Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

SESI 3 – Bahasa Indonesia

Nama : Muhammad Nabil Mumtaz Zidan


NIM : 045013246
UPBJJ : Bandung
Fakultas : Ekonomi
Prodi : Manajemen

Jawaban :

1. Peta konsep perkembangan (peningkatan) Bahasa Indonesia berdasarkan hasil Kongres


VII s.d XI.

Perkembangan Bahasa Indonesia berdasarkan


hasil kongres VII s.d XII

Kongres Bahasa Kongres Bahasa Kongres Bahasa Kongres Bahasa Kongres Bahasa
Indonesia VII di Indonesia VIII di Indonesia IX di Indonesia X di Indonesia XI di
Jakarta (26-30 Jakarta (14-17 Jakarta (28 Okt-1 Jakarta (28 Okt-31 Jakarta (28 Okt-31
Oktober 1998) Oktober 2003) Nov 2008) 2013) 2018)

Pada Kongres ini para Kongres ini Kongres ini dihadiri


Pakar dan pemerhati
dilaksanakan oleh sekitar 1.168 Kongres ini
bahasa Indonesia
Hasil kesimpulan peserta dari seluruh
menyimpulkan bahwa dalam rangka digelar di Hotel
dari Kongres ini berdasarkan Kongres Indonesia dan luar
memperingati 100 negeri, seperti Grand Sahid Jaya
mengusulkan Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober tahun kebangkitan Jepang, Rusia, Jakarta dengan
dibentuknya 1928 yang menyatakan Pakistan, Jerman,
Nasional, 80 Tahun mengusung tema
Badan bahwa para pemuda Belgia, Brunei
memiliki satu bahasa Sumpah Pemud, “Menjayakan
Pertimbangan Darussalam,
yakni bahasa Indonesia. dan 60 Tahun Singapura, Malaysia, Bahasa dan
Bahasa Indonesia Bulan Oktober
ditetapkan sebagai berdirinya Pusat China, Italia, dan Sastra Indonesia”
bulan bahasa Timor Leste
Bahasa.
2. Masih perlukah Bahasa Indonesia saat ini?
Jawab :
Tentu saja, hampir semua masyarakat Indonesia tahu bahwa bahasa nasional mereka
adalah bahasa Indonesia. Sebagian besar pertemuan-pertemuan formal di masyarakat
menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan masyaratak yang dulunya terisolir, kini sudah
mulai membuka diri dan mengenal bahasa Indonesia. Dengan itu sudah terjawab
pertanyaan tentang pentingnnya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Jelas sekali
sangatlah penting, mengapa? Karena, bahasa Indonesia mampu menjadi pemersatu
khususnya komunikasi dari ratusan suku dan kelompok yang berbeda di Indonesia.
Bayangkan apabila dengan suku, ras dan kelompok yang banyak dan beraneka ragam
namun tidak memiliki bahasa nasional. Akibatnya komunikasi akan terganggu dan
dengan pelan-pelan keretakan Negara akan terbentuk.

Contoh :
Seorang anak dari Negara Indonesia menyukai Bahasa dari Negara lain, yaitu Bahasa
Thailand. Anak it uterus mempelajari bahasa tersebut sampai akhirnya ia bisa
menggunakan bahasa tersebut dengan lancar. Namun, teman-temannya dalam
berbicara sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia dan tidak ada yang mempelajari
Bahasa Thailand seperti anak tersebut.
Maka anak tersebut tidak dapat menggunakan Bahasa Thailand untuk berkomunikasi
ataupun berbicara dengan teman-temannya. Tetapi, ia bisa menggunakan Bahasa
Thailand yang sudah dipelajarinya dengan komunitas ataupun orang orang yang paham
dan mengerti Bahasa Thailand.
Dari sini dapat disimpulkan bahwasannya, Bahasa Indonesia masih diperlukan oleh
Bangsa Indonesia. Walaupun kita memiliki kemampuan Bahasa lain, itu tidak membuat
Bahasa Indonesia tidak diperlukan. Hal ini sesuai dengan karakter Bahasa Indonesia
sebagai alat pemersatu bangsa.

3. Membaca dan memahami dengan menerapkan teknik SQ3R dan menjawab pertanyaan.
“Sisi Positif Parenting Budaya Jepang”
a. Pertanyaan 1
Jawab :
Topik/Subtopik yang menurut saya penting adalah :
(1) Orangtua adalah cerminan anak
(2) Orangtua dan anak adalah setara
(3) Hubungan antara orangtua dan anak yang sangat dekat
(4) Jenis-jenis gaya asuh/Parenting
(5) Memperhatikan tentang perasaan dan emosi.
b. Pertanyaan 2
Jawab :
Daftar pertanyaan berkaitan dengan informasi yang saya dapat :
(1) Hubungan antara orangtua dan anak yang setara dan dinaggap teman, akankah
membuat anak menjadi tidak sopan terhadap orangtuanya?
(2) Apa saja jenis-jenis dari gaya parenting?
(3) Kenapa orangtua di Jepang sangat memperhatikan tentang perasaan dan emosi
anaknya?

c. Pertanyaan 3
Jawab :
Informasi yang saya peroleh dari bacaan diatas adalah jenis-jenis gaya parenting, hal
positif gaya asuh orangtua di Jepang seperti hubungan antara orangtua dan anak
yang sangat dekat, orangtua merupakan cerminan anak, orangtua dan anak adalah
setara, orangtua memperhatikan tentang perasaan dan emosi anak. Orangtua di
Jepang tak menganggap bahwasannya gaya asuh mereka yang terbaik. Gaya asuh
orangtua di Jepang adalah gabungan dari sedikit gaya asuh permisif dan gaya asuh
berwibawa.

d. Pertanyaan 4
jawab :
Me-recite pengalaman membaca saya berkaitan dengan artikel yang berjudul “Sisi
Positif Parenting Budaya Jepang”
Pengalaman membaca saya berkaitan dengan wacana tersebut adalah berusaha
untuk mengingat dan menceritakan kembali jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang sudah saya susun, menceritakan apa yang sudah say abaca dan ingat dengan
kata-kata atau bahasa dari saya sendiri. Saat saya mengalami kesulitan untuk
menjawab satu pertanyaan, saya akan berusaha menjawab sampai selesai
pertanyaan-pertanyaan lain. Kemudian, saya akan mengulangi membaca bagian
yang saya anggap sulit untuk menjawabnya dan nantinya akan saya coba utarakan
lagi bagian tersebut, sudah berhasil atau tidakkah saya menjawab pertanyaan itu.
Biasanya saya juga mencatat poin-poin yang saya anggap penting di selembar kertas
agar terus bisa mengingatnya.

e. Pertanyaan 5
Berdasarkan langkah akhir dari SQ3R (review), apakah informasi yang anda perlukan
sesuai daftar pertanyaan sudah cukup?
Jawab :
Sudah, informasi yang saya perlukan sesuai dengan daftar pertanyaan yang sudah
saya rangkum.
Berikut jawaban dari daftar pertanyaan yang telah saya buat :
(1) Hubungan antara orangtua dan anak yang setara dan dinaggap teman, akankah
membuat anak menjadi tidak sopan terhadap orangtuanya?
Jawaban :
Anak didukung menjadi mandiri, dapat berpikir dan menentukan pilihannya
sendiri. Dengan hubungan orangtua dan anak yang setara, akan membuat anak
merasa nyaman dan justru makin menghormatinya, sehingga kecil
kemungkinan membuat anak menjadi tidak sopan kepada orangtuanya.
(2) Apa saja jenis-jenis dari gaya parenting?
Jawaban :
- Gaya asuh otoriter
- Gaya asuh berwibawa
- Gaya asuh permisif
- Gaya asuh terlalu protektif
(3) Kenapa orangtua di Jepang sangat memperhatikan tentang perasaan dan emosi
anaknya?
Jawaban :
Karena, anak diberikan semangat dan menghormati dirinya senidiri, jika anak
berbuat salah orangtua tidak akan langsung menegurnya di muka umum, tetapi
orangtua memilih untuk menunggu situasi dan tempat yang lebih privasi untuk
menegurnya. Anak diajarkan untuk memiliki sikap empati dan saling menghormati
satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai