Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh pada percobaan pengolahan limbah cair (air
laundri) dengan metode koagulasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Hasil percobaan pengolahan limbah cair (air laudri) dengan metode
koagulasi
Pengolahan Pengolahan Limbah
Parameter (mg/L) Limbah Tanpa Penambahan Efisiensi (%)
Koagulan Koagulan

TS 42 40 4,8

TSS 3,1 0,6

TDS 25 6

4.2 Pembahasan
Pada percobaan pengolahan limbah cair dengan menggunakan metode
koagulasi dimana limbah cair yang digunakan yaitu air laundri. Sedangkan untuk
koagulan yang digunakan adalah Aluminium Sulfat. Air laundri merupakan air
limbah yang dihasilkan akibat masuknya air eksternal ke dalam timbunan sampah
yang melarutkan materi-materi organik hasil dekomposisi sampah. Koagulasi
merupakan proses penambahan zat kimia (koagulan) yang memiliki kemampuan
untuk menjadikan partikel koloid tidak stabil sehingga partikel siap membentuk
flok (gabungan partikel-partikel kecil) (Wagiman dan Setioningrum, 2014).
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat juga bahwa penggunaan koagulan tidak
memberikan pengaruh terhadap penurunan konsentrasi dimana efisiensi dari
penggunaan koagulan yaitu sebesar 4,8%. Secara keseluruhan, perbandingan
konsentrasi terhadap berbagai nnalisa zat padat pada limbah cair (air laundri) hasil
percobaan, baik dengan penambahan koagulan maupun tanpa penambahan
koagulan dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini.

19
45
40
35

Konsentrasi (mg/mL)
30
25
20
15
10
5
0
TS TSS TDS
Analisis Zat Padat

Pengolahan tanpa koagulan Pengolahan dengan koagulan


Gambar 4.1 Diagram perbandingan konsentrasi terhadap berbagai Analisa zat
padat pada limbah cair (air laundri)
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa konsentrasi TS, TSS dan TDS
limbah cair (air laundri) yang mengalami proses koagulasi lebih tinggi
dibandingkan dengan konsentrasi TS, TSS dan TDS limbah cair yang tidak
mengalami proses koagulasi. Pada prinsipnya koagulan berfungsi untuk
menetralkan muatan listrik pada partikel-partikel halus sehingga dapat
meningkatkan jarak efektif gaya tarik menarik Van Der Waals meningkat dan
membentuk partikel-partikel yang lebih besar . Penambahan koagulan akan
memperkecil konsentrasi TS, TSS dan TDS. Hal tersebut dikarenakan sifat
koagulan yang mampu membuat partikel-partikel koloid dalam limbah bergabung
membentuk flok dan mengendap karena adanya gaya gravitasi. Pada percobaan
ini hasil yang didapat berbanding terbalik dengan teoritis , hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang antara lain dari manusia itu sendiri atau human error. Hal
lain yang menyebab kan adalah dosis koagulan yang diberikan, karena untuk
menghasilkan inti flok yang lain dari proses koagulasi sangat tergantung dari
dosis yang dibutuhkan, bila pembubuhan koagulan sesuai dengan dosis yang
dibutuhkan maka proses pembentukan inti flok akan berjalan dengan baik. Faktor
lain yang menyebabkan adalah ritme pengadukan, tujuan untuk pengadukan untuk
mencampurkan koagulan kedadlam air. Dalam pengadukan hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah pengadukan harus benar-benar merata, sehingga semua
koagulan yang dibubuhkan dapat bereaksi dengan partikel-partikel atau ion-ion

20
yang berada dalam air. Kecepatan pengadukan sangat berpengaruh terhadap
pembentukan flok, bila pengadukan terlalu lambat mengakibatkan lambatnya flok
terbentuk dan sebaliknya apabila pengadukan terlalu cepat berakibat pecahnya
flok yang terbentuk dan kemungkinan akan lolos dalam tahap penyaringan yang
menyebabkan koagulan tidak berfungsi efektif

21
22

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. konsentrasi TS, TSS dan TDS limbah cair (air laundri) yang mengalami
proses koagulasi lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi TS, TSS dan
TDS limbah cair yang tidak mengalami proses koagulasi. Banyak hal yang
menyebabkan pada percobaan ini terutama pada manusia itu sendiri/human
error
2. Penggunaan koagulan tidak memberikan efisiensi yang cukup besar
terhadap penurunan konsentrasi TS, TSS dan TDS limbah cair (air laundri)
yaitu hanya sebesar 4,8%.
5.2 Saran
Setelah dilakukannya praktikum ini, praktikan memberikan saran kepada
praktikan selanjutnya agar lebih teliti dalam melakukan penimbangan dan
penyaringan agar mendapatkan hasil yang bagus.
23

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

B.1. Pengolahan Limbah Laundri Tanpa Penambahan Koagulan


1. Total Solid (TS)
Berat cawan kosong (a) = 81,30 gr
Berat cawan + residu (b) = 81,72 gr
Berat sampel (c) = 10 ml = 0,01 L
( b−a )
TS= x 1000
c

( 81,72−81,30 ) gr
¿ x 1000 mg
10 mL

¿42 mg/mL

2. Total Suspended Solid (TSS)


Berat kertas saring kosong (a) = 1,03 gr
Berat kertas saring + residu (b) = 1,09 gr
Berat sampel (c) = 100 ml
( b−a )
TSS= x 1000
c

(1,09−1,03 ) gr
¿ x 1000 mg
100 mL

¿0,6 mg/mL

3. Total Desolved Solid (TDS)


Berat cawan kosong (a) = 96,29 gr
Berat cawan + residu (b) = 96,35 gr
Berat sampel (c) = 10 ml
( b−a )
TDS= x 1000
c

( 96,35−96,29 ) gr
¿ x 1000mg
10 mL
24

¿6 mg/mL
B.2. Pengolahan Limbah Rumah Tangga dengan Penambahan Koagulan

1. Total Solid (TS)


Berat cawan kosong (a) = 65,36 gr
Berat cawan + residu (b) = 65,76 gr
Berat sampel (c) = 10 ml
( b−a )
TS= x 1000
c

( 65,76−65,36 ) gr
¿ x 1000 mg
10 mL

¿40 mg/mL

2. Total Suspended Solid (TSS)


Berat kertas saring kosong (a) = 1,03 gr
Berat kertas saring + residu (b) = 1,34 gr
Berat sampel (c) = 100 ml
( b−a )
TSS= x 1000
c

(1,34−1,03 ) gr
¿ x 1000 mg
100 mL
¿3.1 mg/mL

3. Total Desolved Solid (TDS)


Berat cawan kosong (a) = 56,45 gr
Berat cawan + residu (b) = 56,70 gr
Berat sampel (c) = 10 ml

(56,70−56,45)
¿ x 1000 mg
10 mL

¿ 25 mg/mL
25

B.3. Efisiensi
Adapun efesiensi yang didapat yaitu sebesar:
TStanpa koagulasi −TSdengan koagulasi
Efesiensi= x 100 %
TS tanpa koagulasi

( 42−40 ) mg/L
¿ x 100 %
42 mg/L

¿ 4,8 %

Anda mungkin juga menyukai