RINGKASAN
Kata kunsi :
Entrepreneurial Traits, Entrepreneurial Skills dan Intensi Kewirausahaan
PRAKATA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah senantiasa melimpahkan melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayahNya, sehingga penelitian dosen pemula dengan judul Ananalisis Pengaruh
Entrepreneurial Traits dan Entrepreneurial Skills terhadap Intensi Kewirausahaan
Mahasiswa Pelaku Usaha di Kota Semarang. ini telah diselesaikan dengan tingkat
penyelesaian 100%. Penelitian ini merupakan salah satu upaya yang harus dipenuhi
seorang dosen dalam rangka mewujudkan tridharma perguruan tinggi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna,
baik dalam teknik penulisan, cara penguraian masalah maupun dalam pembahasan
secara ilmiah. Semua itu tidak lepas dari kodrat penulis sebagai manusia yang selalu
mempunyai kesalahan dan kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan serta
pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu banyak sekali bantuan moril dan materiil
baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah penulis terima dari berbagai
pihak dalam rangka penyelesaian penelitian ini. Dan melalui kesempatan ini, penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penelitian ini, yang tak mampu penulis sebutkan satu per satu.
Harapan kami bahwa penelitian ini mampu memberikan pemahaman yang baik bagi
dosen, mahasiswa dan masyarakat luas.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
RINGKASAN...................................................................................................
PRAKATA........................................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........
1.2. Perumusan Masalah........... .......,
BAB II. TINJUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori...............................
2.2. Penelitian Terdahulu...............................................................
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hipotesis ..................
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian.....................................................................
3.2. Manfaat Penelitian...................................................................
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1. Jenis dan Sumber Data ..........................................................
4.2. Populasi dan Sampel ..............................................................
4.3. Metodologi Pengumpulan Data..............................................
4.4. Tekhnik Analisis.....................................................................
BAB V. HASIL YANG DICAPAI
5.1 Gambaran Umum Responden..
5.2 Hasil Uji Statistik....
5.3 Pembahasan
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .............................................................................
6.2 Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................
I
Ii
iii
Iv
1
3
4
4
8
9
9
10
10
10
11
14
16
23
25
26
28
31
BAB I
PENDAHULUAN
ada kemungkinan orientasi pendidikan atau kurikulum pendidikan ekonomi dan bisnis
di Indonesia banyak yang tidak diarahkan untuk membentuk wirausaha.
Perguruan Tinggi sepatutnya tidak lagi mengutamakan bagaimana mahasiswa
cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, tetapi harus lebih mengarahkan bagaimana
lulusan mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu diperlukan upaya
peningkatan intensi kewirausahaan di kalangan mahasiswa, karena menurut Fayolle,
Gailly & Lassas-Clerc (2006), intensi kewirausahaan berperan penting untuk
membentuk individu menjadi seorang entrepreneur. Krueger & Carsrud (Indarti dan
Rostiani, 2008;4), Ajzen & Fishbein; Krueger & Casrud (Kautonen & Luoto, 2008:
996) menyatakan bahwa intensi telah menjadi prediktor terbaik bagi perilaku
berwirausaha seseorang. Oleh karena itu menurut Choo & Wong (Indarti dan
Rostiani;2008: 4) intensi dapat dijadikan sebagai pendekatan dasar yang masuk akal
untuk memahami siapa-siapa yang akan menjadi wirausaha.
Intensi kewirausahaan merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan
aktivitas tertentu atau menghasilkan suatu keadaan tertentu dimasa depan. Intensi adalah
motivasi seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu dan menjelaskan seberapa
keras orang tersebut bersedia mencoba dan seberapa banyak waktu dan upaya yang
dilakukan untuk memunculkan suatu perilaku. Intensi adalah merupakan harapanharapan, keinginan-keinginan, ambisi-ambisi, cita-cita, rencana atau sesuatu yang harus
diperjuangkan seseorang dimasa depan. Intensi berkaitan dengan indikasi akan seberapa
susah seseorang mencoba untuk memahami, merencanakan sesuatu dan melakukan
suatu perilaku tertentu (Peters & Shepherd, 2010;38). Terdapat beberapa faktor yang
dapat membentuk intensi seseorang untuk berwirausaha, yaitu entrepreneurial traits,
entrepreunerial skills dan demografi.
Entrepreneurial traits terdiri dari need for achievement (kebutuhan akan
prestasi), self efficacy (kemampuan diri), need for power, risk taking propensity
(kesediaan mengambil resiko), entrepreneurial skills terdiri dari market awareness dan
creativity, serta faktor demografi yang terdiri dari usia, jenis kelamin dan latar belakang
pekerjaan orangtua (Gurbuz & Aykol, 2008; Escan dalam Oosterbeek, Praag &
Ijsselstein, 2008).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
b. Entrepreneurial Traits
Entrepreneurial traits terdiri dari need for achievement (kebutuhan akan prestasi),
self efficacy (kemampuan diri), need for power, risk taking propensity (kesediaan
mengambil resiko).
i. Menurut teori McClelland (1961), need for achievement merupakan orang yang
melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan mendapatkan
prestasi dan pengakuan dari keluarga maupun masyarakat (dalam Kristanto,
2009, p. 14). Hasil penelitian Sengupta dan Denath (1994) dalam penelitiannya
di India menemukan bahwa kebutuhan akan prestasi berpengaruh besar dalam
tingkat kesuksesan seorang wirausaha. Lebih spesifik, kebutuhan akan prestasi
seorang wirausaha, semakin banyak keputusan tepat yang diambil. Entrepreneur
yang memiliki need of achievement adalah pengambil resiko yang moderat dan
menyukai hal-hal yang menyediakan impact yang tepat dan cepat.
ii. Self efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuannya untuk
mengorganisasikan dan melaksanakan serangkaian perilaku yang dibutuhkan
c. Entrepreneurial Skills
entrepreneurial skills terdiri dari market awareness dan creativity, (Gurbuz &
Aykol, 2008; Escan dalam Oosterbeek, Praag & Ijsselstein, 2008).
i. Creativity merupakan kemampuan untuk menerapkan menerapkan pandangan
dari perspektif yang berbeda dan untuk melihat serta mencoba kemungkinankemungkinan yang baru berdasarkan pengamatan terbuka yang ada di dalam
lingkungan sekitar.
ii. Market awareness merupakan kemampuan untuk memperkirakan kebutuhan
pelanggan dan menghubungkannya ke dalam suatu bisnis, di mana mereka
mengetahui apa yang terjadi di pasar, baik dari segi kebutuhan pelanggan
maupun posisi pesaing (dalam Oosterbeek, Praag & Ijsselstein, 2008)
d. Faktor Demografi
Faktor demografi terdiri dari usia dan jenis kelamin dan latar belakang pekerjaan
orangtua (Gurbuz & Aykol, 2008; Escan dalam Oosterbeek, Praag & Ijsselstein,
2008).
10
i. Usia
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinha (1996) di India, menunjukkan bahwa
hamper sebagian besar wirausaha yang sukses adalah mereka yang berusia
relative muda. Hal ini senada dengan Reynolds et al (2000) yang menyatakan
bahwa seseorang berusia 25-44 tahun adalah usia paling aktif untuk
berwirausaha di Negara-negara Barat. Hasil penelitian di Indonesia terhadap
wirausaha warnet, membuktikan bahwa usia wirausaha berkorelasi signifikan
terhadap kesuksesan usaha yang dijalankan (Kristiansen et al, 2003)`
ii. Jenis Kelamin
Pengaruh jender atau jenis kelamin terhadap intensi seseorang menjadi
wirausaha telah banyak di teliti. Mahasiswa laki-laki memiliki intensi yang lebih
kuat dibandingkan mahasiswa perempuan. Mazzarol et al.,(1999) membuktikan
bahwa perempuan cenderung kurang menyukai untuk membuka usaha baru
dibandingkan kaum laki-laki. Kolvereid (1996) menemukan bahwa laki-laki
terbukti memiliki intensi kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan
perempuan. Schiller dan Crawson (1997) menemukan adanya perbedaan yang
signifikan dalam hal kesuksesan usaha dan kesuksesan dalam berwirausaha
antara perempuan dan laki-laki.
iii. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Hubungan orang tua secara umum sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan anak. Pekerjaan orang tua merupakan faktor pembentuk karakter
kewirausahaan seseorang. Orang tua cendrung menginginkan anaknya lebih
sukses dari dirinya. Scott dan Twomey (1988) meneliti beberapa faktor seperti
pengaruh orangtua dan pengalaman kerja yang akan mempengaruhi persepsi
seseorang terhadap suatu usaha dan sikap orang tersebut terhadap keinginannya
untuk menjadi karyawan atau wirausaha. Jika kondisi sosial seseorang pada saat
berusia muda kondusif untuk kewirausahaan dan memiliki pengalaman yang
positif terhadap sebuah usaha, maka dapat dipastikan orang tersebut mempunyai
gambaran yang baik tentang kewirausahaan.
11
Peneliti
1.
2.
3.
4.
Wibowo (2011)
5.
6.
7.
Hasil Penelitian
pendidikan kewirausahaan dan dukungan struktural
dalam bentuk kolaborasi dari semua sektor dalam
masyarakat
mempengaruhi
seseorang
untuk
berwirausaha
Berdasarkan hasil dari penelitian, efikasi diri (self
efficacy)
mempengaruhi
intensi
berwirausaha
mahasiswa Indonesia dan Norwegia, namun kebutuhan
akan prestasi atau need for achievement, umur dan
gender tidak terbukti secara signifikan sebagai prediktor
intensi kewirausahaan
dukungan keluarga merupakan faktor membentuk minat
berwirausaha dan kondisi peluang bisnis sangat
mendukung minat untuk menjadi wirausaha di mana
kodisi peluang bisnis dapat dikategorikan ke dalam
faktor creativity.
bahwa faktor pembelajaran di lingkungan sekolah
memiliki pengaruh paling tinggi terhadap minat
mahasiswa
adanya pengaruh yang kuat antara kreativitas
(creativity) dan intensi kewirausahaan
menyatakan bahwa siswa akan memilih untuk menjadi
pengusaha asalkan ada kebutuhan untuk berprestasi
(need for achievement), latar belakang bisnis keluarga
dan pengaruh subjektif.
persentase para mahasiswa untuk berwirausaha masih
relatif rendah, di mana hanya 26,8% dari mereka yang
berkeinginan untuk menjadi seorang entrepreneur
setelah lulus kuliah dan 29,6% dari mereka memilih
untuk bekerja, 21% memilih untuk bekerja dan bisnis
paruh waktu (part time), 15% melanjutkan studi dan
7,6% menggambarkan niat karirnya secara garis besar
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti intensi kewirausahaan di kalangan
mahasiswa. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini berfokus pada intensi
kewirausahaan yang merupakan niat seorang mahasiswa untuk berwirausaha, sedangkan
pada penelitian sebelumnya ada beberapa yang meneliti minat kewirausahaan yang
12
Entrepreneurial Traits :
1. Need for Achievement (H1)
2. Self Efficacy (H2)
3. Need for Power (H3)
4. Risk Taking Propensity (H4)
Intensi Kewirausahaan
Entrepreneurial Skills :
1. Creativity (H5)
2. Market Awareness (H6)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Hipotesis
H1
H2
H3
H4
H5
H6
13
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.2 Manfaat
1. Membantu program pemerintah untuk meningkatkan jumlah wirausaha di
Indonesia, salah satunya adalah melalui pendidikan kewirausahaan di
universitas.
2. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan manfaat dan masukan kepada
universitas mengenai dampak pendidikan kewirausahaan terhadap intensi
kewirausahaan mahasiswa.
3. Memberi masukan sistem pengajaran kewirausahaan untuk memasukkan unsur
entreprenuerial traits dan entrepreneurial skill
14
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1.
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan dari jawaban para
responden terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Data yang diperlukan
adalah jawaban responden mengenai entrepreneurial traits dan entrepreneurial skills
terhadap intensi kewirausahaan.
Sangat setuju
15
1
4.4.
Teknik Analisis
N
N(d)2 +1
16
handal (reliabel) bila memiliki koefisien Cronbach Alpha lebih dari 0,6
(Nunally, 1978).
(2) Uji validitas konstruk (konstruct validity) digunakan untuk mengukur sah atau
tidaknya suatu kuesioner dalam mengukur suatu konstruk (Imam Ghozali,
2001). Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji homogenitas data
dengan uji korelasional antara skor masing-masing butir dengan skor total.
18
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tabel 5.1
Penerimaan Kuesioner
PTN/PTS/Komunitas
Kuesioner
disebar
Universitas Diponegoro
Politeknik Negeri Semarang
Universitas Muhammadiyah Semarang
Universitas STIKUBANK
Komunitas Moslem Entrepreneur Semarang
(MESEM)
Komunitas Jaringan Rumah Usaha
Jumlah
Sumber : Data diolah (2015)
25
25
25
15
15
Kuesioner
kembali &
lengkap
22
24
23
13
10
%
Kembali
& lengkap
88 %
96 %
92 %
65 %
66,6 %
15
120
10
102
66,6 %
85 %
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
10.
Tabel 5.2
Asal PTN/PTS Responden
Nama PTN/PTS
Keterangan
Universitas Diponegoro
PTN
Politeknik Negeri Semarang
PTN
Universitas Muhammadiyah Semarang
PTS
Universitas STIKUBANK
PTS
Universitas Dian Nuswantoro
PTS
Universitas Islam Sultan Agung
PTS
Universitas PGRI Semarang
PTS
Stikes Panti Wilasa
PTS
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer
PTS
Universitas Semarang
PTS
Total
Jumlah
22
24
23
13
3
4
6
1
3
3
102
%
21,6 %
23,6 %
22,5 %
12,8 %
3%
4%
5,8 %
0,9 %
2,9 %
2,9 %
100 %
19
Tabel 5.4
Sebaran Responden Menurut Lama Usaha
Umur Usaha
Jumlah
Persentase
1 - 6 bulan
31
30,4 %
7 - 12 bulan
33
32,4 %
1 3 tahun
34
33,3 %
> 3 tahun
4
3,9 %
Total
102
100 %
Dari data tersebut dapat disimpulkan umur usaha mayoritas adalah 1-3 tahun
sebanyak 33,3%, yang paling minoritas adalah umur usaha lebih dari 3 tahun sebanyak
3,9 %.
Tabel 5.5
Sebaran Jenis Usaha Responden
No
Jenis Usaha
Jumlah
1
Kuliner
12
2
Fashion
44
3
Pulsa
4
4
Desain grafis
6
5
Pendidikan
4
6
Produsen barang
4
7
Peternakan
1
8
Konstruksi/Properti
2
Persentase
11,8 %
43,1 %
3,9 %
5,9 %
3,9 %
3,9 %
0,98 %
1,96 %
20
9
10
11
12
13
14
15
16
Rosok
Sewa
Fotografi
Laundry
Event Organizer
Make Up
Tour & Travel
Dagang lainnya
Jumlah
Sumber : Data yang diolah (2015)
1
3
3
2
1
1
3
10
102
0,98 %
2,9 %
2,9 %
1,96 %
0,98 %
0,98 %
2,9 %
9,8 %
100 %
Berdasarkan jenis usaha, ada sekitar 16 jenis usaha yang dijalankan oleh para
mahasiswa tersebut. Mayoritas di dominasi dengan usaha konveksi/fashion sebanyak
43,1 % dan usaha kuliner sebanyak 11,8 % dan usaha dagang lainnya sebanyak 9,8%.
Tabel 5.6
Sebaran Responden Menurut Omset
Omset
Jumlah
Persentase
0 > 1 juta
30
29,5 %
1 juta 3 juta
51
50 %
3 juta 5 juta
8
7,8 %
> 5 juta
13
12,7 %
Total
102
100%
Sumber : Data yang diolah (2015)
Mayoritas nilai omset yang diperoleh oleh para mahasiswa tersebut perbulannya adalah
Rp.1.000.000, s/d Rp.3.000.000,- sebanyak 50% dan beromset minmal Rp.1.000.000,/bulannya adalah sebanyak 29,5%.
21
Variabel
X1
X2
Tabel 5.7
Nilai Uji Reabilitas
koefisien
Banyaknya
Cronbach
pertanyaan
Alpha
(instrumen)
3
0,648
3
0,745
Ket
Reliabel
X3
0,769
Reliabe
l
Reliabel
X4
0,845
Reliabel
X5
0,774
Reliabel
X6
0,780
Reliabel
0,789
Reliabel
b. Uji Validitas
Uji validitas konstruk (construct validity) digunakan untuk mengukur sah atau
tidaknya suatu kuesioner dalam mengukur suatu konstruk. Uji validitas pada
penelitian ini dilakukan dengan membandingkan r _hitung (hasil pengurangan antara
Corrected Item dengan Total Correlation) dengan r_tabel. Suatu item pertanyaan
dikatakan VALID jika r_hitung lebih besar dari r_tabel. Dari jumlah sampel 102
22
X1
X2
X3
X4
X5
X6
r_hitung
Ket
Pertanyaan 1
0,447
VALID
Pertanyaan 2
0,446
VALID
Pertanyaan 3
0,501
VALID
Pertanyaan 1
0,545
VALID
Pertanyaan 2
0,576
VALID
Pertanyaan 3
0,594
VALID
Pertanyaan 1
0,601
VALID
Pertanyaan 2
0,662
VALID
Pertanyaan 3
0,610
VALID
Pertanyaan 4
0,423
VALID
Pertanyaan 1
0,657
VALID
Pertanyaan 2
0,756
VALID
Pertanyaan 3
0,710
VALID
Pertanyaan 4
0,612
VALID
Pertanyaan 1
0,509
VALID
Pertanyaan 2
0,681
VALID
Pertanyaan 3
0,656
VALID
Pertanyaan 4
0,534
VALID
Pertanyaan 1
0,499
VALID
Pertanyaan 2
0,717
VALID
Pertanyaan 3
0,653
VALID
Pertanyaan 4
0,507
VALID
Pertanyaan 1
0,691
VALID
23
Pertanyaan 2
0,642
VALID
Pertanyaan 3
0,628
VALID
Factor
(VIF)
nya.
Data
dapat
dikatakan
terbebas
dari
multikolinieritas jika nilai VIF < 10. Dari hasil perhitungan statistik
menggunakan SPSS, diperoleh hasil perhitungan multikolineritas disajikan
seperti tabel dibawah ini.
Tabel 5.9
Nilai Uji Multikolinearitas
Variabel
VIF
(1)
X1
(2)
1,320
X2
1,291
X3
1,065
X4
1,151
X5
1,478
X6
1,530
Dari tabel 4.15 yang berdasarkan hasil output coefficients diketahui bahwa nilai
VIF untuk beberapa variabel independen terhadap varibel kesadaran nilainya antara
1-10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas
dalam model regresi.
24
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dikatakan ada problem
autokorelasi (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi kita
menggunakan nilai Durbin Watson.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : tidak ada autokorelasi
Ha : ada autokorelasi
Berdasarkan hasil output Model Summary diperoleh nilai Durbin Watson =
1,933. Salah satu kriteria pengambilan keputusan Ho tidak ditolak adalah jika du < d
< 6 du. Dimana du diperoleh dari tabel statistik dan nilai 6 adalah jumlah variable
independent. Nilai Durbin Watson dibandingkan dengan nilai table (du) dengan
menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 102 dan jumlah variable
independent 6 sehingga nilai table du = 1.65. Karena du=1.65 < Durbin Watson =
1.933 < 6 1.65, maka dinyatakan bahwa tidak menolak Ho. Jadi dapat disimpulkan
bahwa data tidak terjadi autokorelasi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas
adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependent)
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika titiktitik membentuk pola tertentu
yang teratur seperti
bergelombang, melebar
kemudian menyempit,
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta
titiktitik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Dari hasil
perhitungan
menggunakan SPSS
scatterplot
25
yang hasilnya dapat dilihat pada hasil output SPSS. Proses uji normalitas data dapat
juga dilakukan dengan memperhatikan penyebaran data (titik) P-P Plot of Regresion
Standardized Residual dan didapatkan hasil dari pengolahan komputer .
Dari Grafik normal P-P of Regresion Standardized Residual menunjukkan
bahwa residual dari data memiliki titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa
residual berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
= Intensi Kewirausahaan
Koefisien
(2)
1,516
0,469
-0,039
0,025
-0,034
0,225
0,119
26
Dari tabel
berikut:
= 1,516 + 0,469 X1 0,039X2+0,025 X3 0,034X4+0,225 X5+ 0,119 X6
a.
Hipotesis
Ho :
X2, X3, X4, X5, X6, secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y).
H1 :
3.
Daerah kritis
Ho diterima jika F hitung F(k) (n-k-1)
Ho ditolak jika F hitung F(k) (n-k-1)
Di sini n = banyaknya pengamatan
k = banyaknya variabel bebas
4.
Statistik uji
F0=
Tabel 5.11
Nilai Anova
Sumber
Db
JK
KT
(1)
(2)
(3)
(4)
Regresi
6
22.598
3.766
Galat
95
39.986
0.421
Total
101
62.584
Sumber : Hasil Olahan Data primer, SPSS
F hitung
(5)
8.948
Sig
(6)
0,000
27
Dari tabel diatas yang berdasarkan hasil output Anova didapat nilai F hitung
sebesar 8.948 sedangkan nilai F tabel didapat dari tabel F ( = 0.05) dengan db
regresi = 6 dan db galat = 95. Oleh karena itu nilai Sig = 0,000 < 0,05 = , maka
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak artinya minimal ada satu variabel bebas yang
berpengaruh terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).
b. Uji t (Uji Hipotesis secara Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel
bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6 ) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
Berdasarkan hasil output Coefficients dan tabel t diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 5.12
Uji t (uji hipotesis secara parsial)
Variabel
(1)
X1
Uji t
(2)
3,525
Sig
(3)
0,001
Keterangan
(4)
< 0.05
X2
-0,705
0,483
> 0.05
X3
0,405
0,687
> 0.05
X4
-0,643
0,522
> 0.05
X5
2,375
0,020
< 0.05
X6
1,256
0,212
Sumber : Hasil Olahan Data primer, SPSS
> 0.05
Intensi
Kewirausahaan (Y).
b.2 Self Efficacy (X2)
Perumusan Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Self Efficacy (X2) secara
parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).
H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara Self Efficacy (X2) secara parsial
terhadap Y.
Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel Self Efficacy (X2),
diperoleh nilai thitung = -0,705 dengan signifikansi t sebesar 0.483. Dengan
menggunakan signifikansi = 0.05, maka signifikansi t > (0,05). Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan terima Ho atau tidak ada pengaruh yang
signifikan antara Self Efficacy (X2) secara parsial terhadap Intensi
Kewirausahaan (Y).
Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel Need for Power (X3),
diperoleh nilai thitung = 0,405 dengan signifikansi t sebesar 0.687. Dengan
menggunakan signifikansi = 0.05, maka signifikansi t > (0,05). Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan terima Ho atau tidak ada pengaruh yang
signifikan antara Need for Power (X3) secara parsial terhadap Intensi
Kewirausahaan (Y).
29
30
(Y
31
BAB VII.
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan dengan data yang diperoleh dari hasil kuesioner untuk meneliti pengaruh
entrepreneuriual traits dan entrepreneurial skills terhadap intensi kewirausahaan, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebaran reponden menurut jenis kelamin menunjukkan mayoritas perempuan dengan
jumlah 55,9 % dan laki-laki sebanyak 44,1 %.
2. Dari data tersebut dapat disimpulkan umur usaha mayoritas adalah 1-3 tahun
sebanyak 33,3%, yang paling minoritas adalah umur usaha lebih dari 3 tahun
sebanyak 3,9 %.
3. Berdasarkan jenis usaha, ada sekitar 16 jenis usaha yang dijalankan oleh para
mahasiswa tersebut. Mayoritas di dominasi dengan usaha konveksi/fashion sebanyak
43,1 % dan usaha kuliner.sebanyak 11,8 %.
4. Mayoritas nilai omset yang diperoleh oleh para mahasiswa tersebut perbulannya
adalah Rp.1.000.000,- Rp.3.000.000,-
sebanyak 50
(4) variabel
32
7. Dari dua (2) variabel independen yang mewakili Entrepreneurial Traits, yaitu :
Creativity dan Market Awareness, hanya variabel Creativity saja yang berpengaruh
pada Intensi Kewirausahaan. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hamidi, Wennberg dan Berglund (2008).
33
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. (1986). Social foundation of thought and action: a social cognitive theory.
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.
Brown, U.J., Beale, R.L. & White-Johnson, S. (2011). Perceptions of entrepreneurial
intentions & risk propensity: Self reliance and self efficacy in college students to encourage
knowledge. Review of Business Research, 11(5), 169-177.
Cromie, S., 2000.Assesing Entrepreneurial Inclinations: Some Approaches and Empirical
Evidence.European Journal of Work and Organizational Psychology 9 (1):7-30
Fayolle, A., Gailly B. & Lassas-Clerc, N. (2006). Assessing the impact of entrepreneurship
education programmes: A new methodology. Journal of European Industrial Training,
30(9), 701-720.
Gurbuz, G., & Aykol, S. (2008). Entrepreneurial intentions of young educated public in
Turkey. Journal of Global Strategic Management, 4(1), 47-56.
Hamidi, D.Y., Wennberg, K. & Berglund, H. (2008). Creativity in entrepreneurship
education. Journal of Small Business and Enterprise Development, 15(2), 304-320.
Hassan, R.A. & Wafa, S.A. (n.d). Predictors towards entrepreneurial intention: A malaysian
case study. Asian Journal of Business and Management Sciences, 1(11), 01-10.
Hermina, U.N., Novieyana, S. & Zain, D. (2011). Pengaruh mata kuliah kewirausahaan
terhadap minat mahasiswa menjadi wirausaha. Jurnal Eksos, 7(2), 130-141.
Indarti, N. & Rostiani, R. (2008). Intensi kewirausahaan mahasiswa: Studi perbandingan
antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, 23(4), 1-26.
Indonesia. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
(2012). Entrepreneur selalu siap hadapi perubahan. Retrieved September 4, 2012, from
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=885:menkopukm-entrepeneur-selalu-siap-hadapi-perubahan&catid=50:bind-berita&Itemid=97.
Kolvereid, L.,1996.Prediction of Employment Status Choice Intentions, Entrepreneurship
Theory and Practice 21 (1): 47-57
Kristanto, R.H. (2009). Kewirausahaan (Entrepreneurship): Pendekatan manajemen dan
praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kristiansen, S.B. Furuholt, dan F. Wahid, 2003,Internet Caf Entrepreneurs: Pioneers in
Entrepreneurship and Innovation 4 (4):251-263
34
Latan, H. (2012). Structural equation modeling: Konsep dan aplikasi menggunakan program
LISREL 8.80. Bandung: Alfabeta.
Mazzarol,T.,T.Volery, N.Doss, dan V.Thein, 1999,Factors Influencing Small Business Start
Ups. International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research 5 (2): 48-63
Oosterbeek, H., Praag, M.V. & Ijsselstein, A. (2008). The impact of entrepreneurship,
education on entrepreneurship, competencies and intentions: An evaluation of the junior
achievement student mini-company program. Discussion Paper, No. 3641.
Reynold,P.D.,M.Hay,W.D.Bygrave,S.M.Camp,
dan
E,
Aution,
2000,Global
EntrepreneurshipMonitor: Executive Reports. A Research Reports from Babson College,
Kauffman Center for Entrepreneurial Leadership, and London Business School.
Saravanakumar, M. & Saravanan, S. (2012). Entrepreneurship education shaping
entrepreneurial intention. European Journal of Social Sciences, 33(2), 317-323.
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), 2013
Schiller, B.R., dan P.E.Crewson, 1997. Entrepreneurial Origins: A Longitudinal Inquiry.
Economic Inquiry 35 (3): 523-531.
Scott, M. Dan D.Twomey, 1988.The Long Term Supply of Entrepreneurs: Students Carrier
Aspirations in Relation to Entrepreneurship. Journal of Small Business Management 26 (4):
5-13
Sengupta,S.K. dan S.K. Debnath, 1994.Need for Achievement and Entrepreneurial Success:
A Study of Entrepreneurs in Two Rural Industries in West Bengal. The Journal of
Entrepreneurship 3 (2):191-204
Silvia, 2013. Pengaruh Entrepreneurial Traits dan Entrepreneurial Skills terhadap Intensi
Kewirausahaan pada Mahasiswa Universitas Kristen Petra Agora Vol I, No.I
Sinha, T.N., 1996. Human Factors in Entrepreneurship Effectiveness. Journal of
Entrepreneurship 5 (1):23-29.
Suruji, A. (2010). Me-mandiri-kan anak bangsa. Retrieved September 4, 2012, from
http://cetak.kompas.com/read/2010/01/30/02391820/.me-mandiri-kan..anak.bangsa.
Turker, D. & Selcuk, S.S. (2008). Which factors affect entrepreneurial intention of university
students?. Journal of European Industrial Training, 33(2), 142-159.
Wibowo, M. (2011). Pembelajaran kewirausahaan dan minat wirausaha lulusan SMK.
Eksplanasi, 6(2), 109-122.
35
Xue, F.T., David, Y.K.T. & Liang, C.L. (2011). Factors influencing entrepreneurial intention
among university students. International Journal of Social Sciences and Humanity Studies,
3(1), 487-496.
36
LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
KUESIONER
PENGARUH ENTREPRENEURIAL TRAITS DAN ENTREPRENEURIAL SKILLS
TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA PELAKU USAHA DI
KOTA SEMARANG
DATA RESPONDEN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama Lengkap
Fakultas/Prodi
Universitas
Usia / Jenis Kelamin
Nama Usaha
Jenis Usaha
7.
Umur Usaha
Omset Perbulan
O Perempuan
O Kuliner
O Fashion
O Jasa
O 0 6 bulan
O 7 12 bulan
O 1 3 tahun
O > 3 tahun
O < 1 juta
O 3 juta < x > 5 juta
O Desain
O Pendidikan
37
STS
TS
ATS
AS
SS
STS
TS
ATS
AS
SS
STS
TS
ATS
AS
SS
STS
TS
ATS
AS
SS
STS
TS
ATS
AS
SS
3
Saya mengalami kesulitan dalam memberikan penjelasan
kepada orang lain tentang apa yang sedang saya pikirkan
Need for Power
1 Saya senang membuat keputusan tentang apa yang harus
dikerjakan orang lain
2 Saya selalu membujuk orang lain untuk mengerjakan apa
yang saya ingin mereka kerjakan
3 Saya termasuk orang yang dominan.
4 Orang-orang akan selalu setuju dengan pendapat saya,
walaupun alasan yang saya kemukakan sangat lemah
Risk Taking Propensity
1 Saya menghindari resiko
2 Saya selalu menghindari segala sesuatu yang memberikan
hasil tidak pasti
3 Saya akan selalu memilih situasi yang pasti
4 Saya akan menghilangkan semua resiko, sebelum saya
menginvestasikan uang saya.
ENTREPRENEURIAL SKILLS
No.
Keterangan
Creativity
1 Saya selalu sibuk memikirkan ide-ide bisnis baru
2 Saya suka menemukan produk/jasa baru
Saya seringkali menjumpai kemungkinan-kemungkinan
3 untuk memperbaiki produk/jasa
38
Market Awareness
Saya mengetahui produk dan jasa yang dibutuhkan oleh
1 konsumen
Saya memiliki kemampuan untuk berorientasi kepada pasar
2 (market oriented)
Saya memiliki jaringan dengan banyak orang yang nantinya
3 dapat menjadi konsumen potensial saya
Saya mempunyai banyak referensi mengenai macam4 macam bidang usaha
STS
TS
ATS
AS
SS
INTENSI KEWIRAUSAHAAN
STS
TS
ATS
AS
SS
2
3
39
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
1,516
,969
X1
,469
,133
X2
-,039
X3
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,564
,121
,332
3,525
,001
,758
1,320
,056
-,066
-,705
,483
,774
1,291
,025
,061
,034
,405
,687
,939
1,065
X4
-,034
,052
-,057
-,643
,522
,869
1,151
X5
,225
,095
,237
2,375
,020
,676
1,478
X6
,119
,095
,127
1,256
,212
,653
1,530
a. Dependent Variable: Y
B. UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model
R Square
,601a
,361
Adjusted R
Square
Estimate
,321
,64877
Durbin-Watson
1,933
C. UJI HETEROSKEDASTISITAS
40
D. Uji Normal
UJI HIPOTESIS
Tabel Anova (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
22,598
3,766
Residual
39,986
95
,421
Total
62,584
101
Sig.
,000b
8,948
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X6, X4, X3, X1, X2, X5
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Cons
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1,564
,121
,332
3,525
,001
,758
1,320
,056
-,066
-,705
,483
,774
1,291
,061
,034
,405
,687
,939
1,065
1,516
,969
X1
,469
,133
X2
-,039
X3
,025
tant)
1
Std. Error
41
X4
-,034
,052
-,057
-,643
,522
,869
1,151
X5
,225
,095
,237
2,375
,020
,676
1,478
X6
,119
,095
,127
1,256
,212
,653
1,530
a. Dependent Variable: Y
42
Pengantar Perpajakan
Komputer Akuntansi
Statistik
Kewirausahaan
Lab.Perpajakan
B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan
Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus
Judul Skripsi/Thesis/
Disertasi
Nama Pembimbing
Promotor
S-1
Universitas Islam
Indonesia
Keuangan
1999-2003
The Analysis of BMR,
DER, SPR dan Market
Sze to the Rate of Stock
Return
Dra. Yuni Nustini, M.Si
S-2
Universitas Diponegoro
Sistem Informasi Akuntansi
2008-2011
Evaluasi Penilaian Manajemen Risiko
Perbankan dalam IT Governance
dengan Menggunakan Maturity
Model COBIT 4.1
Prof.H. Arifin, Mcom.Hons,Akt, Ph.D
Drs. P. Basuki HP, MAcc, Akt, MBA
2011
2012
Judul Penelitian
Analisis Pengaruh Latar Belakang
Pendidikan Mahasiswa terhadap
Intensi Kewirausahaan Mahasiswa
(Anggota)
Evaluasi Penilaian Manajemen Risiko
Perbankan dalam IT Governance
Pendanaan
Jml
Sumber
(Juta Rp)
LPPM
UNIMUS
Mandiri
5
43
2015
DIKTI
14
1.
2011
2.
2012
3.
2012
2013
5.
2014
Pendanaan
Jml
Sumber
(Juta Rp)
LPPM
UNIMUS
DIKTI
40
DIKTI
80
DIKTI
100
DIKTI
40
Nama Jurnal
Jurnal Value
Added
Jurnal Maksimum
Volume/
Nomor/
tahun
Volume 3
Nomor 1.
Agustus 2009
Volume 1
Nomor 1. Sep
2010
44
Desember
2012
Prosiding Seminar
Pengembangan
Kewirausahaan
Mahasiswa ISBN
November
2013
Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Seminar Nasional
Ekonomi Perguruan
Tinggi Muhammadiyah
Seminar Nasional
Kewirausahaan
Mahasiswa Universitas
Sebelas Maret (UNS)
Waktu dan
Tempat
Desember 2012
November 2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Dan apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian.
45
Jenis Kelamin
Perempuan
Jabatan Fungsional
Pengajar
NIDN/NIK
0623058801 / K.1026.245
tiani.utami88@gmail.com
Nomor Telepon/HP
085235004282
Alamat
B. Riwayat Pendidikan
Nama
Tinggi
S-1
Perguruan Universitas Airlangga
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus
Matematika
2006-2010
S-2
Institut
Teknologi
November
Sepuluh
Statistika
2011-2013
2013
2014
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber
Estimasi
Kurva
Regresi
Semiparametrik pada Data Longitudinal
Mandiri
Berdasarkan Estimator Polinomial
Lokal
Longitudinal Data Modeling Based on
Platelets Level in DHF (Dengue
Hemorrhagic
Fever)
Using Mandiri
Nonparametric Regression of Local
Polynomial Kernel GEE Approach
Jml (Rp)
2 juta
1,5 juta
Tahun
2014
2014
Pendanaan
Sumber
Jml (Rp)
Mandiri
1,5 juta
1,5 juta
46
Volume/
Nomor/ tahun
Nama Jurnal
Jurnal Statistika
ISSN 2338-3216
Volume 1/ Nomer
1/tahun 2013
Jurnal Statistika
ISSN 2338-3216
Volume 1/ Nomer
2/tahun 2013
No
Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Waktu dan
Tempat
Seminar
Nasional
Laboratorium
MIPA Estimasi
Kurva
Regresi
Tahun 2012 di
1
Terpadu sebagai Pusat Semiparametrik
pada
Data Universitas Negeri
Pengembangan
Longitudinal
Surabaya
Penelitian
Pemodelan
Regresi
Nonparametrik
pada
Data
Tahun 2014 di
Seminar
Nasional
2
Longitudinal
Berdasarkan Universitas PGRI
MASIF
Estimator Polinomial Lokal
Semarang
Kernel
Longitudinal Data Modeling
International Conference
Based on Platelets Level in DHF
on
Biomedical
Tahun 2014 di
(Dengue Hemorrhagic Fever)
3
Engineering
,
Universitas
Using
Nonparametric
Technology
and
Gajamada
Regression of Local Polynomial
Applications
Kernel GEE Approach
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Dan apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian
Semarang, 8 November 2015
BAHAN AJAR
KEWIRAUSAHAAN
Oleh :
Ayu Noviani Hanum, SE, M.Si. Akt.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015
48
MATERI PERKULIAHAN
: Kewirausahaan
:
/2 sks
:
: Kewirausahaan
: - Pengertian Wirausaha
: 1 (satu))
: Ayu Noviani Hanum
_____________________________________________________________________
a.
b.
c.
d.
e.
B Pengertian Wirausaha
Wirausaha merupakan pelaku dari kewirausahaan, yaitu orang yang memiliki kreativitas
dan inovatif sehingga mampu menggali dan menemukan peluang dan mewujudkan menjadi
usaha yang menghasilkan nilai/laba. Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang
menjadi usaha yang menghasilkan disebut proses kewirausahaan. Kegiatan wirausaha adalah
menciptakan barang jasa baru, proses produksi baru, organisasi (manajemen) baru, bahan
baku baru, pasar baru. Hasil-hasil dari kegiatan-kegiatan wirausaha tersebut menciptakan
nilai atau kemampu labaan bagi perusahaan. Kemampulabaan menciptakan nilai tersebut
karena seorang wirausaha memiliki sifat-sifat kretaif dan inovatif.
Peranan Wirausaha :
a. Meningkatkan standar / kualitas hidup manusia.
b. Sebagai motor penggerak dalam pembangunan nasional.
c. Menciptakan lapangan kerja baru yang dapat mengatasi pengangguran.
Karakteristik Wirausaha :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Pekerja keras.
Disiplin.
Mandiri
Realitas
Prestatif (selalu ingin maju)
Komitmen tinggi
Tajam naluri bisnisnya.
Cepat melihat peluang usaha
Kretaif
Ulet dan siap pada tantangan
Ingin mencapai sesuatu.
50
a.
b.
c.
d.
51
kreativitas dan inovasi secara singkat sering dianalaogkan : creativity thinking new things,
innovations = doing new things.
Kreativitas tidak selalu dihasilkan dari sesuatu yang tidak ada sering sekali merupakan
perbaikan dari sesuatu yang telah ada. Sering juga gagasan baru timbul secara kebetulan yang
penting untuk dipahami mengapa kreativitas dan inovasi tersebut merupakan cirri-ciri yang
melekat kepada wirausaha.
Seperti kita ketahui wirausaha merupakan sumber pemikiran kreatif dan inovasi.
Bagaimana alam pikiran seseorang wirausaha sehingga menjadi sumber kreativitas dan
inovasi?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ditinjau dari aspek kreativitas dan inovatif seorang wirausaha sering diidentifikasikan
sebagai orang yang secara sistematis menerapkan kreativitas / gagasan baru. Ada yang
berpendapat bahwa sifat kreativitas adalah sifat bawaan sehingga tidak dapat diajarkan
kepada orang lain yang tidak mempunyai sifat bawaan tersebut. Akan tetapi, kebanyakan
para ahli berpendapat bahwa pada dasarnya setiap orang adalah kreatif artinya setiap orang
dilahirkan membawa potensi sifat-sifat kreativitas, akan tetapi orang menjadi tidak kreatif
karena factor lingkungan dan kesalahan-kesalahan cara berpikir. Kesalahan cara berpikir
yang merupakan belenggu mental untuk berpikir secara kreatif, antara lain :
a. Selalu mempunyai jawaban yang benar, sehingga tidak pernah menganggap bahwa ada
kemungkinan beberapa jawaban yang benar.
b. Memfokuskan berpikir secara logis, tetapi jika terlalu memfokuskan kepada berpikir
logis akan menghambat berpikir kreatif.
c. Mentaati peraturan secara menyeluruh, sehingga mematikan prakarsa-prakarsa.
d. Spesialisasi berlebihan, sehingga tidak mengetahui aspek lasin/bidang lain selain yang
ditekuni.
e. Takut dikatakan tidak kreatif atau bodoh, sehingga tidak berani mengemukakan pendapat.
f. Takut berbuat salah dan gagal.
g. Rasa rendah diri.
Kiat-Kiat Untuk Menjadi Kreatif
Beberapa kiat / kebajikan untuk medorong kreativitas bagi seluruh sumber daya manuasia
dalam organisasi, antara lain :
a. Kreativitas harus dipandang sebagai suatu kebutuhan perusahaan.
b. Mempunyai sikap toleransi terhadap keberhasilan atau kegagalan.
c. Mendorong sikap keingintahuan.
d. Menyikapi masalah sebagai tantangan.
e. Mengadakan pelatihan-pelatihan kreativitas secara teratur.
f. Menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk terlaksananya kegiatan yang kretaif.
52
53
MATERI PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah
Kode/SKS
Mata Kuliah Prasyarat: Semester
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
: Kewirausahaan
:
/2 sks
:
: Situasi Usaha dan Peluang Usaha di Indonesia
: - Situasi di Indonesia
- Pola dasar kewirausahaan
- Sikap Mental Wirausaha
: 2 &3
: Ayu Noviani Hanum
tanpa ilmu adalah kelemahan. Dua aspek ini harus hadir salling isi mengisi, karena jika
terjadi absen pada salah satunya, maka akan berdampak buruk.
Struktur prioritas kewiraswastaan terdiri dari 4 (empat) lapisan. Lapisan terdalam
merupakan inti (core), sedangkan 3 lapisan berikutnya merupakan pendukung yang ideal
untuk mencapai kesempurnaan prestasi. Struktur ini berlaku universal, tidak hanya bagi
mereka yang berkarir dijalur wiraswasta. Para pejabat, karyawan, buruh, kaum-kaum
profesional, dan siapapun seyogyanya memiliki pola dasar ini.
Struktur nilai kewiraswastaan dimaksud terdiri dari elemen-elemen :
1. Sikap Mental (attitude)
2. Kepemimpinan atau kepeloporan (leadership)
3. Ketatalaksanaan (management)
4. Keterampilan (skill)
Ketrampilan
Tata Laksana
Sikap Mental
Kepemimpinan
Sikap mental
Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk selalu dalam
keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah seseorang menjadi sosok yang tinggi budi
ataukah seblikinya menjadi orang yang jahat dan culas. Itu sebabnya pembinaan sikap mental
menjadi unsur terpenting dalam dunia kewirawastaan. Selain menghadirkan sifat-sifat baik
alamiah seperti kejujuran dan ketulusan, sikap mental mencakup juga segi-segi positif dalam
hal motivasi dan proaktivitas.
Orang yang bersikap mental baik akan selalu bekerja rajin tanpa harus diperintah, dan
konsisten tanpa harus diawasi. Mereka juga selalu berinisiatif melakukan hal-hal positif dan
selalu mempunyai motivasi kuat serta semangat yang mengebu-gebu dalam mencapai citacita.
Sikap mental juga amat menentukan keberhasilan seseorang. Harvard, sebuah intitusi
di Amerika menyatakan bahwa keberhasilan orang-orang sukses di dunia ini, ternyata lebih
banyak ditentukan oleh sikap mentalnya dibandingkan dengan peranan kemampuan teknis
yang dimiliki. Dengan angka perbandingan adalah 85% sikap mental, 15 % kemampuan
teknis.
55
Akan tetapi ironisnya, komposisi materi pendidikan yang diterapkan disekolahsekolah menunjukan perbandingan yang sebaliknya yaitu 90 % pelajaran teknis dan 10%
sikap mental. Sehingga pantaslah kalau banyak didapati manusia yang berpikir negatif
dibanding orang yang berpikir positif, antusias dan percaya diri.
Kepemimpinan
Kepemimpinan yang dimaksud disini adalah kepemimpinan sebagai nilai atau
kualitas, bukan pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia. Mungkin akn lebih
tepat kalau disebut sebagai kepeloporan sedangkan pemimpin adalah orang yang
menunjukan arah. Seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan akan selalu tahu arah yang
harus dimbil. Keputusan-keputusanya mantap dan didasari oleh keyakinan diri disertai datadata dan informasi yang akurat.
Dalam dunia usaha, jiwa kepemimpinan dan kepeloporan ini mutlak diperlukan
karena secara sadar atau tidak seseorang yang berwiraswasta telah menempatkan dirinya
pada posisi pemimpin. Kedudukan tersebut mengharuskannya untuk selalu mampu
mengambil keputusan yang menurut perhitungannya paling baik dan bijaksana. Tidak boleh
ada keraguan atau kebimbangan karena jika itu terjadi maka keputusan yang diambil akan
terlambat dan tidak efektif lagi. Dilain pihak, pengusaha yang tidak memiliki jiwa
kepemimpinan akan condong mengikuti pendapat dari figur yang dominan terhadap dirinya,
sehingga pengusaha tersebut biasanya sulit membawa perusahaannya kearah kemajuan yang
berarti.
Pengusaha yang berpeluang maju secara mantap adalah pengusaha yang memiliki
jiwa kepemimpinan secara menonjol. Ciri-cirinya biasanya keputusan dan sepak terjangnya
sering dianggap tidak lazim/tampil beda..
Tata Laksana
Tata laksana merupakan terjemahan dari kata management, artinya pengelolaan.
Manajemen bukan semata-mata konsumsi para manager di perusahaan-perusahaan tetapi
diperlukan semua orang. Tata laksana merupakan metode atau serangkaian cara dan prosedur
yang berguna untuk menghasilkan efektivitas dan efisiensi setiap pekerjaan agar mendapat
hasil yang baik dalam mutu serta tepat waktu dalam penyerahannya.
Berbeda dengan sikap mental dan kepemimpinan yang termasuk dalam klasifikasi
nilai atau kualitas, maka manajemen merupakan pengetahuan bersifat praktis. Kalau sikap
mental berada di dalam (jiwa), manajemen terdapat di luar, mirip keterampilan teknis atau
keprigelan
Manajemen kegunaannya juga sangat universal, dan semua orang atau organisasi
memerlukan manajemen. Bila manajemen terabaikan, maka sebuah organisasi akan menjadi
kacau dan morat-marit. Perusahaan tanpa manajemen yang baik, bias dipastikan akan
mengalami hambatan besar dalam perkembangannya. Oleh sebab itu, setiap orang yang ingin
memulai usaha harus mewaspadai aspek tata laksana sedini mungkin. Mulailah kegiatan
manajemen seketika pada saat perusahaan baru saja dimulai, sekecil apapun ukurannya.
56
Keterampilan
Lapisan terluar dari struktur prioritas adalah keterampilan. Keterampilan teknis yang
meliputi keterampilan perorangan yang melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
memproduksi sesuatu, baik secara fisik dan non fisik termasuk keterampilan manajerial dan
keterampilan pemasaran jelas merupakan faktor yang amat penting, karena disinilah nantinya
kualitas produk ditentukan tinggi rendahnya.
Banyak pihak berpendapat bahwa dengan berbekal penguasaan keterampilan,
seseorang pasti bisa menjdi enterpreuneur (wiraswastawan) yang berhasil. Namun demikian,
kalau kita mau meneliti lebih jauh ternyata keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya bukan
disebabkan oleh keterampilan semata melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki
si pengusaha. Keterampilan hanyalan sarana, sehingga tidak cukup untuk mengantar orang ke
jenjang kehidupan yang sukses, terutama kehidupan dalam dunia usaha.
Ada tiga hal yang memungkinkan seseorang baik terampil maupun tidak, untuk bisa
tampil sebagai tokoh yang sukses atau orang berkecukupan, yaitu :
1. Memanfaatkan Leadership yang berasal dari diri sendiri
2. Memanfaatkan Leadership orang lain
3. Faktor keberuntungan (luck and hoki)
Semua disiplin ilmu tidak memperhitungkan adanya factor keberuntungan, demikian
juga dengan ilmu kewiraswastaan. Rata-rata orang besar dan tokoh wiraswastaan sejati
mengandalkan sepenuhnya pada jiwa kepeloporan yang dimiliki oleh diri sendiri sehingga
mencapai tingkat kemapanan.
Naluri Kewirausahaan
Setiap kegiatan yang mempunyai bobot persaingan, memerlukan ketajaman naluri.
Demikian juga dengan wiraswastaanpengusaha bersaing bukan hanya dengan perusahaanperusahaan pesaing, tetapi juga dengan keadaan dan situasi-situasi tertentu seperti moneter,
ekonomi, politik perubahan kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Untuk dapat mengantisipasi
setiap perkembangan jyang mungkin terjadi, seorang wiraswastaan perlu melatih naluri
kewirausahaannya, agar selalu siap menghadapi hal apapun dan tetap bertahan hidup.
Inti Wiraswasta
Fungsi manusia akan tumbuh sempurna bila pembinaan dilaksanakan menuruti 4
tahap prioritas yaitu sikap mental, kepemimpinan, tata laksana serta keterampilan.
Sebaliknya, ketidaksempurnaan dan kerusakan atau kehilangan dari salah satu unsure
tersebut, akan mengakibatkan hal-hal negative pada manusia yang bersangkutan, bahkan bias
fatal.
Empat lapis prioritas diatas sebenarnya dapat disederhanakan menjadi hanya 2 (dua)
kelompok, karena pada dasaranya dua yang pertama dan dua yang terakhir berasal dari
rumpun yang sama. Pengelompokan itu terdiri dari :
1. Kelompok Sikap Mental yang mencakup lapisan sikap mental itu sendiri dan unsure
kepemimpinan atau Leadership dan
2. Kelompok Ilmu Pengetahuan, yang terdiri dari lapisan manajemen dan keterampilan.
57
MATERI PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah
Kode/SKS
Mata Kuliah Prasyarat
Semester
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
: Kewirausahaan
:
/2 sks
::
: Definisi Sukses & Peluang Usaha
: - Peluang dan resiko usaha
- Faktor Keberhasilan dan kegagalan usaha
- Pemanfaatan peluang secara kreatif
: 4
: Ayu Noviani Hanum
__________________________________________________________________
DEFINISI SUKSES
Sukses sering diidentikan dengan uang. Makin banyak jumlah uang yang
dikumpulkan, maka makin sukses seseorang dalam hidup. Demikian anggapan sementara
orang. Dan tidak sedikit mereka yang hidup berlimpah denganuang, malah frustasi dalam
hiduppnya?
Banyak fakta yang mengindikasikan bahwa kemakmuran secara materi
ataubanyaknya uang yang dimiliki bukanjaminan seseorang sukses dalam hidupnya. Banyak
factor-faktor lain yang harusadaguna menunjang sukses dan kebahagiaan hidup.
David Chia, seorang pakar kehidupan dari Dynamic Life, Singapura, menjelaskan
bahwa untuk bias mencapai sukses yang benar-benar sempurna, diperlukan keseimbangan
dalam sedikitnya 6 unsur dalam kehidupan ini.
Karier (Pusat Penghasilan)
Sosial (Pusat Biaya)
Mental (Pusat Biaya)
Ke-6 unsur tersebut meliputi sisi-sisi : karier, fisik, mental, keluarga, social serta
spiritual yang digambarkan dalam bentuk sebuah lingkaran yang dinamakan Roda
Penghidupan atau Wheell Of Life. Di dalam lingkaran itu terdapat 6 buah jari-jari yang
menunjukan tingkat kesempurnaan dari masing-masing aspek kehidupan. Hakikat dari roda
penghidupan adalah diperlukannya pembinaan yang seimbang dan proporsional atas ke-6 sisi
penghidupan, sehingga keenam-enamnya akan berperan sebagai satu kesatuan saka guru
yang bersama-sama menunjang kokohnya kebahagiaan hidup seseorang.
58
f. Pandai berkomunikasi.
Dengan tersedianyainformasi intern dan ekstern, maka wirausahawan dapat mengetahui :
a. Di mana ada peluang (opportunity)
b. Apa saja yang akan mengancam dunia (threat)
c. Adakah kekuatan (sterngth) yang mendukung usaha
d. Adakah kelemahan (weakness) yang membatasi atau menghambat kemampuan.
Ada beberapa resiko yang mungkin terjadi dalam usaha, diantaranya :
1. Perubahan permintaan
2. Perubahan konjungtor
3. Persaingan
4. Akibat lain
B. Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Usaha
1. Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha yang dipengaruhi oleh beberapa hal :
a. Percaya dan yakin bahwa usaha dapat dilaksanakan
b. Menerima gagasan baru di dalam dunia usaha
c. Instropeksi diri
d. Mendengarkan sran-saran orang lain
e. Bersemangat dan bergaul.
No Karakteristik Profil
1
Percaya diri
2
Pemecahan masalah
Berprestasi tinggi
Pengambilan resiko
Ikatan emosi
Pencari status
2. Kegagalan Usaha
No
Karakteristik Kegagalan
1
Dedikasi
2
Pengamatan manajemen
Pengelolaan piutang
5
6
7
8
jenis
61
MATERI PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah
Kode/SKS
Mata Kuliah Prasyarat: Semester
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
: Kewirausahaan
:
/2 sks
:
: Mempelajari medan usaha
: o Komitmen
Kesenjangan
Pribumi dan non pribumi
: 5
: Ayu Noviani Hanum
__________________________________________________________________
Mempelajari Medan Usaha
Jika Seorang pengusaha memutuskan untuk terjun ke salah satu bidang usaha, maka
terlebih dahulu ia perlu melakukan penjajakan dari yang mulai makro seperti situasi
ekonomi, pembagian sector dan segmen pasar , budaya bisnis dikalangan pengusaha sampai
pada yang mikro seperti perilaku calom konsumen, tata cara dan prosedur kerja mereka
bahkan kebiasan yang sudah baku yang dipatuhi oleh semua pelaku bisnis.
Komitmen
Komitmen merupakan satu hal dasar yang penting dalam kewiraswastaan. Setiap
kandidat wirausahawan, harus mempunyai komitmen penuh atau kebulatan tekad yang
mantap pada bidang pilihannya. jika tidak memiliki kebulatan tekad maka hal demikian
akan membawa dampak tidak efektifnya misi kewiraswastaan itu sendiri. Selain itu
kesungguhan mutlak diperlukan, kalau tidak, kewiraswastaan itu akan menjadi symbol
dari suatu kegiatan yang tidak menghasilkan apa-apa.
Hasil berwiraswasta yang maksimal hanya bias diperoleh bila sipengusaha benar-benar
serius menjalankan perusahaan, dan teguh dalam pendiriannya. Selain berkonsentrasi
penuh pada aktivitas usaha, sedapat mungkin ia juga harus dapat mematikan mata dan
telinga dari godaan-godaan berupa provokasi atau terror. Pada hakikatnya hanya orang
dengan sikap mental yang baik maka akan mampu menunjukan komitmen yang baik
pula.
Komitmen merupakan factor yang amat diperlukan untuk bias menjadikan seseorang
menjadi tokoh sukses. Bersama-sama dengan leadership, komitmen membentuk figure
manusia berkemauan keras, yang juga tidak akan terpengaruh oleh kondisi enak yang
diperlihatkan oleh orang lain. Namun demikian, komitmen tidak boleh diartikan secara
kaku. Seseorang yang sudah berikrar untuk menjadi pengusaha, tidak berarti ia tidak
boleh mengawali prestasi kewiraswastaannya itu dengan jalan bekerja terlebih dahulu.
Sebab, dengan bekerja ia bias mengumpulkan uang guna dipakai sebagai modal.
Kesenjangan
Pada masa permulaan orde baru, prioritas pembenahan Negara adalah menata kembali
kondisi ekonomi dengan cara mengundang modal asing untuk masuk di Indonesia. Usaha
62
ini ternyata tidak mudah, untuk beberapa waktu lamanya, kebimbangan investor luar
negeri menjadi kendala serius dikarenakan tidak ada jaminan bahwa investasi mereka itu
akan aman. Namun karena kegigihan Pemerintah mempromosikan tentang jaminan
kestabilitasan poitik dalam negeri, maka investorpun mulai meningkat.
Seiring dengan perkembangan ekonomi Negara, para pelaku bisnis yang merupakan
kelompok bermodal dan sudah terbiasa bertindak cepat, tanggap terhadap segala gejala
dan keadaan, bekerja keras serta sadar terhadap perkembangan zaman dan teknologi.
Mendapat angin segar dari pemerintah, tapi tidak untuk semua lapisan masyarakat siap
dan menyadari perubahan, sehingga membawa dampak dikemudian hari yaitu
kesenjangan baik ekonomi dan social.
63
MATERI PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah
Kode/SKS
Mata Kuliah Prasyarat
Semester
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Waktu & Pertemuan Ke
Dosen/Asisten
: Kewirausahaan
:
/2 sks
::
: Mempelajari medan usaha
: o Pembagian pasar
Mendirikan perusahaan1
: 6&7
: Ayu Noviani Hanum
__________________________________________________________________
PEMBAGIAN PASAR
Pasar merupakan lingkungan jual beli yang terbentuk dari kelompok-kelompok konsumen
tertentu. Secara umum, praktis ada tiga jenis pasar yang bias kita pilih untuk berbisnis :
Pasar Pemerintahan
Pasar pemerintah adalah suatu lingkungan jual beli yang prosfeknya terdiri dari instansiinstansi pemerintah, antara lain departemen-departemen, lembaga-lembaga dan nondepartemen, lembaga penelitian, pemerintah daerahserta angkatan bersenjata. Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), tidak kita kelompokan disini, karena melihat dari cara kerjanya
BUMN lebih mirip dengan perusahaan swasta.
Hampir semua prospek pada pasar pemerintah yang berupa lembaga-lembaga non-profit,
sebagaimana tersebut diatas, sepenuhnya mengandal pada dana yang diberikan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN yang disalurkan melalui
Departemen Keuangan.
Pengusaha bias menjadi rekanan dari instansi pemerintah untuk mendapatkan order atau
pekerjaan. Pada beberapa instansi yang dianggap mempunyai posisi strategis secara politis,
pengusaha bahkan diharuskan mengikuti semacam saringan yang disebut Litsus (
Penelitian Khusus), sebelum dapat dimasukan sebagai rekanan yang terdaftar. Status
bidang usaha yang umum untuk menjadi rekanan instansi pemerintah antara lain
pemborong (kontraktor utama), pemasok (supplier, leveransir), konsultan, biro teknik
(untuk pekerjaan pemeliharaan peralatan), dan beberapa jenis lainnya.
Untuk berusaha dalam dasar pemerintah, sebagaimana terjadi di pasar mana pun,
keunggulan mutu produk akan sangat menentukan, di samping teknik pendekatan yang
benar. Setiap masa, cara pendekatan pasar selalu berubah tergantung dari banyak hal yang
mempengaruhi, seperti situasi politik, pergeseran nilai-nilai moral masyarakat, dan lain
sebagainya.
Pasar Swasta
Pasar swasta adalah sebuah lingkungan jual beli yang prospeknya terdiri dari badan-badan
usaha milik swasta, badan usaha milik Negara yang mekanisme kerjanya mirip badan
64
swasta, serta organisasi-organisasi lain yang bekerja secara independen, di luar tata cara
dan prosedur yang dikendalikan langsung oleh pemerintah.
Berbeda dengan pasar pemerintah, pasar swasta kebanyakan terdiri dari organisasiorganisasi yang mencari laba (Profit Centre), perusahaan-perusahaan biaanya bekerja
seefisien mungkin, tata cara dan prosedur transaksi bisnis diatur sedemikian, sehingga
praktis, tidak bertele-tele atau birokratis, dan menghemat waktu.
Seperti pasar pemerintah, pasar swasta bias menyerap kegiatan wiraswastaan yang
berstatus sebagai pemasok, konsultan, pemborong, kontraktor, dan lain-lain. Selain itu
untuk bias unggul berusaha di pasar swasta, factor utama yang menentukan adalah
tingginya mutu produk yang ditawarkan serta teknik pendekatan yang baik.
Pasar Masyarakat Umum
Pasar masyarakat umum, atau pasar konsumen, merupakan pasar yang paling luas
jangkauannya, baik secara geografis maupun secara klasifikasi segmen paar. Hamper
semua komoditi kebutuhan manusia dari segala tingkat status social tertampung pada pasar
ini. Pendekatan bisnis yang lebih menetukan disini adalah soal selera dan daya beli setiap
lapisan masyarakat. Pasar jenis ini lebih menggantungkan diri pada persaingan bebas. Kiat
promosi yang bias menciptakan merek (brand image) memastikan produk bersangkutan
menjadi popular dan digemari.
Karena pada pasar ini lebih dominan factor persaingan bebasnya, maka relative factorfaktor mafia-isme, surat sakti dan sebagainya, akan lebih kecil pengaruhnya dibanding
pada pasar pemerintahan ataupun swasta. Peluang yang tersedia juga boleh dikata tidak
terbatas, sehingga para wiraswastawan akan mempunyai kesempatan sebebas-bebasnya
dalam mencari terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi baru.
65
Anda harus memastikan bahwa usaha yang Anda dirikan adalah jenis usaha yang Anda
minati. Hal itu akan lebih baik apabila ditunjang dengan keahlian dan pengalaman Anda di
jenis usaha tersebut. Lakukan analisis Break Event Point untuk menentukan potensi yang ada
dalam jenis usaha Anda. Setelah itu jabarkan rencana usaha Anda secara detail (Sales
forecast, analisa arus kas,etc). Setelah itu susun rencana pemasaran yang akan Anda lakukan
untuk memasarkan usaha Anda tersebut.
MENDIRIKAN PERUSAHAAN
1. Perizinan Usaha
Pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor
1458/KP/XII/1984, tanggal 19 Desember 1984, dalam rangka memperlancar dan
mempermudah perizinan sebagai berikut :
66
a. Izin Prinsip
b. Izin pembangunan tanah
c. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
d. Izin gangguan/Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
e. Suirat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
f. Wajib daftar perusahaan
2. Akta Pendirian
Dalam akta pendirian perusahaan yang dibuat di depan notaris, antara lain tercantum
dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Tanggal pendirian perusahaan
b. Bentuk dan nama perusahaan
c. Nama para pendiri
d. Alamat tempat usaha
e. Tujuan pendirian usaha
f. Besarnya modal usaha
g. Kepengurusan
h. Tahun buku dsb.
3. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Syarat-syarat permohonan SITU adalah :
a. Fotokopi akta pendirian perusahaan
b. Denah tempat kedudukan usaha
c. Surat persetujuan dari tetangga yang diketahui oleh RT,.RW, lurah dan camat.
d. Fotokopi KTP
e. Surat bukti pelunasan PBB
Berikut ini adalah contoh
1. Surat Izin Usaha Perdagangan Besar (SIUP Besar)
2. Surat Izin Usaha Perdagangan Kecil (SIUP Kecil)
3. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
4. Tanda Daftar Perusahaan (TDO)
67
68
69
70
71
Lampiran 5.
Dokumentasi Kegiatan Penelitian
72
73
Penyebaran kuesioner
74
75
76
77
Lampiran 6
1. MoU Antara UNIMUS dan HIPMI Kota Semarang untuk
Pembentukan HIPMI PT UNIMUS
2. Sertifikat sebagai Pemakalah di Seminar Nasional
3. Bukti pengiriman artikel ke Jurnal Nasional Terakreditasi
EKUITAS, STIESIA Surabaya
78
79
80
81
82