Anda di halaman 1dari 75

PROPOSAL HASIL PENELITIAN

PENGEMBANGAN TUNGKU PEMANGGANG OTOMATIS


MEMANFAATKAN ENERGI PANAS

DEVELOPMENT OF AUTOMATIC ROASTING STORE


UTILIZING HOT ENERGY

MUH. ADI JAYAH


220204501028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

i
ABSTRAK

Muh. Adi Jayah, 220204501028, 2022. Pengembangan Tungku Pemanggang


Otomatis Memanfaatkan Energi Panas.
Penelitian ini adalah penelitian R&D (Reseach and Development) yang bertujuan
untuk menghasilkan pengembangan tungku pemanggang otomatis memanfaatkan
energi panas. Serta untuk mengetahui kelayakan tungku pemanggang otomatis
menggunakan TEG (Thermoelektrik Genarotor). Penelitian ini menggunkan
model pengembangan yaitu prototyping. Data penelitian diperoleh dengan teknik
angket dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebuah tungku
pemanggang otomatis menggunakan TEG (Thermoelektrik Genarotor) di
lingkungan masyarakat selanjutnya pengujian tungku pemanggang otomatis ini
menunjukkan bahwa fungsi tungku pemanggang otomatis berjalan dengan baik,
serta melalui tahap uji coba validasi tungku pemnggang otomatis dengan
presentase kelayakan yang dilakukan oleh dua validator yaitu 16 dengan
presentase 100% sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ini yang dikembangkan
sangat layak
Kata kunci: Tungku, Otomatis, dan TEG (Thermoelektrik Genarotor)

ii
ABSTRACT

Muh. Adi Jayah, 22020450128, 2022. Development of Automatic Grill Furnaces


Utilizing Thermal Energy.

This research is an R&D (Reseach and Development) research which aims to


produce the development of an automatic roasting furnace utilizing heat energy.
As well as to determine the feasibility of an automatic roasting furnace using a
TEG (Thermoelectric Generator). This research uses a development model,
namely prototyping. Research data obtained by questionnaire and observation
techniques. Based on the results of the study, it was obtained an automatic toaster
using TEG (Thermoelectric Genarotor) in the community. Then the testing of this
automatic toaster showed that the function of the automatic toaster was running
well, as well as going through the validation trial phase of the automatic grilling
furnace with a feasibility percentage carried out by two validators. which is 16
with a percentage of 100% so it can be concluded that this tool developed is very
feasible

Keywords: Furnace, Automatic, and TEG (Thermoelectric Genarotor)

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ini


Kepada Bapak dan Mama ‘ku, Saudaraku serta seluruh keluargaku,
Semoga menjadi jalan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Seluruh cinta, kasih sayang dan pengorbanan serta doamu
Senang tiasa slalu menemani dalam suka maupun duka.

MOTTO

“Saat doa mu belum terkabul, percayalah bahwa Tuhan sedang mempersiapkan


yang terbaik untuk mu”

"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar
dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
(Q.S Al-Baqarah: 153)

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada

Nabi tercinta, Muhammad SAW yang telah menyinari dunia ini dengan cahaya

islam. Teriring harapan semoga kita termasuk umat beliau yang mendapatkan

syafa’at dihari kemudian. Aamiin.

Sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan, banyak kendala yang

peneliti hadapi dalam penyusunan skripsi ini. Akan tetapi berkat bantuan-Nya dan

bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan walaupun tidak luput

dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada kedua orang tua atas segala pengorbanan, pengertian,

kepercayaan, dan doanya hingga peneliti dapat menyelesaikan studi dengan baik.

Kiranya Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada

kita semua.

Dengan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN. M. Eng., Rektor

Universitas Negeri Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Yahya, M. Kes., M. Eng., IPU. Dekan

Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

3. Bapak Dr. Muh. Yusuf Mappeasse, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

v
Elektro.

4. Bapak Hasrul Bakri, S.Pd., M.T., Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik

Elektro, yang senantiasa memberikan arahan, masukan, kritik dan saran

kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Edi Suhardi Rahman, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing I dan sebagai

Ketua Program Studi Jurusan Pendidikan Teknik Elektro.

6. Bapak Dr.Iwan Suhardi S.T., M.T. selaku Pembimbing II, yang senantiasa

telah memberikan arahan, masukan, kritik dan saran kepada penulis untuk

kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Udin Sidik Sidin, S.Pd., M.T. selaku Penanggap I yang telah

memberikan nasihat, bimbingan dan kritikan kepada penulis.

8. Bapak Firdaus, S.Pd., M.T. selaku Penanggap II yang telah memberikan

nasihat bimbingan dan kritikan kepada penulis.

9. Seluruh Staf Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM atas segala

bantuannya.

10. Kepada Kakanda Kholik Prasojo, S.Pd., M.Pd., Yang telah memberikan ilmu

dan arahannya selama di Lab. JPTE

11. Teman-teman Jurusan Pendidikan Teknik Elektro S1 angkatan 2017, penulis

mengucapkan terima kasih atas kebersamaan dan dukungan kepada penulis.

12. Seluruh anggota CV. Exclusive Engineer yang selalu menemani dan

membimbing saya.

13. Pihak-pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

vi
Semoga amal ibadah yang telah diberikan kepada peneliti dapat imbalan

yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis juga menyadari bahwa kesempurnaan

hanya milik Allah SWT, maka penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak

agar tercapai hasil yang maksimal. Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat

bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya dan semoga bantuan yang

diberikan bernilai ibadah disisi Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, November 2022

Muh Adi Jayah

vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
ABSTRAK .........................................................................................................ii
ABSTRACT ........................................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................iv
MOTTO .............................................................................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................................vi
DAFTAR ISI .....................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1


A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................5


A. Kajian Teori ...........................................................................................5
B. Penelitian Relevan .................................................................................28
C. Kerangka Pikir........................................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................32


A. Jenis Penelitian.......................................................................................32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................32
C. Model Pengembangan ...........................................................................32
D. Prosedur Pengembangan ........................................................................33
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................36

viii
F. Validasi Instrumentasi Penelitian...........................................................40
G. Teknik Analisis Data..............................................................................41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44


A. Jenis Penelitian ......................................................................................44
B. Hasil Uji Coba........................................................................................48
C. Pembahasan ...........................................................................................53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................55


A. Kesimpulan ............................................................................................55
B. Saran ......................................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................57

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


Gambar 2.1. Waterfall Pressman ..................................................................7
Gambar 2.2. Tahap Model Prototyping.........................................................9
Gambar 2.3. Tungku Pembakaran Makanan..................................................12
Gambar 2.4. Termoelektrik Generator...........................................................13
Gambar 2.5. Struktur Termoelektrik Generator ...........................................16
Gambar 2.6. Susunan Semikonduktor Pada Termoelektrik...........................17
Gambar 2.7. Prinsip Kerja Termoelektrik Generator....................................17
Gambar 2.8. Accumulator..............................................................................20
Gambar 2.9. Saklar........................................................................................21
Gambar 2.10. Heatsink Dengan Bahan Aluminium.......................................22
Gambar 2.11. Motor DC ...............................................................................23
Gambar 2.12. Bagian Motor DC (Direct Current)........................................24
Gambar 2.13. Prinsip Kerja Motor DC..........................................................26
Gambar 2.14. Konduktor Yang Dilalui Arus Listrik.....................................27
Gambar 2.15. Kaidah Tangan Kiri Fleming..................................................27
Gambar 2.16. Bagan Kerangka Pikir.............................................................31
Gambar 3.1. Model Pengembangan Prototipe...............................................33
Gambar 3.2. Desain Prototipe........................................................................35
Gambar 4.1. Skema Rangkaian Tungku Otomatis ........................................45
Gambar 4.2. Proses Pembuatan Tungku........................................................47
Gambar 4.3. Pengujian Alat Tungku Pemanggang........................................48
Gambar 4.4.Diangram Distribusi Frekuensi Responden...............................53

x
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Functionality ................................................38
Tabel 3.2. Instrumen Pengujian Usability......................................................39
Tabel 3.3. Data Instrumen Pengukuran Termoelektrik Generator ...............40
Tabel 3.4. Data Instrumen Pengukuran Accumulator ...................................40
Tabel 3.5. Interval Skala Likert......................................................................41
Tabel 3.6. Kriteria Interval Skala Likert........................................................41
Tabel 3.7. Konversi Skor Skala Guttman......................................................42
Tabel 4.1. Lembar Penelitian Validasi Ahli Pengujian Alat..........................49
Tabel 4.2. Hasil Penilaian Validasi Ahli Pengujian Alat...............................50
Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Termoelektrik Pada Tungku Pemanggang.......51
Tabel 4.4. Penilaian Responden Pada Uji Coba Alat.....................................52

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam olahan

makanan yaitu, mulai dari yang dipepes, disemur, dibakar, dan lain-lain . Salah

satu kategori makanan yang banyak diminati di indonesia adalah makanan yang

dibakar, seperti ayam bakar, ikan asap, jagung bakar dan lain sebaginya. Rasa

yang khas dan aroma pembakaran inilah yang membuatnya memiliki kelebihan

tersendiri.

Teknologi membuat segala sesuatu yang dilakukan agar menjadi lebih

mudah. Manusia selalu berusaha untuk menciptakan sesuatu yang dapat

mempermudah aktivitasnya, hal inilah yang mendorong perkembangan teknologi

yang telah banyak menghasilkan alat sebagai piranti untuk mempermudah

kegiatan manusia bahkan menggantikan peran manusia dalam suatu fungsi

tertentu.

Mengingat perkembangan teknologi kendali di bidang industri pada saat

ini sangat pesat, namun perkembangan tersebut belum terlihat di bidang industri

yang memanfaatkan energi konvensional misalnya pada alat pemanggang. Alat

pemanggang adalah suatu benda yang berguna untuk memasak dengan cara

memanfaatkan energi panas untuk memasak, baik dengan menggunakan bara api,

1
uap maupun tegangan listrik. Dimana sebagian orang menggunakan alat

pemanggang dengan bara api masih melakukan cara manual untuk membaliknya

1
2

resiko apabila seseorang tersebut tidak hati-hati dalam melakukannya.

Sebenarnya, hal ini dapat dilakukan secara praktis bila ada sebuah alat dan

mekanis otomatis yang dapat membalik makanan. Dengan adanya perkembangan

alat ini diharapkan masyarakat dapat lebih praktis dan dapat terhindar dari resiko

cedera akibat panasnya pemanggang. Alat pemanggang pada penelitian ini sistem

control otomatis digunakan untuk memutaran motor DC dengan memanfaatkan

Thermoelectric Generator sebagai sumber listrik, dengan cara mengambil panas

yang dihasilkan oleh tungku pemanggang.

Dalam pembuatan alat ini akan menggunakan Termoelektrik Generator

sebagai pusat pemprosesannya. Termoelektrik Generator (TEG) sendiri adalah

sebuah alat yang dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik dengan

memanfaatkan konduktivitas atau daya hantar panas dari sebuah lempeng logam.

Termoelektrik merupakan konversi langsung dari energi panas ke energi listrik .

termoelektrik di dasarkan pada sebuah efek yang disebut efek Seebeck, Fenomena

termoelektrik ditemukan pada tahun 1821 untuk pertama kalinya oleh ilmuwan

Jerman yaitu Thomas Johann Seebeck (Azmi, Dkk 2019). Alat ini di kendalikan

dengan saklar dimana ketika saklar di tekan maka panas yang telah di konversi

termoelektrik generator dari tungku pemanggangan di alirkan ke motor DC yang

berguna untuk membalik alat panggangan secara otomatis.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Tungku

Pemanggang Otomatis Dengan Memanfaatkan Energi Panas”.


3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, masalah dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut ?

1. Bagaimana hasil pengembangan tungku pemanggangan otomatis dengan

memanfaatkan energi panas?

2. Bagaimana hasil pengujian tungku pemanggang otomatis dengan

memanfaatkan energi panas?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui hasil pengembangan tungku pemanggangan otomatis dengan

memanfaatkan energi panas

2. Mengetahui hasil pengujian tungku pemanggangan otomatis dengan

memanfaatkan energi panas?

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Melalui penelitian ini penulis dapat mengetahui Tungku Pemanggang

Otomatis Dengan Memanfaatkan Energi Panas.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi bagi masyarakat mengenai tungku pemanggang

otomatis dengan memanfaatkan energi panas.


4

3. Bagi Pembaca

Sebagai bahan referensi pada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

penelitian ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Definisi Pengembangan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002,

pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan

memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti

kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu

pengetahuan dan teknologi yang ada atau menghasilkan teknologi baru.

Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara

perlahan (Evolutaion) dan perubahan secara bertahap.

Menurut Seels & Richey (Alim Sumarno, 2012) pengembangan berarti

prosesn menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk

fitur fisik. Pengembangan secara khusus berarti proses menghasilkan bahan-bahan

pembelajaran. Sedangkan menurut Tessmer dan Richey (Alim Sumarno, 2012)

pengembangan memuaskan perhatiannya tidak hanya pada analisis kebutuhan

tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal-akhir, seperti analisis konsektual.

Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk berdasarkan teman-teman

uji lapangan.

5
Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal

maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur

dan

6
7

bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing,

mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras,

pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-

kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan,

mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan

manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri.

Produk yang dihasilkan dalam kegiatan pengembangan ini tidak harus

berbentuk benda perangkat keras (Hardware), tetapi dapat berupa perangkat lunak

(Software). Menurut pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengembangan adalah proses atau kegiatan untuk memperdalam dan memperluas

pengetahuan yang sudah ada sebelumnya bertujuan untuk menghasilkan sebuah

produk baru.

2. Model-Model Penelitian Pengembangan

a. Model Waterfall

Menurut Pressman (2015), model waterfall adalah model klasik yang bersifat

sistematis, berurutan dalam membangun software. Nama model ini sebenarnya

adalah “Linear Sequential Model”. Model ini termasuk kedalam model generic

pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston

Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan

model yang paling banyak dipakai dalam Software Engineering (SE). Model

ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan


8

Waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya

tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.

Fase-fase dalam Waterfall Model menurut referensi Pressman :

Komunikasi

Perencanaan

Pemodelan

Konstruksi

Penyerahan
sistem/perangkat lunak
ke pengguna/pelanggan

Gambar 2.1 Waterfall

a) Communication (Project Initiation & Requirements Gathering)

Sebelum memulai pekerjaan yang bersifat teknis, sangat diperlukan

adanya komunikasi dengan customer demi memahami dan mencapai tujuan yang

ingin dicapai. Hasil dari komunikasi tersebut adalah inisialisasi proyek, seperti

menganalisis permasalahan yang dihadapi dan mengumpulkan data-data yang

diperlukan, serta membantu mendefinisikan fitur dan fungsi software.

Pengumpulan data-data tambahan bisa juga diambil dari jurnal, artikel, dan

internet.
9

b) Planning (Estimating, Scheduling, Tracking)

Tahap berikutnya adalah tahapan perencanaan yang menjelaskan tentang

estimasi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, resiko yang dapat terjadi, sumber

daya yang diperlukan dalam membuat sistem, produk kerja yang ingin dihasilkan,

penjadwalan kerja yang akan dilaksanakan, dan tracking proses pengerjaan

sistem.

c) Modeling (Analysis & Design)

Tahapan ini adalah perancangan dan permodelan arsitektur sistem yang

berfokus pada perancangan struktur data, arsitekur software, tampilan interface,

dan algoritma program. Tujuannya untuk lebih memahami gambaran besar dari

apa yang akan dikerjakan

d) Construction (Code & Test)

Tahapan Construction ini merupakan proses penerjemahan bentuk desain

menjadi kode atau bentuk/bahasa yang dapat dibaca oleh mesin. Setelah

pengkodean selesai, dilakukan pengujian terhadap sistem dan juga kode yang

sudah dibuat. Tujuannya untuk menemukan kesalahan yang mungkin terjadi untuk

nantinya diperbaiki.

e) Deployment (Delivery, Support, Feedback)

Tahapan Deployment merupakan tahapan implementasi software ke

customer, pemeliharaan software secara berkala, perbaikan software, evaluasi

software, dan pengembangan software berdasarkan umpan balik yang diberikan


10

agar sistem dapat tetap berjalan dan berkembang sesuai dengan fungsinya.

(Pressman,2015)

b. Model Prototyping

Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak

yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan

pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Prototyping

dapat diartikan sebagai proses yang digunakan untuk membantu pengembang

perangkat lunak dalam membentuk model dari perangkat lunak yang harus dibuat.

Tahapan-tahapan prototyping ialah sebagai berikut:

Pengumpulan Membangun Evaluasi Mengkodekan


kebutuhan Prototyping Prototyping sistem

Penggunaan Evaluasi Menguji


Sistem Sistem Sistem

Gambar 2.2. Tahapan Metode Prototyping (Pressman)

Berikut tahapan-tahapan metode prototyping:

1) Pengumpulan Kebutuhan

Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefenisikan seluruh format

software mengidentifikasikan kebutuhan dan sistem yang dibuat.

2) Membangun Prototipe/Prototyping
11

Membangun prototipe dengan membuat perancangan sementara yang

berfokus penyajian kepada pelanggan.

3) Evaluasi Prototyping

Tahap ini dilakukan oleh klien, apakah prototyping yang dibangun, sudah

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan atau belum. Jika tidak sesuai,

maka prototyping akan direvisi dengan mengulangi langkah-langkah sebelumnya.

Jika selesai, maka langkah selanjutnya akan dilaksanakan.

4) Mengkodekan Sistem

Di tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan dalam

bahasa pemrograman yang sesuai.

5) Menguji Sistem

Setelah sistem sudah menjadi suatu software yang siap pakai, maka

software harus di tes dahulu sebelum digunakan. Hal ini bertujuan untuk

meminimalisirkan kesalahan software tersebut. Pengujian dilakukan dengan Blac

Box, White Box, Pengujian Arsitektur, dan lain-lain.

6) Evaluasi Sistem

Di tahap ini klien mengevaluasi sistem yang telah dibuat sesuai dengan

yang diinginkan. Jika tidak, maka pengembang mengulangi langkah ke 4 dan 5

tapi jika iya, maka langka 7 akan dilakukan.

7) Penggunaan Sistem

Sistem yang telah diuji siap untuk digunakan


11

3. Tungku

Tungku adalah alat yang dirancang sebagai tempat pembakaran sehingga

bahan bakar dapat digunakan untuk memanaskan sesuatu. Tungku dapat

sederhana, tersusun dari batu yang diatur sehingga bahan bakar terlindungi dan

panas dapat diarahkan. Namun, kebanyakan tungku dibuat sedemikian rupa

sehingga api atau panas yang terbentuk tidak terlalu membahayakan pengguna.

Tungku dapat digunakan untuk memanaskan ruangan (seperti pada

pendiangan) atau memasak (merebus, menggoreng, atau membakar). Untuk

merebus atau menggoreng, disukai tungku dengan ruang pemanas tertutup, seperti

kompor. Untuk membakar, tungku dengan pemanas terbuka lebih disukai, seperti

anglo atau pembakar. Tungku yang tertutup, sehingga panas merata pada seluruh

permukaan objek disebut sebagai oven.

a. Jenis-jenis Tungku Pemanggang

1) Tunnel klin

Tunnel kiln adalah terowongan yang digunakan sebagai alat pembakaran

dimana didalamnya terdapat beberapa mobil kecil berisi tanah liat yang terus

menerus bergerak didalam terowongan. Pembakaran produk terjadi pada bagian

tengah terowongan. Tunnel klin dianggap sebagai teknologi pembuatan batu bata

yang paling canggih. Keuntungan utama dari tunnel klin terletak pada

kemampuannya untuk membakar berbagai macam produk tanah liat, terdapat

kontrol yang lebih baik pada proses pembakaran dan menghasilkan produk

dengan kualitas tinggi. (Nina, 2019)


12

2) Periodic kiln (Tungku Periodik/ Tungku Shuttle)

Tungku yang berukuran kecil, digunakan untuk produksi skala kecil dan

sistem batch ukuran tungku dibuat sesuai pesanan, mulai dari ±1 m hingga ±75 m

3) Tungku peleburan logam

Tungku periodik yang diperuntukkan untuk meleburkan bermacam-macam

logam, seperti emas, platina. Ukuran tungku dibuat sesuai pesanan dapat dibuat

untuk kapasitas curcible 5kg.

4) Tungku pembakaran makanan

Tungku yang digunakan untuk memanaskan makanan, seperti

penggorengan snack maupun tungku pizza.

Gambar 2.3 Tungku pembakaran makanan

4. Termoelektik Generator (TEG)

Termoelektik Generator (TEG) adalah sebuah alat yang dapat digunakan

sebagai pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan konduktivitas atau daya


13

hantar panas dari sebuah lempeng logam. Termolektrik merupakan konversi

langsung dari energi panas menjadi energi listrik. Termoelektrik didasarkan pada

sebuah efek yang disebut efek Seebeck, Fenomena termoelektrik ditemukan pada

tahun 1821 untuk pertama kalinya oleh ilmuwan Jerman yaitu Thomas Johann

Seebeck (Azmi, dkk 2019).

Pada penemuannya Thomas Seebeck mencoba menghubungkan tembaga

dan besi pada suatu rangkaian. Kemudian diantara logam tembaga dan besi

tersebut diletakkan sebuah jarum kompas. Fenomena yang terjadi saat kedua

logam tersebut dipanaskan yaitu jarum kompas mulai bergerak. Bergeraknya

jarum kompas ini menyatakan bahwa timbul medan listrik pada kedua logam

tersebut akibat dipanaskan salah satu sisinya (Azmi, dkk 2019)

Aplikasi penggunaan termoelektrik generator dapat digunakan secara luas

terutama pada pembangkit-pembangkit yang membutuhkan energi panas sebagai

sumber energi utama yang nantinya akan dikonversikan menjadi energi listrik.

Penggunaan termoelektrik generator ini juga cocok digunakan pada pabrik-pabrik

yang memiliki buangan panas yang besar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai

pembangkit energi listrik.


14

Gambar 2.4. Termoelektrik Generator Tipe SP184827145 SA

Termoelektrik merupakan salah satu teknologi solid state di mana pada

termoelektrik ini tidak ada bagian yang bergerak atau pun fluida yang mengalir

dan relatif lebih ramah lingkungan. Saat ini modul termoelektrik telah banyak

digunakan untuk berbagai aplikasi sebagai pendingin termoelektrik atau lebih

dikenal dengan TEG dengan memanfaatkan efek termoelektrik generator dan

sebagai generator termoelektrik atau biasa disebut sebagai TEG yang berfungsi

sebagai pembangkit listrik dengan menerapkan efek Seebeck. Perbedaan suhu

pada termoelektrik generator didapatkan dengan rumus: (Pradana and Widyartono

2019).

△T = Th – Tc.....................................................(2.1)

Keterangan:

Th = Suhu panas (°C)


Tc = Suhu dingin (°C)
△T = Perbedaan suhu (°C)

Untuk menentukan daya yang dihasilkan oleh prototipe pembangkit listrik

menggunakan termoelektrik generator didapatkan rumus:


15

P = V x I.............................................................(2.2)

Keterangan :

P = Daya (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)

a. Efek Seebeck

Efek seebeck adalah efek yang terjadi saat dua material yang berbeda

terhubung pada rangkaian tertutup. Arus listrik mengalir dalam rangkaian tersebut

ketika dua material memiliki temperatur yang berbeda. Ketika sambungan diputus

kemudian disambungkan dengan sebuah galvanometer maka akan ada tegangan

dari kedua ujung sambungan. Nilai tegangan yang dihasilkan tergantung pada

perbedaan suhu dan koefisien seebeck. Koefisien seebeck menjelaskan bahwa

pada saat thermocouple dipanaskan, kondisi semikonduktor yang terisi banyak

elektron koefisien seebecknya bertanda negatif. Sedangkan semikonduktor yang

kekurangan elektron koefisien Seebeck-nya bertanda negatif. Sedangkan

semikonduktor yang kekurangan elektron koefisien Seebeck-nya bertanda positif.

Jadi koefisien seebeck setiap logam ada yang bernilai positif dan ada yang bernilai

negatif. Koefisien Seebeck tergantung pada perbedaan suhu dan perbedaan

tegangan yang dihasilkan tergantung dari nilai koefisien Seebeck dan perbedaan

temperatur. Perbedaan tegangan dinyatakan dalam persamaan :

V = S x ∆T................................(2.3)

Keterangan:

V = Tegangan (Volt)
S = Koefisien Seebeck (µV/K)
16

∆T = Perbedaan suhu panas dan suhu dingin (°C)

b. Efek peltier

Efek peltier merupakan kebalikan dari efek seebeck. Jika dua bahan

berbeda disambungkan kemudian arus listrik dialirkan pada sambungan tersebut

menghasilkan perbedaan temperatur. Perbedaan temperatur pada kedua ujung

sambungan menyebabkan ada bagian yang menyerap kalor dan ada bagian yang

melepas kalor (Prasetyo, Dkk 2019).

Gambar 2.5. Struktur Termoelektrik Generator (TEG).

c. Prinsip kerja termoelektrik generator

Prinsip kerja dari efek Seebeck yang bekerja pada pembangkit

termoelektrik generator adalah jika ada dua buah material atau lempeng logam

yang tersambung berada pada lingkungan dengan suhu yang berbeda maka di

dalam material atau lempeng logam tersebut akan mengalir arus listrik. Teknologi

termoelektrik relatif lebih ramah lingkungan, tahan lama dan bisa digunakan

dalam skala yang besar.


17

Kerja pendingin termolektrik tidak jauh berbeda. Jika komponen

termoelektrik di aliri lisrik, panas yang ada disekitarnya akan diserap. Dengan

demikian untuk mendinginkan udara, tidak perlu menggunakan kompresor

pendingin seperti halnya mesin-mesin pendingin konvensional. Untuk keperluan

pembangkit listrik tersebut, umumnya bahan yang digunakan adalah bahan

semikonduktor atau dengan kata lain menggunakan Solid-State Technology.

Hot sidede Electrical connection

Cold side
interconnect

Gambar
Gambar 2.6.
2.6. Susunan
Susunan Semikonduktor
Semikonduktor Pada
Pada Termoelektrik.
Termoelektrik.
Semikonduktor ialah bahan
Semikonduktor ialahyang mampu
bahan menghantarkan
yang mampu menghantarkan arus listrik.

Semikonduktor yang digunakan adalah tipe-N dan tipe-P. Bahan semikonduktor

yang digunakan adalah bahan semikonduktor ekstrinsik. Adapun struktur dari

termoelektrik terdiri dari suatu susunan elemen tipe-P, yakni material yang

kekurangan elektron, dan terdiri juga dari susunan elemen tipe-N, yakni material

yang kelebihan elektron. Panas masuk pada salah satu sisi dan dibuang dari sisi

lainnya. Transfer panas tersebut menghasilkan suatu tegangan yang melewati

sambungan termoelektrik dan besarnya tegangan listrik yang dihasilkan sebanding

dengan gradien suhu (Ryanuargo, Dkk 2014).


18

Gambar 2.7. Prinsip Kerja Termoelektrik Generator.

Material penyusun termoelektrik memiliki peran masing-masing untuk

mengalirkan energi panas sehingga dapat menimbulkan beda potensial.

Disimpulkan bahwa panas atau kalor pada salah satu sisi dialirkan dan dibuang ke

sisi lainnya, sehingga terjadi aliran arus, ketika terjadi arus maka terciptalah beda

potensial yang memunculkan nilai tegangan listrik. Pada termoelektrik besarnya

nilai tegangan adalah sebanding dengan Gradient Temperature. Nilai beda

potensial atau tegangan yang dihasilkan berubah sebanding dengan perubahan

temperatur, karena semakin besar temperatur maka semakin besar pula tegangan

yang dihasilkan. Konstanta perbandingannya disebut dengan koefisien Seebeck

(α),

△V
α= ............................................................(2.4)
△T

Keterangan:

(α) = Koefisien seebek (mV/K,°C)


△V = Beda potensial (mV)
∆T = Perbedaan suhu panas dan suhu dingin

d. Material termoelektrik generator


19

Umumnya, ada beberapa material atau bahan dari generator termoelektrik

yang sudah diproduksi antara lain silicon germanium, lead telluride dan bismuth

telluride. Ketiga bahan ini diklasifikasikan menurut suhu kerjanya. Bahan silikon

germanium memiliki suhu kerja yang paling tinggi di antaranya bahan generator

termoelektrik lainnya. Material ini bisa menyerap panas dalam suhu 750°C

sampai dengan 1000°C rotor. Bahan ini dapat menyerap beda potensial yang

paling tinggi dari material termolektrik yang lainnya. Adapun material lead

telluride merupakan material generator termoelektrik yang bekerja pada suhu

menengah. Pada material ini suhu kerja rentang antara 400°C sampai dengan

650°C.

Namun pada umumnya bahan generator termoelektrik yang digunakan

adalah material jenis bismuth telluride. Material ini bekerja pada suhu rendah

dengan rentang suhu kerja hingga 350°C. Material ini umumnya dipakai untuk

elemen pendingin pada aplikasi pendingin, atau kombinasi pendingin dan

pemanasan dengan adanya perbedaan suhu yang mengakibatkan timbulnya energi

listrik (Puspita, Dkk 2017).

Termoelektrik yang digunakan pada penelitian kali ini adalah tipe TEG SP

184827145 SA, termoelektrik tersebut merupakan tipe termoelektrik yang efektif

digunakan untuk pembangkit energi listrik, dikarenakan daya yang dikeluarkan

cukup besar dan dapat membangkitkan energi tanpa bantuan pendinginan di

bandingkan dengan tipe yang lain. Panas yang digunakan untuk membangkitkan

daya listrik dari termoelektrik merupakan panas yang dihasilkan oleh kompresor
20

refrigerator pada rumah tangga dengan efektivitas panas yang terbuang secara

terus-menerus.

5. Accumulator

Accumulator (accu/aki) adalah sebuah alay yang dapat menyimpan energi

(umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator

adalah baterai dan kapasitor.

Pada umumnya di Indonesia, kata akumulator (sebagai aki atau accu)

hanya dimengerti sebagai “baterai” mobil. Kata akumulator dapat mengacu

kepada ,baterai, kapasitor, kompulsator. Di dalam standar internasional setiap satu

cell akumulator memiliki tegangan sebesar 2 volt, sehingga aki 12 volt, memiliki

6 cell sedangkan aki 24 volt memiliki 12 cell.

Aki merupakan sel yang banyak kita jumpai karena banyak digunakan

pada sepeda motor maupun mobil. Aki termasuk sel sekunder, karena selain

menghasilkan arus listrik, aki juga dapat diisi arus listrik kembali. (Windy, 2016)

Gambar 2.8 Accumulator

6. Saklar
21

Saklar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua

keadaan, yaitu keadaan on dan keadaan off. Keadaan off (tutup) merupakan suatu

keadaan dimana tidak ada arus yang mengalir. Keadaan on (buka) merupakan satu

keadaan yang mana arus bisa mengalir dengan bebas atau dengan kata lain (secara

ideal) tidak ada resistivitas dan besar voltase pada saklar sama dengan nol.

Jenis-jenis saklar berdasarkan kondisi awal kontaktor yang ada di

dalamnya:

1. Saklar On-Off:

Saklar jenis ini mempunyai dua kondisi yaitu on (terhubung) dan off

(terputus). Saklar jenis ini sering digunakan pada lampu penerangan

rumah.

2. Saklar Normaly On atau Normaly Close

Kondisi awal saklar ini adalah On (terhubung) tetapi jika ditekan, digeser,

atau, digerakkan secara manual, maka kontaktor saklar akan berubaha

menjadi Off (terputus). Saklar jenis ini adalah bagian dari saklar On-Off

3. Saklar Normaly Off atau Normaly Open

Kondisi awal saklar ini adalah Off (terputus) dan akan berubah menjadi On

(terhubung) jika diaktifkan dengan cara ditekan, digeser, atau digerakkan

secara manual. Saklar ini juga merupakan bagian dari saklar On-Off.

4. Saklar Push-On

Kondisi awal saklar ini adalah Off dan akan berubah menjadi On hanya

ketika ditekan. Jika dilepas, maka saklar akan kembali ke posisi Off.

Saklar jenis ini dapat ditemukan pada bel rumah atau bel cerdas cermat.
22

5. Saklar Push-Off

Kondisi awal dari saklar ini adalah On dan hanya akan berubah kondisi

(menjadi Off) apabila saklar ditekan. Kontaktor saklar akan kembali On

ketika saklar dilepas. Saklar jenis ini dapat ditemukan di industri-industri

untuk mengontrol relay atau contactor

Gambar 2.9. Saklar

7. Heatsink

Heatsink adalah logam dengan desain khusus yang terbuat dari alumunium

dan juga tembaga (salah satunya) yang berfungsi untuk memperluas proses

transfer panas. Ada dua jenis heatsink yang sering digunakan, yaitu heatsink plat

bersirip jenis extrude dan heatsink jenis slot (Bur and Pramana, n.d.).

Heatsink adalah plat-plat aluminium atau tembaga yang dibentuk memiliki

sirip-sirip untuk memperluas bidang sentuh dengan udara atau fluida pendingin

lainnya. Sistem pendingin heatsink bisa diaplikasikan tanpa menggabungkannya

dengan sistem pendingin lain. Heatsink berbahan aluminium mudah diaplikasikan

dan tanpa membutuhkan energi untuk pendinginnya. Heatsink yang digunakan

memiliki sirip dengan tinggi 1 cm, tebal sirip 0,3 cm dan jarak antara sirip 0,5 cm,
23

luas total permukaan heatsink termasuk sirip adalah 1,08 m2 (Pawawoi and

Zulfahmi 2019).

Gambar 2.10. Heatsink Berbahan Aluminuim

8. Motor DC (Direct Current)

Motor DC (Direct Current) adalah peralatan elektromekanik dasar yang

berfungsi untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik. Motor DC

merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber

tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut,

motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut

dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan yang

diberikan pada dua terminal menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari

beda tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor (Petruzella,

2001:331)

Gambar dibawah ini merupakan contoh dari motor DC yang dipakai

sebagai pembolak balik pemanggangan.


24

Gambar 2.11. Motor DC


Pengembangan tungku pemanggang otomatis memanfaatkan energi panas

menggunakan motor DC 12 Volt 3 Ampere kecepatan 20 RPM dan torsi 10 kg

a. Bagian motor DC

Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk dapat berputar.

Yang ditunjukkan seperti gambar di bawah ini

Gambar 2.12. Bagian motor DC (Direct Current)

1) Kutub medan

Secara sederhana bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan

perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan

dinamo yang menggerakkan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC

sederhana memiliki dua kutub medan yaitu kutub utara dan kutub selatan.

2) Rotor

Bila arus masuk menuju rotor (bagian motor yang bergerak), maka arus ini

akan menjadi elektromagnet. Rotor yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as

penggerak untuk menggerakkan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, rotor

berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub
25

utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik

untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.

3) Komutator.

Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaan-nya

adalah untuk membalikkan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga

membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya (Hamdani, 2010)

b. Prinsip kerja Motor DC

Arus mengalir melalui kumparan jangkar dari sumber tegangan DC,

menyebabkan jangkar beraksi sebagai magnet. Gambar 2.12 menjelaskan prinsip

kerja motor DC magnet permanen.

1) Pada posisi 1 arus elektron mengalir dari sikat negatif menuju ke sikat positif.

Akan timbul torsi yang menyebabkan jangkar berputar berlawanan arah jarum

jam.

2) Ketika jangkar pada posisi 2, sikat terhubung dengan kedua segmen komutator.

Aliran arus pada jangkar terputus sehingga tidak ada torsi yang dihasilkan. Tetapi,

kelembaban menyebabkan jangkar tetap berputar melewati titik netral.

3) Pada posisi 3, letak sisi jangkar berkebalikan dari letak sisi jangkar pada posisi

1. Segmen komutator membalik arah arus elektron yang mengalir pada kumparan

jangkar. Oleh karena itu arah arus yang mengalir pada kumparan jangkar sama

dengan posisi 1. Torsi akan timbul yang menyebabkan jangkar tetap berputar

berlawanan arah jarum jam.

4) Jangkar berada pada titik netral. Karena adanya kelembaman pada poros

jangkar, maka jangkar berputar terus-menerus (Zamroni, 2013).


26

Gambar 2.13. Prinsip kerja motor DC

Pada dasarnya, motor arus searah merupakan suatu transduser yang

mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Proses konversi ini terjadi

melalui medan magnet.

Ketika arus (I) melalui sebuah konduktor, akan dihasilkan garis-garis gaya

magnet (fluks) B. Arah dari fluks bergantung pada arus yang mengalir atau

dimana terjadi perbedaan potensial tegangan. Hubungan arah arus dan arah medan

magnet ditunjukkan oleh gambar 2.14. Menggunakan kaidah tangan kanan dari

gaya Lorentz.
27

Gambar 2.14. konduktor yang dilalui arus listrik

Berdasarkan aturan tangan kiri Fleming, ditunjukkan oleh gambar 2.15,

ibu jari menunjukkan arah gerak, jari telunjuk menunjukkan arah medan, dan jari

tengah menunjukkan arah arus. Jika sebuah kumparan yang dialiri arus listrik

diletakkan disekitar medan magnet yang dihasilkan oleh magnet permanen, maka

pada penghantar tersebut akan mengalami gaya. Prinsip inilah kemudian yang

digunakan pada motor (Maulana, 2012).

Gambar 2.15. Kaida Tangan Kiri Fleming

Secara matematis, gaya Lorentz dapat dituliskan dengan persamaan :

F=BIL
28

dengan :

F = Gaya magnet pada sebuah arus (Newton)


B = Medan magnet (Tesla)
I = Arus yang mengalir (Ampere)
L = Panjang konduktor (meter)

B. Penelitian Relevan

Berikut ini diuraikan beberapa penelitian relevan antara lain:

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ady Pradana (2020) tentang

Prototipe Pembangkit Listrik Termoelektrik Generator Menggunakan

Penghantar Panas Aluminium, Kuningan dan Seng, Universitas Negeri

Surabaya. Sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan listrik adalah energi matahari. Penggunaan energi ini dapat

dilakukan dengan memanfaatkan radiasi cahaya dan suhu panasnya. Tujuan

penelitian ini adalah membuat prototipe pembangkit listrik termoelektrik

generator dengan menggunakan penghantar panas alumunium, kuningan dan

seng. Sumber panas yang digunakan pada penelitian ini yaitu sinar matahari,

sehingga nantinya mampu memberikan suatu rekomendasi alat penghasil

listrik dengan menggunakan metode seeback.Hasil dari output tegangan

listrik yang didapatkan paling tinggi ketika menggunakan plat penghantar

panas kuningan dengan ketebalan 1mm dengan merangkai TEG secara seri

dengan menggunakan air ice didapatkan 9,2 Volt pada hari ke-10,

Selanjutnya menggunakan plat seng dengan rangkaian seri TEG didapatkan

3,56 Volt pada hari ke-1, dan yang terakhir menggunakan plat aluminium

dengan rangkaian seri TEG didapatkan 2,95 Volt pada hari ke-5 dengan suhu
29

rata-rata yang dihasilkan oleh TEG ialah 53,53°C selama masa pengujian 10

hari (Pradana and Widyartono 2019).

2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Afdal Apriadi Bur, Rozeff Pramana

(2019) tentang Prototype Pembangkit Listrik Memanfaatkan Energi Panas

Matahari Menggunakan Thermoelectric, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Salah satu teknologi yang dapat menghasilkan listrik dari pemanfaatan panas

matahari adalah thermoelectric. Teknologi thermoelectric merupakan

teknologi yang bekerja dengan mengkonversikan energi panas atau suhu

menjadi energi listrik secara langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

merancang prototype pembangkit listrik dan Mengoptimalkan pemanfaatan

energi panas matahari dan meningkatkan selisih suhu pada thermoelectric.

Penelitian ini menggunakan 18 buah thermoelectric generator (TEG) tipe

SP1848 27145SA dan solar concentrator jenis oval parabolic. Sensor

tegangan digunakan untuk membaca tegangan yang dihasilkan thermoelectric

dan sensor LM35 untuk membaca suhu di kedua sisi thermoelectric dengan

perantara plat alumunium di sisi hot side dan heatsnik di sisi cold side. Hasil

penelitian yang didapatkan Perangkat prototype pembangkit listrik

memanfaatkan energi panas matahari menggunakan thermoelectric dapat

mengoptimalkan energi panas matahari dengan menggunakan solar

concentrator oval parabolic dan meningkatkan selisih suhu dengan

menggunakan heatsink serta wadah yang berisi air bervolume 3.300

cm3.Suhu tertinggi pada plat alumunium mencapai 69,34 0C pada pukul

13.00 WIB dan suhu terendah mencapai 44,21 0C pada pukul08.00 WIB.
30

Sedangkan suhu tertinggi pada heatsink mencapai 36,62 0C pada pukul 13.00

WIB dan suhu terendah mencapai 33,06 0C pada pukul 08.00 WIB. Tegangan

yang dihasilkan thermoelectric mencapai 16,77 VDC dan arus 0,18 A pada

pukul 13.00 WIB dengan selisih perbandingan suhu 32,72 0C. Penggunaan

air sangat berpengaruh dikarenakan air dapat mendinginkan atau menurunkan

suhu pada heatsink. Namun suhu pada air harus diperhatikan, karena apabila

suhu air sudah tinggi air harus diganti agar selisih perbedaan suhu yang

diperoleh lebih tinggi. Dengan selisih perbedaan suhu yang tinggi, hasil

tegangan dan arus akan semakin tinggi. (Bur and Pramana, n.d.)

C. Kerangka Pikir

Alat pemanggang yang digunakan pada masyarakat umumnya berbahan

bakar arang, dimana cara ini pembakarannya masih secara konvensional (diputar).

Sehingga pada kondisinya sekarang masyarakat masih diharuskan menunggu dan

melakukan pemutaran secara langsung atau manual dalam jangka waktu yang

lama. Dengan kata lain alat pemanggang ini masih belum efisien dan masih

terkesan merepotkan. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan sebuah

inovasi teknologi yang dapat mempermudah proses tersebut.

Alat pemanggang pada penelitian ini adalah sistem kontrol otomatis

digunakan untuk memutaran motor DC dengan memanfaatkan Thermoelectric

Generator sebagai sumber listrik, dengan cara mengambil panas yang dihasilkan

oleh arang.
31

Berdasarkan permasalahan diatas penulis mencoba membangun suatu alat

pemanggang otomatis memanfaatkan energi panas. Berikut adalah kerangka pikir

dari pembuatan alat pemanggang otomatis memanfaatkan energi panas :

Kondisi Awal

Dalam membolak balikkan


bahan yang dipanggang
Masalah
masih secara manual
Dalam memanggang bahan
makanan masih menunggu
pemutaran secara langsung
atau manual dalam jangka
waktu yang lama.

Solusi Dalam memanggang bahan


makanan sering terjadi cedera
dalam membolak-balikan
makanan akibat panasnya
Pengembangan tungku tungku dalam waktu relatif
pemanggang otomatis lama
memanfaatkan energi panas

Hasil yang diharapkan

Pengembangan tungku
pemanggangan ini dapat
membolak balikan bahan
secara otomatis .

Gambar 2.16. Bagan Kerangka Pikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode pengembangan yang digunakan dalam penelitian yaitu penelitian

Research and Development (R&D). Penelitian dan Pengembangan atau Research

and Development (R&D) adalah sebuah proses atau langkah-langkah untuk

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.

Pada penelitian ini model pengembangan yang diguankan yaitu model prototipe.

Prototipe dapat diartikan sebagai proses yang digunakan untuk membantu

pengembang perangkat keras dalam membentuk model dari perangkat keras yang

dibuat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan sistem ini dilakukan di Laboratorium

Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Makassar. selama 3 bulan mulai

bulan Januari 2022 sampai April 2022.

C. Model Pengembangan

Pada penelitian ini model pengembangan yang digunakan yaitu model

pengembangan prototype, karena metode proses pembuatan alat yang dibuat

secara terstruktur dan memiliki beberapa tahap-tahap yang harus dilalui pada

pembuatannya, namun jika tahap final dinyatakan bahwa sistem yang telah dibuat

masih memiliki kekurangan, maka alat akan dievaluasi kembali dan akan melalui

proses dari awal. Model pengembangan digambarkan sebagai berikut

32
33

Analisis Membangun Evaluasi


Kebutuhan Prototyping Prototyping

Menguji dan Mengembangkan


Implementasi Alat
Mengevaluasi Alat Produk

Gambar 3. 1 Model Pengembangan Prototipe

D. Prosedur Pengembangan

Berdasarkan model pengembangan prototipe diatas:

1. Analisis Kebutuhan

Kegiatan Pelaksanaan analisis kebutuhan dalam penelitian ini dilakukan

obeservasi dan studi literatur secara intensif untuk menentukan kebutuhan energi

yang digunakan sebagai alternatif sumber energi listrik berdasarkan pada

permasalahan. Analisis kebutuhan penelitian ini yaitu memperoleh atau

mengumpulkan data-data di mana teknik pengumpulan data menggunakan teknik

observasi.

Analisis kebutuhan alat dan bahan yang akan digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Alat

1) Las

2) Gurinda

3) Meteran
34

4) Spidol

5) Penggaris

b. Bahan

1) Besi as Stainless 3mm dan 6mm

2) Besi Siku 3x3

3) Besi Plat 2mm

4) Kipas DC

5) Pasta Thermal Bombardir

6) Cupcake Besi

7) Motor DC 12 Volt

8) Peltier

9) Sakelar

10) Pasta Thermal

11) Elektroda Stainless

12) Mata Gurinda kikis dan Potong/dos

13) Selongsong 2mm, 3mm, 4mm, dan 7mm

14) Charger aki

15) Kabel ties

16) Heatsink

2. Membangun Prototyping

Langkah pertama yang dilakukan pada tahap ini yaitu membuat desain alat

yang digunakan untuk memanfaatkan sumber energi listrik yang terbuang dari

tungku yang di ubah oleh peltier menjadi energi listrik untuk menjalankan motor.
35

Setelah membuat desain alat, lalu membuat pengembangan prototipe sesuai

dengan desain yang telah dibuat sebelumnya. Berikut gambar desain

pengembangan prototipe sumber energi listrik dengan memanfaatkan tungku

pemanggang.

Gambar 3.2 Desain Prototipe

3. Evaluasi Prototipe

Dalam tahap ini, perancangan prototipe yang telah didesain selanjutnya

akan dievaluasi oleh ahli. Langkah pertama yaitu dengan melakukan evaluasi pada

desain yang dibuat. Setelah melakukan evaluasi desain, maka selanjutnya

melakukan evaluasi desain secara keseluruhan dimana dilakukan evaluasi semua

komponen yang telah menjadi satu. Jika desain tidak sesuai dengan sistem, maka

harus dievaluasi pada tahan awal yaitu memulai mengumpulkan informasi dari

awal dan membuat ulang desian prototipe.

4. Mengembangkan Produk

Dalam tahap ini, selanjutnya akan dilakukan pemasangan tiap komponen

yang akan digunakan pada produk. Pada tahap ini peneliti membangun/memasang
36

komponen yang digunakan, selanjutnya validator dan pembuat produk bersama-

sama membuat format input maupun output yang akan dihasilkan oleh produk

yang telah dibuat.

5. Menguji dan Evaluasi Alat

Pada tahap ini memulai menguji alat. Semua peralatan tungku

pemanggang diintegrasikan ke dalam rangkaian alat yang telah didesain setelah

pengujian yang dilakukan pada masing-masing komponen. Kemudian

diintegrasikan semua komponen tungku pemanggang untuk diuji coba. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner yaitu instrumen test case. Test

case merupakan sekumpulan input yang akan diuji, kondisi yang harus

dilaksanakan dan hasil yang diharapkan. Jika pada pengujian terjadi kesalahan

yang membuat alat tidak bekerja sesuai fungsinya, maka harus diulang pada tahap

peltier. Memulai peltier dari awal dan melakukan pengujian ulang. Jika pengujian

tidak terjadi masalah dan alat berkerja sesuai dengan fungsinya maka alat siap

untuk digunakan.

6. Implementasi Produk

Pada tahap ini, prototipe yang telah diuji siap untuk digunakan atau

diimplementasikan.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan menggunakan teknik dan

instrumen pengumpulan data yaitu:


37

1. Teknik Observasi

Teknik dan instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

teknik observasi atau pengamatan langsung. Teknik observasi pada penelitian ini

digunakan karena peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek

penelitian. Teknik dan instrumen pengumpulan data observasi memiliki objek

penelitian bersifat perilaku, tindakan manusia, proses kerja, dan penggunaan

responden kecil.

2. Kuisioner (Angket)

Kuisioner atau angket digunakan untuk menguji kelayakan alat dari aspek

functionality dan usability. Kuisioner untuk aspek functionality diberikan kepada

ahli konten. Kuisioner untuk aspek usability dibagikan kepada pengguna atau

responden. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode kuisioner yaitu

instrumen test case. Test case merupakan sekumpulan input yang akan diuji,

kondisi yang harus dieksekusi dan hasil yang diharapkan.

a. Functionality

Pada functionality pada penelitian ini berfokus pada sub-karakteristik suitability

serta accuracy, dimana dilakukan dengan pengujian secara black box test case.

Instrumen pengujian functionality berisi tabel seperti berikut:


38

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Functionality

Hasil
No. Butir Uji
Ya () Tidak ()
Apakah Thermoelectric Generator berfungsi
1
dengan baik?
Apakah panas tungku pemanggang dapat
2 memberikan suplai energi ke Thermoelectric
Generator?
Apakah Motor DC 12 Volt berfungsi dengan
3 baik?

Apakah tegangan dari Thermoelectric


4
Generator dapat memutar Motor DC 12V?
Apakah Accumulator (Aki) berfungsi dengan
5
baik?
Apakah Accumulator (Aki) dapat
6
menyimpan energi listrik dengan baik?
Apakah tungku pemanggang menggunakan
7
TEG diterapkan dengan baik?

b. Usability

Usability adalah kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan alat,

kemudahaan dalam menggunakan fungsi-fungsi yanag diberikan serta

kemudahan. Pengujian untuk karakteristik Usability dilakukan dengan

menggunakan kuisioner/angket yang dibagikan kepada responden. Instrumen

pengujian Usability berisi tabel seperti berikut :


39

Tabel 3.2 Instrumen Pengujian Usability

Hasil
No Pernyataan
STS TS S SS
Usability

1. Alat ini memudahkan saya membalikkan


makanan
2. Alat ini membantu saya dalam menghemat
waktu
3. Alat ini mengefisienkan waktu dalam
membalikkan makanan
Alat ini dapat membantu pengguna dalam
4. mengatasi masalah lupa membalikkan makanan
setelah di panggang/bakar
5. Alat ini mudah dan praktis digunakan
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
TST = Sangat Tidak Setuju

c. Teknik Pengukuran

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, dilakukan pengukuran dan

pengujian untuk mengetahui output yang dihasilkan modul termoelektrik

generator yang dirangkai seri baik ketika tidak berbeban maupun ketika diberi

beban.

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen

penelitiaan yang digunakan untuk pengukuran termoelektrik generator. Berikut


40

ini adalah panduan instrumen pengukuran dalam pengambilan data yang dicatat di

dalam tabel berikut ini:

3.3 Data instrumen pengukuran termoelektrik generator

Suhu (C°) Tegangan (V) Arus (I) Daya (P) Tahanan (R)

F. Validasi Instrumentasi Penelitian

Validitas instrument merupakan penentuan layak tidak layaknya

pernyataan pada instrumen untuk digunakan sebagai media untuk mengumpulkan

data, maka instrumen divalidasi oleh tim validator yaitu ahli instrumen sebanyak 2

orang dan dinyatakan layak digunakan. Penilaian oleh ahli instrumen

menggunakan skala Likert. Tabel 3.4 merupakan konversi skor kevalidan

instrumen dari skala Likert pada instrumen.

Tabel 3.5 Interval Skala Likert

Skor Kategori
> 4,0 Sangat Valid
>3,5 – 3,9 Valid
> 2,6 – 3,4 Cukup Valid
> 1,8 – 2,5 Kurang Valid
≤ 1,8 Tidak Valid
41

Sumber: (Sugiyono 2015).

Tabel 3.6 Hasil Penilaian Ahli Instrumen

No Validator Jenis Instrumen Skor Kategori


Ahli Konten 4,8 Sangat Valid
1. Validator 1
Tanggapan Responden 4,8 Sangat Valid
Ahli Konten 5,0 Sangat Valid
2. Validator 2
Tanggapan Responden 4,8 Sangat Valid
Jumlah Rata-rata Skor Keseluruhan 4,8 Sangat Valid
(Sumber: Hasil Olah Data, 2022)

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa jumlah rata-rata skor penilaian ahli

instrumen dari kedua validator mencapai kategori sangat valid sebesar 4,8.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen diatas sangat valid untuk digunakan

pada tahap pengumpulan data uji coba.

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif

kuantitatif dan pengukuran. Analisis data deskriptif adalah proses pendeskripsian

atau menjelaskan data yang telah dikumpul sebagaimana adanya tanpa membuat

kesimpulan yang berlaku secara umum (Purwanto 2007). Teknik pengukuran

merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan daya yang

dibangkikan dan efisiensi energi listrik yang dihasilkan oleh Thermoelectric

Generator (TEG) dan Accumulator. Berikut teknik analisis data yang digunakan.
42

1. Teknik Analisis Data Hasil Instumen Validasi

Data hasil instrumen validasi yang dianalisis adalah data yang diperoleh

dari hasil pengujian alat dengan beberapa kali percobaan dan data dideskripsikan

secara kuantitatif. Data-data yang dianalisis disajikan dalam bentuk tabel. Pada

sistem ini digunakan pengujian functionality dan usability. Pengujian functionality

dan usability ditentukan dari hasil perhitungan skor persentase untuk masing-

masing instrumen. Pada lembar jawaban setiap item pertanyaan menggunakan

skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang

tegas yaitu ya/tidak, benar/salah, pernah/tidak pernah, positif/negatif (Sugiyono

2015). Jawaban dapat dibuat dalam bentuk checklist dengan skor tinggi satu dan

skor rendah nol.

Tabel 3.7 Konversi Skor Skala Guttman

Skor oleh Validator


Jawaban Hasil
Validator 1 Validator 2
Ya ∑Ya
Tidak ∑Tidak
Skor Maks ∑Ya+∑Tidak
Sumber: (Sugiyono 2015).

Persentase untuk masing-masing penilaian adalah:


Ya = (∑Ya/Skor Maks) x 100%
Tidak = (∑Tidak/Skor Maks) x 100%

2. Analisis Functionality
43

Menurut (Pressman, 2015) dalam melakukan pengujian fungsionalitas

suatu perangkat dapat dilakukan dengan menggunakan metode black box testing

atau behavior testing. Fokus pengujian metode black box yaitu pada pengujian

fungsionalitas dan output yang dihasilkan. Implementasi metode black box testing

dilakukan dengan menggunakan test case (Pressman,2010). Test case merupakan

sekumpulan input yang akan diuji, kondisi yang harus dieksekusi dan hasil yang

diharapkan. Test case bertujuan untuk memeriksa pemenuhan kebutuhan sistem

dalam hal ini kebutuhan fungsionalitas alat. Pada ISO 25010 yang digunakan

dalam melakukan mengukur pengujian seberapa memadai setiap fungsi yang

terdapat pada suatu produk. Rumus perhitungan antara lain:

I
x= P

Keterangan :
X = Functionality
I = Jumlah fitur yang berhasil diuji
P = Jumlah fitur yang dirancang

Interpretasi nilai yang diukur pada rumus yaitu 0 <= X <= 1. Suatu produk dapat

dikatakan baik dari aspek fungsionalitasnya apabila hasil perhitungan nilai X yang

didapat dari rumus mendekati angka 1.


44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menghasilkan sebuah alat prototipe Tungku Pemanggang

Otomatis yang dihasilkan oleh Thermoelectric Generator (TEG) Memanfaatkan

Energi Panas. Secara lebih rinci hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hasil Analisis Kebutuhan

Kegiatan pelaksanaan analisis kebutuhan dalam penelitian ini dilaksanakan

dengan cara melakukan observasi dan studi literatur. Kegiatan observasi

dilakukan dengan cara pengamatan penerapan tungku pemanggang yang telah

diterapkan di lingkungan sekitar. Dari kegiatan pengamatan penerapan tungku

pemanggang otomatis dengan memanfaatkan energi panas pada tungku

pembakaran.

Oleh karena itu, pengembangan tungku pemanggang otomatis

menggunakan energi panas. Salah satu sumber energi alternatif yang dapat

dimanfaatkan adalah energi panas dari tungku pembakaran. Penggunaan energi ini

dapat dilakukan dengan menggunakan termoelektrik generator. Dengan

menggunakan termoelektrik generator, hasil suhu panas yang didapat dari tungku

pemanggang dikonversikan menjadi energi listrik untuk disalurkan ke aki. Energi

listrik yang tersimpan pada aki dapat dimanfaatkan untuk penggunaan kebutuhan

tungku pemanggang.

Berdasarkan hasil penelusuran dan analisis kebutuhan diperoleh bahwa

riset pengembangan energi alternatif yang bersifat terbarukan dan ramah

44
45

lingkungan dengan memanfaatkan energi panas dari tungku pemanggang perlu

dilakukan, khususnya terkait penerapan tungku pemanggang otomatis agar dapat

terpenuhi kebutuhan pelanggan.

2. Hasil Desain Pengembangan Perangkat

Dalam penelitian ini, penulis merancang sebuah tungku otomatis yang

memanfaatkan energi panas dan termoelektrik generator. Pada tahap ini dilakukan

perancangan rangkaian tungku dan perakitan perangkat tungku.

a. Rancangan Rangkaian Tungku Otomatis

Pada perancangan rangkaian tungku otomatis, diperlukan untuk

mengetahui bagaimana cara kerja dan prinsip kerja dari alat yang akan dibuat,

maka dari itu peneliti membuat rangkaian tungku agar memudahkan dan

mengetahui proses kerja dari sebuah alat yang akan di buat. Adapun rangakain

tungku dari alat dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.1 Skema Rangkaian Tungku Otomatis


46

Dari skema rangkaian tungku otomatis di atas, terdapat beberapa

alat/komponen yang digunakan untuk membangktikan energi listrik yaitu sebagai

berikut:

1) Thermoelectric generator (SP184827145SA) berfungsi sebagai alat untuk

membangkitkan energi listrik

2) Boots Converter berfungsi sebagai alat untuk step up tegangan yang

dihasilkan oleh Thermoelectric generator (TEG).

3) Solar Charge Controller berfungsi sebagai switch (saklar) yang mengatur

arus dan tegangan DC pada saat pengisian accumulator (aki) dan sumber

listrik untuk beban DC.

4) Accumulator (aki) berfungsi sebagai alat untuk menyimpan energi listrik

yang dihasilkan oleh Thermoelectric generator (TEG).

5) Saklar berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus listrik.

6) Kipas DC 12 volt berfungsi sebagai alat untuk membantu atau menjaga suhu

Thermoelectric generator (TEG) agar tetap terjaga pada saat suhu optimal.

7) Motor DC 12 volt berfungsi sebagai alat untuk memutar panggangan.

b. Perakitan Tungku Otomatis

Setelah mendesain perancangan rangkaian tungku, tahap selanjutnya

adalah perakitan perangkat tungku otomatis yang dilakukan untuk merealisasikan

desain perancangan tungku sesuai kebutuhan pengguna yang sudah dibuat

sebelumnya. Proses perakitan perangkat hasil perancangan alat dengan

menggabungkan beberapa komponen di bawah ini.


47

Gambar 4.2 Proses Pembuatan Tungku

Langkah awal pembuatan prototipe tungku otomatis yaitu dengan

menyiapkan besi stainless, Besi siku, dan Besi plat kemudian disusun membentuk

persegi sebagai tempat bahan yang akan digunakan, setelah tungku untuk

penempatan peralatan selesai, selanjutnya pemasangan setiap komponen yang

akan digunakan.

Perangkat utama yang digunakan adalah Thermoelectric Generator (TEG),

boost converter, Solar Charge Controller (SCC), accumulator (Aki), Fan DC 12

volt, motor DC 12 volt dan heatsink. Kemudian perangkat pendukung yang

digunakan adalah las, gurinda, meteran dan penggaris.

Perangkat yang digunakan pada tungku merupakan Thermoelectric

Generator (TEG) tipe SP-184827145 SA sebanyak 8 buah yang dirangkai secara

seri panas thermoelectric generator dilapisi oleh penghantar panas aluminum

diberi grease. Penghantar panas yang di manfaatkan adalah pada sisi dingin diberi
48

heatsink untuk mendinginkan thermoelectric generator. Bahan yang di

deskripsikan di atas merupakan alat yang digunakan sebagai sumber untuk

mengubah energi panas menjadi energi listrik.

3. Pengujian

Tahap pengujian merupakan lanjutan dari tahap sebelumnya dengan tujuan

untuk mengetahui apakah alat yang telah dibuat sudah sesuai dengan analisis

kebutuhan pembuatan tungku dan apakah sudah memenuhi persyaratan pengguna,

maka perlu adanya pengujian. Pada tahapan ini dilakukan beberapa uji coba

seperti pengujian termoelektrik generator, accumulator dan pengujian secara

langsung oleh validator ahli dibidangnya. Uji coba prototipe dilakukan di halaman

Laboratorium Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM.

Gambar 4.3 Pengujian alat tungku pemanggang otomatis

B. Hasil Data Uji Coba

Data diperoleh melalui tahapan pengujian functionality yang dilakukan

oleh validator ahli di Laboratorium Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM.


49

a. Hasil Uji Coba Functionality

Hasil dari uji coba functionality tungku pemanggang otomatis

menggunakan termoelektrik generator dan accumulator dilakukan secara

langsung oleh dosen selaku validator ahli pada bidangnya. Pengujian alat yang

dilakukan peneliti berdasarkan tabel yang ada pada lampiran sebagai acuan setiap

fungsi yang berjalan dengan baik, maka penguji/validator akan memberikan tanda

checklist di kolom “Ya” dengan skor 1, namun apabila fungsi tidak berjalan

dengan baik maka akan diberi tanda checklist di kolom “Tidak” dengan skor 0.

Tabel 4. 1 Lembar Penilaian Validasi Ahli Pengujian Alat

Validator 1 Validator 2
No Butir Uji
YA TIDAK YA TIDAK

1. Apakah Thermoelektrik Generator berfungsi


1 0 1 0
dengan baik?
2. Apakah Boots Converter berfungsi dengan
1 0 1 0
baik?
3. 1 0 1 0
Apakah Heatsink dapat berfungsi dengan baik?

4. Apakah Solar Charge Controller berfungsi


1 0 1 0
dengan baik?
5. Apakah Accumulator berfungsi dengan baik? 1 0 1 0

6. Apakah Motor DC 12 Volt berfungsi dengan


1 0 1 0
baik?
7. Apakah Switch berfungsi dengan baik? 1 0 1 0

8. Apakah Fun DC 12 Volt berfungsi dengan


1 0 1 0
baik?

TOTAL 8 0 8 0

(Sumber: Hasil Olah Data, 2022)


50

Tabel 4. 2 Hasil Penilaian Validasi Ahli Pengujian Alat

Skor Oleh Validator


Jawaban Hasil
Validator 1 Validator 2
Ya 8 8 16
Tidak 0 0 0
Skor Maks 16
(Sumber: Hasil Olah Data, 2022)
Presentase untuk masing-masing penilaian adalah:

Ya = 8/8 = 1 (F = 1)
Tidak = 0/0 = 0 (F < 1)

Hasil uji coba funcitionality ada beberapa item pengujian pada alat tungku

pemanggang otomatis. Pengujian dilakukan dengan 8 butir soal untuk

mendapatkan hasil uji yang akurat, dimana hasil yang didapat jika dipresentasikan

mendapatkan F = 1, yang artinya hasil dari uji coba funcitionality bernilai 1 (satu)

sehingga bisa dikatakan bahwa alat ini dapat diterima.

b. Hasil Ukur Pengujian Alat

Hasil pengujian alat maka didapatkan hasil ukur pada prototipe tungku

pemanggang otomatis menggunakan TEG. Pengujian Thermoelektrik Generator

pada tungku pemanggang

Pengujian ini dilakukan selama 1 jam yang dibagi menjadi 6 kali

percobaan dengan menghasilkan tegangan dan arus keluaran yang bervariasi,

sehingga diperoleh data sebagai berikut:


51

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Thermoelektrik Generator pada tungku pemanggang

Waktu Temperatur (°C) ∆T Tegangan Arus Daya


(Menit) Th (°C) Tc (°C) (°C) (V) (A) (W)

10 75 °C 44 °C 31 2,96 V 0,07 A 0,207 W

20 78 °C 45 °C 33 3,01 V 0,08 A 0,241 W

30 79 °C 45 °C 34 3,18 V 0,09 A 0,286 W

40 89 °C 46 °C 43 3,31 V 0,10 A 0,331 W

50 96 °C 50 °C 46 3,54 V 0,12 A 0,425 W

60 84 °C 47 °C 47 3,23 V 0,09 A 0,291 W

TOTAL 19,23 V 0,55 A 1,781 W

Rata-rata 3,21 V 0,09 A 0,297 W

(Sumber: Hasil Olah Data, 2022)

Tabel 4.3 menunjukkan hasil pengukuran tegangan dengan rata-rata 3,21

V dan arus dengan rata-rata 0,09 A pada termoelektrik generator yang dipasang di

tungku pemanggang. Adapun perhitungan energi listrik yang dihasilkan rata-rata

sebesar 0.297 watt.

c. Hasil Responden

Alat Tungku Pemanggang Otomatis Memanfaatkan Energi Panas

dilakukan uji coba langsung dilapangan dan responden berupa mahasiswa dan

masyarakat kampus dengan memberikan angket untuk mengetahui pendapat

responden terhadap alat tungku pemanggang otomatis.


52

Tabel 4.4 Hasil Penilaian responden pada uji coba alat

Jumlah Total
No Responden Rata-rata Kategori
Item Skor
1. Responden 1 6 30 5,0 Sangat Baik
2. Responden 2 6 28 4,6 Baik
3. Responden 3 6 30 5,0 Sangat Baik
4. Responden 4 6 30 5,0 Sangat Baik
5. Responden 5 6 28 4,6 Baik
6. Responden 6 6 29 4,8 Sangat Baik
7. Responden 7 6 29 4,8 Sangat Baik
8. Responden 8 6 30 5,0 Sangat Baik
9. Responden 9 6 30 5,0 Sangat Baik
10. Responden 10 6 28 4,6 Baik
11. Responden 11 6 29 4,8 Sangat Baik
12. Responden 12 6 30 5,0 Sangat Baik
13. Responden 13 6 30 5,0 Sangat Baik
14. Responden 14 6 30 5,0 Sangat Baik
15. Responden 15 6 29 4,8 Sangat Baik
16. Responden 16 6 28 4,6 Baik
17. Responden 17 6 29 4,8 Sangat Baik
18. Responden 18 6 30 5,0 Sangat Baik
19 Responden 19 6 30 5,0 Sangat Baik
20. Responden 20 6 30 5,0 Sangat Baik
Rata-rata 4,9 Sangat Baik
(Sumber: Hasil Olah Data, 2022)
53

Diagram Responden
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Gambar 4.4
Diagram Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan uji coba yang dilakukan, dapat diperoleh hasil bahwa secara

keseluruhan pendapat responden terhadap penggunaan alat berada pada kategori

sangat baik yaitu sebanyak 16 responden, dan kategori baik sebanyak 4

responden, kategori cukup nol responden, dan kategori kurang nol responden.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap tungku

pemanggang otomatis memanfaatkan energi panas sangat baik.

C. PEMBAHASAN

Alat pemanggang adalah suatu benda yang berguna untuk memasak dengan

cara memanfaatkan energi panas untuk memasak, baik dengan menggunakan bara

api, uap maupun tegangan listrik. Dimana sebagian orang menggunakan alat

pemanggang dengan bara api, masih melakukan cara manual untuk membaliknya

sehingga, resiko apabila seseorang tersebut tidak hati-hati dalam melakukannya

dapat mengalami cedera akibat panasnya pemanggang.


54

. Maka dari itu peneliti melakukan pengembangan prototipe pemanggang

otomatis memanfa atkan energi panas terbuang dari tungku yang bertujuan untuk

memudahkan pengguna dalam memanggang. Dengan adanya perkembangan alat

ini diharapkan masyarakat dapat lebih praktis dan dapat terhindar dari resiko

cedera akibat panasnya pemanggang dan mengurangi asap yang terhirup serta

mengefisiensikan waktu dalam memanggang.Energi panas yang terdapat pada

tungku pemanggang dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik

menggunakan modul Thermoelectric Generator (TEG) tipe SP 184821745 SA.

Thermoelectric Generator dihubungkan ke buck converter dan boost

converter. Buck converter berfungsi sebagai stabil tegangan jika suatu waktu

tegangan yang dihasilkan oleh Thermoelectric Generator tidak kondusif untuk

melakukan pengecasan terhadap aki dan sebagai switch agar tidak terjadi arus

balik dari energi listrik yang dihasilkan oleh TEG. Kemudian Boost converter

digunakan untuk menaikkan tegangan keluaran termoelektrik generator yang

sangat rendah untuk mencapai tegangan pengecasan aki. Aki digunakan sebagai

media untuk menyimpan energi listrik.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian pada bab IV yang telah

diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penelitian ini menghasilkan produk berupa prototipe pemanggang otomatis,

yaitu alat pemanggang otomatis dengan memanfaatkan energi panas pada

tungku. Alat ini menggunakan Termoelektrik Generator (TEG). Penelitian ini

menggunakan model penelitian pengembangan dan metode penelitian prototipe

yang memiliki enam tahapan yaitu analisis kebutuhan, membangun prototipe,

evaluasi prototipe, mengembangkan produk, pengujian dan implementasi alat.

2. Berdasarkan analisis dari hasil uji coba functionality dan uji coba alat, jumlah

persentasi keberfungsian alat dan aplikasi mendapatkan hasil secara

keseluruhan adalah F=1, atau semua peralatan berfungsi dengan baik. Lalu

untuk analisis dari hasil efisiensi, persentasi perhitungan efisiensi pada

termoelektrik generator menggunakan media panas tungku pembakaran sebesar

4.6%, dengan energi listrik rata-rata 0.297 watt. Hasil implementasi tungku

pemanggang otomatis diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan pendapat

responden terhadap penggunaan tungku pemanggang otomatis dari 20

responden terhadap tungku pemanggang otomatis menunjukkan 16 responden

berada pada kategori sangat baik dan 4 responden berada pada kategori baik

55
45

maka dapat disimpulkan bahwa tungku pemanggang otomatis menggunakan

TEG (Thermoelektrik Generator)


B. Saran

Berdasarkan hasil pengujian alat yang telah dilakukan, maka peneliti

menyarankan:

1. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan tungku

pemanggang otomatis ini berdasarkan penelitian serupa.

2. Peruntukkan tungku pemanggang otomatis ini hanya sebatas untuk

memutar/membalikkan panggangan dan responden pengujian alat hanya

sebatas mahasiswa kampus sehingga pengembangan untuk tungku

pemanggang otomatis dengan mengatur suhu juga perlu dilakukan serta

pengujian alat diharapkan melibatkan user pedagang .

3. Semoga tungku pemanggang otomatis ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.


57

DAFTAR PUSTAKA

Abrar, Muhammad. 2016. “Studi Karakterisasi Modul Generator Thermoelektrik


Tipe SP184827145SA.” Jurnal Karakteristik Generator Thermoelektrik.

Agung, Tri. 2019. “Rancang Bangun Thermoelectric Generator Sebagai Sumber


Arus Listrik Pada Alat Pemanggang.” Jurnal S1 Teknik Komputer Stikom
Surabaya.

Aprilliani, Windy. 2016. “Pengertian Accumulator”.


https://www.scribd.com/document/324528477/1-Pengertian-Accumulator. Di
akses pada tanggal 23 oktober 2021.

HMPG FIS UNY. 2013. “Pengertian Energi Geothermal.” Universitas Negeri


Yogyakarta. 2013. http://www.hmpg-uny.org/2013/06/pengertian-energi-
geothermal.html.

Julisman, Andi, Ira Devi Sara, and Ramdhan Halid Siregar. 2017. “Prototipe
Pemanfaatan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Pada Sistem Otomasi
Stadion Bola.” Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, Dan Elektro 2 (1):
35–42.

Kementerian ESDM. 2016. “Jurnal Energi.”


https://www.esdm.go.id/assets/media/content/FIX2_Jurnal_Energi_Edisi_2_
17112016(1).pdf.

Pradana, Muhammad Ady, and Mahendra Widyartono. 2019. “Pototipe


Pembangkit Listrik Termoelektrik Generator Menggunakan Penghantar
Panas Aluminium, Kuningan Dan Seng.” Jurnal Teknik Elektro 9 no 2
Tahun 2020.

Prasetyo, Yuli, Alfi Tranggono Agus Salim, Bachtera Indarto, Muhammad Aji
Pangestu, Muhammad Ruston Habibi, Muhammad Nur Cahyanto, Hilman
Naufal Rafi, et al. 2019. “Karakteristik Termoelektrik Tec Bervariasi Tipe
Dengan Variasi Pembebanan Resistor” 02 (01): 37–41.
http://jetm.polinema.ac.id/.

Puspita, Shanti Candra, Hasto Sunarno, and Bachtera Indarto. 2017. “Generator
Termoelektrik Untuk Pengisisan Aki.” Jurnal Fisika Dan Aplikasinya 13 (2):
84. https://doi.org/10.12962/j24604682.v13i2.2748.

Putri, Desy Ermia, Dewanto Harjunowibowo, and Ahmad Fauzi. 2015.


“Harvesting Energy Panas Matahari Menggunakan Thermoelectric Dan
Photovoltaic.” Jurnal Fisika Dan Pendidikan Fisika 6 (1): 63–68.
58
58

Pressman, R.S.2015. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi Buku I.


Yogyakarta: Andi

Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang Republic Indonesia Nomor 18 Tahun


2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta. Sekretariat Negeri RI.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.


Yogyakarta: Alfabeta.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Wiradika, Yudha. 2019. “Analisis Variasi Luasan Heatsink Terhadap Unjuk
Kerja Generator Temoelektrik (TEG) Memanfaatkan Panas Buangan
Kondensor Kulkas.” Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai