Anda di halaman 1dari 4

1.

Diantara instrumen pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan, yaitu UKL


UPL (Usaha Pengelolaan Lingkungan – Usaha Pemantauan Lingkungan). Carilah
kegiatan / usaha yang wajib memiliki dokumen UKL-UPL lalu berikan argumentasi
saudara mengapa kegiatan / usaha tersebut wajib memiliki dokumen UKL-UPL!

No Jenis Usaha Satuan Skala/Besaran


1. Budidaya burung puyuh atau Ekor Populasi ≥ 2000 (terletak pada satu
burung dara hamparan lokasi)
2. Budidaya sapi potong Ekor campuran Populasi ≥ 80 (terletak pada satu
hamparan lokasi)
3. Sapi perah Ekor campuran Populasi ≥ 16 (terletak pada satu
hamparan lokasi)
4. Budidaya kambing/domba Ekor campuran Populasi ≥ 240 (terletak pada satu
hamparan lokasi)
5. Budidaya burung unta Ekor campuran Populasi ≥ 80 (terletak pada satu
hamparan lokasi)
6. Ayam ras petelor Ekor Induk Populasi ≥ 8000
7. Ayam ras pedaging Ekor Populasi ≥ 12000
produksi/siklus
8. Itik/angsa/entog Ekor campuran Populasi ≥ 2000
Sumber: Lampiran Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 61 Tahun 2017 Tentang
Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Serta Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin


Lingkungan, adapun yang dimaksud dengan Izin Lingkungan adalah izin yang
diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) atau UKL-UPL dalam
rangka perlingdungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat
memperoleh izin usaha dan/atau izin kegiatan. Sementara yang dimaksud UKP-UPL
atau Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Pada
dasarnya, pentingnya UKL-UPL sama seperti AMDAL, yaitu sebagai panduan dalam
pengelolaan lingkungan. Namun, skala kegiatan yang diwajibkan untuk pembuatan
UKL-UPL lebih kecil dibanding AMDAL. Salah satu tujuan dari kegiatan penyusunan
dokumen lingkungan, termasuk di dalamnya adalah UKL-UPL adalah agar suatu
kegiatan yang dijalankan tidak menimbulkan/menyebabkan pencemaran, kerusakan,
maupun gangguan terhadap lingkungan atau dampak sosial lainnya. Dokumen kajian
dan izin lingkungan juga menjadi bahan dasar bagi pemerintah dalam mengambil
keputusan apakah rencana usaha dan/atau kegiatan yang diajukan telah layak dan dapat
dilaksanakan atau tidak.

2. PT XYZ bergerak pada bidang usaha pengolahan minyak kelapa sawit. Pada awal tahun
2020 Masyarakat sekitar pabrik PT XYZ mengeluhkan pembuangan limbah minyak
kelapa sawit yang disalurkan langsung ke sungai yang telah berlangsung selama
setahun. Pemerintah Daerah setempat lalu melakukan inspeksi dan menemukan ada
kebocoran pipa pembuangan limbah sejak awal tahun 2019. Pada tanggal 1 Juli 2020
kepala daerah setempat langsung mengeluarkan SK Bupati tentang Pembekuan izin
lingkungan PT XYZ. Terhadap penerbitan SK pembekuan izin tersebut, PT XYZ
keberatan dan mengajukan gugatan adminstratif ke PTUN Privinsi setempat pada
tanggal 1 September 2020.
Berdasarkan pemaparan kasus tersebut, analisalah tahapan sebelum pembekuan izin
yang yang belum ditempuh pemerintah daerah setempat! Sebutkan dasar hukumnya
(Perhatikan tanggal kronologi kasus untuk menentukan dasar hukum yang tepat)!
sanksi administrasi lingkungan diatur dalam Pasal 76 sampai dengan Pasal 83 UUPPLH
2009. Pasal 76 UUPPLH 2009 menyatakan bahwa menteri, gubernur, bupati/walikota
menerapkan sanksi administratif terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
jika dalam pengawasan ditemukan pelanggaran terhadap ozon lingkungan. Ketentuan
Pasal 76 ayat (1) UUPPLH 2009 tersebut menekankan bahwa satu, wewenang
menerapkan sanksi administratif adalah wewenang menteri, gubernur, dan
bupati/walikota. Kedua, bahwa penerapan sanksi administratif dilakukan jika dalam
pengawasan ditemukan pelanggaran terhadap izin usaha. Maksudnya, penerapan sanksi
administratif dilakukan sebagai tindak lanjut dari dilakukannya pengawasan dan
penerapan sanksi tersebut adalah sebagai tindak lanjut atas pelanggaran izin
lingkungan. Terhadap pelanggaran izin lingkungan tersebut dapat dikenakan sanksi
administratif. Jenis-jenis sanksi admintratif lingkungan sebagaimana diatur pada Pasal
76 ayat (2) UUPPLH 2009 adalah terdiri atas : teguran tertulis, paksaan pemerintah,
pembekuan izin lingkungan, dan pencabutan izin lingkungan. Pada Pasal 79 UUPPLH
2009 dinyatakan bahwa pengenaan sanksi administratif berupa pembekuan atau
pencabutan izin lingkungan dilakukan apabila penanggungjawab usaha dan/atau
kegiatan tidak melaksanakan paksaan pemerintahan. Pasal 80 ayat (1) UUPPLH 2009
menyatakan bahwa paksaan pemerintah berupa: a. Penghentian sementara kegiatan
produksi; b. Pemindahan sarana produksi; c. Penutupan saluran pembuanagan alir
limbah atau emisi; d. Pembongkaran e. Penyitaan terhadap barang atau alat yang
berpotensi menimbulkan pelanggaran; f. Penghentian sementara seluruh kegiatan; atau
g. Tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan
memulihkan fungsi lingkungan hidup; Paksaan pemerintah sebagaimana diatur dalam
Pasal 80 ayat (2) dapat dijatuhkan tanpa didahului teguran apabila pelanggaran yang
dilakukan menimbulkan: a) ancaman yang serius bagi manusia dan lingkungan hidup;
b) dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikan pencemaran
dan/atau perusakannya, dan/atau c) kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup
jika tidak segera dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya. Dengan demikian
kiranya dapat dirumuskan mengenai gambaran prosedur penerapan sanksi administratif
lingkungan sebagai berikut:
1. Apabila pelanggaran hukum lingkungan tidak menimbulkan keadaan
sebagaimana dimaksud Pasal 80 ayat (2) UUPPLH 2009, yaitu adanya ancaman
yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup, adanya dampak yang
lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikannya pencemaran dan/atau
perusakannya, dan/atau adanya kerugian yang besar bagai lingkungan hidup
jika tidak segera dihentikannya pencemaran dan/atau perusakannya, maka
pengenaan paksaan pemerintah harus didahului adanya teguran tertulis.
2. Apabila pelanggaran hukum lingkungan menimbulkan keadaan sebagaimana
dimaksud Pasal 80 ayat (2) UUPPLH 2009, yaitu adanya ancaman yang sangat
serius bagi manusia dan lingkungan hidup, adanya dampak yang lebih besar dan
lebih luas jika tidak segera dihentikannya pencemaran dan/atau perusakannya,
dan/atau adanya kerugian yang besar bagai lingkungan hidup jika tidak segera
dihentikannya pencemaran dan/atau perusakannya, maka pengenaan paksaan
pemerintah dapat dijatuhkan tanpa didahului adanya teguran.
3. Sanksi administratif berupa pembekuan izin lingkungan atau pencabutan izin
lingkungan tidak dapat dijatuhkan kepada penanggungjawab usaha dan/atau
kegiatan yang melanggar hukum lingkungan apabila penanggungjawab usaha
dan/atau kegiatan melaksanakan paksaan pemerintah.
4. Sanksi administratif berupa pembekuan izin lingkungan atau pencabutan izin
lingkungan dapat dijatuhkan kepada penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan
yang melanggar hukum lingkungan apabila penanggungjawab usaha dan/atau
kegiatan tidak melaksanakan paksaan pemerintah.

Sumber:

Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 61 Tahun 2017 Tentang Jenis Rencana Usaha
Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup Serta Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan
Pemantauan Lingkungan Hidup.
Nopyandri. 2015. Pengaturan Wewenang Pemerintah Daerah Dalam Penerapan Sanksi
Administrasi Lingkungan. Jurnal Ilmu Hukum
https://eticon.co.id/pentingnya-ukl-upl/

Anda mungkin juga menyukai