Lakonremaja Matahari
Lakonremaja Matahari
MATAHARI 1/2
MATI KARYA A. REGO SUBAGYO
BABAK I
DI SERAMBI RUMAH, ALUNAN MUSIK GAMBARAN PEDESAAN LEMBUT
MENYAPA. LAMPU MULAI PADAM. PARTO BARU PULANG DARI SAWAH
PARTO
Kok masih sepi, pada kemana ya? Apa belum pulang?
Sudah seminggu lebih aku sendirian menggarap sawah, akhir-akhir ini Kang Kardi jadi pemalas,
pekerjaannya hanya termenung, melmun, merenung, bahkan tidak pernah bisa diajak bicara
apalagi bercengkeraman. Kang Kardi selalu membisu, tak pernah mau ngomong, tak pernah mau
bicara, tak pernah berkata-kata, bisu, seakan kelu dalam otaknya
(terdiam).
Apakah selamanya akan seperti ini bisu dan beku, mati. Aku sendiri semakin bingung, panenan
yang jeblok, sedang harga untuk obat selangit apalagi untuk pupuk sudah tak masuk di akal
PARTO
Hei Ko, Narko kesini!
NARKO
Ya, Kang
PARTO
Kenapa wajahmu?
NARKO
E, eh tidak apa-apa Kang. Cuma aku tadi terjatuh
PARTO
NARKO
Di dekat pasar, Kang
PARTO
Kok bisa, coba kulihat!
NARKO
Iya Kang
PARTO
Tapi kalau seperti ini, terjatuh ya tidak mungkin
NARKO
Iya Kang
SPONTAN
PARTO
Apa? Iya. Jadi kamu tidak jatuh, tapi dipukuli orang begitu!
NARKO
Tidak kok Kang. Tidak apa-apa
PARTO
Tidak, tidak apa-apa! Tidak apa-apa, kok bisa bengep kayak abis dipukuli. Kamu berantem, ya?
NARKO
Eendak kok Kang
PARTO
Endak apa enggak!
NARKO
Enggak
PARTO
Endak apa enggak!
NARKO
Enggak
PARTO
Endak apa enggak!
PARTO
Endak apa enggak!
NARKO
Tidak kok, tidak, tapi….
PARTO
Tapi, apa?
NARKO
Tidak apa-apa
PARTO
Sudahlah, jangan bohong, kamu kan sudah diajari tentang kejujuran, dan kamu tahu pasti apa,
arti, dan maknanya. Jujur saja, tadi berantem kan?
NARKO
Ya Kang habis aku tidak tahan. Aku diolok-olok, diejek, aku dibilang adiknya orang gila,
adiknya orang sinting, edan. Ya, langsung tak kasih ini
Terus aku dikeroyok lima orang, permainannya jadi tak imbang, ya aku kalah Kang
PARTO
Apa? Permainan, berkelahi kamu bilang permainan
(diam berfikir).
Ya ini yang sering menyebabkan kerusuhan, kekacauan, keributan dan perang disana-sini. Ya
gara-gara segelintir orang yang tidak dapat menahan dan mengendalikan emosi dan nafsunya.
Kamu mengerti kan!
(diam).
Sudah-sudah, begitu kok mau bohong. Itu, mukamu yang besem-besem biru, diapai gitu supaya
tidak kentara, biar simbok tidak kaget dan tidak mikir yang macem-macem. Sudah, masuk sana,
ganti baju tuh kotor semua
NARKO
Ya Kang, terima kasih
PARTO
Hei, Ko…sekalian ambilkan aku air, haus nih! Satu belum kelar, belum tuntas, satu lagi
menyusul bikin tambah puyeng saja
(Wirangrong, Centhini)
Ya taw au sira nuli
Sung branta lampahnya alon
Ngambah jurang sengkang siluk-siluk
Yen tinon atrebis
Marga rumpil arampal
Pun arang kambah ing janmi
(Surajiwandana)
Sadangune, ngupaya gunung-gunung
Alas-alas, kawur sru ngongkrah-angkreh
Asayah ka, saputing dalu magyuh
Rikang tyas mepu denya ngulati we
(Maduretno)
Samarga-marga, prameswari Mandraka
Asambat-sambat, dhuh Gustiningsun aja
Atinggal munggah, maring aribawana
Entenana ing bukur pangarib-arib
PARTO
Kang, apa yang sebenarnya Kang Kardi pikirkan, berhari-hari hanya diam saja. Kalau hanya
diam kami, aku, simbok, dan adek-adekmu yang lainnya. Ya, tidak tahu apa yang dipikirkan
Kakang. Kalau seperti itu semua juga bingung, kalau Kang Kardi bingung, jangan bikin yang
lain juga bingung
(diam)
Mungkin Kang Kardi memikirkan hasil panen kemarin yang jeblok dan ajur-ajuran. Atau
mungkin mikir simbok yang sering sakit-sakitan. A..pa Kankang memikirkan Warti yang mulai
jadi seperti orang tidak waras. Seperti orang tidak waras, jadi stress, gila, edan. Tidak, Warti
tidak gila
Warti tidak gila. Warti tidak stress, Warti tidak edan, tidak!!, Tidak!! Dia waras
Atau Kang Kardi ingin kawin, mau menikah maksudku. Menikah dengan apa, Kang. Eh, dengan
apa, menikah dengan siapa maksudku, mungkin nanti kita bisa bareng-bareng ke sana untuk
melamarkannya. Tapi siapa Kang. Ngomong dong
Kang Kardi, ngomong dong, kalau begini terus semua akan jadi
suara meninggi, menghardik. Narko masuk, bingung melihat apa yang sedang terjadi
PARTO
Hei Kardi kau, kau…!?
NARKO
Kang, Kang Parto eling Kang, sadar.
PARTO
Heeh!!
NARKO
Sudahlah Kang, itu Kang Kardi, dia kan Kakang kita. Minum dulu
PARTO
Ya, aku tahu!!
Kardi meninggalkan panggung tetap dengan acuh dan membisu. Narto dan Parto tetap bingung.
dan timbul pertanyaanya di benaknya ada apa dengan Kakangnya itu.
NARKO
Ah!? Setan mana yang tadi dating?
PARTO
Setan, setan gundulmu. Ada orang marah dibawa-bawa. Kamu ini!
NARKO
Kang Parto tadi kan hamper terbujuk rayuan setan
PARTO
NARKO
Ya. Tapi setan tak kan pernah berhenti untuk menggoda dan membujuk manusia kan, Kang
PARTO
Ya, ya
(diam)
Narko, Narko sekarang ini, setan itu sudah tidak ada, yang ada sekarang ya manusia itu sendiri.
Manusia kan gabungan sifat baik dan sifat buruk. Sifat baik itu malaikat sedang sifat buruk itu ya
setan itu tadi. Jadi jangan selalu minta pertanggungjawaban setan dari apa yang telah diperbuat
manusia. Setan itu tidak ada, yang ada malaikat penguji iman. Perlu kamu ketahui bahwa
manusia itu adalah gabungan malaikat dan setan. Ya sifat baik dan buruk. Seperti kamu tadi
berantem, yang salah siapa? Kamu sendiri kan! Kalau bukan kamu! Siapa? Setan. Ko, kamu tahu
cerita Adam dan Hawa, ketika mereka dibuang dari surga, siapa penghuni setia surge yang selalu
menemani mereka ke bumi. Siapa, setan kan. Bahkan sampai sekarang dia tetap menemani
manusia. Itu kalau setan masih ada seperti yang kamu katakana tadi.
NARKO
Iya, ya
(nyengir, malu)
PARTO
Ya, ada apa?
NARKO
Kang Parto tadak lapar.
PARTO
Ya, lapar, Kenapa?
NARKO
Aku juga lapar
PARTO
Ooo itu, ayo makan!
HARDJO
Assalamualaikum
PARTO
Waalaikum salam waroh matullahi wabarokatuh, monggoh silakan masuk, Pak Hardjo. Silakan
duduk
HARDJO
Eh, Nak Kardi
Sukardi menoleh, menghampiri dan menyalami tetapi tetap diam membisu. Dan kembali ke
tempat semula
PARTO
Pak Hardjo jangan kaget. Dia sudah seminggu lebih seperti itu. Puasa tidak ngomong. Entahlah
Pak, apa yang dia pikirkan. Mungkin dia sekarang lagi berandai-andai
HARDJO
Puasa tidak ngomong?
PARTO
Ya, Puasa tidak ngomong. Entahlah Pak, apa yang dia pikirkan. Mungkin dia sekarang lagi
berandai-andai
HARDJO
Berandai-andai??
PARTO
Ya
HARDJO
Tentang apa
PARTO
Tak tahulah, Pak
HARDJO
PARTO
Ya,
(jeda)
mungkin
HARDJO
Ehm, iya ya
PARTO
Aku sendiri bingung menghadapinya. Diajak ngomong diam, noleh sebentar terus pergi. Cuma
begitu tiap hari
HARDJO
Mungkin dia sekarang lagi mikir
PARTO
Mungkin Pak. Mungkin dia sekarang sedang membayangkan sedang jadi presiden. Yang sedang
memikirkan bangsa dan Negara yang gonjang-ganjing ini, mau diapakan Negara ini. Dibawa ke
masa depan yang semakin bubrah, atau dibawa ke masa 2000 tahun yang lalu, damai, tentram,
aman tidak seperti sekarang ini, atau
(diam)
MBOK
Selamat malam Pak Hardjo
HARDJO
Malam, ngomong-ngomong Warti mana?
MBOK
Ada pak, di dapur, tadi membantu bikin kopi
HARDJO
Bagaimana keadaannya
MBOK
Ya, begitulah Pak
HARDJO
Sepertinya aku lama sekali tidak ketemu Warti.
MBOK
Saya panggilkan
KELUAR
HARDJO
Nak Parto
PARTO
Ya, Pak
HARDJO
Apa besok Nak Parto bisa membantu saya?
PARTO
Ada apa, Pak
HARDJO
Itu, bikin bedengan untuk persiapan nanem cabai. Bibitnya sudah waktunya dipindah
HARDJO
Warti sini-sini nduk, sini
WARTI
He-eh
PARTO
Pak Hardjo
HARDJO
Eh ya
PARTO
Besok, sendiri atau butuh tenaga lagi
PARTO
Kalau masih perlu, mungkin Suwaji bisa Pak
HARDJO
Apa dia tidak di proyek
PARTO
Tidak, Pak. Sudah dua hari di rumah
HARDJO
Memangnya kenapa
PARTO
Katanya, bahan-bahan bangunannya telat
HARDJO
Kebetulan sekali
PARTO
Kalau begitu saya Tanya dulu. Ji, Waji!
Suwaji keluar
SUWAJI
Dalem! Ada apa KAng
PARTO
Besok pagi bias nggak ikut kerja di Pak Hardjo
SUWAJI
Besok pagi?
PARTO
Ya
SUWAJI
Bisa, Kang
HARDJO
Bisa
PARTO
HARDJO
Di sebelah utara sawahnya Pak Khamid. Langsung ke sana saja, besok
PARTO
Ya, Pak
HARDJO
Kalau begitu, bapak pamit dulu. Warti aku pulang dulu. Jangan bikin bingung lagi
MBOK
Terima kasih, telah singgah di gubuk kami
HARDJO
Wassalamualaikum
MBOK
Sudah malam, istirahat
PARTO
Ji, besok bangunkan aku
SUWAJI
Ya, Kang. Eh Kang Parto, pintunya dikunci aku tidur di suraunya Pak Haji Khamid
KELUAR
PARTO
Ya, hati-hati
BABAK III
DI DALAM RUMAH, PAGI HARI, MUSIC MENGALUN. LAMPU MENYALA, TERANG
WARTI MASUK, CENGGAR-CENGGIR SENDIRI, BICARA SENDIRI, ASYIK DALAM
DUNIANYA SENDIRI, MENYANYI DAN MENARI, MENANGIS, TERTAWA, DAN
MBOK
Ti, sudah sarapan
WARTI
Eeh
MBOK
Nduk ambilkan keranjang
WARTI
He, apa Mbok
MBOK
Keranjang sampah
WARTI
Sampah, heeh
KELUAR
MBOH
Mengapa, mengapa, semua berubah begitu cepat. Warti anak perempuanku satu-satunya sudah
waktunya menikah malahan jadi seperti ini. Aku ingin cepat nggendong putu, tapi….dosa apa
yang telah aku perbuat, duh Gusti ampuni segala kesalahan dan dosa keluarga ini
Warti masuk
WARTI
Aku maafkan, aku ampuni segala kesalahan yang telah kau perbuat wahai manusia. Akan aku
hapus segala dosa-dosamu. Hi…hi…hi…
MBOK
Hei, Nduk, Ti, mana keranjangnya?
WARTI
Heh
MENUNJUK
MBOK
mana!
WARTI
MBOK
Aduh Ti, Ti. Ayo Nduk ambil
MBOK
Kowe tho, Ko
NARKO
Ya Mbok
MBOK
Ini kan masih pagi, kok sudah pulang. Kamu bolos
NARKO
Ya
MBOK
Kenapa?
NARKO
Males
MBOK
Lho kok malah malas. Piye tho! Apa kamu ndak mikir
NARKO
Mikir gimanaMbok
MBOK
Malah nanya
NARKO
Kalau aku ndak nanya terus aku mikir apa, Mbok
MBOK
Pertama, kamu itu disekolahkan biar pinter, ngerti. Kedua, supaya kamu tidak seperti Kakang-
kakangmu, tidak kerja kasaran. Lagian Kakangmu sudah susah-susah cari duit untuk nyekolahin
kamu. Nati kalau Kang Parto tahu kamu akan dimarahi
NARKO
Ya, jangan dikasih tahu biar tidak marah
MBOK
NARKO
Apa?
MBOH
Hah, kok malah seperti itu, Ko Kakangmu itu biasanya tahu dengan sendirinya , jadi kamu harus
rajin, sregep sekolah. Jangan suka bolos. Sudah masuk sana. Makan dulu nanti kalau sudah,
bersihkan kebun belakang. Bibit rambutan dan nangka di samping sumur itu ditanam sekalian,
ditata yang baik. Sudah sana
NARKO
Ya Mbok
Narko keluar
WARTI
Mbok!
MBOK
Apa, Ti
WARTI
Anu, e, itu, hi, he, anu
MBOK
Apa sih Nduk, kalau ngomong yang jelas
WARTI
Itu genteng, itu lho
MBOK
Genteng, genteng apa. Kamu ini bikin bingung saja
WARTI
Iya, itu…genteng. Pecah, jatuh satu-satu, banyak
MBOK
Genteng satu-satu, banyak ah apa sih Ti, kenapa gentengnya, pecah
(diam).
Maksudmu jatuh
WARTI
MBOK
Oh Pisangnya ambruk, timpa genteng
WARTI
Heeh
MBOK
Sudah, mbok ke belakang dulu
WARTI
Mbok, mboke…
BABAK IV
DIDALAM RUMAH, SORE HARI. LAMPU MENYALA, MUSIC MENGALUN, KARDI
MASUK, NEMBANG/URO-URO. PARTO DAN NARKO MASUK, MENDENGARKAN
DAN MEMPERHATIKAN KARDI
Ana pocapanipun
Adiguna adigang adigung
Pan adigang kidang adigung pan esthi
Adiguna ula iku
Telu pisan mati sampyoh
Si kidang umbagipun
Angandelaken kebat lumpatipun
NARKO
Kang, apa yang terjadi
PARTO
Tak tahulah, Ko
NARKO
Apa Kang, apa akan selamanya seperti ini
PARTO
Ko, jangan ngawur kamu, hati-hati kalau ngomong, jaga mulutmu
NARKO
Habis kalau tidak, apa…apa Kang. Ini begini, itu begitu, ujung-ujungnya tidak tahu.
PARTO
Ko, kita perlu berfikir, memang seharusnya belum jelas, serba samar-samar
NARKO
Makanya Kang
PARTO
Iya, ya
NARKO
Kang, Kang Parto!
PARTO
Heh, apa?
NARKO
Kang Kardi mulai nembang lagi
PARTO
Iya
(sinom)
Wewangsalan roning kamal
Pra anom den ngati-ati
Wrekso kang epindha janma
Golek kawruh kang sejati
Kholik prya upami
Anganggoa reh kang tuhu
Kalpika pasren karna
Gegelang munggwing dariji
Away tinggal miwah lali pariwara
(Kinanthi)
Kebo bang sungune tanggung
Aja sira ngapirani
Kekonang abyoning tawang
Kalintang rasaning ati
Peksi tuhu wadonira
Mring kmudu-kudu tilik
SELESAI NEMBANG KARDI PERGI DAN TIDAK PERNAH TAHU ADA ORANG YANG
MENDENGARKAN DIA NEMBANG TADI
NARKO
Lho itu Kang Kardi mau kemana
PARTO
Mungkin ke rumah Bapak
NARKO
PARTO
Ya Bapak kita. bapakmu
NARKO
Bapak kan sudah meninggal
PARTO
Ya, aku tahu
NARKO
Terus, maksudnya rumah yang mana?
PARTO
Rumah yang sekarang
NARKO
Kuburan?
PARTO
Iya
NARKO
Kuburan kok rumah, Kang?
PARTO
Ko, Narko
GELENG-GELENG
NARKO
Habis Kang Parto ngomongnya membingungkan
PARTO
Yang membingungkan yang mana
NARKO
Itu tadi
PARTO
Ko, kuburan itu juga rumahnya orang yang sudah mati, dengan kata lain bisa disebut makam,
kata jamaknya mukim yang maknanya tinggal tinggal dan tempat tinggal kan sama dengan
rumah
NARKO
(diam sejenak)
PARTO
Nembang, maksudmu
NARKO
Ya, nembang tadi suara Kang Kardi ternyata enak juga. Tapi aku tidak mengerti dengan kata-
katanya
PARTO
Ya, terang saja. Karena bahasa yang digunakan dalam tembang macapat, sebagian besar adalah
bahasa jawa kuno. Dan sekarang bahasa itu sudah seperti dilupakan. Sekolah sekarang sudak
tidak mengajarkan lagi. Akhirnya kamu dan yang seusia kamu jarang sekali yang mengerti
dengan apa yang dimaksudkan. Itu yang dinamakan dengan pembangunan, membangun sana-sini
akhirnya lupa dengan diri sendiri
NARKO
Tapi
TERDIAM
PARTO
Tapi apanya!
NARKO
Apa yang dimaksud oleh segala omongan Kang Kardi tadi
PARTO
Aku juga bingung sebenarnya apa yang terjadi pada Kang Kardi. Tapi yang pasti kita harus
prihatin dan hati-hati sekarang, makanya jangan neko-neko
NARKO
Aku semakin lama semakin suntuk, bingung
PARTO
Apa kamu piker, kamu saja yang bingung
NARKO
Ya, aku tahu
PARTO
Ko!
NARKO
Apaan sih, Kang
PARTO
Mau kemana!
NARKO
Pergi
PARTO
Pergi kemana
NARKO
Tak tahu
NGELOYOR PERGI
PARTO
Hei, Ko, Ko. Ke mana!
NARKO
Ngelayap! keluar
PARTO
Ngelayap, ngelayap
(diam)
Apa sebenarnya terjadi. Apa yang salah dirumah ini. Siapa yang salah? Apa aku yang salah?
(bertanya, terdiam)
BABAK V
MBOK
Le, kopinya
PARTO
Ya, Mboh makasih
MBOK
Tadi siang Pak Hardjo mencarimu
PARTO
O, ya tadi aku sudah bertemu di Toko Mak Jum. Mbok?
MBOK
Ada apa
PARTO
Suwaji belum pulang
MBOK
Belum
PARTO
Narko!
MBOK
belum
PARTO
Setiap kali aku melihat Kang Kardi seperti itu, aku jadi pusing. Jadi ingin ngamuk
MBOK
Sabar To, nanti kan berubah sendiri
PARTO
To ada apa, duduk dulu
PARTO
Memang Narko kenapa?
SUWAJI
Narko di rumah sakit
PARTO
Mengapa, apa yang terjadi dengan Narko
SUWAJI
Tidak tahu Kang. Aku belum sempat bertanya
MBOK
To ini bagaimana?
PARTO
Ini semua gara-gara presiden satu ini, bisanya hanya diam. He, Kardi kalau sudah begini, apa
kamu sudah puas. Apa kau akan tetap seperti itu, diam tak mau berbuat apapun. Bisu seperti
patung, berhala. Bajingan kau Kardi
MBOK
Sabar, To, sabar. Mengapa kamu ngurusin Kakangmu, Narko adikmu di rumah sakit, To.
PARTO
Iya, aku tahu!!
MBOK
Ini Mbokmu To
PARTO
Ma’af Mbok
PARTO
Hei, bajingan! Mau kemana, enak saja kau. Hei kembali kau, jangan lari dari tanggungjawab.
Kurang ajar. Ku hajar kau
(menangis)
SUWAJI
Ach!! Apa yang harus kulakukan!
KELUAR
SELESAI