Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahmi Isnaini

NIM : 17505241067

Universitas : Universitas Negeri Yogyakarta

Kota : Yogyakarta

Jenis Hazard yang dipilih : Banjir

1. Pandangan saya terhadap risiko Kota Yogyakarta terhadap ancaman banjir cukuplah besar. Hal ini
sesuai dengan catatan BPDB DIY yang mengatakan bahwa Yogyakarta dikategorikan sebagai kota
yang memiliki tingkat ancaman banjir yang tinggi. Namun menurut saya sebagai warga Yogyakarta,
yang saat ini juga sedang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di bantaran Sungai Kalicode,
saya dapat mengidentifikasikan alasan-alasan dan risiko banjir yang dapat ditanggung oleh warga
yang tinggal di bantaran Sungai Kalicode, Yogyakarta. Saya masih melihat gunungan sampah di bibir
sungai, saya juga masih melihat perilaku warga sekitar yang terbiasa membuang sampah di sungai.
Hal tersebut tentu dapat menjadi penyebab terjadinya banjir bagi warga yang tinggal tepat di
bantaran sungai. Selain itu, menurut saya, risiko banjir di Yogyakarta juga disebabkan oleh daya
serap tanah yang semakin berkurang, hal ini dikarenakan Yogyakarta sedang memasuki
pembangunan yang cukup signifikan, itu dapat dilihat dari semakin banyaknya pembangunan hotel
dan mall. Menurut saya, pembangunan gedung yang besar-besaran ini tidaklah sebanding dengan
penyediaan lahan vegetasi. Saya sulit menemukan taman-taman, saya hanya melihat beton-beton.
2. Pandangan saya terhadap kesiapan pemerintah terutama pemerintah daerah dalam menangani
risiko banjir adalah sudah cukup baik. Saya melihat bagaimana usaha pemerintah daerah dalam
mengedukasi warga untuk membuang sampah pada tempatnya, pemerintah daerah juga
menghimbau warga yang tinggal di bantaran sungai untuk tetap menjaga dan mengelola kebersihan
sungai dengan tidak membuang langsung di sungai. Hal tersebut merupakan usaha preventif yang
dilakukan oleh pemerintah daerah. Untuk usaha paska kejadian sendiri, saya juga mengetahui bahwa
pemerintah dengan segala bentuk usahanya memberikan bantuan kebutuhan primer bagi warga
yang terdampak risiko banjir, terdapat posko-posko dan bantuan berupa pangan yang siap
disalurkan.
3. Pandangan saya terhadap kesiapan masyarakat terhadap risiko banjir adalah cukup rendah. Mungkin
jika dilihat dari wawasannya, masyarakat yang tinggal di bantaran sungai sebenernya sudah cukup
paham dan tahu akan bahaya banjir, mereka juga sudah bisa menganalisa curah hujan yang seperti
apa yang nantinya dapat menyebabkan bencana banjir, sehingga menurut saya mereka yang rentan
terdampak sudah mampu membaca bahaya banjir agar kemudian bisa bersiap-siap untuk
melindungi diri. Namun jika ditinjau dari gaya hidup, menurut saya masih perlu diedukasi lagi, karena
saya masih saja melihat sampah yang tidak dikelola dengan baik dan dibiarkan tergenang bersama
aliran sungai.
4. Usulan saya untuk meningkatkan resiliensi Kota Yogyakarta dalam menghadapi ancaman bencana
adalah:
1. Pembentukan relawan yang bertugas untuk mengedukasi warga rentan terdampak risiko banjir
agar bisa mengubah gaya hidup yang buruk dalam hal pengelolaan sampah dan air sungai,
sehingga warga bisa mengerti dan paham bagaimana mengurangi risiko bencana sebelum
bencana terjadi.
2. Penyediaan lahan untuk vegetasi harus ditingkatkan, ini bertujuan agar meningkatkan daya
serap air tanah terhadap curah hujan yang bisa saja tinggi.
3. Harus ada regulasi yang mengatur pembangunan gedung di Yogyakarta, peraturan yang dibuat
seharusnya adalah peraturan yang bijak untuk keberlangsungan hidup warga Yogyakarta itu
sendiri, apabila dirasa pembangunan justru membuat risiko bencana banjir tinggi maka
sebaiknya pembangunan harus dibatasi.

Anda mungkin juga menyukai