Anda di halaman 1dari 2

KPAI Catat 161 Kasus Kekerasan Anak di

Bidang Pendidikan Selama 2018


Aditya Pratama · Senin, 23 Juli 2018 - 15:03 WIB

JAKARTA, iNews.id – Kasus kekerasan terhadap anak masih kerap mencoreng


wajah dunia pendidikan di Tanah Air. Fakta tersebut terungkap lewat laporan terbaru
yang dirilis Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada Senin
(23/7/2018) ini, KPAI menyampaikan hasil pengawasannya terkait kasus kekerasan
terhadap anak di bidang pendidikan sepanjang setengah tahun terakhir. Data
tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber, dimulai dari pengaduan masyarakat,
investigasi, dan pemantauan langsung kasus di lapangan. 

“Hasil pengawasan kami, tren pelanggaran anak dalam pendidikan mengalami


pasang surut selama 2018 ini,” tutur Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno
Listyarti, melalui keterangan tertulis yang diterima iNews.id di Jakarta, Senin
(23/7/2018).

Dalam laporannya, KPAI membagi kasus kekerasan di bidang pendidikan menjadi


lima kategori yaitu anak korban tawuran; anak pelaku tawuran; anak korban
kekerasan dan bullying (perundungan); anak pelaku kekerasan dan bullying, serta;
anak korban kebijakan pendidikan (seperti pungutan liar alias pungli, dikeluarkan
dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah). 

Retno mengungkapkan, lembaganya mencatat jumlah kasus kekerasan terhadap


anak di bidang pendidikan per 30 Mei 2018 sebanyak 161 kasus. Perinciannya,
kasus anak korban tawuran sebanyak 23 kasus (14,3 persen), kasus anak pelaku
tawuran sebanyak 31  kasus (19,3 persen), dan kasus anak korban kekerasan
dan bullying sebanyak 36 kasus (22,4 persen). 

Selanjutnya, kasus anak pelaku kekerasan dan bullying sebanyak 41 kasus (25,5


persen) dan kasus anak korban kebijakan pendidikan sebanyak 30 kasus (18,7
persen). “Pada tahun ini, kasus kekerasan anak di bidang pendidikan menempati
posisi ke-4 teratas setelah kasus pornografi dan cyber crime (kejahatan siber),” ujar
Retno.

Dia menuturkan, jumlah pengaduan kekerasan di sekolah yang dilaporkan


masyarakat secara langsung ke KPAI sampai dengan 17 Juli 2018 sebanyak 23
kasus. Di luar itu, ada tiga laporan yang masuk melalui layanan
pengaduan online KPAI. Jika ditotal, lembaga tersebut menerima 26 pengaduan
kasus kekerasan terhadap anak pada tahun ini.
“Kasus terbanyak berasal dari jenjang SD sebanyak 13 kasus (48 persen), disusul
dari jenjang SMA/SMK berjumlah sembilan kasus (34,7 persen), dan SMP sebanyak
lima kasus (17,3 persen),” kata Retno.

KPAI mengungkapkan, daerah Jabodetabek menjadi daerah terbanyak yang


memberikan pengaduan kekerasan terhadap anak di bidang pendidikan yaitu
sebanyak 21 persen dari total laporan yang masuk. Kemudian diikuti oleh daerah
Bandung (Jawa Barat), Bali, Yogyakarta, Lombok Timur (NTB), dan Palu (Sulawesi
Tengah).

“Saran KPAI, pemerintah daerah wajib melakukan sosialisasi dan pelatihan


Konvensi Hak-hak Anak (KHA) kepada sekolah-sekolah dan para guru. Ini  penting
untuk melindungi anak-anak dari berbagai kekerasan di lingkungan sekolah, dan
sebagai bagian dari upaya membangun sekolah ramah anak,” ucap Retno.

Editor : Ahmad Islamy Jamil

Sumber :

https://www.inews.id/news/read/189701/kpai-catat-161-kasus-kekerasan-anak-di-
bidang-pendidikan-selama-2018

Anda mungkin juga menyukai