Selain itu, ketersediaan data pun menjadi salah satu hal penting yang dipertimbangkan
sebelum pengambilan setiap langkah keputusan/kebijakan suatu organisasi. Perkembangan
dunia yang semakin pesat saat ini mengindikasikan jumlah data menjadi semakin besar atau
hal ini dikenal dengan istilah Big Data. Kehadiran era big data menjadi tantangan sekaligus
kesempatan bagi para statistisi sebagai pihak penyedia data statistik resmi (official statistics)
untuk menularkan ‘statistical thinking’ dalam kaitannya untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang dimiliki oleh suatu organisasi/ perusahaan.
Sumber daya manusia merupakan suatu aset penting karena didalamnya mencakup
seluruh potensi dan kemampuan penduduk di suatu wilayah tertentu yang dapat dimanfaatkan
secara positif untuk pembangunan. Menurut Ilham 2015, potensi manusia tersebut
menyangkut 2 (dua) aspek yaitu aspek kuantitas dan kualitas. Salah satu cara yang dilakukan
untuk menonjolkan potensi manusia tsb khususnya dalam segi kualitas adalah melalui
pengembangan sumber daya manusia.
1
Statistical thinking merupakan proses filosofi yang dangat mendasar dalam membuat
inovasi khususnya dalam bidang statistika. Menurut Chris Wild dan Maxine, 1998, statistical
thinking didefinisikan sebagai suatu proses berpikir yang mencakup seluruh variasi, segala
sesuatu yang dilakukan dan semua pekerjaan yang prosesnya saling berhubungan. Selaras
dengan itu, Mustafid, 2013, juga menyebutkan bahwa statistical thinking merupakan metode
berfikir secara statistika dengan fokus pada pengukuran dan pencapaian kinerja bisnis dan
industri.
PEMBAHASAN
Tidak bisa dipungkiri bahwa telah datang zaman dimana teknologi kian merebak dan
arus informasi pun benar-benar tinggi dan cepat yang berdampak pada data yang dihasilkan
menjadi amat besar dengan variasi yang tinggi. Zaman yang dikenal dengan zaman/ era big
data (Anova, 2013). Penggunaan analisis statistik yang digunakan pun harus menyesuaikan
dengan perkembangan zaman dan kuantitas dari data yang tersedia yang semakin banyak
jumlahnya dari waktu ke waktu.
Sebagai penyedia layanan data statistik resmi, Badan Pusat Statistik pun dituntut
untuk menyajikan data secara teratur dan transparan seperti yang tercantum dalam Undang
Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Hal tersebut merupakan amanah yang diberikan
oleh negara kepada BPS sebagai penyedia data dan sebagai badan khusus pemerintah yang
bertanggung jawab langsung terhadap Presiden mempunyai kewenangan pula untuk
melakukan pembinaan terhadap penyelenggara kegiatan statistik pada masyarakat untuk
meningkatkan kontribusi dalam mendukung pembangunan nasional, mengembangkan Sistem
Statistik Nasional dan meningkatkan kesadaran masyarakat baik sebagai responden mapun
pengguna data statistik akan arti dan kegunaan statistik.
2
Masyarakat sebagai bahan dasar bagi sumber daya manusia milik suatu negara perlu
diberikan suatu pelatihan/ training agar diperoleh kualitas sumber daya manusia yang lebih
baik dan dianggap cakap dalam berkontribusi ke arah yang positif dan menguntungkan bagi
suatu negara dalam kaitannya dengan terwujudnya cita-cita dan tujuan dari kepentingan
bersama. Pelatihan yang diberikan akan mendorong dan memotivasi masyarakat sebagai
sumber daya manusia dalam suatu negara untuk meningkatkan kierjanya. Menurut Dessler,
2006, dalam Adha Saputra, 2015, mendefinisikan pelatihan adalah proses mengajar
ketrampilan yang dibutuhkan karyawan (masyarakat) untuk melakukan pekerjaannya. Dari
sudut pandang ini diperoleh pelatihan tsb digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
(knowledge), keahlian (skill) dan sikap (attitude).
Dikutip pula dari Adha dkk, 2015, program pelatihan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu on
the job training dan off the job training dimana keduanya memiliki metode masing-masing.
On the job training menurut Swasto, 2011, dalam Adha dkk, 2015, adalah suatu kegiatan
pelatihan yang dilakukan di tempat kerja. Sedangkan off the job training dilakukan diluar
tempat kerja/ terpisah. Perbedaan dari keduanya adalah tempat penyelenggaraan dan materi
yang diberikan saat training.
Dalam kaitannya dengan pembahasan pengembangan sumber daya manusia untuk
berpikir secara statistik dalam on the job training adalah diberikan ketika berhubungan
dengan masalah secara langsung karena tempat penyelenggaraan dilakukan dalam lokasi
tempat kerja yang sesungguhnya. Sehingga materi yang diberikan adalah berupa tugas-tigas
untuk dikerjakan secara langsung. Mneurut Suwarno, 2011, dalam Adha dkk, 2015, terdapat
beberapa macam pelatihan ditempat kerja diantaranya adalah sebagai berikut; (1) coaching
(bimbingan), (2) rotasi jabatan, (3) penugasan sementara, (4) instruksi pekerjaan dan (5)
apprenticeship (program magang).
Pelatih datang dan meninjau langsung pemahaman para karyawannya (masyarakat)
akan kepahamannya terhadap statistical thinking. Selanjutnya diperlukan refleksi kritis saat
memberikan pengajaran dan tidak lupa untuk mencari faktor-faktor penghambat para peserta
pelatihan ini dalam berpikir secara statistik untuk kemudian meminimalkan penghambat tsb
sehingga diperoleh pemikiran konsep statistik yang jelas dan mengacu pada statistical
thinking yang diperlukan dalam mengakses sumber data statistik resmi.
Sedangkan off the job training diselenggarakan di lokasi yang terpisah. Menurut
Swasto, 2011, dalam Adha dkk, 2015, ada beberapa macam off the job training yaitu sebagai
berikut: (1) metode simulasi, terbagi lagi menjadi studi kasus, role playing, business game,
pembelajaran aksi, latihan laboratorium, program pengembangan eksekutif; dan (2) metode
3
presentasi informasi, yang terbagi lagi menjadi kuliah, programmed instruction, self study,
analisis transaksional, presentasi video dan konferensi.
Setelah dilakukan training/ pelatihan tsb, diharapkan kualitas sumber daya manusia
yang berlandaskan statistical thinking dalam publikasi official statistics yang dilakukan oleh
BPS dapat menjadi suatu langkah dan kontribusi yang dapat diandalkan dalam menghadapi
zaman dengan data dengan berbagai jenis yang bermacam-macam bentuknya (big data).
PENUTUP
Dari jenis-jenis metode training yang kaitannya dalam pengembangan sumber daya
manusia berbasis statistical thinking perlu lah untuk digalakkan mengingat arus data
(velocity) yang kian cepat. Penyajian data dalam website resmi BPS atau dalam bentuk
publikasi data (official statistics) yang lain pun perlu dimodifikasi menyesuaikan kebutuhan
dan volume data yang kian banyak dari waktu ke waktu. Hal tersebut harus segera
dikembangkan sehingga diperoleh kualitas sumber daya manusia yang lebih baik karena
sumber daya manusia merupakan faktor sentral akan keberhasilan suatu negara.
DAFTAR PUSTAKA
Ilham Wahyudi. 2015. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi
Era Globalisasi (Studi Kasus Koperasi BMT UGT Sidogiri Indonesia). Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel. Surabaya. 2015.
Mustafid. 2013. Inovasi dalam Statistika untuk Pengembangan Bisnis dan Industri.
Universitas Diponegoro.
Saputra, Adha, dkk. 2015. Pengaruh On The Job Training dan Off The Job Training
Terhadap Kinerja. Universitas Brawijaya.
Ulwan, Nashihun. 2015. Statistik Resmi sebagai Alat Perencanaan dan Penentu Kebijakan
Pembangunan. http://www.portal-statistik.com/2015/02/statistik-resmi-sebagai-
alat.html. Diakses pada tanggal 25 September 2016.
Wild, Chris dan Maxine P. 1998. What is Statistical Thingking. University of Auckland. New
Zealand.
_______. 1999. Statistical Thnking: How Can We Develop It?. University of Auckland. New
Zealand.