Anda di halaman 1dari 4

Penerapan Budi Pekerti Siswa di Sekolah untuk Menumbuhkembangkan Karakter dan Jatidiri Siswa

Assalamualaikum wr wbSelamat pagi salam sejahtera

Yang saya Hormati bapak Edy Sriyanto selaku guru Bahasa Indonesia dan teman teman Kelas 12 IPA 3

Puji syukur kepada Allah SWT, pada hari ini kita diberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita bisa
berkumpul pada kesempatan yang baik ini dalam keadaan sehat walafiat.Pada pidato hari ini saya akan
membahas tentang Penerapan Budi Pekerti Siswa di Sekolah untuk Menumbuhkembangkan Karakter
dan Jatidiri Siswa.

Bangsa kita sangat menaruh harapan terhadap dunia pendidikan. Dari pendidikan inilah diharapkan
masa depan dibangun dalam landasan kuat. Landasan yang berpijak pada norma-norma moral agama
dan budaya ketimuran. Namun, ada sebuah keresahan yang cukup beralasan bagi setiap orang tua, guru
dan masyarakat manakala melihat perkembangan saat ini. Dominasi hiburan dan perkembangan
teknologi kerap menyeret anak-anak dalam keterlenaan. Sementara agama dan norma-norma yang
berlaku di kultur masyarakat masih jarang digunkan sebagai filter budaya yang sering menyesatkan.
Lalu, kepada siapa lagi kita menaruh harapan?.

Begitu besar harapan masyarakat terhadap dunia pendidikan. Untuk itulah muncul sebuah pertanyaan,
“Apa relevansi pendidikan untuk masyarakat?” . Pendidikan menempati tempat yang sangat strategis
dalam membentuk karakter anak bangsa. Baik buruknya suatu bangsa ditentukan oleh pola pendidikan
yang ada. Terjadinya perubahan pola pendidikan bertujuan untuk memenuhi tuntutan masyarakat, baik
yang menyangkut sistem, model, dan strategi. Semakin dipenuhi tuntutan tersebut, seringkali muncul
masalah-masalah yang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan kemandirian dalam mengemas pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat terutama anak didik yang akan terjun ke masyarakat.

Tujuan dilakukannya penumbuhan budi pekerti ada 4 point, yaitu :

1.menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru, dan tenaga
kependidikan;

2.menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter sejak di keluarga,
sekolah, dan masyarakat;

3.menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah,


masyarakat, dan keluarga;

4.menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Budi pekerti adalah sebuah karakter yang dimiliki oleh manusia. Tugas sekolah (Kepala sekolah, guru,
tenaga kependidikan) adalah menumbuhkan dan memupuknya. Selain itu peran keluarga dan
masyarakat juga vital untuk menumbuhkan budi pekerti. Karena budi pekerti adalah karakter maka
proses penumbuhannya juga harus terus menerus (butuh proses), tidak bisa singkat. Perlu teladan dan
contoh agar budi pekerti tersebut bisa tumbuh. Merujuk pada konsep good character yang dikemukakan
oleh Aristoteles sebagai ”the life of right conduct-right conduct in relation to other persons and in
relation to oneself ”. Karakter juga dapat dimaknai sebagai kehidupan berperilaku baik atau penuh
kebajikan, yakni berperilaku baik terhadap pihak lain (Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alam
semesta) dan terhadap diri sendiri. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai,
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan
mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pada dasarnya manusia
memiliki dua karakter yang saling berlawanan, yaitu karakter baik dan karakter buruk.

Dalam membangun karakter atau menumbuhkan budi pekerti di sekolah, ada tiga pilar yang perlu
dijadikan pijakkan. Ketiga pilar memadukan potensi dasar anak. Pilar yang dipakai untuk mewujudkan
sekolah berkarakter meliputi tiga hal. Pertama, membangun watak, kepribadian, atau moral. Kedua,
mengembangkan kecerdasan majemuk. Ketiga, kebermaknaan pembelajaran. Agar ketiga pilar itu tetap
pada landasan yang kokoh, maka ada kontrol, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan. Pembangunan
watak, kepribadian, dan moral seperti sidiq yang artinya benar/jujur dan kepedulian dapat dijabarkan
dengan memberi indikator untuk memudahkan pengontrolan. Pengembangan kecerdasan majemuk
mengacu pada prinsip bahwa anak itu cerdas. Kecerdasan yang dimiliki setiap anak berbeda-beda. Oleh
karena itu, perlu pengembangan kecerdasan pada setiap individu. Kebermaknaan pembelajaran
mengacu pada sebuah proses. Untuk mengembangkan kecerdasan majemuk serta menanamkan
perilaku atau pembangunan watak, kepribadian, dan moral perlu kebermaknaan pembelajaran.
Pembelajaran yang dapat memberikan nilai manfaat untuk menyiapkan kemandirian anak. Supaya
tercapai semua harapan menjadi sekolah berkarakter, diperlukan kontrol, evaluasi, dan perbaikan
berkelanjutan. Agar pembentukan karakter lebih mudah dipantau dan dinilai, maka perlu adanya
indikator.

Langkah-langkah dalam pembentukan karakter atau budi pekerti adalah:

1.Memasukkan konsep karakter pada setiap kegiatan pembelajaran dengan cara:

•Menanamkan nilai kebaikan pada anak (knowing the good)

Menanamkan konsep diri pada anak setiap akan memasuki materi pelajaran. Baik itu dalam bentuk janji
tentang karakter, maupun pemahaman makna pada karakter yang akan disampaikan.
•Menggunakan cara yang membuat anak memiliki alasan atau keinginan untuk berbuat baik (desiring
the good)

•Memberikan beberapa contoh kepada anak mengenai karakter yang sedang dibangun. Misalnya
melalui cerita dengan tokoh-tokoh yang mudah dipahami siswa.

2.Mengembangkan sikap mencintai perbuatan baik (loving the good)

Agar anak mengembangkan karakter yang baik, maka ada penghargaan bagi anak yang membiasakan
melakukan kebaikan. Begitu pula anak yang melakukan pelanggaran, supaya diberi hukuman yang
mendidik.

•Melakukan perbuatan baik (acting the good)

Karakter yang sudah mulai dibangun melalui konsep diaplikasikan dalam proses pembelajaran selama di
sekolah. Selain itu, juga memantau perkembangan anak dalam praktik pembangunan karakter di rumah.
Dalam hal, ini guru sebagai model. Guru akan banyak dilihat siswa. Apa yang dilakukan oleh guru,
dianggap benar oleh siswa. Untuk itulah guru harus memberikan contoh yang positif.

1.Membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan baik dalam segala tingkah laku masyarakat di
sekolah.

2.Pemantauan secara kontinyu.

Pemantauan secara kontinyu merupakan wujud dari pelaksanaan pembangunan karakter atau budi
pekerti. Dalam pemantauan ini ada data yang dimiliki guru. Anak yang sudah melakukan pembiasaan
berbuat baik, masuk dalam penilaian afektif. Bagi anak yang belum bisa melakukan pembiasaan berbuat
baik atau masih sering melakukan aktivitas di luar aturan, perlu langkah persuasif agar bisa
melakukan ;pembiasaan yang positif. Penanaman moral ini dilakukan dengan cara pendampingan guru.
Selain sebagai model perilaku sehari-hari dalam bentuk perilaku yang bisa diteladani, guru juga
melakukan pemantauan secara berkelanjutan terhadap perkembangan moral anak. Guru juga bisa
membangun komunikasi yang efektif dengan orangtua tentang perilaku anak di rumah. Semua itu untuk
menyiapkan anak-anak dalam rangka mengokohkan konsep moral pada diri mereka.

Dengan penerapan empat hal di atas maka diharapkan bisa menumbuhkan budi pekerti melalui
pembiasaan karakter di Lingkungan sekolah.

Demikian apa yang bisa saya sampaikan pada pagi hari ini. Semoga memberikan manfaat bagi kita
semua.Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Sumber:https://www.google.com/amp/s/faktualnews.co/2017/04/12/penumbuhan-budi-pekerti-
melalui-pendidikan-karakter/10818/amp/

Nama:LathifaAzzahra

No:11

Kelas:XII IPA 3

Anda mungkin juga menyukai