Metode Bisection)
Oleh:
Fitria Dwi Safira
205090500111069
Asisten:
1. Agustina Nurindra S. 195090500111007
2. Zakiyyah Isnaini 195090500111040
3. Kadek Siska Putri A. 195090500111042
4. Ahza Fikri Indrastata 195090507111001
Penyelesaian manual:
𝐵𝑥 = 𝑏
6 2 1 −1 𝑥1 9
2 4 1 0 𝑥2 13
( ) (𝑥 ) = ( )
1 1 4 −1 3 11
−1 0 −1 3 𝑥4 8
𝑙11 = √𝑎11 = √6 = 2.4495
𝑎21 2
𝑙21 = = = 0.8165
𝑙11 √6
𝑎31 1
𝑙31 = = = 0.4082
𝑙11 √6
𝑎41 1
𝑙41 = =− = −0.4082
𝑙11 √6
2.4495 0 0 0
0.8165 𝑙22 0 0
𝐿=( )
0.4082 𝑙32 𝑙33 0
−0.4082 𝑙42 𝑙43 𝑙44
𝑙22 = √𝑎22 − 𝑙 2 21 = √4 − 0.81652 = 1,8257
𝑎32 − 𝑙21 𝑙31 1 − 0,8165(0,4082)
𝑙32 = = = 0,3651
𝑙22 1.8257
𝑎42 − 𝑙21 𝑙41 0 − 0,8165(−0,4082)
𝑙42 = = = 0,1826
𝑙22 1,8257
2.4495 0 0 0
0.8165 1,8257 0 0
𝐿=( )
0.4082 0,3651 𝑙33 0
−0.4082 0,1826 𝑙43 𝑙44
𝑙33 = √𝑎33 − (𝑙 2 31 + 𝑙 2 32 ) = √4 − (0,40822 + 0,36512 ) = 1,9235
𝑎43 − (𝑙31 𝑙41 + 𝑙32 𝑙42 )
𝑙43 =
𝑙33
−1 − (0,4082(−0,4082) − 0,3651(0,1826)
𝑙43 = = −0,4679
1,9235
𝑙44 = √𝑎44 − (𝑙 2 41 + 𝑙 2 42 + 𝑙 2 43 )
𝑙44 = √3 − (−0,40822 −0,36512 −0,46792 ) = 1,6066
2.4495 0 0 0
0.8165 1,8257 0 0
𝐿=( )
0.4082 0,3651 1,9235 0
−0.4082 0,1826 −0,4679 1,6066
𝐿𝑦 = 𝑏
2.4495 0 0 0 𝑦1 9
0.8165 1,8257 0 0 𝑦2 13
( ) (𝑦 ) = ( )
0.4082 0,3651 1,9235 0 3 11
−0.4082 0,1826 −0,4679 1,6066 𝑦4 8
9
𝑦1 = = 3,6742
2,4495
𝑦2 = 13 − 1,8257(3,6742) = 5,4774
11 − 0,4082(3,6742) − 0,3651(5,4742)
𝑦3 = = 3,8991
1,9235
8 + 0,4082(3,6742) − 0,1826(5,4774) + 0,4679(3,8664)
𝑦4 =
1,6066
𝑦4 = 6,4263
𝑦1 3,6742
𝑦2 5,4774
(𝑦 ) = ( )
3 3,8991
𝑦4 6,4263
𝑇
𝐿 𝑥=𝑦
2.4495 0.8165 0.4082 −0.4082 𝑥1 3,6742
0 1,8257 0,3651 0,1826 𝑥2 5,4774
( ) (𝑥 ) = ( )
0 0 1,9235 −0,4679 3 3,8991
0 0 0 1,6066 𝑥4 6,4263
6,4263
𝑥4 = =4
1,6066
3,8991 + 0,4679(4)
𝑥3 = =3
1,9235
5,4774 − 0,3651(3) − 0,1826(4)
𝑥2 = =2
1,8257
3,6742 − 0,8165(2) − 0,4082(3) + 0,4082(4)
𝑥1 = =1
2,4495
Maka solusi dari persamaan tersebut adalah
𝑥1 = 1 𝑥2 = 2 𝑥3 = 3 𝑥4 = 4
4.1 Kesimpulan
Metode Cholesky adalah sebuah metode penyelesaian persamaan
linear simultan yang diperoleh dari rumusan matematika berdasarkan atas
unsur koefisien variabel yang simetris. Metode ini memiliki beberapa
ciri, yaitu matriks yang akan diselesaikan harus merupakan matriks
bujursangkar (ber-ordo sama), unsur matriks baris sama dengan unsur
matriks kolom pada indeks baris dan kolom yang sama. Angka diluar
diagonal utama harus memiliki nilai yang sama. Metode Cholesky ini
memiliki 2 jenis rumusan. Hal ini berdasarkan jenis matriks yang
dikerjakan, yaitu apabila matriks tersebut memenuhi nilai positif definit
maka penyelesaian matriks tersebut menggunakan rumusan 𝐴 = 𝐿𝑇 𝐿,
apabila tidak memenuhi maka menggunakan rumusan 𝐴 = 𝐿𝑇 𝐷𝐿. Dari
hasil penyusunan laporan yang saya lakukan, dapat disimpulkan bahwa
terapan metode numerik khususnya metode Cholesky dalam persoalan
matematika cukup diperlukan karena dengan metode ini dapat dibuktikan
dan dicari faktor dari suatu matriks. Selain itu, berdasarkan analisis soal
yang saya lakukan, dapat di simpulkan pula bahwa tidak semua persoalan
matriks dapat diselesaikan dengan metode Cholesky.
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa persamaan non
linier itu dapat diselesaikan dengan metode Numerik dan dalam
metode numerik itu sendiri terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan persamaan non linier tersebut.
yaitu salah satunya dengan menggunakan metode Bisection (bagi dua).
Metode Bisection adalah salah satu kelas metode pengelompokan,
karena prosedur untuk mendapatkan nilai x untuk f(x) = 0 dilakukan
melalui pendekatan kelompok akar. Yang mana Proses dimulai
dengan menentukan sebuah interval dimana fungsi tersebut bertukar
tanda. Kemudian penempatan perubahan tanda dari akar ditandai lebih
teliti dengan cara membagi interval tersebut menjadi sejumlah
subinterval (pada metode bagi dua, pencarian subintervalnya dengan
cara membagi dua). Setiap subinterval dicari untuk menempatkan
perubahan tanda. Proses tersebut diulangi dengan subinterval yang
semakin lama semakin kecil hingga dicapai suatu proses konvergensi.
4.2 Saran
Berdasarkan perhitungan persamaan non linear dengan metode
Bisection dapat membantu untuk mencari akar-akar fungsi kontinyu.
Prinsipnya dengan menggerakkan titik-titik ujung interval sedemikian
sehingga menjadi lebih dekat dan lebih dekat lagi sampai memperoleh
sembarang interval yang mengurung nol. Namun, pada metode ini terlalu
banyak langkah yang diperlukan untuk mencapai kekonvergenan. Hal ini
tentunya menjadi tidak efektif dan memakan waktu yang cukup lama.
LAMPIRAN