Anda di halaman 1dari 2

Pakar Sebut Pengajuan "Citayam Fashion Week" sebagai Merek Sah secara Hukum, tetapi Tak

Pantas

JAKARTA, KOMPAS.com - Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia Teddy Anggoro menilai upaya
artis peran Baim Wong mengajukan "Citayam Fashion Week" sebagai merek sah secara hukum namun
tak pantas secara sosial.

Sebabnya, "Citayam Fashion Week" merupakan fenomena sosial yang muncul dan dinikmati secara
organik oleh masyarakat luas.

Hal itu disampaikan Teddy menanggapi pengajuan "Citayam Fashion Week" ke Pangkalan Data Kekayaan
Intelektual (PDKI) milik Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia (Kemenkumham) sebagai merek.

"Tindakan Baim Wong tidak salah secara hukum. Tapi kalau secara kepantasan sosial mungkin jadi
pertanyaan," ujar Teddy saat dihubungi Senin (25/7/2022).

Untuk itu, Teddy mengatakan masyarakat bisa mengajukan keberatan atas upaya Baim Wong yang
mengajukan "Citayam Fashion Week" sebagai merek.

Teddy mengatakan, keberatan tersebut bisa diajukan lewat dua cara. Pertama, masyarakat menyatakan
keberatannya langsung saat berlangsungnya pengajuan merek "Citayam Fashion Week".

"Kan setelah didaftarkan ada masa pengumuman pengajuan merek. Lalu, diberikan kesempatan kepada
masyarakat mengajukan keberatan. Kemudian akan dijawab pemohon merek. Nanti pemeriksa merek
akan kasih pertimbangan," ujar Teddy.

Kedua, masyarakat bisa mengajukan gugatan pembatalan setelah Baim Wong mendapatkan hak atas
merek "Citayam Fashion Week".

"Katakanlah Baim Wong dapat (hak merek). Baim Wong mesti bersiap kalau ada pihak yang merasa
dirugikan. Kan bisa ada gugatan pembatalan atau ganti rugi. Itu mekanisme yang dibuat undang-
undang," kata Teddy.
Sebelumnya diberitakan, dua pihak mendaftarkan "Citayam Fashion Week" untuk menjadi merek ke
Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI) milik Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI)
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Anda mungkin juga menyukai