Anda di halaman 1dari 5

Kasus Pencurian Insentif Pengemudi Terbongkar dari Investigasi Grab

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Pencurian Insentif


Pengemudi Terbongkar dari Investigasi
Grab", https://megapolitan.kompas.com/read/2018/06/08/23205951/kasus-pencurian-
insentif-pengemudi-terbongkar-dari-investigasi-grab. 
Penulis : Sherly Puspita
Editor : Robertus Belarminus

Cara Menanggulangi Kasus Di atas :

1. Salah satu cara untuk mempermudah penanganan masalah keamanan adalah dengan
membuat sebuah unit untuk melaporkan kasus keamanan. Salah satu unit keamanan
yaitu Computer Emergency Response Team (CERT) yang menjadi point of contact
bagi orang untuk melaporkan masalah kemanan. IDCERT merupakan CERT
Indonesia.
2. Perusahaan grab sebaiknya membuat kebijakan untuk pembaruan sistem apabila ada
pegawai yang bertanggung jawab atas sebuah sistem itu kemudian berhenti dari
perusahaan. Sehingga mantan pegawai tak dapat mengakses sistem yang ada di grab
sewaktu-waktu.
Cara Penanggulangan Kasus Di atas :
1. Memberhentikan karyawan yang terbukti melakukan pelanggaran
Pemuda Sleman Retas Perusahaan Amerika dengan Ransomware, Apa Itu?

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemuda Sleman Retas


Perusahaan Amerika dengan Ransomware, Apa
Itu?", https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/27/191300865/pemuda-sleman-
retas-perusahaan-amerika-dengan-ransomware-apa-itu-?page=all. 
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Sebuah perusahaan di San Antonio, Texas, Amerika Serikat,


mengalami peretasan server. Yang mengejutkan, pelaku peretasan adalah warga
negara Indonesia berinisial BBA (21). BBA ditangkap oleh Direktorat Tindak Pidana
Siber Bareskrim Polri di rumahnya Sleman, Yogyakarta pada Jumat (18/10/2019).
Berdasarkan keterangan polisi, peretasan tersebut dilakukan dengan modus serangan
program jahat (virus komputer) jenis ransomware.
Adapun, BBA membeli ransomware yang mampu mengambil alih kendali yang
berisi cryptolocker di pasar gelap internet atau dark web. Atas aksinya selama 5
tahun, ia meraup untung sekitar Rp 31,5 miliar.

Apa Itu Ransomware?


Melansir dari situs resmi Microsoft, ransomware merupakan jenis malware yang
mengenkripsi file dan folder, serta mencegah seseorang kehilangan aksesnya ke file-
file penting miliknya. Modus penggunaan ransomware dilakukan untuk memeras para
korban dengan meminta uang dan biasanya dalam bentuk crytocurency (uang digital)
dengan imbalan berupa kunci deskripsi. Namun pada beberapa kasus tidak selalu para
penjahat akan memberikan kunci file yang telah mereka enkripsi meskipun mereka
telah dibayar. Lantas bagaimana cara Ransomware bekerja?
Umumnya, infeksi ransomware disebarkan melalui pesan email dengan lampiran
yang mengarahkan seseorang untuk menginstal ransomware. Selain itu, bisa pula
disisipkan melalui website yang kemudian memanfaatkan kerentanan web browser
dan perangkat lunak. Saat ransomware mulai menginfeksi, ia akan mulai
mengenkripsi file, folder, serta seluruh partisi hard drive menggunakan algoritma
enkripsi misalnya RSA atau RC4. Melansir dari PCMag, salah satu jenis ransomware
yang paling mudah diatasi adalah ransomware yang bekerja dengan mengunci layar.
Ransomware jenis ini mudah dikalahkan dibandingkan ransomware yang
mengenkripsi seluruh hard drive dan membuat komputer tak bisa digunakan.
Umumnya, ransomware tak menunjukkan gejala saat ia mulai menginfeksi, hal ini
karena ia bekerja di belakang layar, sampai kemudian ia menyelesaikan seluruh aksi
jahatnya. Saat proses tersebut selesai, baru  pengguna akan mendapatkan
pemberitahuan yang mengintruksikan tentang bagaimana cara membayar uang
tebusan dan mengembalikan file.
Umumnya, para pelaku akan menggunakan bitcoin dalam transaksi. Hal ini,
karena bitcoin tidak mudah dilacak. Baca juga: Mengenal Jaringan 5G, Cara Kerja
dan Bahayanya Jenis Ransomware Salah satu jenis ransomware yang cukup terkenal
adalah Ransomeware WannaCry (Wanna Decryptor). Ransomware jenis ini pada
2017 silam juga menginfeksi salah satu Rumah Sakit di Jakarta yang kemudian
meminta tebusan Rp 4 miliar.
Dibandingkan ransomware jenis lain, WannaCry banyak disebut sebagai yang
paling berbahaya dan lebih canggih dibanding jenis yang lain. Ia tak membutuhkan
campur tangan pengguna untuk menginfeksi, akan tetapi yang ia butuhkan koneksi ke
jaringan. WannaCry sendiri memanfaatkan tool senjata cyber milik dinas intel
Amerika Serikat, NSA yang sempat dicuri dan dibocorkan oleh kelompok hacker
bernama Shadow Broker.
Tool yang memiliki nama “EnternalBlue” tersebut memanfaatkan celah
keamanan sistem operasi Windows lewat eksekusi remote code SMBv1. Melansir dari
The Guardian, selain WannaCry, juga terdapat Ransomware CryptoLocker.
Ransomware jenis ini, adalah ransomware yang cukup terkenal sebelum Ransomware
WannaCry. Cryptolocker sendiri menginfeksi PC yang menggunakan Operating
System (OS) Windows .
Sehingga malware tersebut tak akan berpengaruh ketika Anda menggunakan
komputer Apple maupun PC dengan OS lain. Baca juga: Waspada, Ransomware
DoubleLocker Incar Android Bagaimana Mencegah Serangan Ransomware
Umumnya, ransomware menyerang organisasi besar agar tebusan yang didapatkan
juga besar. Namun perorangan maupun perusahaan kecil bisa pula diserang oleh
malware ini.
Berikut ini beberapa tips untuk menghindari serangan ransomware:
1. Cadangkan file penting secara rutin. Gunakan aturan 3-2-1, dimana simpan tiga
cadangan data Anda pada dua jenis penyimpanan yang berbeda, dan setidaknya satu
cadangan di luar kantor.
2. Terapkan pembaruan terbaru ke sistem operasi dan aplikasi Anda.
3. Ajarkan kepada karyawan untuk berhati-hati terhadap email yag
mencurigakan, serta tak sembarangan menginstal aplikasi dan mengklik tautan yang
mencurigakan.
4. Terapkan batasan akses pada folder.
5. Gunakan jaringan yang aman.
6. Update selalu antivirus dan antimalware terbaru.

Anda mungkin juga menyukai