Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa kita untuk

hidup berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Sekarang ini

banyak orang telah meninggalkan proses penelusuran informasi secara manual

yang membutuhkan waktu yang lama untuk menemu kembali beralih

menggunakan Information Retrival System yang berada dalam jaringan (Network)

sehingga kita dapat mengakses informasi secara cepat dan dapat mengakses ke

jaringan Data base mana saja yang ada dalam network.

Seiring teknologi yang semakin cepat kita juga harus mengimbanginya

dengan dapat menggunakan teknologi itu sendiri. Sangat disayangkan apabila kita

di tengah-tengah kehidupan modern sekarang ini tidak dapat mendayagunakan

teknologi yang ada khususnya teknologi yang berbasis informasi. Dapat kita

bayangkan kita akan jauh tertinggal dengan orang lain yang mengerti tentang

information technology karena seperti yang kita kethui bersama informasi itu

dapat menguasai dunia.

Dengan mukadimah di atas, makalah ini mencoba mengupas tentang

bagaimana proses pencarian informasi pada jaringan data base di internet dan

sejauh mana user dalam menelusur informasi dapat menggunakan IR-system

secara sistematis agar kebutuhan informasinya dapat akurat atau tepat sesuai

keinginannya.

1
1.2 Dasar Teori

Teori yang digunakan adalah proses penelusuran informasi pada tahapan

kriteria evaluasi yang didalamnya ada istilah Recall dan Precission, Response

Time, User Effort, Form of Presentation, Collection Coverage.

Information Retrieval sendiri adalah seni dan ilmu dalam mencari

informasi pada dokumen, mencari untuk dokumen mereka sendiri, mencari untuk

metadata dengan gambaran berbentuk dokumen, atau mencari dalam data base,

apakah itu hubungan data base yang berdiri sendiri atau hiperteks jaringan

database seperti internet atau intranet, untuk teks, suara, gambar atau data (Calvin

Mooers 1948-50).

Konsep dasar IR system manurut Lancaster bahwa sistem temu kembali

informasi disini didesain untuk mencari dan menemukan fakta atau data tertentu.

Tujuan utama dari sistem temu kembali informasi bibliografis, adalah dalam

menemukan bibliografis secara rinci dari isi item yang informasinya diminta oleh

pengguna.

Pangkalan data dalam hal ini membandingkan rekod biblografis dari

dokumen yang tersimpan. Dapat berisi abstrak atau teks lengkap dari dokumen,

seperti artikel surat kabar, handbook, kamus, ensiklopedia, dokumen hukum,

statistik, dan sebagainya. Dalam beberapa situasi, sistem didesain untuk

menemukan teks saja, ini disebut full text retrival system. Model alternatif pada

pencarian temu kembaliinformasi (berbasis pengetahuan) memberikan penggguna

informasi seara langsung, lebih daripada citasi, abstrak atau fulltext.

2
Information Retrival System (IRS) merupakan berfungsi asli untuk

mengatur ledakan informasi dalam literature ilmiah dalam beberapa decade

terakhir. Banyak universitas dan perpustakaan umum menggunakan IR system

untuk menyediakan akses ke buku, jurnal, dan dokumen lainnya. IR system

seringkali dihubungkan kepada objek dan query.

Query adalah pernyataan resmi dari kebutuhan informasi yang di taruh

pada sebuah IR system oleh user. Sebuah objek adalah sesuatu yang ada yang

menyimpan informasi pada data base. Dokumen adalah sebuah objek data oleh

karena itu seringkali dokumen tidak tersimpan langsung dalam IR system, tetapi

malahan dihadirkan dalam system oleh dokumen pengganti.

Tipe-tipe dari user yang menggunakan Information Retrival System

dibedakan menjadi 5 yaitu Actual User, Potential User, Expected User,

Benefically Users, dan Real User (End User, Intermediery, Novice Users, Expert

User). Dengan tipe-tipe yang ada, kita dapat mengetahui sampai sejauh mana

tingkatan user tentang pemahamannya terhadap proses penelusuran informasi.

Dalam membantu user mencari informasi, ada beberapa langkah yang

harus diperhatikan agar ketepatan dalam mencari informasi dapat akurat sesuai

dengan kebutuhan informasi yang diperlukan user. Diantaranya adalah:

1. Mengenal dan menerima adanya masalah

2. Mendefinisikan masalah

3. Memilih sistem penelusuran

4. Merumuskan pertanyaan

5. Melaksanakan penelusuran

3
6. Memeriksa hasil

7. Memilih hasil

8. Mengakhiri (Model Marchionini)

Kebutuhan Informasi Dokumen

Perumusan Pengindeksan

Query Gambaran Dokumen

Relevan
Feed back Fungsi Penelusuran

Mendapat Lagi Dokumen

Bagan 1. Proses Penelusuran

I.3 Pengantar Information Retrieval System

Information Retrieval system digunakan untuk menemukan kembali ( to

Retrieve ) informasi-informasi yang relevan terhadap kebutuhan user dari suatu

kumpulan/pangkalan informasi secara otomatis.

Sistem temu balik informasi ini terutama berkaitan dengan

pencarian/penelusuran informasi yang isinya tidak memiliki struktur. Demikian juga

4
ekspresikebutuhan pengguna yang disebut query, yang juga tidak memiliki struktur.

Hal ini membedakan Information retrieval system dengan database system.

Dokumen, artikel adalah contoh informasi yang tidak memiliki struktur . isi

sebuah dokumen berkait erat dan bergantung pada si penulis dokumen tersebut.

Sebagai sebuah sistem, sistem temu balik informasi memilki bagian-bagian yang

membangunnya. Ada 2 alur, yaitu, alur pertama pemprosesan terhadap koleksi

dokumen menjadi basis data indeks yang tidak bergantung pada alur kedua, alur

kedua bergantung dari adanya basis data indeks pada alur pertama.

1.3.1 Bagian-bagian Information Retrieval System :

a. Text Operations ( operasi terhadap teks ) yang meliputi pemilihan

kata-kata dalam query maupun dokumen dalam pentransformasian

dokumen atau query menjadi terms index ( indeks dari kata-kata ).

b. Query Formulation ( formulasi terhadap query ) yang memberi

bobot pada indeks kata-kata query.

c. Ranking, mencari dokumen-dokumen yang relevan terhadap query

dan mengurutkan dokumen tersebut berdasarkan kesesuaiannya

dengan query.

d. Indexing, membangun data indeks dari koleksi dokumen.

Dilkakukan terlebih dahulu sebelum pencarian dokumen, sistem

temu balik informasi menerima query dari pengguna, kemudian

melakukan perangkingan terhadap pada koleksi berdasarkan

kesesuaiannya dengan query. Hasil perangkingan yang diberikan

5
kepada pengguna merupakan dokumen yang sistem, relevan

dengan query, namun relevansi dokumen terhadap suatu query

merupakan penilaian pengguna yang subjektif dan dipengaruhi

banyak faktor.

1.3.2 Bagan bagian-bagian Information Retrieval System

Model sistem temu kembali informasi menentukan detail sistem temu

kembali. Informasi yaitu meliputi representasi dokumen maupun query, fungsi

pencarian (retrieval function) dan notasi kesesuaian (relevance notation) dokumen

terhadap query. Salah satu model sistem temu kembali informasi yang paling awal

digunakan adalah model boolean. Model boolean merepresentasikan dokumen

sebagai suatu himpunan kata-kunci (set of keywords). Sedangkan query

6
direpresentasikan sebagai ekspresi boolean. Query dalam ekspresi boolean

merupakan kumpulan kata kunci yang saling dihubungkan melalui operator

boolean seperti AND, OR dan NOT serta menggunakan tanda kurung untuk

menentukan scope operator. Hasil pencarian dokumen dari model boolean adalah

himpunan dokumen yang relevan.

1.3.3 Kekurangan dari model boolean ini antara lain :

o Hasil pencarian dokumen berupa himpunan, sehingga tidak dapat

dikenali dokumen-dokumen yang paling relevan atau agak relevan

(partial match).

o Query dalam ekspresi boolean dapat menyulitkan pengguna yang

tidak mengerti tentang ekpresi boolean.

Kekurangan dari model boolean diperbaiki oleh model ruang vektor yang

mampu menghasilkan dokumen-dokumen terurut berdasarkan kesesuaian dengan

query. Selain itu, pada model ruang vektor query dapat berupa sekumpulan kata-

kata dari penguna dalam ekspresi bebas.

Untuk menghitung niali dari keefektifan dari sistem temu kembali

nformasi maka diperlukan informasi dalam bentuk query. Perhitungan seperti

disebut Performance Measures yang melibatkan Precision (P) dan Recall (R).

Precision adalah jumlah dari dokumen-dokumen relevan terhadap semua

dokumen releven yang temu kembali.

7
Nilai dari Precision dinyatakan dengan:

P = (Number of relevant documents retrieved) x 100

(Number of documents retrieved)

Recall adalah jumlah dari dokumen-dokumen relevan yang di temu

kembali, di luar semua dokomen releven yang tersedia.

Nilai presentase Recall dinyatakan:

R = (Number of relevant documents retrieved) x 100

(Number of relevant documents)

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

mata kuliah Information Retrieval System. Di samping itu sebagai sebuah analisis

sejauh mana kemampuan user dalam penelusuran informasi yang diperlukannya.

1.5 Profil User

User merupakan mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk menyusun

tugas skripsinya berikut adalah profil diri user :

Nama : Amrullah Khaidir

NPM : K1D 04 0041

Usia : 23 Tahun

Alamat : Jl. D7 Cipinang Kulo Jakarta Timur

8
Kuliah : Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu

Komunikasi, Universitas Padjadjaran.

Judul Skripsi : Pengemasan dan Penyebaran Informasi CD ROM

Terhadap Kebutuhan Pengguna Warintek PDII - LIPI

1.6 Kebutuhan User

Sesuai dengan judul skripsi dari user yaitu “Pengemasan dan Penyebaran

Informasi CD ROM Terhadap Kebutuhan Pengguna Warintek PDII – LIPI”

kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh user adalah seputar Kebijakan

Pengemasan dan Penyebaran Informasi CD ROM PDII-LIPI, Kebijakan

Pelayanan Pengguna Warintek PDII - LIPI, dan Tingkat kebutuhan Pengguna

serta teori-teori mengenai dokumentasi informasi. Bagaimana Kebijakan

Pengemasan dan Penyebaran Informasi CD ROM PDII – LIPI dapat memenuhi

kebutuhan pengguna Warintek PDII – LIPI.

Untuk mencari informasi-informasi tersebut menggunakan Database pada

Search Engine macam Google dan Yahoo! kenapa harus di Google atau Yahoo!?

Karena bidang kajian user adalah tentang Informasi yang spesifik mengenai PDII-

LIPI maka database yang diambil adalah dari Google atau yahoo! Dimana

lembaga LIPI dapat dengan mudah ditemukan websitenya dan dokumen-dokumen

tentang teori-teori dokumentasi informasi juga dapat ditemukan.

Faset-faset yang digunakan adalah Kebijakan Koleksi PDII - LIPI,

Pelayanan pengguna PDII - LIPI, Kebutuhan Pengguna, dan Konsep dokumentasi

informasi. Brief Searchnya sebagai berikut:

9
# 1. Kebijakan Koleksi Warintek PDII - LIPI

# 2. Pelayanan Pengguna Warintek PDII - LIPI

# 3. : 1 and 2 = Kebijakan Koleksi dan Pelayanan Pengguna Warintek

PDII - LIPI

# 3 and # 4 = Kebijakan Koleksi dan Pelayanan Pengguna Warintek

PDII – LIPI Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pengguna

10
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Precission

Precission adalah proporsi dari dokumen yang relevan terhadap semua

dokumen relevan yang di temu balik.

P = (number of relevant documents retrieved) / (number of documents retrieved)

= W/n2 W =Y

Dalam klasifikasi kembar (biner), precission adalah disamakan untuk

prediksi nilai positif. Precission dapat juga di evaluasi dengan memberikan

memotong tingkatan, ditunjukan P@n, utuk semua dokumen yang ditemu

kembali.

2.2 Recall

Recall adalah proporsi dari dokumen-dokumen relevan yang di temu

kembali, di luar semua dokumen yang tersedia.

R = (number of relevant documents retrieved) / (number of relevant

documents) = W/ n1

Dalam Klasifikasi Biner, Recall disebut kepekaan

2.3 Grafik Precission dan Recall

Pengitungan dari Faset-faset adalah sebagai berikut :

Faset 1 : P = 3/9 x 100 = 33.33 % R = 3/16 x 100 = 18.75 %

11
Faset 2 : P = 128/325 x 100 = 39.38 % R = 128/524 x 100 = 24.42 %

Faset 3 : P = 309/480 x 100 = 64.37 % R = 309/761 x 100 = 40.6 %

Grafik Precission and Recall

45
40
35
30
R e c a ll

25
R
20
15
10
5
0
0 20 40 60 80
Pre cission

2.4 Proses Penelusuran Informasi

Hal yang pertama dilakukan adalah memasuki google atau yahoo atau juga

search engine lainnya. Misalkan saja langkah awalnya kita menggunakan search

engine yahoo, maka ketik keyword “LIPI”. Dari sana akan tampil index yang

jumlahnya ratusan lalu cari “lipi” yang dimaksud, Klik indeksnya dan akan tampil

halaman home dari lipi tersebut. Setelah menyusun faset-faset dari informasi yang

akan dicari, satu-persatu mengetik faset-faset tersebut pada search engine pada

website LIPI. Namun informasi spesifik mengenai kebijakan warintek PDII –

LIPI tidak dengan mudah tersedia, maka harus masuk terlebih dahulu ke halaman

website Warintek PDII – LIPI dengan website LIPI sebagai induknya. Dari setiap

faset yang akan kita cari informasinya maka akan tampil query-query dari

12
informasi yang kita perlukan setelah itu tinggal memilah-milah mana informasi

yang benar-benar kita butuhkan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Information Retrieval adalah seni dan ilmu dalam mencari informasi pada

dokumen, mencari untuk dokumen mereka sendiri, mencari untuk metadata

dengan gambaran berbentuk dokumen, atau mencari dalam data base, apakah itu

hubungan data base yang berdiri sendiri atau hiperteks jaringan database seperti

internet atau intranet, untuk teks, suara, gambar atau data (Calvin Mooers 1948-

50).

Dalam membantu user mencari informasi, ada beberapa langkah yang

harus diperhatikan agar ketepatan dalam mencari informasi dapat akurat sesuai

dengan kebutuhan informasi yang diperlukan user. Diantaranya adalah: mengenal

dan menerima adanya masalah, mendefinisikan masalah, memilih system

penelusuran, merumuskan pertanyaan, melaksanakan penelusuran, memeriksa

hasil, mengakhiri.

Dalam pandangan saya terhadap user yang saya bantu dia dapat saya

kategorikan berada pada tingkatan potential user dimana sebenarnya ia sudah bisa

menemu kembali informasinya secara mandiri namun untuk menerapkan

penelusuran informasi secara sistematis sebelum saya membantunya ia belum

teralu memahaminya.

14
3.2 Saran

Apabila kita belum mengetahui alamat website yang kita inginkan kita

dapat mencarinya di google dengan mengetikan keywordnya saja. Atau

mencarinya lewat yahoo yang informasi didalamnya berbentuk indeks, dengan

mengetikan keyword website yang kita ketahui maka akan tampil index yang akan

membawa kita pada website home yang kita inginkan.

Agar mempersingkat waktu pencarian lebih baik menggunakan mozilla

fireworks karena usernya belum teralu banyak sehingga akses nya dapat dengan

mudah dan cepat terbuka.

Untuk memenuhi hasrat kita akan informasi saat ini tidaklah sulit, dengan

adanya teknologi informasi yang didalamnya terdapat suatu sistem, Information

Retrieval System segala informasi yang ingin diperoleh bisa didapat dengan cepat,

tepat.

Tinggal bagaimana kita mampu menggunakan segala kemudahan ini

dengan baik, jadi terdapat saran yang jelas bahwa sudah saatnya dan memang

seharusnya telah terjadi bahwa kita harus bisa menggunakan teknologi dalam

pencarian informasi dalam hidup kita. Segala sesuatunya bisa terjadi melalui

pembelajaran dan pengalaman.

15
DAFTAR PUSTAKA

 Bahan-bahan kuliah Information Retrieval System

 http//www.google.co.id

 http//www.yahoo.co.id

 http//www.wikipedia.com

16
17

Anda mungkin juga menyukai