Berorientasi pelayanan : 1. Dalam melayani pasien dari awal di loket pendaftaran sampai masuk ke ruang
komitmen memberikan pemeriksaan, petugas puskesmas selalu berusaha ramah dan sopan terhadap
pelayanan prima demi pasien.
kepuasan 2. Tidak menggunakan Hp untuk kepentingan pribadi saat sedang memeriksa pasien.
masyarakat
Akuntabel : bertanggung 1. Datang ke Puskesmas tepat waktu,sehingga pasien tidak menunggu lama.
jawab atas kepercayaan yang 2. Mematikan lampu ruangan dan alat elektronik lainnya milik Puskesmas apabila
diberikan sudah tidak digunakan.
Kompeten : terus belajar dan 1. Mengupdate ilmu dengan cara mengikuti seminar online menurut bidang masing-
mengembangkan kapabilitas. masing.
2. Melaksanakan tugas/kewajiban melayani masyarakat dengan kualitas terbaik.
Harmonis : saling peduli dan 1. Saling menciptakan suasana keakraban di sela-sela waktu istirahat antar petugas
menghargai perbedaan Puskesmas.
2. Saling membantu saat salah satu petugas ada yang kesulitan saat mengerjakan
tugas.
Loyal : berdedikasi dan 1. Menjaga Rahasia jabatan seperti menjaga rahasia diagnosa pasien.
mengutamakan kepentingan 2. Mengorbankan waktu dan tenaga demi memberikan yang terbaik untuk melayani
Bangsa dan Negara masyarakat.
Adaptif : terus berinovasi dan 1. Antar Petugas Puskesmas mampu berbaur dengan cepat dan sedapat mungkin
antusias dalam menggerakkan diterima baik oleh sesama pegawai yang lain.
serta menghadapi 2. Saling membantu sesama rekan kerja dan terus berinovasi untuk memajukan
perubahan program yang ada.
Kolaboratif : membangun 1. Dapat bekerja sama antar pegawai puskesmas seperti melayani pasien dari
kerja sama yang sinergis pendaftaran lalu ke ruang dokter untuk dilakukan pemeriksaan, lanjut dokter akan
memberikan resep ke apotik atau apabila membutuhkan konsultasi ke poli lain
dapat di rujuk ke poli lainnya.
2. Melakukan kegiatan Posyandu yang melibatkan bidan dan berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk melihat kebutuhan gizi pada bayi.
2.PENERAPAN NILAI-NILAI ASN BERAKHLAK DARI TOKOH PANUTAN
1.
Hoegeng Imam Santoso lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921. Dia adalah sosok yang disegani di
kalangan kepolisian Republik Indonesia. Walaupun hanya menjabat tiga tahun sebagai Kapolri, namun Hoegeng telah
membawa perubahan besar dalam tubuh Kepolisian Republik Indonesia. Selain itu, sikap tegas, bersih, sederhana, dan jujur
membuat namanya menjadi legenda di kalangan kepolisian. Bahkan dia rela hidup pas-pasan demi menjaga integritas. Pelaku
kejahatan bahkan tak berkutik selama Polri berada di bawah kepemimpinannya.
Namun, karena keberaniannya itulah yang justru membuat Hoegeng diberhentikan dari jabatan Kapolri. Berikut kisah
inspiratif Jenderal Hoegeng Imam Santoso, polisi jujur yang pernah dimiliki Bangsa Indonesia.
Salah satu kisah yang melegenda dari seorang Hoegeng saat dirinya bertugas di Medan dengan pangkat kompol. Di sana, dia
membongkar praktik suap menyuap pada para polisi dan jaksa di Medan yang menjadi antek bandar judi. Berbeda dengan
polisi lainnya, Hoegeng tidak mempan disuap. Barang-barang mewah pemberian bandar judi dilemparnya keluar jendela.
Baginya, lebih baik hidup melarat dari pada menerima suap atau korupsi.
Meski tak lagi menjabat sebagai Kapolri, Hoegeng tetap memberi perhatian khusus pada institusi tempat ia dulu bekerja. Pada
1977, dia mendapat laporan dari seorang perwira menengah polisi kalau ada dugaan korupsi di sejumlah perwira tinggi. Atas
laporan itu, Hoegeng langsung mengirim memo kepada Kapolri saat itu Jenderal Widodo Budidarmo. Isinya, Hoegeng
mengkritik habis-habisan perilaku polisi bergaya hidup mewah. Karena tak kunjung mendapat balasan, Hoegeng lantas
membocorkan dugaan korupsi itu ke beberapa media. Tak lama kemudian meledaklah kasus dugaan korupsi mencapai Rp 6
miliar. Setelah diusut, diketahui kasus itu menyeret sejumlah nama seperti Deputi Kapolri Letjen Polisi Siswadi dan tiga
perwira lainnya. Mereka kemudian divonis bersalah.
Dari kisah Jendral Hoegeng Imam Santoso nilai-nilai Ber-Akhlak sudah di terpakan beliau berupa nilai akuntabilitas,
beliau memiliki integritas yang tinggi, konsisten dan dapat dipercaya serta menolak keras segala tindak kejahatan
korupsi di lingkungan kepolisian.
2.
Ir. Soekarno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Bung Karno, begitu ia disapa,
merupakan tokoh intelektual karismatik yang terlibat dalam peristiwa-peristiwa penting pergerakan nasional.
Lewat orasi-orasinya, Soekarno berhasil membangkitkan semangat juang rakyat Indonesia untuk terbebas dari penjajahan,
sehari setelah memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada dunia, tepatnya 18 Agustus 1945, Bung Karno didapuk
menjadi presiden pertama bangsa Indonesia.
Dari kisah Ir. Sokarno sang tokoh proklamator Indonesia, dapat kita jadikan panutan tentang nilai-nilai BerAkhlak
(Loyal), beliau memiliki Nasionalisme yang tinggi dan memiliki kontribusi serta pengabdian yang besar terhadap
bangsa dan negara.
3.
R.A Kartini adalah salah satu tokoh panutan Indonesia di masa lalu, nama lengkap beliau adalahRaden Ajeng Kartini
Djojo Adhiningrat, lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879, wafat di Rembang,Jawa Tengah, 17 September 1904.
Beliau adalah seorang pelopor emansipasi wanita pada zaman Hindia Belanda.
Berikut adalah penerapan nilai- nilai ASN berAKHLAK pada R.A Kartini:
2.Akuntabel
R.A Kartini adalah seorang pribadi yang akuntabel yaitu ikut memikul tanggung jawab atas nasib kaum wanita di masanya.
Sebelum ada gerakan Emansipasi Wanita, wanita hanya boleh mengerjakan urusan dapur dan mengurus anak, para wanita
pun tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak
R.A Kartini memahami akan masalah tersebut. Olehkarena itu, R.A Kartini dengan segenap hati dan jiwanya berusaha
berjuang agar para Wanita Indonesia yang merasa tertindas mendapatkan derajat yang sama dengan pria. R.A Kartini juga
memperjuangkan bidang sosial, hukum, serta khususnya pendidikan. Perjuangan dari R.A Kartiniini benar- benar
berpengaruh besar bagi para Wanita Indonesia hingga saat ini.
3.Kompeten
R.A Kartini memperoleh kesempatan untuk mengenyam pendidikan di sekolah di ELS (EuropeseLagere School) sampai
usianya mencapai 12 tahun. Hal itu menjadikan beliau tumbuh menjadipribadi yang cerdas. Menimba ilmu di sekolah ini
membuat beliau belajar Bahasa Belanda.Kecerdasan R.A Kartini semakin terasah di dunia sekolah. Sayangnya keinginannya
untuk sekolahtak bisa lama. Walaupun berhenti sekolah umur 12 tahun dan dipingit, R.A Kartini tetapsemangat
mempelajari hal-hal baru saat dirumah. Melalui kotak bacaan langganan ayahnya(leestrommel), ia memperkaya wawasan
dengan membaca buku, Koran dan majalah dari dalam maupun luar negeri.
3.UPAYA MEMBANGUN BUDAYA BERAKHLAK DALAM MELAKSANAKAN TUGAS SEHARI-HARI
1) Berorientasi Pelayanan:
Upaya :
1.Melakukan pelayanan sesuai dengan SOP yang ada dengan bersikap sopan santun, ramah terhadap masyarakat.
2. Meminta ulasan dari penerima layanan terkait layanan yang telah diberikan, dapat berupa survey kepuasaan.
2) Akuntabel:
a) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi;
b) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
c) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Upaya:
1.Membiasakan diri untuk disiplin dengan waktu .(Datang tepat waktu, istirahat sesuai durasi yang ditentukan , pulang sesuai
jam pulang, tidak boros.
3. Menanamkan rasa tanggung jawab seperti bertanggung jawab terhadap BMN yang ada yang kita gunakan saat bekerja.
3) Kompeten:
Upaya:
1.Membangun pola piker ingin maju sehingga tidak merasa puas dengan kemampuan dan terus melakukan perbaikan.
2. Belajar dari pengalaman orang lain dengan selalu ikut berdiskusi bersama rekan kerja dalam membahas permasalahan yang
dialami.
4) Harmonis:
Upaya:
1.Membiasakan untuk melakukan ”5S” yaitu senyum,sapa, salam dan sopan santun dengan masyarakat maupun rekan kerja di
lingkungan sekitar.
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Upaya:
6) Adaptif:
Upaya:
2. Tidak mudah mengeluh dan terus berinovasi untuk memajukan program yang ada.
7) Kolaboratif:
Upaya:
1.Membangun hubungan komunikasi yang baik antar pegawai untuk saling bekerja sama