pada kebisingan


Termasuk: gelombang suara, gelombang supersonik

W43. Dihadapkan pada getaran


Termasuk: gelombang suara infra

W44. Benda asing yang mausk melalui mata atau lobang alamiah
Kecuali: cairan korosif (X49.-),
menghirup atau menelan benda asing dengan obstruksi
saluran nafas (W78-W80)

W45. Benda atau objek asing yang masuk melalui kulit


Termasuk: pinggir kertas yang kaku, kuku, serpihan, pinggir kaleng
Kecuali: kontak dengan:
kaca tajam (W25.-), pisau, pedang, atau
belati (W26.-),
perkakas tangan (tanpa listrik)(berlistrik)
(W27-W29),
jarum hipodermik (W46.-)
dihantam objek-objek (W20-W22)

W46. Kontak dengan jarum hipodermik

W49. Dihadapkan pada daya mekanis lain and tidak jelas dari
benda mati
Termasuk: daya gravitasi (G) abnormal

Terdedah daya mekanis makhluk hidup (W50-W64)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali: gigitan, berbisa (X20-X29), sengatan (berbisa) (X20-X29)

W50. Dipukul, ditendang, dipuntir, digigit, atau dicakar oleh


orang lain
Kecuali: serangan fisik (X85-Y09), dihantam oleh objek-objek (W20-
W22)

W51. Diserang atau dihantam badan oleh orang lain


Kecuali: tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa)
pejalan kaki lainnya (W03.-)

W52. Diremuk, didorong, atau diinjak oleh kerumunan manusia

W53. Digigit tikus

Achengrsbk@Gmail.com
W54. Digigit atau diserang anjing

W55. Digigit atau diserang mamalia lainnya


Kecuali: kontak dengan mamalia laut (W56.-)

W56. Kontak dengan mamalia laut


Digigit atau diserang binatang laut

W57. Digigit atau disengat oleh insekta tak berbisa atau


artropoda tak berbisa lainnya

W58. Digigit atau diserang oleh buaya

W59. Digigit atau diremukkan oleh reptil lainnya


Termasuk: lizard, ular yang tak berbisa

W60. Kontak dengan duri dan tonjolan tanaman dan daun tajam

W64. Dihadapkan dengan daya mekanis makhluk hidup lain dan


tidak jelas

Tenggelam (W65-W74)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali tenggelam akibat: laka-transport (V01-V99), laka-transport
air (V90.-, V92.-),
bencana alam (X34-X39)

W65. Tenggelam ketika di bak mandi

W66. Tenggelam setelah jatuh ke dalam bak mandi

W67. Tenggelam ketika di kolam renang

W68. Tenggelam setelah jatuh ke kolam renang

W69. Tenggelam ketika di perairan alami


Termasuk: danau, sungai, jeram, laut terbuka

W70. Tenggelam setelah jatuh ke perairan alami

W73. Tenggelam lain yang jelas


Termasuk: tanki pemadam kebakaran, reservoir

W74. Tenggelam yang tidak jelas


Termasuk: tenggelam NOS, jatuh ke air NOS

Kecelakaan lain yang mengancam pernafasan (W75-


W84)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian
(halaman XX: 18-19)

Achengrsbk@Gmail.com
W75. Tercekik (suffocation and strangulation) karena
kecelakaan di tempat tidur
Termasuk: tercekik oleh alas kasur, bantal, badan ibu:

W76. Tercekik dan tergantung karena kecelakaan lainnya

W77. Ancaman pernafasan akibat terkurung, tanah longsor dan


benda jatuh lainnya
Termasuk: terkurung reruntuhan (cave-in) NOS
Kecuali: cave-in akibat permukaan tanah berubah cataclysm
(X34-X39)
cave-in tanpa sesak nafas atau tercekik (W20.-)

W78. Inhalasi isi lambung


Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh vomitus, aspirasi dan inhalasi
vomitus NOS
penekanan trakhea atau penghentian nafas akibat vomitus
di esofagus
obstruksi nafas akibat vomitus di esofagus
Kecuali: cedera selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas, akibat
vomitus (W44.-)
obstruksi esofagus oleh vomitus tanpa asfiksia atau
obstruksi nafas (W44.-)

W79. Menghirup dan menelan makanan menyebabkan obstruksi


saluran pernafasan
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh makanan (termasuk tulang atau
biji-bijian)
aspirasi dan inhalasi makanan (ke dalam saluran nafas)
NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat
makanan di esofagus
obstruksi farings oleh (bolus) makanan
Kecuali: inhalasi vomitus (W78.-)
cedera akibat makanan, selain asfiksia atau obstruksi
saluran nafas (W44.-)
obstruksi esofagus oleh makanan tanpa asfiksia atau
obstruksi nafas (W44.-)

W80. Menghirup dan menelan objek lain menyebabkan obstruksi


saluran pernafasan
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh objek selain makanan atau
vomitus, yang memasuki mulut atau hidung
aspirasi dan inhalasi benda asing, selain makanan atau
vomitus NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat
benda asing di esofagus
benda asing di hidung, obstruksi farings oleh benda asing
Kecuali: inhalasi vomitus atau makanan(W78-W79)

Achengrsbk@Gmail.com
cedera akibat benda asing, selain asfiksia atau obstruksi
saluran nafas (W44.-)
obstruksi esofagus oleh benda asing tanpa asfiksia atau
obstruksi nafas (W44.-)

W81. Terkurung atau terjebak di dalam lingkungan dengan


kadar oksigen rendah
Termasuk: terkurung di dalam refrigerator atau rongga kedap udara
lainnya
menyelam dengan suplai udara yang kurang
Kecuali: nafas dihambat oleh kantong plastik (W83.-)

W83. Ancaman lain terhadap pernafasan


Termasuk: nafas dihambat oleh kantong plastik

W84. Ancaman bernafas yang tidak jelas


Termasuk: asfiksia NOS, aspirasi NOS, nafas terhambat (suffocation)
NOS

Terdedah listrik, radiasi, suhu dan tekanan udara


ekstrim (W85-W99)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali: terdedah: panas alami (X30.-), dingin alami (X31.-), radiasi
alami NOS (X39.-)
terdedah cahaya matahari (X32.-), korban petir (X33.-)
reaksi abnormal terhadap komplikasi pengobatan, tanpa
disebutkan adanya kesalahan (Y84.2)
kesalahan terhadap pasien dalam prosedur bedah dan
medis (Y63.2-Y63.5)

W85. Terdedah kabel transmisi listrik

W86. Terdedah arus listrik lain yang jelas

W87. Terdedah arus listrik yang tidak jelas


Termasuk: luka atau cedera lain akibat arus listrik NOS, syok listrik
NOS, elektrokusi NOS

W88. Terdedah radiasi isonisasi


Termasuk: isotop radioaktif, sinar X

W89. Terdedah sinar terlihat dan ultraviolet buatan manusia


Termasuk: cahaya pengelasan

W90. Terdedah radiasi non-ionisasi lainnya


Termasuk: radiasi infrared, laser, frekuensi radio

W91. Terdedah jenis radiasi yang tidak jelas

W92. Terdedah panas berlebihan buatan manusia

Achengrsbk@Gmail.com
W93. Terdedah dingin berlebihan buatan manusia
Termasuk: kontak dengan atau inhalasi:
es kering, udara cair, hidrogen cair atau
nitrogen cair,
terdedah unit deep-freeze dalam waktu lama

W94. Terdedah tekanan udara tinggi, rendah dan berubah-ubah


Termasuk: tekanan udara tinggi akibat menyelam terlalu cepat
penurunan tekanan atmosfir waktu naik ke permukaan
dari:
menyelam di air dalam, bawah tanah
tinggal atau berkunjung lama di tempat tinggi sebagai
penyebab:
anoxia, barodontalgia, barotitis, hypoxia,
mountain sickness
perubahan mendadak tekanan udara di dalam aircraft
sewaktu naik atau turun

W99. Terdedah faktor lingkungan buatan manusia yang lain dan


tidak jelas

Terdedah asap, api dan nyala (X00-X09)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Termasuk: api akibat petir
Kecuali: laka-transport (V01-V99), api ledakan (W35-W40), arson
[pembakaran] (X97.-)

X00. Terdedah api tak terkontrol di dalam bangunan atau


struktur
runtuhnya, dihantam objek yang jatuh dari, jatuh dari, atau
melompat dari:
bangunan atau struktur yang terbakar
api yang sangat panas dan tak terkontrol (conflagration)
api, lelehan dari, api membara: pada perabot

X01. Terdedah api tak terkontrol, bukan di dalam bangunan atau


struktur
Termasuk: api kebakaran hutan

X02. Terdedah api terkontrol di dalam bangunan atau struktur


Termasuk: api di perapian atau tungku

X03. Terdedah api terkontrol, bukan di dalam bangunan atau


struktur
Termasuk: api perkemahan

X04. Terdedah penyulutan material yang sangat mudah terbakar


Termasuk: pembakanan bensin, minyak tanah, minyak bakar

X05. Terdedah terbakar atau melelehnya pakaian malam

Achengrsbk@Gmail.com
X06. Terdedah terbakar atau melelehnya bahan pakaian lain
Termasuk: penyulutan atau pelelehan perhiasan plastik

X08. Terdedah asap, api dan nyala lain yang jelas

X09. Terdedah asap, api dan nyala yang tidak jelas


Termasuk: kebakaran NOS, insinerasi NOS

Kontak dengan panas dan benda-benda panas (X10-


X19)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali: terdedah panas alami berlebihan (X30.-), api dan nyala
(X00-X09)

X10. Kontak dengan minuman, makanan, lemak dan minyak


makan panas

X11. Kontak dengan air kran panas


Termasuk: air panas di bak mandi, ember, wadah perendaman;
air panas yang mengalir dari selang, kran

X12, Kontak dengan cairan panas lainnya


Termasuk: air yang dipanaskan di tungku
Kecuali: logam panas (cair) (X18.-)

X13. Kontak dengan uap air dan uap panas lain (vapour)

X14. Kontak dengan udara dan gas panas


Termasuk: inhalasi udara dan gas panas

X15. Kontak dengan peralatan rumah tangga yang panas


Termasuk: pemasak, plat panas, pemasak air, pan (kaca) (logam),
tungku, pemanggang roti
Kecuali: alat pemanas (X16.-)

X16. Kontak dengan alat, radiator, dan pipa pemanas yang panas

X17. Kontak dengan mesin dan perkakas panas


Kecuali: peralatan rumah tangga (X15.-), alat, radiator, dan pipa
pemanas (X16.-)

X18. Kontak dengan logam panas lainnya


Termasuk: logam cair

X19. Kontak dengan panas dan benda panas lain dan tidak jelas
Kecuali: objek yang biasanya tidak panas, misalnya yang
dipanaskan api rumah (X00-X09)

Achengrsbk@Gmail.com
Kontak dengan hewan dan tanaman berbisa (X20-X29)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Termasuk: zat kimia yang dilepaskan binatang atau serangga;
gigitan dan sengatan berbisa
pelepasan bisa dari taring, rambut, spina, lengan
(tentacles) dan perangkat lainnya
Kecuali: menelan hewan atau tanaman berbisa (X49.-)

X20. Kontak dengan ular dan kadal berbisa


Termasuk: ular (berbisa), ular laut, kobra, rattlesnake, krait (ular
berbisa bewarna terang)
viper (ular Eropa), fer de lance (viper besar), Gila monster
(kadal besar)
Kecuali: kadal (tak berbisa) (W59.-), ular tak berbisa (W59.-)

X21. Kontak dengan laba-laba berbisa


Termasuk: black widow spider, tarantula

X22. Kontak dengan kalajengking

X23. Kontak dengan wasps [hymenoptera], hornets [wasp besar


berbisa] dan lebah
Termasuk: yellow jacket [wasp kecil bertanda kuning berkelompok,
bersarang di tanah]

X24. Kontak dengan centipedes [kaki seratus] dan millipedes


(tropis) berbisa

X25. Kontak dengan arthropoda berbisa lain


Termasuk: semut, caterpillar (ulat)

X26. Kontak dengan binatang dan tanaman laut berbisa


Termasuk: coral, jellyfish, nematocysts
sea: anemone, cucumber, urchin
Kecuali: binatang laut tidak berbisa (W56.-), ular laut (X20.-)

X27. Kontak dengan binatang berbisa lain yang jelas

X28. Kontak dengan tanaman berbisa lain yang jelas


Termasuk: penusukan racun atau toksin ke atau melalui kulit
oleh duri, spina atau cara lain tanaman
Kecuali: menelan tanaman beracun (X49.-),
luka tusuk NOS duri atau spina tanaman (W60.-)

X29. Kontak dengan binatang atau tanaman berbisa yang tidak


jelas
Termasuk: sengatan (berbisa) NOS, gigitan berbisa NOS

Achengrsbk@Gmail.com
Terdedah kekuatan alam (X30-X39)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)

X30. Dihadapkan pada panas alami berlebihan


Termasuk: panas berlebihan penyebab sunstroke, terdedah panas
NOS
Kecuali: panas berlebihan buatan manusia (W92.-)

X31. Dihadapkan pada dingin alami berlebihan


Termasuk: dingin berlebihan sebagai penyebab: chilblains NOS,
imersi kaki atau tangan
terdedah: dingin NOS, kondisi cuaca
Kecuali: dingin berlebihan buatan manusia (W93.-)
kontak dengan atau inhalasi: es kering (W93.-), gas cair
(W93.-)

X32. Terdedah cahaya matahari

X33. Korban petir


Kecuali: api akibat petir (X00-X09),
ditimpa pohon atau objek yang jatuh akibat petir (W20.-)

X34. Korban gempa bumi

X35. Korban letusan gunung berapi

X36. Korban longsor, tanah bergeser dan gerakan bumi lainnya


Termasuk: longsoran lumpur dalam jumlah yang sangat besar
Kecuali: gempa bumi (X34.-), menabrak longsoran tak bergerak
(V01-V99)

X37. Korban hujan badai yang menghancurkan


Termasuk: hujan lebat, blizzard [badai salju], tornado [angin putting
beliung]
cyclone [angin berputar], hurricane [cyclone dengan hujan
dan angin kencang]
gelombang pasang akibat hujan badai
kendaraan transport terdorong ke luar jalan oleh hujan
badai
Kecuali: kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan
tanah bergerak (X36.-)
laka-transport setelah hujan badai (V01-V99)

X38. Korban banjir


Termasuk: banjir akibat hujan badai lokal atau kiriman, banjir hebat
akibat salju meleleh
Kecuali: kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan
pergerakan tanah (X36.-)
gelombang pasang: NOS (X39.-), akibat hujan badai
(X37.-)

Achengrsbk@Gmail.com
X39. Dihadapkan pada kekuatan alam lainnya dan tidak jelas
Termasuk: radiasi alam NOS, gelombang pasang NOS
Kecuali: terdedah NOS (X59.9)

Keracunan dan terdedah zat-zat beracun (X40-X49)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Untuk daftar obat dan zat lain yang diklasifikasikan pada kategori 3
karakter, lihat Table of drugs and chemicals di Alphabetical
Index. Bukti keterlibatan alkohol bersama zat yang disebutkan
di bawah bisa diidentifikasi dengan kode tambahan Y90-Y91.

Termasuk: overdosis tak sengaja, salah pemberian obat, dan obat


digunakan tidak sengaja
kecelakaan penggunaan obat dan zat biologis lain pada
prosedur medis dan bedah
keracunan (oleh diri sendiri), kalau tidak jelas kecelakaan
atau disengaja. Ikuti keputusan hukum kalau tersedia
Kecuali: pemberian dengan maksud bunuh diri atau membunuh,
atau berniat melukai, atau dalam situasi yang bisa
diklasifikasikan pada X60-X69, X85-X90, Y10-Y19;
obat yang benar yang diberikan dengan pantas dalam
dosis pengobatan atau pencegahan sebagai penyebab efek tak
diinginkan (Y40-Y59)

X40. Keracunan dan terdedah analgetik, antipiretik, dan


antirematik non-opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory
drugs [NSAID]
derivat pirazolone, salisilat

X41. Keracunan dan terdedah obat antiepileptika, sedatif-


hipnotik, antiparkinson, dan psikotropika, not elsewhere
classified
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik,
iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida
dan oxazolidinedion

X42. Keracunan dan terdedah narkotika dan psikodisleptik


[hallusinogen], not elsewhere classified
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide
[LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)

X43. Keracunan dan terdedah obat lain sistem syaraf otonom


Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan
spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics],

Achengrsbk@Gmail.com
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik
[adrenergik]

X44. Keracunan dan terdedah obat dan zat biologis lain dan
tidak jelas
Termasuk: obat sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan
sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam
urat
agen keseimbangan air, hormon and substitusi sintetiknya,
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan
anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat
topis

X45. Keracunan dan terdedah alkohol


Termasuk: alkohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol],
isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil

X46. Keracunan dan terdedah pelarut organik dan hidrokarbon


berhalogen dan uapnya
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride
[tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum

X47. Keracunan dan terdedah gas dan uap lainnya


Termasuk: karbnon dioksida, nitrogen oksida, sulfur diokside, utility
gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan
motor (kendaraan)
Kecuali: asap dan uap logam (X49.-)

X48. Keracunan dan terdedah pestisida


Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-)

X49. Keracunan dan terdedah zat kimia dan zat beracun lain dan
tak jelas
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,
cat dan pewarna, perekat dan zat adhesif, sabun dan
deterjen,
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan
tanaman beracun
logam termasuk asap dan uapnya,
keracunan NOS
Kecuali: kontak dengan binatang dan tanaman berbisa (X20-X29)

Achengrsbk@Gmail.com
Olahraga berlebihan, perjalanan dan keadaan
kekurangan (X50-X57)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Kecuali: laka-transport (V01-V99), assault (X85-Y09)

X50. Olahraga berlebihan dan gerakan yang berat dan berulang


Termasuk: mengangkat objek berat atau angkat berat, lari maraton,
mendayung

X51. Travel dan berpindah

X52. Tinggal terlalu lama di lingkungan tanpa bobot


Termasuk: keadaan tanpa bobot di (simulator) pesawat ruang
angkasa

X53. Kehabisan makanan


Termasuk: kehabisan makanan sebagai penyebab: tanpa daya,
kelaparan, makan tak cukup
Kecuali: tidak diacuhkan atau ditinggalkan oleh orang lain (Y06.-)
asupan air dan makanan kurang karena ketidak pedulian
sendiri (R63.6)
tidak peduli diri sendiri NOS (R46.8)

X54. Kehabisan air


Termasuk: kehabisan air sebagai penyebab dehidrasi atau tanpa daya
Kecuali: tidak diacuhkan atau ditinggalkan (Y06.-)

X57. Privasi [kekurangan] lain yang tidak jelas


Termasuk: destitution [tanpa teman, uang, atau masa depan]

Terdedah faktor lain dan tidak jelas (X58-X59)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)

X58. Terdedah faktor lain yang jelas

X59. Terdedah faktor yang tidak jelas


X59.0. Terdedah faktor yang tidak dijelaskan penyebab fraktur
X59.9 Terdedah faktor yang tidak dijelaskan penyebab cedera
lain dan tidak dijelaskan
Termasuk: kecelakaan NOS, terdedah NOS

Menyakiti diri sendiri dengan sengaja (X60-X84)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Termasuk: sengaja meracuni atau mencederai diri sendiri,
(usaha) bunuh diri

Achengrsbk@Gmail.com
X60. Meracuni diri dengan analgetik, antipiretik, dan
antirematik non-opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory
drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat

X61. Meracuni diri diri dengan obat antiepilepsi, sedatif


hipnotik, antiparkinson dan psikotropika, not elsewhere
classified
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik,
iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida
dan oxazolidinedion

X62. Meracuni diri diri dengan narkotika dan psikodisleptika


[hallusinogen], n. e. c.
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide
[LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)

X63. Meracuni diri diri dengan obat lain yang bekerja pada
sistem syaraf otonom
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan
spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik
[adrenergik]

X64. Meracuni diri diri dengan obat-obatan dan zat biologis yang
lain dan tidak jelas
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem
gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan
sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam
urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan
anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat
topis

X65. Meracuni diri diri dengan alcohol


Termasuk: alkohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol],
isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil

X66. Meracuni diri diri dengan pelarut organik dan hidrokarbon


berhalogen dan uapnya

Achengrsbk@Gmail.com
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride
[tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum

X67. Meracuni diri diri dengan gas dan uap lainnya


Termasuk: karbon monoxida, nitrogen oxida, sulfur dioxida, utility gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan
motor (kendaraan)
Kecuali: asap dan uap logam (X49.-)

X68. Meracuni diri diri dengan pesticides


Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-)

X69. Meracuni diri dengan zat kimia dan beracun lain dan tidak
jelas
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,
cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam
Termasuk asap dan uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan
tanaman beracun

X70. Mencederai diri dengan bergantung, mencekik, dan


menutup nafas

X71. Mencederai diri dengan tenggelam

X72. Mencederai diri dengan tembakan pistol

X73. Mencederai diri dengan tembakan bedil, shotgun dan


senjata lebih besar

X74. Mencederai diri dengan tembakan senjata api lain dan


tidak jelas

X75. Mencederai diri dengan bahan peledak

X76. Mencederai diri dengan asap, api, dan nyala

X77. Mencederai diri dengan uap air, uap panas dan objek panas

X78. Mencederai diri dengan benda tajam

X79. Mencederai diri dengan benda tumpul

X80. Mencederai diri dengan melompat dari tempat tinggi


Termasuk: sengaja jatuh dari satu level ke level lainnya

X81. Mencederai diri dengan melompat atau berbaring di depan


objek bergerak

Achengrsbk@Gmail.com
X82. Mencederai diri dengan menabrakkan MV
Termasuk: tabrakan yang disengaja terhadap: MV, kereta api, trem
Kecuali: tabrakan pesawat (X83.-)

X83. Mencederai diri dengan cara lain yang jelas


Termasuk: mencederai diri dengan sengatan listrik, menabrakkan
pesawat terbang, zat kaustik [zat kimia yang bisa merusak
jaringan] selain peracunan

X84. Melukai diri dengan cara yang tidak jelas

Assault [serangan fisik] (X85-Y09)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Termasuk: pembunuhan; cedera yang disebabkan orang lain dengan
tujuan untuk mencederai atau membunuh, dengan cara apa
pun
Kecuali: cedera akibat: intervensi hukum (Y35.-) ,peperangan
(Y36.-)

X85. Serangan dengan obat-obatan dan zat biologis


Termasuk: pembunuhan dengan racun menggunakan: zat biologis,
obat, dan obat medis

X86. Serangan dengan zat korosif


Kecuali: gas korosif (X88.-)

X87. Serangan dengan pestisida


Termasuk: pengawet kayu
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X89.-)

X88. Serangan dengan gas dan uap

X89. Serangan dengan zat kimia dan beracun lain yang jelas
Termasuk: makanan dan pupuk tanaman

X90. Serangan dengan zat kimia atau beracun yang tidak jelas
Termasuk: pembunuhan dengan racun NOS

X91. Serangan dengan menggantung, mencekik, dan menutup


pernafasan

X92. Serangan dengan penenggelaman

X93. Serangan dengan tembakan pistol

X94. Serangan dengan tembakan bedil, shotgun dan senjata api


lebih besar

X95. Serangan dengan tembakan senjata api lain dan tidak jelas

Achengrsbk@Gmail.com
X96. Serangan dengan bahan peledak
Kecuali: alat pembakar (X97.-)

X97. Serangan dengan asap, api dan nyala


Termasuk: pembakaran yang disengaja, rokok, alat pembakar

X98. Serangan dengan uap air, uap panas dan benda panas

X99. Serangan dengan benda tajam


Termasuk: ditusuk NOS

Y00. Serangan dengan benda tumpul

Y01. Serangan dengan pendorongan dari tempat tinggi

Y02. Serangan dengan mendorong atau meletakkan korban di


depan objek bergerak

Y03. Serangan dengan menabrakkan MV


Termasuk: sengaja menabrak atau melindas dengan MV

Y04. Serangan dengan kekuatan badan


Termasuk: perkelahian tangan kosong
Kecuali: serangan dengan: pencekikan (X91.-), penenggelaman
(X92.-),
penggunaan senjata (X93-X95, X99.-, Y00.-),
serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-)

Y05. Serangan seksual dengan kekuatan badan


Termasuk: (usaha) perkosaan, (usaha) sodomi

Y06. Tidak diacuhkan dan ditinggalkan [neglect and


abandonment]
Y06.0 Oleh pasangan hidup atau partner
Y06.1 Oleh orang tua
Y06.2 Oleh kenalan atau teman
Y06.8 Oleh orang lain yang dijelaskan
Y06.9 Oleh orang yang tidak dijelaskan

Y07. Sindroma salah perlakuan [maltreatment] lainnya


Termasuk: kekejaman mental, pelecehan fisik, pelecehan seksual,
penyiksaan
Kecuali: tidak diacuhkan dan ditinggalkan (Y06.-),
serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-)
Y07.0 Oleh pasangan hidup atau partner
Y07.1 Oleh orang tua
Y07.2 Oleh kenalan atau teman
Y07.3 Oleh penguasa resmi
Y07.8 Oleh orang lain yang dijelaskan

Achengrsbk@Gmail.com
Y07.9 Oleh orang yang tidak dijelaskan

Y08. Serangan dengan cara lain yang jelas

Y09. Serangan dengan cara yang tidak jelas


Termasuk: (usaha) pembunuhan NOS
pembantaian (bukan-kecelekaan)

Kejadian yang maksudnya tidak diketahui (Y10-Y34)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian
(halaman XX: 18-19)
Bagian ini mencakup kejadian dengan informasi yang tidak
memadai bagi petugas medis atau hukum untuk menentukan
perbedaan antara kecelakaan, menyakiti diri sendiri atau serangan
fisik. Disini termasuk cedera yang dilakukan terhadap diri sendiri,
tapi bukan peracunan, kalau tidak dinyatakan kecelakaan atau
dengan maksud menyakiti (X40-X49). Ikuti keputusan hukum kalau
tersedia.

Y10. Peracunan oleh dan terdedah analgetik, antipiretik, dan


antirematik non-opioid, maksud tidak diketahui
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory
drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat

Y11. Peracunan oleh dan terdedah obat antiepilepsi, sedatif


hipnotik, antiparkinson dan psikotropika, not elsewhere
classified, maksud tidak diketahui
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik,
iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida
dan oxazolidinedion

Y12. Peracunan oleh dan terdedah narkotika dan psikodisleptika


[hallucinogens], not elsewhere classified, maksud tidak
diketahui
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide
[LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)

Y13. Peracunan oleh dan terdedah obat lain yang bekerja pada
sistem syaraf otonom, maksud tidak diketahui
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan
spasmolitik
parasimpatomimetik [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik
[adrenergik]

Y14. Peracunan oleh dan terdedah obat, medikamen, dan zat


biologis lain dan tidak jelas, maksud tidak diketahui

Achengrsbk@Gmail.com
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem
gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan
sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam
urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan
anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat
topis

Y15. Peracunan oleh dan terdedah alkohol, maksud tidak


diketahui
Termasuk: alkohol: NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol],
isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil

Y16. Peracunan oleh dan terdedah pelarut organik dan


hidrokarbon berhalogen dan uapnya, maksud tidak diketahui
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride
[tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum

Y17. Peracunan oleh dan terdedah gas dan uap lainnya, maksud
tidak diketahui
Termasuk: carbon monoxide, nitrogen oxides, sulfur dioxide, utility
gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan
motor (kendaraan)
Kecuali: asap dan uap logam (Y19.-)

Y18. Peracunan oleh dan terdedah pesticides, maksud tidak


diketahui
Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali: makanan dan pupuk tanaman (X49.-)

Y19. Peracunan dan terdedah zat kimia dan beracun lain dan
tidak jelas, maksud tak diketahui
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,
cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam
termasuk asap dan uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan
tanaman beracun

Y20. Penggantungan, pencekikan, dan penutupan jalan nafas,


maksud tidak diketahui

Achengrsbk@Gmail.com
Y21. Tenggelam, maksud tidak diketahui

Y22. Tembakan senjata genggam, maksud tidak diketahui

Y23. Tembakan bedil, shotgun, dan senjata api yang lebih besar,
maksud tidak diketahui

Y24. Tembakan senjata api lain dan tidak jelas, maksud tidak
diketahui

Y25. Kontak dengan bahan peledak, maksud tidak diketahui

Y26. Dihadapkan pada asap, api, dan nyala, maksud tidak


diketahui

Y27. Kontak dengan uap air, uap panas dan objek panas, maksud
tidak diketahui

Y28. Kontak dengan benda tajam, maksud tidak diketahui

Y29. Kontak dengan benda tumpul, maksud tidak diketahui

Y30. Jatuh, melompat, atau didorong dari tempat tinggi, maksud


tidak diketahui
Termasuk: korban yang jatuh dari satu tingkat ke tingkat lain,
maksud tidak diketahui

Y31. Jatuh, berbaring atau lari ke depan atau ke objek bergerak,


maksud tidak diketahui

Y32. Menabrakkan MV, maksud tidak diketahui

Y33. Kejadian lain yang jelas, maksud tidak diketahui

Y34. Kejadian yang tidak jelas, maksud tidak diketahui

Intervensi hukum dan pelaksanaan perang (Y35-Y36)


Y35. Intervensi hukum
Termasujk: Cedera yang disebabkan oleh polisi atau alat hukum lain,
termasuk tentara yang bertugas, dalam usaha menangkap
pelanggar hukum, menekan kekacauan, memelihara
ketertiban, dan tindakan hukum lain.
Y35.0 Intervensi hukum yang melibatkan tembakan senjata api
Intervensi hukum dengan: senapan mesin, revolver, pelet
bedil atau peluru karet
Y35.1 Intervensi hukum yang melibatkan peledak
Intervensi hukum dengan: dinamit, hulu ledak, granat, bom
mortir
Y35.2 Intervensi hukum yang melibatkan gas

Achengrsbk@Gmail.com
Asfiksia oleh gas, cedera oleh gas air mata, keracunan oleh
gas
ketika intervensi hukum
Y35.3 Intervensi hukum yang melibatkan benda tumpul
Terpukul dengan: tongkat, kaki kursi, objek tumpul
ketika intervensi hukum
Y35.4 Intervensi hukum yang melibatkan benda tajam
tersayat, tertusuk, dicederai bayonet
ketika intervensi hukum
Y35.5 Eksekusi hukum
Eksekusi atas perintah hakim atau pemerintah [permanen
atau sementara], seperti: hukuman mati, ditembak,
diracun, dicekik dengan gas, dipancung, digantung,
disengat dengan listrik
Y35.6 Intervensi hukum yang melibatkan cara lain yang jelas
didorong
Y35.7 Intervensi hukum, cara-cara tidak jelas

Y36. Pelaksanaan perang


Cedera akibat perang yang terjadi setelah genjatan senjata
diklasifikasikan pada Y36.8.
Termasuk: cedera pada personil militer dan sipil akibat perang dan
pemberontakan sipil
Y36.0 Perang yang melibatkan ledakan senjata dari laut
tembakan artilleri dari laut, torpedo,
bom yang meledak pada kedalaman tertentu, ledakan
bawah laut,
ranjau laut, ranjau NOS di laut atau pelabuhan
Y36.1 Perang yang melibatkan penghancuran pesawat terbang
pesawat terbang: terbakar, meledak, ditembak jatuh
remuk dihantam pesawat terbang yang jatuh
Y36.2 Perang yang melibatkan ledakan dan pecahan lain
ledakan tak sengaja dari: mesiu yang digunakan dalam
perang, senjata sendiri
ledakan (dari): peluru artilleri, blok meriam, bom mortir
pecahan: peluru artilleri, peluru, granat, bom, ranjau darat,
rudal, roket
bom antipersonil (pecahan), ranjau NOS
sewaktu perang
Y36.3 Perang yang melibatkan api, kebakaran hebat, dan zat
panas
asfiksia, luka bakar, cedera lain: akibat api yang timbul
dari alat pembuat api atau senjata konvensional

Achengrsbk@Gmail.com
bom minyak
Y36.4 Perang yang melibatkan tembakan senjata api dan
bentuk lain perang konvensional
luka pertempuran, cedera bayonet, pellet (shotgun),
tenggelam sewaktu perang NOS
peluru: karaben, senapan mesin, pistol, bedil, (peluru)
karet
Y36.5 Perang yang melibatkan senjata nuklir
efek ledakan, efek bola api, panas, terdedah radiasi
ionisasi
efek langsung lain dan efek sekunder dari senjata nuklir
Y36.6 Perang yang melibatkan senjata biologis
Y36.7 Perang yang melibatkan senjata kimia dan bentuk lain
perang non-konvensional
gas, asap dan zat kimia; laser
Y36.8 Perang yang terjadi setelah genjatan senjata
cedera akibat bom atau ranjau, yang waktu perang,
terjadi setelah gencatan senjata
cedera akibat perang [Y36.0-Y36.7 atau Y36.9], terjadi
setelah gencatan senjata
Y36.9 Perang, tidak jelas

Komplikasi asuhan medis dan bedah (Y40-Y84)


Catatan: Untuk daftar obat spesifik yang diklasifikasikan pada subdivisi
karakter ke-4, lihat Table of drugs and chemicals pada
Indeks alfabet.
Termasuk: komplikasi peralatan medis
obat yang benar yang diberikan dengan dosis terapi atau
pencegahan secara benar sebagai penyebab efek yang tidak
diinginkan
prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi
abnormal pasien, atau komplikasi kemudian, tanpa disebutkan
ada kecelakaan pada saat prosedur
kecelakaan pada pasien sewaktu asuhan bedah dan medis
Kecuali: overdosis obat atau obat yang salah diberikan secara tidak
sengaja (X40-X44)

Obat-obatan dan zat biologis penyebab efek yang tidak


diinginkan dalam pengobatan (Y40-Y59)
Note: Untuk daftar obat yang diberikan dalam subdivisi karakter
ke-4, lihat Table of drugs and chemicals di Alphabetical
Index.
Kecuali: Kecelakaan dalam cara pemberian obat-obatan dan zat
biologis dalam prosedur bedah dan medis (Y60-Y69)

Y40. Antibiotika sistemik

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: antibiotika antineoplastik (Y43.3), antibiotika topikal
(Y56.-)
Y40.0 Penisillin
Y40.1 Sefalosporin dan antibiotika beta-laktam lainnya
Y40.2 Group khloramphenikol
Y40.3 Makrolida
Y40.4 Tetrasiklin
Y40.5 Aminoglikosida
Streptomisin
Y40.6 Rifamisin
Y40.7 Antibiotika anti-jamur, dipakai secara sistemik
Y40.8 Antibiotika sistemik lainnya
Y40.9 Antibiotika sistemik, tidak jelas

Y41. Antiinfeksi dan antiparasit sistemik lainnya


Kecuali: anti-infeksi topikal (Y56.-)
Y41.0 Sulfonamida
Y41.1 Obat antimikobakteria
Kecuali: streptomisin (Y40.5), rifamisin (Y40.6)
Y41.2 Antimalaria dan obat yang bekerja pada protozoa darah
lainnya
Kecuali: derivat hydroxyquinolin (Y41.8)
Y41.3 Obat antiprotozoa lainnya
Y41.4 Anthelminthika
Y41.5 Obat antivirus
Kecuali: cytarabine (Y43.1), amantadine (Y46.7)
Y41.8 Antiinfeksi dan antiparasit sistemik lain yang jelas
Derivat hydroxyquinolin
Kecuali: obat antimalaria (Y41.2)
Y41.9 Anti-infeksi dan antiparasit sistemik, tidak jelas

Y42. Hormon dan substitusi sintetik serta antagonisnya, not


elsewhere classified
Kecuali: mineralokortikoid dan antagonistnya (Y54.0-Y54.1),
hormon paratiroid dan derivatnya (Y54.7), hormon
oksitosin (Y55.0)
Y42.0 Glukokortikoid dan analog sintetiknya
Kecuali: glukokortikoid, dipakai secara topikal (Y56.-)
Y42.1 Hormon tiroid dan substitusinya
Y42.2 Obat antitiroid
Y42.3 Insulin dan obat hipoglikemik [antidiabetika] oral
Y42.4 Kontrasepsi oral
Preparat berbahan ganda dan tunggal

Achengrsbk@Gmail.com
Y42.5 Estrogen dan progestogen lainnya
Campuran dan substitusinya
Y42.6 Antigonadotrofin, antiestrogen, antiandrogen, not
elsewhere classified
Tamoxifen
Y42.7 Androgen dan zat anabolik lainnya
Y42.8 Hormon dan substitusi sintetik lain dan tidak jelas
Hormon pituitari anterior [adenohypophysis]
Y42.9 Antagonis hormon lainnya dan tidak jelas

Y43. Agen-agen yang terutama bersifat sistemik


Kecuali: vitamin NEC (Y57.7)
Y43.0 Obat antiallergi dan antiemetik
Kecuali: neuroleptika berbasis fenotiazin (Y49.3)
Y43.1 Antimetabolit yang bersifat antineoplastik
Cytarabine
Y43.2 Produk alamiah antineoplastik
Y43.3 Obat antineoplastik lainnya
Antibiotika antineoplastik
Kecuali: tamoxifen (Y42.6)
Y43.4 Agen-agen immunosuppressif
Y43.5 Agen-agen pengasaman dan pembasaan
Y43.6 Enzim, not elsewhere classified
Y43.8 Agen lain yang primernya sistemik, not elsewhere
classified
Antagonis logam berat (heavy-metal)
Y43.9 Agen yang primernya sistemik, tidak jelas

Y44. Agen-agen yang terutama mempengaruhi konstituen darah


Y44.0 Preparat besi dan preparat anti-anaemia hipokhromik
Y44.1 Vitamin B12, asam folat dan preparat anti-anaemia
megaloblastik
Y44.2 Antikoagulan
Y44.3 Antagonis antikoagulan, vitamin K dan koagulan lainnya
Y44.4 Obat antitrombotik [inhibitor aggregasi platelet]
Kecuali: acetylsalicylic acid (Y45.1), dipyridamole (Y52.3)
Y44.5 Obat-obat trombolitik
Y44.6 Darah alam dan produk darah
Kecuali: immunoglobulin (Y59.3)
Y44.7 Substitusi plasma
Y44.9 Agen lain dan tidak jelas yang mempengaruhi konstituen
darah

Achengrsbk@Gmail.com
Y45. Obat analgesik, antipiretik dan antiperadangan
Y45.0 Opioid dan analgesik yang berhubungan
Y45.1 Salisilat
Y45.2 Derivat propionic acid
Derivat propanoic acid
Y45.3 Nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] lainnya
Y45.4 Antirematik
Kecuali: chloroquine (Y41.2), glucocorticoids (Y42.0),
salicylates (Y45.1)
Y45.5 Derivat 4-aminophenol
Y45.8 Analgesik dan antipiretik lainnya
Y45.9 Analgesik, antipiretik dan anti-radang, tidak jelas

Y46. Obat antiepilepsi dan antiparkinsonisme


Kecuali: barbiturat NEC (Y47.0), benzodiazepin (Y47.1),
paraldehida (Y47.3),
asetazolamide (Y54.2)
Y46.0 Suksinimida
Y46.1 Oxazolidinediones
Y46.2 Derivat hidantoin
Y46.3 Deoxibarbiturat
Y46.4 Iminostilbenes
Carbamazepine
Y46.5 Valproic acid
Y46.6 Antiepileptik lain dan tidak jelas
Y46.7 Obat antiparkinsonism
Amantadin
Y46.8 Obat antispastik
Kecuali: benzodiazepine (Y47.1)

Y47. Obat sedatif, hipnotik dan anticemass


Y47.0 barbiturat, not elsewhere classified
Kecuali: deoxibarbiturat (Y46.3), tiobarbiturat (Y48.1)
Y47.1 Benzodiazepin
Y47.2 Derivat cloral
Y47.3 Paraldehida
Y47.4 Komponen bromin
Y47.5 Sedatif dan hipnotik campuran, not elsewhere classified
Y47.8 Obat sedatif, hipnotik dan antianxietas lainnyaa
Methaqualone
Y47.9 Obat sedatif, hipnotik dan antianxietas, tidak jelas
Obat tidur NOS

Achengrsbk@Gmail.com
Y48. Gas anestesi dan terapi
Y48.0 Anestetik yang dihirup
Y48.1 Anestetik parenteral
Tiobarbiturat
Y48.2 Anestetik umum lain dan tidak jelas
Y48.3 Anestetik lokal
Y48.4 Anestetik, tidak jelas
Y48.5 Gas-gas terapi

Y49. Obat psikotropika, not elsewhere classified


Kecuali: barbiturat NEC (Y47.0), benzodiazepin (Y47.1),
methaqualon (Y47.8)
kokain (Y48.3), kaffein (Y50.2), penekan selera makan
[anorektika] (Y57.0)
Y49.0 Antidepressan trisiklik dan tetrasiklik
Y49.1 Antidepressan monoamine-oxidase-inhibitor [MAOI]
Y49.2 Antidepressan lain dan tidak jelas
Y49.3 Antipsikotik dan neuroleptik fenotiazin
Y49.4 Neuroleptika butirofenon dan tioxanthen
Y49.5 Antipsikotik dan neuroleptik lainnya
Kecuali: rauwolfia (Y52.5)
Y49.6 Psikodisleptika [hallucinogens]
Y49.7 Pikostimulan dengan potensi abuse
Y49.8 Obat psikotropika lainnya, not elsewhere classified
Y49.9 Obat psikotropika, tidak jelas

Y50. Perangsang sistem syaraf pusat, not elsewhere classified


Y50.0 Analeptika
Y50.1 Antagonis reseptor opioid
Y50.2 Metilxantin, not elsewhere classified
Kafein
Kecuali: aminophylline (Y55.6), theobromine (Y55.6),
theophylline (Y55.6)
Y50.8 Perangsang sistem syaraf pusat lainnya
Y50.9 Perangsang sistem syaraf pusat, tidak jelas

Y51. Obat yang primernya mempengaruhi sistem syaraf otonom


Y51.0 Agen antikolinesterase
Y51.1 Parasimpatomimetika [cholinergics] lainnya
Y51.2 Ganglionic blocking drugs, not elsewhere classified
Y51.3 Parasimpatolitika [antikolinergik dan antimuskarinik]
dan spasmolitika lain, NEC
Papaverine

Achengrsbk@Gmail.com
Y51.4 Agonis predominan alfa-adrenoreseptor, not elsewhere
classified
Metaraminol
Y51.5 Agonis predominan beta-adrenoreseptor, not elsewhere
classified
Kecuali: salbutamol (Y55.6)
Y51.6 Antagonis alfa-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Kecuali: alkaloid ergot (Y55.0)
Y51.7 Antagonis beta-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Y51.8 Centrally acting and adrenergic-neuron-blocking agents,
not elsewhere classified
Kecuali: clonidine (Y52.5), guanethidine (Y52.5)
Y51.9 Obat lain dan tidak jelas yang primernya mempengaruhi
sistem syaraf otonom
Obat perangsang adrenoreseptor alfa- dan beta-

Y52. Agen-agen yang primernya mempengaruhi sistem


kardiovaskuler
Kecuali: metaraminol (Y51.4)
Y52.0 Glikosida perangsang jantung dan obat yang memiliki
cara kerja yang sama
Y52.1 Calcium-channel blockers
Y52.2 Obat antidisritmika lainnya, not elsewhere classified
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7)
Y52.3 Vasodilator a. coronaria, not elsewhere classified
Dipyridamole
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7), calcium-
channel blocker (Y52.1)
Y52.4 Angiotensin-converting-enzyme inhibitors
Y52.5 Obat antihipertensif lainnya, not elsewhere classified
Clonidine, guanethidine, rauwolfia
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7), Ca-
channel blocker (Y52.1)
diuretika (Y54.0-Y54.5)
Y52.6 Obat antihiperlipidemika dan antiarteriosklerotika
Y52.7 Vasodilator perifer
(Derivat) nicotinic acid
Kecuali: papaverine (Y51.3)
Y52.8 Obat antivarises, termasuk sclerosing agents
Y52.9 Agen lain dan tidak jelas yang primernya mempengaruhi
sistem kardiovaskuler

Achengrsbk@Gmail.com
Y53. Agen yang primernya mempengaruhi sistem
gastrointestinum
Y53.0 Antagonis reseptor H2 histamine
Y53.1 Obat antasid dan antisekresi lambung lainnya
Y53.2 Laxatif stimulan
Y53.3 Laxatif salin and osmotik
Y53.4 Laxatif lain
Intestinal atonia drugs
Y53.5 Digestan
Y53.6 Antidiare
Kecuali: antibiotik dan anti-infektif sistemik lainnya(Y40-
Y41)
Y53.7 Emetika
Y53.8 Agen lain yang primernya mempengaruhi sistem
gastrointestinum
Y53.9 Agen yang primernya mempengaruhi sistem
gastrointestinum, tidak jelas

Y54. Agen yang mempengaruhi keseimbangan air dan


metabolisme mineral dan asam urat
Y54.0 Mineralokortikoid
Y54.1 Antagonis mineralokortikoid [antagonis aldosteron]
Y54.2 Inhibitor carbonic-anhydrase
Asetazolamide
Y54.3 Derivat benzotiadiazin
Y54.4 Diuretik loop [high-ceiling]
Y54.5 Diuretik lainnya
Y54.6 Agen keseimbangan elektrolit, kalorik dan air
Garam rehidrasi oral
Y54.7 Agen yang mempengaruhi kalsifikasi
Hormon paratiroid and derivatnya, group vitamin D
Y54.8 Agen yang mempengaruhi metabolisme asam urat
Y54.9 Garam mineral, not elsewhere classified

Y55. Agen yang primernya bekerja pada otot polos dan otot lurik,
dan sistem pernafasan
Y55.0 Obat okstosik
Alkaloid ergot
Kecuali: estrogen, progestogen and antagonisnya (Y42.5-
Y42.6)
Y55.1 Relaxan otot lurik [neuromuscular blocking agents]
Kecuali: obat antispastik (Y46.8)

Achengrsbk@Gmail.com
Y55.2 Agen lain dan tidak jelas yang primernya bekerja pada
otot
Y55.3 Antitusif
Y55.4 Expektoran
Y55.5 Obat anti-common-cold
Y55.6 Antiastmatika, not elsewhere classified
Aminophylline, salbutamol, theobromine, theophylline
Kecuali: agonists beta-adrenoreceptor (Y51.5)
hormon pituitary anterior [adenohypophysis] (Y42.8)
Y55.7 Agen lain dan tidak jelas yang primernya bekerja pada
sistem pernafasan

Y56. Agen-agen topikal yang terutama mempengaruhi kulit dan


membran mukosa, obat mata, obat telinga, hidung dan
tenggorokan (THT), dan obat gigi
Termasuk: glukokortikoid, topikal
Y56.0 Obat anti-jamur, anti-infeksi and anti-peradangan lokal,
not elsewhere classified
Y56.1 Antipruritika
Y56.2 Astringen lokal dan detergen lokal
Y56.3 Emollien, demulsen dan protektan
Y56.4 Keratolitik, keratoplastik serta obat dan preparat
pengobatan rambut lainnya
Y56.5 Obat dan preparat oftalmologis
Y56.6 Obat dan preparat otorhinolaryngologi [THT]
Y56.7 Obat gigi, yang dipakai secara topikal
Y56.8 Agen topikal lainnya
Spermisida
Y56.9 Agen topikal, tidak jelas

Y57. Obat-obatan lain dan tidak jelas


Y57.0 Depresan selera makan [anorectics]
Y57.1 Obat lipotropik
Y57.2 Antidotum dan chelating agents, not elsewhere classified
Y57.3 Alcohol deterrents
Y57.4 Pharmaceutical excipients bahan-bahan pembawa obat
Y57.5 Media kontras X-ray
Y57.6 Agen diagnostik lainnya
Y57.7 Vitamin, not elsewhere classified
Kecuali: vitamin B12 (Y44.1), vitamin K (Y44.3),
nicotinic acid (Y52.7), vitamin D (Y54.7)
Y57.8 Obat-obatan lainnya
Y57.9 Obat-obatan, tidak jelas

Achengrsbk@Gmail.com
Y58. Vaksin-vaksin bakteri
Y58.0 Vaksin BCG
Y58.1 Vaksin tifoid and paratifoid
Y58.2 Vaksin kholera
Y58.3 Vaksin plague
Y58.4 Vaksin tetanus
Y58.5 Vaksin difteria
Y58.6 Vaksin pertussis, termasuk kombinasi dengan sebuah
komponen pertussis
Y58.8 Vaksin bakteri campuran, kecuali kobinasi dengan
sebuah komponen pertussis
Y58.9 Vaksin-vaksin bakteri lain dan tidak jelas

Y59. Vaksin dan zat biologis lain dan tidak jelas


Y59.0 Vaksin virus
Y59.1 Vaksin rickettsia
Y59.2 Vaksin protozoa
Y59.3 Vaksin immunoglobulin
Y59.8 Vaksin dan zat biologis lain yang dijelaskan
Y59.9 Vaksin atau zat biologis, tidak dijelaskan

Kecelakaan pada pasien sewaktu asuhan bedah dan


medis (Y60-Y69)
Kecuali: kerusakan peralatan medis (sewaktu prosedur) (setelah
implantasi) (sewaktu penggunaan) (Y70-Y82)
prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi
abnormal pasien, tanpa disebutkan kesalahan pada saat
prosedur (Y83-Y84)

Y60. Robekan, tusukan, perforasi atau perdarahan yang tidak


disengaja sewaktu asuhan bedah dan medis
Y60.0 Sewaktu operasi bedah
Y60.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y60.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y60.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y60.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y60.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y60.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y60.7 Sewaktu pemberian enema
Y60.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y60.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas

Y61. Benda asing tertinggal di dalam tubuh sewaktu asuhan


bedah dan medis

Achengrsbk@Gmail.com
Y61.0 Sewaktu operasi bedah
Y61.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y61.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y61.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y61.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y61.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y61.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y61.7 Sewaktu pengeluaran kateter atau packing
Y61.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y61.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas

Y62. Kesalahan sterilisasi sewaktu asuhan bedah dan medis


Y62.0 Sewaktu operasi bedah
Y62.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y62.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y62.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y62.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y62.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y62.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y62.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y62.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas

Y63. Kesalahan dosis sewaktu asuhan bedah dan medis


Kecuali: kesalahan overdosis dari obat atau obat yang diberikan secara
salah (X40-X44)
Y63.0 Darah dan cairan lain diberikan berlebihan sewaktu
transfusi atau infusi
Y63.1 Kesalahan pengenceran cairan yang digunakan sewaktu
infusi
Y63.2 Overdosis radiasi yang diberikan dalam pengobatan
Y63.3 Tak sengaja menghadapkan pasien pada radiasi sewaktu
asuhan medis
Y63.4 Kesalahan dosis dalam terapi electroshock atau insulin-
shock
Y63.5 Kesalahan pengaturan suhu pada aplikasi dan packing
lokal
Y63.6 Tidak diberikannya obat, medikamen atau zat biologis
yang diperlukan
Y63.8 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis lainnya
Y63.9 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis
yangtidak jelas

Y64. Zat medis atau biologis yang terkontaminasi

Achengrsbk@Gmail.com
Y64.0 Zat medis atau biologis terkontaminasi, ditransfusikan
atau diinfuskan
Y64.1 Zat medis atau biologis terkontaminasi, disuntikkan
atau digunakan untuk imunisasi
Y64.8 Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan
dengan cara lain
Y64.9 Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan
dengan cara yang tidak jelas
Pemberian zat medis atau biologis terkontaminasi NOS

Y65. Kesalahan lain sewaktu asuhan bedah dan medis


Y65.0 Darah yang tidak cocok dipakai dalam transfusi
Y65.1 Cairan yang salah digunakan dalam infusi
Y65.2 Kesalahan dalam sutura atau ligatur sewaktu operasi
bedah
Y65.3 Selang endotrakhea dipasang pada tempat yang salah
sewaktu prosedur anestesi
Y65.4 Tidak memasang atau melepas selang atau instrumen
lain
Y65.5 Pelaksanaan operasi yang tidak semestinya
Y65.8 Kesalahan lain yang jelas sewaktu asuhan bedah dan
medis

Y66. Tidak diberikannya asuhan bedah dan dan medis


Penghentian asuhan bedah dan medis secara prematur

Y69. Kesalahan yang tidak dijelaskan sewaktu asuhan bedah dan


dan medis

Peralatan medis berhubungan dengan insiden tak


diinginkan dalam diagnosis dan pengobatan (Y70-Y82)
Termasuk: kerusakan peralatan medis (sewaktu prosedur) (setelah
implantasi) (dalam penggunaan)
Kecuali: kesalahan terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan medis,
yang bisa diklasifikasi pada Y60-Y69 (Y60-Y69)
Komplikasi kemudian menyusul penggunaan peralatan medis
tanpa disebutkan kerusakan peralatan medis (Y83-Y84)
Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan untuk kategori Y70-Y82:
.0 Peralatan diagnostik dan monitoring
.1 Peralatan terapi (nonbedah) dan rehabilitasi
.2 Peralatan prostetik dan implant, material dan aksesoris
lainnya
.3 Instrumen, material dan peralatan bedah (termasuk benang
jahitan)
.8 Peralatan lain-lain (miscellaneous), not elsewhere classified

Achengrsbk@Gmail.com
Y70. Peralatan anestesi berhubungan dengan insiden tak
diinginkan

Y71. Peralat kardiovaskuler berhubungan dengan insiden tak


diinginkan

Y72. Peralatan THT berhubungan dengan insiden tak diinginkan

Y73. Peralatan gastroenterologi dan urologi berhubungan


dengan insiden tak diinginkan

Y74. Peralatan umum rumah sakit dan pemakaian sendiri


berhubungan dengan insiden tak diinginkan

Y75. Peralatan neurologis berhubungan dengan insiden tak


diinginkan

Y76. Peralatan obstetrik dan ginekologi berhubungan dengan


insiden tak diinginkan

Y77. Peralatan oftalmologis berhubungan dengan insiden tak


diinginkan

Y78. Peralatan radiologis berhubungan dengan insiden tak


diinginkan

Y79. Peralatan ortopedik berhubungan dengan insiden tak


diinginkan

Y80. Peralatan pengobatan fisik berhubungan dengan insiden


tak diinginkan

Y81. Peralatan bedah umum dan plastik berhubungan dengan


insiden tak diinginkan

Y82. Peralatan medis lain dan tidak dijelaskan berhubungan


dengan insiden tak diinginkan

Pembedahan dan prosedur medis lain sebagai


penyebab reaksi abnormal pasien, atau komplikasi di
kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan pada saat
prosedur (Y83-Y84)
Kecuali: kesalahan terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan medis,
yang bisa diklasifikasi pada Y60-Y69 (Y60-Y69)
kerusakan peralatan medis (sewaktu prosedur) (setelah
implantasi) (dalam penggunaan) (Y70-Y82)

Y83. Operasi dan prosedur bedah lainnya sebagai penyebab


reaksi abnormal pasien, atau komplikasi di kemudian hari, tanpa
disebutkan kesalahan pada saat prosedur

Achengrsbk@Gmail.com
Y83.0 Operasi bedah dengan transplantasi organ menyeluruh
(whole organ)
Y83.1 Operasi bedah dengan implantasi peralatan internal
buatan
Y83.2 Operasi bedah dengan anastomosis, bypass atau graft
Y83.3 Operasi bedah dengan pembuatan stoma external
Y83.4 Bedah rekonstruksi lainnya
Y83.5 Amputasi anggota (anggota)
Y83.6 Pembuangan organ lain (partial) (total)
Y83.8 Prosedur bedah lainnya
Y83.9 Prosedur bedah, tidak dijelaskan

Y84. Prosedur medis lain sebagai penyebab rekasi abnormal


pasien, atau komplikasi di kemudian hari, tanpa disebutkan
kesalahan pada saat prosedur dilakukan
Y84.0 Kateterisasi jantung
Y84.1 Dialisis ginjal
Y84.2 Prosedur radiologis dan radioterapi
Y84.3 Shock therapy
Y84.4 Aspirasi cairan
Y84.5 Memasukkan sonde (saluran) lambung atau duodenum
Y84.6 Kateterisasi urin
Y84.7 Pengambilan contoh darah
Y84.8 Prosedur medis lainnya
Y84.9 Prosedur medis, tidak dijelaskan

Sequelae dari penyebab eksternal morbiditas dan


mortalitas (Y85-Y89)
Kategori Y85-Y89 digunakan untuk menunjukkan berbagai hal
sebagai penyebab kematian, cacad atau disabilitas akibat sequelae
atau efek terlambat, yang diklasifikasikan di tempat lain. Sequelae
mencakup kondisi yang dinyatakan demikian, atau terjadi sebagai
efek terlambat satu tahun atau lebih setelah kejadian penyebabnya.

Y85. Sequelae kecelakaan transport


Y85.0 Sequelae kecelakaan MV
Y85.9 Sequelae laka-transport lain dan tidak dijelaskan

Y86. Sequelae kecelakaan lainnya

Y87. Sequelae sengaja menyakiti diri, serangan, dan kejadian


yang maksudnya tidak diketahui
Y87.0 Sequelae menyakiti diri sendiri dengan sengaja
Y87.1 Sequelae serangan

Achengrsbk@Gmail.com
Y87.2 Sequelae dari kejadian yang maksudnya tidak diketahui

Y88. Sequelae dengan asuhan bedah dan medis sebagai


penyebab eksternal
Y88.0 Sequelae efek tak diinginkan dari obat-obatan dan zat
biologis dalam terapi
Y88.1 Sequelae kecelakaan terhadap pasien sewaktu prosedur
bedah dan medis
Y88.2 Sequelae insiden tak diinginkan yang berhubungan
dengan peralatan medis dalam diagnosis dan terapi
Y88.3 Sequelae dari prosedur bedah dan medis sebagai
penyebab reaksi abnormal pasien, atau komplikasi
kemudian, tanpa disebutkan kecelakaan pada waktu
prosedur

Y89. Sequelae penyebab eksternal lain


Y89.0 Sequelae intervensi hukum
Y89.1 Sequelae pelaksanaaneperang
Y89.9 Sequelae penyebab eksternal yang tidak dijelaskan

Faktor tambahan yang berhubungan dengan penyebab


morbiditas dan mortalitas yang diklasifikasikan di
tempat lain (Y90-Y98)
Kategori ini dipakai kalau diinginkan, untuk informasi tambahan
penyebab morbiditas dan mortalitas. Mereka bukan untuk pengkodean
kondisi tunggal morbiditas dan mortalitas.

Y90. Bukti keterlibatan alkohol ditentukan oleh kadar alkohol


darah
Y90.0 Kadar alkohol darah kurang dari 20 mg/dl
Y90.1 Kadar alkohol darah 20-39 mg/dl
Y90.2 Kadar alkohol darah 40-59 mg/dl
Y90.3 Kadar alkohol darah 60-79 mg/dl
Y90.4 Kadar alkohol darah 80-99 mg/dl
Y90.5 Kadar alkohol darah 100-119 mg/dl
Y90.6 Kadar alkohol darah 120-199 mg/dl
Y90.7 Kadar alkohol darah 200-239 mg/dl
Y90.8 Kadar alkohol darah 240 mg/dl atau lebih
Y90.9 Terdapatnya alkohol dalam darah, kadar tidak dijelaskan

Y91. Bukti keterlibatan alkohol yang ditentukan oleh tingkat


intoksikasi
Kecuali: Bukti keterlibatan alkohol yang ditentukan oleh kadar
alkohol darah (Y90.-)
Y91.0 Intoksikasi alkohol ringan

Achengrsbk@Gmail.com
Bau alkohol pada nafas, fungsi dan respons sedikit kacau,
atau koordinasi agak sulit
Y91.1 Intoksikasi alkohol moderat
Bau alkohol pada nafas, fungsi dan respons agak kacau,
atau koordinasi agak sulit.
Y91.2 Intoksikasi alkohol berat
Fungsi dan respons sangat kacau, koordinasi sulit, atau
kerjasama terganggu
Y91.3 Intoksikasi alkohol sangat berat
Fungsi dan respons kacau hebat, koordinasi sulit sekali,
atau kerjasama tidak mampu
Y91.9 Keterlibatan alkohol, not otherwise specified
Kecurigaan akan keterlibatan alkohol NOS

Y95. Kondisi nosokomial

Y96. Kondisi yangberhubungan dengan pekerjaan

Y97. Kondisi yang berhubungan dengan polusi lingkungan

Y98. Kondisi yang berhubungan dengan gaya hidup

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER XXI. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
STATUS KESEHATAN DAN KONTAK
DENGAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
(Z00-Z99)
Catatan: Bab ini jangan digunakan untuk perbandingan internasional
atau untuk pengkodean mortalitas primer.
Kategori Z00-Z99 disediakan untuk saat-saat ketika keadaan
selain penyakit, cedera, atau penyebab eksternal yang bisa
diklasifikasikan pada kategori A00-Y89 dituliskan sebagai diagnosis
atau masalah. Ini bisa terjadi dalam dua cara utama:
(a) Ketika seseorang yang mungkin sakit atau tidak sakit
mengunjungi sarana pelayanan kesehatan (SPK) untuk suatu
tujuan khusus, misalnya untuk mendapatkan asuhan atau
pelayanan terbatas untuk kondisi sekarang, untuk
menyumbangkan organ atau jaringan, untuk mendapatkan
vaksinasi pencegahan, atau untuk membicarakan masalah
yang bukan penyakit atau pun cedera.
(b) Ketika terdapat keadaan atau masalah yang mempengaruhi
status kesehatan, tapi keadaan atau masalah itu bukan
penyakit atau cedera sekarang. Faktor seperti ini bisa timbul
waktu survei kependudukan, ketika seseorang mungkin
sedang sakit atau tidak, atau tercatat sebagai suatu faktor
tambahan yang harus dipikirkan ketika seseorang
memperoleh asuhan untuk suatu penyakit atau cedera.

Blok-blok pada bab ini adalah:


Z00-Z13 Orang-orang yang mendatangi SPK untuk
pemeriksaan dan penyelidikan.
Z20-Z29 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan
sehubungan dengan penyakit menular.
Z30-Z39 Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan
dengan reproduksi.
Z40-Z54 Orang-orang yang mendatangi SPK untuk
prosedur dan asuhan kesehatan spesifik.
Z55-Z65 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan
sehubungan dengan sosioekonomik dan psikososial
Z70-Z76 Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan
dengan hal-hal lainnya
Z80-Z99 Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan
sehubungan dengan riwayat keluarga dan pribadi, dan
kondisi tertentu yang mempengaruhi status kesehatan.

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk pemeriksaan


dan penyelidikan (Z00-Z13)
Catatan: Penemuan abnormal nonspesifik yang terdapat pada
waktu pemeriksaan ini diklasifikasikan pada kategori R70-
R94.
Kecuali: Pemeriksaan sehubungan dengan kehamilan dan
reproduksi (Z30-Z36, Z39.-)

Z00. Pemeriksaan dan penelitian umum terhadap orang tanpa


keluhan atau diagnosis
Kecuali: Untuk tujuan administratif (Z02.-), pemeriksaan
penyaring khusus (Z11-Z13)
Z00.0 Pemeriksaan medis umum
Health check-up NOS, pemeriksaan berkala (tahunan)
(fisik)
Kecuali: general health check-up: bayi atau anak (Z00.1),
subpopulasi tertentu (Z10.-)
Z00.1 Pemeriksaan rutin kesehatan anak
Uji perkembangan bayi atau anak
Kecuali: pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak
sehat lainnya (Z76.1-Z76.2)
Z00.2 Pemeriksaan untuk periode pertumbuhan cepat kanak-
kanak
Z00.3 Pemeriksaan untuk status perkembangan remaja
Status perkembangan remaja
Z00.4 Pemeriksaan psikiatrik umum, not elsewhere classified
Kecuali: pemeriksaan yang diminta untuk alasan
medicolegal (Z04.6)
Z00.5 Pemeriksaan calon donor organ atau jaringan
Z00.6 Pemeriksaan untuk kontrol dan perbandingan normal
program riset klinis
Z00.8 Pemeriksaan umum lainnya
Pemeriksaan kesehatan dalam survei kependudukan

Z01. Pemeriksaan dan penelitian khusus lain pada orang tanpa


keluhan atau laporan diagnosis
Termasuk: Pemeriksaan rutin sistem khusus
Kecuali: Pemeriksaan untuk:
tujuan administratif (Z02.-), kondisi yang dicurigai,
tidak terbukti (Z03.-)

Achengrsbk@Gmail.com
Pemeriksaan penyaring khusus (Z11-Z13)
Z01.0 Pemeriksaan mata dan penglihatan
Kecuali: pemeriksaan untuk surat izin mengemudi
(Z02.4)
Z01.1 Pemeriksaan telinga dan pendengaran
Z01.2 Pemeriksaan gigi
Z01.3 Pemeriksaan tekanan darah
Z01.4 Pemeriksaan ginekologis(umum)(rutin)
Apusan Papanicolaou serviks, pemeriksaan pelvik
(tahunan) (periodik)
Kecuali: pemeriksaan atau uji kehamilan (Z32.-)
pemeriksaan rutin pemeliharan kontrasepsi (Z30.4-
Z30.5)
Z01.5 Uji kulit untuk diagnostik dan sensitisasi
Uji alergi, uji kulit untuk penyakit bakteri atau
hipersensitifitas
Z01.6 Pemeriksaan radiologis, not elsewhere classified
Chest X-ray rutin, mammogram rutin
Z01.7 Pemeriksaan laboratorium
Z01.8 Pemeriksaan khusus lain yang jelass
Z01.9 Pemeriksaan khusus, tidak jelas

Z02. Pemeriksaan kontak dengan SPK untuk tujuan


administratif
Z02.0 Pemeriksaan untuk memasuki institusi pendidikan
Pemeriksaan untuk memasuki (pendidikan) prasekolah
Z02.1 Pemeriksaan untuk masuk bekerja
Kecuali: pemeriksaan kesehatan kerja (Z10.0)
Z02.2 Pemeriksaan untuk memasuki institusi residensial
Kecuali: pemeriksaan untuk memasuki penjara (Z02.8)
general health check-up penghuni institusi Z10.1)
Z02.3 Pemeriksaan untuk perekrutan angkatan bersenjata
Kecuali: general health check-up anggota angkatan
bersenjata (Z10.2)
Z02.4 Pemeriksaan untuk surat izin mengemudi
Z02.5 Pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga
Kecuali: uji alkohol darah dan obat di dalam darah
(Z04.0)
general health check-up anggota tim olahraga (Z10.3)
Z02.6 Pemeriksaan untuk tujuan asuransi
Z02.7 Penerbitan sertifikat medis

Achengrsbk@Gmail.com
Penerbitan sertifikat medis: penyebab kematian, cacad,
tidak mampu, kesehatan
Kecuali: pemeriksaan medis umum (Z00-Z01, Z02.0-
Z02.6, Z02.8-Z02.9, Z10.-)
Z02.8 Pemeriksaan untuk tujuan administratif lainnya
Pemeriksaan (untuk): masuk penjara, summer camp
adopsi, imigrasi, naturalisasi, sebelum
menikah
Kecuali: pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak
sehat lainnya (Z76.1-Z76.2)
Z02.9 Pemeriksaan untuk tujuan administratif, tidak jelas

Z03. Observasi dan evaluasi medis untuk dugaan penyakit dan


kondisi
Termasuk: Orang dengan gejala atau bukti kondisi abnormal
yang memerlukan penelitian, tapi yang setelah
pemeriksaan dan pengamatan, ternyata tidak memerlukan
pengobatan atau asuhan medis lebih lanjut
Kecuali: Orang dengan keluhan yang ditakutkan tapi
tidak ada diagnosis untuknya (Z71.1)
Z03.0 Pengamatan untuk dugaan tuberkulosis
Z03.1 Pengamatan untuk dugaan neoplasma ganas
Z03.2 Pengamatan untuk dugaan kelainan jiwa dan tingkah
laku
Pengamatan: tingkah laku dissosial, membakar-bakar,
aktifitas gang, atau maling toko, tanpa kelainan psikiatrik
yang jelas
Z03.3 Pengamatan untuk dugaan kelainan sistem syaraf
Z03.4 Pengamatan untuk dugaan infark miokardium
Z03.5 Pengamatan untuk dugaan penyakit kardiovaskuler
lainnya
Z03.6 Pengamatan untuk dugaan efek toksik zat yang ditelan
Pengamatan untuk dugaan: efek yang tidak diinginkan dari
obat, keracunan
Z03.8 Pengamatan untuk dugaan penyakit dan kondisi lainnya
Z03.9 Pengamatan untuk dugaan penyakit dan kondisi, tidak
jelas

Z04. Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain


Termasuk: Pemeriksaan untuk alasan medikolegal
Z04.0 Uji alkohol darah dan obat di dalam darah
Kecuali: terdapat: alkohol di dalam darah (R78.0), obat di
dalam darah (R78.-)

Achengrsbk@Gmail.com
Z04.1 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan
transport
Kecuali: setelah kecelakaan kerja (Z04.2)
Z04.2 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan kerja
Z04.3 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan lain
Z04.4 Pemeriksaan dan pengamatan setelah tuduhan
perkosaan dan seduction
Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah
tuduhan perkosaan dan seduction
Z04.5 Pemeriksaan dan pengamatan setelah timbul cedera lain
Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah timbul
cedera lain
Z04.6 Pemeriksaan psikiatrik umum, diminta oleh pemerintah
Z04.8 Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain yang
jelas
Permintaan untuk pembuktian dari ahli
Z04.9 Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan yang tidak
jelas
Observasi NOS

Z08. Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan neoplasma ganas


Termasuk: Pengawasan medis setelah pengobatan
Kecuali: Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-
Z51, Z54.-)
Z08.0 Pemeriksaan follow-up pasca pembedahan untuk
neoplasma ganas
Z08.1 Pemeriksaan follow-up pasca radioterapi untuk
neoplasma ganas
Kecuali: sesi radioterapi (Z51.0)
Z08.2 Pemeriksaan follow-up pasca khemoterapi untuk
neoplasma ganas
Kecuali: sesi khemoterapi (Z51.1)
Z08.7 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan kombinasi
untuk neoplasma ganas
Z08.8 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan lain untuk
neoplasma ganas
Z08.9 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan neoplasma
ganas, tidak jelas

Z09. Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan kondisi selain


neoplasma ganas
Termasuk: Pengawasan medis setelah pengobatan
Kecuali: Asuhan medis follow-up dan penyadaran (Z42-
Z51, Z54.-)

Achengrsbk@Gmail.com
Pengawasan medis paca pengobatan neoplasma ganas
(Z08.-)
Pengawasan: kontrasepsi (Z30.4-Z30.5), prostetik dan
alat medis lain (Z44-Z46)
Z09.0 Pemeriksaan follow-up pasca bedah kondisi selain
neoplasma ganas
Z09.1 Pemeriksaan follow-up pasca radioterapi kondisi selain
neoplasma ganas
Kecuali: sesi radioterapi (Z51.0)
Z09.2 Pemeriksaan follow-up pasca kemoterapi kondisi selain
neoplasma ganas
Kecuali: khemoterapi ruminasi [maintenance] (Z51.1-
Z51.2)
Z09.3 Pemeriksaan follow-up pasca psikoterapi
Z09.4 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan fraktur
Z09.7 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan gabungan
untuk kondisi selain neoplasma ganas
Z09.8 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan lain kondisi
selain neoplasma ganas
Z09.9 Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan yang tidak
jelas untuk kondisi selain neoplasma ganas

Z10. General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu


Kecuali: pemeriksaan medis untuk tujuan administratif
(Z02.-)
Z10.0 Pemeriksaan kesehatan kerja
Kecuali: pemeriksaan sebelum kerja (Z02.1)
Z10.1 General health check-up rutin pada penghuni institusi
Kecuali: pemeriksaan admisi (Z02.2)
Z10.2 General health check-up rutin angkatan bersenjata
Kecuali: pemeriksaan waktu rekruitmen (Z02.3)
Z10.3 General health check-up rutin tim olahraga
Kecuali: uji alkohol darah dan obat di dalam darah
(Z04.0)
pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga (Z02.5)
Z10.8 General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu
lainnya
Anak sekolah, mahasiswa

Z11. Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan parasit


Z11.0 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi usus
Z11.1 Pemeriksaan penyaring khusus tuberkulosis pernafasan
Z11.2 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit bakteri lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
Z11.3 Pemeriksaan penyaring khusus infeksi akibat hubungan
sexual
Z11.4 Pemeriksaan penyaring khusus human
immunodeficiency virus [HIV]
Z11.5 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit virus lainnya
Kecuali: penyakit usus karena virus (Z11.0)
Z11.6 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit protozoa lain
dan cacingan
Kecuali: penyakit usus karena protozoa(Z11.0)
Z11.8 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan
parasit lainnya
Penyakit khlamydia, riketsia, spirokhaeta, mikosis
Z11.9 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan
parasit, tidak jelas

Z12. Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma


Z12.0 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma lambung
Z12.1 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma saluran usus
Z12.2 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma organ
pernafasan
Z12.3 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma payudara
Kecuali: mammogram rutin (Z01.6)
Z12.4 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma serviks
Kecuali: pada test rutin atau bagian dari pemeriksaan
ginekologis umum(Z01.4)
Z12.5 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma prostat
Z12.6 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma kandung
kemih
Z12.8 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma pada situs
lainnya
Z12.9 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma, tidak jelas

Z13. Pemeriksaan penyaring khusus penyakit dan kelainan


lainnya
Z13.0 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit darah dan
organ pembentuk darah dan kelainan yang melibatkan
mekanisme imun
Z13.1 Pemeriksaan penyaring khusus diabetes mellitus
Z13.2 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan gizi
Z13.3 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan jiwa dan
tingkah laku
Alkoholisme, depresi, retardasi mental
Z13.4 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan perkembangan
tertentu kanak-kanak

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: uji perkembangan rutin pada bayi atau anak
(Z00.1)
Z13.5 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan mata dan
telinga
Z13.6 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan kardiovaskuler
Z13.7 Pemeriksaan penyaring khusus malformasi, deformasi
dan kelainan kromosom kongenital
Z13.8 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit dan kelainan
lain yang jelas
Kelainan gigi, kelainan endokrin dan metabolik
Kecuali: diabetes mellitus (Z13.1)
Z13.9 Pemeriksaan penyaring khusus, tidak jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan


sehubungan dengan penyakit menular (Z20-Z29)
Z20. Kontak dengan dan dihadapkan pada penyakit menular
Z20.0 Kontak dengan dan terdedah penyakit infeksi usus
Z20.1 Kontak dengan dan terdedah tuberkulosis
Z20.2 Kontak dengan dan terdedah infeksi akibat hubungan
sexual
Z20.3 Kontak dengan dan terdedah rabies
Z20.4 Kontak dengan dan terdedah rubella
Z20.5 Kontak dengan dan terdedah hepatitis virus
Z20.6 Kontak dengan dan terdedah human immunodeficiency
virus [HIV]
Kecuali: status infesi asimptomatik human
immunodeficiency virus [HIV] (Z21)
Z20.7 Kontak dengan dan terdedah pediculosis, acariasis dan
infestasi lainnya
Z20.8 Kontak dengan dan terdedah penyakit menular lainnya
Z20.9 Kontak dengan dan terdedah penyakit menular yang
tidak jelas

Z21. Status infesi asimptomatik human immunodeficiency virus


HIV positive NOS
Kecuali: Penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium
adanya HIV (R75)
Kontak dengan dan dihadapkan pada HIV (Z20.6)

Z22. Carrier penyakit infeksi


Termasuk: Tersangka carrier
Z22.0 Carrier typhoid
Z22.1 Carrier penyakit infeksi usus lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
Z22.2 Carrier diphtheria
Z22.3 Carrier penyakit bakteri lain yang jelas
Carrier penyakit bakteri akibat: meningokoki, stafilokoki,
streptokoki
Z22.4 Carrier infeksi dengan hubungan sexual sebagai cara
penularan utama
Carrier: gonorrhoea, syphilis
Z22.5 Carrier hepatitis virus
Carrier hepatitis B surface antigen [HBsAg]
Z22.6 Carrier infeksi human T-lymphotropic virus type- 1
[HTLV-1]
Z22.8 Carrier penyakit infeksi lainnya
Z22.9 Carrier penyakit infeksi, tidak jelas

Z23. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal


Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit
(Z27.-),
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z23.0 Memerlukan imunisasi terhadap cholera saja
Z23.1 Memerlukan imunisasi terhadap typhoid-paratyphoid
[TAB] saja
Z23.2 Memerlukan imunisasi terhadap tuberculosis [BCG]
Z23.3 Memerlukan imunisasi terhadap plague
Z23.4 Memerlukan imunisasi terhadap tularaemia
Z23.5 Memerlukan imunisasi terhadap tetanus saja
Z23.6 Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria saja
Z23.7 Memerlukan imunisasi terhadap pertussis saja
Z23.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri
tunggal lainnya

Z24. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal


tertentu
Kecuali: immunisasi terhadap kombinasi penyakit (Z27.-)
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z24.0 Memerlukan imunisasi terhadap poliomyelitis
Z24.1 Memerlukan imunisasi terhadap arthropod-borne viral
encephalitis
Z24.2 Memerlukan imunisasi terhadap rabies
Z24.3 Memerlukan imunisasi terhadap yellow fever
Z24.4 Memerlukan imunisasi terhadap measles saja
Z24.5 Memerlukan imunisasi terhadap rubella saja
Z24.6 Memerlukan imunisasi terhadap hepatitis virus

Achengrsbk@Gmail.com
Z25. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal
lainnya
Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit
(Z27.-),
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z25.0 Memerlukan imunisasi terhadap mumps saja
Z25.1 Memerlukan imunisasi terhadap influenza
Z25.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal
lain yang jelas

Z26. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi tunggal


lainnya
Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-),
tidak dilakukan (Z28.-)
Z26.0 Memerlukan imunisasi terhadap leishmaniasis
Z26.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal
lain yang jelas
Z26.9 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi yang
tidak jelas
Memerlukan imunisasi NOS

Z27. Memerlukan imunisasi terhadap combinations of infectious


diseases
Kecuali: immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z27.0 Memerlukan imunisasi cholera dengan typhoid-
paratyphoid [cholera + TAB]
Z27.1 Memerlukan imunisasi kombinasi diphtheria-tetanus-
pertussis [DTP]
Z27.2 Memerlukan imunisasi DTP dengan typhoid-paratyphoid
[DTP + TAB]
Z27.3 Memerlukan imunisasi DTP dengan poliomyelitis [DTP +
polio]
Z27.4 Memerlukan imunisasi measles-mumps-rubella [MMR]
Z27.8 Memerlukan imunisasi kombinasi penyakit infeksi
lainnya
Z27.9 Memerlukan imunisasi kombinasi penyakit infeksi yang
tidak jelas

Z28. Imunisasi tidak dilakukan


Z28.0 Imunisasi tidak dilakukan karena kontraindikasi
Z28.1 Imunisasi tidak dilakukan karena kepercayaan dan
tekanan kelompok pasien
Z28.2 Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain dan tidak
jelas dari pasien
Z28.8 Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain

Achengrsbk@Gmail.com
Z28.9 Imunisasi tidakdilakukan karena alasan yang tidak jelas

Z29. Memerlukan cara-cara pencegahan [profilaksis] lainnya


Kecuali: desensitisasi terhadap allergens (Z51.6),
bedah profilaksis (Z40.-)
Z29.0 Isolasi
Admisi untuk melindungi seseorang dari lingkungannya,
atau untuk isolasi seseorang setelah kontak dengan
penyakit infeksi
Z29.1 Imunoterapi profilaksis
Pemberian immunoglobulin
Z29.2 Khemoterapi profilaksis lainnya
Khemoprofilaksis, terapi antibiotika profilaksis
Z29.8 Tindakan profilaksis lain yang jelas
Z29.9 Tindakan profilaksis, tidak jelas

Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan


dengan reproduksi (Z30-Z39)
Z30. Penatalaksanaan kontrasepsi
Z30.0 Konseling dan nasehat umum tentang kontrasepsi
Nasehat keluarga berencana NOS, pemberian awal
kontrasepsi
Z30.1 Pemasangan alat kontrasepsi (dalam rahim)
Z30.2 Sterilisasi
Admisi untuk pemotongan tuba fallopia atau vas deferens
Z30.3 Menstrual extraction
Intersepsi kehamilan, menstrual regulation
Z30.4 Pengawasan obat-obat kontrasepsi
Peresepan ulang pil kontrasepsi atau obat kontrasepsi
lainnya
Pemeriksaan rutin untuk mempertahankan kontrasepsi
Z30.5 Pengawasan alat kontrasepsi (dalam rahim)
Pemeriksaan, pemasangan kembali, atau pengeluaran alat
kontrasepsi (dalam rahim)
Z30.8 Penatalaksanaan kontrasepsi lainnya
Hitung sperma pasca-vasektomi
Z30.9 Penatalaksanaan kontrasepsi, tidak jelas

Z31. Penatalaksanaan prokreatif [usaha memperoleh keturunan]


Kecuali: komplikai yang berhubungan dengan fertilisasi
buatan (N98.-)
Z31.0 Tuboplasti atau vasoplasti setelah sterilisasi sebelumnya

Achengrsbk@Gmail.com
Z31.1 Inseminasi buatan
Z31.2 Fertilisasi in vitro
Admisi untuk mengambil atau menanam ova
Z31.3 Metode fertilisasi terbantu lainnya
Z31.4 Penelitian dan pengujian prokreatif
Fallopian insufflation (ditiup), hitung sperma
Kecuali: hitung sperma pasca-vasektomi (Z30.8)
Z31.5 Konseling genetik]
Z31.6 Konseling dan nasehat umum tentang prokreasi
Z31.8 Penatalaksanaan prokreatif lainny
Z31.9 Penatalaksanaan prokreatif, tidak jelas

Z32. Pemeriksaan dan uji kehamilan


Z32.0 Hamil, tidak atau belum dipastikan
Z32.1 Hamil, dipastikan

Z33. Keadaan hamil, insidentil


Keadaan hamil NOS

Z34. Pengawasan kehamilan normal


Z34.0 Pengawasan hamil pertama yang normal
Z34.8 Pengawasan hamil lain yang normal
Z34.9 Pengawasan hamil normal, tidak jelas

Z35. Pengawasan hamil resiko tinggi


Z35.0 Pengawasan hamil dengan riwayat infertilitas
Z35.1 Pengawasan hamil dengan riwayat abortus
Pengawasan hamil dengan riwayat mola: hyidatidiformis,
vesikularis
Kecuali: habitual aborter: asuhan selama hamil (O26.2),
tanpa kehamilan (N96)
Z35.2 Pengawasan hamil dengan riwayat reproduksi atau
obstetri lain yang buruk
Pengawasan hamil dengan riwayat:
kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O10-O92,
kematian neonatus, lahir mati
Z35.3 Pengawasan hamil dengan riwayat antenatal care tidak
memadai
Kehamilan: tersembunyi [concealed, hidden]
Z35.4 Pengawasan hamil dengan grand multiparity (jumlah
anak telah banyak)
Kecuali: multiparitas tanpa kehamilan sekarangl (Z64.1)
Z35.5 Pengawasan primigravida tua

Achengrsbk@Gmail.com
Z35.6 Pengawasan primigravida sangat muda
Z35.7 Pengawasan hamil resiko tinggi akibat masalah sosial
Z35.8 Pengawasan hamil resiko tinggi lainnya
Z35.9 Pengawasan hamil resiko tinggi, tidak jelas

Z36. Antenatal screening


Kecuali: penemuan abnormal pada antenatal screening
ibu (O28.-),
asuhan prenatal rutin (Z34-Z35)
Z36.0 Antenatal screening untuk kelainan kromosom
Amniosentesis, sampel plasenta (diambil melalui vagina)
Z36.1 Antenatal screening untuk kadar alphafetoprotein yang
meningkat
Z36.2 Antenatal screening lain didasarkan pada amniocentesis
Z36.3 Antenatal screening malformasi dengan ultrasound dan
cara fisik lainnya
Z36.4 Antenatal screening retardasi pertumbuhan dengan
ultrasound dan cara fisik lainnya
Z36.5 Antenatal screening untuk isoimunisasi
Z36.8 Antenatal screening lainnya
Screening terhadap haemoglobinopathy
Z36.9 Antenatal screening, tidak jelas

Z37. Hasil melahirkan [delivery]


Catatan: Kategori ini untuk kode tambahan identifikasi hasil
kelahiran pada catatan medis ibu
Z37.0 Tunggal lahir hidup
Z37.1 Tunggal lahir mati
Z37.2 Kembar dua, keduanya lahir hidup
Z37.3 Kembar dua, satu lahir hidup dan satu lahir mati
Z37.4 Kembar dua, kedunya lahir mati
Z37.5 Kembar lainnya, semua lahir hidup
Z37.6 Kembar lainnya, beberapa lahir hidup
Z37.7 Kembar lainnya, semua lahir mati
Z37.9 Hasil kehamilan, tidak jelas
Kelahiran kembar NOS, kelahiran tunggal NOS

Z38. Bayi lahir hidup menurut tempat lahir


Z38.0 Tunggal, lahir di rumah sakit
Z38.1 Tunggal, lahir di luar rumah sakit
Z38.2 Tunggal, tempat lahir tidak jelas
Bayi lahir hidup NOS
Z38.3 Kembar dua, lahir di rumah sakit

Achengrsbk@Gmail.com
Z38.4 Kembar dua, lahir di luar rumah sakit
Z38.5 Kembar dua, tempat lahir tidak jelas
Z38.6 Kembar lainnya, lahir di rumah sakit
Z38.7 Kembar lainnya, lahir di luar rumah sakit
Z38.8 Kembar lainnya, tempat lahir tidak jelas

Z39. Asuhan dan pemeriksaan postpartum


Z39.0 Asuhan dan pemeriksaan segera setelah melahirkan
Asuhan dan pengamatan pada kasus tanpa komplikasi
Kecuali: asuhan untuk komplikasi postpartum - see
Alphabetical Index
Z39.1 Asuhan dan pemeriksaan ibu menyusui
Pengawasan laktasi
Kecuali: kelainan laktasi (O92.-)
Z39.2 Follow-up rutin postpartum

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk prosedur dan


asuhan kesehatan spesifik (Z40-Z54)
Catatan: Kategori Z40-Z54 ditujukan untuk alasan memperoleh
asuhan. Mereka bisa untuk pasien yang telah diobati untuk
suatu penyakit atau cedera, tapi sedang memperoleh
asuhan follow-up atau profilaksis, asuhan penyembuhan,
atau asuhan untuk memantapkan pengobatan, untuk
menghadapi keadaan sisa, untuk memastikan kondisi
tersebut tidak kembali, atau untuk mencegah kembalinya
(recurrence) kondisi tersebut.
Kecuali: Pemeriksaan follow-up untuk pengawasan medis
setelah pengobatan (Z08-Z09)

Z40. Bedah profilaksis


Z40.0 Bedah profilaksis terhadap faktor resiko yang terkait
dengan neoplasma
Admisi untuk pembuangan profilaksis suatu organ
Z40.8 Bedah profilaksis lainnya
Z40.9 Bedah profilaksis, tidak jelas

Z41. Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status


kesehatan
Z41.0 Transplantasi rambut
Z41.1 Bedah plastik lain untuk tampilan kosmetik yang tidak
terterima
Implantasi payudara
Kecuali: bedah plastik dan rekonstruksi setelah
sembuhnya cedera atau operasi (Z42.-)
Z41.2 Sirkumsisi rutin dan keagamaan

Achengrsbk@Gmail.com
Z41.3 Penusukan daun telinga
Z41.8 Prosedur lain untuk tujuan selain memperbaiki status
kesehatan
Z41.9 Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status
kesehatan, tidak jelas

Z42. Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik


Termasuk: bedah plastik dan rekonstruksi setelah sembuhnya
cedera atau operasi
perbaikan jaringan yang menjadi parut
Kecuali: bedah plastik untuk tampilan kosmetik yang
tidak terterima (Z41.1)
bedah plastik untuk pengobatan cedera sekarang - kode
menurut cedera - [Vol. 3]
Z42.0 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik kepala
dan leher
Z42.1 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik
payudara
Z42.2 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian
lain badan
Z42.3 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota
atas
Z42.4 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota
bawah
Z42.8 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian
tubuh lainnya
Z42.9 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik, tidak
jelas

Z43. Perawatan lobang buatan


Termasuk: pemasukan sonde atau bougies, pengeluaran kateter,
pembersihan
perubahan, penutupan
Kecuali: status adanya lobang buatan saja, tanpa
diperlukan perawatan (Z93.-)
komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya
(Z44-Z46)
Z43.0 Perawatan trakeostomi
Z43.1 Perawatan gastrostomi
Z43.2 Perawatan ileostomi
Z43.3 Perawatan kolostomi
Z43.4 Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran
pencernaan

Achengrsbk@Gmail.com
Z43.5 Perawatan sistostomi
Z43.6 Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran kemih
Nefrostomi, ureterostomi, uretrostomi
Z43.7 Perawatan vagina buatan
Z43.8 Perawatan lobang buatan lainnya
Z43.9 Perawatan lobang buatan yang tidak jelas

Z44. Penyesuaian (fitting and adjustment) alat prostetik


eksternal
Kecuali: kehadiran alat prostetik (Z97.-)
Z44.0 Penyesuaian lengan buatan (komplit)(sebagian)
Z44.1 Penyesuaian tungkai buatan (komplit)(sebagian)
Z44.2 Penyesuaian mata buatan
Kecuali: komplikasi mekanis prostesis okuler (T85.3)
Z44.3 Penyesuaian prosthesis eksternal payudara
Z44.8 Penyesuaian alat prostetik eksternal lainnya
Z44.9 Penyesuaian alat prostetik eksternal yang tidak jelas

Z45. Pengaturan (adjustment and management) alat yang


ditanamkan
Kecuali: malfungsi atau komplikasi lain peralatan see
Alphabetical Index
Z45.0 Pengaturan pacemaker jantung
Pemeriksaan dan pengujian generator [battery] pulsa
Z45.1 Pengaturan pompa infusi
Z45.2 Pengaturan alat akses pembuluh darah [vascular access
device]
Z45.3 Pengaturan alat pendengaran yang ditanamkan
Peralatan konduksi suara melalui tulang, peralatan cochlea
Z45.8 Pengaturan alat yang ditanamkan lainnya
Z45.9 Pengaturan alat yang ditanamkan yang tidak jelas

Z46. Penyesuaian (fitting and adjustment) peralatan lainnya


Kecuali: pemberian resep ulangan (Z76.0), kehadiran
prostetik dan alat lain (Z95-Z97)
malfungsi atau komplikasi lain peralatan see
Alphabetical Index
Z46.0 Penyesuaian kaca mata dan lensa kontak
Z46.1 Penyesuaian alat bantu pendengaran
Z46.2 Penyesuaian alat lain yang terkait dengan sistem syaraf
dan panca indera
Z46.3 Penyesuaian alat prostetik gigi
Z46.4 Penyesuaian alat ortodontik

Achengrsbk@Gmail.com
Z46.5 Penyesuaian ileostomi dan perlengkapan lain pada usus
Z46.6 Penyesuaian alat perkemihan
Z46.7 Penyesuaian alat ortopedik
Orthopaedic: brace, cast [gips], corset, shoes
Z46.8 Penyesuaian alat lain yang jelas
Kursi roda
Z46.9 Penyesuaian alat yang tidak jelas

Z47. Asuhan follow-up ortopedik lainnya


Kecuali: pemeriksaan follow-up setelah pengobatan
fraktur (Z09.4),
asuhan yang melibatkan prosedur rehabilitasi (Z50.-),
komplikasi alat ortopedik internal, implants dan grafts
(T84.-)
Z47.0 Asuhan follow-up untuk penarikan plat fraktur dan alat
fiksasi internal lain
Pengeluaran: pins, plates, rods, screws
Kecuali: penarikan alat fiksasi eksternal (Z47.8)
Z47.8 Asuhan follow-up ortopedik lain yang jelas
Pengubahan, pemeriksaan, atau penarikan: alat fiksasi
eksternal atau traksi, gips
Z47.9 Asuhan follow-up ortopedik, tidak jelas

Z48. Asuhan follow-up bedah lainnya


Kecuali: pemeriksaan follow-up: pembedahan (Z09.0),
pengobatan fraktur (Z09.4)
perawatan lobang buatan (Z43.-), asuhan follow-up
ortopedik (Z47.-)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya
(Z44-Z46)
Z48.0 Perawatan dressing dan sutura bedah
Perubahan dressing, pembuangan sutura
Z48.8 Asuhan follow-up bedah lain yang jelas
Z48.9 Asuhan follow-up bedah, tidak jelas

Z49. Asuhan yang melibatkan dialisis


Termasuk: persiapan dan pengobatan dialisis
Kecuali: status dialisis ginjal (Z99.2)
Z49.0 Asuhan persiapan untuk dialisis
Z49.1 Extracorporeal dialisis
Dialisis (ginjal) NOS
Z49.2 Dialisis lainnya
Dialisis peritoneum

Achengrsbk@Gmail.com
Z50 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi
Kecuali: Konseling (Z70-Z71)
Z50.0 Rehabilitasi jantung
Z50.1 Terapi fisik lainnya
Latihan terapi dan pemulihan [therapeutic and remedial
exercises]
Z50.2 Rehabilitasi alkohol
Z50.3 Rehabilitasi obat
Z50.4 Psikoterapi, not elsewhere classified
Z50.5 Terapi wicara [speech therapy]
Z50.6 Orthoptic training [cara pengobatan juling]
Z50.7 Terapi kerja dan rehabilitasi kemampuan kerja, not
elsewhere classified
Z50.8 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur
rehabilitasi lainnya
Rehabilitasi tembakau, latihan dalam activities of daily
living [ADL] NEC
Z50.9 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur
rehabilitasi, tidak jelas
Rehabilitasi NOS

Z51. Asuhan medis lainnya


Kecuali: Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan (Z08-
Z09)
Z51.0 Sesi radioterapi
Z51.1 Sesi khemoterapi untuk neoplasma

Z51.2 Khemoterapi lainnya


Khemoterapi pemeliharaaan [maintenance] NOS
Kecuali: khemoterapi profilaksis untuk tujuan imunisasi
(Z23-Z27, Z29.-)
Z51.3 Transfusi darah tanpa adalanya laporan diagnosis
Z51.4 Asuhan persiapan untuk pengobatan selanjutnya, not
elsewhere classified
Kecuali: asuhan persiapan untuk dialisis (Z49.0)
Z51.5 Palliative care [asuhan untuk meringankan penderitaan]
Z51.6 Desensitisasi terhadap allergen
Z51.8 Asuhan medis lain yang jelas
Kecuali: holiday relief care (Z75.5)
Z51.9 Asuhan medis, tidak jelas

Z52. Donor organ dan jaringan


Kecuali: pemeriksaan calon donor (Z00.5)

Achengrsbk@Gmail.com
Z52.0 Donor darah
Termasuk: komponen darah seperti limfosit, platelet, atau
sel stem
Z52.1 Donor kulit
Z52.2 Donor tulang
Z52.3 Donor sumsum tulang
Z52.4 Donor ginjal
Z52.5 Donor kornea
Z52.6 Donor hati
Z52.7 Donor jantung
Z52.8 Donor organ dan jaringan lainnya
Z52.9 Donor organ dan jaringan yang tidak jelas
Donor NOS

Z53. Orang yang mendatangi SPK untuk prosedur spesifik, tapi


tidak dilakukan
Kecuali: imunisasi tidak dilaksanakan (Z28.-)
Z53.0 Prosedur tidak dilakukan karena kontraindikasi
Z53.1 Prosedur tidak dilakukan karena kepercayaan dan
tekanan kelompok
Z53.2 Prosedur tidak dilakukan karena alasan lain dan tidak
jelas dari pasien
Z53.8 Prosedur tidak dilakukan karena alasan lainnya
Z53.9 Prosedur tidak dilakukan, alasan tidak jelas

Z54. Penyembuhan
Z54.0 Penyembuhan setelah pembedahan
Z54.1 Penyembuhan setelah radioterapi
Z54.2 Penyembuhan setelah khemoterapi
Z54.3 Penyembuhan setelah psikoterapi
Z54.4 Penyembuhan setelah pengobatan fraktur
Z54.7 Penyembuhan setelah pengobatan kombinasi
Penyembuhan setelah kombinasi pengobatan yang
diklasifikasikan pada Z54.0-Z54.4
Z54.8 Penyembuhan setelah pengobatan lainnya
Z54.9 Penyembuhan setelah pengobatan yang tidak jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan


sehubungan dengan sosioekonomik dan psikososial
(Z55-Z65)
Z55. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan
kemampuan membaca

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: kelainan perkembangan psikologis (F80-F89)
Z55.0 Buta huruf dan kemampuan membaca rendah
Z55.1 Sekolah tidak tersedia atau tak tersanggupi
Z55.2 Kegagalan dalam ujian
Z55.3 Prestasi rendah di sekolah
Z55.4 Salah penyesuaian pendidikan dan tidak cocok dengan
guru dan kawan sekelas

Z55.8 Masalah lain sehubungan dengan pendidikan dan


kemampuan membaca
Pengajaran tidak memadai
Z55.9 Masalah pendidikan dan kemampuan membaca, tidak
jelas

Z56. Masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dan


pengangguran
Kecuali: dihadapkan pada faktor resiko oleh pekerjaan
(Z57.-)
masalah yang berhubungan dengan perumahan dan
keadaan ekonomik (Z59.-)
Z56.0 Pengangguran, tidak jelas
Z56.1 Perubahan pekerjaan
Z56.2 Ancaman kehilangan pekerjaan
Z56.3 Jadwal kerja yang menyebabkan stress
Z56.4 Ketidaksesuaian dengan pimpinan dan rekan sekerja
Z56.5 Pekerjaan yang tidak diinginkan
Kondisi pekerjaan yang sulit
Z56.6 Tekanan fisik dan mental lain yang berhubungan dengan
pekerjaan
Z56.7 Masalah lain tidak jelas yang berhubungan dengan
pekerjaan

Z57. Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resikofactors


Z57.0 Dihadapkan oleh pekerjaan pada kebisingan
Z57.1 Dihadapkan oleh pekerjaan pada radiasi
Z57.2 Dihadapkan oleh pekerjaan pada debu
Z57.3 Dihadapkan oleh pekerjaan pada kontaminan udara
lainnya
Z57.4 Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam
pertanian
Agen padat, cair, gas atau uap
Z57.5 Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam
industri lain

Achengrsbk@Gmail.com
Agen padat, cair, gas atau uap
Z57.6 Dihadapkan oleh pekerjaan pada suhu ekstrim
Z57.7 Dihadapkan oleh pekerjaan pada getaran
Z57.8 Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko lainnya
Z57.9 Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko yang
tidak jelas

Z58. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik


Kecuali: dihadapkan oleh pekerjaan (Z57.-)
Z58.0 Dihadapkan pada kebisingan
Z58.1 Dihadapkan pada polusi udara
Kecuali: asap tembakau (Z58.7)
Z58.2 Dihadapkan pada polusi air
Z58.3 Dihadapkan pada polusi tanah
Z58.4 Dihadapkan pada radiasi
Z58.5 Dihadapkan pada polusi lain
Z58.6 Suplai air minum tidak memadai
Kecuali: efek dari haus (T73.1)
Z58.7 Dihadapkan pada asap tembakau
Merokok pasif
Kecuali: Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat
penggunaan tembakau (F17.-)
Riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif (Z86.4)
Penggunaan tembakau (Z72.0)
Z58.8 Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan fisik
Z58.9 Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik,
tidak jelas

Z59. Masalah yang berhubungan dengan perumahan dan


keadaan ekonomik
Kecuali: suplai air minum tidak memadai (Z58.6)
Z59.0 Tuna wisma
Z59.1 Perumahan yang tidak memadai
Cacad teknis rumah yang menghambat asuhan memadai,
tanpa pemanas, sempit
Kecuali: masalah yang berhubungan dengan lingkungan
fisik (Z58.-)
Z59.2 Ketidaksesuaian dengan tetangga, penyewa kamar
[lodger], dan pemilik rumah
Z59.3 Masalah yang berhubungan dengan kehidupan di
institusi residensial
Residen boarding-school

Achengrsbk@Gmail.com
Kecuali: institutional upbringing anak dibesarkan di
institusi (Z62.2)
Z59.4 Makanan tidak memadai
Kecuali: malnutrisi (E40-E46), efek kelaparan (T73.0)
kebiasan diet atau makan yang tidak semestinya
(Z72.4)
Z59.5 Sangat miskin
Z59.6 Penghasilan rendah
Z59.7 Jaminan sosial dan tunjangan kesejahteraan tidak
memadai
Z59.8 Masalah lain pada perumahan dan keadaan ekonomik
Penyitaan karena hutang, masalah dengan kreditor, tempat
tinggal terisiolir
Z59.9 Masalah perumahan dan keadaan ekonomik, tidak jelas

Z60. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan sosial


Z60.0 Masalah penyesuaian pada transisi siklus kehidupan
Penyesuaian pada pensiun, empty nest syndrome [anak-
anak sudah pergi]
Z60.1 Situasi orangtua tidak khas
Masalah membesarkan anak pada orangtua tunggal atau
selain dua orangtua biologis
Z60.2 Hidup sendirian
Z60.3 Acculturation difficulty [kesulitan penyesuaian di tempat
budaya baru]
Migrasi, transplantasi sosial [transmigrasi]
Z60.4 Ekslusi dan penolakan sosial
Ekslusi dan penolakan karena ciri-ciri pribadi, seperti
bentuk fisik, penyakit,
atau tingkah laku yang tak biasa.
Kecuali: sasaran diskriminasi yang tidak diinginkan
seperti ras atau agama (Z60.5)
Z60.5 Sasaran dari merasa didiskriminasi dan diperlakukan
tidak adil
Diperlakukan tidak adil atau diskriminasi, merasa atau
sebenarnya, karena merupakan
anggota suatu kelompok (kulit, agama, asal etnik, dsb),
selain ciri-ciri pribadi.
Kecuali: ekslusi dan penolakan sosial (Z60.4)
Z60.8 Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan
sosial
Z60.9 Masalah lingkungan sosial, tidak jelas

Achengrsbk@Gmail.com
Z61 Masalah yang berhubungan dengan kejadian negatif pada
kehidupan anak
Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-)
Z61.0 Hilangnya hubungan kasih sayang pada kanak-kanak
Hilangnya hubungan akrab emosi, seperti orangtua,
saudara, teman dekat, atau
binatang kesayangan, akibat kematian atau kepergian
permanen atau penolakan
Z61.1 Keluar dari rumah di masa kanak-kanak
Memasuki rumah asuh, rumah sakit atau institusi lain
menyebabkan stress psikologis,
atau dipaksa ikut aktifitas jauh dari rumah untuk waktu
yang lama.
Z61.2 Perubahan pola hubungan keluarga pada kanak-kanak
Datangnya orang baru ke dalam keluarga menyebabkan
perubahan yang tak diinginkan
dalam hubungan-hubungan anak. Bisa berupa orangtua
kawin lagi atau kelahiran adik.
Z61.3 Kejadian yang menyebabkan hilangnya harga diri pada
kanak-kanak
Kejadian yang berakibat anak merasa diri negatif seperti
gagal dalam tugas,terbukanya
masalah memalukan atau stigma, dan pengalaman lain
yang membuat rasa terhina.
Z61.4 Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan
seksual terhadap anak oleh orang yang berada di dalam
kelompok penunjang primer
Masalah yang berhubungan dengan setiap bentuk kontak
fisik atau pendedahan antara
anggota dewasa keluarga anak dengan anak itu, yang
menyebabkan bangkitnya
keinginan seksual, baik anak terlibat dengan sukarela atau
tidak dalam tindakan seksual
(misalnya kontak atau manipulasi genital atau sengaja
membuka payudara atau genital)
Z61.5 Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan
seksual terhadap anak oleh orang yang berada di luar
kelompok penunjang primer
Masalah yang berhubungan dengan kontak atau usaha
kontak dengan payudara atau
genital anak atau orang lain, pendedahan seksual di
hadapan anak atau berusaha untuk
menelanjangi atau merayu anak, oleh orang dewasa di luar
keluarga anak, baik

Achengrsbk@Gmail.com
berdasarkan posisi atau statusnya, atau dengan melawan
kehendak anak
Z61.6 Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan
fisik terhadap anak
Masalah yang berhubungan dengan insiden ketika si anak
dicederai di masa lalu oleh
orang dewasa di dalam rumahtangga, sampai dengan
kejadian yang secara medis nyata
(misalnya fraktur, lecet) atau yang melibatkan bentuk
kekerasan abnormal (misalnya
memukul anak dengan benda keras atau tajam, membakar
atau mengikat anak)
Z61.7 Pengalaman pribadi yang menakutkan di masa kanak-
kanak
Pengalaman yang membawa ancaman akan masa depan
anak, seperti penculikan,
bencana alam dengan ancaman nyawa, cedera dengan
ancaman harga diri, atau
menyaksikan trauma yang berat terhadap orang yang
disayangi
Z61.8 Kejadian negatif lainnya dalam kehidupan anak
Z61.9 Kejadian negatif dalam kehidupan anak, tidak jelas

Z62. Masalah lain yang berhubungan dengan membesarkan anak


Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-)
Z62.0 Pengawasan dan kontrol orangtua tidak memadai
Tidak tahunya orangtua akan apa yang dilakukan anak atau
dimana anaknya, kontrol
yang jelek, tidak peduli atau tidak ada usaha intervensi
ketika anak dalam situasi resiko.
Z62.1 Perlindungan berlebihan dari orangtua
Pola membesarkan anak yang menyebabkan infantilisasi
dan tingkah laku tidak mandiri
Z62.2 Anak dibesarkan di institusi
Asuhan angkat berkelompok tempat tanggungjawab
membesarkan anak sebagian besar
diambil-alih oleh semacam institusi (misalnya panti
residensial, panti yatim piatu, atau
rumah kanak-kanak), atau asuhan terapi dalam periode
lama di rumah sakit, rumah
penyembuhan dan semacamnya, tanpa adanya orangtua
yang mendampingi
Z62.3 Kekasaran terhadap dan melempar kesalahan kepada
anak

Achengrsbk@Gmail.com
Sikap negatif membesarkan anak yang khusus terfokus
terhadap anak sebagai individu,
berlangsung lama, dan mencakup berbagai tingkah laku
anak (misalnya secara otomatis
menyalahkan anak untuk setiap masalah atau memberi
label negatif kepada anak)
Z62.4 Ketidakpedulian terhadap emosi anak
Orangtua bicara kepada anak dengan cara merendahkan
atau kasar. Tidak adanya
ketertarikan pada anak, simpati pada kesulitan anak, atau
memuji dan mendorongnya.
Marah terhadap kecemasan anak, dan tidak ada rangkulan
fisik atau kehangatan emosi
Z62.5 Masalah lain sehubungan dengan ketidakpedulian dalam
membesarkan anak
Tidak adanya pengalaman belajar dan bermain
Z62.6 Tekanan tidak semestinya dan bentuk abnormal
membesarkan anak lainnya.
Orangtua memaksa anak berbeda dari norma lokal,
menurut kelamin (berpakaian
perempuan pada anak lelaki), menurut usia (memaksa
kewajiban anak di atas usianya),
atau lainnya (menekan anak ikut aktifitas yang tidak
diinginkannya atau terlalu sulit)
Z62.8 Masalah lain yang jelas sehubungan dengan
membesarkan anak
Z62.9 Masalah yang berhubungan dengan membesarkan anak,
tidak jelas

Z63. Masalah lain sehubungan dengan group penunjang utama,


termasuk keadaan keluarga
Kecuali: maltreatment syndromes (T74.-)
masalah sehubungan dengan:
kejadian negatif pada kanak-kanak.(Z61.-),
membesarkan anak (Z62.-)
Z63.0 Masalah dalam hubungan dengan spouse atau partner
Ketidakcocokan antara partner menyebabkan kehilangan
kontrol yang berat atau
berkepanjangan, perasaan umum untuk kasar atau kritis,
atau suasana kekerasan
antar-personal yang berat (memukul atau meninju)
Z63.1 Masalah dalam hubungan dengan orang tua dan ipar
Z63.2 Sokongan keluarga yang tidak memadai
Z63.3 Ketidakhadiran anggota keluarga

Achengrsbk@Gmail.com
Z63.4 Kehilangan atau kematian anggota keluarga
Anggota keluarga diduga telah meninggal dunia
Z63.5 Pecahnya keluarga akibat perpisahan atau perceraian
Ditinggalkan
Z63.6 Anggota keluarga jauh yang masih tergantung
memerlukan asuhan di rumah
Z63.7 Kejadian yang menimbulkan stress mempengaruhi
keluarga dan rumahtangga
Kecemasan (normal) akan seorang yang sakit di dalam
keluarga, masalah kesehatan di
dalam keluarga, anggota keluarga sakit atau terganggu,
keluarga yang terisiolasi
Z63.8 Masalah lain yang jelas sehubungan dengan group
penunjang utama
Ketidakcocokan dalam keluarga NOS, tingkat emosional
tinggi di dalam keluarga
Komunikasi tidak memadai atau rusak di dalam keluarga
Z63.9 Masalah sehubungan dengan group penunjang utama,
tidak jelas

Z64. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial


tertentu
Z64.0 Masalah sehubungan dengan kehamilan yang tidak
diinginkan
Kecuali: pengawasan kehamilan resiko tinggi akibat
masalah sosial (Z35.7)
Z64.1 Masalah sehubungan dengan banyak anak [multiparity]
Kecuali: pengawasan kehamilan dengan with grand
multiparity (Z35.4)
Z64.2 Mencari dan mendapat intervensi fisik, makanan, dan zat
kimia berbahaya
Kecuali: ketergantungan pada zat - see Alphabetical
Index
Z64.3 Mencari dan mendapat intervensi tingkah laku dan
psikologis yang berbahaya
Z64.4 Ketidaksesuaian dengan counsellors
Ketidaksesuaian dengan: probation officer, pekerja sosial

Z65. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial


lainnya
Kecuali: cedera sekarang - see Alphabetical Index
Z65.0 Terbukti bersalah di pengadilan sipil dan kriminal tanpa
hukuman penjara
Z65.1 Dihukum penjara dan hukuman kurungan lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
Z65.2 Masalah sehubungan dengan pembebasan dari penjara
Z65.3 Masalah sehubungan dengan hukum lainnya
Penangkapan, pengadilan untuk hak memelihara anak,
pengadilan, persidangan
Z65.4 Korban kejahatan dan terorisme
Korban penyiksaan
Z65.5 Dihadapkan pada malapetaka, perang, dan kekerasan
lainnya
Kecuali: target dari merasa didiskriminasi dan perlakuan
tidak adil (Z60.5)
Z65.8 Masalah lain yang jelas sehubungan dengan keadaan
psikososial
Z65.9 Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial
yang tidak jelas

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal


lainnya (Z70-Z76)
Z70. Konseling sehubungan dengan sikap, tingkah laku dan
orientasi seksual
Kecuali: Konseling untuk kontrasepsi atau prokreasi
(Z30-Z31)
Z70.0 Konseling untuk sikap seksual
Orang yang khawatir pelecehan, keraguan atau respons
negatif lain masalah seksual
Z70.1 Konseling untuk tingkah laku dan orientasi seksual
pasien
Pasien khawatir tentang: impotensi, tak-berespons, seks
bebas, orientasi seksual
Z70.2 Konseling untuk tingkah laku dan orientasi pihak ketiga
Mencari nasehat tentang tingkah laku dan orientasi
seksual: anak, partner, spouse
Z70.3 Konseling untuk gabungan sikap, tingkah laku dan
orientasi seksual
Z70.8 Sex counselling lainnya
Pendidikan seks
Z70.9 Sex counselling, tidak jelas

Z71. Orang yang mendatangi SPK untuk konseling dan nasehat


medis lainnya, n.e.c.
Kecuali: konseling kontrasepsi atau prokreasi (Z30-Z31),
sex (Z70.-)
Z71.0 Orang yang berkonsultasi atas nama orang lainnya

Achengrsbk@Gmail.com
Nasehat dan pengobatan untuk pihak ketiga yang tidak
hadir
Kecuali: kekhawatiran (normal) tentang orang sakit di
dalam keluarga (Z63.7)
Z71.1 Orang keluhan yang ditakutkan yang untuknya tidak ada
diagnosis dibuat
Kondisi takut yang tidak terlihat, masalah adalah hal yang
normal, baik tapi khawatir
Kecuali: observasi dan evaluasi medis untuk sangkaan
penyakit dan kondisi (Z03.-)
Z71.2 Orang yang berkonsultasi untuk penjelasan hasil
penelitian
Z71.3 Konseling dan pengawasan diet
Konseling dan pengawasan diet (untuk): NOS, gastritis,
colitis, diabetes mellitus,
obesity, hypercholesterolaemia, alergi atau intoleransi
makanan
Z71.4 Konseling dan pengawasan penyalahgunaan alkohol
Kecuali: prosedur rehabilitasi alkohol (Z50.2)
Z71.5 Konseling dan pengawasan penyalahgunaan obat
Kecuali: prosedur rehabilitasi obat(Z50.3)
Z71.6 Konseling penyalahgunaan tembakau
Kecuali: prosedur rehabilitasi tembakau (Z50.8)
Z71.7 Konseling human immunodeficiency virus [HIV]
Z71.8 Konseling lain yang jelas
Konsultasi hubungan seksual sedarah (consanguinity)
Z71.9 Konseling, tidak jelas
Nasehat medis NOS

Z72. Masalah sehubungan dengan gaya hidup [lifestyle]


Kecuali: masalah sosioekonomik dan psikologis (Z55-
Z65),
masalah kesulitan manajemen kehidupan (Z73.-)
Z72.0 Penggunaan tembakau
Kecuali: tobacco dependence (F17.2)
Z72.1 Penggunaan alkohol
Kecuali: alcohol dependence (F10.2)
Z72.2 Penggunaan obat
Kecuali: penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan
ketergantungan (F55)
ketergantungan obat (F11-F16, F19 dengan karakter
keempat .2)
Z72.3 Tidak ada berolahraga

Achengrsbk@Gmail.com
Z72.4 Diet dan kebiasaan makan yang tidak baik
Kecuali: malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E40-E64),
kelainan makan (F50.-)
kelainan tingkah laku makan bayi atau anak
(F98.2-F98.3)
makanan tidak memadai (Z59.4)
Z72.5 Tingkah laku seksual beresiko tinggi
Z72.6 Berjudi dan taruhan
Kecuali: judi kompulsif atau patologis (F63.0)
Z72.8 Masalah lain sehubungan dengan lifestyle
Tingkah laku merusak diri sendiri
Z72.9 Masalah yang berhubungan dengan lifestyle, tidak jelas

Z73. Masalah yang berhubungan dengan kesulitan manajemen


kehidupan
Kecuali: masalah sehubungan dengan keadaan
sosioekonomik dan psikososial (Z55-Z65)
Z73.0 Burn-out
Keadaan dengan kelelahan vital
Z73.1 Penguatan [accentuation] ciri-ciri kepribadian
Pola tingkah laku Type A (khas dengan ambisi tak
terkontrol, butuh prestasi tinggi,
tidak sabar, sangat bersaing, dan mendesak)
Z73.2 Tidak adanya relaksasi dan santai
Z73.3 Stress, not elsewhere classified
Ketegangan fisik dan mental NOS
Kecuali: berhubungan dengan pekerjaan atau
pengangguran (Z56.-)
Z73.4 Keterampilan sosial tidak memadai, not elsewhere
classified
Z73.5 Konflik peran sosial, not elsewhere classified
Z73.6 Keterbatasan aktifitas akibat cacad
Kecuali: tergantung pada pemberi asuhan (Z74.-)
Z73.8 Masalah lain yang berhubungan dengan kesulitan
manajemen kehidupan
Z73.9 Masalah kesulitan manajemen kehidupan, tidak jelas

Z74. Masalah yang berhubungan dengan ketergantungan pada


pemberi asuhan
Kecuali: ketergantungan pada mesin atau alat yang
memberi kemampuan NEC (Z99.-)
Z74.0 Memerlukan bantuan akibat penurunan mobilitas
Z74.1 Memerlukan bantuan untuk perawatan personal

Achengrsbk@Gmail.com
Z74.2 Memerlukan bantuan di rumah dan tidak ada keluarga
yang bisa merawat
Z74.3 Memerlukan pengawasan terus menerus
Z74.8 Masalah lain yang berhubungan dengan ketergantungan
pada pemberi asuhan
Z74.9 Masalah ketergantungan pada pemberi asuhan, tidak
jelas

Z75. Masalah yang berhubungan dengan fasilitas medis dan


asuhan kesehatan lainnya
Z75.0 Pelayanan medis tidak tersedia di rumah
Kecuali: tak ada keluarga lain yang bisa memberikan
asuhan (Z74.2)
Z75.1 Orang yang sedang menunggu admisi ke fasilitas yang
memadai di tempat lain
Z75.2 Waktu tunggu lainnya untuk penelitian dan pengobatan
Z75.3 Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya fasilitas asuhan
kesehatan
Kecuali: bed tak tersedia (Z75.1)
Z75.4 Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya badan
pembantu lainnya
Z75.5 Holiday relief care
Penyediaan fasilitas asuhan kesehatan untuk orang yang
biasanya dirawat di rumah,
supaya keluarganya dapat berlibur; Respite care:
Z75.8 Masalah lain sehubungan dengan fasilitas medis dan
asuhan kesehatan lain.
Z75.9 Masalah yang tidak jelas sehubungan dengan fasilitas
medis dan asuhan kesehatan lainnya.

Z76. Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal lain


Z76.0 Pemberian resep ulangan
Pemberian resep ulangan untuk: peralatan, obat-obatan,
kaca mata
Kecuali: pemberian sertifikat medis (Z02.7), resep
ulangan kontrasepsi(Z30.4)
Z76.1 Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk anak terlantar
Z76.2 Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk bayi dan anak
sehat lainnya
Asuhan medis atau perawatan untuk bayi sehat dalam
keadaan seperti kondisi sosio-
ekonomik yang tidak baik di rumah, menunggu
penempatan sebagai anak asuh atau

Achengrsbk@Gmail.com
anak angkat, penyakit ibu, jumlah anak di rumah
menghambat asuhan normal
Z76.3 Orang sehat yang menemani orang sakit
Z76.4 Orang lain yang menginap di fasilitas asuhan kesehatan
Kecuali: orang tak berumah (Z59.0)
Z76.5 Malingerer [berpura-pura secara sadar]
Orang yang pura-pura sakit (dengan motivasi yang jelas)
Kecuali: factitious disorder, peregrinating patient (F68.1)
Z76.8 Orang yang mendatangi SPK untuk hal lain yang jelas
Z76.9 Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal yang tidak
jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan


sehubungan dengan riwayat keluarga dan pribadi serta
kondisi tertentu yang mempengaruhi status kesehatan
(Z80-Z99)
Kecuali: Pemeriksaan follow-up (Z08-Z09)
Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51,
Z54.-)
Ketika riwayat keluarga atau pribadi merupakan alasan
untuk screening khusus atau pemeriksaan lain atau
penelitian (Z00-Z13)
Ketika kemungkinan bahwa janin bisa terganggu adalah
alasan untuk observasi dan tindakan sewaktu kehamilan
(O35.-)

Z80. Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga


Z80.0 Riwayat neoplasma ganas organ pencernaan dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26
Z80.1 Riwayat neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-
paru dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34
Z80.2 Riwayat neoplasma ganas organ pernafasan dan
intratoraks lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39
Z80.3 Riwayat neoplasma ganas payudara dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.-
Z80.4 Riwayat neoplasma ganas organ genital dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63
Z80.5 Riwayat neoplasma ganas saluran kemih dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68
Z80.6 Riwayat leukaemia dalam keluarga

Achengrsbk@Gmail.com
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95
Z80.7 Riwayat neoplasma ganas lain dari jarirngan limfoid,
haematopoietik dan jaringan terkait dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.-
Z80.8 Riwayat neoplasma ganas organ atau sistem lain dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49,
C69-C79, C97
Z80.9 Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga, tidak jelas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80

Z81. Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku dalam keluarga


Z81.0 Riwayat retardasi mental dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F70-F79
Z81.1 Riwayat penyalahgunaan alkohol dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10.-
Z81.2 Riwayat penyalahgunaan tembakau dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F17.-
Z81.3 Riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif lain dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F11-F16, F18-F19
Z81.4 Riwayat penyalahgunaan zat lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F55
Z81.8 Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku lain dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan di bagian lain pada F00-
F99

Z82. Riwayat cacad tertentu dan penyakit kronis penyebab cacad


dalam keluarga
Z82.0 Riwayat epilepsi dan penyakit lain sistem syaraf dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99
Z82.1 Riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H54.-
Z82.2 Riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H90-H91
Z82.3 Riwayat stroke dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I60-I64
Z82.4 Riwayat penyakit jantung iskemik dan penyakit lain
sirkulasi dalam keluarga

Achengrsbk@Gmail.com
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I52, I65-I99
Z82.5 Riwayat asma dan penyakit pernafasan bawah kronis
lainnya dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J40-J47
Z82.6 Riwayat artritis dan penyakit muskuloskeletal dan
jaringan ikat dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99
Z82.7 Riwayat malformasi, deformasi dan kelainan kromosom
kongenital keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99
Z82.8 Riwayat cacad lain dan penyakit kronis penyebab cacad
dalam keluarga, n. e. c.

Z83. Riwayat kelainan spesifik lain dalam keluarga


Kecuali: Kontak dengan atau dihadapkan pada penyakit
menular dalam keluarga (Z20.-)
Z83.0 Riwayat penyakit human immunodeficiency virus [HIV]
dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada B20-B24
Z83.1 Riwayat penyakit infeksi dan parasit lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B19, B25-B94,
B99
Z83.2 Riwayat penyakit darah dan organ pembentuk darah dan
kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89
Z83.3 Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E10-E14
Z83.4 Riwayat penyakit endokrin, gizi dan metabolik lain
dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E07, E15-E90
Z83.5 Riwayat kelainan mata dan telinga dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H00-H53, H55-H83,
H92-H95
Kecuali: riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan
dalam keluarga (Z82.1)
riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam
keluarga (Z82.2)
Z83.6 Riwayat penyakit sistem pernafasan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J39, J60-J99
Kecuali: riwayat asma dan peny pernafasan bawah kronis
lain dalam keluarga (Z82.5)
Z83.7 Riwayat penyakit sistem pencernaan dalam keluarga

Achengrsbk@Gmail.com
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93

Z84. Riwayat kondisi lain dalam keluarga


Z84.0 Riwayat penyakit kulit dan jaringan subkutis dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99
Z84.1 Riwayat kelainan ginjal dan ureter dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N29
Z84.2 Riwayat penyakit lain sistem genitourinarius dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N30-N99
Z84.3 Riwayat consanguinity [hubungan seksual sedarah]
dalam keluarga
Z84.8 Riwayat kondisi lain yang jelas dalam keluarga

Z85. Riwayat pribadi neoplasma ganas


Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-
Z51, Z54.-)
pemeriksaan follow-up setelah pengobatan neoplasma
ganas (Z08.-)
Z85.0 Riwayat neoplasma ganas organ pencernaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26

Z85.1 Riwayat neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-


paru
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34
Z85.2 Riwayat neoplasma ganas organ pernafasan dan
intratoraks lain
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39
Z85.3 Riwayat neoplasma ganas payudara
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.-
Z85.4 Riwayat neoplasma ganas organ genital
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63
Z85.5 Riwayat neoplasma ganas saluran kemih
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68
Z85.6 Riwayat leukaemia
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95
Z85.7 Riwayat neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan
jaringan terkait lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.-
Z85.8 Riwayat neoplasma ganas organ dan sistem lain
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49,
C69-C79, C97

Achengrsbk@Gmail.com
Z85.9 Riwayat neoplasma ganas, tidak jelas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80

Z86. Riwayat pribadi penyakit tertentu lainnya


Kecuali: Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-
Z51, Z54.-)
Z86.0 Riwayat neoplasma lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D00-D48
Kecuali: neoplasma ganas (Z85.-)
Z86.1 Riwayat penyakit infeksi dan parasit
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B89, B99
Kecuali: sequelae penyakit infeksi dan parasit (B90-B94)
Z86.2 Riwayat penyakit darah dan organ pembentuk darah dan
kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89
Z86.3 Riwayat endokrin, gizi dan metabolik
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E90
Z86.4 Riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10-F19
Kecuali: sedang tergantung (F10-F19 dengan karakter
keempat .2)
masalah sehubungan dengan penggunaan:
alkohol (Z72.1), obat (Z72.2), tembakau (Z72.0)
Z86.5 Riwayat pribadi kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F00-F09, F20-F99
Z86.6 Riwayat pribadi penyakit sistem syaraf dan organ
penginderaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99, H00-H95
Z86.7 Riwayat pribadi penyakit sistem sirkulasi
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I99
Kecuali: sindroma pasca MCI (I24.1), MCI lama (I25.2),
sequelae penyakit serebrovascular (I69.-)

Z87. Riwayat pribadi penyakit dan kondisi lainnya


Kecuali: asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-
Z51, Z54.-)
Z87.0 Riwayat pribadi penyakit sistem pernafasan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J99
Z87.1 Riwayat pribadi penyakit sistem pencernaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93

Z87.2 Riwayat pribadi penyakit kulit dan jaringan subkutis

Achengrsbk@Gmail.com
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99
Z87.3 Riwayat pribadi penyakit sistem muskuloskeleton dan
jaringan ikat
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99
Z87.4 Riwayat pribadi penyakit sistem genitourinarius
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N99
Z87.5 Riwayat pribadi komplikasi kehamilan, melahirkan dan
nifas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O00-O99, riwayat
pribadi penyakit trophoblast
Kecuali: habitual aborter (N96)
pengawasan kehamilan sekarang dengan riwayat
obstetrik kabur (Z35.-)
Z87.6 Riwayat pribadi kondisi tertentu yang timbul pada masa
perinatal
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada P00-P96
Z87.7 Riwayat pribadi malformasi, deformasi dan kelainan
kromosom kongenital
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99
Z87.8 Riwayat pribadi kondisi lain yang jelas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada S00-T98
Kecuali: riwayat pribadi menyakiti diri sendiri (Z91.5)

Z88. Riwayat pribadi alergi pada obat, medikamen dan zat


biologis
Z88.0 Riwayat pribadi alergi penisillin
Z88.1 Riwayat pribadi alergi agen antibiotika lain
Z88.2 Riwayat pribadi alergi sulfonamida
Z88.3 Riwayat pribadi alergi agen antiinfeksi lain
Z88.4 Riwayat pribadi alergi agen anestetik
Z88.5 Riwayat pribadi alergi agen narkotika
Z88.6 Riwayat pribadi alergi agen analgesik
Z88.7 Riwayat pribadi alergi serum dan vaksin
Z88.8 Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis
lain
Z88.9 Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis
yang tidak jelas

Z89. Hilangnya anggota yang dialami setelah lahir


Termasuk: Kehilangan anggota: pascabedah, pascatrauma
Kecuali: Cacad anggota didapat (M20-M21), cacad
kongenital anggota (Q71-Q73)

Achengrsbk@Gmail.com
Z89.0 Hilangnya jari(-jari) tangan [termasuk ibu jari],
unilateral
Z89.1 Hilangnya tangan dan pergelangan
Z89.2 Hilangnya anggota atas di atas pergelangan
Hilangnya lengan NOS
Z89.3 Hilangnya kedua anggota atas [semua level]
Hilangnya jari(-jari), bilateral
Z89.4 Hilangnya kaki dan tumit
Hilangnya jari(-jari) kaki
Z89.5 Hilangnya tungkai pada atau di bawah lutut
Z89.6 Hilangnya tungkai di atas lutut
Hilangnya tungkai NOS
Z89.7 Hilangnya kedua anggota bawah [semua level, kecuali
jari kaki saja]
Z89.8 Hilangnya anggota atas dan bawah [semua level]
Z89.9 Hilangnya anggota, tidak jelas

Z90. Hilangnya organ yang dialami setelah lahir, not elsewhere


classified
Termasuk: Kehilangan bagian tubuh pascabedah atau
pascatrauma NEC
Kecuali: Absen pascabedah pada kelenjar endokrin
(E89.-), limpa (D73.0)
Z90.0 Hilangnya bagian dari kepala dan leher
Hilangnya mata, larynx, hidung,
Kecuali: hilangnya gigi (K08.1)
Z90.1 Hilangnya payudara
Z90.2 Hilangnya paru-paru [bagiannya]
Z90.3 Hilangnya bagian lambung
Z90.4 Hilangnya bagian lain saluran pencernaan
Z90.5 Hilangnya ginjal
Z90.6 Hilangnya organ lain saluran kemih
Z90.7 Hilangnya organ(-organ) genital
Z90.8 Hilangnya organ lain

Z91. Riwayat faktor resiko pribadi, not elsewhere classified


Kecuali: Dihadapkan pada polusi dan masalah lain
lingkungan fisik (Z58.-)
Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko (Z57.-)
Riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif (Z86.4)
Z91.0 Riwayat alergi, selain pada obat dan zat biologis
Kecuali: riwayat pribadi alergi pada obat dan zat biologis
(Z88.-)

Achengrsbk@Gmail.com
Z91.1 Riwayat ketidakpatuhan pada pengobatan dan regimen
medis
Z91.2 Riwayat kebersihan pribadi yang buruk
Z91.3 Riwayat jadwal tidur-bangun tidak sehat
Kecuali: kelainan tidur (G47.-)
Z91.4 Riwayat trauma psikologis, not elsewhere classified
Z91.5 Riwayat melukai diri sendiri
Parasuicide, meracunidiri sendiri, usaha bunuh diri
Z91.6 Riwayat truma fisik lainnya
Z91.8 Riwayat faktor resiko lainnya, not elsewhere classified
Abuse NOS, maltreatment NOS

Z92. Riwayat pribadi pengobatan medis


Z92.0 Riwayat pribadi kontrasepsi
Kecuali: konsultasi atau manajemen praktek kontrasepsi
sekarang (Z30.-)
kehadiran (intrauterine) contraceptive device (Z97.5)
Z92.1 Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) antikoagulan
jangka panjang
Z92.2 Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) medikamen lain
jangka panjang
Riwayat pribadi penggunaan aspirin
Z92.3 Riwayat pribadi irradiasi
Riwayat pribadi terapi radiasi
Kecuali: dihadapkan pada radiasi: oleh pekerjaan (Z57.1),
lingkungan fisik (Z58.4)
Z92.4 Riwayat pribadi pembedahan mayor, not elsewhere
classified
Kecuali: status lobang buatan (Z93.-), status
transplantasi organ atau jaringan (Z94.-)
adanya implant dan graft fungsional (Z95-Z96), status
pascabedah (Z98.-)
Z92.5 Riwayat pribadi tindakan rehabilitasi
Z92.6 Riwayat pribadi kemoterapi untuk penyakit neoplastik
Z92.8 Riwayat pribadi pengobatan medis lainnya
Z92.9 Riwayat pribadi pengobatan medis, tidak jelas

Z93. Status lobang buatan


Kecuali: Lobang buatan memerlukan perhatian dan
penatalaksanaan (Z43.-)
Komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5)
Z93.0 Status trakheostomi
Z93.1 Status gastrostomi

Achengrsbk@Gmail.com
Z93.2 Status ileostomi
Z93.3 Status kolostomi
Z93.4 Status lobang buatan lain pada saluran gastrointestinum
Z93.5 Status sistostomi

Z93.6 Status lobang buatan lain pada saluran kemih


Nefrostomi, ureterostomi, uretrostomi
Z93.8 Status lobang buatan lainnya
Z93.9 Status lobang buatan, tidak jelas

Z94. Status transplantasi organ dan jaringan


Termasuk: Organ atau jaringan diganti dengan transplant
heterogen atau homogen
Kecuali: Komplikasi organ atau jaringan yang
ditransplantasikan see Alphabetical Index
Adanya: graft vaskuler (Z95.-), katup jantung xenogenik
(Z95.3)
Z94.0 Status transplantasi ginjal
Z94.1 Status transplantasi jantung
Kecuali: status penggantian katup jantung (Z95.2-Z95.4)
Z94.2 Status transplantasi paru-paru
Z94.3 Status transplantasi jantung dan paru-paru
Z94.4 Status transplantasi hati
Z94.5 Status transplantasi kulit
Status transplantasi kulit autogen
Z94.6 Status transplantasi tulang
Z94.7 Status transplantasi kornea
Z94.8 Status transplantasi organ dan jaringan lainnya
Status transplantasi sumsum tulang, usus, pankreas
Z94.9 Status transplantasi organ dan jaringan, tidak jelas

Z95. Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah


Kecuali: Komplikasi alat, implant, dan graft jantung dan
pembuluh darah (T82.-)
Z95.0 Adanya pacemaker jantung
Kecuali: adjustment or management of cardiac
pacemaker (Z45.0)
Z95.1 Adanya graft bypass aortokoronaria
Z95.2 Adanya katup jantung prostetik
Z95.3 Adanya katup jantung xenogenic
Z95.4 Adanya penggantian katup jantung lainnya
Z95.5 Adanya implant dan graft angioplasti koronaria

Achengrsbk@Gmail.com
Adanya prosthesis arteri koronaria, tatus setelah
angioplasti koronaria NOS
Z95.8 Adanya implants dan graft jantung dan pembuluh darah
lainnya
Adanya prosthesis intravaskular NEC, status setelah
angioplasti perifer NOS
Z95.9 Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah,
tidak jelas

Z96. Adanya implant fungsional lainnya


Kecuali: Komplikasi alat prostetik, implant dan graft
internal (T82-T85)
Perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya
(Z44-Z46)
Z96.0 Adanya implant urogenital
Z96.1 Adanya lensa intraokular
Pseudophakia
Z96.2 Adanya implant otologis dan audiologis
Tabung myringotomy, penggantian stapes, stent tuba
Eustachia,
Alat pendengar konduksi tulang, implantasi kokhlea
Z96.3 Adanya larynx buatan
Z96.4 Adanya implant endokrin
Pompa insulin
Z96.5 Adanya impant akar-gigi dan mandibula
Z96.6 Adanya implant sendi orthopaedik
Penggantian sendi jari, penggantian sendi panggul (partial)
(total)

Z96.7 Adanya implant tulang dan tendon lainnya


Adanya plat tengkorak
Z96.8 Adanya implant fungsional lain yang jelas
Z96.9 Adanya implant fungsional, tidak jelas

Z97. Adanya peralatan lain


Kecuali: Komplikasi alat prostetik, implant dan graft
internal (T82-T85)
Perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya
(Z44-Z46)
Adanya alat drainase cairan serebrospinalis (Z98.2)
Z97.0 Adanya artificial eye
Z97.1 Adanya artificial limb (complete)(partial)
Z97.2 Adanya alat prostetik gigi (complete)(partial)

Achengrsbk@Gmail.com
Z97.3 Adanya kaca mata dan lensa kontak
Z97.4 Adanya hearing-aid eksternal
Z97.5 Adanya (intrauterine) contraceptive device
Kecuali: pemasangan kontrasepsi (Z30.1),
pemeriksaan, pemasangan kembali atau penarikan
kontrasepsi (Z30.5)
Z97.8 Adanya peralatan lain yang jelas

Z98. Keadaan pascabedah lainnya


Kecuali: Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-
Z51, Z54.-)
Komplikasi pascaprosedur atau pascabedah see
Alphabetical Index
Z98.0 Status baypass dan anastomosis usus
Z98.1 Status arthrodesis
Z98.2 Adanya alat drainase cairan serebrospinalis
Adanya CSF [cerebrospinal fluid]shunt
Z98.8 Keadaan pascabedah lain yang jelas

Z99. Ketergantungan pada mesin dan alat yang memberi


kemampuan, n. e. c.
Z99.0 Ketergantungan pada aspirator
Z99.1 Ketergantungan pada respirator
Z99.2 Ketergantungan pada dialisis ginjal
Adanya shunt arteriovena untuk dialisis, status dialisis
ginjal
Kecuali: persiapan, pengobatan atau sesi dialisis (Z49.-)
Z99.3 Ketergantungan pada kursi roda
Z99.8 Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi
kemampuan lain
Z99.9 Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi
kemampuan, tidak jelas.

Achengrsbk@Gmail.com
CHAPTER XXII.
KODE UNTUK TUJUAN KHUSUS
(U00-U99)
This chapter contains the following block:

U00 Provisional assignment of new diseases of uncertain etiology


-
U
4
9
U80 Bacterial agents resistant to antibiotics
-
U
8
9

Provisional assignment of new diseases of uncertain


etiology
(U00-U49)

U04 Severe acute respiratory syndrome [SARS]


U04 Severe acute respiratory syndrome, unspecified
.9

Bacterial agents resistant to antibiotics


(U80-U89)

Not These categories should never be used in primary coding.


e: They are provided for use as supplementary or additional
codes when it is desired to identify the antibiotic to which
a bacterial agent is resistant, in bacterial infection
classified elsewhere.

U80 Agent resistant to penicillin and related antibiotics


U80 Penicillin resistant agent
.0
U80 Methicillin resistant agent
.1

Achengrsbk@Gmail.com
U80 Agent resistant to other penicillin-related antibiotic
.8

U81 Agent resistant to vancomycin and related antibiotics


U81 Vancomycin resistant agent
.0
U81 Agent resistant to other vancomycin-related
.8 antibiotic

U8 Agent resistant to multiple antibiotics


8
Not This category is provided for use when a bacterial
e: agent is resistant to two or more antibiotics but
there is insufficient detail to determine which
antibiotic is contributing most to the "main
condition". It should also be used for primary
tabulation purposes when it is more convenient to
record a single code; otherwise each specific
antibiotic-resistant agent should be coded
separately.

U89 Agent resistant to other and unspecified antibiotics


U89 Agent resistant to other single specified antibiotic
.8
U89 Agent resistant to unspecified antibiotic
.9

Achengrsbk@Gmail.com

Anda mungkin juga menyukai