Anda di halaman 1dari 4

Nama : Grace Magdalena

NIM : 045361694 (Administrasi Negara)

1. Jelaskan perkembangan (Peningkatan) Bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres VII s.d. XI
dengan menggunakan peta konsep (mind mapping)
Jawaban :
Perkembangan Bahasa Indonesia berdasarkan hasil Kongres

Kongres Bahasa Indonesia VII Kongres Bahasa Indonesia VIII

Menghasilkan dibentuknya Badan Menyatakan bahwa para Pemuda


Pertimbangan Bahasa Indonesia memiliki satu Bahasa, Yakni Bahasa
Indonesia.Bulan Oktober ditetapkan
sebagai bukan Bahasa.

Kongres Bahasa Indonesia IX

Memperingati 100 Tahun Kebangkitan


Nasional, 80 tahun Sumpah Pemuda,dan
memperingati 60 tahun berdirinya Pusat
Bahasa.

Kongres Bahasa Indonesia X

Kongres ini dihadiri oleh sekitar 1.168


Peserta dari seluruh Indonesia dan Luar
Negeri.

Kongres Bahasa Indonesia XI

Diluncurkannya beberapa Produk


Kebahasaan dan Kesastraan seperti
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Braile,Buku Bahasa,dan Peta Bahasa.Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia Daring.
2. Masih Perlukah Bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia saat ini? Penjelasan Anda harus disertai
dengan alasan yang logis dan disertai contoh.
Jawaban :

• Masih, Karena Bahasa Indonesia adalah Bahasa Pemersatu Bangsa untuk Komunikasi
antar Masyarakat.
Contoh :
Pembeli membeli beberapa roti bakar, Lalu Ketika sudah mendapatkan satu porsi dari
beberapa yang hendak dia beli, Dia memutuskan untuk mencicipi satu potong roti bakar.
Pembeli pun berkomentar, “Wah amis banget rotinya mas!”
Penjual roti bakar justru kesal “Ngawur! Roti enak dibilang amis!”
“Loh,beneran.. Amis banget!” ucap Pembeli sambil terus memakan rotinya sampai habis.
“Ngomong amis-amis tapi masih dimakan juga! Jangan sembarangan kalua ngomong kamu!”
timpal si penjual sambil menunjuk muka si Pembeli.
Pembeli pun heran dan ketakutan.Berpikir ada apakah dengan si penjual roti.Roti bakarnya di
puji manis dan enak sekali kok malah marah, Sampai akhirnya ada teman si pembeli yang
meluruskan kesalahpahaman antara si pembeli dan penjual.Ternyata kata “amis” dalam
Bahasa Sunda artinya manis, Sedangkan dalam Bahasa Jawa memilili arti berbau anyir.

3. Bacalah artikel berikut dengan menerapkan SQ3R!


Jawaban : Artikel Sudah dibaca dengan menerapkan SQ3R
Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan artikel di atas.

1. Berdasarkan hasil survey (meninjau) Anda, topik/subtopik apa saja yang menurut Anda penting?

Jawaban :

Topik :

• Parenting budaya Jepang

Sub Topik :

• Hubungan antara orangtua dan Anak


• Orangtua cerminan seorang anak
• Kedudukan antara Orangtua dan Anak
• Perhatian seorang Orangtua kepada anak terhadap perasaan dan emosi

2. Tuliskan daftar pertanyaan (question) berkaitan dengan informasi yang Anda perlukan pada
bacaan tersebut.
Jawaban :

• Apa saja jenis gaya parenting yang diterapkan di Jepang?


• Apa saja fase gaya asuh Orangtua di Jepang?
• Bagaimana cara menjalin hubungan yang baik antara Orantua dan Anak berdasarkan
gaya parenting Budaya Jepang?
• Bagaimana gaya asuh Orangtua yang baik dalam parenting Budaya Jepang?

3. Berdasarkan hasil membaca (read) Anda, Informasi apa yang Anda peroleh dari bacaan tersebut.

Jawaban :

• Fase-fase gaya asuh Orang tua di Jepang.


• Cara orangtua menjalin hubungan yang dekat dan baik terhadap anak.
• Cara memperlakukan anak sesuai dengan tingkat umur anak.

4. Ceritakan/jelaskan (recite) pengalaman membaca Anda berkaitan dengan bacaan/wacana


tersebut.

Jawaban :

- Jenis gaya asuh orang tua pada umumnya ada 4, yaitu :


1. Otoriter dimana orang tua memaksakan kehendaknya tanpa begitu
memperhatikan perspektif anak,
2. Berwibawa dimana orang tua menjadi panutana teladan bagi anak – anaknya
3. Permisif dimana orang tua tidak memberi batasan – batasan pada anaknya
4. Protektif dimana orang tua banyak memberikan batasan – batasan pada anaknya

- Fase – fase gaya asuh orang tua di Jepang


1. Fase balita (0-5 tahun), pada fase ini hubungan orang tua dan anak sangat dekat,
orang tua sebisa mungkin menemani anak – anaknya, pada fase ini anak
dibiarkan bebas berekplorasi
2. Fase anak – anak (5-15 tahun), pada fase ini anak mulai diajak dan diajarkan
disiplin, mulai diberi batasan – batasan
3. Fase remaja (15-20 tahun), pada fase ini anak dipersiapkan untuk menjadi
dewasa, orang tua memberikan ruang untuk anak menjadi lebih mandiri,
sehingga hubungan orang tua dan anak tidak hanya sebatas orang tua tetapi juga
menjadi teman

- Banyak gaya Asuh serta Fase-Fase gaya asuh orangtua pada Budaya Jepang yang sangat
memberi wawasan bagaimana mengasuh seorang anak sesuai pada tingkat Umurnya.
5. Berdasarkan langkah akhir dari SQ3R (review), apakah informasi yang Anda perlukan sesuai
daftar pertanyaan sudah cukup?

Jawaban :

Terdapat 4 jenis gaya parenting, yaitu :

1. Gaya asuh Otoriter adalah gaya asuh di mana orangtua memaksakan kehendaknya tanpa
memperhatikan atau mempedulikan bagaimana perspektif sang anak.
2. Gaya asuh orangtua berwibawa adalah gaya asuh di mana orangtua menjadi panutan yang
teladan, memberikan batasan yang cermat untuk putra-putrinya, dan memberikan pujian untuk
upaya yang telah putra-putrinya lakukan.
3. Gaya asuh permisif adalah gaya asuh di mana orangtua tidak memberikan batasan kepada anak-
anaknya, semisal tidak memberikan garis yang jelas apa yang boleh dilakukan atau tidak.
Memercayakan putra-putrinya untuk melakukan apa yang ia inginkan, cenderung tidak
mengintervensi kecuali untuk hal yang bersifat sangat serius.
4. Gaya asuh overprotektif adalah gaya asuh di mana orangtua sangat melindungi putra-putrinya
dari segala hal buruk, rasa sakit, pengalaman yang buruk, dan lain-lain. Karena itu banyak
membatasi putra-putrinya di berbagai aspek.

Stereotip mengasuh ala orangtua di Jepang :

• Hubungan antara orangtua dan Anak


• Orangtua cerminan seorang anak
• Kedudukan antara Orangtua dan Anak
• Perhatian seorang Orangtua kepada anak terhadap perasaan dan emosi

Anda mungkin juga menyukai