Anda di halaman 1dari 10

AGRIBISNIS KOMODITI JAHE

Nama : Andi Muhammad Ifraq Al-alaq

Nim : 105961102219

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS PERTANIAN / AGRIBISNIS
2019
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi Indonesia bertumpu pada bidang pertanian dan
industrI namun belum berjalan maksimal. Ini dikarenakan, sistem pertanian diIndonesia
hanya melibatkan beberapa sektor saja, seperti sektor pertanian dan industri atau
sektor yang lainnya. Sistem agribisnis terpadu adalah serangkaian kegiatan
yang melibatkan subsistem input (agroindustri hulu), subsistem output
(agroindustri hilir), subsistem pengolahan (agro-industri), pemasaran hasil dan
subsistem penunjang (Arief, 2017).Salah satu produk pertanian yang dapat
dikembangkan dengan system agribisnis terpadu adalah tanaman jahe.
Tanaman jahe merupakan salah satu tanaman yang mempunyai nilai ekonomi
yang cukup tinggi yang membuat tanaman ini berpotensia luntuk dikembangkan.
Nilai tambah dapat meningkatkan kesejahteraan mulai dari petani, masyarakat
sampai pada pekerja industri, serta meningkatkan perole an devisa (Harmono
dan Agus Andoko 2005)

Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman rimpang yang sangat


popular sebagai rempah - rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk
jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Jahe banyak kita jumpai
disekitar kita yang hanya dijadikan sebagai bumbu masak atau penghangat badan.
Rasa dominan pedas disebabkan oleh suatu senyawa keton bernama zingeron.
Disamping itu jahe juga termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan) dan
merupakan salah satu rempah -r e mp a h p e n t i n g , ka r e n a d a l a m d u n i a
i n d u s t r i ri m p a n g j a h e d a p a t d i g u n a k a n sebagai bahan baku untuk pembuatan
obat-obatan modern, sehingga dapat kita lihat industri herbal medicine and health
food di Indonesia dewasa ini meningkat dengan pesat.

Jahe (Zingiber officinale) b e r a s a l d a r i A s i a P a s i f i k yang tersebar


dari India sampai China. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut- sebu
tsebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan
minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional (Setiawan, 2015: 17). Penyebaran
tanaman jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum) kini sampai di wilayah tropis dan
subtropis, contohnya Indonesia. Jahe merah disebut juga jahe sunti. Selain itu, banyak
nama lain dari jahe dari berbagai daerah di Indonesia antara lain halia (Aceh), beeuing
(Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae
(Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dan sebagainya
(Setiawan, 2015: 17).

Komoditas jahe masih menjanjikan peluang besar untuk dikembangkan terus


melalui pengembangan sumber-sumber pertumbuhan seperti optimalisasi produktivitas
lahan usaha, produktivitas tanaman, penekanan kehilangan hasil baik pra panen
maupun pasca panen, peningkatan mutu dan diversifikasi produk serta perdagangan
bahan jadi produk dalam negeri. Saat ini permintaan akan jahe oleh negara importir
terus mengalami peningkatan, akan tetapi permintaan tersebut belum semuanya dapat
dipenuhi mengingat produksi jahe masih terserap untuk kebutuhan dalam negeri.

Pengembangan sistem agribisnis tanaman obat khususnya jahe merupakan satu


kesatuan dalam upaya kegiatan-kegiatan pertanian mulai dari subsistem pengadaan
masukan sarana produksi, budidaya, pengolahan, pemasaran dan subsistem
kelembagaan pendukung. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan optimal secara
kualitas, kuantitas dan kontinyuitasnya, maka diperlukan pengembangan agribisnis
yang baik. Tanaman Jahe merupakan salah satu tanaman rempah-rempah yang
diperdagangkan di dunia. Jahe diekspor dalam bentuk jahe segar, jahe kering, jahe
segar olahan dan minyak atsiri. Dengan semakin berkembangnya perusahaan jamu
dalam negeri bahkan telah melakukan ekspor kemancanegara maka peluang
pengembangan jahe sebagai salah satu bahan baku pembuatan jamu menjadi sangat
terbuka.

Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna


rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :

a) Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak
Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih
menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias dikonsumsi
baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar
maupun jahe olahan.
b) Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit
Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini
selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih
besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping
seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk
diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
c) Jahe merah. Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe
putih kecil sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua,
dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil,
sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.

Tanaman jahe juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan terlebih khusus
sebagai obat, khasiat jahe sudah dikenal turun-temurun di antaranya sebagai pereda
sakit kepala, batuk, masuk angin. Jahe juga kerap digunakan sebagai obat untuk
meredakan gangguan saluran pencernaan, rematik, obat antimual dan mabuk
perjalanan, kembung, kolera, diare, sakit tenggorokan, difteria, penawar racun, gatal
digigit serangga, keseleo, bengkak, serta memar. Berbagai referensi juga menyebutkan
bahwa jahe dapat mencegah dan mengobati sejumlah penyakit seperti luka bakar, sakit
kepala, migren, menurunkan kadar kolesterol, rematik, tukak lambung, antidepresi,
hingga impotensi.

Jahe juga berkhasiat sebagai antimuntah dan dapat digunakan para ibu hamil
mengurangi morning sickness. Penelitian menunjukkan bahwa jahe sangat efektif
menurunkan metoklopamid senyawa penginduksi mual dan muntah. Menurut German
Federal Health Agency, jahe efektif untuk mengobati gangguan pencernaan dan
pencegahan gejala motion sickness. Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang
penting dalam membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan. Pertama, lipase
yang berfungsi memecah lemak dan kedua adalah protease yang berfungsi memecah
protein.

Jahe juga sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang berguna bagi


tubuh. Senyawa kimia pada jahe adalah di antaranya minyak atsiri yang terdiri dari
senyawa-senyawa seskuiterpen, zingiberen, bisabolena, zingeron, oleoresin, kamfena,
limonen, borneol, sineol, sitral, zingiberal, felandren. Di samping itu, terdapat juga
sagaol, gingerol, pati, damar, asam-asam organik seperti asam malat dan asam
oksalat, Vitamin A, B, dan C, senyawa- senyawa flavonoid dan polifenol. Jahe dapat
digunakan untuk membunuh sel kanker. fungsinya untuk membunuh sel kanker ovarium
sementara komponen yang terdapat pada cabai diduga dapat mengecilkan atau
menyusutkan tumor pankreas. Demikian kata Dr. Rebecca Liu, asisten profesor pada
bidang obstetri and ginekologi di Universitas Michigan Comprehensive Cancer Center,
AS, dan timnya, yang melakukan tes terhadap bubuk jahe yang dilarutkan dan diberikan
pada kultur sel kanker ovarium
PEMBAHASAN
Sistem Agribisnis komoditi Jahe Merah
Seperti yang sudah dijelaskan diawal, bahwa sistem agribisnis komoditi Jahe Merah
ini merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan subsistem imput (agroindustri
hulu), subsistem output (agroindustri hilir), subsistem pengolahan , pemasaran hasil
dan subsistem jasa penunjang.

1. Subsistem Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi


Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah sistem
yang mencakup kegiatan perencanaan, pengelolaan dan pengadaan sarana
produksi, teknologi dan sumber daya pertanian. Arah dari subsistem ini agar
input atau sarana produksi tersedia tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat
kualitas dan sesuai dengan daya beli petani.

Menurut Krisnsmurthi, 2003 agribisnis subsistem hulu merupakan bagian


pengadaan saprodi (sarana produksi) pertanian seperti benih/bibit, pupuk,
pestisida, peralatan dan sarana lain. Secara umum, sarana produksi yang
digunakan dalam agribisnis jahe untuk menunjang kegiatan usahatani (budidaya)
terdiri dari benih/bibit, pupuk, pestisida dan peralatan seperti cangkul, polibag,
sprayer, dan plastik sungkup.
Sebelum melakukan proses produksi jahe, baik di lahan maupun di
perusahaan , terlebih dahulu dilakukan proses pengadaan bahan baku berupa
komodi tanaman Jahe di mana sistem tersebut merupakan up-stream
agribusiness atau hulu/input untuk kegiatan industri yang menghasilkan saprodi
(sarana produksi) pertanian primer, berupa industri agro-kimia (pupuk dan
pestisida), industri agro-otomotif (mesin dan peralatan pertanian), dan industri
pembenihan dan pembibitan.
Untuk proses produksi di lahan, dapat menggunakan faktor-faktor produksi
seperti lahan, tenaga kerja, modal, serta manajemen. Sedangkan di perusahaan
agribisnis melakukan manajemen stock, seperti pembelian dan penyimpanan
bahan baku Jahe, serta pengelolaan persediaan. Manajemen pengadaan bahan
baku (stock) agribisnis adalah pengadaan pembelian kemudian menyimpan di
gudang untuk sementara waktu sebelum bahan baku tersebut digunakan
(Soekartawi, 2000:50). Selain itu digunakan juga sistem persediaan.
2. Subsistem Usaha Tani dan Produksi
Usaha Tani merupakan kemampuan dari petani dalam mengorganisasikan
dan mengkoordinir faktor-faktor produksi yang dikuasainya dengan sebaik-
baiknya. Dengan demikian petani yang kurang mampu memanfaatkan benih,
pupuk, luas lahan, tenaga kerja dan pestisida akan memiliki tingkat pendapatan
yang relatif lebih rendah sedangkan Produksi dapat dinyatakan sebagai
perangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk (barang
atau jasa), baik berupa kegiatan usahatani maupun kegiatan pabrikasi, sehingga
tidak begitu sukar mengkaji manajemen produksi/operasi agribisnis sebagai
pendukung dari proses produksi. Pada masa awal perkembangan disiplin
produksi agribisnis, usahatani dan pabriklah yang paling menguntungkan dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Pengembangan Sistem Agribisnis yang baik ditentukan oleh kinerja tiap-
tiap subsistem pendukungnya. Tiap subsistem tersebut memiliki keterkaitan satu
sama lain, baik secara ke depan (forward) maupun ke belakang (backward).
Untuk itu, subsistem usahatani juga sangat penting untuk dikembangkan,
mengingat subsistem ini adalah poin utama dalam proses produksi. Bila
subsistem usahatani berjalan baik, maka akan menghasilkan produksi yang baik
pula, sehingga akan menunjang subsistem selanjutnya (hilir). Di lain pihak,
subsistem usahatani juga dipengaruhi oleh subsistem hulu, dimana pemilihan
kualiatas sarana produksi  juga akan menentukan baik-buruknya produksi pada
subsistem usahatani atau on farm. Maka, diperlukan penyuluhan guna
menambah informasi petani dalam proses budidaya serta diimbangi dengan
pembinaan dan pengembangan kemampuan (skill) petani.

Usaha tani disini yaitu kegiatan untuk memproduksi di lingkungan


pertanian yang pada akhirnya akan dinilai dari penerimaan yang diperoleh dan
biaya yang dikeluarkan. Selisih keduanya merupakan pendapatan usahatani,
namun yang penting adalah petani dapat melakukan usahanya secara efisien. Di
dalam penelitian ini, peubah produksi jahe berfungsi sebagai peubah yang
dipengaruhi oleh peubah luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, dan
pupuk buatan. Selanjutnya dari produksi jahe akan dapat ditelahh keefisienan
usahataninya.

3. Subsistem Pengolahan Hasil


Subsistem pengolahan hasil merupakan suatu perubahan nilai guna
komoditas pertanian. Subsistem ini merupakan kegiatan agroindustri yang bukan
hanya menyangkut pengolahan sederhana ditingkat petani,akan tetapi
mencakup keseluruhan kegiatan, mulai dari penanganan pasca panen produk
pertanian sampai pada pengolahan lanjut secara bentuk
Dalam hal ini tanaman Jahe diolah mulai dari beberapa bagian yaitu mulai
dari awal kegiatan panen kemudian disortir sebagai hasil atapun dijadikan benih
 
atau bibit untuk kedepannya proses produksi. Dalam artian Subsistem ini
mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka
meningkatkan produksi primer pertanian.

4. Subsitem Pemasaran
Subsistem pemasaran (tata niaga = distribusi = marketing) merupakan
kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dan
jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran diartikan sebagai proses sosial
dan manajerial yang dalam hal ini individu atau kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginannya dengan menciptakan, menawarkan, dan
menukarkan produk yang bernilai satu sama lain.
Proses pemasaran tanaman jahe ini mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, mengembangkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan,
menetapkan program promosi dan kebijakan harga, serta menerapkan sistem
distribusi untuk menyampaikan barang dan jasa kepada pelanggan atau
konsumen. Menurut Kotler (2005), saluran pemasaran adalah serangkaian
kegiatan organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk
menjadikan suatu produk dan jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Sebuah saluran pemasaran melaksanakan tugas memindahkan barang dari
produsen ke konsumen. Hal itu mengatasi kesenjangan waktu, tempat, pemilikan
yang memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang membutuhkan atau
menginginkannya.
Terdapat empat macam saluran pemasaran yang dapat dilakkan yaitu :
a) Saluran pemasaran nol-tingkat (saluran pemasaran langsung) merupakan
saluran yang terdiri dari satu perusahaan yang menjual langsung ke
pelanggan akhir.
b) Saluran pemasaran satu-tingkat merupakan saluran yang berisi satu
perantara penjualan.
c) Saluran pemasaran dua-tingkat merupakan saluran yang berisi dua
perantara dalam pasar konsumsi yaitu pedagang besar dan pengecer.
d) Saluran pemasaran tiga-tingkat merupakan saluran pemasaran yang terdiri
dari tiga perantara. Jahe merah di pasarkan ke berbagai sektor, baik pasar
tradisional untuk keperluan rumah tangga, ke petani jahe yang digunakan
kembali untuk bibit, ke industri pengolahan jahe dan pasar ekspor.
Pemasaran jahe di dalam negeri, melalui saluran tataniaga yang cukup
panjang. Untuk sampai ke konsumen, harus melalui tiga tahap pedagang
yaitu pedagang pengumpul tingkat desa, pedagang pengumpul tingkat
kecamatan/kabupaten, dan pedagang pasar.
5. Subsistem Jasa Penunjang
Pengembangan subsistem agribisnis dalam hal jasa penunjang jahe ini
dapat dilakukan dengan mengembangkan kelembagaan pertanian. Seperti
koperasi, bagi petani sangat penting terutama dalam peningkatan produksi dan
kesejahteraan petani,dimana:
a. Melalui koperasi petani dapat memperbaiki posisi rebut tawar mereka
baik dalam memasarkan hasil produksi maupun dalam pengadaan input
produksi yang dibutuhkan. Posisi rebut tawar (bargaining power) ini
bahkan dapat berkembang menjadi kekuata penyeimbang(countervailing
power ) dari berbagai ketidakadilan pasar yang dihadapi para petani.
b. Dalam hal mekanisme pasar tidak menjamin terciptanya keadilan,
koperasi dapat mengupayakan pembukaan pasar baru bagi produk
anggotanya. Pada sisi lain koperasi dapat memberikan akses kepada
anggotanya terahadap berbagai penggunaan faktor produksi dan jasa
yang tidak ditawarkan pasar.
c. Dengan bergabung dalam koperasi, para petani dapat lebih mudah
melakukan penyesuaian produksinya melalui pengolahan paska panen
sehubungan dengan perubahan permintaan pasar. Pada gilirannya hal ini
akan memperbaiki efisiensi pemasaran yang memberikan manfaat bagi
kedua belah pihak, dan bahkan kepada masyarakat umum maupun
perekonomian nasional.
d. Dengan penyatuan sumberdaya para petani dalam sebuah koperasi, para
petani lebih mudah dalam menangani risiko yang melekat pada produksi
pertanian, seperti: pengaruh iklim, heterogenitas kualitas produksi dan
sebaran daerah produksi.
e. Dalam wadah organisasi koperasi, para petani lebih mudah berinteraksi
secara positif terkait dalam proses pembelajaran guna meningkatkan
kualitas SDM mereka.
PENUTUP
Seperti yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa komoditas jahe
dapat dikembangkan dengan sistem agribisnis terpadu. Jahe dapat dikembangkan
mulai dari hulu hingga ke hilir. Dengan mengefektifkan kelembagaan agribisnis jahe
sehingga hal ini dapat membantu petani seperti pembentukan koperasi yang khusus
menyediakan dana dan menerima hasil panen petani jahe sehingga petani
mendapatkan harga pasar yang pasti. Dengan adanya koperasi ini petani juga dapat
lebih mudah menyalurkan hasil panen mereka yang sebelumnya menggunakan jasa
tengkulak dengan harga yang dibawah harga pasar. Selain itu, melalui koperasi ini,
para petani juga diajarkan bagaimana mengolah hasil panen jahe sehingga bisa
mendatangkan nilai tambah bagi para petani tersebut.

Jahe adalah salah satu komoditas yang mendukung kemajuan pertanian di


Indonesia.Banyak sekali petani yang tertarik menanam Jahe karena sifatnya yang
mudah dikembangbiakan. Selain itu jahe memiliki potens iuntuk dijadikan produk
sekunder yang memiliki nilai jual tinggi. Namun karena kurangnya pengetahuan tentang
usaha agribisnis dan faktor lainnya, masih banyak petani rakyat yang rugi karena tidak
adanya jaminan harga yang layak.
DAFTAR PUSTAKA
 Arief, M., Suamba, & Artini. (2017).Nilai Tambah Produk Olahan Jahe Merah
pada UD. Vision Bali Herbal Indonesia, Denpasar . E-Journal Agribisnis dan
Agrowisata, VI , 280-290.
 Eddi, Supriono. (2012). Makalah Kelembagaan Dan Koperasi Strategi
Kelembagaan Koperasi Agribisnis Dalam Memberdayakan Petani
Pesisir.Universitas Borneo Tarakan.
 Nartopo, S. A. (2009). Analisis Pengembangan Agribisnis Jahe (Zingiber
officinale) di Desa Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Retrieved Februari 18,
2018, from https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/9605/MjI0NDY=/Analisis-
pengembangan-agribisnis-jahe-Zingiber-officinale-di-desa-Ngargoyoso-
kabupaten-Karanganyar-abstrak.pdf
 Pribadi, E. R. (2007).Usahatani dan Pemasaran Jahe.Retrieved Februari 18,
2018,fromhttps://www.academia.edu/attachments/37075318/download_file?
st=MTUxODk3OTI3NSwzNi44NC42NS4xODcsMTQ0OTI4Mzc%3D&s=swp-
toolbar&ct=MTUxODk3OTI3OCwxNTE4OTc5MzA5LDE0NDkyODM3
 Wahyuni, S. (2007).Pengembangan Agribisnis Ditinjau Dari Kelembagaan. Media
Agro, III , 9-20.
 Google.com http://petanijahemerah.blogspot.com/2012/04/ekspor-komoditas-
jahe.html https://www.coursehero.com/file/45826031/SISTEM-AGRIBISNIS-
TERPADU-KOMODITI-JAHE-MERAHdocx/
 http://epetani.pertanian.go.id/blog/prospek-pengembangan-usahatani-yang-
berwawasan-agribisnis-melalui-pola-kemitraan-bag-2-1863
 http://klikbbm.blogspot.com/2013/11/pengertian-sistem-agribisnis.html
 setiadiarif.blogspot.com/.../konsep-dan-etika-agribisnis-kerakyatan.html

Anda mungkin juga menyukai