Anda di halaman 1dari 3

Nama : Devia Febriyanti

NIM : 41220095
Prodi : Manajemen Karyawan / 4

Kejahatan Pembobolan Sistem dan Pencurian Data


Adanya perkembangan teknologi dan penggunaan internet yang massive menyebabkan
lahirnya perdagangan secara online atau yang biasa kita kenal dengan E Commerce. Jauh
sebelum adanya E-Commerce pada dasarnya manusia masih menggunakan sistem penjualan
secara konvensional yakni dengan difasilitasi tempat public yang khusus untuk
memperjualkan barang dan ajang bertransaksi yang diharuskannya pembeli dan penjual
didalam satu tempat dan bertapap muka. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan
bahwa perdagangan secara konvensional mulai ditinggalkan beberapa kelompok ataupun
manusia, dikarenakan mudahnya dalam bertransaksi sesuatu tanpa harus datang ke tempat
yang sudah disediakan baik dari pemerintah maupun kalangan yang menjualkan barangnya
secara konvensional. Pada penelitian ini, terdapat pemahaman pelanggaran data, pencurian
identitas, e commerce yang ada di Indonesia, contoh kasus serta upaya perlindungan data
pada e-commerce. Pustaka penelitian ini berdasarkan sudi literatur naskah-naskah penelitian
terkait pelanggaran data dan pencurian identitas pada e-commerce [2]. Data menurut KBBI
merupakan keterangan yang benar dan nyata yang kemudian dapat dijadikan dasar kajian
baik analisis ataupun kesimpulan maupun bentuk yang dapat diproses oleh komputer, seperti
representasi digital dari teks, angka, gambar grafis, atau suara [3]. Pelanggaran data
merupakan salah satu penggunaan akses tidak sah dari data pribadi seseorang yang telah
dicatat oleh suatu organisasi [4]. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa pelanggaran
data didefinisikan sebagai akses tidak sah atas data pribadi yang dicatat oleh organisasi
sehingga mendorong pencurian identitas. Pelanggaran data pribadi, sebagai bagian dari risiko
dunia maya, di mana sejumlah besar informasi pribadi (yaitu, nama, nomor jaminan sosial,
alamat, email, tanggal lahir, nomor kartu kredit, nama pengguna dan kata sandi, dll.)
dikeluarkan dari organisasi, biasanya untuk digunakan dalam penipuan identitas [5].
Pencurian identitas adalah tindakan menggunakan informasi pribadi milik orang lain tanpa
persetujuan dari pemilik informasi asli seperti nomor jaminan sosial, nama, alamat, nomor
telepon, nomor SIM atau informasi identitas lainnya untuk menyamarkan identitas mereka
dan hal tersebut dapat menimbulkan berbagai kerugian [6]. Segala bentuk pencurian data dan
penyalahgunaan data memang pada dasarnya berasal dari lingkup suatu negara karena
mudahnya pemahaman terkait bahasa yang digunakan dan kemudahan dalam penggunaan
penyalahgunaan data tersebut, tetapi demikian tidak menutup kemungkinan pelaku berasal
dari baik itu individu maupun organisasi dari luar dari lingkup suatu negara tersebut atau
biasa kita dengar dengan Kejahatan Lintas Negara Baru dan Berkembang (New and
Emerging Crimes). Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa e-commerce
merupakan cara bagi konsumen untuk dapat membeli barang yang diinginkan dengan
memanfaatkan teknologi internet dengan segala bentuk kemudahan dan keuntungan yang
didapatkan dalam sebuah perdagangan. Tidak menutup kemungkinan dengan tingginya
pengguna internet di Indonesia mendorong Perusahan E Commerce baik lokal maupun
internasional untuk masuk dan bersaing dalam perdagangan online atau yang biasa kita kenal
dengan E-Commerce. Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa e-commerce
paling diminati di Indonesia yakni Shopee dengan pengunjung website bulanan berkisar
kurang lebih 96 juta dan Tokopedia dengan pengunjung web kurang lebih 84 juta, kemudian
disusul Bukalapak dengan pengunjung website berjumlah 31 juta setiap bulannya, data
tersebut berujuk pada iprice.co.id yang merupakan website yang kompeten dibidang
perbandingan harga dan juga mengikuti pasar e-commerce secara kontinu dan data tersebut
diambil atau berdasarkan kuartal ke 2 diperbaharui pada tanggal 21 Juni 2020. Diperlukan
pelatihan kepada pegawai untuk mengetahui risiko dan mewaspadai kemungkinan serangan
baik terhadap sistem yang sudah terstruktur ataupun terdapat bug atau celah yang terdapat
dalam sistem. Pihak developer dalam keamanan front end server e-commerce harus
dilindungi terhadap akses yang tidak sah atau kemungkinan percobaan memasuki sistem
menggunaan Bulan Mei 2020 Indonesia digegerkan dengan berita tentang pelanggaran data
yakni tindak peretasan sistem dan pencurian data dari 3 e-commerce terkemuka di Indonesia.
Dalam rilis resminya, Tokopedia menyatakan bahwa mereka "menemukan adanya upaya
pencurian data terhadap pengguna Tokopedia." Berdasarkan gambar diatas bisa terlihat
bahwa pihak perusahan baik Tokopedia, Bukalapak, dan Bhinneka sudah berupaya untuk
melakukan enkripsi data pada setiap data yang terdaftar di dalam sistem terkait mereka.
Ancaman terhadap keamanan e-commerce berpotensi untuk menghancurkan bagi pelaku
usaha dan juga khususnya kepada users atau konsumen karena data mereka kurang lebih
sudah ada ditangan pembobol tersebut. usaha terkait enkripsi setiap password yang terdaftar
oleh users baik data pribadi terhadap pelaku usaha e-commerce, namun tidak berlaku pada
semua data yang telah terdaftar. Konteks hukum perlindungan konsumen yang berlaku di
Indonesia, yakni UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, hak dan kewajiban
konsumen dan pelaku usaha telah diatur dengan jelas dan tegas. Pasal-pasal tersebut diatur
bagaimana proporsi atau kedudukan konsumen dan pelaku usaha dalam suatu mekanisme
transaksi bisnis atau perdagangan. Regulasi telah dikeluarkan oleh Pemerintah untuk
mengatur transaksi di e-commerce dalam rangka melindungi konsumen, seperti Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Pasal 59 ayat 2 poin g menyatakan bahwa pihak
yang menyimpan data pribadi harus mempunyai sistem pengamanan yang patut untuk
mencegah kebocoran atau mencegah setiap kegiatan pemrosesan atau pemanfaatan data
pribadi secara melawan hukum serta bertanggung jawab atas kerugian yang tidak terduga
atau kerusakan yang terjadi terhadap data pribadi tersebut. Berdasarkan pembahasan diatas
baik dari kajian pustaka maupun pembahasan, penulis menyimpulkan bahwa pelanggaran
data terkait dengan pembobolan sistem yang kemudian adanya tindak pencurian identitas data
pribadi pada e-commerce merupakan tantangan kita bersama. Berbagai teknologi alat
keamanan digunakan untuk mengatasi ancaman pelanggaran data dan pencurian identitas data
pribadi. Diperlukan juga solusi yang mampu memperkuat sistem hukum dan manajemen
yang ada disini terkait pemerintah yang memberikan atau mengeluarkan undang-undang
khusus kejahatan dunia maya atau yang kita kenal dengan cybercrime. Selama data pribadi
pelanggan maupun data perusahaan e-commerce mudah diakses maka kejahatan pelanggaran
data dan pencurian identitas akan menjadi kejahatan yang mudah dilakukan.

 Analisis SWOT :
STRENGTH

 Fitur premium terlihat lebih jelas dan bagus, dan pastinya Gratis
 Tampilan yang simple dan tidak berat.
 Proses transfer yang cepat, dana akan masuk ke bukadompet setelah 1 hari data
tracking produk sampai ke pembeli.
 Tingkat keamanan yang tinggi dengan adanya fitur OTP

WEAKNESS
 Waktu proses pemesanan yang sangat singkat, karena hanya diberikan waktu 2 hari
untuk menginputkan nomor resi pengiriman
 Notifikasi yang sering terlambat masuk, bahkan terkadang fitur ini berkesan kurang
bermanfaat karena kendala tersebut.
 Tidak memiliki fitur untuk melakukan black-list pada pembeli yang bermasalah.

Opportunities

 Internet yang menjangkau hampir seluruh pelosok Indonesia sehingga Bukalapak


dapat menjangkau seluruh Indonesia. 
 Gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia dapat dimanfaatkan untuk mendatangkan
keuntungan bagi para penjual di situs Bukalapak

THREAT

 Cyber crime semakin merajarela menyebabkan munculnya ancaman untuk keamanan


transasksi di Bukalapak. Pencurian identitas dan peretasan membuat data konsumen
terkespos. Hal ini akan memunculkan kekhawatiran konsumen.
 Biaya pengiriman yang tida dapat dikontrol dapat menghalangi terjadinya transaksi
jual beli di situs Bukalapak.
 Banyaknya penjual dan pembeli di dalam situs Bukalapak menyebabkan kesulitan
dalam hal pengawasan sehingga penipuan terkait barang yang dijual maupun yang
dibeli rawan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai