A. Kesimpulan Kesimpulan Skripsi ini hasil berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Budaya 5S (senyum, sapa. Salam, sopan, santun) adalah budaya yang diterapkan sekolah untuk guru, murid, dan seluruh warga sekolah. Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) dibuat untuk memperbaiki dan membentuk dalam pembiasaan akhlak yang baik. 2. Kepala sekolah membuat program Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) dimulai sejak kurikulum 2013 yang mana dalam hal ini tujuan nya untuk membentuk kepribadian yang baik dalam diri siswa. 3. Kepala sekolah hanya berupaya untuk membuat program Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) selebihnya guru yang berperan untuk menerapkan nya pada siswa dan dalam pantauan kepala sekolah. 4. Apabila Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) dilaksanakan secara terus-menerus maka akan terwujudnya suatu kebiasaan yang baik didalam diri siswa. 5. Terciptanya akhlak yang baik dalam diri siswa dan menjadi suatu kebiasaan membuat tercapainya mutu pendidikan akhlak pada siswa. 6. Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) merupakan suatu jalan untuk meningkatkan ketekunan, semangat para peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran ataupun dalam kegiatan sekolah lainnya. 7. Peran guru dalam pelaksanaan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) sangat penting, guru sebagai langkah awal yang menjadi contoh bagi siswa. Maksud dari langkah awal disini adalah
58 59
gambaran awal tentang semua apa yang seharusnya
dicontohkanguru kepada murid sesuai dengan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun). Kalau sekolah menerapkan maka yang mencontohkan adalah guru lalu ditiru oleh murid dan dianalisis dan terus dilatih oleh guru kembali sampai menjadi suatu pembiasaan yang baik. 8. Peranan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) dirasakan oleh beberapa guru di SMP Negeri 3 Sei Bamban. Guru dalam satu sekolah bisa merasakan manfaat dari budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) tersebut. 9. Faktor yang mempengaruhi dari penerapan Budaya 5S diantaranya adalah: (1). Adanya landasan hukum (Kurikulum) yang mengatur untuk pembentukan akhlak siswa dalam penerapan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) sehingga sekolah rutin melakanakan nya. (2). Kualitas dari penerapan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) sangat ditentukan oleh seorang guru. Namun, tidak jarang juga kegagalan dari penerapan Budaya 5S tersebut dikaitkan dengan kondisi lingkungan dirumah yang mana proses pembiasaan tersebut tidak dilakukan secara keseluruhan. Selain itu, kurangnya kerja sama dan kepercayaan orang tua kepada pihak sekolah sehingga sulitnya menjadikan suatu pembiasaan dalam Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun). B. Saran Peneliti mengajukan saran-saran hasil penelitian dan kesimpulan, sebagai berikut: 1. Peran kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap kinerja guru dalam menerapkan dan melatih dalam pelaksanaan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) dalam hal memberikan motivasi dan dorongan supaya para guru akan sadar dengan sendirinya dan paham bahwa Budaya 5S (senyum, sapa, salam, 60
sopan, santun) sangat berperan penting dalam pembentukan akhlak
yang baik. Pada diri siswa. 2. Kepala sekolah harus membuat suatu pertemuan kepada seluruh orang tua murid, menegaskan agar berkerja sama dengan sekolah dalam menerapkan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) dengan cara membiasakan apa yang dibiasakan oleh sekolah. 3. Setiap guru hendaknya terus menerapkan dan melatih kepada siswa dan membuat kerja sama antara sesama guru agar seluruh guru menerapkan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) tersebut. 4. Guru harus lebih sabar dan lebih kreatif dalam mencontohkan dan menerapkan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) tersebut, membiasakan siswa lebih aktif dan bertanggung jawab guna meningkatkan keharmonisan antara kepala sekolah, guru, dan murid.