Proposal Penelitian
Proposal Penelitian
i
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO
"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar
dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
(Q.S Al-Baqarah: 153)
iv
KATA PENGANTAR
rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi tercinta, Muhammad SAW yang telah menyinari dunia ini dengan cahaya
islam. Teriring harapan semoga kita termasuk umat beliau yang mendapatkan
peneliti hadapi dalam penyusunan skripsi ini. Akan tetapi berkat bantuan-Nya dan
bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan walaupun tidak luput
dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang
kepercayaan, dan doanya hingga peneliti dapat menyelesaikan studi dengan baik.
kita semua.
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN. M. Eng., Rektor
3. Bapak Dr. Muh. Yusuf Mappeasse, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
v
Elektro.
5. Bapak Edi Suhardi Rahman, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing I dan sebagai
6. Bapak Dr.Iwan Suhardi S.T., M.T. selaku Pembimbing II, yang senantiasa
telah memberikan arahan, masukan, kritik dan saran kepada penulis untuk
7. Bapak Udin Sidik Sidin, S.Pd., M.T. selaku Penanggap I yang telah
bantuannya.
10. Kepada Kakanda Kholik Prasojo, S.Pd., M.Pd., Yang telah memberikan ilmu
12. Seluruh anggota CV. Exclusive Engineer yang selalu menemani dan
membimbing saya.
13. Pihak-pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
vi
Semoga amal ibadah yang telah diberikan kepada peneliti dapat imbalan
yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis juga menyadari bahwa kesempurnaan
hanya milik Allah SWT, maka penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak
agar tercapai hasil yang maksimal. Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
ABSTRAK .........................................................................................................ii
ABSTRACT ........................................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................iv
MOTTO .............................................................................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................................vi
DAFTAR ISI .....................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................xii
viii
F. Validasi Instrumentasi Penelitian...........................................................40
G. Teknik Analisis Data..............................................................................41
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
makanan yaitu, mulai dari yang dipepes, disemur, dibakar, dan lain-lain . Salah
satu kategori makanan yang banyak diminati di indonesia adalah makanan yang
dibakar, seperti ayam bakar, ikan asap, jagung bakar dan lain sebaginya. Rasa
yang khas dan aroma pembakaran inilah yang membuatnya memiliki kelebihan
tersendiri.
tertentu.
ini sangat pesat, namun perkembangan tersebut belum terlihat di bidang industri
pemanggang adalah suatu benda yang berguna untuk memasak dengan cara
memanfaatkan energi panas untuk memasak, baik dengan menggunakan bara api,
1
uap maupun tegangan listrik. Dimana sebagian orang menggunakan alat
pemanggang dengan bara api masih melakukan cara manual untuk membaliknya
1
2
Sebenarnya, hal ini dapat dilakukan secara praktis bila ada sebuah alat dan
alat ini diharapkan masyarakat dapat lebih praktis dan dapat terhindar dari resiko
cedera akibat panasnya pemanggang. Alat pemanggang pada penelitian ini sistem
sebuah alat yang dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik dengan
memanfaatkan konduktivitas atau daya hantar panas dari sebuah lempeng logam.
termoelektrik di dasarkan pada sebuah efek yang disebut efek Seebeck, Fenomena
termoelektrik ditemukan pada tahun 1821 untuk pertama kalinya oleh ilmuwan
Jerman yaitu Thomas Johann Seebeck (Azmi, Dkk 2019). Alat ini di kendalikan
dengan saklar dimana ketika saklar di tekan maka panas yang telah di konversi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Pembaca
penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Definisi Pengembangan
tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal-akhir, seperti analisis konsektual.
uji lapangan.
5
Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal
maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur
dan
6
7
berbentuk benda perangkat keras (Hardware), tetapi dapat berupa perangkat lunak
(Software). Menurut pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
produk baru.
a. Model Waterfall
Menurut Pressman (2015), model waterfall adalah model klasik yang bersifat
adalah “Linear Sequential Model”. Model ini termasuk kedalam model generic
pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston
Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan
model yang paling banyak dipakai dalam Software Engineering (SE). Model
Waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya
Komunikasi
Perencanaan
Pemodelan
Konstruksi
Penyerahan
sistem/perangkat lunak
ke pengguna/pelanggan
adanya komunikasi dengan customer demi memahami dan mencapai tujuan yang
ingin dicapai. Hasil dari komunikasi tersebut adalah inisialisasi proyek, seperti
Pengumpulan data-data tambahan bisa juga diambil dari jurnal, artikel, dan
internet.
9
estimasi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, resiko yang dapat terjadi, sumber
daya yang diperlukan dalam membuat sistem, produk kerja yang ingin dihasilkan,
sistem.
dan algoritma program. Tujuannya untuk lebih memahami gambaran besar dari
menjadi kode atau bentuk/bahasa yang dapat dibaca oleh mesin. Setelah
pengkodean selesai, dilakukan pengujian terhadap sistem dan juga kode yang
sudah dibuat. Tujuannya untuk menemukan kesalahan yang mungkin terjadi untuk
nantinya diperbaiki.
agar sistem dapat tetap berjalan dan berkembang sesuai dengan fungsinya.
(Pressman,2015)
b. Model Prototyping
perangkat lunak dalam membentuk model dari perangkat lunak yang harus dibuat.
1) Pengumpulan Kebutuhan
2) Membangun Prototipe/Prototyping
11
3) Evaluasi Prototyping
Tahap ini dilakukan oleh klien, apakah prototyping yang dibangun, sudah
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan atau belum. Jika tidak sesuai,
4) Mengkodekan Sistem
5) Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu software yang siap pakai, maka
software harus di tes dahulu sebelum digunakan. Hal ini bertujuan untuk
6) Evaluasi Sistem
Di tahap ini klien mengevaluasi sistem yang telah dibuat sesuai dengan
7) Penggunaan Sistem
3. Tungku
sederhana, tersusun dari batu yang diatur sehingga bahan bakar terlindungi dan
sehingga api atau panas yang terbentuk tidak terlalu membahayakan pengguna.
merebus atau menggoreng, disukai tungku dengan ruang pemanas tertutup, seperti
kompor. Untuk membakar, tungku dengan pemanas terbuka lebih disukai, seperti
anglo atau pembakar. Tungku yang tertutup, sehingga panas merata pada seluruh
1) Tunnel klin
dimana didalamnya terdapat beberapa mobil kecil berisi tanah liat yang terus
tengah terowongan. Tunnel klin dianggap sebagai teknologi pembuatan batu bata
yang paling canggih. Keuntungan utama dari tunnel klin terletak pada
kontrol yang lebih baik pada proses pembakaran dan menghasilkan produk
Tungku yang berukuran kecil, digunakan untuk produksi skala kecil dan
sistem batch ukuran tungku dibuat sesuai pesanan, mulai dari ±1 m hingga ±75 m
logam, seperti emas, platina. Ukuran tungku dibuat sesuai pesanan dapat dibuat
langsung dari energi panas menjadi energi listrik. Termoelektrik didasarkan pada
sebuah efek yang disebut efek Seebeck, Fenomena termoelektrik ditemukan pada
tahun 1821 untuk pertama kalinya oleh ilmuwan Jerman yaitu Thomas Johann
dan besi pada suatu rangkaian. Kemudian diantara logam tembaga dan besi
tersebut diletakkan sebuah jarum kompas. Fenomena yang terjadi saat kedua
jarum kompas ini menyatakan bahwa timbul medan listrik pada kedua logam
sumber energi utama yang nantinya akan dikonversikan menjadi energi listrik.
yang memiliki buangan panas yang besar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
termoelektrik ini tidak ada bagian yang bergerak atau pun fluida yang mengalir
dan relatif lebih ramah lingkungan. Saat ini modul termoelektrik telah banyak
sebagai generator termoelektrik atau biasa disebut sebagai TEG yang berfungsi
2019).
△T = Th – Tc.....................................................(2.1)
Keterangan:
P = V x I.............................................................(2.2)
Keterangan :
P = Daya (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
a. Efek Seebeck
Efek seebeck adalah efek yang terjadi saat dua material yang berbeda
terhubung pada rangkaian tertutup. Arus listrik mengalir dalam rangkaian tersebut
ketika dua material memiliki temperatur yang berbeda. Ketika sambungan diputus
dari kedua ujung sambungan. Nilai tegangan yang dihasilkan tergantung pada
Jadi koefisien seebeck setiap logam ada yang bernilai positif dan ada yang bernilai
tegangan yang dihasilkan tergantung dari nilai koefisien Seebeck dan perbedaan
V = S x ∆T................................(2.3)
Keterangan:
V = Tegangan (Volt)
S = Koefisien Seebeck (µV/K)
16
b. Efek peltier
Efek peltier merupakan kebalikan dari efek seebeck. Jika dua bahan
sambungan menyebabkan ada bagian yang menyerap kalor dan ada bagian yang
termoelektrik generator adalah jika ada dua buah material atau lempeng logam
yang tersambung berada pada lingkungan dengan suhu yang berbeda maka di
dalam material atau lempeng logam tersebut akan mengalir arus listrik. Teknologi
termoelektrik relatif lebih ramah lingkungan, tahan lama dan bisa digunakan
termoelektrik di aliri lisrik, panas yang ada disekitarnya akan diserap. Dengan
Cold side
interconnect
Gambar
Gambar 2.6.
2.6. Susunan
Susunan Semikonduktor
Semikonduktor Pada
Pada Termoelektrik.
Termoelektrik.
Semikonduktor ialah bahan
Semikonduktor ialahyang mampu
bahan menghantarkan
yang mampu menghantarkan arus listrik.
termoelektrik terdiri dari suatu susunan elemen tipe-P, yakni material yang
kekurangan elektron, dan terdiri juga dari susunan elemen tipe-N, yakni material
yang kelebihan elektron. Panas masuk pada salah satu sisi dan dibuang dari sisi
Disimpulkan bahwa panas atau kalor pada salah satu sisi dialirkan dan dibuang ke
sisi lainnya, sehingga terjadi aliran arus, ketika terjadi arus maka terciptalah beda
temperatur, karena semakin besar temperatur maka semakin besar pula tegangan
(α),
△V
α= ............................................................(2.4)
△T
Keterangan:
yang sudah diproduksi antara lain silicon germanium, lead telluride dan bismuth
telluride. Ketiga bahan ini diklasifikasikan menurut suhu kerjanya. Bahan silikon
germanium memiliki suhu kerja yang paling tinggi di antaranya bahan generator
termoelektrik lainnya. Material ini bisa menyerap panas dalam suhu 750°C
sampai dengan 1000°C rotor. Bahan ini dapat menyerap beda potensial yang
paling tinggi dari material termolektrik yang lainnya. Adapun material lead
menengah. Pada material ini suhu kerja rentang antara 400°C sampai dengan
650°C.
adalah material jenis bismuth telluride. Material ini bekerja pada suhu rendah
dengan rentang suhu kerja hingga 350°C. Material ini umumnya dipakai untuk
Termoelektrik yang digunakan pada penelitian kali ini adalah tipe TEG SP
bandingkan dengan tipe yang lain. Panas yang digunakan untuk membangkitkan
daya listrik dari termoelektrik merupakan panas yang dihasilkan oleh kompresor
20
refrigerator pada rumah tangga dengan efektivitas panas yang terbuang secara
terus-menerus.
5. Accumulator
cell akumulator memiliki tegangan sebesar 2 volt, sehingga aki 12 volt, memiliki
Aki merupakan sel yang banyak kita jumpai karena banyak digunakan
pada sepeda motor maupun mobil. Aki termasuk sel sekunder, karena selain
menghasilkan arus listrik, aki juga dapat diisi arus listrik kembali. (Windy, 2016)
6. Saklar
21
Saklar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua
keadaan, yaitu keadaan on dan keadaan off. Keadaan off (tutup) merupakan suatu
keadaan dimana tidak ada arus yang mengalir. Keadaan on (buka) merupakan satu
keadaan yang mana arus bisa mengalir dengan bebas atau dengan kata lain (secara
ideal) tidak ada resistivitas dan besar voltase pada saklar sama dengan nol.
dalamnya:
1. Saklar On-Off:
Saklar jenis ini mempunyai dua kondisi yaitu on (terhubung) dan off
rumah.
Kondisi awal saklar ini adalah On (terhubung) tetapi jika ditekan, digeser,
menjadi Off (terputus). Saklar jenis ini adalah bagian dari saklar On-Off
Kondisi awal saklar ini adalah Off (terputus) dan akan berubah menjadi On
secara manual. Saklar ini juga merupakan bagian dari saklar On-Off.
4. Saklar Push-On
Kondisi awal saklar ini adalah Off dan akan berubah menjadi On hanya
ketika ditekan. Jika dilepas, maka saklar akan kembali ke posisi Off.
Saklar jenis ini dapat ditemukan pada bel rumah atau bel cerdas cermat.
22
5. Saklar Push-Off
Kondisi awal dari saklar ini adalah On dan hanya akan berubah kondisi
7. Heatsink
Heatsink adalah logam dengan desain khusus yang terbuat dari alumunium
dan juga tembaga (salah satunya) yang berfungsi untuk memperluas proses
transfer panas. Ada dua jenis heatsink yang sering digunakan, yaitu heatsink plat
bersirip jenis extrude dan heatsink jenis slot (Bur and Pramana, n.d.).
sirip-sirip untuk memperluas bidang sentuh dengan udara atau fluida pendingin
memiliki sirip dengan tinggi 1 cm, tebal sirip 0,3 cm dan jarak antara sirip 0,5 cm,
23
luas total permukaan heatsink termasuk sirip adalah 1,08 m2 (Pawawoi and
Zulfahmi 2019).
motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut
dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan yang
diberikan pada dua terminal menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari
2001:331)
a. Bagian motor DC
1) Kutub medan
perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan
dinamo yang menggerakkan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC
sederhana memiliki dua kutub medan yaitu kutub utara dan kutub selatan.
2) Rotor
Bila arus masuk menuju rotor (bagian motor yang bergerak), maka arus ini
penggerak untuk menggerakkan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, rotor
berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub
25
utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik
3) Komutator.
adalah untuk membalikkan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga
membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya (Hamdani, 2010)
1) Pada posisi 1 arus elektron mengalir dari sikat negatif menuju ke sikat positif.
Akan timbul torsi yang menyebabkan jangkar berputar berlawanan arah jarum
jam.
2) Ketika jangkar pada posisi 2, sikat terhubung dengan kedua segmen komutator.
Aliran arus pada jangkar terputus sehingga tidak ada torsi yang dihasilkan. Tetapi,
3) Pada posisi 3, letak sisi jangkar berkebalikan dari letak sisi jangkar pada posisi
1. Segmen komutator membalik arah arus elektron yang mengalir pada kumparan
jangkar. Oleh karena itu arah arus yang mengalir pada kumparan jangkar sama
dengan posisi 1. Torsi akan timbul yang menyebabkan jangkar tetap berputar
4) Jangkar berada pada titik netral. Karena adanya kelembaman pada poros
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Proses konversi ini terjadi
Ketika arus (I) melalui sebuah konduktor, akan dihasilkan garis-garis gaya
magnet (fluks) B. Arah dari fluks bergantung pada arus yang mengalir atau
dimana terjadi perbedaan potensial tegangan. Hubungan arah arus dan arah medan
magnet ditunjukkan oleh gambar 2.14. Menggunakan kaidah tangan kanan dari
gaya Lorentz.
27
ibu jari menunjukkan arah gerak, jari telunjuk menunjukkan arah medan, dan jari
tengah menunjukkan arah arus. Jika sebuah kumparan yang dialiri arus listrik
diletakkan disekitar medan magnet yang dihasilkan oleh magnet permanen, maka
pada penghantar tersebut akan mengalami gaya. Prinsip inilah kemudian yang
F=BIL
28
dengan :
B. Penelitian Relevan
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ady Pradana (2020) tentang
seng. Sumber panas yang digunakan pada penelitian ini yaitu sinar matahari,
panas kuningan dengan ketebalan 1mm dengan merangkai TEG secara seri
dengan menggunakan air ice didapatkan 9,2 Volt pada hari ke-10,
3,56 Volt pada hari ke-1, dan yang terakhir menggunakan plat aluminium
dengan rangkaian seri TEG didapatkan 2,95 Volt pada hari ke-5 dengan suhu
29
rata-rata yang dihasilkan oleh TEG ialah 53,53°C selama masa pengujian 10
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Afdal Apriadi Bur, Rozeff Pramana
Salah satu teknologi yang dapat menghasilkan listrik dari pemanfaatan panas
menjadi energi listrik secara langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dan sensor LM35 untuk membaca suhu di kedua sisi thermoelectric dengan
perantara plat alumunium di sisi hot side dan heatsnik di sisi cold side. Hasil
13.00 WIB dan suhu terendah mencapai 44,21 0C pada pukul08.00 WIB.
30
Sedangkan suhu tertinggi pada heatsink mencapai 36,62 0C pada pukul 13.00
WIB dan suhu terendah mencapai 33,06 0C pada pukul 08.00 WIB. Tegangan
yang dihasilkan thermoelectric mencapai 16,77 VDC dan arus 0,18 A pada
pukul 13.00 WIB dengan selisih perbandingan suhu 32,72 0C. Penggunaan
suhu pada heatsink. Namun suhu pada air harus diperhatikan, karena apabila
suhu air sudah tinggi air harus diganti agar selisih perbedaan suhu yang
diperoleh lebih tinggi. Dengan selisih perbedaan suhu yang tinggi, hasil
tegangan dan arus akan semakin tinggi. (Bur and Pramana, n.d.)
C. Kerangka Pikir
bakar arang, dimana cara ini pembakarannya masih secara konvensional (diputar).
melakukan pemutaran secara langsung atau manual dalam jangka waktu yang
lama. Dengan kata lain alat pemanggang ini masih belum efisien dan masih
Generator sebagai sumber listrik, dengan cara mengambil panas yang dihasilkan
oleh arang.
31
Kondisi Awal
Pengembangan tungku
pemanggangan ini dapat
membolak balikan bahan
secara otomatis .
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.
Pada penelitian ini model pengembangan yang diguankan yaitu model prototipe.
pengembang perangkat keras dalam membentuk model dari perangkat keras yang
dibuat.
C. Model Pengembangan
secara terstruktur dan memiliki beberapa tahap-tahap yang harus dilalui pada
pembuatannya, namun jika tahap final dinyatakan bahwa sistem yang telah dibuat
masih memiliki kekurangan, maka alat akan dievaluasi kembali dan akan melalui
32
33
D. Prosedur Pengembangan
1. Analisis Kebutuhan
obeservasi dan studi literatur secara intensif untuk menentukan kebutuhan energi
observasi.
Analisis kebutuhan alat dan bahan yang akan digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Alat
1) Las
2) Gurinda
3) Meteran
34
4) Spidol
5) Penggaris
b. Bahan
4) Kipas DC
6) Cupcake Besi
7) Motor DC 12 Volt
8) Peltier
9) Sakelar
16) Heatsink
2. Membangun Prototyping
Langkah pertama yang dilakukan pada tahap ini yaitu membuat desain alat
yang digunakan untuk memanfaatkan sumber energi listrik yang terbuang dari
tungku yang di ubah oleh peltier menjadi energi listrik untuk menjalankan motor.
35
pemanggang.
3. Evaluasi Prototipe
akan dievaluasi oleh ahli. Langkah pertama yaitu dengan melakukan evaluasi pada
komponen yang telah menjadi satu. Jika desain tidak sesuai dengan sistem, maka
harus dievaluasi pada tahan awal yaitu memulai mengumpulkan informasi dari
4. Mengembangkan Produk
yang akan digunakan pada produk. Pada tahap ini peneliti membangun/memasang
36
sama membuat format input maupun output yang akan dihasilkan oleh produk
dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner yaitu instrumen test case. Test
case merupakan sekumpulan input yang akan diuji, kondisi yang harus
dilaksanakan dan hasil yang diharapkan. Jika pada pengujian terjadi kesalahan
yang membuat alat tidak bekerja sesuai fungsinya, maka harus diulang pada tahap
peltier. Memulai peltier dari awal dan melakukan pengujian ulang. Jika pengujian
tidak terjadi masalah dan alat berkerja sesuai dengan fungsinya maka alat siap
untuk digunakan.
6. Implementasi Produk
Pada tahap ini, prototipe yang telah diuji siap untuk digunakan atau
diimplementasikan.
1. Teknik Observasi
teknik observasi atau pengamatan langsung. Teknik observasi pada penelitian ini
responden kecil.
2. Kuisioner (Angket)
Kuisioner atau angket digunakan untuk menguji kelayakan alat dari aspek
ahli konten. Kuisioner untuk aspek usability dibagikan kepada pengguna atau
instrumen test case. Test case merupakan sekumpulan input yang akan diuji,
a. Functionality
serta accuracy, dimana dilakukan dengan pengujian secara black box test case.
Hasil
No. Butir Uji
Ya () Tidak ()
Apakah Thermoelectric Generator berfungsi
1
dengan baik?
Apakah panas tungku pemanggang dapat
2 memberikan suplai energi ke Thermoelectric
Generator?
Apakah Motor DC 12 Volt berfungsi dengan
3 baik?
b. Usability
Hasil
No Pernyataan
STS TS S SS
Usability
c. Teknik Pengukuran
generator yang dirangkai seri baik ketika tidak berbeban maupun ketika diberi
beban.
ini adalah panduan instrumen pengukuran dalam pengambilan data yang dicatat di
Suhu (C°) Tegangan (V) Arus (I) Daya (P) Tahanan (R)
data, maka instrumen divalidasi oleh tim validator yaitu ahli instrumen sebanyak 2
Skor Kategori
> 4,0 Sangat Valid
>3,5 – 3,9 Valid
> 2,6 – 3,4 Cukup Valid
> 1,8 – 2,5 Kurang Valid
≤ 1,8 Tidak Valid
41
instrumen dari kedua validator mencapai kategori sangat valid sebesar 4,8.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen diatas sangat valid untuk digunakan
Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif
atau menjelaskan data yang telah dikumpul sebagaimana adanya tanpa membuat
merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan daya yang
Generator (TEG) dan Accumulator. Berikut teknik analisis data yang digunakan.
42
Data hasil instrumen validasi yang dianalisis adalah data yang diperoleh
dari hasil pengujian alat dengan beberapa kali percobaan dan data dideskripsikan
secara kuantitatif. Data-data yang dianalisis disajikan dalam bentuk tabel. Pada
dan usability ditentukan dari hasil perhitungan skor persentase untuk masing-
skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang
2015). Jawaban dapat dibuat dalam bentuk checklist dengan skor tinggi satu dan
2. Analisis Functionality
43
suatu perangkat dapat dilakukan dengan menggunakan metode black box testing
atau behavior testing. Fokus pengujian metode black box yaitu pada pengujian
fungsionalitas dan output yang dihasilkan. Implementasi metode black box testing
sekumpulan input yang akan diuji, kondisi yang harus dieksekusi dan hasil yang
dalam hal ini kebutuhan fungsionalitas alat. Pada ISO 25010 yang digunakan
I
x= P
Keterangan :
X = Functionality
I = Jumlah fitur yang berhasil diuji
P = Jumlah fitur yang dirancang
Interpretasi nilai yang diukur pada rumus yaitu 0 <= X <= 1. Suatu produk dapat
dikatakan baik dari aspek fungsionalitasnya apabila hasil perhitungan nilai X yang
A. Hasil Penelitian
Energi Panas. Secara lebih rinci hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
pembakaran.
menggunakan energi panas. Salah satu sumber energi alternatif yang dapat
dimanfaatkan adalah energi panas dari tungku pembakaran. Penggunaan energi ini
menggunakan termoelektrik generator, hasil suhu panas yang didapat dari tungku
listrik yang tersimpan pada aki dapat dimanfaatkan untuk penggunaan kebutuhan
tungku pemanggang.
44
45
memanfaatkan energi panas dan termoelektrik generator. Pada tahap ini dilakukan
mengetahui bagaimana cara kerja dan prinsip kerja dari alat yang akan dibuat,
maka dari itu peneliti membuat rangkaian tungku agar memudahkan dan
mengetahui proses kerja dari sebuah alat yang akan di buat. Adapun rangakain
berikut:
arus dan tegangan DC pada saat pengisian accumulator (aki) dan sumber
6) Kipas DC 12 volt berfungsi sebagai alat untuk membantu atau menjaga suhu
Thermoelectric generator (TEG) agar tetap terjaga pada saat suhu optimal.
menyiapkan besi stainless, Besi siku, dan Besi plat kemudian disusun membentuk
persegi sebagai tempat bahan yang akan digunakan, setelah tungku untuk
akan digunakan.
diberi grease. Penghantar panas yang di manfaatkan adalah pada sisi dingin diberi
48
3. Pengujian
untuk mengetahui apakah alat yang telah dibuat sudah sesuai dengan analisis
maka perlu adanya pengujian. Pada tahapan ini dilakukan beberapa uji coba
langsung oleh validator ahli dibidangnya. Uji coba prototipe dilakukan di halaman
langsung oleh dosen selaku validator ahli pada bidangnya. Pengujian alat yang
dilakukan peneliti berdasarkan tabel yang ada pada lampiran sebagai acuan setiap
fungsi yang berjalan dengan baik, maka penguji/validator akan memberikan tanda
checklist di kolom “Ya” dengan skor 1, namun apabila fungsi tidak berjalan
dengan baik maka akan diberi tanda checklist di kolom “Tidak” dengan skor 0.
Validator 1 Validator 2
No Butir Uji
YA TIDAK YA TIDAK
TOTAL 8 0 8 0
Ya = 8/8 = 1 (F = 1)
Tidak = 0/0 = 0 (F < 1)
Hasil uji coba funcitionality ada beberapa item pengujian pada alat tungku
mendapatkan hasil uji yang akurat, dimana hasil yang didapat jika dipresentasikan
mendapatkan F = 1, yang artinya hasil dari uji coba funcitionality bernilai 1 (satu)
Hasil pengujian alat maka didapatkan hasil ukur pada prototipe tungku
V dan arus dengan rata-rata 0,09 A pada termoelektrik generator yang dipasang di
c. Hasil Responden
dilakukan uji coba langsung dilapangan dan responden berupa mahasiswa dan
Jumlah Total
No Responden Rata-rata Kategori
Item Skor
1. Responden 1 6 30 5,0 Sangat Baik
2. Responden 2 6 28 4,6 Baik
3. Responden 3 6 30 5,0 Sangat Baik
4. Responden 4 6 30 5,0 Sangat Baik
5. Responden 5 6 28 4,6 Baik
6. Responden 6 6 29 4,8 Sangat Baik
7. Responden 7 6 29 4,8 Sangat Baik
8. Responden 8 6 30 5,0 Sangat Baik
9. Responden 9 6 30 5,0 Sangat Baik
10. Responden 10 6 28 4,6 Baik
11. Responden 11 6 29 4,8 Sangat Baik
12. Responden 12 6 30 5,0 Sangat Baik
13. Responden 13 6 30 5,0 Sangat Baik
14. Responden 14 6 30 5,0 Sangat Baik
15. Responden 15 6 29 4,8 Sangat Baik
16. Responden 16 6 28 4,6 Baik
17. Responden 17 6 29 4,8 Sangat Baik
18. Responden 18 6 30 5,0 Sangat Baik
19 Responden 19 6 30 5,0 Sangat Baik
20. Responden 20 6 30 5,0 Sangat Baik
Rata-rata 4,9 Sangat Baik
(Sumber: Hasil Olah Data, 2022)
53
Diagram Responden
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Gambar 4.4
Diagram Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan uji coba yang dilakukan, dapat diperoleh hasil bahwa secara
responden, kategori cukup nol responden, dan kategori kurang nol responden.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap tungku
C. PEMBAHASAN
Alat pemanggang adalah suatu benda yang berguna untuk memasak dengan
cara memanfaatkan energi panas untuk memasak, baik dengan menggunakan bara
api, uap maupun tegangan listrik. Dimana sebagian orang menggunakan alat
pemanggang dengan bara api, masih melakukan cara manual untuk membaliknya
otomatis memanfa atkan energi panas terbuang dari tungku yang bertujuan untuk
ini diharapkan masyarakat dapat lebih praktis dan dapat terhindar dari resiko
cedera akibat panasnya pemanggang dan mengurangi asap yang terhirup serta
converter. Buck converter berfungsi sebagai stabil tegangan jika suatu waktu
melakukan pengecasan terhadap aki dan sebagai switch agar tidak terjadi arus
balik dari energi listrik yang dihasilkan oleh TEG. Kemudian Boost converter
sangat rendah untuk mencapai tegangan pengecasan aki. Aki digunakan sebagai
A. Kesimpulan
2. Berdasarkan analisis dari hasil uji coba functionality dan uji coba alat, jumlah
keseluruhan adalah F=1, atau semua peralatan berfungsi dengan baik. Lalu
4.6%, dengan energi listrik rata-rata 0.297 watt. Hasil implementasi tungku
berada pada kategori sangat baik dan 4 responden berada pada kategori baik
55
45
menyarankan:
DAFTAR PUSTAKA
Julisman, Andi, Ira Devi Sara, and Ramdhan Halid Siregar. 2017. “Prototipe
Pemanfaatan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Pada Sistem Otomasi
Stadion Bola.” Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, Dan Elektro 2 (1):
35–42.
Prasetyo, Yuli, Alfi Tranggono Agus Salim, Bachtera Indarto, Muhammad Aji
Pangestu, Muhammad Ruston Habibi, Muhammad Nur Cahyanto, Hilman
Naufal Rafi, et al. 2019. “Karakteristik Termoelektrik Tec Bervariasi Tipe
Dengan Variasi Pembebanan Resistor” 02 (01): 37–41.
http://jetm.polinema.ac.id/.
Puspita, Shanti Candra, Hasto Sunarno, and Bachtera Indarto. 2017. “Generator
Termoelektrik Untuk Pengisisan Aki.” Jurnal Fisika Dan Aplikasinya 13 (2):
84. https://doi.org/10.12962/j24604682.v13i2.2748.