Anda di halaman 1dari 129

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI

KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR


AKUNTANSI MELALUI KECERDASAN EMOSIONAL
SISWA KELAS XI AKUNTANSI DI SMK WIDYA
PRAJA UNGARAN TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada


Universitas Negeri Semarang

Oleh
Adang Cony Priyatna
NIM 7101406566

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Tarsis Tarmudji, M.M Nanik Sri Utaminingsih, SE, M Si,


Akt
NIP. 194911211976031002 NIP.197112052006042001

Mengetahui

Plt. Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dra. Nanik Suryani, M. Pd


NIP. 195604211985032001

ii
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji Skripsi

Dr. Kardoyo, M.Pd


NIP. 196205291986011001

Anggota I Anggota II

Drs. Tarsis Tarmudji, M.M Nanik Sri Utaminingsih, SE, M Si,


Akt
NIP. 194911211976031002 NIP. 197112052006042001

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. S. Martono, M.Si


NIP. 196603081989011001

iii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar – benar hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini,

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari

terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Agustus 2011

Adang Cony Priyatna


NIM 7101406566

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Dalam hidup memiliki tujuan dan cita-cita. Semua itu dapat kita raih dengan

pengorbanan, perjuangan, dan tanggung jawab”

PERSEMBAHAN

Dengan tidak mengurangi rasa syukur pada Allah SWT

dan rasa cintaku pada Rasulullah SAW, skripsi ini saya

persembahkan kepada:

 Almamaterku.

 Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih untuk semua

cinta dan do’anya selama ini.

 Teman – teman seperjuangan Pend. Akuntansi 2006.

 Dosen pembimbingku yang selalu memberikan

bimbingan dengan baik dan sabar.

v
PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi

dengan judul “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Prestasi

Belajar Akuntansi Melalui Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI Akuntansi

di SMK Widya Praja Ungaran Tahun Ajaran 2010/2011”.

Penulis skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir dalam

rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan. Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan

berbagai pihak, sudah sepatutnya dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M. Si., Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu atau

kuliah di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. S. Martono, M. Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kelancaran dalam perijinan penelitian.

3. Dra. Nanik Suryani, M. Pd, Plt. Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Tarsis Tarmudji, M.M, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dengan tulus, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini.

vi
5. Nanik Sri Utaminingsih, SE, M Si, Akt, Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dengan tulus, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini.

6. Drs. H. Eko Sutanto, Kepala Sekolah SMK Widya Praja Ungaran yang telah

memberi ijin dan membantu dalam penelitian ini.

7. Slamet Suwito, S. Pd dan Endang Wahyuningsih, S. Pd. Ek, selaku Guru

akuntansi SMK Widya Praja Ungaran yang telah membantu dalam penelitian

ini.

8. Bapak dan Ibu Guru SMK Widya Praja Ungaran yang telah membantu dalam

penelitian ini.

9. Siswa-siswi kelas XI Akuntansi SMK Widya Praja Ungaran yang telah ikut

berpartisipasi dan membantu dalam pengumpulan data.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian Skripsi ini.

Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin skripsi

ini belum sempurna. Akhirnya Penulis hanya bisa berharap semoga Skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, September 2011

Penulis

vii
SARI

Priyatna, Adang Cony. 2011. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI Akuntansi di
SMK Widya Praja Ungaran Tahun Ajaran 2010/2011. Jurusan Pendidikan Ekonomi.
Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Tarsis Tarmudji,
M.M. Pembimbing II Nanik Sri Utaminingsih, SE, M Si, Akt.

Kata kunci: Prestasi Belajar, Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga dan Kecerdasan
Emosional

Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor intern maupun
ekstern. Beberapa faktor diantaranya kecerdasan emosional dan kondisi sosial
ekonomi keluarga. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa prestasi belajar
akuntansi yang diperoleh siswa kelas XI Akuntansi tergolong rendah. Permasalahan
yang diungkap dalam penelitian ini adalah: 1) adakah pengaruh kondisi sosial
ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi baik secara langsung maupun
melalui kecerdasan emosional siswa kelas XI Akuntansi di SMK Widya Praja
Ungaran tahun ajaran 2010/2011. 2) adakah pengaruh kecerdasan emosional siswa
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK WIDYA PRAJA
Ungaran. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial
ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi baik secara langsung maupun
melalui kecerdasan emosional siswa kelas XI Akuntansi di SMK Widya Praja
Ungaran tahun ajaran 2010/2011. 2) untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
emosional siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi di SMK Widya
Praja Ungaran tahun ajaran 2010/2011.
Populasi dalam penelitian ini sebesar 53 siswa. Penelitian ini merupakan
penelitian populasi dimana seluruh populasi dijadikan objek penelitian. Variabel
yang dikaji dalam penelitian ini adalah prestasi belajar (Y), kondisi sosial ekonomi
keluarga (X1) dan kecerdasan emosional (intervening). Metode pengumpulan
datanya metode dokumentasi untuk prestasi belajar dan kuesioner untuk kecerdasan
emosional dan kondisi sosial ekonomi keluarga. Uji instrumen dilakukan dengan uji
validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif
presentase dan analisis jalur dengan bantuan SPSS 12.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga dalam
kondisi rendah yaitu 66%, kecerdasan emosional dalam kondisi sangat tinggi yaitu
83%, prestasi belajar dalam kategori belum tuntas. Ada pengaruh langsung dan
tidak langsung terhadap prestasi belajar. Kondisi sosial ekonomi keluarga
berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 19,3%, kecerdasan emosional
berpengaruh sebesar 12,8%, variabel residu terhadap kecerdasan emosional sebesar
0,902 dan variabel residu terhadap prestasi belajar sebesar 0,726
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kondisi sosial
ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi baik secara langsung maupun
melalui kecerdasan emosional siswa kelas XI Akuntansi di SMK Widya Praja
Ungaran Tahun Ajaran 2010/2011. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap
prestasi belajar siswa. Saran penulis antara lain: 1)Bagi sekolah hendaknya siswa
yang berprestasi dan kondisi sosial ekonomi orang tuanya kurang mampu,

viii
diharapkan sekolah bisa memperhatikan terutama masalah pendidikan dengan
memberikan beasiswa atau program orang tua asuh yang bersedia membantu
memenuhi biaya pendidikan anak tersebut. Sehingga kebutuhan anak untuk
pendidikan dapat tercukupi dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
yang lebih baik.2) siswa yang nilainya masih dibawah kriteria ketuntasan minimal
untuk selalu semangat belajar dan terus berusaha agar prestasi belajar mereka
meningkat meskipun keadaan ekonomi keluarga mereka masih rendah.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN........................................................................ iii

PERNYATAAN................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................... v

PRAKATA......................................................................................................... vi

SARI................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 7

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 9

2.1 Prestasi Belajar ....................................................................................... 9

2.1.1 Pengertian belajar ............................................................................. 9

2.1.2 Unsur-unsur belajar ........................................................................... 10

2.1.3 Pengertian prestasi belajar ................................................................. 10

x
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ............................. 12

2.2 Kondisi sosial ekonomi keluarga ............................................................. 13

2.2.1 Pengertian orang tua / keluarga .......................................................... 13

2.2.2 Kondisi sosial ekonomi orang tua / keluarga .................................... 14

2.3 Kecerdasan Emosional ............................................................................ 22

2.3.1 Pengertian Kecerdasan ....................................................................... 22

2.3.2 Pengertian kecerdasan Emosional ..................................................... 23

2.3.3 Arti penting IQ, SQ,dan EQ .............................................................. 25

2.3.4 Komponen kecerdasan emosional ...................................................... 27

2.3.5 Indikator kecerdasan emosional ......................................................... 29

2.4 Tinjauan Akuntansi ................................................................................. 29

2.4.1 Pengertian Akuntansi ......................................................................... 29

2.4.2 Fungsi dan tujuan .............................................................................. 30

2.5 Penelitian terdahulu ................................................................................ 30

2.6 Kerangka Berfikir ................................................................................... 37

2.6.1 Kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi . 32

2.6.2 Kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar

akuntansi melalui kecerdasan emosional............................................ 33

2.6.3 kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar .................................. 33

2.7 Hipotesis ................................................................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 36

3.1 Populasi dan Sampel .............................................................................. 36

3.2 Variabel Penelitian.................................................................................. 36

xi
3.2.1 Variabel bebas ................................................................................... 36

3.2.2 variabel Intervening ........................................................................... 37

3.2.3 Variabel terikat .................................................................................. 37

3.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 38

3.4 Uji Kualitas Angket Penelitian ................................................................ 39

3.4.1 Validitas instrumen ............................................................................ 40

3.4.2 Reliabilitas instrumen .......................................................................... 41

3.5 Metode Analisis Data.............................................................................. 42

3.5.1 Analisis deskriptif presentase ............................................................. 43

3.5.2 Uji statistik ........................................................................................ 44

3.5.2.1 Uji asumsi klasik ........................................................................ 44

3.5.2.1.1 Uji normalitas .................................................................... 44

3.5.2.1.2 Uji multikolinieritas ............................................................ 46

3.5.2.1.3 Uji heteroskedastisitas ........................................................ 46

3.5.2.2 Analisis jalur .............................................................................. 47

3.5.2.3 Pengujian hipotesis jalur ............................................................ 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 49

4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 49

4.1.1 Deskriptif responden .......................................................................... 49

4.1.2 Analisis deskriptif presentase ............................................................. 49

4.1.2.1 Prestasi belajar akuntansi .. ........................................................ 50

4.1.2.2 Kondisi sosial ekonomi keluarga ................................................ 50

4.1.2.3 Kecerdasan emosional ................................................................ 54

xii
4.1.3 Uji statistik ....................................................................................... 58

4.1.3.1 Uji asumsi klasik ....................................................................... 58

4.1.3.1.1 Uji normalitas ..................................................................... 58

4.1.3.1.2 Uji multikolonieritas ........................................................... 60

4.1.3.1.3 Uji heteroskedastisitas ........................................................ 60

4.1.3.2 Pengujian hipotesis penelitian .................................................... 62

4.1.3.2.1 Pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap

kecerdasan emosional .......................................................... 62

4.1.3.2.2 Pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga dan

kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa .......... 63

4.1.3.3 Pengisian koefisien jalur............................................................. 63

4.1.3.3.1 Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

terhadap Kecerdasan Emosional ........................................ 63

4.1.3.3.2 Pengaruh kondisi social ekonomi keluarga dan

kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.................. 65

4.1.3.4 Rekapitulasi pengaruh langsung dan tidak langsung ................... 68

4.1.3.3.1 Pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap

prestasi belajar................................................................... 68

4.1.3.3.2 Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi

belajar ............................................................................... 68

4.1.3.3.3 Pengaruh variabel residu terhadap kecerdasan

emosional .......................................................................... 68

4.1.3.3.4 Pengaruh variabel residu terhadap prestasi belajar ............... 68

4.2 Pembahasan ........................................................................................... 69

4.2.1 Pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar .. 69


xiii
4.2.2 Pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar

akuntansi melalui kecerdasan emosional............................................ 69

4.2.3 Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar akuntansi .. 70

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 71

5.1 Simpulan ....................................................................................... 71

5.2 Saran ............................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73

LAMPIRAN ................................................................................................... 77

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI AK 1 dan XI AK 2 ............... 2

1.2 Daftar Pekerjaan Orang Tua Siswa ........................................................... 3

3.1 Hasil Uji Validitas Angket Kecerdasan Emosional ................................... 40

3.2 Hasil Uji Validitas Angket Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga .................. 42

3.3 Kriteria Kecerdasan Emosional dan Kondisi Sosial Ekonomi keluarga ...... 44

3.4 Kriteria Prestasi Belajar ............................................................................ 44

4.1 Deskriptif Presentase Prestasi Belajar Akuntansi ...................................... 49

4.2 Deskriptif Presentase Kondisi Sosial Ekonomi keluarga ........................... 49

4.3 Deskriptif Presentase Pendidikan Orang Tua ........................................... 52

4.4 Deskriptif Presentase penghasilan Orang Tua .......................................... 53

4.5 Deskriptif Presentase Tingkat Pengeluaran dan pemenuhan

Kebutuhan orang tua ................................................................................. 53

4.6 Deskriptif Presentase Kecerdasan Emosional ........................................... 54

4.7 Deskriptif Presentase Pengenalan Diri ...................................................... 55

4.8 Deskriptif Presentase Pengendalian Diri .................................................. 56

4.9 Deskriptif Presentase Motivasi ................................................................ 56

4.10 Deskriptif Presentase Empati .................................................................. 57

4.11 Deskriptif Presentase Keterampilan Sosial ............................................. 58

4.12 Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 59

4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ..................................................................... 60

xv
4.14 Hasil Uji Gletjer ...................................................................................... 61

4.15 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kondisi Sosial Ekonomi

Keluarga terhadap Kecerdasan Emosional............................................... 62

4.16 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kondisi Sosial Ekonomi

Keluarga dan Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar ............... 63

4.17 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kondisi Sosial Ekonomi

Keluarga terhadap Kecerdasan Emosional............................................... 63

4.18 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kondisi Sosial Ekonomi

Keluarga dan Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar ............... 65

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Berfikir ........................................................................... 34

3.1 Skema Analisis jalur ................................................................................. 48

4.1 Normal P-P Plot Regresi ........................................................................... 59

4.2 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 61

4.3 Jalur hubungan kausal kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap kecerdasan

emosional................................................................................................. 64

4.4 Jalur hubungan kausal kondisi sosial ekonomi keluarga dan kecerdasan

emosional terhadap prestasi belajar .......................................................... 67

4.5 Hasil analisis jalur .................................................................................... 67

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Nama Responden Uji Coba Instrumen............................................ 77

2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen................................................................... 78

3 Kuesioner/Angket Uji Coba ..................................................................... 79

4 Tabulasi Data Uji Coba Variabel Kecerdasan Emosional ........................ 86

5 Tabulasi Data Uji Coba Variabel Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga ....... 87

6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kecerdasan Emosional ...................... 88

7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kondisi Sosial Ekonomi keluarga...... 89

8 Daftar Nama Responden Penelitian ......................................................... 90

9 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................................. 92

10 Kuesioner/Angket Penelitian .................................................................... 93

11 Daftar Nilai Responden Penelitian ........................................................... 99

12 Tabulasi Data Variabel Kecerdasan emosional ........................................ 101

13 Tabulasi Data Variabel Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga ...................... 102

14 Analisis Deskriptif Presentatif Semua Variabel ...................................... 103

15 Analisis Deskriptif Presentatif Variabel Kecerdasan Emosional .............. 105

16 Analisis Deskriptif Presentatif Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Keluarga .................................................................................................. 108

17 Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 110

18 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................ 111

19 Surat Ijin Penelitian ................................................................................. 113

20 Surat Keterangan Telah Penelitian ........................................................... 114

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat

modernisasi disegala bidang. Berbagai perkembangan itu, semakin kuat sejalan

dengan tuntutan reformasi dan globalisasi. Untuk itu, mutlak diperlukan sumber

daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu upaya membina SDM yang

berkualitas, adalah melalui pendidikan. Baik yang diberikan melalui pendidikan

formal di sekolah maupun pendidikan di lingkungan masyarakat. Pendidikan

merupakan salah satu faktor yang sangat berperan bagi kemajuan suatu bangsa,

karena pendidikan dapat mendorong dan menentukan maju mundurnya proses

pembangunan suatu bangsa dalam berbagai bidang. Menurut Dimyati dan

Mujiyono (2006:70) “pendidikan merupakan suatu tindakan yang memungkinkan

terjadinya belajar dan perkembangan”. Dengan jalan pendidikan, diharapkan

mampu melahirkan generasi masa depan atau sumber daya manusia yang

berkualitas.

Proses belajar yang terjadi pada setiap individu merupakan hal yang

penting, karena melalui belajar seseorang memperoleh pengalaman, mengenal

lingkungannya, dapat menerapkan pengetahuan pada kehidupan nyata, dan

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Keberhasilan kegiatan

belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Prestasi

1
2

belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan

mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran disekolah. Baik buruknya tingkat

penguasaan siswa dapat dilihat dari tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa

pada kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat digunakan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa, dan menentukan kelulusan siswa.

Untuk mencapai prestasi belajar yang baik, banyak faktor yang

mempengaruhinya.

Ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Yaitu


faktor intern dan ekstern. Faktor intern terdiri dari : faktor jasmaniah
(kesehatan dan cacat tubuh), psikologi (intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan, kesiapan dan emosi), dan kelelahan.
Sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga, sekolah dan
masyarakat. Misal faktor orang tua mendidik anak, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, model mengajar, bahan, sarana prasarana
(Slameto, 2003:54).

Berdasarkan observasi awal di SMK Widya Praja Ungaran bahwa

prestasi belajar yang diraih oleh siswa kelas XI jurusan akuntansi yang berjumlah

55 siswa, ternyata masih ada 23 siswa dalam kriteria belum tuntas. Hal ini terlihat

dalam nilai yang dicapai siswa kelas XI AK dalam ulangan akhir semester mata

pelajaran akuntansi semester 3 tahun pelajaran 2010/2011, seperti yang dapat

dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.1

Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Kelas X AK 1 dan X AK 2

Ketuntasan Kelas XI AK 1 Kelas XI AK 2 Total


Tuntas 16 16 32
59,25% 57,14% 58,18%
Belum Tuntas 11 12 23
40,74% 42,85% 41,81%
3

Jumlah 27 28 55
100% 100% 100%
Sumber : SMK Widya Praja Ungaran

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui hanya 58,18% yang tuntas dalam

mata pelajaran akuntansi, dan masih terdapat 41,81% yang belum tuntas. Siswa

dikatakan tuntas apabila sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal dengan

nilai minimal sebesar 7,00, dan masih ada 23 siswa yang belum mencapai kriteria

ketuntasan minimal. Hasil tersebut belum memenuhi target sekolah yaitu

mencapai ketuntasan minimal 80%. Dari hasil tersebut peneliti memiliki dugaan

sementara bahwa penyebab dari ketidak tuntasan prestasi belajar dikarenakan

faktor kondisi sosial ekonomi keluarga. Dari observasi awal yang dilakukan

ternyata rata-rata orang tua siswa berstatus ekonomi menengah kebawah yang

pekerjaanya sebagai buruh pabrik yang upahnya standart UMR, petani, dan

pedagang kecil. Penghasilan mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Ditambah lagi jumlah tanggungan orang tua mereka yang rata-rata 2

anak atau lebih. Hanya beberapa siswa saja yang orang tuanya dianggap mampu,

dilihat dari pekerjaan yang dimiliki orang tua siswa seperti yang dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 1.2

Daftar Pekerjaan Orang Tua Siswa

Pekerjaan XI AK 1 XI AK 2 Total
Buruh pabrik 15 16 31
Petani 4 6 10
Pedagang 3 2 5
PNS / TNI / POLRI 5 4 9
27 28 55
Sumber : SMK Widya Praja Ungaran
4

Dari tabel 1.2 diatas maka dapat diketahui bahwa mayoritas pekerjaan

orang tua adalah buruh pabrik sebanyak 31 orang dari jumlah orang tua murid.

Hal ini menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga / orang tua

mayoritas berada pada kondisi sosial ekonomi menengah kebawah. Penghasilan

orang tua murid tidak dapat memenuhi semua kebutuhan anaknya dalam proses

belajar mengajar. Mereka hanya mampu memberikan kebutuhan sekolah yang

dianggap penting dan mendesak, misalnya seperti membayar SPP dan uang saku

untuk transport. Bahkan ada banyak orang tua siswa yang menunggak dalam

membayar SPP. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa dapat diketahui

bahwa yang menjadi penyebab menunggaknya SPP dikarenakan orang tua mereka

belum mempunyai uang karena gaji orang tua siswa digunakan untuk kebutuhan

lain yang lebih mendesak. Orang tua akan membayar uang SPP ketika mereka

telah mendapatkan pinjaman atau mendapat uang lembur yang tidak menentu

jumlahnya. Dari fenomena tersebut diduga menjadi penyebab rendahnya prestasi

belajar akuntansi.

Kondisi sosial ekonomi keluarga sangat penting dalam menentukan

prestasi belajar anak. Kondisi ekonomi keluarga yang berkecukupan akan mampu

memenuhi semua kebutuhan belajar anak. Sehingga dalam belajar, anak akan

merasa nyaman dan konsentrasi karena semua sarana dan prasarana terpenuhi .

Siswa juga tidak dibayangi oleh perasaan minder karena ekonominya serba

kekurangan dalam pergaulan disekolah.

Selain kondisi sosial ekonomi keluarga, faktor lain yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah kecerdasan. Kecerdasan merupakan kemampuan


5

menyelesaikan masalah atau menghasilkan sesuatu yang dihargai dilingkungan

masyarakat. Kecerdasan sangat penting bagi manusia, karena berkaitan dengan

pemahaman akan tugas, hak, kewajiban, tanggungjawab, pengambilan keputusan

dalam kehidupan. Kecerdasan dibagi menjadi beberapa macam seperti kecerdasan

intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Menurut Golleman

diantara ketiga kecerdasan tersebut yang paling mempengaruhi keberhasilan

seeorang adalah kecerdasan emosional.

Dari hasil wawancara kepada guru BK dan guru mata pelajaran

akuntansi, yang menyatakan bahwa penyebab rendahnya prestasi belajar siswa

dikarenakan pengelolaan emosi yang kurang optimal. Karena kenyataan yang

terjadi pada siswa SMK widya praja saat ini emosi siswa tidak dikelola dengan

baik, hal tersebut terlihat pada emosi anak yang masih labil cenderung dan tidak

bisa mengontrol emosinya. Ini terlihat dimana siswa sering mengeluh ketika

menghadapi materi akuntansi yang membutuhkan pemahaman konsep akuntansi

yang cukup panjang dan sedikit susah. Siswa tidak sabar dalam mengerjakan soal-

soal akuntansi yang bersifat konseptual dan proses yang sistematis dengan

berbagai metode akuntansi yang cukup rumit. Mereka tidak berusaha mencari

solusi terbaik untuk memecahkan kesulitannya bahkan menyerah pada keadaan

dan putus asa. Hal ini membuat kegiatan belajar mengajar berjalan tidak efektif

dan efisien. Seharusnya siswa benar-benar mengelola emosi mereka dengan baik

ketika mereka menghadapi materi yang sulit, karena materi yang sulit sering

membuat mereka jenuh. Jika siswa sudah merasa jenuh karena tidak mampu
6

mengelola emosi dengan baik, maka mereka akan mudah menyerah dan putus asa

menghadapi kondisi yang dianggap sulit.

Munculnya karya Daniel Goleman tentang Emotional Intellegence telah

membangkitkan minat sangat besar mengenai peran kecerdasan emosional.

Menurut Golleman dalam keberhasilan kehidupan seseorang, IQ (intelegensi)

hanya berperan 20%, 80%nya ditentukan oleh kecerdasan emosional. Dari

Pernyataan diatas dapat diketahui bahwa keberhasilan siswa dalam belajar bukan

hanya ditentukan oleh intelegensi siswa saja, tetapi kecerdasan emosional siswa

yang berperan lebih penting. Kecerdasan intelegensi memang tidak diragukan lagi

pengaruhnya terhadap prestasi siswa. Namun kecerdasan intelegensi tidak berarti

apa-apa bila emosi tidak berperan dengan baik.

Penelitian yang dilakukan Ambarsari dengan judul ”Pengaruh

Kecerdasan Emosional (EQ) terhadap prestasi belajar siswa jurusan akuntansi

SMK Muhammadiyah 1 Semarang” menyebutkan bahwa kecerdasan emosional

mempengaruhi prestasi belajar siswa dengan R2 sebesar 59,5%.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Oyesojl A. Aremu, Adeyinka Tella

dan Adedeji Tella yang berjudul “ Relationship among Emotional Inteliigence,

Parental Involvement and Academic Achievement of Secondary School student in

Ibadan, Nigeria”. Hasil dari penelitian itu menyebutkan bahwa kecerdasan

emosional berpengaruh signifikan positif terhadap prestasi belajar.

Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul

“pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi


7

melalui kecerdasan emosional siswa kelas xi akuntansi smk widya praja ungaran

tahun pelajaran 2010/2011”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar

akuntansi baik secara langsung maupun melalui kecerdasan emosional siswa

kelas XI Akuntansi SMK WIDYA PRAJA Ungaran?

2. Adakah pengaruh kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi belajar

akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK WIDYA PRAJA Ungaran?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui adakah pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga

terhadap prestasi belajar akuntansi baik secara langsung maupun melalui

kecerdasan emosional siswa kelas XI Akuntansi SMK WIDYA PRAJA

Ungaran

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh kecerdasan emosional siswa terhadap

prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK WIDYA PRAJA

Ungaran
8

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diharapkan, diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a) Bagi peneliti, untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan serta

menerapkan ilmu yang dimiliki.

b) Bagi pembaca, merupakan bahan informasi yang dapat dijadikan

referensi atu tambahan pengetahuan dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan yang diperoleh.

c) Bagi penulis masa depan, diharapkan dapat memberikan informasi

dan pengetahuan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya

dengan mengkombinasikan variabel yang lain.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi guru, sebagai pertimbangan dalam proses belajar mengajar yang

efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan sebagai

motivasi untuk meningkatkan ketrampilan dalam memillih strategi

pembelajaran yang bervariasi.

b) Bagi sekolah, memberikan informasi untuk sekolah dalam rangka

perbaikan sistem pembelajaran.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Prestasi Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan

ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang

peranan penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,

kepribadian dan bahkan persepsi manusia.

Menurut Gagne dan Berliner dalam Anni (2004: 2) menyatakan bahwa

”belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena

hasil dari pengalamannya”.

Menurut Witherington dalam Purwanto (2004: 84) mengemukakan:

“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebisaan,

kepandaian atau suatu pengertian.”

Sedangkan menurut Slameto (2003: 2) ”belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya”.

9
10

2.1.2 Unsur-unsur belajar

Belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai

unsur yang saling berkaitan sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Menurut

Gagne dalam Anni (2006: 4), beberapa unsur – unsur yang saling terkait sehingga

menghasilkan suatu perubahan perilaku antara lain:

a) Pembelajaran
Dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan
peserta pelatihan. Pembelajaran memiliki organ pengideraan yang
digunakan untuk menangkap rangsangan otak yang digunakan untuk
mentransformasikan hasil penginderaannya ke dalam memori yang
kompleks dan syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilkan
kinerja yang menunjukkan apa yang telah dipelajari.
b) Rangsangan (stimulus)
Peristiwa yang merangsang penginderaan yang digunakan
pembelajar disebut situasi stimulus. Dalam kehidupan seseorang
terdapat banyak stimulus yang berada di lingkungannya.
c) Memori
Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas
belajar sebelumnya.
d) Respon
Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut
respon. Pembelajar yang sedang mengamati stimulus maka memori
yang ada di dalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap
stimulus tersebut.

2.1.3 Pengertian prestasi belajar

“Prestasi belajar adalah hasil suatu penilaian keterampilan dan sikap

sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai” (Winkel, 1996:102).

Menurut Rusyan (1994: 21), “prestasi belajar merupakan hasil dari

rencana dan pelaksanaan proses belajar, sehingga diperlukan informasi-informasi

yang mendukung disertai dengan data yang obyektif dan memadai”.


11

Menurut Suryabrata (2002: 233 ), “prestasi belajar yang dicapai seorang

individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya,

baik dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor

eksternal) individu”.

Menurut Tulus Tu’u (2004: 75) menyatakan bahwa “prestasi belajar siswa

dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang

dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan – ulangan atau ujian yang

ditempuhnya”.

Dari beberapa pengertian diatas maka prestasi belajar adalah hasil belajar

yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan

pembelajaran disekolah.

Prestasi belajar akuntansi merupakan prestasi belajar yang dicapai oleh

siswa kompetensi keahlian akuntansi setelah menerima materi akuntansi yang

disampaikan guru dalam aktifitas belajar di sekolah. Dalam kegiatan belajar

mengajar, banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor itu

terdiri dari faktor intern dan ekstern siswa. Belajar akuntansi berbeda dengan

pelajaran yang lain, karena didalam pelajaran akuntansi dibutuhkan keseriusan,

ketelitian, keuletan, dan keterampilan dalam mengerjakan latihan soal.

Prestasi belajar akuntansi merupakan hasil yang telah dicapai siswa pada

pelajaran akuntansi dengan cara guru melakukan ulangan harian. Berdasarkan

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar akuntansi merupakan

hasil belajar akuntansi yang diperoleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran

yang ditunjukkan dengan nilai ulangan harian siswa.


12

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara siswa yang satu

dengan yang lain berbeda, hal ini menimbulkan prestasi yang dicapai masing-

masing individu tidak sama. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan

siswa. Menurut Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya (2003: 54) faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa)


Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa
yang sedang belajar, yang meliputi:
a. Faktor Jasmaniah
Kondisi jasmaniah umumnya sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Proses belajar seseorang akan tergantung
jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar
dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap
terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan
tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi,
dan ibadah. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan
belajarnya dibawah anak yang terpenuhi gizinya. Mereka cepat
lelah, mengantuk dan sulit menerima pelajaran.
b. Faktor Psikologis
Semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja berpengaruh
terhadap proses belajar yang telah bersifat psikologis. Beberapa
faktor psikologis yang utama antara lain: minat, intelegensi, bakat,
motivasi, kematangan, kesiapan.
c. Faktor kelelahan
Kelelahan meliputi kelelahan jasmani, ini dapat terlihat dengan
lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan
untuk menghasilkan sesuatu hilang. Agar siswa dapat menghindari
jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar)
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat
dikelompokkan menjadi 3 faktor: lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat.
a. Lingkungan keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
13

b. Lingkungan sekolah
Faktor-faktor sekolah yang mempengaruhi belajar, mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah. Yaitu guru, peralatan belajar, laboratorium, gedung.
c. Lingkungan masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan
siswa dalam masyarakat. Pada uraian ini membahas tentang
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat yang semuanya mempengaruhi
belajar siswa. Yaitu teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas
dalam masyarakat.

2.2 Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

2.2.1 Pengertian orang tua / keluarga

Dalam kamus besar bahasa Indonesia orang tua berarti ayah dan ibu

kandung atau dua orang yang sudah tua (cerdik, pandai, ahli). Menurut Nasution

(1989: 1) yang dimaksud dengan orang tua adalah ”setiap orang yang bertanggung

jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga, yang dalam penghidupan sehari-

hari lazim disebut ibu bapak”.

Sedangkan keluarga adalah kelompok sosial terkecil, dan keluarga

merupakan lingkungan pendidikan pertama yang didapat anak. Ayah ibu dan

saudara-saudara serta keluarga yang lain adalah orang-orang yang pertama pula

untuk mengajar pada anak-anak,mengadakan kontak dan yang pertama pula untuk

mengajarkan anak-anak untuk hidup sebagaimana ia hidup dengan orang lain

sampai anak-anak memasuki bangku sekolah. Orang tua akan menjadi contoh bagi

anak-anaknya. Bagaimana orang tua mendidik anaknya menentukan

perkembangan anak-anaknya. Menurut Ahmadi (1997: 242) ”keluarga adalah


14

suatu kesatuan sosial terkecil yang terdiri atas suami, istri dan anak-anak (jika

ada) yang didahului oleh suatu perkawinan”. Dari beberapa pengertian diatas

maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kelompok sosial terkecil yang

terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang dijiwai dengan rasa kasih sayang dan

tanggung jawab.

2.2.2 Kondisi sosial ekonomi orang tua/keluarga

Kondisi sosial ekonomi orang tua merupakan perpaduan antara kondisi

sosial dan ekonomi orang tua masing-masing murid. Menurut Soekanto (1998:

233)” kondisi sosial adalah keadaan sosial berkenaan dengan perilaku

interpersonal atau yang berkaitan dengan proses sosial. Atau berkenaan dengan

masyarakat ”.

Suatu proses sosial akan terjadi apabila ada interaksi sosial. Menurut

Gerungan (2009: 31)

interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara dua orang atau


lebih, sehingga kelakuan individu yang satu mempengaruhi atau
memperbaiki kelakuan individu yang lain, dan dalam keluarga, interaksi
sosial didasarkan atas rasa kasih sayang antara anggota keluarga, yang
diwujudkan dengan memperhatikan orang lain, belajar bekerja sama dan
bantu membantu.

Kondisi sosial keluarga akan diwarnai oleh bagaimana interaksi sosial

yang terjadi diantara anggota keluarga dan interaksi dengan masyarakat

lingkungannya. Interaksi sosial di dalam keluarga biasanya didasarkan atas

rasa`kasih sayang dan tanggung jawab yang diwujudkan dengan memperhatikan

orang lain, bekerja sama, saling membantu dan saling memperdulikan termasuk

terhadap masa depan anggota keluarga.


15

Berikut ini beberapa faktor sosial orang tua yang dapat mempengaruhi

perkembangan anak (Gerungan, 2009; 199):

a. Keutuhan keluarga
Yang dimaksud dengan keutuhan keluarga adalah keutuhan dalam
struktur keluarga, yaitu bahwa keluarga terdiri dariayah, ibu, dan anak.
Apabila salah satu unsur keluarga diatas tidak ada, maka struktur
keluarga tidak utuh. Ketidak utuhan keluarga berpengaruh negatif
terhadap perkembangan sosial anak. Pengaruh negatif itu bisa
mempengaruhi kecakapan-kecakapan anak disekolah. Dalam penilaian
kaum psikologi, anak-anak dari keluarga utuh memperoleh nilai
psikologis yang lebih baik dari pada anak-anak dari keluarag utuh
dalam hal fleksibilitas, penyesuaian diri, pengertian akan orang-orang
dan situasi diluarnya, dan dalam hal pengendalian diri.
b. Sikap dan kebiasaan orang tua
Umumnya sikap mendidik yang otoriter, overprotective, sikap
penolakan orang tua terhadap anak-anak dapat menjadi suatu kendala
bagi perkembangan sosial anak.
c. Status anak
Yang dimaksud dengan status anak adalah status anak sebagai
anak sulung, anak bungsu atau anak tunggal. Selain itu status anak
sebagai anak tiri juga mempengaruhi interaksi sosial keluarga.

Kondisi ekonomi orang tua adalah kenyataan yang terlihat atau terasakan

oleh indra manusia tentang keadaan orang tua dan kemampuan orang tua dalam

memenuhi kebutuhannya Menurut Suradjiman (1996: 102) ”kondisi ekonomi

adalah kenyataan yang terlihat atau yang terasakan oleh indera manusia tentang

keadaan orang tua dan kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhannya”.

Permasalahan keluarga yang utama adalah usaha keluarga untuk dapat

memenuhi kebutuhan sehingga dapat mencapai kemakmuran. Kebutuhan yang

dimaksud adalah kebutuhan jasmani (material) dan kebutuhan rohani (spiritual).


16

Menurut Maslow dalam Anni (2004: 124) kebutuhan manusia

dikelompokkan menjadi :

1) Kebutuhan perjuangan
Peduli pada keberadaan diri : mampu makan, minum, dan
hidup pada saat sekarang.
2) Kebutuhan keamanan
Hari esok adalah pasti: memiliki sesuatu yang teratur dan dapat
diprediksi pada diri sendiri, keluarga dan kelompok.
3) Kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki
Diterima sebagai anggota kelompok : mengetahui bahwa anak
lain menyadari pada dirinya dan ingin anak menjadi miliknya anak
lain.
4) Kebutuhan penghargaan
Diakui sebagai individu unik yang memiliki kemampuan
tertentu dan karakteristik yang dapat dihargai : individu yang khas
dan berbeda.
5) Kebutuhan pengetahuan
Memiliki akses terhadap informasi dan adat istiadat :
mengetahui cara-cara mengerjakan sesuatu ; ingin mengetahui
tentang makna suatu benda, peristiwa dan simbol.
6) Kebutuhan untuk memahami
Pengetahuan hubungan, sistem dan proses yang diungkapkan
dalam teori yang luas, integrasi pengetahuan kedalam struktur yang
luas.
7) Kebutuhan keindahan
Apresiasi terhadap keteraturan dan keseimbangan hidup, rasa,
keindahan dan kecintaan terhadap semua anak.

Kondisi ekonomi berperan penting dalam pendidikan anak. Menurut

Gerungan (2009: 196),

peranan kondisi ekonomi dalam pendidikan anak memegang satu


posisi yang sangat penting. Dengan adanya perekonomian yang cukup
memadai, lingkungan material yang dihadapi anak dalam keluarganya
jelas lebih luas, maka ia akan mendapat kesempatan yang lebih luas juga
untuk mengembangkan kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan tanpa
adanya sarana dan prasarana itu.
17

Kondisi sosial ekonomi orang tua / keluarga dapat dilihat dari beberapa

hal seperti:

a. Pendidikan orang tua

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar

dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan

datang (UU RI No.20 Tahun 2003, tentang SPN). Menurut Dalyono (2007: 5)

menyatakan bahwa pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode

tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

Sebagai mahluk individu dan sekaligus mahluk sosial maka pendidikan

menyediakan pemenuhan kepentingan individu dan masyarakat yang saling

melengkapi satu sama lain. Dengan pendidikan, perubahan dan

perkembangan individu semakin dewasa memberi cara dan sasaran untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya secara langsung membawa perubahan dan

perkembangan masyarakat kearah yang lebih baik dari sebelumnya.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan orang tua dalam

mendewasakan anak dipengaruhi adanya pendidikan orang tua yang tinggi,

sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan normal dan dapat

melaksanakan kewajibannya sebagai seorang pelajar yaitu belajar dengan

baik.
18

b. Pendapatan orang tua

Menurut Sumardi dalam Sumarto (2006: 14) ”pendapatan adalah jumlah

penghasilan riil seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk

memenuhi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam keluarga”.

Pendapatan adalah semua penerimaan baik tunai maupun bukan tunai

yang merupakan dari penjualan barang atau jasa dalam waktu tertentu.

Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan berupa uang dan

pendapatan berupa barang atau jasa. Pendapatan yang diterima seseorang

akan membawa orang tersebut dalam pengakuan tingkatan status sosial dalam

masyarakat, dimana akan ada penghargaan dan kehormatan khusus atas

pendapatan dan kepemilikan suatu harta yang perlu dihargai baik yang berupa

uang, benda-benda yang bernilai ekonomis, tanah, kekuasaan maupun ilmu

pengetahuan (tingkat pendidikan) serta pengukuhan kemapanan kehidupan

ekonominya.

Tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan memiliki keterkaitan yang

erat. Tingkat pendapatan orang tua akan berpengaruh terhadap proses

pendidikan anak-anaknya, karena tingkat pendapatan orang tua berperan

dalam mendukung pembiayaan pendidikan, penyediaan sarana dan prasarana

bagi kelancaran pendidikan anak-anaknya. Namun tidak menutup

kemungkinan bahwa seorang dapat berhasil dalam pendidikanya walaupun

dia berasal dari keluarga yang kondisi sosialnya rendah. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan bermacam-macam, seperti jenis pekerjaan atau

jabatan, tingkat pendidikan dan masa kerja.


19

c. Tingkat pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan hidup

Secara alamiah manusia tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan dan

keinginan. Kebutuhan manusia tidak terbatas baik secara jumlah maupun

jenisnya dan keinginan yang dimiliki sangat terbatas, sehingga menimbulkan

masalah bagaimana cara pemenuhan yang harus dilakukan

Semakin tinggi kemampuan ekonomi seseorang maka semakin tinggi

pula kemampuan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya dan

mencapai keinginannya. Begitu pula dengan keluarga yang tingkat

pendapatanya semakin tinggi, maka semakin tinggi pula tingkat kemampuan

orang tua dalam memenuhi berbagai kebutuhan anak.

Orang tua atau keluarga dikatakan sejahtera apabila di dalam keluarga

tersebut terpenuhi semua kebutuhannya, keselamatannya, ketentramannya,

dan kemakmurannya baik lahir maupun batin.

Menurut P.A Samuelson dalam Sumarto bahwa tingkat pengeluaran

keluarga dipengaruhi oleh :

1) Tingkat pendapatan

2) Jumlah anggota keluarga

3) Lingkungan sosial ekonomi

d. Jumlah tanggungan orang tua / keluarga

Semakin banyak jumlah tanggungan orang tua maka berarti dana yang

dibutuhkan akan semakin banyak untuk mencukupi kebutuhan hidup

keluarga. Hal ini berdampak pada alokasi dana yang diberikan untuk
20

pembiayaan pendidikan bagi anak-anak, apabila tanggungan keluarga banyak

maka dana yang dalokasikan untuk pendidikan anak akan semakin sedikit

karena dana itu bukan hanya untuk pendidikan anak tetapi juga harus

digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain.

Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok

manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat

pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi, sedangkan menurut

Soekanto (2001) ”sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat

berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan

hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya”.

Menurut Soekanto (2001:237) menyatakan bahwa komponen pokok

kedudukan sosial ekonomi meliputi:

a. Ukuran kekayaan

b. Ukuran kekuasaan

c. Ukuran kehormatan

d. Ukuran ilmu pengetahuan

Pada dasarnya tingkat sosial ekonomi masyarakat dikelompokkan

menjadi tiga golongan yaitu :

1. Golongan atas

Terdiri dari kelompok orang kaya yang dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya, bahkan secara berlebihan dan berlimpah ruah.

2. Golongan menengah
21

Terdiri dari kelompok yang berkecukupan yang sudah bisa memenuhi

kebutuhan pokoknya (primer) terdiri dari pangan, sandang, papan.

3. Golongan bawah

Terdiri dari kelompok orang miskin yang masih belum bisa memenuhi

kebutuhan primer

Menurut Abdulsyani dalam Khudriatun (2005: 20) berpendapat bahwa

faktor yang dapat menentukan stratifikasi sosial ekonomi adalah :

a. Memiliki kekayaan yang bernilai ekonomis


b. Status bahan dasar fungsi dalam pekerjaan
c. Kesalehan dalam beragama
d. Latar belakang rasial dan lamanya seseorang tinggal disuatu tempat.
e. Status dasar keturunan
f. Status dasar jenis kelamin dan umur.

Selanjutnya menurut Surjono dalam Khudriatun (2005:21) faktor-faktor

yang mempengaruhi keadaan sosial ekonomi adalah :

a. Tingkat pendapatan
b. Gaya hidup
c. Jumlah, susunan, umur anggota keluarga
d. Status sosial
e. Keadaan harga barang yang dapat dibeli
f. Psikologi

Berdasarkan beberapa uraian teori diatas, dapat disimpulkan bahwa

indikator yang digunakan peneliti untuk parameter tingkat kondisi sosial ekonomi

orang tua dalam penelitian ini adalah

a. Tingkat pendidikan orang tua

b. Tingkat pendapatan atau penghasilan

c. Pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan


22

2.3 Kecerdasan Emosional

2.3.1 Pengertian kecerdasan

Kecerdasan didefinisikan bermacam-macam menurut Anita E.Woolfok

dalam Melandy, Widiastuti dan Aziza (2007: 5) bahwa “menurut teori lama,

kecerdasan meliputi tiga pengertian, yaitu: kemampuan untuk belajar, keseluruhan

pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi

baru ataupun lingkungan pada umumnya”.

Menurut Munandar dalam Amin (2003: 1) “kecerdasan adalah

kemampuan untuk berfikir abstrak, kemampuan untuk mengungkap hubungan-

hubungan dan belajar, kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi

baru”. Selanjutnya menurut Efendi (2005: 81), “kecerdasan adalah kemampuan

untuk memecahkan atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu”.

Dari beberapa pendapat tentang kecerdasan, pada intinya kecerdasan

adalah kemampuan yang dimiliki masing-masing individu dalam mencermati hal-

hal yang terjadi, kemampuan menyelesaikan masalah dan menyikapinya , serta

kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan secara tepat. Tingkat

kecerdasan antar satu orang dengan orang yang lain berbeda-beda. Ini dikarenakan

ada faktor yang mempengaruhinya. Menurut Djaali (2007: 74) faktor yang

mempengaruhi kecerdasan antara lain:


23

1. Faktor pembawaan
Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa seseorang sejak lahir.
Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan
masalah antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.
2. Faktor Minat dan pembawaan yang khas
Dalam diri manusia terdapat atau motif yang mendorong manusia
untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang dimintai oleh
manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan
lebih baik.
3. Faktor pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Faktor pembentukan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu: pembentukan sengaja, seperti yang
dilakukan di sekolah, dan pembentukan tidak disengaja, misalnya
pengaruh alam sekitar.
4. Faktor kematangan
Tiap organ dalam diri manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat
dikatakan telah matang jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
5. Faktor kebebasan
Manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan
masalah yang dihadapi.

2.3.2 Pengertian kecerdasan emosional

Emosi adalah luapan perasaan dalam tubuh kita akibat respon terhadap

peristiwa yang terjadi.menurut kamus besar bahasa Indonesia emosi adalah

keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis ( seperti kegembiraan, kesedihan,

keharuan, kecintaan, keberaniaan yang bersifat subyektif).

Menurut Cooper dan Sawaf dalam Efendi (2005: 176) “kata emosi bisa

secara sederhana didefinisikan secara metafora maupun harfiah, untuk

mengeluarkan perasaan”.

Semua emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak,


rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara
berangsur-ansur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movere kata kerja
bahasa latin yang berarti “menggerakkan, bergerak” ditambah awalan “e-
“untuk memberi arti “bergerak menjauhi”, menyiratkan bahwa
24

kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi (Golleman,


2002: 7)

Menurut Djaali (2007: 38) emosi dapat timbul karena disebabkan

beberapa faktor, yaitu:

1. Rangsangan yang menimbulkan emosi


Emosi timbul dari rangsangan (stimulus). Rangsangan dapat
timbul dari dorongan, keinginan atau minat yang terhalang, baik
disebabkan oleh tidak atau kurangnya kemampuan individu untuk
memenuhi atau menyenangkan.
2. Perubahan fisik dan fisiologis
Perubahan fisik dan fisiologis dapat dipengaruhi oleh
Rangsangan yang menimbulkan emosi. Jenis perubahan secara fisik
dapat diamati pada diri seseorang selama tingkah lakunya
dipengaruhi oleh emosi. Adapun secara fisiologis, perubahan tidak
tampak dari luar, biasanya dapat diketahui melalui pemeriksaan atau
tes dari para ahli ilmu jiwa.

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk merasakan emosi, menerima

dan membangun emosi dengan baik, memahami emosi dan pengetahuan

emosional sehingga dapat meningkatkan perkembangan emosi dan intelektual.

Salovey dan Mayer sebagai pencetus istilah kecerdasan emosional

mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional merupakan himpunan bagian dari

keterampilan sosial yang melibatkan kemampuan memantau dan mengendalikan

perasaan dan emosi, baik pada diri sendiri maupun orang lain, memilah-milah

semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan

tindakan.

Menurut menurut Cooper dan Sawaf (2002: xv) “kecerdasan emosional

adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya

dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh

yang manusiawi”.
25

Selanjutnya dalam Working With Emotional Intelligence (1999: 512)

Daniel Goleman mendefinisikan kecerdasan emosional dengan “kemampuan

mengenali perasaan diri kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan

memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri

sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosi

merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif dalam

mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain secara

positif. Kecerdasan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang

menjadi pintar dalam menggunakan emosi. “Kecerdasan emosional bukan

didasarkan pada kepintaran seseorang, melainkan pada sesuatu yang dahulu yang

disebut karakteristik pribadi” (Shapiro 2003: 4). Efendi (2005: 183) mengatakan

bahwa ”kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang sangat diperlukan untuk

berprestasi”.

2.3.3 Arti penting IQ, EQ dan SQ

Kecerdasan yang paling utama dimiliki manusia adalah Kecerdasan

Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), dan Kecerdasan Spiritual (SQ).

Kecerdasan Intelektual atau IQ adalah kemampuan potensial seseorang

untuk mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat-alat berpikir. Kecerdasan ini

adalah sebuah kecerdasan yang memberikan kita kemampuan untuk berhitung,

beranalogi, berimajinasi, dan memiliki daya kreasi serta inovasi.Dalam dunia

pendidikan, tingkat kecerdasan seseorang biasanya diukur oleh tingkat IQ


26

(Intelegence Quotient). Semakin tinggi IQ seseorang maka semakin tinggi pula

tingkat kecerdasan orang tersebut.

Pemahaman seperti itu diyakini semua pihak bahwa siapa saja yang ber IQ

tinggi, kelak bakal sukses hidupnya ketimbang orang yang IQ nya rata-rata. Padahal

kecerdasan orang tidak hanya diukur oleh IQ semata. Bukti telah banyak

menunjukkan bahwa pengangguran banyak dialami oleh sarjana yang hanya memiliki

kecerdasan akademis. Namun sebaliknya kesuksesan bisa diraih oleh mereka yang

tidak sekolah atau kuliah. Hasil penelitian Daniel Goleman menyebutkan bahwa IQ

hanya memberi kontribusi 20% saja dari kesuksesan hidup seseorang. Selebihnya

bergantung pada kecerdasan emosi (EQ) dan sosial yang bersangkutan.

Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan

mengalami kesulitan belajar, kesulitan bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya.

Sebaliknya, anak-anak yang berkarakter atau mempunyai kecerdasan emosi tinggi

akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja, seperti

kenakalan, tawuran, narkoba, minuman keras, perilaku seks bebas dan sebagainya.

Oleh karena itu, penting sekali mengajari anak-anak ketrampilan mengendalikan

emosi. Karena dengan kemampuan tersebut anak-anak akan lebih mampu mengatasi

berbagai masalah yang timbul selama dalam proses menuju manusia dewasa sehingga

mereka akan lebih mampu mengatasi tantangan-tantangan emosional dalam

kehidupan modern yang semakin kompleks. Mengingat begitu pentingnya emosi

dalam sikap dan tindakan seseorang, maka untuk mengembangkan kecerdasan emosi

perlu diajarkan ketrampilan emosi sejak dini.

Dengan demikian Emotional Quotient (EQ) sama pentingnya dengan

intelegence quotient (IQ). EQ memberi kesadaran mengenai perasaan, mencintai diri


27

sendiri dan juga perasaan milik orang lain. EQ memberi rasa empati, cinta, motifasi

dan kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat.

Sebagaimana dinyatakan Goleman, ”EQ merupakan persyaratan dasar untuk

menggunakan IQ secara efektif. Jika bagian-bagian otak yang merasa telah rusak,

maka kita dapat berpikir efektif”.

Selain IQ dan EQ, ada “Q” ketiga yang terdapat dalam diri manusia, yaitu

SQ (Spiritual Quotient) atau kecerdasan spiritual, yaitu kecerdasan untuk menghadapi

dan memecahkan persoalan makna-makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk

menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,

kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan orang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk

mengfungsikan IQ dan EQ secara efektif, bahkan SQ merupakan kecerdasan

tertinggi. Untuk menumbuhkan kecerdasan siswa bisa dilakukan dengan menajamkan

kualitas kecerdasan spiritual siswa melalui nilai-nilai yang ditanamkan sejak dini.

Seperti kejujuran, keadilan, kebajikan, kebersamaan, kesetiakawanan sosial dan

lainnya. Sedangkan guru harus berusaha menjadi teladan bagi siwa, sehingga siswa

tidak hanya mendapatkan pendidikan SQ melalui kegiatan yang diikuti, tapi juga bisa

meneladani sosok guru mereka.

2.3.4 Komponen kecerdasan emosional

Goleman (2002: 513-514) mengemukakan bahwa ada lima aspek

kecerdasan emosional, yaitu:

a. Pengenalan Diri atau Kesadaran diri


Pengenalan Diri atau Kesadaran diri yaitu kemampuan seseorang
untuk mengetahui apa yang rasakan pada suatu saat dan
menggunakannya untuk memandu dalam pengambilan keputusan bagi
diri sendiri. Memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri
sendiri serta memiliki kepercayaan diri yang kuat. Ditambahkan oleh
28

Goleman bahwa kesadaran diri memungkinkan pikiran rasional


memberikan informasi penting untuk menyingkirkan suasana hati yang
tidak menyenangkan. Pada saat yang bersamaan, kesadaran diri bisa
membantu mengelola diri sendiri dan hubungan antarpersonal serta
menyadari emosi dan pikiran sendiri. Semakin tinggi kesadaran,
semakin pandai dalam menangani perilaku negatif diri sendiri.
Ada beberapa cara untuk mengembangkan kekuatan dan
kelemahan dalam pengenalan diri yaitu, introspeksi diri,
mengendalikan diri, membangun kepercayaan diri, mengenal dan
mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh teladan, dan berfikir positif dan
optimis tentang diri sendiri.
b. Pengendalian diri atau Pengaturan diri
Pengendalian diri atau Pengaturan diri yaitu kemampuan seseorang
menangani emosinya sendiri sehingga berdampak positif pada
pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati, sanggup menunda
kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, dan mampu pulih
kembali dari tekanan emosi.
Orang dengan kecakapan ini mampu mengelola dengan baik
perasaan-perasaan impulsive dan emosi-emosi yang menekan mereka,
tetap teguh, tetap positif, dan tidak goyah bahkan dalam situasi yang
paling berat, serta berfikir dengan jernih dan tetap fokus kendati dalam
tekanan.
c. Motivasi diri
Motivasi diri yaitu kemampuan menggunakan hasrat yang paling
dalam untuk menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, mampu
mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif, serta mampu bertahan
mengahadapi kegagalan dan frustrasi.
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang
sangat penting dalam kaitan untuk memberikan perhatian, untuk
memotifasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri dan untuk bereaksi.
Kendati diri emosional, menahan diri terhadap kepuasan dan
mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam
berbagai bidang.
d. Empati
Empati yaitu kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan
oleh orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya, dan mampu
menyelaraskan diri dengan berbagai tipe orang.
Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial
yang tersembunyi yang mengisyaratkanapa-apa yang dibutuhkan atau
dikehendaki orang lain.
e. Keterampilan sosial
Keterampilan sosial yaitu kemampuan untuk mengendalikan emosi
dengan baik ketika berhubungan sosial dengan cermat, dapat
berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan ini untuk
mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan
permasalahan dan bekerja sama dengan tim.
29

Keterampilan sosial merupakan keterampilan yang menunjang


popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Oarng-
orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang
apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain,
mereka adalah bintang-bintang pergaulan.

2.3.5 Indikator kecerdasan emosional

Yang menjadi indikator kecerdasan emosional adalah :

a. Pengenalan diri atau kesadaran diri

b. Pengendalian diri atau pengaturan diri

c. Motivasi

d. Empati keterampilan sosial

2.4 Tinjauan Akuntansi

2.4.1 Pengertian Akuntansi


Akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi penting

sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian perusahaan secara

efisien. Menurut Rudiyanto (2009: 4) “akuntansi adalah sebuah sistem informasi

yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak – pihak yang

berkepentingan mengenal aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan”..

Menurut DEPDIKNAS (2003: 1), “akuntansi merupakan bahan kajian mengenai

suatu sistem untuk menghasilkan info yang berkenaan dengan Transaksi

keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan untuk mengambil keputusan dan

tanggung jawab dibidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta, pemerintah

ataupun organisasi masyarakat lainya”.


30

Sedangkan menurut Wahyudin (2005: 1),

akuntansi secara umum dapat dipahami sebagai suatu proses


kegiatan mengolah data (keuangan)(input) agar menghasilkan
informasi keuangan (output), yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan atau organisasi ekonomi yang
bersangkutan.secara sederhana, akuntansi dapat diartikan sebagai suatu
proses kegiatan : mencatat, mengklasifikasikan, dan Pelaporan
terhadap seluruh Transaksi keuangan perusahaan atau organisasi yang
terjadi selama periode tertentu, dengan cara tertentu beserta kegiatan
menginterprestasikan atas output yang dihasilkannya.

2.4.2 Fungsi dan Tujuan


Fungsi akuntansi pada materi akuntansi di SMK adalah mengembangkan

pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggung jawab

melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran Transaksi-transaksi

keuangan, Penyusunan laporan keuangan, dan penafsiran perusahaan berdasarkan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (DEPDIKNAS.2003: 1).

Tujuan akuntansi pada materi akuntansi di SMK adalah membekali

tamatan SMK dalam berbagai kompetensi dasar agar mereka menguasai dan mapu

menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang benar,

baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataupun

terjun ke masyarakat sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa

(DEPDIKNAS.2003:5).

2.5 Penelitian Terdahulu


Dalam penelitian Farida Nur Afifah (2009) yang berjudul “Pengaruh

Kecerdasan Emosional dan Belajar Mandiri terhadap Prestasi Belajar Akuntansi

pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Bhineka Karya 1 Boyolali 2009/2010 ”

menunjukkan bahwa secara parsial kecerdasan emosional siswa berpengaruh


31

signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi. Secara parsial pengaruh kecerdasan

emosional siswa terhadap prestasi belajar akuntansi sebesar 12,39%. Berdasarkan

hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI

Akuntansi SMK Bhineka Karya 1 Boyolali.

Dalam penelitian Oyesojl A. Aremu, Adeyinka Tella and Adedeji Tella

yang berjudul “Relationship among Emotional Intelligence, Parental Involvement

and Academic Achievement of Secondary School Students in Ibadan, Nigeria”.

Menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dapat memprediksi prestasi akademik.

Demikian pula, ada yang signifikan positif hubungan antara kecerdasan

emosional dan prestasi akademik.

Berdasarkan hasil penelitian dari Ratna Indah Aprilia (2010) yang berjudul

“Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran

Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Ungaran 2008/2009

(Lingkungan Belajar Sebagai Variabel Moderat)” menunjukkan bahwa secara

parsial diperoleh t hitung untuk kecerdasan emosional sebesar 10,021 dengan

probabilitas 0,000 < 0,05.

Penelitian oleh Afika Wulansari (2009) “Pengaruh Motivasi Belajar dan

Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap prestasi Belajar Mata Pelajaran

Ekonomi (Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pringapus Tahun Ajaran

2008/2009”. Hasil analisis regresi diperoleh hasil secara parsial ada hubungan

antara Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga dengan prestasi belajar siswa sebesar

10,9%.
32

Penelitian oleh Yuyun Indarti (2010) “Pengaruh Motivasi, Konsep Diri

dan Kondisi Sosial Ekonomi siswa terhadap prestasi belajar mata diklat normatif

siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Semarang”, terdapat pengaruh yang

positif antara Motivasi, Konsep Diri dan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

terhadap prestasi belajar siswa. Dari hasil uji F atau uji simultan di peroleh

sebesar 49% dengan probabilitas 0,000 < 0,05 yang berarti model regresi tersebut

signifikan, dengan kata lain hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara

Motivasi, Konsep Diri dan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga terhadap prestasi

belajar siswa diterima. Dari hasil uji t atau secara parsial diperoleh sebesar

10,43%.

2.6 Kerangka Berfikir


2.6.1 Kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi
Sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan

dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta

kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya

Peranan kondisi ekonomi dalam pendidikan anak memegang satu posisi

yang sangat penting. Dengan adanya perekonomian yang cukup memadai,

lingkungan material yang dihadapi anak dalam keluarganya jelas lebih luas, maka

ia akan mendapat kesempatan yang lebih luas juga untuk mengembangkan

kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan tanpa adanya sarana dan prasarana itu.

Siswa dengan kondisi sosial ekonomi yang tinggi akan lebih nyaman dalam

kegiatan pembelajaran, karena dengan tercukupinya semua kebutuhan yang

diperlukan oleh siswa, maka siswa tidak perlu lagi memikirkan biaya pendidikan,
33

sarana dan prasarana pendidikan. Sehingga siswa fokus untuk belajar mencapai

prestasi setinggi-tingginya sesuai dengan yang diharapkan.

2.6.2 Kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi


melalui kecerdasan emosional
Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok

manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat

pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi. Dalam pencapaian

prestasi belajar di sekolah kondisi sosial ekonomi keluarga memberikan

kontribusi terhadap kecerdasan emosional siswa.

Siswa yang mempunyai kondisi sosial ekonomi tinggi akan lebih nyaman

dalam kegiatan pembelajaran baik disekolah maupun dirumah. Karena semua

kebutuhan yang diperlukan siswa dalam pembelajaran akan dapat dipenuhi orang

tuanya, sehingga siswa tidak akan dihadapkan pada masalah yang dapat

mengganggu emosi siswa yang terkait dengan masalah pembiayaan dan sarana

prasarana . dengan begitu maka dalam diri siswa tidak ada gejolak emosi yang

ditimbulkan dari masalah ekonomi keluarga, dan kecerdasan emosional siswapun

akan lebih stabil, prestasi belajarpun akan lebih meningkat.

2.6.3 Kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar akuntansi


Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi

secara efektif dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan

orang lain secara positif. Kecerdasan emosional merupakan komponen yang

membuat seseorang menjadi pintar dalam menggunakan emosi. Siswa yang

memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih bisa meningkatkan prestasi
34

belajarnya karena pelajaran akuntansi adalah pelajaran yang sulit dan

membutuhkan pemahaman konsep akuntansi yang cukup panjang dan sedikit

susah. Dengan kecerdasan emosional yang dimiliki siswa maka siswa akan

berusaha mencari solusi terbaik untuk memecahkan kesulitannya, tidak menyerah

pada keadaan dan putus asa. Hal ini membuat kegiatan belajar mengajar berjalan

efektif dan efisien, prestasi belajarpun akan meningkat dan proses pembelajaran

juga mengalami keberhasilan. Hal ini sejalan dengan pendapat goleman yang

menyatakan ”bahwa keberhasilan seseorang, 80%nya dipengaruhi oleh

kecerdasan emosional”.

Dari uraian diatas maka dapat digambarkan kerangka berfikir dalam

penelitian ini dapat dilihat dalam gambar dibawah ini :

Kecerdasan
Emosional
H1 H2

Kondisi Sosial H1 Prestasi Belajar


Ekonomi Keluarga

Gambar 2.1 bagan kerangka berfikir


35

2.7 Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

H1 : ada pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga siswa terhadap prestasi

belajar akuntansi secara langsung maupun melalui kecerdasan emosional

siswa kelas XI Akuntansi di SMK Widya Praja Ungaran.

H2 : ada pengaruh kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi belajar

akuntansi siswa kelas XI Akuntansi di SMK Widya Praja Ungaran.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI kompetensi

keahlian akuntansi SMK Widya Praja Ungaran tahun ajaran 2010/2011 yang

terdiri dari kelas XI AK 1 yang berjumlah 25 siswa dan kelas XI AK 2 yang

berjumlah 28 siswa, dengan jumlah keseluruhan populasi penelitian adalah 53

siswa. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan populasi atau

sensus, sehingga sampel penelitian ini adalah populasi itu sendiri.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang akan diteliti yaitu:

3.2.1 Variabel Bebas atau Variabel Independen (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kondisi sosial ekonomi

keluarga. Kondisi sosial ekonomi orang tua merupakan perpaduan antara

kondisi sosial dan ekonomi orang tua masing-masing murid. Menurut

Soekanto (1998: 233) kondisi sosial adalah keadaan sosial berkenaan dengan

perilaku interpersonal atau yang berkaitan dengan proses sosial. Sedangkan

kondisi ekonomi orang tua adalah kenyataan yang terlihat atau terasakan oleh

indra manusia tentang keadaan orang tua dan kemampuan orang tua dalam

memenuhi kebutuhannya.

36
37

Indikator kondisi sosial ekonomi keluarga:

a. Tingkat pendidikan

b. Penghasilan orang tua

c. Pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan orang tua

3.2.2 Variabel Intervening

Variabel intervening dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara

efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi,

informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi.

Indikator kecerdasan emosional :

a. Pengenalan diri

b. Pengendalian diri

c. Motivasi

d. Empati

e. Ketrampilan sosial

3.2.3 Variabel Terikat atau Variabel Dependen (Y)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah prestasi

belajar siswa yang ditunjukkan dari hasil belajar siswa melalui nilai rata – rata

ulangan harian semester 4 mata pelajaran akuntansi kelas XI SMK Widya Praja

Ungaran tahun pelajaran 2010/2011. Karena nilai rata-rata ulangan harian

merupakan kumpulan beberapa nilai yang diperoleh siswa ketika siswa telah

selesai mempelajari setiap kompetensi mata pelajaran akuntansi yang semuanya


38

dijumlahkan kemudian hasilnya dibagi dengan banyaknya ulangan harian yang

telah ditempuh siswa.

3.3 Metode Pengumpulan Data

a. Metode Angket atau Kuesioner

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui informasi

tentang kondisi sosial ekonomi keluarga dan kecerdasan emosional pada siswa

kelas XI kompetensi keahlian akuntansi SMK Widya Praja Ungaran. Angket yang

digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu kuesioner yang

diberikan sudah ada jawabannya dan responden hanya memberikan tanda silang

pada salah satu jawaban yang sesuai.

Apabila angket telah diperoleh, maka jawaban diberi skor masing-masing

sebagai berikut:

Skor 4 untuk jawaban a

Skor 3 untuk jawaban b

Skor 2 untuk jawaban c

Skor 1 untuk jawaban d

Butir jawaban a merupakan jawaban dengan nilai tertinggi sedangkan

skor terendah terdapat pada jawaban butir d.

b. Metode Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sekunder

yang sifatnya dokumentasi dari instansi terkait. Metode dokumentasi dalam

penelitian ini digunakan untuk memperoleh data nama-nama siswa, jumlah siswa
39

kelas XI kompetensi keahlian akuntansi yang ada dalam populasi, serta nilai rata –

rata ulangan harian siswa.

3.4 Uji Kualitas Angket penelitian

Sebelum angket ini digunakan untuk penelitian terlebih dahulu angket

diujicobakan (pilot tes) pada beberapa responden ujicoba. Adapun tahap-tahap

penyusunan instrument (angket / kuesioner) adalah sebagai berikut :

1) Tahap persiapan

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai melalui angket / kuesioner.

b. Menetapkan variabel-variabel yang diangkat dalam penelitian.

c. Menjabarkan indikator-indikator dalam penelitian.

d. Membuat kisi-kisi instrument.

e. Membuat soal berdasarkan kisi-kisi instrument.

2) Tahap pelaksanaan

Menyebarkan angket / kuesioner pada siswa kelas X AK SMK Widya

Praja Ungaran tahun ajaran 2010/2011.

3) Tahap analisis

Data atau hasil dari penelitian kemudian dianalisis untuk mengetahui

validitas dan reliabilitas instrument. Dengan demikian didapatkan

instrument yang valid dan reliabel sehingga dapat dipakai untuk penelitian.
40

3.4.1 Validitas instrumen

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kusioner tersebut. Dalam

penelitian ini penghitungan hasil uji validitas angket menggunakan bantuan

program SPSS 12, dikatakan bahwa pertanyaan sebanyak 38 soal yang diuji

cobakan kepada 20 responden uji coba

Untuk mengetahui apakah angket yang digunakan valid atau tidak, maka

r hitung (pada kolom corrected item-Total Correlation) dikonsultasikan dengan r

tabel (pada tabel r product moment) dengan taraf signifikan 5% atau taraf

kepercayaan 95% sebesar 0,444. Apabila r hitung > r tabel maka angket dikatakan

valid dan apabila r hitung < r tabel maka angket dikatakan tidak valid.

Pengujian alat ukur untuk mengetahui validitas angket atau kuesioner

yang dilakukan oleh peneliti ditunjukan tabel 3.1 dan 3.2 berikut ini:

Tabel 3.1 Hasil uji validitas angket kecerdasan emosional

No. item r hitung r tabel kriteria


1 0.669 0.444 valid
2 0.781 0.444 valid
3 -0.156 0.444 tidak
4 0.524 0.444 valid
5 0.512 0.444 valid
6 0.690 0.444 valid
7 0.533 0.444 valid
8 0.708 0.444 valid
9 0.571 0.444 valid
10 0.733 0.444 valid
11 0.475 0.444 valid
12 0.488 0.444 valid
13 0.482 0.444 valid
14 0.706 0.444 valid
15 0.671 0.444 valid
16 0.710 0.444 valid
41

17 0.477 0.444 valid


18 0.499 0.444 valid
19 0.590 0.444 valid
20 0.539 0.444 valid
21 0.503 0.444 valid
22 0.552 0.444 valid
23 0.519 0.444 valid
24 0.541 0.444 valid
25 0.612 0.444 valid
Sumber : data primer yang diolah 2011

Tabel 3.2 Hasil uji validitas angket kondisi sosial ekonomi keluarga

No. item r hitung r tabel kriteria


26 0.552 0.444 valid
27 0.503 0.444 valid
28 0.705 0.444 valid
29 0.645 0.444 valid
30 0.608 0.444 valid
31 0.553 0.444 valid
32 0.578 0.444 valid
33 0.602 0.444 valid
34 0.428 0.444 tidak
35 0.506 0.444 valid
36 0.565 0.444 valid
37 0.572 0.444 valid
38 0.295 0.444 tidak
Sumber : data primer yang diolah 2011

Berdasarkan tabel 3.1 dan 3.2 dari uji coba instrument yang telah

dilakukan ternyata terdapat 3 item soal yang tidak valid yaitu item nomor 3, 34

dan 38. Oleh karena itu , item soal tersebut dihapus sehingga tidak dipakai dalam

penelitian.

3.4.2 Reliabilitas instrumen

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrument tersebut sudah baik.


42

Dalam penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrument dengan

menggunakan rumus alpha:

k ∑σb2

rxy = 1-

k–1 σ1 2

Keterangan:

Rxy = Realibilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ σb2 = jumlah varians butir

σt2 = varians total

Jika rhitung > r tabel instrument dikatakan reliabel dan Jika rhitung < r tabel

instrument dikatakan tidak reliable. Perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS

for Windows 12.0 dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Nunally dalam

Ghozali, 2007: 42). Dari hasil analisis reliabilitas untuk variabel kecerdasan

emosional menunjukkan Cronbach Alpha sebesar 0,927 dan untuk variabel

kondisi sosial ekonomi keluarga menunjukkan nilai Cronbach Alpha sebesar

0,889.

3.5 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari suatu penelitian harus dianalisa terlebih dahulu

secara benar agar dapat ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban yang
43

tepat dari permasalahan yang diajukan. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu:

3.5.1 Analisis Deskriptif Presentase

Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel – variabel yang

ada dalam penelitian. Variabel kondisi sosial ekonomi keluarga, kecerdasan

emosional dan prestasi belajar dapat diukur dengan menentukan perhitungan

indeks presentase.

Rumus perhitungan indeks presentase adalah:

DP = n x 100 %

Keterangan:

DP = Deskriptif Presentase

n = Jumlah nilai yang diperoleh (total)

N = jumlah nilai maksimal seluruhnya

Kategori deskriptif persentase (DP) diperoleh dengan membuat tabel

kategori yang diasumsikan pada satu soal dalam kuesioner dan disusun dengan

perhitungan sebagai berikut:

Presentase Maksimal : 4/4 x 100% = 100%

Presentase Minimal : 1/4 x 100% = 25%

Rentang Presentase : 100% - 25% = 75%

Interval Kelas Persentase : 75% / 4 = 18,75%

Dengan demikian tabel kategori untuk variabel Kondisi Sosial Ekonomi

keluarga (X1) dan Kecerdasan Emosional (X2) adalah sebagai berikut:


44

Tabel 3.3 Kriteria Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga dan Kecerdasan

Emosional

Kriteria
No Interval Kondisi Sosial Kecerdasan
Ekonomi Keluarga Emosional
1 ≥ 81,25% - 100% Sangat Tinggi Sangat Tinggi
2 ≥ 62,50% - 81,25% Tinggi Tinggi
3 ≥ 43,75% - 62,50% Rendah Rendah
4 25% - 43,75% Sangat Rendah Sangat Rendah
Sumber: Data diolah 2011

Prestasi belajar akuntansi diperoleh dari nilai rata-rata ulangan harian

siswa kelas XI Akuntansi SMK Widya Praja Ungaran. Adapun tabel kategori

untuk prestasi belajar akuntansi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kategori Prestasi Belajar Akuntansi

No Interval Nilai Kriteria


1 ≥ 70 Tuntas
2 < 70 Tidak Tuntas
Sumber: Data diolah 2011

3.5.2 Uji Statistik

3.5.2.1 Uji Asumsi Klasik

3.5.2.1.1 Uji Normalitas

Sebelum dilakukan uji asumsi klasik dan analisis regresi ganda, perlu

dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat dalam model analisis ini adalah

menggunakan uji normalitas. Agar kesimpulan yang dibuat berdasarkan suatu ttest

lebih dapat dipertanggungjawabkan, maka data harus berasal dari data yang

terdistribusi normal. Pengujian kenormalan data dapat digunakan untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil tes terdistribusi normal atau
45

tidak. Uji kenormalan data dilakukan dengan Uji Kolmogorov–Smimov dianalisis

dengan bantuan SPSS for Windows Release 12.0. Caranya adalah menentukan

terlebih dahulu hipotesis pengujian yaitu:

Hipotesis Nol (Ho) : data terdistribusi secara normal

Hipotesis Altematif (Ha) : data tidak terdistribusi secara normal

Menurut Ghozali (2007: 30) jika variabel nilai K-Snya nilainya jauh

diatas α = 0.05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau terdistribusi secara

normal. Begitu juga sebaliknya jika variabel nilai K-Snya dibawah α = 0.05 hal ini

berarti hipotesis nol ditolak atau tidak terdistribusi secara normal.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual

memiliki distribusi normal, jika asumsi itu dilanggar maka uji statistic tidak valid

untuk jumlah sampel kecil.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau

mendekati normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

atau titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dan

residualnya. Jika variabel tidak terdistribusi secra normal atau mendekati normal

(melenceng ke kanan atau ke kiri) maka data tersebut dapat dilanjutkan dengan uji

non parametrik.

Cara yang digunakan untuk menguji normalitas data menurut Ghozali

(2007: 110) adalah dengan melihat normal probality plot yang dibandingkan

distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk


46

satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambar data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

3.5.2.1.2 Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2007: 91) uji multikolonieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independent). Model regresi yang benar seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel bebas karena sulit untuk diketahui variabel dependen mana yang

mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Jika variabel bebas saling

berkorelasi maka variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel orthogonal

adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan

nol. Salah satu cara mendeteksi adanya gejala multikolonieritas dengan

menggunakan nilai Variance Inflaction Factor (VIF) dan tolerance melalui SPSS

for Windows 12.0. Model regresi yang multikolonieritas memiliki nilai VIF

dibawah 10 dan tolerance diatas 0,1. Deteksi lain dengan melihat korelasi antara

variabel bebas, apabila masih dibawah 0,8, maka dapat disimpulkan tidak

mengandung multikolonieritas.

3.5.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain (Ghozali, 2007: 105). Untuk mengujinya dengan menggunakan SPSS for

Windows 12.0. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
47

Untuk mendeteksi gejala heteroskedatisitas. Untuk mendeteksi gejala

heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik Scatterplot dengan pola

titik – titik yang menyebar diatas dan di bawah sumbu Y atau ada tidaknya pola

tertentu pada grafik Scatterplot. Jika grafik scatterplot titik – titik yang ada

membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit).

3.5.2.2 Analisis Jalur

Analisi jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda,

atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan

kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori

(ghozali2007:174). Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan

kausalitas antar variabel berdasar pada teori, didalam menggambarkan diagram

jalur yang perlu diperhatikan adalah arah anak panah berkepala satu merupakan

hubungan regresi dan anak panah berkepala dua adalah korelasi.” Jika didalam

model terdapat lebih dari satu variabel exogenous, maka antar variabel exogenous

ini harus dihubungkan dengan anak panah berkepala dua (korelasi)”(ghozali

2007:174). Analisi jalur digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung dan

tidak langsung variabel exogenous terhadap variabel endogenus. Untuk menguji

hubungan kausal yang telah diformulasikan berdasar pengetahuan dan teori serta

menguji hipotesis yang telah diajukan, diperlukan analisis statistic.

Pada model analisis ini, melibatkan besarnya kekuatan pengaruh

langsung antara variabel bebas (exogenous) dan variabel terikatnya (endogeneous)


48

diberi simbol ρ serta variabel residual yang mewakili variabel lain diluar model

diberi simbol ε sebagaimana tertera pada gambar berikut:

ε1

Kecerdasan
Emosional (X2)
p2 p3

Kondisi Sosial Ekonomi Prestasi


Keluarga (X1) p1 ε2
Belajar (Y)

Gambar 3.1 skema analisis jalur

3.5.2.3 Pengujian Hipotesis Jalur ( Uji Jalur)

Uji jalur digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat secara langsung atau tidak. Untuk mengetahui nilai t

tabel, ditentukan tingkat signifikansinya 0,05. Pengujian ini menggunakan SPSS

16.0. criteria uji yang digunakan adalah nilai p value < 0,05 maka koefisien jalur

tidak signifikan, sehingga jalur ditolak artinya tidak ada pengaruh langsung dari

variabel bebas ke variabel terikat.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

Data penelitian yang diperoleh selama proses penelitian selanjutnya

dianalisis melalui dua tahap yaitu analisis deskriptif presentase dan analisis jalur

(path analisys). Analisis deskriptif digunakan untuk mendekripsikan variabel

kondisi sosial ekonomi keluarga, kecerdasan emosional dan prestasi belajar siswa.

Analisis berikutnya yaitu analisis jalur yang menggambarkan pengaruh kondisi

sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi baik secara langsung

maupun melalui kecerdasan emosional.

4.1.1 Deskriptif Responden

Responden pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi

SMK Widya Praja Ungaran tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 53 siswa,

terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas XI Akuntansi 1 sebanyak 25 siswa dan XI

Akuntansi 2 sebanyak 28 siswa.

Data penelitian ini dikumpulkan dengan menyebarkan 53 kuesioner secara

langsung kepada responden pada siswa kelas XI Akuntansi SMK Widya Praja

Ungaran dan kuesioner tersebut seluruhnya dikembalikan dan dapat diolah.

4.1.2 Analisis Deskriptif Presentase

Analisis deskriptif presentase dari masing-masing variabel dalam

penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut.

49
50

4.1.2.1 Prestasi belajar akuntansi

Perhitungan pretasi belajar akuntansi siswa kelas XI akuntansi SMK

Widya Praja Ungaran tahun ajaran 2010/2011 diperoleh dari rata-rata ulangan

harian pada mata pelajaran akuntansi yang dapat dilihat dalam lampiran 11.

Berdasarkan hasil tersebut analisis deskriptif presentase dilakukan dan setelah

dimasukkan dalam bentuk kriteria hasilnya dapat dilihat pada table 4.1 sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Deskriptif Presentase Prestasi Belajar Akuntansi

No interval frekuensi presentase kriteria


1 ≥ 70 39 74% Tuntas
2 < 70 14 26% Tidak Tuntas
Jumlah 53 100%
Sumber : data penelitian diolah 2011 (lampiran 14)

Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa prestasi belajar akuntansi

semester genap siswa kelas XI akuntansi SMK Widya Praja Ungaran tahun ajaran

2010/2011 sebagian besar dalam kategori tuntas yaitu sebanyak 39 anak atau

sebesar 74% dan 14 anak berada pada kategori belum tuntas atau sebesar 26%.

Disimpulkan bahwa siswa kelas XI akuntansi SMK Widya Praja Ungaran tahun

ajaran 2010/2011mempunyai prestasi belajar yang cukup memuaskan.

4.1.2.2 Kondisi sosial ekonomi keluarga (X1)

Pada variabel kondisi sosial ekonomi keluarga, penilaian dilakukan dengan

tiga indikator yaitu tingkat pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, tingkat

pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan orang tua. Hasil tabulasi angket untuk

variable kondisi sosial ekonomi keluarga dapat dilihat secara lengkap pada
51

lampiran 13 dari data tersebut analisis deskriptif presentase untuk kondisi sosial

ekonomi keluarga dilakukan dan setelah dimasukkan dalam bentuk kriteria

hasilnya dapat dilihat pada table 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Deskriptif Presentase Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

No interval frekuensi presentase kriteria


1 > 81,25% - 100% 2 4% Sangat Tinggi
2 > 62,50% - 81,25% 8 15% Tinggi
3 > 43,75% - 62,50% 35 66% Rendah
4 25% - 43,75% 8 15% Sangat Rendah
Jumlah 53 100%
Sumber : data penelitian diolah 2011 (lampiran 16)

Terlihat pada Tabel 4.2 sebanyak 4% siswa atau sejumlah 2 siswa

mempunyai kondisi sosial ekonomi keluarga sangat tinggi, 15% siswa atau

sejumlah 8 siswa mempunyai kondisi sosial ekonomi yang tinggi, 66% siswa atau

sejumlah 35 siswa mempunyai kondisi sosial ekonomi yang rendah. Dan

sebanyak 15% siswa atau sejumlah 8 siswa mempunyai kondisi sosial ekonomi

yang sangat rendah. Disimpulkan bahwa siswa kelas XI akuntansi SMK Widya

Praja Ungaran tahun ajaran 2010/2011 mempunyai kondisi sosial ekonomi yang

rendah.

Lebih jelasnya dapat dilihat dari analisis deskriptif dari setiap indikator

meliputi tingkat pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, tingkat pengeluaran

dan pemenuhan kebutuhan orang tua dan kepemilikan harta yang bernilai

ekonomis.
52

a. Pendidikan orang tua

Gambaran tentang indikator pendidikan orang tua dapat dilihat pada Tabel

4.3 berikut:

Tabel 4.3 Deskriptif Presentase Pendidikan Orang Tua


No interval frekuensi presentase kriteria
1 > 81,25% - 100% 3 6% Sangat Tinggi
2 > 62,50% - 81,25% 8 15% Tinggi
3 > 43,75% - 62,50% 13 24% Rendah
4 25% - 43,75% 29 55% Sangat Rendah
Jumlah 53 100%
Sumber : data penelitian diolah 2011 (lampiran 16)

Berdasarkan pada Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dari 53 siswa

diperoleh keterangan sebagai berikut : sebanyak 6% atau sejumlah 3 siswa

memiliki pendidikan orang tua sangat tinggi , 15% atau sejumlah 8 siswa

memiliki pendidikan orang tua tinggi. , 24% atau sejumlah 13 siswa memiliki

pendidikan orang tua rendah, dan 55% atau sejumlah 29 siswa memiliki tingkat

pendidikan orang tua sangat rendah. Disimpulkan bahwa tingkat pendidikan orang

tua siswa masih sangat rendah. Ini dikarenakan sebagian besar orang tua siswa

hanya tamat pendidikan SD atau tidak sekolah.

b. Penghasilan orang tua

Gambaran tentang indikator penghasilan orang tua dapat dilihat pada

Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Deskriptif Presentase Penghasilan Orang Tua


No interval frekuensi presentase kriteria
1 > 81,25% - 100% 3 6% Sangat Tinggi
2 > 62,50% - 81,25% 5 9% Tinggi
53

3 > 43,75% - 62,50% 18 34% Rendah


4 25% - 43,75% 27 51% Sangat Rendah
Jumlah 53 100%
Sumber : data penelitian diolah 2011 (lampiran 16)

Berdasarkan pada Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari 53 siswa

diperoleh keterangan sebagai berikut : sebanyak 6% atau sejumlah 3 siswa

memiliki tingkat penghasilan orang tua yang sangat tinggi , 9% atau sejumlah 5

siswa memiliki tingkat penghasilan orang tua yang tinggi. , 34% atau sejumlah 18

siswa memiliki tingkat penghasilan orang tua yang rendah, dan 51% atau

sejumlah 27 siswa memiliki tingkat penghasilan orang tua yang sangat rendah.

Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penghasilan orang tua siswa masih

sangat rendah yaitu kurang dari 1 juta rupiah.

c. Tingkat pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan orang tua

Gambaran tentang indikator tingkat pengeluaran dan pemenuhan

kebutuhan orang tua dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Deskriptif Presentase Tingkat Pengeluaran dan Pemenuhan

Kebutuhan Orang Tua

No interval frekuensi presentase kriteria


1 > 81,25% - 100% 6 11% Sangat Tinggi
2 > 62,50% - 81,25% 25 47% Tinggi
3 > 43,75% - 62,50% 19 36% Rendah
4 25% - 43,75% 3 6% Sangat Rendah
Jumlah 53 100%
Sumber : data penelitian diolah 2011 (lampiran 16)

Berdasarkan pada Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa dari 53 siswa

diperoleh keterangan sebagai berikut : sebanyak 11% atau sejumlah 6 siswa


54

memiliki tingkat pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan orang tua yang sangat

tinggi , 47% atau sejumlah 25 siswa memiliki tingkat pengeluaran dan

pemenuhan kebutuhan orang tua yang tinggi. , 36% atau sejumlah 19 siswa

memiliki tingkat pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan orang tua yang rendah,

dan 6% atau sejumlah 3 siswa memiliki tingkat pengeluaran dan pemenuhan

kebutuhan orang tua yang sangat rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar orang tua siswa memiliki tingkat pengeluaran dan pemenuhan

kebutuhan yang tinggi

4.1.2.3 Kecerdasan Emosional (X2)

Kecerdasan emosional merupakan himpunan bagian dari keterampilan

sosial yang melibatkan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan dan

emosi, baik pada diri sendiri maupun orang lain, memilih-milah semuanya dan

menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. Hasil

tabulasi angket untuk variabel kecerdasan emosional dapat dilihat secara lengkap

pada lampiran 12 dari data tersebut analisis deskriptif presentase untuk kecerdasan

emosional dilakukan dan setelah dimasukkan dalam bentuk kriteria hasilnya dapat

dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Deskriptif Presentase Kecerdasan Emosional

No interval frekuensi presentase kriteria


1 > 81,25% - 100% 44 83% Sangat Tinggi
2 > 62,50% - 81,25% 7 13% Tinggi
3 > 43,75% - 62,50% 2 4% Rendah

4 25% - 43,75% 0 0% Sangat Rendah


Jumlah 53 100%
55

Sumber : data penelitian diolah 2011 (lampiran 15)

Terlihat pada Tabel 4.6 sebanyak 83% siswa mempunyai kecerdasan

emosional sangat tinggi,13% siswa mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi

dan 4% siswa mempunyai kecerdasan emosional rendah. Disimpulkan bahwa

siswa kelas XI akuntansi SMK Widya Praja Ungaran tahun ajaran 2010/2011

mempunyai kecerdasan emosional yang sangat tinggi yang artinya sebagian besar

siswa telah mampu mengenali diri, mengendalikan diri, memotivasi diri,

berempati terhadap orang lain, dan memiliki ketrampilan sosial yang sangat baik.

Lebih jelasnya dapat dilihat dari analisis deskriptif dari setiap indikator

meliputi pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati,dan keterampilan

sosial.

a. Pengenalan diri

Gambaran tentang indikator pengenalan diri dapat dilihat pada Tabel 4.7

berikut:

Tabel 4.7 Deskriptif Presentase Pengenalan Diri

No interval frekuensi presentase kriteria


1 > 81,25% - 100% 37 70% Sangat Tinggi
2 > 62,50% - 81,25% 16 30% Tinggi
3 > 43,75% - 62,50% 0 0% Rendah
4 25% - 43,75% 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 53 100%
Sumber : data penelitian diolah 2011 (lampiran 15)

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa sebagian siswa

mampu mengenali diri sendiri. Hal ini dapat dilihat berdasarkan perolehan

persentase yang ternyata sebanyak 70% atau sejumlah 37siswa memiliki


56

pengenalan diri sangat tinggi dan 30% atau sejumlah 16 siswa memiliki

pengenalan diri tinggi. Tingkat kesadaran diri yang sangat tinggi, hal itu berarti

sebagian besar siswa mampu mengenali, melihat batas dan kemampuan pada diri

mereka dengan baik.

b. Pengendalian diri

Gambaran tentang indikator pengendalian diri dapat dilihat pada Tabel 4.8

berikut:

Tabel 4.8 Deskriptif Presentase Pengendalian Diri

No interval frekuensi presentase kriteria


1 > 81,25% - 100% 34 64% Sangat Tinggi
2 > 62,50% - 81,25% 16 30% Tinggi
3 > 43,75% - 62,50% 3 6% Rendah
4 25% - 43,75% 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 53 100%
Sumber : data penelitian diolah 2011 (lampiran 15)

Berdasarkan pada Tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa sebagian siswa

mampu mengendalikan diri sendiri.hal ini dapat dilihat berdasarkan perolehan

persentase yang ternyata sebanyak 64% atau sejumlah 34 siswa memiliki

pengendalian diri sangat tinggi , 30% atau sejumlah 16 siswa memiliki

pengendalian diri tinggi, dan 6% atau sejumlah 3 siswa memiliki pengendalian

diri rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki

kemampuan pengendalian diri yang sangat tinggi.

c. Motivasi
57

Gambaran tentang indikator motivasi dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Deskriptif Presentase Motivasi

No interval frekuensi presentase kriteria


1 > 81,25% - 100% 38 72% Sangat Tinggi
2 > 62,50% - 81,25% 11 21% Tinggi
3 > 43,75% - 62,50% 4 8% Rendah
4 25% - 43,75% 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 53 100%
Sumber : data penelitian diolah 2011 (lampiran 15)

Berdasarkan pada Tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa sebagian siswa

mampu memotivasi diri sendiri. hal ini dapat dilihat berdasarkan perolehan

persentase yang ternyata sebanyak 72% atau sejumlah 38 siswa memiliki

motivasi sangat tinggi , 21% atau sejumlah 11 siswa memiliki motivasi tinggi. ,

dan 8% atau sejumlah 4 siswa memiliki motivasi rendah. Disimpulkan bahwa

sebagian besar siswa memiliki kemampuan memotivasi diri yang sangat tinggi

walaupun masih ada beberapa siswa yang memiliki kemampuan memotivasi diri

yang rendah.

d. Empati

Gambaran tentang indikator empati dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Deskriptif Presentase Empati

No interval frekuensi presentase kriteria


1 > 81,25% - 100% 48 91% Sangat Tinggi
2 > 62,50% - 81,25% 3 6% Tinggi
3 > 43,75% - 62,50% 2 4% Rendah
4 25% - 43,75% 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 53 100%
Sumber : data penelitian diolah 2011 (lampiran 15)
58

Berdasarkan pada Tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa sebagian siswa

memiliki empati yang sangat tinggi. hal ini dapat dilihat berdasarkan perolehan

persentase yang ternyata sebanyak 91% atau sejumlah 48 siswa memiliki empati

sangat tinggi , 6% atau sejumlah 3 siswa memiliki empati tinggi. , dan 4% atau

sejumlah 2 siswa memiliki empati rendah. Empati yang sangat tinggi berarti

sebagian besar siswa memiliki rasa sosial, peduli dan saling menolong terhadap

sesama sangat tinggi.

e. Keterampilan sosial

Gambaran tentang indikator ketrampilan sosial dapat dilihat pada Tabel

4.11 berikut:

Tabel 4.11 Deskriptif Presentase Ketrampilan Sosial

No interval frekuensi presentase kriteria


1 > 81,25% - 100% 29 55% Sangat Tinggi
2 > 62,50% - 81,25% 17 32% Tinggi
3 > 43,75% - 62,50% 7 13% Rendah
4 25% - 43,75% 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 53 100%
Sumber : data penelitian diolah 2011 (lampiran 15)

Berdasarkan pada Tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa sebagian siswa

memiliki ketrampilan sosial yang sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan

perolehan persentase yang ternyata sebanyak 55% atau sejumlah 29 siswa

memiliki ketrampilan sosial sangat tinggi , 32% atau sejumlah 17 siswa memiliki

ketrampilan sosial tinggi. , dan 13% atau sejumlah 7 siswa memiliki ketrampilan
59

sosial rendah. Sehingga dapat diartikan bahwa kemampuan siswa dalam pergaulan

dan berinteraksi terhadap sesama masih kurang.

4.1.3 Uji Statistik

4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik

4.1.3.1.1 Uji Normalitas

Normalitas data dapat dilihat dari grafik histogram dan grafik normal P-P

Plot dengan bantuan program SPSS 12. Apabila pada grafik histogram

memberikan pola distribusi tidak melenceng maka data tersebut dinyatakan

berdistribusi normal, dan apabila pada grafik normal P-P Plot titik-titik mendekati

garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Gambar 4.1 Normal P-P Plot Regresi

Terlihat grafik P-P Plot titik-titik yang terbentuk mendekati garis

diagonal, yang berarti data berdistribusi normal. Uji normalitas dapat juga

dihitung dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Jika asymp sig. >

0,05 maka data berdistribusi normal. Berdasarkan data hasil penelitian di atas
60

diperoleh asymp signifikansi (2-tailed) sebesar 0,695 > 0,05 yang berarti data

berdistribusi normal. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 53
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 7.75098141
Most Extreme Differences Absolute .098
Positive .077
Negative -.098
Kolmogorov-Smirnov Z .710
Asymp. Sig. (2-tailed) .695
a. Test distribution is Normal.

4.1.3.1.2 Uji Moltikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan

yang sempurna antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang bebas dari

multikolinearitas dapat dilihat jika memiliki nilai VIF di bawah 10 dan nilai

tolerance di atas 0,1. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Coeficient Collinearity Statistic

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 36.085 10.960 3.292 .002
Kondisi Sosial
.517 .230 .285 2.248 .029 .902 1.108
Ekonomi Keluarga
Kecerdasan
.383 .135 .359 2.828 .007 .902 1.108
Emosional
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Akuntansi
61

Terlihat dalam Tabel 4.13 nilai VIF untuk masing-masing variabel di

bawah 10 yaitu 1,108 dan nilai tolerance > 0,1 sehingga dapat disimpulkan tidak

ada multikolinearitas.

4.1.3.1.3 Uji Heterokedastisitas

Model regresi selain harus berdistribusi normal juga harus memenuhi

syarat tidak adanya heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dapat

dilihat dari scatterplot, apabila titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu

yang teratur berarti mengandung heteroskedastisitas. Sebaliknya apabila titik-titik

yang terbentuk tidak teratur dan berada di atas maupun di bawah angka nol pada

sumbu vertikal (Y), dapat disimpulkan bahwa regresi tidak mengandung

heteroskedastisitas.

Gambar 4.2 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Terlihat pada grafik di atas ternyata titik-titik tersebar tidak teratur dan

tidak membentuk pola yang teratur, serta berada di atas maupun di bawah angka

nol sumbu vertikal, yang berarti model regresi tidak mengandung


62

heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat dilihat pula dari uji Glejser untuk

meregres nilai absolute residual terhadap variabel bebas. Lebih lengkapnya dapat

dilihat pada Tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14 Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -3.821 6.102 -.626 .534
Kondisi Sosial Ekonomi
.019 .128 .021 .148 .883
Keluarga
Kecerdasan Emosional .116 .075 .223 1.540 .130
a. Dependent Variable: AbsUt

Uji statistik SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada satupun

variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai

Absolute Res (ABS_RES). Melihat nilai signifikan 0,130 untuk kecerdasan

emosional dan 0,883 untuk variabel kondisi sosial ekonomi keluarga berada di

atas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan bahwa tidak ada

heteroskedastisitas.

4.1.3.2 Pengujian Hipotesis Penelitian

4.1.3.2.1 Pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap kecerdasan

emosional

Untuk menguji hipotesis dapat di lihat dari hasil regresi berganda

khususnya bagian ANOVA berikut ini:

Tabel 4.15 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kondisi Sosial Ekonomi

Keluarga terhadap Kecerdasan Emosional


63

b
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 368.929 1 368.929 5.511 .023
Residual 3414.354 51 66.948
Total 3783.283 52
a. Predictors: (Constant), Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga
b. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa uji F diperoleh F sebesar

5.551 dengan sig. 0,023 < 0,05 yang berarti kondisi sosial ekonomi keluarga

berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan emosional.

4.1.3.2.2 Pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga dan kecerdasan

emosional terhadap prestasi belajar siswa

Untuk menguji hipotesis dapat di lihat dari hasil regresi berganda

khususnya bagian ANOVA berikut ini:

Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kondisi Sosial Ekonomi

Keluarga dan Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar


b
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1178.412 2 589.206 9.430 .000a
Residual 3124.041 50 62.481
Total 4302.453 52
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional, Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Akuntansi
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa uji F diperoleh F sebesar

9.430 dengan sig. 0,000 < 0,05 yang berarti kondisi sosial ekonomi keluarga dan

kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

4.1.3.3 Pengisian koefisien jalur


64

4.1.3.3.1 Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Kecerdasan

Emosional

Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kondisi Sosial Ekonomi

Keluarga terhadap Kecerdasan Emosional

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 .312
a
.098 .080 8.18218
a. Predictors: (Constant), Kondisi Sosial Ekonomi
Keluarga
b. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 70.185 5.668 12.383 .000

Kondisi Sosial Ekonomi


.531 .226 .312 2.347 .023
Keluarga
a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional

Berdasarkan tabel diatas diperoleh koefisien p1 untuk variabel kondisi

sosial ekonomi keluarga sebesar 0,312. Dari analisis tersebut diperoleh koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,098. Koefisien determinasi selanjutnya digunakan

untuk menghitung nilai residual analisis regresi dengan formula residual ε1= √1-

R2, perhitungan residual sebagai berikut:

ε1= √1-R2
65

ε1= √1-0,098

=0,902

Setelah koefisien residunya diperoleh, persamaan jalurnya menjadi:

X2 = P1X1 + ε1

X2 =0,312 X1 + 0,902

Dari perhitungan diatas, model hubungan kausal variabel exogenous

terhadap endogenous dapat digambarkan sebagai berikut:

ε1 0,902

Kecerdasan
0,312 Emosional
Kondisi Sosial
Ekonomi Keluarga

Gambar 4.3 jalur hubungan kausal kondisi sosial ekonomi keluarga

terhadap kecerdasan emosional

4.1.3.3.1 Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Dan Kecerdasan

Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kondisi Sosial Ekonomi

Keluarga dan Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar


66

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .523 .274 .245 7.90448

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional, Kondisi Sosial


Ekonomi Keluarga

b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Akuntansi

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 36.085 10.960 3.292 .002
Kondisi Sosial Ekonomi
.517 .230 .285 2.248 .029
Keluarga
Kecerdasan Emosional .383 .135 .359 2.828 .007
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Akuntansi
Sumber data diolah 2011

Berdasarkan tabel diatas diperoleh koefisien βy1 untuk variabel kondisi

sosial ekonomi keluarga (X1) sebesar 0,285, variabel kecerdasan emosional (X2)

koefisien βy2 sebesar 0,359. Dari analisis tersebut diperoleh koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,274. Koefisien determinasi tersebut selanjutnya digunakan untuk

menghitung nilai residu analisis regresi dengan formula residual sebagai berikut:

ε 2= √1-R2

ε 2= √1-0,274
=0,726

Setelah koefisien residu diperoleh, persamaan jalurnya menjadi :

Y = βy1X1 + βy2X2 + ε2
67

Y = 0,285X1 + 0,359X2 +0,726

Dari perhitungan diatas, model hubungan kausal variabel exogenous

terhadap variabel endogeneous dapat digambarkan sebagai berikut:

Kecerdasan
Emosional
0,359

Kondisi Sosial 0,285 Prestasi Belajar 0,726


Ekonomi Keluarga
ε2
Gambar 4.4 jalur hubungan kausal kondisi sosial ekonomi keluarga dan

kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan kedua hasil analisis jalur diatas, maka dapat digambarkan

secara bersama-sama sebagai berikut:

ε1 0,902

Kecerdasan
Emosional
0,312 0,359

Kondisi Sosial 0,285 Prestasi Belajar 0,726


Ekonomi Keluarga
ε2

Gambar 4.5 hasil analisis jalur


68

4.1.3.4 Rekapitulasi Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung

Pada model analisis jalur penelitian ini akan menjelaskan besarnya

pengaruh langsung dan tidak langsung variabel exogenous terhadap variabel

endogenous.

4.1.3.4.1 Pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi

belajar

Pengaruh langsung (0,285)2 = 0,081

Pengaruh tidak langsung (0,312) x (0,359) = 0,112

= 0,193 atau 19,3%

Jadi pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar

adalah 19,3%

4.1.3.4.2 Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar

Pengaruh kecerdasan emosional merupakan pengaruh langsung ( sebagai

variabel intervening) terhadap prestasi belajar. Dapat dilihat dari koefisien jalur

βy2 yaitu sebesar (0,359)2 = 0,128 atau 12,8%

4.1.3.4.3 Pengaruh variabel residu terhadap kecerdasan emosional

ε1 = 0,902

4.1.3.4.4 Pengaruh variabel residu terhadap prestasi belajar

ε2 = 0,726
69

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar

Berdasarkan analisis jalur diatas menunjukkan bahwa ada pengaruh antara

kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMK

Widya Praja Ungaran. Hal ini terlihat dari koefisien β = 0,285 dengan p value

0,029 < 0,05. Dari analisis ini menunjukkan bahwa semakin baik kondisi sosial

ekonomi keluarga maka semakin tinggi prestasi belajar siswa, begitu pula

sebaliknya. Karena dengan siswa mempunyai kondisi sosial eknomi yang baik

maka akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sebab dengan kondisi sosial

ekonomi keluarga yang baik prestasi belajar siswa juga optimal.

4.2.2 Pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar

melalui kecerdasan emosional

Berdasarkan analisis jalur diatas menunjukkan bahwa ada pengaruh antara

kondisi sosial ekonomi keluarga kecerdasan emosional siswa kelas XI SMK

Widya Praja Ungaran. Hal ini terlihat dari koefisien β = 0,312 dengan p value

0,023 < 0,05. Dari analisis ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kondisi sosial

ekonomi keluarga maka semakin tinggi prestasi belajar siswa, begitu pula

sebaliknya. Karena dengan kondisi sosial ekonomi yang tinggi maka siswa akan

lebih mudah dalam mengatur gejolak emosi yang timbul dalam diri remaja.

Sehingga ketika siswa menerima materi akuntansi yang identik dengan banyak
70

latihan soal-soal yang memerlukan kesabaran, siswa mampu mengerjakannyad

dengan tenang dan sabar. Dari perhitungan diatas ternyata kondisi sosial ekonomi

keluarga juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa melalui kecerdasan

emosional sebesar 19,3%. Dari hasil analisis ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi kondisi sosial ekonomi keluarga maka semakin tinggi pula kecerdasan

emosional. Karena siswa yang memiliki kondisi sosial ekonomi keluarga yang

tinggi maka kondisi emosional siswa akan lebih stabil sebab semua kebutuhan

mereka terpenuhi sehingga siswa tidak perlu memikirkan kebutuhan mereka,

dengan demikian prestasi belajar siswa akan lebih baik.

4.2.3 Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar

Berdasarkan analisis jalur diatas, menunjukkan bahwa ada pengaruh antara

kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa kelas XI akuntansi SMK

Widya Praja Ungaran. Hal ini terlihat dari koefisien β = 0,359 dengan p value

0,007 < 0,05. Dari hasil analisis ini menunjukkan bahwa semakin baik kecerdasan

emosional siswa maka semakin tinggi prestasi belajar yang dihasilkan siswa,

begitu pula sebaliknya. Karena semakin tinggi kecerdasan emosional siswa maka

siswa juga akan optimal meningkatkan prestasi belajarnya.


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada

bagian sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi sosial ekonomi keluarga berpengaruh positif secara langsung

maupun melalui kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar akuntansi

siswa kelas XI Akuntansi SMK Widya Praja Ungaran .

2. Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK Widya Praja Ungaran .

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab

sebelumnya maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian kondisi sosial ekonomi keluarga siswa berada pada

kondisi yang rendah. Untuk itu disarankan bagi sekolah hendaknya siswa

yang berprestasi dan kondisi sosial ekonomi orang tuanya kurang mampu,

diharapkan sekolah bisa memperhatikan terutama masalah pendidikan

dengan memberikan beasiswa atau program orang tua asuh yang bersedia

membantu memenuhi biaya pendidikan anak tersebut. Sehingga kebutuhan

71
72

anak untuk pendidikan dapat tercukupi dan diharapkan dapat meningkatkan

prestasi belajar yang lebih baik.

2. Dari hasil penelitian masih terdapat beberapa siswa yang prestasi belajar

akuntansinya dibawah kriteria ketuntaan minimum yang ditetapkan sekolah.

Untuk itu disarankan bagi siswa yang nilainya masih dibawah kriteria

ketuntasan minimum untuk selalu semangat belajar dan terus berusaha agar

prestasi belajar mereka meningkat meskipun keadaan ekonomi mereka

masih rendah.

3. Untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa

disarankan hendaknya peneliti mengembangkan variabel bebas lainnya

seperti minat, disiplin, kesehatan, lingkungan belajar. Karena prestasi

belajar dipengaruhi oleh banyak faktor lain yang tidak dikaji dalam

penelitian ini.
73

Daftar Pustaka

Afifah, farida Nur. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Belajar Mandiri
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI Akuntansi Smk
Bhineka Karya 1 Boyolali 2009/2010. Skripsi. Semarang : Fakultas
Ekonomi.

Ahmadi, Abu.1997. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Algifari. 2000. Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE.

Ambarsari, Dwi Setyo. 2008. Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) terhadap


prestasi belajar siswa jurusan akuntansi SMK Muhammadiyah 1
Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi.

Amin Rasli, M. 2003. Menjadi Remaja Cerdas. Jakarta : PT Al-Mawardi Prima.

Anni, Tri Catharina. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.

Aprilia, Ratna Indah. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi


Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas X SMA N 2
Ungaran 2008/2009 (Lingkungan Belajar Sebagai Variabel Moderat).
Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi.

Aremu, Oyesojl A. dkk. 1997. Relationship among Emotional Intelligence,


Parental Involvement and Academic Achievement of Secondary School
Students in Ibadan, Nigeria. http://www.unco.com/.

Chaer, Abduh. 2002. Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Cooper, Robert, K dan Ayman Sawaf. 2002. Executive EQ Kecerdasan


Emotional dalam kepemimpinan organisasi. Terjemahan Alex Tri
Kantjono Widodo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dalyono, M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2003. Kurikulum SMK Edisi 2003. Jakarta: Dikdasmen.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Efendi, Agus. 2009. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung. Alfabeta.

Gerungan. 2009. Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama.


74

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Gollemen, Daniel. 2002. Emotional Intelligence. Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama.

Indarti, Yuyun. 2010. Pengaruh Motivasi, Konsep Diri dan Kondisi Sosial
Ekonomi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Normatif pada
Siswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah 1 Semarang. Skripsi. Semarang:
Fakultas Ekonomi.

Khudriatun 2005. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap


Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi pada SiswaKelas
III SMK Patebon Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi.

Nasution. 2004. Didaktik Asas – Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, Tamrin dan Nasution, Nurhalizah.1989. Peran Orang Tua Dalam


Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta:BPK Gunung Mulia.

Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

RM Melandy Rissyu dan Nurna Aziza. 2006. Pengaruh Kecerdasan Emosional


Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Kepercayaan Diri Sebagai
variabel Pemoderasi. Padang Simposium Nasional Akuntansi

Rusyan, Tabrani. 1994. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya

Shapiro LE. 2003. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Soekanto, 1998. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.


Jakarta : Rineka Cipta.

Soekanto, Soerjono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Sumarto. 2006. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan Orang tua
Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi pada
Siswa SMA NU 01 Wahid Hasyim Talang Tegal Tahun Ajaran 2005/2006
Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi.
75

Suradjiman. 1996. Ekonomi studi dan pengajaran. Jakarta : PT Balai Pustaka.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo


Persada

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo.

Undang-Undang RI No.20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Jakarta: Sinar Grafika.

Wahyudin, Agus. 2005. Akuntansi Dasar. Semarang: FE UNNES.

Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

Wulansari, Afika. 2009. Pengaruh Motivasi Belajar dan Kondisi Sosial Ekonomi
Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi (Studi
Kasus Siswa Kelas VIII SMPN 2 Pringapus 2008/2009). Skripsi.
Semarang: Fakultas Ekonomi.
76
77

Lampiran 1

DAFTAR NAMA RESPONDEN UJI COBA INSTRUMEN

NO NIS NAMA L/P


1 AK. 470 Ambarwati P
2 AK. 471 Ana Yuliana P
3 AK. 472 Andri Sanjaya Nurpratama L
4 AK. 473 Candra Adi Saputra L
5 AK. 474 Cosmas Purwanto Tyas AD L
6 AK. 475 Deni Risnawati P
7 AK. 476 Desi Hermawati P
8 AK. 477 Desi Kurniawati P
9 AK. 478 Dian Mardiani P
10 AK. 479 Dwi Wahyuningsih P
11 AK. 480 Galang Budi Harmanto L
12 AK. 482 Hepi Puspita Sari P
13 AK. 483 Hidayatul Mahfiroh P
14 AK. 484 Khalimatus Sakdiyah P
15 AK. 485 Khusnul Khotimah P
16 AK. 486 Lailatul Faizah P
17 AK. 487 Luluk Tri Wijayanti P
18 AK. 488 Mayang Saraswati Malik P
19 AK. 489 Meta Alinta Wulandari P
20 AK. 490 Mita Nurul Handayani P
78

Lampiran 2

Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen

Variabel indikator Nomor item

Kecerdasan emosional a. Pengenalan diri 1, 2, 3, 4, 5

b. Pengendalian diri 6, 7, 8, 9, 10

c. Motivasi 11, 12, 13, 14, 15

d. Empati 16, 17, 18, 19, 20

e. Keterampilan sosial 21, 22, 23, 24, 25

Kondisi sosial ekonomi a. Tingkat pendidikan 26, 27


keluarga
b. Penghasilan orang tua 28, 29, 30

c. Pengeluaran dan 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38


pemenuhan kebutuhan
orang tua
79

Lampiran 3
ANGKET UJI COBA
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN
KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI
AKUNTANSI DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Nama :
Kelas :

Isilah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang pada jawaban yang
menurut anda sesuai dengan keadaan anda.

Kecerdasan Emosional
I. Pengenalan diri
1. Sebagai seorang remaja apa yang selalu anda lakukan untuk mengetahui jati
diri anda?
a. Selalu merenung dan berintrospeksi diri.
b. Merenung dan bertanya pada orang lain.
c. Bertanya pada orang lain.
d. Tidak pernah memikirkan diri sendiri.
2. Menurut anda siapa orang yang paling mengerti keadaan anda?
a. Diri sendiri
b. keluarga
c. teman
d. pimpinan
3. Jika anda merasa ada yang kurang beres dalam urusan anda. Siapakah orang
yang paling anda salahkan?
a. Tidak menyalahkan siapapun
b. Diri sendiri
c. Orang lain
d. Semua orang
80

4. Bagaimanakah anda memandang kedudukan anda dalam menjalani kehidupan


ini?
a. Mahluk yang banyak memiliki keterbatasan
b. Mahluk yang memiliki sedikit kelebihan
c. Mahluk yang banyak memiliki kelebihan
d. Mahluk yang paling kuat dan hebat
5. Jika anda telah melakukan suatu perbuatan yang tercela,bagaimana perasaan
anda?
a. Merasa bersalah dan sangat menyesal serta bertekad tidak akan
mengulangi lagi
b. Merasa bersalah dan menyesal namun tidak mempunyai tekad untuk
mengulangi
c. Merasa bersalah namun tidak menyesal
d. Tidak merasa bersalah

II. Pengendalian diri


6. Jika anda dibuat sakit hati oleh teman anda, bagaimana sikap anda?
a. Sabar dan memaafkannya
b. Agak kecewa namun tetap memaafkannya
c. Kecewa namun disimpan dihati dan tidak diluapkan
d. Marah dan dendam
7. Seandainya anda dihadapkan pada masalah yang cukup berat dan dating
dengan tiba-tiba bagaimana anda menghadapinya?
a. Selalu tenang dan tetap bisa mengontrol diri
b. Berusaha tenang meski kadang kurang bisa mengontrol diri
c. Kurang tenang dan kurang bisa mengontrol diri
d. Tidak tenang dan marah
8. Ketika akan mengambil keputusan, apakah yang anda lakukan terlebih
dahulu?
a. Mempertimbangkan terlebih dahulu segala hal masak-masak
b. Mempertimbangkan sebagian hal
c. Hanya memperhatikan hal yang menguntungkan
d. Langsung saja mengambil keputusan tanpa memperhatikan baik
buruknya
9. Apa yang anda lakukan , jika dalam ulangan anda tidak bisa mengerjakan?
a. Tetap tenang dan tetap berusaha mengerjakan
b. Berusaha dengan cara apapun termasuk mencontek
c. Pasrah
d. Menyobek-nyobek kertas ulangan
81

10. Apabila anda berhadapan dengan guru yang pernah memarahi anda
bagaimana sikap anda?
a. Selalu sopan dan tetap menghormatinya dalam segala hal
b. Hanya menghormatinya dalam hal-hal tertentu
c. Kurang menghormatinya sebagai guru
d. Tidak menghormatinya sama sekali

III. Motivasi
11. Apa dampak dari adanya persaingan yang ketat pada usaha meraih prestasi
yang sebaik-baiknya?
a. Menambah semangat
b. Sedikit menambah semangat
c. Mengurangi semangat
d. Menyerah dengan keadaan
12. Bagaimana anda memandang masa depan dengan melihat kondisi anda
sekarang ini?
a. Optimis segala hal akan diraih
b. Optimis sebagian hal akan dapat diraih
c. Ragu-ragu masa depan akan cerah
d. Pesimis segalanya akan diraih
13. Apa usaha anda untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup anda?
a. Bekerja keras dan berdoa serta rela berkorban apa saja
b. Bekerja keras dan berdoa namun kurang berani berkorban
c. Hanya bekerja keras tanpa berdoa
d. Berdiam diri dirumah dan menyerah pada keadaan
14. Apa motivasi anda bersekolah di SMK Widya Praja Ungaran?
a. Menuntut ilmu untuk meraih cita-cita
b. Tuntutan orang tua
c. Menjaga gengsi
d. Daripada tidak sekolah
15. Sejauh ini apa yang menjadikan anda semangat menjalani hidup?
a. Adanya harapan dan cita-cita
b. Adanya orang-orang terdekat yang mendukung
c. Percaya pada nasib
d. Tidak tahu
82

IV. Empati
16. Jika ada teman anda yang menceritakan masalahnya bagaimana anda
menanggapinya?
a. Selalu mendengarka dan memberikan solusi
b. Hanya mendengarkan tanpa memberikan solusi
c. Mendengarkan dan mentertawakan
d. Tidak mendengarkan
17. Jika ada orang lain yang kesusahan didekat anda,bagaimana sikap anda?
a. Ikut bersedih dan berusaha membantunya
b. Ikut bersedih dan tanpa membantunya
c. Pura-pura ikut bersedih
d. Masa bodoh
18. Jika ada orang yang tidak dikenal meminta bantuan kepada anda, bagaimana
sikap anda?
a. Dengan senang hati membantunya
b. Membantu dengan setengah hati
c. Mau membantu dengan rasa curiga
d. Tidak mau mambantu
19. Bagaimana anda memandang orang lain yang lebih susah dari anda?
a. Semuanya sama seperti kita
b. Sama dengan kita hanya nasib yang membedakannya
c. Memandang lebih rendah dari kita
d. Memandang mereka sangat rendah
20. Apakah anda selalu bersedia mendengarkan masalah yang dihadapi teman
anda?
a. Selalu bersedia apapun kondisinya
b. Bersedia jika keadaan mendukung
c. Bersedia jika ada imbalan
d. Tidak bersedia

V. Ketrampilan sosial
21. Bagaimana sikap anda jika anda memasuki komunitas yang baru?
a. Berusaha mengakrabi semua orang didalamnya
b. Mengakrabi sebagian orang yang dianggap penting
c. Hanya mengakrabi orang yang dikenal
d. Tidak berusaha mengakrabi semuanya
83

22. Bagaimana anda menjaga pergaulan dengan orang-orang disekitar anda?


a. Selalu berbuat baik dan selalu berpandangan positif serta siap membantu
kapanpun dibutuhkan
b. Selalu berbuat baik meski kadang-kadang berfikir negative
c. Kadang-kadang berbuat baik namun selalu berfikir positif
d. Kadang-kadang saja berbuat baik dan sering berfikir negatif
23. Bagaimana cara anda untuk mencari informasi dari orang yang belum anda
kenal?
a. Berkenalan langsung dengan orangnya dan setelah akrab baru bertanya
b. Langsung bertanya tanpa berkenalan
c. Mencaritahu dari orang lain
d. Tidak jadi mencari informasi dari orang tersebut
24. Bagaimana perasaan anda jika berbicara dihadapan orang banyak?
a. Santai saja tidak ada tekanan
b. Agak tegang namun bisa menguasai diri
c. Santai namun kadang-kadang merasa tertekan
d. Grogi dan sangat tertekan
25. Bagaimana sikap anda dalam pergaulan disekitar anda?
a. Bergaul dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan
b. Bergaul dengan orang yang memiliki latar belakang yang sama
c. Hanya mau bergaul jika ada kepentingan
d. Tidak mau bergaul dengan siapapun

Kondisi sosial ekonomi keluarga


I. Pendidikan orang tua
26. Apakah pendidikan terakhir ayah anda?
a. Perguruan tinggi
b. SMA
c. SMP
d. SD / tidak sekolah

27. Apakah pendidikan terakhir ibu anda?


a. Perguruan tinggi
b. SMA
c. SMP
d. SD / tidak sekolah
84

II. Penghasilan orang tua


28. Berapakah rata-rata penghasilan orang tua (ayah,ibu)dalam satu bulan?
a. Lebih dari 3.000.000
b. Antara 2.000.000 – 3.000.000
c. Antara 1.000.000 – 2.000.000
d. Kurang dari 1.000.000
29. Apakah orang tua anda memiliki pengahasilan tambahan atau sampingan
selain dari penghasilan pokok?
a. Orang tua memiliki lebih dari satu penghasilan tambahan selain
penghasilan pokok yang jumlahnya pasti dan selalu diperoleh tiap
bulannya
b. Orang tua memiliki satu penghasilan tambahan selain penghasilan
pokok yang jumlahnya pasti dan selalu rutin diperoleh tiap
bulannya
c. Orang tua memiliki penghasilan tambahan yang tidak menentu
jumlahnya maupun waktunya.
d. Orang tua tidak memiliki penghasilan tambahan
30. Berapa rata-rata penghasilan tambahan orang tua (ayah/ibu) dalam sebulan
a. Lebih dari 1.000.000
b. 500.000-1000.000
c. Kurang dari 500.000
d. Tidak ada
III. Pengeluaran atau pemenuhan kebutuhan keluarga
31. Berapa orang yang menjadi tanggungan orang tua anda?
a. 1
b. 2
c. 3
d. Lebih dari 3 orang
32. Berapakah rata-rata tingkat pengeluaran orang tua anda?
a. Lebih dari 3.000.000
b. Antara 2.000.000 – 3.000.000
c. Antara 1.000.000 – 2.000.000
d. Kurang dari 1.000.000
85

33. Apakah penghasilan orang tua anda setiap bulannya dapat memenuhi
kebutuhan pokok keluarga (sandang, papan, pangan)
a. Sangat memenuhi
b. Cukup memenuhi
c. Kurang memenuhi
d. Tidak memenuhi
34. Apakah kebutuhan perlengkapan sekolah anda selalu dipenuhi (buku,alat
tulis)
a. Selalu dipenuhi
b. Sering dipenuhi
c. Kadang-kadang
d. Tidak dipenuhi
35. Bagaimana pemenuhan gizi 4 sehat 5 sempurna setiap hari dalam keluarga?
a. Selalu dipenuhi
b. Sering dipenuhi
c. Kadang-kadang
d. Tidak dipenuhi
36. Apakah orang tua anda membayar SPP tepat pada waktunya?
a. Selalu tepat waktu
b. Membayar pada batas akhir waktu pembayaran
c. Kadang-kadang terlambat
d. Selalu terlambat bahkan menunggak
37. Diruangan manakah anda belajar dirumah?
a. Ruang khusus untuk belajar
b. Kamar sendiri
c. Ruang keluarga atau ruang tamu
d. Berpindah-pindah karena tidak memiliki ruang sendiri
38. Bagaimana ruang belajar anda dirumah?
a. Rapi, bersih, peralatan belajar sangat lengkap sehingga sangat
nyaman untuk belajar
b. Rapi, bersih, peralatan kurang lengkap sehingga nyaman untuk
belajar
c. Kotor, kurang rapi, peralatan belajar kurang lengkap sehingga
kurang nyaman untuk belajar
d. Kotor, kurang rapi, peralatan belajar tidak lengkap sehinggan tidak
nyaman untuk belajar
86
87
88

Lampiran 6

Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Kecerdasan Emosional

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excluded a 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.927 .926 25

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
1 78.5500 122.261 .669 .922
2 78.4500 120.050 .781 .920
3 78.6000 136.463 -.156 .932
4 78.6000 125.832 .524 .925
5 78.7500 124.303 .512 .925
6 78.5000 121.737 .690 .922
7 78.4500 126.155 .533 .925
8 78.6500 121.082 .708 .922
9 78.6000 124.147 .571 .924
10 78.6000 123.937 .733 .922
11 78.4500 126.155 .475 .926
12 78.4500 125.945 .488 .925
13 78.6000 124.147 .482 .926
14 78.8500 124.134 .706 .922
15 78.5500 123.313 .671 .923
16 78.6500 122.134 .710 .922
17 78.5000 127.105 .477 .925
18 78.6000 123.832 .499 .926
19 78.7000 120.958 .590 .924
20 78.6000 124.674 .539 .925
21 78.7000 124.958 .503 .925
22 78.5500 124.261 .552 .924
23 78.6000 126.884 .519 .925
24 78.5000 126.158 .541 .925
25 78.3500 123.818 .612 .923
89

Lampiran 7
Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Kondisi Sosial Ekonomi
Keluarga

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.889 .892 16

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
26 47.6500 52.766 .552 .882
27 47.6500 52.661 .503 .884
28 47.7000 50.116 .705 .876
29 47.7500 51.776 .645 .879
30 47.4500 53.629 .608 .881
31 47.9000 52.516 .553 .882
32 47.5500 52.050 .578 .881
33 47.5000 51.000 .602 .880
34 47.6000 53.305 .428 .887
35 47.2000 54.168 .506 .884
36 47.6000 51.200 .565 .881
37 47.7500 50.197 .572 .882
38 47.4500 54.892 .295 .892
39 47.4000 52.779 .527 .883
40 47.6500 52.661 .563 .882
41 47.4500 50.682 .571 .881
90

Lampiran 8

DAFTAR NAMA RESPONDEN

NO NIS NAMA
1 AK. 410 Agustin Pangestika
2 AK. 411 Asrofiatun
3 AK. 412 Atik Nur Fitriawati
4 AK. 414 Desi Kurniasari
5 AK. 415 Desy Ruminingtyas
6 AK. 416 Dian Nofitasari
7 AK. 419 Erna Safira Risti
8 AK. 420 Emilia Dewi Latifatun
9 AK. 421 Erma Surya Wulandari
10 AK. 422 Fedian Purwoning Putri
11 AK. 388 Ganang Yusmanto
12 AK. 423 Islamiyati
13 AK. 424 Isnaeny Nur Rahmawati
14 AK. 425 Lulud Dyah Arismi
15 AK. 426 Mindarsih Faita Nur Aini
16 AK. 427 Mutia Resawati
17 AK. 428 Nur Rohmawati
18 AK. 429 Nurma Kurniasari
19 AK. 430 Nurul Hidayah
20 AK. 431 Pungki Ari Mukti
21 AK. 433 Sari Listyana
22 AK. 434 Siti Khafsah
23 AK. 435 Siti Nuryati
24 AK. 436 Tiara Nurhelda Ulfa
25 AK. 437 Wulan Seffi Andani
91

DAFTAR NAMA RESPONDEN

NO NIS NAMA
1 AK. 438 Abidah
2 AK. 440 Arlinda Nuria Putri
3 AK. 441 Attika
4 AK. 442 Beby Sukma Dewi
5 AK. 443 Christanti Octavia
6 AK. 444 Dwi Manis Purnawati
7 AK. 445 Ega Agustina
8 AK. 446 Eko Feriyantono
9 AK. 447 Endah Nindastuti
10 AK. 448 Fani Rachmayanti
11 AK. 449 Fika Irayani
12 AK. 450 Ika Kumiyati
13 AK. 451 Itahmida Nurfita Arih
14 AK. 452 Kurnia Nova Pangestika
15 AK. 453 Meilisa Adi Saputra
16 AK. 454 Misron Asrori
17 AK. 455 Musrifah
18 AK. 458 Religia Yessi Sugara
19 AK. 459 Santi Yunita Sari
20 AK. 460 Sri Lestari
21 AK. 461 Sri Widarni
22 AK. 462 Sulistyowati
23 AK. 463 Tiara Novtrian Safitri
24 AK. 464 Uki Budiarti
25 AK. 465 Umi Latifah
26 AK. 466 Wahyu Lestari S
27 AK. 467 Wisnu Abdul Ghofur
28 AK. 468 Yuyun Ismayanti
92

Lampiran 9

Kisi-kisi angket penelitian

Variabel indikator Nomor item

Kecerdasan emosional f. Pengenalan diri 1, 2, 3, 4

g. Pengendalian diri 5, 6, 7, 8, 9

h. Motivasi 10, 11, 12, 13, 14

i. Empati 15, 16, 17, 18, 19

j. Keterampilan sosial 20, 21, 22, 23, 24

Kondisi sosial ekonomi d. Tingkat pendidikan 25, 26


keluarga
e. Penghasilan orang tua 27, 28, 39

f. Pengeluaran dan 30, 31, 32, 33, 34, 35


pemenuhan kebutuhan
orang tua
93

Lampiran 10
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KONDISI SOSIAL
EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI DI SMK
WIDYA PRAJA UNGARAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nama :
Kelas :

Isilah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang pada jawaban yang
menurut anda sesuai dengan keadaan anda.

Kecerdasan Emosional
VI. Pengenalan diri
1. Sebagai seorang remaja apa yang selalu anda lakukan untuk mengetahui jati
diri anda?
a. Selalu merenung dan berintrospeksi diri.
b. Merenung dan bertanya pada orang lain.
c. Bertanya pada orang lain.
d. Tidak pernah memikirkan diri sendiri.
2. Menurut anda siapa orang yang paling mengerti keadaan anda?
a. Diri sendiri
b. keluarga
c. teman
d. pimpinan
3. Bagaimanakah anda memandang kedudukan anda dalam menjalani kehidupan
ini?
a. Mahluk yang banyak memiliki keterbatasan
b. Mahluk yang memiliki sedikit kelebihan
c. Mahluk yang banyak memiliki kelebihan
d. Mahluk yang paling kuat dan hebat
94

4. Jika anda telah melakukan suatu perbuatan yang tercela,bagaimana perasaan


anda?
a. Merasa bersalah dan sangat menyesal serta bertekad tidak akan
mengulangi lagi
b. Merasa bersalah dan menyesal namun tidak mempunyai tekad untuk
mengulangi
c. Merasa bersalah namun tidak menyesal
d. Tidak merasa bersalah

VII. Pengendalian diri


5. Jika anda dibuat sakit hati oleh teman anda, bagaimana sikap anda?
a. Sabar dan memaafkannya
b. Agak kecewa namun tetap memaafkannya
c. Kecewa namun disimpan dihati dan tidak diluapkan
d. Marah dan dendam
6. Seandainya anda dihadapkan pada masalah yang cukup berat dan dating
dengan tiba-tiba bagaimana anda menghadapinya?
a. Selalu tenang dan tetap bisa mengontrol diri
b. Berusaha tenang meski kadang kurang bisa mengontrol diri
c. Kurang tenang dan kurang bisa mengontrol diri
d. Tidak tenang dan marah
7. Ketika akan mengambil keputusan, apakah yang anda lakukan terlebih
dahulu?
a. Mempertimbangkan terlebih dahulu segala hal masak-masak
b. Mempertimbangkan sebagian hal
c. Hanya memperhatikan hal yang menguntungkan
d. Langsung saja mengambil keputusan tanpa memperhatikan baik
buruknya
8. Apa yang anda lakukan , jika dalam ulangan anda tidak bisa mengerjakan?
a. Tetap tenang dan tetap berusaha mengerjakan
b. Berusaha dengan cara apapun termasuk mencontek
c. Pasrah
d. Menyobek-nyobek kertas ulangan
9. Apabila anda berhadapan dengan guru yang pernah memarahi anda
bagaimana sikap anda?
a. Selalu sopan dan tetap menghormatinya dalam segala hal
b. Hanya menghormatinya dalam hal-hal tertentu
c. Kurang menghormatinya sebagai guru
d. Tidak menghormatinya sama sekali
95

VIII. Motivasi
10. Apa dampak dari adanya persaingan yang ketat pada usaha meraih prestasi
yang sebaik-baiknya?
a. Menambah semangat
b. Sedikit menambah semangat
c. Mengurangi semangat
d. Menyerah dengan keadaan
11. Bagaimana anda memandang masa depan dengan melihat kondisi anda
sekarang ini?
a. Optimis segala hal akan diraih
b. Optimis sebagian hal akan dapat diraih
c. Ragu-ragu masa depan akan cerah
d. Pesimis segalanya akan diraih
12. Apa usaha anda untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup anda?
a. Bekerja keras dan berdoa serta rela berkorban apa saja
b. Bekerja keras dan berdoa namun kurang berani berkorban
c. Hanya bekerja keras tanpa berdoa
d. Berdiam diri dirumah dan menyerah pada keadaan
13. Apa motivasi anda bersekolah di SMK Widya Praja Ungaran?
a. Menuntut ilmu untuk meraih cita-cita
b. Tuntutan orang tua
c. Menjaga gengsi
d. Daripada tidak sekolah
14. Sejauh ini apa yang menjadikan anda semangat menjalani hidup?
a. Adanya harapan dan cita-cita
b. Adanya orang-orang terdekat yang mendukung
c. Percaya pada nasib
d. Tidak tahu
IX. Empati
15. Jika ada teman anda yang menceritakan masalahnya bagaimana anda
menanggapinya?
a. Selalu mendengarka dan memberikan solusi
b. Hanya mendengarkan tanpa memberikan solusi
c. Mendengarkan dan mentertawakan
d. Tidak mendengarkan
16. Jika ada orang lain yang kesusahan didekat anda,bagaimana sikap anda?
a. Ikut bersedih dan berusaha membantunya
b. Ikut bersedih dan tanpa membantunya
c. Pura-pura ikut bersedih
d. Masa bodoh
96

17. Jika ada orang yang tidak dikenal meminta bantuan kepada anda, bagaimana
sikap anda?
a. Dengan senang hati membantunya
b. Membantu dengan setengah hati
c. Mau membantu dengan rasa curiga
d. Tidak mau mambantu
18. Bagaimana anda memandang orang lain yang lebih susah dari anda?
a. Semuanya sama seperti kita
b. Sama dengan kita hanya nasib yang membedakannya
c. Memandang lebih rendah dari kita
d. Memandang mereka sangat rendah
19. Apakah anda selalu bersedia mendengarkan masalah yang dihadapi teman
anda?
a. Selalu bersedia apapun kondisinya
b. Bersedia jika keadaan mendukung
c. Bersedia jika ada imbalan
d. Tidak bersedia

X. Ketrampilan sosial
20. Bagaimana sikap anda jika anda memasuki komunitas yang baru?
a. Berusaha mengakrabi semua orang didalamnya
b. Mengakrabi sebagian orang yang dianggap penting
c. Hanya mengakrabi orang yang dikenal
d. Tidak berusaha mengakrabi semuanya
21. Bagaimana anda menjaga pergaulan dengan orang-orang disekitar anda?
a. Selalu berbuat baik dan selalu berpandangan positif serta siap membantu
kapanpun dibutuhkan
b. Selalu berbuat baik meski kadang-kadang berfikir negative
c. Kadang-kadang berbuat baik namun selalu berfikir positif
d. Kadang-kadang saja berbuat baik dan sering berfikir negatif
22. Bagaimana cara anda untuk mencari informasi dari orang yang belum anda
kenal?
a. Berkenalan langsung dengan orangnya dan setelah akrab baru bertanya
b. Langsung bertanya tanpa berkenalan
c. Mencaritahu dari orang lain
d. Tidak jadi mencari informasi dari orang tersebut
97

23. Bagaimana perasaan anda jika berbicara dihadapan orang banyak?


a. Santai saja tidak ada tekanan
b. Agak tegang namun bisa menguasai diri
c. Santai namun kadang-kadang merasa tertekan
d. Grogi dan sangat tertekan
24. Bagaimana sikap anda dalam pergaulan disekitar anda?
a. Bergaul dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan
b. Bergaul dengan orang yang memiliki latar belakang yang sama
c. Hanya mau bergaul jika ada kepentingan
d. Tidak mau bergaul dengan siapapun

Kondisi sosial ekonomi keluarga


IV. Pendidikan orang tua
25. Apakah pendidikan terakhir ayah anda?
a. Perguruan tinggi
b. SMA
c. SMP
d. SD / tidak sekolah
26. Apakah pendidikan terakhir ibu anda?
a. Perguruan tinggi
b. SMA
c. SMP
d. SD / tidak sekolah
V. Penghasilan orang tua
27. Berapakah rata-rata penghasilan orang tua (ayah,ibu)dalam satu bulan?
a. Lebih dari 3.000.000
b. Antara 2.000.000 – 3.000.000
c. Antara 1.000.000 – 2.000.000
d. Kurang dari 1.000.000
28. Apakah orang tua anda memiliki pengahasilan tambahan atau sampingan
selain dari penghasilan pokok?
a. Orang tua memiliki lebih dari satu penghasilan tambahan selain
penghasilan pokok yang jumlahnya pasti dan selalu diperoleh tiap
bulannya
b. Orang tua memiliki satu penghasilan tambahan selain penghasilan
pokok yang jumlahnya pasti dan selalu rutin diperoleh tiap
bulannya
c. Orang tua memiliki penghasilan tambahan yang tidak menentu
jumlahnya maupun waktunya.
d. Orang tua tidak memiliki penghasilan tambahan
98

29. Berapa rata-rata penghasilan tambahan orang tua (ayah/ibu) dalam sebulan
a. Lebih dari 1.000.000
b. 500.000-1000.000
c. Kurang dari 500.000
d. Tidak ada
VI. Pengeluaran atau pemenuhan kebutuhan keluarga
30. Berapa orang yang menjadi tanggungan orang tua anda?
a. 1
b. 2
c. 3
d. Lebih dari 3 orang

31. Berapakah rata-rata tingkat pengeluaran orang tua anda per bulan?
a. Lebih dari 3.000.000
b. Antara 2.000.000 – 3.000.000
c. Antara 1.000.000 – 2.000.000
d. Kurang dari 1.000.000
32. Apakah penghasilan orang tua anda setiap bulannya dapat memenuhi
kebutuhan pokok keluarga (sandang, papan, pangan)
a. Sangat memenuhi
b. Cukup memenuhi
c. Kurang memenuhi
d. Tidak memenuhi
33. Bagaimana pemenuhan gizi 4 sehat 5 sempurna setiap hari dalam keluarga?
a. Selalu dipenuhi
b. Sering dipenuhi
c. Kadang-kadang
d. Tidak dipenuhi
34. Apakah orang tua anda membayar SPP tepat pada waktunya?
a. Selalu tepat waktu
b. Membayar pada batas akhir waktu pembayaran
c. Kadang-kadang terlambat
d. Selalu terlambat bahkan menunggak
35. Diruangan manakah anda belajar dirumah?
a. Ruang khusus untuk belajar
b. Kamar sendiri
c. Ruang keluarga atau ruang tamu
d. Berpindah-pindah karena tidak memiliki ruang sendiri
99

Lampiran 11

REKAP NILAI ULANGAN HARIAN SEMESTER IV


SMK WIDYA PRAJA UNGARAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Bidang Keahlian : Bisnis Manajemen Tingkat : XI (Sebelas)


Program Keahlian : Akuntansi Kelas : XI AK 1
Mata Pelajaran : Kejuruan Akuntansi Semester : VI

NO NIS NAMA L/P UH 1 UH 2 UH 3 UH 4 UH 5 UH 6 UH 7


1 AK. 410 Agustin Pangestika P 77 90 86 81 83 79 82
2 AK. 411 Asrofiatun P 81 94 77 93 93 87 88
3 AK. 412 Atik Nur Fitriawati P 60 85 76 50 89 56 63
4 AK. 414 Desi Kurniasari P 81 97 78 71 69 42 48
5 AK. 415 Desy Ruminingtyas P 91 94 87 91 74 81 88
6 AK. 416 Dian Nofitasari P 81 99 89 93 89 91 85
7 AK. 419 Erna Safira Risti P 93 99 80 98 92 89 93
8 AK. 420 Emilia Dewi Latifatun P 92 97 98 95 91 95 94
9 AK. 421 Erma Surya Wulandari P 83 96 96 96 59 80 89
10 AK. 422 Fedian Purwoning Putri P 57 88 73 45 80 65 72
11 AK. 388 Ganang Yusmanto L 70 93 59 50 56 65 67
12 AK. 423 Islamiyati P 71 94 77 84 53 43 50
13 AK. 424 Isnaeny Nur Rahmawati P 89 97 92 88 69 84 88
14 AK. 425 Lulud Dyah Arismi P 90 98 91 93 88 93 89
15 AK. 426 Mindarsih Faita Nur Aini P 94 92 93 91 89 94 88
16 AK. 427 Mutia Resawati P 75 97 74 59 94 88 75
17 AK. 428 Nur Rohmawati P 81 97 85 82 61 84 77
18 AK. 429 Nurma Kurniasari P 61 88 70 55 62 69 61
19 AK. 430 Nurul Hidayah P 87 96 81 84 54 83 78
20 AK. 431 Pungki Ari Mukti L 55 97 75 50 74 60 54
21 AK. 433 Sari Listyana P 76 99 93 66 54 75 82
22 AK. 434 Siti Khafsah P 91 95 91 65 65 78 79
23 AK. 435 Siti Nuryati P 45 94 79 70 68 59 63
24 AK. 436 Tiara Nurhelda Ulfa P 83 92 92 82 69 91 76
25 AK. 437 Wulan Seffi Andani P 81 91 87 45 64 68 79
100

REKAP NILAI ULANGAN HARIAN SEMESTER IV


SMK WIDYA PRAJA UNGARAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Bidang Keahlian : Bisnis Manajemen Tingkat : XI (Sebelas)


Program Keahlian : Akuntansi Kelas : XI AK 2
Mata Pelajaran : Kejuruan Akuntansi Semester : VI

NO NIS NAMA L/P UH 1 UH 2 UH 3 UH 4 UH 5 UH 6 UH 7


1 AK. 438 Abidah P 86 96 78 81 88 92 78
2 AK. 440 Arlinda Nuria Putri P 86 92 90 73 80 83 81
3 AK. 441 Attika P 65 75 57 57 68 76 52
4 AK. 442 Beby Sukma Dewi P 70 78 68 60 62 69 68
5 AK. 443 Christanti Octavia P 83 93 95 81 92 91 85
6 AK. 444 Dwi Manis Purnawati P 89 97 93 96 80 87 92
7 AK. 445 Ega Agustina P 89 95 90 92 90 88 91
8 AK. 446 Eko Feriyantono L 76 87 80 78 78 81 77
9 AK. 447 Endah Nindastuti P 95 93 99 98 68 92 89
10 AK. 448 Fani Rachmayanti P 60 86 73 55 70 73 63
11 AK. 449 Fika Irayani P 77 92 84 70 78 83 75
12 AK. 450 Ika Kumiyati P 87 86 85 78 74 82 78
13 AK. 451 Itahmida Nurfita Arih P 88 90 80 72 76 94 64
14 AK. 452 Kurnia Nova Pangestika P 65 80 70 58 72 71 66
15 AK. 453 Meilisa Adi Saputra P 90 96 91 86 92 92 89
16 AK. 454 Misron Asrori L 81 88 80 70 94 88 77
17 AK. 455 Musrifah P 92 95 95 72 86 88 85
18 AK. 458 Religia Yessi Sugara P 90 97 88 84 80 93 81
19 AK. 459 Santi Yunita Sari P 77 89 72 70 60 57 61
20 AK. 460 Sri Lestari P 80 99 77 84 88 92 79
21 AK. 461 Sri Widarni P 87 96 91 93 86 93 88
22 AK. 462 Sulistyowati P 92 83 97 85 90 94 79
23 AK. 463 Tiara Novitrian Safitri P 89 97 91 78 96 94 85
24 AK. 464 Uki Budiarti P 77 87 84 71 68 78 71
25 AK. 465 Umi Latifah P 78 98 80 70 78 88 72
26 AK. 466 Wahyu Lestari S P 83 90 70 75 70 88 69
27 AK. 467 Wisnu Abdul Ghofur L 85 97 90 74 68 75 81
28 AK. 468 Yuyun Ismayanti P 76 93 72 75 62 53 59
101
102
103

Lampiran 14

Analisis Deskriptif Semua Variabel

Prestasi Belajar Kecerdasan Emosional Kondisi Sosial Ekonomi


No Kode keluarga
Nilai Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria
1 R-01 83 ST 92 95.83 ST 23 57.14 R
2 R-02 87 ST 95 98.96 ST 24 58.93 R
3 R-03 77 T 91 94.79 ST 18 41.07 SR
4 R-04 76 T 92 95.83 ST 24 58.93 R
5 R-05 80 ST 70 72.92 T 24 58.93 R
6 R-06 85 ST 91 94.79 ST 19 50.00 R
7 R-07 89 ST 91 94.79 ST 36 80.36 T
8 R-08 84 ST 86 89.58 ST 24 57.14 R
9 R-09 86 ST 79 82.29 ST 34 80.36 T
10 R-10 69 T 79 82.29 ST 18 41.07 SR
11 R-11 68 T 59 61.46 R 18 39.29 SR
12 R-12 73 T 84 87.50 ST 26 62.50 R
13 R-13 82 ST 86 89.58 ST 22 51.79 R
14 R-14 84 ST 83 86.46 ST 26 62.50 R
15 R-15 82 ST 89 92.71 ST 27 64.29 T
16 R-16 80 T 79 82.29 ST 22 55.36 R
17 R-17 79 T 77 80.21 T 20 51.79 R
18 R-18 67 T 69 71.88 T 14 32.14 SR
19 R-19 77 T 79 82.29 ST 20 51.79 R
20 R-20 65 T 78 81.25 T 23 57.14 R
21 R-21 77 T 90 93.75 ST 21 46.43 R
22 R-22 82 T 85 88.54 ST 24 58.93 R
23 R-23 70 T 63 65.63 T 18 46.43 R
24 R-24 77 ST 82 85.42 ST 24 57.14 R
25 R-25 79 T 71 73.96 T 31 69.64 T
26 R-26 78 ST 91 94.79 ST 23 51.79 R
27 R-27 77 ST 81 84.38 ST 27 64.29 T
28 R-28 67 T 56 58.33 R 16 33.93 SR
29 R-29 69 T 79 82.29 ST 25 60.71 R
30 R-30 75 ST 89 92.71 ST 27 64.29 T
31 R-31 81 ST 92 95.83 ST 24 58.93 R
32 R-32 86 ST 79 82.29 ST 34 78.57 T
33 R-33 71 T 87 90.63 ST 24 58.93 R
34 R-34 77 ST 92 95.83 ST 26 60.71 R
35 R-35 71 T 78 81.25 T 22 50.00 R
36 R-36 73 T 88 91.67 ST 31 75.00 T
104

37 R-37 72 ST 79 82.29 ST 27 66.07 T


38 R-38 73 T 92 95.83 ST 38 85.71 ST
39 R-39 66 T 85 88.54 ST 25 55.36 R
40 R-40 79 ST 93 96.88 ST 24 57.14 R
41 R-41 76 ST 89 92.71 ST 22 55.36 R
42 R-42 80 ST 85 88.54 ST 21 51.79 R
43 R-43 76 ST 82 85.42 ST 31 71.43 T
44 R-44 70 T 90 93.75 ST 22 53.57 R
45 R-45 74 ST 84 87.50 ST 18 46.43 R
46 R-46 80 ST 84 87.50 ST 25 62.50 R
47 R-47 78 ST 83 86.46 ST 31 75.00 T
48 R-48 76 ST 82 85.42 ST 30 69.64 T
49 R-49 68 T 79 82.29 ST 21 53.57 R
50 R-50 76 T 82 85.42 ST 27 66.07 T
51 R-51 69 T 93 96.88 ST 24 53.57 R
52 R-52 86 ST 90 93.75 ST 26 62.50 R
53 R-53 75 T 87 90.63 ST 30 69.64 T

Distribusi Jawaban Responden


Tuntas (T) 39 Sangat Tinggi (ST) 44 2
Tidak Tuntas (TT) 14 Tinggi (T) 7 8
Rendah (R) 2 35
Sangat Rendah
(SR) 0 8
Distribusi Presentase Jawaban Responden
Tuntas (T) 74% Sangat Tinggi (ST) 83% 4%
Tidak Tuntas (TT) 26% Tinggi (T) 13% 15%
Rendah (R) 4% 66%
Sangat Rendah
(SR) 0% 15%
105

Lampiran 15

Analisis Deskriprif Presentase Per Indikator Kecerdasan emosional (X2)

I.1 I.2 I.3 I.4 I.5


No Kode
Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria
1 R-01 16 100.00 ST 17 85.00 ST 20 100.00 ST 20 100.00 ST 19 95.00 ST
2 R-02 16 100.00 ST 20 100.00 ST 20 100.00 ST 20 100.00 ST 19 95.00 ST
3 R-03 16 100.00 ST 19 95.00 ST 20 100.00 ST 20 100.00 ST 16 80.00 T
4 R-04 16 100.00 ST 17 85.00 ST 20 100.00 ST 20 100.00 ST 19 95.00 ST
5 R-05 13 81.25 T 10 50.00 R 12 60.00 R 19 95.00 ST 16 80.00 T
6 R-06 16 100.00 ST 17 85.00 ST 19 95.00 ST 20 100.00 ST 19 95.00 ST
7 R-07 15 93.75 ST 20 100.00 ST 19 95.00 ST 19 95.00 ST 18 90.00 ST
8 R-08 13 81.25 T 19 95.00 ST 19 95.00 ST 18 90.00 ST 17 85.00 ST
9 R-09 11 68.75 T 17 85.00 ST 16 80.00 T 16 80.00 T 19 95.00 ST
10 R-10 12 75.00 T 17 85.00 ST 13 65.00 T 18 90.00 ST 19 95.00 ST
11 R-11 12 75.00 T 15 75.00 T 9 45.00 R 11 55.00 R 12 60.00 R
12 R-12 14 87.50 ST 18 90.00 ST 16 80.00 T 19 95.00 ST 17 85.00 ST
13 R-13 15 93.75 ST 18 90.00 ST 17 85.00 ST 19 95.00 ST 17 85.00 ST
14 R-14 11 68.75 T 14 70.00 T 19 95.00 ST 20 100.00 ST 19 95.00 ST
15 R-15 15 93.75 ST 18 90.00 ST 19 95.00 ST 19 95.00 ST 18 90.00 ST
16 R-16 15 93.75 ST 15 75.00 T 18 90.00 ST 19 95.00 ST 12 60.00 R
17 R-17 14 87.50 ST 14 70.00 T 15 75.00 T 20 100.00 ST 14 70.00 T
18 R-18 12 75.00 T 14 70.00 T 14 70.00 T 17 85.00 ST 12 60.00 R
19 R-19 14 87.50 ST 15 75.00 T 17 85.00 ST 19 95.00 ST 14 70.00 T
106

20 R-20 15 93.75 ST 13 65.00 T 19 95.00 ST 16 80.00 T 15 75.00 T


21 R-21 16 100.00 ST 19 95.00 ST 19 95.00 ST 20 100.00 ST 16 80.00 T
22 R-22 14 87.50 ST 16 80.00 T 20 100.00 ST 17 85.00 ST 18 90.00 ST
23 R-23 13 81.25 T 11 55.00 R 11 55.00 R 17 85.00 ST 11 55.00 R
24 R-24 15 93.75 ST 14 70.00 T 17 85.00 ST 19 95.00 ST 17 85.00 ST
25 R-25 14 87.50 ST 12 60.00 R 17 85.00 ST 18 90.00 ST 10 50.00 R
26 R-26 16 100.00 ST 18 90.00 ST 19 95.00 ST 19 95.00 ST 19 95.00 ST
27 R-27 15 93.75 ST 14 70.00 T 16 80.00 T 18 90.00 ST 18 90.00 ST
28 R-28 12 75.00 T 14 70.00 T 10 50.00 R 9 45.00 R 11 55.00 R
29 R-29 13 81.25 T 19 95.00 ST 13 65.00 T 19 95.00 ST 15 75.00 T
30 R-30 15 93.75 ST 16 80.00 T 20 100.00 ST 20 100.00 ST 18 90.00 ST
31 R-31 16 100.00 ST 18 90.00 ST 20 100.00 ST 20 100.00 ST 18 90.00 ST
32 R-32 11 68.75 T 16 80.00 T 18 90.00 ST 18 90.00 ST 16 80.00 T
33 R-33 16 100.00 ST 17 85.00 ST 19 95.00 ST 17 85.00 ST 18 90.00 ST
34 R-34 15 93.75 ST 19 95.00 ST 20 100.00 ST 19 95.00 ST 19 95.00 ST
35 R-35 15 93.75 ST 19 95.00 ST 13 65.00 T 18 90.00 ST 13 65.00 T
36 R-36 15 93.75 ST 15 75.00 T 20 100.00 ST 20 100.00 ST 18 90.00 ST
37 R-37 16 100.00 ST 14 70.00 T 16 80.00 T 18 90.00 ST 15 75.00 T
38 R-38 16 100.00 ST 18 90.00 ST 20 100.00 ST 20 100.00 ST 18 90.00 ST
39 R-39 13 81.25 T 18 90.00 ST 18 90.00 ST 19 95.00 ST 17 85.00 ST
40 R-40 16 100.00 ST 19 95.00 ST 19 95.00 ST 20 100.00 ST 19 95.00 ST
41 R-41 12 75.00 T 19 95.00 ST 20 100.00 ST 18 90.00 ST 20 100.00 ST
42 R-42 15 93.75 ST 17 85.00 ST 19 95.00 ST 19 95.00 ST 15 75.00 T
43 R-43 13 81.25 T 18 90.00 ST 18 90.00 ST 16 80.00 T 17 85.00 ST
44 R-44 15 93.75 ST 19 95.00 ST 20 100.00 ST 20 100.00 ST 16 80.00 T
45 R-45 16 100.00 ST 14 70.00 T 18 90.00 ST 20 100.00 ST 16 80.00 T
107

46 R-46 13 81.25 T 17 85.00 ST 19 95.00 ST 20 100.00 ST 15 75.00 T


47 R-47 14 87.50 ST 18 90.00 ST 18 90.00 ST 17 85.00 ST 16 80.00 T
48 R-48 15 93.75 ST 19 95.00 ST 15 75.00 T 19 95.00 ST 14 70.00 T
49 R-49 15 93.75 ST 18 90.00 ST 17 85.00 ST 17 85.00 ST 12 60.00 R
50 R-50 15 93.75 ST 17 85.00 ST 14 70.00 T 18 90.00 ST 18 90.00 ST
51 R-51 16 100.00 ST 19 95.00 ST 19 95.00 ST 20 100.00 ST 19 95.00 ST
52 R-52 15 93.75 ST 19 95.00 ST 19 95.00 ST 20 100.00 ST 17 85.00 ST
53 R-53 13 81.25 T 18 90.00 ST 20 100.00 ST 20 100.00 ST 16 80.00 T
108

Lampiran 16

Analisis Deskriprif Presentase Per Indikator Kondisi sosial ekonomi keluarga

(X1)

I.1 I.2 I.3


No Kode
Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria
1 R-01 3 37.50 SR 5 41.67 SR 15 62.50 R
2 R-02 2 25.00 SR 6 50.00 R 16 66.67 T
3 R-03 4 50.00 R 3 25.00 SR 11 45.83 R
4 R-04 2 25.00 SR 5 41.67 SR 17 70.83 T
5 R-05 2 25.00 SR 5 41.67 SR 17 70.83 T
6 R-06 4 50.00 R 3 25.00 SR 12 50.00 R
7 R-07 6 75.00 T 10 83.33 ST 20 83.33 ST
8 R-08 6 75.00 T 3 25.00 SR 15 62.50 R
9 R-09 6 75.00 T 7 58.33 R 21 87.50 ST
10 R-10 3 37.50 SR 3 25.00 SR 12 50.00 R
11 R-11 2 25.00 SR 6 50.00 R 10 41.67 SR
12 R-12 2 25.00 SR 6 50.00 R 18 75.00 T
13 R-13 4 50.00 R 3 25.00 SR 15 62.50 R
14 R-14 2 25.00 SR 6 50.00 R 18 75.00 T
15 R-15 4 50.00 R 4 33.33 SR 19 79.17 T
16 R-16 3 37.50 SR 6 50.00 R 13 54.17 R
17 R-17 4 50.00 R 3 25.00 SR 13 54.17 R
18 R-18 2 25.00 SR 3 25.00 SR 9 37.50 SR
19 R-19 2 25.00 SR 3 25.00 SR 15 62.50 R
20 R-20 3 37.50 SR 6 50.00 R 14 58.33 R
21 R-21 2 25.00 SR 6 50.00 R 13 54.17 R
22 R-22 5 62.50 R 3 25.00 SR 16 66.67 T
23 R-23 2 25.00 SR 3 25.00 SR 13 54.17 R
24 R-24 6 75.00 T 5 41.67 SR 13 54.17 R
25 R-25 6 75.00 T 8 66.67 T 17 70.83 T
26 R-26 2 25.00 SR 8 66.67 T 13 54.17 R
27 R-27 6 75.00 T 4 33.33 SR 17 70.83 T
28 R-28 2 25.00 SR 4 33.33 SR 10 41.67 SR
29 R-29 4 50.00 R 5 41.67 SR 16 66.67 T
30 R-30 5 62.50 R 6 50.00 R 16 66.67 T
31 R-31 4 50.00 R 4 33.33 SR 16 66.67 T
32 R-32 6 75.00 T 8 66.67 T 20 83.33 ST
33 R-33 4 50.00 R 4 33.33 SR 16 66.67 T
109

34 R-34 3 37.50 SR 4 33.33 SR 19 79.17 T


35 R-35 2 25.00 SR 7 58.33 R 13 54.17 R
36 R-36 4 50.00 R 6 50.00 R 21 87.50 ST
37 R-37 2 25.00 SR 8 66.67 T 17 70.83 T
38 R-38 7 87.50 ST 10 83.33 ST 21 87.50 ST
39 R-39 7 87.50 ST 6 50.00 R 12 50.00 R
40 R-40 3 37.50 SR 4 33.33 SR 17 70.83 T
41 R-41 3 37.50 SR 6 50.00 R 13 54.17 R
42 R-42 2 25.00 SR 3 25.00 SR 16 66.67 T
43 R-43 7 87.50 ST 7 58.33 R 17 70.83 T
44 R-44 2 25.00 SR 3 25.00 SR 17 70.83 T
45 R-45 2 25.00 SR 3 25.00 SR 13 54.17 R
46 R-46 2 25.00 SR 6 50.00 R 17 70.83 T
47 R-47 2 25.00 SR 11 91.67 ST 18 75.00 T
48 R-48 4 50.00 R 6 50.00 R 20 83.33 ST
49 R-49 2 25.00 SR 3 25.00 SR 16 66.67 T
50 R-50 3 37.50 SR 6 50.00 R 18 75.00 T
51 R-51 3 37.50 SR 6 50.00 R 15 62.50 R
52 R-52 6 75.00 T 3 25.00 SR 17 70.83 T
53 R-53 4 50.00 R 8 66.67 T 18 75.00 T
110

Lampiran 17

Analisis Regresi Linier Berganda Tahap 1

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .312 .098 .080 8.18218

a. Predictors: (Constant), Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

b. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional

b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 368.929 1 368.929 5.511 .023

Residual 3414.354 51 66.948

Total 3783.283 52

a. Predictors: (Constant), Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

b. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 70.185 5.668 12.383 .000

Kondisi Sosial Ekonomi


.531 .226 .312 2.347 .023
Keluarga

a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional


111

Analisis Regresi Linier Berganda Tahap 2

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .523a .274 .245 7.90448

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional, Kondisi Sosial


Ekonomi Keluarga

b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Akuntansi

b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 1178.412 2 589.206 9.430 .000

Residual 3124.041 50 62.481

Total 4302.453 52

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional, Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Akuntansi

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 36.085 10.960 3.292 .002

Kondisi Sosial Ekonomi


.517 .230 .285 2.248 .029
Keluarga

Kecerdasan Emosional .383 .135 .359 2.828 .007

a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai