Anda di halaman 1dari 3

Isu Privasi pada Voice Assistant

Voice Assistant adalah sebuah teknologi yang diciptakan manusia agar mampu
menerima, memahami, dan merespon kalimat yang diucapkan oleh manusia dengan benar
(Holy, 2018). Teknologi ini pertama kali muncul di era 70 an yang pada saat itu, sistem hanya
dapat memahami 16 kata. Sekarang, banyak bermunculan jenis voice assistants yang telah
berhasil dikembangkan oleh manusia seperti Siri, Alexa, Google Now dimana sistem
menggunakan artificial intelligence dalam menjalankannya (Pal et al., 2020). Kecanggihan
dari teknologi voice assistant dapat membantu manusia mendapatkan informasi-informasi
yang ada pada dunia digital dengan cara yang biasa dilakukan antar manusia yaitu berbicara.
Namun, kecanggihan sistem dalam mendapatkan informasi dengan mudah menjadi suatu
kecemasan dalam konteks privasi. Sejauh mana sistem mendapatkan kendali pada data?
Bagaimana cara mengatasi hal-hal buruk yang bisa mengancam privasi kita? Aspek-aspek
tersebut harus menjadi perhatian penuh sehingga teknologi dapat terimplementasikan dengan
tepat.

Konsep dari voice assistant adalah sistem akan merekam suara saat kita melakukan
interaksi kemudian sistem akan memberikan respon berupa suara. Tidak hanya membalas
dengan ucapan tetapi voice assistant dapat menjalankan perintah seperti membuka aplikasi
sampai mengirim pesan sehingga kita tahu bahwa akses yang dimiliki voice assistant cukup
banyak dan kuat (Ramos, 2018). Kecanggihan tersebut memudahkan kita tetapi bila tidak ada
batasan yang dimiliki oleh sistem, privasi yang kita miliki dapat direnggut oleh sistem dan
disalahgunakan oleh oknum pada sistem yang memiliki hak akses. Untuk itu, menurut
Federal Trade Commision (2020), ada beberapa hal yang dapat dilakukan pengguna untuk
memberi batasan privasi pada voice assistant yaitu membuat kode sandi dengan kombinasi
yang kompleks, menggunakan multi-factor authentication, dan mengaktivasi peringatan
sistem bagi user untuk tahu apakah sistem dalam keadaan hidup atau mati sehingga voice
assistant bekerja sesuai dengan kesadaran pengguna. Dengan begitu, kita dapat mencegah
hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi pada privasi yang kita miliki.

Jadi, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa masalah privasi dalam voice assistant
harus diperhatikan. Hal tersebut dikarenakan sistem dapat mengakses segala informasi,
menyimpannya dan disalahgunakan. Oleh karena itu, user dapat melakukan pencegahan
dengan memberi batas akses pada voice assistant sehingga privasi dapat tetap terjaga.
Lampiran Mind-map
Referensi
Hoy, M. B. (2018). Alexa, Siri, Cortana, and More: An Introduction to Voice Assistants.
Medical Reference Services Quarterly, 37(1), 81–88. doi:10.1080/02763869.2018.1404391

Pal, D., Arpnikanondt, C., Razzaque, M. A., & Funilkul, S. (2020). To Trust or Not-Trust:
Privacy Issues With Voice Assistants. IT Professional, 22(5), 46–53.
doi:10.1109/mitp.2019.2958914

How to Secure Your Voice Assistant and Protect Your Privacy. (2020, March 11). Consumer
Information.
https://www.consumer.ftc.gov/articles/how-secure-your-voice-assistant-and-protect-your-priv
acy

Ramos, D. (2018, April 16). Voice Assistants: How Artificial Intelligence Assistants Are
Changing Our Lives Every Day. Smartsheet.
https://www.smartsheet.com/voice-assistants-artificial-intelligence#:%7E:text=Voice%20assi
stants%20can%20make%20calls,remote%20control%20for%20our%20lives.

Anda mungkin juga menyukai