Nim : 105961102219
a) Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak
Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih
menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias dikonsumsi
baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar
maupun jahe olahan.
b) Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit
Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini
selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih
besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping
seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk
diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
c) Jahe merah. Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe
putih kecil sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua,
dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil,
sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
Tanaman jahe juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan terlebih khusus
sebagai obat, khasiat jahe sudah dikenal turun-temurun di antaranya sebagai pereda
sakit kepala, batuk, masuk angin. Jahe juga kerap digunakan sebagai obat untuk
meredakan gangguan saluran pencernaan, rematik, obat antimual dan mabuk
perjalanan, kembung, kolera, diare, sakit tenggorokan, difteria, penawar racun, gatal
digigit serangga, keseleo, bengkak, serta memar. Berbagai referensi juga menyebutkan
bahwa jahe dapat mencegah dan mengobati sejumlah penyakit seperti luka bakar, sakit
kepala, migren, menurunkan kadar kolesterol, rematik, tukak lambung, antidepresi,
hingga impotensi.
Jahe juga berkhasiat sebagai antimuntah dan dapat digunakan para ibu hamil
mengurangi morning sickness. Penelitian menunjukkan bahwa jahe sangat efektif
menurunkan metoklopamid senyawa penginduksi mual dan muntah. Menurut German
Federal Health Agency, jahe efektif untuk mengobati gangguan pencernaan dan
pencegahan gejala motion sickness. Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang
penting dalam membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan. Pertama, lipase
yang berfungsi memecah lemak dan kedua adalah protease yang berfungsi memecah
protein.
4. Subsitem Pemasaran
Subsistem pemasaran (tata niaga = distribusi = marketing) merupakan
kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dan
jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran diartikan sebagai proses sosial
dan manajerial yang dalam hal ini individu atau kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginannya dengan menciptakan, menawarkan, dan
menukarkan produk yang bernilai satu sama lain.
Proses pemasaran tanaman jahe ini mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, mengembangkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan,
menetapkan program promosi dan kebijakan harga, serta menerapkan sistem
distribusi untuk menyampaikan barang dan jasa kepada pelanggan atau
konsumen. Menurut Kotler (2005), saluran pemasaran adalah serangkaian
kegiatan organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk
menjadikan suatu produk dan jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Sebuah saluran pemasaran melaksanakan tugas memindahkan barang dari
produsen ke konsumen. Hal itu mengatasi kesenjangan waktu, tempat, pemilikan
yang memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang membutuhkan atau
menginginkannya.
Terdapat empat macam saluran pemasaran yang dapat dilakkan yaitu :
a) Saluran pemasaran nol-tingkat (saluran pemasaran langsung) merupakan
saluran yang terdiri dari satu perusahaan yang menjual langsung ke
pelanggan akhir.
b) Saluran pemasaran satu-tingkat merupakan saluran yang berisi satu
perantara penjualan.
c) Saluran pemasaran dua-tingkat merupakan saluran yang berisi dua
perantara dalam pasar konsumsi yaitu pedagang besar dan pengecer.
d) Saluran pemasaran tiga-tingkat merupakan saluran pemasaran yang terdiri
dari tiga perantara. Jahe merah di pasarkan ke berbagai sektor, baik pasar
tradisional untuk keperluan rumah tangga, ke petani jahe yang digunakan
kembali untuk bibit, ke industri pengolahan jahe dan pasar ekspor.
Pemasaran jahe di dalam negeri, melalui saluran tataniaga yang cukup
panjang. Untuk sampai ke konsumen, harus melalui tiga tahap pedagang
yaitu pedagang pengumpul tingkat desa, pedagang pengumpul tingkat
kecamatan/kabupaten, dan pedagang pasar.
5. Subsistem Jasa Penunjang
Pengembangan subsistem agribisnis dalam hal jasa penunjang jahe ini
dapat dilakukan dengan mengembangkan kelembagaan pertanian. Seperti
koperasi, bagi petani sangat penting terutama dalam peningkatan produksi dan
kesejahteraan petani,dimana:
a. Melalui koperasi petani dapat memperbaiki posisi rebut tawar mereka
baik dalam memasarkan hasil produksi maupun dalam pengadaan input
produksi yang dibutuhkan. Posisi rebut tawar (bargaining power) ini
bahkan dapat berkembang menjadi kekuata penyeimbang(countervailing
power ) dari berbagai ketidakadilan pasar yang dihadapi para petani.
b. Dalam hal mekanisme pasar tidak menjamin terciptanya keadilan,
koperasi dapat mengupayakan pembukaan pasar baru bagi produk
anggotanya. Pada sisi lain koperasi dapat memberikan akses kepada
anggotanya terahadap berbagai penggunaan faktor produksi dan jasa
yang tidak ditawarkan pasar.
c. Dengan bergabung dalam koperasi, para petani dapat lebih mudah
melakukan penyesuaian produksinya melalui pengolahan paska panen
sehubungan dengan perubahan permintaan pasar. Pada gilirannya hal ini
akan memperbaiki efisiensi pemasaran yang memberikan manfaat bagi
kedua belah pihak, dan bahkan kepada masyarakat umum maupun
perekonomian nasional.
d. Dengan penyatuan sumberdaya para petani dalam sebuah koperasi, para
petani lebih mudah dalam menangani risiko yang melekat pada produksi
pertanian, seperti: pengaruh iklim, heterogenitas kualitas produksi dan
sebaran daerah produksi.
e. Dalam wadah organisasi koperasi, para petani lebih mudah berinteraksi
secara positif terkait dalam proses pembelajaran guna meningkatkan
kualitas SDM mereka.
PENUTUP
Seperti yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa komoditas jahe
dapat dikembangkan dengan sistem agribisnis terpadu. Jahe dapat dikembangkan
mulai dari hulu hingga ke hilir. Dengan mengefektifkan kelembagaan agribisnis jahe
sehingga hal ini dapat membantu petani seperti pembentukan koperasi yang khusus
menyediakan dana dan menerima hasil panen petani jahe sehingga petani
mendapatkan harga pasar yang pasti. Dengan adanya koperasi ini petani juga dapat
lebih mudah menyalurkan hasil panen mereka yang sebelumnya menggunakan jasa
tengkulak dengan harga yang dibawah harga pasar. Selain itu, melalui koperasi ini,
para petani juga diajarkan bagaimana mengolah hasil panen jahe sehingga bisa
mendatangkan nilai tambah bagi para petani tersebut.