1. Jelaskan perkembangan (Peningkatan) Bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres VII s.d. XI
dengan menggunakan peta konsep (mind mapping)
Jawaban :
Perkembangan Bahasa Indonesia berdasarkan hasil Kongres
• Masih, Karena Bahasa Indonesia adalah Bahasa Pemersatu Bangsa untuk Komunikasi
antar Masyarakat.
Contoh :
Pembeli membeli beberapa roti bakar, Lalu Ketika sudah mendapatkan satu porsi dari
beberapa yang hendak dia beli, Dia memutuskan untuk mencicipi satu potong roti bakar.
Pembeli pun berkomentar, “Wah amis banget rotinya mas!”
Penjual roti bakar justru kesal “Ngawur! Roti enak dibilang amis!”
“Loh,beneran.. Amis banget!” ucap Pembeli sambil terus memakan rotinya sampai habis.
“Ngomong amis-amis tapi masih dimakan juga! Jangan sembarangan kalua ngomong kamu!”
timpal si penjual sambil menunjuk muka si Pembeli.
Pembeli pun heran dan ketakutan.Berpikir ada apakah dengan si penjual roti.Roti bakarnya di
puji manis dan enak sekali kok malah marah, Sampai akhirnya ada teman si pembeli yang
meluruskan kesalahpahaman antara si pembeli dan penjual.Ternyata kata “amis” dalam
Bahasa Sunda artinya manis, Sedangkan dalam Bahasa Jawa memilili arti berbau anyir.
1. Berdasarkan hasil survey (meninjau) Anda, topik/subtopik apa saja yang menurut Anda penting?
Jawaban :
Topik :
Sub Topik :
2. Tuliskan daftar pertanyaan (question) berkaitan dengan informasi yang Anda perlukan pada
bacaan tersebut.
Jawaban :
3. Berdasarkan hasil membaca (read) Anda, Informasi apa yang Anda peroleh dari bacaan tersebut.
Jawaban :
Jawaban :
- Banyak gaya Asuh serta Fase-Fase gaya asuh orangtua pada Budaya Jepang yang sangat
memberi wawasan bagaimana mengasuh seorang anak sesuai pada tingkat Umurnya.
5. Berdasarkan langkah akhir dari SQ3R (review), apakah informasi yang Anda perlukan sesuai
daftar pertanyaan sudah cukup?
Jawaban :
1. Gaya asuh Otoriter adalah gaya asuh di mana orangtua memaksakan kehendaknya tanpa
memperhatikan atau mempedulikan bagaimana perspektif sang anak.
2. Gaya asuh orangtua berwibawa adalah gaya asuh di mana orangtua menjadi panutan yang
teladan, memberikan batasan yang cermat untuk putra-putrinya, dan memberikan pujian untuk
upaya yang telah putra-putrinya lakukan.
3. Gaya asuh permisif adalah gaya asuh di mana orangtua tidak memberikan batasan kepada anak-
anaknya, semisal tidak memberikan garis yang jelas apa yang boleh dilakukan atau tidak.
Memercayakan putra-putrinya untuk melakukan apa yang ia inginkan, cenderung tidak
mengintervensi kecuali untuk hal yang bersifat sangat serius.
4. Gaya asuh overprotektif adalah gaya asuh di mana orangtua sangat melindungi putra-putrinya
dari segala hal buruk, rasa sakit, pengalaman yang buruk, dan lain-lain. Karena itu banyak
membatasi putra-putrinya di berbagai aspek.