Anda di halaman 1dari 7

Della Patricia Siregar - A - 1906399436

Pentingnya Media Sosial dalam Proses Perekrutan

1. Pendahuluan

Teknologi menjadi suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan kita. Perkembangan pesat
teknologi setiap tahunnya membawa kita pada era Industri 4.0 dimana hampir segala halnya
serba digitalisasi dan otomasi (Soesatyo, 2018). Salah satu teknologi yang membawa dampak
besar dalam kehidupan kita sehari-hari adalah internet karena ​platform ​tersebut menyajikan
segala macam jenis informasi yang dapat kita gunakan untuk mempermudah kehidupan manusia
(Nugraha, 2020). Kemudahan yang diberikan membuat banyak instansi menggunakan teknologi
dimana salah satunya dipakai dalam proses merekrut calon pegawai. Dalam proses tersebut,
perusahaan akan meninjau lamaran yang masuk (Warsito, 2018), termasuk dalam menganalisa
latar belakang dari calon pegawai tersebut.

Pemeriksaan latar belakang seseorang atau yang biasa disebut ​background check a​ dalah
tindakan instansi dalam mengulas latar belakang seorang calon pegawai dari catatan kriminal,
keuangan, edukasi, dan lainnya (Acuna, 2018). Melakukan ​background check ​adalah hal yang
sangat penting karena dari latar belakang seseorang, kita bisa mengetahui apakah calon pegawai
tersebut baik bagi perusahaan. Perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk bisa menjaga
lingkungan kerja yang aman (Miles, 2020) sehingga dengan diberlakukannya background check​,
perusahaan dapat meminimalisir resiko-resiko buruk yang dapat terjadi pada karyawannya.

Banyak cara sebuah perusahaan dalam mengulas latar belakang para calon pegawainya
dan salah satu media yang sedang marak digunakan oleh para HR perusahaan sekarang ini adalah
background check dari media sosial. Menurut riset dari CareerBuilder, sekitar 70% manajer di
bidang perekrutan percaya bahwa media sosial dapat memberikan informasi yang bisa
mendukung kualifikasi seorang kandidat sehingga media sosial dijadikan salah satu landasan
para HR perusahaan untuk memilih pelamar terbaik bagi perusahaan.

Page 1 of 7
UAS PPM Gasal 20/21
Della Patricia Siregar - A - 1906399436

2. Isi

Berdasarkan studi CareerBuilder, jumlah manajer dalam melakukan ​background check


menggunakan media sosial b​ erkembang secara pesat dalam 10 tahun ini. "Alat seperti Facebook
dan Twitter memungkinkan pemberi kerja untuk melihat sekilas kandidat yang berada di luar
resume atau surat lamaran,” kata Rosemary Hafner, Chief Human Resources officer dari
CareerBuilder. Survey dari Manifest juga mengatakan 98% ​employers ​melakukan ​background
check ​secara daring termasuk media sosial dimana 90% dari mereka menjadikan media sosial
sebagai salah satu faktor penentu seorang pelamar akan diterima dan hasilnya 79% menolak
kandidat tersebut karena konten yang diunggah oleh pelamar. Dari fakta-fakta tersebut, tidak bisa
kita pungkiri lagi bahwa ​background check ​dengan media sosial sudah dipraktikkan oleh banyak
perusahaan di dunia termasuk di Indonesia dan dijadikan salah satu tolak ukur.

Lalu, informasi apa saja yang sebenarnya diberikan oleh media sosial kepada
perusahaan? Pertama, media sosial memberikan gambaran “apa adanya” seorang pelamar
(Slovensky & Ross, 2012). Tidak dipungkiri walaupun media sosial bukan tolak ukur yang
akurat, setidaknya bisa menjadi gambaran bagi ​recruiter ​seperti apa seorang pelamar dalam
menggunakan media sosialnya. Beda halnya saat CV menjadi satu-satunya tolak ukur, pelamar
mampu membuat beberapa versi CV dan memodifikasi sesuai dengan pekerjaan yang ia
inginkan. Namun, sekarang HR memiliki tolak ukur tambahan yang bisa memberikan verifikasi
tentang seorang pelamar karena media sosial seseorang biasanya tidak dibuat untuk disesuaikan
dengan pekerjaan-pekerjaan yang ingin mereka lamar (Fernando, 2008).

Media sosial juga memberikan banyak informasi yang bisa digunakan R​ecruiter untuk
mencocokkan kebenaran isi CV dengan profil yang disebarkan di media sosial (Brandenburg,
2008). Salah satu aplikasi yang menyediakan informasi tersebut adalah LinkedIn. Dengan
adanya penilaian tambahan dari media sosial, tingkat penilaian kompetensi karyawan akan
semakin ketat sehingga karyawan yang nantinya diterima adalah seseorang yang kompeten baik
secara ​personality ​maupun pencapaian (Slovensky & Ross, 2012).

Page 2 of 7
UAS PPM Gasal 20/21
Della Patricia Siregar - A - 1906399436

Selain itu, pada survey yang disebutkan oleh Brooks (2016), 1 dari 3 manajer yang
​ enerima informasi tambahan yang
menggunakan media sosial untuk ​background checks m
membawa mereka merekrut para pelamar tersebut, antara lain:

- Latar belakang yang ternyata sesuai dengan kualifikasi pekerjaan


- Kepribadian yang pas dengan budaya perusahaan
- Image​ yang cocok dengan wajah perusahaan
- Mempunyai ketertarikan dan wawasan yang luas
- Kemampuan berkomunikasi di media sosial yang baik

Hal tersebut tidak dapat kita temukan dalam satu lembar ​resume seseorang sehingga dengan
background check, ​perusahaan mampu mencari potensi yang jauh lebih menarik dari seorang
pelamar (Klazema, 2017).

Dengan berlimpahnya informasi yang bisa diketahui oleh perusahaan dari sosial media,
recruiter ​juga bisa lebih ​aware p​ ada calon karyawannya (Klazema, 2017). Media sosial adalah
tempat umum dimana semua hal yang kita ungkapkan di dalam media sosial adalah konsumsi
publik sehingga sebagai pengguna media sosial yang baik, sudah sepatutnya kita mengunggah
sesuatu hal yang positif (Reynette, 2017). Beda halnya jika akun yang kalian miliki adalah akun
privat, perusahaan tidak mempunyai hak untuk sampai ke batas itu karena hal tersebut dijaga
dalam Pasal 1 Angka 1 Permenkominfo 20/2016 dan UU 19/2016. Dengan perlindungan
tersebut, kontra tentang isu privasi bisa teratasi karena pada dasarnya semua hal yang berstatus
publik sifatnya milik semua orang sehingga sudah menjadi sebuah konsekuensi jika data yang
bersifat publik dapat dipakai, terkhusus untuk hal perekrutan.

Tentunya, kebebasan yang diberikan oleh media sosial dapat menimbulkan


penyalahgunaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang salah satunya adalah isu privasi.
Beberapa informasi privat seperti umur, jenis kelamin dan ras yang tidak ingin diketahui oleh
banyak orang terpaksa diketahui oleh tim HR (Brooks, 2016). Belum lagi saat faktor-faktor
tersebut dijadikan HR sebagai tolak ukur sehingga banyak pelamar merasa bahwa hal tersebut
bisa menimbulkan sikap rasisme dan tidak adil dalam pengambilan keputusan (Slovensky &

Page 3 of 7
UAS PPM Gasal 20/21
Della Patricia Siregar - A - 1906399436

Ross, 2012). Karena hal tersebut, melakukan ​background check d​ engan sosial media bukan
​ eorang ​employer ​harus tau batasan dan
hanya dengan sebebasnya mencari tahu dan menilai​. S
faktor-faktor apa saja yang tidak dapat dijadikan dasar dalam menilai seorang pelamar seperti
ras, gender, agama, disabilitas dan lainnya (applya, 2019). Dengan pengimplementasian yang
dilakukan sesuai dengan aturan dan batas yang berlaku, ​background check ​dengan media sosial
akan mengoptimalkan proses rekrutmen karena dengan berbagai validasi dari
informasi-informasi yang didapatkan, perusahaan dapat merekrut calon terbaik.

3. Kesimpulan

Media sosial yang terus berkembang di era digital ini begitu memberikan kemudahan pada
kehidupan manusia, terkhusus dalam proses perekrutan karyawan (Slovensky & Ross, 2012).
Peran media sosial dalam proses perekrutan menjadi sesuatu hal yang penting dan cukup
berpengaruh karena perusahaan bisa melihat seperti apa pelamar tersebut dalam bersosial media,
dapat melakukan validasi, perusahaan juga bisa mengetahui lebih awal jika ada perilaku buruk
pelamar dalam bermedia sosial sehingga perusahaan dapat mencegahnya dan bahkan perusahaan
bisa mengenal kandidatnya dengan lebih dalam (Slovensky & Ross, 2012, Klazema, 2017, dan
Brandenburg, 2008). Walaupun ada beberapa kontradiksi terhadap metode ​background check
seperti isu privasi tetapi hal tersebut dapat teratasi dengan adanya batasan secara hukum
sehingga sebagai pemberi kerja, memahami batasan dan aturan yang berlaku adalah suatu hal
yang krusial karena ​background check bukan hal yang sembarangan bisa dilakukan dan ada
hukum yang melindunginya (applya, 2019)​. ​Oleh karena itu, dengan kemudahan yang diterima,
keuntungan yang telah terbukti dirasakan oleh perusahaan yang telah mengimplementasikannya,
dan informasi-informasi yang membuat proses perekrutan menjadi lebih optimal membuat
perusahaan sudah sebaiknya menggunakan media sosial sebagai salah satu tolak ukur dalam
proses penilaian saat penerimaan.

Page 4 of 7
UAS PPM Gasal 20/21
Della Patricia Siregar - A - 1906399436

Daftar Pustaka

Acuna, S. (2018, March 15). ​The Importance of Background Checks for Companies.​
TheSelfEmployed.Com.
https://www.theselfemployed.com/article/importance-background-checks-compan
ies/

applya. (2019, December 3). ​Does Social Media Show Up on Background Checks?

https://applya.com/employment-screening/does-social-media-show-up-on-backgr

ound-checks/

Brooks, C. (2016, August 2). ​The Pros and Cons of Social Media Background Checks.​

Business News Daily.

https://www.businessnewsdaily.com/9289-social-media-background-checks.html

Brandenburg, C. (2008), ‘‘The newest way to screen job applicants: a social networker’s

nightmare’’, Federal Communications Law Journal, Vol. 60 No. 3, pp. 597-627.

Fernando, A. (2008), ‘‘Communique: the social media resume’’, Communication World,

Vol. 25 4, July, pp. 8-9.

Reynette, F. (2017, March 9). ​Ingin Membentuk Citra Diri yang Baik di Dunia Maya?

Baca Ini​. Femina.Co.Id.

https://www.femina.co.id/career/ingin-membentuk-citra-diri-yang-baik-di-dunia-

maya-baca-ini

Klazema, M. (2017, March 8). The Pros and Cons of Doing Social Media Background

Checks on Potential Employees. Social Media Today.

Page 5 of 7
UAS PPM Gasal 20/21
Della Patricia Siregar - A - 1906399436

https://www.socialmediatoday.com/social-networks/pros-and-cons-doing-social-

media-background-checks-potential-employees

Miles, D. (2020, January). ​The importance of background checks.​ Wiley Periodicals, Inc.
https://doi.org/10.1002/casr.30598

Nugraha, J. (2020, June 4). ​5 Macam Teknologi Beserta Manfaatnya yang Perlu
Diketahui.​ Merdeka.Com.
https://www.merdeka.com/jateng/5-macam-teknologi-beserta-manfaatnya-yang-p
erlu-diketahui-kln.html

Soesatyo, B. (2018, April 20). ​Generasi Milenial dan Era Industri 4.0.​ Detiknews.
https://news.detik.com/kolom/d-3981811/generasi-milenial-dan-era-industri-40

Slovensky, R., & Ross, W. H. (2012). Should human resource managers use social
media to screen job applicants? Managerial and legal issues in the USA. Info,
14(1), 55–69. doi:10.1108/14636691211196941

Warsito, A. (2018, October 9). ​Proses Rekrutmen Karyawan Ini Perlu Kamu Ketahui!
Glints Blog.
https://glints.com/id/lowongan/proses-rekrutmen-yang-perlu-kamu-ketahui/#.X_
mDFukzY6U

Page 6 of 7
UAS PPM Gasal 20/21

Anda mungkin juga menyukai