SKRIPSI
Oleh
Adang Cony Priyatna
NIM 7101406566
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Disahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Anggota I Anggota II
Mengetahui
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar – benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini,
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Dalam hidup memiliki tujuan dan cita-cita. Semua itu dapat kita raih dengan
PERSEMBAHAN
persembahkan kepada:
Almamaterku.
v
PRAKATA
Pendidikan. Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
terimakasih kepada:
3. Dra. Nanik Suryani, M. Pd, Plt. Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Skripsi ini.
vi
5. Nanik Sri Utaminingsih, SE, M Si, Akt, Dosen Pembimbing II yang telah
6. Drs. H. Eko Sutanto, Kepala Sekolah SMK Widya Praja Ungaran yang telah
akuntansi SMK Widya Praja Ungaran yang telah membantu dalam penelitian
ini.
8. Bapak dan Ibu Guru SMK Widya Praja Ungaran yang telah membantu dalam
penelitian ini.
9. Siswa-siswi kelas XI Akuntansi SMK Widya Praja Ungaran yang telah ikut
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
ini belum sempurna. Akhirnya Penulis hanya bisa berharap semoga Skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
vii
SARI
Priyatna, Adang Cony. 2011. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI Akuntansi di
SMK Widya Praja Ungaran Tahun Ajaran 2010/2011. Jurusan Pendidikan Ekonomi.
Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Tarsis Tarmudji,
M.M. Pembimbing II Nanik Sri Utaminingsih, SE, M Si, Akt.
Kata kunci: Prestasi Belajar, Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga dan Kecerdasan
Emosional
Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor intern maupun
ekstern. Beberapa faktor diantaranya kecerdasan emosional dan kondisi sosial
ekonomi keluarga. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa prestasi belajar
akuntansi yang diperoleh siswa kelas XI Akuntansi tergolong rendah. Permasalahan
yang diungkap dalam penelitian ini adalah: 1) adakah pengaruh kondisi sosial
ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi baik secara langsung maupun
melalui kecerdasan emosional siswa kelas XI Akuntansi di SMK Widya Praja
Ungaran tahun ajaran 2010/2011. 2) adakah pengaruh kecerdasan emosional siswa
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK WIDYA PRAJA
Ungaran. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial
ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi baik secara langsung maupun
melalui kecerdasan emosional siswa kelas XI Akuntansi di SMK Widya Praja
Ungaran tahun ajaran 2010/2011. 2) untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
emosional siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi di SMK Widya
Praja Ungaran tahun ajaran 2010/2011.
Populasi dalam penelitian ini sebesar 53 siswa. Penelitian ini merupakan
penelitian populasi dimana seluruh populasi dijadikan objek penelitian. Variabel
yang dikaji dalam penelitian ini adalah prestasi belajar (Y), kondisi sosial ekonomi
keluarga (X1) dan kecerdasan emosional (intervening). Metode pengumpulan
datanya metode dokumentasi untuk prestasi belajar dan kuesioner untuk kecerdasan
emosional dan kondisi sosial ekonomi keluarga. Uji instrumen dilakukan dengan uji
validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif
presentase dan analisis jalur dengan bantuan SPSS 12.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga dalam
kondisi rendah yaitu 66%, kecerdasan emosional dalam kondisi sangat tinggi yaitu
83%, prestasi belajar dalam kategori belum tuntas. Ada pengaruh langsung dan
tidak langsung terhadap prestasi belajar. Kondisi sosial ekonomi keluarga
berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 19,3%, kecerdasan emosional
berpengaruh sebesar 12,8%, variabel residu terhadap kecerdasan emosional sebesar
0,902 dan variabel residu terhadap prestasi belajar sebesar 0,726
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kondisi sosial
ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi baik secara langsung maupun
melalui kecerdasan emosional siswa kelas XI Akuntansi di SMK Widya Praja
Ungaran Tahun Ajaran 2010/2011. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap
prestasi belajar siswa. Saran penulis antara lain: 1)Bagi sekolah hendaknya siswa
yang berprestasi dan kondisi sosial ekonomi orang tuanya kurang mampu,
viii
diharapkan sekolah bisa memperhatikan terutama masalah pendidikan dengan
memberikan beasiswa atau program orang tua asuh yang bersedia membantu
memenuhi biaya pendidikan anak tersebut. Sehingga kebutuhan anak untuk
pendidikan dapat tercukupi dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
yang lebih baik.2) siswa yang nilainya masih dibawah kriteria ketuntasan minimal
untuk selalu semangat belajar dan terus berusaha agar prestasi belajar mereka
meningkat meskipun keadaan ekonomi keluarga mereka masih rendah.
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... ii
PERNYATAAN................................................................................................. iv
PRAKATA......................................................................................................... vi
SARI................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................... x
x
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ............................. 12
xi
3.2.1 Variabel bebas ................................................................................... 36
xii
4.1.3 Uji statistik ....................................................................................... 58
prestasi belajar................................................................... 68
belajar ............................................................................... 68
emosional .......................................................................... 68
LAMPIRAN ................................................................................................... 77
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.2 Hasil Uji Validitas Angket Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga .................. 42
3.3 Kriteria Kecerdasan Emosional dan Kondisi Sosial Ekonomi keluarga ...... 44
xv
4.14 Hasil Uji Gletjer ...................................................................................... 61
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.3 Jalur hubungan kausal kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap kecerdasan
emosional................................................................................................. 64
4.4 Jalur hubungan kausal kondisi sosial ekonomi keluarga dan kecerdasan
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
5 Tabulasi Data Uji Coba Variabel Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga ....... 87
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan tuntutan reformasi dan globalisasi. Untuk itu, mutlak diperlukan sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu upaya membina SDM yang
merupakan salah satu faktor yang sangat berperan bagi kemajuan suatu bangsa,
mampu melahirkan generasi masa depan atau sumber daya manusia yang
berkualitas.
Proses belajar yang terjadi pada setiap individu merupakan hal yang
belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Prestasi
1
2
belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan
penguasaan siswa dapat dilihat dari tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa
pada kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat digunakan untuk
mempengaruhinya.
prestasi belajar yang diraih oleh siswa kelas XI jurusan akuntansi yang berjumlah
55 siswa, ternyata masih ada 23 siswa dalam kriteria belum tuntas. Hal ini terlihat
dalam nilai yang dicapai siswa kelas XI AK dalam ulangan akhir semester mata
Tabel 1.1
Jumlah 27 28 55
100% 100% 100%
Sumber : SMK Widya Praja Ungaran
Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui hanya 58,18% yang tuntas dalam
mata pelajaran akuntansi, dan masih terdapat 41,81% yang belum tuntas. Siswa
nilai minimal sebesar 7,00, dan masih ada 23 siswa yang belum mencapai kriteria
mencapai ketuntasan minimal 80%. Dari hasil tersebut peneliti memiliki dugaan
faktor kondisi sosial ekonomi keluarga. Dari observasi awal yang dilakukan
ternyata rata-rata orang tua siswa berstatus ekonomi menengah kebawah yang
pekerjaanya sebagai buruh pabrik yang upahnya standart UMR, petani, dan
sehari-hari. Ditambah lagi jumlah tanggungan orang tua mereka yang rata-rata 2
anak atau lebih. Hanya beberapa siswa saja yang orang tuanya dianggap mampu,
dilihat dari pekerjaan yang dimiliki orang tua siswa seperti yang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1.2
Pekerjaan XI AK 1 XI AK 2 Total
Buruh pabrik 15 16 31
Petani 4 6 10
Pedagang 3 2 5
PNS / TNI / POLRI 5 4 9
27 28 55
Sumber : SMK Widya Praja Ungaran
4
Dari tabel 1.2 diatas maka dapat diketahui bahwa mayoritas pekerjaan
orang tua adalah buruh pabrik sebanyak 31 orang dari jumlah orang tua murid.
Hal ini menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga / orang tua
orang tua murid tidak dapat memenuhi semua kebutuhan anaknya dalam proses
dianggap penting dan mendesak, misalnya seperti membayar SPP dan uang saku
untuk transport. Bahkan ada banyak orang tua siswa yang menunggak dalam
membayar SPP. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa dapat diketahui
bahwa yang menjadi penyebab menunggaknya SPP dikarenakan orang tua mereka
belum mempunyai uang karena gaji orang tua siswa digunakan untuk kebutuhan
lain yang lebih mendesak. Orang tua akan membayar uang SPP ketika mereka
telah mendapatkan pinjaman atau mendapat uang lembur yang tidak menentu
belajar akuntansi.
prestasi belajar anak. Kondisi ekonomi keluarga yang berkecukupan akan mampu
memenuhi semua kebutuhan belajar anak. Sehingga dalam belajar, anak akan
merasa nyaman dan konsentrasi karena semua sarana dan prasarana terpenuhi .
Siswa juga tidak dibayangi oleh perasaan minder karena ekonominya serba
terjadi pada siswa SMK widya praja saat ini emosi siswa tidak dikelola dengan
baik, hal tersebut terlihat pada emosi anak yang masih labil cenderung dan tidak
bisa mengontrol emosinya. Ini terlihat dimana siswa sering mengeluh ketika
yang cukup panjang dan sedikit susah. Siswa tidak sabar dalam mengerjakan soal-
soal akuntansi yang bersifat konseptual dan proses yang sistematis dengan
berbagai metode akuntansi yang cukup rumit. Mereka tidak berusaha mencari
dan putus asa. Hal ini membuat kegiatan belajar mengajar berjalan tidak efektif
dan efisien. Seharusnya siswa benar-benar mengelola emosi mereka dengan baik
ketika mereka menghadapi materi yang sulit, karena materi yang sulit sering
membuat mereka jenuh. Jika siswa sudah merasa jenuh karena tidak mampu
6
mengelola emosi dengan baik, maka mereka akan mudah menyerah dan putus asa
Pernyataan diatas dapat diketahui bahwa keberhasilan siswa dalam belajar bukan
hanya ditentukan oleh intelegensi siswa saja, tetapi kecerdasan emosional siswa
yang berperan lebih penting. Kecerdasan intelegensi memang tidak diragukan lagi
Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul
melalui kecerdasan emosional siswa kelas xi akuntansi smk widya praja ungaran
sebagai berikut:
Ungaran
Ungaran
8
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
LANDASAN TEORI
sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebisaan,
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
dengan lingkungannya”.
9
10
Gagne dalam Anni (2006: 4), beberapa unsur – unsur yang saling terkait sehingga
a) Pembelajaran
Dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan
peserta pelatihan. Pembelajaran memiliki organ pengideraan yang
digunakan untuk menangkap rangsangan otak yang digunakan untuk
mentransformasikan hasil penginderaannya ke dalam memori yang
kompleks dan syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilkan
kinerja yang menunjukkan apa yang telah dipelajari.
b) Rangsangan (stimulus)
Peristiwa yang merangsang penginderaan yang digunakan
pembelajar disebut situasi stimulus. Dalam kehidupan seseorang
terdapat banyak stimulus yang berada di lingkungannya.
c) Memori
Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas
belajar sebelumnya.
d) Respon
Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut
respon. Pembelajar yang sedang mengamati stimulus maka memori
yang ada di dalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap
stimulus tersebut.
sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai” (Winkel, 1996:102).
baik dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor
eksternal) individu”.
Menurut Tulus Tu’u (2004: 75) menyatakan bahwa “prestasi belajar siswa
dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang
dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan – ulangan atau ujian yang
ditempuhnya”.
Dari beberapa pengertian diatas maka prestasi belajar adalah hasil belajar
yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan
pembelajaran disekolah.
mengajar, banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor itu
terdiri dari faktor intern dan ekstern siswa. Belajar akuntansi berbeda dengan
Prestasi belajar akuntansi merupakan hasil yang telah dicapai siswa pada
hasil belajar akuntansi yang diperoleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
dengan yang lain berbeda, hal ini menimbulkan prestasi yang dicapai masing-
b. Lingkungan sekolah
Faktor-faktor sekolah yang mempengaruhi belajar, mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah. Yaitu guru, peralatan belajar, laboratorium, gedung.
c. Lingkungan masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan
siswa dalam masyarakat. Pada uraian ini membahas tentang
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat yang semuanya mempengaruhi
belajar siswa. Yaitu teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas
dalam masyarakat.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia orang tua berarti ayah dan ibu
kandung atau dua orang yang sudah tua (cerdik, pandai, ahli). Menurut Nasution
(1989: 1) yang dimaksud dengan orang tua adalah ”setiap orang yang bertanggung
jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga, yang dalam penghidupan sehari-
merupakan lingkungan pendidikan pertama yang didapat anak. Ayah ibu dan
saudara-saudara serta keluarga yang lain adalah orang-orang yang pertama pula
untuk mengajar pada anak-anak,mengadakan kontak dan yang pertama pula untuk
sampai anak-anak memasuki bangku sekolah. Orang tua akan menjadi contoh bagi
suatu kesatuan sosial terkecil yang terdiri atas suami, istri dan anak-anak (jika
ada) yang didahului oleh suatu perkawinan”. Dari beberapa pengertian diatas
maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kelompok sosial terkecil yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang dijiwai dengan rasa kasih sayang dan
tanggung jawab.
sosial dan ekonomi orang tua masing-masing murid. Menurut Soekanto (1998:
interpersonal atau yang berkaitan dengan proses sosial. Atau berkenaan dengan
masyarakat ”.
Suatu proses sosial akan terjadi apabila ada interaksi sosial. Menurut
orang lain, bekerja sama, saling membantu dan saling memperdulikan termasuk
Berikut ini beberapa faktor sosial orang tua yang dapat mempengaruhi
a. Keutuhan keluarga
Yang dimaksud dengan keutuhan keluarga adalah keutuhan dalam
struktur keluarga, yaitu bahwa keluarga terdiri dariayah, ibu, dan anak.
Apabila salah satu unsur keluarga diatas tidak ada, maka struktur
keluarga tidak utuh. Ketidak utuhan keluarga berpengaruh negatif
terhadap perkembangan sosial anak. Pengaruh negatif itu bisa
mempengaruhi kecakapan-kecakapan anak disekolah. Dalam penilaian
kaum psikologi, anak-anak dari keluarga utuh memperoleh nilai
psikologis yang lebih baik dari pada anak-anak dari keluarag utuh
dalam hal fleksibilitas, penyesuaian diri, pengertian akan orang-orang
dan situasi diluarnya, dan dalam hal pengendalian diri.
b. Sikap dan kebiasaan orang tua
Umumnya sikap mendidik yang otoriter, overprotective, sikap
penolakan orang tua terhadap anak-anak dapat menjadi suatu kendala
bagi perkembangan sosial anak.
c. Status anak
Yang dimaksud dengan status anak adalah status anak sebagai
anak sulung, anak bungsu atau anak tunggal. Selain itu status anak
sebagai anak tiri juga mempengaruhi interaksi sosial keluarga.
Kondisi ekonomi orang tua adalah kenyataan yang terlihat atau terasakan
oleh indra manusia tentang keadaan orang tua dan kemampuan orang tua dalam
adalah kenyataan yang terlihat atau yang terasakan oleh indera manusia tentang
keadaan orang tua dan kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhannya”.
dikelompokkan menjadi :
1) Kebutuhan perjuangan
Peduli pada keberadaan diri : mampu makan, minum, dan
hidup pada saat sekarang.
2) Kebutuhan keamanan
Hari esok adalah pasti: memiliki sesuatu yang teratur dan dapat
diprediksi pada diri sendiri, keluarga dan kelompok.
3) Kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki
Diterima sebagai anggota kelompok : mengetahui bahwa anak
lain menyadari pada dirinya dan ingin anak menjadi miliknya anak
lain.
4) Kebutuhan penghargaan
Diakui sebagai individu unik yang memiliki kemampuan
tertentu dan karakteristik yang dapat dihargai : individu yang khas
dan berbeda.
5) Kebutuhan pengetahuan
Memiliki akses terhadap informasi dan adat istiadat :
mengetahui cara-cara mengerjakan sesuatu ; ingin mengetahui
tentang makna suatu benda, peristiwa dan simbol.
6) Kebutuhan untuk memahami
Pengetahuan hubungan, sistem dan proses yang diungkapkan
dalam teori yang luas, integrasi pengetahuan kedalam struktur yang
luas.
7) Kebutuhan keindahan
Apresiasi terhadap keteraturan dan keseimbangan hidup, rasa,
keindahan dan kecintaan terhadap semua anak.
Kondisi sosial ekonomi orang tua / keluarga dapat dilihat dari beberapa
hal seperti:
dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan
datang (UU RI No.20 Tahun 2003, tentang SPN). Menurut Dalyono (2007: 5)
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan normal dan dapat
baik.
18
yang merupakan dari penjualan barang atau jasa dalam waktu tertentu.
Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan berupa uang dan
akan membawa orang tersebut dalam pengakuan tingkatan status sosial dalam
pendapatan dan kepemilikan suatu harta yang perlu dihargai baik yang berupa
ekonominya.
dia berasal dari keluarga yang kondisi sosialnya rendah. Faktor-faktor yang
1) Tingkat pendapatan
Semakin banyak jumlah tanggungan orang tua maka berarti dana yang
keluarga. Hal ini berdampak pada alokasi dana yang diberikan untuk
20
maka dana yang dalokasikan untuk pendidikan anak akan semakin sedikit
karena dana itu bukan hanya untuk pendidikan anak tetapi juga harus
pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi, sedangkan menurut
berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan
a. Ukuran kekayaan
b. Ukuran kekuasaan
c. Ukuran kehormatan
1. Golongan atas
2. Golongan menengah
21
3. Golongan bawah
Terdiri dari kelompok orang miskin yang masih belum bisa memenuhi
kebutuhan primer
a. Tingkat pendapatan
b. Gaya hidup
c. Jumlah, susunan, umur anggota keluarga
d. Status sosial
e. Keadaan harga barang yang dapat dibeli
f. Psikologi
indikator yang digunakan peneliti untuk parameter tingkat kondisi sosial ekonomi
dalam Melandy, Widiastuti dan Aziza (2007: 5) bahwa “menurut teori lama,
untuk memecahkan atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu”.
kecerdasan antar satu orang dengan orang yang lain berbeda-beda. Ini dikarenakan
ada faktor yang mempengaruhinya. Menurut Djaali (2007: 74) faktor yang
1. Faktor pembawaan
Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa seseorang sejak lahir.
Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan
masalah antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.
2. Faktor Minat dan pembawaan yang khas
Dalam diri manusia terdapat atau motif yang mendorong manusia
untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang dimintai oleh
manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan
lebih baik.
3. Faktor pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Faktor pembentukan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu: pembentukan sengaja, seperti yang
dilakukan di sekolah, dan pembentukan tidak disengaja, misalnya
pengaruh alam sekitar.
4. Faktor kematangan
Tiap organ dalam diri manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat
dikatakan telah matang jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
5. Faktor kebebasan
Manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan
masalah yang dihadapi.
Emosi adalah luapan perasaan dalam tubuh kita akibat respon terhadap
Menurut Cooper dan Sawaf dalam Efendi (2005: 176) “kata emosi bisa
mengeluarkan perasaan”.
perasaan dan emosi, baik pada diri sendiri maupun orang lain, memilah-milah
tindakan.
dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh
yang manusiawi”.
25
mengenali perasaan diri kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri
mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain secara
didasarkan pada kepintaran seseorang, melainkan pada sesuatu yang dahulu yang
disebut karakteristik pribadi” (Shapiro 2003: 4). Efendi (2005: 183) mengatakan
berprestasi”.
Pemahaman seperti itu diyakini semua pihak bahwa siapa saja yang ber IQ
tinggi, kelak bakal sukses hidupnya ketimbang orang yang IQ nya rata-rata. Padahal
kecerdasan orang tidak hanya diukur oleh IQ semata. Bukti telah banyak
menunjukkan bahwa pengangguran banyak dialami oleh sarjana yang hanya memiliki
kecerdasan akademis. Namun sebaliknya kesuksesan bisa diraih oleh mereka yang
tidak sekolah atau kuliah. Hasil penelitian Daniel Goleman menyebutkan bahwa IQ
hanya memberi kontribusi 20% saja dari kesuksesan hidup seseorang. Selebihnya
mengalami kesulitan belajar, kesulitan bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya.
akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja, seperti
kenakalan, tawuran, narkoba, minuman keras, perilaku seks bebas dan sebagainya.
emosi. Karena dengan kemampuan tersebut anak-anak akan lebih mampu mengatasi
berbagai masalah yang timbul selama dalam proses menuju manusia dewasa sehingga
dalam sikap dan tindakan seseorang, maka untuk mengembangkan kecerdasan emosi
sendiri dan juga perasaan milik orang lain. EQ memberi rasa empati, cinta, motifasi
menggunakan IQ secara efektif. Jika bagian-bagian otak yang merasa telah rusak,
Selain IQ dan EQ, ada “Q” ketiga yang terdapat dalam diri manusia, yaitu
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
kualitas kecerdasan spiritual siswa melalui nilai-nilai yang ditanamkan sejak dini.
lainnya. Sedangkan guru harus berusaha menjadi teladan bagi siwa, sehingga siswa
tidak hanya mendapatkan pendidikan SQ melalui kegiatan yang diikuti, tapi juga bisa
c. Motivasi
tanggung jawab dibidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta, pemerintah
tamatan SMK dalam berbagai kompetensi dasar agar mereka menguasai dan mapu
(DEPDIKNAS.2003:5).
Berdasarkan hasil penelitian dari Ratna Indah Aprilia (2010) yang berjudul
Ekonomi (Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pringapus Tahun Ajaran
2008/2009”. Hasil analisis regresi diperoleh hasil secara parsial ada hubungan
antara Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga dengan prestasi belajar siswa sebesar
10,9%.
32
dan Kondisi Sosial Ekonomi siswa terhadap prestasi belajar mata diklat normatif
positif antara Motivasi, Konsep Diri dan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga
terhadap prestasi belajar siswa. Dari hasil uji F atau uji simultan di peroleh
sebesar 49% dengan probabilitas 0,000 < 0,05 yang berarti model regresi tersebut
signifikan, dengan kata lain hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara
Motivasi, Konsep Diri dan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga terhadap prestasi
belajar siswa diterima. Dari hasil uji t atau secara parsial diperoleh sebesar
10,43%.
dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta
lingkungan material yang dihadapi anak dalam keluarganya jelas lebih luas, maka
kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan tanpa adanya sarana dan prasarana itu.
Siswa dengan kondisi sosial ekonomi yang tinggi akan lebih nyaman dalam
diperlukan oleh siswa, maka siswa tidak perlu lagi memikirkan biaya pendidikan,
33
sarana dan prasarana pendidikan. Sehingga siswa fokus untuk belajar mencapai
pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi. Dalam pencapaian
Siswa yang mempunyai kondisi sosial ekonomi tinggi akan lebih nyaman
kebutuhan yang diperlukan siswa dalam pembelajaran akan dapat dipenuhi orang
tuanya, sehingga siswa tidak akan dihadapkan pada masalah yang dapat
mengganggu emosi siswa yang terkait dengan masalah pembiayaan dan sarana
prasarana . dengan begitu maka dalam diri siswa tidak ada gejolak emosi yang
secara efektif dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih bisa meningkatkan prestasi
34
susah. Dengan kecerdasan emosional yang dimiliki siswa maka siswa akan
pada keadaan dan putus asa. Hal ini membuat kegiatan belajar mengajar berjalan
efektif dan efisien, prestasi belajarpun akan meningkat dan proses pembelajaran
juga mengalami keberhasilan. Hal ini sejalan dengan pendapat goleman yang
kecerdasan emosional”.
Kecerdasan
Emosional
H1 H2
2.7 Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
keahlian akuntansi SMK Widya Praja Ungaran tahun ajaran 2010/2011 yang
Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang akan diteliti yaitu:
Soekanto (1998: 233) kondisi sosial adalah keadaan sosial berkenaan dengan
kondisi ekonomi orang tua adalah kenyataan yang terlihat atau terasakan oleh
indra manusia tentang keadaan orang tua dan kemampuan orang tua dalam
memenuhi kebutuhannya.
36
37
a. Tingkat pendidikan
a. Pengenalan diri
b. Pengendalian diri
c. Motivasi
d. Empati
e. Ketrampilan sosial
belajar siswa yang ditunjukkan dari hasil belajar siswa melalui nilai rata – rata
ulangan harian semester 4 mata pelajaran akuntansi kelas XI SMK Widya Praja
merupakan kumpulan beberapa nilai yang diperoleh siswa ketika siswa telah
tentang kondisi sosial ekonomi keluarga dan kecerdasan emosional pada siswa
kelas XI kompetensi keahlian akuntansi SMK Widya Praja Ungaran. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu kuesioner yang
diberikan sudah ada jawabannya dan responden hanya memberikan tanda silang
sebagai berikut:
b. Metode Dokumentasi
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data nama-nama siswa, jumlah siswa
39
kelas XI kompetensi keahlian akuntansi yang ada dalam populasi, serta nilai rata –
1) Tahap persiapan
2) Tahap pelaksanaan
3) Tahap analisis
instrument yang valid dan reliabel sehingga dapat dipakai untuk penelitian.
40
untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kusioner tersebut. Dalam
program SPSS 12, dikatakan bahwa pertanyaan sebanyak 38 soal yang diuji
Untuk mengetahui apakah angket yang digunakan valid atau tidak, maka
tabel (pada tabel r product moment) dengan taraf signifikan 5% atau taraf
kepercayaan 95% sebesar 0,444. Apabila r hitung > r tabel maka angket dikatakan
valid dan apabila r hitung < r tabel maka angket dikatakan tidak valid.
yang dilakukan oleh peneliti ditunjukan tabel 3.1 dan 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Hasil uji validitas angket kondisi sosial ekonomi keluarga
Berdasarkan tabel 3.1 dan 3.2 dari uji coba instrument yang telah
dilakukan ternyata terdapat 3 item soal yang tidak valid yaitu item nomor 3, 34
dan 38. Oleh karena itu , item soal tersebut dihapus sehingga tidak dipakai dalam
penelitian.
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
k ∑σb2
rxy = 1-
k–1 σ1 2
Keterangan:
Jika rhitung > r tabel instrument dikatakan reliabel dan Jika rhitung < r tabel
for Windows 12.0 dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Nunally dalam
Ghozali, 2007: 42). Dari hasil analisis reliabilitas untuk variabel kecerdasan
0,889.
Data yang diperoleh dari suatu penelitian harus dianalisa terlebih dahulu
secara benar agar dapat ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban yang
43
tepat dari permasalahan yang diajukan. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu:
indeks presentase.
DP = n x 100 %
Keterangan:
DP = Deskriptif Presentase
kategori yang diasumsikan pada satu soal dalam kuesioner dan disusun dengan
Emosional
Kriteria
No Interval Kondisi Sosial Kecerdasan
Ekonomi Keluarga Emosional
1 ≥ 81,25% - 100% Sangat Tinggi Sangat Tinggi
2 ≥ 62,50% - 81,25% Tinggi Tinggi
3 ≥ 43,75% - 62,50% Rendah Rendah
4 25% - 43,75% Sangat Rendah Sangat Rendah
Sumber: Data diolah 2011
siswa kelas XI Akuntansi SMK Widya Praja Ungaran. Adapun tabel kategori
Sebelum dilakukan uji asumsi klasik dan analisis regresi ganda, perlu
dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat dalam model analisis ini adalah
menggunakan uji normalitas. Agar kesimpulan yang dibuat berdasarkan suatu ttest
lebih dapat dipertanggungjawabkan, maka data harus berasal dari data yang
mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil tes terdistribusi normal atau
45
dengan bantuan SPSS for Windows Release 12.0. Caranya adalah menentukan
Menurut Ghozali (2007: 30) jika variabel nilai K-Snya nilainya jauh
diatas α = 0.05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau terdistribusi secara
normal. Begitu juga sebaliknya jika variabel nilai K-Snya dibawah α = 0.05 hal ini
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
memiliki distribusi normal, jika asumsi itu dilanggar maka uji statistic tidak valid
atau titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dan
residualnya. Jika variabel tidak terdistribusi secra normal atau mendekati normal
(melenceng ke kanan atau ke kiri) maka data tersebut dapat dilanjutkan dengan uji
non parametrik.
(2007: 110) adalah dengan melihat normal probality plot yang dibandingkan
satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambar data
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independent). Model regresi yang benar seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas karena sulit untuk diketahui variabel dependen mana yang
adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan
menggunakan nilai Variance Inflaction Factor (VIF) dan tolerance melalui SPSS
for Windows 12.0. Model regresi yang multikolonieritas memiliki nilai VIF
dibawah 10 dan tolerance diatas 0,1. Deteksi lain dengan melihat korelasi antara
variabel bebas, apabila masih dibawah 0,8, maka dapat disimpulkan tidak
mengandung multikolonieritas.
lain (Ghozali, 2007: 105). Untuk mengujinya dengan menggunakan SPSS for
Windows 12.0. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
47
titik – titik yang menyebar diatas dan di bawah sumbu Y atau ada tidaknya pola
tertentu pada grafik Scatterplot. Jika grafik scatterplot titik – titik yang ada
atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan
jalur yang perlu diperhatikan adalah arah anak panah berkepala satu merupakan
hubungan regresi dan anak panah berkepala dua adalah korelasi.” Jika didalam
model terdapat lebih dari satu variabel exogenous, maka antar variabel exogenous
hubungan kausal yang telah diformulasikan berdasar pengetahuan dan teori serta
diberi simbol ρ serta variabel residual yang mewakili variabel lain diluar model
ε1
Kecerdasan
Emosional (X2)
p2 p3
terhadap variabel terikat secara langsung atau tidak. Untuk mengetahui nilai t
16.0. criteria uji yang digunakan adalah nilai p value < 0,05 maka koefisien jalur
tidak signifikan, sehingga jalur ditolak artinya tidak ada pengaruh langsung dari
dianalisis melalui dua tahap yaitu analisis deskriptif presentase dan analisis jalur
kondisi sosial ekonomi keluarga, kecerdasan emosional dan prestasi belajar siswa.
sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi baik secara langsung
SMK Widya Praja Ungaran tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 53 siswa,
langsung kepada responden pada siswa kelas XI Akuntansi SMK Widya Praja
49
50
Widya Praja Ungaran tahun ajaran 2010/2011 diperoleh dari rata-rata ulangan
harian pada mata pelajaran akuntansi yang dapat dilihat dalam lampiran 11.
dimasukkan dalam bentuk kriteria hasilnya dapat dilihat pada table 4.1 sebagai
berikut:
Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa prestasi belajar akuntansi
semester genap siswa kelas XI akuntansi SMK Widya Praja Ungaran tahun ajaran
2010/2011 sebagian besar dalam kategori tuntas yaitu sebanyak 39 anak atau
sebesar 74% dan 14 anak berada pada kategori belum tuntas atau sebesar 26%.
Disimpulkan bahwa siswa kelas XI akuntansi SMK Widya Praja Ungaran tahun
tiga indikator yaitu tingkat pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, tingkat
pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan orang tua. Hasil tabulasi angket untuk
variable kondisi sosial ekonomi keluarga dapat dilihat secara lengkap pada
51
lampiran 13 dari data tersebut analisis deskriptif presentase untuk kondisi sosial
mempunyai kondisi sosial ekonomi keluarga sangat tinggi, 15% siswa atau
sejumlah 8 siswa mempunyai kondisi sosial ekonomi yang tinggi, 66% siswa atau
sebanyak 15% siswa atau sejumlah 8 siswa mempunyai kondisi sosial ekonomi
yang sangat rendah. Disimpulkan bahwa siswa kelas XI akuntansi SMK Widya
Praja Ungaran tahun ajaran 2010/2011 mempunyai kondisi sosial ekonomi yang
rendah.
Lebih jelasnya dapat dilihat dari analisis deskriptif dari setiap indikator
meliputi tingkat pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, tingkat pengeluaran
dan pemenuhan kebutuhan orang tua dan kepemilikan harta yang bernilai
ekonomis.
52
Gambaran tentang indikator pendidikan orang tua dapat dilihat pada Tabel
4.3 berikut:
memiliki pendidikan orang tua sangat tinggi , 15% atau sejumlah 8 siswa
memiliki pendidikan orang tua tinggi. , 24% atau sejumlah 13 siswa memiliki
pendidikan orang tua rendah, dan 55% atau sejumlah 29 siswa memiliki tingkat
pendidikan orang tua sangat rendah. Disimpulkan bahwa tingkat pendidikan orang
tua siswa masih sangat rendah. Ini dikarenakan sebagian besar orang tua siswa
memiliki tingkat penghasilan orang tua yang sangat tinggi , 9% atau sejumlah 5
siswa memiliki tingkat penghasilan orang tua yang tinggi. , 34% atau sejumlah 18
siswa memiliki tingkat penghasilan orang tua yang rendah, dan 51% atau
sejumlah 27 siswa memiliki tingkat penghasilan orang tua yang sangat rendah.
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penghasilan orang tua siswa masih
memiliki tingkat pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan orang tua yang sangat
pemenuhan kebutuhan orang tua yang tinggi. , 36% atau sejumlah 19 siswa
memiliki tingkat pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan orang tua yang rendah,
kebutuhan orang tua yang sangat rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar orang tua siswa memiliki tingkat pengeluaran dan pemenuhan
emosi, baik pada diri sendiri maupun orang lain, memilih-milah semuanya dan
tabulasi angket untuk variabel kecerdasan emosional dapat dilihat secara lengkap
pada lampiran 12 dari data tersebut analisis deskriptif presentase untuk kecerdasan
emosional dilakukan dan setelah dimasukkan dalam bentuk kriteria hasilnya dapat
siswa kelas XI akuntansi SMK Widya Praja Ungaran tahun ajaran 2010/2011
mempunyai kecerdasan emosional yang sangat tinggi yang artinya sebagian besar
berempati terhadap orang lain, dan memiliki ketrampilan sosial yang sangat baik.
Lebih jelasnya dapat dilihat dari analisis deskriptif dari setiap indikator
sosial.
a. Pengenalan diri
Gambaran tentang indikator pengenalan diri dapat dilihat pada Tabel 4.7
berikut:
mampu mengenali diri sendiri. Hal ini dapat dilihat berdasarkan perolehan
pengenalan diri sangat tinggi dan 30% atau sejumlah 16 siswa memiliki
pengenalan diri tinggi. Tingkat kesadaran diri yang sangat tinggi, hal itu berarti
sebagian besar siswa mampu mengenali, melihat batas dan kemampuan pada diri
b. Pengendalian diri
Gambaran tentang indikator pengendalian diri dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut:
Berdasarkan pada Tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa sebagian siswa
diri rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki
c. Motivasi
57
Gambaran tentang indikator motivasi dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:
Berdasarkan pada Tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa sebagian siswa
mampu memotivasi diri sendiri. hal ini dapat dilihat berdasarkan perolehan
motivasi sangat tinggi , 21% atau sejumlah 11 siswa memiliki motivasi tinggi. ,
sebagian besar siswa memiliki kemampuan memotivasi diri yang sangat tinggi
walaupun masih ada beberapa siswa yang memiliki kemampuan memotivasi diri
yang rendah.
d. Empati
Gambaran tentang indikator empati dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:
Berdasarkan pada Tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa sebagian siswa
memiliki empati yang sangat tinggi. hal ini dapat dilihat berdasarkan perolehan
persentase yang ternyata sebanyak 91% atau sejumlah 48 siswa memiliki empati
sangat tinggi , 6% atau sejumlah 3 siswa memiliki empati tinggi. , dan 4% atau
sejumlah 2 siswa memiliki empati rendah. Empati yang sangat tinggi berarti
sebagian besar siswa memiliki rasa sosial, peduli dan saling menolong terhadap
e. Keterampilan sosial
4.11 berikut:
Berdasarkan pada Tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa sebagian siswa
memiliki ketrampilan sosial yang sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
memiliki ketrampilan sosial sangat tinggi , 32% atau sejumlah 17 siswa memiliki
ketrampilan sosial tinggi. , dan 13% atau sejumlah 7 siswa memiliki ketrampilan
59
sosial rendah. Sehingga dapat diartikan bahwa kemampuan siswa dalam pergaulan
Normalitas data dapat dilihat dari grafik histogram dan grafik normal P-P
Plot dengan bantuan program SPSS 12. Apabila pada grafik histogram
berdistribusi normal, dan apabila pada grafik normal P-P Plot titik-titik mendekati
diagonal, yang berarti data berdistribusi normal. Uji normalitas dapat juga
dihitung dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Jika asymp sig. >
0,05 maka data berdistribusi normal. Berdasarkan data hasil penelitian di atas
60
diperoleh asymp signifikansi (2-tailed) sebesar 0,695 > 0,05 yang berarti data
berdistribusi normal. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:
yang sempurna antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang bebas dari
multikolinearitas dapat dilihat jika memiliki nilai VIF di bawah 10 dan nilai
tolerance di atas 0,1. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 36.085 10.960 3.292 .002
Kondisi Sosial
.517 .230 .285 2.248 .029 .902 1.108
Ekonomi Keluarga
Kecerdasan
.383 .135 .359 2.828 .007 .902 1.108
Emosional
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Akuntansi
61
bawah 10 yaitu 1,108 dan nilai tolerance > 0,1 sehingga dapat disimpulkan tidak
ada multikolinearitas.
dilihat dari scatterplot, apabila titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu
yang terbentuk tidak teratur dan berada di atas maupun di bawah angka nol pada
heteroskedastisitas.
Terlihat pada grafik di atas ternyata titik-titik tersebar tidak teratur dan
tidak membentuk pola yang teratur, serta berada di atas maupun di bawah angka
meregres nilai absolute residual terhadap variabel bebas. Lebih lengkapnya dapat
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -3.821 6.102 -.626 .534
Kondisi Sosial Ekonomi
.019 .128 .021 .148 .883
Keluarga
Kecerdasan Emosional .116 .075 .223 1.540 .130
a. Dependent Variable: AbsUt
Uji statistik SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada satupun
variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai
emosional dan 0,883 untuk variabel kondisi sosial ekonomi keluarga berada di
heteroskedastisitas.
emosional
Tabel 4.15 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kondisi Sosial Ekonomi
b
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 368.929 1 368.929 5.511 .023
Residual 3414.354 51 66.948
Total 3783.283 52
a. Predictors: (Constant), Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga
b. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional
5.551 dengan sig. 0,023 < 0,05 yang berarti kondisi sosial ekonomi keluarga
Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kondisi Sosial Ekonomi
9.430 dengan sig. 0,000 < 0,05 yang berarti kondisi sosial ekonomi keluarga dan
Emosional
Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kondisi Sosial Ekonomi
Model Summaryb
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 70.185 5.668 12.383 .000
sosial ekonomi keluarga sebesar 0,312. Dari analisis tersebut diperoleh koefisien
untuk menghitung nilai residual analisis regresi dengan formula residual ε1= √1-
ε1= √1-R2
65
ε1= √1-0,098
=0,902
X2 = P1X1 + ε1
X2 =0,312 X1 + 0,902
ε1 0,902
Kecerdasan
0,312 Emosional
Kondisi Sosial
Ekonomi Keluarga
Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kondisi Sosial Ekonomi
b
Model Summary
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 36.085 10.960 3.292 .002
Kondisi Sosial Ekonomi
.517 .230 .285 2.248 .029
Keluarga
Kecerdasan Emosional .383 .135 .359 2.828 .007
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Akuntansi
Sumber data diolah 2011
sosial ekonomi keluarga (X1) sebesar 0,285, variabel kecerdasan emosional (X2)
koefisien βy2 sebesar 0,359. Dari analisis tersebut diperoleh koefisien determinasi
menghitung nilai residu analisis regresi dengan formula residual sebagai berikut:
ε 2= √1-R2
ε 2= √1-0,274
=0,726
Y = βy1X1 + βy2X2 + ε2
67
Kecerdasan
Emosional
0,359
ε1 0,902
Kecerdasan
Emosional
0,312 0,359
endogenous.
belajar
adalah 19,3%
variabel intervening) terhadap prestasi belajar. Dapat dilihat dari koefisien jalur
ε1 = 0,902
ε2 = 0,726
69
4.2 Pembahasan
kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMK
Widya Praja Ungaran. Hal ini terlihat dari koefisien β = 0,285 dengan p value
0,029 < 0,05. Dari analisis ini menunjukkan bahwa semakin baik kondisi sosial
ekonomi keluarga maka semakin tinggi prestasi belajar siswa, begitu pula
sebaliknya. Karena dengan siswa mempunyai kondisi sosial eknomi yang baik
maka akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sebab dengan kondisi sosial
Widya Praja Ungaran. Hal ini terlihat dari koefisien β = 0,312 dengan p value
0,023 < 0,05. Dari analisis ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kondisi sosial
ekonomi keluarga maka semakin tinggi prestasi belajar siswa, begitu pula
sebaliknya. Karena dengan kondisi sosial ekonomi yang tinggi maka siswa akan
lebih mudah dalam mengatur gejolak emosi yang timbul dalam diri remaja.
Sehingga ketika siswa menerima materi akuntansi yang identik dengan banyak
70
dengan tenang dan sabar. Dari perhitungan diatas ternyata kondisi sosial ekonomi
emosional sebesar 19,3%. Dari hasil analisis ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi kondisi sosial ekonomi keluarga maka semakin tinggi pula kecerdasan
emosional. Karena siswa yang memiliki kondisi sosial ekonomi keluarga yang
tinggi maka kondisi emosional siswa akan lebih stabil sebab semua kebutuhan
Widya Praja Ungaran. Hal ini terlihat dari koefisien β = 0,359 dengan p value
0,007 < 0,05. Dari hasil analisis ini menunjukkan bahwa semakin baik kecerdasan
emosional siswa maka semakin tinggi prestasi belajar yang dihasilkan siswa,
begitu pula sebaliknya. Karena semakin tinggi kecerdasan emosional siswa maka
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
1. Dari hasil penelitian kondisi sosial ekonomi keluarga siswa berada pada
kondisi yang rendah. Untuk itu disarankan bagi sekolah hendaknya siswa
yang berprestasi dan kondisi sosial ekonomi orang tuanya kurang mampu,
dengan memberikan beasiswa atau program orang tua asuh yang bersedia
71
72
2. Dari hasil penelitian masih terdapat beberapa siswa yang prestasi belajar
Untuk itu disarankan bagi siswa yang nilainya masih dibawah kriteria
ketuntasan minimum untuk selalu semangat belajar dan terus berusaha agar
masih rendah.
belajar dipengaruhi oleh banyak faktor lain yang tidak dikaji dalam
penelitian ini.
73
Daftar Pustaka
Afifah, farida Nur. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Belajar Mandiri
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI Akuntansi Smk
Bhineka Karya 1 Boyolali 2009/2010. Skripsi. Semarang : Fakultas
Ekonomi.
Algifari. 2000. Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Indarti, Yuyun. 2010. Pengaruh Motivasi, Konsep Diri dan Kondisi Sosial
Ekonomi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Normatif pada
Siswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah 1 Semarang. Skripsi. Semarang:
Fakultas Ekonomi.
Sumarto. 2006. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan Orang tua
Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi pada
Siswa SMA NU 01 Wahid Hasyim Talang Tegal Tahun Ajaran 2005/2006
Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi.
75
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo.
Wulansari, Afika. 2009. Pengaruh Motivasi Belajar dan Kondisi Sosial Ekonomi
Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi (Studi
Kasus Siswa Kelas VIII SMPN 2 Pringapus 2008/2009). Skripsi.
Semarang: Fakultas Ekonomi.
76
77
Lampiran 1
Lampiran 2
b. Pengendalian diri 6, 7, 8, 9, 10
Lampiran 3
ANGKET UJI COBA
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN
KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI
AKUNTANSI DI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Nama :
Kelas :
Isilah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang pada jawaban yang
menurut anda sesuai dengan keadaan anda.
Kecerdasan Emosional
I. Pengenalan diri
1. Sebagai seorang remaja apa yang selalu anda lakukan untuk mengetahui jati
diri anda?
a. Selalu merenung dan berintrospeksi diri.
b. Merenung dan bertanya pada orang lain.
c. Bertanya pada orang lain.
d. Tidak pernah memikirkan diri sendiri.
2. Menurut anda siapa orang yang paling mengerti keadaan anda?
a. Diri sendiri
b. keluarga
c. teman
d. pimpinan
3. Jika anda merasa ada yang kurang beres dalam urusan anda. Siapakah orang
yang paling anda salahkan?
a. Tidak menyalahkan siapapun
b. Diri sendiri
c. Orang lain
d. Semua orang
80
10. Apabila anda berhadapan dengan guru yang pernah memarahi anda
bagaimana sikap anda?
a. Selalu sopan dan tetap menghormatinya dalam segala hal
b. Hanya menghormatinya dalam hal-hal tertentu
c. Kurang menghormatinya sebagai guru
d. Tidak menghormatinya sama sekali
III. Motivasi
11. Apa dampak dari adanya persaingan yang ketat pada usaha meraih prestasi
yang sebaik-baiknya?
a. Menambah semangat
b. Sedikit menambah semangat
c. Mengurangi semangat
d. Menyerah dengan keadaan
12. Bagaimana anda memandang masa depan dengan melihat kondisi anda
sekarang ini?
a. Optimis segala hal akan diraih
b. Optimis sebagian hal akan dapat diraih
c. Ragu-ragu masa depan akan cerah
d. Pesimis segalanya akan diraih
13. Apa usaha anda untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup anda?
a. Bekerja keras dan berdoa serta rela berkorban apa saja
b. Bekerja keras dan berdoa namun kurang berani berkorban
c. Hanya bekerja keras tanpa berdoa
d. Berdiam diri dirumah dan menyerah pada keadaan
14. Apa motivasi anda bersekolah di SMK Widya Praja Ungaran?
a. Menuntut ilmu untuk meraih cita-cita
b. Tuntutan orang tua
c. Menjaga gengsi
d. Daripada tidak sekolah
15. Sejauh ini apa yang menjadikan anda semangat menjalani hidup?
a. Adanya harapan dan cita-cita
b. Adanya orang-orang terdekat yang mendukung
c. Percaya pada nasib
d. Tidak tahu
82
IV. Empati
16. Jika ada teman anda yang menceritakan masalahnya bagaimana anda
menanggapinya?
a. Selalu mendengarka dan memberikan solusi
b. Hanya mendengarkan tanpa memberikan solusi
c. Mendengarkan dan mentertawakan
d. Tidak mendengarkan
17. Jika ada orang lain yang kesusahan didekat anda,bagaimana sikap anda?
a. Ikut bersedih dan berusaha membantunya
b. Ikut bersedih dan tanpa membantunya
c. Pura-pura ikut bersedih
d. Masa bodoh
18. Jika ada orang yang tidak dikenal meminta bantuan kepada anda, bagaimana
sikap anda?
a. Dengan senang hati membantunya
b. Membantu dengan setengah hati
c. Mau membantu dengan rasa curiga
d. Tidak mau mambantu
19. Bagaimana anda memandang orang lain yang lebih susah dari anda?
a. Semuanya sama seperti kita
b. Sama dengan kita hanya nasib yang membedakannya
c. Memandang lebih rendah dari kita
d. Memandang mereka sangat rendah
20. Apakah anda selalu bersedia mendengarkan masalah yang dihadapi teman
anda?
a. Selalu bersedia apapun kondisinya
b. Bersedia jika keadaan mendukung
c. Bersedia jika ada imbalan
d. Tidak bersedia
V. Ketrampilan sosial
21. Bagaimana sikap anda jika anda memasuki komunitas yang baru?
a. Berusaha mengakrabi semua orang didalamnya
b. Mengakrabi sebagian orang yang dianggap penting
c. Hanya mengakrabi orang yang dikenal
d. Tidak berusaha mengakrabi semuanya
83
33. Apakah penghasilan orang tua anda setiap bulannya dapat memenuhi
kebutuhan pokok keluarga (sandang, papan, pangan)
a. Sangat memenuhi
b. Cukup memenuhi
c. Kurang memenuhi
d. Tidak memenuhi
34. Apakah kebutuhan perlengkapan sekolah anda selalu dipenuhi (buku,alat
tulis)
a. Selalu dipenuhi
b. Sering dipenuhi
c. Kadang-kadang
d. Tidak dipenuhi
35. Bagaimana pemenuhan gizi 4 sehat 5 sempurna setiap hari dalam keluarga?
a. Selalu dipenuhi
b. Sering dipenuhi
c. Kadang-kadang
d. Tidak dipenuhi
36. Apakah orang tua anda membayar SPP tepat pada waktunya?
a. Selalu tepat waktu
b. Membayar pada batas akhir waktu pembayaran
c. Kadang-kadang terlambat
d. Selalu terlambat bahkan menunggak
37. Diruangan manakah anda belajar dirumah?
a. Ruang khusus untuk belajar
b. Kamar sendiri
c. Ruang keluarga atau ruang tamu
d. Berpindah-pindah karena tidak memiliki ruang sendiri
38. Bagaimana ruang belajar anda dirumah?
a. Rapi, bersih, peralatan belajar sangat lengkap sehingga sangat
nyaman untuk belajar
b. Rapi, bersih, peralatan kurang lengkap sehingga nyaman untuk
belajar
c. Kotor, kurang rapi, peralatan belajar kurang lengkap sehingga
kurang nyaman untuk belajar
d. Kotor, kurang rapi, peralatan belajar tidak lengkap sehinggan tidak
nyaman untuk belajar
86
87
88
Lampiran 6
N %
Cases Valid 20 100.0
Excluded a 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.927 .926 25
Item-Total Statistics
Lampiran 7
Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Kondisi Sosial Ekonomi
Keluarga
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.889 .892 16
Item-Total Statistics
Lampiran 8
NO NIS NAMA
1 AK. 410 Agustin Pangestika
2 AK. 411 Asrofiatun
3 AK. 412 Atik Nur Fitriawati
4 AK. 414 Desi Kurniasari
5 AK. 415 Desy Ruminingtyas
6 AK. 416 Dian Nofitasari
7 AK. 419 Erna Safira Risti
8 AK. 420 Emilia Dewi Latifatun
9 AK. 421 Erma Surya Wulandari
10 AK. 422 Fedian Purwoning Putri
11 AK. 388 Ganang Yusmanto
12 AK. 423 Islamiyati
13 AK. 424 Isnaeny Nur Rahmawati
14 AK. 425 Lulud Dyah Arismi
15 AK. 426 Mindarsih Faita Nur Aini
16 AK. 427 Mutia Resawati
17 AK. 428 Nur Rohmawati
18 AK. 429 Nurma Kurniasari
19 AK. 430 Nurul Hidayah
20 AK. 431 Pungki Ari Mukti
21 AK. 433 Sari Listyana
22 AK. 434 Siti Khafsah
23 AK. 435 Siti Nuryati
24 AK. 436 Tiara Nurhelda Ulfa
25 AK. 437 Wulan Seffi Andani
91
NO NIS NAMA
1 AK. 438 Abidah
2 AK. 440 Arlinda Nuria Putri
3 AK. 441 Attika
4 AK. 442 Beby Sukma Dewi
5 AK. 443 Christanti Octavia
6 AK. 444 Dwi Manis Purnawati
7 AK. 445 Ega Agustina
8 AK. 446 Eko Feriyantono
9 AK. 447 Endah Nindastuti
10 AK. 448 Fani Rachmayanti
11 AK. 449 Fika Irayani
12 AK. 450 Ika Kumiyati
13 AK. 451 Itahmida Nurfita Arih
14 AK. 452 Kurnia Nova Pangestika
15 AK. 453 Meilisa Adi Saputra
16 AK. 454 Misron Asrori
17 AK. 455 Musrifah
18 AK. 458 Religia Yessi Sugara
19 AK. 459 Santi Yunita Sari
20 AK. 460 Sri Lestari
21 AK. 461 Sri Widarni
22 AK. 462 Sulistyowati
23 AK. 463 Tiara Novtrian Safitri
24 AK. 464 Uki Budiarti
25 AK. 465 Umi Latifah
26 AK. 466 Wahyu Lestari S
27 AK. 467 Wisnu Abdul Ghofur
28 AK. 468 Yuyun Ismayanti
92
Lampiran 9
g. Pengendalian diri 5, 6, 7, 8, 9
Lampiran 10
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KONDISI SOSIAL
EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI DI SMK
WIDYA PRAJA UNGARAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Nama :
Kelas :
Isilah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang pada jawaban yang
menurut anda sesuai dengan keadaan anda.
Kecerdasan Emosional
VI. Pengenalan diri
1. Sebagai seorang remaja apa yang selalu anda lakukan untuk mengetahui jati
diri anda?
a. Selalu merenung dan berintrospeksi diri.
b. Merenung dan bertanya pada orang lain.
c. Bertanya pada orang lain.
d. Tidak pernah memikirkan diri sendiri.
2. Menurut anda siapa orang yang paling mengerti keadaan anda?
a. Diri sendiri
b. keluarga
c. teman
d. pimpinan
3. Bagaimanakah anda memandang kedudukan anda dalam menjalani kehidupan
ini?
a. Mahluk yang banyak memiliki keterbatasan
b. Mahluk yang memiliki sedikit kelebihan
c. Mahluk yang banyak memiliki kelebihan
d. Mahluk yang paling kuat dan hebat
94
VIII. Motivasi
10. Apa dampak dari adanya persaingan yang ketat pada usaha meraih prestasi
yang sebaik-baiknya?
a. Menambah semangat
b. Sedikit menambah semangat
c. Mengurangi semangat
d. Menyerah dengan keadaan
11. Bagaimana anda memandang masa depan dengan melihat kondisi anda
sekarang ini?
a. Optimis segala hal akan diraih
b. Optimis sebagian hal akan dapat diraih
c. Ragu-ragu masa depan akan cerah
d. Pesimis segalanya akan diraih
12. Apa usaha anda untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup anda?
a. Bekerja keras dan berdoa serta rela berkorban apa saja
b. Bekerja keras dan berdoa namun kurang berani berkorban
c. Hanya bekerja keras tanpa berdoa
d. Berdiam diri dirumah dan menyerah pada keadaan
13. Apa motivasi anda bersekolah di SMK Widya Praja Ungaran?
a. Menuntut ilmu untuk meraih cita-cita
b. Tuntutan orang tua
c. Menjaga gengsi
d. Daripada tidak sekolah
14. Sejauh ini apa yang menjadikan anda semangat menjalani hidup?
a. Adanya harapan dan cita-cita
b. Adanya orang-orang terdekat yang mendukung
c. Percaya pada nasib
d. Tidak tahu
IX. Empati
15. Jika ada teman anda yang menceritakan masalahnya bagaimana anda
menanggapinya?
a. Selalu mendengarka dan memberikan solusi
b. Hanya mendengarkan tanpa memberikan solusi
c. Mendengarkan dan mentertawakan
d. Tidak mendengarkan
16. Jika ada orang lain yang kesusahan didekat anda,bagaimana sikap anda?
a. Ikut bersedih dan berusaha membantunya
b. Ikut bersedih dan tanpa membantunya
c. Pura-pura ikut bersedih
d. Masa bodoh
96
17. Jika ada orang yang tidak dikenal meminta bantuan kepada anda, bagaimana
sikap anda?
a. Dengan senang hati membantunya
b. Membantu dengan setengah hati
c. Mau membantu dengan rasa curiga
d. Tidak mau mambantu
18. Bagaimana anda memandang orang lain yang lebih susah dari anda?
a. Semuanya sama seperti kita
b. Sama dengan kita hanya nasib yang membedakannya
c. Memandang lebih rendah dari kita
d. Memandang mereka sangat rendah
19. Apakah anda selalu bersedia mendengarkan masalah yang dihadapi teman
anda?
a. Selalu bersedia apapun kondisinya
b. Bersedia jika keadaan mendukung
c. Bersedia jika ada imbalan
d. Tidak bersedia
X. Ketrampilan sosial
20. Bagaimana sikap anda jika anda memasuki komunitas yang baru?
a. Berusaha mengakrabi semua orang didalamnya
b. Mengakrabi sebagian orang yang dianggap penting
c. Hanya mengakrabi orang yang dikenal
d. Tidak berusaha mengakrabi semuanya
21. Bagaimana anda menjaga pergaulan dengan orang-orang disekitar anda?
a. Selalu berbuat baik dan selalu berpandangan positif serta siap membantu
kapanpun dibutuhkan
b. Selalu berbuat baik meski kadang-kadang berfikir negative
c. Kadang-kadang berbuat baik namun selalu berfikir positif
d. Kadang-kadang saja berbuat baik dan sering berfikir negatif
22. Bagaimana cara anda untuk mencari informasi dari orang yang belum anda
kenal?
a. Berkenalan langsung dengan orangnya dan setelah akrab baru bertanya
b. Langsung bertanya tanpa berkenalan
c. Mencaritahu dari orang lain
d. Tidak jadi mencari informasi dari orang tersebut
97
29. Berapa rata-rata penghasilan tambahan orang tua (ayah/ibu) dalam sebulan
a. Lebih dari 1.000.000
b. 500.000-1000.000
c. Kurang dari 500.000
d. Tidak ada
VI. Pengeluaran atau pemenuhan kebutuhan keluarga
30. Berapa orang yang menjadi tanggungan orang tua anda?
a. 1
b. 2
c. 3
d. Lebih dari 3 orang
31. Berapakah rata-rata tingkat pengeluaran orang tua anda per bulan?
a. Lebih dari 3.000.000
b. Antara 2.000.000 – 3.000.000
c. Antara 1.000.000 – 2.000.000
d. Kurang dari 1.000.000
32. Apakah penghasilan orang tua anda setiap bulannya dapat memenuhi
kebutuhan pokok keluarga (sandang, papan, pangan)
a. Sangat memenuhi
b. Cukup memenuhi
c. Kurang memenuhi
d. Tidak memenuhi
33. Bagaimana pemenuhan gizi 4 sehat 5 sempurna setiap hari dalam keluarga?
a. Selalu dipenuhi
b. Sering dipenuhi
c. Kadang-kadang
d. Tidak dipenuhi
34. Apakah orang tua anda membayar SPP tepat pada waktunya?
a. Selalu tepat waktu
b. Membayar pada batas akhir waktu pembayaran
c. Kadang-kadang terlambat
d. Selalu terlambat bahkan menunggak
35. Diruangan manakah anda belajar dirumah?
a. Ruang khusus untuk belajar
b. Kamar sendiri
c. Ruang keluarga atau ruang tamu
d. Berpindah-pindah karena tidak memiliki ruang sendiri
99
Lampiran 11
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
(X1)
Lampiran 17
Model Summaryb
b
ANOVA
Total 3783.283 52
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
b
Model Summary
b
ANOVA
Total 4302.453 52
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients