Anda di halaman 1dari 73

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMAN 1 Padang Sago


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Keseimbangan dan dinamika rotasi
Alokasi Waktu : 3 Minggu x 4 Jam Pelajaran @45 Menit

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut pada benda
tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam olahraga
3.1.1 Mendefinisikan momen gaya melalui pengamatan demonstrasi mendorong benda
dengan posisi gaya yang berbeda-beda.
3.1.2 Memahami penerapan keseimbangan benda titik, benda tegar dengan
menggunakan resultan gaya dan momen gaya,
3.1.3Memahami penerapan konsep momen inersia, dinamika rotasi
3.1.4Memahami penerapan hukum kekekalan momentum pada gerak rotasi.
3.1.5Memahami penerapan energy gerak rotasi pada benda mengelinding
3.1.6Memahami penerapan konsep torsi pada hokum newton
3.1.7Memahami jenis-jenis kesetimbangan

4.1 Membuat karya yang menerapkan konsep titik berat dan kesetimbangan benda tegar
4.1.1Membuat karya yang menerapkan konsep titik berat dan kesetimbangan benda tegar
4.1.2Mempresentasikan hasil percobaan tentang titik berat

B. Tujuan Pembelajaran

Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dan Pendekatan Scientifik Learning peserta didik
mampu Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut pada benda
tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam olahraga serta mampu
Membuat karya yang menerapkan konsep titik berat dan keseimbangan benda tegar untuk
menguatkan sikap RELIGIUS, Nasionalis, kerjasama, disiplin,teliti, komunikatif, jujur dan gemar
membaca.

C. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME
dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit)
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
 Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
 Momen gaya dan inersia
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 150 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
pemberian pada topik materi Momen gaya dan inersia dengan cara :
rangsangan)  Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
 Mengamati
 Lembar kerja materi Momen gaya dan inersia.
 Pemberian contoh-contoh materi Momen gaya dan inersia untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
 Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Momen gaya dan inersia.
 Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Momen gaya dan
inersia.
 Mendengar
Pemberian materi Momen gaya dan inersia oleh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi :
 Momen gaya dan inersia
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
(pertanyaan/ sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan
identifikasi dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan tentang materi :
 Momen gaya dan inersia
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit)
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan
(pengumpulan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
data)  Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Momen gaya dan inersia yang sedang
dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan
mencoba menginterprestasikannya.
 Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca
berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi Momen gaya dan inersia yang sedang
dipelajari.
 Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi Momen gaya dan inersia yang sedang dipelajari.
 Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Momen gaya dan inersia
yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku
paket mengenai materi Momen gaya dan inersia.
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Momen gaya dan inersia yang
telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
 Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
materi dengan rasa percaya diri Momen gaya dan inersia sesuai dengan
pemahamannya.
 Saling tukar informasi tentang materi :
 Momen gaya dan inersia
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
processing Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
(pengolahan dengan cara :
Data)  Berdiskusi tentang data dari Materi :
 Momen gaya dan inersia
 Mengolah informasi dari materi Momen gaya dan inersia yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit)
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Momen gaya
dan inersia.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui
kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikan tentang materi :
 Momen gaya dan inersia
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan)  Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Momen gaya dan inersia
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
sopan.
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
 Momen gaya dan inersia
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi
Momen gaya dan inersia dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
 Bertanya atas presentasi tentang materi Momen gaya dan inersia yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
 Momen gaya dan inersia
 Menjawab pertanyaan tentang materi Momen gaya dan inersia yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Momen gaya
dan inersia yang akan selesai dipelajari
 Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Momen gaya dan inersia yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang
telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Momen gaya dan inersia berlangsung, guru mengamati sikap
siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit)
Peserta didik :
 Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Momen gaya dan inersia yang baru
dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Momen gaya dan inersia yang
baru diselesaikan.
 Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Momen
gaya dan inersia.
 Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan
benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Momen gaya dan inersia.
 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Momen gaya dan inersia kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

2 . Pertemuan Kedua (4 x 45 Menit)


Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME
dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
 Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
 Keseimbangan benda tegar dan titik berat
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 150 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
pemberian pada topik materi Keseimbangan benda tegar dan titik berat dengan cara :
rangsangan)  Melihat (tanpa atau dengan Alat)
2 . Pertemuan Kedua (4 x 45 Menit)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
 Mengamati
 Lembar kerja materi Keseimbangan benda tegar dan titik berat.
 Pemberian contoh-contoh materi Keseimbangan benda tegar dan titik
berat untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
 Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Keseimbangan benda tegar dan titik berat.
 Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Keseimbangan
benda tegar dan titik berat.
 Mendengar
Pemberian materi Keseimbangan benda tegar dan titik berat oleh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi :
 Keseimbangan benda tegar dan titik berat
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
(pertanyaan/ sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan
identifikasi dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan tentang materi :
 Keseimbangan benda tegar dan titik berat
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan
(pengumpulan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
data)  Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Keseimbangan benda tegar dan titik
berat yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi
yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
 Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca
berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi Keseimbangan benda tegar dan titik berat yang
sedang dipelajari.
 Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi Keseimbangan benda tegar dan titik berat yang
sedang dipelajari.
 Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Keseimbangan benda
tegar dan titik berat yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada
2 . Pertemuan Kedua (4 x 45 Menit)
guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku
paket mengenai materi Keseimbangan benda tegar dan titik berat.
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Keseimbangan benda tegar dan
titik berat yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi
dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
 Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
materi dengan rasa percaya diri Keseimbangan benda tegar dan titik berat
sesuai dengan pemahamannya.
 Saling tukar informasi tentang materi :
 Keseimbangan benda tegar dan titik berat
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
processing Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
(pengolahan dengan cara :
Data)  Berdiskusi tentang data dari Materi :
 Keseimbangan benda tegar dan titik berat
 Mengolah informasi dari materi Keseimbangan benda tegar dan titik berat
yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau
pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi
yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Keseimbangan
benda tegar dan titik berat.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui
kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikan tentang materi :
 Keseimbangan benda tegar dan titik berat
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
2 . Pertemuan Kedua (4 x 45 Menit)
kesimpulan)  Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Keseimbangan benda tegar dan
titik berat berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan.
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
 Keseimbangan benda tegar dan titik berat
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi
Keseimbangan benda tegar dan titik berat dan ditanggapi oleh kelompok
yang mempresentasikan.
 Bertanya atas presentasi tentang materi Keseimbangan benda tegar dan
titik berat yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
 Keseimbangan benda tegar dan titik berat
 Menjawab pertanyaan tentang materi Keseimbangan benda tegar dan titik
berat yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja
yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Keseimbangan
benda tegar dan titik berat yang akan selesai dipelajari
 Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Keseimbangan benda tegar dan
titik berat yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada
lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Keseimbangan benda tegar dan titik berat berlangsung, guru
mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu,
peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
 Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Keseimbangan benda tegar dan titik
berat yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Keseimbangan benda tegar dan
titik berat yang baru diselesaikan.
 Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran
Keseimbangan benda tegar dan titik berat.
 Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan
benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Keseimbangan benda tegar
dan titik berat.
 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Keseimbangan benda tegar dan titik
berat kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
3 . Pertemuan Ketiga (4 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME
dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
 Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
 Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 150 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
pemberian pada topik materi Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi dengan
rangsangan) cara :
 Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
 Mengamati
 Lembar kerja materi Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak
rotasi.
 Pemberian contoh-contoh materi Hukum kekekalan momentum sudut
pada gerak rotasi untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media
interaktif, dsb
 Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak
rotasi.
 Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Hukum kekekalan
momentum sudut pada gerak rotasi.
 Mendengar
Pemberian materi Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
3 . Pertemuan Ketiga (4 x 45 Menit)
oleh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi :
 Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
(pertanyaan/ sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan
identifikasi dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan tentang materi :
 Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan
(pengumpulan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
data)  Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Hukum kekekalan momentum sudut
pada gerak rotasi yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide
presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
 Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca
berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi Hukum kekekalan momentum sudut pada
gerak rotasi yang sedang dipelajari.
 Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak
rotasi yang sedang dipelajari.
 Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Hukum kekekalan
momentum sudut pada gerak rotasi yang telah disusun dalam daftar
pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku
paket mengenai materi Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak
rotasi.
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Hukum kekekalan momentum
sudut pada gerak rotasi yang telah diperoleh pada buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
 Mempresentasikan ulang
3 . Pertemuan Ketiga (4 x 45 Menit)
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
materi dengan rasa percaya diri Hukum kekekalan momentum sudut pada
gerak rotasi sesuai dengan pemahamannya.
 Saling tukar informasi tentang materi :
 Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
processing Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
(pengolahan dengan cara :
Data)  Berdiskusi tentang data dari Materi :
 Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
 Mengolah informasi dari materi Hukum kekekalan momentum sudut pada
gerak rotasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan
sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Hukum
kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui
kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikan tentang materi :
 Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan)  Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Hukum kekekalan momentum
sudut pada gerak rotasi berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan.
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
 Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi
Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi dan ditanggapi oleh
kelompok yang mempresentasikan.
 Bertanya atas presentasi tentang materi Hukum kekekalan momentum
sudut pada gerak rotasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi
3 . Pertemuan Ketiga (4 x 45 Menit)
kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
 Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
 Menjawab pertanyaan tentang materi Hukum kekekalan momentum sudut
pada gerak rotasi yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Hukum
kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi yang akan selesai dipelajari
 Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Hukum kekekalan momentum
sudut pada gerak rotasi yang terdapat pada buku pegangan peserta didik
atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap:
nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
 Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Hukum kekekalan momentum sudut
pada gerak rotasi yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Hukum kekekalan momentum
sudut pada gerak rotasi yang baru diselesaikan.
 Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Hukum
kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi.
 Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan
benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Hukum kekekalan momentum
sudut pada gerak rotasi.
 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Hukum kekekalan momentum sudut pada
gerak rotasi kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

D. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
N Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah Skor Kode
Nama Siswa
o BS JJ TJ DS Skor Sikap Nilai
1 Soenarto 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri.
Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan
terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan
dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan
merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh
guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut serta
1 50
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan 50
kesempatan untuk berbicara. 250 62,50 C
Saya ikut serta dalam membuat
3 kesimpulan hasil diskusi 50
kelompok.
4 ... 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya
sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud
dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format
penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...

Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Mau menerima pendapat
1 100
teman.
Memberikan solusi terhadap
2 100
permasalahan.
450 90,00 SB
Memaksakan pendapat sendiri
3 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =
90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

- Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)

b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
- Penugasan (Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan
untuk mendapatkan penilaian.

c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Persiapan bahan pratikum
2 Cara kerja
3 Kerjasama dalam kelompok
Hasil membuat titik berat gambar
4
sembarang

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

- Penilaian Proyek (Lihat Lampiran)


- Penilaian Produk (Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4

2. Instrumen Penilaian (terlampir)


a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru
bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Dua partikel identik masing masing bermasa 2 kg dihubungkan dengan batang
tipis { masa diabaikan } panjang batang 4 m.sistim berputar pada sebuah sumbu
tegak lurus batang yang berjarak 1 m dari salah satu
2) Seorang penari ski es memiliki momen inersia 5 kgm 2 ketika tangan terentang
dan 2,5 kgm2 ketika kedua lengan dirapatkan ke badan . jika penari mulai
berputar dengan kelajuan 2 putaran/s, maka kelajuan sudut saat tangan dirapat
ke badan adalah
3) Sebuah bola pejal dengan massa 6 kg dan berjari-jari 20 cm bergerak dengan
kelajuan 30 m/s sambil berputar , total energy kinetik bola adalah…

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : SMAN 1 Padang Sago


Kelas/Semester : XI IPA / 1
Mata Pelajaran : Fisika.
Ulangan Harian Ke : Pertama
Tanggal Ulangan Harian : 20 Agustus 2021
Bentuk Ulangan Harian : Essay.
Materi Ulangan Harian : Dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar
(KD / Indikator) : 3.1/ 3.1.3, 3.1.4, 3.1.5
KKM : ……………………………………………..

Nama Indikator Bentuk Nilai


Nilai Keteranga
No Peserta yang Belum Tindakan Setelah
Ulangan n
Didik Dikuasai Remedial Remedial
1
2
3
4
5
6
ds
t

Padang Sago Juli 2022


Mengetahui
Kepala SMAN 1 Padang Sago. Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHIAR YURNAMIS, S.Pd.


NIP.19650210195021001. NIP.196810051997022001

Catatan Kepala Sekolah


..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..........
Lampiran 1
A. Momen Gaya dan Momen Inersia

”Cabang Ilmu fisika yang membahas tentang gerak rotasi tampa meninjau penyebab
terjadinya” di sebut Kinematika Gerak Rotasi. ”Ilmu yang mempelajari penyebab terjadinya
gerak rotasi” disebut Dinamika Rotasi. ”Penyebab perubahan gerak rotasi” disebut dengan
istilah Momen Gaya atau Torsi

1. Momen Gaya atau Torsi (σ)


Pada gerak rotasi benda hanya dapat mengalami perubahan gerak rotasi jika pada benda
diberikan sebuah momen gaya. Dengan momen gaya benda kan mengalami perubahan
kecepatan sudut.

Momen gaya ” perkalian antara lengan gaya ( ℓ ) dengan gaya (F).

σ =F. ℓ

Keterangan :

σ = momen gaya ( Nm)

F = gaya (F)

ℓ = panjang lengan ( jarak antara F kesumbu putar ” (m)

Panjang lengan ( ℓ )

Sumbu putar

F ( gaya )
Momen gaya termasuk besaran vektor karena ada nilai dan arah. Gaya (F) harus tegak lurus
terhadap panjang lengan ( ℓ ). Jika F tidak tegak lurus terhadap ℓ atau F membentuk sudut α
terhadap ℓ maka F harus diuraikan.


0
30

F sin α

Karena F besaran vektor maka F bisa bernilai positif (+) dan ( - )

F ( +) jika searah dengan putaran jarum jam

F ( - ) jika berlawanan dengan putaran jarum jam ( F harus memutari porosnya )


+

Resultan momen gaya

Jika pada sebuah benda bekerja lebih daripada sebuah gaya , resultan momen gaya yang
bekerja pada benda merupakan jumlah vektor dari setiap momen gaya

σ = Z ( F. ℓ )
Contoh soal :

1. Tentukan besarnya momen gaya yang mempengaruhi batang tersebut !

ℓ = 2m


0
30

F = 10 N

σ = F sin α ℓ

= 10 . sin 30. 2

= 10 . ½. 2

= 10 Nm

2. Dari gaya – gaya yang ada pada gambar berikut ini AB = BC = CD = 1 m. Tentukanlah
momen gaya yang bekerja pada batang AD, jika pusat momen gaya dititik A, B dan D

F1 = 10 N F3 = 20 N

C D

A B

F2 = 15 N F4 = 5 N

Penyelesaian :

 Pusat momen gaya di titik A


σ = F1 . ℓ 1 + F2 . ℓ 2 – F3 . ℓ 3 + F4 . ℓ 4

= 0 + 15 . 1 – 20 . 2 + 3 . 5

= - 10 Nm

 Pusat momen gaya di titik B


σ = F 1 . ℓ 1 – F2 . ℓ 2 – F 3 . ℓ 3 + F4 . ℓ 4

= 10 . 2 – 15 . 1 – 0 + 5.1

= 0

 Pusat momen gaya di titik D


σ = F1 . ℓ 1 – F2 . ℓ 2 + F3 . ℓ 3 + F4 . ℓ 4

= 10 . 3 – 15 . 2 + 20 . 1 + 0

= 20 Nm

2. Kopel dan Momen Kopel

Kopel adalah ”pasangan gaya – gaya yang sejajar dan sama besar yang berlawanan
arah”, Momen Kopel adalah ”perkalian antara gaya dengan gerak tegak lurus garis kerja
kedua gaya”.

M = F. d

M = momen Kopel (N/m)

F = gaya F (N)

d = jarak kedua gaya (m)

M adalah besaran vektor berarti M bisa bernilai (+) dan (-).


M (+) jika searah perputaran jaru jam

M ( - ) jika berlawan arah dengan perputaran jarum jam

Sifat - sifat Kopel

1. Sebuah kopel yang terletak pada suatu bidang dapat dipindahkan letaknya pada bidang
tersebut atau bidang lain yang sejajar asal besar dan arah rotasinya tetap

d d

2. Resultan momen kopel M dan F yang sebidang hasilnya berupa gaya yang besar dan
arahnya sama dengan F semula, tetapi garis kerjanya bergerak sejauh d dari F awal

M
| |
d = F
3. Resultan momen kopel yang sebidang merupakan jumlah aljabar momen kopel – kopel
tersebut

Z M= Z (M.d)

Contoh soal :

1. Pada sebuah bidang terletak sebuah kopel yang positif 100 Nm dan sebuah gaya 20
N. Tentukan resultan M dan F serta pergeseran titik tangkap gaya semula.

Jawab :

a. Resultan M dan F sama dengan nilai F semula yaitu sebesar 20 N


b. Pergeseran :

d =
[ ] [
M
F =
100 Nm
20 N ] = 5m

3. Momen Inersia (I)

Inersia rotasi ” kecendrungan benda untuk mempertahankan keadaan gerak rotasinya”

Momen Inersia” ukuran untuk menyatakan kecendrungan ini”

a. Momen Inersia Benda Titik ( partikel)

Momen Inersia suatu titik partikel ditentu kan oleh 2 faktor :

a. Jumlah kandungan zatnya /massa (m)


b. Jarak partikel titik dari sumbu putar (r)

Perkalian antara massa dengan kuadrat jarak partikel dari sumbu putar disebut momen
inersia (1)
I = m .r 2 I = momen mersia (kgm)

. m = massa (kg)

r = jarak partikel dari sumbu putar (m)

Semakin jauh letak titik dari sumbu putar semakin besar momen inersianya atau
sebaliknya . momen inersia sebuah benda yang tersusun oleh partikel –partikel /resultan
momen inersianya dinyatakan dalam bentuk persamaan :

I = Z ( m .r2 )

Contoh soal :

1. Pada titik sudut segitiga siku-siku ditempatkan titik materi yang bermassa M A = 5
gram, MB = 10 gram dan Mc = 20 gram . Tentukanlah momen inersia titik materi
tersebut jika :

a. Sumbu rotasi melalui titik A


b. Sumbu rotasi melalui titik AC

4 cm

A 3cm B
Jawab :

a. Poros melalui titikk A


I = MAГA2 + MBГB2 + McГc2

= 0 + 10 . 32 + 20 . 42

= 410 gram.cm2

b. Poros melalui titik AC


I = MB . ГB2

= 10 . 32

= 90 gr.cm2

Pertemuan 2

c. Momen Inersia Benda Tegar


”Partikel-partikel dari sebuah benda yang tidak bisa dipisahkan dan sudah
membentuk suatu kesatuan yang teratur maka banda yang dibentuk” disebut
dengan istilah benda tegar.

Momen Inersia benda tegar dinyatakan dalam bentuk integral titik partikel.

I = ∫ r2 dm dm = merupakan elemen kecil dari sebuah benda


yang terletak pada jarak r dari sumbu putar

m
Jika r = x dan dm = l

Maka momen inersia benda tegar dinyatakan dalam bentuk persamaan:


m
I = ∫¿¿ x2 . l .dx

x
m ∫ x 2 .dx
I = l . x0

Menentukan batas bawah dan batas atas dari sebuah momen inersia benda tegar ber

Dasarkan acuan letak sumbu putarnya, jika terletak disebelah kiri sumbu putar maka

nilai batas itu negatif dan jika terletak disebelah kanan sumbu putar maka nilai batas
positif.

Contoh soal

1
1. Sebuah batang panjangnya l, massa m dan sumbu rotasi terletak 3 L dari ujung kiri
batang dan tegak lurus terhadap batang. Tentukan besarnya momen inersia batang
terhadap sumbu putarnya.
Diketahui :

1/3 L

Tanya : I

Penyelesaian :
x
m ∫ x 2 .dx
I = l . x0
2/3 L
m
. ∫ x 2 dx
=
l −1/3 L

m 1 3
. x
= l 3

= ...........

Pertemuan 3

4. Momentum Sudut
Benda yang bergerak translasi memiliki momentum sebesar P = m . V , dan benda yang
bergerak rotasi juga memiliki momentum p = m V, V merupakan kecepatan linear
momentum benda pada gerak rotasi disebut momentum linear

MP = m V

Sumbu putar

Momentum sudut sebuah partikel atau benda yang berputar terhadap sumbu putar
merupakan hasil kali momentum linear terhadap jarak partikel atau benda ke sumbu
putarnya.

L = P x r P = m.V
L = m.V.r V = W.r

= m.W.r.r

= mr2.W mr2 = I

L = I .W

Keterangan:

L = momentum sudut partikel atau benda ( kg.m 2.s-1)

I = momen inersia benda atau partikel (kg.m2)

W = kecepatan sudut (rad/s)

L dapat berfungsi sebagai momentum sudut partikel jika I partikel ( I = mr 2 ) dan dapat
berfungsi sebagai momentum sudut benda jika I benda.

Contoh soal :

1. Suatu partikel bergerak melingkar dengan kecepatan 10 rad/s, jari – jari lingkaran 2
cm . Hitung momentum sudut partikel terhadap lingkaran jika massa partikel 2 gram
Penyelesaian :

Diketahui : W = 10 rad/s

r = 2 cm = 2 x 10-2 m

m = 2 gram = 2 x 10 10-3 kg

Ditanya : I ......... = ?

Jawab : L = I.W I = m . r2

= mr2W

= 2 x 10-3. (2 x 10-2).10

= 8 x 10-6 kg m s-2
Hukum Kekekalan Momentum

Benda yang bergerak rotasi akan mengalami momentum sudut. Jika pada benda tidak
ada resultan momen gaya luar yang bekerja atau momen gaya pada sebuah benda
adalah nol maka momentun anguler (momentum sudut ) benda adalah konstan.

L = Konstan

L1 = L2

I 1 W1 = I2 W 2

Contoh soal :

1. Seorang penari balet berputar dengan tangan terentang dengan kecepatan sudut 1,5
putaran tiap detik diatas lantai licin. Momen Inersia ketika tangan terentang 5,13
kgm3. kemudian ia menggerakkan tangannya kedekat tubuhnya sehingga momen
inersianya berkurang menjadi 2,1 kg.m 3. Hitung kecepatan sudutnya, bertambah
atau berkurang ?

Penyelesaian :

Diketahui : I1 = 5,13 kg m2

I2 = 2,1 kg m2

W1 = 1,5 putaran/s = 1,5 . 2π rad/s = 9,42 rad/s

Ditanya : W2 = …….?

Jawab : I1.W1 = I 2 . W2

I1W1
W2 = I2

2
5 , 13kgm .9, 42rad/ s
= 2,1 kgm 2

= 23 rad/s ( ternyata kecepatan sudutnya bertambah besar )


Arah momentum sudut ditentukan dengan kaidah tangan kanan . Arah ibu jari
menunjukan arah momentum sudut dan lipatan empat jari menunjukkan arah putar /
rotasi.

 Jika rotasi berlawanan dengan putaran jarum jam maka arah momentum
sudutnya (L) keatas
 Jika rotasi searah dengan putaran jarum jam maka arah momentum sudutnya (L)
kebawah
 Jika arah rotasi masuk bidang maka arah momentum sudutnya (L) ke kanan
 Jika arah rotasi keluar bidang maka arah momentum sudutnya (L) ke kiri

Pada hukum kekekalan momentum sudut ” Penambahan I akan mengakibatkan


pengurangan W atau sebaliknya”.

Penerapan hukum kekekalan Momentum Sudut

1. Penari Balet
2. Peloncat Indah

Hukum Newton pada gerak rotasi ( hubungan momen gaya dengan percepatan sudut )

Pada gerak translasi penyebab benda bergerak karena adanya gaya F. Sedangkan pada
gerak rotasi penyebab bergerak karena adanya momen gaya ( σ )

Z F = m.a F = σ

σ = I . α I = m

α = percepatan sudut ( m/s2)

Contoh soal :

1. Suatu partikel mendapat gaya 5 Nm sehingga berputar. Hitunglah percepatan sudut


yang timbul jika momen inersianya 10 kg.m3

Penyelesaian :

Diketahui : σ = 5 Nm

I = 10 kg m2
Ditanya : α = ........?

Jawab : σ = I . α

α = σ /I = 5/10

= 0,5 rad/s2

Pertemuan 4

Energi Kinetik dan Hukum Kekekalan Energi

Benda yang bertranslasi memiliki energi kinetik translasi dan benda yang berotasi juga
memiliki energi kinetik rotasi (Ek).

Pada gerak translasi :

Ek = 1/2 . m V 2

Pada gerak rotasi ( V = ωR)


Ek = 1/2 . m V 2

2
= 1/2 . m (ω R)

2
= 1/2 . m R 2 ω

Ek = 1/2 . I . ω2

” I dapat berfungsi sebagai I partikel dan sebagai I benda ”

Contoh soal :

1. Suatu piringan hitam berputar 33 rpm dan mempunyai massa 100 gram jika jari – jari
piringan hitam 15 cm . Hitunglah energi kinetik piringan hitam ini. ( Momen Inersia
piringan hitam = ½ mr2 )

Penyelesaian :

Diketahui m = 100 gram = 0,1 kg


R = 15 cm = 0,15 m

W = 33 rpm = 33. 2π rad/60 s = 1,1 π rad/s

Ditanya Ek = ……?

Jawab : Ek = ½ . I . W2

= ½ .½ mr2 . W2

= ¼ . ( 0,1 ) . ( 0,15 )2 . ( 1,1 π )2

= 6,7 x 10 -3 joule

Jika selama benda berotasi tidak ada energi yang berubah menjadi kalor, maka pada benda
akan berlaku Hukum Kekekalan Energi ( seperti gerak benda pada bidang miring

Em1 = Em2

Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2 dengan Ek1 = Ep2 = 0 maka :

Ep1 = Ek2 ( Ek translasi dan Ek rotasi )

m.g.h = ½ . m V 2 + ½ . I . ω2

karena bentuk benda tidak diketahui maka besarnya momen inersia ( I ) dapat
dirumuskan I= kmR2 , dengan k adalah konstanta momen inersia yang tergantung pada
bentuk benda ( seperti tabel ).

m.g.h = ½ . m V 2 + ½ . I . ω2
m.g.h = ½ . m V 2 + ½ kmR2 ω2 Rω = V

m.g.h = ½ m V 2 + ½ kmV2

g.h = ½ v2 ( 1 + k )

V = √ 2 gh
1+k V = kecepatan benda diujung bidang miring

Contoh soal :

1. Sebuah silinder tipis dapat melakukan gerak translasi dan rotasi pada sebuah bidang
miring yang mempunyai ketinggian 1,6 m tentukan kecepatannya pada kaki bidang
miring.

Diketahui : h = 1,6m

g = 10 m/s 2

k = 1 ( silinder tipis )

Tanya : V

Penyelesaian

V = √ 2 gh
1+k

= √ 2.10 .1,6
1+1

= √ 16
= 4 m/s

0
2. Sebuah bola pejal bergerak pada bidang miring dengan susut kemiringan 30 dan
panjang bidang miring 14m. Berapakah kecepatan benda diujung bidang miring?
Diketahui : α = 30 0

S = 14m

k = 2/5 ( bola pejal )


Tanya : V

Penyelesaian

V = √2 gh
1+k sin α
h
= s h = s. Sin α

= √
2 .10 . 7
1+2/5

= √ 140
7 /5

= √ 100
= 10 m/s

5. Menggelinding

Menggelinding “ jika sebuah benda dapat melakukan dua gerak sekaligus yaitu gerak
translasi dan rotasi ( berarti tidak terjadi slip).Persyaratan benda menggelinding jika permuka

an bidangnya kasar (ada gaya gesekan). Jika permukaan bidangnya licin yang terjadi hanya
satu gerakan saja yaitu gerakan translasi.

a. Menggelinding pada bidang horizontal

f
Gerak translasi :

ΣF=m . a

F–f=m.a

f = F - m . a ………………………………( 1 )

Gerak rotasi :

ΣF=m . a

a
Στ=I . α α = R

a
f.R = I . R

a
2
f = I . R ……………………………………( 2 )

Subsitusikan pers 1 dan 2

a
2
F – m .a = I . R I = kmR2

a
2
F = kmR2 . R + m .a

F = k.m.a + m.a

F = m.a ( k + 1 )

F
a = m( k+1) permukaan kasar
Contoh soa l:

1. Silinder pejal bermassa 20 kg dan jari-jari 10 cm didorong dengan gaya 100 N seperti
Pada gambar berikut. Tentukan percepatan yang dialami silinder jika :

a. tidak ada gesekan antara alas dan silinder (tergelincir)


b. ada gesekan sehingga selinder menggelinding sempurna
Diketahui :

m = 20 kg

R = 10 cm

F = 100 N

Tanya : a

Penyelesaian :

F 100N
a. a = m = 20kg = 5 m/s-1
b. Silinder menggelinding sempurna (dengan k = ½)
F
a = (1+k )m

1
= 3 3 m/s-2

Ketika benda sedang menggelinding, benda akan memiliki energi kinetik translasi dan
rotasi berarti benda mengalami energi kinetic total sebesar :

Ektot = Ektrans + Ekrot

1 1
= 2 mV2 + 2 I W2 I = kmR 2
2
1 1 V
2
= 2 mV2 + 2 kmV2 W2 = R

1
Ektot = 2 (1 + k) mV2
Pertemuan 5

. Mennggelinding pada bidang Miring

Agar benda dapat menggelinding pada bidang miring maka harus ada gaya gesekan antara benda
dan alasnya. Jika tidak ada gaya gesekan benda akan tergelincir berarti benda hanya melakukan
gerak translasi saja.

mg sin α

mg cos α

α mg

Gerak translasi :

ΣF=m . a

Wx – f = m . a…………….(1)

Gerak rotasi :

Σσ=Iα

a
f.R = I . R

a
2
f = I . R …………….(2)
Persamaan (1) ke (2)

Wx – f = m . a

a
2
Wx - I . R = m . a

a
2
Wx = m . a + I . R

mg sin α = a + k. a

g sin α
a = 1+k

Contoh soal

1. Jika sebuah bola pejal, silinder pejal dan roda dilepaskan dari puncak bidang miring.
Tentukan perbandingan percepatan yang dialami tiap-tiap benda jika :
a. bidangnya licin
b. ketika benda menggelinding
Diketahui :

2
Bola pejal ( k = 5 )

1
Silinder pejal ( k = 2 )

Roda ( k = 1 )

Tanya :

a. bidang licin ( hanya gerak translasi ) a = g sin α


bola pejal : silinder pejal : roda

g sin α : g sin α : g sin α

1 : 1 : 1
g . sin α
b. Bola pejal a = 1+k
g sin α
2
1+
= 5

g sin α
7
= 5

5
= 7 g sin α

g sin α
1
1+
Silinder pejal a= 2

g sin α
3
= 2

2
= 3 g. sin α

g .sin α
Roda a = 1+1

g . sin α
= 2

1
= 2 g. sin α

Maka perbandingan percepatan ketiga benda adalah:

5 2 1
A B : aS : aR = 7 : 3 : 2
30 28 21
= 42 : 42 : 42

= 30 : 28 : 21

2. Sebuah silinder tipis dilepaskan dari puncak bidang miring yang panjangnya 4 m dengan
sudut kemiringan terhadap horizontal 30 0, Tentukanlah :
a. percepatannya
b. waktu untuk mencapai kaki bidang miring
Penyelesaian :

g .sin α
a. a = 1+k

10 .sin 30
= 1+1

10 .1/2
= 2

= 2,5 m/s 2

1
c. S = V0.t + 2 . a . t2
1
4 = 0 + 2 . 2,5. . t2

4 = 1,25 . t2

t= √ 4
1,25 = 1,8

Pertemuan 6

Katrol dihubungkan dengan beban


a. Katrol yang dihubungkan dengan beban akan mengalami dua gerak yaitu translasi
pada beban dan gerak rotasi pada katrol

 Gerak Translasi
Z F = m.a

T–W = m.a

T = W2 – m.a

T = m1.g – m .a ............ (1)

 Gerak Rotasi
Z F = m.a

a
σ = I .α α = R

σ = I . a/R

T . R = I . a/R

T = I . a/R2 ………….(2)

Nilai T pada persamaan (1) sama dengan T pada persamaan (2)

m1.g – m .a = I . a/R2

m .g = m . a + I . a/R2

m .g = a . ( m + I/R2 )

m. g
2
a = m+1/ R
b.

α
R

T2

T1

m2 a

m1

W2

W1

 Gerak Translasi benda 1


Z F = m.a

W1 – T 1 = m1 . a

T1 = W1 – m1 . a

T1 = m1.g – m1 .a ............ (1)

 Gerak Translasi benda 2


Z F = m.a

T2 – W2 = m2. a

T2 = W2 – m2 . a

T2 = m2.g – m2 .a ............ (2)

 Gerak Rotasi
Z F = m.a

a
σ = I .α α = R

a
( T1 – T2 ) = I . R I = Inersia piringan silinder pejal ( I = 1/2m kr2 )

1 /2 mR 2 .a
( m1.g – m1 .a ) – ( m2.g – m2 .a ) . R = R

( m1.g – m2.g ) = m1.a – m2 .a + ½. mk.a

( m1 – m 2 ) . g = a . ( m1 + m2 + ½. mk )

( m1 −m 2 ). g
1
( m 1 +m 2 + m )
a = 2 k

Keterangan :

a = percepatan sistem ( m/s2 )

α = percepatan sudut (rad / s2)

T1 = T2 = gaya tegangan tali ( N)

Contoh soal :
α
R

T2

T1

+ a

a m1

m2

W1

W2

Dua buah benda masing – masing m 1 = 1 kg dan m2 = 2 kg dihubungkan dengan sebuah


katrol berbentuk silinder tipis yang massanya 2 kg dan jari – jarinya 10 cm. Tentukanlah :

a. Percepatan sudut katrol

b. Tegangan tali pada benda m1 dan m2


Penyelesaian :

( m1 −m 2 ). g
1 (2−1 ). 10
( m 1 +m 2 + m )
a. a = 2 k = 2+1+1/2 .2 = 5/2

= 2,5 m/s2

b. Benda I Benda II

Z F = m.a Z F = m.a

T 1 – W1 = m1 . a T2 – W2 = m2 . a

T1 = W1 + m1 . a T 2 = W2 – m1 . a

= m1 g + m1 . a = m2 g – m 2 . a

= m1. ( g + a ) = m2. ( g – a )

= 1. ( 10 + 2,5 ) = 2 ( 10 – 2,5 )

= 12,5 N = 15 N

5
a 2 2.5
−1
α = R = 0,1 = 1 x10 = 2.5 x 101 = 25 rad / s2

Pertemuan 7

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR


Kesetimbangan dapat dibedakan berdasarkan keadaan bendanya :

a. kesetimbangan statis (diam)


b. kesetimbangan dinamis (bergerak)

1.Kesetimbangan Partikel

Kesetimbangan partikel hanya mengalami satu gerakan translasi, berarti kesetimbangan


yang dimiliki partikel disebut kesetimbangan translasi

Syarat suatu kesetimbangan partikel terjadi jika resultan yang diterima = 0

∑ F=0 , ∑ F x =0 dan ∑ F y =0

Pada kesetimbangan partikel dapat ditentukan dengan rumus cepat dengan cara
menentukan “ sudut apit “

T1 T2

γ β
W

W T1 T2
= =
sin α sin β sin γ

Contoh soal :

1. Benda pada gambar memiliki berat 980 N dalam keadaan diam, tentukan besar
tegangan tali 1 dan 2.

53 0 370

T1 T2

Penyelesaian :
W T1 T2
= =
sin 90 sin 127 sin143

W T1 980 T 1
⇒ = ⇒ = ⇒ T 1=784 N
 T1 sin 90 sin 127 1 0,8
W T2 980 T 1
⇒ = ⇒ = ⇒ T 2=58 , 8 N
 T2 sin 90 sin 143 1 0,6

Pertemuan 8

Kesetimbangan Benda Tegar

Benda tegar bisa mengalami 2 kesetimbangan yaitu kesetimbangan translasi /


kesetimbangan translasi / kesetimbangan rotasi /kedua – keduanya

Syarat kesetimbangan benda tegar :

 ∑ F=0
 ∑ σ=0
Kesetimbangan benda tegar homogen letak berat benda tersesebut di pusat massanya,
jika bendaanya tidak homogen maka letak bendanya tersebar dititik tertentu.

Contoh soal :

Pada gambar berikut ini panjang batang AB adalah 1 m dan beratnya 100 N. Pada titik A
terdapat sebuah engsel . Tentukanlah besarnya tegangan tali yang menghubungkan batang
dan dinding !

Diketahui : AB = 1m

W = 100 N

Tanya : T
Penyelesaian :

AC = 1/3 AB
53
AB = 1
T

37

A B

WC

50 N W

100 N

Σσ = 0

Wc . AC + W . ½ AB - T . sinα . AB = 0

Wc . AC + W . ½ AB = T . sinα . AB

50 . 1/3 + 100 . ½ = T 3/5 . 1

50/3 + 50 = T . 3/5

T = ( 50/3 + 50 ) . 5/3

T = 200 / 3 . 5/3

T = 1000/9 = 111,1 N
Menentukan koefisien gesekan pada benda tegar

poros (licin)

A NA D

arah gerak benda (F)

E f B kasar

Gerak translasi :

ΣF X = 0 ΣF Y = 0

NA – f B = 0 NB - W = 0

NA = fB = µ. NB NB = W

Gerak rotasi :

 Jika pada gambar diatas dianggap AB = L


 Lengan gaya NA = 0
 Lengan gaya W = AC = ½ L cos α
 Lengan gaya NB = AD = L . cos α
 Lengan gaya fB = AE = L. Sin α

Σσ = 0

W . AC + fB . AE - NB . AD = 0

W. ½ L cos α + fB . L sinα - NB. L cos α = 0

W. ½ L cos α + µ. W. L sinα - W. L cos α = 0

½ W. L cos α - W. L cos α = 0

½ W. L cos α = µ. W. L sinα

½ cosα = µ. sinα

Cos α = 2 . µ. sinα

1
µ = 2tg α

Contoh soal :

1 .Pada gambar berikut ini, panjang batang AB adalah 6 m bertumpu pada dinding licin
di C, dan panjang AB adalah 1 m. Jarak titik A kedinding yaitu OA adalah 3 meter. Jika
berat batang AB adalah 10 N, tentukan :
a. koefisien batang adan alasnya
b. gaya normal dititik C

1m

NC
5m

4m W NA

3m fA

1 y 4
a. µ = 2tg α tg α = x = 3

1
= 2.4/3

3
= 8

b.
ΣF X = 0

N C - fA = 0

3
NC = fA = µA . NA = µA . W = 8 . 10

30
= 8 N

Pertemuan 9

TITIK BERAT BENDA


Benda tersusun dari partikel-partikel benda yang masing-masing partikel itu memiliki gaya
berat. Gabungan gaya berat partikel tersebut disebut ”Gaya berat benda”. Titik tangkap gaya
berat benda disebut ”Titik berat benda”

Y3 ●

Y2 ●

Y1 ●

X1 X2 X3

Persamaan pada sumbu X dan Y :


W 1. X 1 +W 2 . X 2 +W 3 . X 3 W 1. Y 1 +W 2 . Y 2 +W 3 . Y 3
X = W 1 +W 2 +W 3 Y = W 1 +W 2 +W 3

Jika benda terletak pada bidang X-Y maka W = A ( W sama dengan luas benda ) , maka :

ΣA . X ΣA .Y
X = ΣA Y = ΣA

Contoh soal :

1. Tentukan koordinat titik berat bidang seperti gambar dibawah ini


Y

10

60

10 X

50

Penyelesaian :

Bidang diubah menjadi dua bagian dengan Z1 dan Z2 sebagai titik berat benda.

E D

I
z1

C B

II

z2

O A

Diketahui :

A1 = 60 x 10 = 600 ( 5,30 )

A2 = 40 x 10 = 400 (30,5 )

ΣA . X A 1. X 1 + A2 . X 2
X0 = ΣA = A 1 + A2

600 .5+400 .30


= 600+400

150
= 10

= 15

ΣA .Y
Y0 = ΣA

A 1. Y 1 +A 2 . Y 2
= A1 + A 2

600 .30−400 . 5
= 600+400

= 20

Jadi titik berat benda Z 0 = (15,20)


Pertemuan 10

Praktikum titik berat

Pertemuan 11

TITIK PUSAT MASSA

Titik berat benda berbenda dengan titik pusat massa . Titik berat benda dipengaruhi oleh gaya
grafitasi, sedangkan titik pusat massa tidak dipengaruhi oleh gaya grafitasi.Letak titik pusat massa
benda terletak pada koordinat x dan y.

Σm . X Σm.Y
X = Σm dan Y = Σm

Contoh soal :

1.Tiga buah titik massa yang massanya sama, yaitu m masing-masing menempati koordinat
berikut.

5 ●

4 ●
1 2 3

Tentukan koordinat titik pusat massa dari massa-massa tersebut.

Diketahui :

Benda 1 X1 = 1 dan Y1 = 4

Benda 2 X2 = 2 dan Y2 = 5

Benda 3 X3 = 3 dan Y3 = 0

Penyelesaian ;

Σm. X m1 . x 1 +m 2 x 2 +m3. x 3 1 m+2 m+3 m


X = Σm = m 1 +m 2 +m 3 = m+m+m

6m
= 3m = 2

Σm.Y m1 . y 1 +m2 y 2 +m3 . y 3 4 m+5 m+0 m


Y = Σm = m1 +m 2 +m3 = 3m

9m
= 3m = 3

Jadi letak koordinat titik pusat massanya adalah ( 2,3 )


JENIS-JENIS KESETIMBANGAN

Benda yang diam akan memiliki kesetimbangan yang disebut dengan kesetimbangan statik
dan benda yang bergerak juga memiliki kestimbangan yaitu kesetimbangan dinamik

. Kesetimbangan statik dapat dibedakan :

1. Kesetimbangan Stabil (kesetimbangan mantap)


” setelah gangguan pada benda dihilangkan maka benda akan kembali pada posisi
semula”. Pada kesetimbangan ini ditandai dengan naiknya kedudukan titik berat jika
benda diberikan gaya.

2. Kesetimbangan labil
” setelah gangguan pada benda dihilangkan maka tidak bisa kembali pada kedudukan
semula tetapi terus jatuh” . Pada kesetimbangan ini ditandai dengan turunnya
kedudukan titik berat jika benda diberi gaya.
3. Kesetimbangan netral atau indiferen
” Kesetimbangan benda yang jika gangguan pada benda dihilangkan maka titi berat
benda tetap pada satu garis lurus seperti semula” . Kesetimbangan ini di tandai
dengan tidak naik atau tidak turunnya titik berat benda walaupun ada gaya yang
bekerja.
SOAL UH 1 DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
Titik Berat Benda A. (2, 2) cm
B. (2, 3) cm
(1) UN Fisika 2008 P4 No. 9 C. (2, 4) cm
Benda bidang homogen pada gambar dibawah ini, D. (3, 2) cm
mempunyai ukuran AB = BC = √13 cm. E. (3, 3) cm

(4) UN Fisika 2010 P04 No. 6


Diagram melukiskan benda bidang h
dengan ukuran seperti gambar!

Koordinat titik beratnya terhadap titik E adalah....


A. (1 ; 1,7) cm
B. (1 ; 3,6) cm
C. (2 ; 3,8) cm Koordinat titik berat benda gabungan
D. (2 ; 6,2) cm A. [3 ; 2,7] m
E. (3 ; 3,4) cm B. [3 ; 3,6] m
C. [3 ; 4,0] m
(2) UN Fisika 2009 P04 No. 7 D. [3 ; 4,5] m
Sebuah bidang homogen ABCDE seperti pada E. [3 ; 5,0] m
gambar!
(5) UN Fisika 2010 P37 No. 9
Perhatikan gambar bidang homogen

Letak titik ordinat bidang yang diarsir terhadap


sisi AB adalah.....
A. 1, 4/15 cm Koordinat titik berat benda bidang (s
B. 3, 5/8 cm terhadap titik O adalah....
C. 3, 4/13 cm A. (2; 4,0) cm
D. 5, 3/5 cm B. (2; 3,6) cm
E. 5, 6/13 cm C. (2; 3,2) cm
D. (2; 3,0) cm
(3) UN Fisika 2009 P45 No. 5 E. (2; 2,8) cm
Letak titik berat bidang homogen di samping ini
terhadap titik O adalah ... (6) UN Fisika 2011 P12 No. 12
Perhatikan gambar!
Titik Berat Benda

(1) UN Fisika 2008 P4 No. 9


Benda bidang homogen pada gambar dibawah ini, mempunyai ukuran AB = BC = √13 cm.

Koordinat titik beratnya terhadap titik E adalah....


A. (1 ; 1,7) cm
B. (1 ; 3,6) cm
C. (2 ; 3,8) cm
D. (2 ; 6,2) cm
E. (3 ; 3,4) cm

(2) UN Fisika 2009 P04 No. 7


Sebuah bidang homogen ABCDE seperti pada gambar!

Letak titik ordinat bidang yang diarsir terhadap sisi AB adalah.....


A. 1, 4/15 cm
B. 3, 5/8 cm
C. 3, 4/13 cm
D. 5, 3/5 cm
E. 5, 6/13 cm

(3) UN Fisika 2009 P45 No. 5


Letak titik berat bidang homogen di samping ini terhadap titik O adalah ...

A. (2, 2) cm
B. (2, 3) cm
C. (2, 4) cm
D. (3, 2) cm
E. (3, 3) cm

(4) UN Fisika 2010 P04 No. 6


Diagram melukiskan benda bidang homogen dengan ukuran seperti gambar!

Koordinat titik berat benda gabungan adalah....


A. [3 ; 2,7] m
B. [3 ; 3,6] m
C. [3 ; 4,0] m
D. [3 ; 4,5] m
E. [3 ; 5,0] m

(5) UN Fisika 2010 P37 No. 9


Perhatikan gambar bidang homogen di samping!

Koordinat titik berat benda bidang (simetris) terhadap titik O adalah....


A. (2; 4,0) cm
B. (2; 3,6) cm
C. (2; 3,2) cm
D. (2; 3,0) cm
E. (2; 2,8) cm

(6) UN Fisika 2011 P12 No. 12


Perhatikan gambar!
Letak titik berat bidang tersebut terhadap AB adalah....
A. 5 cm
B. 9 cm
C. 11 cm
D. 12 cm
E. 15 cm

(7) UN Fisika 2012 A86 No. 8


Perhatikan gambar!

Letak titik berat bidang homogen terhadap titik O adalah....


A. (0, 8 5/8)
B. (0, 7 5/8)
C. (0, 5 6/11)
D. (0, 4 6/11)
E. (0, 3 5/8)

(8) UN Fisika 2014


Koordinat titik berat bangun di bawah ini adalah…..

A. (3; 3)
B. (3; 4)
C. (4; 3)
D. (4; 4)
E. (4; 6)

Dinamika Rotasi,Momen Gaya

(1) UN Fisika 2008 P4 No. 6


Sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan v melalui lintasan yang berbentuk lingkaran
berjari-jari R dengan percepatan sentripetal (as).

Agar percepatan sentripetal menjadi dua kali dari semula maka.....


A. v dijadikan 4 kali dan R dijadikan 2 kali semula
B. v dijadikan 2 kali dan R dijadikan 4 kali semula
C. v dijadikan 2 kali dan R dijadikan 2 kali semula
D. v tetap dan R dijadikan 2 kali semula
E. v dijadikan 2 kali semula dan R tetap

(2) UN Fisika 2008 P04 No. 10


Batang homogen panjang 6 m dengan massa 4 kg diletakkan seperti pada gambar!

Bila batang di putar dengan sumbu putar melalui titik O, momen inersianya adalah…
A. 12 kg.m2
B. 10 kg.m2
C. 7 kg.m2
D. 6 kg.m2
E. 4 kg.m2

(3) UN Fisika 2009 P04 No. 8


Sebuah tongkat homogen dengan panjang 40 cm bermassa 3 kg. Pada salah satu ujung tongkat
diberi beban, sedangkan ujung lainnya sebagai tumpuan.

Jika F = 280 N, maka momen gaya pada titik O adalah....


A. 0 Nm
B. 6 Nm
C. 8 Nm
D. 14 Nm
E. 28 Nm

(4) UN Fisika 2009 P04 No. 9


Sebuah tongkat yang panjangnya L, hendak diputar agar bergerak rotasi dengan sumbu putar
pada batang tersebut. Jika besar gaya untuk memutar tongkat F (newton), maka torsi
maksimum akan diperoleh ketika:
(1) F melalui tegak lurus di tengah batang
(2) F melalui segaris dengan batang
(3) F melalui tegak lurus di ujung batang
(4) F melalui 1/4 L dari sumbu putar
Pernyataan yang benar adalah....
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. hanya (1)
E. hanya (3)
(5) UN Fisika 2009 P45 No.8
Sebuah katrol pejal bermassa (M) dan jari-jarinya (R) seperti pada gambar! Salah satu ujung
tali tak bermassa dililitkan pada katrol, ujung tali yang lain digantungi beban m kg percepatan
sudut katrol (α) jika beban dilepas.

Jika pada katrol ditempelkan plastisin A yang bermassa ½ M, untuk menghasilkan percepatan
sudut yang sama beban harus dijadikan ...
(I katrol = 1/2 MR2)
A. 3/4 m kg
B. 3/2 m kg
C. 2 m kg
D. 3 m kg
E. 4 m kg

(6) UN Fisika 2009 P45 No.9


Gaya F1, F2, F3, dan F4 bekerja pada batang ABCD seperti gambar!

Jika massa batang diabaikan, maka nilai momen gaya terhadap titik A adalah ...
A. 15 N.m
B. 18 N.m
C. 35 N.m
D. 53 N.m
E. 68 N.m

(7) UN Fisika 2010 P04 No. 7


Sebuah katrol dari benda pejal dengan tali yang dililitkan pada sisi luarnya ditampilkan seperti
gambar. Gesekan katrol dengan tali dan gesekan disumbu putarnya diabaikan. Jika momen
inersia katrol I = β dan tali ditarik dengan gaya tetap F, maka hubungan yang tetap untuk
menyatakan percepatan tangensial katrol adalah....

A. α = F.R. β
B. α = F.R. β2
C. α = F.(R. β)−1
D. α = F.R. (β)−1
E. α = (F.R) −1. β

(8) UN Fisika 2010 P37 No. 8


Batang homogen AB dipaku dipusat massanya dan diberi sejumlah gaya dengan kedudukan
seperti gambar.

Jika nilai F = W dan sumbu rotasi di titik R, maka keadaan batang AB akan ....
A. berotasi searah jarum jam
B. berotasi berlawanan arah jarum jam
C. berada dalam keadaan tidak bergerak
D. bergerak ke kanan
E. bergerak ke kiri

(9) UN Fisika 2011 P12 No. 11


sebuah batang yang sangat ringan, panjangnya 140 cm. Pada batang bekerja tiga gaya masing-
masing F1 = 20 N, F2 = 10 N, dan F3 = 40 N dengan arah dan posisi seperti gambar. Besar
momen gaya yang menyebabkan batang berotasi pada pusat massanya adalah....

A. 40 N.m
B. 39 N.m
C. 28 N.m
D. 14 N.m
E. 3 N.m

(10) UN Fisika 2011 P12 No. 9


Sebuah benda yang massanya 10 kg bergerak melingkar beraturan dengan kecepatan 4 m.s-1.
Jika jari-jari lingkaran 0,5 meter, maka :
(1) Frekuensi putarannya 4/π Hz
(2) Percepatan sentripetalnya 32 m.s-2
(3) Gaya sentripetalnya 320 N
(4) Periodenya 4π s
Pernyataan yang benar adalah....
A. (1), (2), (3), dan (4)
B. (1), (2), dan (3)
C. (1), dan (3) saja
D. (2), dan (4) saja
E. (3), dan (4) saja

(11) UN Fisika 2012 A86 No. 4


Baling-baling kipas angin berjari-jari 20/π cm mampu berputar 4 kali dalam 1 sekon.
Kecepatan linier ujung baling-baling adalah....
A. 3,2 ms−1
B. 1,6 ms−1
C. 1,3 ms−1
D. 1,0 ms−1
E. 0,8 ms−1

(12 ) UN Fisika 2012 A86 No. 7


Sebuah katrol dari benda pejal dengan tali dililitkan pada sisi luarnya ditampilkan seperti
gambar.

Gesekan katrol diabaikan. Jika momen inersia katrol I = β dan tali ditarik dengan gaya tetap F,
maka nilai F setara dengan....
A. F = α . β . R
B. F = α . β2 . R
C. F = α . (β .R)−1
D. F = α . β . (R)−1
E. F = R . (α . β)−1

(13 ) UN Fisika 2013


Sebuah batang yang diabaikan massanya dipengaruhi tiga buah gaya Besar FA = FC = 10 N
dan FB = 20 N seperti gambar. Jika jarak AB = BC = 20 cm, maka besar momen gaya
terhadap titik C adalah...

A. 0 Nm
B. 1 Nm
C. 4 Nm
D. 6 Nm
E. 8 Nm

(15) UN Fisika 2014


Sebatang kayu yang massanya diabaikan, dikerjakan gaya pada titik A, B, dan C seperti
gambar.
Bila titik B dipakai sebagai poros, maka momen gaya sistem adalah…..(sin 37° = 0,6)
A. 1,28 Nm
B. 1,60 Nm
C. 2,88 Nm
D. 4,48 Nm
E. 5,44 Nm

(16) UN Fisika 2014


Sebuah katrol dari benda pejal dengan tali yang dililitkan pada sisi luarnya ditampilkan seperti
gambar. Gesekan katrol diabaikan.

Jika momen inersia katrol = I = β dan tali ditarik dengan gaya tetap F, maka nilai F setara
dengan...

A. F = α ⋅ β ⋅ R
B. F = α ⋅ β2 ⋅ R
C. F = α ⋅ (β ⋅ R)– 1
D. F = α ⋅ β ⋅ (R)– 1
E. F = R ⋅(α ⋅ β )– 1

(17) UN Fisika 2014


Sebuah gerinda melakukan 240 putaran tiap menit (rpm) pada gerinda tersebut terletak sebuah
partikel yang berjarak 50 cm dari poros gerinda. Besar frekuensi dan percepatan sentripetal
partikel tersebut adalah….
A. 2 Hz dan 4π ms−2
B. 2 Hz dan 16π2 m.s−2
C. 4 Hz dan 32π2 m.s−2
D. 4 Hz dan 80π2 m.s−2
E. 8 Hz dan 16π2 m.s−2

Energi Mekanik

(1) UN Fisika 2008 P4 No. 11


Sebuah benda A dan B bermassa sama. Benda A jatuh dari ketinggian h meter dan benda B
dari 2 h meter. Jika A menyentuh tanah dengan kecepatan v m.s−1, maka benda B akan
menyentuh tanah dengan energi kinetik sebesar....

A. 2 mv2

B. mv2

C. 3/4 mv2

D. 1/2 mv2

E. 1/4 mv2
Titik Berat Benda A. (2, 2) cm
B. (2, 3) cm
(1) UN Fisika 2008 P4 No. 9 C. (2, 4) cm
Benda bidang homogen pada gambar dibawah ini, D. (3, 2) cm
mempunyai ukuran AB = BC = √13 cm. E. (3, 3) cm

(4) UN Fisika 2010 P04 No. 6


Diagram melukiskan benda bidang h
dengan ukuran seperti gambar!

Koordinat titik beratnya terhadap titik E adalah....


A. (1 ; 1,7) cm
B. (1 ; 3,6) cm
C. (2 ; 3,8) cm Koordinat titik berat benda gabungan
D. (2 ; 6,2) cm A. [3 ; 2,7] m
E. (3 ; 3,4) cm B. [3 ; 3,6] m
C. [3 ; 4,0] m
(2) UN Fisika 2009 P04 No. 7 D. [3 ; 4,5] m
Sebuah bidang homogen ABCDE seperti pada E. [3 ; 5,0] m
gambar!
(5) UN Fisika 2010 P37 No. 9
Perhatikan gambar bidang homogen

Letak titik ordinat bidang yang diarsir terhadap


sisi AB adalah.....
A. 1, 4/15 cm Koordinat titik berat benda bidang (s
B. 3, 5/8 cm terhadap titik O adalah....
C. 3, 4/13 cm A. (2; 4,0) cm
D. 5, 3/5 cm B. (2; 3,6) cm
E. 5, 6/13 cm C. (2; 3,2) cm
D. (2; 3,0) cm
(3) UN Fisika 2009 P45 No. 5 E. (2; 2,8) cm
Letak titik berat bidang homogen di samping ini
terhadap titik O adalah ... (6) UN Fisika 2011 P12 No. 12
Perhatikan gambar!

Anda mungkin juga menyukai