Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN DOSEN PEMULA


TAHUN ANGGARAN 2015

ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL TRAITS DAN


ENTREPRENEURIAL SKILLS TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN
MAHASISWA PELAKU USAHA DI KOTA SEMARANG

Ayu Noviani Hanun,SE.,M.Si.,Akt (0623118001)


Tiyani Wahyu Utami, S.Si., M.Si. (0623058801)
Dibiayai Oleh:
Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VI
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Sesuai dengan
Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian
Nomor: 024/K6/KM/SP2H/PENELITIAN_BATCH-1/2015,
Tanggal 30 Maret 2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG


NOVEMBER 2015

RINGKASAN

Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan data angka pengangguran di


Indonesia masih sangat tinggi. Pada tahun 2013 tercatat bahwa dari 118,19 juta
penduduk Indonesia yang masuk angkatan kerja, sebanyak 7,39 juta orang (6,25%)
adalah pengangguran. Tingginya tingkat pengangguran tersebut didominasi oleh lulusan
diploma dan sarjana dengan kisaran angka 614.479 orang (Sakernas, 2013). Para lulusan
diploma dan sarjana ini tidak mungkin akan menjadi pengangguran jika memiliki jiwa
entrepreneur. Terdapat beberapa faktor yang dapat membentuk intensi seseorang untuk
berwirausaha, yaitu Entrepreneurial Traits (ET), Entrepreunerial Skills (ES) dan
demografi.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan ET dan ES terhadap intensi
kewirausahaan pada mahasiswa pelaku bisnis di Peguruan Tinggi di Kota Semarang.
Selain itu untuk memetakan elemen-elemen ET dan ES yang menjadi faktor-faktor
pendorong intensi mahasiswa untuk berwirausaha serta untuk dapat memberikan arahan
dalam pengembangan mata kuliah kewirausahaan untuk menjelaskan pengaruh ET dan
ES dalam membentuk pelaku usaha di kalangan mahasiswa. Populasi dalam penelitian
ini adalah para mahasiswa pelaku usaha yang tersebar pada PTN dan PTS di Kota
Semarang, teknik pengambilan sample yang digunakan adalah cluster random
sampling.
Dari uji hipotesis secara simultan didapat hasil bahwa keenam variabel bebas
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap intensi kewirausahaan. Dari uji
hipotesis secara parsial, didapatkan bahwa dari empat (4) variabel independen yang
mewakili Entrepreneurial Traits hanya variable Need for Achievement saja yang
berpengaruh positif signifikan terhadap Intensi Kewirausahaan, sedangkan dari dari
dua (2) variabel independen yang mewakili Entrepreneurial Traits, hanya variabel
Creativity saja yang berpengaruh secara positif signifikan terhadap Intensi
Kewirausahaan

Kata kunsi :
Entrepreneurial Traits, Entrepreneurial Skills dan Intensi Kewirausahaan

PRAKATA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah senantiasa melimpahkan melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayahNya, sehingga penelitian dosen pemula dengan judul Ananalisis Pengaruh
Entrepreneurial Traits dan Entrepreneurial Skills terhadap Intensi Kewirausahaan
Mahasiswa Pelaku Usaha di Kota Semarang. ini telah diselesaikan dengan tingkat
penyelesaian 100%. Penelitian ini merupakan salah satu upaya yang harus dipenuhi
seorang dosen dalam rangka mewujudkan tridharma perguruan tinggi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna,
baik dalam teknik penulisan, cara penguraian masalah maupun dalam pembahasan
secara ilmiah. Semua itu tidak lepas dari kodrat penulis sebagai manusia yang selalu
mempunyai kesalahan dan kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan serta
pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu banyak sekali bantuan moril dan materiil
baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah penulis terima dari berbagai
pihak dalam rangka penyelesaian penelitian ini. Dan melalui kesempatan ini, penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penelitian ini, yang tak mampu penulis sebutkan satu per satu.
Harapan kami bahwa penelitian ini mampu memberikan pemahaman yang baik bagi
dosen, mahasiswa dan masyarakat luas.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis

Ayu Noviani H.,SE.,M.Si.,Akt.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
RINGKASAN...................................................................................................
PRAKATA........................................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........
1.2. Perumusan Masalah........... .......,
BAB II. TINJUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori...............................
2.2. Penelitian Terdahulu...............................................................
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hipotesis ..................
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian.....................................................................
3.2. Manfaat Penelitian...................................................................
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1. Jenis dan Sumber Data ..........................................................
4.2. Populasi dan Sampel ..............................................................
4.3. Metodologi Pengumpulan Data..............................................
4.4. Tekhnik Analisis.....................................................................
BAB V. HASIL YANG DICAPAI
5.1 Gambaran Umum Responden..
5.2 Hasil Uji Statistik....
5.3 Pembahasan
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .............................................................................
6.2 Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................

I
Ii
iii
Iv
1
3
4
4
8
9
9
10
10
10
11
14
16
23
25
26
28
31

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan suatu negara adalah mengatasi
masalah pengangguran. Dari data Badan Perencanaan Nasional (BAPPENAS)
menunjukkan angka pengangguran di Indonesia masih sangat tinggi. Pada tahun 2013
tercatat bahwa dari 118,19 juta penduduk Indonesia yang masuk angkatan kerja,
sebanyak 7,39 juta orang (6,25%) adalah pengangguran. Tingginya tingkat
pengangguran tersebut didominasi oleh lulusan diploma dan sarjana dengan kisaran
angka 614.479 orang (Sakernas, 2013), padahal mereka inilah yang diharapkan menjadi
generasi penerus yang membangun negara ini kearah yang lebih maju. Para lulusan
diploma dan sarjana ini tidak mungkin akan menjadi pengangguran jika memiliki jiwa
entrepreneur.
Entrepreneur memiliki kontribusi yang sangat besar bagi pembangunan suatu
negara. Keberadaan entrepreneur dapat membawa beberapa dampak positif, yaitu
terciptanya lapangan kerja, peningkatan pemerataan pendapatan serta peningkatan
kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Menurut McClelland (n.d.), seorang
sosiolog terkemuka, suatu negara akan maju jika terdapat entrepreneur sedikitnya
sebanyak 2% dari jumlah penduduk (dalam Suruji, 2010). Pertumbuhan jumlah
entrepreneur di Indonesia selama tiga tahun terakhir menunjukkan laju pertumbuhan
yang cepat dari 0,18% pada tahun 2010, 0,56% pada tahun 2011 dan pada tahun 2012
meningkat drastis menjadi 1,56% (Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Tahun 2012), tetapi laju pertumbuhan tersebut masih
berada dibawah angka ideal yaitu 2%.
Ironisnya , peningkatan jumlah pengangguran justru didominasi oleh
pengangguran terdidik. Hal ini mengindikasikan bahwa lulusan Perguruan Tinggi
adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada sebagai pencipta lapangan
pekerjaan (job creator. Indarti dan Langerberg (2006)

menemukan bahwa tingkat

kesuksesan berwirausaha pada tingkat pendidikan universitas lebih rendah dibandingkan


dengan tingkat pendidikan sekolah menengah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
6

ada kemungkinan orientasi pendidikan atau kurikulum pendidikan ekonomi dan bisnis
di Indonesia banyak yang tidak diarahkan untuk membentuk wirausaha.
Perguruan Tinggi sepatutnya tidak lagi mengutamakan bagaimana mahasiswa
cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, tetapi harus lebih mengarahkan bagaimana
lulusan mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu diperlukan upaya
peningkatan intensi kewirausahaan di kalangan mahasiswa, karena menurut Fayolle,
Gailly & Lassas-Clerc (2006), intensi kewirausahaan berperan penting untuk
membentuk individu menjadi seorang entrepreneur. Krueger & Carsrud (Indarti dan
Rostiani, 2008;4), Ajzen & Fishbein; Krueger & Casrud (Kautonen & Luoto, 2008:
996) menyatakan bahwa intensi telah menjadi prediktor terbaik bagi perilaku
berwirausaha seseorang. Oleh karena itu menurut Choo & Wong (Indarti dan
Rostiani;2008: 4) intensi dapat dijadikan sebagai pendekatan dasar yang masuk akal
untuk memahami siapa-siapa yang akan menjadi wirausaha.
Intensi kewirausahaan merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan
aktivitas tertentu atau menghasilkan suatu keadaan tertentu dimasa depan. Intensi adalah
motivasi seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu dan menjelaskan seberapa
keras orang tersebut bersedia mencoba dan seberapa banyak waktu dan upaya yang
dilakukan untuk memunculkan suatu perilaku. Intensi adalah merupakan harapanharapan, keinginan-keinginan, ambisi-ambisi, cita-cita, rencana atau sesuatu yang harus
diperjuangkan seseorang dimasa depan. Intensi berkaitan dengan indikasi akan seberapa
susah seseorang mencoba untuk memahami, merencanakan sesuatu dan melakukan
suatu perilaku tertentu (Peters & Shepherd, 2010;38). Terdapat beberapa faktor yang
dapat membentuk intensi seseorang untuk berwirausaha, yaitu entrepreneurial traits,
entrepreunerial skills dan demografi.
Entrepreneurial traits terdiri dari need for achievement (kebutuhan akan
prestasi), self efficacy (kemampuan diri), need for power, risk taking propensity
(kesediaan mengambil resiko), entrepreneurial skills terdiri dari market awareness dan
creativity, serta faktor demografi yang terdiri dari usia, jenis kelamin dan latar belakang
pekerjaan orangtua (Gurbuz & Aykol, 2008; Escan dalam Oosterbeek, Praag &
Ijsselstein, 2008).

Terkait dengan latar belakang tersebut, sangat diperlukan penelitian mengenai


pengaruh entrepreneurial traits dan entrepreneurial skills terhadap intensi kewirausahaan
mahasiswa di Kota Semarang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Entrepreneurial Traits berpengaruh kepada intensi kewirausahaan?
2. Apakah Entrepreneurial Skills berpengaruh kepada intensi kewirausahaan ?

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


a. Intensi Kewirausahaan
Entrepreneurship is about individuals who create opportunities where others do
not and who attempt to exploit those opportunities through various modes of
organizing without regard to resource currently controlled (Stevenson & Jarillo,
1990). Intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha (Katz dan
Gartner, 1998). Sesorang dengan intensi untuk memulai usaha akan memiliki
kesiapan dan kemajuan lebih baik dalam usaha yang dijalankan dibandingkan
seseorang tanpa intensi untuk memulai sebuah usaha. Terdapat beberapa faktor yag
dapat membentuk intensi seseorang untuk berwirausaha, yaitu Entrepreneriak
Traits, Entrepreneurial skills dan demografi. (Gurbuz & Aykol, 2008; Escan dalam
Oosterbeek, Praag & Ijsselstein, 2008).

b. Entrepreneurial Traits
Entrepreneurial traits terdiri dari need for achievement (kebutuhan akan prestasi),
self efficacy (kemampuan diri), need for power, risk taking propensity (kesediaan
mengambil resiko).
i. Menurut teori McClelland (1961), need for achievement merupakan orang yang
melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan mendapatkan
prestasi dan pengakuan dari keluarga maupun masyarakat (dalam Kristanto,
2009, p. 14). Hasil penelitian Sengupta dan Denath (1994) dalam penelitiannya
di India menemukan bahwa kebutuhan akan prestasi berpengaruh besar dalam
tingkat kesuksesan seorang wirausaha. Lebih spesifik, kebutuhan akan prestasi
seorang wirausaha, semakin banyak keputusan tepat yang diambil. Entrepreneur
yang memiliki need of achievement adalah pengambil resiko yang moderat dan
menyukai hal-hal yang menyediakan impact yang tepat dan cepat.
ii. Self efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuannya untuk
mengorganisasikan dan melaksanakan serangkaian perilaku yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan (Bandura, 1986). Persepsi


pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam pengembangan intensi
seseorang. Cromie (2000) menjelaskan bahwa efikasi diri mempengaruhi
kepercayaan seseorang pada tercapai atau tidaknya tujuan yang sudah
ditetapkan. Lebih rinci Bandura (1986) menjelaskan empat cara untuk mencapai
efikasi diri. Pertama , pengalaman sukses yang terjadi berulang-ulang, Kedua,
pengamatan secara langsung. Ketiga, persuasi sosial seperti diskusi yang
persuasif dan balikan kerja yang spesifik.Keempat, penilaian terhadap status
psikologis yang dimiliki.
iii. Menurut Escan, Need for power merupakan kebutuhan untuk memiliki kontrol
atas orang lain dan untuk mempengaruhi perilaku mereka, need for power
menunjukkan bahwa seseorang dapat mempengaruhi dan mengontrol orang lain
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
iv. Risk taking propensity mencerminkan kemampuan seseorang untuk menangani
ketidakpastian dan kemauan untuk mengambil resiko kerugian.

c. Entrepreneurial Skills
entrepreneurial skills terdiri dari market awareness dan creativity, (Gurbuz &
Aykol, 2008; Escan dalam Oosterbeek, Praag & Ijsselstein, 2008).
i. Creativity merupakan kemampuan untuk menerapkan menerapkan pandangan
dari perspektif yang berbeda dan untuk melihat serta mencoba kemungkinankemungkinan yang baru berdasarkan pengamatan terbuka yang ada di dalam
lingkungan sekitar.
ii. Market awareness merupakan kemampuan untuk memperkirakan kebutuhan
pelanggan dan menghubungkannya ke dalam suatu bisnis, di mana mereka
mengetahui apa yang terjadi di pasar, baik dari segi kebutuhan pelanggan
maupun posisi pesaing (dalam Oosterbeek, Praag & Ijsselstein, 2008)

d. Faktor Demografi
Faktor demografi terdiri dari usia dan jenis kelamin dan latar belakang pekerjaan
orangtua (Gurbuz & Aykol, 2008; Escan dalam Oosterbeek, Praag & Ijsselstein,
2008).

10

i. Usia
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinha (1996) di India, menunjukkan bahwa
hamper sebagian besar wirausaha yang sukses adalah mereka yang berusia
relative muda. Hal ini senada dengan Reynolds et al (2000) yang menyatakan
bahwa seseorang berusia 25-44 tahun adalah usia paling aktif untuk
berwirausaha di Negara-negara Barat. Hasil penelitian di Indonesia terhadap
wirausaha warnet, membuktikan bahwa usia wirausaha berkorelasi signifikan
terhadap kesuksesan usaha yang dijalankan (Kristiansen et al, 2003)`
ii. Jenis Kelamin
Pengaruh jender atau jenis kelamin terhadap intensi seseorang menjadi
wirausaha telah banyak di teliti. Mahasiswa laki-laki memiliki intensi yang lebih
kuat dibandingkan mahasiswa perempuan. Mazzarol et al.,(1999) membuktikan
bahwa perempuan cenderung kurang menyukai untuk membuka usaha baru
dibandingkan kaum laki-laki. Kolvereid (1996) menemukan bahwa laki-laki
terbukti memiliki intensi kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan
perempuan. Schiller dan Crawson (1997) menemukan adanya perbedaan yang
signifikan dalam hal kesuksesan usaha dan kesuksesan dalam berwirausaha
antara perempuan dan laki-laki.
iii. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Hubungan orang tua secara umum sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan anak. Pekerjaan orang tua merupakan faktor pembentuk karakter
kewirausahaan seseorang. Orang tua cendrung menginginkan anaknya lebih
sukses dari dirinya. Scott dan Twomey (1988) meneliti beberapa faktor seperti
pengaruh orangtua dan pengalaman kerja yang akan mempengaruhi persepsi
seseorang terhadap suatu usaha dan sikap orang tersebut terhadap keinginannya
untuk menjadi karyawan atau wirausaha. Jika kondisi sosial seseorang pada saat
berusia muda kondusif untuk kewirausahaan dan memiliki pengalaman yang
positif terhadap sebuah usaha, maka dapat dipastikan orang tersebut mempunyai
gambaran yang baik tentang kewirausahaan.

11

2.2 Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa beberapa faktor penentu intensi
kewirausahaan, diantaranya :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu mengenai Faktor Penentu Intensi Kewirausahaan
No.

Peneliti

1.

Turker & Selcuk (2008)

2.

Indarti & Rostiani (2008)

3.

Hermina, Novieyana & Zain (2011)

4.

Wibowo (2011)

5.
6.

Hamidi, Wennberg & Berglund


(2008)
Xue, David & Liang (2011),

7.

Saravanakumar & Saravanan (2012)

Hasil Penelitian
pendidikan kewirausahaan dan dukungan struktural
dalam bentuk kolaborasi dari semua sektor dalam
masyarakat
mempengaruhi
seseorang
untuk
berwirausaha
Berdasarkan hasil dari penelitian, efikasi diri (self
efficacy)
mempengaruhi
intensi
berwirausaha
mahasiswa Indonesia dan Norwegia, namun kebutuhan
akan prestasi atau need for achievement, umur dan
gender tidak terbukti secara signifikan sebagai prediktor
intensi kewirausahaan
dukungan keluarga merupakan faktor membentuk minat
berwirausaha dan kondisi peluang bisnis sangat
mendukung minat untuk menjadi wirausaha di mana
kodisi peluang bisnis dapat dikategorikan ke dalam
faktor creativity.
bahwa faktor pembelajaran di lingkungan sekolah
memiliki pengaruh paling tinggi terhadap minat
mahasiswa
adanya pengaruh yang kuat antara kreativitas
(creativity) dan intensi kewirausahaan
menyatakan bahwa siswa akan memilih untuk menjadi
pengusaha asalkan ada kebutuhan untuk berprestasi
(need for achievement), latar belakang bisnis keluarga
dan pengaruh subjektif.
persentase para mahasiswa untuk berwirausaha masih
relatif rendah, di mana hanya 26,8% dari mereka yang
berkeinginan untuk menjadi seorang entrepreneur
setelah lulus kuliah dan 29,6% dari mereka memilih
untuk bekerja, 21% memilih untuk bekerja dan bisnis
paruh waktu (part time), 15% melanjutkan studi dan
7,6% menggambarkan niat karirnya secara garis besar

Sumber : Berbagai pustaka

Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti intensi kewirausahaan di kalangan
mahasiswa. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini berfokus pada intensi
kewirausahaan yang merupakan niat seorang mahasiswa untuk berwirausaha, sedangkan
pada penelitian sebelumnya ada beberapa yang meneliti minat kewirausahaan yang

12

merupakan suatu ketertarikan mahasiswa pada kewirausahaan. Populasi dari penelitian


ini adalah mahasiswa pelaku usaha yang tersebar di PTS dan PTN di Kota Semarang

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis


Kerangka pemikiran teoritis yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu
pada telaah pustaka yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya. Berdasarkan uraian
dan penjelasan tersebut, maka kerangka kerangka pemikiran teoritis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah seperti pada Gambar 2.1 di bawah ini :

Entrepreneurial Traits :
1. Need for Achievement (H1)
2. Self Efficacy (H2)
3. Need for Power (H3)
4. Risk Taking Propensity (H4)

Intensi Kewirausahaan

Entrepreneurial Skills :
1. Creativity (H5)
2. Market Awareness (H6)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Hipotesis
H1

: Need for Achievement berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan

H2

: Self Efficacy berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan

H3

: Need for Power berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan

H4

: Risk Taking Propensity berpengaruh positif terhadapa intensi kewirausahaan

H5

: Creativity berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan

H6

: Market Awareness berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan

13

BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian


1. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Entrepreneurial Traits (ET)
dan Entrepreneurial Skills (ES)

terhadap intensi kewirausahaan pada

mahasiswa pelaku bisnis di Peguruan Tinggi di Kota Semarang.


2. Untuk memetakan elemen-elemen ET dan ES menjadi faktor-faktor pendorong
intensi mahasiswa untuk berwirausaha.
3. Hasil penelitian dapat memberikan arahan dalam pengembangan mata kuliah
kewirausahaan untuk menjelaskan pengaruh ET dan ES dalam membentuk
pelaku usaha di kalangan mahasiswa.

3.2 Manfaat
1. Membantu program pemerintah untuk meningkatkan jumlah wirausaha di
Indonesia, salah satunya adalah melalui pendidikan kewirausahaan di
universitas.
2. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan manfaat dan masukan kepada
universitas mengenai dampak pendidikan kewirausahaan terhadap intensi
kewirausahaan mahasiswa.
3. Memberi masukan sistem pengajaran kewirausahaan untuk memasukkan unsur
entreprenuerial traits dan entrepreneurial skill

14

BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1.

Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan dari jawaban para
responden terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Data yang diperlukan
adalah jawaban responden mengenai entrepreneurial traits dan entrepreneurial skills
terhadap intensi kewirausahaan.

4.2 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswa pelaku bisnis di PTN dan
PTS di Kota Semarang, dari semua program studi. Alasan pengambilan sampel dari
kelompok mahasiswa pelaku usaha ini adalah bahwa mereka adalah orang yang mencari
peluang melalui kreativitas dan keberanian untuk menjadi pribadi yang mandiri.
Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah cluster random sampling.
Metode ini digunakan untuk menjaga keterwakilan dari setiap Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) serta antara Fakultas Ekonomi dengan
Fakultas non Ekonomi. Penekanan ini dimaksudkan agar di peroleh keseimbangan data
ketika dilakukan pengujian.

4.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei
dengan kuesioner (self report). Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data
tanggapan responden mengenai dimensi intensi kewirausahaan diregresikan dengan
entrepreneurial traits dan entrepreneurial skills, yang terdiri dari need for achievement
(kebutuhan akan prestasi), self efficacy (efikasi diri), need for power, risk taking
propensity (kesediaan mengambil resiko), dari creativity dan market awareness.
Pernyataan-pernyataan dalam angket tertutup dibuat dengan menggunakan skala
konvensional 1 7 untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau
nilai sebagai berikut:
Untuk kategori pernyataan dengan jawaban tidak setuju/sangat setuju:
Tidak setuju

Sangat setuju

15
1

Jawaban kuesioner yang diharapkan adalah dengan memberikan tanda () pada


7 skala sikap yang dirasakan paling benar oleh responden atas pertanyaan pertanyaan
dalam kuesioner. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala pengukuran ordinal.
Penggunaan skala 1 7 dalam penelitian ini dikarenakan kebiasaan kita dengan angka 1
7 dalam kehidupan sehari hari serta untuk mendapatkan data yang bersifat universal
untuk menghindari kategori tidak tahu dari responden.

4.4.

Teknik Analisis

4.4.1. Gambaran Umum Responden dan Statistik Deskriptif


Dalam penelitian ini, populasi sasaran adalah sebanyak 120 orang mahasiswa
pelaku usaha. Jumlah sampel yang harus dipenuhi untuk menguji hipotesis ditentukan
menggunakan rumus yang telah didemonstrasikan Slovin (1960)m bahwa menentukan
ukuran sampel suatu populasi dengan formula
n

N
N(d)2 +1

n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.


Misalnya, jumlah populasi adalah 12, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah
5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95
Sedangkan Frankel dan Wallen (1993:92) menyarankan besar sampel minimum untuk
Penelitian deskriptif sebanyak 100, maka kami akan mnggunakan sampel minimal 100.
orang mahasiswa pelaku usaha.
4.4.2. Uji Kualitas Data
Menurut Hair et al (1996), kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan
instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas. Pengujian
tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang
dikumpulkan dari penggunaan instrumen.

Ada dua jenis uji kualitas data yang

dilakukan dalam penelitian ini:

16

(1) Uji konsistensi internal (reliabilitas) dimaksudkan untuk menguji konsistensi


kuesioner dalam mengukur konstruk yang sama jika dilakukan pengukuran
kembali dari waktu ke waktu oleh orang lain (Imam Ghozali, 2001).
Pengujian ini dilakukan dengan menghitung koefisien Cronbach Alpha dari
masing-masing instrumen dalam satu variabel.

Instrumen dapat dikatakan

handal (reliabel) bila memiliki koefisien Cronbach Alpha lebih dari 0,6
(Nunally, 1978).
(2) Uji validitas konstruk (konstruct validity) digunakan untuk mengukur sah atau
tidaknya suatu kuesioner dalam mengukur suatu konstruk (Imam Ghozali,
2001). Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji homogenitas data
dengan uji korelasional antara skor masing-masing butir dengan skor total.

4.4.3. Uji Asumsi Klasik


Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa
data terbebas dari gejala-gejala asumsi klasik. Untuk itu dilakukan uji asumsi klasik
yang meliputi (a) uji multikolinearitas, yaitu dengan cara menganalisis nilai VIF, (b) uji
autokorelasi, yaitu dengan cara memperhatikan nilai Durbin Watson (DW), (c) uji
heteroskedastisitas, yaitu dengan cara melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot, serta (d) uji normalitas, yaitu dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat histogram dari
residualnya.
4.4.4. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesa dalam penelitian ini, digunakan model analisa regresi
berganda. Dalam analisa tersebut, ukuran kinerja perusahaan diregresikan dengan
orientasi kewirausahaan dan strategi bisnis yang terdiri dari cost leadership, marketing
differentiation dan innovative differentiation. Model persamaan regresi berganda yang
mewakili analisa tersebut adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
Dimana :
Y = Intensi Kewirausahaan
X1 = Need for Achievement
X2 = Self Efficacy
17

X3 = Need for Power


X4 = Risk Taking Propensity
X5 = Creativity
X6 = Market Awareness
a = konstanta
b1, b2, b3, b4m b5, b6 = koefisien regresi
e = error

Prosedur pengujian untuk masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut:


Uji parsial (koefisien regresi) atau disebut dengan uji t, yaitu untuk menguji signifikansi
konstanta dan variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara
individu apakah berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Imam Ghozali, 2001).
Untuk pengujian ini dilakukan dengan melihat probabilitas uji parsial pada tabel
coefisient significant pada output tabel Anova yang dihasilkan dengan bantuan program
aplikasi SPSS, dimana jika nilai probabilitas (p value) < 0,05, maka hipotesis nol ditolak
(koefisien regresi signifikan) dan hipotesis alternatif 1 sampai 6 yang dinyatakan dalam
penelitian ini diterima, pada tingkat signifikansi 5 % (lima persen).

18

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Responden


Dari 120 kuesioner yang disebarkan, hanya kembali sebanyak 115 kuesioner.
Kemudian setelah diteliti, ternyata kuesioner yang layak dipakai dalam penelitian hanya
102, sedangkan 13 kuesioner tidak lengkap.

No

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabel 5.1
Penerimaan Kuesioner
PTN/PTS/Komunitas
Kuesioner
disebar
Universitas Diponegoro
Politeknik Negeri Semarang
Universitas Muhammadiyah Semarang
Universitas STIKUBANK
Komunitas Moslem Entrepreneur Semarang
(MESEM)
Komunitas Jaringan Rumah Usaha
Jumlah
Sumber : Data diolah (2015)

25
25
25
15
15

Kuesioner
kembali &
lengkap
22
24
23
13
10

%
Kembali
& lengkap
88 %
96 %
92 %
65 %
66,6 %

15
120

10
102

66,6 %
85 %

Setelah di klasifikasikan menurut kuesioner-kuesioner yang telah diisi dan


dikembalikan, nama-nama PTN/PTS, maka didapatkan data asal institusi responden
adalah sebagai berikut :

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
10.

Tabel 5.2
Asal PTN/PTS Responden
Nama PTN/PTS
Keterangan
Universitas Diponegoro
PTN
Politeknik Negeri Semarang
PTN
Universitas Muhammadiyah Semarang
PTS
Universitas STIKUBANK
PTS
Universitas Dian Nuswantoro
PTS
Universitas Islam Sultan Agung
PTS
Universitas PGRI Semarang
PTS
Stikes Panti Wilasa
PTS
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer
PTS
Universitas Semarang
PTS
Total

Jumlah
22
24
23
13
3
4
6
1
3
3
102

%
21,6 %
23,6 %
22,5 %
12,8 %
3%
4%
5,8 %
0,9 %
2,9 %
2,9 %
100 %

Sumber : Data yang diolah (2015)

19

Tampak dari halaman sebelumnya bahwa asal institusi responden di dominasi


oleh responden dari Universitas Diponegoro (UNDIP), Politeknik Negeri Semarang
(POLINES), Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) dan Universitas
STIKUBANK (UNISBANK)
Tabel 5.3
Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin
Keterangan
Jumlah
Persentase
Laki- Laki
45
44,1 %
Perempuan
57
55,9 %
Total
102
100%
Sumber : Data yang diolah (2015)

Sebaran reponden menurut jenis kelamin menunjukkan mayoritas perempuan dengan


jumlah 55,9 % dan laki-laki sebanyak 44,1 %.

Tabel 5.4
Sebaran Responden Menurut Lama Usaha
Umur Usaha
Jumlah
Persentase
1 - 6 bulan
31
30,4 %
7 - 12 bulan
33
32,4 %
1 3 tahun
34
33,3 %
> 3 tahun
4
3,9 %
Total
102
100 %

Dari data tersebut dapat disimpulkan umur usaha mayoritas adalah 1-3 tahun
sebanyak 33,3%, yang paling minoritas adalah umur usaha lebih dari 3 tahun sebanyak
3,9 %.
Tabel 5.5
Sebaran Jenis Usaha Responden
No
Jenis Usaha
Jumlah
1
Kuliner
12
2
Fashion
44
3
Pulsa
4
4
Desain grafis
6
5
Pendidikan
4
6
Produsen barang
4
7
Peternakan
1
8
Konstruksi/Properti
2

Persentase
11,8 %
43,1 %
3,9 %
5,9 %
3,9 %
3,9 %
0,98 %
1,96 %

20

9
10
11
12
13
14
15
16

Rosok
Sewa
Fotografi
Laundry
Event Organizer
Make Up
Tour & Travel
Dagang lainnya
Jumlah
Sumber : Data yang diolah (2015)

1
3
3
2
1
1
3
10
102

0,98 %
2,9 %
2,9 %
1,96 %
0,98 %
0,98 %
2,9 %
9,8 %
100 %

Berdasarkan jenis usaha, ada sekitar 16 jenis usaha yang dijalankan oleh para
mahasiswa tersebut. Mayoritas di dominasi dengan usaha konveksi/fashion sebanyak
43,1 % dan usaha kuliner sebanyak 11,8 % dan usaha dagang lainnya sebanyak 9,8%.
Tabel 5.6
Sebaran Responden Menurut Omset
Omset
Jumlah
Persentase
0 > 1 juta
30
29,5 %
1 juta 3 juta
51
50 %
3 juta 5 juta
8
7,8 %
> 5 juta
13
12,7 %
Total
102
100%
Sumber : Data yang diolah (2015)

Mayoritas nilai omset yang diperoleh oleh para mahasiswa tersebut perbulannya adalah
Rp.1.000.000, s/d Rp.3.000.000,- sebanyak 50% dan beromset minmal Rp.1.000.000,/bulannya adalah sebanyak 29,5%.

5.2 HASIL UJI STATISTIK


5.2.1 Uji Kualitas Data
a. Uji Reabilitas
Uji konsistensi internal (reliabilitas) dimaksudkan untuk menguji konsistensi
kuesioner dalam mengukur konstruk yang sama. Pengujian ini dilakukan dengan
menghitung koefisien Cronbach Alpha dari masing-masing instrumen dalam satu
variabel.
Variabel X1 memiliki empat item pertanyaan (instumen). Instrumen dapat
dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien Cronbach Alpha lebih dari 0,6.

21

Setelah diolah dengan menggunakan SPSS diperoleh koefisien Cronbach Alpha


sebesar 0,439 kurang dari 0,6 maka dapat disimpulkan instrumen pada variabel
X1 belum dikatakan handal (reliabel). Kemudian dilakukan pengulangan pada
penggolahan data tanpa melibatkan pertanyaan ke-empat, sehingga diperoleh
koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,648 lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan
ketiga pertanyaan (instrumen) pada variabel X1 dikatakan reliabel. Dari hasil
perhitungan statistik menggunakan SPSS, diperoleh hasil perhitungan koefisien
Cronbach Alpha pada masing-masing variabel disajikan seperti tabel berikut :

Variabel

X1
X2

Tabel 5.7
Nilai Uji Reabilitas
koefisien
Banyaknya
Cronbach
pertanyaan
Alpha
(instrumen)
3
0,648
3
0,745

Ket

Reliabel

X3

0,769

Reliabe
l
Reliabel

X4

0,845

Reliabel

X5

0,774

Reliabel

X6

0,780

Reliabel

0,789

Reliabel

Sumber : Hasil Olahan Data primer, SPSS


Berdasarkan tabel uji reabilitas, diperoleh koefisien Cronbach Alpha pada masingmasing variabel lebih dari 0,6 jadi dapat disimpulkan bahwa kuesioner (sebanyak 3
pertanyaan) pada variabel X1 reliabel, semua kuesioner pada variabel X2, X3, X4,
X5, X6 dan variabel dependen (Y) dikatakan reliabel.

b. Uji Validitas
Uji validitas konstruk (construct validity) digunakan untuk mengukur sah atau
tidaknya suatu kuesioner dalam mengukur suatu konstruk. Uji validitas pada
penelitian ini dilakukan dengan membandingkan r _hitung (hasil pengurangan antara
Corrected Item dengan Total Correlation) dengan r_tabel. Suatu item pertanyaan
dikatakan VALID jika r_hitung lebih besar dari r_tabel. Dari jumlah sampel 102

22

diperoleh df = 100 sehingga r_tabel = 0,16. Dari hasil perhitungan statistik


menggunakan SPSS, diperoleh hasil r_hitung (perhitungan Corrected Item dikurangi
Total Correlation) untuk item pertanyaan pada masing-masing variabel disajikan
seperti tabel berikut :
Tabel 5.8
Nilai Uji Validitas
Variabel

X1

X2

X3

X4

X5

X6

r_hitung

Ket

Pertanyaan 1

0,447

VALID

Pertanyaan 2

0,446

VALID

Pertanyaan 3

0,501

VALID

Pertanyaan 1

0,545

VALID

Pertanyaan 2

0,576

VALID

Pertanyaan 3

0,594

VALID

Pertanyaan 1

0,601

VALID

Pertanyaan 2

0,662

VALID

Pertanyaan 3

0,610

VALID

Pertanyaan 4

0,423

VALID

Pertanyaan 1

0,657

VALID

Pertanyaan 2

0,756

VALID

Pertanyaan 3

0,710

VALID

Pertanyaan 4

0,612

VALID

Pertanyaan 1

0,509

VALID

Pertanyaan 2

0,681

VALID

Pertanyaan 3

0,656

VALID

Pertanyaan 4

0,534

VALID

Pertanyaan 1

0,499

VALID

Pertanyaan 2

0,717

VALID

Pertanyaan 3

0,653

VALID

Pertanyaan 4

0,507

VALID

Pertanyaan 1

0,691

VALID

23

Pertanyaan 2

0,642

VALID

Pertanyaan 3

0,628

VALID

Sumber : Hasil Olahan Data primer, SPSS


Berdasarkan Tabel uji validitas maka dapat disimpulkan semua pertanyaan
(kuesioner) pada masing-masing variabel dikatakan VALID karena r_hitung pada
masing-masing item pertanyaan lebih besar dari pada r_tabel = 0,16.

5.2.2 Uji Asumsi Klasik


a. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinieritas dapat dilihat dengan menganalisis Variance
Inflation

Factor

(VIF)

nya.

Data

dapat

dikatakan

terbebas

dari

multikolinieritas jika nilai VIF < 10. Dari hasil perhitungan statistik
menggunakan SPSS, diperoleh hasil perhitungan multikolineritas disajikan
seperti tabel dibawah ini.
Tabel 5.9
Nilai Uji Multikolinearitas
Variabel
VIF
(1)
X1

(2)
1,320

X2

1,291

X3

1,065

X4

1,151

X5

1,478

X6

1,530

Sumber : Hasil Olahan Data primer, SPSS

Dari tabel 4.15 yang berdasarkan hasil output coefficients diketahui bahwa nilai
VIF untuk beberapa variabel independen terhadap varibel kesadaran nilainya antara
1-10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas
dalam model regresi.

24

b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dikatakan ada problem
autokorelasi (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi kita
menggunakan nilai Durbin Watson.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : tidak ada autokorelasi
Ha : ada autokorelasi
Berdasarkan hasil output Model Summary diperoleh nilai Durbin Watson =
1,933. Salah satu kriteria pengambilan keputusan Ho tidak ditolak adalah jika du < d
< 6 du. Dimana du diperoleh dari tabel statistik dan nilai 6 adalah jumlah variable
independent. Nilai Durbin Watson dibandingkan dengan nilai table (du) dengan
menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 102 dan jumlah variable
independent 6 sehingga nilai table du = 1.65. Karena du=1.65 < Durbin Watson =
1.933 < 6 1.65, maka dinyatakan bahwa tidak menolak Ho. Jadi dapat disimpulkan
bahwa data tidak terjadi autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas
adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependent)
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika titiktitik membentuk pola tertentu
yang teratur seperti

bergelombang, melebar

kemudian menyempit,

maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta
titiktitik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.

Dari hasil

perhitungan

menggunakan SPSS

scatterplot

menunjukan bahwa titik-titik (yang menggambarkan data) menyebar secara acak,


tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Jadi, dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
d. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah residual dari data berdistribusi normal atau tidak,
maka dilakukan pengujian dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS

25

yang hasilnya dapat dilihat pada hasil output SPSS. Proses uji normalitas data dapat
juga dilakukan dengan memperhatikan penyebaran data (titik) P-P Plot of Regresion
Standardized Residual dan didapatkan hasil dari pengolahan komputer .
Dari Grafik normal P-P of Regresion Standardized Residual menunjukkan
bahwa residual dari data memiliki titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa
residual berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

5.2.3 Analisis Regresi Berganda


Model persamaan regresi berganda yang mewakili analisa tersebut adalah
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
Dimana :
Y

= Intensi Kewirausahaan

X1 = Need for Achievement


X2 = Self Efficacy
X3 = Need for Power
X4 = Risk Taking Propensity
X5 = Creativity
X6 = Market Awareness
a = konstanta
b1, b2, b3, b4, b5, b6 = koefisien regresi
e = error
Tabel 5.10
Koefisien Regresi
Variabel
(1)
A
b1
b2
b3
b4
b5
b6

Koefisien
(2)
1,516
0,469
-0,039
0,025
-0,034
0,225
0,119
26

Sumber :Hasil olahan data primer

Dari tabel

diatas, dapat ditulis persamaan regresi linier berganda yang sebagai

berikut:
= 1,516 + 0,469 X1 0,039X2+0,025 X3 0,034X4+0,225 X5+ 0,119 X6

a.

Uji F (Uji Hipotesis secara Simultan)


Uji F digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara variable
bebas (X) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y). Adapun langkahlangkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1.

Hipotesis
Ho :

1 = 2 = 3 = 4 = 5 = 6 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara X1,

X2, X3, X4, X5, X6, secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y).
H1 :

Paling sedikit ada satu nilai i 0 (artinya minimal ada satu

variabel bebas yang berpengaruh terhadap Y )


2.

Tingkat signifikansi = 0.05

3.

Daerah kritis
Ho diterima jika F hitung F(k) (n-k-1)
Ho ditolak jika F hitung F(k) (n-k-1)
Di sini n = banyaknya pengamatan
k = banyaknya variabel bebas

4.

Statistik uji
F0=

Tabel 5.11
Nilai Anova
Sumber
Db
JK
KT
(1)
(2)
(3)
(4)
Regresi
6
22.598
3.766
Galat
95
39.986
0.421
Total
101
62.584
Sumber : Hasil Olahan Data primer, SPSS

F hitung
(5)
8.948

Sig
(6)
0,000

27

Dari tabel diatas yang berdasarkan hasil output Anova didapat nilai F hitung
sebesar 8.948 sedangkan nilai F tabel didapat dari tabel F ( = 0.05) dengan db
regresi = 6 dan db galat = 95. Oleh karena itu nilai Sig = 0,000 < 0,05 = , maka
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak artinya minimal ada satu variabel bebas yang
berpengaruh terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).
b. Uji t (Uji Hipotesis secara Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel
bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6 ) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
Berdasarkan hasil output Coefficients dan tabel t diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.12
Uji t (uji hipotesis secara parsial)
Variabel
(1)
X1

Uji t
(2)
3,525

Sig
(3)
0,001

Keterangan
(4)
< 0.05

X2

-0,705

0,483

> 0.05

X3

0,405

0,687

> 0.05

X4

-0,643

0,522

> 0.05

X5

2,375

0,020

< 0.05

X6
1,256
0,212
Sumber : Hasil Olahan Data primer, SPSS

> 0.05

b.1 Need for Achievement (X1)


Perumusan Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Need for Achievement (X1)
secara parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).
H1 :

Ada pengaruh yang signifikan antara Need for Achievement (X1)secara


parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).
Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel sarana (X1),

diperoleh nilai thitung = 3,525 dengan signifikansi t sebesar 0.001. Dengan


28

menggunakan signifikansi = 0.05, maka signifikansi t < (0,05). Dengan


demikian dapat diambil kesimpulan tolak Ho atau ada pengaruh yang signifikan
antara Need for Achievement (X1) secara parsial terhadap

Intensi

Kewirausahaan (Y).
b.2 Self Efficacy (X2)
Perumusan Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Self Efficacy (X2) secara
parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).
H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara Self Efficacy (X2) secara parsial
terhadap Y.
Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel Self Efficacy (X2),
diperoleh nilai thitung = -0,705 dengan signifikansi t sebesar 0.483. Dengan
menggunakan signifikansi = 0.05, maka signifikansi t > (0,05). Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan terima Ho atau tidak ada pengaruh yang
signifikan antara Self Efficacy (X2) secara parsial terhadap Intensi
Kewirausahaan (Y).

b.3 Need for Power (X3)


Perumusan Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Need for Power (X3) secara
parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).
H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara Need for Power (X3) secara parsial
terhadap Y.

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel Need for Power (X3),
diperoleh nilai thitung = 0,405 dengan signifikansi t sebesar 0.687. Dengan
menggunakan signifikansi = 0.05, maka signifikansi t > (0,05). Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan terima Ho atau tidak ada pengaruh yang
signifikan antara Need for Power (X3) secara parsial terhadap Intensi
Kewirausahaan (Y).

29

b.4 Risk Taking Propensity (X4)


Perumusan Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Risk Taking Propensity (X4)
secara parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).
H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara Risk Taking Propensity (X4) secara
parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel Risk Taking


Propensity (X4), diperoleh nilai thitung = -0,643 dengan signifikansi t sebesar
0.522. Dengan menggunakan signifikansi = 0.05, maka signifikansi t >
(0,05). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan terima Ho atau tidak ada
pengaruh yang signifikan antara Risk Taking Propensity (X4) secara parsial
terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).

b.5 Creativity (X5)


Perumusan Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Creativity (X5) secara parsial
terhadap Y.
H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara Creativity (X5) secara parsial
terhadap Y.

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel Creativity (X5),


diperoleh nilai thitung = 2,375 dengan signifikansi t sebesar 0.020. Dengan
menggunakan signifikansi = 0.05, maka signifikansi t < (0,05). Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan tolak Ho atau ada pengaruh yang
signifikan antara Creativity (X5) secara parsial terhadap Intensi Kewirausahaan
(Y). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamidi, Wennberg
dan Berglund (2008)
b.6 Market Awareness (X6)
Perumusan Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Market Awareness (X6) secara
parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).

30

H1 : Ada pengaruh signifikan antara Market Awareness (X6) secara parsial


terhadap Y.

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel Market Awareness (X6),


diperoleh nilai thitung = 1,256 dengan signifikansi t sebesar 0.212. Dengan
menggunakan signifikansi = 0.05, maka signifikansi t > (0,05). Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan terima Ho atau tidak ada pengaruh yang
signifikan antara Market Awareness (X6) secara parsial terhadap Intensi
Kewirausahaan

(Y

31

BAB VII.
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan
Berdasarkan dengan data yang diperoleh dari hasil kuesioner untuk meneliti pengaruh
entrepreneuriual traits dan entrepreneurial skills terhadap intensi kewirausahaan, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebaran reponden menurut jenis kelamin menunjukkan mayoritas perempuan dengan
jumlah 55,9 % dan laki-laki sebanyak 44,1 %.
2. Dari data tersebut dapat disimpulkan umur usaha mayoritas adalah 1-3 tahun
sebanyak 33,3%, yang paling minoritas adalah umur usaha lebih dari 3 tahun
sebanyak 3,9 %.
3. Berdasarkan jenis usaha, ada sekitar 16 jenis usaha yang dijalankan oleh para
mahasiswa tersebut. Mayoritas di dominasi dengan usaha konveksi/fashion sebanyak
43,1 % dan usaha kuliner.sebanyak 11,8 %.
4. Mayoritas nilai omset yang diperoleh oleh para mahasiswa tersebut perbulannya
adalah Rp.1.000.000,- Rp.3.000.000,-

sebanyak 50

% dan beromset lebih dari

Rp.5.000.000,-/bulan sebanyak 12,7%.


5. Dari uji hipotesis secara simultan, didapatkan bahwa nilai F hitung sebesar 8.948
sedangkan nilai F tabel didapat dari tabel F ( = 0.05) dengan db regresi = 6 dan db
galat = 95. Oleh karena itu nilai Sig = 0,000 < 0,05 = , maka dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak artinya minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap
Intensi Kewirausahaan (Y).
6. Dari uji hipotesis secara parsial, didapatkan bahwa dari empat

(4) variabel

independen yang mewakili Entrepreneurial Traits ; Need for Achievement (kebutuhan


akan prestasi), Self Efficacy (efikasi diri), Need for Power, Risk Taking Propensity
(kesediaan mengambil resiko), saja yang berpengaruh secara parsial terhadap Intensi
Kewirausahaan. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Xue, David
dan Liang (2011),

32

7. Dari dua (2) variabel independen yang mewakili Entrepreneurial Traits, yaitu :
Creativity dan Market Awareness, hanya variabel Creativity saja yang berpengaruh
pada Intensi Kewirausahaan. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hamidi, Wennberg dan Berglund (2008).

33

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. (1986). Social foundation of thought and action: a social cognitive theory.
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.
Brown, U.J., Beale, R.L. & White-Johnson, S. (2011). Perceptions of entrepreneurial
intentions & risk propensity: Self reliance and self efficacy in college students to encourage
knowledge. Review of Business Research, 11(5), 169-177.
Cromie, S., 2000.Assesing Entrepreneurial Inclinations: Some Approaches and Empirical
Evidence.European Journal of Work and Organizational Psychology 9 (1):7-30
Fayolle, A., Gailly B. & Lassas-Clerc, N. (2006). Assessing the impact of entrepreneurship
education programmes: A new methodology. Journal of European Industrial Training,
30(9), 701-720.
Gurbuz, G., & Aykol, S. (2008). Entrepreneurial intentions of young educated public in
Turkey. Journal of Global Strategic Management, 4(1), 47-56.
Hamidi, D.Y., Wennberg, K. & Berglund, H. (2008). Creativity in entrepreneurship
education. Journal of Small Business and Enterprise Development, 15(2), 304-320.
Hassan, R.A. & Wafa, S.A. (n.d). Predictors towards entrepreneurial intention: A malaysian
case study. Asian Journal of Business and Management Sciences, 1(11), 01-10.
Hermina, U.N., Novieyana, S. & Zain, D. (2011). Pengaruh mata kuliah kewirausahaan
terhadap minat mahasiswa menjadi wirausaha. Jurnal Eksos, 7(2), 130-141.
Indarti, N. & Rostiani, R. (2008). Intensi kewirausahaan mahasiswa: Studi perbandingan
antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, 23(4), 1-26.
Indonesia. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
(2012). Entrepreneur selalu siap hadapi perubahan. Retrieved September 4, 2012, from
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=885:menkopukm-entrepeneur-selalu-siap-hadapi-perubahan&catid=50:bind-berita&Itemid=97.
Kolvereid, L.,1996.Prediction of Employment Status Choice Intentions, Entrepreneurship
Theory and Practice 21 (1): 47-57
Kristanto, R.H. (2009). Kewirausahaan (Entrepreneurship): Pendekatan manajemen dan
praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kristiansen, S.B. Furuholt, dan F. Wahid, 2003,Internet Caf Entrepreneurs: Pioneers in
Entrepreneurship and Innovation 4 (4):251-263
34

Latan, H. (2012). Structural equation modeling: Konsep dan aplikasi menggunakan program
LISREL 8.80. Bandung: Alfabeta.
Mazzarol,T.,T.Volery, N.Doss, dan V.Thein, 1999,Factors Influencing Small Business Start
Ups. International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research 5 (2): 48-63
Oosterbeek, H., Praag, M.V. & Ijsselstein, A. (2008). The impact of entrepreneurship,
education on entrepreneurship, competencies and intentions: An evaluation of the junior
achievement student mini-company program. Discussion Paper, No. 3641.
Reynold,P.D.,M.Hay,W.D.Bygrave,S.M.Camp,
dan
E,
Aution,
2000,Global
EntrepreneurshipMonitor: Executive Reports. A Research Reports from Babson College,
Kauffman Center for Entrepreneurial Leadership, and London Business School.
Saravanakumar, M. & Saravanan, S. (2012). Entrepreneurship education shaping
entrepreneurial intention. European Journal of Social Sciences, 33(2), 317-323.
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), 2013
Schiller, B.R., dan P.E.Crewson, 1997. Entrepreneurial Origins: A Longitudinal Inquiry.
Economic Inquiry 35 (3): 523-531.
Scott, M. Dan D.Twomey, 1988.The Long Term Supply of Entrepreneurs: Students Carrier
Aspirations in Relation to Entrepreneurship. Journal of Small Business Management 26 (4):
5-13
Sengupta,S.K. dan S.K. Debnath, 1994.Need for Achievement and Entrepreneurial Success:
A Study of Entrepreneurs in Two Rural Industries in West Bengal. The Journal of
Entrepreneurship 3 (2):191-204
Silvia, 2013. Pengaruh Entrepreneurial Traits dan Entrepreneurial Skills terhadap Intensi
Kewirausahaan pada Mahasiswa Universitas Kristen Petra Agora Vol I, No.I
Sinha, T.N., 1996. Human Factors in Entrepreneurship Effectiveness. Journal of
Entrepreneurship 5 (1):23-29.
Suruji, A. (2010). Me-mandiri-kan anak bangsa. Retrieved September 4, 2012, from
http://cetak.kompas.com/read/2010/01/30/02391820/.me-mandiri-kan..anak.bangsa.
Turker, D. & Selcuk, S.S. (2008). Which factors affect entrepreneurial intention of university
students?. Journal of European Industrial Training, 33(2), 142-159.
Wibowo, M. (2011). Pembelajaran kewirausahaan dan minat wirausaha lulusan SMK.
Eksplanasi, 6(2), 109-122.

35

Xue, F.T., David, Y.K.T. & Liang, C.L. (2011). Factors influencing entrepreneurial intention
among university students. International Journal of Social Sciences and Humanity Studies,
3(1), 487-496.

36

LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
KUESIONER
PENGARUH ENTREPRENEURIAL TRAITS DAN ENTREPRENEURIAL SKILLS
TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA PELAKU USAHA DI
KOTA SEMARANG

Saudara/i yang terhormat,


Perkenalkan, saya Ayu Noviani Hanum dari Universitas Muhammadiyah Semarang
(UNIMUS) bermaksud memohon kesediaan sdr/i untuk mengisi kuesuoner terkait penelitian
kami yang berjudul Pengaruh Entrepreneurial Traits dan Entrepreneurial Skills terhadap
Entrepreneurial Intentions (Studi kasus pada Mahasiswa Pelaku Usaha di Kota Semarang).
Mohon kesediaan sdr/i untuk mengisi kuesioner ini. Pendapat sdr/i sangat berharga
dan membantu keberhasilan penelitian kami. Jawaban hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian. Atas perhatian dan partisipasinya kami sampaikan terimakasih.

Ayu Noviani Hanum


_____________________________________________________________________

DATA RESPONDEN

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama Lengkap
Fakultas/Prodi
Universitas
Usia / Jenis Kelamin
Nama Usaha
Jenis Usaha

7.

Umur Usaha

Omset Perbulan

................... tahun / O Laki-Laki

O Perempuan

O Kuliner

O Fashion

O Jasa

O Lainnya (sebutkan) .............................................

O 0 6 bulan
O 7 12 bulan
O 1 3 tahun
O > 3 tahun
O < 1 juta
O 3 juta < x > 5 juta

O Desain

O Pendidikan

O 1 juta < x > 3 juta


O > 5 juta

37

Berilah tanda silang (X) pada jawaban anda


ENTREPRENEIRIAL TRAITS
No.
Keterangan
Need for Achievement
1 Ketika memulai suatu pekerjaan, saya akan mengerjakannya
sampai tuntas/selesai
2 Saya selalu ingin membuat segala sesuatunya lebih baik
dibandingkan apa yang dikerjakan oleh orang lain
3 Saya selalu berusaha untuk mengembangkan/ memperbaiki
apa pun yang saya kerjakan
4 Ketika memulai suatu hal yang baru, saya selalu ingin
adanya jaminan hal tersebut dapat berjalan sukses
Self Efficacy
1 Setelah mengalami banyak kemunduran, saya merasa

STS

TS

ATS

AS

SS

STS

TS

ATS

AS

SS

STS

TS

ATS

AS

SS

STS

TS

ATS

AS

SS

STS

TS

ATS

AS

SS

mengalami kesulitan untuk melanjutkan pekerjaanpekerjaan saya.


Saya merasa mengalami kesulitan untuk meyakinkan orang
lain

3
Saya mengalami kesulitan dalam memberikan penjelasan
kepada orang lain tentang apa yang sedang saya pikirkan
Need for Power
1 Saya senang membuat keputusan tentang apa yang harus
dikerjakan orang lain
2 Saya selalu membujuk orang lain untuk mengerjakan apa
yang saya ingin mereka kerjakan
3 Saya termasuk orang yang dominan.
4 Orang-orang akan selalu setuju dengan pendapat saya,
walaupun alasan yang saya kemukakan sangat lemah
Risk Taking Propensity
1 Saya menghindari resiko
2 Saya selalu menghindari segala sesuatu yang memberikan
hasil tidak pasti
3 Saya akan selalu memilih situasi yang pasti
4 Saya akan menghilangkan semua resiko, sebelum saya
menginvestasikan uang saya.
ENTREPRENEURIAL SKILLS
No.
Keterangan
Creativity
1 Saya selalu sibuk memikirkan ide-ide bisnis baru
2 Saya suka menemukan produk/jasa baru
Saya seringkali menjumpai kemungkinan-kemungkinan
3 untuk memperbaiki produk/jasa

Saya akan segera memodifikasi rencana-rencana saya


sebagai tindakan antisipasi atas perubahan-perubahan yang
sedang terjadi

38

Market Awareness
Saya mengetahui produk dan jasa yang dibutuhkan oleh
1 konsumen
Saya memiliki kemampuan untuk berorientasi kepada pasar
2 (market oriented)
Saya memiliki jaringan dengan banyak orang yang nantinya
3 dapat menjadi konsumen potensial saya
Saya mempunyai banyak referensi mengenai macam4 macam bidang usaha

STS

TS

ATS

AS

SS

INTENSI KEWIRAUSAHAAN

STS

TS

ATS

AS

SS

2
3

Menjadi seorang entrepreneur merupakan tujuan


profesional saya (eigoal).
Saya akan mengupayakan segala sesuatunya untuk memulai
dan menjalankan perusahaan milik saya sendiri
(eidoventure).
Saya berharap untuk dapat menciptakan bisnis baru dimasa
mendatang (eibusiness)

39

Lampiran 2 UJI ASUMSI KLASIK


A. MULTIKOLINIERITAS
Coefficientsa
Model

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B
(Constant)

Std. Error
1,516

,969

X1

,469

,133

X2

-,039

X3

Sig.

Beta

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

1,564

,121

,332

3,525

,001

,758

1,320

,056

-,066

-,705

,483

,774

1,291

,025

,061

,034

,405

,687

,939

1,065

X4

-,034

,052

-,057

-,643

,522

,869

1,151

X5

,225

,095

,237

2,375

,020

,676

1,478

X6

,119

,095

,127

1,256

,212

,653

1,530

a. Dependent Variable: Y

B. UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model

R Square

,601a

,361

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate
,321

,64877

Durbin-Watson

1,933

a. Predictors: (Constant), X6, X4, X3, X1, X2, X5


b. Dependent Variable: Y

C. UJI HETEROSKEDASTISITAS

40

D. Uji Normal

UJI HIPOTESIS
Tabel Anova (Uji F)
ANOVAa
Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

Regression

22,598

3,766

Residual

39,986

95

,421

Total

62,584

101

Sig.
,000b

8,948

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X6, X4, X3, X1, X2, X5

UJI PARSIAL (UJI t)


Coefficientsa
Model

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B
(Cons

Sig.

Beta

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

1,564

,121

,332

3,525

,001

,758

1,320

,056

-,066

-,705

,483

,774

1,291

,061

,034

,405

,687

,939

1,065

1,516

,969

X1

,469

,133

X2

-,039

X3

,025

tant)
1

Std. Error

41

X4

-,034

,052

-,057

-,643

,522

,869

1,151

X5

,225

,095

,237

2,375

,020

,676

1,478

X6

,119

,095

,127

1,256

,212

,653

1,530

a. Dependent Variable: Y

42

Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul


A. Identitas Diri Ketua Peneliti
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama Lengkap (dengan gelar)


Jenis Kelamin
Jabatan Fungsional
NIP/NIK/Identitas lainnya
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP
Alamat Kantor
Nomor Telepon/Faks

11. Mata Kuliah yg Diampu

Ayu Noviani Hanum,SE.,M.Si.,Akt.


Perempuan
Asisten Ahli
28.6.1026.114
0623118001
Palembang, 23 November 1980
ayu.hanum@gmail.com
08813707162
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang
(024) 76740296 / (024) 76740297

Pengantar Perpajakan

Sistem Informasi Akuntansi 2

Komputer Akuntansi

Statistik

Kewirausahaan

Lab.Perpajakan

B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan
Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus
Judul Skripsi/Thesis/
Disertasi

Nama Pembimbing
Promotor

S-1
Universitas Islam
Indonesia
Keuangan
1999-2003
The Analysis of BMR,
DER, SPR dan Market
Sze to the Rate of Stock
Return
Dra. Yuni Nustini, M.Si

S-2
Universitas Diponegoro
Sistem Informasi Akuntansi
2008-2011
Evaluasi Penilaian Manajemen Risiko
Perbankan dalam IT Governance
dengan Menggunakan Maturity
Model COBIT 4.1
Prof.H. Arifin, Mcom.Hons,Akt, Ph.D
Drs. P. Basuki HP, MAcc, Akt, MBA

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


No Tahun

2011

2012

Judul Penelitian
Analisis Pengaruh Latar Belakang
Pendidikan Mahasiswa terhadap
Intensi Kewirausahaan Mahasiswa
(Anggota)
Evaluasi Penilaian Manajemen Risiko
Perbankan dalam IT Governance

Pendanaan
Jml
Sumber
(Juta Rp)
LPPM
UNIMUS

Mandiri

5
43

2015

dengan Menggunakan Maturity Model


COBIT 4.1 pada Domain Delivery and
Support (Ketua)
Analisis Pengaruh Entrepreneurial
Traits dan Entrepreneurial Skills pada
Mahasiswa Pelaku Usaha di Kota
Semarang (Ketua)

DIKTI

14

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


No Tahun

1.

2011

2.

2012

3.

2012

2013

5.

2014

Pendanaan
Jml
Sumber
(Juta Rp)

Judul Pengabdian Kepada


Masyarakat
Pelatihan E Commerce pada Mahasiswa
UNIMUS Penerima Hibah PKMK
(Anggota)
Penyuluhan dan Pelatihan Analisis
Usaha Kripik Jamur Tiram pada
Kelompok Wanita Tani Mitra Karya
kel. Wonolopo, kec. Mijen, Semarang
(Anggota)
Cooperative Education Universitas
Muhammadiyah Semarang
(Ketua)
Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK)
Universitas Muhammadiyah Semarang
(Ketua)
Ipteks bagi Masyarakat (IBM)
Kewirausahaan bagi Panti Asuhan
Muhammadiyah dalam Upaya
Peningkatan Kreativitas dan
Kemandirian (Anggota)

LPPM
UNIMUS

DIKTI

40

DIKTI

80

DIKTI

100

DIKTI

40

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal Selama 5 Tahun Terakhir


No

Judul Artikel Ilmiah

Nama Jurnal

Permasalahan Pajak Indonesia

Jurnal Value
Added

Analisa Kinerja Keuangan 3


Kabupaten di Jawa Tengah dalam
Rangka Otonomi Daerah

Jurnal Maksimum

Volume/
Nomor/
tahun
Volume 3
Nomor 1.
Agustus 2009
Volume 1
Nomor 1. Sep
2010

44

Evaluasi Penilaian Manajemen Risiko


Perbankan dalam IT Governance
dengan Menggunakan Maturity Model
COBIT 4.1 pada Domain Delivery and
Support

Prosiding Hasilhasil Penelitian


ISBN 978-60218809-0-6

Desember
2012

Pengembangan Model Pendampingan


Kewirausahaan di Universitas
Muhammadiyah Semarang

Prosiding Seminar
Pengembangan
Kewirausahaan
Mahasiswa ISBN

November
2013

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


No

Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar

Seminar Nasional
Ekonomi Perguruan
Tinggi Muhammadiyah

Seminar Nasional
Kewirausahaan
Mahasiswa Universitas
Sebelas Maret (UNS)

Judul Artikel Ilmiah


Evaluasi Penilaian Manajemen
Risiko Perbankan dalam IT
Governance dengan
Menggunakan Maturity Model
COBIT 4.1 pada Domain
Delivery and Support
Pengembangan Model
Pendampingan Kewirausahaan
di Universitas Muhammadiyah
Semarang

Waktu dan
Tempat

Desember 2012

November 2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Dan apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian.

Semarang, 8 November 2015


Ketua Peneliti,

Ayu Noviani Hanum, SE, M.Si.,Akt.


NIK.28.6.1026.114

45

A. Identitas Diri Anggota Peneliti


1

Nama Lengkap (dengan gelar)

Tiani Wahyu Utami, S.Si, M.Si

Jenis Kelamin

Perempuan

Jabatan Fungsional

Pengajar

NIDN/NIK

0623058801 / K.1026.245

Tempat dan Tanggal Lahir

Nganjuk, 23 Mei 1988

E-mail

tiani.utami88@gmail.com

Nomor Telepon/HP

085235004282

Alamat

Perum Korpri Klipang blok Z7 no.5


Sedangmulyo Tembalang Semarang

B. Riwayat Pendidikan
Nama
Tinggi

S-1
Perguruan Universitas Airlangga

Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus

Matematika
2006-2010

S-2
Institut
Teknologi
November

Sepuluh

Statistika
2011-2013

C.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


No Tahun

2013

2014

Judul Penelitian

Pendanaan
Sumber

Estimasi
Kurva
Regresi
Semiparametrik pada Data Longitudinal
Mandiri
Berdasarkan Estimator Polinomial
Lokal
Longitudinal Data Modeling Based on
Platelets Level in DHF (Dengue
Hemorrhagic
Fever)
Using Mandiri
Nonparametric Regression of Local
Polynomial Kernel GEE Approach

Jml (Rp)
2 juta

1,5 juta

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


No

Tahun

2014

2014

Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan
Sumber
Jml (Rp)
Mandiri
1,5 juta

Pelatihan Structural Equation Modeling


Pelatihan Pengantar Metode Statistika dengan
Mandiri
SPSS

1,5 juta
46

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal Selama 5 Tahun Terakhir


No

Judul Artikel Ilmiah


Estimasi Kurva Regresi
Semiparametrik pada Data
Longitudinal berdasarkan
Estimator Polinomial Lokal
Analisis Regresi Binomial
NEGATIF untuk Mengatasi
Overdispersion
Regresi
Poisson
pada
KASUS
Demam Berdarah Dengue

Volume/
Nomor/ tahun

Nama Jurnal

Jurnal Statistika
ISSN 2338-3216

Volume 1/ Nomer
1/tahun 2013

Jurnal Statistika
ISSN 2338-3216

Volume 1/ Nomer
2/tahun 2013

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No

Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan
Tempat

Seminar
Nasional
Laboratorium
MIPA Estimasi
Kurva
Regresi
Tahun 2012 di
1
Terpadu sebagai Pusat Semiparametrik
pada
Data Universitas Negeri
Pengembangan
Longitudinal
Surabaya
Penelitian
Pemodelan
Regresi
Nonparametrik
pada
Data
Tahun 2014 di
Seminar
Nasional
2
Longitudinal
Berdasarkan Universitas PGRI
MASIF
Estimator Polinomial Lokal
Semarang
Kernel
Longitudinal Data Modeling
International Conference
Based on Platelets Level in DHF
on
Biomedical
Tahun 2014 di
(Dengue Hemorrhagic Fever)
3
Engineering
,
Universitas
Using
Nonparametric
Technology
and
Gajamada
Regression of Local Polynomial
Applications
Kernel GEE Approach
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Dan apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian
Semarang, 8 November 2015

Tiani Wahyu Utami, S.Si, M.Si


NIK. K. 28.6.1026.245
47

Lampiran 4. Draft Bahan Ajar Mata Kuliah Kewirausahaan

BAHAN AJAR

KEWIRAUSAHAAN
Oleh :
Ayu Noviani Hanum, SE, M.Si. Akt.

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015

48

MATERI PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah


Kode/SKS
Semester
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Pertemuan Ke
Dosen/Asisten

: Kewirausahaan
:
/2 sks
:
: Kewirausahaan
: - Pengertian Wirausaha
: 1 (satu))
: Ayu Noviani Hanum

_____________________________________________________________________

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN WIRAUSAHA


A. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah proses kemanusiaan (human process) yang berkaitan dengan
kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber-sumber,
mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan
laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama. Definisi tersebut menitikberatkan kepada
aspek kreativitas dan inovasi, karena dengan sifat kreativitas dan inovatip seseorang dapat
menemukan peluang.
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau
hubungan-hubungan baru antar unsur, data, variabel yang sudah ada sebelumnya.
Ciri-ciri orang kreatif adalah :
a. Mandiri.
b. Terbuka terhadap yang baru.
c. Percaya diri.
d. Berani mengambil resiko.
e. Melihat sesuatu dengan tidak biasa.
f. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
g. Dapat menerima perbedaan.
h. Objektif dalam berpikir dan bertindak.
Terdapat beberapa contoh-contoh kreativitas, yaitu :
a. Kreativitas ide
b. Kreativitas material
c. Kreativitas spontan
d. Kreativitas kejadian
e. Kreativitas organisasi
f. Kreativitas hubungan
g. Kreativitas dari hati.
Kegiatan yang bersifat kewirausahaan misalnya :
49

a.
b.
c.
d.
e.

Menghasilkan produk baru dengan cara baru pula.


Menemukan peluang pasar baru dengan menghasilkan produk baru pula.
Mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan cara baru.
Mendukung budaya yang mendorong eksperimen yang kreatif.
Mendorong perilaku eksperimen dll.

Terdapat beberapa karakteristik dalam pola dasar kewirausahaan, diantaranya :


1. Sikap mental.
2. Kepemimpinan.
3. Tata laksana.
4. Keterampilan.

B Pengertian Wirausaha
Wirausaha merupakan pelaku dari kewirausahaan, yaitu orang yang memiliki kreativitas
dan inovatif sehingga mampu menggali dan menemukan peluang dan mewujudkan menjadi
usaha yang menghasilkan nilai/laba. Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang
menjadi usaha yang menghasilkan disebut proses kewirausahaan. Kegiatan wirausaha adalah
menciptakan barang jasa baru, proses produksi baru, organisasi (manajemen) baru, bahan
baku baru, pasar baru. Hasil-hasil dari kegiatan-kegiatan wirausaha tersebut menciptakan
nilai atau kemampu labaan bagi perusahaan. Kemampulabaan menciptakan nilai tersebut
karena seorang wirausaha memiliki sifat-sifat kretaif dan inovatif.
Peranan Wirausaha :
a. Meningkatkan standar / kualitas hidup manusia.
b. Sebagai motor penggerak dalam pembangunan nasional.
c. Menciptakan lapangan kerja baru yang dapat mengatasi pengangguran.
Karakteristik Wirausaha :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Pekerja keras.
Disiplin.
Mandiri
Realitas
Prestatif (selalu ingin maju)
Komitmen tinggi
Tajam naluri bisnisnya.
Cepat melihat peluang usaha
Kretaif
Ulet dan siap pada tantangan
Ingin mencapai sesuatu.

Karakteristik yang khas dari wirausaha thetos enterprenerial menurut Moeljanto


Tjokrowinoto (1996) adalah:

50

a.
b.
c.
d.

Kejelian melihat peluang untuk memperoleh keuntungan.


Selalu mencari perubahan
Kemampuan untuk mendefinisikan resiko
Kemampuan untuk mengalihkan sunber dari kegiatan prodiktifitas.

Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang menjadi usaha yang menghasilkan


disebut proses kewirausahaan. Dalam kegiatan mewujudkan peluang tersebut seorang
wirausaha diharuskan mempunyai :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Memiliki komitmen dan determinasi serta ketekunan.


Mengarah kepada pencapaian dan pertumbuhan.
Berorientasi kepada sasaran dan peluang.
Mengambil inisiatif dan pertanggung jawaban personal.
Tidak kenal menyerah dalam memecahkan masalah.
Realistis dan memiliki gaya humor.
Memanfaatkan dan selalu mencari umpan balik.
Dapat mengendalikan permasalahan-permasalahan di dalam perusahaan.
Mampu mengelola dan menghitung resiko.
Tidak berorientasi kepada status.
Memilki integritas dan dapat dipercaya

Arti Penting Wirausaha Dalam Pembangunan.


Wirausaha adalah seorang yang mandiri, yaitu orang yang memilki perusahaan sebagai
sumber penghasilannya. Dengan perkataan lain ia tidak menggantungkan diri untuk
penghasilannya kepada orang lain. Untuk mendirikan perusahaannya ia menghimpun
sumber-sumber atau faktorproduksi dan menyusun organisasi perusahaan. Karena tindakantindakan itu mempunyai dampak pertama kepada dirinya sendiri, yaitu menciptakan lapangan
kerja bagi diri dan penghasilan, kepada masyarakat dan pemerintah, yaitu menciptakan
lapangan kerja bagi tenaga kerja yang lain serta penghasilan, mengerjakan sumber-sumber
bahan baku yang belum digunakan sehingga menjadi bermanfaat bagi masyarakat,
menciptakaan teknologi sehingga menambah akumulasi untuk untuk teknologiyang sudah
ada dalam masyarakat, mendorong investasi di bidang-bidang lain, memperluas dasar oajak
bagi pemerintah dan meningkatkan citra bagi suatu bangsa, sehingga secara keseluruhan
mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

C. Pemikiran kewirausahaan, kreativitas, inovasi dan kewirausahaan.


Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau
hubungan-hubungan baru antar unsur, data, variabel yang sudah ada sebelumnya
Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah dan memanfaatkan suatu peluang didasari
oleh sifat kreativitas dari para pengelolanya, yaitu kemampuan untuk menciptakan gagasan
baru dan menemukan cara baru dalam menyikapi masalah dan memanfaatkan peluang.
Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan gagasan-gagasan baru atau
pemecahan kreatif terhadapberbagai masalah dan dalam memanfaatkan peluang. Pengertian

51

kreativitas dan inovasi secara singkat sering dianalaogkan : creativity thinking new things,
innovations = doing new things.
Kreativitas tidak selalu dihasilkan dari sesuatu yang tidak ada sering sekali merupakan
perbaikan dari sesuatu yang telah ada. Sering juga gagasan baru timbul secara kebetulan yang
penting untuk dipahami mengapa kreativitas dan inovasi tersebut merupakan cirri-ciri yang
melekat kepada wirausaha.
Seperti kita ketahui wirausaha merupakan sumber pemikiran kreatif dan inovasi.
Bagaimana alam pikiran seseorang wirausaha sehingga menjadi sumber kreativitas dan
inovasi?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Seorang wirausaha selalu mengimpikan gagasan baru.


Selalu mencari peluang baru atau mencari cara baru menciptakan peluang baru.
Selalu berorientasi kepada tindakan.
Seorang pemimpi besar, meskipun mimpinya tidak selalu cepat direalisasikan.
Tidak malu untuk memulai sesuatu, walau dari skala kecil.
Tidak pernah memikirkan untuk menyerah, selalu mencoba lagi.
Tidak pernah takut gagal.

Ditinjau dari aspek kreativitas dan inovatif seorang wirausaha sering diidentifikasikan
sebagai orang yang secara sistematis menerapkan kreativitas / gagasan baru. Ada yang
berpendapat bahwa sifat kreativitas adalah sifat bawaan sehingga tidak dapat diajarkan
kepada orang lain yang tidak mempunyai sifat bawaan tersebut. Akan tetapi, kebanyakan
para ahli berpendapat bahwa pada dasarnya setiap orang adalah kreatif artinya setiap orang
dilahirkan membawa potensi sifat-sifat kreativitas, akan tetapi orang menjadi tidak kreatif
karena factor lingkungan dan kesalahan-kesalahan cara berpikir. Kesalahan cara berpikir
yang merupakan belenggu mental untuk berpikir secara kreatif, antara lain :
a. Selalu mempunyai jawaban yang benar, sehingga tidak pernah menganggap bahwa ada
kemungkinan beberapa jawaban yang benar.
b. Memfokuskan berpikir secara logis, tetapi jika terlalu memfokuskan kepada berpikir
logis akan menghambat berpikir kreatif.
c. Mentaati peraturan secara menyeluruh, sehingga mematikan prakarsa-prakarsa.
d. Spesialisasi berlebihan, sehingga tidak mengetahui aspek lasin/bidang lain selain yang
ditekuni.
e. Takut dikatakan tidak kreatif atau bodoh, sehingga tidak berani mengemukakan pendapat.
f. Takut berbuat salah dan gagal.
g. Rasa rendah diri.
Kiat-Kiat Untuk Menjadi Kreatif
Beberapa kiat / kebajikan untuk medorong kreativitas bagi seluruh sumber daya manuasia
dalam organisasi, antara lain :
a. Kreativitas harus dipandang sebagai suatu kebutuhan perusahaan.
b. Mempunyai sikap toleransi terhadap keberhasilan atau kegagalan.
c. Mendorong sikap keingintahuan.
d. Menyikapi masalah sebagai tantangan.
e. Mengadakan pelatihan-pelatihan kreativitas secara teratur.
f. Menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk terlaksananya kegiatan yang kretaif.
52

g. Memberikan penghargaan bagi kreativitas yang berhasil.


h. Membuat model-model teknik mengembangkan kreativitas untuk dipelajari untuk
perorangan maupun kelompok.
Kiat-kiat untuk mendorong kreativitas disosialisasikan kepada sumberdaya manusia
dalam perusahaan sehingga semua memahaminya. Perlu dipahami bahwa kebiasaan seharihari pada umumnya cara berpikir kita dalam memecahkan masalah mempergunakan pikiran
yang logis dengan pendekatan yang bersifat bertahap. Menurut ahli cara berpikir demikian
mempergunakan otak sebelah kiri yang fungsinya untuk berpikir secara logis. Otak sebelah
kanan fungsinya berpikir secara lateral atau berpikir secara intuitif, tidak terstruktur.

Proses mempersiapkan kreativitas


Masih banyak metode untuk mengembangkan kreativitas, akan tetapi ada satu hal yang
dipahami bahwa gagasan baru biasanya tidak timbul begitu saja memerlukan suatu proses
atau akibat sutu proses kreatif, sehingga perlu dipahami bagaimana proses suatu kreativitas
dapat terjadi. Akan tetapi yang sering dianjurkan melalui proses adalah :
a. Persiapan.
b. Penelitian / Investigasi
c. Transpormasi
d. Inkubasi
e. Iluminasi
f. Verifikasi
g. Implementasi

53

MATERI PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah
Kode/SKS
Mata Kuliah Prasyarat: Semester
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan

Waktu & Pertemuan Ke


Dosen

: Kewirausahaan
:
/2 sks
:
: Situasi Usaha dan Peluang Usaha di Indonesia
: - Situasi di Indonesia
- Pola dasar kewirausahaan
- Sikap Mental Wirausaha
: 2 &3
: Ayu Noviani Hanum

Di Indonesia, di awal abad ke 20 ini, kewiraswastaan/kewirausahaan baru diterima


oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif dalam meniti karier dan penghidupan. Seperti
diketahui , umumnya rakyat Indonesia mempunyai latar belakang pekerja pertanian yang
baik. Dengan hidup dalam penjajahan selama 3,5 abad lamanya, nyaris tidak ada figur
panutan dalam dunia kewirausahaan. Yang ada hanya pola pemikiran feodalisme,
priyayiisme serta elitisme, yang satu di antara sekian banyak ciri-cirinya adalah
mengagungkan status sosial sebagai pegawai, terutama pegawai negeri (kontras dengan
status leluhur sebagai petani)
Pada era Orde Baru, peran serta masyarakat swasta dilibatkan secara serius.
Pengusaha kecil dibina, dengan harapan bisa berkembang menjadi tonggak tumpuan
ekonomi di masa depan. Pengusaha besar diberi kemudahan, karena merekalah yang
diharapkan mendukung pemerintah.
Sebagai negara berkembang, bisa dimengerti kalau terjadi berbagai penyimpangan.
Dengan masyarakat yang berlatar belakang non-entrepreneur serta cenderung feodalis,
masyarakat Indonesia tampak kurang siap di berbagai aspek. Wirausaha/wiraswasta yang
serba cepat menyebabkan pengusaha Indonesia kedodoran pada segi-segi yang amat
penting, diantaranya faktor sikap mental (attitude), motivasi, etos kerja serta kesadaran
tentang pengabdian bangsan dan negara.
Pola Dasar Wirausaha
Sosok wirausahawan yang ideal , menuntut nilai-nilai ke arah kualitas manusia yang
semapan mungkin. Kaitannya dengan perpolitikan, mungkin selaras dengan dambaan
hadirnya Manusia Indonesia Seutuhnya. Maka dapat dikatakan bahwa ilmu kewirausahaan/
kewiraswastaan adalah ilmu tentang penghidupan. Ilmu yang akan membukakan pengertian
tentang bagaimana seharusnya manusia meniti penghidupannya dan nilai-nilai apa yang
diperlukan untuk mencapai cita-cita hidup yang hakiki.
Untuk membina manusia menjadi makluk yang berguna, tidak cukup hanya
memberikan kecerdasan, ketrampilan atau kepiawaian teknis saja. Prioritas mendasar adalah
dengan membangun sikap mental yang baik terlebih dahulu. Sebab, seperti pepatah
mengatakan, ilmu tanpa sikap mental menghasilkan kezaliman, sedangkan sikap mental
54

tanpa ilmu adalah kelemahan. Dua aspek ini harus hadir salling isi mengisi, karena jika
terjadi absen pada salah satunya, maka akan berdampak buruk.
Struktur prioritas kewiraswastaan terdiri dari 4 (empat) lapisan. Lapisan terdalam
merupakan inti (core), sedangkan 3 lapisan berikutnya merupakan pendukung yang ideal
untuk mencapai kesempurnaan prestasi. Struktur ini berlaku universal, tidak hanya bagi
mereka yang berkarir dijalur wiraswasta. Para pejabat, karyawan, buruh, kaum-kaum
profesional, dan siapapun seyogyanya memiliki pola dasar ini.
Struktur nilai kewiraswastaan dimaksud terdiri dari elemen-elemen :
1. Sikap Mental (attitude)
2. Kepemimpinan atau kepeloporan (leadership)
3. Ketatalaksanaan (management)
4. Keterampilan (skill)

Ketrampilan
Tata Laksana

Sikap Mental

Kepemimpinan

Sikap mental
Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk selalu dalam
keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah seseorang menjadi sosok yang tinggi budi
ataukah seblikinya menjadi orang yang jahat dan culas. Itu sebabnya pembinaan sikap mental
menjadi unsur terpenting dalam dunia kewirawastaan. Selain menghadirkan sifat-sifat baik
alamiah seperti kejujuran dan ketulusan, sikap mental mencakup juga segi-segi positif dalam
hal motivasi dan proaktivitas.
Orang yang bersikap mental baik akan selalu bekerja rajin tanpa harus diperintah, dan
konsisten tanpa harus diawasi. Mereka juga selalu berinisiatif melakukan hal-hal positif dan
selalu mempunyai motivasi kuat serta semangat yang mengebu-gebu dalam mencapai citacita.
Sikap mental juga amat menentukan keberhasilan seseorang. Harvard, sebuah intitusi
di Amerika menyatakan bahwa keberhasilan orang-orang sukses di dunia ini, ternyata lebih
banyak ditentukan oleh sikap mentalnya dibandingkan dengan peranan kemampuan teknis
yang dimiliki. Dengan angka perbandingan adalah 85% sikap mental, 15 % kemampuan
teknis.

55

Akan tetapi ironisnya, komposisi materi pendidikan yang diterapkan disekolahsekolah menunjukan perbandingan yang sebaliknya yaitu 90 % pelajaran teknis dan 10%
sikap mental. Sehingga pantaslah kalau banyak didapati manusia yang berpikir negatif
dibanding orang yang berpikir positif, antusias dan percaya diri.

Kepemimpinan
Kepemimpinan yang dimaksud disini adalah kepemimpinan sebagai nilai atau
kualitas, bukan pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia. Mungkin akn lebih
tepat kalau disebut sebagai kepeloporan sedangkan pemimpin adalah orang yang
menunjukan arah. Seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan akan selalu tahu arah yang
harus dimbil. Keputusan-keputusanya mantap dan didasari oleh keyakinan diri disertai datadata dan informasi yang akurat.
Dalam dunia usaha, jiwa kepemimpinan dan kepeloporan ini mutlak diperlukan
karena secara sadar atau tidak seseorang yang berwiraswasta telah menempatkan dirinya
pada posisi pemimpin. Kedudukan tersebut mengharuskannya untuk selalu mampu
mengambil keputusan yang menurut perhitungannya paling baik dan bijaksana. Tidak boleh
ada keraguan atau kebimbangan karena jika itu terjadi maka keputusan yang diambil akan
terlambat dan tidak efektif lagi. Dilain pihak, pengusaha yang tidak memiliki jiwa
kepemimpinan akan condong mengikuti pendapat dari figur yang dominan terhadap dirinya,
sehingga pengusaha tersebut biasanya sulit membawa perusahaannya kearah kemajuan yang
berarti.
Pengusaha yang berpeluang maju secara mantap adalah pengusaha yang memiliki
jiwa kepemimpinan secara menonjol. Ciri-cirinya biasanya keputusan dan sepak terjangnya
sering dianggap tidak lazim/tampil beda..
Tata Laksana
Tata laksana merupakan terjemahan dari kata management, artinya pengelolaan.
Manajemen bukan semata-mata konsumsi para manager di perusahaan-perusahaan tetapi
diperlukan semua orang. Tata laksana merupakan metode atau serangkaian cara dan prosedur
yang berguna untuk menghasilkan efektivitas dan efisiensi setiap pekerjaan agar mendapat
hasil yang baik dalam mutu serta tepat waktu dalam penyerahannya.
Berbeda dengan sikap mental dan kepemimpinan yang termasuk dalam klasifikasi
nilai atau kualitas, maka manajemen merupakan pengetahuan bersifat praktis. Kalau sikap
mental berada di dalam (jiwa), manajemen terdapat di luar, mirip keterampilan teknis atau
keprigelan
Manajemen kegunaannya juga sangat universal, dan semua orang atau organisasi
memerlukan manajemen. Bila manajemen terabaikan, maka sebuah organisasi akan menjadi
kacau dan morat-marit. Perusahaan tanpa manajemen yang baik, bias dipastikan akan
mengalami hambatan besar dalam perkembangannya. Oleh sebab itu, setiap orang yang ingin
memulai usaha harus mewaspadai aspek tata laksana sedini mungkin. Mulailah kegiatan
manajemen seketika pada saat perusahaan baru saja dimulai, sekecil apapun ukurannya.

56

Keterampilan
Lapisan terluar dari struktur prioritas adalah keterampilan. Keterampilan teknis yang
meliputi keterampilan perorangan yang melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
memproduksi sesuatu, baik secara fisik dan non fisik termasuk keterampilan manajerial dan
keterampilan pemasaran jelas merupakan faktor yang amat penting, karena disinilah nantinya
kualitas produk ditentukan tinggi rendahnya.
Banyak pihak berpendapat bahwa dengan berbekal penguasaan keterampilan,
seseorang pasti bisa menjdi enterpreuneur (wiraswastawan) yang berhasil. Namun demikian,
kalau kita mau meneliti lebih jauh ternyata keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya bukan
disebabkan oleh keterampilan semata melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki
si pengusaha. Keterampilan hanyalan sarana, sehingga tidak cukup untuk mengantar orang ke
jenjang kehidupan yang sukses, terutama kehidupan dalam dunia usaha.
Ada tiga hal yang memungkinkan seseorang baik terampil maupun tidak, untuk bisa
tampil sebagai tokoh yang sukses atau orang berkecukupan, yaitu :
1. Memanfaatkan Leadership yang berasal dari diri sendiri
2. Memanfaatkan Leadership orang lain
3. Faktor keberuntungan (luck and hoki)
Semua disiplin ilmu tidak memperhitungkan adanya factor keberuntungan, demikian
juga dengan ilmu kewiraswastaan. Rata-rata orang besar dan tokoh wiraswastaan sejati
mengandalkan sepenuhnya pada jiwa kepeloporan yang dimiliki oleh diri sendiri sehingga
mencapai tingkat kemapanan.
Naluri Kewirausahaan
Setiap kegiatan yang mempunyai bobot persaingan, memerlukan ketajaman naluri.
Demikian juga dengan wiraswastaanpengusaha bersaing bukan hanya dengan perusahaanperusahaan pesaing, tetapi juga dengan keadaan dan situasi-situasi tertentu seperti moneter,
ekonomi, politik perubahan kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Untuk dapat mengantisipasi
setiap perkembangan jyang mungkin terjadi, seorang wiraswastaan perlu melatih naluri
kewirausahaannya, agar selalu siap menghadapi hal apapun dan tetap bertahan hidup.
Inti Wiraswasta
Fungsi manusia akan tumbuh sempurna bila pembinaan dilaksanakan menuruti 4
tahap prioritas yaitu sikap mental, kepemimpinan, tata laksana serta keterampilan.
Sebaliknya, ketidaksempurnaan dan kerusakan atau kehilangan dari salah satu unsure
tersebut, akan mengakibatkan hal-hal negative pada manusia yang bersangkutan, bahkan bias
fatal.
Empat lapis prioritas diatas sebenarnya dapat disederhanakan menjadi hanya 2 (dua)
kelompok, karena pada dasaranya dua yang pertama dan dua yang terakhir berasal dari
rumpun yang sama. Pengelompokan itu terdiri dari :
1. Kelompok Sikap Mental yang mencakup lapisan sikap mental itu sendiri dan unsure
kepemimpinan atau Leadership dan
2. Kelompok Ilmu Pengetahuan, yang terdiri dari lapisan manajemen dan keterampilan.

57

MATERI PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah
Kode/SKS
Mata Kuliah Prasyarat
Semester
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan

Waktu & Pertemuan Ke


Dosen/Asisten

: Kewirausahaan
:
/2 sks
::
: Definisi Sukses & Peluang Usaha
: - Peluang dan resiko usaha
- Faktor Keberhasilan dan kegagalan usaha
- Pemanfaatan peluang secara kreatif
: 4
: Ayu Noviani Hanum

__________________________________________________________________
DEFINISI SUKSES
Sukses sering diidentikan dengan uang. Makin banyak jumlah uang yang
dikumpulkan, maka makin sukses seseorang dalam hidup. Demikian anggapan sementara
orang. Dan tidak sedikit mereka yang hidup berlimpah denganuang, malah frustasi dalam
hiduppnya?
Banyak fakta yang mengindikasikan bahwa kemakmuran secara materi
ataubanyaknya uang yang dimiliki bukanjaminan seseorang sukses dalam hidupnya. Banyak
factor-faktor lain yang harusadaguna menunjang sukses dan kebahagiaan hidup.
David Chia, seorang pakar kehidupan dari Dynamic Life, Singapura, menjelaskan
bahwa untuk bias mencapai sukses yang benar-benar sempurna, diperlukan keseimbangan
dalam sedikitnya 6 unsur dalam kehidupan ini.
Karier (Pusat Penghasilan)
Sosial (Pusat Biaya)
Mental (Pusat Biaya)

Spiritual (Pusat Biaya)

Fisik (Pusat Biaya)

Keluarga (Pusat Biaya)

Ke-6 unsur tersebut meliputi sisi-sisi : karier, fisik, mental, keluarga, social serta
spiritual yang digambarkan dalam bentuk sebuah lingkaran yang dinamakan Roda
Penghidupan atau Wheell Of Life. Di dalam lingkaran itu terdapat 6 buah jari-jari yang
menunjukan tingkat kesempurnaan dari masing-masing aspek kehidupan. Hakikat dari roda
penghidupan adalah diperlukannya pembinaan yang seimbang dan proporsional atas ke-6 sisi
penghidupan, sehingga keenam-enamnya akan berperan sebagai satu kesatuan saka guru
yang bersama-sama menunjang kokohnya kebahagiaan hidup seseorang.
58

Kesimpulan ke-1 bahwasannya antara masing-masing aspek kehidupan terdapat


interaksi yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain, dengan demikian untuk dapat
membina semua aspek kehidupan dengan baik yang berlangsung selaras dan harmonis
dengan hukum alam, diperlukan niat, perilaku dan tanggung jawab yang baik yaitu sikap
mental dan attitude.
Dalam jari-jari wheel of life terdapat hal-hal yang bersifat khusus dan khas, yang berkaitan
dengan mutu tingkat pembinaan yang diperlukan. Misalnya :
Untuk menjaga kesehatan badan, kita perlu menjaga pola makan, keteraturan hidup serta
berolahraga, memiliki pengetahuan yang cukup tentang gizi, pola hidup sehat serta
pengetahuan kesehatan jasmani.
Untuk membina mental termasuk intelegensia dan intelektualitas, kita perlu belajar
tentang mentalitas serta ilmu-ilmu lain yang terkait
Untuk membina hubungan social yang baik maka perlu mempelajari cara-cara
berkomunikasi yang benar, etika, adapt istidat, respek, dan lain-lain.
Untuk membina aspek spiritual kita perlu tahu dan mendalami ilmu-ilmu agama,
kepercayaan maupun kebatinan serta hakikat hidup.
Untuk membina kelurga diperlukan pengethauan tentang seluk beluk keluarga seperti
merawat anak, psikologi keluarga, kesehatan keluarga, etika suami istri dn lain
sebagainya.
Karier adalah aspek yang paling gamblang. Jelas diperlukan tindakan nyata bahwa untuk bias
meniti karier sampai puncak perlu didukung ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
profesi masing-masing. Dapat diambil kesimpulan ke-2 bahwa untuk dapat membina semua
aspek kehidupan kita sebagai manusia, diperlukan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
masing-masing aspek terkait.
Bila kesimpulan ke 1 dan ke 2 digabungkan maka diperlukan dua kelompok kualitas bagi
manusia yang ingin mencapai kesempurnaan hidup yaitu :
Sikap mental dengan elemen-elemen attitude dan leadership, dan
Ilmu pengetahuan dengan komponen tata laksana dan ilmu pengetahuan.
Dengan demikian terdapat kesesuaian antara pola prioritas ilmu kewiraswastaan dengan
pengertian pandangan hidup seorang wiraswastawan sejati melalui pola 6 aspek penghidupan
sebagaimana yang dijelaskan oleh David Chia.
MENGENAL PELUANG USAHA
A. Peluang dan Resiko Usaha
Untuk menggali dan memanfaatkan peluang usaha atau bisnis, seorang wirausahawan
berpikir secara positif dan kreatif, diantaranya :
a. Harus percaya diri dan yakin bahwa usaha ini dapat dilaksanakan
b. Harus menerima gagasan baru
c. Harus bertanya kepada diri sendiri
d. Harus mendengarkan saran-saran orang lain.
e. Harus mempunyai etos kerja yang baik
59

f. Pandai berkomunikasi.
Dengan tersedianyainformasi intern dan ekstern, maka wirausahawan dapat mengetahui :
a. Di mana ada peluang (opportunity)
b. Apa saja yang akan mengancam dunia (threat)
c. Adakah kekuatan (sterngth) yang mendukung usaha
d. Adakah kelemahan (weakness) yang membatasi atau menghambat kemampuan.
Ada beberapa resiko yang mungkin terjadi dalam usaha, diantaranya :
1. Perubahan permintaan
2. Perubahan konjungtor
3. Persaingan
4. Akibat lain
B. Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Usaha
1. Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha yang dipengaruhi oleh beberapa hal :
a. Percaya dan yakin bahwa usaha dapat dilaksanakan
b. Menerima gagasan baru di dalam dunia usaha
c. Instropeksi diri
d. Mendengarkan sran-saran orang lain
e. Bersemangat dan bergaul.
No Karakteristik Profil
1
Percaya diri
2

Pemecahan masalah

Berprestasi tinggi

Pengambilan resiko

Ikatan emosi

Pencari status

Tingkat energi tinggi

Ciri Wirausahawan Sukses yang Menonjol


Mengendalikan tingkat percaya dirinya tinggi dalam
mencapai sukses
Cepat mengenali dan memecahkan masalah yang
dapat menghalangi kemampuan tujuannya
Bekerja keras dan bekerja sama dengan para ahli
untuk meperoleh prestasi
Tidak takut mengambil resiko, tetapi akan
menghindari resiko tinggi jika dimungkinkan
Tidak akan memperbolehkan hubungan emosional
yang menggangu suksesnya usaha
Tidak akan memperboilehkan hubungan emosional
yang mengganggu misi suksesnya usahanya
Berdedikasi tinggi dan bekerja tanpa berhitung
waktu untuk membangun usahanya

2. Kegagalan Usaha
No
Karakteristik Kegagalan
1
Dedikasi
2

Pengendalian usaha atau bisnis

Pengamatan manajemen

Ciri Kegagalan Kewirausahaan


Meremehkan waktu dan dedikasi dalam
memulai usaha
Gagal mengendalikan aspek utama usaha atau
bisnis
Pemahaman
umum
terhadap
disiplin
manajemen rata-rata kurang
60

Pengelolaan piutang

5
6
7
8

Memperluas usaha berlebihan


Perencanaan keuangan
Lokasi usaha
Pembelanjaan besar

Menimbulkan masalah arus kas buruk mereka


dengan kurangnya perhatian akan piutang
Memulai perluasan usaha yang belum siap
Meremehkan kebutuhan usaha
Lokasi yang buruk
Menimbulkan pengeluaran awal yang tinggi

C. Pemanfaatan Peluang Secara Kreatif dan Inovatif


Terdapat beberapa peluang usaha yang bisa dimanfaatkan secara kreatif dan mampu
menghasilkan nilai tambah, antara lain sebagai berikut :
1. Memanfaatkan barang bekas
2. Memanfaatkan barang yang tersedia atau disediakan oleh alam
3. Memanfaatkan kejadian atau peristiwa yang ada disekitar
Dalam proses penerapan kemampuan berinovasi, menurut Kuratko (1995) ada empat
inovasi yang bisa dikembangkan, yaitu sebagai berikut :
1. Invensi (penemuan)
2. Ekstensi (pengembangan)
3. Duplikasi (penggandaan)
4. Sintetis

jenis

D. Pengembangan Ide Kreatif dan Inovatif


Kreatif merupakan cara berpikir yang mwnghasilkan metode baru, konsep baru, pengertian
baru, perencanaan baru dan seni baru. Ciri orang kreatif diantaranya :
1. Fleksibel dan tidak kaku
2. Tidak konvensional
3. Eksentrik
4. Bersemangat
5. Bebas dari aturan tertentu
6. Berpusat pada diri sendiri
7. Bekerja keras
8. Berdedikasi tinggi
9. Intelegen

61

MATERI PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah
Kode/SKS
Mata Kuliah Prasyarat: Semester
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan

Waktu & Pertemuan Ke


Dosen

: Kewirausahaan
:
/2 sks
:
: Mempelajari medan usaha
: o Komitmen
Kesenjangan
Pribumi dan non pribumi
: 5
: Ayu Noviani Hanum

__________________________________________________________________
Mempelajari Medan Usaha
Jika Seorang pengusaha memutuskan untuk terjun ke salah satu bidang usaha, maka
terlebih dahulu ia perlu melakukan penjajakan dari yang mulai makro seperti situasi
ekonomi, pembagian sector dan segmen pasar , budaya bisnis dikalangan pengusaha sampai
pada yang mikro seperti perilaku calom konsumen, tata cara dan prosedur kerja mereka
bahkan kebiasan yang sudah baku yang dipatuhi oleh semua pelaku bisnis.

Komitmen
Komitmen merupakan satu hal dasar yang penting dalam kewiraswastaan. Setiap
kandidat wirausahawan, harus mempunyai komitmen penuh atau kebulatan tekad yang
mantap pada bidang pilihannya. jika tidak memiliki kebulatan tekad maka hal demikian
akan membawa dampak tidak efektifnya misi kewiraswastaan itu sendiri. Selain itu
kesungguhan mutlak diperlukan, kalau tidak, kewiraswastaan itu akan menjadi symbol
dari suatu kegiatan yang tidak menghasilkan apa-apa.
Hasil berwiraswasta yang maksimal hanya bias diperoleh bila sipengusaha benar-benar
serius menjalankan perusahaan, dan teguh dalam pendiriannya. Selain berkonsentrasi
penuh pada aktivitas usaha, sedapat mungkin ia juga harus dapat mematikan mata dan
telinga dari godaan-godaan berupa provokasi atau terror. Pada hakikatnya hanya orang
dengan sikap mental yang baik maka akan mampu menunjukan komitmen yang baik
pula.
Komitmen merupakan factor yang amat diperlukan untuk bias menjadikan seseorang
menjadi tokoh sukses. Bersama-sama dengan leadership, komitmen membentuk figure
manusia berkemauan keras, yang juga tidak akan terpengaruh oleh kondisi enak yang
diperlihatkan oleh orang lain. Namun demikian, komitmen tidak boleh diartikan secara
kaku. Seseorang yang sudah berikrar untuk menjadi pengusaha, tidak berarti ia tidak
boleh mengawali prestasi kewiraswastaannya itu dengan jalan bekerja terlebih dahulu.
Sebab, dengan bekerja ia bias mengumpulkan uang guna dipakai sebagai modal.

Kesenjangan
Pada masa permulaan orde baru, prioritas pembenahan Negara adalah menata kembali
kondisi ekonomi dengan cara mengundang modal asing untuk masuk di Indonesia. Usaha
62

ini ternyata tidak mudah, untuk beberapa waktu lamanya, kebimbangan investor luar
negeri menjadi kendala serius dikarenakan tidak ada jaminan bahwa investasi mereka itu
akan aman. Namun karena kegigihan Pemerintah mempromosikan tentang jaminan
kestabilitasan poitik dalam negeri, maka investorpun mulai meningkat.
Seiring dengan perkembangan ekonomi Negara, para pelaku bisnis yang merupakan
kelompok bermodal dan sudah terbiasa bertindak cepat, tanggap terhadap segala gejala
dan keadaan, bekerja keras serta sadar terhadap perkembangan zaman dan teknologi.
Mendapat angin segar dari pemerintah, tapi tidak untuk semua lapisan masyarakat siap
dan menyadari perubahan, sehingga membawa dampak dikemudian hari yaitu
kesenjangan baik ekonomi dan social.

Pribumi dan Non Pribumi


Dalam ilmu kewiraswastaan topic pribumi dan non-pribumi tidak disoroti dari segi
politiknya melainkan dari ilmu pengetahuan kewiraswastaan. Isu pri dan non-pri juga
akan disoroti dari segi sosio-kultural, yaitu mempelajari segala cirri budaya (terutama
budaya kerja), pandangan hidup, falsafah, tradisi kemasyarakatan serta segi-segi spriritual
dari suatu kelompok etnis tertentu.

63

MATERI PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah
Kode/SKS
Mata Kuliah Prasyarat
Semester
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Waktu & Pertemuan Ke
Dosen/Asisten

: Kewirausahaan
:
/2 sks
::
: Mempelajari medan usaha
: o Pembagian pasar
Mendirikan perusahaan1
: 6&7
: Ayu Noviani Hanum

__________________________________________________________________

PEMBAGIAN PASAR
Pasar merupakan lingkungan jual beli yang terbentuk dari kelompok-kelompok konsumen
tertentu. Secara umum, praktis ada tiga jenis pasar yang bias kita pilih untuk berbisnis :
Pasar Pemerintahan
Pasar pemerintah adalah suatu lingkungan jual beli yang prosfeknya terdiri dari instansiinstansi pemerintah, antara lain departemen-departemen, lembaga-lembaga dan nondepartemen, lembaga penelitian, pemerintah daerahserta angkatan bersenjata. Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), tidak kita kelompokan disini, karena melihat dari cara kerjanya
BUMN lebih mirip dengan perusahaan swasta.
Hampir semua prospek pada pasar pemerintah yang berupa lembaga-lembaga non-profit,
sebagaimana tersebut diatas, sepenuhnya mengandal pada dana yang diberikan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN yang disalurkan melalui
Departemen Keuangan.
Pengusaha bias menjadi rekanan dari instansi pemerintah untuk mendapatkan order atau
pekerjaan. Pada beberapa instansi yang dianggap mempunyai posisi strategis secara politis,
pengusaha bahkan diharuskan mengikuti semacam saringan yang disebut Litsus (
Penelitian Khusus), sebelum dapat dimasukan sebagai rekanan yang terdaftar. Status
bidang usaha yang umum untuk menjadi rekanan instansi pemerintah antara lain
pemborong (kontraktor utama), pemasok (supplier, leveransir), konsultan, biro teknik
(untuk pekerjaan pemeliharaan peralatan), dan beberapa jenis lainnya.
Untuk berusaha dalam dasar pemerintah, sebagaimana terjadi di pasar mana pun,
keunggulan mutu produk akan sangat menentukan, di samping teknik pendekatan yang
benar. Setiap masa, cara pendekatan pasar selalu berubah tergantung dari banyak hal yang
mempengaruhi, seperti situasi politik, pergeseran nilai-nilai moral masyarakat, dan lain
sebagainya.
Pasar Swasta
Pasar swasta adalah sebuah lingkungan jual beli yang prospeknya terdiri dari badan-badan
usaha milik swasta, badan usaha milik Negara yang mekanisme kerjanya mirip badan
64

swasta, serta organisasi-organisasi lain yang bekerja secara independen, di luar tata cara
dan prosedur yang dikendalikan langsung oleh pemerintah.
Berbeda dengan pasar pemerintah, pasar swasta kebanyakan terdiri dari organisasiorganisasi yang mencari laba (Profit Centre), perusahaan-perusahaan biaanya bekerja
seefisien mungkin, tata cara dan prosedur transaksi bisnis diatur sedemikian, sehingga
praktis, tidak bertele-tele atau birokratis, dan menghemat waktu.
Seperti pasar pemerintah, pasar swasta bias menyerap kegiatan wiraswastaan yang
berstatus sebagai pemasok, konsultan, pemborong, kontraktor, dan lain-lain. Selain itu
untuk bias unggul berusaha di pasar swasta, factor utama yang menentukan adalah
tingginya mutu produk yang ditawarkan serta teknik pendekatan yang baik.
Pasar Masyarakat Umum
Pasar masyarakat umum, atau pasar konsumen, merupakan pasar yang paling luas
jangkauannya, baik secara geografis maupun secara klasifikasi segmen paar. Hamper
semua komoditi kebutuhan manusia dari segala tingkat status social tertampung pada pasar
ini. Pendekatan bisnis yang lebih menetukan disini adalah soal selera dan daya beli setiap
lapisan masyarakat. Pasar jenis ini lebih menggantungkan diri pada persaingan bebas. Kiat
promosi yang bias menciptakan merek (brand image) memastikan produk bersangkutan
menjadi popular dan digemari.
Karena pada pasar ini lebih dominan factor persaingan bebasnya, maka relative factorfaktor mafia-isme, surat sakti dan sebagainya, akan lebih kecil pengaruhnya dibanding
pada pasar pemerintahan ataupun swasta. Peluang yang tersedia juga boleh dikata tidak
terbatas, sehingga para wiraswastawan akan mempunyai kesempatan sebebas-bebasnya
dalam mencari terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi baru.

LANGKAH YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEMBUKA SEBUAH USAHA


Membuka usaha sendiri dapat menjadi suatu peluang bagi Anda untuk menghasilkan uang.
Apabila Anda tertarik membuka usaha sendiri, berikut tips langkah-langkah yang harus
dilakukan sebelum membuka usaha sendiri.
Saat ini, banyak orang-orang yang semakin sulit untuk mendapat pekerjaan, apalagi bagi
orang-orang yang tidak memiliki keahlian khusus. Membuka usaha sendiri dapat menjadi
suatu peluang bagi Anda untuk menghasilkan uang.
Memang tidak dapat dipungkiri, usaha sendiri terdengar sangat mengiurkan, menjadi boss
untuk diri sendiri, waktu kerja bisa lebih fleksible, dan keuntungan yang didapat apabila
usaha tersebut sukses tergolong besar. Akan tetapi, resiko yang dihadapi pun jadi jauh lebih
besar dibanding menjadi karyawan perusahaan.
Apabila Anda tertarik membuka usaha sendiri, Berikut tips langkah-langkah yang harus
dilakukan sebelum membuka usaha sendiri :
a. Menganalisis jenis usaha terkait

65

Anda harus memastikan bahwa usaha yang Anda dirikan adalah jenis usaha yang Anda
minati. Hal itu akan lebih baik apabila ditunjang dengan keahlian dan pengalaman Anda di
jenis usaha tersebut. Lakukan analisis Break Event Point untuk menentukan potensi yang ada
dalam jenis usaha Anda. Setelah itu jabarkan rencana usaha Anda secara detail (Sales
forecast, analisa arus kas,etc). Setelah itu susun rencana pemasaran yang akan Anda lakukan
untuk memasarkan usaha Anda tersebut.

b. Rencanakan Bisnis Anda dengan menyusun konsep yang sesuai


Jika Anda akan mencari pendanaan dari luar, rencana usaha/business plan proposal adalah
sebuah kebutuhan. Jika Anda akan membiayai usaha itu sendiri, rencana usaha juga akan
membantu Anda mengetahui berapa banyak uang yang Anda akan butuhkan untuk memulai,
apa yang perlu untuk dilakukan kapan, dan di mana Anda tuju
.
c. Siapkan Modal
Modal merupakan faktor penting dalam memulai usaha sendiri. Banyak orang ingin
memulai usaha, namun tak mempunyai modal sehingga tidak jalan. Modal dapat dihasilkan
dari : modal sendiri dari hasil menabung, mencari modal dari investor, atau meminjan uang
dari bank, dan sistem partnership. Selain modal awal, Anda juga harus memiliki minimal
tiga bulan dari anggaran keluarga Anda dalam bank. Anda juga dapat memulai bisnis tanpa
modal dengan menjadi reseller (pengecer) dari suatu produk atau barang
d. Jadikanlah usaha Anda sebagai usaha yang Legal dan diakui hukum
Tentukan struktur hukum untuk usaha Anda
Pilih nama yang baik bagi usaha Anda
Daftarkan nama usaha Anda kepada Ditjen HKI sebagai merek dagang resmi dan sah di
mata hokum
Siapkan dokumen-dokumen organisasi
Uruslah surat-surat perijinan usaha, seperti Akta Pendirian perusahaan, Nama
Perusahaan, Hak atas nama perusahaan, Pengakuan dan pengesahan
e. Perluas Networking Anda
Networking dapat menjadi landasan untuk kelangsungan usaha Anda. Anda dapat bergabung
dengan komunitas yang terkait dengan jenis usaha Anda. Hal ini dapat Anda lakukan
sebelum Anda memulai usaha sendiri, sehingga pada saat Anda mulai memasarkan
produk/jasa yang Anda tawarkan, Anda telah memiliki networking yang luas.

MENDIRIKAN PERUSAHAAN
1. Perizinan Usaha
Pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor
1458/KP/XII/1984, tanggal 19 Desember 1984, dalam rangka memperlancar dan
mempermudah perizinan sebagai berikut :
66

a. Izin Prinsip
b. Izin pembangunan tanah
c. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
d. Izin gangguan/Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
e. Suirat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
f. Wajib daftar perusahaan
2. Akta Pendirian
Dalam akta pendirian perusahaan yang dibuat di depan notaris, antara lain tercantum
dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Tanggal pendirian perusahaan
b. Bentuk dan nama perusahaan
c. Nama para pendiri
d. Alamat tempat usaha
e. Tujuan pendirian usaha
f. Besarnya modal usaha
g. Kepengurusan
h. Tahun buku dsb.
3. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Syarat-syarat permohonan SITU adalah :
a. Fotokopi akta pendirian perusahaan
b. Denah tempat kedudukan usaha
c. Surat persetujuan dari tetangga yang diketahui oleh RT,.RW, lurah dan camat.
d. Fotokopi KTP
e. Surat bukti pelunasan PBB
Berikut ini adalah contoh
1. Surat Izin Usaha Perdagangan Besar (SIUP Besar)
2. Surat Izin Usaha Perdagangan Kecil (SIUP Kecil)
3. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
4. Tanda Daftar Perusahaan (TDO)

67

68

69

70

71

Lampiran 5.
Dokumentasi Kegiatan Penelitian

72

Penyebaran kuesioner di Komunitas Jaringan Rumah Usaha

Penyebaran kuesioner di acara Expo Usaha Mahasiswa UNISBANK

73

Penyebaran kuesioner di acara Expo Mahasiswa

Penyebaran kuesioner

74

Penyebaran kuesioner di UKM Kewirausahaan dan HIPMI PT POLINES

Penyebaran kuesioner di UKM Kewirausahaan dan HIPMI PT POLINES

75

Studi Banding Sebelum Pembentukan HIPMI PT ke HIPMI PT.UNISBANK

Peresmian Pembentukan HIPMI PT UNIMUS oleh HIPMI Kota Semarang dan


Rektor UNIMUS

76

Kegiatan SELLING COMPETITION implementasi hasil penelitian dengan


mahasiswa UNIMUS, dalam bentuk kompetisi kreativitas produk yang bisa menjadi
peluang bisnis

Kegiatan SELLING COMPETITION implementasi hasil penelitian dengan mahasiswa


UNIMUS, dalam bentuk kompetisi kreativitas produk yang bisa menjadi peluang bisnis

77

Lampiran 6
1. MoU Antara UNIMUS dan HIPMI Kota Semarang untuk
Pembentukan HIPMI PT UNIMUS
2. Sertifikat sebagai Pemakalah di Seminar Nasional
3. Bukti pengiriman artikel ke Jurnal Nasional Terakreditasi
EKUITAS, STIESIA Surabaya

78

79

80

81

82

Anda mungkin juga menyukai